Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) 120 EFEKTIVITAS EVALUASI NONTES BENTUK OBSERVASI DALAM MENGAKTIFKAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SEKOLAH DASAR Martono Dosen Universitas Terbuka Yogyakarta Abstract Civics subjects is basically defined as an education of concepts, values, morals, and norms which designed to prepare students to be good citizens. Any educational institutions, especially primary school will be a strategic institution to keep and preserve the concepts, values, morals, and norms that relate closely with Pancasila. Materials are set and developed involving cognitive, attitudes and behaviors aspect. Selection of media, learning resources and type of assessment determine an active and creative students’ learning atmosphere in the. This research presented a non-test evaluation, in a form of observation that can help students to be active in learning process. The implementation of this evaluation aims to assess both of the learning process and outcomes at the same time so that active students can be encouraged in teaching and learning in elementary school civics subject. Key Words: effectiveness, non-test evaluation, active students Harapan PENDAHULUAN yang sangat mulia tersebut dibebankan antara lain pada mata pelajaran Dalam standar isi 2006 dijelaskan bahwa PKn persekolahan atau mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 dikemukakan bahwa “mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang melaksanakan memahami hak-hak dan dan mampu kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarkter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”. PKn, khususnya pada jenjang sekolah dasar karena pada jenjang ini merupakan pondasi bagi pengembangan karakter anak selanjutnya. Jika peletakan pondasi baik, maka akan membawa dampak bagi perkembangan berikutnya. Namun jika peletakan dasarnya rapuh, maka tujuan dan harapan mewujudkan warga negara yang baik akan banyak mengalami hambatan. Untuk mewujudkan harapan / tujuan tersebut maka proses belajar mengajar PKn membutuhkan kualitas dan kualifikasi guru yang memadai. Guru yang mengampu mata pelajaran PKn dituntut untuk mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran PKn dengan baik sesuai dengan karakteristik dan prosedur Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) 121 pembelajaran PKn sekolah dasar dengan tidak berjalan monoton dan terkesan rutinitas meninggalkan prosedur umum pembelajaran. sehingga dapat Menurut Dick & Carey (dalam Suwarma kurang keaktifan siswa. menumbuhkan Kepasifan siswa dalam belajar mengajar Al Muchtar, dkk) Prosedur umum pelaksanaan mengikuti proses pembelajaran ada lima tahap, yaitu: kegiatan terutama disebabkan pra-pembelajaran, pemahaman guru terhadap karakteristik mata penyajian informasi, oleh PKn rendahnya partisipasi siswa, evaluasi, dan tindak lanjut. pelajaran PKn SD, siswa sekolah dasar, Secara garis besar kelima prosedur tersebut kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan dapat disingkat menjadi tiga, yaitu: persiapan, pengembangan evaluasi. penyajian, dan evaluasi dan tindak lanjut. Sistem evaluasi yang diberlakukan dan Kegiatan persiapan atau pra-pembelajaran dikembangkan oleh guru adalah evaluasi terbagi menjadi 2, yaitu (1) persiapan sebelum tradisional yang bersifat uniform dan berlaku pembelajaran yang terdiri dari persiapan sama pada satu kawasan tertentu. Di setiap tertulis, persiapan media dan alat pelajaran, sekolah baik negeri maupun swasta dalam serta persiapan diri, dan (2) pembukaan mengakhiri pelajaran yang berisi kegiatan memotivasi dilaksanakan evaluasi secara bersama. Dalam siswa, evaluasi tersebut bentuk soal, isi soal atau menunjukkan tujuan, dan menginformasikan keterampilan prasyarat. Pembelajaran yang kegiatan belajar mengajarnya materi yang diujikan, waktu pengerjaan, dan konvensional kriteria penilaiannya adalah sama. Guru-guru dimana titik berat pembelajaran berpusat pada kelas pada umumnya tidak dilibatkan dalam guru sehingga kurang memberi