48 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil PT BUDI PURNAMA PERMAI (PT BPP) 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT BPP Sejarah PT BPP PT Budi Purnama Permai didirikan di Jakarta pada tanggal 21 November 1985. Bergerak di bidang jasa penyewaan alat-alat berat, perusahaan ini didirikan oleh tiga orang, yakni Firman Chandra, Ruddy P, dan Kaman W. PT BPP berdomisili di Jalan Pluit Selatan Raya No. 105, Jakarta 14450. Adapun latar belakang dari pendirian usaha ini adalah karena pada saat itu peluang bisnis ini masih sangat besar dikarenakan banyaknya pembangunan proyek-proyek, baik itu perumahan maupun infrastruktur jalan. Dan juga didukung oleh masih sedikitnya perusahaan yang bergerak di bidang yang sama. Perkembangan PT BPP Semenjak didirikan pada tahun 1985 sampai dengan sebelum terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, PT BPP mengalami perkembangan yang cukup pesat. Banyak pembangunan proyek yang membutuhkan jasa alat-alat berat ini. Namun semenjak krisis moneter terjadi, imbasnya terasa juga bagi perusahaan. Keadaan mulai sulit dan tingkat penyewaan alat berat ini pun mulai menurun karena sedikitnya proyek-proyek pembangunan yang ada. Tapi perusahaan terus bertahan. Dan sekarang semenjak banyak dimulainya lagi pembangunan berbagai proyek, mulai dari infrastruktur jalan seperti Jalan Tol Cipularang dan Jakarta Outer Ring Road (JORR), serta mulai banyaknya pembangunan perumahan, apartemen, maupun pusat-pusat perbelanjaan di Jabodetabek, perusahaan mulai bangkit kembali. 49 Dalam perkembangannya PT BPP sudah beberapa kali mengalami perubahan struktur kepemilikan dan komposisi pemegang saham dikarenakan adanya perbedaan kepentingan antara pihak-pihak yang terkait dalam aktivitas perusahaan. Maka sejak tahun 2005, berdasarkan Akta Notaris Nomor 27 tanggal 14 Februari 2005 yang disahkan oleh Notaris Fenny Tjitra, S.H., posisi kepemilikan perusahaan dipegang Oleh Kaman W sebagai Komisaris Utama, Indrawaty Tirta sebagai Komisaris, dan Lindajanty Ie sebagai Direktur. PT BPP bergerak dalam bidang jasa penyewaan alat-alat berat. Usaha jasa penyewaan alat-alat berat ini merupakan suatu usaha yang cukup menjanjikan di era globalisasi, apalagi sekarang ini Indonesia adalah negara yang sedang berkembang sehingga banyak terjadi pembangunan di berbagai wilayah, khususnya di wilayah Jabodetabek, dan dalam pembangunan ini membutuhkan jasa alat-alat berat. Jenis alat-alat berat yang disewakan antara lain: • Bulldozer • Motor grader • Excavator Untuk keperluan mengerjakan proyek seperti: • Pembukaan lahan baru • Penggalian lahan • Pembuatan jalan Dengan dukungan jenis armada alat berat yang bervariasi, serta tenaga-tenaga ahli yang sudah cukup lama berpengalaman di bidangnya masing-masing, di antaranya operator (pengoperasi alat berat) dan mekanik yang bertugas memperbaiki alat-alat berat, perusahaan terus-menerus berbenah diri untuk meningkatkan profesionalisme dan efisiensi dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. 50 PROFIL PERUSAHAAN Nama Perusahaan : PT BUDI PURNAMA PERMAI Alamat Kantor : Jalan Pluit Selatan Raya No. 105 Jakarta 14450 Tel. (021) 6603091 Fax. (021) 6697113 Alamat Workshop : Jalan Raya Narogong KM 8 gg Caringin No. 8 Dasar Hukum • Akta Pendirian : Notaris Darsono Ps. S.H. Nomor 101 Tanggal 21 November 1985 • Akta Perubahan Terakhir : Notaris Fenny Tjitra, S.H Nomor 27 Tanggal 14 Februari 2005 Perpajakan • Nomor Pokok Wajib Pajak : Nomor 01.368.541.7-047.000 (NPWP) • Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak : PKP 041.02143.0990 (PKP) Ijin Operasional • Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) : Nomor 350/3554/09-02/PK/V/2000 • Tanda Daftar Perusahaan (TDP) : Nomor 09.01.1.52.00169 51 4.1.2 Visi dan Misi PT BPP Visi: • Menjadi perusahaan penyewaan alat berat yang unggul, maju, dan ternama. Misi: • Menyediakan alat-alat berat dengan kualitas terbaik dengan harga bersaing. • Memberikan layanan pelanggan dan layanan purnasewa yang baik dan sigap. • Menciptakan suatu struktur organisasi dinamis yang dapat mendukung dan mempercepat perkembangan perusahaan. • Meningkatkan kinerja karyawan dan staf yang ada dalam perusahaan. Tujuan jangka panjang: Memperoleh keuntungan sebesar 30% dari bisnis perusahaan, yakni penyewaan alat-alat berat. Memperoleh pangsa pasar (market share ) sebesar 10% dari total industri penyewaan alat-alat berat di Indonesia secara keseluruhan. 4.1.3 Kondisi Bisnis Perusahaan Sejak awal didirikan sampai dengan sekarang PT BPP telah mengalami kemajuan maupun kemunduran. Dari awal didirikan sampai dengan sebelum krisis moneter terjadi di Indonesia pada tahun 1998, perusahaan dapat dikatakan cukup berkembang dan maju. Hal ini dikarenakan banyaknya pembangunan proyek di Jabodetabek yang membutuhkan jasa alat-alat berat, dan juga didukung oleh masih sedikitnya pesaing dalam industri ini. Namun semenjak krisis moneter, ekonomi, politik, dan krisis-krisis lainnya melanda Indonesia, ditambah dengan situasi keamanan yang buruk, perusahaan mulai mengalami kemunduran. Hal ini tercermin dari terjadinya penurunan tingkat penyewaan alat-alat berat. Namun 52 perusahaan mencoba untuk terus bertahan. Berbagai strategi bisnis dijalankan oleh perusahaan untuk mencoba bertahan dalam situasi sulit ini. Kondisi perusahaan beberapa tahun belakangan mulai membaik. Semenjak banyak dimulainya lagi pembangunan berbagai proyek, mulai dari infrastruktur jalan seperti Jalan Tol Cipularang, Jakarta Outer Ring Road (JORR), pembangunan flyover maupun underpass di berbagai daerah, dan juga didukung dengan meningkatnya pembangunan komplekskompleks perumahan, apartemen, maupun pusat perbelanjaan, perusahaan mulai bangkit kembali. Hal ini terlihat dari tingkat penyewaan alat-alat berat yang mulai menunjukkan peningkatan dalam lima tahun terakhir, yang seiring dengan peningkatan pendapatan bersih perusahaan. Peningkatan ini juga didukung oleh mulai membaiknya kondisi perekonomian Indonesia secara umum seiring dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan di berbagai daerah di negara yang sedang berkembang ini. 4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan PT BPP Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak pula tugas dan tanggung jawab setiap karyawan yang menjadi bagian dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, para pimpinan PT BPP membagi tugas dan tanggung jawab ini pada para karyawan dalam tiap divisi yang ada dalam perusahaan, yaitu Divisi Alat Berat dan Divisi Keuangan & Akuntansi. Tugas dan tanggung jawab atau biasa disebut job description (uraian pekerjaan) ini sangat penting dalam sebuah perusahaan agar tiap-tiap karyawan dapat mengerti akan fungsi dan tugasnya masing-masing dalam perusahaan. Berikut ini dipaparkan struktur organisasi beserta uraian pekerjaan dalam PT BPP 53 DIREKTUR MANAJER Divisi Keuangan & Akuntansi Divisi Alat Berat Administrasi Administrasi Operasional Mekanik Keuangan & Akuntansi Operator Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT BPP Sumber: PT BPP (2007) 54 Untuk melengkapi struktur organisasi di atas, di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai tugas dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan yang bekerja di PT BPP berdasarkan struktur organisasi tersebut. 1. Direktur Tugas: Mengatur permbagian pekerjaan sesuai divisi masing-masing. Mengendalikan jalannya perusahaan. Mengambil keputusan dalam perusahaan secara keseluruhan. Menerima hasil laporan yang berhubungan dengan perusahaan dari Manajer secara berkala. Menjalin hubungan dengan perusahaan lain untuk kepentingan perusahaan. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan. Tanggung Jawab: Bertanggung jawab terhadap Komisaris Utama dan Komisaris. Bertanggung jawab atas keberlangsungan perusahaan yang dijalankannya. 2. Manajer Tugas: Membantu Direktur dalam menjalankan perusahaan. Membantu Direktur dalam pembagian tugas tiap divisi dan stafnya. Memberikan masukan dalam pengambiilan keputusan di dalam perusahaan. Memberikan hasil laporan kegiatan perusahaan kepada Direktur secara berkala. Tanggung Jawab: Bertanggung jawab kepada Direktur. Menggantikan tugas dan tanggung jawab Direktur ketika Direktur berhalangan hadir. 55 3. Administrasi Divisi Alat Berat Tugas: Melakukan pencatatan di mana saja alat-alat berat perusahaan sedang beroperasi (sedang disewa). Melakukan pencatatan atas jam kerja alat-alat berat yang sedang beroperasi di lapangan. Melakukan pencatatan atas suku cadang, oli, dan lain-lain yang berhubungan dengan operasional alat berat perusahaan. Memberikan laporan secara berkala kepada Manajer. Tanggung Jawab: Bertanggung jawab kepada Manajer. Bertanggung jawab penuh atas segala hal yang berhubungan dengan alat-alat berat perusahaan. 4. Mekanik Alat Berat Tugas: Melakukan perbaikan terhadap alat-alat berat yang rusak. Melakukan perawatan rutin atau servis berkala terhadap alat-alat berat perusahaan. Mencatat dan melaporkan jumlah pemakaian suku cadang alat berat. Tanggung Jawab: Bertanggung jawab kepada Manajer Bertanggung jawab penuh atas kondisi fisik alat-alat berat perusahaan. 56 5. Operator Alat Berat Tugas: Mengoperasikan alat-alat berat perusahaan di lapangan. Melakukan pencatatan jam kerja alat berat di lapangan di dalam Time Sheet perusahaan. Melaporkan jika ada kendala kerusakan alat berat maupun kendala cuaca dan kondisi di lapangan kepada Manajer. Tanggung Jawab: Bertanggung jawab kepada Manajer Bertanggung jawab penuh mengoperasikan alat-alat berat dengan baik. 6. Administrasi Divisi Keuangan & Akuntansi Tugas: Menyusun daftar gaji karyawan. Mengatur pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan perusahaan. Mengurus pajak perusahaan. Tanggung Jawab: Bertanggung jawab kepada Manajer Bertanggung jawab penuh atas arus keluar-masuk kas perusahaan. 7. Bagian Keuangan dan Akuntansi Tugas: Menyusun laporan keuangan secara akurat dan tepat waktu. Melakukan pembayaran gaji karyawan. Menerima pembayaran atas penyewaan alat-alat berat perusahaan. Melakukan pembayaran atas pembelian suku cadang dan lain-lain yang berhubungan dengan alat berat dan operasional perusahaan. 57 Memberikan hasil laporan keuangan kepada Manajer. Tanggung Jawab: Bertanggung jawab kepada Manajer. Bertanggung jawab penuh atas keuangan perusahaan secara keseluruhan. 4.1.5 Komposisi Karyawan PT BPP Jumlah karyawan perusahaan adalah sebanyak 30 orang. Jumlah ini tidak terlampau besar, namun cukup untuk menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari. Berikut ini dipaparkan tabel jumlah karyawan PT BPP berdasarkan jabatannya dan beberapa komposisi lainnya di dalam perusahaan. Tabel 4.1 Tabel Jumlah Karyawan PT BPP Jabatan Jumlah Direktur 1 Manajer 1 Administrasi Alat Berat 1 Mekanik Alat Berat 4 Operator Alat Berat 21 Administrasi Keuangan 1 Keuangan & Akuntansi 1 Jumlah Karyawan 30 Orang Sumber: PT BPP (2007) Sumber Daya Manusia (SDM) pada perusahaan dapat dikatakan sebagai rata-rata. Karena hanya terdapat beberapa karyawan yang bergelar Sarjana (S1), dan mayoritas karyawan perusahaan berpendidikan SMU atau SMK, seperti lulusan STM, SMEA, dan lainlain. Namun hal ini tidak secara langsung memengaruhi kinerja perusahaan, karena rata-rata dari mereka sudah bekerja cukup lama pada perusahaan dan memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Memang masa kerja karyawan juga berpengaruh penting dalam aktivitas perusahaan. Masa kerja ini menunjukkan loyalitas dan pengalaman kerja tiap karyawan. 58 Ketika sebuah perusahaan terlalu sering berganti-ganti karyawan, maka selain mengakibatkan biaya yang besar, juga membuat aktivitas perusahaan terganggu. Dari tabel berikut dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan perusahaan telah bekerja antara 10 sampai 15 tahun pada perusahaan. Hal ini mencerminkan bahwa karyawan yang dimiliki perusahaan cukup loyal dan memiliki pengalaman yang cukup banyak di bidangnya masing-masing. Berikut ini dipaparkan tabel komposisi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan, dan masa kerja mereka pada perusahaan. Tabel 4.2 Tabel Komposisi Karyawan PT BPP Berdasarkan Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan Jumlah Prosentase (%) Sarjana (S1) 3 10 Diploma 5 16.67 SMU/ SMK 16 53.33 Lain-lain 6 20 Jumlah 30 orang 100 Sumber: PT BPP (2007) Tabel 4.3 Tabel Komposisi Karyawan PT BPP Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah Prosentase (%) Kurang dari 5 tahun 4 13.33 Antara 