PENGARUH INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA JAMBI Oleh : Tabitta Tiurma Danianti1), Syaiful2), Sofnidar2) 1) Mahasiswa Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi 2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika PMIPA FKIP Universitas Jambi Email : [email protected] ABSTRAK Peningkatan mutu pendidikan di sekolah pada dasarnya dapat dilihat dari meningkatnya prestasi belajar yang merupakan wujud dari hasil belajar yang maksimal. Adapun hasil belajar siswa pada hakikatnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain intelegensi dan kemandirian belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besarnya pengaruh yang signifikan antara intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi, (2) besarnya pengaruh yang signifikan antara intelegensi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi, (3) besarnya pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas SMP Negeri 7 Kota Jambi yang berjumlah 257 orang. Sampel pada penelitian ini adalah 30 orang atau 11,67% siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. Data dalam penelitian ini diperoleh dari instrumen berupa data tes intelegensi, angket kemandirian belajar, serta tes hasil belajar matematika siswa dalam bentuk objektif. Data yang diperoleh dianalisa dengan uji regresi linear ganda. Dari hasil penelitian diperoleh: (1) nilai Fhitung regresi X1 dan X2 terhadap Y sebesar 140,616 > Ftabel = 3,35 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima. Sedangkan perhitungan koofisien determinasi X1 dan X2 terhadap Y sebesar 91,2%. (2) nilai thitung regresi X1 terhadap Y sebesar 7,298 > ttabel = 1,701 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima. Sedangkan perhitungan koofisien determinasi X1 terhadap Y sebesar 65,50%. (3) nilai thitung X2 terhadap Y sebesar 16,171 > ttabel = 1,701 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima. Sedangkan perhitungan koofisien determinasi X2 terhadap Y sebesar 90,3%. Sehingga dapat disimpulkan (1) besar pengaruh yang signifikan antara intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi sebesar 91,2%, (2) besar pengaruh yang signifikan antara intelegensi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi sebesar 65,50%, dan (3) besar pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi sebesar 90,3%. Kata Kunci : Pengaruh, Intelegensi, Kemandirian Belajar, Hasil Belajar Matematika Siswa Tabitta Tiurma Danianti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1 PENGARUH INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA JAMBI Oleh : Tabitta Tiurma Danianti1), Syaiful2), Sofnidar3) 1) Mahasiswa Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi 2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika PMIPA FKIP Universitas Jambi Email : [email protected] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya ntuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Proses pendidikan itu terjadi, di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat luas. Sekolah telah memainkan peranan yang sangat penting di dalam proses pendidikan, sehingga kebanyakan orang berpendapat bahwa keberhasilan proses pendidikan dapat dilihat pada kualitas dari lulusan sekolah tersebut. Pengenalan terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya (Ahmadi, 2004 :138). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, salah satunya adalah intelegensi. Intelegensi adalah salah satu aspek mental yang memiliki fungsi penting didalam aktivitas kehidupan manusia. Hampir pada setiap aktivitasnya, manusia memerlukan kecerdasan, baik dalam menghadapi setiap masalah atau menghadapi tantangan-tantangan kehidupan, maka akan nampak terasa betapa pentingnya peranan intelegensi. Peranan intelegensi dalam menunjang suatu usaha individu besar sekali, sebab intelegensi pada dasarnya adalah kecakapan individu untuk menyusun diri dengan tuntutan lingkungan. Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling berkaitan. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Muhibbin Syah (2003 : 148) “Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat belajar siswa”. Dimana biasanya individu yang memiliki intelegensi yang tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimiliki dia akan lebih mudah meraih keberhasilan. Kemandirian merupakan salah satu unsur terpenting yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar, dan dapat memicu dalam memperbaiki prestasi dari proses belajar tersebut, karena menyangkut inisiatif siswa (Ali, 2012 : 109). Jadi, kemandirian disini menekankan pada aktivitas siswa dalam belajar yang penuh tanggung jawab demi keberhasilan dalam belajarnya. Kemandirian belajar akan mampu mengembangkan kemampuan kognitif yang tinggi, hal ini disebabkan karena siswa terbiasa menghadapi tugas dan mencari pemecahannya sendiri dengan menggali sumber belajar yang ada serta mengadakan diskusi dengan teman bila mengalami kesulitan. Menurut Utari Sumarmo (2006 : 5) “dengan kemandirian, siswa cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara Tabitta Tiurma Danianti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2 efisien, akan mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional”. Kebiasaan belajar mandiri akan dapat menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar dan siswa juga dapat belajar secara efektif dan efisien dengan mengacu pada tujuan yang diharapkan. Kemandirian bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu prinsip belajar yanng bertumpu pada tanggung jawab siswa dan kegiatan siswa, yang ditandai dengan perilaku bebas bertindak, berinisiatif, memiliki rasa percaya diri, progesif, ulet, dan adanya pengendalian diri dalam belajar demi keberhasilan siswa dalam belajarnya. Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Jambi merupakan salah satu SMP yang difavoritkan oleh masyarakat Kota Jambi. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru BK SMP Negeri 7 Kota Jambi diketahui bahwa untuk dapat masuk menjadi siswa SMP Negeri 7 Kota Jambi, siswa harus melalui beberapa tahapan tes yang salah satunya adalah tes intelegensi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah bekerjasama dengan pihak biro psikologi dengan standar tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat intelegensi yang tinggi menjadi salah satu penentu dalam penerimaan siswa di SMP Negeri 7 Kota Jambi. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang : “Pengaruh Inteligensi dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi“. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Berapa besar pengaruh yang signifikan antara inteligensi dan kemandirian belajar matematika siswa secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi?” 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang signifikan antara intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. 2. Untuk mengetahui besar pengaruh yang signifikan antara intelegensi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. 3. Untuk mengetahui besar pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 HASIL BELAJAR Menurut Sri Rumini, dkk (2006 : 61) “hasil belajar siswa merupakan kapasitas siswa yang nampak dalam tingkah laku. Tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku siswa yang ditampilkan yang berkaitan dengan hasil belajar dengan memberikan gambaran yang lebih nyata, hal ini tentunya berkaitan dengan hasil dan proses belajar di sekolah”. Menurut Abdillah dalam Aunurrahman (2009 : 35), “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar yang dimaksud Tabitta Tiurma Danianti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3 dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam ranah kognitif yaitu perubahan perilaku siswa dalam berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah matematika pada materi prisma dan limas yang meliputi luas permukaan dan volume prisma dan limas. 2.2 INTELEGENSI Jean Piaget seperti yang dikutip dalam Asrori (2008 : 48) mendefinisikan “intelligence” atau intelegensi merupakan “kecerdasan” yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif termasuk kemampuan-kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir, mempertimbangkan, menganlisis, mensintesi, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Menurut pendapat Utami Munandar (1999) yang dikutip dalam Suyanti (2011 : 18), “bahwa inteligensi meliputi terutama kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, keterampilan pengambilan suatu keputusan dan keseimbangan serta integritas”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan intelegensi merupakan salah satu komponen yang penting dalam merancang program pembelajaran, sebab inteligensi adalah kemampuan belajar, kecepatan berpikir, kesanggupan untuk mengambil keputusan yang tepat, kepandaian menangkap dan mengolah kesan-kesan dan kemampuan untuk mengambil keputusan. 