PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Ditulis oleh: Nama : Errik Widyandoko No. Mhs : 01 312 234 Program Studi : Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008 PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia oleh Nama : Errik Widyandoko No. Mhs : 01 312 234 Program Studi : Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008 PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME “ Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.” Yogyakarta, 9 Juli 2008 Penulis, Errik Widyandoko PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA diajukan oleh Nama : Errik Widyandoko No. Mhs : 01 312 234 Program Studi : Akuntansi Yogyakarta, 9 Juli 2008 Telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pembimbing, Dra. Prapti Antarwiyati, M.Si, Ak Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Nama : Errik Widyandoko No. Mhs : 01 312 234 Program Studi : Akuntansi Yogyakarta, September 2008 Disahkan oleh, Pembimbing Skripsi : Dra. Prapti Antarwiyati, M.Si, Ak (…………….) Penguji : Drs. Johan Arifin, M.Si (…………….) Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Drs. Asmai Ishak, M.Bus, Ph.D HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan untuk: Papa dan mama tercinta atas semua dukungan dan kasih sayang juga doa sepanjang hidupku maaf harus menunggu lama… Honey Hanska Pratiwi sumber inspirasiku juga bahagiaku You’re the best that I could love and you will always in my heart n my mind… MOTTO “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul-(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang kemudian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. Annisaa: 59) “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah orang yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (Q.S. Faathir: 5) “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadanya, sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong ( lagi).” (Q.S. Az-Zumar: 54) ABSTRAKSI Melonjaknya harga komoditas pertambangan dan energi, seperti: minyak, gas, batubara, nikel, kelapa sawit dan karet di pasar internasional membuat laba perusahaan yang bergerak di sektor-sektor tersebut meningkat tajam. Padahal, sebelumnya sektor ini dijauhi perbankan karena dinilai berisiko tinggi. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit yang mengalir ke sektor pertambangan selama periode September 2006 sampai dengan September 2007 tumbuh 74,2 persen dari Rp 9,95 triliun menjadi Rp 17,34 triliun. Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi di antara sektor lainnya. Pertumbuhan kredit sektor pertambangan juga jauh melampaui rata-rata pertumbuhan kredit di semua sektor sebesar 21 persen. Metode pengambilan sampel menggunakan non probability random sampling (purposive sampling method). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 12 perusahaan, kemudian diambil sampel perusahaan sebanyak 6 perusahaan karena memiliki laporan keuangan secara lengkap mulai dari tahun 2003-2006. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini secara keseluruhan pada saat periode penelitian menunjukkan bahwa ROA, ROE, DER, PBV, DPR, r dan beta saham secara serentak dan signifikan mempengaruhi harga saham sebesar 68,6% dan sisanya sebesar 31,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini. Secara parsial saat periode penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA, DER, DPR, dan beta saham berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Sementara untuk variabel PBV dan r tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian tidak seluruhnya terbukti. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar investor dalam melakukan transaksi saham pada perusahaan sektor pertambangan di BEJ selama periode penelitian hanya memperhatikan besarnya profitabilitas, dividen, rasio hutang dan risiko sistematis, tetapi tidak mempertimbangkan nilai buku dan r dalam memprediksi harga saham pada tingkat undervalue maupun overvalue. KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun tujuan umum menyusun skripsi ini adalah mampu memberikan pengetahuan lebih tentang saham dan alat analisis yang digunakan untuk menganalisis harga saham. Penulis memberi judul skripsi ini adalah “PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA” Dalam melakukan penelitian ini, penulis juga menemui beberapa hambatan dan kendala. Maka dukungan dari banyak pihak sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu maka penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, selaku Rektor Universitas Islam Indonesia yang telah memimpin universitas dengan sebaik-baiknya dan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menulis skripsi. 2. Bapak Drs. Asmai Ishak, M.Bus, P.hD, selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan pikiran dan tenaga untuk kemajuan kampus. 3. Ibu Dra. Prapti Antarwiyati, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan masukan dalam rangka penyusunan skripsi ini. 4. Papa mama tercinta ku yang tanpa henti selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam segala hal. 5. Kakakku Hayrani Widyautama ST. yang selalu memberi saran dan dukungan yang luar biasa. 6. “Honey” Hanska Pratiwi sumber inspirasiku yang telah banyak membantu dan setia menemani hari-hari ku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. 7. Anak-anak Kumolo Darwin Ding (thanks bro pinjeman compynya), Rahmat Jho, Andi Noize, Prase Curex (thanks laptop lo pras…hehe buruan lah nyusul), Hanky Hide (Ky, dasimu bikin aku lulus kompre…hehe), Arsen (sepatunya bawa berkah jg ni sen) dan yang lainnya…asyik, kompak dan pokoknya keluarga banget. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam rangka penyusunan skripsi ini dan tidak dapat disebutkan satu per satu…makasih banyak. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dan dari hasil penelitian yang telah penulis susun ini dapat menjadi manfaat bagi semua pihak. Penelitian ini juga masih jauh dari sempurna, sehingga penelitian yang berkesinambungan diperlukan untuk membuktikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham. Secara khusus penulis mengharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel yang digunakan jdan dapat diperluas ke beberapa sektor industri lainnya. Jumlah rasio keuangan yang dijadikan sebagai model penelitian diperbanyak misalnya memasukkan faktor makro seperti kurs dollar, tingkat bunga, inflasi atau variabel lainnya sehingga nantinya diharapkan kesimpulan yang diperoleh dapat lebih baik. Yogyakarta, 9 Juli 2008 Penulis, Errik Widyandoko DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Skripsi ..................................................................................... i Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme ....................................................... ii Halaman Pengesahan Skripsi .......................................................................... iii Halaman Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................ iv Halaman Persembahan ……………................................................................ v Motto .................................................................................................................. vi Abstraksi ............................................................................................................ vii Kata Pengantar ................................................................................................. viii Daftar Isi ............................................................................................................ x Daftar Tabel ...................................................................................................... xii Daftar Gambar .................................................................................................. xii Daftar Lampiran ............................................................................................... xii BAB I 1 PENDAHULUAN …………………………………………….….. 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………….…... 8 2.1 Tinjauan Teoritis ………………………………………….…………….. 8 2.1.1 Faktor-faktor Fundamental …………………………….….……… 8 2.1.2 Risiko Sistematik ………...…………………………….….……… 12 2.1.3 Analisis Portofolio ……….…………………………….….……… 15 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ………………………………………….. 16 2.3 Perumusan Hipotesis ……………………………………………………. 22 BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………… 23 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………………… 23 3.2 Data dan Sumber Data …………………………………………….……. 24 3.3 Definisi Operasional Variabel dan Cara Pengukurannya …………….… 24 3.4 Analisis Data ……………………………………………………………. 31 3.1.1 Uji Asumsi Klasik ………………………………………………… 32 3.1.2 Pengujian secara Serentak (Uji-F) ………………………………… 34 3.1.3 Pengujian secara Parsial (Uji-t) …………………………………… 34 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………………………………. 37 4.1 Analisis Deskriptif …………………………………….………………... 38 4.2 Uji Asumsi Klasik ………………………………………………………. 43 4.2.1 Uji Normalitas Data ……………………………………………… 43 4.2.2 Uji Autokorelasi ……………………….…………………………. 44 4.2.3 Uji Multikolinearitas ………………..……………………………. 45 4.2.4 Uji Heteroskedastisitas …………….………………………….….. 47 Analisis Statistik …………………………………………….………...… 48 4.3.1 Interpretasi Persamaan Regresi ….……………………………….. 49 4.3.2 Pengujian Hipotesis ….……………….………………….……….. 52 4.3.2.1 Hasil Pengujian secara Serentak (Uji-F) …………….……. 52 4.3.2.2 Hasil Pengujian secara Parsial (Uji-t) ……………….……. 53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 60 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………... 60 5.2 Saran …………………………………………………………………….. 61 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 62 4.3 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Sampel Perusahaan Sektor Pertambangan …………………...…………. 23 4.1 Hasil perhitungan Mean dan Standar Deviasi variabel penelitian …….... 39 4.2 Hasil Perhitungan Autokorelasi ……………………………………….... 45 4.3 Hasil Perhitungan Multikolinearitas ………….………………….……... 46 4.4 Hasil Perhitungan Heteroskedastisitas ………..……………………….... 47 4.5 Hasil Estimasi Regresi ………………………………………………….. 48 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Halaman Normal Probability Plot …………………..…………………………….. 44 DAFTAR LAMPIRAN Gambar Halaman Lampiran 1 Data-data Penelitian ………..…………………………………… 65 Lampiran 2 Perhitungan Return On Assets (ROA) ………...………………… 69 Lampiran 3 Perhitungan Return On Equity (ROE) …………………………... 72 Lampiran 4 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) ……………………….. 75 Lampiran 5 Perhitungan Price to Book Value (PBV) ….…………………….. 78 Lampiran 6 Perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR) ……………………... 81 Lampiran 7 Perhitungan Required Rate of Return (r) …….………………….. 84 Lampiran 8 Hasil Olah Data Statistik ……….……………………………….. 86 Lampiran 9 Tabel Durbin Watson Statistik ………………………………….. 91 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu sarana untuk menghimpun sumber dana ekonomi jangka panjang yang tersedia di perbankan dan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem perekonomian suatu negara, khususnya dalam sektor keuangan, pasar modal menyediakan dua fungsi pokok bagi masyarakat yang masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda, yaitu sebagai fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) kepada pihak yang memerlukan dana (emiten). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, investor berharap akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Bagi emiten, tersedianya dana tersebut pada pasar modal memungkinkan mereka untuk melakukan kegiatan usaha tanpa harus menunggu dana yang mereka peroleh dari hasil operasi perusahaannya. Proses semacam ini diharapkan mampu meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara. Sedangkan fungsi keuangan dari pasar modal dilaksanakan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh emiten, di mana investor menyerahkan dana tersebut tanpa harus terlibat secara langsung dalam bentuk kepemilikan aktiva riil yang digunakan dalam kegiatan investasi tersebut. Pasar modal itu sendiri memiliki arti yang strategis bagi pembangunan perekonomian nasional. Menurut Ary Suta (1998), manfaat pasar modal bagi pembangunan nasional secara langsung adalah: a. Memperbaiki struktur permodalan perusahaan. b. Meningkatkan efisiensi alokasi sumber-sumber dana. c. Menunjang terciptanya perekonomian yang sehat. d. Meningkatkan penerimaan negara. e. Dapat mengurangi utang luar negeri swasta. Mengingat bahwa sektor swasta dalam menyediakan dana untuk pembangunan yang cukup besar, menuntut digalakannya pengarahan dana masyarakat baik melalui peranan perbankan maupun pengembangan pasar modal. Banyak masyarakat yang enggan menginvestasikan modalnya di sektor pertambangan karena dinilai berisiko tinggi. Namun, sektor pertambangan dan energi dalam setahun ini sudah menjadi primadona. Melonjaknya harga komoditas pertambangan dan energi, seperti: minyak, gas, batubara, nikel, kelapa sawit dan karet di pasar internasional membuat laba perusahaan yang bergerak di sektor-sektor tersebut meningkat tajam. Padahal, sebelumnya sektor ini dijauhi perbankan karena dinilai berisiko tinggi. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit yang mengalir ke sektor pertambangan selama periode September 2006 sampai dengan September 2007 tumbuh 74,2 persen dari Rp 9,95 triliun menjadi Rp 17,34 triliun. Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi di antara sektor lainnya. Pertumbuhan kredit sektor pertambangan juga jauh melampaui rata-rata pertumbuhan kredit di semua sektor sebesar 21 persen. Di lain sisi kegiatan di sektor pertambangan yang ada di Indonesia, juga mencatat hal-hal penting seperti misalnya salah satu perusahaan pertambangan besar di Indonesia yaitu PT. Medco Energi International Tbk. mengakuisisi 100% saham perusahaan asing Novus Petrolium Ltd. di Australia. Dari kasus diatas, maka perusahaan pertambangan juga memiliki kontribusi penting dalam laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan sedikit banyak mempengaruhi lantai bursa saham di pasar modal. Peningkatan laba perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan tersebut sehingga akan direspon oleh investor di pasar modal yang akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan sektor tersebut di pasar modal dan tingginya kemungkinan risiko yang muncul di masa yang akan datang. Penilaian harga saham itu sendiri dapat dilakukan melalui pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Di mana pendekatan fundamental dilakukan dengan cara memperhatikan faktor-faktor fundamental dari setiap perusahaan yang telah tercatat di bursa. Sedangkan pendekatan teknikal dilakukan melalui metode peramalan dengan memperhatikan grafik kecenderungan harga saham. Penilaian kewajaran harga saham yang terbentuk di pasar modal oleh investor dapat dilakukan melalui pendekatan fundamental, sedangkan risiko sistematik (market risk) dapat mengurangi besarnya tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor. Pendekatan fundamental bertitik tolak dari pemikiran bahwa harga saham yang wajar ditentukan oleh ekspektasi atas deviden, pertumbuhan keuntungan dan tingkat bunga diskonto di masa datang. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi di mana perusahaan beroperasi. Untuk dapat mengetahui tentang bagaimana nilai perusahaan sektor pertambangan (harga saham) dan untuk menganalisis prospek industri di masa yang akan datang (faktor fundamental) dengan segala tingkat risiko yang terjadi (risiko sistematik), maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta.” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah yang diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah apakah faktor-faktor fundamental seperti return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan risiko sistematik (beta saham) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan sektor pertambangan yang go public di Bursa Efek Jakarta baik secara serentak atau secara parsial? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh faktor-faktor fundamental seperti return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan risiko sistematik (beta saham) terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan yang go public di Bursa Efek Jakarta secara serentak atau secara parsial. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi civitas akademika, sebagai: a. Sarana menambah wawasan keilmuan. b. Alternatif pengukuran terhadap penelitian yang akan dilakukan. c. Memberikan alternatif atas analisis terhadap faktor-faktor fundamental, risiko sistematik, dan perubahan harga saham. 2. Bagi para manajer perusahaan, sebagai: a. Masukan positif untuk manajer dalam mengukur kualitas kinerja perusahaan dalam usahanya untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan harapan peningkatan nilai saham yang diperdagangkan di pasar modal dapat dicapai. b. Sarana untuk mendapatkan masukan positif dari sudut pandang mahasiswa. 3. Bagi para investor pasar modal, sebagai: a. Alternatif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi dalam suatu perusahaan dengan pertimbangan pengaruh faktor-faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap perubahan harga saham di pasar modal. 4. Hasil penelitian ini diharapkan juga akan bermanfaat bagi para peneliti berikutnya sebagai salah satu bahan referensi. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memberikan gambaran keseluruhan mengenai materi pokok penelitian dalam skripsi ini, maka penulis mencoba menguraikan pembahasan dari tiap-tiap bab dimana secara garis besar penelitian ini terdiri dari lima bab. Sistematika penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini, dan isi penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan uraian mengenai latar belakang masalah yang menjadi motivasi penulis untuk melakukan penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi yang berupa gambaran mengenai bab-bab skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu yang digunakan sebagai kerangka atau landasan untuk menjawab masalah dalam penelitian, serta perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memberikan uraian tentang populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, definisi operasional variabel dan cara pengukurannya, serta metode analisis data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dalam bentuk analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis statistik yang di dapat dari hasil perhitungan dan analisis untuk dapat memecahkan masalah, memberikan jawaban terhadap hipotesis yang telah diajukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran atau rekomendasi untuk penelitian berikutnya. BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Faktor-faktor Fundamental Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Menurut Francis (1988) dalam Natarsyah (2000), “In preparing their estimate of security’s value, fundamental analysts study the basic financial and economic facts about the company that issues the security. They study the level and trend of the firm’s sales and earning, the quality of the firm’s products, the firm competitive position in the market where its products are sold, the firm’s labour relations, the firm’s sources of raw materials. The government rules that apply to the firm, and many other factors that may affect the value of the firm’s common stock”. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan harga saham dapat menggunakan analisis fundamental yang menganalisis kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisisnya dapat meliputi trend penjualan dan keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber bahan mentah, peraturan-peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut. Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektivitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya (Stoner, 1995, dalam Anastasia 2003). Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasio likuiditas, aktivitas, hutang, dan profitabilitas. Dengan analisis tersebut, para analis mencoba memperkirakan harga saham yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai intrinstik, nilai pasar, Return On Assets (ROA), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Book Value (BV), Debt Equity Ratio (DER), Deviden Earning, Price Earning Ratio (PER), Deviden Payout Ratio (DPR), Deviden Yield, dan likuiditas saham. Untuk menganalisis faktor-faktor fundamental tersebut adalah dengan menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intrinstik saham, maka analisis fundamental tersebut dapat disebut juga analisis perusahaan. Laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi investor dalam melakukan analisis fundamental. Laporan keuangan menggambarkan aspek-aspek fundamental perusahaan yang bersifat kuantitatif. Sebagaimana kita ketahui, laporan keuangan terdiri dari: 1. Neraca, yaitu menunjukan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada tanggal tertentu. 2. Laporan Laba Rugi, yaitu menunjukan pendapatan, biaya-biaya, dan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. 3. Laporan Aliran Kas, yaitu menunjukan aliran kas dari kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan selama periode tertentu. Laporan keuangan tersebut kemudian dianalisis atau yang sering disebut dengan Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis). Salah satu teknik dalam Analisis Laporan Keuangan adalah Analisis Rasio Keuangan. Beberapa faktor fundamental yang dapat mempengaruhi harga saham dan merupakan analisis rasio yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan masing-masing sebagai berikut: a. Rasio Leverage, yaitu rasio yang menunjukan sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau penggunaan utang untuk investasi perusahaan. • Diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas (modal sendiri). Tingkat debt to equity ratio (DER) yang aman biasanya kurang dari 50%. Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan. debt to equity ratio (DER) = total utang total modal sendiri b. Rasio Profitabilitas, yaitu menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. • ROA menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Apabila nilai ROA tinggi maka harga saham akan naik. return on assets (ROA) = laba setelah pajak total aktiva • Mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perushaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Apabila nilai ROE tinggi maka harga saham akan turun return on equity (ROE) = laba setelah pajak modal sendiri c. Rasio Saham, yaitu menunjukan bagian dari laba perusahaan, dividen, dan modal yang dibagikan kepada setiap saham. Rasio-rasio saham biasa ini antara lain: • Dividend Payout Ratio, menunjukan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Apabila dividen yang dibayarkan nilainya tinggi maka permintaan saham akan naik sehingga harga saham pun akan naik. dividend payout ratio (DPR) = • dividen per saham earning per share Merupakan rasio yang menunjukan apakah harga saham (harga pasarnya) diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Istilah teknisnya apakah saham tersebut overvalued atau undervalued. Apabila nilai buku saham lebih tinggi dari nilai pasarnya maka harga saham akan turun karena pemegang saham tidak dapat memperoleh capital gain dari transaksi penjualan saham. price to book value (PBV) = harga pasar saham biasa nilai buku per saham Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan yaitu harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham individual maupun gabungan untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Menurut Malkiel (1996) dalam Natarsyah (2000), pendekatan ini pada intinya membuat serta menginterpretasikan grafik saham ditinjau dari pergerakan harga saham dan volume transaksinya untuk mendapatkan petunjuk tentang arah perubahan di masa yang akan datang. 2.1.2 Risiko Sistematik Risiko sistematik adalah risiko yang terjadi karena faktor perubahan pasar secara keseluruhan, seperti misalnya karena perubahan tingkat suku bunga yang mengakibatkan meningkatnya tingkat keuntungan yang diisyaratkan atas sekuritas secara keseluruhan, inflasi, resesi ekonomi, perubahan kebijakan ekonomi secara menyeluruh, perubahan pengharapan investor terhadap perkembangan ekonomi. Menurut Jones (2000) dalam Anastasia (2003), “Systematic risk as is shown in part two on portfolio management an investor can construct a diversified portfolio and eliminate part of the total risk. The diversiviable or non market part. What is left is the diversiviable portion or the market risk variability in a securities total return that is directly associated with overall movement in the general market or economy”. Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi (dihindarkan), disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Risiko ini mempengaruhi nilai perusahaan dan karenanya tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam mengukur risiko ini adalah beta, semakin tinggi nilai beta berarti juga semakin tinggi return saham sehingga akan mempengaruhi harga saham. Pengertian beta menurut Jones (2000) dalam Anastasia (2000) adalah “Beta a measure of volatility, or relative systematic risk”. Dimana pengertian volatilitas adalah sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta dari sekuritas tersebut bernilai 1. Misalnya apabila return pasar naik sebesar 5%, maka investor akan mengharapkan kenaikan return sekuritasnya sebesar 5% pula. Scott et al. (2000:201) dalam Haruman (2005) yang menyatakan bahwa “Beta a measure stock’s volatility relative to an average stock”. Lain halnya dengan pendapat Brealey, et. al. (2001:290) dalam Haruman (2005) yang mendefinisikan “beta is a sensitivity of a stock’s return to the return on the market portofolio”. Sedangkan menurut Ross et al. (2003:431) dalam Haruman (2005) beta adalah “The amount of systematic risk present a particular risky asset relative to that in an average risky asset”. Dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur volatilitas suatu risiko sistematis pada sekuritas. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi yang menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return sekuritas dan return pasar). Untuk menghitung Beta digunakan teknik regresi, yaitu mengestimasi beta suatu sekuritas dengan menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel dan return-return pasar sebagai variabel bebas. Untuk pencarian beta dan r diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: Rm = Ri = IHSGt − IHSGt − 1 IHSGt − 1 Pit − Pit − 1 + Dit Pit - 1 Dimana: Rm : return market IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan Pit : Harga saham i bulan t Pit-1 : Harga saham i bulan t-1 Di : Dividen saham i Ri : Return saham i Beta = (n ∑ Rm.Ri − ∑ Rm ∑ Ri) (n ∑ Rm² − ( ∑ Rm)²) Required rate of return (r), dapat dicari dengan menggunakan model CAPM. Model CAPM r = Rf + (beta x (Rm-Rf)) Dimana: r : required rate of return Rf : risk free Rm : return market beta : risiko sistematik 2.1.3 Analisis Portofolio Analisis Portofolio, salah satu karakteristik investasi pada sekuritas (saham) adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan. Jadi pembentukan portofolio sebetulnya berangkat dari usaha diversifikasi untuk mengurangi risiko. Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun lembaga. Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil maupun aktiva finansial. Para pemodal menginvestasikan dananya di pasar modal biasanya tidak hanya memilih satu saham. Alasannya, dengan melakukan kombinasi saham pemodal bisa meraih keuntungan optimal dan sekaligus akan memperkecil risiko melalui diversifikasi. Bukti empiris menunjukkan bahwa semakin banyak jenis sekuritas (saham) yang dikumpulkan dalam keranjang portofolio, maka risiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisir oleh keuntungan yang diperoleh dari saham lain. Tujuan dari pembentukan suatu portofolio saham adalah bagaimana dengan risiko yang minimal mendapatkan keuntungan tertentu, atau dengan risiko tertentu untuk memperoleh keuntungan investasi yang maksimal. Pendekatan portofolio menekankan pada psikologi bursa dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu hipotesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan bahwa harga-harga saham akan merekflesikan secara menyeluruh semua informasi yang ada di bursa. 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pengaruh faktor-faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham sebelumnya sudah banyak dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu disebutkan berikut ini: a. Hasil Penelitian Rofinus Leki (2000) Rofinus Leki meneliti tentang variabel fundamental dan teknikal terhadap perubahan harga saham pada industri alat berat atau otomotif dan allied product yang go public di pasar modal Indonesia untuk periode tahun 1991 s/d tahun 1996 terhadap 10 perusahaan sampel. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas seperti: return o investment (ROI), dividend payout ratio, tingkat bunga deposito, likuiditas, volume penjualan saham, harga saham masa lalu, dan capital gain/loss mempunyai pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap perubahan harga saham. Secara parsial variabel yang dapat dipertimbangkan dalam mengamati pola perubahan harga harga saham adalah ROI, harga masa lalu dan capital gain/loss. b. Hasil Penelitian Syahib Natarsyah (2000) Syahib Natarsyah meneliti tentang pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham pada perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang go public di pasar modal untuk periode tahun 1990-1997 terhadap 16 perusahaan sebagai sampel. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa faktor fundamental yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang go public di pasar modal adalah return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER), dan book value (nilai buku), dan dari hasil koefisien regresi yang paling besar adalah book value (nilai buku), sedangkan dividend payout ratio (DPR) tidak signifikan. Kontribusi faktor fundamental dalam menjelaskan variansi harga saham mempunyai hubungan dan pengaruh lemah dimana R= 0.56086 dan koefisien determinasi R2 = 0.3146, uji signifikansi statistik F (Fratio= 13.977; P < 0.01). Maka dengan demikian membuktikan bahwa variansi (pola pergerakan) harga saham lebih banyak ditentukan oleh faktor non fundamental, indeks beta dapat digunakan untuk mengekspektasi harga saham, meskipun keterkaitan (hubungan) variabel indeks beta yang dicerminkan oleh r parsialnya sangat rendah (16.26%). Rendahnya nilai R2, memberikan petunjuk bahwa variansi (pola pergerakan) harga saham bersifat acak, artinya tidak dapat ditentukan (diekspektasi) dan atau dipengaruhi sepenuhnya dengan hanya mengendalikan faktor fundamental perusahaan, hal ini disebabkan karena orientasi para pemodal sudah beralih dari dividend oriented kepada capital gain oriented. c. Hasil Penelitian Isabelle Martinez (2000) Isabelle Martinez menganalisis kegunaan informasi laporan keuangan di pasar modal Perancis. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh karena adanya multikolinearitas data. Penelitian menunjukkan hubungan antara return dengan tiga faktor fundamental adalah signifikan dari tahun 1992-1996, dengan adjusted R2 8% sampai 35%. Menurut uji-t statistik, ROI, ROA, ROE, dan leverage ratio dapat menjelaskan variasi return. Hasil regresi pada return saham dengan menambahkan variasi sektor makro ekonomi (inflasi dan GDP) mempunyai pengaruh R2 semakin kuat sebesar 14% sampai 29% dibandingkan dengan hanya tiga faktor fundamental. Kesimpulan menunjukkan bahwa laporan keuangan dan data makro ekonomi dapat digunakan sebagai informasi harga saham. d. Hasil Penelitian Sulaiman (2001) Sulaiman meneliti tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham industri makanan dan minuman di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menyatakan bahwa: ROA, DPR, leverage keuangan, tingkat pertumbuhan, likuiditas, struktur modal dan tingkat bunga deposito secara simultan berpengaruh nyata terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial, ROA, tingkat pertumbuhan, likuiditas, dan tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Variabel lainnya tidak signifikan. e. Hasil Penelitian Sugeng Sulistiono (2002) Sugeng Sulistiono meneliti tentang beberapa faktor yang berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang go public di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel ROA, dividen, financial leverage, tingkat penjualan, tingkat likuiditas dan tingkat bunga deposito, secara simultan signifikan berpengaruh terhadap harga saham. ROA terbukti mempunyai pengaruh nyata secara parsial, sedangkan variabel lain tidak signifikan. f. Hasil Penelitian Tendi Haruman (2005) Tendi Haruman menganalisis tentang pengaruh faktor fundamental dan makro ekonomi terhadap return saham periode Januari 2001 sampai dengan Desember 2003 (data bulanan). Obyek penelitian ini adalah 33 perusahaan dari 45 perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Jakarta dan tergolong dalam kelompok LQ-45. Berdasarkan hasil perhitungan besarnya koefisien determinasi R2 menunjukkan faktor fundamental diwakili dengan EPS dan PER dapat menjelaskan return saham sebesar 4,30%. Untuk faktor makro ekonomi diwakili dengan inflasi dan nilai tukar dapat menjelaskan return saham sebesar 36,20%. Hasil perhitungan besarnya koefisien determinasi R2 juga menunjukkan bahwa faktor fundamental dan makro ekonomi dapat menjelaskan return saham sebesar 46,70%. g. Hasil Penelitian Njo Anastasia (2003) Njo Anastasia meneliti tentang pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham pada perusahaan properti dari tahun 1996-2001. Nilai Fhitung 5,135 (p < 0,001) lebih besar dari nilai Ftabel, berarti masing-masing variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun pola hubungan faktor fundamental terhadap harga saham terlihat lemah dikarenakan nilai adjusted R square 0,244. Berarti variabel bebas pada model regresi ini hanya mampu menjelaskan 24,4% pola pergerakan harga saham kelompok properti, sedangkan 75,6% dipengaruhi faktor-faktor lain diluar model. Hal ini memberikan petunjuk pola pergerakan harga saham bersifat acak, tidak dapat ditentukan, dan atau dipengaruhi sepenuhnya dengan hanya mengendalikan faktor fundamental perusahaan. Hal ini dikarenakan orientasi investor adalah capital gain oriented bukan devidend oriented. Penelitian terdahulu yang dikemukakan di atas lebih banyak menekankan pada faktor fundamental (baik yang bersifat controllable maupun uncontrollable) maupun teknikal sebagai variabel bebas. Hasil penelitian sangat bervariasi dan sulit untuk mendeteksi berapa besar kekuatan variabel bebas dari faktor fundamental mampu menjelaskan variansi variabel terikat (Y), demikian pula sulit untuk mendeteksi berapa besar variabel bebas dari faktor teknikal mampu menjelaskan variansi variabel terikat (Y), sehingga memberi peluang untuk dilakukan penelitian lanjutan, baik yang bersifat pengulangan (replikatif) maupun pengembangan. Penelitian dalam skripsi ini ingin membuktikan apakah dengan memisahkan antara faktor fundamental dan faktor teknikal sebagai variabel bebas, dapat menjelaskan pengaruh baik secara serentak maupun parsial terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini sendiri merupakan pengembangan dari penelitian Syahib Natarsyah (2000). Dalam penelitian ini hanya mengambil beberapa faktor fundamental saja (dengan asumsi bahwa investor adalah rasional) sebagai variabel bebas, seperti: return on assets, return on equity, dividend payout ratio, debt to equity ratio, dan book value, dimana faktor-faktor ini bersifat controllable (dapat dikendalikan), kemudian ditambahkan satu faktor lain yang bersifat uncontrollable yakni risiko sistematik (required rate of return (r) dan beta saham), dimana pada penelitian terdahulu belum pernah diteliti. 2.3 Perumusan Hipotesis Dengan mengacu pada rumusan masalah, tinjauan teoritis serta beberapa penelitian terdahulu yang diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha1 = diduga return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) berpengaruh signifikan secara serentak terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan. Ha2 = diduga return on assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan. Ha3 = diduga return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan. Ha4 = diduga debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan. Ha5 = diduga price to book value (PBV) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan. Ha6 = diduga dividend payout ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan. Ha7 = diduga required rate of return (r) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan. Ha8 = diduga beta saham (risiko sistematik) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan yang tergolong kelompok perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan non probability random sampling dengan metode purposive sampling. Adapun sampel yang akan di ambil harus memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Menerbitkan laporan keuangan tahun 2003-2006, b. Memiliki nilai ekuitas (shareholders’ equity) positif. Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2006 No Kode Perusahaan Nama Perusahaan 1. INCO PT. International Nickel Indonesia Tbk. 2. MEDC PT. Medco Energi International Tbk. 3. TINS PT. Timah (PERSERO) Tbk. 4. ANTM PT. Aneka Tambang (PERSERO) Tbk. 5. PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. 