ISSN : 1412-303' urna isi Komunikasi Volume 2 Nomor 2 Juni 2009 Tanggung Jawab Jurnaiis dan Idealisme Media Eko Harry Susanto Teori 'Uses-and-Gratifications': PerkembanganTerkini dan Implikasinya terhadap Studi Media Massa Morissan Fenomena Pers Politik di Indonesia (Perbandingan antara Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi Afdal Makkuraga Putra Fenomena Facebook Efek Teknologi Media Massa Elektronik terhadap Kehidupan Sosial Agustina Zubair Ideologi Kapitalisme dalam Pameran Julian Opie Yuka Dian Narendra Fenomena Pencitraan Parpol Peserta Pemilu 2009 dalam Iklan Politik Tri Dhiah Cahyowati &Afdal Makkuraga Putra .UNIVERSITY V1ERCU BUANA cJurnal m Visi Komunikasi Fenomena Facebook * Efek Teknologi Media Massa Elektronik Terhadap Kehidupan Sosial Oleh : Agustina Abstract This article will discuss the phenomenon of social networking site Facebook in the study of media effects on cross-culture by using the theory developed by Peter Yaple and Felipe Korzeny with creating three-dimensional model approach. Three-dimensional model of the approach who made by Yaple and Korzenny focus on the debate about the rights of the nation and its citizens to send and receive information. Keyword: Cross Cultural Communication, Social Networks 1. & Efek Media Massa Elektronik terhadap Lintas Budaya Peter Yaple dan Felipe Korzeny membuat model pendekatan tiga dimensi untuk mengkaji efek media massa elektronik terhadap lintas budaya dalam artikel yang berjudul Electronic Mass Media Effect Across Culture. Yaple dan Korzeny menggaris bawahi mengenai kajian efek media massa terhadap lintas budaya yang berupa permasalahan tentang perkembangan teknologi baru dari penyiaran yang mengunakan satelit dan sistem informasi yang berbasis jaringan computer. Untuk beberapa decade, para peneliti dan praktisi politik berdebat mengenai manfaatnya terhadap keterbukaan sistem informasi dan pertukaran budaya. Di satu pihak kita melihat bahwa budaya begitu rentan untuk dilindungi sebagai identitas bangsa, nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan dan hasil budaya sendiri yang lain. Sementara di lain pihak ada keyakinan bahwa kehidupan manusia hams berlangsung di dalam sebuah sistem yang terbuka yang bisa mengundang keadaan yang tidak teratur. Fakta sederhana adalah bahwa kontak lintas budaya melalui komunikasi elektronik akan terus tumbuh berkembang. Keyakinan yang lain adalah bahwa kehidupan kita dibangun oleh informasi yang berasal dari seperangkat media. Sehingga tugas utama para peneliti adalah untuk menggambarkan prinsip mediasi dan remediasi dan untuk megukur pengaruh intervening dari perbedaan budaya. Fenomena Facebook Agustina tjnrnai ., * visi Komunikasi m Model Tiga Dimensi Pendekatan kajian Efek Media Massa terhadap Lintas Budaya m Model pendekatan tiga dimensi yang dibuat oleh Yaple dan Korzenny focus pada debat mengenai hak-hak bangsa dan warganegaranya untuk mengirimkan dan menerima informasi. Memang belum terpecahkan mengenai pertanyaan tentang eksistensi dari dominasi media massa secara global. Cukup kuatkah suatu bangsa atau korporasi antar bangsa mengontrol produksi budaya dunia. Dan akankah berpengaruh terhadap sebagian besar cara hidup manusia. Untuk mengeksplore pertanyaan ini Yaple dan Korzenny menganjurkan untuk mempertimbangkan institusi yang dikenal sebagai elit dominan: the senders: the audience: the receivers dan teknologi komunikasi massa: the channels. Mempertimbangkan peran sebuah budaya dominan di dalam arena internasional dari pertukaran media massa. Penting untuk menggambarkan sifat dari mitos dominan yaitu hasrat hegemoni dari sistem pesan itu sendiri karena George Gerbner (1970) berkomentar bahwa kekerasan di TV bukan "kekerasan tetapi pesan-pesan tentang kekerasan." Hall (1973) menunjukkan tentang batas-batas media makna intrakultural. Menurutnya hambatan terbesar adalah pertukaran lintas budaya yang akan memberikan efek. Kembali pada pertanyaan apakah media menciptakan hegemoni, memelihara hegemoni atau lebih sederhana menciptakan sebuah pembagian sistem makna. Apakah ini impact, effect atau affect? Untuk mengeksplor pertanyaan mi menurut Peter Yaple mau tidak mau akan kembali menguji teknoloqi itu sendiri. Fenomena Facebook Agustina «n a / Visi Komunikasi Untuk menguji akibat dari teknologi, Mowlana(1983) membuat integrative theory. Dia menekankan analisis dari sistem komunikasi massa., dari sumber dan isi media untuk menganalisis proses distribusi pesan. Parameter dari sistem komunikasi massa adalah dibentuk oleh tindakan atau paling tidak, secara langsung berhubungan dengan formasi dan distribusi pesan-pesan di masyarakat. Mowlana melihat tindakan komunikasi di masyarakat dan bangsa atau dunia yang dijelaskan dengan 1) Siapa yang memproduksi dan 2) Siapa yang mendistribusi, 3) Apa yang diproduksi 4) Kepada siapa. 