5 sampai 10 tahun 7 23.33 Antara 10 sampai 15 tahun 10 33.33 Antara 15 sampai 20 tahun 6 20 Lebih dari 20 tahun 3 10 Jumlah 30 orang 100% Sumber: PT BPP (2007) Selain tingkat pendidikan dan masa kerja karyawan, usia karyawan juga merupakan faktor yang penting dalam suatu perusahaan. Apabila seorang karyawan berusia terlalu tua, maka kondisi fisik mereka umumnya lebih lemah dibandingkan yang berusia lebih muda. 59 Namun karyawan berusia tua tidak selalu merugikan, karena mereka pada umumnya memiliki pengalaman lebih banyak daripada yang muda, selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan, dan sabar dalam bekerja. Dari tabel berikut dapat diketahui bahwa mayoritas karyawan PT BPP berada pada usia produktif, yaitu antara 26 sampai 45 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan ini memiliki potensi yang besar yang dapat berguna bagi kemajuan perusahaan. Berikut ini dipaparkan tabel komposisi karyawan berdasarkan jenjang usia. Tabel 4.4 Tabel Komposisi Karyawan PT BPP Berdasarkan Jenjang Usia Usia (tahun) Jumlah Prosentase 18 – 25 4 13.33 26 - 35 12 40 35 – 45 12 40 45 tahun ke atas 2 6.67 Jumlah 30 orang 100% Sumber: PT BPP (2007) PT BPP tidak pernah membedakan apakah karyawannya pria atau wanita karena yang terutama adalah kemampuan dan pengalaman kerja mereka. Selain itu pria dan wanita memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang pada akhirnya akan saling melengkapi dan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya dengan baik. Berikut ini dipaparkan tabel komposisi karyawan berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.5 Tabel Komposisi Karyawan PT BPP Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Pria 24 orang Wanita 6 orang Jumlah 30 orang Sumber: PT BPP (2007) 60 4.1.6 Analisis Persaingan Model Lima Kekuatan Porter pada PT BPP Analisis persaingan ini merupakan pendekatan yang banyak dipakai oleh perusahaan untuk mengembangkan strateginya. Karena itu PT BPP harus memperhatikan kelima elemen kekuatan persaingan dalam industri ini agar dapat mengantisipasi keadaan dan dalam rangka pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Potensi pengembangan produk pengganti. Tidak ada produk subtitusi, kecuali menggunakan tenaga manusia. Kekuatan tawarmenawar pemasok - PT. BUMIMAS MANDIRI UTAMA - PT. SINAR UNDAH PERKASA - ASTRA DIESEL - PT. CAHAYA DIESEL Perseteruan di antara perusahaan yang saling bersaing - CV KORENTA - PT. CAHAYA GEMILANG Kekuatan tawarmenawar konsumen - JO JAYA-LAMPIRI JO - PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, TBK - CV. SATRIA JAYA MANDIRI Potensi masuknya pesaing baru Perorangan yang menyewakan alat berat. Gambar 4.2 Model Lima Kekuatan Persaingan Menurut Michael E. Porter pada PT BPP Sumber: PT BPP (2007) 61 4.2 Analisis Strategi Bisnis PT BPP Saat Ini Meskipun kondisi perekonomian Indonesia secara umum mulai menunjukkan perbaikan seiring dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan di berbagai daerah di negara yang sedang berkembang ini, tentu saja PT BPP harus memiliki dan menjalankan strategi bisnis. Terlebih lagi, intensitas persaingan semakin ketat di industri ini. Strategi bisnis yang telah diterapkan oleh PT BPP di tengah situasi sulit ini adalah Strategi Rasionalisasi Biaya, yaitu strategi merestrukturisasi perusahaan dengan cara mengurangi biaya dan aset agar dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Hal ini dilakukan perusahaan dengan cara: Melakukan rasionalisasi (PHK) terhadap karyawan perusahaan yang kinerjanya kurang maksimal. Menekan overhead cost perusahaan dengan jalan melakukan efisiensi dalam aktivitas perusahaan sehari-hari, seperti: penghematan listrik, air, telepon, penggunaan suku cadang, oli, dan pengurangan biaya-biaya lainnya. Evaluasi terhadap penggunaan strategi ini oleh perusahaan menunjukkan hasil yang cukup baik walaupun belum maksimal. Tingkat penyewaan alat-alat berat mulai menunjukkan adanya peningkatan dalam lima tahun terakhir yang seiring dengan peningkatan pendapatan bersih perusahaan. Dari Tabel Pendapatan perusahaan di bawah ini, dapat dilihat bahwa pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan pada tahun 2002 adalah sebesar Rp 638 Juta, tahun 2003 sebesar Rp 669.9 juta, tahun 2004 sebesar Rp 708.75 juta, tahun 2005 sebesar Rp 746.31 juta, dan tahun 2006 sebesar RP 791.09 juta. 62 Atau dapat dikatakan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 setiap tahunnya pendapatan bersih perusahaan mengalami peningkatan antara 5-6% per tahunnya. Tabel 4.6 Tabel Pendapatan PT BPP (Tahun 2002-2006) Tahun Pendapatan Bersih (dalam jutaan Rupiah) 2002 638 2003 669.9 2004 708.75 2005 746.31 2006 791.09 Sumber: PT BPP (2007) Meskipun pendapatan bersih perusahaan mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir, namun target laba yang diharapkan oleh perusahaan (sesuai dengan tujuan jangka panjang perusahaan) yakni sebesar 30% belum juga tercapai. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan strategi bisnis yang baru, yang lebih sesuai dengan situasi persaingan dalam industri ini dan situasi ekonomi secara keseluruhan. Dengan demikian perusahaan dapat bersaing di industrinya dan dapat keluar menjadi pemenang dalam persaingan ini. 63 4.3 Identifikasi Lingkungan Eksternal dan Internal PT BPP Data yang diambil untuk penelitian ini merupakan data sekunder PT BPP, yang diperoleh dari beberapa pihak yang terlibat langsung dalam perencanaan dan pembuatan strategi bisnis perusahaan. Untuk dapat mengetahui situasi yang sedang dihadapi oleh perusahaan saat ini, maka diperlukan identifikasi lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Dalam mengidentifikasikan lingkungan eksternal (yang meliputi peluang dan ancaman), serta lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) PT BPP, telah dilakukan wawancara langsung kepada pihak-pihak terkait di perusahaan. Dari hasil wawancara tersebut dan dengan didukung oleh data-data yang diperoleh dari perusahaan, maka dapat direkapitulasikan Faktor Eksternal dan Internal PT BPP dengan rincian sebagai berikut. 