renungan harian bulan april 2017

advertisement
RENUNGAN HARIAN
Segarkan
Jiwaku
BULAN APRIL 2017
DAFTAR ISI
Minggu 1
Senin - Elohim yang Mahamulia ................................................ 1
Selasa - Tulisan-tulisan Yohanes ................................................ 2
Rabu - Kemuliaan dari hidup sebagai anak ................................ 3
Kamis - Penuh kasih karunia dan kebenaran ............................. 4
Jumat - Empat dimensi kasih karunia ........................................ 5
Minggu 2
Senin - Empat wajah Kristus ...................................................... 6
Selasa - Kasih karunia, kasih karunia untuk itu .......................... 7
Rabu - Firman sejak semula ....................................................... 8
Kamis - Terang hidup................................................................. 9
Jumat - Kasih karunia dan berkat ............................................ 10
Minggu 3
Senin - Teladan Petrus ............................................................. 11
Selasa - Perubahan cara hidup kepada kasih yang semula ...... 12
Rabu - Menjauhkan diri dari kasih karunia .............................. 13
Kamis - Iluminasi bukan peraturan .......................................... 14
Jumat - Pelayanan hidup ......................................................... 15
Minggu 4
Senin - Penginsafan dari Roh Kudus ........................................ 16
Selasa - Penginsafan akan dosa, kebenaran, penghakiman ..... 17
Rabu - Suatu bagian dalam hidup-Nya..................................... 18
Kamis - Pengakuan iman kita................................................... 19
Jumat - Hidup yang kita hidupi sekarang .................................. 20
Senin | Minggu 1
Elohim yang Mahamulia
Stefanus memproklamirkan bahwa Elohim yang Mahamulia menampakkan diri
kepada Abraham. Elohim memberkati Abraham dengan janji bahwa dia dan anakanaknya akan dilahirkan dari Roh dan menjadi orang-orang yang mengambil bagian
dalam kodrat ilahi. Mengapa penting bahwa itu adalah ‘Elohim yang Mahamulia’
yang menampakkan diri kepada ‘bapa dari semua orang percaya’? Kemuliaan Elohim
adalah ekspresi dan pewahyuan tentang siapa Elohim dan apa yang Dia kerjakan.
Anak menerima kemuliaan ini dari Bapa ketika Bapa melahirkan Dia sebagai AnakNya oleh firman-Nya – ‘Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini’.
Anak menerima kemuliaan Bapa melalui proses kelahiran. Kemuliaan Anak
menyatakan apa artinya menjadi berasal ‘dari Elohim’. Perlu diperhatikan bahwa
Paulus menyebut kemuliaan ini, ‘kasih karunia-Nya yang mulia’.
Dengan cara yang sama dimana Anak menerima kemuliaan dari kasih karunia Elohim
ketika Dia dilahirkan sebagai Anak Elohim, kelahiran seseorang sebagai anak Elohim
yang rohani juga tergantung pada diterimanya kemuliaan dari hidup sebagai anak.
Ini adalah kemuliaan yang Anak terima. Paulus mengajarkan bahwa kemuliaan dari
hidup sebagai anak bercahaya dari wajah Kristus dan masuk ke dalam hati orang
percaya oleh Roh Kudus.
Ketika firman kasih karunia diproklamirkan kepada seseorang, terkandung di dalam
firman itu sendiri, keempat dimensi kasih karunia Elohim. Dampak pertama dari
firman kasih karunia ini atas pendengar adalah mereka mampu melihat kemuliaan
dari hidup sebagai anak dan mulai menangkap berkat yang dijanjikan Elohim.
Kapasitas untuk melihat kemuliaan dari hidup sebagai anak digambarkan dalam Kitab
Suci sebagai ‘berkat’. Unsur pertama dari berkat ini adalah iluminasi yang datang oleh
Roh, sehingga kita dapat melihat dan menangkap apa yang Elohim ingin berikan
kepada kita.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Kis 7:2
Yoh 3:5-6
Rm 4:11
Ef 1:6
Kisah Para Rasul 7
Ams a l 3
Gal 3:7, 14
2Ptr 1:4
Ibr 5:5
1
Selasa | Minggu 1
Tulisan-tulisan Yohanes
Ketika Yesus datang dalam daging (dalam rupa manusia), Dia menyatakan hidup
sebagai anak yang ditentukan sejak semula untuk kita terima melalui proses
dilahirkan dari atas. Rasul Yohanes merangkumkan proses dari menjadi anak
Elohim ini dengan berkata ‘dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih
karunia demi kasih karunia.’
Sangat menarik untuk memperhatikan bahwa kata ‘kasih karunia’ hanya
disebutkan sekali dalam Injil sinoptik (yang termasuk Injil sinoptik adalah kitab
Matius, Markus dan Lukas). Referensi satu-satunya mengenai ‘kasih karunia’ ini
tertulis dalam Injil Lukas. Lukas mencatat bahwa Yusuf dan Maria telah menyunat
Yesus pada hari kedelapan dan kemudian membawa Dia kepada Tuhan di bait
Elohim di Yerusalem. ‘Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut
hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di
Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat dalam roh, penuh hikmat, dan
kasih karunia Elohim ada pada-Nya’.
Sebaliknya, rasul Yohanes membahas topik ‘kasih karunia’ dalam ayat-ayat
pembuka dalam Injilnya. Dia kemudian mengembangkan hal ini sepanjang sisa
kitabnya, serta dalam tiga suratnya. Adapun tulisan-tulisan Yohanes mengenai
topik ‘kasih karunia’ sangat terintegrasi, tulisan-tulisan ini sepenuhnya konsisten
dengan ajaran Paulus, Petrus, dan Yakobus yang juga membahas hal ini.
Kalangan luas pada umumnya menerima bahwa Yohanes menulis Injil dan suratsuratnya setelah dia menerima Pewahyuan akan Yesus Kristus. Hal ini penting
setidaknya untuk dua alasan. Pertama, tulisan-tulisannya adalah pernyataanpernyataan terakhir dari Kitab Suci dan oleh karena itu merupakan pernyataanpernyataan yang paling maju dan paling dikembangkan dengan baik dari berita
injil. Kedua, Injil dan surat-surat Yohanes ditulis dalam terang Pewahyuan akan
Yesus Kristus yang telah lebih dulu menyatakan peristiwa-peristiwa akhir zaman.
Itu termasuk surat-surat yang Kristus tulis kepada jemaat-jemaat-Nya sendiri
untuk mempersiapkan mereka bagi kedatangan-Nya pada akhir zaman.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yoh 1:16-17
Luk 2:39-40
Why 1:4, 9-16
Why 22:21
Wahyu 1
Ams a l 4
1.
