48 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN

advertisement
48
BAB 4
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Profil PT BUDI PURNAMA PERMAI (PT BPP)
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT BPP
Sejarah PT BPP
PT Budi Purnama Permai didirikan di Jakarta pada tanggal 21 November 1985.
Bergerak di bidang jasa penyewaan alat-alat berat, perusahaan ini didirikan oleh tiga orang,
yakni Firman Chandra, Ruddy P, dan Kaman W. PT BPP berdomisili di Jalan Pluit Selatan
Raya No. 105, Jakarta 14450. Adapun latar belakang dari pendirian usaha ini adalah karena
pada saat itu peluang bisnis ini masih sangat besar dikarenakan banyaknya pembangunan
proyek-proyek, baik itu perumahan maupun infrastruktur jalan. Dan juga didukung oleh
masih sedikitnya perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
Perkembangan PT BPP
Semenjak didirikan pada tahun 1985 sampai dengan sebelum terjadinya krisis
moneter pada tahun 1998, PT BPP mengalami perkembangan yang cukup pesat. Banyak
pembangunan proyek yang membutuhkan jasa alat-alat berat ini. Namun semenjak krisis
moneter terjadi, imbasnya terasa juga bagi perusahaan. Keadaan mulai sulit dan tingkat
penyewaan alat berat ini pun mulai menurun karena sedikitnya proyek-proyek pembangunan
yang ada. Tapi perusahaan terus bertahan. Dan sekarang semenjak banyak dimulainya lagi
pembangunan berbagai proyek, mulai dari infrastruktur jalan seperti Jalan Tol Cipularang
dan Jakarta Outer Ring Road (JORR), serta mulai banyaknya pembangunan perumahan,
apartemen, maupun pusat-pusat perbelanjaan di Jabodetabek, perusahaan mulai bangkit
kembali.
49
Dalam perkembangannya PT BPP sudah beberapa kali mengalami perubahan
struktur kepemilikan dan komposisi pemegang saham dikarenakan adanya perbedaan
kepentingan antara pihak-pihak yang terkait dalam aktivitas perusahaan. Maka sejak tahun
2005, berdasarkan Akta Notaris Nomor 27 tanggal 14 Februari 2005 yang disahkan
oleh Notaris Fenny Tjitra, S.H., posisi kepemilikan perusahaan dipegang Oleh Kaman W
sebagai Komisaris Utama, Indrawaty Tirta sebagai Komisaris, dan Lindajanty Ie sebagai
Direktur.
PT BPP bergerak dalam bidang jasa penyewaan alat-alat berat. Usaha jasa
penyewaan alat-alat berat ini merupakan suatu usaha yang cukup menjanjikan di era
globalisasi, apalagi sekarang ini Indonesia adalah negara yang sedang berkembang sehingga
banyak terjadi pembangunan di berbagai wilayah, khususnya di wilayah Jabodetabek, dan
dalam pembangunan ini membutuhkan jasa alat-alat berat.
Jenis alat-alat berat yang disewakan antara lain:
•
Bulldozer
•
Motor grader
•
Excavator
Untuk keperluan mengerjakan proyek seperti:
•
Pembukaan lahan baru
•
Penggalian lahan
•
Pembuatan jalan
Dengan dukungan jenis armada alat berat yang bervariasi, serta tenaga-tenaga ahli
yang sudah cukup lama berpengalaman di bidangnya masing-masing, di antaranya operator
(pengoperasi alat berat) dan mekanik yang bertugas memperbaiki alat-alat berat,
perusahaan terus-menerus berbenah diri untuk meningkatkan profesionalisme dan efisiensi
dalam menghadapi persaingan di era globalisasi.
50
PROFIL PERUSAHAAN
Nama Perusahaan
: PT BUDI PURNAMA PERMAI
Alamat Kantor
: Jalan Pluit Selatan Raya No. 105
Jakarta 14450
Tel. (021) 6603091
Fax. (021) 6697113
Alamat Workshop
: Jalan Raya Narogong KM 8 gg Caringin
No. 8
Dasar Hukum
•
Akta Pendirian
: Notaris Darsono Ps. S.H.
Nomor 101
Tanggal 21 November 1985
•
Akta Perubahan Terakhir
: Notaris Fenny Tjitra, S.H
Nomor 27
Tanggal 14 Februari 2005
Perpajakan
•
Nomor Pokok Wajib Pajak
: Nomor 01.368.541.7-047.000
(NPWP)
•
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
: PKP 041.02143.0990
(PKP)
Ijin Operasional
•
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
: Nomor 350/3554/09-02/PK/V/2000
•
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
: Nomor 09.01.1.52.00169
51
4.1.2 Visi dan Misi PT BPP
Visi:
•
Menjadi perusahaan penyewaan alat berat yang unggul, maju, dan ternama.
Misi:
•
Menyediakan alat-alat berat dengan kualitas terbaik dengan harga bersaing.
•
Memberikan layanan pelanggan dan layanan purnasewa yang baik dan sigap.
•
Menciptakan suatu struktur organisasi dinamis yang dapat mendukung dan
mempercepat perkembangan perusahaan.
•
Meningkatkan kinerja karyawan dan staf yang ada dalam perusahaan.
Tujuan jangka panjang:
ƒ
Memperoleh keuntungan sebesar 30% dari bisnis perusahaan, yakni penyewaan
alat-alat berat.
ƒ
Memperoleh pangsa pasar (market share ) sebesar 10% dari total industri
penyewaan alat-alat berat di Indonesia secara keseluruhan.
4.1.3 Kondisi Bisnis Perusahaan
Sejak awal didirikan sampai dengan sekarang PT BPP telah mengalami kemajuan
maupun kemunduran. Dari awal didirikan sampai dengan sebelum krisis moneter terjadi di
Indonesia pada tahun 1998, perusahaan dapat dikatakan cukup berkembang dan maju. Hal
ini dikarenakan banyaknya pembangunan proyek di Jabodetabek yang membutuhkan jasa
alat-alat berat, dan juga didukung oleh masih sedikitnya pesaing dalam industri ini. Namun
semenjak krisis moneter, ekonomi, politik, dan krisis-krisis lainnya melanda Indonesia,
ditambah dengan situasi keamanan yang buruk, perusahaan mulai mengalami kemunduran.
Hal ini tercermin dari terjadinya penurunan tingkat penyewaan alat-alat berat. Namun
52
perusahaan mencoba untuk terus bertahan. Berbagai strategi bisnis dijalankan oleh
perusahaan untuk mencoba bertahan dalam situasi sulit ini.
Kondisi perusahaan beberapa tahun belakangan mulai membaik. Semenjak banyak
dimulainya lagi pembangunan berbagai proyek, mulai dari infrastruktur jalan seperti Jalan Tol
Cipularang, Jakarta Outer Ring Road (JORR), pembangunan flyover maupun underpass di
berbagai daerah, dan juga didukung dengan meningkatnya pembangunan komplekskompleks perumahan, apartemen, maupun pusat perbelanjaan, perusahaan mulai bangkit
kembali. Hal ini terlihat dari tingkat penyewaan alat-alat berat yang mulai menunjukkan
peningkatan dalam lima tahun terakhir, yang seiring dengan peningkatan pendapatan bersih
perusahaan. Peningkatan ini juga didukung oleh mulai membaiknya kondisi perekonomian
Indonesia secara umum seiring dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan di berbagai
daerah di negara yang sedang berkembang ini.
