PENGARUH PER EPS ROA DAN DER TERHADAP HARGA

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2015, 3 (1): 40-54
ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2015
PENGARUH PER EPS ROA DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM
LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA
Puput Rarindra Adi Sputra1
Abstrak
Pengaruh PER, EPS, ROA, dan DER terhadap harga saham LQ45 di
Bursa Efek Indonesia. Dibawah bimbingan Bapak Dr. Makmur, SE., M.SI
selaku Pembimbing I dan bapak Eko A. Widyanto, SE., M.SA. selaku
Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
PER, EPS, ROA, dan DER terhadap harga saham LQ45 di Bursa Efek
Indonesia. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode dokumentasi. Untuk
pengujian instrumen menggunakan Uji Asumsi klasik dan Uji Statistik.
Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan metode regresi linier
berganda karena variabel yang digunakan empat variabel, dengan uji F dan
uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PER (X1), EPS (X2), ROA
(X3) dan DER (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga
saham LQ45 diBursa Efek Indonesia (Y). Hasil analisis secara parsial dapat
dijelaskan bahwa rasio EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci : PER EPS ROA dan DER
Pendahuluan
Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian
dunia termasuk Indonesia, melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh
dana untuk melakukan kegiatan perekonomiannya. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam mobilisasi dana untuk
menunjang pembangunan nasional. Akses dana dari pasar modal telah
mengundang banyak perusahaan nasional maupun multinasonal untuk
menyerap dana masyarakat tersebut dengan tujuan yang beragam.
Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang
transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian besar
sekuritasnya kurang aktif diperdagangkan. IHSG yang mencangkup semua
saham yang tercatat (yang sebagian besar kurang aktif diperdagangkan)
dianggap kurang tepat sebagai indikator pasar modal. Oleh karena itu pada
tanggal 24 Februari 1997 dikenalkan alternatif indeks yang lain, yaitu indeks
Liquid-45 (ILQ-45). Indeks ILQ-45 dimulai pada tanggal 13 Juli 1994 dan
tanggal ini merupakan hari dasar indeks dengan nilai awal 100. Indeks ini
dibentuk hanya dari 45 saham-saham yang paling aktif diperdagangkan.
1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Pengaruh PER EPS ROA dan DER terhadap Harga Saham LQ45 Di BEI-Puput
Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan,
maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam
mengelola usahanya. Dalam suatu perusahaan yang telah go public sangat
penting bagi mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi
berapapun besar kecilnya pergerakan tersebut, karena semakin meningkat nilai
saham suatu perusahaan maka akan semakin menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Salah satu cara yang banyak
digunakan oleh pemodal atau investor untuk menanamkan modal adalah
dengan kepemilikan saham suatu perusahaan yang terdaftar di pasar modal.
Bila dibandingkan dengan investasi lainnya, investasi dalam saham
memungkinkan investor untuk mendapatkan return atau keuntungan yang lebih
besar dalam waktu relatif singkat (high return) meskipun saham juga memiliki
sifat high risk yaitu suatu ketika harga saham dapat juga menurun secara cepat
bagi investor untuk memperoleh return yang diharapkannya. Oleh karena itu,
dalam melakukan investasi setiap investor harus mempertimbangkan hubungan
trade-off antara return dan risiko. Semakin tinggi return yang di harapkan di
dapatkan investor, maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung
investor.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis akan menganalisis salah
satu faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu kondisi perusahaan.
Kondisi perusahaan dalam hal ini diartikan sebagai kinerja keuangan
perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting,
karena kinerja perusahaan berpengaruh dan dapat digunakan sebagai alat untuk
mengetahui apakah perusahaan mengalami perkembangan atau sebaliknya.
