Agroscientiae ISSN 0854

advertisement
Z. Titin Mariana, Badruzsaufari, A.R. Saidy
REDUKSI Cr(VI) OLEH BAKTERI YANG DIISOLASI DARI LAHAN BEKAS TAMBANG
DI KALIMANTAN SELATAN: HASIL PERCOBAAN LAPANG
Cr(VI) REDUCTION OF BACTERIA ISOLATED FROM EXMINED LAND
IN SOUTH KALIMANTAN: RESULTS OF FIELD EXPERIMENT
1
2
Zuraida Titin Mariana , Badruzsaufari , dan Akhmad R. Saidy
1
1
Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UNLAM
Program Studi Biologi F akultas MIPA UNLAM
Jl. Jend. A. Yani Km.36 Kampus Banjarbaru 70714
2
ABSTRACT
This experiment was aim to determine the capability of bacteria isolated from ex –mined land to reduce
consentration of Cr(VI) in the field. Inoculation of bacteria to soils resulted in higher Cr(VI) reduction
compared to soil without bacteria inoculation. However, lime and organic matter application did not increase
reduction of Cr(VI). The capability of isolate bacteria in Cr(VI) reduction was lower in the field experiment
than laboratory experiment using agar media due to relatively high initial consen tration of Cr(VI).
Key words: Bacteria, hexavalent chromium, reduction, ex -mined lands, organic matter
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan bakteri yang diisolasi dari lahan bekas tambang dalam
mereduksi Cr(VI) melalui pengujian di lapang. Inokulasi bakteri ke tanah meningkatkan reduksi Cr(VI) di
tanah. Akan tetapi kemampuan isolat bakteri dal am mereduksi Cr(VI) di tanah tidak mengalami peningkatan
dengan pemberian kapur dan bahan organik.. Kemampuan reduksi Cr(VI) oleh isolat bakteri yang diujikan
pada penelitian di lapang lebih rendah dibanding dengan pengujian di laboratorium menggunakan me dia
agar karena tingginya konsentrasi Cr(VI) awal di lapang.
Kata kunci: Bakteri, kromium heksavalen, reduksi, lahan bekas tambang, bahan organik
PENDAHULUAN
Kromium
(Cr) merupakan unsur
yang
berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam
bentuk oksida antara Cr(II) dan Cr(VI). Kromium
bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk yang
umum dijumpai di alam dan dalam material biologis
kromium selalu berbentuk tiga valensi. Cr(VI)
merupakan bentuk kromium yang berbahaya bagi
lingkungan karena sifatnya yang larut di air dan
7
bersifat toksik bagi manusia. Lebih dari 10 kg
kromium digunakan per tahun dalam bidang industri,
dimana 60-70% digunakan dalam industri logam
seperti pembuatan stainless steel dan 15 %
digunakan dalam proses kimia seperti penyamakan
kulit, pewarnaan, dan electroplating.. Peningkatan
konsentrasi Cr di tanah juga disebabkan aktivitas
pertambangan dengan sistem terbuka ( open pit).
Saidy dan Badruzsaufari (2009a) melaporkan bahwa
lahan bekas tambang di Kalimantan Selatan
memiliki kandungan Cr yang relatif tinggi yaitu
-1
sebesar 467-1.843 mg Cr kg tanah, di mana 0,731,35% dari total kromium yang diamati di lahan
80
bekas tambang di Kalimantan Selatan berada dalam
bentuk Cr(VI).
Bioremediasi merupakan pengembangan dari
bidang
bioteknologi
lingkungan
dengan
memanfaatkan mikroba dalam mengendalikan
pencemaran. Mikroba yang sering digunakan dalam
proses bioremediasi adalah bakteri, jamur, yeast,
dan alga. Dibandingkan dengan proses kimia seperti
penggunaan resin penukar ion, electrodialysis dan
reverse
osmosis,
teknologi
bioremediasi
memerlukan biaya yang jauh lebih rendah (Suresh
dan Ravishankar, 2004). Beberapa mikroorganisme
di dalam tanah juga mempunyai kemampuan untuk
mendegradasi logam berat melalui tranformasi
6+
valensi. Sejumlah bakteri dapat mereduksi Cr
yang sangat berbahaya bagi lingkungan menjadi
3+
Cr yang tidak larut dan tidak berbahaya di dalam
tanah (Rufus et al., 1997).
