GWS book.indb

advertisement
Pujian untuk
Gadis-gadis dengan Pedang
“Para perempuan, ambillah pedang Anda! Buku ini akan memberi
Anda kekuatan baru ketika Anda bersiap bertarung dalam peperangan
Anda dengan kebenaran Allah. Bersiaplah ditantang dan diinspirasi
oleh Gadis-gadis dengan Pedang.”
— Craig dan Amy Groeschel, pendeta di LifeChurch.tv,
Edmon, OK
“Lisa Bevere adalah salah satu suara Allah yang paling berkuasa
dalam sejarah kita saat ini. Hatinya ada bagi sang Raja dan kerajaanNya dan ingin mengajar putri-putri Allah bagaimana bangkit dan
menghidupi takdir kita.”
— Sheila Walsh, penulis God Loves Broken People dan
pembicara utama untuk Women of Faith
“Lisa Bevere telah mengilhami perempuan di seluruh dunia dengan
gairahnya melayani Kristus dan berjuang memperluas kerajaan-Nya.
Dalam Gadis-gadis dengan Pedang Anda akan ditantang bergabung
dengan barisan orang-orang Kristen yang telah bergerak maju dalam
iman mereka. Jangan mundur dari pertarungan! Berdirilah teguh
dan alamilah kemenangan rohani.”
—Pastor Steven dan Holly Furtick, Elevation Church,
Charlotte, NC.
“Gadis-gadis dengan Pedang adalah sebuah deklarasi profetis di masa
kita, memanggil putri-putri Allah menggunakan pedang firmanNya dengan terampil. Lisa Bevere memiliki suatu amanat Allah
untuk menyingkapkan kekuatan kita dalam membawa kesembuhan,
kebenaran, dan pembaruan ke dalam dunia kita. Bacalah buku
ini dengan peringatan yang jujur: Anda akan terlibat dalam satu
kehidupan yang berani dan dahsyat!”
— Christine Caine, penulis Undaunted dan pendiri A21
Campaign
“Gadis-gadis dengan Pedang adalah buku yang profetis, Alkitabiah,
instruktif, penuh pemahaman dan menantang! Ini bukan buku
manis yang berisi percakapan pendek yang menyemangati para
perempuan; ini adalah buku yang dahsyat bagi pria dan wanita.
Kami gembira dengan buku ini dan dampaknya yang potensial bagi
gereja di seluruh dunia.”
—Judah dan Chelsea Smith, pendeta City Church,
Kirkland, WA
“Saat Anda membaca Gadis-gadis dengan Pedang, Anda akan
dimampukan menghadapi tantangan Anda dengan berani dan
belajar hidup layaknya seorang pahlawan.”
—Robert dan Debbie Morris, pendeta Gateway Church,
Dallas/Forth Worth, TX, dan penulis pendamping The
Blessed Marriage
“Kita sedang hidup di masa luar biasa dalam sejarah. Ada begitu
banyak kesedihan, penderitaan, dan hati yang hancur di planet kita
saat ini – dan di waktu yang sama ada kesempatan yang begitu besar
membawa perubahan dan menjadi bagian dari jalan keluar. Dengan
gayanya yang unik, Lisa Bevere mendorong putri-putri sang Raja
untuk memahami bahwa kita adalah bagian dari suatu peperangan
hebat dan kita perlu diperlengkapi. Ini bukan saatnya untuk mundur!
Bacalah Gadis-gadis dengan Pedang dan bergabunglah dengan
pertumbuhan pasukan perempuan yang sedang bangkit dengan kuat
di bumi ini!”
—Holly Wagner, pendiri GodChicks dan penulis
WarriorChicks
“Dalam Gadis-gadis dengan Pedang, Lisa Bevere sekali lagi
mengeluarkan pahlawan dalam diri kita dan mendorong kita
menjadi sepenuhnya sama dengan maksud Allah menciptakan kita.
Semangatnya melihat gereja bersatu dan menggunakan Firman
Allah sangat menginspirasi dan hidup. Tak peduli di manapun Anda
hidup, pesan ini akan memampukan Anda “menempa ulang pedang
Anda” dan menghadapi peperangan setiap hari dengan keberanian
dan kebenaran.”
— Stovall dan Kerri Weems, pendeta Celebration
Church, Jacksonville, FL
“ ‘Firman Allah adalah pedang Allah.’ Saya menyukai kiasan ini.
Melalui konsep penempahan yang gemilang dan kiasan-kiasan
dalam buku ini, Lisa telah berusaha meningkatkan penyebaran
antusiasme karena memiliki ‘suatu kesadaran naluriah akan gerakan
musuh berikutnya.’ ”
—DR. Caroline Leaf, cognitive neuroscientist dan
communication pathologist serta penulis Who Switched
Off My Brain?
“Gadis-gadis dengan Pedang adalah suatu pertunjukan brilian
dari kemampuan yang diberikan Allah kepada Lisa Bevere dalam
mendorong dan memperlengkapi perempuan untuk diperbarui,
diperlengkapi kembali, dan ditempatkan kembali untuk berperan
dalam peperangan hebat ini dan mengalahkan musuh yang secara
sengaja menyasar perempuan di sepanjang sejarah.”
— Chris dan Joy Hill, pendeta Potters’s House, Denver,
Co
“Kita merasa terhormat dapat selalu menyaksikan Lisa Bevere dalam
siaran televisi LIFE Today. Melalui bertahun-tahun pelayanan
internasional – termasuk Asia, di mana dia bergabung dengan
tim misi kami untuk menolong perempuan-perempuan korban
perdagangan manusia – dia menjadi sangat sadar akan peperangan
yang hanya dapat dimenangkan dengan pedang Firman Allah.
Pesannya akan menolong menginspirasi dan mempersiapkan kaum
perempuan, khususnya untuk peperangan rohani.”
—James dan Betty Robison, LIFE Outreach International
LISA BEVERE
PENULIS
SINGA BETINA BANGKIT
Girls with Swords (Bahasa Indonesia) by Lisa Bevere
© 2015 Messenger International
www.MessengerInternational.org
Previously published in English as :
Girls with Swords: How to Carry Your Cross like a Hero
ISBN 978-0-307-45781-3
Additional resources in Bahasa Indonesia by John & Lisa Bevere
are available for free download at:
www.CloudLibrary.org
To contact the author:[email protected]
This book is a free gift to leaders from Messenger International as is NOT FOR SALE
Gadis-gadis Dengan Pedang:
Bagaimana memikul salib Anda seperti seorang pahlawan oleh Lisa Bevere
© 2015 Messenger International
www.MessengerInternational.org
Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris dengan judul:
Girls with Swords: How to carry your cross like a hero.
Bahan-bahan pengajaran tambahan dalam Bahasa Indonesia
dapat diunduh secara gratis di:
www.CloudLibrary.org
Buku ini disebarkan secara gratis kepada para pemimpin Kristen dan calon pemimpin
Kristen dan bukan untuk diperjualbelikan.
Ini adalah hadiah dari Messenger International, lembaga pelayanan John dan Lisa
Bevere.
Untuk menghubungi penulis (disarankan dengan Bahasa Inggris):
[email protected]
Penerjemah: Slamat P. Sinambela & Hembang Tambun
Editor: Slamat P. Sinambela
Layout: Yosua A. Sirait
Dicetak di Indonesia.
Kepada semua saudari pedang saya yang telah siap
mengangkat suara mereka
dan mengacungkan salib mereka.
Kalian adalah putri-putri dari seorang Prajurit
yang gagah berani dan berbudi luhur
Yang firman kekal-Nya yang kreatif di mulut Anda
adalah sesuatu yang hidup, dan yang memiliki
pedang yang tak terlihat di tangan Anda.
Kalian telah dipercaya dengan sebuah senjata
tiada tandingannya sepanjang waktu.
Gunakanlah dengan kecakapan yang terampil,
pengertian yang ramah, dan dalam kasih yang
berkemenangan,serta serangan meyakinkan.
“Sejak sekarang ini,
orang-orang akan menjadi pedang-Ku.”
- Zakharia 9:13 (MSG)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi
Istilah-istilah Anggar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiii
BAGIAN SATU: DIPILIH
1. Anda adalah Sebuah Target . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3
2. Sebuah Pedang Telah Lahir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
3. Anda Mungkin Jadi Seorang Pahlawan . . . . . . . . . . . . . . . 43
4. Medan Perang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
5. Salib Bagai Sebuah Pedang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79
BAGIAN DUA: DIPERLENGKAPI
6. Menjadi Seorang Prajurit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 103
7. Menempa Sebuah Pedang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 135
BAGIAN TIGA: DIPERSENJATAI
8. Pedang Firman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 155
9. Pedang Tuaian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 177
10. Pedang Cahaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 193
11. Pedang Nyanyian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 211
12. Pedang Keheningan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 221
13. Pedang Pengampunan dan Pemulihan . . . . . . . . . . . . . . . . 243
BAGIAN EMPAT: DIUTUS
14. Memikul Salib . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 267
Catatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 285
KATA PENGANTAR
Memiliki sebuah pedang adalah satu hal, namun mengetahui
bagaimana menggunakannya adalah hal lain yang sangat berbeda.
Setiap anak Allah dipercayakan dengan sebuah pedang—pedang
Roh. Kita adalah para prajurit yang ditugaskan menggunakan senjata
paling dahsyat di jagad ini. Tuhan dan panutan kita, Yesus Kristus,
adalah Pedang Roh yang terbuat dari daging. Dua milenium yang
lalu, Dia menggunakan pedang ini dan mengubah dunia. Dengan
pedang yang sama, suatu hari nanti Dia akan menaklukkan bangsabangsa. Tetapi sekarang Dia menugaskan masing-masing kita:
“Seperti Bapa mengutus Aku, Aku juga mengutus Kamu” (Yohanes
20:21, nkjv).
Ada satu generasi putri-putri (dan putra-putra) yang sedang
bangkit untuk menunjukkan kedahsyatan kuasa Raja kita. Para
prajurit ini akan membawa perubahan pada dunia mereka dengan
terampil menggunakan pedang yang telah dipercayakan kepada
mereka. Allah memberi istri saya, Lisa, suatu pesan yang sangat
kuat yang akan melatih putri-putri (dan putra-putra) Allah untuk
menggunakan apa yang sudah mereka miliki untuk membawa
perubahan di lingkungan pengaruh mereka.
Saya sangat terhormat menikahi wanita Allah yang hebat
ini selama lebih dari tiga puluh tahun. Saya telah menyaksikan
transformasinya dari seorang pengunjung gereja yang takut dan malumalu dan menghindari konfrontasi menjadi seorang putri prajurit
yang gagah berani dan sangat baik dari Raja kita. Sungguh suatu
kehormatan mengenal dan bekerja bersama wanita yang demikian.
Saya belajar sangat banyak dari apa yang Allah ajarkan kepadanya.
Saya tahu bahwa buku ini akan melatih Anda menggunakan apa
yang telah Anda miliki. Jangan menjadi seseorang yang hanya punya
sebuah pedang. Jadilah seorang prajurit terampil yang membawa
perubahan pada dunia Anda.
—John Bevere, penulis buku laris dan pembicara
Pemukul
7VTTLS
*YVZZN\HYK
Palang
pelindung
.YPW
Gagang
Sisi,KNL
pedang
Alur
pedang
-\SSLY
Ujung pedang
7VPU[
*LU[YHS9PKNL
Punggung
tengah
:[YVUN
Kuat
MVY[L
(forte)
Pangkal
/PS[pedang
pegangan
pedang yang
OHUKSLVM[OLZ^VYK
mencakup
pemukul, gagang
JVUZPZ[PUNVMWVTTLS
dan palang pelindung
NYPWHUKJYVZZN\HYK
>LHR
Lemah
MVPISL
(foible)
Mata
pedang
Blade
alatcutting
memotong
yang mencakup
instrument
consistingalur
pedang,
pedang,
punggung
tengah,
of fuller, sisi
edge,
central
ridge, and
point
dan ujung pedang.
Istilah -istilah Anggar
Croise: Sebuah tangkisan dan balasan yang dibuat dalam satu
gerakan mengalir. Gerakan ini menahan serangan, berguna
untuk mengalihkan, dan memukul tanpa melepaskan mata
pedang.
En garde: Sebuah sikap bertahan namun juga sekaligus menyerang.
Ini berdampak dengan posisi kesiapan.
Feint: Sebuah gertakan yang berusaha mendapatkan suatu reaksi
dari lawan Anda dan menyebabkannya berpikir bahwa Anda
hendak menyerang padahal sebenarnya tidak.
Lunge: Suatu gerakan menyerang yang dirancang untuk
melepaskan sebuah pukulan.
Parry: Sebuah lengkungan pertahanan dari mata pedang lawan
Anda.
Riposte: Suatu serangan balik yang mengikuti sebuah tangkisan
yang berhasil.
B AG I A N S AT U
D I P I L I H
1
A n da a dalah
S e b u a h Ta rg e t
Kekristenan adalah suatu peperangan, bukan suatu mimpi.
–Wendell Phillips
Dalam sebuah dunia yang telah diserbu oleh kekerasan, Anda mungkin berpikir mengapa saya menyarankan agar wanita dari segala
umur mengangkat senjata dan bergabung memasuki pertempuran.
Ketika Anda membalik halaman-halaman ini, saya harap Anda akan
menemukan banyak alasan mengapa tidak ada daerah yang netral.
Kita tidak hidup dengan kekerasan memakai pedang, tetapi saatnya
telah tiba untuk hidup dengan kuasanya.
Alasan pertama Anda membutuhkan sebuah pedang adalah,
Anda sadari atau tidak, Anda merupakan bagian dari suatu peperangan hebat, dan Allah tidak ingin putri-putri-Nya tidak dipersenjatai
atau tertangkap tanpa disadari.
Kebutuhan mendesak mengapa membahas topik ini muncul
dalam satu cara yang tidak disangka. Pada awal Juni di musim panas
2010, ketika saya baru kembali dari bepergian dan berbicara di lima
negara berbeda hanya dalam waktu empat minggu yang pendek.
Pikirkanlah, negara-negara ini tidak berdekatan, jadi bepergian ber-
4
DI PI LI H
arti melintasi garis waktu, siang dan malam saling bertukar, dan
melambung di antara belahan bumi Utara dan Selatan.
Dikuasai siksaan jet lag yang berkepanjangan, saya berpikir dengan sedikit linglung melewati malam kedua ketika saya menyadari
di rumah hanya ada saya dan anak bungsu saya, Arden. Ketika saya
mendekatinya, dia menepuk sofa dan mengajak saya bergabung dengannya menonton sebuah film. Bersemangat karena memiliki satu
kesempatan mengemong anak saya, saya duduk sedekat mungkin
dengannya dan bertanya, “Kita menonton apa?”
“The Terminator,” jawabnya.
Baiklah, sebelum Anda bereaksi, dengarkan saya. Saya tidak
mendukung film ini, dan tidak menyarankan agar Anda menontonnya. Saya menonton versi yang telah diedit TV, namun itupun sangat mengerikan! Di antara rambut yang menggelikan, musik yang
terputus-putus, dan akting yang buruk, saya menemukan sesuatu
yang berharga yang hendak saya bagikan di sini, karena itulah yang
sepenuhnya memulai mengapa di balik perjalanan buku ini.
Sekiranya Anda tidak akrab dengan The Terminator, izinkanlah saya menggambarkan versi sangat singkat film ini untuk Anda.
Bercerita tentang Sarah Connor, seorang pelayan yang selalu muram
yang sedang menjalani suatu kehidupan yang membosankan dan
biasa, dengan harapan suatu hari nanti cinta akan menemukannya.
Setiap dua puluh empat jam, ia menjalani kehidupan yang sama saja.
Siang hari ia menyajikan pie dan kopi, malamnya, ia berharap salah
satu teman kencan butanya akan berubah menjadi Pangeran Tampan. Siang hari dia bekerja, dan malam hari dia menanti.
Pola 1980-an yang sudah dapat diperkirakan ini benar-benar
terganggu dengan kemunculan satu robot pembunuh dari masa depan. Pahlawan kita, Sarah, untuk pertama kalinya belajar bahwa dia
mungkin sedang dalam bahaya ketika ia sedang istirahat kerja dan
Anda adalah Sebuah Target
5
menyadari bahwa sejumlah wanita dengan nama depan atau nama
belakang yang sama dengannya telah terbunuh.
Rupanya, sang terminator, yaitu Arnold Schwarzenegger—aktor, bekas gubernur California, dan mantan suami Maria Shriver—
telah mengadakan perjalanan waktu, dan siapa pun yang menyandang nama Sarah Connor adalah targetnya. Kelihatannya tidak ada
kemungkinan bahwa mesin pembunuh bertubuh manusia ini bisa
gagal. Bukan hanya karena dia memiliki kekuatan dan kemampuan
yang diproses oleh sebuah robot, namun dia juga diperlengkapi dengan senjata otomatis paling canggih. Sebagai tambahan untuk
semua teknologi ini, dia telah memiliki seluruh data-data di tahun
delapan puluhan, selembar sobekan dari buku telepon yang memuat
seluruh nomor telepon dan alamat semua yang bernama Sarah Connor yang berada di daerah targetnya. Ketika sang terminator masa
depan ini bekerja secara sistematis melenyapkan daftar orang-orang
bernama Sarah, pahlawan wanita kita ini menjadi lebih peduli.
Setelah bekerja, dia kembali ke apartemen yang disewanya bersama seorang teman hanya untuk mendengar mesin penjawab bahwa
kencan butanya yang lain telah dibatalkan, sehingga Sarah pergi ke
sebuah bar. Dengan cara itu, jika ancaman ini adalah sesuatu yang
nyata, dia akan mampu bersembunyi di tengah keramaian. Tak lama
sampai sang terminator mengendus jejaknya, dan setelah suatu kunjungan singkat ke apartemennya, Arnold muncul di bar itu dengan
senjata api dan mulai mendatangkan kekacauan. Kacau-balau, pertumpahan darah, dan jeritan menggantikan gerakan tarian buruk
ketika semua orang berpencar melarikan diri. Tetapi tunggu, masih
ada pemain lain dalam drama yang kelam ini.
Perhatikanlah, pada waktu yang sama ketika pembunuhnya dari
masa depan muncul, pelindungnya dari masa depan menyatakan
diri dengan mengulurkan undangan yang menarik ini kepada Sarah:
6
DI PI LI H
“Ikut aku jika kamu ingin hidup.”
Dengan pilihan yang begitu jelas, tak perlu bagi Sarah untuk
memutuskan: dia ingin hidup. Sarah berlari dari bar dan melompat ke dalam sebuah mobil dengan seorang yang sama sekali asing,
dan keduanya berusaha melarikan diri. Namun sang terminator
pembunuh pantang menyerah. Kejar-kejaran tingkat tinggi terjadi.
Peluru-peluru menghancurkan jendela-jendela mobil dan merobekrobek saraf Sarah. Tak peduli ke manapun mereka pergi atau apa pun
yang mereka lakukan, nampaknya mereka tidak dapat menggoyahkan sang penyerang dari masa depan.
Pelayan berwatak halus dan ingin punya pacar ini sama sekali
tidak memahami mengapa pertempuran hebat ini mengamuk di
sekitarnya. Sementara peluru-peluru beterbangan dan mobil-mobil
berhancuran, pelindungnya mulai bercerita kepadanya tentang siapa
dia. Dia menjelaskan bahwa di masa depan, ia adalah seorang legenda dan bahwa seluruh tentara perang diperlengkapi dengan rencana
masa depan dan strategi-strategi yang direkamnya dan diteruskannya kepada putranya. Di masa depan, ia adalah bagian dari suatu
peperangan heroik melawan musuh seluruh umat manusia.
Sarah tak habis pikir bahwa ia adalah seorang pemain dalam
kisah yang konyol ini dan ia yakin pastilah telah terjadi kesalahan
identitas. Tidak ada alasan untuk memandangnya sebagai sebuah ancaman di masa kini atau di masa depan! Dalam usahanya membuat
jelas dan tetap waras, Sarah melawan pernyataan dari pelindungnya dari masa depan. Dia bukanlah seorang pahlawan… dia hanya
seorang pelayan! Dia bahkan tidak punya seorang pacar, jadi tentu
saja tidak punya anak! Mimpi buruk ini hanyalah sebuah kesalahan;
dia telah dibingungkan dengan seseorang yang lain!
Tetapi pelindungnya bersikeras bahwa memang dialah Sarah
Connor sang pahlawan dan bahwa tujuannya adalah untuk mem-
Anda adalah Sebuah Target
7
perlengkapi dan melindunginya. Dapat dimaklumi, dikuasai oleh
sesuatu yang begitu tiba-tiba, Sarah berteriak, “Saya tidak melakukan apa pun!”
Pelindungnya membalas, “Tidak, namun kau akan melakukannya!”
Saat itu, duduk bersama putra saya di atas sofa, saya tertawan.
Perkataan ini dari dekade-dekade yang lalu, “Tidak, namun kau akan
melakukannya!” jatuh ke hadapan saya dengan kesadaran bahwa musuh kita sering kali mengetahui siapa kita sebelum kita menemukan
siapa diri kita sesungguhnya. Dan inilah saatnya masing-masing kita
menyadari dua hal yang Sarah pelajari malam itu. Saudara terkasih,
1. Anda adalah sebuah target.
2. Anda bisa menjadi seorang pahlawan.
Saya katakan bisa menjadi karena pada akhirnya pilihan tetap
ada di tangan Anda.
Sebuah Target
Pertama, marilah membahas gagasan mengenai Anda adalah sebuah
target.
Jika Anda adalah seorang Kristen, Anda adalah target dari Setan, musuh jiwa kita dan sang Pangeran Kegelapan. Tidak ada pilihan mengenai pendirian ini. Ada sebuah kekuatan kegelapan sangat terstruktur yang begitu nyata di dalam dunia ini yang bergumul
melawan semua orang yang mewakili terang dan hidup Allah.
Jadi penting bagi Anda mengetahui apa artinya menjadi sebuah
target.
Kata-kata yang mengungkapkan pengertian target dalam konteks ini termasuk tujuan, gol, sasaran, fokus, akhir, dan maksud.
8
DI PI LI H
Setan telah menetapkan bahwa tujuannya adalah mengalihkan
Anda dari siapa Anda sebenarnya dan apa tujuan hidup Anda yang
sebenarnya. Fokus sasarannya adalah memikat Anda agar meninggalkan jalan kekuatan, hidup dan kuasa dan masuk ke dalam suatu
jalan kebinasaan yang disengaja.
Untuk bergerak maju dengan gagasan menjadi seorang pahlawan ini, saya butuh Anda memahami satu atau barangkali beberapa
perspektif yang asing, sesuatu yang jauh lebih serius dari sebuah cerita dalam sebuah film. Sebab sesungguhnya, satu musuh kegelapan
dan kejam telah menyadari siapa Anda sesungguhnya. Dia mengetahui potensi Anda dan secara sistematis berusaha menghancurkan
masa depan Anda. Saya percaya bahwa serangan-serangan atas hidup
Anda lebih banyak berkaitan dengan siapa Anda di masa depan daripada siapa Anda di masa lalu.
Anda lihat, seperti sang pembunuh dari masa depan di dalam
The Terminator, sang musuh memiliki nama Anda. Jangan biarkan
hal ini membuat Anda takut. Tarik napas panjang dan sadarilah
Anda hidup dengan tujuan. Jangan menjadi paranoid atau menjadikan ini masalah pribadi, karena memang tidak demikian. Serangan
ini melawan satu orang dan semua orang. Sebab musuh jiwa kita, itu
bukanlah masalah pribadi; ini hal yang baik.
Tak seorang pun melancarkan suatu serangan sistematis berskala besar melawan sesuatu yang tidak dianggap sebagai sebuah ancaman. Nama Anda sama dengan nama saya: orang Kristen. Sebutan
ini lebih dari sebuah penugasan kepada suatu kelompok agamawi; itu
artinya “yang diurapi.” Anda adalah seorang putri raja yang terkasih
dari Allah Yang Mahatinggi. Pendekatan sang musuh mungkin terlihat berbeda degan masing-masing kita, namun dia akan melakukan
segala yang dia mampu untuk menghalangi atau membengkokkan
pertumbuhan Anda kepada tujuannya dan mengalihkan Anda dari
Anda adalah Sebuah Target
9
takdir surgawi Anda. Tidak seorang putri pun yang terisolasi dan
terpisah sehingga sepenuhnya dapat melarikan diri dari seranganserangannya. Dan jangan bayangkan bahwa umur Anda sekarang
atau status ekonomi dan pernikahan Anda akan menjadikan Anda
pengecualian.
Ini bukan tentang Anda. Ini bukan tentang saya. Sejujurnya, ini
bahkan bukan peperangan kita. Peperangan ini milik Tuhan. Kita
adalah senjata terang-Nya di dalam suatu dunia kegelapan.
Seluruh rangkaian sejarah manusia mungkin tergantung pada
perubahan hati seseorang yang penyendiri bahkan rendah hati....
Sebab dalam pikiran yang menyendiri dan jiwa seseorang itulah
peperangan antara kebaikan dan kejahatan terjadi
dan pada akhirnya menang atau kalah.
—M. Scott Peck
Wanita sebagai Prajurit
Fakta bahwa Anda adalah seorang wanita menjadikan Anda suatu
target yang lebih spesifik dan layak menerima permusuhan dari Setan.
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya
(Kejadian 3:15).
Permusuhan di sini adalah kebencian yang berakar dalam dan
permusuhan yang tak dapat diperdamaikan. Ini menggambarkan
suatu pertentangan yang teramat sangat dengan setiap generasi yang
10
DI PI LI H
berlalu, permusuhan dan kebencian Setan semakin mendalam seiring berjalannya waktu dan urgensinya meningkat. Tidak seperti
sebelumnya, serangannya melawan wanita dan anak-anak menjadi
lebih jahat, nyata dan tersebar luas.
Bukti yang tidak dapat disangkal mengenai hal ini dapat ditemukan dalam perkiraan konservatif bahwa lima puluh juta wanita
saat ini hilang dari bumi ini. Apa yang saya maksud dengan hilang?
Putri-putri ini lenyap. Tidak pernah ditemukan.
Alasan utama lenyapnya mereka adalah karena menjadi target dari pemusnahan gender. Genosida adalah pembantaian suatu
ras, kebangsaan, kelompok politik atau budaya; pemusnahan gender adalah pembantaian berdasarkan jenis kelamin. Dalam bukunya baru-baru ini, Unnatural Selection, penulis Mara Hvistendahl
menyebutkan statistik yang menunjukkan kekejaman ini: bisa jadi
lebih dari 160 juta bayi perempuan hanya di Asia yang tidak pernah
menghembuskan napas karena mereka lebih dulu digugurkan sebelum lahir.1
Di negara-negara seperti Cina, India dan Pakistan, dan Benua
Afrika, menjadi seorang anak perempuan menjadikan hidup Anda
dalam bahaya. Bisa berarti bahwa Anda akan dianiaya, dijual, diabaikan, atau menjadi korban dari suatu pembunuhan demi kehormatan.
Saudari terkasih, jangan berpikir Anda aman hanya karena
Anda tidak hidup di sebuah negara berkembang. Angka-angka tidak
berdusta. Tempat kelahiran Anda hanya berarti Anda akan menjadi
target dalam satu cara yang berbeda. Sang musuh pembunuh akan
mendatangi Anda dari sisi yang lain, dan saya percaya dia sudah
bekerja keras untuk mengalihkan perhatian Anda sehingga Anda
tidak akan pernah dilahirkan ke dalam rencana Allah bagi hidup
Anda.
Anda adalah Sebuah Target
11
Saya membagikan hal-hal ini bukan untuk menakut-nakuti
Anda. Saya ingin Anda tahu sulitnya masa Anda di dalam sejarah.
Sebagai seorang putri zaman ini, Anda adalah sebuah target. Faktor jadi pahlawan adalah pilihan Anda. Jika Anda gagal melihatnya
sebagaimana adanya, Anda akan menganggap serangan-serangan
terhadap gender dan iman Anda ini sebagai sesuatu yang bersifat
pribadi dan karenanya akan menanggapinya dengan level pribadi.
Namun ini lebih besar dari kita semua. Tak ada cara yang dapat
atau harus Anda lakukan untuk berperang dalam pertempuran ini
dengan kekuatan sendiri. Konflik ini menuntut strategi dan dukungan surgawi. Meskipun itu dimulai dengan tanggapan pribadi kita,
itu saja tidak akan pernah cukup. Kita harus diperlengkapi secara
individu dengan hal yang kekal dan dilatih bekerja bersama-sama
dengan orang lain.
Sama mengerikannya dengan angka-angka tersebut, mereka
hanyalah petunjuk dari suatu kegelapan yang lebih besar. Sudah
saatnya Anda mengangkat mata Anda dan memberi suara Anda pada
sesuatu yang surga ingin bicarakan dalam kehampaan ini. Garis ceritanya sudah ditetapkan. Di satu sisi, terdapat satu musuh kejam yang
dengan pantang menyerah terus-menerus bertekad menghancurkan
Anda, dan di sisi lain, terdapat seorang pangeran perkasa dengan
kasih-Nya yang tak pernah gagal sama-sama menentukan hingga
Anda menyadari untuk apa Anda diciptakan. Yesus, Pangeran Surga
kita, akan selalu mengasihi Anda. Kasih-Nya tak pernah berakhir
dan lebih pantang menyerah dari pada penyerang Anda yang penuh
permusuhan. Peran yang Anda pilih mainkan dalam peperangan ini
masih dalam pertanyaan. Apakah Anda akan menjadi seorang sipil
yang tidak dipersenjatai, korban, tawanan perang, atau pahlawan?
Sementara Anda mempersiapkan keputusan Anda, ketahuilah
hal ini: tidak ada tempat yang aman di tengah-tengahnya. Ini hanya-
12
DI PI LI H
lah masalah waktu sebelum Anda harus bergabung di sisi yang satu
atau yang lainnya. Lebih baiklah lebih awal menentukan posisi Anda
dengan tujuan yang meyakinkan daripada dipilihkan bagi Anda
karena kelalaian yang pasif. Ingat, Allah telah memilih Anda bahkan
sebelum Dia menciptakan bumi ini.
Di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan—
kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian
itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu
bekerja menurut keputusan kehendak-Nya—supaya kami,
yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh
menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. Di dalam Dia kamu
juga—karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu
Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu juga, ketika kamu
percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya
itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai
kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan
kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
(Efesus 1:11-14)
Dari apa yang saya pahami, di akhir cerita semuanya menjadi
sangat sederhana. Hanya ada panas atau dingin, kuat atau lemah,
terlibat atau tidak terlibat, prajurit atau pengkhianat, merdeka atau
tawanan, dan pahlawan atau korban.
Saya tahu pilihan-pilihan ini sangat hitam dan putih, karena
mereka dimaksudkan untuk menggemakan pentingnya posisi kita
saat ini sebagai wanita. Saya tidak sedang menyatakan bahwa Anda
berada di bawah ancaman pemusnahan gender yang sudah dekat.
Tetapi saya sedang menegaskan betapa perlunya Anda menanggapinya secara konstruktif dan proaktif. Ini bukan saatnya bagi Anda
Anda adalah Sebuah Target
13
untuk tetap tidak siaga dan tidak dipersenjatai, dan itulah tujuan
buku ini.
Ketika saya sedang menulis, saya kembali meninjau buku C.S.
Lewis The Screwtape Letters, yang berisi surat-menyurat khayalan antara seorang setan junior dengan pengawasnya ketika mereka berusaha menjerat satu orang muda. Hal yang brilian di balik buku ini
adalah diberikannya sebuah jendela ke dalam perspektif musuh dan
bagaimana dia membelokkan dan menyesatkan kebenaran untuk
membuat kita berpaling dari Allah.
Dalam satu bab, setan-setan merenung dengan gembira mengenai kemampuan mereka mengubah peran wanita: “Semuanya disimpulkan dalam doa seorang wanita muda yang disebutkan telah
dipanjatkan baru-baru ini: ‘Ya Allah, buatlah aku menjadi seorang
gadis normal abad dua puluh!’ Terima kasih atas pekerjaan kita, ini
berarti akan semakin meningkat, ‘Jadikan aku seorang gadis nakal,
seorang tolol, dan seorang parasit.’”2
Saya ingin menangis membaca ironi profetis yang diterbitkan
tahun 1942 ini, karena ini benar-benar menangkap sikap kebanyakan dari putri-putri di zaman kita. Ketika saya membaca kutipan
ini, ada empat kata yang menonjol: “normal,” “gadis nakal,” “tolol,”
dan “parasit.”
Pertama, mari membahas tentang topik ‘normal’. Ketika Anda
dilahirkan kembali, Anda meninggalkan hal-hal yang normal di belakang. Ini bukan berarti bahwa Anda menjadi aneh atau abnormal;
namun artinya Anda telah melucuti apa yang biasa-biasa dan lazim
ketika Anda ditutupi dengan kebenaran-Nya. Anda bisa saja hidup
di periode masa duniawi, namun Anda sebenarnya adalah seorang
putri dari kekekalan.
Berikutnya, ada istilah gadis nakal, suatu istilah yang tidak biasa
bagi sebagian besar orang di zaman kita yang artinya seorang wanita
14
DI PI LI H
penggoda atau asusila. Beberapa sinonim dari gadis nakal adalah pelacur, sundal, murahan, dan tuna susila. Sedihnya, kata-kata ini telah
menyelip ke dalam lagu-lagu budaya kita di abad dua puluh satu.
Istilah tolol pertama kalinya diperkenalkan di awal 1900-an
untuk menggambarkan seseorang dengan IQ anak berumur delapan hingga dua belas tahun. Dalam konteks kutipan C.S. Lewis, ini
berarti suatu generasi putri-putri yang menolak untuk bertumbuh
dan beralih dari tingkah laku seorang gadis kepada kebijaksanaan
seorang wanita.
Dan, terakhir, parasit menggambarkan seseorang yang hidup
dengan dukungan dan keuntungan dari yang lain tanpa memberikan sesuatu yang benar-benar berguna sebagai balasannya. Ini
adalah kebalikan yang sangat tepat dari apa yang seharusnya dihadirkan oleh seorang putri Allah! Kita hidup untuk mendukung orang
lain dan memberikan kesempatan untuk tidak merugikan dan tidak
mengambil keuntungan dari orang lain. Tetapi lihatlah sampul-sampul majalah wanita yang membahas soal pemeriksaan di toko-toko
bahan pangan kita. Penuaan akan dilihat sebagai suatu penyakit, sementara masa muda yang berlari dan ketidakdewasaan yang menyolok dirayakan. Keberanian secara seksual menyerobot keintiman sejati, dan kita didorong hidup dalam pemborosan besar-besaran yang
menyolok, dan mengambil semua yang kita bisa dalam proses itu.
Alangkah jauhnya kita telah jatuh.
Sesuatu yang normal tidak memuaskan kita, dan tampaknya
musuh kita mengetahui bahwa kita diciptakan untuk sesuatu yang
lebih. Siapa yang akan kita izinkan membentuk doa-doa kita? Tekanan dari lingkungan sekitar kita tidak dapat membentuk doa-doa kita.
Budaya kita tidak dapat dipercaya untuk memberi kita perkataanperkataan yang benar. Doa-doa kita haruslah dibangun oleh surga.
Pencipta langit dan bumi adalah sang arsitek dan penulis kehidupan
Anda adalah Sebuah Target
15
kita. Saatnya bagi putri-putri abad 21 ini untuk menggemakan katakata surga. Barangkali kerinduan di dalam diri Anda lebih besar dari
yang Anda tahu bagaimana mengungkapkannya dengan kata-kata
dan itulah alasannya mengapa Anda memerlukan sebuah pedang.
Saya percaya bahwa dalam satu atau lain cara, Anda ingin menjadi seorang putri yang luar biasa dan gagah berani dari Allah Mahatinggi yang kekal yang berperilaku saleh, dewasa secara cerdas,
dan hidup dengan tujuan meningkatkan kehidupan orang lain.
Salah satu tujuan buku ini adalah menolong Anda membangun
jenis doa (pedang) yang dipenuhi iman dan keberanian yang akan
secara khusus ditujukan pada masa Anda dalam sejarah.
Tak tik-tak tik Lama
Sekarang bukanlah saatnya mundur dengan ketakutan. Ini saatnya ketika kita harus bangkit dan bertumbuh dalam kasih. Ketika
saya menjadi seorang Kristen, saya belajar
Sekarang
bahwa Allah benar-benar memiliki sebukanlah saatnya
buah rencana bagi hidup saya. Ini bukan
mundur dengan
semata-mata bahwa saya memiliki satu
ketakutan. Ini
tujuan baru setelah kehidupan ini. Saya
saatnya ketika
mempelajari perkara-perkara kehidupan
kita harus bangkit
saya sekarang. Saya telah dibeli dengan
dan bertumbuh
harga yang mahal, dan hidup saya tidak
dalam kasih.
lagi milik saya sendiri untuk disia-siakan.
Allah menginginkan saya menjadi seperti sebagaimana seharusnya
Dia menciptakan saya.
Menjadi seseorang seperti apa Allah menciptakan Anda meliputi
serangan terbaik Anda dan pertahanan terbaik Anda melawan strate-
16
DI PI LI H
gi sang musuh. Dengan jelas, dia tidak akan menghentikan Anda
hingga sekejap. Sekaranglah saatnya mencegahnya, melumpuhkan
benih rohani yang telah Allah tanam di dalam diri Anda. Ketika
sang musuh menyerang, itu selalu karena dia takut kita akan menjadi seperti apa. Ingatlah, para penindas itu licik, tetapi mereka juga
sering takut. Pada beberapa tahap, mereka takut kepada dia yang
mereka tindas. Mereka takut kekuatan Anda akan membahayakan
mereka.
Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka,
supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan—jika terjadi
peperangan—jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan
memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini." Sebab itu pengawaspengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas
mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi
Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. Tetapi
makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang
mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
(Keluaran 1:10-12, penekanan ditambahkan)
Ketika taktik-taktik penindasan Firaun gagal mengurangi
kekuatan bangsa Israel, dia beralih pada langkah-langkah yang lebih
tegas: pemusnahan gender dan pembunuhan bayi-bayi. Jadi ini bukanlah taktik yang baru dari sang musuh; mereka memiliki satu sejarah yang kejam dan kuno. Alkitab mencatat dua kisah pemusnahan
bayi berdasarkan jenis kelamin. Yang pertama ditemukan dalam
Kitab Keluaran ketika raja Mesir mengeluarkan perintah ini kepada
bidan-bidan Ibrani:
"Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin,
Anda adalah Sebuah Target
17
kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak lakilaki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan,
bolehlah ia hidup." (Keluaran 1:16)
Pentinglah mencatat bahwa Firaun memerintahkan kematian
bayi-bayi laki-laki segera sebelum masa kelahiran Musa. Apakah
ada satu perasaan bahwa waktunya telah tiba bagi kelahiran seorang
pahlawan? Apakah sang musuh takut akan satu potensi yang sedang
bangkit? Firaun mengadopsi suatu pendekatan sapu bersih secara
sistematis untuk menghilangkan kesempatan-kesempatan itu. Namun, sejarah menunjukkan bagaimana serangan skala besar ini gagal menghentikan kelahiran anak laki-laki bernama Musa. Dalam
satu tikungan takdir, dia sesungguhnya dibesarkan dengan aman di
rumah Firaun sebagai seorang putra Mesir.
Setelah Musa menemukan siapa dirinya dan untuk apa dia
diciptakan, Allah menggunakan suatu padang gurun untuk kembali membuatnya menjadi pembebas yang memimpin bangsa Israel
kepada kemerdekaan setelah tiga ratus tahun perbudakan Mesir.
Meskipun Firaun telah membunuh satu generasi anak-anak lelaki
(seorang tentara), Allah bertindak dengan membangkitkan seorang
pemimpin untuk membebaskan umat-Nya dan berjuang dengan
dahsyat atas nama mereka.
Kali berikutnya dalam Alkitab, di mana sang musuh menggunakan pemusnahan bayi-bayi berjenis kelamin laki-laki, adalah pada
waktu kelahiran Yesus. Ketika orang-orang Majus tidak kembali untuk melapor kepada Herodes, dia memerintahkan agar semua anakanak Ibrani berumur dua tahun ke bawah dibunuh.
Ketika Herodes tahu bahwa ahli-ahli bintang dari Timur itu
menipunya, ia marah sekali. Lalu ia memerintahkan untuk
18
DI PI LI H
membunuh semua anak laki-laki yang berumur dua tahun ke
bawah di Betlehem dan sekitarnya. Itu cocok dengan keterangan
yang didapatnya dari ahli-ahli bintang itu tentang saatnya bintang
itu kelihatan. Demikianlah terjadi apa yang pernah dikatakan oleh
Nabi Yeremia, yaitu,
"Di Rama terdengar suara ratapan,
keluhan serta tangisan.
Rahel meratapi anak-anaknya;
ia tak mau dihibur sebab mereka sudah tiada."
(Matius 2:16-18, penekanan ditambahkan)
Kata-kata yang mengerikan…sebab mereka sudah tiada. Dalam
kedua kisah Alkitabiah ini, raja-raja dunia yang marah dengan
terang-terangan membunuh anak-anak bayi lelaki yang mereka takuti membawa potensi ke arah itu. Saya percaya kita sekali lagi sedang di ambang pintu dari suatu pembebasan dari penindasan dan
penawanan, tetapi kali ini perempuanlah, bukan anak-anak lelaki,
yang menjadi target serangannya.
Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi
memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukumhukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. (Wahyu 12:17)
Perhatikanlah kemiripan dalam hal motif yang ditakuti oleh
raja-raja dunia dan Setan, naga yang ketakutan itu. Keduanya takut menjadi dilemahkan, keduanya murka, dan keduanya melawan
suatu bangsa dan keturunan mereka.
Semua orang yang belum jatuh menjadi korban masih memiliki satu kesempatan untuk memilih jalan seorang pahlawan. Tu-
Anda adalah Sebuah Target
19
juan buku ini adalah melihat Anda dipersenjatai dan dimampukan,
karena sementara kita bertumbuh dalam kekuatan, Allah kita yang
Maha Tinggi bangkit melawan sang musuh.
2
Sebuah Pedang
Te la h L a h ir
Dan setiap orang berdiri dengan wajahnya dalam cahaya
tarikan pedangnya sendiri, siap melakukan
apa yang dapat dilakukan seorang pahlawan.
–Elizabeth Barret Browning
Anda mungkin berpikir, mengapa sebuah pedang? Untuk perlindungan diri, bukankah sebuah senjata jarak jauh dan cermat lebih baik?
Jika serangan dari sang musuh begitu jauh dijangkau, bagaimana
kalau membalasnya dengan senjata pemusnah massal? Bukankah pedang agak kolot?
Selama beberapa milenium, pedang telah menemukan jalannya
masuk ke dalam sejarah dan menggoreskan khayalan romantis akan
mereka dalam pikiran kita. Pedang, sebagaimana kita mengenalnya,
pertama kali ditempa selama Zaman Perunggu, suatu periode waktu sekitar tahun 3.000 SM. Alat ini muncul dari tombak biasa dan
pisau ketika tukang-tukang logam mulai menggabungkan perunggu
dan tembaga. Tetapi kemajuan ini tidaklah lengkap karena itu hanya
berbicara tentang lahirnya pedang-pedang di zaman kita. Pedang sebenarnya lebih tua dari yang kita tahu bagaimana menilainya dalam
rentang waktu.
22
DI PI LI H
Dari Kitab Suci kita belajar bahwa jauh sebelum masa manusia,
pedang-pedang diciptakan dalam tempaan surga dan dipegang oleh
malaikat-malaikat terhebat dalam bentuk yang belum kita lihat. Pedang pertama yang kita tahu dalam Alkitab terbuat dari nyala api
dan berputar sedemikian di tangan kerubim bersayap yang dahsyat.
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden
ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang
bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan
ke pohon kehidupan. (Kejadian 3:24)
Bayangkanlah! Pedang penjaga ini bergerak-gerak. Sebuah
blokade nyala api yang menjaga jalan kepada Pohon Kehidupan untuk memastikan bahwa Adam dan Hawa yang terbuang tidak akan
pernah mengulurkan tangan mereka dan mengambil buah pohon di
Eden ini.
Lalu seraya kita bergerak lebih maju melintasi sejarah Alkitab,
kita menemukan pedang di tangan tiap individu dan para prajurit
untuk tujuan yang baik dan jahat. Penyebutan terakhir di dalam Alkitab tentang pedang yang dahsyat adalah sebagai suatu alat untuk
mengakhiri kekuasaan dan penghakiman dalam kitab Wahyu:
Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan
memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka
dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan
anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Dan
pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja
segala raja dan Tuan di atas segala tuan." (Wahyu 19:15-16)
Sebuah Pedang Telah L ahir
23
Demikianlah dari permulaan sejarah manusia hingga babak
penutupan waktu sebagaimana yang kita tahu, pedang hadir. Anda
dan saya menjalani bumi ini dalam satu rentang waktu yang jauh
lebih dekat pada kemenangan akhir dibandingkan permulaan yang
menyedihkan itu. Periode waktu kita disamakan dengan peningkatan rasa sakit tiba-tiba yang dihadapi seorang wanita, meningkatnya peralihan rasa sakit yang mendahului kelahiran yang sebenarnya. Dalam masa ini, kita menyadari perlunya pendampingan sebuah pedang. Kita bukanlah malaikat-malaikat pelindung, jadi tidak perlu membayangkan kita pernah menggunakan pedang untuk
menghindari seseorang memasuki taman kebaikan Allah. Demikian
juga, kita bukan hendak melaksanakan peran hakim, karena hak ini
diberikan kepada Raja segala raja. Namun, di tangan putri-putri Allah, pedang adalah senjata-senjata kehidupan dan terang.
Pedang Allah
Saya ingin membagikan sesuatu yang saya temukan sementara menuliskan buku ini. Tersembunyi di dalam gabungan huruf-huruf yang
mengeja “firman Allah” (God’s word) ada sebuah “pedang” (sword).
Dengan tetap mempertahankan semua hurufnya dan hanya mengubah spasinya, Anda menemukan firman Allah (God’s word) adalah
sebuah pedang Allah (God sword).
Bukankah ini mengagumkan? Ini meneguhkan dalam satu cara
yang tidak disangka tentang apa yang diberitahu oleh Paulus kepada
kita dalam kitab Efesus: “pedang Roh, yaitu firman Allah” (6:17).
Segala sesuatu yang kita perlukan atau akan kita perlukan
tersembunyi di dalam Firman-Nya, dan kita mencarinya seperti harta karun yang terpendam!
24
DI PI LI H
Sementara berdoa beberapa waktu yang lalu, saya diliputi sebuah perasaan bahwa sangat banyak putri-putri Allah dalam generasi ini yang tidak dipersenjatai. Ini bukan hanya berarti mereka tidak diperlengkapi dan tidak dipersiapkan. Ini juga berarti mereka
dalam bahaya dan luar biasa rentan terhadap penipuan. Di hari-hari
terak hir, musuh kita akan meningkatkan serangannya dengan pedang bermata dua dari guru-guru dan saudara-saudara palsu dengan
penyesatan. Perjanjian Baru dipenuhi dengan peringatan menentang
penipuan dan guru-guru palsu. Injil Matius dan kitab 1 Yohanes
memperingatkan kita:
Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak
orang. (Matius 24:11)
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap
roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah;
sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke
seluruh dunia. (1 Yohanes 4:1)
Bagaimana kita memerangi penyesatan? Kita mempertimbangkan perkataan-perkataan manusia terhadap kebenaran Firman Allah. Ketika besi Firman Allah menajamkan hidup kita, kita akan
menjadi semakin selaras dengan apa yang benar. Tak peduli sebanyak apa yang kita ketahui, jika kita juga tidak melakukannya, maka
sekali lagi kita dalam bahaya.
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan
hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu
diri sendiri. (Yakobus 1:22)
Sebuah Pedang Telah L ahir
25
Dalam masa peperangan, pedang harus dikenakan untuk dipakai. Salah satu cara supaya ini terjadi adalah dengan membawa pedang Firman Allah ke dalam kenyataan hidup kita.
Mengetahui apa yang baik tanpa mempraktikkannya,
seringkali berubah menjadi kejahatan.
—C. Martelli, GURU ANGGAR
Permainan pedang, atau anggar, lebih baik dipelajari sebelum
pertempuran sengit. Pertempuran adalah lapangan percobaan tentang apa yang sudah Anda praktikkan. Konflik punya satu cara menguji keberanian dari watak yang sudah Anda dibentuk selama masa
persiapan.
Untuk menggambarkannya lebih lanjut, izinkan saya membagikan cerita lain yang menangkap kesadaran saya pada mengapa di
balik penulisan buku ini.
Di tahun 2009 saya bolak-balik mengikuti konperensi di negara
Selandia Baru yang indah dengan tidur di suatu pagi, dan saya benarbenar senang dengan hasilnya. Sudah lewat tengah malam, jadi saya
meringkuk ke dalam susunan bantal-bantal saya dan dengan desahan puas membalut tubuh saya dengan aman di dalam selimut dan
seprei.
Sebelum menutup mata, saya memalingkan wajah pada jam
dinding digital yang jauh dari saya. Tak ada tuntutan bel, panggilan
untuk membangunkan, atau pengingat telepon seluler. Saya akan tidur! Saya menarik tirai penutup, memasukkan penyumbat telinga,
dan menelan melatonin penolong tidur saya. Setiap usaha telah diambil dengan hati-hati untuk memastikan bahwa tubuh saya yang lelah dalam perjalanan tidak akan terbangun hingga saya benar-benar
sepenuhnya beristirahat.
26
DI PI LI H
Tetapi, sayang, istirahat yang demikian tidak terjadi. Beberapa
saat di antara kegelapan jam 3 dan jam 4 subuh, tiba-tiba saya terbangun secara aneh dengan tiga buah kata menggema di kepala saya:
Tempa kembali pedang.
Serius? Apa yang telah saya mimpikan? Saya berbalik, memeriksa penyumbat telinga saya, dan mendekap lebih erat bantal-bantal
saya. Tetapi saya tidak terlepas darinya; kalimat itu berulang kembali:
Tempa kembali pedang.
Saya berjalan ke kamar mandi dan kemudian naik ke tempat
tidur. Entah bagaimana saya bergumul kembali ke dunia mimpi, namun tidak sama lagi. Tidur saya gelisah dan singkat, dan di dalam
rasa kantuk saya yang tidak mudah seseorang terus-menerus mengulangi…
Tempa kembali pedang.
Saya bangun dan melihat jam dinding, sedikit melewati jam 4.
Saya tahu saya tidak akan bisa tidur lagi sampai saya mendiamkan
pikiran dalam benak saya. Saya menutup mata dan berusaha mengingat di mana saya mendengar perkataan ini sebelumnya, berharap
menemukan mengapa saya mendengarnya sekarang. Apakah itu
suatu bagian dari sebuah buku yang baru-baru ini saya baca atau dari
sebuah adegan di dalam film? Seraya membiarkan pikiran mengembara ke tempat-tempat kemungkinan itu, saya mengingat percakapan yang saya lakukan dengan salah satu putra saya ketika sedang
membereskan barang untuk perjalanan ini. “Apakah ada sesuatu
yang spesial yang kamu ingin saya bawa pulang dari Selandia Baru?”
tanya saya.
“Mom, saya suka apa pun yang berkaitan dengan film The Lord
of the Rings,” jawabnya tanpa ragu.
Saat itu, saya ragu apakah bisa menghargai permintaan itu dan
memintanya menyebutkan lebih rinci. Dia menguraikan beberapa
Sebuah Pedang Telah L ahir
27
pilihan, jadi begitu saya tiba di Auckland, saya meminta tuan rumah
saya yang baik hati untuk mendapatkan perlengkapan Lord of the
Rings bagi saya. Dia menjelaskan bahwa saya akan mendapatkan
kesempatan yang lebih baik untuk menemukan harta karun yang
demikian secara online atau di Amerika. Setelah itu, saya lebih banyak berpikir tentang permintaan putra saya. Tetapi sekarang, di
tengah malam, saya berpikir jangan-jangan perkataan yang saya dengarkan, “Tempa kembali pedang,” mungkin berasal dari film The
Return of The King, yang didasarkan dari trilogi The Lord of the Rings
tulisan J. R. R. Tolkien.
Saya melangkah dari tempat tidur, menyalakan lampu, dan
duduk untuk menangkap beberapa pemikiran dengan harapan bahwa setelahnya saya dapat kembali tertidur. Begitu saya mulai menulis, pemikiran-pemikiran itu datang secepat tulisan tangan saya yang
kacau dapat menangkapnya. Roh Allah menggunakan suatu kombinasi khayalan, kitab suci, dan beberapa perkataan untuk memulai
apa yang sekarang sedang saya bagikan di dalam buku ini.
Saya mendengar Roh Kudus berbisik bahwa terlalu banyak
kelompok di antara Tubuh Kristus yang hanya menggunakan serpihan-serpihan dan potongan-potongan Firman-Nya dan tidak lagi
mengangkat Firman-Nya secara utuh. Roh itu juga berkata bahwa
berbagai kesulitan (secara ekonomi, alam, pemerintahan, budaya
dan sosial) akan datang ke bumi dengan semakin meningkat dalam
frekuensi dan kekuatannya. Pencobaan-pencobaan ini pada akhirnya bertujuan menyatukan umat-Nya dalam tujuan mereka. Dan
sementara Firman Allah ditinggikan dalam segala kehebatan dan
wibawanya, jawaban-jawaban terhadap isu-isu yang muncul ini akan
dinyatakan.
Ketika saya mendengar gagasan-gagasan ini, dalam benak saya,
saya melihat orang-orang yang mengangkat pecahan-pecahan yang
28
DI PI LI H
patah dari sesuatu yang sebelumnya adalah senjata-senjata yang utuh
dan sesuai standar pertempuran. Gagang pedangnya diangkat tinggi,
namun ini sia-sia saja tanpa sambungan dan potongan mata pedangnya yang hebat. Di atas panggung, yang mirip dengan altar, terletak
bagian runcing yang patah yang biasanya terdapat di ujung mata
pedang yang kuat yang dapat menembus sasaran mereka. Sendirian
dan tak tersentuh, serpihan-serpihan pedang ini tak lebih dari logam
buangan.
Prajurit-prajurit yang lain masih memiliki mata pedang yang
patah yang tidak memiliki gagang. Para pejuang tidak akan dapat
menggunakan ini tanpa melukai atau membahayakan diri mereka
sendiri, maka mereka menyingkirkannya. Kelompok lainnya memegang pedang yang tidak memiliki palang pengaman untuk menghindari tangan para prajurit ini meluncur ke mata pedang. Digabungkan bersama-sama, semua bagian ini menjadi dahsyat dan berguna dan secara jelas mewakili sebuah fungsi dan kegunaan suatu
pedang yang benar. Terpisah, mereka akan menjadi besi pipih tanpa
ujung runcing, logam tanpa daya, dan mata pedang tanpa momentum.
Karena jarak dan perpecahan, banyak serpihan yang tetap tak
dapat dikenali; mereka hanya akan efektif ketika mereka disatukan
dan utuh. Sementara kita bergumul dengan satu bagian dari gudang
senjata kita, sang musuh bergerak hampir dipersenjatai sepenuhnya.
Saya takut dia tertawa ketika kita dengan bodohnya menggunakan
kata-kata kita yang terpisah-pisah—atau kata-kata yang memisahkan—ketika pada akhirnya kekuatan mereka telah sempurna.
Di masa-masa yang relatif damai dan tenteram, barangkali potongan-potongan tipis dari injil dapat menopang kita untuk suatu
jangka pendek. Tetapi serpihan-serpihan injil tidak akan cukup untuk menyediakan keberanian yang kita butuhkan untuk berdiri di
Sebuah Pedang Telah L ahir
29
suatu masa yang sukar—sama seperti suatu gereja yang terpecahpecah akan runtuh.
Yang kita butuhkan untuk mengumpulkan kembali senjatasenjata tempur di masa ini dapat kita temukan dalam Firman Allah.
Setiap serpihan besar dan kecil sudah menanti deklarasi hidup kita
yang dipersatukan. Jika diperlukan suatu dapur api kesukaran untuk
membawa kita ke sebuah tempat yang dipersatukan doa sehingga
apa yang terpisah dapat disatukan bersama tanpa kerutan, maka itu
akan terjadi.
Tolong jangan keliru memahami apa yang saya katakan di sini.
Saya tidak sedang mengusulkan agar kita mengkompromikan atau
mengubah Firman itu. Saya dengan mendesak sedang memperingatkan agar kita mempelajari, mendoakan, dan menyatakannya dengan
rupa yang holistik dan merasakan pengaruhnya atas kita. Firman
Allah itu hidup, berkuasa, sempurna dan murni.
