. Formulasi I'lam dalam Konteks Tabligh Mukhlis Aliyudin Abstract Since the information era that leads by technological growth, tabligh has been enhanced in forms and areas. Among areas and domain of tabligh activities is !'lam (broadcasting). Nevertheless, seeking the formula of !'lam is not that simple therefore it need some serious efforts so can be appiicable in practives. On the other hand, I'lam needs some effort that more than justification of Islam on the growth of technological and information phenomena so tabligh will raising specific perspective in information. Kata Kunci: Dakwah, Tabligh, I'lam, dan Informasi A. Pengantar Salah satu tema yang melahirkan perdebatan sengit diantara para sarjana dan pernikir dakwah dan kornunikasi di dunia Islam adalah rnengenai perurnusan istilah 'ilam dan tabligh. Hal ini tidaklah mengherankan rnengingat kedua istilah tersebut yang sangat bersifat teknis, terutama dalam penggunaan masing-masing istilah yang dimaksud. Perkernbangan ilmu komunikasi dalam islam boleh jadi lebih mengenal istilah tabligh ketimbang istilah 'ilam. Namun demikian, dalarn penggunaannya kedua istilah ini pada dasarnya memiliki maksud dan bobot yang hampir sama. Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 Dalam beberapa pend~pat, i'lam sering dipahami sebagai tabligh itu sendiri, sementara ada pula yang bersikukuh bahwa i'lam justru merupakan salah satu bagian saja dari tabligh. Tulisan ini akan m encoba mengupas akar permasalahan yang mengemuka tersebut dengan menyajikan berbagai pendapat para sarjan a dan pemikir komunikasi di dunia Islam, yang mudah-mudahan, dapat m emberikan formulasi yang memperjelas posisi masing-masing term tadi. Tulisan ini dibagi pada empat bagian, yakni; pengungkapan fenomena perdebatan dari kedua istilah dimaksud, akar pengertian dari masing-masing istilah i'lam dan tabligh, penggunaan kedua istilah tersebut berdasarkan pada kerangka teori yang dibangun dalam formula teori komunikasi Islam, dan kesimpulan yang bertujuan untuk memperjelas posisi masing-masing kedua istilah tersebut yang diharapkan dapat menj adi formula yang lebih kongkrit dan mudah dicerna. B. Konteks Tabligh dalam Dakwah Sejatinya dakwah Islam sering dipahami sebagai sebuah perubahan melalui proses penyeruan, baik bersifat perorangan ataupun massal. Hal ini terkait dengan pengertian asali dari istilah dakwah itu sendiri yang berarti menyeru atau mengajak yang memiliki substansi sebagai akar motivasi untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam konteks ini hampirhampir tidak adc: yang dapat menolak tujuan dakwah sebagai sebuah proses humanisasi, sebagai proses pemanu siaan rnanusia, sebagai proses pengingatan manusia akan nilai-nilai dasariah kemanusiaan dengan berdasar pada nilai-nilai keilahian. Sebagai sebuah proses penyeruan, salah satu dimensi yang mau tidak mau harus dijalankan oleh umat Islam adalah dengan 54 Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 cara menyampaikan kebenaran Ilahiah tadi. Kebenaran Ilahiah yang dikandung oleh sumber-sumber teks Alquran dan Sunnah merupakan pesan-pesan yang harus ditransformasi, ditransmisi dan diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, ketiga proses ini tentu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya jika terjadi kemacetan dalam penyampaian. Maka kunci selanjutnya yang harus dikuasai adalah bagaimana mengkomunikasikan pesan-pesan tersebut. Dalam konteks ilmu-ilmu keislaman, istilah ini sering disebut sebagai tabligh . Term tabligh ini, sesuai dengan makna asalnya-berasal dari bahasa Arab: ballagha-yuballighu-tablighan- berarti sampai atau menyampaikan. Dari maknanya saja, kita dapat melihat bahwa substansi tabligh itu adalah bagaimana sebuah pesan itu sampai kepada sasaran. Dalam konteks teori komunikasi kita sering menyebutnya sebagai transmisi pesan dari komunikator kepada komunikan. Dari orang yang menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Hal ini mengan dung pengertian bahwa, seandainya pesan itu tidak sampai, mak~ pada hakikatnya belum terjadi proses komunikasi- mengingat tujuan komunikasi adalah terciptanya persepsi yang sama atas pesan. Dengan begitu, tabligh justru memiliki pengertian yang lebih spesifik lagi dalam kaitannya dengan sampai-tidak sampainya sebuah pesan. Bukan tabligh namanya jika pesan itu tidak mampu menciptakan persepsi yang sama atas pesan. Bahkan dalam term komunikasi, yang dimaksudkan dengan · istilah tabligh ini boleh jadi merupakan substansi yang sering disebut-sebut sebagai "komunikasi efektif' yakni komunikasi yang memiliki implikasi tertentu bagi kedua belah pihak, komunikator dan komunikan. Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 55 Dengan begitu jelaslah bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. dalam salah satu haditsnya, "ballighu annii walaw ayat-an" memang bermakna perintah agar sekecil apapun pesan yang bersumber dari ayat-ayat Allah dan Rasul-Nya harus sampai pada penerima yang kemudian berimplikasi pada metode dan pemilihan saluran pesan yang sesuai dengan tujuan tersampaikannya pesan yang dimaksud. Singkatnya, substansi tabligh bukan hanya menyerukan tetapi menyampaikan, artinya pihak komunikan menerima dan memahami pesan yang dimaksud. Mengapa hal ini sedemikian penting? Bukankah kewajiban berdakwah hanya menyeru saja sementara hidayah itu urusan Allah semata? Kita memang tidak bisa menutup mata bahwa pesan-pesan dakwah itu pada akhirnya akan berujung pada feedback dari penerima pesan. Akan t etapi, bukankah komunikasi yang baik adalah terciptanya persepsi yang sama sehingga melahirkan perilaku yang diinginkan? Pertanyaan ini sesungguhnya sebuah pertanyaan klise, terlebih lagi jika kita mengemukakan berbagai fakta sejarah bahwa orang-orang dekat para Nabi pun tidak dapat menerima kebenaran pesan-pesan dakwah. Inilah yang sesungguhnya diemban oleh ilmu dakwah. Sebagai sebuah proses, mungkin kita akan terbentur pada masalah klise di atas, namun sebagai sebuah ilmu yang berupaya merekayasa pesan agar efektif, ilmu dakwah berupaya untuk meminimalisir berbagai hambatan semacam ini. Dengan kata lain, dakwah pada akhirnya mengungkapkan segala dimensi kemanusiaan yang berkait langsung atau tidak langsung dengan pesan-pesan keagamaan, termasuk kemungkinan-kemungkinan penolakan atas pesan tadi. Oleh karena itu dalam keseluruhan ilmu dakwah, boleh jadi tabligh menjadi ujung tombak bagi tersampaikannya sebuah pesan. Para mubaligh (orang yang melakukan tabligh) menjadi "pasukan Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 infanteri" yang berdiri di garis depan dengan back-up ahli strategi dakwah dengan berbagai pendekatan lainnya. C. I'lam sebagai Penyiaran Islam: Sebuah Formulasi Mutakhir Sejalan dengan perkembangan zaman dan perubahan informasi yang dikomandoi oleh perkembangan teknologi, tabligh kemudian mengalami perluasan makna. Tabligh tidak lagi dipahami sebagai proses "penyampaian pesan dengan lisan" tetapi juga merambah pada dimensi-dime yang lebih luas. Dalam ....... SI perkembangannya, tabligh ebih aman ika dipahami dalam tiga konteks utama, yakni; khithaba p1 ato), kitabah (tulis-menulis), dan i'lam. Dua term yang disebut di awal mungkin terdengar lebih akrab dalam telinga kita karena selama ini, kedua istilah itu telah populer dan banyak digunakan bahkan kita dapat menemuinya dalam berbagai literatur klasik sekalipun. Di antara kitab yang membah as tentang i'lam 'adalah "Nadhoriyatu al-'Iliim fi al-Da'wah al-Islamiyah" yang ditulis oleh Arninah al-Shawi dan Abdul Aziz Syarof dalam bukunya, dan dalam kitabnya ia mengatakan bahwa dakwah Islam merupakan seruan paling istimewa di antara seruanseruan ketuhanan lainnya.1 Dalam kerangka system tabligh, i'liim al-Isliim, yaitu proses penyiaran dan penyebarluasan ajaran Islam, baik secara lisan maupun tulisan dengan cara menggunakan media yang disampaikan kepada internal umat Islam atau kepada komunitas tertentu yang non-muslin (futahat). Oleh sebab itu, flam dapat disebut sebagai difusi, yaitu merupakan bagian dari tablfgh, dalam bentuk penyiaran dan penyebarluasan ajaran Islam melalui media. 