EFEKTIVITAS EVALUASI NONTES BENTUK OBSERVASI DALAM

advertisement
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
120
EFEKTIVITAS EVALUASI NONTES BENTUK OBSERVASI DALAM
MENGAKTIFKAN SISWA PADA MATA PELAJARAN
PPKn DI SEKOLAH DASAR
Martono
Dosen Universitas Terbuka Yogyakarta
Abstract
Civics subjects is basically defined as an education of concepts, values, morals, and
norms which designed to prepare students to be good citizens. Any educational
institutions, especially primary school will be a strategic institution to keep and
preserve the concepts, values, morals, and norms that relate closely with Pancasila.
Materials are set and developed involving cognitive, attitudes and behaviors aspect.
Selection of media, learning resources and type of assessment determine an active and
creative students’ learning atmosphere in the. This research presented a non-test
evaluation, in a form of observation that can help students to be active in learning
process. The implementation of this evaluation aims to assess both of the learning
process and outcomes at the same time so that active students can be encouraged in
teaching and learning in elementary school civics subject.
Key Words: effectiveness, non-test evaluation, active students
Harapan
PENDAHULUAN
yang
sangat
mulia
tersebut
dibebankan antara lain pada mata pelajaran
Dalam standar isi 2006 dijelaskan
bahwa PKn persekolahan atau mata pelajaran
PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan
pada
pembentukan
warga
negara
yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia
yang
cerdas,
terampil,
dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila
dan
UUD
1945.
Dalam
lampiran
Permendiknas No 22 tahun 2006 dikemukakan
bahwa
“mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukkan warga
negara
yang
melaksanakan
memahami
hak-hak
dan
dan
mampu
kewajibannya
untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas,
terampil,
dan
berkarkter
yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.
PKn, khususnya pada jenjang sekolah dasar
karena pada jenjang ini merupakan pondasi
bagi pengembangan karakter anak selanjutnya.
Jika peletakan pondasi baik, maka akan
membawa
dampak
bagi
perkembangan
berikutnya. Namun jika peletakan dasarnya
rapuh, maka tujuan dan harapan mewujudkan
warga
negara
yang
baik
akan
banyak
mengalami hambatan. Untuk mewujudkan
harapan / tujuan tersebut maka proses belajar
mengajar
PKn membutuhkan kualitas dan
kualifikasi guru yang memadai. Guru yang
mengampu mata pelajaran PKn dituntut untuk
mampu
merancang,
melaksanakan,
dan
mengevaluasi pembelajaran PKn dengan baik
sesuai dengan karakteristik dan prosedur
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
121
pembelajaran PKn sekolah dasar dengan tidak
berjalan monoton
dan terkesan rutinitas
meninggalkan prosedur umum pembelajaran.
sehingga
dapat
Menurut Dick & Carey (dalam Suwarma
kurang
keaktifan
siswa.
menumbuhkan
Kepasifan
siswa
dalam
belajar
mengajar
Al Muchtar, dkk) Prosedur umum pelaksanaan
mengikuti
proses
pembelajaran ada lima tahap, yaitu: kegiatan
terutama
disebabkan
pra-pembelajaran,
pemahaman guru terhadap karakteristik mata
penyajian
informasi,
oleh
PKn
rendahnya
partisipasi siswa, evaluasi, dan tindak lanjut.
pelajaran PKn SD,
siswa sekolah dasar,
Secara garis besar kelima prosedur tersebut
kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan
dapat disingkat menjadi tiga, yaitu: persiapan,
pengembangan evaluasi.
penyajian, dan evaluasi dan tindak lanjut.
Sistem evaluasi yang diberlakukan dan
Kegiatan persiapan atau pra-pembelajaran
dikembangkan oleh guru adalah evaluasi
terbagi menjadi 2, yaitu (1) persiapan sebelum
tradisional yang bersifat uniform dan berlaku
pembelajaran yang terdiri dari persiapan
sama pada satu kawasan tertentu. Di setiap
tertulis, persiapan media dan alat pelajaran,
sekolah baik negeri maupun swasta dalam
serta persiapan diri, dan (2) pembukaan
mengakhiri
pelajaran yang berisi kegiatan memotivasi
dilaksanakan evaluasi secara bersama. Dalam
siswa,
evaluasi tersebut bentuk soal, isi soal atau
menunjukkan
tujuan,
dan
menginformasikan keterampilan prasyarat.