Apa yang saya dengar dan lihat adalah sebuah tuntutan untuk
menyatakan Firman Kudus-Nya dalam segala hikmat pimpinannya
dan memikirkan kekuatannya. Itu adalah suatu undangan untuk
membentuk kembali bahasa manusia dalam rupa ilahi dan bukannya kepingan Firman Allah dalam keilahiannya yang membentuknya jadi manusia.
Setan tidak takut akan sebuah gereja yang tidak bersatu yang
menggunakan serpihan-serpihan atau potongan-potongan Firman
Allah yang berkuasa, namun dia akan gemetar dalam ketakutan
pada gereja yang bangkit dengan pedang Firman-Nya yang ditempa
kembali dan diekspresikan melalui kehidupan kita. Ketika kita mulai membaca dan menerapkan seluruh Firman ini, dan bukan hanya
bagian-bagian favorit kita saja, maka kita akan sungguh-sungguh
mengenali apa yang telah diletakkan-Nya di dalam tangan kita.
Tubuh Kristus akan bangkit bersatu ketika kita memakai kekuatan
30
DI PI LI H
kita untuk mengasahnya dan bukannya menyerang satu sama lain.
Seraya gereja tunduk kepada penyucian dan koreksi Allah, dia akan
mengingat bahwa pedang digunakan terhadap musuh, bukan terhadap teman.
Sebuah Pedang Ditempa Kembali
Ketika saya kembali pulang dari Selandia Baru, saya kembali menyaksikan film ketiga dari seri The Lord of the Rings untuk melihat
apakah perkataan itu terdapat di sana dan, seandainya demikian, apa
konteksnya. The Return of the King adalah sebuah film yang panjang,
jadi saya hanya akan menyimpulkan garis besar ceritanya secara ringkas di sini.
Ini adalah ambang pintu suatu peperangan hebat antara kebaikan dan kejahatan, manusia dan setan, terang dan gelap. Gabungan
prajurit-prajurit berkumpul dalam jumlah yang terlalu kecil untuk
memerangi gerombolan penjahat yang bersiap menyerang mereka.
Semua kelihatannya kehilangan keberanian untuk bergabung. Lalu
Putri Arwen melihat suatu penglihatan yang cepat berlalu dengan
cahaya janji akan masa depan. Dia kembali ke kerajaan ayahnya dan
meminta ayahnya menempa kembali sebuah pedang kuno. Inilah
kata-katanya:
Dari debu sebuah api akan muncul,
Suatu terang dari bayang-bayang akan memancar;
Mata pedang yang patah akan diperbarui,
Yang tanpa mahkota akan kembali menjadi raja….
Tempa kembali pedang.
Sebuah Pedang Telah L ahir
31
Dalam suatu konteks yang jauh lebih besar dari film itu, ketiga kata ini memeteraikan hati saya dengan sebuah mandat tentang
bagian-bagian yang hebat. Dalam film ini, kata-kata ini berasal dari
bait puisi Tolkien yang jalin-menjalin dengan khayalan yang hidup,
yang di dalamnya termasuk tempaan berapi-api, sebuah palu, dan
seorang tukang pedang yang kuat dan terampil. Potongan-potongan
yang saling terputus ini diluruskan dan kemudian digabungkan melalui proses perapian yang berulang-ulang, tekanan, dan air hingga
yang sebelumnya terpisah-pisah kembali penuh daya. Pedang-pedang diperbarui.
Monumen masa lalu yang dulunya hancur telah menjadi simbol yang berkilauan! Dalam mata pedang yang telah diperbarui ini,
kemenangan di masa lalu terhubung dengan kemustahilan di masa
kini, dan harapan untuk masa depan dipulihkan.
Seberapa berbedakah ini dari kondisi kita saat ini? Apakah kita
masih merayakan kesaksian tentang apa yang telah berlalu untuk
mengabaikan apa yang mungkin terjadi?
Saya merasa terhanyutkan ketika memikirkan semua yang dimiliki simbol-simbol kembali menempa pedang bagi kita. Pedang
yang dipercayakan kepada kita lebih daripada pedang kuno; pedang
itu kekal. Pedang kita tidak terikat pada sebuah kemenangan yang
terasing; Firman Allah kita yang hidup telah membuktikan dirinya
benar dari masa ke masa. Dalam film The Lord of the Rings, pedang
ini menciptakan sebuah orde yang baru; pedang Allah kita menciptakan langit dan bumi. Pedang-pedang mereka ditambang dari bijih
besi dunia Tengah; pedang kita ditempa dalam nyala api surga yang
menghanguskan. Saatnya bagi kita untuk menggunakan pedang Firman Allah untuk membuat sejarah dan bukan hanya menandainya!
Tidak seperti Raja Arargorn, Tuhan kita jauh dari kondisi tidak
bermahkota. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah kita di bawah
32
DI PI LI H
pemerintahan-Nya? Apakah kita takut membayangkan apa yang
mungkin terjadi jika kita menggenggam Firman Allah dengan kedua
tangan dan membiarkannya menjadi kuasa terakhir kita? Bagaimana jika kita berhenti bekerja sangat keras mempelajari Firman itu
dan mulai menghidupinya? Bagaimana jika kita hanya memberitakan Kitab Suci dan membiarkan Roh Kudus menafsirkannya? Saya
percaya inilah saatnya gereja dikenal karena keahliannya dengan pedang, dan diperlukan lebih banyak kemahiran untuk menyembuhkan dengan sebuah pedang daripada melukai seseorang.
Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya
ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak
ada damai sejahtera. (Yeremia 6:14, 8:11)
Bedah kecantikan ataupun penyembuhan luar hanya sedikit gunanya ketika yang dibutuhkan adalah suatu transplantasi jantung.
Orang-orang tidak dapat melihat dunia kita dalam waktu yang lama
dan berkhayal mereka melihat kedamaian sementara tidak ada damai sejahtera. Kita dapat memiliki damai dan harus diperintah oleh
Pangeran Damai kita, namun kita tidak dapat mengucapkan damai
sejahtera di mana Allah mengucapkan penghukuman. Ini adalah
pengulangan Allah untuk kondisi yang demikian:
Beginilah firman TUHAN:
"Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah,
tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan
yang baik,
tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan.
Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau menempuhnya!
(Jeremiah 6:16)
Sebuah Pedang Telah L ahir
33
Ada jalan utama,dan ada jalan-jalan yang kuno. Yang satu ramai dijalani karena jalannya lebar. Yang lain sedikit dijalani karena
jalannya sempit. Firman Allah memiliki kuasa untuk menerangi
jalan kita dan membersihkan reruntuhan yang menutupi jalan itu
sehingga kita dapat berjalan melaluinya. Pedang Firman Allah akan
memisahkan motif-motif duniawi dari tujuan surgawi.
Setelah menyampaikan semua ini, rasaPedang Firman
nya masih agak gegabah, tidak berguna atau
Allah akan
fantastis untuk mengusulkan pemakaian pememisahkan
dang yang tak dapat dilihat di abad dua puluh
motif-motif
satu ini. Lagi pula, bukankah Yesus sendiri
duniawi dari
yang memperingatkan Petrus bahwa mereka
tujuan surgawi.
yang hidup dengan pedang akan mati oleh
pedang? (Lihat Matius 26:52). Pertanyaan ini perlu dijawab sebelum
kita lanjutkan.
Untuk memahaminya, marilah kita kembali ke Perjamuan Terakhir, di mana Yesus dikelilingi oleh murid-murid-Nya. Yesus mulai
mempertentangkan apa yang telah mereka ketahui di masa lalu dengan masa depan mereka.
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu
dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah
kamu kekurangan apa-apa?" Jawab mereka: "Suatupun tidak."
(Lukas 22:35-36)
Saya hampir dapat melihat mereka tersenyum dan menganggukangguk seraya masing-masing mereka mengingat petualangan pergi
ke luar tanpa membawa apa-apa selain suatu perkataan dari Yesus
dan segala sesuatu yang mereka perlukan tersedia secara ilahi. Lalu
Yesus memperkenalkan satu pelajaran baru:
34
DI PI LI H
Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang
mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya,
demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak
mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli
pedang. (ayat 36, penekanan ditambahkan)
Agar Anda tahu bahwa saya tidak membuat-buat ini, terjemahan Alkitab lain mengatakannya demikian:
“Tetapi sekarang,” kata-Nya, “ambillah uangmu dan sebuah
tas bepergian. Dan jika kamu tidak memiliki sebuah pedang,
juallah jubahmu dan belilah pedang!” (ayat 36, NLT ).
Yesus bukan hanya menyuruh mereka membawa uang dan sebuah tas perbekalan; Dia memberi tahu mereka bahwa sebuah pedang bisa jadi lebih penting daripada sebuah jubah! Hari-hari di
mana Yesus dikenal sebagai “Guru yang Baik” sudah berakhir, karena Dia telah menandai sesuatu yang di luar hukum. Murid-murid
ini sedang berkumpul di malam di mana setiap nubuatan digenapi.
Setelah suatu pendataan cepat akan apa yang mereka miliki, mereka
menemukan dua pedang di antara kedua belas murid itu.
Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah
cukup." (ayat 38)
Kemudian Yesus melanjutkan dengan berdoa di Bukit Zaitun,
di mana Dia bergumul antara hidup dan mati dan dikunjungi oleh
malaikat-malaikat sementara murid-murid-Nya tertidur. Yesus sedang dalam usaha-Nya membangunkan mereka dari rasa kantuk
mereka—untuk mendorong mereka berdoa—ketika suatu rombong-
Sebuah Pedang Telah L ahir
35
an yang dipimpin oleh Yudas memasuki taman itu.
Sayalah orang pertama yang mengakui bahwa ketika saya mengantuk, saya bukanlah pisau paling tajam di dalam laci, namun
bahkan ketika benar-benar sadar saya masih bingung dengan apa
yang terjadi berikutnya. Murid-murid itu bangun, menyadari apa
yang sedang terjadi, dan mengambil pedang mereka—siap melindungi Tuhan mereka.
Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat
apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah
kami menyerang mereka dengan pedang?" Dan seorang dari
mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga
kanannya. Tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia
menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya. (ayat 4951, penekanan ditambahkan)
Mengapa membawa pedang jika Anda tidak hendak menggunakannya? Dugaan saya adalah bahwaYohanes-lah yang bertanya
apakah dia harus menyerang, dan Petrus yang melakukannya. Nampaknya Lukas sedang menutupi apa yang Petrus lakukan di sini,
karena kita tahu dari cerita Yohanes bahwa sebenarnya Petrus-lah
yang memotong telinga itu. Kemudian Injil Matius memberi kita
sebuah jendela pada apa yang terjadi antara Petrus dan Yesus setelah
sambaran pedang ini.
Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali
ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang,
akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak
dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih
dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu,
36
DI PI LI H
bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci,
yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" (Matius
26:52-54)
Bagian ini telah selalu menjadi sesuatu yang membingungkan.
Anda pasti berpikir kalau Petrus tidak sedang dibingungkan oleh
peristiwa-peristiwa ini. Barangkali dia beranggapan bahwa karena
Yesus telah menyuruh mereka mendapatkan beberapa pedang, sekaranglah saatnya menggunakannya. Kalau memang demikian, kita
dapat menyimpulkan pedang-pedang ini tidak pernah dimaksudkan
untuk melindungi Yesus. Saya bahkan tidak yakin pedang-pedang
ini adalah perlindungan segera bagi murid-murid-Nya. Lagi pula,
siapa yang memerlukan keamanan ketika pasukan-pasukan malaikat
bergantung pada perintah Anda?
Yesus juga tidak menyuruh Petrus untuk membuang pedang
itu; Dia hanya menyuruhnya mengembalikannya ke tempatnya yang
sebenarnya. Ini juga sedikit agak aneh bagi saya karena berikutnya
Dia berkata, “Barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh
pedang.” Bisa jadi hanya saya, namun saya akan berkata, “Lemparkan pedang itu; itu akan membunuhmu!” Semua ketidaksinambungan ini membuat saya berpikir bahwa Yesus sedang mengucapkan
perumpamaan dan bukannya dalam arti harafiah.
Nampaknya Yesus berusaha mempersiapkan mereka untuk
pendekatan ini dalam sebuah percakapan sebelumnya yang ditemukan dalam Injil Yohanes. Di sana Yesus menjelaskan mengapa Dia
berbicara secara berbeda dengan murid-murid-Nya mengenai kepergian-Nya kembali ke surga dibandingkan apa yang Dia lakukan ketika Dia masih bersama-sama mereka di bumi.
Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila
Sebuah Pedang Telah L ahir
37
datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya
kepadamu.
Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena
selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu, tetapi
sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku.
(Yohanes 16:4-5)
Ada kalanya Anda tidak dapat mendengar sesuatu hingga saatnya tiba. Anda tuli terhadap hal itu karena Anda tidak ingin mendengarnya atau Anda tidak perlu benar-benar mendengarkannya. Ketika saatnya tiba, ada momen ‘aha’, dan apa yang sebelumnya membingungkan akan menjadi benar-benar jelas. Hal-hal tertentu dapat
tetap tidak diucapkan ketika Anda bersama-sama satu sama lain.
Namun apa yang kelihatan ketika Anda bersama-sama dapat menjadi agak suram ketika Anda terpisah.
Untuk menjelaskan lebih lanjut kebingungan soal pedang ini,
mari melihat pasal yang lain. Sementara Yesus pergi, Dia berjanji
kepada murid-murid-Nya, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20).
Janji ini memiliki arti yang lebih besar untuk keadaan yang
akan datang dibandingkan maknanya pada saat itu juga. Ketika Yesus tidak lagi terlihat oleh mereka, janji ini berbicara banyak ketika
mereka pergi ke negeri-negeri yang asing dan
Fakta
bertemu dengan tragedi dan kemenangan
tentang Anggar
di depan. Janji ini bukan hanya mePertarungan anggar
nguatkan mereka; juga menguatkan
yang terbaik, baik
Anda dan saya! Harapan akan janji ini
menyerang dan bertahan,
adalah milik kita.
memiliki pemahaman
Mengatakan kepada suami saya
keseimbangan dan
yang sedang duduk di seberang meja,
pengaturan.
38
DI PI LI H
“Saya bersamamu, sayang,” adalah satu hal, namun akan benar-benar
lain baginya mendengarkan perkataan saya ketika waktu dan jarak
memisahkan kami. Yang satu adalah penyataan akan apa yang kelihatan; yang lain adalah sebuah jaminan akan apa yang tidak terlihat.
Ini menolong kita mengerti mengapa
Ketika pedangpada saat itu Yesus kelihatannya mengatakan
pedang
hal-hal yang bertentangan dalam penerapankelihatan,
nya. Perintah-Nya – membeli sebuah pedang
motif-motif
– segera diikuti oleh koreksi-Nya atas Petrus
disingkapkan.
karena menggunakannya. Bukit Zaitun pada
malam Dia dikhianati bukanlah tempat dan waktu bagi pedangpedang dihunus. Itu adalah suatu saat pengkhususan dan doa. Seandainya murid-murid itu tetap terjaga, mereka akan memahami
bahwa Yesus sedang dalam proses menyerahkan nyawa-Nya, bukan
sedang berusaha membela-Nya.
Matius memberi sebuah celah pada suatu waktu sebelumnya ketika Yesus berbicara tentang pedang.
"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk
membawa damai, melainkan pedang. (10:34)
Ketika pedang-pedang kelihatan, motif-motif disingkapkan.
Mereka memiliki kemampuan mencerai-beraikan kita dalam kengerian atau menyatukan kita dalam keteguhan hati. Sepanjang percakapan Perjamuan Terakhir mengenai pedang, kita tidak memiliki
sejarah tertulis tentang murid-murid ini yang pernah kembali menghunus pedang mereka untuk membela diri mereka ataupun untuk
menyerang para penganiaya mereka, yang membuat saya berpikir
bahwa Yesus tidak sedang berbicara mengenai membela diri atau
Sebuah Pedang Telah L ahir
39
tentang menyelesaikan persoalan dengan tangan kita sendiri, dengan
kekuatan kita sendiri.
Yesus pertama sekali dicobai sendirian, di padang gurun, setelah
berpuasa empat puluh hari dan kemudian dicobai lagi ketika dikelilingi sahabat-sahabat-Nya, di sebuah taman, setelah sebuah perjamuan. Tetapi pencobaan pertama tidaklah begitu berbeda dari
yang terakhir. Dalam pencobaan pertama, Setan mendorong Yesus
yang kelaparan untuk mengubah batu yang di hadapan-Nya menjadi
roti. Permintaannya bahkan dapat dipandang sebagai sesuatu yang
sesuai kitab suci; lagi pula, Musa telah menyediakan roti bagi anakanak Israel selama berdiam di padang gurun.
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis:
Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
(Matius 4:4)
Satu perbuatan ajaib ini mengenai memberi makan orang lain;
yang lainnya tentang memberi makan diri sendiri. Kemudian dalam
pelayanan-Nya di bumi ini, Yesus benar-benar menyingkapkan betapa baiknya Dia memahami perbedaan ini ketika Dia mengacu kepada diri-Nya sendiri sebagai roti hidup.
Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. (Yohanes 6:35)
Apakah Yesus sedang mengatakan hal-hal yang harafiah di sini?
Tidak, saya telah mengalami baik kelaparan maupun kehausan fisik
40
DI PI LI H
sejak saya bertemu Yesus. Puasa di padang gurun telah mengubah
Yesus dari seseorang yang hidup dengan roti menjadi seorang yang
menyediakan roti hidup, itulah Yesus, Firman yang menjadi daging.
Setan juga menantang Yesus untuk meminta campur tangan Allah dengan cara suatu penyelamatan paksa seandainya Yesus melompat dari puncak bait Allah.
"Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah,
sebab ada tertulis:
Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikatmalaikat-Nya
dan
mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya
kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau
mencobai Tuhan, Allahmu!" (Matius 4:6-7)
Yesus tahu Dia tidak harus menjatuhkan diri-Nya dengan tindakan yang begitu bodoh untuk membuktikan kepada pemimpinpemimpin agama bahwa Dia adalah Anak Allah. Sebaliknya, Dia
harus meninggikan kita semua di atas kayu salib. Ketika Setan berusaha mencobai Yesus dengan semua kerajaan di bumi ini dan kemuliaannya, Yesus kembali menggunakan pedang Firman:
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis:
Sebuah Pedang Telah L ahir
41
Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat
datang melayani Yesus. (ayat 10-11)
Tampaknya malaikat-malaikat ini muncul setelah kita melewati
ujian “ada tertulis”! Sama seperti yang Setan lakukan dengan Yesus,
Setan berusaha membelokkan arti beserta penerapan Firman Allah
dengan harapan kita akan menyalahgunakan janji-Nya untuk menyelamatkan diri sendiri, mendapatkan kekaguman dan pengakuan
dari orang lain, ataupun menguntungkan diri sendiri. Ketika Setan menyerang dengan suatu kebenaran yang diputarbalikkan, kita
menghadapinya dengan suatu pernyataan kebenaran.
Sepanjang sejarah pertempuran dengan pedang, ada suatu ungkapan yang umum kapanpun suatu perang tanding dilakukan. Mereka dipanggil untuk menyelesaikan sebuah pertanyaan kehormatan:
“Pedang adalah kebenaran.”
Saatnya telah tiba bagi kita untuk hidup dengan pedang kebenaran, yaitu Firman Allah kita. Untuk meraih tujuan itu, buku
ini akan ditaburi dengan gambaran-gambaran istilah pedang dan
anggar sehingga kita dapat menjadi lebih benar-benar berkenalan
dengan senjata pilihan Allah.
Istilah-istilah pertempuran memakai pedang dan anggar dapat digunakan secara bergantian. Fencing (anggar) sebenarnya berasal dari
kata defense (bertahan), dan kita tidak memiliki pertahanan yang
lebih besar selain dari Firman Allah.
Dalam penelitian saya mengenai anggar, saya belajar bahwa ini
adalah satu dari sedikit olahraga di mana wanita dapat bertanding
melawan pria, karena anggar menuntut strategi mental lebih dari
kekuatan fisik. Pemain anggar yang sukses menggabungkan gerakan
42
kecil yang cermat lebih daripada serangan-serangan yang lebih besar.
Pertandingan dimenangkan melalui sebuah kesadaran naluriah akan
gerakan lawan Anda berikutnya lebih daripada percaya diri berlebihan dalam permainan Anda sendiri.
3
An d a M u n g kin J ad i
Se o ra n g Pa h lawan
Adalah mustahil untuk memenangkan perlombaan
kecuali Anda berusaha untuk berlari, mustahil meraih
kemenangan kecuali Anda berani berperang.
–Richard M. DeVos
Kita telah membahas mengapa Anda jadi sebuah target. Lalu kita
telah mengulas mengapa pedang adalah senjata pilihan Anda. Sekarang marilah kita bicara tentang menjadi seorang pahlawan.
Seorang pahlawan wanita: wanita super, juara, penakluk, bintang,
protagonis, memimpin, dan wanita yang berani.
Apakah kesadaran bahwa Anda dijadikan target hanya karena
Anda mungkin jadi seorang pahlawan barangkali jadi mengecilkan
hati? Sejujurnya, siapa yang bergembira ketika mereka mendengar
bahwa mereka ditandai untuk sebuah peperangan? Namun seperti
Anda tahu, Anda bukan orang normal. Anda adalah putri yang diurapi dari Allah yang Maha Tinggi, Pencipta langit dan bumi serta
semua hal baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Ini menjadikan Anda suatu ancaman potensial bagi sang musuh.
44
DI PI LI H
Saya tahu Anda menyadari pertempuran ini nyata dan pertaruhannya tinggi, namun seperti teman kita Sarah Connor, mungkin
Anda belum melakukan apa pun. Namun jauh di dalam hati, Anda
tahu bahwa suatu hari nanti Anda akan melakukannya. Dan inilah
bagian hebatnya: perjalanan Anda menjadi seorang pahlawan dimulai hanya ketika Anda memberikan Allah izin untuk melakukan sesuai cara-Nya.
Baru-baru ini seseorang yang saya anggap seorang pahlawan
dunia modern, yang sedang membuat sebuah perbedaan di seluruh
dunia dan menginspirasi ribuan orang, bertanya pada saya, “Apakah
Anda berpikir bahwa saya juga dipanggil ke dalam pelayanan?”
Saya tertawa keras! Tentu saja iya. Tetapi pertanyaannya dan
kebingungan sesaat yang dimilikinya adalah sesuatu yang tulus.
Mengapa? Kadang-kadang kabut dalam masa kita menghalangi
perspektif kekal kita. Jangan pernah meragukan bahwa Anda adalah
bagian dari kisah di zaman Anda.
Di zaman kita, kita dapat melakukan apa yang dilakukan para
pahlawan iman di zaman mereka – tetapi ingatlah pada masa
itu, mereka tidak mengetahui bahwa mereka adalah pahlawan.
—A. W. Tozer
Berkaitan dengan alasan bahwa kalau para pahlawan iman
dalam Alkitab ini tidak mengetahui bahwa mereka adalah para
pahlawan di zaman mereka, bisa jadi kita sama sekali tidak memiliki
petunjuk di zaman kita. Kita berteman baik dengan mereka, karena,
seperti kita, mereka adalah pahlawan tanpa menyadarinya.
Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan
45
Allah Menjadikan Pahlawan
dari yang Bukan Siapa -Siapa
Sama seperti hidup kita adalah sebuah karunia, kisah di mana
kita terlibat juga merupakan suatu karunia yang kita terima dengan iman. Kita tidak harus mencari tahu kualifikasi-kualifikasi para
pahlawan ini lalu berusaha melakukan peran yang demikian. Allah
telah menuliskan di dalam kita garis cerita tentang pahlawan iman,
dan itu berisi kemenangan hebat yang dipenuhi dengan mukjizat,
pertempuran, tanda-tanda, dan keajaiban.
Kisah yang diberikan kepada kita adalah suatu kisah Allah,
bukan suatu kisah Abraham (Roma 4:2, MSG)
Mari kita awali di mana cerita kita bermula—dengan pahlawan iman yang pertama, Abraham, yang memulai perjalanannya ke
dalam sejarah ketika dia berhenti berusaha mengatur setiap perkara
menurut dirinya sendiri. Seperti kebanyakan dari kita, Abraham
adalah keturunan seorang penyembah berhala (lihat Yosua 24:2). Penyembahan berhala adalah menyembah sesuatu yang kita bangun
dengan tangan kita sendiri. Ketika Allah hendak melakukan sesuatu
yang lebih besar dari apa yang kita rancangkan, Dia membawa kita
masuk dalam rencana-Nya – dan bukannya memberkati apa yang
telah kita bangun.
Kita membaca dalam Kitab Suci bahwa,
Abraham masuk ke dalam apa yang sedang Allah lakukan
baginya, dan itu adalah titik balik. Dia memercayai Allah
untuk membenarkannya dan bukannya berusaha menjadi
benar menurut dirinya sendiri. (Roma 4:3, MSG)
46
DI PI LI H
Pertanyaan bagi kita adalah, apakah kita siap melakukan
hal yang sama? Jika demikian, maka inilah waktunya melangkah
ke dalam apa yang Allah sudah kerjakan bagi kita. Ini mengizinkan Roh-Nya memulai karya baru itu di dalam kita. Tindakan ini
menunjukkan kita percaya bahwa di dalam Dia kita lebih dari para
pemenang. Ketika kita berbalik dari sudut ini dan menata hati kita
di jalur ini, Dia menetapkan posisi kita sehingga sesuatu yang tidak
terlihat namun sangat penting dapat terjadi. Dan ketika kita berjalan
bersama-sama, kita bukan hanya memperoleh cara pandang-Nya;
kita diberikan kuasa-Nya.
Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu
dari persetujuan-Nya sendiri, tetapi hanya apa yang dilihatNya Bapa kerjakan. Sebab apa saja yang dikerjakan Bapa,
itu juga yang dikerjakan Anak. (Yohanes 5:19, penekanan
ditambahkan)
Persetujuan berarti “bersepakat, dalam kesatuan,” dan “selaras
dengan.” Jika Yesus, Anak tunggal Allah, tidak melakukan apa pun
di luar persetujuan Bapa-Nya, maka kita, putri-putri pahlawan-Nya,
tidak akan menyelesaikan nilai kekekalan apa pun jika kita juga tidak mengikuti pimpinan-Nya!
Alkitab menggambarkan para pahlawan, seperti Abraham, yang
telah berjalan di depan kita sebagai mereka yang “rela hidup dalam
rangkulan iman yang berisiko akan tindakan Allah bagi mereka”
(Roma 4:12, MSG). Seperti yang kita percayai bahwa, di dalam Kristus, Allah mengatasi masa lalu kita, kita percaya bahwa di dalam
Kristus, Dia telah bertindak atas nama kita di masa depan. Hubungan ini dijelaskan lebih lanjut demikian:
Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan
47
Kita menyebut Abraham “bapa” bukan karena dia
mendapatkan perhatian dari Allah karena hidup seperti seorang
orang suci, namun karena Allah menjadikan sesuatu keluar dari
Abraham ketika dia bukanlah siapa-siapa. (Roma 4:17, MSG).
Kita tidak dapat menyelamatkan diri sendiri dengan hidup
benar. Tidak seorang pun yang benar selain Yesus, sang Anak. Jadi
kita melemparkan diri kita ke dalam perpaduan apa yang telah Allah lakukan melalui iman Abraham, dan dengan demikian kita
memberi izin bagi Allah untuk menjadikan sesuatu keluar dari yang
bukan siapa-siapa. Sesuatu itu mungkin terlihat seperti suatu tindakan pahlawan yang berani yang dibentuk dari sesuatu yang dulunya adalah seorang putri rapuh yang berpuas diri. Ketika kita masuk
dalam tindakan Allah atas nama kita, kita menjadi pahlawan-pahlawan yang bertindak. Para pendahulu kita membedakan diri mereka sendiri dari orang kebanyakan melalui tindakan iman mereka.
Mereka memperoleh status sebagai lelaki atau wanita pahlawan di
dalam sejarah Allah.
Kenyataan mendasar akan keberadaan adalah percaya pada
Allah, iman ini adalah dasar yang teguh dari segala sesuatu
yang membuat hidup ini layak dijalani. Kita berpegang pada
sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Tindakan imanlah yang
membedakan pendahulu kita, menempatkan mereka di atas
orang banyak. (Ibrani 11:1-2. MSG, penekanan ditambahkan)
48
DI PI LI H
Para Pahlawan adalah Orang- orang Substansif
Kita melihat garis besar tindakan-tindakan iman ini ayat demi ayat
dalam kitab Ibrani di mana ungkapan dengan iman bergema lagi
dan lagi. Daftar berikut ini adalah sebuah contoh tentang apa yang
dicapai oleh para pahlawan ini dengan iman.
• Menetapkan teladan akan pengorbanan yang berkenan
• Melangkahi kematian
• Menyenangkan Allah
• Membangun sebuah bahtera sangat besar di tengah tanah
kering
• Menarik garis antara kebaikan dan kejahatan
• Bepergian ke tempat-tempat yang tidak dikenal
• Hidup sebagai orang-orang asing di bumi
• Tetap menujukan mata mereka kepada kekekalan
• Menerima apa yang Allah kerjakan bagi mereka dengan iman
• Mengandung di usia tua dan melahirkan sebuah bangsa
• Pada waktu dicobai mempersembahkan anak perjanjian itu
kembali kepada Allah
• Memandang jauh ke masa depan dan memberkati keturunan
mereka
• Menubuatkan takdir dan peristiwa Keluaran
• Berani menentang titah raja dan menyembunyikan putra
mereka
• Menolak suatu kehidupan kerajaan yang terhormat bersama
para penindas dan memilih menderita di antara umat Allah,
yang tertindas
• Berbalik dari seorang raja dunia yang pemarah menjadi taat
kepada Allah kekal yang tidak terlihat
• Merayakan Paskah
Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan
49
Menyeberangi Laut Merah di atas tanah kering
Berjalan mengelilingi Yerikho tujuh kali
Menyambut mata-mata dan selamat dari kebinasaan
Menaklukkan kerajaan-kerajaan
Mengerjakan keadilan
Menerapkan janji-janji itu bagi diri mereka sendiri
Dilindungi dari singa-singa, api dan pedang
Mengubah kerugian menjadi keuntungan
Memenangkan berbagai pertempuran
Mengalahkan musuh
Menerima orang-orang mati yang mereka kasihi hidup kembali
Dari daftar yang sangat panjang ini, saya hanya akan memilih
empat hal yang dapat Anda terima dalam hidup Anda dengan iman
sehingga Anda dengan segera dapat menerapkan sikap seorang pahlawan yang bertindak.
1. Terimalah apa yang telah Allah kerjakan bagi Anda dengan iman, dan jalanilah! Abraham menghidupi apa yang
telah dia terima. Dia tidak berbalik atau mengatakan, “Allah
telah menyelesaikan pekerjaan ini, maka saya dapat berhenti
hidup dengan iman sebagai seorang nomaden yang hidup di
dalam kemah.” Dia secara konsisten menjalani apa yang telah
disingkapkan kepadanya selama hari-harinya yang panjang.
2. Menyenangkan Allah. Bapa kita disenangkan ketika anakanak-Nya menyerahkan substansi yang tidak dapat terlihat
yang darinya Dia membentuk kehidupan mereka dan mulai hidup dalam pewahyuan akan siapa Dia kepada mereka.
Kitab Ibrani memberi tahu kita bahwa “tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa
berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada,
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
50
DI PI LI H
dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguhsungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6). Hidup dengan iman
menyenangkan Allah. Sebagai tambahan kepada “jaminan
dari segala sesuatu yang kita harapkan” (11:1), iman berarti
kepercayaan diri, iman, ketaatan, keteguhan dan kesetiaan.
Ini adalah suatu kehidupan yang sepenuhnya percaya dan
dihabiskan dalam kesetiaan kepada Raja kita. Kebalikan dari
hidup dengan iman adalah menghidupi suatu kehidupan
yang tidak setia dan tidak percaya. Memilih jalan menyenangkan Allah akan menyempurnakan tujuan berikutnya.
3. Berkatilah keturunan Anda. Ketika kita secara sengaja memilih kehidupan, berkat dan ketaatan, kita menempatkan
ribuan generasi dengan suatu sikap yang serupa! Dengarkan
apa yang dijanjikan Mazmur 105:7-9 pada kita: “Dialah TUHAN, Allah kita, di seluruh bumi berlaku penghukumanNya. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya,
firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan,
yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya
kepada Ishak”.
4. Pilihlah hidup sebagai seorang asing di bumi ini. Ini berarti hidup dengan pengertian bahwa kita hanya melewati
bumi ini. Kita berakar dalam Kristus. Hidup kita berasal
dari-Nya; karenanya, kita tidak membiarkan akar kita masuk terlalu dalam di sini. Tanaman menyerap air dan nutrisi mereka melalui sistem akar mereka. Kita berakar pada
Allah dan membagikannya pada bumi ini. Hidup sebagai
seorang asing bagi dunia ini tidak sama artinya dengan bertindak aneh-aneh di bumi ini. Ini mengenai di mana Anda
meletakkan fokus Anda: “Pikirkanlah perkara yang di atas,
bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidup-
Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan
51
mu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.”
(Kolose 3:2-3)
Para Pahlawan Memiliki Sikap
Daftar perbuatan-perbuatan luar biasa yang menakjubkan dari Ibrani 11 dilakukan oleh orang-orang yang persis seperti Anda dan saya.
Mungkin satu-satunya perbedaan antara mereka dan kita adalah
bahwa mereka telah mengadopsi perspektif surga dan menolak hidup
menurut batasan-batasan dunia ini. Kita adalah keturunan mereka.
Ini adalah warisan kita!
Sebagai tambahan pada semua yang telah didaftarkan itu, mereka berani mengikuti tantangan kesukaran. Sebagian telah dianiaya
namun tidak pernah menyerah. Mereka bertahan dalam penganiayaan, cambukan, penjara bawah tanah, dan rantai. Sebagian dilempari
batu, digergaji menjadi dua bagian, atau dibunuh, sementara yang
lain berkelana di bumi ini dengan pakaian kulit binatang – tanpa
rumah, tanpa teman, dan tanpa daya di masa mereka. Namun kehidupan mereka berbicara dengan kuat pada kita saat ini. Alkitab
menutup gambaran tentang para pahlawan ini dengan berkata, “Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung”
(ayat 38).
Ini mengobarkan hati saya. Saya ingin hidup dengan cara yang
membuat saya lebih menjadi seorang warga negara surga daripada
warga bumi! Kita tidak harus dianiaya atau digergaji menjadi dua bagian untuk memiliki perubahan perspektif ini. Namun kita mungkin perlu mengubah beberapa pengharapan kita.
52
DI PI LI H
Para Pahlawan Menangkap Momen Mereka
Sementara saya mengetik kata-kata ini, kota di mana saya tinggal
sedang dikepung api, dan kami menyaksikan sendiri penyelamatan
Allah.
Saya sedang berada di lantai dasar di suatu Rabu pagi, bekerja
seperti seorang yang keranjingan, ketika suami saya, John, pulang
dan memberi tahu saya bahwa saya harus kembali bersamanya ke
kantor kami. Dia dan staf pelayan telah berdoa pada hari Selasa tentang kebakaran Waldo Canyon, dan, menyedihkannya, malam itu
kami mengamati dari beranda depan kami ketika api itu bergerak
bersama angin menuruni sisi gunung dan menghanguskan ratusan
rumah di jalan yang dilaluinya. Tiga puluh dua ribu orang di kota
kami harus diungsikan. Maka sekali lagi pada hari Rabu pagi, John
dan staf berdoa di tengah-tengah ancaman akan sebuah kemungkinan evakuasi kantor kami.
Kemudian situasi memburuk. Beberapa anggota staf kami dapat
dimengerti mengalami ketakutan ketika api mengancam rumah dan
kehidupan mereka. Sebagai pemimpin, kami mendiskusikan bahwa
kami perlu keluar dari gedung ketika John tiba-tiba menjadi marah.
Dia mendatangiku dan berkata, “Lisa, kita akan kembali ke kantor
kita dan berdoa untuk ketiga kalinya.”
Anda mungkin harus memerangi suatu pertempuran
lebih dari satu kali untuk memenangkannya.
—Margaret Thatcher
Awalnya saya protes. Saya punya sebuah naskah untuk ditulis.
Kemudian saya menyadari bahwa itu adalah sebuah kesempatan untuk menghidupi apa yang sedang saya pelajari dalam kitab Ibrani
Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan
53
mengenai para pahlawan, bagaimana mereka…
“memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari
mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah
menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur
pasukan-pasukan tentara asing.” (Ibrani 11:34, penekanan
ditambahkan)
John dan saya menuju ke kantor kami, dan dalam perjalanan
kami menelepon seorang teman yang memiliki iman yang hebat.
Pada saat Anda berada di tengah-tengah api, Anda memerlukan seseorang yang tidak berada dalam api untuk menolong Anda menemukan jalan keluar dari asap. Kami membagikan secara rinci apa
yang sedang terjadi, dan John menjelaskan apa yang ada dalam hatinya dan apa yang sedang kami yakini. Hatinya berjingkrak bersama hati kami dalam kesepakatan yang dahsyat. Dia mengingatkan
kami tentang batu-batu peringatan di masa lalu kami. Anda lihat,
ini bukanlah kali pertama kami menghadapi ancaman kebakaran,
dan kami memerlukan pengingat akan apa yang telah kami pelajari
kemudian ketika kami menghadapi peperangan ini sekarang.
Mungkin Anda berpikir, Tetapi saya tidak memiliki sebuah batu
pengingat untuk bergerak maju. Baiklah, saya memiliki kabar baik
untuk Anda. Semua perbuatan hebat yang
didaftarkan dalam Ibrani 11 adalah bahan
Fakta
mentah untuk Anda pakai membangun.
tentang Anggar
Dalam pertarungan
Kami memutus pembicaraan denanggar, jika Anda
gan teman kami dan berjanji menelmemainkan permainan
eponnya kembali, karena dia ingin
lawan, Anda berarti
menjadi bagian dari waktu doa kami
sebaik yang
di kantor. Kami bertiga begitu penuh
ditakdirkan
54
DI PI LI H
harap sehingga tidak dapat menunggu untuk berdoa dan kemudian melihat bagaimana Allah kami yang Agung akan menjawabnya.
Kami mengumpulkan staf kami, dan John mengambil sebuah spidol
di tangan dan mulai menulis pada sebuah papan tulis putih mengenai apa yang akan kami doakan. Kami berdoa agar api tidak akan
menyebar lebih jauh dan akan mulai menghanguskan dirinya sendiri. Ini berarti bahwa tidak ada lagi bangunan yang akan terbakar
atau kehidupan yang akan musnah dan status pra-evakuasi terbaru
tidak akan pernah diperintahkan. Ketika saya memandang berkeliling ruangan pada wajah-wajah staf kami, saya melihat ketakutan,
iman, keprihatinan, pertanyaan, dan bahkan kegirangan. Lalu kami
semua pergi keluar dan mulai berdoa.
Harap diingat bahwa ini adalah kali ketiga staf kami dikumpulkan. Saya merasa bahwa beberapa orang agak “kelelahan melakukannya.” Namun ketika kami menyatukan suara dan tangan dan
membuat sebuah lingkaran, kekuatan doa kami mulai bertambah
ketika setiap orang terlibat. Saya tidak tahu berapa lama kami berdoa, namun saya sungguh tahu kami semua berdoa hingga kami
melihat sesuatu di kejauhan… Kami melihat jawabannya. Tiga dari
antara kami melihat Allah menjawab dengan api… seolah-olah api
surga menghanguskan api di bumi. Jangan minta saya menjelaskannya, karena saya tidak bisa jelaskan.
Ketika kami berdoa, kami secara harafiah merasakan suatu
tekanan rendah maju bergerak, dan suhu udara turun dengan nyata. Kurang dari satu jam setelah John dan saya meninggalkan kantor, hujan turun di wilayah kami, dan angin berubah arah. Malam
harinya, semua api yang tadinya dapat terlihat dari beranda depan
kami pada malam sebelumnya telah hilang. Tidak satu rumahpun
terbakar jadi abu. Laporan berita mengatakan api bergerak berbalik
dengan sendirinya.
Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan
55
Sekarang, saya tahu bahwa, sebagai tambahan untuk tim kami,
banyak orang lain sedang berdoa. Kami melihat apa yang dapat
terjadi ketika kita dengan maksud tertentu menyatukan suara kita
dalam kekuatan dan iman bersama yang lain. Para pemadam api
yang berani, polisi, tentara nasional, dan cabang-cabang militer lainnya sedang bekerja tanpa lelah untuk memerangi api itu. Inilah saatnya bagi kita untuk berdoa sama kerasnya dengan mereka bekerja,
karena jika mereka rela berdiri di tebing nyala api di bumi, maka
setidaknya yang dapat kita lakukan adalah berseru terhadap bantuan
surga.
Sebagai tambahan mengenai berdoa, staf kami bekerja keras
untuk menghubungkan para korban yang dievakuasi dengan keluarga-keluarga mereka. Para pahlawan memahami dan mereka menggabungkan tindakan dengan doa!
Para Pahlawaan adalah Bagian
dari Suatu Warisan yang Terhubung
Dalam Ibrani 11, kita membaca,
Masing-masing orang-orang beriman ini mati sebelum menerima
apa yang dijanjikan itu, namun tetap percaya. Mengapa mereka
melakukannya? Mereka melihatnya dari jauh, melambai-lambai
menyambut mereka, dan menerima kenyataan bahwa mereka
hanyalah pendatang sementara di bumi ini. (ayat 13, MSG)
Apakah yang dilihat para pahlawan iman zaman dulu ini di
kejauhan? Apakah berupa rumah-rumah dan mobil-mobil mahal?
Saya kira tidak! Anda tidak melambaikan tangan atau menyambut
56
DI PI LI H
benda-benda; Anda melambai dan menyambut orang-orang!
Jika kita hendak mengikuti teladan mereka, kita harus melihat
jauh ke depan.
Para pahlawan ini tidak melihat apa yang mereka miliki, karena
mereka terlalu sibuk melambai-lambai pada sesuatu di kaki langit
yang jauh. Para pahlawan adalah orang-orang yang percaya pada
pengharapan dan keyakinan surga, karena iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang
tidak kita lihat (lihat 11:1).
Bacalah ayat-ayat ini, dan jadilah terpesona sekaligus rendah
hati karena Allah kita yang Maha Tinggi memperhitungkan Anda
dan saya layak dihitung sebagai salah satu dari mereka.
Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu,
sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu
kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu
yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai
kepada kesempurnaan. (ayat 39-40)
Kita terhubung kepada rantai panjang yang dihasilkan kehidupan mereka. Kita adalah bagian dari tindakan akhir dalam kelanjutan kisah mereka. Semua tindakan kepahlawanan mereka sedang
menunggu untuk diselesaikan ketika mereka bergabung bersama
dengan tindakan kepahlawanan kita.
Ketika saya mengamati kehidupan para legenda iman ini, saya
tidak mengerti mengapa kita ditentukan melihat lebih dekat pada
apa yang hanya dapat mereka lihat sebagai suatu titik di kejauhan.
Mereka bekerja tanpa pernah merasakan buah dari ladang-ladang
yang Allah izinkan kita tuai.
• Mereka berkelana dalam situasi yang keras, kita berkumpul
Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan
57
di gedung-gedung dengan pendingin udara.
• Mereka tidak memiliki rumah; kita mendapati rumah kita
di rumah Allah.
• Mereka bernyanyi sendirian di padang gurun; kita mengangkat suara kita di antara ribuan orang.
• Tangan mereka kosong; tangan kita penuh.
Apa substansi iman yang kita berikan pada warisan iman ini,
nanti dan sekarang?
Inilah saatnya kita berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian itu
membuka mata kita dan meluaskan pandangan kita sehingga kita
juga dapat melihat melampaui apa yang kelihatan dan menghidupi
tindakan-tindakan para pahlawan surga. Dapatkah kita bertindak
pada kata-kata yang mereka lepaskan? Bahwa kita meletakkan tangan kita pada apa yang hanya mereka terima dalam sebuah gambaran?
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang
mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban
dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan
tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah
kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus,
yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman
kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan
kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan
bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
(Ibrani 12:1-2)
Kita tahu bahwa kita adalah sukacita yang diletakkan di hadapan Yesus. Saya sering berpikir seandainya bukan para pahlawan
dari zaman dulu ini yang menyemangati kita. Bukankah kita dikelilingi dan diliputi oleh suatu awan saksi-saksi yang sama pastinya
58
DI PI LI H
dengan kita dikelilingi dan diliputi oleh para tentara malaikat?
Ketika kesadaran ini bertambah tentang bagaimana di dalamNya kita adalah pahlawan dan Dia adalah pahlawan di dalam kita,
itu akan menaklukkan setiap ketakutan yang mungkin kita rasakan
ketika belajar bahwa kita adalah target. Kita perlu melemparkan
pundak-pundak kita dan menyatakan, “Saya ditentukan mengalami
kemenangan karena saya ‘berasal dari Allah dan mengalahkan mereka, sebab Dia yang ada di dalam saya lebih besar dari pada dia yang
ada di dalam dunia’” (1 Yohanes 4:4).
Bahkan saat ini saya berdoa agar kata-kata ini mengobarkan
benih iman yang telah ditanamkan di dalam hati Anda dan agar
harapan tentang pahlawan menginspirasi Anda. Adalah menyenangkan melihat dalam cermin dan menyadari ada yang lebih dari Anda
dibandingkan sekadar yang benar-benar dapat terlihat. Dunia yang
tidak terlihat memegang rahasia identitas pahlawan Anda. Menjadi
seorang pahlawan adalah suatu tindakan penyembahan.
Para Pahlawan adalah Manusia Super
Orang-orang kudus yang ada di tanah ini,
mereka adalah pahlawan-pahlawan sejatiku!
Aku bersukacita di dalam mereka! (Mazmur 16:3, NLT )
Saya suka ayat ini karena mempersamakan kesalehan dengan
kepahlawanan. Apa artinya menjadi kudus? Beberapa kata yang
mendefinisikan kesalehan adalah kudus, surgawi, transenden, dan
manusia super. Sekali lagi ini berarti bahwa kita berjalan
Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan,
Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan
59
melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
(Zakharia 4:6)
Status pahlawan kita tidak tergantung pada kebolehan atau
kekuatan manusia atau bahkan roh kemanusiaan kita; itu berasal
dari kuasa Roh-Nya. Karena kita dipanggil menjadi transenden dan
manusia super, inilah saatnya kita melakukan bagian itu. Hidup di
dalam Roh berarti kita tidak lagi mendasarkan tindakan dan emosi
kita pada apa yang menambatkan kita pada kekuatan dan usaha kita
sendiri. Kita juga tidak lagi membiarkan musuh masuk melalui tindakan-tindakan kita.
Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan
bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi
dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? (1 Korintus 3:3)
Apakah Anda mendengarkan ini? Tindakan manusia tidak cukup besar untuk dilayani apa yang ada di dalam kita. Kita sesungguhnya bertingkah laku seperti seorang manusia super ketika kita
sama-sama menghilangkan iri hati dan perselisihan dari hidup kita.
Kita menggantikan norma-norma kedagingan dengan memilih berjalan dalam kesatuan hati.
Pahlawan-pahlawan super mampu menolong mereka yang sedang dalam bahaya dan ketakutan karena mereka tahu mereka sedang menjawab suatu kuasa yang lebih tinggi. Membayangkan
bahwa masing-masing kita dapat menjadi seorang pahlawan dengan
kekuatan sendiri tidak akan membawa kita begitu jauh. Allah adalah
sumber kekuatan kita, dan kita adalah rekan sekerja dari Dia yang
memampukan kita dan yang memberi kita kehormatan untuk berbagi di dalam nama-Nya – Yesus.
60
DI PI LI H
Para Pahlawan itu Berani
Keberanian dalam bahaya adalah setengah dari peperangan.
—PLAUTUS
Para pahlawan selalu berani, tetapi jangan bayangkan bahwa selalu berani diartikan sebagai tidak pernah takut. Saya menemukan
pemahaman sederhana berikut ini dari Ralph Waldo Emerson sungguh benar: “Seorang pahlawan tidak lebih berani dari seorang biasa,
namun dia lebih berani lima menit lebih lama.”
Ada saatnya ketika “lebih berani lima menit lebih lama” benarbenar berarti berdiam diri ketika Anda diserang, mengizinkan Allah
menyampaikan perkataan yang terakhir. Di saat yang lain “lebih
berani lima menit lebih lama” berarti tetap berdiri di tempat dan
teguh. Menjadi “lebih berani lima menit lebih lama” berarti tidak
pernah menyerah ketika tak berdaya di bawah serangan. Seringkali
pertempuran dimenangkan, kebohonganFakta
kebohongan diungkapkan, dan musuhtentang Anggar
musuh ditaklukkan karena Anda
Berani berkata,
adalah orang yang terakhir berdiri
berani bertanggungdi arena. Keberanian akan menjaga
jawab—inilah pemain
Anda setia.
anggar yang
Hidup dipenuhi dengan mosejati.
men-momen mengerikan, dan kita tidak dapat menghentikan serangan gencar
menakutkan lebih dari usaha menangkap angin.
Tetapi kita selalu dapat memilih tanggapan kita. Angin itulah yang
menyebabkan burung rajawali terbang tinggi dalam kehidupan yang
menakutkan baginya ketika ia masih berupa anak burung rajawali.
Biarkan ketakutan menggerakkan Anda kepada Allah.
Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan
61
Para Pahlawan Memiliki Sesuatu
yang Lebih bagi Mereka
Semua pahlawan memiliki—kita harus katakan—sesuatu yang lebih
dalam diri mereka, semata-mata karena mereka melekatkan kehidupan mereka pada sesuatu yang lebih besar.
Seorang pahlawan adalah seseorang yang telah memberikan
hidupnya kepada sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.
—Joseph Campbell
Para pahlawan cenderung jadi pemenang lebih dari para
pemenang sendiri. Didorong oleh sesuatu di luar mereka menggerakkan mereka mengambil risiko jadi lebih berani, berbelaskasihan, rela,
bertanggung jawab, dan berani. Para pahlawan mengerti selalu ada
yang lebih dari sekadar yang dilihat mata. Para pahlawan tidak takut
berdiri atau menonjol. Kerelaan untuk bangkit di atas alam normal
membuat mereka kelihatan luar biasa.
Pada saat menulis bagian ini, film The Avengers ada di antara tiga
teratas box office sepanjang masa. Menarik untuk mencatat bahwa
seorang avenger (penuntut balas) adalah seorang yang membenarkan
kesalahan-kesalahan. Bagian yang membuat film ini berhasil adalah
bahwa para penuntut balas ini adalah para pahlawan yang unik secara individu yang belajar bekerja sebagai suatu tim. Terpisah satu
sama lain mereka hebat; bersama-sama mereka membuktikan jadi
yang tak terkalahkan.
Captain America memiliki kombinasi kemenangan dari kekuatan dan kehormatan yang lebih tinggi, namun sedikit naïf. Thor menarik hati dan baik hati serta menggunakan sebuah palu yang tak
dapat ditaklukkan, namun dia mempercayai saudara laki-lakinya ke-
62
DI PI LI H
tika seharusnya tidak mempercayainya. Iron Man sangat cerdas dan
lucu dengan seorang tokoh yang pendiam, namun dia juga kasar dan
agak payah. The Hulk memiliki kekuatan liar yang kasar dan tidak
memiliki kuasa untuk mengendalikannya. The Black Widow luar biasa gesit dan sangat cerdas di bawah tekanan namun dia membawa
masa lalu yang gelap di dalam dirinya. Dan daftar ini dapat memuat
suatu kelebihan dari pahlawan-pahlawan super lainnya, namun intinya adalah mereka semua memiliki kekuatan dan kelemahan yang
unik.
Selain Yesus, setiap pahlawan Alkitab memiliki kekuatan dan
kelemahan! Para pahlawan super terdiri dari pria dan wanita serta
datang dalam segala bentuk dan ukuran… persis seperti Anda dan
saya.
Kristen berarti pengikut Kristus dan yang diurapi. Kita menyembah pahlawan kita, Yesus, dengan membiarkan ketentuan dan
anugerah Allah yang menjadikan kita pahlawan. Dengarlah tuntutan Paulus kepada gereja di Efesus:
Allah itu kuat, dan Dia ingin kamu menjadi kuat. Maka
ambillah segala sesuatu yang telah ditentukan sang Tuan
bagi kamu, senjata-senjata buatan terbaik dari bahan-bahan
yang terbaik. Dan pakailah mereka sehingga kamu mampu
berdiri terhadap segala sesuatu yang dilemparkan Setan ke
jalanmu. Ini bukanlah kontes atletik sore hari yang akan kita
tinggalkan dan lupakan hanya dalam beberapa jam. Ini untuk
memelihara, suatu pertempuran hidup atau mati hingga akhir
melawan Setan dan semua malaikatnya.
Bersiaplah. Bangkitlah melawan jauh lebih banyak daripada
yang dapat kamu tangani atas dirimu sendiri. Ambillah
semua bantuan yang dapat kamu peroleh, setiap senjata yang
Anda M ungkin Jadi Seorang Pahlawan
63
diberikan Allah, hingga ketika semuanya berakhir kecuali
teriakanmu yang masih berdiri di atas kakimu. Kebenaran,
keadilan, damai sejahtera, iman dan keselamatan lebih dari
kata-kata. Belajarlah bagaimana menerapkannya. Kamu akan
memerlukannya di sepanjang hidupmu. Firman Allah adalah
suatu senjata yang sangat diperlukan. Dengan cara yang sama,
doa sangat penting dalam peperangan yang berkelanjutan
ini. Berdoalah keras dan lama. Berdoalah untuk saudara dan
saudarimu. Jagalah matamu tetap terbuka. Jagalah supaya roh
satu sama lain terjaga sehingga tidak seorang pun yang akan
jatuh ke belakang atau mundur. (Efesus 6:10-18, MSG)
Ada sejumlah besar keterangan dalam bagian ini. Marilah
memerincikan poin-poin penting ini, karena ayat-ayat dalam surat
Efesus ini menguraikan amanat dari buku ini.
1. Allah itu kuat, dan Dia ingin putri-putri-Nya kuat.
2. Senjata-senjatanya adalah yang tertinggi.
3. Dengan senjata-senjata ini di tangan, tidak akan ada serangan musuh yang akan membuat Anda tak berdaya.
4. Anda sedang berada dalam suatu peperangan rohani antara
hidup dan mati.
5. Jika Anda bersiap sekarang, Anda tidak akan tertangkap.
6. Anda tidak dapat melakukan ini dengan kekuatan Anda
sendiri sebagai manusia.
7. Kebenaran, keadilan, damai sejahtera, iman, dan keselamatan adalah penerapan kehidupan.
8. Firman Allah adalah suatu senjata yang tidak tergantikan.
9. Doa bukanlah pilihan.
Bapa surgawi kita telah mengantisipasi masing-masing kebutuhan kita dan telah memampukan kita mengatasinya. Persenjataan
64
terbaik yang dibuat menurut ukuran yang sempurna menanti kita.
Bagian-bagian yang tidak mengenal waktu ini memiliki kuasa untuk
memenangkan pertempuran yang datang segera dan juga di masa depan kita. Kita ada di tengah-tengah suatu pergumulan antara terang
dan gelap, dan kehidupan dan kematian tergantung secara seimbang.
Kita tidak seharusnya berbalik dan melarikan diri dalam ketakutan.
Selama kita hidup di bumi ini, sang naga akan membentuk senjata-senjata yang dia harapkan akan menang melawan kita. Sang musuh akan bangkit dan berperang melawan seluruh putri-putri Allah.
Tetapi dia tidak akan menang, karena kita memiliki pedang-pedang
yang ditempa dalam api. Ketika putri-putri Allah menarik pedangpedang mereka, sang musuh akan berbalik
Fakta
mundur.
tentang Anggar
Hadapilah ke depan, tetaplah
Kekanglah agresivitas
berdiri, angkat pedang Anda, dan
lawanmu dengan
biarkan sang musuh melihat wajah
menyerangnya setiap
seorang pahlawan yang elok.
kali dia datang dan
mendekat
4
Medan Perang
Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,
tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasapenguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara.
–Efesus 6:12
Dalam fasal ini kita akan menjawab pertanyaan, “Di mana peperangan itu?” dan “Siapa musuh saya?”
Jawaban cepat dan sederhana adalah bahwa peperangan kita terjadi dalam suatu alam yang tidak terlihat, dan musuh-musuh kita
bukanlah orang-orang yang kita kenal.
Kita hidup dalam suatu dunia yang terus berubah di mana waktu seperti yang kita kenal akan segera berakhir pada kekekalan: “Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.” (1 Korintus
7:31).