6. PGAS PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. Sumber: Bursa Efek Jakarta 3.2 Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif atau data sekunder. Data yang digunakan adalah total assets, shareholders’ equity, total liabilities, net profit, earning per share, dividend per share, outstanding stock, return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r), beta saham, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan harga saham. Data tersebut diperoleh dari Direktori Pasar Modal Indonesia (Indonesian Capital Market Directory) tahun 2004-2007 dan dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 65. 3.3 Definisi Operasional Variabel dan Cara Pengukurannya Variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Return on assets (ROA), yaitu untuk menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 69. return on assets (ROA) = Tahun 2003 = laba setelah pajak x100 total aktiva 880,051 x100 = 8.05 10,935,199 2. Return on equity (ROE), yaitu untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 72. laba setelah pajak x100 modal sendiri return on equity (ROE) = Tahun 2003 = 880,051 x100 = 12.10 7,272,149 3. Debt to equity ratio (DER), yaitu untuk mengukur perbandingan antara utang dengan ekuitas (modal sendiri). Tingkat DER yang aman biasanya kurang dari 50%. Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 75. debt to equity ratio (DER) = Tahun 2003 = total utang total modal sendiri 3,663,050 = 0.50 7,272,149 4. Merupakan rasio yang menunjukan apakah harga saham (harga pasarnya) diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Istilah teknisnya apakah saham tersebut overvalued atau undervalued. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 78. price to book value (PBV) = Tahun 2003 = harga pasar saham biasa nilai buku per saham 34,900 = 1.19 29,275 5. Dividend payout ratio (DPR), menunjukan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 81. dividend payout ratio (DPR) = Tahun 2003 = dividen per saham x100 earning per share 1,294 x100 = 36.52 3,543 6. Required rate of return (r), dapat cari dengan menggunakan model CAPM. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 84. Model CAPM r = Rf + (beta x (Rm-Rf)) Tahun 2003 = 0.0023029 + (0.548 x (0.0020876 - 0.0023029)) = 0.00218 Dimana: r : required rate of return Rf : risk free Rm : return market beta : risiko sistematik 7. Risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap risiko pasar dapat diukur dengan beta. Beta suatu sekuritas adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Semakin tinggi tingkat beta, semakin tinggi risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk menghitung beta digunakan teknik regresi, yaitu mengestimasi beta suatu sekuritas dengan menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel dan return-return pasar sebagai variabel bebas. Untuk pencarian beta diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: Rm = Ri = Dimana: Rm : IHSG : Pit : Pit-1 : Di : Ri : IHSGt − IHSGt − 1 IHSGt − 1 Pit − Pit − 1 + Dit Pit - 1 return market Indeks Harga Saham Gabungan Harga saham i bulan t Harga saham i bulan t-1 Dividen saham i Return saham i Beta = (n ∑ Rm.Ri − ∑ Rm ∑ Ri) (n ∑ Rm² − ( ∑ Rm)²) b. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaanperusahaan sektor pertambangan yang go public di Bursa Efek Jakarta dalam periode t (Pt). Dalam penilaian saham, terdapat beberapa model teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis fundamental dan analisis teknikal. Namun secara sederhana variabilitas harga saham tergantung pada earning dan dividen suatu perusahaan seperti yang dinyatakan Fuller dan Farrell (1987), “key determinant of security price is expectations concerning the firm’s earning and dividends and their associated risk”. Model yang dikembangkan adalah pendekatan Gordon yaitu, Devidend Discount Model (DDM) yang constant growth. Faktor-faktor tersebut sebagai variabel bebas yang didasarkan pada pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan risiko dan return yang akan diterima para pemodal atas investasinya pada saham. Turunan pendekatan DDM dalam menentukan harga saham adalah: P0 = dividen (D) (r - g) (1) Dimana: D = EPS x b g = growth P0 = harga saham r = required rate of return Model (1) disubstitusikan, sehingga menjadi sebagai berikut: P0 = EPS x (b) (r - g) (2) EPS = EAT/total saham = ROE x (book value) b = payout ratio = D/EPS (DPR) BV = equitas/total share Model (2) disubstitusikan, sehingga menjadi sebagai berikut: P0 = ROE x (BV) x (b) (r - g) (3) Model (3) disubstitusikan, sehingga menjadi sebagai berikut: P0 = ROA x (1 + debt/equity) x (BV) x (b) (r - g) (4) Selanjutnya kita akan menurunkan faktor growth, Russell dan Farrell (1987: 197) menyebutkan bahwa growth rate dapat didefinisikan sebagai berikut: g= Dimana: D1 = EPS1 x (payout ratio) D0 = EPS0 x (payout ratio) D1 - D0 D0 Jika payout ratio (b) adalah konstanta, maka: g= EPS1 - EPS0 EPS0 Dimana: EPS1 = ROE x book valuet EPS0 = ROE x book valuet-1 Jika ROE adalah konstanta, maka: g= BV0 - BVt - 1 BV0 Jika tidak ada penambahan dana (emisi), maka perubahan nilai buku (BV0-BVt-1) sama dengan EPS0-D0 = EPS0 x (1-b), dengan demikian maka: g= EPS0 x (1 - b) EPS0 = (1 - b) BVt - 1 BVt - 1 Jadi g = ROE x (1 – b) Kemudian model (2.3.4) disubstitusikan, menjadi: P0 = ROA x (1 + debt/equity) x (BV) x (b) r - ROE x (1 - b) (5) Kemudian model (2.3.5) tersebut dapat ditulis suatu fungsi bahwa: Harga Saham (Po) = f (ROA, ROE, b, BV, DER, r) Dimana ROE, ROA, b, BV, dan DER merupakan faktor (variabel) fundamental. Selanjutnya r (required rate of return) dapat dicari dengan menggunakan model standar dari Model CAPM, dan untuk menggambarkan risiko sistematik, yang dimasukkan dalam model analisis adalah variabel beta. Variabel ROA mewakili efektivitas “earning power” perusahaan yang mencerminkan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bersamaan dengan aset yang ada. Variabel ROE digunakan untuk mengukur pengembalian modal pemilik perusahaan. Variabel BV mengukur nilai buku per lembar saham. Variabel Payout Ratio menunjukan prosentase dari pendapatan yang akan dibayarkan pada pemegang saham sebagai cash dividen. Variabel DER mewakili proporsi hutang terhadap modal perusahaan. 3.4 Analisis Data Untuk menguji hipotesis dan menyatakan kejelasan tentang kekuatan variabel penentu terhadap harga saham dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Adapun bentuk model yang digunakan dari model dasar penentuan harga saham diatas adalah: Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 X7 + ei Dimana: Y = harga saham X1 = return on assets (ROA) X2 = return on equity (ROE) X3 = debt to equity ratio (DER) X4 = nilai buku (book value) X5 = dividend payout ratio (DPR) X6 = required rate of return (r) X7 = indeks beta (risiko sistematik) α = konstanta β1…7 = koefisien regresi ei = kesalahan pengganggu Metode regresi linear berganda akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE, yaitu pengujian variabel bebas supaya tidak terdapat multikolinearitas, tidak terdapat autokorelasi, tidak terdapat normalitas dan juga tidak terdapat heteroskedastisitas, oleh karenanya uji asumsi klasik perlu dilakukan. Dalam penelitian ini analisis pengolahan data menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS 16.00. 3.4.1 Uji Asumsi Klasik Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi oleh suatu model regresi yang baik, yaitu tidak ada autokorelasi, tidak ada multikolinearitas, dan tidak ada heteroskedastisitas (Gujarati, 1995). Dilihat dari uji tersebut dapat diketahui apakah model yang dipakai tersebut valid atau tidak. Pengujian penyimpangan asumsi-asumsi klasik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Uji Normalitas Data Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen maupun variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau tidak mendekati normal. Kenormalan data dapat dilihat melalui grafik Normal Probability Plot. Distribusi data dikatakan normal apabila garis yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya. b. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara anggota-anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang (seperti dalam data cross section). Konsekuensi dari adanya autokorelasi adalah selang keyakinan menjadi besar serta varian dan kesalahan standar akan ditaksir terlalu rendah. Salah satu teknik pengujian autokorelasi yang dipakai secara luas adalah Durbin Watson Test. Uji Durbin Watson digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dengan batasan sebagai berikut: 4-dL < d < 4 4-dU < d < 4-dL 2 < d < 4-dU dU < d < 2 dL < d < dU 0 < d < dL mempunyai autokorelasi negatif tidak mempunyai hasil yang pasti tidak mempunyai autokorelasi tidak mempunyai autokorelasi tidak mempunyai hasil yang pasti mempunyai autokorelasi positif c. Uji Multikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel bebas saling berhubungan secara linear. Apabila sebagian atau seluruh variabel bebas berkorelasi kuat berarti terjadi multikolinearitas. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien regresi variabel tidak tertentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. Cara untuk menguji kemungkinan terjadinya gejala multikolinearitas dilakukan dengan membuat regresi tambahan (auxularry regression), yaitu dengan meregresi variabel independen dengan variabel independen lainnya. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari Pearson Correlation, atau Variance Inflation Factor (VIF). Jika hubungan antar variabel independen tidak ada yang diatas 0.867, maka dapat dikatakan multikolinearitas yang terjadi tidak berbahaya atau jika menggunakan VIF, yaitu apabila nilai VIF tidak melebihi 5 maka dapat dikatakan multikolinearitas yang terjadi tidak berbahaya (lolos uji multikolinearitas). d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah adanya varian yang berbeda yang dapat membiaskan hasil yang telah dihitung, serta menimbulkan konsekuensi adanya formula ordinary least square yang akan menaksir terlalu rendah varian yang sesungguhnya. Pada umumnya masalah heteroskedastisitas lebih sering terjadi pada operasi cross section dibandingkan dengan observasi time series, kecuali jika terjadi perubahan kebijaksanaan secara drastis. Jika ada pola tertentu, seperti titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (pola hubungan linear maupun kuadratik atau bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas, demikian pula sebaliknya. Masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan uji korelasi Rank Spearman, dengan syarat nilai probabilitas lebih dari α (5% atau 0.05) maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.4.2 Pengujian secara Serentak (Uji-F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen, yaitu: return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu harga saham. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis. Ho: β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari seluruh variabel independen Xi, yaitu: return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) terhadap variabel dependen Y, yaitu harga saham. Ha: β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari seluruh variabel independen Xi , yaitu: return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) terhadap variabel dependen Y, yaitu harga saham. b. Menentukan probabilitas (tingkat signifikansi) (α) tertentu, dalam penelitian ini dipakai tingkat signifikansi sebesar 5%. c. Pengambilan keputusan. Jika pilihan probabilitas kesalahan kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh secara signifikan antara return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) dengan harga saham. Jika pilihan probabilitas kesalahan lebih dari 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh secara signifikan antara return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) dengan harga saham. 3.4.3 Pengujian secara Parsial (Uji-t) Pengujian ini dilakukan untuk mengkaji apakah variabel-variabel independen yang digunakan dalam model penelitian, yaitu return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu harga saham. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis. Ho: βi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen Xi, yaitu: return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) terhadap variabel dependen Y, yaitu harga saham. Ha: βi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen Xi, yaitu: return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) terhadap variabel dependen Y, yaitu harga saham. b. Menentukan probabilitas (tingkat signifikansi) (α) tertentu, dalam penelitian ini dipakai tingkat signifikansi sebesar 5%. c. Pengambilan keputusan. Jika pilihan probabilitas kesalahan kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) dapat menerangkan harga saham dan ada pengaruh yang signifikan di antara kedua variabel yang diuji. Jika pilihan probabilitas kesalahan lebih dari 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) dapat menerangkan harga saham dan tidak ada pengaruh yang signifikan di antara kedua variabel yang diuji. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang telah dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan dari perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Jakarta Periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2006. Hasil pengolahan data berupa informasi untuk mengetahui apakah harga saham dipengaruhi oleh rasio-rasio return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) serta seberapa besar pengaruhnya. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis dengan bantuan komputer melalui program SPSS 16.00. Sedangkan analisis deskriptif merupakan analisis yang menjelaskan gejala-gejala yang terjadi pada variabel-variabel penelitian untuk mendukung hasil analisis statistik. 4.1 Analisis Deskriptif Berikut akan dijelaskan analisis deskriptif yaitu menjelaskan deskripsi data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan dari hasil olah data pada lampiran 8 halaman 86, untuk lebih jelasnya analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Hasil perhitungan Mean dan Standar Deviasi dari variabel-variabel penelitian Descriptive Statistics N ROA ROE DER PBV DPR r beta HARGA Valid N (listwise) 24 24 24 24 24 24 24 24 24 Minimum 1.84 2.72 .29 .69 1.85 .0016 -.60 875.00 Maximum 24.18 33.94 2.30 9.44 97.00 .0028 1.37 34900.00 Mean 10.1113 18.0771 1.0250 2.3246 37.8954 .002015 .3200 6560.4167 Std. Deviation 6.46783 8.75270 .66287 2.03825 22.01982 .0002926 .54940 8870.59418 Sumber: Hasil olah data SPSS Berdasarkan Tabel 4.1 return on assets (ROA), menunjukkan bahwa, selama periode penelitian variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 1,84% artinya bahwa perusahaan memperoleh laba terendah sebesar 1,84% dari total aktiva yang dimiliki. Nilai maksimum sebesar 24,18% artinya kemampuan aktiva dalam menghasilkan keuntungan terbesar bagi perusahaan adalah sebesar 24,18%. Nilai rata-rata sebesar 10,1975% artinya dari 24 observasi pada 6 perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian, rata-rata nilai keuntungan perusahaan adalah sebesar 10,1975% dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Sedangkan standar deviasi sebesar 6,36573 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel return on assets (ROA), adalah sebesar 6,36573 dari 24 kasus yang terjadi. Return on equity (ROE) selama periode penelitian memiliki nilai minimum sebesar 2,72%. Artinya perusahaan memperoleh laba sebesar 2,72% dari modal sendiri. Nilai maksimum sebesar 33,94% menunjukkan bahwa selama periode penelitian dari 6 perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 33,94% dari modal sendiri. Nilai rata-rata sebesar 18,2558% artinya rata-rata perusahaan memperoleh keuntungan sebesar 18,2558% persen dari modal sendiri. Sedangkan standar deviasi sebesar 8,46450 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel return on equity adalah sebesar 8,46450 dari 24 kasus yang terjadi. Analisis deskriptif pada variabel debt to equity ratio (DER), menunjukkan bahwa, selama periode penelitian variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 0,29% artinya bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya adalah sebesar 0,29% dari total modal sendiri. Nilai maksimum sebesar 2,30% artinya kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya adalah sebesar 2,30% dari total modal sendiri. Nilai rata-rata sebesar 1,0379% artinya dari 6 perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian, kemampuan dalam membayar hutangnya adalah sebesar 1,0379% dari keseluruhan modal sendiri yang dimiliki perusahaan tersebut. Sedangkan standar deviasi sebesar 0,65476 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel debt to equity ratio (DER), adalah sebesar 0,65476 dari 24 kasus yang terjadi. Analisis deskriptif pada variabel price to book value (PBV), menunjukkan bahwa, selama periode penelitian variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 0,60 kali artinya bahwa nilai modal adalah sebesar 0,60 kali dari jumlah saham beredar. Nilai maksimum sebesar 9,44 kali artinya nilai modal adalah sebesar 9,44 kali dari jumlah saham beredar. Nilai rata-rata sebesar 2,3096 artinya dari 6 perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian menunjukkan bahwa nilai modal sebesar 2,3096 kali dari jumlah saham beredar. Sedangkan standar deviasi sebesar 2,05002 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel price to book value (PBV), adalah sebesar 2,05002 dari 24 kasus yang terjadi. Berdasarkan analisis deskriptif dividend payout ratio (DPR), menunjukkan bahwa, selama periode penelitian variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 1,85% artinya besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham adalah sebesar 1,85% dari laba per lembar sahamnya. Nilai maksimum sebesar 97% artinya besarnya dividen maksimum yang dibagikan kepada pemegang saham adalah sebesar 97% dari laba per lembar sahamnya. Nilai rata-rata sebesar 37,8954%, artinya besarnya dividen rata-rata yang dibagikan kepada pemegang saham adalah sebesar 37,8954% dari laba per lembar sahamnya. Sedangkan standar deviasi sebesar 22,01982 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel DPR, adalah sebesar 22,01982 dari 24 kasus yang terjadi. Analisis deskriptif pada variabel required rate of return (r), menunjukkan bahwa, selama periode penelitian variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 0,0016 artinya bahwa return yang diestimasikan akan diperoleh investor adalah sebesar 0,0016 lebih tinggi dibandingkan tingkat suku bunga deposito. Nilai maksimum sebesar 0,0028 artinya nilai prediksi return yang akan diperoleh investor mencapai nilai tertinggi sebesar 0,0028. Nilai rata-rata sebesar 0,0020 artinya dari 6 perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian menunjukkan bahwa tingkat keuntungan saham sebesar 0,0020 dan nilainya positif berarti lebih menguntungkan jika dilakukan investas melalui deposito. Sedangkan standar deviasi sebesar 0,00029 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel required rate of return (r), adalah sebesar 0,00029 dari 24 kasus yang terjadi. Risiko sistematik (beta) selama periode penelitian memiliki nilai minimum sebesar -0,60, maksimum sebesar 1,37, rata-rata sebesar 0,2636 dan standar deviasi sebesar 0,50409. Hal ini berarti rata-rata tingkat risiko return saham terhadap pergerakan return pasar rata-rata sebesar 0,2636 dengan ukuran penyebaran sebesar 0,50409. Nilai ini dapat dinyatakan bahwa risiko investasi saham pada sektor pertambangan cukup rendah, karena masih jauh dari angka 1. Dari tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa harga saham selama periode penelitian memiliki nilai minimum sebesar Rp. 875, maksimum sebesar Rp.34900, rata-rata sebesar Rp.6530 dan standar deviasi sebesar Rp. 8886,18138. Hal ini berarti selama periode penelitian dari 6 perusahaan sampel nilai nilai ratarata sebesar Rp. 6530 dengan ukuran penyebaran sebesar 8886,18138 dari 24 kasus yang terjadi. 4.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik agar hasil kesimpulan yang diperoleh tidak menimbulkan nilai yang bias. Adapun uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas. 4.2.1 Uji Normalitas Data Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen maupun variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau tidak mendekati normal. Kenormalan data dapat dilihat melalui grafik Normal Probability Plot. Distribusi data dikatakan normal apabila garis yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya. Berdasarkan dari hasil olah data pada lampiran 8 halaman 89, hasil tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut: Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: HARGA 1.0 0.8 0.6 b ro P m u C td c e p x E 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Gambar 4.1 Normal Probability Plot Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa titik-titik yang terbentuk menyebar di sekitar garis diagonal. Dengan demikian data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. 4.2.2 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara anggota-anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang (seperti dalam data cross section). Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan dengan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson, dengan membandingkan nilai tabel Durbin Watson. Berpedoman pada N=24, k=7, maka diperoleh nilai dL=0,751 dan dU= 2,174, sehingga dapat dibuat batasan-batasan sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Autokorelasi Batasan Nilai Kesimpulan 4-dL < d < 4 3,249 < d < 4 mempunyai autokorelasi negatif 4-dU < d < 4-dL 2,174 < d < 3,249 tidak mempunyai hasil yang pasti 2 < d < 4-dU 2 < d < 1,826 tidak mempunyai autokorelasi dU < d < 2 2,174 < d < 2 tidak mempunyai autokorelasi dL < d < dU 0,751 < d < 2,174 tidak mempunyai hasil yang pasti 0 < d < dL 0 < d < 0,751 mempunyai autokorelasi positif Sumber: Tabel Durbin Watson (lampiran 9 halaman 91) Pengujian ini dilakukan untuk mencari ada atau tidaknya autokorelasi dengan melakukan uji Durbin Watson, dan diperoleh hasil dWhitung sebesar 1,997. Berdasarkan Tabel 4.2 dWhitung terletak diantara 1,826 sampai dengan 2. Dengan demikian dW jatuh pada daerah tidak ada autokorelasi negatif, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat autokorelasi dalam model. 4.2.3 Uji Multikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel bebas saling berhubungan secara linear. Apabila sebagian atau seluruh variabel bebas berkorelasi kuat berarti terjadi multikolinearitas. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien regresi variabel tidak tertentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. Cara untuk menguji kemungkinan terjadinya gejala multikolinearitas dilakukan dengan membuat regresi tambahan (auxularry regression), yaitu dengan meregresi variabel independen dengan variabel independen lainnya. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari Pearson Correlation, atau Variance Inflation Factor (VIF). Jika hubungan antar variabel independen tidak ada yang diatas 0.867, maka dapat dikatakan multikolinearitas yang terjadi tidak berbahaya atau jika menggunakan VIF, yaitu apabila nilai VIF tidak melebihi 5 maka dapat dikatakan multikolinearitas yang terjadi tidak berbahaya (lolos uji multikolinearitas). Berdasarkan dari hasil olah data pada lampiran 8 halaman 88, hasil uji multikolinearitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Multikolinearitas Variabel Toleransi VIF ROA 0.207 4.833 ROE 0.277 3.604 DER 0.441 2.270 PBV 0.410 2.442 DPR 0.516 1.937 r 0.662 1.511 beta 0.626 1.597 Sumber: Hasil olah data SPSS Keterangan tidak ada multikolinearitas tidak ada multikolinearitas tidak ada multikolinearitas tidak ada multikolinearitas tidak ada multikolinearitas tidak ada multikolinearitas tidak ada multikolinearitas Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai VIF kurang dari 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam model penelitian ini. 4.2.4 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah adanya varian yang berbeda yang dapat membiaskan hasil yang telah dihitung, serta menimbulkan konsekuensi adanya formula ordinary least square yang akan menaksir terlalu rendah varian yang sesungguhnya. Masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan uji korelasi Rank Spearman, dengan syarat nilai probabilitas lebih dari 0.05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan dari hasil olah data pada lampiran 8 halaman 90, hasil uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Heteroskedastisitas Variabel Koefisien Sig ROA 0.014 0.947 ROE 0.004 0.986 DER -0.003 0.580 PBV -0.107 0.990 DPR -0.119 0.620 r 0.018 0.932 beta 0.011 0.960 Sumber: Hasil olah data SPSS Keterangan tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas Berdasarkan tabel diatas ditunjukkan besarnya koefisien korelasi Rank Spearman antara variabel bebas dengan nilai residual dan nilai probabilitas (sig). Hasil menunjukkan bahwa seluruh nilai probabilitas (sig) lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedasitas. 