PENYELERASAN KEBERHASILAN BELAJAR DENGAN PENDEKATAN TEOLOGI (AKIDAH)dan MORAL AHMAD ZUHDI, MA mantap kepada Allah, para malaikat- A. Pengenalan Tentang Aqidah Nya, kitab-kitab suci-Nya, para rasul- 1. Pengertian aqidah Menurut bahasa, aqidah berasal Nya, hari akhir, qadar baik dan buruk, dari bahasa arab, „aqada-ya‟qidu- serta seluruh muatan Al-Quran Al- uqdatan-wa‟aqidatan. Artinya ikatan Karim dan As-Sunah Ash-Sahihah atau perjanjian, maksudnya sesuatu berupa pokok-pokok agama, perintah- yang menjadi tempat bagi hati dan hati perintah dan berita-beritanya. Dengan nurani terikat kepadanya. 1 kata lain, aqidah Islam adalah pokok- Istilah aqidah juga digunakan pokok kepercayaan yang harus untuk menyebut kepercayaan yang diyakini kebenarannya oleh setiap mantap dan keputusan tegas yang muslim berdasarkan dalil naqli tidak bisa dihinggapi kebimbangan, aqli (nash dan akal).3 yaitu apa-apa yang dipercayai oleh seseorang, diikat kuat dan Aqidah atau ilmu kalam biasa oleh disebut dengan beberapa nama, antara sanubarinya, dan dijadikan madzhab lain : ilmu ushuludin, dan teologi atau agama yang dianutnya, tanpa islam. Disebut ilmu Ushuludin karena melihat benar atau tidaknya.2 ilmu Adapun yang dimaksud dengan aqidah islam adalah kepercayaan yang 1 Rosihan Anwar, Aqidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), Cet. Ke-1, h. 13-14 2 Loc.cit ini agama membahas (Ushuludin). pokok-pokok Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. di dalam nya 3 Loc.cit 1 dikaji pula tentang asma‟ (nama- Islam sebagai agama mempunyai nama) dan af‟al (perbuatan-perbuatan) dua dimensi, yaitu keyakinan atau Allah yang wajib, mustahil, dan jaiz, aqidah dan sesuatu yang diamalkan juga sifat yang wajib, mustahil, dan atau amaliah. Amal perbuatan tersebut ja‟iz, bagi Rasulnya. Ilmu tauhid merupakan sendiri sebenarnya membahas keesaan implementasi dari aqidah itu. Islam Allah adalah agama samawiyang bersumber SWT., dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya.4 Dalam Islam, aqidah merupakan masalah asasi yang merupakan misi perpanjangan dan dari Allah AWT. Yang diwahyukan kepada nabi muhammad SAW. yang berintikan keimanan dan perbuatan.6 pokok yang diemban para Nabi. Baik Karakteristik Islam yang dapat tidaknya seseorang dapat dilihat dari diketahui melalui bidang aqidah ini aqidahnya sebab amal saleh hanyalah bahwa aqidah Islam bersifat murni, pancaran dari aqidah yang sempurna. baik dalam isinya maupun prosesnya. Karena aqidah merupakan masalah Yang diyakini dan diakui sebagai asasi, dalam kehidupan manusia perlu Tuhan yang wajib disembah hanya ditetapkan prinsip-prinsip dasar aqidah Allah. Keyakinan tersebut sedikit pun islamiyah agar dapat menyelamatkan tidak boleh diberikan kepada yang kehidupan manusia di dunia dan di lain, karena akan berakibat musyrik akhirat.5 yang berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan atas 4 Abdul rozak, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), Cet. Ke-1, h. 13 5 Rosihon Anwar dkk, Pengantar Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), Cet. Ke-1, h. 126-127 panggilan Allah. Dalam prosesnya, 6 Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 9 2 keyakinan tersebut harus langsung, dikemukakan oleh orang beriman itu, tidak boleh melalui perantara. Aqidah kecuali itulah yang akan melahirkan bentuk Allah.8 sejalan dengan kehendak pengabdian hanya kepada Allah, yang Aqidah dalam Islam selanjutnya selanjutnya berjiwa bebas, merdeka, harus berpengaruh ke dalam segala dan tidak tunduk kepada manusia dan aktivitas yang dilakukan manusia, lainnya yang menggantikan posisi sehingga berbagai aktivitas tersebut Tuhan.7 bernilai ibadah. Dalam hal ini Yusuf Aqidah dalam Islam meliputi Al-Qardawi mengatakan bahwa iman keyakinan dalam hati tentang Allah menurut pengertian sebenarnya ialah sebagai Tuhan yang wajib disembah, kepercayaan yang meresap kedalam ucapan dengan lisandalam bentuk dua hati, dengan penuh keyakinan tidak kalimah syahadat, yaitu menyatakan bercampur syak, (ragu), serta memberi tidak ada Tuhan selain Allah dan pengaruh bahwa nabi Muhammad SAW. sebagai tingkah laku dan perbuatan sehari- utusannya, perbuatan dengan amal hari9. Keimanan dalam agama Islam saleh. Aqidah demikian mengandung merupakan dasar atau fondasi, yang arti bahwa pada orang beriman, tidak diatasnya ada rasa dalam hati atau ucapan di Selanjutnya, mulut dan perbuatan, melainkan secara tersebut muncullah cabang-cabangnya. keseluruhan iman Antara keimanan dan perbuatan atau kepada Allah, yakni tidak ada niat, aqidah dan syari‟at keduanya sambung ucapan, menggambarkan dan perbuatan bagi pandangan berdiri dari syari‟at hidup, Islam. pokok-pokok yang 8 7 Rosihon Anwar dkk, op.cit. Ibid., h. 128 Loc.cit 9 3 menyambung, tidak dapat dipisahkan Rasul Allah, dan mempercayai adanya antara kehidupan sesudah mati.12 satu dengan yang lain sebagaimana pohon beserta buahnya.10 Keimanan atau aqidah dalam Allah mewahyukan agama Islam kepada Nabi Muhammad SAW. dunia keilmuan (Islam) dijabarkan Dalam nilai kesempurnaan tertinggi. melalui kedisiplinan ilmu yang sering Kesempurnaan itu meliputi segi-segi diistilahkan dengan ilmu tauhid, Ilmu fundamental tentang berbagai