Saidy dan Badruzsaufari (2009b) mengisolasi
bakteri yang toleran terhadap konsentrasi Cr(VI)
yang tinggi dari beberapa lahan bekas tambang di
Kalimantan Selatan. Bakteri yang diisolasi dari
Agroscientiae ISSN 0854-2333
Reduksi Cr(VI) oleh bakteri yang diisolasi dari ……
tanah yang terkontaminasi logam berat kromium
selain resistan terhadap k onsentrasi kromium yang
tinggi juga memiliki kemampuan mereduksi Cr(VI)
menjadi Cr(III) (Camargo et al., 2003; Megharaj et
al., 2003). Isolat bakteri dari lahan bekas tambang
tersebut
mempunyai
kemampuan
untuk
menurunkan konsentrasi Cr(VI) di tanah sebesar 45
– 49% berdasarkan hasil penelitian di laboratorium
(Saidy dan Badruzsaufari, 2009b).
Berdasarkan
informasi tersebut terlihat bahwa isolat bakteri
tersebut mempunyai potensi untuk digunakan dalam
bioremediasi Cr(VI) pada lahan bekas tambang.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan
bakteri yang diisolasi dari lahan bekas tambang
untuk mereduksi Cr(VI) melalui percobaan di lapang.
BAHAN DAN METODE
Situs Penelitian dan Karakterisasi Tanah
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei
sampai dengan September 2009. Pengujian
kemampuan isolat bakteri ini dilaksanakan di
Kawasan Hutan Mandiangin, Kabupaten Banjar
Kalimantan Selatan.Lokasi ini dipilih karena
berdasarkan hasil survei tanahnya memiliki
kandungan Cr yang tinggi.
Sifat fisika tanah yang dianalisis meliputi tekstur
dan berat isi menggunakan metode yang telah
dijelaskan oleh Gee dan Bander (1986).
Sedangkan sifat kimia tanah yang ditetapkan
meliputi kandungan karbon organik menggunakan
metode Walkley dan Black (Ne lson dan Sommers,
1996), total nitrogen ditetapkan menggunakan
metode
Kjehdahl
(Bremer
dan
Malvaney,
1982).Kemudian analisis pH tanah, kapasitas tukar
kation, dan kation-kation tukar juga dilaksanakan
menggunakan metode standar di laboratorium
(McLean, 1982; Lanyon dan Heald, 1982; Knudsen
dan Peterson, 1982).
Kandungan Cr di dalam tanah ditetapkan
dengan metode seperti yang dijelaskan oleh
Hossner (1996). Secara ringkas, tanah di -digest
menggunakan campuran HCl pekat (36%) dan
o
HNO3 (70%) pada suhu 70-100 C selama kurang
lebih 2 jam. Setelah dingin kemudian diencerkan
dan volumenya dengan aquades menjadi 100 mL.
Konsentrasi Cr di dalam larutan ditetaplkan dengan
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS).
Isolat Bakteri
Isolat bakteri pereduksi Cr(VI) yan g digunakan
dalam penelitian ini adalah isolat bakteri dengan
kode AB2.A dan MA.1.1. Bakteri tersebut diisolasi
dari lahan bekas tambang di Desa Awang Bangkal
(AB) dan Desa Mandiangin (MA). Isolat bakteri
tersebut telah diremajakan setiap tiga bulan
menggunakan media Luria Bertani Agar (LB)
sebelum digunakan untuk penelitian.
Agroscientiae
Isolat bakteri pereduksi Cr(VI) dikayakan
tertebih dahulu sebelum digunakan untuk penelitian
menggunakan media LB.
Media LB cair non
konvensional dibuat dengan komposisi pepton 10 g,
yeast extract 5 g dan NaCl 5 g kemudian dilarutkan
dalam 1 L akuades kemudian diaduk dengan strirer
dan diatur pH media dengan menggunakan NaOH
0,1 N dan HCl 0,1 N hingga pH 7.
Media
dipindahkan dalam tabung reaksi sebanyak 4 -5 ml
kemudian disterilisasi dengan menggunakan
autoclave dengan suhu 121  C pada tekanan 1 atm
selama ± 15 menit.