4.3.1 Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal PT BPP Berikut ini hasil rekapitulasi faktor kekuatan internal perusahaan. Tabel 4.7 Tabel Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal PT BPP No Faktor Kekuatan PT BPP 1 Harga bersaing 2 Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi 3 Tepat waktu dalam pengiriman alat berat 4 Tenaga operator alat berat yang handal 5 Pengalaman perusahaan dalam bidangnya 6 Layanan purnasewa yang sigap Sumber: Hasil Penelitian (2007) 64 1. Harga bersaing PT BPP merupakan perusahaan penyewaan alat-alat berat yang menawarkan jasanya dengan harga yang sangat bersaing jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Tabel 4.8 Tabel Jasa Penyewaan Alat-Alat Berat PT BPP Jenis Alat Berat Merk Jumlah Tarif Sewa (Rp) Excavator Hyundai 5 Unit 90.000 – 100.000 / Jam Samsung 4 Unit 90.000 – 100.000 / Jam STA VV 110 5 Unit 70.000 – 85.000 / Jam CA 25 1 Unit 70.000 – 85.000 / Jam Motor Grader Mitsubishi 1 Unit 95.000 – 100.000 / Jam 3 Wheel Roller Jing Ling 2 Unit 170.000 – 200.000 / Hari Vibratory Roller Sumber: PT BPP (2007) 2. Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi Jenis alat berat yang ditawarkan oleh PT BPP sangat beragam. Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan penyewa, apakah untuk pembukaan lahan baru, penggalian lahan, pembuatan jalan, dan lain-lain. Alat-alat berat yang dimiliki PT BPP antara lain: Excavator, Vibratory Roller, Motor Grader, dan 3 Wheel Roller. Tabel 4.9 Tabel Alat-Alat Berat PT BPP dan Fungsinya Jenis Alat Berat Fungsi Excavator Penggalian lahan Vibratory Roller Pemadatan badan jalan Motor Grader Meratakan lahan 3 Wheel Roller Pemadatan lahan Sumber: PT BPP (2007) 65 3. Tepat waktu dalam pengiriman alat berat Ketepatan waktu dalam pengiriman alat berat juga menjadi perhatian utama perusahaan, karena bila terlalu lama atau tidak tepat waktu akan membuat pelanggan kecewa, mengingat pekerjaan di proyek tidak dapat menunggu. Oleh sebab itu, PT BPP selalu berupaya mengirim alat berat yang hendak disewa oleh pelanggan dari workshop perusahaan di Bekasi menuju ke proyek segera setelah dipesan. Waktu pengiriman alat berat ini umumnya dilakukan pada malam hari, karena menggunakan jasa trailer berukuran besar yang hanya diperbolehkan beroperasi pada malam hari. Tabel 4.10 Tabel Jangka Waktu Pengiriman Alat-Alat Berat PT BPP Tujuan Jangka Waktu (Jam) Jakarta 4-6 Bogor 6-8 Depok 6-8 Tangerang 5-7 Bekasi 2-4 Sumber: PT BPP (2007) 4. Tenaga operator alat berat yang handal Mayoritas tenaga Operator (pengemudi / pengoperasi) alat berat PT BPP telah memiliki pengalaman kerja antara 10-15 tahun (sudah sejak tahun 90-an bekerja pada PT BPP). Karena itu mereka semua sudah sangat berpengalaman. Peranan operator ini sangat penting dalam mengemudikan dan menjalankan alat berat sesuai fungsinya masing-masing. 66 5. Pengalaman perusahaan dalam bidangnya PT BPP sudah berdiri sejak tahun 1985. Karena itu pengalamannya di bidang penyewaan alat-alat berat sudah tidak perlu diragukan lagi. Perusahaan sudah mengerti seluk-beluk industri ini, dan sudah cukup banyak pelanggan yang mengenal PT BPP. 6. Layanan purnasewa yang sigap Adakalanya alat berat yang sedang beroperasi di lapangan mengalami kerusakan, seperti slang yang pecah, dinamo yang tidak menyala, dan masalah lainnya. Tentu saja hal ini menjadi tanggung jawab PT BPP karena ini termasuk pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Segera setelah perusahaan menerima laporan dari operator alat berat ataupun penyewa bahwa alat yang sedang disewa mengalami kerusakan, maka mekanik perusahaan akan meluncur ke lapangan untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Jika kerusakannya ringan, maka akan langsung diperbaiki di lapangan supaya alat berat dapat segera beroperasi lagi. Tapi jika kerusakannya terlampau berat, maka alat berat itu akan dibawa ke workshop / pool perusahaan untuk diperbaiki di sana. Dan kepada penyewa akan diberikan alat berat pengganti tanpa dikenai biaya apa pun. 67 4.3.2 Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal PT BPP Berikut ini hasil rekapitulasi faktor kelemahan internal perusahaan. Tabel 4.11 Tabel Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal PT BPP No Faktor Kelemahan PT BPP 1 Kurangnya tenaga pemantau di lapangan 2 Banyak alat berat yang sudah berumur 3 Belum berencana untuk menambah unit alat berat baru 4 Manajemen perusahaan masih konvensional 5 Sistem pengawasan internal yang lemah Sumber: Hasil Penelitian (2007) 1. Kurangnya tenaga pemantau di lapangan Jumlah tenaga pemantau yang dimiliki oleh PT BPP hanya sedikit. Aktivitas monitoring (pemantauan) itu biasa dilakukan oleh Manajer. Karena jumlah alat berat yang dimiliki cukup banyak, dan tersebar di berbagai lokasi proyek, maka Manajer tidak dapat memantau secara terus-menerus alat-alat berat di berbagai lokasi ini setiap hari. Karena itu sering ditemukan kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh operator yang bekerja sama dengan penyewa. Terutama dalam hal pencatatan waktu penggunaan alat-alat berat pada Time Sheet perusahaan. 2. Banyak alat berat yang sudah berumur Meskipun jumlah armada alat-alat berat yang dimiliki PT BPP cukup banyak, kebanyakan dari alat berat itu sudah agak berumur. Umumnya alat berat yang dimiliki oleh PT BPP diproduksi tahun 1991 sampai dengan tahun 1995. Hal ini mengakibatkan cukup banyak kerusakan yang terjadi pada alat berat ini. 68 3. Belum berencana untuk menambah unit alat berat baru Di tengah situasi perekonomian yang sulit dan penuh ketidakpastian, PT BPP belum berencana untuk menambah unit alat baru. Harga satu unit alat berat yang baru ini berkisar di angka Rp 500 juta sampai RP 1 milyar. Karena itu perusahaan tidak mau mengambil risiko dulu untuk berinvestasi membeli unit alat berat baru. Mereka hanya memanfaatkan armada alat berat yang dimiliki saat ini. 4. Manajemen perusahaan masih konvensional Sistem Manajemen dan pengelolaan yang diterapkan oleh PT BPP masih konvensional, karena masih bersifat kekeluargaan. Hal ini mengakibatkan kinerja karyawan kurang maksimal. Dan ditambah lagi dengan belum diterapkannya sistem komputerisasi pada perusahaan. Hal ini membuat aktivitas perusahaan kurang efektif dan efisien. 