ruang gerak pengadaan soal-soal tersebut. bagi siswa untuk mengembangkan potensi Di lingkungan sekolah dasar pada umunya dirinya secara optimal. Keadaan seperti ini para guru sudah terkondisi untuk selalu akan berupaya menghambat pertumbuhan dan agar para siswanya berhasil perkembangan siswa terutama siswa sekolah mengerjakan ujian bersama dengan baik pada dasar. Pada dasarnya siswa SD memiliki sifat setiap suka keluar rumah dan selalu aktif secara fisik. menempuh ujian bersama ditandai dengan Sifat-sifat pencapaian nilai seperti Keberhasilan dalam mestinya dapat dalam bentuk diperoleh para siswanya akan mempengaruhi perencanaan kredibilitas baik guru maupun lembaganya. pembelajaran, pelaksanaan, dan akhirnya pada namun yang menjadi catatan bahwa ujian evaluasi bersama yang dikembangkan belum sesuai diakomodasi pembelajaran. oleh ini semesternya. guru Mulai seharusnya dari mencerminkan karakteristik siswa sekolah dasar. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar pembelajaran PKn yang baik. Nilai yang dengan karakteristik PKn yang merupakan pendidikan nilai dan moral. Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) Secara prinsip, sebenarnya 122 evaluasi pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan pembelajaran PKn SD sama dengan penilaian refleksi (reflect) (Kemmis & Taggart, 1981 mata pelajaran lainnya, hanya bedanya bobot dalam Hopkins, 1993, Mc Niff, 1992, Waseso, penilaian pada unsur moral feeling dan moral 1993). behavior lebih tinggi dari pada evaluasi pada unsur moral knowing. Pengembangan evaluasi nontes bentuk Berdasarkan hal observasi ini dilakukan di sekolah dasar ini akan dipaparkan Wonosari Gunung Kidul. Dalam penelitian ini evaluasi non tes bentuk observasi sebagai peneliti merupakan instrumen kunci karena upaya menguji kemampuan siswa dalam hal bersifat naturalistik. Nasution menyatakan moral feeling dan moral behavior. Hasil “dalam penelitian naturalistik tidak ada pilihan pengiring dari pengembangan evaluasi non tes lain daripada menjadikan manusia sebagai bentuk instrument penelitian utama. Alasannya adalah tersebut dalam tulisan observasi adalah semakin meningkatnya keaktifan siswa. Tulisan ini bahwa segala sesuatu belum mempunyai dari bentuk yang pasti (Nasution, 1996:55). Lebih penelitian yang dilakuan di SD Wonosari lanjut, dikatakan bahwa “… salah satu ciri Gunung Kidul. Penelitian ini adalah penelitian penelitian naturalistik adalah mengutamakan tindakan kelas action data langsung atau disebut juga data yang first research (Hopkins, bersifat hand untuk ini peneliti sendiri terjun ke partisipatif dan kolaboratif. Langkah pertama lapangan untuk mengadakan observasi dan kegiatan ini diawali dengan melakukan studi wawancara” pendahuluan. Dari hasil studi pendahuluan memudahkan peneliti melakukan kegiatannya peneliti berkeyakinan bahwa pengembangan dipandang perlu menggunakan instrumen lain evaluasi selain peneliti itu sendiri. Instrumen tersebut nontes merupakan atau hasil educational 1993) bentuk dan observasi dapat (Nasution, adalah mampu mewujudkan keaktifan siswa. Di sisi wawancara, pedoman studi dokumentasi, dan lain penerapan evaluasi non tes bentuk kuesioner. dapat mewujudkan inovasi observasi, Untuk diterima dan diterapkan serta diharapkan observasi pedoman 1999). pedoman Data yang telah didapatkan dianalisis pembelajaran khususnya kegiatan evaluasi oleh pada mata pelajaran PKn sekolah dasar. lapangan sampai kegiatan penelitian berakhir. Langkah - langkah pengembangannya peneliti Data yang saat memulai dikumpulkan (memasuki) meliputi data menggunakan pendekatan siklus sebanyak 6 kuantitatif dan kualitatif. Data yang bersifat (enam) kali dengan menggunakan model kuantitatif seperti angka atau skor diolah “Elliot’s” action research model” (Hopkins, dengan menggunakan statistik sederhana untuk 1993). Setiap siklus terdiri dari 4 (empat) mengetahui derajat objek tertentu. Data yang kegiatan pokok yaitu perencanaan (plan), bersifat kualitatif diolah sesuai dengan 123 Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) prosedur yang biasa digunakan dalam perilaku peneliti-penelitinya dan atau perilaku penelitian kualitatif. Prosedur pengolahan dan orang analisis data dilaksanakan melalui tahap-tahap tindakan dimaksudkan untuk meningkatkan sebagai praktik tertentu. berikut (Hopkins, 1993) : 1) lain. Dengan demikian penelitian pengumpulan data, 2) validasi data, dan 3) interpretasi. PEMBAHASAN Dalam penelitian validasi data merupakan hal yang sangat urgen. Validitas 1.Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar membuktikan bahwa apa yang diambil oleh Menurut Wahidin peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya berhubungan ada dalam dunia kenyataan, dan apakah mempertahankan penjelasan character yang diberikan tentang dunia (2010), dengan bagaimana karakter building) bangsa yang (nation dimulai pemahaman atau beserta implikasinya. Mempertahankan karakter bangsa diawali dilakukan (Nasution, kategorisasi 1996). data Setelah yang telah dasar-dasar dari memang sesuai dengan yang sebenarnya ada terjadi terhadap PKn tentu negara dengan dikumpulkan dikodifikasi menurut model yang pemahaman yang baik tentang nilai-nilai dikembangkan (proses dan hasil), kemudian kebangsaan yang meliputi sejarah perjalanan divalidasi menurut teknik-teknik analisis data bangsanya, kebhinekaan bangsa, adat istiadat kualitatif yaitu: triangulasi, member check, bangsa, norma-norma yang berlaku, serta cita- audit trail, dan expert opinion. cita bangsa. Tarnsformasi karakter bangsa Pada dasarnya tindakan tersebut dapat berlangsung dengan baik jika mempunyai dua tujuan utama, yaitu untuk ada media. Salah satu media yang efektif meningkatkan dalam dan penelitian melibatkan. Penelitian rangka transformasi tindakan bertujuan untuk meningkatkan tiga kebangsaan hal, 2) Khusus dalam pembentukan karakter bangsa profesional) PKn merupakan media yang sangat strategis yaitu: Peningkatan 1) Peningkatan (pengembangan praktik, pemahaman praktik oleh praktisinya; dan, 3) Peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktek (Grundy dan Kemiss). penelitian tindakan lembaga pendidikan. dalam membentuk karakter anak didik. Menurut Putra (2009), pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya merupakan Menurut Suwarsih Madya (1994) tujuan utama adalah nilai-nilai adalah pendidikan nilai. Pendidikan nilai lebih luas untuk daripada pendidikan moral karena konsep nilai mengubah perilaku penelitinya, perilaku orang mencakup segala macam nilai seperti nilai lain, dan atau mengubah kerangka kerja, religius, ekonomis, praktis, etis, dan estetis. organisasi, atau struktur lain, yang pada Pendidikan moral lebih menitikberatkan pada gilirannya akan menghasilkan perubahan pada nilai-nilai etis, yakni persoalan baik buruk. 124 Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) PKn mengusung pendidikan nilai dan moral. terjaga dengan baik. 3) Hubungan antara guru Lebih lanjut dikatakan dan siswa akan lebih intens sehingga guru demikian karena : 1) materi PKn adalah lebih mudah untuk mengontrol sikap dan konsep-konsep nilai Pancasila dan UUD `1945, perilaku siswanya. Kedekatan guru dengan 2) sasaran belajar akhir adalah terwujudnya siswa ini akan akan memberi kontribusi yang nilai-nilai proses signifikan terhadap keberhasilan proses belajar terlibatnya mengajar. Proses sosialisasi dan transformasi emosional, intelektual, dan sosial dari siswa nilai yang diusung oleh guru kelas akan lebih dan guru. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut efektif tercapai. Di sisi lain, sisten guru kelas tidak hanya dipahami (kognitif) tetapi dihayati memiliki beberapa kelemahan. (bersifat obyektif) dan dilaksanakan (bersifat dari sistem guru kelas dapat dibedakan perilaku). menjadi dua, yaitu: 1) secara akademik dikatakan bahwa tersebut, pembelajarannya dan menuntut 3) Secara normatif, guru sekolah dasar meliputi: a) Kelemahan menyamaratakan proses merupakan guru kelas dimana seorang guru pembelajaran untuk semua mata pelajaran dalam menjalankan tugas dan kewajibannya yang seharusnya ada perlakuan khusus untuk harus menyampaikan semua mata pelajaran setiap sesuai dengan tuntutan kurikulum kecuali mata karakteristik yang tidak sama, b) jika guru pelajaran Pendidikan Agama dan Olah Raga. berhalangan Keuntungan dari keadaan ini antara lain : 1) kefakuman dalam kelas yang diampu oleh guru guru sebagai figur sentral sehingga sikap dan tersebut c) dan kualitas proses dan hasil perilaku guru dapat digunakan sebagai rujukan pembelajaran menjadi beban seorang guru, dan bagi siswanya dalam bersikap dan berperilaku. 