Pembelajaran
yang
kegiatan
belajar
mengajarnya
materi yang diujikan, waktu pengerjaan, dan
konvensional
kriteria penilaiannya adalah sama. Guru-guru
dimana titik berat pembelajaran berpusat pada
kelas pada umumnya tidak dilibatkan dalam
guru sehingga kurang memberi ruang gerak
pengadaan soal-soal tersebut.
bagi siswa untuk mengembangkan potensi
Di lingkungan sekolah dasar pada umunya
dirinya secara optimal. Keadaan seperti ini
para guru sudah terkondisi untuk selalu
akan
berupaya
menghambat
pertumbuhan
dan
agar
para
siswanya
berhasil
perkembangan siswa terutama siswa sekolah
mengerjakan ujian bersama dengan baik pada
dasar. Pada dasarnya siswa SD memiliki sifat
setiap
suka keluar rumah dan selalu aktif secara fisik.
menempuh ujian bersama ditandai dengan
Sifat-sifat
pencapaian nilai
seperti
Keberhasilan
dalam
mestinya
dapat
dalam
bentuk
diperoleh para siswanya akan mempengaruhi
perencanaan
kredibilitas baik guru maupun lembaganya.
pembelajaran, pelaksanaan, dan akhirnya pada
namun yang menjadi catatan bahwa ujian
evaluasi
bersama yang dikembangkan belum sesuai
diakomodasi
pembelajaran.
oleh
ini
semesternya.
guru
Mulai
seharusnya
dari
mencerminkan
karakteristik siswa sekolah dasar.
Kenyataan di lapangan menunjukkan
bahwa sebagian besar pembelajaran PKn
yang baik. Nilai yang
dengan karakteristik PKn yang merupakan
pendidikan nilai dan moral.
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
Secara prinsip, sebenarnya
122
evaluasi
pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan
pembelajaran PKn SD sama dengan penilaian
refleksi (reflect) (Kemmis & Taggart, 1981
mata pelajaran lainnya, hanya bedanya bobot
dalam Hopkins, 1993, Mc Niff, 1992, Waseso,
penilaian pada unsur moral feeling dan moral
1993).
behavior lebih tinggi dari pada evaluasi pada
unsur moral knowing.
Pengembangan evaluasi nontes bentuk
Berdasarkan hal
observasi ini dilakukan di sekolah dasar
ini akan dipaparkan
Wonosari Gunung Kidul. Dalam penelitian ini
evaluasi non tes bentuk observasi sebagai
peneliti merupakan instrumen kunci karena
upaya menguji kemampuan siswa dalam hal
bersifat naturalistik. Nasution menyatakan
moral feeling dan moral behavior. Hasil
“dalam penelitian naturalistik tidak ada pilihan
pengiring dari pengembangan evaluasi non tes
lain daripada menjadikan manusia sebagai
bentuk
instrument penelitian utama. Alasannya adalah
tersebut dalam tulisan
observasi
adalah
semakin
meningkatnya keaktifan siswa.
Tulisan
ini
bahwa segala sesuatu belum mempunyai
dari
bentuk yang pasti (Nasution, 1996:55). Lebih
penelitian yang dilakuan di SD Wonosari
lanjut, dikatakan bahwa “… salah satu ciri
Gunung Kidul. Penelitian ini adalah penelitian
penelitian naturalistik adalah mengutamakan
tindakan
kelas
action
data langsung atau disebut juga data yang first
research
(Hopkins,
bersifat
hand untuk ini peneliti sendiri terjun ke
partisipatif dan kolaboratif. Langkah pertama
lapangan untuk mengadakan observasi dan
kegiatan ini diawali dengan melakukan studi
wawancara”
pendahuluan.
Dari hasil studi pendahuluan
memudahkan peneliti melakukan kegiatannya
peneliti berkeyakinan bahwa pengembangan
dipandang perlu menggunakan instrumen lain
evaluasi
selain peneliti itu sendiri. Instrumen tersebut
nontes
merupakan
atau
hasil
educational
1993)
bentuk
dan
observasi
dapat
(Nasution,
adalah
mampu mewujudkan keaktifan siswa. Di sisi
wawancara, pedoman studi dokumentasi, dan
lain penerapan evaluasi non tes bentuk
kuesioner.
dapat
mewujudkan
inovasi
observasi,
Untuk
diterima dan diterapkan serta diharapkan
observasi
pedoman
1999).
pedoman
Data yang telah didapatkan dianalisis
pembelajaran khususnya kegiatan evaluasi
oleh
pada mata pelajaran PKn sekolah dasar.
lapangan sampai kegiatan penelitian berakhir.
