PERANAN WARNA SEBAGAI ALAT UNTUK MEMPERTEGAS PENYAMPAIAN PESAN DALAM SEBUAH MEDIA KOMUNIKASI VISUAL Dewi Immaniar1, Ruli Supriati2, Ari Saputra3 STMIK Raharja Jl. Jendral Sudirman No. 40, Modern Cikokol, Kota Tangerang, Tlp (021) 5529692 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK Raharja Tangerang e-mail: [email protected],[email protected], [email protected] 3 ABSTRAKSI Dijaman yang sudah semakin maju ini, berbagai bentuk penyampaian pesan komunikasi visual sudah sangat beragam dan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pemanfaatan media komunikasi visual sangat memeperhatikan unsur-unsur penyusunnya, hal ini dimaksudkan agar pesan yang dimaksud dapat tersampaikan dengan baik. Warna sebagai salah satu unsur penyusun media komuikasi visual sangat berpengaruh terhadap isi didalamnya. Namun seberapa berpengaruhnya warna terhadapa tampilan sebuah media komunikasi visual? Tinjauan ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh warna dalam sebuah desain sebagai alat untuk mempertegas penyampaian pesan dalam sebuah media komunikasi visual. Kata Kunci : Warna, Desain Komunukasi Visual ABSTRACTION An age that is more advanced , the various forms of visual communication message delivery is very diverse and can be done in various ways . Utilization of visual communication media very memeperhatikan constituent elements , it is intended that the message can be well defined . Color as one of the constituent elements komuikasi visual media is very influential on the contents therein . But how influential terhadapa color display a visual communication media ? This review was conducted to determine and study the effect of color in a design as a tool for ensuring delivery of messages in a visual communication media . Keywords : Color , Design komunukasi Visual 1. PENDAHULUAN Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih) sedangkan desain merupakan suatu rancangan atau seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. Gambar 1. Warna Basic Received June1st,2012; Revised June25th, 2012; Accepted July 10th, 2012 David B. Berman dalam bukunya Do Good Design berpendapat bahwa desainer memiliki tanggung jawab sosial yang penting, karena desain merupakan inti dari solusi untuk tantangan terbesar dunia[1]. Menyadari besarnya kekuatan desain, telah muncul berbagai istilah seperti: “design for social impact”, “human-centered design”, dan “design for social change”. Istilah tersebut merujuk pada “social design” - desain sosial, sebuah pemikiran bahwa desain dapat membantu memecahkan masalah-masalah sosial, termasuk masalah manusia dan lingkungan. Bahkan dewasa ini, seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi, kita dapat juga berkomunikasi dengan cara yang menggabungkan kedua bentuk tersebut di atas, contohnya televisi dan multi media. Dalam era globalisasi dewasa ini, banyak di antara kita dengan kesibukan kita, kurang mempunyai waktu untuk berkomunikasi secara lisan lagi. Komunikasi lebih banyak dilakukan dengan tulisan, contohnya melalui memo, surat, faksimili, e-mail dan lain-lain; atau secara visual, contohnya dengan poster, leaflet, brosur dan lain-lain. Dengan perkembangan seperti inilah kemudian muncul kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki spesialisasi di bidang ini, yang kemudian muncul disipilin yang dikenal sebagai bidang graphic design atau Desain Komunikasi Visual. Salah satu unsure penting dalam Desain Komunikasi Visual adalah warna[2]. 2. METODE PENELITIAN 2.1. LANDASAN TEORI DEFINISI DAN JENIS WARNA Warna dapat didefinisikan sebagai bagian dari pengalamatan indera pengelihatan, atau sebagai sifat cahaya yang dipancarkan. Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna. Teori dan pengenalan warna telah banyak dipaparkan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut: Teori Newton (1642-1727) Pembahasan mengenai keberadaan warna secara ilmiah dimulai dari hasil temuan Sir Isaac Newton yang dimuat dalam bukunya[3]. Ia mengungkapkan bahwa warna itu ada dalam cahaya. Hanya cahaya satu- satunya sumber warna bagi setiap benda. Asumsi yang dikemukan oleh Newton didasarkan pada penemuannya dalam sebuah eksperimen. Di dalam sebuah ruangan gelap, seberkas cahaya putih matahari diloloskan lewat lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. Ternyata cahaya putih matahari yang bagi kita tidak tampak berwarna, oleh prisma tersebut dipecahkan menjadi susunan cahaya berwarna yang tampak di mata sebagai cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, yang kemudian dikenal sebagai susunan spektrum dalam cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan diloloskan kembali melalui sebuah prisma, cahaya tersebut kembali menjadi cahaya putih. Jadi, cahaya putih (seperti cahaya matahari) sesungguhnya merupakan gabungan cahaya berwarna dalam spectrum[4]. Gambar 2. Spektrum Cahaya pada Prisma Newton kemudian menyimpulkan bahwa benda- benda sama sekali tidak berwarna tanpa ada cahaya yang menyentuhnya. Sebuah benda tampak kuning karena fotoreseptor (penangkap/penerima cahaya) pada mata manusia menangkap cahaya kuning yang dipantulkan oleh benda tersebut. Sebuah apel tampak merah bukan karena apel tersebut berwarna merah, tetapi karena apel tersebut hanya memantulkan cahaya merah dan menyerap warna cahaya lainnya dalam spektrum. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) Gambar 3. Mata Melihat Apel Berwarna Merah Cahaya yang dipantulkan hanya merah, lainnya diserap. Maka warna yang tampak pada pengamat adalah merah. Sebuah benda berwarna putih karena benda tersebut memantulkan semua cahaya spektrum yang menimpanya dan tidak satupun diserapnya. Dan sebuah benda tampak hitam jika benda tersebut menyerap semua unsur warna cahaya dalam spektrum dan tidak satu pun dipantulkan atau benda tersebut berada dalam gelap. Cahaya adalah satu-satunya sumber warna dan benda benda yang tampak berwarna semuanya hanyalah pemantul, penyerap dan penerus warna-warna dalam cahaya. Eksperimen James Clerck Maxwell (1855-1861) Penemuan Young dan Helmholtz membuktikan bahwa terdapat hubungan antara warna cahaya yang datang ke mata dengan warna yang diterima di otak. Hal ini merupakan dukungan awal terhadap asumsi Newton tentang cahaya dan warna-warna benda. Asumsi Newton menyatakan bahwa benda yang tampak berwarna sebenarnya hanyalah penerima, penyerap, dan penerus warna cahaya yang ada dalam spektrum. James Clerck Maxwell membuat srangkaian percobaan dengan menggunakan proyektor cahaya dan penapis (filter) berwarna. 3 buah proyektor yang telah diberi penapis (filter) warna yang berbeda disorotkan ke layar putih di ruang gelap. Penumpukkan dua atau tiga cahaya berwarna ternyata menghasilkan warna cahaya yang lain (tidak dikenal) dalam pencampuran warna dengan menggunakan tinta/cat/bahan pewarna. Penumpukkan (pencampuran) cahaya hijau dan cahaya merah, misalnya menghasilkan warna kuning. Hasil experimen Maxwell menyimpulkan bahwa warna hijau, merah dan biru merupakan warna- warna primer (utama) dalam pencampuran warna cahaya. Warna primer adalah warna- warna yang tidak dapat dihasilkan lewat pencampuran warna apapun. Melalui warna- warna primer cahaya ini (biru, hijau, dan merah) semua warna cahaya dapat dibentuk dan diciptakan. Jika ketiga warna cahaya primer ini dalam intensitas maksimum digabungkan, berdasarkan eksperimen 3 proyektor yang didemonstrasikan Maxwell, maka ditunjukkan sebagai berikut: (a) Warna Primer Aditif (b) Warna Primer Substraktif Gambar 4. Diagram Percobaan Maxwell Teori Munsell Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standart warna untuk aspek fisik dan psikis. Berbeda dengan Newton dan Brewster, Munsell mengatakan warna pokok terdiri dari merah, kuning, hijau, biru dan jingga. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua dan nila.Warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Hal tersebut dapat kita lihat dari semua benda yang dipakai oleh manusia, semua peralatan, pakaian, bahkan alam disekeliling kita merupakan benda yang berwarna. Karena begitu penting peranan warna bagi manusia Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) warna sering kali dipakai sebagai elemen estetis, sebagai representasi dari alam, warna sebagai komunikasi, dan warna sebagai ekspresi. 1. Warna sebagi elemen estetika 2. Warna sebagai representasi dari alam 3. Warna sebagai alat/sarana/media komunikasi (fungsi representasi) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Desain komunikasi visual adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut. Seorang desainer komunikasi visual yang profesional harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang luas tentang komunikasi visual. Selain visualisasi dan bakat yang baik dalam berkomunikasi secara visual, ia juga harus mempunyai kemampuan untuk menganalisa suatu masalah, mencari solusi masalah tersebut dan mempresentasikan secara visual. Alat-alat canggih seperti komputer dan printer yang up-to-date hanya berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan produktifitas.Dalam perkembangannya selama beberapa abad, desain komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek X karena logonya berkesan bening, bersih, dan “sehat”. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi visual harus bersifat universal. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa. 3.1. METODE PENYELESAIAN MASALAH Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data yang diperoleh dari studi literature yang dimaksudkan untuk mendukung kekuatan dan kebenaran data primer yang baik dari buku-buku dan literatur lainnya.Adapun dalam pengumpulan data digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu Studi Perpustakaan (Library Research). 3.2. PENTINGNYA WARNA Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi. Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss , bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut . Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda. Definisi Karakter lewat warna Warna juga mendefinisikan karakter seseorang secara umum, seperti warna-warna berikut: 1). Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi); 2). Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian; 3). Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik; 4). Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup), panas membara, peringatan, penyerangan, cinta; 5). Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan kebahagiaan, keceriaan dan hati-hati;6). Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan; 7). Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru, identik dengan pertumbuhan dalam lingkungan,pasukan perdamaian,kepuasan; 8). Pink, warna yang identik dengan wanita, menarik/cantik, gulali; 9). Orange, warna yang identik dengan musim gugur, penuh kehangatan, halloween; 10). Coklat, warna yang mengesankan hangat, identik dengan musim gugur, kotor, bumi; 11). Ungu, warna yang identik dengan kesetiaan, kepuasan, Barney (tokoh boneka berwarna ungu) Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 atau disebut juga sebagai atribut warna meliputi: 1).Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb; 2). Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam; 3). Saturation/Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna. Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System. Diantara bermacam sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika. Pada monitor, skema jenis RGB adalah sbb: 1). Kriteria pemilihan warna; 2). Tampilkan warna dengan latar belakang (background) gelap; 3). Pilih warna yang cerah untuk foreground (putih,hijau, dll); 4). Hindari penggunaan warna coklat dan hijau untuk background; 5). Kecerahan dan kombinasi warna pada foreground dan background kontras; 6). Gunakan warna sesuai kebutuhan,disain dibuat dalam b/w dan ditambahkan warna lain sesuai kebutuhan; 7). Gunakan warna untuk menarik perhatian user, komunikasi terarah, identifikasi status, menjalin hubungan antar elemen. Hindari penggunaan warna pada pekerjaan yang sifatnya non-task, untuk layar yang kebanyakan terdiri dari teks, warna dapat membantu ketika user harus mencari /membedakan bagian2 tertentu. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan warna. 1).Buta warna; 2).Monitor monochrome (hanya mengenal satu warna); 3). Pengkodean ekstra meningkatkan tampilan interface; 4). Konsisten dalam penggunaan warna; 5). Membatasi pengkodean warna menjadi 8 warna (4 warna lebih baik); 6). Gunakan warna b/w atau abu-abu, atau b/w saja untuk tampilan interface; 7). Untuk menunjukkan keragaman bagian-bagian pada layar; 8). Disainer sering menggunakan layar kerja dengan menggunakan 4-5 warna. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) Dalam bisnis non-internet atau bisnis internet, pemilihan warna juga punya peran. Warna-warna memiliki peran dalam menciptakan suasana pembelian, pemerkuat image produk, serta peningkatan citra bisnis anda. Dalam feng shui, warna adalah getaran. Getaran itu selalu kita respon, secara sadar maupun tidak. Warna memengaruhi kenyamanan lingkungan dan mood. Warna yang kita kenakan sehari-hari memengaruhi pandangan orang lain terhadap kita. Coba perhatikan misal hampir semua bisnis makanan seperti KFC, MC Donald, Pizza hut, boleh dikata semuanya menggunakan warna merah. Mengapa demikian? Konon, warna merah itu menambah nafsu makan. Sehingga para pebisnis banyak menggunakan warna merah dalam bisnis makanan. Saya pun yakin, setiap orang punya warna kesukaan masing-masing. Itu menunjukkan bahwa ada hubungan antara warna dengan manusia. Seperti halnya mungkin ketika kita memilih warna busana seperti disampaikan Mbak Sari. Kekuatan warna bisa mempengaruhi sisi emosional kita. Kuning Respon Psikologi: Optimis, Harapan, Filosofi, Ketidak jujuran, Pengecut (untuk budaya Barat), pengkhianatan, pencerahan dan intelektualitas. Kuning adalah warna keramat dalam agama Hindu. Kuning adalah warna yang hangat. Cukup menarik perhatian dan sangat baik jika dijadikan background untuk teks hitam karena akan lebih mencolok terlihat. Merah Respon Psikologi: Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya, berpendirian, dinamis, dan