1 Lihat Aminah al-Shawi, Abdul Aziz Syarof, Nadhoriyatu al-'Ilam fi al-Da'wah alIslamiyah, Maktabah Mesir, hal. 198-199 Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 57 Pemaknaan i'lam ini disarikan dari Abd al-Lathif Hamzah dalam tulisannya al-I'lam fi al-Shadr al-Islam (1970), dan Aminah alShawi dan 'Abd al-'Aziz Syarf dalam tulisannya Nazhariyah al-I'lam fi al-Da'wah al-Islamiyah, serta dalam tulisan Abdullah Nashih 'Ulwan, Hukm al-Islam fi Wasail al-I'lam (1986). Selain itu, difusi juga merupakan bagian dari makna kata futuhat sebagai merupakan bagian dari kegiatan tablfgh Islam, yaitu menyiarkan, menyebarluaskan, dan menghadirkan Islam kepada manusia nonMuslim di tempat tertentu. Dalam makna yang lebih luas, i'lam dapat dipahami sebagai kegiatan penyiaran Islam dalam bentuk m enyampaikan informasi dan pengetahuan secara jelas dan hati-hati, berdasarkan h asil pertimbangan akal yang didasarkan pada pemahaman al-Qur'an sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya kami telah menurunkan alQur'an dalam bahasa Arab supaya kamu dapat memahaminya." 2 Secara spesifik, bentuk kegiatan penyiaran ini dapat mengunakan media eketronik baik radio maupun televisi. Kemudian, informasi sebagai bagian dari unsur p enyiaran, dalam hal ini merupakan elemen dasar komunikasi, serta salah satH dari empat fungsi komunikasi yang dikenal. Keempat fungsi tersebut yaitu fungsi instruksi dan komando, fungsi memengaruhi dan persuasif, fungsi integrasi dan fungsi informasi. 3 Berbagai keputusan yang diambil manusia dalam menentukan langkah kehidupannya bersandar pada informasi yang dim ilikinya baik tentang dirinya, tentang lingkungan sekelilingnya, maupun tentang orang lain yang b erhubungan dengannya. Informasi tentang giji dan vitamin misalkan, membuat seseorang memilih makanan yang bergiji dan bervitamin, demikian juga 2 3 QS. 12: 2 Thayer, Comm unication ... ,h, 187. Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 sB informasi t entang b anjir atau kemacetan lalu lintas, menuntun pengguna jalan untuk memilih apakah akan tetap pada jalur macet atau menghindari dengan menggunakan alternatif lain. Dari sudut ini bisa dilihat betapa informasi bisa memengaruhi tindakan seseorang. Information secara umum berarti pengetahuan (knowledge); pengetahuan tentang sesuatu atau tentang seseorang. Bisa juga berarti s ekumpulan fakta atau data tentang sesuatu subjek; menjadikan fakta dikenal a tau diketahui. 4 Dalam penggunaan populer terma information digunakan untuk menunjukan fakta dan opini yang disajikan atau diterima selama kursus. Seseorang bisa mendapat informasi secara langsung dari sesama, dari mass media, atau dari berbagai fenomena yang berada di sekelilingnya dan bisa diamati. 5 Informasi berhubungan dengan pesan dikirim atau diterima, dan berhubungan juga dengan makna yang diterima, ketika message (pesan) yang diterima tidak memberi makna baru, karena pesan tersebut sudah diketahui sebelumnya, orang akan mengatakan tidak ada informasi. Informasi juga berhubungan dengan muatan pesan yang dibawa, jika muatan pesan yang dibawa secara acak, atau pesan tidak memiliki nilai bagi penerima, maka sama dengan pesan tersebut tidak ada atau tidak ada informasi yang diterima. 6 Karena karakternya sebagai pengetahuan, informasi merupakan daya dan memiliki nilai, serta menjadi semacam kekayaan yang bisa dimiliki atau tidak dimiliki seseorang. Maka ada orang yang disebut kaya informasi, dan ada juga yang disebut 4 5 6 "Information", Microsoft® EncartaG> Reference Library 2003. "Information", Encyclopedia Britannica. Loose, Robert,M. "A Dicipline Independent Definition of Information, J.of the American Society for Information Science, 48 (3) 1997,h.254-269. Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 59 miskin informasi. 7 Hal ini karena distribusi informasi sering tidak merata, dan pemerataannya memerlukan perjuangan yang serius. Teori kesenjangan informasi (information gap) banyak memotivasi pelaku media massa un tuk menyajikan informasi dan memperjuangkannya sebagai tindakan pembangunan. Di Indonesia, para praktisi media misalnya menjadikan pemerataan informasi sebagai alasan pendirian institusi media, demikian juga halnya dengan kebebasan pers juga dinisbahkan pada hipotesis kesenjangan informasi. 