Ukuran kinerja perusahaan yang paling lama dan paling banyak digunakan
adalah kinerja keuangan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara perhitungan
rasio keuangan. Jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam menilai
kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Rasio pasar adalah rasio yang
memberikan informasi seberapa besar investor atau pemegang saham
menghargai perusahaan sehingga mereka mau membeli saham perusahaan
dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham. Rasio pasar
yang terdiri atas Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Return
on Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER). Berdasarkan uraian di atas,
maka penulis tertarik untuk mengangkat penelitian, dengan judul ”Pengaruh
PER, EPS, ROA, dan DER Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ45 di
Bursa efek Indonesia.
Rumusan Masalah
1. Apakah PER, EPS, ROA, dan DER secara parsial berpengaruh terhadap
harga saham LQ45 di BEI?
41
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 40-54
2. Apakah PER, EPS, ROA, dan DER secara simultan berpengaruh terhadap
harga saham LQ45 di BEI?
3. Diantara variabel PER, EPS, ROA, dan DER variabel manakah yang paling
dominan berpengaruh terhadap harga saham LQ45 di BEI?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh PER, EPS, ROA, dan DER terhadap
harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia?
Kerangka Dasar Teori
PER (Earning Per Share)
Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk menilai kewajaran harga saham dari berbagai sudut yang
paling banyak dipakai oleh para investor dan analisis sebagaimana lazim
digunakan di Amerika (Jones, 2006:64).
EPS (Earning Per Share)
Menurut Darmadji (2001:78) merupakan rasio yang menunjukkan
berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham
per lembar sahamnya. Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang
menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau
pemegang saham per lembar saham.
ROA (Return On Asset)
Return On Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengkur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Menurut Ang (2007:37) Return
On Asset (ROA) merupakan rasio antara pendapatan bersih sesudah pajak (Net
Income After tax-NIAT) terhadap total assets.
DER (Dept to Equity Ratio)
Debt to Equity Rasio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukan oleh beberapa bagian
dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Debt
to Equity Rasio (DER) merupakan perbandingan antara modal hutang yang
dimiliki perusahaan dengan total ekuitasnya. (Ang, 2007:64)
Metode Penelitian
Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Uji Reliabilitas
Uji penyimpangan asumsi klasik digunakan untuk meyakinkan bahwa
persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan dapat dipergunakan (valid)
untuk mencari peramalan. Uji penyimpangan asumsi klasik dalam penelitian ini
menggunakan empat jenis uji asumsi, yaitu uji asumsi normalitas, uji asumsi
autokorelasi. uji asumsi multikolinearitas, dan uji asumsi heteroskedastisitas.
42
Pengaruh PER EPS ROA dan DER terhadap Harga Saham LQ45 Di BEI-Puput
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi variabel
terikat dan variabel bebas dalam model regresi. Santoso (2000:53) menjelaskan
bahwa uji normalitas bisa dilakukan dengan menggunakan rasio skewness dan
rasio kurtosis. Rasio skewness adalah nilai statistik skewness dibagi dengan
standard error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai statistik kurtosis
dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio kurtosis dan
skewness berada di antara – 2 hingga + 2, maka distribusi data memenuhi
asumsi normalitas.
Uji Autokorelasi
Ghozali (2009:111) menyatakan bahwa uji autokorelasi digunakan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Keputusan ada tidaknya Autokorelasi adalah : Jika nilai DW
terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU) berarti bebas dari
Autokorelasi, sebaliknya jika nilai DW < dL atau DW > (4 – dL) berarti
terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston,
yaitu nilai dL ; dU ; α ; n ; (k – 1). Keterangan : n = jumlah sampel, k =
jumlah variabel bebas, dan α = taraf signifikan.
Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009:91). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika
variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel
bebas sama dengan nol. Dalam penelitian ini, penulis mendeteksi ada tidaknya
gejala multikolinearitas dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF),
dengan asumsi bahwa gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF lebih
besar dari 10.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Untuk menguji Hiteroskedastisitas dapat diketahui dari
nilai signifikan korelasi Rank Spearman antara masing-masing variabel
independen dengan residualnya. Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%)
maka tidak terdapat Heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α
(5%) maka terdapat Heteroskedastisitas. Bila variabel penjelas (bebas) secara
statistik signifikan mempengaruhi residual maka dipastikan model regresi
memiliki masalah Heteroskedastisitas.