4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan PT BPP
Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak pula tugas dan tanggung jawab
setiap karyawan yang menjadi bagian dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, para
pimpinan PT BPP membagi tugas dan tanggung jawab ini pada para karyawan dalam tiap
divisi yang ada dalam perusahaan, yaitu Divisi Alat Berat dan Divisi Keuangan & Akuntansi.
Tugas dan tanggung jawab atau biasa disebut job description (uraian pekerjaan) ini sangat
penting dalam sebuah perusahaan agar tiap-tiap karyawan dapat mengerti akan fungsi dan
tugasnya masing-masing dalam perusahaan. Berikut ini dipaparkan struktur organisasi
beserta uraian pekerjaan dalam PT BPP
53
DIREKTUR
MANAJER
Divisi Keuangan
& Akuntansi
Divisi Alat Berat
Administrasi
Administrasi
Operasional
Mekanik
Keuangan &
Akuntansi
Operator
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT BPP
Sumber: PT BPP (2007)
54
Untuk melengkapi struktur organisasi di atas, di bawah ini akan dijelaskan lebih
lanjut mengenai tugas dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan yang bekerja di PT
BPP berdasarkan struktur organisasi tersebut.
1. Direktur
Tugas:
ƒ
Mengatur permbagian pekerjaan sesuai divisi masing-masing.
ƒ
Mengendalikan jalannya perusahaan.
ƒ
Mengambil keputusan dalam perusahaan secara keseluruhan.
ƒ
Menerima hasil laporan yang berhubungan dengan perusahaan dari Manajer
secara berkala.
ƒ
Menjalin hubungan dengan perusahaan lain untuk kepentingan perusahaan.
ƒ
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan.
Tanggung Jawab:
ƒ
Bertanggung jawab terhadap Komisaris Utama dan Komisaris.
ƒ
Bertanggung jawab atas keberlangsungan perusahaan yang dijalankannya.
2. Manajer
Tugas:
ƒ
Membantu Direktur dalam menjalankan perusahaan.
ƒ
Membantu Direktur dalam pembagian tugas tiap divisi dan stafnya.
ƒ
Memberikan masukan dalam pengambiilan keputusan di dalam perusahaan.
ƒ
Memberikan hasil laporan kegiatan perusahaan kepada Direktur secara berkala.
Tanggung Jawab:
ƒ
Bertanggung jawab kepada Direktur.
ƒ
Menggantikan tugas dan tanggung jawab Direktur ketika Direktur berhalangan
hadir.
55
3. Administrasi Divisi Alat Berat
Tugas:
ƒ
Melakukan pencatatan di mana saja alat-alat berat perusahaan sedang
beroperasi (sedang disewa).
ƒ
Melakukan pencatatan atas jam kerja alat-alat berat yang sedang beroperasi di
lapangan.
ƒ
Melakukan pencatatan atas suku cadang, oli, dan lain-lain yang berhubungan
dengan operasional alat berat perusahaan.
ƒ
Memberikan laporan secara berkala kepada Manajer.
Tanggung Jawab:
ƒ
Bertanggung jawab kepada Manajer.
ƒ
Bertanggung jawab penuh atas segala hal yang berhubungan dengan alat-alat
berat perusahaan.
4. Mekanik Alat Berat
Tugas:
ƒ
Melakukan perbaikan terhadap alat-alat berat yang rusak.
ƒ
Melakukan perawatan rutin atau servis berkala terhadap alat-alat berat
perusahaan.
ƒ
Mencatat dan melaporkan jumlah pemakaian suku cadang alat berat.
Tanggung Jawab:
ƒ
Bertanggung jawab kepada Manajer
ƒ
Bertanggung jawab penuh atas kondisi fisik alat-alat berat perusahaan.
56
5. Operator Alat Berat
Tugas:
ƒ
Mengoperasikan alat-alat berat perusahaan di lapangan.
ƒ
Melakukan pencatatan jam kerja alat berat di lapangan di dalam Time Sheet
perusahaan.
ƒ
Melaporkan jika ada kendala kerusakan alat berat maupun kendala cuaca dan
kondisi di lapangan kepada Manajer.
Tanggung Jawab:
ƒ
Bertanggung jawab kepada Manajer
ƒ
Bertanggung jawab penuh mengoperasikan alat-alat berat dengan baik.
6. Administrasi Divisi Keuangan & Akuntansi
Tugas:
ƒ
Menyusun daftar gaji karyawan.
ƒ
Mengatur pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan perusahaan.
ƒ
Mengurus pajak perusahaan.
Tanggung Jawab:
ƒ
Bertanggung jawab kepada Manajer
ƒ
Bertanggung jawab penuh atas arus keluar-masuk kas perusahaan.
7. Bagian Keuangan dan Akuntansi
Tugas:
ƒ
Menyusun laporan keuangan secara akurat dan tepat waktu.
ƒ
Melakukan pembayaran gaji karyawan.
ƒ
Menerima pembayaran atas penyewaan alat-alat berat perusahaan.
ƒ
Melakukan pembayaran atas pembelian suku cadang dan lain-lain yang
berhubungan dengan alat berat dan operasional perusahaan.
57
ƒ
Memberikan hasil laporan keuangan kepada Manajer.
Tanggung Jawab:
ƒ
Bertanggung jawab kepada Manajer.
ƒ
Bertanggung jawab penuh atas keuangan perusahaan secara keseluruhan.
4.1.5 Komposisi Karyawan PT BPP
Jumlah karyawan perusahaan adalah sebanyak 30 orang. Jumlah ini tidak terlampau
besar, namun cukup untuk menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari. Berikut ini
dipaparkan tabel jumlah karyawan PT BPP berdasarkan jabatannya dan beberapa komposisi
lainnya di dalam perusahaan.
Tabel 4.1
Tabel Jumlah Karyawan PT BPP
Jabatan
Jumlah
Direktur
1
Manajer
1
Administrasi Alat Berat
1
Mekanik Alat Berat
4
Operator Alat Berat
21
Administrasi Keuangan
1
Keuangan & Akuntansi
1
Jumlah Karyawan
30 Orang
Sumber: PT BPP (2007)
Sumber Daya Manusia (SDM) pada perusahaan dapat dikatakan sebagai rata-rata.
Karena hanya terdapat beberapa karyawan yang bergelar Sarjana (S1), dan mayoritas
karyawan perusahaan berpendidikan SMU atau SMK, seperti lulusan STM, SMEA, dan lainlain. Namun hal ini tidak secara langsung memengaruhi kinerja perusahaan, karena rata-rata
dari mereka sudah bekerja cukup lama pada perusahaan dan memiliki jam terbang yang
cukup tinggi. Memang masa kerja karyawan juga berpengaruh penting dalam aktivitas
perusahaan. Masa kerja ini menunjukkan loyalitas dan pengalaman kerja tiap karyawan.
58
Ketika
sebuah
perusahaan
terlalu
sering
berganti-ganti
karyawan,
maka
selain
mengakibatkan biaya yang besar, juga membuat aktivitas perusahaan terganggu. Dari tabel
berikut dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan perusahaan telah bekerja antara 10 sampai
15 tahun pada perusahaan. Hal ini mencerminkan bahwa karyawan yang dimiliki perusahaan
cukup loyal dan memiliki pengalaman yang cukup banyak di bidangnya masing-masing.
Berikut ini dipaparkan tabel komposisi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan, dan masa
kerja mereka pada perusahaan.
