BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Permasalahan Pembangunan Berdasarkan gambaran kondisi umum daerah yang telah disajikan pada Bab G AN sebelumnya, maka dapat diketahui beberapa permasalahan yang dihadapi Kabupaten Lamongan, antara lain : 1. Aksesibilitas Pendidikan dan Kesehatan Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting dan strategis dalam Pendidikan bahkan merupakan sarana paling O bangsa. N pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan suatu efektif untuk M meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesejahteraan masyarakat, serta yang LA dapat mengantarkan masyarakat mencapai kemakmuran. Untuk itu, pemerintah tetap menjadikan bidang pendidikan sebagai agenda penting dalam pembangunan nasional sekaligus menjadi prioritas utama dalam rencana kerja B. pemerintah. KA Permasalahan penting yang masih dihadapi dalam pembangunan pendidikan dan kesehatan saat ini adalah terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas terutama pada kelompok penduduk A miskin, penduduk daerah pedesaan, terpencil dan di daerah perbatasan. Hal ED ini, antara lain, disebabkan oleh karena tenaga pendidik yang tidak merata, kurangnya sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan, kendala jarak, PP biaya dan kondisi fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan jaringannya yang belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat. BA 2. Kondisi Infrastruktur Keberadaan sarana dan prasarana infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan daerah, sehingga akses informasi dan komunikasi serta distribusi barang dan jasa dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. BAB III - 1 Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025 Disamping itu dukungan infrastruktur yang berkualitas menjadi salah satu daya tarik masuknya investasi. Ketersediaan infrastruktur tidak hanya terbatas infrastruktur transportasi khususnya jalan dan jembatan namun meliputi infrastruktur lainnya seperti jaringan prasarana sumberdaya air, telekomunikasi, dan energi. Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur. G AN Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi fondasi dari pembangunan ekonomi selanjutnya. Pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Lamongan dihadapkan dengan N beberapa permasalahan seperti aspek pendanaan dan investasi, kondisi dan O kualitas fisik, sumberdaya manusia, kondisi iklim yang ekstrim dan pemeliharaan. Selain itu kondisi jalan di Lamongan cenderung mengalami M penurunan yang disebabkan kualitas kontruksi jalan yang belum optimal, LA pembebanan berlebihan, serta besarnya beban pembiayaan pemeliharaan jalan yang harus ditanggung pemerintah. Dari permasalahan tersebut mengakibatkan B. banyak ruas jalan di Kabupaten Lamongan yang masih rusak dan membutuhkan prioritas penanganan. Akses Masyarakat Terhadap Air Bersih KA 3. Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat vital A bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi. Untuk itu air perlu ED dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa air memiliki peran PP yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehingga mampu mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan di masa kini maupun di BA masa mendatang. Pengembangan layanan air bersih bagi masyarakat sangat perlu dilakukan mengingat fungsi dari air bersih tersebut yang sangat penting. Pemenuhan air bersih bagi penduduk Lamongan baru sebesar ± 23% yang dilayani dari PDAM dan HIPPAM. Faktor penyebab kurang tercukupinya kebutuhan air bersih adalah kondisi topografi dan sumber-sumber air yang ada baik dari sungai maupun mata air belum mendapat pengelolaan secara terpadu. BAB III - 2 Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025 4. Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, kondisi geografis dan kondisi lingkungan. Sampai saat ini jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kabupaten Lamongan masih cukup besar. Jumlah Rumah G AN Tangga Miskin di Kabupaten Lamongan pada tahun 2003 sebesar 94.515 RTM. Kondisi ini terus meningkat seiring dengan adanya akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2006 jumlah RTM meningkat N menjadi 111.809 RTM. Namun kondisi ini tidak berlangsung lama, seiring O dengan pertumbuhan ekonomi positif baik pada skala nasional, regional maupun daerah, maka pada Tahun 2008 jumlah Rumah Tangga Miskin di M Kabupaten Lamongan turun hingga 84.694 RTM atau menurun sebesar 24,25 LA % dibanding tahun 2006. Meskipun secara persentase telah terjadi penurunan jumlah rumah tangga B. miskin harus terus diturunkan. Sehubungan dengan itu, diperlukan kerja keras untuk menanggulangi kemiskinan yang menjadi tanggung jawab bersama, pada umumnya. KA baik instansi pemerintah pusat dan daerah, instansi swasta maupun masyarakat A Permasalahan kemiskinan yang kompleks dan luas menuntut penanganan yang ED komprehensif dan berkelanjutan dalam mengupayakan untuk menurunkan jumlah rumah tangga miskin. Faktor lain yang masih memperlambat masih terbatasnya akses PP pencapaian penurunan kemiskinan antara lain masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar, masih besarnya jumlah rumah BA tangga yang rentan untuk jatuh miskin, baik karena guncangan ekonomi, bencana alam, dan juga akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan sosial. Hal ini menjadi permasalahan krusial yang harus dihadapi dalam penanganan kemiskinan. Kurang stabilnya harga kebutuhan pokok mengakibatkan pada menurunnya daya beli masyarakat miskin. Sehubungan dengan itu, upaya penanggulangan kemiskinan melalui stabilisasi harga kebutuhan pokok harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini BAB III - 3 Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025 bertujuan agar penanggulangan kemiskinan, baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. 5. Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam Pengelolaan sumberdaya alam harus mempertimbangan lingkungan hidup dan kelangsungan hidup masyarakat menuju kepada kehidupan yang lebih baik. Dengan memperhatikan sifat alamiah mengenai penyebaran, sifat dan pengelolaan sumberdaya alam dilakukan secara optimal. G AN karakteristik dari masing-masing jenis sumberdaya alam tersebut, maka Karena terbatasnya kemampuan sumberdaya serta kuantitas maupun kualitas N infrastruktur yang dimiliki, maka potensi sumber daya alam yang ada di O Kabupaten Lamongan belum dapat dikelola secara optimal. Selama ini potensi sumber daya alam yang ada belum mampu dikelola secara optimal, sehingga M belum memberikan nilai tambah yang tinggi bagi perekonomian daerah. Oleh LA karenanya sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari potensi sumber daya alam diperlukan investasi dalam berbagai bidang dengan B. tetap bertumpu pada pengembangan potensi lokal dan kegiatan ekonomi yang memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Terdapatnya Kawasan Rawan Bencana KA 6. Rawan Bencana yang terdapat di Kabupaten Lamongan adalah bencana banjir, A bencana gelombang pasang dan abrasi pantai. ED Beberapa kawasan di Kabupaten Lamongan yang dilalui Sungai Bengawan Solo merupakan kawasan rawan bencana banjir yaitu Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Glagah dan PP Sekaran, Kecamatan Babat, Karangbinangun. Selain kawasan tersebut kawasan lainnya yang termasuk BA dalam Rawan Bencana Banjir antara lain Kecamatan Deket, Lamongan, Pucuk, Sukodadi dan Turi. Beberapa penyebab terjadinya banjir antara lain disebabkan oleh semakin berkurangnya kawasan hijau di sekitar daerah sungai, dan banyak terdapat kawasan budidaya di sekitar kawasan konservasi. Rawan bencana berupa rawan gelombang pasang dan abrasi pantai perlu diantisipasi pada kawasan pantura yaitu di pesisir Brondong dan Paciran. Kawasan ini merupakan kawasan dengan intensitas pengembangan yang tinggi BAB III - 4 Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025 terutama untuk kegiatan-kegiatan budidaya. Untuk menyeimbangkan kelestarian lingkungan sekitar pantai dan untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya bencana terutama bencana gelombang pasang, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan sejak dini. 7. Permasalahan Pemerintahan Proses reformasi birokrasi yang belum berjalan sebagaimana diharapkan, hal G AN ini diduga terkait erat dengan kompleksitas permasalahan yang sedang dihadapi seperti tingkat penyalahgunaan wewenang dan praktek KKN yang masih tetap berlangsung dan pengawasan terhadap kinerja birokrasi yang N masih lemah. Permasalahan-permasalahan ini belum sepenuhnya dapat di atasi O baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, berbagai faktor seperti