2
2.
Rabu | Minggu 1
Kemuliaan dari hidup sebagai anak
Injil Yohanes dibuka dengan pernyataan, ‘Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Elohim dan Firman itu adalah Elohim.’ Yohanes menjelaskan
bagaimana rencana perjanjian Elohim untuk menciptakan dan membawa banyak
anak Elohim kepada kemuliaan, mengalir keluar dari persekutuan Bapa, Anak dan
Roh Kudus. Firman bersama-sama dengan Elohim ketika Anak mengosongkan diriNya, diperanakkan oleh Bapa, dan menerima kepenuhan Elohim. Sebagai Firman,
Dia telah menjadi ekspresi dari kepenuhan Mereka serta menjadi cara yang
melaluinya tujuan Mereka akan tergenapi.
Menjelaskan lebih lanjut, Yohanes berkata bahwa hidup Elohim – Semua Dia
adanya – ada dalam Firman itu. Ini adalah bagaimana hidup Elohim
dikomunikasikan atau dibagikan dari persekutuan Perjanjian Mereka. Firman
menjadi daging dan berdiam di tengah-tengah manusia ketika Anak Elohim
dilahirkan oleh perawan Maria. Hidup Elohim sekarang ada dalam daging manusia.
Para laki-laki dan perempuan, yang di antaranya Dia hidup pada waktu itu, dapat
melihat kemuliaan dari suatu jenis kemanusiaan yang baru dan unik.
Sejak dalam kandungan, Yesus Kristus adalah seorang Anak Manusia yang unik
karena Dia penuh kasih karunia dan kebenaran. Anak Elohim telah dikandung dalam
rahim Maria ketika Roh Kudus turun atasnya dan kuasa dari yang Mahatinggi (Bapa)
menaungi Maria. Yesus penuh kasih karunia karena Dia telah dilahirkan dari Bapa,
yang disebut rasul Petrus sebagai ‘Elohim sumber segala kasih karunia’. Kasih
karunia Elohim juga ada atas Yesus setelah orang tua-Nya melakukan semua yang
harus mereka lakukan mengenai Anak itu, menurut hukum Tuhan. Yesus penuh
dengan kebenaran karena Dia dikandung dari Roh Kudus. Rasul Yohanes
menjelaskan bahwa ‘Roh adalah kebenaran’. Yesus juga menerima pengurapan dari
Roh Elohim, oleh Roh Kudus, ketika Dia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yoh 1:1, 14 1Ptr 5:10
Luk 2:40
Luk 1:35
Mat 1:18, 20 Mat 3:16
Yohanes 1
Ams a l 5
3
Kamis | Minggu 1
Penuh kasih karunia dan kebenaran
Rasul Yohanes menyatakan bahwa Yesus Kristus ‘penuh kasih karunia dan
kebenaran’. Menjadi penuh kasih karunia dan kebenaran adalah menjadi berasal
‘dari Elohim’. Yesus unik karena Dia adalah Pribadi pertama yang lahir dari Elohim.
Dia adalah ciptaan baru; sungguh-sungguh seorang anak Elohim yang rohani dalam
tubuh fana. Paulus menjelaskan bahwa Kristus telah datang sebagai Adam yang
terakhir. Kita semua menerima identitas alamiah kita melalui kebapaan dari Adam
yang pertama, yang adalah makhluk/jiwa yang hidup. Kristus adalah ‘Adam yang
terakhir’. Dia datang sebagai roh pemberi hidup supaya melalui kebapaan yang ini,
kita akan dibuat menjadi rohani seperti Dia yang adalah rohani.
Kristus tidak pernah akan tetap sebagai Satu-satunya dari jenis-Nya. Dia adalah
Anak Sulung dari banyak anak yang ditentukan sejak semula untuk dijadikan sama
seperti Dia. Melalui proses kelahiran, anak-anak manusia akan dilahirkan kembali
sebagai anak-anak Elohim yang ada dalam gambar Anak Elohim. Kita mengetahui
hal ini karena Yohanes menulis, ‘dari kepenuhan-Nya [kasih karunia dan kebenaran]
kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.’ Selanjutnya, Yohanes
menjelaskan bahwa ‘semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya
menjadi anak-anak Elohim, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orangorang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara
jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Elohim’.
Anak telah datang dalam daging untuk menyatakan kemuliaan dari hidup sebagai
anak yang Bapa telah tentukan sejak semula bagi semua anak manusia. Dia telah
menerima kemuliaan ini dari Bapa. Ini adalah supaya kita dapat melihat kemuliaan
dari hidup sebagai anak dari wajah-Nya dan memulai proses dilahirkan baru sebagai
anak Elohim yang rohani.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
1Kor 15:45-49
Rm 8:29
Yoh 1:12-13, 16
Yoh 17:1, 4, 24
1 Korintus 15
Ams a l 6
4
Jumat | Minggu 1
Empat dimensi kasih karunia
Apa artinya bagi Yesus Kristus untuk menjadi ‘penuh kasih karunia’? Rasul Paulus
menggambarkan kepenuhan Anak Manusia demikian, ‘dalam Dialah berdiam
secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Elohiman’. Ini adalah poin yang paling luar
biasa, ‘Kasih karunia’ adalah kepenuhan ke-Elohiman. Ke-Elohiman adalah tiga
Pribadi – Bapa, Anak dan Roh Kudus – yang adalah satu Roh dan satu hidup. Nama
Mereka ‘Yahweh’ mengkomunikasikan bahwa Mereka sepenuhnya satu. Kitab Suci
menggunakan istilah ‘tujuh Roh’ untuk menggambarkan atau mengkomunikasikan
kepenuhan Mereka sebagai satu Roh.
Rasul Yohanes mengajarkan bahwa Yahweh (yang adalah satu Elohim) adalah
firman, hidup/terang, kasih, dan Roh. Dia menyatakan bahwa Elohim adalah firman,
Elohim adalah hidup dan terang, Elohim adalah kasih, dan Elohim adalah Roh.
Empat pernyataan ini bukan hanya deskripsi tentang seperti apa Elohim itu. Empat
pernyataan ini merupakan empat unsur atau atribut dari identitas korporat
Yahweh. Ini adalah kepenuhan-Nya. Atribut-atribut ini adalah empat dimensi kasih
karunia Elohim. Penting untuk mengetahui bahwa kasih karunia Elohim tidak
terpisah dari diri-Nya. Kasih karunia Elohim adalah siapa Dia adanya.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘kasih karunia’ dalam Kitab Suci adalah ‘charis’.