Langkah - langkah pengembangannya
peneliti
Data
yang
saat
memulai
dikumpulkan
(memasuki)
meliputi
data
menggunakan pendekatan siklus sebanyak 6
kuantitatif dan kualitatif. Data yang bersifat
(enam) kali dengan menggunakan model
kuantitatif seperti angka atau skor diolah
“Elliot’s” action research model” (Hopkins,
dengan menggunakan statistik sederhana untuk
1993). Setiap siklus terdiri dari 4 (empat)
mengetahui derajat objek tertentu. Data yang
kegiatan pokok yaitu perencanaan (plan),
bersifat
kualitatif
diolah
sesuai
dengan
123
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
prosedur
yang
biasa
digunakan
dalam
perilaku peneliti-penelitinya dan atau perilaku
penelitian kualitatif. Prosedur pengolahan dan
orang
analisis data dilaksanakan melalui tahap-tahap
tindakan dimaksudkan untuk meningkatkan
sebagai
praktik tertentu.
berikut
(Hopkins,
1993)
:
1)
lain.
Dengan
demikian
penelitian
pengumpulan data, 2) validasi data, dan 3)
interpretasi.
PEMBAHASAN
Dalam
penelitian
validasi
data
merupakan hal yang sangat urgen. Validitas
1.Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah
dasar
membuktikan bahwa apa yang diambil oleh
Menurut
Wahidin
peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya
berhubungan
ada dalam dunia kenyataan, dan apakah
mempertahankan
penjelasan
character
yang diberikan tentang dunia
(2010),
dengan
bagaimana
karakter
building)
bangsa
yang
(nation
dimulai
pemahaman
atau
beserta
implikasinya.
Mempertahankan
karakter
bangsa
diawali
dilakukan
(Nasution,
kategorisasi
1996).
data
Setelah
yang
telah
dasar-dasar
dari
memang sesuai dengan yang sebenarnya ada
terjadi
terhadap
PKn
tentu
negara
dengan
dikumpulkan dikodifikasi menurut model yang
pemahaman yang baik tentang nilai-nilai
dikembangkan (proses dan hasil), kemudian
kebangsaan yang meliputi sejarah perjalanan
divalidasi menurut teknik-teknik analisis data
bangsanya, kebhinekaan bangsa, adat istiadat
kualitatif yaitu: triangulasi, member check,
bangsa, norma-norma yang berlaku, serta cita-
audit trail, dan expert opinion.
cita bangsa. Tarnsformasi karakter bangsa
Pada
dasarnya
tindakan
tersebut dapat berlangsung dengan baik jika
mempunyai dua tujuan utama, yaitu untuk
ada media. Salah satu media yang efektif
meningkatkan
dalam
dan
penelitian
melibatkan.
Penelitian
rangka
transformasi
tindakan bertujuan untuk meningkatkan tiga
kebangsaan
hal,
2)
Khusus dalam pembentukan karakter bangsa
profesional)
PKn merupakan media yang sangat strategis
yaitu:
Peningkatan
1)
Peningkatan
(pengembangan
praktik,
pemahaman praktik oleh praktisinya; dan, 3)
Peningkatan
situasi
tempat
pelaksanaan
praktek (Grundy dan Kemiss).
penelitian
tindakan
lembaga
pendidikan.
dalam membentuk karakter anak didik.
Menurut
Putra
(2009),
pendidikan
kewarganegaraan pada dasarnya merupakan
Menurut Suwarsih Madya (1994) tujuan
utama
adalah
nilai-nilai
adalah
pendidikan nilai. Pendidikan nilai lebih luas
untuk
daripada pendidikan moral karena konsep nilai
mengubah perilaku penelitinya, perilaku orang
mencakup segala macam nilai seperti nilai
lain, dan atau mengubah kerangka kerja,
religius, ekonomis, praktis, etis, dan estetis.
organisasi, atau struktur lain, yang pada
Pendidikan moral lebih menitikberatkan pada
gilirannya akan menghasilkan perubahan pada
nilai-nilai etis, yakni persoalan baik buruk.