Tabel 4.2
Tabel Komposisi Karyawan PT BPP Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan
Jumlah
Prosentase (%)
Sarjana (S1)
3
10
Diploma
5
16.67
SMU/ SMK
16
53.33
Lain-lain
6
20
Jumlah
30 orang
100
Sumber: PT BPP (2007)
Tabel 4.3
Tabel Komposisi Karyawan PT BPP Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
Jumlah
Prosentase (%)
Kurang dari 5 tahun
4
13.33
Antara 5 sampai 10 tahun
7
23.33
Antara 10 sampai 15 tahun
10
33.33
Antara 15 sampai 20 tahun
6
20
Lebih dari 20 tahun
3
10
Jumlah
30 orang
100%
Sumber: PT BPP (2007)
Selain tingkat pendidikan dan masa kerja karyawan, usia karyawan juga merupakan
faktor yang penting dalam suatu perusahaan. Apabila seorang karyawan berusia terlalu tua,
maka kondisi fisik mereka umumnya lebih lemah dibandingkan yang berusia lebih muda.
59
Namun karyawan berusia tua tidak selalu merugikan, karena mereka pada umumnya
memiliki pengalaman lebih banyak daripada yang muda, selalu berhati-hati dalam mengambil
keputusan, dan sabar dalam bekerja. Dari tabel berikut dapat diketahui bahwa mayoritas
karyawan PT BPP berada pada usia produktif, yaitu antara 26 sampai 45 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan ini memiliki potensi yang besar yang dapat berguna bagi
kemajuan perusahaan. Berikut ini dipaparkan tabel komposisi karyawan berdasarkan jenjang
usia.
Tabel 4.4
Tabel Komposisi Karyawan PT BPP Berdasarkan Jenjang Usia
Usia (tahun)
Jumlah
Prosentase
18 – 25
4
13.33
26 - 35
12
40
35 – 45
12
40
45 tahun ke atas
2
6.67
Jumlah
30 orang
100%
Sumber: PT BPP (2007)
PT BPP tidak pernah membedakan apakah karyawannya pria atau wanita karena
yang terutama adalah kemampuan dan pengalaman kerja mereka. Selain itu pria dan wanita
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang pada akhirnya akan saling
melengkapi dan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya dengan baik.
Berikut ini dipaparkan tabel komposisi karyawan berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.5
Tabel Komposisi Karyawan PT BPP Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
Pria
24 orang
Wanita
6 orang
Jumlah
30 orang
Sumber: PT BPP (2007)
60
4.1.6 Analisis Persaingan Model Lima Kekuatan Porter pada PT BPP
Analisis persaingan ini merupakan pendekatan yang banyak dipakai oleh perusahaan
untuk mengembangkan strateginya. Karena itu PT BPP harus memperhatikan kelima elemen
kekuatan persaingan dalam industri ini agar dapat mengantisipasi keadaan dan dalam rangka
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan.
Potensi pengembangan produk
pengganti.
Tidak ada produk subtitusi, kecuali
menggunakan tenaga manusia.
Kekuatan tawarmenawar pemasok
- PT. BUMIMAS
MANDIRI UTAMA
- PT. SINAR UNDAH
PERKASA
- ASTRA DIESEL
- PT. CAHAYA DIESEL
Perseteruan di
antara perusahaan
yang saling
bersaing
- CV KORENTA
- PT. CAHAYA
GEMILANG
Kekuatan tawarmenawar
konsumen
- JO JAYA-LAMPIRI JO
- PT. JAYA
KONSTRUKSI
MANGGALA PRATAMA,
TBK
- CV. SATRIA JAYA
MANDIRI
Potensi masuknya pesaing baru
Perorangan yang menyewakan alat
berat.
Gambar 4.2
Model Lima Kekuatan Persaingan Menurut Michael E. Porter pada PT BPP
Sumber: PT BPP (2007)
61
4.2 Analisis Strategi Bisnis PT BPP Saat Ini
Meskipun kondisi perekonomian Indonesia secara umum mulai menunjukkan
perbaikan seiring dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan di berbagai daerah di
negara yang sedang berkembang ini, tentu saja PT BPP harus memiliki dan menjalankan
strategi bisnis. Terlebih lagi, intensitas persaingan semakin ketat di industri ini. Strategi bisnis
yang telah diterapkan oleh PT BPP di tengah situasi sulit ini adalah Strategi Rasionalisasi
Biaya, yaitu strategi merestrukturisasi perusahaan dengan cara mengurangi biaya dan aset
agar dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan.
Hal ini dilakukan perusahaan dengan cara:
ƒ
Melakukan rasionalisasi (PHK) terhadap karyawan perusahaan yang kinerjanya kurang
maksimal.
ƒ
Menekan overhead cost perusahaan dengan jalan melakukan efisiensi dalam aktivitas
perusahaan sehari-hari, seperti: penghematan listrik, air, telepon, penggunaan suku
cadang, oli, dan pengurangan biaya-biaya lainnya.
Evaluasi terhadap penggunaan strategi ini oleh perusahaan menunjukkan hasil yang
cukup baik walaupun belum maksimal. Tingkat penyewaan alat-alat berat mulai
menunjukkan adanya peningkatan dalam lima tahun terakhir yang seiring dengan
peningkatan pendapatan bersih perusahaan. Dari Tabel Pendapatan perusahaan di bawah
ini, dapat dilihat bahwa pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan pada tahun 2002
adalah sebesar Rp 638 Juta, tahun 2003 sebesar Rp 669.9 juta, tahun 2004 sebesar Rp
708.75 juta, tahun 2005 sebesar Rp 746.31 juta, dan tahun 2006 sebesar RP 791.09 juta.
62
Atau dapat dikatakan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 setiap tahunnya
pendapatan bersih perusahaan mengalami peningkatan antara 5-6% per tahunnya.
Tabel 4.6
Tabel Pendapatan PT BPP
(Tahun 2002-2006)
Tahun
Pendapatan Bersih
(dalam jutaan Rupiah)
2002
638
2003
669.9
2004
708.75
2005
746.31
2006
791.09
Sumber: PT BPP (2007)
Meskipun pendapatan bersih perusahaan mengalami peningkatan dalam lima tahun
terakhir, namun target laba yang diharapkan oleh perusahaan (sesuai dengan tujuan jangka
panjang perusahaan) yakni sebesar 30% belum juga tercapai. Oleh karena itu perusahaan
membutuhkan strategi bisnis yang baru, yang lebih sesuai dengan situasi persaingan dalam
industri ini dan situasi ekonomi secara keseluruhan. Dengan demikian perusahaan dapat
bersaing di industrinya dan dapat keluar menjadi pemenang dalam persaingan ini.
63
4.3 Identifikasi Lingkungan Eksternal dan Internal PT BPP
Data yang diambil untuk penelitian ini merupakan data sekunder PT BPP, yang
diperoleh dari beberapa pihak yang terlibat langsung dalam perencanaan dan pembuatan
strategi bisnis perusahaan. Untuk dapat mengetahui situasi yang sedang dihadapi oleh
perusahaan saat ini, maka diperlukan identifikasi lingkungan eksternal dan internal
perusahaan. Dalam mengidentifikasikan lingkungan eksternal (yang meliputi peluang dan
ancaman), serta lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) PT BPP, telah dilakukan
wawancara langsung kepada pihak-pihak terkait di perusahaan. Dari hasil wawancara
tersebut dan dengan didukung oleh data-data yang diperoleh dari perusahaan, maka dapat
direkapitulasikan Faktor Eksternal dan Internal PT BPP dengan rincian sebagai berikut.
4.3.1 Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal PT BPP
Berikut ini hasil rekapitulasi faktor kekuatan internal perusahaan.
