Z. Titin Mariana, Badruzsaufari, A.R. Saidy REDUKSI Cr(VI) OLEH BAKTERI YANG DIISOLASI DARI LAHAN BEKAS TAMBANG DI KALIMANTAN SELATAN: HASIL PERCOBAAN LAPANG Cr(VI) REDUCTION OF BACTERIA ISOLATED FROM EXMINED LAND IN SOUTH KALIMANTAN: RESULTS OF FIELD EXPERIMENT 1 2 Zuraida Titin Mariana , Badruzsaufari , dan Akhmad R. Saidy 1 1 Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UNLAM Program Studi Biologi F akultas MIPA UNLAM Jl. Jend. A. Yani Km.36 Kampus Banjarbaru 70714 2 ABSTRACT This experiment was aim to determine the capability of bacteria isolated from ex –mined land to reduce consentration of Cr(VI) in the field. Inoculation of bacteria to soils resulted in higher Cr(VI) reduction compared to soil without bacteria inoculation. However, lime and organic matter application did not increase reduction of Cr(VI). The capability of isolate bacteria in Cr(VI) reduction was lower in the field experiment than laboratory experiment using agar media due to relatively high initial consen tration of Cr(VI). Key words: Bacteria, hexavalent chromium, reduction, ex -mined lands, organic matter ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan bakteri yang diisolasi dari lahan bekas tambang dalam mereduksi Cr(VI) melalui pengujian di lapang. Inokulasi bakteri ke tanah meningkatkan reduksi Cr(VI) di tanah. Akan tetapi kemampuan isolat bakteri dal am mereduksi Cr(VI) di tanah tidak mengalami peningkatan dengan pemberian kapur dan bahan organik.. Kemampuan reduksi Cr(VI) oleh isolat bakteri yang diujikan pada penelitian di lapang lebih rendah dibanding dengan pengujian di laboratorium menggunakan me dia agar karena tingginya konsentrasi Cr(VI) awal di lapang. Kata kunci: Bakteri, kromium heksavalen, reduksi, lahan bekas tambang, bahan organik PENDAHULUAN Kromium (Cr) merupakan unsur yang berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam bentuk oksida antara Cr(II) dan Cr(VI). Kromium bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk yang umum dijumpai di alam dan dalam material biologis kromium selalu berbentuk tiga valensi. Cr(VI) merupakan bentuk kromium yang berbahaya bagi lingkungan karena sifatnya yang larut di air dan 7 bersifat toksik bagi manusia. Lebih dari 10 kg kromium digunakan per tahun dalam bidang industri, dimana 60-70% digunakan dalam industri logam seperti pembuatan stainless steel dan 15 % digunakan dalam proses kimia seperti penyamakan kulit, pewarnaan, dan electroplating.. Peningkatan konsentrasi Cr di tanah juga disebabkan aktivitas pertambangan dengan sistem terbuka ( open pit). Saidy dan Badruzsaufari (2009a) melaporkan bahwa lahan bekas tambang di Kalimantan Selatan memiliki kandungan Cr yang relatif tinggi yaitu -1 sebesar 467-1.843 mg Cr kg tanah, di mana 0,731,35% dari total kromium yang diamati di lahan 80 bekas tambang di Kalimantan Selatan berada dalam bentuk Cr(VI). Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan mikroba dalam mengendalikan pencemaran. Mikroba yang sering digunakan dalam proses bioremediasi adalah bakteri, jamur, yeast, dan alga. Dibandingkan dengan proses kimia seperti penggunaan resin penukar ion, electrodialysis dan reverse osmosis, teknologi bioremediasi memerlukan biaya yang jauh lebih rendah (Suresh dan Ravishankar, 2004). Beberapa mikroorganisme di dalam tanah juga mempunyai kemampuan untuk mendegradasi logam berat melalui tranformasi 6+ valensi. Sejumlah bakteri dapat mereduksi Cr yang sangat berbahaya bagi lingkungan menjadi 3+ Cr yang tidak larut dan tidak berbahaya di dalam tanah (Rufus et al., 1997). Saidy dan Badruzsaufari (2009b) mengisolasi bakteri yang toleran terhadap konsentrasi Cr(VI) yang tinggi dari beberapa lahan bekas tambang di Kalimantan Selatan. Bakteri yang diisolasi dari Agroscientiae ISSN 0854-2333 Reduksi Cr(VI) oleh bakteri yang diisolasi dari …… tanah yang terkontaminasi logam berat kromium selain resistan terhadap k onsentrasi kromium yang tinggi juga memiliki kemampuan mereduksi Cr(VI) menjadi Cr(III) (Camargo et al., 2003; Megharaj et al., 2003). Isolat bakteri dari lahan bekas tambang tersebut mempunyai kemampuan untuk menurunkan konsentrasi Cr(VI) di tanah sebesar 45 – 49% berdasarkan hasil penelitian di laboratorium (Saidy dan Badruzsaufari, 2009b). Berdasarkan informasi tersebut terlihat bahwa isolat bakteri tersebut mempunyai potensi untuk digunakan dalam bioremediasi Cr(VI) pada lahan bekas tambang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan bakteri yang diisolasi dari lahan bekas tambang untuk mereduksi Cr(VI) melalui percobaan di lapang. BAHAN DAN METODE Situs Penelitian dan Karakterisasi Tanah Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2009. Pengujian kemampuan isolat bakteri ini dilaksanakan di Kawasan Hutan Mandiangin, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.Lokasi ini dipilih karena berdasarkan hasil survei tanahnya memiliki kandungan Cr yang tinggi. Sifat fisika tanah yang dianalisis meliputi tekstur dan berat isi menggunakan metode yang telah dijelaskan oleh Gee dan Bander (1986). Sedangkan sifat kimia tanah yang ditetapkan meliputi kandungan karbon organik menggunakan metode Walkley dan Black (Ne lson dan Sommers, 1996), total nitrogen ditetapkan menggunakan metode Kjehdahl (Bremer dan Malvaney, 1982).Kemudian analisis pH tanah, kapasitas tukar kation, dan kation-kation tukar juga dilaksanakan menggunakan metode standar di laboratorium (McLean, 1982; Lanyon dan Heald, 1982; Knudsen dan Peterson, 1982). Kandungan Cr di dalam tanah ditetapkan dengan metode seperti yang dijelaskan oleh Hossner (1996). Secara ringkas, tanah di -digest menggunakan campuran HCl pekat (36%) dan o HNO3 (70%) pada suhu 70-100 C selama kurang lebih 2 jam. Setelah dingin kemudian diencerkan dan volumenya dengan aquades menjadi 100 mL. Konsentrasi Cr di dalam larutan ditetaplkan dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Isolat Bakteri Isolat bakteri pereduksi Cr(VI) yan g digunakan dalam penelitian ini adalah isolat bakteri dengan kode AB2.A dan MA.1.1. Bakteri tersebut diisolasi dari lahan bekas tambang di Desa Awang Bangkal (AB) dan Desa Mandiangin (MA). Isolat bakteri tersebut telah diremajakan setiap tiga bulan menggunakan media Luria Bertani Agar (LB) sebelum digunakan untuk penelitian. Agroscientiae Isolat bakteri pereduksi Cr(VI) dikayakan tertebih dahulu sebelum digunakan untuk penelitian menggunakan media LB. Media LB cair non konvensional dibuat dengan komposisi pepton 10 g, yeast extract 5 g dan