pengaruh kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow

advertisement
PENGARUH KOMBINASI PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION
DENGAN SLOW DEEP BREATHING TERHADAP KADAR GULA
DARAH PENDERITA DIABETES DI DESA SAMBIREJO PLUPUH
SRAGEN
ARTIKEL LMIAH
Oleh :
DEWI LESTARI
S12.009
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
1
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation Dengan Slow Deep
Breathing Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Di Desa
Sambirejo Plupuh Sragen
Dewi Lestari1) S.Dwi Sulistyawati 2) Yeti Nurhayati 3)
1)Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2)3) Dosen Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik menahun yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (Hiperglikemia). Hasil studi
pendahuluan di Desa Sambirejo sudah dilakukan pengontrolan kadar gula darah
dengan cara diit makanan dan juga pemeriksaan rutin Puskesmas Plupuh I setiap
sebulan sekali. Terapi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kadar gula darah penderita diabetes.
Jenis penelitian adalah kuantitatif. Desain penelitian menggunakan quasi
eksperiment dengan one group pre-post test. Populasi penelitian ini menggunakan
seluruh warga yang berada di Desa Sambirejo Plupuh Sragen dengan kadar gula
diatas 200 g/dl sejumlah 32 orang, pengambilan sampel menggunakan teknik total
sampling. Instrumen penelitian menggunakan Alat cek Glukometer. Analisis data
menggunakan uji McNemar.
Hasil Uji didapatkan angka signifikansi sebesar 0.016 < 0.05. GDS Pre tidak
normal dan GDS Post Normal ada 7 orang (22%). Sedangkan GDS Pre Tidak
normal dan GDS Post Tidak Normal ada 25 orang (78%).
Kesimpulan penelitian adalah terdapat Pengaruh Kombinasi Progressive
Muscle Relaxation dengan Slow Deep Breathing Terhadap Kadar Gula Darah
Penderita Diabetes Di Desa Sambirejo Plupuh Sragen.
Kata kunci : progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing, diabetes
mellitus, Kadar Gula Darah.
Daftar Pustaka : 33 (2005-2014)
2
BACHELOR OF NURSING PROGRAM (S-1)
SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
Dewi Lestari
The Effect Of Combining Progressive Muscle Relaxation And Slow Deep
Breathing On Blood Sugar Levels In People With Diabetes Mellitus In
Sambirejo Village Plupuh Sragen
ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease which is indicated by
increased blood glucose level (hyperglycemia). The results of preliminary studies
have been done in the village Sambirejo control blood sugar levels by way of diet
food and health centers Plupuh I routine examination once a month. Progressive
muscle relaxation therapy and slow deep breathing are provided to investigate the
effect of blood glucose levels of people with diabetes.
This research belongs to a quantitative research. The research applied quasiexperimental design with one-group pretest and posttest. The populations were all
villagers (32 persons) in Sambirejo village, Plupuh, Sragen with blood glucose
levels above 200 g/dl. Samples were taken using total sampling technique. The
research instrument was glucometer. Data were analyzed using McNemar test.
The test results demonstrate that the significant level is 0.016 < 0.05. There
are 7 people (22%) with abnormal pre-exercise Blood Glucose levels and normal
post-exercise Blood Glucose levels. Meanwhile there are 25 people (78%) with
abnormal pre-exercise Blood Glucose levels and abnormal post-exercise Blood
Glucose levels.
In conclusion, there is an influence of combining progressive muscle
relaxation and slow deep breathing on blood glucose level of patients with
diabetes in Sambirejo village, Plupuh, Sragen.
Keywords: progressive muscle relaxation with slow deep breathing, diabetes
mellitus, blood sugar level.