aspek Aqaid, ilmu kalam, ilmu ushuludin, kehidupan manusia berupa hukum dan ilmu hakikat, ilmu ma‟rifat, dan norma, untuk mengantarkannya ke sebagainya.11 pintu gerbang kebahagiaan dunia dan Dengan demikian, maka aspek akhirat. Oleh sebab itu, ajaran-ajaran pokok dalam ilmu tauhid atau ilmu Islam bersifat eternal dan universal kalam adalah masalah keyakinan akan sesuai dengan fitrah manusia sebagai adanya eksistensi Allah Yang Maha makhluk ciptaan-Nya. Sempurna, kesempurnaan Maha kuasa, lainnya. dan Keyakinan tersebut akan membawa seseorang untuk mempercayai adanya malaikat- Norma-norma atau aturan-aturan tersebut secaragaris besarnya, terhimpun, dan terklasifikasikan dalam tiga hal pokok, yaitu malaikat Allah, kitab-kitab suci yang 1. Aqidah diturunkan oleh Allah, Nabi-nabi dan 2. Syariah 3. Akhlak 10 11 Muhammad Ahmad,Op. Cit h. 9. Loc.cit 12 Loc.cit 4 Ketiga pokok tersebut sekaligus sebagai ruang lingkup dalam ajaran dengan sendirinya aqidah tidak dapat menopang keislaman seorang.13 Islam. Semua unsur yang termasuk dalam ruang lingkup ajaran Islam tersebut tidaklah berdiri sendiri, tetapi menjadi satu bentuk kepribadian yang utuh pada diri seorang muslim (Q.S. Al-Baqarah (2): 208). Antara aqidah, syariah, dan akhlak masing-masing saling berkaitan. Aqidah Aqidah yang mempunyai sumber yang asasi dari al-qur‟an merupakan sesuatu yang keyakinan teoritis. Kemudian tuntunan pertama kalinya adalah segala sesuatu yang dipercayai dengan suatu keimanan, tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan dan dipengaruhi merupakan bersifat ditetapkan oleh dengan prasangka. positif Ia sebagai yang mendorong seorang muslim bentuk kepatuhan manusia terhadap untuk melaksanakan syariah. Aqidah Tuhannya.14 sebagai unsur keyakinan mempunyai sifat dinamis. Artinya kuat atau lemahnya aqidah akan bergantung pada perlakuan yang maka ia akan hakikat aqidah diterangkan oleh rasulullah SAW. Sebagaimana sabdanya : datang kepadanya. Apabila dibina dengan baik, Adapun kuat dan sebaliknya bila dibiarkan kering, maka اَ ِِل ْي َوا ُى أَ ْى تُ ْؤ ِهيَ بِا هللاِ َو َه ََل ِء َكتِ ِه ث ِ َو بِلِقَا ِء ِه َو بِ ُر ُسلِ ِه َو تُ ْؤ ِهيَ بِا ْلبَ ْع ) ر ( رواه هسلن ِ ْاْلَ ِخ Artinya :“Iman adalah engkau percaya (membenarkan dan mengakui) kepada Allah dan Malaikat-Nya 13 Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, ( Bandung : Pustaka Setia, 2003), h. 107 14 Ali Anwar Yusuf, Ibid., h. 108 5 dan dengan menjumpaiNya, dan dengan rasulrasulnya dan engkau percaya dengan hari berbangkit.” (H.R.Muslim).15 Dengan demikian, aqidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal saleh.16 2. Dasar Aqidah Islam Dasar dari aqidah Islam ini adalah Artinya:“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasulrasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (Q.S. Al-Baqarah: 285). 3. Tujuan Aqidah Islam Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Didalam Al- Tujuan aqidah Islam bagi setiap Qur‟an terdapat banyak ayat yang muslim adalah: menjelaskan pokok aqidah, yang a. Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak dalam Al-Qur‟an, aqidah ini identik lahir. dengan keimanan, karena keimanan Hal ini karena manusia sejak merupakan pokok-pokok dari aqidah di alam roh sudah mempunyai Islam.17Ayat Al-Qur‟an yang memuat fitrah kandungan aqidah Islam antara lain ketuhanan.18Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al- Surat Al-Baqarah Ayat 285 15 Idrus H. Alkaf, Ihtisar Hadits shahih Muslim, (Surabaya, Karya Utama, tt), h. 7 16 Rosihon Anwar dkk, Op. Cit., h. 128 17 RosihanAnwar,Op. Cit., h. 14 18 Zainudin dan Muhammad jamhari, AlIslam Aqidah dan Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-I, h. 50 6 Qur‟an Surah Al-A‟raf ayat 172- tak ada lagi jalan bagi mereka, 173 hanyalah meniru orang-orang tua mereka Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua Kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang Kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka Apakah Engkau akan membinasakan Kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu". (Q.S. Al-A‟raf: 172-173). yang mempersekutukan Tuhan itu. karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak patut disiksa karena kesalahan orang-orang tua mereka itu. b. Memelihara manusia dari kemusyrikan Untuk mencegah manusia dari kemusyrikan perlu adanya tuntunan yang jelas tentang tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan manusia terperosok ke dalam kemusyrikan selalu terbuka baik secara terangterangan (syirik jali), yakni Maksud dari ayat diatasagar perbuatan atau ucapan maupun orang-orang musyrik itu jangan yang bersifat tersembunyi (syirik mengatakan bahwa bapak-bapak khafy)) yang berada di dalam hati. mereka dahulu telah Dengan mempelajari aqidah islam, mempersekutukan Tuhan, sedang manusia akan terpelihara dari mereka tidak tahu menahu bahwa perbuatan syirik. mempersekutukan Tuhan itu salah, 7 c. Menghindarkan diri dari pengaruh akal yang menyesatkan Manusia Allah Pendapat-pendapat faham-faham didasarkan secara bahasa dan istilah. Dengan diberi berupa kelebihan demikian, pemahaman terhadap kata “ pikiran. akhlak “ tidak sebatas kebiasaan paham praktis yang setiap hari kita