Media yang telah steril
didinginkan kemudian isolat bakteri pereduksi
diinokulasi secara aseptis dengan jarum ose
kedalam media pengayaan dan diinkubasi pada
suhu 30 C selama 16 jam dalam inkubator.
Dengan alasan untuk lebih memudahkan dalam
teknis aplikasi di lapang, isolat bakteri pereduksi
Cr(VI) tersebut dikemas dalam bentuk pelet.
Pembuatan pelet isolat bakteri pereduksi Cr(VI)
dilakukan dengan bahan dasar bokasi kotoran sapi
dengan bahan perekat menggunakan madu ( honey
bee) atau kecap. Teknis pembuatan pelet isolat
bakteri pereduksi Cr(VI) dilakukan menggunakan
metode yang dijelaskan oleh Razie (2005).
Percobaan Lapang
Tahapan penelitian ini bertujuan untuk menguji
kemampuan bakteri pereduksi Cr(VI) yang diperoleh
melalui percobaan inkubasi di laboratorium melalui
percobaan di lapang. Pada percobaan di lapang ini
juga dilakukan pengaturan faktor lingkungan untuk
mengoptimalkan reduksi Cr(VI). Faktor lin gkungan
yang akan dimanipulasi/diatur adalah reaksi tanah
yang diatur melalui penambahan kapur dan
ketersediaan bahan organik melalui pemupukan
organik.
Perlakuan yang akan diuji dalam penelitian ini
meliputi:
(1) Kontrol – tanah tanpa perlakuan (K),
(2) Tanah + isolat bakteri AB2.A (AB),
(3) Tanah + isolat bakteri MA.1.1 (MA),
(4) Tanah + pelet isolat bakteri AB2.A (P -AB),
(5) Tanah + pelet isolat bakteri MA.1.1 (P -MA),
(6) Tanah + kapur + bahan organik + isolat bakteri
AB2.A (KO-AB),
(7) Tanah + kapur + bahan organik + isolat bakteri
MA.1.1 (KO-MA),
(8) Tanah + kapur + bahan organik + pelet isolat
bakteri AB2.A (KO-PAB), dan
(9) Tanah + kapur + bahan organik + pelet isolat
bakteri MA.1.1 (KO-PMA).
Setiap perlakuan dibuat sebanyak tiga ulangan,
sehingga terdapat 27 satuan percobaan.
Percobaan diawali dengan pembersihan lahan
dan penyiapan petak percobaan dengan ukuran 3 x
Nomor 2 Volume 17 – Agustus 2010
81
Z. Titin Mariana, Badruzsaufari, A.R. Saidy
2 meter sesuai dengan perlakuan yang diujikan.
Sebelum dimulai percobaan, sifat fisika -kimia tanah
dan kandungan total kromium dan kon sentrasi
Cr(VI) di tanah untuk setiap petak percobaan
ditetapkan melalui analisis di laboratorium. Setelah
petak percobaan selesai disiapkan, isolat bakteri
baik dalam bentuk pelet ataupun larutan
diinokulasikan ke tanah dan dibiarkan selama 17
hari. Selama masa percobaan, petak percobaan
dipelihara dari tanaman penganggu. Setelah 17 hari
dilakukan pengamatan terhadap konsentrasi Cr(VI),
pH tanah, dan kandungan C-organik pada setiap
petak percobaan.
Analisis ragam dilakukan untuk melihat
pengaruh perlakuan terhadap reduksi Cr(VI)
menggunakan rancangan acak lengkap faktor
tunggal.
Jika perlakuan berpengaruh nyata
kemudian dilakukan uji beda nilai tengah untuk
melihat perbedaan pengaruh antar perlakuan.
Semua analisis statistik ini dilakukan menggunakan
Minitab Versi 14.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Fisika-Kimia Tanah
Sifat fisika-kimia tanah yang digunakan untuk
pengujian kemampuan reduksi Cr(VI) ini disajikan
pada Tabel 1.Tanah yang digunakan untuk
penelitian bertekstur lempung berliat, dengan berat
-3
isi yang relatif tinggi (1,18 g cm ). Kandungan
karbon organik pada tanah ini dapat dikelaskan
rendah, dengan kandungan nitrogen total dikelaskan
sedang dan pH (H 2O) agak masam (Tabel 1).