NaCl 5 g kemudian dilarutkan dalam 1 L akuades kemudian diaduk dengan strirer dan diatur pH media dengan menggunakan NaOH 0,1 N dan HCl 0,1 N hingga pH 7. Media dipindahkan dalam tabung reaksi sebanyak 4 -5 ml kemudian disterilisasi dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121 C pada tekanan 1 atm selama ± 15 menit. Media yang telah steril didinginkan kemudian isolat bakteri pereduksi diinokulasi secara aseptis dengan jarum ose kedalam media pengayaan dan diinkubasi pada suhu 30 C selama 16 jam dalam inkubator. Dengan alasan untuk lebih memudahkan dalam teknis aplikasi di lapang, isolat bakteri pereduksi Cr(VI) tersebut dikemas dalam bentuk pelet. Pembuatan pelet isolat bakteri pereduksi Cr(VI) dilakukan dengan bahan dasar bokasi kotoran sapi dengan bahan perekat menggunakan madu ( honey bee) atau kecap. Teknis pembuatan pelet isolat bakteri pereduksi Cr(VI) dilakukan menggunakan metode yang dijelaskan oleh Razie (2005). Percobaan Lapang Tahapan penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan bakteri pereduksi Cr(VI) yang diperoleh melalui percobaan inkubasi di laboratorium melalui percobaan di lapang. Pada percobaan di lapang ini juga dilakukan pengaturan faktor lingkungan untuk mengoptimalkan reduksi Cr(VI). Faktor lin gkungan yang akan dimanipulasi/diatur adalah reaksi tanah yang diatur melalui penambahan kapur dan ketersediaan bahan organik melalui pemupukan organik. Perlakuan yang akan diuji dalam penelitian ini meliputi: (1) Kontrol – tanah tanpa perlakuan (K), (2) Tanah + isolat bakteri AB2.A (AB), (3) Tanah + isolat bakteri MA.1.1 (MA), (4) Tanah + pelet isolat bakteri AB2.A (P -AB), (5) Tanah + pelet isolat bakteri MA.1.1 (P -MA), (6) Tanah + kapur + bahan organik + isolat bakteri AB2.A (KO-AB), (7) Tanah + kapur + bahan organik + isolat bakteri MA.1.1 (KO-MA), (8) Tanah + kapur + bahan organik + pelet isolat bakteri AB2.A (KO-PAB), dan (9) Tanah + kapur + bahan organik + pelet isolat bakteri MA.1.1 (KO-PMA). Setiap perlakuan dibuat sebanyak tiga ulangan, sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Percobaan diawali dengan pembersihan lahan dan penyiapan petak percobaan dengan ukuran 3 x Nomor 2 Volume 17 – Agustus 2010 81 Z. Titin Mariana, Badruzsaufari, A.R. Saidy 2 meter sesuai dengan perlakuan yang diujikan. Sebelum dimulai percobaan, sifat fisika -kimia tanah dan kandungan total kromium dan kon sentrasi Cr(VI) di tanah untuk setiap petak percobaan ditetapkan melalui analisis di laboratorium. Setelah petak percobaan selesai disiapkan, isolat bakteri baik dalam bentuk pelet ataupun larutan diinokulasikan ke tanah dan dibiarkan selama 17 hari. Selama masa percobaan, petak percobaan dipelihara dari tanaman penganggu. Setelah 17 hari dilakukan pengamatan terhadap konsentrasi Cr(VI), pH tanah, dan kandungan C-organik pada setiap petak percobaan. Analisis ragam dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap reduksi Cr(VI) menggunakan rancangan acak lengkap faktor tunggal. Jika perlakuan berpengaruh nyata kemudian dilakukan uji beda nilai tengah untuk melihat perbedaan pengaruh antar perlakuan. Semua analisis statistik ini dilakukan menggunakan Minitab Versi 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisika-Kimia