2.3 KEMANDIRIAN BELAJAR Menurut Mudjiman (2008 : 127) “kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata”. Menurut Emil Salim dalam Masruri (2013 : 85), “kemandirian merupakan kebebasan dari dalam diri individu di dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya ciri-ciri : (1) independensi, (2) progresif dan ulet, (3) inisiatif, (4) percaya diri, dan (5) pengendalian diri”. Dengan kata lain keadaan mandiri akan muncul bila seseorang belajar, dan sebaliknya kemandirian tidak akan muncul dengan sendirinya bila seseorang tidak mau belajar. Terlebih lagi kemandirian dalam belajar tidak akan muncul apabila siswa tidak dibekali dengan ilmu yang cukup. Kemandirian belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri, yang ditandai dengan perilaku bebas bertindak, berinisiatif, memiliki rasa percaya diri, progesif, ulet, dan adanya pengendalian diri dalam menguasai suatu kompetensi tertentu terkait mata pelajaran matematika sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata. III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif korelasional, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Consuello G Savilla (Sukardi, 2012 : 157), mengemukakan bahwa “melalui penelitian deskriptif korelasional dapat digunakan untuk memastikan kuat lemahnya hubungan variasi yang disebabkan oleh satu variabel dengan variabel yang lain”. Variabel yang diungkap dalam penelitian ini adalah: 1) Variabel bebas (independent variable) yaitu intelegensi (X1) dan kemandirian belajar (X2). Tabitta Tiurma Danianti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4 IV. 4.1 4.1.1 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Proporsi Data Intelegensi Untuk melihat tingkat intelegensi seseorang, penulis berpedoman pada klasifikasi IQ yang dibuat oleh StranfordBinet, yaitu sebagai tabel 1. Tabel 1 Klasifikasi Skor IQ oleh Stanford –Binet IQ 160-169 150-159 140-149 130-139 120-129 110-119 100-109 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 Klasifikasi Sangat Superior (Very Superior) Superior Normal Cerdas (High Average) Normal (Average) Normal Bawah (Low Average) Lambat Belajar (Boderline Defective) Lambat Sekali (Mentally Defective) Sumber : L.M. Terman dan Maude A. Merill (Sukardi dan Kusmawati, 2009. Analisis Tes Psikologi & Praktik) Dengan berpedoman pada klasifikasi IQ Stanford-Binet, dari data hasil tes intelegensi diperoleh hasil yaitu sebanyak 7 orang siswa (23,33%) memiliki IQ superior, 10 orang siswa (33,33%) memiliki IQ normal cerdas, dan 13 orang siswa (43,33%) memiliki IQ normal. Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, diperoleh pada yang disajikan pada tabel berikut: Rendah Sedang Tinggi 1. 2. 97 106 2 1 2 6 0 2 4 9 3. 113 4 5 1 10 4. 122 Jumlah 2 9 3 16 2 5 7 30 Kategori Skor IQ Tingkat Pendidikan Orangtua Frekuensi Total Tabel 2. Data Intelegensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orangtua No 2) Variabel terikat (dependent variable) yaitu hasil belajar matematika (Y). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kota Jambi pada semester genap T.A. 2013/2014. Sampel pada penelitian ini adalah 30 orang atau 11,67% dari populasi yang berjumlah 257 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. Data dalam penelitian ini diperoleh dari instrumen berupa data dokumentasi tes intelegensi yang telah dilaksanakan pihak sekolah dengan biro psikologi Fasya Progress Consulting, lembar observasi kemandirian belajar, angket kemandirian belajar, serta tes hasil belajar matematika siswa dalam bentuk objektif. Uji coba instrumen penelitian berupa uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum angket diberikan kepada responden. Tujuan dari uji coba instrumen adalah untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya, menghilangkan kata-kata yang sulit dipahami, mempertimbangkan penambahan atau pengurangan item. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif perlu menggunakan analisis data. Analisis ini berkaitan uji prasyarat analisis regresi ganda meliputi uji normalitas, homogenitas, linieritas, heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi, menentukan persamaan regresi, uji signifikansi regresi, uji korelasi ganda, uji hipotesis, dan uji koefisien determinasi. Selanjutnya untuk menguji hipotesis X1, X2, dan Y maka digunakan teknik deskriptif dan teknik analisis regresi berganda dengan bantuan aplikasi statistik SPSS 20.0 for Windows. Normal Normal Normal Cerdas Superior 4.1.2 Proporsi Data Kemandirian Belajar Data mengenai kemandirian belajar siswa diambil dengan menggunakan angket tertutup sebanyak 31 butir angket yang disebarkan kepada 30 siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi sebagai sampel. Berdasarkan perhitungan persentase skor angket tingkat kemandirian belajar siswa dalam skala ordinal diperoleh hasil yaitu, 22 orang Tabitta Tiurma Danianti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5 4.1.3 Sedang Tinggi Frekuensi Total Kategori 81% 100% 61% 2. 80% 41% 3. 60% 21% 4. 