dengar, akal atau semata-mata atas kadang-kadang akhlak “ masih perlu untuk diartikan akal manusia, menyesatkan tetapi filosofis, oleh aqidah Islam, agar terhindar dari kehidupan yang sesat. dipahami secara terutama makna substansinya.20 manusia itu sendiri. Oleh karena itu pikiran manusia perlu dibimbing sekaligus Kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jama‟ dari kata “Khuluqun” yang secara linguistik diartikan 19 dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan B. PengenalanTentang Akhlak 1. Pengertian akhlak santun, adab, dan tindakan. Kata akhlak juga berasal dari kata Istilah akhlak sudah sangat akrab “khalaqa” atau „khalqun”, artinya di tengah kehidupan kita. Mungkin menciptakan, tindakan atau perbuatan, hampir semua orang mengetahui arti sebagaimana terdapat kata “al khaliq”, kata “ akhlak “ karena perkataan artinya akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah artinya diciptakan.21 pencipta dan “makhluk”, laku manusia. Akan tetapi, agar lebih lebih jelas dan meyakinkan, kata “ 19 Zainudin dan Muhammad jamhari, Op. Cit., h. 51-52 20 Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni, Imu akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), h. 13 21 Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni, Ibid. H. 14 8 Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 memerlukan M), yang dikenal sebagai pakar pertimbangan.22 bidang akhlak terkemuka Amin memberikan defenisi bahwa sifat yang tertanam dalam jiwa mendorongnya melakukan memerlukan yang untuk perbuatan dan (1050-1111 M), dikenal sebagai dianggap yang kebiasaan itu diatas berbeda kata-katanya, tetapi dalam paham maka Sekalipun ketiga definisi akhlak hujjatul Islam (pembela Islam) berbagai kehendak dinamakan akhlak.23 Sementara itu Imam Al-Ghazali membela Islam dari atau akhlak kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kepiawaiannya dengan yang dibiasakan. Artinya bahwa pertimbangan. karena disebut “Adatul-Iradah, tanpa pemikiran dan Sementara itu Prof. Dr. Ahmad mengatakan bahwa akhlak adalah yang pemikiran tidak berjauhan maksudnya, bahkan berdekatan artinya satu dengan yang lain. Sehingga Prof. menyesatkan, dengan agak lebih KH. luas dari pada Ibn Miskawaih, Farid kesimpulan mengatakan bahwa akhlak adalah Ma‟ruf membuat tentang definisi akhlak ini sebagai berikut : sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam- macam perbuatan dengan gamblang dan mudah, “kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan tanpa 22 Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni Loc.cit 23 Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke-5, h. 13 9 mudah karena kebiasaan, tanpa a. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan memerlukan pertimbangan pikiran berulang kali dalam bentuk yang terlebih dahulu”.24 sama, sehingga menjadi kebiasaan. Dalam pengertian yang hampir b. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena sama dengan kesimpulan di atas, Dr. dorongan jiwanya, M Abdullah Dirroz, mengemukakan bukan emosi-emosi karena adanya tekanan-tekananyang datang dari9 defenisi akhlak sebagai berikut : luar seperti paksaan dari orang lain Akhlak adalah suatu kekuatan sehingga menimbulkan ketakutan, dalam kehendak yang mantap, atau kekuatan dan kehendak mana berkombinasi bujukan dengan harapan- harapan yang indah-indah dan lain membawa sebagainya.26 kecenderungan pada pemilihan Dari pengertian-pengertian diatas, pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang dapat dipahami bahwa kata “ akhlak “ sebenarnya “khuluqun” menurut Abdullah Dirroz, perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila dipenuhi dua syarat, yaitu: 24 Ibid.,h. 13-14 Ibid., h. 14 25 dari kata “khuluqun”, artinya tindakan. Kata jahat).25 Selanjutnya jamak sepadan dengan kata “khalqun”, artinya yang diciptakan. Dengan demikian, rumusan terminologis dari akhlak merupakan hubungan erat antara Khaliq dengan makhluk serta antara makhluk dengan 26 Ibid. 10 makhluk. Menurut (Hamzah Ya‟kub, pilihan, 1993:11). bersangkutan Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling melengkapi, dan perbuatan SWT, menjadi bukan karena ingin mendapatkan suatu pujian.27 2. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila. 3. Akhlak adalah perbuatan yang Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al-„Alaq ayat 1-5 Artinya :“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan; Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; bacalah, dan Tuhanmu lah yang maha mulia; yang mengajar (manusia) dangan pena; dia yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.