5) Melalui media apa, 6) dalam kondisi atau lingkungan seperti apa. 7) dengan tujuan apa, 8) di bawah kondisi ekonomi politik apa, dan 9) dengan efek apa. Untuk memahami efek media massa terhadap akulturasi dan asimilasi, Youn Yun Kim menguji efek TV dan media massa lain terhadap imigran, khususnya bagaumana media punya kontribusi terhadap proses akulturasi > tersebut. Akulturasi diartikan oleh Meyers (1968) sebagai perubahan dalam diri individu yang secara primer sudah memiliki satu budaya dan mengadopsi unsur budaya lain. Menurut Kim, mereka yang percaya soal asimilasi meyakini bahwa berkembangnya "ho$t media" akan menfasilitasi proses akulturasi dan asimilasi, sementara kaum inigran tersebut bergantung pada "ethnic media" untuk mempertahankan identitas budaya mereka. Hal ini berdasarkan penelitian Robert Park (1922) yang menemukan bahwa ethnic media utamanya surat kabar secara perlahan mempengaruhi proses asimilasi. Terakhir Yaple dan Korzenny menyimpulkan bahwa kunci untuk memahami efek adalah melihat media massa sebagai sebuah aktifitas remediated yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang beragam. Apakah efek dari hasil produksi extracultural diinterpretasikan sebagai oppositional, alternative atau perkiraan yang mengarah pada adanya dominasi tergantung pada faktor matrik sosiokultural yang komplek yang membentuk sudut pandang khalayak. Seperti yang diteliti oleh Katz dan Liebes (1984) bahwa akhir-akhir ini kita tidak dapat melihat efek media secara langsung mengarah pada dominasi produser, unremediated kepada khalayak asing. Pada masing-masing identitas cultural, nasional/bangsa, komunitas eynis, regional dll, remediation mengambil tempat. Yaple dan Korzenny percaya bahwa kesenjangan Konsensus mekanisme efek media massa terletak bukan pada penemuan-penemuan yang berbeda secara mendasar. Tetapi lebih pada prinsipenergi dari penelitian komunikasi yang fokus pada ciri-ciri masing-masing fenomena dengan sedikit usaha untuk integrasi. Menurut mereka yang kita butuhkan adalah pendekatan multidimensional yang berusaha untuk menggambarkan hubungan spesifik, kerangka teori yang lebih abstrak dan mampu menempatkan matrik range sebuah hubungan. Sehingga dari sebuah metode induktif, teori yang lebih universal dapat dibangun. Adalah mustahil untuk berpikir bahwa mekanisme efek media massa berlaku dengan gaya yang sama di semua lingkungan budaya. Untuk menegaskan ini, akan memungkiri eksistensi dari keragaman budaya, tanpa menyebutkan efek sejarah. Fenomena Facebook 'Agustina a isi Komunikasi $ Untuk menggambarkan fenomena aktual dari kontak lintas budaya dan standing point yang berguna bagi pertumbuhan pengetahuan, membutuhkan secara empiris dasar ilmu budaya termasuk reliability dan validity. Tambahan lagi, observasi harus dibentuk di dalam kerangka sistem komunikasi yang memliki kasus komunikasi lintas budaya termasuk semua budaya. 2. Fenomena Facebook •',. Kajian efek media massa terhadap lintas budaya yang berupa permasalahan tentang perkembangan teknologi baru dari penyiaran yang mengunakan satelit dan sistem informasi yang berbasis jaringan computer. Untuk beberapa dekade, para peneliti dan praktisi politik berdebat mengenai manfaatnya terhadap keterbukaan sistem informasi dan pertukaran budaya. Di satu pihak kita tidak bisa menghindari bahwa kehidupan manusia harus berlangsung di dalam sebuah sistem yang terbuka yang mungkin saja bisa mengundang keadaan yang tidak teratur. Saya akan mulai dari fakta yaitu bahwa kontak lintas budaya melalui komunikasi elektronik akan terus tumbuh berkembang. Saya akan mengulas sebuah fenomena yang sedang sangat digemari di era tahun 2000 an ini yaitu sebuah jejaring sosial Facebook, yang saya katakan sebagai sebuah revolusi cara berkomunikasi untuk mendapatkan teman. « ^3 r::.:.S ..V.