evaluasi program latihan ssb bina bakat sito rajo kari teluk kuantan

advertisement
1
KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP
PRESTASI RENANG GAYA DADA 100 METER ATLET
PERKUMPULAN RENANG TIRTA KALUANG PADANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Strata 1
Di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Oleh :
HARI AZWAR
2007/89552
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
2
3
4
ABSTRAK
”Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada
100 Meter Atlet Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang”.
OLEH : Hari Azwar.
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya Prestasi Renang Gaya Dada
100 Meter Atlet Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis
korelasional yang dilanjutkan dengan menghitung besarnya kontribusi Kekuatan
Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Atlet Perkumpulan
Renang Tirta Kaluang Padang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet Perkumpulan Renang
Tirta Kalung Padang 2011 yang berjumlah sebanyak 32 orang, dengan rincian 22
orang putera dan 10 orang puteri. “Penentuan sampel secara purposive sampling,
yaitu dengan menetapkan hanya atlet putera saja yang berjumlah 22 orang.
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur Kekuatan Otot
Tungkai melalui tes half squat jump. Selanjutnya, Prestasi Renang Gaya Dada 100
Meter melalui tes Kemampuan Renang Gaya Dada 100 meter. Hipotesis
penelitian yaitu Kekuatan Otot Tungkai Berkontribusi terhadap Prestasi Renang
Gaya Dada 100 meter.
Analisis data dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan teknik
analisis korelasi sederhana dan dilanjutkan dengan koefisien determinasi pada
taraf signifikan α = 0,05. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Kekuatan Otot
Tungkai memberikan kontribusi sebesar 57,3% terhadap Prestasi Renang Gaya Dada
100 Meter.
Kata Kunci: Kekuatan Otot Tungkai dan Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter.
i
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Prestasi
Renang Gaya Dada 100 Meter Atlet PR. Tirta Kaluang Padang”.
Skripsi penelitian ini dibuat untuk melengkapi persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu
Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Padang (UNP).
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan.
Dalam penyusunan skripsi penelitian ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu
melalui ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah
memberikan berbagai kemudahan sehingga penulis dapat mengikuti
perkuliahan dengan baik sampai akhirnya menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan,
yang telah membantu terselenggaranya segala bentuk administratif dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Drs. Imam Sodikoen, M.Pd selaku Pembimbing I dan
Drs. Maidarman, M.Pd selaku Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dorongan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi
ini terselesaikan sesuai dengan rencana.
ii
6
4. Bapak Drs. Hermanzoni, M.Pd, Padli S,Si. M,Pd dan Drs. M Ridwan selaku
tim penguji, yang telah memberikan kontribusi dalam ujian skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa FIK UNP, yang telah memberikan motivasi selama
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada orang tua ( Ibu), yang telah memberikan dorongan dan do’a sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua.
Padang, maret 2012
Penulis
iii
7
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I.
BAB II.
ix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ...............................................................
7
D. Perumusan Masalah.................................................................
7
E. Tujuan Penelitian.....................................................................
8
F. Manfaat Hasil Penelitian .........................................................
8
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori............................................................................. 10
1. Hakikat Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter ............... 10
2. Hakikat Kekuatan Otot Tungkai ....................................... 27
B. Kerangka Konseptual .............................................................. 34
C. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 35
iv
8
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................
36
C. Populasi dan Sampel ............................................................... 36
D. Defenisi Operasional ............................................................... 38
E. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 38
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 39
G. Instrumen Penelitian ................................................................ 40
H. Teknik Analisis Data ............................................................... 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Data ........................................................................ 47
B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................... 49
C. Pengujian Hipotesis ................................................................. 53
D. Pembahasan ............................................................................. 54
BAB V.
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 57
B. Saran-saran .............................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59
v
9
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Populasi Penelitian ........................................................................... 37
Tabel 2. Sampel Penelitian ............................................................................. 37
Tabel 3. Tenaga Pelaksana Tes ...................................................................... 45
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Tungkai (X) .......................... 47
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter
(Y) .................................................................................................... 48
Tabel 6. Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data Dengan Uji
Liliefors ............................................................................................ 50
Tabel 7. Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas Regresi .......... 51
Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana dan
Koefisien Determinan Kekuatan Otot Tungkai (X) Terhadap
Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) ..................................... 53
vi
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Macam-macam hambatan sewaktu perenang melakukan
renang gaya dada 100 meter ....................................................... 15
Gambar 2.
Gerakan renang gaya dada Kaki lurus ke belakang, lengan
lurus ke depan, dengan telapak tangan miring ke luar dan
kepala kira-kira 80% masuk ke dalam air ................................... 22
Gambar 3.
Gerakan renang gaya dada Kaki masih lurus ke belakang,
kedua tangan mulai dibuka ke samping selebar bahu ................. 23
Gambar 4.
Gerakan renang gaya dada Kaki tetap lurus, kedua tangan
mulai munarik. Jarak antara kedua tangan sudah lebih lebar
dari bahu dan telapak tangan menghadap ke belakang.
Nafas dikeluarkan dan gelembung- gelembung udara ke
luar dari mulut dan hidung .......................................................... 23
Gambar 5.
Gerakan renang gaya dada Siku-siku mulai dibengkokkan
dan lengan berputar, tangan menarik dengan kuat ..................... 23
Gambar 6.
Gerakan renang gaya dada telapak tangan mulai diputar ke
dalam, dan kepala mulai terangkat sedikit .................................. 24
Gambar 7.
Gerakan renang gaya dada Mengambil nafas dilakukan
pada saat tangan siap didorong ke depan .................................... 24
Gambar 8.
Gerakan renang gaya dada Pengambilan nafas telah selesai
dan mulut sudah tertutup. Tangan mulai digerakkan ke
depan ........................................................................................... 24
Gambar 9.
Gerakan renang gaya dada Leher dilemaskan untuk
merendahkan kepala ke dalam air kembali kaki ditarik ke
pantat sedangkan lengan terus bergerak ke depan sebagai
akibat diluruskannya siku-siku ................................................... 25
Gambar 10. Gerakan renang gaya dada Kepala terus menunduk karena
pengandoran dari leher. Kaki berada dalam posisi “plantarflexed” dan lengan mendekati penyelesaian lurus ...................... 25
Gambar 11. Gerakan renang gaya dada Kaki ditendangkan ke belakang
melingkar. Nafas diatur dengan baik sampai tarikan tangan
yang berikutnya dimulai ............................................................. 25
Gambar 12. Gerakan renang gaya dada Seperti nomor 10, kaki mulai
merapat........................................................................................ 26
vii
11
Gambar 13. Gerakan renang gaya dada Lengan sudah lurus, perenang
menyalesaikan tendangannya dan memusatkan perhatiannya
pada keseimbangan badannya agar terbentang lurus
horizontal. Selanjutnya kembali dari sikap permulaan ............... 26
Gambar 14. Struktur otot tungkai ................................................................... 28
Gambar 15. Kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap prestasi renang
gaya dada 100 meter ................................................................... 35
Gambar 16. Bentuk pelaksanaan tes prestasi renang gaya dada 100
meter ........................................................................................... 42
Gambar 17. Bentuk pelaksanaan pengukuran kekuatan otot tungkai
dengan tes half squad jump ........................................................ 44
Gambar 18. Histogram Kekuatan Otot Tungkai (X) ..................................... 47
Gambar 19. Histogram Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) .............. 49
Gambar 20. Diagram Garis Regresi Ŷ = 3,48 + -0,13 X ................................ 52
viii
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Data Mentah ............................................................................
61
Lampiran 2.
Uji Normalitas Sebaran Data ..................................................
62
Lampiran 3.
Pengolahan Data Mentah Dengan T-Score .............................
64
Lampiran 4.
Analisis Korelasi Sederhana ...................................................
66
Lampiran 5.
Analisis Pengujian Linearitas dan Keberartian Regresi ..........
68
Lampiran 6.
Dokumentasi Penelitian ..........................................................
70
Lampiran 7.
Surat Izin Penelitian ................................................................
72
Lampiran 8.
Surat Balasan Izin Penelitian ..................................................
73
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong,
membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Pada
masa sekarang, olahraga bukan semata-mata kegiatan individu, tetapi sudah
berkembang menjadi olahraga prestasi. Olahraga prestasi adalah olahraga
yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana,
berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi
dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Dalam UU.
RI No. 3 Tahun 2005 pasal 27 ayat 4 tentang sistem keolahragaan Nasional
dijelaskan
bahwa
dilaksanakan
“Pembinaan
dengan
dan
pengembangan
memberdayakan
olahraga
perkumpulan
prestasi
olahraga,
menumbuhkembangkan sentral pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan
daerah,
dan
menyelenggarakan
kompetisi
secara
berjenjang
dan
berkelanjutan”.
Salah satu olahraga yang dimaksudkan dari kutipan di atas adalah
olahraga renang. Olahraga renang merupakan salah satu cabang olahraga
kompetitif yang telah cukup lama diperlombakan oleh masyarakat dunia, baik
dalam event Olympiade Games, Asian Games maupun kejuaraan dunia. Di
Indonesia, olahraga renang diperlombakan dalam event Kejuaraan Renang
Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (Krapsi), Pekan Olahraga Provinsi
(Porprov), maupun Pekan Olahraga Nasional (PON). Penerapan Ilmu
1
2
Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka pendekatan ilmiah pada olahraga
renang sebaiknya dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan kondisi yang
ada dan tidak terlepas dari dilakukannya pembinaan olahraga prestasi.
Tujuan dilakukannya pembinaan prestasi dalam olahraga renang secara
ilmiah sudah seharusnya menjadi landasan dalam proses pembibitan dan
pembinaan atlet dari suatu program untuk mencapai prestasi tinggi, baik yang
bersifat nasional maupun daerah, serta menyelenggarakan kompetisi secara
berjenjang dan berkelanjutan. Pembinaan olahraga
renang prestasi secara
berjenjang mempunyai implikasi terhadap pentingnya evaluasi yang harus
dilaksanakan secara berkala sejak tahap penjaringan atlet sampai dengan tahap
akhir pelaksanaan program latihan dan prestasi tinggi yang dicapai.
Sumatera Barat khususnya kota Padang merupakan Ibu Kota Propinsi
yang merupakan pusat pembinaan olahraga renang prestasi. Pembinaan
olahraga renang prestasi dilakukan pada klub-klub dan perkumpulan renang
dengan tujuan dapat melahirkan atlet-atlet renang yang dapat mencapai
prestasi maksimal. Salah satu perkumpulan renang yang dimaksudkan adalah
Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang yang aktif melakukan pembinaan
terhadap olahraga renang sejak tahun 1983.
Renang merupakan olahraga terukur. Oleh karena itu, kemampuan
renang seseorang dilihat berdasarkan kecepatan waktu tempuh renangnya.
Kemudian, di dalam perlombaan renang dikenal dengan empat macam gaya,
yaitu renang gaya dada, gaya bebas, gaya punggung dan gaya kupu-kupu.
Pada saat mengikuti perlombaan renang akan menempuh suatu jarak tertentu,
3
maka masing-masing gaya memiliki nomor yang diperlombakan sesuai
dengan jarak renang yang ditempuh.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi renang, khususnya
pada renang gaya dada nomor 100 meter. Secara garis besar faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi renang gaya dada nomor 100 meter adalah faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri atlet itu sendiri dengan segala kemampuan atau potensi yang
dimilikinya secara terpadu baik kemampuan fisik, teknik, taktik, dan
kemampuan mentalnya. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor eksternal
adalah faktor yang mempengaruhi prestasi yang berasal dari luar diri atlet,
atau dari luar potensi yang dimiliki atlet.