40% 0% 5 20% Jumlah 1. Rendah Persentase Skor Kemandirian Belajar No Tabel 3. Data kemandirian Belajar Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orangtua Tingkat Pendidikan Orangtua 0 0 0 0 Sangat Tinggi 5 13 4 22 Tinggi 4 3 1 8 Sedang 0 0 0 0 Rendah 0 0 0 0 Sangat Rendah 9 16 5 30 Proporsi Data Hasil Belajar Data hasil belajar matematika siswa diperoleh melalui tes hasil belajar matematika berbentuk tes pililhan ganda sebanyak 14 butir soal Berdasarkan data hasil belajar matematika siswa, maka dapat diketahui pengkategorian perolehan nilai yang dicapai oleh siswa. Pengkategorian ini menggunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal, jika ketercapaian belajarnya yaitu ≥ 70 maka dapat dikatakan siswa tuntas belajar yang dikategorikan dalam empat tingkatan, yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Rendah, Sangat Rendah, sedangkan jika ketercapaian belajarnya < 70 maka siswa dikatakan rendah prestasi belajarnya. Berdasarkan data tersebut di atas dapat dibuat distribusi kecenderungan pada tabel 4 berikut: Rentang Skor Rendah Sedang Tinggi Frekuensi Total Kategori Tabel 4. Kategorisasi Hasil Belajar Matematika Siswa Tingkat Pendidikan Orangtua No siswa (73,33%) pada kategori tinggi, dan 8 orang siswa (26,67%) pada kategori sedang. Hal ini berarti, siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi telah memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi yaitu sebanyak 22 orang siswa (73,33%). Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut: 1. < 55,0 0 0 0 0 Sangat Rendah 55,0 ≤ x < 70,0 70,0 ≤ x < 3. 85,0 85,0 ≤ x ≤ 4. 100 Jumlah 2. 3 1 1 5 Rendah 6 15 3 24 Tinggi 0 0 1 1 Sangat Tinggi 9 16 5 30 4.1.4 Hasil Analisis Data 4.1.4.1 Persamaan Regresi Hasil perhitungan persamaan regresi ganda X1 dan X2 terhadap Y dengan SPSS 20.0 for Window disajikan pada tabel 5 berikut: Tabel 5. Persamaan Regresi Regresi Persamaan Regresi X1 dan X2 terhadap Y Ŷ = 26,42 + 0,29X1 + 0,19X2 X1 terhadap Y Ŷ = -0,074 + 0,55X1 X2 terhadap Y Ŷ = 12,699 + 0,69X2 4.1.4.2 Koefisien Korelasi Untuk mengetahui adanya korelasi yang signifikan intelegensi (X1) dan kemandirian belajar siswa (X2) dengan Hasil Belajar Matematika Siswa (Y) digunakan Uji Korelasi Product Moment. Pada hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0 for Windows yang disajikan pada tabel 6 berikut: Tabel 6. Correlations Var.Y Var.X1 Var.X2 Pearson Correlation Var.Y Sig. (1-tailed) N Tabitta Tiurma Danianti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi 1.000 .810 .950 Var.X1 .810 1.000 .790 Var.X2 .950 .790 1.000 . .000 .000 Var.X1 .000 . .000 Var.X2 Var.Y .000 .000 . Var.Y 30 30 30 Var.X1 30 30 30 Var.X2 30 30 30 Page 6 Pada tabel terlihat bahwa nilai Sig<5%, hal ini menunjukkan bahwa korelasi signifikan secara statistik. 4.1.4.3 Uji Hipotesis Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. Berdasarkan uji hipotesis dengan uji F dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows diperoleh Fhitung = 140,616 dan Ftabel = 3,35 sehingga Fhitung ≥ Ftabel dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh signifikan antara intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. 4.1.4.4 Uji Koefisien Determinasi Dari hasil perhitungan koefisien determinasi dengan SPSS 20.0 for Windows diperoleh nilai KD = 0,912 atau 91,2% yang berarti bahwa pengaruh intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa adalah sebesar 91,2% sedangkan sisanya 8,8% dipengaruhi faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. 4.2 4.2.1 Pembahasan Pengaruh antara Intelegensi (X1) dan Kemandirian Belajar (X2) Secara Bersama-sama terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika diperoleh nilai Fhitung = 140,616 > Ftabel = 3,35, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. Dari perhitungan koofisien determinasi diperoleh besarnya koofisien determinasi (KD) adalah 91,2 % sedangkan sisanya 8,8 % dipengaruhi faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Slameto (2003 : 54), bahwa terdapat faktor internal, lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Intelegensi merupakan salah satu bagian dari faktor internal, yaitu faktor psikologi yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terlihat bahwa prestasi belajar siswa akan meningkat atau tinggi jika memiliki intelegensi yang cukup tinggi, di sini intelegensi sangat berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai. Selain intelegensi, kemandirian belajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar di sekolah. Kemandirian belajar merupakan salah satu unsur terpenting yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar, dan dapat memicu dalam memperbaiki hasil dari proses belajar tersebut, karena menyangkut inisiatif siswa. Hal ini diperkuat dengan pendapat Muhhibin Syah (2003 : 145) “Ada tiga faktor yang memperngaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal, eksternal, dan pendekatan belajar”. Dengan demikian intelegensi dan kemandirian belajar merupakan faktor yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Intelegensi yang didukung dengan kemandirian belajar yang ada pada diri siswa, akan mempengaruhi kualitas belajar siswa sehingga hasil belajar matematika yang diraihnya pun akan meningkat. 