Pujian untuk Gadis-gadis dengan Pedang “Para perempuan, ambillah pedang Anda! Buku ini akan memberi Anda kekuatan baru ketika Anda bersiap bertarung dalam peperangan Anda dengan kebenaran Allah. Bersiaplah ditantang dan diinspirasi oleh Gadis-gadis dengan Pedang.” — Craig dan Amy Groeschel, pendeta di LifeChurch.tv, Edmon, OK “Lisa Bevere adalah salah satu suara Allah yang paling berkuasa dalam sejarah kita saat ini. Hatinya ada bagi sang Raja dan kerajaanNya dan ingin mengajar putri-putri Allah bagaimana bangkit dan menghidupi takdir kita.” — Sheila Walsh, penulis God Loves Broken People dan pembicara utama untuk Women of Faith “Lisa Bevere telah mengilhami perempuan di seluruh dunia dengan gairahnya melayani Kristus dan berjuang memperluas kerajaan-Nya. Dalam Gadis-gadis dengan Pedang Anda akan ditantang bergabung dengan barisan orang-orang Kristen yang telah bergerak maju dalam iman mereka. Jangan mundur dari pertarungan! Berdirilah teguh dan alamilah kemenangan rohani.” —Pastor Steven dan Holly Furtick, Elevation Church, Charlotte, NC. “Gadis-gadis dengan Pedang adalah sebuah deklarasi profetis di masa kita, memanggil putri-putri Allah menggunakan pedang firmanNya dengan terampil. Lisa Bevere memiliki suatu amanat Allah untuk menyingkapkan kekuatan kita dalam membawa kesembuhan, kebenaran, dan pembaruan ke dalam dunia kita. Bacalah buku ini dengan peringatan yang jujur: Anda akan terlibat dalam satu kehidupan yang berani dan dahsyat!” — Christine Caine, penulis Undaunted dan pendiri A21 Campaign “Gadis-gadis dengan Pedang adalah buku yang profetis, Alkitabiah, instruktif, penuh pemahaman dan menantang! Ini bukan buku manis yang berisi percakapan pendek yang menyemangati para perempuan; ini adalah buku yang dahsyat bagi pria dan wanita. Kami gembira dengan buku ini dan dampaknya yang potensial bagi gereja di seluruh dunia.” —Judah dan Chelsea Smith, pendeta City Church, Kirkland, WA “Saat Anda membaca Gadis-gadis dengan Pedang, Anda akan dimampukan menghadapi tantangan Anda dengan berani dan belajar hidup layaknya seorang pahlawan.” —Robert dan Debbie Morris, pendeta Gateway Church, Dallas/Forth Worth, TX, dan penulis pendamping The Blessed Marriage “Kita sedang hidup di masa luar biasa dalam sejarah. Ada begitu banyak kesedihan, penderitaan, dan hati yang hancur di planet kita saat ini – dan di waktu yang sama ada kesempatan yang begitu besar membawa perubahan dan menjadi bagian dari jalan keluar. Dengan gayanya yang unik, Lisa Bevere mendorong putri-putri sang Raja untuk memahami bahwa kita adalah bagian dari suatu peperangan hebat dan kita perlu diperlengkapi. Ini bukan saatnya untuk mundur! Bacalah Gadis-gadis dengan Pedang dan bergabunglah dengan pertumbuhan pasukan perempuan yang sedang bangkit dengan kuat di bumi ini!” —Holly Wagner, pendiri GodChicks dan penulis WarriorChicks “Dalam Gadis-gadis dengan Pedang, Lisa Bevere sekali lagi mengeluarkan pahlawan dalam diri kita dan mendorong kita menjadi sepenuhnya sama dengan maksud Allah menciptakan kita. Semangatnya melihat gereja bersatu dan menggunakan Firman Allah sangat menginspirasi dan hidup. Tak peduli di manapun Anda hidup, pesan ini akan memampukan Anda “menempa ulang pedang Anda” dan menghadapi peperangan setiap hari dengan keberanian dan kebenaran.” — Stovall dan Kerri Weems, pendeta Celebration Church, Jacksonville, FL “ ‘Firman Allah adalah pedang Allah.’ Saya menyukai kiasan ini. Melalui konsep penempahan yang gemilang dan kiasan-kiasan dalam buku ini, Lisa telah berusaha meningkatkan penyebaran antusiasme karena memiliki ‘suatu kesadaran naluriah akan gerakan musuh berikutnya.’ ” —DR. Caroline Leaf, cognitive neuroscientist dan communication pathologist serta penulis Who Switched Off My Brain? “Gadis-gadis dengan Pedang adalah suatu pertunjukan brilian dari kemampuan yang diberikan Allah kepada Lisa Bevere dalam mendorong dan memperlengkapi perempuan untuk diperbarui, diperlengkapi kembali, dan ditempatkan kembali untuk berperan dalam peperangan hebat ini dan mengalahkan musuh yang secara sengaja menyasar perempuan di sepanjang sejarah.” — Chris dan Joy Hill, pendeta Potters’s House, Denver, Co “Kita merasa terhormat dapat selalu menyaksikan Lisa Bevere dalam siaran televisi LIFE Today. Melalui bertahun-tahun pelayanan internasional – termasuk Asia, di mana dia bergabung dengan tim misi kami untuk menolong perempuan-perempuan korban perdagangan manusia – dia menjadi sangat sadar akan peperangan yang hanya dapat dimenangkan dengan pedang Firman Allah. Pesannya akan menolong menginspirasi dan mempersiapkan kaum perempuan, khususnya untuk peperangan rohani.” —James dan Betty Robison, LIFE Outreach International LISA BEVERE PENULIS SINGA BETINA BANGKIT Girls with Swords (Bahasa Indonesia) by Lisa Bevere © 2015 Messenger International www.MessengerInternational.org Previously published in English as : Girls with Swords: How to Carry Your Cross like a Hero ISBN 978-0-307-45781-3 Additional resources in Bahasa Indonesia by John & Lisa Bevere are available for free download at: www.CloudLibrary.org To contact the author:[email protected] This book is a free gift to leaders from Messenger International as is NOT FOR SALE Gadis-gadis Dengan Pedang: Bagaimana memikul salib Anda seperti seorang pahlawan oleh Lisa Bevere © 2015 Messenger International www.MessengerInternational.org Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris dengan judul: Girls with Swords: How to carry your cross like a hero. Bahan-bahan pengajaran tambahan dalam Bahasa Indonesia dapat diunduh secara gratis di: www.CloudLibrary.org Buku ini disebarkan secara gratis kepada para pemimpin Kristen dan calon pemimpin Kristen dan bukan untuk diperjualbelikan. Ini adalah hadiah dari Messenger International, lembaga pelayanan John dan Lisa Bevere. Untuk menghubungi penulis (disarankan dengan Bahasa Inggris): [email protected] Penerjemah: Slamat P. Sinambela & Hembang Tambun Editor: Slamat P. Sinambela Layout: Yosua A. Sirait Dicetak di Indonesia. Kepada semua saudari pedang saya yang telah siap mengangkat suara mereka dan mengacungkan salib mereka. Kalian adalah putri-putri dari seorang Prajurit yang gagah berani dan berbudi luhur Yang firman kekal-Nya yang kreatif di mulut Anda adalah sesuatu yang hidup, dan yang memiliki pedang yang tak terlihat di tangan Anda. Kalian telah dipercaya dengan sebuah senjata tiada tandingannya sepanjang waktu. Gunakanlah dengan kecakapan yang terampil, pengertian yang ramah, dan dalam kasih yang berkemenangan,serta serangan meyakinkan. “Sejak sekarang ini, orang-orang akan menjadi pedang-Ku.” - Zakharia 9:13 (MSG) DAFTAR ISI Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi Istilah-istilah Anggar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiii BAGIAN SATU: DIPILIH 1. Anda adalah Sebuah Target . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 2. Sebuah Pedang Telah Lahir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21 3. Anda Mungkin Jadi Seorang Pahlawan . . . . . . . . . . . . . . . 43 4. Medan Perang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65 5. Salib Bagai Sebuah Pedang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79 BAGIAN DUA: DIPERLENGKAPI 6. Menjadi Seorang Prajurit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 103 7. Menempa Sebuah Pedang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 135 BAGIAN TIGA: DIPERSENJATAI 8. Pedang Firman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 155 9. Pedang Tuaian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 177 10. Pedang Cahaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 193 11. Pedang Nyanyian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 211 12. Pedang Keheningan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 221 13. Pedang Pengampunan dan Pemulihan . . . . . . . . . . . . . . . . 243 BAGIAN EMPAT: DIUTUS 14. Memikul Salib . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 267 Catatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 285 KATA PENGANTAR Memiliki sebuah pedang adalah satu hal, namun mengetahui bagaimana menggunakannya adalah hal lain yang sangat berbeda. Setiap anak Allah dipercayakan dengan sebuah pedang—pedang Roh. Kita adalah para prajurit yang ditugaskan menggunakan senjata paling dahsyat di jagad ini. Tuhan dan panutan kita, Yesus Kristus, adalah Pedang Roh yang terbuat dari daging. Dua milenium yang lalu, Dia menggunakan pedang ini dan mengubah dunia. Dengan pedang yang sama, suatu hari nanti Dia akan menaklukkan bangsabangsa. Tetapi sekarang Dia menugaskan masing-masing kita: “Seperti Bapa mengutus Aku, Aku juga mengutus Kamu” (Yohanes 20:21, nkjv). Ada satu generasi putri-putri (dan putra-putra) yang sedang bangkit untuk menunjukkan kedahsyatan kuasa Raja kita. Para prajurit ini akan membawa perubahan pada dunia mereka dengan terampil menggunakan pedang yang telah dipercayakan kepada mereka. Allah memberi istri saya, Lisa, suatu pesan yang sangat kuat yang akan melatih putri-putri (dan putra-putra) Allah untuk menggunakan apa yang sudah mereka miliki untuk membawa perubahan di lingkungan pengaruh mereka. Saya sangat terhormat menikahi wanita Allah yang hebat ini selama lebih dari tiga puluh tahun. Saya telah menyaksikan transformasinya dari seorang pengunjung gereja yang takut dan malumalu dan menghindari konfrontasi menjadi seorang putri prajurit yang gagah berani dan sangat baik dari Raja kita. Sungguh suatu kehormatan mengenal dan bekerja bersama wanita yang demikian. Saya belajar sangat banyak dari apa yang Allah ajarkan kepadanya. Saya tahu bahwa buku ini akan melatih Anda menggunakan apa yang telah Anda miliki. Jangan menjadi seseorang yang hanya punya sebuah pedang. Jadilah seorang prajurit terampil yang membawa perubahan pada dunia Anda. —John Bevere, penulis buku laris dan pembicara Pemukul 7VTTLS *YVZZN\HYK Palang pelindung .YPW Gagang Sisi,KNL pedang Alur pedang -\SSLY Ujung pedang 7VPU[ *LU[YHS9PKNL Punggung tengah :[YVUN Kuat MVY[L (forte) Pangkal /PS[pedang pegangan pedang yang OHUKSLVM[OLZ^VYK mencakup pemukul, gagang JVUZPZ[PUNVMWVTTLS dan palang pelindung NYPWHUKJYVZZN\HYK >LHR Lemah MVPISL (foible) Mata pedang Blade alatcutting memotong yang mencakup instrument consistingalur pedang, pedang, punggung tengah, of fuller, sisi edge, central ridge, and point dan ujung pedang. Istilah -istilah Anggar Croise: Sebuah tangkisan dan balasan yang dibuat dalam satu gerakan mengalir. Gerakan ini menahan serangan, berguna untuk mengalihkan, dan memukul tanpa melepaskan mata pedang. En garde: Sebuah sikap bertahan namun juga sekaligus menyerang. Ini berdampak dengan posisi kesiapan. Feint: Sebuah gertakan yang berusaha mendapatkan suatu reaksi dari lawan Anda dan menyebabkannya berpikir bahwa Anda hendak menyerang padahal sebenarnya tidak. Lunge: Suatu gerakan menyerang yang dirancang untuk melepaskan sebuah pukulan. Parry: Sebuah lengkungan pertahanan dari mata pedang lawan Anda. Riposte: Suatu serangan balik yang mengikuti sebuah tangkisan yang berhasil. B AG I A N S AT U D I P I L I H 1 A n da a dalah S e b u a h Ta rg e t Kekristenan adalah suatu peperangan, bukan suatu mimpi. –Wendell Phillips Dalam sebuah dunia yang telah diserbu oleh kekerasan, Anda mungkin berpikir mengapa saya menyarankan agar wanita dari segala umur mengangkat senjata dan bergabung memasuki pertempuran. Ketika Anda membalik halaman-halaman ini, saya harap Anda akan menemukan banyak alasan mengapa tidak ada daerah yang netral. Kita tidak hidup dengan kekerasan memakai pedang, tetapi saatnya telah tiba untuk hidup dengan kuasanya. Alasan pertama Anda membutuhkan sebuah pedang adalah, Anda sadari atau tidak, Anda merupakan bagian dari suatu peperangan hebat, dan Allah tidak ingin putri-putri-Nya tidak dipersenjatai atau tertangkap tanpa disadari. Kebutuhan mendesak mengapa membahas topik ini muncul dalam satu cara yang tidak disangka. Pada awal Juni di musim panas 2010, ketika saya baru kembali dari bepergian dan berbicara di lima negara berbeda hanya dalam waktu empat minggu yang pendek. Pikirkanlah, negara-negara ini tidak berdekatan, jadi bepergian ber- 4 DI PI LI H arti melintasi garis waktu, siang dan malam saling bertukar, dan melambung di antara belahan bumi Utara dan Selatan. Dikuasai siksaan jet lag yang berkepanjangan, saya berpikir dengan sedikit linglung melewati malam kedua ketika saya menyadari di rumah hanya ada saya dan anak bungsu saya, Arden. Ketika saya mendekatinya, dia menepuk sofa dan mengajak saya bergabung dengannya menonton sebuah film. Bersemangat karena memiliki satu kesempatan mengemong anak saya, saya duduk sedekat mungkin dengannya dan bertanya, “Kita menonton apa?” “The Terminator,” jawabnya. Baiklah, sebelum Anda bereaksi, dengarkan saya. Saya tidak mendukung film ini, dan tidak menyarankan agar Anda menontonnya. Saya menonton versi yang telah diedit TV, namun itupun sangat mengerikan! Di antara rambut yang menggelikan, musik yang terputus-putus, dan akting yang buruk, saya menemukan sesuatu yang berharga yang hendak saya bagikan di sini, karena itulah yang sepenuhnya memulai mengapa di balik perjalanan buku ini. Sekiranya Anda tidak akrab dengan The Terminator, izinkanlah saya menggambarkan versi sangat singkat film ini untuk Anda. Bercerita tentang Sarah Connor, seorang pelayan yang selalu muram yang sedang menjalani suatu kehidupan yang membosankan dan biasa, dengan harapan suatu hari nanti cinta akan menemukannya. Setiap dua puluh empat jam, ia menjalani kehidupan yang sama saja. Siang hari ia menyajikan pie dan kopi, malamnya, ia berharap salah satu teman kencan butanya akan berubah menjadi Pangeran Tampan. Siang hari dia bekerja, dan malam hari dia menanti. Pola 1980-an yang sudah dapat diperkirakan ini benar-benar terganggu dengan kemunculan satu robot pembunuh dari masa depan. Pahlawan kita, Sarah, untuk pertama kalinya belajar bahwa dia mungkin sedang dalam bahaya ketika ia sedang istirahat kerja dan Anda adalah Sebuah Target 5 menyadari bahwa sejumlah wanita dengan nama depan atau nama belakang yang sama dengannya telah terbunuh. Rupanya, sang terminator, yaitu Arnold Schwarzenegger—aktor, bekas gubernur California, dan mantan suami Maria Shriver— telah mengadakan perjalanan waktu, dan siapa pun yang menyandang nama Sarah Connor adalah targetnya. Kelihatannya tidak ada kemungkinan bahwa mesin pembunuh bertubuh manusia ini bisa gagal. Bukan hanya karena dia memiliki kekuatan dan kemampuan yang diproses oleh sebuah robot, namun dia juga diperlengkapi dengan senjata otomatis paling canggih. Sebagai tambahan untuk semua teknologi ini, dia telah memiliki seluruh data-data di tahun delapan puluhan, selembar sobekan dari buku telepon yang memuat seluruh nomor telepon dan alamat semua yang bernama Sarah Connor yang berada di daerah targetnya. Ketika sang terminator masa depan ini bekerja secara sistematis melenyapkan daftar orang-orang bernama Sarah, pahlawan wanita kita ini menjadi lebih peduli. Setelah bekerja, dia kembali ke apartemen yang disewanya bersama seorang teman hanya untuk mendengar mesin penjawab bahwa kencan butanya yang lain telah dibatalkan, sehingga Sarah pergi ke sebuah bar. Dengan cara itu, jika ancaman ini adalah sesuatu yang nyata, dia akan mampu bersembunyi di tengah keramaian. Tak lama sampai sang terminator mengendus jejaknya, dan setelah suatu kunjungan singkat ke apartemennya, Arnold muncul di bar itu dengan senjata api dan mulai mendatangkan kekacauan. Kacau-balau, pertumpahan darah, dan jeritan menggantikan gerakan tarian buruk ketika semua orang berpencar melarikan diri. Tetapi tunggu, masih ada pemain lain dalam drama yang kelam ini. Perhatikanlah, pada waktu yang sama ketika pembunuhnya dari masa depan muncul, pelindungnya dari masa depan menyatakan diri dengan mengulurkan undangan yang menarik ini kepada Sarah: 6 DI PI LI H “Ikut aku jika kamu ingin hidup.” Dengan pilihan yang begitu jelas, tak perlu bagi Sarah untuk memutuskan: dia ingin hidup. Sarah berlari dari bar dan melompat ke dalam sebuah mobil dengan seorang yang sama sekali asing, dan keduanya berusaha melarikan diri. Namun sang terminator pembunuh pantang menyerah. Kejar-kejaran tingkat tinggi terjadi. Peluru-peluru menghancurkan jendela-jendela mobil dan merobekrobek saraf Sarah. Tak peduli ke manapun mereka pergi atau apa pun yang mereka lakukan, nampaknya mereka tidak dapat menggoyahkan sang penyerang dari masa depan. Pelayan berwatak halus dan ingin punya pacar ini sama sekali tidak memahami mengapa pertempuran hebat ini mengamuk di sekitarnya. Sementara peluru-peluru beterbangan dan mobil-mobil berhancuran, pelindungnya mulai bercerita kepadanya tentang siapa dia. Dia menjelaskan bahwa di masa depan, ia adalah seorang legenda dan bahwa seluruh tentara perang diperlengkapi dengan rencana masa depan dan strategi-strategi yang direkamnya dan diteruskannya kepada putranya. Di masa depan, ia adalah bagian dari suatu peperangan heroik melawan musuh seluruh umat manusia. Sarah tak habis pikir bahwa ia adalah seorang pemain dalam kisah yang konyol ini dan ia yakin pastilah telah terjadi kesalahan identitas. Tidak ada alasan untuk memandangnya sebagai sebuah ancaman di masa kini atau di masa depan! Dalam usahanya membuat jelas dan tetap waras, Sarah melawan pernyataan dari pelindungnya dari masa depan. Dia bukanlah seorang pahlawan… dia hanya seorang pelayan! Dia bahkan tidak punya seorang pacar, jadi tentu saja tidak punya anak! Mimpi buruk ini hanyalah sebuah kesalahan; dia telah dibingungkan dengan seseorang yang lain! Tetapi pelindungnya bersikeras bahwa memang dialah Sarah Connor sang pahlawan dan bahwa tujuannya adalah untuk mem- Anda adalah Sebuah Target 7 perlengkapi dan melindunginya. Dapat dimaklumi, dikuasai oleh sesuatu yang begitu tiba-tiba, Sarah berteriak, “Saya tidak melakukan apa pun!” Pelindungnya membalas, “Tidak, namun kau akan melakukannya!” Saat itu, duduk bersama putra saya di atas sofa, saya tertawan. Perkataan ini dari dekade-dekade yang lalu, “Tidak, namun kau akan melakukannya!” jatuh ke hadapan saya dengan kesadaran bahwa musuh kita sering kali mengetahui siapa kita sebelum kita menemukan siapa diri kita sesungguhnya. Dan inilah saatnya masing-masing kita menyadari dua hal yang Sarah pelajari malam itu. Saudara terkasih, 1. Anda adalah sebuah target. 2. Anda bisa menjadi seorang pahlawan. Saya katakan bisa menjadi karena pada akhirnya pilihan tetap ada di tangan Anda. Sebuah Target Pertama, marilah membahas gagasan mengenai Anda adalah sebuah target. Jika Anda adalah seorang Kristen, Anda adalah target dari Setan, musuh jiwa kita dan sang Pangeran Kegelapan. Tidak ada pilihan mengenai pendirian ini. Ada sebuah kekuatan kegelapan sangat terstruktur yang begitu nyata di dalam dunia ini yang bergumul melawan semua orang yang mewakili terang dan hidup Allah. Jadi penting bagi Anda mengetahui apa artinya menjadi sebuah target. Kata-kata yang mengungkapkan pengertian target dalam konteks ini termasuk tujuan, gol, sasaran, fokus, akhir, dan maksud. 8 DI PI LI H Setan telah menetapkan bahwa tujuannya adalah mengalihkan Anda dari siapa Anda sebenarnya dan apa tujuan hidup Anda yang sebenarnya. Fokus sasarannya adalah memikat Anda agar meninggalkan jalan kekuatan, hidup dan kuasa dan masuk ke dalam suatu jalan kebinasaan yang disengaja. Untuk bergerak maju dengan gagasan menjadi seorang pahlawan ini, saya butuh Anda memahami satu atau barangkali beberapa perspektif yang asing, sesuatu yang jauh lebih serius dari sebuah cerita dalam sebuah film. Sebab sesungguhnya, satu musuh kegelapan dan kejam telah menyadari siapa Anda sesungguhnya. Dia mengetahui potensi Anda dan secara sistematis berusaha menghancurkan masa depan Anda. Saya percaya bahwa serangan-serangan atas hidup Anda lebih banyak berkaitan dengan siapa Anda di masa depan daripada siapa Anda di masa lalu. Anda lihat, seperti sang pembunuh dari masa depan di dalam The Terminator, sang musuh memiliki nama Anda. Jangan biarkan hal ini membuat Anda takut. Tarik napas panjang dan sadarilah Anda hidup dengan tujuan. Jangan menjadi paranoid atau menjadikan ini masalah pribadi, karena memang tidak demikian. Serangan ini melawan satu orang dan semua orang. Sebab musuh jiwa kita, itu bukanlah masalah pribadi; ini hal yang baik. Tak seorang pun melancarkan suatu serangan sistematis berskala besar melawan sesuatu yang tidak dianggap sebagai sebuah ancaman. Nama Anda sama dengan nama saya: orang Kristen. Sebutan ini lebih dari sebuah penugasan kepada suatu kelompok agamawi; itu artinya “yang diurapi.” Anda adalah seorang putri raja yang terkasih dari Allah Yang Mahatinggi. Pendekatan sang musuh mungkin terlihat berbeda degan masing-masing kita, namun dia akan melakukan segala yang dia mampu untuk menghalangi atau membengkokkan pertumbuhan Anda kepada tujuannya dan mengalihkan Anda dari Anda adalah Sebuah Target 9 takdir surgawi Anda. Tidak seorang putri pun yang terisolasi dan terpisah sehingga sepenuhnya dapat melarikan diri dari seranganserangannya. Dan jangan bayangkan bahwa umur Anda sekarang atau status ekonomi dan pernikahan Anda akan menjadikan Anda pengecualian. Ini bukan tentang Anda. Ini bukan tentang saya. Sejujurnya, ini bahkan bukan peperangan kita. Peperangan ini milik Tuhan. Kita adalah senjata terang-Nya di dalam suatu dunia kegelapan. Seluruh rangkaian sejarah manusia mungkin tergantung pada perubahan hati seseorang yang penyendiri bahkan rendah hati.... Sebab dalam pikiran yang menyendiri dan jiwa seseorang itulah peperangan antara kebaikan dan kejahatan terjadi dan pada akhirnya menang atau kalah. —M. Scott Peck Wanita sebagai Prajurit Fakta bahwa Anda adalah seorang wanita menjadikan Anda suatu target yang lebih spesifik dan layak menerima permusuhan dari Setan. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya (Kejadian 3:15). Permusuhan di sini adalah kebencian yang berakar dalam dan permusuhan yang tak dapat diperdamaikan. Ini menggambarkan suatu pertentangan yang teramat sangat dengan setiap generasi yang 10 DI PI LI H berlalu, permusuhan dan kebencian Setan semakin mendalam seiring berjalannya waktu dan urgensinya meningkat. Tidak seperti sebelumnya, serangannya melawan wanita dan anak-anak menjadi lebih jahat, nyata dan tersebar luas. Bukti yang tidak dapat disangkal mengenai hal ini dapat ditemukan dalam perkiraan konservatif bahwa lima puluh juta wanita saat ini hilang dari bumi ini. Apa yang saya maksud dengan hilang? Putri-putri ini lenyap. Tidak pernah ditemukan. Alasan utama lenyapnya mereka adalah karena menjadi target dari pemusnahan gender. Genosida adalah pembantaian suatu ras, kebangsaan, kelompok politik atau budaya; pemusnahan gender adalah pembantaian berdasarkan jenis kelamin. Dalam bukunya baru-baru ini, Unnatural Selection, penulis Mara Hvistendahl menyebutkan statistik yang menunjukkan kekejaman ini: bisa jadi lebih dari 160 juta bayi perempuan hanya di Asia yang tidak pernah menghembuskan napas karena mereka lebih dulu digugurkan sebelum lahir.1 Di negara-negara seperti Cina, India dan Pakistan, dan Benua Afrika, menjadi seorang anak perempuan menjadikan hidup Anda dalam bahaya. Bisa berarti bahwa Anda akan dianiaya, dijual, diabaikan, atau menjadi korban dari suatu pembunuhan demi kehormatan. Saudari terkasih, jangan berpikir Anda aman hanya karena Anda tidak hidup di sebuah negara berkembang. Angka-angka tidak berdusta. Tempat kelahiran Anda hanya berarti Anda akan menjadi target dalam satu cara yang berbeda. Sang musuh pembunuh akan mendatangi Anda dari sisi yang lain, dan saya percaya dia sudah bekerja keras untuk mengalihkan perhatian Anda sehingga Anda tidak akan pernah dilahirkan ke dalam rencana Allah bagi hidup Anda. Anda adalah Sebuah Target 11 Saya membagikan hal-hal ini bukan untuk menakut-nakuti Anda. Saya ingin Anda tahu sulitnya masa Anda di dalam sejarah. Sebagai seorang putri zaman ini, Anda adalah sebuah target. Faktor jadi pahlawan adalah pilihan Anda. Jika Anda gagal melihatnya sebagaimana adanya, Anda akan menganggap serangan-serangan terhadap gender dan iman Anda ini sebagai sesuatu yang bersifat pribadi dan karenanya akan menanggapinya dengan level pribadi. Namun ini lebih besar dari kita semua. Tak ada cara yang dapat atau harus Anda lakukan untuk berperang dalam pertempuran ini dengan kekuatan sendiri. Konflik ini menuntut strategi dan dukungan surgawi. Meskipun itu dimulai dengan tanggapan pribadi kita, itu saja tidak akan pernah cukup. Kita harus diperlengkapi secara individu dengan hal yang kekal dan dilatih bekerja bersama-sama dengan orang lain. Sama mengerikannya dengan angka-angka tersebut, mereka hanyalah petunjuk dari suatu kegelapan yang lebih besar. Sudah saatnya Anda mengangkat mata Anda dan memberi suara Anda pada sesuatu yang surga ingin bicarakan dalam kehampaan ini. Garis ceritanya sudah ditetapkan. Di satu sisi, terdapat satu musuh kejam yang dengan pantang menyerah terus-menerus bertekad menghancurkan Anda, dan di sisi lain, terdapat seorang pangeran perkasa dengan kasih-Nya yang tak pernah gagal sama-sama menentukan hingga Anda menyadari untuk apa Anda diciptakan. Yesus, Pangeran Surga kita, akan selalu mengasihi Anda. Kasih-Nya tak pernah berakhir dan lebih pantang menyerah dari pada penyerang Anda yang penuh permusuhan. Peran yang Anda pilih mainkan dalam peperangan ini masih dalam pertanyaan. Apakah Anda akan menjadi seorang sipil yang tidak dipersenjatai, korban, tawanan perang, atau pahlawan? Sementara Anda mempersiapkan keputusan Anda, ketahuilah hal ini: tidak ada tempat yang aman di tengah-tengahnya. Ini hanya- 12 DI PI LI H lah masalah waktu sebelum Anda harus bergabung di sisi yang satu atau yang lainnya. Lebih baiklah lebih awal menentukan posisi Anda dengan tujuan yang meyakinkan daripada dipilihkan bagi Anda karena kelalaian yang pasif. Ingat, Allah telah memilih Anda bahkan sebelum Dia menciptakan bumi ini. Di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan— kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya—supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. Di dalam Dia kamu juga—karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya. (Efesus 1:11-14) Dari apa yang saya pahami, di akhir cerita semuanya menjadi sangat sederhana. Hanya ada panas atau dingin, kuat atau lemah, terlibat atau tidak terlibat, prajurit atau pengkhianat, merdeka atau tawanan, dan pahlawan atau korban. Saya tahu pilihan-pilihan ini sangat hitam dan putih, karena mereka dimaksudkan untuk menggemakan pentingnya posisi kita saat ini sebagai wanita. Saya tidak sedang menyatakan bahwa Anda berada di bawah ancaman pemusnahan gender yang sudah dekat. Tetapi saya sedang menegaskan betapa perlunya Anda menanggapinya secara konstruktif dan proaktif. Ini bukan saatnya bagi Anda Anda adalah Sebuah Target 13 untuk tetap tidak siaga dan tidak dipersenjatai, dan itulah tujuan buku ini. Ketika saya sedang menulis, saya kembali meninjau buku C.S. Lewis The Screwtape Letters, yang berisi surat-menyurat khayalan antara seorang setan junior dengan pengawasnya ketika mereka berusaha menjerat satu orang muda. Hal yang brilian di balik buku ini adalah diberikannya sebuah jendela ke dalam perspektif musuh dan bagaimana dia membelokkan dan menyesatkan kebenaran untuk membuat kita berpaling dari Allah. Dalam satu bab, setan-setan merenung dengan gembira mengenai kemampuan mereka mengubah peran wanita: “Semuanya disimpulkan dalam doa seorang wanita muda yang disebutkan telah dipanjatkan baru-baru ini: ‘Ya Allah, buatlah aku menjadi seorang gadis normal abad dua puluh!’ Terima kasih atas pekerjaan kita, ini berarti akan semakin meningkat, ‘Jadikan aku seorang gadis nakal, seorang tolol, dan seorang parasit.’”2 Saya ingin menangis membaca ironi profetis yang diterbitkan tahun 1942 ini, karena ini benar-benar menangkap sikap kebanyakan dari putri-putri di zaman kita. Ketika saya membaca kutipan ini, ada empat kata yang menonjol: “normal,” “gadis nakal,” “tolol,” dan “parasit.” Pertama, mari membahas tentang topik ‘normal’. Ketika Anda dilahirkan kembali, Anda meninggalkan hal-hal yang normal di belakang. Ini bukan berarti bahwa Anda menjadi aneh atau abnormal; namun artinya Anda telah melucuti apa yang biasa-biasa dan lazim ketika Anda ditutupi dengan kebenaran-Nya. Anda bisa saja hidup di periode masa duniawi, namun Anda sebenarnya adalah seorang putri dari kekekalan. Berikutnya, ada istilah gadis nakal, suatu istilah yang tidak biasa bagi sebagian besar orang di zaman kita yang artinya seorang wanita 14 DI PI LI H penggoda atau asusila. Beberapa sinonim dari gadis nakal adalah pelacur, sundal, murahan, dan tuna susila. Sedihnya, kata-kata ini telah menyelip ke dalam lagu-lagu budaya kita di abad dua puluh satu. Istilah tolol pertama kalinya diperkenalkan di awal 1900-an untuk menggambarkan seseorang dengan IQ anak berumur delapan hingga dua belas tahun. Dalam konteks kutipan C.S. Lewis, ini berarti suatu generasi putri-putri yang menolak untuk bertumbuh dan beralih dari tingkah laku seorang gadis kepada kebijaksanaan seorang wanita. Dan, terakhir, parasit menggambarkan seseorang yang hidup dengan dukungan dan keuntungan dari yang lain tanpa memberikan sesuatu yang benar-benar berguna sebagai balasannya. Ini adalah kebalikan yang sangat tepat dari apa yang seharusnya dihadirkan oleh seorang putri Allah! Kita hidup untuk mendukung orang lain dan memberikan kesempatan untuk tidak merugikan dan tidak mengambil keuntungan dari orang lain. Tetapi lihatlah sampul-sampul majalah wanita yang membahas soal pemeriksaan di toko-toko bahan pangan kita. Penuaan akan dilihat sebagai suatu penyakit, sementara masa muda yang berlari dan ketidakdewasaan yang menyolok dirayakan. Keberanian secara seksual menyerobot keintiman sejati, dan kita didorong hidup dalam pemborosan besar-besaran yang menyolok, dan mengambil semua yang kita bisa dalam proses itu. Alangkah jauhnya kita telah jatuh. Sesuatu yang normal tidak memuaskan kita, dan tampaknya musuh kita mengetahui bahwa kita diciptakan untuk sesuatu yang lebih. Siapa yang akan kita izinkan membentuk doa-doa kita? Tekanan dari lingkungan sekitar kita tidak dapat membentuk doa-doa kita. Budaya kita tidak dapat dipercaya untuk memberi kita perkataanperkataan yang benar. Doa-doa kita haruslah dibangun oleh surga. Pencipta langit dan bumi adalah sang arsitek dan penulis kehidupan Anda adalah Sebuah Target 15 kita. Saatnya bagi putri-putri abad 21 ini untuk menggemakan katakata surga. Barangkali kerinduan di dalam diri Anda lebih besar dari yang Anda tahu bagaimana mengungkapkannya dengan kata-kata dan itulah alasannya mengapa Anda memerlukan sebuah pedang. Saya percaya bahwa dalam satu atau lain cara, Anda ingin menjadi seorang putri yang luar biasa dan gagah berani dari Allah Mahatinggi yang kekal yang berperilaku saleh, dewasa secara cerdas, dan hidup dengan tujuan meningkatkan kehidupan orang lain. Salah satu tujuan buku ini adalah menolong Anda membangun jenis doa (pedang) yang dipenuhi iman dan keberanian yang akan secara khusus ditujukan pada masa Anda dalam sejarah. Tak tik-tak tik Lama Sekarang bukanlah saatnya mundur dengan ketakutan. Ini saatnya ketika kita harus bangkit dan bertumbuh dalam kasih. Ketika saya menjadi seorang Kristen, saya belajar Sekarang bahwa Allah benar-benar memiliki sebukanlah saatnya buah rencana bagi hidup saya. Ini bukan mundur dengan semata-mata bahwa saya memiliki satu ketakutan. Ini tujuan baru setelah kehidupan ini. Saya saatnya ketika mempelajari perkara-perkara kehidupan kita harus bangkit saya sekarang. Saya telah dibeli dengan dan bertumbuh harga yang mahal, dan hidup saya tidak dalam kasih. lagi milik saya sendiri untuk disia-siakan. Allah menginginkan saya menjadi seperti sebagaimana seharusnya Dia menciptakan saya. Menjadi seseorang seperti apa Allah menciptakan Anda meliputi serangan terbaik Anda dan pertahanan terbaik Anda melawan strate- 16 DI PI LI H gi sang musuh. Dengan jelas, dia tidak akan menghentikan Anda hingga sekejap. Sekaranglah saatnya mencegahnya, melumpuhkan benih rohani yang telah Allah tanam di dalam diri Anda. Ketika sang musuh menyerang, itu selalu karena dia takut kita akan menjadi seperti apa. Ingatlah, para penindas itu licik, tetapi mereka juga sering takut. Pada beberapa tahap, mereka takut kepada dia yang mereka tindas. Mereka takut kekuatan Anda akan membahayakan mereka. Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan—jika terjadi peperangan—jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini." Sebab itu pengawaspengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. (Keluaran 1:10-12, penekanan ditambahkan) Ketika taktik-taktik penindasan Firaun gagal mengurangi kekuatan bangsa Israel, dia beralih pada langkah-langkah yang lebih tegas: pemusnahan gender dan pembunuhan bayi-bayi. Jadi ini bukanlah taktik yang baru dari sang musuh; mereka memiliki satu sejarah yang kejam dan kuno. Alkitab mencatat dua kisah pemusnahan bayi berdasarkan jenis kelamin. Yang pertama ditemukan dalam Kitab Keluaran ketika raja Mesir mengeluarkan perintah ini kepada bidan-bidan Ibrani: "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, Anda adalah Sebuah Target 17 kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak lakilaki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup." (Keluaran 1:16) Pentinglah mencatat bahwa Firaun memerintahkan kematian bayi-bayi laki-laki segera sebelum masa kelahiran Musa. Apakah ada satu perasaan bahwa waktunya telah tiba bagi kelahiran seorang pahlawan? Apakah sang musuh takut akan satu potensi yang sedang bangkit? Firaun mengadopsi suatu pendekatan sapu bersih secara sistematis untuk menghilangkan kesempatan-kesempatan itu. Namun, sejarah menunjukkan bagaimana serangan skala besar ini gagal menghentikan kelahiran anak laki-laki bernama Musa. Dalam satu tikungan takdir, dia sesungguhnya dibesarkan dengan aman di rumah Firaun sebagai seorang putra Mesir. Setelah Musa menemukan siapa dirinya dan untuk apa dia diciptakan, Allah menggunakan suatu padang gurun untuk kembali membuatnya menjadi pembebas yang memimpin bangsa Israel kepada kemerdekaan setelah tiga ratus tahun perbudakan Mesir. Meskipun Firaun telah membunuh satu generasi anak-anak lelaki (seorang tentara), Allah bertindak dengan membangkitkan seorang pemimpin untuk membebaskan umat-Nya dan berjuang dengan dahsyat atas nama mereka. Kali berikutnya dalam Alkitab, di mana sang musuh menggunakan pemusnahan bayi-bayi berjenis kelamin laki-laki, adalah pada waktu kelahiran Yesus. Ketika orang-orang Majus tidak kembali untuk melapor kepada Herodes, dia memerintahkan agar semua anakanak Ibrani berumur dua tahun ke bawah dibunuh. Ketika Herodes tahu bahwa ahli-ahli bintang dari Timur itu menipunya, ia marah sekali. Lalu ia memerintahkan untuk 18 DI PI LI H membunuh semua anak laki-laki yang berumur dua tahun ke bawah di Betlehem dan sekitarnya. Itu cocok dengan keterangan yang didapatnya dari ahli-ahli bintang itu tentang saatnya bintang itu kelihatan. Demikianlah terjadi apa yang pernah dikatakan oleh Nabi Yeremia, yaitu, "Di Rama terdengar suara ratapan, keluhan serta tangisan. Rahel meratapi anak-anaknya; ia tak mau dihibur sebab mereka sudah tiada." (Matius 2:16-18, penekanan ditambahkan) Kata-kata yang mengerikan…sebab mereka sudah tiada. Dalam kedua kisah Alkitabiah ini, raja-raja dunia yang marah dengan terang-terangan membunuh anak-anak bayi lelaki yang mereka takuti membawa potensi ke arah itu. Saya percaya kita sekali lagi sedang di ambang pintu dari suatu pembebasan dari penindasan dan penawanan, tetapi kali ini perempuanlah, bukan anak-anak lelaki, yang menjadi target serangannya. Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukumhukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. (Wahyu 12:17) Perhatikanlah kemiripan dalam hal motif yang ditakuti oleh raja-raja dunia dan Setan, naga yang ketakutan itu. Keduanya takut menjadi dilemahkan, keduanya murka, dan keduanya melawan suatu bangsa dan keturunan mereka. Semua orang yang belum jatuh menjadi korban masih memiliki satu kesempatan untuk memilih jalan seorang pahlawan. Tu- Anda adalah Sebuah Target 19 juan buku ini adalah melihat Anda dipersenjatai dan dimampukan, karena sementara kita bertumbuh dalam kekuatan, Allah kita yang Maha Tinggi bangkit melawan sang musuh. 2 Sebuah Pedang Te la h L a h ir Dan setiap orang berdiri dengan wajahnya dalam cahaya tarikan pedangnya sendiri, siap melakukan apa yang dapat dilakukan seorang pahlawan. –Elizabeth Barret Browning Anda mungkin berpikir, mengapa sebuah pedang? Untuk perlindungan diri, bukankah sebuah senjata jarak jauh dan cermat lebih baik? Jika serangan dari sang musuh begitu jauh dijangkau, bagaimana kalau membalasnya dengan senjata pemusnah massal? Bukankah pedang agak kolot? Selama beberapa milenium, pedang telah menemukan jalannya masuk ke dalam sejarah dan menggoreskan khayalan romantis akan mereka dalam pikiran kita. Pedang, sebagaimana kita mengenalnya, pertama kali ditempa selama Zaman Perunggu, suatu periode waktu sekitar tahun 3.000 SM. Alat ini muncul dari tombak biasa dan pisau ketika tukang-tukang logam mulai menggabungkan perunggu dan tembaga. Tetapi kemajuan ini tidaklah lengkap karena itu hanya berbicara tentang lahirnya pedang-pedang di zaman kita. Pedang sebenarnya lebih tua dari yang kita tahu bagaimana menilainya dalam rentang waktu. 22 DI PI LI H Dari Kitab Suci kita belajar bahwa jauh sebelum masa manusia, pedang-pedang diciptakan dalam tempaan surga dan dipegang oleh malaikat-malaikat terhebat dalam bentuk yang belum kita lihat. Pedang pertama yang kita tahu dalam Alkitab terbuat dari nyala api dan berputar sedemikian di tangan kerubim bersayap yang dahsyat. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. (Kejadian 3:24) Bayangkanlah! Pedang penjaga ini bergerak-gerak. Sebuah blokade nyala api yang menjaga jalan kepada Pohon Kehidupan untuk memastikan bahwa Adam dan Hawa yang terbuang tidak akan pernah mengulurkan tangan mereka dan mengambil buah pohon di Eden ini. Lalu seraya kita bergerak lebih maju melintasi sejarah Alkitab, kita menemukan pedang di tangan tiap individu dan para prajurit untuk tujuan yang baik dan jahat. Penyebutan terakhir di dalam Alkitab tentang pedang yang dahsyat adalah sebagai suatu alat untuk mengakhiri kekuasaan dan penghakiman dalam kitab Wahyu: Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan." (Wahyu 19:15-16) Sebuah Pedang Telah L ahir 23 Demikianlah dari permulaan sejarah manusia hingga babak penutupan waktu sebagaimana yang kita tahu, pedang hadir. Anda dan saya menjalani bumi ini dalam satu rentang waktu yang jauh lebih dekat pada kemenangan akhir dibandingkan permulaan yang menyedihkan itu. Periode waktu kita disamakan dengan peningkatan rasa sakit tiba-tiba yang dihadapi seorang wanita, meningkatnya peralihan rasa sakit yang mendahului kelahiran yang sebenarnya. Dalam masa ini, kita menyadari perlunya pendampingan sebuah pedang. Kita bukanlah malaikat-malaikat pelindung, jadi tidak perlu membayangkan kita pernah menggunakan pedang untuk menghindari seseorang memasuki taman kebaikan Allah. Demikian juga, kita bukan hendak melaksanakan peran hakim, karena hak ini diberikan kepada Raja segala raja. Namun, di tangan putri-putri Allah, pedang adalah senjata-senjata kehidupan dan terang. Pedang Allah Saya ingin membagikan sesuatu yang saya temukan sementara menuliskan buku ini. Tersembunyi di dalam gabungan huruf-huruf yang mengeja “firman Allah” (God’s word) ada sebuah “pedang” (sword). Dengan tetap mempertahankan semua hurufnya dan hanya mengubah spasinya, Anda menemukan firman Allah (God’s word) adalah sebuah pedang Allah (God sword). Bukankah ini mengagumkan? Ini meneguhkan dalam satu cara yang tidak disangka tentang apa yang diberitahu oleh Paulus kepada kita dalam kitab Efesus: “pedang Roh, yaitu firman Allah” (6:17). Segala sesuatu yang kita perlukan atau akan kita perlukan tersembunyi di dalam Firman-Nya, dan kita mencarinya seperti harta karun yang terpendam! 24 DI PI LI H Sementara berdoa beberapa waktu yang lalu, saya diliputi sebuah perasaan bahwa sangat banyak putri-putri Allah dalam generasi ini yang tidak dipersenjatai. Ini bukan hanya berarti mereka tidak diperlengkapi dan tidak dipersiapkan. Ini juga berarti mereka dalam bahaya dan luar biasa rentan terhadap penipuan. Di hari-hari terak hir, musuh kita akan meningkatkan serangannya dengan pedang bermata dua dari guru-guru dan saudara-saudara palsu dengan penyesatan. Perjanjian Baru dipenuhi dengan peringatan menentang penipuan dan guru-guru palsu. Injil Matius dan kitab 1 Yohanes memperingatkan kita: Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (Matius 24:11) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (1 Yohanes 4:1) Bagaimana kita memerangi penyesatan? Kita mempertimbangkan perkataan-perkataan manusia terhadap kebenaran Firman Allah. Ketika besi Firman Allah menajamkan hidup kita, kita akan menjadi semakin selaras dengan apa yang benar. Tak peduli sebanyak apa yang kita ketahui, jika kita juga tidak melakukannya, maka sekali lagi kita dalam bahaya. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. (Yakobus 1:22) Sebuah Pedang Telah L ahir 25 Dalam masa peperangan, pedang harus dikenakan untuk dipakai. Salah satu cara supaya ini terjadi adalah dengan membawa pedang Firman Allah ke dalam kenyataan hidup kita. Mengetahui apa yang baik tanpa mempraktikkannya, seringkali berubah menjadi kejahatan. —C. Martelli, GURU ANGGAR Permainan pedang, atau anggar, lebih baik dipelajari sebelum pertempuran sengit. Pertempuran adalah lapangan percobaan tentang apa yang sudah Anda praktikkan. Konflik punya satu cara menguji keberanian dari watak yang sudah Anda dibentuk selama masa persiapan. Untuk menggambarkannya lebih lanjut, izinkan saya membagikan cerita lain yang menangkap kesadaran saya pada mengapa di balik penulisan buku ini. Di tahun 2009 saya bolak-balik mengikuti konperensi di negara Selandia Baru yang indah dengan tidur di suatu pagi, dan saya benarbenar senang dengan hasilnya. Sudah lewat tengah malam, jadi saya meringkuk ke dalam susunan bantal-bantal saya dan dengan desahan puas membalut tubuh saya dengan aman di dalam selimut dan seprei. Sebelum menutup mata, saya memalingkan wajah pada jam dinding digital yang jauh dari saya. Tak ada tuntutan bel, panggilan untuk membangunkan, atau pengingat telepon seluler. Saya akan tidur! Saya menarik tirai penutup, memasukkan penyumbat telinga, dan menelan melatonin penolong tidur saya. Setiap usaha telah diambil dengan hati-hati untuk memastikan bahwa tubuh saya yang lelah dalam perjalanan tidak akan terbangun hingga saya benar-benar sepenuhnya beristirahat. 26 DI PI LI H Tetapi, sayang, istirahat yang demikian tidak terjadi. Beberapa saat di antara kegelapan jam 3 dan jam 4 subuh, tiba-tiba saya terbangun secara aneh dengan tiga buah kata menggema di kepala saya: Tempa kembali pedang. Serius? Apa yang telah saya mimpikan? Saya berbalik, memeriksa penyumbat telinga saya, dan mendekap lebih erat bantal-bantal saya. Tetapi saya tidak terlepas darinya; kalimat itu berulang kembali: Tempa kembali pedang. Saya berjalan ke kamar mandi dan kemudian naik ke tempat tidur. Entah bagaimana saya bergumul kembali ke dunia mimpi, namun tidak sama lagi. Tidur saya gelisah dan singkat, dan di dalam rasa kantuk saya yang tidak mudah seseorang terus-menerus mengulangi… Tempa kembali pedang. Saya bangun dan melihat jam dinding, sedikit melewati jam 4. Saya tahu saya tidak akan bisa tidur lagi sampai saya mendiamkan pikiran dalam benak saya. Saya menutup mata dan berusaha mengingat di mana saya mendengar perkataan ini sebelumnya, berharap menemukan mengapa saya mendengarnya sekarang. Apakah itu suatu bagian dari sebuah buku yang baru-baru ini saya baca atau dari sebuah adegan di dalam film? Seraya membiarkan pikiran mengembara ke tempat-tempat kemungkinan itu, saya mengingat percakapan yang saya lakukan dengan salah satu putra saya ketika sedang membereskan barang untuk perjalanan ini. “Apakah ada sesuatu yang spesial yang kamu ingin saya bawa pulang dari Selandia Baru?” tanya saya. “Mom, saya suka apa pun yang berkaitan dengan film The Lord of the Rings,” jawabnya tanpa ragu. Saat itu, saya ragu apakah bisa menghargai permintaan itu dan memintanya menyebutkan lebih rinci. Dia menguraikan beberapa Sebuah Pedang Telah L ahir 27 pilihan, jadi begitu saya tiba di Auckland, saya meminta tuan rumah saya yang baik hati untuk mendapatkan perlengkapan Lord of the Rings bagi saya. Dia menjelaskan bahwa saya akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik untuk menemukan harta karun yang demikian secara online atau di Amerika. Setelah itu, saya lebih banyak berpikir tentang permintaan putra saya. Tetapi sekarang, di tengah malam, saya berpikir jangan-jangan perkataan yang saya dengarkan, “Tempa kembali pedang,” mungkin berasal dari film The Return of The King, yang didasarkan dari trilogi The Lord of the Rings tulisan J. R. R. Tolkien. Saya melangkah dari tempat tidur, menyalakan lampu, dan duduk untuk menangkap beberapa pemikiran dengan harapan bahwa setelahnya saya dapat kembali tertidur. Begitu saya mulai menulis, pemikiran-pemikiran itu datang secepat tulisan tangan saya yang kacau dapat menangkapnya. Roh Allah menggunakan suatu kombinasi khayalan, kitab suci, dan beberapa perkataan untuk memulai apa yang sekarang sedang saya bagikan di dalam buku ini. Saya mendengar Roh Kudus berbisik bahwa terlalu banyak kelompok di antara Tubuh Kristus yang hanya menggunakan serpihan-serpihan dan potongan-potongan Firman-Nya dan tidak lagi mengangkat Firman-Nya secara utuh. Roh itu juga berkata bahwa berbagai kesulitan (secara ekonomi, alam, pemerintahan, budaya dan sosial) akan datang ke bumi dengan semakin meningkat dalam frekuensi dan kekuatannya. Pencobaan-pencobaan ini pada akhirnya bertujuan menyatukan umat-Nya dalam tujuan mereka. Dan sementara Firman Allah ditinggikan dalam segala kehebatan dan wibawanya, jawaban-jawaban terhadap isu-isu yang muncul ini akan dinyatakan. Ketika saya mendengar gagasan-gagasan ini, dalam benak saya, saya melihat orang-orang yang mengangkat pecahan-pecahan yang 28 DI PI LI H patah dari sesuatu yang sebelumnya adalah senjata-senjata yang utuh dan sesuai standar pertempuran. Gagang pedangnya diangkat tinggi, namun ini sia-sia saja tanpa sambungan dan potongan mata pedangnya yang hebat. Di atas panggung, yang mirip dengan altar, terletak bagian runcing yang patah yang biasanya terdapat di ujung mata pedang yang kuat yang dapat menembus sasaran mereka. Sendirian dan tak tersentuh, serpihan-serpihan pedang ini tak lebih dari logam buangan. Prajurit-prajurit yang lain masih memiliki mata pedang yang patah yang tidak memiliki gagang. Para pejuang tidak akan dapat menggunakan ini tanpa melukai atau membahayakan diri mereka sendiri, maka mereka menyingkirkannya. Kelompok lainnya memegang pedang yang tidak memiliki palang pengaman untuk menghindari tangan para prajurit ini meluncur ke mata pedang. Digabungkan bersama-sama, semua bagian ini menjadi dahsyat dan berguna dan secara jelas mewakili sebuah fungsi dan kegunaan suatu pedang yang benar. Terpisah, mereka akan menjadi besi pipih tanpa ujung runcing, logam tanpa daya, dan mata pedang tanpa momentum. Karena jarak dan perpecahan, banyak serpihan yang tetap tak dapat dikenali; mereka hanya akan efektif ketika mereka disatukan dan utuh. Sementara kita bergumul dengan satu bagian dari gudang senjata kita, sang musuh bergerak hampir dipersenjatai sepenuhnya. Saya takut dia tertawa ketika kita dengan bodohnya menggunakan kata-kata kita yang terpisah-pisah—atau kata-kata yang memisahkan—ketika pada akhirnya kekuatan mereka telah sempurna. Di masa-masa yang relatif damai dan tenteram, barangkali potongan-potongan tipis dari injil dapat menopang kita untuk suatu jangka pendek. Tetapi serpihan-serpihan injil tidak akan cukup untuk menyediakan keberanian yang kita butuhkan untuk berdiri di Sebuah Pedang Telah L ahir 29 suatu masa yang sukar—sama seperti suatu gereja yang terpecahpecah akan runtuh. Yang kita butuhkan untuk mengumpulkan kembali senjatasenjata tempur di masa ini dapat kita temukan dalam Firman Allah. Setiap serpihan besar dan kecil sudah menanti deklarasi hidup kita yang dipersatukan. Jika diperlukan suatu dapur api kesukaran untuk membawa kita ke sebuah tempat yang dipersatukan doa sehingga apa yang terpisah dapat disatukan bersama tanpa kerutan, maka itu akan terjadi. Tolong jangan keliru memahami apa yang saya katakan di sini. Saya tidak sedang mengusulkan agar kita mengkompromikan atau mengubah Firman itu. Saya dengan mendesak sedang memperingatkan agar kita mempelajari, mendoakan, dan menyatakannya dengan rupa yang holistik dan merasakan pengaruhnya atas kita. Firman Allah itu hidup, berkuasa, sempurna dan murni. Apa yang saya dengar dan lihat adalah sebuah tuntutan untuk menyatakan Firman Kudus-Nya dalam segala hikmat pimpinannya dan memikirkan kekuatannya. Itu adalah suatu undangan untuk membentuk kembali bahasa manusia dalam rupa ilahi dan bukannya kepingan Firman Allah dalam keilahiannya yang membentuknya jadi manusia. Setan tidak takut akan sebuah gereja yang tidak bersatu yang menggunakan serpihan-serpihan atau potongan-potongan Firman Allah yang berkuasa, namun dia akan gemetar dalam ketakutan pada gereja yang bangkit dengan pedang Firman-Nya yang ditempa kembali dan diekspresikan melalui kehidupan kita. Ketika kita mulai membaca dan menerapkan seluruh Firman ini, dan bukan hanya bagian-bagian favorit kita saja, maka kita akan sungguh-sungguh mengenali apa yang telah diletakkan-Nya di dalam tangan kita. Tubuh Kristus akan bangkit bersatu ketika kita memakai kekuatan 30 DI PI LI H kita untuk mengasahnya dan bukannya menyerang satu sama lain. Seraya gereja tunduk kepada penyucian dan koreksi Allah, dia akan mengingat bahwa pedang digunakan terhadap musuh, bukan terhadap teman. Sebuah Pedang Ditempa Kembali Ketika saya kembali pulang dari Selandia Baru, saya kembali menyaksikan film ketiga dari seri The Lord of the Rings untuk melihat apakah perkataan itu terdapat di sana dan, seandainya demikian, apa konteksnya. The Return of the King adalah sebuah film yang panjang, jadi saya hanya akan menyimpulkan garis besar ceritanya secara ringkas di sini. Ini adalah ambang pintu suatu peperangan hebat antara kebaikan dan kejahatan, manusia dan setan, terang dan gelap. Gabungan prajurit-prajurit berkumpul dalam jumlah yang terlalu kecil untuk memerangi gerombolan penjahat yang bersiap menyerang mereka. Semua kelihatannya kehilangan keberanian untuk bergabung. Lalu Putri Arwen melihat suatu penglihatan yang cepat berlalu dengan cahaya janji akan masa depan. Dia kembali ke kerajaan ayahnya dan meminta ayahnya menempa kembali sebuah pedang kuno. Inilah kata-katanya: Dari debu sebuah api akan muncul, Suatu terang dari bayang-bayang akan memancar; Mata pedang yang patah akan diperbarui, Yang tanpa mahkota akan kembali menjadi raja…. Tempa kembali pedang. Sebuah Pedang Telah L ahir 31 Dalam suatu konteks yang jauh lebih besar dari film itu, ketiga kata ini memeteraikan hati saya dengan sebuah mandat tentang bagian-bagian yang hebat. Dalam film ini, kata-kata ini berasal dari bait puisi Tolkien yang jalin-menjalin dengan khayalan yang hidup, yang di dalamnya termasuk tempaan berapi-api, sebuah palu, dan seorang tukang pedang yang kuat dan terampil. Potongan-potongan yang saling terputus ini diluruskan dan kemudian digabungkan melalui proses perapian yang berulang-ulang, tekanan, dan air hingga yang sebelumnya terpisah-pisah kembali penuh daya. Pedang-pedang diperbarui. Monumen masa lalu yang dulunya hancur telah menjadi simbol yang berkilauan! Dalam mata pedang yang telah diperbarui ini, kemenangan di masa lalu terhubung dengan kemustahilan di masa kini, dan harapan untuk masa depan dipulihkan. Seberapa berbedakah ini dari kondisi kita saat ini? Apakah kita masih merayakan kesaksian tentang apa yang telah berlalu untuk mengabaikan apa yang mungkin terjadi? Saya merasa terhanyutkan ketika memikirkan semua yang dimiliki simbol-simbol kembali menempa pedang bagi kita. Pedang yang dipercayakan kepada kita lebih daripada pedang kuno; pedang itu kekal. Pedang kita tidak terikat pada sebuah kemenangan yang terasing; Firman Allah kita yang hidup telah membuktikan dirinya benar dari masa ke masa. Dalam film The Lord of the Rings, pedang ini menciptakan sebuah orde yang baru; pedang Allah kita menciptakan langit dan bumi. Pedang-pedang mereka ditambang dari bijih besi dunia Tengah; pedang kita ditempa dalam nyala api surga yang menghanguskan. Saatnya bagi kita untuk menggunakan pedang Firman Allah untuk membuat sejarah dan bukan hanya menandainya! Tidak seperti Raja Arargorn, Tuhan kita jauh dari kondisi tidak bermahkota. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah kita di bawah 32 DI PI LI H pemerintahan-Nya? Apakah kita takut membayangkan apa yang mungkin terjadi jika kita menggenggam Firman Allah dengan kedua tangan dan membiarkannya menjadi kuasa terakhir kita? Bagaimana jika kita berhenti bekerja sangat keras mempelajari Firman itu dan mulai menghidupinya? Bagaimana jika kita hanya memberitakan Kitab Suci dan membiarkan Roh Kudus menafsirkannya? Saya percaya inilah saatnya gereja dikenal karena keahliannya dengan pedang, dan diperlukan lebih banyak kemahiran untuk menyembuhkan dengan sebuah pedang daripada melukai seseorang. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera. (Yeremia 6:14, 8:11) Bedah kecantikan ataupun penyembuhan luar hanya sedikit gunanya ketika yang dibutuhkan adalah suatu transplantasi jantung. Orang-orang tidak dapat melihat dunia kita dalam waktu yang lama dan berkhayal mereka melihat kedamaian sementara tidak ada damai sejahtera. Kita dapat memiliki damai dan harus diperintah oleh Pangeran Damai kita, namun kita tidak dapat mengucapkan damai sejahtera di mana Allah mengucapkan penghukuman. Ini adalah pengulangan Allah untuk kondisi yang demikian: Beginilah firman TUHAN: "Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan. Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau menempuhnya! (Jeremiah 6:16) Sebuah Pedang Telah L ahir 33 Ada jalan utama,dan ada jalan-jalan yang kuno. Yang satu ramai dijalani karena jalannya lebar. Yang lain sedikit dijalani karena jalannya sempit. Firman Allah memiliki kuasa untuk menerangi jalan kita dan membersihkan reruntuhan yang menutupi jalan itu sehingga kita dapat berjalan melaluinya. Pedang Firman Allah akan memisahkan motif-motif duniawi dari tujuan surgawi. Setelah menyampaikan semua ini, rasaPedang Firman nya masih agak gegabah, tidak berguna atau Allah akan fantastis untuk mengusulkan pemakaian pememisahkan dang yang tak dapat dilihat di abad dua puluh motif-motif satu ini. Lagi pula, bukankah Yesus sendiri duniawi dari yang memperingatkan Petrus bahwa mereka tujuan surgawi. yang hidup dengan pedang akan mati oleh pedang? (Lihat Matius 26:52). Pertanyaan ini perlu dijawab sebelum kita lanjutkan. Untuk memahaminya, marilah kita kembali ke Perjamuan Terakhir, di mana Yesus dikelilingi oleh murid-murid-Nya. Yesus mulai mempertentangkan apa yang telah mereka ketahui di masa lalu dengan masa depan mereka. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?" Jawab mereka: "Suatupun tidak." (Lukas 22:35-36) Saya hampir dapat melihat mereka tersenyum dan menganggukangguk seraya masing-masing mereka mengingat petualangan pergi ke luar tanpa membawa apa-apa selain suatu perkataan dari Yesus dan segala sesuatu yang mereka perlukan tersedia secara ilahi. Lalu Yesus memperkenalkan satu pelajaran baru: 34 DI PI LI H Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. (ayat 36, penekanan ditambahkan) Agar Anda tahu bahwa saya tidak membuat-buat ini, terjemahan Alkitab lain mengatakannya demikian: “Tetapi sekarang,” kata-Nya, “ambillah uangmu dan sebuah tas bepergian. Dan jika kamu tidak memiliki sebuah pedang, juallah jubahmu dan belilah pedang!” (ayat 36, NLT ). Yesus bukan hanya menyuruh mereka membawa uang dan sebuah tas perbekalan; Dia memberi tahu mereka bahwa sebuah pedang bisa jadi lebih penting daripada sebuah jubah! Hari-hari di mana Yesus dikenal sebagai “Guru yang Baik” sudah berakhir, karena Dia telah menandai sesuatu yang di luar hukum. Murid-murid ini sedang berkumpul di malam di mana setiap nubuatan digenapi. Setelah suatu pendataan cepat akan apa yang mereka miliki, mereka menemukan dua pedang di antara kedua belas murid itu. Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup." (ayat 38) Kemudian Yesus melanjutkan dengan berdoa di Bukit Zaitun, di mana Dia bergumul antara hidup dan mati dan dikunjungi oleh malaikat-malaikat sementara murid-murid-Nya tertidur. Yesus sedang dalam usaha-Nya membangunkan mereka dari rasa kantuk mereka—untuk mendorong mereka berdoa—ketika suatu rombong- Sebuah Pedang Telah L ahir 35 an yang dipimpin oleh Yudas memasuki taman itu. Sayalah orang pertama yang mengakui bahwa ketika saya mengantuk, saya bukanlah pisau paling tajam di dalam laci, namun bahkan ketika benar-benar sadar saya masih bingung dengan apa yang terjadi berikutnya. Murid-murid itu bangun, menyadari apa yang sedang terjadi, dan mengambil pedang mereka—siap melindungi Tuhan mereka. Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?" Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya. (ayat 4951, penekanan ditambahkan) Mengapa membawa pedang jika Anda tidak hendak menggunakannya? Dugaan saya adalah bahwaYohanes-lah yang bertanya apakah dia harus menyerang, dan Petrus yang melakukannya. Nampaknya Lukas sedang menutupi apa yang Petrus lakukan di sini, karena kita tahu dari cerita Yohanes bahwa sebenarnya Petrus-lah yang memotong telinga itu. Kemudian Injil Matius memberi kita sebuah jendela pada apa yang terjadi antara Petrus dan Yesus setelah sambaran pedang ini. Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, 36 DI PI LI H bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" (Matius 26:52-54) Bagian ini telah selalu menjadi sesuatu yang membingungkan. Anda pasti berpikir kalau Petrus tidak sedang dibingungkan oleh peristiwa-peristiwa ini. Barangkali dia beranggapan bahwa karena Yesus telah menyuruh mereka mendapatkan beberapa pedang, sekaranglah saatnya menggunakannya. Kalau memang demikian, kita dapat menyimpulkan pedang-pedang ini tidak pernah dimaksudkan untuk melindungi Yesus. Saya bahkan tidak yakin pedang-pedang ini adalah perlindungan segera bagi murid-murid-Nya. Lagi pula, siapa yang memerlukan keamanan ketika pasukan-pasukan malaikat bergantung pada perintah Anda? Yesus juga tidak menyuruh Petrus untuk membuang pedang itu; Dia hanya menyuruhnya mengembalikannya ke tempatnya yang sebenarnya. Ini juga sedikit agak aneh bagi saya karena berikutnya Dia berkata, “Barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang.” Bisa jadi hanya saya, namun saya akan berkata, “Lemparkan pedang itu; itu akan membunuhmu!” Semua ketidaksinambungan ini membuat saya berpikir bahwa Yesus sedang mengucapkan perumpamaan dan bukannya dalam arti harafiah. Nampaknya Yesus berusaha mempersiapkan mereka untuk pendekatan ini dalam sebuah percakapan sebelumnya yang ditemukan dalam Injil Yohanes. Di sana Yesus menjelaskan mengapa Dia berbicara secara berbeda dengan murid-murid-Nya mengenai kepergian-Nya kembali ke surga dibandingkan apa yang Dia lakukan ketika Dia masih bersama-sama mereka di bumi. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila Sebuah Pedang Telah L ahir 37 datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu. Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu, tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku. (Yohanes 16:4-5) Ada kalanya Anda tidak dapat mendengar sesuatu hingga saatnya tiba. Anda tuli terhadap hal itu karena Anda tidak ingin mendengarnya atau Anda tidak perlu benar-benar mendengarkannya. Ketika saatnya tiba, ada momen ‘aha’, dan apa yang sebelumnya membingungkan akan menjadi benar-benar jelas. Hal-hal tertentu dapat tetap tidak diucapkan ketika Anda bersama-sama satu sama lain. Namun apa yang kelihatan ketika Anda bersama-sama dapat menjadi agak suram ketika Anda terpisah. Untuk menjelaskan lebih lanjut kebingungan soal pedang ini, mari melihat pasal yang lain. Sementara Yesus pergi, Dia berjanji kepada murid-murid-Nya, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20). Janji ini memiliki arti yang lebih besar untuk keadaan yang akan datang dibandingkan maknanya pada saat itu juga. Ketika Yesus tidak lagi terlihat oleh mereka, janji ini berbicara banyak ketika mereka pergi ke negeri-negeri yang asing dan Fakta bertemu dengan tragedi dan kemenangan tentang Anggar di depan. Janji ini bukan hanya mePertarungan anggar nguatkan mereka; juga menguatkan yang terbaik, baik Anda dan saya! Harapan akan janji ini menyerang dan bertahan, adalah milik kita. memiliki pemahaman Mengatakan kepada suami saya keseimbangan dan yang sedang duduk di seberang meja, pengaturan. 38 DI PI LI H “Saya bersamamu, sayang,” adalah satu hal, namun akan benar-benar lain baginya mendengarkan perkataan saya ketika waktu dan jarak memisahkan kami. Yang satu adalah penyataan akan apa yang kelihatan; yang lain adalah sebuah jaminan akan apa yang tidak terlihat. Ini menolong kita mengerti mengapa Ketika pedangpada saat itu Yesus kelihatannya mengatakan pedang hal-hal yang bertentangan dalam penerapankelihatan, nya. Perintah-Nya – membeli sebuah pedang motif-motif – segera diikuti oleh koreksi-Nya atas Petrus disingkapkan. karena menggunakannya. Bukit Zaitun pada malam Dia dikhianati bukanlah tempat dan waktu bagi pedangpedang dihunus. Itu adalah suatu saat pengkhususan dan doa. Seandainya murid-murid itu tetap terjaga, mereka akan memahami bahwa Yesus sedang dalam proses menyerahkan nyawa-Nya, bukan sedang berusaha membela-Nya. Matius memberi sebuah celah pada suatu waktu sebelumnya ketika Yesus berbicara tentang pedang. "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (10:34) Ketika pedang-pedang kelihatan, motif-motif disingkapkan. Mereka memiliki kemampuan mencerai-beraikan kita dalam kengerian atau menyatukan kita dalam keteguhan hati. Sepanjang percakapan Perjamuan Terakhir mengenai pedang, kita tidak memiliki sejarah tertulis tentang murid-murid ini yang pernah kembali menghunus pedang mereka untuk membela diri mereka ataupun untuk menyerang para penganiaya mereka, yang membuat saya berpikir bahwa Yesus tidak sedang berbicara mengenai membela diri atau Sebuah Pedang Telah L ahir 39 tentang menyelesaikan persoalan dengan tangan kita sendiri, dengan kekuatan kita sendiri. Yesus pertama sekali dicobai sendirian, di padang gurun, setelah berpuasa empat puluh hari dan kemudian dicobai lagi ketika dikelilingi sahabat-sahabat-Nya, di sebuah taman, setelah sebuah perjamuan. Tetapi pencobaan pertama tidaklah begitu berbeda dari yang terakhir. Dalam pencobaan pertama, Setan mendorong Yesus yang kelaparan untuk mengubah batu yang di hadapan-Nya menjadi roti. Permintaannya bahkan dapat dipandang sebagai sesuatu yang sesuai kitab suci; lagi pula, Musa telah menyediakan roti bagi anakanak Israel selama berdiam di padang gurun. Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4) Satu perbuatan ajaib ini mengenai memberi makan orang lain; yang lainnya tentang memberi makan diri sendiri. Kemudian dalam pelayanan-Nya di bumi ini, Yesus benar-benar menyingkapkan betapa baiknya Dia memahami perbedaan ini ketika Dia mengacu kepada diri-Nya sendiri sebagai roti hidup. Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. (Yohanes 6:35) Apakah Yesus sedang mengatakan hal-hal yang harafiah di sini? Tidak, saya telah mengalami baik kelaparan maupun kehausan fisik 40 DI PI LI H sejak saya bertemu Yesus. Puasa di padang gurun telah mengubah Yesus dari seseorang yang hidup dengan roti menjadi seorang yang menyediakan roti hidup, itulah Yesus, Firman yang menjadi daging. Setan juga menantang Yesus untuk meminta campur tangan Allah dengan cara suatu penyelamatan paksa seandainya Yesus melompat dari puncak bait Allah. "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikatmalaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Matius 4:6-7) Yesus tahu Dia tidak harus menjatuhkan diri-Nya dengan tindakan yang begitu bodoh untuk membuktikan kepada pemimpinpemimpin agama bahwa Dia adalah Anak Allah. Sebaliknya, Dia harus meninggikan kita semua di atas kayu salib. Ketika Setan berusaha mencobai Yesus dengan semua kerajaan di bumi ini dan kemuliaannya, Yesus kembali menggunakan pedang Firman: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Sebuah Pedang Telah L ahir 41 Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. (ayat 10-11) Tampaknya malaikat-malaikat ini muncul setelah kita melewati ujian “ada tertulis”! Sama seperti yang Setan lakukan dengan Yesus, Setan berusaha membelokkan arti beserta penerapan Firman Allah dengan harapan kita akan menyalahgunakan janji-Nya untuk menyelamatkan diri sendiri, mendapatkan kekaguman dan pengakuan dari orang lain, ataupun menguntungkan diri sendiri. Ketika Setan menyerang dengan suatu kebenaran yang diputarbalikkan, kita menghadapinya dengan suatu pernyataan kebenaran. Sepanjang sejarah pertempuran dengan pedang, ada suatu ungkapan yang umum kapanpun suatu perang tanding dilakukan. Mereka dipanggil untuk menyelesaikan sebuah pertanyaan kehormatan: “Pedang adalah kebenaran.” Saatnya telah tiba bagi kita untuk hidup dengan pedang kebenaran, yaitu Firman Allah kita. Untuk meraih tujuan itu, buku ini akan ditaburi dengan gambaran-gambaran istilah pedang dan anggar sehingga kita dapat menjadi lebih benar-benar berkenalan dengan senjata pilihan Allah. Istilah-istilah pertempuran memakai pedang dan anggar dapat digunakan secara bergantian. Fencing (anggar) sebenarnya berasal dari kata defense (bertahan), dan kita tidak memiliki pertahanan yang lebih besar selain dari Firman Allah. Dalam penelitian saya mengenai anggar, saya belajar bahwa ini adalah satu dari sedikit olahraga di mana wanita dapat bertanding melawan pria, karena anggar menuntut strategi mental lebih dari kekuatan fisik. Pemain anggar yang sukses menggabungkan gerakan 42 kecil yang cermat lebih daripada serangan-serangan yang lebih besar. Pertandingan dimenangkan melalui sebuah kesadaran naluriah akan gerakan lawan Anda berikutnya lebih daripada percaya diri berlebihan dalam permainan Anda sendiri. 3 An d a M u n g kin J ad i Se o ra n g Pa h lawan Adalah mustahil untuk memenangkan perlombaan kecuali Anda berusaha untuk berlari, mustahil meraih kemenangan kecuali Anda berani berperang. –Richard M. DeVos Kita telah membahas mengapa Anda jadi sebuah target. Lalu kita telah mengulas mengapa pedang adalah senjata pilihan Anda. Sekarang marilah kita bicara tentang menjadi seorang pahlawan. Seorang pahlawan wanita: wanita super, juara, penakluk, bintang, protagonis, memimpin, dan wanita yang berani. Apakah kesadaran bahwa Anda dijadikan target hanya karena Anda mungkin jadi seorang pahlawan barangkali jadi mengecilkan hati? Sejujurnya, siapa yang bergembira ketika mereka mendengar bahwa mereka ditandai untuk sebuah peperangan? Namun seperti Anda tahu, Anda bukan orang normal. Anda adalah putri yang diurapi dari Allah yang Maha Tinggi, Pencipta langit dan bumi serta semua hal baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Ini menjadikan Anda suatu ancaman potensial bagi sang musuh. 44 DI PI LI H Saya tahu Anda menyadari pertempuran ini nyata dan pertaruhannya tinggi, namun seperti teman kita Sarah Connor, mungkin Anda belum melakukan apa pun. Namun jauh di dalam hati, Anda tahu bahwa suatu hari nanti Anda akan melakukannya. Dan inilah bagian hebatnya: perjalanan Anda menjadi seorang pahlawan dimulai hanya ketika Anda memberikan Allah izin untuk melakukan sesuai cara-Nya. Baru-baru ini seseorang yang saya anggap seorang pahlawan dunia modern, yang sedang membuat sebuah perbedaan di seluruh dunia dan menginspirasi ribuan orang, bertanya pada saya, “Apakah Anda berpikir bahwa saya juga dipanggil ke dalam pelayanan?” Saya tertawa keras! Tentu saja iya. Tetapi pertanyaannya dan kebingungan sesaat yang dimilikinya adalah sesuatu yang tulus. Mengapa? Kadang-kadang kabut dalam masa kita menghalangi perspektif kekal kita. Jangan pernah meragukan bahwa Anda adalah bagian dari kisah di zaman Anda. Di zaman kita, kita dapat melakukan apa yang dilakukan para pahlawan iman di zaman mereka – tetapi ingatlah pada masa itu, mereka tidak mengetahui bahwa mereka adalah pahlawan. —A. W. Tozer Berkaitan dengan alasan bahwa kalau para pahlawan iman dalam Alkitab ini tidak mengetahui bahwa mereka adalah para pahlawan di zaman mereka, bisa jadi kita sama sekali tidak memiliki petunjuk di zaman kita. Kita berteman baik dengan mereka, karena, seperti kita, mereka adalah pahlawan tanpa menyadarinya. Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan 45 Allah Menjadikan Pahlawan dari yang Bukan Siapa -Siapa Sama seperti hidup kita adalah sebuah karunia, kisah di mana kita terlibat juga merupakan suatu karunia yang kita terima dengan iman. Kita tidak harus mencari tahu kualifikasi-kualifikasi para pahlawan ini lalu berusaha melakukan peran yang demikian. Allah telah menuliskan di dalam kita garis cerita tentang pahlawan iman, dan itu berisi kemenangan hebat yang dipenuhi dengan mukjizat, pertempuran, tanda-tanda, dan keajaiban. Kisah yang diberikan kepada kita adalah suatu kisah Allah, bukan suatu kisah Abraham (Roma 4:2, MSG) Mari kita awali di mana cerita kita bermula—dengan pahlawan iman yang pertama, Abraham, yang memulai perjalanannya ke dalam sejarah ketika dia berhenti berusaha mengatur setiap perkara menurut dirinya sendiri. Seperti kebanyakan dari kita, Abraham adalah keturunan seorang penyembah berhala (lihat Yosua 24:2). Penyembahan berhala adalah menyembah sesuatu yang kita bangun dengan tangan kita sendiri. Ketika Allah hendak melakukan sesuatu yang lebih besar dari apa yang kita rancangkan, Dia membawa kita masuk dalam rencana-Nya – dan bukannya memberkati apa yang telah kita bangun. Kita membaca dalam Kitab Suci bahwa, Abraham masuk ke dalam apa yang sedang Allah lakukan baginya, dan itu adalah titik balik. Dia memercayai Allah untuk membenarkannya dan bukannya berusaha menjadi benar menurut dirinya sendiri. (Roma 4:3, MSG) 46 DI PI LI H Pertanyaan bagi kita adalah, apakah kita siap melakukan hal yang sama? Jika demikian, maka inilah waktunya melangkah ke dalam apa yang Allah sudah kerjakan bagi kita. Ini mengizinkan Roh-Nya memulai karya baru itu di dalam kita. Tindakan ini menunjukkan kita percaya bahwa di dalam Dia kita lebih dari para pemenang. Ketika kita berbalik dari sudut ini dan menata hati kita di jalur ini, Dia menetapkan posisi kita sehingga sesuatu yang tidak terlihat namun sangat penting dapat terjadi. Dan ketika kita berjalan bersama-sama, kita bukan hanya memperoleh cara pandang-Nya; kita diberikan kuasa-Nya. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari persetujuan-Nya sendiri, tetapi hanya apa yang dilihatNya Bapa kerjakan. Sebab apa saja yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. (Yohanes 5:19, penekanan ditambahkan) Persetujuan berarti “bersepakat, dalam kesatuan,” dan “selaras dengan.” Jika Yesus, Anak tunggal Allah, tidak melakukan apa pun di luar persetujuan Bapa-Nya, maka kita, putri-putri pahlawan-Nya, tidak akan menyelesaikan nilai kekekalan apa pun jika kita juga tidak mengikuti pimpinan-Nya! Alkitab menggambarkan para pahlawan, seperti Abraham, yang telah berjalan di depan kita sebagai mereka yang “rela hidup dalam rangkulan iman yang berisiko akan tindakan Allah bagi mereka” (Roma 4:12, MSG). Seperti yang kita percayai bahwa, di dalam Kristus, Allah mengatasi masa lalu kita, kita percaya bahwa di dalam Kristus, Dia telah bertindak atas nama kita di masa depan. Hubungan ini dijelaskan lebih lanjut demikian: Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan 47 Kita menyebut Abraham “bapa” bukan karena dia mendapatkan perhatian dari Allah karena hidup seperti seorang orang suci, namun karena Allah menjadikan sesuatu keluar dari Abraham ketika dia bukanlah siapa-siapa. (Roma 4:17, MSG). Kita tidak dapat menyelamatkan diri sendiri dengan hidup benar. Tidak seorang pun yang benar selain Yesus, sang Anak. Jadi kita melemparkan diri kita ke dalam perpaduan apa yang telah Allah lakukan melalui iman Abraham, dan dengan demikian kita memberi izin bagi Allah untuk menjadikan sesuatu keluar dari yang bukan siapa-siapa. Sesuatu itu mungkin terlihat seperti suatu tindakan pahlawan yang berani yang dibentuk dari sesuatu yang dulunya adalah seorang putri rapuh yang berpuas diri. Ketika kita masuk dalam tindakan Allah atas nama kita, kita menjadi pahlawan-pahlawan yang bertindak. Para pendahulu kita membedakan diri mereka sendiri dari orang kebanyakan melalui tindakan iman mereka. Mereka memperoleh status sebagai lelaki atau wanita pahlawan di dalam sejarah Allah. Kenyataan mendasar akan keberadaan adalah percaya pada Allah, iman ini adalah dasar yang teguh dari segala sesuatu yang membuat hidup ini layak dijalani. Kita berpegang pada sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Tindakan imanlah yang membedakan pendahulu kita, menempatkan mereka di atas orang banyak. (Ibrani 11:1-2. MSG, penekanan ditambahkan) 48 DI PI LI H Para Pahlawan adalah Orang- orang Substansif Kita melihat garis besar tindakan-tindakan iman ini ayat demi ayat dalam kitab Ibrani di mana ungkapan dengan iman bergema lagi dan lagi. Daftar berikut ini adalah sebuah contoh tentang apa yang dicapai oleh para pahlawan ini dengan iman. • Menetapkan teladan akan pengorbanan yang berkenan • Melangkahi kematian • Menyenangkan Allah • Membangun sebuah bahtera sangat besar di tengah tanah kering • Menarik garis antara kebaikan dan kejahatan • Bepergian ke tempat-tempat yang tidak dikenal • Hidup sebagai orang-orang asing di bumi • Tetap menujukan mata mereka kepada kekekalan • Menerima apa yang Allah kerjakan bagi mereka dengan iman • Mengandung di usia tua dan melahirkan sebuah bangsa • Pada waktu dicobai mempersembahkan anak perjanjian itu kembali kepada Allah • Memandang jauh ke masa depan dan memberkati keturunan mereka • Menubuatkan takdir dan peristiwa Keluaran • Berani menentang titah raja dan menyembunyikan putra mereka • Menolak suatu kehidupan kerajaan yang terhormat bersama para penindas dan memilih menderita di antara umat Allah, yang tertindas • Berbalik dari seorang raja dunia yang pemarah menjadi taat kepada Allah kekal yang tidak terlihat • Merayakan Paskah Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan 49 Menyeberangi Laut Merah di atas tanah kering Berjalan mengelilingi Yerikho tujuh kali Menyambut mata-mata dan selamat dari kebinasaan Menaklukkan kerajaan-kerajaan Mengerjakan keadilan Menerapkan janji-janji itu bagi diri mereka sendiri Dilindungi dari singa-singa, api dan pedang Mengubah kerugian menjadi keuntungan Memenangkan berbagai pertempuran Mengalahkan musuh Menerima orang-orang mati yang mereka kasihi hidup kembali Dari daftar yang sangat panjang ini, saya hanya akan memilih empat hal yang dapat Anda terima dalam hidup Anda dengan iman sehingga Anda dengan segera dapat menerapkan sikap seorang pahlawan yang bertindak. 1. Terimalah apa yang telah Allah kerjakan bagi Anda dengan iman, dan jalanilah! Abraham menghidupi apa yang telah dia terima. Dia tidak berbalik atau mengatakan, “Allah telah menyelesaikan pekerjaan ini, maka saya dapat berhenti hidup dengan iman sebagai seorang nomaden yang hidup di dalam kemah.” Dia secara konsisten menjalani apa yang telah disingkapkan kepadanya selama hari-harinya yang panjang. 2. Menyenangkan Allah. Bapa kita disenangkan ketika anakanak-Nya menyerahkan substansi yang tidak dapat terlihat yang darinya Dia membentuk kehidupan mereka dan mulai hidup dalam pewahyuan akan siapa Dia kepada mereka. Kitab Ibrani memberi tahu kita bahwa “tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, • • • • • • • • • • • 50 DI PI LI H dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguhsungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6). Hidup dengan iman menyenangkan Allah. Sebagai tambahan kepada “jaminan dari segala sesuatu yang kita harapkan” (11:1), iman berarti kepercayaan diri, iman, ketaatan, keteguhan dan kesetiaan. Ini adalah suatu kehidupan yang sepenuhnya percaya dan dihabiskan dalam kesetiaan kepada Raja kita. Kebalikan dari hidup dengan iman adalah menghidupi suatu kehidupan yang tidak setia dan tidak percaya. Memilih jalan menyenangkan Allah akan menyempurnakan tujuan berikutnya. 3. Berkatilah keturunan Anda. Ketika kita secara sengaja memilih kehidupan, berkat dan ketaatan, kita menempatkan ribuan generasi dengan suatu sikap yang serupa! Dengarkan apa yang dijanjikan Mazmur 105:7-9 pada kita: “Dialah TUHAN, Allah kita, di seluruh bumi berlaku penghukumanNya. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak”. 4. Pilihlah hidup sebagai seorang asing di bumi ini. Ini berarti hidup dengan pengertian bahwa kita hanya melewati bumi ini. Kita berakar dalam Kristus. Hidup kita berasal dari-Nya; karenanya, kita tidak membiarkan akar kita masuk terlalu dalam di sini. Tanaman menyerap air dan nutrisi mereka melalui sistem akar mereka. Kita berakar pada Allah dan membagikannya pada bumi ini. Hidup sebagai seorang asing bagi dunia ini tidak sama artinya dengan bertindak aneh-aneh di bumi ini. Ini mengenai di mana Anda meletakkan fokus Anda: “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidup- Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan 51 mu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.” (Kolose 3:2-3) Para Pahlawan Memiliki Sikap Daftar perbuatan-perbuatan luar biasa yang menakjubkan dari Ibrani 11 dilakukan oleh orang-orang yang persis seperti Anda dan saya. Mungkin satu-satunya perbedaan antara mereka dan kita adalah bahwa mereka telah mengadopsi perspektif surga dan menolak hidup menurut batasan-batasan dunia ini. Kita adalah keturunan mereka. Ini adalah warisan kita! Sebagai tambahan pada semua yang telah didaftarkan itu, mereka berani mengikuti tantangan kesukaran. Sebagian telah dianiaya namun tidak pernah menyerah. Mereka bertahan dalam penganiayaan, cambukan, penjara bawah tanah, dan rantai. Sebagian dilempari batu, digergaji menjadi dua bagian, atau dibunuh, sementara yang lain berkelana di bumi ini dengan pakaian kulit binatang – tanpa rumah, tanpa teman, dan tanpa daya di masa mereka. Namun kehidupan mereka berbicara dengan kuat pada kita saat ini. Alkitab menutup gambaran tentang para pahlawan ini dengan berkata, “Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung” (ayat 38). Ini mengobarkan hati saya. Saya ingin hidup dengan cara yang membuat saya lebih menjadi seorang warga negara surga daripada warga bumi! Kita tidak harus dianiaya atau digergaji menjadi dua bagian untuk memiliki perubahan perspektif ini. Namun kita mungkin perlu mengubah beberapa pengharapan kita. 52 DI PI LI H Para Pahlawan Menangkap Momen Mereka Sementara saya mengetik kata-kata ini, kota di mana saya tinggal sedang dikepung api, dan kami menyaksikan sendiri penyelamatan Allah. Saya sedang berada di lantai dasar di suatu Rabu pagi, bekerja seperti seorang yang keranjingan, ketika suami saya, John, pulang dan memberi tahu saya bahwa saya harus kembali bersamanya ke kantor kami. Dia dan staf pelayan telah berdoa pada hari Selasa tentang kebakaran Waldo Canyon, dan, menyedihkannya, malam itu kami mengamati dari beranda depan kami ketika api itu bergerak bersama angin menuruni sisi gunung dan menghanguskan ratusan rumah di jalan yang dilaluinya. Tiga puluh dua ribu orang di kota kami harus diungsikan. Maka sekali lagi pada hari Rabu pagi, John dan staf berdoa di tengah-tengah ancaman akan sebuah kemungkinan evakuasi kantor kami. Kemudian situasi memburuk. Beberapa anggota staf kami dapat dimengerti mengalami ketakutan ketika api mengancam rumah dan kehidupan mereka. Sebagai pemimpin, kami mendiskusikan bahwa kami perlu keluar dari gedung ketika John tiba-tiba menjadi marah. Dia mendatangiku dan berkata, “Lisa, kita akan kembali ke kantor kita dan berdoa untuk ketiga kalinya.” Anda mungkin harus memerangi suatu pertempuran lebih dari satu kali untuk memenangkannya. —Margaret Thatcher Awalnya saya protes. Saya punya sebuah naskah untuk ditulis. Kemudian saya menyadari bahwa itu adalah sebuah kesempatan untuk menghidupi apa yang sedang saya pelajari dalam kitab Ibrani Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan 53 mengenai para pahlawan, bagaimana mereka… “memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.” (Ibrani 11:34, penekanan ditambahkan) John dan saya menuju ke kantor kami, dan dalam perjalanan kami menelepon seorang teman yang memiliki iman yang hebat. Pada saat Anda berada di tengah-tengah api, Anda memerlukan seseorang yang tidak berada dalam api untuk menolong Anda menemukan jalan keluar dari asap. Kami membagikan secara rinci apa yang sedang terjadi, dan John menjelaskan apa yang ada dalam hatinya dan apa yang sedang kami yakini. Hatinya berjingkrak bersama hati kami dalam kesepakatan yang dahsyat. Dia mengingatkan kami tentang batu-batu peringatan di masa lalu kami. Anda lihat, ini bukanlah kali pertama kami menghadapi ancaman kebakaran, dan kami memerlukan pengingat akan apa yang telah kami pelajari kemudian ketika kami menghadapi peperangan ini sekarang. Mungkin Anda berpikir, Tetapi saya tidak memiliki sebuah batu pengingat untuk bergerak maju. Baiklah, saya memiliki kabar baik untuk Anda. Semua perbuatan hebat yang didaftarkan dalam Ibrani 11 adalah bahan Fakta mentah untuk Anda pakai membangun. tentang Anggar Dalam pertarungan Kami memutus pembicaraan denanggar, jika Anda gan teman kami dan berjanji menelmemainkan permainan eponnya kembali, karena dia ingin lawan, Anda berarti menjadi bagian dari waktu doa kami sebaik yang di kantor. Kami bertiga begitu penuh ditakdirkan 54 DI PI LI H harap sehingga tidak dapat menunggu untuk berdoa dan kemudian melihat bagaimana Allah kami yang Agung akan menjawabnya. Kami mengumpulkan staf kami, dan John mengambil sebuah spidol di tangan dan mulai menulis pada sebuah papan tulis putih mengenai apa yang akan kami doakan. Kami berdoa agar api tidak akan menyebar lebih jauh dan akan mulai menghanguskan dirinya sendiri. Ini berarti bahwa tidak ada lagi bangunan yang akan terbakar atau kehidupan yang akan musnah dan status pra-evakuasi terbaru tidak akan pernah diperintahkan. Ketika saya memandang berkeliling ruangan pada wajah-wajah staf kami, saya melihat ketakutan, iman, keprihatinan, pertanyaan, dan bahkan kegirangan. Lalu kami semua pergi keluar dan mulai berdoa. Harap diingat bahwa ini adalah kali ketiga staf kami dikumpulkan. Saya merasa bahwa beberapa orang agak “kelelahan melakukannya.” Namun ketika kami menyatukan suara dan tangan dan membuat sebuah lingkaran, kekuatan doa kami mulai bertambah ketika setiap orang terlibat. Saya tidak tahu berapa lama kami berdoa, namun saya sungguh tahu kami semua berdoa hingga kami melihat sesuatu di kejauhan… Kami melihat jawabannya. Tiga dari antara kami melihat Allah menjawab dengan api… seolah-olah api surga menghanguskan api di bumi. Jangan minta saya menjelaskannya, karena saya tidak bisa jelaskan. Ketika kami berdoa, kami secara harafiah merasakan suatu tekanan rendah maju bergerak, dan suhu udara turun dengan nyata. Kurang dari satu jam setelah John dan saya meninggalkan kantor, hujan turun di wilayah kami, dan angin berubah arah. Malam harinya, semua api yang tadinya dapat terlihat dari beranda depan kami pada malam sebelumnya telah hilang. Tidak satu rumahpun terbakar jadi abu. Laporan berita mengatakan api bergerak berbalik dengan sendirinya. Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan 55 Sekarang, saya tahu bahwa, sebagai tambahan untuk tim kami, banyak orang lain sedang berdoa. Kami melihat apa yang dapat terjadi ketika kita dengan maksud tertentu menyatukan suara kita dalam kekuatan dan iman bersama yang lain. Para pemadam api yang berani, polisi, tentara nasional, dan cabang-cabang militer lainnya sedang bekerja tanpa lelah untuk memerangi api itu. Inilah saatnya bagi kita untuk berdoa sama kerasnya dengan mereka bekerja, karena jika mereka rela berdiri di tebing nyala api di bumi, maka setidaknya yang dapat kita lakukan adalah berseru terhadap bantuan surga. Sebagai tambahan mengenai berdoa, staf kami bekerja keras untuk menghubungkan para korban yang dievakuasi dengan keluarga-keluarga mereka. Para pahlawan memahami dan mereka menggabungkan tindakan dengan doa! Para Pahlawaan adalah Bagian dari Suatu Warisan yang Terhubung Dalam Ibrani 11, kita membaca, Masing-masing orang-orang beriman ini mati sebelum menerima apa yang dijanjikan itu, namun tetap percaya. Mengapa mereka melakukannya? Mereka melihatnya dari jauh, melambai-lambai menyambut mereka, dan menerima kenyataan bahwa mereka hanyalah pendatang sementara di bumi ini. (ayat 13, MSG) Apakah yang dilihat para pahlawan iman zaman dulu ini di kejauhan? Apakah berupa rumah-rumah dan mobil-mobil mahal? Saya kira tidak! Anda tidak melambaikan tangan atau menyambut 56 DI PI LI H benda-benda; Anda melambai dan menyambut orang-orang! Jika kita hendak mengikuti teladan mereka, kita harus melihat jauh ke depan. Para pahlawan ini tidak melihat apa yang mereka miliki, karena mereka terlalu sibuk melambai-lambai pada sesuatu di kaki langit yang jauh. Para pahlawan adalah orang-orang yang percaya pada pengharapan dan keyakinan surga, karena iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (lihat 11:1). Bacalah ayat-ayat ini, dan jadilah terpesona sekaligus rendah hati karena Allah kita yang Maha Tinggi memperhitungkan Anda dan saya layak dihitung sebagai salah satu dari mereka. Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan. (ayat 39-40) Kita terhubung kepada rantai panjang yang dihasilkan kehidupan mereka. Kita adalah bagian dari tindakan akhir dalam kelanjutan kisah mereka. Semua tindakan kepahlawanan mereka sedang menunggu untuk diselesaikan ketika mereka bergabung bersama dengan tindakan kepahlawanan kita. Ketika saya mengamati kehidupan para legenda iman ini, saya tidak mengerti mengapa kita ditentukan melihat lebih dekat pada apa yang hanya dapat mereka lihat sebagai suatu titik di kejauhan. Mereka bekerja tanpa pernah merasakan buah dari ladang-ladang yang Allah izinkan kita tuai. • Mereka berkelana dalam situasi yang keras, kita berkumpul Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan 57 di gedung-gedung dengan pendingin udara. • Mereka tidak memiliki rumah; kita mendapati rumah kita di rumah Allah. • Mereka bernyanyi sendirian di padang gurun; kita mengangkat suara kita di antara ribuan orang. • Tangan mereka kosong; tangan kita penuh. Apa substansi iman yang kita berikan pada warisan iman ini, nanti dan sekarang? Inilah saatnya kita berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian itu membuka mata kita dan meluaskan pandangan kita sehingga kita juga dapat melihat melampaui apa yang kelihatan dan menghidupi tindakan-tindakan para pahlawan surga. Dapatkah kita bertindak pada kata-kata yang mereka lepaskan? Bahwa kita meletakkan tangan kita pada apa yang hanya mereka terima dalam sebuah gambaran? Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibrani 12:1-2) Kita tahu bahwa kita adalah sukacita yang diletakkan di hadapan Yesus. Saya sering berpikir seandainya bukan para pahlawan dari zaman dulu ini yang menyemangati kita. Bukankah kita dikelilingi dan diliputi oleh suatu awan saksi-saksi yang sama pastinya 58 DI PI LI H dengan kita dikelilingi dan diliputi oleh para tentara malaikat? Ketika kesadaran ini bertambah tentang bagaimana di dalamNya kita adalah pahlawan dan Dia adalah pahlawan di dalam kita, itu akan menaklukkan setiap ketakutan yang mungkin kita rasakan ketika belajar bahwa kita adalah target. Kita perlu melemparkan pundak-pundak kita dan menyatakan, “Saya ditentukan mengalami kemenangan karena saya ‘berasal dari Allah dan mengalahkan mereka, sebab Dia yang ada di dalam saya lebih besar dari pada dia yang ada di dalam dunia’” (1 Yohanes 4:4). Bahkan saat ini saya berdoa agar kata-kata ini mengobarkan benih iman yang telah ditanamkan di dalam hati Anda dan agar harapan tentang pahlawan menginspirasi Anda. Adalah menyenangkan melihat dalam cermin dan menyadari ada yang lebih dari Anda dibandingkan sekadar yang benar-benar dapat terlihat. Dunia yang tidak terlihat memegang rahasia identitas pahlawan Anda. Menjadi seorang pahlawan adalah suatu tindakan penyembahan. Para Pahlawan adalah Manusia Super Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, mereka adalah pahlawan-pahlawan sejatiku! Aku bersukacita di dalam mereka! (Mazmur 16:3, NLT ) Saya suka ayat ini karena mempersamakan kesalehan dengan kepahlawanan. Apa artinya menjadi kudus? Beberapa kata yang mendefinisikan kesalehan adalah kudus, surgawi, transenden, dan manusia super. Sekali lagi ini berarti bahwa kita berjalan Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan 59 melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam. (Zakharia 4:6) Status pahlawan kita tidak tergantung pada kebolehan atau kekuatan manusia atau bahkan roh kemanusiaan kita; itu berasal dari kuasa Roh-Nya. Karena kita dipanggil menjadi transenden dan manusia super, inilah saatnya kita melakukan bagian itu. Hidup di dalam Roh berarti kita tidak lagi mendasarkan tindakan dan emosi kita pada apa yang menambatkan kita pada kekuatan dan usaha kita sendiri. Kita juga tidak lagi membiarkan musuh masuk melalui tindakan-tindakan kita. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? (1 Korintus 3:3) Apakah Anda mendengarkan ini? Tindakan manusia tidak cukup besar untuk dilayani apa yang ada di dalam kita. Kita sesungguhnya bertingkah laku seperti seorang manusia super ketika kita sama-sama menghilangkan iri hati dan perselisihan dari hidup kita. Kita menggantikan norma-norma kedagingan dengan memilih berjalan dalam kesatuan hati. Pahlawan-pahlawan super mampu menolong mereka yang sedang dalam bahaya dan ketakutan karena mereka tahu mereka sedang menjawab suatu kuasa yang lebih tinggi. Membayangkan bahwa masing-masing kita dapat menjadi seorang pahlawan dengan kekuatan sendiri tidak akan membawa kita begitu jauh. Allah adalah sumber kekuatan kita, dan kita adalah rekan sekerja dari Dia yang memampukan kita dan yang memberi kita kehormatan untuk berbagi di dalam nama-Nya – Yesus. 60 DI PI LI H Para Pahlawan itu Berani Keberanian dalam bahaya adalah setengah dari peperangan. —PLAUTUS Para pahlawan selalu berani, tetapi jangan bayangkan bahwa selalu berani diartikan sebagai tidak pernah takut. Saya menemukan pemahaman sederhana berikut ini dari Ralph Waldo Emerson sungguh benar: “Seorang pahlawan tidak lebih berani dari seorang biasa, namun dia lebih berani lima menit lebih lama.” Ada saatnya ketika “lebih berani lima menit lebih lama” benarbenar berarti berdiam diri ketika Anda diserang, mengizinkan Allah menyampaikan perkataan yang terakhir. Di saat yang lain “lebih berani lima menit lebih lama” berarti tetap berdiri di tempat dan teguh. Menjadi “lebih berani lima menit lebih lama” berarti tidak pernah menyerah ketika tak berdaya di bawah serangan. Seringkali pertempuran dimenangkan, kebohonganFakta kebohongan diungkapkan, dan musuhtentang Anggar musuh ditaklukkan karena Anda Berani berkata, adalah orang yang terakhir berdiri berani bertanggungdi arena. Keberanian akan menjaga jawab—inilah pemain Anda setia. anggar yang Hidup dipenuhi dengan mosejati. men-momen mengerikan, dan kita tidak dapat menghentikan serangan gencar menakutkan lebih dari usaha menangkap angin. Tetapi kita selalu dapat memilih tanggapan kita. Angin itulah yang menyebabkan burung rajawali terbang tinggi dalam kehidupan yang menakutkan baginya ketika ia masih berupa anak burung rajawali. Biarkan ketakutan menggerakkan Anda kepada Allah. Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan 61 Para Pahlawan Memiliki Sesuatu yang Lebih bagi Mereka Semua pahlawan memiliki—kita harus katakan—sesuatu yang lebih dalam diri mereka, semata-mata karena mereka melekatkan kehidupan mereka pada sesuatu yang lebih besar. Seorang pahlawan adalah seseorang yang telah memberikan hidupnya kepada sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. —Joseph Campbell Para pahlawan cenderung jadi pemenang lebih dari para pemenang sendiri. Didorong oleh sesuatu di luar mereka menggerakkan mereka mengambil risiko jadi lebih berani, berbelaskasihan, rela, bertanggung jawab, dan berani. Para pahlawan mengerti selalu ada yang lebih dari sekadar yang dilihat mata. Para pahlawan tidak takut berdiri atau menonjol. Kerelaan untuk bangkit di atas alam normal membuat mereka kelihatan luar biasa. Pada saat menulis bagian ini, film The Avengers ada di antara tiga teratas box office sepanjang masa. Menarik untuk mencatat bahwa seorang avenger (penuntut balas) adalah seorang yang membenarkan kesalahan-kesalahan. Bagian yang membuat film ini berhasil adalah bahwa para penuntut balas ini adalah para pahlawan yang unik secara individu yang belajar bekerja sebagai suatu tim. Terpisah satu sama lain mereka hebat; bersama-sama mereka membuktikan jadi yang tak terkalahkan. Captain America memiliki kombinasi kemenangan dari kekuatan dan kehormatan yang lebih tinggi, namun sedikit naïf. Thor menarik hati dan baik hati serta menggunakan sebuah palu yang tak dapat ditaklukkan, namun dia mempercayai saudara laki-lakinya ke- 62 DI PI LI H tika seharusnya tidak mempercayainya. Iron Man sangat cerdas dan lucu dengan seorang tokoh yang pendiam, namun dia juga kasar dan agak payah. The Hulk memiliki kekuatan liar yang kasar dan tidak memiliki kuasa untuk mengendalikannya. The Black Widow luar biasa gesit dan sangat cerdas di bawah tekanan namun dia membawa masa lalu yang gelap di dalam dirinya. Dan daftar ini dapat memuat suatu kelebihan dari pahlawan-pahlawan super lainnya, namun intinya adalah mereka semua memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik. Selain Yesus, setiap pahlawan Alkitab memiliki kekuatan dan kelemahan! Para pahlawan super terdiri dari pria dan wanita serta datang dalam segala bentuk dan ukuran… persis seperti Anda dan saya. Kristen berarti pengikut Kristus dan yang diurapi. Kita menyembah pahlawan kita, Yesus, dengan membiarkan ketentuan dan anugerah Allah yang menjadikan kita pahlawan. Dengarlah tuntutan Paulus kepada gereja di Efesus: Allah itu kuat, dan Dia ingin kamu menjadi kuat. Maka ambillah segala sesuatu yang telah ditentukan sang Tuan bagi kamu, senjata-senjata buatan terbaik dari bahan-bahan yang terbaik. Dan pakailah mereka sehingga kamu mampu berdiri terhadap segala sesuatu yang dilemparkan Setan ke jalanmu. Ini bukanlah kontes atletik sore hari yang akan kita tinggalkan dan lupakan hanya dalam beberapa jam. Ini untuk memelihara, suatu pertempuran hidup atau mati hingga akhir melawan Setan dan semua malaikatnya. Bersiaplah. Bangkitlah melawan jauh lebih banyak daripada yang dapat kamu tangani atas dirimu sendiri. Ambillah semua bantuan yang dapat kamu peroleh, setiap senjata yang Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan 63 diberikan Allah, hingga ketika semuanya berakhir kecuali teriakanmu yang masih berdiri di atas kakimu. Kebenaran, keadilan, damai sejahtera, iman dan keselamatan lebih dari kata-kata. Belajarlah bagaimana menerapkannya. Kamu akan memerlukannya di sepanjang hidupmu. Firman Allah adalah suatu senjata yang sangat diperlukan. Dengan cara yang sama, doa sangat penting dalam peperangan yang berkelanjutan ini. Berdoalah keras dan lama. Berdoalah untuk saudara dan saudarimu. Jagalah matamu tetap terbuka. Jagalah supaya roh satu sama lain terjaga sehingga tidak seorang pun yang akan jatuh ke belakang atau mundur. (Efesus 6:10-18, MSG) Ada sejumlah besar keterangan dalam bagian ini. Marilah memerincikan poin-poin penting ini, karena ayat-ayat dalam surat Efesus ini menguraikan amanat dari buku ini. 1. Allah itu kuat, dan Dia ingin putri-putri-Nya kuat. 2. Senjata-senjatanya adalah yang tertinggi. 