PENGARUH KOMBINASI PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION DENGAN SLOW DEEP BREATHING TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES DI DESA SAMBIREJO PLUPUH SRAGEN ARTIKEL LMIAH Oleh : DEWI LESTARI S12.009 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 1 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation Dengan Slow Deep Breathing Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Di Desa Sambirejo Plupuh Sragen Dewi Lestari1) S.Dwi Sulistyawati 2) Yeti Nurhayati 3) 1)Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2)3) Dosen Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik menahun yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (Hiperglikemia). Hasil studi pendahuluan di Desa Sambirejo sudah dilakukan pengontrolan kadar gula darah dengan cara diit makanan dan juga pemeriksaan rutin Puskesmas Plupuh I setiap sebulan sekali. Terapi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing dilakukan untuk mengetahui pengaruh kadar gula darah penderita diabetes. Jenis penelitian adalah kuantitatif. Desain penelitian menggunakan quasi eksperiment dengan one group pre-post test. Populasi penelitian ini menggunakan seluruh warga yang berada di Desa Sambirejo Plupuh Sragen dengan kadar gula diatas 200 g/dl sejumlah 32 orang, pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan Alat cek Glukometer. Analisis data menggunakan uji McNemar. Hasil Uji didapatkan angka signifikansi sebesar 0.016 < 0.05. GDS Pre tidak normal dan GDS Post Normal ada 7 orang (22%). Sedangkan GDS Pre Tidak normal dan GDS Post Tidak Normal ada 25 orang (78%). Kesimpulan penelitian adalah terdapat Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation dengan Slow Deep Breathing Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Di Desa Sambirejo Plupuh Sragen. Kata kunci : progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing, diabetes mellitus, Kadar Gula Darah. Daftar Pustaka : 33 (2005-2014) 2 BACHELOR OF NURSING PROGRAM (S-1) SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 Dewi Lestari The Effect Of Combining Progressive Muscle Relaxation And Slow Deep Breathing On Blood Sugar Levels In People With Diabetes Mellitus In Sambirejo Village Plupuh Sragen ABSTRACT Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease which is indicated by increased blood glucose level (hyperglycemia). The results of preliminary studies have been done in the village Sambirejo control blood sugar levels by way of diet food and health centers Plupuh I routine examination once a month. Progressive muscle relaxation therapy and slow deep breathing are provided to investigate the effect of blood glucose levels of people with diabetes. This research belongs to a quantitative research. The research applied quasiexperimental design with one-group pretest and posttest. The populations were all villagers (32 persons) in Sambirejo village, Plupuh, Sragen with blood glucose levels above 200 g/dl. Samples were taken using total sampling technique. The research instrument was glucometer. Data were analyzed using McNemar test. The test results demonstrate that the significant level is 0.016 < 0.05. There are 7 people (22%) with abnormal pre-exercise Blood Glucose levels and normal post-exercise Blood Glucose levels. Meanwhile there are 25 people (78%) with abnormal pre-exercise Blood Glucose levels and abnormal post-exercise Blood Glucose levels. In conclusion, there is an influence of combining progressive muscle relaxation and slow deep breathing on blood glucose level of patients with diabetes in Sambirejo village, Plupuh, Sragen. Keywords: progressive muscle relaxation with slow deep breathing, diabetes mellitus, blood sugar level. Bibliography : 33 (2005-2014) 3 PENDAHULUAN Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik menahun yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (Hiperglikemia), yang dikarenakan kurangnya produksi insulin dalam tubuh atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif (Riskesdas, 2013). Perkiraan terakhir dari International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2013 terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes, dicurigai