Tabel 4.7
Tabel Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal PT BPP
No
Faktor Kekuatan PT BPP
1
Harga bersaing
2
Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi
3
Tepat waktu dalam pengiriman alat berat
4
Tenaga operator alat berat yang handal
5
Pengalaman perusahaan dalam bidangnya
6
Layanan purnasewa yang sigap
Sumber: Hasil Penelitian (2007)
64
1. Harga bersaing
PT BPP merupakan perusahaan penyewaan alat-alat berat yang menawarkan
jasanya dengan harga yang sangat bersaing jika dibandingkan dengan perusahaan
sejenis.
Tabel 4.8
Tabel Jasa Penyewaan Alat-Alat Berat PT BPP
Jenis Alat Berat
Merk
Jumlah
Tarif Sewa (Rp)
Excavator
Hyundai
5 Unit
90.000 – 100.000 / Jam
Samsung
4 Unit
90.000 – 100.000 / Jam
STA VV 110
5 Unit
70.000 – 85.000 / Jam
CA 25
1 Unit
70.000 – 85.000 / Jam
Motor Grader
Mitsubishi
1 Unit
95.000 – 100.000 / Jam
3 Wheel Roller
Jing Ling
2 Unit
170.000 – 200.000 / Hari
Vibratory Roller
Sumber: PT BPP (2007)
2. Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi
Jenis alat
berat
yang
ditawarkan
oleh
PT
BPP
sangat beragam.
Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan penyewa, apakah untuk pembukaan
lahan baru, penggalian lahan, pembuatan jalan, dan lain-lain. Alat-alat berat yang
dimiliki PT BPP antara lain: Excavator, Vibratory Roller, Motor Grader, dan 3 Wheel
Roller.
Tabel 4.9
Tabel Alat-Alat Berat PT BPP dan Fungsinya
Jenis Alat Berat
Fungsi
Excavator
Penggalian lahan
Vibratory Roller
Pemadatan badan jalan
Motor Grader
Meratakan lahan
3 Wheel Roller
Pemadatan lahan
Sumber: PT BPP (2007)
65
3. Tepat waktu dalam pengiriman alat berat
Ketepatan waktu dalam pengiriman alat berat juga menjadi perhatian utama
perusahaan, karena bila terlalu lama atau tidak tepat waktu akan membuat
pelanggan kecewa, mengingat pekerjaan di proyek tidak dapat menunggu. Oleh
sebab itu, PT BPP selalu berupaya mengirim alat berat yang hendak disewa oleh
pelanggan dari workshop perusahaan di Bekasi menuju ke proyek segera setelah
dipesan. Waktu pengiriman alat berat ini umumnya dilakukan pada malam hari,
karena menggunakan jasa trailer berukuran besar yang hanya diperbolehkan
beroperasi pada malam hari.
Tabel 4.10
Tabel Jangka Waktu Pengiriman Alat-Alat Berat PT BPP
Tujuan
Jangka Waktu (Jam)
Jakarta
4-6
Bogor
6-8
Depok
6-8
Tangerang
5-7
Bekasi
2-4
Sumber: PT BPP (2007)
4. Tenaga operator alat berat yang handal
Mayoritas tenaga Operator (pengemudi / pengoperasi) alat berat PT BPP
telah memiliki pengalaman kerja antara 10-15 tahun (sudah sejak tahun 90-an
bekerja pada PT BPP). Karena itu mereka semua sudah sangat berpengalaman.
Peranan operator ini sangat penting dalam mengemudikan dan menjalankan alat
berat sesuai fungsinya masing-masing.
66
5. Pengalaman perusahaan dalam bidangnya
PT BPP sudah berdiri sejak tahun 1985. Karena itu pengalamannya di bidang
penyewaan alat-alat berat sudah tidak perlu diragukan lagi. Perusahaan sudah
mengerti seluk-beluk industri ini, dan sudah cukup banyak pelanggan yang mengenal
PT BPP.
6. Layanan purnasewa yang sigap
Adakalanya alat berat yang sedang beroperasi di lapangan mengalami
kerusakan, seperti slang yang pecah, dinamo yang tidak menyala, dan masalah
lainnya. Tentu saja hal ini menjadi tanggung jawab PT BPP karena ini termasuk
pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Segera setelah perusahaan menerima
laporan dari operator alat berat ataupun penyewa bahwa alat yang sedang disewa
mengalami kerusakan, maka mekanik perusahaan akan meluncur ke lapangan untuk
memperbaiki kerusakan tersebut. Jika kerusakannya ringan, maka akan langsung
diperbaiki di lapangan supaya alat berat dapat segera beroperasi lagi. Tapi jika
kerusakannya terlampau berat, maka alat berat itu akan dibawa ke workshop / pool
perusahaan untuk diperbaiki di sana. Dan kepada penyewa akan diberikan alat berat
pengganti tanpa dikenai biaya apa pun.
67
4.3.2 Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal PT BPP
Berikut ini hasil rekapitulasi faktor kelemahan internal perusahaan.
Tabel 4.11
Tabel Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal PT BPP
No
Faktor Kelemahan PT BPP
1
Kurangnya tenaga pemantau di lapangan
2
Banyak alat berat yang sudah berumur
3
Belum berencana untuk menambah unit alat berat baru
4
Manajemen perusahaan masih konvensional
5
Sistem pengawasan internal yang lemah
Sumber: Hasil Penelitian (2007)
1. Kurangnya tenaga pemantau di lapangan
Jumlah tenaga pemantau yang dimiliki oleh PT BPP hanya sedikit. Aktivitas
monitoring (pemantauan) itu biasa dilakukan oleh Manajer. Karena jumlah alat berat
yang dimiliki cukup banyak, dan tersebar di berbagai lokasi proyek, maka Manajer
tidak dapat memantau secara terus-menerus alat-alat berat di berbagai lokasi ini
setiap hari. Karena itu sering ditemukan kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh
operator yang bekerja sama dengan penyewa. Terutama dalam hal pencatatan
waktu penggunaan alat-alat berat pada Time Sheet perusahaan.
2. Banyak alat berat yang sudah berumur
Meskipun jumlah armada alat-alat berat yang dimiliki PT BPP cukup banyak,
kebanyakan dari alat berat itu sudah agak berumur. Umumnya alat berat yang
dimiliki oleh PT BPP diproduksi tahun 1991 sampai dengan tahun 1995. Hal ini
mengakibatkan cukup banyak kerusakan yang terjadi pada alat berat ini.
68
3. Belum berencana untuk menambah unit alat berat baru
Di tengah situasi perekonomian yang sulit dan penuh ketidakpastian, PT BPP
belum berencana untuk menambah unit alat baru. Harga satu unit alat berat yang
baru ini berkisar di angka Rp 500 juta sampai RP 1 milyar. Karena itu perusahaan
tidak mau mengambil risiko dulu untuk berinvestasi membeli unit alat berat baru.
Mereka hanya memanfaatkan armada alat berat yang dimiliki saat ini.
4. Manajemen perusahaan masih konvensional
Sistem Manajemen dan pengelolaan yang diterapkan oleh PT BPP masih
konvensional, karena masih bersifat kekeluargaan. Hal ini mengakibatkan kinerja
karyawan kurang maksimal. Dan ditambah lagi dengan belum diterapkannya sistem
komputerisasi pada perusahaan. Hal ini membuat aktivitas perusahaan kurang efektif
dan efisien.