3. Dengan senjata-senjata ini di tangan, tidak akan ada serangan musuh yang akan membuat Anda tak berdaya. 4. Anda sedang berada dalam suatu peperangan rohani antara hidup dan mati. 5. Jika Anda bersiap sekarang, Anda tidak akan tertangkap. 6. Anda tidak dapat melakukan ini dengan kekuatan Anda sendiri sebagai manusia. 7. Kebenaran, keadilan, damai sejahtera, iman, dan keselamatan adalah penerapan kehidupan. 8. Firman Allah adalah suatu senjata yang tidak tergantikan. 9. Doa bukanlah pilihan. Bapa surgawi kita telah mengantisipasi masing-masing kebutuhan kita dan telah memampukan kita mengatasinya. Persenjataan 64 terbaik yang dibuat menurut ukuran yang sempurna menanti kita. Bagian-bagian yang tidak mengenal waktu ini memiliki kuasa untuk memenangkan pertempuran yang datang segera dan juga di masa depan kita. Kita ada di tengah-tengah suatu pergumulan antara terang dan gelap, dan kehidupan dan kematian tergantung secara seimbang. Kita tidak seharusnya berbalik dan melarikan diri dalam ketakutan. Selama kita hidup di bumi ini, sang naga akan membentuk senjata-senjata yang dia harapkan akan menang melawan kita. Sang musuh akan bangkit dan berperang melawan seluruh putri-putri Allah. Tetapi dia tidak akan menang, karena kita memiliki pedang-pedang yang ditempa dalam api. Ketika putri-putri Allah menarik pedangpedang mereka, sang musuh akan berbalik Fakta mundur. tentang Anggar Hadapilah ke depan, tetaplah Kekanglah agresivitas berdiri, angkat pedang Anda, dan lawanmu dengan biarkan sang musuh melihat wajah menyerangnya setiap seorang pahlawan yang elok. kali dia datang dan mendekat 4 Medan Perang Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasapenguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. –Efesus 6:12 Dalam fasal ini kita akan menjawab pertanyaan, “Di mana peperangan itu?” dan “Siapa musuh saya?” Jawaban cepat dan sederhana adalah bahwa peperangan kita terjadi dalam suatu alam yang tidak terlihat, dan musuh-musuh kita bukanlah orang-orang yang kita kenal. Kita hidup dalam suatu dunia yang terus berubah di mana waktu seperti yang kita kenal akan segera berakhir pada kekekalan: “Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.” (1 Korintus 7:31). Dunia dan semua yang ada di dalamnya diciptakan oleh sesuatu yang belum dapat kita lihat. Ambillah atom yang hebat sebagai suatu contoh. Dapatkah mata telanjang melihatnya? Tidak. Namun tenaga dan pemikiran tentang atom tidak berhenti hanya karena kita tidak dapat melihatnya. Dalam The Screwtape Letters, satu setan memperingatkan setan 66 DI PI LI H lainnya, “Di atas semuanya, jangan coba-coba menggunakan ilmu pengetahuan (Maksud saya, ilmu pengetahuan yang sebenarnya) sebagai suatu pembelaan untuk menentang Kekristenan. Itu akan mendorongnya secara positif untuk berpikir tentang realitas-realitas yang tidak dapat disentuh atau dilihat olehnya.”3 Kita tidak dapat beranggapan bahwa hanya karena sesuatu itu berada di luar alam perhatian kita, maka itu tidak ada pengaruhnya atas kita. Ini saatnya kita menggunakan pikiran kita. Inilah kabar buruknya: pikiran Anda terlibat dalam suatu pertandingan gulat, dan tidak ada jalan bagi Anda untuk memilih keluar. Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasapenguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12) Kabar baiknya adalah bahwa Anda memiliki kuasa untuk memilih dengan apa Anda bergulat. Musuh kita ingin mengalihkan fokus kita dari pertandingan gulat yang tidak terlihat sehingga kita dialihkan dan dikendalikan oleh suatu bayang-bayang penyataan si jahat. Dia tidak ingin melihat kita menyerang sumbernya yang sebenarnya yang mengeluarkan bayangan itu. Berusaha mengalahkan musuh dengan bergulat melawan manusia dapat disamakan dengan mencoba membinasakan satu pohon dengan mengambil semua buahnya. Untuk membunuh sebuah pohon, Anda harus menghancurkan sistem akarnya. Ada suatu sistem kegelapan yang sama sekali tersembunyi di suatu tempat, yang sering bekerja atau menyatakan diri melalui kehidupan masyarakatnya. Manusia tidak menargetkan Anda, meskipun saat itu Anda merasa demikian. Sesuatu yang jauh lebih cerdik M edan Perang 67 dan kuno menargetkan Anda dalam pandangannya, karena sang naga takut akan apa yang Anda bawa. Sama pastinya dengan kesakitan yang mendahului persalinan normal, ada peperangan-peperangan bersifat sementara sebelum mimpi-mimpi yang kekal. Sekarang itu terlihat seperti sebuah mimpi buruk yang mengaburkan mimpi Tuhan kita yang paling berfaedah dan mulia. Secara individu, kita adalah mimpi-Nya, berperang dan menang. Namun harapan-Nya bagi kita tidak berhenti di sana; kita melihat mimpi-Nya untuk kita semua seperti dicerminkan dalam doa yang diilhamkan Roh ini: Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. (Yohanes 17:20–23, penekanan ditambahkan) Di meja Perjamuan Terakhir-Nya, dikelilingi oleh kesebelas murid-Nya yang percaya, Yesus sedang berdoa bagi kita. Dia mengikutkan kita dalam doa-Nya yang suatu hari nanti akan percaya karena mereka. Melalui Kitab Suci kita mengamati mereka berjalan bersama Yesus, berlari dari-Nya, dan kembali membawa kemuliaan bagi-Nya. 68 DI PI LI H Sama seperti Yesus memerlukan hidup dan perkataan mereka menjadi suatu kesaksian yang menunjukkan Dia kepada kita, saatnya telah tiba bagi kita untuk menyingkapkan Yesus kepada orang lain. Ini artinya orang-orang lain akan percaya karena Anda. Bagaimana ini terjadi? Itu terjadi melalui kemuliaan Allah. Suatu definisi yang sangat terbatas tentang kemuliaan-Nya adalah “kadar Allah yang penuh” atau “kepenuhanSama pastinya Nya.” Allah memberikan Anak tunggaldengan kesakitan Nya sepenuhnya, dan Yesus memberikan yang mendahului hidup-Nya sepenuhnya. Tidak pernah persalinan normal, ada bagian yang tidak diberikan, tidak ada peperangan- ada cadangan yang tersisa. Semua tercakpeperangan up di dalamnya, benar-benar satu dalam bersifat sementara tujuan dan pernyataan. Tujuan doa Yesebelum mimpisus adalah agar kita semua menjadi sehati mimpi yang kekal. dan sepikiran sehingga dunia sekali lagi akan melihat kemuliaan Sang Bapa dan Sang Anak, oleh Roh, di dalam mempelai-Nya. Sedihnya, sementara saya membaca ayat-ayat di Yohanes 17 ini, saya menyadari bahwa bahkan Yesus terkadang harus menunggu suatu waktu yang lama hingga doa-Nya dijawab… tentu saja karena kita belum bersatu. Kita semua unik, sehingga kita dapat melihat, mendengar, merasa, dan mencium secara berbeda. Ekspresi kita tentang beribadah dapat dan seharusnya bervariasi, namun jika hidup kita sebagai suatu tubuh pada akhirnya akan berhasil, kita harus menjadi satu. Alkitab The Message mengungkapkan Yohanes 17:23 demikian: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku. Maka mereka akan dewasa dalam kesatuan ini, M edan Perang 69 dan memberi bukti kepada dunia yang tidak mengenal Allah bahwa Engkau telah mengutus Aku dan mengasihi mereka dengan cara yang sama Engkau telah mengasihi Aku. (penekanan ditambahkan) Jika kita bersatu, ada suatu kesempatan dunia bisa percaya, tetapi jika kita terpecah belah dan terbagi-bagi, rintangan-rintangan itu akan bertumpuk melawan kita! Perilaku budaya dan komunitaskomunitas Kristen saat ini telah menyebabkan penduduk bumi ini mempertanyakan segala sesuatu yang kita percayai. Apakah kita sedang bertindak karena Allah lebih dulu telah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia yang hilang, atau apakah kita berperilaku dalam satu cara yang mengatakan bahwa itu semua mengenai kita? Apakah kita percaya Allah mengasihi mereka sama seperti Dia mengasihi Yesus? Apakah sulit membayangkan bahwa Sang Bapa mengasihi kita sama seperti Dia mengasihi Anak surgawi-Nya? Saya percaya inilah waktunya kita mulai bertindak seperti jawaban kepada doa Yesus. Ketika gambaran tentang satu hati dan pikiran ini terlihat, inilah yang akan terjadi: Bapa, Aku ingin mereka yang Engkau berikan kepada-Ku berada bersama dengan Aku, di mana Aku berada, sehingga mereka dapat melihat kemuliaan-Ku, kemegahan yang Engkau berikan kepada-Ku, telah mengasihi-Ku, bahkan jauh sebelum dunia ada. (ayat 24, MSG, penekanan ditambahkan) Apakah Anda menyadari Anda adalah suatu anugerah yang diberikan Sang Bapa kepada Anak-Nya? Seolah-olah Sang Bapa berkata, “Ini, Yesus, simpan yang seorang ini jauh di dalam hati-Mu. Dia adalah sebuah harta karun yang nantinya akan Engkau gali.” 70 DI PI LI H Kesatuan ini adalah sebuah misteri. Bagaimana kita bisa bersama Dia ketika kita masih ada di dunia ini? Jawabannya: di dalam Kristus semuanya menjadi satu. Dunia yang tidak mengenal Allah sedang mencari-cari bukti Kristus di dalam kita. Saya ragu mereka akan melihatnya hingga kita menyadari pikiran Kristus di dalam kita. Kesadaran ini akan terjadi ketika kita berubah dari diri kita sendiri dan melihat kepada-Nya. Kitab Efesus menjelaskan misteri ini dengan cara yang terbaik. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaanNya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkanNya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi. (1:7-10) Kitab Suci ini sekali lagi membuatnya jelas bahwa tidak ada yang tidak diberikan; kita telah ditebus dengan limpahnya, diampuni, dan dianugerahi dengan hikmat dan pemahaman mengenal misteri kehendak dan tujuan-Nya yang sebelumnya telah ditetapkan di dalam Kristus sehingga surga dan bumi disatukan di dalam Dia. Yesus datang setelah waktunya genap, dan sekarang kita hidup di bumi ini sementara waktu semakin berkurang. Apa yang mungkin terjadi jika kita satu hati, satu suara, satu visi dan tujuan, satu nama, satu kerajaan, dan satu amanat untuk memuliakan Yesus? Sekali lagi kita akan hidup di jalan itu sehingga dunia yang letih ini akan melihat surga. M edan Perang 71 Kedamaian tidak terjadi dengan sendirinya. Kedamaian adalah buah pekerjaan dari putra-putra dan putri-putri Allah. Allah memberkati mereka yang bekerja untuk kedamaian, sebab mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9, NLT ) Perpecahan terjadi tanpa usaha atau peran apa pun yang kita lakukan. Perpecahan telah menjadi jalur alamiah bagi dunia ini sejak kejatuhan manusia. Kesatuan dan kedamaian menuntut hikmat yang disengaja dan strategis. Kita harus mengerjakan tindakan-tindakan surga untuk menghadapi gagasan-gagasan budaya kita. Perpecahan tidak pernah memuliakan Yesus. Ketidaksehatian memecah-belah hati, rumah, suara, visi, tujuan, dan kerajaan. Perpecahan memiliki banyak wajah: kesombongan, kemarahan, kegeraman, pertengkaran, fitnah, gosip, kutukan, perselisihan, kepahitan dan tersinggung, sihir dan penyembahan berhala (lihat Galatia 5:19-21). Penghinaan ini memperoleh jalan masuk ke dalam dunia kita ketika kita hidup dengan naluri manusia yang duniawi dan kasar. Meskipun perpecahan memiliki banyak wajah, namun pada akhirnya ia hanya memiliki satu tujuan tunggal: kehancuran kita. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. (Yakobus 3:14-16) 72 DI PI LI H Salah satu tujuan Allah adalah melihat sang mempelai bersatu seraya memahami bahwa Dia cemburu karena kasih mempelai itu hanyalah milik-Nya sendiri. Ini berarti kadang-kadang kita harus berperang untuk menjadi satu. Yesus telah menaklukkan kematian, neraka, dan kuburan, sehingga Dia dapat menjadi satu dengan kita dan kita dapat menjadi satu dengan Fakta yang lain. Beberapa hubungan tentang Anggar yang sangat kuat ditempa ketiBetapa menariknya pedang ka besi menajamkan besi dan di abad ke enam belas sehingga lebih banyak hasilnya kedua pihak yang bangsawan (40.000) mati berselisih jadi dipertajam. akibat duel (pertarungan Jauh lebih sering, Anda akan dengan pedang untuk menghadapi penolakan terbemempertahankan kehormatan sar untuk bersatu begitu Anda mereka dibanding perang secara sengaja memutuskan hikonvensional. dup dalam kesatuan. Kapan pun Anda memiliki satu bendera yang berfungsi melindungi dan memberdayakan banyak orang, Anda akan melihat perpecahan akan berusaha memasukkan mantranya ke dalam barisan. Saya telah melihat dinamika ini dimainkan lagi dan lagi dalam segala sesuatu, dari persahabatan hingga kepada gereja. Perhatian dialihkan dari mengapa Anda memilih hidup bersama, dan fokusnya berubah menjadi bagaimana kebutuhan-kebutuhan Anda tidak bertemu. Jika Anda hendak melalui neraka, teruskanlah. —Winston Churchill Anda tidak mendirikan kemah di neraka…teruslah berjalan maju. Suatu contoh mengenai hal ini ditemukan dalam pernikahan. M edan Perang 73 Saya tidak tahu mengenai Anda, tetapi John dan saya tidak pernah benar-benar bertengkar pada masa pacaran. Tetapi setelah kami menikah dan mengikat perjanjian menjadi satu di hadapan Allah, bendungan itu pecah. Bukan hanya pertengkaran yang ada di dalam pernikahan, namun lembaga pernikahan ini sedang ada di bawah serangan. Apa yang telah Allah definisikan seharusnya tidak kita definisikan ulang, dan apa yang telah dipersatukan-Nya tidak seharusnya kita pisahkan. Perceraian merajalela ketika sebuah generasi memutuskan bahwa tidak apa-apa menipu atau meninggalkan jika suatu pasangan merasa mereka tidak saling cinta lagi. Ada serangan-serangan atas pernikahan juga di dalam pernikahan. Saya tak dapat memberi tahu Anda seberapa sering John dan saya terkejut mendengar pasangan-pasangan yang kelihatannya tidak pernah bertengkar dalam pernikahan mereka, namun sedang di ambang perceraian. Kami telah belajar bahwa kadang-kadang kurangnya konflik di dalam suatu pernikahan berarti Anda tidak sedang berjuang untuk itu. Ada saatnya Anda harus berjuang untuk menjadi satu. Seperti yang sekarang Anda tahu, naga tidak memiliki asal muasal mereka dalam mitos fantasi. Referensi kita, naga mewakili Setan, agen kuno dari kematian rohani. Persaingan, fitnah, memperbandingkan, dan kata-kata yang menaburkan perpecahan adalah bahasa sang naga. Sama seperti sang wanita dalam kitab Wahyu menggambarkan Israel, Maria, kaum wanita, dan sang mempelai, sang naga menggambarkan ular di Taman Eden, Setan, Lewiatan, dan semua yang berusaha membelokkan sifat dan perkataan-perkataan Allah. Naga yang cerdik itu jahat dan diberi kuasa oleh suatu roh anti-Kristus. Sebelum Adam dan Hawa dapat menggenapi mandat Allah untuk beranakcucu di Taman Eden, sang ular menyambar. Dia bukan 74 DI PI LI H hanya memisahkan mereka, namun juga memecah wewenang mereka dan memindahkan mereka dari suatu taman Allah yang nyaman dan terpelihara. Tidak ada wilayah yang netral di bumi ini; setiap inci persegi, setiap sepersekian detik, diklaim sebagai milik Allah, dan diklaim balik oleh Setan. —C. S. Lewis Dia masih meringkuk dalam bayang-bayang mimpi buruk sambil menunggu untuk menyambar siapa pun yang berani bermimpi. Sang naga sepenuhnya bertujuan memecah-belah, merendahkan martabat, dan menjadikan tawar hati siapa pun yang berharap untuk bangkit dan bergerak ke dalam terang dengan berani bermimpi dalam kegelapan. Saudari terkasih, jika Anda berani bermimpi, Anda harus cukup berani untuk berjuang. Dari keuntungan seorang pahlawan, lihat kehidupan Anda dan dengan berani lihatlah melampaui orang-orang dan penderitaan. Seberapa sering Anda telah melihat seekor ular bergelung dalam bayang-bayang—tersembunyi hingga saatnya menyambar harapan dan mimpi-mimpi Anda? Ketika Anda masih anak gadis kecil, mungkin sang naga mengucapkan kata-kata api yang mengubah harapan-harapan Anda menjadi abu. Mungkin dia membelokan ucapan-ucapan hingga Anda membayangkan pikiran-pikirannya adalah pikiran Anda sendiri. Apakah seseorang pernah berkata bahwa Anda jelek, gendut, kerempeng, rata, bodoh, sok pintar, pendek, atau tinggi? Mungkin kasih sayang orang tua Anda berubah jadi kebencian dan yang tadinya tempat perlindungan di rumah Anda berubah menjadi hanya cang- M edan Perang 75 kang kosong. Barangkali seseorang mengendarai sayap-sayap sang naga di malam hari dan mendatangi Anda dalam kegelapan dan menjamah Anda di tempat-tempat dan dengan cara-cara yang membuat Anda merasa malu dan kotor. Barangkali ketika ular rasa malu merayap menjauh, dia mendesis, “Engkaulah yang memintanya; kau menginginkannya; kaulah yang membuatku melakukan ini.” Dengan suatu cara yang aneh, kata-kata pertama yang menyalahkan ini telah berlanjut mengepung wanita bahkan sejak masa Adam. Ketika seorang pelindung gagal melindungi, adalah lebih mudah menyalahkan yang lain daripada mengakui bahwa dia telah gagal. Memang benar bahwa ular itulah yang menyebabkan Hawa bersalah. Tetapi Adam yang hebat tidak ditipu. Dia dengan rela mengambil apa yang tidak seharusnya dia miliki. Dia ingin menjadi Allah tanpa berada di bawah pemerintahan-Nya. Bahkan saat ini, jika seorang pria mencuri kehormatan seorang gadis atau wanita, adalah lebih mudah menyalahkan tindakannya karena pengaruh dari Hawa dan bukannya mengakui kebenaran: dia ingin mencuri kehormatannya dan menguasainya. Jadi, sementara beberapa milenium telah berlalu, apakah menyalahkan wanita pernah membebaskan laki-laki? Tidak! Apakah menyalahkan laki-laki pernah membebaskan wanita? Tidak! Yesus datang untuk mengambil kesalahan itu satu kali dan untuk semuanya. Menyalahkan selalu merupakan pengalihan dari apa yang sebenarnya terjadi. Setiap kesakitan yang disebabkan oleh orang-orang hanyalah merupakan suatu bayangan dari apa yang berada di balik adegan itu. Kita berjuang bukan dengan daging dan darah. Ada seekor naga dalam bayang-bayang ini. Dia suka mengacaukan tindakan dan pandangan anak-anak Allah. Baik pria maupun wanita, keduanya menjadi sasaran penipuan sang ular. Dia ingin mencuri hak kita dan memburukkan kemampuan kita dalam membawa 76 DI PI LI H gambar Allah: “Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan” (Yohanes 10:10). Ketika di mana ada pencurian, kematian dan kehancuran segera mengikuti. Adam dan Hawa mengambil apa yang seharusnya bukan milik mereka, dan kematian dengan segera mendapatkan pintu masuk ke dalam taman kekekalan kita. Dunia segera diikuti bangkitnya kebinasaan ini. Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12) Yesus menempatkan kita untuk bertumbuh ketika kita secara individu dan kelompok memulihkan apa yang telah hilang melalui pencurian, kematian dan kebinasaan. Ketika kita bersatu dalam tujuan dan bertumbuh dalam kekuatan individu kita, kita dapat dipersamakan sekali lagi dengan suatu taman mulia di mana Tuhan sendirilah yang menjadi tukang kebunnya. Pada waktu itu Allah akan menghunus pedang-Nya, pedang-Nya yang tanpa ampun, besar dan kuat. Dia akan menghukum ular Lewiatan itu ketika dia melarikan diri, sang ular Lewiatan terpukul dalam pelarian. Dia akan membunuh sang naga tua yang hidup di dalam laut. “Pada waktu yang sama, suatu kebun anggur yang baik akan muncul. M edan Perang 77 Ada sesuatu untuk dinyanyikan tentangnya. Aku, Allah, memeliharanya. Aku menjaganya untuk disirami dengan baik. Aku tetap menjaganya dengan hati-hati sehingga tidak seorang pun dapat merusaknya.” (Yesaya 27:1-3, MSG, penekanan ditambahkan) Sementara Alla kita yang Maha Tinggi berperang, kita bertumbuh. Sementara kita umat-Nya bertumbuh, Allah kita menyerang dengan suatu pukulan yang mematikan. Peperangan di surga terlihat di bumi, dan peperangan di bumi tidak lepas dari perhatian surga. Kita bertumbuh ketika kita satu sama lain bersama untuk tujuan surga. Saudari terkasih, kepahlawanan paling dahsyat yang dapat Anda lakukan adalah dengan berbuah. Berulang kali di sepanjang Kitab Suci, Allah merujuk umat-Nya sebagai kebun anggur, taman, dan ladang. Anda disamakan dengan sebuah taman yang ditanamNya. Pohon-pohon tidak menyerang apa yang ditanam di sekeliling mereka, juga tidak membayangkan bahwa keindahan bunga-bunga yang mekar dalam naungan mereka akan mengurangi kemuliaan dan kekuatan mereka. Maka biarlah akar Anda menembus dalam dan menarik kekuatan Anda dari sesuatu yang tidak terlihat, dan jangan pernah membiarkan bayangan sang naga membinasakan cahaya masa depan Anda. 5 S a lib s e p e rti Sebuah Pedang Darah berhubungan dengan apa yang telah kita lakukan, sementara Salib berhubungan dengan siapa kita. Darah itu membuang dosa-dosa kita, sementara Salib itu menyerang akar kemampuan kita akan dosa. –Watchman Nee Ketika Anda berpikir tentang Salib Kristus, tidak diragukan bahwa banyak kata terbersit dalam pikiran, namun barangkali pedang bukanlah salah satu di antaranya. Namun saya percaya bahwa Salib memiliki kuasa untuk berbicara secara berbeda kepada masing-masing kita seraya kita berjalan melalui musim kehidupan yang berubah. Maka marilah beristirahat sejenak dan pikirkanlah apa makna Salib bagi Anda saat ini. Selama suatu musim Paskah saya mengajukan sebuah pertanyaan kepada teman-teman saya di media sosial dengan bertanya, “Dalam satu kata, apa arti Salib bagi Anda?” Saya diberkati dengan suatu limpahan jawaban. Koleksi katakata yang biasa untuk menggambarkan Salib termasuk kasih (jawaban yang paling populer sejauh ini), anugerah, kebebesan, pengampu- 80 DI PI LI H nan, dan penebusan – dan semuanya berkisar kepada Yesus, hidup, kemurahan hati, pengorbanan, dan suatu perasaan yang diliputi rasa syukur, dengan banyak lagi definisi yang indah menari-nari di antara kata-kata yang telah saya daftarkan di sini. Pertama, biarlah saya segera katakan bahwa tidak ada satu kata tunggal dengan definisi yang benar tentang Salib. Salib itu menjembatani jarak yang sangat besar antara surga dan bumi untuk mendamaikan Allah dan manusia dan mengubahkan apa yang tampak sebagai suatu kekalahan mengejutkan menjadi suatu kemenangan yang mempesona. Harapan perubahan yang menguatkan ini telah merentang berabad-abad. Tidak ada kemenangan lain yang cukup kuat untuk meraih ke belakang dan menerangi sejarah kelam manusia sementara pada waktu yang sama meluaskan sinarnya hinga ke masa depan. Karena itu, saya ragu luasnya dan bermaknanya apa yang terjadi di atas salib dapat ditangkap dan dipahami oleh katakata kita yang terbatas di bumi. Namun penaklukan Salib lebih dari tanpa batas waktu. Itu kekal. Tutuplah mata Anda untuk sejenak, dan bayangkanlah sebuah salib kayu. Saya ingin Anda melihat apa yang tadinya merupakan sebuah pohon hidup yang indah sekarang dihiasi menjadi suatu alat kematian tanpa nyawa. Semua dahan dan kulit kayunya dipotong, kayu mati itu ditebang dengan kasar dan diserpih. Potongan-potongan kasar itu digabungkan untuk membentuk sebuah salib kayu, dan ketika ditegakkan, salib itu secara aneh terlihat seperti sebuah pedang dengan ujungnya di dalam tanah. Sekarang bayangkanlah Yesus, Firman yang menjadi daging dan Anak Allah yang mulia, dengan tubuh-Nya yang telanjang dan dipukuli terbaring sepanjang mata pedang yang mengerikan ini. Paku-paku sembilan inci telah menusuk tangan-tangan-Nya ke palang salib, dan di belakang kepala Tuhan kita ada gagang pedang S alib seper ti Sebuah Pedang 81 kayu. Barangkali di surga, salib dan pedang adalah satu dan serupa. Sama seperti Adam mencuri buah dari satu pohon terlarang dan menyebabkan semua yang di dalamnya mati, Yesus mati di atas suatu kayu gersang dan demikianlah hasilnya bahwa semua yang ada di dalam Dia boleh hidup. Baru-baru ini ketika saya mempelajari kitab Ibrani, saya menemukan beberapa kata yang familiar yang mengandung suatu suatu arti baru yang mendalam setelah petualangan singkat saya mengenai dunia pedang: Ketika Allah mengadakan perjanjian-Nya kepada Abraham, Dia menjaminnya hingga pada pangkalnya, meletakkan nama baik-Nya atas janji itu… Ketika Allah ingin menjamin janjijanji-Nya, Dia memberikan perkataan-Nya, sebuah jaminan batu karang yang teguh – Allah tidak dapat membatalkan kata-kata-Nya, dan karena perkataan-Nya tidak dapat berubah, janji yang demikian tidak dapat berubah. (6:13, 17-18, MSG, penekanan ditambahkan) Ketika saya membaca ayat ini, tiba-tiba sebuah gambaran yang gamblang berkelebat di celah pikiran saya. Saya tidak lagi memandang salib itu sebagai sebuah pohon kematian yang kasar. Sebaliknya itu terlihat seperti sebuah pedang kayu dengan ujungnya yang tajam menikam ke dalam bumi kita yang rusak. Saya melihat tubuh Yesus berbaring di sepanjang mata pedang itu. Lengan-lengan-Nya yang terentang terbuka lebar pada palang salib seolah-olah bahkan dalam kematian yang luar biasa menyakitkan pun ketaatan-Nya menyambut kita semua. Hal yang mengubahkan pemahaman saya adalah penelitian saya mengenai pedang dan terminologinya, yang membawa satu 82 DI PI LI H pengertian yang baru tentang frase pada pangkalnya. Sebelum penelitian ini, saya hanya memikirkan istilah ini dalam makna ungkapan yang berupa kiasan, yang mengungkapkan “hingga paling ujung, sepenuhnya,” dan “tidak ada yang tersisa.” Tetapi sekarang saya menyadari ada suatu pengertian harafiah mengenai pada pangkalnya, karena kata pangkal mengacu pada anatomi sebuah pedang. Pangkal pedang adalah gagang pedang, mulai dari di mana mata pedang berakhir. Pangkal pedang termasuk palang pedang, pemukul, dan gagang. Ketika disatukan, semua komponen ini dikenal sebagai pangkal pedang. Ketika sebuah pedang digerakkan menusuk seorang lawan sedemikian rupa hingga ke pangkal pedang, hanya ada peluang kecil bagi sang korban untuk lolos dari kematian. Mata pedang hanya akan ditarik kembali ketika sang lawan merasa kemenangannya telah pasti. Menikam seseorang sedemikian hingga ke pangkal pedang adalah suatu gerakan kejam yang dilakukan oleh musuh yang agresif yang menikmati kontak yang dekat dengan kesakitan korban mereka. Si penyerang memastikn kemenangannya karena dia telah telah sepenuhnya menutupi jarak di antara mereka. Tidak ada jarak yang aman di antara sang musuh dan dirinya. Melalui persembahan Anak-Nya, Yesus, Allah menggunakan salib itu seperti sebuah pedang untuk membunuh permusuhan antara Allah dan manusia. Di atas Salib Allah memelihara janji-Nya kepada Abraham sepenuhnya. S alib seper ti Sebuah Pedang 83 Siapa yang Bertanggung Jawab untuk Salib Itu? Sering saya dengar orang-orang berkata bahwa Setan menyalibkan Tuhan kita yang mulia, tetapi perumpamaan berikut ini menyingkapkan sesuatu perbedaan yang menyedihkan. Cerita dimulai ketika seorang tuan menanami suatu kebun anggur, memagarinya, menggali sebuah pemerasan anggur, membangun sebuah menara, dan menyewakan tanah itu kepada para penyewa. Ketika musim buah tiba, dia mengutus hamba-hambanya secara sendiri-sendiri, yang oleh para penyewa itu dipukuli, dibunuh, dan dilempari batu. Maka kemudian sang tuan mengutus lebih banyak hamba, dan mereka ini juga dianiaya dan dibunuh. Akhirnya sang tuan mengutus anaknya dengan harapan bahwa para penyewa itu akan menghormati anaknya dan memberikan haknya. Simaklah siapa para pemainnya ketika cerita ini dibentangkan: Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: 84 DI PI LI H Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.)" Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. (Matius 21:38-45, penekanan ditambahkan) Dalam perumpamaan ini, Allah Bapa adalah sang tuan, nabinabi dan raja-raja zaman dulu adalah hamba-hamba yang diutusNya, Yesus adalah sang Anak, dan imam-imam serta orang-orang Farisi adalah para penyewa. Kemudian ketika peristiwa ini dibukakan, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya mengenai apa yang akan terjadi: "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan." Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. (Matius 26:2-4) S alib seper ti Sebuah Pedang 85 Yesaya dan Daud menubuatkan bahwa umat pilihan Allah akan membunuh Anak tunggal-Nya. Para pemimpin agama berpikir bahwa dengan membunuh Anak Allah, mereka akan dapat mencuri warisan-Nya. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. (1 Korintus 2:8, penekanan ditambahkan) Apa sifat lemah yang dimiliki setiap penguasa masa itu? Mereka tidak dapat melihat pengubahan dan kuasa kemenangan Salib itu. Penunjukan pada para penguasa ini dapat mencakup siapa saja, dari kekuasaan agamawi dan politis pada zaman Kristus hingga Pangeran Kegelapan, yang turut bekerja melalui bisikannya secara tidak langsung dan melalui jaringan kaki tangannya yang jahat. Saya bertanya-tanya apakah Setan mengharapkan pembunuhan Anak Tunggal Allah oleh mereka yang Dia sebut “umat pilihan” akan memastikan murka Allah yang kekal menimpa kita? Lagi pula, mencuri satu buah dan serakah ingin menjadi sama dengan Allah telah membuat Adam dibuang dari Taman Eden. Maka, tidakkah membunuh Anak Allah akan menjadi akhir bagi kita semua – dalam pemikiran Setan? Rasul Paulus mendahului pernyataannya di atas yang penuh pengertian (1 Korintus 2:8) dengan mempertentangkan hikmat Roh dengan hikmat manusia: Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi 86 DI PI LI H yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. (ayat 6-7, penekanan ditambahkan) Hikmat Allah telah bekerja sebelum kebodohan kita muncul. Sebelum waktu dilahirkan, Allah sedang memikirkan Anda. Salib telah ditenun ke dalam permadani surga yang misterius dengan hikmat yang kekal. Pemberian kasih-Nya yang hebat ini terus-menerus membentang dan menyingkapkan dirinya. Pikirkanlah, Yesus adalah anak domba kita sebelum domba diciptakan. Dia adalah Juruselamat dunia kita sebelum dunia dijadikan. Seandainya semua ini tidak cukup, kita dipilih “di dalam Dia” sebelum ciptaan dibuat tanpa noda! Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Efesus 1:4) Sebelum Taman Eden ditanami benih, kita sudah ditanam di dalam Dia. Sebelum Adam dan Hawa diusir keluar dari taman itu, kita dengan aman tersembunyi di dalam Kristus. Sebelum dosa-dosa kita merah seperti kain kesumba, Allah telah membasuhnya menjadi seputih salju. Saya tidak berpikir para penguasa zaman itu khususnya terkejut bahwa Yesus bangkit dari kematian. Mereka telah melihat orang mati dibangkitkan sebelumnya, dan Yesus telah memberi tahu semua orang bahwa Dia akan bangkit setelah tiga hari. Saya pikir Setan tahu kebangkitan adalah bagian dari rencana. Apa yang Setan dan para penguasa itu mungkin tidak sadari adalah bahwa ketika Yesus bangkit dari kuburan itu, kita bangkit bersama Dia! Kitab Suci memberi tahu kita, S alib seper ti Sebuah Pedang 87 Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. (Galatia 2:19b-20, penekanan ditambahkan) Dia bukan hanya menggantikan tempat kita; Dia memberikan kita…milik-Nya. Kita memiliki hidup-Nya, nama-Nya, firman-Nya, kuasa-Nya, dan janji-Nya. Tidak seorang pun dari kita yang hidup ketika Kristus disalibkan. Tetapi itu tidak masalah, karena bahkan sebelum waktu dimulai, kita sudah dipilih di dalam Yesus Kristus… ditentukan sebagai anak-anak Allah. Sama seperti di dalam Adam kita semua berdosa, di dalam Kristus kita semua diampuni. Hidup kita tersembunyi di dalam Kristus adalah rahasia yang Dia rindu terus-menerus untuk disingkapkan. Anda lihat, Salib itu selalu menjadi Hikmat Allah bagian dari rencana. Itu bukanlah rencana telah bekerja cadangan yang dimasukkan ke dalam sebelum kisah ketika Adam dan Hawa gagal. Itu kebodohan kita adalah penyelamat kegagalan. Setiap hari muncul. Yesus hidup untuk menyatakan isi hati, kehendak, dan hakekat Allah kepada penghuni bumi yang sesat – “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.” (Kisah para Rasul 17:28, penekanan ditambahkan). Dialah hidup kita, pencipta kita, dan yang mengubah kita. Dengan mempelajari pengertian dari setiap kata ini, saya dapat meluaskan makna ayat ini dan mencurahkan lebih banyak cahaya men- 88 DI PI LI H genai konsep “di dalam Dia” ini. Karena Dia, kita tidak lagi berada di dalam Adam. Kita hidup di dalam Kristus dan duduk bersama Dia ketika kita hidup di bumi ini. Kematian Yesus seharusnya tidak mendatangkan keterkejutan, namun kelihatannya akibatnyalah yang mengejutkan. Meskipun Yesus secara berulang-ulang telah memberi tahu baik sahabat-sahabatNya maupun para pengkritik-Nya yang sengit bahwa Dia akan menderita dan mati dan setelah tiga hari akan bangkit kembali, hanya saja mereka tidak dapat dan tidak hendak mendengarkannya. Sejak saat itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya dengan jelas bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem, dan bahwa Dia akan menderita banyak hal-hal mengerikan di tangan tua-tua, imanm-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Dia akan dibunuh, tetapi pada hari yang ketiga akan bangkit dari kematian. (Matius 16:21, NLT, penekanan ditambahkan) Ini bukanlah satu dari sekian kalinya Yesus berbicara dalam perumpamaan sehingga hanya “mereka yang memiliki telinga yang dapat mendengar” (lihat Matius 13:10-17). Yesus memberitahukan murid-murid-Nya dengan jelas dan berulang-ulang bahwa dalam masa yang tidak lama lagi Dia akan pergi ke Yerusalem secara sengaja, di mana para pemimpin umat itu akan menolak-Nya. Peristiwa-peristiwa perpalingan ini akan menghasilkan penderitaan yang mengerikan, kematian dan kebangkitan. Seperti yang Anda tahu, Petrus bertindak sebegitu jauh hingga menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya karena mengatakan demikian. Petrus membawa Dia ke samping dan mulai menegur Dia karena mengatakan hal-hal yang demikian. “Allah S alib seper ti Sebuah Pedang 89 menjauhkannya, Tuhan,” katanya. “Ini tidak akan pernah terjadi kepada-Mu!” Yesus berpaling kepada Petrus dan berkata, “Enyahlah dari pada-Ku, Setan! Engkau suatu jebakan berbahaya bagiKu. Engkau semata-mata hanya melihat dari cara pandang manusia, bukan dari cara pandang Allah.” (Matius 16:22-23, NLT ) Ada begitu banyak yang terjadi dalam pertukaran ini. Pertama, tidakkah aneh bahwa dalam sebuah percakapan di mana Petrus membicarakan surga dan menyebut Yesus “Tuhan,” namun Yesus melihat pada Petrus dan berbicara kepada Setan? Lalu ada penyingkapan bahwa jaminan Petrus yang berapi-api tentang keselamatan dan perlindungan bagi pemimpin yang dia kasihi sebenarnya sebuah undangan kepada jebakan kematian. Dan terakhir, tetapi tak kalah mengejutkannya, ada penyingkapan bahwa ada kalanya Setan dan manusia berbagi dalam cara pandang yang sama. Untuk memperjelas, mari mengerjakannya secara matematika, karena nampaknya surga dan bumi menuntaskan persamaan mereka dengan sangat berbeda. • Persamaan oleh Penguasa Dunia (Manusia dan Setan): Penolakan + Penderitaan + Kematian = Kehilangan Kuasa dan Kalah • Persamaan oleh Penguasa Surga (Yesus dan Allah): Penolakan + Penderitaan + Kematian = Kuasa dan Kemenangan Tanpa Batas Ini adalah suatu gerakan yang sangat tidak logis dan berlawanan dengan intuisi sehingga bahkan meskipun dijelaskan sepenuhnya, ini benar-benar tak diperkirakan. Kemenangan ini bukan hanya mi- 90 DI PI LI H lik Yesus sendiri, karena kemenangan-Nya menjadi milik kita. Kuasa yang mengubahkan ini tidak dapat ditemukan di manapun lebih baik selain dalam kehidupan Petrus. Si pemenggal telinga yang dulunya penyangkal Kristus, yang suaranya terdengar seperti suara Setan, kemudian terlihat dengan berani menentang setiap orang yang dulu biasa membuatnya gemetar ketakutan. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. (Kisah para Rasul 2:36-38) Kita telah diselamatkan, diampuni, disembuhkan, dikasihi, dianugerahi, dimampukan, dan diperbarui “di dalam Kristus.” Sama seperti “di dalam Kristus” Allah menangkap kita sebelum kita jatuh. Misteri dan keajaiban tentang ini akan selamanya terbentang. Fakta Kekekalan sendiri akan menyingtentang Anggar kapkan kebrilianan Salib. Emosi-emosi yang Sebelum ada seorang musuh, sepaling buruk untuk buah taman, seorang laki-laki, seorang bertarung anggar wanita, dan seekor ular, telah ada seadalah kemarahan buah jawaban. Sebelum ada sebuah pedan ketakutan.. rang, telah ada sebuah kemenangan. Bah- S alib seper ti Sebuah Pedang 91 kan sebelum ada konsep tentang suatu permainan, Salib telah menjadi agen pengubah permainan. Salib itu adalah sarana yang memudahkan tujuan yang untuknya Yesus lahir. Pohon yang matilah yang membawa kita kembali kepada kehidupan. Allah meninggikan kita jauh sebelum kita tersandung. Dia menyediakan suatu jalan bagi kita sebelum kita tersesat. Dia mengasihi dan mengenal kita lebih dulu, bahkan jauh sebelum kita mengenal-Nya. Allah menutupi kita sebelum kita menyadari kita telanjang dan menjadikan kita utuh sebelum kita tahu bahwa kita telah rusak. Sang Pemberi Seluruh Hidup kita mengubah Salib menjadi sebuah Pohon Kehidupan. Mengapa alatnya adalah salib? Atas jalannya hidup, saya telah belajar bahwa Allah mengizinkan kekejaman dan kebejatan moral manusia untuk menyingkapkan betapa dalam dan putus asanya kita membutuhkan Dia. Penelitian saya mengenai pertarungan pedang mungkin telah menyingkapkan satu dari banyak alasan. Croise Dalam penelitian saya, saya temukan hal mengagumkan bahwa sebuah gerakan perang anggar atau pedang klasik disebut croise, sebuah kata Francis yang berarti “menyeberang atau mengambil mata pedang.” Gerakan ini dilakukan dengan memancing serangan seorang lawan yang bermusuhan kembali kepadanya, dan dalam proses ini sang musuh terperdaya. Beginilah sebuah gambaran gerakan croise: “Gerakan croise-lah yang membuatnya berhasil: menambahkan kekuatan otot hanya akan membuat segala sesuatu tidak seimbang dan merusak kemampuan Anda untuk secara tepat menempatkan ujung pedang Anda ke tempat yang seharusnya. Croise bekerja secara khusus melawan 92 DI PI LI H seorang ahli anggar yang sangat bersemangat, karena itu menghabiskan tenaganya, mengubah kekuatan dan kesukaannya berperang menghantam dirinya sendiri.”4 Ketika anggar berubah menjadi sebuah olahraga dan pindah dari Italia dan Francis ke Britania Raya, orang-orang Inggris menyederhanakan nama gerakan ini menjadi “salib.” Pikirkanlah! Apa yang terjadi di atas salib? Juruselamat kita yang agung mengambil mata pedang ketika lambung-Nya ditusuk, namun di atas salib Dia mengambil permusuhan segala abad ke dalam diri-Nya sendiri. Sesuatu yang seharusnya menghancurkan terbukti menjadi berkemenangan. Kuasa croise, atau salib, berasal dari tuas. Ketika menyerang dengan jurus yang tepat dan bergerak tanpa ragu-ragu, sang lawan berlari menuju mata pedang Anda. Ini bukanlah suatu gerakan yang memerlukan sebuah tangan yang kuat, bahkan, yang terbaik melakukannya adalah dengan sentuhan paling lembut. Di atas kayu salib, Allah menjadikan tuas semua yang Dia punya demi semua yang kita bisa. Hampir tiga abad sebelum kelahiran Kristus, ahli matematika Yunani, Archimedes membuat hipotesis mengenai kekuatan tuas: “Berilah aku sebuah tuas, dan Aku akan memindahkan bumi.”5 Salah satu dari persamaan untuk pengungkit adalah Waktu = Kekuatan x Jarak Vertikal.6 Dalam sekejap, Salib telah menjangkau jarak yang tak dapat dibayangkan antara Allah dan manusia dan mengatasi semua kuasa permusuhan. Salib itu adalah jantung Allah, dan bumi menjadi titik tumpuNya pada saat Kristus memberikan nyawa-Nya untuk menyelamatkan dunia ini. Yesus tidak menawarkan perlawanan ketika transfer ilahi terjadi. Dia menyerahkan jiwa-Nya kepada Allah dan tubuh-Nya kepada musuh-musuh-Nya. S alib seper ti Sebuah Pedang 93 Nama Yesus adalah satu-satunya tuas yang mengangkat dunia ini. —Pengarang tidak dikenal Sama seperti nama Yesus mengangkat dunia ini, Salib Kristus adalah jantung yang menyelamatkan dunia ini. Pada akhirnya, pertarungan pedang bukanlah suatu kontes kekuatan; ini mengenai kecakapan dan ketahanan strategis. Yesus menahan salib dan menanggung kuasa se- Di atas kayu salib, luruh dosa kita untuk menyadari tujuan- Allah menjadikan Nya: “Alasan Anak Manusia menyatakan tuas semua yang diri-Nya adalah untuk membinasakan Dia punya demi pekerjaan-pekerjaan si jahat” (1 Yohanes semua yang kita 3:8, penekanan ditambahkan). bisa. Tuhan kita yang mulia, Yesus, Anak dari Yang Maha Tinggi, menyatakan diri dalam pandangan kita supaya Dia dapat membongkar kerajaan yang telah dibangun oleh si jahat. Yesus adalah Imanuel – Allah beserta kita, tidak nampak namun tak tergantikan. Sekalipun Dia tampaknya tidak kelihatan, Dia sebenarnya bertambah dalam pengaruh, sebab kehadiran-Nya melingkupi kita semua. Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Dia dibatasi oleh kekangan penampakan-Nya sebagai manusia; sekarang Dia mengelilingi kita dengan Roh-Nya (lihat Matius 28:20). Saya percaya Kristus menginginkan kita melanjutkan pekerjaanNya sehingga, sama seperti Dia menyatakan Sang Bapa, kita juga memuliakan Sang Anak. Setiap tindakan yang kita pilih seharusnya membawa orang-orang lain mendekat kepada-Nya. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua 94 DI PI LI H pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (Efesus 2:13-16) Salib melenyapkan setiap jejak permusuhan antara Allah dengan manusia, dan melalui darah Yesus serta tubuh-Nya yang terpecah, kita semua dijadikan satu. Di dalam Kristus, pria dan wanita adalah satu tubuh. Di dalam Kristus, orang Yahudi dan bukan-Yahudi dicangkokkan ke dalam satu pohon anggur. Di dalam Kristus, orangorang kudus Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menjadi satu awan saksi-saksi. Ketika saya membaca ayat-ayat di kitab Efesus ini, hati saya terkoyak oleh betapa dalamnya kehebatan dan keindahan mereka. Segala sesuatu yang telah dicapai oleh ketaatan Yesus mempesona saya. Yesus menyediakan satu jalan bagi kita di dunia ini, namun kita tidak lagi dari dunia ini, karena kita sudah pindah dari dunia ini di dalam Dia. Di dalam Kristus, kita dimuat dan sekaligus tak dapat dimuat Semua kehendak baik yang terampas di Eden dipulihkan di dalam Dia. Sama mengagumkannya dengan kehidupan di Eden, kehidupan kita di dalam Dia pada akhirnya akan jauh lebih baik. Dia menutupi kita jauh lebih baik dari daun-daun pohon ara yang dapat layu atau dari kulit seekor domba yang mati; Dia memakaikan kita jubah kebenaran-Nya yang hidup dan mengubahkan kita dari dalam ke luar. Kita bukan hanya tulang kerangka yang dibentuk dari S alib seper ti Sebuah Pedang 95 tulang dari tulang-Nya. Dia melapisi kita dengan kelembutan daging dari daging-Nya. Dia menjauhkan hati kita yang keras dan memberi kita hati yang baru yang diciptakan dari garis keturunan-Nya. Lalu Dia memenuhi kita dengan Roh yang sama yang membangkitkan Kristus dari kematian sehingga setiap bidang yang membusuk dihidupkan kembali dan ditebus. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. (Roma 8:11) Dia menjadi seperti kita sehingga kita dapat menjadi seperti Dia. Di dalam Dia suatu rahasia besar dinyatakan, dan entah bagaimana kita semua menjadi satu. Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapanKu dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka. (Yehezkiel 11:19-20) Di dalam Kristus, orang banyak berbagi dalam satu hati. Di dalam Dia, pria dan wanita menjadi satu. Melalui pengorbanan-Nya, Kristus dan mempelai-Nya menjadi satu. Di dalam Dia, semua yang terpecah-pecah dapat dipersatukan. Pengorbanan yang sungguhsungguh taat dari Kristus menyelamatkan kita sepenuhnya. Salib 96 DI PI LI H mempunyai kuasa untuk mempersatukan semua orang rela merangkulnya. Di dalam Kristus, mereka yang jauh, hilang dan berkelana, datang mendekat. Kambing Hitam Apakah Anda tahu bahwa pada zaman dulu ketika Harus menjadi imam, dua ekor kambing dibawa ke altar sebagai suatu persembahan? Yang satu disembelih sebagai suatu kurban bagi dosa; yang lain dimaksudkan sebagai kambing hitam dan tidak dibunuh. Sang imam memindahkan dosa umat Allah kepada kerangkanya yang gemetar. Kemudian kambing itu dilepaskan. Seperti Kain, kambing ini ditandai dan dikutuk untuk mengembara di padang gurun dalam rasa malu (lihat Imamat 16:10). Kambing ini sekarang dihindari. Dia tidak lagi mendapat bagian dalam kawanan ternak. Sang gembala tidak lagi menyediakan padang rumput yang menyenangkan dan perlindungan baginya. Jika sang kambing hitam mendekat pada seseorang, dia harus diusir. Dia sulit beristirahat dan sendirian di malam hari, kedinginan tanpa kehangatan ternak lain. Pada siang hari dia mengembara di panas terik. Sang kambing hitam menghabiskan hari-harinya mencari air dan makanan, bergantung pada kemurahan hati binatang-binatang buas yang kelaparan. Apakah Anda pernah mengalami seperti seekor kambing hitam? Barangkali Anda disalahkan, dijauhkan, dikucilkan, dan ditolak. Dibebani oleh dosa dan rasa bersalah, mungkin Anda telah berkelana di suatu padang gurun. Bahkan mungkin saat ini Anda berbaring sendirian setiap malam dan dalam ketakutan. Apakah S alib seper ti Sebuah Pedang 97 Anda sudah berusaha keluar dari “yang terasing” dan mereka tidak mengizinkan Anda? Apakah keluarga Anda menyalahkan dan mendorong Anda menjauh? Apakah Anda ditekan untuk ditandai keluar dari lingkungan persahabatan Anda atau dipaksa keluar dari perlindungan sebuah gedung gereja? Tidak masalah! Di dalam Yesus, ada ruang tersedia bagi Anda. Kita semua memiliki cacat, namun Dia tidak bercacat. Tidak perlu lagi ada seekor kambing hitam, karena Yesus telah menanggung semua dosa. Darah Kristus membawa masuk semua orang yang telah mengembara dan menyingkirkan semua bekas rasa malu yang berusaha mengucilkan dan menahan kita untuk tetap sebagai kambing hitam. Bahkan ketika Dia mati, Dia dapat melepaskan penghukuman, namun sebaliknya Dia berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Lukas 23:34). Dengan perkataan ini, jejak Allah di dalam Anak-Nya menyingkirkan pola menyalahkan yang telah dilakukan Adam kepada Hawa. Darah anak Adam, Habel berteriak dan menamai saudaranya sebagai seorang pembunuh. Darah Yesus menamai saudara-saudaranya ‘yang diampuni’. Itu sebabnya Alkitab mengatakan darah Yesus berbicara mengenai hal-hal yang lebih baik: “Kamu sudah datang…kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.” (Ibrani 12:22-24). Perkataan yang lebih baik adalah, “Bapa, ampunilah mereka.” Dia memilih ditandai bersama kebinasaan kita daripada menandai kita untuk kebinasaan yang sebenarnya layak kita terima. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, 98 DI PI LI H dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. (Yesaya 53:4-6) Yesus tidak melakukan apa pun yang layak menerima hukuman, dan kita tidak melakukan apa pun yang layak untuk pengorbanan-Nya. Dia ditolak, dikhianati, ditikam, diremukkan, dipukuli, disesah, ditindas, dan kemudian disalibkan. Hanya suatu Allah yang adalah kasih yang akan memberikan Roh-Nya kepada mereka yang bertobat karena membunuh anakNya. Mereka berpikir bahwa salib itu adalah akhir bagi Yesus; mereka tidak pernah berpikir bahwa itu adalah permulaan mereka. Salib itu adalah pedang kasih. Setelah lebih dari tiga dekade mempelajari Alkitab, kadangkadang saya heran kalau saya bahkan baru mulai mengerti pemikiran tentang Salib ini. Itu bukanlah suatu simbol kekuatan; itu adalah ukuran dari semua kekuatan. Apa yang merupakan kematian bagi Kristus menjadi kehidupan yang melimpah bagi kita. Yesus kita adalah Firman Allah dan janji-Nya sedang, telah dan tidak akan dapat berubah: “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” (Ibrani 13:8). S alib seper ti Sebuah Pedang 99 Salib itu adalah jaminan utama dari setiap janji yang diberikan. Itulah sebuah pedang yang membunuh setiap sisa-sisa jejak permusuhan antara surga dan bumi, sama pastinya seperti sebuah pedang yang mengubahkan kita melalui pembedahan oleh Firman itu. Salib itu adalah harapan Anda bahkan sebelum Anda menyadari Anda berputus-asa, jawaban sebelum Anda menyadari ada suatu masalah. Salib itu melambangkan kesetiaan Allah yang menyatakan iman-Nya di dalam kita. Melalui Salib itu kita diperlengkapi untuk berjalan di dalam Dia. BAGIAN DUA DIPERLENGKAPI 6 Me n ja di S eorang Pejuang Pergumulan itu menguatkan. Berperang dengan kejahatan memberi kita kekuatan untuk lebih banyak memerangi kejahatan. –Ossie Davis Saya percaya Allah telah membangkitkan putri-putri-Nya untuk menjadi lebih dari sekadar prajurit. Dia memanggil kita untuk menjadi pejuang. Karenanya, dalam pasal ini saya akan menggunakan beberapa istilah militer, namun pahamilah bahwa saya tidak sedang mengacu kepada abdi negara kita ketika saya memperbandingkan sifat alamiah seorang prajurit dengan sifat alamiah seorang pejuang. Ketika saya mempelajari buku-buku tentang pedang atau anggar, saya segera menyadari ada suatu lapisan motif yang luas sehingga mengangkat senjata dan terlibat dalam pertarungan. Ada teroris-teroris yang marah yang berjuang dengan cara-cara yang kejam dan curang demi kenekadan mereka dan sebab-sebab penderitaan kesakitan yang mereka alami. Lalu ada tentara bayaran yang suka berperang, begitu sukanya sehingga mereka tidak memerlukan penyebab apa pun, dan kesetiaan mereka adalah untuk dijual 104 DI PER LEN G K API dengan tawaran yang paling tinggi. Di ujung lain spektrum ini adalah prajurit-prajurit yang bekerja dan melayani di bawah komando suatu pasukan. Akhirnya, ada mereka yang merupakan para pejuang. “Pejuang” adalah sebuah gaya hidup, dan banyak dari pertarungan yang mereka perjuangkan adalah dengan musuh-musuh yang tidak terlihat. Semua pejuang harus terampil dalam sesuatu yang bagi samurai zaman dulu disebut jalan pejuang, suatu pendekatan pada kehidupan yang merangkul kebebasan tanpa takut. Saya tidak dapat memikirkan sikap yang lebih baik untuk kita bayangkan. Jika kita mengatur ulang kata-kata ini, kita menangkap pendirian seorang tawanan: takut tanpa kebebasan. Menyedihkannya, takut tanpa kebebasan sedang menjadi suatu hal baru yang normal bagi banyak orang. Sebagai putri pejuang, kita memiliki kesempatan kehilangan hidup kita dan memperoleh hidup milik Allah. Ini berarti kita bebas memilih jalan kebebasan tanpa takut, karena Tuhan kita telah menyelesaikan masalah kematian dan kehidupan di atas kayu salib. Posisi ini unik bagi sang pejuang. Para samurai menamai pedang-pedang mereka karena mereka percaya setiap pedang memiliki sebuah roh yang melekat padanya dan memberinya kuasa. Praktik ini berkembang menjadi penyembahan pedang. Sebaliknya, kita tidak memerlukan sebuah pedang dengan suatu roh, karena kita memiliki pedang Roh! Diarahkan oleh Firman Allah, kita menggunakan nama Yesus dan beribadah dengan kehidupan kita ketika kita meninggikan Firman- M enjadi Seorang Pejuang 1 05 Nya di atas kehendak kita. Para teroris digerakkan oleh ketakutan, tentara atau serdadu bayaran dimotivasi oleh ketamakan, dan bahkan para prajurit yang terdaftar harus mematuhi perintah. Namun pejuang memiliki sebuah pilihan. Menghormati apa yang kudus dan berharga seringkali menjadi ritus peralihan ketika seorang prajurit menjadi seorang pejuang. Saudari terkasih, saya yakin Anda mengakui bahwa Anda terlahir dalam suatu masa pergolakan, konflik dan perang. Pertempuran terjadi di setiap lini. Sedihnya, serangan ini berkisar dari kekejaman akan penganiayaan dan penelantaran anak di dalam apa yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan rumah yang nyaman hingga jaringan berbahaya yang memperdagangkan sebanyak dua puluh tujuh juta manusia untuk seks dan tenaga buruh.7 Sebagai tambahan untuk ketakutan-ketakutan rahasia ini, kita hidup di masa adanya ancaman-ancaman terbuka. Kita berdiri di sisi lain sebagai bangsabangsa yang menantang satu sama lain dengan ancaman menetap akan berkurangnya perang. Karena serangan ini terjadi di banyak lini, melibatkan begitu banyak orang, dan begitu mengancam, kita tidak dapat membatasi perjuangan kita hanya kepada peperangan yang ada di hadapan kita. Tujuan kita harusnya memenangkan setiap pertempuran sedemikian sehingga kita pada akhirnya memenangkan perang itu dengan gemilang. Pendekatan ini menuntut strategi, intuisi, visi, hikmat, kesabaran, kegigihan, keuletan, suara yang bersatu, dan usaha terpadu. Untuk menggambarkan hal ini, bayangkanlah sebuah permainan video virtual. Bagaimana Anda berjuang keras jika tujuan Anda hanyalah memenangkan level saat ini? Sebagaimana yang saya pahami, seorang pemain dengan pola pikir yang demikian tidak akan berjuang dengan sangat gigih atau bertahan dalam permainan itu 106 DI PER LEN G K API untuk waktu yang sangat lama. Pikirkanlah, saya sama sekali tidak bisa memainkan permainan itu, namun anak-anak saya telah meraih beberapa level tingkat ahli. Dan setelah pengamatan yang terbatas, saya memperhatikan tujuannya bukanlah hanya menyelesaikan tantangan yang ada di level satu dengan cepat. Selalu ada sesuatu untuk dipetik atau dipelajari pada level berikutnya yang akan Anda perlukan kemudian. Saya mengamati ketika anak-anak saya bermanuver dan mengambil risiko untuk mendapatkan benda-benda tertentu yang tersembunyi dalam batasan suatu jalur pada level yang diberikan. Masingmasing benda ini memiliki suatu nilai yang unik, namun perlunya benda-benda ini biasanya tidak segera. Lebih sering mereka mengumpulkannya untuk nilai mereka yang akan datang. Melangkah dari contoh permainan itu dan kembali ke jalur sungguhan dalam dunia kita, Anda seharusnya tidak pernah menyangsikan bahwa apa yang terlihat sesuatu yang kecil atau keputusan atau gerakan yang tidak penting sekarang mungkin sangat baik membuka suatu jalan atau bahkan memampukan Anda di masa mendatang. Inilah sebabnya mengapa mengerjakan hal-hal kecil dengan baik sangatlah penting. Bukan hanya tindakan-tindakan yang menggerakkan kita maju ke masa depan; namun pelajaran-pelajaran yang kita petik di setiap perjalanan kita juga. Memahami bahwa rahasia yang Anda pilih untuk dijaga atau tindakan Anda tentang kesetiaan yang tidak terlihat dari musim yang terakhir mungkin sangat baik melindungi Anda di musim berikutnya. Para pejuang bergerak melalui kehidupan dengan pandangan ke depan, dan mereka memahami ada sebuah kesempatan untuk membangun keahlian dan kekuatan di setiap tantangan. M enjadi Seorang Pejuang 1 07 Bukanlah suatu ladang dengan beberapa hektar tanah, namun sebuah sebab, sehingga kita bertahan, dan apakah kita mengalahkan sang musuh dalam satu kali pertarungan, atau dengan bertahap, akibatnya akan tetap sama. —Thomas Paine Peperangan mestinya tidak pernah mengenai kotoran; tetapi mengenai prinsip-prinsip. Revolusioner Amerika mengangkat senjata untuk memerangi ketidakadilan di masa mereka. Itu adalah suatu perang yang mahal dan kejam dengan banyak prajurit dan pejuang mati di kedua belah pihak. Tetapi ini bukanlah jenis peperangan yang sedang kita kobarkan. Peperangan kita bukanlah soal ketidakadilan; ini mengenai Allah melawan Setan. Pada akhirnya, Anda menjadi bagian dari suatu perjuangan kuno antara kegelapan dan terang. Target Sang Musuh Kembali pada studi Kitab Suci, kali pertama saya menemukan kata pejuang disebutkan adalah dipasangkan dengan kata sifat seperti heroik, besar, dan hebat: “Kush adalah nenek moyang Nimrod juga, yang merupakan pejuang heroik pertama di atas bumi,” (Kejadian 10:8, NLT, penekanan ditambahkan). Penyebutan “pertama di atas bumi” menjelaskan kepada kita bahwa para pejuang heroik sudah ada di surga, dan Nimrod adalah manusia perjuang pertama yang dinyatakan di atas bumi. Dunia kita yang penuh kesukaran ini adalah sebuah cerminan rusak dan kabur dari surga yang agung dan mulia. Karena itu, seharusnya tidak mengejutkan kita bahwa konflik-konflik peperangan yang dulu ter- 108 DI PER LEN G K API jadi di surga akan tersebar dan terjadi di bumi. Sama seperti sebuah peperangan di surga yang digambarkan di dalam kitab Wahyu: Maka timbullah peperangan di surga. Mikhael dan malaikatmalaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. (Wahyu 12:7-8, penekanan ditambahkan) Bagian ini menyingkapkan nama seorang pejuang surga yang paling hebat, yaitu malaikat Mikhael. Dalam peperangan ini, sang naga dan pasukannya bukan hanya dikalahkan; mereka dipindahkan. Pertarungan kuno ini berpindah ke tanah yang berbeda, dan sang naga mengamuk melawan putri-putri Allah. “Tetapi celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat." Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak lakilaki itu. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu. (ayat 12-15, penekanan ditambahkan) Ada begitu banyak simbol-simbol nubuatan di sini yang tidak berani saya katakan bahwa saya memahami semuanya. Bagian ini M enjadi Seorang Pejuang 109 siap dipahami dengan makna rohani dan harafiah, namun terbungkus dalam serba misteri, ada satu kebenaran yang jelas: ular naga yang jahat ini pantang menyerah dalam pengejarannya akan kehancuran “sang wanita.” Para penafsir Alkitab mempercayai dalam bagian ini, sang wanita mewakili Israel. Kemudian sang naga mengerahkan peperangannya kepada anak-anaknya. Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukumhukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. (ayat 17, penekanan ditambahkan) Jangan salah, Setan ingin menguasai Allah dan membinasakan anak-anak-Nya. Gereja adalah sebuah istilah feminin, yang mencakup baik laki-laki maupun wanita, tetapi kemarahannya secara berulang-ulang meningkat melawan wanita itu. Pertama ada Hawa, lalu Sarah, lalu Israel, lalu Maria. Sekarang serangannya yang sengit ditingkatkan kepada sang mempelai. Dia memiliki suatu cerita permusuhan yang sudah berlangsung lama terhadap wanita, dan tidak ada cara yang lebih pasti yang lebih melukai seorang wanita selain menyerang anak-anaknya. Dan siapa anak-anak dari wanita ini? Semua yang memelihara perintah Allah dan memegang kesaksian akan Yesus. Apakah Anda termasuk di sini? Saudari terkasih, Anda sudah tahu bahwa Anda adalah sebuah target. Anda juga bisa jadi terpilih menjadi seorang pahlawan pejuang. 11 0 DI PER LEN G K API Pejuang Asli Saat berikutnya istilah pejuang disebutkan dalam Kitab Suci adalah merupakan sebuah penyingkapan mengenai Allah yang Maha Tinggi: “TUHAN adalah seorang pejuang; Allah adalah namaNya!” (Keluaran 15:3, NLT ). Allah, Bapa kita yang Agung dan Kudus, adalah pejuang yang paling pertama. Tuhan dari segala sesuatu bukanlah seorang Bapa paruh waktu dan prajurit paruh waktu. Allah kita yang Maha Tinggi lebih dari keduanya itu. Dialah Bapa Pejuang kita yang Maha Kuasa, dan kita adalah putri-putri-Nya – tulang dari tulang-Nya dan daging dari daging-Nya. Itulah alasannya bahwa terjalin di dalam struktur kita adalah DNA seorang pejuang. Saya ingin kita mampu bergerak maju dengan suatu langkah tegas dan perasaan benar yang jelas. Anda adalah seorang putri dan sekaligus seorang pejuang. Bahkan ada nama-nama yang lebih puitis yang diberikan kepada penunjukan ini, seperti putri pejuang atau pejuang putri. Saya menyukainya. Silakan memilih mana yang paling sesuai untuk Anda. Dalam bab ini saya ingin melukiskan suatu gambaran tentang seperti apa seorang putri pejuang itu dengan memperbandingkan dan mempertentangkan konsep antara pejuang dan prajurit. Perbedaan pertama terbukti dalam cara bagaimana masing-masing peran ini bermula: para pejuang terpanggil, namun para prajurit digaji. Anda dapat menjadi seorang pejuang tanpa pernah mendaftarkan diri. Kebutuhan pada zamannya memanggil para pejuang dan memberi isyarat pada hati mereka untuk berperang. Lihatlah sekeliling Anda. Tidak adakah sebuah perkara di sana? Para pejuang tidak diupah untuk menjadi bagian dari sesuatu. Ada suatu dorongan dalam diri mereka yang membuat mereka terlibat pada perkara itu. M enjadi Seorang Pejuang 111 Sementara kebanyakan prajurit digaji, para pejuang sejati dibentuk. Anda bukanlah seorang sipil yang mengikuti wajib militer atau digaji untuk menjadi bagian dari suatu peperangan yang sedang berlangsung di sebuah negeri yang jauh. Tidak ada organisasi yang dapat menugaskan Anda, karena Anda adalah seorang putri kerajaan dari Sang Raja – dipilih untuk suatu tujuan. Tidak ada yang tidak bersifat pribadi mengenai peperangan ini; itu adalah suatu perang habis-habisan atas keluarga Anda. Biarlah sang raja terpesona dengan kecantikanmu; hormatilah dia, sebab dia adalah tuan-mu. (Mazmur 45:11, NIV, penekanan ditambahkan) Di sepanjang penelitian saya mengenai pedang dan anggar, satu tema yang selalu ada: kehormatan. Kata biarlah pada ayat di atas menyatakan ada hal yang dapat menolak atau menyangkal sukacita sang raja akan kecantikan Anda. Saya percaya cara yang terutama kita menyangkal jalan masuk sang Raja pada kecantikan kita adalah melalui ketidakhormatan. Sedihnya, kita hidup di zaman ketika ketidakhormatan bukan hanya merajalela, namun dirayakan. Budaya kita saat ini lebih seperti mendorong kaum wanita untuk tidak menghormati tubuh mereka dengan ketidaksopanan, ketidakpantasan, kegemukan, dan ketidakteraturan makan lainnya dibandingkan menghormati tubuh mereka melalui kesopanan, kepantasan dan sikap yang tidak berlebihan. Apa yang dulunya dipegang sebagai suatu kebajikan – integritas, sebuah nama baik, dan suatu reputasi yang luhur – tidak lagi dirayakan dalam nyanyian-nyanyian budaya kita. Anda mungkin lebih banyak mendengar gerakan-gerakan tarian yang cabul, aksesoris yang mahal, mobil-mobil yang cepat, dan 112 DI PER LEN G K API wanita-wanita yang berkumpul dengan laki-laki yang mudah menghamburkan uang di sebuah bar. Nampaknya di dalam dunia semu para penyanyi rap yang suka pamer, orang sombong, tidak senonoh, tidak mengindahkan moral, dan serakah ini telah mendapat rasa hormat kita. Rayuan telah menggantikan kecantikan, dan kuasa manipulasi dihargai lebih dari pengaruh kebijaksanaan. Kebodohan tidak lagi diperlukan untuk memanggil kita dari jalan-jalan ketika pesan dan musiknya dapat dengan mudah menemukan jalannya masuk ke rumah-rumah kita. Suami saya selalu mengatakan bahwa rasa hormat dimulai di dalam hati dan menemukan jalannya keluar hingga dinyatakan melalui tindakan-tindakan kita. Begitu juga, saya percaya cara menjadi putri pejuang dimulai di dalam hatinya. Karenanya, dia dengan tekun menjaganya dengan menjaga pikirannya. Ini berarti memberikan perhatian pada apa yang didengar dan dikatakan sama seperti apa yang dilihat dan dilakukan. Ancaman menyimpang tentang rasa tidak hormat ini ingin menenun dirinya ke dalam struktur hidup kita dan mencemari semua yang seharusnya elok. Raja Pejuang kita elok. Citra-Nya melampaui apa yang dapat kita bandingkan. Keindahan menakjubkan dari alam ciptaan ini hanyalah sebuh potongan dari keindahan-Nya. Lautan yang luas, langit yang membubung tinggi, dan gununggunung yang menjulang menyatakan kekuatan, ketidakterukuran, dan keindahan yang abadi dari kekuatan-Nya. Setiap makhluk hidup – dari tanaman hingga hewan-hewan – adalah penyingkapan yang sangat menarik tentang kenyataan bahwa Allah kita sungguh indah! Dia dengan penuh kasih membentuk putra-putra dan putri- M enjadi Seorang Pejuang 113 putri-Nya untuk membawa lebih banyak kemuliaan, keagungan dan keindahan-Nya daripada semua ciptaan yang lain. Kita adalah karya agung-Nya. Itu yang menyebabkannya menjadi lebih menyedihkan ketika kita berperilaku dalam cara yang tidak menghormati hak-Nya untuk memerintah di dalam dan atas kehidupan kita. Ketika kita tidak menghormati-Nya dengan menghormati yang lain, pantulan-Nya di dalam kita jadi menyimpang. Bahkan dunia ini tahu bahwa kita semestinya penuh kasih dan karenanya kita indah. Sebagai putri, kita membawa gambar Bapa kita. Ketika kita mengasihi-Nya dengan segenap hati kita, itu mencakup perenungan pikiran kita dan segenap kekuatan kita. Namun ketika kita mengotori pimpinan Firman-Nya melalui ketidaktaatan yang disengaja, keindahan kuasa Roh Kudus yang mampu mengubahkan itu tidak akan dipahami oleh dunia yang suka melihat seseorang yang dijadikan baru. Saya telah belajar dari riset saya bahwa tidak ada jalan untuk memisahkan seorang pejuang yang benar dari rasa hormat, sebab para pejuang diikat oleh rasa hormat kepada sesuatu yang lebih tinggi dari diri mereka sendiri. Para samurai hebat menghidupi disiplin ini, dan para ksatria abad pertengahan mempraktikkan sifat ksatria. Rasa hormat berarti mereka mengikuti peraturan-peraturan keras yang menuntut komitmen dan disiplin. Para ksatria menjanjikan kesetiaan mereka untuk mendukung pemerintahan raja-raja dunia. Sebagai balasan dari kesetiaan mereka, mereka diberi tanah dan gelar. Seringkali ini berarti bahwa mereka dituntut untuk mati di medan perang. Kita tidak melayani seorang raja dunia yang fana yang keadilannya diukur dengan hadiah-hadiah duniawi. Pada akhirnya, Allah adalah hadiah kita. Suatu hari nanti, hikmat, kemurahan hati, dan 114 DI PER LEN G K API keadilan-Nya akan mempesona bangsa-bangsa selama berabad-abad. Inilah Raja kita, Dia yang layak melampaui ukuran kemanusiaan kita dan melampaui kata-kata manusia kita untuk digambarkan. Raja kita yang pemurah mengetahui bahwa kita akan gagal mengikuti suatu peraturan etis yang keras dan tidak ada di antara kita yang mampu memeroleh suatu tempat kehormatan. Makanya Dia menerima kita dengan mengangkat kita sebagai anak dan memberi kita kehormatan nama-Nya. Dia tahu kita tidak akan dapat menemukan jalan, jadi Dia mengajarkan jalan kerajaan-Nya kepada kita dengan mengutus Anak-Nya ke dalam dunia kita. Raja-Bapa kita yang mempesona telah memberikan hidup-Nya bagi kita sehingga kita dapat lolos dari hukuman mati yang sudah pasti dan berbagi dalam kerajaan-Nya yang akan datang dan beroleh jalan masuk kepada otoritas dan kuasa-Nya sekarang. Jika pernah ada suatu umat degan suatu alasan terikat oleh rasa hormat, seharusnya kitalah itu. Jadi mengapa ada begitu banyak rasa tidak hormat di antara umat-Nya? Apakah kita telah menjadi prajurit-prajurit yang letih dan bukannya pejuang-pejuang yang berapiapi? Sejujurnya, saya tidak punya jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, namun saya sungguh percaya bahwa kita dapat menjadi jawaban terhadap permasalahan ini. Kita memiliki kuasa secara individu maupun kolektif untuk mengubah kecenderungan ini. Para prajurit dilatih. Para pejuang ditempa. Menjadi Seorang Pejuang Apakah Anda siap untuk ditandai menjadi lebih dari seorang prajurit? Jika ya, harap mengerti bahwa proses persiapan Anda menjadi M enjadi Seorang Pejuang 115 seorang pejuang akan terlihat sedikit agak berbeda. Seluruh prajurit dilatih, namun sebagai tambahan, sebagai seorang pejuang, Anda juga ditempa. Saya peringatkan Anda, proses penempaan ini tidak menyenangkan atau cepat. (Lebih banyak mengenai topik ini akan dibahas di bab berikutnya) Setiap prajurit dapat melihat apa yang sedang dilakukan sang musuh dan kemudian melaporkan pergerakannya. Tidak diperlukan ketajaman penuh hikmat untuk melihat apa yang kelihatan. Di sisi lain, para pejuang adalah pemimpin yang juga memperhatikan apa yang sedang Allah kerjakan dalam dunia yang tidak terlihat. Seorang prajurit mungkin berkata, “Lihat, kita dikelilingi kekacauan dan masalah.” Seorang pejuang mengetahui bahwa Allah memegang kendali, dan pasukan-Nya sudah bersiap untuk suatu serangan balik. Dalam Alkitab ada contoh yang hebat mengenai ini ketika raja Siria mengutus pasukan prajuritnya melawan Elisa, sang nabipejuang. Tidak masalah gerakan apa yang akan diperbuat raja Siria atau betapa hati-hatinya dia telah menyusun suatu penghadangan, sebab nabi Elisa memiliki pemahaman rohani, dan dia telah terlebih dahulu memperingatkan raja Israel. Dengan gusar, raja Siria memutuskan menangkap Elisa. Sepanjang malam, raja yang menjengkelkan ini mengepung seluruh kota Dotan, di mana nabi itu tinggal. Ketika hamba Fakta tentang Anggar Elisa bangun keesokan paginya, dia Bertarung anggar yang diliputi ketakutan. Dia menjelasburuk adalah yang penuh kan situasi itu kepada Elisa: meemosi, yang tak dapat diulangi, yang brutal dan reka dikelilingi oleh kuda-kuda, membahayakan, dan kereta-kereta perang, dan suatu yang mementingkan hasil kekuatan perang yang sangat bedipenuhi dengan sar, yang tidak menyisakan jalan bagi gerakan sia-sia. mereka untuk melarikan diri. Seperti 11 6 DI PER LEN G K API seorang prajurit yang baik, dia melaporkan posisi sang musuh. Sekarang dengarkanlah jawaban sang pejuang terhadap berita ini: Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa. (2 Raja-raja 6:16-17) Ketakutan membutakan. Tetapi selalu ada lebih banyak yang menyertai kita daripada yang kita tahu. Putri-pejuang membawa keberanian ini dalam hatinya: “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Roma 8:31). Ayat Alkitab ini mengajukan suatu pertanyaan dan suatu jawaban. Sebab Dia (Yesus) yang ada di dala kita lebih besar daripada dia (Setan) yang ada di dalam dunia ini (lihat 1 Yohanes 4:4). Kadang-kadang jaminan ini nampak bagi kita seperti kereta-kereta berapi yang sedang berkemah; lain kali itu seperti suatu harapan yang tak terpadamkan yang menyala di dalam hati. Para pejuang digerakkan oleh suatu mandat internal yang kekal. Tanggapan mereka diperintahkan dari dalam. Ini berarti mereka akan memberikan semua kekuatan yang bisa mereka berikan. Ada suatu luapan dalam tanggapan mereka, sebab anak-anak seharusnya lebih banyak berbuat daripada hamba-hamba yang diupah. Para prajurit mengikuti perintah dengan teliti. Namun kadang-kadang perintah-perintah ini dipatuhi tanpa hati yang bergairah seperti komandan mereka. Hukum-hukum tertulis mematikan, namun Roh tahu bagaimana memberi kehidupan. M enjadi Seorang Pejuang 117 Orang-orang baik tidak perlu lagi menaati hukum dengan sangat baik. —Ralph Waldo Emerson Kembali pada kisah tentang nabi-pejuang kita, Elisa, kita temukan bahwa Allah telah membutakan sang musuh sebagai jawaban terhadap doa Elisa, dan Elisa telah memimpin seluruh pasukan itu ke istana raja Israel. Sang raja sangat bersukacita melihat musuhmusuhnya diantarkan ke ambang pintunya, dan dia meminta izin dari Elisa untuk menyerang dan membunuh mereka semua. Elisa menjawab: Tidak demi hidupmu!... Engkau tidak mengangkat tangan untuk menangkap mereka, dan sekarang engkau hendak membunuh mereka? Tidak Tuan, buatlah sebuah pesta bagi mereka dan kirimlah mereka kembali kepada tuan mereka. (2 Raja-raja 6:22, MSG) Serangan-serangan Siria melawan Israel berhenti setelah peristiwa ini. Seorang prajurit mungkin telah membunuh setiap orang yang justru diberi makan oleh sang pejuang. Pembunuhan tidak akan mengakhiri serangan namun akan meningkatkan tegangan dan berkembang menjadi suatu peperangan yang semakin penuh kebencian. Elisa memberikan contoh mengenai perkataan Kristus (lihat Lukas 6:27) sebelum kata-kata itu diucapkan. Roh Allah memimpin nabi-nabi-pejuang-Nya. Bahkan sang raja menemui Elisa untuk meminta strategi. Sementara mengikuti perintah-perintah manusia dengan teliti, para prajurit mungkin menggerakkan, memerintah dan membunuh. Sebaliknya, para pejuang akan memimpin dan dengan memaksa orang lain dengan cara yang menarik untuk bergabung 11 8 DI PER LEN G K API dalam perkara itu. Para prajurit memiliki suatu pola pikir yang terdaftar. Mereka tahu mereka telah menandatanganinya selama beberapa tahun, dan kebanyakan mereka berniat melakukan hal yang tidak tidak lebih dan tidak kurang. Mereka memegang jabatan mereka, namun jabatan mereka tidak memegang mereka; mereka bertugas sehingga mereka dapat pensiun. Pejuang tidak pernah pensiun. Pejuang adalah sebuah status atau pendirian yang dibawa seseorang sepanjang hidup. Raja Daud adalah seorang pejuang sepanjang hidupnya. Dia memenangkan pertempuran pertamanya dengan seekor beruang dan seekor singa: Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. (1 Samuel 17:34-35) Daud telah bertempur dan memenangkan pertarungan ini sendirian. Saksi satu-satunya adalah domba-domba, bintang-bintang dan Allah. Saudara-saudaranya mungkin telah mempertanyakan apakah perkelahian dengan seekor beruang dan singa ini bahkan pernah terjadi. Anda mungkin memiliki pertarungan Anda pribadi. Anda mungkin telah meraih kemenangan yang tak seorang pun tahu bagaimana merayakannya. Atau barangkali seperti Daud, Anda sendirian dan tidak ada yang mempercayai perkelahian yang terjadi. Bersabarlah: Allah tidak pernah menyia-nyiakan sebuah kemenangan pribadi. Ada suatu hari di bumi atau di surga ketika kemenangan M enjadi Seorang Pejuang 11 9 itu akan dirayakan! Hari ini datang bagi Daud ketika dia membuktikan dirinya adalah seorang pejuang dengan membunuh Goliat di depan umum. Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu (ayat 45-46, penekanan ditambahkan) Apakah Anda hampir tak dapat melihat Daud berlari, menambah kecepatan di setiap langkah, digerakkan tanpa takut oleh kekuatan di dalam nama Allahnya? Tetapi saya bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi seandainya Daud memilih untuk tidak membunuh singa atau beruang itu. Bagaimana jika dia beranggapan bahwa satu domba tidak layak untuk membahayakan hidupnya? Seorang prajurit akan memutuskan untuk berjaga-jaga lebih baik di masa depan, tetapi bagi seorang pejuang, masa depan itu adalah sekarang. Seorang pejuang memenangkan semuanya. Jangan pernah membayangkan bahwa apa yang Anda lakukan kepada orang lain atau apa yang Anda lakukan secara tersembunyi tidak jadi soal. Itu terhitung lebih dari yang kita tahu. Allah mengamati bagaimana kita mengelola apa yang bukan milik kita sebelum Dia mempercayakan lebih banyak bagi kita. Seorang pejuang tidak akan mempertimbangkan berbagai rintangan ketika yang benar harus menang atas yang salah. Diperlukan hati seorang pejuang untuk mengejar seekor singa dengan seekor anak domba di mulutnya. Pertarungan yang kita menangkan secara 120 DI PER LEN G K API pribadi menempatkan kita membunuh raksasa-raksasa di depan umum. Saya percaya momen pejuang terbesar dalam diri Daud tertangkap dalam kisah tentang dia yang dibiarkannya hidup. Bagi saya, kemenangannya yang terbesar bukanlah pada saat ketika para wanita bernyanyi: “Daud telah membunuh puluhan ribu musuhnya” (lihat 1 Samuel 18:7). Kebesarannya yang sejati sebagai seorang pejuang dinyatakan dalam suatu jumlah yang jauh lebih kecil – tiga kali. Daud membuktikan dirinya sebagai seorang pejuang sejati ketika dia menolak membunuh Saul untuk membela dirinya, dan ketika dia tidak membunuh Nabal dan Simei, kedua orang yang menghinanya. Dengan membiarkan mereka hidup dan memberi tempat bagi keadilan Allah, dia membuktikan dirinya adalah seorang raja. Para pejuang mengerti bahwa mereka membawa sebuah pedang untuk tujuan keadilan, bukan penghukuman. Seorang prajurit sudah akan membunuh mereka semua. Itulah yang dilakukan seorang prajurit; mereka dilatih untuk mengambil kehidupan. Para pejuang melakukan lebih. Mereka memPutri-putriberikan dan mengambil kehidupan untuk pejuang sejati takut akan Tuhan mendirikan suatu warisan. Para pejuang bertarung menurut kehendak Allah, sedan karenanya dengan sukacita mentara para prajurit berperang demi kemenyembah dan hendak manusia. Saul adalah raja umat Israel, dan dia menaati Dia. juga merupakan prajurit mereka. Para prajurit melayani pasukan, yang adalah suara masyarakat umum. Dia membuktikan penunjukan ini ketika dia membiarkan umat itu untuk memaksanya, dan dia kehilangan warisan yang seharusnya didirikan oleh Allah. M enjadi Seorang Pejuang 12 1 Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka. (1 Samuel 15:24) Dengan tak terelakkan, Anda akan melayani siapa yang Anda takuti. Para pejuang menaati Allah. Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, harus ditakuti, seorang Raja yang besar atas seluruh bumi. (Mazmur 47:2) Putri-putri-pejuang sejati takut akan Tuhan dan karenanya dengan sukacita menyembah dan menaati Dia. Para prajurit takut akan manusia dan karenanya patuh kepada orang banyak. Semua pejuang tahu bahwa pada akhirnya mereka akan menjawab satu Tuhan yang tidak terlihat yang merupakan Pencipta langit dan bumi ini. Putra - Pejuang Saul Raja-prajurit Saul benar-benar memiliki seorang putra-pejuang bernama Yonatan, yang merupakan suatu contoh mengagumkan tentang mengikut Allah dan tetap setia. Memperhatikan kehidupannya menyingkapkan apa yang dapat Allah lakukan ketika kita menyatukan diri kita dengan tujuan-Nya. Saya akan menceritakan kisahnya di sini, namun harap Anda membaca ayat-ayat ini seolah-olah Anda belum pernah mendengarnya. Bangsa Filistin dan bangsa Israel telah bermusuhan untuk jangka waktu yang lama, dan suatu peperangan akan terjadi sebentar lagi. Bangsa Filistin telah melucuti orang Israel, menyerbu negeri mereka, 12 2 DI PER LEN G K API dan mengalihkan perhatian mereka dengan perampasan yang menghabiskan persediaan makanan mereka dan secara berulang-ulang mengusik orang-orang yang melakukan taktik perang gerilya. Tambahan lagi, untuk menelanjangi orang Israel dari senjata-senjata mereka, bangsa Filistin telah memastikan bahwa orang Israel tidak memiliki pandai besi sehingga senjata-senjata baru tidak dapat ditempa. Pada hari pertempuran itu sebilah pedang atau lembingpun tidak terdapat pada seluruh rakyat yang ada bersama Saul dan Yonatan. Tetapi Saul dan Yonatan, anaknya itu, masih mempunyainya. (1 Samuel 13:22) Saul dan Yonatan sedang memimpin suatu pasukan yang perlengkapannya parah untuk menghadapi sang musuh. Hanya ada dua pedang di antara enam ratus laki-laki. Dengan pedang di tangannya, Saul bertahan di daerah pinggiran dan mundur ke sebuah gua, sementara Yonatan dan pembawa senjatanya menyelinap pergi dan bertualang ke tepi perkemahan musuh. Yonatan berkata kepada orang muda yang membawa senjatanya, “Ayo, marilah kita pergi ke perkemahan orangorang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak bagi kita, sebab tidak ada yang dapat menghalangi TUHAN untuk menyelamatkan dengan banyak orang ataupun dengan sedikit orang.” Dan pembawa senjata ini berkata kepadanya, "Lakukanlah apa yang ada di dalam hatimu. Lakukan seperti yang engkau inginkan. Lihatlah, aku bersama hati dan jiwamu." (1 Samuel 14:6-7) Apakah Anda mendengar sikap berani Yonatan ini? Dia tahu ini M enjadi Seorang Pejuang 123 bukanlah tentang dia atau pedangnya. Fakta bahwa pembawa senjatanya tidak memiliki perlengkapan tidak akan berpengaruh dalam peperangan ini. Hasilnya terletak dalam kemampuan Tuhan. Yonatan tahu bahwa tidak ada yang dapat menghalangi Allah yang menyelamatkan. Sang pembawa senjata harus merasakan iman dalam kata-kata Yonatan, sebab dia menjawab begitu meyakinkan. “Hei, Yonatan, lakukanlah bahkan lebih dari apa yang engkau katakan. Lakukanlah segala yang timbul dalam hatimu, semua yang mungkin berani kau impikan. Saya tidak bersamamu hanya dari segi kehadiran… Hati dan jiwa saya bersamamu!” Dengan tiba-tiba, ada cahaya di mata mereka dan semangat dalam pendirian mereka. sesuatu yang dahsyat terjadi ketika dua pejuang sepakat dan dengan berani menyatakan kesetiaan Allah dan komitmen mereka kepada suatu perkara. Yonatan sangat tahu apa yang terjadi di depan, namun dia juga tahu bahwa dia memerlukan sebuah strategi. Yonatan mengusulkan sebuah rencana, lalu membiarkan Allah memilih hasilnya. Ini berlangsung demikian: Allah, kami akan bergerak dengan sembunyi-sembunyi dan menampakkan diri kami kepada musuh. Jika mereka mengejar kami turun, kami akan melarikan diri. Tetapi jika mereka mengundang kami mendatangi mereka, maka kami tahu bahwa Engkau telah membereskannya. Seperti yang direncanakan, mereka menunjukkan diri, dan prajurit-prajurit Filistin mengundang mereka ke dalam perkemahan mereka untuk dihajar. Namun undangan untuk dipukuli musuh itu sebenarnya adalah undangan Allah kepada suatu kemenangan bagi Israel. Tanpa sedikitpun ragu-ragu, Yonatan dan rekannya bertindak! Lalu kata Yonatan kepada pembawa senjatanya: "Naiklah mengikuti aku, sebab TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Israel." Maka naiklah Yonatan merangkak 124 DI PER LEN G K API ke atas, dengan diikuti oleh pembawa senjatanya. Orang-orang itu tewas terparang oleh Yonatan, sedang pembawa senjatanya membunuh mereka dari belakangnya. Kekalahan yang pertama ini, yang ditimbulkan Yonatan dan pembawa senjatanya itu, besarnya kira-kira dua puluh orang…. Lalu timbullah kegentaran di perkemahan, di padang dan di antara seluruh rakyat. Juga pasukan pengawal dan penjarah-penjarah itu gentar, dan bumi gemetar, sehingga menjadi kegentaran yang dari Allah. (ayat 12-15, penekanan ditambahkan) Apa yang Anda tahu? Sang musuh panik ketika dua pejuang bertindak! Ada sesuatu tentang gerakan maju yang meyakinkan yang melumpuhkan sang musuh. Dia selalu kalah ketika usahanya untuk mengintimidasi digagalkan. Prajurit-prajurit yang sedang membual beberapa saat sebelumnya gemetar dalam ketakutan ketika bumi bergetar seiring mendekatnya Yonatan dan pembawa senjatanya. Bukankah ini saatnya kita memberi Allah beberapa pilihan dan keluar dari persembunyian? Tetapi marilah kita mundur sesaat. Bagaimana seandainya Yonatan tidak meninggalkan kemah ayahnya dan membuat jalannya kepada orang Filistin itu tidak terlihat? Bagaimana seandainya dia tidak pernah mengucapkan kata-kata yang berani dengan iman dan memberikan suatu tawaran di hadapan Tuhan? Barangkali dia dan pembawa senjatanya hanya akan memanjat cukup tinggi untuk dapat menghitung orang-orang itu daripada melawan sang musuh. Kemudian mereka akan turun, melakukan hitung-hitungan, dan menyadari bahwa mereka kalah jumlah lebih dari sepuluh banding satu. Kesadaran ini akan membawa mereka kembali bersembunyi ke kemah. Tetapi tidak perlu menghitung jumlah musuh ketika Anda M enjadi Seorang Pejuang 12 5 memiliki suatu pewahyuan tentang siapa yang berperang dengan Anda! Bukannya kembali ke kemah dan menyusun suatu laporan, Yonatan dan pembawa pedangnya terus bergerak maju dan membuat sejarah. Ada satu poin penting di sini yang saya tak ingin Anda abaikan: putri-putri dari para prajurit dapat menjadi pejuang. Saya tak peduli seandainya Anda berasal dari suatu barisan prajurit yang panjang; roh seorang pejuang tinggal di dalam Anda! Seperti Yonatan, Anda harus menyadari bahwa Anda tidak dibatasi pada apa itu. Buka mata dan hati Anda kepada semua yang mungkin terjadi. Maka Anda akan melihat lebih dari situasi Anda; Anda akan melihat apa yang Allah ingin lakukan. Ketika Anda cukup berani untuk meninggalkan apa yang tidak berguna (misalnya, berkemah di dalam gua), Anda akan menemukan kemenangan di tempat-tempat yang sangat tak terduga (kemah musuh). Inilah saatnya mengambil risiko dan menemukan jalan lain. Para pejuang tidak pernah membayangkan mereka diupah untuk melakukan suatu pekerjaan, sebab mereka tahu mereka dipanggil untuk mengubah dunia mereka. Mendengarkan Panggilan Menurut rumusan sejarah, kita hidup dalam dunia di suatu masa yang unik ketika sebuah generasi pahlawan sedang muncul dalam persekutuan para ibu dan ayah yang menginginkan kebaikan. Saya dapat melihat ekonomi, budaya, moral, agama dan iklim lingkungan dunia sedang menekan Anda seperti sebuah rahim yang sedang bekerja. Jangan biarkan tekanan sekeliling menekan atau menindas Anda. Jangan biarkan sang musuh membuat Anda membayangkan- 126 DI PER LEN G K API nya sebagai suatu undangan pada suatu penghajaran. Tekanan dari semua sisi adalah bagian dari suatu rencana ilahi untuk membentuk dan mendandani Anda ke dalam sesuatu yang hakiki dan mendalam. Anda akan keluar dari rahim kemarahan dengan tarikan satu hembusan kekuatan. Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada selatan: Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Yesaya 43:6-7) Allah sedang dalam proses membentuk dan menjadikan suatu umat bagi kemuliaan-Nya. Tekanan dapat mengubah nama kita dari prajurit menjadi pejuang, dan dari hamba menjadi seorang anak perempuan. Ini menjadi bagian proses penempahan kita. Tekanan dari luar selalu merupakan suatu kesempatan untuk diubahkan dari dalam. Dan ketika Dia melihat dan mengamati bahwa kita sudah siap, Dia melepaskan angin dan memanggil kita dengan nama-Nya. Para pejuang telah belajar bagaimana mempercayai panggilan yang dibisikkan jauh di dalam hati, sementara para prajurit dipaksa menanggapi kepada suara di sekeliling mereka. Prajurit dan pejuang memproses tekanan dengan cara-cara yang berbeda. Prajurit akan mengadopsi sebuah pendekatan bertahan-atau-melarikan diri. Mereka melakukan hal-hal untuk melepaskan tekanan: makan, minum, berlari, merazia atau menjarah, berbelanja – apa pun untuk menjauhkan pikiran dari konflik itu. Inilah alasannya mengapa prajurit yang berada di bawah tekanan yang terus-menerus dan kejam akan mem- M enjadi Seorang Pejuang 127 balas dengan kekejaman. Apa yang mereka alami dalam pekerjaan mereka akan berbalik kepada mereka dan diungkapkan. Allah tidak memberi kita kehidupan yang berkemenangan; Allah memberi kita kehidupan saat kita menang. —Oswald Chambers Pejuang menanggapi dengan membiarkan tekanan di sekeliling mereka meningkatkan level tekanan di dalam diri mereka sampai ada keseimbangan. Mereka selalu berpikir tentang cara menyerang balik atau membongkar taktik musuh. Pejuang dibentuk oleh pertarungan hidup, sementara prajurit bertarung hanya selama semusim dalam hidup. Saya mengerti adalah lebih baik menjadi seorang prajurit selama satu musim daripada menjadi seorang pengecut seumur hidup, namun sifat pengecut bahkan bukanlah sebuah pilihan bagi seorang putri-pejuang. Sebuah Kisah tentang Dua Raja Sama seperti kita telah memperbandingkan kehidupan pejuang dan prajurit, sekarang marilah kita memperbandingkan dua raja petarung – raja Israel pertama, Saul, dan Raja Israel terakhir dan kekal, Yesus. Raja-prajurit Israel, Saul, diurapi sebagai raja dan penyelamat karena Israel ingin menjadi seperti bangsa-bangsa lainnya. Mereka menginginkan seorang raja untuk menyebut diri mereka sendiri – semacam seorang pemimpin boneka sehingga mereka dapat menunjuknya dengan bangga. Bukannya berserah kepada Allah yang Maha Tinggi yang ti- 128 DI PER LEN G K API dak terlihat, tidak tergantikan dan kekal, mereka menginginkan seseorang yang dapat mereka lihat dan sentuh. Mereka menginginkan seorang manusia juara yang dapat memimpin mereka ke dalam peperangan daripada seorang Raja surgawi yang akan berperang bagi mereka. Allah menjawab permintaan mereka dengan seorang muda yang luar biasa bernama Saul: Dan ketika ia berdiri di tengah-tengah orang-orang sebangsanya, ternyata ia dari bahu ke atas lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya. Dan Samuel berkata kepada seluruh bangsa itu: "Kamu lihatkah orang yang dipilih TUHAN itu? Sebab tidak ada seorang pun yang sama seperti dia di antara seluruh bangsa itu." Lalu bersoraklah seluruh bangsa itu, demikian: "Hidup raja!" (1 Samuel 10:23-24, penekanan ditambahkan) Saul adalah seorang yang menonjol di antara orang sebangsanya – dia menjulang atas mereka. Namun dia bukan hanya kuat; dia sangat elok dipandang. Allah menetapkan pemerintahan Saul dengan suatu peragaan ledakan kuasa pembebasan. Sedihnya, tidak lama setelah pertunjukan kekuatan ini di mana Saul membuat suatu kesalahan fatal. Samuel memerintahkan Saul menemui orang-orang Filistin dalam peperangan, namun dia harus menunggu dan tidak bersinggungan dengan musuh hingga Samuel mengadakan pengorbanan yang layak sebelum peperangan atas nama bangsa Israel. Saul telah mengumpulkan pasukan kecilnya di Gilgal dalam persiapan bertemu pasukan Filistin yang begitu besarnya sehingga mereka tidak dapat dihitung. Sementara Saul menanti, pasukan sang musuh bertambah dalam jumlah. Ketakutan, orang-orang Saul meninggalkan pos mereka dan M enjadi Seorang Pejuang 129 melarikan diri berbondong-bondong menyeberangi sungai hingga hanya enam ratus orang yang bertahan. Bukannya mengarahkan pandangannya untuk memperoleh persfektif pejuang Allah (Saya percaya Allah telah menunjukkan semua orang Filistin sehingga Saul dapat memusnahkan mereka semua!), Saul membiarkan situasi ini menguasai dia, dan dia memutuskan mengambil perkara itu ke dalam tangannya sendiri. Bukannya menguatkan orang-orangnya dan mengingatkan mereka bahwa Allah dapat menyelamatkan mereka dengan banyak atau dengan sedikit orang, dia membiarkan ketakutan mereka menghasut dia untuk tidak taat: Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka. (15:24, penekanan ditambahkan) Pada akhirnya Anda akan melayani dan menaati apa yang Anda takuti. Allah telah menaruh Saul dari kepala dan pundak melebihi umat itu sehingga mereka dapat memandangnya, namun sebaliknya, dia membungkuk hingga level mereka. Saul menderita dan kehilangan kerajaannya karena tindakan ketidaktaatan yang berulang. Sedihnya, Saul adalah seorang pemimpin yang merasa tidak aman yang mengukur kelayakannya dengan apa yang dikatakan orangorang mengenai dia. Kemerosotan Saul dimulai dengan ketidaktaatan dan memuncak dalam masa-masa gelap dan tekanan depresi yang disebabkan oleh suatu roh yang merusak dan sekaligus brutal. Saul mati sebagaimana dia hidup, ketakutan akan apa yang mungkin dilakukan orang lain kepadanya. 130 DI PER LEN G K API Terluka dengan anak-anak panah dan dikelilingi oleh pasukan musuh, Saul menanggapi dengan mengambil perkara itu ke dalam tangannya sendiri. Untuk menghindari penyiksaan dari musuh-musuhnya, raja yang ketakutan itu membunuh dirinya sendiri dengan menjatuhkan diri ke atas sebuah pedang yang menengadah di atas tanah. Pedang di pinggul Saul ditarik sebagai tanggapan terhadap ketakutan. Satu-satunya rasa takut yang seharusnya berani dikerjakan oleh seorang raja adalah takut akan Tuhan. Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: "Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini memperlakukan aku sebagai permainan." Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya. (1 Tawarikh 10:4, penekanan ditambahkan) Ketika pembawa senjata itu menolak, Saul membunuh dirinya sendiri. Apakah ada tindakan lain yang menyatakan keputusasaan pasti yang lebih besar selain bunuh diri? Ketika pasukan Israel mendengara raja mereka dan putra-putranya telah mati, mereka juga kehilangan setiap sisa pengharapan dan meninggalkan kota-kota mereka, dan sang musuh menduduki rumah-rumah dan negeri Israel. Sebaliknya, Yesus telah belajar taat melalui apa yang Dia derita, dan itu membuat-Nya memenangkan suatu kerajaan: Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya. (Ibrani 5:8-9, penekanan ditambahkan) M enjadi Seorang Pejuang 13 1 Marilah memperbandingkan bagaimana raja-raja pejuang ini menghadapi musuh-musuh mereka yang kejam dan menghadapi kematian. Saul menangani masalah ini dengan tangannya sendiri untuk menghindari penganiayaan dari musuh-musuhnya. Yesus menyingkirkan tangan-Nya dari situasi itu dan memberikan diri-Nya sendiri kepada musuh-musuh-Nya, dengan mengetahui apa yang akan mereka lakukan kepada-Nya. Saul jatuh ke atas pedangnya sendiri untuk menghindari penderitaan. Yesus membentangkan diri-Nya sendiri di atas salib untuk menanggung penderitaan kita. Tindakan bunuh diri Saul membebaskannya dari musuh-musuhnya. Pengorbanan Yesus membebaskan-Nya dari kematian. Dari siapa Anda lebih suka terbebas? Mana yang lebih besar – mengalami kemenangan atas musuh-musush Anda atau menyadari kemenangan atas musuh segala musuh? Melalui kematian, raja-prajurit Saul menyingkapkan kehilangan bagi bangsanya dengan meninggalkan mereka. Melalui kematian, Yesus memulihkan semua yang telah hilang dan mengangkat kita sebagai milik-Nya sendiri. Yesus, Raja-Pejuang kita melakukan semuanya ini bagi kita bahkan ketika Dia disangkal oleh kita. Saul hidup demi mendapat pengakuan dari bangFakta sanya. Yesus mati sehingga Allah akan tentang Anggar mengakui kita. Jalan memasuki Raja Yesus diperanakkan oleh Alpertarungan ada dua. lah, dibaptis oleh Yohanes, dipenuhi Pertama, melatih dengan Roh Kudus, dan ditolak oleh kesabaran. Kedua, milik-Nya sendiri. Yesus menyerahpraktik. kan diri-Nya sendiri pada kebrutalan musuh-musuh-Nya. Dia membiarkan 132 DI PER LEN G K API mereka mencemooh-Nya dan melakukan kekerasan kepada-Nya ketika mereka memukuli Dia melampaui yang dapat dikenali. Dia bertahan menghadapi interogasi, saksi-saksi palsu, dan dipermalukan di depan umum dengan suatu pengadilan yang di dalamnya Dia dihukum mati oleh orang-orang yang untuk membangkitkan merekalah Dia datang. Namun melalui semuanya ini Dia tetap bungkam. Yesus tidak membawa sebuah pedang besi di pinggul-Nya. Perkataan-Nya sendirilah yang merupakan pedang Roh bermata dua yang tetap Dia sarungkan dengan kasih. Raja Yesus melakukan semua ini untuk mereka yang menyangkal-Nya. Dengan mengamati Salib melalui kacamata seorang pejuang, saya belajar bahwa tidak ada senjata yang lebih besar selain suatu kehidupan yang diserahkan. Juruselamat kita tidak sedang dalam suatu misi bunuh diri. Dia bukanlah seorang penganut fanatik agama dengan sebuah bom terikat di punggung-Nya, sambil melihat berapa nyawa yang dapat Dia curi melalui kematian-Nya. Dia tidak mati untuk melepaskan diri dari penderitaan duniawi atau untuk membebaskan diri dari seorang musuh yang kejam. Yesus adalah anak domba yang tidak membela diri yang membebaskan diri dari auman Lewiatan kematian. Tidak ada yang mengambil nyawa Yesus. Dia memberikannya dan, dengan kematian, menyelamatkan hidup kita. Dia menolak pembebasan dan pertolongan sehingga Dia dapat menjadi Pembebas dan Penolong bagi kita. Raja-Pejuang kita berdoa ketika musuh-musuh-Nya mendekat. Bukannya berperang, Yesus berserah diri pada kekejaman mereka. Bukannya mengambil perkara itu ke dalam tangan-Nya sendiri dan menjatuhkan diri ke atas pedang yang dibawa Petrus, Dia memikul salib. Dan kemudian Yesus tiba di bukit di mana Dia ditentukan un- M enjadi Seorang Pejuang 133 tuk mati, Dia menyerahkan diri-Nya di atas pedang salib dan membiarkan tangan-Nya dipakukan “pada pangkalnya.” Lalu prajuritprajurit Roma mengangkat pedang kayu yang tidak dapat diangkat itu dan menanamkan ujung runcingnya yang tajam seperti sebatang pohon kejam berakar ke dalam tanah. Ketika dia melihat semua yang telah diselesaikan oleh penderitaannya, dia akan menjadi puas. Dan oleh karena pengalamannya, hamba-Ku yang benar akan membuat banyak orang dihitung sebagai orang benar, sebab dia akan menanggung semua dosa mereka. Aku akan memberinya kehormatan seorang prajurit pemenang, karena dia telah menyerahkan dirinya hingga mati. (Yesaya 53:11-12, NLT, penekanan ditambahkan) Fakta bahwa Yesus menyerahkan diri-Nya hingga mati berarti bahwa Dia dapat menghindarinya. Yesaya menyatakan alasan di balik Salib itu. Yesus memahami bahwa satu-satunya jalan untuk menang adalah dengan berserah diri kepada kuasa yang paling tinggi (kehendak Bapa-Nya), dan Anda dan saya adalah hadiahnya. Yesus bertahan dalam penderitaan dan rasa malu supaya kemenangan-Nya boleh dinyatakan di dalam kita. Melalui penderitaan-Nya kita mengalami kebenaran. Kitalah pencapaian kemenangan-Nya. Allah akan selalu memberi kita anugerah dan kekuatan yang kita perlukan untuk melakukan kehendak-Nya. Para pejuang menaati 13 4 komandan mereka, dan ketika mereka gagal (seperti semua orang), mereka tidak menyalahkan orang lain. Yesus mengambil kesalahan kita dan mengikuti kehendak Bapa-Nya. Saudari terkasih, Anda adalah putri dari seorang Raja-Pejuang yang berjaya. Pedang pejuang yang Anda bawa mewakili rasa hormat, kebajikan, keberanian, keindahan, kesetiaan, dan kebebasan dari ketakutan. Dalam bagian berikutnya kita akan belajar bagaimana menggunakan hal-hal ini sesuai tujuannya. Tidak ada orang kudus yang normal dan sehat yang akan pernah memilih penderitaan; Dia hanya memilih kehendak Allah, persis seperti yang Yesus lakukan, Apakah itu berarti penderitaan atau bukan. —Oswald Chambers 7 M e n e mp a Sebuah Pedang Masa-masa sulit tidak menciptakan para pahlawan. Namun pada masa-masa sulit inilah saatnya “pahlawan” di dalam diri kita dinyatakan. –Bob Riley Proses pembuatan sebuah pedang hampir seluruhnya sama dengan proses menjalani suatu kehidupan. Api, air, dan tekanan adalah peralatan yang digunakan untuk memurnikan logam, menempa baja, dan menciptakan pedang. Dalam proses penempaan sebuah pedang, tekanan biasanya digunakan segera sesudah pemanasan. Tekanan bekerja dengan sangat baik ketika sasarannya adalah benda yang lunak, sebab jika bendanya rapuh akan patah! Dalam penempaan sebuah pedang, terdapat pukulan yang berulang-ulang. Kisah favorit saya mengenai pembuatan sebuah pedang terdapat dalam kisah kepahlawanan The Warlords of Nin tulisan Stephen Lawhead. Seorang musuh yang jahat dan kejam telah menyerbu negeri itu, dan untuk melawan musuh yang bengis ini, diperlukan sebuah pedang yang terbuat dari cahaya. Tak perlu bertindak adil untuk 136 DI PER LEN G K API proses yang digambarkan dalam buku Lawhead ini, namun cukup untuk mengatakan bahwa pedang diciptakan dengan mengambil potongan-potongan logam, seperti baja, dan membentuknya menjadi suatu kesatuan yang utuh. Proses pembuatan pedang ini sama sekali tidak berbeda dengan proses menenun. Begitu dipanaskan, logam yang tadinya keras menjadi cukup lunak untuk dijalin dan dibengkokkan, dengan demikian menciptakan suatu tegangan yang menyatukan