Bibliography : 33 (2005-2014)
3
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) adalah
penyakit gangguan metabolik menahun
yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah (Hiperglikemia), yang
dikarenakan
kurangnya
produksi
insulin dalam tubuh atau tubuh tidak
dapat menggunakan insulin secara
efektif (Riskesdas, 2013). Perkiraan
terakhir dari International Diabetes
Federation (IDF) pada tahun 2013
terdapat 382 juta orang yang hidup
dengan diabetes, dicurigai yang 175
juta
orang
diantaranya
belum
terdiagnosis sehingga terancamakan
komplikasi tanpa disadari dan pada
tanpa ada pencegahan. Pada tahun
2035 diperkirakan jumlahnya akan
meningkat menjadi 592 juta orang
yang menderita diabetes. Indonesia
pada tahun 2013 jumlah penduduk usia
yang lebih dari 15 tahun sekitar 12 juta
orang pendrita DM, dari12 juta orang
yang menderita diabetes hanya sekitar
3 juta orang yang sudah terdiagnosis
sedangkan yang 8 juta orang belum
terdiagnosis. Penduduk di Jawa
Tengah pada tahun 2013 yang sudah
didiagnosis dokter dengan penyakit
diabetes sebesar 385.431 orang,
sedangkan yang belum didiagnosis tapi
sudah mengalami sering lapar, sering
haus, sering buang air kecil dan berat
badan menurun sebesar 72.268 orang.
Penderita diabetes mellitus meningkat
seiring meningkatnya usia, hingga
mencapai 13,20% pada usia 65 tahun
keatas (Riskesdas, 2013).
Peningkatan kadar gula dalam
darah dapat mengganggu kesehatan
tubuh
pasien.
Upaya
untuk
menurunkan kadar gula antara lain
dengan diet sehat, gaya hidup, dan
terapi. Terapi yang dilakukan untuk
penurunan kadar gula darah juga sudah
banyak macamnya, misalnya dengan
terapi Benson,
Reiki, Slow Deep
Breathing, Senam diabetes, Yoga,
Dzikir, dan Progressive Muscle
Relaxation (Retno, 2012).
PMR merupakan salah satu
intervensi keperawatan yang diberikan
kepada
pasien
DM
untuk
meningkatkan
kemampuan
pengelolaan
diri,
membantu
mengurangi ketegangan otot, stres,
menurunkan
tekanan
darah,
meningkatkan
toleransi
terhadap
aktivitas sehari-hari, meningkatkan
imunitas, sehingga status fungsional
dan
kualitas
hidup
meningkat
(Mashudi, 2012). SDB merupakan
tindakan napas lambat (menahan
inspirasi secara maksimal) dan
menghembuskan nafas secara perlahan
(Tarwoto, 2012).
Hasil studi pendahuluan bahwa di
Desa Sambirejo sudah dilakukan
pengontrolan kadar gula darah dengan
cara
diit
makanan
dan
juga
4
pemeriksaan rutin Puskesmas Plupuh I
setiap sebulan sekali, maka peneliti
tertarik untuk meneliti tentang
pengaruh kombinasi terapi progressive
muscle relaxation dengan slow deep
breathing terhadap kadar gula darah
pada penderita diabetes di Desa
Sambirejo Plupuh Sragen.
Tujuan
Penelitian
adalah
Mengetahui Pengaruh Kombinasi
Terapi Progressive Muscle Relaxation
Dengan
Slow
Deep
Breathing
Terhadap Kadar Gula Darah Penderita
Diabetes.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah
kuantitatif dengan menggunakan quasi
eksperiment
(eksperimen
semu).
Desain penelitian ini menggunakan one
group pre-post test. Populasi penelitian
ini menggunakan seluruh warga yang
berada di Desa Sambirejo Plupuh
Sragen dengan kadar gula diatas
200mg/dl sejumlah 32 orang. Tehnik
pengumpulan sampel menggunakan
total sampling. Tempat Penelitian
dilaksanakan di Desa Sambirejo
Kecamatan Plupuh Sragen pada bulan
Juli 2016.