4.3 Analisis Statistik Sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, model yang dipergunakan dalam menganalisis data adalah analisis regresi linier berganda dengan memanfaatkan penggabungan data dari 6 perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan selama 4 tahun yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006.. Hasil pengujian terhadap model regresi berganda pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis terhadap harga saham pada perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan periode tahun 2003-2006 dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Estimasi Regresi Variabel Independent Koef. Regresi (Constant) -18292.810 ROA 1499.024 ROE -486.903 DER 5180.185 PBV 700.277 DPR 158.967 r 1839186.827 beta 5717.506 F statistik: 8.192 Adjusted R Square : 0.686 Dependent Variable: HARGA t statistik Sig. -1.834 0.085 4.258 0.001 -2.167 0.046 2.200 0.043 0.882 0.391 2.428 0.027 0.423 0.678 2.400 0.029 Probability : Sumber: Hasil olah data SPSS (lampiran 8 halaman 87) Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan 0,000 Pada penelitian ini digunakan model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 X7 + ei Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linear berganda maka didapat persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y = -18.292,810 + 1499,024X1 - 486,903 X2 + 158,967 X3 + 0,5180,185 X4 + 700,277 X5 + 1839186,827 X6 + 5717,506 X7 4.3.1 Interpretasi Persamaan Regresi Nilai konstanta sebesar -18.292,810 yang berarti bahwa jika variabel bebas yang terdiri dari ROA, ROE, DER, PBV, DPR, r dan beta saham bernilai nol maka harga saham akan menurun sebesar 18.292,81 rupiah. Koefisien regresi pada variabel return on assets adalah positif sebesar 1499,024 yang artinya apabila return on assets meningkat sebesar 1%, maka harga saham akan meningkat sebesar 1499,024 rupiah, dengan asumsi ROE, DER, PBV, DPR, r dan beta saham dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara ROA dan harga saham menunjukkan hubungan yang searah. Return on assets yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan harga saham, begitu pula sebaliknya jika return on asset yang semakin menurun maka mengakibatkan penurunan harga saham. Koefisien regresi pada variabel return on equity adalah negatif sebesar -486,903 yang artinya apabila return on equity meningkat sebesar 1%, maka harga saham akan menurun sebesar 486,903 rupiah, dengan asumsi ROA, DER, PBV, DPR, r dan beta saham dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang negatif ini, berarti bahwa antara ROE dan harga saham menunjukkan hubungan yang berlawanan. Return on equity yang semakin meningkat mengakibatkan penurunan harga saham, begitu pula sebaliknya jika return on equity yang semakin menurun maka akan mengakibatkan peningkatan harga saham. Koefisien regresi pada variabel debt to equity ratio adalah positif sebesar 5180,185 yang artinya apabila debt to equity ratio meningkat sebesar 1%, maka harga saham akan meningkat sebesar 5180,185 rupiah, dengan asumsi ROA, ROE, PBV, DPR, r dan beta saham dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara DER dan harga saham menunjukkan hubungan yang searah. Debt to equity ratio yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan harga saham, begitu pula sebaliknya jika debt to equity ratio yang semakin menurun maka mengakibatkan penurunan harga saham. Koefisien regresi pada variabel price to book value adalah positif sebesar 700,277 yang artinya apabila price to book value meningkat sebesar 1%, maka harga saham akan meningkat sebesar 700,277 rupiah, dengan asumsi ROA, ROE, DER, DPR, r dan beta saham dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara PBV dan harga saham menunjukkan hubungan yang searah. Price to book value yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan harga saham, begitu pula sebaliknya jika price to book value yang semakin menurun maka mengakibatkan penurunan harga saham. Koefisien regresi pada variabel dividen payout ratio adalah positif sebesar 158,967 yang artinya apabila dividen payout ratio meningkat sebesar 1%, maka harga saham akan meningkat sebesar 158,967 rupiah, dengan asumsi ROA, ROE, DER, PBV, r dan beta saham dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara DPR dan harga saham menunjukkan hubungan yang searah. Dividen payout ratio yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan harga saham, begitu pula sebaliknya jika dividen payout ratio yang semakin menurun maka mengakibatkan penurunan harga saham. Koefisien regresi pada variabel required rate of return adalah positif sebesar 1839186,827 yang artinya apabila required rate of return meningkat sebesar 1%, maka harga saham akan meningkat sebesar 1839186,827 rupiah, dengan asumsi ROA, ROE, DER, PBV, DPR, dan beta saham dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara required rate of return dan harga saham menunjukkan hubungan yang searah. Required rate of return yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan harga saham, begitu pula sebaliknya jika required rate of return yang semakin menurun maka mengakibatkan penurunan harga saham. Koefisien regresi pada variabel beta saham adalah positif sebesar 5717,506 yang artinya apabila beta saham meningkat sebesar 1%, maka harga saham akan meningkat sebesar 5717,506 rupiah, dengan asumsi ROA, ROE, DER, PBV, DPR, dan r dalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara beta saham dan Harga saham menunjukkan hubungan yang searah. Beta saham yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan harga saham, begitu pula sebaliknya jika beta saham yang semakin menurun maka mengakibatkan penurunan harga saham. 4.3.2 Pengujian Hipotesis 4.3.2.1 Hasil Pengujian secara Serentak (Uji-F) Pengujian secara serentak yaitu mengetahui pengaruh secara bersamasama ROA, ROE, DER, PBV, DPR, r dan beta saham terhadap harga saham digunakan uji F. Dari tabel 4.5 di atas di dapat Fhitung sebesar 8,192 dan Sig=0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Sig-F kurang dari 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Ini menunjukkan ROA, ROE, DER, PBV, DPR, r dan beta saham secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan di Bursa Efek Jakarta. Dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian yang menyatakan bahwa “return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price to book value (BV), dividend payout ratio (DPR), required rate of return (r) dan beta saham (risiko sistematik) berpengaruh signifikan secara serentak terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan” dapat didukung. Kemudian untuk menunjukkan berapa persen harga saham yang dapat dijelaskan oleh ketujuh variabel bebasnya dapat dilihat dari koefisien determinasi (adjusted R Square). Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,686 yang berarti harga saham 68,6% dapat dijelaskan oleh ketujuh variabel bebas yang terdiri ROA, ROE, DER, PBV, DPR, r dan beta saham. Sedangkan sisanya sebesar 31,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. 4.3.2.2 Hasil Pengujian secara Parsial (Uji-t) Pengujian secara parsial dalam penelitian ini menggunakan uji t. Jika nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabel independnet berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent. 1. Pengujian terhadap Variabel ROA Hasil uji signifikansi terhadap variabel ROA seperti pada tabel 4.5 diperoleh nilai sig sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini berarti ROA Terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dengan koefisien regresi positif menunjukkan bahwa semakin besar ROA semakin besar harga saham. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan “return on assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan” dapat didukung Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sugeng Sulistiono (2002) dan Sulaiman (2001) yang menemukan bahwa ROA terbukti mempunyai pengaruh nyata secara parsial terhadap harga saham. Return on assets merupakan parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimiliki. Semakin besar ROA maka usaha pemanfaatan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan laba dapat dikatakan semakin efektif, sehingga memberikan daya tarik bagi investor untuk membeli saham-saham pada perusahaan sektor pertambangan sehingga dapat meningkatkan harga saham. 2. Pengujian terhadap Variabel ROE Hasil uji signifikansi terhadap variabel ROE seperti pada tabel 4.5 diperoleh nilai sig sebesar 0,046 < 0,05. Hal ini berarti ROE Terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dengan koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa semakin besar ROE semakin kecil harga saham. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan “return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan” dapat didukung Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isabelle Martinez (2000) yang menemukan bahwa ROE dapat menjelaskan variasi return di Pasar Modal Perancis. Adannya pengaruh negatif dalam penelitian ini disebabkan karena sebagian besar perusahaan memiliki komposisi modal yang lebih kecil dalam membentuk aktiva perusahaan, karena sebagian besar dibiayai dari hutang perusahaan. Akibatnya peningkatan laba perusahaan lebih dihasilkan dari pemanfaatan hutang perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri. Akibatnya walaupun modal perusahaan cenderung rendah, perusahaan tetap saja dapat menghasilkan laba bersih perusahaan yang cukup besar yaitu dari pengelolaan hutang perusahaan. Hal tersebut tetap dapat meningkatkan harga saham, karena investor memperoleh informasi yang bagus dalam menetapkan investasinya pada perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Jakarta. 3. Pengujian terhadap Variabel DER Hasil uji signifikansi terhadap variabel DER seperti pada tabel 4.5 diperoleh nilai sig sebesar 0,043 < 0,05. Hal ini berarti DER Terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dengan koefisien regresi positif menunjukkan bahwa semakin besar DER semakin besar harga saham. Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan “debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan” dapat didukung Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahib Natarsyah (2000) yang menemukan bahwa debt to equity ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang go publik di BEJ. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar seperti pada perusahaan pertambangan cukup membutuhkan biaya yang besar untuk membiayai operasional perusahaan, sehingga membutuhkan tingkat hutang yang lebih besar yang ditunjukkan dengan nilai DER. Semakin besar DER maka penggunaan sumber dana yang berasal dari eksternal semakin besar, sehingga perusahaan dapat melakukan ekspansi pasar, dan secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja perusahaan sehingga harga saham akan meningkat. 4. Pengujian terhadap Variabel PBV Hasil uji signifikansi terhadap variabel PBV seperti pada tabel 4.5 diperoleh nilai sig sebesar 0,391 > 0,05. Hal ini berarti PBV tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis keenam yang menyatakan “price to book value (PBV) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan” tidak dapat didukung Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahib Natarsyah (2000) yang menemukan bahwa book value mempunyai pengaruh paling besar terhadap harga saham. Namun jika dilihat dari koefisien regresi yang bernilai positif menunjukkan bahwa semakin besar BV maka semakin meningkatkan harga saham. Hal ini mungkin disebabkan karena dalam spekulasi yang dilakukan oleh investor lebih memilih pada perusahaan yang memiliki nilai buku yang besar dimana perusahaan ini mudah untuk diprediksikan oleh investor lain. Dengan nilai buku yang besar, harga saham akan meningkat sehingga menarik investor untuk membeli saham-saham yang harganya tinggi. Namun demikian BV yang terlalu besar justru menunjukkan mahalnya harga saham di pasar sekunder, dimana membeli harga saham yang mahal akan sulit untuk mendapatkan capital gain. Hal ini lah yang menyebabkan BV belum terbukti berpengaruh terhadap harga saham. 5. Pengujian terhadap Variabel DPR Hasil uji signifikansi terhadap variabel DPR seperti pada tabel 4.5 diperoleh nilai sig sebesar 0,027 < 0,05. Hal ini berarti DPR Terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dengan koefisien regresi positif menunjukkan bahwa semakin besar DPR semakin besar harga saham. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan “dividend payout ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan” dapat didukung Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rofinus Leki (2000) yang menemukan bahwa dividen payout ratio mempunyai pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini disebabkan karena peningkatan atau penurunan pembayaran dividen yang ditafsirkan sebagai keyakinan manajemen akan prospek perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen hal ini mungkin ditafsirkan sebagai harapan manajemen akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang. 6. Pengujian terhadap Variabel Required Rate of Return Hasil uji signifikansi terhadap variabel Required rate of return seperti pada tabel 4.5 diperoleh nilai sig sebesar 0,678 > 0,05. Hal ini berarti Required rate of return tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis ketujuh yang menyatakan “Required rate of return berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan” tidak dapat didukung Namun demikian jika dilihat dari koefisien regresi positif, menunjukkan bahwa semakin besar required rate of return semakin besar harga saham. Tidak signifikannya variabel ini disebabkan karena sifat equilibrium pada harga saham, dimana pada saat return mencapai nilai yang tinggi, justru akan diikuti dengan harga saham yang menurun, karena di saat harga sudah mencapai puncak, terjadi penyesuaian harga saham akibat spekulasi pasar dengan menjual harga saham disaat harga tertinggi dan membeli harga saham di saat harga terendah. Akibatnya meningkatnya required rate of return tidak dapat dipastikan diikuti peningkatan harga saham. 7. Pengujian terhadap Variabel Beta Saham Hasil uji signifikansi terhadap variabel beta saham seperti pada tabel 4.5 diperoleh nilai sig sebesar 0,029 < 0,05. Hal ini berarti beta saham terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dengan koefisien regresi positif menunjukkan bahwa semakin besar beta saham semakin besar harga saham. Dengan demikian hipotesis kedelapan yang menyatakan “beta saham (risiko sistematik) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan” dapat didukung Risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap risiko pasar dapat diukur dengan Beta. Beta suatu sekuritas adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Semakin tinggi tingkat Beta, semakin tinggi risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Semakin besar beta suatu sekuritas, semakin besar kepekaan return sekuritas tersebut terhadap perubahan return saham. Dengan demikian beta saham yang besar akan diikuti dengan harga saham yang semakin besar. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab terdahulu, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Secara keseluruhan pada saat periode penelitian menunjukkan bahwa ROA, ROE, DER, PBV, DPR, r dan beta saham secara serentak dan signifikan mempengaruhi harga saham sebesar 68,6% dan sisanya sebesar 31,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini. 2. Secara parsial saat periode penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA, DER, DPR, dan beta saham berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Sementara untuk variabel PBV dan r tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian tidak seluruhnya terbukti. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar investor dalam melakukan transaksi saham pada perusahaan sektor pertambangan di BEJ selama periode penelitian hanya memperhatikan besarnya profitabilitas, dividen, rasio hutang dan risiko sistematis, tetapi tidak mempertimbangkan nilai buku dan r dalam memprediksi harga saham pada tingkat undervalue maupun overvalue. 5.2 Saran 1. Bagi Investor Bagi investor yang akan menanamkan investasinya pada sektor pertambangan di BEJ sebaiknya harus benar-benar teliti dalam menganalisis saham sehingga mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat analisis yang dapat dipakai yang terbukti mempengaruhi harga saham secara signifikan dalam penelitian ini seperti ROA, ROE, DER, DPR dan beta saham. Untuk itu perlu bagi investor untuk menggunakan kelima variabel tersebut untuk kepentingan analisis investasi, sebab dari hasil penelitian menunjukkan kelima variabel ini merupakan faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi harga saham. 2. Saran Penelitian Lanjutan Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya periode penelitian yang digunakan ditambah sehingga menghasilkan informasi yang lebih mendukung. Jumlah sampel yang digunakan dapat ditambah dan dapat diperluas ke beberapa sektor industri lainnya. Jumlah rasio keuangan yang dijadikan sebagai model penelitian diperbanyak misalnya memasukkan faktor makro seperti kurs dollar, tingkat bunga, inflasi atau variabel lainnya sehingga nantinya diharapkan kesimpulan yang diperoleh lebih sempurna. DAFTAR PUSTAKA Algifari, (2000), “Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi”, Edisi 2, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Anastasia N, Widiastuty Y, Wijiyanti I (2003), “Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di BEJ”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 5/2. Ary Suta, IPG (1998), “Pasar Modal di Tengah Krisis”, Harian Jawa Pos, Selasa 31 Maret, Surabaya. Ghozali, Imam (2001), “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J. (2003), “Principles of Managerial Finance”, 10th ed, International Editions Financial Series, Addison-Wesley, Boston. Gujarati, Damodar, Sumarno Zain (1995), “Ekonometrika Dasar (Edisi Bahasa Indonesia)”, Penerbit Erlangga, Cetakan 4, Jakarta. Haruman T, Stevanus ACS, Maya A (2005), “Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Tingkat Pengembalian Saham”, Usahawan, Volume 34 No 11. Husnan, Suad (1996), “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, Edisi Kedua, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Jones, Charles P (2000), “Investment: Analysis and Management”, 7th edition, John Willey and Sons. Inc, New York. Leki, Rofinus (2000), “Analisis Pengaruh Variansi Fundamental dan Teknikal terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Kasus Industri Berat/Automotif and Allied Product yang Go-Publik di Pasar Modal Indonesia)”, Thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, Malang. Martinez, Isabelle (2000), “Fundamental and Macroeconomic Information for the Security Prices Valuation”, The French Case, Volume 25 Number 12. Natarsyah, Syahib (2000), “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go Publik di Pasar Modal Indonesia)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 15/3. Ross, A Stephen Westerfield, Randolph W Jordan, Bradford D (2003), “Fundamentals of Corporate Finance”, 6th edition, Mc Graw-Hill, New York. Sartono, R Agus (1996), “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Stoner, James A.F., R. Edward Freeman, and Daniel R.Gilbert (1995), “Management”, 6th edition, Englewood Cliffs, New Jersey. Sulaiman (2001), “Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ), (Studi Kasus pada Perusahaan Food and Baverage)”, Thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga, Surabaya. Sulistiono, Sugeng (2002), “Analisis Beberapa Faktor yang berpengaruh tehadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go-Publik di Indonesia”, Thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga, Surabaya. Weston, J Fred dan E Thomas Copeland (1995), “Manajemen Keuangan (terjemahan)”, Jilid 2 Edisi Kedelapan (Edisi Revisi), Penerbit Erlangga, Jakarta. William, W Hines dan Douglas CM (1990), “Probabilitas dan Statistik Dalam Ilmu Rekayasa dan Manajemen”, Edisi Kedua (diterjemahkan oleh Rusliansyah), Universitas Indonesia Press, Jakarta. LAMPIRAN Lampiran 1 Data-data Penelitian Nama Perusahaan INCO MEDC TINS ANTM PTBA PGAS Total Assets (million rupiah) Tahun 2003 2004 2005 10,935,199 15,154,295 16,232,704 8,269,286 13,772,871 15,106,393 1,974,282 2,415,954 2,748,331 4,326,844 6,042,646 6,402,714 2,030,192 2,385,141 2,839,690 9,112,082 11,039,703 12,574,761 Nama Perusahaan INCO MEDC TINS ANTM PTBA PGAS Nama Perusahaan INCO MEDC TINS ANTM PTBA PGAS Nama Perusahaan INCO MEDC TINS ANTM PTBA PGAS Total Liabilities (million rupiah) Tahun 2003 2004 2005 3,663,050 4,451,380 3,650,099 4,154,214 8,758,581 8,923,645 581,717 906,648 1,214,040 2,543,332 3,600,176 3,373,069 518,900 686,681 776,713 5,796,471 7,299,889 7,682,306 2006 19,157,656 16,620,285 3,462,222 7,290,906 3,107,734 15,113,868 2006 3,970,585 10,684,977 1,785,322 3,009,300 800,093 8,980,245 Shareholders’ Equity (million rupiah) Tahun 2003 2004 2005 2006 7,272,149 10,702,915 12,582,605 15,187,071 4,115,073 4,678,205 5,246,400 4,836,116 1,392,565 1,509,256 1,534,033 1,676,629 1,783,512 2,442,468 3,029,643 4,281,602 1,511,292 1,689,263 2,052,660 2,295,460 3,315,610 3,177,611 4,198,301 5,576,033 Net Profit (million rupiah) Tahun 2003 2004 2005 2006 880,051 2,660,852 2,634,699 4,633,056 451,383 690,868 735,021 344,488 76,372 177,907 107,499 208,147 226,551 810,249 841,936 1,552,777 245,690 419,802 467,060 485,670 519,452 474,338 862,013 1,892,705 Lampiran 1 (lanjutan) Data-data Penelitian Nama Perusahaan INCO MEDC TINS ANTM PTBA PGAS 2003 248,408,468 3,332,451,450 503,302,000 1,907,691,950 2,131,500,000 4,320,987,000 Outstandings Stock Tahun 2004 2005 993,633,872 993,633,872 3,332,451,450 3,332,451,450 503,302,000 503,302,000 1,907,691,950 1,907,691,950 2,133,305,000 2,304,806,850 4,377,930,305 4,570,843,299 Earning per Share (rupiah) Tahun Nama Perusahaan 2003 2004 2005 INCO 3,543 2,678 2,652 MEDC 135 207 221 TINS 152 353 214 ANTM 119 425 441 PTBA 115 197 203 PGAS 120 108 189 Dividend per Share (rupiah) Tahun Nama Perusahaan 2003 2004 2005 INCO 1,294 912 746 MEDC 0.05 98.23 110.21 TINS 68 162 101 ANTM 39 128 150 PTBA 58 86 102 PGAS 60 2 101 Return On Assets (%) Tahun Nama Perusahaan 2003 2004 2005 INCO 8.05 17.56 16.23 MEDC 5.46 5.02 4.87 TINS 3.87 7.36 3.91 ANTM 5.24 13.41 13.15 PTBA 12.10 17.60 16.45 PGAS 5.70 4.30 6.86 2006 993,633,872 3,332,451,450 503,302,000 1,907,691,950 2,304,806,850 4,621,853,799 2006 4,663 103 414 814 211 410 2006 4,545 5.16 2,007 326 105 208 2006 24.18 2.07 6.01 21.30 15.63 12.52 Lampiran 1 (lanjutan) Data-data Penelitian Return On Equity (%) Tahun Nama Perusahaan 2003 2004 2005 INCO 12.10 24.86 20.94 MEDC 10.97 14.77 14.01 TINS 5.48 11.79 7.01 ANTM 12.70 33.17 27.79 PTBA 16.26 24.85 22.75 PGAS 15.67 14.93 20.53 2006 30.51 7.12 12.41 36.27 21.16 33.94 Debt to Equity Ratio (x) Tahun Nama Perusahaan 2003 2004 2005 2006 INCO 0.50 0.42 0.29 0.26 MEDC 1.01 1.87 1.70 2.21 TINS 0.42 0.60 0.79 1.06 ANTM 1.43 1.47 1.11 0.70 PTBA 0.34 0.41 0.38 0.35 PGAS 1.75 2.30 1.83 1.61 Price to Book Value (x) Tahun Nama Perusahaan 2003 2004 2005 2006 INCO 1.18 1.31 1.04 2.04 MEDC 0.99 1.48 2.00 2.28 TINS 0.96 0.69 0.60 1.33 ANTM 2.06 1.35 2.25 3.56 PTBA 1.34 1.93 2.02 3.54 PGAS 2.05 2.62 7.37 9.44 Dividend Payout Ratio (%) Tahun Nama Perusahaan 2003 2004 2005 2006 INCO 36.52 34.06 28.13 97.47 MEDC 0.04 47.45 49.87 5.01 TINS 44.74 45.89 47.20 484.78 ANTM 32.77 30.12 34.01 40.05 PTBA 50.43 43.65 50.25 49.76 PGAS 50.00 1.85 53.44 50.73 Lampiran 1 (lanjutan) Data-data Penelitian Required Rate Of Return (r) Tahun Nama Perusahaan 2003 2004 2005 INCO 0.00218 0.00170 0.00161 MEDC 0.00211 0.00169 0.00207 TINS 0.00201 0.00173 0.00190 ANTM 0.00207 0.00168 0.00192 PTBA 0.00206 0.00173 0.00175 PGAS 0.00222 0.00171 0.00196 Beta Saham Tahun Nama Perusahaan 2003 2004 2005 INCO 0.548 0.068 0.251 MEDC 0.878 0.189 -0.116 TINS 1.374 -0.351 0.021 ANTM 1.086 0.361 0.004 PTBA 1.136 -0.378 0.139 PGAS 0.369 -0.102 -0.024 Harga Saham (rupiah) Tahun Nama Perusahaan 2003 2004 2005 INCO 34,900 11,550 13,150 MEDC 1,350 2,075 3,375 TINS 2,550 2,075 1,820 ANTM 1,925 1,725 3,575 PTBA 8,75 1,525 1,800 PGAS 1,550 1,900 6,900 2006 0.00221 0.00201 0.00238 0.00225 0.00275 0.00256 2006 0.436 0.809 0.112 0.358 -0.600 -0.241 2006 31,000 3,550 4,425 8,000 3,525 11,600 Lampiran 2 Perhitungan Return On Assets (ROA) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 return on assets (ROA) = 1. PT. International Nickel Indonesia Tbk. Tahun 2003 = 880,051 x100 = 8.05 10,935,199 Tahun 2004 = 2,660,852 x100 = 17.56 15,154,295 Tahun 2005 = 2,634,699 x100 = 16.23 16,232,704 Tahun 2006 = 4,633,056 x100 = 24.18 19,157,656 2. PT. Medco Energi International Tbk. Tahun 2003 = 451,383 x100 = 5.46 8,269,286 Tahun 2004 = 690,868 x100 = 5.02 13,772,871 Tahun 2005 = 735,021 x100 = 4.87 15,106,393 Tahun 2006 = 344,488 x100 = 2.07 16,620,285 laba setelah pajak x100 total aktiva Lampiran 2 (lanjutan) Perhitungan Return On Assets (ROA) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 3. PT. Timah (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 76,372 x100 = 3.87 1,974,282 Tahun 2004 = 177,907 x100 = 7.36 2,415,954 Tahun 2005 = 107,499 x100 = 3.91 2,748,331 