Kata ini berarti ‘anugerah’ atau ‘pemberian/karunia’. Anugerah Elohim yang
sebenarnya tidak layak kita terima, sama sekali tidak terbatas pada pendamaian
yang tercapai melalui persembahan Anak ketika kita masih seteru Elohim. Anugerah
Elohim dinyatakan dalam kerinduan perjanjian-Nya untuk menciptakan dan
membawa banyak anak kepada kemuliaan. Anugerah ini dinyatakan dan disediakan
bahkan sebelum langit dan bumi diciptakan. Anugerah Elohim diwujudkan karena
kasih, firman, hidup dan Roh-Nya diberikan kepada kita oleh Roh dan menghasilkan
transformasi (perubahan) kita dalam kemuliaan dari satu tingkatan hidup sebagai
anak kepada tingkatan hidup sebagai anak berikutnya, yaitu ke dalam gambar Anak.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Kol 2:9
Yoh 1:1, 5
1Yoh 4:16
Kej 1:26
Yohanes 17
Ams a l 7
Ul 6:4
1Yoh 1:5
Yoh 4:24
5
Senin | Minggu 2
Empat wajah Kristus
Bagaimana seseorang melihat kemuliaan dari hidup sebagai anak dan mulai
menerima kepenuhan Kristus? Paulus mengajarkan bahwa itu berasal dari wajah
Yesus Kristus. Dia menulis, ‘Sebab Elohim yang berfirman, “Dari dalam gelap akan
terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita,
supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Elohim yang
nampak pada wajah Kristus.’ Lebih khusus, itu adalah kemuliaan kasih karunia
Elohim yang bercahaya dari wajah Kristus.
Sama seperti ada empat dimensi dari kemuliaan kasih karunia Elohim, juga ada
empat dimensi wajah Kristus yang berkaitan dengan dimensi kemuliaan kasih
karunia Elohim tersebut. Keempat wajah ini adalah administrasi Anak yang
melaluinya tujuan Perjanjian Kekal Elohim dikomunikasikan dan digenapi. Ini adalah
wajah singa, wajah lembu/anak lembu, wajah manusia, dan wajah rajawali. Ketika
kita mulai memahami keempat wajah ini, hal ini membawa implikasi-implikasi yang
mendalam tentang bagaimana kita membaca Kitab Suci dan memahami tujuan
Elohim bagi kita, serta bagaimana Ia membuat tujuan-Nya digenapi.
Keempat wajah ini secara spesifik disebut pertama kali dalam kitab Yehezkiel. Nabi
Yehezkiel melihat suatu penglihatan akan empat makhluk hidup. Setiap makhluk
memiliki wajah manusia, wajah singa, wajah lembu dan wajah rajawali. Empat
makhluk hidup ini mewakili administrasi malaikat yang berada di bawah takhta.
Secara khusus, dalam penglihatannya, Yehezkiel melihat suatu sosok yang kelihatan
seperti rupa manusia di atas takhta. Ini adalah pewahyuan pra-inkarnasi dari Anak
Elohim, dan menunjukkan bahwa keempat makhluk hidup itu mengekspresikan apa
yang mengalir dari Dia yang ada di atas takhta itu.
Ketika Firman Elohim menjadi daging, Yesus Sendiri mengekspresikan kemuliaan
kasih karunia Elohim ketika Dia secara pribadi melayani di bumi selama tiga
setengah tahun. Beroperasinya empat wajah ini telah berpindah dari administrasi
malaikat dan sekarang diwujudkan dalam Anak Manusia.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
2Kor 4:6
Ef 1:6
Yes 7:14
Yes 9:5
Yeh 1:10, 22, 26
2 Korintus 4
Ams a l 1 0
6
3.
Selasa | Minggu 2
Kasih karunia, kasih karunia untuk itu
Nabi Zakharia bernubuat tentang kasih karunia Elohim yang akan dinyatakan dan
dilayani dari kekepalaan Kristus, dengan berkata, ‘Ia akan membawa batu utama
[batu penjuru] dengan seruan “kasih karunia, kasih karunia untuk itu! (versi NASB)”’
Ayat ini mengacu kepada Kristus. Dia adalah batu utama dan batu penjuru, atau
Kepala, dari bait tubuh-Nya, yaitu jemaat/gereja.
Seruan ‘Kasih karunia, kasih karunia’ kepada Kepala dari tubuh, sesuai dengan
pernyataan rasul Yohanes bahwa manusia telah melihat kemuliaan Anak Tunggal
yang penuh kasih karunia dan kebenaran. Ini adalah kepenuhan kasih karunia
Elohim yang adalah kasih, hidup, Roh dan firman. Lebih daripada itu, Yohanes
menjelaskan bahwa anak-anak Elohim adalah orang-orang yang menerima
kepenuhan ini, sebagai kasih karunia demi kasih karunia. Nubuatan Zakharia
menegaskan kembali poin bahwa kasih karunia Elohim datang dari wajah, atau
kekepalaan, Kristus.
Persembahan Elohim, yang melaluinya Perjanjian Kekal Mereka ditahbiskan,
menegakkan suatu aturan yang olehnya kasih karunia Elohim akan dibuat tersedia
bagi anak-anak manusia agar mereka dapat dilahirkan sebagai anak-anak Elohim.
Persembahan ini terjadi sebelum penciptaan langit dan bumi. Itu menegakkan baik
awal dari rencana perjanjian Mereka yang disingkapkan maupun aturan yang
olehnya rencana ini akan terlaksana. Melalui persembahan, Bapa menjadi Kepala
dari Anak. Berkenan kepada Bapa untuk semua kepenuhan Elohim berdiam dalam
Anak. Anak menjadi Kepala dari tubuh korporat yang terdiri dari anak-anak Elohim.
Kasih karunia kehidupan mengalir dari kekepalaan Kristus kepada setiap orang
percaya melalui perantaraan Roh Kudus. Akses kepada kasih karunia tergantung
apakah orang percaya tersebut menghormati dan tetap tinggal dalam aturan
kekepalaan yang Elohim telah tegakkan.
Referensi
Za 4:7
Yoh 2:19, 21
Flp 2:5-7
Kol 1:18-19
1Ptr 2:7
Yoh 1:16
1Kor 11:3
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Zakharia 4
Ams a l 11
7
4.