Kandungan kation-kation tukar (Na, K, Ca dan Mg)
berkisar antara rendah sampai sedang, dengan
-1
kapasitas tukar kation sebesar 25 cmol(+) kg tanah
yang dikelaskan sedang.
Tabel 6 juga
memperlihatkan bahwa tanah ini mengandung Cr
-1
sebesar 1833 mg Cr kg tanah.
Kemampuan Bakteri dalam Mereduksi Cr(VI)
Hasil analisis ragam me nunjukkan bahwa
perlakuan yang diujikan dalam penelitian ini
mempengaruhi jumlah Cr(VI) yang direduksi, baik
-1
dinyatakan dalam satuan mg Cr(VI) kg tanah yang
tereduksi ataupun % Cr(VI) yang tereduksi. Jumlah
Cr(VI) sebelum dan sesudah inkubasi dan % Cr(V I)
yang tereduksi dengan pemberian isolat bakteri
yang diberi berbagai perlakuan disajikan pada
Gambar 1.
Pemberian isolat bakteri pereduksi
Cr(VI) ke tanah mampu meningkatkan jumlah Cr(VI)
yang direduksi, baik ketika dinyatakan dalam mg
-1
Cr(VI) kg tanah ataupun % Cr(VI) yang tereduksi.
Pada tanah tanpa pemberian isolat bakteri (kontrol),
konsentrasi Cr(VI) menurun dari 28,00 mg Cr(VI) kg
1
-1
tanah menjadi 12,79 mg Cr(VI) kg tanah atau
mengalami reduksi sebesar 50% selama 17 hari
inkubasi di lapang. Sed angkan pada tanah dengan
pemberian isolat bakteri jumlah Cr(VI) yang
direduksi berkisar antara 15,29 – 19,04 mg Cr(VI)
-1
kg tanah atau berkisar 58-67% dari konsetrasi awal
Cr(VI) di tanah, tergantung dari perlakuan yang
diujikan.
Tabel 1. Sifat fisika-kimia tanah yang digunakan untuk pengujian kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI) di
Desa Mandiangin, Kabupaten Banjar
Table 1. Selected physical and chemical characteristics of soils used to test capability of bacteria for Cr(VI) reduction
sampled from the Desa Mandingain, Kabupaten Banjar
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
82
Sifat Tanah
Soil Characteristics
Berat isi
Berat butiran
Tekstur
- Sand
- Silt
- Clay
pH (1:5)
C-organik
N-total
Ca-tukar
Mg-tukar
Na-tukar
K-tukar
KTK
Total Cr
Unit
Nilai
Values
Kriteria (PPT, 1983)
Classification
g.cm-3
1,18
-
-3
2,74
-
g.cm
%
%
%
g C kg-1 tanah
g N kg-1 tanah
cmol (+) kg -1
cmol (+) kg -1
cmol (+) kg -1
cmol (+) kg -1
cmol (+) kg -1
mg Cr kg-1 tanah
22,10
40,18
37,61
5,86
2,58
2,3
3,37
5,41
0,17
0,73
25,63
1833
Lempung berliat
Agak masam
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
-
Agroscientiae ISSN 0854-2333
Reduksi Cr(VI) oleh bakteri yang diisolasi dari ……
40
100
Awal inkubasi
Akhir inkubasi
atn
)
h
1
-
80
30
60
c
b bc bc bc bc bc bc
a
20
40
kgI)(m
rV
C
10
ksi%
u
I)ted
r(V
C
0
20
0
B
I.A
trl
n
o
K
B
.A
A P
I.M
B
A
- A
M
B
A
- P
- M
P
A
A O
.M
P
K K
O K
O K
O
B
I.A
trl
n
o
K
Perlakuan
B
.A
A P
I.M
B
A
- A
M
B
A
- P
- M
P
A
A O
.M
P
K K
O K
O K
O
Perlakuan
Gambar 1. Jumlah Cr(VI) sebelum dan sesudah inkubasi selama 17 hari (kiri) dan % Cr(VI) yang tereduksi (kanan) dengan aplikasi isolat b akteri dengan
berbagai perlakuan. Garis di atas batangan menunjukkan simpangan baku dari pengamatan (n = 3). Huruf yang sama d i atas garis
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%.