5. Sistem pengawasan internal yang lemah
Karena lokasi kantor (Pluit, Jakarta Utara) dan workshop perusahaan
(Bekasi) yang berjauhan, maka perusahaan kesulitan untuk selalu memantau
aktivitas yang terjadi di workshop. Seperti jumlah unit alat berat yang beroperasi,
yang rusak, dan lain-lain. Hal ini terkadang mengakibatkan banyak kecurangan yang
dilakukan karyawan, terutama mekanik. Kecurangan ini seperti manipulasi data
pencatatan jumlah oli yang digunakan, suku cadang yang rusak, dan lain
sebagainya.
69
4.3.3 Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal PT BPP
Berikut ini hasil rekapitulasi faktor peluang eksternal perusahaan.
Tabel 4.12
Tabel Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal PT BPP
No
Faktor Peluang PT BPP
1
Meningkatnya pembangunan perumahan maupun pusat perbelanjaan di
berbagai daerah
2
Meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan oleh Dinas Pekerjaan
Umum & Jasa Marga
3
Pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas perusahaan
4
Mengadakan kerja sama dengan developer (pengembang) maupun
kontraktor
5
Mengadakan kerja sama strategis dengan perusahaan sejenis
Sumber: Hasil Penelitian (2007)
1. Meningkatnya pembangunan perumahan maupun pusat perbelanjaan di
berbagai daerah
Beberapa tahun belakangan banyak dilakukan pembangunan di berbagai
daerah di Indonesia, khususnya wilayah Jabodetabek, seperti Cibubur, Serpong,
Cimanggis, Depok, Bogor dan lain-lain. Hal ini merupakan peluang besar bagi PT BPP
untuk mengembangkan usahanya karena semua proyek pembangunan ini pasti
membutuhkan jasa alat berat.
2. Meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan oleh Dinas Pekerjaan
Umum & Jasa Marga
Beberapa waktu belakangan ini juga banyak dilakukan pembangunan
infrastruktur seperti jalan tol, SPBU, flyover maupun underpass oleh Jasa Marga,
70
Dinas Pekerjaan Umum, maupun perusahaan swasta atau perusahaan asing.
Misalnya, flyover di Jalan Yos Sudarso, Jalan Tol Outer Ring Road (JORR) Cikunir-Jati
Asih, Proyek Banjir Kanal Timur, SPBU Shell, Petronas, dan Pertamina, juga proyekproyek
lainnya.
mengembangkan
Hal
ini
merupakan
usahanya
karena
peluang
semua
besar
proyek
bagi
PT
BPP
pembangunan
ini
untuk
pasti
membutuhkan jasa alat berat.
3. Pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas perusahaan
Di era globalisasi ini, Teknologi Informasi (TI) memegang peranan yang
penting. Dengan adanya TI, yang penerapannya dapat berupa sistem komputerisasi
dalam perusahaan, ini akan memberi banyak kemudahan dalam menjalankan
aktivitas perusahaan. Demikian pula dengan PT BPP, sistem komputerisasi dapat
diterapkan perusahaan dalam hal melakukan pemasukan
(input) data-data
karyawan, data absensi karyawan, data gaji karyawan, data pengambilan suku
cadang alat berat, data pemakaian alat-alat berat, dan lain-lain. Juga tidak tertutup
kemungkinan ke depannya perusahaan akan melakukan pemasaran melalui dunia
internet.
4. Mengadakan kerja sama dengan developer (pengembang) maupun
kontraktor
Banyaknya pembangunan proyek-proyek perumahan maupun infrastruktur
jalan, diimbangi juga dengan meningkatnya jumlah pengembang maupun kontraktor
pembangunan. Seperti Agung Sedayu, Jaya Konstruksi, dan lain-lain. Karena itu PT
BPP harus menjalin kerja sama yang baik dengan pihak-pihak ini supaya ketika ada
proyek pembangunan yang membutuhkan jasa alat-alat berat, para pengembang
maupun kontraktor ini akan langsung menghubungi perusahaan.
71
5. Mengadakan kerja sama strategis dengan perusahaan sejenis
Adakalanya alat berat yang ingin disewa oleh pelanggan sedang tidak ada
(sedang beroperasi di tempat lain). Supaya PT BPP tidak kehilangan pelanggan,
maka perusahaan harus menjalin hubungan kerja sama strategis dengan perusahaan
penyewaan alat-alat berat lain, seperti CV Korenta dan PT Cahaya Gemilang. Jadi
ketika perusahaan sedang tidak ada stok alat berat, maka tinggal menguhubungi
perusahaan rekanannya. Demikian pula sebaliknya.
72
4.3.4 Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal PT BPP
Berikut ini hasil rekapitulasi faktor ancaman eksternal perusahaan
Tabel 4.13
Tabel Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal PT BPP
No
Faktor Ancaman PT BPP
1
Banyaknya pesaing pendatang baru
2
Fluktuasi harga minyak dunia
3
Kondisi cuaca yang tidak menentu
4
Fluktuasi nilai mata uang asing
5
Banyak piutang tak tertagih (bad debt)
Sumber: Hasil Penelitian (2007)
1. Banyaknya pesaing pendatang baru
Prospek di bidang penyewaan alat-alat berat ini cukup menjanjikan di tengah
situasi Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang. Karena dengan
banyaknya pembangunan yang berjalan, maka pasti membutuhkan jasa alat berat.
Karena itu banyak muncul pesaing-pesaing baru yang juga menyewakan alat-alat
berat seperti halnya PT BPP.
Pesaing baru ini terutama muncul dari kalangan
pemain perorangan yang hanya memiliki beberapa alat berat, namun sudah terjun
ke bisnis ini. Mereka dapat dikategorikan sebagai ancaman bagi perusahaan karena
dapat memberikan harga yang lebih murah dari harga pasar. Mereka dapat
melakukannya karena mereka hanya perorangan (tidak punya badan usaha, biaya
gaji, dan biaya lain-lain untuk karyawan dan operasional sangat kecil), otomatis
karena biaya yang mereka keluarkan sedikit, mereka dapat memberikan harga sewa
alat berat yang lebih murah, yang pada akhirnya akan merusak harga pasar serta
merugikan para pemain lama seperti PT BPP.
73
2. Fluktuasi harga minyak dunia
Naik-turunnya harga minyak dunia beberapa waktu belakangan ini juga
memengaruhi dan mengancam aktivitas bisnis PT BPP. Naiknya harga minyak dunia
berimbas pada terkoreksinya harga BBM sebagai bahan bakar utama untuk
mengoperasikan alat-alat berat. Kenaikan harga BBM ini biasanya juga diikuti dengan
kenaikan harga suku cadang, oli, dan lain-lain yang berhubungan dengan aktivitas
perusahaan.
3. Kondisi cuaca yang tidak menentu
Kondisi cuaca yang tidak menentu dan tidak bersahabat akhir-akhir ini juga
memengaruhi aktivitas PT BPP. Di beberapa daerah sudah sering terjadi hujan lebat
dan banjir mulai melanda. Hal ini akan sangat menghambat aktivitas perusahaan.
Hujan dapat menghambat proses pekerjaan di lapangan (proyek) dan juga proses
pengiriman alat berat. Ketika cuaca sedang hujan atau banjir, alat berat tidak bisa
beroperasi, maka hal itu akan merugikan perusahaan, karena alat sudah ada di
proyek tapi tidak bisa dijalankan. Otomatis pemasukan perusahaan akan berkurang.
4. Fluktuasi nilai mata uang asing
Fluktuasi nilai mata uang asing juga berpengaruh pada aktitivas perusahaan
karena beberapa suku cadang alat-alat berat masih diimpor dari luar negeri, di
antaranya Ceko Slovakia, Taiwan, dan negara lain. Naik-turunnya nilai mata uang
asing (kurs) ini, akan memengaruhi harga beli suku cadang tersebut.