bagian-bagian yang terpisah menjadi satu kesatuan. Lalu logam yang telah terjalin itu bertemu dengan api peleburan untuk dipanaskan. Setelah itu didinginkan dan dipukul dan direntangkan lagi. Tarian di antara hal-hal ekstrim ini adalah suatu proses yang dikenal sebagai penempaan. Lalu ada pemukulan, pembentukan, dan pemolesan sebelum suatu mata pedang terlihat dan siap dipasangkan dengan sebuah pangkal pedang, yang juga telah diproses dan dibentuk supaya dapat digenggam. Demikian juga Allah menggunakan unsur-unsur api, air dan tekanan untuk memurnikan putri-putri-Nya agar dapat mengubahkan kelemahan kita menjadi kekuatan, kekakuan kita agar menjadi lentur. Dia mengasah suatu hidup yang tak berbentuk menjadi suatu hidup yang tajam dan berfokus pada tujuan. Air Air adalah suatu gabungan dari berbagai pertentangan. Saya baru saja memandang keluar jendela hotel, dan dalam jarak pandang saya yang terbatas, saya melihat anak-anak tertawa dan bermain di bagian dangkal Samudera Pasifik yang tenang dan jernih. Pada waktu yang sama, lebih jauh di kaki langit, saya melihat gelombang gelap yang M enempa Sebuah Pedang 137 pecah – tanda dari suatu tubrukan pasang-surut yang berbahaya. Anda pasti menyukai Allah kita yang luar biasa, yang menciptakan air sebagai suatu medium yang di dalamnya kita dapat bermain, namun pada waktu yang sama, ia memiliki potensi membunuh kita. Air mempunyai kemampuan untuk menyegarkan atau menenggelamkan. Dia dapat mengangkat kita dengan lembut ke permukaan untuk mengapung atau menarik kita jungkir balik masuk ke kedalaman. Anda tidak dapat hidup lama tanpa air atau lama di dalamnya. Air memiliki kemampuan membasuh dengan lembut serta mengairi ladang atau menyapu bersih kota-kota dengan suatu gelombang tsunami. Api Lalu ada unsur api. Ia mengundang kita mendekat dengan suatu janji kehangatan, namun datang terlalu dekat akan membuat kita terbakar. Api yang terkendali memurnikan, namun, api liar yang tidak terkendali menghanguskan. Api dapat menerangi jalan dengan aman atau meninggalkan jejak asap kerusakan dan abu di belakangnya. Di saat yang bersamaan, api menjadi teman dan musuh manusia, suatu kekuatan alam untuk dimanfaatkan, namun tidak untuk dipermainkan. Kemampuan membuat dan menahan api adalah salah satu talenta yang menempatkan manusia terpisah dari dunia binatang. Melewati beberapa milenium, kita telah belajar untuk meningkatkan tekanan panas nyala api sehingga bentuk-bentuk dapat berubah. Di bawah panas yang hebat, benda-benda padat menjadi cair, dan kita telah belajar untuk menghasilkan panas hingga mencapai hampir 6000 derajat Celcius agar dapat melebur besi dengan logam cam- 13 8 DI PER LEN G K API puran yang lain serta membuat sesuatu yang sama kokoh dan kerasnya seperti baja. Peleburan bahan-bahan ini menghasilkan logamlogam terbaik yang memiliki sifat kokoh dan keras. Sekali mereka dipadukan, tidak ada lagi pemisahan, mereka menjadi suatu benda padat yang dapat dibentuk saat warnanya yang dipanaskan berubah dari putih menyala menjadi oranye dan akhirnya jadi kelabu pudar. Kita menyaksikan perubahan ini dalam pembentukan kaca dan pembuatan kristal. Bejana-bejana yang indah dengan kemampuan memuat air ini diciptakan dari penggabungan partikel-partikel yang sangat kecil dan terpisah-pisah seperti pasir. Air dan api adalah juga unsur-unsur nyata yang mengambil rupa dalam berbagai bentuk di dalam perjalanan rohani kita. "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. (Yesaya 43:1-2, penekanan ditambahkan) Perhatikanlah bahwa bahkan sebelum air dan api diperkenalkan, topik mengenai ketakutan telah dibahas. Kita tidak punya alasan untuk takut, sebab Bapa kita bukan hanya telah menebus kita, namun kita secara individu telah dinamai dan diangkat anak sebagai milik Allah sendiri. Adalah penting untuk memperhatikan pilihan M enempa Sebuah Pedang 139 istilah yang dipakai oleh Yesaya dalam ayat-ayat ini. Semangat menyeberangi air dan api di sini tidak mengacu pada suatu kemungkinan “jika”, namun dengan jelas ditandai “apabila” terjadi. Kadang-kadang, saya berpikir, sebenarnya hal itu lebih menenangkan dalam konteks ini. Jika janji itu melekat pada “seandainya kamu menyeberangi air, api atau nyala api,” saya dapat menanggung risiko terjebak karena lengah. Sifat alami manusia akan berusaha sekuat tenaga menghindari jalan-jalan seandainya. Sebagaimana Yesaya menuliskannya di sini, kita tahu bahwa di masa depan, jalurjalur air dan api kehidupan tidak dapat dihindari dan tidak selalu sebagai akibat kesalahan yang kita perbuat. Lagi pula sebagai jaminan bahwa akan ada air dan sungai, api dan nyala api, nampaknya macam-macam pengalaman ini akan terjadi berkali-kali. Kabar baiknya adalah Anda hanya akan melewatinya. Jangan kalah pada kecenderungan bersungut-sungut dan mengeluh, sebab baik api maupun air bukanlah tempat yang ramah untuk didiami. Mereka diproses untuk mengarahkan dengan sukses. Di sepanjang Alkitab, kita melihat bahwa Allah secara berulangulang menggunakan fisik air sebagai lambang peralihan. Anak-anak Israel meninggalkan tahun-tahun perbudakan mereka di Mesir di kedalaman Laut Merah dan kemudian meninggalkan tahun-tahun pengembaraan padang gurun mereka di tepi Sungai Yordan sebelum memasuki masa perjanjian mereka. Api juga mewakili suatu pernyataan perjanjian. Allah menyediakan api ketika Dia pertama kali mengadakan perjanjian dengan Abraham. Lalu ketika Israel telah menyimpang dan mendengarkan nabi-nabi palsu, Allah menjawab dengan api ketika Elia memanggil Israel kepada pertobatan. Perapian yang menyala-nyala menjadi tempat berlindung bagi anak-anak Israel yang menolak menyembah berhala milik Nebukadnezar, namun api itu menghanguskan mereka 14 0 DI PER LEN G K API yang menyembah berhala tersebut. Dalam beberapa kesempatan Anda telah berjalan melintasi air dan api. Ini mungkin terjadi ketika Anda tidak menyadari bahwa air itu ada. Masing-masing kita melewati air yang begitu lembut, tenang, dan menghanyutkan sehingga ia membasuh dosa-dosa kita sekalipun secara fisik kita tidak menyadarinya. Ada suatu momen diselamkan dalam air ketika kita menguburkan kehidupan lama kita dan bangkit sebagai seorang yang diperbarui, seperti di dalam sakramen baptisan. Lalu ada sungai-sungai meluap yang harus kita seberangi yang menakutkan bagi kita karena mereka mengancam untuk menenggelamkan kita, misalnya ketika kita berjalan melewati masa-masa yang sukar. Hidup bermula di dalam air, dan air menopang kehidupan. Allah Bapa memulai proses penciptaan ketika Roh-Nya melayang-layang di atas permukaan air. Demikian juga, kehidupan kita dimulai di suatu lautan di dalam rahim ibu kita. Air adalah pelarut uNIVersal yang tujuan akhirnya adalah pembasuhan. Tetapi air dapat melakukan lebih dari sekadar membersihkan; dia mengangkat. Air dapat menyokong sesuatu yang terlalu berat untuk dipikul di darat dan mengangkut kapal-kapal melintasi sungai dan menyeberangi samudera ke negeri-negeri yang jauh. Kita membicarakan api dan air di sini karena mereka adalah bagian yang sangat akrab dengan penempaan semangat dalam kehidupan kita, sama seperti mereka adalah bagian dari penempaan sebuah pedang. Ketika kita membahas penempaan sebuah pedang, kita akan menyadari hal itu pertama kali terjadi dalam memproses orang yang membawanya. Dalam budaya-budaya kuno, bergerak dari zaman samurai hingga ksatria-ksatria abad pertengahan, sebelum orang-orang diberi kehormatan menggunakan sebuah pedang, mereka harus terlebih dahulu tunduk kepada suatu kode etik. M enempa Sebuah Pedang 141 Sebab pada akhirnya, kemerdekaan adalah suatu pertarungan pribadi dan sunyi; dan seseorang mengatasi ketakutan-ketakutan hari ini supaya ketakutan-ketakutan esok hari dapat dihadapi. —Alice Walker Saya temukan hal menggelikan bahwa untuk menempa keganasan individu seorang samurai, para pejuang ini didorong untuk menyeimbangkan sifat agresif mereka dengan menguasai seni menata bunga-bunga dan upacara minum teh yang biasanya bersifat feminin. Begitu juga, saya pikir tidaklah berlebihan untuk kita kaum wanita untuk menambahkan sedikit seni berperang dan etiket kepada kehidupan kita. Lihatlah, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan. Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!" (Yesaya 48:10-11, penekanan ditambahkan) Perintah untuk “melihat” adalah sebuah undangan pada suatu manfaat yang lebih luas. Membuka ayat ini dengan lihatlah memberi kita petunjuk pada kenyataan bahwa orang-orang yang sedang melewati proses itu barangkali tidak mengetahui apa pun soal mereka sedang dimurnikan. Mereka hanya berpikir bahwa mereka sedang melalui kematian! Allah memberi kita sebuah pandangan baru dari sisi manfaat kekekalan-Nya. Dialah Pemurni paling akhir dari kehidupan kita. 142 DI PER LEN G K API Ingatlah, pemurnian adalah suatu hal yang baik. Tetapi baik tidak selalu berarti bebas dari rasa sakit dan kesukaran. Sebagai contoh, melahirkan adalah sebuah hal baik, namun tak pernah saya temukan melahirkan itu bebas dari rasa sakit. Hidup ini penuh dengan tungku perapian yang disebut penderitaan. Kunci untuk mengemudikan mereka dengan sukses adalah dengan mengetahui bahwa Allah kita berkuasa menentukan baik suhunya maupun waktunya. Sebelum kita lanjutkan lebih jauh, mari kita mendefinisikan kata penderitaan ini. Dalam konteks pengertian Alkitab, yang paling umum itu berarti penderitaan di bawah tekanan fisik dan/atau mental, kesulitan, beban, permasalahan, kesakitan, kesukaran, kesengsaraan, kemalangan, dan kesulitan. Ada beberapa rujukan kepada penyakit, namun yang lebih banyak muncul adalah ketika umat Allah mengalami suatu pukulan yang sepadan dengan peperangan yang hebat. Masih ada lagi: Kita terus-menerus meneriakkan pujian kita, bahkan ketika kita dikepung oleh kesukaran. Sebab kita tahu bagaimana kesukaran dapat mengembangkan gairah kesabaran di dalam kita, dan bagaimana kesabaran itu pada waktunya menempa sifat baja kebajikan, membuat kita tetap waspada dengan apa pun yang akan Allah lakukan berikutnya. Dalam pengharapan yang siaga sedemikian, kita tidak akan pernah merasa dikecewakan. (Roma 5:3-5, MSG, penekanan ditambahkan) Mari kita membahasnya lebih dekat dengan permasalahan kita. Baru-baru ini saya mengadakan suatu survei di Facebook dan meminta orang-orang mendaftarkan tiga topik atau bidang yang paling menantang dari penderitaan di masa sekarang ini. Inilah tiga jawaban teratas: M enempa Sebuah Pedang 143 1. Tantangan-tantangan dalam hubungan dengan pasangan, saudara kandung, anak-anak, para pemimpin, atau temanteman. Ada orang-orang kesepian, baik mereka yang menikah maupun tidak menikah. 2. Tantangan-tantangan keuangan yang diakibatkan pengangguran, kartu kredit dan hutang-hutang lain karena pembelanjaan yang tidak bijaksana, atau masalah-masalah kesehatan. 3. Tantangan-tantangan dalam menemukan tujuan hidup dan disiplin harian untuk mengejar apa yang ada di dalam hati mereka. Jujurlah… penderitaan itu tidak menyenangkan. Saya memikirkan orang-orang ketika saya membaca jawaban-jawaban mereka. Ada dua macam penderitaan yang dilalui oleh kita semua – kesukaran-kesukaran yang disebabkan oleh diri sendiri dan cobaan-cobaan yang diberikan Allah. Saya tidak percaya bahwa Allah selalu menjadi penyebab masalah-masalah kita, namun Dia memakainya sebagai suatu kesempatan untuk memurnikan kita demi kemuliaanNya. Dalam kedua perkara ini, solusinya sama: berbalik kepada Dia! Dialah sumber kita, dan Firman-Nya berarti kehendak-Nya, sekaligus senjata-senjata perjanjian kita. Ada sebuah alasan mengapa ungkapan “nyalakan sebuah api di bawah Anda” memiliki pengertian yang tajam: ketika hal-hal menjadi tidak menyenangkan, Anda rela untuk bergerak! Ini sama benarnya dalam kehidupan setiap hari dengan di dalam peperangan: kita diberi satu kehidupan dan keputusan ada di tangan kita, apakah menunggu keadaan sekitar membentuk pikiran kita atau apakah kita akan bertindak, dan di dalam bertindak, kita hidup. —Jenderal Omar N. Bradley 14 4 DI PER LEN G K API Pelajaran-pelajaran yang didapat melalui kesukaran selalu menjadi yang paling berharga karena mereka sering kali menjadi pelajaran yang paling pribadi. Tekanan Lalu tekanan ditambahkan kepada api dan air yang dinamis itu. Untuk lebih memahami seperti apa kelihatannya proses penempaan ini dari sudut pandang Kitab Suci, saya akan mengutip beberapa ayat yang paling bukan favorit saya di dalam Alkitab, terdapat di dalam kitab Yakobus. Alkitab English Standard Version mengundang kita untuk “menganggap semua itu sukacita, saudara-saudaraku, ketika kamu bertemu pencobaan-pencobaan dalam segala jenisnya” (1:2, penekanan ditambahkan). Baiklah, saya pikir Anda sudah tahu bahwa pencobaanpencobaan tidaklah berkaitan dengan gender tertentu. Namun supaya para wanita merasa termasuk dalam peringatan ini, saya akan menambahkan ayat yang sama dari versi The Message: “Anggaplah itu sebagai anugerah belaka, teman-teman, ketika cobaan dan tantangan mendatangimu dari segala sisi” (ayat 2, penekanan ditambahkan). Mungkinkah Yakobus serius? Apakah ia dengan jujur sedang memberi tahu kita untuk memperhitungkan pencobaan-pencobaan sebagai sukacita yang murni dan menganggap ujian dan tantangan yang menekan kita dari setiap arah sebagai anugerah? Bayangkan Anda sedang menelepon sahabat baik Anda di hari terburuk dalam hidup Anda, dan setelah Anda berurai air mata memberitahunya halhal khusus tentang pencobaan-pencobaan yang tidak diduga di setiap lini, dia dengan bersemangat berseru, “Sungguh suatu anugerah! Mari kita rayakan. Anda, sahabatku, sangat dikasihi!” M enempa Sebuah Pedang 145 Mungkin sebaiknya Anda menutup pembicaraan dengannya dan menelepon teman yang lain yang setidaknya akan berkata bahwa dia prihatin dengan hari Anda yang begitu mengerikan, dan bahwa dia akan berdoa bahwa esok akan lebih baik. Barangkali di sinilah paling terbukti ketidaksesuaian antara perspektif manusia kita dengan tujuan surga. Allah kita senang berjaya atas sesuatu yang nampaknya mustahil; karena itu, Dia menyebut suatu serangan tiba-tiba tanpa jalan keluar sebagai “sebuah kesempatan”! Lagi pula, Yakobus adalah saudara laki-laki Yesus. Jadi pastilah dia memiliki beberapa pemahaman yang kita tidak miliki, sebab selanjutnya dia berkata, “Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan” (ayat 3). Alkitab The Message menggambarkan proses ini demikian: “Anda tahu bahwa di bawah tekanan, kehidupan iman Anda dipaksa terbuka dan menunjukkan warna yang sebenarnya.” Baiklah, saatnya kebenaran. Saya tahu bahwa di bawah tekanan iman saya telah dipaksa untuk terbuka, dan ada kalanya saya terlihat tidak sama dengan apa yang saya lihat. Beratnya keadaaan hidup menekan saya, dan tiba-tiba saya menampakkan warna asli yang kurang dari pujian-pujian yang telah saya terima. Bukan hanya warnanya yang ternyata salah, namun kesetiaan bukanlah suatu kata yang menggambarkan tanggapan saya. Saya tidak berpikir bahwa Allah memaksudkan pencobaan-pencobaan untuk menjadikan laki-laki menang dan perempuan merengek, maka saya tahu ini saatnya bagi saya untuk memberi semangat. Dinamika pencobaan menyebabkan hal yang tidak terlihat menjadi terlihat. Di bawah tekanan, hal-hal yang tetap tersembunyi ketika tidak ada kesulitan akan kelihatan. Allah ingin kita berkembang pesat apakah ketika kita sedang di bawah tekanan atau mengapung bebas. 14 6 DI PER LEN G K API Hidup tidak sama seperti suatu kunjungan kepada tukang pijat, di mana Anda dapat memilih tingkat intensitas yang Anda nikmati. Ketika kesukaran menerpa, tak ada yang bertanya apakah Anda mau tekanan Anda ringan, sedang, atau berat. Putri-putri Allah yang sudah ditempa berlaku tabah. Kita memiliki kemampuan untuk bertumbuh di bawah segala jenis pencobaan di setiap masa. Saya tinggal di Colorado, di mana musim dingin berlangsung lama dan musim semi hampir tidak ada. Dengan pola cuaca yang normal, kami mungFakta tentang Anggar kin mengalami suatu badai salju, lalu Kelemahan dapat musim panas yang tiba-tiba. Jika saya memberi penampakan ingin memiliki beberapa jenis bunkekuatan dalam ga yang akan mekar dalam kondisi pertarungan ini, saya harus mengubah situasindan kekuatan, ya. Saya menciptakan musim dingin kelemahan. tiruan yang lembut dengan menaruh umbi-umbian bunga di sebuah laci kulkas. Saya menindaklanjutinya dengan musim semi tiruan, yang berlangsung di jendela ruang mencuci saya yang aman, dan – bum – bungabunga saya bermekaran di musim itu. Saya kira, Allah melakukan hal yang hampir sama, namun dengan cara yang prosesnya sangat berbeda: pencobaan dan tekananlah yang menyebabkan kita mekar atau pecah. Yakobus melanjutkan dengan memuji kebajikan dengan bertahan dalam pencobaan dalam ayat berikutnya: “Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun (ayat 4). Bagi kita yang ingin mendengarkan ayat ini dalam bahasa yang lebih jelas, ada versi The Message: “Jadi jangan berusaha keluar dari apa pun sebelum waktunya. Biarkanlah ia bekerja sehingga kamu M enempa Sebuah Pedang 147 menjadi dewasa dan berkembang dengan sempurna, tidak kurang sempurna dalam bidang apa pun” (ayat 3-4). Kita semua melewati ujian, jadi mengapa tidak membiarkannya memiliki suatu efek yang penuh? Saya telah belajar bahwa jika saya menarik sesuatu terlalu cepat, biasanya itu menjadi suatu ujian ulang di masa depan. Mereka berkata bahwa ketika Anda sedang melatih sekumpulan otot, pertumbuhan terjadi ketika Anda mendorong diri Anda hingga ke titik kerusakan otot. Ketika Anda memberikan semua yang dapat Anda berikan, lalu entah bagaimana Anda menarik dari suatu sumber Ilahi di luar diri Anda dan menambahkan sedikit nyanyian – satu lagi perkataan yang baik, sentuhan kepedulian, kata pengampunan, doa yang dinaikkan, panggilan yang dibuat. Dengan kata lain, menjadi konsisten selama masa pencobaan menempa iman kita sehingga dia mencapai kedewasaan yang penuh. Pendekatan ini menuntut hikmat surgawi, sehingga Yakobus menambahkan ayat 5: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. Dan The Message menggemakan: “Jika kamu tidak tahu apa yang sedang kamu kerjakan, berdoalah kepada Bapa. Dia suka menolong. Kamu akan mendapatkan pertolongan-Nya, dan tidak akan direndahkan ketika kamu memintanya.” Allah adalah sumber hikmat kita. Dia murah hati dan tidak pelit memberi bimbingan. Saya percaya Dia secara strategis menempatkan kita sedemikian sehingga kita harus meminta pertolonganNya. Dia tidak berada di surga dan tidak melibatkan diri, dengan lengan bersilang, berkata kepada Yesus, “Dapatkah Kau mempercayai ini? Mereka masih saja tidak dapat memahaminya.” Bukan, Dia senang ketika kita melibatkan-Nya! Ketika Allah menggerakkan 14 8 DI PER LEN G K API kehidupan saya dengan cepat, saya dapati bahwa saya sering bangun bahkan tidak tahu di mana saya berada, belum lagi menyebutkan apa yang sedang saya lakukan! Saya berkata, Bapa surgawi, hari ini saya memerlukan hikmat-Mu. Dan Dia menjawab, Putri, Aku melingkupimu. Tetapi nampaknya bahkan ada suatu cara yang lebih khusus bahwa Allah suka mendengarkan gubahan doa ini. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya (ayat 6-8). Mintalah dengan berani, dengan percaya, tanpa sedikit keraguan. Orang yang “mencemaskan doa-doa mereka” adalah seperti gelombang yang diombang-ambingkan angin. Jangan mengira kamu akan memperoleh apa pun dari sang Tuan dengan cara demikian, terkatung-katung di lautan, memegang semua pilihan-pilihanmu yang terbuka. (ayat 6-8, MSG) Allah senang ketika kita berdoa dengan berani tanpa suatu bayang-bayang keraguan. Saya suka memikirkannya begini: Allah mengundang kita berdoa dengan suatu cara yang menakuti sesuatu yang menakutkan di dalam kita! Dalam beberapa tahun yang lalu, Allah telah merentangkan John dan saya beserta seluruh staf Messenger International. Kami tidak memiliki pilihan apa pun selain menyatukan hati dan tangan aerta memanjatkan doa-doa yang mengejutkan telinga kami dan menyebabkan hati kami melompat ketika doa-doa itu keluar dari mulut kami. M enempa Sebuah Pedang 149 Suatu skenario yang demikian adalah Allah senang ketika John menyampaikan kepada peketika kita mimpin tim kami bahwa dia benar-benar berdoa dengan merasakan Allah sedang menantang kami berani tanpa untuk memberikan 250.000 buku dalam suatu bayangkurun waktu satu tahun kelender. bayang Mulut saya menganga! Yang paling bankeraguan. yak yang pernah kami berikan sebelumnya adalah 70.000 buku. Dua ratus lima puluh ribu nampaknya suatu lompatan yang terlalu besar untuk dibuat. Maka saya menawarkan ide kedua. “Bagaimana kalau kita mulai dengan memberikan 100.000 buku?” Itu bukanlah momen terbaik saya. John menanggapi dengan sangat cepat sebelum keraguan saya memenuhi ruangan itu. “Lisa, iman saya adalah memberikan 250.000 buku.” Baiklah, kami menerimanya. Kami semua berdiri dan memanjatkan suatu doa yang anehnya kedengaran mustahil pada saat itu. Namun sejujurnya, jika Anda tidak memanjatkan jenis doa yang menakutkan bagi Anda, doa-doa Anda tentu saja tidak akan menakutkan bagi musuh kita. Namun kelihatannya, permohonan kita yang berani itu adalah sesuatu yang sedang dinantikan untuk didengarkan oleh surga. Dalam beberapa hari, sebuah rencana mulai terbentang, dan sumber-sumber daya untuk menjalankan proyek itu mulai tersingkap. Gereja-gereja, teman-teman, dan bahkan seorang bintang rock bekerjasama dengan kami dalam usaha keras untuk melihat pesan-pesan yang kami kerjakan dikirimkan dengan gratis ke negara-negara yang berbeda. Buku-buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Persia, Armenia, Urdu, Cina, Vietnam, Khmer, Bulga- 150 DI PER LEN G K API ria, Indonesia, dan banyak bahasa lagi. Buku-buku di dalam bahasa yang bahkan saya tidak tahu bagaimana mengejanya, telah menemukan jalannya tiba ke tangan para pemimpin dan saudara-saudari di tempat-tempat terpencil. Pedang mungkin bermata dua, namun tidak pernah mendua hati. Jika kita memilih untuk menyerang, kita benar-benar harus menyerang. Pertarungan hidup, dalam banyak kasus, diperjuangkan dengan berat; dan memenangkannya tanpa suatu pergumulan barangkali berarti memenangkannya tanpa rasa hormat. Jika tidak ada kesulitan, tidak akan ada keberhasilan; jika tidak ada sesuatu untuk digumuli, tidak akan ada apa pun untuk diraih. —Samuel Smiles Jadi, saudari terkasih, ini terserah Anda. Anda dapat melarikan diri dan bersembunyi, mengutuk dan menangis sebagai suatu usaha untuk melarikan diri dari kesukaran-kesukaran hidup dan sedang dalam proses untuk mengatasinya. Atau Anda dapat memilih membiarkan kesengsaraan itu menjadi suatu tempat peleburan logam dalam hidup Anda, yang akan menempa kekuatan Anda. Ini jelas bagi kita, saudara-saudara, bahwa Allah bukan hanya sangat mengasihi kamu namun juga telah menaruh tangan-Nya atas kamu untuk sesuatu yang istimewa. Ketika Pesan yang kami beritakan sampai kepada kamu, itu bukanlah hanya kata-kata belaka. Sesuatu terjadi di dalam kamu. Roh Kudus menaruh baja dalam keyakinanmu. (1 Tesalonika 1:5. MSG, penekanan ditambahkan) M enempa Sebuah Pedang 151 Seraya menutup bab ini, inilah doa saya bagi Anda. Bapa Surgawi yang terkasih, Kiranya kami, putri-putri-Mu, menjadi satu dengan hati-Mu dengan tujuan surga. Kiranya setiap hidup kami menjadi suatu jalinan pengungkapan kerumitan dari segala sesuatu yang Engkau rindukan untuk kami hidupi, sentuh, lihat, dengar, dan miliki. Jadikanlah kami satu. Kami berserah kepada proses-Mu. Berkaryalah di tempat penempaan yang menyala-nyala dan di dalam baptisan air: Bentuklah kami jadi sesuatu yang begitu dahsyat dan lentur sehingga setiap bagian dari kehidupan kami akan menyatakan kasih dan kuasa-Mu yang menyelamatkan. Dalam nama Yesus, Amin. Dalam bagian berikutnya kita akan belajar bagaimana menggunakan hal-hal ini sesuai dengan tujuannya. BAGIAN TIGA DIPERSENJATAI 8 Pedang Firman Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. –2 Korintus 10:3-4 Pedang yang dipercayakan untuk kita bawa tidak diangkat dengan tangan kita; namun dinaikkan dengan kata-kata kita. Kita berbicara tentang Firman Allah sebagai suatu senjata yang sudah lama terdengar sebelum terlihat. Saat terakhir dunia melihat pedang itu, atau Firman Allah, di dalam bentuknya yang paling hebat adalah ketika Yesus berjalan di bumi kita. Dia merindukan kita bertumbuh secara bersama-sama hingga ke tahap setinggi ini. Seperti Tuhan Juruselamat kita, kita memiliki kuasa untuk menghunus pedang dengan kata-kata yang kita pilih untuk diucapkan. Kita berbicara sebagai duta iman, pengharapan, dan kasih-Nya sehingga orang-orang di bumi ini akan mengetahui bahwa mereka telah diperdamaikan kepada Allah melalui kematian Putra-Nya. Kita adalah pelayan-pelayan pengharapan yang kata-katanya dibumbui dengan garam dan terang dan terdengar asing di suatu dunia 156 DI PERS ENJATAI yang dibumbui kegelapan. Kata-kata tidak dapat dilihat, namun jika disalahgunakan, ternyata dapat mematikan. Kata-kata adalah senjata yang hebat untuk semua perkara, baik atau buruk. —Manly P. Hall Kita memiliki kuasa untuk mengucapkan kata-kata yang dapat membuka atau menutup hati. Sekaranglah saatnya mengucapkan kata-kata surga dengan tujuan kelepasan orang-orang lain dengan perkataan dan perbuatan kita. Bahasa kita yang kuno mempersatukan segala sesuatu yang dulunya terbagi-bagi, karena itu sungguh-sungguh merupakan perkataan Allah. Pikirkanlah: Allah telah memberikan kita bahasa-Nya, dan kita tidak harus belajar tata bahasa atau tanda-tanda baca surga untuk menggunakannya. Dia telah membentuk kata-kata itu dalam kekuatan-Nya dan dengan hati-hati menyusun setiap kalimat sehingga setiap suku kata ditenun dengan kuasa dan ditandai dengan janji. Seluruh Kitab Suci diilhamkan oleh Allah dan berguna untuk mengajar kita mengenai apa yang benar dan membuat kita menyadari apa yang salah dalam hidup kita. Ia mengoreksi kita ketika kita salah dan mengajari kita melakukan apa yang benar. Allah menggunakannya untuk mempersiapkan dan memperlengkapi umat-Nya untuk mengerjakan setiap perbuatan baik. (2 Timotius 3:16-17, NLT ) Perhatikanlah, tidak dikatakan bahwa sebagian Kitab Suci diilhamkan Allah dan berguna, tetapi seluruh Kitab Suci berguna untuk Pedang Firman 1 57 mengajar, mengoreksi, mempersiapkan, dan memperlengkapi. Jika kita mencomot dan memilih-milih firman apa yang akan kita ucapkan dan hidupi, kita akan dapati diri kita tidak diperlengkapi dengan baik dan tidak siap untuk sesuatu yang menanti kita di masa depan. Kitab Suci menjadi cermin kita. Firman Allah memiliki kuasa untuk mengubah kita sehingga kita mencerminkan apa yang benar dan mengelakkan apa yang salah. Melihat kepada Firman membuat kita berubah, bukan hanya dalam cara kita berbicara, namun juga asal dari kata-kata kita. Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya. (Yohanes 3:31) Bahasa memiliki kuasa untuk meninggikan atau merendahkan, memberkati atau mengutuk, menyembuhkan atau melukai. Kita dapat berbicara sesuai dengan gaya dunia ini atau sesuai dengan gaya surga. The Message membahasakan Yohanes 3:31 demikian: Dia yang datang dari atas adalah kepala dan pundak dari utusan-utusan Allah yang lain. Orang yang lahir dari bumi terbatas pada bumi dan mengucapkan bahasa bumi; orang yang lahir dari surga memiliki suatu keterikatan dengan miliknya. Kita adalah orang-orang yang lahir di bumi, dilahirkan kembali demi surga. Jika saya menemukan bahwa saya akan menghabiskan seluruh sisa hidup saya di bumi ini di Italia, belajar bahasa Italia akan bermakna. Jadi, kita akan hidup kekal di surga, adalah bermanfaat 158 DI PERS ENJATAI untuk sekarang mempelajari bahasa surga. Inilah saatnya kita mengucapkan bahasa di mana kita dilahirkan kembali, negeri Bapa kita. Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir. (Mazmur 45:2) Allah ingin memperlihatkan kuasa-Nya di dalam dan melalui Anda. Dia tidak pernah bermaksud agar kita menjalani hidup kita terbatas pada bahasanya dan karena itu terbatas pada kuasa manusia. Doa mengundang kita untuk mengalami suatu campur tangan ilahi yang meninggikan kita pada suatu keuntungan agar menjadi kepala dan pundak di atas batasan-batasan Kita akan bahasa manusia kita. Posisi kita yang tinggi hidup kekal di memberi kita cara pandang yang baru. Kita surga, adalah meninggikan pedang ketika kita meninggibermanfaat kan Firman-Nya: “Hidup dan mati berada untuk sekarang di dalam kuasa lidah” (Amsal 18:21). mempelajari Firman Allah itu sempurna dan berbahasa surga. semangat. Firman itu diserupakan dengan pedang kehidupan kita yang menerangi kegelapan. Dia telah mempercayakan anak-anak-Nya dengan suatu bahasa yang berkuasa, kudus dan kuno. Firman hidup ini harus dipergunakan dengan rasa hormat. Ketika firman-Nya yang kudus disalahgunakan atau digunakan dengan penghukuman penuh amarah, pantulannya akan berbalik, dan cahaya surga dikotori oleh kegelapan. Saya suka mengucapkan suatu bahasa asing. Akan jadi begitu luar biasa memiliki suatu pemahaman kata-kata yang bermakna yang dapat menyambut saya ke negara lain. Seperti kebanyakan orang Pedang Firman 1 59 Amerika, saya menjalani tuntutan belajar suatu bahasa asing selama dua tahun, namun tanpa seseorang untuk bercakap-cakap, penguasaan saya yang terbatas akan bahasa Francis akan merosot dengan cepat. Seandainya mereka menawarkan seorang Italia, kisah saya sekarang akan berbeda. Meskipun ayah saya lahir di Amerika Serikat, bahasa pertamanya bukanlah bahasa Inggris. Ibu dan ayahnya lahir di pulau Sisilia dan karenanya berbicara dalam bahasa Italia. Di zaman itu, orang-orang Italia dianggap seperti imigran miskin yang terabaikan. Bahasa mereka menghubungkan mereka dengan komunitas Italia, namun mengasingkan mereka dari orang-orang Amerika berbahasa Inggris. Ayah saya belajar dengan cepat sehingga logatnya membuatnya menonjol di sekolah, dan adalah sulit menghilangkan suatu logat ketika Anda berbicara dalam suatu bahasa di rumah dan suatu bahasa yang berbeda di sekolah setiap hari. Nenek saya telah menjadi janda ketika ayah saya baru berumur sepuluh tahun. Sebagai putra tertua, dia bekerja keras mengajari ibunya berbahasa Inggris sehingga dia dapat mendukung keluarganya. Ayah saya dulu biasa becerita. Dia melarikan diri pada usia muda, mengubah namanya dari Venerando menjadi Joseph, bekerja di Angkatan Laut, dan bermain sepak bola di Universitas Indiana. Setelah lulus dari kuliah, dia bekerja di suatu penerbangan, menikahi ibu saya, yang adalah seorang pramugari, dan berjuang keras menjauhkan dirinya dari hubungan apa pun dengan kemiskinan yang menjadi latar belakangnya. Beberapa dekade berlalu, dan ayah saya menjadi seorang pengusaha yang berhasil. Saya bertumbuh dan disebut seorang WOP (without papers – tanpa kertas), namun saya sebenarnya tidak mengerti sama sekali siapa yang dimaksud teman Indiana saya itu. Yang saya tahu adalah bahwa ketika kami berkumpul dengan keluarga ayah di rumah nenek saya, para lelaki bersaudara itu berbicara satu sama 1 60 DI PERS ENJATAI lain dengan penuh belas kasih dan nada keras dalam suatu bahasa musikal yang tidak pernah saya dengarkan di rumah saya. Sedihnya, hanya beberapa ungkapan dan nyanyian yang diwariskan kepada saya. Seandainya saya tahu untuk menanyakan lebih banyak lagi. Bahkan sekarang ketika saya bepergian ke Italia, saya dapati bahwa saya masih mengingat irama bicara nenek saya. Rasanya seolah-olah bahasa ibu dari ayah saya memanggil putrinya. Apakah Anda rindu berbicara dalam suatu bahasa asing? Harap jangan berpikir saya sedang mengacu pada pekerjaan membosankan belajar tata bahasanya. Yang saya maksudkan adalah suatu pemahaman aktual yang begitu mendalam seperti bawaan sejak lahir sehingga Anda dapat mengucapkannya dari hati Anda. Barangkali Anda sudah fasih dalam suatu bahasa asing. Jika demikian, maka saya tidak harus memberi tahu Anda bagaimana kemampuan ini membuka pintu-pintu dan membuat hubungan yang dekat antara orang-orang asing dari dunia-dunia yang berbeda. Kombinasi kuat dari berbagi bahasa dan tujuan menghubungkan para penduduk dari negara-negara yang berbeda dalam cara-cara yang dahsyat. Ketika kami menerjemahkan buku-buku kami ke dalam berbagai bahasa asing, kami terkagum-kagum dengan cara bagaimana pesan-pesan ini menemukan jalannya ke tangan orang lain. Orang yang dulunya terpencil merasakan terlibat di dalamnya, dan sang penerima merasa kebutuhan mereka dihargai oleh pemberian orang lain secara sengaja. Mereka bukan hanya menerima Firman Allah di dalam bahasa mereka, tetapi mereka menerimanya di dalam kerangka membagikan pengalaman-pengalaman manusia sehingga mereka dapat menerapkannya ke dalam dunia mereka sehari-hari. Ketika saya menulis buku Nurture, saya membentuk istilah ini sebagai suatu bahasa hati yang umumnya dipegang oleh wanita. Se- Pedang Firman 161 perti bahasa, perawatan mengungkapkan dirinya dalam bentuk lisan dan non-lisan. Ini adalah suatu contoh dari bahasa ibu kita yang sama pastinya dengan bahasa asli yang mengungkapkan asal-usul kebangsaan dari kelahiran kita. Sama pentingnya dengan kedua hal itu, bersama buku ini saya berharap dapat menggali dan menemukan lapisan lainnya. Saya ingin mempelajari lebih mendalam dan membicarakan suatu bahasa yang bahkan lebih berkuasa dari bahasa asli kita atau bahasa ibu yang ada dalam hati kita. Rangkaian bahasa ini memiliki kuasa untuk bergerak melampaui hubungan antar manusia. Setiap katanya terjalin dengan kuasa yang sesungguhnya untuk menggerakkan hal-hal yang tidak terlihat jadi kelihatan dan menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Ketika Bapa kita berbicara, dunia terbentuk. Keluar dari suatu kekosongan yang gelap dari kekacauan tak berbentuk, keteraturan dan terang muncul dengan tiba-tiba. Jika kita hendak menjadi putriputri mengagumkan yang melakukan hal-hal yang membangkitkan rasa hormat untuk menghormati Allah kita yang mengagumkan, kita memerlukan firman-Nya dan nama-Nya. Sama seperti Bapa kita, pikiran-pikiran kita dilepaskan ketika kita berbicara. Allah menciptakan kita dengan suatu pengertian yang mendalam mengenai apa yang harus diterima, dibawa, dan dalam kegenapan waktunya, melahirkan kehidupan. “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Matius 12:34). Kita biasanya mendengar ungkapan ini sebagai suatu nasihat untuk menjaga hati kita atau memeriksa apa yang tersimpan di dalam hati kita dengan mendengarkan apa yang keluar dari mulut kita. Namun kali ini saya ingin melihat ayat Alkitab ini melalui suatu lensa yang berbeda, karena meluap dari hati Allah. Dia berfirman sehingga galaksi semesta tercipta. 1 62 DI PERS ENJATAI Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. (Roma 1:20) Anda bahkan lebih menyenangkan dan lebih rumit dari lautan, gunung-gunung, dan singa! Anda, Saudari terkasih, memantulkan suatu sifat dari Allah kita yang tidak kelihatan. Ketika bahasa ini dibisikkan, jarak yang sangat jauh dengan segera menjadi sangat dekat, lalu dunia dan surga bersatu. Hak kitalah untuk berbicara karena itu adalah bahasa Bapa kita. Selain sebagai suatu kumpulan firman Allah yang tertulis yang membentuk pedang, Kitab Suci adalah bahasa hembusan napas kehidupan dari rumah Fakta tentang Anggar kita yang sejati. Dengan demikian, sePengaturan waktu dan tiap kalimatnya dipenuhi dengan permenghambat tindakan bandingan dan perintah, baik untuk menetralkan kekuatan perjalanan dunia kita sekarang maupenyerang bahkan pun tempat tinggi kita yang kudus. sampai yang petarung Firman-Nya menggantikan segala paling agresif. bahasa yang pernah kita tahu, karena firman-Nya adalah permulaan dari segala sesuatu yang sekarang kita lihat. Bahasa Bapa kita dapat diucapkan oleh siapa pun dengan sempurna, tak peduli apa pun bahasa asli dan logat seseorang. Tulisan yang berkuasa dan kuno ini tersedia bagi setiap suku bangsa dan dialek. Bahasa-bahasa asing lahir ketika Allah menyerakkan suatu umat yang tidak taat, yang dulunya mempergunakan satu bahasa yang sama. Berikut ini adalah kisah mengenai Menara Babel. Pedang Firman 1 63 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi. (Kejadian 11:5-9) Menarik untuk dicatat bahwa proyek pembangunan yang nampaknya mustahil ini akan menjadi mungkin karena dua faktor: satu umat yang bersatu dan satu bahasa yang digunakan. Kerja keras mereka akan berhasil meskipun bukan Allah yang membuatnya. Rencana-rencana mereka didorong oleh ketidaktaatan kepada perintah Allah dalam Kejadian 1. Kebingungan bahasa bukan hanya menghentikan kemajuan pembangunan mereka, tetapi menyerakkan satu umat yang bersatu ke empat penjuru bumi. Kisah keberadaan manusia dimulai dengan satu bahasa, dan saya percaya itu akan berakhir dengan satu bahasa… bahasa Allah kita yang menakjubkan. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana 164 DI PERS ENJATAI mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkatakata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." (Kisah para Rasul 2:6-11, penekanan ditambahkan) Orang banyak berkumpul ketika surga mendapati suara di bumi. Ketika kita benar-benar memiliki sesuatu untuk dikatakan, Allah menemukan satu cara untuk menafsirkannya untuk semua orang yang perlu mendengarnya. Ketika kita berserah diri untuk mengucapkan firman-Nya dengan kuasa Roh-Nya, hal-hal yang mengherankan dapat terjadi. Saya begitu merindukan ungkapan kesatuan keajaiban Allah ini. Tidakkah Anda menyukai fakta bahwa Allah memilih orangorang dari suatu daerah yang dianggap buta huruf (Galilea) untuk memberitakan keajaiban-keajaiban-Nya yang mulia kepada orangorang saleh dan berpendidikan baik yang berkumpul di Yerusalem dari setiap daerah? Tak ada yang terluput. Bahkan lebih penting dari membagikan satu bahasa dunia yang terdengar serupa adalah, kuasa bersama dengan mengatakan hal yang sama. Pada Hari Pentakosta, deklarasi surga menyerbu bumi, dan semua yang hadir mengetahuinya. Allah kita Yang Maha Tinggi berjaya. Kasih-Nya yang mulia dan kemurahan-Nya yang menakjubkan tidak mengenal batas. A nugerah keselamatan melalui iman kepada-Nya saja, dan semua Pedang Firman 1 65 orang yang mencari-Nya mendapatkan anugerah dan pengharapan. Intinya di sini bukanlah apakah Anda percaya dengan berbicara dengan bahasa lidah. Ada pertanyaan-pertanyaan yang lebih besar untuk dijawab: Apakah kita akan memilih untuk menggunakan kata-kata kita dengan suatu cara yang memindahkan kita dari keadaan itu dan memuliakan Allah? Akankah kita berbicara dengan sikap kita yang rusak atau menceritakan perbuatan-perbuatan-Nya yang tanpa cacat? Akankah kita menjadi satu suara yang dipersatukan dengan membiarkan Roh-Nya memenuhi kita? Saya belum pernah melihat suatu komitmen untuk bersatu dapat berhasil kecuali semua pesertanya bersekutu dengan suatu sumber yang lebih tinggi. Menyatukan diri kita dengan tujuan dan bahasa Bapa kita akan menggagas atau memulai suatu rencana Allah yang baru dan mempersatukan suatu umat di sekeliling tujuan-Nya. Dengan begitu banyaknya serpihan-serpihan pedang (tubuh-Nya dan Firman-Nya) yang terpisah-pisah dan bergeser dari pandangan kita yang dekat, kita hanya mengetahui bagian kita … sebagian! Untuk memahami fungsi suatu bagian, yang terbaik adalah memiliki suatu gagasan tentang gambaran keseluruhannya. Kehilangan beberapa potongan secara Sebab sudah alamiah berarti bahwa ada bagian-bagian terlalu lama yang kita ketahui… dan bagian lainnya Firman itu adalah di mana Roh dan Firman Allah menditafsirkan gisi kekosongan itu. Kita bernubuat dan alih-alih mengucapkan satu perkataan iman untuk diberitakan. menciptakan sesuatu yang masih akan kita lihat dengan bagian lainnya. Dia adalah semua di dalam semua; kita adalah bagian dari suatu keutuhan. Sebab sudah terlalu lama Firman itu ditafsirkan alih-alih diberitakan. Kita telah punya kebiasaan menyampaikannya melalui sa- 166 DI PERS ENJATAI ringan pengalaman manusiawi kita, pilihan sosial, prasangka masa kini, dan tuntunan terbatas dari pikiran manusiawi kita alih-alih benar-benar memberitakan sesuatu yang diucapkan dan dicatat dengan penuh kuasa dan kekal. Kita lebih suka menafsirkan Injil alihalih menyatakannya. Godaannya adalah menafsirkan Firman itu sesuai dengan bagian kecil yang kita mainkan atau miliki dan bukannya menyatakan Firman itu dengan cara yang misterius secara keseluruhannya. Diperlukan iman untuk memberitakan suatu bahasa yang tidak kita mengerti. Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. (Ibrani 11:3) Allah menjadikan dunia yang dapat kita lihat dengan firman yang tidak dapat kita lihat. Ketika kita bertindak seperti Bapa kita dan menggemakan firman-Nya, pedang itu menemukan hakekatnya. Ketika kita benar-benar memberitakan apa yang telah ditempa di surga dengan penuh kuasa dan kekal, dunia yang diciptakan ini akan mengenali firman itu dan menyekutukan dirinya dengan kehendak Penciptanya. Terlalu banyak yang hilang ketika kita menyampaikan kata-kata surga melalui saringan dunia alih-alih menghiasi dunia dengan katakata surga. Hikmat kita yang terbaik diperoleh dari Zaman Dulu Kala dan bukannya dari orang-orang di zaman kita. Sejujurnya, saya selalu berpikir teman-teman Ayub terdengar brilian, sampai Allah menampakkan diri! Pedang Firman 1 67 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. (Ayub 42:3, penekanan ditambahkan) Versi Alkitab lainnya memakai kata mengaburkan, mengeruhkan, dan mempertanyakan untuk menguraikan kata menyelubungi ini. Ketika kita berusaha menjelaskan, atau menghilangkan dengan memberikan alasan terhadap apa yang tidak kita mengerti, kita menyelubungi atau menggelapkan cahaya tuntunan Allah. Kita mempertanyakan kebesaran-Nya ketika kita menumpulkan mata pedang Firman surgawi-Nya. Seandainya saya menyuruh salah satu putra saya memberi tahu saudara-saudaranya yang lain, “Ibu mau kalian turun segera,” saya berharap dia mengulanginya persis sebagaimana saya mengatakannya. Tetapi komunikasi menjadi kabur ketika dia menghilangkan sesuatu yang saya katakan atau menambahkan sesuatu yang tidak saya katakan. Contohnya, “Ibu mau kalian turun segera untuk menata meja.” (Barangkali ditambahkan karena dia ingin saudaranya menata meja). Jika saya telah memanggilnya turun untuk menemani anjing berjalan-jalan atau hanya untuk menghabiskan waktu bersamanya, maka akan ada kebingungan. Atau jika pesan itu disampaikan begini, “Ibu mau kalian turun,” tanpa suatu penegasan waktu, anak saya mungkin berkata, “Baiklah.” Namun tanpa mengetahui faktor kesegeraan itu, dia mungkin menunda kehadirannya. Ini adalah contoh-contoh kecil yang dapat menjadi besar pada suatu skala yang lebih besar. Allah adalah Satu-satunya yang mengetahui segala sesuatu. Dia tahu kita tidak mengetahui semuanya, itulah alasannya Dia memberi kita hikmat dengan cara-Nya dan pikiran-Nya mengenai segala se- 168 DI PERS ENJATAI suatu yang terjadi. Tetapi, seperti anak-anak saya, kita sering beranggapan bahwa alasan di baliknya atau penentuan waktunya tidaklah penting. Bagaimana hal ini sesuai dengan tuntutan Paulus kepada anak rohaninya, Timotius? Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. (2 Timotius 4:2-4, penekanan ditambahkan) Alih-alih mengkhotbahkan kata-kata yang ringan (light words), khotbahkanlah firman terang (words of light)! Saya mengerti ada suatu masa di masa lalu ketika pedang Firman Allah disampaikan tanpa pengertian, yaitu ketika digunakan dengan legalisme. Menambahkan agenda kita akan selalu mengurangi kehebatan Firman Allah. Ketika orang-orang telah dilukai oleh sesuatu yang dirancang untuk menyembuhkan, mereka mengingkari kuasanya. Agar tidak menakutkan bagi orang-orang, banyak pelayan dan pemimpin menyingkapkan hanya sedikit, dan dalam usahanya menjadi pencari yang peka, mereka menambahkan suatu bahasa yang dikarang-karang, nyaris seperi suatu bahasa prokem dari Firman Allah. Saya pikir metode pencari yang peka adalah bagus, namun kita membuat suatu kesalahan ketika kita membiarkan metodologi kita mengkompromikan pesan Allah. Pedang Firman 1 69 Pada umumnya, perkataan-perkataan pendek adalah yang terbaik, dan perkataan-perkataan lama adalah yang terbaik dari semuanya. —Winston Churchill Winston Churchill adalah seorang komunikator yang brilian yang kata-katanya telah menjangkau jauh melampaui dunia dan zamannya serta terus berbicara hingga di zaman kita. Saya suka berpikir bahwa kutipan ini menjelaskan bagaimana kata-kata singkat yang padat berbicara dengan jelas dan kata-kata yang lebih tua yang dapat bertahan dari kerusakan masa adalah yang terbaik. Sama seperti perkataan-perkataan manusia, pada waktunya, mereka akhirnya menjadi tidak berlaku di hadapan kekekalan yang tidak kenal waktu. Di zaman Yesus, orang-orang Yahudi mempergunakan dua bahasa. Bahasa Ibrani digunakan untuk kegiatan di bait Allah dan mempelajari naskah-naskah suci. Bahasa Aram adalah bahasa untuk pemakaian sehari-hari di rumah dan di pasar. Yesus membawa kata-kata dan kuasa Allah yang kudus dan tersembunyi kepada orang-orang di jalanan, di rumah-rumah, dan di pasar. Tetapi Dia tidak membiarkan hal-hal yang kudus diperlakukan sebagai sesuatu yang biasa, meskipun Dia memperlakukan orang-orang biasa sebagai orang-orang kudus. Dalam upaya kita menjadi segala sesuatu bagi semua orang, apakah kita telah membiarkan perkataan-perkataan kita menjadi biasa atau duniawi dan mengurangi kadar kekekalan dari sesuatu yang kudus? Izinkanlah saya memakai diri saya sendiri sebagai contoh. Selama bertahun-tahun dari sekarang, saya memberi tahu para pendengar untuk meninggalkan perangkap-perangkap masa lalu mereka karena bersama Allah “masa lalu Anda bukanlah masa depan Anda.” Itu adalah sebuah ungkapan yang diberikan Allah kepada saya pada tahun 1994 ketika saya sedang berdoa. Biasanya itulah yang 170 DI PERS ENJATAI akan diingat oleh para hadirin sebagai suatu ungkapan untuk dibawa pulang. Sama benarnya dengan itu, ungkapan ini memiliki suatu masa hidup atau suatu masa kadaluwarsa. Ia memiliki kuasa yang mengubahkan ketika diberitakan bersama ayat Alkitab yang mendukungnya. “Masa lalu Anda bukanlah masa depan Anda” merupakan suatu versi ringkas dari Filipi 3:13-14: Tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Apa yang saya katakan itu adalah benar, tetapi menggunakan lebih sedikit kuasa dari kebenaran. Ungkapan populer yang dikarang mengenai kebenaran mengurangi kuasa dari yang bahasa yang sesungguhnya. Kita tidak dapat lebih lama lagi menghidupi kata-kata yang hampa kuasa, membayangkan bahwa tulisan-tulisan yang kudus tidak dibutuhkan lagi dalam pemberitaan kita. Kita akan selalu gagal ketika kita berusaha menjadi alkitabiah tanpa Alkitab. Ungkapan-ungkapan yang menarik mudah diingat karena katakata itu sangat… mudah diingat. Di masa sekarang dengan media sosial yang begitu saling terhubung, jika suatu perkataan cukup ringkas dan tajam, ia dapat melintasi seluruh dunia dalam suatu waktu yang sangat singkat. Tetapi apa yang tersisa di belakangnya? Apakah Facebook dan Twitter mempunyai kuasa untuk mengubah? Tentu saja saya berharap demikian, karena beberapa juta orang sedang menghabiskan banyak waktu mereka di dalam lingkungan pengaruh mereka. Saya berdoa ini tidak sedang menciptakan suatu generasi orang-orang bodoh yang bijaksana, yang tahu segala hal namun tidak melakukan apa pun. Pedang Firman 17 1 Mengapa kita membayangkan undangan untuk sela (berdiam diri dan terpesona dengan kagum) dimasukkan begitu sering di seluruh Mazmur? Jeda itu membiarkan waktu untuk perkataan-perkataan yang kudus menembus setiap dunia pemikiran yang berbayang dengan kehebatannya yang tidak kenal waktu. Tanpa suara dari Roh Kudus, tidak ada penginsyafan akan dosa dan pada akhirnya tidak akan ada tuntunan hikmat yang benar. Saya memikirkan jenis kata-kata apa yang telah kita lepaskan untuk mendapati diri kita berada dalam realita masa kini. William Smith, pendiri Bala Keselamatan, diwawancarai dan ditanyai apa yang menjadi keprihatinannya bagi gereja mengenai abad berikutnya. Ini yang dia katakan: Menjawab pertanyaan Anda, saya beranggapan bahwa bahaya utama yang dihadapi di abad mendatang adalah agama tanpa Roh Kudus, Kekristenan tanpa Kristus, pengampunan tanpa pertobatan, keselamatan tanpa regenerasi, politik tanpa Allah, dan surga tanpa neraka.8 Ketika saya membaca peringatan profetis ini, hati saya ditusuk persis seolah ditikam oleh ujung suatu pedang. Saya tidak kesakitan karena kesalahan orang lain, melainkan karena kesalahan saya sendiri. Kini bukan saatnya memecah kelompok dan menuduh yang lain. Kondisi tubuh Kristus begitu menyedihkan. Jika apa yang telah kita beritakan selama beberapa dekade yang lalu menciptakan realita masa kini, marilah kita dengan sengaja membangun suatu kerangka baru yang dibangun di atas batu karang Firman Allah yang teguh. 