Rabu | Minggu 2
Firman sejak semula
Paulus membuatnya jelas bahwa ‘kasih karunia Elohim yang menyelamatkan semua
manusia sudah nyata (terj. Bhs. Ing. ‘has appeared to all men’ artinya ‘telah nampak
kepada semua manusia’)’. Yohanes lebih lanjut menjelaskan kebenaran bahwa
kasih karunia ini nyata ketika Firman menjadi daging dan berdiam di antara
manusia. Ketika Firman menjadi daging, kemuliaan dari hidup sebagai anak – yang
penuh kasih karunia dan kebenaran – dapat terlihat. Poin yang harus diperhatikan
adalah ‘firman’ merupakan suatu dimensi kasih karunia Elohim. Akan tetapi, melalui
satu dimensi ini, keempat dimensi kasih karunia dinyatakan dari keempat wajah
administrasi Kristus.
Titik mulai dari pelayanan injil adalah proklamasi ‘firman hidup yang sejak semula’.
Ini adalah firman kasih karunia yang pertama-tama dilayani oleh Roh dari wajah
singa. Kita mengingat bahwa pada hari Pentakosta, rasul Petrus, yang penuh
dengan Roh Kudus, berdiri dan memproklamirkan injil kepada orang-orang Yahudi.
Dalam otoritas Kristus, dia mengatakan kepada mereka, ‘Ketahuilah dan camkanlah
perkataanku ini.’ Dalam suratnya yang kedua, Petrus meneguhkan bahwa
pemberitaan injil adalah oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga. Ini menegaskan
kembali poin bahwa pelayanan injil pertama-tama adalah dari wajah singa.
Injil yang membawakan keselamatan adalah firman kebenaran masa kini yang
diserahkan dalam presbiteri oleh orang-orang dengan kasih karunia kerasulan dari
Kristus. Yohanes menjelaskan bahwa berita yang dia dan sesama rekannya dalam
presbiteri nyatakan adalah Firman hidup yang sejak semula. Secara spesifik, dia
menuliskan, ‘Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah
kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba
(pegang) dengan tangan kami tentang Firman hidup ... kami beritakan kepada
kamu.’
Referensi
Yoh 1:14
1Yoh 1:1, 3
Kis 20:24, 32
1Ptr 1:12
Tit 2:11
Kis 14:3
Kis 2:14
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
1 Yohanes 1
Ams a l 1 2
8
Kamis | Minggu 2
Terang hidup
Yesus menyatakan bahwa Dia akan menarik semua orang kepada diri-Nya jika Dia
‘ditinggikan dari bumi’. Melalui persembahan, hidup yang Yesus berikan untuk
dunia, berwujud (nyata) sebagai terang yang besar yang bercahaya dari wajah-Nya
yang rusak. Hidup, yang diekspresikan sebagai terang, menjadi tersedia melalui
persembahan ini. Paulus menjelaskan bahwa ini adalah prinsip yang sama yang
melaluinya para utusan Kristus melayani hidup Elohim kepada yang lain. Dia
memberi kesaksian bahwa ketika dia dijadikan lemah dalam persekutuan
penderitaan Kristus, kuasa dan hidup Elohim menjadi tersedia bagi orang-orang
yang mendengar dan menerima injil yang dia beritakan. Hidup sedang ditransfer
kepada para pendengarnya.
Berbicara tentang hubungan antara ‘hidup’ dan ‘terang’, Raja Daud menuliskan,
‘Sebab pada-Mu ada sumber hayat (hidup), di dalam terang-Mu kami melihat
terang.’ Dalam pernyataan ini, Daud menyampaikan poin bahwa hidup Yahweh
diekspresikan dari Mereka kepada kita sebagai terang. Akibat pertama dari terang
Mereka atas kita adalah iluminasi; yaitu, kita dapat melihat terang.
Yohanes menjelaskan bahwa Kristus (Firman yang di dalamnya ada hidup) adalah
Terang yang sesungguhnya yang, datang ke dalam dunia, menerangi setiap
manusia. Kristus adalah ekspresi hidup Yahweh, dan iluminasi adalah titik
permulaan menerima hidup ini. Ketika Terang yang sesungguhnya itu datang dan
menerangi seseorang, mereka mulai menerima kepenuhan Elohim; yaitu, Terang
mengekspresikan kepenuhan Elohim kepada mereka. Inilah mengapa Yohanes
mengatakan bahwa ‘dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia
demi kasih karunia’. Terang kemuliaan ini sedang disinarkan dari wajah Kristus, ke
dalam hati orang percaya, oleh Roh Kudus.
Referensi
2Kor 13:3-4
Yoh 1:9, 16
2Kor 4:6
Mzm 36:10
Yoh 12:32
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yohanes 8
Ams a l 13
9
Jumat | Minggu 2
Kasih karunia dan berkat
Pertama-tama, kasih karunia Elohim sebelumnya memberikan kepada orang yang
belum diselamatkan, kapasitas untuk melihat dan mendengar firman Elohim. Kasih
karunia ‘sebelum’ adalah kasih karunia Elohim yang datang kepada seseorang yang
belum diselamatkan sebelum mereka memilih untuk menerimanya. Kasih karunia
Elohim penting bagi mereka pada titik ini karena mereka mati dalam dosa dan tidak
memiliki kapasitas untuk mendengar firman atau bahkan memilih apakah mereka
akan menerimanya atau tidak. Kasih karunia ‘sebelum’ memampukan setiap orang
untuk menerima terang injil. Ini karena kasih karunia itu membebaskan seseorang
dari pengaruh apapun yang jika tidak, dapat mempengaruhi kapasitas mereka
untuk memilih panggilan akan hidup sebagai anak yang Elohim tawarkan kepada
mereka. Akan tetapi, kasih karunia Elohim bukanlah tidak dapat ditolak. Seseorang
tetap dapat memilih untuk menutup telinga mereka dan mengeraskan hati mereka
terhadap firman.
Melalui kasih karunia, masuknya firman Elohim memberikan terang; memberikan
pengertian kepada orang-orang yang tidak mengenal Dia sebelumnya. Dengan cara
ini, pendengar yang belum diselamatkan, mulai menerima berkat Elohim. Kita
belajar melalui teladan Petrus, bahwa berkat pertama adalah penglihatan atau
iluminasi. Yesus mengatakan kepada Petrus, ‘Berbahagialah (Diberkatilah) engkau
Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan
Bapa-Ku yang di sorga’.
Melalui penglihatan, seseorang dapat melihat kepada wajah Kristus dan menjadi
sadar akan kebangkrutan rohani mereka. Ini adalah dimensi kedua dari berkat.