Uji Regresi Linier Berganda
Ridwan dan Sunarto (2010:96), menyatakan bahwa kegunaan analisis
regresi ganda adalah untuk meramalkan nilai variable dependen (Y) apabila
variable independen minimal dua atau lebih untuk membuktikan ada atau
43
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 40-54
tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variable bebas atau
lebih dengan satu variable terikat. Dalam penelitian ini, kegunaan regresi
adalah memprediksi pengaruh variable dependen (Y) Harga Saham LQ45
apabila variable independen, PER (X1), EPS (X2), ROA (X3) dan DER (X4)
diketahui. Formulasi atau persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
:
Ỷ = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
Sumber : (Ridwan, 2010:108)
Dimana :
Ỷ
= Subjek variable terikat (dependen) yang diproyeksikan
a
= Nilai konstanta
b1,b2,b3,b4
= Koefisien variable
x1,x2,x3,x4
= Variable
e
= error
Uji Koefisien Korelasi
Uji korelasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari besarnya
hubungan antara veriabel PER (X1), EPS (X2), ROA (X3) DER (X4) dengan
variable Harga Saham LQ45 (Y). Formulasi yang digunakan adalah :
r2 x1.y + r2 x2.y - 2(r x1.y) . ( r x.2.y) . ( r x1.x2) .
(Rx1x2x3x4y ) =
√
1 - r 2 x1.x2.x3.x4
Sumber : (Ridwan, 2010:86)
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya konstribusi
yang diberikan oleh variable Independen (X1,X2,X3,X4) terhadap variable
dependen (Y). Koefisien determinasi juga digunakan untuk menentukan apakah
regresi berganda LQ45 terhadap PER, EPS, ROA, dan DER sudah tepat untuk
digunakan sebagai pendekatan atas hubungan linier variabel berdasarkan hasil
observasi (Gujarati, 2003:26). Nilai koefisien determinasi diperoleh dengan
menggunakan formula :
KP = R2 (x1x2x3x4y) x 100 %
Sumber : (Ridwan dan Sunarto, 2010:110)
Dimana,
KP
= Nilai Koefisien Determinan
2
R
= Nilai Koefisien Korelasi
x1,x2,x3,x4 = Koefisien variabel bebas
y
= Koefisien variabel terikat
Uji F (simultan)
Uji F (simultan) digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
penjelas yang digunakan dalam model regresi secara serentak berpengaruh
terhadap variabel yang dijelaskan.
Hipotesis yang digunakan adalah :
44
Pengaruh PER EPS ROA dan DER terhadap Harga Saham LQ45 Di BEI-Puput
Ha = PER, EPS, ROA, dan DER secara bersama berpengaruh
signifikan terhadap LQ45.
Ho = PER, EPS, ROA, dan DER secara bersama tidak berpengaruh
signifikan terhadap LQ45.
