ayat-ayat al-quran tentang penciptaan manusia dan tugas

advertisement
1
Kelas X Semester gasal
AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG PENCIPTAAN
MANUSIA DAN TUGAS-TUGASNYA
Standar Kompetensi :
1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah
di bumi
Kompetensi Dasar :
1.1. Membaca QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12- 14, Az-Zariyat;56 dan An
Nahl; 78.
1.2. Menyebutkan arti QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan
An Nahl; 78
1.3. Menampilkan perilaku sebagai khalifah di bumi seperti terkandung dalam QS
Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta
perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
 Q. S. Al Baqarah 30-33

Q.S. Al Mukminun : 12-14

Q.S. An Nahl : 78
2
1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid
 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali ayatayatnya dengan benar dan baik.

Penjelasan Tajwid
Lafal
Hukum
Bacaan
Alasan
Mad tabi’i
qaala
panjang dua harakat
fathah pada huruf
qaf bertemu alif mati
Mad jaiz
muttasil
lilmalaaaaaikati
panjang 5 harakat
Ikhfa’
jaa’ilun fi
dibaca samar
setelah mad ada
hamzah dalam satu
lafal
tanwin dhummah
bertemu dengan fa
Idgam
bigunnah
May
nun mati bertemu ya
nun
sukun
tidak
dibaca
Inniiiii a’lamu
setelah mad ada
panjang 5 harakat
hamzah tidak dalam
satu lafal
Mad jaiz
munfasil

membacanya
Kegiatan Siswa
Lafal
Pernyataan
Fathah mengadap alif
yang mati
Hukum
bacaan
Cara
membacanya
........
.........
Setelah Mad ada
hamzah dalam satu
lafal
Tanwin fathah
menghadap qaf
.....
.........
......
......
Kasroh menghadap ya
sukun
......
......
...
.....
Huruf nun disyiddah
ditasydid)
(
3
2. Terjemahan Per-kata
sesungguhnya
Aku
kepada para
malaikat
Tuhanmu
khalifah
bumi
di
dan
menumpahkan
di dalamnya
orang yang
akan merusak
di
dalamnya
( bumi)
dan kami mensucikan Engkau
dengan memuji
Engkau
kami bertasbih
kalian ketahui
apa yang tidak
Aku lebih
mengetahui
mereka berkata
berfirman
dan kami
Sungguhnya Aku
dan
tatkala
menjadikan
mengapa
Engkau akan
menjadikan
darah
Dia berfirman
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al Baqarah, 2: 30. adalah :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirkan kepada para Malaikat, “ Aku
hendak menjadikan khalifah*) di bumi “ Mereka berkata, “ Apakah Engkau
hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “ Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
*) Khalifah bermakna pengganti, pemimpin atau penguasa
4. Kandungan Ayat
Kandungan Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 30 adalah :
o Allah mengabarkan kepada Malaikat tentang rencananya menciptakan
makhluk yang dinamakan manusia menjadi khalifah di bumi.
o Para Malaikat ingin
mengetahui secara pasti dengan mengajukan
pertanyaan “ Apakah Allah akan menciptakan makhluk di bumi yang akan
berbuat kerusakan dan pertumpahan darah?” Padahal mereka ( para
Malaikat ) merupakan makhluk yang senantiasa bertasbih, menyucikan
Allah, mentaati perintah-Nya dan tidak mendurhakai-Nya.
o Ketidak tahuan para Malaikat dan kekhawatirannya setelah mendapatkan
penjelasan dari Allah, bahwa Allah lebih mengetahui dari apa yang telah di
ketahui para Malaikat.
5. Penjelasan :
Qur’an surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat
diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun
Hijriyah, kecuali ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada’ (Haji Nabi
Muhammad yang terakhir). Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat
Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada
dalam Al Qur’an, dan di dalamnya terdapat pula ayat yang paling panjang yaitu
4
ayat yang ke 282. Dinamakan “Al Baqarah” yang berarti “ sapi betina” karena di
dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah
kepada Bani Isra’il (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana dijelaskan bagaimana
watak orang Yahudi pada umumnya
Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai
khalifah di muka bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan
melestarikan alam, menggali, mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk
dimanfaatkan demi kesejahteraan segenap manusia dalam rangka beribadah
kepada Allah SWT.
Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup
di dunia diwajibkan meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya
kearah yang lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Dalam menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat
yang buruk yang menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia
seperti pertumpahan darah maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa
manusia dianjurkan selalu ingat kepada Allah dengan berzikir, bertasbih, dan
selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui segala laranganlarangan-Nya.
1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid
 Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya
dengan benar dan baik.

Penjelasan Tajwid
Lafal
Hukum Bacaan
qalqalah
Ikhfa’
gunnah
Idgham
bigunnah
Izhar
Cara
membaca
walaqadd
huruf dal dibaca
memantul
minssulalatin
nun mati dibaca
samar
Summa
mim bertasydid
dibaca dengung
qaraarimm
dibaca terpadu
dengan mim
Alasan
huruf dal ditanda sukun
huruf nun mati
bertemu sin
mim bersyiddah
tanwin kasroh
menghadap
mim
Khalqan akhara
Tanwin fatkhah
Tanwin fatkhah menghadap
dibaca jelas
hamzah
5

Kegiatan Siswa
Lafal
Pernyataan
Hukum
bacaan
Cara
membacanya
......
......
Nun sukun
menghadap tha
....
.....
Fathah berdiri
pada huruf nun
....
....
Nun sukun
bertemu sin
....
....
Tanwin kasroh
menghadap mim
...
....
Qaf disukun
( mati)
2. Terjemahan Per-kata
Dari tanah
Dari saripati
manusia
Kami telah
menciptakan
Dan sungguh
Yang
kuat/kokoh
dalam tempat
Air mani
Kami
jadikannya
kemudian
segumpal darah
itu
lalu Kami
ciptakan
segumpal
darah
air mani
(sperma )
lalu Kami
bungkus
tulang
belulang
segumpal
daging itu
lalu Kami
ciptakan
segumpal daging
Maha suci
Allah
makhluk lain
kemudian
Kami jadikan
dengan
daging
tulang itu
Pencipta
paling baik
kemudian Kami
ciptakan
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al Mukminun, 23 : 12-14 adalah :
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal ) dari
tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh ( rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu
sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
6
Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang
Pencipta yang paling baik.
(berbentuk) lain. Maha suci Allah,
4. Kandungan Ayat
Kandungan Al-Qur’an Surat Al Mukminun ayat 12 – 14 adalah :
o Penegasan Allah bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya yang asal
kejadiannya dari tanah.
o Informasi dari Allah SWT tentang proses kejadian manusia ketika masih ada
dalam kandungan.
Proses kejadian manusia ketika masih dalam kandungan sebagai berikut :
a. Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia
sebagai nutfah ( spermatozoa), yang kemudian ditumpahkan kedalam
qarar ( rahim atau kandungan).
b. Allah SWT merubah nutfah menjadi alaqah yang berbentuk gumpalan
darah menyerupai buah lecis atau lintah.
c. Dari alaqah Allah SWT menjadikannya sebagai mudgah yaitu segumpal
daging menyerupai daging yang telah hancur berkas dikunyah.
d. Dari mudgah Allah SWT menjadikannya sebagai idzam yaitu tulang
belulang yang menjadi rangka.
e. Kemudian Allah SWT menjadikannya sebagai makhluk lain yaitu manusia
dengan segenap anggota-anggotanya.
5. Penjelasan :
Qur’an surat Al Mukminun adalah surat yang ke 23 yang terdiri atas 118
ayat, tergolong surat-surat Makkiyah. Dinamai “Al Mukminun” karena permulaan
surat ini menerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang yang mukmin yang
menyebabkan keberuntungan mereka di akherat dan ketentraman jiwa mereka di
dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi pengikut bagi Nabi
Muhammad s.a.w.
Bagaimana menurut pandangan ilmu kedokteran tentang proses kejadian
manusia itu?
Allah memberikan anugrah kepada manusia sejak lahir tiga hal, yaitu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Dengan tiga hal tersebut manusia
akan menjadi makhluk yang paling sempurna. Menurut para ulama bahwa
pendengaran merupakan alat untuk mendengar seruan di dunia dan akherat.
Dalam perkembangan organ bayi bahwa pendengaran itu lebih dahulu berfungsi
dari pada mata. Dalam ilmu Embriologi janin ketika masih ada di rahim ibunya,
mereka telah mendengarkan pesan-pesan yang diberikan melalui ibunya.
Kemudian barulah mata itu berfungsi ketika bayi itu telah lahir di dunia, sehingga
bayi itu dapat melihat apa-apa yang ada di sekelilingnya. Barulah pada
perkembangan berikutnya bayi itu bisa berfungsi hati nuraninya yang terdiri dari
otak dan hatinya. Berdasarkan penelitian yang ilmiah di bidang kedokteran
ditemukan bahwa otak manusia terdiri dari beberapa kepingan, yaitu keping otak
bagian depan, dahi, pelipis, dan belakang. Kepingan-kepingan itu menjadi pusat
berbagai
macam
indra
manusia.
Kepingan-kepingan
itu
mengalami
perkembangan menuju kesempurnaan
sesuai dengan derap perkembangan
manusia sejak lahir sampai tua.
Gambar
perkembangan
kandungan
janin
dalam
7
1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid
 Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya
dengan benar dan baik.

Penjelasan Tajwid
Lafal
Hukum
Bacaan
Cara membaca
Mad tabi’i
qalqalah
al qamariyah
wamaa
dibaca panjang
2 harakat
khalaqqtu
huruf Qaf dibaca memantul
aljinna
hurul al dibaca
jelas
walinssi
fathah pada huruf
mim berte-mu alif
mati
qaf bertanda sukun
liya’buduun
dibaca panjang
2,4 atau 5 harakat
dummah pada huruf
dal meng-hadap wau
mati dan huruf nun
yang diwaqafkan
Ikhfa’
Mad arid lissukun
Alasan
huruf al berha-dapan
dengan huruf jim
Huruf
nun sukun
menghadap sin
2. Terjemahan Per-kata
supaya mereka
menyembahKu
melainkan
dan
manusia
jin
Aku
menciptakan
dan tidak
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Az Zariyat, 51 : 56 adalah :
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.
4. Kandungan ayat
o Kandungan Al Qur’an Surah Az-Zariyat, 51 : 56 adalah tentang pemberitahuan
dari Allah SWT bahwa maksud dan tujuan diciptakan makhluk berupa jin dan
manusia ialah agar mereka beribadah kepada-Nya.
o Menurut pengertian bahasa kata ibadah berarti : taat, patuh, tunduk, dan
menurut. Allah SWT menciptakan jin dan manusia agar beribadah kepadaNya, maksudnya agar taat dan patuh segala perintah-perintah-Nya, dan
menjauhi semua larangan-larangan-Nya.
o Pengertian ibadah dapat dibedakan ibadah mahdhah dan ibadah ghairu
mahdha. Ibadah mahdhah adalah bentuk ibadah yang berhubungan antara
8
manusia dengan Allah, seperti salat, puasa, haji dan lain-lain. Sedangkan
ibadah ghoiru mahdhah adalah bentuk ibadah yang berupa aktivitas manusia
yang baik dengan niat mencari ridlo Allah, seperti bekerja, belajar, sillaturrahmi
dan lain-lain.
5. Penjelaasan
Qur’an surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat
diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun
Hijriyah, kecuali ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada’ (Haji Nabi
Muhammad yang terakhir). Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat
Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada
dalam Al Qur’an, dan di dalamnya terdapat pula ayat yang paling panjang yaitu
ayat yang ke 282. Dinamakan “Al Baqarah” yang berarti “ sapi betina” karena di
dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah
kepada Bani Isra’il (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana dijelaskan bagaimana
watak orang Yahudi pada umumnya
Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai
khalifah di muka bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan
melestarikan alam, menggali, mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk
dimanfaatkan demi kesejahteraan segenap manusia dalam rangka beribadah
kepada Allah SWT.
Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia
diwajibkan meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah
yang lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dalam
menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk
yang menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti
pertumpahan darah maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa
manusia dianjurkan selalu ingat kepada Allah dengan berzikir, bertasbih, dan
selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui segala laranganlarangan-Nya.
1.
Bacaan dan Penjelasan Tajwid

Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih, perhatikanlah adab dan sopan
santun ketika membaca Al Qur’an.

Penjelasan Tajwid
Lafal
Hukum
Bacaan
Cara
membaca
Tafkhim
wallohu
huru lam dibaca
tebal
Idgham mutamas- Akhrajakummin
silain
Alasan
Lam
jalalah
didahului harakat
fatkhah
Huruf
mim
mengha-dap mim
9
Iqlab
Mimmbutuuni
Nun mati berubah
suara mim
ummahaatikum laa
menyuarakan
mim
dengan jelas
Assam’a
hurul lam mati tidak
dibaca
Izhar
syafawi
Al syamsyiyah
Mad layyin

Nun mati
menghadap huruf
ba
Mim mati bertemu
huruf lam
Huruf al bertemu
dengan sin
Mad ya berada
setelah fatkhah
Syai-an
Kegiatan Siswa
Lafal
‫ﺖ‬
Pernyataan
Hukum
Bacaan
Cara
membaca
alif lam ( al )
menghadap hamzah
....
......
Tanwin fathah
menghadap wau
....
......
alif lam menghadap
hamzah
....
......
Mim sukun menghadap
ta’
....
......
Mad menghadap nun
yang diwakafkan
....
......
2. Terjemahan Per-kata
tidak
pendengaran
ibu-ibu kalian
dari perutperut
mengeluarkan
kalian
dan Allah
bagi kalian
dan Dia
jadikan
sesuatu
kalian
mengetahui
(kalian)
bersyukur
agar kalian
dan hati / akal
dan
penglihatan
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. An Nahl, 16 : 78 adalah :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan
hati nurani, agar kamu bersyukur.
10
4. Kandungan ayat
o Allah SWT memberitahukan kepada manusia bahwa setiap manusia itu
dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan tidak berilmu pengetahuan.
o Kemudian Allah SWT memberi manusia pendengaran, penglihatan, dan hati (
qalbu) sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
o Agar manusia sadar bahwa kesempurnaan fisik dan panca indera yang
dimilikinya itu dapat dipergunakan untuk mengabdi kepada Allah SWT,
sehingga mereka mau bersyukur kepada-Nya.
5. Penjelasan
Surat An Nahl terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat Makiyyah.
Dinamakan “ An Nahl “ yang berarti “ lebah “ seperti dinyatakan dalam surat ini
ayat 68 yang artinya “ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “.
Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan
kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh
lebah dan Al Qur’anul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan
bisa menjadi obat bermacam-macam penyakit manusia ( lihat ayat 69). Sedang Al
Qur’an mengandung inti sari dari kitab-kitab yang pernah diturunkan Allah kepada
nabi-nabi terdahulu dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa
sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat ( lihat ayat 10 ).
Pada Q.S. An Nahl : 78 diterangkan bahwa manusia ketika dilahirkan
pertama kali awalnya tidak mengerti apa-apa, dan kondisinya sangat lemah
sehingga membutuhkan orang lain untuk menolongnya seperti dokter, bidan,
perawat, dan orang tua kita. Pada ayat tersebut Allah menegaskan bahwa sejak
manusia lahir telah dibekali tiga kemampuan dasar, yaitu pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani. Ketiga bekal tersebut agar manusia dapat
mengembangkan sesuai dengan petunjuk Allah dalam Al Qur’an sehingga akan
dapat menjadi manusia yang sempurna yang dapat mengemban tugas sebagai
khalifah di bumi dengan baik.
Manusia akan menjadi beriman dan berilmu ketika mereka bisa belajar
melalui tiga bekal tersebut sehingga dapat menangkap informasi-informasi di luar
dirinya untuk dapat dikembangkan yaitu, membaca melalui penglihatan,
mendengar melalui telinga, dan merasa melalui hati.
KEGIATAN SISWA
 Coba sebutkan contoh-contoh perbuatan manusia yang mengakibatkan
pertumpahan darah .
 Coba identifikasi fungsi indra pendengaran, penglihatan, akal dan kalbu.
Bagaimanakah kamu mensyukurinya?
 Coba renungkan perintah-perintah Allah SWT yang sudah dapat kamu kerjakan.
RANGKUMAN
 Surah Al Baqarah ayat 30 menjelaskan tentang pemberitahuan Allah kepada
malaikat bahwa Allah SWT akan menciptakan Adam ( manusia ) sebagai kholifah
di muka bumi. Para malaikat khawatir bahwa dijadikannya manusia sebagai
khalifah akan merusak bumi dan mereka saling membunuh. Kekhawatiran
malaikat itu hilang setelah ada penjelasan dari Allah.
 Surah Al Mukminun ayat 12-14 berisi tentang asal kejadian manusia bahwa
dijadikannya manusia itu berasal dari saripati tanah. Kemudian proses
perkembangan selanjutnya dijadikannya melalui fase demi fase dalam rahim ibu.
11
 Surah Az-Zariyat ayat 56, bahwa Allah SWT memberitahukan bahwa maksud dan
tujuan dijadikan manusia itu adalah untuk beribadah kepada-Nya dengan cara
mentaati perintah-perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
 Surat An Nahl ayat 78, bahwa Allah telah memberi karunia kepada manusia yang
sangat mahal, yaitu panca indera. Oleh karena itu manusia diharapkan sadar akan
nikmat-nikmat itu agar mereka mau bersyukur kepada-Nya.
UJI KOMPETENSI
a.
Aspek Afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu
sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
yang
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
No
Pernyataan
Membaca Al Qur'an hendaknya
1
2
3
4
5
b.
Memegang teguh adab dan
sopan santun membacanya.
Kedudukan manusia sebagai
khalifah di bumi adalah meman
faatkan, dan melestarikannya
Kita sebagai seorang muslim
harus menyadari bahwa asal
kejadian manusia dari saripati
tanah
Proses kejadian manusia yang
diterangkan dalam Al Qur’an
sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan
Ibadah yang berkualitas dan
bermakna adalah ibadah yang
dilaksanakan dengan penuh
keikhlasan
setuju
……
tidak
setuju
……
tidak
tahu
…..
alasan
……
……
……
…..
……
……
……
…..
……
……
……
…..
……
…….
…….
……
……..
Aspek Kognitif
i.
Soal pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada
huruf a,b,c,d, atau e.
1. Lafal
a. izhar
b. ikhfa’
ada nun sukun menghadap ya adalah bacaan…
c. ikhfa’
e. qalqalah
d. mad
2. Lafal
dalam Q.S. Al Baqarah, 2:30 artinya adalah….
a. di dalam bumi manusia saling membunuhnya
b. mengapa Engkau menjadikan (khalifah) di bumi
c. orang yang akan membuat kerusakan di bumi
d. dia menumpahkan darah di dalamnya
e. Sesungguhnya Aku akan menjadikan pemimpin di muka bumi.
12
3. Hal-hal berikut adalah tugas manusia sebagai khalifah dibumi. Adapun yang tidak
termasuk didalamnya adalah….
a. memelihara alam sebagai anugrah Allah
b. memelihara alam jangan sampai rusak
c. menggali kekayaan alam untuk kesejahteraan manusia
d. memanfaatkan alam untuk kepentingan manusia
e. mengambil kekayaan alam meskipun dengan cara merusak
4. Sikap dan perilaku yang mencerminkan pengamalan Q.S. Az Zariyat,51:56 adalah
sebagai…
a. tidak saling bunuh membunuh
b. beribadah dan beramal dengan ikhlas
c. menyadari manusia diciptakan dari segumpal darah
d. mengakui manusia dilahirkan pada awalnya tidak mengetahui apa-apa
e. menjauhkan diri dari durhaka kepada kedua orang tua.
5. Berikut ini adalah ibadah yang hukumnya fardlu ain, adapun yang tidak termasuk
didalamnya adalah…
a. salat lima waktu
d. puasa
b. salat jum’ah
e. haji
c. salat tarowih
6. lafal
yang terdapat dalam Q.S. Al Mukminun, 23: 14 artinya adalah…
a. spermatozoa
d. tulang belulang
b. segumpal darah
e. janin / bayi
c. segumpal daging
7. Makhluk Allah antara malaikat dengan manusia yang menjadi persamaannya
adalah…
a. asal kejadiannya
d. tugas dan tanggung jawabnya
b. jenisnya
e. kematiannya
c. alam kehidupannya
8. Lafal
dalam Q.S. An Nahl, 16: 78 artinya adalah …
a. tidak mengetahui apa-apa
b. dari penglihatanmu
c. Dialah yang menjadikan kamu
9. Lafal
d. perut ibumu
e. hati / akal kamu
terdapat mim sukun bertemu dengan mim, bacaan tajwidnya
adalah …
a. ikhfa’ syafawi
b. idgham mutamassilain
c. iqlab
d. idgham bigunnah
e. izhar syafawi
10. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut:
(1). Mengucapkan hamdalah ketika memperoleh nikmat
(2). Bermalas-malasan, tidak mau berusaha karena sudah kaya
(3) Berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya
(4). Bersabar ketika mendapat musibah
(5). Putus asa ketika cita-citanya tidak tercapai.
Perilaku bersyukur kepada Allah sesuai dengan perintah Q.S. An Nahl, 16: 78
adalah…
a. (1), (3), (4)
d. (2), (4), (5)
b. (1), (2), (3)
e. (1), (2), (4)
13
c. (3), (4), (5)
2). Soal Uraian
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar
1. Mengapa para malaikat mempertanyakan rencana Allah SWT menjadikan manusia
sebagai khalifah di bumi?
2. Kemukakan fase-fase perkembangan kejadian manusia dalam kandungan menurut
Al Qur’an Surat Al Mukminun 12-14 !
3. Tulislah lafal-lafal hukum bacaan yang berkaitan dengan nun mati dan tanwin, serta
bacaan mad thabi’I yang terdapat pada Q.S. Al Baqarah : 30 !
4. Kemukakan kandungan Q. S An Nahl ayat 78 !
5. Kecakapan apa saja yang dimiliki manusia ketika ia lahir di bumi sebabagai anugrah
Allah SWT?
14
Kelas X semester Gasal
AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG KEIKHLASAN BERIBADAH
Standar Kompetensi :
1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah.
Kompetensi Dasar :
5.1. Membaca QS Al-An’am 162- 163 dan Al Bayyinah ; 5..
5.2. Menyebutkan arti QS Al- An’am 162 – 163 dan Al- Bayyinah; 5.
5.3. Menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam
QS Al- An’am 162 – 163 dan Al- Bayyinah; 5.
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta
perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
 Q. S. Al An’am 162-163

Q.S. Al Mukminun : 1-6

Q.S. Al Hujurat : 39-41

Q.S. Al Bayyinah, 98 : 5
15
1.
Bacaan dan Penjelasan Tajwid
 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih.Kemudian salin kembali ayatayatnya dengan benar dan baik.

Penjelasan Tajwid
Lafal
Hukum
Bacaan
Gunnah
Mad Tabi’i
Cara membaca
Inna
(dengan berdengung )
Karena nun
bertasdid
Salaatii
dibaca panjang 2
harakat
Karena fatkah pada
lam menghadap alif
dan kasrah pada ta
menghadap ya
Karena ada kasrah
menghadap
lam
jalalah
Karena alim lam
menghadap ‘ain
Lafal
jalalah Lillaahi
dan mad badal dibaca panjang 2
harakat
Izhar
Al’alamiina
qamariyah
( al bibaca jelas )
2.
Alasan
Tarqiq
Syariika
Ri dibaca ringan
berdering
Huruf ra
kasrah
bertanda
Mad ‘arid
lissukun
Al muslimiin
Mad yang bertemu
nun sukun
yang
diwaqafkan
Terjemahan Per-kata
dan
matiku
dan
hidupku
dan
ibadahku
salatku
Sesung
guhnya
Katakanlah
bagi-Nya
sekutu
tidak ada
semesta
alam
Tuhan
pemelihara
Untuk Allah
Orang-orang
yang
berserah diri
pertamatama
dan aku
aku
diperintahkan
dan
demikian
itulah
16
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al An’am, 6 : 162 – 163 adalah :
Katakanlah ( Muhammad ), “ sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya,
dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri ( muslim)”
4. Kandungan
o Suruhan Allah kepada segenap Muslim dan Muslimah untuk berkeyakinan
bahwa salatnya, ibadahnya, hidupnya dan matinya adalah semata-mata untuk
Tuhan Allah semesta alam
o Seorang Muslim dan Muslimah harus berkeyakinan bahwa Allah adalah Tuhan
Yang Maha Esa tiada sekutu baginya yang menentukan hidup dan matinya
seseorang, dan yang mengatur segalanya di alam ini.
o Allah menyuruh kepada Muslim dan Muslimat untuk berlaku ikhlas dalam
beribadah, bermuamalah maupun berkeyakinan kepada-Nya.
5. Penjelasan
Surat Al An’am terdiri atas 165 ayat, dinamakan Al An’am berarti “ binatang
ternak “ ( seperti : unta, sapi, kambing, dan biri-biri ). Surat ini termasuk golongan
ayat-ayat Makiyyah. Surat ini dinamakan “ Al An’am “ karena di dalamnya disebut
kata “ An’am” dalam hubungannya dengan adat istiadat kaum musyrikin, yang
menurut mereka binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan mereka.
Dalam surat yang ke 162 – 163 Allah swt. memerintahkan kepada Nabi
Muhammad saw. agar mengatakan bahwa salatnya, ibadahnya, hidupnya, dan
matinya adalah semata-mata untuk Tuhan Allah semesta alam. Perintah itu harus
diteruskan kepada umatnya agar mensikapi hidup itu senantiasa seorang muslim itu
dalam melaksanakan salatnya, ibadahnya, dilaksanakan dengan khusyuk, tunduk,
ikhlas untuk mencari rida Allah. Begitu pula hidupnya, matinya diserahkan
seluruhnya kepada Allah swt Tuhan semesta alam, karena Allah adalah zat yang
menentukan hidup dan matinya semua makhluk di alam ini.
1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid
 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali ayatayatnya dengan benar dan baik.

Lafal
Penjelasan Tajwid
Hukum
Bacaan
Mad jaiz
munfasil
Cara membaca
Wama umiruuuu
dibaca panjang 2 – 5
harakat
Alasan
Mad bertemu
hamzah dilain lafal
17
Liya’budullooha
dibaca panjang 2
harakat
Hunafaa’a
dibaca panjang 5
harakat
Assalaata
Panjang 2 harakat
Tafkhim
( berdegum )
Mad wajib
muttasil
Mad badal

Lam jalalah
sebelumnya ada
harakat dhommah
Mad bertemu
dengan
hamzah
dalam satu lafal
Karena wau dibaca
sebagai alif
Kegiatan Siswa
Lafal
Pernyataan
Hukum
bacaan
Cara
membacanya
......
......
....
.....
Wau dibaca
sebagai alif
....
....
Dummah bertemu
wau disukun
.....
.....
Alif lam bertemu
qaf
....
....
Kasroh
bertemu ya
disukun
Alif lam bertemu
dengan dal
2. Terjemahan Per-kata
memurnikan
dan mereka
menunaikan
Allah
supaya mereka
menyembah
kecuali
mereka
diperintah
Dan tidak
salat
dan mereka
mendirikan
Ikhlas /
lurus
ketaatan/
agama
kepadaNya
betul / lurus
agama
dan
demikian itu
zakat
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al Bayyinah, 98 : 5 adalah :
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaatiNya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan
salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (
benar )*)
*) Lurus berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan
18
4. Kandungan
o Suruhan Allah kepada manusia dalam mengamalkan ajaran agama hendaklah
yang lurus yaitu jauh dari hal-hal kemusyrikan dan kesesatan.
o Dalam beribadah hendaklah dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah yaitu
kesadaran diri dalam menjalankannya semata-mata mentaati perintah Allah
dengan mengharap ridlo-Nya.
5, Penjelasan
Surat Al Bayyinah terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyah,
diturunkan setelah surat At Tholaq. Dinamai “ Al Bayyinah “ berarti “ buku yang nyata”
yang diambil dari kata perkataan Bayyinah yang terdapat pada akhir ayat yang
pertama.
Pada ayat yang ke 5 surat ini, Allah swt menegaskan bahwa manusia tidak
diperintahkan, kecuali untuk beribadah kepada Tuhan Allah dengan lurus.
Dilaksanakannya ibadah itu sebagai bukti ketaatannya menyembah dengan
memurnikan niat tanpa ada campuran sedikitpun dari perbuatan syirik. Untuk
mencapai derajat ibadah yang tinggi manusia diharuskan dalam melaksanakannya
secara ikhlas lahir dan batin. Dengan jalan itu manusia akan mencapai kebahagiaan
dunia dan akherat. Orang yang mempunyai sifat ikhlas disebut mukhlis.
Niat adalah dorongan yang tumbuh dalam hati manusia untuk melaksanakan
suatu amal atau perbuatan tertentu. Sedangkan ikhlas mempunyai arti : murni, suci
atau bersih. Dalam menjalankan pengamalan ajaran Islam seorang muslim diharuskan mendasarkan diri dengan niat ikhlas yaitu didasarkan karena Allah semata untuk
memperoleh rida-Nya. Pengamalan yang ikhlas itu adalah pengamalan yang jauh
dari sifat riya’, dan sum’ah. Karena itu suatu amalan yang tidak didasari dengan niat
ikhlas tidak diterima Allah sehingga tidak akan mendapatkan pahala dari-Nya.
KEGIATAN SISWA
 Coba sebutkan contoh-contoh perbuatan/peribadatan manusia yang tergolong
sesat.
 Coba identifikasi ibadah-ibadah yang benar yang sesuai dengan petunjuk Al
Qur’an dan Hadis. Bagaimanakah cara melaksanakannya?
 Coba renungkan bagaimana ibadah / amaliah yang dilakukan dengan ikhlas
karena Allah.
RANGKUMAN
 Surah Al An’am ayat 162-163 berisi suruhan Allah SWT kepada manusia agar
setiap Muslim dan Muslimah berkeyakinan bahwa salatnya, ibadahnya, hidup dan
matinya semata-mata untuk Allah SWT. Setiap individu muslim hendaklah
berserahdiri kepada kekuasaan Allah secara keseluruhan dengan niat ikhlas.
 Surah Al Bayyinah ayat 5 berisi perintah Allah SWT bahwa dalam meyakini ajaran
Islam dan mengamalkan ajarannya hendaklah dilandasi dengan niat ikhlas karena
Allah dan mengharap ridlo-Nya.
UJI KOMPETENSI
a.
Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
19
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
No
Pernyataan
Semua aktivitas manusia dapat
1
2
3
4
5
diatur berdasarkan Al Qur’an
Beribadah dengan ikhlas merupakan perintah Allah
Bersesaji dan berkurban yang
dipersembahkan kepada makhluk halus termasuk syirik
Ibadah wajib dan sunah boleh
dilaksanakan dengan riya’ dan
sum’ah
Menuntut ilmu hendaklah dilaksanakan dengan niat mencari
ridlo Allah SWT
setuju
……
tidak
setuju
……
tidak
tahu
…..
alasan
……
……
……
…..
……
……
……
…..
……
……
……
…..
……
…..
….
….
…..
b.
Aspek kognitif
1). Soal pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada
huruf a,b,c,d, atau e.
1. Lafal
bacaan...
a. izhar
b. gunnah
pada huruf nun syiddah dibaca dengung yang merupakan
c. Idgham bigunnah
d. mad arid
e. iqlab
2. Ketika ada fatkhah tegak menghadap huruf hamzah dalam satu lafal seperti
bacaan
bacaan tajwidnya adalah....
a. mad arid
b. mad thabi’i
c. mad wajib muttasil
d. mad wajib munfasil
e. mad jaiz
3. Dalam Q.S. Al An’am, 6 : 62 ada lafal
a. hidupku
d. keturunanku
b. matiku
e. nabiku
c. ibadahku
artinya adalah...
4. perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
(1). menyekutukan Allah dengan makhluk
(2). berdo’a dibawah lingdungan Ka’bah
(3). menyembelih kurban yang dipersembahkan kepada makhluk halus agar
selamat
(4). mempercayai dukun dengan mantranya dapat membantu kesulitan
manusia
(5). menyebut- nyebut nama Rosulullah ketika berdo’a
Dari pernyataan tersebut di atas perilaku yang tergolong perbuatan syirik
adalah....
a. (1), (3), (4)
d. ( 3), (4), (5)
b. (2), (3), (5)
e. ( 2), (3), (4)
c. (1), (2), (3)
20
5. Dalam Q.S. Al Bayyinah ada lafal
a. menjadikan
b. patuh
c. ikut
mempunyai arti....
d. taat
e. lurus
6. berikut ini termasuk rukun ibadah salat apabila tidak dilaksanakan maka
salatnya batal. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah....
a. niat dibarengi dengan takbirotul ihram
b. membaca surat Al fatehah
c. bersujud dengan tumakninah
d. membaca do’a iftitah
e. berdiri jika berkuasa
7. Perbuatan dosa yang tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT
adalah....
a. berbuat jahat dengah tetangga
d. bergunjung
b. durhaka kepada kedua orangtua
e. menyekutukan Allah SWT
c. melakukan penipuan dan berdusta
8. Berikut ini adalah diantara sikap dan perilaku orang yang mengamalkan firman
Allah Q.S. Al Bayyinah ayat : 5. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya
adalah....
a. beribadah kepada Allah dengan ikhlas
b. tolong menolong dalam berbuat kebajikan
c. berperilaku sopan kepada siapa saja
d. menuntut ilmu dan mengamalkannya untuk kemanusiaan
e. tidak mau bekerja sama dengan sesama muslim karena berbeda faham
9. Berikut ini adalah keutamaan-keutamaan beramal ikhlas. Adapun yang tidak
termasuk di dalamnya adalah....
a. menjadi syarat diterimanya amal ibadah seseorang
b. menjadikan semangat dalam melakukan amal kebajikan
c. menjadi orang yang sabar meskipun diejek dan dihina amal ibadahnya
d. mendatangkan ketentraman dan ketenangan hidupnya
e. menjadikan besar dirinya karena banyak dipuji orang lain.
10. Berikut ini merupakan lafal Q.S. Al An’am ayat 162 – 163, manakah yang
artinya ikhlas / lurus....
a.
c.
e.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
d.
2). Soal Uraian
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!
Jelaskan arti ibadah menurut fuqaha ? serta berilah contohnya !
Jelaskan usaha-usaha yang harus ditempuh bagi seorang Muslim dan Muslimah
agar dapat beribadah dengan ikhlas !
Kemukakan tiga keutamaan bagi seorang Muslim/Muslimah yang telah beramal
secara ikhlas!
Bagaimana tanda-tanda seseorang yang beramal tidak ikhlas itu?
Identifikasi perilaku-perilaku manusia yang berbuat syirik kepada Allah SWT!
21
IMAM KEPADA ALLAH
Standar Kompetensi :
3. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifat-Nya
dalam Asmaul husna
Kompetensi Dasar :
3.1 Menyebutkan 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna.
3.2 Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna
3.3 Menampilkan perilaku yang menceminkan keimanan terhap 10 sifat Allah
dalam Asmaul Husna
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta
perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
 Q. S. Al Baqarah 255
 Q.S. Al A’raf : 180 - 181