Yesus mengatakan, ‘Berbahagialah (Diberkatilah) orang yang miskin di hadapan
Elohim, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga’. Berkat ini memimpin
kepada dimensi berikutnya dari berkat, yakni kapasitas untuk meratap. Melalui
sakit bersalin dari ratapan, seseorang dapat bertobat dan kemudian berseru
meminta pertolongan kepada Elohim untuk mempercayai hidup sebagai anak yang
injil janjikan kepada mereka.
Referensi
Tit 2:11
Mzm 119:130
Mat 5:3-4
Kis 7:51
Mat 16:17
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Matius 5
Ams a l 14
10
Senin | Minggu 3
Teladan Petrus
Ketika Yesus menanyakan kepada murid-murid-Nya siapa Dia menurut mereka,
Petrus menjawab dengan menyatakan, ‘Engkau adalah Mesias, Anak Elohim yang
hidup!’ Kata Yesus kepadanya, ‘Berbahagialah (Diberkatilah) engkau Simon bin
Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku
yang di sorga.’ Manusia alamiah, yang terdiri dari daging dan darah, tidak dapat
menyatakan Kristus, karena dia tidak dapat melihat hal-hal yang dari Roh Elohim.
Hanya Bapa di sorga yang dapat menyatakannya, dan Dia melakukan ini melalui Roh
Kudus. Iluminasi ini adalah hasil dari kasih karunia ‘sebelum’ dari Elohim.
Iluminasi merupakan unsur pertama dari berkat. Petrus telah diberkati karena
sesuatu yang bukan bagian dari daging dan darah telah menerobos atas hidup dan
sudut pandangnya. Dia telah dimampukan oleh Bapa untuk mengenali siapa Kristus.
Ini adalah titik permulaan dari perjalanan Petrus untuk menjadi lemah lembut dan
untuk mewarisi kerajaan sorga di bumi. Iluminasi adalah dampak awal dari kasih
karunia ‘sebelum’ dari Elohim atas dirinya.
Setelah menerima iluminasi, Petrus masih perlu diubahkan dari hidup menurut
daging kepada hidup dan berjalan oleh Roh. Langkah berikutnya dalam perjalanan
ini terjadi ketika Petrus menyangkal Tuhan tiga kali. Ketika ayam jantan berkokok,
‘berpalinglah Tuhan memandang Petrus’. Pada saat itu, Petrus tahu bahwa dia telah
menyangkal Anak Elohim, setelah sebelumnya telah diiluminasi mengenai siapa
Kristus. Lebih lanjut, dia tahu bahwa dengan menyangkal Kristus dia sekarang
berdosa terhadap hidupnya sendiri sebagai anak.
Petrus menerima suatu iluminasi penginsafan yang melukai dia pada titik hukum
lainnya. Sebelum titik ini, beroperasinya hukum lain di dalam dirinya jelas terlihat
melalui pernyataan-pernyataan agamawi menurut kebenarannya sendiri bahwa dia
tidak akan tersandung, melainkan akan mengikut Kristus sampai mati. Ketika dia
memandang wajah Kristus, idealismenya hancur dan dia menjadi bangkrut dalam
roh. Ini adalah langkah kedua dalam perjalanan Petrus menuju kelemahlembutan.
Referensi
Mat 16:13-17
Mat 5:3-5
Rm 7:23
Luk 22:62
1Kor 2:9-11
Luk 22:61
Mat 26:33
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Matius 16
Ams a l 17
11
6.
Selasa | Minggu 3
Perubahan cara hidup kepada kasih yang semula
Yesus melayani firman kepada Petrus ketika Dia memerintahkan Petrus, ‘gembalakanlah
domba-domba-Ku (terj. Bhs. Ing. ‘feed My lambs’ artinya ‘beri makan anak domba-anak
domba-Ku’)’; ‘gembalakanlah domba-domba-Ku (terj. Bhs. Ing. ‘tend My sheep’ artinya
‘rawat/pelihara domba-domba-Ku’)’; dan ‘gembalakanlah domba-domba-Ku (terj. Bhs.
Ing. ‘feed My sheep’ artinya ‘beri makan domba-domba-Ku’)’. Yesus
mendefinisikan/menetapkan nama Petrus dan, dengan cara ini, menguduskan dia kepada
hidupnya sebagai anak, termasuk sifat dasar yang spesifik dari penderitaan, kelemahan
dan kematiannya. Ketika Petrus ‘berbalik kembali’ kepada kasih yang semula dan hidup
persembahan oleh iman, dia kemudian dapat menguatkan saudara-saudaranya.
Melalui iluminasi, Petrus belajar hal-hal yang darinya dia perlu bertobat. Dia perlu untuk
diubahkan dari cara pelayanannya yang hanya berdasarkan pada persahabatan (phileo)
atau kolegialitas (rekan-rekan sejawat), kepada jalan persembahan yang dinyatakan oleh
iman yang bekerja oleh kasih (agape). Petrus menerima penglihatan ketika kasih karunia,
melalui rahmat (kemurahan), menerobos dalam dirinya.
Sebagai anak-anak Elohim, kita berada dalam suatu proses yang terus-menerus dari kasih
karunia kepada kasih karunia, dan dari kemuliaan kepada kemuliaan. Tentu saja, ini terjadi
jika kita tidak berpaling dari jalan Roh yang di dalamnya kita ditegakkan ketika kita
dilahirkan untuk melihat dan kemudian lahir dari air dan Roh. Berpaling dari Roh adalah
menjadi duniawi/kedagingan dan kembali kepada hidup menurut prinsip-prinsip daging.
Ketika kita melakukan ini, kita jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk daripada keadaan
rohani kita sebelumnya ketika kita baru percaya. Orang-orang yang duniawi/kedagingan
telah kembali di bawah kuasa dan kontrol dosa.
Kita perhatikan bahwa dari kemurahan datang kasih karunia. Seperti yang Paulus jelaskan,
kita datang ke takhta kasih karunia ‘supaya kita menerima rahmat (kemurahan) dan
menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya’. Nabi
Yeremia mengingatkan kita bahwa rahmat (kemurahan) Tuhan baru setiap pagi. Oleh
karena itu, kasih karunia tersedia bagi kita setiap hari supaya kita menemukan
pengudusan kepada nama dan hidup kita sebagai anak. Hidup kita sebagai anak adalah
ekspresi dari kodrat ilahi, yang merupakan milik kita ketika kita disatukan dengan
persekutuan persembahan Kristus.
Referensi
Yoh 21:15-18
Gal 5:6
Ibr 4:16
Luk 22:32
Rm 7:23-24
Rat 3:22-23
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yohanes 21
Ams a l 18
12
7.