yang 175 juta orang diantaranya belum terdiagnosis sehingga terancamakan komplikasi tanpa disadari dan pada tanpa ada pencegahan. Pada tahun 2035 diperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi 592 juta orang yang menderita diabetes. Indonesia pada tahun 2013 jumlah penduduk usia yang lebih dari 15 tahun sekitar 12 juta orang pendrita DM, dari12 juta orang yang menderita diabetes hanya sekitar 3 juta orang yang sudah terdiagnosis sedangkan yang 8 juta orang belum terdiagnosis. Penduduk di Jawa Tengah pada tahun 2013 yang sudah didiagnosis dokter dengan penyakit diabetes sebesar 385.431 orang, sedangkan yang belum didiagnosis tapi sudah mengalami sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dan berat badan menurun sebesar 72.268 orang. Penderita diabetes mellitus meningkat seiring meningkatnya usia, hingga mencapai 13,20% pada usia 65 tahun keatas (Riskesdas, 2013). Peningkatan kadar gula dalam darah dapat mengganggu kesehatan tubuh pasien. Upaya untuk menurunkan kadar gula antara lain dengan diet sehat, gaya hidup, dan terapi. Terapi yang dilakukan untuk penurunan kadar gula darah juga sudah banyak macamnya, misalnya dengan terapi Benson, Reiki, Slow Deep Breathing, Senam diabetes, Yoga, Dzikir, dan Progressive Muscle Relaxation (Retno, 2012). PMR merupakan salah satu intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien DM untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan diri, membantu mengurangi ketegangan otot, stres, menurunkan tekanan darah, meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, meningkatkan imunitas, sehingga status fungsional dan kualitas hidup meningkat (Mashudi, 2012). SDB merupakan tindakan napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan menghembuskan nafas secara perlahan (Tarwoto, 2012). Hasil studi pendahuluan bahwa di Desa Sambirejo sudah dilakukan pengontrolan kadar gula darah dengan cara diit makanan dan juga 4 pemeriksaan rutin Puskesmas Plupuh I setiap sebulan sekali, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh kombinasi terapi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes di Desa Sambirejo Plupuh Sragen. Tujuan Penelitian adalah Mengetahui Pengaruh Kombinasi Terapi Progressive Muscle Relaxation Dengan Slow Deep Breathing Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan quasi eksperiment (eksperimen semu). Desain penelitian ini menggunakan one group pre-post test. Populasi penelitian ini menggunakan seluruh warga yang berada di Desa Sambirejo Plupuh Sragen dengan kadar gula diatas 200mg/dl sejumlah 32 orang. Tehnik pengumpulan sampel menggunakan total sampling. Tempat Penelitian dilaksanakan di Desa Sambirejo Kecamatan Plupuh Sragen pada bulan Juli 2016. Instrumen yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian adalah tempat duduk yang nyaman bagi responden, Alat cek Glukometer dan Lembar observasi. Analisa Bivariat menggunakan uji McNemar. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden Jenis kelamin Tabel 1 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian di Desa Sambirejo Plupuh Sragen tahun 2016 (n = 32). Jenis Frekuensi Prosentase Kelamin (%) Laki11 34.4 laki Perempu 21 65.6 an Total 32 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan sebanyak 21 orang (65,6%). Usia responden Berdasarkan hasil penelitian diketahui menunjukkan rata-rata respoden adalah 54.65 ± 7.36 tahun, dengan umur termuda 38 tahun dan tertua 67 tahun. Pekerjaan Tabel 2. Distribusi Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pada penelitian di Desa Sambirejo Kecamatan Plupuh Sragen tahun 2016 (n = 32). Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) Guru 1 3.1 IRT 18 56.3 Pedagang 2 6.3 Swasta 2 6.3 Tani 9 28.1 Total 32 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan responden adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 18 orang (56,3%). 