Dunia dan semua yang ada di dalamnya diciptakan oleh sesuatu
yang belum dapat kita lihat.
Ambillah atom yang hebat sebagai suatu contoh. Dapatkah
mata telanjang melihatnya? Tidak. Namun tenaga dan pemikiran
tentang atom tidak berhenti hanya karena kita tidak dapat melihatnya. Dalam The Screwtape Letters, satu setan memperingatkan setan
66
DI PI LI H
lainnya, “Di atas semuanya, jangan coba-coba menggunakan ilmu
pengetahuan (Maksud saya, ilmu pengetahuan yang sebenarnya)
sebagai suatu pembelaan untuk menentang Kekristenan. Itu akan
mendorongnya secara positif untuk berpikir tentang realitas-realitas
yang tidak dapat disentuh atau dilihat olehnya.”3
Kita tidak dapat beranggapan bahwa hanya karena sesuatu itu
berada di luar alam perhatian kita, maka itu tidak ada pengaruhnya
atas kita. Ini saatnya kita menggunakan pikiran kita. Inilah kabar
buruknya: pikiran Anda terlibat dalam suatu pertandingan gulat,
dan tidak ada jalan bagi Anda untuk memilih keluar.
Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,
tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasapenguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12)
Kabar baiknya adalah bahwa Anda memiliki kuasa untuk memilih dengan apa Anda bergulat. Musuh kita ingin mengalihkan
fokus kita dari pertandingan gulat yang tidak terlihat sehingga kita
dialihkan dan dikendalikan oleh suatu bayang-bayang penyataan
si jahat. Dia tidak ingin melihat kita menyerang sumbernya yang
sebenarnya yang mengeluarkan bayangan itu. Berusaha mengalahkan musuh dengan bergulat melawan manusia dapat disamakan dengan mencoba membinasakan satu pohon dengan mengambil semua
buahnya. Untuk membunuh sebuah pohon, Anda harus menghancurkan sistem akarnya.
Ada suatu sistem kegelapan yang sama sekali tersembunyi di
suatu tempat, yang sering bekerja atau menyatakan diri melalui kehidupan masyarakatnya. Manusia tidak menargetkan Anda, meskipun saat itu Anda merasa demikian. Sesuatu yang jauh lebih cerdik
M edan Perang
67
dan kuno menargetkan Anda dalam pandangannya, karena sang
naga takut akan apa yang Anda bawa.
Sama pastinya dengan kesakitan yang mendahului persalinan
normal, ada peperangan-peperangan bersifat sementara sebelum
mimpi-mimpi yang kekal. Sekarang itu terlihat seperti sebuah mimpi
buruk yang mengaburkan mimpi Tuhan kita yang paling berfaedah
dan mulia. Secara individu, kita adalah mimpi-Nya, berperang dan
menang. Namun harapan-Nya bagi kita tidak berhenti di sana; kita
melihat mimpi-Nya untuk kita semua seperti dicerminkan dalam
doa yang diilhamkan Roh ini:
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga
untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan
mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti
Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau,
agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya,
bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah
memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan
kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita
adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam
Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu,
bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau
mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
(Yohanes 17:20–23, penekanan ditambahkan)
Di meja Perjamuan Terakhir-Nya, dikelilingi oleh kesebelas murid-Nya yang percaya, Yesus sedang berdoa bagi kita. Dia mengikutkan kita dalam doa-Nya yang suatu hari nanti akan percaya karena
mereka. Melalui Kitab Suci kita mengamati mereka berjalan bersama
Yesus, berlari dari-Nya, dan kembali membawa kemuliaan bagi-Nya.
68
DI PI LI H
Sama seperti Yesus memerlukan hidup dan perkataan mereka menjadi suatu kesaksian yang menunjukkan Dia kepada kita, saatnya
telah tiba bagi kita untuk menyingkapkan Yesus kepada orang lain.
Ini artinya orang-orang lain akan percaya karena Anda.
Bagaimana ini terjadi? Itu terjadi melalui kemuliaan Allah. Suatu
definisi yang sangat terbatas tentang kemuliaan-Nya adalah “kadar
Allah yang penuh” atau “kepenuhanSama pastinya
Nya.” Allah memberikan Anak tunggaldengan kesakitan Nya sepenuhnya, dan Yesus memberikan
yang mendahului hidup-Nya sepenuhnya. Tidak pernah
persalinan normal, ada bagian yang tidak diberikan, tidak
ada peperangan- ada cadangan yang tersisa. Semua tercakpeperangan
up di dalamnya, benar-benar satu dalam
bersifat sementara tujuan dan pernyataan. Tujuan doa Yesebelum mimpisus adalah agar kita semua menjadi sehati
mimpi yang kekal. dan sepikiran sehingga dunia sekali lagi
akan melihat kemuliaan Sang Bapa dan
Sang Anak, oleh Roh, di dalam mempelai-Nya.
Sedihnya, sementara saya membaca ayat-ayat di Yohanes 17 ini,
saya menyadari bahwa bahkan Yesus terkadang harus menunggu
suatu waktu yang lama hingga doa-Nya dijawab… tentu saja karena
kita belum bersatu.
Kita semua unik, sehingga kita dapat melihat, mendengar,
merasa, dan mencium secara berbeda. Ekspresi kita tentang beribadah dapat dan seharusnya bervariasi, namun jika hidup kita sebagai
suatu tubuh pada akhirnya akan berhasil, kita harus menjadi satu.
Alkitab The Message mengungkapkan Yohanes 17:23 demikian:
Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku.
Maka mereka akan dewasa dalam kesatuan ini,
M edan Perang
69
dan memberi bukti kepada dunia yang tidak mengenal Allah
bahwa Engkau telah mengutus Aku dan mengasihi mereka
dengan cara yang sama Engkau telah mengasihi Aku. (penekanan
ditambahkan)
Jika kita bersatu, ada suatu kesempatan dunia bisa percaya,
tetapi jika kita terpecah belah dan terbagi-bagi, rintangan-rintangan
itu akan bertumpuk melawan kita! Perilaku budaya dan komunitaskomunitas Kristen saat ini telah menyebabkan penduduk bumi ini
mempertanyakan segala sesuatu yang kita percayai. Apakah kita sedang bertindak karena Allah lebih dulu telah mengutus Anak-Nya
untuk menyelamatkan dunia yang hilang, atau apakah kita berperilaku dalam satu cara yang mengatakan bahwa itu semua mengenai kita? Apakah kita percaya Allah mengasihi mereka sama seperti Dia mengasihi Yesus? Apakah sulit membayangkan bahwa Sang
Bapa mengasihi kita sama seperti Dia mengasihi Anak surgawi-Nya?
Saya percaya inilah waktunya kita mulai bertindak seperti jawaban
kepada doa Yesus. Ketika gambaran tentang satu hati dan pikiran ini
terlihat, inilah yang akan terjadi:
Bapa, Aku ingin mereka yang Engkau berikan kepada-Ku
berada bersama dengan Aku, di mana Aku berada, sehingga
mereka dapat melihat kemuliaan-Ku, kemegahan yang Engkau
berikan kepada-Ku, telah mengasihi-Ku, bahkan jauh sebelum
dunia ada. (ayat 24, MSG, penekanan ditambahkan)
Apakah Anda menyadari Anda adalah suatu anugerah yang diberikan Sang Bapa kepada Anak-Nya? Seolah-olah Sang Bapa berkata, “Ini, Yesus, simpan yang seorang ini jauh di dalam hati-Mu.
Dia adalah sebuah harta karun yang nantinya akan Engkau gali.”
70
DI PI LI H
Kesatuan ini adalah sebuah misteri. Bagaimana kita bisa bersama
Dia ketika kita masih ada di dunia ini? Jawabannya: di dalam Kristus
semuanya menjadi satu. Dunia yang tidak mengenal Allah sedang
mencari-cari bukti Kristus di dalam kita. Saya ragu mereka akan
melihatnya hingga kita menyadari pikiran Kristus di dalam kita. Kesadaran ini akan terjadi ketika kita berubah dari diri kita sendiri dan
melihat kepada-Nya.
Kitab Efesus menjelaskan misteri ini dengan cara yang terbaik.
Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh
penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih
karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala
hikmat dan pengertian. Sebab Ia telah menyatakan rahasia
kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaanNya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkanNya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu
untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala
sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi. (1:7-10)
Kitab Suci ini sekali lagi membuatnya jelas bahwa tidak ada
yang tidak diberikan; kita telah ditebus dengan limpahnya, diampuni, dan dianugerahi dengan hikmat dan pemahaman mengenal
misteri kehendak dan tujuan-Nya yang sebelumnya telah ditetapkan
di dalam Kristus sehingga surga dan bumi disatukan di dalam Dia.
Yesus datang setelah waktunya genap, dan sekarang kita hidup di
bumi ini sementara waktu semakin berkurang. Apa yang mungkin
terjadi jika kita satu hati, satu suara, satu visi dan tujuan, satu nama,
satu kerajaan, dan satu amanat untuk memuliakan Yesus? Sekali lagi
kita akan hidup di jalan itu sehingga dunia yang letih ini akan melihat surga.
M edan Perang
71
Kedamaian tidak terjadi dengan sendirinya. Kedamaian adalah
buah pekerjaan dari putra-putra dan putri-putri Allah.
Allah memberkati mereka yang bekerja untuk kedamaian,
sebab mereka akan disebut anak-anak Allah.
(Matius 5:9, NLT )
Perpecahan terjadi tanpa usaha atau peran apa pun yang kita
lakukan. Perpecahan telah menjadi jalur alamiah bagi dunia ini sejak kejatuhan manusia. Kesatuan dan kedamaian menuntut hikmat
yang disengaja dan strategis. Kita harus mengerjakan tindakan-tindakan surga untuk menghadapi gagasan-gagasan budaya kita.
Perpecahan tidak pernah memuliakan Yesus. Ketidaksehatian
memecah-belah hati, rumah, suara, visi, tujuan, dan kerajaan. Perpecahan memiliki banyak wajah: kesombongan, kemarahan, kegeraman, pertengkaran, fitnah, gosip, kutukan, perselisihan, kepahitan dan
tersinggung, sihir dan penyembahan berhala (lihat Galatia 5:19-21).
Penghinaan ini memperoleh jalan masuk ke dalam dunia kita ketika
kita hidup dengan naluri manusia yang duniawi dan kasar. Meskipun perpecahan memiliki banyak wajah, namun pada akhirnya ia
hanya memiliki satu tujuan tunggal: kehancuran kita.
Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan
diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah
berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang
datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari
setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan
diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan
jahat. (Yakobus 3:14-16)
72
DI PI LI H
Salah satu tujuan Allah adalah melihat sang mempelai bersatu
seraya memahami bahwa Dia cemburu karena kasih mempelai itu
hanyalah milik-Nya sendiri. Ini berarti kadang-kadang kita harus
berperang untuk menjadi satu. Yesus telah menaklukkan kematian,
neraka, dan kuburan, sehingga Dia dapat menjadi satu dengan kita
dan kita dapat menjadi satu dengan
Fakta
yang lain. Beberapa hubungan
tentang Anggar
yang sangat kuat ditempa ketiBetapa menariknya pedang
ka besi menajamkan besi dan
di abad ke enam belas
sehingga lebih banyak
hasilnya kedua pihak yang
bangsawan (40.000) mati
berselisih jadi dipertajam.
akibat duel (pertarungan
Jauh lebih sering, Anda akan
dengan pedang untuk
menghadapi penolakan terbemempertahankan kehormatan
sar untuk bersatu begitu Anda
mereka dibanding perang
secara sengaja memutuskan hikonvensional.
dup dalam kesatuan.
Kapan pun Anda memiliki satu bendera yang berfungsi melindungi dan memberdayakan banyak orang,
Anda akan melihat perpecahan akan berusaha memasukkan mantranya ke dalam barisan. Saya telah melihat dinamika ini dimainkan
lagi dan lagi dalam segala sesuatu, dari persahabatan hingga kepada
gereja. Perhatian dialihkan dari mengapa Anda memilih hidup bersama, dan fokusnya berubah menjadi bagaimana kebutuhan-kebutuhan Anda tidak bertemu.
Jika Anda hendak melalui neraka, teruskanlah.
—Winston Churchill
Anda tidak mendirikan kemah di neraka…teruslah berjalan
maju. Suatu contoh mengenai hal ini ditemukan dalam pernikahan.
M edan Perang
73
Saya tidak tahu mengenai Anda, tetapi John dan saya tidak pernah
benar-benar bertengkar pada masa pacaran. Tetapi setelah kami
menikah dan mengikat perjanjian menjadi satu di hadapan Allah,
bendungan itu pecah. Bukan hanya pertengkaran yang ada di dalam
pernikahan, namun lembaga pernikahan ini sedang ada di bawah
serangan. Apa yang telah Allah definisikan seharusnya tidak kita
definisikan ulang, dan apa yang telah dipersatukan-Nya tidak seharusnya kita pisahkan. Perceraian merajalela ketika sebuah generasi
memutuskan bahwa tidak apa-apa menipu atau meninggalkan jika
suatu pasangan merasa mereka tidak saling cinta lagi.
Ada serangan-serangan atas pernikahan juga di dalam pernikahan. Saya tak dapat memberi tahu Anda seberapa sering John dan
saya terkejut mendengar pasangan-pasangan yang kelihatannya tidak
pernah bertengkar dalam pernikahan mereka, namun sedang di ambang perceraian. Kami telah belajar bahwa kadang-kadang kurangnya konflik di dalam suatu pernikahan berarti Anda tidak sedang
berjuang untuk itu. Ada saatnya Anda harus berjuang untuk menjadi
satu.
Seperti yang sekarang Anda tahu, naga tidak memiliki asal
muasal mereka dalam mitos fantasi. Referensi kita, naga mewakili
Setan, agen kuno dari kematian rohani. Persaingan, fitnah, memperbandingkan, dan kata-kata yang menaburkan perpecahan adalah
bahasa sang naga.
Sama seperti sang wanita dalam kitab Wahyu menggambarkan
Israel, Maria, kaum wanita, dan sang mempelai, sang naga menggambarkan ular di Taman Eden, Setan, Lewiatan, dan semua yang
berusaha membelokkan sifat dan perkataan-perkataan Allah. Naga
yang cerdik itu jahat dan diberi kuasa oleh suatu roh anti-Kristus.
Sebelum Adam dan Hawa dapat menggenapi mandat Allah untuk beranakcucu di Taman Eden, sang ular menyambar. Dia bukan
74
DI PI LI H
hanya memisahkan mereka, namun juga memecah wewenang mereka dan memindahkan mereka dari suatu taman Allah yang nyaman
dan terpelihara.
Tidak ada wilayah yang netral di bumi ini; setiap inci persegi,
setiap sepersekian detik, diklaim sebagai milik Allah,
dan diklaim balik oleh Setan.
—C. S. Lewis
Dia masih meringkuk dalam bayang-bayang mimpi buruk sambil menunggu untuk menyambar siapa pun yang berani bermimpi.
Sang naga sepenuhnya bertujuan memecah-belah, merendahkan
martabat, dan menjadikan tawar hati siapa pun yang berharap untuk bangkit dan bergerak ke dalam terang dengan berani bermimpi
dalam kegelapan.
Saudari terkasih, jika Anda berani bermimpi, Anda harus cukup
berani untuk berjuang.
Dari keuntungan seorang pahlawan, lihat kehidupan Anda dan
dengan berani lihatlah melampaui orang-orang dan penderitaan. Seberapa sering Anda telah melihat seekor ular bergelung dalam bayang-bayang—tersembunyi hingga saatnya menyambar harapan dan
mimpi-mimpi Anda?
Ketika Anda masih anak gadis kecil, mungkin sang naga mengucapkan kata-kata api yang mengubah harapan-harapan Anda menjadi abu. Mungkin dia membelokan ucapan-ucapan hingga Anda
membayangkan pikiran-pikirannya adalah pikiran Anda sendiri.
Apakah seseorang pernah berkata bahwa Anda jelek, gendut, kerempeng, rata, bodoh, sok pintar, pendek, atau tinggi? Mungkin kasih
sayang orang tua Anda berubah jadi kebencian dan yang tadinya
tempat perlindungan di rumah Anda berubah menjadi hanya cang-
M edan Perang
75
kang kosong. Barangkali seseorang mengendarai sayap-sayap sang
naga di malam hari dan mendatangi Anda dalam kegelapan dan
menjamah Anda di tempat-tempat dan dengan cara-cara yang membuat Anda merasa malu dan kotor. Barangkali ketika ular rasa malu
merayap menjauh, dia mendesis, “Engkaulah yang memintanya; kau
menginginkannya; kaulah yang membuatku melakukan ini.”
Dengan suatu cara yang aneh, kata-kata pertama yang menyalahkan ini telah berlanjut mengepung wanita bahkan sejak masa
Adam. Ketika seorang pelindung gagal melindungi, adalah lebih
mudah menyalahkan yang lain daripada mengakui bahwa dia telah
gagal. Memang benar bahwa ular itulah yang menyebabkan Hawa
bersalah. Tetapi Adam yang hebat tidak ditipu. Dia dengan rela mengambil apa yang tidak seharusnya dia miliki. Dia ingin menjadi Allah tanpa berada di bawah pemerintahan-Nya. Bahkan saat ini, jika
seorang pria mencuri kehormatan seorang gadis atau wanita, adalah
lebih mudah menyalahkan tindakannya karena pengaruh dari Hawa
dan bukannya mengakui kebenaran: dia ingin mencuri kehormatannya dan menguasainya.
Jadi, sementara beberapa milenium telah berlalu, apakah menyalahkan wanita pernah membebaskan laki-laki? Tidak! Apakah
menyalahkan laki-laki pernah membebaskan wanita? Tidak! Yesus
datang untuk mengambil kesalahan itu satu kali dan untuk semuanya. Menyalahkan selalu merupakan pengalihan dari apa yang sebenarnya terjadi. Setiap kesakitan yang disebabkan oleh orang-orang
hanyalah merupakan suatu bayangan dari apa yang berada di balik
adegan itu. Kita berjuang bukan dengan daging dan darah. Ada
seekor naga dalam bayang-bayang ini. Dia suka mengacaukan tindakan dan pandangan anak-anak Allah. Baik pria maupun wanita,
keduanya menjadi sasaran penipuan sang ular. Dia ingin mencuri
hak kita dan memburukkan kemampuan kita dalam membawa
76
DI PI LI H
gambar Allah: “Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh
dan membinasakan” (Yohanes 10:10).
Ketika di mana ada pencurian, kematian dan kehancuran segera
mengikuti. Adam dan Hawa mengambil apa yang seharusnya bukan
milik mereka, dan kematian dengan segera mendapatkan pintu masuk ke dalam taman kekekalan kita. Dunia segera diikuti bangkitnya
kebinasaan ini.
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh
satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu
telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah
berbuat dosa. (Roma 5:12)
Yesus menempatkan kita untuk bertumbuh ketika kita secara
individu dan kelompok memulihkan apa yang telah hilang melalui
pencurian, kematian dan kebinasaan. Ketika kita bersatu dalam tujuan dan bertumbuh dalam kekuatan individu kita, kita dapat dipersamakan sekali lagi dengan suatu taman mulia di mana Tuhan
sendirilah yang menjadi tukang kebunnya.
Pada waktu itu Allah akan menghunus pedang-Nya,
pedang-Nya yang tanpa ampun, besar dan kuat.
Dia akan menghukum ular Lewiatan itu ketika dia melarikan
diri,
sang ular Lewiatan terpukul dalam pelarian.
Dia akan membunuh sang naga tua
yang hidup di dalam laut.
“Pada waktu yang sama, suatu kebun anggur yang baik akan
muncul.
M edan Perang
77
Ada sesuatu untuk dinyanyikan tentangnya. Aku, Allah,
memeliharanya.
Aku menjaganya untuk disirami dengan baik.
Aku tetap menjaganya dengan hati-hati
sehingga tidak seorang pun dapat merusaknya.” (Yesaya 27:1-3,
MSG, penekanan ditambahkan)
Sementara Alla kita yang Maha Tinggi berperang, kita bertumbuh. Sementara kita umat-Nya bertumbuh, Allah kita menyerang
dengan suatu pukulan yang mematikan. Peperangan di surga terlihat
di bumi, dan peperangan di bumi tidak lepas dari perhatian surga.
Kita bertumbuh ketika kita satu sama lain bersama untuk tujuan
surga.
Saudari terkasih, kepahlawanan paling dahsyat yang dapat
Anda lakukan adalah dengan berbuah. Berulang kali di sepanjang
Kitab Suci, Allah merujuk umat-Nya sebagai kebun anggur, taman,
dan ladang. Anda disamakan dengan sebuah taman yang ditanamNya. Pohon-pohon tidak menyerang apa yang ditanam di sekeliling
mereka, juga tidak membayangkan bahwa keindahan bunga-bunga
yang mekar dalam naungan mereka akan mengurangi kemuliaan
dan kekuatan mereka. Maka biarlah akar Anda menembus dalam
dan menarik kekuatan Anda dari sesuatu yang tidak terlihat, dan
jangan pernah membiarkan bayangan sang naga membinasakan cahaya masa depan Anda.
5
S a lib s e p e rti
Sebuah Pedang
Darah berhubungan dengan apa yang telah kita lakukan,
sementara Salib berhubungan dengan siapa kita. Darah itu
membuang dosa-dosa kita, sementara Salib itu menyerang akar
kemampuan kita akan dosa.
–Watchman Nee
Ketika Anda berpikir tentang Salib Kristus, tidak diragukan bahwa
banyak kata terbersit dalam pikiran, namun barangkali pedang bukanlah salah satu di antaranya. Namun saya percaya bahwa Salib memiliki kuasa untuk berbicara secara berbeda kepada masing-masing
kita seraya kita berjalan melalui musim kehidupan yang berubah.
Maka marilah beristirahat sejenak dan pikirkanlah apa makna Salib
bagi Anda saat ini.
Selama suatu musim Paskah saya mengajukan sebuah pertanyaan kepada teman-teman saya di media sosial dengan bertanya,
“Dalam satu kata, apa arti Salib bagi Anda?”
Saya diberkati dengan suatu limpahan jawaban. Koleksi katakata yang biasa untuk menggambarkan Salib termasuk kasih (jawaban yang paling populer sejauh ini), anugerah, kebebesan, pengampu-
80
DI PI LI H
nan, dan penebusan – dan semuanya berkisar kepada Yesus, hidup,
kemurahan hati, pengorbanan, dan suatu perasaan yang diliputi rasa
syukur, dengan banyak lagi definisi yang indah menari-nari di antara
kata-kata yang telah saya daftarkan di sini.
Pertama, biarlah saya segera katakan bahwa tidak ada satu kata
tunggal dengan definisi yang benar tentang Salib. Salib itu menjembatani jarak yang sangat besar antara surga dan bumi untuk mendamaikan Allah dan manusia dan mengubahkan apa yang tampak
sebagai suatu kekalahan mengejutkan menjadi suatu kemenangan
yang mempesona. Harapan perubahan yang menguatkan ini telah
merentang berabad-abad. Tidak ada kemenangan lain yang cukup
kuat untuk meraih ke belakang dan menerangi sejarah kelam manusia sementara pada waktu yang sama meluaskan sinarnya hinga
ke masa depan. Karena itu, saya ragu luasnya dan bermaknanya apa
yang terjadi di atas salib dapat ditangkap dan dipahami oleh katakata kita yang terbatas di bumi. Namun penaklukan Salib lebih dari
tanpa batas waktu. Itu kekal.
Tutuplah mata Anda untuk sejenak, dan bayangkanlah sebuah
salib kayu. Saya ingin Anda melihat apa yang tadinya merupakan
sebuah pohon hidup yang indah sekarang dihiasi menjadi suatu alat
kematian tanpa nyawa. Semua dahan dan kulit kayunya dipotong,
kayu mati itu ditebang dengan kasar dan diserpih. Potongan-potongan kasar itu digabungkan untuk membentuk sebuah salib kayu, dan
ketika ditegakkan, salib itu secara aneh terlihat seperti sebuah pedang dengan ujungnya di dalam tanah.
Sekarang bayangkanlah Yesus, Firman yang menjadi daging
dan Anak Allah yang mulia, dengan tubuh-Nya yang telanjang
dan dipukuli terbaring sepanjang mata pedang yang mengerikan
ini. Paku-paku sembilan inci telah menusuk tangan-tangan-Nya ke
palang salib, dan di belakang kepala Tuhan kita ada gagang pedang
S alib seper ti Sebuah Pedang
81
kayu. Barangkali di surga, salib dan pedang adalah satu dan serupa.
Sama seperti Adam mencuri buah dari satu pohon terlarang dan
menyebabkan semua yang di dalamnya mati, Yesus mati di atas suatu
kayu gersang dan demikianlah hasilnya bahwa semua yang ada di
dalam Dia boleh hidup.
Baru-baru ini ketika saya mempelajari kitab Ibrani, saya menemukan beberapa kata yang familiar yang mengandung suatu suatu
arti baru yang mendalam setelah petualangan singkat saya mengenai
dunia pedang:
Ketika Allah mengadakan perjanjian-Nya kepada Abraham,
Dia menjaminnya hingga pada pangkalnya, meletakkan nama
baik-Nya atas janji itu… Ketika Allah ingin menjamin janjijanji-Nya, Dia memberikan perkataan-Nya, sebuah jaminan
batu karang yang teguh – Allah tidak dapat membatalkan
kata-kata-Nya, dan karena perkataan-Nya tidak dapat berubah,
janji yang demikian tidak dapat berubah. (6:13, 17-18, MSG,
penekanan ditambahkan)
Ketika saya membaca ayat ini, tiba-tiba sebuah gambaran yang
gamblang berkelebat di celah pikiran saya. Saya tidak lagi memandang salib itu sebagai sebuah pohon kematian yang kasar. Sebaliknya
itu terlihat seperti sebuah pedang kayu dengan ujungnya yang tajam
menikam ke dalam bumi kita yang rusak. Saya melihat tubuh Yesus
berbaring di sepanjang mata pedang itu. Lengan-lengan-Nya yang
terentang terbuka lebar pada palang salib seolah-olah bahkan dalam
kematian yang luar biasa menyakitkan pun ketaatan-Nya menyambut kita semua.
Hal yang mengubahkan pemahaman saya adalah penelitian
saya mengenai pedang dan terminologinya, yang membawa satu
82
DI PI LI H
pengertian yang baru tentang frase pada pangkalnya. Sebelum penelitian ini, saya hanya memikirkan istilah ini dalam makna ungkapan
yang berupa kiasan, yang mengungkapkan “hingga paling ujung,
sepenuhnya,” dan “tidak ada yang tersisa.” Tetapi sekarang saya menyadari ada suatu pengertian harafiah mengenai pada pangkalnya,
karena kata pangkal mengacu pada anatomi sebuah pedang.
Pangkal pedang adalah gagang pedang, mulai dari di mana
mata pedang berakhir. Pangkal pedang termasuk palang pedang,
pemukul, dan gagang. Ketika disatukan, semua komponen ini dikenal sebagai pangkal pedang.
Ketika sebuah pedang digerakkan menusuk seorang lawan
sedemikian rupa hingga ke pangkal pedang, hanya ada peluang kecil bagi sang korban untuk lolos dari kematian. Mata pedang hanya akan ditarik kembali ketika sang lawan merasa kemenangannya
telah pasti. Menikam seseorang sedemikian hingga ke pangkal pedang adalah suatu gerakan kejam yang dilakukan oleh musuh yang
agresif yang menikmati kontak yang dekat dengan kesakitan korban
mereka. Si penyerang memastikn kemenangannya karena dia telah
telah sepenuhnya menutupi jarak di antara mereka. Tidak ada jarak
yang aman di antara sang musuh dan dirinya.
Melalui persembahan Anak-Nya, Yesus, Allah menggunakan
salib itu seperti sebuah pedang untuk membunuh permusuhan antara Allah dan manusia.
Di atas Salib Allah memelihara janji-Nya kepada Abraham
sepenuhnya.
S alib seper ti Sebuah Pedang
83
Siapa yang Bertanggung Jawab
untuk Salib Itu?
Sering saya dengar orang-orang berkata bahwa Setan menyalibkan Tuhan kita yang mulia, tetapi perumpamaan berikut ini menyingkapkan sesuatu perbedaan yang menyedihkan. Cerita dimulai
ketika seorang tuan menanami suatu kebun anggur, memagarinya,
menggali sebuah pemerasan anggur, membangun sebuah menara,
dan menyewakan tanah itu kepada para penyewa. Ketika musim
buah tiba, dia mengutus hamba-hambanya secara sendiri-sendiri,
yang oleh para penyewa itu dipukuli, dibunuh, dan dilempari batu.
Maka kemudian sang tuan mengutus lebih banyak hamba, dan mereka ini juga dianiaya dan dibunuh. Akhirnya sang tuan mengutus
anaknya dengan harapan bahwa para penyewa itu akan menghormati
anaknya dan memberikan haknya. Simaklah siapa para pemainnya
ketika cerita ini dibentangkan:
Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu,
mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris,
mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.
Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun
anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun
anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan
penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan
membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya
akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang
akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya."
Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca
dalam Kitab Suci:
84
DI PI LI H
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
telah menjadi batu penjuru:
hal itu terjadi dari pihak Tuhan,
suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan
diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang
akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (Dan barangsiapa jatuh ke
atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia
akan remuk.)"
Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar
perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa
merekalah yang dimaksudkan-Nya. (Matius 21:38-45, penekanan
ditambahkan)
Dalam perumpamaan ini, Allah Bapa adalah sang tuan, nabinabi dan raja-raja zaman dulu adalah hamba-hamba yang diutusNya, Yesus adalah sang Anak, dan imam-imam serta orang-orang
Farisi adalah para penyewa. Kemudian ketika peristiwa ini dibukakan, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya mengenai apa yang
akan terjadi:
"Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah,
maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."
Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan
tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama
Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk
menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh
Dia. (Matius 26:2-4)
S alib seper ti Sebuah Pedang
85
Yesaya dan Daud menubuatkan bahwa umat pilihan Allah akan
membunuh Anak tunggal-Nya. Para pemimpin agama berpikir
bahwa dengan membunuh Anak Allah, mereka akan dapat mencuri
warisan-Nya.
Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab
kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan
Tuhan yang mulia. (1 Korintus 2:8, penekanan ditambahkan)
Apa sifat lemah yang dimiliki setiap penguasa masa itu? Mereka
tidak dapat melihat pengubahan dan kuasa kemenangan Salib itu.
Penunjukan pada para penguasa ini dapat mencakup siapa saja,
dari kekuasaan agamawi dan politis pada zaman Kristus hingga Pangeran Kegelapan, yang turut bekerja melalui bisikannya secara tidak langsung dan melalui jaringan kaki tangannya yang jahat.
Saya bertanya-tanya apakah Setan mengharapkan pembunuhan
Anak Tunggal Allah oleh mereka yang Dia sebut “umat pilihan”
akan memastikan murka Allah yang kekal menimpa kita? Lagi pula,
mencuri satu buah dan serakah ingin menjadi sama dengan Allah
telah membuat Adam dibuang dari Taman Eden. Maka, tidakkah
membunuh Anak Allah akan menjadi akhir bagi kita semua – dalam
pemikiran Setan?
Rasul Paulus mendahului pernyataannya di atas yang penuh
pengertian (1 Korintus 2:8) dengan mempertentangkan hikmat Roh
dengan hikmat manusia:
Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di
kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan
dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia
ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi
86
DI PI LI H
yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan
rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah
bagi kemuliaan kita. (ayat 6-7, penekanan ditambahkan)
Hikmat Allah telah bekerja sebelum kebodohan kita muncul.
Sebelum waktu dilahirkan, Allah sedang memikirkan Anda. Salib
telah ditenun ke dalam permadani surga yang misterius dengan hikmat yang kekal. Pemberian kasih-Nya yang hebat ini terus-menerus
membentang dan menyingkapkan dirinya.
Pikirkanlah, Yesus adalah anak domba kita sebelum domba
diciptakan. Dia adalah Juruselamat dunia kita sebelum dunia dijadikan. Seandainya semua ini tidak cukup, kita dipilih “di dalam Dia”
sebelum ciptaan dibuat tanpa noda!
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan,
supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Efesus 1:4)
Sebelum Taman Eden ditanami benih, kita sudah ditanam di
dalam Dia. Sebelum Adam dan Hawa diusir keluar dari taman itu,
kita dengan aman tersembunyi di dalam Kristus. Sebelum dosa-dosa
kita merah seperti kain kesumba, Allah telah membasuhnya menjadi
seputih salju.
Saya tidak berpikir para penguasa zaman itu khususnya terkejut bahwa Yesus bangkit dari kematian. Mereka telah melihat
orang mati dibangkitkan sebelumnya, dan Yesus telah memberi tahu
semua orang bahwa Dia akan bangkit setelah tiga hari. Saya pikir
Setan tahu kebangkitan adalah bagian dari rencana. Apa yang Setan
dan para penguasa itu mungkin tidak sadari adalah bahwa ketika
Yesus bangkit dari kuburan itu, kita bangkit bersama Dia! Kitab Suci
memberi tahu kita,
S alib seper ti Sebuah Pedang
87
Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi
bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di
dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang
telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
(Galatia 2:19b-20, penekanan ditambahkan)
Dia bukan hanya menggantikan tempat kita; Dia memberikan
kita…milik-Nya. Kita memiliki hidup-Nya, nama-Nya, firman-Nya,
kuasa-Nya, dan janji-Nya. Tidak seorang pun dari kita yang hidup
ketika Kristus disalibkan. Tetapi itu tidak masalah, karena bahkan
sebelum waktu dimulai, kita sudah dipilih di dalam Yesus Kristus…
ditentukan sebagai anak-anak Allah. Sama seperti di dalam Adam
kita semua berdosa, di dalam Kristus kita semua diampuni. Hidup
kita tersembunyi di dalam Kristus adalah rahasia yang Dia rindu
terus-menerus untuk disingkapkan.
Anda lihat, Salib itu selalu menjadi
Hikmat Allah
bagian dari rencana. Itu bukanlah rencana
telah bekerja
cadangan yang dimasukkan ke dalam
sebelum
kisah ketika Adam dan Hawa gagal. Itu
kebodohan kita
adalah penyelamat kegagalan. Setiap hari
muncul.
Yesus hidup untuk menyatakan isi hati,
kehendak, dan hakekat Allah kepada penghuni bumi yang sesat
– “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti
yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini
dari keturunan Allah juga.” (Kisah para Rasul 17:28, penekanan ditambahkan).
Dialah hidup kita, pencipta kita, dan yang mengubah kita.
Dengan mempelajari pengertian dari setiap kata ini, saya dapat meluaskan makna ayat ini dan mencurahkan lebih banyak cahaya men-
88
DI PI LI H
genai konsep “di dalam Dia” ini. Karena Dia, kita tidak lagi berada
di dalam Adam. Kita hidup di dalam Kristus dan duduk bersama
Dia ketika kita hidup di bumi ini.
Kematian Yesus seharusnya tidak mendatangkan keterkejutan,
namun kelihatannya akibatnyalah yang mengejutkan. Meskipun Yesus secara berulang-ulang telah memberi tahu baik sahabat-sahabatNya maupun para pengkritik-Nya yang sengit bahwa Dia akan menderita dan mati dan setelah tiga hari akan bangkit kembali, hanya
saja mereka tidak dapat dan tidak hendak mendengarkannya.
Sejak saat itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya dengan jelas bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem, dan
bahwa Dia akan menderita banyak hal-hal mengerikan di
tangan tua-tua, imanm-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Dia
akan dibunuh, tetapi pada hari yang ketiga akan bangkit dari
kematian. (Matius 16:21, NLT, penekanan ditambahkan)
Ini bukanlah satu dari sekian kalinya Yesus berbicara dalam
perumpamaan sehingga hanya “mereka yang memiliki telinga yang
dapat mendengar” (lihat Matius 13:10-17). Yesus memberitahukan
murid-murid-Nya dengan jelas dan berulang-ulang bahwa dalam
masa yang tidak lama lagi Dia akan pergi ke Yerusalem secara sengaja, di mana para pemimpin umat itu akan menolak-Nya. Peristiwa-peristiwa perpalingan ini akan menghasilkan penderitaan yang
mengerikan, kematian dan kebangkitan. Seperti yang Anda tahu,
Petrus bertindak sebegitu jauh hingga menarik Yesus ke samping dan
menegur-Nya karena mengatakan demikian.
Petrus membawa Dia ke samping dan mulai menegur
Dia karena mengatakan hal-hal yang demikian. “Allah
S alib seper ti Sebuah Pedang
89
menjauhkannya, Tuhan,” katanya. “Ini tidak akan pernah
terjadi kepada-Mu!”
Yesus berpaling kepada Petrus dan berkata, “Enyahlah
dari pada-Ku, Setan! Engkau suatu jebakan berbahaya bagiKu. Engkau semata-mata hanya melihat dari cara pandang
manusia, bukan dari cara pandang Allah.” (Matius 16:22-23,
NLT )
Ada begitu banyak yang terjadi dalam pertukaran ini. Pertama, tidakkah aneh bahwa dalam sebuah percakapan di mana Petrus
membicarakan surga dan menyebut Yesus “Tuhan,” namun Yesus
melihat pada Petrus dan berbicara kepada Setan?
Lalu ada penyingkapan bahwa jaminan Petrus yang berapi-api
tentang keselamatan dan perlindungan bagi pemimpin yang dia kasihi sebenarnya sebuah undangan kepada jebakan kematian. Dan
terakhir, tetapi tak kalah mengejutkannya, ada penyingkapan bahwa
ada kalanya Setan dan manusia berbagi dalam cara pandang yang
sama.
Untuk memperjelas, mari mengerjakannya secara matematika,
karena nampaknya surga dan bumi menuntaskan persamaan mereka
dengan sangat berbeda.
• Persamaan oleh Penguasa Dunia (Manusia dan Setan):
Penolakan + Penderitaan + Kematian = Kehilangan Kuasa
dan Kalah
• Persamaan oleh Penguasa Surga (Yesus dan Allah):
Penolakan + Penderitaan + Kematian = Kuasa dan
Kemenangan Tanpa Batas
Ini adalah suatu gerakan yang sangat tidak logis dan berlawanan
dengan intuisi sehingga bahkan meskipun dijelaskan sepenuhnya,
ini benar-benar tak diperkirakan. Kemenangan ini bukan hanya mi-
90
DI PI LI H
lik Yesus sendiri, karena kemenangan-Nya menjadi milik kita. Kuasa
yang mengubahkan ini tidak dapat ditemukan di manapun lebih
baik selain dalam kehidupan Petrus. Si pemenggal telinga yang dulunya penyangkal Kristus, yang suaranya terdengar seperti suara Setan,
kemudian terlihat dengan berani menentang setiap orang yang dulu
biasa membuatnya gemetar ketakutan.
Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah
telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan
dan Kristus."
Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat
terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul
yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah
kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama
Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan
menerima karunia Roh Kudus. (Kisah para Rasul 2:36-38)
Kita telah diselamatkan, diampuni, disembuhkan, dikasihi, dianugerahi, dimampukan, dan diperbarui “di dalam Kristus.” Sama
seperti “di dalam Kristus” Allah menangkap kita sebelum kita jatuh.
Misteri dan keajaiban tentang ini akan selamanya
terbentang.
Fakta
Kekekalan sendiri akan menyingtentang Anggar
kapkan kebrilianan Salib.
Emosi-emosi yang
Sebelum ada seorang musuh, sepaling buruk untuk
buah taman, seorang laki-laki, seorang
bertarung anggar
wanita, dan seekor ular, telah ada seadalah kemarahan
buah jawaban. Sebelum ada sebuah pedan ketakutan..
rang, telah ada sebuah kemenangan. Bah-
S alib seper ti Sebuah Pedang
91
kan sebelum ada konsep tentang suatu permainan, Salib telah menjadi agen pengubah permainan. Salib itu adalah sarana yang memudahkan tujuan yang untuknya Yesus lahir. Pohon yang matilah yang
membawa kita kembali kepada kehidupan. Allah meninggikan kita
jauh sebelum kita tersandung. Dia menyediakan suatu jalan bagi kita
sebelum kita tersesat. Dia mengasihi dan mengenal kita lebih dulu,
bahkan jauh sebelum kita mengenal-Nya. Allah menutupi kita sebelum kita menyadari kita telanjang dan menjadikan kita utuh sebelum
kita tahu bahwa kita telah rusak. Sang Pemberi Seluruh Hidup kita
mengubah Salib menjadi sebuah Pohon Kehidupan.
Mengapa alatnya adalah salib? Atas jalannya hidup, saya telah
belajar bahwa Allah mengizinkan kekejaman dan kebejatan moral
manusia untuk menyingkapkan betapa dalam dan putus asanya kita
membutuhkan Dia. Penelitian saya mengenai pertarungan pedang
mungkin telah menyingkapkan satu dari banyak alasan.
Croise
Dalam penelitian saya, saya temukan hal mengagumkan bahwa sebuah gerakan perang anggar atau pedang klasik disebut croise, sebuah
kata Francis yang berarti “menyeberang atau mengambil mata pedang.” Gerakan ini dilakukan dengan memancing serangan seorang
lawan yang bermusuhan kembali kepadanya, dan dalam proses ini
sang musuh terperdaya.
Beginilah sebuah gambaran gerakan croise: “Gerakan croise-lah
yang membuatnya berhasil: menambahkan kekuatan otot hanya
akan membuat segala sesuatu tidak seimbang dan merusak kemampuan Anda untuk secara tepat menempatkan ujung pedang Anda
ke tempat yang seharusnya. Croise bekerja secara khusus melawan
92
DI PI LI H
seorang ahli anggar yang sangat bersemangat, karena itu menghabiskan tenaganya, mengubah kekuatan dan kesukaannya berperang
menghantam dirinya sendiri.”4
Ketika anggar berubah menjadi sebuah olahraga dan pindah
dari Italia dan Francis ke Britania Raya, orang-orang Inggris menyederhanakan nama gerakan ini menjadi “salib.” Pikirkanlah! Apa yang
terjadi di atas salib? Juruselamat kita yang agung mengambil mata
pedang ketika lambung-Nya ditusuk, namun di atas salib Dia mengambil permusuhan segala abad ke dalam diri-Nya sendiri. Sesuatu
yang seharusnya menghancurkan terbukti menjadi berkemenangan.
Kuasa croise, atau salib, berasal dari tuas. Ketika menyerang
dengan jurus yang tepat dan bergerak tanpa ragu-ragu, sang lawan
berlari menuju mata pedang Anda. Ini bukanlah suatu gerakan
yang memerlukan sebuah tangan yang kuat, bahkan, yang terbaik
melakukannya adalah dengan sentuhan paling lembut.
Di atas kayu salib, Allah menjadikan tuas semua yang Dia punya demi semua yang kita bisa. Hampir tiga abad sebelum kelahiran
Kristus, ahli matematika Yunani, Archimedes membuat hipotesis
mengenai kekuatan tuas: “Berilah aku sebuah tuas, dan Aku akan
memindahkan bumi.”5
Salah satu dari persamaan untuk pengungkit adalah Waktu =
Kekuatan x Jarak Vertikal.6 Dalam sekejap, Salib telah menjangkau
jarak yang tak dapat dibayangkan antara Allah dan manusia dan
mengatasi semua kuasa permusuhan.
Salib itu adalah jantung Allah, dan bumi menjadi titik tumpuNya pada saat Kristus memberikan nyawa-Nya untuk menyelamatkan dunia ini.
Yesus tidak menawarkan perlawanan ketika transfer ilahi terjadi. Dia menyerahkan jiwa-Nya kepada Allah dan tubuh-Nya kepada musuh-musuh-Nya.
S alib seper ti Sebuah Pedang
93
Nama Yesus adalah satu-satunya tuas yang mengangkat dunia ini.
—Pengarang tidak dikenal
Sama seperti nama Yesus mengangkat dunia ini, Salib Kristus
adalah jantung yang menyelamatkan dunia ini.
Pada akhirnya, pertarungan pedang bukanlah suatu kontes
kekuatan; ini mengenai kecakapan dan ketahanan strategis. Yesus
menahan salib dan menanggung kuasa se- Di atas kayu salib,
luruh dosa kita untuk menyadari tujuan- Allah menjadikan
Nya: “Alasan Anak Manusia menyatakan tuas semua yang
diri-Nya adalah untuk membinasakan
Dia punya demi
pekerjaan-pekerjaan si jahat” (1 Yohanes semua yang kita
3:8, penekanan ditambahkan).
bisa.
Tuhan kita yang mulia, Yesus, Anak
dari Yang Maha Tinggi, menyatakan diri dalam pandangan kita
supaya Dia dapat membongkar kerajaan yang telah dibangun oleh
si jahat. Yesus adalah Imanuel – Allah beserta kita, tidak nampak
namun tak tergantikan. Sekalipun Dia tampaknya tidak kelihatan,
Dia sebenarnya bertambah dalam pengaruh, sebab kehadiran-Nya
melingkupi kita semua. Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Dia dibatasi oleh kekangan penampakan-Nya sebagai manusia; sekarang Dia
mengelilingi kita dengan Roh-Nya (lihat Matius 28:20).
Saya percaya Kristus menginginkan kita melanjutkan pekerjaanNya sehingga, sama seperti Dia menyatakan Sang Bapa, kita juga
memuliakan Sang Anak. Setiap tindakan yang kita pilih seharusnya
membawa orang-orang lain mendekat kepada-Nya.
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena
Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua
94
DI PI LI H
pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu
perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah
membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan
ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu
manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan
damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya,
di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan
melenyapkan perseteruan pada salib itu. (Efesus 2:13-16)
Salib melenyapkan setiap jejak permusuhan antara Allah dengan
manusia, dan melalui darah Yesus serta tubuh-Nya yang terpecah,
kita semua dijadikan satu. Di dalam Kristus, pria dan wanita adalah
satu tubuh. Di dalam Kristus, orang Yahudi dan bukan-Yahudi dicangkokkan ke dalam satu pohon anggur. Di dalam Kristus, orangorang kudus Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menjadi satu awan
saksi-saksi.
Ketika saya membaca ayat-ayat di kitab Efesus ini, hati saya
terkoyak oleh betapa dalamnya kehebatan dan keindahan mereka.
Segala sesuatu yang telah dicapai oleh ketaatan Yesus mempesona
saya. Yesus menyediakan satu jalan bagi kita di dunia ini, namun
kita tidak lagi dari dunia ini, karena kita sudah pindah dari dunia
ini di dalam Dia. Di dalam Kristus, kita dimuat dan sekaligus tak
dapat dimuat
Semua kehendak baik yang terampas di Eden dipulihkan di
dalam Dia. Sama mengagumkannya dengan kehidupan di Eden,
kehidupan kita di dalam Dia pada akhirnya akan jauh lebih baik.
Dia menutupi kita jauh lebih baik dari daun-daun pohon ara yang
dapat layu atau dari kulit seekor domba yang mati; Dia memakaikan
kita jubah kebenaran-Nya yang hidup dan mengubahkan kita dari
dalam ke luar. Kita bukan hanya tulang kerangka yang dibentuk dari
S alib seper ti Sebuah Pedang
95
tulang dari tulang-Nya. Dia melapisi kita dengan kelembutan daging
dari daging-Nya. Dia menjauhkan hati kita yang keras dan memberi
kita hati yang baru yang diciptakan dari garis keturunan-Nya. Lalu
Dia memenuhi kita dengan Roh yang sama yang membangkitkan
Kristus dari kematian sehingga setiap bidang yang membusuk dihidupkan kembali dan ditebus.
Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari
antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah
membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang
diam di dalam kamu. (Roma 8:11)
Dia menjadi seperti kita sehingga kita dapat menjadi seperti Dia.
Di dalam Dia suatu rahasia besar dinyatakan, dan entah bagaimana
kita semua menjadi satu.
Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang
baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari
tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati
yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapanKu dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka
akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.
(Yehezkiel 11:19-20)
Di dalam Kristus, orang banyak berbagi dalam satu hati. Di
dalam Dia, pria dan wanita menjadi satu. Melalui pengorbanan-Nya,
Kristus dan mempelai-Nya menjadi satu. Di dalam Dia, semua yang
terpecah-pecah dapat dipersatukan. Pengorbanan yang sungguhsungguh taat dari Kristus menyelamatkan kita sepenuhnya. Salib
96
DI PI LI H
mempunyai kuasa untuk mempersatukan semua orang rela merangkulnya.
Di dalam Kristus, mereka yang jauh, hilang dan berkelana,
datang mendekat.
Kambing Hitam
Apakah Anda tahu bahwa pada zaman dulu ketika Harus menjadi
imam, dua ekor kambing dibawa ke altar sebagai suatu persembahan?
Yang satu disembelih sebagai suatu kurban bagi dosa; yang lain dimaksudkan sebagai kambing hitam dan tidak dibunuh. Sang imam
memindahkan dosa umat Allah kepada kerangkanya yang gemetar.
Kemudian kambing itu dilepaskan. Seperti Kain, kambing ini ditandai dan dikutuk untuk mengembara di padang gurun dalam rasa
malu (lihat Imamat 16:10).
Kambing ini sekarang dihindari. Dia tidak lagi mendapat bagian dalam kawanan ternak. Sang gembala tidak lagi menyediakan
padang rumput yang menyenangkan dan perlindungan baginya.
Jika sang kambing hitam mendekat pada seseorang, dia harus diusir.
Dia sulit beristirahat dan sendirian di malam hari, kedinginan tanpa
kehangatan ternak lain. Pada siang hari dia mengembara di panas
terik. Sang kambing hitam menghabiskan hari-harinya mencari air
dan makanan, bergantung pada kemurahan hati binatang-binatang
buas yang kelaparan.
Apakah Anda pernah mengalami seperti seekor kambing hitam? Barangkali Anda disalahkan, dijauhkan, dikucilkan, dan ditolak. Dibebani oleh dosa dan rasa bersalah, mungkin Anda telah
berkelana di suatu padang gurun. Bahkan mungkin saat ini Anda
berbaring sendirian setiap malam dan dalam ketakutan. Apakah
S alib seper ti Sebuah Pedang
97
Anda sudah berusaha keluar dari “yang terasing” dan mereka tidak
mengizinkan Anda? Apakah keluarga Anda menyalahkan dan mendorong Anda menjauh? Apakah Anda ditekan untuk ditandai keluar
dari lingkungan persahabatan Anda atau dipaksa keluar dari perlindungan sebuah gedung gereja?
Tidak masalah! Di dalam Yesus, ada ruang tersedia bagi Anda.
Kita semua memiliki cacat, namun Dia tidak bercacat. Tidak perlu lagi ada seekor kambing hitam, karena Yesus telah menanggung
semua dosa. Darah Kristus membawa masuk semua orang yang telah
mengembara dan menyingkirkan semua bekas rasa malu yang berusaha mengucilkan dan menahan kita untuk tetap sebagai kambing
hitam.
Bahkan ketika Dia mati, Dia dapat melepaskan penghukuman,
namun sebaliknya Dia berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab
mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Lukas 23:34). Dengan perkataan ini, jejak Allah di dalam Anak-Nya menyingkirkan
pola menyalahkan yang telah dilakukan Adam kepada Hawa. Darah anak Adam, Habel berteriak dan menamai saudaranya sebagai
seorang pembunuh. Darah Yesus menamai saudara-saudaranya ‘yang
diampuni’. Itu sebabnya Alkitab mengatakan darah Yesus berbicara
mengenai hal-hal yang lebih baik: “Kamu sudah datang…kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang
berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.” (Ibrani 12:22-24).
Perkataan yang lebih baik adalah, “Bapa, ampunilah mereka.”
Dia memilih ditandai bersama kebinasaan kita daripada menandai
kita untuk kebinasaan yang sebenarnya layak kita terima.
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah,
98
DI PI LI H
dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian. (Yesaya 53:4-6)
Yesus tidak melakukan apa pun yang layak menerima hukuman, dan kita tidak melakukan apa pun yang layak untuk pengorbanan-Nya. Dia ditolak, dikhianati, ditikam, diremukkan, dipukuli,
disesah, ditindas, dan kemudian disalibkan.
Hanya suatu Allah yang adalah kasih yang akan memberikan
Roh-Nya kepada mereka yang bertobat karena membunuh anakNya. Mereka berpikir bahwa salib itu adalah akhir bagi Yesus; mereka tidak pernah berpikir bahwa itu adalah permulaan mereka. Salib
itu adalah pedang kasih.
Setelah lebih dari tiga dekade mempelajari Alkitab, kadangkadang saya heran kalau saya bahkan baru mulai mengerti pemikiran tentang Salib ini. Itu bukanlah suatu simbol kekuatan; itu
adalah ukuran dari semua kekuatan. Apa yang merupakan kematian
bagi Kristus menjadi kehidupan yang melimpah bagi kita.
Yesus kita adalah Firman Allah dan janji-Nya sedang, telah dan
tidak akan dapat berubah: “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin
maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” (Ibrani 13:8).
S alib seper ti Sebuah Pedang
99
Salib itu adalah jaminan utama dari setiap janji yang diberikan.
Itulah sebuah pedang yang membunuh setiap sisa-sisa jejak
permusuhan antara surga dan bumi, sama pastinya seperti sebuah
pedang yang mengubahkan kita melalui pembedahan oleh Firman
itu. Salib itu adalah harapan Anda bahkan sebelum Anda menyadari
Anda berputus-asa, jawaban sebelum Anda menyadari ada suatu
masalah. Salib itu melambangkan kesetiaan Allah yang menyatakan
iman-Nya di dalam kita. Melalui Salib itu kita diperlengkapi untuk
berjalan di dalam Dia.
BAGIAN DUA
DIPERLENGKAPI
6
Me n ja di S eorang
Pejuang
Pergumulan itu menguatkan.
Berperang dengan kejahatan memberi kita kekuatan
untuk lebih banyak memerangi kejahatan.
–Ossie Davis
Saya percaya Allah telah membangkitkan putri-putri-Nya untuk
menjadi lebih dari sekadar prajurit. Dia memanggil kita untuk menjadi pejuang. Karenanya, dalam pasal ini saya akan menggunakan
beberapa istilah militer, namun pahamilah bahwa saya tidak sedang
mengacu kepada abdi negara kita ketika saya memperbandingkan
sifat alamiah seorang prajurit dengan sifat alamiah seorang pejuang.
Ketika saya mempelajari buku-buku tentang pedang atau anggar, saya segera menyadari ada suatu lapisan motif yang luas sehingga
mengangkat senjata dan terlibat dalam pertarungan.
Ada teroris-teroris yang marah yang berjuang dengan cara-cara
yang kejam dan curang demi kenekadan mereka dan sebab-sebab
penderitaan kesakitan yang mereka alami. Lalu ada tentara bayaran
yang suka berperang, begitu sukanya sehingga mereka tidak memerlukan penyebab apa pun, dan kesetiaan mereka adalah untuk dijual
104
DI PER LEN G K API
dengan tawaran yang paling tinggi. Di ujung lain spektrum ini adalah prajurit-prajurit yang bekerja dan melayani di bawah komando suatu pasukan.
Akhirnya, ada mereka yang merupakan para
pejuang.
“Pejuang” adalah sebuah gaya hidup, dan banyak
dari pertarungan yang mereka perjuangkan adalah dengan musuh-musuh yang tidak terlihat. Semua pejuang
harus terampil dalam sesuatu yang bagi samurai zaman
dulu disebut jalan pejuang, suatu pendekatan pada kehidupan yang merangkul kebebasan tanpa takut. Saya
tidak dapat memikirkan sikap yang lebih baik untuk
kita bayangkan. Jika kita mengatur ulang kata-kata ini,
kita menangkap pendirian seorang tawanan: takut tanpa kebebasan.
Menyedihkannya, takut tanpa kebebasan sedang
menjadi suatu hal baru yang normal bagi banyak
orang. Sebagai putri pejuang, kita memiliki kesempatan kehilangan hidup kita dan memperoleh hidup milik
Allah. Ini berarti kita bebas memilih jalan kebebasan
tanpa takut, karena Tuhan kita telah menyelesaikan
masalah kematian dan kehidupan di atas kayu salib.
Posisi ini unik bagi sang pejuang. Para samurai
menamai pedang-pedang mereka karena mereka percaya setiap pedang memiliki sebuah roh yang melekat
padanya dan memberinya kuasa. Praktik ini berkembang menjadi
penyembahan pedang. Sebaliknya, kita tidak memerlukan sebuah
pedang dengan suatu roh, karena kita memiliki pedang Roh! Diarahkan oleh Firman Allah, kita menggunakan nama Yesus dan
beribadah dengan kehidupan kita ketika kita meninggikan Firman-
M enjadi Seorang Pejuang
1 05
Nya di atas kehendak kita.