5. Sistem pengawasan internal yang lemah Karena lokasi kantor (Pluit, Jakarta Utara) dan workshop perusahaan (Bekasi) yang berjauhan, maka perusahaan kesulitan untuk selalu memantau aktivitas yang terjadi di workshop. Seperti jumlah unit alat berat yang beroperasi, yang rusak, dan lain-lain. Hal ini terkadang mengakibatkan banyak kecurangan yang dilakukan karyawan, terutama mekanik. Kecurangan ini seperti manipulasi data pencatatan jumlah oli yang digunakan, suku cadang yang rusak, dan lain sebagainya. 69 4.3.3 Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal PT BPP Berikut ini hasil rekapitulasi faktor peluang eksternal perusahaan. Tabel 4.12 Tabel Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal PT BPP No Faktor Peluang PT BPP 1 Meningkatnya pembangunan perumahan maupun pusat perbelanjaan di berbagai daerah 2 Meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum & Jasa Marga 3 Pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas perusahaan 4 Mengadakan kerja sama dengan developer (pengembang) maupun kontraktor 5 Mengadakan kerja sama strategis dengan perusahaan sejenis Sumber: Hasil Penelitian (2007) 1. Meningkatnya pembangunan perumahan maupun pusat perbelanjaan di berbagai daerah Beberapa tahun belakangan banyak dilakukan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia, khususnya wilayah Jabodetabek, seperti Cibubur, Serpong, Cimanggis, Depok, Bogor dan lain-lain. Hal ini merupakan peluang besar bagi PT BPP untuk mengembangkan usahanya karena semua proyek pembangunan ini pasti membutuhkan jasa alat berat. 2. Meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum & Jasa Marga Beberapa waktu belakangan ini juga banyak dilakukan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, SPBU, flyover maupun underpass oleh Jasa Marga, 70 Dinas Pekerjaan Umum, maupun perusahaan swasta atau perusahaan asing. Misalnya, flyover di Jalan Yos Sudarso, Jalan Tol Outer Ring Road (JORR) Cikunir-Jati Asih, Proyek Banjir Kanal Timur, SPBU Shell, Petronas, dan Pertamina, juga proyekproyek lainnya. mengembangkan Hal ini merupakan usahanya karena peluang semua besar proyek bagi PT BPP pembangunan ini untuk pasti membutuhkan jasa alat berat. 3. Pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas perusahaan Di era globalisasi ini, Teknologi Informasi (TI) memegang peranan yang penting. Dengan adanya TI, yang penerapannya dapat berupa sistem komputerisasi dalam perusahaan, ini akan memberi banyak kemudahan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Demikian pula dengan PT BPP, sistem komputerisasi dapat diterapkan perusahaan dalam hal melakukan pemasukan (input) data-data karyawan, data absensi karyawan, data gaji karyawan, data pengambilan suku cadang alat berat, data pemakaian alat-alat berat, dan lain-lain. Juga tidak tertutup kemungkinan ke depannya perusahaan akan melakukan pemasaran melalui dunia internet. 4. Mengadakan kerja sama dengan developer (pengembang) maupun kontraktor Banyaknya pembangunan proyek-proyek perumahan maupun infrastruktur jalan, diimbangi juga dengan meningkatnya jumlah pengembang maupun kontraktor pembangunan. Seperti Agung Sedayu, Jaya Konstruksi, dan lain-lain. Karena itu PT BPP harus menjalin kerja sama yang baik dengan pihak-pihak ini supaya ketika ada proyek pembangunan yang membutuhkan jasa alat-alat berat, para pengembang maupun kontraktor ini akan langsung menghubungi perusahaan. 71 5. Mengadakan kerja sama strategis dengan perusahaan sejenis Adakalanya alat berat yang ingin disewa oleh pelanggan sedang tidak ada (sedang beroperasi di tempat lain). Supaya PT BPP tidak kehilangan pelanggan, maka perusahaan harus menjalin hubungan kerja sama strategis dengan perusahaan penyewaan alat-alat berat lain, seperti CV Korenta dan PT Cahaya Gemilang. Jadi ketika perusahaan sedang tidak ada stok alat berat, maka tinggal menguhubungi perusahaan rekanannya. Demikian pula sebaliknya. 72 4.3.4 Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal PT BPP Berikut ini hasil rekapitulasi faktor ancaman eksternal perusahaan Tabel 4.13 Tabel Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal PT BPP No Faktor Ancaman PT BPP 1 Banyaknya pesaing pendatang baru 2 Fluktuasi harga minyak dunia 3 Kondisi cuaca yang tidak menentu 4 Fluktuasi nilai mata uang asing 5 Banyak piutang tak tertagih (bad debt) Sumber: Hasil Penelitian (2007) 1. Banyaknya pesaing pendatang baru Prospek di bidang penyewaan alat-alat berat ini cukup menjanjikan di tengah situasi Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang. Karena dengan banyaknya pembangunan yang berjalan, maka pasti membutuhkan jasa alat berat. Karena itu banyak muncul pesaing-pesaing baru yang juga menyewakan alat-alat berat seperti halnya PT BPP. Pesaing baru ini terutama muncul dari kalangan pemain perorangan yang hanya memiliki beberapa alat berat, namun sudah terjun ke bisnis ini. Mereka dapat dikategorikan sebagai ancaman bagi perusahaan karena dapat memberikan harga yang lebih murah dari harga pasar. Mereka dapat melakukannya karena mereka hanya perorangan (tidak punya badan usaha, biaya gaji, dan biaya lain-lain untuk karyawan dan operasional sangat kecil), otomatis karena biaya yang mereka keluarkan sedikit, mereka dapat memberikan harga sewa alat berat yang lebih murah, yang pada akhirnya akan merusak harga pasar serta merugikan para pemain lama seperti PT BPP. 73 2. Fluktuasi harga minyak dunia Naik-turunnya harga minyak dunia beberapa waktu belakangan ini juga memengaruhi dan mengancam aktivitas bisnis PT BPP. Naiknya harga minyak dunia berimbas pada terkoreksinya harga BBM sebagai bahan bakar utama untuk mengoperasikan alat-alat berat. Kenaikan harga BBM ini biasanya juga diikuti dengan kenaikan harga suku cadang, oli, dan lain-lain yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan. 3. Kondisi cuaca yang tidak menentu Kondisi cuaca yang tidak menentu dan tidak bersahabat akhir-akhir ini juga memengaruhi aktivitas PT BPP. Di beberapa daerah sudah sering terjadi hujan lebat dan banjir mulai melanda. Hal ini akan sangat menghambat aktivitas perusahaan. Hujan dapat menghambat proses pekerjaan di lapangan (proyek) dan juga proses pengiriman alat berat. Ketika cuaca sedang hujan atau banjir, alat berat tidak bisa beroperasi, maka hal itu akan merugikan perusahaan, karena alat sudah ada di proyek tapi tidak bisa dijalankan. Otomatis pemasukan perusahaan akan berkurang. 