demokrasi, desentralisasi, dan internal birokrasi itu sendiri masih merupakan M masalah kompleks yang membutuhkan upaya pemecahan secara bertahap dan LA terarah dalam kurun waktu dua puluh tahun ke depan. Faktor demokratisasi dan desentralisasi telah membawa dampak terhadap B. proses pengambilan keputusan kebijakan publik. Dampak ini terkait dengan meningkatnya tuntutan partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik, KA penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik seperti transparansi, akuntabilitas dan kualitas kinerja publik, ketaatan hukum, dan pelimpahan A tanggung jawab, serta tingginya tuntutan pelimpahan kewenangan dan ED pengambilan keputusan. Secara internal, berbagai permasalahan yang sedang dihadapi adalah PP pelanggaran disiplin, penyalahgunaan kewenangan, praktek KKN, rendahnya kinerja SDM dan kelembagaan aparatur, sistem kelembagaan dan BA ketatalaksanaan pemerintahan belum memadai, efisiensi dan efektifitas kerja yang masih rendah, kualitas pelayanan umum belum optimal dan banyak peraturan yang tidak lagi relevan dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan. Sementara faktor eksternal seperti globalisasi dan revolusi teknologi informasi juga turut memberikan dampak signifikan terhadap upayaupaya pencarian kebijakan-kebijakan alternatif untuk pemecahan berbagai masalah ini. BAB III - 5 Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025 Sumber daya dan kapasitas aparatur pemerintah daerah masih terbatas. Hal ini dapat dilihat dari ketersedian aparatur pemerintah daerah dari segi jumlah maupun profesionalisme, terbatasnya kesejahteraan aparat pemerintah daerah serta tidak proporsionalnya distribusi yang menyebabkan tingkat pelayanan publik tidak optimal yang ditandai dengan lambatnya kinerja pelayanan, tidak ada kepastian waktu, tidak transparan dan kurang responsif terhadap G AN permasalah pembangunan di daerah. Di samping itu sistem dan regulasi yang memadai dalam perekrutan dan pola karir aparatur pemerintah daerah. Kapasitas keuangan daerah masih terbatas yang ditandai dengan terbatasnya N efektivitas, efisiensi, dan optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber penerimaan O daerah, belum efisiensinya prioritas alokasi belanja daerah secara proposional serta terbatasnya kemampuan pengelolaan termasuk dalam melaksanakan LA M prinsip transparansi dan akuntabilitas serta profesionalisme. 3.2 Isu strategis Kemiskinan B. 1. Kemiskinan merupakan masalah yang krusial dan sangat berpengaruh terhadap KA masyarakat dalam mengakses pelayanan dasar yaitu pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan kemampuan daya beli. Kemiskinan dengan segala A problematikanya memerlukan keseriusan seluruh pihak dalam upaya ED pengentasannya. Faktor penyebab kemiskinan bukan sekedar bersumber pada kelemahan masyarakat miskin itu sendiri, akan tetapi lebih karena faktor- PP faktor struktural di luar kemampuan si miskin yang cenderung semakin tidak berdaya. Jika kemiskinan tidak segera ditanggulangi maka akan menciptakan BA masalah baru seperi pemukiman kumuh dan meningkatnya angka kriminalitas. 2. Kesempatan Kerja dan Kualitas Sumberdaya Manusia Issu terbatasnya kesempatan kerja dan pengangguran bukan hanya dialami oleh Lamongan saja. Oleh karena, untuk mengatasi masalah ini sebenarnya bukan sebuah masalah yang sulit. Sebab jika ada kemauan, maka pemerintah bisa melakukan tindakan yang nyata untuk mengatasi masalah ini, peran pemerintah kabupaten merupakan salah satu faktor dalam upaya untuk BAB III - 6 Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025 mengurangi angka pengangguran di Lamongan. Namun, hal itu bukan satusatunya faktor yang menjadi solusi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi masalah sosial ini di antaranya adalah : 1. Mengubah paradigma masyarakat untuk tidak lagi tergantung sebagai pencari kerja, khususnya pada lulusan perguruan tinggi. Mereka harus dididik untuk menjadi seorang penyedia lapangan kerja dan berani untuk berwiraswasta. 2. G AN Menciptakan program padat karya yang dipelopori oleh pemerintah. 3. Meningkatkan program penguatan ekonomi yang berbasis masyarakat. 