Fig. 1. Concentration of Cr(VI) before and after 17 -day incubation period (left) and % Cr(VI) reduction (right) with application of bacteria. The vertical
bars refer to standar deviation of three replicates. Similar letters above the bar indicate no statistically different between the treatments
based on the LSD test with  5%.
8
6
5
6
4
O
2 4
) 3
ik(%
rgan
-o
H
p
2
1
gC
u
d
an
K
2
0
0
B
I.A
trl
n
o
K
B
.A
A P
I.M
B
A
- A
M
B
A
- P
- M
P
A
A O
.M
P
K K
O K
O K
O
Perlakuan
B
I.A
trl
n
o
K
B
.A
A P
I.M
B
A
- A
M
B
A
- P
- M
P
A
A O
.M
P
K K
O K
O K
O
Perlakuan
Gambar 2. Perubahan kandungan C-organik (kiri) dan pH tanah (kanan) pada tanah yang diberi isolat bakteri pereduksi Cr(VI) setelah 17 hari inkubasi.
Garis di atas batangan menunjukkan simpangan baku dari pengamatan (n = 3).
Fig. 2. Changes in soil organic matte r content (left) and soil pH (right) after 17 -day incubation period. The vertical bars refer to standar deviation of
three replicates.
Agroscientiae
Nomor 2 Volume 17 – Agustus 2010
83
Z. Titin Mariana, Badruzsaufari, A.R. Saidy
Pemberian bahan organik dalam bentuk
kompos ternyata tidak mampu meningkatkan
kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI).
Bahan organik diperlukan dalam reaksi reduksi
Cr(VI) sebagai sumber elektron.
Saidy dan
Badruzsaufari
(2009b)
melaporkan
bahwa
kandungan bahan organik yang optimal untuk
-1
reduksi Cr(VI) adalah 2 ton ha , dan peningkatan
-1
bahan organik yang melebihi 2 ton ha
tidak
meningkatan kemampuan isolat bakteri dalam
mereduksi Cr(VI). Kandungan karbon organik pada
tanah yang digunakan untuk pengujian isolat bakteri
setelah 17 hari inkubasi adalah masing -masing 3,23,6% pada tanah tanpa pemberian kompos dan 4,1 4,6% (Gambar 2), melebihi batas kandungan
optimal bahan organik untuk reduksi Cr(VI). Dengan
demikian wajar pemberian bahan organik dalam
bentuk kompos tidak meningkatkan kemampuan
isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI).
Hasil
penelitian di lapang ini mengindikasikan hasil yang
sama dengan penelitian di laboratorium yang
menyatakan bahwa peningkatan bahan organik
-1
pada tanah yang meleb ihi 2 ton ha
tidak
meningkatkan reduksi Cr(VI).
Pemberian kapur yang dilakukan bersamaan
dengan penggunaan isolat bakteri ternyata tidak
meningkatkan kemampuan bakteri dalam mereduksi
Cr(VI), walaupun pemberian kapur meningkatkan pH
tanah yang dikapur. Reaksi (pH) tanah setelah 17
hari inkubasi di lapang disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 memperlihatkan bahwa pH tanah
setelah inkubasi pada perlakuan tanpa pengapuran
berkisar antara 5,6 – 5,8. Pada perlakuan dengan
pengapuran, pH tanah meningkat menjadi 6,3 – 6,7
(Gambar 2). Saidy dan Badruzsaufari (2009b)
berdasarkan penelitian di laboratorium melaporkan
bahwa reduksi Cr(VI) yang optimal terjadi pada pH
7,15 – 8,27. Beberapa penelitian lain (Jeyasingh
dan Philip, 2005; Tadesse et al., 2006; Low et al.,
2007) juga melaporkan bahwa reduksi Cr(VI)
mengalami peningkatan pada pH 7,0. Perlakuan
pengapuran pada pengujian isolat bakteri ini
ternyata tidak mampu meningkatkan pH tanah untuk
mencapai pH optimal reduksi Cr(VI) . Hal inilah
yang menyebabkan reduksi Cr(VI) pada penelitian
ini tidak mengalami peningkatan meskipun pH tanah
meningkat menjadi 6,3 - 6,7 dengan pengapuran.