5. Banyak piutang tak tertagih (bad debt)
Karena kurang selektif dalam memilih pelanggan, PT BPP memiliki beberapa
piutang tak tertagih. Yaitu mereka yang setelah menyewa alat, tetapi kabur dan
74
tidak membayar. Hal ini biasa dilakukan oleh para makelar liar yang menjadi
perantara antara perusahaan dan penyewa, juga oleh penyewa alat berat langsung
yang sejak awal memang tidak memiliki itikad baik untuk membayar biaya sewa. Hal
ini tentu sangat merugikan perusahaan.
4. 4 Rekomendasi/Usulan Strategi Bisnis bagi PT BPP
Untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai strategi bisnis yang sebaiknya dijalankan
oleh perusahaan di masa yang akan datang (rekomendasi atau usulan strategi), maka
setelah didapat Faktor Eksternal dan Internal perusahaan yang telah direkapitulasikan dalam
tabel-tabel di atas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Langkah ini
dibagi menjadi 3 tahap, yakni Tahap Masukan, Tahap Pencocokan, serta Tahap Keputusan
dengan teknik analisisnya (Matriksnya) masing-masing. Berikut ini akan dijelaskan hasil
pengolahan data melalui tahapan-tahapan yang telah disebutkan di atas.
75
4.4.1 TAHAP MASUKAN
4.4.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT BPP
Tabel 4.14
Tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT BPP
Faktor-Faktor Esternal Kunci
Bobot
Peringkat
Nilai Yang
dibobot
Peluang:
0.15
4
0.60
0.15
4
0.60
0.05
2
0.10
0.10
3
0.30
0.10
3
0.30
1. Banyaknya pesaing pendatang baru.
0.15
4
0.60
2. Fluktuasi harga minyak dunia.
0.10
3
0.30
3. Kondisi cuaca yang tidak menentu.
0.05
2
0.10
4. Fluktuasi nilai mata uang asing.
0.10
3
0.30
5. Banyak piutang tak tertagih (bad debt).
0.05
2
0.10
Jumlah
1.00
1. Meningkatnya pembangunan perumahan maupun
pusat perbelanjaan di berbagai daerah.
2. Meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan
oleh Dinas Pekerjaan Umum & Jasa Marga.
3. Pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas
perusahaan.
4. Mengadakan kerja sama dengan developer
(pengembang) maupun kontraktor.
5. Mengadakan kerja sama strategis dengan
perusahaan sejenis.
Ancaman:
3.30
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007)
Dari Tabel Matriks EFE di atas, diketahui bahwa jumlah nilai yang dibobot untuk PT
BPP adalah sebesar 3.30. Nilai ini menunjukkan bahwa PT BPP memberikan respons yang
76
baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya, yakni industri penyewaan
alat-alat berat. Dengan kata lain, PT BPP secara efektif sudah memanfaatkan peluang yang
ada dengan baik, dan sudah meminimalkan potensi pengaruh negatif dari ancaman eksternal
yang ada.
4.4.1.2 Matriks Profil Kompetitif/Persaingan (CPM) PT BPP
Tabel 4.15
Tabel Matriks Profil Persaingan PT BPP
Faktor Penentu Keberhasilan
Bobot
CV Korenta
PT CG
Peringkat Nilai
Peringkat Nilai
1. Harga.
0.25
3
0.75
4
1.00
2. Mutu alat berat.
0.20
4
0.80
3
0.60
3. Layanan purnasewa
0.20
2
0.40
2
0.40
4. Jumlah pelanggan.
0.15
3
0.45
2
0.30
5. Variasi jenis alat berat yang
0.20
2
0.40
3
0.60
pelanggan.
ditawarkan.
Jumlah
1.00
2.80
2.90
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007)
Dari Tabel Matriks CPM di atas diketahui bahwa ada dua pesaing utama bagi PT BPP
dalam industri penyewaan alat-alat berat. Yaitu CV Korenta dan PT Cahaya Gemilang. Nilai
yang dibobot bagi CV Korenta sebesar 2.80, dan 2.90 bagi PT Cahaya Gemilang. Hal ini
hanya mencerminkan kekuatan relatif dari tiap perusahaan pesaing utama PT BPP.
77
4.4.1.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) PT BPP
Tabel 4.16
Tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) PT BPP
Faktor-faktor Internal Kunci
Bobot
Peringkat
Nilai Yang dibobot
1. Harga bersaing.
0.15
4
0.60
2. Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi.
0.10
3
0.30
3. Tepat waktu dalam pengiriman alat berat.
0.05
3
0.15
4. Tenaga operator alat berat yang handal.
0.10
4
0.40
5. Pengalaman perusahaan dalam bidangnya.
0.10
3
0.30
6. Layanan purnasewa yang sigap.
0.10
4
0.40
1. Kurangnya tenaga pemantau di lapangan.
0.10
2
0.20
2. Banyak alat berat yang sudah berumur.
0.10
1
0.10
3. Belum berencana untuk menambah unit alat
0.05
2
0.10
4. Manajemen perusahaan masih konvensional.
0.05
1
0.05
5. Sistem pengawasan internal yang lemah.
0.10
1
0.10
Jumlah
1,00
Kekuatan:
Kelemahan:
berat baru.
2,70
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007)
Dari tabel Matriks EFI di atas, diketahui bahwa jumlah nilai yang dibobot untuk PT
BPP adalah sebesar 2.70. Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal
yang cukup kuat, karena nilai yang diperolehnya di atas nilai rata-rata, yakni 2.50. Dan nilai
ini juga menunjukkan bahwa perusahaan ini berada dalam posisi di atas rata-rata pada
kekuatan internal keseluruhannya.
78
4.4.2 TAHAP PENCOCOKAN
4.4.2.1 Matriks TOWS
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
1. Harga bersaing.
2. Jenis alat berat yang
ditawarkan bervariasi.
3. Tepat waktu dalam
pengiriman alat berat.
4. Tenaga operator alat berat
yang handal.
5. Pengalaman perusahaan
dalam bidangnya.
6. Layanan purnasewa yang
sigap.
1. Kurangnya tenaga
pemantau di lapangan.
2. Banyak alat berat yang
sudah berumur.
3. Tidak berencana untuk
menambah unit alat berat
baru.
4. Manajemen perusahaan
masih konvensional.
5. Sistem pengawasan
internal yang lemah
PELUANG (O)
STRATEGI SO
STRATEGI WO
1. Meningkatnya
pembangunan perumahan
maupun pusat perbelanjaan
di berbagai daerah.
2. Meningkatnya
pembangunan infrastruktur
jalan oleh Dinas Pekerjaan
Umum & Jasa Marga.
3. Pemanfaatan teknologi
informasi dalam aktivitas
perusahaan.
4. Mengadakan kerjasama
dengan developer
(pengembang) maupun
kontraktor.
5. Mengadakan kerjasama
strategis dengan
perusahaan sejenis.
ANCAMAN (T)
1. Menjalin kerjasama yang
baik dan memberikan
penawaran dan harga
khusus bagi developer /
kontraktor langganan
mereka. (S1,O4)
2. Bekerjasama dalam
penyediaan alat-alat berat
dengan perusahaan sejenis
jika salah satu perusahaan
sedang tidak ada stok alat
berat. (S5,O5)
3. Mulai menggunakan
sistem komputerisasi dalam
aktivitas perusahaan.
(S5,O3).
1. Mulai menggunakan sistem
komputerisasi dalam aktivitas
manajemen perusahan.