Selanjutnya dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan nilai F hitung
dengan F tabel dengan rumus :
R2 (n – m - 1)
F hitung =
m. (1- R2)
Sumber : (Ridwan dan Sunarto, 2010:110)
Keterangan :
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah observasi
m = Jumlah variabel bebas
Pada tingkat signifikansi (α = 0,05) dengan kaidah keputusan :
Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel, yang berarti variabel independen (X)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel, yang berarti variabel independen (X)
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Uji t (parsial)
Pengujian secara parsial (uji t) ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dari tiap-tiap variabel independen PER, EPS, ROA dan DER terhadap
variabel dependen Harga Saham LQ45. Hipotesis pengujian yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Ha = PER, EPS, ROA dan DER secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap LQ45
Ho = PER, EPS, ROA dan DER tidak berpengaruh signifikan
terhadap LQ45
Pada sig. (α = 0.05) dengan kaidah keputusan sebagai berikut :
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, jika thitung > ttabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Hasil Penelitian
Uji Normalitas
N
Skewness
Statistic
Unstandardized
Residual
Valid N (listwise)
25
Statistic
.354
Kurtosis
Std. Error
5.152
Statistic
.695
Std. Error
0.349
25
Sumber : data diolah SPSS 16.0
45
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 40-54
Pada table terlihat pada rasio skewness diperoleh nilai 0,0669 dan pada
rasio kurtosis diperoleh nilai 1,991. Hasil uji ini membuktikan bahwa distribusi
data benar-benar memenuhi asumsi normalitas, karena nilai rasio skewness
dan rasio kurtosis berada di antara -2 dan +2.
Uji Autokorelasi
Model
R
1
.974
a
R
Square
Adjusted R
Square
.948
.948
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1.813
7081.29235
a Predictors: (Constant), DER, EPS, PER, ROA
b Dependent Variable: LQ45
Sumber : data diolah SPSS 16.0
Hasil pengolahan data menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar
2,072. Jadi, nilai Durbin Watson tersebut berada di antara nilai dU dan (4 - dU)
atau 1,123 < 1.813 < (4 - dU = 2,346) maka dapat disimpulkan bahwa dalam
regresi linier tersebut tidak terdapat Autokorelasi diantara kesalahan
pengganggu.
Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
(Constant
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
957.945
2964.821
PER
3.874
60.415
.006
.938
1.066
EPS
14.240
2.131
.749
.744
1.345
ROA
63.191
120.436
.068
.549
1.822
DER
-142.140
444.187
-.037
.685
1.459
)
Sumber : data diolah SPSS 16.0
Pada tabel tersebut terlihat nilai VIF untuk masing-masing variabel
bebas untuk PER= 1,066, EPS= 1,345, ROA= 1,882, DER =1,459 dimana nilai
VIF variabel bebas tersebut lebih kecil dari 10. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ditemukan gejala multikolinearitas dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
PER
Spear
man's
rho
PER
Correlation
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
EPS
46
Correlation
Coefficient
EPS
ROA
DER
LQ45
1.000
-.182
.074
-.260
-.020
.
.232
.629
.085
.084
25
25
25
25
25
-.182
1.000
.495(**)
-.176
.839(**)
Pengaruh PER EPS ROA dan DER terhadap Harga Saham LQ45 Di BEI-Puput
Sig. (2tailed)
N
ROA
DER
LQ4
5
Correlation
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
.232
.
.001
.248
.076
25
25
.495(*
*)
25
25
.654(**)
25
.074
Correlation
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
1.000
.501(**)
.629
.001
.
.000
.069
25
25
25
25
-.260
-.176
25
.654(**)
1.000
-.186
.085
.248
.000
.
.220
25
25
.839(*
*)
25
25
25
.501(**)
-.186
1.000
-.020
.084
.076
.069
.220
.
25
25
25
25
25
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed
Sumber : data diolah SPSS 16.0
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi (sig. 2-tailed) masing-masing variabel independent untuk PER
sebesar 8,4%, EPS = 7,6 %, ROA = 6,9 % dan DER = 22%, nilai sig ( 2-tailed)
tersebut lebih besar dari 5%.
Uji Koefisien Korelasi
Correlations
PER
PER
Pearson Correlation
EPS
1
EPS
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
ROA
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
DER
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
DER
LQ45
-.141
-.186
-.212
.111
.502
.373
.309
.597
25
25
25
25
25
-.141
1
.368
-.138
.070
.511
.000
25
25
**
.316
.002
.123
25
25
25
**
1
.156
Sig. (2-tailed)
N
ROA
.502
25
25
25
-.186
.368
1
.373
.070
25
25
-.212
-.138
.309
.511
-.585
.002
-.585
.971
**
.457
47
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 40-54
N
25
25
25
25
25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : data diolah SPSS 16.0
Hasil korelasi variabel PER (X1) dengan harga saham LQ45 (Y)
diperoleh nilai 0,111, nilai korelasi tersebut dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi nilai r berada di antara 0,00 – 0,199. Jadi, korelasi tersebut berada
pada tingkat hubungan yang rendah.