percaya diri Warna Merah kadang berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain. Merah dikombinakan dengan Hijau, maka akan menjadi simbol Natal. Merah jika dikombinasikan denga Putih, akan mempunyai arti ‘bahagia’ di budaya Oriental. Bisa berarti berani dan semangat yang berkobarkobar. Singkatnya secara umum berhubungan dengan perasaan yang meledak-ledak. Warna merah mudah menarik perhatian dan meningkatkan nafsu. Karena itu seperti saya katakan tadi, bisnis makanan banyak menggunakan warna dominan merah karena ini dipercaya dapat meningkatkan nafsu makan pembeli, lihat saja warna pizza hut, McD, KFC yang juga ada merahnya. Atau kalau untuk teks, warna merah pasti akan lebih menarik perhatian dibanding warna lain. Namun jika untuk background dengan teks hitam, akan membuat mata cepat lelah. Biru Respon Psikologi: Kepercayaan, Konservatif, Keamanan, Tehnologi, Kebersihan, Keteraturan, Damai, menyejukkan, spiritualitas, kontemplasi, misteri, dan kesabaran. Banyak digunakan sebagai warna pada logo Bank di Amerika Serikat untuk memberikan kesan tenang, terpercaya, ilmu dan wawasan. Warna ini sangat baik untuk menumbuhkan loyalitas konsumen. Bankbank banyak menggunakan warna biru sebagai warna dominannya, demikian juga pendidikan. Hitam Respon Psikologi: Ketakutan, Power, Kecanggihan, Kematian, Misteri, Seksualitas, Kesedihan, Keanggunan, dan Independen, Berwibawa, Penyendiri, Disiplin, dan Berkemauan keras. Melambangkan kematian dan kesedihan di budaya Barat. Sebagai warna Kemasan, Hitam melambangakan Keanggunan (Elegance), Kemakmuran (Wealth) dan Kecanggihan (Sopiscated). Menunjukkan hal yang tegas, elegan, dan eksklusif. Juga bisa mengandung makna rahasia. Seperti ketika saya memilih warna dominan hitam pada Rahasia Blogging.warnatersebut sangat mendukung kata “rahasia” yang ingin saya tekankan. Kalau untuk warna mobil, biasanya mobil berwarna hitam lebih mahal daripada mobil berwarna lain. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, warna memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap citra dari sebuah desain komunikasi visual, karena pada dasarnya desain yang baik adalah desain yang memenuhi ELEMEN-ELEMEN DASAR DASAIN itu sendiri. Diataranya adalah garis, bentuk, warna, kontras nilai , tekture dan format. Pengaruh warna terhadap penyampaian suatu bentuk desain komunikasi visual adalah sebesari 17% . Meski demikian, penggunaan warna dalam sebuah desain komunikasi visual sangatlah berpengaruh terhadap citra dari desain itu sendiri, warna secara tegas dapat menyampaikan isi dan maksud dari pesan yang ingin disampkan dalam sebuah desain. Arti warna bisa bergantung juga dengan bidang tertentu, budaya, agama, dan adat setempat. Warna kuning bisa berasosiasi dengan partai politik tertentu kalau dalam politik; sementara kalau dalam kehidupan seharihari, bendera kuning yang dipasang di rumah seseorang, itu pertanda tengah terjadi peristiwa berkabung. Sementara bank syariah hampir pasti selalu dihiasi dengan warna hijau yang berasosiasi dengan agama tertentu.Dan berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeilihan warna guna menciptakan suatu bentuk desain komunikasi visual yang baik serta memepertegas isi pesan yang disamapikan dalam sebah desain, diataranya: 1). Pilihlah warna yang sesuai konsep yang Anda desain, 2). Pilihlah warna yang akan mengkomunikasikan kemampuan baca pada pesan yang disampaikan lewat iklan, 3). Buatlah keyakinan bahwa warna menyempurnakan kemampuan baca pada pesan yang disampikan lewat iklan, 4). Periksaklah di antara warna yang kontras dalam desain Anda untuk memberikan dampak visual, 5). Ciptakan sketsa dengan banyak warna (paling sedikit dua puluh warna), 6). Cobalah mendesain dengan satu warna, kemudian dengan dua warna dan kemudian dengan warna penuh, 7). Analisislah penggunaan warna kontemporer yang sukses dan dalam solusi desain master. UCAPAN TERIMA KASIH Penulismengucapkanterimakasihkepada STMIK Raharja yang telahmemberidukungan financial terhadappenelitian ini dan kepada rekan sejawat yang memberikan motivasi serta informasi dalam pengembangan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] David B. Berman. 2009. Do Good Design. Kanada: Peachpit Press [2] Hendratman, Hendi. 2009. Tips N Trik Computer Grapics Design. Bandung: Informatika Bandung [3] Newton, Isaac. 1704. Opticks. Palo Alto: Calif [4] Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi [5] Widada, Sugeng. 2010. Diktat Mata Kuliah Nirmana, Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja [6] Wulandari, Lily. Teori Warna. 2013. Diktat Teori Warna, Jakarta: Gunadarma. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)