(Q.S. Al„Alaq: 1-5). timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari lua. Perbuatan adalah (khususnya ikhlas semata-mata karena Allah kepribadiannya: akhlak akhlak perbuatan yang dilakukan dengan yang telah tertanam kuat dalam jiwa sehingga yang akhlak yang baik), akhlak adalah empat ciri penting dari akhlak, yaitu : seseorang keputusan 4. Sejalan dengan ciri yang keempat memiliki 1. Akhlak adalah perbuatan dan perbuatan dilakukan atas dasar yang Dengan ayat-ayat diatas, dapat diambil suatu pemahaman bahwa kata “ khalaq”, artinya telah berbuat, telah menciptakan atau telah mengambil kemauan, 27 Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni, Op. Cit., h. 14-15 11 keputusan untuk bertindak. Secara sebagai bagian dari pengembangan terminologis, akhlak adalah tindakan ilmu pengetahuan (kreativitas) yang tercermin pada 3. Psikomotorik, yaitu pelaksanaan akhlak Allah SWT. yang salah satunya pemahaman dinyatakan sebagai pencipta manusia bentuk perbuatan yang konkret.28 dari segumpal darah; Allah SWT. sebagai sumber pengetahuan yang melahirkan kecerdasan manusia, pembebasan dari kebodohan serta peletak dasar yang paling utama dalam pendidikan. Ada rasional istilah lain kedalam yang lazim dipergunakan di samping kata akhlak ialah yang disebut moral, dan etika sering disinonimkan antar istilah yang satu dengan yang lainnya, karena pada dasarnya semuanya mempunyai fungsi Dengan demikian, secara yang sama yaitu memberi orientasi terminologis pengertian akhlak adalah sebagai tindakan yang berhubungan dengan manusia.Beberapa point dibawah ini tiga unsur penting, yaitu sebagai akan memberikan penjelasan secara berikut. singkat mengenai istilah-istilah yang 1. Kognitif, yaitu pengetahuan dasar manusia melalui potensi yaitu pengembangan potensi akal manusia melalui upaya menganalisis berbagai kehidupan juga digunakan dalam pembahasan akhlak dengan tujuan untuk dapat mempermudah intelektualitasnya 2. Afektif, petunjuk perbedaan pemahaman antara akan istilah-istilah tersebut. kejadian 28 Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni, Op. Cit., h. 15-16 12 a. Moral lebih luas dibanding dengan moral.30 Moral secara lugawi berasal dari bahasa latin “mores” kata Pengertian etika menurut jamak dari kata “mos” yang berarti filsafat adat menyelediki, mana yang baik dan kebiasaan, susila. Yang yaitu dimaksud adat kebiasaan dalam hal mana ini adalah tindakan manusia yang memperhatikan sesuai dengan ide-ide umum yang manusia diterima oleh masyarakat, mana diketahui akal pikiran. yang baik dan wajar (Madjid, 1996). Jadi yang ilmu buruk amal sejauh yang dengan perbuatan yang dapat Ada orang yang berpendapat bisa juga dikatakan bahwa etika sama dengan akhlak. moral adalah perilaku yang sesuai Persamaan itu memang ada, karena dengan keduanya membahas masalah baik ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum meliputi kesatuan dan sosial atau lingkungan tertentu.29 manusia. b. Etika buruknya Tujuan tingkah etika laku dalam pandangan falsafah manusia ialah Etika Bertens mendapat ideal yang sama bagi (1997:6) berhubungan dengan nilai- seluruh manusia di setiap waktu nilai moral dan tempat tentang ukuran tingkah sebagai landasan berperilaku atau laku yang baik dan buruk sejauh juga disebut dengan kode etik. yang dapat diketahui oleh akal Etika ini memiliki cakupan yang pikiran manusia. Akan tetapi dalam dan menurut norma-norma usaha mencapai tujuan itu, etika 29 Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 97 30 Ibid. 13 mengalami kesulitan pandangan , karena kebiasaan yang berlaku umum di masing-masing masyarakat. golongan didunia ini tentang baik Perbedaan lain antara etika, dan buruk mempunyai ukuran yang moral, dan akhlak terlihat pada sifat berlainan dan sifatnya relatif.31 dan kawasan pembahasannya. Jika Dilihat dari dan etika lebih banyak bersifat teoritis, perannya, dapat dikatakan bahwa maka pada moral lebih banyak akhlak, etika, dan moral sama, yaitu bersifat praktis. Etika memandang menentukan hukum atau nilai dari tingkah laku manusia secara umum, suatu perbuatan yang dilakukan sedangkan moral bersifat lokal dan seseorang untuk ditentukan baik individual. dan istilah ukuran baik dan buruk, sedangkan tersebut sama-sama menghendaki moral menyatakan moral ukuran terciptanya masyarakat yang baik, tersebut dalam bentuk perbuatan. 32 buruknya. fungsi Semua teratur, aman, damai, dan tentram, tidak berbeda dengan istilah-istilah Perbedaan antara etika, moral etika, dan akhlak adalah terletak pada tentang semua perilaku perbedaan selain yang tersebutkan berdasarkan kepada pendapat akal diatas pikiran, dan pada moral lebih Mustofa, Op. Cit., h. 15 karena manusia. Namun yang menjadi untuk menentukan baik dan buruk 31 moral membahas sumber yang dijadikan patokan berdasarkan menjelaskan Secara umum bahwa akhlak sejahtera, lahir dan batin. banyak Etika adalah bahwa akhlak merupakan perbuatan atau perilaku kepada 32 Ali Anwar Yusuf, Op. Cit., h. 177 14 yang timbul berdasarkan sifat yang sebagai Khalik.35 Banyak cara yang ada dalam jiwa seseorang dan telah dapat dilakukan dalam berakhlak menjadi kepribadiannya, dan yang terhadap Allah, seperti menjadi dasar dan tolok ukurnya diungkapkan adalah berdasarkan Al Qur‟an dan diantaranya: Hadits.33 1. dalam banyak Al-Qur‟an, Tidak menyekutukan-Nya (AnNisa‟: 116) 2. Ruang Lingkup Akhlak Dalam hal ini ruang lingkup 2. akhlak Islami tidak berbeda dengan Bertaqwa kepada Allah (AnNur: 35) ruang lingkup ajaran Islam yang 3. Mencintai-Nya (An-Nahl: 72) berkaitan dengan pola hubungannya 4. Bersyukur dengan Tuhan, sesama makhluk dan juga alam terhadap nikmatnya (Al-Baqarah: 152) semesta.34Sebagaimana 5. Ridha dan ikhlas dipaparkan ruang lingkupnya sebagai segala berikut: Baqarah: 222) a. Akhlak terhadap Allah (khalik) 6. Akhlak terhadap Allah SWT. yang terhadap keputusan-Nya (Al- Memohon atau berdo‟a dan beribadah hanya kepada-Nya dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan segala (Al-Fatihah: 3) seharusnya 7. Senantiasa mencari keridhaan- dilakukan oleh manusia sebagai Nya (Al-Fath: 9) makhluk terhadap Allah SWT. Selain dari itu akhlak terhadap Allah yaitu selalu 33 M. Sholihin dan M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna Hidup, (Bandung: Nuansa, 2005), h. 97-98 34 Ali Anwar Yusuf, Op. Cit., h. 179 melaksanakan perintah-Nya 35 Ibid. 15 dan menjauhi segala laranganNya, seperti Kekhalifahan mengandung arti melaksanakan pengayoman, pemeliharaan, serta shalat, membayar zakat, puasa, bimbingan agar setiap makhluk dan haji.36 mencapai tujuan penciptaannya. Ini b. Akhlak terhadap sesama manusia berarti Akhlak kepada manusia dibagi manusia dituntut untuk menghormati proses-proses yang menjadi: sedang berjalan dan terhadap semua 1. Akhlak terhadap diri sendiri proses yang sedang terjadi. Yang 2. Akhlak terhadap orang tua demikian 3. Akhlak terhadap keluarga manusia bertanggung 4. Akhlak terhadap orang lain atau sehingga ia masyarakat.37 kerusakan terhadap perusakan pada sendiri.38 manusia sendiri. Pada dasarnya 3. Manfaat Akhlak akhlak yang diajarkan Al-Qur‟an lingkungan fungsi khalifah. melakukan lingkungan harus dinilai sebagai lingkungan maupun terhadap diri dari tidak jawab, lain, setiap perusakan terhadap Islam melarang umat manusia terhadap mengantarkan perusakan, bahkan dengan kata c. Akhlak terhadap lingkungan membuat dan manusia bersumber sebagai diri manusia Secara umum bahwa manfaat akhlak adalah untuk membawa kebahagiaan bagi individu dan juga kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya39. Al Qur‟an telah banyak 36 38 37 39 Ibid., h. 180 Ibid. Ibid.,h. 190 Ibid.,h. 26 16 memberikan informasi akan manfaat manusiawi dan sebagai makhluk yang didapat dari akhlak yang mulia, yang diciptakan oleh Tuhan. salah satunya adalah Q. S. An-Nahl d. Orang yang bertakwa dan ayat 97, menyebutkan: berakhlak mendapat pertolongan Artinya:“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S.An Nahl: 97). Selanjutnya didalam bukunya dan memperoleh disebutkan keuntungan yang beberapa didapatkan dari dalam keluhuran, kecukupan, dan sebutan yang baik. e. Jasa manusia yang berakhlak mendapat perlindungan segala penderitaan dari dan kesukaran.40 sebagaimana dipaparkan oleh Mustofa banyak kemudahan Dengan bekal ilmu akhlak, orang dapat mengetahui batas mana yang baik dan buruk. Juga dapat akhlak, diantaranya adalah: menempatkan sesuatu sesuai dengan a. Mendapat tempat yang baik di tempatnya. Dengan maksud dapat dalam masyarakat. menempatkan sesuatu pada proporsi b. Akan disenangi orang dalam yang sebenarnya. pergaulan. c. Akan dapat hukuman Atas seseorang yang mendapat terpelihara yang dari kebahagiaan karena akibat tindakan sifatnya yang baik dan benar, dan berakhlak baik maka akan memperoleh: 40 Mustofa, Op. Cit., h. 26 17 a. b. Irsyad dapat dengan derajat yang lebih tinggi. Hal membedakan antara amal yang ini diterangkan dalam Al-Qur‟an Surat baik dan yang buruk. Al-Mujadalah ayat 11 Taufik Artinya: ”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yangdiberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. AlMujadalah: 11). dengan : artinya : perbuatan kita sesuai tuntunan Rasulullah SAW. dan dengan akal sehat. c. Hidayah : berarti seseorang akan gemar melakukan yang baik dan terpuji serta menghindari yang buruk dan tercela.41 2. Menuntun kepada kebaikan 3. Manifestasi Selanjutnya Dr. Hamzah Ya‟cub karena menyatakan bahwa hasil atau hikmah 1. iman iman kesempurnaan akhlak. 4. Keutamaan di hari kiamat Meningkatkan derajat manusia Tujuan ilmu pengetahuan ialah meningkatkan kesempurnaan akanmelahirkan dan faedah akhlak, adalah sebagai berikut: kesempurnaan kemajuan 5. Kebutuhan pokok dalam keluarga 6. Membina manusia kerukunan antar tetangga.42 dibidang rohaniah atau bidang mental spiritul. Antara orang yang berilmu pengetahuan tidaklah sama derajatnya 4. Aspek-aspek yang mempengaruhi akhlak dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan. Orang yang berilmu Beberapa mempengaruhi hal yang timbulnya dapat akhlak secara praktis memiliki keutamaan 41 Mustofa, Loc.cit 42 Mustofa, Op. Cit., h. 31-38 18 seseorang yang berasal dari dalam dirinya maupun b. Wirotsah (turunan) lingkungan Secara istilah Wirotsah sekitarnya.43 adalah a. Insting tertentu dari pokok (orang tua) berpindahnya sifat-sifat Definisi insting oleh ahli jiwa kepada cabang (anak turunan). masih ada perselisihan pendapat, Wirotsah juga dapat dikatakan namun perlu diungkapkan juga, sebagai faktor pembawaan dari bahwa menurut james, insting dalam ialah suatu alat menimbulkan yang berbentuk yang dapat kecenderungan, bakat, akal, dan perbuatan yang lain-lain. pada tujuan menyampaikan Sifat asasi anak merupakan pantulan dari sifat- dengan berpikir lebih dahulu ke sifat arah tujuan itu dan tiada dengan Terkadang didahului latihan perbuatan itu. sebagian besar dari salah satu sifat Para psikolog menjelaskan bahwa orang insting sebagai keturunan tidak berpran mutlak yang tetapi keturunan tersebut bisa motivator berfungsi penggerak asasi orang tuanya. anak tuanya. mendorong lahirnya tingkah laku. menjadikan Misalnya manusia itu diberi hasrat berakhlak atau keinginan.44 mahmudah.45 mewarisi Meskipun seseorang mazmumah untuk maupun 43 Ibidt., h. 82 MustofaLoc.cit. 44 45 Mustofa, Loc.cit. 19 c. Lingkungan lingkungan Lingkungan tempat tinggal ia sangat tinggal bersikap baik maka anak terhadap pun cenderung bersikap baik. pembentukan akhlak seseorang, Sebaliknya jika lingkungannya baik buruk maka anak akan cenderung berpengaruh itu sekolah lingkungan maupun keluarga masyarakat46, sebagaimana firman Allah SWT. bersikap buruk.47 d. Kebiasaan dalam surah An-Nahl ayat 78 Kebiasaan adalah perbuatan Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Q.S. An-Nahl: 78). yang diulang-ulang terus sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seperti kebiasaan berjalan, berpakaian, berbicara, berpidato, mengajar, dan lain sebagainya. Orang yang berbuat baik atau Dalam ayat diatas memberi petunjuk bahwa buruk karena dua faktor dari seseorang kebiasaan yaitu: manusia dilahirkan dalam keadaan 1. Kesukaan hati terhadap suatu tidak mengetahui segala sesuatu pekerjaan oleh sebab itu manusia memiliki 2. Menerima kesukaan itu, yang potensi untuk dididik. Potensi akhirnya tersebut perbuatan dan diulang terus bisa pengalaman dididik yang melalui timbul menampikkan menerus. dilingkungan sekitar anak. Jika 46 Ibid., h. 91 47 Mustofa, Op. Cit., h. 91 20 Orang yang hanya melakukan merupakan dari tindakan dengan cara berulang- sebuahkeinginan ulang tidak ada manfaatnya dalam kehendak. Kehendak ialah ssuatu pembentukan kebiasaan. Tetapi kekuatan yang akanmendorong hal ini harus dibarengi dengan untuk melakukan perbuatan untuk perasaan suka didalam hati. Dan mencapai sebaliknya hanya tujuanpositif yang mendekati atau tanpa mencapai tidak senang/suka hati saja adalah suatu tujuan, sesuatu dan yaitu yang diulang-ulang tidak akan menjadi dikehendaki “kebiasaan”. Maka “kebiasaan” yaitu tujuan yang menjauhi atau dapat tercapai karena keinginan menghindari hati (kesukaan hati) dan dilakukan tidakdiinginkan. berulangu-ulang.48 Perbuatan hasil dari kehendak e. Kehendak tujuannegatif sesuatu yang mengandung: Kehendak bahasa 1. Perasaan ialah kemauan, keinginan dan 2. Keinginan harapan yang kuat. Yaitu suatu 3. Pertimbangan fungsi jiwa untuk dapat mencapai 4. Azam yang disebut dengan sesuatu secara yang kehendak.49 merupakan kekuatandari dalam hati, bertautan 48 perwujudan 5. Sumber Akhlak dengan pikiran dan perasaan. Sumber akhlak seseorang adalah Suatu kekuatan untukbergerak, fitrah yang ada dalam dirinya sendiri. dan Didalam Al Qur‟an dijelaskan bahwa suatu Ibid., h. 96 gerak perbuatan 49 Ibid., h. 103 21 dalam jiwa manusia terdapat suatu dijadikan teladan dalam membentuk fitrah sejak ia diciptakan dengan dua pribadi masing-masing. Begitu juga kecondongan merasakan pribadi sahabat-sahabat beliau, dapat kebaikan ataupun kejelekan didalam kita jadikan contoh teladan, karena jiwanya. Jadi perbuatan apapun yang mereka semua mempedomani Al- dilakukan seseorang berasal dari fitrah Qur‟an dan As-Sunah.52 atau dorongan jiwanya yang telah 6. Pembentukan Akhlak dianugerahi untuk suatu petunjuk untuk a. Arti Pembentukan Akhlak dapat mengenal kebaikan.50 Pada Dalam islam, yang menjadi dasar hakikatnya pembentukan akhlak yang atau alat pengukur yang menyatakan ditawarkan oleh pemikir Islam bahwa sifat sseorang itu baik atau tidak buruk, adalah Al-Qur‟an dan As- pendidikan Sunah. Apa yang baik menurut Al- pendidikan Islam bertujuan utama Qur‟an dan As-Sunah, itulah yang untuk baik untuk dijadikan pegangan dalam seutuhnya. kehidupan sehari-hari. Sebaliknya apa dikalangan yang buruk menurut Al-Qur‟an dan pendapat mereka akan perlunya As-Sunah, berarti itu tidak baik dan pembentukan akhlak, sebagian dari harus dijauhi. 51 mereka mengungkapkan tidak perlu Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat dengan Islam, tujuan karena membentuk manusia Banyak perbedaan ulama‟ tentang karena akhlak timbul dari insting untuk bawaan manusia dan juga manusia memiliki fitrah hati dan juga intuisi 50 Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 11 51 Ali Hasan, Loc.cit. berbeda 52 Ali Hasan Loc.cit. 22 dengan kecenderungan kebaikan, a. Lembaga pendidikan, baik disisi lain bahwa akhlak adalah pendidikan formal, non formal, merupakan maupuninformal. adanya sebuah pembinaan, latihan, hasil dari pendidikan, dan sebuah rukun Islam. akhlak c. Pembiasaan perjuangan.Pembentukan juga diartikan sungguh-sungguh membentuk sebagai usaha dalam rangka anak, b. Integrasi melalui pelaksanaan dengan yang dilakukan sejak usia dini secara simultan dan terusmenerus. d. Keteladanan, dengan senantiasa menggunakan sarana pendidikan memberikan dan pembinaan yang terprogram tauladan yangbaik dan nyata. dan dilaksanakan dengan baik, hal e. Dengan senantiasa beranggapan ini menjadi asumsi bahwa akhlak bahwa diri ini masih terdapat adalah hasil dari adanya pembinaan banyak dan kekurangan. Tidak terlepas dari pembiasaan bukan terjadi dengan sendirinya. b. Metode Pembentukan Akhlak Hal-hal yang dapat dilakukan contoh dan semua usaha yang diatas yang