Tanah Sifat fisika-kimia tanah yang digunakan untuk pengujian kemampuan reduksi Cr(VI) ini disajikan pada Tabel 1.Tanah yang digunakan untuk penelitian bertekstur lempung berliat, dengan berat -3 isi yang relatif tinggi (1,18 g cm ). Kandungan karbon organik pada tanah ini dapat dikelaskan rendah, dengan kandungan nitrogen total dikelaskan sedang dan pH (H 2O) agak masam (Tabel 1). Kandungan kation-kation tukar (Na, K, Ca dan Mg) berkisar antara rendah sampai sedang, dengan -1 kapasitas tukar kation sebesar 25 cmol(+) kg tanah yang dikelaskan sedang. Tabel 6 juga memperlihatkan bahwa tanah ini mengandung Cr -1 sebesar 1833 mg Cr kg tanah. Kemampuan Bakteri dalam Mereduksi Cr(VI) Hasil analisis ragam me nunjukkan bahwa perlakuan yang diujikan dalam penelitian ini mempengaruhi jumlah Cr(VI) yang direduksi, baik -1 dinyatakan dalam satuan mg Cr(VI) kg tanah yang tereduksi ataupun % Cr(VI) yang tereduksi. Jumlah Cr(VI) sebelum dan sesudah inkubasi dan % Cr(V I) yang tereduksi dengan pemberian isolat bakteri yang diberi berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1. Pemberian isolat bakteri pereduksi Cr(VI) ke tanah mampu meningkatkan jumlah Cr(VI) yang direduksi, baik ketika dinyatakan dalam mg -1 Cr(VI) kg tanah ataupun % Cr(VI) yang tereduksi. Pada tanah tanpa pemberian isolat bakteri (kontrol), konsentrasi Cr(VI) menurun dari 28,00 mg Cr(VI) kg 1 -1 tanah menjadi 12,79 mg Cr(VI) kg tanah atau mengalami reduksi sebesar 50% selama 17 hari inkubasi di lapang. Sed angkan pada tanah dengan pemberian isolat bakteri jumlah Cr(VI) yang direduksi berkisar antara 15,29 – 19,04 mg Cr(VI) -1 kg tanah atau berkisar 58-67% dari konsetrasi awal Cr(VI) di tanah, tergantung dari perlakuan yang diujikan. Tabel 1. Sifat fisika-kimia tanah yang digunakan untuk pengujian kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI) di Desa Mandiangin, Kabupaten Banjar Table 1. Selected physical and chemical characteristics of soils used to test capability of bacteria for Cr(VI) reduction sampled from the Desa Mandingain, Kabupaten Banjar No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 82 Sifat Tanah Soil Characteristics Berat isi Berat butiran Tekstur - Sand - Silt - Clay pH (1:5) C-organik N-total Ca-tukar Mg-tukar Na-tukar K-tukar KTK Total Cr Unit Nilai Values Kriteria (PPT, 1983) Classification g.cm-3 1,18 - -3 2,74 - g.cm % % % g C kg-1 tanah g N kg-1 tanah cmol (+) kg -1 cmol (+) kg -1 cmol (+) kg -1 cmol (+) kg -1 cmol (+) kg -1 mg Cr kg-1 tanah 22,10 40,18 37,61 5,86 2,58 2,3 3,37 5,41 0,17 0,73 25,63 1833 Lempung berliat Agak masam Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang - Agroscientiae ISSN 0854-2333 Reduksi Cr(VI) oleh bakteri yang diisolasi dari …… 40 100 Awal inkubasi Akhir inkubasi atn ) h 1 - 80 30 60 c b bc bc bc bc bc bc a 20 40 kgI)(m rV C 10 ksi% u I)ted r(V C 0 20 0 B I.A trl n o K B .A A P I.M B A - A M B A - P - M P A A O .M P K K O K O K O B I.A trl n o K Perlakuan B .A A P I.M B A - A M B A - P - M P A A O .M P K K O K O K O Perlakuan Gambar 1. Jumlah Cr(VI) sebelum dan sesudah inkubasi selama 17 hari (kiri) dan % Cr(VI) yang tereduksi (kanan) dengan aplikasi isolat b akteri dengan berbagai perlakuan. Garis di atas batangan menunjukkan simpangan baku dari pengamatan (n = 3). Huruf yang sama d i atas garis menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%. Fig. 1. Concentration of Cr(VI) before and after 17 -day incubation period (left) and % Cr(VI) reduction (right) with application of bacteria. The vertical bars refer to standar deviation of three replicates. Similar letters above the bar indicate no statistically different between the treatments based on the LSD test with 5%. 