4. Fluktuasi nilai mata uang asing Fluktuasi nilai mata uang asing juga berpengaruh pada aktitivas perusahaan karena beberapa suku cadang alat-alat berat masih diimpor dari luar negeri, di antaranya Ceko Slovakia, Taiwan, dan negara lain. Naik-turunnya nilai mata uang asing (kurs) ini, akan memengaruhi harga beli suku cadang tersebut. 5. Banyak piutang tak tertagih (bad debt) Karena kurang selektif dalam memilih pelanggan, PT BPP memiliki beberapa piutang tak tertagih. Yaitu mereka yang setelah menyewa alat, tetapi kabur dan 74 tidak membayar. Hal ini biasa dilakukan oleh para makelar liar yang menjadi perantara antara perusahaan dan penyewa, juga oleh penyewa alat berat langsung yang sejak awal memang tidak memiliki itikad baik untuk membayar biaya sewa. Hal ini tentu sangat merugikan perusahaan. 4. 4 Rekomendasi/Usulan Strategi Bisnis bagi PT BPP Untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai strategi bisnis yang sebaiknya dijalankan oleh perusahaan di masa yang akan datang (rekomendasi atau usulan strategi), maka setelah didapat Faktor Eksternal dan Internal perusahaan yang telah direkapitulasikan dalam tabel-tabel di atas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Langkah ini dibagi menjadi 3 tahap, yakni Tahap Masukan, Tahap Pencocokan, serta Tahap Keputusan dengan teknik analisisnya (Matriksnya) masing-masing. Berikut ini akan dijelaskan hasil pengolahan data melalui tahapan-tahapan yang telah disebutkan di atas. 75 4.4.1 TAHAP MASUKAN 4.4.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT BPP Tabel 4.14 Tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT BPP Faktor-Faktor Esternal Kunci Bobot Peringkat Nilai Yang dibobot Peluang: 0.15 4 0.60 0.15 4 0.60 0.05 2 0.10 0.10 3 0.30 0.10 3 0.30 1. Banyaknya pesaing pendatang baru. 0.15 4 0.60 2. Fluktuasi harga minyak dunia. 0.10 3 0.30 3. Kondisi cuaca yang tidak menentu. 0.05 2 0.10 4. Fluktuasi nilai mata uang asing. 0.10 3 0.30 5. Banyak piutang tak tertagih (bad debt). 0.05 2 0.10 Jumlah 1.00 1. Meningkatnya pembangunan perumahan maupun pusat perbelanjaan di berbagai daerah. 2. Meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum & Jasa Marga. 3. Pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas perusahaan. 4. Mengadakan kerja sama dengan developer (pengembang) maupun kontraktor. 5. Mengadakan kerja sama strategis dengan perusahaan sejenis. Ancaman: 3.30 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007) Dari Tabel Matriks EFE di atas, diketahui bahwa jumlah nilai yang dibobot untuk PT BPP adalah sebesar 3.30. Nilai ini menunjukkan bahwa PT BPP memberikan respons yang 76 baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya, yakni industri penyewaan alat-alat berat. Dengan kata lain, PT BPP secara efektif sudah memanfaatkan peluang yang ada dengan baik, dan sudah meminimalkan potensi pengaruh negatif dari ancaman eksternal yang ada. 4.4.1.2 Matriks Profil Kompetitif/Persaingan (CPM) PT BPP Tabel 4.15 Tabel Matriks Profil Persaingan PT BPP Faktor Penentu Keberhasilan Bobot CV Korenta PT CG Peringkat Nilai Peringkat Nilai 1. Harga. 0.25 3 0.75 4 1.00 2. Mutu alat berat. 0.20 4 0.80 3 0.60 3. Layanan purnasewa 0.20 2 0.40 2 0.40 4. Jumlah pelanggan. 0.15 3 0.45 2 0.30 5. Variasi jenis alat berat yang 0.20 2 0.40 3 0.60 pelanggan. ditawarkan. Jumlah 1.00 2.80 2.90 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007) Dari Tabel Matriks CPM di atas diketahui bahwa ada dua pesaing utama bagi PT BPP dalam industri penyewaan alat-alat berat. Yaitu CV Korenta dan PT Cahaya Gemilang. Nilai yang dibobot bagi CV Korenta sebesar 2.80, dan 2.90 bagi PT Cahaya Gemilang. Hal ini hanya mencerminkan kekuatan relatif dari tiap perusahaan pesaing utama PT BPP. 77 4.4.1.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) PT BPP Tabel 4.16 Tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) PT BPP Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Peringkat Nilai Yang dibobot 1. Harga bersaing. 0.15 4 0.60 2. Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi. 0.10 3 0.30 3. Tepat waktu dalam pengiriman alat berat. 0.05 3 0.15 4. Tenaga operator alat berat yang handal. 0.10 4 0.40 5. Pengalaman perusahaan dalam bidangnya. 0.10 3 0.30 6. Layanan purnasewa yang sigap. 0.10 4 0.40 1. Kurangnya tenaga pemantau di lapangan. 0.10 2 0.20 2. Banyak alat berat yang sudah berumur. 0.10 1 0.10 3. Belum berencana untuk menambah unit alat 0.05 2 0.10 4. Manajemen perusahaan masih konvensional. 0.05 1 0.05 5. Sistem pengawasan internal yang lemah. 0.10 1 0.10 Jumlah 1,00 Kekuatan: Kelemahan: berat baru. 2,70 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007) Dari tabel Matriks EFI di atas, diketahui bahwa jumlah nilai yang dibobot untuk PT BPP adalah sebesar 2.70. Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang cukup kuat, karena nilai yang diperolehnya di atas nilai rata-rata, yakni 2.50. Dan nilai ini juga menunjukkan bahwa perusahaan ini berada dalam posisi di atas rata-rata pada kekuatan internal keseluruhannya. 78 4.4.2 TAHAP PENCOCOKAN 4.4.2.1 Matriks TOWS KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) 1. Harga bersaing. 2. Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi. 3. Tepat waktu dalam pengiriman alat berat. 4. Tenaga operator alat berat yang handal. 5. Pengalaman perusahaan dalam bidangnya. 6. Layanan purnasewa yang sigap. 1. Kurangnya tenaga pemantau di lapangan. 2. Banyak alat berat yang sudah berumur. 3. Tidak berencana untuk menambah unit alat berat baru. 4. Manajemen perusahaan masih konvensional. 5. Sistem pengawasan internal yang lemah PELUANG (O) STRATEGI SO STRATEGI WO 1. Meningkatnya pembangunan perumahan maupun pusat perbelanjaan di berbagai daerah. 2. Meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum & Jasa Marga. 3. Pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas perusahaan. 4. Mengadakan kerjasama dengan developer (pengembang) maupun kontraktor. 5. Mengadakan kerjasama strategis dengan perusahaan sejenis. ANCAMAN (T) 1. Menjalin kerjasama yang baik dan memberikan penawaran dan harga khusus bagi developer / kontraktor langganan mereka. (S1,O4) 2. Bekerjasama dalam penyediaan alat-alat berat dengan perusahaan sejenis jika salah satu perusahaan sedang tidak ada stok alat berat. (S5,O5) 3. Mulai menggunakan sistem komputerisasi dalam aktivitas perusahaan. (S5,O3). 