Faktor internal yang lebih dominan menentukan prestasi atlet adalah
faktor kondisi fisik dan teknik yang dimiliki atlet, seperti Kekuatan Otot
Tungkai dan teknik renang gaya daa 100 meter. Peranan otot tubuh merupakan
peranan otot-otot yang digunakan untuk bergerak dalam renang dan
melibatkan kondisi fisik atlet itu sendiri, seperti kekuatan otot kaki serta
didukung oleh bentuk postur tubuh yang ideal dalam olahraga renang itu
sendiri.
Pada nomor ini sangat membutuhkan kemampuan Kekuatan Otot
Tungkai, karena gerakan dalam renang gaya dada memiliki resistensi yang
paling besar dibandingkan dengan gaya renang yang lainnya, sehingga
menyebabkan tungkai kaki harus bekerja lebih kuat dan aktif untuk
mendapatkan prestasi renang yang lebih baik. Kesalahan dalam posisi tangan,
4
kepala atau kaki dapat membuat seorang perenang didiskualifikasi sehingga
mempengaruhi kemampuan mentalnya.
Lebih lanjut, atlet yang memiliki kemampuan otot-otot tubuh untuk
dapat berkontraksi berturut-turut secara maksimum dapat mempertahankan
teknik renang dengan baik secara efektif dan efisien, maka dikatakan atlet
tersebut memiliki prestasi renang gaya dada 100 meter yang baik. Sebaliknya,
atlet yang mengalami kesulitan pada saat otot berkontraksi dan tidak dapat
berfungsi menghasilkan gerakan yang efektif dan efesien, maka dikatakan
prestasi renang gaya dada 100 meter masih rendah. Oleh sebab itu faktor
kondisi fisik dan teknik dapat menentukan prestasi renang gaya dada 100
meter.
Sedangkan faktor eksternal yang dominan mempengaruhi prestasi atlet
meliputi kualitas pelatih, sarana dan prasarana, dan pengetahuan orang tua
akan nutrisi makanan yang cocok untuk membantu proses pencapaian tujuan
prestasi. Pelatih yang berkualitas akan dapat membuat program latihan yang
cocok dan tepat bagi atletnya sesuai dengan kebutuhan untuk pencapaian
prestasi. Sarana dan prasarana yang lengkap dan sesuai kebutuhan dapat
mendukung kelancaran proses pencapaian tujuan. Di samping itu pengetahuan
orang tua akan nutrisi makanan yang cocok bagi atlet diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang berarti untuk kesehatan fisik atlet untuk
melakukan latihan demi tercapainya tujuan prestasi.
5
Berdasarkan penjelasan di atas, apabila fenomena tersebut terus
dibiarkan akan berdampak kurang baik untuk kemajuan prestasi atlet
Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang, terutama pada prestasi renang
gaya dada 100 meter. Menelaah kebutuhan untuk menunjang keberhasilan
prestasi renang gaya dada 100 meter, maka setiap atlet renang harus memiliki
kondisi fisik yang lebih menentukan tingkat keberhasilan prestasi renang gaya
dada 100 meter seseorang. Jenis kondisi fisik mana yang lebih menentukan
penguasaan prestasi renang gaya dada 100 meter, serta seberapa besar
kontribusinya, perlu dilakukan suatu penelitian.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Apakah Kecepatan berkontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100
meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang?
2. Apakah Kekuatan Otot Tungkai memberikan kontribusi terhadap Prestasi
Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung
Padang?
3. Apakah Tinggi Badan berkontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada
100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang?
4. Apakah Kualitas Pelatih berkontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya
Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang?
5. Apakah Sarana memberikan kontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya
Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang?
6. Apakah Prasarana memberikan kontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya
Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang?
7. Apakah Nutrisi makanan yang dikonsumsi memberikan kontribusi
terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang
Tirta Kalung Padang?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, penulis hanya
membatasi variabel Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Prestasi Renang Gaya
Dada 100 meter. Pembatasan ini adalahtentang kontribusi Kekuatan Otot Tungkai
terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter Atlet Perkumpulan Renang
Tirta Kaluang Padang.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah serta
untuk lebih fokusnya pada masalah yang diteliti, maka dapat diajukan perumusan
masalah sebagai berikut, “Apakah Kekuatan Otot Tungkai berkontribusi terhadap
Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta
Kaluang Padang?”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang, seberapa
besar kontribusi Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada
100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.
Penulis, sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di
Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang.
2.
Atlet, sebagai informasi dan pengetahuan tentang faktor-faktor kondisi
fisik yang menentukan Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter.
3.
Pelatih, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan prestasi renang atlet,
sehingga pelatih dapat menentukan dan menerapkan secara tepat faktorfaktor yang dapat meningkatkan Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter.
8
4.
Perpustakaan, sebagai bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan
dan dapat mengungkap informasi yang bermanfaat terutama dalam bidang
teori kepelatihan dan teori gerak sebagai pengetahuan yang diperlukan
dalam pembinaan olahraga.
5.
Civitas akademika, untuk memperkaya disiplin ilmu kepelatihan dalam
bidang keolahragaan, sekaligus sebagai pegembangan wawasan dalam
memperluas kajian dalam Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang.
6.
Para peneliti selanjutnya, sebagai acuan untuk melakukan penelitian yang
baru.
9
BAB II
KERANGKA TEORETIS
A. Kajian Teori
1. Hakikat Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter
a. Pengertian
Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009:746)
mengemukakan pengertian dari prestasi adalah hasil yang telah dicapai
dari apa yang dikerjakan. Jadi, prestasi merupakan hasil yang diperoleh
dari suatu pekerjaan. Lebih lanjut Biro Humas dan Hukum
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI dalam UU RI No. 3
pasal 1 ayat 17 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional
(2009:4) mengemukakan prestasi adalah hasil upaya maksimal yang
dicapai olahragawan atau kelompok olahragawan (tim) dalam kegiatan
olahraga. Prestasi yang dimaksudkan adalah prestasi olahraga.
Syafruddin (1999:22) menjelaskan bahwa, ”prestasi olahraga
merupakan gambaran kemampuan seseorang atau sekelompok orang
(olahraga beregu) yang diperoleh setelah melakukan suatu proses
latihan”. Pendapat ini mengemukakan bahwa prestasi olahraga
merupakan hasil yang didapat oleh olahragawan setelah melakukan
suatu bentuk kegiatan atau latihan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikemukakan
prestasi merupakan hasil yang diperoleh olahragawan setelah melalui
proses latihan. Prestasi yang dimaksudkan dalam penelitian adalah
9
10
prestasi renang gaya dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta
Kaluang Padang.
Marta (2006:5) untuk kegiatan prestasi renang gaya dada,
dikenal dengan tiga nomor yang dipertandingkan yaitu nomor yang
dipertandingkan untuk putera dan puteri adalah nomor renang jarak 50
m, 100 m dan 200 m. Ketiga nomor pada renang gaya dada ini,
diperlombakan
dalam
setiap
pertandingan
nasional
maupun
internasional. Adapun olahraga renang yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah renang gaya dada 100 meter.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikemukakan
bahwa prestasi renang gaya dada 100 meter adalah hasil yang
diperoleh dari kemampuan seorang perenang pada nomor renang gaya
dada 100 meter yang melibatkan seluruh kemampuan anggota tubuh
untuk mencapai finish secepat-cepatnya. Menurut PB.PRSI (2002:7)
Prestasi renang gaya dada 100 meter dapat diukur dengan alat ukur
stopwatch melalui tes keterampilan berenang gaya dada jarak 100
meter dengan mengukur kecepatan waktu tempuh renang yang
dicapainya dalam satuan detik.
b. Fungsi
Menurut Harsono (1988:237) mengemukakan bahwa prestasi
berfungsi sebagai berikut:
1) Untuk mengevaluasi kondisi serta kesiapan fisik, teknik, taktik,
dan mental atlet guna feedback, dalam merencanakan latihanlatihan untuk musim latihan berikutnya.
11
2) Untuk mengevaluasi medali atau berapa banyak juara yang berhasil
diraih.
3) Untuk menyeleksi atlet guna dimasukkan sebagai orang pilihan
dalam latihan inti.
Lebih lanjut, Syafruddin (2012:22) menjelaskan fungsi prestasi
sebagai berikut :
1) Prestasi berfungsi untuk kemampuan dalam arti khusus untuk
melihat hasil upaya maksimal yang dicapai seseorang olahragawan
(atlet) atau sekelompok orang (tim/regu) dalam bentuk kemampuan
dan keterampilan menyelesaikan tugas-tugas gerakan baik dalam
kegiatan latihan maupun dalam kompetisi dengan menggunakan
parameter-parameter evaluasi yang jelas dan rasional. Contoh:
prestasi Kekuatan Otot Tungkai dalam olahraga renang gaya dada
100 meter.
2) Prestasi berfungsi untuk kemampuan dalam arti umum. Contoh:
juara pada suatu kompetisi/perlombaan renang gaya dada 100
meter.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Renang Gaya Dada
100 Meter
Prestasi terbaik atlet merupakan hasil dari pembinaan yang
diberikan kepada atlet melalui latihan-latihan yang terprogram dengan
baik dan terarah. Pencapaian prestasi terbaik atlet ditentukan dan
dipengaruhi oleh banyak faktor.
12
Maidarman (1999:20-21), mengemukakan beberapa faktor
yang menunjang kemudahan dalam mempelajari teknik renang gaya
dada adalah sebagai berikut:
1) Posisi badan di dalam air pada renang gaya dada memiliki
bidang tumpu yang lebih luas terhadap air dari pada gaya
bebas, punggung dan kupu-kupu, dengan demikian daya
apung lebih besar dan tidak mudah tenggelam.
2) Teknik pernafasan relatif lebih mudah dilakukan karena
posisi kepala pada permukaan air menghadapi ke depan,
sehingga tidak mengalami kesulitan menghisap udara pada
saat mengangkat kepala dibantu dengan tangan menekan air
ke samping bawah sedangkan mengeluarkan udara pada saat
meluncur dengan posisi kepala di dalam air.
3) Faktor keletihan lebih lama terjadi, karena dalam renang
gaya dada terdapat saat meluncur yang seakan-akan ada
saat istirahat atau tidak terjadi gerakan anggota tubuh
sehingga menghemat tenaga yang dipergunakan.
Lebih lanjut Chalid (1999:14-23) mengemukakan bahwa
konsep dasar biomekanika yang melandasi gerakan renang gaya dada
ialah pengapungan, tahanan, efek Bernoulli, hukum Newton ketiga,
dan hukum pangkat dua. Agar lebih jelasnya peneliti mencoba
menjelaskan sebagai berikut:
1) Pengapungan (Daya Apung).
Pengapungan merupakan kondisi dasar untuk menentukan
keadaan mengapung atau tenggelamnya suatu tubuh. Jika berat
tubuh lebih besar dari daya apung maximal yang dapat diberikan
oleh air, tubuh akan tenggelam. Kebalikannya, jika tidak, tubuh
akan mengapung. Secara sistematis, tubuh akan mengapung hanya
jika berat tubuh lebih kecil atau sama dengan daya apung maximal.