Q.S. Al Mukminun : 116
22
IFTITAH .
1. Bacalah Al-Qur’an 5-10 menit sebelum memulai pelajaran!
2 Awali pelajaranmu dengan membaca doa belajar!
3. Bersikap baiklah kepada Allah swt. dan sesama makhluk-Nya!
4. Hayatilah keimanan kepada Allah dan terapkan dalam perilaku sehari-hari!
Pernahkah kamu memperhatikan diri dan alam sekitarmu? Siapakah pencipta
semua itu? Dialah Allah swt. pencipta alam beserta seluruh isinya. Dia menciptakan semua
itu dengan kehendak dan kuasa-Nya. Oleh karena itu, kita harus meyakini, memahami, serta
meneladani sifat-sifat Allah swt. khususnya yang terkandung dalam Asmaul Husna di dalam
kehidupan kita.
Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama sekaligus sebagai pondasi
dari rukun iman yang lain. Allah swt. adalah Zat yang Mahakuasa, yang menciptakan alam
beserta seluruh isinya sekaligus sebagai penjaga dan pengatur alam jagat ini, yang tidak
pernah merasa lelah, yang tidak pernah mengantuk, tidak pernah tidur, dan tidak merasa
berat menjaga keduanya. Dialah Allah swt. yang memiliki sifat wajib, mustahil, dan jaiz
sebagai sifat kesempurnaan-Nya.
A. Sifat-Sifat Allah SWT.
Allah swt. adalah Zat Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam beserta isinya.
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur.
Dia tidak pernah merasa berat menjaga langit dan bumi beserta seluruh isinya. Allah swt.
memiliki sifat wajib, mustahil, dan jaiz yang dimiliki-Nya sebagai kesempurnaan-Nya.
Sifat wajib artinya sifat yang harus dimiliki oleh Allah sebagai sifat kesempurnaan-Nya
karena Dia adalah segala-galanya. Hal ini tercermin pada sifat wajib yang 13 dan bila
ditambah dengan sifat maknawiyah yang ada 7 buah akan menjadi 20. Adapun sifat
mustahil adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah. Sedangkan sifat jaiz, yaitu
sifat wenang (bebas). Artinya, Allah bebas berbuat sesuai dengan kuasa dan kehendakNya atau dengan kata lain, Allah boleh berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan
keinginan-Nya.
Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik bagi Allah yang jumlahnya adalah
99 nama. Sebagai orang yang beriman, kita selalu dianjurkan untuk menyebut-Nya. Hal
ini tertera dalam hadis yang menyebutkan tentang Asmaul Husna berbunyi sebagai
berikut.
)‫(رواه ابن ماجه‬
‫ّلِل تِسْ َع ًة َوتِسْ ِعي َْن اِسْ َما َمنْ َح َف َظ َهادَ َخ َل ْال َج َّن َة َو ِانَّ هللاَ ِو ْتر َو ُيحِبُّ ا ْل ِو ْت َر‬
ِ َّ ِ َّ‫اِن‬
23
Artinya: Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barang siapa
menghapalnya (dengan meyakini kebenarannya) ia masuk surga.
Sesungguhnya Allah Maha ganjil (tidak genap) dan senang sekali pada sesuatu
yang ganjil." (HR Ibnu Majah).
Adapun sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai
berikut.
No
Sifat wajib
Artinya
Sifat mustahil
Artinya
1
Wujud
Ada
Adam
Tidak ada
2
Qidam
Terdahulu
Hudus
Baru
3
Baqa
Kekal
Fana
Lenyap
4
Mukhalafatuhu
Berbeda
Mumasalatuhu lil Serupa
lil hawadis
dengan
yang hawadis
dengan
yang baru
baru
5
Qiyamuhu
Berdiri
dengan Ihtiyaju bigairih
Berhajat
kepada
binafsih
sendiri-Nya
6
Wahdaniah
Esa
Ta’addud
Berbilang/berjumlah
7
Qudrat
Berkuasa
Ajzu
Lemah
8
Iradat
Berkehendak
Karahah
Terpaksa
9
I1mu
Mengetahui
Jahlun
Bodoh
10
Hayat
Hidup
Maut
Mati
11
Sama
Mendengar
Summun
Tuli
12
Basar
Melihat
Umyun
Buta
13
Kalam
Berfirman
Bukmun
Bisu
yang lain
Apabila sifat-sifat tersebut ditambah dengan sifat maknawiyah sebanyak tujuh
sifat, maka akan menjadi 20, yaitu sebagai berikut.
No
Sifat Maknawiyah
Artinya
1
Qadiran
Mahakuasa
2
Muridan
Maha Berkehendak
3
Aliman
Maha Mengetahui
4
Hayyan
Mahahidup
5
Sami'an
Maha Mendengar
6
Basiran
Maha Melihat
7
Mutakalliman
Maha Berfirman
24
Selain sifat wajib dan mustahil tersebut, Allah juga mempunyai sifat jaiz yang
artinya boleh (bebas). Maksudnya, Allah bebas berbuat sesuatu dan bebas pula tidak
berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak dan kuasa-Nya.
TUGAS
Sebutkan cara menghayati sifat Allah dalam kehidupan pribadimu! Buatlah
dalam bentuk tabel!
B. Sifat Allah dalam Asmaul Husna
Selain sifat kesempurnaan Allah swt. sebagaimana telah disebutkan, Allah juga
mempunyai nama-nama baik yang jumlahnya 99. Sebagai orang yang beriman, kita
dianjurkan untuk selalu menyebut-Nya. Firman Allah swt.
Artinya: Allah mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang agung sesuai dengan sifatsifat Allah), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna
itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap
apa yang telah mereka kerjakan." (QS Al A’raf: 180).
RISALAH
Surah Al lkhlas merupakan sebuah surah dalam Al Quran yang berisi ketegasan dan
kesaksian tauhid kepada Allah swt. Di dalamnya sifat keesaan Allah dan beberapa
Asmaul Husna-Nya benar-benar menjadi titik sentral. Konsekuensinya adalah bahwa
Allah tidak akan menerima dosa yang bernama syirik atau menyekutukan-Nya dengan
sesuatu yang lain.
Rasulullah Saw bersabda.
)‫(رواه ابن ماجه‬
‫ّلِل تِسْ َع ًة َوتِسْ ِعي َْن اِسْ َما َمنْ َح َف َظ َهادَ َخ َل ْال َج َّن َة َو ِانَّ هللاَ ِو ْتر َو ُيحِبُّ ْال ِو ْت َر‬
ِ َّ ِ َّ‫اِن‬
Artinya: "Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barangsiapa
menghafalnya (dengan meyakini akan kebenarannya), is masuk surga.
Sesungguhnya Allah itu Mahaganjil (tidak genap) dan senang sekali pada
sesuatu yang ganjil."(HR Ibnu Majah).
Adapun Asmaul Husna sebagaimana difirmankan Allah swt. dalam Al Quran dan
disabdakan oleh Rasullullah saw. jumlahnya ada 99, yaitu sebagai berikut.
No
Asmaul Husna
Artinya
Ayat Rujukan
1
Ar Rahman
Maha Pemurah
(QS Al Fatihah: 3)
2
Ar Rahim
Maha Pengasih
(QS Al Fatihah: 3)
25
3
Al Malik
Maharaja
(QS Al Mu'minun: 116)
4
Al Quddus
Mahasuci
(QS Al Jumuah: 1)
5
As Salam
Mahasejahtera
(QS Al Hasyr: 23)
6
Al Mu'min
Maha Terpercaya
(QS Al Hasyr: 23)
7
Al Muhaimin
Maha Memelihara
(QS Al Hasyr: 23)
8
Al `Aziz
Mahaperkasa
(QS Ali Imran: 62)
9
Al Jabbar
Kehendaknya Tak Dapat (QS Al Hasyr: 23)
Diingkari
10
Al Mutakabbir
Memiliki Kebesaran
(QS Al Hasyr: 23)
11
Al Khaliq
Maha Pencipta
(QS Ar Ra'd: 16)
12
Al Bari'
Mengadakan dari Tiada
(QS Al Hasyr: 24)
13
Al Musawwir
Membuat Bentuk
(QS Al Hasyr: 24)
14
Al Gaffar
Maha Pengampun
(QS Al Baqarah: 235)
15
Al Qahhar
Mahaperkasa
(QS Ar Ra'd: 16)
16
Al Wahhab
Maha Pemberi
(QS Ali Imran: 8)
17
Ar Razzaq
Maha Pemberi Rezeki
(QS Az Zariyat: 58)
18
Al Fattah
Maha membuka (hati)
(QS Saba: 26)
19
Al 'Alim
Maha Mengetahui
(QS Al Baqarah: 29)
20
Al Qabid
Maha Pengendali
(QS Al Baqarah: 245)
21
Al Basit
Maha Melapangkan
(QS Ar Ra'd: 35)
22
Al Khafid
Maha Merendahkan
(HR At Turmuzi)
23
Ar Rafi'
Maha Meninggikan
(QS Al An'am: 83)
24
Al Mu'iz
Maha Terhormat
(QS Ali Imran: 26)
25
Al Muzill
Maha Menghinakan
(QS Ali Imran: 26)
26
As Sami'
Maha Mendengar
(QS Al Isra: 1)
27
Al Basir
Maha Melihat
(QS Al Hadid: 4)
28
Al Hakam
Maha Memutuskan Hukum
(QS Al Mu'min: 48)
29
Al `Adl
Maha adil
(QS AI An'am: 115)
30
Al Latif
Maha lembut
(QS Al Mulk: 14)
30
Al Khabir
Maha Mengetahui
(QS Al An'am: 18)
32
Al Halim
Maha Penyantun
(QS Al Baqarah: 235)
33
Al `Azim
Maha agung
(QS Asy Syura: 4)
34
Al Gafur
Maha Pengampun
(QS Ali lmran: 89)
35
Asy Syakur
Maha Menerima Syukur
(QS Fatir: 30)
36
Al `Aliyy
Maha tinggi
(QS An Nisa: 34)
26
37
Al Kabir
Maha besar
(QS Ar Ra'd: 9)
38
Al Hafiz
Maha Penjaga
(QS Hud: 57)
39
Al Mugit
Maha Pemelihara
(QS An Nisa: 85)
40
Al Hasib
Maha Pembuat Perhitungan
(QS An Nisa: 6)
41
Al Jalil
Maha luhur
(QS Ar Rahman: 27)
42
Al Karim
Maha mulia
(QS An Naml: 40)
43
Ar Raqib
Maha Mengawasi
(QS Al Ahzab: 52)
44
Al Mujib
Maha Mengabulkan
(QS Hud: 61)
45
Al Wasi'
Maha luas
(QS Al Baqarah: 268)
46
Al Hakim
Maha bijaksana
(QS Al An'am: 18)
47
Al Wadud
Maha Mengasihi
(QS Al Buruj: 14)
48
AI Majid
Maha mulia
(QS Al Buruj: 15)
49
Al Ba'is
Maha Membangkitkan
(QS Yasin: 52)
50
Asy Syahid
Maha Menyaksikan
(QS Al Maidah: 117)
51
Al Haqq
Maha benar
(QS Taha: 114)
52
Al Wakil
Maha Pemelihara
(QS Al An'am: 102)
53
Al Qawiyy
Maha kuat
(QS Al Anfal: 52)
54
Al Matin
Maha kokoh
(QS Az Zariyat: 58)
55
Al Waliyy
Maha Melindungi
(QS An Nisa: 45)
56
Al Hamid
Maha Terpuji
(QS An Nisa: 31)
57
Al Muhsi
Maha Menghitung
(QS Maryam: 94)
58
Al Mubdi
Maha Memulai
(QS AI Buruj: 13)
59
Al Mu'id
Maha Mengembalikan
(QS Ar Rum: 27)
60
Al Muhyi
Maha Menghidupkan
(QS Ar Rum: 50)
61
Al Mumit
Maha Mematikan
(QS Al Mu'min: 68)
62
Al Hayy
Maha hidup
(QS Taha: 111)
63
Al Qayyum
Maha mandiri
(QS Taha: 11)
64
Al Wajid
Maha Menemukan
(QS Ad Duha: 6-8)
65
Al Majid
Maha Mulia
(QS hud: 73)
66
Al Ahad
Maha Esa
(QS Al lkhlas: 1)
67
Al Wahid
Maha Tunggal
(QS Al Baqarah: 133)
68
As Samad
Maha Dibutuhkan
(QS Al Ikhlas: 2)
69
Al Qadir
Maha kuat
(QS Al Baqarah: 20)
70
Al Muqtadir
Maha Berkuasa
(QS Al Qamar: 42)
71
Al Mugaddim
Maha Mendahulukan
(QS Qaf: 28)
27
72
Al Mu'akhkhir
Maha Mengakhirkan
(QS Ibrahim: 42)
73
Al Awwal
Maha Permulaan
(QS Al Hadid: 3)
74
Al Akhir
Maha akhir
(QS Al Hadid: 3)
75
Az Zahir
Maha nyata
(QS Al Hadid: 3)
76
Al Batin
Maha gaib
(QS Al Hadid: 3)
77
Al Wali
Maha Memerintah
(QS Ar Ra'd: 11)
78
Al Muta'ali
Maha tinggi
(QS Ar Ra'd: 9)
79
Al Barr
Maha dermawan
(QS At Tur: 28)
80
At Tawwab
Maha Penerima Tobat
(QS An Nisa: 16)
81
AI Muntagim
Maha Penyiksa
(QS As Sajadah: 22)
82
Al 'Afuww
Maha Pemaaf
(QS An Nisa: 99)
83
Ar Rauf
Maha Pengasih
(QS Al Baqarah: 207)
84
Malik Al Mulk
Maha Penguasa Kerajaan
(QS Ali Imran: 26)
85
Zul Jalal wa Al Ikram
Maha Pemilik Keagungan (QS Ar Rahman: 27)
dan Kemuliaan
86
Al Mugsit
Maha adil
(QS An Nur: 47)
87
Al Jami'
Maha Pengumpul
(QS Saba: 26)
88
Al Ganiyy
Maha kaya
(QS Al Baqarah: 267)
89
Al Mugni
Maha Mencukupi
(QS An Najm: 48)
90
Al Mani'
Maha Mencegah
(HR At Turmuzi)
91
Ad Darr
Maha Pemberi Derita
(QS Al An'am: 17)
92
An Nafi'
Maha Pemberi Keman-faatan
(QS Al Fath: 11)
93
An Nur
Maha Bercahaya
(QS An Nu 35)
94
Al Hadi
Maha Pemberi Petunjuk
(QS Al Hajj: 54)
95
Al Badi'
Maha Pencipta
(QS AI Baqarah: 117)
96
Al Baqi
Maha kekal
(QS Taha: 73)
97
Al Waris
Maha Mewarisi
(QS Al Hijr: 23)
98
Ar Rasyid
Maha pandai
(QS Al Jin: 10)
99
As Sabur
Maha sabar
(HR At Turmuzi)
1. Ar Rahman
Sebagaimana dijelaskan dalam buku Menyingkap Tabir Ilahi karya M. Quraish
Shihab, semua kata yang terdiri dari huruf ra, ha, dan mim, mengandung makna
kelemahlembutan, kasih sayang, dan kehalusan. Akan tetapi, khusus untuk nama dan
sifat Ar Rahman yang juga berakar sama dengan huruf-huruf tersebut tidak dapat
disandang, kecuali hanya oleh Allah swt. Oleh karena itu, ada ayat Al Quran yang
mengajak manusia menyembah-Nya dengan menggunakan kata Ar-Rahman sebagai
28
ganti kata Allah atau menyebut kedua kata tersebut sejajar dan bersamaan, yaitu
sebagai berikut:
Artinya: "Katakanlah; Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana
saja kamu seru. Dia memunyai Asmaul Husna nama-nama yang terbaik." (QS
Al Isra: 110).
Berdasarkan ayat tersebut, Allah adalah satu-satunya yang paling berhak
disembah. Dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan bahwa Allah swt. berfirman yang
artinya: "Aku adalah Ar Rahman, Aku menciptakan rahim, Kuambilkan untuknya nama
yang berakar dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya (silaturahim) akan Kusambung
(rahmat-Ku) untuknya dan siapa yang memutuskannya, Kuputuskan (rahmat-Ku
baginya)." (HR Abu Daud dan At Turmuzi).
Muhammad Abduh berpendapat bahwa Ar Rahman adalah rahmat Tuhan yang
sempurna, tetapi sifatnya sementara dan yang dicurahkan-Nya kepada semua makhluk,
baik mukmin ataupun kafir. Akan tetapi, karena sementaranya itu, maka is hanya berupa
rahmat di dunia saja dan tidak bersifat abadi. Rasulullah saw. memberikan sebuah
ilustrasi melalui hadisnya menyangkut besarnya rahmat Allah yang artinya: "Allah swt.
menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan dan
diturunkan-Nya ke bumi ini satu bagian; yang satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh
makhluk, (yang tercermin antara lain) pada seekor binatang yang mengangkat kakinya
dari anaknya terdorongoleh rahmat kasih sayang, khawatir jangan sampai menyakitinya."
(HR Muslim).
Al Ghazali berpendapat bahwa buah yang dihasilkan seseorang yang dihasilkan
oleh sifat rahman ini pada kehidupan seseorang, antara lain is akan menebarkan kasih
sayang kepada sesamanya yang lengah dan lemah serta mengalihkan hal tersebut
menuju jalan Allah. Ia pun tidak akan ragu mencurahkan kasih sayang tersebut kepada
sesama manusia tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau agama bahkan tingkat
keimanannya serta memberi pula rahmat dan kasih sayang kepada makhluk-makhluk
lain, baik yang hidup maupun yang mati.
2. Ar Rahim
Ketika disebutkan kata rahim, pasti yang terlintas adalah ibu yang memiliki anak
dan pikiran kita akan melayang pada kasih sayang yang dicurahkan sang Ibu kepada
anaknya. Tetapi, jangan diduga bahwa sifat kasih sayang atau rahmat Tuhan akan sama
dengan sifat rahmat ibu tersebut. Kita harus meyakini bahwa kasih sayang Tuhan tidak
akan pernah sepadan dengan kasih sayang ibu. Allah adalah wujud yang tidak dapat
dipersamakan, baik dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya dengan apa pun. Rahmat kasih
sayang Allah tidak terhingga (QS Al Araf 156) dan dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan
bahwa Allah swt. berfirman yang artinya, "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan
amarah-Ku." (HR Bukhari dan Muslim).
At Rahim artinya adalah Maha Pengasih dan nama ini terdapat dalam Al Quran
Surah Al Fatihah Ayat 3 sebagaimana pula nama At Rahman. Sebagai mukmin kita
menyebut nama ini beberapa kali, khususnya pada saat salat. Melalui pemahaman akan
sifat ini, kita dianjurkan untuk mencontoh sifat Allah tersebut untuk diamalkan dalam
29
kehidupan sehari-hari. Hanya saja sifat At Rahim Allah sudah tentu dalam kapasitas dan
substansi yang jauh lebih sempurna dari sifat manusia.
Silaturahim adalah hubungan kasih sayang. Rahim juga berarti peranakan
(kandungan) yang melahirkan kasih sayang. Kerabat pun dinamakan rahim karena kasih
sayang yang terjalin di antara anggota-anggotanya. Menurut Muhammad Abduh, kata
rahim yang polanya menunjukkan kemantapan dan kesinambungan, menunjuk kepada
sifat zat Allah atau menunjukkan kepada kesinambungan dan kemantapan nikmat-Nya.
Kemantapan dan kesinambungan hanya dapat terwujud di akhirat kelak. Di sisi lain,
rahmat ukhrawi hanya diraih oleh orang yang taat dan bertakwa sebagaimana
diungkapkan dalam ayat berikut ini.
Artinya: "Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang
mengharamkan) rezeki yang balk? Katakanlah: Semuanya itu (disediakan) bagi
orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja)
di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang
yang mengetahui." (QS Al Araf: 32).
3. As Sahur
Arti dari As Sabur adalah Maha Penyabar. Seseorang yang menahan gejolak
hatinya dinamakan sabar. Ada yang memahami sifat ini dalam arti melimpahkan
kemampuan bersabar ke hati hambahamba-Nya. Kemampuan bersabar bagi manusia
memang diakui oleh para pakar ilmu jiwa. Salah seorang di antaranya adalah Freud yang
menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan memikul sesuatu yang tidak
disenanginya dan mendapat kenikmatan di balik itu.
Sifat sabar yang dimiliki Allah swt. harus kita contoh dan kita amalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Imam Ghazali mengartikan kata As Sabur sebagai sikap yang
tidak terdorong oleh ketergesaan sehingga bergegas melakukan sesuatu sebelum
waktunya, tetapi meletakkan sesuatu dengan kadar tertentu dan memberlakukannya
dengan aturan-aturan tertentu pula.
Uraian Al Quran tentang sabar adalah kebajikan dan kedudukan tertinggi yang
diperoleh seseorang karena kesabarannya. Firman Allah dalam Al Quran.
Artinya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas." (QS Az Zumar: 10).
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al
Baqarah: 153).
30
Semua ganjaran amal ditetapkan Allah kadarnya, kecuali ganjaran kesabaran
sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat tersebut. Oleh karena itu, puasa yang inti
pelaksanaannya adalah sabar dinyatakan oleh Allah melalui hadis qudsi "Puasa adalah
untuk-Ku dan Aku sendiri yang yang akan memberi (menetapkan ganjaran bagi
pelakunya." Sabar memang selalu pahit awalnya, namun akan berbuah manis pada
akhirnya. Hanya sekali Allah memberi kebebasan manusia untuk bersabar atau tidak,
yaitu ketika orang-orang durhaka dipersilakan masuk ke neraka (QS At Tur: 16). Manusia
yang meneladani sifat ini, dituntut untuk melaksanakan petunjuk Allah tersebut dalam
menjalani kesabaran sambil juga tetap menghayati makna As Sabur sehingga dapat
dilakukan sekuat kemampuan.
4. Al Barr
Allah bersifat Al. Barr dipahami bahwa Allah memberikan aneka anugerah untuk
kemaslahatan makhluk-Nya. Anugerah Allah sangat luas yang tidak terbilang atau tidak
terhingga. Firman Allah swt.
Artinya: "Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang
melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang." (QS At Tur: 28).
Ada pula yang memahami bahwa Allah senantiasa menepati janji dan Dia selalu
menghendaki kebaikan untuk hamba-hamba-Nya serta kemudahan buat mereka (QS Al
Baqarah: 185). Aneka anugerah diberikan Allah semata-mata atas dasar kasih sayangNya. Adapun manusia kadang memberi kebaikan atau melakukan sesuatu atas dasar
pamrih atau ingin mendapatkan manfaat tertentu dari hal tersebut. Seorang hamba yang
meneladani sifat ini hendaknya selalu mendasari sesuatu dengan maksud yang balk dan
memberikan hal-hal yang bermanfaat kepada manusia atau makhluk Allah yang lainnya.
kita pun harus senantiasa ingat bahwa Allah tidak menghendaki kesukaran bagi kita dan
pasti akan menepati janji-Nya.
5. Asy Syakur
Asy Syakur diartikan sebagai Allah yang mengembangkan dari amalan hambahamba-Nya meskipun sedikit dan melipatgandakan ganjarannya (QS Al Baqarah: 261).
Manusia wajib bersyukur atas segala karunia yang diberikan Allah kepada kits. Firman
Allah berkaitan dengan syukur ini, antara lain sebagai berikut:
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim: 7).
Makna dan kapasitas Syakur Allah dan manusia pasti berbeda. Pada hakikatnya,
setiap pekerjaan atau sesuatu yang baik lahir di alam ini adalah atas izin Allah semata.
Apa yang balk dari did kita pun berasal dari Allah semata. Oleh karena itu, pujian apa
pun yang kita sampaikan kepada siapa pun, akhirnya akan kembali pada Allah juga.
31
Itulah sebabnya kita diajarkan untuk mengucapkan hamdalah apabila kita bersyukur atas
nikmat-Nya.
6. Al Adil (Maha adil)
Pengertian adil secara umum adalah meletakkan segala sesuatu pada
tempatnya.
Menurut
pengertian Islam,
adil
adalah
menentukan suatu
hukum
berlandaskan kebenaran. Keadilan Allah adalah keadilan yang hakiki dart berlaku bagi
seluruh hamba-Nya. Firman Allah swt.
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya
sendiri dan barang siapa berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan
sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-Nya" (QS Fussilat: 46).
Berdasarkan ayat tersebut, Allah menentukan hukuman dan pahala sesuai
dengan keadilan-Nya. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kezaliman dalam kehidupan
hamba-Nya, Allah memerintahkan kepada manusia supaya berbuat adil terhadap
sesamanya. Firman Allah swt.
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran. (QS. An Nahl: 90)
7. Al Gaffar (Maha Pengampun)
Manusia dalam hidupnya selalu mengalami tarik menarik antara perbuatan dan
buruk. Menurut Islam, perbuatan baik adalah perbuatan yang sesuai dengan ketentuan
agama. Jika menyimpang, maka perbuatan itu termasuk perbuatan tidak baik dan
berdosa. Dosa ada yang kecil dan ada yang besar. Akan tetapi, barang siapa yang
berdosa dan selama ia bertobat serta tidak akan mengulangi perbuatan buruknya, maka
ia akan diampuni oleh Allah karena Dia Maha Pengampun.
Firman Allah SWT.
Artinya : Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun. ( QS. Sad : 66)
a. Tauhid dalam ibadah dan doa, yaitu dengan hanya menyembah dan
memohon
kepada Allah SWT.
b. Tauhid dalam dakwah dan pendidikan karena hanya Allah yang kuasa membukakan
pintu hati dan akal pikiran manusia.
c. Tauhid dalam berekonomi, yaitu bahwa hanya Allah yang mampu membukakan pintu
32
rezeki umat manusia.
d. Tauhid dalam manfaat, yaitu bahwa Allah kuasa memahami manfaat dan
keberhasilan pada diri manusia serta mencabutnya.
e. Tauhid dalam mudarat, yaitu hanya Allah yang mampu mendatangkan dan
menghilangkan bencana, petaka dan musibah.
f. Tauhid dalam ucapan, yaitu bismillah, alhamdulillah, insya Allah, dan lain-lain.
8. Al Hakim (Mahabijaksana)
Semua makhluk yang diciptakan Allah tidak ada yang sia-sia karena satu dengan
yang lainnya selalu terkait dan Baling membutuhkan. Semuanya itu berdasarkan
kebijaksanaan Allah. Demikian pula ketika Allah menentukan suatu perintah kepada
manusia. Apabila dalam keadaan yang sulit, Allah memberikan keringanan, tetapi bila
keadaan sudah biasa, maka keringanan itu kembali seperti semula. Firman Allah SWT.
Artinya: "Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di
bumi dan Dialah Yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui. " (QS Az Zukhruf
: 84).
9. Al Maliku (Maha Merajai)
Allah-lah yang merajai seluruh alam semesta. Artinya, kekuasaan Allah tidak ada
batasnya. Dengan kekuasaan itu, Allah mengatur dan memimpin makhluk-Nya yang
dilandasi sifat kesempurnaan-Nya serta tidak ada satu pun yang terlepas dari
kemahakuasaan-Nya. Firman Allah SWT.
Artinya: 'Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia.
Tuhan (yang memunyai) Arsy yang mulia. " (QS Al Mukminun: 116).
10. Al Hasib (Maha Menghitung)
Allah menciptakan alam semesta beserta isinya berdasarkan perhitungan yang
teliti dan tepat. Artinya, segala sesuatu tercipta sesuai dengan kadarnya masing-masing.
Demikian pula dengan perhitungan amal manusia selama hidup di dunia. Baik atau
buruknya amal tersebut akan mendapat balasan seadil-adilnya di akhirat kelak karena
tidak ada kesulitan bagi Allah untuk menghitungnya. Firman Allah SWT.
Artinya: “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).
Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS An Nisa: 86).
Beriman kepada Allah swt. dengan sifat dan asma-Nya harus dihayati dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula ketika kita berdoa, hendaknya
terlebih dahulu menyebut asma-Nya (lihat QS Al A'raf 180).
33
TUGAS
Sebutkan minimal dua puluh Asmaul Husna selain yang terdapat dalam
pembahasan sub bab ini beserta cara menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari!
Buatlah dalam bentuk table
C. Tanda Penghayatan Iman Kepada Allah
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus mencontoh dan mengamalkan
sifat-sifat Allah yang tertera dalam Asmaul Husna sebagaimana sudah disebutkan. Agar
manusia dapat melaksanakan hal tersebut, manusia harus menundukkan dan
menjinakkan hawa nafsunya. Mengenai hawa nafsu, Allah swt berfirman dalam AlQur’an.
Artinya: "Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhan-ku. Sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang." (QS Yusuf: 53).
Imam Ghazali juga menyatakan bahwa hawa nafsu lebih berbahaya bagi
manusia daripada setan. Jika manusia mampu menundukkan hawa nafsunya, maka is
mampu menundukkan setan karena setan menggunakan hawa nafsu manusia untuk
menjerumuskan dirinya sendiri.
Orang yang benar-benar menghayati terhadap iman kepada Allah, tentu dia
memiliki tanda sebagai cermin penghayatannya tersebut. Ada pun tanda-tandanya,
antara lain sebagai berikut :
1. Rajin beribadah, baik ibadah mahdah maupun gairu mahdah.
2. Berbudi luhur dan memiliki sopan santun, baik dalam perbuatan maupun
perkataannya.
Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut.
ُ‫ان ي ُْؤ ِمن‬
َ ‫ار ُه َو َمنْ َك‬
َ ‫ّلِل َو ْال َي ْو ِم ْالَخ ِِر َفالَ ُي ْؤ ِذ َج‬
ِ ‫ان ي ُْؤ مِنُ ِبا‬
َ ‫هللا صلعم َمنْ َك‬
ِ ‫َعنْ اَ ِبى ه َُري َْر َة َق َل َرس ُْو ُل‬
ْ ‫ّلِل َو ْال َي ْو ِم ْالَ ِخ ِر َف ْل َيقُ ْل َخيْرً ا اَ ْولِ َيصْ م‬
)‫ُت (رواه البخارى‬
ِ ‫ان ي ُْؤمِنُ ِبا‬
َ ‫ض ْي َف ُه َو َمنْ َك‬
َ ‫ّلِل َو ْالَخ ِِر َف ْلي ُْك ِر ْم‬
ِ ‫ِبا‬
Artinya: "Barang siapa beriman kepada Allah maupun hari akhir, janganlah menyakiti
tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan bari akhir,
hendaklah memuliakan para tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah
dan hari akhir hendaklah is berkata baik atau diam saja." (HR Bukhari).
3.
4.
5.
6.
Bersifat sabar, tabah, dan tawakal.
Bersyukur atas nikmat dari Allah SWT.
Tidak cepat putus asa dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah SWT.
Yakin akan keadilan Allah karena setiap perbuatan pasti akan ada balasannya yang
setimpal.
DISKUSI
Menurut pendapatmu, manakah yang lebih penting, ibadah mahdah atau gairu
mahdah? Jelaskanlah beserta alasannya!
34
D. Hikmah Beriman kepada Allah
Beriman kepada Allah mengandung banyak hikmah, antara lain sebagai berikut.
1. Akan mengingatkan kita untuk bersikap tawadu atau rendah hati dan tidak sombong.
Dirinya akan menyadari bahwa sebagai makhluk yang lemah, is tidak ada artinya di
hadapan Allah SWT.
2. Akan melatih istikamah dalam kebenaran. Berani mengatakan benar jika memang itu
benar dan berani mengatakan salah jika itu memang salah.
3. Memupuk sifat qanaah atau menerima dengan ikhlas semua pemberian Allah setelah
berusaha dan berdoa.
4. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi persoalan, dia sadar bahwa putus asa
adalah sifat orang yang kafir.
5. Ia akan mampu menerima kritik atau saran yang konstruktif.
6. Bersyukur atas nikmat pemberian Allah dan bersabar apabila ia mendapat cobaan.
TUGAS
Sebutkan sikap positif yang dapat muncul dari keimanan terhadap Allah!
Allah memberi balasan sesuai dengan keadilan-Nya. Barang siapa berdosa dan
bertobat serta tidak mengulangi keburukannya, ia akan diampuni oleh Allah karena Dia
Maha Pengampun. Demikian pula ketika Allah menentukan suatu perintah kepada
manusia. Allah memberi perintah sesuai dengan kondisinya. Allah merajai seluruh alam
semesta. Artinya, kekuasaan Allah tidak ada batasnya. Dengan kekuasaan itu, Allah
mengatur dan memimpin makhluk-Nya yang dilandasi sifat kesempurnaan-Nya. Tidak
ada satu pun yang lepas dari kemahakuasaan-Nya. Allah menciptakan alam semesta
beserta isinya berdasarkan perhitungan yang teliti dan tepat. Demikian pula perhitungan
aural manusia selama di dunia. Baik atau buruk amal tersebut akan dibalas seadiladilnya di akhirat dan tidak sulit bagi Allah menghitungnya. Beriman kepada Allah swt.
dengan sifat dan asma-Nya harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
IMTIHAN
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!
1. Orang beriman kepada Allah dan rukun iman lainnya disebut....
a. Muttaqin
d. Mukhlis
b. Muhsin
e. Mukmin
c. Muslim
2. Alah SWT. mustahil bersifat hudus karena Allah bersifat....
a. Qidam
d. Baqa
b. Qudrat
e. Iradat
c. Wahdaniah
3. Allah SWT. bersifat baqa dan mustahil Dia bersifat....
a. Jahlun
d. Ta’addud
b. Fana
e. Adam
c. Ajzu
4. Mustahil Allah bersifat jahlun karena Dia mempunyai sifat....
35
a. Ilmu
b. Hayat
c. Sama’
d. Basar
e. Kalam
5. Allah SWT. wajib bersifat wahdaniah sehingga mustahil Dia bersifat....
a. Ajzu
d. Maut
b. Karahah
e. Fana
c. Ta’addud
6. Ihtiyaju bigairih adalah mustahil bagi Allah berhajat kepada yang lain karena Dia
mempunyai sifat wajib....
a. Wujud
d. Qudrat
b. Qidam
e. Mukhalafatuhu lilhawadis
c. Baqa
7. ‫قُ ْل ه َُو هللا ُ اَ َح ُد‬
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah bersifat ….
a. Qudrat
d. Hayat
b. Wahdaniah
e. Sama'
c. Ilmu
8. Karahah adalah mustahil bagi Allah karena Dia mempunyai sifat wajib yaitu....
a. Wahdaniah
d. Ilmu
b. Qudrat
e. Hayat
c. Iradat
9. Arti ilmu adalah....
a. Kuasa
b. Berkehendak
c. Mengetahui
d. Hidup
e. Melihat
10. Tidak mungkin Allah swt. bersikap maut karena Dia bersifat....
a. Wahdaniah
d. Ilmu
b. Qudrat
e. Hayat
c. Iradat
11. Mustahil Allah bersifat ama karena Dia bersifat....
a. Qudrat
d. Hayat
b. Iradat
e. Basar
c. Ilmu
12. Maha Berkehendak adalah salah satu sifat wajib bagi Allah yaitu....
a. Hayyan
d. Mutakalliman
b. Muridan
e. Basiran
c. Sami'an
13. Allah disebut juga Al Hakim yang artinya....
a. Mahabijaksana
36
b. Maha Menguasai
c. Maha Pengampun
d. Maha Merajai
e. Maha Menghitung
14. Arti dari Asmaul Husna adalah nama-nama yang....
a. Terkenal
d. Baik
b. Gagah
e. Indah
c. Suci
15. Al Bari' adalah salah satu Asmaul Husna yang artinya....
a. Maha perkasa
b. Maha Penyantun
c. Maha Pembuat
d. Maha mulia
e. Maha Pemberi
16. Al Azim artinya....
a. Maha agung
b. Mahamulia
c. Maha Penyayang
d. Maha Mengetahui
e. Maha Pencipta
17. QS An Nahl:90 memerintahkan kita untuk berbuat....
a. Jujur dan ikhlas
b. Makruf nahi munkar
c. Baik dan ramah
d. Kebaikan dan ikhlas
e. Adil dan baik
18. Allah swt. Maha Pengampun dan akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang
bertobat karena Allah memiliki nama....
a. Al Hasib
d. Al Hadi
b. Al Malik
e. Al Hakim
c. Al Gaffar
19. Allah swt. memiliki nama Al Jabbar yang artinya ....
a. Maha Mendengar
d. Maha Merajai
b. Maha Terpercaya
e. Maha suci
c. Maha kuasa
20. ‫ْن‬
َ ‫تِسْ َع ًة َوتِسْ ِعي‬
a. 100
b. 99
c. 999
Artinya....
d. 99,9
e. 9,99
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Apakah yang dimaksud dengan iman?
2. Sebutkanlah sifat wajib bagi Allah beserta artinya!
3. Sebutkanlah sifat mustahil bagi Allah beserta artinya!
4. Jelaskanlah pengertian dari Asmaul Husna!
37
5. Apabila seseorang ingin memakai nama Asmaul Husna sebagai namanya,
hendaknya ia mengawali dengan kata Abdun. Mengapa? Jelaskan!
6. Apakah maksud bahwa Allah swt bersifat jaiz?
7. Tulislah dalil naqli bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan!
8. Jelaskan pendapatmu mengapa tidak ada tuhan lain selain Allah swt.!
9. Apakah yang dimaksud dengan ahkamul hakimin? Jelaskan!
10. Bagaimana pendapatmu jika Allah swt. tidak bersifat adil? Jelaskan!
38
Standar Kompetensi :
4. Membiasakan perilaku terpuji.
Kompetensi Dasar :
4.1. Menyebutkan pengertian perilaku husnudzan
4.2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku husnudzan terhadap Allah, diri
sendiri, dan sesama manusia
4.3. Membiasakan perilaku husnudzan dalam kehidupan sehari-hari
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta
perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Al Hujarat : 12

Q.S. Al Baqarah : 45

Q.S. Ali Imran 134 – 135
39
MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI
Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lain,
bahkan dengan malaikat sekalipun. Kemuliaan manusia nampak ketika Allah SWT
berkehendak menciptakan Adam sebagai Khalifah-Nya di muka bumi dengan misi beribadah
kepada-Nya. Kehendak Allah tersebut berdasarkan perencanaan yang sangat matang,
sehingga ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya:
“Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 30)
Namun kemuliaan itu sangat erat kaitannya dengan komitmen manusia itu sendiri
dengan menjaga perilakunya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan
Allah, dengan sesama manusia, maupun dengan makhluk Allah yang lain. Karena itu agar
kemuliaan tetap terjaga, manusia harus tetap berperilaku yang baik (terpuji) atau ber
akhlaqul karimah. Sebagaimana Nabi bersabda
﴾‫اكمل املؤمنني احسنهم خلقا ﴿رواه الرتمذى‬
Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR Tirmidzi)
Akhlakul karimah atau akhlaq terpuji adalah perilaku atau perbuatan baik yang
tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang khaliq (Allah
SWT), dengan sesama manusia dan dengan makhluk Allah yang lainnya. Dan diantara
akhlak yang terpuji adalah :
1. Husnuzzan kepada Allah SWT
2. Husnuzzan terhadap diri sendiri
3. Husnuzzan kepada sesama manusia
1.
HUSNUZZAN KEPADA ALLAH
a.
Pengertian Husnuzzan kepada Allah
Husnuzzan artinya berprasangka baik atau biasa disebut positive thingking
Husnuzzan kepada Allah artinya berprasangka baik kepada Allah SWT. yaitu selalu
meyakini bahwa apa saja yang Allah berikan kepada manusia baik yang
menyenangkan maupun yang menyedihkan, pasti bermanfaat bagi menusia itu sendiri,
Sebagaimana Firman-Nya
Artinya : “ .... Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran ; 191)
Dan mengakui bahwa apa saja yang baik itu datangnya dari Allah, sedangkan
yang buruk adalah dari diri manusia itu sendiri.
Sebagaimana Firman-Nya :
40
Artinya : “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana
yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri ... “ (QS.An-Nisa ; 79)
Lawan dari husnuzzan adalah su’uzzan biasa disebut dengan negative
thingking artinya berprasangka buruk. Su’uzzan kepada Allah berarti berprasangka
buruk kepada Allah SWT, yaitu menganggap bahwa sumber segala bencana atau
melapataka adalah Allah, dan manusia yang bersifat seperti ini tidak akan pernak
mensyukuri nikmat Allah apapun bentuknya, sehingga tidak akan bisa hidup qana’ah.
Husnuzzan kepada Allah SWT merupakan salah satu dari beberap macam
keyakinan. Hal tersebut menurut keadaan manusia yang mengamalkan terbagi menjadi
dua golongan, yaitu yang bersifat khusus dan yang bersifat umum. Yang termasuk
khusus adalah golongan para ulama, orang-orang yang taat dan dekat kepada Allah
SWT. Bagi orang yang khusus mengetahui betapa Allah SWT telah melimpahkan
kasih sayang-Nya kepada manusia dan dan makhluk lain dimuka bumi ini. Mreka telah
merasakan kenikmatan dari sifat rahman ddan rahimnya Allah SWT, ia mlihat
semuanya adalah anugerah dari Allah SWT juga., berprasangka baik (berhusnuzhan)
ekpada Allah. Ia tidak berkeluh kesah terhadap apa saja yang menimpanya,
seumpama musibah merenggut harta benda dan nyawa diri dan keluarganya. Ia
menerima dengan syukur dan penuh harapan kepada Allah, bahkan mengharap ridha
Allah atas kejadian dan peristiwa tersebut.
Husnuzhan orang wam kepada Allah SWT, karena mereka telah erasakan dan
menikmati pemberian Allah bagi dirinya dan alam semesta. Maka timbullah ras syukur
dan terima kasih yang tak terhingga kapada Allah dengan diikuti kedekatan dan
ketakwaan dalam ibadah dan amal.
Berprasangka baik kepada Allah merupakan salah satu dasar utama manusia
membangun hubungan dengan Allah SWT. Karena Allah SWT terhadap hambanya
seperti yang hambanya sangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba berprasangka
buruk kepada Allah SWT maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika
baik prasangka hamba kepada-Nya maka baik pulalah prasangka Allah kepada orang
tersebut. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari mempertegas hal ini,
Artinya : Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala
berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku
bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam
dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam
kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia
mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta.
jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya
sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang
kepadanya dengan berlari-lari kecil“. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Orang yang berbaik sangka kepada Allah tentu meiliki akhlak yang baik (sifat
terpuji) karena selalu merasa dimana saja berada diawasi oleh Allah SWT.. Akhlak
yang baik merupakan modal yang lebih berharga dibanding dengan modal harta
kekayaan. Selain itu akhlak yang baik dapat meninggikan derajat dan martabat di
hadapan manusia, sekaligus menyempurnakan iman kepada Allah SWT dan
mendekatkan hubungan kita kepada-Nya.
Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengingatkan kepada kita:
﴾‫اكمل املؤمنني احسنهم خلقا ﴿رواه الرتمذى‬
41
Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi)
Dengan demikian husnuzzan kepada Allah SWT dapat tumbuh dan
berkembang pada diri seseorang apabila dilandasi oleh aqidah atau keyakinan yang
kuiat. Diantara sikap yang harus diwujudkan sebagai dasar dalam berhusnuzzhan
kepada Allah adalah seperti berikut :
1).
2).
3).
4).
5).
Meyakini bahwa allah itu Maha Esa ( Tauhid )
Bertakwa kepada Allah SWT
Beribadah dan berdoa kepada Allah
Berserah diri kepada Allah (tawakal)
Menerima dengan ihlas semua keputusan Allah
b. Contoh-contoh perilaku husnuzzan kepada Allah SWT.
Diantara sikap perilaku terpuji yang dilaksanakan oleh orang yang berbaik
sangka kepada Allah ialah syukur dan sabar.
1). Syukur
Kata syukur berasal dari bahasa Arab, yang artinya terima kasih. Menurut
istilah, syukur ialah berterima kasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas
nikmat dan karunia-Nya, melalui ucapan, sikap, dan perbuatan.
Dengan kata lain syukur berarti mempergunakan nikmat Allah menurut yang
dikehendaki oleh Allah, dan dalam istilah populernya dinamakan syukur nikmat.
Sedangkan mempergunakan nikmat Allah tidak pada tempatnya ; unpama mata untuk
melihat hal-hal yang dilarang oleh Allah atau yang haram, mulut untuk berbicara yang
kotor, memperoleh rizki untuk berbuat kemaksiatan, bukan dinamakan syukur, tetapi
kufur nukmat.
Syukur seorang hamba kepada Allah adalah dengan memuji dan menyebut
serta mempergunakan nikmat itu. Kebaikan sesuai dengan maksud Allah memberikan
nikmat itu. Kebaikan seorang hamba kepada Tuhannya ialah ketundukan dan
kepatuhan terhadap perintah Tuhannya. Sedangkan kebaikan Tuhan terhadap hambaNya ialah memberi nikmat itu dan memberikan taufik-Nya. Karena itu dapat dikatakan
bahwa syukur hamba yang sebenarnya ialah menuturkan dengan lidahnya, mengakui
dengn hatinya akan nikmat Tuhannya, dan mempergunakan nikmat itu sesuai yang
dikehendaki Tuhannya.
Dalam Al-Quran Allah SWT. menegaskan bahwa apabila manusia mensyukuri
nikmat-Nya, maka Ia akan menambah nikmat itu, dan apabila manusia tidak berterima
kasih atas nikmat-Nya, Allah akan mengurangi atau mencabut nikmat itu dari manusia
sebagai hukuman kekufurannya. Sebagaimana firma-Nya :
Artinys : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (
QS. Ibrahim ; 7 )
42
Pada umunya manusia itu lalai dan tidak manyadari nilai nikmat yang telah
dianugerahkan Allah kepadanya, dan apabila nikmat itu telah dicabut oleh Allah dari
padanya, maka barulah ia merasakan serta menyadarinya. Seperti nikmat kesehatan,
sehat jasmani dan sehat rohani, dll dalam hidup dan kehidupannya. Allah berfirman :
Artinya : “Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya dia bersyukur untuk
(kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. An-Naml ; 40 )
Cara bersyukur kepad Allah SWT ialah dengan menggunakan segala nikmat
karunia Allah SWT utnuk hal-hal yang diridai-Nya yaitu :
1). Bersyukur dengan hati, ialah mengakui dan menyadari bahwa segala nikmat yang
diperoleh manusia, merupakan karunia Allah SWT semata.
2). Bersyukur dengan lidah, ialah mengucapkan Alhamdulillah, atau dengan kalimat
zikir yang lain
3). Bersyukur dengan amal perbuatan, ialah melaksanakan shalat, beribadah haji,
berbakti kepada kedua orang tua.
4). Bersyukur dengan harta benda, ialah membelanjakan hartanya di jalan Allah
2). Sabar
Sabar (ash shabr) dapat diartikan dengan “menahan” (al habs). Dari sini sabar
dimaknai sebagai upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan
sesuatu untuk mencapai rida Allah.
Perhatikan firman Allah berikut ini :
Artinya : “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya,
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada
mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan
dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang
baik), ( QS. Ar-Ra’d ; 22 )
Untuk mengetahui sampai dimana kadar iman seseorang kepada Allah SWT,
maka Allah SWT selalu menguji, dan manusia tidak akan lepas dari segala ujian yang
menimpanya, baik musibah yang berhubungan dengan pribadi, maupun yang menimpa
pada sekelompok manusia atau bangsa. Terhadap semua ujian itu, maka hanya
sabarlah yang memancarkan sinar dan memelihara seorang muslim dari jatuh kepada
kebinasaan, memberikan hidayah dan menjaga dari putus asa..
Sabar adalah poros sekaligus asas segala macam kemuliaan akhlak.
Muhammad Al Khudhairi mengungkapkan bahwa saat kita menelusuri kebaikan serta
43
keutamaan, maka kita akan menemukan bahwa sabar selalu menjadi asas dan
landasannya.





‘Iffah [menjaga kesucian diri] misalnya, adalah bentuk kesabaran dalam
menahan diri dari memperturutkan syahwat.
Syukur adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari nikmat yang telah
Allah karuniakan.
Qana’ah [merasa cukup dengan apa yang ada] adalah sabar dengan menahan
diri dari angan-angan dan keserakahan.
Hilm [lemah-lembut] adalah kesabaran dalam menahan dan mengendalikan
amarah.
Pemaaf adalah sabar untuk tidak membalas dendam. Demikian pula akhlakakhlak mulia lainnya. Semuanya saling berkaitan. Faktor-faktor pengukuh
agama semuanya bersumbu pada kesabaran, hanya nama dan jenisnya saja
yang berbeda.
Melatih kesabaran bisa melalui beberapa cara, antara lain:
 Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dengan memperbanyak
ibadah; salat, puasa, terutama membaca ayat-ayat suci Alquran.
Memperbanyak membaca Alquran bisa meredam nafsu marah/emosi.
(Ingat kisah masuk Islamnya Umar bin Khatob karena lantunan bacaan
ayat suci Alquran oleh saudara perempuannya)
 Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama; bersikap kasar,
menyebar fitnah, dan perbuatan-perbuatan mungkar lainnya seperti
minum-minuman keras, berjudi, dan lain-lain.
 Memilih lingkungan pergaulan. Memilih bergaul dengan orang-orang
yang mempunyai akhlak yang baik, sabar dan senantiasa beribadah
kepada Allah tentu akan lebih memberikan peluang besar untuk
mengikuti kebiasaan-kebiasaan baik mereka dibanding bergaul dengan
orang-orang yang mempunyai sifat-sifat sebaliknya
c. Cara mewujudkan Husnuzzan kepada Allah
Husnuzzan
kepadaAllah Swt. dapat diwujdkan dengan bersikap dan
berperilaku sebagai berikut :
 Bila kita melakukan sesuatu bersikap optimis, artinya usaha positif yang sedang
dilakukannya dengan cara tawakal kepada Allah akan memperoleh pertolongan
Allah sehingga berhasil.
 Berdoa kepada Allah atas pengampunan dosa-dosanya, arinya seorang muslim
yang telah berbuat salah tidak berputus asa akan tetapi memohon langsung
pengampunan kesalahan kepada Allah SWT.
 Berserah diri kepada Allah SWT (tawakal)
 Tidak berkeluh kesah apalagi berputus asa apabila mendapat musibah, artinya
jika telah mendapat musibah, maka kita bersikap menyadari bahwa musibah itu
merupakan ujian dari Allah SWT
 Bertakwa Kepada Allah SWT.
2. HUSNUZZAN TERHADAP DIRI SENDIRI
Husnuzzan (Berprasangka baik) kepada diri sendiri artinya senantiasa memandang
positif (positive thingking) terhadap diri sendiri. Meyakini dan berusaha menggali segala
44
potensi kebaikan yang ada dalam diri kita untuk kemudian memanfaatkan sebesarbesarnya untuk kehidupan.
Orang yang husnuzzan atau berbaik sangka terhadap diri sendiri, tetntu akan
berperilaku terpuji terhadap dirinya sendiri, seperti percaya diri, gigih, berinisiatif, dan rela
berkorban.
a. Percaya diri
Percaya diri atau biasa disebut dengan istilah PD, harus dimiliki oleh orang-orang
yang berakhlakul karimah, karena percaya diri termasuk sikap yang terpuji. Dengan
percaya diri seseorang akan merasa yakin bahwa Allah SWT telah membekali
kemampuan kepada hamba-Nya agar nantinya menjadi khalifah Allah yang berguna baik
bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, karena dengan percaya diri seseorang akan
berani mengeluarkan pendapat dan berani pula melakukan suatu tindakan.
Orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi dan ia memiliki
percaya diri yang kuat, tentu akan mengamalkan ilmunya dengan baik dan benar,
sehingga akan bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain, tetapi sebaliknya jika
orang berilmu pengetahuan tinggi dan ia tidak mempunyai percaya diri yang kuat, tentu
akan memperoleh kerugian dan mungkin malah bencana. Misalnya, seseorang yang
memiliki ketrampilam mengemudi mobil, tetapi ia tidak percaya diri (mider) maka bisa
terjadi kecelakaan dan mencelakakan orang lain.
Orang yang percaya diri, juga akan melaksanakan kewajiban terhadap dirinya
sendiri, misalnya akan menjaga kesehatan jasmani dan rokhaninya, dan memelihara dari
dari bencana yang akan menimpanya.
b. Gigih
Dalam kamus bahas Isdonesia, kata gigih berasal dari bahasa Minagkabau yang
artinya keras hati, tabah, dan rajin. Menurut istilah gigih ialah usaha sekuat tenaga dan
tidak putus asa untuk mencapai sesuatu walau harus menghadapi rintangan.
Manusi adalah termasuk makhluk yang diwajibkan berusaha/ikhtiar dalam
memenuhi hajat hidupnya, baik yang berhubungan dengan hidup di dunia maupun hidup
di akhirat. Sesuatu yang kita harapkan tidak akan datang dengan sendirinya. Namun, hal
itu harus diusahakan dengan sungguh-sunggh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan. Uasaha dangan gigih adalah usaha dengan sungguhsungguh, lahir dan batin untuk mencapai hasil yang yang dicita-citakan. Usaha lahir
artinya berusaha sesuai dengan kemampuan tenaga, harta dan fikiran. Sedangkan
usaha batin adalah berdoa / memohon kepada Allah SWT agar diberi kemudahan dan
keberhasilan dari yang sedang diusahakan.
Sikap gigih yang disertai rasa optimis termasuk akhlakul karimah, yang
hendaknya diterapkan antara lain dalam hal berikut :
1). Menuntut ilmu
Menuntut ilmu disamping hukumnya wajib, ilmu juga akan bermanfaat bagi
pemiliknya. Dan Allah SWT berjanji akan mengangkat derajat orang yang memiliki ilmu
pengatuah disamping orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman-Nya :
Artinya :
“... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ... . (QS. AlMujaadilah ; 11)
45
Ilmu pengetahuan itu dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ilmu pengetahuan
tentang agama Islam (Ilmu Hal ) dan ilmu pengetahuan umum (Ilmu Ghairu Hal). Ilmu
pengetahuan tentang agama Islam memberikan pedoman hidup kepada umat manusia.
Dengan pedoman itu diharapkan manusia tidak menempuh jalan yang sesat dan menuju
kepada kebinasaan, tetapi sebaliknya dengan pedoman itu manusia akan menempuh
jalan yang lurus yang diridai oleh Allah SWT.
Ilmu pengetahuan umum bertujuan agar umat manusia dapat menggali, mengolah dan
memanfaankan kekayaan alam, baik yang ada di darat dan di laut, maupun yang ada di
udara.
Kedua macam ilmu pengetahuan tersebut harus dipelajari secara sungguhsungguh dan rajin dengan dilandasi niat yang ikhlas karena Allah SWT, serta untuk
memperoleh rida-Nya dan rahmat-Nya. Bila kedua macam ilmu tersebut sudah dikuasai,
dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan menjadikan pemiliknya
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Rosululloh SAW bersabda :
﴾ ‫كْطَ ِري ًقاْيَلتَ ِمسْْفِ ِْيهْ ِعل ًماْ َس َّه َْلْالْلَّهْْلَهْْْبِِْهْ ْطَ ِري ًقاْإِلَىْال َجن َِّْة ﴿رواه مسلم‬
َْ َ‫ََ َمنْْ َسل‬
Artinya : “Barang siapa melewati jalan dimana ia menuntut ilmu pada jalan
itu, niscaya Allah memudahkan kapdanya jalan menuju sorga” (HR.
Muslim)
2). Bekerja mencari rizki yang halal
Orang Islam selain berkewajiban menunaikan ibadah kepada Allah (salat), juga
berkewajiban mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seseorang yang
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya hasil usaha sendiri, kedudukannya di sisi Allah
lebih baik dari orang minta-minta, yang keberadaannya dalam hidupnya menjadi beban
orang lain.
Bekerja mencari rezeki yang halal bisa melalui berbagai bidang usaha, misalnya :
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, transportasi, perburuhan,
pertukangan dan perindustrian.
Bekerja dalam bidang-bidang usaha seperti tersebut hendaknya dilakukan dengan gigih
dan sungguh-sungguh dengan dilandasi niat yang ikhlas karena Allah SWT untuk
memperoleh rida dan rahmat-Nya. Insya Allah dengan cara seperti ini, akan memperoleh
hasil kerja yang optimal.
Perhatikan firman Allah berikut ini :
Artinya :
“... Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan ...” ( QS. Ar-Ra’du ; 11 )
3). Berinisiatif
Berinisiatif artinya berfikir dan bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa
menunggu perintah. Hal ini merupakan perilaku yang terpuji karena sifat tersbut mampu
berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menghindarkan sikap apriori. Dalam
berinisiatif selalu menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi dan
46
mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang bermanfaat baik untuk kepentingan
sendiri maupun orang lain.
Orang yang berinisiatif disebut inisiator, yaitu mereka yang memiiki gagasan atau
prakarsa untuk membangun atau mengerjakan sesuatu yang baru dan positif guna
kepentingan bersama.
Inisiatif yang positif dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti bidang
pendidikan dan pengajaran, bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang politik dan
ekonomi, bidang keamanan dan ketertiban, bidang pertanian dan perikanan, serta bidang
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Orang mukmin yang memiliki pengetahuan yang tinggi dalam bidang apapun,
hendaknya memiliki banyak inisiatif, untuk kepentingan dan kemajuan umat manusia,
agar keadaan umat manusia terus meningkat kearah yang lebih baik dan lebih maju.
Misalnya melalui ilmu pengetahuan dan tekhnologi dapat memprodusi alat-alat pertanian
dan perikanan yang canggih, yang belum ada, untuk meningkat hasil pertanian dan
perikanan.
Upaya untuk menumbuhkan jiwa berinisiatif agar mampu bersikap mandiri dapat
ditempuh melalui barbagai cara sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bekerja sesuai keadaan dan bakat masing-masing (QS. Al-Isra ; 84)
Bekerja keras secara sungguh-sungguh ( QS. An-Nisa ; 100)
Tidak ikut-ikutan tanpa dasar dan tanpa ilmu pengetahuan (QS. Al-Isra ; 36)
Senantiasa menggunakan akal dalam bertindak (QS. Yunus ; 100)
Membiasakan perilaku kearah yang lebih baik
Mencari ide atau cara baru yang lebih baik
4). Rela berkorban
Rela berkorban maksudnya adalah bersedia dan ikhlas memberikan sesuatu
(tenaga, harta, ide/pemikiran) untuk kepentingan orang lain atau masyarakat, meski
kadang-kadang hal itu bisa membuat dirinya sendiri menjadi susah atau menderita.
Perilaku egois (mementingkan diri sendiri), hedonis (mengutamakan kesenangan
duniawi), dan materialistis (mementingkan materi semata) adalah lawan dari sikap rela
berkorban yang harus kita hindari.
Dalam Alquran dinyatakan bahwa, jika ingin sampai kepada kebaikan yang
sempurna salah satunya adalah kita harus rela memberikan sebagian dari harta benda
kita untuk perjuangan membela agama, juga kepada fakir miskin.
Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang
kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya“.(QS. Ali Imran ;
92).
3. HUSNUZZAN TERHADAP SESAMA MANUSIA
Husnuzzan kepada sesama manusia maksudnya, senantiasa memandang dan
berprasangka bahwa orang lain tidak mempunyai maksud jahat kepada kita. Selalu
mengedepankan dan memilih untuk merespon positif segala sesuatu yang terjadi walau
di tengah lingkungan yang paling buruk sekalipun.
a. Contoh-contoh Perilaku husnuzzan Terhadap Sesama Manusia
Tindakan seseorang sangat tergantung pada alam pikirannya. Jika alam
pikiran seseorang senantiasa dijejali oleh prasangka buruk, maka dalam pergaulan
dan kehidupan bermasyarakatnya akan selalu dipenuhi perasaan curiga pada orang
lain, seterusnya akan melahirkan sikap tertutup, tidak mau berbagi informasi dan
47
bekerja sama karena menganggap bahwa orang lain adalah musuh yang sangat
berbahaya. Pada akhirnya prasangka buruk (negatif) ini akan berdampak pada diri
sendiri juga, yaitu turunnya kinerja, karena tidak ada teman untuk berbagi dan
bekerja sama, peluang akan banyak terlewatkan karena orang lainpun akan
cenderung menjauh dari kita, bahkan bisa tersingkir dalam pergaulan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku sebagai cerminan
¥usnu§an terhadap sesama manusia antara lain akan terlihat dari sikap seseorang
dalam memperlakukan orang lain. Orang yang selalu ber¥usnu§an akan
memperlakukan orang lain dengan baik dan menghilangkan sikap curiga. Senang
bekerja sama, bertukar pendapat, dan terbuka, juga termasuk perilaku orang yang
suka ber¥usnu§an kepada sesama manusia.
b. Praktik Perilaku husnuzzan Terhadap Sesama Manusia
Agar hidup kita bisa tenang dan damai, orang di sekeliling kita juga merasa
tenang, damai, dan bahagia hidup bersama dengan kita maka
perilaku husnudzon terhadap sesama manusia amat penting untuk dipraktikkan.
Karena prasangka positif (husnudzon) terbukti secara efektif mampu merangsang
seseorang untuk menunjukkan sikap/perilaku dan prestasi terbaiknya. Berusahalah
untuk senantiasa menjadi motivator bagi orang lain dalam menemukan jati dirinya
yang positif lewat prasangka positif (husnudzon) yang senantiasa kita lekatkan
kepada mereka. Bantulah temanmu untuk melihat dan menemukan hal-hal positif
(mujur) di dalam dirinya. Mungkin tulisannya yang indah, suaranya yang bagus,
kepandaiannya melukis, atau yang lainnya.
Pada hakikatnya, ketika kita berhasil untuk selalu Husnuzzan kepada Allah
SWT, kemudian kepada diri sendiri, maka untuk berhuusnuzan kepada sesama
manusia sesungguhnnya akan menjadi lebih mudah dilakukan.
Jika masing-masing orang mempraktikkan perilaku husnuzzan,
baik
husnuzzan kepada Allah, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia dalam
kehidupan sesari-hari baik secara pribadi, di keluarga, dan di masyarakat, insya Allah
ketentraman, kedamaian, dan kehidupan yang penuh rahmat dan kasih sayang akan
bisa kita raih, dan pada akhirnya akan mendapat rida dari Allah SWT di dunia dan di
akhirat kelak. Alangkah indah dan damainya jika setiap pribadi bisa menjadikan
dirinya seperti air, yang senantiasa mengalir dan memberi kesejukan bagi orang lain.
4. SIKAP TERPUJI TERHADAP MAKHLUK HIDUP SELAIN MANUSIA
Al-Quran dan Al-Hadits mengandung nilai-nilai ajarang Islam yang sangat
lengkap, ajaran tersebut menjadi pedoman hidup dan mengatur berbagai segi kehidupan
umat manusia. Selain ajaran akhlakul karimah terhadap Pencipta alam semesta ini,
terhadap sesama manusia, kita wajib berakhlakul karimah kepada makhluk Allah yang
lain. Ruang lingkup akhlakul karimah mengatur juga tentang bagaimana seorang muslim
melakukan komunikasi atau bersikap terpuji terhadap tumbuh-tumbuhan, binatang,
lingkungan alam, dan terhadap makhluk ghaib.
a. Sikap terpuji terhadap tumbuh-tumbuhan
Dengan diciptakan-Nya tumbuh-tumbuhan merupakan anugerah yang sangat
besar dari Allah SWT bagi manusia, karena sebagian besar makanan manusia berasal
dari tumbuh-tumbuhan, demikian pula makanan binatang-binatang ternak, sebagian
besar adalah tumbuh-tumbuhan yang bermacam-mcam jenisnya. Perhatikan firman Allah
berikut ini :
48
Artinya : “ Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan.
Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuhtumbuhan yang bermacam-macam.” ( Q.S. Thaha : 53 )
Disamping itu, manusia mendapat tugas dari Allah SWT untuk mengelola dan
memakmurkan bumi, sebagaiman dijelaskan dalam firman-Nya :
 