Rabu | Minggu 3
Menjauhkan diri dari kasih karunia
Seseorang menjauhkan diri dari kasih karunia Elohim ketika mereka berhenti
melihat dengan teliti dan terus-menerus kepada wajah Kristus. Mereka berhenti
melihat wajah Kristus ketika mereka menolak untuk menerima Dia yang
berbicara kepada mereka dari sorga melalui administrasi-Nya di bumi.
Seseorang yang menjauhkan diri dari kasih karunia Elohim sedang menjual hak
kesulungan rohani mereka sementara mereka mengejar aspirasi-aspirasi
agamawi mereka sendiri dan harapan-harapan daging dalam kehidupan ini.
Bukannya berakar dan berdasar dalam kasih sebagai anak Elohim yang berbuah,
akar pahit pasti akan bertumbuh dalam mereka, menyebabkan masalah, dan
mencemarkan banyak orang.
Paulus menyamakan cara hidup agamawi yang menyangkal perlunya menerima
kasih karunia dari wajah Kristus dengan memiliki selubung pada hatinya.
Selubung ini menghalangi terang sejati yang bercahaya atas orang Kristen
duniawi dari wajah-wajah administrasi Kristus. Akibatnya, mereka menjadi gelap
dalam pengertian mereka mengenai jalan hidup dan kembali ke bawah kuk
perbudakan oleh rasa takut. Mereka menjadi seperti kaum Israel yang takut
untuk masuk ke tanah perjanjian. Tanah perjanjian ini menyimbolkan warisan
mereka sebagai anak-anak Elohim. Paulus menggambarkan mereka sebagai
pemberontak dan memiliki hati yang jahat karena ketidakpercayaan yang
murtad dari Elohim yang hidup.
Roh Kudus, yaitu Dia yang menyinarkan terang dari wajah Kristus ke dalam hati
kita, memperingatkan kita, demikian, ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu
pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan
jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat
puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan
berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,
sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Ku’.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
2Kor 3:16
Rm 8:15
Ibr 12:15-16, 25
Ibrani 4
Ams a l 19
Ef 4:18
Ibr 3:7-12
13
Kamis | Minggu 3
Iluminasi bukan peraturan
Roh terus-menerus mengingatkan kita pentingnya menjadi pelayan-pelayan
iluminasi oleh Roh dan tidak menjadi pelayan-pelayan dari ‘hukum yang tertulis’.
Pendekatan duniawi/kedagingan dalam melayani ‘hukum yang tertulis’ termasuk
menggunakan firman Elohim untuk mengatur perilaku orang lain. Orang-orang yang
melayani dengan sikap duniawi/kedagingan ini menyalahgunakan firman untuk
menegakkan standar-standar budaya yang orang lain harus dambakan. Cara
pelayanan seperti ini berdasarkan pada kontrol. Ini sama sekali tanpa Roh dan tidak
dapat membawakan iluminasi yang menuntun kepada pertobatan dan iman.
Kita tidak memberitakan firman dan kemudian menindaklanjuti untuk
memaksakannya, menurut daging, melalui nasihat. Ketika firman penyelarasan
sedang dilayani dalam Roh, kita yang mendengarnya tidak bisa kemudian
mengambilnya dan mengaplikasikannya kepada orang lain, menggunakan kuasa
penghukuman untuk memotivasi mereka bertindak. Berperilaku demikian adalah
berusaha untuk menyelaraskan mereka kepada apa yang kita pikir seharusnya
mereka lakukan dalam terang dari apa yang diberitakan. Ini adalah cara dari bayi-bayi
dalam Kristus, dan dari orang-orang yang duniawi/kedagingan. Ini bukanlah aturan
keimamatan Melkisedek yang ada di tengah-tengah kita.
Jika seseorang hanya mendengar firman dengan telinga penghukuman, dan tidak
melihat dengan penglihatan yang datang dari iluminasi, maka mereka tidak dapat
berlanjut sebelum kasih karunia diberikan kepada mereka. Ini karena penglihatan
yang datang dari iluminasi menyebabkan penginsafan, dan penginsafan merupakan
jalan masuk kepada iman. Kemudian, iman membawa kita kepada kasih karunia yang
di dalamnya kita berdiri dan bermegah dalam pengharapan akan kemuliaan Elohim.
Orang-orang yang memberikan instruksi juga harus berbicara hanya menurut kasih
karunia yang diberikan kepada mereka. Penghukuman yang dilakukan oleh
kemarahan dan amarah manusia tidak akan menghasilkan kebenaran Elohim. Rasul
Paulus mengatakan bahwa pelayanan Roh adalah suatu perjanjian baru yang
memberikan kemuliaan dari hidup dan kebenaran Elohim sendiri kepada umat
manusia.
Referensi
2Kor 3:6
Ibr 5:10-14
Yak 1:20
Yak 5:9
Ibr 6:1
Rm 5:2
Yak 4:11
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Matius 7
Ams a l 20
14
Jumat | Minggu 3
Pelayanan hidup
Ketika injil tentang anak diberitakan kepada seorang yang belum diselamatkan,
mereka harus berbalik kepada Tuhan. Paulus menjelaskan bahwa Tuhan adalah
Roh. Pekerjaan Roh Kudus adalah menguduskan mereka. Ketika mereka berbalik
kepada Roh Kudus, Dia membawa mereka ke dalam Kristus. Kristus menarik
mereka kepada diri-Nya dan mengambil selubung dari hati mereka yang
membutakan mereka. Dia kemudian membuka pikiran mereka untuk memahami
Kitab Suci. Ketika mereka menyatukan diri mereka kepada persembahan Kristus
melalui baptisan, pikiran mereka dilepaskan dari selubung kebodohan dan
kekerasan pikiran/pendapat sendiri. Mereka diubahkan oleh pembaharuan akal
budi (pikiran) mereka.
Roh Kudus kemudian melanjutkan pekerjaan pengudusan-Nya dalam kehidupan
mereka dengan merefleksikan dan menyinarkan kemuliaan dari hidup mereka
sebagai anak, yang datang dari Bapa dan dinyatakan pada wajah Kristus, ke
dalam hati mereka. Dengan cara ini, mereka melihat gambar dan kemuliaan dari
siapa mereka yang sesungguhnya sebagai anak Elohim. Sementara kita terus
memandang kemuliaan dari hidup sebagai anak yang Bapa telah sinarkan atas
kita dari wajah Kristus, oleh Roh Kudus, kita sedang diubahkan ke dalam gambar
hidup sebagai anak yang sama dengan Kristus, dari kemuliaan kepada kemuliaan.