13
2) Tahanan (Hambatan)
Tiga macam hambatan bagi seorang perenang dalam
melakukan kegiatannya, yaitu: hambatan depan, hambatan kulit,
dan hambatan belakang. Setiap gaya renang apakah gaya bebas,
gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu dalam tekniknya
selalu mempunyai tiga bentuk hambatan tersebut.
a) Hambatan Depan
Hambatan
depan
adalah
suatu
hambatan
yang
disebabkan karena adanya tumbukan antara badan dengan air
yang ada di depannya. Bentuk badan sangat berpengaruh
terhadap hambatan di dalam air. Berenang dengan posisi badan
yang tidak streamline (garis lurus) dan bentuk badan yang
kurang menguntungkan akan menimbulkan hambatan yang
lebih besar. Hambatan dari bentuk badan juga sering disebut
dengan hambatan depan, maka disini hambatan depan yang
paling kecil hambatannya bila tubuh streamline. Streamline
maksudnya adalah suatu bentuk yang sedemikian rupa,
sehingga bila dialiri oleh udara akan menghasilkan aliran udara
yang kacau (eddy motion) dalam jumlah yang paling kecil.
b) Hambatan Kulit
Hambatan kulit sering juga disebut dengan hambatan
gesekan. Hambatan ini terjadi disebabkan karena adanya
gesekan air pada kulit perenang. Besar kecilnya hambatan kulit
14
(hambatan
gesekan)
sangat
ditentukan
oleh
kehalusan
permukaan beban, luas permukaan, kecepatan gerakan renang,
dan kekentalan air. Untuk itu para perenang tingkat dunia lebih
sering menggunduli kepalanya dan mencukur bulu yang ada di
badannya untuk dapat menggurangi hambatan kulit ini.
c) Hambatan Belakang
Hambatan belakang atau sering juga disebut dengan
hambatan gelombang. Hambatan belakang adalah suatu
hambatan yang ditimbulkan karena adanya pusaran air di
belakang perenang sewaktu meluncur. Karena air tertumbuk
oleh tubuh bahagian depan maka air akan menjadi melebar
gelombangnya. Oleh sebab itu, adanya gelombang yang
bertekanan negatif pada bagian belakang tersebut, akan
menimbulkan air masuk di bahagian belakang perenang dan
tertarik oleh badan, maka terjadilah hambatan yang disebut
dengan hambatan belakang.
Agar dapat dipahami lebih jauh macam-macam bentuk
hambatan
sewaktu
perenang melakukan
kegiatannya
yaitu
hambatan depan, hambatan kulit, dan hambatan belakang dapat
dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:
15
Gambar 1 : Macam-macam hambatan sewaktu perenang melakukan
renang gaya dada 100 meter.
Sumber : Maidarman, Renang pendalaman
3) Efek Bernoulli (Naikkan/Lift)
Efek Bernoulli menerangkan bahwa tangan perenang dapat
dibentuk seperti sayap yang dapat menghasilkan naikkan. Daya
naik yang diberikan oleh perbedaan tekanan ini diistilahkan dengan
naikkan (lift). Daya ini selalu diberikan tegak lurus ke arah tahanan
(drag), karena benda cenderung bergerak dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah yang bertekanan lebih rendah. Perbedaan tekanan
ini mendorong tubuh naik dan membuatnya tetap di atas
permukaan air (streamline).
4) Hukum Newton Ketiga (Hukum Aksi Reaksi)
Suatu prinsip yang sering akan diperhatikan dalam semua
teknik gaya renang adalah hukum ke tiga Newton atau hukum aksi
reaksi yang berbunyi 'Untuk semua aksi terdapatlah reaksi yang
arahya berlawanan dan besar tenaganya sama', artinya apabila
suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang
16
kedua ini mengerjakan pada benda pertama dengan gaya yang
sama besarnya tapi arahya berlawanan. Maksudnya, apabila
seorang perenang mendorong dengan kekuatan tangannya 25
kilogram dan dengan kakinya 5 kilogram, maka hasilnya 30
kilogram itulah yang mendorong kaki kurang berhasil dalam
meluncurkan perenang ke depan. Dalam keadaan seperti itu
perenang harus menggunakan tenaga yang lebih besar untuk dapat
mengatasinya.
5) Hukum Pangkat Dua (Prinsip Hukum Kuadrat)
Tahanan suatu benda di dalam air atau cairan dan gas
mendekati pangkat dua dari kecepatannya. Maksudnya, jika
kecepatan suatu benda ditingkatkan menjadi dua kali lipat maka
tahanan udara atau air akan meningkat empat kalinya. Hal ini
merupakan alasan mengapa bergerak pada kecepatan tinggi
mengeluarkan lebih banyak energi. Hukum fisiologis menyatakan
bahwa energi yang dikeluarkan oleh otot mendekati pangkat tiga
dari kecepatan kontraksi otot. Dengan kata lain, jika kecepatan
tarikan suatu lengan di dua kali lipatkan, energi yang dikeluarkan
meningkat sebanyak delapan kalinya.
Selanjutnya Syafruddin (2006:1) mengemukakan “prestasi
seorang atlet dalam mengikuti suatu kompetisi atau pertandingan
secara umum ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal”. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
17
individu atlet itu sendiri, yaitu segala bentuk potensi yang dimiliki atlet
yang dapat menentukan dan mempengaruhi prestasinya. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri atlet yang
dapat mempengaruhi prestasinya seperti kualitas pelatih, sarana dan
prasarana, makanan yang dikonsumsi.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat dikemukakan bahwa
faktor-faktor yang dominan mempengaruhi prestasi renang gaya dada
100 meter adalah faktor internal yaitu segala bentuk potensi yang
dimiliki atlet dan faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar diri atlet
dan dapat mempengaruhi prestasinya. Oleh sebab itu penting kiranya
bagi setiap atlet, pelatih dan pengurus memperhatikan faktor-faktor
yang dapat mewujudkan prestasi renang gaya dada 100 meter
Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang.
d. Teknik Renang Gaya Dada 100 Meter
Menurut Chalid (1999:53) Renang gaya dada merupakan
teknik renang yang paling tua dan berkembang di Eropa pada abad ke
XIV. Teknik renang gaya ini disebut juga gaya katak atau pun school
slagh. Hal ini karena biasa diajarkan di klub. Lebih lanjut Haller
(1982:22) mengemukakan bahwa renang gaya dada adalah gaya yang
pertama-tama dipelajari oleh kebanyakan orang pada waktu mereka
mulai belajar berenang dan digolongkan pada gaya yang paling efektif
untuk jarak jauh. Kemudian Marta (2006:16) mengemukakan bahwa di
samping gaya yang pertama kali dipelajari pada waktu belajar renang,
18
juga merupakan gaya yang pertama dalam perlombaan olahraga
renang, kemudian menyusul gaya bebas, gaya punggung dan gaya
kupu-kupu.
Marta (2006:16-24) mengemukakan bahwa teknik renang gaya
dada adalah sebagai berikut:
1) Posisi Badan
Pada renang gaya dada posisi badan beserta seluruh
anggota badan rileks untuk mempermudah membuat badan
terapung dipermukaan. Badan harus sehorizontal mungkin supaya
tahanan terhadap air kecil. Sewaktu meluncur ke depan dengan
badannya relatif datar, kepalanya kira-kira delapan puluh persen
dalam air, dengan mukanya agak terangkat sedikit ke depan.
2) Gerakan Lengan
Pada prinsipnya gerakan lengan pada renang gaya dada
dibagi menjadi dua yaitu gerakan menarik dan istirahat. Gerakan
mendorong ditiadakan, karena pada akhir tarikan lengan gerakan
tendangan tungkai harus segera dimulai. Gerakan tungkai tidak
boleh ditunda, karena pada renang gaya dada tendangan tungkai
mempunyai dorongan maju (luncuran ke depan) lebih besar
dibandingkan dengan gerakan lengan. Urutan gerakan legan pada
renang gaya dada ialah :
a) Gerakan menarik
-
Menarik kedua telapak tangan ke luar (ke samping) sampai
berjarak kurang lebih 30 centimeter satu sama lainnya
19
-
Bengkokkan kedua siku sedikit dan lengan bagian atas
diputar sekedarnya, kemudian tarik kedua telapak tangan ke
belakang dengan kuat sampai segaris bahu. Posisi siku yang
tinggi tampak dengan nyata saat ini.
-
Putar kedua telapak tangan ke arah dalam, sampai kedua
telapak tangan bertemu di bawah dada. Gerakan lengan dari
awal sampai akhir dilakukan dengan kuat.
b) Gerakan istirahat
Setelah kedua telapak tangan dan kedua siku rapat di
bawah dada, selanjutnya kedua lengan didorong ke depan lurus.
Usahakan kedua lengan rileks dan dalam posisi horisontal.
Gerakan ini merupakan gerakan istirahat untuk lengan.
3) Gerakan Tungkai
Pada gerakan tungkai terdapat gerakan maju atau luncuran
ke depan yang diperoleh dari gerakan tungkai, karena gerakan
meluruskan atau menyatukan kedua tungkai dengan kuat. Akibat
dari gerakan ini air ditekan dan dan mendorong badan maju.
Selanjutnya, akibat gerakan maju atau luncuran ke depan yang
diperoleh dari gerakan tungkai mengakibatkan tubuh bergerak
mendesak air ke belakang dengan telapak kaki. Berikut adalah
urutan gerakan tungkai pada renang gaya dada ialah :
a) Lutut
Pertama – tama ditarik ke bawah. Antara lutut yang satu
dengan yang lain terpisahselebar pinggul.
20
b) Tungkai bawah
-
Saat lutut sudah ditarik ke bawah usahakan tungkai bawah
mendekati garis vertikal yang melalui lutut.
-
Telapak kaki menghadap ke atas pada permukaan air dan
sejajar dengan permukaan air tersebut.
-
Telapak kaki diputar ke samping luar semaksimal mungkin,
dan ini tergantung dari kelentukan pergelangan kaki setiap
individu.makin lentuk persendian tersebut makin baik. Ini
dibutuhkan untuk membuat cambukan dari telapak kaki.
-
Usahakan jarak dari kedua kedua pergelangan kaki selebar
mungkin, tetapi masih tetap dalam keadaan rileks.
c) Gerakan pukulan
Untuk mendapatkan tendangan cambuk dari telapak
kaki harus diperhatikan :
(1) Usahakan agar lutut mencapai akhir tendangan.
(2) Pada akhir tendangan usahakan satu gerakan sirkulasi yang
ringan dari telapak kaki yang diarahkan ke luar. Ini
memungkinkan telapak kaki seakan–akan memegang air,
seperti
sepasang
telapak
tangan,
untuk
selanjutnya
melakukan tendangan ke belakang.
(3) Selesai tendangan, kedua tungkai lurus, pergalangan kaki
rapat dan badan dalam posisi horisontal.
(4) Tungkai harus bergarak cepat tanpa berhenti.
21
4) Gerakan Pengambilan Nafas
Menghirup udara dilakukan pada akhir tarikan dari gerakan
lengan, yaitu pada saat lengan siap didorong ke depan, kepala
diangkat sampai batas mulut keluar permukaan air. Pada saat
menghirup udara, badan harus tetap pada posisi horizontal dan
bahu jangan sampai keluar dari permukaan air. Sedangkan
mengeluarkan udara dilakukan pada saat recovery lengan yaitu
pada saat tangan didorong ke depan lurus, mulut dan hidung masuk
ke permukaan air. segera setelah itu udara dikeluarkan sedikit demi
sedikit melalui mulut dan hidung.