 
Artinya : “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya” (QS. Hud ; 61)
Allah SWT menciptakan segala jenis tumbuh-tumbuhan dengan sengaja untuk
kepentingan makhluk-Nya terutama umat manusia, Dan ternyata hampir semua jenis
tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, ada yang dijadikan
bahan bangunan, dibuat obat-obatan, untuk hiasan, untuk bahan makanan, untuk bahan
membuat perkakas dan perabotan rumah tangga, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Disamping itu tumbuh-tumbuhan juga sangat bermanfaat untuk keindahan lingkungan,
dan juga sebagian ada yang dijadikan makanan ternak peliharaan seperti kambing, sapi,
kerbau dan lain-lain.
Mengingat betapa besar manfaat dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tersebut,
maka sudah selayaknya manusia bertanggung jawab dan berkewajiban untuk merawat
nya, menyayangi, dan melestarikannya. Terutama tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan
bahan makanan seperti padi, jagung, gandum selalu membutuhkan perawatang yang
intensif.
b. Sikap terpuji terhadap binatang (hewan)
Sebagaimana tumbuh-tumbuhan, binatang juga diciptakan untuk kepentingan
hidup umat manusia. Berbagai jenis binatang ciptaan Allah, ada yang jinak, ada yang
liar, ada yang buas, ada yang hidupnya di laut, ada yang di darat dan yang terbang di
angkasa. Semua jenis binatang itu sengaja diciptakan Allah SWT untuk kemanfaatan
makhluk-Nya, terutama umat manusia.
Diantara binatang-binatang itu ada yang dipelihara dan diternakkan manusia,
karena kemanfaatannya yang langsung dirasakan seperti ayam, itik, kambing, sapi,
kerbau, kuda, lebah dsb. Manfaat-manfaat binatang ternak tersebut ada yang dimakan
dagingnya, diminum susunya, bulunya untuk pakaian, kulitnya untuk sepatu, tas, jaket.
Lebah menghasilkan madu untuk obat, bahkan kotoran binatang masih bisa
dimanfaatkan yaitu untuk pupuk tanaman.
Cara mnyeyangi binatang-binatang itu antara lain :
1). Hewan-hewan piaraan hendaknya diperlakukan dengan baik, misalnya dibuatkan
tempat atau kandang yang layak, diberi makan dan minum yang cukup, diobati
kalau sakit, kalau kendak disembelih atau dibunuh hendahlah disenbelih atau
dibunih dengan cara yang baik pula.
2). Binatang yang kebetulan membutuhkan pertolongan hendaknya ditolong. Dalam
sebuah hadits dari Abu Hurairoh ra yang diriwayatkan oleh Muslim dijelaskan
bahwa seseorang yang memberi minum seekor anjing yang hampir mati kehausan,
memperoleh pahala dan ampunan dosa dari Allah SWT.
49
3).
Jangan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap binatang. Rosulullah SAW
melarang umatnya menyiksa induk burung dengan mengambil anaknya, dan juga
melarang menjadikan anak burung sebagai bahan mainan, melarang menjadikan
binatang sebagai sasaran dalam latihan memanah, larangan untuk memberi cap
atau tanda dengan besi yang dibakar pada binatang dan melarang untuk
mengurung kucing tanpa diberi makan sampai mati kelaparan.
4).
Binatang ternak yang akan dimakan dagingnya tentu harus disembelih lebih dahulu.
Menyembelih hewan pun ada peraturannya agar hewan yang disembelih tidak
tersiksa. Diantara peraturan tersebut antara laian, ketika akan menyembilih
hendaknya memakai alat yang tajam, dan sebelum disembelih, binatang tersebut
hendaknya diberi makan sampai kenyang. Ketika menyembelih jangan lupa
menyebut nama Allah agar digingnya halal dimakan. Semua ini menunjukkan sikap
perilaku baik kita kepada binatang.
Perhatikan sabda Rasulullah SAW.
ِ ْ‫ب‬
ْْ‫سنواْال ِقت لَ ْةَْ َْوإِ َذاْ َذبَحتم‬
ِْ ‫سا َْنْ َعلَىْْكلْْ َشيءْْْفَِإ َذاْقَْتَ لتْمْْفَأَح‬
َْ َ‫إِ َّْنْاللَّهَْْ َكت‬
َ ‫اْلح‬
ِ ْ ‫الذب‬
ِ
ْ ﴾ ‫يحْتَهْ ﴿رواه مسلم‬
َ ِ‫َحدكمْْ َشف َرْتَهْْفَ لْي ِرحْْذَب‬
َ ‫حْ َوليح َّْدْأ‬
َ َّ ْ‫فَأَحسنوا‬
Artinya : “ Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik atas segala sesuatu,
maka apabila kamu membunuh (hewan) hendaklah membunuh dengan baik, dan
apabila kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik, dan hendaklah kamu
menajamkan pisaumu, dan hendaklah binatang sembelihan itu disenangkan
(dengan cara memberimakan sebelum disembelih)” (HR. Muslim)
c. Sikap terpuji Terhadap Lingkungan Alam
Agama Islam adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat
tersebut bukan hanya untuk manusia saja tetapi juga untuk makhluk hidup selain
manusia yaitu alam dan lingkungan hidup.
Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan
hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Alam dan lingkungan yang terkelola
dengan baik dapat memberi manfaat yang berlipat-lipat. Sebaliknya, alam yang dibiarkan
atau hanya di ambil manfaatnya akan mendatangkan mala petaka bagi manusia. Kita
dapat menyeksikan dengan jelas bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh akhlak yang
buruk terhadap lingkungan seperti hutan yang di eksploitasi tanpa batas sehingga
melahirkan mala petaka kebakaran hutan yang menghancutkan tanaman hutan dan
habitat hewan-hewannya. Ekploitasi kekayan laut tanpa memperhitunggkan kelestarian
ekologi laut telah menimbulkan kerusakan hebat, baik habitat hewan maupun tumbuhtubuhannya. Sayangnya semua itu dilakukan semata-mata untuk mengejar keuntungan
ekonomi yang bersifat sementara, namun akibatnya mendatangkan kerusakan alam
yang parah dan tidak bisa direhabilitasi dalam waktu puluhan bahkan ratusan tahun.
Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat manusia
tidak menyadari sifatnya yang sombong, egois, rakus, dan angkuh yang merupakan
bentuk akhlak terhadap lingkungan yang sangat buruk dan tidak terpuji. Padahal tujuan
diangkatnya manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu sebagai wakil Allah yang
seharusnya bertugas mamakmurkan, mengelola, dan melestarikn alam.
Perkatikan Firman Allah SWT Q.S. Ar Rum : 41 :
50
Artinya : telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
d. Sikap Terpuji terhadap Makhluk Gaib
Dengan Qudrat dan Iradat-Nya Allah SWT telah menciptakan makhluk yang
tampak dilihat dengan mata (syahadah) seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan,
dsb, dan juga telah menciptakan makhluk yang tidak tampak oleh penglihatan mata
(gaib) seperti malaikat, jin, setan dan iblis.
Jin adalah termasuk makhluk gaib yang keberadaannya wajib kita imani, karena
Allah SWT menciptakannya dengan tujuan untuk beribadah. Sebagaimana Firman-Nya :
Artinya : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. “ (QS Az-Zariyat ; 56)
Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT,
ada pula jin yang tidak patuh dan tidak taat kepada Allah SWT, diantaranya adalah iblis
atau setan. Keduanya adalah makhluk Allah SWT yang asalnya diciptakan dari api yang
sngat panas, jauh sebelum diciptakannya Nabi Adam as.
RANGKUMAN
 Husnuzzan artinya berbaik sangka, yang keblikannya adalah suuzan. Keduanya
merupakan bisikan jiwa yang akan melahirkan sikap, ucapan dan perbuatan nyata.
Husnuzzan merupakan sikap mental terpuji, yang mendorong pemiliknya untuk
bersikap, bertutur kata, dan berbuat yang baik dan bermanfaat. Sedangkan suuzan
termasuk sikap mental tercela yang mendorong pemiliknya untuk bersikap dan
berperilaku buruk yang merugikan
 Husnuzzan hendaknya diterapkan dalam hubungan manusia dengan Allah SWT,
dengan dirinya sendiri, dan dengan sesama manusia.
LATIHAN
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang benar dan tepat !
1.
Sebagian prasngka itu adalah dosa, demikian tercantum dalam QS ....
a. Al-Hujurat ; 12
d.
Ibrahim ; 34
b. Al-Maidah ; 2
e.
Al-Baqarah ; 125
c. At-Tien ; 4
2.
Berikut ini adalah cara-cara bersyukur kepada Allah SWT, kecuali ...
a. membaca hamdalah
b. mengerjakan salat lim waktu
c. mempercayai kebenaran rukun iman
d. belajar dan mengajar Al-quran
e. berpuasa sepanjang masa
3.
Berikut ini termasuk sikap husnuzzan kepada Allah, kecuali ...
a. bersyukur bila memperoleh nikmat
b. bersabar bila menderita musibah
51
c. berusaha dan berdoa agar kebutuhannya terpenuhi
d. Senantiasa bertawakal kepada Allah
e. dengan sengaja berbuat dosa karena Allah maha pengampun
4.
5.
Larangan berputus asa dari rahmat Allah terdapat dalam QS. ...
a. Al-Bayyinah ; 35
b. Yusuf ; 87
c. Al-Baqarah ; 195
d. Al-jumu’ah ; 10
e. Al-Maaidah ; 2
Contoh perilaku dari berburuk sangka pada diri sendiri ialah ...
a. berani mengeluarkan pendapat dan berbuat
b. benyak brinisiatif yang positif
c. tidak mau berkenalan dan bergaul dengan tetangga
d. gigih dalam mencari rizki yang halal
e. rajin belajar dan giat mencari ilmu
6.
Dibawah ini adalah ungkapan-ungkapan orang yang husnuzzan kapada Allah, kecuali
....
a. “Alhamdulillah, hujan telah turun”
b. “ Allah tidak sia-sia menciptakan sesuatu
c. “Alhamdulillah , saya selamat dari kecelakaan”
d. “ Untung dia tidak meninggal walaupun dia cacad “
e. “Mengapa hanya saya saja yang brnasib begini”
7.
Dibawah ini adalah hikmah husnuzzan, kecuali ....
a. hidup menjadi tenang, tenteram, dan damai
b. hati menjadi bersih
c. senantiasa bersyukur kepada Allah
d. bisa menimbulkan rasa pesimis
e. jauh dari perselisihan atau perpecahan
8.
Berprasangka baik disebut ...
a. su’uzzan
b. husnuzzan
c. curiga
d. zalim
e. hasud
9.
Untuk menumbuhkan sikap iisiatif agar dapat mandiri, caranya seperti dibawah ini,
kecuali ....
a. bekerja tepat waktu
b. beramal atau bekerja menurut keadaan bakat dan tabiat
c. bekerja keras secara sungguh-sungguh
d. senantiasa menggunakan akal
e. berusaha jadi pionir dan kreatif
10.
Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan adalah akibat ...
a. manusia
b. binatang liar
c. bencana alam
d. rahmat Allah
e. perbuatan iblis
Jawablah pertanyaan ini dengan jelas dan benar !
1.
Apakah yang kamu ketahui tentang husnuzzan, jelaskan
52
2.
3.
4.
5.
Apa yang kamu ketahui tentang gigih dan optimis, jelaskan
Bagaimana sikap yang baik terhadap lingkungan, jelaskan
sebutkan cara untuk menumbuhkan sikap inisiatif
Jelaskan cara bersikap terpuji terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan.
53
Standar Kompetensi :
5. Memahami sumber hukum Islam, hukum taklifi, dan hikmah ibadah
Kompetensi Dasar :
5.1. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al Qur’an, Al Hadits, dan Ijtihad
sebagai sumber hukum Islam
5.2. Menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam
5.3. Menerapkan ibadah sesuai petunjuk agama dalam kehidupan sehari-hari
5.4. Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
a.
Q.S. Al Maidah : 8
b.
Q.S. Al A’raf : 1 - 4
c.
Q.S. Al Isra’ : 9
54
GAMBAR
IFTITAH
Secara sederhana hukum artinya seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang
diakui oleh sekelompok masyarakat, yang disusun oleh orang yang diberi wewenang dan
berlaku mengikat bagi anggotanya. Bila dikaitkan dengan Islam, maka hukum Islam berarti
seperangkat peraturan yang berdasarkan wahyu Allah SWT; dan sunnah Rasulullah saw;
yang mengatur tentang tingkah laku manusia yang dibebankan kepada setiap mukallaf dan
mengikat semua orang yang beragama Islam. Orang yang hidupnya dibimbing syari'ah
(hukum Islam) akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntutan
dan tuntunan Allah SWT; dan rasulNya, sebab hukum Islam pasti selaras dengan fitrah
manusia sehingga siapapun yang bertahkim kepada hukum Islam pasti manusia akan
selamat di dunia dan akherat.
Sumber hukum dalam Islam, ada yang disepakati (muttafaq) para ulama dan ada yang
masih dipersilisihkan (mukhtalaf). Adapun sumber hukum Islam yang disepakati jumhur
ulama adalah Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Para Ulama juga sepakat dengan urutan
dalil-dalil tersebut di atas (Al Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas).
Keempat sumber hukum yang disepakati jumhur ulama yakni Al Qur’an, Hadist, Ijma’ dan
Qiyas
MATERI POKOK
A. SUMBER HUKUM ISLAM
1. Al-Qur'an
Menurut bahasa Al-Qur'an berarti "bacaan" (dari asal kata " ‫) ” قرأ‬. Menurut istilah AlQur'an ialah "kumpulan wahyu Allah SWT, yang yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw, dengan perantaraan malaikat Jibril yang dihimpun dalam sebuah
kitab suci untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia dan membacanya termasuk
ibadah". Al-Qur'an merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama.
Sebagaimana firman Allah SWT, :
Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulNya serta
ulil amri diantaramu ". ( An-Nisa:59 )
Sebagai sumber hukum Islam Al-Qur'an mengandung 3 pokok pengetahuan
hukum yang mengatur tentang kehidupan umat manusia yaitu :
a. Hukum yang berkaitan dengan aqidah, yakni ketetapan tentang wajib beriman
kepada Allah SWT, Malaikat, kitab-kitab-Nya, para Rasul, hari akhir dan takdir.
b. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlaq (budi pekerti), yaitu ajaran agar seorang
muslim memiliki sifat mulia dan menjauhi sifat tercela.
c. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang terdiri dari ucapan,
perbuatan, perjanjian dan lain-lain. Hukum yang berkaitan dengan amal
perbuatan ini terbagi menjadi dua yaitu :
 Yang mengatur tindakan manusia dalam hubungannya dengan Allah SWT,
yang disebut ibadah. Seperti sholat, puasa, haji, nadzar, sumpah dan lain-lain.
55
 Yang mengatur tindakan manusia baik individu atau kelompok yang disebut
dengan muamalah (amal kemasyarakatan). Seperti perjanjian, hukuman
(pidana), ekonomi, pendidikan, pernikahan dan semacamnya.
Fungsi dan Kedudukan Al-Qur'an.
a. Sebagai mu'jizat Nabi Muhammad saw.
b. Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.
c. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.
d. Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.
e. Sebagai obat penawar hati bagi orang-orang yang beriman.
f. Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.
2. Al-Hadits
Hadits menurut bahasa artinya "perkataan". Menurut istilah hadits ialah segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan,
perbuatan atau ketetapan (taqrir) Nabi. Bersadarkan definisi tersebut, maka hadits
dibagi menjadi 3 bagian yaitu hadits qouliyah (perkataan Nabi saw;), hadits fi'liyah
(perbuatan Nabi saw;) dan hadits taqriri (katetapan Nabi saw;). Sedangkan menurut
kwalitasnya hadits di bagi menjadi 2 bagian :
a. Hadits maqbul (dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup hadits shoheh
dan hadits hasan.
b. Hadits mardud (tidak dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup hadits
dhaif (lemah) dan hadits maudlu' (palsu).
Usaha seleksi diarahkan kepada 3 unsur hadits yaitu :
a. Matan (isi hadits). Suatu isi hadits dapat dinilai baik apabila tidak bertentangan
dengan Al-Qur'an, hadits lain yang lebih kuat, fakta sejarah dan prinsip-prinsip
ajaran Islam.
b. Sanad (persambungan antara pembawa dan penerima hadits).Sanad dapat
dinilai baik apabila antara pembawa dan penerima benar-benar bertemu bahkan
berguru.
c. Rowi (orang yang meriwatkan hadits). Seorang dapat diterima haditsnya apabila
memenuhi syarat-syarat :
1) Adil yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah berdusta dan
membiasakan berbuat dosa.
2) Afidh yaitu kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, sebagaimana firman
Allah SWT:
Artinya : "Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". (Al-Hasyr : 7)
Kedudukan dan Fungsi Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam.
a. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur'an.
Misalnya : Allah SWT, berfirman yang artinya : "Dan jauhilah perkataan-perkataan
dusta ". (al-Hajj:30). Kemudian firman Allah SWT, tadi dikuatkan oleh hadits yang
artinya : "Awas! jauhilah perkataan dusta". (HR. Bukhori Muslim).
b. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang masih
bersifat umum.
Contoh: Allah SWT, berfirman yang artinya: "Diharamkan bagimu memakan
bangkai, darah dan daging babi". (Al-Maidah:3). Kemudian Rasulullah saw,
menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh dimakan yaitu ikan dan belalang.
56
Seperti sabda Nabi saw, yang artinya : "Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai
dan dua macam darah, adapun dua macam bangkai adalah ikan dan belalang,
sedang dua macam darah adalah hati dan limpha". (HR. Ibnu Majah).
c. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur'an.
Misalnya cara menyucikan bejana yang dijilat anjing. Rasulullah saw, bersabda
yang artinya : "Sucikanlah bejanamu yang dijilat anjing, dengan menyucikan
sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah". (HR. Muslim).
3. Ijtihad
Ijtihad ialah berusaha keras atau bersungguh-sungguh untuk memecahkan suatu
masalah yang tidak ada ketetapannya baik dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits, serta
berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum yang telah ditentukan. Ijtihad
dapat dijadikan sebagai sumber hukum Islam yang ketiga. Landasannya berdasarkan
hadits yang diriwayatkan dari Shahabat Nabi Saw Muadz ibn Jabal ketika diutus ke
Yaman sebagai berikut :
“Dari Muadz ibn Jabal ra bahwa Nabi Saw ketika mengutusnya ke Yaman, Nabi
bertanya: “Bagaimana kamu jika dihadapkan permasalahan hukum? Ia berkata:
“Saya berhukum dengan kitab Allah”. Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam kitab
Allah” ?, ia berkata: “Saya berhukum dengan sunnah Rasulullah Saw”. Nabi berkata:
“Jika tidak terdapat dalam sunnah Rasul Saw” ? ia berkata: “Saya akan berijtihad dan
tidak berlebih (dalam ijtihad)”. Maka Rasul Saw memukul ke dada Muadz dan
berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah sepakat dengan utusannya (Muadz)
dengan apa yang diridhai Rasulullah Saw”. (HR.Tirmidzi)
Hal yang demikian dilakukan pula oleh Abu Bakar ra apabila terjadi kepada dirinya
perselisihan, pertama ia merujuk kepada kitab Allah, jika ia temui hukumnya maka ia
berhukum padanya. Jika tidak ditemui dalam kitab Allah dan ia mengetahui masalah
itu dari Rasulullah Saw,, ia pun berhukum dengan sunnah Rasul. Jika ia ragu
mendapati dalam sunnah Rasul Saw, ia kumpulkan para shahabat dan ia lakukan
musyawarah. Kemudian ia sepakat dengan pendapat mereka lalu ia berhukum
memutus permasalahan.
Bentuk-bentuk Ijtihad.
a. Ijma’, yaitu kesepakatan pendapat para ahli mujtahid dalam segala zaman
mengenai hukum syari'ah. Misalnya: Kesepakatan para ulama dalam
membukukan Al-Qur'an pada waktu kholifah Usman bin Affan.
b. Qias, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah yang tidak ada
hukumnya dengan kejadian lain yang ada hukumnya karena eduanya terdapat
persamaan illat (sebab-sebabnya). Misalnya: Menyamakan hukum minum bir dan
wisky adalah haram diqiaskan dengan munum khamr yang sudah jelas hukumnya
dalam Al-Qur'an.
c. Istikhsan, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap masalah ijtihadiyah
berdasarkan prinsip-prinsip kebaikan. Misalnya: Dokter laki-laki melihat aurot
wanita yang bukan muhrimnya saat wanita tersebut akan melahirkan anaknya.
d. Masholihul Mursalah, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah
ijtihadiyah atas dasar kepentingan umum. Misalnya: pengenaan pajak terhadap
orang-orang kaya.
A. HUKUM TAQLIFI
Pengertian.
Hukum taqlifi ialah khitab (titah) Allah SWT atau sabda Nabi Muhammad SAW yang
mengandung tuntutan, baik perintah melakukan atau larangan. Hukum taqlifi ada lima
bagian yaitu :
57
1. Ijab, artinya mewajibkan atau khitab (firman Allah) yang meminta mengerjakan
dengan tuntutan yang pasti.
2. Nadab (anjuran), artinya menganjurkan atau khitab yang mengandung perintah yang
tidak wajib dituruti.
3. Karohah (memakruhkan) yaitu titah/ khitab yang mengandung larangan, tetapi tidak
harus dijauhi.
4. Ibahah (membolehkan), yaitu titah/khitab yang membolehkan sesuatu untuk
diperbuat atau ditinggalkan.
Adapun yang berhubungan dengan hukum taqlifi antara lain :
a. Mahkum ‘alaihi (yang dikenai hukum) ialah orang mukallaf yakni orang-orang muslim
yang sudah dewasa dan berakal, dengan syarat ia mengerti apa yang dijadikan
beban baginya. Orang gila, orang yang sedang tidur nyenyak, anak yang belum
dewasa dan orang-orang yang terlupa tidak dikenai taklif (tuntutan). Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW :
Artinya: “Pena itu telah diangkat (tidak dipergunakan untuk mencatat) amal perbuatan
3 orang : (1) orang yang tidur hingga ia bangun, (2) anak-anak hingga ia dewasa dan
(3) orang gila hingga ia sembuh kembali”. (Hr. Ashabus Sunan dan Hakim)
Demikian pula orang yang lupa disamakan dengan orang yang tidur yang tidak
mungkin mematuhinya apa yang ditaqlifkan.
b. Hakim (yang menetapkan hukum) ialah Allah SWT dan yang memberitahukan
hukum-hukum Allah SWT adalah para rasulNya. Dan sesudah seruan sampai kepada
yang di tuju maka syariatnya menjadi hukum.
c. Mahkum bihi (yang dibuat hukum) yaitu perbuatan mukallaf yang berhubungan
(bersangkutan) dengan hukum yang lima yang masing-masing adalah :
1. Yang berhubungan dengan ijab dinamai wajib.
2. Yang berhubungan dengan nadab dinamai mandub/sunah.
3. Yang berhubungan dengan tahrim dinamai haram.
4. Yang berhubungan dengan karohah dinamai haram.
5. Yang berhubungan dengan ibahah dinamai mubah.
Dari kelima hukum tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Wajib, ialah suatu yang harus dikerjakan dan pelakunya mendapat pahala, bila
ditinggalkan maka pelakunya mendapat dosa. Adapun macam-macam wajib
adalah sebagai berikut :
 Wajib Syar’i yaitu suatu ketentuan yang apabila dikerjakan mendatangkan
pahala dan bila tidak dikerjakan berdosa.
 Wajib Aqli yaitu suatu ketetapan hukum yang harus diyakini kebenarannya
karena masuk akal dan rasional.
 Wajib ‘Aini yaitu suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap muslim
seperti : sholat 5 waktu, puasa bulan ramadhan, sholat jum’at dan lainnya.
 Wajib kifayah yaitu suatu ketetapan apabila telah dikerjakan oleh sebagian
muslim maka muslim yang lain terlepas dari kewajiban, seperti mengurus
jenazah.
 Wajib Mu’ayyanah yaitu suatu keharusan yang telah ditetapkan macam
tindakannya seperti wajibnya berdiri dalam sholat bagi yang mampu.
 Wajib mutlaq yaitu suatu kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya, seperti membayar denda sumpah.
 Wajib Aqli Nadzari yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan
memahami dalil-dalilnya atau penelitian yang mendalam, seperti
mempercayai eksistensi Allah SWT.
58
2)
3)
4)
5)
 Wajib Aqli Dharuri yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan
sendirinya tanpa dibutuhkan dalil-dalil tertentu.
Haram, ialah sesuatu yang apabila dilakukan pelakunya mendapat dosa dan bila
ditinggalkan pelakunya mendapat pahala. Dengan demikian secara sederhana
dapat dikatakan bila ditinggalkan perbuatan itu pelakunya akan mendapat pahala
dan bila dilaksanakan berdosa. Haram ada dua macam, yaitu:
a. Haram li-dzatihi, yaitu perbuatan yang diharamkan oleh Allah, karena bahaya
tersebut terdapat pada perbuatan itu sendiri. Sebagai contoh makan bangkai,
minum khamr, berzina, dll.
b. Haram li-ghairi/aridhi, yaitu perbuatan yang dilarang oleh syariat dimana
adanya larangan tersebut bukan terletak pada perbuatan itu sendiri, tetapi
perbuatan tersebut dapat menimbulkan haram li-dzatihi. Sebagai contoh jual beli
memakai riba, melihat aurat wanita, dll
Mubah, ialah sesuatu yang apabila dilakukan dan ditinggalkan tidak berdosa.
Sunat atau Mandub, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya mendapat
pahala dan bila ditinggalkan tak berdosa. Adapun macam-macam suant adalah
sebagai berikut :
 Sunat Muakkad yaitu sunat yang sangat dianjurkan, seperti sholat Idhul Fitri
dan Idhul Adha.
 Sunat Ghoiru Muakkad yaitu suant biasa seperti memberi salam.
 Sunat Hae’at yaitu sunat yang sebaiknya dikerjakan seperti mengangkat
tangan ketika takbir dalam sholat.
 Sunat Ab’at yaitu perkara-perkara yang kalau terlupakan harus mengganti
dengan sujud syahwi.
Makruh, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya tidak berdosa tetapi bila
ditinggalkan pelakunya mendapat pahala.
Kedudukan dan Fungsi Hukum Taqlifi.
Kedudukan hukum taqlifi dalam Islam adalah untuk mengetahui hukum-hukum syara’
yang berhubungan dengan amal perbuatan mukallaf, baik yang menyangkut wajib,
sunat,haram, mubah, syah dan tidaknya suatu perbuatan. Disamping itu juga untuk
memahami kaidah-kaidah yang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari dalil-dalil
hukum yakni kaidah-kaidah yang menetapkan dalil hukum. Hukum-hukum tersebut
bersumber dari Al-Qur’an, Hadits, Ijmak dan Qias.
B. PENGERTIAN DAN HIKMAH IBADAH
Ibadah berasal dari kata ‘Abdun yang berarti hamba. Sedangkan arti secara harfiah
adalah rasa tunduk, melakukan pengadian (penghambaan), merendahkan diri dan
istikhanah. Jadi tugas yang paling esensial dari seorang hamba Tuhan adalah mengabdi
dan beribadah kepadaNya. Secara terminologi ibadah ialah usaha mengikuti hukumhukum dan aturan-aturan Allah SWT serta menjalankannya dalam kehidupan sesuai
dengan perintahNya mulai dari aqil baligh sampai meninggal. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam surat Adz-Dzariat : 56
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”. (Adz-Dzariat : 56 )
Ibadah merupakan bagian integral dari syariah, apapun yang dilakukan manusia harus
bersumber dari syaria’ah Allah SWT dan rasulNya.Ibadah tidak hanya sebatas
menjalankan rukun Islam tetapi ibadah juga berlaku pada semua aktifitas duniawi yang
didasari rasa ikhlas. Oleh karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi yaitu :
59
1. Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang langsung berhubungan kepada
Allah SWT atau ibadah yang berkaitan dengan arkanul Islam seperti syahadat,
sholat, puasa dan haji.
2. Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala aktivitas yang titik tolaknya
ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah SWT berupa amal shaleh.
Perbedaan antara ibadah khusus dan umum terletak pada perbedaan sebagaimana
dinyatakan dalam ilmu Ushul Fiqh yang berbunyi : Bahwa ibadah dalam arti khusus
semuanya dilarang kecuali yang diperintahkan dan di contohkan, sedang ibadah dalam
arti umum semuanya dibolehkan kecuali yang dilarang.
Ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan rukun Islam antara lain :
1. Ibadah badani (fisik) seperti : bersuci yang meliputi ; wudhu, mandi, tayamum, cara
menghilangkan najis, istinjak dan semacamnya, adzan, iqomah, I’tikaf, do’a,
membaca sholawat, tasbih, istighfar, khitan dan lain-lain.
2. Ibadah Maliyah (harta) seperti : qurban, aqiqoh, wakaf, fidyah, hibah dan lain-lain.
3. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan lainnya,
seperti: jual beli, dagang, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, syirkah, simpanan,
pengupahan, utang-piutang, wasiat, warisan dan lain-lain.
4. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur seseorang dengan orang laindalam
hubunga berkeluarga. Seperti : pernikahan, perceraian, pengaturan nafkah,
penyusuan, pemeliharaan anak, pergaulan suami istri, meminang, khulu’, lian, dzihar,
walimah, wasiat dan lain-lainnya.
5. Jinayat, yaitu pengaturan yang menyangkut pidana, seperti : qishosh, diyat, kifarat,
pembunuhan, zina, minuman keras, murtad, khianat dan lainnya.
6. Siyasah, peraturan yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (politik),
diantaranya: ukhuwah (persaudaraan), musyawarah, ‘adalah (keadilan), ta’awun
(tolong-menolong), hurriyah (kebebasan), tasamuh (toleransi), takaful ijtimak
(tanggung jawab social), zi’amah (kepemimpinan), pemerintahan dan lainnya.
7. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi. Seperti : syukur, sabar tawadhu’,
pema’af, tawakal, istiqomah, saja’ah, birrul walidain dan lainnya.
8. Peraturan-peraturan lainnya, seperti: makanan, minuman, sembelihan, berburu,
nadzar, pemberantasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, masjid, da’wah dan
lainnya.
Adapun hikmah ibadah itu antara lain sebagai berikut :
1. Untuk memelihara agama (hifzh ad-din), dengan cara menunaikan arkanul Islam,
memelihara agama dari seranga musuh, memelihara jiwa yang fitri sehingga tidak
kehilangan esensinya.
2. Untuk memelihara jiwa (hifzh an-nafs) dengan cara memenuhi hak hidup masingmasing anggota masyarakat sesuai dengan aturan yang berlaku. Oleh karena itu
perlu adanya hokum pidana (qishosh) terhadap orang yang melanggar ketentuan
ini.(Q.S. Al-Maidah : 32, An-Nisa’ : 93, Al-Isra’ : 31, Al-An’am :151, Al-Baqoroh : 178179).
3. Untuk memelihara akal fikiran (hifzh al-‘aql) dengan cara menggunakan akal yang
dimilikinya sebagaimana mestinya, seperti memikirkan kekuasaan Allah SWT tentang
penciptaan dirinya, alam maupun yang lainnya serta menghindarkan dari perbuatan
yang dapat merusak daya fikirnya seperti minum minuman keras, narkoba dan
semacamnya. Uraian ini dapat dilihat pada surat Al-Maidah : 90, Yasin : 60-62, AlQoshosh : 60, Yusuf : 109 dan masih banyak lagi.
4. Untuk memelihara keturunan (hifzh an-nasl) dengan cara mengatur pernikahan dan
pelarangan pelecehan seksual seperti zina, kumpul kebo, homo seks, lesbian yang
semuanya dapat merusak keturunan. Uraian ini dapat dilihat pada surat An-Nur : 2-9,
Al-Isro’ : 32, Al-Ahzab : 49, At-Thalaq : 1-7, An-Nisa : 3-4.
5. Untuk memelihara kehormatan harta benda (hifzh al-‘ird wal amwal) dengan cara
mencari rizki yang halaluntuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengharamkan segala
macam bentuk riba, perampokan, penipuan, pencurian, ghosob dan semacamnya.
Rizki yang halal dapat berpengaruh terhadap kebersihan hati dan ikhlas menjalankan
60
ibadah sebaliknya harta yang haram dapat mengakibatkan malas beribadah serta
kekotoran hati. Hal ini dapat dilihat dalam surat An-Nur : 19-21, 27-29, Al-Hujurot :
11-12. Al-Maidah : 38-39, Ali Imron : 130 dan Al-Baqoroh : 188, 275-284.
Adapun yang termasuk ibadah mahdah (ibadah khusus) itu antara lain :
a. Sholat
Menurut bahasa sholat berarti do'a. Sedang menurut istilah sholat ialah sistem
peribadatan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali
dengan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan salam berdasarkan atas syarat dan
rukun tertentu. Sholat diwajibkan sebanyak 5 kali dalam sehari semalam. Perintah
sholat diturunkan pada waktu isro' dan mi'raj Nabi Muhammad saw., setahun
sebelum hijrah ke Madinah.
Sholat mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam agama Islam. Adapun
kedudukan sholat dalam agama Islam adalah sebagai berikut :
- Sholat Sebagai Tiang Agama.
Sholat mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia yang bertaqwa
kepada Allah swt. Rasulullah saw., bersabda :
Artinya : "Sholat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikan sholat berarti
mendirikan agama, barang siapa yang meninggalkannya berarti ia telah
menghancurkan agama". (HR. Baihaqi)
- Sholat Sebagai Amalan Ibadah Yang Pertama dan Utama.
Sholat adalah merupakan amalan ibadah yang pertama yang akan dimintai
pertanggung jawaban oleh Allah swt., di hari kiamat . Rasulullah saw, bersabda :
Artinya : "Yang pertama kali dihisab dari amalan-amalan seorang hamba pada hari
kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika
sholatnya rusak maka rusak seluruh amalnya". (HR. Thabrani)
Pada hari hisab amal yang pertama dihisab adalah sholat. Bagi orang yang tak
pernah sholat ia akan ditempatkan di neraka saqor dan bagi orang yang melalaikan
sholat akan ditempatkan di neraka weil. Jika sholatnya seseorang baik maka seluruh
amal baiknya akan mengikutinya, tetapi bila jelek sholatnya maka akan jelek
amalnya.
- Sholat Sebagai Pembeda Mukmin dan Kafir. Rasulullah saw., bersabda :
Artinya :"Perbedaan antara seorang mukmin dengan seorang kafir adalah
meninggalkan sholat". (HR. Muslim)
- Sholat Sebagai Rukun Islam Yang Ke Dua.
Sholat merupakan
5 sendi diantara kuatnya bangunan Islam. Kelimanya
merupakan satu kesatuan yang utuh dan tak bisa dipisahkan. Jika salah satu sendi
itu rapuh maka akan mempengaruhi yang lain. Rasulullah saw., bersabda :
61
Artinya : "Islam dibangun di atas lima sendi yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikaan
sholat, mengeluarkan zakat, melaksanakan ibadah haji dan berpuasa di bulan
Ramadhan ". (HR. Bukhori Muslim dari ibnu Umar)
Sholat dalam Islam juga mempunyai beberapa hikmah. Adapun beberapa hikmah
Sholat adalah sebagai berikut :
- Membiasakan nidup bersih.
Orang yang akan melaksanakan sholat terlebih dahulu harus suci dari hadas dan
najis, pakaian dan tempatnya dan lain sebagainya. Dengan demikian sholat melatih
seseorang agar cinta kebersihan. Rasulullah saw., bersabda :
Artinya :"Kebersihan itu adalah sebagian dari iman". (HR. Bukhori Muslim)
- Terbiasa Hidup sehat.
Seseorang diwajibkan berwudhu sebelum sholat. Kalau sholat 5 kali sehari ia
berwudhu sebanyak 5 kali, berarti kesehatan seorang muslim akan terpelihara.
- Pembinaan Disiplin Waktu.
Melalui sholat tepat pada waktunya merupakan pembinaan disiplin waktu. Allah
swt., menjelaskan kepada kita bahwa orang yang benar-benar berada dalam
kerugian adalah orang yang yang tidak menghargai waktu sebagaimana dalam AlQur'an surat Al-Ashr .
- Melatih Kesabaran.
Orang yang bisa mendirikan sholat dengan benar akan menjadi kuat tekadnya
dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan hidup, ia akan menjadi
orang yang sabar. Allah swt., berfirman :
Artinya : " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila
ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia
amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat yang mereka tetap
mengerjakan sholatnya". (Al-Ma'arij : 19 - 23 )
- Mengikat Tali Persaudaraan Sesama Muslim.
Sholat berjamaah dapat memupuk persaudaraan sesama muslim. Rasulullah saw.,
bersabda :
Artinya : "Orang mukmin dengan mukmin lainnya itu laksana bangunan, yang
sebagian memper-kokoh bagian yang lainnya". ( HR. Bukhori Muslim )
62
- Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar.
Hikmah sholat yang paling utama adalah dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Orang yang bisa mendirikan sholat dengan baik, akan takut melakukan perbuatan keji
dan jahat, dia akan merasa selalu diawasi oleh Allah swt. Firman Allah swt;
Artinya :"Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan mungkar". (Al-Ankabaut : 45)
b. Puasa
Puasa menurut pengertian bahasa berarti menahan diri dari segala sesuatu, seperti :
menahan tidur, menahan berbicara, menahan makan, menahan minum dan
sebagainya. Menurut istilah puasa ialah menahan diri dari makan, minum dan
bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat melaksanakan
perintah Allah swt; serta mengharap keridhoan-Nya.
Allah swt; berfirman:
Artinya :"Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa". (Al-Baqarah
:183)
Jenis puasa ada bermacam-macam. Adapun macam-macam puasa adalah sebagai
berikut :
 Puasa wajib yaitu puasa Ramadhan, puasa nadzar, puasa kafarat, puasa qodlo' dan
puasa fidyah. (lihat Al-Baqoroh : 183 - 185, Al-Maidah: 89, Al-Baqoroh: 186).
 Puasa sunat/tathowwu' seperti puasa senin kamis, puasa 6 hari bulan syawal,
tanggal 9 dzulhijjah, tanggal 10 muharram (Asy-Syura'), tiap tanggal 13, 14, 15
qomariah.
 Puasa haram seperti : puasa terus menerus, puasa hari tasyri' ( 11, 12, 13
Dzulhijjah), puasa dua hari raya, puasa wanita yang sedang haid/nifas, puasa sunat
seorang istri tanpa izin suaminya ketika suami bersamanya.
 Puasa makruh seperti puasa sunat dengan susah payah (sakit, perjalanan dll),
menghususkan pada hari jum'at dan sabtu kecuali pada hari disunahkannya puasa.
Adapun syarat wajib puasa : Berakal, baligh dan kuat mengerjakannya
Sedang syarat syahnya : Islam, mumayyiz (dapat membedakan baik dan tidak baik), suci
dari haid dan nifas bagi wanita, dalam waktu yang dibolehhkan puasa.
Puasa juga juga harus memenuhi rukun dan rukun puasa: niat sebelum melakukan
puasa, menahan diri dari makan, minum, bersetubuh dan hal-hal lain yang bisa
membatalkan puasa (lihat Al-Baqarah : 187).
Hikmah Puasa
a. Membentuk manusia sabar dan toleran.
Puasa bukanlah amal lahir yang dapat dilihat semata tetapi puasa adalah amal rohani
yang hanya dilihat oleh Allah swt, oleh karena itu puasa adalah amal batin yang
berbentuk kesabaran semata sebagaimana Rasulullah bersabda :
63
Artinya :"Puasa adalalah separuh kesabaran dan sabar itu adalah separuh iman".
(HR. Baihaqi)
b. Membentuk jiwa amanah dan hanya bertanggung jawab hanya kepada Allah swt.
c. Membentuk akhlakul karimah.
Dengan puasa dia akan dapat berbuat baik dan mulia karena perbuatan-perbuatan
jahat dapat menghalangi pahalanya puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
Artinya :"Lima perkara yang dapat menghalangi pahalanya pahalanya puasa yaitu,
dusta, ghibah, namimah, sumpah palsu, melihat lawan jenis dengan syahwat". (HR.
At-Tirmidzi)
d. Mendidik manusia untuk berlaku jujur.Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui
kita puasa atau tidak kecuali kita sendiri kepada Allah swt; ini berarti puasa melatih
jujur dalam beribadah dan beriman karena Allah swt.
e. Mengembangkan kepekaan sosial.
Orang yang berpuasa akan bisa mengukur dan merasakan betapa pedihnya orang
miskin dan kesusahan karena ketidak tersediaanya makanan dan uang belanja.
f. Melatih ketahanan mental.
Berpuasa berarti mengistirahatkan anggota badan yang mengolah penceraan
makanan, hal ini akan membentuk anggota badan menjadi terbiasa dan kuat .
g. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.
RANGKUMAN
1. Sumber hukum Islam yang disepakati jumhur ulama adalah Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan
Qiyas.
2. Hukum taklifi adalah hukum yang menjelaskan tentang perintah, larangan dan pilihan
untuk menjalankan atau meninggalkan suatu kegiatan/pekerjaan. Hukum taklifi terdiri dari
4 macam yaitu ijab, nadb, tahrim dan karohah.
3. tugas yang paling esensial dari seorang hamba Tuhan adalah mengabdi dan beribadah
kepadaNya. Ibadah berlaku pada semua aktifitas karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi
yaitu :
- Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang langsung berhubungan kepada
Allah SWT atau ibadah yang berkaitan dengan arkanul Islam seperti syahadat, sholat,
puasa dan haji.
- Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala aktivitas yang titik tolaknya
ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah SWT berupa amal shaleh.
KAMUS ISTILAH
- Mukallaf
perintah
-
Hukum syara’
Jumhur ulama
Muamalah
Mukallaf
-
Rowi
= muslim yang sudah dikenai kewajiban melaksanakan
dan menjauhi larangan
= hukum Islam
= golongan terbanyak ulama
= hal-hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan
= orang yang sudah baligh/dewasa yang wajib menjalankan
hukum agama
= orang yang meriwayatkan hadits
PERNIK-PERNIK
Mazhab dalam Islam
Berdasarkan aliran dalam Islam yang ada saat ini, secara umum terdapat dua aliran besar yaitu
Sunni dan Shiah. Empat aliran besar (madhab) yang tergolong dalam aliran sunni adalah
64
Madhad Hanafi, Maliki, Hambali, dan Shafi’i. Sedangkan satu aliran yang terdapat dalam Shiah
adalah Madhab Shiah itu sendiri.
Madhad Hanafi dikembangkan oleh seorang ulama dan cendekiawan muslim yaitu Imam
Abu Hanifa (80-150 H, atau 702-772M), dan muridnya yang terkenal Abu Yusuf dan
Muhammad. Mereka menekankan pada penggunaan alasan-alasan dan shura atau diskusi
kelompok daripada semata-mata mengikuti aturan atau tradisi yang telah ada secara turun
temurun. Madhab ini paling banyak berkembang dan dikuti di India dan Timur Tengah, serta
pernah menjadi mdhab resmi yang digunakan di Turki (dinasti ottoman).
Madhab Maliki mengikuti ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh ulama dan cendekiawan
muslim Imam Malik (lahir 95H atau 717M) yang menitikberatkan pada praktek-prakte yang
diterapkan penduduk di Madinah sebagai suatu bentuk contoh kehidupan Islam yang paling
otentik. Saat ini, ajaran-ajaran Imam Malik atau madhab Maliki paling banyak ditemui hampir
di seluruh bagian wialayah muslim di benua Afrika.
Madhab Hambali dikembangkan oleh ulama dan cendekiawan muslim yang bernama Imam
Ahmad ibnu Hambali (lahir 164H atau 799M) yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan
ketuhanan serta mengadopsi pandangan yang tegas terhadap hukum. Saat ini madhab
Hambali secara dominan diterapkan di saudi Arabia.
Madhab Shafi’i didirikan oleh seorang ulama dan cendekiawan bernama Imam As-Shafii
(lahir 150H atau 772M) adalah merupakan murid dari Imam Malik dan pernah belajar dari
beberapa tokoh cendekian muslim yang paling terkemuka pada saat itu. Imam As-Shafii
terkenal karena ke-moderat-annya dan penilaiannya yang berimbang, dan walaupun Beliau
menghormati tradisi, Imam As-Shafii mengevalusinya secara lebih kritis dibandingkan
dengan Imam Malik. Para pengikut madhab Shafii secara dominan diikuti oleh umat muslim
yang berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Madhab Shiah yang dianut oleh sekitar 10% umat muslim saat ini, menurut sebagian
cendekiawan lebih diakibatkan sebagai akibat dari pergesekan politik dalam dunia muslim
terhadap pendapat bahwa pemimpin umat muslim harus selalu merupakan keturunan dari
keluarga Ali, yaitu keponakan dari Rasulullah sekaligus suami dari puteri nabi Fatimah.
Madhab yang masih memiliki sub-madhab (katakanlah seperti itu) seperti Ithna’ashaaris dan
Isma’ilis saat ini ditemui secara dominan di negara Iran, serta memiliki pengikut yang juga
mayoritas di Iraq, India, dan negara-negara kawasan teluk
PENILAIAN
A.
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Hukum yang mengatur perbuatan manusia dalam hubungannya dengan khaliqnya
disebut dengan :
A. Ibadah
D. Hudud
B. Muamalah
E. Taqlifi
C. Jinayat
2. Setiap orang muslim wajib mempelajari, memahami dan melaksanakan hukum-hukum
yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an, sebab ….
A. Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam
B. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi setiap muslim
C. Setiap manusia akan dimintai pertanggung jawaban
D. Manusia yang bertahkim pada Al-Qur’an pasti selamat di dunia dan akherat
E. Al-Qur’an harus dijadikan hukum negara
65
3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
1). Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.
2). Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.
3). Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.
4). Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat yang bersifat umum.
5). Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.
Yang bukan termasuk fungsi Al-Qur’an adalah ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
4. Hukum mempelajari Al-Qur’an adalah fardhu ‘ain artinya …..
A. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap orang yang berakal
B. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim yang sudah baligh
C. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu muslim
D. Kewajiban yang dibebankan kepada anggota masyarakat
E. Kewajiban yang harus dilaksanakan
5. Ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah swt., Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya,
hari kiamat dan qoda’ qodar-Nya adalah merupakan pokok pengetahuan hukum yang
berkaitan dengan ….
A. Aqidah
D. Muamalah
B. Syari’ah
E. Jinayat
C. Akhlak
6. Perhatikan kosa kata berikut :
1). Perkataan
2). Berita
3). Kepatuhan
4). Ketetapan
5). Ucapan
yang termasuk arti dari kata “Hadits”, ialah ….
A. 1, 2, 3, 4
B. 2, 3, 4, 5
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 4, 5
E. 1, 2, 4, 5
7. Menurut kualitasnya hadits dibagi menjadi dua bagian yaitu :
A. Hadits shohih dan hasan
B. Hadits maqbul dan mardud
C. Hadits qudsi dan dhaif
D. Hadits mauquf dan maudhu’
E. Hadits mutawatir dan shohih
8. Untuk menyeleksi kebenaran suatu hadits harus memperhatikan 3 unsur yaitu :
A. Matan, sanat dan rowi
B. Maudhu’, dhoif dan mardud
C. Mutawatir, shohih dan hasan
D. Mauquf, maudhu’ dan maqbul
E. Maqbul, mardud, marfu
66
9. Kesepakatan para mujtahid untuk memutuskan suatu perkara baru yang tidak dijumpai
hukumnya dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits dinamakan .....
A. Ijma’
B. Ijtihad
C. Qias
D. Istihsan
E. Mashalihul Mursalah
10. Menurut ilmu fiqih hukum-hukum dalam Islam disebut dengan “Al-Ahkamul Khomsah”,
yaitu ….
A. wajib, haram, mubah, halal, sunat dan makruh
B. wajib, haram, mubah, sunat dan makruh
C. fardhu, halal, haram, najis dan suci
D. halal, haram, sunat, batal dan syah
E. fardhu kifayah, fardhu ‘ain, sunat muakad, sunat haiat dan makruh
11. Shalat dapat mengikat tali persaudaraan dengan sesama muslim terutama dilakukan
dengan cara ....
A. mendatangi masjid
B. shalat mun'farid
C. shalat dengan khusuk
D. shalat berjama'ah
E. bersalam-salaman sesudah shalat
12. Yang dimaksud dengan kedudukan shalat dalam agama Islam adalah ....
A. cara-cara duduk dan berdiri dalam pelaksanaan shalat
B. hubungan shalat dengan ajaran Islam
C. betapa pentingnya shalat itu dalam agama Islam
D. dalil-dalil perintah melaksanakan shalat
E. pada waktu shalat harus ada gerakan duduk dan berdiri
13. Shalatnya seorang muslim dapat dikatakan sah menurut syara’, apabila shalat itu dapat
....
A. dilaksanakan dengan penuh kekhusyu’an
B. menghayati bacaan-bacaan shalat
C. berdampak positif terhadap pelakunya
D. menimbulkan ketenangan jiwa bagi pelakunya
E. sesuai dengan kaifiyah tuntunan Rasulullah saw.
14. Tersebut di bawah ini adalah merupakan hikmah shalat yang paling utama, bila
dibandingkan dengan hikmah shalat yang lain, yaitu :
A. Membiasakan hidup bersih
B. Mengikat tali persaudaraan dengan sesama muslim
C. Pembinaan disiplin waktu
D. Mencegah perbuatan keji dan perbuatan mungkar
E. Membiasakan hidup sehat
15. Manfaat yang dapat dirasakan dalam shalat berjamaah adalah ….
A. pahalanya lebih besar dari shalat sendirian
B. terlihat syiar Islam lebih semarak
C. bila imam lupa bisa diingatkan oleh makmum
D. akan memupuk persaudaraan sesama muslim
E. membuktikan adanya kemajuan dalam menjalankan ibadah
67
16. Perhatikan macam-macam puasa di bawah ini :
1). Puasa Senin Kamis
2). Puasa Asy-Syura
3). Puasa Arafah
4). Puasa Ramadhan
5). Puasa kafarat
yang termasuk puasa tathowwu’ adalah ….
A. 1, 2, 3
B. 1, 2, 4
C. 2, 3, 4
D. 3, 4, 5
E. 3, 5
17. Perbuatan yang dapat menghapus pahala puasa adalah ….
A. berniat membatalkan puasa
B. melihat lawan jenis dengan syahwat
C. makan karena lupa
D. lupa tidak melakukan niat
E. mimpi hingga keluar sperma
18. Dengan berpuasa berarti akan mengistirahatkan anggota badan yang bertugas
mencerna makanan, hingga dapat membentuk anggota badan menjadi terlatih dan kuat.
Pernyataan tersebut berhubungan dengan hikmah puasa yaitu :
A. membentuk manusia sabar dan toleran
B. melatih ketahanan mental
C. membentuk jiwa amanah
D. membentuk akhlakul karimah
E. mengembangkan kepekaan sosial
19. Yang membedakan seorang mukmin dengan seorang kafir sebagaimana hadits Nabi
Muhammad saw., adalah dalam hal …..
A. cara ibadahnya
B. orang beriman akan masuk surga
C. cara menyebut nama Tuhannya
D. orang kafir akan masuk neraka selamanya
E. meninggalkan shalat
20. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Baqarah : 183, tujuan utama orang berpuasa itu
adalah ….
A. agar dapat merasakan betapa pedihnya orang miskin dan kelaparan
B. untuk melatih jiwa agar menjadi kuat
C. untuk mengembangkan kepekaan sosial
D. untuk membentuk jiwa amanah dan bertanggung jawab
E. untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.
21. Khitab Allah SWT dan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengandung tuntutan baik
perintah melakukan atau larangan, disebut dengan .....
A. Hukum Islam
B. Hukum taqlifi
C. Hukum wadhi
D. Hukum taqriri
E. Hukum qishosh
22. Khitab Allah SWT yang mengandung tuntutan mengerjakan dengan tutntutan yang pasti,
disebut dengan ....
68
A.
B.
C.
D.
E.
Ijab
Nadab
Karahah
Tahrim
Ibahah
23. Tersebut di bawah ini merupakan orang yang tidak dikenai taklif (tuntutan) hukum dalam
Islam, kecuali :
A. Orang gila
B. Orang yang tidur
C. Anak yang belum dewasa
D. Orang yang lupa
E. Orang yang sudah khitan
24. Suatu ketetapan yang wajib dikerjakan oleh setiap orang muslim yang sudah terkena
taklif disebut ....
A. wajib syar’i
B. wajib aqli
C. wajib ’aini
D. wajib kifayah
E. wajib muayanah
25. Perkara-perkara yang kalau terlupakan harus mengganti dengan sujud syahwi seperti
lupa tidak melakukan tahiyat awal dan semacamnya, disebut dengan ....
B. Sunat Mu’akad
C. Sunat Ab’at
D. Sunat ghoiru muakad
E. Sunat ha’eat
F. wajib kifayah
B. Jodohkan pernyataan yang ada di sebelah kiri dengan jawaban di sebelah kanan !
1.
2.
1.
2.
Sumber hukum Islam
Hal yang berkenaan dengan keimanan
Hubungan manusia dengan Allah secara langsung
Hadits yang dapat diterima sebagai pedoman
penetapan hukum
3. Hubungan antara pembawa dan penerima hadits
4. Kesepakatan ahli fiqh dalam menetapkan hukum
syari’ah
5. Ketetapan hukum berdasarkan persamaan sebab
6. Hukum ditetapkan untuk kemashlahatan umum
7. Hukum yang bersifat wajib perwakilan
8. Perkara hukum yang sangat dianjurkan untuk
dikerjakan
9. Tempat kembalinya orang yang tidak pernah shalat
10. Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan
11. Puasa nadzar, puasa qadha’
12. Puasa tanggal 10 Muharram
13. Puasa hari tasyri’ (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah)
14. Yang wajib dikenai hukum
15. yang berhubungan dengan ibahah
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.
Ibadah mahdloh
Mukallaf
Al-Qur’an
Saqor
Ijtihad
Aqidah
Maqbul
Mubah
Sanad
Ijma’
Wajib
Sunnah Muakkadah
Puasa
Qias
Haram
Mashalihul Mursalah
Makruh
69
C. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI !
1. Bedakan definisi hukum dengan definisi syari’at ! Jelaskan !
2.
Berikan harakat ayat tersebut kemudian artikan ke dalam bahasa Indonesia !
3. Sebutkan 6 fungsi dan kedudukan Al-Qur’an !
4. Sebut dan jelaskan macam-macam Ijtihad !
5. Jelaskan pengertian matan, sanad dan rowi !
6. Apakah yang dimaksud dengan hadits qouliyah, hadits fi’liyah dan hadits taqririyah !
Berikan harokat hadits di atas kemudian artikan kedalam bahasa Indonesia dengan
benar !
7. Mengapa shalat merupakan amalan ibadah yang pertama kali akan dimintai
pertanggung jawabannya oleh Allah swt., pada yaumul hisab ? Jelaskan !
8. Tuliskan kembali surat Al-Baqoroh : 183 kemudian artikan ke dalam bahasa
Indonesia !
9. Sebutkan 5 hikmah ibadah !
CARILAH KATA-KATA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HUKUM ISLAM DENGAN CARA
MEMBERI ARSIRAN PADA KOTAK-KOTAK BERIKUT SEBAGAIMANA CONTOH
M
T
N
H
A
B
U
M
Q
U
U
W
S
R
H
J
B
U
R
F
A
M
A
K
R
U
H
K
C
N
M
I
M
J
R
A
V
A
Q
Z
A
T
A
Q
I
F
I
L
I
X
L
F
L
D
B
B
V
L
F
C
A
Q
U
R
A
N
V
A
A
V
H
U
H
D
D
F
V
F
Y
N
P
U
A
S
A
S
U
N
A
T
A
S
D
D
H
D
G
H
H
M
1. Wajib
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
TUGAS INDIVIDU
Carilah ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan fungsi dan kedudukan Al-Qur’an! Kemudian
diskusikan dengan teman sekelasmu!
TUGAS KELOMPOK
70
Carilah sejarah tokoh-tokoh mujtahid dalam Islam ! baik melalui buku-buku yang ada di
perpustakaan maupun kamu membrowser di interner.
PORTO FOLIO
Sebutkan macam-macam hukum taklifi beserta contohnya dalam kolom berikut ini!
KARAHAH
IJAB
NADB
TAHRIM
71
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW
PERIODE MEKAH
Standar Kompetensi :
6. Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Mekah
Kompetensi Dasar :
6.1 Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Mekah
6.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode
Mekah
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
a. Q.S. Quraisy : 1 – 4
b. Q.S.Al Alaq : 1 – 5
c. Q.S.Al Baqarah : 216
d. Q.S. Ibrohim : 4
72
GAMBAR
Peta Saudi Arabia
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MEKAH
A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH
1. Masyarakat Arab Jahiliah Periode Mekah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab
jahiliah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Kebodohan
masyarakat Arab waktu itu, terdapat dalam bidang agama, moral, dan hukum,
Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah
menyimpang jauh dan ajaran agama Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul
terdahulu, seperti Nabi Ibrahim A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau
agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan
di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT) yang jumlahnya mencapai 300 lebih. Di
antara berhala-berhala yang termashyur bernama: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata,
Uzza, dan Manat.
Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliah yang menyembah
malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari,
bulan, dan jin yang diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah. Dalam
bidang moral, masyarakat Arab jahiliah telah menempuh cara-cara yang sesat,
seperti:
a. Bila terjadi peperangan antarkabilah, maka kabilah yang kalah perang akan
dijadikan budak oleh kabilah yang menang perang.
b. Menempatkan perempuan pada kedudukan rendah. Dalam masyarakat Arab
jahiliah perempuan tidak berhak mewarisi harta peninggalan suaminya, ayahnya,
atau anggota keluarga yang lain. Bahkan seorang wanita (istri) boleh diwarisi oleh
anak tirinya atau anggota keluarga lain dan suaminya yang telah mati.
c. Memiliki kebiasaan buruk, yakni berjudi dan meminum minuman keras.
Kejahiliahan mereka dalam bidang hukum antara lain anggapan mereka bahwa
73
judi, bermabuk-mabukan, berzina, mencuri, merampok, dan membunuh, bukan
merupakan perbuatan yang salah.
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perilaku masyarakat Arab jahiliah itu
buruk, tetapi ada pula yang baiknya. Seperti: memiliki keberanian dan
kepahlawanan, suka menghormati tamu, murah hati, dan mempunyai harga diri.
Juga dalam bidang perdagangan, ada sebagian masyarakat Arab jahiliah yang
sudah memiliki kemajuan. Misalnya, para pedagang dari kabilah Quraisy,
berdagang pada musim panas ke negeri Syam (sekarang Suriah, Libanon,
Palestina, dan Yordania) dan pada musim dingin ke Yaman (lihat Q.S. Quraisy,
106: 1—4). Mereka memperdagangkan bulu domba, unta, kulit binatang, dan tali.
B. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
tidak membiarkan umat manusia, khususnya masyarakat Arab berada dalam
kebodohan sepanjang zaman. Lalu Dia mengutus seorang nabi dan rasul yang terakhir
yakni Nabi Muhammad SAW. Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah
SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau
sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira
terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah dan berada di
lerengnya (kira-kira berjarak 20 m dari puncaknya).
Muhammad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan
turunnya Malaikat Jibril pada tanggal 17 Ramadan 610 M, untuk menyampaikan wahyu
yang pertama yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5 (coba kamu cari dan pelajari).
Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul A1Qur’an.
Setibanya di rumah, Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada istrinya,
Khadijah, peristiwa yang dialaminya. Sebenarnya Khadijah mempercayai segala apa
yang diceritakan suaminya, tetapi ia ingin mengetahui bagaimana pendapat Waraqah
bin Naufal, saudara. Sepupunya terhadap peristiwa yang dialami suaminya. Waraqah
adalah seorang pemikir yang telah berusia lanjut, beragama Nasrani, yang telah
menyalin kitab Injil dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Arab.
Setelah Waraqah bin Naufal mengetahui semua peristiwa yang dialami oleh Nabi
Muhammad SAW, ia berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang pernah datang kepada
Nabi Isa. Alangkah baiknya kalau aku masih muda dan masih hidup sewaktu kamu
diusir oleh kaummu.” Nabi Muhammad SAW berkata, “Apakah kaumku akan
mengusirku?” Jawab Waraqah, “Ya, tidak seorangpun datang dengan membawa seperti
apa yang kamu bawa (ajaran Islam), yang tidak dimusuhi. Jika sekiranya aku masih
hidup pada masa itu, tentu aku akan menolongmu dengan sekuat tenagaku.” (H.R.
Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim).
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun
pula Surah Al-Muddassir: 1—7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad
berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah)
selama 13 tahun (610—622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada
beliau, wahyu berupa A1-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surahsurah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
Materi dakwah Rasulullah SAW di awal kenabiannya berupa ajaran Islam, yang
terkandung dalam 89 Surah Makkiyyah dan hadis yakni wahyu Allah SAW yang
74
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi tidak tertulis dalam lembaran AlQur’an.
C. Ajaran Islam Periode Mekah
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal
kenabiannya adalah sebagai berikut :
1. Keesaan Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dan
makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah
SWT, yang menyamai-Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlãs, 112: 1-4).
Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.
Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku
syirik, yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar (lihat Q.S
An-Nisã’, 4: 48).
2. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir
kehidupan, tetapi merupakan awal dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan
di alam kuhur dan di alam akhirat.
Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan
senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh balasan yang
menyenangkan. Di alam kubur akan memperoleh berbagai kenikmatan dan di alam
akhirat akan ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal yang memuaskan.
Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah SWT dan banyak
berbuat jahat, tentu setelah matinya akan mendapat siksa kubur dan dicampakkan
ke dalam neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. (Baca dan pelajari
Q.S. Al-Qari’ah, 101: 1-11!)
3. Kesucian jiwa
Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya
dan melarang keras mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya apabila
selama hayat di kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau
meninggalkan segala perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila
durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa.
Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan
alangkah ruginva orang yang mengotori jiwanya (baca Q.S. Asy-Syams, 91: 9-10).
4. Persaudaraan dan Persatuan
Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan
persaudaraan landasan bagi terwujudnya persatuan.
Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka
dituntut untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan rida
Ilahi. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dianggap beriman seorang Muslim di
antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R.
Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i).
Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan.
Jangan saling menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang
teraniaya tanpa diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu
disuruh untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya yang du’afa, yakni para
75
fakir miskin dan anak-anak yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. Al-Mã’un, 107: 17).
D. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat
Arab meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral, dan hukum. Sehingga
menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran
Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jika masyarakat Arab telah mengamalkan seluruh ajaran Islam dengan niat ikhlas
karena Allah SWT dan sesuai dengan petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW, tentu mereka
akan memperoleh keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang
luhur tersebut sebagai berikut:
1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu yakin, bahwa
masyarakat Arab jahiliah, masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan
tradisi warisan leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela mati
dalam mempertahankannya. Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini,
Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di
lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai
orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah :
Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali
bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya,
waktu masuk Islam ia baru berusia 10 tahun), Zaid bin Haritsah (anak angkat
Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H = 625 M), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat
Rasulullah SAW, yang hidup dan tahun 573- 634 M), dan Ummu Aiman (pengasuh
Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban
Rasulullah SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam), maka Abu
Bakar Ash-Shiddiq, seorang saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak
orang. Karena budi bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan
pandai bergaul telah meneladani Rasuliillah SAW, yakni berdakwah secara
sembunyi-sembunyi.
Usaha dak’wah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil karena ternyata beberapa orang
kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah :
- Abdul Amar dan Bani Zuhrah, Abdul Amar berarti hamba milik si Amar.
Karena Islam melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh
Rasulullah SAW menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah
SWT, Yang Maha Pengasih.
Abu Ubaidah bin Jarrah dan Bani Hari.
Utsman bin Affan.
Zubair bin Awam.
Sa’ad bin Ahu Waqqas.
Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyisembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun
(pemeluk Islam generasi awal).
-
76
2. Dakwah Secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian,
yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu
dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah
26: 214-216 (coba kamu cari dan pelajari).
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain
sebagai berikut :
a. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri
jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk Islam. Tetapi karena cahaya
hidayah Allah SWT waktu itu belum menyinari hati mereka, mereka belum
menerima Islam sebagai agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari
kalangan Bani Hasyim yang sebenarnya sudah masuk Islam, tetapi
merahasiakan keislamannya, pada waktu itu dengan tegas menyatakan
keislamannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid
bin Haritsah.
b. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang
berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul Bukit Shafa,
yang letaknya tidak jauh dan Ka’bah.
Rasulullah SAW memberi peringatan kepada semua yang hadir agar segera
meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala dan hanya menyembah
atau menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta
dan Pemelihara alam semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika
peringatan yang disampaikannya itu dilaksanakan tentu akan meraih rida Ilahi
bahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi apabila peringatan itu diabaikan tentu
akan mendapat murka Allah SWT, sengsara di dunia dan di akhirat.
Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut di antara yang hadir ada
kelompok yang menolak disertai teriakan dan ejekan, ada kelompok yang diam
saja lalu pulang. Bahkan Abu Lahab, bukan hanya mengejek tetapi berteriakteriak bahwa Muhammad orang gila, seraya ia berkata “Celakalah engkau
Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?” Sebagai balasan
terhadap kutukan Abu Lahab itu turunlah ayat Al- Qur’an yang berisi kutukan
Allah SWT terhadap Abu Lahab, yakni Surat Al-Lahab, 111: 1-5 (coba kamu cari
dan pelajari ayat Al-Qur’an tersebut).
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri
masuk Islam dua orang kuat dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu Hamzah bin
Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul
Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian sedangkan Umar bin
Khattab (581-644 M), tidak lama setelah sebagian kaum Muslimin berhijrah ke
Habasyah atau Ethiopia pada tahun 615 M.
c. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di
luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang
masuk Islam antara lain :
- Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dan kaum Giffar, yang bertempat tinggal di
sebelah barat laut Mekah atau tidak jauh dari laut Merah, menyatakan diri di
hadapan Rasulullah SAW masuk Islam. Keislamannya itu kemudian diikuti
oleh kaumnya.
77
Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus yang
bertempat tinggal di wilayah barat kota Mekah, menyatakan diri masuk Islam
di hadapan Rasulullah SAW. Keislamannya itu diikuti oleh bapak, istri,
keluarganya, serta kaumnya.
- Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah), yang datang
ke Mekah untuk berziarah nampak berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah
SWT, para penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam di
hadapan Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk
Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun
621 M, sebanyak 13 orang dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya
lebih banyak lagi.
Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk berziarah dan menemui
Rasulullah SAW, umat Islam penduduk Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73
orang di antaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula berziarah ke Mekah,
orang-orang Yatsrib yang belum masuk Islam. Di antaranya Abu Jabir Abdullah
bin Amr, pimpinan kaum Salamah, yang kemudian menyatakan diri masuk Islam
di hadapan Rasulullah SAW.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga
ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi
Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa
mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk itu
mereka harus mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka
memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke
Yatsrib.
Setelah terjadinya peristiwa Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah SAW
menyuruh para sahabatnya yakni orang-orang Islam yang bertempat tinggal di
Mekah, untuk segera berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat Nabi SAW
melaksanakan suruhan Rasulullah SAW tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib
secara diam-diam dan sedikit demi sedikit, sehingga dalam waktu dua bulan
sebanyak 150 orang umat Islam penduduk Mekah telah berhijrah ke Yatsrib.
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan Ali bin. Abu
Thalib masih tetap tinggal di Mekah, menunggu perintah dari Allah SWT untuk
berhijrah. Setelah datang perintah dari Allah SWT, kemudian Rasulullah SAW
berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., meninggalkan kota Mekah tempat
kelahirannya menuju Yatsrib. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW ini terjadi pada
awal bulan Rabiul Awal tahun pertama hijrh (622 M). Sedangkan Ali bin Abu
Thalib, tidak ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW, karena beliau disuruh
Rasulullah SAW untuk mengembalikan barang-barang orang lain yang dititipkan
kepadanya. Setelah perintah Rasulullah SAW itu dilaksanakan, kemudian Ali bin
Abu Thalib menvusul Rasulullah SAW berhijrah ke Yatsrib.
-
3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah
Kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah SAW, setelah berdakwah itu
dilakukan secara terang-terangan, yakni semenjak tahun ke-4 kenabian. Prof. Dr. A.
Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab
kaum kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni :
a. Rasulullah SAW mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan kedudukan
antara semua orang. Mulia tidaknya seseorang tergantung ketakwaannya kepada
78
Allah SWT. Orang miskin yang bertakwa, di hadapan Allah SWT Iebih mulia
daripada orang kaya yang durhaka (lihat Q.S. Al Hujurãt, 49: 13).
Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan
ajaran persamaan hak ini. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta
dalam masyarakat. Mereka ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan
ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
b. Islam mengajarkan adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan
alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa maka di alam kuburnya
akan memperoleh kenikmatan dan di alam akhiratnya akan masuk surga.
Sedangkan manusia yang ketika di dunianya durhaka dan banyak berbuat jahat,
maka di alam kuburnya akan disiksa. Dan di alam akhiratnya akan masuk neraka.
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tersebut, karena mereka
merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
c. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat
meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka.
Mereka berkata, “Cukuplah bagi kami apa yang telah kami terima dari nenek
moyang kami.” (Q.S. AI-Mã’idah, 5: 104)
d. Islam melarang menyembah berhala, memperjualbelikan berhala-berhala, dan
melarang penduduk Mekah dan luar Mekah berziarah memuja berhala, padahal
itu semua mendatangkan keuntungan di bidang ekonomi terhadap kaum kafir
Quraisy. Oleh karena itulah, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha
menghentikan dakwah Rasulullah SAW.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah
Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain :
- Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu
Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleb
para pemiliknya atau tuannya di luar batas perikemanusiaan. Bahkan, AzZanirah disiksa hingga mengalami kebutaan dan Ummu Amr binti Yasir,
budak milik Bani Makhzum disiksa oleh tuannya sampai mati.
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., tidak tega melihat saudara-saudaranya seiman
disiksa seperti itu, lalu beliau memerdekakan beberapa orang dari mereka
termasuk Bilal, dengan cara memberikan sejumlah uang tebusan kepada
tuannya.
- Setiap keluarga dari kalangan kaum kafir Quraisy diharuskan menyiksa
anggota keluarganya yang telah masuk Islam, sehingga ia kembali menganut
agama keluarganya (agama Watsani).
- Nabi Muhammad SAW sendiri dilempari kotoran oleh Ummu Jamil (istri Abu
Lahab) dan dilempari isi perut kambing oleh Abu Jahal. Nama asli Abu Jahal
adalah Amr Abu al-Hakam yang artinya Amr, bapak juru damai. Umat Islam
mengganti nama itu menjadi Abu Jahal yang artinya bapak kebodohan.
- Kaum kafir Quraisy meminta Abu Thalib, paman dan pelindung Rasulullah
SAW, agar Rasulullah SAW menghentikan dakwahnya. Namun tatkala Abu
Thalib menyampaikan keinginan kaum kafir Quraisy tersebut Rasulullah SAW
bersabda : “Wahai pamanku demi Allah, biarpun mereka meletakkan
matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan
menghentikan dakwah agama Allah ini hingga aku menang, atau aku binasa
karenanya.”
79
Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar
permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir
Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat
Islam menganut agama kaum kafir Quraisy dan melakukan penyembahan
terhadap berhala.
Usul tersebut ditolak oleh Nabi SAW, karena menurut ajaran Islam
mencampuradukkan akidah dan ibadah Islam dengan akidah dan ibadah
bukan Islam, termasuk perbuatan haram dan merupakan dosa besar (silakan
baca dan pahami Q.S. Al-Kafirun 109 : 1-6).
Menghadapi tantangan dan kekerasan kaum kafir Quraisy terhadap orangorang Islam, selain Nabi SAW bersabar, bertawakal dan berdoa, beliau menyuruh 16
orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita
untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu suka
memberikan jaminan keamanan kepada orang-orang yang meminta perlindungan
kepadanya. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang yang hijrah ke Habasyah ini kembali ke
Mekah, karena mereka menduga Mekah keadaannya sudah normal, dengan masuk
Islamnya seorang bangsawan Quraisy yang gagah berani yakni Umar bin Khattab.
Namun dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal, pimpinan kaum
kafir Quraisy memerintahkan agar setiap keluarga dan kabilah Quraisy meningkatkan
tekanan dan siksaannya terhadap anggota keluarganya yang masuk Islam.
Menghadapi situasi yang demikian, akhirnya Rasulullah SAW menyuruh para
sahabatnya, untuk yang kedua kalinya agar kembali hijrah ke Habasyah. Jumlah
para sahabat yang berhijrah pada saat itu sebanyak 83 orang laki-laki dan 18 orang
wanita, di bawah pimpinan Ja’far bin Abu Thalib. Di negeri Habasyah ini selain
memperoleh jaminan keamanan dan Raja Negus, para sahabat Nabi SAW juga
memiliki kebebasan untuk melaksanakan peribadahan sesuai dengan ajaran Islam.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW
dan pelindungnya wafat dalam usia 87 tahun. Empat hari setelah itu istri tercintanya
Khadijah juga wafat dalam usia 65 tahun. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu
Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).
Wafatnya Abu Thalib sebagai pemimpin Bani Hasyim, menyebabkan Abu
Lahab seorang kafir yang sangat keras dalam memusuhi Nabi SAW, menggantikan
kedudukan Abu Thalib sebagai pemimpin. Semenjak itu Rasulullah SAW tidak lagi
memperoleh perlindungan dari kaum kerabatnya yakni Bani Hasyim.
Allah SWT senantiasa melindungi Nabi Muhammad SAW dari berbagai
malapetaka. Tidak lama setelah Bani Hasyim dipimpin Abu Lahab, Mut’im bin Adi
pemimpin kaum Naufal menyatakan perlindungannya terhadap Nabi SAW. Bahkan
menjelang peristiwa hijrah tahun 622 M, umat Islam Yatsrib telah bersumpah setia
akan melindungi Rasulullah SAW beserta para pengikutnya.
-
KISAH TELADAN
Dakwah Rasulullah SAW Ke Thaif
Setelah Abu Thalib (paman Rasulullah SAW) dan Khadijah (istri Rasulullah SAW)
wafat, tepatnya tahun ke-10 dari kenabian (620 M), Rasulullah SAW dengan ditemani anak
angkatnya Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif yang terletak di sebelah timur kota Mekah.
80
Maksud Rasulullah SAW berkunjung ke Thaif adalah untuk menyeru para pemimpin
Bani Sakif dan kaumnya agar masuk Islam dan memberikan perlindungan kepada Nabi SAW
dan umat Islam, dari tekanan dan kekerasan kaum kafir Quraisy.
Rasulullah SAW menemui tiga orang bersaudara pemimpin Bani Sakif, yakni Abdul
Jalil, Mas’ud, dan Habib, yang ketiga-tiganya putra dan ‘Amru bin Umair. Beliau menjelaskan
maksud kunjungannya, seperti tersebut di atas kepada tiga pemimpin Bani Sakif itu. Namun
mereka bertiga bukan hanya menolak seruan dakwah Rasulullah SAW, tetapi secara diamdiam menyuruh anak-anak dan para budak agar berteriak mengusir Nabi Muhammad SAW
dan Zaid bin Haritsah supaya segera meniriggalkan kota Thaif. Selain itu mereka mengejek,
mengolok-olok, dan melempari Rasulullah SAW dengan batu sehingga kakinya berdarah.
Menanggapi sikap keras pemimpin-pemimpin dan kaum Bani Sakif seperti itu,
Rasulullah SAW tidak menaruh rasa dendam sedikit pun. Bahkan beliau berdoa, “Ya Allah
berilah mereka petunjuk, karena mereka termasuk orang-orang yang belum paham.”
EVALUASI
Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Tepat!
1. Apa tujuan Muhammad sering berkontemplasi di gua-gua dan di puncak gunung
sebelum memperoleh nubuwah?
2. Mengapa bangsa Arab memiliki sifat dan karakter yang keras?
3. Sebutkan empat orang yang pertama-tama mengikuti dakwah Islam di Mekah!
4. Bagaimana reaksi orang-orang Mekah terhadap dakwah Islam di masa-masa awal Nabi
berdakwah?
5. Sebutkan empat ajaran Islam yang diterima Muhammad saw pada periode Mekah!
LATIHAN ULANGAN SEMESTER GASAL
SOAL
I. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a,b,c,d, atau e pada lembar jawab yang disediakan
1. Qur’an Surat Al Mukminun ayat 12-14 berisi tentang .....
a. Kejadian manusia dalam alam kandungan d. Suruhan menjaga kelestarian lingkungan
b. Keadaan manusia di alam kubur
e. Rukum iman
c. Keadaan manusia di surga
2. Berdasarkan Al Qur’an Surat Adzariyat 56, maksud Allah SWT menciptakan jin manusia adalah
untuk….
a. bersabar
b. berilmu c. beribadah d. berprestasi e. beribadah
3. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf
bacaan tajwid….
a. ikhfa’
c. Iqlab
e. Mad Thobi’i
b. Izhar
d. Idgham
4. Lafal
a. izhar
b. Ihfa’
hukum bacaan tajwidnya adalah…
c. iqlab
e. Mad Thobi’i
d. idgham bigunnah
5. Q.S. Al Mukminun 13 :
Lafal pada ayat tersebut artinya adalah….
a. tanah
c. segumpal darah
e. api
b. Air mani
d. tulang belulang
‫ﺇﻫﺡﺥﻉﻍ‬
disebut
81
6. Dalam Q. Surat Al Baqarah ayat 30 ada kalimat
yang artinya….
a. menjadikan
c. menugaskan
b. mengutus
d. memerintah
e. mewajibkan
………….
7.
Lanjutan potongan Q.S. Al Baqarah ayat 30 tersebut adalah…
a.
c.
e.
b.
d.
8. Menurut Q.S. Az Zariyat ayat 56 tugas utama jin dan manusia adalah…
a. beribadah
c. sekolah
e. sebagai khalifah
b. bermain
d. belajar
9.
Lafal  dalam Q.S. Al ‘An’am 162 artinya…
a. sholatku
c. hidupku
e. pekerjaanku
b. ibadahku
d. matiku
10. Bagi muslim dan muslimah yang meyakini bahwa Allah bersifat Bashar tentu dalam
kehidupannya ia akan…
a. menggunakan matanya untuk kepentingan akherat
b. menggunakan matanya untuk kepentingan dunia
c. mendonorkan matanya ketika mati untuk orang yang buta
d. mengobati matanya jika sakit
e. memanfaatkan matanya untuk hal-hal yang baik dan diridloi Allah
11. Keyakinan bahwa Allah itu Al Hasib hendaknya mendorong seorang muslim/muslimah untuk….
a. Berserah diri pada nasib
d. bersikap sederhana dalam hidup
b. Selalu berinstropeksi diri
e. Selalu bersikap bijaksana
c. selalu bermusyawarah
12. Mukmin yang menjadikan nama Allah Al Hakim sebagai penunjuk jalan, tentu akan berperilaku….
a. Kasih saying
c. Bijaksana
e. adil
b. Pemaaf
d. Berwawasan luas
13. Berikut ini adalah larangan-larangan Allah SWT yang hukumnya haram, yang harus dijauhi oleh
setiap muslim/muslimah, kecuali….
a. durhaka kepada kedua orangtua
d. berbuat zalim kepada sesame manusia
b. berbuat jahat kepada tetangga
e. mengingatkan kawan yang bersalah
c. menipu dan mencuri
14. Berikut ini cara bersyukur kepada Allah, kecuali….
a. membaca hamdalah
d. mengerjakan salat lima waktu
b. belajar dan mengajar Al Qur’an
e. mempercayai kebenaran rukun Islam
c. Berpuasa sepamjang waktu
15. Berikut ini termasuk ke dalam sikap-perilaku orang yang husnudzan kepada Allah, kecuali…
a. bersyukur bila memperoleh nikmat
d. bersabar bila menderita musibah
82
b. berusaha dan berdoa agar terpenuhi kebutuhannya e. Bertawakkal kepada Allah
c. berbuat dosa, karena Allah maha pengampun
SOAL URAIAN
16.
17.
18.
19.
Jelaskan bahwa Allah itu bersifat Mukhalafatu lilhawaditsi !
Jelaskan bahwa Allah itu mempunyai asma’ul husna Al GHAFFARU !
Terangkan proses kejadian manusia seperti yang diterangkan dalam Q.S. Al Mukminun 12-14!
Jelaskan usaha-usaha yang harus ditempuh bagi seorang Muslim/Muslimah agar dapat beribadah
dengan ihklas !
20. Tulislah kembali potongan Q.S. Al Baqarah : 30 dengan benar dan baik,
dan identifikasi tajwidnya yang berkaitan dengan nun mati dan tanwin
83
Kelas X semester genap
AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG DEMOKRASI
Standar Kompetensi :
7. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang demokrasi.
Kompetensi Dasar :
7.1. Membaca Q. S Ali Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38.
7.2. Menyebutkan arti Q. S Ali Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38
7.3. Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam Q. S Ali
Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38 dalam kehidupan sehari-hari.
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta
perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Ali Imran ayat 159 – 160
 Q.S. Al Baqarah, 2 : 30