8 Sejak tahun 1970an Tich enor, Donohue dan Olien, mengumumkan hasil surveynya pada 1965. Dalam hasil surveynya, mereka mengatakan bahwa orang yang memiliki status sosioekonomi lebih tinggi akan lebih cepat mendapat informasi dari pada yang berstatus rendah, maka gap pengetahuan antara keduanya akan semakin meningkat bukan menurun, "... segments of the population with higher socioeconomic status tend to acquire information at a faster rate than the lower status segments so that the gap in knowledge between these segments tends to increase rather than decrease. •'9 Hipotesis kemudian memimpin pola pembangunan dunia dengan mengemukakan isu K-gap (knowledege gap) yang melatarbelakangi usaha pembangunan berbagai negara. Hans-Dieter Evers dari Center for Development Research di Universtas Bonn Jerman melihat bahwa K-gap bukan fenomena natural, tapi dibuat oleh mereka yang berpengetahuan tinggi dan oleh organisasi. Menu rutnya masalah tersebut bisa didiskusikan melalui isu hak asasi manus1a dan etik (development ethics and 7 8 9 Warner ] .Communication ..., h.293. Pandjaitan, Hinca, "Tinjauan dan Kritisi Aspek Hukum Dan Frekwensi Tentang Kebijakan Penyiaran Nasioanl dan Implikasinya", makalah Seminar Nasional Broadcasting, ARSSI Yogyakarta,17 Juni 200. Tichenor, P.J., Donohue, G.A. and Olien, C.N. "Mass media flow and differential growth in knowledge." Public Opinion Quarterly, 34:159-170.1970. 60 Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 human rights issues) hak untuk mendapat pendidikan dan mendapat informasi harus benar-benar aman. Selain itu dapat dilihat bahwa gap pengetahuan merupakan prakondisi untuk melakukan pembangunan dan inovasi. Adanya standarisasi pengetahuan atau total kom ersialisasi pengetah uan bisa menjadi counter productive bagi p embangunan. 10 Untuk menyampaikan (informasi) yang datang dari Tuhan, maka jelas ada kesamaan antara istilah tabligh dan informasi. Informasi suatu yang disampaikan dalam komunikasi, adapun t abligh sesuatu yang disampaikan dalam dakwah. Atau kalau dipan dang sebagai proses, maka komunikasi berarti proses penyampaian dan penerimaan pesan, demikian juga tabligh sebagai proses penyampaian balagh dari Tuhan kepada manusia. Mengacu kepada makna di atas, kata t )\..,! digunakan di beberapa ayat Al Quran, di antaranya dalam surat Ibrahim, "(Al Quran) ini adalah penjelasan (informasi) yang sempurna bagi man usia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Mah a Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran." (QS. 14: 52). Selain itu, terdapat pula dalam surat 21 ayat 106, "Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini, benar-benar menjadi peringatan (informasi) bagi kaum yang menyembah (Allah)." Al-Qurthuby menafsirkan kata J"Lill t )\..,! I~ dengan pengertian :i.k. .J ~ penyampaian informasi dan nasehat. 11 Sedangkan kata yang sama dalam surat 21:106 al-Qurthuby tidak memberikan penafsiran. Penjelasan ini mengandung arti bahwa 10 11 Hans-Dieter Evers, "Knowledge Society and the Knowledge Gap," International Conference: Globalisation, Culture and Inequalities, 19-21 August 2002,Universiti Kebangsaan Malaysia Abi 'Abdillah ai-Qurthubiy, AI ]ami' li 'Ahkam1 al-Qur'an, Jilid.IX, h, 1453. Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 61 kata tablfgh dan balagh berarti informasi. Penggunaan kata t~ dalam al-Qur'an ada 15 kali dan semuanya didahului dengan huruf ':/) sehingga artinya selalu: kecuali menyampaikan, menyampaikan sesuatu yang sifatnya imaterial tentu informasi. Dalam bahasa Arab kontemporer balagh diartikan dengan berbagai variasi makna, di antaranya dengan arti bisa deklarasi seperti dalam kalimat berikutY Bisa juga berarti informasi seperti dalam kalimat berikut: Informasi atau pengumuman bagi mahasiswa semester satu Magister Ilmu Informasi dan komunikasi. Dalam teks ini terlihat penggunaan kata dengan kata pemilihan t~ kata, <")k. '/1 dengan arti informasi, dan pengumuman karena dalam bahasa Arab masih simpang siur seperti kata C')k. '/1 kadang dipakai untuk terjemahan informasi, seperti dalam kalimat r'J..L 'j\ '0_;I jJ berarti departemen informasi. Kata r'J..L '/1 kadang dipakai untuk terjemah kata media. Dalam konteks K-gap atau information gap, nampaknya ada pengertian baku dalam istilah sosial bahwa komunikasi diartikan pengetahuan. Hal ini jika dihubungkan dengan konsep keislaman, bisa ditarik suatu benang merah antara peristiwa kenabian dengan perintah Allah SWT untuk menyampaikan informasi yang didapat dari Allah kepada man usia seperti termaktub dalam QS. 5: 65. 