5) Koordinasi Gerakan Renang Gaya Dada
Koordinasi gerakan keseluruhan renang gaya dada ialah
koordinasi antara gerakan tungkai, gerakan lengan, dan gerakan
pengambilan nafas.
Lebih lanjut Marta (2006:24-28) mengemukakan kordinasi
gerakan renang gaya dada adalah sebagai berikut :
1. Kaki lurus ke belakang, lengan lurus ke depan, dengan telapak
tangan miring ke luar dan kepala kira-kira 80% masuk ke dalam
air.
Gambar. 2
22
2. Kaki masih lurus ke belakang, kedua tangan mulai dibuka ke
samping selebar bahu.
Gambar. 3
3. Kaki tetap lurus, kedua tangan mulai munarik. Jarak antara kedua
tangan sudah lebih lebar dari bahu dan telapak tangan menghadap
ke belakang. Nafas dikeluarkan dan gelembung- gelembung udara
ke luar dari mulut dan hidung.
Gambar. 4
4. Siku-siku mulai dibengkokkan dan lengan berputar, tangan menarik
dengan kuat.
Gambar. 5
5. Seperti nomor 4, telapak tangan mulai diputar ke dalam, dan kepala
mulai terangkat sedikit.
23
Gambar. 6
6. Mengambil nafas dilakukan pada saat tangan siap didorong ke
depan.
Gambar 7
7. Pengambilan nafas telah selesai dan mulut sudah tertutup. Tangan
mulai digerakkan ke depan.
Gambar 8
8. Leher dilemaskan untuk merendahkan kepala ke dalam air kembali
kaki ditarik ke pantat sedangkan lengan terus bergerak ke depan
sebagai akibat diluruskannya siku-siku.
24
Gambar. 9
9. Kepala terus menunduk karena pengandoran dari leher. Kaki
berada dalam posisi “plantar-flexed” dan lengan mendekati
penyelesaian lurus.
Gambar. 10
10. Kaki ditendangkan ke belakang melingkar. Nafas diatur dengan
baik sampai tarikan tangan yang berikutnya dimulai.
Gambar. 11
11. Seperti nomor 10, kaki mulai merapat.
25
Gambar. 12
12. Lengan sudah lurus, perenang menyalesaikan tendangannya dan
memusatkan perhatiannya pada keseimbangan badannya agar
terbentang lurus horizontal. Selanjutnya kembali dari sikap
permulaan.
Gambar. 13
Berdasarkan pendapat para ahli dapat dikemukakan bahwa
teknik renang gaya dada merupakan kemampuan pertama seseorang
mempelajari gerakan mengendalikan tubuh di dalam air dengan gaya
dada dan memperhatikan biomekanika untuk mencapai tujuan. Tujuan
seseorang yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan prestasi dalam renang gaya dada 100 meter.
26
2. Hakikat Kekuatan Otot Tungkai
a. Pengertian
Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009:746)
mengemukakan pengertian dari kekuatan berasal dari kata kuat yang
berarti tenaga atau daya atau kemampuan melakukan sesuatu atau
kemampuaan bertindak. Jadi, kekuatan merupakan kemampuan dalam
melakukan suatu tindakan.
Menurut Harsono (1982:49) kekuatan adalah energi untuk
melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk membangkitkan
tegangan terhadap suatu tahanan. Lebih lanjut Sajoto (1989:16)
mengatakan kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang
tentang kemampuan dalam menggunakan otot untuk menerima beban
sewaktu bekerja. Kemudian Soebroto (1977:25) mengatakan kekuatan
adalah otot kualitas yang memungkinkan pengembangan ketegangan
otot dalam kontraksi yang maksimal.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa
kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot dalam usaha
menahan beban atau pekerjaan dalam waktu yang relatif pendek.
Kekuatan yang dimaksudkan di sini adalah kekuatan khusus. Bompa
(1983:220) mengemukakan bahwa Kekuatan khusus, merupakan
kekuatan yang khusus diperlukan dalam suatu cabang olahraga tertentu
dan merupakan karakteristik setiap cabang olahraga.
Berdasarkan pendapat Bompa di atas dapat dikemukakan
bahwa kekuatan yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah
27
kekuatan khusus diperlukan dalam olahraga renang, terutama dalam
renang gaya dada 100 meter. Kekuatan khusus yang dimaksudkan
adalah Kekuatan Otot Tungkai.
b. Fungsi
Perenang yang memiliki Kekuatan Otot Tungkai yang bagus
akan dapat melakukan gerakan pukulan kaki yang baik yang dapat
mempengaruhi penampilan perenang terhadap prestasi renang gaya
dada 100 meter. Hal ini merupakan suatu keuntungan bagi atlet. Akibat
Kekuatan Otot Tungkai yang bagus yang dimiliki, atlet lebih mudah
untuk dapat melakukan dorongan dengan kaki dalam stroke kaki
renang gaya dada 100 meter. Oleh sebab itu besar manfaatnya
Kekuatan Otot Tungkai terhadap prestasi renang gaya dada 100 meter.
Pearce (2002:114-115) secara anatomi yang termasuk otot
tungkai yaitu; tonjolan pada pangkal paha sampai tumit sebelah luar
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 14 : Struktur otot tungkai (Sumber Pearce, 2002:114-115)
28
Dari gambar di atas dapat dikemukakan otot-otot yang terlibat
dalam proses gerakan tungkai terhadap prestasi renang gaya dada 100
meter adalah sebagai berikut; otot gluteus yang membentuk pantat
berfungsi untuk menegakkan tubuh dan menggerakkan sendi pinggul.
Otot quadrisep yang kuat di paha depan tersusun atas otot rectus
femoris, vastus medialis, vastus lateralis, dan vastus intermedius. Otototot ini bergabung pada tendon quadrisep yang melewati lutut,
melenturkan pinggul dan mendukung lutut. Di paha terdapat otot
aduktor yang berfungsi untuk mengangkat paha dan mendukung
pinggul. Di bagian belakang paha terdapat sekelompok otot, termasuk
bisep femoris, yang sering disebut hamstring. Otot ini memanjang di
pinggul dan berfungsi untuk dapat menekuk lutut.
Otot betis mayor adalah gastrocnemius dan otot soleus yang
berfungsi melenturkan dan membentang pada telapak kaki pada saat
tungkai kaki merapat ke pinggul untuk melakukan kayuhan. Otot-otot
ini dilekatkan ke tulang tumit oleh tendon Achilles. Telapak kaki
sendiri terdiri dari otot kecil yang berfungsi menggerakkan jari-jari
kaki dan membuatnya dapat mendorong dengan mudah.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Otot Tungkai
Suharno (1993:28) menyatakan bahwa:
“Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Kekuatan Otot
Tungkai antara lain sebagai berikut :
1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan
morphologis yang tergantung dari proses hypertropi
otot).
29
2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan
beban, maka banyak fibril otot yang bekerja berarti
kekuatan bertambah besar
3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar
skelet maka besar kekuatan
4) Intervasi otot baik pusat maupun perifeer.
5) Keadaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP)
6) Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah
berarti kekuatan otot tersebut saat bekerja makin
besar.
7) Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan
tidaknya kekuatan otot”.
Selanjut Soebroto (1977:25) juga mengatakan bahwa kekuatan
suatu otot didasar atas: 1) dipengaruhi oleh unsur-unsur struktural otot
khususnya volume (isi), 2) kekuatan otot ditentukan oleh kualitas
faktor tidak disengaja kepada otot atau sekelompok otot yang
bersangkutan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa pada
manusia
terdapat
beberapa
keterbatasan
terhadap
kekuatan.
Sehubungan dengan itu, Syafruddin (1999:41) mengemukakan bahwa
sampai usia 10 tahun kekuatan statis antara pria dan wanita sama,
tetapi setelah itu pria meningkat lebih cepat dibandingkan wanita.
Wanita meraih kekuatan maksimalnya antara usia 16 dan 30 tahun,
sedangkan pria antara 20 dan 20 tahun. Dengan bertambahnya usia
maka kekuatan otot manusia akan menurun pula secara perlahan.
Kekuatan Otot Tungkai dapat meningkatkan unjuk kerja
keterampilan motorik mempunyai peranan yang sangat menentukan
untuk prestasi renang gaya dada 100 meter. Di samping postur tubuh
yang tinggi belum cukup apabila otot-otot tersebut kurang mempunyai
30
kekuatan. Jika seorang perenang tidak memiliki Kekuatan Otot
Tungkai yang cukup bagus tidak akan dapat berenang dengan jarak
tempuh yang ingin dicapai. Pada renang gaya dada 100 meter,
perenang sangat membutuhkan kekuatan yang dominan untuk
melakukan dorongan laju dari belakang. Dengan demikian, kekuatan
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Kekuatan Otot Tungkai.
Kekuatan merupakan kemampuan sekelompok otot mengatasi
pembebanan dalam waktu yang singkat. Artinya, kemampuan
sekelompok otot untuk mempertahankan prestasi kekuatan dalam
waktu singkat untuk mencapai tujuan. Hal ini berlaku dalam prestasi
renang gaya dada 100 meter yang memanfaatkan frekuensi gerakan
tungkai kaki. Oleh sebab itu, seorang atlet renang harus memiliki
Kekuatan Otot Tungkai dalam mencapai prestasi renang gaya dada 100
meter.
Selanjutnya Pate dkk dalam bukunya ‘Scientific Foundations of
Coaching’ yang diterjemahkan oleh Kasiyo
(1993:150) bahwa,
“gerakan dari ruas badan terjadi karena kontraksi otot-otot rangka”.
Beberapa otot berbentuk gelondong panjang. Otot panjang yang
berbentuk gelondong menggerakkan kaki. Kebanyakan penampilan
olahraga melibatkan gerakan gerakan yang disebabkan oleh kekuatan,
yang salah satunya dihasilkan oleh kontraksi otot.
Menurut Soekarman (1989:32) ada empat cara kontraksi otot
yaitu; kontraksi isotonic, isometric, eksentrik dan isokinetik. Kontraksi
isotonic juga dinamakan kontraksi konsentrik atau dinamik. Dalam
31
kontraksi ini terjadi pemendekan otot. Kontraksi ini terjadi pada atlet
mengangkat bola, dan lain-lain. Pada kontraksi isometrik tidak
kelihatan adanya gerakan . juga dinamakan kontraksi statik,
mempertahankan sikiap tubuh adalah salah satu dari kontraksi
isometrik. Kemudian, pada kontraksi eksentrik biasanya terjadi
pemendekkan, atau panjang otot itu tetap. Tetapi adakalanya ada
perpanjangan otot pada waktu kontraksi eksentrik. Sedangkan
ketegangan yang timbul pada waktu otot menjadi pendek dengan
kecepatan (kinetic) yang sama (iso) dinamakan kontraksi isokinetik.
Contohnya ialah stroke tungkai disaat berenang gaya dada 100 meter.
Setiap kecepatan maju dalam berenang adalah hasil dari dua kekuatan.
Satu kekuatan cenderung untuk menahannya disebut hambatan yang
disebabkan oleh air yang harus didesak maju, kekuatan yang kedua
ialah kekuatan yang mendorongnya maju disebut dorongan yang
diperoleh dari gerakan atau dorongan tungkai kaki.