Wajah Kristus adalah cermin yang darinya kemuliaan dari hidup kita sebagai
anak, yang datang dari Bapa, direfleksikan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus.
Sebagai orang Kristen yang tanpa selubung pada hati kita, kita sanggup
merefleksikan kemuliaan dari hidup sebagai anak yang Roh nyatakan di dalam
dan melalui kita kepada orang lain. Kita telah diberikan harta ini dari Tuhan, Roh,
dan kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Elohim dan bukan dari diri
kita sendiri. Oleh karena itu, kita sanggup menjadi pelayan-pelayan yang efektif
dari Perjanjian Baru.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
1Tes 2:13
2Kor 3:6, 14, 18
Luk 24:32, 45
2Kor 4:1, 6-7
2 Korintus 3
Ams a l 2 1
15
Senin | Minggu 4
Penginsafan dari Roh Kudus
Yesus menjelaskan peran Roh Kudus dalam pekerjaan membawa anak-anak
manusia untuk dilahirkan sebagai anak-anak Elohim. Roh Kudus adalah Roh
kebenaran. Yesus mengatakan, ‘Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab
dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia,
sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu’. Ketika kita menerima
Dia, kita menjadi bait Roh Kudus. Dia diberikan kepada kita sebagai buah sulung
dari hidup kita sebagai anak; yaitu, Dia adalah ekspresi dari hidup kita sebagai
anak dalam suatu ukuran buah sulung. Dalam hal ini, Roh Kuduslah yang
memberikan kuasa dan memotivasi kita untuk hidup sebagai orang Kristen dan
memberitakan firman.
Roh Kudus ada di dalam kita dan menyatakan hidup kita sebagai anak. Karenanya,
ketika kita menyampaikan firman kepada orang lain, Dia membawakan
penginsafan dan pengertian kepada mereka melalui firman yang kita sampaikan.
Dengan kata lain, penginsafan oleh Roh Kudus bukan suatu fenomena mistis yang
seseorang alami di luar dari pelayanan seorang utusan-murid. Roh Kudus
menginsafkan para pendengar kita ketika kita memberitakan firman dengan
kapasitas dari Roh Kudus.
Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa berguna bagi mereka jika Dia
pergi. Ini karena Dia akan mengirimkan Penolong (Roh Kudus), yang akan
menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Sebagai contoh,
kita ingat pelayanan Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus. Melalui
pemberitaan Stefanus, para pendengarnya mengalami penginsafan Roh ketika
Stefanus menarik perhatian mereka kepada kemuliaan Elohim. Dia menyatakan
kepada mereka, ‘Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri
di sebelah kanan Elohim.’
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yoh 14:6, 17
Yoh 16:7-8, 13
Kis 7:54-56
Yohanes 14
Ams a l 24
Yoh 15:26
1Kor 6:19
16
Selasa | Minggu 4
Penginsafan akan dosa, kebenaran, penghakiman
Yesus menjelaskan bahwa Roh Kudus akan menginsafkan dunia akan dosa,
karena mereka tidak mempercayai Dia. Ketika firman diberitakan, Roh Kudus
mengiluminasi pendengar mengenai dosa karena tidak percaya dan menerima
Yesus, yang adalah Firman yang menjadi daging. Mereka menerima pengertian
bahwa Yesus adalah Ciptaan Baru yang rohani. Mengejar hidup di luar dari apa
yang berasal dari Kristus dan dalam Kristus, merupakan dosa. Roh datang dengan
firman untuk melepaskan seseorang dari ketakutan dan kekuatiran mereka yang
adalah bukti dari keadaan alamiah, kejatuhan mereka. Roh Kudus kemudian
memampukan mereka untuk menerima iman Elohim supaya mereka dapat
mempercayai Anak.
Ketika Roh Kudus menginsafkan akan kebenaran, ini karena Yesus telah pergi
kepada Bapa. Ini adalah penginsafan akan kebenaran dan pembenaran yang
Kristus jadikan tersedia bagi kita melalui pekerjaan pendamaian-Nya. Yesus
menyelesaikan keselamatan kita melalui persembahan dan penderitaan-Nya.
Kristus meninggalkan murid-murid-Nya untuk musim yang pendek (tiga hari dan
tiga malam). Dia kemudian kembali kepada mereka, membenarkan dan
melahirkan mereka sebagai anak-anak Elohim dengan memberikan Roh-Nya
kepada mereka. Ini adalah tindakan pelayanan pertama Kristus setelah Dia
dibangkitkan dari kematian. Penginsafan akan kebenaran adalah pengertian
bahwa pembenaran dan kebenaran tersedia melalui persembahan Kristus.
Penginsafan akan kebenaran diberikan untuk mendorong orang-orang yang lahir
dari atas untuk datang ke dalam Kristus melalui baptisan, dan untuk tetap
tersembunyi dengan Dia dalam pangkuan Bapa.
Selanjutnya, firman Elohim, melalui Roh Kudus, menginsafkan hati dari
pendengar bahwa mereka tidak perlu lagi untuk tetap berada di bawah
perhambaan kepada Iblis dan dosa. Ketika Kristus ditinggikan di atas salib sebagai
korban penebus dosa, penghakiman datang atas seluruh dunia. Iblis, sebagai
penguasa dunia ini, dilemparkan dan takut akan maut dipatahkan.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yoh 16:8-11
Za 12:10
Rm 5:5
Rm 6:18
Yohanes 16
Ams a l 25
Kis 3:13-15
2Tim 1:7
Yoh 14:1-3
Ibr 2:15
17
Rabu | Minggu 4
Suatu bagian dalam hidup-Nya
Ketika Kristus menjadi imam (mempersembahkan diri-Nya) sebagai suatu
persembahan, Dia menjadikan hidup-Nya tersedia bagi kita. Dia melakukan ini dengan
mencurahkan hidup-Nya melalui penderitaan kematian. Melalui baptisan dan
partisipasi kita yang terus-menerus dalam perjamuan kudus, kita bersatu dengan
tubuh fisik Kristus dan peristiwa kematian-Nya dalam sejarah. Inilah artinya disatukan
kepada persekutuan penderitaan-Nya. Ketika kita menderita dengan Dia, hidup Kristus
menjadi hidup kita dan membersihkan hati kita dari motivasi-motivasi yang digunakan
oleh dosa untuk mengontrol hidup kita.