172 DI PERS ENJATAI Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan. (Amsal 12:18) Marilah mengucapkan hikmat Allah dan saksikanlah pemulihan dimulai. Peringatan -peringatan Begitu banyak hal dalam hidup yang datang dengan suatu tanda peringatan, dan kata-kata pasti datang dengan banyak peringatan. Peringatan: kematian dan kehidupan berada di dalam kuasa perkataan Anda. Peringatan: jadilah lambat untuk berkata-kata. Peringatan: pikiran-pikiran dan kata-kata menciptakan realita Anda. Jagalah pikiran-pikiran Anda; sebab itu akan menjadi katakata. Jagalah kata-kata Anda; sebab itu akan menjadi tindakan. Jagalah tindakan-tindakan Anda; sebab itu akan menjadi kebiasaan. Jagalah kebiasaan-kebiasaan Anda; sebab itu akan menjadi karakter. Jagalah karakter Anda; sebab itu akan menjadi takdir Anda. —Tidak dikenal Sama kuatnya dengan kutipan ini, ia dapat memposisikan kita untuk hidup dalam keadaan tetap menjaga pikiran, perkataan, tindakan dan kebiasaan kita! Gerak maju ini benar, namun kita tidak perlu hidup dalam suatu negara polisi di mana pikiran-pikiran kita secara terus-menerus disunting. Alih-alih, Allah mengundang kita untuk menukar pikiran-pikiran dan jalan-jalan kita dengan pikiran- Pedang Firman 173 pikiran dan jalan-jalan-Nya, yang jauh lebih mudah dibandingkan dengan pemahaman kita sendiri! Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuhtumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. (Yesaya 55:8-11) Seraya kita membaca Firman-Nya, ia memperbarui pikiranpikiran kita. Sementara pikiran-pikiran kita diperbarui, pemikiranpemikiran kita berubah. Perubahan dalam cara berpikir kita ini menghasilkan suatu perubahan dalam apa yang kita katakan mengenai diri kita sendiri, dunia kita, dan yang lainnya. Perubahan di dalam cara berbicara ini menghasilkan suatu perubahan di dalam tindakan kita dan menghubungkan kita dengan tujuan-tujuan surga untuk bumi ini. Kata-kata kita mulai menggemakan kehendak Bapa kita di surga, dan kebun anggur pun mulai bertumbuh. 174 DI PERS ENJATAI Firman Allah yang hidup adalah asal mula dari seluruh kebenaran yang penuh kuasa dan mengubahkan. Pada akhirnya, Kebenaran bukanlah sebuah teori untuk diperdebatkan; ia adalah Firman yang menjadi daging – Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6) Ada sesuatu yang sangat berbeda antara memberitakan kebenaran dengan menjadi kebenaran! Kita harus mengikuti teladan-Nya dengan menghidupi kebenaran. Dia adalah kebenaran tanpa suatu batas waktu, sebab Dia hidup selama-lamanya! Yang satu menguatkan Anda dalam suatu waktu; yang lain mengubahkan Anda dengan cahaya dan momentumnya. Ungkapan saya – “Masa lalu Anda bukanlah masa depan Anda!” – dapat diserupakan dengan sebuah pintu yang terbuka sebagian; sedangkan Firman-Nya adalah sebuah pintu gerbang yang terbuka lebar. Alangkah mengagumkannya bahwa Bapa kita bukan hanya memberikan suatu bahasa kepada kita, tetapi Dia memberikan Yesus, teladan akan bagaimana menghidupi apa yang kita katakan. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. (Yohanes 5:19) Firman-Nya bukan hanya hidup… itu adalah kehendak-Nya. Bagaimana saya mengatakan ini? Karena Yesus menunjukkan kehen- Pedang Firman 175 dak Bapa, dan Dia adalah pernyataan Firman Allah di dalam tubuh manusia. Sebagai akibatnya, ketika Kristus datang ke dalam dunia ini, Dia berkata, "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki –tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku–. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." (Ibrani 10:5-7, penekanan ditambahkan) Maka timbul pertanyaan – Apa yang tertulis tentang kita dalam gulungan kitab itu? Menurut Kisah Para Rasul 2, putri-putri Allah akan menjadi bagian dari tiupan surga yang luar biasa ini: kita akan bernubuat bersama dengan putra-putra-Nya ketika kita mengalami suatu pencurahan Roh Allah. Kita akan melayani Dia di bawah suatu langit yang dirancang dengan keajaiban-keajaiban ketika kita hidup di atas bumi yang dipenuhi dengan tanda-tanda-Nya. Di zaman kita, semua orang yang berseru kepada Allah akan diselamatkan (lihat ayat 17-21). Kerangka yang luar biasa ini menguraikan kehendak-Nya yang pemurah bagi kita. Apakah Anda ingin melakukan kehendak-Nya sehingga segala sesuatu yang tertulis mengenai Anda akan menjadi sesuatu untuk dilihat? Saya percaya Anda menginginkannya. Marilah kita menangkap momen ini dan memeteraikannya dalam doa. 176 Bapa surgawi, Lihatlah putri-Mu. Saya telah datang untuk melakukan kehendak-Mu. Kiranya segala sesuatu yang telah tertulis tentang saya akan dinyatakan di dalam hidup saya ketika saya berpegang akan Firman-Mu dengan mengatakannya dan menyatakannya melalui kehidupan saya. Di dalam nama Yesus, Amin. 9 Pedang Tuaian Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. –Yohanes 4:35 Hanya ada satu pedang bagi penduduk Amerika Utara asli, dengan gaya Amerikanya yang tepat, serba-guna, dengan lebih dari dua puluh kegunaan. Penggunaaan yang bermacam-macam dari golok ini dapat dibagi ke dalam empat kategori utama: membersihkan dan memelihara jalan, mengubah daerah sekitar, mengatur panen serta membunuh atau membela diri. Berikut ini adalah suatu contoh dari cara penggunaan sebuah golok. Ia merambah jalan dan memelihara jalan setapak, mencincang kompos untuk menyuburkan suatu kebun, atau memotong kapas dan kayu bakar. Sebuah golok dapat membersihkan suatu daerah untuk tempat berkemah, membersihkan semak atau belukar, dan merapikan tempat tinggal dengan menyiangi halaman rumput dan memotong pagar tanaman. Ia dipakai untuk membersihkan pohon-pohon dan mengarahkan tanaman merambat serta menguatkan pertumbuhan mereka di masa mendatang; membuat tiang, tenda, 178 DI PERS ENJATAI dan sistem terali; dan untuk membangun tempat berlindung. Golok dipakai untuk memanen padi, tebu, jagung, gandum hitam, padi millet, jelai, sorgum, gandum, dan makanan hewan di peternakan, juga memotong dan membelah kelapa, kacang-kacangan, dan banyak lagi. Golok ideal untuk memindahkan tanaman di atas tanah dengan meninggalkan akar biomassa di tempatnya untuk dipanen di masa depan. Terakhir, ada dinamika perlindungan dan pembunuhan. Meskipun ini bukanlah tujuan asal dari rancangannya, golok adalah suatu senjata yang hebat untuk perlindungan diri, mampu menjaga diri dari para penyerang dan binatang buas serta membunuh ular berbisa. Ia juga dapat dipakai untuk menyembelih binatang buruan atau hewan ternak. Siapa yang tahu… bukan? Golok ini dapat dibandingkan dengan gabungan sebuah pisau, kapak, dan pedang, dan karena ia memiliki begitu banyak kegunaan, pedang ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di banyak bagian dunia ini. Sungguh, dengan daftar kegunaan yang begitu mengesankan, saya heran bagaimana saya bisa bertahan hidup selama ini tanpa memilikinya satu pun! Dalam halaman-halaman berikutnya, saya akan fokus pada apa yang dapat terjadi ketika kita membersihkan jalan, mengubah daerah sekitar, dan menuai ladang. Anda dapat menemukan jalan Anda, menciptakan sebuah tempat perlindungan, dan menikmati buah kerja keras Anda. Dan, di sepanjang jalan, Anda mungkin menghadapi ular-ular yang perlu dibunuh dengan segera. Pedang Tuaian 179 Membersihkan dan Memelihara Jalan Tak ada yang menerangi suatu jalan rohani dengan cara yang lebih dramatis dari Firman Allah. Susurilah kitab Amsal, dan Anda akan menemukan kejelasan akan apa yang ada di depan dan di belakang Anda. Jalan bukan hanya semata-mata sebuah sarana yang akan membawa Anda kepada sebuah akhir. Jalan-jalan dan perjalanan memiliki tujuan. Kadang-kadang, tiba terlalu cepat adalah sesuatu yang buruk. Adalah berbahaya untuk tiba di suatu tujuan tanpa karakter kita menjadi dewasa atau utuh. Karakter dan kekuatan sering kali datang dengan tetap berada di jalur tersebut. Amsal 20:21 memperingatkan kita bahwa sesuatu yang diperoleh dengan cepat, tidak selalu diberkati pada akhirnya. Dengan segala mode efisiensi transportasi kita, kita telah kehilangan sebagian jaringan kita akan tujuan yang diperoleh dari sebuah jalan. Suatu kehidupan dan hubungan yang kaya tidak dibangun dengan melompat dari titik A ke titik B secepat mungkin, namun dengan mengumpulkan pelajaran sedikit demi sedikit dalam perjalanan itu. Di masa kita, jalan-jalan adalah sesuatu yang sedikit lebih dari sekadar jejak-jejak kotor atau jalan pintas melintasi hutan dan ladang. Namun, di masa lalu, jalan dipahami untuk mengantarkan orang-orang, namun jalur-jalur itu menghubungkan mereka. Sedihnya, kita telah menjadi seseorang yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dengan begitu cepat sehingga kita gagal untuk meninggalkan jejak yang kita perlukan untuk terhubung dengan orang lain. Dan gerakan horizontal yang terus-menerus melintasi permukaan bumi ini seringkali datang dengan mengorbankan jalan vertikal kita. Bukanlah suatu kebetulan bahwa satu strategi yang dipergunakan Roma untuk menaklukkan dunia adalah dengan memban- 180 DI PERS ENJATAI gun jembatan dan jalan-jalan. Ini memampukan orang-orang Roma untuk memindahkan pasukan-pasukan mereka dan mengekspor budaya mereka. Sebenarnya, jalan-jalan raya, jembatan, dan jalan-jalan setapak adalah hal yang netral, namun seperti di zaman Romawi, pasukan-pasukan musuh dapat menggunakan jalan-jalan raya ini sama mudahnya dengan sekutu-sekutu yang ramah. Di zaman kita, jalan-jalan setapak digital mengelilingi seluruh dunia. Internet dan media sosial berfungsi sebagai jalan-jalan maya. Namun jalan-jalan di media sosial seharusnya ditempa dengan kepedulian yang besar dan tidak digunakan sebagai suatu pengganti dari kontak pribadi. Banyak perkawinan telah terganggu karena seorang pasangan sendirian di tempat tidur sementara yang lain secara emosional telah terlibat dengan keintiman maya di internet. Siapa yang tidak pernah bersama dengan teman-teman (atau dengan teman) yang memutuskan percakapan karena telepon tidak dapat disingkirkan? Setiap hari adalah sebuah perjalanan dalam perjalanan waktu. Kita bergerak melintasi waktu, bahkan jika kita tidak pernah meninggalkan rumah. Seperti waktu, karir dan takdir juga memiliki jalan. Persahabatan melintasi jalannya, dan keluarga memiliki perjalanan. Lagi pula untuk menantang meninggalkan jejak, ada kebutuhan untuk menjaga apa yang ditempa tanpa halangan. Ini menjamin bahwa orang lain tidak akan kehilangan jalan mereka atau menjadi tersesat karena kelalaian kita. Mari kita sederhanakan masalah ini. Menurut Mazmur dan Amsal, pada akhirnya hanya ada dua jalan dalam perjalanan hidup ini: satu mendaki kepada terang dan kehidupan, dan yang lainnya menurun kepada kegelapan dan kematian. Tidak ada jalan tengah. Pilihan tampak jelas… pilihlah jalan Allah menuju terang dan kehidupan. Namun ada masanya dalam hidup ketika kita perlu cahaya yang lebih banyak agar dapat memilih jalan yang benar. Pedang Tuaian 181 Sebagai contoh, di masa muda, kita secara alamiah kurang berpengalaman. Pada waktu menderita, kita mungkin kehilangan perspektif. Di masa kegelapan, kita mungkin tersesat. Kadang-kadang pintu masuknya nyaris tidak ada tanda atau cahaya jalannya remangremang, dan perlunya cahaya tambahan menjadi terlihat dengan sangat jelas. Dengan meminjam hikmat dari pemazmur, kita belajar, “Pintu masuk kepada firman-firman-Mu memberikan terang; ia memberikan pengertian kepada orang yang sederhana” (Mazmur 119:130, KJV ). Ini berarti bahwa kita tidak dibatasi oleh pengertian pada taraf sekeliling kita. Ketika Firman Allah memasuki hati kita, ia bukan hanya menuntun jiwa kita, namun ia juga menyediakan terang. Sesuatu yang berbahaya dalam gelap disingkapkan di dalam terang. Jalan yang Baru dan yang Lama Berkali-kali Allah sedang meminta kita untuk membuat jejakjejak baru dan membuka kembali jalan-jalan yang lama. Sebab sudah terlalu lama umat Allah berkelana Berkali-kali meninggalkan jalan menuju kekudusan Allah sedang (lihat Yeremia 18:15). Kita memerlukan meminta kita Firman-Nya untuk mengerjakan jalan di untuk membuat hadapan kita. Sama halnya seperti sebuah jejak-jejak baru golok membersihkan jalan-jalan di hutan, dan membuka pedang Firman Allah memiliki kuasa untuk kembali jalanmemutuskan apa yang membelit kita. jalan yang lama. Ini berarti kita mungkin dipimpin menuruni jalan-jalan yang pada awalnya terlihat lebih sulit, namun kita dapat menggunakan Firman Allah untuk membersihkan dan 1 82 DI PERS ENJATAI menerangi langkah-langkah kita saat kita berjalan. Jika Anda adalah seorang Kristen, sang musuh tidak akan mampu menghalangi jalan masuk Anda menuju jalan keselamatan, namun ia akan bekerja keras untuk mengalihkan Anda dari jalan itu. Terang Firman Allah menjamin kebijaksanaan, yang mampu… melepaskan engkau dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat, dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang gelap; yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat, yang berliku-liku jalannya dan yang sesat perilakunya. (Amsal 2:12-15, penekanan ditambahkan) Dari ayat-ayat ini kita belajar bahwa ucapan-ucapan kejahatan pada akhirnya akan membawa kepada jalan yang menyimpang dan berbelok-belok, dan jalan ini pada akhirnya memisahkan Anda dari jalan kehidupan. Ayat ini menunjukkan tiga hal: kejahatan memiliki sebuah cara, sebuah jalan, dan sebuah bahasa. Maka adalah beralasan bahwa kebenaran juga memiliki sebuah cara, sebuah jalan, dan sebuah bahasa (yang tentu saja Anda sudah tahu!). Istilah cara berbicara mengenai serangkaian metode, kebiasaan, tata karma, teknik, taktik, dan gaya atau mode. Suatu contoh mengenai metode atau cara-cara kejahatan adalah termasuk kesombongan, ketidaktaatan, penghinaan, fitnah, tipu muslihat, kebohongan, percabulan, perzinahan, peyembahan berhala, pembalasan dendam, kebencian, iri hati, amarah dan sihir. Pedang Tuaian 183 Istilah jalan berbeda dengan cara karena cara adalah perilaku yang di dalamnya Anda bepergian, dan jalan adalah jalur ke mana Anda menuju. Cara Anda mencapai sesuatu dapat dicapai mulai dari berjalan hingga terbang, sementara jalan yang Anda tempuh mungkin dari barat ke timur. Dalam konteks Kitab Suci, cara menjalani jalan-jalan kebenaran adalah dengan menceritakan kebenaran alihalih kebohongan. Dan dinamika ketiga di dalam ayat-ayat ini adalah bahasa. Apakah kita menyadarinya atau tidak, apa yang kita katakan akan menentukan cara kita berjalan dan tujuan kita. Bahasa mempunyai kuasa untuk menghubungkan dan mengantarkan kita kepada jalanjalan yang benar dan cara-cara yang benar sama yakinnya dengan kata-kata kita memiliki kuasa untuk memisahkan kita dari kejahatan. Ringkasnya, cara menjelaskan bagaimana Anda berjalan, jalan adalah rute Anda, dan keduanya sering kali dipilih oleh kata-kata kebajikan yang kita ucapkan. Bahasa kita atau pilihan kata-kata kita memiliki kuasa untuk menata jalan kehidupan kita. Namun bagaimana jika Anda sedang berusaha menemukan jalan Anda? Bagaimana seandainya suatu jalan yang lama telah ditumbuhi semak atau Anda ingin merawat satu jalan sehingga orang-orang lain akan menemukan jalan mereka? Bagaimana Anda mengarahkan jejak-jejak ini? Dijamin, banyak orang telah tersesat karena mereka disesatkan. Legalisme sangat mengerdilkan hati banyak orang dari kesalehan yang benar, sementara jalan yang tanpa hukum sepertinya memerangkap mereka yang menjalaninya dengan hawa nafsu dan gairah yang meluap-luap. Tidak ada artinya menapaki setiap jalan yang tidak membawa seseorang ke manapun. Kita punya satu kesempatan untuk berjalan dalam sebuah cara yang baru dan hidup (lihat Ibrani 10:20). 184 DI PERS ENJATAI Janganlah pergi ke mana jalan-jalan mungkin menuntunmu, namun pergilah ke mana belum ada jalan dan tinggalkanlah sebuah jejak. —Ralph Waldo Emerson Saya tidak memaksudkan ini agar terdengar bertentangan, namun kadang-kadang jalan-jalan yang benar memerlukan suatu pendekatan yang tidak biasa. Yesus tidak pernah teralihkan dari jalan kebenaran, namun Dia pastilah seorang perintis. Dia mengutus mereka yang mengikuti-Nya untuk melakukan hal yang sama ketika Dia mengutus murid-murid-Nya ke seluruh bumi untuk menjadikan segala bangsa menjadi murid-Nya. Sebelum Salib, semua jalan keselamatan memimpin orang-orang ke bait Allah di Yerusalem. Setelah kebangkitan-Nya yang mulia, Kalvari menjadi pusat bait dari tubuh dan darah yang tersebar ke seluruh dunia. Baik Martin Luther maupun Ibu Teresa meninggalkan sebuah rute yang dapat diperkirakan untuk meninggalkan sebuah jejak bagi orang lain. Cara bagaimana Anda meninggalkan satu jalan juga merupakan cara Anda kembali ke sana – Anda menantikan bimbingan Allah, kemudian mengikut ke mana Dia menuntun, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kita membaca Firman-Nya, merenungkan jalan-jalan-Nya, dan mengucapkan bahasa-Nya, serta apa yang kita cari akan terbuka di hadapan kita. Melalui kuasa Firman-Nya, Dia membuat sebuah jalan di mana sepertinya tidak ada jalan. Allah kita tahu bagaimana mengarahkan jalur yang luas tanpa jalan di suatu padang gurun atau suatu batang air. Halangilah jalan yang tidak membawa ke manapun; karuniailah aku dengan wahyu-Mu yang jelas. Aku memilih jalan yang benar yang membawa ke satu tempat, Pedang Tuaian 185 aku menempatkan tanda-tanda jalan-Mu di setiap lekukan dan sudut. Aku menggenggam dan berpaut pada apa pun yang Kau katakan kepadaku; Allah, janganlah membiarkan aku! Aku akan berlari di jalan yang Engkau sediakan bagiku, asalkan Engkau menunjukkannya padaku. (Mazmur 119:29-32, MSG) Mengubah Daerah Sekitar Fungsi lain dari sebuah golok adalah kegunaannya untuk membentuk atau membuat sebuah lingkungan baru. Beberapa tahun lalu, John dan saya membangun sebuah rumah di tengah pepohonan lebat di Florida. Sementara mereka meratakan dan membersihkan kapling kami, semua hewan pengerat, tikus, ular dan kalajengking dari daerah kami bergerak ke dua ladang yang mengapitnya. Kami membuka suatu tempat untuk rumah dan halaman rumput dengan segera mengubah daerah sekitarnya, namun ini tidak berarti penghuni-penghuni sebelumnya di daerah kami menghilang… mereka hanya digantikan. Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik. Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. (Lukas 4:13-14) Yesus bukan hanya berpuasa di padang gurun, namun Dia telah berhadapan dengan Setan. Dia terkuras, tetapi tidak kosong. 186 DI PERS ENJATAI Dia kembali dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus. Berpuasa lebih dari sekadar tidak makan. Itu adalah suatu waktu ketika kita menentukan apa yang akan memiliki keutamaan dan bersuara dalam kehidupan kita. Kita mengosongkan diri kita sehingga Dia dapat memenuhi kita. Terkadang Anda perlu membuat sebuah perubahan lingkungan yang radikal – mematikan televisi Anda, memutuskan jaringan Internet Anda, dan menggantung telepon. Ketika semua suara ini bungkam, Anda mempunyai suatu kesempatan untuk berdiam diri. Namun, ini bukanlah suatu undangan untuk merenungkan suatu pewahyuan yang lebih dalam tentang Anda, melainkan untuk mengalami suatu pewahyuan yang lebih dalam akan Dia. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (Mazmur 91:1-2) Anda dapat melihat hidup Anda dengan suatu sikap yang serupa. Ketika Yesus masuk dan membersihkan lantai kehidupan Anda, sang musuh tidaklah menghilang; ia hanya berpindah ke samping. Ia tidak pergi; ia hanya menghilang dari pandangan, mencari suatu kesempatan untuk kembali menghidupkan dirinya. Untuk menghindari kembalinya suatu serangan permusuhan, Anda harus mendirikan suatu gaya hidup dan lingkungan baru dengan teguh. Dengarlah cara Allah memerintahkan bangsa Israel untuk maju ketika mereka memasuki daerah sekitar Tanah Perjanjian. Pedang Tuaian 1 87 Haruslah engkau melakukan apa yang benar dan baik di mata TUHAN, supaya baik keadaanmu dan engkau memasuki dan menduduki negeri yang baik, yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, dengan mengusir semua musuhmu dari hadapanmu, seperti yang difirmankan TUHAN. (Ulangan 6:18-19) Tuhan kita mendesak sang musuh dan memberi kita tugas untuk memiliki atau mendiami negeri itu. Kejahatan ditaklukkan atau digantikan dengan kebaikan, sama pastinya dengan kegelapan digantikan oleh terang. Yesus adalah Juruselamat dunia ini, dan adalah terserah pada kita untuk membawa Injil-Nya serta menyerbu dan mendiami bumi kita dengan kasih-Nya. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga." (Lukas 10:19-20) Baiklah, sudah terlalu sering ayat ini digunakan untuk membenarkan memegang ular untuk membuktikan wibawa rohani seseorang. Tindakan ini penuh kesombongan, bodoh, dan sering kali fatal. Kita tidak dimaksudkan untuk melilitkan tubuh kita dengan ular untuk dibandingkan dengan melilitkan diri kita di dalam kuasa sang musuh. Kita mempunyai kuasa untuk menginjak, bukan memegang! Kita seharusnya menghancurkan alih-alih mengemongnya. 188 DI PERS ENJATAI Mengatur Tuaian Pada musim menuai, jalan-jalan harus dibersihkan dan dipelihara sehingga para penuai dapat mencapai ladang-ladang. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka." (Yohanes 4:35-38) Panen adalah suatu masa singkat yang genting, dan segala sesuatu yang kita genggam di tangan kita harus dipergunakan untuk lebih dari satu kegunaan. Zaman kita dapat diserupakan dengan zaman Nehemia ketika ia mempertahankan diri seraya ia membangun. Demikianlah kita mempertahankan diri seraya kita menuai. Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju! Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan!" (Yoel 3:9-10) Pedang Tuaian 189 Sering kali mereka yang tidak berperan dalam penuaian akan berusaha bersaing dengan mereka yang menuai. Persaingan telah menjadi sebuah masalah sejak Kain dan Habel berjuang untuk mendapatkan perkenan Allah. Kompetisi terjadi di Olimpiade, namun bukan di dalam rumah Allah. Yesus dan Yohanes adalah rekan sekerja yang menolak untuk diadu melawan satu sama lain. Mereka memahami bahwa apa yang sedang mereka kerjakan adalah lebih penting daripada popularitas mereka. Ketika Yesus menampakan diri-Nya di tepi sungai Yordan, Yohanes Pembaptis sedang berseru-seru dan mengarahkan penduduk Yudea menuju suatu jalan pertobatan melalui baptisan dan pengakuan dosa. Ketika Yesus datang untuk dibaptis olehnya, Yohanes protes (lihat Matius 3:13-15). Yohanes memahami bahwa dia tak lain hanyalah seorang bentara dan Yesuslah yang diserukan. Ketika mereka berdua tunduk kepada proses ini, langit terbuka, suara Allah terdengar, dan Yesus dinyatakan sebagai Anak Allah (lihat ayat 16-17). Setelah Yesus menghabiskan empat puluh hari di padang gurun, Dia dan murid-murid-Nya mulai membaptis bersama dengan Yohanes dan murid-murid-Nya. Orang-orang Farisi dan Saduki datang memperhatikan dan mencatat angkanya. Yesus menyadari bahwa orang-orang Farisi terus menghitung baptisan yang diadakan oleh-Nya dan Yohanes (meskipun murid-murid-Nyalah, bukan Yesus, yang sebenarnya melakukan pembaptisan). Mereka mencatat bahwa nilai Yesus lebih banyak, mengubah Dia dan Yohanes menjadi saingan di mata orang-orang. Lalu Yesus meninggalkan daerah Yudea dan kembali ke Galilea. (Yohanes 4:1-3, MSG) 190 DI PERS ENJATAI Di musim menuai, adalah lebih baik meninggalkan sebuah ladang daripada membiarkan mereka yang tidak tunduk di bawah otoritas Tuhan yang empunya tuaian itu membuat Anda bersaing. Yesus memutuskan untuk kembali ke Galilea dan mendapati suatu ladang Fakta yang masak di perjalanan! Keletentang Anggar Dalam pertarungan lahan dan kehausan, Yesus pedang, merawat formasi berhenti di sebuah sumur di adalah penting. Jika tidak, mana seorang perempuan sekutu membahayakan yang kacau-balau menemuyang lainnya karena mereka kan Dia ketika ia pergi menbertarung dengan bertarung imba air. Kemudian kesaksidalam kuartal yang annya membuka kota Sikhar di berdekatan. Samaria (lihat ayat 4-30). Ketika para pemimpin agama tidak berhasil menjadikan Yohanes dan Yesus menjadi saingan satu sama lain, mereka menempatkan keduanya sebagai saingan di antara orang-orang. Persaingan dan kompetisi selalu berusaha menempatkan orang-orang pada posisi di mana mereka harus berdiri di satu kelompok atau yang lainnya. Yohanes adalah seorang perintis yang mengerti masa dan tujuannya. Para perintis tidak memecah-belah ladang. Seperti dia, kita seharusnya menyerukan Dia yang akan datang. Membunuh atau Membela Diri Ketika lingkungan diubah dan jalan-jalan yang dulunya padang gurun dipotong, sering kali ular-ular muncul. Jika kita melihat kejahatan disingkapkan, kita tidak melakukannya dengan kekuatan ma- Pedang Tuaian 1 91 nusia kita. Kita membunuhnya dengan golok Firman Allah… ada tertulis! Tindakan menguasai lahan dan membebaskan para penghuninya ini menginjak-injak ular dan kalajengking. Lagi pula, padang gurun dan lingkungan apa pun yang dipenuhi tumbuhnya dedaunan, ladang biasanya menjadi tempat persembunyian bagi ular-ular berbisa. Batang-batang gandum yang tinggi menutupi lubang-lubang mereka dan menyembunyikan pergerakan mereka. Anda dapat berkata bahwa masa panen adalah penggabungan dari lingkungan yang berubah dan menciptakan jalan-jalan. Para penuai bekerja melepaskan bulir-bulir di jalur yang tegak di hadapan mereka, sementara para pengumpul mengumpulkan hasil usaha mereka. Jika seekor binatang pemangsa kelihatan di ladang dan mengancam baik penuai maupun tuaian, ia harus dilumpuhkan. Tugas ini adalah tanggung jawab penuai, bukan pengumpul, sebab Anda tidak dapat menyerang dengan tangan yang penuh. Ini berarti bahwa peralatan panen dengan segera menjadi satu alat untuk pertahanan diri. Bahkan jika sang ular tidak dalam posisi menyerang, ia harus diusir. Jangan pernah membiarkan suatu bahaya yang telah diketahui oleh pekerja-pekerja Anda terluput tanpa disadari atau tanpa diberitahu masuk ke ladang yang lain. Jika Anda melihatnya, beritahukanlah. Jika Anda tidak diperlengkapi untuk mengusirnya, maka peringatkanlah orang lain bahwa ada seekor ular di ladang itu. Jadi marilah kita membawa Firman Allah seperti sebuah golok kembali ke dalam gambaran ini dan membersihkan jalan di hadapan kita, mengubah daerah sekitar kita menjadi sesuatu yang aman un- 1 92 tuk menuai, dan berurusan dengan ular-ular yang akan memotong jalan-jalan kita. Bapa di surga yang terkasih; Tuntunlah jalanku dengan cahaya Firman-Mu, dan ajarlah aku untuk meninggalkan suatu jejak yang ditandai dengan jelas bagi mereka yang ada di belakangku. Aku ingin menggunakan Firman-Mu untuk menciptakan lingkungan yang mendorong orang lain untuk bertumbuh dengan subur. Aku memilih untuk menjaga hatiku agar tidak keliru mengira rekanrekan pekerja sebagai saingan. Bukalah mataku untuk melihat ladang di sekeliling hidupku yang telah menguning dan siap untuk dituai. Dalam nama Yesus, Amin. 10 Pedang Cahaya Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. –1 Korintus 13:12 Di dunia nyata, suatu pedang cahaya tidak benar-benar eksis kecuali dalam bentuk laser. Namun, di dunia Star Wars, ada beberapa gambaran masa depan yang akan saya pinjam – pedang cahaya. Senjata ini membebaskan apa yang diteranginya. Yesus adalah terang kita di ujung suatu terowongan yang sangat panjang dan gelap, dan ketika kita melihat-Nya, kita akan menjadi seperti Dia. Keuntungan kita dari dunia sementara yang terikat di bumi ini ada pada cahaya remang yang terbaik, terbatas, dan jauh, namun ketika kekekalan menelan waktu, kita akan melihat dengan jelas, muka dengan muka, dalam suatu dunia tanpa bayangan. Ini berarti bahwa sekarang kita tidak dapat melihat gambaran yang utuh. Namun belum pernah ada saat yang paling membutuhkan bagi kita un- 194 DI PERS ENJATAI tuk merasakan atau melihat apa yang sesungguhnya kita lihat secara akurat. Seperti yang diucapkan oleh pepatah, ada lebih dari apa yang dilihat mata, demikianlah kita memerlukan pedang cahaya dan ketajaman untuk melihat. Saya menemukan lebih banyak hal ketika mata saya terbuka lebar dibanding ketika saya mengerling. Sering kali hal-hal yang saya lihat ketika saya tidak terpengaruh dengan apa yang nampak adalah hal yang paling benar. Kita hidup di suatu masa mengandung bersama pengharapan dan peringatan. Kita hidup dalam suatu masa ketika cahaya menyorot dengan jelas dengan bayangan yang mencolok. Di seluruh Perjanjian Baru, orang-orang percaya diperingatkan bahwa dunia di hari-hari yang terakhir akan takluk pada suatu lingkungan yang penuh dengan kejahatan, ajaran palsu, dan segala hal lain yang membiakkan penipuan. Paulus menggambarkan zaman kita kepada Timotius demikian: Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! (2 Timotius 3:1-5) Pedang C ahaya 195 Jika Timotius perlu tahu tentang kondisi kita dua ribu tahun yang lalu, betapa lebihnya lagi kita sekarang memerlukan suatu kesadaran yang bertambah akan zaman kita? Perhatikan, Paulus tidak mengatakan bahwa kesulitan-kesulitan kita akan berkaitan dengan kemerosotan ekonomi, gempa bumi, dan peperangan. Kondisi dunia ini, bangsa-bangsa, atau perbankan bukanlah sesuatu yang mengakibatkan ketegangan di masa kita. Pergumulan kita timbul dari suatu kondisi kegelapan hati manusia. Terjalin di seluruh Perjanjian Baru terdapat peringatan untuk waspada, memperhatikan, berjaga-jaga, berhati-hati, siaga, dan dengan hati-hati memperhatikan Firman Allah dan pengajaran kita. Kita tidak hanya diperingatkan menentang guru-guru palsu; kita diperingatkan mengenai bahaya menipu diri sendiri. Tetapi hidup dengan ketakutan yang terus-menerus akan penyesatan sama saja akan memimpin kita menuruni jalan yang salah. Hidup dalam ketakutan membawa pada keputusan-keputusan yang mengerikan, sebab ketakutan memberi tuntunan yang mengerikan (kecuali takut akan Tuhan). Allah tidak pernah memberi Anda suatu roh ketakutan. Dia memberi Anda suatu “roh…kekuatan, kasih dan ketertiban” (2 Timotius 1:7). Karunia roh ini memiliki tiga sifat yang Anda perlukan untuk hidup dalam ketajaman melihat dan menggunakan Firman Allah dengan benar. Firman Allah adalah pelita yang menerangi jalan kita sementara ia menghakimi tindakan kita, sama seperti ia melihat hati kita. Tanpa cahaya Firman Allah, kita hanya akan berkutat dalam kegelapan, takut terhadap apa yang tidak dapat kita lihat. Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh. (Mazmur 119:130) 196 DI PERS ENJATAI Saya suka gambaran yang ditangkap di sini. Ketika kita membentangkan atau melebarkan Firman Allah seperti suatu peta harta karun, kita memperoleh perspektif dan pengertian. Versi Alkitab yang lain memasukkan istilah “membongkar,” “pengajaran,” dan “jalan masuk.” Tanpa pengertian akan Firman Allah, adalah mudah untuk keliru mengira seorang musuh adalah seorang teman, dan masa lalu seseorang adalah masa depan mereka, karena dunia bayang-bayang mengaburkan perspektif kita. Tetapi ketika cahaya memasuki sebuah situasi, Anda melihat apa yang benar-benar ada di hadapan Anda. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibrani 4:12) Karena itu, penempaan kita harus jauh lebih dalam dari apa yang dapat terlihat. Ini berarti bahwa inti dari ketidaksadaran kita harus diperkuat. Apa gunanya tangan-tangan berotot yang memegang sebuah pedang bagi batang leher seorang sekutu atau kaki-kaki kuat yang mempertahankan tanah yang salah? Kita menjadi sia-sia jika hati dan jiwa kita membuat kita gagal, jika kekuatan kita sendiri yang diandalkan. Ketika saya mempelajari seni bermain anggar, saya belajar bahwa pemain anggar yang baik melihat apa yang sedang datang. Mereka secara naluriah mengetahui gerakan berikut yang akan dilakukan lawan mereka, dan mereka menyesuaikan sikap tubuh mereka untuk menghadapi serangan itu. Pada ayat berikut ini, Paulus sedang menulis kepada gereja di Korintus dan memerintahkan mereka untuk Pedang C ahaya 1 97 kembali meneguhkan kasih mereka untuk seorang saudara yang sebelumnya telah didisiplin – “supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya” (2 Korintus 2:11). Menghadapi Rancangan Setan Apa rancangan licik yang hendak dilakukan sang musuh? Untuk memisahkan kita dari Allah dan satu sama lain melalui taktik pengucilan karena rasa bersalah, penghakiman, rasa malu, dan curiga. Kita menghadapi serangan ini dengan kasih, kuasa, dan suatu pikiran yang jernih. Pertama, kasih: Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian (Filipi 1:9) Di mana kasih tumbuh kerdil, kegelapan akan penipuan berlimpah; di mana kasih tumbuh dengan subur, pengetahuan dan pengertian bertambah secara seimbang. Saya dapat mengatakan dengan jujur, tidak pernah ada seseorang yang telah menyampaikan pengetahuan dan pengertian ke dalam hidup saya tanpa dia mengasihi saya terlebih dahulu. Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya [atau saudarinya], ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya [atau saudarinya], ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci 198 DI PERS ENJATAI saudaranya [atau saudarinya], ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. (1 Yohanes 2:9-11) Ini sangat sederhana: kebencian tinggal di dalam gelap; kasih tinggal di dalam terang. Orang-orang yang membenci tersandung ketika mereka berjalan dalam gelap, tanpa petunjuk tentang ke mana mereka sedang menuju sebab mereka buta adanya (menipu diri). Orang-orang yang mengasihi berjalan di dalam terang, tahu ke mana mereka menuju, dan sampai ke sana tanpa tersandung. Dalam bidang kecakapan dan intuisi, perempuan memiliki suatu keuntungan. Sebuah cara agar putri-putri Allah dapat menyesuaikan mata intuisi mereka dan memelihara keseimbangan pengertian mereka adalah… mempraktikkan kasih. Jadi inilah beberapa inti latihan pengertian (dari 1 Korintus 13:4-7): 1. Kasih tidak pemarah, ia sabar dan baik hati. 2. Kasih tidak menyimpan suatu daftar dosa-dosa masa lalu. 3. Kasih percaya kepada Allah, jadi ia bertahan. 4. Kasih merayakan kebenaran. 5. Kasih tidak mengungkit-ungkit masa lalu. 6. Kasih mencari yang terbaik. 7. Kasih terus ada hingga ke masa depan. Langkah kedua adalah otoritas atau kuasa. Tidak ada otoritas tanpa kuasa, dan tidak ada kuasa yang diakui tanpa otoritas. Pada akhirnya, kedua hal ini adalah karunia dari Allah. Untuk menyadari keduanya, Anda harus mengetahui kedudukan Anda. Pedang C ahaya 199 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. (1 Petrus 2:9) Bagaimanapun silsilah Anda atau gambaran kerja Anda, ini adalah penugasan Anda yang sebenarnya. Di dalam Kristus, Anda adalah putri-putri dari suatu bangsa yang terpilih, anak cucu dari suatu imamat yang rajani, dan duta-duta besar dari suatu bangsa yang kudus. Anda adalah milik-Nya yang berharga, ditebus untuk memberitakan segala sesuatu yang Dia perbuat ketika Dia memanggil Anda keluar dari suatu kehidupan yang gelap untuk hidup selamanya dalam kemuliaan terang-Nya. ItuIni sangat lah kuasa kesaksian Anda. sederhana: Lalu ada elemen ketiga yaitu suatu kebencian tinggal pikiran yang jelas dan sehat. di dalam gelap; Apa artinya memiliki suatu pikiran kasih tinggal di yang sehat? Merriam-Websters mendefinisidalam terang. kan sehat sebagai terbebas dari luka, penyakit, cacat, kesalahan, atau kerusakan; kemampuan untuk berdalih secara logis; masuk akal serta didirikan dengan baik dan didasarkan dengan baik. Hanya Allah yang dapat memberikan perspektif ini kepada umat-Nya di tengah-tengah suatu dunia yang begitu rusak, tidak sehat dan sakit dalam seluruh prosesnya untuk berdalih. Firman Allah memiliki kuasa untuk memperbarui pikiran Anda dan mengubahnya dari pikiran yang sakit menjadi sehat. Perjumpaan dengan Firman itu dapat mengubah Anda dengan sama pastinya seperti seorang gila yang bengis dan telanjang menjadi seorang yang berpakaian, tenang, dan berpikiran waras (lihat Markus 5:1-15). 20 0 DI PERS ENJATAI Adalah mustahil untuk berpikiran tajam ketika pikiran Anda dilambungkan badai. Berpikiran tajam berarti makanan kita beralih dari susu Firman Allah menjadi suatu makanan yang lebih keras yang memberikan kekuatan kepada mreka yang tahu bagaimana mencernanya. Ini datang melalui pembaruan pikiran kita dengan terang Firman-Nya, yang sama artinya dengan melatih berpikiran tajam. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (Ibrani 5:14) Ada suatu masa ketika saya memandang pengertian ayat ini dengan berprasangka. Sebelum Anda jatuh ke dalam lumpur kesalahpahaman yang membuat saya tersandung, ketahuilah bahwa ayat ini tidak mempersamakan berpikiran tajam dengan menghakimi. Ada sebuah gagasan yang lebih besar yang dimainkan di sini selain menilai orang lain sebagai orang yang bersalah atau tidak bersalah. Kedewasaan, ketajaman berpikir, dan kekuatan dapat ditemukan di dalam Firman, dan kita akan memerlukan semua ini bekerja bersama-sama jika kita hendak mengarahkan arusnya dengan selamat serta membedakan yang baik dari yang jahat. Lebih dari yang Dilihat Mata Ketajaman berpikir datang bersama kedewasaan, yang akhirnya mengenai pendekatan kita terhadap kehidupan. Sebenarnya, kita dapat menjadi dewasa atau tidak dewasa pada usia berapa pun dalam hidup. Kita tidak bertumbuh dalam ketajaman berpikir dengan Pedang C ahaya 201 memberikan nama kepada orang-orang atau benda-benda. Sama seperti kecepatan mengetik saya selalu lambat ketika saya memandangi tombol huruf-hurufnya, pemberian nama menjauhkan kita dari bergerak bebas di dalam iman dan percaya bahwa sesuatu yang tidak terlihat akan memimpin kita. Jadi, mengetik adalah soal merasakan tombol-tombol alih-alih melihatnya. Sesungguhnya, selalu ada sesuatu lebih dari yang terlihat. Kita tahu bahwa segala yang kita lihat sekarang diciptakan oleh apa yang belum dapat kita lihat. Setiap kebenaran alamiah adalah suatu simbol dari kebenaran rohaniah. —Ralph Waldo Emerson Demikian halnya, ketajaman berpikir dalam hidup ini bukanlah suatu latihan dalam pemberian sebutan bahwa suatu tipe orang, benda atau pengalaman sebagai sesuatu yang “baik” dan orang lain, benda lain dan peristiwa-peristiwa lain sebagai sesuatu yang “buruk.” Ketajaman berpikir adalah tentang mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi sehingga putri-putri yang heroik dapat mengubahkan sesuatu yang dilihat orang sebagai kerugian menjadi suatu keuntungan. Pahlawan yang berpikiran tajam akan mengetahui bagaimana mengubahkan kejahatan di sekeliling demi kebaikan. Ketajaman berpikir dapat diserupakan dengan membedakan sebuah cahaya di kejauhan. Dalam budaya di zaman kita ini, garis antara kebaikan dan kejahatan terlihat kabur. Terdapat begitu banyak kegelapan tepat di hadapan kita yang mengaburkan cahaya di kaki langit. Untuk melihat dengan jelas, kita harus melihat ke dalam batin dan mendengarkan suara di dalam hati kita. Dari sanalah kita me- 202 DI PERS ENJATAI nimba tuntunan Roh Kudus. Perhatikanlah bahwa ketajaman berpikir adalah suatu kekuatan yang harus dilatih melalui praktik yang terus-menerus. Hanya dengan demikian kita mampu memisahkan atau membedakan yang baik dari yang jahat. Perlakukanlah orang-orang seolah-olah mereka telah menjadi seperti yang seharusnya, dan tolonglah mereka menjadi seseorang yang mampu mereka capai. —Johann Wolfgang Von Goethe Izinkan saya membuka lembaran hidup saya sebagai contoh. Dulu, saya menjalani kehidupan yang tidak bermoral dengan berhubungan seks dengan siapa saja. Mereka yang telah terlatih menggelari orang lain akan melihat saya dan memberi stempel “kereta api seksual rongsokan” di dahi saya. Tetapi menggambarkan bungkus suatu paket tidak Fakta berarti Anda tahu isinya. Selama bertatentang Anggar hun-tahun hidup saya ditandai dan diPenentuan waktu adalah tutupi oleh apa yang telah saya lakusatu-satunya komponen kan. Namun syukurnya, Allah menpaling penting dalam empatkan figur seorang ayah yang pertarungan menguasai seni ketajaman berpikir ke pedang. dalam hidup saya. Dia dan istrinya menyambut saya ke rumah mereka. Ketika saya melewatkan malam itu di rumah mereka, saya merasa disambut dan aman, sementara di rumah-rumah yang lain saya merasa diamati. Dia dan istrinya melihat jauh melampaui seorang perempuan yang nampaknya rusak dan melihat ke pada dunia yang mungkin terjadi. Pedang C ahaya 203 Mereka mengerti bahwa meskipun kehidupan seksual saya telah tergelincir, jika itu dapat dikembalikan kepada jalurnya, masa lalu saya mungkin dapat menerangi jalan orang lain. Bukannya berlaku seolah-olah masa lalu saya tidak pernah terjadi, mereka mendorong saya untuk menerangi kesalahan itu sebagai suatu menara suar bagi orang lain. Saat orang lain hanya melihat suatu kegagalan, mereka melihat seseorang dengan begitu banyak potensi nyala api yang dapat digunakan untuk menebus orang lain! Berkali-kali saya mampu menyuling kebaikan dari kejahatan saya. Saya menebus pilihan-pilihan saya dengan menjadi contoh sehingga orang lain tidak akan menempuh jalan yang sama. Kita perlu menjadi dewasa dalam kemampuan kita untuk melihat. Ketajaman berpikir yang benar mengerti bahwa bayang-bayang kegelapan masa lalu seseorang dapat berfungsi sebagai suatu cahaya di kejauhan bagi masa depan seseorang. Para pejuang melihat melampaui masa lalu yang gelap dan apa yang nampak saat ini untuk menyaksikan suatu pewahyuan yang mulia di masa depan bagi diri mereka sendiri serta orang lain! Yesus datang sebagai “terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel” (Lukas 2:32). Namun, harap jangan membayangkan saya menjadi naïf dan tidak waspada akan perlunya melihat ketika kegelapan bertopengkan terang. Kemampuan membedakan buah yang baik dari buah yang buruk adalah suatu keterampilan yang perlu ditingkatkan: Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari 20 4 DI PERS ENJATAI perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." (Lukas 6:44-45) Tampaknya, indikator paling akurat tentang apa yang tersimpan di dalam hati kita adalah apa yang keluar dari mulut kita! Kadangkadang seseorang dapat mengatakan sesuatu yang terdengar benar, namun rasanya salah. Lain waktu seseorang akan mengatakan sesuatu yang terdengar salah, namun itu rasanya benar (seperti halnya orang-orang Kristen yang muda dan belum dewasa). Dengarkanlah dengan hati Anda – kemudian dengarkan hati Anda. Jangan mengabaikan kepekaan batin Anda. Jadi, memberikan suatu persetujuan kepada apa yang kelihatan, jenis tanggapan ini tidak dikembangkan melalui latihan fisik; lebih dalam dari itu. Ini adalah suatu tanggapan naluriah yang berkaitan dengan pengertian. Dan ini adalah suatu bidang di mana perempuan dapat bersinar. Ketika hati telah ditempa dan racun kecurigaan disingkirkan, kita dapat melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh orang lain. Ketajaman Pikiran dan Doa Seperti apakah doa syafaat itu? Apakah itu hanya suatu hal mengenai doa? Baiklah, saya percaya doa syafaat seharusnya selalu dimulai dengan doa, namun doa syafaat yang benar jarang berhenti di sana. Beberapa kata yang membentuk pengertian bersyafaat adalah “campur tangan, menengahi, merundingkan, mengadili” – dan kesukaan saya – “bangkit.” Jadi beberapa cara kita bersyafaat adalah berbicara bagi orang lain sebagai seorang pembela, berbicara mengenai permasalah- Pedang C ahaya 205 an yang memerlukan pemecahan, dan berdiri bagi yang tertindas dan yang bungkam. Firman ini menunjukkan kepada kita kapan kita harus melibatkan diri, ke mana mendapatkan jawaban, dan cara memperbaiki apa yang salah, serta mengarahkan kita kepada terang di ujung jalan kita. Allah tidak pernah memberi kita ketajaman berpikir supaya kita dapat mengkritik, melainkan supaya kita bersyafaat. —Oswald Chambers Dengan memahami pengertian syafaat ini, kita menyadari dengan lebih lengkap tentang apa artinya bersyafaat. Saya percaya bahwa syafaat terjadi kapanpun terang bertemu dengan kegelapan. Yesus datang sebagai perantara antara Allah dan manusia, dan Dia campur tangan kapanpun Dia berjumpa dengan kuasa-kuasa kegelapan terhadap sakit-penyakit, kerasukan setan, pemutar-balikan agama, dan penindasan. Dia berunding dengan ahli-ahli Taurat yang berbicara mendua soal agama ketika Dia dengan brilian memutuskan dengan hikmat yang sangat mengejutkan. Dan bahkan sebelum Dia bangkit dari kubur, Dia bangkit pada setiap kesempatan untuk mengangkat kehidupan orang lain. Ketika Yesus diperhadapkan dengan seorang perempuan yang dituduh berzinah, Dia berdiri dalam syafaat, sebab Dia melihat bahwa para pemimpin agama telah membawanya untuk mencobai dan menjebak-Nya. Mereka memelintir Firman Allah menjadi suatu alat penghukuman. Dalam tantangan bersyafaat ini, Dia melihat hal yang sebenarnya dan mengucapkan terang ke dalam kegelapan hati mereka: 20 6 DI PERS ENJATAI Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7) Lalu Yesus membungkuk, menunggu hingga semua penuduh itu pergi, dan berdiri kembali: Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (ayat 10-12) Dia memampukannya hidup tanpa dosa dalam terang masa depannya – hal yang paling tidak pernah dapat dia lakukan ketika masih terperangkap dan tertambat pada penghukuman yang gelap dari masa lalunya. Batu-batu tidak lagi membawa perempuan tak bernama ini ke kuburan! Saudari-saudari, mari membuang batu-batu penghukuman yang kita punya dan memungut suatu pedang cahaya. Ketajaman berpikir memiliki kuasa menerangi dunia bagi orang lain. Yesus juga bersyafaat ketika Dia berdiri di hadapan pintu masuk suatu batu kubur dan membangkitkan Lazarus dari kematian. Yesus menangis dengan kesedihan besar karena kasih akan seorang sahabat. Lalu Dia berdoa: Pedang C ahaya 207 Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." (Yohanes 11:41-44) Lazarus terbaring di balik kegelapan batu itu dan menemukan kelepasan dalam terang suatu hari yang baru. Ketajaman berpikir dan syafaat yang benar berkuasa melepaskan tawanan-tawanan yang ditahan untuk memasuki takdir mereka. Di sepanjang kehidupan-Nya di bumi, Yesus melihat pekerjaan Si Jahat, lalu bersyafaat dengan membawa terang, kebenaran, dan penyembuhan ke dalam hari-hari kegelapan di bumi ini. Dalam pandangan saya, ketajaman berpikir yang paling dramatis adalah ketika Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34). Ketajaman berpikir sadar ketika yang lain buta adanya dan kemudian bersyafaat atas dasar kelalaian mereka dan bukannya atas tindakan mereka. Salib mengakhiri keterpisahan kita dari Allah, namun syafaat-Nya tidak berhenti di sana. Yesus tidak hanya bangkit dari kubur; Dia naik ke surga: Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan 20 8 DI PERS ENJATAI menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? (Roma 8:33-34) Dan karena kebangitan-Nya yang kekal serta posisi-Nya yang istimewa, kita dijanjikan, Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (ayat 35, 37) Saudari terkasih, inilah saatnya menguatkan diri kita di dalam Firman dan menyinari dunia ini dengan ketajaman berpikir yang benar dan bangkit dalam pengertian akan tindakan-tindakan untuk bersyafaat. Bapa Surgawi; Saya siap untuk meletakkan batu-batu penghukuman dan menjadi seorang putri yang berpikiran tajam. Saya akan memperbarui pikiran saya dengan membaca, mengucapkan dan menghidupi FirmanMu dalam terang. Saya ingin melihat cahaya dan tuntunan surga menyerbu kegelapan dunia. Saya siap membebaskan mereka yang menjadi tawanan dosa, Pedang C ahaya dengan memberitakan terang dan kasih demi masa depan mereka. Saya rela menangis atas mereka yang telah dimakamkan dalam kuburan karena perdagangan manusia, belenggu agama, dan keputusasaan. Saya akan mengangkat suara, mengulurkan tangan, berdiri, dan melangkah ke dalamnya atas nama orang lain. Dalam nama Yesus, Amin. 20 9 11 Pedang Nyanyian Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai putri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan diam di tengahtengahmu, demikianlah firman TUHAN –Zakharia 2:10 Suatu pedang disetel seperti suatu alat musik… Kadang-kadang yang diperlukannya hanyalah sebuah lagu untuk memainkan pertarungan dengan persetujuan Anda. Anda tak harus menjadi seorang pemimpin ibadah untuk beribadah, dan Anda tidak harus menjadi seorang penyanyi untuk bernyanyi. Anda hanya perlu menjadi seorang putri, yang merupakan suatu hal yang baik, sebab ada banyak pertarungan yang Anda menangkan dengan nyanyian. Saya sangat gembira ketika saya menemukan suatu pedang dengan suatu bentuk dan fungsi yang menangkap gambaran akan apa yang terjadi ketika kita bernyanyi. Ini adalah suatu pedang kuno yang disebut flamberge, yang secara hurufiah berarti “mata pedang yang menyala.”9 Sisi-sisi pedang ini memiliki suatu pola yang berombak atau bergelombang. Ketika mata pedangnya bertemu dengan mata pedang lain, rancangan flamberge mengirimkan getaran-getar- 2 12 DI PERS ENJATAI an kepada pedang lawan, membuatnya bergoyang dan bergetar di tangan yang lain. Ini melemahkan genggaman lawan, dan menambah gesekan yang menciptakan suatu keuntungan bagi sang pembawa flamberge. Betapa hebatnya! Saya sungguh percaya bahwa, ketika kita bernyanyi, hal yang sama terjadi… khususnya ketika kita menyanyikan Firman! Gelombang udara mulai bergetar dengan suara, dan genggaman musuh tergelincir ketika gesekan antara terang dan gelap bertambah. Serangan gencar sang musuh melambat, dan kutukan-kutukan serta dakwaan-dakwaan ditahan dan dilemparkan dalam kebingungan. Gabungan dahsyat dari alat-alat musik dan nyanyian memiliki kuasa untuk mengubah setiap lingkungan yang mengelilingi kita, untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Dalam pengalaman saya sendiri, ada saat-saat menyembah ketika secara harafiah seolah-olah waktu melambat dengan sendirinya dan hampir benar-benar berhenti sama sekali. Dan betapa ironisnya suatu pedang menyala yang berputarputar ke segala arah yang menghalangi Adam dan Hawa kembali ke Taman Eden (lihat Kejadian 3:24). Tampaknya bahwa melalui dinamika nyanyian dan ibadah, suatu pedang memberi jalan masuk bagi kita. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! (Mazmur 100:4) Pedang Nyanyian 2 13 Ketika kita menggunakan kata-kata pemujaan dan syukur – sering kali disampaikan sebagai nyanyian – jalan masuk ke surga terbuka dan suatu pertemuan di istana Bapa kita terjadi. Kita telah mencapai dunia tak terlihat yang sangat luas dan menginjak trotoar surga – sementara kaki kita masih berdiri teguh di bumi. Saya tidak dapat memberi tahu Anda seberapa sering saya secara harafiah merasa terhanyutkan ketika saya menjalani ruangan-ruangan rumah saya saat sedang Fakta bernyanyi. tentang Anggar Kita tidak memerlukan suatu “Waspada” merujuk bukan hanya pada sikap yang kunci atau sebuah surat undangan bertahan namun juga sikap untuk memasuki bait Allah. Yang yang menyerang. Sebagai kita butuhkan hanyalah sebuah akibatnya , ini adalah nyanyian! posisi siap. Permulaan Nyanyian Keluaran 15 untuk pertama kalinya menyebutkan adanya dinamika nyanyian. Sebelumnya, alat-alat musik disebutkan, namun bukan liriknya. "Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya. (Keluaran 15:1-3) 2 14 DI PERS ENJATAI Dalam nyanyian kemenangan ini, Musa memberitakan bahwa Allah adalah lagu kekuatannya. Bernyanyi dengan cara yang meninggikan Allah menyatakan pemerintahan-Nya atas hidup Anda. Bernyanyi bagi Dia membuka hati Anda dan melapangkan hidup Anda dengan keajaiban-Nya. Saya bahkan tidak dapat menghitung berapa kali ketika menyembah telah mengubahkan seluruh cara pandang saya. Ada saatnya ketika saya merasa diliputi oleh segala hal yang dilemparkan oleh kehidupan di jalan saya. Mungkin saya baru saja mendengar berita mengerikan atau suatu laporan mengerikan yang mengancam menakuti saya. Jika serangan itu cukup intens, saya akan masuk ke ruangan tertutup dan bukan hanya bernyanyi, namun juga menari hingga saya merasakan suatu nyanyian sedang melingkupi situasi saya. Lalu ada saat-saat lainnya ketika saya merasa terpuruk, bahkan lesu. Kadang-kadang kehidupan ada di jalan yang nyaris kehilangan arah, namun ada satu yang tetap ada. Ketika saya masuk ke kamar saya setelah bepergian sepanjang hari dengan pesawat dan mobil, saya menangkap suasana dengan menyembah. Sesegera mungkin, saya berdoa atas kamar saya dan mengenakan headphone. Melalui lagu-lagu pujian dan penyembahan, saya dapat mengalami suasana surga tak peduli di manapun saya berada. Saya tahu pada saat-saat yang demikian bahwa saya telah datang untuk melayani, dan saya menolak untuk membiarkan ruangan hotel yang suram di sebuah kota yang jauh dari rumah akan membuat saya berkecil hati. Atau barangkali kamarnya menyenangkan, namun saya merasakan kekuatan dan semangat saya terkuras dan habis, dan bukannya meneruskan berkhotbah dalam suatu kebaktian, saya akan tidur sejenak. Lalu saya tahu sekarang waktunya untuk membangkitkan karunia itu. Pedang Nyanyian 215 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita (Efesus 5:18-20) Ketika kita bernyanyi, Allah diagungkan. Kekuasaan-Nya dinyatakan atas situasi kita. Karena Dia mendiami puji-pujian umatNya, kita ada di hadapan-Nya bahkan ketika Dia ada di dalam kita. Hati kita mulai bertambah dengan keberanian dari-Nya ketika hati kita melimpah dengan syukur. Nyanyian Peperangan Ada suatu masa ketika paduan suara Yehuda mengalahkan tiga pasukan besar yang mustahil yang telah bergabung untuk menghancurkan mereka (lihat 2 Tawarikh 20). Ketika umat Allah yang kudus berseru dan memuji Allah mereka yang tak tergantikan, Dia melemparkan pasukan-pasukan musuh ke dalam kebingungan dan menyebabkan mereka saling bunuh satu sama lain. Dan apakah seruan strategi perang mereka? "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (2 Tawarikh 20:21) 216 DI PERS ENJATAI Pasukan apa yang dapat bertahan melawan kuasa kasih yang kekal? Tidak ada, sebab kasih tidak dapat gagal. Satu contoh lain yang menjadi kesukaan saya akan peperangan Allah atas nama kita di tengah-tengah suatu peperangan diceritakan dalam Yesaya: Kamu akan menyanyikan suatu nyanyian seperti pada waktu malam ketika orang menguduskan diri untuk perayaan, dan kamu akan bersuka hati seperti pada waktu orang berjalan diiringi suling hendak naik ke gunung TUHAN, ke Gunung Batu Israel. Dan TUHAN akan memperdengarkan suara-Nya yang mulia, akan memperlihatkan tangan-Nya yang turun menimpa dengan murka yang hebat dan nyala api yang memakan habis, dengan hujan lebat, angin ribut dan hujan batu. Sebab Asyur akan terkejut oleh suara TUHAN, pada waktu Ia memukul mereka dengan gada. Sebab setiap pukulan dengan tongkat penghajar yang ditimpakan TUHAN ke atasnya, akan diiringi rebana dan kecapi, dan Ia akan berperang melawan Asyur dengan tangan yang diayunkan untuk peperangan. (Yesaya 30:29-32, penekanan ditambahkan) Bagian saya dalam persamaan ini adalah membuka mulut saya dan bernyanyi! Tetapi tidak semua lagu akan berhasil. Saya harus bernyanyi seolah-olah ini adalah suatu malam di mana saya mendaki gunung Allah, dan dari ketinggian yang megah, saya kembali memperoleh perspektif-Nya dan mengingat betapa ajaibnya Yang Ma- Pedang Nyanyian 2 17 hatinggi. Ketika saya bernyanyi dengan jenis kekuatan yang penuh sukacita ini, Allah benar-benar membuka telinga dan mata rohani saya untuk mendengar suara-Nya yang mulia serta melihat tanganNya yang hebat bangkit dalam peperangan. Suara-Nya menghancurkan benteng-benteng, bahkan cambuk-Nya menyerang sang musuh. Semua ini terjadi serentak dengan alat-alat musik di zaman kita. Mengapa kita hanya menghunus separuh pedang kita? Ketika kita menyembah dalam sukacita yang disatukan dengan segala kekuatan dan kehebatan kita, Allah membuat musuh kita kocarkacir dengan pedang-Nya. Seperti yang Anda tahu, kita tidak berjuang melawan musuh dari daging dan darah. Perjuangan kita adalah dengan kuasa-kuasa kegelapan yang tidak terlihat yang mengendalikan setiap tindakan di bumi ini yang bertentangan dengan terang, kasih, kebenaran, iman, pengharapan, dan keberanian. Salah satu dari kumpulan janji Allah yang paling berkuasa terdapat dalam Yesaya 54. Dalam satu fasal ini, kita menemukan ketetapan-ketetapan Allah akan warisan, pertambahan, pembaruan, penebusan, belas kasih, suatu dasar yang kokoh, kemerdekaan dari ketakutan, anak-anak yang dididik oleh Allah, dan pertahanan dari sang musuh. Dan Anda dapat memiliki semua ini dengan sebuah nyanyian! Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah,hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami, firman TUHAN. (Yesaya 54:1) 218 DI PERS ENJATAI Ketika Anda bernyanyi, pintu gerbang kehidupan Anda terbuka untuk ketetapan surga. Ketika saya merasa tertambat, terkepung, terbatas, atau bahkan terikat pada dunia, saya menarik pedang nyanyian saya dan mengangkat suara saya. Dan saya juga menari. Mengapa tidak? Menari adalah tindakan aneh yang membedakan Raja Daud sebagai manusia Allah dan pada waktu yang sama membawa kehancuran bagi istrinya, Mikhal: Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya. (2 Samuel 6:16) Pendengar Anda bukanlah manusia… melainkan Allah. Daud tidak dapat menahan dirinya sendiri. Sukacitanya tidak terbendung, sehingga ia menari dengan liar. Tabut Allah kembali, dan janji Allah kepadanya telah digenapi. Musik mengundang tubuh Anda untuk bergerak, namun mengingat segala sesuatu yang telah Allah lakukan bagi Anda akan menggerakkan Anda. Ketika Anda membuka gerbang hati Anda melalui ucapan syukur yang sungguh-sungguh dan kata-kata pengakuan terimakasih untuk segala yang telah Dia lakukan, Anda menjamah siapa Dia sesungguhnya. Nyanyian-nyanyian kita di malam hari menggerakkan Dia masuk ke dalam siang hari kita. Ketika Anda bernyanyi, lingkungan hidup Anda akan benarbenar bergetar dengan suatu frekuensi akan pengharapan, karena gerak maju sang musuh telah ditatahan dan Anda dibimbing masuk ke dalam hadirat Allah. Ketika kita bernyanyi, Dia mendengar, dan kita mulai melihat janji-janji Allah dinyatakan dalam kehidupan kita. Pedang Nyanyian Bapa Surgawi yang terkasih, Saya siap bernyanyi atas semua tempat yang rusak dan tandus dalam hidupku. Saya percaya bahwa, ketika saya bernyanyi, Engkau akan memenuhi hatiku dengan harapan mengenai pengharapan, dan iman akan timbul ketika saya menyatakan kasih saya kepada-Mu. Engkau sendirilah yang memiliki kuasa untuk menghancurkan dusta-dusta dan benteng-benteng sang musuh dengan kuasa pemerintahan kerajaan-Mu. Ampunilah saya karena menahan kemuliaan yang layak bagi nama-Mu. Sejak saat ini dan seterusnya, saya memilih menjadi seperti pedang yang menyala-nyala yang bergerak ke segala arah. Dan seperti apa pun situasi saya, saya akan menyanyikan puji-pujian-Mu dan akan menyanyikan kasih dan kemurahan-Mu yang kekal selamanya. Dalam nama Yesus, Amin. 219 12 Pedang Keheningan Sebuah pedang menjaga pedang lain tetap di dalam sarungnya. –George Herbert Pedang keheningan digambarkan dengan paling baik dengan sebuah pedang yang tetap berada di dalam sarungnya. Itu adalah sebuah pedang yang ditahan dan tidak dihunus. Gagang pedang ini dapat terlihat, menyatakan bahwa ia dapat digenggam, namun mata pedangnya tersembunyi, menunjukkan bahwa pembawa pedang telah memilih menahannya tetap terbungkus. Keheningan adalah suatu pedang yang tidak dapat terlihat karena ia merupakan suatu kata yang tidak diucapkan atau sebuah tindakan yang tidak diambil. Ketika keheningan dituntut, senjatasenjata yang Anda bawa sebaiknya tetap tersembunyi. Pedang ini relevan ketika kita mengesampingkan semua hal yang akan atau dapat kita lakukan untuk menyelamatkan atau membela diri kita sendiri. Itulah yang terjadi ketika tubuh dan jiwa berbaring di kaki Raja kita. Diam dapat berarti banyak hal. Itu dapat berarti Anda benarbenar tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan, tuduhan, atau serangan. Kadang-kadang hal-hal yang benar-benar tidak dimengerti 222 DI PERS ENJATAI mendatangi kita dan, karenanya, kita tidak tahu bagaimana harus menanggapinya. Diam juga dapat berarti bahwa Anda memiliki sebuah jawaban, namun Anda memilih untuk tidak bersuara. Jika pedang tidak ditarik, itu karena sesuatu menenangkan tangan kita. Saya tidak sedang bicara tentang ditahan oleh ketakutan, namun tentang Allah yang sedang berbisik, “Serahkan yang satu ini bagi-Ku.” Tetap diam sering kali menuntut lebih banyak tenaga dibanding menyerang. Tenang dan berdiam diri adalah sikap yang terbaik yang dapat kita bayangkan ketika kita perlu mendengarkan Allah. Lalu ada saatnya ketika sikap ini menjadi satu-satunya yang terbaik yang dapat kita ambil agar Allah dinyatakan kepada orang lain. Kedua taktik ini menuntut agar kita menguasai jiwa kita. Dalam budaya kita masa kini, ini mengacu pada penguasaan diri: “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya” (Amsal 25:28). Jika karena perkataan atau tindakan kita yang ceroboh kita membiarkan jiwa kita tidak terlindungi, maka suatu periode untuk merenung berdiam diri dan bertobat dapat mulai memperbaiki apa yang telah hilang. (Nanti akan membahas lebih banyak mengenai hal ini.) Juga ada saat ketika kita dapati diri kita berada di tengah-tengah keadaan yang mengancam yang tidak kita sebabkan. Kita telah menaati Allah dan mengikuti tuntunan-Nya, hanya untuk mendapati diri kita bergumul habis-habisan antara terang dan gelap. Pedang Keheningan 2 23 Barangkali contoh terbaik yang alkitabiah bagi kita tentang suatu peperangan “segala kemungkinan menentang Anda” dan “yang ini terlalu besar untuk Anda tangani” adalah ketika anak-anak Israel meninggalkan Mesir, negeri perbudakan mereka. Setelah serangkaian kesulitan berganti-ganti yang datang dan pergi dengan lebih dari sekadar beberapa tulah dan perundingan, Allah melangkah masuk dan melepaskan sang pemusnah, membunuh anak-anak lelaki sulung orang Mesir. Seorang Firaun yang berdukacita dan terpukul membebaskan bangsa Israel untuk pergi dan menyembah Allah mereka. Tetapi Allah kembali mengeraskan hatinya, dan Firaun mengubah pikirannya dan mengirim seluruh kekuatan pasukannya untuk melawan orang-orang Israel yang sedang pergi. Tentu saja, bangsa Israel lebih dari sekadar ketakutan ketika mereka melihat kereta-kereta perang dan kuda-kuda yang mengejar mereka. Alih-alih menyalahkan Firaun, mereka bahkan menuduh Musa sedang membawa mereka keluar ke padang gurun untuk membunuh mereka! Nampaknya semua tersesat, dan tidak ada terlihat jalan apa pun untuk melarikan diri. Dengan segala kajian logika, mereka terperangkap, dengan sebuah lautan yang sangat luas di hadapan mereka dan pasukan terbaik dunia berbaris di belakang mereka. Saya bertaruh Anda ingat bahwa, Allah kita yang luar biasa melihat penyergapan tanpa jalan keluar apa pun sebagai kesempatan. Israel ada tepat di tempat di mana Allah menginginkan mereka berada ketika Musa dengan berani menyatakan: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:13–14, penekanan ditambahkan) 2 24 DI PERS ENJATAI Apakah Anda setuju bahwa berdiam diri adalah tantangan di saat-saat menakutkan? Ketika saya membaca kata-kata ini, saya ingat gambaran kepahlawanan dari film The Ten Commandments. Putaran tiang api yang telah menuntun mereka berpindah ke belakang kelompok itu untuk menghalangi pasukan Mesir. Sepanjang malam, dinding api menahan pasukan Mesir di pantai. Sementara itu, angin Allah sedang sibuk membelah Laut Merah dan mengeringkan dasar laut, dengan demikian menciptakan suatu jalan yang bebas lumpur untuk melarikan diri. Sebagai seorang pengamat, saya berpikir, Ini adalah keajaiban yang membungkam mulut Anda! Namun keajabain dari tindakan ini tidak berhenti di sana. Setelah orang-orang Israel telah menyeberang dengan selamat ke sisi yang lain, orang-orang Mesir merasa didorong untuk mengikuti mereka. Pada saat yang tepat, Allah melepaskan air Laut Merah dan mengubur seluruh pasukan Mesir dalam suatu sambaran kejatuhan. Perbuatan yang tiada tandingannya inilah yang mengilhami Musa meledak dalam nyanyian dan Miryam beserta para perempuan bergabung dengan suatu tarian rebana! Nampaknya, ketika Tuhan berperang bagi Anda, yang perlu Anda lakukan adalah tetap diam dan hening sampai tiba waktunya untuk merayakan. Terdengar sederhana, bukan? Ya. Tetapi saya tidak hendak mengatakan bahwa itu mudah. Sering kali saya nyaris tercekik atas apa yang tidak saya katakan. Ketika Anda telah bersiaga, kebanyakan peperangan yang kita hadapi tidak mencakup suatu kisah kepahlawanan yang mempertontonkan api dan air. Tidak ada angin yang membelah jalan melalui suatu laut yang terlihat. Tidak ada tiang api untuk menerangi malam kita dan menghalangi jalan pasukan musuh kita. Musuh kita tidak Pedang Keheningan 225 sedang mengejar kita dengan kereta-kereta perang dan tombak. Serangan-serangannya lebih tersamar, dan bukannya tidak mungkin ia dipersenjatai dengan dusta-dusta menyimpang, desas-desus yang mengucilkan, dan ketakutan yang tak terhentikan. Satu-satunya air asin dalam seratus mil mungkin adalah air mata di mata kita, dan tiang api adalah suatu kerlip nyala api di dalam hati kita. Namun kita tetap dijanjikan bahwa Dia memiliki barisan belakang kita, bukan karena Dia menugaskan malaikat-malaikat, namun karena Dia adalah penjaga barisan belakang kita. Kita memiliki jaminan-Nya bahwa Dia tidak akan pernah membiarkan atau meninggalkan kita. Marilah kita melihat peringatan Musa sekali lagi dari beberapa sisi yang lain. Musa berkata kepada bangsa itu: “Janganlah takut. Berdirilah tetap dan lihatlah Allah melakukan pekerjaan keselamatanNya untuk kamu pada hari ini. Lihatlah baik-baik pada orangorang Mesir itu pada hari ini, sebab engkau tidak akan pernah lagi melihat mereka. Allah akan memerangi pertempuran itu bagimu. Dan kamu? Jagalah mulutmu tetap diam!” (Keluaran 14:13-14, MSG) Dan lagi, Musa menjawab bangsa itu, “Jangan takut. Berdirilah teguh dan kamu akan melihat pembebasan yang akan TUHAN bawa bagimu hari ini. Orang-orang Mesir yang kamu lihat hari ini tidak akan pernah kamu lihat lagi. TUHAN akan berperang 2 26 DI PERS ENJATAI bagi kamu; kamu hanya perlu berdiam diri.” (ayat 13-14, NIV ) Ada sebuah pola yang berulang di sini. Pertama dan yang terutama, kita tidak boleh takut. Kita harus membuang setiap aspek ketakutan dari pikiran kita dan jangan membiarkannya mengotori pikiran kita. Berikutnya, ada suatu tuntutan untuk berdiri teguh dan bertahan di tempat kita berpijak. Ini berarti kita tidak berlari, mengalah, atau tiarap, namun tetap berdiri tegak di mana kita berada. Dengan memainkan kedua elemen ini, kita bersiap melihat Allah melakukan hal yang menakjubkan. Dia mengundang kita untuk melihat atau, lebih baik lagi, bersiap terpesona ketika kita menyaksikan pembebasan dan keselamatan Allah terhadap kita. Saya suka bagaimana Musa mengubah persfektif suatu bangsa dengan perbandingan. “Lihatlah untuk terakhir kalinya pada musuh ini karena kamu tidak akan melihat mereka lagi. Dan sementara pameran keajaiban dari kehebatan dan kesetiaan Allah ini disingkapkan, kamu diperintahkan untuk diam dan hening. Jangan ada cemoohan, jangan ada jeritan, jangan ada pertanyaan – diam saja seolah-olah kamu meneguknya habis sekaFakta ligus.” tentang Anggar Ketika peperangan atau musuhSeni bertarung pedang musuh terlalu besar untuk kita taadalah tentang ngani, Allah memiliki suatu kesembagaimana mendapatkan patan untuk memperkenalkan dirikendali atas tindakan Nya sendiri sebagai seorang pembeAnda. Semua tentang bas. Kita mundur, dan Dia melangkah disiplin pribadi. masuk dan menyatakan kebesaran, kesetiaan dan kuasa-Nya. Dari kisah dalam Keluaran ini, kita belajar bahwa Allah dengan sengaja dan berulang-ulang mengeraskan hati Firaun untuk Pedang Keheningan 2 27 membuat kemuliaan-Nya dikenal di Mesir dan nama-Nya dikenal di seluruh bumi. Pembebasan keluar dari Mesir membuat Allah dan anak-anak-Nya terkenal. Peristiwa yang satu ini menyatakan satu Allah yang dahsyat dan Allah perjanjian kepada bangsa-bangsa serta membedakan keturunan Abraham hingga kekekalan. Sebelumnya, Israel adalah suatu bangsa budak yang tersembunyi di dalam bangsa Mesir yang merdeka, makmur dan berkuasa. Kemudian dalam sejarah Israel, bangsa itu kembali menghadapi musuh-musuh yang tak dapat ditanggulangi – kali ini di tangan raja Asyur. Ia mengundang anak-anak Israel masuk ke dalam suatu persekutuan yang tidak kudus dengannya dan menjanjikan roti dan anggur yang melimpah di suatu negeri tawanan. Dengarkanlah ancamannya, dan perhatikan bagaimana baiknya ia bermegah menempatkan Allah untuk menunjukkan kekuatannya sendiri atas umatNya. Jangan sampai Hizkia membujuk kamu dengan mengatakan: TUHAN akan melepaskan kita! Apakah pernah para allah bangsa-bangsa melepaskan negerinya masing-masing dari tangan raja Asyur?... Siapakah di antara semua allah negerinegeri ini yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?" (Yesaya 36:18, 20) Bagaimana Raja Hizkia menangani bangsanya untuk menjawab penakluk yang congkak dan kejam ini? Tetapi orang berdiam diri dan tidak menjawab dia sepatah katapun, sebab ada perintah raja, bunyinya: "Jangan kamu menjawab dia!" (ayat 21) 2 28 DI PERS ENJATAI Hanya karena orang-orang berdiam diri bukan berarti mereka tidak putus asa. Setelah mereka meninggalkan raja penggertak ini, mereka mengoyakkan pakaian mereka dalam keputusasaan dan mengirim beberapa utusan untuk membawa ancaman ini ke hadapan raja negeri mereka. Hizkia menaruh semuanya itu di hadapan Tuhan dan mengakhirinya dengan permintaan ini: Maka sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah TUHAN." (Yesaya 37:20) Saya suka ini. Ini menunjukkan bahwa peperangan ini jauh lebih besar dari yang mampu kita sadari. Ini bukanlah pameran kekuatan antara bangsa-bangsa; ini adalah pewahyuan lain dari satusatunya Allah yang benar. Bangsa-bangsa ini bahkan tidak pernah berjumpa di medan perang, karena Allah mempunyai strategi lain dalam pikiran-Nya. Sesungguhnya, Aku akan menyuruh suatu roh masuk di dalamnya, sehingga ia mendengar suatu kabar dan pulang ke negerinya; Aku akan membuat dia mati rebah oleh pedang di negerinya sendiri." (Yesaya 37:7) Dia yang menyombong tentang reputasinya di antara bangsabangsa jatuh menjadi mangsa kehebatan sebuah desas-desus. Saya suka contoh ini, karena sering kali kita tergoda menjadikan peperangan sebagai hal yang bersifat pribadi dengan menanggapi desasdesus, namun ketika kita melakukannya, kita kalah, bahkan ketika kita membayangkan kita sedang menang. Pedang Keheningan 2 29 Bicara itu perak; diam itu emas. —Pepatah Mesir Kuno Ingat, ketika Allah memegang bagian belakang Anda, masa depan Anda adalah emas. Pergumulan -pergumulan Pribadi Lalu bagaimana kalau pertarungannya adalah secara pribadi? Sebenarnya saya bertanya-tanya, seberapa sering Allah telah bersenjata dan siap melakukan perang atas nama saya dan saya merusakkan pembebasan-Nya yang ajaib dengan mulut saya sendiri? Sejujurnya, pedang keheningan ini bisa jadi yang paling sulit untuk saya pegang dan gunakan, namun saya menemukan suatu kebutuhan yang terus meningkat untuk melindungi mata pedangnya. Tetap diam ketika terancam nampaknya bertentangan dengan suatu sikap melindungi, khususnya karena diam sering kali menjadi sikap mental yang dituntut ketika Anda disalahkan atau diremehkan. Kitab Amsal menjanjikan kita, “Api padam tanpa kayu, dan pertengkaran menghilang ketika gosip berhenti” (26:20, NLT ). Tantangannya adalah tetap berdiam diri hingga potongan kayu terakhir hangus sama sekali dan angin waktu meniupkan abu perselisihan itu. Kadang-kadang, diam berarti berjalan menjauh dari percakapan yang menempatkan Anda dalam bahaya. Lain waktu, ia berarti menolak membuka mulut Anda ketika orang lain kelihatannya tidak dapat menutup mulut mereka. Senjata-senjata yang paling hebat sering kali adalah yang paling sulit digenggam. Lidah kita dapat menjadi suatu senjata untuk kehancuran yang sangat besar 230 DI PERS ENJATAI atau sebuah alat penyembuhan. Saya tidak sedang berbicara tentang perilaku pendiam. Saya tahu bagaimana melakukannya dengan baik. Saya sedang bicara tentang menjauh tanpa mengucapkan atau melakukan apa pun ketika Anda ingin melakukan dan mengatakan segala sesuatu. Baru-baru ini, John dan saya kembali menemukan kuasa berdiam diri. Seperti semua orang, kami tidak kebal dengan gosip. Orangorang berbicara. Kadang-kadang, diucapkan dengan kebencian, dan lain kali mereka hanya sedang berusaha memilah melalui sebuah masalah. Begitulah masalahnya ketika suatu perkara yang belum terpecahkan yang melibatkan kami secara berulang-ulang dibawa ke hadapan kami. Topik yang dibahas mengenai perusahaan yang melibatkan teman-teman dan orang-orang asing. Pada mulanya kami diam saja. Lalu kami mulai berhati-hati dan bahkan harus bijaksana dengan perkataan-perkataan kami. Namun karena kekerapan dan intensitas gosipnya meningkat, rasanya salah bersikap hati-hati dengan perkataan kami ketika orang lain justru begitu ceroboh dengan perkataan mereka. Mengapa tidak kami ceritakan saja cerita itu dari sisi kami? Suatu hari, ada lagi peristiwa lainnya. Menurut saya, itu adalah yang paling tidak adil sampai sekarang. Saya merasa garis pepatahnya telah telah dilanggar, dan saya berbicara dengan blak-blakan. Dapatkah saya jujur? Awalnya, berbicara dengan terbuka rasanya baik! Betapa leganya pada akhirnya mengucapkan isi pikiran saya. Bahkan orang-orang lain terlihat lega mendengar cerita dari sisi kami. Percayalah pada saya, tahap itu hanya berlangsung sebentar karena saya tersandung dari secara terukur dan berhati-hati dalam apa yang saya katakan menjadi benar-benar ceroboh. Itu seperti sebuah bendungan yang dibuka, dan saya menghadapi waktu yang mengerikan untuk menahan airnya agar kembali terkendali. Ia se- Pedang Keheningan 23 1 dang menyebar ke mana-mana dan arus air serta anak sungainya mengalir ke tempat-tempat yang tidak pernah saya harapkan. Sekarang orang-orang lain berendam di sungai berlumpur yang telah saya ciptakan dan sedang kehilangan sepatu-sepatu mereka di dalam lumpur saya. Semakin besar kekacauan itu, semakin ingin saya menyalahkan pihak lain karena telah memulai longsoran lumpur itu. Tidak lama sebelum saya menyadari bahwa saya telah terendam hingga ke lutut. John dan saya telah berbicara terlalu banyak, dan kami dikelilingi oleh air berlumpur. Kami berdua menyadari ini ketika kami berada di dua negara bagian yang berbeda. Kami bertelepon dan berdoa bersama di telepon. Dengan menyesal, kami meminta maaf dan mengakui tindakan kami yang salah sebisa kami, namun dari sejak itu dan ke depannya, bungkam telah menjadi kata baru favorit kami. Pedang Keheningan Daud Jika pernah ada keraguan tentang apakah kita telah membuat keputusan yang benar, kami mengetahuinya pada hari Minggu berikutnya. Hari itu, kami memiliki seorang pengkhotbah tamu yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Dia mulai membagikan beberapa pemahaman yang brilian mengenai Daud dan Saul – bagaimana Daud diarahkan salah paham kepada Saul, lalu disalahpahami oleh Saul, kemudian dikejar-kejar oleh Saul, diampuni oleh Saul, hanya untuk disalahpahami lagi, lalu dikejar-kejar lagi oleh Saul dari gua ke gua dan dari tempat persembunyian yang satu ke tempat persembunyian lainnya. Daud akan membuktikan ketulusan dan kesetiaannya, hanya untuk dibohongi dan dikejar-kejar lagi dan lagi. Saya mengetahui ceritanya dengan baik dan merasa seolah-olah 232 DI PERS ENJATAI saya telah menjalani skenario ini berulang-ulang. Sang pengkhotbah tamu tidak berhenti di sana. Dia lebih lanjut menjelaskan bagaimana Daud nyaris menjadi sesuatu yang telah dihindarinya. Dilelahkan oleh semua perselisihan itu, Daud berharap dia telah menemukan suatu tempat berlindung dengan melindungi orang-orang dan domba-domba Nabal. Daud mengutus beberapa orangnya yang muda untuk menanyakan apakah mereka dapat menjadi bagian dari perayaan pengguntingan bulu domba itu. Anda harus heran pada titik ini jika Daud benar-benar hanya ingin dilibatkan. Permintaannya tidak diterima dengan baik. Bukan hanya mereka dilarang mengikuti perayaan itu, tetapi karakter Daud juga dipertanyakan: Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya….” Lalu orang-orang Daud itu berbalik pulang dan setelah sampai, mereka memberitahukan kepadanya tepat seperti yang dikatakan kepada mereka. (1 Samuel 25:10, 12) Bagaimana perasaan Anda? Daud dihina di hadapan orangorangnya, dan identitas serta hak kelahirannya dijelekkan dengan tuduhan bahwa ia adalah seorang buronan yang baru menjadi orang kaya. Ketika Daud mendengar ini, ia tersentak, dan tanggapannya jadi agak berlebihan! Kemudian berkatalah Daud kepada orang-orangnya: "Kamu masing-masing, sandanglah pedang!" Lalu mereka masing-masing menyandang pedangnya; Daud sendiripun Pedang Keheningan 233 menyandang pedangnya. Sesudah itu kira-kira empat ratus orang maju mengikuti Daud, sedang dua ratus orang tinggal menjaga barang-barang. (ayat 13) Daud telah mencapai batasnya. Cukuplah ia dituduh bahwa ia adalah seorang hamba yang memberontak ketika dia dengan setia sedang melayani Allah. Dia bukan melarikan diri, ia telah diusir. Nabal nyaris mendatangkan murka dari frustrasi bertahun-tahun. Daud menjadi begitu tawar hati sehingga ia bahkan mempertanyakan upah dari kehidupan yang saleh. Dengarkanlah dia: Daud tadinya telah berkata: "Sia-sialah aku melindungi segala kepunyaan orang ini di padang gurun, sehingga tidak ada sesuatupun yang hilang dari segala kepunyaannya; ia membalas kebaikanku dengan kejahatan. Beginilah kiranya Allah menghukum Daud, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika kutinggalkan hidup sampai pagi seorang laki-laki sajapun dari semua yang ada padanya." (ayat 21-22, penekanan ditambahkan) Daud berubah dari seorang gembala pelindung menjadi seorang pemimpin “mari kita bunuh mereka semua”, yang memang merupakan hal yang mudah dilakukan ketika Anda lupa bahwa yang memberikan upah bagi Anda adalah Allah, bukan manusia. Karena Daud adalah seorang pemimpin, semua orang-orangnya ikut menyetujui dan berjalan berdampingan dengan pemimpin mereka yang sedang tersinggung. Tanpa ragu-ragu atau bertanya, mereka melompat ke punggung kuda-kuda mereka dengan pedang di sisi mereka. Inilah yang membawa saya pada titik lainnya. Hanya karena semua orang mengikuti pimpinan Anda tentu tidak berarti bahwa Anda benar. Orang-orang mengikuti pemimpinnya, dan meskipun 23 4 DI PERS ENJATAI Daud adalah seorang pemimpin yang besar, dia memerlukan sejumlah hikmat, sebab dia sedang berada di penghujung akhir sebuah masa yang keras. Bagaimana Daud sampai pada suatu tempat yang demikian? Adalah mungkin bahwa Daud membiarkan kata-kata dari seorang yang konyol mengaburkan visinya. Untuk beberapa alasan, penghinaan dan sindiran ini tentu saja mengancam untuk menghantamnya. Setelah bertahun-tahun mempercayai Allah dengan risikonya, Daud sedang berada di jalan yang mengambil segala hal ke dalam tangannya sendiri. Jika Anda tidak hati-hati, mendengarkan apa yang dikatakan orang lain mengenai Anda dapat menyebabkan Anda melupakan siapa Anda sebenarnya. Tak masalah berapa kali Daud membuktikan ketulusannya kepada Saul, itu tidak akan pernah menemMendengarkan patkannya ke atas takhta. Takhta itu tidak apa yang lagi milik Saul yang harus diberikan. Keradikatakan orang jaan itu telah dikoyakkan dari tangannya. lain mengenai Allah sedang menempatkan Daud dengan Anda dapat memurnikannya melalui penolakan, ujian menyebabkan di mana Saul telah gagal. Anda melupakan Kita semua mempunyai pengkritik siapa Anda dan pengecam. Saya tidak tahu ada satu bisebenarnya. dang kehidupan yang luput dari pendapat orang lain. Kiatnya adalah dengan memilih membiarkan para pengkritik itu memurnikan, bukan mendikte, kita! Daud tidak diurapi oleh Samuel untuk membunuh Saul dan Nabal; ia diurapi untuk memerintah Israel. Dia ada di ambang pintu di mana janji Allah sedang digenapi di dalam hidupnya, dan dia Pedang Keheningan 235 nyaris kehilangannya – semua karena si bodoh Nabal mengganggunya. Ini adalah suatu peringatan bagi Anda: orang-orang bodoh akan muncul untuk mengubah arah Anda tepat sebelum Anda tiba ke mana Allah menginginkan Anda. Apa yang dikatakan orang-orang bodoh? Mereka mempertanyakan keberadaan dan kehadiran Allah. Mereka mengucapkan hal-hal seperti “Allah itu bukan untukmu” atau “kesalehan tidak ada gunanya” dan “Allah tidak sedang bekerja untuk kepentinganmu.” Membantai orang-orang yang dulu dia lindungi akan menjadi suatu jawaban yang mengerikan kepada pertanyaan Nabal, “Siapakah Daud?” Dan menurut Anda, ke berapa banyak perayaan pengguntingan bulu domba Daud dan orang-orangnya akan diundang setelah ledakan macam ini? Saya kira tidak ada. Daud telah membiarkan kebodohan komentar Nabal mendiktenya. Terpujilah Allah untuk Abigail, seorang perempuan yang berani dengan pedang hikmat di sisinya. Dia rebah di hadapan Daud, dengan demikian menghormati segala sesuatu yang tidak dihormati oleh suaminya. Dan kemudian dia dengan sengaja mengingatkan Daud akan siapa dan milik siapakah dia. Ampunilah kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah TUHAN akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh, karena tuanku ini melakukan perang TUHAN dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu. Jika sekiranya ada seorang bangkit mengejar engkau dan ingin mencabut nyawamu, maka nyawa tuanku akan terbungkus dalam bungkusan tempat orang-orang hidup pada TUHAN, Allahmu, tetapi nyawa para musuhmu akan diumbankan- 236 DI PERS ENJATAI Nya dari dalam salang umban. Apabila TUHAN melakukan kepada tuanku sesuai dengan segala kebaikan yang difirmankan-Nya kepadamu dan menunjuk engkau menjadi raja atas Israel, maka tak usahlah tuanku bersusah hati dan menyesal karena menumpahkan darah tanpa alasan, dan karena tuanku bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Dan apabila TUHAN berbuat baik kepada tuanku, ingatlah kepada hambamu ini." (ayat 28-31) Ada beberapa kunci yang dapat diambil dari sini bagi kita semua: 1. Allah sendirilah yang mengokohkan rumah. 2. Ketika kita hidup di bawah arahan Roh Kudus, Allah melindungi kita. 3. Allah tahu bagaimana menangani masalah dengan musuhmusuh kita. 4. Kita sebaiknya tidak pernah menggunakan kedudukan kita dengan Allah untuk melindungi diri kita sendiri. 5. Kita jangan mengambil perkara penghukuman atau keselamatan ke dalam tangan kita; keduanya adalah milik Allah kita. Syukurnya, Daud dihentikan oleh kata-kata Abigail, dan ia mengingat penyertaan dan janji-janji Allah atas hidupnya. Tak lama kemudian, Abigail yang telah menjadi janda menjadi istri Daud dan hamba yang ditolak itu menjadi raja. Diam adalah elemen yang di dalamnya hal-hal besar menghiasinya bersama-sama; bahwa pada akhirnya mereka dapat bangkit, terbentuk utuh dan penuh keagungan, masuk ke dalam siang hari Kehidupan, dan sejak itu mereka memerintah. —Thomas Carlyle Pedang Keheningan 237 Suatu Jenis Senjata yang Baru Ibu-ibu, saudari-saudari, putri-putri, dan teman-teman yang terkasih, mungkin sekali bahwa seseorang telah menghina Anda. Barangkali nama Anda telah dipasangkan dengan tuduhan-tuduhan berupa sindiran tidak langsung. Apakah ada sebuah undangan yang tidak pernah menemukan jalannya ke pintu Anda? Percayalah kepada saya, saya mengerti. Tetapi apakah Anda benar-benar rela membiarkan suatu penghinaan atau kekeliruan menggelincirkan atau merusakkan takdir Anda? Anda ingin menyerang, namun pedang yang sekarang Anda pegang yang Anda kira diurapi sebenarnya bernama balas dendam, dan itu bukan milik Anda untuk digunakan. Sarungkan kembali pedang Anda dan letakkanlah! Apakah Anda bingung karena Anda sedang berkendara berdampingan dengan seorang lain yang telah difitnah dan dihina? Turunlah dengan segera, ingatkan dia akan janji-janji Allah, dan katakan padanya untuk tetap berdiri dan menantikan Allah, penjaga garis belakang kita untuk mengambil alih. Sahabat, Allah akan mengokohkan rumah Anda dan menjaga Anda ketika Anda berjalan maju. Anda tidak harus memahami apa yang perlu terjadi pada mereka yang Anda rasakan menjadi musuh. Allah telah memilah-milah semuanya; beristirahatlah dengan pemahaman bahwa Dia sendirilah hakim yang benar. Sekaranglah saatnya kita bergerak menjauh dari sikap melindungi diri sendiri. Allah berperang bagi kita ketika kita berperang atas nama orang lain. Ambillah suatu jenis senjata yang berbeda – sebuah pedang bernama keheningan. Pedang ini tetap berada dalam sarungnya. Itulah jenis pedang yang Yesus sarungkan dengan penuh penguasaan. Itu adalah senjata yang ditolak-Nya untuk dihunus. Melalui keheningan, Dia menyelamatkan kehidupan kita dengan meletakkan milik-Nya. 23 8 DI PERS ENJATAI Bayangkanlah seperti apa rasanya tetap berdiam diri, dengan mengetahui kedahsyatan surga tersedia ketika Dia mengangkat suara atau tangan-Nya. Bayangkanlah dengan tetap diam ketika pemerintahpemerintah dunia yang kecil ini mencemooh Pencipta mereka. Bayangkanlah dituduh secara keliru ketika Dia sendirilah penjelmaan dari keadilan (lihat Yohanes 5:22). Yesus berdiam diri bukan karena Dia tidak memiliki jawaban. Yesus diam karena Dialah jawaban mereka. Lalu imam besar itu berdiri dan berkata kepada Yesus, “Baiklah, tidakkah Engkau akan menjawab tuduhan-tuduhan ini? Apa yang harus Engkau katakan bagi diri-Mu sendiri?” Tetapi Yesus tetap diam. (Matius 26:62-63, NLT ) Tidak ada sepatah kata, tidak ada sebuah bisikan, atau suatu desahan berat, gelengan kepala, atau mata yang berputar-putar. Hanya diam…seperti seekor anak domba. Bukan berarti bahwa Yesus tidak punya sesuatu untuk dikatakan; Dialah yang memilih untuk tidak mengatakan apa pun. Sama halnya, ada saatnya ketika kita merasakan kita punya begitu banyak hal untuk dikatakan. Kita telah dituduh dengan keliru, disalah-mengerti, dan bahkan dibawa ke hadapan orang lain yang tidak sungguh-sungguh sedang mencari kebenaran. Tahanlah pertimbangan Anda untuk diri Anda sendiri, dan nantikanlah jawaban Allah. Sedangkan hak-hak dibacakan pada saat penangkapan untuk melindungi potensi bersalah dengan peringatan ini – “Anda punya hak untuk tetap diam” – sehingga mereka tidak memberatkan diri mereka sendiri tanpa pertimbangan yang sah. Kadang-kadang kita semua perlu diingatkan bahwa tetap berdiam diri adalah hak kita. Pedang Keheningan 239 Antikekerasan adalah suatu senjata yang dahsyat dan adil, yang memotong tanpa melukai dan mempermuliakan orang-orang yang memegangnya. Ini adalah sebuah pedang yang menyembuhkan. —Martin Luther King, Jr Jika Yesus, yang adalah Anak Allah, seorang yang tidak bersalah, melatih hak-Nya untuk tetap diam ketika Dia menolak membela diri-Nya sendiri di hadapan maut, tentulah kita dapat melakukan hal yang sama ketika kita menghadapi kehidupan. Yesus dengan diam-diam melangkah masuk dan menggantikan kita, berperang bagi kita. Meskipun Dia tidak berdosa, kesalahan kita telah dikenakan atas Dia seperti sebuah pakaian, dan Dia tidak rela melepaskannya. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. (Yesaya 53:6-7) Dunia berpaling dari Dia yang menyediakan suatu jalan. Sebenarnya, Yesus berbicara paling keras dalam diam-Nya. Tidak diperlukan kata-kata dunia untuk disuarakan ketika kata-kata surga berdiri di hadapan mereka. Dia berdiam diri, karena mereka menghukum diri mereka sendiri sehingga melalui Dia semua orang akan 24 0 DI PERS ENJATAI diselamatkan. Peperangan apa yang perlu dijawab melalui kebungkaman Anda? Untuk mengukurnya, lihatlah bidang-bidang kehidupan di mana Anda dapati sulit untuk berdiam diri. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. (1 Petrus 2:23) Apakah Anda siap berdiri dan berjaga-jaga? Mempercayai Allah di hadapan ancaman, hinaan, dan sindiran adalah sesuatu yang tetap, berkelanjutan, dan dalam beberapa waktu, bahkan merupakan suatu proses sehari-hari. Saudari-saudari saya, kita dapat melakukannya. Sebab Dia telah mendahului kita dan membuat suatu jalan. Bapa Surgawi yang terkasih; Saya datang kepada-Mu di dalan nama Yesus. Hari ini saya memilih untuk mengesampingkan hak saya untuk mengucapkan pikiran saya, dan saya melatih hak saya untuk diam. Roh Kudus, berilah saya hikmat untuk mengetahui kapan harus diam dan kapan harus bicara. Ketika saya menenangkan hati saya di hadapan-Mu, berbicaralah pada saya. Berjaga-jagalah atas mulut saya sehingga saya tidak berdosa terhadap Engkau. Ampunilah saya untuk waktu-waktu di mana saya telah mengejar gosip. Saya berserah kepada Pedang Keheningan hikmat dan kehendak-Mu untuk memerintah jiwa saya dengan tuntunan Firman-Mu. Saya tidak akan lagi membiarkan apa yang orang lain katakan tentang saya akan mendikte saya. Engkau memberikan hidupMu untuk membela saya, dan Engkau sendiri adalah kebenaran dan keadilan. Ampunilah saya untuk waktuwaktu di mana saya mencari kehendak saya sendiri dan dengan sengaja mengucapkan pikiran saya. Masuklah ke setiap peperangan yang sekarang mengancam untuk menguasai saya. Saya akan berhenti mengipasi nyala api perselisihan manusia. Saya percaya pada-Mu ketika serangan sang musuh mengancam untuk menguasai saya. Saya akan berdiri di tempat saya dengan berdiam diri dan yakin bahwa Engkau sudah memenangkan peperangan ini. Dalam nama Yesus, Amin. 241 13 Pedang Pengampunan dan Pemulihan Kadang-kadang dengan kekalahan di suatu pertempuran, Anda menemukan suatu jalan baru untuk memenangkan peperangan. –Donald Trump Bayangkanlah sebuah pedang bertumpu di kaki sebuah takhta. Pedang itu ditentukan untuk suatu peristiwa sehingga kemudian ia dapat digunakan untuk suatu tujuan yang lebih besar. Raja-raja penakluk menuntut kesetiaan dari setiap ksatria yang dulu pernah menentang mereka. Tiap-tiap kemuliaan dunia yang baru ini tampak di hadapan sang raja dan baik pedangnya maupun dirinya sendiri bersujud di kaki tuannya yang baru. Pada saat itu, sang raja akan menaruh kakinya ke atas leher sang ksatria. Dalam sikap ini, sang ksatria mengambil sumpah setia kepada tuannya yang baru sebelum pedangnya dikembalikan. Dalam bab ini, kita memiliki suatu kesempatan untuk mempertimbangkan motif-motif kita. Adalah penting untuk menemukan apakah kita sedang berjuang melawan seseorang atau sesuatu, atau benar-benar berjuang atas mereka. 