Begitu juga dalam kemampuan renang gaya dada 100 meter,
untuk mencapai prestasi maksimal, otot rangka tungkai dituntut untuk
berkontraksi secara isokinetik sehingga menghasilkan kekuatan otot
yang baik. Kekuatan otot yang baik adalah penentu penampilan yang
penting dalam prestasi renang gaya dada 100 meter, karena apabila
otot dapat berkontraksi dan dapat mempertahankan teknik renang
dengan baik secara efektif dan efisien, maka dikatakan perenang
tersebut memiliki kekuatan otot yang baik. Sebaliknya, apabila seorang
perenang memiliki otot yang tidak kuat, maka dikatakan perenang
tersebut mempunyai kekuatan otot yang rendah. Oleh sebab itu otot
32
sebagai penghasil kekuatan melalui kontraksi isokinetik, sangat
penting dalam menunjang prestasi renang gaya dada 100 meter yang
maksimal. Dari teori tersebut dalam prestasi renang gaya dada 100
meter, seorang perenang harus memiliki Kekuatan Otot Tungkai.
Kekuatan Otot Tungkai merupakan salah satu komponen
kondisi fisik yang sangat menentukan dalam prestasi renang gaya dada
100 meter, khususnya pada gerakan kaki perenang. Apabila gerakan
kaki lebih kuat sehingga menghasilkan tenaga dorong yang kuat untuk
menggerakkan laju tubuh secara cepat dan apabila digunakan dalam
jarak 100 meter akan mempunyai kecepatan yang lebih daripada
bentuk gerakan yang lain.
Menurut, Leonard (2004:106) menjelaskan bahwa “seseorang
mampu berenang dengan kemampuan renang gaya dada 100 meter
membutuhkan unsur kekuatan, khususnya adalah Kekuatan Otot
Tungkai secara keseluruhan”. Jadi, apabila perenang tidak memiliki
Kekuatan Otot Tungkai yang baik, seorang perenang kesulitan untuk
berenang dengan cepat sampai memasuki garis finish.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa Kekuatan
Otot Tungkai merupakan kemampuan kontraksi otot-otot tungkai yang
terlibat secara kuat untuk mengupayakan prestasi renang gaya dada
100 meter yang maksimal. Kekuatan Otot Tungkai seseorang dapat
diukur diukur dengan stopwatch melalui sebuah tes yang menyerupai
gerakan pada tungkai gaya dada itu sendiri. Menurut Johnson
(1986:137) adapun bentuk tes yang dapat dilakukan untuk mengukur
Kekuatan Otot Tungkai adalah melalui half squat jump test dengan
33
menghitung banyaknya jumlah pengulangan half squat jump test yang
dilakukan selama 30 detik.
B. Kerangka Konseptual
Kekuatan Otot Tungkai merupakan kemampuan kontraksi otot-otot
tungkai yang terlibat secara kuat untuk mengupayakan prestasi renang gaya
dada 100 meter yang maksimal. Tungkai kaki bisa menggambarkan seberapa
besar kemampuan menendang dengan melihat keterlibatan otot-otot tungkai
yang berkontraksi secara isokinetik pada stroke tungkai kaki renang gaya dada
100 meter.
Apabila gerakan kaki lebih kuat sehingga menghasilkan tenaga dorong
yang kuat untuk menggerakkan laju tubuh secara cepat dan apabila digunakan
dalam jarak 100 meter akan mempunyai kecepatan yang lebih daripada bentuk
gerakan yang lain. Kekuatan Otot Tungkai dalam penelitian ini diukur dengan
mengadakan sebuah tes yang menyerupai gerakan pada tungkai gaya dada itu
sendiri. Adapun bentuk tes yang dapat dilakukan untuk mengukur Kekuatan
Otot Tungkai adalah melalui ‘half squat jump test’ selama 30 detik. Dengan
demikian, diduga Kekuatan Otot Tungkai berkontribusi terhadap prestasi
renang gaya dada 100 meter. Agar lebih jelasnya dapat dilihat bagan sebagai
berikut :
Kekuatan Otot Tungkai
(X)
Prestasi Renang Gaya
Dada 200 Meter (Y)
Gambar 15 . Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai terhadap prestasi renang
gaya dada 100 meter.
34
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual dapat dikemukakan
hipotesis penelitian yaitu, “Kekuatan Otot Tungkai memberi kontribusi yang
signifikan terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter”.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian
tergolong
pada
jenis
penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan metode penelitian korelasional yang dilanjutkan dengan
menghitung besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya
melalui koefisien Determinasi (r2x100%). Adapun variabel bebas yang
dihubungkan dalam penelitian ini adalah Kekuatan Otot Tungkai sedangkan
variabel terikatnya yaitu Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Januari s/d 26 Januari
2012.
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanakan penelitian di Stadion kolam renang teratai
Padang dan Gedung Olahraga H. Agus Salim Padang.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi,
2002:108), dalam penelitian ini adalah atlet Perkumpulan Renang Tirta
Kalung Padang 2011 yang berjumlah sebanyak 32 orang, dengan rincian
22 orang putera dan 10 orang puteri.
35
36
Tabel 1 :
Populasi Penelitian
NO
Populasi
Jumlah (orang)
1.
Putera
22
2.
Puteri
10
Total
32
Sumber : Administrasi Perkumpulan Renang Tirta
Padang 2011.
Kalung
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Suharsimi
(2002:108) menyatakan bahwa “Penentuan sampel secara purposive
dilandasi oleh tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu terlebih
dahulu, dalam hal ini adalah atlet putera saja. Dengan demikian
pengambilan sampel ditentukan dengan pertimbangan yang telah
ditetapkan sebelumnya”. Pertimbangan tersebut adalah adanya perbedaan
kemampuan fisik antara atlet putera dengan atlet puteri, sehingga diambil
sampelnya putera saja sebanyak 22 orang. Rincian jumlah populasi dan
sampel dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2 :
Populasi dan Sampel Penelitian
Jenis Kelamin
Populasi
Sampel
Putera
22
22
Puteri
10
-
Total
32
22
Sumber : Administrasi Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang 2011.
37
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah yang
digambarkan dalam penelitian ini perlu dikemukakan definisi operasional
sebagai berikut:
1. Kekuatan Otot Tungkai
Kekuatan Otot Tungkai adalah kemampuan kontraksi otot-otot
tungkai yang terlibat secara kuat untuk mengupayakan prestasi Renang
Gaya Dada 100 meter yang maksimal. Kekuatan Otot Tungkai ini diukur
dengan stopwatch melalui half squat jump test dengan menghitung
banyaknya jumlah pengulangan half squat jump test yang dilakukan
selama 30 detik.
2. Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter
Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter adalah hasil yang diperoleh
dari kemampuan seorang perenang pada nomor Renang Gaya Dada 100
meter yang melibatkan seluruh kemampuan anggota tubuh untuk mencapai
finish secepat-cepatnya. Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter ini diukur
dengan alat ukur stopwatch melalui tes keterampilan berenang gaya dada
jarak 100 meter dengan mengukur waktu tempuh renang yang dicapainya
dalam satuan detik.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka jenis data dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Data primer
38
Data primer adalah data yang langsung diambil dari tes dan
pengukuran terhadap atlet yang terpilih menjadi sampel, data tersebut
meliputi :
1) Kekuatan Otot Tungkai
2) Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumendokumen yang diberikan oleh administrasi Perkumpulan Renang Tirta
Kalung Padang 2011 seperti, nama-nama atlet yang terpilih sebagai
sampel.
2. Sumber data
Data yang diperoleh bersumber dari hasil tes Kekuatan Otot
Tungkai dan Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter atlet Perkumpulan
Renang Tirta Kalung Padang yang terpilih sebagai sampel.
F. Teknik Pengumpulan Data
Prestasi renang gaya dada 100 meter diukur dengan stopwatch, agar
pelaksanaan pengumpulan data secara teratur, sistematis dan tertib, maka
perlu adanya langkah-langkah yang harus dipersiapkan dengan jelas yakni:
1. Menyiapkan alat-alat instrumen secara lengkap sesuai dengan yang
diperlukan (dibutuhkan).
2. Menyiapkan atlet atau sampel yang akan melakukan tes.
3. Memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan tentang instrumen.
39
4. Menyiapkan blangko dan alat tulis yang diperlukan dalam pengumpulan
data.
5. Menetapkan operator/pelaksana pengumpul data dan bekerja sesuai
dengan masing-masing tugas yang telah diberikan penjelasan dan arahan.
G. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini nantinya
adalah:
1. Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Diukur dengan Stopwatch
Melalui Tes Prestai Renang Gaya Dada 100 Meter (PB. PRSI, 2002:7).
a. Tujuan
: untuk mengukur prestasi renang gaya dada 100
meter.
b. Tingkat umur : atlet renang usia 13 – 15 tahun.
c. Jenis kelamin : laki-laki.
d. Reliabilitas
: 0,89
e. Validitas
: face validity dengan kriteria "teknik test-ratest".
f. Perlengkapan :
1. pakaian renang
2. kaca mata renang
3. kolam renang sepanjang 50 meter (sesuai standar
Nasional),
4. stopwatch (alat ukur waktu yang sudah di tera
terlebih dahulu pada UPTD Balai Metrologi kota
Padang),
5. alat-alat tulis.
40
g. Pelaksanaan
:
1. testee berdiri di atas balok start,
2. ketika aba-aba (pluit) dibunyikan testee segera
berenang dengan teknik renang gaya dada dengan
jarak 100 meter secepat mungkin menuju finish
(testee harus menyentuh dinding dengan dua
tangan sejajar).
h. Penilaian (scoring) : menghitung waktu tempuh testee dalam renang
gaya
dada
100
meter.
Setiap
testee
diberi
kesempatan dua kali pengulangan dan data yang
diambil berdasarkan waktu tercepat.
i. Catatan :
: dalam mengukur prestasi renang gaya dada 100
meter
testee
harus
menampilkan
kemampuan
maksimum dan tidak dibenarkan mengganti teknik
renang gaya dada dengan teknik renang gaya
lainnya.
Agar lebih jelasnya bentuk pelaksanaan tes prestasi renang gaya
dada 100 meter dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
41
Gambar 16.
Bentuk pelaksanaan tes prestasi renang gaya dada 100 meter
Sumber: Dokumentasi, penelitian, 2011.
2. Kekuatan Otot Tungkai Diukur dengan Stopwatch Melalui half squat
jump test (Johnson,1986:137).
Pelaksanaan:
a. Tujuan
: Untuk
mengukur
kemampuan
Kekuatan
Otot
Tungkai.
b. Tingkat umur
: atlet renang usia 13 – 15 tahun.
c. Jenis kelamin
: Laki-laki.
d. Reliabilitas
: 0,87
e. Validitas
: face validity dengan kriteria "teknik test-ratest".
f. Perlengkapan
:
1) Tali,
2) Pluit,
3) Stopwatch (alat ukur waktu yang sudah di tera terlebih dahulu pada
UPTD Balai Metrologi kota Padang),
4) Alat-alat tulis.
42
g. Pelaksanaan
:
1) Tester mengukur tingkatan tali agar sejajar dengan tempurung lutut
bagian bawah peserta tes dengan ketinggian tali 30 cm.
2) Peserta tes menjalin jemari kedua tangan dan diletakan di belakang
kepala. Salah satu kaki peserta tes ditekuk sehingga menyentuh
permukaan tempat duduk, sedangkan salah satu kaki sedikit ke
depan dari kaki yang lain.