124
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
PKn mengusung pendidikan nilai dan moral.
terjaga dengan baik. 3) Hubungan antara guru
Lebih lanjut
dikatakan
dan siswa akan lebih intens sehingga guru
demikian karena : 1) materi PKn adalah
lebih mudah untuk mengontrol sikap dan
konsep-konsep nilai Pancasila dan UUD `1945,
perilaku siswanya. Kedekatan guru dengan
2) sasaran belajar akhir adalah terwujudnya
siswa ini akan akan memberi kontribusi yang
nilai-nilai
proses
signifikan terhadap keberhasilan proses belajar
terlibatnya
mengajar. Proses sosialisasi dan transformasi
emosional, intelektual, dan sosial dari siswa
nilai yang diusung oleh guru kelas akan lebih
dan guru. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut
efektif tercapai. Di sisi lain, sisten guru kelas
tidak hanya dipahami (kognitif) tetapi dihayati
memiliki beberapa kelemahan.
(bersifat obyektif) dan dilaksanakan (bersifat
dari sistem guru kelas dapat dibedakan
perilaku).
menjadi dua, yaitu: 1) secara akademik
dikatakan bahwa
tersebut,
pembelajarannya
dan
menuntut
3)
Secara normatif, guru sekolah dasar
meliputi:
a)
Kelemahan
menyamaratakan
proses
merupakan guru kelas dimana seorang guru
pembelajaran untuk semua mata pelajaran
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
yang seharusnya ada perlakuan khusus untuk
harus menyampaikan semua mata pelajaran
setiap
sesuai dengan tuntutan kurikulum kecuali mata
karakteristik yang tidak sama, b) jika guru
pelajaran Pendidikan Agama dan Olah Raga.
berhalangan
Keuntungan dari keadaan ini antara lain : 1)
kefakuman dalam kelas yang diampu oleh guru
guru sebagai figur sentral sehingga sikap dan
tersebut c) dan kualitas proses dan hasil
perilaku guru dapat digunakan sebagai rujukan
pembelajaran menjadi beban seorang guru, dan
bagi siswanya dalam bersikap dan berperilaku.
2) secara sosial meliputi antara lain: a) setiap
Dalam PKn khususnya pada jenjang sekolah
pribadi
dasar media dan sumber belajar yang utama
kekurangan. Kekurangan yang ada pada guru
adalah pribadi guru itu sendiri dengan segala
kelas tidak dapat ditutupi oleh guru lain karena
kekurangan
Kedekatan
ia seorang diri sebagai guru kelas, b) Siswa
antara sumber belajar dengan pebelajar akan
tidak memiliki referensi untuk memilih sikap
meningkatkan hasil belajarnya baik secara
dan tingkah laku yang sesuai dengan filosofi
kuantitas maupun kualitasnya, 2) Para siswa
Pancasila karena keterbatasan contoh atau
tidak
tauladan.
akan
dan
kelebihannya.
mengalami
kesulitan
dalam
mata
guru
pelajaran
hadir
karena
maka
memiliki
memiliki
akan
terjadi
kelebihan
dan
mencerna sikap dan perilaku yang harus
Ketercapaian tujuan pembelajaran PKn
dijalani karena sumber utamanya adalah satu
ditentukan oleh beberapa faktor. Pertama, guru.
guru dimana kesehariannya dalam proses
Dari sisi guru terutama dalam hal kualifikasi
belajar terjadi kontak sosial. Dengan demikian,
dan
konsistensi atau keajegan sumber belajar akan
perencanaan
kualitas
guru:
1)
pembelajaran
pengembangan
yang
mampu
125
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
mengangkat isu-isu yang hangat dan mampu
c. memutuskan rangking siswa, dalam hal
memberi
kesuksesan mereka mencapai tujuan yang telah
tantangan
mengembangkan
pada
segala
siswa
potensinya,
untuk
2)
disepaklati.
pengembangan materi yang memuat konsep,
d. memberikan informasi kepada guru tentang
nilai, moral, dan norma secara proporsional, 3)
cocok tidaknya strategi mengajar yang ia
pengelolaan kelas yang memadai, 4) strategi
gunakan, supaya kelebihan dan kekurangan
pembelajaran yang dipilih sesuai dengan
strategi mengajar tersebut dapat ditentukan.
tingkat perkembangan dan emosi siswa, serta
e. merencanakan prosedur untuk memperbaiki
lingkungan dimana sebagian besar siswa
rencana pelajaran, dan menentukan apakah
bertempat tinggal, 5) media dan metode yang
sumber belajar tambahan perlu digunakan.
relevan dengan materi dan kondisi siswa, dan
Untuk menilai proses dan hasil belajar
6) alat evaluasi yang mampu mengukur tingkat
yang
keberhasilan
menggunakan
Kedua
proses
siswa.
belajar
Beberapa
mengajarnya.
hal
yang
bersifat
keterampilan
(skill)
performance
test
harus
dengan
demikian observasi memegang peranan yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran dari
sangat penting sebagai alat evaluasi non tes.
sisi siswa antara lain : 1) lingkungan tempat
3.
tinggal siswa, 2) keadaan sosial ekonomi
observasi
keluarga, 3) semangat belajar siswa, 4) jiwa
Pelaksanaan
Pada
evaluasi
dasarnya
non
tujuan
bentuk
pengajaran
kompetitif siswa, dan 5) motivasi siswa dalam
disusun sebelum proses belajar mengajar
mengikuti pendidikan khususnya pada tingkat
berlangsung,
demikian
sekolah dasar.
evaluasinya.
Keberhasilan
2. Pentingnya penerapan evaluasi nontes
menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran,
bentuk observasi
dan tidak keberhasilan evaluasi berarti tujuan
Untuk mengetahui keberhasilan dari
pembelajarannya
antara
tidak
juga
evaluasi
tercapai.
evaluasi
bentuk
akan
Dengan
kegiatan belajar mengajar evaluasi mutlak
demikian
dilakukan. Dengan demikian, kegiatan evaluasi
pembelajaran merupakan dua hal yang tidak
merupakan bagian integral dari kegiatan
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
belajar mengajar. Menurut Davies (1991 : 294)
Sasaran pelaksanaan evaluasi non tes bentuk
evaluasi dapat memungkinkan :
observasi adalah pada proses pembelajaran dan
a. mengukur kompetensi atau kapabilitas siswa
hasil belajar. Objek evaluasi pada aspek proses
apakah mereka telah merealisasikan tujuan
dilakukan pada waktu proses belajar mengajar
yang telah ditentukan.
berlangsung.
b. menentukan tujuan mana yang belum
evaluasi nontes bentuk observasi dipengaruhi
terealisasikan, sehingga tindakan perbaikan
oleh kemampuan guru dalam memilih metode
yang cocok dapat diadakan.
yang mampu meningkatkan keaktifan dan
Tingkat
dan
keterlaksanaan
tujuan
dari
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
126
kekreatifan siswa. Oleh karena itu, metode
Penentuan arah dan bentuk kegiatan
yang dipilih dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran dimana guru konsen dengan
tidak didominasi oleh metode ceramah, namun
pelaksanaan diskusi
metode
membangkitkan
panduan merupakan salah satu faktor yang
keaktifan dan kreatifan siswa. Metode yang
penting. Penjelasan guru yang berupa petunjuk
dianggap
untuk
tentang pengajaran, jenis kegiatan, aturan main
pelaksanaan evaluasi non tes bentuk observasi
dalam diskusi/presentasi, aspek-aspek yang
khususnya pada aspek proses dan mampu
dinilai,
meningkatkan
dalam
dimengerti oleh siswa. Dengan penjelasan
pembelajaran PKn adalah diskusi. Metode
yang mudah dipahami akan membangkitkan
yang dapat digunakan guru agar penilaian
motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
proses dapat berjalan dengan baik adalah
belajar mengajar serta dapat menghilangkan
metode diskusi.
keragu-raguan siswa dalam melaksanakan
yang
mampu
mampu
Metode
memberi
keaktifan
diskusi
ruang
siswa
adalah
suatu
cara
dan
maka petunjuk atau
kriteria
penilaian
mudah
kegiatan.
menyampaikan pelajaran dimana guru dan
Waktu yang disediakan untuk diskusi
peserta didik bersama-sama mencari jalan
kelompok adalah 40 menit sedang alokasi
pemecahan atas permasalahan yang dihadapi
waktu yang ada 2 X 40 menit. Pembagian dan
(Subandiyah, 1993 : 133). Interaksi yang
penjatahan waktu dalam setiap kegiatan sangat
diharapkan terjadi adalah interaksi multi arah
penting
atau sharing model. Dengan sharing model
bersungguh-sungguh
antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru
tugas, 2) dapat mengurangi ekses negatif yang
dapat berkomunikasi secara bebas.
timbul dari pelaksanaan diskusi kelompok
Proses
karena:
1)
siswa
dalam
akan
lebih
melaksanakan
belajar
mengajar
yang
yang berupa kegaduhan, dan 3) untuk melatih
menggunakan
metode
diskusi
akan
siswa untuk bersikap dan bertingkah laku
mendatangkan
beberapa
keuntungan
atau
secara efektif dan efisien.
manfaat antara lain : 1) menumbuhkan rasa
senang
dalam
mengikuti
proses
belajar
Pemberian layanan, bimbingan, pujian
serta
hukuman
terhadap
mengajar di kelas, 2) menumbuhkan jiwa kerja
sangat
sama antar siswa, 3) siswa menjadi lebih aktif
kegiatan belajar mengajar terutama pada saat
dan kreatif, 4) siswa terbiasa berfikir rasional
diskusi kelompok. Layanan guru yang baik
dan kritis, 5) tumbuhnya rasa penghargaan
terhadap para siswa cukup efektif, hal ini dapat
terhadap orang lain, 6) menghargai keputusan
dilihat dari kemampuan guru untuk melihat
bersama,
perbedaan individu secara detail sehingga
dan
7)
siswa
terlatih
untuk
menunjang
siswa/kelompok
yang
kelancaran
diberikan
sesuai
jalannya
mengambil keputusan dengan pemikiran yang
layanan
dengan
matang.
kebutuhan siswanya. Kemampuan guru dalam
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
memberikan layanan yang baik menyebabkan
dapat
jalannya diskusi kelompok menjadi lebih
dilaksanakan guru menyampaikan aspek-aspek
dinamis dan lancar. Setiap siswa mampu
yang
memberi kontribusi yang signifikan dalam
sehingga siswa merasa termotivasi untuk aktif
menyelesaikan tugas yang dibebankan pada
sesuai
kelompoknya.
dilakukan oleh guru. Aspek-aspek yang dinilai
Kemampuan
Sebelum
evaluasi
dinilai selama diskusi berlangsung
dengan
tuntutan
penilaian
yang
dalam
meliputi : 1) menyampaiakn pendapat untuk
membangkitkan motivasi siswa yang baik akan
pemecahan masalah, 2) memberikan tanggapan
meningkatkan kualitas diskusi kelompok dan
terhadap pendapat siswa lain, 3) menghormatri
semakin
diskusi
pendapat siswa lain, 4) motivasi dalam
kelompok, maka semakin tinggi pula tingkat
mengerjakan tugas, 5) dan tanggung jawab
keterlaksanaan
bentuk
sebagai anggota (Nana Sudjana, 1995: 86).
diskusi
Evaluasi nontes bentuk observasi pada hasil
kualitas
pembelajaran dilakukan pada saat prersentasi.
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar
Aspek-aspek yang dinilai dalam presentasi
mengajar PKn.
meliputi : 1) alur pikiran, 2) kelengkapan
tinggi
guru
dilaksanakan.
127
tingkat
evaluasi
observasi.
Kualitas
kelompok
menunjukkan
kualitas
non
tes
pelaksanaan
tingkat
Diskusi kelompok dengan kemampuan
informasi, 3) pemilihan bahasa/kata-kata, dan
guru mengatur yang baik akan menyebabkan
4)
kesunguhan/penghayatan
(modifikasi
:
kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan
Hadiwinarto, 1996 : 21).
dinamis. Dengan dinamisnya pelaksanaan
4. Faktor-faktor yang membuat siswa pasif
diskusi kelompok, maka penerapan evaluasi
dalam mengikuti pembelajaran PKn
nontes bentuk observasi dapat lebih efektif,
a. Para siswa merupakan obyek dari proses
layanan dan penguatan yang diberikan guru
belajar mengajar.