Hasil korelasi variabel EPS (X2) dengan harga saham LQ45 (Y)
diperoleh nilai 0,971, nilai korelasi tersebut dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi nilai r berada di antara 0,80 – 1,000. Jadi, pada nilai korelasi
tersebut terdapat tingkat hubungan yang sangat kuat.
Hasil korelasi variabel ROA (X3) dengan harga saham LQ45 (Y)
diperoleh nilai 0,316, nilai korelasi tersebut dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi nilai r berada di antara 0,20 – 0,399. Jadi, korelasi tersebut terdapat
tingkat hubungan yang rendah.
Hasil korelasi variabel DER (X4) dengan harga saham LQ45 (Y)
diperoleh nilai 0,156, nilai korelasi tersebut dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi nilai r berada di antara 0,00 – 0,199. Jadi, korelasi tersebut terdapat
tingkat hubungan yang rendah.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Change Statistics
Model
R
a
1
.974
Sumber : data diolah
SPSS 16.0
R
R Square
Square
Change
.948
.948
F Change df1
91.714
4
df2 Sig. FChange
20
.000
Pada tabel tersebut ditampilkan nilai koefisien Determinasi (R square)
sebesar 0,948 (adalah kuadrat dari R=0,974). Hal ini dapat dijelaskan bahwa
Harga saham LQ45 (Y) dipengaruhi sebesar 94,8% oleh variabel independen
yang terdiri dari PER, EPS, ROA dan DER sedangkan sisanya dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel yang lain, yaitu sebesar (100% - 94,8% = 5,2 %).
Uji F (simultan)
ANOVA(b)
Sum of
Model
48
Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Pengaruh PER EPS ROA dan DER terhadap Harga Saham LQ45 Di BEI-Puput
1
Regression
3.201E9
Residual
1.745E8
20 8725625.656
Total
3.376E9
24
4
8.003E8
91.714
.000
a
a. Predictors: (Constant), DER, EPS, PER, ROA
Sumber : SPSS 16.0
Uji simultan ini menggunakan hipotesis sebagai berikut :
Ternyata ditemukan nilai F hitung 91,714> F tabel 2,87 maka hipotesis Ho ditolak
dan Ha diterima, artinya PER, EPS, ROA dan DER secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham LQ45
Uji t (parsial)
Coefficients
Mode
l
1
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
(Constant) 1550.846
PER
2.200
Standardized
Coefficients
T
Beta
1932.027
Sig.
Std. Error
.803
.432
28.039
.004
3.078
.438
EPS
16.758
.927
.995
18.082
.000
ROA
117.265
89.306
.094
2.313
.204
DER
-256.586
236.225
-.075
-1.086
.290
a Dependent Variable: LQ45
sumber : SPSS 16.0
Pada tabel koefisien tersebut diperolehnilai konstan a = 1550,846 nilai
β untuk Variabel X1 = 2.200, X2 = 16.758, X3= 117,265,dan X4 = - 256.568
sehingga dapat dirumuskan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 1550,846 + 2.200X1+ 16.758X2 + 117,265X3 - 256.568X4 + e
Nilai t tabel dicari dengan kriteria :
Tingkat signifikansi (α = 0,05) untuk uji dua pihak (2-tailed)
Df atau dk = jumlah data – 4 (25 – 4= 21) Sehingga diperoleh nilai t tabel =
2,080.