Q>S> Asy Syura, 42 : 38
84
1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid
 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali dengan
benar dan baik.

Penjelasan Tajwid
Lafal
Hukum
Bacaan
Idgam
bigunnah
Cara membaca
Tanwin
kasrah
bertemu dengan
mim
Nun mati bertemu
fa’
izhar
Rahmatimmina
dibaca terpadu berdengung
Langfaddu
Nun mati dibaca samar
berdengung
Min haulika
( dibaca jelas )
Izhar syafawi
Wasyaawirhum fi
(mim mati dibaca jelas)
Mim mati bertemu
dengan fa’
‘alalloohi
Lam jalalah
sebelumnya fathah
Ikhfa’
Tafkhim
Gunnah

Alasan
Nun mati bertemu
ha
Nun dalam keadaan
bertsydid
inna
Kegiatan Siswa
Lafal
Pernyataan
Hukum
bacaan
Cara
membacanya
........
.........
.....
.........
Tanwin fathah
menghadap gain
......
......
Nun sukun bertemu ha
......
......
Mad bertemu nun
yang diwaqofkan
...
.....
Mim Fathah
mengadap alif yang
mati
Lam jalalah
sebelumnya fathah
85
1. Terjemahan Per-kata
bagi
mereka
kamu
lembut
Allah
dari
rahmat
Maka dengan
tentu mereka
akan
menjauhkan
hati
kasar
bersikap
keras
kamu
adalah
dan
sekiranya
bagi mereka
dan
mohonkan
ampun
dari
mereka
maka
maafkanlah
sekeliling
kamu
dari
kamu
membulatkan tekad
maka
apabila
urusan itu
dalam
dan bermusyawarahlah
dengan
mereka
Dia
menyukai
Allah
sesungguh
nya
Allah
kepada
Maka
bertawakallah
orang-orang
yang
bertawakal
2. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3 : 159 adalah :
Maka berkat rahmat Allah engkau ( Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah
ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. * )
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.
*) Urusan peperangan dan hal-hal duniawi lainnya, seperti urusan politik, ekonomi,
kemasyarakatan dan lain-lain.
3. Kandungan

Pen
jelasan bahwa berkat adanya rahmat Allah SWT, Nabi Muhammad menjadi pribadi
yang berbudi luhur dan berakhlak mulia dapat bersikap lemah lembut terhadap kaum
muslimin di sekitarnya.
 Beliau tidak bersikap dan berperilaku keras dan berhati kasar, akan tetapi sebaliknya
senantiasa memberi maaf kepada orang yang berbuat salah, khususnya terhadap para
sahabatnya yang telah melakukan pelanggaran.
 Allah SWT memerintahkan kepada kaum muslimin agar melakukan musyawarah untuk
memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.
 Apabila musyawarah itu telah mencapai mufakat, dianjurkan untuk bertawakal kepada
Allah, karena Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.
86
4.
Penjelasan
Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat, termasuk golongan ayat Madaniyah.
Dinamakan Ali Imram karena memuat kisah keluarga “ Imran “ yang di dalam kisah itu
disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s. , ada persaman kejadiannya dengan Nabi Adam
a.s., meliputi kenabian dan beberapa Mu’jizatnya serta disebut pula kelahiran Maryam
putri dari Imran, yaitu ibu dari Nabi Isa, a.s.
Pada ayat yang ke 159 pada surat Ali Imran, bahwasannya berkat adanya
rahmat Allah yang maha besar, bahwasannya Nabi Muhammad menjadi insan yang
berbudi luhur dan berakhlak mulia. Apabila beliau bersifat kasar dan berkeras. hati,
niscaya orang-orang itu akan pergi menjauh meninggalkan Nabi Muhammad saw.
Begitu pula selanjutnya bagi umat Islam dalam berdakwah senantiasa menjadi pribadi
yang lembut dan berakhlak mulia sehingga mendapat simpati dan manusia tidak akan
lari dari sekelilingnya.
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar memaafkan dan
memohonkan ampunan bagi para sahabatnya. Setelah itu beliau diperintahkan untuk
bermusyawarah dalam berbagai hal dengan mereka untuk menyelesaikan persoalanpersoalan yang mereka hadapi. Perintah itu bukan hanya terbatas kepada beliau Nabi
Muhammad saja, akan tetapi berlaku untuk semua sahabatnya dan seluruh
pengikutnya yakni umat Islam.
Apabila musyawarah itu telah mencapai mufakat, maka dianjurkan untuk
bertawakkal kepada Allah, yakni bersandar diri keberhasilan selanjutnya kepada
ketetapan Allah swt.
1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid
b. Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali dengan
benar dan baik.
c. Penjelasan Tajwid
Lafal
Hukum
Bacaan
Cara membaca
Alasan
Walladziina
Panjang 2 harakat
Mad ya berada
setelah kasrah
Ashsholaata
Alif lam
shad
Izhar syafawi
Waamruhum
( dibaca jelas )
Mim mati bertemu
ra
Gunnah
wamimma
(mim dibaca dengung)
Mim bertasydid
Mad thabi’i
Idgham
syamsiyah
Mad arid
lissukun
Yunfiquun
bertemu
Mad wau sukun
bertemu nun yang
diwakafkan
87
2.
Terjemahan Per-kata
dan urusan
mereka
salat
dan
mereka
mendirikan
kepada
Tuhan
mereka
mereka
memperkenankan
Dan orangorang yang
Mereka
menafkahkan
Kami beri
rizki
mereka
dan
sebagian
apa
diantara
mereka
musyawarah
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Asy Syura, 42 : 38 adalah :
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan
salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan
mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
4. Kandungan
Q.S. Asy- Syura, 42 : 38 adalah menjelaskan tentang orang-orang yang
menyambut baik seruan Allah itu adalah :