Para teroris digerakkan oleh ketakutan, tentara atau serdadu
bayaran dimotivasi oleh ketamakan, dan bahkan para prajurit yang
terdaftar harus mematuhi perintah. Namun pejuang memiliki sebuah pilihan. Menghormati apa yang kudus dan berharga seringkali menjadi ritus peralihan ketika seorang prajurit menjadi seorang
pejuang.
Saudari terkasih, saya yakin Anda mengakui bahwa Anda terlahir dalam suatu masa pergolakan, konflik dan perang. Pertempuran
terjadi di setiap lini. Sedihnya, serangan ini berkisar dari kekejaman
akan penganiayaan dan penelantaran anak di dalam apa yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan rumah yang nyaman hingga jaringan berbahaya yang memperdagangkan sebanyak dua puluh
tujuh juta manusia untuk seks dan tenaga buruh.7 Sebagai tambahan
untuk ketakutan-ketakutan rahasia ini, kita hidup di masa adanya
ancaman-ancaman terbuka. Kita berdiri di sisi lain sebagai bangsabangsa yang menantang satu sama lain dengan ancaman menetap
akan berkurangnya perang.
Karena serangan ini terjadi di banyak lini, melibatkan begitu
banyak orang, dan begitu mengancam, kita tidak dapat membatasi
perjuangan kita hanya kepada peperangan yang ada di hadapan kita.
Tujuan kita harusnya memenangkan setiap pertempuran sedemikian
sehingga kita pada akhirnya memenangkan perang itu dengan gemilang. Pendekatan ini menuntut strategi, intuisi, visi, hikmat, kesabaran, kegigihan, keuletan, suara yang bersatu, dan usaha terpadu.
Untuk menggambarkan hal ini, bayangkanlah sebuah permainan video virtual. Bagaimana Anda berjuang keras jika tujuan Anda
hanyalah memenangkan level saat ini? Sebagaimana yang saya pahami, seorang pemain dengan pola pikir yang demikian tidak akan
berjuang dengan sangat gigih atau bertahan dalam permainan itu
106
DI PER LEN G K API
untuk waktu yang sangat lama. Pikirkanlah, saya sama sekali tidak
bisa memainkan permainan itu, namun anak-anak saya telah meraih
beberapa level tingkat ahli. Dan setelah pengamatan yang terbatas,
saya memperhatikan tujuannya bukanlah hanya menyelesaikan tantangan yang ada di level satu dengan cepat. Selalu ada sesuatu untuk
dipetik atau dipelajari pada level berikutnya yang akan Anda perlukan kemudian.
Saya mengamati ketika anak-anak saya bermanuver dan mengambil risiko untuk mendapatkan benda-benda tertentu yang tersembunyi dalam batasan suatu jalur pada level yang diberikan. Masingmasing benda ini memiliki suatu nilai yang unik, namun perlunya
benda-benda ini biasanya tidak segera. Lebih sering mereka mengumpulkannya untuk nilai mereka yang akan datang.
Melangkah dari contoh permainan itu dan kembali ke jalur
sungguhan dalam dunia kita, Anda seharusnya tidak pernah menyangsikan bahwa apa yang terlihat sesuatu yang kecil atau keputusan atau gerakan yang tidak penting sekarang mungkin sangat baik
membuka suatu jalan atau bahkan memampukan Anda di masa
mendatang.
Inilah sebabnya mengapa mengerjakan hal-hal kecil dengan
baik sangatlah penting. Bukan hanya tindakan-tindakan yang menggerakkan kita maju ke masa depan; namun pelajaran-pelajaran yang
kita petik di setiap perjalanan kita juga. Memahami bahwa rahasia
yang Anda pilih untuk dijaga atau tindakan Anda tentang kesetiaan
yang tidak terlihat dari musim yang terakhir mungkin sangat baik
melindungi Anda di musim berikutnya.
Para pejuang bergerak melalui kehidupan dengan pandangan ke
depan, dan mereka memahami ada sebuah kesempatan untuk membangun keahlian dan kekuatan di setiap tantangan.
M enjadi Seorang Pejuang
1 07
Bukanlah suatu ladang dengan beberapa hektar tanah,
namun sebuah sebab, sehingga kita bertahan, dan apakah kita
mengalahkan sang musuh dalam satu kali pertarungan,
atau dengan bertahap, akibatnya akan tetap sama.
—Thomas Paine
Peperangan mestinya tidak pernah mengenai kotoran; tetapi
mengenai prinsip-prinsip. Revolusioner Amerika mengangkat senjata
untuk memerangi ketidakadilan di masa mereka. Itu adalah suatu
perang yang mahal dan kejam dengan banyak prajurit dan pejuang
mati di kedua belah pihak. Tetapi ini bukanlah jenis peperangan
yang sedang kita kobarkan. Peperangan kita bukanlah soal ketidakadilan; ini mengenai Allah melawan Setan. Pada akhirnya, Anda
menjadi bagian dari suatu perjuangan kuno antara kegelapan dan
terang.
Target Sang Musuh
Kembali pada studi Kitab Suci, kali pertama saya menemukan kata
pejuang disebutkan adalah dipasangkan dengan kata sifat seperti
heroik, besar, dan hebat: “Kush adalah nenek moyang Nimrod juga,
yang merupakan pejuang heroik pertama di atas bumi,” (Kejadian
10:8, NLT, penekanan ditambahkan).
Penyebutan “pertama di atas bumi” menjelaskan kepada kita
bahwa para pejuang heroik sudah ada di surga, dan Nimrod adalah
manusia perjuang pertama yang dinyatakan di atas bumi. Dunia kita
yang penuh kesukaran ini adalah sebuah cerminan rusak dan kabur dari surga yang agung dan mulia. Karena itu, seharusnya tidak
mengejutkan kita bahwa konflik-konflik peperangan yang dulu ter-
108
DI PER LEN G K API
jadi di surga akan tersebar dan terjadi di bumi. Sama seperti sebuah
peperangan di surga yang digambarkan di dalam kitab Wahyu:
Maka timbullah peperangan di surga. Mikhael dan malaikatmalaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu
oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan;
mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. (Wahyu 12:7-8,
penekanan ditambahkan)
Bagian ini menyingkapkan nama seorang pejuang surga yang
paling hebat, yaitu malaikat Mikhael. Dalam peperangan ini, sang
naga dan pasukannya bukan hanya dikalahkan; mereka dipindahkan. Pertarungan kuno ini berpindah ke tanah yang berbeda, dan
sang naga mengamuk melawan putri-putri Allah.
“Tetapi celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah
turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia
tahu, bahwa waktunya sudah singkat."
Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di
atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak lakilaki itu. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari
burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di
padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu
selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Lalu ular
itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah
perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu. (ayat 12-15,
penekanan ditambahkan)
Ada begitu banyak simbol-simbol nubuatan di sini yang tidak
berani saya katakan bahwa saya memahami semuanya. Bagian ini
M enjadi Seorang Pejuang
109
siap dipahami dengan makna rohani dan harafiah, namun terbungkus dalam serba misteri, ada satu kebenaran yang jelas: ular naga yang
jahat ini pantang menyerah dalam pengejarannya akan kehancuran
“sang wanita.” Para penafsir Alkitab mempercayai dalam bagian ini,
sang wanita mewakili Israel. Kemudian sang naga mengerahkan
peperangannya kepada anak-anaknya.
Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi
memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukumhukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. (ayat 17, penekanan
ditambahkan)
Jangan salah, Setan ingin menguasai Allah dan membinasakan
anak-anak-Nya. Gereja adalah sebuah istilah feminin, yang mencakup baik laki-laki maupun wanita, tetapi kemarahannya secara
berulang-ulang meningkat melawan wanita itu. Pertama ada Hawa,
lalu Sarah, lalu Israel, lalu Maria. Sekarang serangannya yang sengit
ditingkatkan kepada sang mempelai. Dia memiliki suatu cerita permusuhan yang sudah berlangsung lama terhadap wanita, dan tidak
ada cara yang lebih pasti yang lebih melukai seorang wanita selain
menyerang anak-anaknya. Dan siapa anak-anak dari wanita ini?
Semua yang memelihara perintah Allah dan memegang kesaksian
akan Yesus. Apakah Anda termasuk di sini?
Saudari terkasih, Anda sudah tahu bahwa Anda adalah sebuah target. Anda juga bisa jadi terpilih menjadi seorang pahlawan
pejuang.
11 0
DI PER LEN G K API
Pejuang Asli
Saat berikutnya istilah pejuang disebutkan dalam Kitab Suci adalah
merupakan sebuah penyingkapan mengenai Allah yang Maha
Tinggi: “TUHAN adalah seorang pejuang; Allah adalah namaNya!” (Keluaran 15:3, NLT ).
Allah, Bapa kita yang Agung dan Kudus, adalah pejuang yang
paling pertama. Tuhan dari segala sesuatu bukanlah seorang Bapa
paruh waktu dan prajurit paruh waktu. Allah kita yang Maha Tinggi
lebih dari keduanya itu. Dialah Bapa Pejuang kita yang Maha Kuasa,
dan kita adalah putri-putri-Nya – tulang dari tulang-Nya dan daging
dari daging-Nya. Itulah alasannya bahwa terjalin di dalam struktur
kita adalah DNA seorang pejuang.
Saya ingin kita mampu bergerak maju dengan suatu langkah
tegas dan perasaan benar yang jelas. Anda adalah seorang putri dan
sekaligus seorang pejuang. Bahkan ada nama-nama yang lebih puitis
yang diberikan kepada penunjukan ini, seperti putri pejuang atau
pejuang putri. Saya menyukainya. Silakan memilih mana yang paling sesuai untuk Anda. Dalam bab ini saya ingin melukiskan suatu
gambaran tentang seperti apa seorang putri pejuang itu dengan
memperbandingkan dan mempertentangkan konsep antara pejuang
dan prajurit.
Perbedaan pertama terbukti dalam cara bagaimana masing-masing peran ini bermula: para pejuang terpanggil, namun para prajurit
digaji. Anda dapat menjadi seorang pejuang tanpa pernah mendaftarkan diri. Kebutuhan pada zamannya memanggil para pejuang
dan memberi isyarat pada hati mereka untuk berperang. Lihatlah
sekeliling Anda. Tidak adakah sebuah perkara di sana? Para pejuang
tidak diupah untuk menjadi bagian dari sesuatu. Ada suatu dorongan
dalam diri mereka yang membuat mereka terlibat pada perkara itu.
M enjadi Seorang Pejuang
111
Sementara kebanyakan prajurit digaji, para pejuang sejati dibentuk.
Anda bukanlah seorang sipil yang mengikuti wajib militer atau
digaji untuk menjadi bagian dari suatu peperangan yang sedang
berlangsung di sebuah negeri yang jauh. Tidak ada organisasi yang
dapat menugaskan Anda, karena Anda adalah seorang putri kerajaan
dari Sang Raja – dipilih untuk suatu tujuan. Tidak ada yang tidak
bersifat pribadi mengenai peperangan ini; itu adalah suatu perang
habis-habisan atas keluarga Anda.
Biarlah sang raja terpesona dengan kecantikanmu; hormatilah
dia, sebab dia adalah tuan-mu. (Mazmur 45:11, NIV,
penekanan ditambahkan)
Di sepanjang penelitian saya mengenai pedang dan anggar, satu
tema yang selalu ada: kehormatan. Kata biarlah pada ayat di atas menyatakan ada hal yang dapat menolak atau menyangkal sukacita sang
raja akan kecantikan Anda. Saya percaya cara yang terutama kita menyangkal jalan masuk sang Raja pada kecantikan kita adalah melalui
ketidakhormatan. Sedihnya, kita hidup di zaman ketika ketidakhormatan bukan hanya merajalela, namun dirayakan.
Budaya kita saat ini lebih seperti mendorong kaum wanita untuk
tidak menghormati tubuh mereka dengan ketidaksopanan, ketidakpantasan, kegemukan, dan ketidakteraturan makan lainnya dibandingkan menghormati tubuh mereka melalui kesopanan, kepantasan
dan sikap yang tidak berlebihan. Apa yang dulunya dipegang sebagai
suatu kebajikan – integritas, sebuah nama baik, dan suatu reputasi
yang luhur – tidak lagi dirayakan dalam nyanyian-nyanyian budaya
kita. Anda mungkin lebih banyak mendengar gerakan-gerakan tarian yang cabul, aksesoris yang mahal, mobil-mobil yang cepat, dan
112
DI PER LEN G K API
wanita-wanita yang berkumpul dengan laki-laki yang mudah menghamburkan uang di sebuah bar. Nampaknya di dalam dunia semu
para penyanyi rap yang suka pamer, orang sombong, tidak senonoh,
tidak mengindahkan moral, dan serakah ini telah mendapat rasa
hormat kita.
Rayuan telah menggantikan kecantikan, dan kuasa manipulasi dihargai lebih dari pengaruh kebijaksanaan. Kebodohan tidak
lagi diperlukan untuk memanggil kita dari jalan-jalan ketika pesan
dan musiknya dapat dengan mudah menemukan jalannya masuk ke
rumah-rumah kita.
Suami saya selalu mengatakan bahwa rasa hormat dimulai di
dalam hati dan menemukan jalannya keluar hingga dinyatakan melalui tindakan-tindakan kita. Begitu juga, saya percaya cara menjadi
putri pejuang dimulai di dalam hatinya. Karenanya, dia dengan
tekun menjaganya dengan menjaga pikirannya. Ini berarti memberikan perhatian pada apa yang didengar dan dikatakan sama seperti
apa yang dilihat dan dilakukan. Ancaman menyimpang tentang rasa
tidak hormat ini ingin menenun dirinya ke dalam struktur hidup
kita dan mencemari semua yang seharusnya elok.
Raja Pejuang kita elok.
Citra-Nya melampaui apa yang dapat kita bandingkan.
Keindahan menakjubkan dari alam ciptaan ini hanyalah sebuh
potongan dari keindahan-Nya.
Lautan yang luas, langit yang membubung tinggi, dan gununggunung yang menjulang menyatakan kekuatan, ketidakterukuran,
dan keindahan yang abadi dari kekuatan-Nya.
Setiap makhluk hidup – dari tanaman hingga hewan-hewan –
adalah penyingkapan yang sangat menarik tentang kenyataan bahwa
Allah kita sungguh indah!
Dia dengan penuh kasih membentuk putra-putra dan putri-
M enjadi Seorang Pejuang
113
putri-Nya untuk membawa lebih banyak kemuliaan, keagungan dan
keindahan-Nya daripada semua ciptaan yang lain.
Kita adalah karya agung-Nya.
Itu yang menyebabkannya menjadi lebih menyedihkan ketika
kita berperilaku dalam cara yang tidak menghormati hak-Nya untuk memerintah di dalam dan atas kehidupan kita. Ketika kita tidak
menghormati-Nya dengan menghormati yang lain, pantulan-Nya di
dalam kita jadi menyimpang. Bahkan dunia ini tahu bahwa kita semestinya penuh kasih dan karenanya kita indah.
Sebagai putri, kita membawa gambar Bapa kita. Ketika kita
mengasihi-Nya dengan segenap hati kita, itu mencakup perenungan
pikiran kita dan segenap kekuatan kita. Namun ketika kita mengotori pimpinan Firman-Nya melalui ketidaktaatan yang disengaja,
keindahan kuasa Roh Kudus yang mampu mengubahkan itu tidak
akan dipahami oleh dunia yang suka melihat seseorang yang dijadikan baru.
Saya telah belajar dari riset saya bahwa tidak ada jalan untuk
memisahkan seorang pejuang yang benar dari rasa hormat, sebab
para pejuang diikat oleh rasa hormat kepada sesuatu yang lebih
tinggi dari diri mereka sendiri. Para samurai hebat menghidupi disiplin ini, dan para ksatria abad pertengahan mempraktikkan sifat
ksatria. Rasa hormat berarti mereka mengikuti peraturan-peraturan
keras yang menuntut komitmen dan disiplin. Para ksatria menjanjikan kesetiaan mereka untuk mendukung pemerintahan raja-raja
dunia. Sebagai balasan dari kesetiaan mereka, mereka diberi tanah
dan gelar. Seringkali ini berarti bahwa mereka dituntut untuk mati
di medan perang.
Kita tidak melayani seorang raja dunia yang fana yang keadilannya diukur dengan hadiah-hadiah duniawi. Pada akhirnya, Allah
adalah hadiah kita. Suatu hari nanti, hikmat, kemurahan hati, dan
114
DI PER LEN G K API
keadilan-Nya akan mempesona bangsa-bangsa selama berabad-abad.
Inilah Raja kita, Dia yang layak melampaui ukuran kemanusiaan
kita dan melampaui kata-kata manusia kita untuk digambarkan.
Raja kita yang pemurah mengetahui bahwa kita akan gagal
mengikuti suatu peraturan etis yang keras dan tidak ada di antara
kita yang mampu memeroleh suatu tempat kehormatan. Makanya
Dia menerima kita dengan mengangkat kita sebagai anak dan memberi kita kehormatan nama-Nya. Dia tahu kita tidak akan dapat
menemukan jalan, jadi Dia mengajarkan jalan kerajaan-Nya kepada
kita dengan mengutus Anak-Nya ke dalam dunia kita. Raja-Bapa
kita yang mempesona telah memberikan hidup-Nya bagi kita sehingga kita dapat lolos dari hukuman mati yang sudah pasti dan
berbagi dalam kerajaan-Nya yang akan datang dan beroleh jalan masuk kepada otoritas dan kuasa-Nya sekarang.
Jika pernah ada suatu umat degan suatu alasan terikat oleh rasa
hormat, seharusnya kitalah itu. Jadi mengapa ada begitu banyak rasa
tidak hormat di antara umat-Nya? Apakah kita telah menjadi prajurit-prajurit yang letih dan bukannya pejuang-pejuang yang berapiapi? Sejujurnya, saya tidak punya jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, namun saya sungguh percaya bahwa kita dapat menjadi
jawaban terhadap permasalahan ini. Kita memiliki kuasa secara individu maupun kolektif untuk mengubah kecenderungan ini.
Para prajurit dilatih. Para pejuang ditempa.
Menjadi Seorang Pejuang
Apakah Anda siap untuk ditandai menjadi lebih dari seorang prajurit? Jika ya, harap mengerti bahwa proses persiapan Anda menjadi
M enjadi Seorang Pejuang
115
seorang pejuang akan terlihat sedikit agak berbeda. Seluruh prajurit
dilatih, namun sebagai tambahan, sebagai seorang pejuang, Anda
juga ditempa. Saya peringatkan Anda, proses penempaan ini tidak
menyenangkan atau cepat. (Lebih banyak mengenai topik ini akan
dibahas di bab berikutnya)
Setiap prajurit dapat melihat apa yang sedang dilakukan sang
musuh dan kemudian melaporkan pergerakannya. Tidak diperlukan
ketajaman penuh hikmat untuk melihat apa yang kelihatan. Di sisi
lain, para pejuang adalah pemimpin yang juga memperhatikan apa
yang sedang Allah kerjakan dalam dunia yang tidak terlihat. Seorang
prajurit mungkin berkata, “Lihat, kita dikelilingi kekacauan dan masalah.” Seorang pejuang mengetahui bahwa Allah memegang kendali, dan pasukan-Nya sudah bersiap untuk suatu serangan balik.
Dalam Alkitab ada contoh yang hebat mengenai ini ketika
raja Siria mengutus pasukan prajuritnya melawan Elisa, sang nabipejuang. Tidak masalah gerakan apa yang akan diperbuat raja Siria
atau betapa hati-hatinya dia telah menyusun suatu penghadangan,
sebab nabi Elisa memiliki pemahaman rohani, dan dia telah terlebih
dahulu memperingatkan raja Israel. Dengan gusar, raja Siria memutuskan menangkap Elisa. Sepanjang malam, raja yang menjengkelkan ini mengepung seluruh kota Dotan, di
mana nabi itu tinggal. Ketika hamba
Fakta
tentang Anggar
Elisa bangun keesokan paginya, dia
Bertarung anggar yang
diliputi ketakutan. Dia menjelasburuk adalah yang penuh
kan situasi itu kepada Elisa: meemosi, yang tak dapat
diulangi, yang brutal dan
reka dikelilingi oleh kuda-kuda,
membahayakan, dan
kereta-kereta perang, dan suatu
yang mementingkan hasil
kekuatan perang yang sangat bedipenuhi dengan
sar, yang tidak menyisakan jalan bagi
gerakan sia-sia.
mereka untuk melarikan diri. Seperti
11 6
DI PER LEN G K API
seorang prajurit yang baik, dia melaporkan posisi sang musuh. Sekarang dengarkanlah jawaban sang pejuang terhadap berita ini:
Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai
kita dari pada yang menyertai mereka." Lalu berdoalah Elisa:
"Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat."
Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia
melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta
berapi sekeliling Elisa. (2 Raja-raja 6:16-17)
Ketakutan membutakan. Tetapi selalu ada lebih banyak yang
menyertai kita daripada yang kita tahu. Putri-pejuang membawa
keberanian ini dalam hatinya: “Sebab itu apakah yang akan kita
katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah
yang akan melawan kita?” (Roma 8:31).
Ayat Alkitab ini mengajukan suatu pertanyaan dan suatu jawaban. Sebab Dia (Yesus) yang ada di dala kita lebih besar daripada dia (Setan) yang ada di dalam dunia ini (lihat 1 Yohanes 4:4).
Kadang-kadang jaminan ini nampak bagi kita seperti kereta-kereta
berapi yang sedang berkemah; lain kali itu seperti suatu harapan
yang tak terpadamkan yang menyala di dalam hati.
Para pejuang digerakkan oleh suatu mandat internal yang kekal.
Tanggapan mereka diperintahkan dari dalam. Ini berarti mereka
akan memberikan semua kekuatan yang bisa mereka berikan. Ada
suatu luapan dalam tanggapan mereka, sebab anak-anak seharusnya lebih banyak berbuat daripada hamba-hamba yang diupah. Para
prajurit mengikuti perintah dengan teliti. Namun kadang-kadang
perintah-perintah ini dipatuhi tanpa hati yang bergairah seperti komandan mereka. Hukum-hukum tertulis mematikan, namun Roh
tahu bagaimana memberi kehidupan.
M enjadi Seorang Pejuang
117
Orang-orang baik tidak perlu lagi menaati hukum dengan sangat baik.
—Ralph Waldo Emerson
Kembali pada kisah tentang nabi-pejuang kita, Elisa, kita temukan bahwa Allah telah membutakan sang musuh sebagai jawaban
terhadap doa Elisa, dan Elisa telah memimpin seluruh pasukan itu
ke istana raja Israel. Sang raja sangat bersukacita melihat musuhmusuhnya diantarkan ke ambang pintunya, dan dia meminta izin
dari Elisa untuk menyerang dan membunuh mereka semua. Elisa
menjawab:
Tidak demi hidupmu!... Engkau tidak mengangkat tangan
untuk menangkap mereka, dan sekarang engkau hendak
membunuh mereka? Tidak Tuan, buatlah sebuah pesta bagi
mereka dan kirimlah mereka kembali kepada tuan mereka. (2
Raja-raja 6:22, MSG)
Serangan-serangan Siria melawan Israel berhenti setelah peristiwa ini.
Seorang prajurit mungkin telah membunuh setiap orang yang
justru diberi makan oleh sang pejuang. Pembunuhan tidak akan
mengakhiri serangan namun akan meningkatkan tegangan dan
berkembang menjadi suatu peperangan yang semakin penuh kebencian. Elisa memberikan contoh mengenai perkataan Kristus (lihat
Lukas 6:27) sebelum kata-kata itu diucapkan. Roh Allah memimpin
nabi-nabi-pejuang-Nya. Bahkan sang raja menemui Elisa untuk meminta strategi. Sementara mengikuti perintah-perintah manusia dengan teliti, para prajurit mungkin menggerakkan, memerintah dan
membunuh. Sebaliknya, para pejuang akan memimpin dan dengan
memaksa orang lain dengan cara yang menarik untuk bergabung
11 8
DI PER LEN G K API
dalam perkara itu.
Para prajurit memiliki suatu pola pikir yang terdaftar. Mereka
tahu mereka telah menandatanganinya selama beberapa tahun, dan
kebanyakan mereka berniat melakukan hal yang tidak tidak lebih
dan tidak kurang. Mereka memegang jabatan mereka, namun jabatan mereka tidak memegang mereka; mereka bertugas sehingga
mereka dapat pensiun. Pejuang tidak pernah pensiun. Pejuang adalah
sebuah status atau pendirian yang dibawa seseorang sepanjang hidup.
Raja Daud adalah seorang pejuang sepanjang hidupnya. Dia
memenangkan pertempuran pertamanya dengan seekor beruang dan
seekor singa:
Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa
menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang
singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari
kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan
melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia
berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu
menghajarnya dan membunuhnya. (1 Samuel 17:34-35)
Daud telah bertempur dan memenangkan pertarungan ini
sendirian. Saksi satu-satunya adalah domba-domba, bintang-bintang
dan Allah. Saudara-saudaranya mungkin telah mempertanyakan
apakah perkelahian dengan seekor beruang dan singa ini bahkan
pernah terjadi. Anda mungkin memiliki pertarungan Anda pribadi. Anda mungkin telah meraih kemenangan yang tak seorang pun
tahu bagaimana merayakannya. Atau barangkali seperti Daud, Anda
sendirian dan tidak ada yang mempercayai perkelahian yang terjadi.
Bersabarlah: Allah tidak pernah menyia-nyiakan sebuah kemenangan pribadi. Ada suatu hari di bumi atau di surga ketika kemenangan
M enjadi Seorang Pejuang
11 9
itu akan dirayakan! Hari ini datang bagi Daud ketika dia membuktikan dirinya adalah seorang pejuang dengan membunuh Goliat di
depan umum.
Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau
mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing,
tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta
alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini
juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan
aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari
tubuhmu (ayat 45-46, penekanan ditambahkan)
Apakah Anda hampir tak dapat melihat Daud berlari, menambah kecepatan di setiap langkah, digerakkan tanpa takut oleh kekuatan di dalam nama Allahnya? Tetapi saya bertanya-tanya apa yang
mungkin terjadi seandainya Daud memilih untuk tidak membunuh
singa atau beruang itu. Bagaimana jika dia beranggapan bahwa satu
domba tidak layak untuk membahayakan hidupnya? Seorang prajurit akan memutuskan untuk berjaga-jaga lebih baik di masa depan, tetapi bagi seorang pejuang, masa depan itu adalah sekarang.
Seorang pejuang memenangkan semuanya. Jangan pernah membayangkan bahwa apa yang Anda lakukan kepada orang lain atau apa
yang Anda lakukan secara tersembunyi tidak jadi soal. Itu terhitung
lebih dari yang kita tahu. Allah mengamati bagaimana kita mengelola apa yang bukan milik kita sebelum Dia mempercayakan lebih
banyak bagi kita.
Seorang pejuang tidak akan mempertimbangkan berbagai
rintangan ketika yang benar harus menang atas yang salah. Diperlukan hati seorang pejuang untuk mengejar seekor singa dengan seekor
anak domba di mulutnya. Pertarungan yang kita menangkan secara
120
DI PER LEN G K API
pribadi menempatkan kita membunuh raksasa-raksasa di depan
umum.
Saya percaya momen pejuang terbesar dalam diri Daud tertangkap dalam kisah tentang dia yang dibiarkannya hidup. Bagi saya,
kemenangannya yang terbesar bukanlah pada saat ketika para wanita
bernyanyi: “Daud telah membunuh puluhan ribu musuhnya” (lihat
1 Samuel 18:7). Kebesarannya yang sejati sebagai seorang pejuang
dinyatakan dalam suatu jumlah yang jauh lebih kecil – tiga kali.
Daud membuktikan dirinya sebagai seorang pejuang sejati ketika dia
menolak membunuh Saul untuk membela dirinya, dan ketika dia
tidak membunuh Nabal dan Simei, kedua orang yang menghinanya.
Dengan membiarkan mereka hidup dan memberi tempat bagi keadilan Allah, dia membuktikan dirinya adalah seorang raja.
Para pejuang mengerti bahwa mereka membawa sebuah pedang untuk tujuan keadilan, bukan penghukuman. Seorang prajurit sudah akan membunuh mereka semua. Itulah yang dilakukan
seorang prajurit; mereka dilatih untuk mengambil kehidupan. Para
pejuang melakukan lebih. Mereka memPutri-putriberikan dan mengambil kehidupan untuk
pejuang sejati
takut akan Tuhan mendirikan suatu warisan. Para pejuang
bertarung menurut kehendak Allah, sedan karenanya
dengan sukacita mentara para prajurit berperang demi kemenyembah dan hendak manusia.
Saul adalah raja umat Israel, dan dia
menaati Dia.
juga merupakan prajurit mereka. Para
prajurit melayani pasukan, yang adalah suara masyarakat umum.
Dia membuktikan penunjukan ini ketika dia membiarkan umat itu
untuk memaksanya, dan dia kehilangan warisan yang seharusnya
didirikan oleh Allah.
M enjadi Seorang Pejuang
12 1
Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab
telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku
takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan
mereka. (1 Samuel 15:24)
Dengan tak terelakkan, Anda akan melayani siapa yang Anda
takuti. Para pejuang menaati Allah.
Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, harus ditakuti,
seorang Raja yang besar atas seluruh bumi. (Mazmur 47:2)
Putri-putri-pejuang sejati takut akan Tuhan dan karenanya dengan sukacita menyembah dan menaati Dia. Para prajurit takut akan
manusia dan karenanya patuh kepada orang banyak. Semua pejuang
tahu bahwa pada akhirnya mereka akan menjawab satu Tuhan yang
tidak terlihat yang merupakan Pencipta langit dan bumi ini.
Putra - Pejuang Saul
Raja-prajurit Saul benar-benar memiliki seorang putra-pejuang bernama Yonatan, yang merupakan suatu contoh mengagumkan tentang mengikut Allah dan tetap setia. Memperhatikan kehidupannya
menyingkapkan apa yang dapat Allah lakukan ketika kita menyatukan diri kita dengan tujuan-Nya. Saya akan menceritakan kisahnya
di sini, namun harap Anda membaca ayat-ayat ini seolah-olah Anda
belum pernah mendengarnya.
Bangsa Filistin dan bangsa Israel telah bermusuhan untuk jangka waktu yang lama, dan suatu peperangan akan terjadi sebentar lagi.
Bangsa Filistin telah melucuti orang Israel, menyerbu negeri mereka,
12 2
DI PER LEN G K API
dan mengalihkan perhatian mereka dengan perampasan yang menghabiskan persediaan makanan mereka dan secara berulang-ulang
mengusik orang-orang yang melakukan taktik perang gerilya. Tambahan lagi, untuk menelanjangi orang Israel dari senjata-senjata mereka, bangsa Filistin telah memastikan bahwa orang Israel tidak memiliki pandai besi sehingga senjata-senjata baru tidak dapat ditempa.
Pada hari pertempuran itu sebilah pedang atau lembingpun
tidak terdapat pada seluruh rakyat yang ada bersama Saul
dan Yonatan. Tetapi Saul dan Yonatan, anaknya itu, masih
mempunyainya. (1 Samuel 13:22)
Saul dan Yonatan sedang memimpin suatu pasukan yang perlengkapannya parah untuk menghadapi sang musuh. Hanya ada dua
pedang di antara enam ratus laki-laki. Dengan pedang di tangannya, Saul bertahan di daerah pinggiran dan mundur ke sebuah gua,
sementara Yonatan dan pembawa senjatanya menyelinap pergi dan
bertualang ke tepi perkemahan musuh.
Yonatan berkata kepada orang muda yang membawa
senjatanya, “Ayo, marilah kita pergi ke perkemahan orangorang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak
bagi kita, sebab tidak ada yang dapat menghalangi TUHAN
untuk menyelamatkan dengan banyak orang ataupun dengan
sedikit orang.” Dan pembawa senjata ini berkata kepadanya,
"Lakukanlah apa yang ada di dalam hatimu. Lakukan seperti
yang engkau inginkan. Lihatlah, aku bersama hati dan
jiwamu." (1 Samuel 14:6-7)
Apakah Anda mendengar sikap berani Yonatan ini? Dia tahu ini
M enjadi Seorang Pejuang
123
bukanlah tentang dia atau pedangnya. Fakta bahwa pembawa senjatanya tidak memiliki perlengkapan tidak akan berpengaruh dalam
peperangan ini. Hasilnya terletak dalam kemampuan Tuhan. Yonatan tahu bahwa tidak ada yang dapat menghalangi Allah yang menyelamatkan. Sang pembawa senjata harus merasakan iman dalam
kata-kata Yonatan, sebab dia menjawab begitu meyakinkan. “Hei,
Yonatan, lakukanlah bahkan lebih dari apa yang engkau katakan.
Lakukanlah segala yang timbul dalam hatimu, semua yang mungkin
berani kau impikan. Saya tidak bersamamu hanya dari segi kehadiran… Hati dan jiwa saya bersamamu!”
Dengan tiba-tiba, ada cahaya di mata mereka dan semangat
dalam pendirian mereka. sesuatu yang dahsyat terjadi ketika dua
pejuang sepakat dan dengan berani menyatakan kesetiaan Allah dan
komitmen mereka kepada suatu perkara. Yonatan sangat tahu apa
yang terjadi di depan, namun dia juga tahu bahwa dia memerlukan
sebuah strategi. Yonatan mengusulkan sebuah rencana, lalu membiarkan Allah memilih hasilnya. Ini berlangsung demikian: Allah,
kami akan bergerak dengan sembunyi-sembunyi dan menampakkan
diri kami kepada musuh. Jika mereka mengejar kami turun, kami akan
melarikan diri. Tetapi jika mereka mengundang kami mendatangi mereka, maka kami tahu bahwa Engkau telah membereskannya.
Seperti yang direncanakan, mereka menunjukkan diri, dan
prajurit-prajurit Filistin mengundang mereka ke dalam perkemahan
mereka untuk dihajar. Namun undangan untuk dipukuli musuh itu
sebenarnya adalah undangan Allah kepada suatu kemenangan bagi
Israel. Tanpa sedikitpun ragu-ragu, Yonatan dan rekannya bertindak!
Lalu kata Yonatan kepada pembawa senjatanya: "Naiklah
mengikuti aku, sebab TUHAN telah menyerahkan mereka ke
dalam tangan orang Israel." Maka naiklah Yonatan merangkak
124
DI PER LEN G K API
ke atas, dengan diikuti oleh pembawa senjatanya. Orang-orang
itu tewas terparang oleh Yonatan, sedang pembawa senjatanya
membunuh mereka dari belakangnya. Kekalahan yang pertama
ini, yang ditimbulkan Yonatan dan pembawa senjatanya
itu, besarnya kira-kira dua puluh orang…. Lalu timbullah
kegentaran di perkemahan, di padang dan di antara seluruh
rakyat. Juga pasukan pengawal dan penjarah-penjarah itu
gentar, dan bumi gemetar, sehingga menjadi kegentaran yang
dari Allah. (ayat 12-15, penekanan ditambahkan)
Apa yang Anda tahu? Sang musuh panik ketika dua pejuang
bertindak! Ada sesuatu tentang gerakan maju yang meyakinkan yang
melumpuhkan sang musuh. Dia selalu kalah ketika usahanya untuk
mengintimidasi digagalkan.
Prajurit-prajurit yang sedang membual beberapa saat sebelumnya
gemetar dalam ketakutan ketika bumi bergetar seiring mendekatnya
Yonatan dan pembawa senjatanya.
Bukankah ini saatnya kita memberi Allah beberapa pilihan dan
keluar dari persembunyian?
Tetapi marilah kita mundur sesaat. Bagaimana seandainya Yonatan tidak meninggalkan kemah ayahnya dan membuat jalannya
kepada orang Filistin itu tidak terlihat? Bagaimana seandainya dia
tidak pernah mengucapkan kata-kata yang berani dengan iman
dan memberikan suatu tawaran di hadapan Tuhan? Barangkali dia
dan pembawa senjatanya hanya akan memanjat cukup tinggi untuk
dapat menghitung orang-orang itu daripada melawan sang musuh.
Kemudian mereka akan turun, melakukan hitung-hitungan, dan
menyadari bahwa mereka kalah jumlah lebih dari sepuluh banding
satu. Kesadaran ini akan membawa mereka kembali bersembunyi ke
kemah. Tetapi tidak perlu menghitung jumlah musuh ketika Anda
M enjadi Seorang Pejuang
12 5
memiliki suatu pewahyuan tentang siapa yang berperang dengan
Anda! Bukannya kembali ke kemah dan menyusun suatu laporan,
Yonatan dan pembawa pedangnya terus bergerak maju dan membuat
sejarah.
Ada satu poin penting di sini yang saya tak ingin Anda abaikan:
putri-putri dari para prajurit dapat menjadi pejuang. Saya tak peduli
seandainya Anda berasal dari suatu barisan prajurit yang panjang;
roh seorang pejuang tinggal di dalam Anda! Seperti Yonatan, Anda
harus menyadari bahwa Anda tidak dibatasi pada apa itu. Buka mata
dan hati Anda kepada semua yang mungkin terjadi. Maka Anda
akan melihat lebih dari situasi Anda; Anda akan melihat apa yang
Allah ingin lakukan.
Ketika Anda cukup berani untuk meninggalkan apa yang tidak
berguna (misalnya, berkemah di dalam gua), Anda akan menemukan kemenangan di tempat-tempat yang sangat tak terduga (kemah
musuh). Inilah saatnya mengambil risiko dan menemukan jalan lain.
Para pejuang tidak pernah membayangkan mereka diupah untuk melakukan suatu pekerjaan, sebab mereka tahu mereka dipanggil untuk mengubah dunia mereka.
Mendengarkan Panggilan
Menurut rumusan sejarah, kita hidup dalam dunia di suatu masa
yang unik ketika sebuah generasi pahlawan sedang muncul dalam
persekutuan para ibu dan ayah yang menginginkan kebaikan. Saya
dapat melihat ekonomi, budaya, moral, agama dan iklim lingkungan dunia sedang menekan Anda seperti sebuah rahim yang sedang
bekerja. Jangan biarkan tekanan sekeliling menekan atau menindas
Anda. Jangan biarkan sang musuh membuat Anda membayangkan-
126
DI PER LEN G K API
nya sebagai suatu undangan pada suatu penghajaran. Tekanan dari
semua sisi adalah bagian dari suatu rencana ilahi untuk membentuk dan mendandani Anda ke dalam sesuatu yang hakiki dan mendalam. Anda akan keluar dari rahim kemarahan dengan tarikan satu
hembusan kekuatan.
Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah!
dan kepada selatan: Janganlah tahan-tahan!
Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh,
dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi,
semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku
yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku,
yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Yesaya 43:6-7)
Allah sedang dalam proses membentuk dan menjadikan suatu
umat bagi kemuliaan-Nya. Tekanan dapat mengubah nama kita
dari prajurit menjadi pejuang, dan dari hamba menjadi seorang anak
perempuan. Ini menjadi bagian proses penempahan kita. Tekanan
dari luar selalu merupakan suatu kesempatan untuk diubahkan dari
dalam. Dan ketika Dia melihat dan mengamati bahwa kita sudah
siap, Dia melepaskan angin dan memanggil kita dengan nama-Nya.
Para pejuang telah belajar bagaimana mempercayai panggilan
yang dibisikkan jauh di dalam hati, sementara para prajurit dipaksa
menanggapi kepada suara di sekeliling mereka. Prajurit dan pejuang
memproses tekanan dengan cara-cara yang berbeda. Prajurit akan
mengadopsi sebuah pendekatan bertahan-atau-melarikan diri. Mereka melakukan hal-hal untuk melepaskan tekanan: makan, minum,
berlari, merazia atau menjarah, berbelanja – apa pun untuk menjauhkan pikiran dari konflik itu. Inilah alasannya mengapa prajurit yang
berada di bawah tekanan yang terus-menerus dan kejam akan mem-
M enjadi Seorang Pejuang
127
balas dengan kekejaman. Apa yang mereka alami dalam pekerjaan
mereka akan berbalik kepada mereka dan diungkapkan.
Allah tidak memberi kita kehidupan yang berkemenangan;
Allah memberi kita kehidupan saat kita menang.
—Oswald Chambers
Pejuang menanggapi dengan membiarkan tekanan di sekeliling
mereka meningkatkan level tekanan di dalam diri mereka sampai
ada keseimbangan. Mereka selalu berpikir tentang cara menyerang
balik atau membongkar taktik musuh.
Pejuang dibentuk oleh pertarungan hidup, sementara prajurit
bertarung hanya selama semusim dalam hidup. Saya mengerti adalah
lebih baik menjadi seorang prajurit selama satu musim daripada menjadi seorang pengecut seumur hidup, namun sifat pengecut bahkan
bukanlah sebuah pilihan bagi seorang putri-pejuang.
Sebuah Kisah tentang Dua Raja
Sama seperti kita telah memperbandingkan kehidupan pejuang dan
prajurit, sekarang marilah kita memperbandingkan dua raja petarung – raja Israel pertama, Saul, dan Raja Israel terakhir dan kekal,
Yesus.
Raja-prajurit Israel, Saul, diurapi sebagai raja dan penyelamat
karena Israel ingin menjadi seperti bangsa-bangsa lainnya. Mereka
menginginkan seorang raja untuk menyebut diri mereka sendiri –
semacam seorang pemimpin boneka sehingga mereka dapat menunjuknya dengan bangga.
Bukannya berserah kepada Allah yang Maha Tinggi yang ti-
128
DI PER LEN G K API
dak terlihat, tidak tergantikan dan kekal, mereka menginginkan seseorang yang dapat mereka lihat dan sentuh. Mereka menginginkan seorang manusia juara yang dapat memimpin mereka ke dalam
peperangan daripada seorang Raja surgawi yang akan berperang bagi
mereka. Allah menjawab permintaan mereka dengan seorang muda
yang luar biasa bernama Saul:
Dan ketika ia berdiri di tengah-tengah orang-orang
sebangsanya, ternyata ia dari bahu ke atas lebih tinggi dari
pada setiap orang sebangsanya. Dan Samuel berkata kepada
seluruh bangsa itu: "Kamu lihatkah orang yang dipilih
TUHAN itu? Sebab tidak ada seorang pun yang sama seperti dia
di antara seluruh bangsa itu." Lalu bersoraklah seluruh bangsa
itu, demikian: "Hidup raja!" (1 Samuel 10:23-24, penekanan
ditambahkan)
Saul adalah seorang yang menonjol di antara orang sebangsanya
– dia menjulang atas mereka. Namun dia bukan hanya kuat; dia
sangat elok dipandang.
Allah menetapkan pemerintahan Saul dengan suatu peragaan
ledakan kuasa pembebasan. Sedihnya, tidak lama setelah pertunjukan kekuatan ini di mana Saul membuat suatu kesalahan fatal.
Samuel memerintahkan Saul menemui orang-orang Filistin dalam
peperangan, namun dia harus menunggu dan tidak bersinggungan
dengan musuh hingga Samuel mengadakan pengorbanan yang layak
sebelum peperangan atas nama bangsa Israel. Saul telah mengumpulkan pasukan kecilnya di Gilgal dalam persiapan bertemu pasukan
Filistin yang begitu besarnya sehingga mereka tidak dapat dihitung.
Sementara Saul menanti, pasukan sang musuh bertambah dalam
jumlah. Ketakutan, orang-orang Saul meninggalkan pos mereka dan
M enjadi Seorang Pejuang
129
melarikan diri berbondong-bondong menyeberangi sungai hingga
hanya enam ratus orang yang bertahan. Bukannya mengarahkan
pandangannya untuk memperoleh persfektif pejuang Allah (Saya
percaya Allah telah menunjukkan semua orang Filistin sehingga
Saul dapat memusnahkan mereka semua!), Saul membiarkan situasi ini menguasai dia, dan dia memutuskan mengambil perkara itu
ke dalam tangannya sendiri. Bukannya menguatkan orang-orangnya dan mengingatkan mereka bahwa Allah dapat menyelamatkan
mereka dengan banyak atau dengan sedikit orang, dia membiarkan
ketakutan mereka menghasut dia untuk tidak taat:
Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah
kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut
kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.
(15:24, penekanan ditambahkan)
Pada akhirnya Anda akan melayani dan menaati apa yang Anda
takuti. Allah telah menaruh Saul dari kepala dan pundak melebihi
umat itu sehingga mereka dapat memandangnya, namun sebaliknya,
dia membungkuk hingga level mereka. Saul menderita dan kehilangan kerajaannya karena tindakan ketidaktaatan yang berulang.
Sedihnya, Saul adalah seorang pemimpin yang merasa tidak aman
yang mengukur kelayakannya dengan apa yang dikatakan orangorang mengenai dia.
Kemerosotan Saul dimulai dengan ketidaktaatan dan memuncak dalam masa-masa gelap dan tekanan depresi yang disebabkan
oleh suatu roh yang merusak dan sekaligus brutal. Saul mati sebagaimana dia hidup, ketakutan akan apa yang mungkin dilakukan
orang lain kepadanya.
130
DI PER LEN G K API
Terluka dengan anak-anak panah dan dikelilingi oleh pasukan
musuh, Saul menanggapi dengan mengambil perkara itu ke dalam
tangannya sendiri. Untuk menghindari penyiksaan dari musuh-musuhnya, raja yang ketakutan itu membunuh dirinya sendiri dengan
menjatuhkan diri ke atas sebuah pedang yang menengadah di atas
tanah. Pedang di pinggul Saul ditarik sebagai tanggapan terhadap
ketakutan. Satu-satunya rasa takut yang seharusnya berani dikerjakan oleh seorang raja adalah takut akan Tuhan.
Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: "Hunuslah
pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang
yang tidak bersunat ini memperlakukan aku sebagai permainan."
Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan.
Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan
dirinya ke atasnya. (1 Tawarikh 10:4, penekanan ditambahkan)
Ketika pembawa senjata itu menolak, Saul membunuh dirinya
sendiri. Apakah ada tindakan lain yang menyatakan keputusasaan
pasti yang lebih besar selain bunuh diri? Ketika pasukan Israel mendengara raja mereka dan putra-putranya telah mati, mereka juga kehilangan setiap sisa pengharapan dan meninggalkan kota-kota mereka, dan sang musuh menduduki rumah-rumah dan negeri Israel.
Sebaliknya, Yesus telah belajar taat melalui apa yang Dia derita,
dan itu membuat-Nya memenangkan suatu kerajaan:
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat
dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai
kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang
abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya. (Ibrani 5:8-9,
penekanan ditambahkan)
M enjadi Seorang Pejuang
13 1
Marilah memperbandingkan bagaimana raja-raja pejuang ini
menghadapi musuh-musuh mereka yang kejam dan menghadapi kematian.
Saul menangani masalah ini dengan tangannya sendiri untuk
menghindari penganiayaan dari musuh-musuhnya. Yesus menyingkirkan tangan-Nya dari situasi itu dan memberikan diri-Nya sendiri
kepada musuh-musuh-Nya, dengan mengetahui apa yang akan mereka lakukan kepada-Nya.
Saul jatuh ke atas pedangnya sendiri untuk menghindari penderitaan. Yesus membentangkan diri-Nya sendiri di atas salib untuk
menanggung penderitaan kita.
Tindakan bunuh diri Saul membebaskannya dari musuh-musuhnya. Pengorbanan Yesus membebaskan-Nya dari kematian.
Dari siapa Anda lebih suka terbebas? Mana yang lebih besar –
mengalami kemenangan atas musuh-musush Anda atau menyadari
kemenangan atas musuh segala musuh?
Melalui kematian, raja-prajurit Saul menyingkapkan kehilangan bagi bangsanya dengan meninggalkan mereka. Melalui kematian, Yesus memulihkan semua yang telah hilang dan mengangkat
kita sebagai milik-Nya sendiri. Yesus, Raja-Pejuang kita melakukan
semuanya ini bagi kita bahkan ketika Dia disangkal oleh kita. Saul
hidup demi mendapat pengakuan dari bangFakta
sanya. Yesus mati sehingga Allah akan
tentang Anggar
mengakui kita.
Jalan memasuki
Raja Yesus diperanakkan oleh Alpertarungan ada dua.
lah, dibaptis oleh Yohanes, dipenuhi
Pertama, melatih
dengan Roh Kudus, dan ditolak oleh
kesabaran. Kedua,
milik-Nya sendiri. Yesus menyerahpraktik.
kan diri-Nya sendiri pada kebrutalan
musuh-musuh-Nya. Dia membiarkan
132
DI PER LEN G K API
mereka mencemooh-Nya dan melakukan kekerasan kepada-Nya ketika mereka memukuli Dia melampaui yang dapat dikenali. Dia bertahan menghadapi interogasi, saksi-saksi palsu, dan dipermalukan di
depan umum dengan suatu pengadilan yang di dalamnya Dia dihukum mati oleh orang-orang yang untuk membangkitkan merekalah
Dia datang.
Namun melalui semuanya ini Dia tetap bungkam. Yesus tidak
membawa sebuah pedang besi di pinggul-Nya. Perkataan-Nya sendirilah yang merupakan pedang Roh bermata dua yang tetap Dia
sarungkan dengan kasih. Raja Yesus melakukan semua ini untuk
mereka yang menyangkal-Nya.
Dengan mengamati Salib melalui kacamata seorang pejuang,
saya belajar bahwa tidak ada senjata yang lebih besar selain suatu kehidupan yang diserahkan.
Juruselamat kita tidak sedang dalam suatu misi bunuh diri. Dia
bukanlah seorang penganut fanatik agama dengan sebuah bom terikat di punggung-Nya, sambil melihat berapa nyawa yang dapat Dia
curi melalui kematian-Nya. Dia tidak mati untuk melepaskan diri
dari penderitaan duniawi atau untuk membebaskan diri dari seorang
musuh yang kejam. Yesus adalah anak domba yang tidak membela
diri yang membebaskan diri dari auman Lewiatan kematian.
Tidak ada yang mengambil nyawa Yesus. Dia memberikannya
dan, dengan kematian, menyelamatkan hidup kita. Dia menolak
pembebasan dan pertolongan sehingga Dia dapat menjadi Pembebas
dan Penolong bagi kita.
Raja-Pejuang kita berdoa ketika musuh-musuh-Nya mendekat.
Bukannya berperang, Yesus berserah diri pada kekejaman mereka.
Bukannya mengambil perkara itu ke dalam tangan-Nya sendiri dan
menjatuhkan diri ke atas pedang yang dibawa Petrus, Dia memikul
salib. Dan kemudian Yesus tiba di bukit di mana Dia ditentukan un-
M enjadi Seorang Pejuang
133
tuk mati, Dia menyerahkan diri-Nya di atas pedang salib dan membiarkan tangan-Nya dipakukan “pada pangkalnya.” Lalu prajuritprajurit Roma mengangkat pedang kayu yang tidak dapat diangkat
itu dan menanamkan ujung runcingnya yang tajam seperti sebatang
pohon kejam berakar ke dalam tanah.
Ketika dia melihat semua yang telah diselesaikan oleh
penderitaannya,
dia akan menjadi puas.
Dan oleh karena pengalamannya,
hamba-Ku yang benar akan membuat
banyak orang dihitung sebagai orang benar,
sebab dia akan menanggung semua dosa mereka.
Aku akan memberinya kehormatan seorang prajurit pemenang,
karena dia telah menyerahkan dirinya hingga mati.
(Yesaya 53:11-12, NLT, penekanan ditambahkan)
Fakta bahwa Yesus menyerahkan diri-Nya hingga mati berarti bahwa Dia dapat menghindarinya. Yesaya menyatakan alasan
di balik Salib itu. Yesus memahami bahwa satu-satunya jalan untuk
menang adalah dengan berserah diri kepada kuasa yang paling tinggi
(kehendak Bapa-Nya), dan Anda dan saya adalah hadiahnya. Yesus
bertahan dalam penderitaan dan rasa malu supaya kemenangan-Nya
boleh dinyatakan di dalam kita. Melalui penderitaan-Nya kita mengalami kebenaran. Kitalah pencapaian kemenangan-Nya.
Allah akan selalu memberi kita anugerah dan kekuatan yang kita
perlukan untuk melakukan kehendak-Nya. Para pejuang menaati
13 4
komandan mereka, dan ketika mereka gagal (seperti semua orang),
mereka tidak menyalahkan orang lain. Yesus mengambil kesalahan
kita dan mengikuti kehendak Bapa-Nya.
Saudari terkasih, Anda adalah putri dari seorang Raja-Pejuang
yang berjaya. Pedang pejuang yang Anda bawa mewakili rasa hormat, kebajikan, keberanian, keindahan, kesetiaan, dan kebebasan
dari ketakutan. Dalam bagian berikutnya kita akan belajar bagaimana menggunakan hal-hal ini sesuai tujuannya.
Tidak ada orang kudus yang normal dan sehat
yang akan pernah memilih penderitaan;
Dia hanya memilih kehendak Allah,
persis seperti yang Yesus lakukan,
Apakah itu berarti penderitaan atau bukan.
—Oswald Chambers
7
M e n e mp a
Sebuah Pedang
Masa-masa sulit tidak menciptakan para pahlawan.
Namun pada masa-masa sulit inilah saatnya “pahlawan”
di dalam diri kita dinyatakan.
–Bob Riley
Proses pembuatan sebuah pedang hampir seluruhnya sama dengan
proses menjalani suatu kehidupan.
Api, air, dan tekanan adalah peralatan yang digunakan untuk memurnikan logam, menempa baja, dan menciptakan pedang.
Dalam proses penempaan sebuah pedang, tekanan biasanya digunakan segera sesudah pemanasan. Tekanan bekerja dengan sangat
baik ketika sasarannya adalah benda yang lunak, sebab jika bendanya rapuh akan patah! Dalam penempaan sebuah pedang, terdapat
pukulan yang berulang-ulang.
Kisah favorit saya mengenai pembuatan sebuah pedang terdapat
dalam kisah kepahlawanan The Warlords of Nin tulisan Stephen Lawhead. Seorang musuh yang jahat dan kejam telah menyerbu negeri
itu, dan untuk melawan musuh yang bengis ini, diperlukan sebuah
pedang yang terbuat dari cahaya. Tak perlu bertindak adil untuk
136
DI PER LEN G K API
proses yang digambarkan dalam buku Lawhead ini, namun cukup
untuk mengatakan bahwa pedang diciptakan dengan mengambil
potongan-potongan logam, seperti baja, dan membentuknya menjadi suatu kesatuan yang utuh. Proses pembuatan pedang ini sama
sekali tidak berbeda dengan proses menenun. Begitu dipanaskan,
logam yang tadinya keras menjadi cukup lunak untuk dijalin dan
dibengkokkan, dengan demikian menciptakan suatu tegangan yang
menyatukan bagian-bagian yang terpisah menjadi satu kesatuan.
Lalu logam yang telah terjalin itu bertemu dengan api peleburan
untuk dipanaskan. Setelah itu didinginkan dan dipukul dan direntangkan lagi. Tarian di antara hal-hal ekstrim ini adalah suatu proses
yang dikenal sebagai penempaan.
Lalu ada pemukulan, pembentukan, dan pemolesan sebelum
suatu mata pedang terlihat dan siap dipasangkan dengan sebuah
pangkal pedang, yang juga telah diproses dan dibentuk supaya dapat
digenggam.
Demikian juga Allah menggunakan unsur-unsur api, air dan
tekanan untuk memurnikan putri-putri-Nya agar dapat mengubahkan kelemahan kita menjadi kekuatan, kekakuan kita agar menjadi
lentur. Dia mengasah suatu hidup yang tak berbentuk menjadi suatu
hidup yang tajam dan berfokus pada tujuan.
Air
Air adalah suatu gabungan dari berbagai pertentangan. Saya baru
saja memandang keluar jendela hotel, dan dalam jarak pandang saya
yang terbatas, saya melihat anak-anak tertawa dan bermain di bagian
dangkal Samudera Pasifik yang tenang dan jernih. Pada waktu yang
sama, lebih jauh di kaki langit, saya melihat gelombang gelap yang
M enempa Sebuah Pedang
137
pecah – tanda dari suatu tubrukan pasang-surut yang berbahaya.
Anda pasti menyukai Allah kita yang luar biasa, yang menciptakan
air sebagai suatu medium yang di dalamnya kita dapat bermain, namun pada waktu yang sama, ia memiliki potensi membunuh kita.
Air mempunyai kemampuan untuk menyegarkan atau menenggelamkan. Dia dapat mengangkat kita dengan lembut ke permukaan
untuk mengapung atau menarik kita jungkir balik masuk ke kedalaman. Anda tidak dapat hidup lama tanpa air atau lama di dalamnya. Air memiliki kemampuan membasuh dengan lembut serta
mengairi ladang atau menyapu bersih kota-kota dengan suatu gelombang tsunami.