(W4,O3)
2. Menggunakan sistem
komputerisasi dalam aktivitas
pengawasan internal
perusahaan. (W5,O3)
STRATEGI ST
1. Selalu memberikan harga
yang bersaing yang diimbangi
dengan pelayanan terbaik.
(S1,T1)
2. Lebih selektif dalam memilih
pelanggan. (S5,T5)
3. Melakukan pembelian suku
cadang alat berat dalam partai
besar untuk stok / cadangan.
(S5,T2,T4)
STRATEGI WT
1. Memperbaharui sistem
manajemen perusahaan dan
selalu memberikan pelayanan
yang terbaik bagi pelanggan.
(W4,T1)
1. Banyaknya pesaing
pendatang baru.
2. Fluktuasi harga minyak
dunia.
3. Kondisi cuaca yang tidak
menentu.
4. Fluktuasi nilai mata uang
asing.
5. Banyak piutang tak
tertagih (bad debt).
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007)
Gambar 4.3
Matriks TOWS PT. BPP
79
4.4.2.2 Matriks Internal-Eksternal (IE) PT BPP
TOTAL NILAI EFE YANG
DIBOBOT
TOTAL NILAI IFE YANG DIBERI BOBOT
Kuat
3,0-4,0
Tinggi
3,0-4,0
Sedang
2,0-2,99
Rendah
1,0-1,99
Rata-rata
2,0-2,99
Lemah
1,0-1,99
PT. BPP
(2,70 ; 3.30)
3.0
2,0
1.0
Gambar 4.4
Matriks IE PT BPP
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007)
Berdasarkan hasil dari Tabel Matriks EFE (Tabel 4.1) dan Tabel Matriks EFI (tabel 4.3),
diketahui bahwa nilai EFE-nya adalah sebesar 3.30 dan nilai IFE-nya adalah sebesar 2.70.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa PT BPP berada dalam sel II, yaitu pada divisi tumbuh dan
membangun. Dimana dalam divisi ini, ada beberapa alternatif strategi yang dapat dijalankan
oleh perusahaan, diantaranya:
ƒ
Strategi Intensif (Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, atau Pengembangan
Produk).
ƒ
Strategi Integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horisontal).
80
4.4.2.3 Matriks SPACE PT BPP
Tabel 4.17
Matriks SPACE PT BPP
KEKUATAN KEUANGAN (FS)
PERINGKAT
- Laba bersih naik sebesar 3.5% dari tahun lalu.
4.0
- Penghasilan naik 6% menjadi Rp 791.09 juta dibandingkan
3.0
tahun sebelumnya.
7.0
KEKUATAN INDUSTRI (IS)
- Potensi laba pada bisang usaha ini sebesar 25-35%.
4.0
- Banyaknya proyek pembangunan di wilayah Jabodetabek.
5.0
9.0
STABILITAS LINGKUNGAN (ES)
- Fluktuasi harga minyak dunia (BBM) di Indonesia.
-4.0
- Kondisi cuaca yang tidak menentu.
-5.0
- Maraknya penggunaan TI dalam setiap aktivitas.
-3.0
-12.0
KEUNGGULAN KOMPETITIF (CA)
- Harga bersaing.
-1.0
- Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi.
-2.0
- Layanan purnasewa yang sigap.
-1.0
-4.0
KESIMPULAN
Rata-rata: FS = 7.0 : 2 = 3.5
IS = 9.0 : 2 = 4.5
ES = -12.0 : 3 = -4.0
CA = -4.0 : 3 = -1.33
Koordinat vektor arah
Sumbu x: 4.5 + (-1.33) = 3.17
Sumbu y: 3.5 + (-4.0) = -0.5
PT BPP harus menjalankan Strategi Kompetitif
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2007)
81
FS
Konservatif
Agresif
+6
+5
+4
+3
+2
+1
CA
IS
-6 -5 -4 –3 –2 -1
Defensif
+1 +2
--
+3 +4 +5 +6
(+3.17 ; -0.5)
-1
-2
-3
-4
-4
-6
Bersaing
ES
Gambar 4.5
Matriks SPACE PT BPP
Sumber: Hasil Penelitian (2007)
Dari tabel dan gambar Matriks SPACE PT BPP di atas, diketahui bahwa koordinat
vektor arah pada sumbu x sebesar 3.17, dan pada sumbu y sebesar -0.5. Dengan
demikian dapat dilihat bahwa perusahaan berada pada kuadran Kompetitif (bersaing).
Kuadran ini menunjukkan strategi yang harus dijalankan perusahaan adalah strategi
kompetitif. Strategi kompetitif ini termasuk strategi integrasi ke belakang, ke depan, dan
horisontal (Strategi Integratif); penetrasi pasar; pengembangan pasar; pengembangan
produk (Strategi Intensif); dan usaha patungan.
82
4.4.3 TAHAP KEPUTUSAN
4.4.3.1 Matriks QSPM PT BPP
Tabel 4.18
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) PT BPP
STRATEGI-STRATEGI ALTERNATIF
Faktor-Faktor Kunci
Bobot
Pengembangan
Penetrasi
Produk
Pasar
AS
TAS
AS
TAS
0.15
3
0.45
4
0.60
0.15
2
0.30
3
0.45
0.05
3
0.15
2
0.10
0.10
2
0.20
3
0.30
0.10
4
0.40
3
0.30
1. Banyaknya pesaing pendatang baru.
0.15
4
0.60
3
0.45
2. Fluktuasi harga minyak dunia.
0.10
2
0.20
1
0.10
3. Kondisi cuaca yang tidak menentu.
0.05
4
0.20
3
0.15
4. Fluktuasi nilai mata uang asing.
0.10
2
0.20
1
0.10
5. Banyak piutang tak tertagih (bad debt).
0.05
-
-
-
-
Jumlah
1.00
Peluang-peluang
1. Meningkatnya pembangunan perumahan
maupun pusat perbelanjaan di berbagai
daerah.
2. Meningkatnya pembangunan infrastruktur
jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum & Jasa
Marga.
3. Pemanfaatan teknologi informasi dalam
aktivitas perusahaan.
4. Mengadakan kerja sama dengan developer
(pengembang) maupun kontraktor.
5. Mengadakan kerja sama strategis dengan
perusahaan sejenis.
Ancaman-ancaman
Kekuatan-kekuatan
1. Harga bersaing.
0.15
3
0.45
4
0.60
2. Jenis alat berat yang ditawarkan bervariasi.
0.10
4
0.40
3
0.30
83
3. Tepat waktu dalam pengiriman alat berat.
0.05
4
0.20
2
0.10
4. Tenaga operator alat berat yang handal.
0.10
4
0.40
2
0.20
5. Pengalaman perusahaan dalam bidangnya.
0.10
3
0.30
2
0.20
6. Layanan purnasewa yang sigap
0.10
4
0.40
2
0.20
1. Kurangnya tenaga pemantau di lapangan.
0.10
-
-
-
-
2. Banyak alat berat yang sudah berumur.
0.10
3
0.30
2
0.20
3. Belum berencana untuk menambah unit alat
0.05
2
0.10
1
0.05
4. Manajemen perusahaan masih konvensional.
0.05
3
0.15
2
0.10
5. Sistem pengawasan internal yang lemah.
0.10
-
-
-
-
Kelemahan-kelemahan
berat baru.
Jumlah Total Nilai Daya Tarik
1.00
5.40
4.50
Sumber: Hasil Penelitian (2007)
Dari Tabel Matriks QSPM PT BPP di atas, terlihat bahwa Strategi Pengembangan
Produk memiliki Total Nilai Daya Tarik sebesar 5.40, lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Total Nilai Daya Tarik untuk Strategi Penetrasi Pasar yang bernilai 4.50.