1. Mulai menggunakan sistem komputerisasi dalam aktivitas manajemen perusahan. (W4,O3) 2. Menggunakan sistem komputerisasi dalam aktivitas pengawasan internal perusahaan. (W5,O3) STRATEGI ST 1. Selalu memberikan harga yang bersaing yang diimbangi dengan pelayanan terbaik. (S1,T1) 2. Lebih selektif dalam memilih pelanggan. (S5,T5) 3. Melakukan pembelian suku cadang alat berat dalam partai besar untuk stok / cadangan. (S5,T2,T4) STRATEGI WT 1. Memperbaharui sistem manajemen perusahaan dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan. (W4,T1) 1. Banyaknya pesaing pendatang baru. 2. Fluktuasi harga minyak dunia. 3. Kondisi cuaca yang tidak menentu. 4. Fluktuasi nilai mata uang asing. 5. Banyak piutang tak tertagih (bad debt). Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007) Gambar 4.3 Matriks TOWS PT. BPP 79 4.4.2.2 Matriks Internal-Eksternal (IE) PT BPP TOTAL NILAI EFE YANG DIBOBOT TOTAL NILAI IFE YANG DIBERI BOBOT Kuat 3,0-4,0 Tinggi 3,0-4,0 Sedang 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99 Rata-rata 2,0-2,99 Lemah 1,0-1,99 PT. BPP (2,70 ; 3.30) 3.0 2,0 1.0 Gambar 4.4 Matriks IE PT BPP Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007) Berdasarkan hasil dari Tabel Matriks EFE (Tabel 4.1) dan Tabel Matriks EFI (tabel 4.3), diketahui bahwa nilai EFE-nya adalah sebesar 3.30 dan nilai IFE-nya adalah sebesar 2.70. Dengan demikian dapat dilihat bahwa PT BPP berada dalam sel II, yaitu pada divisi tumbuh dan membangun. Dimana dalam divisi ini, ada beberapa alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan, diantaranya: Strategi Intensif (Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, atau Pengembangan Produk). Strategi Integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horisontal). 80 4.4.2.3 Matriks SPACE PT BPP Tabel 4.17 Matriks SPACE PT BPP KEKUATAN KEUANGAN (FS) PERINGKAT - Laba bersih naik sebesar 3.5% dari tahun lalu. 4.0 - Penghasilan naik 6% menjadi Rp 791.09 juta dibandingkan 3.0 tahun sebelumnya. 7.0 KEKUATAN INDUSTRI (IS) - Potensi laba pada bisang usaha ini sebesar 25-35%. 4.0 - Banyaknya proyek pembangunan di wilayah Jabodetabek. 5.0 9.0 STABILITAS LINGKUNGAN (ES) - Fluktuasi harga minyak dunia (BBM) di Indonesia. -4.0 - Kondisi cuaca yang tidak menentu. -5.0 - Maraknya penggunaan TI dalam setiap aktivitas. -3.0 -12.0 KEUNGGULAN KOMPETITIF (CA) - Harga bersaing. -1.0 - Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi. -2.0 - Layanan purnasewa yang sigap. -1.0 -4.0 KESIMPULAN Rata-rata: FS = 7.0 : 2 = 3.5 IS = 9.0 : 2 = 4.5 ES = -12.0 : 3 = -4.0 CA = -4.0 : 3 = -1.33 Koordinat vektor arah Sumbu x: 4.5 + (-1.33) = 3.17 Sumbu y: 3.5 + (-4.0) = -0.5 PT BPP harus menjalankan Strategi Kompetitif Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007) 81 FS Konservatif Agresif +6 +5 +4 +3 +2 +1 CA IS -6 -5 -4 –3 –2 -1 Defensif +1 +2 -- +3 +4 +5 +6 (+3.17 ; -0.5) -1 -2 -3 -4 -4 -6 Bersaing ES Gambar 4.5 Matriks SPACE PT BPP Sumber: Hasil Penelitian (2007) Dari tabel dan gambar Matriks SPACE PT BPP di atas, diketahui bahwa koordinat vektor arah pada sumbu x sebesar 3.17, dan pada sumbu y sebesar -0.5. Dengan demikian dapat dilihat bahwa perusahaan berada pada kuadran Kompetitif (bersaing). Kuadran ini menunjukkan strategi yang harus dijalankan perusahaan adalah strategi kompetitif. Strategi kompetitif ini termasuk strategi integrasi ke belakang, ke depan, dan horisontal (Strategi Integratif); penetrasi pasar; pengembangan pasar; pengembangan produk (Strategi Intensif); dan usaha patungan. 82 4.4.3 TAHAP KEPUTUSAN 4.4.3.1 Matriks QSPM PT BPP Tabel 4.18 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) PT BPP STRATEGI-STRATEGI ALTERNATIF Faktor-Faktor Kunci Bobot Pengembangan Penetrasi Produk Pasar AS TAS AS TAS 0.15 3 0.45 4 0.60 0.15 2 0.30 3 0.45 0.05 3 0.15 2 0.10 0.10 2 0.20 3 0.30 0.10 4 0.40 3 0.30 1. Banyaknya pesaing pendatang baru. 0.15 4 0.60 3 0.45 2. Fluktuasi harga minyak dunia. 0.10 2 0.20 1 0.10 3. Kondisi cuaca yang tidak menentu. 0.05 4 0.20 3 0.15 4. Fluktuasi nilai mata uang asing. 0.10 2 0.20 1 0.10 5. Banyak piutang tak tertagih (bad debt). 0.05 - - - - Jumlah 1.00 Peluang-peluang 1. Meningkatnya pembangunan perumahan maupun pusat perbelanjaan di berbagai daerah. 2. Meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum & Jasa Marga. 3. Pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas perusahaan. 4. Mengadakan kerja sama dengan developer (pengembang) maupun kontraktor. 5. Mengadakan kerja sama strategis dengan perusahaan sejenis. Ancaman-ancaman Kekuatan-kekuatan 1. Harga bersaing. 0.15 3 0.45 4 0.60 2. Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi. 0.10 4 0.40 3 0.30 83 3. Tepat waktu dalam pengiriman alat berat. 0.05 4 0.20 2 0.10 4. Tenaga operator alat berat yang handal. 0.10 4 0.40 2 0.20 5. Pengalaman perusahaan dalam bidangnya. 0.10 3 0.30 2 0.20 6. Layanan purnasewa yang sigap 0.10 4 0.40 2 0.20 1. Kurangnya tenaga pemantau di lapangan. 0.10 - - - - 2. Banyak alat berat yang sudah berumur. 0.10 3 0.30 2 0.20 3. Belum berencana untuk menambah unit alat 0.05 2 0.10 1 0.05 4. Manajemen perusahaan masih konvensional. 0.05 3 0.15 2 0.10 5. Sistem pengawasan internal yang lemah. 0.10 - - - - Kelemahan-kelemahan berat baru. Jumlah Total Nilai Daya Tarik 1.00 5.40 4.50 Sumber: Hasil Penelitian (2007) Dari Tabel Matriks QSPM PT BPP di atas, terlihat bahwa Strategi Pengembangan Produk memiliki Total Nilai Daya Tarik sebesar 5.40, lebih tinggi jika dibandingkan dengan Total Nilai Daya Tarik untuk Strategi Penetrasi Pasar yang bernilai 4.50. Angka ini menunjukkan bahwa Strategi Pengembangan Produk lebih menarik untuk diterapkan jika dibandingkan dengan Strategi Penetrasi Pasar. 