Api
Lalu ada unsur api. Ia mengundang kita mendekat dengan suatu janji
kehangatan, namun datang terlalu dekat akan membuat kita terbakar. Api yang terkendali memurnikan, namun, api liar yang tidak
terkendali menghanguskan. Api dapat menerangi jalan dengan aman
atau meninggalkan jejak asap kerusakan dan abu di belakangnya. Di
saat yang bersamaan, api menjadi teman dan musuh manusia, suatu
kekuatan alam untuk dimanfaatkan, namun tidak untuk dipermainkan.
Kemampuan membuat dan menahan api adalah salah satu talenta yang menempatkan manusia terpisah dari dunia binatang. Melewati beberapa milenium, kita telah belajar untuk meningkatkan
tekanan panas nyala api sehingga bentuk-bentuk dapat berubah. Di
bawah panas yang hebat, benda-benda padat menjadi cair, dan kita
telah belajar untuk menghasilkan panas hingga mencapai hampir
6000 derajat Celcius agar dapat melebur besi dengan logam cam-
13 8
DI PER LEN G K API
puran yang lain serta membuat sesuatu yang sama kokoh dan kerasnya seperti baja. Peleburan bahan-bahan ini menghasilkan logamlogam terbaik yang memiliki sifat kokoh dan keras. Sekali mereka
dipadukan, tidak ada lagi pemisahan, mereka menjadi suatu benda
padat yang dapat dibentuk saat warnanya yang dipanaskan berubah
dari putih menyala menjadi oranye dan akhirnya jadi kelabu pudar.
Kita menyaksikan perubahan ini dalam pembentukan kaca dan
pembuatan kristal. Bejana-bejana yang indah dengan kemampuan
memuat air ini diciptakan dari penggabungan partikel-partikel yang
sangat kecil dan terpisah-pisah seperti pasir.
Air dan api adalah juga unsur-unsur nyata yang mengambil rupa
dalam berbagai bentuk di dalam perjalanan rohani kita.
"Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau,
Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini
kepunyaan-Ku.
Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai
engkau,
atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan
dihanyutkan;
apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan
dihanguskan,
dan nyala api tidak akan membakar engkau. (Yesaya 43:1-2,
penekanan ditambahkan)
Perhatikanlah bahwa bahkan sebelum air dan api diperkenalkan, topik mengenai ketakutan telah dibahas. Kita tidak punya alasan untuk takut, sebab Bapa kita bukan hanya telah menebus kita,
namun kita secara individu telah dinamai dan diangkat anak sebagai
milik Allah sendiri. Adalah penting untuk memperhatikan pilihan
M enempa Sebuah Pedang
139
istilah yang dipakai oleh Yesaya dalam ayat-ayat ini. Semangat menyeberangi air dan api di sini tidak mengacu pada suatu kemungkinan “jika”, namun dengan jelas ditandai “apabila” terjadi.
Kadang-kadang, saya berpikir, sebenarnya hal itu lebih menenangkan dalam konteks ini. Jika janji itu melekat pada “seandainya kamu menyeberangi air, api atau nyala api,” saya dapat menanggung risiko terjebak karena lengah. Sifat alami manusia akan berusaha sekuat tenaga menghindari jalan-jalan seandainya. Sebagaimana
Yesaya menuliskannya di sini, kita tahu bahwa di masa depan, jalurjalur air dan api kehidupan tidak dapat dihindari dan tidak selalu
sebagai akibat kesalahan yang kita perbuat.
Lagi pula sebagai jaminan bahwa akan ada air dan sungai, api
dan nyala api, nampaknya macam-macam pengalaman ini akan
terjadi berkali-kali. Kabar baiknya adalah Anda hanya akan melewatinya. Jangan kalah pada kecenderungan bersungut-sungut dan
mengeluh, sebab baik api maupun air bukanlah tempat yang ramah
untuk didiami. Mereka diproses untuk mengarahkan dengan sukses.
Di sepanjang Alkitab, kita melihat bahwa Allah secara berulangulang menggunakan fisik air sebagai lambang peralihan. Anak-anak
Israel meninggalkan tahun-tahun perbudakan mereka di Mesir di
kedalaman Laut Merah dan kemudian meninggalkan tahun-tahun
pengembaraan padang gurun mereka di tepi Sungai Yordan sebelum
memasuki masa perjanjian mereka.
Api juga mewakili suatu pernyataan perjanjian. Allah menyediakan api ketika Dia pertama kali mengadakan perjanjian dengan
Abraham. Lalu ketika Israel telah menyimpang dan mendengarkan
nabi-nabi palsu, Allah menjawab dengan api ketika Elia memanggil Israel kepada pertobatan. Perapian yang menyala-nyala menjadi
tempat berlindung bagi anak-anak Israel yang menolak menyembah
berhala milik Nebukadnezar, namun api itu menghanguskan mereka
14 0
DI PER LEN G K API
yang menyembah berhala tersebut.
Dalam beberapa kesempatan Anda telah berjalan melintasi air
dan api. Ini mungkin terjadi ketika Anda tidak menyadari bahwa
air itu ada. Masing-masing kita melewati air yang begitu lembut,
tenang, dan menghanyutkan sehingga ia membasuh dosa-dosa kita
sekalipun secara fisik kita tidak menyadarinya. Ada suatu momen
diselamkan dalam air ketika kita menguburkan kehidupan lama
kita dan bangkit sebagai seorang yang diperbarui, seperti di dalam
sakramen baptisan. Lalu ada sungai-sungai meluap yang harus kita
seberangi yang menakutkan bagi kita karena mereka mengancam
untuk menenggelamkan kita, misalnya ketika kita berjalan melewati
masa-masa yang sukar.
Hidup bermula di dalam air, dan air menopang kehidupan. Allah Bapa memulai proses penciptaan ketika Roh-Nya melayang-layang di atas permukaan air. Demikian juga, kehidupan kita dimulai
di suatu lautan di dalam rahim ibu kita. Air adalah pelarut uNIVersal yang tujuan akhirnya adalah pembasuhan. Tetapi air dapat
melakukan lebih dari sekadar membersihkan; dia mengangkat. Air
dapat menyokong sesuatu yang terlalu berat untuk dipikul di darat
dan mengangkut kapal-kapal melintasi sungai dan menyeberangi
samudera ke negeri-negeri yang jauh.
Kita membicarakan api dan air di sini karena mereka adalah
bagian yang sangat akrab dengan penempaan semangat dalam kehidupan kita, sama seperti mereka adalah bagian dari penempaan
sebuah pedang. Ketika kita membahas penempaan sebuah pedang,
kita akan menyadari hal itu pertama kali terjadi dalam memproses
orang yang membawanya. Dalam budaya-budaya kuno, bergerak
dari zaman samurai hingga ksatria-ksatria abad pertengahan, sebelum orang-orang diberi kehormatan menggunakan sebuah pedang,
mereka harus terlebih dahulu tunduk kepada suatu kode etik.
M enempa Sebuah Pedang
141
Sebab pada akhirnya, kemerdekaan adalah suatu pertarungan
pribadi dan sunyi; dan seseorang mengatasi ketakutan-ketakutan
hari ini supaya ketakutan-ketakutan esok hari dapat dihadapi.
—Alice Walker
Saya temukan hal menggelikan bahwa untuk menempa keganasan individu seorang samurai, para pejuang ini didorong untuk
menyeimbangkan sifat agresif mereka dengan menguasai seni menata bunga-bunga dan upacara minum teh yang biasanya bersifat feminin. Begitu juga, saya pikir tidaklah berlebihan untuk kita kaum
wanita untuk menambahkan sedikit seni berperang dan etiket kepada kehidupan kita.
Lihatlah, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti
perak,
tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.
Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku
sendiri,
sebab masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan
memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!"
(Yesaya 48:10-11, penekanan ditambahkan)
Perintah untuk “melihat” adalah sebuah undangan pada suatu
manfaat yang lebih luas. Membuka ayat ini dengan lihatlah memberi
kita petunjuk pada kenyataan bahwa orang-orang yang sedang melewati proses itu barangkali tidak mengetahui apa pun soal mereka
sedang dimurnikan. Mereka hanya berpikir bahwa mereka sedang
melalui kematian!
Allah memberi kita sebuah pandangan baru dari sisi manfaat
kekekalan-Nya. Dialah Pemurni paling akhir dari kehidupan kita.
142
DI PER LEN G K API
Ingatlah, pemurnian adalah suatu hal yang baik. Tetapi baik tidak
selalu berarti bebas dari rasa sakit dan kesukaran. Sebagai contoh,
melahirkan adalah sebuah hal baik, namun tak pernah saya temukan
melahirkan itu bebas dari rasa sakit. Hidup ini penuh dengan tungku perapian yang disebut penderitaan. Kunci untuk mengemudikan
mereka dengan sukses adalah dengan mengetahui bahwa Allah kita
berkuasa menentukan baik suhunya maupun waktunya.
Sebelum kita lanjutkan lebih jauh, mari kita mendefinisikan
kata penderitaan ini. Dalam konteks pengertian Alkitab, yang paling umum itu berarti penderitaan di bawah tekanan fisik dan/atau
mental, kesulitan, beban, permasalahan, kesakitan, kesukaran, kesengsaraan, kemalangan, dan kesulitan. Ada beberapa rujukan kepada penyakit, namun yang lebih banyak muncul adalah ketika umat
Allah mengalami suatu pukulan yang sepadan dengan peperangan
yang hebat.
Masih ada lagi: Kita terus-menerus meneriakkan pujian kita,
bahkan ketika kita dikepung oleh kesukaran. Sebab kita tahu
bagaimana kesukaran dapat mengembangkan gairah kesabaran di
dalam kita, dan bagaimana kesabaran itu pada waktunya menempa
sifat baja kebajikan, membuat kita tetap waspada dengan apa pun
yang akan Allah lakukan berikutnya. Dalam pengharapan yang
siaga sedemikian, kita tidak akan pernah merasa dikecewakan.
(Roma 5:3-5, MSG, penekanan ditambahkan)
Mari kita membahasnya lebih dekat dengan permasalahan kita.
Baru-baru ini saya mengadakan suatu survei di Facebook dan meminta orang-orang mendaftarkan tiga topik atau bidang yang paling
menantang dari penderitaan di masa sekarang ini. Inilah tiga jawaban teratas:
M enempa Sebuah Pedang
143
1. Tantangan-tantangan dalam hubungan dengan pasangan,
saudara kandung, anak-anak, para pemimpin, atau temanteman. Ada orang-orang kesepian, baik mereka yang menikah maupun tidak menikah.
2. Tantangan-tantangan keuangan yang diakibatkan pengangguran, kartu kredit dan hutang-hutang lain karena pembelanjaan yang tidak bijaksana, atau masalah-masalah kesehatan.
3. Tantangan-tantangan dalam menemukan tujuan hidup dan
disiplin harian untuk mengejar apa yang ada di dalam hati
mereka.
Jujurlah… penderitaan itu tidak menyenangkan. Saya memikirkan orang-orang ketika saya membaca jawaban-jawaban mereka.
Ada dua macam penderitaan yang dilalui oleh kita semua – kesukaran-kesukaran yang disebabkan oleh diri sendiri dan cobaan-cobaan yang diberikan Allah. Saya tidak percaya bahwa Allah selalu
menjadi penyebab masalah-masalah kita, namun Dia memakainya
sebagai suatu kesempatan untuk memurnikan kita demi kemuliaanNya. Dalam kedua perkara ini, solusinya sama: berbalik kepada Dia!
Dialah sumber kita, dan Firman-Nya berarti kehendak-Nya, sekaligus senjata-senjata perjanjian kita.
Ada sebuah alasan mengapa ungkapan “nyalakan sebuah api di
bawah Anda” memiliki pengertian yang tajam: ketika hal-hal menjadi tidak menyenangkan, Anda rela untuk bergerak!
Ini sama benarnya dalam kehidupan setiap hari dengan di dalam
peperangan: kita diberi satu kehidupan dan keputusan ada di tangan kita,
apakah menunggu keadaan sekitar membentuk pikiran kita atau apakah
kita akan bertindak, dan di dalam bertindak, kita hidup.
—Jenderal Omar N. Bradley
14 4
DI PER LEN G K API
Pelajaran-pelajaran yang didapat melalui kesukaran selalu menjadi yang paling berharga karena mereka sering kali menjadi pelajaran yang paling pribadi.
Tekanan
Lalu tekanan ditambahkan kepada api dan air yang dinamis itu.
Untuk lebih memahami seperti apa kelihatannya proses penempaan ini dari sudut pandang Kitab Suci, saya akan mengutip beberapa ayat yang paling bukan favorit saya di dalam Alkitab, terdapat di
dalam kitab Yakobus.
Alkitab English Standard Version mengundang kita untuk “menganggap semua itu sukacita, saudara-saudaraku, ketika kamu bertemu
pencobaan-pencobaan dalam segala jenisnya” (1:2, penekanan ditambahkan). Baiklah, saya pikir Anda sudah tahu bahwa pencobaanpencobaan tidaklah berkaitan dengan gender tertentu. Namun supaya para wanita merasa termasuk dalam peringatan ini, saya akan
menambahkan ayat yang sama dari versi The Message: “Anggaplah itu
sebagai anugerah belaka, teman-teman, ketika cobaan dan tantangan
mendatangimu dari segala sisi” (ayat 2, penekanan ditambahkan).
Mungkinkah Yakobus serius? Apakah ia dengan jujur sedang
memberi tahu kita untuk memperhitungkan pencobaan-pencobaan
sebagai sukacita yang murni dan menganggap ujian dan tantangan
yang menekan kita dari setiap arah sebagai anugerah? Bayangkan
Anda sedang menelepon sahabat baik Anda di hari terburuk dalam
hidup Anda, dan setelah Anda berurai air mata memberitahunya halhal khusus tentang pencobaan-pencobaan yang tidak diduga di setiap lini, dia dengan bersemangat berseru, “Sungguh suatu anugerah!
Mari kita rayakan. Anda, sahabatku, sangat dikasihi!”
M enempa Sebuah Pedang
145
Mungkin sebaiknya Anda menutup pembicaraan dengannya
dan menelepon teman yang lain yang setidaknya akan berkata bahwa
dia prihatin dengan hari Anda yang begitu mengerikan, dan bahwa
dia akan berdoa bahwa esok akan lebih baik. Barangkali di sinilah
paling terbukti ketidaksesuaian antara perspektif manusia kita dengan tujuan surga. Allah kita senang berjaya atas sesuatu yang nampaknya mustahil; karena itu, Dia menyebut suatu serangan tiba-tiba
tanpa jalan keluar sebagai “sebuah kesempatan”! Lagi pula, Yakobus
adalah saudara laki-laki Yesus. Jadi pastilah dia memiliki beberapa
pemahaman yang kita tidak miliki, sebab selanjutnya dia berkata,
“Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan
ketekunan” (ayat 3).
Alkitab The Message menggambarkan proses ini demikian:
“Anda tahu bahwa di bawah tekanan, kehidupan iman Anda dipaksa
terbuka dan menunjukkan warna yang sebenarnya.”
Baiklah, saatnya kebenaran. Saya tahu bahwa di bawah tekanan
iman saya telah dipaksa untuk terbuka, dan ada kalanya saya terlihat tidak sama dengan apa yang saya lihat. Beratnya keadaaan
hidup menekan saya, dan tiba-tiba saya menampakkan warna asli
yang kurang dari pujian-pujian yang telah saya terima. Bukan hanya
warnanya yang ternyata salah, namun kesetiaan bukanlah suatu kata
yang menggambarkan tanggapan saya.
Saya tidak berpikir bahwa Allah memaksudkan pencobaan-pencobaan untuk menjadikan laki-laki menang dan perempuan merengek, maka saya tahu ini saatnya bagi saya untuk memberi semangat.
Dinamika pencobaan menyebabkan hal yang tidak terlihat
menjadi terlihat. Di bawah tekanan, hal-hal yang tetap tersembunyi
ketika tidak ada kesulitan akan kelihatan. Allah ingin kita berkembang pesat apakah ketika kita sedang di bawah tekanan atau mengapung bebas.
14 6
DI PER LEN G K API
Hidup tidak sama seperti suatu kunjungan kepada tukang pijat,
di mana Anda dapat memilih tingkat intensitas yang Anda nikmati.
Ketika kesukaran menerpa, tak ada yang bertanya apakah Anda mau
tekanan Anda ringan, sedang, atau berat. Putri-putri Allah yang sudah ditempa berlaku tabah. Kita memiliki kemampuan untuk bertumbuh di bawah segala jenis pencobaan di setiap masa.
Saya tinggal di Colorado, di mana musim dingin berlangsung
lama dan musim semi hampir tidak ada. Dengan pola cuaca yang normal, kami mungFakta
tentang Anggar
kin mengalami suatu badai salju, lalu
Kelemahan dapat
musim panas yang tiba-tiba. Jika saya
memberi penampakan
ingin memiliki beberapa jenis bunkekuatan dalam
ga yang akan mekar dalam kondisi
pertarungan
ini, saya harus mengubah situasindan kekuatan,
ya. Saya menciptakan musim dingin
kelemahan.
tiruan yang lembut dengan menaruh
umbi-umbian bunga di sebuah laci kulkas.
Saya menindaklanjutinya dengan musim semi tiruan, yang berlangsung di jendela ruang mencuci saya yang aman, dan – bum – bungabunga saya bermekaran di musim itu. Saya kira, Allah melakukan
hal yang hampir sama, namun dengan cara yang prosesnya sangat
berbeda: pencobaan dan tekananlah yang menyebabkan kita mekar
atau pecah.
Yakobus melanjutkan dengan memuji kebajikan dengan bertahan dalam pencobaan dalam ayat berikutnya: “Dan biarkanlah
ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun (ayat 4).
Bagi kita yang ingin mendengarkan ayat ini dalam bahasa yang
lebih jelas, ada versi The Message: “Jadi jangan berusaha keluar dari
apa pun sebelum waktunya. Biarkanlah ia bekerja sehingga kamu
M enempa Sebuah Pedang
147
menjadi dewasa dan berkembang dengan sempurna, tidak kurang
sempurna dalam bidang apa pun” (ayat 3-4).
Kita semua melewati ujian, jadi mengapa tidak membiarkannya
memiliki suatu efek yang penuh? Saya telah belajar bahwa jika saya
menarik sesuatu terlalu cepat, biasanya itu menjadi suatu ujian ulang
di masa depan. Mereka berkata bahwa ketika Anda sedang melatih
sekumpulan otot, pertumbuhan terjadi ketika Anda mendorong
diri Anda hingga ke titik kerusakan otot. Ketika Anda memberikan
semua yang dapat Anda berikan, lalu entah bagaimana Anda menarik
dari suatu sumber Ilahi di luar diri Anda dan menambahkan sedikit
nyanyian – satu lagi perkataan yang baik, sentuhan kepedulian, kata
pengampunan, doa yang dinaikkan, panggilan yang dibuat. Dengan
kata lain, menjadi konsisten selama masa pencobaan menempa iman
kita sehingga dia mencapai kedewasaan yang penuh.
Pendekatan ini menuntut hikmat surgawi, sehingga Yakobus
menambahkan ayat 5: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang
kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,
--yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan
dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan
kepadanya. Dan The Message menggemakan: “Jika kamu tidak tahu
apa yang sedang kamu kerjakan, berdoalah kepada Bapa. Dia suka
menolong. Kamu akan mendapatkan pertolongan-Nya, dan tidak
akan direndahkan ketika kamu memintanya.”
Allah adalah sumber hikmat kita. Dia murah hati dan tidak
pelit memberi bimbingan. Saya percaya Dia secara strategis menempatkan kita sedemikian sehingga kita harus meminta pertolonganNya. Dia tidak berada di surga dan tidak melibatkan diri, dengan
lengan bersilang, berkata kepada Yesus, “Dapatkah Kau mempercayai ini? Mereka masih saja tidak dapat memahaminya.” Bukan,
Dia senang ketika kita melibatkan-Nya! Ketika Allah menggerakkan
14 8
DI PER LEN G K API
kehidupan saya dengan cepat, saya dapati bahwa saya sering bangun
bahkan tidak tahu di mana saya berada, belum lagi menyebutkan
apa yang sedang saya lakukan! Saya berkata, Bapa surgawi, hari ini
saya memerlukan hikmat-Mu. Dan Dia menjawab, Putri, Aku melingkupimu. Tetapi nampaknya bahkan ada suatu cara yang lebih khusus
bahwa Allah suka mendengarkan gubahan doa ini.
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan
bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang
laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan
menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati
tidak akan tenang dalam hidupnya (ayat 6-8).
Mintalah dengan berani, dengan percaya, tanpa sedikit keraguan.
Orang yang “mencemaskan doa-doa mereka” adalah seperti
gelombang yang diombang-ambingkan angin. Jangan mengira
kamu akan memperoleh apa pun dari sang Tuan dengan cara
demikian, terkatung-katung di lautan, memegang semua
pilihan-pilihanmu yang terbuka. (ayat 6-8, MSG)
Allah senang ketika kita berdoa dengan berani tanpa suatu
bayang-bayang keraguan. Saya suka memikirkannya begini: Allah
mengundang kita berdoa dengan suatu cara yang menakuti sesuatu
yang menakutkan di dalam kita! Dalam beberapa tahun yang lalu,
Allah telah merentangkan John dan saya beserta seluruh staf Messenger International. Kami tidak memiliki pilihan apa pun selain menyatukan hati dan tangan aerta memanjatkan doa-doa yang mengejutkan telinga kami dan menyebabkan hati kami melompat ketika
doa-doa itu keluar dari mulut kami.
M enempa Sebuah Pedang
149
Suatu skenario yang demikian adalah
Allah senang
ketika John menyampaikan kepada peketika kita
mimpin tim kami bahwa dia benar-benar berdoa dengan
merasakan Allah sedang menantang kami
berani tanpa
untuk memberikan 250.000 buku dalam
suatu bayangkurun waktu satu tahun kelender.
bayang
Mulut saya menganga! Yang paling bankeraguan.
yak yang pernah kami berikan sebelumnya
adalah 70.000 buku. Dua ratus lima puluh ribu nampaknya suatu
lompatan yang terlalu besar untuk dibuat. Maka saya menawarkan
ide kedua.
“Bagaimana kalau kita mulai dengan memberikan 100.000
buku?”
Itu bukanlah momen terbaik saya.
John menanggapi dengan sangat cepat sebelum keraguan saya
memenuhi ruangan itu.
“Lisa, iman saya adalah memberikan 250.000 buku.”
Baiklah, kami menerimanya. Kami semua berdiri dan memanjatkan suatu doa yang anehnya kedengaran mustahil pada saat itu.
Namun sejujurnya, jika Anda tidak memanjatkan jenis doa yang
menakutkan bagi Anda, doa-doa Anda tentu saja tidak akan menakutkan bagi musuh kita. Namun kelihatannya, permohonan kita
yang berani itu adalah sesuatu yang sedang dinantikan untuk didengarkan oleh surga. Dalam beberapa hari, sebuah rencana mulai terbentang, dan sumber-sumber daya untuk menjalankan proyek itu
mulai tersingkap. Gereja-gereja, teman-teman, dan bahkan seorang
bintang rock bekerjasama dengan kami dalam usaha keras untuk melihat pesan-pesan yang kami kerjakan dikirimkan dengan gratis ke
negara-negara yang berbeda. Buku-buku itu diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab, Persia, Armenia, Urdu, Cina, Vietnam, Khmer, Bulga-
150
DI PER LEN G K API
ria, Indonesia, dan banyak bahasa lagi. Buku-buku di dalam bahasa
yang bahkan saya tidak tahu bagaimana mengejanya, telah menemukan jalannya tiba ke tangan para pemimpin dan saudara-saudari di
tempat-tempat terpencil.
Pedang mungkin bermata dua, namun tidak pernah mendua
hati. Jika kita memilih untuk menyerang, kita benar-benar harus menyerang.
Pertarungan hidup, dalam banyak kasus, diperjuangkan dengan
berat; dan memenangkannya tanpa suatu pergumulan barangkali
berarti memenangkannya tanpa rasa hormat.
Jika tidak ada kesulitan, tidak akan ada keberhasilan;
jika tidak ada sesuatu untuk digumuli,
tidak akan ada apa pun untuk diraih.
—Samuel Smiles
Jadi, saudari terkasih, ini terserah Anda. Anda dapat melarikan
diri dan bersembunyi, mengutuk dan menangis sebagai suatu usaha
untuk melarikan diri dari kesukaran-kesukaran hidup dan sedang
dalam proses untuk mengatasinya. Atau Anda dapat memilih membiarkan kesengsaraan itu menjadi suatu tempat peleburan logam
dalam hidup Anda, yang akan menempa kekuatan Anda.
Ini jelas bagi kita, saudara-saudara, bahwa Allah bukan hanya
sangat mengasihi kamu namun juga telah menaruh tangan-Nya
atas kamu untuk sesuatu yang istimewa. Ketika Pesan yang kami
beritakan sampai kepada kamu, itu bukanlah hanya kata-kata
belaka. Sesuatu terjadi di dalam kamu. Roh Kudus menaruh
baja dalam keyakinanmu. (1 Tesalonika 1:5. MSG, penekanan
ditambahkan)
M enempa Sebuah Pedang
151
Seraya menutup bab ini, inilah doa saya bagi Anda.
Bapa Surgawi yang terkasih,
Kiranya kami, putri-putri-Mu, menjadi satu dengan
hati-Mu dengan tujuan surga. Kiranya setiap
hidup kami menjadi suatu jalinan pengungkapan
kerumitan dari segala sesuatu yang Engkau
rindukan untuk kami hidupi, sentuh, lihat,
dengar, dan miliki. Jadikanlah kami satu. Kami
berserah kepada proses-Mu. Berkaryalah di tempat
penempaan yang menyala-nyala dan di dalam
baptisan air: Bentuklah kami jadi sesuatu yang
begitu dahsyat dan lentur sehingga setiap bagian
dari kehidupan kami akan menyatakan kasih dan
kuasa-Mu yang menyelamatkan. Dalam nama Yesus,
Amin.
Dalam bagian berikutnya kita akan belajar bagaimana menggunakan hal-hal ini sesuai dengan tujuannya.
BAGIAN TIGA
DIPERSENJATAI
8
Pedang Firman
Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak
berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam
perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata
yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup
untuk meruntuhkan benteng-benteng.
–2 Korintus 10:3-4
Pedang yang dipercayakan untuk kita bawa tidak diangkat dengan
tangan kita; namun dinaikkan dengan kata-kata kita. Kita berbicara
tentang Firman Allah sebagai suatu senjata yang sudah lama terdengar sebelum terlihat. Saat terakhir dunia melihat pedang itu, atau
Firman Allah, di dalam bentuknya yang paling hebat adalah ketika
Yesus berjalan di bumi kita. Dia merindukan kita bertumbuh secara
bersama-sama hingga ke tahap setinggi ini.
Seperti Tuhan Juruselamat kita, kita memiliki kuasa untuk
menghunus pedang dengan kata-kata yang kita pilih untuk diucapkan. Kita berbicara sebagai duta iman, pengharapan, dan kasih-Nya
sehingga orang-orang di bumi ini akan mengetahui bahwa mereka
telah diperdamaikan kepada Allah melalui kematian Putra-Nya.
Kita adalah pelayan-pelayan pengharapan yang kata-katanya dibumbui dengan garam dan terang dan terdengar asing di suatu dunia
156
DI PERS ENJATAI
yang dibumbui kegelapan. Kata-kata tidak dapat dilihat, namun jika
disalahgunakan, ternyata dapat mematikan.
Kata-kata adalah senjata yang hebat untuk semua perkara,
baik atau buruk.
—Manly P. Hall
Kita memiliki kuasa untuk mengucapkan kata-kata yang dapat
membuka atau menutup hati. Sekaranglah saatnya mengucapkan
kata-kata surga dengan tujuan kelepasan orang-orang lain dengan
perkataan dan perbuatan kita.
Bahasa kita yang kuno mempersatukan segala sesuatu yang
dulunya terbagi-bagi, karena itu sungguh-sungguh merupakan perkataan Allah. Pikirkanlah: Allah telah memberikan kita bahasa-Nya,
dan kita tidak harus belajar tata bahasa atau tanda-tanda baca surga
untuk menggunakannya. Dia telah membentuk kata-kata itu dalam
kekuatan-Nya dan dengan hati-hati menyusun setiap kalimat sehingga setiap suku kata ditenun dengan kuasa dan ditandai dengan
janji.
Seluruh Kitab Suci diilhamkan oleh Allah dan berguna untuk
mengajar kita mengenai apa yang benar dan membuat kita
menyadari apa yang salah dalam hidup kita. Ia mengoreksi
kita ketika kita salah dan mengajari kita melakukan apa
yang benar. Allah menggunakannya untuk mempersiapkan
dan memperlengkapi umat-Nya untuk mengerjakan setiap
perbuatan baik. (2 Timotius 3:16-17, NLT )
Perhatikanlah, tidak dikatakan bahwa sebagian Kitab Suci diilhamkan Allah dan berguna, tetapi seluruh Kitab Suci berguna untuk
Pedang Firman
1 57
mengajar, mengoreksi, mempersiapkan, dan memperlengkapi. Jika
kita mencomot dan memilih-milih firman apa yang akan kita ucapkan dan hidupi, kita akan dapati diri kita tidak diperlengkapi dengan
baik dan tidak siap untuk sesuatu yang menanti kita di masa depan.
Kitab Suci menjadi cermin kita. Firman Allah memiliki kuasa untuk mengubah kita sehingga kita mencerminkan apa yang benar dan
mengelakkan apa yang salah. Melihat kepada Firman membuat kita
berubah, bukan hanya dalam cara kita berbicara, namun juga asal
dari kata-kata kita.
Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang
berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam
bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga adalah di atas
semuanya. (Yohanes 3:31)
Bahasa memiliki kuasa untuk meninggikan atau merendahkan,
memberkati atau mengutuk, menyembuhkan atau melukai. Kita
dapat berbicara sesuai dengan gaya dunia ini atau sesuai dengan gaya
surga. The Message membahasakan Yohanes 3:31 demikian:
Dia yang datang dari atas adalah kepala dan pundak dari
utusan-utusan Allah yang lain. Orang yang lahir dari bumi
terbatas pada bumi dan mengucapkan bahasa bumi; orang
yang lahir dari surga memiliki suatu keterikatan dengan
miliknya.
Kita adalah orang-orang yang lahir di bumi, dilahirkan kembali
demi surga. Jika saya menemukan bahwa saya akan menghabiskan
seluruh sisa hidup saya di bumi ini di Italia, belajar bahasa Italia akan
bermakna. Jadi, kita akan hidup kekal di surga, adalah bermanfaat
158
DI PERS ENJATAI
untuk sekarang mempelajari bahasa surga. Inilah saatnya kita mengucapkan bahasa di mana kita dilahirkan kembali, negeri Bapa kita.
Hatiku meluap dengan kata-kata indah,
aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja;
lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir.
(Mazmur 45:2)
Allah ingin memperlihatkan kuasa-Nya di dalam dan melalui
Anda. Dia tidak pernah bermaksud agar kita menjalani hidup kita
terbatas pada bahasanya dan karena itu terbatas pada kuasa manusia. Doa mengundang kita untuk mengalami suatu campur tangan
ilahi yang meninggikan kita pada suatu keuntungan agar menjadi
kepala dan pundak di atas batasan-batasan
Kita akan
bahasa manusia kita. Posisi kita yang tinggi
hidup kekal di
memberi kita cara pandang yang baru. Kita
surga, adalah
meninggikan pedang ketika kita meninggibermanfaat
kan Firman-Nya: “Hidup dan mati berada
untuk sekarang
di dalam kuasa lidah” (Amsal 18:21).
mempelajari
Firman Allah itu sempurna dan berbahasa surga.
semangat. Firman itu diserupakan dengan
pedang kehidupan kita yang menerangi kegelapan. Dia telah mempercayakan anak-anak-Nya dengan suatu bahasa yang berkuasa, kudus dan kuno. Firman hidup ini harus dipergunakan dengan rasa
hormat. Ketika firman-Nya yang kudus disalahgunakan atau digunakan dengan penghukuman penuh amarah, pantulannya akan berbalik, dan cahaya surga dikotori oleh kegelapan.
Saya suka mengucapkan suatu bahasa asing. Akan jadi begitu
luar biasa memiliki suatu pemahaman kata-kata yang bermakna yang
dapat menyambut saya ke negara lain. Seperti kebanyakan orang
Pedang Firman
1 59
Amerika, saya menjalani tuntutan belajar suatu bahasa asing selama
dua tahun, namun tanpa seseorang untuk bercakap-cakap, penguasaan saya yang terbatas akan bahasa Francis akan merosot dengan
cepat. Seandainya mereka menawarkan seorang Italia, kisah saya
sekarang akan berbeda. Meskipun ayah saya lahir di Amerika Serikat, bahasa pertamanya bukanlah bahasa Inggris. Ibu dan ayahnya
lahir di pulau Sisilia dan karenanya berbicara dalam bahasa Italia. Di
zaman itu, orang-orang Italia dianggap seperti imigran miskin yang
terabaikan. Bahasa mereka menghubungkan mereka dengan komunitas Italia, namun mengasingkan mereka dari orang-orang Amerika
berbahasa Inggris. Ayah saya belajar dengan cepat sehingga logatnya
membuatnya menonjol di sekolah, dan adalah sulit menghilangkan
suatu logat ketika Anda berbicara dalam suatu bahasa di rumah dan
suatu bahasa yang berbeda di sekolah setiap hari. Nenek saya telah
menjadi janda ketika ayah saya baru berumur sepuluh tahun. Sebagai putra tertua, dia bekerja keras mengajari ibunya berbahasa Inggris sehingga dia dapat mendukung keluarganya.
Ayah saya dulu biasa becerita. Dia melarikan diri pada usia
muda, mengubah namanya dari Venerando menjadi Joseph, bekerja
di Angkatan Laut, dan bermain sepak bola di Universitas Indiana.
Setelah lulus dari kuliah, dia bekerja di suatu penerbangan, menikahi
ibu saya, yang adalah seorang pramugari, dan berjuang keras menjauhkan dirinya dari hubungan apa pun dengan kemiskinan yang
menjadi latar belakangnya.
Beberapa dekade berlalu, dan ayah saya menjadi seorang pengusaha yang berhasil. Saya bertumbuh dan disebut seorang WOP
(without papers – tanpa kertas), namun saya sebenarnya tidak mengerti sama sekali siapa yang dimaksud teman Indiana saya itu. Yang saya
tahu adalah bahwa ketika kami berkumpul dengan keluarga ayah
di rumah nenek saya, para lelaki bersaudara itu berbicara satu sama
1 60
DI PERS ENJATAI
lain dengan penuh belas kasih dan nada keras dalam suatu bahasa
musikal yang tidak pernah saya dengarkan di rumah saya. Sedihnya,
hanya beberapa ungkapan dan nyanyian yang diwariskan kepada
saya. Seandainya saya tahu untuk menanyakan lebih banyak lagi.
Bahkan sekarang ketika saya bepergian ke Italia, saya dapati bahwa
saya masih mengingat irama bicara nenek saya. Rasanya seolah-olah
bahasa ibu dari ayah saya memanggil putrinya.
Apakah Anda rindu berbicara dalam suatu bahasa asing? Harap
jangan berpikir saya sedang mengacu pada pekerjaan membosankan
belajar tata bahasanya. Yang saya maksudkan adalah suatu pemahaman aktual yang begitu mendalam seperti bawaan sejak lahir sehingga Anda dapat mengucapkannya dari hati Anda.
Barangkali Anda sudah fasih dalam suatu bahasa asing. Jika
demikian, maka saya tidak harus memberi tahu Anda bagaimana
kemampuan ini membuka pintu-pintu dan membuat hubungan
yang dekat antara orang-orang asing dari dunia-dunia yang berbeda.
Kombinasi kuat dari berbagi bahasa dan tujuan menghubungkan
para penduduk dari negara-negara yang berbeda dalam cara-cara
yang dahsyat.
Ketika kami menerjemahkan buku-buku kami ke dalam berbagai bahasa asing, kami terkagum-kagum dengan cara bagaimana
pesan-pesan ini menemukan jalannya ke tangan orang lain. Orang
yang dulunya terpencil merasakan terlibat di dalamnya, dan sang
penerima merasa kebutuhan mereka dihargai oleh pemberian orang
lain secara sengaja. Mereka bukan hanya menerima Firman Allah di
dalam bahasa mereka, tetapi mereka menerimanya di dalam kerangka membagikan pengalaman-pengalaman manusia sehingga mereka
dapat menerapkannya ke dalam dunia mereka sehari-hari.
Ketika saya menulis buku Nurture, saya membentuk istilah ini
sebagai suatu bahasa hati yang umumnya dipegang oleh wanita. Se-
Pedang Firman
161
perti bahasa, perawatan mengungkapkan dirinya dalam bentuk lisan
dan non-lisan. Ini adalah suatu contoh dari bahasa ibu kita yang
sama pastinya dengan bahasa asli yang mengungkapkan asal-usul
kebangsaan dari kelahiran kita.
Sama pentingnya dengan kedua hal itu, bersama buku ini saya
berharap dapat menggali dan menemukan lapisan lainnya. Saya
ingin mempelajari lebih mendalam dan membicarakan suatu bahasa
yang bahkan lebih berkuasa dari bahasa asli kita atau bahasa ibu
yang ada dalam hati kita.
Rangkaian bahasa ini memiliki kuasa untuk bergerak melampaui hubungan antar manusia. Setiap katanya terjalin dengan kuasa
yang sesungguhnya untuk menggerakkan hal-hal yang tidak terlihat
jadi kelihatan dan menciptakan sesuatu dari yang tidak ada.
Ketika Bapa kita berbicara, dunia terbentuk. Keluar dari suatu
kekosongan yang gelap dari kekacauan tak berbentuk, keteraturan
dan terang muncul dengan tiba-tiba. Jika kita hendak menjadi putriputri mengagumkan yang melakukan hal-hal yang membangkitkan
rasa hormat untuk menghormati Allah kita yang mengagumkan,
kita memerlukan firman-Nya dan nama-Nya.
Sama seperti Bapa kita, pikiran-pikiran kita dilepaskan ketika
kita berbicara. Allah menciptakan kita dengan suatu pengertian
yang mendalam mengenai apa yang harus diterima, dibawa, dan
dalam kegenapan waktunya, melahirkan kehidupan. “Karena yang
diucapkan mulut meluap dari hati” (Matius 12:34). Kita biasanya
mendengar ungkapan ini sebagai suatu nasihat untuk menjaga hati
kita atau memeriksa apa yang tersimpan di dalam hati kita dengan
mendengarkan apa yang keluar dari mulut kita. Namun kali ini saya
ingin melihat ayat Alkitab ini melalui suatu lensa yang berbeda, karena meluap dari hati Allah. Dia berfirman sehingga galaksi semesta
tercipta.
1 62
DI PERS ENJATAI
Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada
pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga
mereka tidak dapat berdalih. (Roma 1:20)
Anda bahkan lebih menyenangkan dan lebih rumit dari lautan,
gunung-gunung, dan singa! Anda, Saudari terkasih, memantulkan
suatu sifat dari Allah kita yang tidak kelihatan.
Ketika bahasa ini dibisikkan, jarak yang sangat jauh dengan
segera menjadi sangat dekat, lalu dunia dan surga bersatu. Hak kitalah untuk berbicara karena itu adalah bahasa Bapa kita.
Selain sebagai suatu kumpulan firman Allah yang tertulis yang
membentuk pedang, Kitab Suci adalah bahasa
hembusan napas kehidupan dari rumah
Fakta
tentang Anggar
kita yang sejati. Dengan demikian, sePengaturan waktu dan
tiap kalimatnya dipenuhi dengan permenghambat tindakan
bandingan dan perintah, baik untuk
menetralkan kekuatan
perjalanan dunia kita sekarang maupenyerang bahkan
pun tempat tinggi kita yang kudus.
sampai yang petarung
Firman-Nya menggantikan segala
paling agresif.
bahasa yang pernah kita tahu, karena firman-Nya adalah permulaan dari segala sesuatu yang sekarang kita lihat. Bahasa Bapa kita dapat diucapkan oleh
siapa pun dengan sempurna, tak peduli apa pun bahasa asli dan logat
seseorang. Tulisan yang berkuasa dan kuno ini tersedia bagi setiap
suku bangsa dan dialek.
Bahasa-bahasa asing lahir ketika Allah menyerakkan suatu
umat yang tidak taat, yang dulunya mempergunakan satu bahasa
yang sama. Berikut ini adalah kisah mengenai Menara Babel.
Pedang Firman
1 63
Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara
yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, dan Ia berfirman:
"Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya.
Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa
pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan
dapat terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan
di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi
bahasa masing-masing." Demikianlah mereka diserakkan
TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti
mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama
kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan
TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka
diserakkan TUHAN ke seluruh bumi. (Kejadian 11:5-9)
Menarik untuk dicatat bahwa proyek pembangunan yang nampaknya mustahil ini akan menjadi mungkin karena dua faktor: satu
umat yang bersatu dan satu bahasa yang digunakan. Kerja keras
mereka akan berhasil meskipun bukan Allah yang membuatnya.
Rencana-rencana mereka didorong oleh ketidaktaatan kepada perintah Allah dalam Kejadian 1. Kebingungan bahasa bukan hanya
menghentikan kemajuan pembangunan mereka, tetapi menyerakkan
satu umat yang bersatu ke empat penjuru bumi. Kisah keberadaan
manusia dimulai dengan satu bahasa, dan saya percaya itu akan berakhir dengan satu bahasa… bahasa Allah kita yang menakjubkan.
Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka
bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul
itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua
tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah
mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana
164
DI PERS ENJATAI
mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkatakata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai
di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk
Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia
dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan
dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang
Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan
orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa
kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan
Allah." (Kisah para Rasul 2:6-11, penekanan ditambahkan)
Orang banyak berkumpul ketika surga mendapati suara di
bumi. Ketika kita benar-benar memiliki sesuatu untuk dikatakan,
Allah menemukan satu cara untuk menafsirkannya untuk semua
orang yang perlu mendengarnya. Ketika kita berserah diri untuk
mengucapkan firman-Nya dengan kuasa Roh-Nya, hal-hal yang
mengherankan dapat terjadi. Saya begitu merindukan ungkapan kesatuan keajaiban Allah ini.
Tidakkah Anda menyukai fakta bahwa Allah memilih orangorang dari suatu daerah yang dianggap buta huruf (Galilea) untuk
memberitakan keajaiban-keajaiban-Nya yang mulia kepada orangorang saleh dan berpendidikan baik yang berkumpul di Yerusalem
dari setiap daerah? Tak ada yang terluput. Bahkan lebih penting dari
membagikan satu bahasa dunia yang terdengar serupa adalah, kuasa
bersama dengan mengatakan hal yang sama. Pada Hari Pentakosta,
deklarasi surga menyerbu bumi, dan semua yang hadir mengetahuinya.
Allah kita Yang Maha Tinggi berjaya. Kasih-Nya yang mulia dan kemurahan-Nya yang menakjubkan tidak mengenal batas.
A nugerah keselamatan melalui iman kepada-Nya saja, dan semua
Pedang Firman
1 65
orang yang mencari-Nya mendapatkan anugerah dan pengharapan.
Intinya di sini bukanlah apakah Anda percaya dengan berbicara
dengan bahasa lidah. Ada pertanyaan-pertanyaan yang lebih besar
untuk dijawab: Apakah kita akan memilih untuk menggunakan kata-kata kita dengan suatu cara yang memindahkan kita dari keadaan
itu dan memuliakan Allah? Akankah kita berbicara dengan sikap
kita yang rusak atau menceritakan perbuatan-perbuatan-Nya yang
tanpa cacat? Akankah kita menjadi satu suara yang dipersatukan
dengan membiarkan Roh-Nya memenuhi kita?
Saya belum pernah melihat suatu komitmen untuk bersatu
dapat berhasil kecuali semua pesertanya bersekutu dengan suatu
sumber yang lebih tinggi. Menyatukan diri kita dengan tujuan dan
bahasa Bapa kita akan menggagas atau memulai suatu rencana Allah
yang baru dan mempersatukan suatu umat di sekeliling tujuan-Nya.
Dengan begitu banyaknya serpihan-serpihan pedang (tubuh-Nya
dan Firman-Nya) yang terpisah-pisah dan bergeser dari pandangan
kita yang dekat, kita hanya mengetahui bagian kita … sebagian! Untuk memahami fungsi suatu bagian, yang terbaik adalah memiliki
suatu gagasan tentang gambaran keseluruhannya.
Kehilangan beberapa potongan secara
Sebab sudah
alamiah berarti bahwa ada bagian-bagian
terlalu lama
yang kita ketahui… dan bagian lainnya
Firman itu
adalah di mana Roh dan Firman Allah menditafsirkan
gisi kekosongan itu. Kita bernubuat dan
alih-alih
mengucapkan satu perkataan iman untuk
diberitakan.
menciptakan sesuatu yang masih akan kita
lihat dengan bagian lainnya. Dia adalah semua di dalam semua; kita
adalah bagian dari suatu keutuhan.
Sebab sudah terlalu lama Firman itu ditafsirkan alih-alih diberitakan. Kita telah punya kebiasaan menyampaikannya melalui sa-
166
DI PERS ENJATAI
ringan pengalaman manusiawi kita, pilihan sosial, prasangka masa
kini, dan tuntunan terbatas dari pikiran manusiawi kita alih-alih
benar-benar memberitakan sesuatu yang diucapkan dan dicatat dengan penuh kuasa dan kekal. Kita lebih suka menafsirkan Injil alihalih menyatakannya.
Godaannya adalah menafsirkan Firman itu sesuai dengan bagian kecil yang kita mainkan atau miliki dan bukannya menyatakan
Firman itu dengan cara yang misterius secara keseluruhannya. Diperlukan iman untuk memberitakan suatu bahasa yang tidak kita
mengerti.
Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan
oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi
dari apa yang tidak dapat kita lihat. (Ibrani 11:3)
Allah menjadikan dunia yang dapat kita lihat dengan firman
yang tidak dapat kita lihat. Ketika kita bertindak seperti Bapa kita
dan menggemakan firman-Nya, pedang itu menemukan hakekatnya. Ketika kita benar-benar memberitakan apa yang telah ditempa
di surga dengan penuh kuasa dan kekal, dunia yang diciptakan ini
akan mengenali firman itu dan menyekutukan dirinya dengan kehendak Penciptanya.
Terlalu banyak yang hilang ketika kita menyampaikan kata-kata
surga melalui saringan dunia alih-alih menghiasi dunia dengan katakata surga. Hikmat kita yang terbaik diperoleh dari Zaman Dulu
Kala dan bukannya dari orang-orang di zaman kita. Sejujurnya, saya
selalu berpikir teman-teman Ayub terdengar brilian, sampai Allah
menampakkan diri!
Pedang Firman
1 67
Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa
pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah
bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang
tidak kuketahui. (Ayub 42:3, penekanan ditambahkan)
Versi Alkitab lainnya memakai kata mengaburkan, mengeruhkan, dan mempertanyakan untuk menguraikan kata menyelubungi
ini. Ketika kita berusaha menjelaskan, atau menghilangkan dengan
memberikan alasan terhadap apa yang tidak kita mengerti, kita menyelubungi atau menggelapkan cahaya tuntunan Allah. Kita mempertanyakan kebesaran-Nya ketika kita menumpulkan mata pedang
Firman surgawi-Nya.
Seandainya saya menyuruh salah satu putra saya memberi tahu
saudara-saudaranya yang lain, “Ibu mau kalian turun segera,” saya
berharap dia mengulanginya persis sebagaimana saya mengatakannya. Tetapi komunikasi menjadi kabur ketika dia menghilangkan
sesuatu yang saya katakan atau menambahkan sesuatu yang tidak
saya katakan. Contohnya, “Ibu mau kalian turun segera untuk
menata meja.” (Barangkali ditambahkan karena dia ingin saudaranya menata meja). Jika saya telah memanggilnya turun untuk menemani anjing berjalan-jalan atau hanya untuk menghabiskan waktu
bersamanya, maka akan ada kebingungan. Atau jika pesan itu disampaikan begini, “Ibu mau kalian turun,” tanpa suatu penegasan
waktu, anak saya mungkin berkata, “Baiklah.” Namun tanpa mengetahui faktor kesegeraan itu, dia mungkin menunda kehadirannya. Ini adalah contoh-contoh kecil yang dapat menjadi besar pada
suatu skala yang lebih besar.
Allah adalah Satu-satunya yang mengetahui segala sesuatu. Dia
tahu kita tidak mengetahui semuanya, itulah alasannya Dia memberi
kita hikmat dengan cara-Nya dan pikiran-Nya mengenai segala se-
168
DI PERS ENJATAI
suatu yang terjadi. Tetapi, seperti anak-anak saya, kita sering beranggapan bahwa alasan di baliknya atau penentuan waktunya tidaklah
penting.
Bagaimana hal ini sesuai dengan tuntutan Paulus kepada anak
rohaninya, Timotius?
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik
waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang
waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi
mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya
untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan
memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi
dongeng. (2 Timotius 4:2-4, penekanan ditambahkan)
Alih-alih mengkhotbahkan kata-kata yang ringan (light words),
khotbahkanlah firman terang (words of light)! Saya mengerti ada
suatu masa di masa lalu ketika pedang Firman Allah disampaikan
tanpa pengertian, yaitu ketika digunakan dengan legalisme. Menambahkan agenda kita akan selalu mengurangi kehebatan Firman
Allah. Ketika orang-orang telah dilukai oleh sesuatu yang dirancang
untuk menyembuhkan, mereka mengingkari kuasanya.
Agar tidak menakutkan bagi orang-orang, banyak pelayan dan
pemimpin menyingkapkan hanya sedikit, dan dalam usahanya menjadi pencari yang peka, mereka menambahkan suatu bahasa yang
dikarang-karang, nyaris seperi suatu bahasa prokem dari Firman Allah. Saya pikir metode pencari yang peka adalah bagus, namun kita
membuat suatu kesalahan ketika kita membiarkan metodologi kita
mengkompromikan pesan Allah.
Pedang Firman
1 69
Pada umumnya, perkataan-perkataan pendek adalah yang terbaik,
dan perkataan-perkataan lama adalah yang terbaik dari semuanya.
—Winston Churchill
Winston Churchill adalah seorang komunikator yang brilian
yang kata-katanya telah menjangkau jauh melampaui dunia dan zamannya serta terus berbicara hingga di zaman kita. Saya suka berpikir bahwa kutipan ini menjelaskan bagaimana kata-kata singkat
yang padat berbicara dengan jelas dan kata-kata yang lebih tua yang
dapat bertahan dari kerusakan masa adalah yang terbaik. Sama seperti perkataan-perkataan manusia, pada waktunya, mereka akhirnya
menjadi tidak berlaku di hadapan kekekalan yang tidak kenal waktu.
Di zaman Yesus, orang-orang Yahudi mempergunakan dua
bahasa. Bahasa Ibrani digunakan untuk kegiatan di bait Allah dan
mempelajari naskah-naskah suci. Bahasa Aram adalah bahasa untuk pemakaian sehari-hari di rumah dan di pasar. Yesus membawa kata-kata dan kuasa Allah yang kudus dan tersembunyi kepada
orang-orang di jalanan, di rumah-rumah, dan di pasar. Tetapi Dia
tidak membiarkan hal-hal yang kudus diperlakukan sebagai sesuatu
yang biasa, meskipun Dia memperlakukan orang-orang biasa sebagai
orang-orang kudus.
Dalam upaya kita menjadi segala sesuatu bagi semua orang,
apakah kita telah membiarkan perkataan-perkataan kita menjadi biasa atau duniawi dan mengurangi kadar kekekalan dari sesuatu yang
kudus? Izinkanlah saya memakai diri saya sendiri sebagai contoh.
Selama bertahun-tahun dari sekarang, saya memberi tahu para pendengar untuk meninggalkan perangkap-perangkap masa lalu mereka
karena bersama Allah “masa lalu Anda bukanlah masa depan Anda.”
Itu adalah sebuah ungkapan yang diberikan Allah kepada saya
pada tahun 1994 ketika saya sedang berdoa. Biasanya itulah yang
170
DI PERS ENJATAI
akan diingat oleh para hadirin sebagai suatu ungkapan untuk dibawa
pulang. Sama benarnya dengan itu, ungkapan ini memiliki suatu
masa hidup atau suatu masa kadaluwarsa. Ia memiliki kuasa yang
mengubahkan ketika diberitakan bersama ayat Alkitab yang mendukungnya. “Masa lalu Anda bukanlah masa depan Anda” merupakan
suatu versi ringkas dari Filipi 3:13-14:
Tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah
di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di
hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh
hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Apa yang saya katakan itu adalah benar, tetapi menggunakan
lebih sedikit kuasa dari kebenaran. Ungkapan populer yang dikarang
mengenai kebenaran mengurangi kuasa dari yang bahasa yang sesungguhnya. Kita tidak dapat lebih lama lagi menghidupi kata-kata
yang hampa kuasa, membayangkan bahwa tulisan-tulisan yang kudus tidak dibutuhkan lagi dalam pemberitaan kita. Kita akan selalu
gagal ketika kita berusaha menjadi alkitabiah tanpa Alkitab.
Ungkapan-ungkapan yang menarik mudah diingat karena katakata itu sangat… mudah diingat. Di masa sekarang dengan media
sosial yang begitu saling terhubung, jika suatu perkataan cukup ringkas dan tajam, ia dapat melintasi seluruh dunia dalam suatu waktu
yang sangat singkat. Tetapi apa yang tersisa di belakangnya? Apakah
Facebook dan Twitter mempunyai kuasa untuk mengubah? Tentu
saja saya berharap demikian, karena beberapa juta orang sedang
menghabiskan banyak waktu mereka di dalam lingkungan pengaruh
mereka. Saya berdoa ini tidak sedang menciptakan suatu generasi
orang-orang bodoh yang bijaksana, yang tahu segala hal namun tidak melakukan apa pun.
Pedang Firman
17 1
Mengapa kita membayangkan undangan untuk sela (berdiam
diri dan terpesona dengan kagum) dimasukkan begitu sering di seluruh Mazmur? Jeda itu membiarkan waktu untuk perkataan-perkataan yang kudus menembus setiap dunia pemikiran yang berbayang
dengan kehebatannya yang tidak kenal waktu. Tanpa suara dari Roh
Kudus, tidak ada penginsyafan akan dosa dan pada akhirnya tidak
akan ada tuntunan hikmat yang benar.
Saya memikirkan jenis kata-kata apa yang telah kita lepaskan
untuk mendapati diri kita berada dalam realita masa kini. William
Smith, pendiri Bala Keselamatan, diwawancarai dan ditanyai apa
yang menjadi keprihatinannya bagi gereja mengenai abad berikutnya. Ini yang dia katakan:
Menjawab pertanyaan Anda, saya beranggapan bahwa bahaya
utama yang dihadapi di abad mendatang adalah agama tanpa
Roh Kudus, Kekristenan tanpa Kristus, pengampunan tanpa
pertobatan, keselamatan tanpa regenerasi, politik tanpa Allah,
dan surga tanpa neraka.8
Ketika saya membaca peringatan profetis ini, hati saya ditusuk
persis seolah ditikam oleh ujung suatu pedang. Saya tidak kesakitan
karena kesalahan orang lain, melainkan karena kesalahan saya sendiri. Kini bukan saatnya memecah kelompok dan menuduh yang lain.
Kondisi tubuh Kristus begitu menyedihkan.
Jika apa yang telah kita beritakan selama beberapa dekade yang
lalu menciptakan realita masa kini, marilah kita dengan sengaja
membangun suatu kerangka baru yang dibangun di atas batu karang
Firman Allah yang teguh.
172
DI PERS ENJATAI
Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang,
tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.
(Amsal 12:18)
Marilah mengucapkan hikmat Allah dan saksikanlah pemulihan dimulai.
Peringatan -peringatan
Begitu banyak hal dalam hidup yang datang dengan suatu tanda
peringatan, dan kata-kata pasti datang dengan banyak peringatan.
Peringatan: kematian dan kehidupan berada di dalam kuasa perkataan Anda. Peringatan: jadilah lambat untuk berkata-kata. Peringatan:
pikiran-pikiran dan kata-kata menciptakan realita Anda.
Jagalah pikiran-pikiran Anda; sebab itu akan menjadi katakata. Jagalah kata-kata Anda; sebab itu akan menjadi tindakan.