Instrumen yang digunakan Alat
yang digunakan dalam penelitian
adalah tempat duduk yang nyaman
bagi responden, Alat cek Glukometer
dan Lembar observasi. Analisa
Bivariat menggunakan uji McNemar.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik responden
Jenis kelamin
Tabel 1 Distribusi Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin pada penelitian di
Desa Sambirejo Plupuh Sragen tahun 2016 (n
= 32).
Jenis
Frekuensi
Prosentase
Kelamin
(%)
Laki11
34.4
laki
Perempu
21
65.6
an
Total
32
100
Berdasarkan
tabel
1
menunjukkan bahwa sebagian besar
jenis kelamin responden adalah
perempuan sebanyak 21 orang
(65,6%).
Usia responden
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui menunjukkan
rata-rata
respoden adalah 54.65 ± 7.36 tahun,
dengan umur termuda 38 tahun dan
tertua 67 tahun.
Pekerjaan
Tabel 2. Distribusi Karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan pada penelitian di Desa
Sambirejo Kecamatan Plupuh Sragen tahun
2016 (n = 32).
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase
(%)
Guru
1
3.1
IRT
18
56.3
Pedagang
2
6.3
Swasta
2
6.3
Tani
9
28.1
Total
32
100
Berdasarkan
tabel
2
menunjukkan bahwa sebagian besar
pekerjaan responden adalah Ibu Rumah
Tangga sebanyak 18 orang (56,3%).
5
Kadar
gula
darah
sebelum
pemberian
terapi
kombinasi
progressive muscle relaxation dengan
slow deep breathing
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kadar gula darah
sebelum
pemberian
terapi
kombinasi
progressive muscle relaxation dengan slow
deep breathing (n=32).
GDS
Normal
Frekuensi
0
Prosentase
(%)
0
Analisis Bivariat
Pengaruh Kombinasi Progressive
Muscle Relaxation dengan Slow Deep
Breathing Terhadap Kadar Gula
Darah Penderita Diabetes Di Desa
Sambirejo Plupuh Sragen.
Tabel 5 analisis Pengaruh Kombinasi
Progressive Muscle Relaxation dengan
Slow Deep Breathing Terhadap Kadar
Gula Darah Penderita Diabetes Di
Desa Sambirejo Plupuh Sragen (n=32)
Tidak
32
100
Normal
Total
32
100
Berdasarkan
tabel
3
menunjukkan bahwa GDS Pre tidak
normal responden sebesar 32 orang
(100%).
Kadar gula darah sewaktu sesudah
pemberian
terapi
kombinasi
progressive muscle relaxation dengan
slow deep breathing
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kadar gula
darah sesudah pemberian terapi kombinasi
progressive muscle relaxation dengan slow
deep breathing (n=32)
GDS
Frekuensi
Prosentase
(%)
Normal
7
22
Tidak
Normal
25
78
Total
32
100
Tabel 4 menunjukkan bahwa
GDS sesudah sebagian besar tidak
normal sebesar 25 orang (78%).
Berdasarkan
tabel
5.
menunjukkan hasil analisis Pengaruh
Kombinasi
Progressive
Muscle
Relaxation Dengan Slow Deep
Breathing Terhadap Kadar Gula Darah
diperoleh bahwa ada responden yang
memiliki GDS Pre tidak normal dan
GDS Post Normal ada 7 orang (22%).
Sedangkan GDS Pre Tidak normal dan
GDS Post Tidak Normal ada 25 orang
(78%).
Berdasarkan analisis diketahui
bahwa didapatkan angka signifikansi
sebesar 0.016 < 0.05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima berarti ada Pengaruh
Kombinasi
Progressive
Muscle
Relaxation
dengan
Slow
Deep
Breathing Terhadap Kadar Gula Darah
6
Penderita Diabetes Di Desa Sambirejo
Plupuh Sragen.