Angka ini menunjukkan bahwa Strategi Pengembangan Produk lebih menarik untuk
diterapkan jika dibandingkan dengan Strategi Penetrasi Pasar.
84
4.5 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengolahan data-data dan informasi (yang didapat dari Tahap
Masukan) menggunakan Matriks TOWS, PT BPP sebaiknya menjalankan Strategi SO
(Strengths – Opportunities), yaitu strategi di mana perusahaan menggunakan kekuatan
internalnya untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada.
Dengan demikian perusahaan sebaiknya berkonsentrasi untuk menjalin kerja sama
yang baik dengan developer (pengembang) atau kontraktor pembangunan proyek-proyek
yang sedang dan akan berjalan, maupun dengan perusahaan sejenis yang juga menyewakan
alat-alat berat. Selain itu perusahaan juga harus mulai memanfaatkan sistem komputerisasi
(Teknologi Informasi) dalam menjalankan aktivitasnya.
Kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait aktivitas perusahaan dapat dilakukan
dengan beberapa cara, di antaranya:
1. Memberikan penawaran paket dan harga khusus bagi pelanggan-pelanggan tetap
perusahaan maupun pelanggan yang melakukan penyewaan dalam partai besar,
dalam artian menyewa alat dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu tertentu.
2. Selalu memberikan harga yang terbaik bagi para pelanggan tetap perusahaan.
3. Selalu memberikan pelayanan yang terbaik, dan layanan purnasewa yang sigap dan
cepat tanggap setiap kali ada keluhan dari pelanggan.
Untuk
memanfaatkan
Teknologi
Informasi
(mulai
menggunakan
sistem
komputerisasi) dalam menjalankan aktivitas perusahaan, dapat dilakukan perusahaan
dengan berbagai cara, di antaranya:
1. Menggunakan sistem komputerisasi dalam aktivitas manajemen perusahaan, seperti
absensi karyawan, data gaji karyawan, data pelanggan, data pemasok, dan lain-lain.
85
2. Menggunakan
sistem
komputerisasi
dalam
aktivitas
pengawasan
internal
perusahaan, di antaranya pengambilan suku cadang, oli, dan juga data penggunaan
alat-alat berat di lapangan (proyek).
Berdasarkan Hasil Pengolahan Data melalui Matriks IE dan Matriks SPACE, diketahui
bahwa kedua matriks ini menghasilkan alternatif strategi yang serupa bagi PT BPP, yakni:
ƒ
Strategi Intensif (Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, atau Pengembangan
Produk).
ƒ
Strategi Integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horisontal)
Setelah dianalisis dan disesuaikan dengan keadaan perusahaan, maka Strategi
Integratif dan usaha patungan kurang sesuai untuk diterapkan perusahaan pada saat ini.
Karena dengan kapasitas yang ada saat ini, perusahaan belum dapat menguasai perusahaan
pemasok, pengecer maupun para pesaing-pesaingnya. Dan usaha patungan juga belum
dapat diterapkan karena perusahaan belum berencana untuk membentuk kemitraan seperti
joint venture dengan perusahaan lain.
Sesuai dengan situasi perusahaan saat ini, strategi yang dapat diterapkan adalah
Strategi Intensif, yang terdiri dari Strategi Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar,
dan Pengembangan Produk. Strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena
semuanya memerlukan usaha-usaha yang intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan
produk atau jasa yang ada sekarang ingin ditingkatkan.
Dari tiga alternatif Strategi Intensif yang ada, maka ada dua strategi bisnis yang
sesuai dan dapat diterapkan oleh PT BPP, yakni Strategi Penetrasi Pasar dan Strategi
Pengembangan Produk. Strategi pengembangan pasar belum dapat diterapkan saat ini
karena perusahaan belum berencana untuk memperkenalkan jasa mereka ke wilayah
86
geografis lain di luar wilayah Jabodetabek. Hal ini dikarenakan perusahaan masih
berkonsentrasi untuk memenuhi kebutuhan pasar di wilayah Jabodetabek dan mengingat
mayoritas pembangunan yang terjadi saat ini masih terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek
yang dekat dengan ibukota Indonesia, yakni Jakarta.
Dengan demikian perusahaan sebaiknya berkonsentrasi untuk mencari pangsa pasar
lebih besar bagi jasa perusahaan yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang
lebih gencar (Strategi Penetrasi Pasar). Selain itu perusahaan juga harus mencoba
meningkatkan penjualan dengan memperbaiki jasa yang sudah ada sekarang (Strategi
Pengembangan Produk).
Untuk melakukan usaha pemasaran yang lebih gencar, dapat dilakukan perusahaan
dengan beberapa cara, di antaranya:
1. Memasang iklan di surat kabar terkemuka di daerah Jabodetabek.
2. Memberikan penawaran dan promosi-promosi menarik kepada pelanggan. Dalam
bentuk:
•
Diskon khusus bagi pelanggan yang menyewa dalam partai besar.
•
Memberikan dispensasi minimum charge bagi pelanggan yang menyewa dan
membayar di muka untuk jangka waktu penyewaan tertentu
•
Memberi pelanggan kemudahan dalam pembayaran.
Untuk mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki jasa yang sudah ada
sekarang, dapat dilakukan perusahaan dengan beberapa cara, di antaranya:
1. Meningkatkan kualitas alat-alat berat yang dimiliki perusahaan dengan cara rekondisi
fisik dan mesin alat berat, dan lain-lain.
87
2. Lebih meningkatkan lagi layanan purnasewa yang sudah ada sekarang, dengan cara
memberikan mekanik alat berat terbaik kepada penyewa, dan juga merespons
dengan segera setiap kali ada keluhan dari pelanggan.
3. Meningkatkan kualitas operator alat berat perusahaan yang sudah ada dengan
memberikan pelatihan-pelatihan (training ) kepada mereka mengenai teknik-teknik
mengatasi masalah-masalah yang biasa terjadi pada alat-alat berat di lapangan
(troubleshooting). Tujuannya agar para operator bisa menghandle (mengatasi)
sendiri jika terjadi kerusakan di lapangan, tanpa harus selalu bergantung pada
mekanik. Dengan demikian, jam kerja alat berat dapat dioptimalkan.
4. Meningkatkan kualitas mekanik perusahaan dengan cara mengadakan pelatihanpelatihan secara berkala bagi mereka.
Berdasarkan Hasil Pengolahan Data melalui Matriks QSPM yang merupakan tahapan
terakhir dalam kerangka penyusunan strategi yang komprehensif, yakni Tahap Keputusan,
terlihat bahwa Strategi Pengembangan Produk lebih menarik untuk diterapkan
perusahaan jika dibandingkan dengan Strategi Penetrasi Pasar.
Jadi rekomendasi/usulan strategi bisnis yang sebaiknya diterapkan oleh PT BPP agar
dapat bersaing di industrinya adalah Strategi Pengembangan Produk. Strategi
Rasionalisasi Biaya yang digunakan perusahaan saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan
situasi dan intensitas persaingan yang kian ketat sekarang. Oleh karena itu perusahaan
sebaiknya mulai mencoba menjalankan Strategi Pengembangan Produk supaya perusahaan
dapat bertahan dan dapat keluar menjadi pemenang dalam persaingan yang ada dalam
industrinya, dan hal ini pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan dan target laba
perusahaan akan dapat tercapai.
Download