4. Lebih meningkatkan porsi pendidikan kewirausahaan di setiap tingkatan Ancaman Krisis Pangan O 3. N pendidikan. Sehingga jiwa wirausaha ini bisa ditumbuhkan sejak usia dini. Ancaman krisis pangan berkaitan erat dengan penurunan ketersediaan pangan M sebagai akibat semakin berkembangnya jumlah penduduk, berkurangnya lahan LA produktif, serta rendahnya nilai tukar petani sehingga profesi sebagai petani semakin tidak menarik. B. Rendahnya nilai tukar petani disebabkan karena berbagai persoalan seperti kenaikan biaya produksi dan perolehan keuntungan yang semakin kecil karena KA rendahnya nilai jual produk pertanian. Secara garis besar, penyebab yang memungkinkan terjadinya penurunan dan A krisis pangan di masa yang akan datang diantaranya adalah : (1) terjadinya alih ED fungsi lahan pertanian, (2) rendahnya nilai tukar produk pertanian, (3) tata niaga produk pertanian masih lemah dan distribusinya yang panjang,(4) belum PP terstandarnya produk pertanian serta kemasan produk yang tidak mendukung kebutuhan pasar, (5) penggunaan bibit, benih dan teknologi pertanian yang BA belum berkualitas, (6) menurunnya kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk 4. anorganik yang berlebihan, (7) perubahan iklim yang menyebabkan terbatasnya waktu tanam. Penurunan Ketersediaan Energi Energi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Seiring dengan meningkatnya pembangunan terutama di sektor industri, pertumbuhan ekonomi dan penduduk, kebutuhan akan energi terus meningkat. BAB III - 7 Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025 Energi dari minyak bumi, gas dan batubara masih menjadi sumber energi terbesar yang dimanfaatkan di Indonesia yaitu sekitar 88 % dari keseluruhan konsumsi energi nasional. Sayangnya sumber energi tersebut merupakan sumber daya alam tidak terbarukan yang akan habis pada masa depan. Penurunan ketersediaan energi khususnya energi tak terbarukan (minyak dan gas bumi) sangat dipengaruhi oleh perkembangan penduduk dan pertumbuhan G AN industri yang memerlukan ketersediaan energi dalam jumlah besar. Keterbatasan energi yang tersedia selama satu dekade terakhir telah menyebabkan harga energi menjadi semakin mahal, yang dampak berantainya N adalah pada peningkatan harga kebutuhan masyarakat lainnya. O Pemanfaatan mini/mikro hydro dapat berperan sangat besar untuk membangun energi di daerah terpencil yang memiliki potensi sungai yang baik. Tenaga M surya dapat sangat berperan untuk membangun desa mandiri energi dengan LA teknologi sel surya. Pembangkit listrik tenaga surya memiliki kelebihan seperti sumber yang selalu ada, ramah lingkungan. B. Dalam rangka mengatasi keterbatasan ketersediaan energi, pemerintah terus berupaya melalui penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan yang KA bersumber dari tanaman yaitu berupa minyak nabati. Minyak nabati menjadi sebuah potensi untuk mengatasi menipisnya cadangan A minyak. Minyak nabati merupakan sumber energi terbarukan yang ramah ED lingkungan. Minyak nabati dapat diimplementasikan menjadi biodiesel ataupun bioetanol yang dapat menggantikan peranan bahan bakar fosil. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim PP 5. Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena BA peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Perubahan iklim ekstrem membuat produksi pangan turun di tengah permintaan yang tetap, bahkan naik. Krisis pangan tak hanya terjadi di Indonesia, tapi merata hampir di seluruh dunia. Degradasi lahan pertanian BAB III - 8 Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025 akibat perubahan iklim, tidak hanya berupa erosi tanah, namun sudah merambah ke bentuk-bentuk lain seperti banjir, longsor, pencemaran, dan pembakaran lahan, sudah sering terjadi dalam intensitas dan kualitas yang tinggi. Hal ini merupakan ancaman bagi kelangsungan sistem pertanian, dan tantangan bagi upaya konservasinya. Perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir ini menimbulkan dampak G AN terhadap penurunan produksi pangan karena lahan pertanian terendam banjir di musim penghujan dan terancam kekeringan pada musim kemarau, sementara para nelayan tidak bias melaut karena gelombang besar. N Pada saat ini dan di masa yang akan datang arah kebijakan pembangunan harus O mampu mengantisipasi resiko pemanasan global dan perubahan iklim, disamping terus dilakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan sehingga BA PP ED A KA B. LA M meminimalkan dampak yang lebih ekstrim. BAB III - 9 Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025