24 4 DI PERS ENJATAI Sebagai contoh, Anda dapat menentang aborsi, namun tentu saja itu tidak berarti bahwa Anda pro-kehidupan. Memegang papan-papan protes di sebuah klinik aborsi adalah suatu hal, namun membuka hati dan rumah Anda pada seorang ibu di luar nikah dan seorang anak yang tidak diinginkan adalah hal yang benar-benar berbeda. Anda mungkin menentang pembunuhan, tetapi tidak benar-benar ingin melakukan sesuatu untuk memelihara kehidupan. Transisi-transisi macam ini dalam alasan-alasan kita terjadi ketika kita menyadari bahwa kita bertekun pada suatu masalah yang lebih besar dari hak-hak atau opini pribadi kita. Meskipun kita dipercayai dengan suatu pedang Roh, kita tidak dipersenjatai untuk melukai. Kita melepaskan tawanan dan orang-orang hukuman, alih-alih menakuti dan membelenggu mereka. Selalu ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi. Sama seperti senjata-senjata perang kita tidak ditempa dari bahan-bahan dunia kita yang dapat rusak, kita tidak berperang menurut aturan-aturan planet kelahiran kita ini. Senjata-senjata seharusnya digunakan menurut hukum-hukum dunia asal mereka, dan senjata kita datang dari suatu tempat dimana “logam” dimurnikan di dalam intisari terang yang sejati dan sisi-sisi pedangnya diasah dengan tanpa cacat untuk menebas sekaligus menyembuhkan. Karenanya, begitu juga motivasi untuk membangkitkan senjata rohani yang luar biasa ini, juga harus dimurnikan. Kitab Galatia memberikan suatu daftar yang panjang tentang senjata-senjata manusia dan motivasi mereka: sihir, kebencian atau permusuhan, kemarahan atau kemurkaan, perselisihan, pertikaian, memecah-belah, dengki dan pembunuhan. Semua peralatan duniawi ini dan sasaran mereka berkaitan dengan Kejatuhan. Berkebalikan dengan dampak senjata-senjata yang “kotor” ini, rasul Paulus memberi kita sebuah celah ke dalam alasan di balik Pedang Pengampunan dan Pemulihan 245 kuasa kita: Bahkan, jikalau aku agak berlebih-lebihan bermegah atas kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu. (2 Korintus 10:8) Kita tidak berjuang untuk merobohkan, tetapi untuk membangun. Kuasa yang dipinjamkan surga untuk kita di bumi ini adalah untuk menghancurkan kejahatan dengan melakukan kebaikan. Hanya karena saya hidup dengan pedang Firman Allah di pinggul saya selama lebih dari tiga dekade, tidak berarti bahwa saya selalu menggunakannya dengan baik. Ada waktunya saya mengacungkan pedang dalam kemarahan dan menikam sesuatu yang justru perlu disembuhkan. Lain kali, saya membiarkan pedang di dalam sarungnya ketika saya perlu menghunusnya dan memutuskan tali-tali yang mengikat para tawanan. Ketika anak-anak saya masih muda, ada masanya ketika pedang saya tergeletak di sisi tempat tidur saya seolah-olah sedang tertidur. Selama waktu ini, saya membolak-balik halaman-halaman Alkitab saya untuk membaca mazmur ketika saya perlahan tertidur lelap. Berbulan-bulan berlalu hingga saya dengan hati-hati menggunakan sisi tajam pedang saya untuk menembus dunia saya yang sibuk. Dalam halaman-halaman ini, saya ingin membawa Anda melalui suatu pertandingan anggar jangka panjang yang bersifat pribadi yang dipenuhi dengan kecelakaan dan pada akhirnya menang. Tak lama setelah saya menjadi seorang Kristen, saya tahu tangan Tuhan berada di atas saya untuk melayani orang lain. Saya mulai 24 6 DI PERS ENJATAI mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, sekalipun saya sama sekali tidak tahu akan seperti apa pelayanan itu. Saya membaca Alkitab, pergi ke gereja setiap kali pintunya terbuka, menghadiri seminar-seminar, dan melayani. Dalam salah satu dari banyak pertemuan ini, seorang pelayan yang datang berkunjung mengatakan dengan keyakinan yang besar bahwa jika seluruh keluarga Anda belum selamat, maka Anda tidak perlu repot-repot mengkhotbahkan Firman Allah kepada orang lain. Alasannya adalah bahwa jika hidup Anda sendiri tidak cukup menarik untuk meyakinkan mereka yang paling dekat dengan Anda akan kebenaran Injil, mengapa orang lain harus mendengarkan apa yang harus Anda katakan? Sejak itu saya telah belajar bahwa kata-katanya yang sangat berapi-api itu agak kurang tepat, namun saat itu saya sepenuhnya memasukkannya ke dalam hati. Karena ayah saya adalah yang paling jauh dari keselamatan, saya meningkatkan jam-jam doa saya. Dialah sebuah contoh klasik dari semua yang didefinisikan kafir dan tersesat. Dia merokok tak putusputusnya, minum berlebihan, dan tak dapat membentuk sebuah kalimat tanpa memakai kata-kata makian. Yang saya tahu adalah bahwa dia berulang-ulang menipu ibu saya dan meninggalkan anakanaknya. John dan saya tinggal di Dallas, dan pertama kalinya Ayah mengunjungi kami, saya menyeretnya ke gereja. Sepanjang kebaktian saya mencuri-curi kesempatan melirik pada ayah saya dengan harapan bahwa dia akan merasakan seluruh beban dosanya, ketidaksetujuan dari putrinya, dan penginsyafan dari Roh Kudus. Saya tidak ingin ada sedikitpun ruang untuk keragu-raguan ketika sang pendeta mengajukan pertanyaan penutup: “Seandainya Anda mati malam ini, ke mana Anda akan pergi?” Saya mengira bahwa setidak-tidaknya ayah saya akan menundukkan kepalanya dengan merenung, namun ia malah menatap Pedang Pengampunan dan Pemulihan 247 balik pada sang pendeta seolah-olah sedang berkata dengan menantang, “Saya akan langsung pergi ke neraka, dan Anda juga dapat pergi ke sana!” Ayah saya tidak begitu terkejut selama undangan keselamatan itu. Putus asa, saya memegang tangannya dengan upaya menariknya ke altar. Dengan jijik, ia menepiskan tangan saya. Mungkin ia tidak memahami apa bahayanya. Untuk memperjelas, saya mencondongkan badan saya ke arahnya dan berbisik, “Ayah, Yesus adalah jalan satu-satunya. Jika engkau tidak mengucapkan doa itu, kau akan ke neraka.” Pengertian baru ini tidak berhasil dengan baik! Ketika saya mengenangnya, ada suatu rangkaian kata-kata kasar. Setiap pintu ke dalam hatinya yang saya bayangkan terbuka telah ditutup dengan dibanting dan dikunci dengan ketat. Ayah saya sangat lega ketika ia kembali pada kehidupannya yang riang di Florida yang cerah, dan meninggalkan putrinya yang suka menggebuk dengan Alkitab di Texas. Bukan seorang yang menyerah dengan begitu mudah, saya menghubungi teman-teman dari seorang sahabat di Florida dan memberi mereka nomor telepon ayah saya. Iman saya membubung ketika saya berdoa bahwa entah bagaimana orang-orang yang sama sekali asing ini akan berubah menjadi rekan-rekan kerja yang sempurna bagi ayah saya. Ketika usaha ini gagal, saya memutuskan inilah saatnya mengeluarkan senjata berat. Saya mengatur suatu akhir pekan untuk berpuasa dan berdoa bagi pertobatan ayah saya. Saya tidak akan menyerah. Saya berjalan mondar-mandir dan berdoa, berbaring sujud di lantai dan menangis, berlutut di sisi tempat tidur saya dengan Alkitab terbuka dan melafalkan janji-janji Allah. Tidak lama sebelum saya menyadari sedang 24 8 DI PERS ENJATAI memandangi telepon, menginginkannya berdering. Saya tidak dapat menanti untuk mendengarkan suara ayah saya ketika dia bercerita bagaimana dia telah dirampas dari genggaman Setan. Telepon itu tidak pernah berdering, namun saya benar-benar mendengar suara Bapa saya. Bapa surgawi saya membisikkan sebuah pertanyaan ke dalam roh saya: Lisa, apakah engkau tahu bahwa Aku mengasihi ayahmu lebih dari engkau mengasihi ayahmu? Sejujurnya, saat itu saya sadari bahwa penyingkapan ini agak mengejutkan, sehingga saya tetap berdiam diri. Bisikan itu berlanjut, Aku ingin dia bersama-Ku lebih dari engkau ingin dia bersama-Ku. Lisa, berikan dia kepada-Ku… Kau tidak dapat menyelamatkannya. Lalu Allah mengingatkan saya akan suatu janji dalam FirmanNya: Bukankah telah Kukatakan, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu" [Kisah Para Rasul 16:31, KJV]? Itu adalah janji-Ku kepadamu untuk ayahmu. Percayalah dan berhentilah bertindak aneh-aneh. Kasihi saja dia. Saya membuka Alkitab saya pada Kisah Para Rasul dan menyoroti ayat itu, dengan demikian menyerahkan seluruh harapan saya ke dalam Firman-Nya. Iman adalah keyakinan yang disengaja dalam sifat Allah, yang jalan-jalan-Nya mungkin tidak dipahami saat itu. —Oswald Chambers Tak lama kemudian, saya melahirkan putra pertama kami, Addison, dan keluarga kami pindah ke Florida, ke kota yang sama di mana ayah saya tinggal. Lalu, tepat sebelum Alec lahir, ayah saya kehilangan pekerjaannya dan pindah beberapa jam lebih jauh ke Pedang Pengampunan dan Pemulihan 249 pantai Florida. Dia berharap akan permulaan yang baru, namun mendapat sebuah jabatan tentulah sulit untuk orang seusianya. Ayah saya, yang dulu pernah membangun rumah-rumah cukai dan klubklub di daerah, sekarang bekerja di bidang pemeliharaan. Dia tenggelam dalam suatu depresi, dan minum-minumnya berlangsung dari setiap malam menjadi sepanjang hari. Dia tidak lagi mengunjungi kami, dan pada saat kami mengunjunginya, dia mabuk sebelum tengah hari. Kunjungan itu menakutkan anak-anak saya. Mereka tidak mengerti mengapa perkataan-perkataan ayah saya tidak jelas atau mengapa dia gembar-gembor dan mengoceh serta menyebut ibu mereka dengan nama mantan istrinya. Lalu di suatu Desember, segala sesuatunya berubah. Sehari setelah Natal, kami berjalan ke pintu belakang apartemen yang ditinggali ayah saya bersama pacarnya. Kami berharap menemukan mereka duduk di serambi belakang, namun malahan yang kami temukan adalah sebuah catatan yang ditempel pada pintu geser kaca. Dalam surat yang tipis itu dikatakan, “Maaf, saya membuat rencanarencana lain.” Catatan itu tidak ditujukan kepada siapa pun, dan tidak ada tanda tangannya. Kami telah menelepon dan memastikan untuk berkunjung sekali lagi tepat sebelum kami meninggalkan rumah dan berkendara selama beberapa jam. Rencana-rencana lain? Saya berdiri membisu di sana, dengan memegang catatan corat-coret di tangan saya. Saya dapat mendengar anak-anak saya sedang bertanya pada saya, “Di mana Papa?” Sambil mengamati pantai yang terbentang di hadapan kami, saya membayangkan ayah saya sedang menertawakan kami di tempat yang jauh. Saya tidak tahu harus berkata apa. John menjawab anakanak itu ketika kami menuntun mereka kembali ke dalam mobil. Saya remuk dan malu. Saya berulang kali meminta maaf kepada 250 DI PERS ENJATAI John dan anak-anak saya. Lalu saya menangis terus-menerus sepanjang perjalanan pulang. Orang tua John tidak akan pernah bermimpi melarikan diri ke sebuah bar, khususnya ketika mereka tahu anak-anak dan cucu-cucu mereka sedang datang berkunjung. Lima jam adalah suatu waktu yang panjang untuk dihabiskan di dalam sebuah mobil, khususnya ketika alasan demi perjalanan itu tidak pernah terjadi dan sang ibu menangis di sepanjang jalan. Kedua anak yang dapat menjangkau saya dari tempat duduk mereka menepuk saya dan menawarkan jaminan mereka dalam suatu bentuk pertanyaan: “Oke? Mama, tidak apa-apa.” Saya berusaha memasang wajah tegar, namun saya tidak baikbaik saja. Esok harinya John berangkat ke Swedia. Setelah mengantar hingga penerbangannya, saya pulang, mengantar anak-anak keluar, menyetel musik penyembahan, dan berbaring di lantai dan berdoa serta bertanya kepada Allah: Mengapa ayah saya tidak mengasihi saya? Mengapa dia tidak ingin bersama dengan anak-anaknya? Kapan janjiMu akan terjadi? Saya menangis di karpet itu. Tiba-tiba saya tersadar… Saya tak punya figur ayah! Ayah saya telah pergi; dia hanya tidak mau diganggu! Dia tidak mau melakukan apa pun dengan saya. Saya mengirim suara ke dalam pikiran saya dan ingin sungguh-sungguh menangis, namun begitu saya menangis, saya mendengar sesuatu yang hanya dapat saya gambarkan sebagai tawa Allah. Suaranya begitu luar biasa terdengar sehingga saya mengangkat kepala dan melihat ke sekeliling. Lalu saya mendengar-Nya berbisik, “Engkau sedang melihat semua ini sebagai kesalahan. Apa yang kau lihat sebagai penolakan, Aku lihat sebagai suatu penerimaan.” Apa? “Ketika engkau benar-benar ditinggalkan oleh ayah duniamu, Pedang Pengampunan dan Pemulihan 251 engkau sungguh-sunguh Kuterima. Artinya, ayahmu telah meninggalkan semua klaim yang dia punya untukmu dan anak-anakmu. Sekarang, tidak ada yang menghalangi kita. Kau sepenuhnya milikKu.” Serius? Apakah saya mendengar ini dengan benar? “Jika John memerlukan sesuatu, ia dapat menelepon ayahnya. Jika kau butuh sesuatu, datang langsung kepada-Ku.” Oke, waw! Pada saat itu, saya menyadari bahwa saya kehilangan figur ayah, dan saya dapati saya diangkat jadi anak! Saya merasa sepertinya Allah bersukacita mengatakan ini kepada saya. Lalu saya tertawa pada keajaiban pewahyuan ini. Saya menyeka air mata saya, berdiri, dan mengangkat tangan saya dan hidup dalam penyembahan. Hanya seorang Bapa yang sejati dan baik yang akan memelihara saya dengan cara ini! Sejak saat itu dan seterusnya, saya tidak mencari apa pun dari ayah saya. Dia tidak berhutang apa pun pada saya – tidak kunjungankunjungan, persetujuan, kasih, hadiah, atau bahkan kata-kata yang baik. Segera setelah kesadaran ini, keluarga kami berpindah dari Florida ke Colorado, dan mengunjungi ayah saya menjadi sesuatu yang jarang dan jaraknya jauh. Karena Ayah saya peminum berat, saya tidak lagi merasa aman ketika saya pergi menemuinya. Sebelum ak hirnya kami meninggalkan negara bagian ini, saya mengundang ayah saya untuk datang dan tinggal di rumah kami dan mengucapkan selamat berpisah dengan kami. Dia menolak dengan tegas. Jadi saya meninggalkan Florida, dengan masih memegang janji Allah bahwa ayah saya akan diselamatkan. 2 52 DI PERS ENJATAI Saat berikutnya, ketika saudara lelaki saya, Joey dan saya mengunjungi ayah kami, ia tidak mengenali saya. Bertahun-tahun penyalahgunaan alkohol telah mengubah penglihatannya. Untuk kebanyakan dari kunjungan kami, dia membayangkan bahwa saya adalah seorang mantan pacar atau mantan istrinya. Ketika pada akhirnya ia menyadari bahwa saya adalah putrinya, dia memandangi saya dari atas ke bawah dan memuji saya karena saya semakin langsing. Nampaknya, dia terkejut melihat betapa tembem saya kelihatannya di kartu Natal yang terakhir. Taktik yang sama ini telah membawa saya ke dalam gangguan pola makan ketika saya berumur lima belas tahun. Saya mencoba menunjukkan padanya foto-foto anak-anak saya dan berbagi cerita dari kehidupan mereka, tetapi dia tidak hendak mendengarkannya. Saudara saya mengambil videonya sehingga saya dapat membawa sesuatu pulang untuk anak-anak saya. Tetapi ketika ia sedang direkam, dia mengutuki dan membelakangi kamera. Saya pulang dengan merasakan suatu kekecewaan yang menjijikkan. Dalam penerbangan pulang, saya mendengar Allah membisikkan janji-janji dari Mazmur 45 lagi atas hidup saya: Dengarlah, hai putri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya! (ayat 10-11) Saya tahu saya tidak akan pernah lagi merasa tertekan untuk bersujud, dengan gambaran ayah saya yang hancur terletak di hadapan saya. Sayalah yang merupakan gairah sang Raja. Pedang Pengampunan dan Pemulihan 253 Tahun-tahun berlalu, dan gangguan mental ayah saya semakin meningkat sampai-sampai pacarnya tidak punya pilihan lain selain menempatkannya dalam suatu gedung dengan keamanan tinggi. Pada bulan Desember 2009, saya mengunjunginya untuk yang terakhir kalinya. Bersama saya, saya membawa anak sulung saya, Addison, istrinya yang cantik, Julianna, dan putra mereka yang baru lahir, Asher. Saya ingin ayah saya melihat cicit pertamanya. Ketika kami tiba di gedung perawatan Ayah, saya menyerakkan foto-foto di atas meja di hadapannya, dengan harapan dia akan membuat ketersambungan akan siapa kami. Salah satu foto adalah Ayah dan Addison ketika Addison berumur satu tahun. Saya menunjuk pada orang muda yang sekarang telah menjulang melebihi ayah saya dan menjelaskan bahwa dia adalah putra saya – cucunya. Ayah saya mengangguk ketika dia dengan lembut meletakkan foto-foto itu dengan suatu upaya untuk mengambil semuanya. Lalu terjadilah. Saya nyaris dapat melihat serat-serat kenangan Ayah menenun bersama, membentuk kerangka keluarganya. Dia mengangkat kepalanya dan memandangi saya, Juli, Asher, dan Addison, masing-masing bergiliran. Tiba-tiba saya tahu dia mengerti. Dia mengangguk-anggukkan kepalanya dengan lembut dan menunjuk dengan sadar dari gambar di tangannya kepada Addison. Ketika dia mengenali kami, sekali lagi saya dapat melihat melampaui kerangkanya yang ringkih menjadi seorang pria seperti apa dia sebelumnya. Dia hadir bersama kami, tetapi saya tidak tahu untuk berapa lama. Saya memanjatkan doa diam-diam: Bapa Surgawi, apa yang harus saya katakan? Jawabannya mengejutkan dan sangat segera: Katakan padanya bahwa dia adalah seorang ayah yang baik. Apa? Terhenyak, saya membalas, Itu bohong! Saya tidak mau membohonginya… khususnya tidak sekarang! Dia bukanlah seorang 254 DI PERS ENJATAI ayah yang baik. Saya mendengar sebuah jaminan yang meneguhkan: Dia sebaik apa yang dia tahu. Dalam ketidakpercayaan, saya berdebat, Harusnya dia belajar menjadi lebih baik. Pikiran saya melayang kembali pada tetanggatetangga yang harusnya dapat menjadi temannya dan buku-buku yang dapat dibacanya. Sejauh yang dapat saya ingat, dia bahkan tidak pernah mencobanya! Penolakan saya bertemu dengan keheningan. Setelah beberapa dekade, saya telah belajar bahwa Allah tidak berbantah. Saya dapat berdebat selama yang saya mau, namun akhirnya apa yang terakhir Dia katakan akan tetap menjadi jawaban terakhir-Nya. Inilah saatnya saya menggunakan pedang pemulihan untuk menyembuhkan. Saya menarik napas dalam-dalam, mendekat, dan mengambil tangan ayah saya ke dalam tangan saya. Saya mengangkatnya di antara kami untuk menarik perhatiannya, menatap matanya, dan mengulangi apa yang telah saya dengar: Fakta “Ayah, Anda seorang ayah yang baik.” tentang Anggar Ayah saya terhenyak. Rasanya seDua petarung pedang olah-olah suatu getaran melewati seyang terampil lebih luruh tubuhnya, dan matanya melbanyak bertindak dengan uap dengan air mata. Dia menciumi kepala daripada punggung tangan saya dan dengan tangan mereka. usaha yang susah payah, dia membentuk kedua kata ini: “Terima…kasih.” Dengan kata-kata itu, segala sesuatunya berubah. Suasana yang menyesakkan dari rumah perawatan itu terasa lebih ringan, dan saya menyadari hati ayah saya baru saja terbuka. Julianna mulai menangis, dan Addison bergerak dengan cepat untuk berdiri di belakang kursi di mana ayah saya duduk. Kami semua Pedang Pengampunan dan Pemulihan 255 mulai berdoa untuk ayah saya menurut janji Allah dalam Kisah Para Rasul yang telah Allah berikan kepada saya sejak begitu lama. Kami memuji Allah atas keselamatan ayah saya dan membatalkan semua hutang yang dia rasa dia miliki, menurut Yohanes 20:23: Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." Sepanjang kami berdoa, ayah saya meremas tangan saya dalam peneguhan dan terus-menerus menciumi punggung tangan saya sambil menangis. Itu merupakan suatu momen kudus tentang kasih dan pengampunan. Gerakannya murni dan tulus, seperti sikap anakanak. Tidak ada tanda-tanda akan kecabulan seperti yang saya alami dalam kunjungan saya yang terakhir. Setelah selesai, Ayah terlihat lelah. Sementara Julianna ada di belakang bersama Asher, Addison dan saya menemaninya kembali ke kamar tidur berperabotan jarang dan membaringkannya ke tempat tidur. Sebelum pulang, saya berkonsultasi dengan perawatnya untuk menegaskan bahwa informasi kontak saya benar adanya. Ketika saya mengisi secarik kertas untuk dia tambahkan ke dalam berkasnya, ayah saya berjalan keluar dari ruangannya. Saya memanggilnya, namun dia terus saja berjalan melewati kami seolah-olah kami benarbenar orang asing dan duduk dengan sekelompok wanita yang sedang menonton suatu tayangan ulang dari The Lawrence Welk Show. Sesuatu telah terjadi dalam waktu kebersamaan kami, tetapi Ayah telah pergi lagi. Setahun berlalu, dan Natal 2010 datang. Saya ingat sedang merasa susah kapanpun saya berpikir mengenai ayah saya. Saya akan ter- 256 DI PERS ENJATAI bangun di tengah malam dan bertanya-tanya apakah dia sedang sekarat. Saya membagikan keprihatinan saya dengan ibu saya, yang meyakinkan saya bahwa bibi dan paman saya baru saja mengunjunginya dan bahwa dia baik-baik saja. Tetapi untuk beberapa alasan, saya tidak dapat mengenyahkan suatu perasaan tidak enak. Ketika saya mempersiapkan makan malam di Malam Tahun Baru, saya menonton seorang pembawa berita yang berbagi tentang kematian ayahnya dan betapa dia kehilangannya. Air mata mulai menyusuri pipi saya. Saya membeku. Mengapa saya menangis? Saya tidak mengenal wanita ini ataupun ayahnya. Saya mendengar Roh Kudus berbisik, Engkau sedang menangis karena ini adalah tahun terakhir engkau akan mengucapkan selamat berpisah kepada ayahmu. Tanggal 6 Januari, saya berada di Kanada dalam suatu perjalanan pelayanan. Saya terbangun sangat dini dan gelisah di kamar hotel saya. Saat itu jam 3.00 dini hari, dan sekeras apa pun saya berusaha, saya tidak dapat tidur kembali. Paginya, saya akan merekam lima pertunjukan televisi dan suatu seri pengajaran yang menuntut kejernihan mental. Saya berdoa, membaca, dan mendengarkan musik – tetapi tidak ada faedahnya. Saya merasa gemetar dan gelisah sepanjang pagi, dan seiring berlalunya waktu, kegelisahan saya makin bertambah. Ketika rekaman sudah selesai dan saya menuju ke bandara, saya menghidupkan telepon seluler saya dan melihat saya telah melewatkan banyak panggilan. Pesan suara yang pertama datang dari anak bungsu saya di rumah. Pengaman giginya hilang dan dia perlu saya melepon dokter gigi untuk pengesahan penggantian. Saya berjalan sambil membaca pesan-pesan itu sampai hanya satu yang tersisa. Saya sedang terburu-buru mengejar penerbangan saya dan pergi melewati bea cukai, jadi saya memutuskan akan mendengarkan pesan terakhir ini ketika saya berjalan ke pintu. Pedang Pengampunan dan Pemulihan 2 57 Setelah mengumpulkan barang bawaan saya, saya menekan tombol Putar. Satu suara perempuan berkata, “Seperti yang Anda tahu, ayah Anda sedang sekarat. Jika Anda ingin mengatakan selamat jalan kepadanya, Anda harus datang hari ini.” Sebelum pesannya habis, saya menghubungi nomornya. Pikiran saya terguncang. Bagaimana bisa saya mengetahui hal ini? Tak seorang pun yang memberi tahu saya bahwa ayah sedang sekarat. Untungnya, saya bisa menghubungi perempuan itu yang sedang ada di dalam mobilnya dalam perjalanannya menuju kamar perawatan ayah saya. Saya menjelaskan bahwa saya sedang berada di Kanada, siap-siap naik pesawat ke Denver. Dia berjanji akan menghubungi saya kembali sesegera mungkin ketika dia berada di sisi ayah saya. Kemudian saya mencoba menghubungi saudara saya, namun ia sedang rapat. Saya menelepon John dan salah satu teman saya. Dunia saya berputar-putar. Saya memeriksa penerbangan langsung ke Orlando, namun tak ada yang tersedia. Kehabisan waktu, saya naik pesawat terbang ke Denver, dan sementara para penumpang lainnya melintas, saya menunggu teleponnya. Tepat sebelum pramugari menutup pintu dan memerintahkan seluruh telepon dimatikan, dia menelepon. Dia menjelaskan bahwa Ayah tidak sehat dan menawarkan untuk menaruh telepon di telinganya. Saya memalingkan wajah saya dari lorong yang penuh dengan orang-orang kepada jendela oval yang lebih tersembunyi. “Ayah, ini Lisa.” Suara saya terdengar lirih dan bergetar, namun saya melanjutkan. “Saya mengasihimu. Ingat bagaimana Ayah membawa saya memancing dan mengajari saya menyelam dan berenang? Saya akan datang besok, namun jika Ayah tidak sanggup bertahan lebih lama lagi, Ayah boleh pergi.” Saya berhenti sejenak, memikirkan apa lagi yang harus dikatakan. Perempuan itu terdengar di telepon lagi. Saya bertanya 258 DI PERS ENJATAI apakah dia telah melihat suatu tanda bahwa Ayah mendengarkan saya. Dia menjelaskan bahwa ia tidak dapat melihat bukti apa pun melalui suatu tanggapan, namun ia percaya bahwa sampai level tertentu, Ayah telah mendengarkan saya. Saya menyadari bahwa waktunya sudah lewat untuk mematikan telepon saya, jadi saya mengucapkan selamat tinggal. Saya membaca sepanjang perjalanan tiga setengah jam itu. Namun sejujurnya, saya tidak ingat buku apa itu. Begitu saya mendarat, saya berusaha menghubungi saudara lelaki saya. Saya menghubungi nomornya lagi dan lagi sampai saya bisa terhubung dengannya dan menceritakan apa yang sedang terjadi. Joey mulai membuat rencana bepergian dari California ke Florida. Saya berbicara dengan maskapai penerbangan di telepon ketika saya pulang ke rumah melintasi suatu malam musim dingin Colorado yang gelap dan dingin. Saya berencana berangkat pada penerbangan jam tujuh esok paginya. Begitu saya tiba di rumah, saya mengumpulkan anak-anak saya dan menceritakan berita itu kepada mereka. Ketika mereka mendengarkan, saya menyadari bahwa ayah saya adalah seorang yang sama sekali asing bagi mereka. Saya katakan pada mereka betapa menyesalnya saya harus pergi lagi ketika saya baru saja kembali ke rumah dan ayah mereka ada di luar kota. Pada saat itu, telepon rumah dan telepon seluler saya berdering. Di saluran satu ada anak saya yang sudah menikah; penelepon kedua adalah saudara laki-laki saya. Dia memberi tahu saya bahwa ayah kami telah meninggal. Itu saja. Tidak akan ada pemakaman, karena Ayah telah mengatur agar jenazahnya dikremasi. Kami tidak akan pernah melihatnya lagi. Saya kembali berbicara dengan pekerja sosial ayah saya dan menangis ketika saya memberitahunya bahwa ia telah meninggal. Malam itu, saya pergi ke tempat tidur dengan sedih, membung- Pedang Pengampunan dan Pemulihan 2 59 kus diri dalam selimut dan berdoa: “Ya Allah, Engkau setia.” Saya tertidur dengan nyenyak dan, mengejutkannya, bangun dengan segar. Saya berada di rumah hingga minggu berikutnya sebelum jadwal perjalanan saya tiba. Selama bulan Januari, Februari, Maret, dan April, saya berbicara kepada orang banyak yang berkisar dari ratusan hingga ribuan orang, dan setiap malam saya memberitakan kesetiaan Allah. Saya berusaha untuk tidak berpikir tentang ayah saya. Dia ada di luar kendali saya. Lalu pada bulan Mei 2011, saya bertemu dengan kesetiaan Allah. Saya sedang berbicara di suatu konperensi wanita di Jacksonville, Florida. Dalam sesi pertama saya, saya memperhatikan seorang wanita muda yang menarik dengan rambut merah yang runcing. Untuk beberapa alasan, di tengah suatu keramaian dengan lebih dari seribu orang, dialah satu-satunya orang yang saya ingat. Lalu saya memperhatikannya lagi pada sesi istirahat sore. Malam itu, ketika saya hendak berangkat untuk sesi berikutnya, saya kembali melihat perempuan berambut merah lucu ini di ruang masuk hotel saya dan saya merasa didorong untuk memperkenalkan diri. Saya mendekatinya, namun sebelum saya dapat mengatakan sesuatu, dia memperkenalkan dirinya. “Lisa, saya April. Kita bicara di telepon.” Pikiran saya mencari-cari setiap kenangan pernah berbicara dengan seseorang bernama April dari Jacksonville. Dia memperhatikan bahwa saya mengalami suatu kekosongan dan ia mulai mengisi kekosongan itu untuk saya. “Sayalah yang menelepon Anda pada hari Ayah Anda meninggal.” 260 DI PERS ENJATAI Saya menggelengkan kepala, berusaha memperhitungkan jarak berkendara lima sampai enam jam antara rumah perawatan ayah saya dengan Jacksonville. Mengapa April ada di sini? “Saya berkendara dengan beberapa teman saya untuk berada dalam konperensi ini ketika saya mendengar bahwa Anda akan ada di sini.” Saya tak bisa berkata apa-apa. April melanjutkan, “Saya menjadi pekerja sosial ayah Anda selama lima tahun terakhir. Dia adalah seorang pasien yang mengerikan. Dia menendangi gedung pertama di mana dia ditempatkan. Dia melarikan diri, dia kejam, dia mencuri sebuah mobil, dan dia dipukuli habis-habisan oleh polisi. Namun untuk tahun yang terakhir, dia adalah seorang malaikat.” Saya masih terhenyak, memandanginya dengan hampa. “Dia mencium tangan saya kapanpun saya menjenguknya,” katanya selanjutnya. Pikiran saya berputar-putar ketika saya berusaha mencerna semuanya. Apakah dia baru saja mengatakan bahwa ayah saya telah menjadi seorang malaikat di tahun terakhir hidupnya? “April, saya datang menjenguknya setahun sebelum dia meninggal.” “Saya tahu. Saya melihat nama Anda dalam berkasnya. Saya telah membaca buku-buku Anda, tetapi sebelum kunjungan Anda, saya tidak tahu pertaliannya bahwa dia adalah ayah Anda. Saya berdoa untuknya selama bertahun-tahun dan ingin memastikan agar Anda memiliki suatu kesempatan untuk mengucapkan selamat berpisah padanya.” Allah itu setia. Dia bukan hanya mengelilingi ayah saya dengan doa ketika saya tidak bersama dengannya, namun saya punya setiap alasan untuk percaya bahwa ayah saya menerima lebih dari sekadar pengampunan dari saya ketika kami berdoa. Saya percaya bahwa en- Pedang Pengampunan dan Pemulihan 26 1 tah bagaimana, pada saat itu, ia juga menerima pengampunan surga. Malam itu, ayah saya telah berjalan dari seseorang yang sulit menjadi seorang yang sesuai harapan, dari kemarahan dan sakit hati menjadi seperti kanak-kanak dan pengasih. Kelihatannya, bahwa di tahun terakhir kehidupannya, ia telah menghasilkan buah pertobatan. Ada begitu banyak hal yang tidak akan pernah saya tahu atau pahami hingga saya berada di dalam kekekalan, tetapi saya merasakan kepastian bahwa saya akan bertemu ayah saya di sana. Pengampunan adalah pengampunan akan dosa. Sebab dengan inilah sesuatu yang telah hilang ditemukan, diselamatkan agar tidak hilang kembali. —Agustinus Saya sering bertanya-tanya, apakah pada malam ketika kami mengunjunginya, ayah saya mengingat semua yang hilang darinya. Saya bertanya-tanya apakah kepolosan cicitnya, Asher, membangkitkan pengharapan akan suatu warisan yang dikiranya telah lenyap semua. Saya bertanya-tanya apakah ia melihat kekuatan dan kedewasaan Addison serta kecantikan dan keanggunan Juli dan melihat pasangan muda yang mengasihi. Saya bertanya-tanya, apakah saya mewakili keluarganya yang hilang. Malam itu kami menemukannya di sebuah tempat di mana dia tidak lagi dapat melarikan diri. Kami menyaksikan penderitaan yang berusaha dia pendam selama bertahun-tahun dengan alcohol, namun tetap mengasihi dia. Apa Cerita Anda? Sekarang, Saudari terkasih, bagaimana dengan Anda? Saya tidak mengetahui kisah Anda, namun saya dapat memberi tahu Anda 262 DI PERS ENJATAI bahwa Allah itu setia. Apakah ada belati-belati kekecewaan atau kepahitan yang mungkin mengancam mengarahkan suatu pedang di tangan Anda ke arah yang salah? Kebenarannya adalah, saya masih menghakimi ayah saya hingga waktu saya mengucapkan katakata yang diberikan Allah kepada saya. Ketika saya melepaskannya, saya juga dilepaskan. Raja kita memiliki suatu cara menyembuhkan kedua belah pihak melalui tindakan seseorang. Luka-luka dalam yang tetap tidak tersembuhkan dapat membuat kita menyerang dan melukai seseorang yang justru ingin dipulihkan oleh surga. Sang Raja telah menaklukkan hati Anda; kini Dia ingin menggunakan kehidupan Anda demi tujuan pemulihan-Nya. Tidak ada pembalasan yang begitu sempurna seperti pengampunan. —Josh Billings Marilah kita meletakkan setiap pedang penolakan dan kekecewaan di kaki Bapa kita dan membiarkan Dia sekali lagi membuatnya menjadi penerimaan, pemulihan, dan penugasan ilahi. Bagaimana hebatnya Allah ingin memakai Anda sebagai suatu alat pemulihan? Ke mana Sang Raja mengutus Anda untuk mengucapkan kata-kata yang perlu didengar orang lain agar menerima pemulihan dan kehidupan-Nya? Apakah Anda rela mengucapkan nasihat-Nya alihalih kata-kata yang telah Anda latih? Apakah Anda rela memberkati seseorang yang telah melukai Anda? Saya tidak ingin Anda mengulangi kata-kata saya, namun saya sedang meminta Anda mengucapkan kata-kata Bapa kita ke dalam situasi dan pribadi-pribadi yang sedang berseru untuk dipulihkan. Pedang Pengampunan dan Pemulihan 263 Bapa Surgawi yang terkasih; Saya menyerahkan hidup saya di hadapan-Mu sebagai suatu tindakan kesetiaan. Saya lelah berjuang dari suatu keadaan yang mengecewakan. Engkau setia terhadap firman-Mu, dan Engkau mengasihi serta mengerjakan segala sesuatu dengan baik. Saya menyerahkan semua yang saya pikul dalam kekuatan saya sendiri. Saya menyerahkan waktunya kepada-Mu dan meminta agar Engkau memberikan hikmat dan firman-Mu kepada saya. Saya memilih memberi segenap kesetiaan dan ketaatan saya kepada-Mu. Bangkitkanlah saya dengan dipersenjatai untuk menyembuhkan, dan bukannya melukai, dalan mana Yesus. Amin. Seraya kita beralih ke bagian yan terakhir, saya menyadari tidak cukup ruang untuk menjabarkan garis besar dari masing-masing pedang yang dapat Anda bawa, sebab pedang adalah senjata-senjata yang sangat bersifat personal. Dalam bagian yang terakhir, saya berharap menantang Anda agar tidak pernah lagi meninggalkan rumah tanpa dipersenjatai. B AG I A N E M PAT D I U T U S 14 M e miku l S alib Kita sendiri harus bangkit! Kalau tidak, seseorang yang lain akan menggantikan kita, dan mengangkat salib kita, dan dengan begitu, mencuri mahkota kita. –William Booth Anda dan saya memiliki sebuah salib dan sebuah mahkota. Bagian kebanyakan dari salib yang kita pikul tidak dapat dilihat. Kita melihat dampaknya, namun bukan bentuknya. Demikian juga, di dalam Kristus kita telah diberikan suatu mahkota yang tidak dapat terlihat. "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya." (Ibrani 2:6-8) Di bumi ini, mahkota itu mewakili kedudukan otoritas kita. Sebagai duta-duta besar surga, kita didukung dengan kuasa dari alam sana. 26 8 DI UTUS Belajarlah mengenal Kristus dan Dia yang disalibkan. Belajarlah bernyanyi untuk Dia, dan katakan, “Tuhan Yesus, Engkau adalah kebenaran, aku adalah dosa-Mu. Engkau telah mengambil untuk diri-Mu apa yang menjadi milikku, dan memberiku apa yang merupakan milik-Mu. Engkau telah menjadi sesuatu yang bukan Engkau, sehingga aku dapat menjadi sesuatu yang bukan aku.” —Martin Luther Kita mengenakan mahkota, dan kita mengangkat salib. Yesus memikul salib kita sehingga kita dapat mengenakan mahkota-Nya. Dia menjadi seperti kita. Bukankah ini saatnya kita menjadi seperti Dia? Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16:24) Bagaimana kita menggenapi perintah yang sangat bersifat pribadi ini? Ada tiga elemen dalam perintah ini: menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Yesus. Jalan-jalan saya yang egois berbeda dengan jalan-jalan Anda, sama seperti salib yang saya pikul adalah unik bagi perjalanan saya. Saya tidak memikul salib Anda, begitu juga Anda tidak memikul salib saya. Agar belajar bagaimana memikul salib kita, pertama-tama kita harus menjawab beberapa pertanyaan mengenai salib. Apa yang sebenarnya sedang Yesus minta untuk kita pikul? Di mana kita temukan salib kita? Apakah itu sebuah beban yang kita seret di jalan hidup kita? Atau apakah salib itu berarti sesuatu yang jauh lebih misterius dari yang dapat diwakili oleh balok kayu manapun? Salib itu me- M emikul S alib 269 miliki suatu keindahan yang begitu besar yang tidak pernah dapat dibandingkan dengan kalung atau liontin. Saya sungguh-sungguh percaya bahwa salib menangkap segala sesuatu sehingga karya keselamatan telah diletakkan ke dalam tangan kita. Salib jauh dari suatu hiasan untuk dikenakan; ia adalah sebuah perintah untuk dipikul. Dalam bab penutup ini, saya ingin membagikan seperti apa memikul salib Anda seperti seorang pahlawan. Suatu Percakapan Mengenai Salib Hari hampir menunjukkan pukul dua pagi di malam Paskah. Saya baru saja nyaris tertidur ketika Roh Kudus mulai bertanya pada saya mengenai salib. “Lisa, apa artinya memikul salibmu?” Dengan mengantuk, saya menjawab, “Menyangkal diriku sendiri.” Saya mendengar dengan jelas, “Tidak, menyangkal dirimu hanyalah langkah pertama.” Saya berkata dengan ragu, “Menyerahkan kehendakku?” “Menyangkal dirimu sendiri berarti menyerahkan kehendakmu. Apa artinya memikul salibmu?” Saat itu saya menyadari barangkali saya tidak memiliki jawabannya, namun itu tidak menghentikan pertanyaan-pertanyaan itu. “Bagaimana kamu tahu kapan kamu sedang memikul salibmu atau kapan kamu telah meninggalkannya di rumah?” “Seberat apa salibmu, Lisa?” “Di mana kamu simpan salibmu?” Bayangan-bayangan kamar saya yang berantakan, garasi, dan 270 DI UTUS suatu sudut di depan pintu berkelebat melintasi kepala saya. Dengan mata merah, saya duduk di tempat tidur dan berbisik dengan keras, “Aku tidak tahu…” Bersamaan dengan pengakuan saya, pertanyaan yang bertubitubi itu berhenti. Sejujurnya, saya telah menuliskan tentang salib di dalam satu bagian atau di bagian lain dalam setiap buku-buku saya, dan sekarang nampaknya saya bahkan tidak dapat mencari salib saya, dan menjelaskannya sendiri! Saya menyukai bagaimana setiap momen ketika kita mengakui kebutuhan kita, Allah ada di sana untuk memenuhinya. Segera setelah saya mengakui kelalaian saya, jawabannya mulai disingkapkan. Saya mendengar, “Ambillah daftar yang telah kau buat dini hari tadi.” Seperti yang telah saya sebutkan dalam bab 5, saya mengadakan survei di jaringan media sosial saya dan mengumpulkan lebih dari sekadar kata tunggal yang menggambarkan tentang Salib. Bagian yang tidak saya beritahukan pada Anda adalah bahwa saya telah mengumpulkan lebih dari lima ratus jawaban yang diserahkan dalam sebuah amplop yang ditinggalkan begitu saja. Saya masuk ke kantor John, menemukan secarik kertas memo, dan membawanya pulang hingga ke tempat tidur saya. Saya memindahkan daftar coratcoret itu ke dalam iPad saya. Inilah beberapa kata yang saya terima, disajikan secara grafis: (gambar di samping) Saya telah melakukan survei, mencari-cari satu jawaban khusus yang tidak saya dapatkan, namun akan saya tambahkan di sini: senjata. Ketika saya meninjau daftar kata-kata itu, begitu banyak yang cukup baik untuk disampaikan, saya mendengar Roh Kudus ber- M emikul S alib 27 1 bisik, “Lihatlah Salib itu. Semua kata-kata ini dan kata-kata lainnya mewakili Salib. Bawalah ini bersamamu ke dalam duniamu setiap hari.” Mata saya kembali menelusuri daftar yang ada di tangan saya yang gemetar. Memang benar! Salib menyediakan semua yang dia menangkan, sama seperti Yesus menyediakan segala sesuatu seperti apa Dia adanya! Melalui Salib, Kristus membelikan kita kasih, pengampunan, kemerdekaan, dan penebusan. Inilah saatnya saya membawa segala sesuatu yang saya alami kepada orang lain. Masing-masing kata ini menangkap beberapa bagian mendasar dari Salib yang perlu dinyatakan kepada dunia yang sesat. (Dan bahkan kepada banyak gereja). Paulus menggambarkan dia memikul salib dengan cara demikian: 272 DI UTUS Kami membawa Pesan berharga [tentang Salib ini] ke manamana di dalam bejana tanah liat polos dari hidup kami yang biasa. (2 Korintus 4:7, MSG) Salib yang saya bawa adalah segala sesuatu yang telah Dia kerjakan bagi saya, sama seperti salib Anda adalah Injil, atau kesaksian Anda, dari apa pun yang telah Dia kerjakan bagi Anda. Namun itu tidak berhenti di sana. Kita adalah wadah yang mencurahkan karunia surga yang berharga. Kita tidak menyaring Injil; kita hanya membawanya. Dalam cara ini, yang luar biasa dipindahkan ke dalam batas-batas hidup sehari-hari kita yang biasa. Setiap hari saya membawa pengharapan, kasih, dan pengampunan dari Salib bersama saya ke toko-toko bahan makanan, di pesawat, dan ke kantor. Saya membawanya ke manapun kehidupan membawa saya. Inilah tempat-tempat di mana saya menawarkan kuasa dan keajaiban Salib. Dengarkanlah ketika Paulus menggambarkan dinamika memikul Salib ini kepada orang-orang yang baru percaya di Roma: Jadi, inilah yang kuinginkan kamu lakukan, Allah menolongmu: Jalanilah kehidupanmu yang biasa, setiap hari – tidur, makan, pergi bekerja, dan berjalan-jalan – dan letakkanlah itu di hadapan Allah sebagai suatu persembahan. Menerima apa yang Allah kerjakan bagimu adalah hal terbaik yang dapat kamu lakukan bagi-Nya. Janganlah jadi begitu baik menyesuaikan diri dengan budayamu sehingga kamu membaur ke dalamnya bahkan tanpa berpikir. Sebaliknya, tujukanlah perhatianmu kepada Allah. Kamu akan diubah dari dalam ke luar. Kenalilah dengan segera apa yang Dia inginkan dari kamu, dan tanggapilah dengan cepat. (Roma 12:1-2, MSG, penekanan ditambahkan) M emikul S alib 273 Yesus tidak mengadakan perang salib, konperensi atau bahkan kebaktian mingguan yang formal. Namun setiap momen kesadaran dari kehidupan-Nya adalah sebuah pesan. (Tidak ada yang salah dengan semua ini, namun ini adalah bagian yang sangat jarang dari kehidupan kita setiap hari.) Yesus membawa Allah di dalam-Nya setiap hari, ke manapun Dia pergi, dan Dia sedang meminta Anda melakukan hal yang sama. Menerima segala sesuatu yang telah Allah lakukan bagi Anda dan mencerminkan kehidupan yang baru ini kepada orang lain dapat disamakan dengan memikul salib. Ketika kita memegang kebenaran ini, kita membawa diri kita sendiri dan melihat dunia kita secara berbeda. Bagaimana seandainya setiap hari kita berdoa, “Bapa Surgawi, kiranya segala sesuatu yang disediakan oleh penyaliban Putra-Mu dinyatakan secara penuh di dalam dan melalui hidup saya hari ini. Saya memilih untuk menyangkal dosa dan keterbatasan saya yang dulu ketika Fakta saya membesarkan pekerjaan-Mu dan tentang Anggar mengikuti-Mu”? Bertarunglah saat Anda Dunia kita akan melihat Yecapai, saat Anda sakit, ketika sus ditinggikan. rasanya terlalu panas, saat Ketika perubahan ini terjadi, terlalu dingin, saat hujan, pandangan kita beralih. Bukanketika Anda tidak suka nya melihat pada diri kita sendiri, bertarung. kita menjadi penuh perhatian pada kehidupan Yesus. Dengan membaca Alkitab, kita belajar bagaimana Dia bergerak menjalani hari-hari-Nya. Apa yang telah diberikan dengan cuma-cuma kepada kita, kita berikan dengan cuma-cuma. 274 DI UTUS Memikul Salib Kita Mari memahaminya bersama-sama. Apakah kita setuju bahwa Salib adalah pertunjukan Allah yang utama tentang kasih-Nya yang tidak bersyarat bagi kita? Apakah Anda punya keraguan yang tidak disampaikan oleh jutaan orang yang masih menantikan kita untuk membawa pernyataan kasih yang tak bersyarat ini kepada mereka? Bagaimana kita melakukannya? Kita mengikuti teladan-Nya. Yesus mengasihi orang-orang dengan menyampaikan kebenaran, memberi makan yang lapar, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit, menentang agama, dan membangkitkan orang mati. Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. (Matius 4:23, penekanan ditambahkan) Ikutilah Dia. Bagaimana dengan pengampunan? Apakah ada yang tidak memerlukan pengampunan hari ini, atau banyak yang telah terlalu jauh terperangkap dalam rasa bersalah dan rasa malu? Bawalah salib tentang pengampunan kepada mereka dengan mengampuni mereka secara cuma-cuma dan membagikan kabar baik bahwa mereka telah diampuni dengan cuma-cuma. Yesus menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka diampuni dengan menyampaikan kebenaran, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit, menentang agama dan membangkitkan orang mati. M emikul S alib 275 "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia. (Matius 9:2-8, penekanan ditambahkan) Ikutilah Dia. Dia melakukannya sehingga kita tahu bahwa kuasa untuk menyembuhkan dan mengampuni telah diberikan kepada kita. Dia melakukan mukjizat ini sebagai Anak Manusia! Betapa lebih lagi mestinya kita melakukan ini sebagai putri-putri Allah? Lalu ada masalah kemerdekaan. Pernahkah ada suatu generasi yang begitu terjerat dengan hawa nafsu, ketamakan, penyembahan berhala, dan kerusakan moral? Dan ada orang-orang yang secara harafiah telah diperbudak untuk bekerja atau diperdagangkan demi seks. Bawalah pedang pembebasan kepada mereka. Anda mungkin bertanya-tanya, Bagaimana? Yesus menunjukkan pada orang-orang bahwa mereka bebas dengan menyampaikan kebenaran, memberi makan yang lapar, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit, menentang agama, dan membangkitkan orang mati. 276 DI UTUS Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. (Kisah Para Rasul 10:38, penekanan ditambahkan) Ikutilah Dia. Yesus melakukan perbuatan baik dan menyembuhkan semua orang yang ditindas oleh si jahat karena Allah bersama dengan Dia! Tidak ada alasan untuk membeda-bedakan antara keadilan sosial dan hal yang gaib. Yesus melakukan keduanya. Mari mengganti nama kita dari pernyataan yang menyebut Dia Imanuel – “Allah beserta kita” – dan melakukan hal yang sama. Ada suatu kebutuhan yang menyolok bagi penebusan di setiap lini dari situasi manusia. Kata penebusan memiliki suatu jangkauan yang luas, dan secara pengertian, ia mencakup keselamatan, pertukaran, pembebasan, penyelamatan, perbaikan, pemulihan, dan penyembuhan. Apakah kebutuhan akan semua ini telah berkurang? Nyatakanlah salib yang telah membeli penebusan kepada orangorang lain melalui hidup Anda sehari-hari. Lagi, Yesus menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka ditebus dengan menyampaikan kebenaran, memberi makan yang lapar, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit, menentang agama, dan membangkitkan orang mati. Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan. (Mazmur 107:2) Setelah peringatan ini, Mazmur 107 mencatat suatu daftar tentang keadaan-keadaan yang membawa umat Allah ke dalam ke- M emikul S alib 27 7 sukaran. Akan menguatkan Anda mengetahui bahwa Anda tidak sendirian, jadi Anda sebaiknya membacanya. Hanya saja terlalu panjang untuk menuliskannya di halaman-halaman ini! Ketahuilah ini, apakah Anda sedang kacau atau Anda dikacaukan sekalipun bukan karena kesalahan Anda sendiri, Allah menebus. Tak masalah bagaimana kita masuk ke dalam suatu tempat yang sulit. Dia memimpin kita keluar dari sana dan masuk ke tempat yang penuh kebaikan. Dia sendirilah yang memiliki kuasa untuk menyelamatkan, dan kita yang telah ditebus seharusnya mengatakan demikian! Inilah cara lainnya membawa salib kita. Sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. (Mazmur 16:10-11) Memang ini adalah perkataan-perkataan Daud, namun janji itu pertama-tama adalah untuk Kristus, dan sekarang untuk kita. Ikutilah Dia. Tidak masalah di mana pun Anda berada saat ini, ini adalah janji penebusan. Inilah kuasa Salib. Tanda lain apakah yang memiliki kuasa untuk memberitakan Injil Kerajaan dengan lebih baik? Apakah pengorbanan Kristus di atas salib telah memulihkan kehidupan, tubuh dan hubungan-hubungan Anda? Apakah Anda percaya ia masih punya kuasa untuk menyembuhkan setiap penyakit dan penderitaan? Kita tahu bahwa Yesus tetap sama baik kemarin, hari ini 278 DI UTUS dan selamanya. Tidak dapatkah hal yang sama dikatakan mengenai Salib? Lagi-lagi Yesus menuntut murid-murid-Nya untuk mengikuti teladan-Nya setelah kebangkitan-Nya. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:17:20) Jika Dia ada bersama kita, dan Dia tetap sama, maka Dia sedang berkehendak untuk menunjukkan pada dunia segala sesuatu yang telah dibeli oleh Salib. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan M emikul S alib 279 mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Markus 16:14-18) Yesus pertama-tama harus membicarakan beberapa hal sebelum semua murid-Nya dapat mengikuti Dia dan melihat tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat: keraguan, ketidakpercayaan, dan hati yang keras. Kita tidak perlu mengejar setan-setan, namun jika Anda mengikuti Yesus cukup lama, barangkali Anda akan menjumpai mereka. Jangan memulai suatu percakapan dengan mereka! Gunakanlah pedang Firman Allah untuk membungkam mereka, kemudian usirlah mereka keluar di dalam nama Yesus. Ucapkanlah kebenaran surga dalam setiap bahasa yang Anda bisa. Memegang ular dan dengan sengaja meminum racun adalah hal yang bodoh. Karena Yesus tidak akan menjatuhkan diri-Nya dari atas sebuah tebing, Dia pasti tidak akan mengundang murid-muridNya untuk bermain-main dengan ular-ular beracun dan meminum obat yang mematikan. Pelajaran untuk diambil dari sini adalah janji perlindungan. Dia berjanji bahwa ketika kita menjamah orang sakit, kesembuhan akan terjadi. Orang-orang sakit tidak lagi dianggap sebagai orang-orang najis yang dengannya kita takut bersinggungan. Yesus menjamah dan dijamah oleh orang-orang najis, dan sentuhan itu menyembuhkan mereka. Anda boleh saja berkata, “Baiklah, itu ‘kan Yesus.” Saya ingat pernah membaca bahwa ketika Ibu Teresa memilih untuk bersinggungan dengan para penderita kusta, pengobatan yang menghentikan penyebaran penyakit yang sangat menular ini ditemukan.10 Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul 28 0 DI UTUS di Serambi Salomo…Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias. (Kisah Para Rasul 5:12, 42) Tanda-tanda dan mukjizat dan pengajaran dan khotbah seharusnya terjadi setiap hari. Pada titik ini, saya harus mengaku… Saya ingin yang supranatural menjadi lebih alami dan kebesaran nama-Nya diberitakan setiap hari. Jadi hingga akhirnya, saya akan memberitakan nama-Nya dan mengikuti pimpinan Yesus. Jika gereja mula-mula membawa pesan Salib ke manapun mereka pergi, hati orang-orang telah dihiburkan, yang sakit telah disembuhkan, yang tertindas telah dibebaskan, mengapa hal yang sama tidak berlaku dengan kita? Apakah Anda sedang mencari suatu tanda bahwa Yesus masih ingin mengerjakan mukjizat? Salib itu adalah tanda bagi kita, dan Anda adalah mukjizat-Nya! Saya percaya kita akan melihat tanda-tanda dan mukjizat hingga ke tahap ketika kita mengkhotbahkan Salib Kristus dan menghidupi Firman Allah. Suatu Injil yang minimalis menghasilkan dampak yang minimal. Dengan mengkhotbahkan separuh dari kebaikan Salib hanya akan menghasilkan separuh dari kebaikan Salib. Benda tiruan tidak dapat diharapkan menghasilkan sesuatu yang akan dihasilkan yang asli dengan kekuatan penuhnya. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. (1 Korintus 2:4-5) M emikul S alib 28 1 Mengkhotbahkan Injil yang tanpa kuasa akan menghasilkan kuasa yang minimal. Darah Yesus membuka suatu jalan bagi kita untuk mendekati takhta dengan keberanian sehingga kita dapat menemukan segala kuasa surga yang kita perlukan. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (Ibrani 10:23-25) Pedang-pedang yang Hidup Saya telah menuliskan semua ini dengan harapan ini akan memengaruhi Anda. Sudah terlalu lama kita telah memuaskan telinga-telinga dan menggelitik selera manusia dengan sulap kita. Inilah saatnya kita meluaskan jangkauan kita dengan menjadi pedang-Nya. Pulanglah, para tawanan yang penuh harapan! Hari ini Aku menyatakan bonus ganda – segala sesuatu yang hilang darimu dikembalikan dua kali lipat! Sekarang Yehuda menjadi senjataku, busur yang akan Kutarik, mengatur Efraim sebagai suatu anak panah bagi talinya. Aku akan membangkitkan putra-putramu, O Sion, untuk menghadapi putra-putramu, O Yunani. 282 DI UTUS Sejak sekarang ini, orang-orang akan menjadi pedang-Ku. (Zakharia 9:12-13, MSG, penekanan ditambahkan) Sama seperti Yesus adalah Firman dari Sang Bapa yang menjadi daging, hidup kita menjadi Firman Yesus yang menjadi daging. Sebab Firman Allah adalah pedang Roh dan Yesus adalah Firman yang menjadi daging, maka sebagai tubuh-Nya, kita juga menjadi pedang-pedang yang hidup. “Dia membuat angin sebagai utusanutusan, pelayan-pelayan-Nya adalah suatu api yang menyala-nyala (Mazmur 104:4). Sama seperti Kita adalah pedang-pedang menyala yang Yesus adalah memberitakan bahwa Dia adalah sang jaFirman dari Sang Bapa yang lan. Roh-Nya adalah angin yang menggemenjadi daging, rakkan kita, dan pesan-Nya adalah api hidup kita menjadi Firman yang tertutup dalam tulang-tulang kita. Segala sesuatu yang dikerjakan-Nya bagi Yesus yang menjadi daging. kita dan hal-hal yang masih rindu Dia lakukan seharusnya tidak akan dikekang oleh keraguan kita sendiri dan tradisi-tradisi agamawi kita. Salib tidak meninggalkan sesuatupun yang belum dikerjakan. Mengapa kita hanya melakukan begitu sedikit? Salib telah menempatkan Anda menjadi seorang pahlawan. Anda seharusnya membawanya sebagai hal yang menyatu dengan harapan di dalam hati Anda, iman bagi hal yang mustahil, dan kasih bagi seluruh manusia. Para murid tidak memiliki cukup banyak waktu atau bahkan ruang untuk mencatat segala sesuatu yang dikerjakan oleh Yesus. M emikul S alib 28 3 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. (Yohanes 21:25) Ini berarti bahwa mukjizat-mukjizat Yesus tidak terhingga. Namun saya percaya masing-masing kita telah dipilih sebagai suatu penyataan yang hidup dari keajaiban-Nya. Karena kita telah menjadi satu dengan-Nya, karena Dia satu dengan Bapa-Nya, maka dunia akan melihat mempelai-Nya dalam kemuliaan yang penuh, dan banyak orang akan dimenangkan. Putri-putri Allah, berbaliklah dari cermin Anda, sangkal batasanbatasannya, dan pantulkanlah Dia. Ingatkanlah diri Anda setiap hari akan kebaikan, penebusan dan kemurahan-Nya. Dengarkanlah Roh Kudus seraya Anda membawa segala sesuatu yang disediakan oleh Salib bagi mereka yang menanti-nanti dalam pengharapan. Baca dan hafalkanlah ayat-ayat sang Raja sampai mereka melimpah-limpah di dalam setiap aspek hidup Anda ketika Anda mengikuti Dia. Saudari terkasih, jangan lagi pikirkan diri Anda sendiri sebagai target, sebab Anda pertama-tama telah dipilih menjadi suatu pedang yang diangkat di dalam tangan-Nya. Hiduplah sebagai seorang pahlawan, dan Anda akan melayangkan suatu pukulan yang pasti kepada sang musuh dan tawanan-tawanan akan dibebaskan. Manusia telah mengatakan bahwa Salib Kristus bukanlah suatu benda yang heroik, namun saya ingin memberi tahu Anda bahwa salib Yesus Kristus telah menaruh lebih banyak sifat kepahlawanan dalam jiwa manusia lebih dari peristiwa lain apa pun dalam sejarah manusia. —John G. Lake NOTES Mara Hvistendahl, Unnatural Selection (Philadelphia, PA: Perseus, 2011), 6. 2. C. S. Lewis, The Screwtape Letters (New York: HarperCollins, 1942), 200. 3. Lewis, The Screwtape Letters, 4. 4. Nick Evangelista, The Art and Science of Fencing (Lincolnwood, IL: Masters Press, 1996), 126–27. 5. Evangelista, The Art and Science of Fencing, 126. 6. “Moment (physics),” http://en.wikipedia.org/wiki/ Moment_%28physics%29. 7. “Trafficking in Persons Report,” June 2008, www.state.gov/ documents/organization/105501. pdf, 9. 8. Pete Brookshaw, “The Greatest Challenges Facing the Salvation Army Today,” www.petebrookshaw.com/2012/07/greatestchallenges-facing-salvation.html, July 1, 2012. 9. “Flame-bladed sword,” http://en.wikipedia.org/wiki/Flamebladed_sword. 10. David Van Biema, Mother Teresa: The Life and Works of a Modern Saint (New York: Time Books, 2010), 37. 1.