remaja - TJC IA - True Jesus Church

advertisement
Tahun 1 Buku 3
REMAJA
Buku Pegangan Guru
Kehidupan Kristen (1)
Dosa Hanya Memimpin
Lebih Banyak Lagi kepada Dosa
(Januari/Februari/Maret)
“Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh
keinginannya sendiri,
karena ia diseret dan dipikat olehnya.
Dan apabila keinginan itu telah dibuahi,
ia melahirkan dosa dan
apabila dosa itu sudah matang,
ia melahirkan maut.”
(Yakobus 1:14-15)
ÿ
Diterbitkan oleh Majelis Pusat
Gereja Yesus Sejati Indonesia
Tahun 1 Buku 3
REMAJA
Buku Pegangan Guru
Kehidupan Kristen (1)
Judul
Kehidupan Kristen (1)
Bagian # 1:
Umat Kristen dan Kehidupan Pribadi
Pada bagian ini, murid-murid akan
diminta untuk memikirkan kasih Allah bagi
mereka dan perlunya mempertimbangkan
Allah di dalam segala hal dari kehidupan
mereka. Melalui beberapa pelajaran
ini, mereka akan diingatkan bagaimana
memiliki sebuah gaya hidup Kristen, yaitu
berdoa dan bersukacita.
Mereka pun akan mempertimbangkan pentingnya melayani Tuhan di dalam
kehidupan keseharian maupun bagi
perencanaan masa depan mereka.
Bagian # 2: Pengawasan
Menjadi umat Kristen bukanlah suatu
status yang sederhana. Seorang Kristen
yang sejati adalah seseorang yang
menaruh prinsip-prinsip Alkitabiah di
dalam pelaksanaan kehidupannya. Ia
akan mengetahui bahwa lebih penting
berpegang pada segala pengajaran dan
prinsip Alkitab daripada mematuhi dunia.
Ia tidak akan menyetujui pengajaranpengajaran Allah bagi kenikmatan atau
keuntungan di dalam dunia ini. Muridmurid kelas Remaja merupakan mereka
yang berada pada usia yang kritis, karena
banyak prinsip hidup mereka yang diuji. Ini
penting bahwa menyadari status istimewa
mereka sebagai umat Allah.
Alkitab pun memberikan pengajaran-pengajaran yang berguna mengenai
pengaturan kekayaan. Sebagai contoh,
dalam Matius 19:16-22, Yesus Kristus
mengajarkan seorang pemimpin muda yang
kaya mengenai perlunya memprioritaskan
Allah di tengah kekayaannya. Murid-murid
pun seharusnya menyadari bahwa semua
yang mereka miliki di dunia merupakan
kasih karunia Allah dan seharusnya
mereka bagikan secara cuma-cuma pula
kasih karunia itu.
Bagian # 3: Tantangan Hidup
Allah tidak bermaksud menjadikan
umat pilihan-Nya dengan menjalani
kehidupan seperti seorang pertapa, yang
tidak bergaul dengan orang lain di dunia
ini. Faktanya, saat memanggil Abraham,
Allah memberitahukan kepadanya bahwa
melalui diri Abrahamlah, semua bangsa
di bumi akan diberkati (Kej. 12:3). Tetapi,
bagian yang terberat dari menjalani
kehidupan di dunia sebenarnya adalah
bergaul dengan sesama manusia dengan
berhasil dan sesuai dengan pengajaran
Allah. Pada bagian ini, murid-murid akan
mempelajari beberapa hikmat rohani yang
menjelaskan bagaimana bergaul secara
ramah dengan sesama manusia.
Bagian # 4: Berkata-kata
“Sebab kita semua bersalah dalam
banyak hal; barangsiapa tidak bersalah
dalam perkataannya, ia adalah orang
sempurna, yang dapat juga mengendalikan
seluruh tubuhnya.” (Yakobus 3:2)
Ayat ini memberitahukan bahwa
pengendalian lidah dapat menjadi pelajaran
terberat dalam pemeliharaan rohani kita.
Dunia kita pada saat ini penuh dengan
kata-kata dusta dan yang tidak sopan.
Kita harus memancarkan terang melalui
perkataan yang baik di dalam pergaulan
kita dengan sesama. Ini tidak selamanya
mudah, tetapi setidaknya sebagai orang
Kristen, kita seharusnya secara sadar
berusaha melakukannya setiap kali. Pada
bagian ini, murid-murid akan menyoroti
pentingnya petunjuk mengenai pelatihan
mengendalikan
lidah.
Setidaknya,
mereka akan dibuat mengetahui tentang
pentingnya pengendalian dari pancaindera
tubuh yang kecil ini.
Daftar Isi
Selamat Datang di
Kurikulum Remaja
Memahami
Para Remaja Anda
Beberapa Keinginan
Para Remaja (1-2)
Bagaimana Saya
Berkomunikasi
Secara Tepat Guna
kepada Murid-Murid?
i-ii
iii
iv-v
vi
Membangun
Persahabatan Bersama
dengan Murid-Murid
vii
Bagaimana Membuat
Murid-Murid
Tetap Termotivasi
dan Tertarik?
viii
Lomba Ayat Hafalan
dan Bacaan Kitab
untuk Minggu ini
ix
Ayat Hafalan untuk
Kwartal ini
x-xi
Bagian # 1: Umat Kristen dan
Kehidupan Pribadi
Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru
1. Apakah Allah Memelihara Diriku
2. Bagaimana Menjalani
Kehidupan yang Beriman
3. Menetapkan Tujuan Bagian # 2: Pengawasan
Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru 4. Nilai Rohani dan Nilai Duniawi
5. Prioritas, Kepemilikan dan
Pengaturan Waktu
6. Keuangan Pribadi, Pemberian dan
Perpuluhan
Bagian # 3: Tantangan Hidup
Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru
7. Kesepian dan Rasa Tertekan
8. Perselisihan antar Pribadi
9. Mengampuni dan Melupakan
Bagian # 4: Berkata-kata
Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru
10. Mengatasi Pencobaan
11. Bersumpah, Mengutuk dan
Berkata-kata yang Tidak Senonoh
12. Dusta, Gosip dan Kebenaran 13. Ulasan
xiii
1
9
19
26
27
37
43
54
55
67
75
86
87
95
101
111
Selamat Datang di Kurikulum Remaja
Buku ini telah dirancang untuk membantu para Guru Pendidikan Agama untuk
merencanakan dan menjadikan suasana belajar dan mengajar menjadi lebih terarah
kepada murid-murid.
Karena pengaruh firman Allah yang dahsyat, para Guru Pendidikan Agama
memohon agar dapat menyaksikan sendiri setiap langkah perubahan dari muridmurid dalam memahami dan menerapkan Alkitab di dalam kehidupan mereka.
Di sini, Anda akan menemukan berbagai bahan yang diperlukan untuk mengajar
kebenaran firman Allah yang tidak berubah selamanya.
Judul Pelajaran
Ringkasan dari
Lima Kitab Taurat
Kurikulum ini
meliputi:
Bacaan Kitab
Mat. 24-25; 22:31-32; Yoh. 5:39;
Kel. 20-23; Im. 17-26;
Ul. 5:12-26
CONTOH
Sasaran Pelajaran
1.
2.
Memahami pentingnya mempelajari Perjanjian Lama
dan mengenal pengajaran utama dari Lima Kitab
Taurat
Menjadi termotivasi untuk mempelajari Alkitab dan
beroleh pemahaman bagaimana menjalankan hidup
mereka
Ayat Alkitab
Karena Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya selama
belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu
titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi.” (Mat. 5:18)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini
Kejadian 1-10
˜
i
Kehidupan Kristen (1)
Semua pelajaran ini didasarkan pada:
(Tidak tertera di dalam Buku Aktivitas Murid)
Latar Belakang Alkitab
Sumber tambahan yang berkaitan dengan pelajaran
untuk diketahui bagi para guru dan murid.
Pemanasan
Sesuatu yang menawan perhatian
murid-murid,
agar mereka dapat memulainya.
Pemahaman Alkitab
Bimbinglah murid-murid di dalam menemukan
kebenaran firman Allah yang tidak berubah
selamanyamelalui penerapan pemahaman Alkitab
di dalam kehidupan nyata.
(Lembar Kerja Murid hanya dalam bentuk yang sederhana)
Menguji Pemahaman
Ujilah pemahaman keseluruhan
dari murid murid. Anda dapat
melakukannya dengan berbagai
cara yang berbeda. Salah satunya
adalah menanyakan suatu pertanyaan
yang berkaitan dengan apa yang mereka
telah pelajari.
Penerapan Kehidupan
Bantulah setiap murid untuk menerapkan firman Allah
di dalam kehidupan mereka sama seperti
Roh Kudus memimpin mereka.
Motivasilah murid-murid melakukan tindakan untuk
melatih apa yang mereka telah pelajari.
Bagaimana mereka melakukan tindakan itu?
Kapankah mereka melakukannya?
Renungan dan Doa
Mintalah murid-murid untuk berbagi
apa yang mereka masih ingat
setelah pelajaran berlangsung dan
akhirilah di dalam doa.
Ingatlah!!!
Sasaran dan pengajaran guru ada tertulis pada setiap pendahuluan pelajaran.
Bacaan Kitab untuk Minggu ini dan Ayat Hafalan ada tertulis pada setiap pelajaran.
Pastikan membacanya sebelum mempersiapkan dan mengajar murid-murid.
Kehidupan Kristen (1)
ii
Memahami Para Remaja
Adalah penting mengajarkan dan
memperlengkapi para remaja dengan
dasar kekuatan yang kokoh, yaitu iman
yang teguh. Sekarang ini, kita bersama
dengan angkatan yang sedang mencari
jawaban yang benar. Sekalipun mungkin
telah mengalami suka maupun duka
di dalam kehidupan atau kemerosotan
rohani, mereka tetap ingin mengetahui
siapa yang membuat suatu perbedaan
di dalam dunia ini.
Para remaja yang menjadi
percaya kepada Allah akan dianggap
tidak masuk akal, karena mereka pun
hidup di dunia yang penuh dengan
kekerasan terhadap hukum-hukum
Allah. Sebagai akibat dari hal ini adalah
timbulnya wabah penyakit, kerusaksan
lingkungan dan kekerasan rumah tangga.
Oleh karena itu, mereka diperhadapkan
dengan keputusan-keputusan penting
setiap harinya. Apa yang mereka
putuskan dapat mempengaruhi nilai-nilai
Kehidupan, iman, pendidikan, pilihan
dalam berteman, pekerjaan, pernikahan
dan kehidupan bergereja. Selain itu, para
remaja mungkin berjuang menghadapi
tekanan dari teman sebaya, gaya hidup,
penyalahgunaan, persoalan keluarga,
sebagaimana pula dengan jati diri.
Dengan kata lain, mereka diombangambingkan oleh perubahan, entahkah
secara rohani, perasaan, sosial maupun
jasmani.
iii
Kehidupan Kristen (1)
Para
remaja
membutuhkan
sesuatu dan seseorang bagi mereka untuk
disandari, apapun yang dianggap layak
untuk menjadi pegangan hidup mereka.
Lalu, tugas kita adalah membimbing
para remaja untuk menyaksikan kuasa
Allah di dalam dunia yang selalu
berubah ini. Sangat mengherankan,
para remaja ingin menjadi ‘rohani’.
sekalipun seluruh masyarakat berada di
sekitar mereka. Oleh karena itu, mereka
perlu mendengarkan banyak kesaksian
pribadi dan kebenaran Alkitab mengenai
bagaimana kasih Allah telah menyentuh
kehidupan orang lain serta pengharapan
apa saja yang dimiliki, sekalipun kita
hidup di dunia yang sering kali tidak
berperikemanusiaan. Bagaimana kita
dapat meneguhkan iman mereka di
dalam Tuhan, yang mengasihi dan
peduli kepada mereka lebih daripada
siapapun juga?
Beberapa Keinginan Para Remaja (1)
1. Mengasihi dan Diterima
Para remaja memiliki suatu keinginan
yang besar untuk diterima oleh temanteman sebayanya dan memperhatikan
apa yang orang lain pikirkan mengenai
diri mereka. Mereka kuatir mengenai
bagaimana orang lain memperhatikan
mereka secara jasmani (penampilan:
terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu
gemuk, terlalu kurus, pemahaman
mengenai seks) dan secara mental
(kepandaian: terlalu pandai atau terlalu
bodoh). Mereka pun memperhatikan
para teman, guru, olahragawan, personal
media sebagai contoh bagi diri mereka.
Oleh karena itu, cara guru menyatakan
iman dan keyakinan akan menjadi saksi
yang positif bagi diri mereka.
2. Menjalin hubungan dengan Allah atau Mencari Keyakinan
Iman
3.
Merasakan Pengalaman Pribadi Bersama dengan Allah
Dalam kehidupan mereka sampai saat
ini, para remaja mungkin masih belum
memiliki banyak pengalaman pribadi
bersama dengan Allah. Kehidupan
ibadah mereka sepertinya telah teratur
berjalan dengan menghadiri kebaktian
di gereja ataupun di kelas dan berdoa
sebelum tidur. Sekalipun keteraturan
ini baik, tetapi masih belum cukup.
Sekarang, saatnya memotivasi mereka
untuk berdoa secara tekun, sehingga
dapat menyadari peran Allah dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Bagikan
beberapa kesaksian pribadi yang
akan menyentuh hati mereka. Dengan
demikian, mereka akan mulai melihat
Allah sebagai sahabat, penghibur dan
penasihat pribadi bagi diri mereka.
Pada usia seperti ini, para remaja
tidak lagi akan datang ke gereja
hanya disebabkan orangtua menyuruh
mereka melakukannya. Mereka mulai
mengembangkan hubungan pribadi
dengan Yesus Kristus. Sekalipun
kemampuan berpikir para remaja akan
menyebabkan mereka mempertanyakan
apa peranan Allah dan Alkitab di dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi penting
bagi Guru Pendidikan Agama senantiasa
menantang mereka untuk menyediakan
waktu dalam berdoa dan beribadah di
luar kelas dan gereja, sehingga dapat
membangun iman mereka sendiri.
Sasaran kerohanian mereka adalah
menemukan makna dan tujuan hidup
mereka melalui Yesus Kristus.
Kehidupan Kristen (1)
iv
Beberapa Keinginan Para Remaja
kemampuan untuk membiarkan mereka mengetahui kelayakan diri mereka.
Para remaja menghormati orangtua dan
orang dewasa lainnya secara konsisiten.
Ketika mereka membuat keputusan
sendiri dan belajar dari kesalahan, hal
itu akan membuat mereka menemukan
jati dirinya sendiri dan apa yang diyakininya. Ketika melakukannya, mereka pun
dapat menjadi setia terhadap keyakinan
dan nilai-nilai kehidupan mereka.
4.
4.
5.
Memahami Tujuan Hidup yang Sesungguhnya
Para remaja ingin mengetahui siapa
sesungguhnya diri mereka. Pada usia
kritis seperti ini, mereka mulai bertanya kepada diri sendiri, “Apakah tujuan
hidup saya?” dan “Apakah maksud dari
semuanya ini?” Seorang remaja perlu
memandang diri sendiri sebagai seseorang yang berbeda dan yang layak
untuk mencapai keberhasilan dari masa
transisi menuju masa dewasa. Keyakinan diri mereka begitu kuat, hingga
merasa perlu membuktikan diri sebagai
seseorang yang berkemampuan untuk itu. Beberapa orangtua tidak ingin
membiarkan anak-anak mereka pergi
seorang diri hingga menjadi berlebihan,
karena merasa kuatir akan adanya ancaman perkembangan diri dari anakanak mereka. Sebagai akibatnya, para
remaja akhirnya memberontak kepada
orangtua. Sebagai Guru Pendidikan
Agama, kita perlu menunjukkan dukungan dan motivasi serta memberikan
nasihat yang membantu mereka. Kita
pun perlu meneguhkan talenta dan
v
Kehidupan Kristen (1)
Kemurnian dan Kekudusan
Mungkin karena usia yang masih muda
dan kurang begitu berpengalaman di
dalam dunia yang nyata ini, para remaja
sering kali merasa bahwa mereka dapat mengatasi segala sesuatunya, bila
berusaha dengan cukup keras. “Saya
dapat mengatasinya,” demikianlah pikir
mereka. “Itu boleh saja terjadi kepada
diri mereka, tetapi tidak akan terjadi kepada diri saya!” Di satu sisi adalah positif
memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Bagaimanapun, ketika menghadapi
banyak perncobaan yang sesungguhnya, mereka mungkin belum siap untuk
menghadapi semuanya dengan ‘kepala
dingin’. Sekalipun tidak perlu memberitahukan mereka dengan cerita-cerita
dari banyak orang yang telah gagal untuk tetap murni dan kudus, kita tetap
perlu membiarkan mereka memahami
kenyataan dan kesulitan-kesulitan itu.
Tantanglah mereka untuk berpikir mengenai apa yang penting bagi diri mereka
dan motivasilah agar tetap teguh kepada
apa yang mereka yakini.
Bagaimana Saya Berkomunikasi
Secara Tepat Guna kepada Murid-Murid?
1. Sambutlah setiap murid pada tiap-tiap bagian pelajaran
Sambutan yang bersahabat dan yang ramah menyatakan perhatian yang sepenuhnya.
Ungkapan seperti “bagaimana keadaan kamu?” dapat menyatakan perhatian yang
tulus. Ungkapan seperti “luar biasa bertemu dengan kamu!” dapat mengubah harihari dari seseorang. Sambutan kita hanya memerlukan waktu sekitar 30-40 detik,
tetapi murid-murid akan begitu merasakan bahwa kita benar-benar peduli kepada
mereka.
2.
Kirimlah sebuah kartu/email atauhubungilah melalui telepon untuk mengetahui seseorang sedang melakukan hal apa
Dengan mengatakan, “Saya takjub bagaimana kamu dapat melakukannya”, akan
membuat suatu perbedaan yang menonjol di dalam kehidupan seseorang. Sekalipun
perbuatan ini hanya memerlukan waktu 4-5 menit dan harga yang tidak seberapa dari
selembar kartu, tetapi akan membuat hari-hari para remaja bersemangat kembali.
3.
Undanglah setiap murid ke ru-
mah dalam acara persekutuan
atau kejadian istimewa lainnya
Kenangan terindah kita dari melayani
Tuhan dihasilkan melalui persekutuan
atau kejadian istimewa lainnya.
Setiap persekutuan akan memberikan
suatu kesempatan yang baru untuk
menunjukkan rasa simpati dan empati
kepada seseorang.
4.
Berdoalah bersama dengan mereka
Para remaja perlu mengetahui bahwa para guru ternyata mendoakan mereka
dengan tekun. Sekalipun mereka mungkin begitu sibuk dengan aktivitas belajar,
kita hendaknya senantiasa mengingatkan bahwa berdoa bersama pada saat-saat
tertentu itu merupakan satu-satunya cara untuk memohon hikmat dan kekuatan dari
Allah.
Kehidupan Kristen (1)
vi
Membangun Persahabatan Bersama
dengan Murid-Murid
Pada abad 21 ini, hampir
semua remaja berkomunikasi melalui
email setiap harinya. Dengan bantuan
internet, banyak orang menemukan
cara yang luar biasa untuk tetap dapat
berkomunikasi dengan orang-orang
di sekitar mereka yang tidak dapat
berbicara langsung dan dengan orangorang yang tinggalnya berjauhan.
Sebagai
Guru
Pendidikan
Agama, penggunaan email untuk
menjangkau murid-murid merupakan
cara yang indah di dalam membangun
persahabatan.
Sejak mengetahui murid-murid dapat
mengirimkan email yang sedikit lebih
mendalam daripada sekedar katakata sambutan atau pujian, Anda
mungkin dapat ajukan pertanyaan
yang merangsang pikiran murid-murid
mengenai apa yang sedang terjadi di
dunia saat ini, apa yang mereka yakini,
bagaimana hubungan mereka dengan
keluarga atau mungkin mulailah dengan
suatu pertanyaan yang pribadi mengenai
hubungan mereka dengan Allah.
Fakta
menunjukkan
bahwa
murid-murid merasa senang bila
menemukan email di mailbox mereka,
sekalipun Anda dan mereka jarang
berkomunikasi. Setidaknya, pikirkan
vii
Kehidupan Kristen (1)
email apa yang dapat memotivasi muridmurid agar mengetahui bahwa mereka
berada di dalam pikiran Anda atau
mengetahui bahwa Anda mengharapkan
mereka berhasil di dalam ujian atau
aktivitas olahraga. Bahkan Anda dapat
membuat hari-hari mereka penuh
semangat dengan memberikan pujian
atau motivasi tertulis di dalamnya.
Untuk menjangkau murid-murid
secara tepat guna melalui email, tulislah
pesan Anda secara singkat (cukup satu
paragraf atau satu kalimat). Hidup di
dalam masyarakat yang serba cepat
ini, tidak banyak dari antara kita yang
ingin memeriksa sebuah email yang
panjang isinya. Begitu pula penting
untuk menjawab pesan dalam waktu 1-2
hari. Murid-murid mencari Anda untuk
memperoleh dukungan dan bimbingan.
Anda
akan
segera
kehilangan
kepercayaan dari mereka, bila tidak ada
balasan dari Anda selama satu minggu
ke depan.
Tetap usahakan menggunakan
nada kalimat yang ramah di dalam
menulis email Anda. Biarkan mereka
mengetahui bahwa Anda selalu berada
di dekat mereka, terutama ketika salah
seorang murid sedang sakit jasmani
atau lemah rohani. Kutiplah sebagian
ayat Alkitab dan gunakan humor
secara bebas. Para remaja tidak akan
menanggapi secara positif kepada guruguru yang selalu menyalahkan. Tetaplah
berada di sana dan jadilah teladan.
Email adalah alat komunikasi
yang luar biasa dengan murid-murid.
Kiranya Allah meneguhkan iman muridmurid dan menanamkan pemahaman
akan firman-Nya kepada mereka.
Bagaimana Membuat Murid-Murid
Tetap Termotivasi dan Tertarik?
Kamu dapat menggunakan...
1. Permainan
2. Video klip
3. Diskusi untuk menemukan solusi
atau gagasan lainnya
4. Poster
5. Pertanyaan yang menarik atau
topik-topik yang hangat
6. Kesaksian atau pujian yang
menyentuh hati
7. Saat-saat perenungan untuk
mengintrospeksi diri
8. Kesetiaan dan kerajinan
Ketika membawakan pelajaran,
kamu dapat menggunakan...
1. Suatu gaya dari seorang guru ketika mengajar murid-murid
2. Suatu penggalian Alkitab yang mendalam
3. Suatu tulisan singkat yang menarik perhatian murid-murid
4. suatu film yang bermakna dalam dan yang berkaitan dengan topik pelajaran
Guru dapat menguji pemahaman murid-murid dengan...
1. Meminta murid-murid untuk berbagi apa yang mereka telah pelajari
2. Menanyakan beberapa pertanyaan mengenai pemahaman Alkitab
3. Meminta murid-murid untuk menemukan moral yang baik selama pelajaran
4. Menanyakan siapa tokoh yang murid-murid ingin jadikan bagian dari kehidupan
mereka
5. Meminta murid-murid untuk menerapkan pemahaman Alkitab di dalam kehidupan sehari-hari
Kehidupan Kristen (1)
viii
Lomba Ayat Hafalan
Apakah Anda mengetahui bahwa
dengan
bersama-sama
menghafal
Ayat Hafalan di dalam kelas, dapat
memberikan saat yang paling baik dalam
mengajarkan firman Allah? Kebanyakan
orang beranggapan bahwa murid-murid
kelas Remaja telah mengetahui banyak
mengenai ayat-ayat dalam Alkitab.
Bagaimanapun, anggapan itu tidaklah
benar. Oleh karena itu, kita sebagai
Guru Pendidikan Agama haruslah
lebih menekankan bagian pelajaran
ini daripada yang lainnya. Mengapa?
Karena dengan mengingat ayat Alkitab
dapat membantu murid-murid bertahan
menghadapi
pencobaan
dan
membangun iman yang lebih teguh.
Pastikan bahwa ini merupakan
hal yang melibatkan para guru dan
murid. Tantanglah murid-murid untuk
dapat mengingat Ayat Hafalan bersama
dengan Anda setiap minggunya. Adalah
gagasan yang positif, bila Anda dan
murid-murid dapat mengucapkan ketiga
belas Ayat Hafalan pada akhir kwartal.
Ini merupakan cara yang luar biasa
untuk memotivasi Anda dan muridmurid. Mungkin Anda dapat menantang
murid-murid dengan sebuah lomba.
Buatlah lomba itu sebagai tantangan
yang nyata dan lihatlah siapa yang
dapat mengucapkan Ayat Hafalan paling
banyak pada perlombaan itu. Anda
dapat memberikan apapun macam
penghargaan kepada murid-murid yang
menang.
Karena perlu mengulang Ayat
Hafalan dari minggu ke minggu, Anda
dapat menghabiskan waktu lebih
banyak
untuk
membicarakannya
bersama murid-murid. Biarkan firman
Allah itu mempengaruhi kehidupan
ix
Kehidupan Kristen (1)
pribadi murid-murid dan menjadi
bagian dari kehidupan mereka. Setelah
suatu periode waktu tertentu, Anda
pasti akan melihat kehidupan muridmurid bertumbuh seperti yang Allah
kehendaki. Intinya adalah bila muridmurid mendapati Anda sedang serius
dalam menghafal Ayat Alkitab, mereka
pun akan melihatnya sebagai suatu
cara yang penting untuk bertumbuh
lebih menyerupai Yesus Kristus.
Kiranya Allah senantiasa meneguhkan
semangat pelayanan kita kepada muridmurid.
Bacaan Kitab untuk Minggu ini
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11. 12.
Matius 5-7; Kolose 1-4
Kisah Para Rasul 1-6; 16
Lukas 1-7
Kejadian 6; 18; 39;
Daniel 1-4
Kejadian 10-17
Kejadian 14; Maleakhi 3;
Markus 9-10; Lukas 16-17;
Matius 26
Mazmur 23; Matius 28;
2 Timotius 1-4
Keluaran 14-20;
Bilangan 11-14; 16; 20
Kejadian 37-50
Matius 4-10
Yakobus 3; Amsal 10; 15;
25-29; Matius 12;
Efesus 5; Kolose 4
Matius 12-15;
1 Raja-Raja 21;
2 Raja-Raja 5;
Kisah Para Rasul 5
Ayat Hafalan untuk
Bulan Januari, Februari dan Maret
1.
“Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan
besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu,
hai orang yang kurang percaraya?” (Mat. 6:30)
2.
“Sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam
segala hal dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan
bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.” (Kol. 1:10)
3.
Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang
malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan
bagiku di dalamnya!” (Pkh. 12:1)
4.
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
(Rm. 12:2)
5.
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?
Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mat. 16:26)
6.
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi...karena di mana hartamu
berada, di situ juga hatimu berada.” (Mat. 6:19,21)
7.
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur
aku.” (Mzm. 23:4)
8.
“Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang
pedas membangkitkan marah.” (Ams. 15:1)
9.
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain dan ampunilah seorang akan yang
lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti
Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kol. 3:13)
Kehidupan Kristen (1)
x
Ayat Hafalan untuk
Bulan Januari, Februari dan Maret
10. “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan
dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa dan
apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” (Yak. 1:14-15)
11. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan
yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya,
beroleh kasih karunia.” (Ef. 4:29)
12. “Tetapi kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya
pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan
dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” (Mat. 12:36-37)
xi
Kehidupan Kristen (1)
Halaman Kosong
Kehidupan Kristen (1)
xii
Umat Kristen dan Kehidupan Pribadi
Sasaran
xiii
Pada bagian ini, murid-murid
akan diminta untuk memikirkan
kasih Allah bagi mereka dan
perlunya mempertimbangkan
Allah di dalam segala hal dari
kehidupan mereka. Melalui
beberapa pelajaran ini, mereka
akan diingatkan bagaimana
memiliki sebuah gaya hidup
Kristen, yaitu berdoa dan
bersukacita.
Mereka pun akan
mempertimbangkan
pentingnya melayani Tuhan di
dalam kehidupan keseharian
maupun bagi perencanaan
masa depan mereka.
Bagian # 1
Renungan Bagi Para Guru
Kita dapat beranggapan. tanpa
suatu keraguan, bahwa kita
adalah umat Kristen yang
sejati, yang memiliki Allah
dan gereja-Nya yang sejati.
Bagaimanapun, seberapa
banyakkah sebenarnya kita
menjalani hidup secara sadar
akan status yang kita miliki
ini? Seberapa seringkah kita
secara aktif mencari apa yang
berkenan di hadapan Allah
dan seberapa bernilaikah
kesanggupan Allah bagi kita
ketika memohon pertolonganNya? Ketika merencanakan
bagi diri sendiri, apakah Allah
memainkan peranan utama di
dalam pembuatan keputusan?
Menaruh Allah sebagai
sebuah prioritas di dalam hidup
merupakan suatu tantangan
yang besar. Sering kali berarti
menyerahkan hal-hal yang kita
sukai, mengorbankan waktu
kita dan membuat pilihanpilihan yang sulit. Apakah kita
siap untuk membawa sebuah
gaya hidup yang benar-benar
saleh?
Jalani Sebuah Hidup yang
Allah Perkenan
“Hai manusia,
telah diberitahukan kepadamu
apa yang baik.
Dan apakah yang dituntut Tuhan
dari padamu, selain berlaku adil,
mencintai kesetiaan dan hidup
dengan rendah hati
di hadapan Allahmu?”
(Mikha 6:8)
Kehidupan Kristen (1)
pelajaran
Apakah Allah
Memelihara Diriku
1
Bacaan Kitab
Mat. 6:30-33; Kol. 1:16-17
Sasaran Pelajaran
1. Agar murid-murid dapat percaya kepada Allah di tengah situasi yang
rumit di dalam hidup mereka
2. Agar murid-murid dapat benar-benar memahami kepedulian Allah,
bahkan terhadap hal-hal terkecil dari ciptaan-Nya
Ayat Alkitab
“Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada
dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani
kamu, hai orang yang kurang percaraya?” (Mat. 6:30)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Matius 5-7; Kolose 1-4
Latar Belakang Alkitab
Yesus Kristus, Allah, Pencipta kita disebut ‘yang sulung, lebih utama dari
segala yang diciptakan’ (Kol. 1:15). Dengan kata lain, Yesus Kristus adalah ahli
waris dari seluruh alam semesta ini. Camkanlah dalam kitab Kejadian bahwa Allah
memandang semua ciptaan-Nya itu baik (Kej. 1:4,10,12,18,21,25). Ia menyimpulkan
bahwa semua yang diciptakan-Nya itu sungguh amat baik (Kej. 1:31). Oleh karena
itu, kita dapat melihat bahwa Allah membawa suatu daya tarik pribadi di dalam
penciptaan-Nya dan Ia masih lakukan. Ia berada di sini untuk memelihara alam
semesta dan segala ciptaan-Nya.
Dalam Matius 6:30, Tuhan Yesus mengatakan bahwa Allah memberkati rumput
di ladang dengan keindahannya – seberapa lebih banyakkah Ia akan memberkati
kita? Sekalipun diciptakan menurut gambar-Nya, kita jelas lebih berharga dan lebih
penting bagi-Nya daripada semua ciptaan lainnya. Ia tidak pernah mengalihkan
perhatian-Nya dari pada kita. Oleh karena itu, kita seharusnya berupaya keras untuk
percaya bahwa Allah memelihara diri kita.
Kehidupan Kristen (1)
1
Pemanasan
Dalam suatu sandiwara tragis karya Shakespeare, Machbet beranggapan
bahwa dirinya telah ditentukan untuk menjadi seorang raja, sehingga ia membunuh
sang raja untuk merebut takhta kerajaan. Tetapi ia mengalami suatu kemalangan.
Hidupnya tidak memiliki tujuan atau sukacita. Untuk menghadirkan kata-katanya, hidup
adalah sebuah kisah yang penuh dengan kebodohan dan kemarahan, menandakan
kesia-siaan. Albert Camus, seorang penulis asal Prancis, membandingkan suatu
kehidupan dengan situasi dari Sisyphus, seorang tokoh mitos asal Yunani. Sisyphus
dihukum untuk menggulirkan sebuah batu ke sebuah bukit. Setiap kali batu itu
sampai di puncak bukit, ia tergelincir jatuh. Batu itupun menggelinding ke bawah bukit
kembali, sehingga iapun harus mengulangi untuk menggulirkan batu itu kembali.
Marilah murid-murid membicarakan dua kutipan perihal hidup dan kesiasiaan. Sekarang, biarlah tiap-tiap murid mengatakan pemahaman mereka perihal
hidup dan kesia-siaan.
Pemahaman Alkitab
Allah Memelihara Kita
A. Matius 6:30-33
Matius 6:30-33 merupakan bagian dari khotbah di atas bukit, sekaligus salah
satu pesan paling awal yang disampaikan oleh Tuhan Yesus saat Ia berada di dunia.
Sekalipun berbicara dengan gaya terus terang, khotbah ini sebenarnya membawa
banyak pengajaran rohani yang mendalam. Khotbah ini mengajarkan para orang
percaya bagaimana menjalani kehidupan menurut kehendak Allah, yaitu hubungan
kita dengan Allah dan sesama manusia. Bila dapat benar-benar menjalani apa yang
disampaikan dalam khotbah ini, mereka dapat dipastikan melangkah di jalan yang
benar bersama dengan Allah dan manusia.
1. Perasaan apakah yang kalian kira orang banyak itu miliki tentang yang disarankan
Yesus Kristus? (Sebagian besar merasa cemas. Mereka menguatirkan suatu
masa depan yang membutuhkan makanan dan pakaian.)
2. Mengapa Yesus Kristus menegur orang banyak karena mereka kehilangan iman?
(Mereka kehilangan kebenaran. Allah mengatakan bahwa Ia akan memelihara
hal-hal yang kurang berharga dari ciptaan-Nya. Mengapa Ia seharusnya
memelihara umat manusia?)
3. Mengapa kita seharusnya memberitahukan Allah perihal kebutuhan kita, padahal
Ia telah mengetahui apa yang kita butuhkan? (Dengan memberitahukannya
kepada Allah, kita mengakui ketergantungan diri terhadap-Nya dan menandakan
kita percaya kepada-Nya.)
2
Kehidupan Kristen (1)
4.. Hal lain apakah yang dapat kita kejar sebagai ganti dari Kerajaan Allah dan
kebenaran-Nya? (Kita dapat mengejar kekuasaan, kekayaan materi atau status
sosial. Apa yang kita benar-benar dambakan dari hal-hal itu hanyalah keamanan
yang dijanjikan. Tetapi semua hal itu tidak dapat memuaskan kita. Hanya Allahlah
yang dapat memenuhi kebutuhan kita yang paling mendasar; itulah mengapa
kita seharusnya mencari kerajaan dan kebenaran-Nya.)
B. Kejadian 21:10-20
Matius 10:29-31 memberitahukan sebuah jaminan penghiburan dari Tuhan
Yesus sendiri: “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun
dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut
kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu, janganlah kamu takut, karena kamu
lebih berharga daripada banyak burung pipit.” Mudah untuk membayangkan bahwa
kita pun tidak berarti atau tidak layak di hadapan Allah untuk diperhatikan, tetapi
faktanya, Allah memelihara kita, bahkan bagian yang terkecil sekalipun!
Hagar adalah salah seorang hamba Sarah. Sebagai seorang hamba, ia tidak
memiliki posisi apapun di dalam rumah tangga Abram. Yang lebih parah lagi bahwa
ia adalah seorang Mesir. Sebagai seorang dari bangsa lain, ia mungkin merasa
terasing di dalam rumah tangga itu (sekalipun mungkin terdapat hamba-hamba lain
pula yang bukan seorang Ibrani).
Saat Sarah memilih dirinya untuk dijadikan seorang gundik bagi Abram,
tentu hal ini mengejutkan dirinya. Tetapi saat melahirkan Ismael, ia mungkin beroleh
keyakinan perihal posisinya di dalam rumah tangga Abram, apalagi saat itu, Sarah
dalam keadaan mandul. Sekaipun demikian, Sarah masih tetap merupakan nyonya
dari rumah tangga itu. Pada akhirnya, Sarapun melahirkan seorang anak lakilaki, Ishak. Atas permintaan Sara, Abrahampun mengusir Hagar dan Ismael dari
rumahnya.
Di luar padang gurun sana, kasih karunia dan belas kasihan Allah dinyatakan.
Saat hampir mati kehausan, Hagar duduk sambil menangis, meratapi keadaan
buruk bersama anaknya laki-laki yang masih kecil. Ia bahkan menaruh anaknya
dan pergi agak jauh, karena merasa tidak tega menyaksikan kematian anaknya.
Allah menyaksikan semuanya itu. Hati Allahpun tergerak oleh keadaan buruknya.
Ia mendengar tangisan Ismael. Allahpun membuka mata Hagar, sehingga ia melihat
sebuah sumur. Oleh karena itulah, ia dan anaknya tidak mati kehausan. Sekalipun
Hagar adalah seorang kafir dan seorang hamba, belas kasihan Allah hadir bagi diri
Hagar dan anaknya. Dari sini, kita dapat diteguhkan oleh kasih karunia Allah bagi kita
semua.
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana status Hagar dan Ismael lebih rendah di dalam rumah tangga
Abraham?
2. Kepada siapakah Hagar menangis memohon pertolongan? (Tidak kepada
siapapun, ia hanya duduk dan menangis.)
3. Siapakah lagi yang menangis?
4. Apakah hasil dari tangisan itu?
Kehidupan Kristen (1)
3
C. Markus 12:41-44
Suatu hari yang ramai di Bait Allah. Banyak orang yang datang beribadah
dan memberi persembahan mereka. Di tengah keramaian itu, di suatu sudut ruang,
Tuhan Yesus sedang duduk sambil mengamati orang banyak yang memasukkan
uang mereka ke dalam peti persembahan dan kembali meninggalkan keramaian
itu.
Di tengah keramaian itu, ada seorang perempuan tua yang mendekati peti
persembahan, menaruh dua peser dan kemudian meninggalkan keramaian itu pula.
Tidak ada seorangpun yang memperhatikannya. Mengapa tidak ada seorangpun
yang memperhatikannya, selain Tuhan Yesus? Ia tidak mengenakan pakaian
yang berbahan mahal, yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang yang
terkenal. Tidak ada yang menarik pada dirinya. Ia hanya memiliki dua peser untuk
dipersembahkan. Apakah ada lagi yang dapat orang lain ketahui tentang dirinya?
Sebaliknya, Tuhan Yesus memperhatikan semuanya itu. Jumlah uang yang
perempuan tua itu persembahkan bukanlah yang Tuhan Yesus perhatikan, tetapi
motivasi dari seseorang yang memberikan persembahan. Dua peser merupakan
jumlah dari semua uang yang perempuan tua itu harus persembahkan. Oleh karena
tindakannya itulah, maka semuanya menjadi jelas di hadapan Tuhan Yesus. Tuhan
Yesus adalah Allah yang melihat hati manusia, termasuk hati dari perempuan tua
yang memberikan persembahan yang hanya sejumlah dua peser.
Pertanyaan Diskusi:
1. Perempuan manakah yang Yesus Kristus puji sebagai perempuan terhormat
yang orang banyak seharusnya beri perhatian kepadanya?
2. Mengapa kalian beranggapan bahwa Yesus Kristus memperhatikan seorang
perempuan tua itu?
D. Lukas 19:1-10
Saat Tuhan Yesus memasuki kota Yerikho, banyak orang berkumpul untuk
berusaha memandang sekilas dan mengetahui seperti apakah ‘sang nabi’ yang
mereka pernah dengar banyak tentang diri-Nya – mujizat-Nya, pengajaran-Nya. Ada
seorang yang tidak dapat masuk ke dalam kerumunan orang itu, ia bernama Zakheus.
Ia ingin sekali melihat Tuhan Yesus, bahkan hingga harus memanjat sebuah pohon.
Sebagai akibatnya, di tengah sebuah kota yang sibuk, memanjat pohon bukanlah
hal yang benar-benar terhormat untuk melakukan sesuatu di masyarakat. Yang
lebih parah lagi adalah posisinya di masyarakat. Ia tidak berkelakuan adil terhadap
siapapun. Ia adalah seorang pemungut cukai. Siapapun yang harus membayar cukai
mengetahui dan membenci dirinya.
Zakheus tidak dapat menyangkal semua keberatan itu. Untuk dapat melihat
Tuhan Yesus merupakan hal yang lebih penting bagi dirinya. Dan ia tidak merasa
kecewa, karena Tuhan Yesus memperhatikan dirinya, bahkan ingin bertamu ke
rumahnya!
Ini membingungkan semua orang yang berkerumun. Apakah Tuhan Yesus
tidak mengetahui bahwa Zakheus adalah seorang berdosa yang dibenci oleh banyak
orang, karena ia telah memeras uang masyarakat melalui cukai? Bagaimana Tuhan
Yesus dapat bergabung dengan orang semacam itu?
Tetapi itulah faktanya Tuhan Yesus datang ke dunia ini adalah untuk
menyelamatkan orang-orang yang berdosa. Melalui sikap-Nya ini, Zakheus menjadi
4
Kehidupan Kristen (1)
begitu tergerak, sehingga berpaling dari dosanya yang selama ini diperbuatnya.
Bahkan ia ingin membayar empat kali lipat dari jumlah cukai yang pernah dipungut
sebelumnya. Ini adalah perubahan yang nyata di dalam diri seorang yang berdosa,
dibuktikan dengan perbuatan bersihnya di luar sana. Sungguh, seperti Tuhan Yesus
katakan, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun
anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan
yang hilang” (Luk. 19:9-10).
Pertanyaan Diskusi:
1. Apakah yang mengejutkan kalian bahwa Yesus Kristus memperhatikan Zakheus
di tengah kerumunan orang? Mengapa atau mengapa tidak?