2) secara sosial meliputi antara lain: a) setiap Dalam PKn khususnya pada jenjang sekolah pribadi dasar media dan sumber belajar yang utama kekurangan. Kekurangan yang ada pada guru adalah pribadi guru itu sendiri dengan segala kelas tidak dapat ditutupi oleh guru lain karena kekurangan Kedekatan ia seorang diri sebagai guru kelas, b) Siswa antara sumber belajar dengan pebelajar akan tidak memiliki referensi untuk memilih sikap meningkatkan hasil belajarnya baik secara dan tingkah laku yang sesuai dengan filosofi kuantitas maupun kualitasnya, 2) Para siswa Pancasila karena keterbatasan contoh atau tidak tauladan. akan dan kelebihannya. mengalami kesulitan dalam mata guru pelajaran hadir karena maka memiliki memiliki akan terjadi kelebihan dan mencerna sikap dan perilaku yang harus Ketercapaian tujuan pembelajaran PKn dijalani karena sumber utamanya adalah satu ditentukan oleh beberapa faktor. Pertama, guru. guru dimana kesehariannya dalam proses Dari sisi guru terutama dalam hal kualifikasi belajar terjadi kontak sosial. Dengan demikian, dan konsistensi atau keajegan sumber belajar akan perencanaan kualitas guru: 1) pembelajaran pengembangan yang mampu 125 Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) mengangkat isu-isu yang hangat dan mampu c. memutuskan rangking siswa, dalam hal memberi kesuksesan mereka mencapai tujuan yang telah tantangan mengembangkan pada segala siswa potensinya, untuk 2) disepaklati. pengembangan materi yang memuat konsep, d. memberikan informasi kepada guru tentang nilai, moral, dan norma secara proporsional, 3) cocok tidaknya strategi mengajar yang ia pengelolaan kelas yang memadai, 4) strategi gunakan, supaya kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang dipilih sesuai dengan strategi mengajar tersebut dapat ditentukan. tingkat perkembangan dan emosi siswa, serta e. merencanakan prosedur untuk memperbaiki lingkungan dimana sebagian besar siswa rencana pelajaran, dan menentukan apakah bertempat tinggal, 5) media dan metode yang sumber belajar tambahan perlu digunakan. relevan dengan materi dan kondisi siswa, dan Untuk menilai proses dan hasil belajar 6) alat evaluasi yang mampu mengukur tingkat yang keberhasilan menggunakan Kedua proses siswa. belajar Beberapa mengajarnya. hal yang bersifat keterampilan (skill) performance test harus dengan demikian observasi memegang peranan yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran dari sangat penting sebagai alat evaluasi non tes. sisi siswa antara lain : 1) lingkungan tempat 3. tinggal siswa, 2) keadaan sosial ekonomi observasi keluarga, 3) semangat belajar siswa, 4) jiwa Pelaksanaan Pada evaluasi dasarnya non tujuan bentuk pengajaran kompetitif siswa, dan 5) motivasi siswa dalam disusun sebelum proses belajar mengajar mengikuti pendidikan khususnya pada tingkat berlangsung, demikian sekolah dasar. evaluasinya. Keberhasilan 2. Pentingnya penerapan evaluasi nontes menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran, bentuk observasi dan tidak keberhasilan evaluasi berarti tujuan Untuk mengetahui keberhasilan dari pembelajarannya antara tidak juga evaluasi tercapai. evaluasi bentuk akan Dengan kegiatan belajar mengajar evaluasi mutlak demikian dilakukan. Dengan demikian, kegiatan evaluasi pembelajaran merupakan dua hal yang tidak merupakan bagian integral dari kegiatan dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. belajar mengajar. Menurut Davies (1991 : 294) Sasaran pelaksanaan evaluasi non