3) Ketika aba-aba (pluit) dibunyikan testee segera melakukan
tolakan/melompat sehingga kaki lurus dan langsung merubah
posisi kaki.
4) Gerakan ini diulang lagi sebanyak mungkin.
h. Penilaian (scoring) :
Nilainya didapat dari setiap gerakan half squat jump yang benar
selama 30 detik. Nilai half squat jump yang benar adalah ketika salah
satu kaki peserta tes ditekuk sehingga menyentuh permukaan tempat
duduk, sedangkan salah satu kaki sedikit ke depan dari kaki yang lain.
Setiap testee diberi kesempatan dua kali pengulangan dan data yang
diambil berdasarkan frekwensi terbanyak.
i. Catatan
:
1) Hanya sekali percobaan dibolehkan, karena testee bisa melakukan
lebih baik lagi pada kesempatan kedua.
2) Ayunan dan gerakan cepat harus dihindari.
3) Testeer bisa mengecek dengan menyentuh permukaan tempat duduk
(tali).
43
4) Ketika testee melakukan tolakan/melompat, maka kaki harus lurus dan
langsung merubah posisi kaki.
5) Gerakan kaki yang tidak lurus ketika posisi berdiri tegak saat melompat
harus dihindari, karena tidak akan dihitung sebagai skor.
6) Apabila kedua tangan terlepas atau tidak memegang kepala, maka
tidak dihitung sebagai skor.
Agar lebih jelasnya bentuk pelaksanaan pengukuran Kekuatan Otot
Tungkai dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 17.
Bentuk pelaksanaan pengukuran Kekuatan Otot Tungkai
dengan tes half squat jump.
Sumber: Dokumentasi, penelitian, 2011.
Sebelum pelaksanaan tes terlebih dahulu diberi pengarahan dan
petunjuk dengan ketentuan yang akan digunakan oleh Drs. Zirfan Effendi,
selaku ketua Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang. Agar lebih
jelasnya tenaga pelaksana tes dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
44
Tabel 3.
Tenaga Pelaksana Tes
No
Nama
1 Efendy Firdaus, S.Pd
2
3
Jabatan
Tugas
Pelatih
Perkumpulan Koordinator
Renang Tirta Kalung pelaksanaan
Padang
tes
Rico Lesmana
Pelatih
Perkumpulan Starter
Renang Tirta Kalung
Padang
Riko Rahmat Saputra, S.Pd, Pelatih
Perkumpulan Pencatat hasil
Anggri Dwi Nata, S.Pd dan Renang
Lumba-lumba tes (timer)
Fadli Surahman, S.Pd
Padang, Profi Swimming
Club
Padang
dan
Perkumpulan
Renang
Tirta Kalung Padang
Hari Azwar
Mahasiswa
Jurusan Peneliti
Kepelatihan FIK UNP
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi
sederhana. Hipotesis diuji dengan korelasi sederhana dan dilanjutkan dengan
mencari koefisien Diterminasinya. Sebelum dilakukan uji hipotesis dipaparkan
terlebih dahulu masing-masing masing-masing variabel penelitian dengan
analisis statistik deskriptif dan distribusi frekuensi yang disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik. Selanjutnya, dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu :
1. Uji Normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, dilakukan dengan uji Lilliefors pada taraf signifikan
α 0,05 (Adnan Fardi, 2010:10).
2. Uji Linearitas regresi X atas Y menggunakan teknik regresi sederhana.
Hipotesis penelitian dianalisis dengan rumus korelasi product moment
oleh Pearson dalam Sudjana (1992:382) dapat dilihat sebagai berikut:
45
rxy 
n XY   X  Y 
n X
2

  X  n Y 2   Y 
2
2

Keterangan :
rxy
= Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
∑X
= Jumlah data X
∑Y
= Jumlah data Y
∑X2
= Jumlah data kuadrat X
∑Y2
= Jumlah data kuadrat Y
n
= Jumlah data (sampel)
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Data
1. Kekuatan Otot Tungkai (X)
Berdasarkan hasil tes Kekuatan Otot Tungkai, diperoleh skor
maksimum adalah 23 kali pengulangan dan skor minimum 15 kali
pengulangan. Di samping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 19 kali
pengulangan, median = 19, modus = 19 kali pengulangan, Standar Deviasi
= 2,11, dan variance = 4,47. Agar lebih jelasnya deskripsi data Kekuatan
Otot Tungkai dapat dilihat pada Tabel dan Histogram berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Tungkai (X)
No
1
2
3
4
5
Kelas Interval
(kali)
22 – 23
20 – 21
18 – 19
16 – 17
14 – 15
Jumlah
Frekuensi
Absolut
Relatif
(fa)
(%)
4
18,18
4
18,18
8
36,36
5
22,72
1
4,54
22
100
Untuk lebih jelasnya, dapat juga dilihat pada Histogram berikut:
Gambar 18 : Histogram Kekuatan Otot Tungkai (X)
46
47
Berdasarkan Histogram di atas dari 22 orang sampel, 4 orang
(18,18%)
memiliki
Kekuatan
Otot
Tungkai
berkisar
antara
22 – 23 tergolong kategori baik sekali, 4 orang (18,18%) memiliki
20 – 21 tergolong kategori baik, 8 orang (36,36%) memiliki 18 – 19
tergolong kategori cukup, 5 orang (22,72%) memiliki 16 – 17 tergolong
kategori kurang dan 1 orang (14,15%) memiliki 14 – 15 tergolong kategori
kurang sekali.
2. Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y)
Berdasarkan hasil tes Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter,
diperoleh skor maksimum adalah 2,01 menit dan skor minimum 1,11
menit. Di samping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 1,48 menit,
median = 1,40, modus = 1,52 menit, Standar Deviasi = 0,29 dan variance
= 0,08. Agar lebih jelasnya deskripsi data Prestasi Renang Gaya Dada 100
meter dapat dilihat pada Tabel dan Histogram berikut :
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y)
No
1
2
3
4
5
Kelas Interval
(menit)
1,11 – 1,29
1,30 – 1,48
1,49 – 1,67
1,68 – 1,86
1,87 – 2,05
Jumlah
Frekuensi
Absolut
Relatif
(fa)
(%)
9
40,90
3
13,63
4
18,18
3
13,63
3
13,63
22
100
Untuk lebih jelasnya, dapat juga dilihat pada Histogram berikut:
48
Gambar 19 : Histogram Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y)
Berdasarkan Histogram di atas dari 22 orang sampel, 9 orang
(40,90%) memiliki Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter berkisar antara
1,11 – 1,29 tergolong kategori baik sekali, 3 orang (13,63%) memiliki 1,30
–
1,48
tergolong
kategori
baik,
4
orang
(18,18%)
memiliki
1,49 – 1,67 tergolong kategori cukup, 3 orang (13,63%) memiliki 1,68 –
1,86 tergolong kategori kurang dan 3 orang (13,63%) memiliki 1,87 – 2,05
tergolong kategori kurang sekali.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis tentang
Kekuatan Otot
Tungkai (X) terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter (Y), terlebih
dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji Normalitas sebaran data
dengan uji Lilliefors dan uji Linearitas dengan Uji Regresi Sederhana. Setelah
data diuji dengan persyaratan analisis dilakukan uji hipotesis. Agar lebih
jelasnya pengujian persyaratan analisis dapat dilihat diuraikan sebagai berikut:
49
1. Uji Normalitas Sebaran Data
Hasil analisis Normalitas sebaran data masing-masing variabel
disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 6
Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data Dengan Uji Liliefors
No
Variabel
n
Lo
Ltab
Distribusi
1
Kekuatan Otot Tungkai (X)
22
0,162
0,181
Normal
2
Prestasi Renang Gaya Dada 100
Meter (Y)
22
0,174
0,181
Normal
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk Kekuatan
Otot Tungkai (X), skor Lo = 0,162 dengan n = 22, sedangkan Ltab pada taraf
pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,181 yang lebih besar dari Lo
sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari Kekuatan Otot
Tungkai berdistribusi normal. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
Selanjutnya hasil tes Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter (Y), skor
Lo = 0,174 dengan n = 22, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α =
0,05 diperoleh 0,181 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan
bahwa skor yang diperoleh dari Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter
berdistribusi normal. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X dan Y datanya
tersebut secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya kecil dari
pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data
masing-masing variabel penelitian ini tersebut secara normal atau populasi
dari mana data sampel diambil berdistribusi normal.
50
2. Uji Linearitas dengan analisis Regresi Sederhana
Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang
Gaya Dada 100 Meter dianalisis dengan menggunakan regresi dan korelasi
sederhana. Dari hasil perhitungan diperoleh a = 3,48 dan b = -0,13.
Dengan memasukkan harga a dan b ke dalam persamaan regresi, maka
diperoleh persamaan regresi linear sederhana
Ŷ = 3,48 + -0,13 X.
Sebelum digunakan untuk keperluan prediksi.
Selanjutnya untuk menguji kekuatan hubungan
Kekuatan Otot
Tungkai (X) terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y), maka
dilakukan uji linearitas dan signifikan koefisien regresi. Hasil analisis
terhadap sumber variasi menghasilkan nilai dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 7.
Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas Regresi
Ŷ = 3,48 + -0,13 X
Sumber
Variasi
Total
Koefisien
(a)
Regresi
(b/a)
Sisa
Tuna
Cocok
Galat
Dkm
ikm
JK
KT
Fh
Ftα=0.05 kesimpulan
22
1
50.3496
1,48
-
0,54
0,35
Signifikan
(Berarti)
1
1,2818
1,28
20
7
47,5878
47,1098
2,38
6,73
168,2
2,81
Regresi tidak
linear
13
0,478
0,04
Keterangan:
Dk = Derajat kebebasan
JK = Jumlah kuadrat
KT= kuadrat total
** regresi signifikan (Fh = 0,54 > Ft = 0,35)
Ns = tidak signifikan, berarti regresi tidak linear (Fh = 168,2 > Ft = 2,81)
51
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa
regresi diperoleh Fhitung = 0,54 > Ftabel
untuk menguji signifikansi
(α0,05)
= 0,35. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa regresi Y dan X signifikan, sedangkan untuk menguji
linearitas diperoleh Fhitung = 168,2 > Ftabel (0,05) = 2,81. Kesimpulannya ini
berarti regresi tidak linear.
Berdasarkan tabel anava di atas dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara kekuatan otot tungkai (X) terhadap kemampuan renang
gaya dada 100 meter (Y) adalah signifikan tetapi tidak linear. Persamaan
regresi Ŷ = 3,48 + -0,13 X dapat digunakan untuk menjelaskan dan
mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai hubungan Kekuatan Otot
Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter dapat dilihat
pada Gambar 8.
Y
70
kekuatan otot tungkai
60
50
-0,13 X
Y =3,48
40
30
20
10
X
0
10
20
30
40
50
Prestasi Renang Gaya Dada 200 Meter
60
Gambar 20. Diagram Garis Regresi Ŷ = 3,48 + -0,13 X
52
Gambar 8 menunjukkan bahwa setiap kenaikan
satu skor
Kekuatan Otot Tungkai (X) dapat menyebabkan bertambah cepatnya
Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) hingga bertambah kecil waktu
tempuh yang dibutuhkan hingga mencapai -0,13 pada konstanta = 3,48.