2. Apakah yang kalian kira yang membawa pertobatan pada diri Zakheus?
3. Mengapa orang banyak merasa kesal bahwa Yesus Kristus ingin pergi ke rumah
seorang yang berdosa, bahkan ingin makan di sana?
4. Jawaban apakah yang Yesus Kristus katakan kepada orang banyak?
5. Dapatkah kalian memikirkan contoh lain dari Alkitab yang Allah pandang sangat
tidak layak di tengah masyarakat?
Menguji Pemahaman
1. Tangisan Hagar dan anaknya laki-laki di padang gurun didengar oleh Allah.
Apakah yang kalian pelajari tentang kasih karunia Allah?
2. Apakah yang Tuhan Yesus beritahukan agar kita jangan kuatir di dalam Matius
6:31?
3. Zakheus begitu tersentuh oleh kasih Tuhan Yesus kepada dirinya, sehingga ia
bertekad untuk bertobat dari segala perbuatannya yang salah. Apakah yang ia
tekad lakukan untuk menunjukkan pertobatannya?
Penerapan Kehidupan
A. Apakah Allah Benar-Benar Ada? (Penulis tidak diketahui)
Aku berarti, alam semesta adalah sesuatu tempat yang luas, sementara bumi kita
hanyalah seluas tahi lalat di wajah.
Aku telah menciptakanmu.
Dan dengan milyaran manusia yang mengerumuni planet kita, aku lebih tidak berarti
daripada sebutir pasir di salah satu pantai laut.
Kehidupan Kristen (1)
5
Engkau adalah anakku.
Dan dengan semua manusia yang tinggal di beberapa abad sebelumku...
Aku telah mengetahuimu sejak sebelum engkau dilahirkan.
Dan semua manusia yang akan tinggal beberapa tahun lagi setelah aku pergi.
Engkau adalah berharga bagiku.
Bagaimana Allah dapat memiliki waktu untuk memberikanku perhatian? Ia mungkin
bahkan tidak mengetahuiku ada!
Aku telah menciptakanmu dan engkau adalah anak-Ku. Engkau sama
pentingnya bagi-Ku dengan siapapun yang pernah tinggal.
Aku? Apakah engkau yakin benar-benar mengetahui diri-Ku ada?
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana penulis merasakan tentang Allah di dalam puisi ini?
(Penulis merasa yakin bahwa Allah terlalu sibuk untuk menguatirkan dirinya.)
2. Bagaimana penulis merasakan tentang dirinya sendiri?
(Ia merasa yakin bahwa dirinya tidak berarti.)
3. Mungkin kalian pun memikili beberapa keraguan yang serupa seperti puisi ini.
Apakah kalian merasa yakin bahwa Allah benar-benar memelihara diri kalian?
Bila demikian, bagaimana? Bagaimana Allah memelihara, bahkan bagian yang
terkecil di dalam hidup kalian?
B. Kasih Allah Tidak Akan Meninggalkan Kita
Kadang mudah bagi kita untuk meragukan kasih Allah yang memelihara diri
kita. Kadang, kita beranggapan bahwa Allah tidak berpikir diri kita cukup penting
untuk memperoleh perhatian-Nya. Kadang, ketika hal-hal berjalan tidak sesuai
dengan yang diharapkan, kita beranggapan bahwa berkat Allah tidak menyertai kita.
Tetapi, Alkitab memberitahukan bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm. 8:28). Berikut adalah sebuah
cerita yang membawa pesan yang mendalam mengenai kasih Allah bagi diri kita.
Ketika menderita dan merasa takut, kasih Allah sebenarnya sedang bekerja di dalam
diri kita, sekalipun berbeda dari apa yang kita bayangkan atau harapkan!
Cacat
Beberapa tahun yang lalu pada sebuah musim panas di Florida bagian
selatan, seorang anak laki-laki memutuskan untuk pergi ke suatu tempat renang di
belakang rumahnya. Dalam ketergesaan untuk menyelam ke dalam air yang dingin,
anak itu berlari keluar pintu belakang dan segera melepaskan kaos kaki, sepatu
dan kemejanya. Anak itu terjun ke dalam air tanpa menyadari bahwa ia sedang
berenang menuju ke tengah danau, sementara seekor buaya sedang berenang
menuju pantai.
Ibunya memandang keluar dari jendela rumah dan melihat keduanya semakin
mendekat. Di tengah ketakutan itu, sang ibu segera berlari menuju danau dan
memanggil anaknya sekeras mungkin. Mendengar seruan dari sang ibu, anak itu
memperoleh peringatan, sehingga berbalik ke arah ibunya. Tetapi terlalu terlambat.
Begitu ia sampai kepada ibunya, buaya itu pun menggigitnya.
6
Kehidupan Kristen (1)
Dari galangan kapal, sang ibu menarik anaknya dengan tangan, begitu pula
dengan buaya yang menggigit kaki dari sang anak. Ini awal dari situasi yang sulit di
antara keduanya. Tenaga buaya tentu lebih kuat daripada ibu anak itu, tetapi sang
ibu tidak begitu saja menyerah. Ketika seorang petani mendengar teriakan dari sang
ibu, iapun berlari dari truknya untuk memberi bantuan dengan menembak buaya itu.
Akhirnya, minggu demi minggu dilaluinya di rumah sakit dan keadaan
anak laki-laki itu semakin pulih. Kakinya cacat luar biasa karena serangan ganas
dari buaya dan lengannya terluka akibat goresan kuku jari saat sang ibu berusaha
mempertahankan anak yang dikasihinya. Reporter suatu surat kabarpun barulah
dapat mewawancarai anak itu setelah trauma yang dideritanya, sehingga ia dapat
menunjukkan cacatnya. Anak itu mengangkat celana panjangnya. Dan kemudian,
dengan bangga, ia berkata kepada reporter, “Tetapi lihatlah lenganku. Aku memiliki
cacat yang luar biasa pada lengan pula. Aku memiliki cacat ini, karena ibuku tidak
ingin membiarkanku digigit oleh buaya.”
Kalian dan sayapun seperti anak laki-lakit itu. Kita pun memiliki cacat. Mungkin
bukan berasal dari seekor buaya atau apapun yang begitu tragis, tetapi cacat dari masa
lalu. Beberapa cacat tidaklah terlihat dan menyebabkan rasa sesal yang mendalam.
Tetapi temanku, beberapa luka terjadi karena Allah menolak membiarkanmu hilang.
Di tengah pergumulanmu, Ia ada di sana untuk mempertahankanmu. Kitab Suci
mengajarkan bahwa Allah mengasihi kita. Kita adalah anak-anak Allah. Ia ingin
melindungi dan memperlengkapi kita dengan segala cara. Tetapi kadang dengan
bodohnya, kita melangkah ke dalam situasi-situasi yang membahayakan diri sendiri.
Kehidupan ini penuh dengan resiko – dan kita tidak menyadari bahwa musuh sedang
menanti untuk menyerang kita. Itulah saatnya situasi yang sulit dimulai – dan bila
kita memiliki cacat dari kasih-Nya pada lengan kita, itu jauh lebih baik. Ia tidak akan
membiarkan kita menjadi hilang.
Pertanyaan Diskusi:
1. Hal apakah di dunia ini yang mengancam menyeret kita jauh dari hadapan Allah,
bahkan menelan kita?
2. Apakah kalian memiliki pengalaman pribadi saat merasakan bahwa kalian
dihanyutkan oleh hal-hal di dunia ini, hingga beresiko hampir mematikan
kehidupan rohani kita?
3. Apakah kalian merasakan ‘tangan nekat’ Allah yang memegang erat untuk
menyelamatkan diri kalian? Bagikan pengalaman ini kepada teman kelas.
Aktivitas:
Sediakan beberapa kartu yang berukuran 5 x 7 inci. Biarlah tiap-tiap murid membagikan
kartu-kartu itu setiap harinya selama satu minggu. Anda dapat melakukan aktivitas
ini sebelum kelas dimulai untuk menghemat waktu. Murid-murid dapat menuliskan
suatu persoalan yang mereka ingin selesaikan setiap harinya (lihat contoh-contoh
berikut). Setelah itu, mereka dapat memulai setiap harinya dengan memohon Allah
untuk berperan dalam seluruh bagian kehidupan mereka. Mereka dapat memohon
Allah untuk menolong selesaikan persoalan yang mereka telah tuliskan. Pada
bagian bawah kartu, sediakan tempat untuk gambarkan bagaimana Allah menolong
menyelesaikan persoalan mereka itu. Atau bila mereka tidak membiarkan Allah
menyelesaikannya, mereka dapat tuliskan apa yang mereka kira Allah ingin mereka
pelajari dari persoalan itu. Berilah motivasi agar murid-murid saling mendoakan.
Kehidupan Kristen (1)
7
Contoh persoalan harian:
Senin: Berusaha untuk berdebat dengan ibu mengenai pakaian.
Selasa: Tidak menyontek ketika ulangan.
Rabu: Kerjakan PR hingga selesai sebagai ganti menonton televis terlalu lama.
Kamis: Sang adik senantiasa ingin membuntuti dan merupakan suatu gangguan.
Jumat: Semua teman menginginkanku bolos untuk menonton sebuah film.
Sabtu: Teman menghubungi dan menginginkanku pergi jalan-jalan daripada ke
gereja.
Minggu:Ayah menginginkanku membantunya dan aku membalas berteriak ‘tidak’.
Bagaimana Allah menolongku:
Senin: Kita berdebat, tetapi Allah inginkan aku untuk bersabar mendengarkan
perkataan ibuku dan kita.
Selasa: Aku melakukan kesalahan, gagal dalam ulangan, Allah mengajariku untuk
harus belajar dengan sungguh-sungguh.
Rabu: Aku berdoa agar Allah memberikanku kekuatan untuk mengatakan ‘tidak’
kepada pencobaan.
Kamis: Allah menolongku untuk bersabar terhadap adikku.
Jumat: Allah menolongku untuk menjelaskan kepada teman-teman mengapa aku
harus pergi ke sekolah.
Sabtu: Allah mengingatkanku untuk memiliki keyakinan di dalam iman.
Minggu:Allah menolongku memahami kebutuhan ayahku dan tidak lagi membalas
berteriak ‘tidak’.
Renungan dan Doa
Marilah kita membaca Mazmur 139:14-18: “Aku bersyukur kepada-Mu oleh
karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat dan jiwaku benarbenar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu...mata-Mu melihat
selagi aku bakal anak dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan
dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. Dan bagiku, betapa sulitnya pikiranMu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak
daripada pasir...”
Bagian dari Alkitab ini dan yang lainnya memberitahukan bahwa Allah
memelihara diri kita, bahkan ketika kita belum dilahirkan sekalipun. Ya, bahkan ketika
masih dalam bentuk janinpun, Allah memelihara kita. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering kali menerima keamanan, kesehatan dan kehidupan kita apa adanya.
Sebenarnya, Allahlah yang menjaga kita setiap saat. Begitu banyak kemungkinan
bahaya yang mengintai kita setiap harinya. Begitu banyak penyakit yang dapat
melukai kita. Janganlah lupakan untuk senantiasa mengucapkan syukur kepada
Allah atas segala pemeliharaan-Nya!
8
Kehidupan Kristen (1)
pelajaran
Bagaimana Menjalani
Kehidupan yang Beriman
2
Bacaan Kitab
Kis. 1-3; 16
Sasaran Pelajaran
1. Agar murid-murid mengetahui apa aktivitas seorang Kristen yang
seharusnya dilakukan sebagai suatu hal yang mendasar dari kehidupan
mereka.
2. Agar murid-murid menguji iman dan gaya hidup mereka untuk melihat
apakah telah menjalani suatu kehidupan menurut nilai-nilai kekristenan
Ayat Alkitab
“Sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam
segala hal dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan
bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.” (Kol. 1:10)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kisah Para Rasul 1-6; 16
Latar Belakang Alkitab
Kitab Kisah Para Rasul mungkin merupakan catatan terbaik dari kehidupan
orang-orang Kristen pada masa mula-mula. Banyak jemaat kemudian, sebagaimana
dengan para rasul, memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus.
Karena barangsiapa yang percaya setelah hari Pentakosta, iman mereka sejalan
dengan gaya hidup mereka. Sebagai contoh dalam Kisah Para Rasul 2:42-47, kita
mengetahui bagaimana mereka mempertahankan pengajaran yang diajarkan oleh
para rasul dan hidup bersama sebagai satu persekutuan. Faktanya, gaya hidup
jemaat pada masa itu begitu unik dan mereka seperti suatu rajutan persekutuan
dengan sebutan ‘Kristen’ (Kis. 11:26). Oleh karena itu, penting bahwa murid-murid
ditanamkan rasa keterpisahan dengan dunia sebagai anak-anak Allah. Mereka perlu
memahami dalam banyak cara, tetapi tidak boleh menerapkan cara-cara yang bukan
dari sesama jemaat atau yang dari dunia.
Kehidupan Kristen (1)
9
Pemanasan
Apakah kalian memiliki para pahlawan iman dari Alkitab? Siapakah para
pahlawan iman kalian itu? Pikirkan paling sedikit dua tokoh iman di dalam Alkitab.
Menurut kalian, apakah yang menandai kehidupan sehari-hari mereka? Bagaimana
mereka memelihara iman dan berjalan bersama dengan Allah?
Banyak umat Allah yang bukan merupakan pekerja Allah yang purna waktu.
Dalam Perjanjian Lama, Allah menyebut diri-Nya dengan sebutan Allah Abraham,
Allah Ishak dan Allah Yakub. Kita mengetahui bahwa orang-orang ini memiliki banyak
ternak dan hamba untuk diperhatikan. Ada pula manusia yang seperti Yusuf, Daniel
dan Nehemia, yang memiliki posisi di dalam istana kerajaan, yang berarti pekerjaan
mereka sungguh menantang. Tetapi, orang-orang ini tetap memelihara iman dan
berjalan dekat dengan Allah. Hari ini, kita akan memeriksa kehidupan yang beriman
yang seharusnya diperlukan.
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Tokoh-Tokoh Iman dalam Perjanjian Lama
Iman yang sejati adalah yang berjalan bersama Allah di seluruh waktu
kehidupan. Ini bukan hanya pada suatu kesempatan perubahan atau peristiwa
seperti saat dibaptis atau menerima Roh Kudus. Seorang Kristen ditandai dengan
cara ia menjalani hidupnya dan hal-hal yang ia lakukan dalam hidup sehari-hari.
Marilah kita lihat beberapa contoh Alkitab dari kehidupan orang Kristen. Bacalah
bagian Alkitab berikut yang berkaitan dengan beberapa tokoh iman dan rangkumkan
apa yang mereka perbuat di dalam kehidupan yang beriman saat itu. Apakah yang
akan menjadi persamaan pada masa sekarang ini untuk kalian teladani?
A. Yakub (Kej. 28:17-22)
Kejadian ini terjadi saat Yakub sedang melarikan diri dari kemarahan
kakaknya, Esau, setelah ia merebut berkat kesulungan dari padanya. Dengan
tangan kosong, Yakub tidak dapat menemukan tempat beristirahat bagi dirinya ketika
malam haripun tiba. Jadi, ia beristirahat di padang terbuka, dengan sebongkah batu
sebagai alas kepalanya. Pada malam itu, ia bermimpi tentang sebuah tangga yang
menuju ke surga dan para malaikat naik dan turun pada tangga itu. Allah berdiri
di atas tangga itu dan memberikan sebuah janji besar kepadanya: “Akulah Tuhan,
Allah Abraham, nenekmu dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan
Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti
debu tanah banyaknya dan engkau mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan
selatan dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat
berkat. Sesungguhnya, Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau,
ke manapun engkau pergi dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini,
sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang
Kujanjikan kepadamu.”
10
Kehidupan Kristen (1)
Saat Yakub terbangun, ia begitu kagum dan menyadari bahwa Allah ternyata
berada di tempat yang sunyi itu sepanjang malam. Di dalam kekagumannya, Yakub
mendirikan sebuah tugu dengan batu yang ia telah pergunakan sebagai alas
kepalanya sepanjang malam dan menuangkan minyak ke atasnya sebagai suatu
persembahan. Yakub pun berjanji untuk mempersembahkan sepersepuluh dari
semua yang dimilikinya, bila Allah berkenan membuatnya kembali dengan selamat
ke tempat itu, yang kemudian ia namakan Betel, yang berarti ‘Rumah Allah’.
Kejadian ini merupakan suatu pelajaran yang begitu penting bagi para umat
percaya pada hari ini. Kita seharusnya bersandar pada Allah setiap waktu dan di
manapun, seperti yang Yakub perbuat. Berjalan bersama Allah berarti senantiasa
merasa peka terhadap hadirat-Nya dan senantiasa siap untuk mempersembahkan
syukur kepada-Nya.
B. Daud (1 Sam. 30:7-8)
Ini merupakan salah satu kejadian rusuh saat Daud harus menderita sebelum
ia menjadi seorang raja. Saat itu, penduduk Amalek datang ke salah satu kota, tempat
tinggal Daud bersama pasukannya, hendak membakar dan merampas semua anak
dan perempuan yang ada. Bahkan kedua istri Daud, Ahinoam dan Abigailpun, turut
ditawan. Para pasukan Daud begitu menderita dan dalam kepedihan hati, mereka ingin
melempari Daud dengan batu hingga mati. Ini jelas merupakan situasi yang terjepit
bagi Daud. Ia seharusnya merasakan ketakutan, kehilangan dan kecemasan.
Sebagai ganti dari keputusasaan, Daud ‘menguatkan kepercayaannya
kepada Tuhan, Allahnya’ (1 Sam. 30:6). Daud kemudian memerintahkan agar para
imam membawakan efod kepadanya dan ia berkonsultasi kepada Tuhan, entahkah
ia seharusnya pergi berperang atau tidak. Kepastian Allah datang kepadanya saat
ia mencari-Nya dan akhirnya, Daud dan orang-orangnya beroleh kemenangan atas
penduduk Amalek.
Melalui pelajaran ini, kita tidak boleh merasa putus asa, bahkan ketika hal-hal
tampak benar-benar suram dan kecil kemungkinannya. Kita seharusnya senantiasa
berserah kepada Tuhan untuk memohon tuntunan-Nya bagaimana melangkah dan
senantiasa mencari pertolongan-Nya. Sebagaimana Allah telah menolong Daud saat
ia berseru-seru kepada-Nya, pastilah Ia pun akan berbuat hal yang sama bagi anakanak-Nya pada hari ini.
C. Daniel (Dan. 6:4-5,10)
Ini merupakan salah satu cerita terkenal mengenai diri Daniel. Menjadi berhasil
di dalam pekerjaannya dan dengan berkat Allah, ia telah diangkat menjadi orang yang
paling dipercayai oleh raja Persia, Raja Darius. Keadaan ini menyebabkan timbulnya
rasa iri hati di antara para pejabat lainnya di istana kerajaan. Mereka berupaya
untuk mendapatkan kesalahan pada diri Daniel, sehingga dapat mengusirnya dari
hadirat raja. Tetapi mereka tidak dapat menemukan kesalahan pada diri Daniel. Pada
akhirnya, mereka menemukan bahwa Daniel, tidak seperti mereka, menyembah
kepada Allah Israel. Mereka menyarankan sebuah skenario untuk membuang Daniel,
bahkan membuat Daniel harus kehilangan nyawanya! Mereka pergi menghadap raja
untuk meminta raja menyetujui sebuah penetapan bahwa barangsiapa yang dalam
tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia,
kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa.
Kehidupan Kristen (1)
11
Sebagai sebuah perintah dari raja, Daniel terikat oleh ketetapan ini. Itu berarti
bahwa ia tidak dapat sujud menyembah kepada Allahnya, Tuhan yang benar dan
yang hidup. Sebagai orang kedua yang paling berkuasa di kerajaan itu, Daniel tentu
diperiksa dengan begitu cermatnya. Apakah yang ia perbuat? Seharusnyakah ia tetap
menyembah kepada Allah dan mengabaikan perintah raja dengan beresiko untuk
kehilangan nyawanya? Atau, seharusnyakah ia patuhi perintah itu dan berharap agar
Allah memahami keadaannya yang genting? Tentu saja, kita semua mengetahui apa
yang Daniel perbuat. Ia pergi ke rumahnya untuk segera berdoa kepada Allah seperti
kebiasaannya. Ia terbukti melanggar perintah raja dan dimasukkan ke dalam gua
singa. Kita pun mengetahui bahwa Allah menyelamatkannya dari gua singa dan raja
merasa dikagumi oleh kebesaran Allah.
Situasi Daniel mungkin serupa dengan beberapa situasi yang kita hadapi
pada hari ini: Dilema yang kadang menekan kita untuk memilih antara Allah atau hal
dunia lainnya. Apakah yang kita perbuat? Daniel telah melakukan suatu teladan.
Pelajaran lainnya yang dapat dipelajari dari Daniel adalah bagaimana ia
bersandar pada Allah. Tidak peduli bagaimana tertekan dan mendesaknya situasi itu,
hal pertama yang ia perbuat adalah tetap sujud menyembah dan berdoa kepada Allah.
Ini memberikan kita suatu teladan tentang bagaimana dapat menghadapi keadaan
darurat atau persoalan di dalam hidup – menaruh Allah pada prioritas utama.
D. Ezra (Ezr. 7-10)
Ezra adalah salah satu pemimpin umat Israel saat mereka kembali ke
Yerusalem, semasa pemerintahan Persia, untuk mendirikan Yerusalem. Setelah
bertahun-tahun dalam pembuangan, banyak umat Israel yang telah bercampur ke
dalam kebudayaan dari bangsa lain. Mereka tidak lagi berpegang teguh kepada
firman Allah. Banyak dari antara mereka yang telah melupakan hukum-hukum Allah.
Ezra adalah seorang ahli Taurat dan dapat dianggap sebagai seorang pemimpin
agama. Ia mengetahui bahwa dirinya haruslah diperlengkapi dengan firman Allah
terlebih dahulu, sebelum dapat memimpin umat Israel kembali menyembah Allah dan
berpegang teguh pada perintah-perintah-Nya. Oleh karena itu, ia mempersiapkan
hatinya untuk mencari hukum Tuhan dan menjalankannya, serta mengajarkannya
kepada umat Israel.
Sikap ini patutlah kita teladani. Agar dapat melayani Allah secara efektif, kita
harus menjadi fasih terhadap firman Allah. Kita pun seharusnya menjalankan firman
Allah di dalam kehidupan sehari-hari, sebelum dapat membantu orang lain.
Bagian # 2 – Tokoh-Tokoh Iman dalam Perjanjian Baru
A. Jemaat Mula-Mula (Kis. 2:44-47; 9:4; 17:11)
Ayat-ayat ini menggambarkan kepada kita seperti macam apakah yang
beberapa jemaat dan simpatisan lakukan semasa zaman para rasul.
Jemaat mula-mula setelah hari Pentakosta saat Roh Kudus dicurahkan (Kis.
2:44-47), mereka bertekun dalam firman Allah dan pengajaran para rasul. Mereka
saling bersekutu seorang dengan yang lainnya, makan bersama dan berbagi
kepunyaan masing-masing. Ini merupakan semangat rohani yang dimiliki oleh satu
keluarga di dalam Tuhan Yesus.
Saat penganiayaan terhadap orang-orang Kristen dimulai, para jemaat di
Yerusalem tidak memiliki pilihan, selain melarikan diri ke kota-kota lain.
12
Kehidupan Kristen (1)
Bagaimanapun, mereka tidak mengabaikan
firman Allah ataupun iman mereka. Faktanya, ke
manapun terpencar, mereka tetap memberitakan
Injil kepada orang-orang di daerah itu (Kis. 8:4).
Apakah kita memberitakan Injil pada hari ini,
bahkan pada waktu damai dan tidak sedang
hadapi penganiayaan?
Simpatisan di Berea (Kis. 17:11): “Orangorang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya
daripada orang-orang Yahudi di Tesalonika,
karena mereka menerima firman itu dengan
segala kerelaan hati dan setiap hari mereka
menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah
semuanya itu benar demikian.”
Tips Mengajar
Bacalah acuan Alkitab ini
dengan hati-hati dan biasakan
dirimu sendiri dengan isi dari
ayat-ayat ini. Kemudian, telitilah
motivasi dan tindakan dari
tokoh-tokoh iman ini kepada
murid-murid, setelah mereka
menuliskan ringkasannya.
B. Petrus dan Yohanes (Kis. 3:1-9)
Ini merupakan mujizat yang Petrus nyatakan di pintu gerbang Bait Suci yang
dinamakan pintu gerbang Indah. Ia menyembuhkan seorang laki-laki yang lumpuh,
hingga membuatnya berjalan kembali, sekalipun orang ini lumpuh sejak dari lahirnya.
Kejadian ini mengingatkan kita akan kuasa Allah. Kuasa Allah pun sama seperti pada
hari ini. Kita sering kehilangan fakta ini. Kita begitu takut untuk memberitahukan
orang-orang di sekitar kita mengenai Allah dan kuasa-Nya. Kita seharusnya belajar
untuk menjadi seperti Petrus dan Yohanes, yang menyebarkan berkat Allah kepada
orang-orang di manapun dan ke manapun kita pergi.
C. Paulus dan Silas (Kis. 16:25)
Saat Paulus dan Silas berada di Filipi, mereka bertemu dengan seorang
hamba perempuan yang memiliki roh tenung. Mereka mengusir roh yang ada
pada diri hamba perempuan itu. Sejak dilepaskannya roh tenung dari dalam diri
hamba perempuan itu, beberapa tuan kehilangan sumber penghasilan mereka.
Kemudian, mereka menghadapkan Paulus dan Silas ke pihak yang berwenang,
yang memasukkan keduanya ke dalam penjara.
Sebagai ganti dari merasa kuatir mengenai kapan diri mereka akan
dibebaskan dari dalam penjara, Paulus dan silas menaikkan pujian dan orang-orang
lain dalam penjara itu pun mendengarkannya. Ini adalah suatu kesaksian yang baik
dari percaya sepenuhnya kepada Allah. Apakah kita melakukan hal yang sama di
dalam kehidupan sehari-hari, apapun keadaan kita?
Menguji Pemahaman
1. Apakah maksudnya mendirikan tugu di hadapan Allah?
2. Menurut kalian, bagaimana Daniel berdoa seperti yang dicatatkan dalam Dan.
6:11? Alkitab mencatatkan bahwa ia mengucapkan syukur di dalam doanya.
Bagaimana ia dapat mengucapkan syukur pada saat nyawanya dalam bahaya?
Kehidupan Kristen (1)
13
3. Apakah perbuatan-perbuatan yang pantas dipuji dari jemaat mula-mula pada
zaman para rasul?
4. Menurut kalian, apakah alasan utama dari jemaat mula-mula dapat bertumbuh
secepat itu?
5. Saat Paulus dan Silas dipenjarakan, mereka dapat menaikkan pujian. Menurut
kalian, apakah yang ada di dalam pikiran mereka saat menaikkan pujian?
Penerapan Kehidupan
Kapan dan Bagaimana Berdoa?
Bagian A – Berikut kutipan yang diambil dari buku ‘Hidup Baru dalam Kristus’ pada
halaman 49-50.
Sebuah Nasihat mengenai Doa
Seorang saudara, John, menasihati: “Kamu seharusnya berusaha untuk berdoa
setiap harinya. Doa adalah hal yang terpenting bagi setiap umat Kristen. Ketika kamu
bangun pagi, janganlah lupa untuk mengucapkan doa singkat sebelum meninggalkan
rumah. Dan sebelum tidurpun, kamu seharusnya berlutut dan berdoa setidaknya satu
menit lamanya. Saya sendiri berusaha menyisihkan waktu setidaknya satu menit
untuk berdoa ketika bangun dari tidur dan kira-kira lima menit sebelum tidur. Kadang
memang saya merasa begitu lelah dan tidak tahu apa yang saya sedang doakan.
Tetapi karena telah beranggapan bahwa doa merupakan bagian dari kewajiban saya
sebagai umat Kristen, maka saya tetap melakukannya. Dan lagi, saya kira Tuhan
akan berkenan apabila kita memiliki kehidupan doa yang konsisten. Jadi, sesibuk
apapun diri kita, kita harus selalu ingat untuk berdoa.”
Pertanyaan Diskusi:
1. Pelajarilah nasihat doa ini. Apakah merupakan sebuah nasihat yang baik?
Apakah hal-hal baik itu?
2. Menurut kalian, seperti apakah kehidupan doa John? Mengenai apa sajakah isi
doanya?
3. Seperti apakah kehidupan doa kalian? Bagaimana kehidupan doa ideal kalian?
Apakah keduanya serasi?
4. Perubahan apakah yang kalian akan hasilkan untuk memperbaiki nasihat yang
diberikan oleh John?
Bagian B – Tidak semua dari antara kita mengenal ‘Doa Bapa Kami’. Kita telah
mempelajarinya dengan hati dan dapat menghafalnya dengan cepat tanpa ada
persoalan apapun. Tetapi, seberapa banyakkah dari antara kita yang benar-benar
memeriksa isi dari ‘Doa Bapa Kami’? Pernahkah kita memeriksa apa yang kita
doakan?
14
Kehidupan Kristen (1)
‘Doa Bapa Kami’ adalah doa yang Tuhan Yesus pergunakan saat murid-murid
memohon kepada-Nya agar diajarkan bagaimana untuk berdoa (Luk. 11:1). Oleh
karena itu, doa ini pasti melebihi sesuatu bagi kita untuk diingat dan dikatakan dengan
hafal. Ini adalah garis besar yang mengajarkan kita tentang apa yang seharusnya
kita doakan. Lebih penting lagi, ini merupakan pedoman bagaimana kita melangkah
dalam hidup.
Marilah kita lihat lebih mendalam dari doa ini. Ada sebuah puisi yang dituliskan
sebagai sebuah cerminan dari ‘Doa Bapa Kami’.
Saya tidak dapat katakan, “Bapa kami,”
apabila saya tidak dapat menyatakan suatu hubungan pribadi di dalam kehidupan
sehari-hari.
Saya tidak dapat katakan, “Yang di surga,”
apabila saya sibuk di dunia, hingga tidak menimbun harta di sana.
Saya tidak dapat katakan, “Dikuduskanlah nama-Mu,”
apabila saya, yang memanggil nama-Nya, adalah tidak kudus.
Saya tidak dapat katakan, “Datanglah kerajaan-Mu,”
apabila saya sedang mempertanyakan, merasa benci terhadap sesuatu atau tidak
mematuhi kepada kehendak-Nya bagiku.
Saya tidak dapat katakan, “Di bumi seperti di surga,”
apabila saya tidak siap mengabdikan kehidupan pribadi bagi pelayanan-Nya.
Saya tidak dapat katakan, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang
secukupnya,”
apabila saya sedang menguatirkan mata pencaharian pribadi.
Saya tidak dapat katakan, “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami
juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami,”
apabila saya menyembunyikan rasa dendam kepada orang lain.
Saya tidak dapat katakan, “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,”
apabila saya menempatkan diri dengan sengaja atau tetap mempertahankan suatu
posisi yang sepertinya saya akan dicobai.
Saya tidak dapat katakan, “Tetapi lepaskan kami dari pada yang jahat,”
apabila saya tidak siap untuk pergumulan rohani dengan senjata doa.
Saya tidak dapat katakan, “Karena Engkaulah yang Empunya Kerajaan,”
apabila saya sebagai umat-Nya tidak mau menuruti titah dari Sang Raja.
Saya tidak dapat katakan, “Dan kuasa,”
apabila saya merasa takut terhadap apa yang manusia lakukan atau apa yang
tetangga mungkin pikirkan.
Saya tidak dapat katakan, “Dan kemuliaan,”
apabila saya mencari kemuliaan bagi diri sendiri.
Kehidupan Kristen (1)
15
Saya tidak dapat katakan, “Sampai selama-lamanya,”
apabila pemikiran saya dibatasi oleh hal-hal yang berkaitan dengan waktu.
(Penulis Tidak Diketahui)
Puisi ini telah diberikan kepada kita hanya melalui satu sudut pandang saja,
yaitu mengenai apa ‘Doa Bapa Kami’ ini. Sang penulis menerapkan ‘Doa Bapa Kami’
kepada satu hal apa yang harus dipikirkan dan dilakukan di dalam hidup manusia.
‘Doa Bapa Kami’ pun mengajarkan kita mengenai isi dari doa-doa kita.
Sebagai contoh, di dalam doa-doa kita, kita dapat berdoa dan merenungkan
mengenai bagaimana kehendak Allah itu terjadi di bumi seperti di surga. Kita dapat
berdoa mengenai kemajuan gereja. Kita dapat berdoa mengenai keputusan yang
kita akan ambil. Kita dapat berdoa mengenai keburukan di dalam sifat dan gaya
hidup pribadi.
Sekarang, marilah kita berusaha membuat suatu cerminan yang serupa
pada ‘Doa Bapa Kami’ seperti sang penulis pada puisi yang ia telah hasilkan.
Lengkapilah tiap-tiap garis doa berikut dengan kalimat dari murid-murid. Sebelum
kita menuliskannya, pikirkan mengenai apa yang kita seharusnya doakan di dalam
doa-doa kita dan menjadi seperti apakah seharusnya kehidupan kita.
Saya tidak dapat katakan, “Bapa kami,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Yang di surga,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Dikuduskanlah nama-Mu,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Datanglah kerajaan-Mu,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Di bumi seperti di surga,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang
secukupnya,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami
juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Tetapi lepaskan kami dari pada yang jahat,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Karena Engkaulah yang Empunya Kerajaan,”
apabila saya _______________________________________________________
16
Kehidupan Kristen (1)
Saya tidak dapat katakan, “Dan kuasa,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Dan kemuliaan,”
apabila saya _______________________________________________________
Saya tidak dapat katakan, “Sampai selama-lamanya,”
apabila saya _______________________________________________________
(Penulis : ______________________________ – nama murid)
Renungan dan Doa
Marilah kita nyanyikan pujian # 399 (dalam Kidung Rohani) sebagai suatu
penutup sambil merenungkan syair-syairnya. Renungkan pula mengenai bagaimana
kita dapat benar-benar menjadi seperti yang syair-syair itu tuliskan:
1.
2.
3.
4.
Tuhan, ku mau jadi Kristen di dalam hatiku.
Tuhan, ku mau ada kasih di dalam hatiku.
Tuhan, ku mau lebih kudus di dalam hatiku.
Tuhan, ku mau sperti Yesus di dalam hatiku.
Syair-syair ini menyebutkan hanya ‘di dalam hatiku,’ tetapi kita tahu bahwa
seorang Kristen yang sejati haruslah memiliki tindakan-tindakan yang seturut
dengan imannya. Sebenarnya, hati merupakan awal dari segala tindakan kita.
Amsal 4:23 merupakan pengingat yang bagus bagi diri kita seperti mengapa hati
itu begitu pentingnya: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari
situlah terpancar kehidupan.” Marilah kita mulai dengan hati kita masing-masing dan
kemudian, tunjukkan iman melalui tindakan, sehingga kita dapat menjalani hidup yang
berkemenangan sebagai kehidupan orang Kristen yang seturut dengan pengajaran
Allah dan memuliakan nama-Nya.
Kehidupan Kristen (1)
17
Halaman Kosong
18
Kehidupan Kristen (1)
pelajaran
Menetapkan Tujuan
3
Bacaan Kitab
Luk. 4:16-22
Sasaran Pelajaran
Agar murid-murid melatih menulis dan mengevaluasi tujuan dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
Ayat Alkitab
Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang
malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan
bagiku di dalamnya!” (Pkh. 12:1)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Lukas 1-7
Pemanasan
Bayangkan diri kalian sendiri mati sebentar lagi. Tanyakan kepada diri kalian
sendiri pertanyaan ini, “Apakah yang mereka akan katakan mengenai diri saya ketika
mati? Bagaimana orang lain akan mengingat diri saya? Apakah yang mereka akan
tuliskan di batu nisan saya?” Di sini, ada beberapa tulisan pada batu nisan:
IA MATI SEPERTI IA HIDUP – Billy the Kid
INILAH AKHIR DARI SEMUA ORANG – Mel Blanc
IA HIDUP BERKEMENANGAN BAGI ALLAH SEUMUR HIDUPNYA DAN
SEKARANG, JIWANYA PERGI KEPADA ALLAH – Jim Johnson
Pikirkan tentang akhir dari hidup yang baik bagi diri kalian dan itu membuat
kalian harus memikirkannya dari sekarang. Terlalu terlambat untuk merencanakan
kemegahan hidup, ketika kalian telah memasukkan satu kaki ke dalam kubur.
Daripada menanti hingga hari esok, lebih baik kalian telah lakukan sesuatu pada
hari ini. Dapatkah kalian bayangkan rancangan arsitek dari sebuah bangunan tanpa
memiliki impian mengenai akhir dari bangunan itu? Adakah seorang pemain sepak
bola profesional di luar sana yang tidak bermain tanpa impian untuk menang di dalam
pikirannya? Akankah seorang guru berjerih lelah membuat sebuah rencana
Kehidupan Kristen (1)
19
pelajaran tanpa mengetahui terlebih dahulu ingin menjadi seperti apakah seharusnya
murid-muridnya itu? Mengapa seharusnya hidup kalian menjadi berbeda? Tanpa
membuat beberapa tujuan bagi kehidupan pribadi dan pilihan yang benar dari
sekarang, kalian tentu tidak ingin memiliki kemungkinan hasil yang terbaik. Itulah
mengapa fokus pada hari ini adalah menetapkan beberapa tujuan bagi diri kita
sendiri.
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Tuhan Yesus adalah
Tujuan Hidup Jangka Panjang untuk Tinggal di dalam-Nya
Tujuan memberikan suatu usaha untuk kita lakukan, suatu arah untuk kita
tuju dan suatu tempat untuk kita akhiri. Sering kali, kita tidak menyempatkan waktu
untuk memikirkan tujuan itu, sehingga berakhir dengan tidak pergi ke manapun!
Pada pelajaran hari ini, kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus segera mengawali
pekerjaan-Nya, Ia memberitahukan tujuan yang hendak dicapai-Nya. Marilah kita
membaca dalam Lukas 4:16-22.
Izinkan murid-murid untuk membaca ayat itu secara bergiliran dengan suara
yang keras. Izinkan pula mereka mengarisbawahi semua tindakan yang merupakan
tujuan dari Yesus Kristus. Lingkarilah semua orang yang Tuhan Yesus ingin sasari.
Mintalah mereka untuk menaruh tanda centang pada tujuan-tujuan yang dianggap
paling sulit bagi Yesus Kristus untuk dicapai-Nya. Mereka seharusnya siap untuk
menjelaskan mengapa memilih tujuan-tujuan itu.
Mencelikkan mata orang buta dan membantu orang miskin merupakan
tujuan yang sulit untuk dilakukan. Tetapi bagaimana dengan memikul salib? Yesus
Kristus ingin melepaskan kita dari belenggu dosa. Itu berarti bahwa Ia harus rela
menanggung dosa kita dengan mati di atas kayu salib. Ini jelas bahwa semuanya itu
bukanlah tujuan yang mudah untuk dicapai. Pikirkan mengenai beberapa pertanyaan
berikut:
1. Di manakah Yesus Kristus memberitahukan segala tujuan-Nya?
(Di Nazaret, kota kelahiran-Nya.)
2. Orang-orang pada zaman Yesus Kristus tidak menyadari apa yang akan terjadi
dengan diri-Nya. Menurut kalian, apakah mereka berpikir bahwa Ia menyatakan
akan lakukan sesuatu?
(Mungkin membebaskan penduduk Palestina dari orang Roma, melakukan
mujizat, memastikan para narapidana dikeluarkan dari dalam penjara.)
3. Yesus Kristus menetapkan beberapa tujuan yang Alkitabiah. Umat Kristen dapat
tetapkan pula beberapa tujuan yang sama seperti yang Ia telah tetapkan. Tujuan
apakah yang mungkin bagi sebuah pertumbuhan umat Kristen tetapkan dari
catatan Yesaya yang Tuhan Yesus baca?
(Kita dapat memberitahukan mengenai Kristus dan Injil-Nya kepada orang
lain. Kita dapat membantu orang yang miskin. Kita dapat memberitahu pesan
keselamatan kepada orang lain.)
20
Kehidupan Kristen (1)
4. Berdasarkan yang kalian ingat mengenai kehidupan Tuhan Yesus, kesulitan apa
sajakah yang Ia hadapi dalam mencapai tujuan-Nya?
(Setan melakukan yang terbaik dengan mencobai Tuhan Yesus untuk mengubah
tujuan-Nya. Banyak orang berusaha membunuh-Nya sebelum Ia mencapai
tujuan-Nya. Tetapi Yesus Kristus senantiasa sadar akan apa yang harus Ia
perbuat dan bekerja bagi tujuan-Nya.)
5. Izinkan murid-murid untuk menaruh sebuah bintang pada tujuan yang mereka
kira paling diperlukan pada zaman Yesus Kristus. Mengapa? Berilah garis pada
tujuan yang mereka kira paling diperlukan bagi gereja pada hari ini. Mengapa?
6. Apakah yang semuanya ini katakan mengenai macam orang seperti Yesus
Kristus dan tujuan yang Ia miliki?
(Yesus Kristus merupakan seseorang yang melakukan tindakan manusia –
memberitakan Injil dan menyembuhkan penyakit. Yesus Kristus diperlukan bagi
mereka yang membutuhkan pertolongan. Ia dituntun oleh Roh Tuhan.)
Bagian # 2 – Persiapan untuk Melayani Allah
Ketika berbicara perihal tujuan, kita memikirkan sebuah rencana. Tetapi
sebenarnya, untuk mencapai suatu tujuan, kita harus memasukkannya ke dalam
rencana dan bekerja menuju arah tujuan itu. Dalam Alkitab, ada banyak orang yang
mempersiapkan diri ketika masih mudah bagi suatu tujuan yang mulia – untuk melayani
Allah. Marilah kita sekarang melihat bagaimana orang-orang ini mempersiapkan diri
mereka bagi pelayanan Allah.