Jagalah tindakan-tindakan Anda; sebab itu akan menjadi
kebiasaan. Jagalah kebiasaan-kebiasaan Anda; sebab itu akan
menjadi karakter. Jagalah karakter Anda;
sebab itu akan menjadi takdir Anda.
—Tidak dikenal
Sama kuatnya dengan kutipan ini, ia dapat memposisikan kita
untuk hidup dalam keadaan tetap menjaga pikiran, perkataan, tindakan dan kebiasaan kita! Gerak maju ini benar, namun kita tidak
perlu hidup dalam suatu negara polisi di mana pikiran-pikiran kita
secara terus-menerus disunting. Alih-alih, Allah mengundang kita
untuk menukar pikiran-pikiran dan jalan-jalan kita dengan pikiran-
Pedang Firman
173
pikiran dan jalan-jalan-Nya, yang jauh lebih mudah dibandingkan
dengan pemahaman kita sendiri!
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu,
dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman
TUHAN.
Seperti tingginya langit dari bumi,
demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan
rancangan-Ku dari rancanganmu.
Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit
dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi,
membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuhtumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti
kepada orang yang mau makan,
demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku:
ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia,
tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki,
dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
(Yesaya 55:8-11)
Seraya kita membaca Firman-Nya, ia memperbarui pikiranpikiran kita. Sementara pikiran-pikiran kita diperbarui, pemikiranpemikiran kita berubah. Perubahan dalam cara berpikir kita ini
menghasilkan suatu perubahan dalam apa yang kita katakan mengenai diri kita sendiri, dunia kita, dan yang lainnya. Perubahan di
dalam cara berbicara ini menghasilkan suatu perubahan di dalam
tindakan kita dan menghubungkan kita dengan tujuan-tujuan surga
untuk bumi ini. Kata-kata kita mulai menggemakan kehendak Bapa
kita di surga, dan kebun anggur pun mulai bertumbuh.
174
DI PERS ENJATAI
Firman Allah yang hidup adalah asal mula dari seluruh kebenaran yang penuh kuasa dan mengubahkan. Pada akhirnya, Kebenaran bukanlah sebuah teori untuk diperdebatkan; ia adalah Firman
yang menjadi daging – Yesus.
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau
tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)
Ada sesuatu yang sangat berbeda antara memberitakan kebenaran dengan menjadi kebenaran! Kita harus mengikuti teladan-Nya
dengan menghidupi kebenaran. Dia adalah kebenaran tanpa suatu
batas waktu, sebab Dia hidup selama-lamanya! Yang satu menguatkan Anda dalam suatu waktu; yang lain mengubahkan Anda dengan
cahaya dan momentumnya.
Ungkapan saya – “Masa lalu Anda bukanlah masa depan Anda!”
– dapat diserupakan dengan sebuah pintu yang terbuka sebagian;
sedangkan Firman-Nya adalah sebuah pintu gerbang yang terbuka
lebar. Alangkah mengagumkannya bahwa Bapa kita bukan hanya
memberikan suatu bahasa kepada kita, tetapi Dia memberikan Yesus, teladan akan bagaimana menghidupi apa yang kita katakan.
Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa
mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga
yang dikerjakan Anak. (Yohanes 5:19)
Firman-Nya bukan hanya hidup… itu adalah kehendak-Nya.
Bagaimana saya mengatakan ini? Karena Yesus menunjukkan kehen-
Pedang Firman
175
dak Bapa, dan Dia adalah pernyataan Firman Allah di dalam tubuh
manusia.
Sebagai akibatnya, ketika Kristus datang ke dalam dunia ini,
Dia berkata,
"Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki
–tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku–.
Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa
Engkau tidak berkenan.
Lalu Aku berkata:
Sungguh, Aku datang;
dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku
untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
(Ibrani 10:5-7, penekanan ditambahkan)
Maka timbul pertanyaan – Apa yang tertulis tentang kita dalam
gulungan kitab itu? Menurut Kisah Para Rasul 2, putri-putri Allah
akan menjadi bagian dari tiupan surga yang luar biasa ini: kita akan
bernubuat bersama dengan putra-putra-Nya ketika kita mengalami
suatu pencurahan Roh Allah. Kita akan melayani Dia di bawah
suatu langit yang dirancang dengan keajaiban-keajaiban ketika kita
hidup di atas bumi yang dipenuhi dengan tanda-tanda-Nya. Di zaman kita, semua orang yang berseru kepada Allah akan diselamatkan (lihat ayat 17-21). Kerangka yang luar biasa ini menguraikan
kehendak-Nya yang pemurah bagi kita.
Apakah Anda ingin melakukan kehendak-Nya sehingga segala
sesuatu yang tertulis mengenai Anda akan menjadi sesuatu untuk
dilihat? Saya percaya Anda menginginkannya. Marilah kita menangkap momen ini dan memeteraikannya dalam doa.
176
Bapa surgawi,
Lihatlah putri-Mu. Saya telah datang untuk melakukan
kehendak-Mu. Kiranya segala sesuatu yang telah
tertulis tentang saya akan dinyatakan di dalam hidup
saya ketika saya berpegang akan Firman-Mu dengan
mengatakannya dan menyatakannya melalui kehidupan
saya. Di dalam nama Yesus, Amin.
9
Pedang Tuaian
Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan
pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning
dan matang untuk dituai.
–Yohanes 4:35
Hanya ada satu pedang bagi penduduk Amerika Utara asli, dengan
gaya Amerikanya yang tepat, serba-guna, dengan lebih dari dua puluh kegunaan. Penggunaaan yang bermacam-macam dari golok ini
dapat dibagi ke dalam empat kategori utama: membersihkan dan
memelihara jalan, mengubah daerah sekitar, mengatur panen serta
membunuh atau membela diri.
Berikut ini adalah suatu contoh dari cara penggunaan sebuah
golok. Ia merambah jalan dan memelihara jalan setapak, mencincang kompos untuk menyuburkan suatu kebun, atau memotong
kapas dan kayu bakar. Sebuah golok dapat membersihkan suatu
daerah untuk tempat berkemah, membersihkan semak atau belukar,
dan merapikan tempat tinggal dengan menyiangi halaman rumput
dan memotong pagar tanaman. Ia dipakai untuk membersihkan pohon-pohon dan mengarahkan tanaman merambat serta menguatkan
pertumbuhan mereka di masa mendatang; membuat tiang, tenda,
178
DI PERS ENJATAI
dan sistem terali; dan untuk membangun tempat
berlindung. Golok dipakai untuk memanen padi,
tebu, jagung, gandum hitam, padi millet, jelai,
sorgum, gandum, dan makanan hewan di peternakan, juga memotong dan membelah kelapa, kacang-kacangan, dan banyak lagi. Golok ideal untuk memindahkan tanaman di atas tanah dengan
meninggalkan akar biomassa di tempatnya untuk
dipanen di masa depan.
Terakhir, ada dinamika perlindungan dan
pembunuhan. Meskipun ini bukanlah tujuan
asal dari rancangannya, golok adalah suatu senjata yang hebat untuk perlindungan diri, mampu
menjaga diri dari para penyerang dan binatang
buas serta membunuh ular berbisa. Ia juga dapat
dipakai untuk menyembelih binatang buruan atau
hewan ternak.
Siapa yang tahu… bukan?
Golok ini dapat dibandingkan dengan gabungan sebuah pisau,
kapak, dan pedang, dan karena ia memiliki begitu banyak kegunaan, pedang ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di banyak bagian dunia ini. Sungguh, dengan daftar kegunaan yang begitu mengesankan, saya heran bagaimana saya bisa bertahan hidup
selama ini tanpa memilikinya satu pun!
Dalam halaman-halaman berikutnya, saya akan fokus pada apa
yang dapat terjadi ketika kita membersihkan jalan, mengubah daerah sekitar, dan menuai ladang. Anda dapat menemukan jalan Anda,
menciptakan sebuah tempat perlindungan, dan menikmati buah
kerja keras Anda. Dan, di sepanjang jalan, Anda mungkin menghadapi ular-ular yang perlu dibunuh dengan segera.
Pedang Tuaian
179
Membersihkan dan Memelihara Jalan
Tak ada yang menerangi suatu jalan rohani dengan cara yang lebih
dramatis dari Firman Allah. Susurilah kitab Amsal, dan Anda akan
menemukan kejelasan akan apa yang ada di depan dan di belakang
Anda. Jalan bukan hanya semata-mata sebuah sarana yang akan
membawa Anda kepada sebuah akhir. Jalan-jalan dan perjalanan memiliki tujuan. Kadang-kadang, tiba terlalu cepat adalah sesuatu yang
buruk. Adalah berbahaya untuk tiba di suatu tujuan tanpa karakter
kita menjadi dewasa atau utuh. Karakter dan kekuatan sering kali
datang dengan tetap berada di jalur tersebut. Amsal 20:21 memperingatkan kita bahwa sesuatu yang diperoleh dengan cepat, tidak selalu diberkati pada akhirnya.
Dengan segala mode efisiensi transportasi kita, kita telah kehilangan sebagian jaringan kita akan tujuan yang diperoleh dari sebuah jalan. Suatu kehidupan dan hubungan yang kaya tidak dibangun dengan melompat dari titik A ke titik B secepat mungkin, namun dengan mengumpulkan pelajaran sedikit demi sedikit dalam
perjalanan itu.
Di masa kita, jalan-jalan adalah sesuatu yang sedikit lebih
dari sekadar jejak-jejak kotor atau jalan pintas melintasi hutan dan
ladang. Namun, di masa lalu, jalan dipahami untuk mengantarkan
orang-orang, namun jalur-jalur itu menghubungkan mereka. Sedihnya, kita telah menjadi seseorang yang bergerak dari suatu tempat ke
tempat lain dengan begitu cepat sehingga kita gagal untuk meninggalkan jejak yang kita perlukan untuk terhubung dengan orang lain.
Dan gerakan horizontal yang terus-menerus melintasi permukaan
bumi ini seringkali datang dengan mengorbankan jalan vertikal kita.
Bukanlah suatu kebetulan bahwa satu strategi yang dipergunakan Roma untuk menaklukkan dunia adalah dengan memban-
180
DI PERS ENJATAI
gun jembatan dan jalan-jalan. Ini memampukan orang-orang Roma
untuk memindahkan pasukan-pasukan mereka dan mengekspor budaya mereka. Sebenarnya, jalan-jalan raya, jembatan, dan jalan-jalan
setapak adalah hal yang netral, namun seperti di zaman Romawi,
pasukan-pasukan musuh dapat menggunakan jalan-jalan raya ini
sama mudahnya dengan sekutu-sekutu yang ramah. Di zaman kita,
jalan-jalan setapak digital mengelilingi seluruh dunia. Internet dan
media sosial berfungsi sebagai jalan-jalan maya. Namun jalan-jalan
di media sosial seharusnya ditempa dengan kepedulian yang besar
dan tidak digunakan sebagai suatu pengganti dari kontak pribadi.
Banyak perkawinan telah terganggu karena seorang pasangan sendirian di tempat tidur sementara yang lain secara emosional telah
terlibat dengan keintiman maya di internet. Siapa yang tidak pernah
bersama dengan teman-teman (atau dengan teman) yang memutuskan percakapan karena telepon tidak dapat disingkirkan?
Setiap hari adalah sebuah perjalanan dalam perjalanan waktu.
Kita bergerak melintasi waktu, bahkan jika kita tidak pernah meninggalkan rumah. Seperti waktu, karir dan takdir juga memiliki jalan.
Persahabatan melintasi jalannya, dan keluarga memiliki perjalanan.
Lagi pula untuk menantang meninggalkan jejak, ada kebutuhan untuk menjaga apa yang ditempa tanpa halangan. Ini menjamin bahwa
orang lain tidak akan kehilangan jalan mereka atau menjadi tersesat
karena kelalaian kita.
Mari kita sederhanakan masalah ini. Menurut Mazmur dan
Amsal, pada akhirnya hanya ada dua jalan dalam perjalanan hidup
ini: satu mendaki kepada terang dan kehidupan, dan yang lainnya
menurun kepada kegelapan dan kematian. Tidak ada jalan tengah.
Pilihan tampak jelas… pilihlah jalan Allah menuju terang dan kehidupan. Namun ada masanya dalam hidup ketika kita perlu cahaya
yang lebih banyak agar dapat memilih jalan yang benar.
Pedang Tuaian
181
Sebagai contoh, di masa muda, kita secara alamiah kurang berpengalaman. Pada waktu menderita, kita mungkin kehilangan perspektif. Di masa kegelapan, kita mungkin tersesat. Kadang-kadang
pintu masuknya nyaris tidak ada tanda atau cahaya jalannya remangremang, dan perlunya cahaya tambahan menjadi terlihat dengan
sangat jelas. Dengan meminjam hikmat dari pemazmur, kita belajar, “Pintu masuk kepada firman-firman-Mu memberikan terang;
ia memberikan pengertian kepada orang yang sederhana” (Mazmur
119:130, KJV ).
Ini berarti bahwa kita tidak dibatasi oleh pengertian pada taraf
sekeliling kita. Ketika Firman Allah memasuki hati kita, ia bukan
hanya menuntun jiwa kita, namun ia juga menyediakan terang. Sesuatu yang berbahaya dalam gelap disingkapkan di dalam terang.
Jalan yang Baru dan yang Lama
Berkali-kali Allah sedang meminta kita untuk membuat jejakjejak baru dan membuka kembali jalan-jalan yang lama. Sebab
sudah terlalu lama umat Allah berkelana
Berkali-kali
meninggalkan jalan menuju kekudusan
Allah sedang
(lihat Yeremia 18:15). Kita memerlukan
meminta kita
Firman-Nya untuk mengerjakan jalan di
untuk membuat
hadapan kita. Sama halnya seperti sebuah
jejak-jejak baru
golok membersihkan jalan-jalan di hutan,
dan membuka
pedang Firman Allah memiliki kuasa untuk
kembali jalanmemutuskan apa yang membelit kita.
jalan yang lama.
Ini berarti kita mungkin dipimpin
menuruni jalan-jalan yang pada awalnya terlihat lebih sulit, namun
kita dapat menggunakan Firman Allah untuk membersihkan dan
1 82
DI PERS ENJATAI
menerangi langkah-langkah kita saat kita berjalan. Jika Anda adalah
seorang Kristen, sang musuh tidak akan mampu menghalangi jalan
masuk Anda menuju jalan keselamatan, namun ia akan bekerja keras
untuk mengalihkan Anda dari jalan itu. Terang Firman Allah menjamin kebijaksanaan, yang mampu…
melepaskan engkau dari jalan yang jahat,
dari orang yang mengucapkan tipu muslihat,
dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus
dan menempuh jalan yang gelap;
yang bersukacita melakukan kejahatan,
bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat,
yang berliku-liku jalannya
dan yang sesat perilakunya. (Amsal 2:12-15, penekanan
ditambahkan)
Dari ayat-ayat ini kita belajar bahwa ucapan-ucapan kejahatan
pada akhirnya akan membawa kepada jalan yang menyimpang dan
berbelok-belok, dan jalan ini pada akhirnya memisahkan Anda dari
jalan kehidupan. Ayat ini menunjukkan tiga hal: kejahatan memiliki
sebuah cara, sebuah jalan, dan sebuah bahasa. Maka adalah beralasan
bahwa kebenaran juga memiliki sebuah cara, sebuah jalan, dan sebuah bahasa (yang tentu saja Anda sudah tahu!).
Istilah cara berbicara mengenai serangkaian metode, kebiasaan,
tata karma, teknik, taktik, dan gaya atau mode. Suatu contoh mengenai metode atau cara-cara kejahatan adalah termasuk kesombongan, ketidaktaatan, penghinaan, fitnah, tipu muslihat, kebohongan,
percabulan, perzinahan, peyembahan berhala, pembalasan dendam,
kebencian, iri hati, amarah dan sihir.
Pedang Tuaian
183
Istilah jalan berbeda dengan cara karena cara adalah perilaku
yang di dalamnya Anda bepergian, dan jalan adalah jalur ke mana
Anda menuju. Cara Anda mencapai sesuatu dapat dicapai mulai dari
berjalan hingga terbang, sementara jalan yang Anda tempuh mungkin dari barat ke timur. Dalam konteks Kitab Suci, cara menjalani
jalan-jalan kebenaran adalah dengan menceritakan kebenaran alihalih kebohongan.
Dan dinamika ketiga di dalam ayat-ayat ini adalah bahasa.
Apakah kita menyadarinya atau tidak, apa yang kita katakan akan
menentukan cara kita berjalan dan tujuan kita. Bahasa mempunyai
kuasa untuk menghubungkan dan mengantarkan kita kepada jalanjalan yang benar dan cara-cara yang benar sama yakinnya dengan
kata-kata kita memiliki kuasa untuk memisahkan kita dari kejahatan.
Ringkasnya, cara menjelaskan bagaimana Anda berjalan, jalan
adalah rute Anda, dan keduanya sering kali dipilih oleh kata-kata
kebajikan yang kita ucapkan. Bahasa kita atau pilihan kata-kata kita
memiliki kuasa untuk menata jalan kehidupan kita.
Namun bagaimana jika Anda sedang berusaha menemukan jalan Anda? Bagaimana seandainya suatu jalan yang lama telah ditumbuhi semak atau Anda ingin merawat satu jalan sehingga orang-orang
lain akan menemukan jalan mereka? Bagaimana Anda mengarahkan
jejak-jejak ini? Dijamin, banyak orang telah tersesat karena mereka
disesatkan. Legalisme sangat mengerdilkan hati banyak orang dari
kesalehan yang benar, sementara jalan yang tanpa hukum sepertinya
memerangkap mereka yang menjalaninya dengan hawa nafsu dan
gairah yang meluap-luap. Tidak ada artinya menapaki setiap jalan
yang tidak membawa seseorang ke manapun. Kita punya satu kesempatan untuk berjalan dalam sebuah cara yang baru dan hidup (lihat
Ibrani 10:20).
184
DI PERS ENJATAI
Janganlah pergi ke mana jalan-jalan mungkin menuntunmu,
namun pergilah ke mana belum ada jalan
dan tinggalkanlah sebuah jejak.
—Ralph Waldo Emerson
Saya tidak memaksudkan ini agar terdengar bertentangan,
namun kadang-kadang jalan-jalan yang benar memerlukan suatu
pendekatan yang tidak biasa. Yesus tidak pernah teralihkan dari jalan kebenaran, namun Dia pastilah seorang perintis. Dia mengutus
mereka yang mengikuti-Nya untuk melakukan hal yang sama ketika
Dia mengutus murid-murid-Nya ke seluruh bumi untuk menjadikan segala bangsa menjadi murid-Nya. Sebelum Salib, semua jalan
keselamatan memimpin orang-orang ke bait Allah di Yerusalem.
Setelah kebangkitan-Nya yang mulia, Kalvari menjadi pusat bait dari
tubuh dan darah yang tersebar ke seluruh dunia. Baik Martin Luther
maupun Ibu Teresa meninggalkan sebuah rute yang dapat diperkirakan untuk meninggalkan sebuah jejak bagi orang lain.
Cara bagaimana Anda meninggalkan satu jalan juga merupakan
cara Anda kembali ke sana – Anda menantikan bimbingan Allah,
kemudian mengikut ke mana Dia menuntun, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kita membaca Firman-Nya, merenungkan
jalan-jalan-Nya, dan mengucapkan bahasa-Nya, serta apa yang kita
cari akan terbuka di hadapan kita. Melalui kuasa Firman-Nya, Dia
membuat sebuah jalan di mana sepertinya tidak ada jalan. Allah kita
tahu bagaimana mengarahkan jalur yang luas tanpa jalan di suatu
padang gurun atau suatu batang air.
Halangilah jalan yang tidak membawa ke manapun;
karuniailah aku dengan wahyu-Mu yang jelas.
Aku memilih jalan yang benar yang membawa ke satu tempat,
Pedang Tuaian
185
aku menempatkan tanda-tanda jalan-Mu di setiap lekukan
dan sudut.
Aku menggenggam dan berpaut pada apa pun yang Kau
katakan kepadaku;
Allah, janganlah membiarkan aku!
Aku akan berlari di jalan yang Engkau sediakan bagiku,
asalkan Engkau menunjukkannya padaku. (Mazmur
119:29-32, MSG)
Mengubah Daerah Sekitar
Fungsi lain dari sebuah golok adalah kegunaannya untuk membentuk atau membuat sebuah lingkungan baru.
Beberapa tahun lalu, John dan saya membangun sebuah rumah
di tengah pepohonan lebat di Florida. Sementara mereka meratakan
dan membersihkan kapling kami, semua hewan pengerat, tikus, ular
dan kalajengking dari daerah kami bergerak ke dua ladang yang
mengapitnya. Kami membuka suatu tempat untuk rumah dan halaman rumput dengan segera mengubah daerah sekitarnya, namun ini
tidak berarti penghuni-penghuni sebelumnya di daerah kami menghilang… mereka hanya digantikan.
Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari
pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.
Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah
kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. (Lukas 4:13-14)
Yesus bukan hanya berpuasa di padang gurun, namun Dia
telah berhadapan dengan Setan. Dia terkuras, tetapi tidak kosong.
186
DI PERS ENJATAI
Dia kembali dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus. Berpuasa lebih
dari sekadar tidak makan. Itu adalah suatu waktu ketika kita menentukan apa yang akan memiliki keutamaan dan bersuara dalam
kehidupan kita. Kita mengosongkan diri kita sehingga Dia dapat
memenuhi kita.
Terkadang Anda perlu membuat sebuah perubahan lingkungan yang radikal – mematikan televisi Anda, memutuskan jaringan
Internet Anda, dan menggantung telepon. Ketika semua suara ini
bungkam, Anda mempunyai suatu kesempatan untuk berdiam diri.
Namun, ini bukanlah suatu undangan untuk merenungkan suatu
pewahyuan yang lebih dalam tentang Anda, melainkan untuk mengalami suatu pewahyuan yang lebih dalam akan Dia.
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi
dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
akan berkata kepada TUHAN:
"Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku,
Allahku, yang kupercayai." (Mazmur 91:1-2)
Anda dapat melihat hidup Anda dengan suatu sikap yang serupa. Ketika Yesus masuk dan membersihkan lantai kehidupan Anda,
sang musuh tidaklah menghilang; ia hanya berpindah ke samping. Ia
tidak pergi; ia hanya menghilang dari pandangan, mencari suatu kesempatan untuk kembali menghidupkan dirinya. Untuk menghindari
kembalinya suatu serangan permusuhan, Anda harus mendirikan
suatu gaya hidup dan lingkungan baru dengan teguh. Dengarlah
cara Allah memerintahkan bangsa Israel untuk maju ketika mereka
memasuki daerah sekitar Tanah Perjanjian.
Pedang Tuaian
1 87
Haruslah engkau melakukan apa yang benar dan baik di mata
TUHAN, supaya baik keadaanmu dan engkau memasuki
dan menduduki negeri yang baik, yang dijanjikan TUHAN
dengan sumpah kepada nenek moyangmu, dengan mengusir
semua musuhmu dari hadapanmu, seperti yang difirmankan
TUHAN. (Ulangan 6:18-19)
Tuhan kita mendesak sang musuh dan memberi kita tugas untuk memiliki atau mendiami negeri itu. Kejahatan ditaklukkan atau
digantikan dengan kebaikan, sama pastinya dengan kegelapan digantikan oleh terang. Yesus adalah Juruselamat dunia ini, dan adalah
terserah pada kita untuk membawa Injil-Nya serta menyerbu dan
mendiami bumi kita dengan kasih-Nya.
Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu
untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk
menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan
membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita
karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah
karena namamu ada terdaftar di surga." (Lukas 10:19-20)
Baiklah, sudah terlalu sering ayat ini digunakan untuk membenarkan memegang ular untuk membuktikan wibawa rohani seseorang. Tindakan ini penuh kesombongan, bodoh, dan sering kali
fatal. Kita tidak dimaksudkan untuk melilitkan tubuh kita dengan
ular untuk dibandingkan dengan melilitkan diri kita di dalam kuasa
sang musuh. Kita mempunyai kuasa untuk menginjak, bukan memegang! Kita seharusnya menghancurkan alih-alih mengemongnya.
188
DI PERS ENJATAI
Mengatur Tuaian
Pada musim menuai, jalan-jalan harus dibersihkan dan dipelihara
sehingga para penuai dapat mencapai ladang-ladang.
Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim
menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu
dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan
matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima
upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal,
sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab
dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan
yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa
yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan
kamu datang memetik hasil usaha mereka." (Yohanes 4:35-38)
Panen adalah suatu masa singkat yang genting, dan segala sesuatu yang kita genggam di tangan kita harus dipergunakan untuk
lebih dari satu kegunaan. Zaman kita dapat diserupakan dengan zaman Nehemia ketika ia mempertahankan diri seraya ia membangun.
Demikianlah kita mempertahankan diri seraya kita menuai.
Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa:
bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan;
suruhlah semua prajurit
tampil dan maju!
Tempalah mata bajakmu menjadi pedang
dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak;
baiklah orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini
pahlawan!" (Yoel 3:9-10)
Pedang Tuaian
189
Sering kali mereka yang tidak berperan dalam penuaian akan
berusaha bersaing dengan mereka yang menuai. Persaingan telah
menjadi sebuah masalah sejak Kain dan Habel berjuang untuk
mendapatkan perkenan Allah. Kompetisi terjadi di Olimpiade, namun bukan di dalam rumah Allah. Yesus dan Yohanes adalah rekan
sekerja yang menolak untuk diadu melawan satu sama lain. Mereka
memahami bahwa apa yang sedang mereka kerjakan adalah lebih
penting daripada popularitas mereka.
Ketika Yesus menampakan diri-Nya di tepi sungai Yordan, Yohanes Pembaptis sedang berseru-seru dan mengarahkan penduduk
Yudea menuju suatu jalan pertobatan melalui baptisan dan pengakuan dosa. Ketika Yesus datang untuk dibaptis olehnya, Yohanes
protes (lihat Matius 3:13-15). Yohanes memahami bahwa dia tak lain
hanyalah seorang bentara dan Yesuslah yang diserukan. Ketika mereka berdua tunduk kepada proses ini, langit terbuka, suara Allah terdengar, dan Yesus dinyatakan sebagai Anak Allah (lihat ayat 16-17).
Setelah Yesus menghabiskan empat puluh hari di padang gurun,
Dia dan murid-murid-Nya mulai membaptis bersama dengan Yohanes dan murid-murid-Nya. Orang-orang Farisi dan Saduki datang
memperhatikan dan mencatat angkanya.
Yesus menyadari bahwa orang-orang Farisi terus menghitung
baptisan yang diadakan oleh-Nya dan Yohanes (meskipun
murid-murid-Nyalah, bukan Yesus, yang sebenarnya
melakukan pembaptisan). Mereka mencatat bahwa nilai Yesus
lebih banyak, mengubah Dia dan Yohanes menjadi saingan di
mata orang-orang. Lalu Yesus meninggalkan daerah Yudea dan
kembali ke Galilea. (Yohanes 4:1-3, MSG)
190
DI PERS ENJATAI
Di musim menuai, adalah lebih baik meninggalkan sebuah
ladang daripada membiarkan mereka yang tidak tunduk di bawah
otoritas Tuhan yang empunya tuaian itu membuat Anda bersaing.
Yesus memutuskan untuk kembali ke
Galilea dan mendapati suatu ladang
Fakta
yang masak di perjalanan! Keletentang Anggar
Dalam pertarungan
lahan dan kehausan, Yesus
pedang, merawat formasi
berhenti di sebuah sumur di
adalah penting. Jika tidak,
mana seorang perempuan
sekutu membahayakan
yang kacau-balau menemuyang lainnya karena mereka
kan Dia ketika ia pergi menbertarung dengan bertarung
imba air. Kemudian kesaksidalam kuartal yang
annya membuka kota Sikhar di
berdekatan.
Samaria (lihat ayat 4-30).
Ketika para pemimpin agama tidak berhasil menjadikan Yohanes dan Yesus menjadi saingan satu
sama lain, mereka menempatkan keduanya sebagai saingan di antara
orang-orang. Persaingan dan kompetisi selalu berusaha menempatkan orang-orang pada posisi di mana mereka harus berdiri di satu
kelompok atau yang lainnya.
Yohanes adalah seorang perintis yang mengerti masa dan tujuannya. Para perintis tidak memecah-belah ladang. Seperti dia, kita
seharusnya menyerukan Dia yang akan datang.
Membunuh atau Membela Diri
Ketika lingkungan diubah dan jalan-jalan yang dulunya padang gurun dipotong, sering kali ular-ular muncul. Jika kita melihat kejahatan disingkapkan, kita tidak melakukannya dengan kekuatan ma-
Pedang Tuaian
1 91
nusia kita. Kita membunuhnya dengan golok Firman Allah… ada
tertulis! Tindakan menguasai lahan dan membebaskan para penghuninya ini menginjak-injak ular dan kalajengking.
Lagi pula, padang gurun dan lingkungan apa pun yang dipenuhi
tumbuhnya dedaunan, ladang biasanya menjadi tempat persembunyian bagi ular-ular berbisa. Batang-batang gandum yang tinggi
menutupi lubang-lubang mereka dan menyembunyikan pergerakan
mereka.
Anda dapat berkata bahwa masa panen adalah penggabungan
dari lingkungan yang berubah dan menciptakan jalan-jalan. Para
penuai bekerja melepaskan bulir-bulir di jalur yang tegak di hadapan mereka, sementara para pengumpul mengumpulkan hasil usaha mereka. Jika seekor binatang pemangsa kelihatan di ladang dan
mengancam baik penuai maupun tuaian, ia harus dilumpuhkan.
Tugas ini adalah tanggung jawab penuai, bukan pengumpul, sebab
Anda tidak dapat menyerang dengan tangan yang penuh. Ini berarti
bahwa peralatan panen dengan segera menjadi satu alat untuk pertahanan diri. Bahkan jika sang ular tidak dalam posisi menyerang,
ia harus diusir.
Jangan pernah membiarkan suatu bahaya yang telah diketahui
oleh pekerja-pekerja Anda terluput tanpa disadari atau tanpa diberitahu masuk ke ladang yang lain. Jika Anda melihatnya, beritahukanlah. Jika Anda tidak diperlengkapi untuk mengusirnya, maka peringatkanlah orang lain bahwa ada seekor ular di ladang itu.
Jadi marilah kita membawa Firman Allah seperti sebuah golok kembali ke dalam gambaran ini dan membersihkan jalan di hadapan
kita, mengubah daerah sekitar kita menjadi sesuatu yang aman un-
1 92
tuk menuai, dan berurusan dengan ular-ular yang akan memotong
jalan-jalan kita.
Bapa di surga yang terkasih;
Tuntunlah jalanku dengan cahaya Firman-Mu,
dan ajarlah aku untuk meninggalkan suatu jejak
yang ditandai dengan jelas bagi mereka yang ada di
belakangku. Aku ingin menggunakan Firman-Mu
untuk menciptakan lingkungan yang mendorong orang
lain untuk bertumbuh dengan subur. Aku memilih
untuk menjaga hatiku agar tidak keliru mengira rekanrekan pekerja sebagai saingan.
Bukalah mataku untuk melihat ladang di sekeliling
hidupku yang telah menguning dan siap untuk dituai.
Dalam nama Yesus, Amin.
10
Pedang Cahaya
Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu
gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat
muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan
tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan
sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
–1 Korintus 13:12
Di dunia nyata, suatu pedang cahaya tidak benar-benar eksis kecuali
dalam bentuk laser. Namun, di dunia Star Wars, ada beberapa gambaran masa depan yang akan saya pinjam – pedang cahaya. Senjata
ini membebaskan apa yang diteranginya.
Yesus adalah terang kita di ujung suatu terowongan yang sangat
panjang dan gelap, dan ketika kita melihat-Nya, kita akan menjadi
seperti Dia.
Keuntungan kita dari dunia sementara yang terikat di bumi ini
ada pada cahaya remang yang terbaik, terbatas, dan jauh, namun
ketika kekekalan menelan waktu, kita akan melihat dengan jelas,
muka dengan muka, dalam suatu dunia tanpa bayangan. Ini berarti
bahwa sekarang kita tidak dapat melihat gambaran yang utuh. Namun belum pernah ada saat yang paling membutuhkan bagi kita un-
194
DI PERS ENJATAI
tuk merasakan atau melihat apa yang sesungguhnya kita lihat secara
akurat.
Seperti yang diucapkan oleh pepatah, ada lebih dari apa yang
dilihat mata, demikianlah kita memerlukan pedang cahaya dan
ketajaman untuk melihat. Saya menemukan lebih banyak hal ketika
mata saya terbuka lebar dibanding ketika saya mengerling. Sering
kali hal-hal yang saya lihat ketika saya tidak terpengaruh dengan apa
yang nampak adalah hal yang paling benar.
Kita hidup di suatu masa mengandung bersama pengharapan
dan peringatan.
Kita hidup dalam suatu masa ketika cahaya menyorot dengan
jelas dengan bayangan yang mencolok. Di seluruh Perjanjian Baru,
orang-orang percaya diperingatkan bahwa dunia di hari-hari yang
terakhir akan takluk pada suatu lingkungan yang penuh dengan kejahatan, ajaran palsu, dan segala hal lain yang membiakkan penipuan.
Paulus menggambarkan zaman kita kepada Timotius demikian:
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang
masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri
dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan
menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah,
mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu
berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu
mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang,
tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu,
lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara
lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada
hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah
mereka itu! (2 Timotius 3:1-5)
Pedang C ahaya
195
Jika Timotius perlu tahu tentang kondisi kita dua ribu tahun
yang lalu, betapa lebihnya lagi kita sekarang memerlukan suatu kesadaran yang bertambah akan zaman kita? Perhatikan, Paulus tidak
mengatakan bahwa kesulitan-kesulitan kita akan berkaitan dengan
kemerosotan ekonomi, gempa bumi, dan peperangan. Kondisi dunia
ini, bangsa-bangsa, atau perbankan bukanlah sesuatu yang mengakibatkan ketegangan di masa kita. Pergumulan kita timbul dari suatu
kondisi kegelapan hati manusia.
Terjalin di seluruh Perjanjian Baru terdapat peringatan untuk
waspada, memperhatikan, berjaga-jaga, berhati-hati, siaga, dan dengan hati-hati memperhatikan Firman Allah dan pengajaran kita. Kita
tidak hanya diperingatkan menentang guru-guru palsu; kita diperingatkan mengenai bahaya menipu diri sendiri.
Tetapi hidup dengan ketakutan yang terus-menerus akan penyesatan sama saja akan memimpin kita menuruni jalan yang salah.
Hidup dalam ketakutan membawa pada keputusan-keputusan yang
mengerikan, sebab ketakutan memberi tuntunan yang mengerikan
(kecuali takut akan Tuhan). Allah tidak pernah memberi Anda suatu
roh ketakutan. Dia memberi Anda suatu “roh…kekuatan, kasih dan
ketertiban” (2 Timotius 1:7). Karunia roh ini memiliki tiga sifat yang
Anda perlukan untuk hidup dalam ketajaman melihat dan menggunakan Firman Allah dengan benar.
Firman Allah adalah pelita yang menerangi jalan kita sementara
ia menghakimi tindakan kita, sama seperti ia melihat hati kita. Tanpa cahaya Firman Allah, kita hanya akan berkutat dalam kegelapan,
takut terhadap apa yang tidak dapat kita lihat.
Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang,
memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
(Mazmur 119:130)
196
DI PERS ENJATAI
Saya suka gambaran yang ditangkap di sini. Ketika kita membentangkan atau melebarkan Firman Allah seperti suatu peta harta
karun, kita memperoleh perspektif dan pengertian. Versi Alkitab
yang lain memasukkan istilah “membongkar,” “pengajaran,” dan
“jalan masuk.”
Tanpa pengertian akan Firman Allah, adalah mudah untuk keliru mengira seorang musuh adalah seorang teman, dan masa lalu
seseorang adalah masa depan mereka, karena dunia bayang-bayang
mengaburkan perspektif kita. Tetapi ketika cahaya memasuki sebuah
situasi, Anda melihat apa yang benar-benar ada di hadapan Anda.
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari
pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam
sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum;
ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
(Ibrani 4:12)
Karena itu, penempaan kita harus jauh lebih dalam dari apa
yang dapat terlihat. Ini berarti bahwa inti dari ketidaksadaran kita
harus diperkuat. Apa gunanya tangan-tangan berotot yang memegang sebuah pedang bagi batang leher seorang sekutu atau kaki-kaki
kuat yang mempertahankan tanah yang salah? Kita menjadi sia-sia
jika hati dan jiwa kita membuat kita gagal, jika kekuatan kita sendiri
yang diandalkan.
Ketika saya mempelajari seni bermain anggar, saya belajar bahwa
pemain anggar yang baik melihat apa yang sedang datang. Mereka
secara naluriah mengetahui gerakan berikut yang akan dilakukan
lawan mereka, dan mereka menyesuaikan sikap tubuh mereka untuk
menghadapi serangan itu. Pada ayat berikut ini, Paulus sedang menulis kepada gereja di Korintus dan memerintahkan mereka untuk
Pedang C ahaya
1 97
kembali meneguhkan kasih mereka untuk seorang saudara yang sebelumnya telah didisiplin – “supaya Iblis jangan beroleh keuntungan
atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya” (2 Korintus 2:11).
Menghadapi Rancangan Setan
Apa rancangan licik yang hendak dilakukan sang musuh? Untuk
memisahkan kita dari Allah dan satu sama lain melalui taktik pengucilan karena rasa bersalah, penghakiman, rasa malu, dan curiga.
Kita menghadapi serangan ini dengan kasih, kuasa, dan suatu pikiran yang jernih.
Pertama, kasih:
Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam
pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian
(Filipi 1:9)
Di mana kasih tumbuh kerdil, kegelapan akan penipuan berlimpah; di mana kasih tumbuh dengan subur, pengetahuan dan
pengertian bertambah secara seimbang. Saya dapat mengatakan dengan jujur, tidak pernah ada seseorang yang telah menyampaikan pengetahuan dan pengertian ke dalam hidup saya tanpa dia mengasihi
saya terlebih dahulu.
Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi
ia membenci saudaranya [atau saudarinya], ia berada di dalam
kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya
[atau saudarinya], ia tetap berada di dalam terang, dan di
dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci
198
DI PERS ENJATAI
saudaranya [atau saudarinya], ia berada di dalam kegelapan
dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi,
karena kegelapan itu telah membutakan matanya. (1 Yohanes
2:9-11)
Ini sangat sederhana: kebencian tinggal di dalam gelap; kasih
tinggal di dalam terang. Orang-orang yang membenci tersandung
ketika mereka berjalan dalam gelap, tanpa petunjuk tentang ke
mana mereka sedang menuju sebab mereka buta adanya (menipu
diri). Orang-orang yang mengasihi berjalan di dalam terang, tahu ke
mana mereka menuju, dan sampai ke sana tanpa tersandung.
Dalam bidang kecakapan dan intuisi, perempuan memiliki
suatu keuntungan. Sebuah cara agar putri-putri Allah dapat menyesuaikan mata intuisi mereka dan memelihara keseimbangan pengertian mereka adalah… mempraktikkan kasih. Jadi inilah beberapa
inti latihan pengertian (dari 1 Korintus 13:4-7):
1. Kasih tidak pemarah, ia sabar dan baik hati.
2. Kasih tidak menyimpan suatu daftar dosa-dosa masa lalu.
3. Kasih percaya kepada Allah, jadi ia bertahan.
4. Kasih merayakan kebenaran.
5. Kasih tidak mengungkit-ungkit masa lalu.
6. Kasih mencari yang terbaik.
7. Kasih terus ada hingga ke masa depan.
Langkah kedua adalah otoritas atau kuasa.
Tidak ada otoritas tanpa kuasa, dan tidak ada kuasa yang diakui
tanpa otoritas. Pada akhirnya, kedua hal ini adalah karunia dari Allah. Untuk menyadari keduanya, Anda harus mengetahui kedudukan Anda.
Pedang C ahaya
199
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang
ajaib. (1 Petrus 2:9)
Bagaimanapun silsilah Anda atau gambaran kerja Anda, ini
adalah penugasan Anda yang sebenarnya. Di dalam Kristus, Anda
adalah putri-putri dari suatu bangsa yang terpilih, anak cucu dari
suatu imamat yang rajani, dan duta-duta besar dari suatu bangsa
yang kudus. Anda adalah milik-Nya yang berharga, ditebus untuk
memberitakan segala sesuatu yang Dia perbuat ketika Dia memanggil Anda keluar dari suatu kehidupan yang gelap untuk hidup selamanya dalam kemuliaan terang-Nya. ItuIni sangat
lah kuasa kesaksian Anda.
sederhana:
Lalu ada elemen ketiga yaitu suatu
kebencian tinggal
pikiran yang jelas dan sehat.
di dalam gelap;
Apa artinya memiliki suatu pikiran
kasih tinggal di
yang sehat? Merriam-Websters mendefinisidalam terang.
kan sehat sebagai terbebas dari luka, penyakit, cacat, kesalahan, atau kerusakan; kemampuan untuk berdalih
secara logis; masuk akal serta didirikan dengan baik dan didasarkan
dengan baik. Hanya Allah yang dapat memberikan perspektif ini
kepada umat-Nya di tengah-tengah suatu dunia yang begitu rusak,
tidak sehat dan sakit dalam seluruh prosesnya untuk berdalih. Firman Allah memiliki kuasa untuk memperbarui pikiran Anda dan
mengubahnya dari pikiran yang sakit menjadi sehat. Perjumpaan
dengan Firman itu dapat mengubah Anda dengan sama pastinya
seperti seorang gila yang bengis dan telanjang menjadi seorang yang
berpakaian, tenang, dan berpikiran waras (lihat Markus 5:1-15).
20 0
DI PERS ENJATAI
Adalah mustahil untuk berpikiran tajam ketika pikiran Anda
dilambungkan badai. Berpikiran tajam berarti makanan kita beralih dari susu Firman Allah menjadi suatu makanan yang lebih keras
yang memberikan kekuatan kepada mreka yang tahu bagaimana
mencernanya. Ini datang melalui pembaruan pikiran kita dengan
terang Firman-Nya, yang sama artinya dengan melatih berpikiran
tajam.
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa,
yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk
membedakan yang baik dari pada yang jahat. (Ibrani 5:14)
Ada suatu masa ketika saya memandang pengertian ayat ini
dengan berprasangka. Sebelum Anda jatuh ke dalam lumpur kesalahpahaman yang membuat saya tersandung, ketahuilah bahwa
ayat ini tidak mempersamakan berpikiran tajam dengan menghakimi. Ada sebuah gagasan yang lebih besar yang dimainkan di sini
selain menilai orang lain sebagai orang yang bersalah atau tidak bersalah. Kedewasaan, ketajaman berpikir, dan kekuatan dapat ditemukan di dalam Firman, dan kita akan memerlukan semua ini bekerja
bersama-sama jika kita hendak mengarahkan arusnya dengan selamat serta membedakan yang baik dari yang jahat.
Lebih dari yang Dilihat Mata
Ketajaman berpikir datang bersama kedewasaan, yang akhirnya
mengenai pendekatan kita terhadap kehidupan. Sebenarnya, kita
dapat menjadi dewasa atau tidak dewasa pada usia berapa pun dalam
hidup. Kita tidak bertumbuh dalam ketajaman berpikir dengan
Pedang C ahaya
201
memberikan nama kepada orang-orang atau benda-benda. Sama
seperti kecepatan mengetik saya selalu lambat ketika saya memandangi tombol huruf-hurufnya, pemberian nama menjauhkan kita
dari bergerak bebas di dalam iman dan percaya bahwa sesuatu yang
tidak terlihat akan memimpin kita. Jadi, mengetik adalah soal merasakan tombol-tombol alih-alih melihatnya.
Sesungguhnya, selalu ada sesuatu lebih dari yang terlihat. Kita
tahu bahwa segala yang kita lihat sekarang diciptakan oleh apa yang
belum dapat kita lihat.
Setiap kebenaran alamiah adalah suatu simbol
dari kebenaran rohaniah.
—Ralph Waldo Emerson
Demikian halnya, ketajaman berpikir dalam hidup ini bukanlah suatu latihan dalam pemberian sebutan bahwa suatu tipe orang,
benda atau pengalaman sebagai sesuatu yang “baik” dan orang lain,
benda lain dan peristiwa-peristiwa lain sebagai sesuatu yang “buruk.”
Ketajaman berpikir adalah tentang mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi sehingga putri-putri yang heroik dapat
mengubahkan sesuatu yang dilihat orang sebagai kerugian menjadi
suatu keuntungan. Pahlawan yang berpikiran tajam akan mengetahui bagaimana mengubahkan kejahatan di sekeliling demi kebaikan.
Ketajaman berpikir dapat diserupakan dengan membedakan
sebuah cahaya di kejauhan. Dalam budaya di zaman kita ini, garis
antara kebaikan dan kejahatan terlihat kabur. Terdapat begitu banyak kegelapan tepat di hadapan kita yang mengaburkan cahaya di
kaki langit.
Untuk melihat dengan jelas, kita harus melihat ke dalam batin
dan mendengarkan suara di dalam hati kita. Dari sanalah kita me-
202
DI PERS ENJATAI
nimba tuntunan Roh Kudus. Perhatikanlah bahwa ketajaman berpikir adalah suatu kekuatan yang harus dilatih melalui praktik yang
terus-menerus. Hanya dengan demikian kita mampu memisahkan
atau membedakan yang baik dari yang jahat.
Perlakukanlah orang-orang seolah-olah mereka telah menjadi seperti
yang seharusnya, dan tolonglah mereka menjadi seseorang
yang mampu mereka capai.
—Johann Wolfgang Von Goethe
Izinkan saya membuka lembaran hidup saya sebagai contoh.
Dulu, saya menjalani kehidupan yang tidak bermoral dengan berhubungan seks dengan siapa saja. Mereka yang telah terlatih menggelari orang lain akan melihat saya dan memberi stempel “kereta api
seksual rongsokan” di dahi saya. Tetapi menggambarkan bungkus suatu paket tidak
Fakta
berarti Anda tahu isinya. Selama bertatentang Anggar
hun-tahun hidup saya ditandai dan diPenentuan waktu adalah
tutupi oleh apa yang telah saya lakusatu-satunya komponen
kan. Namun syukurnya, Allah menpaling penting dalam
empatkan figur seorang ayah yang
pertarungan
menguasai seni ketajaman berpikir ke
pedang.
dalam hidup saya.
Dia dan istrinya menyambut saya ke
rumah mereka. Ketika saya melewatkan malam itu di rumah mereka, saya merasa disambut dan aman, sementara di rumah-rumah
yang lain saya merasa diamati. Dia dan istrinya melihat jauh melampaui seorang perempuan yang nampaknya rusak dan melihat ke pada
dunia yang mungkin terjadi.
Pedang C ahaya
203
Mereka mengerti bahwa meskipun kehidupan seksual saya telah
tergelincir, jika itu dapat dikembalikan kepada jalurnya, masa lalu
saya mungkin dapat menerangi jalan orang lain. Bukannya berlaku
seolah-olah masa lalu saya tidak pernah terjadi, mereka mendorong
saya untuk menerangi kesalahan itu sebagai suatu menara suar bagi
orang lain. Saat orang lain hanya melihat suatu kegagalan, mereka
melihat seseorang dengan begitu banyak potensi nyala api yang dapat
digunakan untuk menebus orang lain!
Berkali-kali saya mampu menyuling kebaikan dari kejahatan
saya. Saya menebus pilihan-pilihan saya dengan menjadi contoh sehingga orang lain tidak akan menempuh jalan yang sama.
Kita perlu menjadi dewasa dalam kemampuan kita untuk melihat. Ketajaman berpikir yang benar mengerti bahwa bayang-bayang
kegelapan masa lalu seseorang dapat berfungsi sebagai suatu cahaya di kejauhan bagi masa depan seseorang. Para pejuang melihat
melampaui masa lalu yang gelap dan apa yang nampak saat ini untuk
menyaksikan suatu pewahyuan yang mulia di masa depan bagi diri
mereka sendiri serta orang lain! Yesus datang sebagai “terang yang
menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan
bagi umat-Mu, Israel” (Lukas 2:32).
Namun, harap jangan membayangkan saya menjadi naïf dan
tidak waspada akan perlunya melihat ketika kegelapan bertopengkan
terang. Kemampuan membedakan buah yang baik dari buah yang
buruk adalah suatu keterampilan yang perlu ditingkatkan:
Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari
semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri
tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan
barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik
dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari
20 4
DI PERS ENJATAI
perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan
mulutnya, meluap dari hatinya." (Lukas 6:44-45)
Tampaknya, indikator paling akurat tentang apa yang tersimpan
di dalam hati kita adalah apa yang keluar dari mulut kita! Kadangkadang seseorang dapat mengatakan sesuatu yang terdengar benar,
namun rasanya salah. Lain waktu seseorang akan mengatakan sesuatu yang terdengar salah, namun itu rasanya benar (seperti halnya
orang-orang Kristen yang muda dan belum dewasa). Dengarkanlah
dengan hati Anda – kemudian dengarkan hati Anda. Jangan mengabaikan kepekaan batin Anda.
Jadi, memberikan suatu persetujuan kepada apa yang kelihatan,
jenis tanggapan ini tidak dikembangkan melalui latihan fisik; lebih
dalam dari itu. Ini adalah suatu tanggapan naluriah yang berkaitan
dengan pengertian. Dan ini adalah suatu bidang di mana perempuan
dapat bersinar. Ketika hati telah ditempa dan racun kecurigaan disingkirkan, kita dapat melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh orang
lain.
Ketajaman Pikiran dan Doa
Seperti apakah doa syafaat itu? Apakah itu hanya suatu hal mengenai
doa?
Baiklah, saya percaya doa syafaat seharusnya selalu dimulai dengan doa, namun doa syafaat yang benar jarang berhenti di sana. Beberapa kata yang membentuk pengertian bersyafaat adalah “campur
tangan, menengahi, merundingkan, mengadili” – dan kesukaan saya
– “bangkit.” Jadi beberapa cara kita bersyafaat adalah berbicara bagi
orang lain sebagai seorang pembela, berbicara mengenai permasalah-
Pedang C ahaya
205
an yang memerlukan pemecahan, dan berdiri bagi yang tertindas
dan yang bungkam. Firman ini menunjukkan kepada kita kapan
kita harus melibatkan diri, ke mana mendapatkan jawaban, dan cara
memperbaiki apa yang salah, serta mengarahkan kita kepada terang
di ujung jalan kita.
Allah tidak pernah memberi kita ketajaman berpikir
supaya kita dapat mengkritik,
melainkan supaya kita bersyafaat.
—Oswald Chambers
Dengan memahami pengertian syafaat ini, kita menyadari dengan lebih lengkap tentang apa artinya bersyafaat. Saya percaya bahwa syafaat terjadi kapanpun terang bertemu dengan kegelapan.
Yesus datang sebagai perantara antara Allah dan manusia, dan
Dia campur tangan kapanpun Dia berjumpa dengan kuasa-kuasa
kegelapan terhadap sakit-penyakit, kerasukan setan, pemutar-balikan
agama, dan penindasan. Dia berunding dengan ahli-ahli Taurat yang
berbicara mendua soal agama ketika Dia dengan brilian memutuskan dengan hikmat yang sangat mengejutkan. Dan bahkan sebelum
Dia bangkit dari kubur, Dia bangkit pada setiap kesempatan untuk
mengangkat kehidupan orang lain.
Ketika Yesus diperhadapkan dengan seorang perempuan yang
dituduh berzinah, Dia berdiri dalam syafaat, sebab Dia melihat
bahwa para pemimpin agama telah membawanya untuk mencobai
dan menjebak-Nya. Mereka memelintir Firman Allah menjadi suatu
alat penghukuman. Dalam tantangan bersyafaat ini, Dia melihat hal
yang sebenarnya dan mengucapkan terang ke dalam kegelapan hati
mereka:
20 6
DI PERS ENJATAI
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun
bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa
di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7)
Lalu Yesus membungkuk, menunggu hingga semua penuduh
itu pergi, dan berdiri kembali:
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai
perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang
menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu
kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan
jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya:
"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak
akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai
terang hidup." (ayat 10-12)
Dia memampukannya hidup tanpa dosa dalam terang masa
depannya – hal yang paling tidak pernah dapat dia lakukan ketika
masih terperangkap dan tertambat pada penghukuman yang gelap
dari masa lalunya. Batu-batu tidak lagi membawa perempuan tak
bernama ini ke kuburan!
Saudari-saudari, mari membuang batu-batu penghukuman
yang kita punya dan memungut suatu pedang cahaya. Ketajaman
berpikir memiliki kuasa menerangi dunia bagi orang lain.
Yesus juga bersyafaat ketika Dia berdiri di hadapan pintu masuk
suatu batu kubur dan membangkitkan Lazarus dari kematian. Yesus
menangis dengan kesedihan besar karena kasih akan seorang sahabat. Lalu Dia berdoa:
Pedang C ahaya
207
Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap
syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.
Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh
karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku
mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang
telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah
Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang
telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat
dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh.
Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan
ia pergi." (Yohanes 11:41-44)
Lazarus terbaring di balik kegelapan batu itu dan menemukan
kelepasan dalam terang suatu hari yang baru. Ketajaman berpikir
dan syafaat yang benar berkuasa melepaskan tawanan-tawanan yang
ditahan untuk memasuki takdir mereka.
Di sepanjang kehidupan-Nya di bumi, Yesus melihat pekerjaan
Si Jahat, lalu bersyafaat dengan membawa terang, kebenaran, dan
penyembuhan ke dalam hari-hari kegelapan di bumi ini. Dalam pandangan saya, ketajaman berpikir yang paling dramatis adalah ketika Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak
tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34).
Ketajaman berpikir sadar ketika yang lain buta adanya dan kemudian bersyafaat atas dasar kelalaian mereka dan bukannya atas
tindakan mereka. Salib mengakhiri keterpisahan kita dari Allah, namun syafaat-Nya tidak berhenti di sana. Yesus tidak hanya bangkit
dari kubur; Dia naik ke surga:
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah?
Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan
20 8
DI PERS ENJATAI
menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan
lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah
kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? (Roma
8:33-34)
Dan karena kebangitan-Nya yang kekal serta posisi-Nya yang
istimewa, kita dijanjikan,
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?
Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan
atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam
semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,
oleh Dia yang telah mengasihi kita. (ayat 35, 37)
Saudari terkasih, inilah saatnya menguatkan diri kita di dalam
Firman dan menyinari dunia ini dengan ketajaman berpikir yang
benar dan bangkit dalam pengertian akan tindakan-tindakan untuk
bersyafaat.
Bapa Surgawi;
Saya siap untuk meletakkan batu-batu penghukuman
dan menjadi seorang putri yang berpikiran tajam.
Saya akan memperbarui pikiran saya dengan
membaca, mengucapkan dan menghidupi FirmanMu dalam terang. Saya ingin melihat cahaya dan
tuntunan surga menyerbu kegelapan dunia. Saya siap
membebaskan mereka yang menjadi tawanan dosa,
Pedang C ahaya
dengan memberitakan terang dan kasih demi masa
depan mereka. Saya rela menangis atas mereka yang
telah dimakamkan dalam kuburan karena perdagangan
manusia, belenggu agama, dan keputusasaan. Saya
akan mengangkat suara, mengulurkan tangan, berdiri,
dan melangkah ke dalamnya atas nama orang lain.
Dalam nama Yesus, Amin.
20 9
11
Pedang Nyanyian
Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai putri Sion,
sebab sesungguhnya Aku datang dan diam di tengahtengahmu, demikianlah firman TUHAN
–Zakharia 2:10
Suatu pedang disetel seperti suatu alat musik… Kadang-kadang
yang diperlukannya hanyalah sebuah lagu untuk memainkan pertarungan dengan persetujuan Anda.
Anda tak harus menjadi seorang pemimpin ibadah untuk
beribadah, dan Anda tidak harus menjadi seorang penyanyi untuk
bernyanyi. Anda hanya perlu menjadi seorang putri, yang merupakan suatu hal yang baik, sebab ada banyak pertarungan yang Anda
menangkan dengan nyanyian.
Saya sangat gembira ketika saya menemukan suatu pedang dengan suatu bentuk dan fungsi yang menangkap gambaran akan apa
yang terjadi ketika kita bernyanyi. Ini adalah suatu pedang kuno
yang disebut flamberge, yang secara hurufiah berarti “mata pedang
yang menyala.”9 Sisi-sisi pedang ini memiliki suatu pola yang berombak atau bergelombang. Ketika mata pedangnya bertemu dengan
mata pedang lain, rancangan flamberge mengirimkan getaran-getar-
2 12
DI PERS ENJATAI
an kepada pedang lawan, membuatnya bergoyang
dan bergetar di tangan yang lain. Ini melemahkan
genggaman lawan, dan menambah gesekan yang
menciptakan suatu keuntungan bagi sang pembawa
flamberge.