Sen
antiasa mereka selalu melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi laranganlarangan-Nya.
 Mereka selalu melaksanakan salat apabila telah dating waktunya.
 Mereka selalu melaksanakan musyawarah pada hal-hal yang perlu dipecahkan
bersama.
 Mereka selalu menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan oleh Allah kepadanya
pada hal-hal yang diridloi-Nya.
5.
Penjelasan
Surat Asy Syuura termasuk surat yang ke 42 terdiri atas 53 ayat, termasuk suratsurat Makiyyah, diturunkan sesudah surat Fushshilat. Dinamai surat Asy Syuura yang
berati “musyawarah” yang diambil dari perkataan “syuura” yang terdapat pada ayat 38
surat ini. Didalam ayat tersebut diletakkan salah satu dari dasar-dasar pemerintahan
Islam ialah musyawarah.
Tauladan Rosulullah yang dapat dipetik dalam kehidupannya adalah ketika
“Perang Badar” Perang tersebut adalah perang antara umat Islam dengan kaum Kafir
Quraisy yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijrah. Semula Rosulullah
dan para sahabatnya mengambil posisi di dekat mata air Badar. Namun salah seorang
sahabat yang bernama “ Hubab bin Munzir “ tidak setuju dengan posisi tersebut.
Lantas ia bertanya” Wahai Rosulullah : apakah posisi ini berdasarkan wahyu dari Allah
SWT atau pendapat Rosul sendirari ?” Rosulullah menjawab : “ ini semua adalah
pendapatku, bukan dari wahyu”. Lalu Hubab bin Munzir mengajukan usul : “ kalau
menurutku posisi yang kita lakukan adalah mengambil tempat di dekat mata air yang
berdekatan dengan musuh, lalu kita gali sumur-sumur yang cukup dalam kemudian kita
isi dengan air”. Kemudian Rosulullah menyetujuinya dan semua sahabat
melaksanakannya sehingga peperangan akhirnya di menangkan kaum muslimin.
KEGIATAN SISWA
 Diskusikan dengan teman-temanmu bagaimana bermusyawarah yang baik .
88
 Coba identifikasi ciri-ciri masyarakat demokrasi.
 Coba renungkan apa manfaat dan hikmah yang dapat diperoleh dalam
bermusyawarah itu.
RANGKUMAN
 Surah Ali Imran, 3 : 159 berisi bahwa Allah SWT telah memberikan rahmat yang amat
besar kepada Nabi Muhammad SAW, bahwasanya beliau merupakan sosok manusia
yang memiliki akhlak mulia, berhati lembut, penuh kasih sayang, suka memberi maaf
dan berbuat pada hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Disamping itu beliau suka
bermusyawarah pada hal-hal yang perlu dimusyawarahkan. Apabila telah mufakat
maka bertawakkal kepada Allah.
 Kandungan Q.S. Asy-Syura, 42 : 38 adalah menerangkan tentang tanda-tanda orang
yang beriman adalah mau menerima seruan Allah SWT berupa : menjalankan salat
lima waktu, suka bermusyawarah, serta mau berinfak dijalan Allah apabila mendapat
rezeki untuk dibelanjakan kepada hal-hal yang diridoi-Nya.
UJI KOMPETENSI
a.
Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
No
Pernyataan
Sikap santun dalam pergaulan
1
2
3
4
5
hidup akan membawa situasi
senang dan menyenangkan
Sikap keras dan berhati kasar
akan menjauhkan manusia dari
pergaulan hidup
Bermusyawarah harus berpedo
man pada prinsip mufakat
Disiplin mengerjakan ibadah
salat merupakan kegiatan yang
tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Setiap kali mendapatkan rezeki
ada kewajiban sedekah atau
zakat
setuju
……
tidak
setuju
……
tidak
tahu
…..
alasan
……
……
……
…..
……
……
……
…..
……
……
……
…..
……
…..
….
….
…..
b.
Aspek kognitif
1). Soal pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada
huruf a,b,c,d, atau e.
1.
Lafal
ada tanwin fathah bertemu dengan huruf mim dalam ilmu tajwid
disebut bacaan....
a. idgham bigunnah
d. Mad ‘arid
b. ikhfa’
e. Izhar syafawi
c. gunnah
2. lafal
tajwid....
ada mim mati bertemu dengan huruf fa’ adalah bacaan
89
a. ikhfak syafawi
b. izhar syafawi
c. tafkhim
d. gunnah
e. Idgham bilagunnah
3. Lafal
dalam Q.S. Ali Imran, 3 : 159 artinya adalah...
a. kamu bersikap lemah lembut
d. Bermusyawarahlah kamu
b. berhati kasar
e. Memaafkan kepadanya
c. mereka menjauhkan darimu
4. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut :
(1) Dapat memuaskan semua anggota musyawarah
(2) Dapat mengakomodasikan perbedaan-perbedaan pendapat
(3) Dapat mempertajam perbedaan pendapat dalam musyawarah.
(4) Menumbuhkan kerukunan dan persatuan anggota musyawarah
(5) Dapat mendorong anggota untuk memunculkan konflik
Dari pernyataan di atas yang dapat dihasilkan dalam bermusyawarah adalah...
a. (1), (3), (4).
d. (2), (4), (5)
b. (1), (2), (4).
E. ( 3), (4), (5)
c. (2), (3), (5).
5. Kriteria orang yang memenuhi seruhan Allah sehingga dapat masuk surga,
sebagaimana dijelaskan Q.S. Asy Syura 38 adalah seperti dibawah ini. Adapun yang
tidak masuk didalamnya adalah....
a. orang yang patuh dan taat kepada Allah
b. orang yang disiplin mengerjakan salat
c. orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
d. orang yang gemar bermusyawarah dalam segala urusan
e. orang yang sangat patuh pada adat istiadat dimasyarakatnya.
6. Dalam Q.S. Asy Syura, 42 : 38 ada lafal
a. berdisiplin mengerjakan salat
b. mematuhi seruhan Tuhannya
c. mematuhi berzakat
d. bermusyawarah dengan segala urusannya
e. berbuat baik kepada Tuhannya
artinya adalah....
7. Pada akhir Q.S. Asy-Syura 38 ada lafal
dibaca waqof. Dalam ilmu tajwid
disebut bacaan....
a. Ikhfak hakiki
d. Mad wajib muttasil
b. Ikhfak syafawi
e. Izhar syafawi
c. Mad arid lissukun
8. Perilaku orang yang bertaqwa adalah sebagaimana pernyataan di bawah ini. Adapun
yang tidak termasuk di dalamnya adalah...
a. mengimani kepada masalah ghaib
b. melaksanakan salat
c. mengumbar nafsu untuk kesenangan hidup
d. mau mengeluarkan sedekah /zakat
e. percaya kepada kitab Al Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya
9. Tauladan Nabi Muhammad SAW dalam hal pelaksanaan musyawarah adalah dikala
beliau mengatur strayegi perang....
a. perang badar
d. Perang jamal
90
b. perang uhud
c. perang khandaq
e. Perang shiffin
10. Berikut ini adalah perilaku yang sesuai dengan kandungan Q.S. Ali Imran 159 dan
Q.S. Asy Syura 38. Adapun yang tidak masuk di dalamnya adalah...
a. bersikap lemah lembut ketika mengajak beiman kepada seseorang
b. bersikap keras dan melawan kepada orang kafir yang memusuhi Islam
c. mentaati perintah Allah dengan melaksanakan ibadah
d. bersedia bermusyawarah apabila dilakukan dengan orang-orang yang seiman
saja
e. gemar bermusyawarah untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan hidup
2). Soal Uraian
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan pengertian musyawarah menurut bahasa dan istilah, serta manfaat
yang akan diperoleh!
2. Jelaskan dampak yang akan terjadi bila suatu masalah yang sulit mengabaikan
musyawarah!
3. Bagimana adab dan etika ketika bermusyawarah itu?
4. Jelaskan contoh musyawarah yang dilakukan oleh Rosulullah SAW!
5.
Jelaskan prinsip-prinsip yang harus
berdasarkan Q.S. Ali Imran, 3 : 159 !
diterapkan
dalam
bermusyawarah
91
IMAN KEPADA MALAIKAT
Standar Kompetensi :
8. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat.
Kompetensi Dasar :
8.1. Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Malaikat
8.2. Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat
8.3. Menampilkan perilaku sebagai cerminan beriman kepada Malaikat dalam
kehidupan sehari-hari
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta
perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Al Baqarah : 30

Q.S. Ali Imran : 18

Q.S. Al Baqarah : 97 - 98
92
BERIMAN KEPADA MALAIKAT-MALAIKAT ALLAH
IFTITAH
1. Bacalah Al Quran 5-10 menit sebelum memulai pembahasan!
2. Awali pelajaran dengan membaca doa belajar!
3. Berhati-hatilah dalam setiap perbuatan dan perkataan karena semua itu dicatat oleh para
malaikat!
4. Jalinlah hubungan yang baik dengan malaikat karena mereka senantiasa mendoakanmu!
5. Teladanilah sifat-sifat ketaatan para malaikat!
Memiliki keimanan berarti memiliki nikmat yang paling tinggi nilainya. Banyak orang
dapat mengucapkannya, tetapi tidak semua orang mampu menghayati ungkapan tersebut.
Iman merupakan sesuatu yang paling pokok dari seluruh aspek kehidupan. Iman yang
sempurna memiliki 3 unsur, yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan atau
bersyahadat, dan mengamalkan sesuai dengan Al Quran dan hadis. Iman yang terangkum
dalam rukun iman sebagaimana sabda Rasulullah saw.
)‫دَر َخي ِْر َو َشرِّ ِه (رواه مسلم‬
ِ ‫ل ْي َمانُ اَنْ ُت ْؤم َِن بِا‬
ِ ْ َ‫ا‬
ِ ‫ّلِل َو َمالَ ِئ َك ِت ِه َو ُك ُت ِب ِه َورُ ُسلِ ِه َو ْال َي ْو ِم ْالَخ ِِر َو ُت ْؤم َِن ِب ْال َق‬
Artinya: "Iman ialah engkau percaya kepada Allah swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta percaya pada takdir yang baik dan yang
buruk. " (HR Muslim).
Apabila mengingkari salah satu rukun iman, maka batallah keimanan seseorang.
Pada bab ini, kita mempelajari dan memahami serta menghayati rukun iman yang kedua
yaitu iman kepada malaikat dengan berpedoman pada ayat-ayat Al Quran dan hadis.
A. Pengertian Iman kepada Malaikat
Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun iman
kepada malaikat menurut istilah yaitu percaya atau yakin bahwa malaikat itu makhluk
gaib ciptaan Allah yang senantiasa patuh menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka
sedikit pun. Firman Allah swt.
‫َل‬
Artinya: “Malaikat-malaikatyangtidakpernah mendurhakai Allah swt. terhadap apa yang
telah diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (QS At Tahrim: 6).
Para malaikat senantiasa melaksanakan perintah Allah swt. untuk beribadah.
Mereka menunjukkan jalan yang benar dan mendoakan agar dosa-dosa orang mukmin
diampuni serta dilindungi dari berbagai macam kejahatan.
Menurut pendapatmu, apakah malaikat merupakan makhluk yang paling
sempurna? Jelaskanlah alasannya!
B. Penciptaan Malaikat dan Tugasnya
Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya (nur) sebagaimana Allah
telah menciptakan manusia dari tanah dan jin dari api. Rasulullah saw. bersabda.
ُ ‫َخلَ ْق‬
)‫ف لَ ُك ْم (رواه مسلم‬
َ ِ‫َّاوص‬
َ ‫ار َو َخلَ َق اَدَ َم ِمم‬
ٍ ‫ار ٍج مِنْ َّن‬
ِ ‫ت ْال َمالَ ِئ َك َة مِنْ ُن ْو ٍر َو َخلَ َق ْال ِجنِّ مِنْ َم‬
93
Artinya: Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam dari
apa yang telah diterangkan pada kamu semua." (HR Muslim).
Berdasarkan hadis qudsi tersebut, malaikat diciptakan dari cahaya yang
karakternya memantulkan cahaya pada hati manusia dan kedamaian di bumi. Manusia
diciptakan dari tanah yang karakternya tenang, diam, stabil, sedangkan jin diciptakan dari
api yang sifatnya selalu bergerak, bergejolak, dan tidak pernah tenang. Para malaikat
mempunyai karakter patuh hanya pada Allah swt. Mereka melaksanakan tugas mengatur
dan menertibkan alam semesta serta tidak pernah mengeluh. Malaikat senantiasa
melaksanakan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kehendak-Nya dan tidak
pernah melakukan perbuatan di luar kehendak Allah swt. memantulkan cahaya clan
kedamaian pada manusia. Firman Allah swt.
Artinya: “Malaikat itu takut pada Tuhannya yang berkuasa di atas mereka dan
mengerjakan apa saja yang diperintahkan.” (QS An Nahl: 50).
RISALAH
Ruh setiap saat ada pada diri kita, tetapi tidak pernah kejahatan sebagaimana malaikat
yang senantiasa ada di kanan dan kiri kita. Tiap ucapan dan gerak-gerik di tempat sunyi
sekalipun, tidak akan lepas dan catatan malaikat. Ruh manusia dan malaikat dapat
menembus keluar maupun masuk dengan leluasa, bahkan pada dinding kaca yang rapat
atau lebih dari itu.
Para malaikat bukanlah laki-laki, bukan perempuan, tidak makan, tidak minum,
dan tidak tidur sehingga tidak mempunyai nafsu. Oleh karena itu, malaikat semuanya
bersifat baik. Lain halnya dengan manusia, untuk melaksanakan ibadah dan
meninggalkan larangan-Nya harus berjuang melawan hawa nafsunya. Oleh karena itu,
apabila manusia mampu mengalahkan dan menguasai hawa nafsunya, maka is lebih
mulia derajatnya di atas malaikat. Akan tetapi, apabila tidak mampu, maka derajatnya
berada di bawah malaikat. Jadi, jelas bahwa tidak seluruh manusia lebih mulia dari
malaikat.
Malaikat taat tanpa diperintahkan dan meninggalkan perbuatan maksiat
sebelum dilarang. Oleh karena itu, perintah beribadah hanya ditujukan pada manusia
dan jin. Firman Allah swt.
Artinya : “"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
beribadah kepadaKu”. ( Q.S. Az Zariyat 56)
Malaikat diciptakan lebih dulu dari manusia. Allah swt. memberitahukan pada
malaikat bahwa Allah akan menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka
bumi ini. Adam a.s. ditugaskan menjadi khalifah sebagai wakil Allah untuk mengatur,
memakmurkan, dan memanfaatkan segala yang ada di bumi. Pada awalnya, malaikat
menolaknya karena mengetahui bahwa penduduk bumi sebelum Adam, yaitu jin telah
berbuat kerusakan. Akan tetapi, akhirnya Malaikat diberitahu bahwa Allah menciptakan
manusia malaikat man tunduk dan sujud kepada Nabi Adam a.s. Firman Allah swt.
94
Artinya: "Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu
kepada Adam, maka sujudlah, kecuali iblis. Ia enggan dan takabur dan is
termasuk orangorang kafir."
(QS Al Baqarah: 34).
Sujud malaikat tersebut kepada Adam adalah sujud sebagai penghormatan
semata-mata atau sebagai pengakuan malaikat terhadap kelebihan dan keistimewaan
Adam a.s. Juga sebagai pernyataan tobat kepada Allah swt. serta pernyataan maaf pada
Adam a.s. karena para malaikat pernah mengatakan bahwa dirinya lebih pantas menjadi
khalifah dari pada Adam. Peristiwa itu menandakan bahwa penciptaan malaikat lebih
dahulu daripada manusia (Adam a.s.).
Malaikat jumlahnya sangat banyak dan yang tahu hanyalah Allah swt. Kita
hanya dapat mengetahui beberapa nama saja. Adapun tugas malaikat yang tercantum
dalam Al Quran dan hadis adalah sebagai berikut.
1. Jibril bertugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada nabi dan rasul.
2. Mikail bertugas membagi rezeki dari Allah kepada seluruh makhluk.
3. Israfil bertugas meniup sangkakala sebagai pertanda datangnya hari kiamat
4. Izrail bertugas mencabut nyawa.
5. Raqib bertugas mencatat setiap aural (baik dan buruk).
6. Atid bertugas mencatat setiap amal (baik dan buruk). Mereka selalu berada di kanan
dan kiri kita.
7. Munkar bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur.
8. Nakir bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur.
9. Malik bertugas menjaga neraka.
10. Ridwan bertugas menjaga surga.
Tugas dari kesepuluh nama malaikat, buatlah hikmah keimanan terhadap mereka dalam
kehidupan pribadimu! Buatlah dalam bentuk tabel!
C.
Fungsi Iman kepada Malaikat
Dengan memahami dalil naqli dan aqlinya, kita akan memahami pula manfaat
beriman pada malaikat dalam kehidupan. Hal tersebut niscaya akan membuahkan
bermacam manfaat yang penting dan tidak ternilai harganya. Manfaat-manfaat itu antara
lain sebagai berikut.
1. Iman Kita akan Menjadi Bertambah Kuat
Allah swt. telah memerintahkan malaikat untuk mengatur peredaran matahari,
bulan, bintang, mengatur jalannya angin, hujan, membagikan rezeki, mencatat aural,
mencabut nyawa, dan lain sebagianya. Semua itu dikerjakan malaikat dengan patuh
dan tak kenal lelah. Dengan demikian, kita akan terhindar dari kepercayaan tentang
dewa yang dianggap berkuasa di balik kekuatan alam ini. Malaikat hanya makhluk
Allah belaka yang tidak boleh disembah. Para malaikat mengatur alam semesta yang
begitu besar atas Allah juga menciptakan malaikat sebagai pengatur perintah Allah
swt. Tentu Zat yang memberi berjalannya alam raya. perintah memiliki sifat yang
Mahabesar dan Mahakuasa. Firman Allah swt.
95
Artinya: "Dan kepunyaan Allah tentara langit dan bumi dan Allah Maha perkasa dan
Maha bijaksana." (QS Al Fath: 7).
2. Selalu Berhati-hati dalam Setiap Perbuatan, Perkataan, maupun Niat
Baik di tempat ramai atau sunyi, ada yang melihat atau tidak kita harus
senantiasa waspada. Dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hayat, tidak ada satu
pun perbuatan atau perkataan yang lolos dari catatan malaikat. Kita tidak mungkin
dapat mengelak dari hat tersebut. Firman Allah swt.
Artinya: “Sesungguhnya untukmu semua ada beberapa penjaga. Malaikat yang mulia
sebagai pencatat." (QS Al Infitar: 10-11).
3. Menambah Ketaatan Beribadah
Malaikat yang senantiasa taat beribadah, menggugah hati kita untuk
mencontoh ketaatannya kepada Allah swt. Selain itu, kita akan terhindar dari sifat
ujub (sombong) dalam beribadah. Kita menyadari bahwa ibadah yang kita ikukan
belum seberapa jika dibandingkan dengan ibadah para malaikat. Allah berfirman.
Artinya: "Sesungguhnya semua malaikat yang ada di sisi Tuhanmu itu tidak
menyombongkan diri dan tidak enngan beribadah kepada-Nya. Mereka
memahasucikan dan bersujud kepada-Nya."
(QS Al Araf 206).
4. Tidak Takut Menghadapi Mati
Setiap yang hidup pasti mengalami kematian. Hanya saja, waktu dan cara
kematian itu berbeda-beda. Firman Allah swt.
Artinya: "Tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati." (QS Ali Imran: 185).
Kematian tidak harus menunggu usia tua, tidak harus didahului sakit, tetapi
kematian dapat menjemput setiap saat. Malaikat Izrail melaksanakan tugas mencabut
nyawa tepat atau sesuai dengan jadwal kematian yang tercantum di Lauhul Mahfuz.
Maut tidak dapat diajukan ataupun diundur walaupun sesaat saja.
5. Memperteguh Pendirian dalam Menegakkan Kebenaran
Dengan beriman kepada malaikat, orang tidak akan ragu-ragu menegakkan
keadilan atau kebenaran dan tidak takut pada atasan, takut dipecat, atau dikecam
oleh masyarakat. Malaikat senantiasa berpihak pada orang-orang yang menegakkan
kebenaran.
DISKUSI
Dapatkah kamu menganalisis fungsi keimanan dalam. kehidupan masyarakat saat ini?
Jelaskanlah!
D. Hikmah Penghayatan terhadap Malaikat
Penghayatan terhadap iman kepada malaikat tentu memiliki efek yang positif
dalam kehidupan manusia. Contohnya, orang yang beriman kepada Allah pasti memiliki
96
keyakinan bahwa setiap gerak-gerik atau aural perbuatannya akan dicatat oleh malaikat.
Firman Allah swt.
Artinya: "Tiada satu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir (Raqib dan Atid)."
(QS Qaf: 18).
Dalam ayat yang lain, Allah swt, juga berfirman.
Artinya: Sesungguhnya untukmu semua ada beberapa penjaga. Malaikatyang mulia
sebagai pencatat" (QS Al Infitar: 10-11)
Beberapa hal yang merupakan bentuk hikmah penghayatan terhadap iman
kepada Allah adalah sebagai berikut.
1. Berusaha untuk selalu bertakwa kepada Allah di mana pun berada. Pesan Rasulullah
saw dalam sabdanya.
)‫هللا اَي َْن َما َت ُك ْو ُن ْوا (رواه احمدوالتمذي‬
َ ‫ِا َّتقُوا‬
Artinya: "Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada."
At Turmuzi).
(HR Ahmad dan
2. Berupaya untuk selalu berbuat kebaikan karena dia yakin akan mendapat imbalan
pahala dari Allah swt. sebagaimana firman-Nya.
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberatzarrah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya. (QS Az Zalzalah: 7)
3. Mampu menghindari diri dari perbuatan-perbuatan tercela yang mengakibatkan dosa.
Firman Allah swt.
Artinya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun niscaya
dia melihat balasannya." (QS Az Zalzalah: 8).
TUGAS
Apakah hikmah penghayatan terhadap malaikat yang dapat kamu peroleh dalam upaya
mencapai suatu cita-cita atau tujuan? Jelaskanlah!
E. Hikmah Beriman terhadap Malaikat
Iman yang sempurna harus memiliki perwujudan dalam kehidupan pada setiap
pribadi muslim. Beberapa contoh penghayatan terhadap iman kepada malaikat adalah
sebagai berikut.
1. Seorang mukmin harus senantiasa merasa gembira dan bersyukur karena didoakan
supaya diampuni dosanya, dipelihara dari kesalahan, dan dimasukkan surga oleh
para malaikat. Oleh karena itu, Seorang mukmin tidak boleh berputus asa untuk
mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang terlanjur dilakukan. Rahmat dan
ampunan Allah lebih besar, asalkan orang itu belum terlambat untuk meninggalkan
97
perbuatan dosa. Mulailah berbuat baik sehingga perbuatan dosa yang sudah
dilakukan akan mendapatkan ampunan dari Allah swt.! Firman Allah swt.
Artinya: “Malaikat-malaikat yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di
sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya
serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman seraya
mengucapkan, Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala
sesuatu, maka berilab ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan
mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
bernyala-nyala. " (QS Al Mukmin: 7).
2. Rajin melakukan ibadah, khususnya salat. Dengan iman kepada malaikat, salat yang
tadinya terasa berat akan menjadi ringan. Ada malaikat yang bertugas menjaga di
waktu malam dan di waktu siang. Firman Allah swt.
Artinya: “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
dirikanlah pula salat subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan oleh
malaikat" (QS Al Isra: 78).
3. Rajin salat berjemaah. Para malaikat ikut serta membaca tamin (amin) bersamasama dengan orang yang salat berjemaah. Rasulullah saw bersabda.
َّ‫ب َعلَي ِْه ْم َولَ الضَّالِّي َْن َفقُ ْو لُ ْوا ا ِميْنُ َفاِنَّ ا ْل َمالَ ِئ َك َة َيقُ ْولُ ْو َن اَ ِميْنُ َواِن‬
ِ ‫ا َِذا َقا َل ْالِ َما ُم َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬
‫ْالِ َما َم َيقُ ْول ُ ْو َن اَ ِميْنُ َف َمنْ َوا َف َق َتأْ ِم ْي ُن ُه َتأْ ِم ْي ُن ُه َتأْ ِم ْي َن ْال َمالَ ِئ َك ِة ُغف َِرلَ ُه َما َت َق َّد َم مِنْ َذ ْن ِب ِه (رواه‬
)‫البخارى‬
Artinya: “Jika imam mengucapkan gairil magdubi `alaihim waladdallin," maka
ucapkanlah amin. Sesungguhnya para malaikat pun mengucapkan dmin.
Maka barang siapa yang bacaan amin-nya bersamaan dengan bacaan
amin-nya malaikat, maka diampunilah untuknya dosa-dosa yang telah lalu."
(HR Bukhari).
4. Rajin membaca AI Quran. Dalam sebuah hadis dikisahkan bahwa pada suatu ketika
Usaid bin Hudair membaca Al Quran di ruangan yang jaraknya dekat dengan
kandang kudanya dan kuda tersebut melompat-lompat. Setelah ditengok, ada pelitapelita seperti awan yang terang cahayanya di dalam kandang tersebut. Ternyata itu
adalah para malaikat yang sedang mendengarkan bacaan Al Quran. ketika Usaid
melaporkan kejadian itu kepada Rasulullah saw., beliau bersabda:
)‫(رواه البخارى و مسلم‬
ْ ‫ت ِْل َك ْال َمالَ ِئ َك ُة َكا َن‬
َ ‫ت َتسْ َتمِعُ لَ َك َولَ ْو َق َر ْأ‬
‫ت َي َرا َها ال َّناسُ َما َتسْ َتتِرُ ِم ْن ُه ْم‬
98
Artinya: “Itu adalah malaikat yang mendengarkan bacaanmu, andai kata engkau terus
membacanya sampai pagi, niscaya orang-orang dapat melihat sesuatu
yang hingga hari ini masih terselubung." (HR Bukhari Muslim).
5. Selalu berupaya menyucikan jiwa. Kita berusaha membersihkan diri dari akhlak yang
tercela, takabur, rakus, pemarah, dan sebagainya. Bahkan syarat untuk memperoleh
ilmu dan hati yang tergerak untuk mengamalkan ilmu tersebut yaitu hati harus suci
dari akhlak yang tercela. Malaikat tidak akan menurunkan ilmu pada orang yang di
dalam hatinya terdapat sifat, tabiat, atau akhlak yang rusak. Maka satu-satunya jalan
agar seseorang mendapat ilmu yang bermanfaat (diamaikan), terlebih dulu is harus
membersihkan hatinya dari sifat-sifat tercela.
IMTISAL
Di sebuah warung, seorang nenek melayanimu ketika membeli alat tulis.
Kamu membeli barang seharga Rp.5000 dan kamu memberi uang sebesar
Rp.10.000 untuk membayarnya. Ternyata uangmu dikembalikan Rp.45.000. Setelah
memberikan uang itu, nenek tersebut kembali sibuk melayani para pembeli yang
lainnya. Apa yang seharusnya kamu lakukan ketika mengalami hal tersebut?
6. Malaikat menjadi pelajaran bagi manusia. Manusia harus menyadari bahwa
kemampuannya sangat terbatas. Hal ini patut direnungkan sebagaimana malaikat
yang diberi tugas sesuai dengan keahliannya. Hal tersebut berlaku dalam setiap
aspek kehidupan, seperti dalam bidang pembangunan, pendidikan, keamanan, dan
peradilan.
7. Memperbanyak bacaan salawat nabi. Firman Allah swt.
Artinya: "SesungguhnyaAllah dan malaikat-malaikatnya bersalawat untuk nabi. Hai
orangorang yang beriman, bersalawatlah kamu dan ucapkan salam
penghormatan kepadanya." (QS Al Ahzab: 56).
Masih banyak aspek kehidupan lainnya yang mendapat pengaruh positif dari beriman
pada malaikat. Dengan penghayatan akan iman kepada para malaikat Allah, kita
akan mampu menjadi insan yang senantiasa terlindung dan mendapatkan rahmat
serta ampunan dari Allah swt.
TUGAS Sebutkan minimal sepuluh contoh penerapan iman kepada malaikat yang bisa
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat! Buatlah dalam bentuk tabel!
IJTIMA Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun iman kepada
malaikat menurut istilah, yaitu percaya atau yakin bahwa malaikat itu makhluk gaib
ciptaan Allah yang senantiasa patuh menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka
sedikit pun. Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya (nur) sebagaimana
Allah telah menciptakan manusia dari tanah dan jin dari api.
99
IMTIHAN
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!
1. Percaya dan yakin adanya malaikat sebagai makhluk Allah adalah rukun iman yang
ke....
a. satu
d. empat
b. dua
e. lima
c. tiga... kepada Nabi.
2. Keimanan pada para malaikat dipelajari melalui dalil....
a. fikri
d. naqli
b. aqli
e. sufi
c. syar'i
3. Jumlah malaikat yang tercantum dalam Al Quran sebanyak....
a. 10
d. 25
b. 15
e. 70
c. 20
4. Malaikat menurut bahasa berarti....
a. taat
d. dewa
b. kerajaan
e. cahaya
c. risalah
5. Malaikat diciptakan dari....
a. udara
b. tanah
c. api
d. air
e. cahaya
6. Di alam ruh, para malaikat membaca ....
a. Al Quran
d. takbir
b. tasbih
e. ta'min
c. tahlil
7. Salat yang disaksikan dua malaikat yaitu salat....
a. subuh
d. tahajud
b. zuhur
e. magrib
c. Jumat
8. Malaikat pencatat amal baik yaitu....
a. Nakir
d. Raqib
b. Malik
e. Atid
c. Ridwan
9. Allah swt. dan para malaikat membacakan …. Kepada nabi
a. Tahlil
d. Takbir
b. Salawat
e. tahmid
c. Al-Qur'an
10. Malaikat yang datang pada Maryam disebut ….
a. Ruhul Qudus
d. Marut
b. Namus
e. Izrail
c. Harut
11. Malaikat yang datang pada Nabi Ibrahim membawa kabar ….
a. Pembangunan Kakbah
100
b.
c.
d.
e.
Menyembelih anak
Menunaikan haji
Akan punya anak
Supaya beristri lagi
12. Tabiat para malaikat yang paling menonjol adalah ….
a. Mengalah
d. Taat
b. Suka menolong
e. Dermawan
c. Sabar
13. Jenis malaikat adalah ….
a. Ada yang laki-laki dan perempuan
b. Laki-laki
c. Perempuan
d. Banci
e. Tidak laki, perempuan ataupun banci
14. Malaikat menjelma dengan rupa yang menakutkan ketika mencabut nyawa orang
yang....
a. Zalim
d. Mukmin
b. Qanaah
e. Tawadu
c. Sabar
15. Malaikat menjelma dengan rupa yang bagus ketika mencabut nyawa orang yang....
a. Takabur
d. Mukmin
b. Ujub
e. Munafik
c. Tamak
16. Rasulullah saw bersabda
ْ ‫ت ِْل َك ْال َمالَ ِئ َك ُة َكا َن‬
‫ت َتسْ َتمِعُ لَ َك‬
Yang dimaksud malaikat pada hadis tersebut adalah ....
a. Pembagi rezeki
d. Penjaga neraka
b. Penjaga surga
e. Pencatat amal
c. Pembawa ilmu
17. Tugas Malaikat Jibril saat ini adalah ....
a. Menganggur
d. Beribadah
b. Mengatasi malaikat
e. Berkeliling
c. Membantu mencatat amal
18. Yang mengganti tubuh Ismail dengan seekor kambing yaitu Malaikat ….
a. Mikail
d. Ridwan
b. Munkar dan Nakir
e. Jibril
c. Raqib dan Atid
19. Malaikat Jibril dinamai Namus ketika menyampaikan wahyu kepada Nabi ….
a. Musa a.s.
d. Ibrahim a.s.
b. Isa a.s.
e. Muhammad saw
c. Sulaiman a.s.
20. Malaikat yang menjaga surga adalah Malikat ….
a. Israfil
d. Mikail
b. Jibril
e. Ridwan
c. Malik
101
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Tulislah hadis nabi mengenai rukun iman!
2. Jelaskan arti iman kepada malaikat!
3. Apakah arti malaikat menurut bahasa?
4. Apakah arti dalil naqli dan agli?
5. Jelaskan mengenai empat jenis makhluk (malaikat, manusia, jin, dan setan) beserta
sifatnya masing-masing!
6. Sebutkan tempat-tempat yang dikunjungi oleh malaikat!
7. Sebutkan 10 malaikat dan tugasnya masing-masing!
8. Sebutkan fungsi iman kepada malaikat!
9. Mengapa malaikat tidak mempunyai nafsu?
10. Apakah manusia lebih mulia daripada malaikat? Jelaskan!
102
PERILAKU TERPUJI
Standar Kompetensi :
9. Membiasakan perilaku terpuji.
Kompetensi Dasar :
9.1. Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan atau menerima tamu
9.2. Menampilkan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu atau menerima tamu
9.3. Mempraktikkan adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu
dan atau menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari.
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta
perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Al A’raf : 26

Q.S. Yusuf : 58 - 60

Q.S.An Nisa’ 83
103
I.
ADAB BERPAKAIAN
Pakaian merupakan salah satu nikmat sangat besar yang Allah berikan kepada
para hambanya, Islam mengajarkan agar seorang muslim berpakain dengan pakaian
islami dengan tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Pakaian yang Islami
adalah pakaian yang dapat menutup aurat, bagi laki-laki harus dapat menutup bagian
tubuhnya antara pusar dan lutut, sedangkan bagi wanita harus dapat menutup seluruh
tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.
1. Adab berpakaian bagi seorang laki-laki
Tentang adab berpakaian bagi seorang laki-laki menurut Islam terlihat dari
sabda Nabi berikut ini:
‫اس ال ُم َعصفَ ِر (رواه‬
ِ َ‫ع َِن التَّخَ تُّ ِم بِا ال َّذﻫ‬.‫م‬.‫نَهَاتِى َرسُو ُل هللاِ ص‬
ِ َ‫اس القِسِّى ِء َوعَن لِب‬
ِ َ‫ب َوعَن لِب‬
‫الطبرانى‬
“Rasulullah SAW pernah melarang aku memakai cincin emas dan pakaian sutra serta
pakaian yang dicelup dengan asfar.” (HR. °abran³)
Adab berpakaian bagi seorang laki-laki dengan demikian, adalah:
Pertama, tidak boleh memakai pakaian sutra. Hal ini mengandung sebuah didikan
moral yang tinggi. Cincin dan sutra dua benda yang identik dengan ”kehalusan
dan keindahan” yang menjadi ciri khasnya seorang perempuan. Cincin dan pakaian
sutra mengisyaratkan kemewahan dan kelemahgemulaian. Padahal seorang laki-laki
diharapkan untuk menjadi pelindung bagi keluarganya, masyarakatnya, dan
negaranya. Untuk menjadi seorang pelindung yang baik tentulah harus mempunyai
kondisi fisik dan penampilan yang menggambarkan sebuah kekuatan sehingga orang
yakin terhadap kemampuannya untuk memberikan perlindungan.
Disisi lain, pelarangan ini juga sekaligus sebagai upaya untuk pencegahan
terhadap sikap hidup bermewah-mewahan dan pamer (riya), padahal masih banyak
rakyat yang menderita dan hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan kata lain untuk
mengasah kepekaan sosial.
Kedua, mengenai model pakaian tidak ada aturan yang jelas asalkan menutup aurat,
memenuhi unsur tuntutan kesehatan. Akan lebih baik lagi jika unsur estetikanya juga
turut diperhatikan.
Ajaran Islam sangat menganjurkan kepada kaum laki-laki untuk mengenakan pakaian
yang baik, barsih, sopan, dan menutup aurat.
Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini :
Artinya : Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian
takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. AlA’raf : 26).
Di ayat lain Allah Berfirman :
104
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, (QS. Al-‘Araf ; 31)
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa tata cara berpakaian bagi pria adalah
sebagai berikut :
1). Ketika mengenakan pakaian hendaklah niat untuk beribadah kepada Allah SWT, dan
ber doa.
Do’a Berpakaian dan Membuka Pakaian : “Allahumma innii asaluka min khoirihi wa
khoiri maa huwa lahu, wa a’uudzubika min syarrohi wa syarro maa huwa lahu ”
(wahai Allah, aku memohon kepada-Mu kebajikan pakaian ini dan kebajikan yang
disediakan baginya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan
sesuatu yang dibuat untuknya.”) (HR. Ibnu Sunni)
2). Pakaian yang dipakai wajib menutup aurat, bagi laki-laki minimal menutup pusar dan
lutut.
3). Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak memakai pakaian, dan
anggota badan yang kiri ketika hendak melepas.
Dalil pokok dalam masalah ini, dari Aisyah Ummul Mukminin beliau mengatakan,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan ketika bersuci,
bersisir dan memakai sandal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4). Apabila hendak pergi ke Masjid, pakailah pakaian yang baik, bersih, dan rapi.
Sebagaimana firman Allah :
Artinya :
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, (QS. Al-‘Araf ; 31)
5). Warna pakaian yang akan dipakai hendaklah berwarna putih.
Warna pakaian yang dianjurkan untuk laki-laki adalah warna putih. Tentang hal ini
terdapat hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kenakanlah pakaian yang berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baik pakaian
kalian dan jadikanlah kain berwarna putih sebagai kain kafan kalian.” (HR. Ahmad,
Abu Daud dll, shahih)
Para lelaki muslim, haram hukumnya menggunakan sutra dan emas, oleh karena
itu, dilarang bagi lelaki muslim untuk menggunakan barang-barang diatas, sebagaimana
sabda Rasulullah SAW : “sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutra) haram atas lakilaki umatku. (HR. Abu Daud)
Dan dalam Islam tidak diperkenankan lelaki memakai pakaian wanita dan sebaliknya
wanita tidak diperkenankan memakai pakaian laki-laki
2.
Tata Cara Barpakaian Bagi Wanita
1. Adab berpakaian bagi seorang perempuan
Adab berpakaian bagi seorang perempuan dalam Islam tergambar dalam
firman Allah QS. an-Nur (24): 31,
105
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.”
Kemudian diperkuat lagi dengan firman Allah QS. al-Ahzab (33): 59,
Artinya :. Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab ; 59)
Di dalam sebuah hadis Nabi bersabda yang artinya : “ Sesungguhnya seorang
wanita apabila sudah sampai masa baligh (puber) tidaklah boleh memperlihatkan
tubuhnya, kecualimuka dan dua tapak tangannya” ( HR. Abu Daud)
Dari kedua ayat dan hadis Nabi di atas dapat disimpulkan bahwa adab
berpakaian bagi seorang perempuan menurut Islam adalah:
Pertama, memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak
tangan. Kedua, tidak menampakkan (memamerkan) perhiasannya, kecuali yang
biasa nampak seperti cincin atau gelang. Ketiga, menampakkan perhiasaan hanya
dibolehkan bagi mahram dan suaminya. Keempat memanjangkan kerudung sehingga
menutupi dada. Kelima, tidak boleh memakai pakaian yang terlalu tipis sehingga
membuat bagian-bagian tubuhnya terlihat membayang. Keenam, tidak boleh
memakai pakaian yang terlalu ketat yang membuat lekukan-lekukan tubuhnya terlihat
dengan jelas. Ketujuh, dilarang memakai pakaian yang seronok, karena akan
membuat mata orang lain terus-menerus tertuju kepadanya, karena dikhawatirkan hal
itu akan menimbulkan fitnah dan niat jahat orang lain. Banyak fakta menunjukkan
bahwa kejahatan seksual terjadi selain faktor pelaku yang memang mempunyai tabiat
jahat bisa juga dipicu oleh pihak korban yang dengan sengaja atau tidak memakai
pakaian yang memperlihatkan aurat sehingga memancing perlakuan tak senonoh
dari orang lain.
106
Dari dasar dalil diatas dapat dipahami bahwa Allah SWT menyuruh wanitawanita beriman agar berpakaian, dengan pakaian yang dapat menutup seluruh
auratnya, terutama sekali wanita yang sudah baligh (dwasa)
Dengan demikian tata cara berpakaian bagi wanita adalah :
1). Ketika mengenakan pakaian hendaklah berniat yang ikhlas, hanya untuk
beribadah kepada Allah SWT dan mencari rido-Nya..
2). Berdoalah sebelum berpakaian, agar pakaian berfungsi untuk ibadah.
Do’a Berpakaian dan Membuka Pakaian : “Allahumma innii asaluka min khoirihi
wa khoiri maa huwa lahu, wa a’uudzubika min syarrohi wa syarro maa huwa
lahu ”
(wahai Allah, aku memohon kepada-Mu kebajikan pakaian ini dan kebajikan
yang disediakan baginya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan
kejahatan sesuatu yang dibuat untuknya.”) (HR. Ibnu Sunni)
3).
4).
5).
6).
Bagian anggota badan hendaklah ditutup seluruhnya kecuali muka dan telapak
tangan
Memanjangkan kerudungnya sampai menutup dada
Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak memakai pakaian,
dan anggota badan yang kiri ketika hendak melepas.
Warna pakaian yang akan dipakai hendaklah berwarna putih
Tentang Mendahulukan yang Kanan
Di antara sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mendahulukan yang
kanan ketika memakai pakaian dan semacamnya. Dalil pokok dalam masalah ini, dari
Aisyah Ummul Mukminin beliau mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka
mendahulukan yang kanan ketika bersuci, bersisir dan memakai sandal.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Dalam redaksi muslim dikatakan, “Rasulullah menyukai mendahulukan yang
kanan dalam segala urusan, ketika memakai sandal, bersisir dan bersuci.”
Mengomentari hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan, “Hadits ini mengandung
kaidah baku dalam syariat, yaitu segala sesuatu yang mulia dan bernilai maka dianjurkan
untuk mendahulukan yang kanan pada saat itu semisal memakai baju, celana panjang,
sepatu, masuk ke dalam masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, menggunting
kumis, menyisir rambut, mencabut bulu ketiak, menggundul kepala, mengucapkan salam
sebagai tanda selesai shalat, membasuh anggota wudhu, keluar dari WC, makan dan
minum, berjabat tangan, menyentuh hajar aswad dan lain-lain. Sedangkan hal-hal yang
berkebalikan dari hal yang diatas dianjurkan untuk menggunakan sisi kiri semisal masuk
WC, keluar dari masjid, membuang ingus, istinjak, mencopot baju, celana panjang dan
sepatu. Ini semua dikarenakan sisi kanan itu memiliki kelebihan dan kemuliaan.” (Syarah
Muslim, 3/131)
Adab Memakai Sandal
Yang sesuai sunnah berkaitan dengan memakai sandal adalah memasukkan kaki
kanan terlebih dahulu baru kaki kiri. Ketika melepas kaki kiri dulu baru kaki kanan. Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika
kalian memakai sandal, maka hendaklah dimulai yang kanan dan bila dicopot maka
hendaklah mulai yang kiri. Sehingga kaki kanan merupakan kaki yang pertama kali diberi
sandal dan kaki terakhir yang sandal dilepas darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Memilih Pakaian Warna Putih
Warna pakaian yang dianjurkan untuk laki-laki adalah warna putih. Tentang hal ini
terdapat hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kenakanlah pakaian yang berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian
107
dan jadikanlah kain berwarna putih sebagai kain kafan kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud
dll, shahih)
Dari Samurah bin Jundab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kenakanlah pakaian berwarna putih karena itu lebih bersih dan lebih baik dan
gunakanlah sebagai kain kafan kalian.” (HR . Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majah, shahih)
Tentang hadits di atas Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkomentar,
“Benarlah apa yang Nabi katakan karena pakaian yang berwarna putih lebih baik dari
warna selainnya dari dua aspek. Yang pertama warna putih lebih terang dan nampak
bercahaya. Sedangkan aspek yang kedua jika kain tersebut terkena sedikit kotoran saja
maka orang yang mengenakannya akan segera mencucinya. Sedangkan pakaian yang
berwarna selain putih maka boleh jadi menjadi sarang berbagai kotoran dan orang yang
memakainya tidak menyadarinya sehingga tidak segera mencucinya. Andai jika sudah
dicuci orang tersebut belum tahu secara pasti apakah kain tersebut telah benar-benar
bersih ataukah tidak. Dengan pertimbangan ini Nabi memerintahkan kita, kaum laki-laki
untuk memakai kain berwarna putih.
Kain putih disini mencakup kemeja, sarung ataupun celana. Seluruhnya
dianjurkan berwarna putih karena itulah yang lebih utama. Meskipun mengenakan warna
yang lainnya juga tidak dilarang. Asalkan warna tersebut bukan warna khas pakaian
perempuan. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang
menyerupai perempuan. Demikian pula dengan syarat bukan berwarna merah polos
karena nabi melarang warna merah polos sebagai warna pakaian laki-laki.Namun jika
warana merah tersebut bercampur warna putih maka tidaklah mengapa.” (Syarah
Riyadus Shalihin, 7/287, Darul Wathon)
Pakaian Berwarna Merah
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash, Rasulullah pernah melihatku mengenakan
pakaian yang dicelup dengan ‘ushfur maka Nabi menegurku dengan mengatakan, “Ini
adalah pakaian orang-orang kafir jangan dikenakan”. Dalam lafazh yang lain, Nabi
melihatku mengenakan kain yang dicelup dengan ‘usfur maka Nabi bersabda, “Apakah
ibumu memerintahkanmu memakai ini?” Aku berkata, “Apakah kucuci saja?” Nabipun
bersabda, “Bahkan bakar saja.” (HR Muslim)
Dalam hadits di atas Nabi mengatakan “Apakah ibumu memerintahkanmu untuk
memakai ini” hal ini menunjukkan pakain berwarna merah adalah pakaian khas
perempuan sehingga tidak boleh dipakai laki-laki. Sedangkan maksud dari perintah Nabi
untuk membakarnya maka menurut Imam Nawawi adalah sebagai bentuk hukuman dan
pelarangan keras terhadap palaku dan yang lainnya agar tidak melakukan hal yang
sama.
Dari hadits di atas juga bisa kita simpulkan bahwa maksud pelarangan Nabi
karena warna pakaian merah adalah ciri khas warna pakaian orang kafir. Dalam hadits di
atas Nabi mengatakan “Sesungguhnya ini adalah pakaian orang-orang kafir. Jangan
dikenakan”.
Jawaban untuk permasalahan ini adalah dengan kita tegaskan bahwa yang
terlarang adalah kain yang berwarna merah polos tanpa campuran warna selainnya.
Sehingga jika kain berwarna merah tersebut bercampur dengan garis-garis yang tidak
berwarna merah maka diperbolehkan.
Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan adanya tujuh pendapat ulama
tentang hukum memakai kain berwarna merah. Pendapat ketujuh, kain yang terlarang
adalah berlaku khusus untuk kain yang seluruhnya dicelup hanya dengan ‘ushfur.
Sedangkan kain yang mengandung warna yang selain merah semisal putih dan hitam
adalah tidak mengapa. Inilah makna yang tepat untuk hadits-hadits yang nampaknya
membolehkan kain berwarna merah karena tenunan yaman yang biasa Nabi kenakan itu
umumnya memiliki garis-garis berwarna merah dan selain merah.
Hadis-hadis Nabi SAW banyak menjelaskan tatakrama berhias diri, yaitu :
108
1). Anjuran untuk mmotong kuku, memendekkan kumis, menyisir rambut, dan merapikan
jenggot
2). Anjuran untuk berharum-haruman dengan wewangian yang menyenangkan kati,
melegakan dada, menyegarkan jiwa, serta membangkitkan tenaga dan gairah kerja.
3). Larangan mencukur botak sebagian kepala, dan sebagian lainnya tidak
dicukur/dibiarkan tumbuh
4). Larangan berhias diri dengan mengubah apa yang telah diciptakan Allah SWT,
misalnya mengeriting rambut, memakai cemara (menyambung rambut), mencukur
alis mata, membuat tahi lalat palsu, dan larangan bertato
5). Laki-laki dilarang berhias diri hingga menyerupai perempuan dan sebaliknya.
II. Adab dalam Berhias
1. Pengertian Adab dalam Berhias
Adab dalam berhias hampir sejalan dengan adab dalam berpakaian. Berhias,
asal dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan pada dasarnya dibolehkan dalam
ajaran Islam, bahkan dianjurkan asal menaati aturan-aturan yang telah digariskan.
Karena, seperti kata Rasulullah dalam sabdanya yang juga telah disebutkan
sebelumnya, Allah sendiri adalah penyuka keindahan,
‫اسفَهَا‬
َ ‫اِ َّن هللاَ َج ِمي ٌل ي ُِحبُّ ُُ ال َج َم‬
ِ َ‫ال ُو ي ُِحبُّ َم َعالِ َى األَخالَق َويَك َرهُ َسف‬
)‫(رواه التبرانى فى كتابه معجم األوساط‬
“Sesungguhnya Allah itu Indah dan Dia mencintai keindahan, Dia mencintai akhlak
yang mulia dan membenci perilaku yang tercela.” (HR. at-°abran³ dalam kitabnya
Mu’jam al-Aus±¯ dengan sanad dari Jabir r.a.)
2. Contoh-contoh Adab dalam Berhias
Islam memberikan aturan-aturan dalam hal berhias, antara lain sebagai berikut:
1). Laki-laki dilarang memakai cincin emas, sebagaimana sabda Nabi yang telah
dijelaskan sebelumnya.
2). Dilarang bertato dan mengikir gigi.
Pada zaman Jahiliah, bertato banyak dilakukan oleh wanita-wanita Arab dalam
bentuk ukiran-ukiran dengan warna biru di hampir semua bagian tubuhnya,
termasuk muka dan tangan. Zaman sekarang, bertato lebih banyak dilakukan
oleh laki-laki. Bagi sebagian besar laki-laki dan dalam pandangan masyarakat
pada umumnya tato adalah perlambang ke-”macho”-an. Pertanda kehebatan
bahkan kepremanan seorang laki-laki.
Sedangkan mengikir gigi maksudnya memendekkan dan merapikan gigi,
dengan maksud agar kelihatan cantik dan rapi. Rasulullah bersabda:
)‫(رواه الطبرانى‬.َ‫اش َرةَ َوال ُمستَو ِش َرة‬
ِ ‫اش َمةَ َوال ُمستَو ِش َمةَ َوال َو‬
ِ ‫اَل َو‬.‫م‬.‫لَ َعنَ َرسُو ُل هللاِ ص‬
”Rasulullah SAW melaknat perempauan yang menato dan minta ditato,yang
mengikir gigi dan yang meminta dikikir.” (HR. °habran³)
3). Dilarang menyambung rambut
Selain hadi£ tentang larangan menyambung rambut yang telah disebutkan
sebelumnya, dalam riwayat lain juga Rasulullah bersabda:
ُ ‫َسأَل‬
‫ق َشع ُرﻫَا َوأِنِّي‬
َ ‫صابَتهَا ال ِحصيَةُ فَأَم َر‬
َ َ‫ فَقَالَت يَا َر َسو ُل هللاِ أِ َّن ابنَتِي أ‬.‫م‬.‫ت أِم َرأَةٌ النَّبِ َي ص‬
)‫ (رواه البخارى‬.َ‫صلَة‬
ِ ‫اصلَةَ َوال ُمصتَو‬
ِ ‫لَ َعنَ هللاُ ال َو‬:‫ص ُل فِي ِه؟ فَقَا َل‬
ِ َ ‫زَ َّوجتُهَا أَفَأ‬
109
“Seorang perempuan bertanya kepada nabi SAW: ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya
anak saya tertimpa suatu penyakit sehingga rontok rambutnya, dan saya ingin
menikahkan dia. Apakah boleh saya menyambung rambutnya?’ Jawab Nabi
SAW: ‘Allah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya dan meminta
disambungkan rambutnya.” (HR. Bukhori)
4). Jangan berhias secara berlebihan
Islam membolehkan berhias, tapi kalau dilakukan dengan berlebihan dan tidak
wajar, itu adalah perbuatan yang melampau batas (tabzir). Perbuatan melampaui
batas akan menyeret kepada sikap sombong dan suka bermegah-megahan.
Padahal sikap seperti itu adalah sikap setan la’natullah. Allah berfirman:
Artinya : “… dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan
dan sesungguhnya setan itu sangat ingkar terhadap Rabb-nya.” (QS. al-Isra’ [17]:
26 – 27)
Akan lebih berbahaya lagi jika berhias secara mencolok dan berlebihan
tersebut ditujukan untuk menarik perhatian laki-laki lain (selain suami sendiri). Hal
itu bisa menimbulkan fitnah dan bahaya besar dalam kehidupan bermasyarakat.
Adapun berhias (secara wajar) yang ditujukan untuk menarik perhatian dan kasih
sayang suami adalah hal yang baik untuk dilakukan, dan para suami pantas untuk
mendapatkannya. Nabi SAW bersabda :
)‫اَل ُّد ْن َيا َم َتاع َو َخيْرُ َم َتاعِ َها اَ ْل َمرْ أَةُ الصَّال َِح ُة (رواه التبرانى‬
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang
¡ali¥ah.” (HR. At Thabroni dari Salman r.a.)
III. ADAB DALAM PERJALANAN
1. Tata Krama di Jalan Raya.
Orang yang beriman hendaknya mentaati perintah Allah dan peirntah Rasul-Nya,
serta mentaati perintah dari pemerintah yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana firman-Nya :
Artinya : “... Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa’ ; 59)
Termasuk taat kepada pemerintah adalah mentaati aturan lalulintas jalan raya.
Karena jalan raya adalah milik umum/orang banyak maka dalam menggunakan jalan
harus memperhatika keselamatan orang lain sesama pengguna jalan.
Demi keselamatan bersama maka pemerintah membuat peraturan untuk pengguna jalan
raya yang harus ditaati, yaitu :
Bagi pejalan kaki hendaknya :
1). berjalan disebelah kiri jalan dan di trotoar
110
2). menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebracross
3). menunggu lampu hijau bagi penyeberang atau saat yang aman untuk menyeberang
4). menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban
umum
Bagi pengemudi kendaraan bermotor hendaknya :
1). memerhatikan dan mentaati rambu-rambu lalu lintas
2). melengkapi perlengkapan berkendaraan, seperti SIM, STNK, dan helm (bagi
pengendara sepeda motor)
3). mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya,
4). tidak membuang sampah sembarangan.
2. Tata Krama bagi Para Penumpang Kendaraan Umum
Bagi para penumpang kendaraan umum seperti Bus dan atau kereta api,
hendaknya memperhatikan dan melaksanakan tata krama antara lain :
1). bermanis muka dan bertutur kata yang baik terhadap para penumpang yang lainnya.
2). bersikap hotmat kepada penumpang yang lain, terutama kepada yang lebih tua.
3). saling tolong menolong dengan sesama penumpang yang lain.
4). jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang mengganggu dan merugikan para
pemunpang lain
IV. ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMU
1.
Adab Bertamu
Dalam kehidupan sehari-hari atau bermasyarakat sudah barang tentu orang yang
satu dengan yang lainnya terjadi saling mengunjungngi. Berkunjung ke rumah orang baik
karena ada kepentingan yang sangat perlu maupun sekedar silaturrahmi ini dinamakan
“bertamu”.
Bertamu dengan maksud yang baik dilandasi dengan niat karena Allah SWT,
bersilaturrahmi untuk mempererat tali persaudaraan antra sesama muslim sangat
dianjurkn oleh ajaran Islam,
Rosulullah SAW bersabda :
Artinya : Dari Abu Hurairah ra. bahwa ia berkata : “ saya mendengar Rosulullah SAW
bersabda : Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan
umurnya, maka hendaklah ia melakukan silaturrahmi”. (HR. Bukhari dan Muslim);
dan diriwayatkan oleh Timidzi dengan kalimat : “sesungguhnya silaturrahmi itu
menimbulkan cinta kasih di kalangan famili, merupakan sumber kekayaan dan
menyebabkan umur panjang”.
Dalam ajaran Islam orang yang bertamu itu harus memperhatikan dan
melaksanakan tatakrama, sesuai dengan petunjuk-petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.
Adapun adab bertamu itu antara lain :
!).
Dalam bertamu didahului dengan niat untuk melaksanakan sunnah Rasul dan
beribadah kepada Allah. Apabila ada keperluan sampaikan dengan cara yang baik.
Sebaik-baiknya tamu adalah yang membawa kabar gembira dan menyenangkan
tuan rumah yang didatangi.
2)
Sebelum berkunjung sebaiknya memberitahu dahulu bahwa kita mau
bersilaturrahmi, baik melalui tepoh, SMS, surat maupun yang lainnya.
3). Menggunakan pakaian yang sopan, rapi, dan menutup aurat dan berpenampilan
yang Islami.
4). Usahakan dalam bertamu itu ketika orang yang ditamuni dalam keadaan tenggang
waktu. Jangan bertamu apabila orang yang ditamuni itu dalam keadaan sibuk,
sedang tidur, dan waktu makan, karena apabila bertamu dan orang yang ditamuni
111
5).
6).
7)
8).
2.
itu sedang dalam keadaan tidak memungkinkan akan dapat mengganggu yang di
tamuni.
Ketika bertamu terlebih dahulu sebelum masuk memberi isyarat dengan salam,
mengetuk pintu atau membunyikan bel, atau yang lainnya.
Nabi bersabda :
Artinya : Apabila seseorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau mengucap
salam) sampai tiga kalidan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu), maka hendaklah
dia pulang. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam bertamu, kalau memeang harus menginap,usahakan jangan sampai lebih
dari tiga hari. Karena hal itu dapat mengganggu atau memberatkan tuan rumah.
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : “ Bertamu itu selama tiga hari” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hendaknya bersikap dan bertuturkata yang sopan, sehingga orang yang dikunjungi
merasa senang serta menaruh hormat kepada tamunya.
Jangan bertamu kepada orang wanita yang suaminya sedang tidak berada di
rumah, karena dapat menimbulkan fitnah.
Adab Menerima Tamu.
Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pernah bertamu dan pernah pula
menerima tamu. Dalam menerima tamu hendaknya sesuai dengan tatakrama yang
sudah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah
memulikan tamunya”. (HR. Bukhari dan Muslim )
Adab dalam menerima tamu adalah sebagai berikut :
1). Segaralah membukakan pintu bila ada tamu datang, menjawab salam serta segera
mempersilahkan masuk. Dengan sikap yang baik dan muka yang menyenagkan
2). Tuan rumah menyambut tamu dengan pakaian yang sopan dan menutup aurat
Karena kedatangan tamu akan membawa manfaat tersendiri.
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : “apabila tamu telah masuk ke rumah seseorang maka ia masuk dengan
membawa rizkinya dan jika ia keluar membawa pengampunan bagi tuan rumah dan
keluarganya”.(HR. Ad-Dailami dari Annas)
3). Tamu hendaklah dijamu, paling tidak disuguhi minuman atau makanan ringan.
Rasulullah SAW bersabda
Artinya : “ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka
hendaklah memuliakan tamunya. Dan bertamu itu tiga hari, adapun selebihnya
adalah termasuk sedekah “.
4). Tamu hendaklah diterima dengan rasa syukur dan rasa senang serta dengan wajah
yang ceria
5). Bila tamu yang datang itu tidak kita inginkan, jangan sekali-kali menunjukkan sikap
yang membuatnya tersinggung. Jika ingin menolaknya, maka tolaklah denga cara
yang bijaksana.
6). Jika tamu telah berpamitan akan pulang, antarkanlah tamu sampai pintu rumah
atau (pagar), karena hal tersebut termasuk sunnah.
Rangkuman :
 Sebagai seorang muslim dalam bergaul dan bermasyarakat dituntut untuk bersikap dan
berperilaku yang Islami, misalnya : dalam cara berpakaian dan berhias diri, juga dalam
cara bertamu dan menerima tamu
 Pakaian yang sesuai dengan tatakrama islam adalah yang dapat memenuhi fungsinya
yaitu dapat menutup aurat, menambah keindahan fisik pemakaianya, dan menunjukkan
identitas pemakainya adalah orang Islam
112