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian berbunyi “Kekuatan Otot Tungkai berkontribusi
terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter”. Untuk mengetahui
kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana yang
dilanjutkan dengan koefisien determinan. Rangkuman hasil perhitungan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana dan Koefisien
Determinan Kekuatan Otot Tungkai (X) Terhadap Prestasi
Renang Gaya Dada 100 Meter (Y)
Korelasi
Koefisien
korelasi
(r)
Kekuatan
Otot
Tungkai
Terhadap Prestasi Renang
Gaya Dada 100 Meter
0,757
Koefisien
Taraf
Determinan Signifikan α
(r2)
= 0,05
0,573
0,423
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien
korelasi antara Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada
100 meter adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang
dilakukan diperoleh r
hitung
sebesar 0,757 dan r
sebesar 0,423, dengan demikian r
hitung
>r
tabel.
tabel
dalam taraf α = 0,05
Hal ini berarti Ho ditolak dan
Ha diterima. Jadi terdapat hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot
Tungkai dengan Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter.
53
Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya kontribusi, dihitung melalui
koefisien determinan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya
Dada 100 meter yaitu diperoleh nilai r2 = 0,573. Hal ini berarti bahwa
Kekuatan Otot Tungkai
memberikan kontribusi terhadap Prestasi Renang
Gaya Dada 100 meter sebesar 57,30% ( r2 x 100% ). Oleh sebab itu hipotesis
dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris dan lebihnya yang
42,7% dikontribusi dari variabel lain.
D. Pembahasan
Kekuatan Otot Tungkai Berkontribusi Terhadap Prestasi Renang Gaya
Dada 100 Meter Sebesar 57,30%.
Kekuatan Otot Tungkai merupakan kemampuan kontraksi otot-otot
tungkai yang terlibat secara kuat dan berulang-ulang dalam rentang waktu
yang lama tanpa mengalami kelelahan untuk mengupayakan Prestasi Renang
Gaya Dada 100 meter yang maksimal. Apabila jumlah frekuensi gerakan
tungkai perenang lebih banyak dapat menghasilkan tenaga dorong yang kuat
untuk menggerakkan laju tubuh secara cepat untuk mengupayakan Prestasi
Renang Gaya Dada 100 meter yang maksimal tanpa mengalami kelelahan.
Tungkai atlet dalam olahraga renang adalah satu sumber kayuhan untuk
mendorong maju ke depan.
Tungkai bisa menggambarkan seberapa jauh Prestasi Renang Gaya
Dada 100 meter dengan melihat keterlibatan otot-otot tungkai yang
berkontraksi secara isokinetik pada stroke tungkai untuk melakukan kayuhan
54
tanpa mengalami kelelahan. Sebaliknya, apabila seorang perenang tidak
memiliki Kekuatan Otot Tungkai yang baik, maka akan mudah mengalami
kelelahan pada otot-otot tungkai sehingga jumlah frekuensi gerakan tungkai
lambat dan tidak dapat menghasilkan tenaga dorong yang kuat untuk
menggerakkan laju tubuh secara cepat mengupayakan Prestasi Renang Gaya
Dada 100 meter yang maksimal.
Untuk mencapai prestasi maksimal pada olahraga renang, otot rangka
dituntut untuk menghasilkan kekuatan dan otot yang baik. Kekuatan otot
adalah penentu penampilan yang penting pada banyak kegiatan olahraga. Pate,
Rotella, Mc Clenaghan dalam Kasiyo (1993:181), menyatakan kebanyakan
penampilan olahraga melibatkan gerakan-gerakan yang disebabkan oleh
kekuatan, yang salah satunya dihasilkan oleh kontraksi otot. Oleh sebab itu
otot sebagai penghasil kekuatan melalui kontraksi, sangat penting dalam
menunjang Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter yang maksimal.
Berdasarkan pendapat di atas sangat penting Kekuatan Otot Tungkai
dalam membantu peningkatan kualitas Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter.
Jadi, Kekuatan Otot Tungkai dapat memberikan kontribusi terhadap Prestasi
Renang Gaya Dada 100 meter.
Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat kontribusi secara
signifikan antara Kekuatan Otot Tungkai
terhadap Prestasi Renang Gaya
Dada 100 meter dengan tingkat persentase sebesar = 57,30%. Artinya, variabel
Kekuatan Otot Tungkai
dapat memberikan kontribusi terhadap Prestasi
Renang Gaya Dada 100 meter. Oleh sebab itu unsur Kekuatan Otot Tungkai
harus diberikan kepada perenang.
55
Kekuatan Otot Tungkai
yang dihasilkan dari latihan merupakan
sekelompok otot untuk bergerak dengan motorik tinggi dalam waktu yang
lama tanpa mengalami kelelahan dan berfungsi untuk mempermudah
mempelajari teknik yang sangat bergantung dari masing-masing kemampuan
individu. Oleh sebab itu, unsur Kekuatan Otot Tungkai
harus dapat
dikembangkan ke dalam bentuk latihan yang terprogram secara sistematis agar
memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap peningkatan kualitas Prestasi
Renang Gaya Dada 100 meter.
Pada Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter, Kekuatan Otot Tungkai
yang baik dapat mempermudah penguasaan teknik renang secara efektif dan
efisien di dalam pemberian tenaga, salah satunya dapat dilakukan dengan
latihan weight training. Latihan weight training seperti latihan dengan
mengangkat beban atau menarik katrol beban. Lebih lanjut, seorang atlet harus
mengetahui faktor-faktor yang dapat menentukan tingkat
Kekuatan Otot
Tungkai seseorang dan dilakukan dengan latihan yang terprogram serta
berkesinambungan seperti squat-jump dan naik turun bangku untuk mengukur
Kekuatan Otot Tungkai.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di muka, maka dapat disimpulkan bahwa
Kekuatan Otot Tungkai memberikan kontribusi sebesar 57,3% terhadap Prestasi
Renang Gaya Dada 100 Meter. Hal ini berarti, bahwa Prestasi Renang Gaya Dada
100 meter sebagian besar di kontribusi oleh variabel Kekuatan Otot Tungkai,
sisanya sebesar 42,7 % dikontribusi oleh variabel lain.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan kepada :
1. Pelatih
i.
Untuk lebih melatih unsur Kekuatan Otot Tungkai pada atlet dalam
melatih renang gaya dada 100 meter.
ii.
Meningkatkan Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter atlet melalui
berbagai macam bentuk latihan yang meningkatkan
Kekuatan Otot
Tungkai.
2. Atlet
i.
Agar atlet lebih sering meningkatkan Prestasi Renang Gaya Dada 100
meter
dengan
cara
melakukan
latihan
secara
sistematis
dan
berkesinambungan.
ii.
Agar atlet memperkuat latihan Kekuatan Otot Tungkai untuk lebih
maksimal dalam Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter.
56
57
3. Peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan
penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti populasi atau sampel
dengan variabel lain yang mempengaruhi Prestasi Renang Gaya Dada 100
meter tersebut.
58
DAFTAR PUSTAKA
Adnan Fardi. 2010. Statistik. Program Pascasarjana UNP Silabus
Mata Kuliah Statistik. Padang: UNP Padang.
Bompa, O. T. 1983. Theory and Methodology of Training. Kendall:
Hunt Publishing Company.
Chalid Marzuki (Ed). 1999. Renang Dasar. Padang: FIK DIP
Universitas Negeri Padang.
Depdiknas. 2009. Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Haller, David. Tanpa Tahun. Belajar Renang. Terjemahan oleh Tim
Editor Pionir Jaya.Bandung: Pionir Jaya.
Harsono. 1988. Latihan Kondisi Fisik. Makalah disajikan dalam
Penyegaran atau Penataran Para Pelatih Olahraga.
Bandung.
Johnson, Barry L. and Nelson, Jack K. 1986. Practical Measurement
for Evaluation In Physical Education. Fourt Edition.
Macmillan Publishing Company, New York. Collier
Macmillan Publishers, London.
Leonard, John. Tanpa Tahun. Sains Dalam Kepelatihan Renang.
Terjemahan oleh Chalid Marzuki. 2004. Padang: Dibiayai
oleh Dana SP4 Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNP
Tahun 2004.
Maidarman (Ed). 1999. Renang Pendalaman. Padang: FIK DIP
Universitas Negeri Padang.
Marta Dinata dan Tina Wijaya. 2006. Renang. Jakarta: Cerdas Jaya.
Mochammad Sajoto. 1989. Kekuatan dan Kondisi Fisik. Semarang:
Effhara Daharsa Prize.
Pate, Russell R, McClenaghan, and Rotella, Robert. Tanpa Tahun.
Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Terjemahan oleh Kasiyo
Dwijowinoto. 1993. Semarang: IKIP Semarang Press.
59
PB. PRSI. 2002. Instrumen Pemanduan Bakat Renang. Jakarta:
Direktorat Olahraga Pelajar dam Mahasiswa Direktorat
sJenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional.
Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Soebroto. M. 1977. Masalah-Masalah dalam Kedokteran Olahraga.
Latihan Olahraga dan Coaching. (Terjemahan oleh : M.
Soebroto). Jakarta. Dirjen PLSO. Depdikbud.
Soekarman, R. 1989. Dasar Olahraga untuk Pembinaan Pelatih dan
Atlet. Jakarta: Intidayu Press.
Sudjana. 1992. Metode Statistik (edisi IV ). Bandung : Tarsito.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatna dan
Praktek. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.
Syafruddin. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan Olahraga. Padang : FIK
UNP.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Diperbanyak oleh
Biro Humas dan Hukum Kementerian pemuda dan olahraga
Republik Indonesia.
60
Lampiran 1
Data Mentah
Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap
Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Kekuatan Otot
Tungkai (X)
21
23
22
22
20
19
20
20
22
19
18
18
18
19
19
19
17
17
17
17
16
15
Prestasi Renang Gaya Dada
100 Meter (Y)
1.11
1.18
1.20
1.23
1.26
1.28
1.27
1.37
1.17
1.41
1.29
1.51
1.40
1.52
1.52
2.00
1.53
1.99
1.86
2.01
1.76
1.81
61
Lampiran 2
Uji Normalitas Sebaran Data
Analisis Uji Normalitas Sebaran Data Kekuatan Otot Tungkai
Melalui Uji Lilliefors (X)
No Xi
Fi
1
1
15
2
1
16
3
4
17
4
3
18
5
5
19
6
3
20
7
1
21
8
3
22
9
1
23
Jumlah 22
Xi - X
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Zi
-1.90
-1.42
-0.95
-0.47
0.00
0.47
0.95
1.42
1.90
Peluang
0.4713
0.4222
0.3289
0.1808
0
0.1808
0.3289
0.4222
0.4713
F(Zi)
0.0287
0.0778
0.1711
0.3192
0.5
0.6808
0.8289
0.9222
0.9713
S(Zi)
0.1111
0.2222
0.3333
0.4444
0.5556
0.6667
0.7778
0.8889
1.0000
IF(Zi)-S(Zi))
0.0824
0.1444
0.1622
0.1252
0.0556
0.0141
0.0511
0.0333
0.0287
Lo tertinggi = 0.1622
Dengan n = 22 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,181
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data
sampel diambil berdistribusi normal.