-.V;; M •'••:• JH&X&H JX%:&4|8& FWtffe iff !Si!*fc» fitit # wfaii'»i i> jfttaftfCfKt <x te*| ifcfcMft* -..*s fedmfif &=Atnp*t *fwh JN», tfct P-iifiiii MM So«J &»pjr>V4 IW i yfeWfe? heist4cbU%Mii****" t*&Q&Ufa Fenomena Facebook Agustina w a I Visi Komunikasi # Dalam kehidupan normal sehari-hari selayaknya kita mendapatkan teman biasanya secara langsung tatap muka dan bisa akrab dengan teman juga secara tatap muka. Tetapi dengan jejaring sosial Facebook, kita bisa mendapatkan teman dan berbincang dengannya secara leluasa hanya sekali klik, maka semua deskripsi tentang teman baru bisa kita dapatkan. Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah dan wilayah Boston. Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situssitus yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 anggota aktif yang I dimilikinya dari seluruh dunia. Facebook atau social networking adalah salah satu perkembangan dari web 2.0 yang merupakan versi up date dari web 1.0. Sekarang ini memiliki akun di salah satu situs jejaring sosial seakan-akan menjadi suatu keharusan. Karena hal ini membuktikan. bahwa seseorang itu eksis baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Fasebook dapat menghubungkan kita dengan sejumlah orang yang tidak dapat kita jumpai di dunia nyata. Teman- w teman sekolah yang kita tidak tahu dimana rimbanya, bisa ditemui kembali disini. Tidak hanya teman sekolah, banyak orang yang juga bisa berkawan dengan sejumlah orang yang sosoknya terasa jauh dari dunia sehari-hari. Kita bisa berteman dengan artis, politisi, budayawan. Nilai egaliter berlaku disini, seolah tidak ada lagi batas strata dan status, setiap orang memungkinkan untuk bisa berkawan dengan siapa saja. Dengan facebook, kita lupakan jarak dan waktu serta status sosial. Itu bisa terjadi di dunia maya lewat facebook. Fenomena lain yang menyertai facebook adalah menyangkut usaha kita mencari teman lama biasanya melelui proses antar teman di dunia nyata, butuh waktu dengan proses yang lama, secara getok ular. Teman SD, SMP, SMA, Kuliah bahkan teman masa balita akan sulit kita telusuri jejaknya jika hanya mengandalkan dunia nyata. Apa yang terjadi dengan teknologi situs jejaring sosial facebook. Hanya dalam sekejap kita bisa mendapatkan informasi tentang teman-teman lama kita. Fenomena lain adalah maraknya acara pertemuan, reuni antar teman-teman lama. Kisah-kisah pribadi yang biasanya hanya menjadi bahan pembicaraan secara personal atau kelompok dan biasanya tatap muka, bisa ditampakkan secara publis dan menjadi masalah bersama. Nilai-nilai pribadi dan menjaga privasi menjadi tidak ada lagi beda tipis dengan kebersamaan dan keterbukaan. Efek facebook secara kasat mata terhadap kehidupan sosial adalah hubungan relationship antar orang per - orang menjadi tidak ada lagi jarak dan berlangsung secara terbuka, bahkan tentang apa yang sedang dipikirkan oleh seseorang. Secara budaya, orang-orang dengan etnis yang sama akan bebas menggunakan bahasa komunitas mereka. Jika saya membuka akun teman dari Sunda, maka isi pembicaraan personal antar mereka akan berlangsung Fenomena Facebook Agustina ' •7 jurnai/ 6 isi Komunikasi dengan bahasa Sunda, begitu juga dengan orang Jawa atau orang yang menggunakan bahasa Melayu. Ruang pribadi menjadi tersisihkan karena kita akan tahu apa isi pembicaraan teman kita dengan teman-temannya yang lain hanya dengan membuka akunnya. Efek facebook terhadap kehidupan sosial seseorang sering kita dengar dan ini dari sisi negatif. Contoh pertama adalah seorang wanita pekerja perusahaan asuransi asal Swiss. Wanita ini izin tidak bekerja kepada atasannya di Nationale Suise. Dia mengaku terlalu pusing untuk berada di depan komputer, hanya bisa berbaring di ruangan gelap untuk meredakan sakit kepalanya. Namun ternyata atasannya memergoki wanita itu aktif di situs jejaring sosial facebook, yang artinya dia dalam keadaan sehat untuk bekerja bisa bekerja di depan computer. Bisa kita lihat betapa ruang pribadi f % tidak bisa lagi kita tutupi, jika kita sudah klik membuka akun kita di facebook .dan bergabung dengan ratusan