Dibanding dengan hasil penelitian tahun
sebelumnya yang dilaksanakan di laboratorium
kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI) di
lapang tidak jauh berbeda.
Pengujian di
laboratorium menunjukkan kemampuan isolat
bakteri dalam mereduksi Cr(VI) 58 -63% pada tanah
(Saidy dan Badruzsaufari, 2009b). Kemampuan
isolat bakteri dalam menurunkan Cr(VI) dalam
pengujian di lapang mencapai 58 -67%. Akan tetapi
ketika dibandingkan dengan hasil pengujian di
laboratorium
menggunakan
media
agar,
84
kemampuan isolat bakteri ini untuk mereduksi Cr(VI)
mencapai 81-91% (data tidak dipublikasikan). Li et
al. (2007) menyatakan salah satu faktor yang
menentukan kemampuan bakteri dalam mereduksi
Cr(VI) adalah konsentrasi Cr(VI) awal pada tanah.
Konsentrasi Cr(VI) yang diuji di laboratorium pada
-1
media agar adalah 13 mg Cr kg , lebih rendah
dibanding konsenstrasi awal Cr(VI) pada pengujian
di laboratorium menggunakan tanah yang mencapai
-1
25 mg Cr kg tanah. Konsentrasi awal Cr(VI) pada
tanah di lokasi pengujian lapang sebelum diaplikasi
-1
dengan isolat bakteri mencapai 30 mg Cr kg tanah
(Gambar 1). Pengaruh konsentrasi Cr(VI) awal
terhadap kemampuan isolat ba kteri mereduksi
Cr(VI) juga dilaporkan oleh Camargo et al. (2003).
SIMPULAN
Pengujian isolat bakteri di lapang dengan
berbagai perlakuan menunjukkan bahwa pemberian
isolat bakteri ke tanah meningkatkan reduksi Cr(VI)
di tanah. Akan tetapi perlakuan pengapuran dan
pemberian bahan organik tidak mampu meningkatan
kemampuan isolat bakteri dalam mereduksi Cr(VI) di
tanah. Kemampuan reduksi Cr(VI) oleh isolat bakteri
yang diujikan pada penelitian di lapang lebih rendah
dibanding dengan pengujian di laboratorium
menggunakan media agar karena tingginya
konsentrasi Cr(VI) awal di lapang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih ditujukan kepada Direktorat Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dirjen Dikti
Departemen Pendidikan Nasional atas dukungan
biaya penelitian ini melalui Program Hibah Bersaing
Tahun Anggaran 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Bartlett, R. J. dan James, B. R. 1996. Chromium.
In: R. W. Weaver, J. S. Angle and P. S.
Bottomley (Eds), Methods of Soil Analysis: Part
2 Chemical and Biological Properties. Soil Sci.
Soc. of America, Madison WI, pp 683-701.
Bremer, J.M. dan C. S. Mul vaney. 1982. Nitrogentotal. In: Page, A. L., R. H. Miller and D. R.
Keeney (Eds), Methods of Soil Analysis: Part 2
Chemical and Biological Properties. Soil Sci.
Soc. of America., Madison WI, pp 199-224.
Camargo, F.A.O,. Bento, F. M., Okeke, B. C. &
Frankenberger, W. T.
2003.
Chromate
reduction by chromium -resistant bacteria
isolated
from
soils
contaminated
with
dichromate. J. Environmental Quality 32, 1228–
1233.
Agroscientiae ISSN 0854-2333
Reduksi Cr(VI) oleh bakteri yang diisolasi dari ……
Djaenuddin, D., Basuni, S. Hardjowigeno, H.
Subagyo, M. Sukardi, Ismangun, Marsudi, N.
Suharta, L. Hakim, Widagdo, J. Dai, Suwandi,
Bachri dan Jordens. 1994. Kesesuaian Lahan
Untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman
Kahutanan. Centre for Soil and Agroclimat e
Research - Euroconsult, Bogor.
Gee, G.W. and J. W. Bander . 1986. Particle size
analysis. In: Klute, A (Ed.), Methods of Soil
Analysis I. Physical and Mineralogical Methods ,
nd
2 edition. Soil Sci. Soc of America , Madison
WI, pp 234-289.