12 13 62 http:// www.syrianfinance .org http:// www.ipsi.rnu.tn/ ar/actualite.asp?id=280 Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 Demikian pula dalam anjuran Rasulullah SAW kepada sahabat yang menghadiri majelisnya agar menyampaikan informasi yang didapat kepada yang tidak hadir. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat memperhatikan informasi guna menghindari information gap (kesenjangan informasi) di kalangan para pengikutnya. 14 L5.J~I o\J.J . ·r'- 0" ~\ t: '-!.J ~WI .ul...::.ll & "Yang hadir supaya menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena seringkali yang menerima (informasi tidak langsung) lebih menyadari dari pada yang mendengar langsung" (HR.Bukhari). Informasi jika diartikan knowledge, bisa berarti bahwa informasi menurut konsep Islam adalah ajaran Islam itu sendiri. Untuk memahami ini bisa dilakukan analisa semiotik paradigmatik terh adap istilah jahiliyah untuk sebutan bangsa Arab pra Isla!ll. Jahiliyah lawan katanya adalah Islam, sedangkan secara bahasa jahil berarti bodoh, maka masa jahiliyah berarti lawannya adalah masa "berpengetahuan." Dari sisi sosio-historis inilah maka lawan dari jahiliyah adalah Islam. Dalam konteks ini, maka dapat dikatakan bahwa Islam berarti pengetahuan. Lebih dari itu, konsep pengetahuan dalam Islam bukan hanya sekedar tahu (knowing) tapi pengamalan (practice). Jadi tugas manusia terhadap pengetahuan adalah mempraktikannya; bentuk praktiknya dapat melakukan "muatan" informasi yang baik dan meninggalkan yang tidak baik berbagai penafsiran QS.39: 9. 14 Al-Khatib, Ushul, h . 54. Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 sebagaimana diungkap dalam Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 ingin mengubah kepada kondisi yang lebih baik berdasarkan nilainilai Islam, maka informasi haru s memiliki dasar yang kuat. Tidak hanya itu, informasi juga harus memiliki etika yang tidak dapat terpisah dari aktivitas komunikasi itu sendiri. Khususnya dalam aktivitas komunikasi ber-media. Oleh karena, tabligh dalam konteks ini pada dasarnya adalah upaya penyebarluasan informasi Islam dengan menggunakan berbagai saluran yang diyakini mampu membuat suatu perubahan audiens. I'lam jauh lebih mendalam dari sekedar transfer ilmu pengetahuan, ia juga upaya melakukan perubahan audiens. [] Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65 Daftar Pustaka Abi 'Abdillah al-Qurthubiy, Al Jami' li 'Jihkami al-Qur'an, Jilid.IX, h, 1453. Aminah al-Shawi, Abdul Aziz Syarof, Nadhoriyatu al-'!lam fi al- Da'wah al-Islamiyah, Maktabah Mesir, hal. 198-199 Encyclopedia Britannica. Hans-Dieter Evers, "Knowledge Society and the Knowledge Gap," International Conference: Globalisation, Culture and Inequalities, 1 9-21 August 2002,Universiti Kebangsaan Malaysia Loose, Robert,M. "A Dicipline Independent Definition of Information , J.of the American Society for Information Science, 48 (3) 1997,h.254-269. Microsoft Encarta Reference Library 2003. Pandjaitan, Hinca, "Tinjauan dan Kritisi Aspek Hukum Dan Frekwensi Tentang Kebijakan Penyiaran Nasioanl dan Implikasinya", makalah Seminar Nasional Broadcasting, ARSSI Yogyakarta,17 Juni 200. Tichenor, P.J., Donohue, G.A. and Olien, C.N. "Mass media flow and differential growth in knowledge." Public Opinion Quarterly, 34:159-170.1970. http:// www.syrianfinance.org http:// www.ipsi.rnu. tn Abu al-Qasim Mahmud Ibn 'Umar al-Zamakhsyary, Al-Kasy af http://www.al-eman.com 66 Jurnal Prophetica 1 (2009) 53-65