Betapa hebatnya!
Saya sungguh percaya bahwa, ketika kita bernyanyi, hal yang sama terjadi… khususnya ketika
kita menyanyikan Firman! Gelombang udara mulai bergetar dengan suara, dan genggaman musuh
tergelincir ketika gesekan antara terang dan gelap
bertambah. Serangan gencar sang musuh melambat, dan kutukan-kutukan serta dakwaan-dakwaan
ditahan dan dilemparkan dalam kebingungan.
Gabungan dahsyat dari alat-alat musik dan nyanyian memiliki kuasa untuk mengubah setiap lingkungan yang mengelilingi kita, untuk kebaikan atau
untuk kejahatan.
Dalam pengalaman saya sendiri, ada saat-saat
menyembah ketika secara harafiah seolah-olah waktu melambat dengan sendirinya dan hampir benar-benar berhenti sama sekali.
Dan betapa ironisnya suatu pedang menyala yang berputarputar ke segala arah yang menghalangi Adam dan Hawa kembali
ke Taman Eden (lihat Kejadian 3:24). Tampaknya bahwa melalui
dinamika nyanyian dan ibadah, suatu pedang memberi jalan masuk
bagi kita.
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur,
ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian,
bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! (Mazmur 100:4)
Pedang Nyanyian
2 13
Ketika kita menggunakan kata-kata pemujaan dan syukur –
sering kali disampaikan sebagai nyanyian – jalan masuk ke surga
terbuka dan suatu pertemuan di istana Bapa kita terjadi. Kita telah
mencapai dunia tak terlihat yang sangat luas dan menginjak trotoar
surga – sementara kaki kita masih berdiri teguh di bumi. Saya tidak
dapat memberi tahu Anda seberapa sering saya secara harafiah merasa
terhanyutkan ketika saya menjalani ruangan-ruangan rumah saya saat sedang
Fakta
bernyanyi.
tentang Anggar
Kita tidak memerlukan suatu
“Waspada” merujuk bukan
hanya pada sikap yang
kunci atau sebuah surat undangan
bertahan namun juga sikap
untuk memasuki bait Allah. Yang
yang menyerang. Sebagai
kita butuhkan hanyalah sebuah
akibatnya , ini adalah
nyanyian!
posisi siap.
Permulaan Nyanyian
Keluaran 15 untuk pertama kalinya menyebutkan adanya dinamika
nyanyian. Sebelumnya, alat-alat musik disebutkan, namun bukan
liriknya.
"Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur,
kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.
TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku,
Ia telah menjadi keselamatanku.
Ia Allahku, kupuji Dia,
Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.
TUHAN itu pahlawan perang;
TUHAN, itulah nama-Nya. (Keluaran 15:1-3)
2 14
DI PERS ENJATAI
Dalam nyanyian kemenangan ini, Musa memberitakan bahwa
Allah adalah lagu kekuatannya.
Bernyanyi dengan cara yang meninggikan Allah menyatakan
pemerintahan-Nya atas hidup Anda. Bernyanyi bagi Dia membuka
hati Anda dan melapangkan hidup Anda dengan keajaiban-Nya.
Saya bahkan tidak dapat menghitung berapa kali ketika menyembah
telah mengubahkan seluruh cara pandang saya. Ada saatnya ketika
saya merasa diliputi oleh segala hal yang dilemparkan oleh kehidupan
di jalan saya. Mungkin saya baru saja mendengar berita mengerikan
atau suatu laporan mengerikan yang mengancam menakuti saya. Jika
serangan itu cukup intens, saya akan masuk ke ruangan tertutup dan
bukan hanya bernyanyi, namun juga menari hingga saya merasakan
suatu nyanyian sedang melingkupi situasi saya.
Lalu ada saat-saat lainnya ketika saya merasa terpuruk, bahkan
lesu. Kadang-kadang kehidupan ada di jalan yang nyaris kehilangan
arah, namun ada satu yang tetap ada. Ketika saya masuk ke kamar
saya setelah bepergian sepanjang hari dengan pesawat dan mobil,
saya menangkap suasana dengan menyembah. Sesegera mungkin,
saya berdoa atas kamar saya dan mengenakan headphone.
Melalui lagu-lagu pujian dan penyembahan, saya dapat mengalami suasana surga tak peduli di manapun saya berada. Saya tahu
pada saat-saat yang demikian bahwa saya telah datang untuk melayani, dan saya menolak untuk membiarkan ruangan hotel yang suram di sebuah kota yang jauh dari rumah akan membuat saya berkecil hati. Atau barangkali kamarnya menyenangkan, namun saya
merasakan kekuatan dan semangat saya terkuras dan habis, dan bukannya meneruskan berkhotbah dalam suatu kebaktian, saya akan
tidur sejenak. Lalu saya tahu sekarang waktunya untuk membangkitkan karunia itu.
Pedang Nyanyian
215
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur
menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh
dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain
dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani.
Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama
Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
(Efesus 5:18-20)
Ketika kita bernyanyi, Allah diagungkan. Kekuasaan-Nya dinyatakan atas situasi kita. Karena Dia mendiami puji-pujian umatNya, kita ada di hadapan-Nya bahkan ketika Dia ada di dalam kita.
Hati kita mulai bertambah dengan keberanian dari-Nya ketika hati
kita melimpah dengan syukur.
Nyanyian Peperangan
Ada suatu masa ketika paduan suara Yehuda mengalahkan tiga
pasukan besar yang mustahil yang telah bergabung untuk menghancurkan mereka (lihat 2 Tawarikh 20). Ketika umat Allah yang
kudus berseru dan memuji Allah mereka yang tak tergantikan, Dia
melemparkan pasukan-pasukan musuh ke dalam kebingungan dan
menyebabkan mereka saling bunuh satu sama lain. Dan apakah seruan strategi perang mereka?
"Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN,
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"
(2 Tawarikh 20:21)
216
DI PERS ENJATAI
Pasukan apa yang dapat bertahan melawan kuasa kasih yang
kekal? Tidak ada, sebab kasih tidak dapat gagal.
Satu contoh lain yang menjadi kesukaan saya akan peperangan
Allah atas nama kita di tengah-tengah suatu peperangan diceritakan
dalam Yesaya:
Kamu akan menyanyikan suatu nyanyian
seperti pada waktu malam ketika orang menguduskan diri
untuk perayaan,
dan kamu akan bersuka hati seperti pada waktu orang berjalan
diiringi suling
hendak naik ke gunung TUHAN, ke Gunung Batu Israel.
Dan TUHAN akan memperdengarkan suara-Nya yang mulia,
akan memperlihatkan tangan-Nya yang turun menimpa
dengan murka yang hebat dan nyala api yang memakan habis,
dengan hujan lebat, angin ribut dan hujan batu.
Sebab Asyur akan terkejut oleh suara TUHAN,
pada waktu Ia memukul mereka dengan gada.
Sebab setiap pukulan dengan tongkat penghajar
yang ditimpakan TUHAN ke atasnya,
akan diiringi rebana dan kecapi,
dan Ia akan berperang melawan Asyur
dengan tangan yang diayunkan untuk peperangan.
(Yesaya 30:29-32, penekanan ditambahkan)
Bagian saya dalam persamaan ini adalah membuka mulut saya
dan bernyanyi! Tetapi tidak semua lagu akan berhasil. Saya harus bernyanyi seolah-olah ini adalah suatu malam di mana saya mendaki
gunung Allah, dan dari ketinggian yang megah, saya kembali memperoleh perspektif-Nya dan mengingat betapa ajaibnya Yang Ma-
Pedang Nyanyian
2 17
hatinggi. Ketika saya bernyanyi dengan jenis kekuatan yang penuh
sukacita ini, Allah benar-benar membuka telinga dan mata rohani
saya untuk mendengar suara-Nya yang mulia serta melihat tanganNya yang hebat bangkit dalam peperangan. Suara-Nya menghancurkan benteng-benteng, bahkan cambuk-Nya menyerang sang musuh.
Semua ini terjadi serentak dengan alat-alat musik di zaman kita.
Mengapa kita hanya menghunus separuh pedang kita? Ketika kita menyembah dalam sukacita yang disatukan dengan segala
kekuatan dan kehebatan kita, Allah membuat musuh kita kocarkacir dengan pedang-Nya.
Seperti yang Anda tahu, kita tidak berjuang melawan musuh
dari daging dan darah. Perjuangan kita adalah dengan kuasa-kuasa
kegelapan yang tidak terlihat yang mengendalikan setiap tindakan di
bumi ini yang bertentangan dengan terang, kasih, kebenaran, iman,
pengharapan, dan keberanian.
Salah satu dari kumpulan janji Allah yang paling berkuasa
terdapat dalam Yesaya 54. Dalam satu fasal ini, kita menemukan
ketetapan-ketetapan Allah akan warisan, pertambahan, pembaruan,
penebusan, belas kasih, suatu dasar yang kokoh, kemerdekaan dari
ketakutan, anak-anak yang dididik oleh Allah, dan pertahanan dari
sang musuh. Dan Anda dapat memiliki semua ini dengan sebuah
nyanyian!
Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan!
Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah,hai
engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin!
Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih
banyak anak dari pada yang bersuami, firman TUHAN.
(Yesaya 54:1)
218
DI PERS ENJATAI
Ketika Anda bernyanyi, pintu gerbang kehidupan Anda terbuka
untuk ketetapan surga. Ketika saya merasa tertambat, terkepung,
terbatas, atau bahkan terikat pada dunia, saya menarik pedang nyanyian saya dan mengangkat suara saya.
Dan saya juga menari. Mengapa tidak? Menari adalah tindakan
aneh yang membedakan Raja Daud sebagai manusia Allah dan pada
waktu yang sama membawa kehancuran bagi istrinya, Mikhal:
Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal,
anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja
Daud meloncat-loncat serta menari-nari di hadapan TUHAN.
Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya.
(2 Samuel 6:16)
Pendengar Anda bukanlah manusia… melainkan Allah. Daud
tidak dapat menahan dirinya sendiri. Sukacitanya tidak terbendung,
sehingga ia menari dengan liar. Tabut Allah kembali, dan janji Allah
kepadanya telah digenapi. Musik mengundang tubuh Anda untuk
bergerak, namun mengingat segala sesuatu yang telah Allah lakukan
bagi Anda akan menggerakkan Anda. Ketika Anda membuka gerbang hati Anda melalui ucapan syukur yang sungguh-sungguh dan
kata-kata pengakuan terimakasih untuk segala yang telah Dia lakukan, Anda menjamah siapa Dia sesungguhnya. Nyanyian-nyanyian
kita di malam hari menggerakkan Dia masuk ke dalam siang hari
kita. Ketika Anda bernyanyi, lingkungan hidup Anda akan benarbenar bergetar dengan suatu frekuensi akan pengharapan, karena
gerak maju sang musuh telah ditatahan dan Anda dibimbing masuk
ke dalam hadirat Allah.
Ketika kita bernyanyi, Dia mendengar, dan kita mulai melihat
janji-janji Allah dinyatakan dalam kehidupan kita.
Pedang Nyanyian
Bapa Surgawi yang terkasih,
Saya siap bernyanyi atas semua tempat yang rusak dan
tandus dalam hidupku. Saya percaya bahwa, ketika
saya bernyanyi, Engkau akan memenuhi hatiku dengan
harapan mengenai pengharapan, dan iman akan timbul
ketika saya menyatakan kasih saya kepada-Mu. Engkau
sendirilah yang memiliki kuasa untuk menghancurkan
dusta-dusta dan benteng-benteng sang musuh dengan
kuasa pemerintahan kerajaan-Mu. Ampunilah saya
karena menahan kemuliaan yang layak bagi nama-Mu.
Sejak saat ini dan seterusnya, saya memilih menjadi
seperti pedang yang menyala-nyala yang bergerak ke
segala arah. Dan seperti apa pun situasi saya, saya akan
menyanyikan puji-pujian-Mu dan akan menyanyikan
kasih dan kemurahan-Mu yang kekal selamanya.
Dalam nama Yesus, Amin.
219
12
Pedang Keheningan
Sebuah pedang menjaga pedang lain
tetap di dalam sarungnya.
–George Herbert
Pedang keheningan digambarkan dengan paling baik dengan sebuah
pedang yang tetap berada di dalam sarungnya. Itu adalah sebuah
pedang yang ditahan dan tidak dihunus. Gagang pedang ini dapat
terlihat, menyatakan bahwa ia dapat digenggam, namun mata pedangnya tersembunyi, menunjukkan bahwa pembawa pedang telah
memilih menahannya tetap terbungkus.
Keheningan adalah suatu pedang yang tidak dapat terlihat
karena ia merupakan suatu kata yang tidak diucapkan atau sebuah
tindakan yang tidak diambil. Ketika keheningan dituntut, senjatasenjata yang Anda bawa sebaiknya tetap tersembunyi. Pedang ini relevan ketika kita mengesampingkan semua hal yang akan atau dapat
kita lakukan untuk menyelamatkan atau membela diri kita sendiri.
Itulah yang terjadi ketika tubuh dan jiwa berbaring di kaki Raja kita.
Diam dapat berarti banyak hal. Itu dapat berarti Anda benarbenar tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan, tuduhan, atau serangan. Kadang-kadang hal-hal yang benar-benar tidak dimengerti
222
DI PERS ENJATAI
mendatangi kita dan, karenanya, kita tidak tahu
bagaimana harus menanggapinya. Diam juga
dapat berarti bahwa Anda memiliki sebuah jawaban, namun Anda memilih untuk tidak
bersuara. Jika pedang tidak ditarik, itu karena
sesuatu menenangkan tangan kita. Saya tidak
sedang bicara tentang ditahan oleh ketakutan,
namun tentang Allah yang sedang berbisik,
“Serahkan yang satu ini bagi-Ku.” Tetap diam
sering kali menuntut lebih banyak tenaga dibanding menyerang.
Tenang dan berdiam diri adalah sikap yang
terbaik yang dapat kita bayangkan ketika kita
perlu mendengarkan Allah.
Lalu ada saatnya ketika sikap ini menjadi
satu-satunya yang terbaik yang dapat kita ambil
agar Allah dinyatakan kepada orang lain. Kedua
taktik ini menuntut agar kita menguasai jiwa kita.
Dalam budaya kita masa kini, ini mengacu pada penguasaan diri:
“Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang
roboh temboknya” (Amsal 25:28).
Jika karena perkataan atau tindakan kita yang ceroboh kita
membiarkan jiwa kita tidak terlindungi, maka suatu periode untuk
merenung berdiam diri dan bertobat dapat mulai memperbaiki apa
yang telah hilang. (Nanti akan membahas lebih banyak mengenai
hal ini.)
Juga ada saat ketika kita dapati diri kita berada di tengah-tengah
keadaan yang mengancam yang tidak kita sebabkan. Kita telah menaati Allah dan mengikuti tuntunan-Nya, hanya untuk mendapati
diri kita bergumul habis-habisan antara terang dan gelap.
Pedang Keheningan
2 23
Barangkali contoh terbaik yang alkitabiah bagi kita tentang
suatu peperangan “segala kemungkinan menentang Anda” dan “yang
ini terlalu besar untuk Anda tangani” adalah ketika anak-anak Israel
meninggalkan Mesir, negeri perbudakan mereka.
Setelah serangkaian kesulitan berganti-ganti yang datang dan
pergi dengan lebih dari sekadar beberapa tulah dan perundingan, Allah melangkah masuk dan melepaskan sang pemusnah, membunuh
anak-anak lelaki sulung orang Mesir. Seorang Firaun yang berdukacita dan terpukul membebaskan bangsa Israel untuk pergi dan menyembah Allah mereka. Tetapi Allah kembali mengeraskan hatinya,
dan Firaun mengubah pikirannya dan mengirim seluruh kekuatan
pasukannya untuk melawan orang-orang Israel yang sedang pergi.
Tentu saja, bangsa Israel lebih dari sekadar ketakutan ketika
mereka melihat kereta-kereta perang dan kuda-kuda yang mengejar
mereka. Alih-alih menyalahkan Firaun, mereka bahkan menuduh
Musa sedang membawa mereka keluar ke padang gurun untuk
membunuh mereka! Nampaknya semua tersesat, dan tidak ada
terlihat jalan apa pun untuk melarikan diri. Dengan segala kajian
logika, mereka terperangkap, dengan sebuah lautan yang sangat luas
di hadapan mereka dan pasukan terbaik dunia berbaris di belakang
mereka. Saya bertaruh Anda ingat bahwa, Allah kita yang luar biasa
melihat penyergapan tanpa jalan keluar apa pun sebagai kesempatan.
Israel ada tepat di tempat di mana Allah menginginkan mereka berada ketika Musa dengan berani menyatakan:
"Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari
TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang
Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk
selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu
akan diam saja." (Keluaran 14:13–14, penekanan ditambahkan)
2 24
DI PERS ENJATAI
Apakah Anda setuju bahwa berdiam diri adalah tantangan di
saat-saat menakutkan?
Ketika saya membaca kata-kata ini, saya ingat gambaran kepahlawanan dari film The Ten Commandments. Putaran tiang api yang
telah menuntun mereka berpindah ke belakang kelompok itu untuk
menghalangi pasukan Mesir. Sepanjang malam, dinding api menahan pasukan Mesir di pantai. Sementara itu, angin Allah sedang sibuk membelah Laut Merah dan mengeringkan dasar laut, dengan
demikian menciptakan suatu jalan yang bebas lumpur untuk melarikan diri.
Sebagai seorang pengamat, saya berpikir, Ini adalah keajaiban
yang membungkam mulut Anda!
Namun keajabain dari tindakan ini tidak berhenti di sana.
Setelah orang-orang Israel telah menyeberang dengan selamat ke
sisi yang lain, orang-orang Mesir merasa didorong untuk mengikuti
mereka. Pada saat yang tepat, Allah melepaskan air Laut Merah dan
mengubur seluruh pasukan Mesir dalam suatu sambaran kejatuhan.
Perbuatan yang tiada tandingannya inilah yang mengilhami
Musa meledak dalam nyanyian dan Miryam beserta para perempuan
bergabung dengan suatu tarian rebana!
Nampaknya, ketika Tuhan berperang bagi Anda, yang perlu
Anda lakukan adalah tetap diam dan hening sampai tiba waktunya
untuk merayakan. Terdengar sederhana, bukan? Ya. Tetapi saya tidak
hendak mengatakan bahwa itu mudah.
Sering kali saya nyaris tercekik atas apa yang tidak saya katakan.
Ketika Anda telah bersiaga, kebanyakan peperangan yang kita hadapi tidak mencakup suatu kisah kepahlawanan yang mempertontonkan api dan air. Tidak ada angin yang membelah jalan melalui
suatu laut yang terlihat. Tidak ada tiang api untuk menerangi malam
kita dan menghalangi jalan pasukan musuh kita. Musuh kita tidak
Pedang Keheningan
225
sedang mengejar kita dengan kereta-kereta perang dan tombak. Serangan-serangannya lebih tersamar, dan bukannya tidak mungkin
ia dipersenjatai dengan dusta-dusta menyimpang, desas-desus yang
mengucilkan, dan ketakutan yang tak terhentikan.
Satu-satunya air asin dalam seratus mil mungkin adalah air
mata di mata kita, dan tiang api adalah suatu kerlip nyala api di
dalam hati kita. Namun kita tetap dijanjikan bahwa Dia memiliki
barisan belakang kita, bukan karena Dia menugaskan malaikat-malaikat, namun karena Dia adalah penjaga barisan belakang kita. Kita
memiliki jaminan-Nya bahwa Dia tidak akan pernah membiarkan
atau meninggalkan kita.
Marilah kita melihat peringatan Musa sekali lagi dari beberapa
sisi yang lain.
Musa berkata kepada bangsa itu: “Janganlah takut. Berdirilah
tetap dan lihatlah Allah melakukan pekerjaan keselamatanNya untuk kamu pada hari ini. Lihatlah baik-baik pada orangorang Mesir itu pada hari ini, sebab engkau tidak akan pernah
lagi melihat mereka.
Allah akan memerangi pertempuran itu bagimu.
Dan kamu? Jagalah mulutmu tetap diam!”
(Keluaran 14:13-14, MSG)
Dan lagi,
Musa menjawab bangsa itu, “Jangan takut. Berdirilah teguh
dan kamu akan melihat pembebasan yang akan TUHAN bawa
bagimu hari ini. Orang-orang Mesir yang kamu lihat hari ini
tidak akan pernah kamu lihat lagi. TUHAN akan berperang
2 26
DI PERS ENJATAI
bagi kamu; kamu hanya perlu berdiam diri.” (ayat 13-14, NIV )
Ada sebuah pola yang berulang di sini. Pertama dan yang terutama, kita tidak boleh takut. Kita harus membuang setiap aspek
ketakutan dari pikiran kita dan jangan membiarkannya mengotori
pikiran kita. Berikutnya, ada suatu tuntutan untuk berdiri teguh dan
bertahan di tempat kita berpijak. Ini berarti kita tidak berlari, mengalah, atau tiarap, namun tetap berdiri tegak di mana kita berada.
Dengan memainkan kedua elemen ini, kita bersiap melihat Allah
melakukan hal yang menakjubkan. Dia mengundang kita untuk melihat atau, lebih baik lagi, bersiap terpesona ketika kita menyaksikan
pembebasan dan keselamatan Allah terhadap kita.
Saya suka bagaimana Musa mengubah persfektif suatu bangsa
dengan perbandingan. “Lihatlah untuk terakhir kalinya pada musuh ini karena kamu tidak akan melihat mereka lagi. Dan sementara
pameran keajaiban dari kehebatan dan kesetiaan Allah ini disingkapkan, kamu diperintahkan untuk diam dan hening. Jangan ada
cemoohan, jangan ada jeritan, jangan ada pertanyaan – diam saja
seolah-olah kamu meneguknya habis sekaFakta
ligus.”
tentang Anggar
Ketika peperangan atau musuhSeni bertarung pedang
musuh terlalu besar untuk kita taadalah tentang
ngani, Allah memiliki suatu kesembagaimana mendapatkan
patan untuk memperkenalkan dirikendali atas tindakan
Nya sendiri sebagai seorang pembeAnda. Semua tentang
bas. Kita mundur, dan Dia melangkah
disiplin pribadi.
masuk dan menyatakan kebesaran, kesetiaan dan kuasa-Nya.
Dari kisah dalam Keluaran ini, kita belajar bahwa Allah dengan sengaja dan berulang-ulang mengeraskan hati Firaun untuk
Pedang Keheningan
2 27
membuat kemuliaan-Nya dikenal di Mesir dan nama-Nya dikenal
di seluruh bumi. Pembebasan keluar dari Mesir membuat Allah dan
anak-anak-Nya terkenal. Peristiwa yang satu ini menyatakan satu Allah yang dahsyat dan Allah perjanjian kepada bangsa-bangsa serta
membedakan keturunan Abraham hingga kekekalan. Sebelumnya,
Israel adalah suatu bangsa budak yang tersembunyi di dalam bangsa
Mesir yang merdeka, makmur dan berkuasa.
Kemudian dalam sejarah Israel, bangsa itu kembali menghadapi
musuh-musuh yang tak dapat ditanggulangi – kali ini di tangan
raja Asyur. Ia mengundang anak-anak Israel masuk ke dalam suatu
persekutuan yang tidak kudus dengannya dan menjanjikan roti dan
anggur yang melimpah di suatu negeri tawanan. Dengarkanlah ancamannya, dan perhatikan bagaimana baiknya ia bermegah menempatkan Allah untuk menunjukkan kekuatannya sendiri atas umatNya.
Jangan sampai Hizkia membujuk kamu dengan mengatakan:
TUHAN akan melepaskan kita! Apakah pernah para allah
bangsa-bangsa melepaskan negerinya masing-masing dari
tangan raja Asyur?... Siapakah di antara semua allah negerinegeri ini yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku,
sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari
tanganku?" (Yesaya 36:18, 20)
Bagaimana Raja Hizkia menangani bangsanya untuk menjawab
penakluk yang congkak dan kejam ini?
Tetapi orang berdiam diri dan tidak menjawab dia sepatah
katapun, sebab ada perintah raja, bunyinya: "Jangan kamu
menjawab dia!" (ayat 21)
2 28
DI PERS ENJATAI
Hanya karena orang-orang berdiam diri bukan berarti mereka
tidak putus asa. Setelah mereka meninggalkan raja penggertak ini,
mereka mengoyakkan pakaian mereka dalam keputusasaan dan
mengirim beberapa utusan untuk membawa ancaman ini ke hadapan raja negeri mereka. Hizkia menaruh semuanya itu di hadapan
Tuhan dan mengakhirinya dengan permintaan ini:
Maka sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kami
dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui,
bahwa hanya Engkau sendirilah TUHAN." (Yesaya 37:20)
Saya suka ini. Ini menunjukkan bahwa peperangan ini jauh
lebih besar dari yang mampu kita sadari. Ini bukanlah pameran
kekuatan antara bangsa-bangsa; ini adalah pewahyuan lain dari satusatunya Allah yang benar. Bangsa-bangsa ini bahkan tidak pernah
berjumpa di medan perang, karena Allah mempunyai strategi lain
dalam pikiran-Nya.
Sesungguhnya, Aku akan menyuruh suatu roh masuk di
dalamnya, sehingga ia mendengar suatu kabar dan pulang ke
negerinya; Aku akan membuat dia mati rebah oleh pedang di
negerinya sendiri." (Yesaya 37:7)
Dia yang menyombong tentang reputasinya di antara bangsabangsa jatuh menjadi mangsa kehebatan sebuah desas-desus. Saya
suka contoh ini, karena sering kali kita tergoda menjadikan peperangan sebagai hal yang bersifat pribadi dengan menanggapi desasdesus, namun ketika kita melakukannya, kita kalah, bahkan ketika
kita membayangkan kita sedang menang.
Pedang Keheningan
2 29
Bicara itu perak; diam itu emas.
—Pepatah Mesir Kuno
Ingat, ketika Allah memegang bagian belakang Anda, masa depan Anda adalah emas.
Pergumulan -pergumulan Pribadi
Lalu bagaimana kalau pertarungannya adalah secara pribadi?
Sebenarnya saya bertanya-tanya, seberapa sering Allah telah bersenjata dan siap melakukan perang atas nama saya dan saya merusakkan pembebasan-Nya yang ajaib dengan mulut saya sendiri?
Sejujurnya, pedang keheningan ini bisa jadi yang paling sulit
untuk saya pegang dan gunakan, namun saya menemukan suatu kebutuhan yang terus meningkat untuk melindungi mata pedangnya.
Tetap diam ketika terancam nampaknya bertentangan dengan suatu
sikap melindungi, khususnya karena diam sering kali menjadi sikap
mental yang dituntut ketika Anda disalahkan atau diremehkan.
Kitab Amsal menjanjikan kita, “Api padam tanpa kayu, dan
pertengkaran menghilang ketika gosip berhenti” (26:20, NLT ).
Tantangannya adalah tetap berdiam diri hingga potongan
kayu terakhir hangus sama sekali dan angin waktu meniupkan abu
perselisihan itu.
Kadang-kadang, diam berarti berjalan menjauh dari percakapan yang menempatkan Anda dalam bahaya. Lain waktu, ia berarti menolak membuka mulut Anda ketika orang lain kelihatannya
tidak dapat menutup mulut mereka. Senjata-senjata yang paling
hebat sering kali adalah yang paling sulit digenggam. Lidah kita
dapat menjadi suatu senjata untuk kehancuran yang sangat besar
230
DI PERS ENJATAI
atau sebuah alat penyembuhan. Saya tidak sedang berbicara tentang perilaku pendiam. Saya tahu bagaimana melakukannya dengan
baik. Saya sedang bicara tentang menjauh tanpa mengucapkan atau
melakukan apa pun ketika Anda ingin melakukan dan mengatakan
segala sesuatu.
Baru-baru ini, John dan saya kembali menemukan kuasa berdiam diri. Seperti semua orang, kami tidak kebal dengan gosip. Orangorang berbicara. Kadang-kadang, diucapkan dengan kebencian, dan
lain kali mereka hanya sedang berusaha memilah melalui sebuah
masalah. Begitulah masalahnya ketika suatu perkara yang belum
terpecahkan yang melibatkan kami secara berulang-ulang dibawa ke
hadapan kami. Topik yang dibahas mengenai perusahaan yang melibatkan teman-teman dan orang-orang asing. Pada mulanya kami
diam saja. Lalu kami mulai berhati-hati dan bahkan harus bijaksana
dengan perkataan-perkataan kami. Namun karena kekerapan dan
intensitas gosipnya meningkat, rasanya salah bersikap hati-hati dengan perkataan kami ketika orang lain justru begitu ceroboh dengan
perkataan mereka. Mengapa tidak kami ceritakan saja cerita itu dari
sisi kami?
Suatu hari, ada lagi peristiwa lainnya. Menurut saya, itu adalah
yang paling tidak adil sampai sekarang. Saya merasa garis pepatahnya telah telah dilanggar, dan saya berbicara dengan blak-blakan.
Dapatkah saya jujur? Awalnya, berbicara dengan terbuka rasanya baik! Betapa leganya pada akhirnya mengucapkan isi pikiran
saya. Bahkan orang-orang lain terlihat lega mendengar cerita dari sisi
kami. Percayalah pada saya, tahap itu hanya berlangsung sebentar
karena saya tersandung dari secara terukur dan berhati-hati dalam
apa yang saya katakan menjadi benar-benar ceroboh. Itu seperti sebuah bendungan yang dibuka, dan saya menghadapi waktu yang
mengerikan untuk menahan airnya agar kembali terkendali. Ia se-
Pedang Keheningan
23 1
dang menyebar ke mana-mana dan arus air serta anak sungainya
mengalir ke tempat-tempat yang tidak pernah saya harapkan.
Sekarang orang-orang lain berendam di sungai berlumpur yang
telah saya ciptakan dan sedang kehilangan sepatu-sepatu mereka di
dalam lumpur saya. Semakin besar kekacauan itu, semakin ingin
saya menyalahkan pihak lain karena telah memulai longsoran lumpur itu. Tidak lama sebelum saya menyadari bahwa saya telah terendam hingga ke lutut. John dan saya telah berbicara terlalu banyak,
dan kami dikelilingi oleh air berlumpur.
Kami berdua menyadari ini ketika kami berada di dua negara
bagian yang berbeda. Kami bertelepon dan berdoa bersama di telepon. Dengan menyesal, kami meminta maaf dan mengakui tindakan
kami yang salah sebisa kami, namun dari sejak itu dan ke depannya,
bungkam telah menjadi kata baru favorit kami.
Pedang Keheningan Daud
Jika pernah ada keraguan tentang apakah kita telah membuat keputusan yang benar, kami mengetahuinya pada hari Minggu berikutnya. Hari itu, kami memiliki seorang pengkhotbah tamu yang belum
pernah saya dengar sebelumnya. Dia mulai membagikan beberapa
pemahaman yang brilian mengenai Daud dan Saul – bagaimana
Daud diarahkan salah paham kepada Saul, lalu disalahpahami oleh
Saul, kemudian dikejar-kejar oleh Saul, diampuni oleh Saul, hanya
untuk disalahpahami lagi, lalu dikejar-kejar lagi oleh Saul dari gua
ke gua dan dari tempat persembunyian yang satu ke tempat persembunyian lainnya. Daud akan membuktikan ketulusan dan kesetiaannya, hanya untuk dibohongi dan dikejar-kejar lagi dan lagi.
Saya mengetahui ceritanya dengan baik dan merasa seolah-olah
232
DI PERS ENJATAI
saya telah menjalani skenario ini berulang-ulang.
Sang pengkhotbah tamu tidak berhenti di sana. Dia lebih lanjut
menjelaskan bagaimana Daud nyaris menjadi sesuatu yang telah dihindarinya. Dilelahkan oleh semua perselisihan itu, Daud berharap
dia telah menemukan suatu tempat berlindung dengan melindungi
orang-orang dan domba-domba Nabal. Daud mengutus beberapa
orangnya yang muda untuk menanyakan apakah mereka dapat
menjadi bagian dari perayaan pengguntingan bulu domba itu. Anda
harus heran pada titik ini jika Daud benar-benar hanya ingin dilibatkan.
Permintaannya tidak diterima dengan baik. Bukan hanya mereka dilarang mengikuti perayaan itu, tetapi karakter Daud juga dipertanyakan:
Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya:
"Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? Pada waktu sekarang
ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya….” Lalu
orang-orang Daud itu berbalik pulang dan setelah sampai,
mereka memberitahukan kepadanya tepat seperti yang
dikatakan kepada mereka. (1 Samuel 25:10, 12)
Bagaimana perasaan Anda? Daud dihina di hadapan orangorangnya, dan identitas serta hak kelahirannya dijelekkan dengan
tuduhan bahwa ia adalah seorang buronan yang baru menjadi orang
kaya. Ketika Daud mendengar ini, ia tersentak, dan tanggapannya
jadi agak berlebihan!
Kemudian berkatalah Daud kepada orang-orangnya:
"Kamu masing-masing, sandanglah pedang!" Lalu mereka
masing-masing menyandang pedangnya; Daud sendiripun
Pedang Keheningan
233
menyandang pedangnya. Sesudah itu kira-kira empat ratus
orang maju mengikuti Daud, sedang dua ratus orang tinggal
menjaga barang-barang. (ayat 13)
Daud telah mencapai batasnya. Cukuplah ia dituduh bahwa ia
adalah seorang hamba yang memberontak ketika dia dengan setia
sedang melayani Allah. Dia bukan melarikan diri, ia telah diusir.
Nabal nyaris mendatangkan murka dari frustrasi bertahun-tahun.
Daud menjadi begitu tawar hati sehingga ia bahkan mempertanyakan upah dari kehidupan yang saleh. Dengarkanlah dia:
Daud tadinya telah berkata: "Sia-sialah aku melindungi segala
kepunyaan orang ini di padang gurun, sehingga tidak ada sesuatupun
yang hilang dari segala kepunyaannya; ia membalas kebaikanku
dengan kejahatan. Beginilah kiranya Allah menghukum Daud,
bahkan lebih lagi dari pada itu, jika kutinggalkan hidup sampai
pagi seorang laki-laki sajapun dari semua yang ada padanya."
(ayat 21-22, penekanan ditambahkan)
Daud berubah dari seorang gembala pelindung menjadi seorang
pemimpin “mari kita bunuh mereka semua”, yang memang merupakan hal yang mudah dilakukan ketika Anda lupa bahwa yang
memberikan upah bagi Anda adalah Allah, bukan manusia. Karena
Daud adalah seorang pemimpin, semua orang-orangnya ikut menyetujui dan berjalan berdampingan dengan pemimpin mereka yang
sedang tersinggung. Tanpa ragu-ragu atau bertanya, mereka melompat ke punggung kuda-kuda mereka dengan pedang di sisi mereka.
Inilah yang membawa saya pada titik lainnya. Hanya karena
semua orang mengikuti pimpinan Anda tentu tidak berarti bahwa
Anda benar. Orang-orang mengikuti pemimpinnya, dan meskipun
23 4
DI PERS ENJATAI
Daud adalah seorang pemimpin yang besar, dia memerlukan sejumlah hikmat, sebab dia sedang berada di penghujung akhir sebuah
masa yang keras.
Bagaimana Daud sampai pada suatu tempat yang demikian?
Adalah mungkin bahwa Daud membiarkan kata-kata dari
seorang yang konyol mengaburkan visinya. Untuk beberapa alasan,
penghinaan dan sindiran ini tentu saja mengancam untuk menghantamnya. Setelah bertahun-tahun mempercayai Allah dengan risikonya, Daud sedang berada di jalan yang mengambil segala hal ke
dalam tangannya sendiri.
Jika Anda tidak hati-hati, mendengarkan apa yang dikatakan
orang lain mengenai Anda dapat menyebabkan Anda melupakan
siapa Anda sebenarnya.
Tak masalah berapa kali Daud membuktikan ketulusannya kepada Saul, itu tidak akan pernah menemMendengarkan
patkannya ke atas takhta. Takhta itu tidak
apa yang
lagi milik Saul yang harus diberikan. Keradikatakan orang jaan itu telah dikoyakkan dari tangannya.
lain mengenai
Allah sedang menempatkan Daud dengan
Anda dapat
memurnikannya melalui penolakan, ujian
menyebabkan
di mana Saul telah gagal.
Anda melupakan
Kita semua mempunyai pengkritik
siapa Anda
dan pengecam. Saya tidak tahu ada satu bisebenarnya.
dang kehidupan yang luput dari pendapat
orang lain. Kiatnya adalah dengan memilih membiarkan para pengkritik itu memurnikan, bukan mendikte,
kita!
Daud tidak diurapi oleh Samuel untuk membunuh Saul dan
Nabal; ia diurapi untuk memerintah Israel. Dia ada di ambang pintu di mana janji Allah sedang digenapi di dalam hidupnya, dan dia
Pedang Keheningan
235
nyaris kehilangannya – semua karena si bodoh Nabal mengganggunya.
Ini adalah suatu peringatan bagi Anda: orang-orang bodoh akan
muncul untuk mengubah arah Anda tepat sebelum Anda tiba ke
mana Allah menginginkan Anda. Apa yang dikatakan orang-orang
bodoh? Mereka mempertanyakan keberadaan dan kehadiran Allah.
Mereka mengucapkan hal-hal seperti “Allah itu bukan untukmu”
atau “kesalehan tidak ada gunanya” dan “Allah tidak sedang bekerja
untuk kepentinganmu.”
Membantai orang-orang yang dulu dia lindungi akan menjadi
suatu jawaban yang mengerikan kepada pertanyaan Nabal, “Siapakah Daud?”
Dan menurut Anda, ke berapa banyak perayaan pengguntingan
bulu domba Daud dan orang-orangnya akan diundang setelah ledakan macam ini? Saya kira tidak ada. Daud telah membiarkan kebodohan komentar Nabal mendiktenya.
Terpujilah Allah untuk Abigail, seorang perempuan yang berani
dengan pedang hikmat di sisinya. Dia rebah di hadapan Daud, dengan demikian menghormati segala sesuatu yang tidak dihormati
oleh suaminya. Dan kemudian dia dengan sengaja mengingatkan
Daud akan siapa dan milik siapakah dia.
Ampunilah kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah
TUHAN akan membangun bagi tuanku keturunan yang
teguh, karena tuanku ini melakukan perang TUHAN dan
tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu. Jika
sekiranya ada seorang bangkit mengejar engkau dan ingin
mencabut nyawamu, maka nyawa tuanku akan terbungkus
dalam bungkusan tempat orang-orang hidup pada TUHAN,
Allahmu, tetapi nyawa para musuhmu akan diumbankan-
236
DI PERS ENJATAI
Nya dari dalam salang umban. Apabila TUHAN melakukan
kepada tuanku sesuai dengan segala kebaikan yang
difirmankan-Nya kepadamu dan menunjuk engkau menjadi
raja atas Israel, maka tak usahlah tuanku bersusah hati dan
menyesal karena menumpahkan darah tanpa alasan, dan
karena tuanku bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Dan
apabila TUHAN berbuat baik kepada tuanku, ingatlah kepada
hambamu ini." (ayat 28-31)
Ada beberapa kunci yang dapat diambil dari sini bagi kita semua:
1. Allah sendirilah yang mengokohkan rumah.
2. Ketika kita hidup di bawah arahan Roh Kudus, Allah melindungi kita.
3. Allah tahu bagaimana menangani masalah dengan musuhmusuh kita.
4. Kita sebaiknya tidak pernah menggunakan kedudukan kita
dengan Allah untuk melindungi diri kita sendiri.
5. Kita jangan mengambil perkara penghukuman atau keselamatan ke dalam tangan kita; keduanya adalah milik Allah
kita.
Syukurnya, Daud dihentikan oleh kata-kata Abigail, dan ia
mengingat penyertaan dan janji-janji Allah atas hidupnya. Tak lama
kemudian, Abigail yang telah menjadi janda menjadi istri Daud dan
hamba yang ditolak itu menjadi raja.
Diam adalah elemen yang di dalamnya hal-hal besar
menghiasinya bersama-sama; bahwa pada akhirnya mereka dapat
bangkit, terbentuk utuh dan penuh keagungan, masuk ke dalam
siang hari Kehidupan, dan sejak itu mereka memerintah.
—Thomas Carlyle
Pedang Keheningan
237
Suatu Jenis Senjata yang Baru
Ibu-ibu, saudari-saudari, putri-putri, dan teman-teman yang terkasih, mungkin sekali bahwa seseorang telah menghina Anda. Barangkali nama Anda telah dipasangkan dengan tuduhan-tuduhan berupa
sindiran tidak langsung. Apakah ada sebuah undangan yang tidak
pernah menemukan jalannya ke pintu Anda? Percayalah kepada saya,
saya mengerti. Tetapi apakah Anda benar-benar rela membiarkan
suatu penghinaan atau kekeliruan menggelincirkan atau merusakkan takdir Anda? Anda ingin menyerang, namun pedang yang sekarang Anda pegang yang Anda kira diurapi sebenarnya bernama balas
dendam, dan itu bukan milik Anda untuk digunakan. Sarungkan
kembali pedang Anda dan letakkanlah!
Apakah Anda bingung karena Anda sedang berkendara berdampingan dengan seorang lain yang telah difitnah dan dihina?
Turunlah dengan segera, ingatkan dia akan janji-janji Allah, dan
katakan padanya untuk tetap berdiri dan menantikan Allah, penjaga garis belakang kita untuk mengambil alih. Sahabat, Allah akan
mengokohkan rumah Anda dan menjaga Anda ketika Anda berjalan
maju. Anda tidak harus memahami apa yang perlu terjadi pada mereka yang Anda rasakan menjadi musuh. Allah telah memilah-milah
semuanya; beristirahatlah dengan pemahaman bahwa Dia sendirilah
hakim yang benar. Sekaranglah saatnya kita bergerak menjauh dari
sikap melindungi diri sendiri. Allah berperang bagi kita ketika kita
berperang atas nama orang lain.
Ambillah suatu jenis senjata yang berbeda – sebuah pedang bernama keheningan. Pedang ini tetap berada dalam sarungnya. Itulah
jenis pedang yang Yesus sarungkan dengan penuh penguasaan. Itu
adalah senjata yang ditolak-Nya untuk dihunus. Melalui keheningan,
Dia menyelamatkan kehidupan kita dengan meletakkan milik-Nya.
23 8
DI PERS ENJATAI
Bayangkanlah seperti apa rasanya tetap berdiam diri, dengan mengetahui kedahsyatan surga tersedia ketika Dia mengangkat suara atau
tangan-Nya. Bayangkanlah dengan tetap diam ketika pemerintahpemerintah dunia yang kecil ini mencemooh Pencipta mereka. Bayangkanlah dituduh secara keliru ketika Dia sendirilah penjelmaan
dari keadilan (lihat Yohanes 5:22). Yesus berdiam diri bukan karena
Dia tidak memiliki jawaban. Yesus diam karena Dialah jawaban
mereka.
Lalu imam besar itu berdiri dan berkata kepada Yesus,
“Baiklah, tidakkah Engkau akan menjawab tuduhan-tuduhan
ini? Apa yang harus Engkau katakan bagi diri-Mu sendiri?”
Tetapi Yesus tetap diam. (Matius 26:62-63, NLT )
Tidak ada sepatah kata, tidak ada sebuah bisikan, atau suatu desahan berat, gelengan kepala, atau mata yang berputar-putar. Hanya
diam…seperti seekor anak domba. Bukan berarti bahwa Yesus tidak
punya sesuatu untuk dikatakan; Dialah yang memilih untuk tidak
mengatakan apa pun.
Sama halnya, ada saatnya ketika kita merasakan kita punya begitu banyak hal untuk dikatakan. Kita telah dituduh dengan keliru,
disalah-mengerti, dan bahkan dibawa ke hadapan orang lain yang
tidak sungguh-sungguh sedang mencari kebenaran. Tahanlah pertimbangan Anda untuk diri Anda sendiri, dan nantikanlah jawaban
Allah. Sedangkan hak-hak dibacakan pada saat penangkapan untuk
melindungi potensi bersalah dengan peringatan ini – “Anda punya
hak untuk tetap diam” – sehingga mereka tidak memberatkan diri
mereka sendiri tanpa pertimbangan yang sah. Kadang-kadang kita
semua perlu diingatkan bahwa tetap berdiam diri adalah hak kita.
Pedang Keheningan
239
Antikekerasan adalah suatu senjata yang dahsyat dan adil, yang
memotong tanpa melukai dan mempermuliakan orang-orang yang
memegangnya. Ini adalah sebuah pedang yang menyembuhkan.
—Martin Luther King, Jr
Jika Yesus, yang adalah Anak Allah, seorang yang tidak bersalah, melatih hak-Nya untuk tetap diam ketika Dia menolak membela diri-Nya sendiri di hadapan maut, tentulah kita dapat melakukan hal yang sama ketika kita menghadapi kehidupan. Yesus dengan
diam-diam melangkah masuk dan menggantikan kita, berperang
bagi kita.
Meskipun Dia tidak berdosa, kesalahan kita telah dikenakan
atas Dia seperti sebuah pakaian, dan Dia tidak rela melepaskannya.
Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian.
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas
dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian;
seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya,
ia tidak membuka mulutnya. (Yesaya 53:6-7)
Dunia berpaling dari Dia yang menyediakan suatu jalan. Sebenarnya, Yesus berbicara paling keras dalam diam-Nya. Tidak diperlukan kata-kata dunia untuk disuarakan ketika kata-kata surga
berdiri di hadapan mereka. Dia berdiam diri, karena mereka menghukum diri mereka sendiri sehingga melalui Dia semua orang akan
24 0
DI PERS ENJATAI
diselamatkan.
Peperangan apa yang perlu dijawab melalui kebungkaman
Anda? Untuk mengukurnya, lihatlah bidang-bidang kehidupan di
mana Anda dapati sulit untuk berdiam diri.
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci
maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia
menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
(1 Petrus 2:23)
Apakah Anda siap berdiri dan berjaga-jaga? Mempercayai Allah di hadapan ancaman, hinaan, dan sindiran adalah sesuatu yang
tetap, berkelanjutan, dan dalam beberapa waktu, bahkan merupakan
suatu proses sehari-hari. Saudari-saudari saya, kita dapat melakukannya. Sebab Dia telah mendahului kita dan membuat suatu jalan.
Bapa Surgawi yang terkasih;
Saya datang kepada-Mu di dalan nama Yesus. Hari
ini saya memilih untuk mengesampingkan hak saya
untuk mengucapkan pikiran saya, dan saya melatih
hak saya untuk diam. Roh Kudus, berilah saya hikmat
untuk mengetahui kapan harus diam dan kapan
harus bicara. Ketika saya menenangkan hati saya di
hadapan-Mu, berbicaralah pada saya. Berjaga-jagalah
atas mulut saya sehingga saya tidak berdosa terhadap
Engkau. Ampunilah saya untuk waktu-waktu di
mana saya telah mengejar gosip. Saya berserah kepada
Pedang Keheningan
hikmat dan kehendak-Mu untuk memerintah jiwa
saya dengan tuntunan Firman-Mu. Saya tidak akan
lagi membiarkan apa yang orang lain katakan tentang
saya akan mendikte saya. Engkau memberikan hidupMu untuk membela saya, dan Engkau sendiri adalah
kebenaran dan keadilan. Ampunilah saya untuk waktuwaktu di mana saya mencari kehendak saya sendiri dan
dengan sengaja mengucapkan pikiran saya. Masuklah
ke setiap peperangan yang sekarang mengancam untuk
menguasai saya. Saya akan berhenti mengipasi nyala
api perselisihan manusia. Saya percaya pada-Mu ketika
serangan sang musuh mengancam untuk menguasai
saya. Saya akan berdiri di tempat saya dengan berdiam
diri dan yakin bahwa Engkau sudah memenangkan
peperangan ini. Dalam nama Yesus, Amin.
241
13
Pedang Pengampunan
dan Pemulihan
Kadang-kadang dengan kekalahan di suatu pertempuran,
Anda menemukan suatu jalan baru
untuk memenangkan peperangan.
–Donald Trump
Bayangkanlah sebuah pedang bertumpu di kaki sebuah takhta.
Pedang itu ditentukan untuk suatu peristiwa sehingga kemudian
ia dapat digunakan untuk suatu tujuan yang lebih besar. Raja-raja
penakluk menuntut kesetiaan dari setiap ksatria yang dulu pernah
menentang mereka. Tiap-tiap kemuliaan dunia yang baru ini tampak di hadapan sang raja dan baik pedangnya maupun dirinya sendiri bersujud di kaki tuannya yang baru. Pada saat itu, sang raja akan
menaruh kakinya ke atas leher sang ksatria. Dalam sikap ini, sang
ksatria mengambil sumpah setia kepada tuannya yang baru sebelum
pedangnya dikembalikan.
Dalam bab ini, kita memiliki suatu kesempatan untuk mempertimbangkan motif-motif kita. Adalah penting untuk menemukan
apakah kita sedang berjuang melawan seseorang atau sesuatu, atau
benar-benar berjuang atas mereka.
24 4
DI PERS ENJATAI
Sebagai contoh, Anda dapat menentang aborsi, namun tentu saja
itu tidak berarti bahwa Anda pro-kehidupan. Memegang papan-papan protes di sebuah klinik aborsi adalah suatu hal, namun membuka hati dan rumah Anda pada seorang ibu di luar nikah dan seorang
anak yang tidak diinginkan adalah hal yang benar-benar berbeda.
Anda mungkin menentang pembunuhan, tetapi tidak benar-benar
ingin melakukan sesuatu untuk memelihara kehidupan.
Transisi-transisi macam ini dalam alasan-alasan kita terjadi ketika kita menyadari bahwa kita bertekun pada suatu masalah yang
lebih besar dari hak-hak atau opini pribadi kita. Meskipun kita dipercayai dengan suatu pedang Roh, kita tidak dipersenjatai untuk melukai. Kita melepaskan tawanan dan orang-orang hukuman, alih-alih
menakuti dan membelenggu mereka. Selalu ada sesuatu yang lebih
besar sedang terjadi.
Sama seperti senjata-senjata perang kita tidak ditempa dari bahan-bahan dunia kita yang dapat rusak, kita tidak berperang menurut aturan-aturan planet kelahiran kita ini. Senjata-senjata seharusnya digunakan menurut hukum-hukum dunia asal mereka, dan
senjata kita datang dari suatu tempat dimana “logam” dimurnikan
di dalam intisari terang yang sejati dan sisi-sisi pedangnya diasah
dengan tanpa cacat untuk menebas sekaligus menyembuhkan. Karenanya, begitu juga motivasi untuk membangkitkan senjata rohani
yang luar biasa ini, juga harus dimurnikan.
Kitab Galatia memberikan suatu daftar yang panjang tentang
senjata-senjata manusia dan motivasi mereka: sihir, kebencian atau
permusuhan, kemarahan atau kemurkaan, perselisihan, pertikaian,
memecah-belah, dengki dan pembunuhan. Semua peralatan duniawi ini dan sasaran mereka berkaitan dengan Kejatuhan.
Berkebalikan dengan dampak senjata-senjata yang “kotor” ini,
rasul Paulus memberi kita sebuah celah ke dalam alasan di balik
Pedang Pengampunan dan Pemulihan
245
kuasa kita:
Bahkan, jikalau aku agak berlebih-lebihan bermegah atas
kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk
membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka
dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu. (2 Korintus 10:8)
Kita tidak berjuang untuk merobohkan, tetapi untuk membangun. Kuasa yang dipinjamkan surga untuk kita di bumi ini adalah
untuk menghancurkan kejahatan dengan melakukan kebaikan.
Hanya karena saya hidup dengan pedang Firman Allah di pinggul
saya selama lebih dari tiga dekade, tidak berarti bahwa saya selalu
menggunakannya dengan baik. Ada waktunya saya mengacungkan
pedang dalam kemarahan dan menikam sesuatu yang justru perlu disembuhkan. Lain kali, saya membiarkan pedang di dalam sarungnya ketika saya perlu menghunusnya dan memutuskan tali-tali
yang mengikat para tawanan.
Ketika anak-anak saya masih muda, ada masanya ketika pedang
saya tergeletak di sisi tempat tidur saya seolah-olah sedang tertidur.
Selama waktu ini, saya membolak-balik halaman-halaman Alkitab
saya untuk membaca mazmur ketika saya perlahan tertidur lelap.
Berbulan-bulan berlalu hingga saya dengan hati-hati menggunakan
sisi tajam pedang saya untuk menembus dunia saya yang sibuk.
Dalam halaman-halaman ini, saya ingin membawa Anda melalui suatu pertandingan anggar jangka panjang yang bersifat pribadi
yang dipenuhi dengan kecelakaan dan pada akhirnya menang.
Tak lama setelah saya menjadi seorang Kristen, saya tahu tangan
Tuhan berada di atas saya untuk melayani orang lain. Saya mulai
24 6
DI PERS ENJATAI
mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, sekalipun saya sama
sekali tidak tahu akan seperti apa pelayanan itu. Saya membaca Alkitab, pergi ke gereja setiap kali pintunya terbuka, menghadiri seminar-seminar, dan melayani. Dalam salah satu dari banyak pertemuan
ini, seorang pelayan yang datang berkunjung mengatakan dengan
keyakinan yang besar bahwa jika seluruh keluarga Anda belum selamat, maka Anda tidak perlu repot-repot mengkhotbahkan Firman
Allah kepada orang lain. Alasannya adalah bahwa jika hidup Anda
sendiri tidak cukup menarik untuk meyakinkan mereka yang paling
dekat dengan Anda akan kebenaran Injil, mengapa orang lain harus
mendengarkan apa yang harus Anda katakan? Sejak itu saya telah belajar bahwa kata-katanya yang sangat berapi-api itu agak kurang tepat, namun saat itu saya sepenuhnya memasukkannya ke dalam hati.
Karena ayah saya adalah yang paling jauh dari keselamatan, saya
meningkatkan jam-jam doa saya. Dialah sebuah contoh klasik dari
semua yang didefinisikan kafir dan tersesat. Dia merokok tak putusputusnya, minum berlebihan, dan tak dapat membentuk sebuah
kalimat tanpa memakai kata-kata makian. Yang saya tahu adalah
bahwa dia berulang-ulang menipu ibu saya dan meninggalkan anakanaknya.
John dan saya tinggal di Dallas, dan pertama kalinya Ayah
mengunjungi kami, saya menyeretnya ke gereja. Sepanjang kebaktian saya mencuri-curi kesempatan melirik pada ayah saya dengan
harapan bahwa dia akan merasakan seluruh beban dosanya, ketidaksetujuan dari putrinya, dan penginsyafan dari Roh Kudus. Saya
tidak ingin ada sedikitpun ruang untuk keragu-raguan ketika sang
pendeta mengajukan pertanyaan penutup: “Seandainya Anda mati
malam ini, ke mana Anda akan pergi?”
Saya mengira bahwa setidak-tidaknya ayah saya akan menundukkan kepalanya dengan merenung, namun ia malah menatap
Pedang Pengampunan dan Pemulihan
247
balik pada sang pendeta seolah-olah sedang berkata dengan menantang, “Saya akan langsung pergi ke neraka, dan Anda juga dapat
pergi ke sana!”
Ayah saya tidak begitu terkejut selama undangan keselamatan
itu. Putus asa, saya memegang tangannya dengan upaya menariknya
ke altar. Dengan jijik, ia menepiskan tangan saya. Mungkin ia tidak
memahami apa bahayanya. Untuk memperjelas, saya mencondongkan badan saya ke arahnya dan berbisik, “Ayah, Yesus adalah jalan
satu-satunya. Jika engkau tidak mengucapkan doa itu, kau akan ke
neraka.”
Pengertian baru ini tidak berhasil dengan baik! Ketika saya
mengenangnya, ada suatu rangkaian kata-kata kasar. Setiap pintu
ke dalam hatinya yang saya bayangkan terbuka telah ditutup dengan
dibanting dan dikunci dengan ketat.
Ayah saya sangat lega ketika ia kembali pada kehidupannya yang
riang di Florida yang cerah, dan meninggalkan putrinya yang suka
menggebuk dengan Alkitab di Texas.
Bukan seorang yang menyerah dengan begitu mudah, saya
menghubungi teman-teman dari seorang sahabat di Florida dan
memberi mereka nomor telepon ayah saya. Iman saya membubung
ketika saya berdoa bahwa entah bagaimana orang-orang yang sama
sekali asing ini akan berubah menjadi rekan-rekan kerja yang sempurna bagi ayah saya.