Berhias diri yang sesuai dengan tatacara islam adalah yang berpedoman kepada AlQuran dan hadits.
Diantara ciri orang yang beriman adalah menghormatu tamu, maka menghormati tamu
hukumnya wajib bagi orang Islam
Bertamu yang baik adalah yang sesuai dengan tata cara Islami, yaitu diniati beribadah
kepada Allah SWT, dan berpakaian yang sopan (menutup aurat)
Dalam bertamu jangan sampai merepotkan tuan rumah, sehingga jika akan bermalam
jangan sampai melebihi tiga hari.
Sebagai orang Islam yang baik jika bepergian hendaklah mentaati aturan jalan raya atau
aturan lalu lintas dengan disiplin. Baik bagi pejalan kaki ataupun sebagai pengendara
kendaraan bermotor.
LATIHAN :
I. Berilah tanda silang( X ) pada jawaban yang benar !
1. Pakaian yang baik berdasarkan QS. Al-A’raf 26 adalah :
a. berwarna putih
b. tidak tembus pandang
c. indah di pandang
d. menyenangkan bagi pemakaianya
e. pakaian takwa
2. Berikut ini adalah hal-hal yang hukumnya haram, kecuali ...
a. mempertontonkan aurat
b. memakai wangi-wangian
c. mencukur rambut kepala sampai botak
d. membiarkan rambut sampai gondrong
e. tidak menyisir dan meminyaki rambut
3. Ayat yang mengandung perintah untuk berpakaian baik ketika hendak ke masjid adalah
...
a. QS. Al-Ahzab ; 59
b. QS. Al-A’raf ; 31
c. QS. Al-Anbiya 41
d. QS. Ali Imran ; 37
QS. An-Nahl ; 123
4. QS. Al-Ahzab ; 59, menjelaskan fungsi berpakaian bagi wanita adalah menutup aurat ,
agar ...
a. tampak lebih cantik
b. berpanampilan menarik
c. melindungi udara panas atau dingin
d. tidak diganggu kaum laki-laki
e. disenangi oleh orang banyak.
5. Pernyataan berikut ini yang mempunyai hukum wajib adalah ...
a. bertamu
b. menjamu tamu dengan makanan yang lezat
c. menghormati tamu
d. mengucapkan salam
e. memenuhi semua keinginan tamu
113
6. Sopan santun dalam ajaran Islam disebut ...
a. tatakrama
b. budi pekerti
c. adab
d. perilaku
e. moral
7. Aurat wanita adalah seluruh anggota badan kecuali ....
a. muak
b. tangan
c. muka dan tangan
d. muka dan bagian kaki
e. muka dan telapak tangan
8. Tujuan dan fungsi wanita berbusana adalah ....
a. menjadi terkenal
b. membuat indah
c. menambah cantik
d. menutuo aurat
e. mendapat pujian
9. Pegangan utama yang perlu diperhatikan dalam berpakaian
a. sesuai selera pribadi
b. keindahan
c. harga pakaian
d. sesuai dengan zaman
e. tidak berlebih-lebihan
10. Dalam adab bertamu, kita dibolehkan mengetuk pintu sebanyak ...
a. satu kali
b. dua kali
c. tiga kali
d. empat kali
e. lima kali
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar !
1.
2.
3.
4.
5.
Jelaskan cara berpakaian yang sesuai dengan Islam !
Sebutkan manfaat-manfaat berpakaian yang menutupi aurat bagi kaum wanita !
Jelaskan adab menerima tamu!
Jelaskan tatakrama bertamu!
Tuliskan dengan benar dalil yang memerintahkan bagi wanita harus berjilbab, dan
tuliskan artinya!
114
MENGHINDARI SIFAT TERCELA
Standar Kompetensi :
10. Menghindari perilaku tercela.
Kompetensi Dasar :
10.1. Menjelaskan pengertian hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi
10.2. Menyebutkan contoh perilaku hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi
10.3. Menghindari hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta
perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Albaqarah : 109

Q.S.Al Baqarah : 264

Q.S.Al Baqarah : 229
115
MENGHINDARI SIFAT TERCELA
Sifat-sifat akhlak yang baik (akhlakul karimah) banyak dijelaskan Al Quran
terutama yang menyangkut perilaku keteladanan Rasulullah Muhammad SAW. Ketika
salah seorang sahabat bertanya kepada Siti Aisyah (istri Rasulullah) mengenai
bagaimana akhlak Rasulullah itu, Siti Aisyah menngembalikan pertanyaan kepada
sahabat nabi tersebut,” Bukankah anda telah membaca Al Quran?” Aisyah kemudian
mengatakan bahwa Al Qur’an itu mengandung contoh-contoh tentang akhlak
Rasulullah yang sepatutnya dijadikan suri tauladan oleh seluruh umat manusia.Sifatsifat akhlak yang buruk atau tercela (akhlakul mahmudah) juga telah diungkapkan Al
Qur’an agar menjkadi peringatan untuk dapat dijauhi, karena perilaku butuk atau
tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan merusak dirinya
serta kehidupan masyarakat. Akhlak buruk itulah selalu ditunjukan oleh kaum Quraisy
dahulu untuk memojokkan kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah sebagaimana
yang dilakukan oleh tokoh Quraisy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah, Akhnas bin
Syariq, Aswas bin Abdi Yaqutus, dan lail-lain. Oleh karena itu iman merupakan suatu
pengakuan terhadap kebenaran yang harus dipelihara, dan ditingkatkan kualitasnya
melalui sikapnya dan perilaku terpuji.
Rasulullsah SAW bersabda:
Artinya:”Iman itu ialah melihat dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan
mengerjakan dengan anggota (perbuatan).” (HR.Bukhari Muslim)
Imam Turmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a bahwa
Rasulullah saw bersabda
“Malu adalah sebagian dari iman dan iman itu di surga. Sedangkan sikap tidak
sopan adalah bagian dari buruknya peringai dan perangai yang buruk adalah di
neraka”
Keimanan seseorang akan rusak atau tidak manfaat apabila seseorang malukukan
hal-hal yang dapat mengurangi bahkan merusak keimanannya. Diantara perbuatan
yang tercela dan menyebabkan rusaknya keimanan adalah hasud,riya’ dan aniaya.
I. HASUD
1. Pengerian Hasud
Hasud ialah rasa atau sikap tidak senang terhadap kenikmatan atau
kebahagiaan yang di peroleh oleh orang lain dan berusaha untuk melenyapkan
atau mencelakaka orang lain tersebut
Sifat tercela ini harus dihindari oleh semua orang, khususnya dikalangan
generasi muda muslim karena jika sifat hasud ini terus menerus menjadi
kebiasaan, tentu akan membawa akibat hncurnya kebaikan dalam diri seseorang
akibat bertambahnya sifat rakus, tamak, dendam, serta rasa permusuhan di dalm
diri.
Rasulallah Muhammad SAW bersabda :
Artinya : “ Telah masuk kedalam tubuhnya penyakit-penyakit umat dahulu
( yaitu ) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki
mencukur rambut.” (HR. Ahmad dan Tarmudzi)
Dari hadits tersbut diatas, dapat dipahami bahwa hancurnya tau terpecahnya
agama menjdi bercerai berai saling membenci, bermusuhan, dan saling merusak
disebabkan sifat hasud dan dengki yang berkepanjangan diantara pemeluknya.
Dalam hdist lain Rasullulah Muhammd SAW bersabda
Artinya : “Janganlah kami saling mendengki,saling memutuskan
hubungan, saling membenci dan saling membelakangi, jadilah kamu hamba Allah
yang bersaudara sebagaimana yang telah diperintahkan Allah kepadamu. “(HR.
Bukhari dan Muslim)
116
Apabila kita perhatikan dan kita kaji dalil-dalil naqli yang terungkap dalam
hadits-hadits Rasulallah SAW bahwa hasud sering terjadi akibat adanya iri hati. Iri
hati artinya : ‘ merasa ingin menguasai sesuatu yang dimiliki orang lain karena
dirinya belum memiliki dan tidak mau ketinggalan.” Iri hati tidak diikuti dengan
perbuatan mencelakakan orang lain tersebut. Iri hati itu ada yang termasuk sifat
tercela dan ada yang tidak.
Berdasarkan hadits riwayat Nukhari-Muslim ada dua macam iri hati yang
dibolehkan islam, yaitu iri hati kpada orang yang dianugerahi harta yang banyak
kemudian harta itu digunakannya untuk hal-hal yang diridhoi Allah dan iri hati
kepada orang yang dibri ilmu pngetahuan oleh Allah SWT, kemudian ilmu itu
diamalkannya serta diajarkn pada orang lain.
Seseorang yang beriman kepada qada’ dan qadar tentu tidak akan
bersikap dengki kepada orang lain yang mempunyai kelebihan karena ia
menyadari bahwa hal itu merupakan kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Allah
SWT berfirman :
Artinya : “ Adakah (patut) mereka iri hati (dengki) kepda manusia (Muhammad)
atas karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka.” (Qs. An-Nisaa, 4:54)
Setiap muslim atau muslimah wajib hukumnya menjauhi sifat hasud /
dengki karena hasud termasuk sifat tercela dan merupakan perbuatan dosa. Allah
SWT berfirman :
Artinya : “ Dan jnganlah kami iri hati terhadap apa yng dikaruniakn Allah
kepada sebagian kami lebih banyak dari sebagian yang lain.” (Qs. An-Nisa, 4 :
32)
Iri hati merupakan penyakit rohani atau jiwa. Apabila seseorang telah
terkena penyakit hati, ia akan jatuh dari ajaran agama, bersikap takabur, suka
merendahkan dan meremehkan orang lain.Dia tidak mempunyai rasa malu lagi
untuk menjatuhkan orang lain, datang kesana kemari dengan berbagai cara
supaya orang yang dihasudnya itu kebahagiaannya lenyap dari mereka bahkan
berpindah kepadanya.
Orang yang mempunyai sikap ini, sebenarnya merugikan dirinya sendiri,
karena sikap demikian akan selalu merasa tidak puas terhadap berbagai hal,
tidak akan dihargai oleh orang lain, takabur, dan membanggakan diri. Makin lama
sikap ini melekat pada diri seseorang, akan semakin sakit rohaninya atau jiwanya.
Ibarat besi kena karat, semakin lama karat merusak besi semakin hancur besi itu,
atau laksana orang minum air laut, semakin bnyk orang tersebut minum akan
semakin haus. Semkin lama sifat hasud itu melekat pada diri seseorang, semakin
rusk dan semakin tidak puas jiwanya.
2,
Bahaya atau Kerugian yang ditimbulkan oleh Perbuatan Hasud antara lain
:
1). Dapat memutuskan hubungan persaudaraan dan menghapus segala
kebaikan yang pernah dilaksanakan.
Rasulallah SAW bersabda :
Artinya : “ Juhkanlah dirimu dari hasud karena sesungguhnya hasud itu
memakan kebaikan – kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR.
Abu Daud)
2). Dapat merusak iman
Rasulallah SAW bersabda :
Artinya : “Dengki (hasud) merusak iman sebagaimana Jadam merusak madu.”
(HR. Daelami)
3). Dapat merusak mental (hati) pendngki itu sendiri, sehingg kehidupan merasa
gelisah dan tidak memperoleh ketentraman.
4). Dapat menimbulkan kerugian atau bencana baik bagi penghsud maupun
orang yang dihasud.
117
3. Usaha-usaha Preventif Perbuatan Hasud
Agar terhindar dri penyakit hasud orang- orng yng beriman diperinthkan untuk :
1). Memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan pendengki apabila
ia mndengki atau menghasud, sebagaimana telah dijelaskan Allah SWT
dalam Al-Quran : Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai
subuh dari kejahatan mkhluk-Nya, dari kejahatan orang yang dengki
(penghasud) apabila ia dengki (menghasud).” (Qs. Al-Falaq ayat 1, 2 & 5)
2). Menyadari bahwa perbuatan hasud itu termasuk perbuatan tercela dan sangat
berbahaya karena sifat tercela itu dapat merugikan orang lain dan dirinya
sendiri.
3). Menyadari bahwa sifat hasud itu merusak amal kebaikan dan dapat
menghilangkan pahalanya.
4). Menumbuhkan sikap jiwa kasih sayang terhadap sesama umat manusia,
karena mereka itu mempunyai hak-hak yang harus dihormati oleh setiap
orang.
 Imam muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari jarir bin Abdullah r.a.
bahwa Rasulallah SAW bersabda :
Orang yang tidak mempunyai sikap lemah lembut tidaklah mempunyai
kebaikan sama sekali.”
 Abu Daud meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mughaffal
r.a. bahwa Rasulallah SAW bersabda,
Sesungguhnya Allah Maha Lemah Lembut dan menyukai sikap lemah
lembut. Dia memberi kepada sikap ini sesuatu yang tidak Dia berikan
kepada kekerasan.”
 Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Aisyah r.a. berkata,
“Suatu hari Rasulallah SAW datang ketempat aliran air ini dengan
membawa unta dari sedekah yang terikat dilehernya. Lalu beliau bersabda
:
“Wahai Aisyah, bertaqwalah kepada Allah dan bersikap lemah lembutlah
kepada unta ini. Sesungguhnya sikap lemah lembut jika masuk kedalam
sesuatu maka ia akan memperindahnya dan jika ia meninggalkannya
maka sesuatunitu akan menjadi buruk.”
II. RIYA’
1. Pengertian Riya’
Riya berasal dari kata “ru’yah” yang artinya melihat. Menurut istilah riya’
adalah ibadah seseorang yang bukan karena Allah, tetapi ia ingin dilihat oleh
orang lain. Dalam kata lain, riya’ adalah orang yang bermal atau bekerja dengan
mengharapkan pujian orang lain.
Imam Al-Hafiz Ibnu Hajar dalan kitabnya Fathul Bari mengatakan bahwa
riya’ ialah ibadah yang dilakukan dengan tujuan atau maksud agar dapat dilihat
orang lain sehingga memuja pelakunya (ia ingin memperoleh kemasyhuran dan
keuntungan dunia). Adapun orang yang berusah untuk memperdengarkan
ucapan ibadah dan amal saleh kepada orang lain dengan maksud seperti pada
riya’ dinamakan sum’ah (ingin didengar).
Riya’ dan sum’ah termasuk sifat tercela, merupakan syirik kecil yang
hukumnya haram dan harus dijauhi oleh setiap muslim atau muslimah. Rosulullah
bersabda :
ِ ‫ْعلَيكم‬
ْ)‫الْالرْيَآءْ(ْرواخْاحمد‬
َ ‫ْعنهْفَ َق‬
َ ‫خو‬
َ ‫ْماْأ‬
َ ‫ْالشركْاالَصغَرْفَسئِ َل‬
َ ‫َخاف‬
َ‫ف‬
َ ََ ‫أ‬
Artinya : Sesungguhnya yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik
kecil, sahabat bertanya “apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah ?” Rasul
menjawab “, Riya’ (HR. Ahmad)
Pada Hadis lain Rasulullah SAW Bersabda
118
Artinya : Rasulullah SAW bersabda, “Allah Azza Wajalla berfirman pada hari
kiamat, yaitu diwaktu sekalian hamba melihat hasil-hasil amalannya :
Pergilah kamu kepada semua apa yang kamu jadikan bahan pamer
(riya’) di dunia. Lihatlah apakah kamu semua memperoleh balasan dari
mereka? (HR. Ahmad dan Baihaki)
2. Macam-macam Riya’
Menurut Imam Ghazali, sifat riya’ itu dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagia, yaitu
:
1). Riya’ yang berhubungan dengan keduniaan (ibadah ghoeru mahdah)
2). Riya’ yang berhubungan dengan ibadah mahdah
Ria yang berhubungan dengan keduniaan adalah segala jenis usaha
seseorang dengan niat di dalam hatinya mengharapkan kedudukan atau
pujian dari orang lain, contohnya : kegiatan yang berhubungan dengan
kegiatan sosial kemsyarakat. Sedangkan riya’ yang berhubungan dengan
ibadah, yaitu ibadah yang dilakukan oleh seseorang, selain mengharapkan
keridoan Allah SWT, ia juga mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang
lain.
Ditinjau dari brntuknya riya’ ada 2 (dua)
1). Riya’ dalam hal niat
2) Riya’ dalam hal perbuatan atau tindakan
Seorang yang mengatakan bahwa ia ikhlas taat kepada Allah SWT,
padahal dalam hati yang sebnarnya tidak demikian, maka yang demikian itu
tergolong riya’ dalam niat, sdang riya’ dalam perbuatan seperti orang yang
berpakaian mewah dengan maksud agar orang lain memujinya. Riya’ dalam
ucapan seperti seringnya memberi nasehat kepada orang lain, mengucapkan
kata-kata hikmah, sering bertasbih jika dihadapan orang banyak tapi jika
sendirian hanya melamun saja dan hal yang dilakukan itu hanya ingin dilihat
orang lain bahwa dia itu seorang yang alim, taat beragama, padahal
sesunggunya tidak demikian.
Ukuran riya’ atau tidaknya pekerjaan seseorang itu niat atau getaran hati
(qalbu) seseorang, sikap ini hanya dia sendiri yang dapat mengukur dan
merasakannya, orang lain tidak dapat mengetahui. Sedang ukuran riya’yang
kedua pengaruhnya terlihat dalam kegiatan sehari-hari.
Riya dlam hal urusan dunia (ibadah ghaer mahdah) atau riya’ dalam
ibadah (mahdah) banyak diungkapkan dalam Al-Quran, diantaranya :
1). Riya’ dalam perbuatan
Seperti ketika akan mengerjakan shalat, seseorang tampak
memperlihatkan kesungguhan dan kerajinan, namun alasannya karena takut
dinilai rendah dihadapan guru atau orang lain. Dia melaksanakan shalat
dengan khusyuk dan takut disertai harapan mendapat perhatian dalam QS.
Al-Ma’un ayat 4 -7
Artinya :
(1). Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
(2). (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
(3). orang-orang yang berbuat riya
119
(4). dan enggan (menolong dengan) barang berguna
2). Riya dalam prilaku
Firman Allah dalan QS. An-Nisa 142
Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat
mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya[365] (dengan
shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah
kecuali sedikit sekali (QS. An-Nisa 142)
Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu
mereka dilayani sebagai melayani Para mukmin. dalam pada itu Allah telah
menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.
Riya Ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk
mencari pujian atau popularitas di masyarakat.
Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, Yaitu bila mereka
berada di hadapan orang.
3). Riya’ dalam tindakan
Firman Allah dalan QS. Al-Baqarah ayat 264
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang
di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah
ayat 264)
3. Ciri-ciri orang yang berbuat riya’ atau sum’ah
1) Tidak akan melakukan perbuatan baik apabila tidak dilihat orang
2) Amal atau perbuatan baik yang telah ia lakukan sering diungkit-ungkit atau
disebut-sebut
3) Beramal atau beribadah hanya sekedar ikut-ikutan, itupun dilakukan
apabila sedang berada di tengah-tengah orang banyak
4) Amal (perbuatan baiknya) selalu ingin dilihat, diperhatikan ingin mendapat
pujian dan ingin didengar orang lain
120
5). Terlihat tekun dan bertambah motifasinya dalam beribadah apabila
mendapat pujian dan sanjungan, sebaliknya semangatnya akan menurun
bahkan menyerah apabila dicela orang
4. Bahaya atau kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan riya” dan sum’ah
1) Muncul rasa ketidakpuasan terhadap apa yang telah dikerjakannya
2) Muncul rasa hampa dan gelisah di saat berbuat sesuatu
3) Mrusak nilai kebaikan dan pahala ibadah, bahkan bisa hilang sama sekali.
4) Mengurangi kepercayaan dan rasa simpati dari orang lain.
5) Menyesal melakukan sesuatu apabila orang lain tidak melihat dan
memperhatikannya.
III. ANIAYA
1. Pengertian Aniaya
Aniaya dalam bahasa arab disebut “zalim” yang berarti melampaui batas,
melanggar ketentuan, keterlalun atau menempatkan sesuatu permasalahan tidak
pada proporsinya.
Aniaya (kezaliman) dapat diartikan sebagai perbuatan yang melampaui
batas-batas kemanusiaan dan menentang atau menyimpangdari ketentuanketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT.
Allah SWT berfirman :
Artinya : “Barang siapa yang melanggar hukum- hukum Allah, merka itulah orangorang yang zalim.” (Qs. Al-Baqarah,2 : 229)
Aniaya atau zalim termasuk sifat tercela yang dikutuk Allah, dilaknat para
malaikat dan dibenci sesama. Aniaya atau zalim termasuk perbuatan dosa yang
dapat menjatuhkan martabat pelakunya dan merugikan pihak lain.
2. Macam-macam Aniaya
Sikap dan perilaku aniaya atau kezaliman, dapat terjadi terhadap Allah
SWT, terhadap diri sendiri, terhadap orang lin dan terhadap alam sekitar atau
lingkungan.
1). Aniaya (zalim) terhadap Allah SWT.
Kezaliman terhadap Allah SWT, yaitu tidak adanya pengakuan yang jujur,
keimanan yang benar, bahwasanya kita manusia telah diciptakan Allah SWT
untuk menjadi “Abdullah” (hamba Allah) dengan tidak menyekutukannya
dengan sesuatu apapun dan sebagai “Kholifatullah” (Khalifah Allah) yakni
pengatur, pengelola dan pemakmur alam jagadraya ini dengan segala
ktentuan dan aturan yang telah Allah SWT tetapkan dalam Al-Quran dan
Sunnah-Nya. Apabila kita tidak mengikuti ketentuan tersebut berarti kita telah
tergolong kepada orang yang telah berbuat aniaya (zalim) terhadap Allah
SWT.
Allah SWT berfirman :
Artinya : “Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Qs. AlMaidah, 5 : 45)
2). Aniaya (zalim) terhadap diri sendiri
Aniay terhadap diri sendiri misalnya mmbiarkan diri sendiri dalam keadaan
bodoh dn miskin, karena malas, meminum minuman keras, menyalah
gunakan obat-obatan terlarang (narkoba), menyiksa diri sendiri dan bunuh diri
(sebagai akibat dari tidak mensyukuri nikmat pemberian Allah SWT)
Allah SWT berfirman :
Artinya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri dengan tanganmu kepada kecelakaan, dan
berbuat baiklah karena swesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.” (Qs. Al-Baqarah, 2 :195)
3). Aniaya (zalim) terhadap sesama manusia
121
Aniaya terhadap sesama manusia seperti ghibah (mengumpat), naminah
(mengadu domba), fitnah, mencuri, merampok, melakukan penyiksaan dn
melakukan pembunuhan, berbuat korupsi dan manipulasi.
Allah SWT berfirman :
Artinya :’......Dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan
membuat kerusakan.” (Qs. Hud, 11 : 85)
Rasulallah SAW dalam haditsnya bersabda :
Artinya : “Barang siapa yang merampas hak orang muslim lainnya, dengan
sumpahnya Allah mewajibkan neraka dan mengharamkan surga baginya.
Salah seorang sahabat bertanya, “Walaupun hanya merampas sesuatu yang
sederhana, ya Rasulallah?” Nabi bersabda: “Walaupun hanya sepotong kayu
urok.” (HR. Bukhari)
4). Aniaya (zalim) terhadap alam (lingkungan)
Berbuat zalim terhadap alam adalah merusak kelestarian alam,
mencemari lingkungan, menebang pepohonan secara liar, menangkap dan
membunuh binatang tanpa mengindahkan aturan, sehingga akibat dari
perbuatan itu dapat mrugikan alam dan merugikan masyarakat.
Allah SWT berfirman :
Artinya : “Janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi.”(Qs. AlBaqarah,2 :11)
Artinya : “Telah terjadi kerusakan di darat dan di laut, karena usaha tangan
manusia supaya merasakan kepada mereka sebagai akibat kerja mereka,
supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. Ar-Rum, 30 : 41)
3. Bahaya dan Keburukan Perbuatan Aniaya
Adapun bahaya dan keburukan sebagai dampak dari perbuatan aniaya (zalim)
dapat menimpa pelaku (penganiaya), orang yang dianiaya, dan masyarakat.
1). Bahaya / Keburukan yang akan dialami oleh Penganiaya antara lain :
2). Hidupnya tidak akan disenangi, melainkan dijauhi bahkan dibenci masyarakat.
Allah SWT berfirman dalam Qs. Al-Mu’minun :18 !
3). Hidupnya tidak akan tenang, karena dibayangi rasa takut.
4). Mencemarkan nama baik dirinya, dan keluarganya
5). Mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan aniaya yang
dilakukannya.
6). Mendapat siksa dengan dicampakkan kedalam api neraka (lihat Qs. AlMaidah, 5 : 39)
7). Dalam kehidupannya tidak akan mendapat pelindung atau penolong. Allah
SWT dalam Qs. As-Syura ayat 8!
Artinya : “Tiadalah bagi orang zalim itu pelindung atau penolong.” (Qs. AsySyura ayat 8)
4. Bahaya / Keburukan yang akan dialami oleh yang dianiaya dan masyarakat,
diantaranya :
1). Ketenangan dan ketentraman dalam hidupnya terganggu.
2). Menumbuhkan keresahan dan kekerasan di masyarakat.
3). Mengalami kerugian dan bencana, baik berupa kehilangan harta benda,
penganiayaan terhadap fisik mental bahkan sampai kehilangan jiwa.
4). Semangat dan gairah kerja bik prindi maupun masyarakat akan menurun,
karena dibayangi rasa takut terhadap perbuatan-perbuatan jahat orang zalim.
5). Allah SWT akan menurunkan azabNya, apabila kezaliman di suatu negri atau
suatu kelompok msyarakat sudah meraja lela. Allah SWT berfirman dalam Qs.
Yunus ayat 13 :
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum
kamu, ketika mereka berbuat kezaliman.” (Qs. Yunus,10 :13)
122
5. Upaya Prefentif untuk Menghindari diri dari perbuatan Aniaya
Setiap insan wajib berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi perbuatan
aniaya (zalim). Diantara usaha tersebut antara lain :
1). Kesadaran akan eksistensi diri untuk selalu berbuat baik, ramah, dan sopan
santun terhadap semua makhluk Allah ! Rasulallah Saw bersabda :
Artinya : “ Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan berbuat baik kepada segala
sesuatu. Bila kamu membunuh, baik-baiklah cara membunuhnya. Bila kamu
menymbelih binatang, baik-baiklah cara menyembelihnya. Hendaklah salah
seorang diantara kamu menajamkan pisaunya, dan hendaklah ia
mempercepat mati binatang sembelihnnya.” (HR. Muslim).
2). Berusaha menegakan keadilan dan kebaikan terhadap diri sendiri, orang lain
dan masyarakat. Allah SWT berfirman :
Artinya : “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya berlaku adil dan
berbuat kebaikan.” (Qs. An-Nahl, 16 : 90)
3). Meningkatkan kehati-hatian bahwa segala bentuk perselisihan, permusuhan,
kedengkian dan peruskn trhadp sesama manusia dan alam semesta pad
akhirnya dpat merugikan diri sendiri.
4). Meningkatkan kesadaran bahwa manusia itu tidak dapat berdiri sendiri,
memerlukan bantuan dari orang lain dan bantuan dari alam. Apabila mereka
dirugikan akibat perbuatan zalim yang pernah dilakukan kita, mereka pun
akan menjauhi dan tidak menutup kemungkinan mereka balik menzalimi.
5). Meningkatkan kesadaran bahwa sebenarnya manusia telah banyak
melakukan kezaliman, kurang patuh pada orang tua, salatpun terkadang tidak
tept waktu dn lainnya. Hal ini jangan sampai ditambah lagi dengan kezaliman
yang lainnya. Oleh karena itu kita senantiasa memohn kepada Allah SWT
supaya dijauhkan dari sifat-sifat demikian. Allah SWT dalam firmannya :
Artinya : “ Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri dn jika Engkau
tidak mengampuni kami dan membri rahmat kepada kami, pastilah kami
termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Araf, 7 : 23)
Rangkuman
 Hasud berbeda pengertiannya dengan iri hati, iri hati adalah merasa ingin menguasi
sesuatu yang dimiliki orang lain, karena dirinya belum memiliki dan tidak mau
ketinggalan. Iri hati tidak di ikuti oleh perbuatan mencelakakan dan iri hati itu ada
yang dilarang dan ada yang dibolehkan. Hasud ialah rasa sikap tidak senang
terhadap kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha menghilangkannya
atau mencelakakan orangnya. Dengki (hasud) termasuk sifat tercela perbuatan dosa
yang wajib di jauhi oleh setiap muslim/ muslimah.
 Riya’ adalah memperlihatkan suatu ibadah dan amal saleh kepada orang lain bukan
karena Allah, tetapi karena sesuatu selain Allah. Sedangkan memperdengarkan
ucapan ibadah dan amal seleh kepada orang lain dengan maksud seperti riya disebut
sum’ah. Riya’ dan sum’ah termasuk sifat tercela, syirik kecil yang hukumnya haram
dan harus dijauhi oleh setiap muslim/ muslimah. Riya’ bisa terdapat dalam urusan
keagamaan dan dalam urusan keduniaan. Riya’ akan mendatangkan kerugian dan
bencana.
 Aniaya (zalim) ialah sikap dan berperilaku tidak adil aniaya atau bengis yaitu suatu
tindakan yang tidak menusiawi yang bertentangan dengan hak sesama manusia.
Aniaya (zalim)termasuk sifat tercela yang hukumnya haram dan akan mendatangkat
kerugian (bencana) di dunia maupun akhirat.
A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling benar dan tepat!
1. Di bawah ini termasuk perbuatan tercala, kecuali .......
a. su’uzan
d. riya’
b. hasud
e. husnuzhan
123
c. zalim
2. Keinginan supaya kebahagiaan yang diperoleh orang lain lenyap pada dirinya, disebut..
a. iri hati
d. hasud
b. riya’
e. buruk sangka
c. zalim
3. Seseorang apabila pekerjaannya ingin didengar oleh orang lain disebut....
a. iri hati
d. riya’
b. su’ul khatimah
e. hasud
c. sum’ah
4. Dalil Naqli Al-quran yang menerangkan orang yang celaka salatnya karena lalai dan riya”
adalah
a. QS. Al-Ashr ayat 1-3
d. QS. Al-Maun 1-4
b. QS. Al-Falaq ayat 1-3
e. QS. Al-Fil 1-3
c. QS. Al-Maun ayat 4-6
5. Yang termasuk perilaku aniaya terhadap diri sendiri .....
a. Tidak mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat
b. Melakukan pencuria dan perampokan
c. Membiarkan diri sendiri berada dalam kebodohan
d. Lalai dalam melaksanakan kewajiban sosial
e. Berkenalan dan bergau dengan orang yang tidak seiman
6. Zalim berarti.........
a. Hormat
b. Sayang
c. Melampaui batas
d. Murah hati
e. Amal baik
7. Seseorang yang melakukan amal prbuatan agar mendapat pujian dari orang lain berarti
orang tersebut
a. Takabut
d. Syirik
b. Hasud
e. Munafik
c. Riya’
8. Yang termasuk ciri-ciri orang yang mempunyai sifat riya’ ialah ..
a. Salat dengan husuk dan senantiasa berbuat baik walaupun tidak ad orang lain yang
melihat
b. tidak akan melakukan prbuatan baik bila tidak dilihat orang
c. Beribadah hanya ikut-ikutan
d. Terlihat bertambah tekun beribadah, bils mendapat pujian.
e. Senantiasa berupaya menampakkan segala perbuatan baiknya agardiketahui orang
banyak.
9. Menggangggu ketenangan dan ketenteraman orsng lsin termasuk perbuatan
a. Kufur
d. Zalim
b. Hasud
e. Nifak
c. Ria
10. Zalim berarti ...
a. Hormat
b. Sayang
c . Menlampaui batas
d Murah hati
e. Amat baik
124
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas
1.
2.
3.
4.
Tuliskan dalil nakli tentang hasud
Sebutkan 3 contoh riya dalam beribadah
Kemukakan akibat-akibat buruk sifat riya’
Kemukakan usaha-usaha yang harus ditempuh agat kezaliman yang terdapat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bisa berkurang atu hilang
5. Jelaskan tiga madcam kezaliman
125
ZAKAT, HAJI, DAN WAKAF
Standar Kompetensi :
11. Memahami hokum Islam tentang zakat, haji dan wakaf.
Kompetensi Dasar :
11.1. Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan waqaf.
11.2. Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf
11.3. Menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan
wakaf.
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta
perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. At Taubah : 103

Q. S. Al Baqarah 110

Q.S. Ali Imran : 93

Q.S. Al Baqarah : 158

Q.S. Ali Imran 96
126
GAMBAR
127
IFTITAH
Memahami Islam tidak akan lengkap bila kita tidak mengetahui hukum-hukumnya. Melalui
hukumlah aturan yang berasal dari nilai-nilai Islam dapat dilaksanakan. Allah SWT
menerapkan syari’at bukan untuk memberatkan manusia , akan tetapi dibalik itu, orangorang yang mampu melaksanakan syariat dengan baik pasti akan mendapatkan
kebahagiaan dan kemulyaan hidup.
Dalam bab ini akan dibahas ibadah-ibadah yang menggunakan unsur harta yaitu : zakat, haji
dan wakaf. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menjamin keterlaksanaan ibadah
zakat, haji dan wakaf. Untuk itulah pemerintah mengeluarkan undang-undang yang
mengatur zakat, haji dam wakaf dengan tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik, mensejahterkan masyarakat dan dapat memberdayakan potensi umat Islam
untuk kemaslahatan umat.
A. ZAKAT
Pengertian Zakat
Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam. Secara syari'ah, zakat merujuk pada
aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk
orang-orang tertentu menurut ketentuan-ketentuan Al-Qur’an.
Zakat secara bahasa dapat berarti ”kesucian”, ”tumbuh atau berkembang”,dan
dapat berarti ”keberkatan”. Menurut istilah zakat ialah kadar harta tertentu yang wajib
dikeluarkan oleh seseorang kepada yang berhak menerima (mustahik) dengan ketentuan
dan syarat syarat tertentu. Zakat mengandung arti kesucian, maksudnya jika harta itu
dikeluarkan zakatnya, maka harta yang dimiliki orang tersebut menjadi suci. Begitu pula
orangnya juga menjadi suci atau lepas dari dosa. Zakat mengandung arti tumbuh atau
berkembang, maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat menjadikan suburnya harta
yang dimilliki, maupun suburnya bagi orang yang menerima. Zakat mengandung arti
keberkatan, maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat memberi berkah terhadap harta
itu sendiri, orang yang zakat (muzakki) maupun orang yang menerima zakat
(mustahik).
Zakat berbeda dengan pajak, menurut ahli fiqih pajak sama dengan jizyah yang
berari pajak pungut, membalas jasa. Menurut istilah, pajak ialah kewajiban yang
ditetapkan terhadap wajib pajak yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan
ketentuan.
Selain zakat dan pajak ada dana yang bersifat kesosialan yaitu :
a. Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada fihak lain yang
membutuhkan untuk membantu meringankan beban.
b. Hibbah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar cinta kasih
dan tidak mengharap balasan.
c. Sedekah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain dengan dasar
mencari keridhaan Allah swt.
d. Hadiah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar prestasi.
Dasar Kewajiba Zakat.
Zakat merupakan salah satu[rukun Islam], dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tegaknya [syariat Islam]. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap
muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori
ibadah, seperti:shalat,haji,dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten
berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah,sekaligus merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan ummat manusia. Adapun dasar kewajiban zakat ialah firman Allah swt :
128