8 6 5 6 4 O 2 4 ) 3 ik(% rgan -o H p 2 1 gC u d an K 2 0 0 B I.A trl n o K B .A A P I.M B A - A M B A - P - M P A A O .M P K K O K O K O Perlakuan B I.A trl n o K B .A A P I.M B A - A M B A - P - M P A A O .M P K K O K O K O Perlakuan Gambar 2. Perubahan kandungan C-organik (kiri) dan pH tanah (kanan) pada tanah yang diberi isolat bakteri pereduksi Cr(VI) setelah 17 hari inkubasi. Garis di atas batangan menunjukkan simpangan baku dari pengamatan (n = 3). Fig. 2. Changes in soil organic matte r content (left) and soil pH (right) after 17 -day incubation period. The vertical bars refer to standar deviation of three replicates. Agroscientiae Nomor 2 Volume 17 – Agustus 2010 83 Z. Titin Mariana, Badruzsaufari, A.R. Saidy Pemberian bahan organik dalam bentuk kompos ternyata tidak mampu meningkatkan kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI). Bahan organik diperlukan dalam reaksi reduksi Cr(VI) sebagai sumber elektron. Saidy dan Badruzsaufari (2009b) melaporkan bahwa kandungan bahan organik yang optimal untuk -1 reduksi Cr(VI) adalah 2 ton ha , dan peningkatan -1 bahan organik yang melebihi 2 ton ha tidak meningkatan kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI). Kandungan karbon organik pada tanah yang digunakan untuk pengujian isolat bakteri setelah 17 hari inkubasi adalah masing -masing 3,23,6% pada tanah tanpa pemberian kompos dan 4,1 4,6% (Gambar 2), melebihi batas kandungan optimal bahan organik untuk reduksi Cr(VI). Dengan demikian wajar pemberian bahan organik dalam bentuk kompos tidak meningkatkan kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI). Hasil penelitian di lapang ini mengindikasikan hasil yang sama dengan penelitian di laboratorium yang menyatakan bahwa peningkatan bahan organik -1 pada tanah yang meleb ihi 2 ton ha tidak meningkatkan reduksi Cr(VI). Pemberian kapur yang dilakukan bersamaan dengan penggunaan isolat bakteri ternyata tidak meningkatkan kemampuan bakteri dalam mereduksi Cr(VI), walaupun pemberian kapur meningkatkan pH tanah yang dikapur. Reaksi (pH) tanah setelah 17 hari inkubasi di lapang disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 memperlihatkan bahwa pH tanah setelah inkubasi pada perlakuan tanpa pengapuran berkisar antara 5,6 – 5,8. Pada perlakuan dengan pengapuran, pH tanah meningkat menjadi 6,3 – 6,7 (Gambar 2). Saidy dan Badruzsaufari (2009b) berdasarkan penelitian di laboratorium melaporkan bahwa reduksi Cr(VI) yang optimal terjadi pada pH 7,15 – 8,27. Beberapa penelitian lain (Jeyasingh dan Philip, 2005; Tadesse et al., 2006; Low et al., 2007) juga melaporkan bahwa reduksi Cr(VI) mengalami peningkatan pada pH 7,0. Perlakuan pengapuran pada pengujian isolat bakteri ini ternyata tidak mampu meningkatkan pH tanah untuk mencapai pH optimal reduksi Cr(VI) . Hal inilah yang menyebabkan reduksi Cr(VI) pada penelitian ini tidak mengalami peningkatan meskipun pH tanah meningkat menjadi 6,3 - 6,7 dengan pengapuran. Dibanding dengan hasil penelitian tahun sebelumnya yang dilaksanakan di laboratorium kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI) di lapang tidak jauh berbeda. Pengujian di laboratorium menunjukkan kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI) 58 -63% pada tanah (Saidy dan Badruzsaufari, 2009b). Kemampuan isolat bakteri dalam menurunkan Cr(VI) dalam pengujian di lapang mencapai 58 -67%. Akan tetapi ketika dibandingkan dengan hasil pengujian di laboratorium menggunakan media agar, 84 kemampuan isolat bakteri ini untuk mereduksi Cr(VI) mencapai 81-91% (data tidak dipublikasikan). Li et al. (2007) menyatakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan bakteri dalam mereduksi Cr(VI) adalah konsentrasi Cr(VI) awal pada tanah. Konsentrasi Cr(VI) yang diuji di laboratorium pada -1 media agar adalah 13 mg Cr kg , lebih rendah dibanding konsenstrasi awal Cr(VI) pada pengujian di laboratorium menggunakan tanah yang mencapai -1 25 mg Cr kg tanah. Konsentrasi awal Cr(VI) pada tanah di lokasi pengujian lapang sebelum diaplikasi -1 dengan isolat bakteri mencapai 30 mg Cr kg tanah (Gambar 1). Pengaruh konsentrasi Cr(VI) awal terhadap kemampuan isolat ba kteri mereduksi Cr(VI) juga dilaporkan oleh Camargo et al. (2003). SIMPULAN Pengujian isolat bakteri di lapang dengan berbagai perlakuan menunjukkan bahwa pemberian isolat bakteri ke tanah meningkatkan reduksi Cr(VI) di tanah. Akan tetapi perlakuan pengapuran dan pemberian bahan organik tidak mampu meningkatan kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI) di tanah. Kemampuan reduksi Cr(VI) oleh isolat bakteri yang diujikan pada penelitian di lapang lebih rendah dibanding dengan pengujian di laboratorium menggunakan media agar karena tingginya konsentrasi Cr(VI) awal di lapang. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih ditujukan kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional atas dukungan biaya penelitian ini melalui Program Hibah Bersaing Tahun Anggaran 2009. DAFTAR PUSTAKA Bartlett, R. J. dan James, B. R. 1996. Chromium. In: R. W. Weaver, J. S. Angle and P. S. Bottomley (Eds), Methods of Soil Analysis: Part 2 Chemical and Biological Properties. Soil Sci. Soc. of America, Madison WI, pp 683-701. Bremer, J.M. dan C. S. Mul vaney. 1982. Nitrogentotal. In: Page, A. L., R. H. Miller and D. R. Keeney (Eds), Methods of Soil Analysis: Part 2 Chemical and Biological Properties. Soil Sci. Soc. of America., Madison WI, pp 199-224. Camargo, F.A.O,. Bento, F. M., Okeke, B. C. & Frankenberger, W. T. 2003. Chromate reduction by chromium -resistant bacteria isolated from soils contaminated with dichromate. J. Environmental Quality 32, 1228– 1233. Agroscientiae ISSN 0854-2333 Reduksi Cr(VI) oleh bakteri yang diisolasi dari …… Djaenuddin, D., Basuni, S. Hardjowigeno, H. Subagyo, M. Sukardi, Ismangun, Marsudi, N. Suharta, L. Hakim, Widagdo, J. Dai, Suwandi, Bachri dan Jordens. 1994. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman Kahutanan. Centre for Soil and Agroclimat e Research - Euroconsult, Bogor. Gee, G.W. and J. W. Bander . 1986. Particle size analysis. In: Klute, A (Ed.), Methods of Soil Analysis I. Physical and Mineralogical Methods , nd 2 edition. Soil Sci. Soc of America , Madison WI, pp 234-289. 2.Madison, pp.199-224. Megharaj, M., Avudeinayagam, & Naidu, R. 2003. Toxicity of hexavalent chromium and its reduction by bacteria isolated from soil contaminated with tanner waste. Current Microbiology. Megharaj, M., S. Avudeinayagam, & R. Naidu. 2003. Toxicity of hexavalent chromium and its reduction by bacteria isolated from soil contaminated with tannery waste. Current Microbiology.47: 51-541. Hossner, L. R. 1996. Dissolution for total elemental analysis. In Sparks, D.L., Page, A.L., Helmke, P.A., Loeppert, R.H., Soltanpour, P.N., Tababatai, M.A., Johnston, M.T. dan M.E. Summer (Eds.) Methods of Soil Analysis Part 3: Chemical Methods, pp. 49 -64. Soil Sci. Soc of America – American Society of Agronomy Inc., Wisconsin. Nelson, D.W. and Sommers, L.E. 1996. Total carbon, organic carbon and organic matter. In Sparks, D.L., Page, A.L., Helmke, P.A., Loeppert, R.H., Soltanpour, P.N., Tababatai, M.A., Johnston, M.T. dan M.E. Summer (Eds.) Methods of Soil Analysis Part 3: Chemical Methods, pp. 961-1011. Soil Sci. Soc. of America – American Society of Agronomy Inc., Wisconsin. Jeyasingh, J. and Philip, L. 2005. Bioremediation of chromium contaminated soil: optimization of operating parameters under laboratory condition. Journal of Hazardous Materia ls B118, 113 – 120. Rufus, L. C., Minnie, M., Yin, M. L., Sally, L. B., Eric, P. B., Scott, A. & Alan, J. M. 1997. Phytoremediation of soil metals. Current Opinion in Biotechnology 8, 279 -284. Knudsen, D. and Peterson, G. A. 1982. Lithium, sodium dan potassium. In Page, A. L., R. H. Miller dan D. R. Keeney (Eds.) Methods of Soil Analysis: Part 2 Chemical and Biological Properties. Ed. ke-2. Madison, pp. 225-246. Lanyon, L.E. and Heald, W. R. 1982.Magnesium, calcium, strintium and barium. In Page, A. L., R. H. Miller dan D. R. Keeney (Eds.) Methods of Soil Analysis: Part 2 Chemical and Biological Properties. Ed. ke-2. Madison, pp. 247-274. Low, G. K., J. A. Scott, & R. Amal, 2007. Microbial reduction of hexavalent chromium by landfill leachate. J. Hazard. Mater. 1/2: 153159. McLean, E. O. 1982. Soil pH and lime requirement. In Page, A. L., R. H. Miller dan D. R. Keeney (Eds.) Methods of Soil Analysis: Part 2 Chemical and Biological Properties . Ed. ke- Agroscientiae Saidy, A. R. dan Badruzsaufari. 2009a. Hubungan antara Konsentrasi Cr(VI) dan Sifat Kimia Tanah: Informasi Awal untuk Remediasi Lahan Bekas Tambang di Kalimantan Selatan. J Tanah Tropika 14 (2), 97-103. Saidy, A. R. dan Badruzsaufari. 2009b. Pengapuran dan Penambahan Bahan Organik untuk Meningkatkan Reduksi Kromium(VI): Upaya Bioremediasi Lahan Bekas Tambang di Kalimantan Selatan. Agroscientiate 12 (4), 8793. Suresh, B. and Ravishankar, G. A. 2004. Phytoremediation – A novel and promising approach for environmental clean-up. Critical Reviews in Biotechnology 24, 97 -124. Tadesse, I., Isoaho, S.A., Green, F.B. & Puhakka, J.A. 2006. Lime enhanced chromium removal in advanced integrated wastewater pond system. Bioresource Technology 4, 529 -534. Nomor 2 Volume 17 – Agustus 2010 85