Kristus adalah konteks untuk partisipasi kita dalam sakit bersalin yang melaluinya
kodrat ilahi sedang dibentuk di dalam kita. Sementara Kristus dibentuk di dalam kita,
kita dapat mengekspresikan Dia. Kristus, Firman, sekarang ada dalam mulut dan hati
kita untuk diekspresikan. Dengan cara ini, ciptaan baru nampak, atau terlihat.
Kemudian kita melayani Elohim, sebagai anak/imam dalam keadaan baru menurut
Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat. Ini karena kita telah
menerima kapasitas untuk sakit bersalin, atau menderita, supaya orang lain dilahirkan
dari atas. Sakit bersalin ini termasuk menggenapi apa yang kurang dalam penderitaan
Kristus untuk orang lain. Melalui partisipasi dalam persembahan Kristus, kita sanggup
mentransfer hidup Kristus kepada yang lain.
Setelah disatukan secara pribadi kepada Kristus melalui baptisan, kita ditempatkan
oleh Bapa ke dalam tubuh korporat-Nya, jemaat/gereja. Paulus menjelaskan bahwa
Elohim telah menetapkan anggota-anggota, masing-masing dari mereka, dalam tubuh
seperti yang dikehendaki-Nya. Menurut kasih karunia yang diberikan kepada kita, kita
mengekspresikan kodrat ilahi sebagai anggota tertentu dari tubuh yang Bapa telah
tentukan untuk kita jadi – baik itu tangan, mata, kaki, dll. Ekspresi ini adalah oleh Roh
Kudus yang diberikan kepada kita sebagai buah sulung dari warisan kita sebagai anak
Elohim.
Referensi
Flp 3:10
Ibr 10:22
2Kor 5:17
1Kor 12:18
Gal 2:20
Rm 10:6-8
Kol 1:24
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
1 Korintus 12
Ams a l 26
18
9.
Kamis | Minggu 4
Pengakuan iman kita
Pelayanan kasih karunia Elohim dari wajah Kristus adalah untuk tujuan
melahirkan dan kemudian meneguhkan kita sebagai anak-anak Elohim yang
berbuah. Inilah kerinduan Perjanjian Kekal dari Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Mereka Masing-masing memiliki suatu inisiatif terhadap kita sehubungan
dengan penggenapan tujuan perjanjian Mereka.
Bapa memberikan kelahiran baru kita sebagai anak ciptaan baru kepada kita. Dia
adalah sumber dan penyedia segala yang kita perlukan untuk hidup sebagai
anak-anak Elohim. Seperti yang rasul Petrus tuliskan, kuasa ilahi dari Bapa ‘telah
menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang
saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya
yang mulia dan ajaib.’ Ini adalah kemuliaan yang bersinar dari wajah Kristus dan
masuk ke dalam hati kita oleh Roh Kudus.
Karena Bapa telah memberikan segala yang kita perlukan untuk hidup sebagai
anak, kita dapat mempercayakan kehidupan kita kepada-Nya. Dia adalah sumber
dan penyedia kebutuhan kita. ‘Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata:
Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang
akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Elohim.
Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Elohim dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu.’
Ketika kita mempercayakan diri kita kepada Bapa, kita dapat mengharapkan
bahwa Dia akan melatih kita melalui disiplin. Maka, kita seharusnya tidak heran
ketika kita mengalami penderitaan. Seperti yang Paulus nasihatkan kepada kita,
‘Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa
apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.’
Pendisiplinan yang kita terima dari Bapa adalah spesifik untuk hidup kita sebagai
anak. Dalam hal ini, Dia menjawab doa Kristus yang menguji motivasi kita
dengan menyelidiki hati kita.
Referensi
2Ptr 1:2-3
Ibr 12:5-6
Rm 8:26-27
Mat 6:31-33
Why 2:23
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Roma 10
Ams a l 27
19
Jumat | Minggu 4
Hidup yang kita hidupi sekarang
Setelah dibaptis ke dalam Kristus, kita harus hidup oleh hidup Kristus. Dia memberikan
kita iman Elohim sehingga oleh iman-Nya, kita dapat bertekun dalam persekutuan
persembahan-Nya. Iman kita bekerja oleh kasih Elohim, memberikan kita kapasitas
untuk mengalahkan ketakutan. Seperti yang rasul Yohanes nyatakan, ‘Di dalam kasih
tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan
mengandung hukuman.’ Pertama-tama baptisan adalah iman untuk mati dengan
Kristus. Sebagai orang-orang yang telah menerima iman Anak Elohim, kepercayaan
kita bukan dalam diri kita sendiri, tapi dalam Elohim yang membangkitkan orang mati.
Kita seharusnya bermegah seperti Paulus: ‘tiap-tiap hari aku berhadapan dengan
maut (terj. Bhs. Ing. ‘I die daily’ artinya ‘aku mati setiap hari’).’ Kita dapat menjadi yakin
bahwa jika kita telah mati dengan Kristus, kita juga akan hidup dengan Dia. Anak
adalah hidup kita!
Sementara kita bertekun dalam persekutuan penderitaan Kristus, kita lemah di dalam
Dia. Akan tetapi, dalam kelemahan kita, kekuatan-Nya menjadi sempurna. Kristus
kuat dan berkuasa di dalam kita, memotivasi kita sementara Dia melayani yang lain
melalui kita. Inilah bagaimana Kristus melanjutkan pelayanan-Nya di bumi. Yaitu
melalui anggota-anggota tubuh korporat-Nya. Kristus telah menjadi hidup kita
sehingga kita dapat memberitakan Dia di tengah-tengah orang-orang bukan Yahudi
(orang-orang yang tidak mengenal Elohim). Kristus ada di dalam kita. Akan tetapi, oleh
Rohlah kita melayani dan memberitakan dalam Kristus. Pengudusan dan nama kita
dinyatakan oleh Roh dalam suatu ukuran buah sulung.
Kita tahu bahwa kita adalah bait Roh Kudus. Yesus menyebut Roh Kudus ‘Penolong’.
Dia adalah Penolong kita karena Dia membuat substansi dari perjanjian Yahweh
menjadi nyata dalam kita. Roh Kudus adalah ekspresi dari nama kita. Dia, dengan
Bapa, menguduskan kita kepada ekspresi kita. Kita dapat berbicara dalam Kristus,
sesuai dengan pengudusan nama kita, oleh kuasa Roh Kudus yang memampukan.
Referensi
1Yoh 4:18
Rm 6:8
Yoh 14:26
1Kor 6:19
1Kor 15:31
2Kor 12:9
Yoh 16:7
2Kor 7:3
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
2 Korintus 5
Ams a l 28
20
Download