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
Variance
Minimum
Maksimum
= 19
= 19
= 19
= 2,11
= 4,47
= 15
= 23
62
Tabel
Analisis Uji Normalitas Sebaran Data Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter
Melalui Uji Lilliefors (Y)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Xi
1.11
1.17
1.18
1.2
1.23
1.26
1.27
1.28
1.29
1.37
1.4
1.41
1.51
1.52
1.53
1.76
1.81
1.86
1.99
2
2.01
Jumlah
Fi
Xi - X
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
-0.37
-0.31
-0.3
-0.28
-0.25
-0.22
-0.21
-0.2
-0.19
-0.11
-0.08
-0.07
0.03
0.04
0.05
0.28
0.33
0.38
0.51
0.52
0.53
Zi
-1.28
-1.07
-1.03
-0.97
-0.86
-0.76
-0.72
-0.69
-0.66
-0.38
-0.28
-0.24
0.10
0.14
0.17
0.97
1.14
1.31
1.76
1.79
1.83
Peluang
0.3977
0.3577
0.3485
0.334
0.3051
0.2764
0.2642
0.2549
0.2454
0.148
0.1103
0.0948
0.0398
0.0557
0.0675
0.334
0.3729
0.4039
0.4608
0.4633
0.4664
F(Zi)
0.1023
0.1423
0.1515
0.166
0.1949
0.2236
0.2358
0.2451
0.2546
0.352
0.3897
0.4052
0.5398
0.5557
0.5675
0.834
0.8729
0.9039
0.9608
0.9633
0.9664
S(Zi)
0.0476
0.0952
0.1429
0.1905
0.2381
0.2857
0.3333
0.3810
0.4286
0.4762
0.5238
0.5714
0.6190
0.6667
0.7143
0.7619
0.8095
0.8571
0.9048
0.9524
1.0000
IF(Zi)-S(Zi))
0.0547
0.0471
0.0086
0.0245
0.0432
0.0621
0.0975
0.1359
0.1740
0.1242
0.1341
0.1662
0.0792
0.1110
0.1468
0.0721
0.0634
0.0468
0.0560
0.0109
0.0336
22
Lo tertinggi = 0.1740
Dengan n = 22 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,181
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data
sampel diambil berdistribusi normal.
Mean
= 1,48
Median
= 1,40
Modus
= 1,52
Standar Deviasi
= 0,29
Variance
= 0,08
Minimum
= 1,11
Maksimum
= 2,01
63
Lampiran 3
Pengolahan Data Mentah Dengan T-Score
Sebaran Data Kekuatan Otot Tungkai (X)
No
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
21
23
22
22
20
19
20
20
22
19
18
18
18
19
19
19
17
17
17
17
16
15
X - X X - X X S- X 
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
Variance
Minimum
Maksimum
2
2
4
3
3
1
0
1
1
3
0
-1
-1
-1
0
0
0
-2
-2
-2
-2
-3
-4
4.00
16.00
9.00
9.00
1.00
0.00
1.00
1.00
9.00
0.00
1.00
1.00
1.00
0.00
0.00
0.00
4.00
4.00
4.00
4.00
9.00
16.00
= 19
= 19
= 19
= 2,11
= 4,47
= 15
= 23
0.948
1.896
1.422
1.422
0.474
0.000
0.474
0.474
1.422
0.000
-0.474
-0.474
-0.474
0.000
0.000
0.000
-0.948
-0.948
-0.948
-0.948
-1.422
-1.896
10
X - X
S
9.479
18.957
14.218
14.218
4.739
0.000
4.739
4.739
14.218
0.000
-4.739
-4.739
-4.739
0.000
0.000
0.000
-9.479
-9.479
-9.479
-9.479
-14.218
-18.957
50  10
X - X
59.48
68.96
64.22
64.22
54.74
50.00
54.74
54.74
64.22
50.00
45.26
45.26
45.26
50.00
50.00
50.00
40.52
40.52
40.52
40.52
35.78
31.04
S
64
Pengolahan Data Mentah Dengan T-Score
Sebaran Data Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y)
No
Y
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
1.11
1.18
1.2
1.23
1.26
1.28
1.27
1.37
1.17
1.41
1.29
1.51
1.4
1.52
1.52
2
1.53
1.99
1.86
2.01
1.76
1.81
X - X X - X X S- X 
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
Variance
Minimum
Maksimum
2
-0.37
-0.3
-0.28
-0.25
-0.22
-0.2
-0.21
-0.11
-0.31
-0.07
-0.19
0.03
-0.08
0.04
0.04
0.52
0.05
0.51
0.38
0.53
0.28
0.33
0.137
0.090
0.078
0.063
0.048
0.040
0.044
0.012
0.096
0.005
0.036
0.001
0.006
0.002
0.002
0.270
0.003
0.260
0.144
0.281
0.078
0.109
= 1,48
= 1,40
= 1,52
= 0,29
= 0,08
= 1,11
= 2,01
-1.276
-1.034
-0.966
-0.862
-0.759
-0.690
-0.724
-0.379
-1.069
-0.241
-0.655
0.103
-0.276
0.138
0.138
1.793
0.172
1.759
1.310
1.828
0.966
1.138
10
X - X
S
-12.759
-10.345
-9.655
-8.621
-7.586
-6.897
-7.241
-3.793
-10.690
-2.414
-6.552
1.034
-2.759
1.379
1.379
17.931
1.724
17.586
13.103
18.276
9.655
11.379
50  10
X - X
62.76
60.34
59.66
58.62
57.59
56.90
57.24
53.79
60.69
52.41
56.55
48.97
52.76
48.62
48.62
32.07
48.28
32.41
36.90
31.72
40.34
38.62
S
65
Lampiran 4
Tabel
Analisis Korelasi Sederhana
Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter
(Variabel X Dan Y)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jumlah
X
Y
X2
Y2
XY
59.48
68.96
64.22
64.22
54.74
50.00
54.74
54.74
64.22
50.00
45.26
45.26
45.26
50.00
50.00
50.00
40.52
40.52
40.52
40.52
35.78
31.04
1100.00
62.76
60.34
59.66
58.62
57.59
56.90
57.24
53.79
60.69
52.41
56.55
48.97
52.76
48.62
48.62
32.07
48.28
32.41
36.90
31.72
40.34
38.62
1095.86
3537.713
4755.116
4123.953
4123.953
2996.395
2500
2996.395
2996.395
4123.953
2500
2048.528
2048.528
2048.528
2500
2500
2500
1641.978
1641.978
1641.978
1641.978
1280.351
963.6464
57111.36
3938.644
3641.498
3558.74
3436.385
3316.171
3237.218
3276.576
2893.698
3683.234
2747.206
3198.098
2397.622
2783.472
2363.971
2363.971
1028.419
2330.559
1050.654
1361.356
1006.421
1627.705
1491.558
56733.17
3732.799
4161.219
3830.936
3764.504
3152.231
2844.828
3133.355
2944.599
3897.369
2620.69
2559.569
2216.212
2387.89
2431.034
2431.034
1603.448
1956.202
1313.45
1495.097
1285.504
1443.618
1198.889
56404.48
Pengujian Hipotesis Penelitian
r xy =
r=
r=
n  XY -  X  Y 
n X
2
  X 
2
n Y
2
  Y 
2

32.82324,93 - (1600,30)(1601,57)
32.83132,21  (1600,30)  32.83322,39  (1601,57)
2
2634397,76 - 2562992,471
2660230,72 - 2560960,092666316,48 - 2565026,465
66
r=
71405,289
99270,63101290,015
ro = 0,757
rtab (α = 0,05) = 0,423
ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Pengujian Signifikansi Korelasi X terhadap Y Dengan Menggunakan Statistic
Student t
t=
r n2
1 r
2
=
0,757 20
1  (0,757) 2
t=
3,385406918
0,426951
t=
3,385406918
0,6534148759
t=5,18
thitung(5,55) > (ttabel(3,19), maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
signifikan antara X terhadap Y.
Kontribusi:
koefisien determinasi = r2 x 100%
= 0,757 x 0,757 x 100%
= 0,573049 x 100%
= 57,30%
67
Lampiran 5
Analisis Pengujian Linearitas dan Keberartian Regresi
Analisis Regresi X dan Y
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jumlah
X2
Y2
XY
X
Prestasi Renang
Gaya Dada 100
Meter
Y
21
23
22
22
20
19
20
20
22
19
18
18
18
19
19
19
17
17
17
17
16
15
418
1.11
1.18
1.2
1.23
1.26
1.28
1.27
1.37
1.17
1.41
1.29
1.51
1.4
1.52
1.52
2
1.53
1.99
1.86
2.01
1.76
1.81
32.68
441
529
484
484
400
361
400
400
484
361
324
324
324
361
361
361
289
289
289
289
256
225
8036
1.2321
1.3924
1.44
1.5129
1.5876
1.6384
1.6129
1.8769
1.3689
1.9881
1.6641
2.2801
1.96
2.3104
2.3104
4
2.3409
3.9601
3.4596
4.0401
3.0976
3.2761
50.3496
23.31
27.14
26.4
27.06
25.2
24.32
25.4
27.4
25.74
26.79
23.22
27.18
25.2
28.88
28.88
38
26.01
33.83
31.62
34.17
28.16
27.15
611.06
Kekuatan Otot
Tungkai
Y  X   X  XY 
N  X   X 
2
Konstanta regresi (a) =
=
2
2
32.688036  418611.06
2
22.8036  418
= 3,48
68
Koefisien regresi (b) =
n X Y   X Y 
N X
2

 X 
2
22611.06  41832.68
= -0,13
2
228036  418
Ŷ = 3,48 + (-0,13)
Pengujian linearitas dan keberartian regresi
JK = (T)
=  Y 2 = 50.3496
=
32,68
= 1,48
22
n

 X  Y 
41832.68 =


= b  XY 
 = -0,13 611,06 

22
n






JK = (a)
=
JK =(b/a)
(X1)
15
16
17
18
19
20
21
22
23
1,2818
JK (S)
JK (G)
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
( Y ) 2
Ni
1
1
4
3
5
3
1
3
1
22
=
= 50.3496– 1,48– 1,2818= 47,5878
=
(Y)
∑Yi²
(∑Yi)²/ni
1.81
3.2761
3.2761
1.76
3.0976
3.0976
1.53 1.99 1.86 2.01
13.8007 13.653025
1.29 1.51 1.40
5.9042
5.88
1.28 1.41 1.52 1.52 2.00 12.2473
11.95058
1.26 1.27 1.37
5.0774
5.07
1.11
1.2321
1.2321
1.20 1.23 1.17
4.3218
4.32
1.18
1.3924
1.3924
Jumlah Kuadrat Galat
JK (TC) = 47,5878- 0,478= 47,1098
Sumber
Dk
JK
KT
Variasi
50.3496
Total
22
Koefisien
1
1,48
(a)
Regresi
1
1,2818
1,28
(b/a)
Sisa
20
47,5878
2,38
Tuna
7
47,1098
6,73
Cocok
Galat
13
0,478
0,04
Jadi Fh (168,2) > Ft (2,81)
Kesimpulan: Regresi tidak linear
∑Yi² -(∑Yi)²/ni
0
0
0.147675
0.0242
0.29672
0.0074
0
0.0018
0
Fh
Ftα=0.05
kesimpulan
0,54
0,35
Regresi
signifikan
(Berarti)
168,2
2,81
Regresi
Tidak linear
0,478
69
70
71
DOKUMENTASI PENELITIAN
Populasi Penelitian
Bentuk pelaksanaan tes prestasi renang gaya dada 100 meter
72
Bentuk pelaksanaan pengukuran Kekuatan Otot Tungkai
dengan tes half squad jump.
Alat-alat Penelitian
Download