teman-teman kita yang lain. Efek Facebook yang lain adalah menyangkut aktifitas seorang pencuri. : - Penjahat ini beraksi di kota Queenstown Selandia Baru. Saat mencuri uang dibrankas sebuah bar, dia membuka topeng yang digunakan karena kepanasan dan wajahnya berhasil direkam karriera CCTV yang terpasang di bar tersebut. Pihak kepolisian memasang foto pencuri di facebook milik pihak berwajib. Para pengguna facebook berhasil mengenali sang penjahat lewat foto yang dipajang polisi di facebook. Bahkan seorang pencuri sekalipun tidak bisa menyembunyikan wajahnya dari dunia luar, jika dia sudah menetapkan diri memiliki akun di facebook. Maka pesan bagi penjahat adalah jangan sekali-sekali memiliki akun di facebook. Karena jika sekali dia membuka akun dan memasukkan semua aktifitasnya di akunnya maka, tak ada lagi ruang pribadi baginya. Wabah situs pertemanan facebook, ibarat epidemik penyakit sudah menjangkiti seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Group band GIGI mengaku bahwa salah satu lagu di album terbarunya terinspirasi melalui facebook. Efek fatal dari facebook adalah seorang suami di Inggris tega membunuh istrinya sendiri hanya gara-gara, sang istri menulis status lajang dalam data pribadinya di facebook, Ternyata suaminya tidak terima istrinya yangjelas-jelas berstatus marrieddengannya mengaku lajang. Kita lihat bahwa efek facebook pun merambah ke dalam kehidupan rumah tangga seseorang. Dunia perjodohantidakketinggalan menyertai komunikasi lewatfacebook. Vira ( Bukan nama sebenarnya) perempuan berusia 30 tahun dengan jenjang karir eksekutif menerima (confirm) teman baru asal Turki. Komunikasi tegur sapa berlangsung via Wall. Ujungnya mereka pacaran dan sang pemuda asal Turki ini dating ke Indonesia mengajak menikah. Awalnya Vira setuju dan menerima banyak hadiah. Tapi akhirnya membatalkan keinginan menikah. Akhir cerita, pemuda Turki marah dan meminta balik semua hadiah yang sudah diberikan yang mecapai ratusan juta rupiah. Alhasil Vira pun berhutang kesan akemari untuk mengembalikan nilai nominal hadiah. Artinya manfaat facebook yang awalnya untuk mendapatkan pertemanan menjadi mendapatkan perseteruan. Inilah jaman baru, zaman yang merevolusi cara orang berkomunikasi Fenomena Facebook Agustina ' %m 'jurnai . fisi Komunikasi dan berjejaring. Permasalahan yang diungkapkan oleh Yaple dan Korzenny di awal tulisan tentang perkembangan teknologi baru dari penyiaran yang mengunakan satelit dan sistem informasi yang berbasis jaringan computer. Telah mencapai tingkat teknologi tinggi dalam bentuk situs web jejaring i sosial facebook. Teknologi ini telah menisbikan ruang, waktu dan batas sosial. Komunikasi terjalin sedemikian intens dalam kesunyian, tanpa suara. Keriuhan komunikasi jutaan orang di dunia berlangsung riuh dalam aneka simbol. Kalaupun ada keriuhan itu berlangsung di dalam benak mereka secara intrapersonal yang termangu di depan komputer. Zaman yang aneh m karena simbol-simbol berupa huruf dan angka mampu menciptakan realitas mdi dunia yang maya. Pencitran diri bisa dicerminkan lewat apa yang di * posting, karena semua yang menjadi mutual friend mendapatkan notification * (pemberitahuan). Melalui bahasa program, simbol huruf yang hanya ada 26 dan angka * hanya berjumlah 10 plus belasan tanda baca lainnya mampu menciptakan sebuah dunia baru, dunia cyber, yang meluluhlantakkan dimensi ruang dan waktu yang selama berabad-abad sebelum ini membatasi manusia. Dahsyatnya lagi miliaran aktifitas simbol-simbol itu trerjalan melalui sebuah kabel serat optic yang sedemikian tipisnya, setipis rambut manusia. Realitas baru terepresentasikan sedemikian utuhnya meski np hanya berupa simbol. Realitas maya ini telah jauh melebihi realitas itu sendiri. Ketidaktahuan territorial!di alam nyata bukanlah hambatan untuk berkomunikasi. Dunia simbol melebur menjadi realitas baru. Makin sulit membedakan mana dunia nyata dan mana dunia maya. Kehidupan sosial dan budaya sudah melebur antara yang maya dan nyata. Daftar Pustaka Asante, International intercultural communication handbook, 1989 Situs Web jejaring social facebook LaRose, Sraubhaar, Media Now: Understanding Media, Culture and Technology, Fifth Edition, Thomson Wadsworth, 2006 Fenomena Facebook Agustina