5 Kadar gula darah sebelum pemberian terapi kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kadar gula darah sebelum pemberian terapi kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing (n=32). GDS Normal Frekuensi 0 Prosentase (%) 0 Analisis Bivariat Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation dengan Slow Deep Breathing Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Di Desa Sambirejo Plupuh Sragen. Tabel 5 analisis Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation dengan Slow Deep Breathing Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Di Desa Sambirejo Plupuh Sragen (n=32) Tidak 32 100 Normal Total 32 100 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa GDS Pre tidak normal responden sebesar 32 orang (100%). Kadar gula darah sewaktu sesudah pemberian terapi kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kadar gula darah sesudah pemberian terapi kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing (n=32) GDS Frekuensi Prosentase (%) Normal 7 22 Tidak Normal 25 78 Total 32 100 Tabel 4 menunjukkan bahwa GDS sesudah sebagian besar tidak normal sebesar 25 orang (78%). Berdasarkan tabel 5. menunjukkan hasil analisis Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation Dengan Slow Deep Breathing Terhadap Kadar Gula Darah diperoleh bahwa ada responden yang memiliki GDS Pre tidak normal dan GDS Post Normal ada 7 orang (22%). Sedangkan GDS Pre Tidak normal dan GDS Post Tidak Normal ada 25 orang (78%). Berdasarkan analisis diketahui bahwa didapatkan angka signifikansi sebesar 0.016 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation dengan Slow Deep Breathing Terhadap Kadar Gula Darah 6 Penderita Diabetes Di Desa Sambirejo Plupuh Sragen. PEMBAHASAN Jenis Kelamin Hasil penelitian karakteristik jenis kelamin diketahui 65,6% adalah responden perempuan yang mengalami diabetes mellitus. Penelitian Trisnawati (2013) menyebutkan dari 50 responden pasien DM Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat 62,1% adalah perempuan. Hasil penelitian dengan hasil yang berbeda dilakukan oleh Yuliani (2014) dari 156 responden, 57% adalah pasien DM dengan risiko mengalami penyakit jantung korener di di RSUP. Dr. M. Djamil Padang dan RS. Khusus Jantung Sumatera barat. Menurut Irawan (2010) kejadian diabetes mellitus pada perempuan karena adanya sindrom siklus bulanan (premenstrual syndrome), pasca menopause membuat distribusi lemak di tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga perempuan lebih beresiko menderita mengalam diabetes mellitus. Pendapat lain tentang risiko kejadian diabetes mellitus pada laki-laki yang lebih banyak karena risiko dari adanya distribusi lemak tubuh. Pada laki-laki, penumpukan lemak terkonsentrasi di sekitar perut sehingga memicu obesitas sentral yang lebih berisiko memicu gangguan metabolisme (Pramudiarja, 2011). Menurut peneliti sebagian besar Ibu Rumah tangga di Desa Sambirejo berbadan gemuk. Diabetes yang diderita bukan hanya karena hormonal tetapi dikarenakan pola makan dan juga ada yang mempunyai riwayat diabetes. Usia Responden Hasil penelitian diketahui ratarata umur responden 54,65 ± 7,36 tahun. Menurut peneliti sebagian besar mereka mengalami diabetes mellitus tipe II, dari pernyataan diatas hampir sama dengan penelitian Yulianto (2010) menyebutkan karakteristik umur asien diabetes melitus tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta 80% berumur diatas 40 tahun. Menurut Pangemanan (2014) seseorang yang berumur diatas 45 tahun memiliki peningkatan resiko terhadap terjadinya DM dan intoleransi glukosa yang di sebabkan oleh faktor degeneratif yaitu menurunya fungsi tubuh, khususnya kemampuan dari sel β dalam memproduksi insulin.untuk memetabolisme glukosa, sementara pendapat Tandra ( 2007) Kemungkinan lain terjadinya diabetes ini adalah karena sel-sel jaringan tubuh tidak peka atau resisten terhadap insulin. Resistensi terhadap insulin pada diabetes Mellitus tipe II ini terjadi karena turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan menghambat produksi oleh sel hati. Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian responden adalah ibu rumah tangga sebesar (56,3%). Penelitian Nuryati (2009) yang terhadap 5702 sampel penelitian, 3248 7 sampel (57%) adalah ibu rumah tangga yang dimasukkan dalam kelompok sampel tidak bekerja yang dihubungkan dengan gaya hidup dan status gizi serta hubungannyadengan diabetes melitus pada wanita dewasa di DKI Jakarta. Penelitian lain. Menurut Auni (2004) Faktor status kerja berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus. Pekerjaan seseorang mempengaruhi tingkat aktivitas fisiknya. orang tidak bekerja memiliki aktivitas fisik yang kurang sehingga meningkatkan risiko untuk obesitas (Irawan, 2010). Menurut peneliti responden di Desa Sambirejo sebagian besar pekerjaan mereka adalah ibu rumah tangga. Walaupun ibu rumah tangga tetapi mereka memiliki kesibukan untuk mengurus anak kecil, ada yang mengurus anaknya sendiri dan ada juga mereka mengurus cucunya dirumah. Ibu rumah tangga yang dijadikan responden penelitian sebagian besar tubuh mereka gemuk tetapi tidak sampai mengalami obesitas. Kadar Gula Darah sebelum pemberian terapi kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing Berdasarkan kadar gula darah sebelum dilakukan terapi menunjukkan bahwa semua responden kadar gula darahnya tidak normal sebesar 32 orang (100%). Penelitian Mashudi (2012) menjelaskan kadar gula darah pada pasien DM tipe II sebelum diberi latihan progressive muscle relaxation sebesar 262.33 mg/dL. Bustan. (2010) DM sebagai sindrom dengan terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin, sedangkan Kadar gula darah merupakan parameter utama dalam menilai metabolisme karbohidrat. Kadar glukosa darah bervariasi dengan daya penyerapan, gula dalam darah menjadi lebih tinggi setelah mengkonsumsi makanan dan akan terjadi penurunan jika tidak ada makanan yang masuk ke tubuh dalam beberapa jam. Kadar Gula Darah sesudah pemberian terapi kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar kadar gula darah responden setalah pemberian terapi kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing adalah tidak normal yaitu sebesar 25 orang (78%). Penelitian Tarwoto, (2012) menjelaskan Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 setelah mendapat Latihan Slow Deep Breathing diketahui Kadar Gula Darah dapat menurun sebesar 19,7 mg/dl dari 246,10 mg/dl menjadi 226,40mg/dl. Asmadi (2008) menyatakan terapi kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing merupakan bentuk latihan napas yang terdiri atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips breathing slow deep breathing merupakan latihan 8 pernapasan dengan frekuensi lambat atau perlahan. Latihan slow deep breathing akan meningkatkan kapasitas vital dan ventilasi paru, serta menurunkan efek hipoventilasi. Pernapasan abdomen memungkinkan napas dalam secara total dengan mengeluarkan sedikit upaya.Pernapasan purse lips breathingakanmembantu mengontrol pernapasan. Pernapasan ini akan menciptakan tahanan terhadap udara yang mengalir keluar dari paru, sehingga memperpanjang ekshalasi dan mencegah kolaps jalan napas dengan mempertahankantekanan jalan napas (Kozier,et al., 2010). Menurut peneliti responden diabetes setelah dilakukan terapi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing dan dilakukan pengecekan ulang terjadi selisih antara kadar gula darah sebelum dan sesudah. Sebagian besar selisih kadar gula sekitar 3-7 mg/dl tetapi ada juga yang hingga 26mg/dl. Pengaruh pemberian terapi kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing terhadap kadar gula darah Berdasarkan hasil penelitian sebelum pemberian terapi semua responden mempunyai kadar gula darah sewaktu yang tidak normal, setelah diberikan teraipi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing kadar gula darah sewaktu responden ada yang menjadi normal. hasil uji Mc Nemar diperoleh nilai Sig = 0.016 sehingga disimpulkan ada pengaruh kombinasi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing terhadap kadar gula darah penderita diabetes pada penelitian di Desa Sambirejo Plupuh Sragen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mashudi (2012) menjelaskan ada pengaruh progressive muscle relaxation terhadap kadar glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Rata-rata kadar gula darah pada jam 06.00 sebelum intervensi PMR adalah 182,20 mg/dl dan setelah terapi menjadi 130,67 mg/dl. Mansjur (2005) menyatakan Kekurangan gerak tubuh akan berdampak pada penurunan gerakan otot skelet. Otot skelet yang tidak