tes bentuk evaluasi dapat memungkinkan : observasi adalah pada proses pembelajaran dan a. mengukur kompetensi atau kapabilitas siswa hasil belajar. Objek evaluasi pada aspek proses apakah mereka telah merealisasikan tujuan dilakukan pada waktu proses belajar mengajar yang telah ditentukan. berlangsung. b. menentukan tujuan mana yang belum evaluasi nontes bentuk observasi dipengaruhi terealisasikan, sehingga tindakan perbaikan oleh kemampuan guru dalam memilih metode yang cocok dapat diadakan. yang mampu meningkatkan keaktifan dan Tingkat dan keterlaksanaan tujuan dari Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) 126 kekreatifan siswa. Oleh karena itu, metode Penentuan arah dan bentuk kegiatan yang dipilih dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran dimana guru konsen dengan tidak didominasi oleh metode ceramah, namun pelaksanaan diskusi metode membangkitkan panduan merupakan salah satu faktor yang keaktifan dan kreatifan siswa. Metode yang penting. Penjelasan guru yang berupa petunjuk dianggap untuk tentang pengajaran, jenis kegiatan, aturan main pelaksanaan evaluasi non tes bentuk observasi dalam diskusi/presentasi, aspek-aspek yang khususnya pada aspek proses dan mampu dinilai, meningkatkan dalam dimengerti oleh siswa. Dengan penjelasan pembelajaran PKn adalah diskusi. Metode yang mudah dipahami akan membangkitkan yang dapat digunakan guru agar penilaian motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan proses dapat berjalan dengan baik adalah belajar mengajar serta dapat menghilangkan metode diskusi. keragu-raguan siswa dalam melaksanakan yang mampu mampu Metode memberi keaktifan diskusi ruang siswa adalah suatu cara dan maka petunjuk atau kriteria penilaian mudah kegiatan. menyampaikan pelajaran dimana guru dan Waktu yang disediakan untuk diskusi peserta didik bersama-sama mencari jalan kelompok adalah 40 menit sedang alokasi pemecahan atas permasalahan yang dihadapi waktu yang ada 2 X 40 menit. Pembagian dan (Subandiyah, 1993 : 133). Interaksi yang penjatahan waktu dalam setiap kegiatan sangat diharapkan terjadi adalah interaksi multi arah penting atau sharing model. Dengan sharing model bersungguh-sungguh antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru tugas, 2) dapat mengurangi ekses negatif yang dapat berkomunikasi secara bebas. timbul dari pelaksanaan diskusi kelompok Proses karena: 1) siswa dalam akan lebih melaksanakan belajar mengajar yang yang berupa kegaduhan, dan 3) untuk melatih menggunakan metode diskusi akan siswa untuk bersikap dan bertingkah laku mendatangkan beberapa keuntungan atau secara efektif dan efisien. manfaat antara lain : 1) menumbuhkan rasa senang dalam mengikuti proses belajar Pemberian layanan, bimbingan, pujian serta hukuman terhadap mengajar di kelas, 2) menumbuhkan jiwa kerja sangat sama antar siswa, 3) siswa menjadi lebih aktif kegiatan belajar mengajar terutama pada saat dan kreatif, 4) siswa terbiasa berfikir rasional diskusi kelompok. Layanan guru yang baik dan kritis, 5) tumbuhnya rasa penghargaan terhadap para siswa cukup efektif, hal ini dapat terhadap orang lain, 6) menghargai keputusan dilihat dari kemampuan guru untuk melihat bersama, perbedaan individu secara detail sehingga dan 7) siswa terlatih untuk menunjang siswa/kelompok yang kelancaran diberikan sesuai jalannya mengambil keputusan dengan pemikiran yang layanan dengan matang. kebutuhan siswanya. Kemampuan guru dalam Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) memberikan layanan yang baik menyebabkan dapat jalannya diskusi kelompok menjadi lebih dilaksanakan guru menyampaikan aspek-aspek dinamis dan lancar. Setiap siswa mampu yang memberi kontribusi yang signifikan dalam sehingga siswa merasa termotivasi untuk aktif menyelesaikan tugas yang dibebankan pada sesuai kelompoknya. dilakukan oleh guru. Aspek-aspek yang dinilai Kemampuan Sebelum evaluasi dinilai selama diskusi berlangsung dengan tuntutan penilaian yang dalam meliputi : 1) menyampaiakn pendapat untuk membangkitkan motivasi siswa yang