Artinya: "Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan harta dan mendo'akan untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha
Mendengar Lagi Maha Mengetahui". ( At-Taubah : 103).
Dari ayat diatas ada beberapa masalah yang perlu dicatat yaitu :
a. Kata khudz (ambilah) menunjukkan kata perintah yang maksudnya wajib.
b. Zakat yang diambil itu dalam bentuk harta yang penjabarannya bisa bermacammacam seperti : emas, perak, dagangan, buah-buahan dan lain sebagainya.
c. Zakat akan membawa keberuntungan bagi orang yang mengeluarkannya berupa
kebersihan mereka dari kekikiran, menimbulkan ketentraman dan ketenangan
jiwa bahkan akan mendapatkan do'a dari mereka yang diberi zakat.
Adapun kewajiban melaksanakan pajak didasarkan kepada kemaslahatan umum
yaitu sebagai dasar untuk mewujudkan keadaan masyarakat yang sejahtera lahir
batin.Kesejahteraan lahir batin antara lain didukung oleh tersedianya kesejahteraan
lahir dalam bentuk perlengkapan hidup untuk dapat melaksanakan perintah Allah swt.
Macam-macam Zakat
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat pribadi yang wajib dikeluarkan setiap bulan ramadhan
atau sebelum idhul fitri berupa makanan pokok atau uang sebesar kadar yang
diwajibkan. Zakat fitrah boleh dibayarkan sejak awal ramadhan dan sunahnya
dibayarkan sesudah sholat subuh sebelum sholat Ied. Bila dibayarkan sesudah
sholat Iedul fitri sebelum matahari tenggelam, hukumnya makruh sedang bila
dibayar sesudah matahari tenggelam hukumnya haram. Yang wajib dikeluarkan
untuk zakat fitrah adalah berupa makanan pokok seperti beras, jagung dan
gandum sebesar 3,1 liter.
Zakat fitrah adalah wajib atas setiap muslim dan muslimah. Berdasar hadits
berikut, Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. telah memfardhukan
(mewajibkan) zakat fitrah satu sha’ tamar atau satu sha’ gandum atas hamba
sahaya, orang merdeka, baik laki-laki maupun perempuan, baik kecil maupun tua
dari kalangan kaum Muslimin; dan beliau menyuruh agar dikeluarkan sebelum
masyarakat pergi ke tempat shalat ‘Idul Fitri.” (Muttafaqun ‘alaih : Fathul Bari III
:367 no:1503, Muslim II: 277 no:279/984 dan 986, Tirmidzi II : 92 dan 93 no: 670
dan 672, ‘Aunul Ma’bud V:4-5 no: 1595 dan 1596, Nasa’i V:45, Ibnu Majah I: 584
no:1826)
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah
sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan
yang kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang
mengeluarkannya sebelum (selesai) shalat ‘id, maka itu adalah zakat yang
diterima (oleh Allah); dan siapa saja yang mengeluarkannya sesuai shalat ‘id,
maka itu adalah shadaqah biasa, (bukan zakat fitrah).” (Hasan : Shahihul Ibnu
Majah no: 1480, Ibnu Majah I: 585 no: 1827 dan ‘Aunul Ma’bud V: 3 no:1594).
Yang wajib mengeluarkan zakat fitrah ialah orang muslim yang merdeka yang
sudah memiliki makanan pokok melebihi kebutuhan dirinya sendiri dan
keluarganya untuk sehari semalam. Di samping itu, ia juga wajib mengeluarkan
zakat fitrah untuk orang-orang yang menjadi tanggungannya, seperti isterinya,
anak-anaknya, pembantunya, (dan budaknya), bila mereka itu muslim. Dari Ibnu
Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. pernah memerintah (kita) agar
mengeluarkan zakat untuk anak kecil dan orang dewasa, untuk orang merdeka
dan hamba sahaya dari kalangan orang-orang yang kamu tanggung kebutuhan
pokoknya.” (Shahih : Irwa-ul Ghalil no: 835, Daruquthni II:141 no: 12 dan Baihaqi
IV: 161).
129
b. Zakat Maal
Zakat Maal adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh
individu atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara
harfiah berarti 'harta'.
Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
 Milik penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan
mengeluarkan zakat.
 Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila
diusahakan.
 Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu
sesuai dengan ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib
dizakatkan dan dianjurkan untuk berinfaq atau bersedekah.
 Lebih dari kebutuhan pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan
minimal/pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu
 Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke
harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan
dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban
zakat.
 Berlalu satu tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu
tahun khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil
pertanian, buah-buahan dan rikaz(barang temuan) tidak memiliki syarat haul.
Adapun harta (mal) yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah:
 Emas, perak dan mata uang
 Harta perniagaan
 Hewan ternak
 Buah-buhan dan biji-bijan
 Barang tambang dan rikaz (harta terpendam)
Daftar nisob jenis harta dan besarnya zakat :
N
Jenis Harta
Nisonya
o
1. Emas
20 Dinar ( 93,6 gram)
2. Perak
200 Dirham ( 624
3. Uang kontan
gram)
4. Harta
senilai
dengan harga
perniagaan
emas
senilai
dengan harga
emas
Besarny
a Zakat
2,5 %
2,5 %
2,5 %
2,5 %
Keteranga
n
Zakatnya
dikeluarka
n setelah
semua
sarat
terpenuhi
Adapun binatang ternak yang wajib dizakati adalah kambing, domba, kerbau, sapi
dan unta. Penghitungannya adalah sebagai berikut :
 Kambing atau domba;
1) 40 – 120 ekor, zakatnya 1 ekor kambing berumur 1 tahun.
2) 121 – 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing berumur 2 tahun.
3) 201 – 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing berumur 2 tahun.
4) 301ke atas, setiap bertambah 100 zakatnya bertambah 1 ekor kambing
berumur 2 tahun.
 Sapi atu kerbau;
1) 30 – 39 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 1 – 2 tahun.
2) 40 – 59 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.
3) 60 – 69 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.
4) 70 – 79 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 2 – 3 tahun.
130
5) 80 – 89 ekor, zakatnya 3 ekor berumur 1 – 2 tahun.
6) 89 ke atas,setiap bertambah 30 zakatnya bertambah 1 ekor.
 Hasil pertanian;
Hasil pertanian seperti makanan pokok beras, jagung dan gandum, hasil
perkebunan seperti kurma, anggur dan semacamnya syarat zakatnya seperti
wajib zakat emas dan perak. Waktunya setelah selesai panen. Nisobnya
kurang lebih 930 liter. Biaya hasil pertanian yang ditanam dengan biaya yang
cukup banyak, zakatnya 5 % , sedang bila ditanami tanpa biaya zakatnya 10
%.
 Rikaz (harta tependam);
Harta rikaz (harta terpendam seperti emas, perak dan semacamnya zakatnya
20 %.
Yang berhak menerima zakat.
Firman Allah swt ;
Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang
miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah
dan Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana ". (At-Taubah : 60)
Delapan asnaf yang berhak menerima zakat (mustahik) itu ialah :
1) Fakir yaitu orang yang tidak mempunyai harta atau usaha, atau mempunyai harta
dan usaha tetapi kurang dari ½ kecukupannya dan tidak ada orang memberi
belanja kepadanya.
2) Miskin yaitu orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak ½ kecukupannya atau lebih tetapi tidak mencukupinya.
3) Amil yaitu semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedang dia tidak
mendapatkan upah selain zakat itu.
4) Muallaf yaitu orang yang masih lemah imannya sehingga masih memerlukan
bimbingan dan pembinaan iman.
5) Riqob yaitu hamba sahaya yang ingin merdeka. Dalam hal ini zakat dipergu
nakan untuk menebus kepada majikannya.
6) Ghorim yaitu orang yang terlilit hutang sehingga berat sekali untuk membayar
padahal hutang bukan untuk maksiat.
7) Sabilillah yaitu orang-orang yang berjuang di jalan Allah swt., atau menegakkan
agama Islam, seperti membangun Rumah Sakit, Masjid dan lainnya.
8) Ibnu Sabil yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh bukan untuk
maksiat seperti belajar, haji dan lain sebagainya
Yang tidak berhak menerima zakat
 Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi
orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
 Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
 Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami
(ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
 Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
 Orang kafir.

131
Beberapa Faedah Zakat.
Faedah Diniyah (segi agama)
 Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang
mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan
akhirat.
 Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabbnya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa
macam ketaatan.
 Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda,
sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang
muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa
sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat
ganda.
 Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan
Rasulullah Muhammad SAW.
Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)
 Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.
 Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut
kepada saudaranya yang tidak punya.
 Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa
harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan
jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai
tingkat pengorbanannya.
 Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)
 Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para
fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di
dunia.
 Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi
mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah
mujahidin fi sabilillah.
 Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada
dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka
yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang
tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta
yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu
akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
 Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya
akan melimpah.
 Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena
ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak
pihak yang mengambil manfaat.
Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
 Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang
miskin.
 Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang
berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
 Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
132





Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
Untuk pengembangan potensi ummat
Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.
Zakat dalam Al Qur'an
 QS (2:43) ("Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang ruku'".)
 QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri,
maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.")
 QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah,
dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada
fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan).
Pengelolaan Zakat di Indonesia.
Sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap masalah zakat ini, pemerintah
mendirikan BAZIS (Badan Amil Zakat dan Sedekah). Lembaga ini diharapkan mampu
mendorong profesinalisme dalam pengelolaan ZIS. Bagi umat Islam pengeloaan ZIS
yang profesional akan memberikan beberapa manfaat antara lain :
o Pendistribusian ZIS lebih terorganisir dan benar-benar akan sampai kepada yang
berhak.
o Pemerintah dapat melihat potensi masyarakat pembayar ZIS dan para
penerimanya.
o Masyarakat yang tidak mampu akan terbantu ekonominya
Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama RI no. 373
tahun 2003 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam Urusan Haji no : D/291 tahun 2000
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
Adapun isi dari UU Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat tersebut
adalah :
BAB I
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimkasud dengan :
1) Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
2) Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang musli atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya.
3) Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang
berkewajiban menunaikan zakat.
4) Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat.
5) Agama adalah agama Islam.
6) Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi
bidang agama.
Pasal 2
Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.
133
Pasal 3
Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan
kepada muzakki, mustahiq dan amil zakat.
BAB II
Pasal 5
Pengelolaan zakat bertujuan :
1) meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai
dengan tuntunan agama;
2) meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
3) meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat.
BAB III
Pasal 6
(1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh
pemerintah.
(2) Pembentukan badan amil zakat :
a. nasional oleh Presiden atas usul Menteri;
b. daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama
propinsi;
c. daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala
kantor departemen agama kabupaten atau kota;
d. kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan.
BAB IV
Pasal 11
(1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah.
(2) Harta yang dikenai zakat adalah :
a. emas, perak dan uang;
b. perdagangan dan perusahaan;
c. Hasil pertanian, perkebunan dan perikanan;
d. Hasil pertambangan;
e. Hasil peternakan;
f. Hasil pendapatan dan jasa;
g. tikaz
(3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar dan waktunya ditetapkan
berdasarkan hukum agama.
Pasal 13
Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat seperti infaq, shadaqah, wasiat
waris dan kafarat.
BAB V
Pasal 16
(1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan
ketentuan agama.
(2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan
mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif.
(3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.
Gerakan zakat di Indonesia telah diberlakukan sebagai komponen pengurang
penghasilan sebelum dikenakan pajak. Pendirian Badan Amil Zakat Nasional dan
tumbuhnya lembaga-lembaga amil zakat sejak berdirinya Dompet Dhuafa pada tahun
1993 merupakan gerakan masyarakat walau sebelumnya sudah ada lebih dulu
Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (BAZIS) DKI yang dikelola Pemda DKI.
Kelahiran lembaga-lembaga amil zakat profesional dan kiprahnya yang semakin
masif di masyarakat selanjutnya mendorong lahirnya FOZ (forum zakat)yang
merupakan asosiasi lembaga-lembaga zakat di Indonesia. Saat ini muncul namanama lembaga yang dikenal di masyarakat seperti Dompet Dhuafa, PKPU, Rumah
134
Zakat Indonesia, DPU Daarut Tauhiid, YDSF, Al Azhar, dan lainnya. Paralel dengan
gerakan mewujudkan terbentuknya Dewan Zakat Internasional yang akan
mempelopori pembentukan Baitul Mal Internasional ini berawal melalui
diselenggarakannya Konferensi Zakat Asia Tenggara di Kuala Lumpur tahun 2006
yang didukung oleh lembaga-lembaga zakat dari 4 negara yaitu Indonesia, Malaysia,
Singapura dan Brunei Darussalam mengeluarkan Deklarasi Zakat mengenai
berdirinya Dewan Zakat MABIMS dengan Indonesia sebagai sekretariatnya kemudian
disusul dengan Konferensi Zakat Internasional pertama tahun 2007 di Kuala Lumpur
dan selanjutnya Konferensi Zakat Internasional kedua tahun 2008 yang
diselenggarakan di Padang. http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat
B. HAJI DAN UMROH
Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum
muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu
yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah
umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Haji menurut bahasa artinya menyengaja (ْ‫)اَل َقصد‬. Menurut istilah haji ialah menyengaja
berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan beberapa perbuatan antara lain
wukuf, thowaf, sa'i dan amalan-amalan lain pada waktu tertentu dengan syarat dan rukun
tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt, dan mengharap ridhoNya. Allah swt,
berfirman :
]97 -
ِ ‫َّاس‬
ِ َ َ‫تْم ِنْاستط‬
ِ َِْ‫ْو‬
ِ ‫ْعلَىْالن‬
‫لً [ سورة أل عمران‬
ْ ْ‫ْسبِي‬
ُّ ‫ْح‬
َ ‫هلل‬
َ َ ِ ‫جْالبَ ي‬
َ ‫اعْإِلَيه‬
َ
Artinya : "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ". (Ali Imron : 97)
1. Syarat Haji
Haji diwajibkan atas orang yang kuasa dan mampu, satu kali dalam seumur
hidupnya. Adapun syarat wajib haji adalah :
a. Islam
b. Baligh (dewasa), anak-anak tidak wajib.
c. Berakal sehat.
d. Merdeka (bebas, sedang tidak dalam tahanan).
e. Mampu (istitho'ah)
Yang dimaksud dengan mampu disini adalah :
- Mempunyai bekal yang cukup untuk perjalanan pergi dan pulang serta bekal bagi
keluarga yang ditinggalkan.
- Aman dalam perjalanan.
- Bagi perempuan hendaklah dengan muhrimnya, suami atau wanita lain yang dapat
dipercaya. Rasulullah saw, bersabda :
ِ َّ‫الَتسافِرْالمرأَةِْإِال‬
)‫ىْمح َرمْ (رواه البخاري‬
َ ‫ْم َعْذ‬
َ
َ
َ
Artinya : "Janganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta muhrimnya". (HR.
Bukhori)
- Sehat badan. Orang yang sakit atau sudah tua kewajiban haji boleh digantikan
orang lain dengan biaya orang tersebut.
2. Rukun Haji.
Di dalam haji rukun dibedakan dengan wajib. Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan
yang apabila tidak dikerjakan maka batal ibadah hajinya dan harus diulang. Sedang
wajib haji adalah suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi syahnya haji tidak
135
tergantung kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam
(denda). Adapun yang termasuk rukun haji adalah sebagai berikut :
a. Ihrom, yaitu niat mulai mengerjakan ibadah haji/umroh dengan berpakaian ihrom.
b. Wukuf, yaitu berdiam dipadang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai
tergelincirnya matahari pada tanggal 9 dzulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal
10 dzulhijjah.
c. Thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Adapun syarat-syarat thawaf
adalah sebagai berikut:
1). Suci dari hadats dan najis.
2). Menutup aurot
3). Hendaklah sempurna 7 kali putaran.
4). Dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.
5). Hendaklah Ka'bah selalu disebelah kiri orang yang thowaf.
6). Hendaklah thawaf itu diluar Ka'bah tetapi masih di dalam Masjid.
Macam-macam Thawaf :
 Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan ketika baru datang. (sebagai
tahiyatul masjid).
 Thawaf Ifadhah, yaitu thawaf yang merupakan rukun haji.
 Thawaf Wada', yaitu thawaf ketika akan pulang ke tanah air.
 Thawaf Tahallul, yaitu thawaf yang dilakukan untuk melepaskan diri dari yang
diharamkan karena ihrom.
 Thawaf Nadzar, yaitu thowaf karena nazdar.
 Thawaf Sunat.
Adapun bacaan ketika thawaf adalah sebagai berikut :
ِ
ِ
)‫ااهلل (رواه إبن ماجه‬
ِْ ِ‫ْو ْالَْق َّوةَْإِ ْالَّْب‬
َ ‫ْ ْالَ َْحو َل‬,‫ْواهللْأَكبَ ر‬
َ ‫ْوالَإِلَهَْإِالَّاهلل‬
َ ‫ْوال َحمدِْهلل‬
َ ‫سب َحا َنْاهلل‬
Artinya : "Maha Suci Allah, segala Puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah,
Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah".
(HR. Ibnu Majah)
d. Sa'i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah.
Syarat-syarat sa'i adalah sebagai berikut :
 Dimulai dari bukit Shofa dan di akhiri dibukit Marwah.
 Dilakukan sebanyak 7 kali. Dari Shofa ke Marwah dihitung sekali dan
sebaliknya dari Marwah keShofa juga dihitung sekali.
 Dilakukan sesudah thawaf.
e. Mencukur/Menggunting rambut.
Mencukur rambut berfungsi sebagai tahallul (penghalalan) terhadap beberapa
hal yang diharamkan selama ihrom. Mencukur rambut sekurang-kurangnya 3
helai.
3. Wajib Haji.
Wajib haji adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam mengerjakan haji dan bila
ditinggalkan tetap syah hajinya tetapi wajib membayar dam (denda). Hal-hal yang
termasuk wajib haji adalah :
a. Ihrom dari miqot.
Miqot adalah batas tempat dan waktu untuk melakukan ihrom ( niat haji ). Miqot
dibagi menjadi dua macam :
o Miqot Zamani yaitu batas atau ketentuan waktu mulai mengerjakan ibadah
haji. Miqot zamani mulai awal bulan syawal sampai terbit fajar tanggal 10
dzulhijjah.
o Miqot Makani yaitu tempat memulai ihrom bagi yang akan mengerjakan haji/
umroh.Untuk jamaah haji dari Indonesia mulai ihromnya dari Bandara King
136
Abdul Azis Jeddah bagi yang langsung menuju Makkah, dan mulai dari Bir Ali
bagi yang menuju Madinah lebih dahulu.
b. Bermalam di Musdalifah.
Yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9 dzulhijjah (setelah wukuf). Kemudian
sholat maghrib dan isak dijamak qosor. Disini bisa mengambil kerikil sebanyak 49
buah atau 70 buah.
c. Bemalam di Mina.
Pada tanggal 11, 12, atau 13 wajib bermalam di Mina.
d. Melontar Jumrah Aqobah.
Dilakukan sebanyak 7 kali pada tanggal 10 dzulhijjah kemudian melakukan
tahallul awal dengan mencukur rambut, sehingga seluruh larangan ihrom menjadi
gugur kecuali menggauli istri.
e. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqobah.
Dilakukan pada tanggal 11, 12, 13 dzulhijjah (masing-masing 7 kali). Boleh
melontar pada tanggal 11,12 saja kemudian kembali ke- Makkah dan ini
dinamakan nafar awal. Bagi yang pada tanggal 13 masih di Mina diharuskan
melontar jumrah lagi dan ini dinamakan nafar tsani.
f. Menjauhkan dari hal-hal yang diharamkan selama ihrom.
g. Thawaf Wada'.
Adapun larangan-larangan ihrom haji dan umroh adalah :
1). Bagi laki-laki dilarang berpakaian berjahit.
2). Bagi laki-laki dilarang menutup kepala.
3). Bagi wanita dilarang menutup muka dan telapak tangan.
4). Bagi laki-laki maupun perempuan dilarang memakai harum-haruman selama
ihrom baik badan atau pakaian kecuali sebelum ihrom malah dianjurkan.
5). Dilarang memotong rambut atau bulu badan lain, dan juga dilarang memakai
minyak rambut.
6). Dilarang meminang, menikah, menikahkan, atau menjadi wali.
7). Dilarang bersetubuh atau pendahulunya.
8). Dilarang membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.
ad. g. Thawaf Wada' ( thawaf pamitan ).
4. Sunat Haji
a. Membaca Talbiyah. Bagi laki-laki dengan suara nyaring dan bagi perempuan
cukup di dengar sendiri. Waktunya sejak mulai ihrom sampai melontar jumrah
aqobah. Adapun lafal talbiyah adalah sebagai berikut :
‫َك (رواه البخارى و‬
َْ ‫كْل‬
َْ ‫َكْلَبَّ ي‬
َ ‫ْوالملكْ ْالَْ َش ِري‬
َ ‫ْوالنْع َمةَْل‬
َ ‫ك ْل‬
َ ‫كْالَْ َش ِري‬
َ ‫ْلَبَّ ي‬,‫ك‬
َ ‫كْاللَّه َّمْلَبَّ ي‬
َ ‫لَبَّ ي‬
َ ‫َك‬
َ ‫ْْإِ َّنْالْ َحم َد‬,‫ك‬
)‫مسلم‬
Artinya: "Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu,
tiada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu, bagi-Mulah
segala kekuasaan, tiada sekutu bagi-Mu". (HR. Bukhori dan Muslim)
b. Membaca sholawat dan berdo'a sesudah membaca talbiyah.
c. Membaca dzikir sewaktu thawaf. Lafal dzikirnya adalah :
ِ
ِ ً‫يْاآلخرةِْحسنَة‬
ِ‫ربَّنَاْآتِنَاْفِيْالدُّن ياْحسنَةًْوف‬
ْْْْْ‫ابْالنَّا ِْر‬
َ ‫ْوْقنَاْ َْع َذ‬
َ ََ َ
َ ََ َ
َ
d. Sholat dua rokaat sesudah thawaf.
e. Masuk ke Ka'bah.
5. Cara Mengerjakan Haji.
Ada 3 cara mengerjakan haji yaitu :
137
(1). Ifrod, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan haji dari
pada umroh. Yakni ihrom diteruskan haji, kemudian ihrom lagi untuk umroh.
Cara ini yang terbaik dan bebas dari dam (denda).
(2). Tamatuk, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan umroh
dari pada haji. Yakni ihrom dulu diteruskan umroh kemudian ihrom lagi untuk
haji. Cara ini terkena dam (denda).
(3). Qiron, yaitu mengerjakan haji dan umroh secara bersama. Jadi sekali ihrom
dalam waktu haji untuk menunaikan haji dan umroh sekaligus. Cara ini juga
terkena dam.
6. Dam (denda) Dalam Haji.
Dam adalah denda yang wajib dilaksanakan oleh orang yang selama menunaikan
haji dan umroh, melanggar larangan haji atau meninggalkan wajib haji.
a. Dam karena bersenggama dalam keadaan ihrom sebelum tahallul pertama :
o Menyembelih seekor unta atau lembu, atau 7 ekor kambing.
o Bila tidak menyembelih, ia wajib bersedekah kepada fakir miskin berupa makan
seharga unta/lembu.
o Bila tidak sanggup, ia harus berpuasa sebanyak harga unta dengan
perhitungan setiap satu mud (+ 0,8 kg.) daging tersebut ia harus berpuasa satu
hari.
b. Dam karena melanggar salah satu larangan haji sebagai berikut : mencukur
rambut, memotong kuku, memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki), memakai
minyak rambut, memakai wangi-wangian, bersenggama sesudah tahalul pertama,
maka dendanya memilih salah satu diantara 3 hal yaitu:
- Menyembelih seekor kambing.
- Puasa 3 hari.
- Bersedekah 3 gantang (9,3 liter) makanan kepada 6 orang fakir miskin.
c. Dam karena melaksanakan haji Tamatuk atau Qiron. Dendanya adalah sebagai
berikut:
 Menyembelih seekor kambing.
 Jika tidak mampu ia wajib puasa 10 hari, 3 hari dikerjakan di tanah suci dan 7
hari dikerjakan di tanah air.
d. Dam karena meninggalkan salah satu wajib haji. Dendanya sama dengan
melakukan haji Tamatuk atau Qiron
e. Dam karena berburu atau membunuh binatang buruan. Dendanya memilih salah
satu diantara 3 hal :
(1) Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang dibunuh.
(2) Bersedekah kepada fakir miskin seharga binatang tersebut.
(3) Puasa sebanyak harga binatang tersebut, setiap satu mud wajib berpuasa 1
7. Umroh
a. Pengertian Umroh.
Menurut bahasa umroh berarti ziarah. Menurut istilah umroh ialah ziarah ke
Ka'bah
untuk melakukan thawaf, sa'i dan memotong rambut. Hukum
mengerjakan umroh adalah wajib sekali seumur hidup. Allah swt, berfirman :
ِ
]196 - ‫هلل [ سورة البقرة‬
ِْ َِْْ‫ْوالعم َرة‬
َ ‫َوأَت ُّمواْال َح َّج‬
Artinya : "Dan sempurnakan ibadah haji dan umroh karena Allah.... ". (Al-Baqoroh
: 196)
b. Tata Cara Umroh.
o Ihrom dari miqot, lalu sholat sunat ihrom.
o Menuju Makkah dan membaca talbiyah.
o Thawaf, setelah thawaf disunatkan sholat dua rokaat dimakam Ibrahim.
138
o Sa'i.
o Tahallul dengan menggunting rambut.
c. Perbedaan Haji dan Umroh.
o Haji dilakukan pada waktu tertentu ( mulai bulan syawal sampai dengan
tanggal 10 dzulhjjah ), sedangkan umroh waktunya sepanjang tahun.
o Rukun haji ada wukuf Arafah sedangkan umroh tidak ada.
o Bemalam di Musdalifah, Mina, melempar jumroh, thawaf wada' menjadi wajib
haji, sedangkan umroh tidak.
o Bebeda dalam niat.
8. Hikmah Haji Dan Umroh
 Dapat menambah dan memperkuat iman dan taqwa kepada Allah swt, sebab haji
dan umroh memerlukan fisik yang kuat.
 Dapat memberi pelajaran dan pendorong kaum muslimin untuk berkorban.
 Memperkuat ukhuwah islamiyah antara sesama umat Islam dari berbagai penjuru
dunia.
 Dapat menjadi forum muktamar umat Islam seluruh dunia untuk membahas dan
memecahkan permasalahan kaum muslimin.
 Dapat mengenal tempat-tempat bersejarah seperti Ka'bah, Sofa, Marwa, Sumur
Zam- zam Mekah, Arofah, Madinah, Makam Nabi saw, dan lain-lain.
9. Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Indonesia.
Penyelenggaraan ibadah Haji di Indonesia diatur oleh Undang-undang Nomor 13
Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
BAB I. KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Ayat 1. Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali
seumur hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya.
Ayat 2. Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan
pelaksanaan Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
Jemaah Haji.
Ayat 3. Jemaah Haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Ayat 7. Komisi Pengawas Haji Indonesia, yang selanjutnya disebut KPHI, adalah
lembaga mandiri yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Ayat 8. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, yang selanjutnya disebut BPIH, adalah
sejumlah dana yang harus dibayar oleh Warga Negara yang akan menunaikan
Ibadah Haji.
Ayat 11. Paspor Haji adalah dokumen perjalanan resmi yang diberikan kepada
Jemaah Haji untuk menunaikan Ibadah Haji.
Ayat 16. Ibadah Umrah adalah umrah yang dilaksanakan di luar musim haji.
Ayat 17. Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut DAU, adalah sejumlah dana
yang diperoleh dari hasil pengembangan Dana Abadi Umat dan/atau sisa biaya
operasional
Penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber lain yang halal dan tidak mengikat.
Ayat 18. Badan Pengelola Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut BP DAU,
adalah badan untuk menghimpun, mengelola, dan mengembangkan Dana Abadi
Umat.
BAB II. ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Penyelenggaraan Ibadah Haji dilaksanakan berdasarkan asas keadilan,
profesionalitas, dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.
Pasal 3
139
Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan,
dan perlindungan yang sebaikbaiknya bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat
menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
BAB III. HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
(1) Setiap Warga Negara yang beragama Islam berhak untuk menunaikan Ibadah
Haji dengan syarat:
a. berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah; dan
b. mampu membayar BPIH.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 5
Setiap Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji berkewajiban sebagai
berikut:
a. mendaftarkan diri kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji kantor Departemen
Agama kabupaten/kota setempat;
b. membayar BPIH yang disetorkan melalui bank penerima setoran; dan
c. memenuhi dan mematuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Pasal 6
Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi,
Transportasi, Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh
Jemaah Haji.
Pasal 7
Jemaah Haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam
menjalankan Ibadah Haji, yang meliputi:
a. pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di
perjalanan, maupun di Arab Saudi;
b. pelayanan Akomodasi, konsumsi, Transportasi, dan Pelayanan Kesehatan yang
memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi;
c. perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia;
d. penggunaan Paspor Haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
Ibadah Haji; dan
e. pemberian kenyamanan Transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di
Arab Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air.
BAB IV. PENGORGANISASIAN
Pasal 11
(1) Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di daerah
yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi.
(2) Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang
menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas:
a. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI);
b. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI); dan
BAB XIII
PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH
Pasal 43
(1) Perjalanan Ibadah Umrah dapat dilakukan secara perseorangan atau rombongan
melalui penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah.
(2) Penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah dilakukan oleh Pemerintah dan/atau biro
perjalanan wisata yang ditetapkan oleh Menteri.
140
C. WAKAF
1. Ketentuan Wakaf
a. Pengertian wakaf
Wakaf berasal dari bahasa arab "‫ف‬
ََ ‫ " َوََق‬yang berarti berhenti, menahan. Menurut istilah
wakaf ialah menahan suatu benda yang kekal dzatnya yang dapat diambil
manfaatnya guna diberikan di jalan kebaikan (di jalan Allah swt). Dasar wakaf adalah
firman Allah swt., :

Artinya : "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian yang (sempurna)
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang
kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui ". (Ali Imron : 92)
b. Rukun Wakaf
 Wakif (fihak yang menyerahkan wakaf), yaitu orang atau badan hukum yang
mewakafkan benda miliknya.
 Mauquf 'Alaihi (fihak yang menerima wakaf/nadzir), yaitu kelompok atau
badan hukum yang diserahi tugas memelihara dan mengurus benda wakaf.
 Mauquf (harta yang diwakafkan) yaitu benda yang bergerak/ tidak bergerak
yang memilki daya tahan lama dan bernilai seperti tanah, mobil dan lain-lain.
 Sighot (ikrar serah terima wakaf), yaitu pernyataan kehendak dari wakif untuk
mewakafkan benda miliknya.
c. Syarat Wakaf
 Orang yang berwakaf hendaklah mukallaf (tidak syah wakafnya anak-anak).
 Harta yang diwakafkan hendaklah tahan lama, dapat diambil manfaatnya,
milik sendiri dan tidak dibatasi waktu.
 Tujuan wakaf, hendaklah semata-mata karena beribadah kepada Allah swt,
dan bukan untuk maksiat.
 Sighat (ijab qobul) harus jelas dan mengandung kata-kata wakaf.
 Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.
Hukum wakaf adalah sunat dan dilaksanakan pada waktu seseorang masih hidup
sampai tak terbatas waktunya, sebab ia sendiri yang akan mendapatkan pahala
dari Allah swt. Dengan telah dilaksakannya wakaf maka hak wakif terputus dan
beralih menjadi hak Allah swt., yang pengurusannya dilaksanakan oleh nadzir.
Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan sesuai
dengan ikrar wakaf. Tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah ditinggal
penduduk sekitar, dengan alasan maslahah dan manfaat maka mengganti
bangunan itu boleh dengan alasan :
 Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf yang di ikrarkan oleh wakif.
 Karena untuk kepentingan umum.
2. Harta Yang Di Wakafkan
Jenis barang/benda yang boleh di wakafkan adalah barang yang dapat di ambil
manfaatnya dan tidak merusak dzatnya, misalnya :
a. sebidang tanah
b. Bangunan Masjid, Madrasah, Jembatan dan lain-lain.
c. Pepohonan yang dapat di ambil manfaatnya/hasilnya.
3. Wakaf Di Indonesia
a. Dasar Hukum Wakaf.
 PP Nomor. 28 tahun 1977
141
 Peraturan Mendagri Nomor. 6 tahun 1997
 Peraturan MENAG Nomor 1 tahun 1978
 Peraturan Dirjen Bimas Islam No. Kep/P/75/1978.
b. Tata Cara Wakaf.
 Calon wakif menghadap Nadzir di hadapan Pejabat Pembuat AktA Ikrar
Wakaf (PPAIW) yaitu Kepala KUA setempat dengan membawa sertifikat
tanah atau surat bukti kepemiikan tanah yang syah yang diperkuat dengan
keterangan Kepala desa dan camat bahwa tanah tersebut tidak dalam
keadaan sengketa.
 Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara tertib.
 Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota
setempat.
 PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW) setelah ikrar wakaf selesai
dilaksanakan. AIW dibuat rangkap tiga dan salinannya rangkap empat.
Lembar ke 1 disimpan PPAIW, lembar ke 2 dilampirkan pada surat
permohonan Bupati/Walikota c.g. Kepala Sub Derektorat Agraria setempat,
lembar ke 3 dikirim ke Pengadilan Agama setempat, sedang salinan AIW
yang empat diberikan kepada wakif, nadzif, Kandepag dan kepala desa
setempat.
 PPAIW atas nama nadzir mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf
kepada Bupati/Wakilota c.g. Kepala Sub Direktorat Agraria setempat.
 Dengan telah didaftarkannya tanah wakaf tersebut Kepala Sub Direktorat
Agraria atas nama Bupat/Walikota menerbitkan Sertifikat Tanah Wakaf.
c. Hak dan Kewajiban Nadzir.
1) Hak Nadzir
 Berhak menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala
Kantor Depag Kab./Kota dan menggunakan untuk kepentinngan umum.
 Menggunakan fasilitas dengan persetujuan Kepala Kantor Depag
Kab./Kota setempat.
2) Kewajiban Nadzir
 Menggunakan harta wakaf, surat-surat wakaf dan hasil wakaf.
4. Keutamaan Wakaf
Wakaf termasuk sodaqoh jariyah yang pahalanya mengalir terus kepada yang
berwakaf. Sebagaimana Sabda Rasulullah saw sebagai berikut :
ِ
ِ
ِِ
‫ْصالِح ْيَدعولَهْ (رواه‬
َ ‫اْم‬
َ ‫ات ْابن ْأ ََد َم ْإِن َقطَ َع‬
َ ‫ْوْلَد‬
َ ‫ْع َمله ْإِالَّ ْمن ْثَلَث‬
َ ‫إ َِ َذ‬
َ ‫ْأَو‬,‫ْأَو ْعلمْ ْي نتَ َفع ْبه‬,ْ‫ْص َْدقَة ْ َْجا ِريَة‬:ْ
)‫مسلم‬
Artinya : “Apabila seorang anak adam meninggal dunia maka terputuslah semua
amalnya keculi tiga perkara : Sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak
sholeh yang mau mendoakan kepadanya”. (HR. Muslim)
5. Undang-Undang Wakaf Di Indonesia
Untuk mengatur perwakafan, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
BAB I
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau
kesejahteraan umum menurut syariah.
2. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.
142
3. Ikrar Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan
dan/atau tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya.
4. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untukdikelola
dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
5. Harta Benda Wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau
manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang
diwakafkan oleh Wakif.
6. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, selanjutnya disingkat PPAIW, adalah pejabat
berwenang yang ditetapkan oleh Menteri untuk membuat akta ikrar wakaf.
7. Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan
perwakafan di Indonesia.
8. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri
atas Presiden beserta para menteri.
9. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang agama.
BAB II
Pasal 4
Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya.
Pasal 5
Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf
untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
Pasal 7
Wakif meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; c. badan hukum.
Pasal 9
Nazhir meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; atau c. badan hukum.
PENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF
Pasal 32
PPAIW atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf kepada Instansi yang
berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditandatangani.
Pasal 33
Dalam pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32,
PPAIW
menyerahkan:
a. salinan akta ikrar wakaf;
b. surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkait lainnya.
Pasal 34
Instansi yang berwenang menerbitkan bukti pendaftaran harta benda wakaf.
Pasal 35
Bukti pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
disampaikan oleh PPAIW kepada Nazhir.
Pasal 36
Dalam hal harta benda wakaf ditukar atau diubah peruntukannya Nazhir melalui
PPAIW mendaftarkan kembali kepada Instansi yang berwenang dan Badan Wakaf
Indonesia atas harta benda wakaf yang ditukar atau diubah peruntukannya itu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dalam tata cara pendaftaran harta benda wakaf.
BAB IV
PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF
Pasal 40
Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang:
a. dijadikan jaminan;
b. disita;
c. dihibahkan;
d. dijual;
e. diwariskan;
f. ditukar; atau
g. dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.
143
Pasal 41
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf f dikecualikan apabila
hartabenda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai
dengan rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariah.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dilakukan setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan
Wakaf Indonesia.
(3) Harta benda wakaf yang sudah diubah statusnya karena ketentuan pengecualian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditukar dengan harta benda yang
manfaat dan nilai tukar sekurang. kurangnya sama dengan harta benda wakaf
semula.
BAB V
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF
Pasal 42
Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan
tujuan, fungsi, dan peruntukannya.
Pasal 43
(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah.
(2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1) dilakukan secara produktif.
(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud
pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah.
Pasal 44
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang
melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis
dari Badan Wakaf Indonesia.
Pasal 45
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan
dan diganti dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang bersangkutan:
a. meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan;
b. bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan
yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum;
c. atas permintaan sendiri;
d. tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan
larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang.undanganyang berlaku;
e. dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum
tetap.
BAB VI
Pasal 47
(1) Dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan nasional, dibentuk
Badan Wakaf Indonesia.
(2) Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga independen dalam melaksanakan
tugasnya.
Pasal 48
Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota
sesuai dengan kebutuhan.
RANGKUMAN
Salah satu wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat, khususnya umat Islam adalah
dengan adanya Undang-undang yang mengatur kepentingan umat Islam dalam
144
melaksanakan zakat, haji dan wakaf. Pemerintah telah menetapkan perundang-undangan
yang menyangkut masalah adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
KAMUS ISTILAH/KATA-KATA PENTING
1. muzakki = orang yang zakat
2. mustahik = orang yang menerima zakat.
3. jizyah
= pajak
4. Zakat Maal
= zakat harta
5. Rukun haji
= perbuatan-perbuatan yang apabila tidak dikerjakan maka batal
ibadah hajinya dan harus diulang.
6. wajib haji = perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi syahnya haji tidak tergantung
kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam (denda).
7. Wakif
= fihak yang menyerahkan wakaf.
8. nadzir
= fihak yang menerima wakaf
9. Mauquf
= harta yang diwakafkan
PERNIK-PERNIK
”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik* dan Sesungguhnya
akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka
kerjakan”.(An-Nahl : 97)
* Ditekankan dalam ayat Ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama
dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
NASEHAT KEJUJURAN
Kejujuran Tak Pernah Hilang
Bersiaplah selalu untuk menghadapi situasi yang menuntut kejujuran kita. Nasehat agar kita
senantiasa berlaku jujur lebih mudah diucapkan daripada kenyataan. Bayangkan seseorang
dalam keadaan "terjepit"; bila ia berkata jujur, ia akan kehilangan keuntungan besar yang
sudah ada dalam genggamannya. Sebaliknya, bila ia mau sedikit berdusta bukan hanya
keuntungan namun juga kebanggaan yang akan diraihnya.
Sebenarnya, kejujuran tidak berkaitan dengan untung-rugi. Kejujuran adalah sebuah sikap
yang tidak perlu dihitung dengan nilai uang. Kejujuran bukanlah sebuah pilihan. Seseorang
melakukan dusta karena ia memilih untuk berdusta. Mengapa dusta adalah pilihan? Karena
kita tak bisa menipu diri sendiri.
Hati nurani tak bisa dibungkam meski ia hanya berbisik lirik.
Kejujuran tak akan pernah hilang dimakan zaman!
145
PENILAIAN
UJI KOMPETNSI
Pilihlah jawaban yang paling tepat A, B, C, D atau E dengan memberi tanda silang ( X )
1.
Zakat dapat mengandung arti keberkatan yang maksudnya adalah .....
A. bila zakat itu dilaksanakan hartanya menjadi suci
B. bila zakat itu dilaksanakan orang yang berzakat menjadi bersih
C. bila zakat itu dilaksanakan hartanya menjadi subur
D. bila zakat itu dilaksanakan orangnya terlepas dari dosa
E. bila zakat itu dilaksanakan dapat memberikan manfaat terhadap harta itu sendiri
2.
Cara yang paling sederhana untuk menentukan seseorang berhak atau tidaknya
menerima zakat fitrah adalah. . . .
A. latar belakang pendidikannya
B. ketaatan menjalankan syari'at agama
C. jumlah anggota keluarganya
D. banyaknya harta benda yang dimiliki
E. tercukupi atau tidaknya kebutuhan sehari-hari
3.
Di dalam Al-Qur'an Allah swt., memerintahkan orang muslim untuk mengeluarkan
zakat. Perintah zakat ini dalam Al-Qur'an biasanya diawali dengan perintah . . . .
B. Puasa
C. haji
D. sholat
E. sedekah
F. syahadad
4.
Waktu yang paling tepat untuk memberikan zakat fitrah menurut tuntunan Rasulullah
saw., adalah....
A. pada awal Ramadhan
B. Sebelum berangkat sholat Ied
C. pada pertengahan Ramadhan
D. pada akhir Ramadhan
E. sebelum berbuka pada hari terakhir bulan Ramadhan
5.
Q.S./ At Taubah 103 :
Kata “khudz” dalam ayat tersebut menunjuk kalimat perintah yang berarti .....
A. Wajib
B. Sunat
C. Mubah
D. Makruh
E. Haram
6.
Tersebut di bawah ini yang merupakan peran zakat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat adalah.....
A. membersihkan diri dari sifat kikir
B. menjauhkan diri dari sifat sombong dan akhlak tercela
C. mendidik manusia agar selalu bersyukur atas semua pemberian Allah SWT
D. memperat hubungan antara si kaya dan si miskin
E. betul semua
146
7.
Zakat harta benda (zakat mal) menurut aturan agama sebaiknya diberikan pada waktu
....
A. hari raya idhul fitri
B. ketika pembelian barang
C. hari raya idhul adha
D. ketika menjual barang
E. setahun setelah memiliki barang tersebut
8.
Zakat untuk keperluan konsumtif sebaiknya diberikan kepada mereka yang .....
A. kuat fisik lemah harta
B. lemah kemampuan produksinya
C. kuat harta lemah fisik
D. lemah harta
E. lemah fisik lemah harta
9.
Tersebut di bawah ini merupakan peran zakat dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, kecuali ....
A. membersihkan diri dari sifat kikir, sombong dan akhlak tercela
B. mendidik manusia agar selalu bersyukur dengan semua pemberian Allah SWT.
C. mempererat hubungan antara si kaya dan si miskin
D. mengentaskan manusia dari kemiskinan dan kehinaan
E. meningkatkan harga diri orang yang memberi zakat
10.
Pelaksanaan pajak dalam sejarah umat Islam telah telah dimulai sejak zaman ....
A. Rasulullah SAW
B. Umar bin Khattab
C. Utsman bin ‘Affan
D. Abu Bakar Ash-Shiddiq
E. Ali bin Abi Thalib
11.
Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk pengertian istitha'ah (mampu) dalam
ibadah haji, ialah:
A. mempunyai bekal untuk pergi dan pulang serta bagi keluarga yang ditinggalkan
B. aman dalam perjalanan
C. bagi perempuan hendahklah dengan mukhrimnya
D. sehat badannya
E. merdeka (tidak sedang dalam tahanan)
12. a
ِ َّ‫الَتسافِرْالمرأَةِْإِال‬
)‫ىْمح َرمْ (رواه البخاري‬
َ ‫ْم َعْذ‬
َ
َ
َ
Arti yang benar dari hadits tersebut ialah ....
A. tidak sah seseorang menikah dengan mukhrimnya
B. anganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta mukhrimnya
C. tidak sah haji seorang wanita kecuali dengan muhrimnya
D. tidak sah seorang wanita melakukan haji kecuali atas izin suaminya
E. wanita yang bersuami adalah haram dinikahi
13.
Suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi sahnya haji tidak tergantung
kepadanya dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam ( denda )
dinamakan . . . .
A. rukun haji
B. wajib haji
C. syarat haji
D. sunat haji
147
E. larangan haji
14.
Berdiam diri di padang Arafah sejak mulai tergelincirnya matahari tanggal
Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah, disebut ....
A. ihram
B. wukuf
C. thawaf
D. sa'i
E. tahallul
15.
Thawaf yang dilakukan dan merupakan thawaf rukun haji adalah ....
A. thawaf qudum
B. thawaf ifadhah
C. thawaf wada'
D. thawaf tahallul
E. thawaf sunat
16.
Orang yang sudah terkena kewajiban haji tetapi tidak dapat melaksanakanya karena
sakit/terlalu tua, maka ....
A. ia gugur kewajibannya
B. digantikan orang lain, sedang biaya dari orang tersebut
C. sunat hukumnya bila ia haji
D. kewajiban haji dilimpahkan kepada ahli warisnya
E. tidak perlu haji
17.
Miqat zamani atau batas waktu untuk memulai mengerjakan ibadah haji adalah . . . .
A. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah
B. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 11 Dzulhijjah
C. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 12 Dzulhijjah
D. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 13 Dzulhijjah
E. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 14 Dzulhijjah
18.
Melontar 3 jumrah boleh dilakukan hanya pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah saja
kemudian kembali ke Makkah untuk melakukan thawaf ifadhah. Hal semacam ini dalam
haji disebut ....
A. nafar awal
B. nafat tsani
C. nafar tsalits
D. tahallul tsani
E. tahallul awal
19.
Tersebut di bawah ini merupakan larangan haji yang berlaku baik bagi laki-laki
maupun perempuan, yaitu ....
A. dilarang berpakaian berjahit
B. dilarang menutup muka
C. dilarang memakai kaos tangan
D. dilarang memakai harum-haruman
E. dilarang menutup kepala
Tersebut di bawah ini adalah cara mengerjakan haji yang terkena denda (dam),
yaitu ....
A. ifrad, tamatu'
B. tamatu', qiran
C. ifrad, qiran
D. ifrad. Wada’
E. qiran, wada'
20.
9
148
21.
Allah swt., berfirman : "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian (yang
sempurna) sebelum kamu . . . ". ( Ali Imron : 92 )
A. memberikan hartamu kepada orang lain.
B. memberikan rizki yang halal
C. menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai
D. memberikan rizkimu kepada kerabat.
E. memberikan hasil usahamu kepada orang lain.
22.
Arti yang paling tepat dari ayat tersebut ialah . . . .
A. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka akan diberi pahala.
B. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka malaikat mendo'akanmu.
C. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah Maha Mengetahui.
D. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka pahalanya sisisi Allah swt.
E. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka balasannya adalah surga.
23.
Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk rukun wakaf adalah . . . .
A. Yang berwakaf
B. yang di wakafkan
C. Yang menerima wakaf
D. Milik sendiri
E. Sighat
24.
Dengan telah dilaksanakannya wakaf, maka hak wakif terputus dan beralih menjadi . . .
yang pengurusannya dilaksanakan oleh nadzir.
A. hak warist
B. hak orang lain
C. hak pengurus wakif
D. hak Allah swt
E. hak badan hukum
25.
Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan sesuai
dengan ikrar wakaf. Akan tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah di tinggal
penduduk sekitar dan dengan alasan maslahah serta manfaat maka mengganti
bangunan itu diperbolehkan dengan alasan . . . .
A. Karena tidak sesuai dengan tujuan wakaf yang diikrarkan oleh wakif
B. Karena tidak sejalan dengan kepentingan penguasa
C. Karena tidak sesuai dengan keinginan pengurus wakaf
D. Karena tidak sesuai lagi dengan budaya masyarakat sekitar
E. Karena digunakan untuk kepentingan pribadi
26.
Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk harta/ benda yang memenuhi syarat untuk
di wakafkan adalah :
A. Kekal dzatnya
B. Dapat diambil manfaatnya
C. Miliknya sendiri
D. Barangnya tidak mudah rusak
E. Dalam jangka waktu tertentu
27.
Syarat harta/benda yang diwakafkan antara lain harus kekal dzatnya, yang artinya ;
A. Barangnya tidak dapat diambil manfaatnya
B. Barangnya milik pribadi
C. Kepemilikannya tidak dibatasi waktu
149
D. Barang tersebut milik masyarakat
E. Barangnya tidak mudah rusak dan dapat diambil manfaatnya
28.
Dalam tata cara perwakafan antara lain calon wakif harus menghadap Nadzir di
hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Sedangkan yang dimaksud
PPAIW itu ialah :
A. Kepala Kandepag. Kabupaten
B. Camat setempat
C. Kepala Kadepdikbud. Kabupaten
D. Kepala KUA setempat
E. Kepala Kadepdikbud. Kecamatan
29.
Menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kandepag Kab/Kota
dan menggunakan untuk kepentingan umum, adalah meruapakan . . . .
A. hak wakif
B. haka nadzir
C. kewajiban nadzir
D. syarat wakif
E. kewajiban wakif
30.
Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk tata cara wakaf ialah . . . .
A. Calon wakif menghadap Nadzir dihadapan Pejabat Pembuat Akata Ikrar Wakaf
(PPAIW ) yaitu Kepala KUA setempat.
B. Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara tertib.
C. Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat.
D. Tanah wakaf dalam keadaan tuntas.
E. Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.
Diskusikan dengan temanmu kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1.
Mengapa zakat itu diwajibkan dalam agama Islam ? Jelaskan.
2.
Sebutkan dan terangkan 4 dari 8 golongan orang yang berhak menerima zakat !
3.
Tuliskan kembali surat At-Taubah ayat: 60 lengkap dengan harokat kemudian
terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia !
4.
Harta yang dimiliki oleh seseorang adalah amanah Allah swt. Bagaimana sikap kita
sebagai manusia terhadap harta tersebut ? Jelaskan !
5.
Apa yang dimaksud dengan pajak menurut pengertian Islam ? Jelaskan !
6.
Sebutkan hal-hal yang menjadi dasar seseorang wajib membayar pajak !
7.
Mengapa pajak dikatakan sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat?
8.
Jelaskanlah pelaksanaan pajak dalam sejarah Islam !
9.
Apakah yang dimaksud dengan syarat dan rukun haji ? serta jelaskan perbedaan
antara keduanya !
10. Apakah yang dimaksud dengan ihrom dalam ibadah haji ? Jelaskan.
11. Jelaskan perbedaan antara haji tamatu' dan haji ifrod dan dalam tata cara
mengerjakan-nya!
12.
13.
14.
15.
16.
Sempurnakan hadits tersebut dengan harokat kemudian terjemahkan kedalam bahasa
Indonesia!
Tuliskan dengan baik bacaan talbiyah ketika seseorang memulai ibadah haji !
Jelaskan perbedaan antara haji dan umroh !
Jelaskan pengertia umroh menurut bahasa dan istilah! Kemudian tuliskan dalil
naqlinya.
Sebutkan dan jelaskan istilah-istilah di bawah ini !
150
17.
18.
19.
20.
a. Wakif ialah
b. Nadzir ialah
c. Mauquf 'alaihi ialah
Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan. Bagaimana
apabila dalam keadaan dhorurot ? terangkan.
Jelakan bagaimana tata cara perwakafan di Indonesia !
Sebutkan hak dan kewajiban nadzir menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2004 !
Siapakah yang dimaksud TPHI dan TPIHI menurut UU Nomor 13 Tahun 2008
LENGKAPILAH HURUF BERIKUT HINGGA SESUAI DENGAN KOLOM SEBELAH
KANAN
M
G
M
B
I
T
T
M
W
N
1. Orang yang berzakat
2. Salah satu asnaf penerima zakat
3. Zakat harta
4. Badan Amil Zakat dan Sedekah
5. Salah satu rukun haji
6. Cara mengerjakan haji
7. Mengelilingi Ka’bah
8. Batas mulai mengerjakan haji
9. Orang yang berwakaf
10. Badan Pengelola wakaf
KEUTAMAAN ILMU
Sayyidina Ali bin Abi Thalib -Seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat terkenal
kebijakanya- berkata “Barang siapa sedang mencari ilmu, maka sebenarnya ia
sedang mencari surga. Dan barang siapa mencari kemaksiatan, maka sebenarnya
dia sedang mencari neraka”
Sayidina Ali bin Abi Thalib yang oleh Rasululah SAW, dijuluki sebagai pintu gerbangnya
ilmu mengatakan “Tiada kekayaan lebih utama daripada akal, tiada kepapaan lebih
menyedihkan dari pada kebodohan, tiada warisan lebih baik dari pada pendidikan”
Inilah jawaban-jawaban dari Imam Ali bin Abi Thalib ketika ditanya tentang kelebihan ilmu:
1.Ilmu lebih utama dari pada Harta, ilmu adalah pusaka para Nabi, sedang harta adalah
pusaka Karun, Fir’aun, dan para pengumbar nafsu
2.Ilmu akan menjagamu sedang harta memintamu untuk menjagannya
3.Harta yang engkau berikan kepada orang akan mengurangi hartamu, sedangkan ilmu
akan bertambah jika engkau berikan
4.Pemilik harta musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temanya banyak
5.Diakhirat nanti pemilik harta akan dihisab sedangkan pemilik ilmu memperoleh safaat
6.Harta membuat hati seseorang menjadi keras sedang ilmu membuat hati bercahaya
151
DAKWAH NABI MUHAMMAD S.A.W. PERIODE MADINAH
Standar Kompetensi :
12. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat periode
Madinah
Kompetensi Dasar :
12.1. Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah
12.2. Mendeskripsikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah.
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta
perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q.S. At Taubat 117