PEMBAHASAN
Jenis Kelamin
Hasil penelitian karakteristik
jenis kelamin diketahui 65,6% adalah
responden perempuan yang mengalami
diabetes mellitus. Penelitian Trisnawati
(2013) menyebutkan dari 50 responden
pasien DM Tipe II di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat
62,1% adalah perempuan.
Hasil
penelitian dengan hasil yang berbeda
dilakukan oleh Yuliani (2014) dari
156 responden, 57% adalah pasien
DM dengan risiko mengalami penyakit
jantung korener di di RSUP. Dr. M.
Djamil Padang dan RS. Khusus
Jantung Sumatera barat.
Menurut Irawan (2010) kejadian
diabetes mellitus pada perempuan
karena adanya sindrom siklus bulanan
(premenstrual
syndrome),
pasca
menopause membuat distribusi lemak
di tubuh menjadi mudah terakumulasi
akibat proses hormonal tersebut
sehingga perempuan lebih beresiko
menderita mengalam diabetes mellitus.
Pendapat lain tentang risiko kejadian
diabetes mellitus pada laki-laki yang
lebih banyak karena risiko dari adanya
distribusi lemak tubuh. Pada laki-laki,
penumpukan lemak terkonsentrasi di
sekitar perut sehingga memicu obesitas
sentral yang lebih berisiko memicu
gangguan metabolisme (Pramudiarja,
2011). Menurut peneliti sebagian besar
Ibu Rumah tangga di Desa Sambirejo
berbadan gemuk. Diabetes yang
diderita bukan hanya karena hormonal
tetapi dikarenakan pola makan dan
juga ada yang mempunyai riwayat
diabetes.
Usia Responden
Hasil penelitian diketahui ratarata umur responden 54,65 ± 7,36
tahun. Menurut peneliti sebagian besar
mereka mengalami diabetes mellitus
tipe II, dari pernyataan diatas hampir
sama dengan penelitian Yulianto
(2010) menyebutkan karakteristik
umur asien diabetes melitus tipe II
komplikasi hipertensi dan tanpa
komplikasi hipertensi di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta 80% berumur
diatas 40 tahun. Menurut Pangemanan
(2014) seseorang yang berumur diatas
45 tahun memiliki peningkatan resiko
terhadap terjadinya DM dan intoleransi
glukosa yang di sebabkan oleh faktor
degeneratif yaitu menurunya fungsi
tubuh, khususnya kemampuan dari sel
β dalam memproduksi insulin.untuk
memetabolisme glukosa, sementara
pendapat Tandra ( 2007) Kemungkinan
lain terjadinya diabetes ini adalah
karena sel-sel jaringan tubuh tidak
peka atau resisten terhadap insulin.
Resistensi terhadap insulin pada
diabetes Mellitus tipe II ini terjadi
karena turunnya kemampuan insulin
untuk
merangsang
pengambilan
glukosa oleh jaringan perifer dan
menghambat produksi oleh sel hati.
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui sebagian responden adalah
ibu rumah tangga sebesar (56,3%).
Penelitian Nuryati (2009) yang
terhadap 5702 sampel penelitian, 3248
7
sampel
(57%) adalah ibu rumah
tangga
yang dimasukkan dalam
kelompok sampel tidak bekerja yang
dihubungkan dengan gaya hidup dan
status gizi serta hubungannyadengan
diabetes melitus pada wanita dewasa di
DKI Jakarta. Penelitian lain. Menurut
Auni (2004) Faktor status kerja
berhubungan dengan kejadian diabetes
mellitus.
Pekerjaan
seseorang
mempengaruhi
tingkat
aktivitas
fisiknya. orang tidak bekerja memiliki
aktivitas fisik yang kurang sehingga
meningkatkan risiko untuk obesitas
(Irawan, 2010).
Menurut peneliti responden di
Desa Sambirejo sebagian besar
pekerjaan mereka adalah ibu rumah
tangga. Walaupun ibu rumah tangga
tetapi mereka memiliki kesibukan
untuk mengurus anak kecil, ada yang
mengurus anaknya sendiri dan ada juga
mereka mengurus cucunya dirumah.