semakin optimal, dan guru dituntut untuk lebih
Interaksi yang terjadi hanya satu arah
aktif dalam memantau kegiatan yang dilakukan
yaitu dari guru tertuju pada siswanya. Guru
oleh siswa. Dinamisnya diskusi kelompok
merupakan sumber informasi yang utama,
antara lain disebabkan: 1) siswa telah memiliki
pengendali kelas yang harus ditaati oleh
pengalaman melaksanakan diskusi kelompok,
segenap siswanya. Interaksi seperti ini akan
2) guru memiliki sikap proaktif terhadap
memberangus
permasalahan yang dihadapi oleh kelompok
beraktivitas dan berkreasi sehingga pada
sehingga jika ada kelompok yang pasif dapat
akhirnya siswa terjebak dalam kepasifan.
diketahui guru dan segera dilakukan tindakan.
b. Guru lebih mengandalkan metode ceramah
Evaluasi
nontes
bentuk
observasi
khususnya dalam menilai proses maka pada
saat diskusi berlangsung evaluasi tersebut
kesempatan
siswa
untuk
dari pada menggunakan metode lain
Keengganan guru meninggalkan metode
ceramah
walau
hanya
rendah
kadarnya
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
128
disebabkan metode ceramah lebih simpel
belajar yang berupa nilai (angka) menjadi
dalam
dan
sesuatu yang harus diperjuangkan. Kegiatan
yang harus disiapkan sangat
yang dilakukan guru dalam upaya mewujudkan
sederhana, dan mudah untuk mengaturnya.
nilai yang baik antara lain dengan menambah
Kemudahan menyiapkan metode ceramah
jam pelajaran (les) diwaktu sore hari, latihan
sebagai alat penyampaian materi pelajaran
mengerjakan
menyebabkan
kenaikan kelas.
mempersiapkannya,
prasarana
guru
keterbelakangan
dan
sarana
terkungkung
jauh
dalam
dari
inovasi
pembelajaran.
c.
soal-soal,
dan
tryout
ujian
5. Efektifitas evaluasi non tes bentuk
observasi dalam mengaktifkan siswa.
Rendahnya
kemampuan
guru
dalam
mengelola kelas.
Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika
suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada
Kemampuan guru dalam mengelola
waktunya sesuai dengan rencana yang telah
kelas yang rendah akan menyebabkan stagnasi
ditetapkan. Dengan demikian, efektifitas dapat
dalam pembelajaran. Dampak dari situasi
diartikan sebagai pekerjaan yang dilaksanakan
seperti ini adalah siswa merasa bosan, pasif
sesuai dengan prosedur yang benar dapat
dan motivasi yang rendah. Keadaan seperti ini
mencapai
akan membuat miskinnya pengalaman belajar
konteks pembelajaran PKn
siswa.
yang
penilaian yang berupa evaluasi nontes bentuk
terkandung dalam mata pelajaran PKn di
observasi yang diterapkan dapat mengukur
sekolah dasar sangat beragam mulai konsep,
keberhasilan proses belajar dan hasil belajar.
nilai, moral, dan norma sehingga hal ini
mengaktifkan siswa yang terlihat dalam proses
memudahkan guru untuk merumuskan dan
pembelajaran.
Secara
substansi
materi
hasil
yang diharapkan. Dalam
maka instrumen
mengembangkan kegiatan belajar mengajar
Pelaksanaan evaluasi non tes bentuk
yang variatif. Keterbatasan kemampuan guru
observasi yang dilaksanakan dalam proses
dalam
menyebabkan
belajar mengajar secara tersirat terjadi aktivitas
pembelajaran PKn yang ideal jauh dari
yang tinggi dari para siswanya. Keaktifan
harapan.
siswa ini tentu sesuai dengan aspek-aspek yang
d. Guru dalam mengajar berorientasi pada hasil
dinilai
bukan pada proses pembelajaran.
demikian dalam pelaksanaan evaluasi nontes
mengelola
Kekhawatiran
kelas
tersebut.
Dengan
bentuk observasi ini akan mendapat dua
pembelajaran diakhir tahun menyebabkan guru
manfaat yaitu: 1) Tujuan pembelajaran akan
enggan
tercapai sesuai dengan perencanaan dengan
termasuk
di
terhadap
kegiatan
hasil
melakukan
guru
dari
inovasi
dalamnya
pembelajaran
inovasi
evaluasi.
kualitas baik, dan 2) dampak pengiringnya
Keadaan ini menyebabkan pengalaman anak
para siswa akan menunjukkan keaktifan yang
bukan menjadi hal yang utama namun hasil
tinggi. Sebagai contoh guru menyampaikan
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
129
materi tentang “kegotongroyongan”. Dalam
siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn
materi tersebut, guru menggunakan metode
sacara signifikan.
diskusi kelompok dengan setiap kelompok
beranggotakan antara 4 – 5 siswa. Pada proses
PENUTUP
diskusi kelompok guru akan menilai prosesnya
Dari pembahasan di atas maka dapat
dan menilai hasilnya. Sebelum diskusi dimulai
disimpulkan sebagai berikut :
guru menyampaikan beberapa hal antara lain :
1.
bahwa proses diskusi akan dinilai. Aspek-
merupakan
aspek yang dinilai meliputi
kebangsaan.
mengajukan
Pembelajaran
pendapat, menanggapi pendapat siswa lain,
2.
bertanggung
mengaktifkan
jawab
pada
kelompok,
dan
PKn
media
Pembelajaran
di
sekolah
transformasi
PKn
siswa
nilai-nilai
dituntut
agar
dasar
dapat
nilai-nilai
inisiatif. Dengan disampaikannya aspek-aspek
kebangsaan dapat diterima dan dipahami siswa
yang dinilai dalam diskusi kelompok maka
secara baik.
siswa termotivasi dalam mengikuti diskusi
3. Evaluasi nontes bentuk observasi dapat
sehingga keaktifan siswa akan meningkat
meningkatkan keaktifan siswa.
secara signifikan.
Pelaksanaan evaluasi nontes bentuk
observasi
terdapat tiga sasaran yang dapat
dibedakan dalam dua sasaran bersifat proses
DAFTAR RUJUKAN
Asmawi Zainul. (1992). Tes dan Pengukuran,.
Depdikbud Dirjen Dikti PPTKPT.
Jakarta
dan satu evaluasi terhadap produk kegiatan.
Penerapan evaluasi nontes bentuk observasi
pada proses diskusi/kerja kelompok dapat
berjalan dengan baik dan sesuai rencana. Guru
mampu memposisikan diri sehingga dapat
memantau semua aktivitas siswa/kelompok
yang pada akhirnya layanan, bimbingan,
penguatan yang dilakukan guru sesuai dengan
kebutuhan siswa/kelompok. Kemampuan guru
dalam menerapkan evaluasi nontes sangat
dibutuhkan sehingga dalam pelaksanaanya
tidak mengalami kendala yang berarti baik dari
segi
teknik
maupun
teknisnya.
Dampak
pengiring dari kemampuan guru yang baik
tentang pelaksanaan evaluasi nontes bentuk
observasi ini akan meningkatkan keaktifan
Arifin, Z. (1988). Evaluasi Instruksional,
prinsip-teknik-prosedur,Remadja
Karya, Bandung
Davies, Ivor K. (1991). Pengelolaan Belajar,
CV Rajawali, Jakarta
Djahiri, Kosasih. (1995). Dasar-Dasar Umum
Metodologi Pengajaran. nilai-moral
PVCT. Lab.PMP IKIP Bandung
Hamzah
B.
Uno.
(2011).
Profesi
Kependidikan. (problema, solusi, dan
reformasi pendidikan di Indonesia),
Bumi Aksara, Jakarta.
Hopkins, David. (1985). A Teachers Guide to
Classroom
Research.
Open
University Press. Milton Keynes.
Philadelphia
Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono)
Samsul, Wahidin. (2010). Pokok-Pokok
Pndidikan Kewarganegaraan,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Udin S. Winata putra. (2009). Pembelajaran
PKn di SD, UT, Jakarta
http://dasar-teori.blogspot.
com/2011/11/penerapan-pendekatancbsa-pada-mata.html
http://pinnapinno.blogspot.com/2011/06/carabelajar-siswa-aktif-cbsa.html
http://re-alitha.blogspot.com/2012/04/
pengembangan-instrument-evaluasinon.html
130
Download