84 4.5 Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengolahan data-data dan informasi (yang didapat dari Tahap Masukan) menggunakan Matriks TOWS, PT BPP sebaiknya menjalankan Strategi SO (Strengths – Opportunities), yaitu strategi di mana perusahaan menggunakan kekuatan internalnya untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Dengan demikian perusahaan sebaiknya berkonsentrasi untuk menjalin kerja sama yang baik dengan developer (pengembang) atau kontraktor pembangunan proyek-proyek yang sedang dan akan berjalan, maupun dengan perusahaan sejenis yang juga menyewakan alat-alat berat. Selain itu perusahaan juga harus mulai memanfaatkan sistem komputerisasi (Teknologi Informasi) dalam menjalankan aktivitasnya. Kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait aktivitas perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya: 1. Memberikan penawaran paket dan harga khusus bagi pelanggan-pelanggan tetap perusahaan maupun pelanggan yang melakukan penyewaan dalam partai besar, dalam artian menyewa alat dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu tertentu. 2. Selalu memberikan harga yang terbaik bagi para pelanggan tetap perusahaan. 3. Selalu memberikan pelayanan yang terbaik, dan layanan purnasewa yang sigap dan cepat tanggap setiap kali ada keluhan dari pelanggan. Untuk memanfaatkan Teknologi Informasi (mulai menggunakan sistem komputerisasi) dalam menjalankan aktivitas perusahaan, dapat dilakukan perusahaan dengan berbagai cara, di antaranya: 1. Menggunakan sistem komputerisasi dalam aktivitas manajemen perusahaan, seperti absensi karyawan, data gaji karyawan, data pelanggan, data pemasok, dan lain-lain. 85 2. Menggunakan sistem komputerisasi dalam aktivitas pengawasan internal perusahaan, di antaranya pengambilan suku cadang, oli, dan juga data penggunaan alat-alat berat di lapangan (proyek). Berdasarkan Hasil Pengolahan Data melalui Matriks IE dan Matriks SPACE, diketahui bahwa kedua matriks ini menghasilkan alternatif strategi yang serupa bagi PT BPP, yakni: Strategi Intensif (Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, atau Pengembangan Produk). Strategi Integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horisontal) Setelah dianalisis dan disesuaikan dengan keadaan perusahaan, maka Strategi Integratif dan usaha patungan kurang sesuai untuk diterapkan perusahaan pada saat ini. Karena dengan kapasitas yang ada saat ini, perusahaan belum dapat menguasai perusahaan pemasok, pengecer maupun para pesaing-pesaingnya. Dan usaha patungan juga belum dapat diterapkan karena perusahaan belum berencana untuk membentuk kemitraan seperti joint venture dengan perusahaan lain. Sesuai dengan situasi perusahaan saat ini, strategi yang dapat diterapkan adalah Strategi Intensif, yang terdiri dari Strategi Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, dan Pengembangan Produk. Strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha yang intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk atau jasa yang ada sekarang ingin ditingkatkan. Dari tiga alternatif Strategi Intensif yang ada, maka ada dua strategi bisnis yang sesuai dan dapat diterapkan oleh PT BPP, yakni Strategi Penetrasi Pasar dan Strategi Pengembangan Produk. Strategi pengembangan pasar belum dapat diterapkan saat ini karena perusahaan belum berencana untuk memperkenalkan jasa mereka ke wilayah 86 geografis lain di luar wilayah Jabodetabek. Hal ini dikarenakan perusahaan masih berkonsentrasi untuk memenuhi kebutuhan pasar di wilayah Jabodetabek dan mengingat mayoritas pembangunan yang terjadi saat ini masih terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek yang dekat dengan ibukota Indonesia, yakni Jakarta. Dengan demikian perusahaan sebaiknya berkonsentrasi untuk mencari pangsa pasar lebih besar bagi jasa perusahaan yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar (Strategi Penetrasi Pasar). Selain itu perusahaan juga harus mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki jasa yang sudah ada sekarang (Strategi Pengembangan Produk). Untuk melakukan usaha pemasaran yang lebih gencar, dapat dilakukan perusahaan dengan beberapa cara, di antaranya: 1. Memasang iklan di surat kabar terkemuka di daerah Jabodetabek. 2. Memberikan penawaran dan promosi-promosi menarik kepada pelanggan. Dalam bentuk: • Diskon khusus bagi pelanggan yang menyewa dalam partai besar. • Memberikan dispensasi minimum charge bagi pelanggan yang menyewa dan membayar di muka untuk jangka waktu penyewaan tertentu • Memberi pelanggan kemudahan dalam pembayaran. Untuk mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki jasa yang sudah ada sekarang, dapat dilakukan perusahaan dengan beberapa cara, di antaranya: 1. Meningkatkan kualitas alat-alat berat yang dimiliki perusahaan dengan cara rekondisi fisik dan mesin alat berat, dan lain-lain. 87 2. Lebih meningkatkan lagi layanan purnasewa yang sudah ada sekarang, dengan cara memberikan mekanik alat berat terbaik kepada penyewa, dan juga merespons dengan segera setiap kali ada keluhan dari pelanggan. 3. Meningkatkan kualitas operator alat berat perusahaan yang sudah ada dengan memberikan pelatihan-pelatihan (training ) kepada mereka mengenai teknik-teknik mengatasi masalah-masalah yang biasa terjadi pada alat-alat berat di lapangan (troubleshooting). Tujuannya agar para operator bisa menghandle (mengatasi) sendiri jika terjadi kerusakan di lapangan, tanpa harus selalu bergantung pada mekanik. Dengan demikian, jam kerja alat berat dapat dioptimalkan. 4. Meningkatkan kualitas mekanik perusahaan dengan cara mengadakan pelatihanpelatihan secara berkala bagi mereka. Berdasarkan Hasil Pengolahan Data melalui Matriks QSPM yang merupakan tahapan terakhir dalam kerangka penyusunan strategi yang komprehensif, yakni Tahap Keputusan, terlihat bahwa Strategi Pengembangan Produk lebih menarik untuk diterapkan perusahaan jika dibandingkan dengan Strategi Penetrasi Pasar. Jadi rekomendasi/usulan strategi bisnis yang sebaiknya diterapkan oleh PT BPP agar dapat bersaing di industrinya adalah Strategi Pengembangan Produk. Strategi Rasionalisasi Biaya yang digunakan perusahaan saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan intensitas persaingan yang kian ketat sekarang. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya mulai mencoba menjalankan Strategi Pengembangan Produk supaya perusahaan dapat bertahan dan dapat keluar menjadi pemenang dalam persaingan yang ada dalam industrinya, dan hal ini pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan dan target laba perusahaan akan dapat tercapai.