Tahun 2006 = 208,147 x100 = 6.01 3,462,222 4. PT. Aneka Tambang (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 226,551 x100 = 5.24 4,326,844 Tahun 2004 = 810,249 x100 = 13.41 6,042,646 Tahun 2005 = 841,936 x100 = 13.15 6,402,714 Tahun 2006 = 1,552,777 x100 = 21.30 7,290,906 Lampiran 2 (lanjutan) Perhitungan Return On Assets (ROA) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 5. PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Tahun 2003 = 245,690 x100 = 12.10 2,030,192 Tahun 2004 = 419,802 x100 = 17.60 2,385,141 Tahun 2005 = 467,060 x100 = 16.45 2,839,690 Tahun 2006 = 485,670 x100 = 15.63 3,107,734 6. PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 519,452 x100 = 5.70 9,112,082 Tahun 2004 = 474,338 x100 = 4.30 11,039,703 Tahun 2005 = 862,013 x100 = 6.86 12,574,761 Tahun 2006 = 1,892,705 x100 = 12.52 15,113,868 Lampiran 3 Perhitungan Return On Equity (ROE) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 return on equity (ROE) = 1. PT. International Nickel Indonesia Tbk. Tahun 2003 = 880,051 x100 = 12.10 7,272,149 Tahun 2004 = 2,660,852 x100 = 24.86 10,702,915 Tahun 2005 = 2,634,699 x100 = 20.94 12,582,605 Tahun 2006 = 4,633,056 x100 = 30.51 15,187,071 2. PT. Medco Energi International Tbk. Tahun 2003 = 451,383 x100 = 10.97 4,115,073 Tahun 2004 = 690,868 x100 = 14.77 4,678,205 Tahun 2005 = 735,021 x100 = 14.01 5,246,400 Tahun 2006 = 344,488 x100 = 7.12 4,836,116 laba setelah pajak x100 modal sendiri Lampiran 3 (lanjutan) Perhitungan Return On Equity (ROE) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 3. PT. Timah (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 76,372 x100 = 5.48 1,392,565 Tahun 2004 = 177,907 x100 = 11.79 1,509,256 Tahun 2005 = 107,499 x100 = 7.01 1,534,033 Tahun 2006 = 208,147 x100 = 12.41 1,676,629 4. PT. Aneka Tambang (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 226,551 x100 = 12.70 1,783,512 Tahun 2004 = 810,249 x100 = 33.17 2,442,468 Tahun 2005 = 841,936 x100 = 27.79 3,029,643 Tahun 2006 = 1,552,777 x100 = 36.27 4,281,602 Lampiran 3 (lanjutan) Perhitungan Return On Equity (ROE) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 5. PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Tahun 2003 = 245,690 x100 = 16.26 1,511,292 Tahun 2004 = 419,802 x100 = 24.85 1,689,263 Tahun 2005 = 467,060 x100 = 22.75 2,052,660 Tahun 2006 = 485,670 x100 = 21.16 2,295,460 6. PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 519,452 x100 = 15.67 3,315,610 Tahun 2004 = 474,338 x100 = 14.93 3,177,611 Tahun 2005 = 862,013 x100 = 20.53 4,198,301 Tahun 2006 = 1,892,705 x100 = 33.94 5,576,033 Lampiran 4 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 debt to equity ratio (DER) = 1. PT. International Nickel Indonesia Tbk. Tahun 2003 = 3,663,050 = 0.50 7,272,149 Tahun 2004 = 4,451,380 = 0.42 10,702,915 Tahun 2005 = 3,650,099 = 0.29 12,582,605 Tahun 2006 = 3,970,585 = 0.26 15,187,071 2. PT. Medco Energi International Tbk. Tahun 2003 = 4,154,214 = 1.01 4,115,073 Tahun 2004 = 8,758,581 = 1.87 4,678,205 Tahun 2005 = 8,923,645 = 1.70 5,246,400 Tahun 2006 = 10,684,977 = 2.21 4,836,116 total utang total modal sendiri Lampiran 4 (lanjutan) Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 3. PT. Timah (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 581,717 = 0.42 1,392,565 Tahun 2004 = 906,648 = 0.60 1,509,256 Tahun 2005 = 1,214,040 = 0.79 1,534,033 Tahun 2006 = 1,785,322 = 1.06 1,676,629 4. PT. Aneka Tambang (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 2,543,332 = 1.43 1,783,512 Tahun 2004 = 3,600,176 = 1.47 2,442,468 Tahun 2005 = 3,373,069 = 1.11 3,029,643 Tahun 2006 = 3,009,300 = 0.70 4,281,602 Lampiran 4 (lanjutan) Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 5. PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Tahun 2003 = 518,900 = 0.34 1,511,292 Tahun 2004 = 686,681 = 0.41 1,689,263 Tahun 2005 = 776,713 = 0.38 2,052,660 Tahun 2006 = 800,093 = 0.35 2,295,460 6. PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 5,796,471 = 1.75 3,315,610 Tahun 2004 = 7,299,889 = 2.30 3,177,611 Tahun 2005 = 7,682,306 = 1.83 4,198,301 Tahun 2006 = 8,980,245 = 1.61 5,576,033 Lampiran 5 Perhitungan Price to Book Value (PBV) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 price to book value (PBV) = 1. PT. International Nickel Indonesia Tbk. Tahun 2003 = 34,900 = 1.19 29,275 Tahun 2004 = 11,550 = 1.07 10,771 Tahun 2005 = 13,150 = 1.04 12,663 Tahun 2006 = 31,000 = 2.03 15,284 2. PT. Medco Energi International Tbk. Tahun 2003 = 1,350 = 1.09 1,235 Tahun 2004 = 2,075 = 1.48 1,404 Tahun 2005 = 3,375 = 2.14 1,574 Tahun 2006 = 3,550 = 2.45 1,451 harga pasar saham biasa nilai buku per saham Lampiran 5 (lanjutan) Perhitungan Price to Book Value (PBV) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 3. PT. Timah (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 2,550 = 0.92 2,767 Tahun 2004 = 2,075 = 0.69 2,999 Tahun 2005 = 1,820 = 0.60 3,048 Tahun 2006 = 4,425 = 1.33 3,331 4. PT. Aneka Tambang (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 1,925 = 2.06 935 Tahun 2004 = 1,725 = 1.35 1,280 Tahun 2005 = 3,575 = 2.25 1,588 Tahun 2006 = 8,000 = 3.56 2,244 Lampiran 5 (lanjutan) Perhitungan Price to Book Value (PBV) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 5. PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Tahun 2003 = 875 = 1.23 709 Tahun 2004 = 1,525 = 4.74 322 Tahun 2005 = 1,800 = 2.02 891 Tahun 2006 = 3,525 = 3.54 996 6. PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 1,550 = 2.02 767 Tahun 2004 = 1,900 = 2.62 726 Tahun 2005 = 6,900 = 7.51 918 Tahun 2006 = 11,600 = 9.61 1,206 Lampiran 6 Perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 dividend payout ratio (DPR) = 1. PT. International Nickel Indonesia Tbk. Tahun 2003 = 1,294 x100 = 36.52 3,543 Tahun 2004 = 912 x100 = 34.06 2,678 Tahun 2005 = 746 x100 = 28.13 2,652 Tahun 2006 = 4,545 x100 = 97.47 4,663 2. PT. Medco Energi International Tbk. Tahun 2003 = 0.05 x100 = 0.04 135 Tahun 2004 = 98.23 x100 = 47.45 207 Tahun 2005 = 110.21 x100 = 49.87 221 Tahun 2006 = 5.16 x100 = 5.01 103 dividen per saham x100 earning per share Lampiran 6 (lanjutan) Perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 3. PT. Timah (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 68 x100 = 44.74 152 Tahun 2004 = 162 x100 = 45.89 353 Tahun 2005 = 101 x100 = 47.20 214 Tahun 2006 = 2007 x100 = 848.78 414 4. PT. Aneka Tambang (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 39 x100 = 32.77 119 Tahun 2004 = 128 x100 = 30.12 425 Tahun 2005 = 150 x100 = 34.01 441 Tahun 2006 = 326 x100 = 40.05 814 Lampiran 6 (lanjutan) Perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 5. PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Tahun 2003 = 58 x100 = 50.43 115 Tahun 2004 = 86 x100 = 43.65 197 Tahun 2005 = 102 x100 = 50.25 203 Tahun 2006 = 105 x100 = 49.76 211 6. PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 60 x100 = 50.00 120 Tahun 2004 = 2 x100 = 1.85 108 Tahun 2005 = 101 x100 = 53.44 189 Tahun 2006 = 208 x100 = 50.73 410 Lampiran 7 Perhitungan Required Rate of Return (r) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 Model CAPM r = Rf + (beta x (Rm-Rf)) 1. PT. International Nickel Indonesia Tbk. Tahun 2003 = 0.0023029 + (0.548 x (0.0020876 - 0.0023029)) = 0.00218 Tahun 2004 = 0.0017049 + (0.068 x (0.0016272 - 0.0017049)) = 0.00170 Tahun 2005 = 0.0019260 + (0.251 x (0.0006842 - 0.0019260)) = 0.00161 Tahun 2006 = 0.0024362 + (0.436 x (0.0019074 - 0.0024362)) = 0.00221 2. PT. Medco Energi International Tbk. Tahun 2003 = 0.0023029 + (0.878 x (0.0020876 - 0.0023029)) = 0.00211 Tahun 2004 = 0.0017049 + (0.189 x (0.0016272 - 0.0017049)) = 0.00169 Tahun 2005 = 0.0019260 + (-0.116 x (0.0006842 - 0.0019260)) = 0.00207 Tahun 2006 = 0.0024362 + (0.809 x (0.0019074 - 0.0024362)) = 0.00201 3. PT. Timah (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 0.0023029 + (1.374 x (0.0020876 - 0.0023029)) = 0.00201 Tahun 2004 = 0.0017049 + (-0.351 x (0.0016272 - 0.0017049)) = 0.00173 Tahun 2005 = 0.0019260 + (0.021 x (0.0006842 - 0.0019260)) = 0.00190 Tahun 2006 = 0.0024362 + (0.112 x (0.0019074 - 0.0024362)) = 0.00238 Lampiran 7 (lanjutan) Perhitungan Required Rate of Return (r) Enam Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2003-2006 4. PT. Aneka Tambang (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 0.0023029 + (1.086 x (0.0020876 - 0.0023029)) = 0.00207 Tahun 2004 = 0.0017049 + (0.361 x (0.0016272 - 0.0017049)) = 0.00168 Tahun 2005 = 0.0019260 + (0.004 x (0.0006842 - 0.0019260)) = 0.00192 Tahun 2006 = 0.0024362 + (0.358 x (0.0019074 - 0.0024362)) = 0.00225 5. PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Tahun 2003 = 0.0023029 + (1.136 x (0.0020876 - 0.0023029)) = 0.00206 Tahun 2004 = 0.0017049 + (-0.378 x (0.0016272 - 0.0017049)) = 0.00173 Tahun 2005 = 0.0019260 + (0.139 x (0.0006842 - 0.0019260)) = 0.00175 Tahun 2006 = 0.0024362 + (-0.600 x (0.0019074 - 0.0024362)) = 0.00275 6. PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. Tahun 2003 = 0.0023029 + (0.369 x (0.0020876 - 0.0023029)) = 0.00222 Tahun 2004 = 0.0017049 + (-0.102 x (0.0016272 - 0.0017049)) = 0.00171 Tahun 2005 = 0.0019260 + (-0.024 x (0.0006842 - 0.0019260)) = 0.00196 Tahun 2006 = 0.0024362 + (-0.241 x (0.0019074 - 0.0024362)) = 0.00256 Lampiran 8 Hasil Olah Data Statistik dengan Menggunakan Program SPSS 16.00 Descriptives Descriptive Statistics N ROA ROE DER PBV DPR r beta HARGA Valid N (listwise) 24 24 24 24 24 24 24 24 24 Minimum 1.84 2.72 .29 .69 1.85 .0016 -.60 875.00 Maximum 24.18 33.94 2.30 9.44 97.00 .0028 1.37 34900.00 Mean 10.1113 18.0771 1.0250 2.3246 37.8954 .002015 .3200 6560.4167 Std. Deviation 6.46783 8.75270 .66287 2.03825 22.01982 .0002926 .54940 8870.59418 Lampiran 8 (lanjutan) Hasil Olah Data Statistik dengan Menggunakan Program SPSS 16.00 Regression Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Entered Variables Removed beta, r, DER, DPR, ROE,a PBV, ROA Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: HARGA Model Summaryb Model 1 R .884a R Square .782 Adjusted R Square .686 Std. Error of the Estimate 4967.38520 DurbinWatson 1.997 a. Predictors: (Constant), beta, r, DER, DPR, ROE, PBV, ROA b. Dependent Variable: HARGA ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 1.4E+009 3.9E+008 1.8E+009 df 7 16 23 Mean Square 202144642.0 24674915.72 a. Predictors: (Constant), beta, r, DER, DPR, ROE, PBV, ROA b. Dependent Variable: HARGA F 8.192 Sig. .000a Lampiran 8 (lanjutan) Hasil Olah Data Statistik dengan Menggunakan Program SPSS 16.00 Coefficientsa Model 1 (Constant) ROA ROE DER PBV DPR r beta Unstandardized Coefficients B Std. Error -18292.8 9974.389 1499.024 352.074 -486.903 224.667 5180.185 2354.252 700.277 794.086 158.967 65.467 1839187 4350844 5717.506 2382.696 a. Dependent Variable: HARGA Standardized Coefficients Beta 1.093 -.480 .387 .161 .395 .061 .354 t -1.834 4.258 -2.167 2.200 .882 2.428 .423 2.400 Sig. .085 .001 .046 .043 .391 .027 .678 .029 Collinearity Statistics Tolerance VIF .207 .277 .441 .410 .516 .662 .626 4.833 3.604 2.270 2.442 1.937 1.511 1.597 Lampiran 8 Hasil Olah Data Statistik dengan Menggunakan Program SPSS 16.00 Charts Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: HARGA 1.0 0.8 0.6 b ro P m u C td c e p x E 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 Observed Cum Prob 0.8 1.0 Lampiran 8 Hasil Olah Data Statistik dengan Menggunakan Program SPSS 16.00 Nonparametric Correlations Correlations Spearman's rho ROA ROE DER PBV DPR r beta Standardized Residual Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ROA 1.000 . 24 .688** .000 24 -.605** .002 24 .050 .816 24 .524** .009 24 -.026 .904 24 -.317 .131 24 .014 .947 24 ROE .688** .000 24 1.000 . 24 -.173 .418 24 .522** .009 24 .291 .168 24 -.040 .853 24 -.446* .029 24 .004 .986 24 DER -.605** .002 24 -.173 .418 24 1.000 . 24 .408* .048 24 -.241 .257 24 -.024 .910 24 -.073 .736 24 -.003 .990 24 PBV .050 .816 24 .522** .009 24 .408* .048 24 1.000 . 24 .163 .447 24 .330 .116 24 -.375 .071 24 -.107 .620 24 DPR .524** .009 24 .291 .168 24 -.241 .257 24 .163 .447 24 1.000 . 24 .320 .127 24 -.415* .044 24 -.119 .580 24 r -.026 .904 24 -.040 .853 24 -.024 .910 24 .330 .116 24 .320 .127 24 1.000 . 24 .085 .693 24 .018 .932 24 beta -.317 .131 24 -.446* .029 24 -.073 .736 24 -.375 .071 24 -.415* .044 24 .085 .693 24 1.000 . 24 .011 .960 24 Standardized Residual .014 .947 24 .004 .986 24 -.003 .990 24 -.107 .620 24 -.119 .580 24 .018 .932 24 .011 .960 24 1.000 . 24 Lampiran 9 Tabel Durbin Watson Statistik 5 percent significant points of dL and dU