baik akan pemecahan masalah, 2) memberikan tanggapan meningkatkan kualitas diskusi kelompok dan terhadap pendapat siswa lain, 3) menghormatri semakin diskusi pendapat siswa lain, 4) motivasi dalam kelompok, maka semakin tinggi pula tingkat mengerjakan tugas, 5) dan tanggung jawab keterlaksanaan bentuk sebagai anggota (Nana Sudjana, 1995: 86). diskusi Evaluasi nontes bentuk observasi pada hasil kualitas pembelajaran dilakukan pada saat prersentasi. keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar Aspek-aspek yang dinilai dalam presentasi mengajar PKn. meliputi : 1) alur pikiran, 2) kelengkapan tinggi guru dilaksanakan. 127 tingkat evaluasi observasi. Kualitas kelompok menunjukkan kualitas non tes pelaksanaan tingkat Diskusi kelompok dengan kemampuan informasi, 3) pemilihan bahasa/kata-kata, dan guru mengatur yang baik akan menyebabkan 4) kesunguhan/penghayatan (modifikasi : kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan Hadiwinarto, 1996 : 21). dinamis. Dengan dinamisnya pelaksanaan 4. Faktor-faktor yang membuat siswa pasif diskusi kelompok, maka penerapan evaluasi dalam mengikuti pembelajaran PKn nontes bentuk observasi dapat lebih efektif, a. Para siswa merupakan obyek dari proses layanan dan penguatan yang diberikan guru belajar mengajar. semakin optimal, dan guru dituntut untuk lebih Interaksi yang terjadi hanya satu arah aktif dalam memantau kegiatan yang dilakukan yaitu dari guru tertuju pada siswanya. Guru oleh siswa. Dinamisnya diskusi kelompok merupakan sumber informasi yang utama, antara lain disebabkan: 1) siswa telah memiliki pengendali kelas yang harus ditaati oleh pengalaman melaksanakan diskusi kelompok, segenap siswanya. Interaksi seperti ini akan 2) guru memiliki sikap proaktif terhadap memberangus permasalahan yang dihadapi oleh kelompok beraktivitas dan berkreasi sehingga pada sehingga jika ada kelompok yang pasif dapat akhirnya siswa terjebak dalam kepasifan. diketahui guru dan segera dilakukan tindakan. b. Guru lebih mengandalkan metode ceramah Evaluasi nontes bentuk observasi khususnya dalam menilai proses maka pada saat diskusi berlangsung evaluasi tersebut kesempatan siswa untuk dari pada menggunakan metode lain Keengganan guru meninggalkan metode ceramah walau hanya rendah kadarnya Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) 128 disebabkan metode ceramah lebih simpel belajar yang berupa nilai (angka) menjadi dalam dan sesuatu yang harus diperjuangkan. Kegiatan yang harus disiapkan sangat yang dilakukan guru dalam upaya mewujudkan sederhana, dan mudah untuk mengaturnya. nilai yang baik antara lain dengan menambah Kemudahan menyiapkan metode ceramah jam pelajaran (les) diwaktu sore hari, latihan sebagai alat penyampaian materi pelajaran mengerjakan menyebabkan kenaikan kelas. mempersiapkannya, prasarana guru keterbelakangan dan sarana terkungkung jauh dalam dari inovasi pembelajaran. c. soal-soal, dan tryout ujian 5. Efektifitas evaluasi non tes bentuk observasi dalam mengaktifkan siswa. Rendahnya kemampuan guru dalam mengelola kelas. Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada Kemampuan guru dalam mengelola waktunya sesuai dengan rencana yang telah kelas yang rendah akan menyebabkan stagnasi ditetapkan. Dengan demikian, efektifitas dapat dalam pembelajaran. Dampak dari situasi diartikan sebagai pekerjaan yang dilaksanakan seperti ini adalah siswa merasa bosan, pasif sesuai dengan prosedur yang benar dapat dan motivasi yang rendah. Keadaan seperti ini mencapai akan membuat miskinnya pengalaman belajar konteks pembelajaran PKn siswa. yang penilaian yang berupa evaluasi nontes bentuk terkandung dalam mata pelajaran PKn di observasi yang diterapkan dapat mengukur sekolah dasar sangat beragam mulai konsep, keberhasilan proses belajar dan hasil belajar. nilai, moral, dan norma sehingga hal ini mengaktifkan siswa yang terlihat dalam proses memudahkan guru untuk merumuskan dan pembelajaran. Secara substansi materi hasil yang diharapkan. Dalam maka instrumen mengembangkan kegiatan belajar mengajar