Ibu rumah tangga yang dijadikan
responden penelitian sebagian besar
tubuh mereka gemuk tetapi tidak
sampai mengalami obesitas.
Kadar
Gula
Darah
sebelum
pemberian
terapi
kombinasi
progressive muscle relaxation dengan
slow deep breathing
Berdasarkan kadar gula darah
sebelum dilakukan terapi menunjukkan
bahwa semua responden kadar gula
darahnya tidak normal sebesar 32
orang (100%). Penelitian Mashudi
(2012) menjelaskan kadar gula darah
pada pasien DM tipe II sebelum diberi
latihan progressive muscle relaxation
sebesar 262.33 mg/dL. Bustan. (2010)
DM
sebagai
sindrom
dengan
terganggunya
metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh berkurangnya sekresi
insulin atau penurunan sensitivitas
jaringan terhadap insulin, sedangkan
Kadar gula darah merupakan parameter
utama dalam menilai metabolisme
karbohidrat. Kadar glukosa darah
bervariasi dengan daya penyerapan,
gula dalam darah menjadi lebih tinggi
setelah mengkonsumsi makanan dan
akan terjadi penurunan jika tidak ada
makanan yang masuk ke tubuh dalam
beberapa jam.
Kadar
Gula
Darah
sesudah
pemberian
terapi
kombinasi
progressive muscle relaxation dengan
slow deep breathing
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa sebagian besar kadar
gula
darah responden setalah
pemberian
terapi
kombinasi
progressive muscle relaxation dengan
slow deep breathing adalah tidak
normal yaitu sebesar 25 orang (78%).
Penelitian
Tarwoto,
(2012)
menjelaskan
Penderita
Diabetes
Melitus Tipe 2 setelah mendapat
Latihan
Slow
Deep
Breathing
diketahui Kadar Gula Darah dapat
menurun sebesar 19,7 mg/dl dari
246,10 mg/dl menjadi 226,40mg/dl.
Asmadi (2008) menyatakan terapi
kombinasi
progressive
muscle
relaxation dengan slow deep breathing
merupakan bentuk latihan napas yang
terdiri atas pernapasan abdominal
(diafragma) dan purse lips breathing
slow deep breathing merupakan latihan
8
pernapasan dengan frekuensi lambat
atau perlahan. Latihan slow deep
breathing
akan
meningkatkan
kapasitas vital dan ventilasi paru, serta
menurunkan
efek
hipoventilasi.
Pernapasan abdomen memungkinkan
napas dalam secara total dengan
mengeluarkan
sedikit
upaya.Pernapasan
purse
lips
breathingakanmembantu mengontrol
pernapasan. Pernapasan ini akan
menciptakan tahanan terhadap udara
yang mengalir keluar dari paru,
sehingga memperpanjang ekshalasi
dan mencegah kolaps jalan napas
dengan mempertahankantekanan jalan
napas (Kozier,et al., 2010).
Menurut peneliti responden
diabetes setelah dilakukan terapi
progressive muscle relaxation dengan
slow deep breathing dan dilakukan
pengecekan ulang terjadi selisih antara
kadar gula darah sebelum dan sesudah.
Sebagian besar selisih kadar gula
sekitar 3-7 mg/dl tetapi ada juga yang
hingga 26mg/dl.
Pengaruh
pemberian
terapi
kombinasi
progressive
muscle
relaxation
dengan
slow
deep
breathing terhadap kadar gula
darah
Berdasarkan hasil penelitian
sebelum pemberian terapi semua
responden mempunyai kadar gula
darah sewaktu yang tidak normal,
setelah diberikan teraipi progressive
muscle relaxation dengan slow deep
breathing kadar gula darah sewaktu
responden ada yang menjadi normal.
hasil uji Mc Nemar diperoleh nilai
Sig = 0.016 sehingga disimpulkan ada
pengaruh
kombinasi
progressive
muscle relaxation dengan slow deep
breathing terhadap kadar gula darah
penderita diabetes pada penelitian di
Desa Sambirejo Plupuh Sragen. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian
Mashudi (2012) menjelaskan ada
pengaruh
progressive
muscle
relaxation terhadap kadar glukosa
darah pasien diabetes melitus tipe 2 di
Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi. Rata-rata kadar gula
darah pada jam 06.00 sebelum
intervensi PMR adalah 182,20 mg/dl
dan setelah terapi menjadi 130,67
mg/dl.
Mansjur (2005) menyatakan
Kekurangan
gerak
tubuh
akan
berdampak pada penurunan gerakan
otot skelet. Otot skelet yang tidak
bergerak akan membuat lemak tidak
dapat diubah menjadi energi sehingga
timbunan lemak semakin tinggi di
dinding pembuluh darah dan otot
skelet. Penimbunan lemak dapat
mengaktifasi sekresi mediator kimia
yaitu leptin. Leptin ini bersifat merusak
fungsi
reseptor
insulin
dan
menurunkan jumlah reseptor insulin,
selain itu leptin juga akan mengurangi
daya ikat reseptor insulin dengan
hormon
insulin
itu
sendiri.
(Khasaninia, 2011) menyatakan bahwa
latihan fisik dan progressive muscle
relaxation dapat menurunkan kadar
gula darah karena mampu mengatasi
masalah
fisik.
Masalah
fisik,
diakibatkan karena gerakan gerakan
latihan fisik berupa senam DM dan
9
gerakan progressive muscle relaxation
berupa gerakan yang memfokuskan
pada 16 otot, keduanya bertujuan sama
yaitu meningkatkan kebutuhan glukosa
dengan cara mengaktifkan pergerakan
otot sehingga glukosa dalam darah
dipakai sebagai energi, dan penurunan
kadar gula darah dapat terjadi karena
gula dalam darah terpakai. Otot – otot
yang aktif akan memperbaiki sirkulasi
insulin dengan cara meningkatkan
dilatasi sel dan pembuluh darah yang
dapat menghambat sekresi leptin
sehingga membantu masuknya gula ke
dalam sel, karena pada otot yang aktif
sensitifitas reseptor insulin pun akan
meningkat sehingga pengambilan gula
meningkat 7-20 kali lipat (Riyadi dan
Sukarmin, 2008). Hal ini disebabkan
kepekaan reseptor insulin diotot dan
bertambahnya jumlah reseptor insulin
yang aktif pada waktu melakukan
latihan fisik. Ini terjadi karena saat
latihan fisik aliran darah meningkat
yang menyebabkan jala – jala kapiler
terbuka sehingga lebih banyak reseptor
insulin pada intrasel atau reseptor
insulin pada otot yang tersedia aktif.
Latihan progressive muscle
relaxation juga berpengaruh terhadap
kecepatan metabolisme tubuh yang
berakibat
meningkatnya
sekresi
hormon insulin sehingga kelebihan
karbohidrat yang disimpan dalam
bentuk lemak di jaringan adiposa juga
akan dipakai sebagai energi saat
latihan fisik (ADA, 2007). Pada pasien
DM tipe 2 stres psikologis disebabkan
oleh kondisi hiperglikemia yang
dideritanya, dan pada saat yang sama
stress yang penderita alami juga
memperparah hiperglikemia. Stres
akan mengaktifasi sekresi hormon
adrenalin dan kortisol. Hormon
adrenalin menyebabkan pelepasan
glikogen di hati menjadi gula dan
hormon kortisol bersifat antagonis
terhadap pelepasan insulin. Sekresi
hormon adrenalin dan hormon kortisol
menyebabkan gula dalam pembuluh
darah meningkat sehingga terjadilah
hiperglikemia (Sudoyo dkk, 2006).
Progressive muscle relaxation
merupakan
salah
satu
terapi
komplemeter dalam bentuk mind-body
therapy,
artinya
terapi
yang
mengkombinasikan
fisik
dan
psikologis,
progressive
muscle
relaxation telah dibuktikan manfaatnya
melalui penelitian-penelitian terutama
dalam upaya mengurangi stres dan
kecemasan. Kecemasan dan stress
yang dapat diatasi dengan latihan fisik
ataupun PMR, akan menyebabkan
sekresi kortisol terhambat, dan sekresi
insulin lebih banyak sehingga dapat
menurunkan kadar gula darah.
Kashaninia
(2011)
mempertegas
bahwa relaksasi dapat menurunkan
ketegangan otot dan meningkatkan
hormon yang efektif (preparat β
adrenergik)
dalam
meningkatkan
penyerapan
insulin
dan
meningkatkansirkulasi yang mengarah
kepada penurunan kadar glukosa
darah.
Relaksasi nafas dalam dapat
mengendalikan dan mengendalikan
emosi yang akan membuat tubuh
menjadi rileks. Perlakuan relaksasi
10
nafas dalam akan menghsilkan impuls
yang dikirim melalui serabut saraf
aferen nonnosisepto (potter&pery,
2006). Perubahan implus syaraf ini
menyebabkan perasaan tenang secara
fisik
maupun
mental
seperti
berkurangnya
denyut
jantung,
menurunnya kecepatan metabolisme
tubuh dalam hal ini mencegah
peningkatan
kadar
gula
darah
(Hardiani, 2013).
Terapi
progressive
muscle
relaxation dikombinasikan dengan
slow deep breathing dengan cara setiap
2 langkah terapi progressive mucle
relaxation akan diberi terapi slow deep
breathing, begitu dengan seterusnya
yang akan membuat rileks tubuh
Simpulan
1. Karakteristik responden di Desa
Sambirejo Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen menunjukkan
bahwa sebagian besar jenis
kelamin
responden
adalah
perempuan sebanyak 21 orang
(65,6%). Sebagian besar pekerjaan
responden adalah Ibu Rumah
Tangga sebanyak 18 orang
(56,3%). Dan sebagian besar usia
responden pada rentang 45-59
yaitu sebanyak 22 orang (68,8 %).
2. Kadar
gula
darah
pre
menunjukkan bahwa responden
yang tidak normal sebesar 32
orang (100%).
3. Kadar
gula
darah
post
menunjukkan bahwa responden
yang tidak normal sebesar 25
orang (78%).
4. Hasil analisis Pengaruh Kombinasi
Progressive Muscle Relaxation
Dengan Slow Deep Breathing
Terhadap Kadar Gula Darah
diperoleh bahwa ada responden
yang memiliki GDS Pre tidak
normal dan GDS Post Normal ada
7 orang (22%). Sedangkan GDS
Pre Tidak normal dan GDS Post
Tidak Normal ada 25 orang (78%).
Hasil uji McNemar didapatkan
angka signifikansi sebesar 0.016 <
0.05 maka berarti ada pengaruh
kombinasi Progressive Muscle
Relaxation dengan Slow Deep
Breathing terhadap Kadar Gula
Darah Penderita Diabetes Di Desa
Sambirejo Plupuh Sragen.
Saran
1. Bagi Masyarakat di Desa
Sambirejo Kecamatan Plupuh
Sragen
Masyarakat dapat melakukan
terapi
progressive
muscle
relaxation dengan slow deep
breathing dalam penanganan
penurunan kadar gula darah
seperti
untuk
mengurangi
kemungkinan komplikasi yang
akan terjadi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat
dijadikan
acuan
untuk
pengembangan intervensi pada
pengontrolan kadar gula darah.