Pembahasan
Hasil uji statistic regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien
regresi untuk setiap variabel independen terhadap variabel dependen dengan
persamaan regresi Y = 1550,846 + 2.200X1 + 16.758X2 + 117,265X3 256.568X4 + e. dimana nilai persamaan tersebut dapat diartikan sebagai berikut
:
Nilai konstanta α = 1550,846 dapat dijelaskan bahwa jika nilai variabel
independen seperti rasio PER, EPS, ROA dan DER adalah 0 maka harga saham
LQ45 di bursa efek adalah sebesar 1550,846
49
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 40-54
regresi variabel PER (X1) = 2.200, dapat dijelaskan bahwa setiap
kenaikan rasio PER sebesar 1 % maka harga saham LQ45 akan mengalami
kenaikan sebesar Rp. 2.200
Nilai regresi variabel EPS (X2) = 16,758, dapat dijelaskan bahwa setiap
kenaikan rasio EPS sebesar 1 % maka akan menaikan harga saham LQ45
sebesar Rp. 16,758.
Nilai regresi variabel ROA (X3) = 117,265, dapat dijelaskan bahwa
setiap kenaikan rasio ROA sebesar 1 % maka akan menaikan harga saham
LQ45 sebesar Rp. 117,265.
Nilai regresi variabel DER (X4) = - 256,568 dapat dijelaskan bahwa
setiap kenaikan rasio DER sebesar 1 % maka harga saham LQ45 mengalami
penurunan sebesar Rp. 256,568. Atau sebaliknya, setiap penurunan nilai rasio
DER sebesar 1 % akan menaikan harga saham LQ45 sebesar Rp. 256, 568
Hasil uji determinan dapat dijelaskan bahwa Harga saham LQ45 di
bursa efek sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh rasio PER, EPS, ROA dan
DER, dimana rasio – rasio ini memberikan kontribusi terhadap terbentuknya
harga saham LQ45 di bursa efek Indonesia sebesar 94,8 % dan hanya 5,2 %
harga saham LQ45 dipengaruhi oleh variabel lain seperti kondisi makro
ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa seorang investor atau calon investor
sangat menaruh perhatian terhadap rasio-rasio tersebut sebelum mengambil
keputusan untuk berinvestasi saham di perusahaan-perusahaan LQ45, karena
rasio-rasio tersebut merupakan indikator penentu harga saham yang
diperdagaangkan di pasar modal. Nilai determinasi tersebut tergolong sangat
tinggi yang berarti bahwa variabel PER, EPS, ROA maupun DER sangat tepat
digunakan oleh investor untuk mencari informasi dan meramalkan harga saham
LQ45 dimasa depan serta menilai dan mengevaluasi perkembangan harga
sahamnya yang ditanamkan di perusahaan-perusahaan LQ45.
Hasil analisis secara simultan diketahui bahwa rasio PER, EPS, ROA
dan DER secara simultan berpengaruh terhadap harga saham LQ45. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa berfluktuatifnya harga saham LQ45 di bursa efek
sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh rasio-rasio keuangan perusahaan
tersebut, dimana tinggi atau rendahnya rasio-rasio keuangan pada perusahaan
LQ45 langsung berpengaruh terhadap harga sahamnya. Sehingga sangat
membantu seorang investor untuk membuat pilihan dalam berinvestasi.
Hasil analisis secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaruh rasio PER terhadap harga saham LQ45
Hasil analisis ini dapat dijelaskan bahwa rasio PER berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
Pasar atau para investor sangat berminat untuk berinvestasi di suatu
perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi hal ini
menunjukan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba dimasa depan.
Rasio Price Earning Ratio (PER) dalam penelitian ini tergolong rendah,
rendahnya nilai PER ini bukan disebabkan oleh harga saham yang cenderung
50
Pengaruh PER EPS ROA dan DER terhadap Harga Saham LQ45 Di BEI-Puput
menurun tapi disebabkan oleh meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi,
semakin rendah nilai Price Earning Ratio (PER) maka semakin murah saham
tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja perlembar saham dalam
menghasilkan laba bersih perusahaan. Jadi, semakin baik kinerja perlembar
saham mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut (Arifin,
2002:87).