A. Samuel
Samuel melayani Tuhan dari sejak masa kecilnya. Bacalah 1 Samuel 2:18-21
dan diskusikan beberapa pertanyaan berikut dengan murid-murid.
1. Bagaimana masa kecil Samuel berbeda dari anak-anak sebayanya yang lain?
(Keberadaan Samuel memang dimaksudkan untuk melayani Allah di Bait Suci
sejak ia dilahirkan. Ibunya, Hana, telah memohon Allah untuk membuat dirinya
mengandung seorang anak. Dan tidak lama sekembalinya dari Yerusalem,
ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia bertekad untuk
mempersembahkan anaknya itu untuk melayani Allah seumur hidupnya. Sebagai
hasilnya, kita dapat bayangkan betapa berbedanya masa kecil Samuel, bila
dibandingkan dengan anak-anak sebayanya pada saat itu. Saat Samuel berhenti
dari masa disusui, ia dibawa ke Bait Suci untuk dilatih menjadi seorang imam di
bawah pengawasan Imam Eli.)
2. Menurut kalian, macam kesulitan apakah yang Samuel harus hadapi, saat
dikuduskan di hadapan Tuhan bagi pelayanan seumur hidupnya pada usia begitu
muda?
(Samuel kecil tidak merasakan kebahagiaan dalam banyak hal yang anak-anak
lainnya rasakan saat mereka berusia muda. Ia mungkin tidak memiliki teman
untuk bermain bersama. Ia tidak dapat melihat orangtuanya sesering anak-anak
lainnya. Saat yang lainnya dapat meluapkan rasa marah dan menginginkan
sesuatu dari orangtua mereka, Samuel harus belajar bagaimana menjadi
seorang hamba Allah yang baik. Hidup di Bait Suci sepertinya tidak begitu
Kehidupan Kristen (1)
21
menyenangkan bila dibandingkan dengan hidup di rumah bersama orangtua.
Samuel mungkin harus melakukan banyak pekerjaan sehari-hari di Bait Suci.)
3. Kualitas apakah yang Samuel harus tanamkan, agar mampu melayani Allah pada
usia yang begitu mudanya dan mempertahankannya hingga masa dewasanya?
(Semua kesulitan yang diderita selagi masa muda tampaknya melatih Samuel
untuk tetap tegar dan tabah. Selain tinggal di Bait Suci dan berkembang dengan
mendapat pelatihan yang banyak dari firman Allah, Samuel pun diperlengkapi
dengan pemahaman akan firman Allah yang mendalam. Ia harus mendirikan
suatu hubungan dengan Allah sejak tidak bersama dengan orangtua dari usia
mudanya. Tahun-tahun berlalu, Allahlah yang menjadi sahabatnya.)
B. Daniel
Daniel dan teman-temannya bertahan dari pengaruh bangsa lain dan berhasil
pada akhirnya. Bacalah Daniel 1:1,6-19 dan diskusikan beberapa pertanyaan
berikut.
1. Kapan Daniel dan ketiga temannya menolak makanan raja? Dan apakah kualitas
rohani yang dinyatakan?
(Sebagai orang-orang buangan dan pemuda, daya tarik makanan lezat yang
ditawarkan oleh raja tampaknya sulit untuk ditolak. Tetapi, Daniel dan ketiga
temannya mengetahui bahwa makanan ini mungkin telah dipersembahkan
kepada berhala. Mereka menolak menyantap makanan-makanan yang serupa
itu. Mereka lebih baik sedikit merasa lapar dan menyantap sayur-sayuran
dan gandum daripada melanggar perintah Allah dengan menyantap makanan
yang telah dipersembahkan kepada allah dari bangsa lain. Ini menunjukkan
perilaku yang jujur, takut akan Allah dan penguasaan diri yang besar. Tentu ini
tidak mudah untuk menolak menyantap makanan yang lezat, bila kalian adalah
seorang tawanan.)
2. Menurut kalian, mengapa mereka dapat mempertahankan pendirian hingga
memuliakan Allah di tengah masyarakat dari bangsa lain?
(Daniel dan ketiga temannya harus memiliki dasar yang teguh di dalam firman
Allah dan melatih penguasaan diri, sehingga mampu mempertahankan pendirian
mereka. Dengan memberitahukan kepada penjenang – pengawas – untuk
menyediakan mereka sayur-sayuran dan gandum setiap harinya, mereka pun
menunjukkan iman yang teguh kepada Allah. Ini bukan datang tanpa pengalaman
di dalam Allah. Kapanpun berpaling kepada Allah, sesungguhnya kita sedang
membangun pengalaman rohani yang semakin meneguhkan iman, sekaligus
mempersiapkan diri untuk menghadapi kesulitan di masa mendatang.)
C. Timotius
Timotius dilatih dari sejak masa mudanya untuk menjadi seorang pekerja
Allah yang baik. Bacalah dalam Kisah Para Rasul 19:22; 20:4 dan 2 Timotius 1:5.
Diskusikan beberapa pertanyaan berikut.
1. Pekerjaan baik apa sajakah yang Timotius lakukan?
(Timotius dipercaya oleh Paulus. Paulus mengutusnya untuk memberitakan
Injil di Makedonia saat dirinya tidak dapat pergi ke sana. Timotius merupakan
seseorang yang setia dalam penginjilan Paulus. Kita dapat menduga bahwa
Timotius seharusnya merupakan seseorang yang tidak menyusahkan Paulus,
22
Kehidupan Kristen (1)
yang dapat bekerja dengan baik dan bergaul dengan para pekerja dan jemaat
lainnya. Ia pun pasti mampu mengatasi kesulitan yang ada selama perjalanan
penginjilan, terutama saat penginjilan bersama dengan Paulus, suatu perjalanan
yang tidak mudah.)
2. Iman Timotius dibangun sejak ia berusia muda. Bagaimana seorang yang muda
dapat mempersiapkan dirinya untuk menjadi seorang pekerja Allah yang baik,
seperti yang Timotius perbuat?
(Kita mengetahui bahwa Timotius dilatih dengan baik melalui Kitab Suci sejak dari
usia kecil oleh ibu dan neneknya, Eunike dan Lois. Ini jelas merupakan kualitas
yang sangat dibutuhkan dari seorang muda yang ingin bekerja bagi Allah.)
Menguji Pemahaman
1. Apakah tujuan dari Tuhan Yesus di dalam hidup-Nya berdasarkan Lukas 4:18?
2. Apakah tujuan hidup yang ditetapkan bagi Samuel, bahkan sebelum ia
dilahirkan?
3. Kualitas penting apa sajakah sebagai seorang pekerja Allah yang baik yang
harus dimiliki? Bagaimana seseorang dapat dilatih dengan kualitas seperti ini?
(Acuan contoh dari kehidupan Tuhan Yesus, Samuel, Daniel dan Timotius.)
Penerapan Kehidupan
Tujuan
Apakah tujuan kalian di dalam hidup? Seperti apakah tujuan kalian? Apakah
kalian memiliki tujuan bagi diri sendiri dan bagi barangsiapa yang kalian kasihi?
Apakah kalian melibatkan Allah di dalam tujuan kalian? Saat Saulus bertemu dengan
Tuhan Yesus untuk pertama kalinya, ia bertanya, “Apakah yang harus aku perbuat?”
(Kis. 9:6). Dalam menetapkan tujuan dan perencanaan, apakah kalian pernah
menanyakan pertanyaan ini? Di sini, ada dua kesaksian nyata dari jemaat gereja
yang telah memutuskan menjalani kehidupan mereka sebagai alat Allah.
Kesaksian 1
Saat Kursus Teologi Singkat – National Youth Theological Seminar –
diselenggarkan, seorang saudara sedang berdoa dan berpuasa kepada Allah
mengenai masa depannya. Ia baru saja lulus dari suatu universitas pada tahun ini dan
menyimpan banyak pertanyaan di dalam pikirannya. Akankah ia beroleh pekerjaan?
Apakah posisi yang seharusnya ia ajukan? Kota manakah yang seharusnya ia
tempati? Akankah ia melakukan yang baik di dalam karirnya? Selama hari-hari
diselenggarakannya kursus itu, sekalipun berdoa dan berpuasa dengan tekun,
Kehidupan Kristen (1)
23
ia belum merasakan bahwa Allah benar-benar menyertainya, hingga suatu petang
saat ia merasakan Allah pada akhirnya berbicara dengan dirinya di dalam doa.
Di dalam doa itu, saudara ini tiba-tiba merasakan seperti suara Allah yang
ditujukan kepada dirinya (sekalipun ia secara jasmani tidak mendengarkan apa-apa).
Di dalam doanya itu, ia merasakan begitu kuatnya bahwa Allah sedang mengajukan
suatu pertanyaan kepadanya, “Bagaimana dengan diri-Ku?” Kemudian, barulah ia
menyadari bahwa semua isi doanya ternyata hanyalah tertuju bagi dirinya sendiri. Ia
tidak memikirkan apa yang ia ingin lakukan bagi Allah atau apa yang Allah ingin ia
lakukan melalui dirinya.
Doa itu benar-benar mengejutkan dan membuat sadar saudara ini. Ia mulai
mengetahui apa yang ia harus lakukan. Setelah berkonsultasi dengan pendeta dan
saudara-saudari seiman, ia menemukan jawaban dari semua pertanyaannya selama
ini dan mulai melibatkan dirinya bagi Allah di dalam rencana-Nya. Sekarang, ia beroleh
suatu pekerjaan yang baik di suatu kota yang berjauhan dengan keluarganya dan
aktif membantu pekerjaan gereja di kota itu, karena para jemaat di sana sungguh
memerlukan lebih banyak bantuan dalam pembangunan gereja.
Kesaksian 2
Kira-kira 20 atau 30 tahun yang lalu, Gereja Yesus Sejati belum didirikan
sebanyak seperti saat sekarang ini. Ada dua remaja di Taiwan yang membuat suatu
kesepakatan terhadap diri mereka sendiri bahwa saat dewasa nanti, mereka akan
pergi bersama ke Eropa, ke suatu tempat yang belum ada Gereja Yesus Sejati dan
memberitakan Injil ke sana. Mereka mulai membawakan gagasan itu ke dalam doa.
Mereka pun benar-benar mempelajari bahasa yang dipergunakan kelak di Eropa.
Setelah lulus dari kuliah, mereka berniat untuk melanjutkan sekolah di sana. Mereka
diterima dan belajar dengan begitu giatnya. Setelah itu, mereka beroleh pekerjaan
dan menetap di suatu rumah baru di sana. Bersama dengan beberapa jemaat lainnya
yang pergi ke Eropa untuk belajar atau bekerja, mereka bersama-sama melakukan
pelayanan dan pemberitaan Injil kepada barangsiapa yang ditemui. Pujilah Tuhan,
beberapa Gereja Yesus Sejati di Eropa telah didirikan dan sejumlah jemaat mulai
bertambah lebih banyak pada tahun itu.
Pertanyaan Diskusi:
1. Dari dua kesaksian ini, langkah penting apakah yang melibatkan rencana dari
para jemaat bagi Allah?
2. Tidak seorangpun yang dapat menjadi pahlawan seorang diri dalam melakukan
pekerjaan Allah. Dukungan saudara dan saudari seiman merupakan hal penting
di dalam perencanaan kita bagi Allah. Jelaskan peranan dari kedua saudara ini
di dalam perencanaan dari para jemaat ini.
3. Pengorbanan apakah yang kedua saudara ini perbuat di dalam rencana mereka
bagi Allah? Menurut kalian, kesulitan apakah yang mereka harus atasi?
4. Pernahkah kalian memikirkan suatu tujuan? Pernahkah kalian menyempatkan
waktu untuk menuliskan bagaimana mencapai tujuan itu dan mengevaluasinya?
Bila tidak, di sini ada sejumlah langkah yang kalian dapat ikuti:
24
Kehidupan Kristen (1)
a. Mulailah dengan menuliskan satu tujuan rohani yang kalian akan selesaikan
pada bulan ini. Kalian mungkin akan menuliskan, “Tujuanku adalah
mempelajari lebih banyak mengenai Alkitab,” atau “Tujuanku adalah memiliki
sebuah kehidupan doa yang lebih baik.”
b. Kalian perlu mampu mengukur tujuan dalam beberapa cara yang nyata.
Kalian perlu menuliskan ulang tujuan kalian, bila belum mampu mengukurnya.
Sebagai contoh, sebuah kehidupan doa yang lebih baik dapat diukur dengan
berdoa selama 10 menit lebih awal setiap harinya atau mendoakan anggota
keluarga setiap malam sebelum pergi tidur. Ini merupakan tujuan yang
nyata, karena dapat diukur dengan mudah. Kalian dapat memberitahukan
ketika mencapai tujuan itu. Ingatlah untuk menuliskan tujuan kalian dalam
tindakan-tindakan yang nyata.
c. Tuliskan beberapa tujuan rohani untuk masa depan kalian – untuk tahun ini
dan tahun berikutnya atau untuk 2-3 tahun ke depan.
d.Evaluasi tujuan kalian, karena ini merupakan tujuan rohani. Tanyakan kepada
diri kalian sendiri beberapa pertanyaan berikut untuk tiap-tiap tujuan.
Bila dapat mencapai tujuan ini, akankah Yesus Kristus dimuliakan?
Apakah tujuan ini membantu diri sendiri atau orang lain menjadi serupa
dengan Yesus Kristus?
Apakah tujuan ini merupakan suatu tindakan nyata yang saya dapat lihat
atau ukur?
Akankah saya mengetahui ketika telah mencapai tujuan ini?
Apakah mungkin dapat mencapai tujuan ini?
Apakah tujuan ini berkaitan dengan pekerjaan dari Roh Kudus?
Kalian dapat menambahkan pertanyaan lain yang membantu menemukan
suatu tujuan dengan nilai-nilai rohani yang berharga.
e. Bagikan tujuan kalian kepada teman-teman di kelas. Beritahukan mengenai
proses bagaimana kalian mendapatkan tujuan yang tertulis itu dan
mengevaluasinya. Kalian boleh membagikannya pada bulan berikutnya
selama berkaitan dengan tujuan rohani kalian.
Renungan dan Doa
Apa yang kita telah lakukan pada hari ini adalah mengatur beberapa langkah
di dalam perjalanan hidup. Ini tampaknya tidak perlu menetapkan sebuah tujuan pada
bulan ini. Tetapi ini merupakan sebuah langkah. Untuk memilki tujuan pada bulan ini,
kalian perlu mengambil beberapa langkah pada bulan berikutnya. Ini adalah baik
untuk mulai menetapkan suatu tujuan. Ini merupakan suatu kebiasaan baik yang
akan membantu perjalanan hidup kalian. Akhirilah kelas ini dengan sebuah doa.
Ingatkan saat dalam doa bahwa hanya melalui pertolongan Allah, kalian baru dapat
menemukan tujuan rohani secara pribadi.
Kehidupan Kristen (1)
25
Bebas
Pengawasan
dari Dosa
Sasaran
Topik
utama
kitab Keluaran
Menjadi
umatdari
Kristen
adalah
dari belenggu
bukanlahbebas
suatu status
yang
sederhana.
Seorang Kristen
beroleh
keselamatan
di dalam
yang sejati
adalahpelajaran
seseorangini,
Allah.
Dalam
yang menaruh
prinsipmurid-murid
akan
mempelajari
prinsip Alkitabiahumat
di dalamIsrael
bagaimana
pelaksanaan kehidupannya.
dibebaskan
dari perbudakan
Ia akanmengawali
mengetahui bahwa
dan
perjalanan
lebih penting
berpegang
iman
yang luar
biasa. Di pada
dalam
segala
pengajaran
dan prinsip
perjalanan
yang panjang
ini,
Alkitab
daripada
mematuhi
umat
Allah
menyadari
pentingnya
dunia.
Ia tidakbahwa
akan menyetujui
kenyataan
menjadi
pengajaran-pengajaran
bebas sepenuhnya berarti bebas
Allah
bagi Allah
kenikmatan
atau
mematuhi
dan melakukan
keuntungan di dalam
kehendak-Nya.
Dalam dunia
dunia hari
ini.
kelas Remaja
ini, Murid-murid
kebebasan diyakini
menjadi
merupakanmelakukan
mereka yangsesuatu
berkuasa
berada
usia yang kritis,
hal yangpada
menyenangkan.
Muridkarena banyak
prinsipragu-ragu
hidup
murid
tidak akan
mereka
diuji. Iniapa
penting
berjuangyang
terhadap
yang
bahwa
menyadari
status
masyarakat beritakan dan apa
istimewa
merekaketahui
sebagaiadalah
umat
yang mereka
Allah.
benar. Sebagaimana sebagian
besar kasus,
Alkitab
pun memberikan
mereka
mengetahui
penga-jaran-pengajaran
yang
apa yang saleh, tetapi ketika harus
berguna mengenai pengaturan
mengamalkannya, itu adalah
kekayaan. Sebagai contoh,
cerita yang berbeda. Bagaimana
dalam Matius 19:16-22,
mereka dapat menyadari atau
Yesus Kristus mengajarkan
memahami apa yang Allah
seorang pemimpin muda
ingin perbuat dan apa yang
yang kaya mengenai perlunya
setiap orang tidak ingin lakukan
memprioritaskan Allah di
sehubungan
dengan kebebasan?
tengah kekayaannya.
MuridMelalui
pelajaran
ini, murid-murid
murid pun
seharusnya
akan
belajarbahwa
bahwa semua
tubuh mereka
menyadari
adalah
roh yang
menaruh
ruang
yang mereka
miliki
di dunia
bagi
Allah
dan
perilaku
mereka
merupakan kasih karunia
berbicara
mengenai untuk
apa
Allah dan seharusnya
mereka
mereka
bertahan.
Akhirnya,
bagikan secara cuma-cuma
mereka
akan
menyadari
pula kasih
karunia
itu. bahwa
kebebasan di dalam Allah adalah
kebebasan dari belenggu dosa
dunia dan kuasa untuk mematuhi
kehendak-Nya.
26
Kehidupan Kristen (1)
Bagian # 2
Renungan Bagi Para Guru
Banyak dari antara
kita
Mematuhi
perintah
Allah
tentu mengetahui
mengenai
bukanlah
hal mudah
untuk
perumpamaan
talenta
(Mat. kita
dilakukan.
Berapa
kalikah
25:14-28).
Dalam
khotbah, kita
telah
berusaha
membengkokkan
sering mendengar
bagaimana
kebenaran
Allah untuk
memenuhi
perumpamaan
ini dan
dibahas
sedikit kebutuhan
keinginan
di dalam
kita
dan kebaktian.
kemudian Apakah
membodohi
kita
sejumlah
diri sadari
sendiribahwa
ke dalam
pikiran
talenta kita
yang
tuanmematuhi.-Nya.
dalam
bahwa
telah
perumpamaan
berikan
Ketika Allah ini
memberitahukan
kepadakita
para
hambanya
bahwa
perlu
mengubah caradapat
pula melambangkan
cara hidup
kita, kita menolak
banyakdan
hal meyakini
yang kita diri
terima
keras
sendiri
di
dalamapa
hidup
ini? kita
Hal-hal
bahwa
yang
perbuat
seperti hidup
kita, rumah
bukanlah
hal yang
buruk. Dalam
yang
kita tempati
kenyataannya,
kitaatau
mencari jalan
barang
kepemilikan
lainnya.bagi
pintas dan
jalan keluar
Bagaimana
kita menjalani
hidup kita sebagai
orang Kristen.
hidup
dan berinteraksi
Kebenaran
Allah sepertidengan
sebuah
sesama
sebenarnya
mercu suar,
yang dapatmerupamenuntun
kan
cerminan dari bagaimana
kita ketika sedang menghadapi
kita mempergunakan sejumlah
badai. Tetapi mercu suar tidak
talenta yang Allah telah berikan
dapat mengubah keinginan dan
kepada kita. Jadi, saat kita
kebutuhan kita. Seperti sebuah
terlibat secara aktif dalam
bejana, kita harus mengubah
pekerjaan kudus, marilah kita
arah
untuk
menyesuaikan
senantiasa ingat bahwa Allah
hidup kita kepada apa yang
pun telah mempercayakan kita
Allah
inginkan.
Allah
senantiasa
dengan
sejumlah
talenta-Nya
ada
untuk
kita,sana.
tetapi ketika Ia
di luar
gereja
beritahu kita untuk mengubah
jalan
hidup
kita,
kita benar-benar
Bersiap
untuk
Berbagi
Berkat Kita
tidak
memiliki
pilihan,
tetapi harus
dengan Orang Lain
mematuhinya.
Yesus
“JanganKristus
kamu lupa memberi
Tidak
Pernah
Berubah
tumpangan
kepada
orang,
sebab dengan berbuat demikian
“Yesus
Kristus
sama,
beberapa
orangtetap
dengan
baik
maupun
ini
tidak kemarin
diketahuinya
telahhari
menjamu
dan
sampai selama-lamanya.”
malaikat-malaikat.”
(Ibrani
13:8)
(Ibrani 13:2)
pelajaran
Nilai Rohani dan
Nilai Duniawi
4
Bacaan Kitab
Kej. 6; 18; 39 ; Dan. 1; 3
Sasaran Pelajaran
1. Agar murid-murid memahami bahwa ada standar yang mutlak dari apa
yang benar dan apa yang salah, sekalipun dunia ini memberitahukan
nilai dari keduanya
2. Agar murid-murid melihat keperluan untuk memilih dan berdiri pada pihak
Allah dan menjalankan pengajaran Allah dan prinsip-prinsip Alkitabiah
Ayat Alkitab
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.” (Rm. 12:2)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kejadian 6; 18; 39; Daniel 1-4
Latar Belakang Alkitab
Satu-satunya cara melihat pengajaran Alkitab adalah dengan memandangnya
sebagai suatu nasihat bagi para jemaat Kristus, yang tidak mematuhi pengajaran
dunia. Dari zaman Kejadian hingga Wahyu, kita diberikan banyak contoh yang
kontras antara mereka yang mematuhi Allah dengan yang berpaling dari Allah untuk
melakukan kejahatan. Faktanya, topik ini dalam merupakan pelajaran yang paling
penting bagi umat Kristen yang mereka harus pelajari – mematuhi Allah dengan tidak
mengikuti jalan-jalan dunia. Perjanjian Baru membicarakan suatu kepatuhan kepada
Allah melalui pertolongan Roh Kudus (Gal. 5). Penting untuk dipahami bahwa
kepatuhan kepada Allah bukanlah sesuatu yang terjadi dengan sendirinya atau
ditentukan sebelumnya. Allah tidak ciptakan Adam sebagai robot yang diprogram
untuk patuh sepenuhnya. Faktanya, kita belum ditentukan sebelumnya dan memilih
untuk mematuhi Allah, sehingga membawa kemuliaan bagi nama-Nya. Ini seharusnya
menjadi suatu pesan yang digarisbawahi bagi murid-murid dalam pelajaran ini.
Kehidupan Kristen (1)
27
Pemanasan
Hari ini, kita hidup di dalam sebuah dunia dengan standar moral yang relatif. Ini
merupakan kegagalan perilaku dari kebanyakan orang untuk tetap mempertahankan
bahwa satu-satunya pandangan moral adalah berkuasa terhadap yang lain atau
bahkan menjadi sebuah standar moral. Sebagai umat Kristen, bagaimanapun, kita
mengetahui bahwa akan datang hari penghakiman, Allahlah yang akan menghakimi
setiap orang menurut standar-Nya. Oleh karena itu, kita seharusnya menjadi hati-hati
untuk tidak membayangkan bahwa segala sesuatu itu bersifat relatif. Sebaliknya, kita
harus mempelajari firman Allah lebih mendalam, sehingga dapat menjalani sebuah
kehidupan yang sesuai dengan standar-Nya dan diperkenan di hadapan-Nya ketika
Ia menampakkan diri kembali untuk menghakimi semua manusia. Pada pelajaran
hari ini, kita akan melihat perbedaan utama antara yang diajarkan dunia dengan yang
seharusnya kita lakukan.
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Roma 12:2
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Rm. 12:2). Ini
adalah nasihat dari Rasul Paulus kepada para jemaat di Roma pada abad pertama,
sekaligus merupakan nasihat yang sama bagi para jemaat sekarang ini. Marilah kita
lihat lebih dekat mengenai apa yang dikatakan oleh ayat ini.
A. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini”
1. Apakah maksudnya saat Paulus katakan bahwa kita seharusnya jangan menjadi
serupa dengan dunia ini?
(Dunia yang kita tempati pada hari ini penuh dengan konsep dan penerapan yang
bertentangan dengan pengajaran-pengajaran Alkitab. Ada banyak penyimpangan
seksual. Ada banyak orang yang akan melakukan apapun untuk memperoleh
kekuasaan atau uang bagi diri mereka sendiri, bahkan denganmenghancurkan
orang lain. Hubungan antar sesama menjadi dingin dan dangkal. Kasih yang
sejati di antara manusia sering kali hilang. Pembicaraan Rasul Paulus yang telah
dua ribuan tahun yang lalu mengenai ‘janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini,’ masih berkaitan dengan kita pada hari ini.)
2. Hal apa sajakah di dunia hari ini yang bertentangan dengan pengajaranpengajaran Allah?
(Beberapa hal yang bertentangan dengan pengajaran Allah termasuk membunuh
sesama, melakukan aborsi, membenci sesama, pergaulan bebas, kehilangan
hati untuk beribadah kepada Allah, sombong dan terlalu percaya diri.)
28
Kehidupan Kristen (1)
3.Apakah kalian melihat orang-orang di sekitar yang menjalankan perbuatanperbuatan yang bertentangan dengan pengajaran-pengajaran Allah?
(Bagi para remaja seperti murid-murid, tentu sulit untuk tidak menjadi serupa
dengan banyak hal seperti yang teman mereka lakukan. Mereka sepertinya akan
merasa ketinggalan, bila memilih untuk berdiam di dalam firman Allah secara
teguh.)
4. Bacalah Yohanes 15:19. Tuhan Yesus mengatakan bahwa bila kita membedakan
diri dari dunia, kita sepertinya akan dibenci oleh dunia. Tekanan macam apakah
yang kalian rasakan dari teman sebaya dengan tidak menjadi serupa terhadap
perilaku mereka. Bagaimana kalian menjaga diri untuk tidak menjadi serupa
terhadap perbuatan-perbuatan itu, sekalipun beroleh tekanan dari teman
sebaya?
(Oleh karena itu, penting untuk menemukan teman baik di gereja, baik dari yang
seusia ataupun yang lebih lanjut usianya. Hubungan pertemanan di dalam Tuhan
akan menyediakan suatu dukungan yang mendasar, baik secara perasaan
maupun rohani. Hubungan ini akan membuat lebih mudah bagi para remaja
untuk memegang teguh firman Allah. Secara pribadi, kita tentu perlu ditanamkan
firman Allah dan memiliki pengalaman pribadi dengan-Nya. Bila dekat dengan
Allah, kita akan menemukan hubungan ini lebih mudah untuk tidak menjadi
serupa dengan dunia. Kedekatan dengan Allah berasal dari ibadah yang rutin,
mendengarkan dan membaca firman Allah, merenungkan bagaimana firmanNya dijalankan dalam kehidupan kita dan berdoa dengan tekun.)
B. “Berubahlah oleh pembaharuan budimu”
1. Bacalah Titus 3:5. Alkitab memberitahukan bahwa Roh Kudus dapat memperbarui
kita. Apakah berarti bahwa setiap orang yang telah memperoleh Roh Kudus akan
dengan sendirinya tidak menjadi serupa dengan dunia? Adakah hal-hal yang
lebih penting, yang seseorang telah lakukan setelah menerima Roh Kudus?
(Menerima Roh Kudus bukanlah akhir dari perjalanan iman kita. Allah memberikan
Roh Kudus untuk menolong memelihara iman kita dan berpegang pada firmanNya. Ini bukanlah suatu formula yang ajaib bahwa kita menjadi seperti robot,
seorang Kristen yang sempurna.)
2. Bacalah Galatia 5:16-18. Apakah yang Alkitab ajarkan tentang bagaimana
dipimpin dan diperbarui oleh Roh Kudus? Apakah maksud dari ‘hidup di dalam
Roh’?
(Membiarkan Roh Kudus bekerja di dalam diri kita, kita harus mematuhi tuntunan
dan pergerakan dari Roh Kudus. Sebagai umat manusia, lingkungan dapat
dengan mudahnya mempengaruhi kita. Untuk memastikan bahwa tidak menjadi
serupa dengan dunia, kita harus ‘hidup di dalam Roh’ – menghadiri kebaktian,
memelihara persekutuan dengan mereka yang memegang teguh akan firman
Allah, berdoa dengan tekun, bersandar senantiasa kepada Allah dan lain
sebagainya. Dengan berbuat demikian, kita dapat menjalankan pengajaran
Allah, menyatakan kuasa-Nya, bahkan mengubah kehidupan orang lain yang
berada di sekitar kita.)
Kehidupan Kristen (1)
29
3. Berikan beberapa contoh dari bagaimana seseorang dapat diperbarui oleh
kehendak Allah.
(Beberapa contoh diperbarui oleh kehendak Allah:
l Seorang saudara yang dahulu mengonsumsi obat-obatan terlarang,
sekarang dapat melepaskan diri setelah ia diubah dan menerima Roh
Kudus.
l Sebagai ganti dari menghabiskan hari Jumat malam dengan berpesta atau
menginap di rumah teman, sekarang melakukan apa yang lebih baik dengan
menghadiri kebaktian pada hari itu di gereja.)
C. “Dapat membedakan manakah kehendak Allah:
Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”
1. Dapatkah kalian mengingat ayat-ayat Alkitab yang mengacu secara langsung
kepada kehendak Allah? Dengan bantuan Konkordansi Alkitab, kita dapat melihat
semua ayat yang berkaitan dengan ‘kehendak Allah’. Ringkaslah beberapa
penemuan ayat kalian dan bagikan itu kepada teman-teman di kelas.
(Beberapa ayat dengan potongan kalimat ‘kehendak Allah’:
l “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.” (Rm. 12:2)
l“Karena inilah kehendak Allah: Pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi
percabulan.” (1 Tes. 4:3)
l “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah
di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tes. 5:18)
lMengacu pula kepada Mikha 6:8 – “Hai manusia, telah diberitahukan
kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu,
selain berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di
hadapan Allahmu?”)
2. Apakah yang kalian ketahui mengenai kehendak Allah?
(Kehendak Allah pada akhirnya adalah menyelamatkan umat manusia dari dosa
dan kematian yang kekal. Itulah tujuan Allah sejak permulaan penciptaan. Itulah
mengapa Ia datang ke dunia sebagai Tuhan Yesus untuk mati bagi segenap
umat manusia. Apapun yang dilakukan, kita harus pastikan bahwa perbuatan
itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah – entahkah berkaitan dengan
keselamatan kita pribadi ataupun keyakinan pribadi dari orang lain.)
3. Hal apa sajakah yang kalian dapat lakukan untuk menjadi yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna itu?
Bagian # 2 – Menjadi Terang Dunia
Dalam Matius 5:14, Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita adalah
‘terang dunia’. Dalam dunia yang penuh dengan kegelapan rohani ini, kita harus
memancarkan terang Allah. Untuk melakukan hal ini, kita tidak harus mengambil
bagian dari apa yang orang-orang belum percaya itu lakukan. “Janganlah kamu
merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.
Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau
bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Kor. 6:14) Sejak masa lalu,
30
Kehidupan Kristen (1)
para jemaat Allah telah memancarkan diri mereka dengan menjadi berbeda dari
orang-orang pada masa itu. Hari ini, kita akan melihat beberapa contoh mengenai
hal itu. Untuk tiap-tiap bagian Alkitab berikut, tuliskan aktivitas dari orang-orang yang
tidak mengenal Allah. Kemudian, sebagai suatu pelajaran yang kontras, tuliskan pula
apa yang jemaat Allah itu perbuat.
A. Kejadian 6:1-12
Apakah yang orang-orang pada masa itu lakukan?
(Orang-orang yang tidak mengenal Allah tidak menghormati-Nya. Mereka menjunjung
tinggi keinginan daging dengan berpesta pora dan bersenang-senang. Itulah
mengapa dosa-dosa mereka dikatakan telah merusak seluruh muka bumi.)
Apakah yang Nuh lakukan?
(Nuh mematuhi Allah dan ditemukan sesuatu yang benar di hadapan-Nya. Nuh pun
mematuhi perintah Allah untuk mendirikan bahtera, sekalipun hujan belum turun.
Dengan iman, ia mematuhi sepenuhnya dan berbuat sesuati dengan apa yang Allah
perintahkan kepadanya.)
B. Kejadian 18:20; 19:4-7
Apakah yang orang-orang pada masa itu lakukan?
(Sodom dan Gomora adalah kota-kota yang penuh dengan perbuatan dosa. Ada
perbuatan homoseksual dan banyak penyimpangan seksual lainnya dilakukan di
sana. Saat dua malaikat berkunjung ke rumah Lot, orang-orang itu bahkan ingin
berbuat seksual dengan mereka!)
Apakah yang Lot lakukan?
(Lot menyadari kejahatan kota tempat ia tinggal dan memperhatikan perkataan dari
kedua malaikat itu untuk segera meninggalkan kota itu. Lalu, ia bersiap-siap dan
membawa istri dan kedua anaknya perempuan untuk meninggalkan kota itu.)
C. Kejadian 39:6-12
Apakah yang istri Potifar lakukan?
(Sebagai seorang perempuan yang telah menikah, ia seharusnya bersikap setia
kepada suaminya. Tetapi apa yang ia lakukan justru sebaliknya, sementara suaminya
pergi, ia menggoda Yusuf yang muda, bahkan berusaha untuk memikatnya. Saat
Yusuf menolak cumbuannya, ia menuduhnya dengan semena-mena. Ia tidak memiliki
kehormatan untuk hidup secara kudus atau benar.)
Apakah yang Yusuf lakukan?
(Yusuf adalah benar pada pendiriannya. Ia berkata, “Bagaimanakah mungkin
aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kej.
39:9) Yusuf adalah seorang hamba yang kesepian di tanah asing. Tetapi ia tidak
membiarkan apapun mempengaruhi dirinya dari memegang teguh firman Allah. Ia
bahkan merelakan dirinya masuk ke dalam penjara.)
Kehidupan Kristen (1)
31
D. Daniel 1:3-10
Apakah yang orang-orang muda ini lakukan di istana?
(Mereka semua menyantap makanan raja, yang sepertinya telah dipersembahkan
kepada berhala.)
Apakah yang Daniel lakukan?
(Daniel lebih memperhatikan kesehatan tubuhnya daripada menyantap makanan
dan minuman anggur yang dari raja. Ia percaya bahwa Allah akan memberikan
tubuh yang sehat kepadanya dengan meminta sayur-sayuran saja.)
E. Daniel 3:1-6,16-18
Apakah yang orang-orang muda ini lakukan?
(Mereka semua sujud menyembah kepada patung besar yang raja telah dirikan dan
perintahkan.)
Apakah yang Sadrakh, Mesakh dan Abednego lakukan?
(Ketiga orang yang beriman ini mengatakan bahwa seandainya Allah tidak
membebaskan mereka, mereka pun tidak akan pernah sujud menyembah kepada
patung itu – ayat 18.)
Menguji Pemahaman
1. Apakah maksud dari ‘berubahlah oleh pembaharuan budimu’?
2. Rangkumlah beberapa perbuatan dosa dari orang-orang yang tidak mengenal
Allah.
3. Rangkumlah perbedaan perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang yang
mengenal Allah dengan yang tidak mengenal Allah.
Penerapan Kehidupan
Bagian A – Apa yang Dunia Katakan Bertentangan dengan
Apa yang Alkitab Katakan
Sekalipun Kitab Suci telah ditulis lebih daripada 2000 tahun yang lalu, tetapi
masih berkaitan dengan kehidupan kita hari ini. Ini disebabkan ‘segala tulisan itu
diilhamkan oleh Allah’ (2 Tim. 3:16). Marilah kita lihat beberapa situasi dari kenyataan
hidup yang orang-orang muda telah hadapi di dalam gereja kita. Pergunakan ayatayat Alkitab yang diberikan dan tambahkan pula beberapa acuan Alkitabiah lainnya,
sebagai suatu nasihat agar dapat melakukan apa yang mereka harus lakukan. (Nama
dari orang-orang muda itu boleh diubah dan ceritanya boleh sedikit disesuaikan.)
32
Kehidupan Kristen (1)
1. Alice senantiasa berada di sebuah sekolah pribadi. Tetapi setelah orangtuanya
pindah ke kota, ia didaftarkan ke sebuah SMA umum. Di kota itu, jumlah
muridnya lebih beragam dan ia berteman dengan murid yang berlatar belakang
yang berbeda. Suatu hari, ia terkejut ketika sekelompok murid menawarkan
suatu kesempatan, agar ia mencoba sesuatu yang benar-benar menyenangkan.
Mereka menyarankan bahwa Alice dapat mencoba obat-obatan terlarang, agar
dapat bersenang-senang. Alice mengetahui bahwa teman-temannya itu merokok,
tetapi tidak pernah terpikir bahwa mereka akan melakukan sesuatu yang lebih
jauh dari pada itu! Alice pun mengetahui secara naluri bahwa ia seharusnya
tidak pernah bergabung dengan mereka. Tetapi, mereka adalah teman-teman
terdekatnya di sekolah itu dan sekarang, ia harus memilah hubungan pertemanan
mereka. Bila ia tidak bergabung lagi dengan mereka, mereka mungkin tidak ingin
lagi menghabiskan waktu bersamanya pada masa yang akan datang.
Nasihat kalian kepada Alice:
Beberapa acuan Alkitab: 1 Korintus 6:12,19-20; 10:23; 2 Timotius 2:22
2. Seperti para remaja lainnya, Sammy menghabiskan waktunya sehabis pulang dari
sekolah dengan melakukan chatting bersama teman-temannya. Ia beranggapan
bahwa inilah cara yang baik untuk tetap berhubungan dengan banyak orang,
terutama dengan teman-teman di gereja, yang tidak dapat dilihatnya setiap
hari. Ia pun melakukan pertemanan dengan teman-teman yang baru melalui
obrolan di internet. Suatu hari, salah seorang teman chatting-nya menyarankan,
agar ia membuka beberapa situs ‘panas’, seperti situs pornografi. Teman ini
memberitahukannya bahwa tidak ada yang salah untuk melihat beberapa gambar
di dalam situs itu, asalkan tidak melakukan apa-apa. Hanya melihat gambargambar itu sekali atau dua kali dan itu bukanlah suatu persoalan. Di samping itu,
tidak seorangpun yang akan mengetahuinya.
Nasihat kalian kepada Sammy:
Beberapa acuan Alkitab: Yakobus 1:15; 2 Timotius 2:22; Pengkhotbah 12:14;
Efesus 5:15-16
3. Diane telah mendengarkan banyak hal mengenai mengasihi saudara-saudari
seiman di dalam Kristus. Ia tidak pernah secara serius memikirkannya hingga
seorang guru Pendidikan Agama memulai sebuah sistem pertemanan dan
Diane dipasangkan sebagai seorang teman kepada seseorang yang ia kira
bukanlah pasangannya. Ia tidak pernah berbicara sepenuh hati kepada saudari
itu di gereja. Dari gaya berpakaian hingga gaya berkomunikasinya, satupun tidak
ada yang membuat dirinya tertarik sedikitpun terhadapnya. Diane tidak dapat
membayangkan bagaimana dirinya dapat menjadi seorang pendoa bagi teman
yang ia tidak sukai. Di sekolah, Diane dapat memilih siapa saja yang ia ingin
berbagi kepadanya. Tidak seorangpun dapat memaksa seseorang untuk menjadi
teman dari orang itu. Tetapi, mungkin ia tidak dapat mengatakan ‘tidak’ kepada
gurunya. Ia mulai merasakan begitu kesal di dalam hatinya, baik kepada gurunya
maupun pasangan temannya itu.
Nasihat kalian kepada Diane:
Beberapa acuan Alkitab: Galatia 6:2; 5:22-23; Yohanes 13:34-35
4. David telah memiliki banyak persoalan dengan orangtuanya sejak mulai masuk
universitas. Orangtua David tampak mencampuri terlalu jauh dalam urusan
pribadinya. Hal itu dapat diterima David, ketika dirinya masih muda. Tetapi sekarang,
ia telah masuk universitas dan seyogyanya dapat mempertimbangkan
Kehidupan Kristen (1)
33
sendiri untuk menjadi dewasa. Ia tidak menyukai ketika ibunya ingin memastikan
bahwa dirinya telah mengonsumsi sesuatu makanan yang layak untuk dikonsumsi,
sekalipun makanan itu tidak disukainya. Ia tidak lagi suka pergi ke mal bersama
dengan orangtuanya. Bahkan ia beranggapan bahwa bahasa Inggris mereka
yang terbata-bata itu merupakan sesuatu yang memalukan bagi dirinya. Temanteman di kampus memberitahukan, agar David tetap bersabar mengenai hal itu.
Suatu kali, David pergi ke kampus dan berencana untuk pindah kampus dan
meninggalkan orangtuanya untuk selamanya.
Nasihat kalian kepada David:
Beberapa acuan Alkitab: Keluaran 20:12; Efesus 6:1-3
Bagian B – Seorang yang Tangguh
Di dalam dunia yang penuh persaingan, penting untuk menjadi tangguh
agar dapat mempertahankan diri. Sering kali, nilai-nilai yang diserap dari dunia
justru kita masukkan ke dalam gereja dan ke dalam kehidupan pribadi. Sebagai
akibatnya, kita menjadi tidak berbeda lagi dengan orang-orang dunia. Kita tidak
lagi dapat memancarkan terang di dalam dunia yang gelap, karena telah menjadi
serupa dengan dunia, dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Penting
untuk menyadari status istimewa kita sebagai anak-anak Allah dan yang memiliki
hikmat rohani untuk memberitahukan perbedaan antara apa yang dunia hargai dan
apa yang Allah perkenan. Di sini, ada sebuah ayat yang menyoroti perbedaan antara
‘kuat’ yang dimaksudkan oleh dunia dengan ‘tangguh’ yang dimaksudkan menurut
pandangan seorang Kristen.
Seorang yang kuat berolah raga setiap hari untuk menjaga kesehatan tubuhnya,
tetapi seorang yang tangguh dalam berdoa untuk menjaga kesehatan jiwanya.
Seorang yang kuat tidak merasa takut terhadap apapun,
tetapi seorang yang tangguh menunjukkan keberanian di tengah rasa takutnya.
Seorang yang kuat tidak ingin membiarkan siapaun mengambil yang terbaik dari
padanya,
tetapi seorang yang tangguh memberikan yang terbaik kepada siapapun.
Seorang yang kuat berbuat kesalahan dan menghindarinya pada masa yang akan
datang,
tetapi seorang yang tangguh menyadari kesalahan hidup itu justru dapat pula menjadi
berkat-berkat Allah dan bermanfaat bagi dirinya.
Seorang yang kuat melangkah dengan mantap,
tetapi seorang yang tangguh mengenal Allah akan menopang dirinya ketika jatuh.
Seorang yang kuat memancarkan pancaran keyakinan pada wajahnya,
tetapi seorang yang tangguh memancarkan anugerah.
Seorang yang kuat percaya bahwa dirinya akan cukup tangguh untuk melakukan
suatu perjalanan,
tetapi seorang yang tangguh percaya bahwa di dalam melakukan suatu perjalanan,
ia akan menjadi tangguh.
34
Kehidupan Kristen (1)
Sekarang, tuliskan sedikitnya satu paragraf yang menggambarkan perbedaan
antara apa yang dunia katakan dengan apa yang Alkitab ajarkan, seperti yang
ditunjukkan dalam ayat-ayat di atas. Kalian boleh memikirkan tentang apa saja yang
dunia yakini tentang kekuatan. Tentu saja, akan berbeda dengan yang kalian ketahui
dari Alkitab untuk menjadi tangguh. Berikan pula sebuah ayat Alkitab untuk mendukung
apa yang kalian ingin tuliskan. Sebagai contoh, kalian dapat menuliskan sesuatu
seperti ini: “Seorang yang kuat melihat kuasa dari orang-orang yang mematuhinya,
tetapi seorang yang tangguh memandang kuasa dengan bersikap lemah lembut dan
bergaul dengan orang lain.” Tuhan Yesus sendiri berkata, “Aku lemah lembut dan
rendah hati” (Mat. 11:29). Lalu, bagikan dengan murid-murid lainnya.
Renungan dan Doa
“Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau
orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu” (1 Yoh.
2:15). Entahkah kita menginginkan atau tidak menjadi anak-anak Allah adalah sebuah
pilihan yang sadar. Anak-anak Allah bukan hanya ditandai dengan peristiwa baptisan
atau menerima Roh Kudus. Untuk menjadi seorang anak Allah yang sungguh, tiaptiap orang dari antara kita harus membuktikan bahwa kita adalah anak-anak Allah
melalui pikiran yang dimiliki dan jalan yang diperbuat dalam hidup kita. Jadi, bila kita
memilih untuk menjadi serupa dengan dunia ini dan mengasihinya, maka kita tidak
dapat menjadi seorang anak Allah yang sungguh pada saat itu juga. Kiranya Allah
memberikan hikmat rohani dan motivasi kepada kita untuk menjadi berbeda dengan
dunia!
Kehidupan Kristen (1)
35
Halaman Kosong
36
Kehidupan Kristen (1)
pelajaran
Prioritas, Kepemilikan dan
Pengaturan Waktu
5
Bacaan Kitab
Kej. 13:8-13; 14:14-15:1
Sasaran Pelajaran
1. Agar murid-murid memandang kepemilikan jasmani mereka sebagai
posisi kedua bila dibandingkan hubungan mereka dengan Allah
2. Agar murid-murid dapat mampu berkata-kata mengenai bagaimana
mereka memutuskan suatu nilai
Ayat Alkitab
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan
nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
(Mat. 16:26)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kejadian 10-17
Pemanasan
Bayangkan kalian memiliki seorang adik laki-laki dan keduanya berusia kirakira 38 atau 39 tahun. Keduanya berekonomi mapan dengan penghasilan yang besar.
Kalian memiliki mobil yang bagus, rumah yang luas, pekerjaan yang hebat dan tetap
melakukan investasi dengan baik, sehingga mampu memberikan persembahan
persepuluhan dalam jumlah yang besar kepada pihak gereja. Suatu kali, sang adik
tiba-tiba datang dan memberitahukan bahwa ia mengalami kebangkrutan, hingga
membutuhkan uang yang besar untuk melunasi beberapa hutangnya. Apakah yang
kalian akan lakukan demi hubungan dengan adik kalian itu?
Kehidupan Kristen (1)
37
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Hak Milik
Memilih antara kepemilikan dan manusia (atau antara kekayaan dan
hubungan) merupakan suatu keputusan yang berat untuk diambil. Tetapi banyak dari
antara kita menghadapi pilihan yang macam demikian di dalam hidupnya. Kita dapat
memilih untuk mempertahankan kepemilikan kita atau mengasihi sesama manusia.
Bagaimana kita membuat keputusan ini? Apakah Allah peduli tentang bagaimana
kita menghargai suatu hubungan dan cara menghargai kepemilikan kita?
1. Marilah kita melihat Kejadian 13:8-13
Abram adalah seorang yang bijaksana saat menempatkan orang banyak yang
sedang mempersoalkan masalah kepemilikan. Kapankah Abram membiarkan Lot
untuk mengambil apapun yang dia inginkan? Menurut kalian, apakah perbuatan
ini dilakukan karena hubungan mereka?
(Abram sungguh bijaksana. Dengan membiarkan Lot memilih tanah yang terbaik,
ia menunjukkan kepada Lot bahwa damai sejahtera di dalam sebuah keluarga
dan hubungan dirinya dengan Lot adalah lebih penting daripada kekayaannya.
Bila Abram berpegang pada apa yang merupakan haknya, ia akan memiliki
persoalan keluarga yang mungkin telah berakhir bertahun-tahun yang lalu.)
2. Marilah kita membaca Kejadian 14:1-15:1
Setelah Abram dan Lot berpisah, Lot pergi menikmati kehidupan di tanah
terbaiknya itu. Lalu, beberapa raja mengepung Sodom dan merebutnya, serta
menawan Lot dan keluarganya. Setelah Lot ditawan, apakah yang Abram
lakukan?
(Abram bersama dengan 318 orang yang terlatih, pergi mengejar para perampok
itu. Orang-orang Abram menyerang dan merebut kembali semua barang dan
menyelamatkan Lot bersama keluarganya.)
3. Apakah hadiah yang raja Sodom tawarkan kepada Abram atas perbuatannya?
4. Mengapa Abram menolaknya?
5. Dengan melakukan demikian, bagaimana hubungan Abram dengan raja Sodom
selanjutnya?
(Raja memberitahukan bahwa ia dapat memberikan semua barang bagi Abram.
Tetapi Abram menolaknya, karena ia telah bersumpah kepada Allah. Abram
menolak penawaran ini, karena menerima sebuah hadiah dari raja akan mengikat
dirinya secara politik. Abram telah bertekad untuk tidak membiarkan daya tarik itu
untuk menjebak dirinya ke dalam suatu hubungan yang tidak sehat.)
6. Apakah yang Abram persembahkan kepada Imam Melkisedek?
38
Kehidupan Kristen (1)
7. Dengan melakukan demikian, bagaimana hubungan Abram dengan Allah
selanjutnya?
(Abram mempersembahkan sepersepuluh dari segala sesuatu yang ia miliki
sebagai persembahan kepada Allah. Persembahan Abram itu menunjukkan
bahwa Allah lebih penting daripada kekayaannya.)
Bagian # 2 – Prioritas
“Apakah Allah benar-benar peduli mengenai apa yang saya lakukan dengan
uang dan kepemilikan pribadi? Apakah membuat-Nya berbeda dengan melakukan
keputusan ini? Karena Allah menciptakan manusia menurut rupa-Nya, apakah yang
kalian lakukan dengan uang dan kepemilikan yang banyak kepada-Nya. Marilah
kita melihat pada prioritas keuangan. Kita memiliki banyak hal di dalam hidup yang
membutuhkan uang, termasuk persembahan persepuluhan, tagihan, makanan,
pendidikan dan pakaian. Kadang, kita bahkan merasakan bahwa tidak ada cukup
uang lagi bagi semuanya itu. Banyak orang tertangkap dalam suatu jebakan hidup,
ketika mengesampingkan nilai-nilai kekristenan bagi yang mengasihi uang. Hal yang
terburuk adalah melakukan sesuatu yang kita telah ketahui bukanlah menurut jalan
Allah, karena menghasilkan lebih banyak uang bagi kita. Oleh karena itu, daftar
prioritas membantu kita memelihara fokus pada penggunaan uang dan bersikap
secara saleh. Ketika mempergunakan uang menurut jalan Allah, kita tidak akan
menginginkan hal-hal yang tidak sehat terjadi. Jadi, apakah prioritas kalian? Marilah
murid-murid mengerjakan daftar prioritas mereka kira-kira 5 menit lamanya.
Prioritas membantu kita membuat keputusan, entahkah kita mampu atau
memang seharusnya melakukan hal-hal yang pasti. Sebelum melakukan apapun,
membeli apapun atau pergi ke manapun, kita seharusnya melihat pada daftar
prioritas terlebih dahulu. Sebagai contoh, pekerjaan adalah penting, tetapi bayangkan
bekerja tujuh hari seminggu. Kita mungkin memperoleh banyak uang, tetapi apakah
itu mendukung? Apakah mendukung keinginan kita untuk memperoleh uang? Ya.
Apakah membuat keluarga kita bahagia? Tidak, uang yang banyak tidak pernah
membuat kita terlihat bahagia. Apakah membuat Allah senang? Tidak, Ia tidak dapat
menghabiskan waktu bersama kita. Apakah mendukung nilai-nilai yang kita ingin
jalani? Tidak, tidak ada ruang di dalam hidup kita untuk apapun, kecuali uang.
Apakah kita memprioritaskan mengikut rencana Allah bagi kehidupan pribadi?
Allah telah merancangkan hidup kita untuk menjadi seimbang di dalam semua hal.
Waktu doa kita, waktu kebaktian kita, keluarga kita, sekolah, bekerja, beristirahat,
bergaul, waktu pribadi dan waktu rekreasi seharusnya diseimbangkan, bila kita
mengikut kehendak Allah.
Jadi, di manakah kita menaruh Allah di dalam kehidupan pribadi? Alkitab
menerangkan dengan jelas di mana Allah seharusnya ditaruh pada daftar prioritas kita
– pada urutan teratas. Ketika menggunakan waktu dan uang, prioritas kita seharusnya
adalah Allah, keluarga, sekolah atau pekerjaan, lalu rekreasi. Ada beberapa standar
yang Allah ingin kita fokuskan pada uang dan kepemilikan. Bacalah ayat-ayat berikut
dan diskusikan mengapa ayat-ayat itu penting nilai dan standarnya untuk kita jalani.
Kehidupan Kristen (1)
39
1. Mengenai Kepuasan
Kita seharusnya bersyukur kepada hal-hal yang kita miliki. “Janganlah kamu
menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
Karena Allah telah berfieman: Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan
Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibr. 13:5). Bacalah 1 Timotius
6:6-8. “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan
besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia...”
2. Pentingnya Bekerja Keras
Banyak orang yang tidak menyukai bekerja, tetapi menginginkan segala sesuatu.
Pandangan mereka ini adalah ‘mengapa harus kuatir tentang hari esok, lakukan
apa saja untuk hari ini!’ Oleh karena itu, banyak orang pergi berkeliling untuk
membeli semua macam barang dengan menggunakan kartu kredit. Tetapi
ingatlah, sebagai umat Allah, Ia menginginkan kita untuk menyimpan hal-hal
yang kita perlukan. “Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan
makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi” (Ams.
12:11).
3. Pengaturan Uang
Kita seharusnya menggunakan uang dengan bijaksana dan dengan hati yang
takut akan Allah. “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan,
sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah” (Ibr.
13:16).
4. Perencanaan ke Depan
Allah menginginkan kita untuk menjadi seorang perencana. Apa yang kita
lakukan pada hari ini adalah dasar bagi hari esok. “Serahkanlah perbuatanmu
kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu” (Ams. 16:3).
Menguji Pemahaman
1. Mengapa Abram membiarkan Lot terlebih dahulu memilih apapun tanah yang dia
inginkan? Hal ini memberitahukan apakah perihal prioritas Abram dan imannya
kepada Allah?
2. Bagaimana Abram memastikan bahwa ia menolak tawaran apapun dari Raja
Sodom? Mengapa Abram melakukan hal itu?
3. Apakah yang Ibrani 13:5 beritahukan tentang sikap yang benar, yang seharusnya
kita miliki berkenaan dengan harta?
4. Nasihat apakah di dalam Ibrani 13:16 yang kita harus perhatikan berkenaan
dengan hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita?
40
Kehidupan Kristen (1)
Penerapan Kehidupan
Bahayanya Materialisme (Gaya Hidup yang Menonjolkan Kekayaan)
Suatu saat, Tolstoy memberitahukan suatu
kisah mengenai penjualan rumah di daerah yang
terpencil. Beberapa pengusaha Rusia membuat
suatu penawaran untuk menjual semua tanah
milik seseorang yang dapat dikelilingi dalam satu
hari seharga seribu rubel (mata uang Rusia).
Orang yang berminat harus kembali pada sore
hari atau ia akan kehilangan kesempatan itu.
Setelah mendengarkan penawaran itu, seorang
petani segera menjual segala sesuatunya demi
memperoleh keuntungan dari pembeliannya
itu. Ia memberikan seribu rubel kepada para
pengusaha dan membuat segera berangkat.
Petani itu berjalan berkeliling sambil memandang
semua bukit yang indah, yang ingin dimilikinya.
Setelah berjalan sekian jauhnya, ia bahkan
memandang kepada sebuah tanah yang lebih
ingin dimilikinya lagi. Ia mempercepat langkahnya
untuk menuju ke tanah itu. Senja hampir tiba
dan petani itu harus kembali. Ia mulai berlomba
untuk mencapai batas waktu yang ditentukan,
mengelilingi sebanyak mungkin tanah secara
manusiawi. Ia berlari secepat mungkin untuk
mencapai tujuan. Akhirnya, ia tiba pula dengan
tetap waktu, tetapi langsung terjatuh mati di atas
suatu tanda. Sekarang, semua tanah yang ia
perlukan adalah sebuah lubang kubur saja.
Tips Mengajar
Kisah Tolstoy mengilustrasikan kata ‘lebih’ yang memimpin
kepada kematian. Murid-murid
akan memberitahukan bahwa
lebih dari segala sesuatu itu
lebih baik, karena memberikan
popularitas,
kemewahan,
bahkan kekuasaan. Bagian
terpenting dari kata ‘lebih’
menyatakan tersedianya rasa
aman – keinginan emosional
nomor satu dari para remaja.
Bagaimanapun, satu-satunya
hal yang benar-benar dapat
menyediakan
rasa
aman
adalah sebuah hubungan
dengan Allah. Setelah itu, Ia
adalah Penyedia dari semua
hal yang kita miliki.
Pertanyaan: Apakah yang kalian akan lakukan bila diberikan kesempatan serupa?
Pertanyaan Diskusi:
1. Bacalah 1 Timotius 6:6-8. Menurut ayat ini, apakah kunci dari kepuasan?
2. Apakah pemahaman kalian mengenai kesalehan?
3. Karena Allah akan menyediakan segala keperluan kita, baik secara jasmani
maupun rohani, bagaimana kita seharusnya menghargai prioritas pribadi?
4. Mengapa sikap kita terhadap kepemilikan berpengaruh besar terhadap hubungan
kita, terutama dengan Allah?
5. Tiap-tiap orang dari antara kita akan mati suatu hari kelak. Apakah yang akan
menjadi milik kalian, bila Allah memberitahukan bahwa hari esok kalian adalah
yang terakhir?
Kehidupaan Kristen (1)
41
Allah memberikan sumber daya kepada kita karena beberapa alasan. Yang
menariknya, salah satu dari alasan itu adalah kesenangan yang mereka berikan.
Tetapi sekali kita menginginkan kesenangan yang mereka berikan itu melebihi
daripada Sang Pemberi, kita menyembah berhala. Apakah yang Allah katakan
tentang hal itu? Marilah kita baca Yakobus 4:4-5. Ayat ini memberitahukan bahwa
Allah tidak akan memberikan tempat yang kedua bagi yang lain.
Pada akhirnya, alasan manusia untuk mengumpulkan kekayaan adalah
untuk meningkatkan rasa keamanan mereka. Allah, Pencipta dan Penyedia dari
segala kekayaan, mengetahui bahwa hanya sebuah hubungan dengan-Nyalah
yang akan menyediakan keamanan yang sejati, yang manusia cari. Seperti apa
yang kita pelajari terdahulu, pilihan Abram didasarkan pada keyakinan dirinya dalam
mempercayai Allah yang merupakan pilihan yang paling menguntungkan yang ia
buat, bahkan ketika manfaat itu belum segera dirasakan olehnya.
Renungan dan Doa
Kita perlu bertanya kepada diri sendiri, “Apakah harta kekayaan kita?” Bacalah
dalam Lukas 12:34. “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
Pesan ini begitu jelas bagi kita. Apa yang kita anggap bernilai, sesungguhnya
mencerminkan hati kita. Bayangkan bila kita harus duduk selamanya di suatu
ruangan dengan hal-hal yang kita anggap bernilai. Banyak dari antara kita akan
duduk seorang diri dengan tas-tas yang berisi uang. Bagaimana dengan duduk di
dalam suatu ruangan yang penuh dengan kasih terhadap sesama, yang kita berikan
waktu, cinta, dukungan dan perhatian? Itulah harta yang Allah akan megahkan.
Dalam Matius 6:33, Yesus Kristus memberitahukan bahwa kita perlu “mencari dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.”
Itulah yang Allah anggap harta dan yang bernilai. Marilah kita memohon, agar Allah
memberikan hikmat rohani kepada kita semua.
42
Kehidupan Kristen (1)
pelajaran
6
Keuangan Pribadi, Pemberian
dan Perpuluhan
Bacaan Kitab
Kej. 14; Mal. 3; Mrk. 10:17-30; Luk. 16:19-25; Mat. 26:1-13
Sasaran Pelajaran
1. Agar murid-murid memahami pentingnya mengatur uang dengan
bijaksana
2. Agar murid-murid mengetahui bahwa lebih penting menjadi kaya di
hadapan Allah daripada menjadi kaya di bumi
Ayat Alkitab
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi...karena di mana hartamu
berada, di situ juga hatimu berada.” (Mat. 6:19,21)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kejadian 14; Maleakhi 3; Markus 9-10; Lukas 16-17; Matius 26
Latar Belakang Alkitab
‘Pengurapan’ yang disebutkan dalam kitab Injil (Mat. 26:7,9,12; Mrk. 14:3-4;
Luk. 7:37-38), yang digunakan untuk mengurapi Tuhan Yesus merupakan macam
pengurapan yang terbaik. Narwastu merupakan salah satu dari minyak wangi paling
mahal harganya. Buli-buli pualam yang berisi minyak narwastu yang perempuan itu
pergunakan untuk mengurapi Tuhan Yesus seimbang harganya dengan penghasilan
dari seseorang selama satu tahun. Perempuan yang mengurapi Yesus Kristus
tentunya bukanlah seorang perempuan yang berstatus sosial yang tinggi atau
seorang kaya yang hebat. Kerendahan hati dan ketulusan hati dari perempuan ini
membuat Tuhan Yesus dapat melihatnya dengan jelas.
Kehidupan Kristen (1)
43
Pemanasan
Seberapa banyakkah yang kalian pikirkan bahwa Alkitab berhadapan dengan
topik yang berkenaan dengan persoalan iman dan bukan dengan topik duniawi
seperti uang dan kekayaan? (Biarlah murid-murid menanggapinya.) Sebenarnya,
persoalan keuangan adalah topik yang penting di dalam Alkitab. Allah tentu memiliki
persyaratan bagi anak-anak-Nya dalam persoalan keuangan. Alkitab pun adalah
sebuah petunjuk yang baik, yang mengarahkan, agar kita menjadi bijaksana dalam
menghadapi uang. Kadang, uang dapat menjadi bagian dari iman kita kepada Allah
dan kasih kita kepada sesama. Hari ini, kita akan melihat beberapa pengajaran
Alkitab yang berkenaan dengan uang dan kekayaan.
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Mempersembahkan Perpuluhan
Apakah kita mengetahui tentang perpuluhan? Seberapa seringkah kita
mempersembahkan perpuluhan? Dalam Perjanjian Lama, khususnya di bawah hukum
Taurat, ada banyak macam persembahan yang umat Israel harus persembahkan
kepada Allah. Beberapa di antaranya adalah untuk mendamaikan dosa dan yang
lainnya untuk ucapan syukur. Bagaimanapun, perpuluhan bukanlah merupakan
bagian dari macam-macam persembahan itu. Sejarah dari perpuluhan berasal dari
zaman Abraham. Marilah kita membaca ayat-ayat Alkitab berikut untuk menemukan
lebih banyak lagi perihal perpuluhan.
1. Catatan pertama Alkitabiah mengenai persembahan perpuluhan
a. Abraham mempersembahkan perpuluhan kepada Raja Melkisedek;
perpuluhan berarti sepersepuluh (Kej. 14:17-20).
b. Raja Melkisedek sebenarnya merupakan perwujudan Allah dalam Perjanjian
Lama (Ibr. 7:14).
c. Nazar Yakub kepada Allah selagi berada di padang gurun menegaskan
bahwa perpuluhan merupakan sebuah kewajiban umat Allah di kemudian
hari (Kej. 28:22).
2. Tujuan dari perpuluhan selama zaman imam-imam
a. Selama penaklukkan Kanaan, suku Lewi tidak diberikan bagian tanah
apapun sebagai milik pusaka. Mereka bergantung pada perpuluhan dari 12
suku lainnya bagi mata pencaharian mereka (Yos. 14:3-4).
b. Suku Lewi yang dipilih untuk mengerjakan urusan di Bait Allah bergantung
pada perpuluhan sebagai rezeki mereka (Bil. 18:21-24).
c. Perpuluhan dipersembahkan dalam bentuk binatang dan hasil tanah (Im.
27:30).
44
Kehidupan Kristen (1)
3. Pentingnya persembahan perpuluhan di hadapan Allah
a. Kesalahan yang disengaja dalam mempersembahkan perpuluhan dianggap
sebagai tindakan pencurian terhadap hak Allah (Mal. 3:8-9).
b. Allah menjanjikan berkat yang berlimpah, bila kita mempersembahkan
perpuluhan kepada-Nya (Mal. 3:10).
Dalam Perjanjian Baru, perpuluhan tetap dijalankan (Luk. 11:42).
Bagian # 2 – Semangat Memberi
Sebagai anak-anak Allah, kita harus menjadi terang dunia. Ini bukan hanya
soal perilaku baik kita, tetapi semangat berbagi yang murah hati terhadap apa yang
Allah telah berikan kepada kita. Barangsiapa yang rela mempersembahkan dan
berbagi, senantiasa ia akan dikenan di hadapan Allah. Marilah kita pelajari beberapa
contoh berikut dari Alkitab, beberapa di antaranya, ada yang menolak untuk berbagi
kepada yang lain dengan murah hati dan ingin dipuji.
A. Orang Muda yang Kaya (Mrk. 10:17-30)
1. Apakah jawaban Tuhan Yesus kepada orang muda berkenaan dengan cara
untuk memperoleh hidup yang kekal?
Tuhan Yesus menyarankan seorang muda kaya yang datang kepada-Nya, agar
melakukan Sepuluh Perintah Allah (bagian mengasihi sesama manusia) yaitu:
“Jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan
mengurangi hak orang dan hormatilah ayahmu dan ibumu.” Orang muda kaya
itupun menjawab bahwa ia telah menuruti semua hukum itu sejak dari masa
mudanya. Lalu, Tuhan Yesus memberitahukan bahwa masih terdapat satu
kekurangan lagi kepadanya, yaitu juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah
itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga;
kemudian, datanglah ke mari dan ikutlah Aku. Mendengar perkataan itu, orang
muda kaya itu pergi dengan sedihnya.
2. Apakah Tuhan Yesus benar-benar bermaksud mengharuskan kita miskin
untuk menjadi murid-Nya? Bila tidak demikian, apakah yang kalian pikirkan
mengenai yang Tuhan Yesus katakan kepada orang muda yang kaya itu?
Tuhan Yesus tentu tidak bermaksud mengharuskan orang muda yang kaya
itu menjadi miskin, agar dapat mengikut Dia. Apa yang Tuhan maksudkan
sebenarnya adalah perihal prioritas kita. Orang muda yang kaya itu tidak dapat
menyerahkan kekayaannya. Itu menjadi sebuah batu sandungan bagi dirinya.
Setiap orang memiliki batu sandungannya masing-masing. Bagi kebanyakan
orang, uang merupakan penghalang bagi mereka untuk dapat menemukan
Allah. Mereka ingin menghabiskan sebagian besar dari waktu dan tenaga untuk
memperoleh uang yang lebih banyak lagi. Sementara bagi yang lainnya, batu
sandungan itu dapat berupa kebanggaan mereka, hingga menghalangi untuk
datang ke hadapan Allah. Penting bagi setiap orang untuk menguji apa standar
di antara diri mereka dengan Allah.
3. Apakah ‘harta di surga’ berarti bagi kalian?
Kita sering mendengar perihal ‘upah kita yang di surga’ sebagai alasan mengapa
kita ingin mematuhi Allah atau melakukan kebaikan bagi sesama manusia.
Tetapi, apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan ‘harta di surga’? Hal ini
Kehidupan Kristen (1)
45
pantas untuk kita renungkan. Kita mengetahui bahwa ketika berada di surga,
kita akan melihat Allah dan bersama-sama dengan-Nya untuk selama-lamanya.
Sukacita yang demikian mungkin melampaui bayangan kita sekarang. Tetapi,
bila dapat membayangkan sedikit saja dari kebaikan yang sebenarnya dan
keindahan surga, maka itulah upah kita yang sesungguhnya. Kita tidak
seharusnya mendambakan ‘kekayaan’ di dalam surga dan beranggapan untuk
membuang kesempatan untuk menjadi kaya di dunia, agar dapat menjadi kaya
di surga. Anggapan demikan justru akan menggagalkan tujuan keselamatan
dari Allah.
B. Orang yang Kaya dan Lazarus (Luk. 16:19-25)
1. Apakah merupakan suatu dosa untuk menjadi kaya? Bila tidak, apakah
yang salah dengan jalan orang kaya yang memimpin hidupnya itu?
Tentu bukanlah dosa untuk menjadi kaya. Faktanya, kekayaan pun dapat
berasal dari berkat-berkat yang Allah berikan kepada kita melalui sebuah karir
yang bagus, disertai dengan hikmat untuk mengelolah uang. Pada umumnya,
orang kaya menjalani kehidupannya dengan berlebihan – terlalu banyak
makanan, terlalu banyak kenikmatan. Umat Kristen seharusnya menjalani
sebuah kehidupan yang sederhana. Bila Allah telah memberkati dengan berkat
yang berkelimpahan, kita seharusnya belajar untuk membagikan segala berkat
Allah itu kepada orang lain – orang yang miskin, orang yang sakit, atau bahkan
mereka yang membutuhkan perhatian lebih dari kita. Berbagi berkat-berkat Allah
bukanlah berarti berbagi perihal kekayaan saja, tetapi berbagi dalam bentuk
perasaan dan berkat rohani pula.
2. Siapakah ‘Lazarus-Lazarus’ hari ini yang kepadanya kita dapat tunjukkan
kemurahan hati?
C. Perempuan yang Mempersembahkan Buli-Buli Pualam Minyak Narwastu
(Mat. 26:1-13)
1. Seberapa mahalkah menurut kalian harga dari buli-buli pualam minyak
narwastu yang dipersembahkan, menurut zaman sekarang ini?
2. Apakah yang orang-orang katakan mengenai persembahannya?
3. Apakah yang kalian katakan mengenai persembahannya?
4. Apakah yang Yesus Kristus katakan mengenai persembahannya?
Saat Tuhan Yesus masih di dunia, harga dari buli-buli pualam minyak narwastu
adalah setara dengan upah dari seorang pekerja selama satu tahun, mungkin
merupakan upah dari golongan masyarakat menengah. Itu merupakan uang yang
sangat banyak. Tidaklah mengherankan bahwa saat perempuan itu membuka tutup
buli-buli pulam untuk mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak narwastu, orangorang langusng terkejut, bahkan menganggap suatu tindakan pemborosan, seperti
melakukan tindakan amal ini. Tetapi tentu saja, mereka tidak menyadari bahwa Tuhan
Yesus justru menghargai sikap dari perempuan itu. Di manapun Injil ini diberitakan,
Tuhan Yesus ingin agar tindakan dari perempuan itu diberitakan pula. Ini adalah
sebuah pelajaran bahwa ketika mempersembahkan sesuatu kepada Allah,
46
Kehidupan Kristen (1)
kita seharusnya mempersembahkan yang terbaik. Sekalipun Allah tidak
memperhatikan nilai jasmani dari apa yang kita persembahkan, tetapi tidaklah
seharusnya mempersembahkan kepada Allah dari yang sisa atau sudah tidak
terpakai lagi oleh kita. Ini berlaku bagi persembahan kita secara jasmani kepada
gereja ataupun dengan persembahan waktu dan tenaga yang tidak kelihatan.
C. Kekayaan
Ketika membicarakan perihal kekayaan, tidak selalu berarti tentang uang
yang trilyunan rupiah. Kekayaan adalah apa yang kita miliki. Bacalah beberapa
nasihat berikut dari Alkitab. Kemudian, dengan kata-kata kalian sendiri, tuliskan tiga
hal paling penting yang kalian akan berikan kepada diri sendiri atau teman sebaya di
gereja berkenaan dengan pengaturan kekayaan yang baik.
1. Amsal 6:6-8 – “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya
dan jadilah bijak,...ia menyediakan rotinya di musim panas dan mengumpulkan
makanannya pada waktu panen.”
2. Amsal 6:10-11 – “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan
sebentar lagi untuk tinggal berbaring – maka datanglah kemiskinan kepadamu
seperti seorang penyerbu dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.”
3. Amsal 26:15 – “Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia
terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.”
4. Amsal 31:15 – “Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan
untuk seisi rumahnya dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya
perempuan.”
5. Amsal 31:16 – “Ia membeli sebuah ladang yang diingininya dan dari hasil
tangannya kebun anggur ditanaminya.”
6. Pengkhotbah 4:6 – “Segenggam ketenangan lebih baik daripada dua genggam
jerih payah dan usaha menjaring angin.”
7. Pengkhotbah 10:18 – “Oleh karena kemalasan runtuhlah atap dan oleh karena
kelambanan tangan bocorlah rumah.”
Menguji Pemahaman
1. Apakah maksud dari perpuluhan?
2. Mengapa Allah mengharapkan perpuluhan dari umat Israel?
3. Bagaimana kita dapat memberitahukan bahwa Allah memandang perpuluhan
sebagai sesuatu yang penting?
Kehidupan Kristen (1)
47
4. Apakah yang Yesus Kristus perintahkan agar orang muda kaya untuk memperoleh
kehidupan yang kekal?
5. Apakah yang salah dengan gaya hidup dari orang kaya dalam perumpamaan
‘Orang yang Kaya dan Lazarus’?
Penerapan Kehidupan
Bagian A – Seperti Apakah Tampaknya Perencanaan Keuanganmu?
Hari ini, ketika membuka halaman-halaman dari suatu surat kabar dan
majalah,kalian akan melihat iklan-iklan dari beberapa perusahan penanaman
modal yang memberitahukan perihal perencanaan keuangan. Marilah kita membaca
suatu cerita bagaimana seorang pebisnis yang berhasil dengan suatu perencanaan
keuangannya bagi seorang nelayan miskin yang ia temui ketika sedang berlibur.
Seorang pebisnis Amerika sedang berada di dermaga dari suatu desa di
pesisir Amerika Selatan dan saat itu, sebuah perahu kecil dengan seorang nelayan
sedang berlabuh. Di dalam perahu yang kecil itu terdapat beberapa macam ikan
tuna yellowfin yang besar. Ia memuji nelayan itu karena hasil tangkapan ikannya dan
menanyakan berapa lama untuk menangkap ikan-ikan sebanyak itu.
Nelayan itu menjawab, “Hanya perlu waktu yang singkat.”
Lalu, pebisnis Amerika menanyakan mengapa nelayan itu tidak dapat tinggal
lebih lama di rumah dan dapat menangkap ikan sebanyak itu. Nelayan itu menjawab
bahwa ia harus mendukung kebutuhan keluarganya. Kemudian, pebisnis Amerika itu
bertanya, “Jadi, apakah yang kamu lakukan dengan waktu luangmu?”
Nelayan itu menjawab, “Tidur hingga larut malam, memancing, bermain
dengan anak-anak, tidur siang bersama istri dan mengelilingi desa setiap petang
sambil minum arak serta berimain gitar bersama dengan teman-teman. Saya memiliki
sebuah kehidupan yang sibuk dan yang padat.”
Setelah itu, pebisnis Amerika berkata, “Saya seorang lulusan pascasarjana
bidang bisnis (Master of Business Administration/MBA) di Harvard. Saya dapat
membantu, asalkan kamu menghabiskan lebih banyak waktu untuk menangkap ikan
dan dari hasilnya, belilah sebuah perahu yang lebih besar. Dengan hasil tangkapan
ikan dari perahu yang lebih besar itu, kamu dapat membeli beberapa perahu yang
lain dan akhirnya, kamu akan memiliki sebuah armada perahu untuk penangkapan
ikan. Sebagai ganti menjual hasil tangkapan ikanmu kepada seorang makelar, juallah
langsung kepada seorang pengelolah, yang pada akhirnya, bukalah sebuah pabrik
pengalengan makanan. Kamu akan mengendalikan produksi, pengelolahan dan
pengirimannya...kamu akan tinggalkan desa yang kecil ini, berpindah ke Los Angeles,
bahkan ke New York City, dimana kamu akan mengembangkan perusahaanmu
sendiri. Kamu akan menjual saham perusahaanmu kepada masyarakat luas, dimana
saham itu akan diperdagangkan di New York Stock Exchange. Kemudian, kamu akan
memperoleh milyaran dolar.
“Berapa lamakah semuanya ini akan terjadi, tuan?” tanya nelayan kepada
pebisnis Amerika itu.
“Kira-kira 20 tahun atau lebih,” jawab pebisnis Amerika dengan penuh
pertimbangan.
48
Kehidupan Kristen (1)
“Milyaran dolar, hmm, lalu bagaimana selanjutnya, tuan?” tanya nelayan itu.
“Selanjutnya, kamu akan pensiun, pindah ke sebuah desa yang kecil, dimana
kamu dapat tidur hingga larut malam, memancing, bermain dengan anak-anak, tidur
siang bersama istri dan mengelilingi desa setiap petang sambil meneguk anggur dan
berimain gitar bersama dengan teman-temanmu.”
Pertanyaan Diskusi:
1. Apakah yang cerita ini beritahukan kepada kalian? (Bagikan kesan kalian kepada
murid lainnya)
2. Siapakah menurut kalian yang lebih bijaksana dari kedua tokoh dalam cerita ini?
Mengapa?
3. Setelah membaca satu kemungkinan tentang perencanaan keuangan seperti
yang ditawarkan oleh pebisnis Amerika dalam cerita ini, kalian sekarang dapat
menuliskan perencanaan keuangan masing-masing. Mungkin kebanyakan
dari kalian, masih sebagai murid-murid, yang belum memiliki perencanaan
keuangan. Tetapi dalam latihan ini, biarlah kita merencanakan sesederhana
mungkin tentang keuangan masing-masing dan bayangkan kehidupan kita
ingin tampak seperti apakah dalam 20 tahun mendatang. Buatlah suatu konsep
perencanaan keuangan bagi diri kalian pribadi untuk saat sekarang dan nanti.
Setelah itu, bagikan kepada teman-teman tentang seperti apakah tampaknya
perencanaan keuangan kalian. Di sini, ada beberapa pertanyaan yang kalian
dapat pertimbangkan:
a. Siapakah orang yang terlibat dalam perencanaan keuangan kalian – hanya
diri sendiri atau melibatkan pula orang lain, seperti anggota keluarga, Allah,
jemaat atau yang lainnya.
b. Macam aktivitas apakah yang akan membatu kalian mencapai tujuan atau
sasaran kalian itu?
c. Apakah aktivitas yang kalian rencanakan dalam pencapaian tujuan itu
berkenan di hadapan Allah?
d. Pengorbanan apakah yang kalian harus buat untuk mencapai tujuan itu?
Apakah pengorbanan itu bermanfaat?
e. Menurut kalian, apakah yang Allah akan katakan tentang rencana kalian ini
pada saat sekarang dan pada saat hari penghakiman?
Bagian B – “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.”
(Kis. 20:35)
Apakah kalian mengetahui siapakah yang mengatakan kata-kata ini? Tuhan
Yesus sendiri yang mengatakannya. Ini sulit diyakini atau diterima, bila yang memberi
itu adalah seorang yang sangat miskin. Walaupun demikian, ada banyak kesaksian
yang bagus dari orang-orang yang memberi, sekalipun mereka memiliki keterbatasan
dalam hal keuangan. Marilah kita baca terlebih dahulu sebuah contoh dari Alkitab,
yaitu dalam Markus 12:41-44.
Kehidupan Kristen (1)
49
1. Seberapa banyakkah yang janda ini berikan sebagai persembahan?
2. Mengapa Tuhan Yesus memuji tindakannya dalam memberi persembahan?
3. Apakah yang kalian anggap lebih penting, nilai dari suatu persembahan atau
sikap dalam memberikan persembahan? Mengapa?
Selanjutnya, marilah kita membaca dua kejadian yang nyata, dari orangorang yang mempersembahkan sesuatu ketika mereka sendiri sedang menghadapi
kesulitan keuangan.
Cerita A
Hudson Taylor adalah seorang pemberita Injil yang begitu terkenal, yang
merintis pekerjaan penginjilannya di Cina, yang sebelumnya belum sempat
diberitakan di Cina. Suatu hari, ia dipanggil datang ke suatu rumah penduduk di
sana untuk mendoakan seorang perempuan yang sedang sakit. Ia dipanggil, karena
tidak seperti pemimpin agama lainnya, tetapi ia justru tidak menuntut bayaran atas
kunjungannya.
Perempuan yang sedang sakit itu adalah dari keluarga yang sangat miskin.
Ketika Taylor melihat kemiskinannya, ia mengambil uang satu koin dari sakunya.
Setelah itu, ia hanya memiliki uang satu koin saja. Ia tidak dapat memberikan
seluruhnya uang koinnya kepadanya! Apakah yang ia akan lakukan untuk bertahan
hidup? Ia hanya memiliki dua kali kesempatan lagi untuk menyantap makanan bagi
dirinya di rumah.
Taylor berlutut berdoa bagi perempuan yang sakit itu, tetapi ia justru tidak
dapat berdoa. Ia merasakan hati nuraninya memberitahukan bahwa dirinya harus
menyerahkan uang satu koin lagi yang tertinggal di sakunya. Tetapi, bagaimana ia
dapat menjalani hidupnya tanpa memiliki uang satu koinpun? Dengan pikiran yang
demikian, ia berusaha untuk berdoa, tetapi gagal lagi. Akhirnya, ia menyerahkan
uang satu koin kepada perempuan itu. Setelah itu, ia merasakan suatu kelegaan
yang luar biasa.
Pengalaman Hudson Taylor memberikan satu contoh tentang apa yang
berarti untuk menjangkau orang-orang yang miskin dan yang membutuhkan – ini
adalah sesuatu yang Allah minta dari pada kita, bahkan ketika kita sendiri adalah
seorang yang miskin dan yang membutuhkan pula.
Cerita B
Seorang saudari terkena suatu infeksi yang mengharuskan dirinya untuk
melakukan sebuah operasi kecil. Ia beranggapan bahwa dirinya harus dapat
bertahan selama mungkin, karena tidak memiliki asuransi yang dapat menutupi biaya
pengobatan dirinya dan tidak mampu pula untuk membayar tagihan pengobatan
yang dibebankan kepadanya dari pihak rumah sakit. Dalam keadaan yang begitu
sulitnya, ia mengetahui bahwa dirinya harus berusaha untuk melakukan sesuatu.
Ada seorang teman yang menyarankan, agar ia pergi ke sebuah rumah sakit, yang
akan memberikan pengobatan pelajar dan penginapan scara gratis sebagai bagian
dari pelatihan mereka. Rumah sakit itu, bagaimanapun hanya menerima jumlah
pasien yang terbatas yang datang ke situ setiap minggunya. Adapun waktu bagi
program pengobatan gratis dimulai setiap harinya pukul 6 pagi.
50
Kehidupan Kristen (1)
Tanpa menunda lagi, saudari ini membeli tiket kereta api bawah tanah untuk
pergi ke rumah sakit itu pada keesokan harinya. Sebuah pagi yang dingin di awal
musim semi, angin yang berhembus masih terasa dingin menusuk tulang dan salju
yang berada di jalanpun belum mencair benar. Begitu tiba, pintu rumah sakitpun
ternyata belum dibuka. Saudari ini melihat bahwa ada sejumlah orang yang mengantri.
Ia pun bergabung dalam antrian itu, sambil berdoa agar Allah mengizinkannya
menjadi salah seorang pasien yang diterima dalam pengobatan gratis itu.
Setelah dua jam menunggu, nomor antrian saudari ini disebut. Ia pergi ke
bagian penerimaan pasien dengan harapan dan rasa syukur yang besar. Lalu
muncullah berita buruk baginya: Penerima pasien memberitahukan bahwa karena
jumlah dokter yang kurang memadai pada hari itu, maka ia dan pasien lainnya
yang telah mengantri harus pulang ke rumah masing-masing dan datang kembali
pada keesokan harinya. Setelah mendengar berita itu, saudari inipun terasa hancur
jiwanya, hingga menangis dengan sedihnya. Mengapa Allah mengizinkan hal ini
terjadi? Mengapa ia harus menderita seperti ini? Beberapa pikiran sedih dan ragu
akan kasih Allah mengisi seluruh jiwanya, sehingga ia menuju ke statiun kereta api
itu sambil mencucurkan air mata. Ia berdoa kepada Allah, agar dirinya tidak menjadi
terlalu kecewa kepada-Nya kelak.
Ketika kereta api mulai berangkat, sepertinya saudari ini sedang berjalan
melalui sebuah perjalanan yang jauh untuk mencapai stasiun berikutnya. Ia pun
mendengar suara sayu yang sedang bernyanyi. Ia melihat bahwa suara itu berasal
dari seorang pengamen tua yang buta dan yang lemah, yang sedang bermain
keyboard elektronik, sambil bernyanyi dengan sekuat tenaga. Hatinyapun begitu
terharu. Saudari ini berpikir bahwa betapa banyaknya berkat yang ia terima, karena
dirinya memiliki pekerjaan yang lebih mudah untuk memelihara kehidupannya
daripada orang tua yang lemah ini. Siapa tahu, dia mungkin memiliki anggota
keluarga yang membutuhkan makanan atau ada ibunya yang sedang sakit atau
mungkin karena kondisi pengobatan atau tagihan yang harus dihadapinya. Segera,
saudari ini mengambil semua uang koin dari dalam dompetnya dan menaruhnya ke
dalam kotak uang yang kotor di hadapan orang tua itu.
Pada kesempatan itu, penyakit infeksi dari saudari ini memang tidak
meninggalkan dirinya. Tetapi, dalam jiwanya, ia menyadari bahwa hidup itu indah,
setelah ada kasih. Ia bersyukur kepada Allah bahwa dirinya tidak menjadi kecewa
dan masih memiliki sedikit rasa belas kasih untuk memikirkan orang lain dan bukan
untuk dirinya sendiri. Dengan pikiran seperti itu, entah bagaimana, penyakitnya itu
tampak lebih dapat ia tanggung.
Pertanyaan Diskusi:
1. Pernahkah kalian menjadi semiskin Hudson Taylor pada saat itu, hanya ada dua
kali kesempatan menyantap makanan di rumah dan memiliki uang satu koin
saja? Pernahkah kalian menjadi begitu miskinnya, hingga biaya pengobatan pun
melampaui kemampuan keuangan kalian?
2. Kebanyakan masyarakat yang tinggal di Amerika sekarang ini tidaklah semiskin
seperti Hudson Taylor. Tetapi, tidaklah sulit untuk membayangkan seperti apakah
menjadi miskin itu. Taruhlah diri kalian dalam situasi Hudson Taylor dan saudari
itu. Kalian akan merasakan seperti apakah?
3. Baik masalah keuangan Hudson Taylor maupun saudari itu terpecahkan ketika
mereka membantu orang-orang dari kesulitan mereka. Sekalipun demikian, tiaptiap dari mereka menerima upahnya masing-masing. Apakah upah mereka?
Kehidupan Kristen (1)
51
4. Apakah kalian bertemu dengan orang-orang yang miskin dan yang membutuhkan
bantuan kalian? Siapakah mereka itu? Apakah yang kalian dapat bantu kepada
mereka?
5. Apakah pelajaran tentang semangat memberi yang kalian telah peroleh dari
kedua cerita itu?
Renungan dan Doa
“Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. Kesia-siaan
belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.
Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” (Pkh.
1:1-3). Perkataan ini adalah kata-kata dari raja yang paling kaya di dalam sejarah
umat manusia. Kekayaannya mungkin tidaklah sama dengan beberapa orang
terkaya di dunia sekarang ini. Bagaimanapun, inilah kesimpulannya mengenai suatu
kehidupan di bawah matahari, suatu kehidupan tanpa Allah. Oleh karena itu, dalam
kesimpulannya pada kitab Pengkhotbah, ia mengingatkan bagaimana memastikan
kehidupan kita jangan sampai menjadi sia-sia.
“Akhir kata dari segala yang didengar ialah: Takutlah akan Allah dan
berpeganglah pada perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena
Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala
sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat” (Pkh. 12:13-14). Kiranya
Allah memberikan hikmat rohani untuk mengetahui apa yang kita kejar dalam
kehidupan ini, sehingga tidak kehilangan kendali dalam mengejar kekayaan, tidak
lupa untuk takut akan Allah serta memperhatikan sesama umat manusia.
52
Kehidupan Kristen (1)
Halaman Kosong
Kehidupan Kristen (1)
53
Tantangan
Bebas dari Hidup
Dosa
Sasaran
54
Topik
utamabermaksud
dari kitab Keluaran
Allah tidak
adalah
bebas
belenggu
menjadikan
umatdari
pilihan-Nya
dengan menjalani
kehidupan
beroleh
keselamatan
di dalam
seperti seorang
Allah.
Dalam pertapa,
pelajaranyang
ini,
tidak bergaul akan
dengan
orang
murid-murid
mempelajari
lain di dunia ini. umat
Faktanya,Israel
saat
bagaimana
memanggil Abraham,
Allah
dibebaskan
dari perbudakan
memberitahukan
dan
mengawalikepadanya
perjalanan
bahwayang
melalui
Abrahamlah,
iman
luar diri
biasa.
Di dalam
semua
bangsa
di bumi
akan ini,
perjalanan
yang
panjang
diberkati
12:3). Tetapi,
umat
Allah(Kej.
menyadari
pentingnya
bagian
yang terberat
kenyataan
bahwa dari
menjadi
menjalani
kehidupan
di dunia
bebas
sepenuhnya
berarti
bebas
sebenarnya
adalah
mematuhi Allah
danbergaul
melakukan
dengan sesamaDalam
manusia
kehendak-Nya.
dunia hari
dengan
berhasildiyakini
dan sesuai
ini, kebebasan
menjadi
dengan pengajaran
Allah.
berkuasa
melakukan
sesuatu
Pada
bagian
ini, murid- Muridhal yang
menyenangkan.
murid akan
murid
tidakmempelajari
akan ragu-ragu
beberapa
rohani
berjuang hikmat
terhadap
apayang
yang
menjelaskan
bagaimana
masyarakat beritakan dan apa
bergaul
secara ramah
yang mereka
ketahuidengan
adalah
sesama
manusia.
benar. Sebagaimana sebagian
besar kasus, mereka mengetahui
apa yang saleh, tetapi ketika harus
mengamalkannya, itu adalah
cerita yang berbeda. Bagaimana
mereka dapat menyadari atau
memahami apa yang Allah
ingin perbuat dan apa yang
setiap orang tidak ingin lakukan
sehubungan dengan kebebasan?
Melalui pelajaran ini, murid-murid
akan belajar bahwa tubuh mereka
adalah roh yang menaruh ruang
bagi Allah dan perilaku mereka
berbicara mengenai untuk apa
mereka
bertahan. Akhirnya,
mereka akan menyadari bahwa
kebebasan di dalam Allah adalah
kebebasan dari belenggu dosa
dunia dan kuasa untuk mematuhi
kehendak-Nya.
Kehidupan Kristen (1)
Bagian # 3
2
Renungan Bagi Para Guru
Sebagai anak-anak
Allah, kita
Mematuhi
perintah
Allah
masih hiduphal
di dunia
ini. Tidak
bukanlah
mudah
untuk
dapat terelakkan
kitakita
dilakukan.
Berapabahwa
kalikah
akan berusaha
menghadapi
berbagai
telah
membengkokkan
persoalan Allah
dan kesulitan.
kebenaran
untuk memenuhi
Ketika
benar-benar
sedikit seseorang
kebutuhan dan
keinginan
dekatdan
kepada
Allah, membodohi
berbagai
kita
kemudian
persoalan
diri sendirihidup
ke dapat
dalamteratasi.
pikiran
Tetapi, kita
tidaktelah
selalu
langsung
bahwa
mematuhi.-Nya.
teratasi
persoalan
Ketika berbagai
Allah memberitahukan
itu, terutama
ketika
kita berada
bahwa
kita perlu
mengubah
caradalam
saat-saat
cara hidup
kita,yang
kita sulit.
menolak
Pada saat-saat
seperti
keras
dan meyakini
diriitu,
sendiri
kita
harus
bahwa
apamempertahankan
yang kita perbuat
pengajaran
jangan
bukanlah
halAllah
yangdan
buruk.
Dalam
menyerah
kepada
kelemahan
kenyataannya,
kita mencari
jalan
kita
dandan
pencobaan
yang ada.
pintas
jalan keluar
bagi
Kadang,
lebih mudah
untuk
hidup kitaini
sebagai
orang Kristen.
dikatakan
untuksebuah
Kebenarandaripada
Allah seperti
diperbuat.
Itulah mengapa
mercu suar, yang dapat menuntun
Allah telah memberikan
kita ketika sedang menghadapi
saudara-saudari seiman
badai. Tetapi mercu suar tidak
untuk membantu, memotivasi,
dapat mengubah keinginan dan
mendoakan dan mengingatkan
kebutuhan kita. Seperti sebuah
hal-hal benar yang kita harus
bejana, kita harus mengubah
lakukan. Jadi, ketika halarah
untuk
menyesuaikan
hal tampak
berat untuk
kita
hidup kita kepada apa yang
hadapi, biarlah kita berpaling
Allah
inginkan.
Allah
senantiasa
kepada
Allah dan
mencari
ada
untukdari
kita,
tetapi ketika Ia
bantuan
saudara-saudari
beritahu
seiman. kita untuk mengubah
jalan hidup kita, kita benar-benar
tidak
tetapi harus
Selalumemiliki
Bersinarpilihan,
bagi Allah
mematuhinya.
Yesus
“Kamu Kristus
adalah terang dunia.
Tidak
Pernah
Berubah
Kota yang
terletak
di atas gunung
tidak mungkin tersembunyi.”
“Yesus
(Matius Kristus
5:14) tetap sama,
baik kemarin maupun hari ini
dan sampai selama-lamanya.”
(Ibrani 13:8)
pelajaran
Kesepian dan Rasa Tertekan
7
Bacaan Kitab
Mzm. 23; Mat. 28:20; 2 Tim. 2:22
Sasaran Pelajaran
1. Agar murid-murid memahami bahwa kesepian bukanlah bagian dari diri
mereka, tetapi merupakan pengalaman dari semua manusia.
2. Agar murid-murid mengetahui bahwa Allah senantiasa beserta dengan
mereka dan seharusnya mereka tidak pernah merasa takut untuk
kesepian.
3. Agar murid-murid mengetahui bahwa kesepian dapat menjadi satu
langkah menuju kedekatan kepada Allah.
Ayat Alkitab
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur
aku.” (Mzm. 23:4)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Mazmur 23; Matius 28; 2 Timotius 1-4
Latar Belakang Alkitab
Alkitab tidak secara langsung membicarakan perihal kesepian atau rasa
tertekan seperti yang kita ketahui dalam kondisi sekarang ini. Tetapi, dari kehidupan
beberapa tokoh Alkitab, kita tahu bahwa mereka menghadapi masa-masa yang penuh
dengan kesepian. Yusuf yang dijual ke Mesir pada usia 17 tahun, yang mengalami
perbudakan, yang menjalani hidup sebagai seorang narapidana dan yang akhirnya,
menjadi seorang berkuasa di istana Firaun, adalah seorang pendatang di suatu negeri
asing. Musa menghabiskan waktu 40 tahun lamanya seorang diri di padang gurun
Midian. Dan saat dipilih untuk memimpin umat Allah keluar dari tanah perbudakan,
ia menderita kesalahpahaman dan penuduhan, bahkan dari saudara kandungnya
sendiri (Bil. 12). Sebagian besar hidupnya dihabiskan dalam kesepian. Pada akhir
hidupnya, Musa seorang diri di Gunung Nebo dan Allah mengubur mayatnya (Ul.
34).
Kehidupan Kristen (1)
55
Alkitab memperlihatkan banyak gambaran kehidupan dari orang-orang
kudus pada zaman dahulu, seperti Yusuf dan Musa. Ketika mempelajari Alkitab, kita
dapat beroleh manfaat lebih, asalkan secara perlahan berusaha untuk memahami
keadaan dari tokoh-tokoh itu. Kita dapat melihat bahwa di dalam kesepian mereka,
mereka menjadi lebih dekat kepada Allah, mereka bersandar kepada Allah untuk
menyelesaikan pekerjaan yang besar. Oleh karena itu, kesepian bukanlah sesuatu
yang harus ditakutkan. Kesepian yang sesungguhnya adalah tanpa hadirat Allah.
Inilah suatu pesan serupa yang berkaitan, baik kepada para guru maupun murid.
Pemanasan
Apakah kalian mengetahui bahwa di Amerika, rasa tertekan merupakan
penyakit yang paling para pasien cari penanganan kesembuhannya bagi mental
mereka? Penyakit ini hampir telah menjadi suatu persoalan bagi masyarakat luas.
Setiap tahunnya, jutaan dolar disalurkan bagi penanganan dan penelitian penyakit
ini.
Mengapa kalian beranggapan bahwa rasa tertekan sudah menjadi sesuatu
yang lazim pada hari ini? (Biarkan murid-murid menanggapinya.) Ada banyak
alasan. Salah satu penyebab timbulnya rasa tertekan adalah kesepian. Kita melihat
bahwa sulit bagi banyak orang untuk menjalin suatu hubungan yang mendalam.
Banyak hubungan antara sesama manusia adalah pada tingkatan pekerjaan saja.
Dengan meningkatnya pergerakan secara fisik, manusia dapat berpindah ke kota
yang berbeda, agar mereka dapat beralih ke pekerjaan lainnya, sehingga hubungan
yang terjalin selama ini dapat sedikit dikendurkan. Penekanan pada materialisme
(gaya hidup yang menekankan pada nilai-nilai materi) justru membuat hati manusia
menjadi semakin hampa. Semuanya ini dapat membuat seseorang merasa begitu
kesepian dan pada akhirnya, rasa tertekanpun dapat timbul.
Sebagai umat Kristen, kita seharusnya tidak pernah merasa kesepian. Karena
Allah telah berjanji bahwa Ia akan senantiasa menyertai kita. Semua yang kita perlu
lakukan adalah berserah kepada-Nya. Tentu saja, kita menjalani kehidupan ini dalam
suatu cara yang bermanfaat bagi sesama manusia, sehingga membawa kemuliaan
bagi nama Allah. Itu berarti bahwa kita harus berusaha untuk bergaul dengan orangorang di sekitar kita. Seseorang yang mau bergaul dan menerapkan pengajaran
Alkitab, tentu tidak akan bermasalah dalam menemukan teman.
56
Kehidupan Kristen (1)
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Kesepian tetapi Tidak Seorang Diri
Banyak tokoh di dalam Alkitab mengalami masa-masa yang sepi. Tetapi,
mereka tidak pernah takluk kepada rasa sepi itu. Sebaliknya, mereka justru semakin
dekat dengan Allah dan bersandar kepada-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
berbagai pekerjaan yang besar bagi Allah. Kita akan melihat beberapa tokoh ini dan
mempelajari hubungan mereka dengan Allah. Bacalah acuan Alkitab berikut dan
jawablah berbagai pertanyaan yang ada.
A. Yakub (Kej. 27:41-45; 28:10-22)
Apakah menurut kalian yang terdapat dalam pikiran Yakub saat ia melarikan
diri dari rumah secara tergesa-gesa?
(Saat melarikan diri dari rumah, Yakub merasa kesepian di suatu tempat yang asing,
di padang belantara. Pada saat itu, Yakub mungkin berpikir, “Akankah saya dapat
menemukan rumah Laban, pamanku itu? Akankah saya beroleh cukup minum
dan makan hingga tiba di sana? Bagaimana bila saya tersesat? Saya tidak pernah
menjalani bagian ini seorang diri sebelumnya. Bagaimana bila Esau mengejarku?”)
Bahaya apakah yang Yakub mungkin hadapi pada malam hari di padang
belantara seorang diri (Kej. 28:11)?
(Pada malam hari, Yakub merasa takut. Mungkin takut karena dapat diserang oleh
binatang-binatang buas. Mungkin takut karena akan terjadinya turun hujan dan ia
tidak memiliki tempat untuk berteduh. Mungkin takut pula akan beroleh serangan
dari para perampok.)
Bagaimana Allah menunjukkan kepada Yakub bahwa ia tidaklah seorang diri?
Bagaimana Yakub bersikap?
(Di balik dari semua rasa takut, Yakub beristirahat pada malam itu dengan
menggunakan sebuah batu sebagai alas kepalanya. Lalu, jaminan Allah datang
kepada Yakub, menunjukkan kepadanya bahwa ia tidaklah seorang diri. Yakub
memimpikan sebuah anak tangga yang menjulang tinggi ke langit dan tampaklah
para malaikat Allah turun naik pada anak tangga itu. Allah berdiri pada ujung atas
dari anak tangga itu dan memberikan suatu janji yang besar kepada Yakub, “Akulah
Tuhan, Allah Abraham, nenekmu dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini
akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi
seperti debu tanah banyaknya dan engkau akan mengembang ke sebelah timur,
barat, utara dan selatan dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat. Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan
melindungi engkau, ke manapun engkau pergi dan Aku akan membawa engkau
kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap
melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” Saat Yakub bangun dari tidurnya, ia
merasa kagum dan baru menyadari bahwa Allah menyertai dirinya di tempat yang
sepi itu melewati malam hari. Dalam kekagumannya itu, ia mendirikan tugu dengan
batu yang ia pergunakan sebagai alas kepalanya dan menuangkan minyak ke
atasnya sebagai suatu persembahan. Ia pun bernazar untuk mempersembahkan
Kehidupan Kristen (1)
57
perpuluhan dari semua yang ia miliki, bila Allah mengizinkannya untuk kembali
dengan selamat ke tempat ini, yang ia beri nama Betel, yang berarti ‘Rumah Allah’.)
B. Musa (Kel. 2:15-22; 33:18-23; Bil. 12:3; Ul. 34)
Apakah alasan Musa hingga harus melarikan diri ke padang gurun Midian?
(Musa memiliki status sebagai putera dari Raja Firaun. Tetapi ia dibesarkan untuk
mengetahui bahwa dirinya adalah seorang Ibrani. Saat melihat seorang Ibrani dipukul
oleh seorang Mesir, Musapun beranggapan bahwa ia harus membela orang Ibrani
itu. Jadi, ia membunuh orang Mesir dan menguburkannya secara diam-diam. Tentu
saja, tidak ada yang dapat dirahasiakan tentang perbuatannya itu. Pembunuhan
yang Musa lakukan segera diketahui oleh orang banyak. Suatu hari, saat Musa
berusaha melerai suatu perkelahian antara dua orang Ibrani, seorang dari antara
mereka menanyakan apakah Musa akan membunuh pula seperti yang ia lakukan
terhadap orang Mesir dahulu itu. Musapun menyadari bahwa orang banyak telah
mengetahui tentang tindak pembunuhannya itu, begitu pula dengan Firaun, sehingga
Firaun ingin membunuhnya. Musa tidak memiliki pilihan lain, kecuali melarikan diri
ke padang gurun.)
Adakah suatu kesempatan bagi Musa sebelum dan sesudah menghabiskan 40
tahun di Midian sebagai seorang gembala?
(Di padang gurun, Musa menghabiskan waktu dengan menggembalakan ternak,
sambil menikmati alam terbuka. Hidup dalam lingkungan yang tenang banyak
mengubah pribadi Musa. Dahulu, ia adalah seorang putera dari Raja Firaun yang
bernafsu besar, penuh dengan keinginan dan pandangan ideal tentang bagaimana
dunia seharusnya bekerja. Setelah 40 tahun dalam pengasingan hidupnya di padang
gurun, Musa menjadi seorang yang lembut hatinya.)
Diskusikan apa yang kalian ketahui tentang kehidupan gembala itu. Musa
adalah seorang yang berani, yang membunuh seorang Mesir. Setelah 40 tahun
di padang gurun, ia menjadi seorang yang begitu lembut hatinya. Seberapa
besar menurut kalian sumbangsih dalam menjadi seorang gembala untuk
mengubah pribadi Musa? Mengapa?
(Telah dikatakan bahwa Allahlah satu-satunya yang berada di suatu lingkungan yang
tenang. Inilah kehidupan Musa yang sesungguhnya. Musa harus bersandar kepada
Allah di padang gurun, karena tidak ada seorangpun yang siap untuk menolong
dirinya menghadapi apapun yang mungkin akan terjadi.)
Sebagian besar hidupnya, Musa merasa kesepian. Tetapi selama masa-masa
itu, iapun banyak mendekat kepada Allah. Apakah menurut kalian bahwa masamasa sekarang ini akan menjadi serupa dengan pengalaman-pengalaman
Musa di Keluaran 33 dan Ulangan 34?
(Keluaran 33 dan Ulangan 34 adalah gambaran dari kedekatan Musa kepada
Allah yang merupakan tingkat hampir tertinggi dari seseorang yang berharap untuk
mencapainya. Dalam Keluaran 33, Allah mengizinkan Musa untuk melihat-Nya.
Tetapi, agar terang kemuliaan-Nya tidak menyebabkan Musa mati, Allah menutup
wajah Musa dengan tangan-Nya sendiri. Pada masa sekarang ini, apa yang Musa
telah alami akan menjadi suatu pengalaman doa yang mendalam dengan Allah atau
beberapa pengalaman rohani lain yang bersama dengan-Nya. Dalam Ulangan 34,
Allah berbicara dengan Musa dan menyertai hingga kematian-Nya. Ini merupakan
suatu kebahagiaan yang luar biasa, karena kematian adalah sesuatu yang
58
Kehidupan Kristen (1)
menyakitkan dan terasa kesepian bagi beberapa orang. Dengan merasakan
penyertaan Allah saat meninggalkan dunia ini merupakan salah satu berkat terbesar
yang Musa miliki. Bila seorang percaya dapat mempertahankan keyakinannya
kepada Allah dan perintah-Nya hingga kematian dirinya, itu sesungguhnya jauh lebih
bernilai daripada kekayaan di bumi!)
C. Yusuf (Kej. 37:2; 41:46)
Yusuf berusia 17 tahun saat dijual sebagai seorang budak ke Mesir. Ia berusia
30 tahun saat menjadi seorang yang berkuasa di Mesir. Ceritakan apa yang
terjadi di dalam kehidupan Yusuf selama 13 tahun itu.
(Kita semua mengetahui kehidupan Yusuf setelah saudara-saudaranya menjual
dirinya ke orang-orang Midian. Selanjutnya, merekapun menjual Yusuf ke Potifar
sebagai seorang budak. Sebagai seorang hamba yang setia dan yang jujur serta
yang bekerja keras, Yusufpun segera beroleh kepercayaan dari Potifar, yang
menyerahkan segala urusan rumah tangganya di bawah kewenangan Yusuf.
Tetapi sayang sekali, masa-masa yang baik itu bukanlah yang terakhir kali bagi
Yusuf. Istri Potifar memandang Yusuf sebagai seorang pemuda yang tampan dan
ingin bersetubuh dengannya. Yusuf berpegang teguh kepada kesetiaannya, hingga
menolak tawaran itu. Kemudian, istri Potifar mempersalahkan dan menuduh Yusuf
telah berusaha untuk berbuat yang tidak senonoh terhadap dirinya. Bukti yang ia
pergunakan adalah pakaian yang Yusuf sengaja tinggalkan saat ia melarikan diri dari
hadapan istri Potifar. Yusuf yang malang, iapun dimasukkan ke dalam penjara. Di
dalam penjara, Yusuf mengartikan mimpi dari juru roti dan juru minuman Firaun. Juru
roti mati tergantung seperti yang Yusuf telah katakan akan terjadi, sementara juru
minuman dikembalikan ke posisinya yang semula. Bagaimanapun, juru minuman
tidak mengingat janjinya untuk mengatakan perihal Yusuf kepada Firaun, agar Firaun
membebaskan Yusuf. Oleh karena itu, Yusuf tetap berada di dalam penjara selama
2 tahun, hingga ia dipanggil untuk mengartikan mimpi Firaun. Akhirnya, Yusufpun
dibebaskan dari penjara dan menjadi seorang yang berkuasa di Mesir.)
Dalam 13 tahun lamanya sebagai seorang budak dan narapidana, apakah
yang menurut kalian Yusuf pikirkan? Bagaimana kalian akan menggambarkan
perasaan Yusuf selama melalui tahun-tahun itu?
(Selama 13 tahun itu, Yusuf tentu telah merasa ragu terhadap kemampuannya sendiri
dan kasih Allah. Yusuf tentu sering berpikir bahwa ia akan tetap menjadi seorang
budak atau narapidana pada sisa hidupnya. Ketika merindukan keluarga, terutama
sang ayah yang begitu mengasihinya, Yusuf pasti merasa sedih, karena mungkin ia
tidak akan pernah lagi melihatnya. Ia pun mungkin memikirkan bahwa tahun-tahun
terbaik dari hidupnya telah sirna dalam perbudakan dan penjara.)
Bacalah Kisah Para Rasul 7:9 dan Kejadian 39:1. Apakah menurut kalian bahwa
disertai oleh Allah pasti berarti kita berhasil dalam standar dunia? Jelaskan
alasan kalian?
(Dari sudut pandang manusia, Yusuf tentu seorang yang tidak bahagia, karena
berkat-berkat Allah tidak menyertai dirinya. Tetapi, Kisah Para Rasul 7:9 mengatakan
sesuatu yang berbeda: “Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah
Mesir, tetapi Allah menyertai dia.” Ayat ini memberitahukan bahwa kita jangan menilai
seseorang dari apakah Allah menyertai orang itu menurut keberhasilan dunia. Akhir
dari kehidupan seseoranglah yang justru lebih menunjukkan apakah orang itu tinggal
bersama Allah dan Allah bersama dengannya, seperti dalam kehidupan Yusuf.)
Kehidupan Kristen (1)
59
D. Tuhan Yesus (Mat. 8:20; Luk. 9:58; Mat. 13:53-58; 26:36-43
Matius 8:20 dan Lukas 9:58 – Apakah yang kalian pikirkan ketika membaca
ayat-ayat yang mengatakan bahwa diri Tuhan Yesus tidak memiliki tempat
untuk meletakkan kepala-Nya? Apakah itu berarti menunjukkan pengertian
yang sebenarnya? Mengapa Yesus Kristus tidak memiliki tempat untuk
meletakkan kepala-Nya? Apakah kalian beranggapan bahwa Ia berada dalam
suatu pengasingan?
(Saat Tuhan Yesus berada di dunia, Ia datang sebagai seorang yang miskin. Ia
harus pergi ke beberapa tempat yang berbeda untuk memberitakan Injil, sehingga
akibatnya, tidak memiliki tempat beristirahat yang menetap. Kita pun sering kali
membaca bagaimana Tuhan Yesus mengundurkan diri dari keramaian orang untuk
berdoa di atas gunung, yang mungkin tidak ada makanan atau tempat beristirahat
yang layak bagi-Nya di atas sana. Kita membaca pula bahwa beberapa orang ada
yang menerima Tuhan Yesus di rumah mereka, seperti Maria dan Marta dari Betani.
Tetapi, sesungguhnya kejadian ini sangat jarang terjadi. Sering kali, Tuhan Yesus
harus bermalam di luar rumah.)
Matius 13:53-58 – Pernahkah kalian ditinggalkan oleh teman-teman? Mungkin
mereka bersenang-senang di suatu tempat dan tidak mengajak kalian? Bahkan
ketika kalian berada banyak di sekeliling orang banyak, apakah kalian merasa
dikecualikan atau kesepian? Apakah menurut kalian Yesus Kristus merasakan
yang sama saat penduduk sekampungnya menolak-Nya?
(Tuhan Yesus mengetahui bahwa Ia tidak datang ke dunia ini untuk berteman dan
menjalani hidup yang senang. Kesepian tentu merupakan sesuatu yang Ia alami.
Tetapi, Ia menghabiskan waktu dengan memberitakan Injil, menyembuhkan penyakit,
memberikan penghiburan dan berdoa daripada mengasihani diri-Nya sendiri atau
tenggelam dalam tekanan.)
Bagaimana Tuhan Yesus mengatasi persoalan kesepian diri-Nya?
(Kutiplah beberapa contoh dari kitab Injil.)
Matius 26:36-43 – Mengapa begitu penting bagi murid-murid untuk berdoa
bersama dengan Tuhan Yesus di Taman Getsemani? Apakah menurut kalian
perasaan Tuhan Yesus saat Ia kembali dua kali dan menemukan murid-murid
sedang tertidur?
(Di Taman Getsemani, pada malam Tuhan Yesus ditangkap untuk disalibkan, Ia
sangat membutuhkan dukungan dari murid-murid, agar dapat berdoa bersama
dengan diri-Nya. Dalam keadaan sebagai manusia, Ia merasakan takut dan gentar
dalam menghadapi penyaliban, proses penyaliban yang menyakitkan dan cara
kematian yang mengerikan. Tuhan Yesus tentu merasakan kecewa saat melihat
ketiga murid yang paling dikasihi-Nya sedang tertidur, bukan sekali tetapi tiga kali,
saat mereka seharusnya berdoa bersama dengan-Nya. Bagaimanapun, Tuhan
Yesus tidak dikalahkan oleh rasa kesepian-Nya. Alkitab mencatatkan bahwa seorang
malaikat datang untuk memberikan kekuatan kepada-Nya. Hal ini terjadi disebabkan
Ia berdoa.)
Apakah menurut kalian Tuhan Yesus dikalahkan oleh rasa kesepian diri-Nya?
Jelaskan jawaban kalian.
60
Kehidupan Kristen (1)
Bagian # 2 – Kesatuan adalah Kekuatan
“Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang
lebih karib daripada seorang saudara” (Ams. 18:24). Salah satu penyelesaian
terbaik dari persoalan kesepian adalah menjadi aktif bergaul dengan banyak orang.
Bagaimanapun, kita harus berhati-hati ketika bergaul dengan mereka. Alkitab memiliki
sebuah petunjuk yang bagus: “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada
Tuhan dengan hati yang murni” (2 Tim. 2:22). Di dalam Alkitab, kita dapat melihat
beberapa contoh dari bagaimana orang-orang yang percaya kepada Allah terhambat
dan saling membantu terlepas dari hambatan itu, sehingga menyelesaikan pekerjaan
besar bagi kemuliaan Allah.
A. Ester
Ester adalah seorang diri di dalam istana, tetapi bersatu dengan orang Yahudi
lainnya (Est. 3:8-4:16).
Krisis apakah yang sedang orang-orang Yahudi hadapi saat Ester menjadi ratu
dari Raja Ahasyweros (Xerxes)?
(Haman menipu raja agar memberikannya kekuasaan untuk membunuh orang-orang
Yahudi: “Ada suatu bangsa yang hidup tercerai-berai dan terasing di antara bangsabangsa di dalam seluruh daerah kerajaan tuanku dan hukum mereka berlainan
dengan hukum segala bangsa dan hukum raja tidak dilakukan mereka, sehingga
tidak patut bagi raja membiarkan mereka leluasa. Jikalau baik pada pemandangan
raja, hendaklah dikeluarkan surat titah untuk membinasakan mereka; maka hamba
akan menimbang perak sepuluh ribu talenta dan menyerahkannya kepada tangan
para pejabat yang bersangkutan, supaya mereka memasukkannya ke dalam
perbendaharaan raja” (Est. 3:8-9).)
Mengapa Ester tidak dapat menyelamatkan orang-orangnya, sekalipun ia
adalah seorang ratu? Apakah yang Ester minta dari Mordekhai dan semua
orang Yahudi lainnya untuk mereka perbuat?
(Sekalipun Ester adalah seorang ratu, istri dari raja Ahasyweros, tetapi ia tidak dapat
sembarang waktu untuk mendekati raja. Oleh karena itu, ia tidak dapat menghadap
dan memberitahukan raja perihal permainan dari Haman itu. Jadi, Ester meminta
Mordekhai dan semua orang Yahudi lainnya untuk berdoa dan berpuasa bersama
dengan dirinya. Ia akan menghadap raja tanpa izin terlebih dahulu dan memohon
agar raja membatalkan perintah untuk membunuh orang-orang Yahudi.)
Adakah situasi serupa dalam kehidupan kita hari ini yang menyerupai dengan
situasi yang Ester telah hadapi?
(Hari ini, kita sepertinya tidak menghadapi situasi yang sama beratnya dengan situasi
yang Ester telah hadapi. Tetapi kita mungkin menghadapi persoalan lainnya, seperti
pekerjaan atau sekolah kita. Beberapa situasi yang membuat kita merasa putus asa
dapat disetarakan dengan apa yang Ester telah hadapi. Ada beberapa persoalan
tampak tidak ada jalan keluarnya. Tetapi, bila kita berbuat seperti yang Ester telah
perbuat, yaitu berserah kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya, kita akan
beroleh kemenangan seperti yang Ester telah alami.)
Kehidupan Kristen (1)
61
B. Daniel
Daniel dan ketiga temannya berpegang teguh pada iman mereka di suatu
tanah yang asing (Dan. 1 dan 3).
Dalam Daniel 1, dilema apakah yang Daniel dan ketiga temannya hadapi saat
mereka dipilih untuk menjadi kelompok pemuda istimewa untuk melayani di
istana kerajaan?
Dalam Daniel 3, pilihan sulit apakah yang menimpa dari ketiga pemuda itu?
Apakah menurut kalian, pilihan itu akan menjadi lebih mudah bagi seseorang
yang mengalah kepada perintah raja, bila Hananya, Misael dan Azariah
(Sadrakh, Mesakh dan Abednego) tidak saling berteman?
(Saat pembuangan, daya tarik akan makanan lezat yang ditawarkan oleh raja
tampaknya sulit untuk ditolak. Tetapi, Daniel dan ketiga temannya mengetahui
bahwa makanan yang ditawarkan oleh raja mungkin telah dipersembahkan kepada
berhala-berhala. Mereka menolak untuk menyantap makanan seperti itu. Mereka
lebih baik merasa lapar dan bersedia menerima sayur-sayuran dan gandum daripada
melanggar perintah Allah dengan menyantap makanan yang dipersembahkan
kepada ilah-ilah asing. Ini menunjukkan kejujuran, takut akan Allah dan penguasaan
diri yang tinggi. Memang tidak mudah untuk menolak menyantap makanan yang
lezat, bila kalian adalah seorang tawanan. Dalam pasal 3, saat setiap orang dari
bangsa lain sujud dan menyembah kepada patung besar yang didirikan oleh raja,
Sadrakh, Mesakh dan Abednego menolaknya. Mereka memilih mati daripada sujud
menyembah kepada yang lainnya, kecuali kepada Allah yang benar dan yang hidup.
Ini selalu lebih mudah, bila seseorang memiliki teman-teman di dalam iman. Dalam
kasus Daniel, ketetapan hati yang dibagikan oleh tiga teman Daniel pada situasi
yang sama adalah lebih mudah untuk menjalankannya, bila ia seorang diri berada di
istana kerajaan. Tambahan, Daniel dan ketiga temannya telah memiliki dasar yang
teguh di dalam firman Allah, sebagaimana pelatihan dalam penguasaan diri, menjadi
mampu untuk memelihara pendirian mereka.)
C. Para Rasul
Para Rasul senantiasa bekerja secara bersama-sama (Kis. 3:1-8; 12-13:2).
Dalam beberapa contoh yang kalian baca di atas, rasul manakah yang
dipasangkan bersama dalam penginjilan mereka?
(Saat Tuhan Yesus berada di dunia, Ia mengutus dua orang murid tiap-tiap pasangnya.
Setelah Ia naik ke surga, para rasul pun bekerja secara berpasangan dalam waktu
yang panjang. Kita melihat Petrus dan Yohanes memberitakan Injil bersama dalam
Kisah Para Rasul 2 dan Paulus dan Barnabas dalam Kisah Para Rasul 12 dan 13.)
Bacalah Markus 6:7 – mengapa menurut kalian para pekerja itu bekerja
berpasangan (atau dalam kelompok-kelompok)? Apakah kerugiannya dari
bekerja seorang diri? Apakah keuntungannya dari bekerja seorang lainnya?
(Bekerja seorang diri memiliki banyak kerugiannya:
lKesepian
lPembuatan keputusan tidak selalu objektif
62
Kehidupan Kristen (1)
lKurang kekuatan seperti dua orang senantiasa lebih baik daripada seorang diri
lLebih mudah untuk merasa kecewa karena hilangnya dukungan/motivasi
Bekerja dalam pasangan/kelompok memiliki banyak keuntungan:
lSaling memperhatikan seorang dengan yang lain
lSaling menutupi kelemahan dan saling memberi kekuatan
lMengatasi kesepian dan rasa takut
lMembuat keputusan lebih baik, seperti dua pemikiran sering lebih baik daripada
satu pemikiran
lSaling mendukung seorang dengan yang lain
Menguji Pemahaman
1. Bagaimana Allah menunjukkan Yakub bahwa ia tidak seorang diri saat sedang
melarikan diri dari saudaranya?
2. Apakah beberapa manfaat yang Musa tuai saat menjadi seorang diri?
3. Kesulitan apa sajakah yang Daniel dan ketiga temannya hadapi terhadap
pendirian sebagai orang buangan dalam tanah Babel yang asing?
4. Sebutkan dua contoh para rasul yang berpasangan atau yang saling bekerja
sama.
Penerapan Kehidupan
Bagian A – Kesepian
Sering dikatakan bahwa pengobatan terbaik bagi beberapa persoalan adalah
memahami sebab terjadinya persoalan itu dan dengan demikian, dapat mencegahnya.
Kesepian (beragam tingkatannya) merupakan sesuatu yang orang muda maupun
orang dewasa pasti alami di sepanjang hidup mereka. Marilah kita lihat beberapa
kemungkinan penyebab dari kesepian dan sebagai seorang pelajar, sarankan caracara untuk membantu seseorang yang mungkin berada dalam keadaan yang sulit.
Pertama, yang telah dilakukan bagi kalian seperti pada ilustrasi berikut.
Contoh:
Penyebab dari kesepian
– Tidak bergabung dalam aktivitas dari teman-teman di sekolah
Hasil
– Ditinggalkan dari antara kelompok teman di sekolah
– Tidak memiliki teman-teman dekat di sekolah untuk bergaul bersama
Kehidupan Kristen (1)
63
Nasihat/saran untuk mengatasi kesepian
– Dekatilah teman-teman di gereja. Libatkan diri kalian sendiri dengan aktivitasaktivitas dari teman-teman gereja dan yang diadakan oleh gereja
Kasus 1
Penyebab dari kesepian
– Tidak memiliki cukup perhatian dan kepedulian dari orangtua
Hasil
– Sering merasa bosan seorang diri di rumah
– Tanggapan murid-murid
Nasihat/saran untuk mengatasi kesepian
– Tanggapan murid-murid
Kasus 2
Penyebab dari kesepian
– Banyak dari salah seorang pasangan telah memiliki pacar
Hasil
– Merasa seperti seseorang yang ketinggalan dan mengharapkan memiliki
pengalaman yang dekat dengan seseorang yang istimewa pula
– Tanggapan murid-murid
Nasihat/saran untuk mengatasi ksepian
– Tanggapan murid-murid
Kasus 3
Apa penyebab lainnya dari kesepian yang kalian dapat pikirkan?
– Tanggapan murid-murid
Bagian B – Jejak Kaki di atas Pasir
Kehidupan adalah masa-masa kita merasakan seorang diri. Bahkan ketika
memiliki sejumlah orang di samping kita, kadang kita merasa kesepian pula. Seolaholah ada suatu hambatan di dalam jiwa kita yang orang lain tidak pernah dapat
menghiburnya. Itulah mengapa kita perlu semakin dekat kepada Allah pada masamasa kesepian itu. Kita seharusnya senantiasa percaya bahwa Allah beserta dengan
kita. Berikut adalah sebuah puisi yang mungkin telah diketahui di antara kita. Bacalah
puisi ini dan diskusikan beberapa pertanyaan berikut.
Jejak Kaki di atas Pasir
Suatu malam, seseorang bermimpi.
Ia memimpikan dirinya sedang berjalan di pantai bersama Tuhan.
Di seberang langit sana memperlihatkan banyak peristiwa dari hidupnya.
Tiap-tiap peristiwa, ia perhatikan ada dua pasang jejak kaki di atas pasir;
satu pasang jejak kaki miliknya dan yang lainnya milik Tuhan.
Ketika peristiwa terakhir dari hidupnya tampak,
Ia melihat belakang ke jejak kaki di atas pasir.
Ia perhatikan banyak kali langkah kehidupannya.
Ada satu pasang jejak kaki saja.
Ia pun perhatikan bahwa saat itu adalah masa terburuk dan tersedih dalam
hdiupnya.
64
Kehidupan Kristen (1)
Ini sungguh mengganggunya dan ia menanyakan Tuhan:
“Tuhan, Engkau katakan bahwa sekali Aku ikutimu, Engkau akan berjalan bersama
denganku sepanjang jalan.
Tetapi aku telah perhatikan bahwa selama masa-masa kesukaran dalam hidupku,
hanya ada satu pasang jejak kaki. Aku tidak memahami mengapa ketika aku paling
membutuhkan-Mu, Engkau justru meninggalkanku.”
Tuhan menjawab, “Anak-Ku, anak-Ku yang berharga,
Aku mengasihimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu.
Selama masa-masa pencobaan dan penderitaan,
Ketika kamu melihat hanya satu pasang jejak kaki,
saat itulah Aku justru sedang menggendong kamu.”
(Ditulis oleh Mary Stevenson)
Pertanyaan Diskusi:
1. Pada masa-masa apakah dalam hidup, kalian benar-benar merasakan bahwa
Allah sedang berjalan bersama dengan kalian berdampingan?
2. Pernah berapa kalikah dalam hidup, kalian merasakankan sedang berjalan
seorang diri dan Allah tidak menyertai diri kalian? Tinjaulah kembali, apakah
kalian masih beranggapan bahwa Allah tidak menyertai diri kalian pada masamasa itu? Mengapa?
3. Seseorang di dalam puisi ini menanyakan Allah secara langsung, mengapa hanya
ada satu pasang jejak kaki sepanjang masa-masa paling sepi dari hidupnya.
a. Apakah menurut kalian memohon Allah secara langsung adalah cara yang
paling efisien untuk menghadapi kesepian? Mengapa atau mengapa tidak?
b. Pernahkah kalian memiliki persoalan yang terselesaikan dengan
berkomunikasi kepada Allah secara langsung? Bagikan pengalamanpengalaman ini dengan teman-teman kalian.
4. Motivasi apakah yang kalian akan berikan kepada seseorang yang merasa
kesepian di dalam kehidupan bergereja dan kehidupan pribadinya?
Renungan dan Doa
Kidung Rohani # 391, Tuhan Yesus menjanjikan kita bahwa Ia tidak akan
pernah meninggalkan kita; “dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman” (Mat. 28:20b). Marilah kita pastikan bahwa Allah senantiasa
menjaga kita. Ketika berpikir bahwa kita semua sedang berada dalam keadaan
kesepian, diabaikan dan dilupakan, Allah beserta dengan kita. Ketika disalahpahami
atau tidak seorangpun yang berusaha memahami diri kita, Allah beserta dengan kita.
Marilah kita jangan pernah kehilangan iman di dalam kepastian besar yang dijanjikan
kepada kita oleh Allah sendiri.
Kehidupan Kristen (1)
65
Halaman Kosong
66
Kehidupan Kristen (1)
pelajaran
Perselisihan antar Pribadi
8
Bacaan Kitab
Kel. 14-20; Bil. 11-14; 16; 20
Sasaran Pelajaran
Agar murid-murid memperoleh kemampuan dalam menangani perselisihan
antar pribadi, dengan mempergunakan pandangan yang kita pelajari dari
contoh-contoh di Alkitab.
Ayat Alkitab
“Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang
pedas membangkitkan marah.” (Ams. 15:1)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Keluaran 14-20; Bilangan 11-14; 16; 20
Latar Belakang Alkitab
Alkitab mengajarkan kita untuk mengatakan kebenaran di dalam kasih
(Ef. 4:15). Sungguh, bibir-bibir yang berdusta adalah kekejian bagi Tuhan (Ams.
12:22). Memang penting untuk senantiasa mengatakan kebenaran. Penting untuk
mengetahui BAGAIMANA mengatakannya. Banyak orang yang jujur dan yang tulus
hati, tetapi ketika suatu pesan dikomunikasikan secara keliru, kata-kata yang tulus
hatipun dapat menimbulkan suatu perselisihan.
Dalam pelajaran ini, penting untuk menekankan murid-murid agar sebagai
anak-anak Allah, kita harus senantiasa mengatakan kebenaran dan tidak menjadi
munafik. Bagaimanapun, kita harus memohon hikmat rohani untuk mengetahui
bagaimana mengatakan ketulusan hati kita secara efektif dan pandai. Ini suatu
pelajaran yang tidak mudah bagi para guru dan murid.
Kehidupan Kristen (1)
67
Pemanasan
Apakah kalian pernah mengalami kesulitan dalam bergaul?
Bila pernah, kalian tidaklah seorang diri. Seseorang pernah berkata, “Memang
tidaklah mudah untuk mengasihi sesama manusia, yaitu orang-orang yang saya tidak
sukai. Kadang, bergaul baik dengan orang-orang yang demikian justru dapat menjadi
sesuatu yang menyakitkan dan terdesak hingga batas kesabaran kita.
Tetapi kalian tidaklah seorang diri. Beberapa tokoh di Alkitab yang berjalan
dengan Allah memiliki pergumulan mereka dengan orang-orang yang semacam
itu pula. Kesabaran mereka didesak hingga mencapai batasnya. Hari ini, kita akan
membicarakan perihal Musa, yang dipanggil oleh Allah untuk memimpin suatu umat.
Umat Israel sering kali menentang Allah dan Musa. Bagaimana Musa menangani
orang-orang ini? Marilah kita mencari tahu mengenai hal itu!
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Perselisihan Umat Israel dengan Musa
Pernahkah murid-murid membaca Kitab Suci mereka, lalu bekerja sama
untuk membuat suatu laporan bagi majalah ‘MANNA’ dengan merangkum apa yang
sebenarnya telah terjadi. Motivasilah murid-murid untuk mempergunakan pikiran
mereka dalam mengisi beberapa celah seperti yang mereka tuliskan dalam cerita.
Biarkan mereka menjelaskan bagaimana perasaan dan tekanan dari umat saat
mereka menentang Musa. Biarkan mereka membacanya hingga selesai kepada
murid-murid lainnya. Dukunglah cerita-cerita mereka dengan penjelasan berikut.
Umat Israel senantiasa menyaksikan akan kuasa Allah yang menakjubkan
dan persediaan mereka yang tercukupi, tetapi iman mereka mengalami kegagalan
setiap kali diuji.
1. Keluaran 14:11-12. Umat Israel seharusnya bersukacita bahwa Allah telah
memilih Musa untuk memimpin mereka memasuki tanah yang mengalirkan susu
dan madu. Tetapi justru sebaliknya, mereka mengeluh dan bersungut-sungut.
2. Keluaran 15:24. Umat Israel bersungut-sungut kepada Musa karena mereka
tidak memiliki air untuk diminum, sehingga kehilangan fokus terhadap Allah dan
meragukan penyertaan-Nya.
3. Keluaran 16:3. Umat Israel mengeluhkan perihal mereka tidak memiliki makanan.
Ini mengejutkan bahwa umat Israel tidak bersukacita atas kebebasan mereka di
tanah yang baru, tetapi kembali memikirkan saat-saat terdahulu di Mesir. Apabila
Allah telah sediakan air minum, Ia pun seharusnya dapat sediakan makanan.
68
Kehidupan Kristen (1)
4. Keluaran 17:2-3. Umat Israel mengeluh dan bersungut-sungut kepada Musa
saat mereka menghadapi kekurangan air minum. Mereka seharusnya mengingat
bagaimana Allah telah menyediakan secara ajaib segala kebutuhan mereka
pada situasi-situasi sebelumnya. Pada saat itu, Musa benar-benar kehilangan
kesabarannya.
5. Keluaran 20; 32. Allah menyatakan kepada suatu bangsa, berbicara kepada
mereka dengan suara melalui guntur dan kilat yang terus-menerus untuk
menunjukkan kebesaran-Nya (Kel. 20:18) dan memberikan Sepuluh Perintah
kepada mereka. Dalam Keluaran 32, umat Israel justru berpaling dari hadapan
Allah dan memilih untuk menyembah kepada patung anak lembu emas.
6. Bilangan 11:4,6. Di sini, umat Israel kembali mengeluh tentang makanan mereka.
Musa benar-benar kehilangan kesabarannya dan menanyakan alasan Allah
memperlakukan dirinya dengan buruk.
7. Bilangan 12:1-2,9-10. Kakak perempuan Musa, Miryam, melibatkan diri bersama
dengan adiknya, Harun, untuk bersama-sama menjatuhkan Musa. Allah begitu
murka, hingga Miryam terkena penyakit kusta.
8. Bilangan 13-14. Umat Israel tidak ingin masuk ke tanah Kanaan setelah Musa
mengutus 12 pengintai untuk menyelidiki tanah itu selama 40 hari. Jadi, Allah
memberikan suatu impian kepada mereka. Selama 40 tahun, seluruh umat
mengembara di padang gurun dengan tanpa tujuan. Pada akhirnya, angkatan
terdahulu mati dan angkatan kemudian menikmati tanah perjanjian. Ingatlah
bahwa mengeluh dan bersungut-sungut tidaklah diperkenan oleh Allah.
9. Bilangan 16:3. Korah memimpin sebuah pemberontakan. Ia dan seluruh
temannya dibinasakan oleh Allah.
10. Bilangan 20:9-10. Musa telah kehilangan seluruh kesabarannya. Ia tidak
mematuhi perintah Allah secara terbuka dan mengambil kehormatan Allah bagi
dirinya sendiri untuk sebuah mujizat yang telah dinyatakan kepada umat. Sebagai
akibatnya, Musa tidak dapat masuk ke tanah Kanaan.
Bagian # 2 – Menanggapi Situasi-Situasi yang Bertentangan
Dapat menanggapi dengan tenang dan bijaksana di dalam situasi yang
bertentangan adalah sangat penting. Marilah kita melihat dua contoh Alkitab yang
berlawanan untuk mengetahui bagaimana perbedaan cara di dalam menanggapi
suatu persoalan dapat membawa akibat yang berlainan pula.
A. Gideon berbicara kepada orang-orang Efraim dengan penuh hormat
Gideon memiliki gemuruh kemenangan atas orang-orang Midian. Ia hanya
mempergunakan 300 orang, seperti yang diperintahkan oleh Allah. Orang-orang
Efraim merasa tidak senang bahwa mereka diabaikan dalam peperangan, sehingga
datang kepada Gideon dengan rasa marah. Marilah kita membaca bagaimana kedua
pihak saling berbicara dan menyelesaikan persoalan itu.
Kehidupan Kristen (1)
69
Lalu berkatalah orang-orang Efraim kepada Gideon: “Apa macam
perbuatanmu ini terhadap kami! Mengapa engkau tidak memanggil kami, ketika
engkau pergi berperang melawan orang Midian?” Lalu mereka menyesali dia dengan
sangat. Jawabnya kepada mereka: “Apa perbuatanku dalam hal ini, jika dibandingkan
dengan kamu? Bukankah pemetikan susulan oleh suku Efraim lebih baik hasilnya
dari panen buah anggur kaum Abiezer? Allah telah menyerahkan kedua raja Midian
itu, yakni Oreb dan Zeeb, ke dalam tanganmu; apa yang telah dapat kucapai, jika
dibandingkan dengan kamu?” Setelah ia berkata demikian, maka redalah marah
mereka terhadap dia (Hak. 8:1-3).
B. Yefta mempertajam persoalan dengan kata-kata yang kasar
Ini adalah situasi yang serupa seperti dalam contoh sebelumnya, orangorang Efraim pun ingin mengetahui mengapa mereka diabaikan dari peperangan.
Bacalah catatan berikut untuk melihat perbedaan yang nyata dari jawaban Yefta dan
bagaimana akhir dari persoalan, bila dibandingkan dengan apa yang terjadi pada
persoalan Gideon.
Dikerahkanlah orang Efraim, lalu mereka bergerak ke Zafon. Dan mereka
berkata kepada Yefta: “Mengapa engkau bergerak untuk memerangi bani Amon
dengan tidak memanggil kamu untuk maju bersama-sama kamu!” Tetapi jawab Yefta
kepada mereka: “Aku dan rakyatku telah terlibat dalam peperangan yang hebat dengan
bani Amon; lalu aku memanggil kamu, tetapi kamu tidak datang menyelamatkan aku
dari tangan mereka. Ketika kulihat, bahwa tidak ada yang datang menyelamatkan
aku, maka aku mempertaruhkan nyawaku dan aku pergi melawan bani Amon itu
dan Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tanganku. Mengapa pada hari ini kamu
mendatangi aku untuk berperang melawan aku?” Kemudian Yefta mengumpulkan
semua orang Gilead, lalu mereka berperang melawan suku Efraim. Dan orang-orang
Dilead mengalahkan suku Efraim itu. Sebab orang-orang itu mengatakan: “Kamulah
orang-orang yang telah lari dari suku Efraim!” – kaum Gilead itu ada di tengahtengah suku Efraim dan suku Manasye. Untuk menghadapi suku Efraim itu, maka
orang Gilead menduduki tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan. Apabila
dari suku Efraim ada yang lari dan berkata: “Biarkanlah aku menyeberang,” maka
orang Gilead berkata kepadanya: “Orang Efraimkah engkau?” Dan jika ia menjawab:
“Bukan,” maka mereka berkata kepadanya: “Coba katakan dahulu: Syibolet.” Jika
ia berkata: Sibolet, jadi tidak dapat mengucapkannya dengan tepat, maka mereka
menangkap dia dan menyembelihnya dekat tempat-tempat penyeberangan sungai
Yordan itu. Pada waktu itu, tewaslah dari suku Efraim 42.000 orang” (Hak. 12:1-6).
Pertanyaan:
1. Siapakah menurut kalian yang paling bijaksana dari dua hakim – Gideon atau
Yefta? Mengapa?
2. Mengapa kata-kata Gideon menyenangkan hati dari orang-orang Efraim?
3. Mengapa kata-kata Yefta membuat marah orang-orang Efraim?
4. Pelajaran apa sajakah yang diperoleh dari dua contoh yang berlawanan ini?
70
Kehidupan Kristen (1)
Menguji Pemahaman
1. Saat umat Israel mengeluhkan perihal tidak memiliki air untuk mereka minum
dalam Keluaran 15 dan 17 secara baik-baik, apakah yang terjadi?
2. Bagaimana Miryam memberontak terhadap Musa dan mengapa? Apakah
akibatnya?
3. Apakah yang Korah dan keluarganya lakukan terhadap Musa dan apakah yang
terjadi dengan diri mereka pada akhirnya?
4. Bagaimana Gideon dan Yefta menghadapi persoalan dari orang-orang Efraim?
Pelajaran apa sajakah yang kita dapat pelajari dari perbedaan cara yang mereka
pergunakan untuk mengatasi persoalan dan akibat yang terjadi?
Penerapan Kehidupan
Bagian A – Studi Kasus
ada.
Bacalah skenario berikut. Kemudian, jawablah beberapa pertanyaan yang
Kasus 1
Teman baikku mengira bahwa akulah yang telah menyebarkan rumor tentang
diri dan keluarganya. Padahal aku tidak pernah berbuat yang demikian, tetapi ia
tidak akan memberikan kesempatan bagiku untuk menjelaskannya. Setiap kali
aku meneleponnya, ia tidak mengangkatnya. Ketika aku mengirimkan email,
ia tidak membalasnya. Apakah yang aku dapat lakukan? Di sekolah, ia tidak
mempedulikanku.
Kasus 2
Orangtuaku tampaknya tidak memahami. Setiap kali, aku pulang ke rumah bersama
teman, mereka akan menanyakan dengan sederetan pertanyaan. Mereka menanyakan
tentang temanku yang ini dan temanku yang itu. Aku tidak pernah memiliki seorang
teman yang mereka sukai. Mengapa mereka tidak menghindar saja dari persoalanku
itu? Suatu hari, aku tiba di rumah hingga larut malam. Aku bersenang-senang di
suatu pesta dan berbuat sesuatu yang bodoh. Kemudian, orangtua meneriaki aku.
Mereka tidak memahami diriku. Yang lebih buruk lagi, mereka tidak akan pernah
percaya lagi kepadaku.
Kasus 3
Guru sekolah mengira aku mencuri beberapa lembar uang dari kotak penggalangan
dana. Seseorang, aku tidak tahu pasti, memberitahukan guru bahwa aku bertindak
secara ganjil dengan berada di sekeliling kotak penggalangan dana pada suatu
Kehidupan Kristen (1)
71
hari. Tetapi aku tidak melakukan apapun. Bahkan aku tidak mengetahui di mana
mereka menyimpan uang itu. Sekarang, sang guru mengawasiku setiap kali aku
bergerak. Faktanya, teman sekolahku pun mengawasi gerak-gerikku. Aku tidak dapat
tahan lagi.
Diskusi
Perselisihan antar pribadi adalah benar-benar sesuatu hal yang sulit dihadapi. Ketika
suatu hubungan yang terjalin rusak, karena terjadi salah paham atau salah penilaian,
itu sungguh sangat menyakitkan. Diskusikan beberapa kejadian di atas dan biarlah
murid-murid menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Pertanyaan Diskusi:
1. Apakah yang kalian akan katakan kepada seseorang yang datang kepada kalian
dengan persoalan ini?
2. Perilaku apakah yang kita perlukan untuk memulihkan perselisihan di antara
orang-orang itu?
3. Gambarkan sebuah situasi ketika kalian memperbaiki suatu hubungan yang telah
rusak.
4. Apakah yang kalian dapat lakukan sebagai orang ketiga untuk membantu tiga
kejadian ini?
5. Bagaimana kalian akan memohon pertolongan Allah, bila memiliki persoalanpersoalan ini?
6. Bagaimana kalian akan beranggapan bahwa Allah menginginkan kita untuk
memulihkan suatu hubungan yang telah rusak atau membantu teman dalam
memulihkan hubungan merereka?
Bagian B – Perselisihan dan Perdamaian
Alkitab merupakan pedoman terbaik untuk menjalin hubungan yang positif
dengan setiap orang. Bahkan lebih baik daripada pedoman diri yang tersedia di toko
buku. Bila rajin mencarinya, kita akan dapat menemukan banyak cara berkomunikasi
yang terdapat di dalam Alkitab! Berikut adalah beberapa ayat Alkitab yang mengajarkan
kita tentang komunikasi. Untuk setiap ayat Alkitab, gambarkan sebuah situasi yang
kalian telah alami atau saksikan ketika nasihat Alkitabiah itu dinyatakan di tempat kerja
atau telah membantu mencegah terjadinya suatu perselisihan. Empat pertanyaan ini
mungkin dapat membantu kalian menganalisa situasi-situasi yang ada: Bagaimana
situasinya? Apakah ada ‘orang ketiga’ yang terlibat? Apakah akibatnya? Apakah yang
kalian pelajari dari beberapa kasus itu?
1. Berpikirlah sebelum kita berbicara, karena sering kali, perkataan yang terburu-buru
diucapkan justru menyebabkan terjadinya kesalahpahaman suatu komunikasi
dan sikap membela diri.
“Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkatakata dan juga lambat untuk marah.” (Yak. 1:9)
“Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi
orang bebal daripada bagi orang itu.” (Ams. 29:20)
72
Kehidupan Kristen (1)
2. Biarkan pihak lainnya menyelesaikan atau menjelaskan sudut pandangnya.
Perselisihan sering kali terjadi karena satu pihak tidak memahami tindakan atau
perkataan dari pihak lainnya dan kesalahpahaman itu tidak dijelaskan.
“Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan
kecelaannya.” (Ams. 18:13)
3. Ketika menghadapi suatu perselisihan, berhati-hatilah untuk tidak mengucapkan
sesuatu yang tidak menyenangkan, yang akan menyebabkan kita menyesalinya
di kemudian hari. Sebagai umat Kristen, biarlah ucapan kita senantiasa ramah.
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan
yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya
beroleh kasih karunia.” (Ef. 4:29)
4. Ketika menemukan suatu argumen, adalah baik untuk segera berhenti dan
tenangkan diri sebelum berusaha untuk menyelesaikan suatu perselisihan dan
tundalah hingga hari esok.
“Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang
bodoh membiarkan amarahnya meledak.” (Ams. 20:3)
5. Penting untuk selalu berusaha menjadi tenang dan terkendali, sekalipun berarti
menghindari diri dari suatu situasi dan melupakannya!
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya,
melebihi orang yang merebut kota.” (Ams. 16:32)
Renungan dan Doa
Perselisihan yang terjadi di kalangan umat Kristen lebih banyak daripada yang
kita berani akui. Alkitab memuat beberapa contoh dari situasi yang mudah memanas
dapat didinginkan dan dipulihkan dengan pikiran yang waras dan kata-kata yang
tepat. Allah pun menjanjikan sebuah berkat yang istimewa bagi barangsiapa yang
membawa damai di antara sesamanya. Bacalah Matius 5:9 bersama dengan muridmurid.
Kehidupan Kristen (1)
73
Halaman Kosong
74
Kehidupan Kristen (1)
pelajaran
Mengampuni dan Melupakan
9
Bacaan Kitab
Kej. 37-50
Sasaran Pelajaran
Agar murid-murid mengampuni barangsiapa yang telah menimbulkan
kepedihan
Ayat Alkitab
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain dan ampunilah seorang akan
yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama
seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
(Kol. 3:13)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Kejadian 37-50
Pemanasan
Pernahkah kalian merasakan sakit hati? Ingatlah beberapa situasi saat kalian
merasakan sakit hati. Apakah yang terjadi kemudian? Siapakah yang membuat
kalian menjadi sakit hati? Apakah kalian berdamai dengannya? Bagaimana kalian
melakukan hal itu? Bimbinglah murid-murid dalam menjawab semua pertanyaan itu.
Bila telah mengalami sakit hati yang mendalam, memang tidak mudah untuk
mengampuni seseorang yang menyebabkan kepedihan itu. Di dalam Tuhan Yesus
Kristus, semua luka batin itu dapat disembuhkan. Bila kita memandang hal-hal
dari sudut pandang yang benar dan berserah kepada Allah untuk menghibur dan
mengasihi, maka adalah mungkin untuk mengampuni seseorang yang telah menyakiti
kita dan melupakan sakit hati yang pernah terjadi serta terus menjalani kehidupan.
Kehidupan Kristen (1)
75
Pemahaman Alkitab
Kasih dan Pengampunan
Dalam Alkitab, kita melihat beberapa cerita pengampunan dan kasih yang
luar biasa. Adakah contoh lainnya yang segera timbul di dalam pikiran kalian?
Hari ini, kita akan melihat beberapa cerita pengampunan ini. Bacalah beberapa
catatan Alkitab yang dikutip di sini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
A. Ishak Mengalah terhadap Para Tetangganya (Kej. 26:2-6,15-33)
1. Apakah yang para tetangga Ishak itu perbuat terhadap miliknya? Mengapa
mereka berbuat sesuatu yang menyakitkan dan yang serius?
2. Siapakah para tetangga Ishak itu?
3. Seberapa banyaknya kejadian serupa yang terjadi?
4. Mengapa menurut kalian Ishak dapat mengampuni mereka? Bagaimana kerelaan
untuk mengampuni seseorang berkaitan dengan salah satu tingkat iman di dalam
Allah?
5. Bila kalian adalah Ishak, dapatkah kalian mengampuni para tetangga itu?
Mengapa atau mengapa tidak? Jelaskan perasaan kalian akan menjadi apa.
6. Kesulitan apa sajakah dalam mengampuni seseorang? Bagikan beberapa
pengalaman kalian dalam mengampuni seseorang.
(Penduduk Filistin merasa iri terhadap keberhasilan Ishak dan merampas semua
sumur yang digali pada masa ayahnya, Abraham. Lalu, Ishak pindah ke Lembah
Gerar. Penduduk Gerar pun merampas sumur-sumurnya dua kali. Ishak adalah
seorang yang menyukai perdamaian dan yang lemah lembut. Daripada bertengkar,
lebih baik ia mengalah dan pindah tempat untuk mencari sumur yang lain. Bila
percaya kepada Allah, kita akan memiliki keyakinan bahwa Allah akan memelihara
setiap hal dari kehidupan kita. Oleh karena itu, tidaklah perlu bertengkar karena
kepentingan pribadi kita. Bimbinglah pula murid-murid sampai pada pribadi yang
menyukai perdamaian seperti Ishak. Sebagai contoh, iman Ishak terhadap janji Allah
adalah hal yang serupa - lihatlah Kejadian 26:2-6.)
B. Yusuf Mengampuni Saudaranya (Kej. 37:23-28; 47:1-6,12; 50:15-21)
1. Kejadian 37:23-28 mencatatkan bagaimana saudara-saudara Yusuf menjualnya
kepada orang-orang Midian, yang nantinya, mereka membawa Yusuf ke Mesir.
Itu bukanlah benar-benar bencana bagi Yusuf. Dari usia 17-30 tahun, ia adalah
seorang budak dan narapidana. Bayangkan diri kalian adalah Yusuf, apakah
kesulitan (jasmani dan perasaan) dan kesempatan yang hilang, yang ia alami di
Mesir?
76
Kehidupan Kristen (1)
2. Bila kalian adalah salah seorang dari saudara Yusuf, yang telah menjualnya ke
Mesir, penghukuman apakah menurut kalian, yang pantas diberikan kepada
saudara kalian itu?
3. Apakah yang Yusuf katakan kepada saudara-saudaranya dalam Kejadian 50
untuk menunjukkan dalamnya penghormatan dirinya bagi Allah?
(Yusuf adalah anak yang paling dikasihi oleh Yakub, sehingga karena inilah saudarasaudara Yusuf merasa iri hati kepadanya dan merencanakan yang jahat kepadanya.
Saat Yusuf dijual ke Mesir, ia harus mempertahankan diri dari segala penderitaan
jasmani dan kesulitan lainnya. Ia bekerja sebagai seorang budak, sehingga harus
banyak mengalami penderitaan mental dan perasaan. Dalam Kejadian 50, Yusuf
memastikan saudara-saudaranya bahwa ia tidak akan berbuat jahat kepada
mereka: “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah
mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya
untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini,
yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Dan Yusuf menghibur saudarasaudaranya dan berbicara ramah kepada mereka. Ini menunjukkan rasa hormat dan
percaya Yusuf kepada Allah, sekaligus kasih sayang yang besar kepada saudarasaudaranya.)
C. Musa Mendoakan bagi Kakak Perempuannya (Bil. 12:1-6)
1. Apakah alasan Miryam dan Harun mempersalahkan Musa telah berbuat sesuatu
yang tidak pantas?
2. Apakah Miryam dan Harun dibenarkan atas tindakan mereka itu? Mengapa atau
mengapa tidak?
3. Bagaimana menurut kalian perasaan Musa pada saat itu, setelah menerima
tuduhan secara terbuka dari saudara-saudaranya?
4. Apakah akibat dari tindakan mereka kepada Musa?
5. Apakah yang Musa lakukan untuk menunjukkan pengampunannya atas diri
mereka?
(Miryam dan Harun mempersalahkan pernikahan Musa dengan seorang perempuan
dari Mesir. Tuduhan itu tidak dapat dibenarkan, karena istri Musa tentulah seorang
yang mendukung pekerjaan dari sang suami dan yang mengasihi Allah. Bila tidak,
bagaimana Musa dapat memimpin umat Israel di padang gurun? Selain itu, sebuah
fakta membuktikan bahwa Allah menyertai Musa. Musa seharusnya merasakan
sakit hati setelah dikhianati oleh saudara kandungnya sendiri. Tetapi, ia menghindari
perselisihan yang lebih menajam. Kita mengetahui bahwa Allah membela Musa
dengan mengatakan bahwa apabila Ia berbicara kepada para nabi lainnya, maka
Ia menyatakan diri-Nya kepada mereka dalam mimpi dan penglihatan, tetapi
kepada Musa, Ia berbicara langsung muka berhadapan dengan muka. Allah pun
menghukum Miryam dengan penyakit kusta. Akhirnya, Musapun memohon agar
Allah menyembuhkan Miryam. Inilah kasih sayang dan pengampunan yang besar
dari pada Musa.)
Kehidupan Kristen (1)
77
D. Tuhan Yesus Mengampuni Mereka yang Menyakiti-Nya (Luk. 23:1-35)
1. Mengapa banyak orang menginginkan Tuhan Yesus disalibkan?
2. Rangkumlah beberapa penderitaan yang begitu menyakitkan, yang Tuhan Yesus
harus jalani.
3. Saat Tuhan Yesus berada di atas salib, Ia mengucapkan tujuh perkataan. Semua
perkataan ini adalah penting, karena begitu sulit diucapkan bagi-Nya selagi
menderita di atas salib. Salah satu perkataan itu adalah, “Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34). Apakah
menurut kalian dapat berbuat hal yang sama dan mengampuni seseorang yang
menyebabkan diri kalian banyak mengalami penderitaan? Diskusikan jawaban
kalian dengan murid lainnya.
(Para ahli Taurat dan orang Farisi pada saat
Tips Mengajar
itu menginginkan Tuhan Yesus mati, karena Ia
memiliki pengaruh yang besar dan mereka tidak
menyukainya. Pada kejadian itu, orang banyak
Adakan suatu sesi tanya jawab
meluapkan perasaan mereka yang luar biasa.
yang serius kepada muridMereka menginginkan Barabas dibebaskan
murid untuk merangkumkan
dan membiarkan Tuhan Yesus disalibkan.
apa yang mereka bayangkan
Penyaliban pada kayu salib merupakan proses
menjadi proses penderitaan
yang paling menyakitkan. Bayangkan rasa sakit
jasmani yang Tuhan Yesus
ketika paku menembus salah satu pergelangan
harus jalani.
tangan dan seluruh berat tubuh bergantung pada
kedua paku itu. Mahkota berduri yang ditekan ke
kepala Tuhan Yesus, begitu banyak darah yang
mengalir. Karena kekurangan darah, Ia pun mengalami kekurangan cairan tubuh,
sehingga semakin sulit untuk bernafas. Untuk mengangkat tubuh-Nya ke atas agar
dapat bernafas berarti menambah derita pada pergelangan tangan-Nya. Kaki-Nya
pun mungkin dipakukan pada kayu salib.)
Menguji Pemahaman
1. Apakah yang para tetangga Ishak perbuat terhadap dirinya? Bagaimana Ishak
menanggapinya?
2. Apakah yang Yusuf katakan dan lakukan saat ia bertemu kembali dengan
saudara-saudaranya setelah lebih dari 20 tahun?
3. Apakah yang Musa lakukan yang membuktikan kelemahlembutan dirinya
terhadap Miryam?
78
Kehidupan Kristen (1)
Penerapan Kehidupan
Tangisan Yusuf
‘Mengampuni dan melupakan.’ Apakah ini benar-benar mungkin dapat
diperbuat? Kita dapat mengampuni, tetapi tidak mudah untuk melupakan.
Firman Allah memberitahukan, “Ampunilah dan kamu akan diampuni” (Luk.
6:37). Kata ‘ampunilah’ dalam bahasa Yunani menyatakan melepaskan. Ketika
kita mengampuni (melepaskan) orang, kita pun akan dilepaskan pula. Yusuf
menghadapi penderitaan yang luar biasa. Kita akan menggunakan cerita Yusuf
untuk menggambarkan bagaimana ia mengampuni saudara-saudaranya, sehingga
melepaskan penderitaan mereka dan dirinya sendiri.
Yusuf Dijual
Kejadian 37 menyebutkan Yusuf sebagai seorang anak yang baik, yang tidak
menyukai kejahatan. Ayahnya begitu mengasihinya dan membuatkan jubah yang
begitu indahnya. Bukan membawa sukacita, tetapi justru, kasih sayang ayahnya itu
menjadikan suatu ketidakharmonisan di antara saudara-saudaranya.
Allah memberikan Yusuf dua mimpi untuk mengungkapkan apa yang akan
terjadi dengan dirinya pada masa yang akan datang. Ini merupakan suatu janji
dari Allah, yang menunjukkan bahwa dirinya akan memiliki prestasi yang lebih
dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Bukan membawa rasa hormat dari
saudara-saudaranya, tetapi mimpi-mimpi Yusuf itu justru menyebabkan mereka
membenci dirinya. Mimpi-mimpi itu berasal dari Allah dan bukan berasal dari dirinya
sendiri. Tetapi karena Allah mengizinkan Yusuf untuk memiliki mimpi-mimpi itu, maka
saudara-saudara Yusuf menghukumnya.
Suatu hari, saudara-saudara Yusuf pergi menggembalakan kawanan ternak.
Yusuf disuruh oleh sang ayah untuk melihat apa yang mereka sedang lakukan. Saat
saudara-saudara melihat Yusuf datang, mereka mengatakan, “Lihat, tukang mimpi
kita itu datang! Sekarang, marilah kita bunuh dia.” Sayangnya, dua saudara di antara
mereka memiliki rasa kasih sayang yang lebih, sehingga tidak ingin membunuhnya.
Bahkan sebaliknya, mereka menjualnya.
Bila kalian adalah Yusuf, akankah kalian dapat memahami semuanya ini?
Tentu saja, dalam kenangan, kita dapat mengatakan bahwa ia seharusnya bersyukur
kepada Allah, karena ia akan menjadi seorang yang berkuasa di Mesir melalui
semuanya ini. Tetapi pada saat itu, Yusuf tidak terpikir sama sekali apa yang akan
terjadi dengan dirinya pada hari esok. Saat Yusuf dijual, ia memohon saudarasaudaranya dengan sesak hati dan menangis (Kej. 42:21). Ia dijual seperti seekor
unta.
Yusuf sebagai Budak dan Narapidana
Yusuf dibawa ke Mesir, ia dijual sebagai seorang budak kepada Potifar.
Sebagian besar orang akan bertanya kepada Allah, “Mengapa hal ini terjadi? Mengapa
harus saya?” Yusuf seharusnya berpikir tentang Abraham, bapa leluhurnya, kepada
siapa Allah menjanjikan suatu berkat yang besar. Allah memberitahukan kepada
Ishak bahwa akan ada suatu kelaparan besar. Yakub bergumul dengan Allah
Kehidupan Kristen (1)
79
sendiri. Tetapi bagaimana dengan Yusuf? Bila mempelajari Alkitab lebih mendalam,
kalian akan menemukan bahwa Allah tidak pernah menampakkan diri-Nya kepada
Yusuf ataupun berbicara kepadanya.
Di sini, kita melihat Yusuf sebagai seorang budak, bagaimanapun, ia tidak
ditundukkan oleh perbudakan itu. Ia tidak dapat memahami mengapa dirinya
menjadi seorang budak, tetapi tetap menjalani bagian itu. Itulah sebabnya ia mampu
menjadi seorang budak terbaik. Ia kehilangan status dari anak yang dikasihi menjadi
seorang budak, tetapi tidak dikuasai oleh sikap sedihnya. Ia yang mengurusi rumah
dari tuannya dan berkat Allah menyertai ke manapun ia berada.
Dalam Kejadian 39:1-2 menyatakan bahwa Allah menyertai diri Yusuf. Tampak ada
sesuatu bertentangan di sini, sebab bila Allah menyertai Yusuf, mengapa ia menjadi
seorang budak? Tetapi ia justru menerimanya, sekalipun tidak dapat memahami
alasannya. Yusuf menghormati Allah dan Allah menyertainya.
Lalu, istri Potifar berusaha untuk bersetubuh dengan Yusuf, tetapi ia menolak
untuk berbuat dosa dengannya. Sebaliknya, ia justru memfitnah Yusuf, menuduhnya
berusaha untuk mendapat keuntungan dari padanya. Yusuf kemudian dimasukkan
ke dalam penjara.
Yusuf seperti seorang yang terjatuh lagi dan berusaha untuk bangun kembali.
Pada mulanya, saudara-saudara Yusuf menjatuhkan dirinya. Kedua kalinya, ia
terjatuh oleh rasa takutnya kepada Allah. Tampaknya seperti semakin sulit dalam
bekerja, semakin buruk situasi yang ia alami. Ia menjadi seorang budak tanpa
melakukan kesalahan apapun. Tetapi sekarang, ia dimasukkan ke dalam penjara
karena suatu kesalahan yang tidak perbuatnya.
Bagaimanapun, cerita ini menyatakan kembali bahwa Tuhan menyertai Yusuf (Kej.
39:20). Yusuf tidak memahami, tetapi ia menerima situasinya. Ia menjadi teladan bagi
narapidana lainnya, sehingga dapat mengatasi situasinya yang tidak menyenangkan
itu.
Suatu hari, Yusuf memperhatikan dua narapidana, yaitu juru roti dan juru
minuman raja, yang terlihat sedang sedih. Ia harus dapat mengatasi kesulitannya
sendiri, agar dapat menunjukkan perhatiannya bagi persoalan yang lain. Sebagai
contoh, bila kalian baru saja kehilangan 100 milyar rupiah, sepertinya kalian tidak
akan memperhatikan penderitaan yang lainnya. Tetapi Yusuf memperhatikan
penderitaan dari dua narapidana ini, menunjukkan perhatiannya dan membantu
mereka dengan mengartikan mimpi mereka.
Yusuf mengartikan mimpi juru minuman dan memberitahukan bahwa ia
akan dikembalikan ke posisinya semula. Yusuf meminta kepada juru minuman
agar ‘mengingat kepada dirinya, apabila keadaannya telah baik nanti, tunjukkanlah
terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hakaal ihwalku kepada Firaun dan
tolonglah keluarkan aku dari rumah ini’ (Kej. 40:14). Perhatikanlah berapa banyak
Yusuf menyebutkan kata ‘aku’ di dalam permintaannya itu. Ia begitu ingin keluar dari
penjara dan kembali ke rumahnya; ia tidak merasa bahagia di sana.
Setelah itu, Yusuf seharusnya beranggapan bahwa ini adalah suatu kesempatan
dari Allah bagi dirinya untuk segera meninggalkan penjara. Karena hanya Allahlah
yang dapat memberikan hikmat untuk mengartikan mimpi, ia mungkin beranggapan
bahwa Allah ingin menolong dirinya dari penjara. Juru minuman menyuguhkan piala
anggur kepada Firaun setiap harinya dan akan dapat menyampaikan permintaan
Yusuf ke hadapannya. Juru minuman adalah satu-satunya harapan bagi Yusuf untuk
bebas.
Tetapi setelah juru minuman dikeluarkan dan dipulihkan posisi asalnya, ia
tidak mengingat Yusuf sama sekali, bahkan melupakannya (Kej. 40:23). Tetapi
sesungguhnya, hal ini menunjukkan kehendak Allah. Adalah mustahil bahwa juru
80
Kehidupan Kristen (1)
minuman dapat melupakan Yusuf! Setiap hari, saat ia menyuguhkan piala anggur
ke hadapan Firaun, ia pasti teringat bagaimana dirinya dapat keluar dari penjara
dan bagaimana Yusuf mengartikan mimpinya itu. Bagaimana mungkin ia melupakan
sesuatu seperti itu? Tetapi ia melupakannya. Yusuf menanti dua tahun di dalam
penjara, mengharapkan setiap kali pintu penjara dibukakan. Itu mungkin akan
menjadi kesempatan bagi dirinya.
Yusuf sebagai Penguasa di Mesir
Satu hari, dua hari, satu bulan, satu tahun, dua tahun berlalu. Juru minuman
melupakan Yusuf genap dua tahun lamanya (Kej. 41:1), hingga Firaun memiliki
suatu mimpi yang menggelisahkan dirinya. Lalu, juru minuman mengatakan bahwa
ia teringat akan Yusuf dan bahwa ia merasa bersalah (Kej. 41:9). Perkataan dari
juru minuman ini menunjukkan bahwa ia tidak sengaja melupakan Yusuf. Ia segera
memanggil Yusuf keluar dari dalam penjara untuk mengartikan mimpi Firaun.
Kemudian, Firaun menjadikan Yusuf sebagai penguasa untuk mengatur semua
urusan di Mesir, sebagai orang kedua di bawah Firaun.
Yusuf berusia 30 tahun saat ia menjadi seorang yang berkuasa di Mesir (Kej.
41:46). Bila kita beranggapan bahwa Yusuf berusia 17 tahun saat ia dijual ke Mesir
(Kej. 37:2), berarti ia menderita 13 tahun lamanya. Seberapa banyakkah ‘13 tahun’ itu
yang kita dapat lakukan di dalam kehidupan? Pernahkan kita menghabiskan waktu
13 tahun sebagai seorang budak atau narapidana? Macam pribadi apakah kita akan
menjadi setelah melewati pengalaman itu? Sangat sedikit orang yang mau pergi ke
penjara selama 13 tahufnf, bila mereka dapat menjadi seorang yang berkuasa pada
akhirnya.
Berusaha untuk Melupakan
Lalu, Yusuf menikah. Pernikahan merupakan suatu kesempatan yang besar
bagi kehidupan seseorang, apalagi hingga memiliki anak-anak.
Sekarang, Yusuf memiliki dua anak. Anak yang pertama dinamai Manasye,
yang berarti ‘Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan
kepada rumah bapaku’ (Kej. 41:51). Tetapi apakah ia benar-benar lupa? Saat
Yusuf mengatakan ‘lupa,’ sesungguhnya, ia lebih mengingat semuanya. Makin
berusaha melupakan tentang suatu kejadian di dalam kehidupan kita, justru semakin
mengingatnya. Sekalipun tidak merasa dendam terhadap kejadian itu, kita tetap tidak
akan melupakannya. Kita dapat melupakan yang lainnya, tetapi belum tentu dapat
melupakan kejadian itu.
Bila Yusuf benar-benar telah melupakan semua kesengsaraannya, ia belum
tentu akan dapat melupakannya. Ia menamai anak yang kedua adalah Efraim, yang
berarti ‘subur’. Ia ingin melupakan masa lalunya dan mengawali suatu permulaan
yang baru, tetapi itu tidak menyelesaikan segala sesuatunya. Sekalipun memiliki
beragam penyelesaian, Yusuf tetap tidak dapat melupakan perbuatan jahat dari
saudara-saudara dan penderitaannya selama tiga belas tahun yang lalu itu? Tidak,
Yusuf tidak dapat melupakannya.
Langkah Yusuf untuk Bersedia Mengampuni
Dari Dendam
Saat Yusuf menjadi seorang yang berkuasa di Mesir, kelaparan yang begitu
dahsyat menimpa seluruh dunia. Saudara-saudara Yusuf datang untuk membeli
makanan dari padanya. Yusuf berkuasa di sana sebagai seorang mangkubumi
Kehidupan Kristen (1)
81
(perdana menteri) dan saudara-saudara Yusuf sujud di hadapannya. Yusuf
mengenang dua mimpi yang telah diimpikan sebelumnya. Setelah 13 tahun, ia
sekarang mengenakan jubah yang megah, sementara saudara-saudaranya masih
para penggembala.
“Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya”
(Kej. 42:7). Sebagai seorang mangkubumi (perdana menteri), banyak orang yang
datang kepadanya untuk membeli makanan setiap harinya. Bila Yusuf tidak melihat
dengan seksama, bagaimana ia dapat mengenali mereka? Sebaliknya, Yusuf justru
mengenali mereka, karena ia tidak melupakan mereka.
Yusuf berbicara kepada saudara-saudaranya dengan kasar, katanya, “Dari
mana kamu?” Tentu saja, Yusuf mengetahui dari mana asal mereka. Lalu, Yusuf
mengenang masa lalunya, apakah ia melupakannya? Tentu tidak, hal-hal itu belumlah
dapat dilupakannya. Yusuf masih mendendam terhadap saudara-saudaranya. Ia
berkata kepada mereka, “Kamu ini pengintai! (Kej. 42:9). Dalam beberapa hari, para
pengintai digantung mati. Muka berhadapan muka – saudara-saudara Yusuf ingin
membunuh dia sebelumnya.
Yusuf memasukkan mereka ke penjara tiga hari lamanya. Tiga hari itu
mungkin merupakan hari-hari yang paling mengerikan bagi saudara-saudara Yusuf,
sebab mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi dengan diri mereka. Dalam
tiga hari itu, Yusuf pun mungkin bergumul dengan hebatnya.
Tetapi pada hari yang ketiga, Yusuf mengeluarkan saudara-saudaranya dari
dalam penjara dan mengatakan kepada mereka, “Aku takut akan Allah” (Kej. 42:18).
Yusuf memang takut akan Allah. Tetapi bukan berarti bahwa seorang yang takut
akan Allah tidak akan pernah marah. Seorang yang takut akan Allah justru akan
mengendalikan dirinya dan tidak akan melukai orang banyak karena kemarahannya
itu.
Bergumul
Saat ini terjadi, hati nurani dari saudara-saudara Yusuf menuduh mereka.
Mereka segera mengingat dosa mereka karena telah menjual Yusuf (Kej. 42:21).
Setelah 22 tahun lamanya, mereka masih dihantui oleh rasa bersalah itu.
Saudara-saudara Yusuf berbicara dalam bahasa Ibrani dan mereka mengira
Yusuf tidak memahaminya. Tetapi Yusuf justru memahami perkataan mereka itu.
Saat Yusuf mendengar bahwa saudara-saudaranya diserang oleh rasa bersalah
karena apa yang mereka telah perbuat terhadap dirinya, iapun sangat terharu,
sebab Yusuf takut akan Allah. Bila Yusuf adalah seorang yang tidak bersimpati, ia
tentu akan membalas saudara-saudaranya dengan banyak kesengsaraan.
Yusuf ‘mengundurkan diri dan menangis.’ Manusia menangis biasanya
disebabkan mereka tidak seimbang secara emosional – terlalu senang, terlalu
sedih, terlalu tertekan dan lain sebagainya. Yusuf melepaskan beban beratnya
dengan menangis. Bagaimanapun, ia tidak dapat menghapus segala sesuatunya.
Ia masih belum dapat menghadapi saudara-saudaranya. Ia mengundurkan diri dari
hadapan mereka untuk menangis dan setelah itu, ia kembali ke hadapan mereka,
menyediakan makanan dan melepas mereka pulang ke rumah.
Melepaskan Beban
Saat kedua kalinya, saudara-saudara Yusuf membawa Benyamin, adik
bungsunya. Saat Yusuf melihat Benyamin, ia segera masuk ke dalam kamarnya untuk
menangis. Saat itu, ia lebih terharu lagi dan harus segera menahan dirinya. Setelah
menangis, ia membasuh mukanya. Setiap kali Yusuf menangis, ia melepaskan
82
Kehidupan Kristen (1)
sedikit rasa kemarahan terhadap saudara-saudaranya. Bila kalian tidak dapat
mengampuni seseorang, kalian sebenarnya sedang membebani diri sendiri.
Saat ketiga kalinya, Yusuf menunjukkan siapa dirinya kepada saudarasaudaranya. Saat itu, Yusuf tidak dapat menghindar lagi dan tidak dapat menahan
dirinya di hadapan semua orang, sehingga ia menyuruh semua pegawainya untuk
keluar dari tempat itu. Ia tidak dapat lari ke suatu tempat untuk menangis lagi,
sehingga menyuruh semua pegawainya untuk keluar.
‘Dan ia menangis keras-keras’ – Yusuf menangisi saat-saat perbudakan dan
penderitaannya. Ia tidak ingin pegawainya mendengarkan tangisan itu, tetapi semua
orang akhirnya mendengarnya pula. Orang-orang Mesir dan seisi rumah Firaun
pun mendengarnya, karena ia menangis begitu kerasnya. Yusuf telah berusaha
untuk melupakannya, tetapi ia tidak dapat. Akhirnya, Yusuf mengampuni kesalahan
saudara-saudaranya, karena ia adalah seorang yang takut akan Allah.
Ia berkata, “Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?” Saudara-saudaranya
ketakutan, tetapi Yusuf berkata kepada mereka, “Janganlah bersusah hati dan
janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara
kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (Kej. 45:5). Bagaimana
kita dapat mengampuni sesama? Kita perlu memahaminya secara bertahap dan
mengerti kehendak Allah yang mengizinkan situasi-situasi itu terjadi. Saat itu, Yusuf
memahami bahwa ada sebuah rencana Allah yang terbaik bagi dirinya. Tetapi
perwujudan itu belumlah muncul hingga tiga atau empat kali Yusuf menangis dan
dua puluh tahun lamanya ia menderita. Ini memang tidak mudah bagi diri Yusuf untuk
melewati semuanya itu.
Yusuf menangis saat ia bertemu dengan ayahnya dan saat sang ayah mati.
Yusuf banyak menangis dan melalui tangisannya itu, ia mengampuni
kesalahan dari saudara-saudaranya. Tetapi saudara-saudara Yusuf belum memahami
benar bahwa Yusuf telah mengampuni mereka. Setelah sang ayah mati, mereka
menjadi merasa takut. Mereka beranggapan bahwa Yusuf tidak melukai mereka,
karena sang ayah masihlah hidup. Jadi mereka mengirim suatu pesan kepada Yusuf
atas nama sang ayah mengatakan, “Aku memohon kepadamu. Ampunilah kiranya
kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat
kepadamu” (Kej. 50:17). Yusufpun menangis kembali. Setelah itu, ia mengatakan
kata-kata penghiburan kepada saudara-saudaranya. Demikian lamanya, mereka
memikul beban itu.
Kalian harus melepaskan sesama, agar melepaskan diri kalian sendiri.
Kalian tidak dapat melupakan kesalahan-kesalahan yang orang lain telah perbuat
kepada kalian, tetapi kalian haruslah mengampuni dan melepaskan mereka dari rasa
bersalah itu. Bila tidak, mereka pun akan menjadi suatu beban bagi diri kalian sendiri.
Ketika kalian mengampuni mereka, Allah pun akan mengampuni kalian. Ketika
melepaskan rasa bersalah orang lain, kalian pun akan dilepaskan. Inilah mengapa
Yusuf menangis.
(Oleh Pendeta H.H. Ko - Manna/Oktober-Desember 2002)
Pertanyaan Diskusi:
1. Siapakah yang melukai hati kalian demikian mendalam?
2. Apakah kalian menyimpan rasa benci?
Kehidupan Kristen (1)
83
3. Bila kalian terluka hati demikian mendalam atau tersinggung oleh seseorang,
kalian perlu membuat suatu daftar dari semua manfaat yang telah dihasilkan
dari persoalan yang kalian pikul selama ini. Ketika fokus pada beberapa manfaat
itu, kalian perlu memohon agar Allah mengubah hati kalian dengan kuasa Roh
Kudus. Mohonlah agar Allah mengubah hati kalian dari yang penuh kebencian
menjadi penuh dengan pengampunan atas mereka yang telah melukai hati kalian.
Setelah itu, akankah kalian menjadi bebas untuk mengalami dan menikmati
suatu hidup yang bahagia dan yang berkelimpahan.
Renungan dan Doa
Nyanyikan pujian dalam Kidung Rohani # 405. Sering kali, kita mendapati halhal yang tampaknya seperti sesuatu yang tidak lagi berarti setelah sekian lamanya
atau setelah suatu masa penting berlalu. Tetapi, ketika sedang marah, kita bertindak
dalam cara-cara yang tidak bersedia untuk mengampuni seseorang dan semakin
sulit untuk membiarkan perasaan itu pergi. Kiranya Allah memberikan hati yang
penuh kasih, sehingga kita dapat lebih banyak mengampuni dan tidak mengizinkan
perasaan marah itu menetap lama di dalam hati kita.
84
Kehidupan Kristen (1)
Halaman Kosong
Kehidupan Kristen (1)
85
Berkata-kata
Sasaran
“Sebab kita semua bersalah
dalam banyak hal; barangsiapa
tidak bersalah dalam
perkataannya, ia adalah
orang sempurna, yang dapat
juga mengendalikan seluruh
tubuhnya.” (Yakobus 3:2)
Ayat ini
memberitahukan bahwa
pengendalian lidah dapat
menjadi pelajaran terberat
dalam pemeliharaan rohani
kita. Dunia kita pada saat ini
penuh dengan kata-kata dusta
dan yang tidak sopan. Kita
harus memancarkan terang
melalui perkataan yang baik di
dalam pergaulan kita dengan
sesama. Ini tidak selamanya
mudah, tetapi setidaknya
sebagai orang Kristen, kita
seharusnya secara sadar
berusaha melakukannya
setiap kali. Pada bagian ini,
murid-murid akan menyoroti
pentingnya petunjuk mengenai
pelatihan mengendalikan lidah.
Setidaknya, mereka akan
dibuat mengetahui tentang
pentingnya pengendalian dari
pancaindera tubuh yang kecil
ini.
Bagian # 4
Renungan Bagi Para Guru
“Perkataan yang diucapkan
tepat pada waktunya adalah
seperti buah apel emas di
pinggan perak.” (Amsal 25:11)
Yang dikeluarkan dari
lidah sering kali sulit untuk
dijawab. Tidak setiap orang
dapat berkata-kata dengan
baik. Apalagi yang senantiasa
dapat menghibur sesama
dengan perkataannya. Sebagai
umat Kristen, kita sering
berhati-hati dengan perkataan
sendiri, hanya untuk tidak
ingin beroleh hukuman dari
Allah. Tetapi yang lebih penting
lagi, alasan untuk menjaga
lidah adalah agar dapat
membangun iman sesama
dan membawa berkat bagi
yang mendengarkannya. Oleh
karena itu, kita seharusnya
tidak mengucapkan kata-kata
yang melukai hati sesama
dan berusaha untuk belajar
mengatakan hal-hal yang baik,
sehingga orang-orang yang
berkomunikasi dengan kita
dapat menerima penghiburan
dan sukacita.
Biarlah Perkataan Kita Menjadi
suatu Sumber yang Membangun
86
Kehidupan Kristen (1)
“Janganlah ada perkataan kotor
keluar
dari
mulutmu,
tetapi
pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, di mana perlu, supaya
mereka yang mendengarkannya
beroleh kasih karunia.”
(Efesus 4:29)
pelajaran
Mengatasi Pencobaan
10
Bacaan Kitab
Mat. 4:1-11
Sasaran Pelajaran
Agar murid-murid dapat menunjukkan tiga sasaran pencobaan mereka
dengan tepat dan merencanakan bagaimana mengatasinya dengan firman
Allah
Ayat Alkitab
“Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret
dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan
dosa dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” (Yak. 1:1415)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Matius 4-10
Latar Belakang Alkitab
Pencobaan dapat dilihat sebagai suatu pengujian. Pengujian ini bermaksud
baik bagi kita, yang berarti untuk membuktikan karakter kita sebagai umat Kristen.
Bagaimanapun, pengujian dapat menjadi kejahatan pula, yaitu apabila dengan
maksud untuk melukai atau menjatuhkan seseorang. Dalam 300 tahun terakhir,
kata ‘pencobaan’ telah dipergunakan dengan pengertian yang lebih terbatas bagi
seseorang yang berbuat kejahatan saja.
Yesus Kristus ‘dibawa oleh Roh Kudus’ (Luk. 4:1) ke dalam suatu pencobaan,
tetapi Ia dicobai oleh Iblis. Baik kuasa ilahi maupun kuasa Iblis sama-sama bekerja
dengan tujuan untuk menguji-Nya. Iblis diizinkan untuk mencobai umat Kristen
(Ayb. 1:6-12), tetapi hanya dalam kuasa yang terbatas. Iblis dapat mempergunakan
penderitaan, kebohongan, keberhasilan, hawa nafsu, keinginan daging untuk
mencobai umat Kristen.
Kehidupan Kristen (1)
87
Yesus Kristus mengajari kita untuk berdoa kepada Allah, agar tidak dibawa
ke dalam pencobaan (Mat. 6:13), tetapi dilepaskan dari yang jahat (2 Tim. 2:22). 1
Yohanes 2:15 memberitahukan kita bahwa dosa berasal ketika kita berbuat dosa,
keinginan hati yang bergabung dengan hal-hal di luar dunia sana.
Pencobaan dapat pula dilihat sebagai sesuatu yang timbul dari keinginan
sendiri (Yak. 1:13-15). “Apabila eorang dicobai, janganlahia berkata: ‘Pencobaan
ini datang dari Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan Ia sendiri
tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri,
karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia
melahirkan dosa dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”
Saat Yesus Kristus dicobai, Ia mengutip dari kitab Ulangan. Ini menunjukkan
bahwa firman Allah itu bagaikan pedang dan perisai untuk melawan pencobaan. Ini
penting untuk menjadi kutipan dari beberapa ayat dan prinsip yang Alkitabiah ketika
bahaya datang.
Pemanasan
1. Apakah kalian mengetahui bahwa pencobaan itu merupakan bagian dari
kehidupan seseorang?
2. Mengapa berpikir bahwa hidup kalian itu begitu dipenuhi dengan pencobaan?
(Murid-murid mungkin menduga bahwa Iblis berusaha untuk menjauhi kita dari
pertumbuhan sebagai umat Kristen. Beberapa murid akan mengatakan bahwa
Allah mengizinkan pengujian itu terjadi untuk mendewasakan karakter kita.)
3. Tidak seorangpun yang menyukai pencobaan. Manfaat apakah yang mungkin
kita dapati dari pencobaan di dalam kehidupan kita?
(Ketika mengatasi pencobaan, kita menjadi seorang Kristen yang lebih teguh.
Kadang kegagalan membuat kita menyadari bahwa kita harus berserah lebih
banyak kepada Allah.)
Kita menghadapi pencobaan setiap harinya, sehingga menjadi pribadi yang
tegar. Pelajaran hari ini berbicara tentang tiga pencobaan berat, yang Yesus Kristus
harus hadapi dan bagaimana Ia mengatasi semuanya itu.
Pemahaman Alkitab
Pencobaan Yesus Kristus
Biarlah murid-murid membaca dari Matius 4:1-11 satu ayat satu murid.
Bacalah bergiliran hingga setiap murid memiliki kesempatan untuk membacanya.
Mintalah murid-murid untuk melakukan hal-hal berikut seperti yang mereka telah
baca. Mereka akan memerlukan beberapa menit lamanya untuk menandai catatan
seperti yang ditunjukkan.
88
Kehidupan Kristen (1)
1.Taruhlah garis yang berlekuk-lekuk di bawah tiga pencobaan Iblis yang
dipergunakan terhadap Yesus Kristus.
2. Taruhlah sebuah segitiga pada tempat setiap pencobaan itu terjadi.
3. Lingkarilah tanggapan yang Yesus Kristus buat terhadap pencobaan Iblis itu.
4. Berilah garis bawah pada segala sesuatu yang memberitahukan bahwa Yesus
Kristus mengetahui firman Allah dengan baik.
Biarlah murid-murid membaca bacaan berikut tentang pengalaman kelaparan
selama masa pencobaan Yesus Kristus. Mintalah mereka memikirkan apakah yang
mungkin menyenangkan pergi 40 hari lamanya tanpa makan.
Menurut penjelasan dari beberapa orang yang mengetahui tentang hal
itu, bahwa kuatnya keinginan untuk makan menguasai rasa lapar dari pikiran
seseorang. Ia senantiasa berpikir akan makanan. Setelah dua minggu, seseorang
yang kelaparan berjuang menahan diri dengan meneguk air tanpa muntah-muntah.
(Catatan: Apakah Yesus Kristus meneguk air selama masa puasa-Nya? Kita tidak
mengetahuinya.) Secara perlahan, kekurangan gizi akan menimbulkan dampak
yang buruk bagi kesehatan seseorang. Tubuh orang itu akan semakin kedinginan.
Kulitnya menjadi mengering. Berat tubuhnya akan menurun secara drastis. Tetapi
pengalaman terberat dari semua kejadian selama 40 hari adalah lamanya waktu
Tuhan Yesus harus menjalani puasa. (Time Magazine, 17 Agustus 1981)
Dari bacaan ini, kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus begitu lemah kondisi
jasmaninya. Ia mengetahui seperti apakah dicobai ketika dalam kondisi itu.
Pertanyaan Diskusi:
1. Mengapa kalian berpikir bahwa Iblis menanti hingga Yesus Kristus telah
berpuasa 40 hari lamanya untuk menyerang-Nya? Apakah yang kalian
dapat pelajari dari hal ini?
(Iblis menanti saat Yesus Kristus merasa lapar, sehingga semakin terbuka
kesempatannya untuk mencobai-Nya.)
2. Iblis tidak benar-benar menginginkan roti yang berasal dari batu. Apakah
yang ia inginkan dari pencobaan pertamanya terhadap Tuhan Yesus?
(Iblis menginginkan Tuhan Yesus lebih mematuhi kepadanya daripada kepada
Allah.)
3. Memang mudah mengetahui alasan pencobaan pertama dari Iblis itu
terhadap Tuhan Yesus. Tetapi macam pencobaan jasmani apakah yang
kalian hadapi hari ini?
4. Iblis tidak ingin melihat sebuah pertolongan yang ajaib dalam pencobaan
yang kedua. Apakah yang ia benar-benar inginkan?
(Ia menginginkan Yesus Kristus untuk mencobai Allah – melanggar firman Allah
– dalam usaha untuk membuktikan keilahian-Nya.)
5. Sebutkan pencobaan kedua yang berkaitan dengan diri kalian pada hari
ini.
(“Bila kalian adalah seorang Kristen yang saleh, lalu mengapa tidak membuktikan
kesalehan itu?” atau “Kalian tidak perlu mempelajari ulangan di sekolah. Bila
Allah mengasihi kalian, Ia tentu akan memberikan nilai bagus kepada kalian.”)
Kehidupan Kristen (1)
89
6. Sekilas, pencobaan ketiga dari Iblis itu tidak berkaitan dengan kita. Tetapi
bila para remaja Kristen mau jujur, hal apa sajakah yang kalian kira mereka
lebih utamakan daripada Allah dan di manakah mereka menaruh semuanya
itu di hadapan-Nya?
(Beberapa dari para remaja mungkin mengatakan bahwa mereka menaruh uang,
pakaian atau gengsi pada posisi di atas Allah.)
7. Pencobaan manakah menurut kalian merupakan yang paling berat bagi
Yesus Kristus? Jelaskan.
(Pencobaan pertama berhadapan dengan kebutuhan jasmani. Ini pencobaan
yang berat, tetapi bukanlah yang terberat. Pada pencobaan kedua, Iblis
mempergunakan firman Allah, agar Yesus Kristus mencobai Allah. Ini merupakan
tipu daya, tetapi tidaklah seberat pencobaan yang berikutnya. Pada pencobaan
ketiga, Iblis berusaha membujuk agar Yesus Kristus melarikan diri dari salib
yang harus Ia pikul, sekaligus menawarkan pemerintahan dunia. Yesus Kristus
mengetahui bagaimana menderitanya salib yang akan dipikul-Nya, tetapi Ia tidak
berbuat dosa. Ia percaya kepada Allah yang akan membebaskan-Nya dari semua
pencobaan itu.)
8. Apakah yang akan terjadi bila Yesus Kristus telah menyerah terhadap
pencobaan Iblis itu?
(Yesus Kristus akan berbuat dosa dan tidak dapat dengan sempurna untuk
menebus dosa-dosa kita.)
9. Bagaimana Yesus Kristus memberikan tanggapan atas ketiga pencobaan
Iblis itu?
(Semua pencobaan Iblis itu dijawab-Nya dengan mengutip dari firman Allah.)
10. Iblis mengakhiri tiap-tiap pencobaan saat Yesus Kristus mempergunakan
firman Allah. Mengapa menurut kalian ini terjadi? Apakah yang kita dapat
pelajari dari hal ini?
(Iblis mengetahui bahwa Yesus Kristus mengutip firman Allah. Sementara, Yesus
Kristus mengetahui apa yang benar dan lebih perlu mematuhi firman Allah
daripada mengalah terhadap pencobaan.)
11. Bagaimana cara Yesus Kristus pergunakan firman Allah berbeda dari cara
Iblis?
(Yesus Kristus meyakini firman Allah, mengartikannya dengan benar dan
mempergunakannya untuk tujuan yang baik. Sementara, Iblis mempergunakan
firman Allah untuk tujuan yang jahat, yaitu untuk mencobai Anak Allah. Ia mungkin
tidak meyakini firman Allah dan menginginkan agar Yesus Kristus mati dengan
menjatuhkan diri-Nya ke bawah.)
12. Yesus Kristus mempergunakan firman Allah untuk membantu diri-Nya
mengatasi tantangan dari pencobaan Iblis. Apakah ini memberitahukan
kalian tentang pemahaman Alkitab dan penghafalan?
(Yesus Kristus tidak menuliskan Kitab Suci bagi diri-Nya selama menghadapi
pencobaan Iblis, tetapi Ia mengetahui firman Allah dengan baik. Ketika kita
mempelajari dan menghafal Alkitab, firman Allah akan senantiasa beserta dengan
kita.)
90
Kehidupan Kristen (1)
Menguji Pemahaman
1. Apakah tiga pencobaan Iblis yang diajukan kepada Tuhan Yesus?
2. Iblis pun mempergunakan firman Allah saat ia mencobai Tuhan Yesus –
bagaimana ia mengubah arah firman Allah ke dalam suatu pencobaan?
3. Tuhan Yesus mengatasi berbagai pencobaan dengan mempergunakan
firman Allah pula. Apakah ini mengajarkan kita tentang bagaimana melawan
pencobaan?
Penerapan Kehidupan
Mengatasi Pencobaan
Ada empat alasan mengapa Kitab Suci merupakan sesuatu yang berharga
untuk mengatasi pencobaan.
1. Kitab Suci memberikan kita berbagai contoh dari tokoh-tokoh yang mengatasi
pencobaan seperti yang kita dapat ikuti dari teladan mereka.
2. Kitab Suci memberitahukan batasan-batasan bagi tindakan kita. Membiarkan
kita mengetahui apa yang benar dan apa yang salah.
3. Kitab Suci memberikan kita petunjuk bagaimana mengatasi pencobaan,
sebagaimana menjauhkan diri dari yang jahat dan berdoa, sehingga tidak jatuh
ke dalam pencobaan.
4. Kitab Suci memberikan kita berbagai nilai dan sikap yang saleh, sehingga
dengan bersandar pada kuasa Roh Kudus, kita tidak menginginkan banyak hal
yang dapat mencobai diri kita.
Mengapa kalian beranggapan bahwa Kitab Suci adalah sesuatu yang
berharga untuk mengatasi pencobaan? (Karena seseorang dapat diubahkan pada
sisi dalam dirinya, sehingga kekuatan dari pencobaan akan hilang secara bertahap.
Itu membuat kita ingin melakukan apa yang benar dan dapat membedakan yang
benar dari yang salah.)
Biarkan murid-murid memainkan peranannya dan berdiskusi tentang
bagaimana mengatasi pencobaan.
Skenario 1:
Jenny sedang menuju ke sebuah acara pesta teman-teman sekolahnya. Jenny tidak
menyangka apapun sebelumnya, tetapi hal pertama yang ia lihat ketika memasuki
ruang pesta adalah mencium aroma dari minuman beralkohol. “Kamu minum
minuman beralkohol?” “Tentu,” jawab teman-temannya.
Kehidupan Kristen (1)
91
Skenario 2:
Renee bepergian hingga larut malam dan menguatirkan akan apa yang orangtuanya
akan katakan. Teman sekolah Renee telah mengatakan agar ia memberitahu
orangtuanya bahwa mereka mengalami kemacetan lalu lintas, karena ada suatu
kecelakaan di jalan raya. Apakah yang seharusnya Renee katakan?
Skenario 3:
Nathan sedang berjalan menuju ke pertandingan sepak bola bersama dengan kedua
temannya. Seorang dari antara mereka melihat sebuah mobil yang kuncinya masih
menempel pada lubang kontak untuk menyalakan mobil. “Hey,” katanya. “Marilah
kita kendarai mobil ini.” Teman yang lain menyetujuinya dan segera masuk ke dalam
mobil itu. “Masuklah, Nathan,” kata teman-temannya.
Setelah mereka telah membaca tiap-tiap skenario itu, biarkan murid-murid
memainkan peranan dengan pergumulan batin dari para remaja dalam membuat
suatu keputusan. Sebagian murid haruslah memainkan suara hati yang mendesak
para remaja untuk menolak godaan itu. Sebagian lainnya memainkan suara yang
mempergunakan beberapa ayat Alkitab yang dapat membantu mereka. Sebagai
contoh, dalam situasi yang pertama, murid-murid akan memainkan suatu peran
pergumulan batin Jenny yang berada di suatu acara pesta. Sebagian murid
memainkan suara godaan dengan mengatakan, “Ayolah, kamu tentu tidak ingin dilihat
aneh di depan teman-temanmu, bukan? Minumlah bir ini.” Sebagian lainnya dapat
menanggapi, “Jangan menguatirkan apa yang mereka pikirkan.” Untuk memainkan
peranan ini lebih efektif lagi, kalian dapat menempatkan dua suara yang bertentangan
itu pada ruang kelas yang berbeda. Potonglah peranan yang ada ketika perdebatan
di antara mereka terulang kembali. Setelah tiap-tiap peran dimainkan, tanyakanlah
murid-murid dengan beberapa pertanyaan yang tersedia.
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana menurut kalian perasaan para remaja pada saat-saat seperti itu?
(Tertekan, takut atau bingung. Para remaja mungkin merasa dirinya tidak memiliki
kesempatan lagi untuk membuat suatu keputusan.)
2. Apakah yang membuat situasi-situasi itu menjadi sulit?
(Bertentangan dengan hati nurani, karena apa yang diketahui benar, sesungguhnya
beresiko kehilangan teman-teman atau dihukum.)
3. Bagaimana menurut kalian para remaja itu dapat mengatasi situasi-situasi seperti
itu?
(Janganlah mengalah terhadap segala macam pencobaan.)
4. Tidak mengalah terhadap pencobaan menunjukkan kekuatan yang sesungguhnya.
Cara apa sajakah yang dapat dipersiapkan, agar kita tidak mengalah terhadap
tantangan pencobaan yang akan dihadapi pada masa depan?
(Berdoalah bagi kepenuhan Roh Kudus, agar kita lebih banyak dipenuhi
dengan Roh Allah, sehingga kita makin jarang ingin lakukan sesuatu yang dapat
mendukakan-Nya; bagikan persoalan dan kesulitan kita dengan sesama teman
Kristiani, yang dapat mendoakan dan memotivasi diri kita; bacalah Alkitab lebih
sering, karena itu dapat memberikan beberapa petunjuk untuk mengalahkan
pencobaan dan untuk membentuk pandangan baru yang dapat mengubah
kehidupan kita.)
92
Kehidupan Kristen (1)
Pada hari-hari mendatang, kalian akan dihadapi dengan beberapa tantangan
pencobaan yang lebih berat, tanyakan beberapa pertanyaan kepada diri kalian
sendiri:
1. Apakah sepanjang hari?
2. Di manakah kalian?
3. Siapakah di sekitar kalian?
4. Bagaimana kalian pernah menanggapi situasi-situasi seperti itu pada masa yang
lalu?
5. Apakah mungkin untuk meninggalkan situasi-situasi seperti itu dan menghindarkan
diri dari pencobaan?
6. Bila tidak dapat meningalkan situasi-situasi seperti itu, bagaimana kalian akan
menanggapinya?
Sering kali, murid-murid lebih memilih untuk menghindari situasi yang ada
dan itu baik! Atau telah memutuskan bahwa mereka tidak dapat menghindari masuk
ke dalam situasi yang ada, tetapi dapat meninggalkan tempat itu begitu pencobaan
mulai bekerja. Akhirnya, murid-murid dapat memutuskan bahwa mereka tidak dapat
menghindari atau meninggalkan situasi, tetapi dapat menghadapinya dengan firman
Allah dan kuasa Roh Kudus.
Renungan dan Doa
Ketika tidak dapat menghindari pencobaan, ada tiga cara untuk menanggapinya:
Mengalah, melarikan diri dari situasi atau menghadapinya. Mengalah terhadap
pikiran-pikiran yang jahat atau berbuat dosa – tidak seorangpun dari antara kita yang
ingin melakukannya. Agar tidak mengalah terhadap pencobaan, kita perlu berdoa
kepada Allah dan menerima kepenuhan Roh Kudus.
Kehidupan Kristen (1)
93
Halaman Kosong
94
Kehidupan Kristen (1)
pelajaran
11
Bersumpah, Mengutuk dan
Berkata-kata yang Tidak Senonoh
Bacaan Kitab
Yak. 3:1-12; Ams. 10:19; 15:11; 25:11; 29:1; Mat. 12:36-37; Ef. 5:4; Kol. 4:6
Sasaran Pelajaran
1. Agar murid-murid memperhatikan perkataan mereka dengan seksama
2. Agar murid-murid berusaha menjadi ramah di dalam perkataan mereka
Ayat Alkitab
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka
yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Ef. 4:29)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Yakobus 3; Amsal 10; 15; 25; 29; Matius 12; Efesus 5; Kolose 4
Latar Belakang Alkitab
Alkitab merupakan sumber yang kaya bagi petunjuk kehidupan sehari-hari,
bahkan berkaitan pula dengan perkataan kita. Dalam Perjanjian Lama, kita memiliki
tokoh-tokoh teladan, yang ramah dalam perbuatan dan perkataan mereka. Sebagai
contoh, kita mengetahui cerita tentang bagaimana Ishak menolak untuk bertengkar
dengan para tetangganya, yang telah mengambil atau menutupi sumurnya (Kej. 26).
Sekalipun Alkitab tidak secara terbuka memberitahukan apa yang Ishak katakan
kepada para tetangganya, kita dapat pastikan bahwa ia tidak berbicara secara kasar
atau bertengkar kepada mereka. Dengan cara yang sama, Daniel, Nehemia dan Ester
pun memiliki keberhasilan hidup di antara orang-orang dari bangsa asing. Mereka
tentu telah mengucapkan perkataan dan bertindak secara hati-hati dan bijaksana.
Karena sedang mempelajari pelajaran ini, kita dapat mengingatkan diri sendiri dan
murid-murid tentang betapa banyaknya orang kudus pada zaman dahulu yang
berhasil menjalani hidup mereka di dunia. Berkat Allah jelaslah merupakan salah
satu penyebabnya. Tetapi usaha mereka dalam melatih menguasai diri terhadap
perkataan bukanlah suatu hal yang tidak dapat diabaikan. Sebagaimana kitab Amsal
mengatakan, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan
memakan buahnya” (Ams. 18:21).
Kehidupan Kristen (1)
95
Kitab Amsal menyediakan banyak nasihat yang terarah mengenai mengekang
lidah kita. Kita akan melihat beberapa ayat di dalam pelajaran ini. Bagaimanapun,
ada lebih banyak nasihat yang tidak ditemukan di sini, yang guru (dan muridmurid) dapat melihatnya sebagai petunjuk bagi kehidupan sehari-hari. Kita boleh
memotivasi murid-murid untuk membaca kitab Amsal setiap harinya, selain dari jadwal
pembacaan Alkitab mereka. Kitab hikmat ini tidak pernah lelah sejauh mengajarkan
tentang perjalanan kehidupan kita. Ini seharusnya menjadi suatu pelengkap bagi
kehidupan sehari-hari.
Pemanasan
Di tempat kita hidup sekarang ini, ada banyak sumpah di sekeliling kita.
Mungkin bukan kata-kata sumpah yang secara sengaja terucapkan kepada seseorang
selama terjadinya suatu pertengkaran. Faktanya, bila kita mundur dan mengamati,
kita akan menemukan bahwa banyak orang justru sering menggunakan kata-kata
sumpah tanpa seorangpun merasa terhina oleh karenanya. Sebagai umat Kristen,
kita mungkin menyadari bahwa kita seharusnya menghindar dari berselisih dengan
setiap orang. Tetapi, apakah kita mengintrospeksi diri dalam menggunakan kata-kata
sumpah pada perkataan sehari-hari?
Suatu hari, seorang anak yang berusia 7 tahun pulang ke rumahnya dan
bertanya kepada ibunya, “Ibu, beritahukan apa itu ‘B-word’ dan ‘F-word’ (kata-kata
umpatan yang kebanyakan orang pergunakan pada umumnya). Semua teman-teman
menertawakanku, sebab aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan kata-kata itu.”
Sang ibu tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, kecuali memberitahukan bahwa
kata-kata itu adalah kata-kata yang buruk dan jangan pernah menggunakannya.
Kejadian ini memberitahukan bahwa menggunakan kata-kata sumpah (bahkan ketika
tidak bersumpah pada kondisi perselisihan) adalah hal yang biasa. Tetapi sebagai
umat Kristen, kita harus menjaga diri sendiri untuk tidak mengikuti kebiasaan ini.
Pemahaman Alkitab
Perkataan Kita (Yak. 3:2-12)
Bagaimana pentingnya perkataan dalam hubungan kita dengan Allah dan
sesama? Alkitab memberitahukan bahwa barangsiapa yang tidak bersalah dalam
perkataannya adalah orang yang sempurna. Dengan lidah, kita dapat memuji Allah
dan membawa penghiburan kepada sesama. Dengan lidah, kita pun dapat berbuat
dosa kepada Allah dan membawa kesulitan dan kerugian bagi diri sendiri dan sesama.
Lidah merupakan suatu bagian penting dari kehidupan seseorang yang sulit untuk
dikendalikan, tetapi kita harus waspada dalam menggunakannya. Hari ini, kita akan
mempelajari pentingnya lidah dalam kehidupan kita sebagai umat Kristen. Bacalah
Yakobus 3:2-12 dan diskusikan beberapa pertanyaan berikut:
96
Kehidupan Kristen (1)
1. Orang yang sempurna (ayat 2)
a. Apakah yang bagian ini katakan tentang orang yang sempurna?
b. Bagaimana lidah berkaitan dengan semua aspek lainnya dari pemeliharaan
kerohanian kita? Sebagai contoh, bagaimana seseorang yang dapat
mengendalikan lidahnya, dapat pula mengendalikan seluruh tubuhnya?
c. Apakah menurut kalian mungkin menjadi sempurna dengan pemahaman ini?
Bila tidak, apakah menurut kalian mungkin untuk mendekati pada standar
ini?
Bila tidak bersalah dalam perkataan sama sekali, kita dapat dianggap sebagai
seorang yang sempurna. Tetapi faktanya, kita semua bersalah dalam kata-kata
yang diucapkan, karena kita banyak berbicara. Dari pagi hingga malam hari,
ketika bersama dengan orang lain, kita tidak terelakkan lagi, akan menjalin
hubungan komunikasi. Dan ketika berbicara, kita tidak memiliki kesempatan
untuk mengoreksi perkataan yang keliru diucapkan di hadapan mereka. Itulah
mengapa kita sering mendapati diri ini mengatakan hal-hal yang kurang berarti
atau justru tidak menyatakan hal-hal yang ingin disampaikan. Bila berjaga-jaga
dan berhati-hati terhadap perkataan sendiri, kita pun akan berjaga-jaga terhadap
bagian pemeliharaan kerohanian yang lainnya.
2. Beberapa ilustrasi yang digunakan untuk menggambarkan lidah (ayat 3-5)
a. Yakobus menggunakan ilustrasi yang berbeda untuk menggambarkan lidah.
Kenalilah beberapa ilustrasi berikut (kekang pada mulut kuda, kemudi yang
kecil pada sebuah kapal, api yang dapat membakar hutan yang luas).
b. Apakah beberapa ilustrasi ini tepat digunakan?
c. Bagaimana lidah seperti tiap-tiap ilustrasi ini dapat diperbandingkan?
3. Lidah adalah racun yang mematikan (ayat 8)
a. Bagaimana cara lidah dapat merusak dan mematikan sesamanya?
b. Pernahkah kalian sebelumnya merusak sesama dengan lidah?
c. Apakah akibatnya?
d. Bagaimana perasaan kalian setelah kejadian itu?
e. Apakah menurut kalian telah dapat melakukan yang lebih baik di dalam
situasi yang serupa?
4. Kita menggunakan lidah untuk memuji dan mengutuk (ayat 9-12)
a. Apakah lidah kalian bagaikan mata air yang memancarkan air yang segar
dan air yang pahit pula?
b. Selain untuk memuji Allah, apakah yang kita dapat lakukan dengaan lidah
bagi manfaat yang positif?
(Lidah kita dapat dipergunakan untuk mengatakan hal-hal yang baik kepada
sesama, mengatakan kata-kata penghiburan, mengatakan kata-kata yang
membangun, mengabarkan Injil, menyanyikan pujian rohani.)
c. Sebutkan beberapa contoh dari kata-kata yang ramah atau berkat, yang kita
dapat pergunakan dengan lidah.
Kehidupan Kristen (1)
97
Menguji Pemahaman
1. Sebutkan tiga ilustrasi yang dipergunakan oleh Yakobus untuk menggambarkan
lidah.
2. Dalam cara apakah lidah dapat mematikan sesama?
3. Dalam cara apakah lidah dapat dipergunakan untuk memberkati?
Penerapan Kehidupan
Bagian A – Mengendalikan Lidah Kita
Alkitab meberikan nasihat yang baik tentang mengendalikan lidah kita. Bila
dapat menahan lidah sesuai dengan pengajaran Alkitab, kita pasti akan menjadi
seorang yang sempurna, seperti yang disebutkan dalam Yakobus 3:2. Untuk
ayat-ayat berikut, tuliskan contoh di dalam hidup yang kalian dapat terapkan dari
pengajaran Alkitab itu. Lalu, bagikan contoh kalian itu kepada murid-murid lainnya.
Contoh pertama telah diberikan bagi murid-murid sebagai suatu gambaran dari
pekerjaan contoh lainnya.
1. Amsal 10:19
Wajarlah untuk beranggapan bahwa makin banyak kita berbicara, semakin
besar pula kemungkinan untuk mengatakan hal-hal yang salah. Saya terpikir satu
cerita ketika menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman. Komunikasi yang
terjalin lebih sering menyinggung topik-topik yang berkaitan dengan sesama daripada
kejadian atau hal lainnya. Dan dalam suatu kelompok, satu orang biasanya akan
mengatakan tentang satu hal dan yang lainnya akan melengkapi rinciannya. Dengan
demikian, dapatlah secara mudah menjadi tidak terkendali dan akhirnya, terjerumus
ke dalam gosip.
Suatu kali, saya bersama seorang teman, yang benar-benar mengidoalakan
sesuatu dari seseorang. Ia mulai membicarakan tentang semua hal yang orang
itu telah perbuat pada masa yang lampau (yang tidak berkaitan dengan kejadian
masa kini). Pertama, saya menyetujui dengan hal-hal yang ia katakan. Lalu, saya
mendapati diri ini tergabung dalam kata-kata yang menghakimi orang itu tanpa
sepengetahuannya. Itu timbul dengan sendirinya. Sulit untuk mengintrospeksi
diri sendiri, ketika kita berada di dalam suatu kelompok. Jadi, cara terbaik untuk
menguasai diri adalah berapa banyakkah kita berbicara. Makin sedikit kita berbicara,
semakin kecil pula kesempatan untuk mengatakan hal-hal yang salah.
2. Amsal 15:1
3. Amsal 25:11
98
Kehidupan Kristen (1)
4. Pengkhotbah 5:1-2
5. Matius 5:33-37
6. Matius 12:36-37
7. Efesus 5:4
8. Kolose 4:6
Bagian B – Berbagai Kesaksian mengenai Berkata-kata
Kita telah mendengar kata-kata seperti, “Rintik air yang sedikit membuat
lautan yang luas.” Kita mungkin tidak menyadari betapa jauhnya dampak yang
terjadi dari perilaku yang baik dan kata-kata yang ramah. Faktanya, bila senantiasa
menunjukkan keramahan dalam perkataan, kita dapat memiliki pengaruh yang besar
terhadap orang-orang di sekitar kita. Sebagai contoh, kita dapat memuliakan nama
Allah di antara orang-orang yang belum percaya kepada-Nya. Kita bahkan dapat
menyentuh hati mereka melalui perkataan yang ramah, sehingga dapat membawa
mereka kepada Kristus.
Pada bagian ini, kita akan membaca terlebih dahulu sebuah kesaksian
singkat dari seorang saudari yang memancarkan kemuliaan Allah di tempat kerjanya.
Lalu, kita akan menuliskan berbagai kesaksian pribadi atau dari orang-orang yang
telah (atau belum) memuliakan nama Allah di dalam kehidupan mereka. Kita akan
berbagi kesaksian ini kepada murid-murid lainnya. Kita akan berusaha mendapatkan
beberapa pengajaran dari tiap-tiap kesalahan itu.
Kesaksian
Jean bekerja sebagai seorang asisten administrasi di suatu departemen dari
perusahaan kerabatnya. Pekerjaan Jean perlu berhadapan dengan banyak pekerja
dengan tingkatan yang berbeda-beda. Seperti halnya, ia harus menangani semua
macam orang setiap harinya. Ada beberapa pekerja yang biasanya bersikap baik
dan ramah. Tetapi ada pula yang sering kurang sabar, sehingga membuat keinginankeinginan yang tidak masuk akal. Kadang, ketika tekanan pekerjaan meningkat di
tempat kerjanya, para pekerja itu menjadi cepat marah dan berkata-kata yang tidak
menyenangkan.
Jean memahami bahwa sebagai seorang Kristen, ia harus memuliakan Allah
di dalam hidupnya. Ini berarti bahwa ia harus memancarkan terang bagi Allah dan
mengagungkan nama-Nya di atas kebanggaan dan perasaannya sendiri. Untuk
menjadi ramah di dalam perkataan dan tabah di tengah segala macam tekanan
merupakan doa Jean dengan tekun. Di kantornya, tidak masalah dengan siapa
berhadapan, ia berusaha sebaik-baiknya untuk senantiasa menjadi sopan dan lemah
lembut di dalam perkataannya. Inilah kewajiban dasar dari seorang Kristen.
Sedikit demi sedikit ia menyadari bahwa cara-cara yang ramah telah
menyentuh hati dari salah seorang pekerjanya. Suatu hari, pekerja ini datang ke
hadapannya dan bertanya, “Gereja manakah kamu biasa datangi? Bolehkah aku
pergi bersamamu ke gereja untuk beribadah?” Jean sungguh terkejut. Ia tidak
pernah memberitakan Injil kepada pekerja ini sebelumnya. Mengapa pekerja ini ingin
pergi bersama Jean ke gerejanya? Ketika Jean menanyakan mengapa, pekerja ini
memberitahukan bahwa ia telah mengamati perbuatan Jean yang luar biasa dan
meyakini bahwa Jean berasal dari sebuah gereja yang benar.
Kehidupan Kristen (1)
99
Menuliskan kesaksian kalian sendiri
Inilah kesaksian singkat yang menunjukkan bahwa pentingnya perkataan dan
perbuatan di dalam kehidupan sehari-hari kita. Biarlah murid-murid membaca
kesaksian ini dan sekarang, adalah giliran kalian untuk berbagi sebuah kesaksian.
Bila merupakan kesaksian yang bagus, kita dapat meneladani dari padanya.
Sebaliknya, bila merupakan kesaksian yang memuat beberapa kesalahan atau
kejadian yang tidak memuliakan nama Allah, kita pun dapat belajar dari padanya,
agar tidak mengikuti jejak yang sama. Saat kalian menuliskan kesaksian pribadi
atau dari orang lain, perhatikanlah kepada beberapa pertanyaan berikut. Kalian
seharusnya tidak menyebutkan nama orang yang terlibat dalam kesaksian itu.
Kemudian, diskusikan bersama dengan murid-murid lainnya mengenai apa yang
dapat dipelajari.
Pertanyaan Diskusi:
1. Macam orang apakah yang tokoh ini harus hadapi?
2. Tentang kejadian apakah atau macam situasi apakah yang terjadi?
3. Bagaimana menurut kalian menghadapi pikiran dari tokoh ini ketika terjadi suatu
kejadian?
4. Apakah yang tokoh ini perbuat?
5. Bagaimana tanggapan dari sesama pada masa sekarang ini?
6. Bila merupakan suatu kesaksian yang buruk, apakah menurut kalian tokoh ini
telah dapat melakukannya secara berbeda?
Renungan dan Doa
Nyanyikan pujian dalam Kidung Rohani # 212. Tuhan Yesus mengajarkan
kita untuk ‘memancarkan terang kita di hadapan semua orang (Mat. 5:16). Dalam
kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindari untuk tidak berkata-kata dengan
orang lain. Karena berkata-kata merupakan bagian dari kehidupan kita. Untuk itu, kita
harus berhati-hati dalam menggunakan lidah yang kecil ini kepada sesama. Apakah
kita menggunakan lidah untuk menyalurkan kasih karunia Allah kepada sesama
dan memuliakan nama-Nya atau justru untuk menimbulkan luka hati? Kiranya Allah
menolong mengekang lidah kita, sehingga dapat memancarkan terang bagi-Nya
melalui perkataan.
100
Kehidupan Kristen (1)
pelajaran
12
Dusta, Gosip dan Kebenaran
Bacaan Kitab
Mat. 12:36-37; 1 Raj. 21; 2 Raj. 5; Kis. 5
Sasaran Pelajaran
1. Agar murid-murid mengetahui bahwa mereka tidak seharusnya
mengatakan dusta dan gosip
2. Agar murid-murid senantiasa berusaha untuk mencari tulus hati dan
benar
Ayat Alkitab
“Tetapi kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya
pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan
dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” (Mat. 12:36-37)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Matius 12-15; 1 Raja-Raja 21; 2 Raja-Raja 5; Kisah Para Rasul 5
Latar Belakang Alkitab
Kiranya menunjuk kepada bagian Latar Belakang Alkitab dalam pelajaran 11
sebagai tambahan informasi.
Pemanasan
Seberapa banyak dari antara kita di sini belum pernah berdusta atau
mengatakan tentang seseorang tanpa sepengetahuannya? (Murid-murid yang
menanggapinya. Sepertinya tidak semua orang akan menjawab dengan jujur.) Bila
kita dengan sengaja mengatakan suatu dusta dan menyebabkan luka batin terhadap
seseorang, itu dapat dianggap sebagai suatu dosa di hadapan Allah. Kadang, hal-hal
yang kita bicarakan atau informasi yang disampaikan tanpa maksud jahat pun
Kehidupan Kristen (1)
101
dapat melukai batin seseorang. Ketika tidak berpikir untuk bergosip, kita tidak
bersalah sama sekali di hadapan Allah dan tidak melukai batin seseorang.
Berapa kalikah kalian ditanya mengenai hal-hal tertentu dari orang lain?
Dapatkah memikirkan situasi-situasi yang kalian kira tidak dapat menyatakan
sesuatu? Sebagai contoh, dapat menjadi suatu rahasia bahwa seseorang telah
berbagi sesuatu kepada kalian. Dalam situasi seperti itu, adalah lebih baik untuk
mengalihkan topik pembicaraan atau memberitahukan bahwa rahasia seseorang
perlu dihormati daripada berkata dusta. Hari ini. kita akan melihat lebih dekat
mengenai topik ini.
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Beberapa Peringatan Alkitab yang Bertentangan dengan Dusta
Kita senantiasa mendengar bahwa umat Kristen seharusnya jangan berdusta.
Apakah kalian mengetahui ayat-ayat dari Alkitab yang memberitahukan secara
langsung bahwa kita seharusnya jangan berdusta atau berdusta itu merupakan suatu
kejijikan di hadapan Allah? Marilah kita melihat beberapa ayat Alkitab yang menjadi
peringatan agar kita jangan berdusta. Lalu, kita akan melihat pula beberapa kejadian
di Alkitab yang melibatkan dusta dan pelajarilah apa akibatnya.
A. Peringatan Alkitab untuk Tidak Berdusta
1. “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” (Kel. 20:16)
a. Apakah yang dimaksud dengan ‘mengucapkan saksi dusta’ tentang
seseorang?
(Berkata-kata dusta atau mengatakan suatu kebenaran yang tidak seutuhnya
tentang seseorang. Bahkan mengatakan sesuatu tentang seseorang ketika
tidak mengetahui secara pasti bahwa informasi itu adalah benar, juga
merupakan salah satu bentuk dari kesaksian yang palsu.)
b. Mengapa menurut kalian Allah memasukkan peringatan ini sebagai salah
satu dari Sepuluh Perintah?
(Kata-kata dapat membawa banyak penderitaan. Ada yang merasa terluka
batinnya atau tertekan batinnya oleh sejumlah kesalahpahaman tentang
sesama. Di gereja, ini dapat menyebabkan seseorang tidak lagi merasa
nyaman untuk datang beribadah atau tidak lagi bersekutu dengan jemaat
lainnya. Ini dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesatuan iman para
jemaat.)
c. Sering dikatakan bahwa enam perintah terakhir dari Sepuluh Perintah
haruslah dilakukan dalam hubungan kita terhadap sesama. Bagaimana
kalian beranggapan bahwa perintah ini berkaitan antara interaksi umat
Kristen dengan sesamanya?
(Kata-kata kita terhadap sesama atau tentang sesama merupakan tolok ukur
dari seberapa besar kita mengasihi dan memperhatikan mereka. Sebagai
contoh, bila mengasihi seseorang, kita tidak akan pernah mengatakan
102
Kehidupan Kristen (1)
sesuatu tentang seseorang yang kita sendiri tidak mengetahui rincian
informasinya dengan jelas. Atau, bila sesuatu tidak membangun bagi
orang itu, kita tidak akan mengatakannya sama sekali. Perkataan yang
dipergunakan akan menentukan bagaimana kita berinteraksi dengan
sesama. Oleh karena itu, perintah-perintah mengenai kata-kata kita
merupakan bagian yang sangat penting dari kehidupan umat Kristen.)
2. “Enam perkara ini yang dibenci Tuhan...seorang saksi dusta yang
menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran
saudara.” (Ams. 6:16-19)
Dalam bagian ini, enam perkara telah disebutkan. Faktanya, tujuh kejijikan
terhadap Allah tidaklah terpisahkan sama sekali. Diskusikan bagaimana semua
perkara ini berkaitan satu dengan yang lainnya.
(Enam perkara yang Tuhan benci, bahkan tujuh perkara yang merupakan kekejian
bagi-Nya: Mata yang sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah
orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat,
kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyemburnyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara. Semua
persyaratan Allah janganlah diabaikan dalam hubungan kita dengan sesama,
seperti yang dirangkumkan dalam Mikha 6:8: “Hai manusia, telah diberitahukan
kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu, selain
berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allahmu?” Untuk bersikap adil terhadap semua orang, kita harus mengawasi hati
dan perkataan sendiri. Kita seharusnya jangan pernah memutarbalikkan fakta
sesuai kepentingan pribadi atau untuk disenangi. Untuk mencintai kesetiaan, kita
harus mengawasi perkataan pribadi, agar jangan menyebabkan pertentangan.
Ini pun harus dilakukan dengan hati yang tulus dan yang baik, agar tidak
menimbulkan luka batin terhadap sesama.)
3. “Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan
kerikil.” (Ams. 20:17)
a. Selain dari maksud ‘roti’ dari ayat ini, hal apalagi yang kalian dapat pikirkan
yang dapat diperoleh melalui penipuan?
(Kekayaan, promosi jabatan, tingkatan yang lebih baik, perhatian dari orang
lain; kita melihat banyak orang berusaha menipu dan tidak segan-segan
untuk mengejar semua hal ini.)
b. Bila kita memandang ke sekeliling dunia sekarang ini, apakah kita melihat
orang-orang yang telah beroleh keuntungan dari hasil penipuannya?
Dapatkah kalian memberikan beberapa contoh?
(Inilah yang mungkin nampak secara nyata dalam dunia usaha, yaitu dengan
memberikan kesaksian palsu atau menyebarkan cerita dari orang-orang
yang tidak memiliki informasi yang jelas, kita bergosip. Di hadapan Allah,
semua hal itu tidaklah dapat diterima. Lebih parah lagi, kita memberitahukan
kebohongan kecil untuk mendapatkan sesuatu yang benar-benar tidak jelas
dalam jangka panjang, seperti mendustai orangtua tentang aktivitas kita.)
c. Pernahkah kalian melihat mulut orang-orang ini ‘dipenuhi dengan kerikil’,
yaitu menderita karena akibat buruk dari penipuan mereka?
Kehidupan Kristen (1)
103
d. Bacalah Pengkhotbah 12:14. Apakah yang ayat ini katakan tentang memperoleh
sesuatu dari hasil penipuan?
(Kita mungkin memperoleh sesuatu dari hasil kebohongan atau penipuan kita.
Tetapi, ingatlah bahwa Allah mengawasi semua perbuatan dan membawanya ke
dalam pengadilan yang sesungguhnya, yaitu penghakiman terakhir. Oleh karena
itu, adalah lebih baik menderita kehilangan atau kerugian sekarang daripada
berdusta atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan pengajaran Allah.
Karena apapun keuntungan yang kita peroleh sekarang ini, bila dengan cara
penipuan, kita harus menanggung semuanya itu.)
4. “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada
orang yang akan murtad, lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setansetan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap
mereka.” (1 Tim. 4:1-2)
a. Apakah yang dimaksud dengan ‘tipu daya pendusta-pendusta’ dan ‘yang hati
nuraninya memakai cap mereka’?
(Dusta tetaplah dusta. Kita sering mendengarkan orang banyak mengatakan ini.
Mengapa banyak orang harus berdusta? Lebih sering berdusta daripada tidak,
ini karena mereka tidak ingin mengatakan apa yang sebenarnya di dalam hati.
Ketika berdusta, kita tidak memiliki ketulusan hati. Dan makin banyak berbuat
dosa, semakin mudah pula untuk mengatakan dusta pada tiap-tiap kejadian.
Suara hati kita menjadi semakin tidak peka. Ini serupa dengan memberitahukan
suatu kebohongan. Kadang, kita pun harus berdusta untuk menutupi dusta yang
terdahulu.)
b. Dapatkah kalian memikirkan beberapa contoh yang menggambarkan hal itu?
(Marilah murid-murid memberikan beberapa contoh dari pengalaman mereka.)
B. Kejadian Dusta di Alkitab
1. Ular yang berdusta – permulaan dari dosa
a. Bacalah Wahyu 12:9, Kejadian 3:1-7 dan Yohanes 8:44. Apakah menurut kalian
hubungan antara para pendusta dengan ‘si ular tua, yang disebut Iblis’ itu?
(Para pendusta melakukan hal yang sama dengan Iblis – di satu sisi, mereka
saling memiliki!)
b. Apakah hal ini membicarakan tentang kepelikan dari berdusta?
(Kita tidak ingin masuk ke dalam jerat Iblis. Oleh karena itu, berdusta bukanlah
kesalahan kecil yang harus diabaikan!)
2. Izebel menjebak Nabot
a. Bacalah 1 Raja-Raja 21:1-24. Apakah motivasi di balik dusta dari Izebel?
(Ia ingin menyenangkan suaminya dengan menunjukkan kemampuan dirinya.
Oleh karena itu, ia menjebak Nabot, sehingga memastikan kebun anggur Nabot
menjadi milik suaminya.)
b. Bagaimana sikap Allah terhadap dusta yang dilakukan oleh Izebel?
(Selain berdusta, Izebel merupakan seorang perempuan jahat, yang melakukan
penyembahan berhala dan segala aktivitas yang terkait dengan dewa pagan.
Ia sungguh dihukum oleh Allah, sehingga jatuh dari menara dan mati tanpa
penguburan – anjing-anjing memakan mayatnya.)
104
Kehidupan Kristen (1)
3. Gehazi mendustai Elisa
a. Bacalah 2 Raja-Raja 5:14-27. Mengapa menurut kalian Elisa menolak
pemberian dari Naaman?
(Elisa menunjukkan suatu mujizat bagi kesembuhan Naaman bukanlah
dengan menggunakan kuasanya. Ia memahami bahwa dirinya hanyalah
seorang hamba Allah, yang seharusnya tidak memanfaatkan pekerjaan atau
kuasa-Nya untuk memperoleh keuntungan pribadi.)
b. Apakah hukuman bagi Gehazi?
(Terkena penyakit kusta.)
c. Apakah akibat yang diderita oleh Gehazi sebanding dengan pemberian yang
ia terima dari Naaman?
(Ketika kita berdusta, itu hanya mengeluarkan kita dari beberapa situasi
pada saat itu. Tetapi dusta itu sendiri membelenggu kita dan akibat dari
jangka panjangnya tidaklah sebanding dengan apa yang didapat dari jangka
pendeknya. Ini adalah serupa dengan kasus Gehazi.)
4. Anannias dan Safira mendustai para rasul dan Roh Kudus
a. Bacalah Kisah Para Rasul 5:1-10. Karena bukanlah suatu ketentuan bahwa
para jemaat harus mempersembahkan semua yang mereka miliki (ayat 4),
mengapa menurut kalian Ananias dan Safira berdusta?
(Mungkin mereka merasa tertekan terhadap jemaat lainnya yang
menyumbangkan semua yang mereka miliki. Atau, hanya ingin beroleh
nama baik bagi diri mereka sendiri.)
b. Dalam ayat 3 dan 9, dengan apakah Petrus menyetarakan berdusta di
hadapan para rasul itu?
(Dengan berdusta di hadapan para rasul, Ananias dan Safira telah
membiarkan Iblis masuk ke dalam hati mereka. Adalah setara berdusta di
hadapan para rasul dengan mencobai Roh Kudus.)
c. Apakah yang dapat disetarakan pada sekarang ini dengan macam-macam
dusta yang Ananias dan Safira katakan?
(Allah kita adalah Tuhan yang melihat hati manusia. Berdusta dapat dikatakan
menyembunyikan sesuatu yang ilegal yang tidak sama dengan kebenaran
yang terdapat dalam hati kita. Dalam pemahaman yang luas, apapun yang
tidak benar dapat dianggap sebagai dusta.)
Bagian # 2 – Diperingatkan untuk Tidak Bergosip
Bacalah beberapa ayat Alkitab berikut dan diskusikan bagaimana kita dapat
menerapkan pengajaran Alkitab ini ke dalam kehidupan sehari-hari.
1. Efesus 4:15
Ayat ini mengajarkan sebuah prinsip dasar dalam berhadapan dengan banyak
orang, terutama saudara-saudari seiman di gereja. Kita harus berkata-kata
kebenaran di dalam kasih. Sayangnya kadang, kita mendengar beberapa
kejadian justru kebenaran yang tidak seutuhnyalah yang diucapkan. Dalam
kejadian yang lebih parah lagi, kita mendengar bagaimana gosip diadakan dan
hal-hal yang jauh dari kebenaran itulah yang justru disebarkan.
Kehidupan Kristen (1)
105
2. Matius 12:36-37
Gosip dapat sangat merusak. Gosip sering kail merupakan suatu pembicaraan
yang tidak direncanakan sebelumnya tentang seseorang. Bukanlah berniat untuk
memfitnah seseorang pada mulanya. Tetapi, gosip berasal dari pembicaraan yang
tampaknya tidak berbahaya yang menyebar seperti api. Itulah saat kerusakan
itu terjadi. Itulah mengapa Alkitab memberitahukan bahwa kita akan dihakimi
terhadap setiap kata sia-sia yang kita ucapkan. Oleh karena itu, haruslah berhatihati tentang apa yang kita ucapkan.
3. 2 Korintus 1:18-19
Prinsip Paulus adalah senantiasa mengatakan kebenaran dan bukannya hal-hal
yang rancu. Ini adalah prinsip yang penting bagi kita sekarang ini. Sebagai anakanak Allah, haruslah mengetahui apa yang kita katakan atau yang sebaiknya
jangan dikatakan. Itulah satu-satunya cara agar kita jangan menjadi pembawa
gosip.
4. Amsal 29:11
Ada perbedaan mendasar antara mengatakan kebenaran dengan mencurahkan
semua isi hati kita. Bagian dari pemeliharan kerohanian kita adalah mampu untuk
menguasai diri. Itu berarti bahwa kita harus mengetahui bagaimana menahan
pikiran dan perasaan tertentu yang mungkin ada pada diri kita, bila hal itu dapat
melukai batin sesama.
Menguji Pemahaman
1. Bagaimana perintah ke sembilan berkaitan dengan Sepuluh Perintah lainnya?
Apakah menurut kalian akar atau penyebab dari timbulnya dusta/kesaksian
palsu?
2. Apakah yang Izebel perbuat untuk memperoleh kebun anggur Nabot? Selain
mengada-ada suatu fakta, apakah lagi kesalahan yang diperbuat oleh Izebel?
3. Mengapa Gehazi berdusta? Adakah perumpamaan di dalam Alkitab atau
orang-orang di sekitar kalian, yang berdusta untuk memperoleh sesuatu seperti
Gehazi?
4. Siapakah yang berdusta kepada Roh Kudus? Dalam situasi sekarang ini, apakah
yang akan dianggap berdusta kepada Roh Kudus?
5. Apakah yang dimaksudkan dengan ‘mengatakan kebenaran di dalam kasih’ (Ef.
4:15)?
106
Kehidupan Kristen (1)
Penerapan Kehidupan
Studi Kasus
Kita akan melihat tiga kasus situasi dari kehidupan nyata yang saudarasaudari seiman di gereja telah temukan.
1. Bacalah tentang situasi-situasi yang ada.
2. Lalu, jawablah beberapa pertanyaan yang ada.
3. Selanjutnya, Anda akan memberitahukan murid-murid apa yang saudara-saudari
sebenarnya perbuat dan apakah yang terjadi pada akhirnya.
4. Diskusikan jawaban kalian (2) dengan murid lainnya.
Kasus A
Ann bekerja di suatu lembaga riset. Ia harus melakukan penelitian dan mengolah
banyak data di dalam pekerjaannya itu. Suatu hari, atasan Ann memberikan suatu
pekerjaan yang sangat penting kepadanya. Bila Ann mengerjakan pekerjaan itu
dengan baik, ia pasti akan beroleh pujian dari atasannya. Ia pun akan makin memiliki
kesempatan pada masa depannya untuk memperoleh pekerjaan yang lebih penting
lagi dan akan mendapatkan kenaikan gaji. Suatu petang, ia menemukan kesalahan
yang tidak terpantau pada tahapan sebelumnya dari pekerjaannya itu. Kesalahan itu
diperbuat oleh asistennya. Bila Ann dan asistennya berdiam diri, tidak seorangpun
yang akan mengetahui kesalahan itu. Ann berada di dalam suatu dilema yang besar.
Bila ia melaporkan kesalahan itu kepada atasannya, ia harus menanggungnya
dan tidak akan beroleh suatu posisi yang menyenangkan dari atasannya. Tetapi ia
mengetahui bahwa menyembunyikan kesalahan yang ada bukanlah hal yang benar
untuk dilakukan.
Pertanyaan Diskusi:
1. Kemungkinan tanggapan apakah dari atasan Ann, bila ia melaporkan
kesalahannya itu?
2. Apakah yang kalian akan lakukan, bila berada dalam posisi Ann?
Kasus B
Ketika John berada di suatu Sekolah Menengah Atas, ia banyak menghabiskan
waktu bersama dengan teman-teman sekolahnya. Mereka sering berada di suatu
mal untuk menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di sana. Ia bahkan berkali-kali
tidak masuk sekolah bersama dengan mereka untuk pergi ke mal dan menghabiskan
waktu di sana. Suatu hari, ketika pulang ke rumah dengan terlambat, John akan
memberitahu orangtuanya bahwa ia tadi berdiskusi dengan teman-teman tentang
tugas sekolah mereka. Ketika mendapat nilai buruk, orangtua John benar-benar
menguatirkannya. Pada mulanya, John berdusta kepada mereka bahwa ulangan
yang diadakan sekolah begitu sulitnya dan murid-murid lainnya pun memperoleh
nilai yang buruk. Tetapi, ketika nilai buruk terulang kembali beberapa kali, orangtua
John mulai mencurigai sesuatu. Akhirnya, mereka mengetahui bahwa John sering
tidak masuk sekolah dan merekapun marah sekali. Ini menyebabkan terjadinya
keributan, bahkan beberapa kali, John meninggalkan rumahnya. Kadang, ketika
terjadi keributan dapat menimbulkan pula sesuatu yang benar-benar buruk adanya.
Kehidupan Kristen (1)
107
John pergi ke rumah temannya dan bermalam di sana. Orangtua John begitu
menguatirkannya, tetapi selain mendoakan John, mereka tidak mengetahui lagi
bagaimana harus membantunya.
Pertanyaan Diskusi:
1. Apakah menurut kalian cara terbaik untuk menasihati John?
2. Bila kalian adalah seorang teman John dan mengetahuinya situasinya, nasihat
apakah yang kalian akan berikan kepadanya?
3. Bila John berada di kelas Pendidikan Agama kalian, apakah yang kalian akan
perbuat untuk membantunya?
Kasus C
Selama pertemuan di antara rekan sekerja di gereja, suatu perselisihan terjadi.
Setelah pertemuan itu, salah seorang dari dua orang yang sempat berselisih mulai
memberitahukan kepada banyak jemaat bahwa saudari itu mengatakan sesuatu
yang benar-benar tidak pantas kepada dirinya, bahkan menggunakan kata-kata yang
kasar. Jemaat yang mendengarkan dari satu sisi berita itu dikejutkan oleh saudari
yang mengatakan hal-hal itu. Mereka mulai memberitahukan kepada yang lainnya,
tanpa memastikan terlebih dahulu apakah yang mereka dengar itu adalah sesuatu
yang benar. Jadi pada akhirnya, semakin banyaklah jemaat yang mengetahui
kejadian itu. Ketika suatu kabar telah tersebar, biasanya banyak orang yang terlibat
di dalamnya. Saudari yang mendengar hal-hal yang dikatakan kepada dirinya,
mengetahui bahwa kabar itu tidaklah benar. Tetapi bagaimana ia membela dirinya
sendiri? Kabar itu telah tersebar ke banyak jemaat, bahkan kepada mereka yang
belum menjadi jemaat di gereja itu. Ia merasa sakit hati. Untuk jangka panjang, ia
tidak tahu bagaimana menghadapi jemaat di gerejanya. Ia merasa bahwa mereka
pun pemfitnah dan mudah terkecoh untuk mempercayai hanya dari satu sisi berita. Ia
mulai meninggalkan pelayanan gereja, karena ingin menghindari mereka semua.
Pertanyaan Diskusi:
1. Bila kalian adalah salah seorang yang berada pada pertemuan itu dan mendengar
gosip yang beredar, apakah yang kalian akan lakukan?
2. Bila kalian adalah salah seorang yang mendengar satu sisi dari berita itu, apakah
yang kalian akan lakukan?
3. Bagaimana kalian akan memotivasi saudara, yang menyebarkan satu sisi dari
beritanya saja?
4. Bagaimana kalian akan memotivasi saudari, yang merasa ia telah disalahpahami
dan dijadikan korban?
Akhir Tiap-Tiap Cerita
Kasus A
Akhirnya, Ann memutuskan untuk memberitahu atasannya. Bagaimanapun, ia
berdoa dengan bersusah hati dan meminta agar beberapa teman dekat dari gereja
untuk mendoakannya sebelum kesalahan itu disampaikan kepada atasannya. Terasa
begitu leganya bahwa atasan Ann hanya memintanya untuk melakukan ulang seluruh
pekerjaannya dari awal, bahkan tidak menegurnya sedikitpun. Sebagai akibatnya,
108
Kehidupan Kristen (1)
atasan Ann masih merupakan seorang atasan yang baik baginya, seolah-olah
kejadian itu tidak pernah terjadi. Ann mengetahui bahwa hanya kasih karunia Allahlah,
sehingga ia dapat memiliki waktu yang lancar bagi pekerjaannya.
Kasus B
Orangtua John dan beberapa jemaat lainnya mendoakannya dengan tekun. John
secara perlahan menyadari bahwa ia tidak dapat menjalani hidupnya dengan tidak
bertanggung jawab dan terlalu bebas. Faktanya, ketika berdoa, ia melihat suatu
penglihatan atas semua perbuatannya yang ditunjukkan kepadanya. Di dalam doa
itu, John menyadari bahwa Allah mengetahui dan mengawasinya setiap saat. Ia
dipenuhi dengan rasa takut dan hormat terhadap kasih karunia Allah bagi dirinya,
sehingga tidak pernah dihukum karena menjadi begitu durhakanya.
Kasus C
Saudari ini tidak berusaha untuk membela dirinya, kecuali kepada teman-teman
dekatnya. Ia banyak berdoa dan menyerahkan segala sesuatunya ke dalam tangan
Allah. Teman-teman gereja dari saudari ini memotivasinya untuk tidak berhenti
datang ke gereja dan tetap berdoa bersama. Mereka menunjukkan banyak perhatian
kepada saudari ini dan menemaninya di gereja. Ia pun mempelajari suatu pelajaran
tentang kuasa lidah yang menghancurkan. Bagi dirinya, saudari ini mempelajari
bahwa jangan pernah terlibat dalam penyebaran gosip apapun atau merencanakan
‘berbagi cerita’, hingga dapat melukai batin seseorang secara tidak sengaja. Ia pun
mempelajari bahwa senantiasalah menjadi bijaksana untuk mendengar suatu cerita
dari kedua sisi sebelum mengambil suatu penilaian.
Renungan dan Doa
“Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat
memegahkan perkara-perkara yang besar” (Yak. 3:5). Lidah merupakan suatu
anggota tubuh yang berkuasa. Dipergunakan secara benar, lidah dapat membawa
berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Sayangnya, kita sering mempergunakan lidah
bagi perkataan yang sia-sia, mengatakan suatu kebenaran yang tidak seutuhnya,
bahkan berdusta. Kita harus memahami bahwa Allah menginginkan kita untuk
menjadi senantiasa tulus dan jujur. Marilah kita menetapkan suatu sasaran di dalam
hidup untuk mempergunakan lidah menurut cara yang benar dan tidak lagi melukai
batin seseorang.
Kehidupan Kristen (1)
109
Halaman Kosong
110
Kehidupan Kristen (1)
pelajaran
Ulasan
13
Sasaran Pelajaran
1. Agar murid-murid dapat memiliki suatu ulasan yang penting dari kedua
belas pelajaran yang telah dipelajari
2. Agar murid-murid dapat menerapkan ayat-ayat hafalan di dalam
kehidupan mereka
Ulasan
Bagian A – Ujian Ayat Hafalan
Untuk beberapa ayat Alkitab berikut, tuliskan ayat-ayat hafalannya dan
jelaskan bagaimana tiap-tiap ayat hafalan itu berkaitan dengan kehidupan kalian
sehari-hari. Beberapa bagian dari ayat-ayat telah diberikan sebagai petunjuk untuk
membantu kalian.
1. Kolose 1:10 (Pelajaran 2)
“Sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya, serta ____________________
kepada-Nya _____________________ dan kamu memberi buah dalam segala
____________________ dan bertumbuh dalam ____________________
tentang Allah.”
Kaitan dengan kehidupanku sekarang:
2. Pengkhotbah 12:1 (Pelajaran 3)
“Ingatkan akan ____________________ pada masa mudamu, sebelum
tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan:
_______________ _____bagiku di dalamnya.”
Kaitan dengan kehidupanku sekarang:
3. Roma 12:2 (Pelajaran 4)
“Janganlah kamu menjadi ____________________, tetapi berubahlah oleh
____________________, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: _____________________, ______________________ dan
______________________.”
Kaitan dengan kehidupanku sekarang:
Kehidupan Kristen (1)
111
4. Matius 6:19,21 (Pelajaran 6)
“Janganlah kamu mengumpulkan ____________________; di bumi
______________________ dan ____________________ merusakkannya dan
______________________ membongkar serta mencurinya.”
Kaitan dengan kehidupanku sekarang:
5. Kolose 3:13 (Pelajaran 9)
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain dan ____________________
seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh ____________________
terhadap yang lain, sama seperti Tuhan ____________________ kamu, kamu
perbuat jugalah demikian.”
Kaitan dengan kehidupanku sekarang:
6. Efesus 4:29 (Pelajaran 11)
“Janganlah ada ____________________ keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya yang
mendengarkannya, beroleh _____________________.”
Kaitan dengan kehidupanku sekarang:
Bagian B – Bahaya
1. Siapkan sebuah tabel serupa seperti yang ditunjukkan di sini. Nilai yang diperoleh
menurut pertanyaan yang diberikan berikut.
2. Murid-murid memilih beberapa kotak nilai, gunakan sebuah Post-It note yang
berukuran besar untuk menutupi kotak-kotak yang telah tersedia sebelumnya.
Pada bagian atas dari tiap-tiap Post-It note, berilah tanda tim manakah yang
telah memperoleh nilai itu.
3. Pada akhir permainan, jumlahkan nilai yang diperoleh dari tiap-tiap tim dan
berilah hadiah kepada tim yang menang (dan juga hadiah hiburan bagi tim yang
kurang beruntung.)
Kutipan/
Ayat Alkitab
Umat Kristen
& Kehidupan
Pribadi
Pengawasan
Tantangan
Kehidupan
Berkata-kata
200
200
200
200
200
400
400
400
400
400
600
600
600
600
600
800
800
800
800
800
1000
1000
1000
1000
1000
112
Kehidupan Kristen (1)
Kutipan/Ayat Alkitab
200
“Jawaban yang lemah lembut...” Lanjutkan ayat Alkitab ini.
(Bonus 100 poin bagi yang menjawab benar: “...meredakan kegeraman, tetapi
perkataan yang pedas membangkitkan marah.” – Ams. 15:1)
400
Matius 6:33 berkata, “Tetapi carilah dahulu...” Lanjutkan ayat Alkitab ini.
(“...Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.”)
600
“Apa gunanya seorang...” Lanjutkan ayat Alkitab ini dan berikan acuan kitabnya.
(“...memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya?” – Mat. 16:26)
800
Apakah yang 2 Timotius 2:22 katakan? “Sebab itu, jauhilah nafsu orang muda,...”
(...kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka
yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.”)
1000
Kutiplah Galatia 5:22-23
(“Tetapi buah Roh ialah: Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.”)
Umat Kristen dan Kehidupan Pribadi
200
Sebutkan tiga aktivitas sehari-hari dalam kehidupan beribadah para rasul selama
masa gereja mula-mula.
(Berdoa, berpuasa, saling menguatkan sesama dengan firman Allah, memberitakan
Injil, memuji Allah dan lain sebagainya.)
400
Sebutkan dua tokoh di dalam Alkitab, seperti yang terdapat di dalam Pelajaran 1,
yang kepadanya Allah menaruh perhatian dan pertolongan-Nya.
(Hagar, Zakheus, janda yang mempersembahkan dua peser.)
600
Apakah yang terjadi dengan Yakub saat ia beristirahat di Betel selama melarikan
diri dari saudaranya? Apakah yang ia lakukan atau katakan sebagai ucapan syukur
kepada Allah? (Kej. 28:17-22)
(Yakub bermimpi tentang para malaikat yang sedang naik turun pada anak tangga
yang menuju ke langit. Ia menyadari bahwa Allah menyertai dirinya. Ia mendirikan
tugu dan menuangkan minyak pada batu yang dipergunakannya saat tidur. Ia
bernazar untuk beribadah kepada Allah dan memberikan sepersepuluh dari apa
yang dimilikinya.)
Kehidupan Kristen (1)
113
800
Dalam Ezra 7:10, Ezra membuat suatu ketetapan di hadapan Allah. Apakah
ketetapan itu?
(Ezra bertekad untuk mendalami dan menjalani hukum-hukum Allah dan
mengajarkannya pula kepada seluruh umat Israel.)
1000
Bagaimana Samuel dan Timotius mempersiapkan masa muda mereka untuk
melakukan pekerjaan Allah? Berikan contoh yang jelas dalam hidup mereka.
(Materi dari Pelajaran 3 membahas tentang Samuel melayani di Bait Allah dan
kepekaannya terhadap suara Allah. Timotius dilatih menurut firman Allah oleh ibu/
neneknya.)
Pengawasan
200
Sebutkan tentang tiga macam sikap kita dalam menghadapi kekayaan di dunia.
(Kepuasan, kerelaan untuk berbagi, membantu sesama, tidak memandang kekayaan
sebagai sesuatu yang lebih penting daripada Allah dan lain sebagainya.)
400
Apakah yang Abram berikan kepada Raja Melkisedek?
(Sepersepuluh dari apa yang ia miliki.)
(Bonus 100 poin – apakah perwujudan dari pemberian Abram dalam kehidupan kita
sekarang ini? (Persembahan perpuluhan.)
600
Apakah tujuan dari persembahan perpuluhan selama masa Perjanjian Lama?
Digunakan untuk apakah persembahan perpuluhan itu?
(1. Lahan orang-orang Lewi yang tidak diperoleh setelah penaklukan Kanaan; 2.
Mendukung kehidupan dari orang-orang Lewi, para imam dan para pekerja Bait Suci
lainnya, karena telah melayani Tuhan sepanjang umur mereka.)
800
Dalam Maleakhi 3, dua hal penting apakah yang berkenaan dengan pemberian
persembahan perpuluhan?
(1. Tidak memberikan persembahan perpuluhan sama dengan menipu Allah –
ayat 8-9; 2. Berkat Allah akan dicurahkan ketika kita memberikan persembahan
perpuluhan.)
1000
Dalam Pelajaran 6, kalian membaca banyak nasihat. Dalam kitab Amsal dan
Pengkhotbah, ada banyak motivasi agar kita tidak menjadi malas. Uraikan dengan
kata-kata sendiri salah satu dari nasihat itu.
Bonus 100 poin bila murid-murid dapat mengutip seluruh ayat Alkitab itu (Ams. 6:68,10-11; 26:15; 31:15; Pkh. 10:18).
114
Kehidupan Kristen (1)
Tantangan Kehidupan
200
Dalam Pelajaran 7, kita mempelajari bagaimana Yakub, Yusuf dan Musa memiliki
masa-masa kesepian mereka masing-masing. Pilihlah satu dari tokoh-tokoh ini
dan gambarkankan sebuah masa dalam hidup saat mereka merasa kesepian dan
bagaimana Allah menunjukkan diri-Nya kepada mereka.
(Materi dari Pelajaran 7 membahas secara umum, pengetahuan dasar Alkitab.)
400
“Aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang;
kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Siapakah yang mengatakan perkataan
ini? Apakah yang terjadi kepada seluruh orang Yahudi setelah orang ini mengatakan
perkataan itu?
(Ester – mereka berdoa dan berpuasa, Allahpun melepaskan mereka dari Haman.)
600
“Jangalah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah merekarekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk
kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni
memeliara hidup suatu bangsa yang besar.” Siapakah yang mengatakan perkataan
ini? Pada kejadian apakah, perkataan ini dikatakan?
(Kejadian 50:19-20 – Yusuf kepada saudara-saudaranya, setelah kematian Yakub,
memastikan mereka bahwa ia tidak mendendam sama sekali dan akan memelihara
mereka.)
800
Pada dua kejadian yang terpisah, orang Efraim tidak dilibatkan dalam perang
melawan orang-orang Kanaan. Gambarkan bagaimana kedua hakim ini – Gideon
dan Yefta – menangani situasi yang berbeda dan bagaimana hasilnya?
(Materi dari Pelajaran 8 membahas tentang Yefta memulai suatu perang terhadap
orang Efraim, sementara Gideon memuji dan menenangkan mereka.)
1000
Tiga pencobaan apakah yang Iblis cobai pada diri Tuhan Yesus setelah Ia berpuasa
40 hari lamanya di padang gurun? Bagaimana Yesus Kristus menanggapi tiap-tiap
cobaan ini?
(Matius 4:1-11)
Berkata-kata
200
Dalam Yakobus 3, Alkitab mengilustrasikan lidah dengan banyak hal. Jelaskan dua
dari ilustrasi itu dan mengapa lidah digambarkan dengan ilustrasi seperti itu.
(Percikan api yang kecil, kemudi kapal, kekang pada mulut kuda dan lain
sebagainya.)
400
Apakah yang dimaksud dengan memberi kesaksian palsu terhadap sesama? Berilah
dua ilustrasi – satu ilustrasi dari Alkitab dan satu lagi dari kehidupan nyata.
(Izebel memperdaya Nabot.)
Kehidupan Kristen (1)
115
600
Apakah nasihat yang diberikan dari Amsal 10:19?
Bonus 100 poin bagi murid-murid yang dapat menjelaskan bagaimana nasihat itu
akan membantu kita dalam berkata-kata.
(“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya,
berakal budi.”)
800
Siapakah Ananias dan Safira? Apakah yang mereka perbuat? Akibat apakah yang
mereka terima? Di manakah cerita mereka dituliskan dalam Alkitab?
(Ini pertanyaan terakhir yang bernilai 200 poin, sehingga akan dikurangi 200 point,
bila murid-murid tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Kisah Para Rasul 5 – mendustai Roh Kudus dengan mengatakan bahwa telah
mempersembahkan segala penjualan tanah mereka, padahal keduanya menahan
sebagian dari penjualan tanah itu. Ananias dan Safira mati seketika itu juga secara
bergantian.)
1000
Matius 12:36-37 memberitahukan bahwa kita akan mempertanggungjawabkan
perkataan kita pada Hari Penghakiman. Kutiplah ayat-ayat Alkitab ini.
Renungan dan Doa
Selama kwartal ini, kita telah mempelajari bagaimana menjalani kehidupan
dengan gaya hidup umat Kristen. Sebagai umat Kristen, kita tidaklah terluput dari
kekuatiran hidup yang orang-orang non-Kristenpun merasakannya, seperti persoalan
keuangan, perselisihan antar pribadi dan kesepian. Tetapi penghiburan yang paling
besar adalah kita senantiasa memiliki Allah yang siap untuk menolong. Oleh karena
itu, Allah pun memiliki sejumlah keinginan tertentu dari kita. Ia menginginkan kita
untuk bersandar kepada-Nya dalam memancarkan terang di dunia ini dan dengan
perbuatan menunjukkan bahwa kita berbeda dari orang-orang yang tidak mengenalNya. Marilah kita senantiasa berpaling dan berserah diri kepada Allah, sehingga
dapat memuliakan nama-Nya dan membawa manfaat bagi orang-orang yang kita
temui dalam kehidupan sehari-hari. Akhirilah dengan suatu pujian.
116
Kehidupan Kristen (1)
Halaman Kosong
llllllllllllllllll
“Apapun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia.”
(Kolose 3:23)
“Percayalah kepada Tuhan
dengan segenap hatimu dan
janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri.
Akuilah Dia
dalam segala lakumu,
maka Ia akan
meluruskan jalanmu.”
(Amsal 3:5-6)
“Dan jadikanlah dirimu sendiri
suatu teladan dalam berbuat baik.
Hendaklah engkau jujur dan
bersungguh-sungguh
dalam pengajaranmu.”
(Titus 2:7)
Pendidikan Agama
REMAJA
Tahun 1 Buku 3
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
(2 Timotius 3:16)
True Jesus Church
General Assembly, USA
(Buku ini hanya dipergunakan
di dalam Gereja Yesus Sejati)
Edisi Revisi 1, 2012
Download