dapat dilakukan dalamrangka pembinaan akhlak, masih dalam rangka usaha pembinaan terdapat berbagai macam cara akhlak adalah melalui berbagai yang macam cara, diantaranya: tetap dapatdilakukan dengan mempertimbangkan keefektifan yangdilakukan pembinaan dengan 23 senantiasa mempertimbangkan yang ada dalam diri manusia dan faktor kejiwaan aliran serta tidakadanya paksaan.69 Pembentukan Akhlak pembentukan penentuan kaitannya intuisme baik dalam dan buruk sebagaimana telah diuraikan diatas. Untuk menjelaskan faktoryang erat denganaliran c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi faktor ini mempengaruhi akhlak pada Aliran ini tampak menghargai kurang atau kurang memperhitungkan peran pembinaan khususnya dan pendidikan pada dan umumnya, ada 3 (tiga) aliran menurut aliran empirisme bahwa yangm sangat popular, yaitu aliran faktor yang paling berpengaruh nativisme, aliran empirisme, dan terhadap aliran konvergensi. Menurut aliran seseorang adalah faktor dari luar, nativisme bahwa faktor yang paling yaitulingkungan berpengaruh terhadappembentukan pembinaan dan pendidikan yang diri diberikan. seseorang pembawaan dari adalah Selanjutnya pembentukan sosial diri termasuk Jikapembinaan dan yang pendidikan yang diberikan kepada berupa anak itu baik, maka baiklahanak kecenderungan kepada yang baik, itu. Demikian juga sebaliknya. maka sendirinya Aliran ini tampak lebih percaya orangtersebut akan menjadi baik. kepadaperanan yang dilakukan oleh Aliran nativisme ini nampaknya dunia begitu yakin terhadappotensi batin pengajaran.Sementara bentuknyadapat dengan dalam faktor pendidikan. pendidikan dan aliran 24 konvergensi mengutip Abuddin pendapat Nata mengisinya dengan Arifinyang pendidikan. Hal ini dan jugasesuai berpendapat bahwa pembentukan dengan akhlak dipengaruhi oleh faktor Luqman Hakim terhadap anak- internal,yaitu faktor pembawaan anaknya,sebagaimana anak dan faktor dari luar yaitu dalam firman Allah dalam Surat pendidikan Luqmanayat 13-14 yangberbunyi dan pembinaanyang dibuat secara khusus, atau melalui berbagai metode.Aliran ketiga ini sesuai dengan ajaran Islam. Sebagaimana firman Allahdalam Al-Quran dalam Surat An Nahl ayat 78 yang berbunyi: Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Q.S. An-Nahl: 78). Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untukdididik, yaitu penglihatan, pendengaran, dan hati sanubari. harusdisyukuri Potensi dengan tersebut cara yang ajaran dilakukan oleh tersebut Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman: 13-14). Ayat tersebut selain menggambarkan pelaksanaan tentang pendidikan yang dilakukan Luqman Hakim, juga berisi materi pelajaran yang utama diantaranya adalah pendidikan 25 tauhid atau keimanan, keimananlah yangmenjadi satu yang dasar karena Melalui kerja sama yang baik salah kokoh antara bagi 3 lembaga tersebut,maka pendidikan aspek kognitif pembentukan akhlak. Ayat tersebut (pengetahuan), di bahwa (penghayatan), dan psikomotorik utamadalam (pengalaman) ajaran yang diajarkan atas jelas sekali pelaksanaan pendidikan adalah kedua orang tua. Itulah sebabnya orang tua terutama ibu mendapat madrasah, gelar yakni sebagai tempat berlangsung kegiatanpendidikan.Penjelasan afektif akan terbentuk pada diri anak. C. Hubungan Aqidah Islam dengan akhlak Aqidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan kesadaran di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa faktor yangpaling dominan terhadap pembentukan akhlak anak diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-nilai akhlak yang luhur. Akhlak mendapat perhatian istimewa dalam aqidah Islam.53 didik adalah faktor internaldan faktor eksternal. Faktor internal yaitu potensi fisik, intelektual dan hati(rohaniah) yang dibawa anak dari sejak lahir, sementara faktor eksternal yangdalam hal ini adalah dipengaruhi kedua orang tua, guru Pembentukan kepribadian bukanlah suatu proses yang berlangsung cepat, melainkan memakan waktu yang cukup panjang. Ia berproses dalam setiap pribadi manusia sejak pribadi itu masih berada dalam kandungan dan di sekolah, tokoh-tokohmasyarakat. 53 Rosihon Anwar,Aqidah Akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), Cet. Ke-1, h. 201 26 بعثت ِِلُ تَون هكا ر م اِلخَل ق berkembang terus setelah ia dilahirkan. Karena itulah Islam mengajarkan kepada setiap manusia (wanita) yang sedang Artinya : “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” mengandung untuk banyak berdo‟a dan Untuk membentuk kepribadian yang mengingat Allah. bermoral (berakhlak) yang dibentengi Setelah seorang anak lahir dari dengan ketakwaan kepada Allah, harus kandungan ibunya maka orang tua sangat dimulai dari lingkungan keluarga dan berpengaruh perkembangan dilakukan sedini mungkin sesuai dengan mental seseorang anak. Sebab itulah tingkat dan perkembangan kemampuan dalam ajaran Islam ditekankan bagi orang anak. terhadap tua untuk memperhatikan pendidikan dan Penanaman tauhid yang baik dan perkembangan kepribadian terhadap benar kepada anak sangat menentukan anaknya. terwujudnya Sejak dahulu masalah moral kepribadian takwa seseorang.55 mendapat perhatian dari Tuhan dengan Pertama: karena tauhid merupakan mengutus beberapa Nabi dan Rasul untuk fondasi yang diatasnya berdiri bangunanmembimbingnya Nabi Muhammad SAW. bangunan perikehidupan manusia, termasuk kepribadiannya. Semakin diutus oleh Allah juga membawa misi utama untuk memperbaiki akhlak (moral) kokoh dan kuatnya tauhid, maka semakin 54 manusia, sebagaimana Rasulullah baik dan sempurna pula kepribadian SAW. bersabda: takwa seseorang. 54 Muhammad Ahmad, Op. Cit., h. 42 55 Muhammad AhmadIbid. 43 27 Kedua: karena tauhid merupakan wejangan-wejangan akhlak semata tanpa aspek batin yang memberikan motivasi dibebani oleh rasa tanggung jawab, dan arah bagi perkembangan kepribadian agama manusia. Tauhid yang baik dan benar penyempurna ajaran-ajarannya. Karena bagi akan agama tersusun dari keyakinan (aqidah) mengarahkan potensi jiwa dan semangat dan perilaku. Akhlak mencerminkan sisi kearah yang positif. perilaku tersebut.57 kepribadian Ketiga: karena manusia tauhid menganggap akhlak sebagai dapat Bagi seseorang muslim, usaha yang menjelma suatu perbuatan manusia yang paling penting dan utama untuk menuju bertakwa. mental yang sehat adalah memantapkan, Dalam hadis lain beliau bersabda “akhlak yang mulia adalah setengah dari menguatkan, dan mengokohkan aqidah yang ada dalam dirinya. Sebab, dengan aqidah yang kuat, kokoh, dan mantap, agama”.56 jiwanya akan selalu stabil, pikirannya Islam menggabungkan antara agama yang hak dan akhlak. Menurut teori ini, agama menganjurkan setiap individu untuk berakhlak mulia dan menjadikannya sebagai kewajiban (taklif) diatas pundaknya yang dapat mendatangkan pahala atau siksa baginya. tetap tenang, dan emosinya terkendali. Untuk memperoleh aqidah yang kuat dan kokoh tersebut, seseorang harus memperoleh pendidikan aqidah yang baik, intensif, dan benar. Sebagaimana dikemukan terdahulu, pendidikan aqidah yang paling utama adalah lingkungan Atas dasar ini, agama tidak mengutarakan 57 56 Muhammad AhmadLoc.cit Rosihan Anwar,Aqidah Akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), Cet. Ke-1, h. 201 28 keluarga, baru kemudian sekolah dan beribadah kepada-Nya secara benar masyarakat.58 dan baik. Oleh karena itu, akhlak dalam pandangan Islam harus berpijak pada keimanan. Iman tidak cukup hanya disimpan dalam hati,namun harus dipraktikkan dalam kehidupan seharisehari dalam bentuk akhlak yang baik. Jadi iman yang baik adalah iman yang 2. Konsep terlihat akhlak yaitu lebihcondong pada aspek kesempurnaan jiwa manusia, kesempurnaan jiwa sebagai induk dan pokok dari akhlak, hal ini dapat ditinjau melalui makna pendidikan, materi, dan metode yang ia digunakan dalam dipraktikkan. 59 pendidikan pembinaan akhlak serta berbagai macam aspek-aspek yang ia D. PenutupdanKesimpulan kemukakan Berdasarkan pemahaman beberapan penjelasan dan pendekatan yang disebutkan, maka dapat diambil beberapa pokok pemikiran penting, diantaranya adalah sebagai berikut: yaitu pemberian bimbingan kepada anak didik agar ia dapat mengesakan Allah Tuhan akhlak merupakan sebuah upaya pendidikan jiwa dalam rangka membentuk seorang anak yang berkepribadian mulia dengan bentuk perilaku yang akhlaq al karimah dengan menjadikan 1. Konsep pendidikan aqidah sebagai mengenai serta mampu menghambakan diri kepada-Nya serta kesempurnaan jiwa sebagai tujuan akhir dari Pendapatnya pendidikan tentang akhlak. pendidikan sebagai upaya untuk kesempurnan jiwa serupa dengan pendapat beberapa tokoh yang menyatakan bahwa 58 59 Muhammad Ahmad, Op. Cit., h. 43 Rosihon Anwar, Op. Cit., h. 202 29 pendidikan jiwa merupakan upaya secara potensial dapat membantu pembentukan batin, pensucian jiwa, dan pembentukan pribadi pribadi dengan formal. menggantikan pendidkan keutamaan dan pendidikan jiwa untuk dapat menanamkan keutamaan. 3. Upaya serta usaha dalam mengembangkan pendidikan aqidah akhlak yaitu melalui tiga lembaga: 1. Pendidikan (Informal) pendidikan rumah tangga adalah proses yang berlangsung seumur hidup, berupa transfer nilainilai, sikap, keterampilan dan pengetahuan lingkungan keluarga. 2. Pendidikan sekolah / madrasah (Formal) pendidikan adalah pendidikan yang berstruktur, mempunyai jenjang dan tingkat, dalam periode-periode tertentu dan syarat-syarat yang jelas 3. Pendidikan masyarakat (Non formal) adalah pendidikan yang berlangsung diluar sekolah yang 30 DAFTAR KEPUSTAKAAN Departemen Agama RI, (1992), Al-Qur‟an dan terjemahannya, Jakarta : Inter Masa. Departemen Agama RI , (2008), Al-Hikmah Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro. Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni, (2010),Ilmu akhlak, Bandung : Pustaka Setia. Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, (2001), Ilmu Kalam,Bandung: Pustaka Setia. Ahmad, Muhammad, (1998), Tauhid Ilmu Kalam,Bandung: Pustaka Setia. Al Munawar Husin Agil Said, (2005), Aktualisasi Nilai-Nilai Qur‟ani Dalam sistem pendidikan Islam, Ciputat : Ciputat Press. Anwar Rosihan, (2008), Akidah Akhlak, Bandung : Pustaka Setia. Arifin, Muzayyin, (2009), Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara. Ayyub, Hasan, (1994), Etika Islam Menuju Kehidupan yang Hakiki, Bandung: Trigenda Karya. Bahrun dan Hasan, (2010), Filsafat Tasauf, Bandung : Pustaka Setia. Daud Ali Muhammad, (2006), Pendidikan Agama Islam,Jakarta: Raja Grafindo Persada. 31