Q. S. An Nahl 41

Q.S. Ali Imran : 121

Q.S. Al Hujurat : 9 – 10
:
152
Masjid nabawi di Madinah
A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH
1. Arti Hijrah dan Tujuan Rasulullah SAW dan Umat Islam Berhijrah
Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam.
Pertama, hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai
Allah SWT untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah
SWT dan diridai-Nya. Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu
dan malas belajar. Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia
menjadi siswa yang berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut
ilmu. Arti hijrah dalam pengertian pertama ini wajib dilaksanakan oleh setiap umat
Islam. Rasuluilah SAW bersabda :
Artinya : “Orang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang
dilarang Allah SWT” (H. R. Bukhari)
Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena
di negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan,
sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian
umat Islam di negeri kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan
dan kebebasan dalam berdakwah dan beribadah.
Arti kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat
Islam, yakni berhijrah dari Mekah ke Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun
pertama hijrah, bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.
Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke
Yatsrib (negeri Islam) adalah :
- Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum
kafir Quraisy. Bahkan pada waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di
Mekah untuk berhijrah ke Yatsrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh
kaum kafir Quraisy dengan maksud untuk membunuhnya.
- Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah,
sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanva dalam berjihad di jalan Allah
SWT, untuk menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam) (lihat dan pelajari
Q.S. An-Nahl, 16: 41-42)
153
2. Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun,
yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan
wafatnva Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah,
selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surah Makkiyah dan Hadis periode
Mekah, juga ajaran Islam yang rerkandung dalam 25 surah Madaniyah dan hadis
periode Madinah. Adapun ajaran Islam periode Mekah sudah dikemukakan dalam
Bab 6 semester pertama buku ini. Sedangkan ajaran Islam yang rerkandung pada 25
surah Madaniyah dan hadis periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang
masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orangorang yang sudah masuk Islam dan kalangan Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang
yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di
luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab, dan yang tidak termasuk bangsa
Arab.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab tetapi
untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman :
Artinya: “Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
alam semesta.” (QS. Al-Anbiyã’, 21: 107)
Dakwah Rasulullab SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah
masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam
baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi
umat yang bertakwa. Selain itu Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya
melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan
terbentuk masyarakar madani di Madinah. Usaha-usaha nyata Rasulullah SAW
seperti tersebur akan dibahas pada sub pokok bahasan tentang strategi Rasulullah
dalam membentuk masyarakat madani di Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk
Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya,
mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi
umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia
serta sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang
terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk
Islam dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang
kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalanghalangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Islam dan
umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah,
kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya
dalam Surah Al-Hajj, 22 : 39 dan Al-Baqarah, 2 : 90, maka kemudian Rasulullah
154
SAW dan para sahabatnya menyusun kekuatan untuk menghadapi peperangan
dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi.
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para
pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta
rampasan perang, tetapi bertujuan untuk :
- Membela diri kehormatan, dan harta.
- Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang
hendak menganutnya.
- Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia
dan Romawi.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu
negara yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha
menyiarkan dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk
Jazirah Arabia, tetapi juga ke luar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia
menjadi cemas dan khawatir kekuasaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu,
bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan
umat Islam dan agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi dan Persia
tersebut, Rasulullah dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi
peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi, yaitu pertama Perang Mut’ah
pada tahun 8 H, di dekat desa Mut’ah, bagian utara Jazirah Arabia dan kedua
Perang Tabuk pada tahun 9 H di kota Tabuk, bagian utara Jazirah Arabia.
Sedangkan bangsa Persia selalu mengadakan penyerangan kepada wilayah
kekuasaan umat Islam.
Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti :
(1) Perang Badar Al-Kubra, terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun 2 H di sebuah
tempat dekat Perigi Badar, yang letaknya antara Mekah dan Madinah.
Peperangan ini terjadi antara Rasulullah SAW dan para pengikutnya dengan
kaum kafir Quraisy yang telah mengusir kaum Muslimin penduduk Mekah untuk
pindah ke Madinah dengan meninggalkan rumah dan harta benda. Mereka masih
tetap bertekad untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin di Madinah.
Dalam Perang Badar ini kaum Muslimin memperoleh kemenangan yang gilanggemilang.
(2) Perang Ubud, terjadi pada pertengahan Sya’ban tahun 3 H. Pada peperangan ini
kaum Muslimin mengalami kekalahan.
(3) PerangAhzab (Khandaq), terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H. Ahzab artinya
golongan-golongan, yaitu gabungan kaum kafir Quraisy, kaum Yahudi, Bani
Salim, Bani Asad, Gathfan, Bani Murrah, dan Bani Asyja, sehingga berjumlah
10.000 lebih. Pasukan Azhab ini menyerbu Madinah untuk menumpas Islam dan
umat Islam. Atas inisiatif dari Salman Al-Farisi, untuk mempertahankan kota
Madinah dibuat parit yang dalam dan lebar. Berkat inisiatif itu, kekompakan umat
Islam dan pertolongan Allah SWT, dalam perang Ahzab ini umat Islam
memperoleh kemenangan.
Pada tahun keenam hijriah Rasulullah SAW dan para pengikutnya umat Islam
penduduk Madinah yang berjumlah 1000 orang berangkat menuju Mekah untuk
melakukan umrah. Agar kaum kafir Quraisy tidak menduga bahwa kedatangan kaum
Muslimin ke Mekah itu untuk memerangi mereka maka jauh sebelum mendekati kota
Mekah umat Islam sudah mengenakan pakaian ihram, tidak membawa alat-alat
perang, kecuali pedang dalam sarungnya, sekadar untuk menjaga diri di perjalanan.
155
Rombongan kaum Muslimin tiba di suatu tempat yang bernama ”Al
Hudaibiyah”, yang letaknya beberapa kilometer dari kota Mekah, dengan maksud
selain untuk beristirahat, juga untuk melihat situasi. Sebenarnya saat itu termasuk
bulan yang disucikan oleh bangsa Arab sebelum Islam. Mereka dilarang melakukan
peperangan di dalamnya. Namun dalam kenyataannya, kaum kafir Quraisy telah
menempatkan sejumlah bala tentara yang cukup besar di perbatasan kota Mekah,
siap untuk melakukan peperangan.
Membaca situasi yang demikian, kemudian Rasulullah SAW mengutus sahabat
Utsman bin Affan memasuki kota Mekah untuk menemui pimpinan kaum kafir
Quraisy dan menjelaskan kepadanya, bahwa kedatangan mereka ke Mekah bukan
untuk berperang, tetapi semata-mata untuk melakukan ibadah umrah. Namun kaum
kafir Quraisy bersikeras tidak mengizinkan kaum Muslimin memasuki kota Mekah,
dengan alasan akan menjatuhkan kewibawaan kaum kaflr Quraisy pada pandangan
bangsa Arab.
Sahabat Utsman ditahan oleh kaum kafir Quraisy, bahkan tersiar kabar bahwa
beliau telah dibunuh. Menyikapi kabar tersebut kaum Muslimin telah bersepakat
mengadakan “sumpah setia” (baiat), untuk berperang melawan kafir Quraisy, sampai
meraih kemenangan. Sumpah setia itu disebut “Baiatur Ridwan”.
Untunglab di saat-saat genting seperti itu sahabat Utsman bin Affan muncul,
membawa berita akan diadakannya perundingan antara kaum kafir Quraisy dengan
kaum Muslimin. Maka terjadilah perundingan antara delegasi kaum kafir Quraisy
yang dipimpin oleh Suhail Ibnu Umar dan delegasi umat Islam yang dipimpin oleh
Nabi Muhammad SAW.
Perundingan tersebut melahirkan kesepakatan antara dua belah pihak, dan
melahirkan sebuah perjanjian, yang dikenal dalam sejarah sebagai perjanjian
Hudaibiyah (Sulhul Hudaibiyah). Isi perjanjian itu sebagai berikut :
(1) Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara kaum Quraisy
penduduk Mekah dan umat Islam penduduk Madinah.
(2) Orang Islam dari kaum Quraisy yang datang kepada umat Islam, tanpa seizin
walinya hendaklah ditolak oleh umat Islam.
(3) Kaum Quraisy tidak akan menolak orang-orang Islam yang kembali dan
bergabung dengan mereka.
(4) Tiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan dengan kaum Quraisy, atau
dengan kaum Muslimin dibolehkan dan tidak akan mendapat rintangan.
(5) Kaum Muslimin tidak jadi mengerjakan umrah saat itu, mereka harus kembali ke
Madinah, dan boleh mengerjakan umrah di tahun berikutnya, dengan persyaratan
:
• Kaum Muslimin memasuki kota Mekah setelah penduduknya untuk
sementara keluar dari kota Mekah.
• Kaum Muslimin memasuki kota Mekah, tidak boleh membawa senjata.
• Kaum Muslimin tidak boleh berada di dalam kota Mekah lebih dari tiga haritiga malam.
Kaum kafir Quraisy mengetahui, bahwa perjanjian Hudaibiyah itu sangat
menguntungkan kaum Muslimin. Umat Islam semakin kuat, karena hampir seluruh
semenanjung Arab, termasuk suku-suku bangsa Arab yang paling selatan telah
menggabungkan diri kepada Islam. Kaum kafir Quraisy merasa terpojok, dan mereka
secara sepihak berniat membatalkan perjanjian Hudaibiyah itu, dengan cara
menyerang Bani Khuza’ah yang berada di bawah perlindungan Islam. Sejumlah
156
orang dari Bani Khuza’ah mereka bunuh dan selebihnya mereka cerai-beraikan. Bani
Khuza’ah segera mengadu kepada Rasulullah SAW dan mohon keadilan.
Mendapat pengaduan seperti itu kemudian Nabi Muhammad SAW dengan
sepuluh ribu bala tentaranya berangkat menuju kota Mekah untuk membebaskan
kota Mekah dari para penguasa kafir yang zalim, yang telah melakukan pembunuhan
secara kejam terhadap umat Islam dan Bani Khuza’ah.
Rasulullah SAW sebenarnya tidak menginginkan terjadinya peperangan, yang
sudah tentu akan menelan banyak korban jiwa. Untuk itu Rasulullah SAW dan bala
tentaranya berkemah di pinggiran kota Mekah dengan maksud agar kaum kafir
Quraisy melihat sendiri, kekuatan besar dan bala tentara kaum Muslimin.
Taktik Rasulullah SAW seperti itu ternyara berhasil, sehingga dua orang
pemimpin Quraisy yaitu Abbas (paman Nabi SAW) dan Abu Sufyan (seorang
bangsawan Quraisy yang lahir tahun 567 M dan wafar tahun 652 M) datang
menemui Rasulullah SAW dan menyatakan diri masuk Islam.
Dengan masuk Islamnya kedua orang pemimpin kaum kafir Quraisy itu,
Rasulullah SAW dan bala tentaranya dapat memasuki kota Mckah dengan aman dan
membebaskan koba itu dari para penguasa kaum kafir Quraisy yang zalim.
Pembebasan kota Mekah ini terjadi pada tahun 8 H secara damai tanpa adanya
pertumpahan darah.
Bahkan setelah itu, kaum Quraisy berbondong-bondong menyatakan diri
masuk Islam, menerima ajakan Rasulullah dengan kerelaan hati. Kernudian
bersama-sama bala tentara Islam mereka membersihkan Ka’bah dan berhalaberhala dan menghancurkan berhala-berhala itu.
Kaum Muslimin masih menghadapi kaum musyrikin, yang semula bersekutu
dengan kaum kafir Quraisy yang telah masuk Islam itu, yaitu ; Bani Saqif, Bani
Hawazin, Bani Nasr, dan Bani Jusyam. Kaum musyrikin tersebut bersatu di bawah
pimpinan Malik bin Auf (Bani Nasr) berangkat menuju Mekah untuk menyerbu kaum
Muslimin, yang telah menghancurkan berhala-berhala yang mereka sembah.
Mendengar berita bahwa kaum musyrikin itu akan menyerang umat Islam di
Mekah, maka Rasulullah SAW memimpin bala tentaranya sebanyak 12000 orang
menuju ke lembah Hunain tempat kaum musyrikin berkemah. Maka terjadilah
pertempuran sengit antara pasukan Islam dan pasukan musyrikin, yang berakhir
dengan kemenangan di pihak Islam. Perang Hunain ini terjadi dua minggu setelah
peristiwa pembebasan kota Mekah.
Sisa pasukan musyrikin melarikan diri ke Thaif. Rasulullab SAW dan bala
tentaranya mengejar mereka sampai ke Thaif, lalu mengadakan pengepungan
selama beberapa hari lamanya sehingga pemimpin mereka Malik bin Auf dengan
seluruh pasukan gabungannya, yaitu: Bani Saqif, Bani Hawazim, Bani Nasr, dan
Bani Jusyam menyatakan masuk Islam.
Pada tabun ke-9 dan 10 H berbagai kabilah bangsa Arab seperti Bani Tamim,
Bani Amr, Bani Sa’ad Ibnu Bakr, dan Bani Abdul Haris datang ke Madinah
menghadap Rasulullah SAW untuk menyatakan dukungannya.
Dengan demikian seluruh Jazirah Arabia telah masuk Islam, dan masuk
wilayah pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah. Rasulullab SAW dan umat
Islam memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang (lihat dan pelajari Q.S. An Nasr, 110: 1-3).
3. Dakwah Islamiah Keluar Jazirah Arabia
157
Rasulullah SAW menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar memeluk
agama Islam, dengan jalan mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah
Rasulullah SAW kepada para penguasa atau para pembesar mereka.
Para penguasa atau para pembesar negara yang dikirimi surat dakwah
Rasulullab SAW itu seperti :
1. Heraclius, Kaisar Romawi Timur
Yang menenima surat dakwah Rasulullah, melalui utusannya Dihijah bin
Khalifah. Heraclius tidak menenima seruan dakwah Rasulullab SAW karena tidak
mendapat persetujuan dari para pembesar negara dan pendeta. Namun surat
dakwah itu dibalasnya dengan tutur kata sopan,disamping mengirimkan hadiah
untuk Rasulullab SAW
2. Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir
Rasulullah SAW mengirim surat dakwah kepada Muqauqis melalui utusannya
yang bernama Hatib. Setelah surat itu dibaca Muqauqis belum bisa menerima
seruan untuk masuk Islam, namun dia menyampaikan surat balasan kepada
Rasulullah SAW dan mengirim hadiah-hadiah berupa seorang budak wanita,
kuda, keledai, dan pakaian-pakaian.
3. Syahinsyah, Kaisar Persia
Syahinsyah adalah penguasa yang lalim dan sombong. Karena
kesombongannya surat dakwah Rasulullah SAW itu dirobek-robeknya.
Merigetahui surat dakwah itu dirobek-robek, Rasulullah menjelaskan bahwa
Syahin yang sombong itu akan dibunuh oleh anaknya sendiri pada malam Selasa
tanggal 10 Jumadil Awal tahun ke-7 hijrah. Apa yang diucapkan Rasulullah SAW
ternyata sesuai dengan kenyataan. Syahinsyah dibunuh oleh anaknya sendiri
Asv-Syirwaih karena kelalimannya.
Kemudian surat dakwah Rasulullah SAW dikirimkan pula kepada An-Najasyi
(Raja Ethiopia), Al-Munzir bin Sawi (Raja Bahrain), Hudzah bin Ali (Raja
Yamanah), dan Al-Haris (Gubernur Romawi di Syam). Di antara penguasapenguasa tersebut yang menerima seruan dakwah Rasulullah, hanyalah AlMunzir bin Sawi penguasa Bahrain yang menyatakan masuk Islam dan mengajak
para pembesar negara dan rakyatnya agar masuk Islam.
B. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH
Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode
Madinah adalah :
1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain
meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang
yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam
Surah An-Nahl, 16: 125. (Coba kalian cari dan pelajari!)
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya. Dalil wajibnya:
Al-Qur’an Surah Ali ‘Imrãn, 3: 104, dan Hadis Rasulullah SAW:
Artinya: “Sampaikanlah, apa yang berasal dariku (tentang Islam), walaupun hanya
satu ayat.“ (H.R. Bukhari)
158
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan
niat untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.
Umat Islam dalam melaksanakan tugas dakwahnya, selain harus menerapkan
pokok-pokok pikiran yang dijadikan sebagai strategi dakwah Rasulullah SAW, juga
hendaknya meneladani strategi Rasulullah SAW dalam membentuk masyarakat
Islam atau masyarakat madani di Madinah.
Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan
ajaran Islam pada seluruh aspek kehidupan sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat
yang baldatun tayyibatun wa rabbun gafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram,
damai, adil, dan makmur di bawah naungan rida Allah SWT dan ampunan-Nya.
Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam seperti
tersebut adalah :
a. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah ialah
Masjid Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barat daya Madinah. Masjid Quba ini
dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah (20 September 622 M).
Setelah Rasulullah SAW menetap di Madinah, pada setiap hari Sabtu, beliau
mengunjungi Masjid Quba untuk salat berjamaah dan menyampaikan dakwah Islam.
Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya ada
Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh kaum:
Muhajirin dan Anshor, yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW dan peletakan batu kedua, ketiga, keempat, dan kelima
dilaksanakan oleh para sahabat terkemuka yakni : Abu Bakar r.a., Umar bin Khattab
r.a., Utsman bin Affan r.a., dan Ali bin Abu Thalib k.w.
Mengenai fungsi atau peranan masjid pada masa Rasulullah SAW adalah
sebagai berikut :
 Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah, dan
akhlak.
 Masjid merupakan sarana ibadah, khususnya salat lima waktu, salat Jumat
Tarawih, salat Idul Fitri, dan Idul Adha. (Lihat Q.S. Al-Jinn, 72 : 18 !).
 Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam bersumber
kepada A1-Qur’an dan Hadis.
 Menjadikan masjid sebagai sarana kegiatan sosial. Misalnya sebagai tempat
penampungan zakat, infak, dan sedekah dan menyalurkannya kepada yang
berhak menerimanya, terutama para fakir miskin dan anak-anak yatim terlantar.
 Masjid sebagai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan persaudaraan
sesama Muslim (ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya persatuan.
 Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda, sebagai tempat
pengobatan para penderita sakit, terutama para pejuang Islam yang menderita
luka ikibat perang melawan orang-orang kafir. Sejarah mencatat adanya seorang
perawat wanita terkenal pada masa Rasulullah SAW yang bernama “Rafidah”.
 Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai tempat bermusyawarah dengan para
sahahatnya. Masalah-masalah yang dimusyawarahkan antara lain ; usaha usaha
untuk mengatasi kesulitan, usaha-usaha untuk memajukan umat Islam, dan
strategi peperangan melawan musuh-musuh Islam agar memperoleh
kemenangan,
b. Mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Ansar
159
Muhajirin adalah para sahahat Rasulullah SAW penduduk Mekah yang
berhijrah ke Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk asli
Madinah yang memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin.
Rasulullah SAW bermusyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khattab
r.a. mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, sehingga terwujud persatuan
yang tangguh. Hasil musyawarah memutuskan agar setiap orang Muhajirin mencari
dan mengangkat seorang dari kalangan Ansar menjadi saudaranya senasab
(seketurunan), dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Demikian juga sebaliknya
orang Ansar.
Rasulullah SAW memberi contoh dengan mengangkat Ali bin Abu Thalib
sebagai saudaranya. Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dicontoh oleh
seluruh sahahatnya misalnya :
 Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasuluhlah SAW, pahlawan Islam yang
pemberani bersaudara dengan Zaid bin Haritsah, mantan hamba sahaya, yang
kemudian dijadikan anak angkat Rasulullah SAW.
 Abu Bakar Ash-Shiddiq, bersaudara dengan Kharizah bin Zaid.
 Umar bin Khattab bersaudara dengan Itban bin Malik Al Khazraji (Ansar).
 Utsman bin Affan bersaudara dengan Aus bin Tsabit.
 Abdurrahman bin Auf bersaudara dengan Sa’ad bin Rabi (Ansar).
Demikianlah seterusnya setiap orang Muhajirin dan orang Ansar, termasuk
Muhajirin setelah hijrahnya Rasulullah SAW dipersaudarakan secara sepasangsepasang, layaknya seperti saudara senasab.
Persaudaraan
secara
sepasang-sepasangseperti
rersebut,
ternyata
membuahkan hasil sesama Muhajirin dan Ansar terjalin hubungan persaudaraan
yang lebih baik. Mereka saling mencintai, saling menyayangi, hormat-menghormati,
dan tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Kaum Ansar dengan ikhlas memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin
berupa tempat tinggal, sandang pangan, dan lain-lain yang diperlukan. Namun kaum
Muhajirin juga tidak diam berpangku tangan, mereka berusaha sekuat tenaga untuk
mencari nafkah agar dapat hidup mandiri. Misalnya Abdurrahman bin Auf menjadi
pedagang, Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abu Thalib menjadi petani
kurma.
Kaum Muhajirin yang belum mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian
oleh Rasulullah SAW ditempatkan di bagian Masjid Nabawi yang beratap yang
disebut Suffa dan mereka dinamakan Ahlus Suffa (penghuni Suffa). Kebutuhankebutuhan mereka dicukupi oleh kaum Muhajirin dan Ansar secara bergotongroyong. Kegiatan Ahlus Suffa itu antara lain mempelajari dan menghafal Al-Qur’an
dan Hadis, kemudian diajarkannya kepada yang lain. Sedangkan apabila terjadi
perang antara kaum Muslimin dengan kaum kafir, mereka ikut berperang.
c. Perjanjian Bantu-Membantu antara Umat Islam dan Umat Non-Islam
Pada waktu Rasulullah SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga
golongan, yaitu umat Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nazir dan Bani
Quraizah), dan orang-orang Arab yang belum masuk Islam.
Rasulullah SAW membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-Islam
dan tertuang dalam Piagam Madinah. Isi Piagam Madinah itu antara lain:
(1) Setiap golongan dari ketiga golongan penduduk Madinah memiliki hak pribadi,
keagamaan dan politik. Sehubungan dengan itu setiap golongan penduduk
160
Madinah berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang membuat kerusakan
dan memberi keamanan kepada orang yang mematuhi peraturan.
(2) Setiap individu penduduk Madinah mendapat jaminan kebebebasan beragama.
(3) Seluruh penduduk Madinah yang terdiri dan kaum Muslimin, kaum Yahudi, dan
orang-orang Arab yang belum masuk Islam sesama mereka hendaknya saling
membantu dalam bidang moril dan materil. Apabila madinah diserang musuh,
maka
seluruh
penduduk
Madinah
harus
bantu-membantu
dalam
mempertahankan kota Madinah.
(4) Rasulullah SAW adalah pemimpin seluruh penduduk Madinah. Segala perkara
dan perselisihan besar yang terjadi di Madinah harus diajukan kepada Rasulullah
SAW untuk diadili sebagaimana mestinya.
d. Meletakkan Dasar-dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial yan Islami demi
Terwujudnya Masyarakat Madani
Islam tidak hanya mengajarkan bidang akidah dan ibadah, tetapi mengajarkan
juga bidang politik, ekonomi, dan sosial, yang kesemuanya bersumber pada Al
Qur’an dan Hadis.
Pada masa Rasulullah, penduduk Madinah mayoritas sudah beragama Islam,
sehingga masyarakat Islam sudah terbentuk, maka adanya pemerintahan Islam
merupakan keharusan. Rasulullah SAW selain sebagai seorang nabi dan rasul, juga
tampil sebagai seorang kepala negara (khalifah).
Sebagai kepala negara, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar bagi sistem
politik islam, yakni musyawarah. Melalui musyawarah, umat Islam dapat mengangkat
wakil-wakil rakyat dan kepala pemerintahan, serta membuat peraturan peraturan
yang harus ditaati oleh seluruh rakyatnya. Dengan syarat, peraturan peraturan itu
tidak menyimpang dan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis (dalil naqlinya lihat QS. AnNisã’, 4: 59).
Dalam bidang ekonomi Rasulullah SAW telah meletakkan dasar bahwa system
ekonomi Islam itu harus dapat menjamin terwujudnya keadilan sosial.
Dalam bidang sosial kemasyarakatan, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar
antara lain adanya persamaan derajat di antara semua individu, semua golongan,
dan semua bangsa. Sesuatu yang membedakan derajat manusia ialah amal
salehnya atau hidupnya yang bermanfaat (lihat Q.S. Al-Hujurat, 49: 13).
EVALUASI
Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Tepat!
1.
2.
3.
4.
5.
Sebutkan isi perjanjian Hudaibiyah!
Jelaskan inti pokok strategi dakwah Rasulullah saw pada periode Madinah!
Ceritakan tentang peristiwa Isro’ MI’raj Nabi dan jelaskan hikmahnya!
Siapakah yang dimaksud dengan golongan Muhajirin dan Anshor?
Jelaskan fungsi Masjid (lima saja) bagi umat Islam, khususnya pada masa
Rasulullah!
161
LATIHAN SOAL SEMESTER GENAP
1. Q.S. Ali Imran 159
Bacaan ayat tersebut yang tidak ada bacaan tajwidnya adalah
a. Ikhfa’ haqiqi
c. idgham bigunnah
e. Tafkhim
b. Matd thobi’i
d. izhar safawi
2. Q.S. Ali Imran 159
Bacaan ayat tersebut terdapat bacaan tajwid yaitu...
a. Ikhfa’ haqiqi
c. gunnah
e. Mad Arid lissukun
b. Izhar halqi
d. izhar qomariyah
c.
3. Q.S. Ali Imran 159 :
Dari ayat tersebut yang tidak ada artinya pada isian di bawah ini adalah....
a. didalam perkara itu
c. Dan mohonlah ampun e. dan bermusyawarahlah
b. Apabila telah membulatkan tekad d. maka maafkanlah
4.
Pada akhir ayat Q.S. Ali Imrab 159 :
Arti ayat di atas adalah...
a. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
b. Sesungguhnya bertawakkal adalah usaha yang paling baik
c. Allah mencintai orang-orang yang bersabar
d. Sesungguhnya syaetan itu menjadi musuh nyata bagi orang beriman
e. Bermusyawarah pangkal akhirnya adalah bertawakkal
5. Q.S. Syura 38 terdapat ayat
Ayat di atas terdapat hukum bacaan seperti berikut, yaitu...
a. izhar halqi
c. idgham bigunnah
e. ikhfa’ haqiqi
b. izhar syafawi
d. idgham bila gunnah
6. Q.S Asy Syura 38 berisi tentang....
a. Ajaran bertawakkal
d. ajaran perkawinan
b. Ajaran berdemokrasi
e. ajaran berakhlak mulia
c. Ajaran keimanan
7. Buah dari senang berinfak dan bersedekah adalah....
a. dimudahkan dalam belajar
d. dimudahkan jadi siswa teladan
b. dimudahkan dalam membantu saudara e. dimudahkan dalam mendapat rizki
c. dimudahkan dalam membantu saudara
8. Dalam demokrasi sekuler persoalan apapun dapat dibahas, sedang dalam musyawarah Islami tidak
boleh bagi seseorang untuk membahas sesuatu yang telah...
a. disepakati bersama
d. ditetapkan sebelumnya
b. dimusyawarahkan sebelumnya
e. dipersoalkan bersama
c. dijelaskan oleh Al Qur’an dan Al Hadits
9. Untuk menjadi muslim yang baik, beriman dan beramal saleh, taat, dan bertakwa maka senantiasa
ia harus memiliki sikap “ As Shidqu “
Yang artinya ...
a. Menyayangi anak yatim
d. memenuhi janji
b. Meninggalkan khianat
e. Meraih cita-cita
c. Berhati jujur
162
10. Menyamakan malaikat dengan Allah swt, baik dalam zat, sifat maupun af’alnya termasuk
perbuatan...
a. perbuatan yang buruk
d. kemaksiatan
b. kefasikan dan kemunafikan
e, kemungkaran
c. syirik dan dosa besar
11. Beriman kepada malaikat mampu mendorong manusia agar senantiasa mengingat mati dan hidup,
serta mempersiapkan bekal untuk...
a. hidup selamanya
d. hidup setelah mati
b. hidup di dunia
e. mempersiapkan mati
c. masa depan anak dan cucunya
12. Berikut ini termasuk ciri-ciri orang yang betul-betul beriman kepada malaikat, kecuali...
a. Senantiasa melaksanakan perintah Allah, terutama yang wajib-wajin
b. Usaha sekuat tenaga agar selalu meninggalkan perbuatan haram
c. Berusaha agar tatkala meninggal dunia dalam kusnul khatimah
d. Menyadari bahwa malaikat itu makhluk Allah yang paling tinggi drajatnya
e. Membiasakan diri dengan akhlak terpuji
13. Setiap mukmin dan mukminat hendaknya menyadari bahwa dimanapun berada, disitulah ada
malaikat yang senantiasa....
a. mengawasi semua sikap dan tingkah laku manusia
b. mengontrol ibadah yang dilakukan manusia
c. mencari kesalahan perbuatan manusia
d. membantu kesusahan manusia
e. menyiksa umat manusia
14. Malaikat IZRAIL adalah malaikat yang bertugas untuk...
a. Mencatat perbuatan baik dan buruk manusia
b. Menanyai keimanan manusia di alam barzah
c. Membagi rizqi kepada semua makhluk di alam ini
d. Mencabut nyawa makhluk hidup
e. Menyiksa manusia yang masuk di neraka
15. Selain Malaikat terdapat juga makhluk Jin yang senantiasa terkena kwajiban seperti halnya
manusia untuk menjalankan syari’ah Islam. Sedangkan Rosul yang diikutinya adalah...
a. Para Malaikat karena sama-sama makhluk gaib
b. Para Ulama Jin
c. Para Rosul sebagaimana rosul-rosul manusia
d. Para Jin yang beriman ydan beramal soleh
e. Para raja-raja jin yang berkuasa
f.
16. Menurut Hadits Nabi bersilaturrahmi itu selain mempererat tali persaudaraan juga menimbulkan
hasil seperti berikut, yaitu...
a. menjadikan pandai
d. menjadikan pejabat
b. mengurangi kebaikan
e. memanjangkan umur
c. menambah masalah hidup
17. Petunjuk Nabi yang berkaitan dengan bertamu, apabila bertamu itu kalau memang harus menginap
maksimal sebaiknya selama...
a. satu hari b. dua hari
c. tiga hari
d. lima hari e. tidak ada ketentuan
18. Menurut Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa memakai perhiyasan emas bagi
kaum laki-laki merupakan...
163
a. kebanggaan yang baik untuk dilakukan
b. larangan yang harus dihindari
c. boleh memakai asal tidak berlebihan
d. keindahan yang boleh dipakai
e. dibolehkan bila memakainya
19. Aurat bagi wanita adalah seluruh bagian tubuhnya harus ditutupi supaya tetap indah dan nyaman,
kecuali...
a. muka dan telapak kakinya
d. muka dan tapak tangannya
b. muka dan kedua lengannya
e. mata dan kedua tangannya
c. kedua matanya saja
20. Islam melalui kedua sumber Al Qur’an dan Hadits memberikan batasan dan aturan yang jelas
mengenai tatacara berpakaian. Pada prinsipnya Islam mewajibkan setiap muslim dalam berpakaian
untuk...
a. melaksanakan ibadah sebaik-baiknya
d. menghiyasi diri dg pakaian bagus dan mahal
b. menjaga dan memelihara jiwanya
e. melaksanakan berpakaian yang model
c. menghiyasi diri dg pakaian indah dan iman
21. Riya’ adalah termasuk akhlak tercela yang harus dihindari. Tanda bagi orang yang suka bersikap
riya’ adalah...
a. suka disanjung
c. suka berhutang
e. suka beramal
b. suka membantu
d. suka bekerja
22. Sikap Hasad bila masih tersimpan di dalam hati manusia, maka akan muncul sikap seperti berikut,
kecuali....
a. marah
b.dengki
c. benci
d. permusuhan
e. sabar
23. Iri hati yang dibolehkan berdasarkan hadis Nabi, seperti...
a. ingin menguasai istri orang lain, karena merasa istrinya tidak secantik dia
b. ingin memiliki ketampanan/kecantikan yang dimiliki orang lain
c. terhadap orang yang berilmu pengetahuan tinggi, dan ilmunya itu berguna untuk dirinya dan
orang lain
d. kepada seseorang yang kaya raya, dan kekayaannya diperoleh dengan cara haram
e. ingin memiliki kedudukan tinggi, yang diraih oleh seseorang dengan cara tidak halal.
24. Berikut ini yang termasuk perilaku aniaya terhadap diri sendiri ialah...
a. melakukan pencurian dan perampokan
b. membiarkan diri sendiri berada dalam kebodohan
c. lali dalam melaksanakan kegiatan sosial
d. bergaul dan beerkenalan dengan orang yang tidak beriman
e. tidak mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat
25. Menurut hadits Nabi HR Abu Daud dan Ibnu Majah, akibat dari perbuatan hasad akan
mengurangi amal baik bagi pelakunya, diibaratkan seperti....
a. tanah yang tersiram air hujan
d. api yang menhabiskan kayu bakar
b. panas yang tersiram air hujan
e. anai-anai yang beterbangan
c. minyak diatas air
26. Sikap riya bisa hilang dari diri manusia, bila manusia mampu....
a. mengamalkan apa yang telah diketahui
d. menafsiri diri sendiri
b. memahami apa yang ia ketahui
e. mengenal agama yang dianutnya
c. memahami agama dengan baik.
27. Pelajar yang memiliki sifat tidak adil pada dirinya sendiri, maka ia akan melakukan...
a. Ibadah dengan khusyu dan ikhlas
d. berlaku riya’dan hasad
b. Menghiyasi diri dengan iman dan amal saleh
e. memanfaatkan waktu yang kosong
164
c. Belajar keras dan menghilangkan kemalasan
28. Orang yang memiliki sikap aniaya dan zalim, biasanya terhadap harta berlaku....
a. Tamak
c. Penimbun
e. penyayang
b. Perusak
d. Pemboros
29. Berikut ini yang tidak termasuk perilaku aniaya terhadap sesama manusia adalah....
a. gibah
c. fitnah
e. mengingatkan pelaku zalim
b. namimah
d. membunuh
30. Seorang muslim mempunyai saldo uang setiap bulannya, kemudian ditabung di bank pada tanggal
1 januari 2006 setiap bulannya sebesar Rp 10.000.000,- harga emas setiap gramnya Rp 200.000,Jika tanggal 1 Januari 2007 jumlah uang tabungannya sebesar Rp 121.000.000,- maka besar zakat
yang harus dibayarkan adalah...
a. Rp 5.000.000,c. Rp 4.050.000,e. Rp 1.250.000,b. Rp 2.500.000,d. Rp 3.025.000,31. Infak bagi seorang muslim hukumnya....
a. wajib
b. mubah c. sunah d. makruh
e. fardlu kifayah
32. Imam Malik dan Imam Syafi’i menyatakan bahwa mengapa kurma, gandum dan kismis itu
dizakati, karena....
a. makanan yang disukai para nabi dan rasul
d. menjadi tanaman andalan
b. hanya dimilki orang Timur Tengah
e. hanya hidup dipadang pasir
c. kesemuanya sebagai makanan pokok
33. Zakat harta disebut dengan istilah....
a. zakat fitrah b. zakat mal c. zakat infak d. zakat profesi
e. zakat tjaroh
34. Pajak dan zakat sama-sama memilki tujuan seperti berikut, kecuali...
a. ekonomi
c. keungan
e. kemasyarakatan
b. pendidikan
d. politik
35. Harta benda yang dimiliki seorang muslim tidak dikeluarkan zakatnya apabila belum memenuhi
syarat genap satu tahun yang disebut...
a. haul
c. nisab
e. qoul
b. mustahiq
d. muzaqqi
36. Pak Husen memiliki penghasilan banyak karena pekerjaannya sebagai seorang pedagang yang
barang dagangannya sudah mencapai nisab, maka cara membayar zakatnya adalah...
a. dibayar seperti zakatnya unta
b. dibayar seperti zakatnya sapi
c. dibayar seperti zakatnya kambing
d. dibayar seperti ukuran zakat tanaman padi
e. e. dibayar seperti zakatnya pemilikan emas
37. Salah satu persamaan antara haji dan umrah adalah....
a. Persamaan syarat, wajib dan hukumnya
d. persamaan miqat waktunya.
b. Keharusan wuquf di Arafah
e. Mabit di Mina dan Muzdalifah
c. Persamaannya Melontar jumrah
38. Kegiatan yang harus dilakukan oleh jamaah haji adalah Wukuf di Padang Arafah secara serentak
bersama-sama yang dilaksankannya pada ....
a. tanggal 7 Dulhijjah
c. tanggal 9 Dulhijjah
e. tanggal 11-12-13 Dulhijjah
b. tanggal 8 Dulhijjah
d. tanggal 10 Dulhijjah
165
39. Pada hari Tasyrik para jama’ah haji melaksankan kegiatan....
a. Mabit di Muzdalifah
c. wukuf di padang Arafah
b. Salat arbain di masjid nabawi
d. Bertahallul
e. Melontar jumrah
40. Sa’i merupakan kegiatan haji dengan berlari-lari kecil antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak
tujuh kali, yang keberadaannya bertempat di....
a. Padang Arafah
c. Masjid Madinah
e. Muzdalifah
b. Masjidil Haram
d. Mina
41. Hikmah dan fungsi ibadah haji dapat disebutkan sebagai berikut, adapun yang tidak termasuk
didalamnya adalah...
a. Merupakan sarana untuk menunjukkan kebesaran Allah
b. Merupakan konggres besar bagi umat Islam sedunia
c. Merupakan jaminan ampunan dari Allah yang sangat besar
d. Meningkatkan harta kekayaan yang luar biasa
e. Memerteguh iman dan taqwa kepada Allah swt.
42. Berwakaf diajarkan oleh Islam yaitu menafkahkan harta untuk kepentingan umum bagi keperluan
umat Islam, makna wakaf sendiri secara etimologis adalah...
a. memberikan sesuatu
c. membangun sesuatu
e. mengabadikan sesuatu
b. menahan sesuatu
d. menafkahkan sesuatu
43. Harta yang dapat diwakafkan harus memenuhi syarat dan ketentuan wakaf, berikut ini adalah
harta yang tidak memenuhi syarat kecuali....
a. Barang yang mudah dikonsumsi oleh penerimanya
b. Kebun yang belum jelas kepemilikannya
c. Harta itu masih tanggungan orang lain
d. Harta itu harus jelas wujudnya dan batas-batasnya
e. Dapat dimanfaatkan dalam waktu singkat
44. Nadzir adalah orang yang memelihara harta wakaf, adapun tugas dan hak nadzir menurut UU RI
N0 41 pasal 11 tahun 2004 sebagai berikut, kecuali...
a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf
b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan dan fungsinya
c. mengawasi dan ,melindungi harta benda wakaf
d. Berhak menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan harta wakaf
e. Mewariskan harta wakaf kepada pewarisnya.
45. Petugas pemerintah yang berwenang mencatat dan mengurusi serah terima harta wakaf serta
menerbitkan akta wakaf adalah....
a. Wakif
c. Maukuf
e. Pengadilan Agama
b. NAZDIR
d. PPAIW
46. Hijrah Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah memiliki arti....
a. Pelarian
c. perpindahan
e. persatuan
b. Perlindungan
d. pengasingan
47. Setelah Nabi dapat hijrah di Madinah diantara suku ada yang kurang senang dengan kehadiran
Nabi Muhammad saw, suku tersebut adalah...
a. Suku Aus b. Suku Kinanah c. Suku Yamani d. Suku khazraj e. suku Yahudi
48. Perang antara kaum muslimin dengan orang kafir Quraisy selalu dimenangkan oleh kaum
muslimin, adapun yang tidak bisa menang adalah dikala perang...
a. Perang Badar
c. Perang Uhud
e. Perang Khandak
166
b. Perang Muktah
d. Perang Siffin
49. Sewaktu orang Islam di madinah hendak menunaikan haji besar-besaran di kota Makah, orang
Kafir Quraisy menyangka perbuatan itu merupakan strategi akan menyerang dirinya, maka timbul
kebulatan tekad kaum muslimin untuk berikrar mempertahankan Agama Islam sampai titik darah
penghabisan. Sumpah setia itu dikenal dengan istilah...
a. Baiatur Ridwan
c. Hudzaibiyah
e. Fathu Makkah
b. Hijriyah
d. Assalaamah
50. Sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah adalah seperti berikut, yaitu....
a. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu nadzir
b. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Quraizhah
c. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Kinanah
d. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Bakar
e. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Hasyim
Soal Uraian
51. Jelaskan potongan ayat Q.S. Ali Imran Ayat 159 berikut :
52. Seorang muslim ketika menggali sumur menemukan bongkahan emas seberat 200 gram,
sedangkan harga emas 1gram Rp 200.000,- Berapakah membayar zakatnya?
53. Jelaskan mustahiq zakat ( 8 orang )sesuai dengan petunjuk Al Qur’an Surat At Taubah ayat 60 !
54. Sebutkan 10 Malaikat yang wajib kita ketahui beserta tugasnya !
55. Jelaskan tiga cara menunaikan ibadah haji bagi kaum muslimin !
Download