2.Madison, pp.199-224.
Megharaj, M., Avudeinayagam, & Naidu, R. 2003.
Toxicity of hexavalent chromium and its
reduction by bacteria isolated from soil
contaminated with tanner waste.
Current
Microbiology.
Megharaj, M., S. Avudeinayagam, & R. Naidu.
2003. Toxicity of hexavalent chromium and its
reduction by bacteria isolated from soil
contaminated with tannery waste.
Current
Microbiology.47: 51-541.
Hossner, L. R. 1996. Dissolution for total elemental
analysis. In Sparks, D.L., Page, A.L., Helmke,
P.A., Loeppert, R.H., Soltanpour, P.N.,
Tababatai, M.A., Johnston, M.T. dan M.E.
Summer (Eds.) Methods of Soil Analysis Part 3:
Chemical Methods, pp. 49 -64. Soil Sci. Soc of
America – American Society of Agronomy Inc.,
Wisconsin.
Nelson, D.W. and Sommers, L.E. 1996. Total
carbon, organic carbon and organic matter. In
Sparks, D.L., Page, A.L., Helmke, P.A.,
Loeppert, R.H., Soltanpour, P.N., Tababatai,
M.A., Johnston, M.T. dan M.E. Summer (Eds.)
Methods of Soil Analysis Part 3: Chemical
Methods, pp. 961-1011. Soil Sci. Soc. of
America – American Society of Agronomy Inc.,
Wisconsin.
Jeyasingh, J. and Philip, L. 2005. Bioremediation of
chromium contaminated soil: optimization of
operating
parameters
under
laboratory
condition.
Journal of Hazardous Materia ls
B118, 113 – 120.
Rufus, L. C., Minnie, M., Yin, M. L., Sally, L. B.,
Eric, P. B., Scott, A. & Alan, J. M. 1997.
Phytoremediation of soil metals.
Current
Opinion in Biotechnology 8, 279 -284.
Knudsen, D. and Peterson, G. A. 1982. Lithium,
sodium dan potassium. In Page, A. L., R. H.
Miller dan D. R. Keeney (Eds.) Methods of Soil
Analysis: Part 2 Chemical and Biological
Properties. Ed. ke-2. Madison, pp. 225-246.
Lanyon, L.E. and Heald, W. R. 1982.Magnesium,
calcium, strintium and barium. In Page, A. L., R.
H. Miller dan D. R. Keeney (Eds.) Methods of
Soil Analysis: Part 2 Chemical and Biological
Properties. Ed. ke-2. Madison, pp. 247-274.
Low, G. K.,
J. A. Scott, & R. Amal, 2007.
Microbial reduction of hexavalent chromium by
landfill leachate. J. Hazard. Mater. 1/2: 153159.
McLean, E. O. 1982. Soil pH and lime requirement.
In Page, A. L., R. H. Miller dan D. R. Keeney
(Eds.)
Methods of Soil Analysis: Part 2
Chemical and Biological Properties . Ed. ke-
Agroscientiae
Saidy, A. R. dan Badruzsaufari. 2009a. Hubungan
antara Konsentrasi Cr(VI) dan Sifat Kimia
Tanah: Informasi Awal untuk Remediasi Lahan
Bekas Tambang di Kalimantan Selatan. J
Tanah Tropika 14 (2), 97-103.
Saidy, A. R. dan Badruzsaufari. 2009b. Pengapuran
dan Penambahan Bahan Organik untuk
Meningkatkan Reduksi Kromium(VI): Upaya
Bioremediasi Lahan Bekas Tambang di
Kalimantan Selatan. Agroscientiate 12 (4), 8793.
Suresh, B. and Ravishankar, G. A.
2004.
Phytoremediation – A novel and promising
approach for environmental clean-up. Critical
Reviews in Biotechnology 24, 97 -124.
Tadesse, I., Isoaho, S.A., Green, F.B. & Puhakka,
J.A. 2006. Lime enhanced chromium removal
in advanced integrated wastewater pond
system. Bioresource Technology 4, 529 -534.
Nomor 2 Volume 17 – Agustus 2010
85
Download