3. Bagi tenaga kesehatan
Hasil penelitian ini dapat
sebagai bahan evaluasi untuk
memberikan
pendidikan
kesehatan tentang progressive
11
muscle relaxation dengan slow
deep breathing sebagai terapi
komplementer yang mudah
dilakukan
dirumah
secara
mandiri untuk penurunan kadar
gula darah.
4. Bagi peneliti lain
Peneliti lain dapat melakukan
penelitian dengan menambah
variable
yang
berbeda,
menambah jumlah sampel dan
mencari lokasi penelitian lain
untuk menekankan kepada
masyarakat
pentingnya
menjaga kadar gula darah tetap
normal.
5. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat
dijadikan pengalaman untuk
peneliti dan dilanjutkan untuk
penelitian di daerah sekitar
dalam pengontrolan kadar gula
darah.
DAFTAR PUSTAKA
ADA
(American
Diabetes
Assosiation). 2007. Clinical
Practice
Recommendation
Report Of The Expert Commite
On The Diagnosis And
Classification Of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care : USA
Bustan. 2010. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Hardiani Safitri. (2013). Pengaruh
Kombinasi Relaksasi Nafas
Dalam Dan Meditasi Dzikir
Terhadap Kadar Gula Darah
Pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe
II
Di
Kelurahan
Sendangmulyo
Semarang.
Skripsi.
Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Irawan, Dedi. 2010. Pravelensidan
Faktor
Risiko
Kejadian
Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Daerah
Urban
Indonesia
(Analisa
Data
Sekunder
Riskesdas
2007).
Thesis
Universitas Indonesia
Kozier Barbara, dkk. 2010. Buku Ajar
Fundamental
Keperawatan
Konsep Proses Praktik Edisi 7
Vol 1. Jakarta : EGC
Mashudi., 2012. Pengaruh Progressive
Muscle Relaxation Terhadap
Kadar Glukosa Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Di Rumah Sakit Umum Daerah
Raden Mattaher Jambi. Jurnal
Health & Sport, Volume 5,
Nomor 3.
Mansjoer, Arif. 2005. Kapita Selekta
Kedokteran. FKUI. Jakarta
Nuryati Siti dkk .2009. Gaya Hidup
Dan
Status
Gizi
Serta
Hubungannya
Dengan
Diabetes Melitus Pada Wanita
Dewasa Di Dki Jakarta.
Novita Sari, Retno., 2012. Diabetes
Mellitus. Yogyakarta : Nuha
Medika
Potter, PA & Parry, AG 2005, buku
ajar fundamenta keperawatan
12
konsep, proses praktik, edisi 4,
EGC, jakarta.
Riskesdas., 2014. Infodatin Situasi dan
Analisis Diabetes. Jakarta
Riyadi,
sukarmin. 2008. Asuhan
Keperawatan Pada Pasien
Dengan Gangguan Eksokrin
Dan Endokrin Pada Pankreas.
Graha Ilmu : Yogyakarta
Tandra, hans. 2007. Segala Sesuatu
Yang Harus Anda Ketahui
Tentang Diabetes : Panduan
Lengkap
Mengenal
Dan
Mengatasi Diabetes Dengan
Cara Cepat Dan Mudah.
Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Tarwoto dan Wahyu Widagdo., 2012.
Latihan Slow Deep Breathing
Dan Kadar Gula Darah
Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2. Jurnal Health Quality
Vol. 3 No. 2, Hal 69-140.
Yuliani Fadma, dkk. 2014. Hubungan
Berbagai
Faktor
Risiko
Terhadap Kejadian Penyakit
Jantung
Koroner
Pada
Penderita Diabetes Melitus
Yulianto Rachmad Agus dkk. (2010).
Perbedaan Karakteristik Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii
Komplikasi Hipertensi Dan
Tanpa Komplikasi Hipertensi
Di Rsud Dr. Moewardi
Surakarta.
Zahtamal, Dkk. 2007. Faktor-Faktor
Risiko Pasien Diabetes Melitus
Download