2. Pengaruh EPS terhadap harga saham LQ45
Hasil analisis ini menjelaskan bahwa EPS berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Pada
umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang
saham sangat tertarik dengan Earning Per Share (EPS). Karena Earning Per
Share (EPS) adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan. Investor sangat
membutuhkan Informasi EPS suatu perusahaan yang menunjukkan besarnya
laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham
perusahaan. Jadi, Semakin tinggi angka rasio ini menggambarkan jumlah
rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan
prospek earning perusahaan dimasa depan. Sehingga investor tertarik untuk
berinvestasi di perusahaan yang nilai EPS-nya tinggi.
3. Pengaruh ROA terhadap harga saham LQ45
Hasil uji koefisien antara ROA terhadap harga saham LQ45 dijelaskan
bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham LQ45 di
Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan laba dengan menggunakan atau memanfaatkan asset-asset
(kekayaan) yang dimiliki. para investor sangat tertarik dengan angka ROA
yang tinggi. Jadi, semakin tinggi angka ROA maka semakin diminati harga
saham perusahaan di pasar modal.
4. Pengaruh DER terhadap harga saham LQ45
Hasil uji koefisien antara DER terhadap harga saham LQ45 diketahui
bahwa DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham
LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis ini menunukan bahwa nilai DER
tergolong tinggi sehingga berpegaruh negative terhadap harga saham di bursa
efek. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila nilai DER tinggi, hal ini
menandakan srtuktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutanghutang relatif terhadap ekuitas. Semakin tinggi DER mencerminkan resiko
perusahaan relatif tinggi karena perusahaan dalam operasi relatif tergantung
terhadap utang dan perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga
hutang akibatnya para investor cenderung menghindari dan tidak tertarik
dengan saham-saham perusahaan yang memiliki nilai DER yang tinggi.
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini, maka setelah dilakukan analisis data dan pengujian hipotesis
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
51
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 40-54
1. Hasil analisis secara simultan diketahui bahwa rasio PER, EPS, ROA dan
DER secara simultan berpengaruh terhadap harga saham LQ45. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa berfluktuatifnya harga saham LQ45 di bursa efek
sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh rasio-rasio keuangan perusahaan
tersebut, dimana tinggi atau rendahnya rasio-rasio keuangan pada
perusahaan LQ45 langsung berpengaruh terhadap harga sahamnya.
Sehingga akan sangat membantu seorang investor untuk membuat pilihan
dalam berinvestasi. Jadi hipotesis penelitian dapat diterima.
2. Hasil analisis secara parsial dapat dijelaskan bahwa rasio EPS berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini menunjukan bahwa pasar atau para investor sangat berminat dan
tertarik untuk berinvestasi disuatu perusahaan yang mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi, investor juga mengharapkan perusahaan mampu
menghasilkan profit dari pengelolaan asset-asset yang dimiliki dan
pertumbuhan laba di masa mendatang. Sedangkan rasio DER tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham LQ45 di bursa efek.
Sesuai dengan hasil analisis dan pembahasan yang telah penulis buat,
maka perkenankanlah penulis untuk memberikan beberapa saran yang
bermanfaat.
1. Berfluktuatifnya harga saham LQ45 di bursa efek sangat dipengaruhi oleh
kondisi rasio PER, EPS, ROA dan DER dimana ke-empat rasio tersebut
memberikan kontribusi sebesar 94,8 % terhadap terbentuknya harga saham
LQ45 di bursa efek Indonesia. Untuk itu disarankan kepada para investor,
calon investors agar mempelajari dan menganalisa informasi yang
berhubungan dengan rasio-rasio tersebut sebelum mengambil keputusan
untuk berinvestasi di pasar modal sehingga risiko kerugian investasi dapat
diminimalkan. Sehingga benefit yang diharapkan dari investasi dapat
terwujud.
2. Pihak pasar modal agar lebih meningkatkan kinerjanya sehingga dapat
menjamin dan mengurangi risiko kerugian dari investasi yang ditanamkan
oleh para investors dan dapat menumbuhkan kepercayaan investor yang
sangat berperan dalam penguatan ekonomi nasional.
Daftar Pustaka
Amin Wijaya Tunggal. 2005. Dasar Dasar Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ang, Robert. 2007 Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia, Media Soft
Indonesia, Jakarta.
Anoraga, Pandji, dan Piji Jakarta. 2006. Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi,
Rineka Cipta, Jakarta.
Asnawi, Ssid Kelana, dan Chandra Wijaya. 2006, Metode Penelitian
Keuangan, (Prosedur, Ide dan Kontrol) Yogyakarta Graha Ilmu.
52
Pengaruh PER EPS ROA dan DER terhadap Harga Saham LQ45 Di BEI-Puput
Riyanto Bambang. 2005. Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan, Edisi
keempat, Yogyakarta, Yayasan Penerbit Gajah Mada.
Riyanto Bambang. 2007. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi
Keempat, BPEE: Yogyakarta.
Riyanto Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi empat
Yogyakarta BPFE.
Bank Indonesia. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Beberapa Tahun
Terbitan.
Darmadji Tjipto dan Hendry Fakhruddin M. 2001. Pasar Modal di Indonesia,
Salemba Emapat, Jakarta.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy Fakhruddin M. 2006. Pasar Modal Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat.
Dedhy Sulistiawan, dan Liliana. 2007. Analisis Teknikal Modern pada
Perdagangan Sekuritas. Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Undip.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Harianto dan Sudomo. 2008. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar
Modal di Indonesia, PT BEJ, Jakarta.
Hartono, J., dan Sunarianto. 2009. “Bias di Beta Sekuritas dan Koreksinya
untuk Pasar Modal yang sedang berkembang: Bukti Empiris di Bursa
Efek Jakarta,” Kertas Kerja UGM,
Helfert, Erich A. 2004. Teknik analisis keuangan : petunjuk praktis untuk
mengelola & mengaturkinerja perusahaan, edisi kesembilan. Jakarta :
Erlangga.
Husnan, Suad. 2002. Dasar-dasar Teori Portofolio. Edisi Kedua. Yogyakarta :
UPP AMP YKPN.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketiga. Cetakan
Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Jones, Charles O. 2006. Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy).
Terjemahan Ricky Ismanto. Jakarta : Penerbit PT RajaGrafmdo
Persada.
Mahmud, M. Hanafi. 2010. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta:
BPFE.
Panji, Anoraga, dkk. 2006. Pengantar Pasar Modal. Jakarta : Rineka Cipta.
Payamta dan Hanung Triatmoko. 2008. Evaluasi Kinerja Perusahaan Publik
Melalui Pengamatan Terhadap Perubahan Harga dan Return Saham,
Jurnal PerspektifNo.10.
Penman, S.H. 2001. An Evaluation of Accounting Rate of Return. Journal of
Accounting. Auditing and Finance.
Ridwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung.
53
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 40-54
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta,
Bandung.
Santoso, singih. 2000. Buku Latihan SPSS Parametrik. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Yogyakarta. Graha Ilmu.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2007. Manajemen Keuangan, Edisi Kelima,
UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Jilid 2. Edisi ke 6.
Jakarta : Erlangga.
Sunarto & Riduwan. 2010. Pengantar Statistika. Cetakan Ketiga. Bandung :
Penerbit Alfabeta.
S. Munawir .2000. Analisa Laporan Keuangan. Yoyakarta.
Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep
Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta : BPFE UGM.
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal Di
Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.
Website Bank Indonesia. www.bi.go.id
Website Badan Pusat Statistik. www.bps.go.id
Website Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id
54
Download