4.2.2 Pengaruh antara Intelegensi (X1) terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh intelegensi terhadap hasil belajar matematika diperoleh nilai thitung = 7,297 > ttabel = 1,701 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Tabitta Tiurma Danianti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7 intelegensi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. Dari perhitungan koofisien determinasi (KD) diperoleh besarnya KD adalah 65,50%. Hal ini berarti intelegensi memberikan penngaruh terhadap hasil belajar matematika sebesar 65,50%, sedangkan sisanya 34,50% dipengaruhi faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa intelegensi turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan bekal intelegensi yang dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal di sekolah, karena intelegensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan hasil belajar yang optimal. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Muhhibin Syah (2003 : 148) “ Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menetukan tingkat belajar siswa”. Dengan demikian terbukti bahwa intelegensi sangat berhubungan dengan baik buruknya hasil belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang maka semakin besar peluangnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Sebaliknya, seseorang yang memiliki intelegensi rendah akan sulit untuk mencapai keberhasilan belajar. Hasil penelitian ini juga di dukung oleh hasil penelitian Rahma Widiastuti (2010) yang berjudul “Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Tes Intelegensi dengan Prestasi Belajar” menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara hasil tes intelegensi dengan prestasi belajar dengan koofisien determinasi 43,3% yang berarti 43,3% varians hasil belajar ditentukan oleh tes intelegensi. 4.2.3 Pengaruh antara Kemandirian Belajar (X2) terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar dengan α = 5 % diperoleh nilai thitung = 16,171 > ttabel = 1,701, hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. Dari uji koofisien determinasi (KD) diperoleh nilai KD sebesar 90,30% sedangkan sisanya 9,7% dipengaruhi faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemadirian belajar yang dimiliki siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Semakin tinggi tingkat kemandirian belajar yang dimiliki siswa maka hasil belajarnya juga akan semakin meningkat. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kemandirian belajar siswa maka hasil belajarnya akan semakin menurun. Hasil tersebut sejalan dengan pendapat Haris Mudjiman (2006 : 7) bahwa “Belajar mandiri dalam kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah dan dibangun bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki”. Hal ini disebabkan karena kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada seseorang untuk melakukan kegiatan belajar karena dorongan dari dalam dirinya sendiri. Siswa yang sudah memiliki dan menerapkan kemandirian belajar dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari maka siswa tersebut akan berhasil dalam program pembelajaran yang dilalui. Hasil penelitian ini didukung juga hasil penelitian Rosyidah (2010) dengan judul “Hubungan Antara Kemandirian Belajar Deangan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa MTs Negri Parung-Bogor”. Kemandirian belajar siswa merupakan salah satu prinsip terpenting Tabitta Tiurma Danianti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8 dalam psikologi pendidikan hal ini dapat dilihat dari pendapat Slavin (2009) yang menyatakan bahwa : Salah satu prinsip terpenting dalam psikologi pendidikan ialah bahwa guru tidak dapat hanya memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan mengajar dengan cara-cara yang menjadikan informasi bermakna dan relevan bagi siswa, dengan memberi kesempatan kepada siswa menemukan atau menerapkan sendiri gagasangagasan, dan dengan mengajari siswa untuk mengetahui dan dengan sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Pernyataan ini menunjukkan bahwa untuk berhasil mencapai prestasi belajar yang tinggi, sangat tergantung dari usaha siswa itu sendiri, siswa harus memiliki kemampuan belajar mandiri dengan cara membangun pengetahuan dalam pikiran, memanfaatkan kesempatan untuk menemukan atau menerapkan sendiri gagasan-gagasan strategi belajar yang dimiliki. Dengan kata lain kemandirian belajar menjadi hal penting dalam pengembangan potensi akademik yang dimiliki siswa. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi dengan koofisien determinasi sebesar 91,2%. Hal ini berarti bahwa intelegensi memberikan sumbangan sebesar 91,2% terhadap hasil belajar matematika siswa sedangkan 8,8% dipengaruhi oleh faktor lain. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara intelegensi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi dengan 3. koofisien determinasi sebesar 65,50%. Hal ini berarti bahwa intelegensi memberikan sumbangan sebesar 65,50% terhadap hasil belajar matematika siswa sedangkan 34,50% dipengaruhi oleh faktor lain. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi dengan koofisien determinasi sebesar 90,3%%. Hal ini berarti bahwa kemandirian belajar memberikan sumbangan sebesar 90,3% terhadap hasil belajar matematika siswa sedangkan 9,7% dipengaruhi oleh faktor lain. 5.2 Saran-saran 1. Bagi siswa a. Berusaha semaksimal mungkin untuk aktif belajar guna memaksimalkan kemampuan intelegensi yang dimilikinya dengan cara belajar memecahkan masalah yang ada, karena hal ini akan berdampak pada penggunaan intelegensi secara maksimal. b. Meningkatkan kemandirian dalam belajar dengan cara melakukan aktivitas belajar secara berkesinambungan dan bervariasi. 2. Bagi guru matematika a. Berusaha membimbing dan merangsang daya daya pikir siswa untuk memaksimalkan intelegensi yang dimiliki dengan cara memperhatikan kondisi kesehatan siswa, membantu mengembangkan sifat-sifat positif pada diri siswa, seperti rasa percaya diri dan perasaan dihargai, memotivasi siswa, menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik, dan memberikan rangsangan belajar sebanyak mungkin. Tabitta Tiurma Danianti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 9 b. Meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan cara meningkatkan rasa percaya diri siswa, membentuk kebiasaan positif dan mengajarkan kedisiplinan kepada siswa, serta memotivasi siswa untuk mandiri dalam belajar dengan memberikan tugas baik di sekolah maupun di rumah. 3. Bagi peneliti mendatang Penelitian ini masih bersifat sederhana dan masih memerlukan penelitian lanjutan, misalnya dengan meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, A. 2004. Psikologi Belajar (Edisis Revisi).Jakarta: Rineka Cipta. Ali M., Asrori M. 2012. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, Muhammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Masruri. 2013. Cakrawala Pendidikan Volume 15 : Implementasi Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal : Forum komunikasi Ilmiah dan Ekspresi Kreatif Ilmu Pendidikan. (Online). http://digilib.stkippgriblitar.ac.id/206/, diakses pada tanggal 02 Februari 2014. Mudjiman, Haris. (2008). Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press. Republik Indonesia. 2003. UndangUndang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaga Negara RI Tahun 2003, No. 4301. Sekretariat Negara. Jakarta Rosyidah, 2010. Hubungan Antara Kemandirian Belajar Deangan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa MTs Negri Parung-Bogor. Skripsi Tidak Diterbitkan: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rumini, Sri. dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktek Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks. Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara Sukardi, Dewa Ketut. Kusumawati, Desak PE Nila.2009. Analisis Tes Psikologi Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sumarmo, Utari. 2012. Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. (Online). http://math.sps.upi.edu/?p=61.pdf. diakses 12 Februsri 2014. Suyanti. 2011. Hubungan Antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Negri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.Skripsi Tidak Diterbitkan: FKIP Universitas Sebelas Maret. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Widyastuti, Rahma. 2010. Pengaruh Motivasi Belajar dan Hasil Tes Intelegensi Dengan Prestasi Belajar. Tesis Tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. (Online). http://eprints.uns.ac.id/tesis.pdf , diakses 8 November 2013. Tabitta Tiurma Danianti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 10