bergerak akan membuat lemak tidak dapat diubah menjadi energi sehingga timbunan lemak semakin tinggi di dinding pembuluh darah dan otot skelet. Penimbunan lemak dapat mengaktifasi sekresi mediator kimia yaitu leptin. Leptin ini bersifat merusak fungsi reseptor insulin dan menurunkan jumlah reseptor insulin, selain itu leptin juga akan mengurangi daya ikat reseptor insulin dengan hormon insulin itu sendiri. (Khasaninia, 2011) menyatakan bahwa latihan fisik dan progressive muscle relaxation dapat menurunkan kadar gula darah karena mampu mengatasi masalah fisik. Masalah fisik, diakibatkan karena gerakan gerakan latihan fisik berupa senam DM dan 9 gerakan progressive muscle relaxation berupa gerakan yang memfokuskan pada 16 otot, keduanya bertujuan sama yaitu meningkatkan kebutuhan glukosa dengan cara mengaktifkan pergerakan otot sehingga glukosa dalam darah dipakai sebagai energi, dan penurunan kadar gula darah dapat terjadi karena gula dalam darah terpakai. Otot – otot yang aktif akan memperbaiki sirkulasi insulin dengan cara meningkatkan dilatasi sel dan pembuluh darah yang dapat menghambat sekresi leptin sehingga membantu masuknya gula ke dalam sel, karena pada otot yang aktif sensitifitas reseptor insulin pun akan meningkat sehingga pengambilan gula meningkat 7-20 kali lipat (Riyadi dan Sukarmin, 2008). Hal ini disebabkan kepekaan reseptor insulin diotot dan bertambahnya jumlah reseptor insulin yang aktif pada waktu melakukan latihan fisik. Ini terjadi karena saat latihan fisik aliran darah meningkat yang menyebabkan jala – jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak reseptor insulin pada intrasel atau reseptor insulin pada otot yang tersedia aktif. Latihan progressive muscle relaxation juga berpengaruh terhadap kecepatan metabolisme tubuh yang berakibat meningkatnya sekresi hormon insulin sehingga kelebihan karbohidrat yang disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa juga akan dipakai sebagai energi saat latihan fisik (ADA, 2007). Pada pasien DM tipe 2 stres psikologis disebabkan oleh kondisi hiperglikemia yang dideritanya, dan pada saat yang sama stress yang penderita alami juga memperparah hiperglikemia. Stres akan mengaktifasi sekresi hormon adrenalin dan kortisol. Hormon adrenalin menyebabkan pelepasan glikogen di hati menjadi gula dan hormon kortisol bersifat antagonis terhadap pelepasan insulin. Sekresi hormon adrenalin dan hormon kortisol menyebabkan gula dalam pembuluh darah meningkat sehingga terjadilah hiperglikemia (Sudoyo dkk, 2006). Progressive muscle relaxation merupakan salah satu terapi komplemeter dalam bentuk mind-body therapy, artinya terapi yang mengkombinasikan fisik dan psikologis, progressive muscle relaxation telah dibuktikan manfaatnya melalui penelitian-penelitian terutama dalam upaya mengurangi stres dan kecemasan. Kecemasan dan stress yang dapat diatasi dengan latihan fisik ataupun PMR, akan menyebabkan sekresi kortisol terhambat, dan sekresi insulin lebih banyak sehingga dapat menurunkan kadar gula darah. Kashaninia (2011) mempertegas bahwa relaksasi dapat menurunkan ketegangan otot dan meningkatkan hormon yang efektif (preparat β adrenergik) dalam meningkatkan penyerapan insulin dan meningkatkansirkulasi yang mengarah kepada penurunan kadar glukosa darah. Relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan dan mengendalikan emosi yang akan membuat tubuh menjadi rileks. Perlakuan relaksasi 10 nafas dalam akan menghsilkan impuls yang dikirim melalui serabut saraf aferen nonnosisepto (potter&pery, 2006). Perubahan implus syaraf ini menyebabkan perasaan tenang secara fisik maupun mental seperti berkurangnya denyut jantung, menurunnya kecepatan metabolisme tubuh dalam hal ini mencegah peningkatan kadar gula darah (Hardiani, 2013). Terapi progressive muscle relaxation dikombinasikan dengan slow deep breathing dengan cara setiap 2 langkah terapi progressive mucle relaxation akan diberi terapi slow deep breathing, begitu dengan seterusnya yang akan membuat rileks tubuh Simpulan 1. Karakteristik responden di Desa Sambirejo Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan sebanyak 21 orang (65,6%). Sebagian besar pekerjaan responden adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 18 orang (56,3%). Dan sebagian besar usia responden pada rentang 45-59 yaitu sebanyak 22 orang (68,8 %). 