Pelaksanaan evaluasi non tes bentuk yang variatif. Keterbatasan kemampuan guru observasi yang dilaksanakan dalam proses dalam menyebabkan belajar mengajar secara tersirat terjadi aktivitas pembelajaran PKn yang ideal jauh dari yang tinggi dari para siswanya. Keaktifan harapan. siswa ini tentu sesuai dengan aspek-aspek yang d. Guru dalam mengajar berorientasi pada hasil dinilai bukan pada proses pembelajaran. demikian dalam pelaksanaan evaluasi nontes mengelola Kekhawatiran kelas tersebut. Dengan bentuk observasi ini akan mendapat dua pembelajaran diakhir tahun menyebabkan guru manfaat yaitu: 1) Tujuan pembelajaran akan enggan tercapai sesuai dengan perencanaan dengan termasuk di terhadap kegiatan hasil melakukan guru dari inovasi dalamnya pembelajaran inovasi evaluasi. kualitas baik, dan 2) dampak pengiringnya Keadaan ini menyebabkan pengalaman anak para siswa akan menunjukkan keaktifan yang bukan menjadi hal yang utama namun hasil tinggi. Sebagai contoh guru menyampaikan Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) 129 materi tentang “kegotongroyongan”. Dalam siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn materi tersebut, guru menggunakan metode sacara signifikan. diskusi kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan antara 4 – 5 siswa. Pada proses PENUTUP diskusi kelompok guru akan menilai prosesnya Dari pembahasan di atas maka dapat dan menilai hasilnya. Sebelum diskusi dimulai disimpulkan sebagai berikut : guru menyampaikan beberapa hal antara lain : 1. bahwa proses diskusi akan dinilai. Aspek- merupakan aspek yang dinilai meliputi kebangsaan. mengajukan Pembelajaran pendapat, menanggapi pendapat siswa lain, 2. bertanggung mengaktifkan jawab pada kelompok, dan PKn media Pembelajaran di sekolah transformasi PKn siswa nilai-nilai dituntut agar dasar dapat nilai-nilai inisiatif. Dengan disampaikannya aspek-aspek kebangsaan dapat diterima dan dipahami siswa yang dinilai dalam diskusi kelompok maka secara baik. siswa termotivasi dalam mengikuti diskusi 3. Evaluasi nontes bentuk observasi dapat sehingga keaktifan siswa akan meningkat meningkatkan keaktifan siswa. secara signifikan. Pelaksanaan evaluasi nontes bentuk observasi terdapat tiga sasaran yang dapat dibedakan dalam dua sasaran bersifat proses DAFTAR RUJUKAN Asmawi Zainul. (1992). Tes dan Pengukuran,. Depdikbud Dirjen Dikti PPTKPT. Jakarta dan satu evaluasi terhadap produk kegiatan. Penerapan evaluasi nontes bentuk observasi pada proses diskusi/kerja kelompok dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana. Guru mampu memposisikan diri sehingga dapat memantau semua aktivitas siswa/kelompok yang pada akhirnya layanan, bimbingan, penguatan yang dilakukan guru sesuai dengan kebutuhan siswa/kelompok. Kemampuan guru dalam menerapkan evaluasi nontes sangat dibutuhkan sehingga dalam pelaksanaanya tidak mengalami kendala yang berarti baik dari segi teknik maupun teknisnya. Dampak pengiring dari kemampuan guru yang baik tentang pelaksanaan evaluasi nontes bentuk observasi ini akan meningkatkan keaktifan Arifin, Z. (1988). Evaluasi Instruksional, prinsip-teknik-prosedur,Remadja Karya, Bandung Davies, Ivor K. (1991). Pengelolaan Belajar, CV Rajawali, Jakarta Djahiri, Kosasih. (1995). Dasar-Dasar Umum Metodologi Pengajaran. nilai-moral PVCT. Lab.PMP IKIP Bandung Hamzah B. Uno. (2011). Profesi Kependidikan. (problema, solusi, dan reformasi pendidikan di Indonesia), Bumi Aksara, Jakarta. Hopkins, David. (1985). A Teachers Guide to Classroom Research. Open University Press. Milton Keynes. Philadelphia Efektivitas Evaluasi Nontes Bentuk . . . . . (Martono) Samsul, Wahidin. (2010). Pokok-Pokok Pndidikan Kewarganegaraan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Udin S. Winata putra. (2009). Pembelajaran PKn di SD, UT, Jakarta http://dasar-teori.blogspot. com/2011/11/penerapan-pendekatancbsa-pada-mata.html http://pinnapinno.blogspot.com/2011/06/carabelajar-siswa-aktif-cbsa.html http://re-alitha.blogspot.com/2012/04/ pengembangan-instrument-evaluasinon.html 130