Ketika usaha ini gagal, saya memutuskan inilah saatnya mengeluarkan senjata berat.
Saya mengatur suatu akhir pekan untuk berpuasa dan berdoa
bagi pertobatan ayah saya. Saya tidak akan menyerah. Saya berjalan
mondar-mandir dan berdoa, berbaring sujud di lantai dan menangis,
berlutut di sisi tempat tidur saya dengan Alkitab terbuka dan melafalkan janji-janji Allah. Tidak lama sebelum saya menyadari sedang
24 8
DI PERS ENJATAI
memandangi telepon, menginginkannya berdering. Saya tidak dapat
menanti untuk mendengarkan suara ayah saya ketika dia bercerita
bagaimana dia telah dirampas dari genggaman Setan.
Telepon itu tidak pernah berdering, namun saya benar-benar
mendengar suara Bapa saya. Bapa surgawi saya membisikkan sebuah
pertanyaan ke dalam roh saya: Lisa, apakah engkau tahu bahwa Aku
mengasihi ayahmu lebih dari engkau mengasihi ayahmu?
Sejujurnya, saat itu saya sadari bahwa penyingkapan ini agak
mengejutkan, sehingga saya tetap berdiam diri. Bisikan itu berlanjut,
Aku ingin dia bersama-Ku lebih dari engkau ingin dia bersama-Ku.
Lisa, berikan dia kepada-Ku… Kau tidak dapat menyelamatkannya.
Lalu Allah mengingatkan saya akan suatu janji dalam FirmanNya: Bukankah telah Kukatakan, “Percayalah kepada Tuhan Yesus
Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu" [Kisah
Para Rasul 16:31, KJV]? Itu adalah janji-Ku kepadamu untuk ayahmu.
Percayalah dan berhentilah bertindak aneh-aneh. Kasihi saja dia.
Saya membuka Alkitab saya pada Kisah Para Rasul dan menyoroti ayat itu, dengan demikian menyerahkan seluruh harapan
saya ke dalam Firman-Nya.
Iman adalah keyakinan yang disengaja dalam sifat Allah,
yang jalan-jalan-Nya mungkin tidak dipahami saat itu.
—Oswald Chambers
Tak lama kemudian, saya melahirkan putra pertama kami, Addison, dan keluarga kami pindah ke Florida, ke kota yang sama di
mana ayah saya tinggal. Lalu, tepat sebelum Alec lahir, ayah saya
kehilangan pekerjaannya dan pindah beberapa jam lebih jauh ke
Pedang Pengampunan dan Pemulihan
249
pantai Florida. Dia berharap akan permulaan yang baru, namun
mendapat sebuah jabatan tentulah sulit untuk orang seusianya. Ayah
saya, yang dulu pernah membangun rumah-rumah cukai dan klubklub di daerah, sekarang bekerja di bidang pemeliharaan. Dia tenggelam dalam suatu depresi, dan minum-minumnya berlangsung dari
setiap malam menjadi sepanjang hari. Dia tidak lagi mengunjungi
kami, dan pada saat kami mengunjunginya, dia mabuk sebelum
tengah hari. Kunjungan itu menakutkan anak-anak saya. Mereka
tidak mengerti mengapa perkataan-perkataan ayah saya tidak jelas
atau mengapa dia gembar-gembor dan mengoceh serta menyebut ibu
mereka dengan nama mantan istrinya.
Lalu di suatu Desember, segala sesuatunya berubah. Sehari
setelah Natal, kami berjalan ke pintu belakang apartemen yang ditinggali ayah saya bersama pacarnya. Kami berharap menemukan
mereka duduk di serambi belakang, namun malahan yang kami
temukan adalah sebuah catatan yang ditempel pada pintu geser kaca.
Dalam surat yang tipis itu dikatakan, “Maaf, saya membuat rencanarencana lain.”
Catatan itu tidak ditujukan kepada siapa pun, dan tidak ada
tanda tangannya. Kami telah menelepon dan memastikan untuk
berkunjung sekali lagi tepat sebelum kami meninggalkan rumah dan
berkendara selama beberapa jam. Rencana-rencana lain? Saya berdiri
membisu di sana, dengan memegang catatan corat-coret di tangan
saya. Saya dapat mendengar anak-anak saya sedang bertanya pada
saya, “Di mana Papa?”
Sambil mengamati pantai yang terbentang di hadapan kami,
saya membayangkan ayah saya sedang menertawakan kami di tempat
yang jauh. Saya tidak tahu harus berkata apa. John menjawab anakanak itu ketika kami menuntun mereka kembali ke dalam mobil.
Saya remuk dan malu. Saya berulang kali meminta maaf kepada
250
DI PERS ENJATAI
John dan anak-anak saya. Lalu saya menangis terus-menerus sepanjang perjalanan pulang. Orang tua John tidak akan pernah bermimpi
melarikan diri ke sebuah bar, khususnya ketika mereka tahu anak-anak
dan cucu-cucu mereka sedang datang berkunjung.
Lima jam adalah suatu waktu yang panjang untuk dihabiskan
di dalam sebuah mobil, khususnya ketika alasan demi perjalanan
itu tidak pernah terjadi dan sang ibu menangis di sepanjang jalan.
Kedua anak yang dapat menjangkau saya dari tempat duduk mereka
menepuk saya dan menawarkan jaminan mereka dalam suatu bentuk pertanyaan: “Oke? Mama, tidak apa-apa.”
Saya berusaha memasang wajah tegar, namun saya tidak baikbaik saja.
Esok harinya John berangkat ke Swedia. Setelah mengantar
hingga penerbangannya, saya pulang, mengantar anak-anak keluar,
menyetel musik penyembahan, dan berbaring di lantai dan berdoa
serta bertanya kepada Allah: Mengapa ayah saya tidak mengasihi saya?
Mengapa dia tidak ingin bersama dengan anak-anaknya? Kapan janjiMu akan terjadi?
Saya menangis di karpet itu. Tiba-tiba saya tersadar… Saya tak
punya figur ayah! Ayah saya telah pergi; dia hanya tidak mau diganggu! Dia tidak mau melakukan apa pun dengan saya. Saya mengirim
suara ke dalam pikiran saya dan ingin sungguh-sungguh menangis,
namun begitu saya menangis, saya mendengar sesuatu yang hanya
dapat saya gambarkan sebagai tawa Allah. Suaranya begitu luar biasa terdengar sehingga saya mengangkat kepala dan melihat ke sekeliling. Lalu saya mendengar-Nya berbisik, “Engkau sedang melihat
semua ini sebagai kesalahan. Apa yang kau lihat sebagai penolakan,
Aku lihat sebagai suatu penerimaan.”
Apa?
“Ketika engkau benar-benar ditinggalkan oleh ayah duniamu,
Pedang Pengampunan dan Pemulihan
251
engkau sungguh-sunguh Kuterima. Artinya, ayahmu telah meninggalkan semua klaim yang dia punya untukmu dan anak-anakmu.
Sekarang, tidak ada yang menghalangi kita. Kau sepenuhnya milikKu.”
Serius? Apakah saya mendengar ini dengan benar?
“Jika John memerlukan sesuatu, ia dapat menelepon ayahnya.
Jika kau butuh sesuatu, datang langsung kepada-Ku.”
Oke, waw!
Pada saat itu, saya menyadari bahwa saya kehilangan figur ayah,
dan saya dapati saya diangkat jadi anak! Saya merasa sepertinya Allah bersukacita mengatakan ini kepada saya. Lalu saya tertawa pada
keajaiban pewahyuan ini. Saya menyeka air mata saya, berdiri, dan
mengangkat tangan saya dan hidup dalam penyembahan. Hanya
seorang Bapa yang sejati dan baik yang akan memelihara saya dengan cara ini!
Sejak saat itu dan seterusnya, saya tidak mencari apa pun dari
ayah saya. Dia tidak berhutang apa pun pada saya – tidak kunjungankunjungan, persetujuan, kasih, hadiah, atau bahkan kata-kata yang
baik.
Segera setelah kesadaran ini, keluarga kami berpindah dari
Florida ke Colorado, dan mengunjungi ayah saya menjadi sesuatu
yang jarang dan jaraknya jauh. Karena Ayah saya peminum berat,
saya tidak lagi merasa aman ketika saya pergi menemuinya. Sebelum
ak hirnya kami meninggalkan negara bagian ini, saya mengundang
ayah saya untuk datang dan tinggal di rumah kami dan mengucapkan selamat berpisah dengan kami. Dia menolak dengan tegas. Jadi
saya meninggalkan Florida, dengan masih memegang janji Allah
bahwa ayah saya akan diselamatkan.
2 52
DI PERS ENJATAI
Saat berikutnya, ketika saudara lelaki saya, Joey dan saya mengunjungi ayah kami, ia tidak mengenali saya. Bertahun-tahun penyalahgunaan alkohol telah mengubah penglihatannya. Untuk kebanyakan
dari kunjungan kami, dia membayangkan bahwa saya adalah seorang
mantan pacar atau mantan istrinya. Ketika pada akhirnya ia menyadari bahwa saya adalah putrinya, dia memandangi saya dari atas
ke bawah dan memuji saya karena saya semakin langsing. Nampaknya, dia terkejut melihat betapa tembem saya kelihatannya di kartu
Natal yang terakhir. Taktik yang sama ini telah membawa saya ke
dalam gangguan pola makan ketika saya berumur lima belas tahun.
Saya mencoba menunjukkan padanya foto-foto anak-anak saya
dan berbagi cerita dari kehidupan mereka, tetapi dia tidak hendak
mendengarkannya. Saudara saya mengambil videonya sehingga saya
dapat membawa sesuatu pulang untuk anak-anak saya. Tetapi ketika
ia sedang direkam, dia mengutuki dan membelakangi kamera. Saya
pulang dengan merasakan suatu kekecewaan yang menjijikkan.
Dalam penerbangan pulang, saya mendengar Allah membisikkan janji-janji dari Mazmur 45 lagi atas hidup saya:
Dengarlah, hai putri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu,
lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu!
Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu,
sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya! (ayat 10-11)
Saya tahu saya tidak akan pernah lagi merasa tertekan untuk
bersujud, dengan gambaran ayah saya yang hancur terletak di hadapan saya. Sayalah yang merupakan gairah sang Raja.
Pedang Pengampunan dan Pemulihan
253
Tahun-tahun berlalu, dan gangguan mental ayah saya semakin meningkat sampai-sampai pacarnya tidak punya pilihan lain selain
menempatkannya dalam suatu gedung dengan keamanan tinggi.
Pada bulan Desember 2009, saya mengunjunginya untuk yang
terakhir kalinya. Bersama saya, saya membawa anak sulung saya, Addison, istrinya yang cantik, Julianna, dan putra mereka yang baru
lahir, Asher. Saya ingin ayah saya melihat cicit pertamanya. Ketika
kami tiba di gedung perawatan Ayah, saya menyerakkan foto-foto
di atas meja di hadapannya, dengan harapan dia akan membuat
ketersambungan akan siapa kami. Salah satu foto adalah Ayah dan
Addison ketika Addison berumur satu tahun. Saya menunjuk pada
orang muda yang sekarang telah menjulang melebihi ayah saya dan
menjelaskan bahwa dia adalah putra saya – cucunya. Ayah saya mengangguk ketika dia dengan lembut meletakkan foto-foto itu dengan
suatu upaya untuk mengambil semuanya.
Lalu terjadilah. Saya nyaris dapat melihat serat-serat kenangan
Ayah menenun bersama, membentuk kerangka keluarganya. Dia
mengangkat kepalanya dan memandangi saya, Juli, Asher, dan Addison, masing-masing bergiliran. Tiba-tiba saya tahu dia mengerti. Dia
mengangguk-anggukkan kepalanya dengan lembut dan menunjuk
dengan sadar dari gambar di tangannya kepada Addison. Ketika dia
mengenali kami, sekali lagi saya dapat melihat melampaui kerangkanya yang ringkih menjadi seorang pria seperti apa dia sebelumnya.
Dia hadir bersama kami, tetapi saya tidak tahu untuk berapa lama.
Saya memanjatkan doa diam-diam: Bapa Surgawi, apa yang harus saya katakan?
Jawabannya mengejutkan dan sangat segera: Katakan padanya
bahwa dia adalah seorang ayah yang baik.
Apa? Terhenyak, saya membalas, Itu bohong! Saya tidak mau
membohonginya… khususnya tidak sekarang! Dia bukanlah seorang
254
DI PERS ENJATAI
ayah yang baik.
Saya mendengar sebuah jaminan yang meneguhkan: Dia sebaik
apa yang dia tahu.
Dalam ketidakpercayaan, saya berdebat, Harusnya dia belajar
menjadi lebih baik. Pikiran saya melayang kembali pada tetanggatetangga yang harusnya dapat menjadi temannya dan buku-buku
yang dapat dibacanya. Sejauh yang dapat saya ingat, dia bahkan tidak pernah mencobanya!
Penolakan saya bertemu dengan keheningan. Setelah beberapa
dekade, saya telah belajar bahwa Allah tidak berbantah. Saya dapat
berdebat selama yang saya mau, namun akhirnya apa yang terakhir
Dia katakan akan tetap menjadi jawaban terakhir-Nya. Inilah saatnya saya menggunakan pedang pemulihan untuk menyembuhkan.
Saya menarik napas dalam-dalam, mendekat, dan mengambil
tangan ayah saya ke dalam tangan saya. Saya mengangkatnya di
antara kami untuk menarik perhatiannya, menatap matanya, dan
mengulangi apa yang telah saya dengar:
Fakta
“Ayah, Anda seorang ayah yang baik.”
tentang Anggar
Ayah saya terhenyak. Rasanya seDua petarung pedang
olah-olah suatu getaran melewati seyang terampil lebih
luruh tubuhnya, dan matanya melbanyak bertindak dengan
uap dengan air mata. Dia menciumi
kepala daripada
punggung tangan saya dan dengan
tangan mereka.
usaha yang susah payah, dia membentuk kedua kata ini: “Terima…kasih.”
Dengan kata-kata itu, segala sesuatunya
berubah. Suasana yang menyesakkan dari rumah perawatan itu terasa lebih ringan, dan saya menyadari hati ayah saya baru saja terbuka.
Julianna mulai menangis, dan Addison bergerak dengan cepat untuk
berdiri di belakang kursi di mana ayah saya duduk. Kami semua
Pedang Pengampunan dan Pemulihan
255
mulai berdoa untuk ayah saya menurut janji Allah dalam Kisah Para
Rasul yang telah Allah berikan kepada saya sejak begitu lama. Kami
memuji Allah atas keselamatan ayah saya dan membatalkan semua
hutang yang dia rasa dia miliki, menurut Yohanes 20:23:
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan
jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
Sepanjang kami berdoa, ayah saya meremas tangan saya dalam
peneguhan dan terus-menerus menciumi punggung tangan saya
sambil menangis. Itu merupakan suatu momen kudus tentang kasih
dan pengampunan. Gerakannya murni dan tulus, seperti sikap anakanak. Tidak ada tanda-tanda akan kecabulan seperti yang saya alami
dalam kunjungan saya yang terakhir.
Setelah selesai, Ayah terlihat lelah. Sementara Julianna ada di
belakang bersama Asher, Addison dan saya menemaninya kembali ke
kamar tidur berperabotan jarang dan membaringkannya ke tempat
tidur. Sebelum pulang, saya berkonsultasi dengan perawatnya untuk
menegaskan bahwa informasi kontak saya benar adanya. Ketika saya
mengisi secarik kertas untuk dia tambahkan ke dalam berkasnya,
ayah saya berjalan keluar dari ruangannya. Saya memanggilnya, namun dia terus saja berjalan melewati kami seolah-olah kami benarbenar orang asing dan duduk dengan sekelompok wanita yang sedang menonton suatu tayangan ulang dari The Lawrence Welk Show.
Sesuatu telah terjadi dalam waktu kebersamaan kami, tetapi Ayah
telah pergi lagi.
Setahun berlalu, dan Natal 2010 datang. Saya ingat sedang merasa
susah kapanpun saya berpikir mengenai ayah saya. Saya akan ter-
256
DI PERS ENJATAI
bangun di tengah malam dan bertanya-tanya apakah dia sedang
sekarat. Saya membagikan keprihatinan saya dengan ibu saya, yang
meyakinkan saya bahwa bibi dan paman saya baru saja mengunjunginya dan bahwa dia baik-baik saja. Tetapi untuk beberapa alasan, saya tidak dapat mengenyahkan suatu perasaan tidak enak.
Ketika saya mempersiapkan makan malam di Malam Tahun
Baru, saya menonton seorang pembawa berita yang berbagi tentang
kematian ayahnya dan betapa dia kehilangannya. Air mata mulai
menyusuri pipi saya. Saya membeku. Mengapa saya menangis? Saya
tidak mengenal wanita ini ataupun ayahnya. Saya mendengar Roh
Kudus berbisik, Engkau sedang menangis karena ini adalah tahun
terakhir engkau akan mengucapkan selamat berpisah kepada ayahmu.
Tanggal 6 Januari, saya berada di Kanada dalam suatu perjalanan pelayanan. Saya terbangun sangat dini dan gelisah di kamar hotel
saya. Saat itu jam 3.00 dini hari, dan sekeras apa pun saya berusaha,
saya tidak dapat tidur kembali. Paginya, saya akan merekam lima
pertunjukan televisi dan suatu seri pengajaran yang menuntut kejernihan mental. Saya berdoa, membaca, dan mendengarkan musik
– tetapi tidak ada faedahnya.
Saya merasa gemetar dan gelisah sepanjang pagi, dan seiring
berlalunya waktu, kegelisahan saya makin bertambah.
Ketika rekaman sudah selesai dan saya menuju ke bandara, saya
menghidupkan telepon seluler saya dan melihat saya telah melewatkan banyak panggilan. Pesan suara yang pertama datang dari anak
bungsu saya di rumah. Pengaman giginya hilang dan dia perlu saya
melepon dokter gigi untuk pengesahan penggantian. Saya berjalan
sambil membaca pesan-pesan itu sampai hanya satu yang tersisa.
Saya sedang terburu-buru mengejar penerbangan saya dan pergi melewati bea cukai, jadi saya memutuskan akan mendengarkan pesan
terakhir ini ketika saya berjalan ke pintu.
Pedang Pengampunan dan Pemulihan
2 57
Setelah mengumpulkan barang bawaan saya, saya menekan
tombol Putar. Satu suara perempuan berkata, “Seperti yang Anda
tahu, ayah Anda sedang sekarat. Jika Anda ingin mengatakan selamat jalan kepadanya, Anda harus datang hari ini.”
Sebelum pesannya habis, saya menghubungi nomornya. Pikiran
saya terguncang. Bagaimana bisa saya mengetahui hal ini? Tak seorang
pun yang memberi tahu saya bahwa ayah sedang sekarat. Untungnya,
saya bisa menghubungi perempuan itu yang sedang ada di dalam
mobilnya dalam perjalanannya menuju kamar perawatan ayah saya.
Saya menjelaskan bahwa saya sedang berada di Kanada, siap-siap
naik pesawat ke Denver. Dia berjanji akan menghubungi saya kembali sesegera mungkin ketika dia berada di sisi ayah saya.
Kemudian saya mencoba menghubungi saudara saya, namun ia
sedang rapat. Saya menelepon John dan salah satu teman saya. Dunia
saya berputar-putar. Saya memeriksa penerbangan langsung ke Orlando, namun tak ada yang tersedia.
Kehabisan waktu, saya naik pesawat terbang ke Denver, dan sementara para penumpang lainnya melintas, saya menunggu teleponnya. Tepat sebelum pramugari menutup pintu dan memerintahkan
seluruh telepon dimatikan, dia menelepon. Dia menjelaskan bahwa
Ayah tidak sehat dan menawarkan untuk menaruh telepon di telinganya. Saya memalingkan wajah saya dari lorong yang penuh dengan
orang-orang kepada jendela oval yang lebih tersembunyi.
“Ayah, ini Lisa.” Suara saya terdengar lirih dan bergetar, namun
saya melanjutkan. “Saya mengasihimu. Ingat bagaimana Ayah membawa saya memancing dan mengajari saya menyelam dan berenang?
Saya akan datang besok, namun jika Ayah tidak sanggup bertahan
lebih lama lagi, Ayah boleh pergi.”
Saya berhenti sejenak, memikirkan apa lagi yang harus dikatakan. Perempuan itu terdengar di telepon lagi. Saya bertanya
258
DI PERS ENJATAI
apakah dia telah melihat suatu tanda bahwa Ayah mendengarkan
saya. Dia menjelaskan bahwa ia tidak dapat melihat bukti apa pun
melalui suatu tanggapan, namun ia percaya bahwa sampai level tertentu, Ayah telah mendengarkan saya. Saya menyadari bahwa waktunya sudah lewat untuk mematikan telepon saya, jadi saya mengucapkan selamat tinggal.
Saya membaca sepanjang perjalanan tiga setengah jam itu. Namun sejujurnya, saya tidak ingat buku apa itu. Begitu saya mendarat,
saya berusaha menghubungi saudara lelaki saya. Saya menghubungi
nomornya lagi dan lagi sampai saya bisa terhubung dengannya dan
menceritakan apa yang sedang terjadi.
Joey mulai membuat rencana bepergian dari California ke Florida. Saya berbicara dengan maskapai penerbangan di telepon ketika
saya pulang ke rumah melintasi suatu malam musim dingin Colorado yang gelap dan dingin. Saya berencana berangkat pada penerbangan jam tujuh esok paginya. Begitu saya tiba di rumah, saya mengumpulkan anak-anak saya dan menceritakan berita itu kepada mereka. Ketika mereka mendengarkan, saya menyadari bahwa ayah saya
adalah seorang yang sama sekali asing bagi mereka. Saya katakan
pada mereka betapa menyesalnya saya harus pergi lagi ketika saya
baru saja kembali ke rumah dan ayah mereka ada di luar kota.
Pada saat itu, telepon rumah dan telepon seluler saya berdering.
Di saluran satu ada anak saya yang sudah menikah; penelepon kedua
adalah saudara laki-laki saya. Dia memberi tahu saya bahwa ayah
kami telah meninggal. Itu saja. Tidak akan ada pemakaman, karena
Ayah telah mengatur agar jenazahnya dikremasi. Kami tidak akan
pernah melihatnya lagi. Saya kembali berbicara dengan pekerja sosial
ayah saya dan menangis ketika saya memberitahunya bahwa ia telah
meninggal.
Malam itu, saya pergi ke tempat tidur dengan sedih, membung-
Pedang Pengampunan dan Pemulihan
2 59
kus diri dalam selimut dan berdoa: “Ya Allah, Engkau setia.”
Saya tertidur dengan nyenyak dan, mengejutkannya, bangun
dengan segar.
Saya berada di rumah hingga minggu berikutnya sebelum jadwal
perjalanan saya tiba. Selama bulan Januari, Februari, Maret, dan
April, saya berbicara kepada orang banyak yang berkisar dari ratusan
hingga ribuan orang, dan setiap malam saya memberitakan kesetiaan
Allah. Saya berusaha untuk tidak berpikir tentang ayah saya. Dia ada
di luar kendali saya. Lalu pada bulan Mei 2011, saya bertemu dengan
kesetiaan Allah.
Saya sedang berbicara di suatu konperensi wanita di Jacksonville, Florida. Dalam sesi pertama saya, saya memperhatikan seorang
wanita muda yang menarik dengan rambut merah yang runcing. Untuk beberapa alasan, di tengah suatu keramaian dengan lebih dari
seribu orang, dialah satu-satunya orang yang saya ingat. Lalu saya
memperhatikannya lagi pada sesi istirahat sore.
Malam itu, ketika saya hendak berangkat untuk sesi berikutnya,
saya kembali melihat perempuan berambut merah lucu ini di ruang
masuk hotel saya dan saya merasa didorong untuk memperkenalkan
diri. Saya mendekatinya, namun sebelum saya dapat mengatakan sesuatu, dia memperkenalkan dirinya.
“Lisa, saya April. Kita bicara di telepon.”
Pikiran saya mencari-cari setiap kenangan pernah berbicara
dengan seseorang bernama April dari Jacksonville. Dia memperhatikan bahwa saya mengalami suatu kekosongan dan ia mulai mengisi
kekosongan itu untuk saya.
“Sayalah yang menelepon Anda pada hari Ayah Anda meninggal.”
260
DI PERS ENJATAI
Saya menggelengkan kepala, berusaha memperhitungkan jarak
berkendara lima sampai enam jam antara rumah perawatan ayah
saya dengan Jacksonville. Mengapa April ada di sini?
“Saya berkendara dengan beberapa teman saya untuk berada
dalam konperensi ini ketika saya mendengar bahwa Anda akan ada
di sini.” Saya tak bisa berkata apa-apa.
April melanjutkan, “Saya menjadi pekerja sosial ayah Anda selama lima tahun terakhir. Dia adalah seorang pasien yang mengerikan. Dia menendangi gedung pertama di mana dia ditempatkan.
Dia melarikan diri, dia kejam, dia mencuri sebuah mobil, dan dia
dipukuli habis-habisan oleh polisi. Namun untuk tahun yang terakhir, dia adalah seorang malaikat.”
Saya masih terhenyak, memandanginya dengan hampa.
“Dia mencium tangan saya kapanpun saya menjenguknya,” katanya selanjutnya.
Pikiran saya berputar-putar ketika saya berusaha mencerna
semuanya. Apakah dia baru saja mengatakan bahwa ayah saya telah
menjadi seorang malaikat di tahun terakhir hidupnya?
“April, saya datang menjenguknya setahun sebelum dia meninggal.”
“Saya tahu. Saya melihat nama Anda dalam berkasnya. Saya
telah membaca buku-buku Anda, tetapi sebelum kunjungan Anda,
saya tidak tahu pertaliannya bahwa dia adalah ayah Anda. Saya berdoa untuknya selama bertahun-tahun dan ingin memastikan agar
Anda memiliki suatu kesempatan untuk mengucapkan selamat berpisah padanya.”
Allah itu setia. Dia bukan hanya mengelilingi ayah saya dengan
doa ketika saya tidak bersama dengannya, namun saya punya setiap
alasan untuk percaya bahwa ayah saya menerima lebih dari sekadar
pengampunan dari saya ketika kami berdoa. Saya percaya bahwa en-
Pedang Pengampunan dan Pemulihan
26 1
tah bagaimana, pada saat itu, ia juga menerima pengampunan surga.
Malam itu, ayah saya telah berjalan dari seseorang yang sulit menjadi
seorang yang sesuai harapan, dari kemarahan dan sakit hati menjadi
seperti kanak-kanak dan pengasih. Kelihatannya, bahwa di tahun
terakhir kehidupannya, ia telah menghasilkan buah pertobatan. Ada
begitu banyak hal yang tidak akan pernah saya tahu atau pahami
hingga saya berada di dalam kekekalan, tetapi saya merasakan kepastian bahwa saya akan bertemu ayah saya di sana.
Pengampunan adalah pengampunan akan dosa. Sebab dengan inilah sesuatu
yang telah hilang ditemukan, diselamatkan agar tidak hilang kembali.
—Agustinus
Saya sering bertanya-tanya, apakah pada malam ketika kami
mengunjunginya, ayah saya mengingat semua yang hilang darinya.
Saya bertanya-tanya apakah kepolosan cicitnya, Asher, membangkitkan pengharapan akan suatu warisan yang dikiranya telah lenyap
semua. Saya bertanya-tanya apakah ia melihat kekuatan dan kedewasaan Addison serta kecantikan dan keanggunan Juli dan melihat
pasangan muda yang mengasihi. Saya bertanya-tanya, apakah saya
mewakili keluarganya yang hilang. Malam itu kami menemukannya di sebuah tempat di mana dia tidak lagi dapat melarikan diri.
Kami menyaksikan penderitaan yang berusaha dia pendam selama
bertahun-tahun dengan alcohol, namun tetap mengasihi dia.
Apa Cerita Anda?
Sekarang, Saudari terkasih, bagaimana dengan Anda? Saya tidak
mengetahui kisah Anda, namun saya dapat memberi tahu Anda
262
DI PERS ENJATAI
bahwa Allah itu setia. Apakah ada belati-belati kekecewaan atau
kepahitan yang mungkin mengancam mengarahkan suatu pedang
di tangan Anda ke arah yang salah? Kebenarannya adalah, saya
masih menghakimi ayah saya hingga waktu saya mengucapkan katakata yang diberikan Allah kepada saya. Ketika saya melepaskannya,
saya juga dilepaskan. Raja kita memiliki suatu cara menyembuhkan
kedua belah pihak melalui tindakan seseorang.
Luka-luka dalam yang tetap tidak tersembuhkan dapat membuat kita menyerang dan melukai seseorang yang justru ingin dipulihkan oleh surga. Sang Raja telah menaklukkan hati Anda; kini Dia
ingin menggunakan kehidupan Anda demi tujuan pemulihan-Nya.
Tidak ada pembalasan yang begitu sempurna
seperti pengampunan.
—Josh Billings
Marilah kita meletakkan setiap pedang penolakan dan kekecewaan di kaki Bapa kita dan membiarkan Dia sekali lagi membuatnya
menjadi penerimaan, pemulihan, dan penugasan ilahi. Bagaimana
hebatnya Allah ingin memakai Anda sebagai suatu alat pemulihan?
Ke mana Sang Raja mengutus Anda untuk mengucapkan kata-kata
yang perlu didengar orang lain agar menerima pemulihan dan kehidupan-Nya? Apakah Anda rela mengucapkan nasihat-Nya alihalih kata-kata yang telah Anda latih? Apakah Anda rela memberkati
seseorang yang telah melukai Anda? Saya tidak ingin Anda mengulangi kata-kata saya, namun saya sedang meminta Anda mengucapkan kata-kata Bapa kita ke dalam situasi dan pribadi-pribadi yang
sedang berseru untuk dipulihkan.
Pedang Pengampunan dan Pemulihan
263
Bapa Surgawi yang terkasih;
Saya menyerahkan hidup saya di hadapan-Mu
sebagai suatu tindakan kesetiaan. Saya lelah
berjuang dari suatu keadaan yang mengecewakan.
Engkau setia terhadap firman-Mu, dan Engkau
mengasihi serta mengerjakan segala sesuatu dengan
baik. Saya menyerahkan semua yang saya pikul
dalam kekuatan saya sendiri. Saya menyerahkan
waktunya kepada-Mu dan meminta agar Engkau
memberikan hikmat dan firman-Mu kepada saya.
Saya memilih memberi segenap kesetiaan dan
ketaatan saya kepada-Mu. Bangkitkanlah saya
dengan dipersenjatai untuk menyembuhkan, dan
bukannya melukai, dalan mana Yesus. Amin.
Seraya kita beralih ke bagian yan terakhir, saya menyadari tidak cukup ruang untuk menjabarkan garis besar dari masing-masing pedang yang dapat Anda bawa, sebab pedang adalah senjata-senjata yang
sangat bersifat personal. Dalam bagian yang terakhir, saya berharap
menantang Anda agar tidak pernah lagi meninggalkan rumah tanpa
dipersenjatai.
B AG I A N E M PAT
D I U T U S
14
M e miku l S alib
Kita sendiri harus bangkit! Kalau tidak, seseorang yang
lain akan menggantikan kita, dan mengangkat salib kita,
dan dengan begitu, mencuri mahkota kita.
–William Booth
Anda dan saya memiliki sebuah salib dan sebuah mahkota. Bagian
kebanyakan dari salib yang kita pikul tidak dapat dilihat. Kita melihat dampaknya, namun bukan bentuknya. Demikian juga, di dalam
Kristus kita telah diberikan suatu mahkota yang tidak dapat terlihat.
"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya,
atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat
sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat,
dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,
segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya."
(Ibrani 2:6-8)
Di bumi ini, mahkota itu mewakili kedudukan otoritas kita. Sebagai duta-duta besar surga, kita didukung dengan kuasa dari alam
sana.
26 8
DI UTUS
Belajarlah mengenal Kristus dan Dia yang disalibkan. Belajarlah
bernyanyi untuk Dia, dan katakan, “Tuhan Yesus, Engkau adalah
kebenaran, aku adalah dosa-Mu. Engkau telah mengambil untuk
diri-Mu apa yang menjadi milikku, dan memberiku apa yang
merupakan milik-Mu. Engkau telah menjadi sesuatu yang bukan
Engkau, sehingga aku dapat menjadi sesuatu yang bukan aku.”
—Martin Luther
Kita mengenakan mahkota, dan kita mengangkat salib. Yesus
memikul salib kita sehingga kita dapat mengenakan mahkota-Nya.
Dia menjadi seperti kita. Bukankah ini saatnya kita menjadi seperti
Dia?
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16:24)
Bagaimana kita menggenapi perintah yang sangat bersifat pribadi ini?
Ada tiga elemen dalam perintah ini: menyangkal diri, memikul
salib, dan mengikut Yesus. Jalan-jalan saya yang egois berbeda dengan jalan-jalan Anda, sama seperti salib yang saya pikul adalah unik
bagi perjalanan saya. Saya tidak memikul salib Anda, begitu juga
Anda tidak memikul salib saya.
Agar belajar bagaimana memikul salib kita, pertama-tama kita
harus menjawab beberapa pertanyaan mengenai salib. Apa yang sebenarnya sedang Yesus minta untuk kita pikul? Di mana kita temukan salib kita? Apakah itu sebuah beban yang kita seret di jalan hidup
kita? Atau apakah salib itu berarti sesuatu yang jauh lebih misterius
dari yang dapat diwakili oleh balok kayu manapun? Salib itu me-
M emikul S alib
269
miliki suatu keindahan yang begitu besar yang tidak pernah dapat
dibandingkan dengan kalung atau liontin. Saya sungguh-sungguh
percaya bahwa salib menangkap segala sesuatu sehingga karya keselamatan telah diletakkan ke dalam tangan kita.
Salib jauh dari suatu hiasan untuk dikenakan; ia adalah sebuah
perintah untuk dipikul. Dalam bab penutup ini, saya ingin membagikan seperti apa memikul salib Anda seperti seorang pahlawan.
Suatu Percakapan Mengenai Salib
Hari hampir menunjukkan pukul dua pagi di malam Paskah. Saya
baru saja nyaris tertidur ketika Roh Kudus mulai bertanya pada saya
mengenai salib.
“Lisa, apa artinya memikul salibmu?”
Dengan mengantuk, saya menjawab, “Menyangkal diriku sendiri.”
Saya mendengar dengan jelas, “Tidak, menyangkal dirimu hanyalah langkah pertama.”
Saya berkata dengan ragu, “Menyerahkan kehendakku?”
“Menyangkal dirimu sendiri berarti menyerahkan kehendakmu.
Apa artinya memikul salibmu?”
Saat itu saya menyadari barangkali saya tidak memiliki jawabannya, namun itu tidak menghentikan pertanyaan-pertanyaan
itu.
“Bagaimana kamu tahu kapan kamu sedang memikul salibmu
atau kapan kamu telah meninggalkannya di rumah?”
“Seberat apa salibmu, Lisa?”
“Di mana kamu simpan salibmu?”
Bayangan-bayangan kamar saya yang berantakan, garasi, dan
270
DI UTUS
suatu sudut di depan pintu berkelebat melintasi kepala saya. Dengan
mata merah, saya duduk di tempat tidur dan berbisik dengan keras,
“Aku tidak tahu…”
Bersamaan dengan pengakuan saya, pertanyaan yang bertubitubi itu berhenti. Sejujurnya, saya telah menuliskan tentang salib di
dalam satu bagian atau di bagian lain dalam setiap buku-buku saya,
dan sekarang nampaknya saya bahkan tidak dapat mencari salib
saya, dan menjelaskannya sendiri!
Saya menyukai bagaimana setiap momen ketika kita mengakui
kebutuhan kita, Allah ada di sana untuk memenuhinya. Segera
setelah saya mengakui kelalaian saya, jawabannya mulai disingkapkan. Saya mendengar, “Ambillah daftar yang telah kau buat dini hari
tadi.”
Seperti yang telah saya sebutkan dalam bab 5, saya mengadakan survei di jaringan media sosial saya dan mengumpulkan lebih dari sekadar kata tunggal yang menggambarkan tentang Salib.
Bagian yang tidak saya beritahukan pada Anda adalah bahwa saya
telah mengumpulkan lebih dari lima ratus jawaban yang diserahkan
dalam sebuah amplop yang ditinggalkan begitu saja. Saya masuk ke
kantor John, menemukan secarik kertas memo, dan membawanya
pulang hingga ke tempat tidur saya. Saya memindahkan daftar coratcoret itu ke dalam iPad saya. Inilah beberapa kata yang saya terima,
disajikan secara grafis:
(gambar di samping)
Saya telah melakukan survei, mencari-cari satu jawaban khusus
yang tidak saya dapatkan, namun akan saya tambahkan di sini: senjata. Ketika saya meninjau daftar kata-kata itu, begitu banyak yang
cukup baik untuk disampaikan, saya mendengar Roh Kudus ber-
M emikul S alib
27 1
bisik, “Lihatlah Salib itu. Semua kata-kata ini dan kata-kata lainnya
mewakili Salib. Bawalah ini bersamamu ke dalam duniamu setiap
hari.”
Mata saya kembali menelusuri daftar yang ada di tangan saya
yang gemetar. Memang benar! Salib menyediakan semua yang dia
menangkan, sama seperti Yesus menyediakan segala sesuatu seperti apa
Dia adanya! Melalui Salib, Kristus membelikan kita kasih, pengampunan, kemerdekaan, dan penebusan. Inilah saatnya saya membawa
segala sesuatu yang saya alami kepada orang lain. Masing-masing
kata ini menangkap beberapa bagian mendasar dari Salib yang perlu dinyatakan kepada dunia yang sesat. (Dan bahkan kepada banyak gereja). Paulus menggambarkan dia memikul salib dengan cara
demikian:
272
DI UTUS
Kami membawa Pesan berharga [tentang Salib ini] ke manamana di dalam bejana tanah liat polos dari hidup kami yang
biasa. (2 Korintus 4:7, MSG)
Salib yang saya bawa adalah segala sesuatu yang telah Dia kerjakan bagi saya, sama seperti salib Anda adalah Injil, atau kesaksian Anda, dari apa pun yang telah Dia kerjakan bagi Anda. Namun
itu tidak berhenti di sana. Kita adalah wadah yang mencurahkan
karunia surga yang berharga. Kita tidak menyaring Injil; kita hanya membawanya. Dalam cara ini, yang luar biasa dipindahkan ke
dalam batas-batas hidup sehari-hari kita yang biasa. Setiap hari saya
membawa pengharapan, kasih, dan pengampunan dari Salib bersama saya ke toko-toko bahan makanan, di pesawat, dan ke kantor.
Saya membawanya ke manapun kehidupan membawa saya. Inilah
tempat-tempat di mana saya menawarkan kuasa dan keajaiban Salib.
Dengarkanlah ketika Paulus menggambarkan dinamika memikul Salib ini kepada orang-orang yang baru percaya di Roma:
Jadi, inilah yang kuinginkan kamu lakukan, Allah
menolongmu: Jalanilah kehidupanmu yang biasa, setiap
hari – tidur, makan, pergi bekerja, dan berjalan-jalan – dan
letakkanlah itu di hadapan Allah sebagai suatu persembahan.
Menerima apa yang Allah kerjakan bagimu adalah hal terbaik
yang dapat kamu lakukan bagi-Nya. Janganlah jadi begitu baik
menyesuaikan diri dengan budayamu sehingga kamu membaur
ke dalamnya bahkan tanpa berpikir. Sebaliknya, tujukanlah
perhatianmu kepada Allah. Kamu akan diubah dari dalam
ke luar. Kenalilah dengan segera apa yang Dia inginkan dari
kamu, dan tanggapilah dengan cepat. (Roma 12:1-2, MSG,
penekanan ditambahkan)
M emikul S alib
273
Yesus tidak mengadakan perang salib, konperensi atau bahkan
kebaktian mingguan yang formal. Namun setiap momen kesadaran
dari kehidupan-Nya adalah sebuah pesan. (Tidak ada yang salah
dengan semua ini, namun ini adalah bagian yang sangat jarang dari
kehidupan kita setiap hari.) Yesus membawa Allah di dalam-Nya setiap hari, ke manapun Dia pergi, dan Dia sedang meminta Anda
melakukan hal yang sama. Menerima segala sesuatu yang telah Allah lakukan bagi Anda dan mencerminkan kehidupan yang baru ini
kepada orang lain dapat disamakan dengan memikul salib. Ketika
kita memegang kebenaran ini, kita membawa diri kita sendiri dan
melihat dunia kita secara berbeda. Bagaimana seandainya setiap hari
kita berdoa, “Bapa Surgawi, kiranya segala sesuatu yang disediakan
oleh penyaliban Putra-Mu dinyatakan secara penuh di dalam dan
melalui hidup saya hari ini. Saya memilih untuk menyangkal dosa
dan keterbatasan saya yang dulu ketika
Fakta
saya membesarkan pekerjaan-Mu dan
tentang Anggar
mengikuti-Mu”?
Bertarunglah saat Anda
Dunia kita akan melihat Yecapai, saat Anda sakit, ketika
sus ditinggikan.
rasanya terlalu panas, saat
Ketika perubahan ini terjadi,
terlalu dingin, saat hujan,
pandangan kita beralih. Bukanketika Anda tidak suka
nya melihat pada diri kita sendiri,
bertarung.
kita menjadi penuh perhatian pada
kehidupan Yesus. Dengan membaca Alkitab, kita belajar bagaimana Dia bergerak menjalani hari-hari-Nya.
Apa yang telah diberikan dengan cuma-cuma kepada kita, kita berikan dengan cuma-cuma.
274
DI UTUS
Memikul Salib Kita
Mari memahaminya bersama-sama. Apakah kita setuju bahwa Salib
adalah pertunjukan Allah yang utama tentang kasih-Nya yang tidak bersyarat bagi kita? Apakah Anda punya keraguan yang tidak
disampaikan oleh jutaan orang yang masih menantikan kita untuk
membawa pernyataan kasih yang tak bersyarat ini kepada mereka?
Bagaimana kita melakukannya? Kita mengikuti teladan-Nya.
Yesus mengasihi orang-orang dengan menyampaikan kebenaran,
memberi makan yang lapar, mengusir setan-setan, menyembuhkan
yang sakit, menentang agama, dan membangkitkan orang mati.
Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam
rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah
serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara
bangsa itu. (Matius 4:23, penekanan ditambahkan)
Ikutilah Dia.
Bagaimana dengan pengampunan? Apakah ada yang tidak
memerlukan pengampunan hari ini, atau banyak yang telah terlalu
jauh terperangkap dalam rasa bersalah dan rasa malu? Bawalah salib
tentang pengampunan kepada mereka dengan mengampuni mereka
secara cuma-cuma dan membagikan kabar baik bahwa mereka telah
diampuni dengan cuma-cuma.
Yesus menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka diampuni dengan menyampaikan kebenaran, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit, menentang agama dan membangkitkan
orang mati.
M emikul S alib
275
"Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka
berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia
menghujat Allah." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka,
lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang
jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan:
Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan
berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak
Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada
orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu
dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun lalu
pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu
memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu
kepada manusia. (Matius 9:2-8, penekanan ditambahkan)
Ikutilah Dia.
Dia melakukannya sehingga kita tahu bahwa kuasa untuk menyembuhkan dan mengampuni telah diberikan kepada kita. Dia
melakukan mukjizat ini sebagai Anak Manusia! Betapa lebih lagi
mestinya kita melakukan ini sebagai putri-putri Allah?
Lalu ada masalah kemerdekaan. Pernahkah ada suatu generasi
yang begitu terjerat dengan hawa nafsu, ketamakan, penyembahan
berhala, dan kerusakan moral? Dan ada orang-orang yang secara
harafiah telah diperbudak untuk bekerja atau diperdagangkan demi
seks. Bawalah pedang pembebasan kepada mereka. Anda mungkin
bertanya-tanya, Bagaimana? Yesus menunjukkan pada orang-orang
bahwa mereka bebas dengan menyampaikan kebenaran, memberi
makan yang lapar, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit,
menentang agama, dan membangkitkan orang mati.
276
DI UTUS
Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia,
yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan
semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.
(Kisah Para Rasul 10:38, penekanan ditambahkan)
Ikutilah Dia.
Yesus melakukan perbuatan baik dan menyembuhkan semua
orang yang ditindas oleh si jahat karena Allah bersama dengan Dia!
Tidak ada alasan untuk membeda-bedakan antara keadilan sosial
dan hal yang gaib. Yesus melakukan keduanya. Mari mengganti
nama kita dari pernyataan yang menyebut Dia Imanuel – “Allah beserta kita” – dan melakukan hal yang sama.
Ada suatu kebutuhan yang menyolok bagi penebusan di setiap
lini dari situasi manusia. Kata penebusan memiliki suatu jangkauan
yang luas, dan secara pengertian, ia mencakup keselamatan, pertukaran, pembebasan, penyelamatan, perbaikan, pemulihan, dan penyembuhan. Apakah kebutuhan akan semua ini telah berkurang?
Nyatakanlah salib yang telah membeli penebusan kepada orangorang lain melalui hidup Anda sehari-hari.
Lagi, Yesus menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka
ditebus dengan menyampaikan kebenaran, memberi makan yang
lapar, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit, menentang
agama, dan membangkitkan orang mati.
Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN,
yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan.
(Mazmur 107:2)
Setelah peringatan ini, Mazmur 107 mencatat suatu daftar
tentang keadaan-keadaan yang membawa umat Allah ke dalam ke-
M emikul S alib
27 7
sukaran. Akan menguatkan Anda mengetahui bahwa Anda tidak
sendirian, jadi Anda sebaiknya membacanya. Hanya saja terlalu
panjang untuk menuliskannya di halaman-halaman ini! Ketahuilah
ini, apakah Anda sedang kacau atau Anda dikacaukan sekalipun
bukan karena kesalahan Anda sendiri, Allah menebus. Tak masalah
bagaimana kita masuk ke dalam suatu tempat yang sulit. Dia memimpin kita keluar dari sana dan masuk ke tempat yang penuh kebaikan. Dia sendirilah yang memiliki kuasa untuk menyelamatkan,
dan kita yang telah ditebus seharusnya mengatakan demikian! Inilah
cara lainnya membawa salib kita.
Sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati,
dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat
kebinasaan.
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan;
di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah,
di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. (Mazmur
16:10-11)
Memang ini adalah perkataan-perkataan Daud, namun janji itu
pertama-tama adalah untuk Kristus, dan sekarang untuk kita.
Ikutilah Dia.
Tidak masalah di mana pun Anda berada saat ini, ini adalah
janji penebusan. Inilah kuasa Salib. Tanda lain apakah yang memiliki kuasa untuk memberitakan Injil Kerajaan dengan lebih baik?
Apakah pengorbanan Kristus di atas salib telah memulihkan kehidupan, tubuh dan hubungan-hubungan Anda? Apakah Anda percaya ia
masih punya kuasa untuk menyembuhkan setiap penyakit dan penderitaan? Kita tahu bahwa Yesus tetap sama baik kemarin, hari ini
278
DI UTUS
dan selamanya. Tidak dapatkah hal yang sama dikatakan mengenai
Salib? Lagi-lagi Yesus menuntut murid-murid-Nya untuk mengikuti
teladan-Nya setelah kebangkitan-Nya.
Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa
orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata:
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius
28:17:20)
Jika Dia ada bersama kita, dan Dia tetap sama, maka Dia sedang berkehendak untuk menunjukkan pada dunia segala sesuatu
yang telah dibeli oleh Salib.
Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu
ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan
dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak
percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah
kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke
seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa
yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang
tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai
orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan
demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa
yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan
sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan
M emikul S alib
279
mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas
orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Markus 16:14-18)
Yesus pertama-tama harus membicarakan beberapa hal sebelum
semua murid-Nya dapat mengikuti Dia dan melihat tanda-tanda dan
mukjizat-mukjizat: keraguan, ketidakpercayaan, dan hati yang keras.
Kita tidak perlu mengejar setan-setan, namun jika Anda mengikuti
Yesus cukup lama, barangkali Anda akan menjumpai mereka. Jangan memulai suatu percakapan dengan mereka! Gunakanlah pedang Firman Allah untuk membungkam mereka, kemudian usirlah
mereka keluar di dalam nama Yesus.
Ucapkanlah kebenaran surga dalam setiap bahasa yang Anda
bisa.
Memegang ular dan dengan sengaja meminum racun adalah hal
yang bodoh. Karena Yesus tidak akan menjatuhkan diri-Nya dari
atas sebuah tebing, Dia pasti tidak akan mengundang murid-muridNya untuk bermain-main dengan ular-ular beracun dan meminum
obat yang mematikan. Pelajaran untuk diambil dari sini adalah janji
perlindungan. Dia berjanji bahwa ketika kita menjamah orang sakit,
kesembuhan akan terjadi. Orang-orang sakit tidak lagi dianggap sebagai orang-orang najis yang dengannya kita takut bersinggungan.
Yesus menjamah dan dijamah oleh orang-orang najis, dan sentuhan
itu menyembuhkan mereka. Anda boleh saja berkata, “Baiklah, itu
‘kan Yesus.” Saya ingat pernah membaca bahwa ketika Ibu Teresa
memilih untuk bersinggungan dengan para penderita kusta, pengobatan yang menghentikan penyebaran penyakit yang sangat menular
ini ditemukan.10
Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di
antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul
28 0
DI UTUS
di Serambi Salomo…Dan setiap hari mereka melanjutkan
pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang
dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
(Kisah Para Rasul 5:12, 42)
Tanda-tanda dan mukjizat dan pengajaran dan khotbah seharusnya terjadi setiap hari. Pada titik ini, saya harus mengaku…
Saya ingin yang supranatural menjadi lebih alami dan kebesaran
nama-Nya diberitakan setiap hari. Jadi hingga akhirnya, saya akan
memberitakan nama-Nya dan mengikuti pimpinan Yesus. Jika gereja
mula-mula membawa pesan Salib ke manapun mereka pergi, hati
orang-orang telah dihiburkan, yang sakit telah disembuhkan, yang
tertindas telah dibebaskan, mengapa hal yang sama tidak berlaku
dengan kita?
Apakah Anda sedang mencari suatu tanda bahwa Yesus masih
ingin mengerjakan mukjizat? Salib itu adalah tanda bagi kita, dan
Anda adalah mukjizat-Nya!
Saya percaya kita akan melihat tanda-tanda dan mukjizat hingga ke tahap ketika kita mengkhotbahkan Salib Kristus dan menghidupi Firman Allah. Suatu Injil yang minimalis menghasilkan dampak yang minimal. Dengan mengkhotbahkan separuh dari kebaikan
Salib hanya akan menghasilkan separuh dari kebaikan Salib. Benda
tiruan tidak dapat diharapkan menghasilkan sesuatu yang akan dihasilkan yang asli dengan kekuatan penuhnya.
Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan
dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan
keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan
bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
(1 Korintus 2:4-5)
M emikul S alib
28 1
Mengkhotbahkan Injil yang tanpa kuasa akan menghasilkan
kuasa yang minimal. Darah Yesus membuka suatu jalan bagi kita
untuk mendekati takhta dengan keberanian sehingga kita dapat
menemukan segala kuasa surga yang kita perlukan.
Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang
pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling
mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah
kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita
saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang
hari Tuhan yang mendekat. (Ibrani 10:23-25)
Pedang-pedang yang Hidup
Saya telah menuliskan semua ini dengan harapan ini akan memengaruhi Anda. Sudah terlalu lama kita telah memuaskan telinga-telinga
dan menggelitik selera manusia dengan sulap kita. Inilah saatnya kita
meluaskan jangkauan kita dengan menjadi pedang-Nya.
Pulanglah, para tawanan yang penuh harapan!
Hari ini Aku menyatakan bonus ganda –
segala sesuatu yang hilang darimu dikembalikan dua kali
lipat!
Sekarang Yehuda menjadi senjataku, busur yang akan Kutarik,
mengatur Efraim sebagai suatu anak panah bagi talinya.
Aku akan membangkitkan putra-putramu, O Sion,
untuk menghadapi putra-putramu, O Yunani.
282
DI UTUS
Sejak sekarang ini,
orang-orang akan menjadi pedang-Ku. (Zakharia 9:12-13,
MSG, penekanan ditambahkan)
Sama seperti Yesus adalah Firman dari Sang Bapa yang menjadi daging, hidup kita menjadi Firman Yesus yang menjadi daging.
Sebab Firman Allah adalah pedang Roh dan Yesus adalah Firman
yang menjadi daging, maka sebagai tubuh-Nya, kita juga menjadi
pedang-pedang yang hidup. “Dia membuat angin sebagai utusanutusan, pelayan-pelayan-Nya adalah suatu
api yang menyala-nyala (Mazmur 104:4).
Sama seperti
Kita adalah pedang-pedang menyala yang
Yesus adalah
memberitakan bahwa Dia adalah sang jaFirman dari
Sang Bapa yang lan.
Roh-Nya adalah angin yang menggemenjadi daging,
rakkan kita, dan pesan-Nya adalah api
hidup kita
menjadi Firman yang tertutup dalam tulang-tulang kita.
Segala sesuatu yang dikerjakan-Nya bagi
Yesus yang
menjadi daging. kita dan hal-hal yang masih rindu Dia
lakukan seharusnya tidak akan dikekang
oleh keraguan kita sendiri dan tradisi-tradisi agamawi kita. Salib
tidak meninggalkan sesuatupun yang belum dikerjakan. Mengapa
kita hanya melakukan begitu sedikit?
Salib telah menempatkan Anda menjadi seorang pahlawan.
Anda seharusnya membawanya sebagai hal yang menyatu dengan
harapan di dalam hati Anda, iman bagi hal yang mustahil, dan kasih bagi seluruh manusia. Para murid tidak memiliki cukup banyak
waktu atau bahkan ruang untuk mencatat segala sesuatu yang dikerjakan oleh Yesus.
M emikul S alib
28 3
Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus,
tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka
agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus
ditulis itu. (Yohanes 21:25)
Ini berarti bahwa mukjizat-mukjizat Yesus tidak terhingga. Namun saya percaya masing-masing kita telah dipilih sebagai suatu penyataan yang hidup dari keajaiban-Nya. Karena kita telah menjadi
satu dengan-Nya, karena Dia satu dengan Bapa-Nya, maka dunia
akan melihat mempelai-Nya dalam kemuliaan yang penuh, dan banyak orang akan dimenangkan.
Putri-putri Allah, berbaliklah dari cermin Anda, sangkal batasanbatasannya, dan pantulkanlah Dia. Ingatkanlah diri Anda setiap hari
akan kebaikan, penebusan dan kemurahan-Nya. Dengarkanlah Roh
Kudus seraya Anda membawa segala sesuatu yang disediakan oleh
Salib bagi mereka yang menanti-nanti dalam pengharapan. Baca dan
hafalkanlah ayat-ayat sang Raja sampai mereka melimpah-limpah di
dalam setiap aspek hidup Anda ketika Anda mengikuti Dia. Saudari
terkasih, jangan lagi pikirkan diri Anda sendiri sebagai target, sebab
Anda pertama-tama telah dipilih menjadi suatu pedang yang diangkat di dalam tangan-Nya. Hiduplah sebagai seorang pahlawan, dan
Anda akan melayangkan suatu pukulan yang pasti kepada sang musuh dan tawanan-tawanan akan dibebaskan.
Manusia telah mengatakan bahwa Salib Kristus bukanlah
suatu benda yang heroik, namun saya ingin memberi tahu Anda
bahwa salib Yesus Kristus telah menaruh lebih banyak sifat
kepahlawanan dalam jiwa manusia lebih dari peristiwa lain
apa pun dalam sejarah manusia.
—John G. Lake
NOTES
Mara Hvistendahl, Unnatural Selection (Philadelphia, PA:
Perseus, 2011), 6.
2. C. S. Lewis, The Screwtape Letters (New York: HarperCollins,
1942), 200.
3. Lewis, The Screwtape Letters, 4.
4. Nick Evangelista, The Art and Science of Fencing (Lincolnwood,
IL: Masters Press, 1996), 126–27.
5. Evangelista, The Art and Science of Fencing, 126.
6. “Moment (physics),” http://en.wikipedia.org/wiki/
Moment_%28physics%29.
7. “Trafficking in Persons Report,” June 2008, www.state.gov/
documents/organization/105501. pdf, 9.
8. Pete Brookshaw, “The Greatest Challenges Facing the Salvation
Army Today,” www.petebrookshaw.com/2012/07/greatestchallenges-facing-salvation.html, July 1, 2012.
9. “Flame-bladed sword,” http://en.wikipedia.org/wiki/Flamebladed_sword.
10. David Van Biema, Mother Teresa: The Life and Works of a
Modern Saint (New York: Time Books, 2010), 37.
1.
Download