2. Kadar gula darah pre menunjukkan bahwa responden yang tidak normal sebesar 32 orang (100%). 3. Kadar gula darah post menunjukkan bahwa responden yang tidak normal sebesar 25 orang (78%). 4. Hasil analisis Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation Dengan Slow Deep Breathing Terhadap Kadar Gula Darah diperoleh bahwa ada responden yang memiliki GDS Pre tidak normal dan GDS Post Normal ada 7 orang (22%). Sedangkan GDS Pre Tidak normal dan GDS Post Tidak Normal ada 25 orang (78%). Hasil uji McNemar didapatkan angka signifikansi sebesar 0.016 < 0.05 maka berarti ada pengaruh kombinasi Progressive Muscle Relaxation dengan Slow Deep Breathing terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Di Desa Sambirejo Plupuh Sragen. Saran 1. Bagi Masyarakat di Desa Sambirejo Kecamatan Plupuh Sragen Masyarakat dapat melakukan terapi progressive muscle relaxation dengan slow deep breathing dalam penanganan penurunan kadar gula darah seperti untuk mengurangi kemungkinan komplikasi yang akan terjadi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan intervensi pada pengontrolan kadar gula darah. 3. Bagi tenaga kesehatan Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan evaluasi untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang progressive 11 muscle relaxation dengan slow deep breathing sebagai terapi komplementer yang mudah dilakukan dirumah secara mandiri untuk penurunan kadar gula darah. 4. Bagi peneliti lain Peneliti lain dapat melakukan penelitian dengan menambah variable yang berbeda, menambah jumlah sampel dan mencari lokasi penelitian lain untuk menekankan kepada masyarakat pentingnya menjaga kadar gula darah tetap normal. 5. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman untuk peneliti dan dilanjutkan untuk penelitian di daerah sekitar dalam pengontrolan kadar gula darah. DAFTAR PUSTAKA ADA (American Diabetes Assosiation). 2007. Clinical Practice Recommendation Report Of The Expert Commite On The Diagnosis And Classification Of Diabetes Mellitus. Diabetes Care : USA Bustan. 2010. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hardiani Safitri. (2013). Pengaruh Kombinasi Relaksasi Nafas Dalam Dan Meditasi Dzikir Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Kelurahan Sendangmulyo Semarang. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Semarang. Irawan, Dedi. 2010. Pravelensidan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Thesis Universitas Indonesia Kozier Barbara, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses Praktik Edisi 7 Vol 1. Jakarta : EGC Mashudi., 2012. Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3. Mansjoer, Arif. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI. Jakarta Nuryati Siti dkk .2009. Gaya Hidup Dan Status Gizi Serta Hubungannya Dengan Diabetes Melitus Pada Wanita Dewasa Di Dki Jakarta. Novita Sari, Retno., 2012. Diabetes Mellitus. Yogyakarta : Nuha Medika Potter, PA & Parry, AG 2005, buku ajar fundamenta keperawatan 12 konsep, proses praktik, edisi 4, EGC, jakarta. Riskesdas., 2014. Infodatin Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta Riyadi, sukarmin. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Eksokrin Dan Endokrin Pada Pankreas. Graha Ilmu : Yogyakarta Tandra, hans. 2007. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes : Panduan Lengkap Mengenal Dan Mengatasi Diabetes Dengan Cara Cepat Dan Mudah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Tarwoto dan Wahyu Widagdo., 2012. Latihan Slow Deep Breathing Dan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 2, Hal 69-140. Yuliani Fadma, dkk. 2014. Hubungan Berbagai Faktor Risiko Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus Yulianto Rachmad Agus dkk. (2010). Perbedaan Karakteristik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Komplikasi Hipertensi Dan Tanpa Komplikasi Hipertensi Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Zahtamal, Dkk. 2007. Faktor-Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus