Tahun 1 Buku 3 REMAJA Buku Pegangan Guru Kehidupan Kristen (1) Dosa Hanya Memimpin Lebih Banyak Lagi kepada Dosa (Januari/Februari/Maret) “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” (Yakobus 1:14-15) ÿ Diterbitkan oleh Majelis Pusat Gereja Yesus Sejati Indonesia Tahun 1 Buku 3 REMAJA Buku Pegangan Guru Kehidupan Kristen (1) Judul Kehidupan Kristen (1) Bagian # 1: Umat Kristen dan Kehidupan Pribadi Pada bagian ini, murid-murid akan diminta untuk memikirkan kasih Allah bagi mereka dan perlunya mempertimbangkan Allah di dalam segala hal dari kehidupan mereka. Melalui beberapa pelajaran ini, mereka akan diingatkan bagaimana memiliki sebuah gaya hidup Kristen, yaitu berdoa dan bersukacita. Mereka pun akan mempertimbangkan pentingnya melayani Tuhan di dalam kehidupan keseharian maupun bagi perencanaan masa depan mereka. Bagian # 2: Pengawasan Menjadi umat Kristen bukanlah suatu status yang sederhana. Seorang Kristen yang sejati adalah seseorang yang menaruh prinsip-prinsip Alkitabiah di dalam pelaksanaan kehidupannya. Ia akan mengetahui bahwa lebih penting berpegang pada segala pengajaran dan prinsip Alkitab daripada mematuhi dunia. Ia tidak akan menyetujui pengajaranpengajaran Allah bagi kenikmatan atau keuntungan di dalam dunia ini. Muridmurid kelas Remaja merupakan mereka yang berada pada usia yang kritis, karena banyak prinsip hidup mereka yang diuji. Ini penting bahwa menyadari status istimewa mereka sebagai umat Allah. Alkitab pun memberikan pengajaran-pengajaran yang berguna mengenai pengaturan kekayaan. Sebagai contoh, dalam Matius 19:16-22, Yesus Kristus mengajarkan seorang pemimpin muda yang kaya mengenai perlunya memprioritaskan Allah di tengah kekayaannya. Murid-murid pun seharusnya menyadari bahwa semua yang mereka miliki di dunia merupakan kasih karunia Allah dan seharusnya mereka bagikan secara cuma-cuma pula kasih karunia itu. Bagian # 3: Tantangan Hidup Allah tidak bermaksud menjadikan umat pilihan-Nya dengan menjalani kehidupan seperti seorang pertapa, yang tidak bergaul dengan orang lain di dunia ini. Faktanya, saat memanggil Abraham, Allah memberitahukan kepadanya bahwa melalui diri Abrahamlah, semua bangsa di bumi akan diberkati (Kej. 12:3). Tetapi, bagian yang terberat dari menjalani kehidupan di dunia sebenarnya adalah bergaul dengan sesama manusia dengan berhasil dan sesuai dengan pengajaran Allah. Pada bagian ini, murid-murid akan mempelajari beberapa hikmat rohani yang menjelaskan bagaimana bergaul secara ramah dengan sesama manusia. Bagian # 4: Berkata-kata “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.” (Yakobus 3:2) Ayat ini memberitahukan bahwa pengendalian lidah dapat menjadi pelajaran terberat dalam pemeliharaan rohani kita. Dunia kita pada saat ini penuh dengan kata-kata dusta dan yang tidak sopan. Kita harus memancarkan terang melalui perkataan yang baik di dalam pergaulan kita dengan sesama. Ini tidak selamanya mudah, tetapi setidaknya sebagai orang Kristen, kita seharusnya secara sadar berusaha melakukannya setiap kali. Pada bagian ini, murid-murid akan menyoroti pentingnya petunjuk mengenai pelatihan mengendalikan lidah. Setidaknya, mereka akan dibuat mengetahui tentang pentingnya pengendalian dari pancaindera tubuh yang kecil ini. Daftar Isi Selamat Datang di Kurikulum Remaja Memahami Para Remaja Anda Beberapa Keinginan Para Remaja (1-2) Bagaimana Saya Berkomunikasi Secara Tepat Guna kepada Murid-Murid? i-ii iii iv-v vi Membangun Persahabatan Bersama dengan Murid-Murid vii Bagaimana Membuat Murid-Murid Tetap Termotivasi dan Tertarik? viii Lomba Ayat Hafalan dan Bacaan Kitab untuk Minggu ini ix Ayat Hafalan untuk Kwartal ini x-xi Bagian # 1: Umat Kristen dan Kehidupan Pribadi Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru 1. Apakah Allah Memelihara Diriku 2. Bagaimana Menjalani Kehidupan yang Beriman 3. Menetapkan Tujuan Bagian # 2: Pengawasan Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru 4. Nilai Rohani dan Nilai Duniawi 5. Prioritas, Kepemilikan dan Pengaturan Waktu 6. Keuangan Pribadi, Pemberian dan Perpuluhan Bagian # 3: Tantangan Hidup Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru 7. Kesepian dan Rasa Tertekan 8. Perselisihan antar Pribadi 9. Mengampuni dan Melupakan Bagian # 4: Berkata-kata Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru 10. Mengatasi Pencobaan 11. Bersumpah, Mengutuk dan Berkata-kata yang Tidak Senonoh 12. Dusta, Gosip dan Kebenaran 13. Ulasan xiii 1 9 19 26 27 37 43 54 55 67 75 86 87 95 101 111 Selamat Datang di Kurikulum Remaja Buku ini telah dirancang untuk membantu para Guru Pendidikan Agama untuk merencanakan dan menjadikan suasana belajar dan mengajar menjadi lebih terarah kepada murid-murid. Karena pengaruh firman Allah yang dahsyat, para Guru Pendidikan Agama memohon agar dapat menyaksikan sendiri setiap langkah perubahan dari muridmurid dalam memahami dan menerapkan Alkitab di dalam kehidupan mereka. Di sini, Anda akan menemukan berbagai bahan yang diperlukan untuk mengajar kebenaran firman Allah yang tidak berubah selamanya. Judul Pelajaran Ringkasan dari Lima Kitab Taurat Kurikulum ini meliputi: Bacaan Kitab Mat. 24-25; 22:31-32; Yoh. 5:39; Kel. 20-23; Im. 17-26; Ul. 5:12-26 CONTOH Sasaran Pelajaran 1. 2. Memahami pentingnya mempelajari Perjanjian Lama dan mengenal pengajaran utama dari Lima Kitab Taurat Menjadi termotivasi untuk mempelajari Alkitab dan beroleh pemahaman bagaimana menjalankan hidup mereka Ayat Alkitab Karena Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” (Mat. 5:18) Bacaan Kitab untuk Minggu ini Kejadian 1-10 i Kehidupan Kristen (1) Semua pelajaran ini didasarkan pada: (Tidak tertera di dalam Buku Aktivitas Murid) Latar Belakang Alkitab Sumber tambahan yang berkaitan dengan pelajaran untuk diketahui bagi para guru dan murid. Pemanasan Sesuatu yang menawan perhatian murid-murid, agar mereka dapat memulainya. Pemahaman Alkitab Bimbinglah murid-murid di dalam menemukan kebenaran firman Allah yang tidak berubah selamanyamelalui penerapan pemahaman Alkitab di dalam kehidupan nyata. (Lembar Kerja Murid hanya dalam bentuk yang sederhana) Menguji Pemahaman Ujilah pemahaman keseluruhan dari murid murid. Anda dapat melakukannya dengan berbagai cara yang berbeda. Salah satunya adalah menanyakan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang mereka telah pelajari. Penerapan Kehidupan Bantulah setiap murid untuk menerapkan firman Allah di dalam kehidupan mereka sama seperti Roh Kudus memimpin mereka. Motivasilah murid-murid melakukan tindakan untuk melatih apa yang mereka telah pelajari. Bagaimana mereka melakukan tindakan itu? Kapankah mereka melakukannya? Renungan dan Doa Mintalah murid-murid untuk berbagi apa yang mereka masih ingat setelah pelajaran berlangsung dan akhirilah di dalam doa. Ingatlah!!! Sasaran dan pengajaran guru ada tertulis pada setiap pendahuluan pelajaran. Bacaan Kitab untuk Minggu ini dan Ayat Hafalan ada tertulis pada setiap pelajaran. Pastikan membacanya sebelum mempersiapkan dan mengajar murid-murid. Kehidupan Kristen (1) ii Memahami Para Remaja Adalah penting mengajarkan dan memperlengkapi para remaja dengan dasar kekuatan yang kokoh, yaitu iman yang teguh. Sekarang ini, kita bersama dengan angkatan yang sedang mencari jawaban yang benar. Sekalipun mungkin telah mengalami suka maupun duka di dalam kehidupan atau kemerosotan rohani, mereka tetap ingin mengetahui siapa yang membuat suatu perbedaan di dalam dunia ini. Para remaja yang menjadi percaya kepada Allah akan dianggap tidak masuk akal, karena mereka pun hidup di dunia yang penuh dengan kekerasan terhadap hukum-hukum Allah. Sebagai akibat dari hal ini adalah timbulnya wabah penyakit, kerusaksan lingkungan dan kekerasan rumah tangga. Oleh karena itu, mereka diperhadapkan dengan keputusan-keputusan penting setiap harinya. Apa yang mereka putuskan dapat mempengaruhi nilai-nilai Kehidupan, iman, pendidikan, pilihan dalam berteman, pekerjaan, pernikahan dan kehidupan bergereja. Selain itu, para remaja mungkin berjuang menghadapi tekanan dari teman sebaya, gaya hidup, penyalahgunaan, persoalan keluarga, sebagaimana pula dengan jati diri. Dengan kata lain, mereka diombangambingkan oleh perubahan, entahkah secara rohani, perasaan, sosial maupun jasmani. iii Kehidupan Kristen (1) Para remaja membutuhkan sesuatu dan seseorang bagi mereka untuk disandari, apapun yang dianggap layak untuk menjadi pegangan hidup mereka. Lalu, tugas kita adalah membimbing para remaja untuk menyaksikan kuasa Allah di dalam dunia yang selalu berubah ini. Sangat mengherankan, para remaja ingin menjadi ‘rohani’. sekalipun seluruh masyarakat berada di sekitar mereka. Oleh karena itu, mereka perlu mendengarkan banyak kesaksian pribadi dan kebenaran Alkitab mengenai bagaimana kasih Allah telah menyentuh kehidupan orang lain serta pengharapan apa saja yang dimiliki, sekalipun kita hidup di dunia yang sering kali tidak berperikemanusiaan. Bagaimana kita dapat meneguhkan iman mereka di dalam Tuhan, yang mengasihi dan peduli kepada mereka lebih daripada siapapun juga? Beberapa Keinginan Para Remaja (1) 1. Mengasihi dan Diterima Para remaja memiliki suatu keinginan yang besar untuk diterima oleh temanteman sebayanya dan memperhatikan apa yang orang lain pikirkan mengenai diri mereka. Mereka kuatir mengenai bagaimana orang lain memperhatikan mereka secara jasmani (penampilan: terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu gemuk, terlalu kurus, pemahaman mengenai seks) dan secara mental (kepandaian: terlalu pandai atau terlalu bodoh). Mereka pun memperhatikan para teman, guru, olahragawan, personal media sebagai contoh bagi diri mereka. Oleh karena itu, cara guru menyatakan iman dan keyakinan akan menjadi saksi yang positif bagi diri mereka. 2. Menjalin hubungan dengan Allah atau Mencari Keyakinan Iman 3. Merasakan Pengalaman Pribadi Bersama dengan Allah Dalam kehidupan mereka sampai saat ini, para remaja mungkin masih belum memiliki banyak pengalaman pribadi bersama dengan Allah. Kehidupan ibadah mereka sepertinya telah teratur berjalan dengan menghadiri kebaktian di gereja ataupun di kelas dan berdoa sebelum tidur. Sekalipun keteraturan ini baik, tetapi masih belum cukup. Sekarang, saatnya memotivasi mereka untuk berdoa secara tekun, sehingga dapat menyadari peran Allah dalam kehidupan sehari-hari mereka. Bagikan beberapa kesaksian pribadi yang akan menyentuh hati mereka. Dengan demikian, mereka akan mulai melihat Allah sebagai sahabat, penghibur dan penasihat pribadi bagi diri mereka. Pada usia seperti ini, para remaja tidak lagi akan datang ke gereja hanya disebabkan orangtua menyuruh mereka melakukannya. Mereka mulai mengembangkan hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Sekalipun kemampuan berpikir para remaja akan menyebabkan mereka mempertanyakan apa peranan Allah dan Alkitab di dalam kehidupan sehari-hari, tetapi penting bagi Guru Pendidikan Agama senantiasa menantang mereka untuk menyediakan waktu dalam berdoa dan beribadah di luar kelas dan gereja, sehingga dapat membangun iman mereka sendiri. Sasaran kerohanian mereka adalah menemukan makna dan tujuan hidup mereka melalui Yesus Kristus. Kehidupan Kristen (1) iv Beberapa Keinginan Para Remaja kemampuan untuk membiarkan mereka mengetahui kelayakan diri mereka. Para remaja menghormati orangtua dan orang dewasa lainnya secara konsisiten. Ketika mereka membuat keputusan sendiri dan belajar dari kesalahan, hal itu akan membuat mereka menemukan jati dirinya sendiri dan apa yang diyakininya. Ketika melakukannya, mereka pun dapat menjadi setia terhadap keyakinan dan nilai-nilai kehidupan mereka. 4. 4. 5. Memahami Tujuan Hidup yang Sesungguhnya Para remaja ingin mengetahui siapa sesungguhnya diri mereka. Pada usia kritis seperti ini, mereka mulai bertanya kepada diri sendiri, “Apakah tujuan hidup saya?” dan “Apakah maksud dari semuanya ini?” Seorang remaja perlu memandang diri sendiri sebagai seseorang yang berbeda dan yang layak untuk mencapai keberhasilan dari masa transisi menuju masa dewasa. Keyakinan diri mereka begitu kuat, hingga merasa perlu membuktikan diri sebagai seseorang yang berkemampuan untuk itu. Beberapa orangtua tidak ingin membiarkan anak-anak mereka pergi seorang diri hingga menjadi berlebihan, karena merasa kuatir akan adanya ancaman perkembangan diri dari anakanak mereka. Sebagai akibatnya, para remaja akhirnya memberontak kepada orangtua. Sebagai Guru Pendidikan Agama, kita perlu menunjukkan dukungan dan motivasi serta memberikan nasihat yang membantu mereka. Kita pun perlu meneguhkan talenta dan v Kehidupan Kristen (1) Kemurnian dan Kekudusan Mungkin karena usia yang masih muda dan kurang begitu berpengalaman di dalam dunia yang nyata ini, para remaja sering kali merasa bahwa mereka dapat mengatasi segala sesuatunya, bila berusaha dengan cukup keras. “Saya dapat mengatasinya,” demikianlah pikir mereka. “Itu boleh saja terjadi kepada diri mereka, tetapi tidak akan terjadi kepada diri saya!” Di satu sisi adalah positif memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Bagaimanapun, ketika menghadapi banyak perncobaan yang sesungguhnya, mereka mungkin belum siap untuk menghadapi semuanya dengan ‘kepala dingin’. Sekalipun tidak perlu memberitahukan mereka dengan cerita-cerita dari banyak orang yang telah gagal untuk tetap murni dan kudus, kita tetap perlu membiarkan mereka memahami kenyataan dan kesulitan-kesulitan itu. Tantanglah mereka untuk berpikir mengenai apa yang penting bagi diri mereka dan motivasilah agar tetap teguh kepada apa yang mereka yakini. Bagaimana Saya Berkomunikasi Secara Tepat Guna kepada Murid-Murid? 1. Sambutlah setiap murid pada tiap-tiap bagian pelajaran Sambutan yang bersahabat dan yang ramah menyatakan perhatian yang sepenuhnya. Ungkapan seperti “bagaimana keadaan kamu?” dapat menyatakan perhatian yang tulus. Ungkapan seperti “luar biasa bertemu dengan kamu!” dapat mengubah harihari dari seseorang. Sambutan kita hanya memerlukan waktu sekitar 30-40 detik, tetapi murid-murid akan begitu merasakan bahwa kita benar-benar peduli kepada mereka. 2. Kirimlah sebuah kartu/email atauhubungilah melalui telepon untuk mengetahui seseorang sedang melakukan hal apa Dengan mengatakan, “Saya takjub bagaimana kamu dapat melakukannya”, akan membuat suatu perbedaan yang menonjol di dalam kehidupan seseorang. Sekalipun perbuatan ini hanya memerlukan waktu 4-5 menit dan harga yang tidak seberapa dari selembar kartu, tetapi akan membuat hari-hari para remaja bersemangat kembali. 3. Undanglah setiap murid ke ru- mah dalam acara persekutuan atau kejadian istimewa lainnya Kenangan terindah kita dari melayani Tuhan dihasilkan melalui persekutuan atau kejadian istimewa lainnya. Setiap persekutuan akan memberikan suatu kesempatan yang baru untuk menunjukkan rasa simpati dan empati kepada seseorang. 4. Berdoalah bersama dengan mereka Para remaja perlu mengetahui bahwa para guru ternyata mendoakan mereka dengan tekun. Sekalipun mereka mungkin begitu sibuk dengan aktivitas belajar, kita hendaknya senantiasa mengingatkan bahwa berdoa bersama pada saat-saat tertentu itu merupakan satu-satunya cara untuk memohon hikmat dan kekuatan dari Allah. Kehidupan Kristen (1) vi Membangun Persahabatan Bersama dengan Murid-Murid Pada abad 21 ini, hampir semua remaja berkomunikasi melalui email setiap harinya. Dengan bantuan internet, banyak orang menemukan cara yang luar biasa untuk tetap dapat berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar mereka yang tidak dapat berbicara langsung dan dengan orangorang yang tinggalnya berjauhan. Sebagai Guru Pendidikan Agama, penggunaan email untuk menjangkau murid-murid merupakan cara yang indah di dalam membangun persahabatan. Sejak mengetahui murid-murid dapat mengirimkan email yang sedikit lebih mendalam daripada sekedar katakata sambutan atau pujian, Anda mungkin dapat ajukan pertanyaan yang merangsang pikiran murid-murid mengenai apa yang sedang terjadi di dunia saat ini, apa yang mereka yakini, bagaimana hubungan mereka dengan keluarga atau mungkin mulailah dengan suatu pertanyaan yang pribadi mengenai hubungan mereka dengan Allah. Fakta menunjukkan bahwa murid-murid merasa senang bila menemukan email di mailbox mereka, sekalipun Anda dan mereka jarang berkomunikasi. Setidaknya, pikirkan vii Kehidupan Kristen (1) email apa yang dapat memotivasi muridmurid agar mengetahui bahwa mereka berada di dalam pikiran Anda atau mengetahui bahwa Anda mengharapkan mereka berhasil di dalam ujian atau aktivitas olahraga. Bahkan Anda dapat membuat hari-hari mereka penuh semangat dengan memberikan pujian atau motivasi tertulis di dalamnya. Untuk menjangkau murid-murid secara tepat guna melalui email, tulislah pesan Anda secara singkat (cukup satu paragraf atau satu kalimat). Hidup di dalam masyarakat yang serba cepat ini, tidak banyak dari antara kita yang ingin memeriksa sebuah email yang panjang isinya. Begitu pula penting untuk menjawab pesan dalam waktu 1-2 hari. Murid-murid mencari Anda untuk memperoleh dukungan dan bimbingan. Anda akan segera kehilangan kepercayaan dari mereka, bila tidak ada balasan dari Anda selama satu minggu ke depan. Tetap usahakan menggunakan nada kalimat yang ramah di dalam menulis email Anda. Biarkan mereka mengetahui bahwa Anda selalu berada di dekat mereka, terutama ketika salah seorang murid sedang sakit jasmani atau lemah rohani. Kutiplah sebagian ayat Alkitab dan gunakan humor secara bebas. Para remaja tidak akan menanggapi secara positif kepada guruguru yang selalu menyalahkan. Tetaplah berada di sana dan jadilah teladan. Email adalah alat komunikasi yang luar biasa dengan murid-murid. Kiranya Allah meneguhkan iman muridmurid dan menanamkan pemahaman akan firman-Nya kepada mereka. Bagaimana Membuat Murid-Murid Tetap Termotivasi dan Tertarik? Kamu dapat menggunakan... 1. Permainan 2. Video klip 3. Diskusi untuk menemukan solusi atau gagasan lainnya 4. Poster 5. Pertanyaan yang menarik atau topik-topik yang hangat 6. Kesaksian atau pujian yang menyentuh hati 7. Saat-saat perenungan untuk mengintrospeksi diri 8. Kesetiaan dan kerajinan Ketika membawakan pelajaran, kamu dapat menggunakan... 1. Suatu gaya dari seorang guru ketika mengajar murid-murid 2. Suatu penggalian Alkitab yang mendalam 3. Suatu tulisan singkat yang menarik perhatian murid-murid 4. suatu film yang bermakna dalam dan yang berkaitan dengan topik pelajaran Guru dapat menguji pemahaman murid-murid dengan... 1. Meminta murid-murid untuk berbagi apa yang mereka telah pelajari 2. Menanyakan beberapa pertanyaan mengenai pemahaman Alkitab 3. Meminta murid-murid untuk menemukan moral yang baik selama pelajaran 4. Menanyakan siapa tokoh yang murid-murid ingin jadikan bagian dari kehidupan mereka 5. Meminta murid-murid untuk menerapkan pemahaman Alkitab di dalam kehidupan sehari-hari Kehidupan Kristen (1) viii Lomba Ayat Hafalan Apakah Anda mengetahui bahwa dengan bersama-sama menghafal Ayat Hafalan di dalam kelas, dapat memberikan saat yang paling baik dalam mengajarkan firman Allah? Kebanyakan orang beranggapan bahwa murid-murid kelas Remaja telah mengetahui banyak mengenai ayat-ayat dalam Alkitab. Bagaimanapun, anggapan itu tidaklah benar. Oleh karena itu, kita sebagai Guru Pendidikan Agama haruslah lebih menekankan bagian pelajaran ini daripada yang lainnya. Mengapa? Karena dengan mengingat ayat Alkitab dapat membantu murid-murid bertahan menghadapi pencobaan dan membangun iman yang lebih teguh. Pastikan bahwa ini merupakan hal yang melibatkan para guru dan murid. Tantanglah murid-murid untuk dapat mengingat Ayat Hafalan bersama dengan Anda setiap minggunya. Adalah gagasan yang positif, bila Anda dan murid-murid dapat mengucapkan ketiga belas Ayat Hafalan pada akhir kwartal. Ini merupakan cara yang luar biasa untuk memotivasi Anda dan muridmurid. Mungkin Anda dapat menantang murid-murid dengan sebuah lomba. Buatlah lomba itu sebagai tantangan yang nyata dan lihatlah siapa yang dapat mengucapkan Ayat Hafalan paling banyak pada perlombaan itu. Anda dapat memberikan apapun macam penghargaan kepada murid-murid yang menang. Karena perlu mengulang Ayat Hafalan dari minggu ke minggu, Anda dapat menghabiskan waktu lebih banyak untuk membicarakannya bersama murid-murid. Biarkan firman Allah itu mempengaruhi kehidupan ix Kehidupan Kristen (1) pribadi murid-murid dan menjadi bagian dari kehidupan mereka. Setelah suatu periode waktu tertentu, Anda pasti akan melihat kehidupan muridmurid bertumbuh seperti yang Allah kehendaki. Intinya adalah bila muridmurid mendapati Anda sedang serius dalam menghafal Ayat Alkitab, mereka pun akan melihatnya sebagai suatu cara yang penting untuk bertumbuh lebih menyerupai Yesus Kristus. Kiranya Allah senantiasa meneguhkan semangat pelayanan kita kepada muridmurid. Bacaan Kitab untuk Minggu ini 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Matius 5-7; Kolose 1-4 Kisah Para Rasul 1-6; 16 Lukas 1-7 Kejadian 6; 18; 39; Daniel 1-4 Kejadian 10-17 Kejadian 14; Maleakhi 3; Markus 9-10; Lukas 16-17; Matius 26 Mazmur 23; Matius 28; 2 Timotius 1-4 Keluaran 14-20; Bilangan 11-14; 16; 20 Kejadian 37-50 Matius 4-10 Yakobus 3; Amsal 10; 15; 25-29; Matius 12; Efesus 5; Kolose 4 Matius 12-15; 1 Raja-Raja 21; 2 Raja-Raja 5; Kisah Para Rasul 5 Ayat Hafalan untuk Bulan Januari, Februari dan Maret 1. “Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaraya?” (Mat. 6:30) 2. “Sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.” (Kol. 1:10) 3. Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!” (Pkh. 12:1) 4. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Rm. 12:2) 5. “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mat. 16:26) 6. “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi...karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Mat. 6:19,21) 7. “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mzm. 23:4) 8. “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.” (Ams. 15:1) 9. “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain dan ampunilah seorang akan yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kol. 3:13) Kehidupan Kristen (1) x Ayat Hafalan untuk Bulan Januari, Februari dan Maret 10. “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” (Yak. 1:14-15) 11. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Ef. 4:29) 12. “Tetapi kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” (Mat. 12:36-37) xi Kehidupan Kristen (1) Halaman Kosong Kehidupan Kristen (1) xii Umat Kristen dan Kehidupan Pribadi Sasaran xiii Pada bagian ini, murid-murid akan diminta untuk memikirkan kasih Allah bagi mereka dan perlunya mempertimbangkan Allah di dalam segala hal dari kehidupan mereka. Melalui beberapa pelajaran ini, mereka akan diingatkan bagaimana memiliki sebuah gaya hidup Kristen, yaitu berdoa dan bersukacita. Mereka pun akan mempertimbangkan pentingnya melayani Tuhan di dalam kehidupan keseharian maupun bagi perencanaan masa depan mereka. Bagian # 1 Renungan Bagi Para Guru Kita dapat beranggapan. tanpa suatu keraguan, bahwa kita adalah umat Kristen yang sejati, yang memiliki Allah dan gereja-Nya yang sejati. Bagaimanapun, seberapa banyakkah sebenarnya kita menjalani hidup secara sadar akan status yang kita miliki ini? Seberapa seringkah kita secara aktif mencari apa yang berkenan di hadapan Allah dan seberapa bernilaikah kesanggupan Allah bagi kita ketika memohon pertolonganNya? Ketika merencanakan bagi diri sendiri, apakah Allah memainkan peranan utama di dalam pembuatan keputusan? Menaruh Allah sebagai sebuah prioritas di dalam hidup merupakan suatu tantangan yang besar. Sering kali berarti menyerahkan hal-hal yang kita sukai, mengorbankan waktu kita dan membuat pilihanpilihan yang sulit. Apakah kita siap untuk membawa sebuah gaya hidup yang benar-benar saleh? Jalani Sebuah Hidup yang Allah Perkenan “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu, selain berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8) Kehidupan Kristen (1) pelajaran Apakah Allah Memelihara Diriku 1 Bacaan Kitab Mat. 6:30-33; Kol. 1:16-17 Sasaran Pelajaran 1. Agar murid-murid dapat percaya kepada Allah di tengah situasi yang rumit di dalam hidup mereka 2. Agar murid-murid dapat benar-benar memahami kepedulian Allah, bahkan terhadap hal-hal terkecil dari ciptaan-Nya Ayat Alkitab “Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaraya?” (Mat. 6:30) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Matius 5-7; Kolose 1-4 Latar Belakang Alkitab Yesus Kristus, Allah, Pencipta kita disebut ‘yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan’ (Kol. 1:15). Dengan kata lain, Yesus Kristus adalah ahli waris dari seluruh alam semesta ini. Camkanlah dalam kitab Kejadian bahwa Allah memandang semua ciptaan-Nya itu baik (Kej. 1:4,10,12,18,21,25). Ia menyimpulkan bahwa semua yang diciptakan-Nya itu sungguh amat baik (Kej. 1:31). Oleh karena itu, kita dapat melihat bahwa Allah membawa suatu daya tarik pribadi di dalam penciptaan-Nya dan Ia masih lakukan. Ia berada di sini untuk memelihara alam semesta dan segala ciptaan-Nya. Dalam Matius 6:30, Tuhan Yesus mengatakan bahwa Allah memberkati rumput di ladang dengan keindahannya – seberapa lebih banyakkah Ia akan memberkati kita? Sekalipun diciptakan menurut gambar-Nya, kita jelas lebih berharga dan lebih penting bagi-Nya daripada semua ciptaan lainnya. Ia tidak pernah mengalihkan perhatian-Nya dari pada kita. Oleh karena itu, kita seharusnya berupaya keras untuk percaya bahwa Allah memelihara diri kita. Kehidupan Kristen (1) 1 Pemanasan Dalam suatu sandiwara tragis karya Shakespeare, Machbet beranggapan bahwa dirinya telah ditentukan untuk menjadi seorang raja, sehingga ia membunuh sang raja untuk merebut takhta kerajaan. Tetapi ia mengalami suatu kemalangan. Hidupnya tidak memiliki tujuan atau sukacita. Untuk menghadirkan kata-katanya, hidup adalah sebuah kisah yang penuh dengan kebodohan dan kemarahan, menandakan kesia-siaan. Albert Camus, seorang penulis asal Prancis, membandingkan suatu kehidupan dengan situasi dari Sisyphus, seorang tokoh mitos asal Yunani. Sisyphus dihukum untuk menggulirkan sebuah batu ke sebuah bukit. Setiap kali batu itu sampai di puncak bukit, ia tergelincir jatuh. Batu itupun menggelinding ke bawah bukit kembali, sehingga iapun harus mengulangi untuk menggulirkan batu itu kembali. Marilah murid-murid membicarakan dua kutipan perihal hidup dan kesiasiaan. Sekarang, biarlah tiap-tiap murid mengatakan pemahaman mereka perihal hidup dan kesia-siaan. Pemahaman Alkitab Allah Memelihara Kita A. Matius 6:30-33 Matius 6:30-33 merupakan bagian dari khotbah di atas bukit, sekaligus salah satu pesan paling awal yang disampaikan oleh Tuhan Yesus saat Ia berada di dunia. Sekalipun berbicara dengan gaya terus terang, khotbah ini sebenarnya membawa banyak pengajaran rohani yang mendalam. Khotbah ini mengajarkan para orang percaya bagaimana menjalani kehidupan menurut kehendak Allah, yaitu hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia. Bila dapat benar-benar menjalani apa yang disampaikan dalam khotbah ini, mereka dapat dipastikan melangkah di jalan yang benar bersama dengan Allah dan manusia. 1. Perasaan apakah yang kalian kira orang banyak itu miliki tentang yang disarankan Yesus Kristus? (Sebagian besar merasa cemas. Mereka menguatirkan suatu masa depan yang membutuhkan makanan dan pakaian.) 2. Mengapa Yesus Kristus menegur orang banyak karena mereka kehilangan iman? (Mereka kehilangan kebenaran. Allah mengatakan bahwa Ia akan memelihara hal-hal yang kurang berharga dari ciptaan-Nya. Mengapa Ia seharusnya memelihara umat manusia?) 3. Mengapa kita seharusnya memberitahukan Allah perihal kebutuhan kita, padahal Ia telah mengetahui apa yang kita butuhkan? (Dengan memberitahukannya kepada Allah, kita mengakui ketergantungan diri terhadap-Nya dan menandakan kita percaya kepada-Nya.) 2 Kehidupan Kristen (1) 4.. Hal lain apakah yang dapat kita kejar sebagai ganti dari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya? (Kita dapat mengejar kekuasaan, kekayaan materi atau status sosial. Apa yang kita benar-benar dambakan dari hal-hal itu hanyalah keamanan yang dijanjikan. Tetapi semua hal itu tidak dapat memuaskan kita. Hanya Allahlah yang dapat memenuhi kebutuhan kita yang paling mendasar; itulah mengapa kita seharusnya mencari kerajaan dan kebenaran-Nya.) B. Kejadian 21:10-20 Matius 10:29-31 memberitahukan sebuah jaminan penghiburan dari Tuhan Yesus sendiri: “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu, janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.” Mudah untuk membayangkan bahwa kita pun tidak berarti atau tidak layak di hadapan Allah untuk diperhatikan, tetapi faktanya, Allah memelihara kita, bahkan bagian yang terkecil sekalipun! Hagar adalah salah seorang hamba Sarah. Sebagai seorang hamba, ia tidak memiliki posisi apapun di dalam rumah tangga Abram. Yang lebih parah lagi bahwa ia adalah seorang Mesir. Sebagai seorang dari bangsa lain, ia mungkin merasa terasing di dalam rumah tangga itu (sekalipun mungkin terdapat hamba-hamba lain pula yang bukan seorang Ibrani). Saat Sarah memilih dirinya untuk dijadikan seorang gundik bagi Abram, tentu hal ini mengejutkan dirinya. Tetapi saat melahirkan Ismael, ia mungkin beroleh keyakinan perihal posisinya di dalam rumah tangga Abram, apalagi saat itu, Sarah dalam keadaan mandul. Sekaipun demikian, Sarah masih tetap merupakan nyonya dari rumah tangga itu. Pada akhirnya, Sarapun melahirkan seorang anak lakilaki, Ishak. Atas permintaan Sara, Abrahampun mengusir Hagar dan Ismael dari rumahnya. Di luar padang gurun sana, kasih karunia dan belas kasihan Allah dinyatakan. Saat hampir mati kehausan, Hagar duduk sambil menangis, meratapi keadaan buruk bersama anaknya laki-laki yang masih kecil. Ia bahkan menaruh anaknya dan pergi agak jauh, karena merasa tidak tega menyaksikan kematian anaknya. Allah menyaksikan semuanya itu. Hati Allahpun tergerak oleh keadaan buruknya. Ia mendengar tangisan Ismael. Allahpun membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur. Oleh karena itulah, ia dan anaknya tidak mati kehausan. Sekalipun Hagar adalah seorang kafir dan seorang hamba, belas kasihan Allah hadir bagi diri Hagar dan anaknya. Dari sini, kita dapat diteguhkan oleh kasih karunia Allah bagi kita semua. Pertanyaan Diskusi: 1. Bagaimana status Hagar dan Ismael lebih rendah di dalam rumah tangga Abraham? 2. Kepada siapakah Hagar menangis memohon pertolongan? (Tidak kepada siapapun, ia hanya duduk dan menangis.) 3. Siapakah lagi yang menangis? 4. Apakah hasil dari tangisan itu? Kehidupan Kristen (1) 3 C. Markus 12:41-44 Suatu hari yang ramai di Bait Allah. Banyak orang yang datang beribadah dan memberi persembahan mereka. Di tengah keramaian itu, di suatu sudut ruang, Tuhan Yesus sedang duduk sambil mengamati orang banyak yang memasukkan uang mereka ke dalam peti persembahan dan kembali meninggalkan keramaian itu. Di tengah keramaian itu, ada seorang perempuan tua yang mendekati peti persembahan, menaruh dua peser dan kemudian meninggalkan keramaian itu pula. Tidak ada seorangpun yang memperhatikannya. Mengapa tidak ada seorangpun yang memperhatikannya, selain Tuhan Yesus? Ia tidak mengenakan pakaian yang berbahan mahal, yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang yang terkenal. Tidak ada yang menarik pada dirinya. Ia hanya memiliki dua peser untuk dipersembahkan. Apakah ada lagi yang dapat orang lain ketahui tentang dirinya? Sebaliknya, Tuhan Yesus memperhatikan semuanya itu. Jumlah uang yang perempuan tua itu persembahkan bukanlah yang Tuhan Yesus perhatikan, tetapi motivasi dari seseorang yang memberikan persembahan. Dua peser merupakan jumlah dari semua uang yang perempuan tua itu harus persembahkan. Oleh karena tindakannya itulah, maka semuanya menjadi jelas di hadapan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus adalah Allah yang melihat hati manusia, termasuk hati dari perempuan tua yang memberikan persembahan yang hanya sejumlah dua peser. Pertanyaan Diskusi: 1. Perempuan manakah yang Yesus Kristus puji sebagai perempuan terhormat yang orang banyak seharusnya beri perhatian kepadanya? 2. Mengapa kalian beranggapan bahwa Yesus Kristus memperhatikan seorang perempuan tua itu? D. Lukas 19:1-10 Saat Tuhan Yesus memasuki kota Yerikho, banyak orang berkumpul untuk berusaha memandang sekilas dan mengetahui seperti apakah ‘sang nabi’ yang mereka pernah dengar banyak tentang diri-Nya – mujizat-Nya, pengajaran-Nya. Ada seorang yang tidak dapat masuk ke dalam kerumunan orang itu, ia bernama Zakheus. Ia ingin sekali melihat Tuhan Yesus, bahkan hingga harus memanjat sebuah pohon. Sebagai akibatnya, di tengah sebuah kota yang sibuk, memanjat pohon bukanlah hal yang benar-benar terhormat untuk melakukan sesuatu di masyarakat. Yang lebih parah lagi adalah posisinya di masyarakat. Ia tidak berkelakuan adil terhadap siapapun. Ia adalah seorang pemungut cukai. Siapapun yang harus membayar cukai mengetahui dan membenci dirinya. Zakheus tidak dapat menyangkal semua keberatan itu. Untuk dapat melihat Tuhan Yesus merupakan hal yang lebih penting bagi dirinya. Dan ia tidak merasa kecewa, karena Tuhan Yesus memperhatikan dirinya, bahkan ingin bertamu ke rumahnya! Ini membingungkan semua orang yang berkerumun. Apakah Tuhan Yesus tidak mengetahui bahwa Zakheus adalah seorang berdosa yang dibenci oleh banyak orang, karena ia telah memeras uang masyarakat melalui cukai? Bagaimana Tuhan Yesus dapat bergabung dengan orang semacam itu? Tetapi itulah faktanya Tuhan Yesus datang ke dunia ini adalah untuk menyelamatkan orang-orang yang berdosa. Melalui sikap-Nya ini, Zakheus menjadi 4 Kehidupan Kristen (1) begitu tergerak, sehingga berpaling dari dosanya yang selama ini diperbuatnya. Bahkan ia ingin membayar empat kali lipat dari jumlah cukai yang pernah dipungut sebelumnya. Ini adalah perubahan yang nyata di dalam diri seorang yang berdosa, dibuktikan dengan perbuatan bersihnya di luar sana. Sungguh, seperti Tuhan Yesus katakan, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:9-10). Pertanyaan Diskusi: 1. Apakah yang mengejutkan kalian bahwa Yesus Kristus memperhatikan Zakheus di tengah kerumunan orang? Mengapa atau mengapa tidak? 2. Apakah yang kalian kira yang membawa pertobatan pada diri Zakheus? 3. Mengapa orang banyak merasa kesal bahwa Yesus Kristus ingin pergi ke rumah seorang yang berdosa, bahkan ingin makan di sana? 4. Jawaban apakah yang Yesus Kristus katakan kepada orang banyak? 5. Dapatkah kalian memikirkan contoh lain dari Alkitab yang Allah pandang sangat tidak layak di tengah masyarakat? Menguji Pemahaman 1. Tangisan Hagar dan anaknya laki-laki di padang gurun didengar oleh Allah. Apakah yang kalian pelajari tentang kasih karunia Allah? 2. Apakah yang Tuhan Yesus beritahukan agar kita jangan kuatir di dalam Matius 6:31? 3. Zakheus begitu tersentuh oleh kasih Tuhan Yesus kepada dirinya, sehingga ia bertekad untuk bertobat dari segala perbuatannya yang salah. Apakah yang ia tekad lakukan untuk menunjukkan pertobatannya? Penerapan Kehidupan A. Apakah Allah Benar-Benar Ada? (Penulis tidak diketahui) Aku berarti, alam semesta adalah sesuatu tempat yang luas, sementara bumi kita hanyalah seluas tahi lalat di wajah. Aku telah menciptakanmu. Dan dengan milyaran manusia yang mengerumuni planet kita, aku lebih tidak berarti daripada sebutir pasir di salah satu pantai laut. Kehidupan Kristen (1) 5 Engkau adalah anakku. Dan dengan semua manusia yang tinggal di beberapa abad sebelumku... Aku telah mengetahuimu sejak sebelum engkau dilahirkan. Dan semua manusia yang akan tinggal beberapa tahun lagi setelah aku pergi. Engkau adalah berharga bagiku. Bagaimana Allah dapat memiliki waktu untuk memberikanku perhatian? Ia mungkin bahkan tidak mengetahuiku ada! Aku telah menciptakanmu dan engkau adalah anak-Ku. Engkau sama pentingnya bagi-Ku dengan siapapun yang pernah tinggal. Aku? Apakah engkau yakin benar-benar mengetahui diri-Ku ada? Pertanyaan Diskusi: 1. Bagaimana penulis merasakan tentang Allah di dalam puisi ini? (Penulis merasa yakin bahwa Allah terlalu sibuk untuk menguatirkan dirinya.) 2. Bagaimana penulis merasakan tentang dirinya sendiri? (Ia merasa yakin bahwa dirinya tidak berarti.) 3. Mungkin kalian pun memikili beberapa keraguan yang serupa seperti puisi ini. Apakah kalian merasa yakin bahwa Allah benar-benar memelihara diri kalian? Bila demikian, bagaimana? Bagaimana Allah memelihara, bahkan bagian yang terkecil di dalam hidup kalian? B. Kasih Allah Tidak Akan Meninggalkan Kita Kadang mudah bagi kita untuk meragukan kasih Allah yang memelihara diri kita. Kadang, kita beranggapan bahwa Allah tidak berpikir diri kita cukup penting untuk memperoleh perhatian-Nya. Kadang, ketika hal-hal berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan, kita beranggapan bahwa berkat Allah tidak menyertai kita. Tetapi, Alkitab memberitahukan bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm. 8:28). Berikut adalah sebuah cerita yang membawa pesan yang mendalam mengenai kasih Allah bagi diri kita. Ketika menderita dan merasa takut, kasih Allah sebenarnya sedang bekerja di dalam diri kita, sekalipun berbeda dari apa yang kita bayangkan atau harapkan! Cacat Beberapa tahun yang lalu pada sebuah musim panas di Florida bagian selatan, seorang anak laki-laki memutuskan untuk pergi ke suatu tempat renang di belakang rumahnya. Dalam ketergesaan untuk menyelam ke dalam air yang dingin, anak itu berlari keluar pintu belakang dan segera melepaskan kaos kaki, sepatu dan kemejanya. Anak itu terjun ke dalam air tanpa menyadari bahwa ia sedang berenang menuju ke tengah danau, sementara seekor buaya sedang berenang menuju pantai. Ibunya memandang keluar dari jendela rumah dan melihat keduanya semakin mendekat. Di tengah ketakutan itu, sang ibu segera berlari menuju danau dan memanggil anaknya sekeras mungkin. Mendengar seruan dari sang ibu, anak itu memperoleh peringatan, sehingga berbalik ke arah ibunya. Tetapi terlalu terlambat. Begitu ia sampai kepada ibunya, buaya itu pun menggigitnya. 6 Kehidupan Kristen (1) Dari galangan kapal, sang ibu menarik anaknya dengan tangan, begitu pula dengan buaya yang menggigit kaki dari sang anak. Ini awal dari situasi yang sulit di antara keduanya. Tenaga buaya tentu lebih kuat daripada ibu anak itu, tetapi sang ibu tidak begitu saja menyerah. Ketika seorang petani mendengar teriakan dari sang ibu, iapun berlari dari truknya untuk memberi bantuan dengan menembak buaya itu. Akhirnya, minggu demi minggu dilaluinya di rumah sakit dan keadaan anak laki-laki itu semakin pulih. Kakinya cacat luar biasa karena serangan ganas dari buaya dan lengannya terluka akibat goresan kuku jari saat sang ibu berusaha mempertahankan anak yang dikasihinya. Reporter suatu surat kabarpun barulah dapat mewawancarai anak itu setelah trauma yang dideritanya, sehingga ia dapat menunjukkan cacatnya. Anak itu mengangkat celana panjangnya. Dan kemudian, dengan bangga, ia berkata kepada reporter, “Tetapi lihatlah lenganku. Aku memiliki cacat yang luar biasa pada lengan pula. Aku memiliki cacat ini, karena ibuku tidak ingin membiarkanku digigit oleh buaya.” Kalian dan sayapun seperti anak laki-lakit itu. Kita pun memiliki cacat. Mungkin bukan berasal dari seekor buaya atau apapun yang begitu tragis, tetapi cacat dari masa lalu. Beberapa cacat tidaklah terlihat dan menyebabkan rasa sesal yang mendalam. Tetapi temanku, beberapa luka terjadi karena Allah menolak membiarkanmu hilang. Di tengah pergumulanmu, Ia ada di sana untuk mempertahankanmu. Kitab Suci mengajarkan bahwa Allah mengasihi kita. Kita adalah anak-anak Allah. Ia ingin melindungi dan memperlengkapi kita dengan segala cara. Tetapi kadang dengan bodohnya, kita melangkah ke dalam situasi-situasi yang membahayakan diri sendiri. Kehidupan ini penuh dengan resiko – dan kita tidak menyadari bahwa musuh sedang menanti untuk menyerang kita. Itulah saatnya situasi yang sulit dimulai – dan bila kita memiliki cacat dari kasih-Nya pada lengan kita, itu jauh lebih baik. Ia tidak akan membiarkan kita menjadi hilang. Pertanyaan Diskusi: 1. Hal apakah di dunia ini yang mengancam menyeret kita jauh dari hadapan Allah, bahkan menelan kita? 2. Apakah kalian memiliki pengalaman pribadi saat merasakan bahwa kalian dihanyutkan oleh hal-hal di dunia ini, hingga beresiko hampir mematikan kehidupan rohani kita? 3. Apakah kalian merasakan ‘tangan nekat’ Allah yang memegang erat untuk menyelamatkan diri kalian? Bagikan pengalaman ini kepada teman kelas. Aktivitas: Sediakan beberapa kartu yang berukuran 5 x 7 inci. Biarlah tiap-tiap murid membagikan kartu-kartu itu setiap harinya selama satu minggu. Anda dapat melakukan aktivitas ini sebelum kelas dimulai untuk menghemat waktu. Murid-murid dapat menuliskan suatu persoalan yang mereka ingin selesaikan setiap harinya (lihat contoh-contoh berikut). Setelah itu, mereka dapat memulai setiap harinya dengan memohon Allah untuk berperan dalam seluruh bagian kehidupan mereka. Mereka dapat memohon Allah untuk menolong selesaikan persoalan yang mereka telah tuliskan. Pada bagian bawah kartu, sediakan tempat untuk gambarkan bagaimana Allah menolong menyelesaikan persoalan mereka itu. Atau bila mereka tidak membiarkan Allah menyelesaikannya, mereka dapat tuliskan apa yang mereka kira Allah ingin mereka pelajari dari persoalan itu. Berilah motivasi agar murid-murid saling mendoakan. Kehidupan Kristen (1) 7 Contoh persoalan harian: Senin: Berusaha untuk berdebat dengan ibu mengenai pakaian. Selasa: Tidak menyontek ketika ulangan. Rabu: Kerjakan PR hingga selesai sebagai ganti menonton televis terlalu lama. Kamis: Sang adik senantiasa ingin membuntuti dan merupakan suatu gangguan. Jumat: Semua teman menginginkanku bolos untuk menonton sebuah film. Sabtu: Teman menghubungi dan menginginkanku pergi jalan-jalan daripada ke gereja. Minggu:Ayah menginginkanku membantunya dan aku membalas berteriak ‘tidak’. Bagaimana Allah menolongku: Senin: Kita berdebat, tetapi Allah inginkan aku untuk bersabar mendengarkan perkataan ibuku dan kita. Selasa: Aku melakukan kesalahan, gagal dalam ulangan, Allah mengajariku untuk harus belajar dengan sungguh-sungguh. Rabu: Aku berdoa agar Allah memberikanku kekuatan untuk mengatakan ‘tidak’ kepada pencobaan. Kamis: Allah menolongku untuk bersabar terhadap adikku. Jumat: Allah menolongku untuk menjelaskan kepada teman-teman mengapa aku harus pergi ke sekolah. Sabtu: Allah mengingatkanku untuk memiliki keyakinan di dalam iman. Minggu:Allah menolongku memahami kebutuhan ayahku dan tidak lagi membalas berteriak ‘tidak’. Renungan dan Doa Marilah kita membaca Mazmur 139:14-18: “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat dan jiwaku benarbenar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu...mata-Mu melihat selagi aku bakal anak dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. Dan bagiku, betapa sulitnya pikiranMu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak daripada pasir...” Bagian dari Alkitab ini dan yang lainnya memberitahukan bahwa Allah memelihara diri kita, bahkan ketika kita belum dilahirkan sekalipun. Ya, bahkan ketika masih dalam bentuk janinpun, Allah memelihara kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menerima keamanan, kesehatan dan kehidupan kita apa adanya. Sebenarnya, Allahlah yang menjaga kita setiap saat. Begitu banyak kemungkinan bahaya yang mengintai kita setiap harinya. Begitu banyak penyakit yang dapat melukai kita. Janganlah lupakan untuk senantiasa mengucapkan syukur kepada Allah atas segala pemeliharaan-Nya! 8 Kehidupan Kristen (1) pelajaran Bagaimana Menjalani Kehidupan yang Beriman 2 Bacaan Kitab Kis. 1-3; 16 Sasaran Pelajaran 1. Agar murid-murid mengetahui apa aktivitas seorang Kristen yang seharusnya dilakukan sebagai suatu hal yang mendasar dari kehidupan mereka. 2. Agar murid-murid menguji iman dan gaya hidup mereka untuk melihat apakah telah menjalani suatu kehidupan menurut nilai-nilai kekristenan Ayat Alkitab “Sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.” (Kol. 1:10) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kisah Para Rasul 1-6; 16 Latar Belakang Alkitab Kitab Kisah Para Rasul mungkin merupakan catatan terbaik dari kehidupan orang-orang Kristen pada masa mula-mula. Banyak jemaat kemudian, sebagaimana dengan para rasul, memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus. Karena barangsiapa yang percaya setelah hari Pentakosta, iman mereka sejalan dengan gaya hidup mereka. Sebagai contoh dalam Kisah Para Rasul 2:42-47, kita mengetahui bagaimana mereka mempertahankan pengajaran yang diajarkan oleh para rasul dan hidup bersama sebagai satu persekutuan. Faktanya, gaya hidup jemaat pada masa itu begitu unik dan mereka seperti suatu rajutan persekutuan dengan sebutan ‘Kristen’ (Kis. 11:26). Oleh karena itu, penting bahwa murid-murid ditanamkan rasa keterpisahan dengan dunia sebagai anak-anak Allah. Mereka perlu memahami dalam banyak cara, tetapi tidak boleh menerapkan cara-cara yang bukan dari sesama jemaat atau yang dari dunia. Kehidupan Kristen (1) 9 Pemanasan Apakah kalian memiliki para pahlawan iman dari Alkitab? Siapakah para pahlawan iman kalian itu? Pikirkan paling sedikit dua tokoh iman di dalam Alkitab. Menurut kalian, apakah yang menandai kehidupan sehari-hari mereka? Bagaimana mereka memelihara iman dan berjalan bersama dengan Allah? Banyak umat Allah yang bukan merupakan pekerja Allah yang purna waktu. Dalam Perjanjian Lama, Allah menyebut diri-Nya dengan sebutan Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Kita mengetahui bahwa orang-orang ini memiliki banyak ternak dan hamba untuk diperhatikan. Ada pula manusia yang seperti Yusuf, Daniel dan Nehemia, yang memiliki posisi di dalam istana kerajaan, yang berarti pekerjaan mereka sungguh menantang. Tetapi, orang-orang ini tetap memelihara iman dan berjalan dekat dengan Allah. Hari ini, kita akan memeriksa kehidupan yang beriman yang seharusnya diperlukan. Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Tokoh-Tokoh Iman dalam Perjanjian Lama Iman yang sejati adalah yang berjalan bersama Allah di seluruh waktu kehidupan. Ini bukan hanya pada suatu kesempatan perubahan atau peristiwa seperti saat dibaptis atau menerima Roh Kudus. Seorang Kristen ditandai dengan cara ia menjalani hidupnya dan hal-hal yang ia lakukan dalam hidup sehari-hari. Marilah kita lihat beberapa contoh Alkitab dari kehidupan orang Kristen. Bacalah bagian Alkitab berikut yang berkaitan dengan beberapa tokoh iman dan rangkumkan apa yang mereka perbuat di dalam kehidupan yang beriman saat itu. Apakah yang akan menjadi persamaan pada masa sekarang ini untuk kalian teladani? A. Yakub (Kej. 28:17-22) Kejadian ini terjadi saat Yakub sedang melarikan diri dari kemarahan kakaknya, Esau, setelah ia merebut berkat kesulungan dari padanya. Dengan tangan kosong, Yakub tidak dapat menemukan tempat beristirahat bagi dirinya ketika malam haripun tiba. Jadi, ia beristirahat di padang terbuka, dengan sebongkah batu sebagai alas kepalanya. Pada malam itu, ia bermimpi tentang sebuah tangga yang menuju ke surga dan para malaikat naik dan turun pada tangga itu. Allah berdiri di atas tangga itu dan memberikan sebuah janji besar kepadanya: “Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya dan engkau mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Sesungguhnya, Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” 10 Kehidupan Kristen (1) Saat Yakub terbangun, ia begitu kagum dan menyadari bahwa Allah ternyata berada di tempat yang sunyi itu sepanjang malam. Di dalam kekagumannya, Yakub mendirikan sebuah tugu dengan batu yang ia telah pergunakan sebagai alas kepalanya sepanjang malam dan menuangkan minyak ke atasnya sebagai suatu persembahan. Yakub pun berjanji untuk mempersembahkan sepersepuluh dari semua yang dimilikinya, bila Allah berkenan membuatnya kembali dengan selamat ke tempat itu, yang kemudian ia namakan Betel, yang berarti ‘Rumah Allah’. Kejadian ini merupakan suatu pelajaran yang begitu penting bagi para umat percaya pada hari ini. Kita seharusnya bersandar pada Allah setiap waktu dan di manapun, seperti yang Yakub perbuat. Berjalan bersama Allah berarti senantiasa merasa peka terhadap hadirat-Nya dan senantiasa siap untuk mempersembahkan syukur kepada-Nya. B. Daud (1 Sam. 30:7-8) Ini merupakan salah satu kejadian rusuh saat Daud harus menderita sebelum ia menjadi seorang raja. Saat itu, penduduk Amalek datang ke salah satu kota, tempat tinggal Daud bersama pasukannya, hendak membakar dan merampas semua anak dan perempuan yang ada. Bahkan kedua istri Daud, Ahinoam dan Abigailpun, turut ditawan. Para pasukan Daud begitu menderita dan dalam kepedihan hati, mereka ingin melempari Daud dengan batu hingga mati. Ini jelas merupakan situasi yang terjepit bagi Daud. Ia seharusnya merasakan ketakutan, kehilangan dan kecemasan. Sebagai ganti dari keputusasaan, Daud ‘menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya’ (1 Sam. 30:6). Daud kemudian memerintahkan agar para imam membawakan efod kepadanya dan ia berkonsultasi kepada Tuhan, entahkah ia seharusnya pergi berperang atau tidak. Kepastian Allah datang kepadanya saat ia mencari-Nya dan akhirnya, Daud dan orang-orangnya beroleh kemenangan atas penduduk Amalek. Melalui pelajaran ini, kita tidak boleh merasa putus asa, bahkan ketika hal-hal tampak benar-benar suram dan kecil kemungkinannya. Kita seharusnya senantiasa berserah kepada Tuhan untuk memohon tuntunan-Nya bagaimana melangkah dan senantiasa mencari pertolongan-Nya. Sebagaimana Allah telah menolong Daud saat ia berseru-seru kepada-Nya, pastilah Ia pun akan berbuat hal yang sama bagi anakanak-Nya pada hari ini. C. Daniel (Dan. 6:4-5,10) Ini merupakan salah satu cerita terkenal mengenai diri Daniel. Menjadi berhasil di dalam pekerjaannya dan dengan berkat Allah, ia telah diangkat menjadi orang yang paling dipercayai oleh raja Persia, Raja Darius. Keadaan ini menyebabkan timbulnya rasa iri hati di antara para pejabat lainnya di istana kerajaan. Mereka berupaya untuk mendapatkan kesalahan pada diri Daniel, sehingga dapat mengusirnya dari hadirat raja. Tetapi mereka tidak dapat menemukan kesalahan pada diri Daniel. Pada akhirnya, mereka menemukan bahwa Daniel, tidak seperti mereka, menyembah kepada Allah Israel. Mereka menyarankan sebuah skenario untuk membuang Daniel, bahkan membuat Daniel harus kehilangan nyawanya! Mereka pergi menghadap raja untuk meminta raja menyetujui sebuah penetapan bahwa barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa. Kehidupan Kristen (1) 11 Sebagai sebuah perintah dari raja, Daniel terikat oleh ketetapan ini. Itu berarti bahwa ia tidak dapat sujud menyembah kepada Allahnya, Tuhan yang benar dan yang hidup. Sebagai orang kedua yang paling berkuasa di kerajaan itu, Daniel tentu diperiksa dengan begitu cermatnya. Apakah yang ia perbuat? Seharusnyakah ia tetap menyembah kepada Allah dan mengabaikan perintah raja dengan beresiko untuk kehilangan nyawanya? Atau, seharusnyakah ia patuhi perintah itu dan berharap agar Allah memahami keadaannya yang genting? Tentu saja, kita semua mengetahui apa yang Daniel perbuat. Ia pergi ke rumahnya untuk segera berdoa kepada Allah seperti kebiasaannya. Ia terbukti melanggar perintah raja dan dimasukkan ke dalam gua singa. Kita pun mengetahui bahwa Allah menyelamatkannya dari gua singa dan raja merasa dikagumi oleh kebesaran Allah. Situasi Daniel mungkin serupa dengan beberapa situasi yang kita hadapi pada hari ini: Dilema yang kadang menekan kita untuk memilih antara Allah atau hal dunia lainnya. Apakah yang kita perbuat? Daniel telah melakukan suatu teladan. Pelajaran lainnya yang dapat dipelajari dari Daniel adalah bagaimana ia bersandar pada Allah. Tidak peduli bagaimana tertekan dan mendesaknya situasi itu, hal pertama yang ia perbuat adalah tetap sujud menyembah dan berdoa kepada Allah. Ini memberikan kita suatu teladan tentang bagaimana dapat menghadapi keadaan darurat atau persoalan di dalam hidup – menaruh Allah pada prioritas utama. D. Ezra (Ezr. 7-10) Ezra adalah salah satu pemimpin umat Israel saat mereka kembali ke Yerusalem, semasa pemerintahan Persia, untuk mendirikan Yerusalem. Setelah bertahun-tahun dalam pembuangan, banyak umat Israel yang telah bercampur ke dalam kebudayaan dari bangsa lain. Mereka tidak lagi berpegang teguh kepada firman Allah. Banyak dari antara mereka yang telah melupakan hukum-hukum Allah. Ezra adalah seorang ahli Taurat dan dapat dianggap sebagai seorang pemimpin agama. Ia mengetahui bahwa dirinya haruslah diperlengkapi dengan firman Allah terlebih dahulu, sebelum dapat memimpin umat Israel kembali menyembah Allah dan berpegang teguh pada perintah-perintah-Nya. Oleh karena itu, ia mempersiapkan hatinya untuk mencari hukum Tuhan dan menjalankannya, serta mengajarkannya kepada umat Israel. Sikap ini patutlah kita teladani. Agar dapat melayani Allah secara efektif, kita harus menjadi fasih terhadap firman Allah. Kita pun seharusnya menjalankan firman Allah di dalam kehidupan sehari-hari, sebelum dapat membantu orang lain. Bagian # 2 – Tokoh-Tokoh Iman dalam Perjanjian Baru A. Jemaat Mula-Mula (Kis. 2:44-47; 9:4; 17:11) Ayat-ayat ini menggambarkan kepada kita seperti macam apakah yang beberapa jemaat dan simpatisan lakukan semasa zaman para rasul. Jemaat mula-mula setelah hari Pentakosta saat Roh Kudus dicurahkan (Kis. 2:44-47), mereka bertekun dalam firman Allah dan pengajaran para rasul. Mereka saling bersekutu seorang dengan yang lainnya, makan bersama dan berbagi kepunyaan masing-masing. Ini merupakan semangat rohani yang dimiliki oleh satu keluarga di dalam Tuhan Yesus. Saat penganiayaan terhadap orang-orang Kristen dimulai, para jemaat di Yerusalem tidak memiliki pilihan, selain melarikan diri ke kota-kota lain. 12 Kehidupan Kristen (1) Bagaimanapun, mereka tidak mengabaikan firman Allah ataupun iman mereka. Faktanya, ke manapun terpencar, mereka tetap memberitakan Injil kepada orang-orang di daerah itu (Kis. 8:4). Apakah kita memberitakan Injil pada hari ini, bahkan pada waktu damai dan tidak sedang hadapi penganiayaan? Simpatisan di Berea (Kis. 17:11): “Orangorang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya daripada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.” Tips Mengajar Bacalah acuan Alkitab ini dengan hati-hati dan biasakan dirimu sendiri dengan isi dari ayat-ayat ini. Kemudian, telitilah motivasi dan tindakan dari tokoh-tokoh iman ini kepada murid-murid, setelah mereka menuliskan ringkasannya. B. Petrus dan Yohanes (Kis. 3:1-9) Ini merupakan mujizat yang Petrus nyatakan di pintu gerbang Bait Suci yang dinamakan pintu gerbang Indah. Ia menyembuhkan seorang laki-laki yang lumpuh, hingga membuatnya berjalan kembali, sekalipun orang ini lumpuh sejak dari lahirnya. Kejadian ini mengingatkan kita akan kuasa Allah. Kuasa Allah pun sama seperti pada hari ini. Kita sering kehilangan fakta ini. Kita begitu takut untuk memberitahukan orang-orang di sekitar kita mengenai Allah dan kuasa-Nya. Kita seharusnya belajar untuk menjadi seperti Petrus dan Yohanes, yang menyebarkan berkat Allah kepada orang-orang di manapun dan ke manapun kita pergi. C. Paulus dan Silas (Kis. 16:25) Saat Paulus dan Silas berada di Filipi, mereka bertemu dengan seorang hamba perempuan yang memiliki roh tenung. Mereka mengusir roh yang ada pada diri hamba perempuan itu. Sejak dilepaskannya roh tenung dari dalam diri hamba perempuan itu, beberapa tuan kehilangan sumber penghasilan mereka. Kemudian, mereka menghadapkan Paulus dan Silas ke pihak yang berwenang, yang memasukkan keduanya ke dalam penjara. Sebagai ganti dari merasa kuatir mengenai kapan diri mereka akan dibebaskan dari dalam penjara, Paulus dan silas menaikkan pujian dan orang-orang lain dalam penjara itu pun mendengarkannya. Ini adalah suatu kesaksian yang baik dari percaya sepenuhnya kepada Allah. Apakah kita melakukan hal yang sama di dalam kehidupan sehari-hari, apapun keadaan kita? Menguji Pemahaman 1. Apakah maksudnya mendirikan tugu di hadapan Allah? 2. Menurut kalian, bagaimana Daniel berdoa seperti yang dicatatkan dalam Dan. 6:11? Alkitab mencatatkan bahwa ia mengucapkan syukur di dalam doanya. Bagaimana ia dapat mengucapkan syukur pada saat nyawanya dalam bahaya? Kehidupan Kristen (1) 13 3. Apakah perbuatan-perbuatan yang pantas dipuji dari jemaat mula-mula pada zaman para rasul? 4. Menurut kalian, apakah alasan utama dari jemaat mula-mula dapat bertumbuh secepat itu? 5. Saat Paulus dan Silas dipenjarakan, mereka dapat menaikkan pujian. Menurut kalian, apakah yang ada di dalam pikiran mereka saat menaikkan pujian? Penerapan Kehidupan Kapan dan Bagaimana Berdoa? Bagian A – Berikut kutipan yang diambil dari buku ‘Hidup Baru dalam Kristus’ pada halaman 49-50. Sebuah Nasihat mengenai Doa Seorang saudara, John, menasihati: “Kamu seharusnya berusaha untuk berdoa setiap harinya. Doa adalah hal yang terpenting bagi setiap umat Kristen. Ketika kamu bangun pagi, janganlah lupa untuk mengucapkan doa singkat sebelum meninggalkan rumah. Dan sebelum tidurpun, kamu seharusnya berlutut dan berdoa setidaknya satu menit lamanya. Saya sendiri berusaha menyisihkan waktu setidaknya satu menit untuk berdoa ketika bangun dari tidur dan kira-kira lima menit sebelum tidur. Kadang memang saya merasa begitu lelah dan tidak tahu apa yang saya sedang doakan. Tetapi karena telah beranggapan bahwa doa merupakan bagian dari kewajiban saya sebagai umat Kristen, maka saya tetap melakukannya. Dan lagi, saya kira Tuhan akan berkenan apabila kita memiliki kehidupan doa yang konsisten. Jadi, sesibuk apapun diri kita, kita harus selalu ingat untuk berdoa.” Pertanyaan Diskusi: 1. Pelajarilah nasihat doa ini. Apakah merupakan sebuah nasihat yang baik? Apakah hal-hal baik itu? 2. Menurut kalian, seperti apakah kehidupan doa John? Mengenai apa sajakah isi doanya? 3. Seperti apakah kehidupan doa kalian? Bagaimana kehidupan doa ideal kalian? Apakah keduanya serasi? 4. Perubahan apakah yang kalian akan hasilkan untuk memperbaiki nasihat yang diberikan oleh John? Bagian B – Tidak semua dari antara kita mengenal ‘Doa Bapa Kami’. Kita telah mempelajarinya dengan hati dan dapat menghafalnya dengan cepat tanpa ada persoalan apapun. Tetapi, seberapa banyakkah dari antara kita yang benar-benar memeriksa isi dari ‘Doa Bapa Kami’? Pernahkah kita memeriksa apa yang kita doakan? 14 Kehidupan Kristen (1) ‘Doa Bapa Kami’ adalah doa yang Tuhan Yesus pergunakan saat murid-murid memohon kepada-Nya agar diajarkan bagaimana untuk berdoa (Luk. 11:1). Oleh karena itu, doa ini pasti melebihi sesuatu bagi kita untuk diingat dan dikatakan dengan hafal. Ini adalah garis besar yang mengajarkan kita tentang apa yang seharusnya kita doakan. Lebih penting lagi, ini merupakan pedoman bagaimana kita melangkah dalam hidup. Marilah kita lihat lebih mendalam dari doa ini. Ada sebuah puisi yang dituliskan sebagai sebuah cerminan dari ‘Doa Bapa Kami’. Saya tidak dapat katakan, “Bapa kami,” apabila saya tidak dapat menyatakan suatu hubungan pribadi di dalam kehidupan sehari-hari. Saya tidak dapat katakan, “Yang di surga,” apabila saya sibuk di dunia, hingga tidak menimbun harta di sana. Saya tidak dapat katakan, “Dikuduskanlah nama-Mu,” apabila saya, yang memanggil nama-Nya, adalah tidak kudus. Saya tidak dapat katakan, “Datanglah kerajaan-Mu,” apabila saya sedang mempertanyakan, merasa benci terhadap sesuatu atau tidak mematuhi kepada kehendak-Nya bagiku. Saya tidak dapat katakan, “Di bumi seperti di surga,” apabila saya tidak siap mengabdikan kehidupan pribadi bagi pelayanan-Nya. Saya tidak dapat katakan, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,” apabila saya sedang menguatirkan mata pencaharian pribadi. Saya tidak dapat katakan, “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami,” apabila saya menyembunyikan rasa dendam kepada orang lain. Saya tidak dapat katakan, “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,” apabila saya menempatkan diri dengan sengaja atau tetap mempertahankan suatu posisi yang sepertinya saya akan dicobai. Saya tidak dapat katakan, “Tetapi lepaskan kami dari pada yang jahat,” apabila saya tidak siap untuk pergumulan rohani dengan senjata doa. Saya tidak dapat katakan, “Karena Engkaulah yang Empunya Kerajaan,” apabila saya sebagai umat-Nya tidak mau menuruti titah dari Sang Raja. Saya tidak dapat katakan, “Dan kuasa,” apabila saya merasa takut terhadap apa yang manusia lakukan atau apa yang tetangga mungkin pikirkan. Saya tidak dapat katakan, “Dan kemuliaan,” apabila saya mencari kemuliaan bagi diri sendiri. Kehidupan Kristen (1) 15 Saya tidak dapat katakan, “Sampai selama-lamanya,” apabila pemikiran saya dibatasi oleh hal-hal yang berkaitan dengan waktu. (Penulis Tidak Diketahui) Puisi ini telah diberikan kepada kita hanya melalui satu sudut pandang saja, yaitu mengenai apa ‘Doa Bapa Kami’ ini. Sang penulis menerapkan ‘Doa Bapa Kami’ kepada satu hal apa yang harus dipikirkan dan dilakukan di dalam hidup manusia. ‘Doa Bapa Kami’ pun mengajarkan kita mengenai isi dari doa-doa kita. Sebagai contoh, di dalam doa-doa kita, kita dapat berdoa dan merenungkan mengenai bagaimana kehendak Allah itu terjadi di bumi seperti di surga. Kita dapat berdoa mengenai kemajuan gereja. Kita dapat berdoa mengenai keputusan yang kita akan ambil. Kita dapat berdoa mengenai keburukan di dalam sifat dan gaya hidup pribadi. Sekarang, marilah kita berusaha membuat suatu cerminan yang serupa pada ‘Doa Bapa Kami’ seperti sang penulis pada puisi yang ia telah hasilkan. Lengkapilah tiap-tiap garis doa berikut dengan kalimat dari murid-murid. Sebelum kita menuliskannya, pikirkan mengenai apa yang kita seharusnya doakan di dalam doa-doa kita dan menjadi seperti apakah seharusnya kehidupan kita. Saya tidak dapat katakan, “Bapa kami,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Yang di surga,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Dikuduskanlah nama-Mu,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Datanglah kerajaan-Mu,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Di bumi seperti di surga,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Tetapi lepaskan kami dari pada yang jahat,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Karena Engkaulah yang Empunya Kerajaan,” apabila saya _______________________________________________________ 16 Kehidupan Kristen (1) Saya tidak dapat katakan, “Dan kuasa,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Dan kemuliaan,” apabila saya _______________________________________________________ Saya tidak dapat katakan, “Sampai selama-lamanya,” apabila saya _______________________________________________________ (Penulis : ______________________________ – nama murid) Renungan dan Doa Marilah kita nyanyikan pujian # 399 (dalam Kidung Rohani) sebagai suatu penutup sambil merenungkan syair-syairnya. Renungkan pula mengenai bagaimana kita dapat benar-benar menjadi seperti yang syair-syair itu tuliskan: 1. 2. 3. 4. Tuhan, ku mau jadi Kristen di dalam hatiku. Tuhan, ku mau ada kasih di dalam hatiku. Tuhan, ku mau lebih kudus di dalam hatiku. Tuhan, ku mau sperti Yesus di dalam hatiku. Syair-syair ini menyebutkan hanya ‘di dalam hatiku,’ tetapi kita tahu bahwa seorang Kristen yang sejati haruslah memiliki tindakan-tindakan yang seturut dengan imannya. Sebenarnya, hati merupakan awal dari segala tindakan kita. Amsal 4:23 merupakan pengingat yang bagus bagi diri kita seperti mengapa hati itu begitu pentingnya: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Marilah kita mulai dengan hati kita masing-masing dan kemudian, tunjukkan iman melalui tindakan, sehingga kita dapat menjalani hidup yang berkemenangan sebagai kehidupan orang Kristen yang seturut dengan pengajaran Allah dan memuliakan nama-Nya. Kehidupan Kristen (1) 17 Halaman Kosong 18 Kehidupan Kristen (1) pelajaran Menetapkan Tujuan 3 Bacaan Kitab Luk. 4:16-22 Sasaran Pelajaran Agar murid-murid melatih menulis dan mengevaluasi tujuan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ayat Alkitab Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!” (Pkh. 12:1) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Lukas 1-7 Pemanasan Bayangkan diri kalian sendiri mati sebentar lagi. Tanyakan kepada diri kalian sendiri pertanyaan ini, “Apakah yang mereka akan katakan mengenai diri saya ketika mati? Bagaimana orang lain akan mengingat diri saya? Apakah yang mereka akan tuliskan di batu nisan saya?” Di sini, ada beberapa tulisan pada batu nisan: IA MATI SEPERTI IA HIDUP – Billy the Kid INILAH AKHIR DARI SEMUA ORANG – Mel Blanc IA HIDUP BERKEMENANGAN BAGI ALLAH SEUMUR HIDUPNYA DAN SEKARANG, JIWANYA PERGI KEPADA ALLAH – Jim Johnson Pikirkan tentang akhir dari hidup yang baik bagi diri kalian dan itu membuat kalian harus memikirkannya dari sekarang. Terlalu terlambat untuk merencanakan kemegahan hidup, ketika kalian telah memasukkan satu kaki ke dalam kubur. Daripada menanti hingga hari esok, lebih baik kalian telah lakukan sesuatu pada hari ini. Dapatkah kalian bayangkan rancangan arsitek dari sebuah bangunan tanpa memiliki impian mengenai akhir dari bangunan itu? Adakah seorang pemain sepak bola profesional di luar sana yang tidak bermain tanpa impian untuk menang di dalam pikirannya? Akankah seorang guru berjerih lelah membuat sebuah rencana Kehidupan Kristen (1) 19 pelajaran tanpa mengetahui terlebih dahulu ingin menjadi seperti apakah seharusnya murid-muridnya itu? Mengapa seharusnya hidup kalian menjadi berbeda? Tanpa membuat beberapa tujuan bagi kehidupan pribadi dan pilihan yang benar dari sekarang, kalian tentu tidak ingin memiliki kemungkinan hasil yang terbaik. Itulah mengapa fokus pada hari ini adalah menetapkan beberapa tujuan bagi diri kita sendiri. Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Tuhan Yesus adalah Tujuan Hidup Jangka Panjang untuk Tinggal di dalam-Nya Tujuan memberikan suatu usaha untuk kita lakukan, suatu arah untuk kita tuju dan suatu tempat untuk kita akhiri. Sering kali, kita tidak menyempatkan waktu untuk memikirkan tujuan itu, sehingga berakhir dengan tidak pergi ke manapun! Pada pelajaran hari ini, kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus segera mengawali pekerjaan-Nya, Ia memberitahukan tujuan yang hendak dicapai-Nya. Marilah kita membaca dalam Lukas 4:16-22. Izinkan murid-murid untuk membaca ayat itu secara bergiliran dengan suara yang keras. Izinkan pula mereka mengarisbawahi semua tindakan yang merupakan tujuan dari Yesus Kristus. Lingkarilah semua orang yang Tuhan Yesus ingin sasari. Mintalah mereka untuk menaruh tanda centang pada tujuan-tujuan yang dianggap paling sulit bagi Yesus Kristus untuk dicapai-Nya. Mereka seharusnya siap untuk menjelaskan mengapa memilih tujuan-tujuan itu. Mencelikkan mata orang buta dan membantu orang miskin merupakan tujuan yang sulit untuk dilakukan. Tetapi bagaimana dengan memikul salib? Yesus Kristus ingin melepaskan kita dari belenggu dosa. Itu berarti bahwa Ia harus rela menanggung dosa kita dengan mati di atas kayu salib. Ini jelas bahwa semuanya itu bukanlah tujuan yang mudah untuk dicapai. Pikirkan mengenai beberapa pertanyaan berikut: 1. Di manakah Yesus Kristus memberitahukan segala tujuan-Nya? (Di Nazaret, kota kelahiran-Nya.) 2. Orang-orang pada zaman Yesus Kristus tidak menyadari apa yang akan terjadi dengan diri-Nya. Menurut kalian, apakah mereka berpikir bahwa Ia menyatakan akan lakukan sesuatu? (Mungkin membebaskan penduduk Palestina dari orang Roma, melakukan mujizat, memastikan para narapidana dikeluarkan dari dalam penjara.) 3. Yesus Kristus menetapkan beberapa tujuan yang Alkitabiah. Umat Kristen dapat tetapkan pula beberapa tujuan yang sama seperti yang Ia telah tetapkan. Tujuan apakah yang mungkin bagi sebuah pertumbuhan umat Kristen tetapkan dari catatan Yesaya yang Tuhan Yesus baca? (Kita dapat memberitahukan mengenai Kristus dan Injil-Nya kepada orang lain. Kita dapat membantu orang yang miskin. Kita dapat memberitahu pesan keselamatan kepada orang lain.) 20 Kehidupan Kristen (1) 4. Berdasarkan yang kalian ingat mengenai kehidupan Tuhan Yesus, kesulitan apa sajakah yang Ia hadapi dalam mencapai tujuan-Nya? (Setan melakukan yang terbaik dengan mencobai Tuhan Yesus untuk mengubah tujuan-Nya. Banyak orang berusaha membunuh-Nya sebelum Ia mencapai tujuan-Nya. Tetapi Yesus Kristus senantiasa sadar akan apa yang harus Ia perbuat dan bekerja bagi tujuan-Nya.) 5. Izinkan murid-murid untuk menaruh sebuah bintang pada tujuan yang mereka kira paling diperlukan pada zaman Yesus Kristus. Mengapa? Berilah garis pada tujuan yang mereka kira paling diperlukan bagi gereja pada hari ini. Mengapa? 6. Apakah yang semuanya ini katakan mengenai macam orang seperti Yesus Kristus dan tujuan yang Ia miliki? (Yesus Kristus merupakan seseorang yang melakukan tindakan manusia – memberitakan Injil dan menyembuhkan penyakit. Yesus Kristus diperlukan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan. Ia dituntun oleh Roh Tuhan.) Bagian # 2 – Persiapan untuk Melayani Allah Ketika berbicara perihal tujuan, kita memikirkan sebuah rencana. Tetapi sebenarnya, untuk mencapai suatu tujuan, kita harus memasukkannya ke dalam rencana dan bekerja menuju arah tujuan itu. Dalam Alkitab, ada banyak orang yang mempersiapkan diri ketika masih mudah bagi suatu tujuan yang mulia – untuk melayani Allah. Marilah kita sekarang melihat bagaimana orang-orang ini mempersiapkan diri mereka bagi pelayanan Allah. A. Samuel Samuel melayani Tuhan dari sejak masa kecilnya. Bacalah 1 Samuel 2:18-21 dan diskusikan beberapa pertanyaan berikut dengan murid-murid. 1. Bagaimana masa kecil Samuel berbeda dari anak-anak sebayanya yang lain? (Keberadaan Samuel memang dimaksudkan untuk melayani Allah di Bait Suci sejak ia dilahirkan. Ibunya, Hana, telah memohon Allah untuk membuat dirinya mengandung seorang anak. Dan tidak lama sekembalinya dari Yerusalem, ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia bertekad untuk mempersembahkan anaknya itu untuk melayani Allah seumur hidupnya. Sebagai hasilnya, kita dapat bayangkan betapa berbedanya masa kecil Samuel, bila dibandingkan dengan anak-anak sebayanya pada saat itu. Saat Samuel berhenti dari masa disusui, ia dibawa ke Bait Suci untuk dilatih menjadi seorang imam di bawah pengawasan Imam Eli.) 2. Menurut kalian, macam kesulitan apakah yang Samuel harus hadapi, saat dikuduskan di hadapan Tuhan bagi pelayanan seumur hidupnya pada usia begitu muda? (Samuel kecil tidak merasakan kebahagiaan dalam banyak hal yang anak-anak lainnya rasakan saat mereka berusia muda. Ia mungkin tidak memiliki teman untuk bermain bersama. Ia tidak dapat melihat orangtuanya sesering anak-anak lainnya. Saat yang lainnya dapat meluapkan rasa marah dan menginginkan sesuatu dari orangtua mereka, Samuel harus belajar bagaimana menjadi seorang hamba Allah yang baik. Hidup di Bait Suci sepertinya tidak begitu Kehidupan Kristen (1) 21 menyenangkan bila dibandingkan dengan hidup di rumah bersama orangtua. Samuel mungkin harus melakukan banyak pekerjaan sehari-hari di Bait Suci.) 3. Kualitas apakah yang Samuel harus tanamkan, agar mampu melayani Allah pada usia yang begitu mudanya dan mempertahankannya hingga masa dewasanya? (Semua kesulitan yang diderita selagi masa muda tampaknya melatih Samuel untuk tetap tegar dan tabah. Selain tinggal di Bait Suci dan berkembang dengan mendapat pelatihan yang banyak dari firman Allah, Samuel pun diperlengkapi dengan pemahaman akan firman Allah yang mendalam. Ia harus mendirikan suatu hubungan dengan Allah sejak tidak bersama dengan orangtua dari usia mudanya. Tahun-tahun berlalu, Allahlah yang menjadi sahabatnya.) B. Daniel Daniel dan teman-temannya bertahan dari pengaruh bangsa lain dan berhasil pada akhirnya. Bacalah Daniel 1:1,6-19 dan diskusikan beberapa pertanyaan berikut. 1. Kapan Daniel dan ketiga temannya menolak makanan raja? Dan apakah kualitas rohani yang dinyatakan? (Sebagai orang-orang buangan dan pemuda, daya tarik makanan lezat yang ditawarkan oleh raja tampaknya sulit untuk ditolak. Tetapi, Daniel dan ketiga temannya mengetahui bahwa makanan ini mungkin telah dipersembahkan kepada berhala. Mereka menolak menyantap makanan-makanan yang serupa itu. Mereka lebih baik sedikit merasa lapar dan menyantap sayur-sayuran dan gandum daripada melanggar perintah Allah dengan menyantap makanan yang telah dipersembahkan kepada allah dari bangsa lain. Ini menunjukkan perilaku yang jujur, takut akan Allah dan penguasaan diri yang besar. Tentu ini tidak mudah untuk menolak menyantap makanan yang lezat, bila kalian adalah seorang tawanan.) 2. Menurut kalian, mengapa mereka dapat mempertahankan pendirian hingga memuliakan Allah di tengah masyarakat dari bangsa lain? (Daniel dan ketiga temannya harus memiliki dasar yang teguh di dalam firman Allah dan melatih penguasaan diri, sehingga mampu mempertahankan pendirian mereka. Dengan memberitahukan kepada penjenang – pengawas – untuk menyediakan mereka sayur-sayuran dan gandum setiap harinya, mereka pun menunjukkan iman yang teguh kepada Allah. Ini bukan datang tanpa pengalaman di dalam Allah. Kapanpun berpaling kepada Allah, sesungguhnya kita sedang membangun pengalaman rohani yang semakin meneguhkan iman, sekaligus mempersiapkan diri untuk menghadapi kesulitan di masa mendatang.) C. Timotius Timotius dilatih dari sejak masa mudanya untuk menjadi seorang pekerja Allah yang baik. Bacalah dalam Kisah Para Rasul 19:22; 20:4 dan 2 Timotius 1:5. Diskusikan beberapa pertanyaan berikut. 1. Pekerjaan baik apa sajakah yang Timotius lakukan? (Timotius dipercaya oleh Paulus. Paulus mengutusnya untuk memberitakan Injil di Makedonia saat dirinya tidak dapat pergi ke sana. Timotius merupakan seseorang yang setia dalam penginjilan Paulus. Kita dapat menduga bahwa Timotius seharusnya merupakan seseorang yang tidak menyusahkan Paulus, 22 Kehidupan Kristen (1) yang dapat bekerja dengan baik dan bergaul dengan para pekerja dan jemaat lainnya. Ia pun pasti mampu mengatasi kesulitan yang ada selama perjalanan penginjilan, terutama saat penginjilan bersama dengan Paulus, suatu perjalanan yang tidak mudah.) 2. Iman Timotius dibangun sejak ia berusia muda. Bagaimana seorang yang muda dapat mempersiapkan dirinya untuk menjadi seorang pekerja Allah yang baik, seperti yang Timotius perbuat? (Kita mengetahui bahwa Timotius dilatih dengan baik melalui Kitab Suci sejak dari usia kecil oleh ibu dan neneknya, Eunike dan Lois. Ini jelas merupakan kualitas yang sangat dibutuhkan dari seorang muda yang ingin bekerja bagi Allah.) Menguji Pemahaman 1. Apakah tujuan dari Tuhan Yesus di dalam hidup-Nya berdasarkan Lukas 4:18? 2. Apakah tujuan hidup yang ditetapkan bagi Samuel, bahkan sebelum ia dilahirkan? 3. Kualitas penting apa sajakah sebagai seorang pekerja Allah yang baik yang harus dimiliki? Bagaimana seseorang dapat dilatih dengan kualitas seperti ini? (Acuan contoh dari kehidupan Tuhan Yesus, Samuel, Daniel dan Timotius.) Penerapan Kehidupan Tujuan Apakah tujuan kalian di dalam hidup? Seperti apakah tujuan kalian? Apakah kalian memiliki tujuan bagi diri sendiri dan bagi barangsiapa yang kalian kasihi? Apakah kalian melibatkan Allah di dalam tujuan kalian? Saat Saulus bertemu dengan Tuhan Yesus untuk pertama kalinya, ia bertanya, “Apakah yang harus aku perbuat?” (Kis. 9:6). Dalam menetapkan tujuan dan perencanaan, apakah kalian pernah menanyakan pertanyaan ini? Di sini, ada dua kesaksian nyata dari jemaat gereja yang telah memutuskan menjalani kehidupan mereka sebagai alat Allah. Kesaksian 1 Saat Kursus Teologi Singkat – National Youth Theological Seminar – diselenggarkan, seorang saudara sedang berdoa dan berpuasa kepada Allah mengenai masa depannya. Ia baru saja lulus dari suatu universitas pada tahun ini dan menyimpan banyak pertanyaan di dalam pikirannya. Akankah ia beroleh pekerjaan? Apakah posisi yang seharusnya ia ajukan? Kota manakah yang seharusnya ia tempati? Akankah ia melakukan yang baik di dalam karirnya? Selama hari-hari diselenggarakannya kursus itu, sekalipun berdoa dan berpuasa dengan tekun, Kehidupan Kristen (1) 23 ia belum merasakan bahwa Allah benar-benar menyertainya, hingga suatu petang saat ia merasakan Allah pada akhirnya berbicara dengan dirinya di dalam doa. Di dalam doa itu, saudara ini tiba-tiba merasakan seperti suara Allah yang ditujukan kepada dirinya (sekalipun ia secara jasmani tidak mendengarkan apa-apa). Di dalam doanya itu, ia merasakan begitu kuatnya bahwa Allah sedang mengajukan suatu pertanyaan kepadanya, “Bagaimana dengan diri-Ku?” Kemudian, barulah ia menyadari bahwa semua isi doanya ternyata hanyalah tertuju bagi dirinya sendiri. Ia tidak memikirkan apa yang ia ingin lakukan bagi Allah atau apa yang Allah ingin ia lakukan melalui dirinya. Doa itu benar-benar mengejutkan dan membuat sadar saudara ini. Ia mulai mengetahui apa yang ia harus lakukan. Setelah berkonsultasi dengan pendeta dan saudara-saudari seiman, ia menemukan jawaban dari semua pertanyaannya selama ini dan mulai melibatkan dirinya bagi Allah di dalam rencana-Nya. Sekarang, ia beroleh suatu pekerjaan yang baik di suatu kota yang berjauhan dengan keluarganya dan aktif membantu pekerjaan gereja di kota itu, karena para jemaat di sana sungguh memerlukan lebih banyak bantuan dalam pembangunan gereja. Kesaksian 2 Kira-kira 20 atau 30 tahun yang lalu, Gereja Yesus Sejati belum didirikan sebanyak seperti saat sekarang ini. Ada dua remaja di Taiwan yang membuat suatu kesepakatan terhadap diri mereka sendiri bahwa saat dewasa nanti, mereka akan pergi bersama ke Eropa, ke suatu tempat yang belum ada Gereja Yesus Sejati dan memberitakan Injil ke sana. Mereka mulai membawakan gagasan itu ke dalam doa. Mereka pun benar-benar mempelajari bahasa yang dipergunakan kelak di Eropa. Setelah lulus dari kuliah, mereka berniat untuk melanjutkan sekolah di sana. Mereka diterima dan belajar dengan begitu giatnya. Setelah itu, mereka beroleh pekerjaan dan menetap di suatu rumah baru di sana. Bersama dengan beberapa jemaat lainnya yang pergi ke Eropa untuk belajar atau bekerja, mereka bersama-sama melakukan pelayanan dan pemberitaan Injil kepada barangsiapa yang ditemui. Pujilah Tuhan, beberapa Gereja Yesus Sejati di Eropa telah didirikan dan sejumlah jemaat mulai bertambah lebih banyak pada tahun itu. Pertanyaan Diskusi: 1. Dari dua kesaksian ini, langkah penting apakah yang melibatkan rencana dari para jemaat bagi Allah? 2. Tidak seorangpun yang dapat menjadi pahlawan seorang diri dalam melakukan pekerjaan Allah. Dukungan saudara dan saudari seiman merupakan hal penting di dalam perencanaan kita bagi Allah. Jelaskan peranan dari kedua saudara ini di dalam perencanaan dari para jemaat ini. 3. Pengorbanan apakah yang kedua saudara ini perbuat di dalam rencana mereka bagi Allah? Menurut kalian, kesulitan apakah yang mereka harus atasi? 4. Pernahkah kalian memikirkan suatu tujuan? Pernahkah kalian menyempatkan waktu untuk menuliskan bagaimana mencapai tujuan itu dan mengevaluasinya? Bila tidak, di sini ada sejumlah langkah yang kalian dapat ikuti: 24 Kehidupan Kristen (1) a. Mulailah dengan menuliskan satu tujuan rohani yang kalian akan selesaikan pada bulan ini. Kalian mungkin akan menuliskan, “Tujuanku adalah mempelajari lebih banyak mengenai Alkitab,” atau “Tujuanku adalah memiliki sebuah kehidupan doa yang lebih baik.” b. Kalian perlu mampu mengukur tujuan dalam beberapa cara yang nyata. Kalian perlu menuliskan ulang tujuan kalian, bila belum mampu mengukurnya. Sebagai contoh, sebuah kehidupan doa yang lebih baik dapat diukur dengan berdoa selama 10 menit lebih awal setiap harinya atau mendoakan anggota keluarga setiap malam sebelum pergi tidur. Ini merupakan tujuan yang nyata, karena dapat diukur dengan mudah. Kalian dapat memberitahukan ketika mencapai tujuan itu. Ingatlah untuk menuliskan tujuan kalian dalam tindakan-tindakan yang nyata. c. Tuliskan beberapa tujuan rohani untuk masa depan kalian – untuk tahun ini dan tahun berikutnya atau untuk 2-3 tahun ke depan. d.Evaluasi tujuan kalian, karena ini merupakan tujuan rohani. Tanyakan kepada diri kalian sendiri beberapa pertanyaan berikut untuk tiap-tiap tujuan. Bila dapat mencapai tujuan ini, akankah Yesus Kristus dimuliakan? Apakah tujuan ini membantu diri sendiri atau orang lain menjadi serupa dengan Yesus Kristus? Apakah tujuan ini merupakan suatu tindakan nyata yang saya dapat lihat atau ukur? Akankah saya mengetahui ketika telah mencapai tujuan ini? Apakah mungkin dapat mencapai tujuan ini? Apakah tujuan ini berkaitan dengan pekerjaan dari Roh Kudus? Kalian dapat menambahkan pertanyaan lain yang membantu menemukan suatu tujuan dengan nilai-nilai rohani yang berharga. e. Bagikan tujuan kalian kepada teman-teman di kelas. Beritahukan mengenai proses bagaimana kalian mendapatkan tujuan yang tertulis itu dan mengevaluasinya. Kalian boleh membagikannya pada bulan berikutnya selama berkaitan dengan tujuan rohani kalian. Renungan dan Doa Apa yang kita telah lakukan pada hari ini adalah mengatur beberapa langkah di dalam perjalanan hidup. Ini tampaknya tidak perlu menetapkan sebuah tujuan pada bulan ini. Tetapi ini merupakan sebuah langkah. Untuk memilki tujuan pada bulan ini, kalian perlu mengambil beberapa langkah pada bulan berikutnya. Ini adalah baik untuk mulai menetapkan suatu tujuan. Ini merupakan suatu kebiasaan baik yang akan membantu perjalanan hidup kalian. Akhirilah kelas ini dengan sebuah doa. Ingatkan saat dalam doa bahwa hanya melalui pertolongan Allah, kalian baru dapat menemukan tujuan rohani secara pribadi. Kehidupan Kristen (1) 25 Bebas Pengawasan dari Dosa Sasaran Topik utama kitab Keluaran Menjadi umatdari Kristen adalah dari belenggu bukanlahbebas suatu status yang sederhana. Seorang Kristen beroleh keselamatan di dalam yang sejati adalahpelajaran seseorangini, Allah. Dalam yang menaruh prinsipmurid-murid akan mempelajari prinsip Alkitabiahumat di dalamIsrael bagaimana pelaksanaan kehidupannya. dibebaskan dari perbudakan Ia akanmengawali mengetahui bahwa dan perjalanan lebih penting berpegang iman yang luar biasa. Di pada dalam segala pengajaran dan prinsip perjalanan yang panjang ini, Alkitab daripada mematuhi umat Allah menyadari pentingnya dunia. Ia tidakbahwa akan menyetujui kenyataan menjadi pengajaran-pengajaran bebas sepenuhnya berarti bebas Allah bagi Allah kenikmatan atau mematuhi dan melakukan keuntungan di dalam kehendak-Nya. Dalam dunia dunia hari ini. kelas Remaja ini, Murid-murid kebebasan diyakini menjadi merupakanmelakukan mereka yangsesuatu berkuasa berada usia yang kritis, hal yangpada menyenangkan. Muridkarena banyak prinsipragu-ragu hidup murid tidak akan mereka diuji. Iniapa penting berjuangyang terhadap yang bahwa menyadari status masyarakat beritakan dan apa istimewa merekaketahui sebagaiadalah umat yang mereka Allah. benar. Sebagaimana sebagian besar kasus, Alkitab pun memberikan mereka mengetahui penga-jaran-pengajaran yang apa yang saleh, tetapi ketika harus berguna mengenai pengaturan mengamalkannya, itu adalah kekayaan. Sebagai contoh, cerita yang berbeda. Bagaimana dalam Matius 19:16-22, mereka dapat menyadari atau Yesus Kristus mengajarkan memahami apa yang Allah seorang pemimpin muda ingin perbuat dan apa yang yang kaya mengenai perlunya setiap orang tidak ingin lakukan memprioritaskan Allah di sehubungan dengan kebebasan? tengah kekayaannya. MuridMelalui pelajaran ini, murid-murid murid pun seharusnya akan belajarbahwa bahwa semua tubuh mereka menyadari adalah roh yang menaruh ruang yang mereka miliki di dunia bagi Allah dan perilaku mereka merupakan kasih karunia berbicara mengenai untuk apa Allah dan seharusnya mereka mereka bertahan. Akhirnya, bagikan secara cuma-cuma mereka akan menyadari pula kasih karunia itu. bahwa kebebasan di dalam Allah adalah kebebasan dari belenggu dosa dunia dan kuasa untuk mematuhi kehendak-Nya. 26 Kehidupan Kristen (1) Bagian # 2 Renungan Bagi Para Guru Banyak dari antara kita Mematuhi perintah Allah tentu mengetahui mengenai bukanlah hal mudah untuk perumpamaan talenta (Mat. kita dilakukan. Berapa kalikah 25:14-28). Dalam khotbah, kita telah berusaha membengkokkan sering mendengar bagaimana kebenaran Allah untuk memenuhi perumpamaan ini dan dibahas sedikit kebutuhan keinginan di dalam kita dan kebaktian. kemudian Apakah membodohi kita sejumlah diri sadari sendiribahwa ke dalam pikiran talenta kita yang tuanmematuhi.-Nya. dalam bahwa telah perumpamaan berikan Ketika Allah ini memberitahukan kepadakita para hambanya bahwa perlu mengubah caradapat pula melambangkan cara hidup kita, kita menolak banyakdan hal meyakini yang kita diri terima keras sendiri di dalamapa hidup ini? kita Hal-hal bahwa yang perbuat seperti hidup kita, rumah bukanlah hal yang buruk. Dalam yang kita tempati kenyataannya, kitaatau mencari jalan barang kepemilikan lainnya.bagi pintas dan jalan keluar Bagaimana kita menjalani hidup kita sebagai orang Kristen. hidup dan berinteraksi Kebenaran Allah sepertidengan sebuah sesama sebenarnya mercu suar, yang dapatmerupamenuntun kan cerminan dari bagaimana kita ketika sedang menghadapi kita mempergunakan sejumlah badai. Tetapi mercu suar tidak talenta yang Allah telah berikan dapat mengubah keinginan dan kepada kita. Jadi, saat kita kebutuhan kita. Seperti sebuah terlibat secara aktif dalam bejana, kita harus mengubah pekerjaan kudus, marilah kita arah untuk menyesuaikan senantiasa ingat bahwa Allah hidup kita kepada apa yang pun telah mempercayakan kita Allah inginkan. Allah senantiasa dengan sejumlah talenta-Nya ada untuk kita,sana. tetapi ketika Ia di luar gereja beritahu kita untuk mengubah jalan hidup kita, kita benar-benar Bersiap untuk Berbagi Berkat Kita tidak memiliki pilihan, tetapi harus dengan Orang Lain mematuhinya. Yesus “JanganKristus kamu lupa memberi Tidak Pernah Berubah tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian “Yesus Kristus sama, beberapa orangtetap dengan baik maupun ini tidak kemarin diketahuinya telahhari menjamu dan sampai selama-lamanya.” malaikat-malaikat.” (Ibrani 13:8) (Ibrani 13:2) pelajaran Nilai Rohani dan Nilai Duniawi 4 Bacaan Kitab Kej. 6; 18; 39 ; Dan. 1; 3 Sasaran Pelajaran 1. Agar murid-murid memahami bahwa ada standar yang mutlak dari apa yang benar dan apa yang salah, sekalipun dunia ini memberitahukan nilai dari keduanya 2. Agar murid-murid melihat keperluan untuk memilih dan berdiri pada pihak Allah dan menjalankan pengajaran Allah dan prinsip-prinsip Alkitabiah Ayat Alkitab “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Rm. 12:2) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kejadian 6; 18; 39; Daniel 1-4 Latar Belakang Alkitab Satu-satunya cara melihat pengajaran Alkitab adalah dengan memandangnya sebagai suatu nasihat bagi para jemaat Kristus, yang tidak mematuhi pengajaran dunia. Dari zaman Kejadian hingga Wahyu, kita diberikan banyak contoh yang kontras antara mereka yang mematuhi Allah dengan yang berpaling dari Allah untuk melakukan kejahatan. Faktanya, topik ini dalam merupakan pelajaran yang paling penting bagi umat Kristen yang mereka harus pelajari – mematuhi Allah dengan tidak mengikuti jalan-jalan dunia. Perjanjian Baru membicarakan suatu kepatuhan kepada Allah melalui pertolongan Roh Kudus (Gal. 5). Penting untuk dipahami bahwa kepatuhan kepada Allah bukanlah sesuatu yang terjadi dengan sendirinya atau ditentukan sebelumnya. Allah tidak ciptakan Adam sebagai robot yang diprogram untuk patuh sepenuhnya. Faktanya, kita belum ditentukan sebelumnya dan memilih untuk mematuhi Allah, sehingga membawa kemuliaan bagi nama-Nya. Ini seharusnya menjadi suatu pesan yang digarisbawahi bagi murid-murid dalam pelajaran ini. Kehidupan Kristen (1) 27 Pemanasan Hari ini, kita hidup di dalam sebuah dunia dengan standar moral yang relatif. Ini merupakan kegagalan perilaku dari kebanyakan orang untuk tetap mempertahankan bahwa satu-satunya pandangan moral adalah berkuasa terhadap yang lain atau bahkan menjadi sebuah standar moral. Sebagai umat Kristen, bagaimanapun, kita mengetahui bahwa akan datang hari penghakiman, Allahlah yang akan menghakimi setiap orang menurut standar-Nya. Oleh karena itu, kita seharusnya menjadi hati-hati untuk tidak membayangkan bahwa segala sesuatu itu bersifat relatif. Sebaliknya, kita harus mempelajari firman Allah lebih mendalam, sehingga dapat menjalani sebuah kehidupan yang sesuai dengan standar-Nya dan diperkenan di hadapan-Nya ketika Ia menampakkan diri kembali untuk menghakimi semua manusia. Pada pelajaran hari ini, kita akan melihat perbedaan utama antara yang diajarkan dunia dengan yang seharusnya kita lakukan. Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Rm. 12:2). Ini adalah nasihat dari Rasul Paulus kepada para jemaat di Roma pada abad pertama, sekaligus merupakan nasihat yang sama bagi para jemaat sekarang ini. Marilah kita lihat lebih dekat mengenai apa yang dikatakan oleh ayat ini. A. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini” 1. Apakah maksudnya saat Paulus katakan bahwa kita seharusnya jangan menjadi serupa dengan dunia ini? (Dunia yang kita tempati pada hari ini penuh dengan konsep dan penerapan yang bertentangan dengan pengajaran-pengajaran Alkitab. Ada banyak penyimpangan seksual. Ada banyak orang yang akan melakukan apapun untuk memperoleh kekuasaan atau uang bagi diri mereka sendiri, bahkan denganmenghancurkan orang lain. Hubungan antar sesama menjadi dingin dan dangkal. Kasih yang sejati di antara manusia sering kali hilang. Pembicaraan Rasul Paulus yang telah dua ribuan tahun yang lalu mengenai ‘janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,’ masih berkaitan dengan kita pada hari ini.) 2. Hal apa sajakah di dunia hari ini yang bertentangan dengan pengajaranpengajaran Allah? (Beberapa hal yang bertentangan dengan pengajaran Allah termasuk membunuh sesama, melakukan aborsi, membenci sesama, pergaulan bebas, kehilangan hati untuk beribadah kepada Allah, sombong dan terlalu percaya diri.) 28 Kehidupan Kristen (1) 3.Apakah kalian melihat orang-orang di sekitar yang menjalankan perbuatanperbuatan yang bertentangan dengan pengajaran-pengajaran Allah? (Bagi para remaja seperti murid-murid, tentu sulit untuk tidak menjadi serupa dengan banyak hal seperti yang teman mereka lakukan. Mereka sepertinya akan merasa ketinggalan, bila memilih untuk berdiam di dalam firman Allah secara teguh.) 4. Bacalah Yohanes 15:19. Tuhan Yesus mengatakan bahwa bila kita membedakan diri dari dunia, kita sepertinya akan dibenci oleh dunia. Tekanan macam apakah yang kalian rasakan dari teman sebaya dengan tidak menjadi serupa terhadap perilaku mereka. Bagaimana kalian menjaga diri untuk tidak menjadi serupa terhadap perbuatan-perbuatan itu, sekalipun beroleh tekanan dari teman sebaya? (Oleh karena itu, penting untuk menemukan teman baik di gereja, baik dari yang seusia ataupun yang lebih lanjut usianya. Hubungan pertemanan di dalam Tuhan akan menyediakan suatu dukungan yang mendasar, baik secara perasaan maupun rohani. Hubungan ini akan membuat lebih mudah bagi para remaja untuk memegang teguh firman Allah. Secara pribadi, kita tentu perlu ditanamkan firman Allah dan memiliki pengalaman pribadi dengan-Nya. Bila dekat dengan Allah, kita akan menemukan hubungan ini lebih mudah untuk tidak menjadi serupa dengan dunia. Kedekatan dengan Allah berasal dari ibadah yang rutin, mendengarkan dan membaca firman Allah, merenungkan bagaimana firmanNya dijalankan dalam kehidupan kita dan berdoa dengan tekun.) B. “Berubahlah oleh pembaharuan budimu” 1. Bacalah Titus 3:5. Alkitab memberitahukan bahwa Roh Kudus dapat memperbarui kita. Apakah berarti bahwa setiap orang yang telah memperoleh Roh Kudus akan dengan sendirinya tidak menjadi serupa dengan dunia? Adakah hal-hal yang lebih penting, yang seseorang telah lakukan setelah menerima Roh Kudus? (Menerima Roh Kudus bukanlah akhir dari perjalanan iman kita. Allah memberikan Roh Kudus untuk menolong memelihara iman kita dan berpegang pada firmanNya. Ini bukanlah suatu formula yang ajaib bahwa kita menjadi seperti robot, seorang Kristen yang sempurna.) 2. Bacalah Galatia 5:16-18. Apakah yang Alkitab ajarkan tentang bagaimana dipimpin dan diperbarui oleh Roh Kudus? Apakah maksud dari ‘hidup di dalam Roh’? (Membiarkan Roh Kudus bekerja di dalam diri kita, kita harus mematuhi tuntunan dan pergerakan dari Roh Kudus. Sebagai umat manusia, lingkungan dapat dengan mudahnya mempengaruhi kita. Untuk memastikan bahwa tidak menjadi serupa dengan dunia, kita harus ‘hidup di dalam Roh’ – menghadiri kebaktian, memelihara persekutuan dengan mereka yang memegang teguh akan firman Allah, berdoa dengan tekun, bersandar senantiasa kepada Allah dan lain sebagainya. Dengan berbuat demikian, kita dapat menjalankan pengajaran Allah, menyatakan kuasa-Nya, bahkan mengubah kehidupan orang lain yang berada di sekitar kita.) Kehidupan Kristen (1) 29 3. Berikan beberapa contoh dari bagaimana seseorang dapat diperbarui oleh kehendak Allah. (Beberapa contoh diperbarui oleh kehendak Allah: l Seorang saudara yang dahulu mengonsumsi obat-obatan terlarang, sekarang dapat melepaskan diri setelah ia diubah dan menerima Roh Kudus. l Sebagai ganti dari menghabiskan hari Jumat malam dengan berpesta atau menginap di rumah teman, sekarang melakukan apa yang lebih baik dengan menghadiri kebaktian pada hari itu di gereja.) C. “Dapat membedakan manakah kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” 1. Dapatkah kalian mengingat ayat-ayat Alkitab yang mengacu secara langsung kepada kehendak Allah? Dengan bantuan Konkordansi Alkitab, kita dapat melihat semua ayat yang berkaitan dengan ‘kehendak Allah’. Ringkaslah beberapa penemuan ayat kalian dan bagikan itu kepada teman-teman di kelas. (Beberapa ayat dengan potongan kalimat ‘kehendak Allah’: l “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Rm. 12:2) l“Karena inilah kehendak Allah: Pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan.” (1 Tes. 4:3) l “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tes. 5:18) lMengacu pula kepada Mikha 6:8 – “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu, selain berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?”) 2. Apakah yang kalian ketahui mengenai kehendak Allah? (Kehendak Allah pada akhirnya adalah menyelamatkan umat manusia dari dosa dan kematian yang kekal. Itulah tujuan Allah sejak permulaan penciptaan. Itulah mengapa Ia datang ke dunia sebagai Tuhan Yesus untuk mati bagi segenap umat manusia. Apapun yang dilakukan, kita harus pastikan bahwa perbuatan itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah – entahkah berkaitan dengan keselamatan kita pribadi ataupun keyakinan pribadi dari orang lain.) 3. Hal apa sajakah yang kalian dapat lakukan untuk menjadi yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna itu? Bagian # 2 – Menjadi Terang Dunia Dalam Matius 5:14, Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita adalah ‘terang dunia’. Dalam dunia yang penuh dengan kegelapan rohani ini, kita harus memancarkan terang Allah. Untuk melakukan hal ini, kita tidak harus mengambil bagian dari apa yang orang-orang belum percaya itu lakukan. “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Kor. 6:14) Sejak masa lalu, 30 Kehidupan Kristen (1) para jemaat Allah telah memancarkan diri mereka dengan menjadi berbeda dari orang-orang pada masa itu. Hari ini, kita akan melihat beberapa contoh mengenai hal itu. Untuk tiap-tiap bagian Alkitab berikut, tuliskan aktivitas dari orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kemudian, sebagai suatu pelajaran yang kontras, tuliskan pula apa yang jemaat Allah itu perbuat. A. Kejadian 6:1-12 Apakah yang orang-orang pada masa itu lakukan? (Orang-orang yang tidak mengenal Allah tidak menghormati-Nya. Mereka menjunjung tinggi keinginan daging dengan berpesta pora dan bersenang-senang. Itulah mengapa dosa-dosa mereka dikatakan telah merusak seluruh muka bumi.) Apakah yang Nuh lakukan? (Nuh mematuhi Allah dan ditemukan sesuatu yang benar di hadapan-Nya. Nuh pun mematuhi perintah Allah untuk mendirikan bahtera, sekalipun hujan belum turun. Dengan iman, ia mematuhi sepenuhnya dan berbuat sesuati dengan apa yang Allah perintahkan kepadanya.) B. Kejadian 18:20; 19:4-7 Apakah yang orang-orang pada masa itu lakukan? (Sodom dan Gomora adalah kota-kota yang penuh dengan perbuatan dosa. Ada perbuatan homoseksual dan banyak penyimpangan seksual lainnya dilakukan di sana. Saat dua malaikat berkunjung ke rumah Lot, orang-orang itu bahkan ingin berbuat seksual dengan mereka!) Apakah yang Lot lakukan? (Lot menyadari kejahatan kota tempat ia tinggal dan memperhatikan perkataan dari kedua malaikat itu untuk segera meninggalkan kota itu. Lalu, ia bersiap-siap dan membawa istri dan kedua anaknya perempuan untuk meninggalkan kota itu.) C. Kejadian 39:6-12 Apakah yang istri Potifar lakukan? (Sebagai seorang perempuan yang telah menikah, ia seharusnya bersikap setia kepada suaminya. Tetapi apa yang ia lakukan justru sebaliknya, sementara suaminya pergi, ia menggoda Yusuf yang muda, bahkan berusaha untuk memikatnya. Saat Yusuf menolak cumbuannya, ia menuduhnya dengan semena-mena. Ia tidak memiliki kehormatan untuk hidup secara kudus atau benar.) Apakah yang Yusuf lakukan? (Yusuf adalah benar pada pendiriannya. Ia berkata, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kej. 39:9) Yusuf adalah seorang hamba yang kesepian di tanah asing. Tetapi ia tidak membiarkan apapun mempengaruhi dirinya dari memegang teguh firman Allah. Ia bahkan merelakan dirinya masuk ke dalam penjara.) Kehidupan Kristen (1) 31 D. Daniel 1:3-10 Apakah yang orang-orang muda ini lakukan di istana? (Mereka semua menyantap makanan raja, yang sepertinya telah dipersembahkan kepada berhala.) Apakah yang Daniel lakukan? (Daniel lebih memperhatikan kesehatan tubuhnya daripada menyantap makanan dan minuman anggur yang dari raja. Ia percaya bahwa Allah akan memberikan tubuh yang sehat kepadanya dengan meminta sayur-sayuran saja.) E. Daniel 3:1-6,16-18 Apakah yang orang-orang muda ini lakukan? (Mereka semua sujud menyembah kepada patung besar yang raja telah dirikan dan perintahkan.) Apakah yang Sadrakh, Mesakh dan Abednego lakukan? (Ketiga orang yang beriman ini mengatakan bahwa seandainya Allah tidak membebaskan mereka, mereka pun tidak akan pernah sujud menyembah kepada patung itu – ayat 18.) Menguji Pemahaman 1. Apakah maksud dari ‘berubahlah oleh pembaharuan budimu’? 2. Rangkumlah beberapa perbuatan dosa dari orang-orang yang tidak mengenal Allah. 3. Rangkumlah perbedaan perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang yang mengenal Allah dengan yang tidak mengenal Allah. Penerapan Kehidupan Bagian A – Apa yang Dunia Katakan Bertentangan dengan Apa yang Alkitab Katakan Sekalipun Kitab Suci telah ditulis lebih daripada 2000 tahun yang lalu, tetapi masih berkaitan dengan kehidupan kita hari ini. Ini disebabkan ‘segala tulisan itu diilhamkan oleh Allah’ (2 Tim. 3:16). Marilah kita lihat beberapa situasi dari kenyataan hidup yang orang-orang muda telah hadapi di dalam gereja kita. Pergunakan ayatayat Alkitab yang diberikan dan tambahkan pula beberapa acuan Alkitabiah lainnya, sebagai suatu nasihat agar dapat melakukan apa yang mereka harus lakukan. (Nama dari orang-orang muda itu boleh diubah dan ceritanya boleh sedikit disesuaikan.) 32 Kehidupan Kristen (1) 1. Alice senantiasa berada di sebuah sekolah pribadi. Tetapi setelah orangtuanya pindah ke kota, ia didaftarkan ke sebuah SMA umum. Di kota itu, jumlah muridnya lebih beragam dan ia berteman dengan murid yang berlatar belakang yang berbeda. Suatu hari, ia terkejut ketika sekelompok murid menawarkan suatu kesempatan, agar ia mencoba sesuatu yang benar-benar menyenangkan. Mereka menyarankan bahwa Alice dapat mencoba obat-obatan terlarang, agar dapat bersenang-senang. Alice mengetahui bahwa teman-temannya itu merokok, tetapi tidak pernah terpikir bahwa mereka akan melakukan sesuatu yang lebih jauh dari pada itu! Alice pun mengetahui secara naluri bahwa ia seharusnya tidak pernah bergabung dengan mereka. Tetapi, mereka adalah teman-teman terdekatnya di sekolah itu dan sekarang, ia harus memilah hubungan pertemanan mereka. Bila ia tidak bergabung lagi dengan mereka, mereka mungkin tidak ingin lagi menghabiskan waktu bersamanya pada masa yang akan datang. Nasihat kalian kepada Alice: Beberapa acuan Alkitab: 1 Korintus 6:12,19-20; 10:23; 2 Timotius 2:22 2. Seperti para remaja lainnya, Sammy menghabiskan waktunya sehabis pulang dari sekolah dengan melakukan chatting bersama teman-temannya. Ia beranggapan bahwa inilah cara yang baik untuk tetap berhubungan dengan banyak orang, terutama dengan teman-teman di gereja, yang tidak dapat dilihatnya setiap hari. Ia pun melakukan pertemanan dengan teman-teman yang baru melalui obrolan di internet. Suatu hari, salah seorang teman chatting-nya menyarankan, agar ia membuka beberapa situs ‘panas’, seperti situs pornografi. Teman ini memberitahukannya bahwa tidak ada yang salah untuk melihat beberapa gambar di dalam situs itu, asalkan tidak melakukan apa-apa. Hanya melihat gambargambar itu sekali atau dua kali dan itu bukanlah suatu persoalan. Di samping itu, tidak seorangpun yang akan mengetahuinya. Nasihat kalian kepada Sammy: Beberapa acuan Alkitab: Yakobus 1:15; 2 Timotius 2:22; Pengkhotbah 12:14; Efesus 5:15-16 3. Diane telah mendengarkan banyak hal mengenai mengasihi saudara-saudari seiman di dalam Kristus. Ia tidak pernah secara serius memikirkannya hingga seorang guru Pendidikan Agama memulai sebuah sistem pertemanan dan Diane dipasangkan sebagai seorang teman kepada seseorang yang ia kira bukanlah pasangannya. Ia tidak pernah berbicara sepenuh hati kepada saudari itu di gereja. Dari gaya berpakaian hingga gaya berkomunikasinya, satupun tidak ada yang membuat dirinya tertarik sedikitpun terhadapnya. Diane tidak dapat membayangkan bagaimana dirinya dapat menjadi seorang pendoa bagi teman yang ia tidak sukai. Di sekolah, Diane dapat memilih siapa saja yang ia ingin berbagi kepadanya. Tidak seorangpun dapat memaksa seseorang untuk menjadi teman dari orang itu. Tetapi, mungkin ia tidak dapat mengatakan ‘tidak’ kepada gurunya. Ia mulai merasakan begitu kesal di dalam hatinya, baik kepada gurunya maupun pasangan temannya itu. Nasihat kalian kepada Diane: Beberapa acuan Alkitab: Galatia 6:2; 5:22-23; Yohanes 13:34-35 4. David telah memiliki banyak persoalan dengan orangtuanya sejak mulai masuk universitas. Orangtua David tampak mencampuri terlalu jauh dalam urusan pribadinya. Hal itu dapat diterima David, ketika dirinya masih muda. Tetapi sekarang, ia telah masuk universitas dan seyogyanya dapat mempertimbangkan Kehidupan Kristen (1) 33 sendiri untuk menjadi dewasa. Ia tidak menyukai ketika ibunya ingin memastikan bahwa dirinya telah mengonsumsi sesuatu makanan yang layak untuk dikonsumsi, sekalipun makanan itu tidak disukainya. Ia tidak lagi suka pergi ke mal bersama dengan orangtuanya. Bahkan ia beranggapan bahwa bahasa Inggris mereka yang terbata-bata itu merupakan sesuatu yang memalukan bagi dirinya. Temanteman di kampus memberitahukan, agar David tetap bersabar mengenai hal itu. Suatu kali, David pergi ke kampus dan berencana untuk pindah kampus dan meninggalkan orangtuanya untuk selamanya. Nasihat kalian kepada David: Beberapa acuan Alkitab: Keluaran 20:12; Efesus 6:1-3 Bagian B – Seorang yang Tangguh Di dalam dunia yang penuh persaingan, penting untuk menjadi tangguh agar dapat mempertahankan diri. Sering kali, nilai-nilai yang diserap dari dunia justru kita masukkan ke dalam gereja dan ke dalam kehidupan pribadi. Sebagai akibatnya, kita menjadi tidak berbeda lagi dengan orang-orang dunia. Kita tidak lagi dapat memancarkan terang di dalam dunia yang gelap, karena telah menjadi serupa dengan dunia, dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Penting untuk menyadari status istimewa kita sebagai anak-anak Allah dan yang memiliki hikmat rohani untuk memberitahukan perbedaan antara apa yang dunia hargai dan apa yang Allah perkenan. Di sini, ada sebuah ayat yang menyoroti perbedaan antara ‘kuat’ yang dimaksudkan oleh dunia dengan ‘tangguh’ yang dimaksudkan menurut pandangan seorang Kristen. Seorang yang kuat berolah raga setiap hari untuk menjaga kesehatan tubuhnya, tetapi seorang yang tangguh dalam berdoa untuk menjaga kesehatan jiwanya. Seorang yang kuat tidak merasa takut terhadap apapun, tetapi seorang yang tangguh menunjukkan keberanian di tengah rasa takutnya. Seorang yang kuat tidak ingin membiarkan siapaun mengambil yang terbaik dari padanya, tetapi seorang yang tangguh memberikan yang terbaik kepada siapapun. Seorang yang kuat berbuat kesalahan dan menghindarinya pada masa yang akan datang, tetapi seorang yang tangguh menyadari kesalahan hidup itu justru dapat pula menjadi berkat-berkat Allah dan bermanfaat bagi dirinya. Seorang yang kuat melangkah dengan mantap, tetapi seorang yang tangguh mengenal Allah akan menopang dirinya ketika jatuh. Seorang yang kuat memancarkan pancaran keyakinan pada wajahnya, tetapi seorang yang tangguh memancarkan anugerah. Seorang yang kuat percaya bahwa dirinya akan cukup tangguh untuk melakukan suatu perjalanan, tetapi seorang yang tangguh percaya bahwa di dalam melakukan suatu perjalanan, ia akan menjadi tangguh. 34 Kehidupan Kristen (1) Sekarang, tuliskan sedikitnya satu paragraf yang menggambarkan perbedaan antara apa yang dunia katakan dengan apa yang Alkitab ajarkan, seperti yang ditunjukkan dalam ayat-ayat di atas. Kalian boleh memikirkan tentang apa saja yang dunia yakini tentang kekuatan. Tentu saja, akan berbeda dengan yang kalian ketahui dari Alkitab untuk menjadi tangguh. Berikan pula sebuah ayat Alkitab untuk mendukung apa yang kalian ingin tuliskan. Sebagai contoh, kalian dapat menuliskan sesuatu seperti ini: “Seorang yang kuat melihat kuasa dari orang-orang yang mematuhinya, tetapi seorang yang tangguh memandang kuasa dengan bersikap lemah lembut dan bergaul dengan orang lain.” Tuhan Yesus sendiri berkata, “Aku lemah lembut dan rendah hati” (Mat. 11:29). Lalu, bagikan dengan murid-murid lainnya. Renungan dan Doa “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu” (1 Yoh. 2:15). Entahkah kita menginginkan atau tidak menjadi anak-anak Allah adalah sebuah pilihan yang sadar. Anak-anak Allah bukan hanya ditandai dengan peristiwa baptisan atau menerima Roh Kudus. Untuk menjadi seorang anak Allah yang sungguh, tiaptiap orang dari antara kita harus membuktikan bahwa kita adalah anak-anak Allah melalui pikiran yang dimiliki dan jalan yang diperbuat dalam hidup kita. Jadi, bila kita memilih untuk menjadi serupa dengan dunia ini dan mengasihinya, maka kita tidak dapat menjadi seorang anak Allah yang sungguh pada saat itu juga. Kiranya Allah memberikan hikmat rohani dan motivasi kepada kita untuk menjadi berbeda dengan dunia! Kehidupan Kristen (1) 35 Halaman Kosong 36 Kehidupan Kristen (1) pelajaran Prioritas, Kepemilikan dan Pengaturan Waktu 5 Bacaan Kitab Kej. 13:8-13; 14:14-15:1 Sasaran Pelajaran 1. Agar murid-murid memandang kepemilikan jasmani mereka sebagai posisi kedua bila dibandingkan hubungan mereka dengan Allah 2. Agar murid-murid dapat mampu berkata-kata mengenai bagaimana mereka memutuskan suatu nilai Ayat Alkitab “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mat. 16:26) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kejadian 10-17 Pemanasan Bayangkan kalian memiliki seorang adik laki-laki dan keduanya berusia kirakira 38 atau 39 tahun. Keduanya berekonomi mapan dengan penghasilan yang besar. Kalian memiliki mobil yang bagus, rumah yang luas, pekerjaan yang hebat dan tetap melakukan investasi dengan baik, sehingga mampu memberikan persembahan persepuluhan dalam jumlah yang besar kepada pihak gereja. Suatu kali, sang adik tiba-tiba datang dan memberitahukan bahwa ia mengalami kebangkrutan, hingga membutuhkan uang yang besar untuk melunasi beberapa hutangnya. Apakah yang kalian akan lakukan demi hubungan dengan adik kalian itu? Kehidupan Kristen (1) 37 Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Hak Milik Memilih antara kepemilikan dan manusia (atau antara kekayaan dan hubungan) merupakan suatu keputusan yang berat untuk diambil. Tetapi banyak dari antara kita menghadapi pilihan yang macam demikian di dalam hidupnya. Kita dapat memilih untuk mempertahankan kepemilikan kita atau mengasihi sesama manusia. Bagaimana kita membuat keputusan ini? Apakah Allah peduli tentang bagaimana kita menghargai suatu hubungan dan cara menghargai kepemilikan kita? 1. Marilah kita melihat Kejadian 13:8-13 Abram adalah seorang yang bijaksana saat menempatkan orang banyak yang sedang mempersoalkan masalah kepemilikan. Kapankah Abram membiarkan Lot untuk mengambil apapun yang dia inginkan? Menurut kalian, apakah perbuatan ini dilakukan karena hubungan mereka? (Abram sungguh bijaksana. Dengan membiarkan Lot memilih tanah yang terbaik, ia menunjukkan kepada Lot bahwa damai sejahtera di dalam sebuah keluarga dan hubungan dirinya dengan Lot adalah lebih penting daripada kekayaannya. Bila Abram berpegang pada apa yang merupakan haknya, ia akan memiliki persoalan keluarga yang mungkin telah berakhir bertahun-tahun yang lalu.) 2. Marilah kita membaca Kejadian 14:1-15:1 Setelah Abram dan Lot berpisah, Lot pergi menikmati kehidupan di tanah terbaiknya itu. Lalu, beberapa raja mengepung Sodom dan merebutnya, serta menawan Lot dan keluarganya. Setelah Lot ditawan, apakah yang Abram lakukan? (Abram bersama dengan 318 orang yang terlatih, pergi mengejar para perampok itu. Orang-orang Abram menyerang dan merebut kembali semua barang dan menyelamatkan Lot bersama keluarganya.) 3. Apakah hadiah yang raja Sodom tawarkan kepada Abram atas perbuatannya? 4. Mengapa Abram menolaknya? 5. Dengan melakukan demikian, bagaimana hubungan Abram dengan raja Sodom selanjutnya? (Raja memberitahukan bahwa ia dapat memberikan semua barang bagi Abram. Tetapi Abram menolaknya, karena ia telah bersumpah kepada Allah. Abram menolak penawaran ini, karena menerima sebuah hadiah dari raja akan mengikat dirinya secara politik. Abram telah bertekad untuk tidak membiarkan daya tarik itu untuk menjebak dirinya ke dalam suatu hubungan yang tidak sehat.) 6. Apakah yang Abram persembahkan kepada Imam Melkisedek? 38 Kehidupan Kristen (1) 7. Dengan melakukan demikian, bagaimana hubungan Abram dengan Allah selanjutnya? (Abram mempersembahkan sepersepuluh dari segala sesuatu yang ia miliki sebagai persembahan kepada Allah. Persembahan Abram itu menunjukkan bahwa Allah lebih penting daripada kekayaannya.) Bagian # 2 – Prioritas “Apakah Allah benar-benar peduli mengenai apa yang saya lakukan dengan uang dan kepemilikan pribadi? Apakah membuat-Nya berbeda dengan melakukan keputusan ini? Karena Allah menciptakan manusia menurut rupa-Nya, apakah yang kalian lakukan dengan uang dan kepemilikan yang banyak kepada-Nya. Marilah kita melihat pada prioritas keuangan. Kita memiliki banyak hal di dalam hidup yang membutuhkan uang, termasuk persembahan persepuluhan, tagihan, makanan, pendidikan dan pakaian. Kadang, kita bahkan merasakan bahwa tidak ada cukup uang lagi bagi semuanya itu. Banyak orang tertangkap dalam suatu jebakan hidup, ketika mengesampingkan nilai-nilai kekristenan bagi yang mengasihi uang. Hal yang terburuk adalah melakukan sesuatu yang kita telah ketahui bukanlah menurut jalan Allah, karena menghasilkan lebih banyak uang bagi kita. Oleh karena itu, daftar prioritas membantu kita memelihara fokus pada penggunaan uang dan bersikap secara saleh. Ketika mempergunakan uang menurut jalan Allah, kita tidak akan menginginkan hal-hal yang tidak sehat terjadi. Jadi, apakah prioritas kalian? Marilah murid-murid mengerjakan daftar prioritas mereka kira-kira 5 menit lamanya. Prioritas membantu kita membuat keputusan, entahkah kita mampu atau memang seharusnya melakukan hal-hal yang pasti. Sebelum melakukan apapun, membeli apapun atau pergi ke manapun, kita seharusnya melihat pada daftar prioritas terlebih dahulu. Sebagai contoh, pekerjaan adalah penting, tetapi bayangkan bekerja tujuh hari seminggu. Kita mungkin memperoleh banyak uang, tetapi apakah itu mendukung? Apakah mendukung keinginan kita untuk memperoleh uang? Ya. Apakah membuat keluarga kita bahagia? Tidak, uang yang banyak tidak pernah membuat kita terlihat bahagia. Apakah membuat Allah senang? Tidak, Ia tidak dapat menghabiskan waktu bersama kita. Apakah mendukung nilai-nilai yang kita ingin jalani? Tidak, tidak ada ruang di dalam hidup kita untuk apapun, kecuali uang. Apakah kita memprioritaskan mengikut rencana Allah bagi kehidupan pribadi? Allah telah merancangkan hidup kita untuk menjadi seimbang di dalam semua hal. Waktu doa kita, waktu kebaktian kita, keluarga kita, sekolah, bekerja, beristirahat, bergaul, waktu pribadi dan waktu rekreasi seharusnya diseimbangkan, bila kita mengikut kehendak Allah. Jadi, di manakah kita menaruh Allah di dalam kehidupan pribadi? Alkitab menerangkan dengan jelas di mana Allah seharusnya ditaruh pada daftar prioritas kita – pada urutan teratas. Ketika menggunakan waktu dan uang, prioritas kita seharusnya adalah Allah, keluarga, sekolah atau pekerjaan, lalu rekreasi. Ada beberapa standar yang Allah ingin kita fokuskan pada uang dan kepemilikan. Bacalah ayat-ayat berikut dan diskusikan mengapa ayat-ayat itu penting nilai dan standarnya untuk kita jalani. Kehidupan Kristen (1) 39 1. Mengenai Kepuasan Kita seharusnya bersyukur kepada hal-hal yang kita miliki. “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfieman: Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibr. 13:5). Bacalah 1 Timotius 6:6-8. “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia...” 2. Pentingnya Bekerja Keras Banyak orang yang tidak menyukai bekerja, tetapi menginginkan segala sesuatu. Pandangan mereka ini adalah ‘mengapa harus kuatir tentang hari esok, lakukan apa saja untuk hari ini!’ Oleh karena itu, banyak orang pergi berkeliling untuk membeli semua macam barang dengan menggunakan kartu kredit. Tetapi ingatlah, sebagai umat Allah, Ia menginginkan kita untuk menyimpan hal-hal yang kita perlukan. “Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi” (Ams. 12:11). 3. Pengaturan Uang Kita seharusnya menggunakan uang dengan bijaksana dan dengan hati yang takut akan Allah. “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah” (Ibr. 13:16). 4. Perencanaan ke Depan Allah menginginkan kita untuk menjadi seorang perencana. Apa yang kita lakukan pada hari ini adalah dasar bagi hari esok. “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu” (Ams. 16:3). Menguji Pemahaman 1. Mengapa Abram membiarkan Lot terlebih dahulu memilih apapun tanah yang dia inginkan? Hal ini memberitahukan apakah perihal prioritas Abram dan imannya kepada Allah? 2. Bagaimana Abram memastikan bahwa ia menolak tawaran apapun dari Raja Sodom? Mengapa Abram melakukan hal itu? 3. Apakah yang Ibrani 13:5 beritahukan tentang sikap yang benar, yang seharusnya kita miliki berkenaan dengan harta? 4. Nasihat apakah di dalam Ibrani 13:16 yang kita harus perhatikan berkenaan dengan hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita? 40 Kehidupan Kristen (1) Penerapan Kehidupan Bahayanya Materialisme (Gaya Hidup yang Menonjolkan Kekayaan) Suatu saat, Tolstoy memberitahukan suatu kisah mengenai penjualan rumah di daerah yang terpencil. Beberapa pengusaha Rusia membuat suatu penawaran untuk menjual semua tanah milik seseorang yang dapat dikelilingi dalam satu hari seharga seribu rubel (mata uang Rusia). Orang yang berminat harus kembali pada sore hari atau ia akan kehilangan kesempatan itu. Setelah mendengarkan penawaran itu, seorang petani segera menjual segala sesuatunya demi memperoleh keuntungan dari pembeliannya itu. Ia memberikan seribu rubel kepada para pengusaha dan membuat segera berangkat. Petani itu berjalan berkeliling sambil memandang semua bukit yang indah, yang ingin dimilikinya. Setelah berjalan sekian jauhnya, ia bahkan memandang kepada sebuah tanah yang lebih ingin dimilikinya lagi. Ia mempercepat langkahnya untuk menuju ke tanah itu. Senja hampir tiba dan petani itu harus kembali. Ia mulai berlomba untuk mencapai batas waktu yang ditentukan, mengelilingi sebanyak mungkin tanah secara manusiawi. Ia berlari secepat mungkin untuk mencapai tujuan. Akhirnya, ia tiba pula dengan tetap waktu, tetapi langsung terjatuh mati di atas suatu tanda. Sekarang, semua tanah yang ia perlukan adalah sebuah lubang kubur saja. Tips Mengajar Kisah Tolstoy mengilustrasikan kata ‘lebih’ yang memimpin kepada kematian. Murid-murid akan memberitahukan bahwa lebih dari segala sesuatu itu lebih baik, karena memberikan popularitas, kemewahan, bahkan kekuasaan. Bagian terpenting dari kata ‘lebih’ menyatakan tersedianya rasa aman – keinginan emosional nomor satu dari para remaja. Bagaimanapun, satu-satunya hal yang benar-benar dapat menyediakan rasa aman adalah sebuah hubungan dengan Allah. Setelah itu, Ia adalah Penyedia dari semua hal yang kita miliki. Pertanyaan: Apakah yang kalian akan lakukan bila diberikan kesempatan serupa? Pertanyaan Diskusi: 1. Bacalah 1 Timotius 6:6-8. Menurut ayat ini, apakah kunci dari kepuasan? 2. Apakah pemahaman kalian mengenai kesalehan? 3. Karena Allah akan menyediakan segala keperluan kita, baik secara jasmani maupun rohani, bagaimana kita seharusnya menghargai prioritas pribadi? 4. Mengapa sikap kita terhadap kepemilikan berpengaruh besar terhadap hubungan kita, terutama dengan Allah? 5. Tiap-tiap orang dari antara kita akan mati suatu hari kelak. Apakah yang akan menjadi milik kalian, bila Allah memberitahukan bahwa hari esok kalian adalah yang terakhir? Kehidupaan Kristen (1) 41 Allah memberikan sumber daya kepada kita karena beberapa alasan. Yang menariknya, salah satu dari alasan itu adalah kesenangan yang mereka berikan. Tetapi sekali kita menginginkan kesenangan yang mereka berikan itu melebihi daripada Sang Pemberi, kita menyembah berhala. Apakah yang Allah katakan tentang hal itu? Marilah kita baca Yakobus 4:4-5. Ayat ini memberitahukan bahwa Allah tidak akan memberikan tempat yang kedua bagi yang lain. Pada akhirnya, alasan manusia untuk mengumpulkan kekayaan adalah untuk meningkatkan rasa keamanan mereka. Allah, Pencipta dan Penyedia dari segala kekayaan, mengetahui bahwa hanya sebuah hubungan dengan-Nyalah yang akan menyediakan keamanan yang sejati, yang manusia cari. Seperti apa yang kita pelajari terdahulu, pilihan Abram didasarkan pada keyakinan dirinya dalam mempercayai Allah yang merupakan pilihan yang paling menguntungkan yang ia buat, bahkan ketika manfaat itu belum segera dirasakan olehnya. Renungan dan Doa Kita perlu bertanya kepada diri sendiri, “Apakah harta kekayaan kita?” Bacalah dalam Lukas 12:34. “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Pesan ini begitu jelas bagi kita. Apa yang kita anggap bernilai, sesungguhnya mencerminkan hati kita. Bayangkan bila kita harus duduk selamanya di suatu ruangan dengan hal-hal yang kita anggap bernilai. Banyak dari antara kita akan duduk seorang diri dengan tas-tas yang berisi uang. Bagaimana dengan duduk di dalam suatu ruangan yang penuh dengan kasih terhadap sesama, yang kita berikan waktu, cinta, dukungan dan perhatian? Itulah harta yang Allah akan megahkan. Dalam Matius 6:33, Yesus Kristus memberitahukan bahwa kita perlu “mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” Itulah yang Allah anggap harta dan yang bernilai. Marilah kita memohon, agar Allah memberikan hikmat rohani kepada kita semua. 42 Kehidupan Kristen (1) pelajaran 6 Keuangan Pribadi, Pemberian dan Perpuluhan Bacaan Kitab Kej. 14; Mal. 3; Mrk. 10:17-30; Luk. 16:19-25; Mat. 26:1-13 Sasaran Pelajaran 1. Agar murid-murid memahami pentingnya mengatur uang dengan bijaksana 2. Agar murid-murid mengetahui bahwa lebih penting menjadi kaya di hadapan Allah daripada menjadi kaya di bumi Ayat Alkitab “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi...karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Mat. 6:19,21) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kejadian 14; Maleakhi 3; Markus 9-10; Lukas 16-17; Matius 26 Latar Belakang Alkitab ‘Pengurapan’ yang disebutkan dalam kitab Injil (Mat. 26:7,9,12; Mrk. 14:3-4; Luk. 7:37-38), yang digunakan untuk mengurapi Tuhan Yesus merupakan macam pengurapan yang terbaik. Narwastu merupakan salah satu dari minyak wangi paling mahal harganya. Buli-buli pualam yang berisi minyak narwastu yang perempuan itu pergunakan untuk mengurapi Tuhan Yesus seimbang harganya dengan penghasilan dari seseorang selama satu tahun. Perempuan yang mengurapi Yesus Kristus tentunya bukanlah seorang perempuan yang berstatus sosial yang tinggi atau seorang kaya yang hebat. Kerendahan hati dan ketulusan hati dari perempuan ini membuat Tuhan Yesus dapat melihatnya dengan jelas. Kehidupan Kristen (1) 43 Pemanasan Seberapa banyakkah yang kalian pikirkan bahwa Alkitab berhadapan dengan topik yang berkenaan dengan persoalan iman dan bukan dengan topik duniawi seperti uang dan kekayaan? (Biarlah murid-murid menanggapinya.) Sebenarnya, persoalan keuangan adalah topik yang penting di dalam Alkitab. Allah tentu memiliki persyaratan bagi anak-anak-Nya dalam persoalan keuangan. Alkitab pun adalah sebuah petunjuk yang baik, yang mengarahkan, agar kita menjadi bijaksana dalam menghadapi uang. Kadang, uang dapat menjadi bagian dari iman kita kepada Allah dan kasih kita kepada sesama. Hari ini, kita akan melihat beberapa pengajaran Alkitab yang berkenaan dengan uang dan kekayaan. Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Mempersembahkan Perpuluhan Apakah kita mengetahui tentang perpuluhan? Seberapa seringkah kita mempersembahkan perpuluhan? Dalam Perjanjian Lama, khususnya di bawah hukum Taurat, ada banyak macam persembahan yang umat Israel harus persembahkan kepada Allah. Beberapa di antaranya adalah untuk mendamaikan dosa dan yang lainnya untuk ucapan syukur. Bagaimanapun, perpuluhan bukanlah merupakan bagian dari macam-macam persembahan itu. Sejarah dari perpuluhan berasal dari zaman Abraham. Marilah kita membaca ayat-ayat Alkitab berikut untuk menemukan lebih banyak lagi perihal perpuluhan. 1. Catatan pertama Alkitabiah mengenai persembahan perpuluhan a. Abraham mempersembahkan perpuluhan kepada Raja Melkisedek; perpuluhan berarti sepersepuluh (Kej. 14:17-20). b. Raja Melkisedek sebenarnya merupakan perwujudan Allah dalam Perjanjian Lama (Ibr. 7:14). c. Nazar Yakub kepada Allah selagi berada di padang gurun menegaskan bahwa perpuluhan merupakan sebuah kewajiban umat Allah di kemudian hari (Kej. 28:22). 2. Tujuan dari perpuluhan selama zaman imam-imam a. Selama penaklukkan Kanaan, suku Lewi tidak diberikan bagian tanah apapun sebagai milik pusaka. Mereka bergantung pada perpuluhan dari 12 suku lainnya bagi mata pencaharian mereka (Yos. 14:3-4). b. Suku Lewi yang dipilih untuk mengerjakan urusan di Bait Allah bergantung pada perpuluhan sebagai rezeki mereka (Bil. 18:21-24). c. Perpuluhan dipersembahkan dalam bentuk binatang dan hasil tanah (Im. 27:30). 44 Kehidupan Kristen (1) 3. Pentingnya persembahan perpuluhan di hadapan Allah a. Kesalahan yang disengaja dalam mempersembahkan perpuluhan dianggap sebagai tindakan pencurian terhadap hak Allah (Mal. 3:8-9). b. Allah menjanjikan berkat yang berlimpah, bila kita mempersembahkan perpuluhan kepada-Nya (Mal. 3:10). Dalam Perjanjian Baru, perpuluhan tetap dijalankan (Luk. 11:42). Bagian # 2 – Semangat Memberi Sebagai anak-anak Allah, kita harus menjadi terang dunia. Ini bukan hanya soal perilaku baik kita, tetapi semangat berbagi yang murah hati terhadap apa yang Allah telah berikan kepada kita. Barangsiapa yang rela mempersembahkan dan berbagi, senantiasa ia akan dikenan di hadapan Allah. Marilah kita pelajari beberapa contoh berikut dari Alkitab, beberapa di antaranya, ada yang menolak untuk berbagi kepada yang lain dengan murah hati dan ingin dipuji. A. Orang Muda yang Kaya (Mrk. 10:17-30) 1. Apakah jawaban Tuhan Yesus kepada orang muda berkenaan dengan cara untuk memperoleh hidup yang kekal? Tuhan Yesus menyarankan seorang muda kaya yang datang kepada-Nya, agar melakukan Sepuluh Perintah Allah (bagian mengasihi sesama manusia) yaitu: “Jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang dan hormatilah ayahmu dan ibumu.” Orang muda kaya itupun menjawab bahwa ia telah menuruti semua hukum itu sejak dari masa mudanya. Lalu, Tuhan Yesus memberitahukan bahwa masih terdapat satu kekurangan lagi kepadanya, yaitu juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga; kemudian, datanglah ke mari dan ikutlah Aku. Mendengar perkataan itu, orang muda kaya itu pergi dengan sedihnya. 2. Apakah Tuhan Yesus benar-benar bermaksud mengharuskan kita miskin untuk menjadi murid-Nya? Bila tidak demikian, apakah yang kalian pikirkan mengenai yang Tuhan Yesus katakan kepada orang muda yang kaya itu? Tuhan Yesus tentu tidak bermaksud mengharuskan orang muda yang kaya itu menjadi miskin, agar dapat mengikut Dia. Apa yang Tuhan maksudkan sebenarnya adalah perihal prioritas kita. Orang muda yang kaya itu tidak dapat menyerahkan kekayaannya. Itu menjadi sebuah batu sandungan bagi dirinya. Setiap orang memiliki batu sandungannya masing-masing. Bagi kebanyakan orang, uang merupakan penghalang bagi mereka untuk dapat menemukan Allah. Mereka ingin menghabiskan sebagian besar dari waktu dan tenaga untuk memperoleh uang yang lebih banyak lagi. Sementara bagi yang lainnya, batu sandungan itu dapat berupa kebanggaan mereka, hingga menghalangi untuk datang ke hadapan Allah. Penting bagi setiap orang untuk menguji apa standar di antara diri mereka dengan Allah. 3. Apakah ‘harta di surga’ berarti bagi kalian? Kita sering mendengar perihal ‘upah kita yang di surga’ sebagai alasan mengapa kita ingin mematuhi Allah atau melakukan kebaikan bagi sesama manusia. Tetapi, apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan ‘harta di surga’? Hal ini Kehidupan Kristen (1) 45 pantas untuk kita renungkan. Kita mengetahui bahwa ketika berada di surga, kita akan melihat Allah dan bersama-sama dengan-Nya untuk selama-lamanya. Sukacita yang demikian mungkin melampaui bayangan kita sekarang. Tetapi, bila dapat membayangkan sedikit saja dari kebaikan yang sebenarnya dan keindahan surga, maka itulah upah kita yang sesungguhnya. Kita tidak seharusnya mendambakan ‘kekayaan’ di dalam surga dan beranggapan untuk membuang kesempatan untuk menjadi kaya di dunia, agar dapat menjadi kaya di surga. Anggapan demikan justru akan menggagalkan tujuan keselamatan dari Allah. B. Orang yang Kaya dan Lazarus (Luk. 16:19-25) 1. Apakah merupakan suatu dosa untuk menjadi kaya? Bila tidak, apakah yang salah dengan jalan orang kaya yang memimpin hidupnya itu? Tentu bukanlah dosa untuk menjadi kaya. Faktanya, kekayaan pun dapat berasal dari berkat-berkat yang Allah berikan kepada kita melalui sebuah karir yang bagus, disertai dengan hikmat untuk mengelolah uang. Pada umumnya, orang kaya menjalani kehidupannya dengan berlebihan – terlalu banyak makanan, terlalu banyak kenikmatan. Umat Kristen seharusnya menjalani sebuah kehidupan yang sederhana. Bila Allah telah memberkati dengan berkat yang berkelimpahan, kita seharusnya belajar untuk membagikan segala berkat Allah itu kepada orang lain – orang yang miskin, orang yang sakit, atau bahkan mereka yang membutuhkan perhatian lebih dari kita. Berbagi berkat-berkat Allah bukanlah berarti berbagi perihal kekayaan saja, tetapi berbagi dalam bentuk perasaan dan berkat rohani pula. 2. Siapakah ‘Lazarus-Lazarus’ hari ini yang kepadanya kita dapat tunjukkan kemurahan hati? C. Perempuan yang Mempersembahkan Buli-Buli Pualam Minyak Narwastu (Mat. 26:1-13) 1. Seberapa mahalkah menurut kalian harga dari buli-buli pualam minyak narwastu yang dipersembahkan, menurut zaman sekarang ini? 2. Apakah yang orang-orang katakan mengenai persembahannya? 3. Apakah yang kalian katakan mengenai persembahannya? 4. Apakah yang Yesus Kristus katakan mengenai persembahannya? Saat Tuhan Yesus masih di dunia, harga dari buli-buli pualam minyak narwastu adalah setara dengan upah dari seorang pekerja selama satu tahun, mungkin merupakan upah dari golongan masyarakat menengah. Itu merupakan uang yang sangat banyak. Tidaklah mengherankan bahwa saat perempuan itu membuka tutup buli-buli pulam untuk mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak narwastu, orangorang langusng terkejut, bahkan menganggap suatu tindakan pemborosan, seperti melakukan tindakan amal ini. Tetapi tentu saja, mereka tidak menyadari bahwa Tuhan Yesus justru menghargai sikap dari perempuan itu. Di manapun Injil ini diberitakan, Tuhan Yesus ingin agar tindakan dari perempuan itu diberitakan pula. Ini adalah sebuah pelajaran bahwa ketika mempersembahkan sesuatu kepada Allah, 46 Kehidupan Kristen (1) kita seharusnya mempersembahkan yang terbaik. Sekalipun Allah tidak memperhatikan nilai jasmani dari apa yang kita persembahkan, tetapi tidaklah seharusnya mempersembahkan kepada Allah dari yang sisa atau sudah tidak terpakai lagi oleh kita. Ini berlaku bagi persembahan kita secara jasmani kepada gereja ataupun dengan persembahan waktu dan tenaga yang tidak kelihatan. C. Kekayaan Ketika membicarakan perihal kekayaan, tidak selalu berarti tentang uang yang trilyunan rupiah. Kekayaan adalah apa yang kita miliki. Bacalah beberapa nasihat berikut dari Alkitab. Kemudian, dengan kata-kata kalian sendiri, tuliskan tiga hal paling penting yang kalian akan berikan kepada diri sendiri atau teman sebaya di gereja berkenaan dengan pengaturan kekayaan yang baik. 1. Amsal 6:6-8 – “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak,...ia menyediakan rotinya di musim panas dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.” 2. Amsal 6:10-11 – “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring – maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.” 3. Amsal 26:15 – “Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.” 4. Amsal 31:15 – “Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.” 5. Amsal 31:16 – “Ia membeli sebuah ladang yang diingininya dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya.” 6. Pengkhotbah 4:6 – “Segenggam ketenangan lebih baik daripada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.” 7. Pengkhotbah 10:18 – “Oleh karena kemalasan runtuhlah atap dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah.” Menguji Pemahaman 1. Apakah maksud dari perpuluhan? 2. Mengapa Allah mengharapkan perpuluhan dari umat Israel? 3. Bagaimana kita dapat memberitahukan bahwa Allah memandang perpuluhan sebagai sesuatu yang penting? Kehidupan Kristen (1) 47 4. Apakah yang Yesus Kristus perintahkan agar orang muda kaya untuk memperoleh kehidupan yang kekal? 5. Apakah yang salah dengan gaya hidup dari orang kaya dalam perumpamaan ‘Orang yang Kaya dan Lazarus’? Penerapan Kehidupan Bagian A – Seperti Apakah Tampaknya Perencanaan Keuanganmu? Hari ini, ketika membuka halaman-halaman dari suatu surat kabar dan majalah,kalian akan melihat iklan-iklan dari beberapa perusahan penanaman modal yang memberitahukan perihal perencanaan keuangan. Marilah kita membaca suatu cerita bagaimana seorang pebisnis yang berhasil dengan suatu perencanaan keuangannya bagi seorang nelayan miskin yang ia temui ketika sedang berlibur. Seorang pebisnis Amerika sedang berada di dermaga dari suatu desa di pesisir Amerika Selatan dan saat itu, sebuah perahu kecil dengan seorang nelayan sedang berlabuh. Di dalam perahu yang kecil itu terdapat beberapa macam ikan tuna yellowfin yang besar. Ia memuji nelayan itu karena hasil tangkapan ikannya dan menanyakan berapa lama untuk menangkap ikan-ikan sebanyak itu. Nelayan itu menjawab, “Hanya perlu waktu yang singkat.” Lalu, pebisnis Amerika menanyakan mengapa nelayan itu tidak dapat tinggal lebih lama di rumah dan dapat menangkap ikan sebanyak itu. Nelayan itu menjawab bahwa ia harus mendukung kebutuhan keluarganya. Kemudian, pebisnis Amerika itu bertanya, “Jadi, apakah yang kamu lakukan dengan waktu luangmu?” Nelayan itu menjawab, “Tidur hingga larut malam, memancing, bermain dengan anak-anak, tidur siang bersama istri dan mengelilingi desa setiap petang sambil minum arak serta berimain gitar bersama dengan teman-teman. Saya memiliki sebuah kehidupan yang sibuk dan yang padat.” Setelah itu, pebisnis Amerika berkata, “Saya seorang lulusan pascasarjana bidang bisnis (Master of Business Administration/MBA) di Harvard. Saya dapat membantu, asalkan kamu menghabiskan lebih banyak waktu untuk menangkap ikan dan dari hasilnya, belilah sebuah perahu yang lebih besar. Dengan hasil tangkapan ikan dari perahu yang lebih besar itu, kamu dapat membeli beberapa perahu yang lain dan akhirnya, kamu akan memiliki sebuah armada perahu untuk penangkapan ikan. Sebagai ganti menjual hasil tangkapan ikanmu kepada seorang makelar, juallah langsung kepada seorang pengelolah, yang pada akhirnya, bukalah sebuah pabrik pengalengan makanan. Kamu akan mengendalikan produksi, pengelolahan dan pengirimannya...kamu akan tinggalkan desa yang kecil ini, berpindah ke Los Angeles, bahkan ke New York City, dimana kamu akan mengembangkan perusahaanmu sendiri. Kamu akan menjual saham perusahaanmu kepada masyarakat luas, dimana saham itu akan diperdagangkan di New York Stock Exchange. Kemudian, kamu akan memperoleh milyaran dolar. “Berapa lamakah semuanya ini akan terjadi, tuan?” tanya nelayan kepada pebisnis Amerika itu. “Kira-kira 20 tahun atau lebih,” jawab pebisnis Amerika dengan penuh pertimbangan. 48 Kehidupan Kristen (1) “Milyaran dolar, hmm, lalu bagaimana selanjutnya, tuan?” tanya nelayan itu. “Selanjutnya, kamu akan pensiun, pindah ke sebuah desa yang kecil, dimana kamu dapat tidur hingga larut malam, memancing, bermain dengan anak-anak, tidur siang bersama istri dan mengelilingi desa setiap petang sambil meneguk anggur dan berimain gitar bersama dengan teman-temanmu.” Pertanyaan Diskusi: 1. Apakah yang cerita ini beritahukan kepada kalian? (Bagikan kesan kalian kepada murid lainnya) 2. Siapakah menurut kalian yang lebih bijaksana dari kedua tokoh dalam cerita ini? Mengapa? 3. Setelah membaca satu kemungkinan tentang perencanaan keuangan seperti yang ditawarkan oleh pebisnis Amerika dalam cerita ini, kalian sekarang dapat menuliskan perencanaan keuangan masing-masing. Mungkin kebanyakan dari kalian, masih sebagai murid-murid, yang belum memiliki perencanaan keuangan. Tetapi dalam latihan ini, biarlah kita merencanakan sesederhana mungkin tentang keuangan masing-masing dan bayangkan kehidupan kita ingin tampak seperti apakah dalam 20 tahun mendatang. Buatlah suatu konsep perencanaan keuangan bagi diri kalian pribadi untuk saat sekarang dan nanti. Setelah itu, bagikan kepada teman-teman tentang seperti apakah tampaknya perencanaan keuangan kalian. Di sini, ada beberapa pertanyaan yang kalian dapat pertimbangkan: a. Siapakah orang yang terlibat dalam perencanaan keuangan kalian – hanya diri sendiri atau melibatkan pula orang lain, seperti anggota keluarga, Allah, jemaat atau yang lainnya. b. Macam aktivitas apakah yang akan membatu kalian mencapai tujuan atau sasaran kalian itu? c. Apakah aktivitas yang kalian rencanakan dalam pencapaian tujuan itu berkenan di hadapan Allah? d. Pengorbanan apakah yang kalian harus buat untuk mencapai tujuan itu? Apakah pengorbanan itu bermanfaat? e. Menurut kalian, apakah yang Allah akan katakan tentang rencana kalian ini pada saat sekarang dan pada saat hari penghakiman? Bagian B – “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.” (Kis. 20:35) Apakah kalian mengetahui siapakah yang mengatakan kata-kata ini? Tuhan Yesus sendiri yang mengatakannya. Ini sulit diyakini atau diterima, bila yang memberi itu adalah seorang yang sangat miskin. Walaupun demikian, ada banyak kesaksian yang bagus dari orang-orang yang memberi, sekalipun mereka memiliki keterbatasan dalam hal keuangan. Marilah kita baca terlebih dahulu sebuah contoh dari Alkitab, yaitu dalam Markus 12:41-44. Kehidupan Kristen (1) 49 1. Seberapa banyakkah yang janda ini berikan sebagai persembahan? 2. Mengapa Tuhan Yesus memuji tindakannya dalam memberi persembahan? 3. Apakah yang kalian anggap lebih penting, nilai dari suatu persembahan atau sikap dalam memberikan persembahan? Mengapa? Selanjutnya, marilah kita membaca dua kejadian yang nyata, dari orangorang yang mempersembahkan sesuatu ketika mereka sendiri sedang menghadapi kesulitan keuangan. Cerita A Hudson Taylor adalah seorang pemberita Injil yang begitu terkenal, yang merintis pekerjaan penginjilannya di Cina, yang sebelumnya belum sempat diberitakan di Cina. Suatu hari, ia dipanggil datang ke suatu rumah penduduk di sana untuk mendoakan seorang perempuan yang sedang sakit. Ia dipanggil, karena tidak seperti pemimpin agama lainnya, tetapi ia justru tidak menuntut bayaran atas kunjungannya. Perempuan yang sedang sakit itu adalah dari keluarga yang sangat miskin. Ketika Taylor melihat kemiskinannya, ia mengambil uang satu koin dari sakunya. Setelah itu, ia hanya memiliki uang satu koin saja. Ia tidak dapat memberikan seluruhnya uang koinnya kepadanya! Apakah yang ia akan lakukan untuk bertahan hidup? Ia hanya memiliki dua kali kesempatan lagi untuk menyantap makanan bagi dirinya di rumah. Taylor berlutut berdoa bagi perempuan yang sakit itu, tetapi ia justru tidak dapat berdoa. Ia merasakan hati nuraninya memberitahukan bahwa dirinya harus menyerahkan uang satu koin lagi yang tertinggal di sakunya. Tetapi, bagaimana ia dapat menjalani hidupnya tanpa memiliki uang satu koinpun? Dengan pikiran yang demikian, ia berusaha untuk berdoa, tetapi gagal lagi. Akhirnya, ia menyerahkan uang satu koin kepada perempuan itu. Setelah itu, ia merasakan suatu kelegaan yang luar biasa. Pengalaman Hudson Taylor memberikan satu contoh tentang apa yang berarti untuk menjangkau orang-orang yang miskin dan yang membutuhkan – ini adalah sesuatu yang Allah minta dari pada kita, bahkan ketika kita sendiri adalah seorang yang miskin dan yang membutuhkan pula. Cerita B Seorang saudari terkena suatu infeksi yang mengharuskan dirinya untuk melakukan sebuah operasi kecil. Ia beranggapan bahwa dirinya harus dapat bertahan selama mungkin, karena tidak memiliki asuransi yang dapat menutupi biaya pengobatan dirinya dan tidak mampu pula untuk membayar tagihan pengobatan yang dibebankan kepadanya dari pihak rumah sakit. Dalam keadaan yang begitu sulitnya, ia mengetahui bahwa dirinya harus berusaha untuk melakukan sesuatu. Ada seorang teman yang menyarankan, agar ia pergi ke sebuah rumah sakit, yang akan memberikan pengobatan pelajar dan penginapan scara gratis sebagai bagian dari pelatihan mereka. Rumah sakit itu, bagaimanapun hanya menerima jumlah pasien yang terbatas yang datang ke situ setiap minggunya. Adapun waktu bagi program pengobatan gratis dimulai setiap harinya pukul 6 pagi. 50 Kehidupan Kristen (1) Tanpa menunda lagi, saudari ini membeli tiket kereta api bawah tanah untuk pergi ke rumah sakit itu pada keesokan harinya. Sebuah pagi yang dingin di awal musim semi, angin yang berhembus masih terasa dingin menusuk tulang dan salju yang berada di jalanpun belum mencair benar. Begitu tiba, pintu rumah sakitpun ternyata belum dibuka. Saudari ini melihat bahwa ada sejumlah orang yang mengantri. Ia pun bergabung dalam antrian itu, sambil berdoa agar Allah mengizinkannya menjadi salah seorang pasien yang diterima dalam pengobatan gratis itu. Setelah dua jam menunggu, nomor antrian saudari ini disebut. Ia pergi ke bagian penerimaan pasien dengan harapan dan rasa syukur yang besar. Lalu muncullah berita buruk baginya: Penerima pasien memberitahukan bahwa karena jumlah dokter yang kurang memadai pada hari itu, maka ia dan pasien lainnya yang telah mengantri harus pulang ke rumah masing-masing dan datang kembali pada keesokan harinya. Setelah mendengar berita itu, saudari inipun terasa hancur jiwanya, hingga menangis dengan sedihnya. Mengapa Allah mengizinkan hal ini terjadi? Mengapa ia harus menderita seperti ini? Beberapa pikiran sedih dan ragu akan kasih Allah mengisi seluruh jiwanya, sehingga ia menuju ke statiun kereta api itu sambil mencucurkan air mata. Ia berdoa kepada Allah, agar dirinya tidak menjadi terlalu kecewa kepada-Nya kelak. Ketika kereta api mulai berangkat, sepertinya saudari ini sedang berjalan melalui sebuah perjalanan yang jauh untuk mencapai stasiun berikutnya. Ia pun mendengar suara sayu yang sedang bernyanyi. Ia melihat bahwa suara itu berasal dari seorang pengamen tua yang buta dan yang lemah, yang sedang bermain keyboard elektronik, sambil bernyanyi dengan sekuat tenaga. Hatinyapun begitu terharu. Saudari ini berpikir bahwa betapa banyaknya berkat yang ia terima, karena dirinya memiliki pekerjaan yang lebih mudah untuk memelihara kehidupannya daripada orang tua yang lemah ini. Siapa tahu, dia mungkin memiliki anggota keluarga yang membutuhkan makanan atau ada ibunya yang sedang sakit atau mungkin karena kondisi pengobatan atau tagihan yang harus dihadapinya. Segera, saudari ini mengambil semua uang koin dari dalam dompetnya dan menaruhnya ke dalam kotak uang yang kotor di hadapan orang tua itu. Pada kesempatan itu, penyakit infeksi dari saudari ini memang tidak meninggalkan dirinya. Tetapi, dalam jiwanya, ia menyadari bahwa hidup itu indah, setelah ada kasih. Ia bersyukur kepada Allah bahwa dirinya tidak menjadi kecewa dan masih memiliki sedikit rasa belas kasih untuk memikirkan orang lain dan bukan untuk dirinya sendiri. Dengan pikiran seperti itu, entah bagaimana, penyakitnya itu tampak lebih dapat ia tanggung. Pertanyaan Diskusi: 1. Pernahkah kalian menjadi semiskin Hudson Taylor pada saat itu, hanya ada dua kali kesempatan menyantap makanan di rumah dan memiliki uang satu koin saja? Pernahkah kalian menjadi begitu miskinnya, hingga biaya pengobatan pun melampaui kemampuan keuangan kalian? 2. Kebanyakan masyarakat yang tinggal di Amerika sekarang ini tidaklah semiskin seperti Hudson Taylor. Tetapi, tidaklah sulit untuk membayangkan seperti apakah menjadi miskin itu. Taruhlah diri kalian dalam situasi Hudson Taylor dan saudari itu. Kalian akan merasakan seperti apakah? 3. Baik masalah keuangan Hudson Taylor maupun saudari itu terpecahkan ketika mereka membantu orang-orang dari kesulitan mereka. Sekalipun demikian, tiaptiap dari mereka menerima upahnya masing-masing. Apakah upah mereka? Kehidupan Kristen (1) 51 4. Apakah kalian bertemu dengan orang-orang yang miskin dan yang membutuhkan bantuan kalian? Siapakah mereka itu? Apakah yang kalian dapat bantu kepada mereka? 5. Apakah pelajaran tentang semangat memberi yang kalian telah peroleh dari kedua cerita itu? Renungan dan Doa “Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” (Pkh. 1:1-3). Perkataan ini adalah kata-kata dari raja yang paling kaya di dalam sejarah umat manusia. Kekayaannya mungkin tidaklah sama dengan beberapa orang terkaya di dunia sekarang ini. Bagaimanapun, inilah kesimpulannya mengenai suatu kehidupan di bawah matahari, suatu kehidupan tanpa Allah. Oleh karena itu, dalam kesimpulannya pada kitab Pengkhotbah, ia mengingatkan bagaimana memastikan kehidupan kita jangan sampai menjadi sia-sia. “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat” (Pkh. 12:13-14). Kiranya Allah memberikan hikmat rohani untuk mengetahui apa yang kita kejar dalam kehidupan ini, sehingga tidak kehilangan kendali dalam mengejar kekayaan, tidak lupa untuk takut akan Allah serta memperhatikan sesama umat manusia. 52 Kehidupan Kristen (1) Halaman Kosong Kehidupan Kristen (1) 53 Tantangan Bebas dari Hidup Dosa Sasaran 54 Topik utamabermaksud dari kitab Keluaran Allah tidak adalah bebas belenggu menjadikan umatdari pilihan-Nya dengan menjalani kehidupan beroleh keselamatan di dalam seperti seorang Allah. Dalam pertapa, pelajaranyang ini, tidak bergaul akan dengan orang murid-murid mempelajari lain di dunia ini. umat Faktanya,Israel saat bagaimana memanggil Abraham, Allah dibebaskan dari perbudakan memberitahukan dan mengawalikepadanya perjalanan bahwayang melalui Abrahamlah, iman luar diri biasa. Di dalam semua bangsa di bumi akan ini, perjalanan yang panjang diberkati 12:3). Tetapi, umat Allah(Kej. menyadari pentingnya bagian yang terberat kenyataan bahwa dari menjadi menjalani kehidupan di dunia bebas sepenuhnya berarti bebas sebenarnya adalah mematuhi Allah danbergaul melakukan dengan sesamaDalam manusia kehendak-Nya. dunia hari dengan berhasildiyakini dan sesuai ini, kebebasan menjadi dengan pengajaran Allah. berkuasa melakukan sesuatu Pada bagian ini, murid- Muridhal yang menyenangkan. murid akan murid tidakmempelajari akan ragu-ragu beberapa rohani berjuang hikmat terhadap apayang yang menjelaskan bagaimana masyarakat beritakan dan apa bergaul secara ramah yang mereka ketahuidengan adalah sesama manusia. benar. Sebagaimana sebagian besar kasus, mereka mengetahui apa yang saleh, tetapi ketika harus mengamalkannya, itu adalah cerita yang berbeda. Bagaimana mereka dapat menyadari atau memahami apa yang Allah ingin perbuat dan apa yang setiap orang tidak ingin lakukan sehubungan dengan kebebasan? Melalui pelajaran ini, murid-murid akan belajar bahwa tubuh mereka adalah roh yang menaruh ruang bagi Allah dan perilaku mereka berbicara mengenai untuk apa mereka bertahan. Akhirnya, mereka akan menyadari bahwa kebebasan di dalam Allah adalah kebebasan dari belenggu dosa dunia dan kuasa untuk mematuhi kehendak-Nya. Kehidupan Kristen (1) Bagian # 3 2 Renungan Bagi Para Guru Sebagai anak-anak Allah, kita Mematuhi perintah Allah masih hiduphal di dunia ini. Tidak bukanlah mudah untuk dapat terelakkan kitakita dilakukan. Berapabahwa kalikah akan berusaha menghadapi berbagai telah membengkokkan persoalan Allah dan kesulitan. kebenaran untuk memenuhi Ketika benar-benar sedikit seseorang kebutuhan dan keinginan dekatdan kepada Allah, membodohi berbagai kita kemudian persoalan diri sendirihidup ke dapat dalamteratasi. pikiran Tetapi, kita tidaktelah selalu langsung bahwa mematuhi.-Nya. teratasi persoalan Ketika berbagai Allah memberitahukan itu, terutama ketika kita berada bahwa kita perlu mengubah caradalam saat-saat cara hidup kita,yang kita sulit. menolak Pada saat-saat seperti keras dan meyakini diriitu, sendiri kita harus bahwa apamempertahankan yang kita perbuat pengajaran jangan bukanlah halAllah yangdan buruk. Dalam menyerah kepada kelemahan kenyataannya, kita mencari jalan kita dandan pencobaan yang ada. pintas jalan keluar bagi Kadang, lebih mudah untuk hidup kitaini sebagai orang Kristen. dikatakan untuksebuah Kebenarandaripada Allah seperti diperbuat. Itulah mengapa mercu suar, yang dapat menuntun Allah telah memberikan kita ketika sedang menghadapi saudara-saudari seiman badai. Tetapi mercu suar tidak untuk membantu, memotivasi, dapat mengubah keinginan dan mendoakan dan mengingatkan kebutuhan kita. Seperti sebuah hal-hal benar yang kita harus bejana, kita harus mengubah lakukan. Jadi, ketika halarah untuk menyesuaikan hal tampak berat untuk kita hidup kita kepada apa yang hadapi, biarlah kita berpaling Allah inginkan. Allah senantiasa kepada Allah dan mencari ada untukdari kita, tetapi ketika Ia bantuan saudara-saudari beritahu seiman. kita untuk mengubah jalan hidup kita, kita benar-benar tidak tetapi harus Selalumemiliki Bersinarpilihan, bagi Allah mematuhinya. Yesus “Kamu Kristus adalah terang dunia. Tidak Pernah Berubah Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” “Yesus (Matius Kristus 5:14) tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” (Ibrani 13:8) pelajaran Kesepian dan Rasa Tertekan 7 Bacaan Kitab Mzm. 23; Mat. 28:20; 2 Tim. 2:22 Sasaran Pelajaran 1. Agar murid-murid memahami bahwa kesepian bukanlah bagian dari diri mereka, tetapi merupakan pengalaman dari semua manusia. 2. Agar murid-murid mengetahui bahwa Allah senantiasa beserta dengan mereka dan seharusnya mereka tidak pernah merasa takut untuk kesepian. 3. Agar murid-murid mengetahui bahwa kesepian dapat menjadi satu langkah menuju kedekatan kepada Allah. Ayat Alkitab “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mzm. 23:4) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Mazmur 23; Matius 28; 2 Timotius 1-4 Latar Belakang Alkitab Alkitab tidak secara langsung membicarakan perihal kesepian atau rasa tertekan seperti yang kita ketahui dalam kondisi sekarang ini. Tetapi, dari kehidupan beberapa tokoh Alkitab, kita tahu bahwa mereka menghadapi masa-masa yang penuh dengan kesepian. Yusuf yang dijual ke Mesir pada usia 17 tahun, yang mengalami perbudakan, yang menjalani hidup sebagai seorang narapidana dan yang akhirnya, menjadi seorang berkuasa di istana Firaun, adalah seorang pendatang di suatu negeri asing. Musa menghabiskan waktu 40 tahun lamanya seorang diri di padang gurun Midian. Dan saat dipilih untuk memimpin umat Allah keluar dari tanah perbudakan, ia menderita kesalahpahaman dan penuduhan, bahkan dari saudara kandungnya sendiri (Bil. 12). Sebagian besar hidupnya dihabiskan dalam kesepian. Pada akhir hidupnya, Musa seorang diri di Gunung Nebo dan Allah mengubur mayatnya (Ul. 34). Kehidupan Kristen (1) 55 Alkitab memperlihatkan banyak gambaran kehidupan dari orang-orang kudus pada zaman dahulu, seperti Yusuf dan Musa. Ketika mempelajari Alkitab, kita dapat beroleh manfaat lebih, asalkan secara perlahan berusaha untuk memahami keadaan dari tokoh-tokoh itu. Kita dapat melihat bahwa di dalam kesepian mereka, mereka menjadi lebih dekat kepada Allah, mereka bersandar kepada Allah untuk menyelesaikan pekerjaan yang besar. Oleh karena itu, kesepian bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan. Kesepian yang sesungguhnya adalah tanpa hadirat Allah. Inilah suatu pesan serupa yang berkaitan, baik kepada para guru maupun murid. Pemanasan Apakah kalian mengetahui bahwa di Amerika, rasa tertekan merupakan penyakit yang paling para pasien cari penanganan kesembuhannya bagi mental mereka? Penyakit ini hampir telah menjadi suatu persoalan bagi masyarakat luas. Setiap tahunnya, jutaan dolar disalurkan bagi penanganan dan penelitian penyakit ini. Mengapa kalian beranggapan bahwa rasa tertekan sudah menjadi sesuatu yang lazim pada hari ini? (Biarkan murid-murid menanggapinya.) Ada banyak alasan. Salah satu penyebab timbulnya rasa tertekan adalah kesepian. Kita melihat bahwa sulit bagi banyak orang untuk menjalin suatu hubungan yang mendalam. Banyak hubungan antara sesama manusia adalah pada tingkatan pekerjaan saja. Dengan meningkatnya pergerakan secara fisik, manusia dapat berpindah ke kota yang berbeda, agar mereka dapat beralih ke pekerjaan lainnya, sehingga hubungan yang terjalin selama ini dapat sedikit dikendurkan. Penekanan pada materialisme (gaya hidup yang menekankan pada nilai-nilai materi) justru membuat hati manusia menjadi semakin hampa. Semuanya ini dapat membuat seseorang merasa begitu kesepian dan pada akhirnya, rasa tertekanpun dapat timbul. Sebagai umat Kristen, kita seharusnya tidak pernah merasa kesepian. Karena Allah telah berjanji bahwa Ia akan senantiasa menyertai kita. Semua yang kita perlu lakukan adalah berserah kepada-Nya. Tentu saja, kita menjalani kehidupan ini dalam suatu cara yang bermanfaat bagi sesama manusia, sehingga membawa kemuliaan bagi nama Allah. Itu berarti bahwa kita harus berusaha untuk bergaul dengan orangorang di sekitar kita. Seseorang yang mau bergaul dan menerapkan pengajaran Alkitab, tentu tidak akan bermasalah dalam menemukan teman. 56 Kehidupan Kristen (1) Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Kesepian tetapi Tidak Seorang Diri Banyak tokoh di dalam Alkitab mengalami masa-masa yang sepi. Tetapi, mereka tidak pernah takluk kepada rasa sepi itu. Sebaliknya, mereka justru semakin dekat dengan Allah dan bersandar kepada-Nya, sehingga dapat menyelesaikan berbagai pekerjaan yang besar bagi Allah. Kita akan melihat beberapa tokoh ini dan mempelajari hubungan mereka dengan Allah. Bacalah acuan Alkitab berikut dan jawablah berbagai pertanyaan yang ada. A. Yakub (Kej. 27:41-45; 28:10-22) Apakah menurut kalian yang terdapat dalam pikiran Yakub saat ia melarikan diri dari rumah secara tergesa-gesa? (Saat melarikan diri dari rumah, Yakub merasa kesepian di suatu tempat yang asing, di padang belantara. Pada saat itu, Yakub mungkin berpikir, “Akankah saya dapat menemukan rumah Laban, pamanku itu? Akankah saya beroleh cukup minum dan makan hingga tiba di sana? Bagaimana bila saya tersesat? Saya tidak pernah menjalani bagian ini seorang diri sebelumnya. Bagaimana bila Esau mengejarku?”) Bahaya apakah yang Yakub mungkin hadapi pada malam hari di padang belantara seorang diri (Kej. 28:11)? (Pada malam hari, Yakub merasa takut. Mungkin takut karena dapat diserang oleh binatang-binatang buas. Mungkin takut karena akan terjadinya turun hujan dan ia tidak memiliki tempat untuk berteduh. Mungkin takut pula akan beroleh serangan dari para perampok.) Bagaimana Allah menunjukkan kepada Yakub bahwa ia tidaklah seorang diri? Bagaimana Yakub bersikap? (Di balik dari semua rasa takut, Yakub beristirahat pada malam itu dengan menggunakan sebuah batu sebagai alas kepalanya. Lalu, jaminan Allah datang kepada Yakub, menunjukkan kepadanya bahwa ia tidaklah seorang diri. Yakub memimpikan sebuah anak tangga yang menjulang tinggi ke langit dan tampaklah para malaikat Allah turun naik pada anak tangga itu. Allah berdiri pada ujung atas dari anak tangga itu dan memberikan suatu janji yang besar kepada Yakub, “Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” Saat Yakub bangun dari tidurnya, ia merasa kagum dan baru menyadari bahwa Allah menyertai dirinya di tempat yang sepi itu melewati malam hari. Dalam kekagumannya itu, ia mendirikan tugu dengan batu yang ia pergunakan sebagai alas kepalanya dan menuangkan minyak ke atasnya sebagai suatu persembahan. Ia pun bernazar untuk mempersembahkan Kehidupan Kristen (1) 57 perpuluhan dari semua yang ia miliki, bila Allah mengizinkannya untuk kembali dengan selamat ke tempat ini, yang ia beri nama Betel, yang berarti ‘Rumah Allah’.) B. Musa (Kel. 2:15-22; 33:18-23; Bil. 12:3; Ul. 34) Apakah alasan Musa hingga harus melarikan diri ke padang gurun Midian? (Musa memiliki status sebagai putera dari Raja Firaun. Tetapi ia dibesarkan untuk mengetahui bahwa dirinya adalah seorang Ibrani. Saat melihat seorang Ibrani dipukul oleh seorang Mesir, Musapun beranggapan bahwa ia harus membela orang Ibrani itu. Jadi, ia membunuh orang Mesir dan menguburkannya secara diam-diam. Tentu saja, tidak ada yang dapat dirahasiakan tentang perbuatannya itu. Pembunuhan yang Musa lakukan segera diketahui oleh orang banyak. Suatu hari, saat Musa berusaha melerai suatu perkelahian antara dua orang Ibrani, seorang dari antara mereka menanyakan apakah Musa akan membunuh pula seperti yang ia lakukan terhadap orang Mesir dahulu itu. Musapun menyadari bahwa orang banyak telah mengetahui tentang tindak pembunuhannya itu, begitu pula dengan Firaun, sehingga Firaun ingin membunuhnya. Musa tidak memiliki pilihan lain, kecuali melarikan diri ke padang gurun.) Adakah suatu kesempatan bagi Musa sebelum dan sesudah menghabiskan 40 tahun di Midian sebagai seorang gembala? (Di padang gurun, Musa menghabiskan waktu dengan menggembalakan ternak, sambil menikmati alam terbuka. Hidup dalam lingkungan yang tenang banyak mengubah pribadi Musa. Dahulu, ia adalah seorang putera dari Raja Firaun yang bernafsu besar, penuh dengan keinginan dan pandangan ideal tentang bagaimana dunia seharusnya bekerja. Setelah 40 tahun dalam pengasingan hidupnya di padang gurun, Musa menjadi seorang yang lembut hatinya.) Diskusikan apa yang kalian ketahui tentang kehidupan gembala itu. Musa adalah seorang yang berani, yang membunuh seorang Mesir. Setelah 40 tahun di padang gurun, ia menjadi seorang yang begitu lembut hatinya. Seberapa besar menurut kalian sumbangsih dalam menjadi seorang gembala untuk mengubah pribadi Musa? Mengapa? (Telah dikatakan bahwa Allahlah satu-satunya yang berada di suatu lingkungan yang tenang. Inilah kehidupan Musa yang sesungguhnya. Musa harus bersandar kepada Allah di padang gurun, karena tidak ada seorangpun yang siap untuk menolong dirinya menghadapi apapun yang mungkin akan terjadi.) Sebagian besar hidupnya, Musa merasa kesepian. Tetapi selama masa-masa itu, iapun banyak mendekat kepada Allah. Apakah menurut kalian bahwa masamasa sekarang ini akan menjadi serupa dengan pengalaman-pengalaman Musa di Keluaran 33 dan Ulangan 34? (Keluaran 33 dan Ulangan 34 adalah gambaran dari kedekatan Musa kepada Allah yang merupakan tingkat hampir tertinggi dari seseorang yang berharap untuk mencapainya. Dalam Keluaran 33, Allah mengizinkan Musa untuk melihat-Nya. Tetapi, agar terang kemuliaan-Nya tidak menyebabkan Musa mati, Allah menutup wajah Musa dengan tangan-Nya sendiri. Pada masa sekarang ini, apa yang Musa telah alami akan menjadi suatu pengalaman doa yang mendalam dengan Allah atau beberapa pengalaman rohani lain yang bersama dengan-Nya. Dalam Ulangan 34, Allah berbicara dengan Musa dan menyertai hingga kematian-Nya. Ini merupakan suatu kebahagiaan yang luar biasa, karena kematian adalah sesuatu yang 58 Kehidupan Kristen (1) menyakitkan dan terasa kesepian bagi beberapa orang. Dengan merasakan penyertaan Allah saat meninggalkan dunia ini merupakan salah satu berkat terbesar yang Musa miliki. Bila seorang percaya dapat mempertahankan keyakinannya kepada Allah dan perintah-Nya hingga kematian dirinya, itu sesungguhnya jauh lebih bernilai daripada kekayaan di bumi!) C. Yusuf (Kej. 37:2; 41:46) Yusuf berusia 17 tahun saat dijual sebagai seorang budak ke Mesir. Ia berusia 30 tahun saat menjadi seorang yang berkuasa di Mesir. Ceritakan apa yang terjadi di dalam kehidupan Yusuf selama 13 tahun itu. (Kita semua mengetahui kehidupan Yusuf setelah saudara-saudaranya menjual dirinya ke orang-orang Midian. Selanjutnya, merekapun menjual Yusuf ke Potifar sebagai seorang budak. Sebagai seorang hamba yang setia dan yang jujur serta yang bekerja keras, Yusufpun segera beroleh kepercayaan dari Potifar, yang menyerahkan segala urusan rumah tangganya di bawah kewenangan Yusuf. Tetapi sayang sekali, masa-masa yang baik itu bukanlah yang terakhir kali bagi Yusuf. Istri Potifar memandang Yusuf sebagai seorang pemuda yang tampan dan ingin bersetubuh dengannya. Yusuf berpegang teguh kepada kesetiaannya, hingga menolak tawaran itu. Kemudian, istri Potifar mempersalahkan dan menuduh Yusuf telah berusaha untuk berbuat yang tidak senonoh terhadap dirinya. Bukti yang ia pergunakan adalah pakaian yang Yusuf sengaja tinggalkan saat ia melarikan diri dari hadapan istri Potifar. Yusuf yang malang, iapun dimasukkan ke dalam penjara. Di dalam penjara, Yusuf mengartikan mimpi dari juru roti dan juru minuman Firaun. Juru roti mati tergantung seperti yang Yusuf telah katakan akan terjadi, sementara juru minuman dikembalikan ke posisinya yang semula. Bagaimanapun, juru minuman tidak mengingat janjinya untuk mengatakan perihal Yusuf kepada Firaun, agar Firaun membebaskan Yusuf. Oleh karena itu, Yusuf tetap berada di dalam penjara selama 2 tahun, hingga ia dipanggil untuk mengartikan mimpi Firaun. Akhirnya, Yusufpun dibebaskan dari penjara dan menjadi seorang yang berkuasa di Mesir.) Dalam 13 tahun lamanya sebagai seorang budak dan narapidana, apakah yang menurut kalian Yusuf pikirkan? Bagaimana kalian akan menggambarkan perasaan Yusuf selama melalui tahun-tahun itu? (Selama 13 tahun itu, Yusuf tentu telah merasa ragu terhadap kemampuannya sendiri dan kasih Allah. Yusuf tentu sering berpikir bahwa ia akan tetap menjadi seorang budak atau narapidana pada sisa hidupnya. Ketika merindukan keluarga, terutama sang ayah yang begitu mengasihinya, Yusuf pasti merasa sedih, karena mungkin ia tidak akan pernah lagi melihatnya. Ia pun mungkin memikirkan bahwa tahun-tahun terbaik dari hidupnya telah sirna dalam perbudakan dan penjara.) Bacalah Kisah Para Rasul 7:9 dan Kejadian 39:1. Apakah menurut kalian bahwa disertai oleh Allah pasti berarti kita berhasil dalam standar dunia? Jelaskan alasan kalian? (Dari sudut pandang manusia, Yusuf tentu seorang yang tidak bahagia, karena berkat-berkat Allah tidak menyertai dirinya. Tetapi, Kisah Para Rasul 7:9 mengatakan sesuatu yang berbeda: “Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia.” Ayat ini memberitahukan bahwa kita jangan menilai seseorang dari apakah Allah menyertai orang itu menurut keberhasilan dunia. Akhir dari kehidupan seseoranglah yang justru lebih menunjukkan apakah orang itu tinggal bersama Allah dan Allah bersama dengannya, seperti dalam kehidupan Yusuf.) Kehidupan Kristen (1) 59 D. Tuhan Yesus (Mat. 8:20; Luk. 9:58; Mat. 13:53-58; 26:36-43 Matius 8:20 dan Lukas 9:58 – Apakah yang kalian pikirkan ketika membaca ayat-ayat yang mengatakan bahwa diri Tuhan Yesus tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya? Apakah itu berarti menunjukkan pengertian yang sebenarnya? Mengapa Yesus Kristus tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya? Apakah kalian beranggapan bahwa Ia berada dalam suatu pengasingan? (Saat Tuhan Yesus berada di dunia, Ia datang sebagai seorang yang miskin. Ia harus pergi ke beberapa tempat yang berbeda untuk memberitakan Injil, sehingga akibatnya, tidak memiliki tempat beristirahat yang menetap. Kita pun sering kali membaca bagaimana Tuhan Yesus mengundurkan diri dari keramaian orang untuk berdoa di atas gunung, yang mungkin tidak ada makanan atau tempat beristirahat yang layak bagi-Nya di atas sana. Kita membaca pula bahwa beberapa orang ada yang menerima Tuhan Yesus di rumah mereka, seperti Maria dan Marta dari Betani. Tetapi, sesungguhnya kejadian ini sangat jarang terjadi. Sering kali, Tuhan Yesus harus bermalam di luar rumah.) Matius 13:53-58 – Pernahkah kalian ditinggalkan oleh teman-teman? Mungkin mereka bersenang-senang di suatu tempat dan tidak mengajak kalian? Bahkan ketika kalian berada banyak di sekeliling orang banyak, apakah kalian merasa dikecualikan atau kesepian? Apakah menurut kalian Yesus Kristus merasakan yang sama saat penduduk sekampungnya menolak-Nya? (Tuhan Yesus mengetahui bahwa Ia tidak datang ke dunia ini untuk berteman dan menjalani hidup yang senang. Kesepian tentu merupakan sesuatu yang Ia alami. Tetapi, Ia menghabiskan waktu dengan memberitakan Injil, menyembuhkan penyakit, memberikan penghiburan dan berdoa daripada mengasihani diri-Nya sendiri atau tenggelam dalam tekanan.) Bagaimana Tuhan Yesus mengatasi persoalan kesepian diri-Nya? (Kutiplah beberapa contoh dari kitab Injil.) Matius 26:36-43 – Mengapa begitu penting bagi murid-murid untuk berdoa bersama dengan Tuhan Yesus di Taman Getsemani? Apakah menurut kalian perasaan Tuhan Yesus saat Ia kembali dua kali dan menemukan murid-murid sedang tertidur? (Di Taman Getsemani, pada malam Tuhan Yesus ditangkap untuk disalibkan, Ia sangat membutuhkan dukungan dari murid-murid, agar dapat berdoa bersama dengan diri-Nya. Dalam keadaan sebagai manusia, Ia merasakan takut dan gentar dalam menghadapi penyaliban, proses penyaliban yang menyakitkan dan cara kematian yang mengerikan. Tuhan Yesus tentu merasakan kecewa saat melihat ketiga murid yang paling dikasihi-Nya sedang tertidur, bukan sekali tetapi tiga kali, saat mereka seharusnya berdoa bersama dengan-Nya. Bagaimanapun, Tuhan Yesus tidak dikalahkan oleh rasa kesepian-Nya. Alkitab mencatatkan bahwa seorang malaikat datang untuk memberikan kekuatan kepada-Nya. Hal ini terjadi disebabkan Ia berdoa.) Apakah menurut kalian Tuhan Yesus dikalahkan oleh rasa kesepian diri-Nya? Jelaskan jawaban kalian. 60 Kehidupan Kristen (1) Bagian # 2 – Kesatuan adalah Kekuatan “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara” (Ams. 18:24). Salah satu penyelesaian terbaik dari persoalan kesepian adalah menjadi aktif bergaul dengan banyak orang. Bagaimanapun, kita harus berhati-hati ketika bergaul dengan mereka. Alkitab memiliki sebuah petunjuk yang bagus: “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” (2 Tim. 2:22). Di dalam Alkitab, kita dapat melihat beberapa contoh dari bagaimana orang-orang yang percaya kepada Allah terhambat dan saling membantu terlepas dari hambatan itu, sehingga menyelesaikan pekerjaan besar bagi kemuliaan Allah. A. Ester Ester adalah seorang diri di dalam istana, tetapi bersatu dengan orang Yahudi lainnya (Est. 3:8-4:16). Krisis apakah yang sedang orang-orang Yahudi hadapi saat Ester menjadi ratu dari Raja Ahasyweros (Xerxes)? (Haman menipu raja agar memberikannya kekuasaan untuk membunuh orang-orang Yahudi: “Ada suatu bangsa yang hidup tercerai-berai dan terasing di antara bangsabangsa di dalam seluruh daerah kerajaan tuanku dan hukum mereka berlainan dengan hukum segala bangsa dan hukum raja tidak dilakukan mereka, sehingga tidak patut bagi raja membiarkan mereka leluasa. Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan surat titah untuk membinasakan mereka; maka hamba akan menimbang perak sepuluh ribu talenta dan menyerahkannya kepada tangan para pejabat yang bersangkutan, supaya mereka memasukkannya ke dalam perbendaharaan raja” (Est. 3:8-9).) Mengapa Ester tidak dapat menyelamatkan orang-orangnya, sekalipun ia adalah seorang ratu? Apakah yang Ester minta dari Mordekhai dan semua orang Yahudi lainnya untuk mereka perbuat? (Sekalipun Ester adalah seorang ratu, istri dari raja Ahasyweros, tetapi ia tidak dapat sembarang waktu untuk mendekati raja. Oleh karena itu, ia tidak dapat menghadap dan memberitahukan raja perihal permainan dari Haman itu. Jadi, Ester meminta Mordekhai dan semua orang Yahudi lainnya untuk berdoa dan berpuasa bersama dengan dirinya. Ia akan menghadap raja tanpa izin terlebih dahulu dan memohon agar raja membatalkan perintah untuk membunuh orang-orang Yahudi.) Adakah situasi serupa dalam kehidupan kita hari ini yang menyerupai dengan situasi yang Ester telah hadapi? (Hari ini, kita sepertinya tidak menghadapi situasi yang sama beratnya dengan situasi yang Ester telah hadapi. Tetapi kita mungkin menghadapi persoalan lainnya, seperti pekerjaan atau sekolah kita. Beberapa situasi yang membuat kita merasa putus asa dapat disetarakan dengan apa yang Ester telah hadapi. Ada beberapa persoalan tampak tidak ada jalan keluarnya. Tetapi, bila kita berbuat seperti yang Ester telah perbuat, yaitu berserah kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya, kita akan beroleh kemenangan seperti yang Ester telah alami.) Kehidupan Kristen (1) 61 B. Daniel Daniel dan ketiga temannya berpegang teguh pada iman mereka di suatu tanah yang asing (Dan. 1 dan 3). Dalam Daniel 1, dilema apakah yang Daniel dan ketiga temannya hadapi saat mereka dipilih untuk menjadi kelompok pemuda istimewa untuk melayani di istana kerajaan? Dalam Daniel 3, pilihan sulit apakah yang menimpa dari ketiga pemuda itu? Apakah menurut kalian, pilihan itu akan menjadi lebih mudah bagi seseorang yang mengalah kepada perintah raja, bila Hananya, Misael dan Azariah (Sadrakh, Mesakh dan Abednego) tidak saling berteman? (Saat pembuangan, daya tarik akan makanan lezat yang ditawarkan oleh raja tampaknya sulit untuk ditolak. Tetapi, Daniel dan ketiga temannya mengetahui bahwa makanan yang ditawarkan oleh raja mungkin telah dipersembahkan kepada berhala-berhala. Mereka menolak untuk menyantap makanan seperti itu. Mereka lebih baik merasa lapar dan bersedia menerima sayur-sayuran dan gandum daripada melanggar perintah Allah dengan menyantap makanan yang dipersembahkan kepada ilah-ilah asing. Ini menunjukkan kejujuran, takut akan Allah dan penguasaan diri yang tinggi. Memang tidak mudah untuk menolak menyantap makanan yang lezat, bila kalian adalah seorang tawanan. Dalam pasal 3, saat setiap orang dari bangsa lain sujud dan menyembah kepada patung besar yang didirikan oleh raja, Sadrakh, Mesakh dan Abednego menolaknya. Mereka memilih mati daripada sujud menyembah kepada yang lainnya, kecuali kepada Allah yang benar dan yang hidup. Ini selalu lebih mudah, bila seseorang memiliki teman-teman di dalam iman. Dalam kasus Daniel, ketetapan hati yang dibagikan oleh tiga teman Daniel pada situasi yang sama adalah lebih mudah untuk menjalankannya, bila ia seorang diri berada di istana kerajaan. Tambahan, Daniel dan ketiga temannya telah memiliki dasar yang teguh di dalam firman Allah, sebagaimana pelatihan dalam penguasaan diri, menjadi mampu untuk memelihara pendirian mereka.) C. Para Rasul Para Rasul senantiasa bekerja secara bersama-sama (Kis. 3:1-8; 12-13:2). Dalam beberapa contoh yang kalian baca di atas, rasul manakah yang dipasangkan bersama dalam penginjilan mereka? (Saat Tuhan Yesus berada di dunia, Ia mengutus dua orang murid tiap-tiap pasangnya. Setelah Ia naik ke surga, para rasul pun bekerja secara berpasangan dalam waktu yang panjang. Kita melihat Petrus dan Yohanes memberitakan Injil bersama dalam Kisah Para Rasul 2 dan Paulus dan Barnabas dalam Kisah Para Rasul 12 dan 13.) Bacalah Markus 6:7 – mengapa menurut kalian para pekerja itu bekerja berpasangan (atau dalam kelompok-kelompok)? Apakah kerugiannya dari bekerja seorang diri? Apakah keuntungannya dari bekerja seorang lainnya? (Bekerja seorang diri memiliki banyak kerugiannya: lKesepian lPembuatan keputusan tidak selalu objektif 62 Kehidupan Kristen (1) lKurang kekuatan seperti dua orang senantiasa lebih baik daripada seorang diri lLebih mudah untuk merasa kecewa karena hilangnya dukungan/motivasi Bekerja dalam pasangan/kelompok memiliki banyak keuntungan: lSaling memperhatikan seorang dengan yang lain lSaling menutupi kelemahan dan saling memberi kekuatan lMengatasi kesepian dan rasa takut lMembuat keputusan lebih baik, seperti dua pemikiran sering lebih baik daripada satu pemikiran lSaling mendukung seorang dengan yang lain Menguji Pemahaman 1. Bagaimana Allah menunjukkan Yakub bahwa ia tidak seorang diri saat sedang melarikan diri dari saudaranya? 2. Apakah beberapa manfaat yang Musa tuai saat menjadi seorang diri? 3. Kesulitan apa sajakah yang Daniel dan ketiga temannya hadapi terhadap pendirian sebagai orang buangan dalam tanah Babel yang asing? 4. Sebutkan dua contoh para rasul yang berpasangan atau yang saling bekerja sama. Penerapan Kehidupan Bagian A – Kesepian Sering dikatakan bahwa pengobatan terbaik bagi beberapa persoalan adalah memahami sebab terjadinya persoalan itu dan dengan demikian, dapat mencegahnya. Kesepian (beragam tingkatannya) merupakan sesuatu yang orang muda maupun orang dewasa pasti alami di sepanjang hidup mereka. Marilah kita lihat beberapa kemungkinan penyebab dari kesepian dan sebagai seorang pelajar, sarankan caracara untuk membantu seseorang yang mungkin berada dalam keadaan yang sulit. Pertama, yang telah dilakukan bagi kalian seperti pada ilustrasi berikut. Contoh: Penyebab dari kesepian – Tidak bergabung dalam aktivitas dari teman-teman di sekolah Hasil – Ditinggalkan dari antara kelompok teman di sekolah – Tidak memiliki teman-teman dekat di sekolah untuk bergaul bersama Kehidupan Kristen (1) 63 Nasihat/saran untuk mengatasi kesepian – Dekatilah teman-teman di gereja. Libatkan diri kalian sendiri dengan aktivitasaktivitas dari teman-teman gereja dan yang diadakan oleh gereja Kasus 1 Penyebab dari kesepian – Tidak memiliki cukup perhatian dan kepedulian dari orangtua Hasil – Sering merasa bosan seorang diri di rumah – Tanggapan murid-murid Nasihat/saran untuk mengatasi kesepian – Tanggapan murid-murid Kasus 2 Penyebab dari kesepian – Banyak dari salah seorang pasangan telah memiliki pacar Hasil – Merasa seperti seseorang yang ketinggalan dan mengharapkan memiliki pengalaman yang dekat dengan seseorang yang istimewa pula – Tanggapan murid-murid Nasihat/saran untuk mengatasi ksepian – Tanggapan murid-murid Kasus 3 Apa penyebab lainnya dari kesepian yang kalian dapat pikirkan? – Tanggapan murid-murid Bagian B – Jejak Kaki di atas Pasir Kehidupan adalah masa-masa kita merasakan seorang diri. Bahkan ketika memiliki sejumlah orang di samping kita, kadang kita merasa kesepian pula. Seolaholah ada suatu hambatan di dalam jiwa kita yang orang lain tidak pernah dapat menghiburnya. Itulah mengapa kita perlu semakin dekat kepada Allah pada masamasa kesepian itu. Kita seharusnya senantiasa percaya bahwa Allah beserta dengan kita. Berikut adalah sebuah puisi yang mungkin telah diketahui di antara kita. Bacalah puisi ini dan diskusikan beberapa pertanyaan berikut. Jejak Kaki di atas Pasir Suatu malam, seseorang bermimpi. Ia memimpikan dirinya sedang berjalan di pantai bersama Tuhan. Di seberang langit sana memperlihatkan banyak peristiwa dari hidupnya. Tiap-tiap peristiwa, ia perhatikan ada dua pasang jejak kaki di atas pasir; satu pasang jejak kaki miliknya dan yang lainnya milik Tuhan. Ketika peristiwa terakhir dari hidupnya tampak, Ia melihat belakang ke jejak kaki di atas pasir. Ia perhatikan banyak kali langkah kehidupannya. Ada satu pasang jejak kaki saja. Ia pun perhatikan bahwa saat itu adalah masa terburuk dan tersedih dalam hdiupnya. 64 Kehidupan Kristen (1) Ini sungguh mengganggunya dan ia menanyakan Tuhan: “Tuhan, Engkau katakan bahwa sekali Aku ikutimu, Engkau akan berjalan bersama denganku sepanjang jalan. Tetapi aku telah perhatikan bahwa selama masa-masa kesukaran dalam hidupku, hanya ada satu pasang jejak kaki. Aku tidak memahami mengapa ketika aku paling membutuhkan-Mu, Engkau justru meninggalkanku.” Tuhan menjawab, “Anak-Ku, anak-Ku yang berharga, Aku mengasihimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu. Selama masa-masa pencobaan dan penderitaan, Ketika kamu melihat hanya satu pasang jejak kaki, saat itulah Aku justru sedang menggendong kamu.” (Ditulis oleh Mary Stevenson) Pertanyaan Diskusi: 1. Pada masa-masa apakah dalam hidup, kalian benar-benar merasakan bahwa Allah sedang berjalan bersama dengan kalian berdampingan? 2. Pernah berapa kalikah dalam hidup, kalian merasakankan sedang berjalan seorang diri dan Allah tidak menyertai diri kalian? Tinjaulah kembali, apakah kalian masih beranggapan bahwa Allah tidak menyertai diri kalian pada masamasa itu? Mengapa? 3. Seseorang di dalam puisi ini menanyakan Allah secara langsung, mengapa hanya ada satu pasang jejak kaki sepanjang masa-masa paling sepi dari hidupnya. a. Apakah menurut kalian memohon Allah secara langsung adalah cara yang paling efisien untuk menghadapi kesepian? Mengapa atau mengapa tidak? b. Pernahkah kalian memiliki persoalan yang terselesaikan dengan berkomunikasi kepada Allah secara langsung? Bagikan pengalamanpengalaman ini dengan teman-teman kalian. 4. Motivasi apakah yang kalian akan berikan kepada seseorang yang merasa kesepian di dalam kehidupan bergereja dan kehidupan pribadinya? Renungan dan Doa Kidung Rohani # 391, Tuhan Yesus menjanjikan kita bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan kita; “dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20b). Marilah kita pastikan bahwa Allah senantiasa menjaga kita. Ketika berpikir bahwa kita semua sedang berada dalam keadaan kesepian, diabaikan dan dilupakan, Allah beserta dengan kita. Ketika disalahpahami atau tidak seorangpun yang berusaha memahami diri kita, Allah beserta dengan kita. Marilah kita jangan pernah kehilangan iman di dalam kepastian besar yang dijanjikan kepada kita oleh Allah sendiri. Kehidupan Kristen (1) 65 Halaman Kosong 66 Kehidupan Kristen (1) pelajaran Perselisihan antar Pribadi 8 Bacaan Kitab Kel. 14-20; Bil. 11-14; 16; 20 Sasaran Pelajaran Agar murid-murid memperoleh kemampuan dalam menangani perselisihan antar pribadi, dengan mempergunakan pandangan yang kita pelajari dari contoh-contoh di Alkitab. Ayat Alkitab “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.” (Ams. 15:1) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Keluaran 14-20; Bilangan 11-14; 16; 20 Latar Belakang Alkitab Alkitab mengajarkan kita untuk mengatakan kebenaran di dalam kasih (Ef. 4:15). Sungguh, bibir-bibir yang berdusta adalah kekejian bagi Tuhan (Ams. 12:22). Memang penting untuk senantiasa mengatakan kebenaran. Penting untuk mengetahui BAGAIMANA mengatakannya. Banyak orang yang jujur dan yang tulus hati, tetapi ketika suatu pesan dikomunikasikan secara keliru, kata-kata yang tulus hatipun dapat menimbulkan suatu perselisihan. Dalam pelajaran ini, penting untuk menekankan murid-murid agar sebagai anak-anak Allah, kita harus senantiasa mengatakan kebenaran dan tidak menjadi munafik. Bagaimanapun, kita harus memohon hikmat rohani untuk mengetahui bagaimana mengatakan ketulusan hati kita secara efektif dan pandai. Ini suatu pelajaran yang tidak mudah bagi para guru dan murid. Kehidupan Kristen (1) 67 Pemanasan Apakah kalian pernah mengalami kesulitan dalam bergaul? Bila pernah, kalian tidaklah seorang diri. Seseorang pernah berkata, “Memang tidaklah mudah untuk mengasihi sesama manusia, yaitu orang-orang yang saya tidak sukai. Kadang, bergaul baik dengan orang-orang yang demikian justru dapat menjadi sesuatu yang menyakitkan dan terdesak hingga batas kesabaran kita. Tetapi kalian tidaklah seorang diri. Beberapa tokoh di Alkitab yang berjalan dengan Allah memiliki pergumulan mereka dengan orang-orang yang semacam itu pula. Kesabaran mereka didesak hingga mencapai batasnya. Hari ini, kita akan membicarakan perihal Musa, yang dipanggil oleh Allah untuk memimpin suatu umat. Umat Israel sering kali menentang Allah dan Musa. Bagaimana Musa menangani orang-orang ini? Marilah kita mencari tahu mengenai hal itu! Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Perselisihan Umat Israel dengan Musa Pernahkah murid-murid membaca Kitab Suci mereka, lalu bekerja sama untuk membuat suatu laporan bagi majalah ‘MANNA’ dengan merangkum apa yang sebenarnya telah terjadi. Motivasilah murid-murid untuk mempergunakan pikiran mereka dalam mengisi beberapa celah seperti yang mereka tuliskan dalam cerita. Biarkan mereka menjelaskan bagaimana perasaan dan tekanan dari umat saat mereka menentang Musa. Biarkan mereka membacanya hingga selesai kepada murid-murid lainnya. Dukunglah cerita-cerita mereka dengan penjelasan berikut. Umat Israel senantiasa menyaksikan akan kuasa Allah yang menakjubkan dan persediaan mereka yang tercukupi, tetapi iman mereka mengalami kegagalan setiap kali diuji. 1. Keluaran 14:11-12. Umat Israel seharusnya bersukacita bahwa Allah telah memilih Musa untuk memimpin mereka memasuki tanah yang mengalirkan susu dan madu. Tetapi justru sebaliknya, mereka mengeluh dan bersungut-sungut. 2. Keluaran 15:24. Umat Israel bersungut-sungut kepada Musa karena mereka tidak memiliki air untuk diminum, sehingga kehilangan fokus terhadap Allah dan meragukan penyertaan-Nya. 3. Keluaran 16:3. Umat Israel mengeluhkan perihal mereka tidak memiliki makanan. Ini mengejutkan bahwa umat Israel tidak bersukacita atas kebebasan mereka di tanah yang baru, tetapi kembali memikirkan saat-saat terdahulu di Mesir. Apabila Allah telah sediakan air minum, Ia pun seharusnya dapat sediakan makanan. 68 Kehidupan Kristen (1) 4. Keluaran 17:2-3. Umat Israel mengeluh dan bersungut-sungut kepada Musa saat mereka menghadapi kekurangan air minum. Mereka seharusnya mengingat bagaimana Allah telah menyediakan secara ajaib segala kebutuhan mereka pada situasi-situasi sebelumnya. Pada saat itu, Musa benar-benar kehilangan kesabarannya. 5. Keluaran 20; 32. Allah menyatakan kepada suatu bangsa, berbicara kepada mereka dengan suara melalui guntur dan kilat yang terus-menerus untuk menunjukkan kebesaran-Nya (Kel. 20:18) dan memberikan Sepuluh Perintah kepada mereka. Dalam Keluaran 32, umat Israel justru berpaling dari hadapan Allah dan memilih untuk menyembah kepada patung anak lembu emas. 6. Bilangan 11:4,6. Di sini, umat Israel kembali mengeluh tentang makanan mereka. Musa benar-benar kehilangan kesabarannya dan menanyakan alasan Allah memperlakukan dirinya dengan buruk. 7. Bilangan 12:1-2,9-10. Kakak perempuan Musa, Miryam, melibatkan diri bersama dengan adiknya, Harun, untuk bersama-sama menjatuhkan Musa. Allah begitu murka, hingga Miryam terkena penyakit kusta. 8. Bilangan 13-14. Umat Israel tidak ingin masuk ke tanah Kanaan setelah Musa mengutus 12 pengintai untuk menyelidiki tanah itu selama 40 hari. Jadi, Allah memberikan suatu impian kepada mereka. Selama 40 tahun, seluruh umat mengembara di padang gurun dengan tanpa tujuan. Pada akhirnya, angkatan terdahulu mati dan angkatan kemudian menikmati tanah perjanjian. Ingatlah bahwa mengeluh dan bersungut-sungut tidaklah diperkenan oleh Allah. 9. Bilangan 16:3. Korah memimpin sebuah pemberontakan. Ia dan seluruh temannya dibinasakan oleh Allah. 10. Bilangan 20:9-10. Musa telah kehilangan seluruh kesabarannya. Ia tidak mematuhi perintah Allah secara terbuka dan mengambil kehormatan Allah bagi dirinya sendiri untuk sebuah mujizat yang telah dinyatakan kepada umat. Sebagai akibatnya, Musa tidak dapat masuk ke tanah Kanaan. Bagian # 2 – Menanggapi Situasi-Situasi yang Bertentangan Dapat menanggapi dengan tenang dan bijaksana di dalam situasi yang bertentangan adalah sangat penting. Marilah kita melihat dua contoh Alkitab yang berlawanan untuk mengetahui bagaimana perbedaan cara di dalam menanggapi suatu persoalan dapat membawa akibat yang berlainan pula. A. Gideon berbicara kepada orang-orang Efraim dengan penuh hormat Gideon memiliki gemuruh kemenangan atas orang-orang Midian. Ia hanya mempergunakan 300 orang, seperti yang diperintahkan oleh Allah. Orang-orang Efraim merasa tidak senang bahwa mereka diabaikan dalam peperangan, sehingga datang kepada Gideon dengan rasa marah. Marilah kita membaca bagaimana kedua pihak saling berbicara dan menyelesaikan persoalan itu. Kehidupan Kristen (1) 69 Lalu berkatalah orang-orang Efraim kepada Gideon: “Apa macam perbuatanmu ini terhadap kami! Mengapa engkau tidak memanggil kami, ketika engkau pergi berperang melawan orang Midian?” Lalu mereka menyesali dia dengan sangat. Jawabnya kepada mereka: “Apa perbuatanku dalam hal ini, jika dibandingkan dengan kamu? Bukankah pemetikan susulan oleh suku Efraim lebih baik hasilnya dari panen buah anggur kaum Abiezer? Allah telah menyerahkan kedua raja Midian itu, yakni Oreb dan Zeeb, ke dalam tanganmu; apa yang telah dapat kucapai, jika dibandingkan dengan kamu?” Setelah ia berkata demikian, maka redalah marah mereka terhadap dia (Hak. 8:1-3). B. Yefta mempertajam persoalan dengan kata-kata yang kasar Ini adalah situasi yang serupa seperti dalam contoh sebelumnya, orangorang Efraim pun ingin mengetahui mengapa mereka diabaikan dari peperangan. Bacalah catatan berikut untuk melihat perbedaan yang nyata dari jawaban Yefta dan bagaimana akhir dari persoalan, bila dibandingkan dengan apa yang terjadi pada persoalan Gideon. Dikerahkanlah orang Efraim, lalu mereka bergerak ke Zafon. Dan mereka berkata kepada Yefta: “Mengapa engkau bergerak untuk memerangi bani Amon dengan tidak memanggil kamu untuk maju bersama-sama kamu!” Tetapi jawab Yefta kepada mereka: “Aku dan rakyatku telah terlibat dalam peperangan yang hebat dengan bani Amon; lalu aku memanggil kamu, tetapi kamu tidak datang menyelamatkan aku dari tangan mereka. Ketika kulihat, bahwa tidak ada yang datang menyelamatkan aku, maka aku mempertaruhkan nyawaku dan aku pergi melawan bani Amon itu dan Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tanganku. Mengapa pada hari ini kamu mendatangi aku untuk berperang melawan aku?” Kemudian Yefta mengumpulkan semua orang Gilead, lalu mereka berperang melawan suku Efraim. Dan orang-orang Dilead mengalahkan suku Efraim itu. Sebab orang-orang itu mengatakan: “Kamulah orang-orang yang telah lari dari suku Efraim!” – kaum Gilead itu ada di tengahtengah suku Efraim dan suku Manasye. Untuk menghadapi suku Efraim itu, maka orang Gilead menduduki tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan. Apabila dari suku Efraim ada yang lari dan berkata: “Biarkanlah aku menyeberang,” maka orang Gilead berkata kepadanya: “Orang Efraimkah engkau?” Dan jika ia menjawab: “Bukan,” maka mereka berkata kepadanya: “Coba katakan dahulu: Syibolet.” Jika ia berkata: Sibolet, jadi tidak dapat mengucapkannya dengan tepat, maka mereka menangkap dia dan menyembelihnya dekat tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan itu. Pada waktu itu, tewaslah dari suku Efraim 42.000 orang” (Hak. 12:1-6). Pertanyaan: 1. Siapakah menurut kalian yang paling bijaksana dari dua hakim – Gideon atau Yefta? Mengapa? 2. Mengapa kata-kata Gideon menyenangkan hati dari orang-orang Efraim? 3. Mengapa kata-kata Yefta membuat marah orang-orang Efraim? 4. Pelajaran apa sajakah yang diperoleh dari dua contoh yang berlawanan ini? 70 Kehidupan Kristen (1) Menguji Pemahaman 1. Saat umat Israel mengeluhkan perihal tidak memiliki air untuk mereka minum dalam Keluaran 15 dan 17 secara baik-baik, apakah yang terjadi? 2. Bagaimana Miryam memberontak terhadap Musa dan mengapa? Apakah akibatnya? 3. Apakah yang Korah dan keluarganya lakukan terhadap Musa dan apakah yang terjadi dengan diri mereka pada akhirnya? 4. Bagaimana Gideon dan Yefta menghadapi persoalan dari orang-orang Efraim? Pelajaran apa sajakah yang kita dapat pelajari dari perbedaan cara yang mereka pergunakan untuk mengatasi persoalan dan akibat yang terjadi? Penerapan Kehidupan Bagian A – Studi Kasus ada. Bacalah skenario berikut. Kemudian, jawablah beberapa pertanyaan yang Kasus 1 Teman baikku mengira bahwa akulah yang telah menyebarkan rumor tentang diri dan keluarganya. Padahal aku tidak pernah berbuat yang demikian, tetapi ia tidak akan memberikan kesempatan bagiku untuk menjelaskannya. Setiap kali aku meneleponnya, ia tidak mengangkatnya. Ketika aku mengirimkan email, ia tidak membalasnya. Apakah yang aku dapat lakukan? Di sekolah, ia tidak mempedulikanku. Kasus 2 Orangtuaku tampaknya tidak memahami. Setiap kali, aku pulang ke rumah bersama teman, mereka akan menanyakan dengan sederetan pertanyaan. Mereka menanyakan tentang temanku yang ini dan temanku yang itu. Aku tidak pernah memiliki seorang teman yang mereka sukai. Mengapa mereka tidak menghindar saja dari persoalanku itu? Suatu hari, aku tiba di rumah hingga larut malam. Aku bersenang-senang di suatu pesta dan berbuat sesuatu yang bodoh. Kemudian, orangtua meneriaki aku. Mereka tidak memahami diriku. Yang lebih buruk lagi, mereka tidak akan pernah percaya lagi kepadaku. Kasus 3 Guru sekolah mengira aku mencuri beberapa lembar uang dari kotak penggalangan dana. Seseorang, aku tidak tahu pasti, memberitahukan guru bahwa aku bertindak secara ganjil dengan berada di sekeliling kotak penggalangan dana pada suatu Kehidupan Kristen (1) 71 hari. Tetapi aku tidak melakukan apapun. Bahkan aku tidak mengetahui di mana mereka menyimpan uang itu. Sekarang, sang guru mengawasiku setiap kali aku bergerak. Faktanya, teman sekolahku pun mengawasi gerak-gerikku. Aku tidak dapat tahan lagi. Diskusi Perselisihan antar pribadi adalah benar-benar sesuatu hal yang sulit dihadapi. Ketika suatu hubungan yang terjalin rusak, karena terjadi salah paham atau salah penilaian, itu sungguh sangat menyakitkan. Diskusikan beberapa kejadian di atas dan biarlah murid-murid menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang ada. Pertanyaan Diskusi: 1. Apakah yang kalian akan katakan kepada seseorang yang datang kepada kalian dengan persoalan ini? 2. Perilaku apakah yang kita perlukan untuk memulihkan perselisihan di antara orang-orang itu? 3. Gambarkan sebuah situasi ketika kalian memperbaiki suatu hubungan yang telah rusak. 4. Apakah yang kalian dapat lakukan sebagai orang ketiga untuk membantu tiga kejadian ini? 5. Bagaimana kalian akan memohon pertolongan Allah, bila memiliki persoalanpersoalan ini? 6. Bagaimana kalian akan beranggapan bahwa Allah menginginkan kita untuk memulihkan suatu hubungan yang telah rusak atau membantu teman dalam memulihkan hubungan merereka? Bagian B – Perselisihan dan Perdamaian Alkitab merupakan pedoman terbaik untuk menjalin hubungan yang positif dengan setiap orang. Bahkan lebih baik daripada pedoman diri yang tersedia di toko buku. Bila rajin mencarinya, kita akan dapat menemukan banyak cara berkomunikasi yang terdapat di dalam Alkitab! Berikut adalah beberapa ayat Alkitab yang mengajarkan kita tentang komunikasi. Untuk setiap ayat Alkitab, gambarkan sebuah situasi yang kalian telah alami atau saksikan ketika nasihat Alkitabiah itu dinyatakan di tempat kerja atau telah membantu mencegah terjadinya suatu perselisihan. Empat pertanyaan ini mungkin dapat membantu kalian menganalisa situasi-situasi yang ada: Bagaimana situasinya? Apakah ada ‘orang ketiga’ yang terlibat? Apakah akibatnya? Apakah yang kalian pelajari dari beberapa kasus itu? 1. Berpikirlah sebelum kita berbicara, karena sering kali, perkataan yang terburu-buru diucapkan justru menyebabkan terjadinya kesalahpahaman suatu komunikasi dan sikap membela diri. “Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkatakata dan juga lambat untuk marah.” (Yak. 1:9) “Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal daripada bagi orang itu.” (Ams. 29:20) 72 Kehidupan Kristen (1) 2. Biarkan pihak lainnya menyelesaikan atau menjelaskan sudut pandangnya. Perselisihan sering kali terjadi karena satu pihak tidak memahami tindakan atau perkataan dari pihak lainnya dan kesalahpahaman itu tidak dijelaskan. “Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.” (Ams. 18:13) 3. Ketika menghadapi suatu perselisihan, berhati-hatilah untuk tidak mengucapkan sesuatu yang tidak menyenangkan, yang akan menyebabkan kita menyesalinya di kemudian hari. Sebagai umat Kristen, biarlah ucapan kita senantiasa ramah. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia.” (Ef. 4:29) 4. Ketika menemukan suatu argumen, adalah baik untuk segera berhenti dan tenangkan diri sebelum berusaha untuk menyelesaikan suatu perselisihan dan tundalah hingga hari esok. “Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.” (Ams. 20:3) 5. Penting untuk selalu berusaha menjadi tenang dan terkendali, sekalipun berarti menghindari diri dari suatu situasi dan melupakannya! “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Ams. 16:32) Renungan dan Doa Perselisihan yang terjadi di kalangan umat Kristen lebih banyak daripada yang kita berani akui. Alkitab memuat beberapa contoh dari situasi yang mudah memanas dapat didinginkan dan dipulihkan dengan pikiran yang waras dan kata-kata yang tepat. Allah pun menjanjikan sebuah berkat yang istimewa bagi barangsiapa yang membawa damai di antara sesamanya. Bacalah Matius 5:9 bersama dengan muridmurid. Kehidupan Kristen (1) 73 Halaman Kosong 74 Kehidupan Kristen (1) pelajaran Mengampuni dan Melupakan 9 Bacaan Kitab Kej. 37-50 Sasaran Pelajaran Agar murid-murid mengampuni barangsiapa yang telah menimbulkan kepedihan Ayat Alkitab “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain dan ampunilah seorang akan yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kol. 3:13) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Kejadian 37-50 Pemanasan Pernahkah kalian merasakan sakit hati? Ingatlah beberapa situasi saat kalian merasakan sakit hati. Apakah yang terjadi kemudian? Siapakah yang membuat kalian menjadi sakit hati? Apakah kalian berdamai dengannya? Bagaimana kalian melakukan hal itu? Bimbinglah murid-murid dalam menjawab semua pertanyaan itu. Bila telah mengalami sakit hati yang mendalam, memang tidak mudah untuk mengampuni seseorang yang menyebabkan kepedihan itu. Di dalam Tuhan Yesus Kristus, semua luka batin itu dapat disembuhkan. Bila kita memandang hal-hal dari sudut pandang yang benar dan berserah kepada Allah untuk menghibur dan mengasihi, maka adalah mungkin untuk mengampuni seseorang yang telah menyakiti kita dan melupakan sakit hati yang pernah terjadi serta terus menjalani kehidupan. Kehidupan Kristen (1) 75 Pemahaman Alkitab Kasih dan Pengampunan Dalam Alkitab, kita melihat beberapa cerita pengampunan dan kasih yang luar biasa. Adakah contoh lainnya yang segera timbul di dalam pikiran kalian? Hari ini, kita akan melihat beberapa cerita pengampunan ini. Bacalah beberapa catatan Alkitab yang dikutip di sini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. A. Ishak Mengalah terhadap Para Tetangganya (Kej. 26:2-6,15-33) 1. Apakah yang para tetangga Ishak itu perbuat terhadap miliknya? Mengapa mereka berbuat sesuatu yang menyakitkan dan yang serius? 2. Siapakah para tetangga Ishak itu? 3. Seberapa banyaknya kejadian serupa yang terjadi? 4. Mengapa menurut kalian Ishak dapat mengampuni mereka? Bagaimana kerelaan untuk mengampuni seseorang berkaitan dengan salah satu tingkat iman di dalam Allah? 5. Bila kalian adalah Ishak, dapatkah kalian mengampuni para tetangga itu? Mengapa atau mengapa tidak? Jelaskan perasaan kalian akan menjadi apa. 6. Kesulitan apa sajakah dalam mengampuni seseorang? Bagikan beberapa pengalaman kalian dalam mengampuni seseorang. (Penduduk Filistin merasa iri terhadap keberhasilan Ishak dan merampas semua sumur yang digali pada masa ayahnya, Abraham. Lalu, Ishak pindah ke Lembah Gerar. Penduduk Gerar pun merampas sumur-sumurnya dua kali. Ishak adalah seorang yang menyukai perdamaian dan yang lemah lembut. Daripada bertengkar, lebih baik ia mengalah dan pindah tempat untuk mencari sumur yang lain. Bila percaya kepada Allah, kita akan memiliki keyakinan bahwa Allah akan memelihara setiap hal dari kehidupan kita. Oleh karena itu, tidaklah perlu bertengkar karena kepentingan pribadi kita. Bimbinglah pula murid-murid sampai pada pribadi yang menyukai perdamaian seperti Ishak. Sebagai contoh, iman Ishak terhadap janji Allah adalah hal yang serupa - lihatlah Kejadian 26:2-6.) B. Yusuf Mengampuni Saudaranya (Kej. 37:23-28; 47:1-6,12; 50:15-21) 1. Kejadian 37:23-28 mencatatkan bagaimana saudara-saudara Yusuf menjualnya kepada orang-orang Midian, yang nantinya, mereka membawa Yusuf ke Mesir. Itu bukanlah benar-benar bencana bagi Yusuf. Dari usia 17-30 tahun, ia adalah seorang budak dan narapidana. Bayangkan diri kalian adalah Yusuf, apakah kesulitan (jasmani dan perasaan) dan kesempatan yang hilang, yang ia alami di Mesir? 76 Kehidupan Kristen (1) 2. Bila kalian adalah salah seorang dari saudara Yusuf, yang telah menjualnya ke Mesir, penghukuman apakah menurut kalian, yang pantas diberikan kepada saudara kalian itu? 3. Apakah yang Yusuf katakan kepada saudara-saudaranya dalam Kejadian 50 untuk menunjukkan dalamnya penghormatan dirinya bagi Allah? (Yusuf adalah anak yang paling dikasihi oleh Yakub, sehingga karena inilah saudarasaudara Yusuf merasa iri hati kepadanya dan merencanakan yang jahat kepadanya. Saat Yusuf dijual ke Mesir, ia harus mempertahankan diri dari segala penderitaan jasmani dan kesulitan lainnya. Ia bekerja sebagai seorang budak, sehingga harus banyak mengalami penderitaan mental dan perasaan. Dalam Kejadian 50, Yusuf memastikan saudara-saudaranya bahwa ia tidak akan berbuat jahat kepada mereka: “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Dan Yusuf menghibur saudarasaudaranya dan berbicara ramah kepada mereka. Ini menunjukkan rasa hormat dan percaya Yusuf kepada Allah, sekaligus kasih sayang yang besar kepada saudarasaudaranya.) C. Musa Mendoakan bagi Kakak Perempuannya (Bil. 12:1-6) 1. Apakah alasan Miryam dan Harun mempersalahkan Musa telah berbuat sesuatu yang tidak pantas? 2. Apakah Miryam dan Harun dibenarkan atas tindakan mereka itu? Mengapa atau mengapa tidak? 3. Bagaimana menurut kalian perasaan Musa pada saat itu, setelah menerima tuduhan secara terbuka dari saudara-saudaranya? 4. Apakah akibat dari tindakan mereka kepada Musa? 5. Apakah yang Musa lakukan untuk menunjukkan pengampunannya atas diri mereka? (Miryam dan Harun mempersalahkan pernikahan Musa dengan seorang perempuan dari Mesir. Tuduhan itu tidak dapat dibenarkan, karena istri Musa tentulah seorang yang mendukung pekerjaan dari sang suami dan yang mengasihi Allah. Bila tidak, bagaimana Musa dapat memimpin umat Israel di padang gurun? Selain itu, sebuah fakta membuktikan bahwa Allah menyertai Musa. Musa seharusnya merasakan sakit hati setelah dikhianati oleh saudara kandungnya sendiri. Tetapi, ia menghindari perselisihan yang lebih menajam. Kita mengetahui bahwa Allah membela Musa dengan mengatakan bahwa apabila Ia berbicara kepada para nabi lainnya, maka Ia menyatakan diri-Nya kepada mereka dalam mimpi dan penglihatan, tetapi kepada Musa, Ia berbicara langsung muka berhadapan dengan muka. Allah pun menghukum Miryam dengan penyakit kusta. Akhirnya, Musapun memohon agar Allah menyembuhkan Miryam. Inilah kasih sayang dan pengampunan yang besar dari pada Musa.) Kehidupan Kristen (1) 77 D. Tuhan Yesus Mengampuni Mereka yang Menyakiti-Nya (Luk. 23:1-35) 1. Mengapa banyak orang menginginkan Tuhan Yesus disalibkan? 2. Rangkumlah beberapa penderitaan yang begitu menyakitkan, yang Tuhan Yesus harus jalani. 3. Saat Tuhan Yesus berada di atas salib, Ia mengucapkan tujuh perkataan. Semua perkataan ini adalah penting, karena begitu sulit diucapkan bagi-Nya selagi menderita di atas salib. Salah satu perkataan itu adalah, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34). Apakah menurut kalian dapat berbuat hal yang sama dan mengampuni seseorang yang menyebabkan diri kalian banyak mengalami penderitaan? Diskusikan jawaban kalian dengan murid lainnya. (Para ahli Taurat dan orang Farisi pada saat Tips Mengajar itu menginginkan Tuhan Yesus mati, karena Ia memiliki pengaruh yang besar dan mereka tidak menyukainya. Pada kejadian itu, orang banyak Adakan suatu sesi tanya jawab meluapkan perasaan mereka yang luar biasa. yang serius kepada muridMereka menginginkan Barabas dibebaskan murid untuk merangkumkan dan membiarkan Tuhan Yesus disalibkan. apa yang mereka bayangkan Penyaliban pada kayu salib merupakan proses menjadi proses penderitaan yang paling menyakitkan. Bayangkan rasa sakit jasmani yang Tuhan Yesus ketika paku menembus salah satu pergelangan harus jalani. tangan dan seluruh berat tubuh bergantung pada kedua paku itu. Mahkota berduri yang ditekan ke kepala Tuhan Yesus, begitu banyak darah yang mengalir. Karena kekurangan darah, Ia pun mengalami kekurangan cairan tubuh, sehingga semakin sulit untuk bernafas. Untuk mengangkat tubuh-Nya ke atas agar dapat bernafas berarti menambah derita pada pergelangan tangan-Nya. Kaki-Nya pun mungkin dipakukan pada kayu salib.) Menguji Pemahaman 1. Apakah yang para tetangga Ishak perbuat terhadap dirinya? Bagaimana Ishak menanggapinya? 2. Apakah yang Yusuf katakan dan lakukan saat ia bertemu kembali dengan saudara-saudaranya setelah lebih dari 20 tahun? 3. Apakah yang Musa lakukan yang membuktikan kelemahlembutan dirinya terhadap Miryam? 78 Kehidupan Kristen (1) Penerapan Kehidupan Tangisan Yusuf ‘Mengampuni dan melupakan.’ Apakah ini benar-benar mungkin dapat diperbuat? Kita dapat mengampuni, tetapi tidak mudah untuk melupakan. Firman Allah memberitahukan, “Ampunilah dan kamu akan diampuni” (Luk. 6:37). Kata ‘ampunilah’ dalam bahasa Yunani menyatakan melepaskan. Ketika kita mengampuni (melepaskan) orang, kita pun akan dilepaskan pula. Yusuf menghadapi penderitaan yang luar biasa. Kita akan menggunakan cerita Yusuf untuk menggambarkan bagaimana ia mengampuni saudara-saudaranya, sehingga melepaskan penderitaan mereka dan dirinya sendiri. Yusuf Dijual Kejadian 37 menyebutkan Yusuf sebagai seorang anak yang baik, yang tidak menyukai kejahatan. Ayahnya begitu mengasihinya dan membuatkan jubah yang begitu indahnya. Bukan membawa sukacita, tetapi justru, kasih sayang ayahnya itu menjadikan suatu ketidakharmonisan di antara saudara-saudaranya. Allah memberikan Yusuf dua mimpi untuk mengungkapkan apa yang akan terjadi dengan dirinya pada masa yang akan datang. Ini merupakan suatu janji dari Allah, yang menunjukkan bahwa dirinya akan memiliki prestasi yang lebih dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Bukan membawa rasa hormat dari saudara-saudaranya, tetapi mimpi-mimpi Yusuf itu justru menyebabkan mereka membenci dirinya. Mimpi-mimpi itu berasal dari Allah dan bukan berasal dari dirinya sendiri. Tetapi karena Allah mengizinkan Yusuf untuk memiliki mimpi-mimpi itu, maka saudara-saudara Yusuf menghukumnya. Suatu hari, saudara-saudara Yusuf pergi menggembalakan kawanan ternak. Yusuf disuruh oleh sang ayah untuk melihat apa yang mereka sedang lakukan. Saat saudara-saudara melihat Yusuf datang, mereka mengatakan, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang, marilah kita bunuh dia.” Sayangnya, dua saudara di antara mereka memiliki rasa kasih sayang yang lebih, sehingga tidak ingin membunuhnya. Bahkan sebaliknya, mereka menjualnya. Bila kalian adalah Yusuf, akankah kalian dapat memahami semuanya ini? Tentu saja, dalam kenangan, kita dapat mengatakan bahwa ia seharusnya bersyukur kepada Allah, karena ia akan menjadi seorang yang berkuasa di Mesir melalui semuanya ini. Tetapi pada saat itu, Yusuf tidak terpikir sama sekali apa yang akan terjadi dengan dirinya pada hari esok. Saat Yusuf dijual, ia memohon saudarasaudaranya dengan sesak hati dan menangis (Kej. 42:21). Ia dijual seperti seekor unta. Yusuf sebagai Budak dan Narapidana Yusuf dibawa ke Mesir, ia dijual sebagai seorang budak kepada Potifar. Sebagian besar orang akan bertanya kepada Allah, “Mengapa hal ini terjadi? Mengapa harus saya?” Yusuf seharusnya berpikir tentang Abraham, bapa leluhurnya, kepada siapa Allah menjanjikan suatu berkat yang besar. Allah memberitahukan kepada Ishak bahwa akan ada suatu kelaparan besar. Yakub bergumul dengan Allah Kehidupan Kristen (1) 79 sendiri. Tetapi bagaimana dengan Yusuf? Bila mempelajari Alkitab lebih mendalam, kalian akan menemukan bahwa Allah tidak pernah menampakkan diri-Nya kepada Yusuf ataupun berbicara kepadanya. Di sini, kita melihat Yusuf sebagai seorang budak, bagaimanapun, ia tidak ditundukkan oleh perbudakan itu. Ia tidak dapat memahami mengapa dirinya menjadi seorang budak, tetapi tetap menjalani bagian itu. Itulah sebabnya ia mampu menjadi seorang budak terbaik. Ia kehilangan status dari anak yang dikasihi menjadi seorang budak, tetapi tidak dikuasai oleh sikap sedihnya. Ia yang mengurusi rumah dari tuannya dan berkat Allah menyertai ke manapun ia berada. Dalam Kejadian 39:1-2 menyatakan bahwa Allah menyertai diri Yusuf. Tampak ada sesuatu bertentangan di sini, sebab bila Allah menyertai Yusuf, mengapa ia menjadi seorang budak? Tetapi ia justru menerimanya, sekalipun tidak dapat memahami alasannya. Yusuf menghormati Allah dan Allah menyertainya. Lalu, istri Potifar berusaha untuk bersetubuh dengan Yusuf, tetapi ia menolak untuk berbuat dosa dengannya. Sebaliknya, ia justru memfitnah Yusuf, menuduhnya berusaha untuk mendapat keuntungan dari padanya. Yusuf kemudian dimasukkan ke dalam penjara. Yusuf seperti seorang yang terjatuh lagi dan berusaha untuk bangun kembali. Pada mulanya, saudara-saudara Yusuf menjatuhkan dirinya. Kedua kalinya, ia terjatuh oleh rasa takutnya kepada Allah. Tampaknya seperti semakin sulit dalam bekerja, semakin buruk situasi yang ia alami. Ia menjadi seorang budak tanpa melakukan kesalahan apapun. Tetapi sekarang, ia dimasukkan ke dalam penjara karena suatu kesalahan yang tidak perbuatnya. Bagaimanapun, cerita ini menyatakan kembali bahwa Tuhan menyertai Yusuf (Kej. 39:20). Yusuf tidak memahami, tetapi ia menerima situasinya. Ia menjadi teladan bagi narapidana lainnya, sehingga dapat mengatasi situasinya yang tidak menyenangkan itu. Suatu hari, Yusuf memperhatikan dua narapidana, yaitu juru roti dan juru minuman raja, yang terlihat sedang sedih. Ia harus dapat mengatasi kesulitannya sendiri, agar dapat menunjukkan perhatiannya bagi persoalan yang lain. Sebagai contoh, bila kalian baru saja kehilangan 100 milyar rupiah, sepertinya kalian tidak akan memperhatikan penderitaan yang lainnya. Tetapi Yusuf memperhatikan penderitaan dari dua narapidana ini, menunjukkan perhatiannya dan membantu mereka dengan mengartikan mimpi mereka. Yusuf mengartikan mimpi juru minuman dan memberitahukan bahwa ia akan dikembalikan ke posisinya semula. Yusuf meminta kepada juru minuman agar ‘mengingat kepada dirinya, apabila keadaannya telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hakaal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini’ (Kej. 40:14). Perhatikanlah berapa banyak Yusuf menyebutkan kata ‘aku’ di dalam permintaannya itu. Ia begitu ingin keluar dari penjara dan kembali ke rumahnya; ia tidak merasa bahagia di sana. Setelah itu, Yusuf seharusnya beranggapan bahwa ini adalah suatu kesempatan dari Allah bagi dirinya untuk segera meninggalkan penjara. Karena hanya Allahlah yang dapat memberikan hikmat untuk mengartikan mimpi, ia mungkin beranggapan bahwa Allah ingin menolong dirinya dari penjara. Juru minuman menyuguhkan piala anggur kepada Firaun setiap harinya dan akan dapat menyampaikan permintaan Yusuf ke hadapannya. Juru minuman adalah satu-satunya harapan bagi Yusuf untuk bebas. Tetapi setelah juru minuman dikeluarkan dan dipulihkan posisi asalnya, ia tidak mengingat Yusuf sama sekali, bahkan melupakannya (Kej. 40:23). Tetapi sesungguhnya, hal ini menunjukkan kehendak Allah. Adalah mustahil bahwa juru 80 Kehidupan Kristen (1) minuman dapat melupakan Yusuf! Setiap hari, saat ia menyuguhkan piala anggur ke hadapan Firaun, ia pasti teringat bagaimana dirinya dapat keluar dari penjara dan bagaimana Yusuf mengartikan mimpinya itu. Bagaimana mungkin ia melupakan sesuatu seperti itu? Tetapi ia melupakannya. Yusuf menanti dua tahun di dalam penjara, mengharapkan setiap kali pintu penjara dibukakan. Itu mungkin akan menjadi kesempatan bagi dirinya. Yusuf sebagai Penguasa di Mesir Satu hari, dua hari, satu bulan, satu tahun, dua tahun berlalu. Juru minuman melupakan Yusuf genap dua tahun lamanya (Kej. 41:1), hingga Firaun memiliki suatu mimpi yang menggelisahkan dirinya. Lalu, juru minuman mengatakan bahwa ia teringat akan Yusuf dan bahwa ia merasa bersalah (Kej. 41:9). Perkataan dari juru minuman ini menunjukkan bahwa ia tidak sengaja melupakan Yusuf. Ia segera memanggil Yusuf keluar dari dalam penjara untuk mengartikan mimpi Firaun. Kemudian, Firaun menjadikan Yusuf sebagai penguasa untuk mengatur semua urusan di Mesir, sebagai orang kedua di bawah Firaun. Yusuf berusia 30 tahun saat ia menjadi seorang yang berkuasa di Mesir (Kej. 41:46). Bila kita beranggapan bahwa Yusuf berusia 17 tahun saat ia dijual ke Mesir (Kej. 37:2), berarti ia menderita 13 tahun lamanya. Seberapa banyakkah ‘13 tahun’ itu yang kita dapat lakukan di dalam kehidupan? Pernahkan kita menghabiskan waktu 13 tahun sebagai seorang budak atau narapidana? Macam pribadi apakah kita akan menjadi setelah melewati pengalaman itu? Sangat sedikit orang yang mau pergi ke penjara selama 13 tahufnf, bila mereka dapat menjadi seorang yang berkuasa pada akhirnya. Berusaha untuk Melupakan Lalu, Yusuf menikah. Pernikahan merupakan suatu kesempatan yang besar bagi kehidupan seseorang, apalagi hingga memiliki anak-anak. Sekarang, Yusuf memiliki dua anak. Anak yang pertama dinamai Manasye, yang berarti ‘Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku’ (Kej. 41:51). Tetapi apakah ia benar-benar lupa? Saat Yusuf mengatakan ‘lupa,’ sesungguhnya, ia lebih mengingat semuanya. Makin berusaha melupakan tentang suatu kejadian di dalam kehidupan kita, justru semakin mengingatnya. Sekalipun tidak merasa dendam terhadap kejadian itu, kita tetap tidak akan melupakannya. Kita dapat melupakan yang lainnya, tetapi belum tentu dapat melupakan kejadian itu. Bila Yusuf benar-benar telah melupakan semua kesengsaraannya, ia belum tentu akan dapat melupakannya. Ia menamai anak yang kedua adalah Efraim, yang berarti ‘subur’. Ia ingin melupakan masa lalunya dan mengawali suatu permulaan yang baru, tetapi itu tidak menyelesaikan segala sesuatunya. Sekalipun memiliki beragam penyelesaian, Yusuf tetap tidak dapat melupakan perbuatan jahat dari saudara-saudara dan penderitaannya selama tiga belas tahun yang lalu itu? Tidak, Yusuf tidak dapat melupakannya. Langkah Yusuf untuk Bersedia Mengampuni Dari Dendam Saat Yusuf menjadi seorang yang berkuasa di Mesir, kelaparan yang begitu dahsyat menimpa seluruh dunia. Saudara-saudara Yusuf datang untuk membeli makanan dari padanya. Yusuf berkuasa di sana sebagai seorang mangkubumi Kehidupan Kristen (1) 81 (perdana menteri) dan saudara-saudara Yusuf sujud di hadapannya. Yusuf mengenang dua mimpi yang telah diimpikan sebelumnya. Setelah 13 tahun, ia sekarang mengenakan jubah yang megah, sementara saudara-saudaranya masih para penggembala. “Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya” (Kej. 42:7). Sebagai seorang mangkubumi (perdana menteri), banyak orang yang datang kepadanya untuk membeli makanan setiap harinya. Bila Yusuf tidak melihat dengan seksama, bagaimana ia dapat mengenali mereka? Sebaliknya, Yusuf justru mengenali mereka, karena ia tidak melupakan mereka. Yusuf berbicara kepada saudara-saudaranya dengan kasar, katanya, “Dari mana kamu?” Tentu saja, Yusuf mengetahui dari mana asal mereka. Lalu, Yusuf mengenang masa lalunya, apakah ia melupakannya? Tentu tidak, hal-hal itu belumlah dapat dilupakannya. Yusuf masih mendendam terhadap saudara-saudaranya. Ia berkata kepada mereka, “Kamu ini pengintai! (Kej. 42:9). Dalam beberapa hari, para pengintai digantung mati. Muka berhadapan muka – saudara-saudara Yusuf ingin membunuh dia sebelumnya. Yusuf memasukkan mereka ke penjara tiga hari lamanya. Tiga hari itu mungkin merupakan hari-hari yang paling mengerikan bagi saudara-saudara Yusuf, sebab mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi dengan diri mereka. Dalam tiga hari itu, Yusuf pun mungkin bergumul dengan hebatnya. Tetapi pada hari yang ketiga, Yusuf mengeluarkan saudara-saudaranya dari dalam penjara dan mengatakan kepada mereka, “Aku takut akan Allah” (Kej. 42:18). Yusuf memang takut akan Allah. Tetapi bukan berarti bahwa seorang yang takut akan Allah tidak akan pernah marah. Seorang yang takut akan Allah justru akan mengendalikan dirinya dan tidak akan melukai orang banyak karena kemarahannya itu. Bergumul Saat ini terjadi, hati nurani dari saudara-saudara Yusuf menuduh mereka. Mereka segera mengingat dosa mereka karena telah menjual Yusuf (Kej. 42:21). Setelah 22 tahun lamanya, mereka masih dihantui oleh rasa bersalah itu. Saudara-saudara Yusuf berbicara dalam bahasa Ibrani dan mereka mengira Yusuf tidak memahaminya. Tetapi Yusuf justru memahami perkataan mereka itu. Saat Yusuf mendengar bahwa saudara-saudaranya diserang oleh rasa bersalah karena apa yang mereka telah perbuat terhadap dirinya, iapun sangat terharu, sebab Yusuf takut akan Allah. Bila Yusuf adalah seorang yang tidak bersimpati, ia tentu akan membalas saudara-saudaranya dengan banyak kesengsaraan. Yusuf ‘mengundurkan diri dan menangis.’ Manusia menangis biasanya disebabkan mereka tidak seimbang secara emosional – terlalu senang, terlalu sedih, terlalu tertekan dan lain sebagainya. Yusuf melepaskan beban beratnya dengan menangis. Bagaimanapun, ia tidak dapat menghapus segala sesuatunya. Ia masih belum dapat menghadapi saudara-saudaranya. Ia mengundurkan diri dari hadapan mereka untuk menangis dan setelah itu, ia kembali ke hadapan mereka, menyediakan makanan dan melepas mereka pulang ke rumah. Melepaskan Beban Saat kedua kalinya, saudara-saudara Yusuf membawa Benyamin, adik bungsunya. Saat Yusuf melihat Benyamin, ia segera masuk ke dalam kamarnya untuk menangis. Saat itu, ia lebih terharu lagi dan harus segera menahan dirinya. Setelah menangis, ia membasuh mukanya. Setiap kali Yusuf menangis, ia melepaskan 82 Kehidupan Kristen (1) sedikit rasa kemarahan terhadap saudara-saudaranya. Bila kalian tidak dapat mengampuni seseorang, kalian sebenarnya sedang membebani diri sendiri. Saat ketiga kalinya, Yusuf menunjukkan siapa dirinya kepada saudarasaudaranya. Saat itu, Yusuf tidak dapat menghindar lagi dan tidak dapat menahan dirinya di hadapan semua orang, sehingga ia menyuruh semua pegawainya untuk keluar dari tempat itu. Ia tidak dapat lari ke suatu tempat untuk menangis lagi, sehingga menyuruh semua pegawainya untuk keluar. ‘Dan ia menangis keras-keras’ – Yusuf menangisi saat-saat perbudakan dan penderitaannya. Ia tidak ingin pegawainya mendengarkan tangisan itu, tetapi semua orang akhirnya mendengarnya pula. Orang-orang Mesir dan seisi rumah Firaun pun mendengarnya, karena ia menangis begitu kerasnya. Yusuf telah berusaha untuk melupakannya, tetapi ia tidak dapat. Akhirnya, Yusuf mengampuni kesalahan saudara-saudaranya, karena ia adalah seorang yang takut akan Allah. Ia berkata, “Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?” Saudara-saudaranya ketakutan, tetapi Yusuf berkata kepada mereka, “Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (Kej. 45:5). Bagaimana kita dapat mengampuni sesama? Kita perlu memahaminya secara bertahap dan mengerti kehendak Allah yang mengizinkan situasi-situasi itu terjadi. Saat itu, Yusuf memahami bahwa ada sebuah rencana Allah yang terbaik bagi dirinya. Tetapi perwujudan itu belumlah muncul hingga tiga atau empat kali Yusuf menangis dan dua puluh tahun lamanya ia menderita. Ini memang tidak mudah bagi diri Yusuf untuk melewati semuanya itu. Yusuf menangis saat ia bertemu dengan ayahnya dan saat sang ayah mati. Yusuf banyak menangis dan melalui tangisannya itu, ia mengampuni kesalahan dari saudara-saudaranya. Tetapi saudara-saudara Yusuf belum memahami benar bahwa Yusuf telah mengampuni mereka. Setelah sang ayah mati, mereka menjadi merasa takut. Mereka beranggapan bahwa Yusuf tidak melukai mereka, karena sang ayah masihlah hidup. Jadi mereka mengirim suatu pesan kepada Yusuf atas nama sang ayah mengatakan, “Aku memohon kepadamu. Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu” (Kej. 50:17). Yusufpun menangis kembali. Setelah itu, ia mengatakan kata-kata penghiburan kepada saudara-saudaranya. Demikian lamanya, mereka memikul beban itu. Kalian harus melepaskan sesama, agar melepaskan diri kalian sendiri. Kalian tidak dapat melupakan kesalahan-kesalahan yang orang lain telah perbuat kepada kalian, tetapi kalian haruslah mengampuni dan melepaskan mereka dari rasa bersalah itu. Bila tidak, mereka pun akan menjadi suatu beban bagi diri kalian sendiri. Ketika kalian mengampuni mereka, Allah pun akan mengampuni kalian. Ketika melepaskan rasa bersalah orang lain, kalian pun akan dilepaskan. Inilah mengapa Yusuf menangis. (Oleh Pendeta H.H. Ko - Manna/Oktober-Desember 2002) Pertanyaan Diskusi: 1. Siapakah yang melukai hati kalian demikian mendalam? 2. Apakah kalian menyimpan rasa benci? Kehidupan Kristen (1) 83 3. Bila kalian terluka hati demikian mendalam atau tersinggung oleh seseorang, kalian perlu membuat suatu daftar dari semua manfaat yang telah dihasilkan dari persoalan yang kalian pikul selama ini. Ketika fokus pada beberapa manfaat itu, kalian perlu memohon agar Allah mengubah hati kalian dengan kuasa Roh Kudus. Mohonlah agar Allah mengubah hati kalian dari yang penuh kebencian menjadi penuh dengan pengampunan atas mereka yang telah melukai hati kalian. Setelah itu, akankah kalian menjadi bebas untuk mengalami dan menikmati suatu hidup yang bahagia dan yang berkelimpahan. Renungan dan Doa Nyanyikan pujian dalam Kidung Rohani # 405. Sering kali, kita mendapati halhal yang tampaknya seperti sesuatu yang tidak lagi berarti setelah sekian lamanya atau setelah suatu masa penting berlalu. Tetapi, ketika sedang marah, kita bertindak dalam cara-cara yang tidak bersedia untuk mengampuni seseorang dan semakin sulit untuk membiarkan perasaan itu pergi. Kiranya Allah memberikan hati yang penuh kasih, sehingga kita dapat lebih banyak mengampuni dan tidak mengizinkan perasaan marah itu menetap lama di dalam hati kita. 84 Kehidupan Kristen (1) Halaman Kosong Kehidupan Kristen (1) 85 Berkata-kata Sasaran “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.” (Yakobus 3:2) Ayat ini memberitahukan bahwa pengendalian lidah dapat menjadi pelajaran terberat dalam pemeliharaan rohani kita. Dunia kita pada saat ini penuh dengan kata-kata dusta dan yang tidak sopan. Kita harus memancarkan terang melalui perkataan yang baik di dalam pergaulan kita dengan sesama. Ini tidak selamanya mudah, tetapi setidaknya sebagai orang Kristen, kita seharusnya secara sadar berusaha melakukannya setiap kali. Pada bagian ini, murid-murid akan menyoroti pentingnya petunjuk mengenai pelatihan mengendalikan lidah. Setidaknya, mereka akan dibuat mengetahui tentang pentingnya pengendalian dari pancaindera tubuh yang kecil ini. Bagian # 4 Renungan Bagi Para Guru “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.” (Amsal 25:11) Yang dikeluarkan dari lidah sering kali sulit untuk dijawab. Tidak setiap orang dapat berkata-kata dengan baik. Apalagi yang senantiasa dapat menghibur sesama dengan perkataannya. Sebagai umat Kristen, kita sering berhati-hati dengan perkataan sendiri, hanya untuk tidak ingin beroleh hukuman dari Allah. Tetapi yang lebih penting lagi, alasan untuk menjaga lidah adalah agar dapat membangun iman sesama dan membawa berkat bagi yang mendengarkannya. Oleh karena itu, kita seharusnya tidak mengucapkan kata-kata yang melukai hati sesama dan berusaha untuk belajar mengatakan hal-hal yang baik, sehingga orang-orang yang berkomunikasi dengan kita dapat menerima penghiburan dan sukacita. Biarlah Perkataan Kita Menjadi suatu Sumber yang Membangun 86 Kehidupan Kristen (1) “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarkannya beroleh kasih karunia.” (Efesus 4:29) pelajaran Mengatasi Pencobaan 10 Bacaan Kitab Mat. 4:1-11 Sasaran Pelajaran Agar murid-murid dapat menunjukkan tiga sasaran pencobaan mereka dengan tepat dan merencanakan bagaimana mengatasinya dengan firman Allah Ayat Alkitab “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” (Yak. 1:1415) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Matius 4-10 Latar Belakang Alkitab Pencobaan dapat dilihat sebagai suatu pengujian. Pengujian ini bermaksud baik bagi kita, yang berarti untuk membuktikan karakter kita sebagai umat Kristen. Bagaimanapun, pengujian dapat menjadi kejahatan pula, yaitu apabila dengan maksud untuk melukai atau menjatuhkan seseorang. Dalam 300 tahun terakhir, kata ‘pencobaan’ telah dipergunakan dengan pengertian yang lebih terbatas bagi seseorang yang berbuat kejahatan saja. Yesus Kristus ‘dibawa oleh Roh Kudus’ (Luk. 4:1) ke dalam suatu pencobaan, tetapi Ia dicobai oleh Iblis. Baik kuasa ilahi maupun kuasa Iblis sama-sama bekerja dengan tujuan untuk menguji-Nya. Iblis diizinkan untuk mencobai umat Kristen (Ayb. 1:6-12), tetapi hanya dalam kuasa yang terbatas. Iblis dapat mempergunakan penderitaan, kebohongan, keberhasilan, hawa nafsu, keinginan daging untuk mencobai umat Kristen. Kehidupan Kristen (1) 87 Yesus Kristus mengajari kita untuk berdoa kepada Allah, agar tidak dibawa ke dalam pencobaan (Mat. 6:13), tetapi dilepaskan dari yang jahat (2 Tim. 2:22). 1 Yohanes 2:15 memberitahukan kita bahwa dosa berasal ketika kita berbuat dosa, keinginan hati yang bergabung dengan hal-hal di luar dunia sana. Pencobaan dapat pula dilihat sebagai sesuatu yang timbul dari keinginan sendiri (Yak. 1:13-15). “Apabila eorang dicobai, janganlahia berkata: ‘Pencobaan ini datang dari Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” Saat Yesus Kristus dicobai, Ia mengutip dari kitab Ulangan. Ini menunjukkan bahwa firman Allah itu bagaikan pedang dan perisai untuk melawan pencobaan. Ini penting untuk menjadi kutipan dari beberapa ayat dan prinsip yang Alkitabiah ketika bahaya datang. Pemanasan 1. Apakah kalian mengetahui bahwa pencobaan itu merupakan bagian dari kehidupan seseorang? 2. Mengapa berpikir bahwa hidup kalian itu begitu dipenuhi dengan pencobaan? (Murid-murid mungkin menduga bahwa Iblis berusaha untuk menjauhi kita dari pertumbuhan sebagai umat Kristen. Beberapa murid akan mengatakan bahwa Allah mengizinkan pengujian itu terjadi untuk mendewasakan karakter kita.) 3. Tidak seorangpun yang menyukai pencobaan. Manfaat apakah yang mungkin kita dapati dari pencobaan di dalam kehidupan kita? (Ketika mengatasi pencobaan, kita menjadi seorang Kristen yang lebih teguh. Kadang kegagalan membuat kita menyadari bahwa kita harus berserah lebih banyak kepada Allah.) Kita menghadapi pencobaan setiap harinya, sehingga menjadi pribadi yang tegar. Pelajaran hari ini berbicara tentang tiga pencobaan berat, yang Yesus Kristus harus hadapi dan bagaimana Ia mengatasi semuanya itu. Pemahaman Alkitab Pencobaan Yesus Kristus Biarlah murid-murid membaca dari Matius 4:1-11 satu ayat satu murid. Bacalah bergiliran hingga setiap murid memiliki kesempatan untuk membacanya. Mintalah murid-murid untuk melakukan hal-hal berikut seperti yang mereka telah baca. Mereka akan memerlukan beberapa menit lamanya untuk menandai catatan seperti yang ditunjukkan. 88 Kehidupan Kristen (1) 1.Taruhlah garis yang berlekuk-lekuk di bawah tiga pencobaan Iblis yang dipergunakan terhadap Yesus Kristus. 2. Taruhlah sebuah segitiga pada tempat setiap pencobaan itu terjadi. 3. Lingkarilah tanggapan yang Yesus Kristus buat terhadap pencobaan Iblis itu. 4. Berilah garis bawah pada segala sesuatu yang memberitahukan bahwa Yesus Kristus mengetahui firman Allah dengan baik. Biarlah murid-murid membaca bacaan berikut tentang pengalaman kelaparan selama masa pencobaan Yesus Kristus. Mintalah mereka memikirkan apakah yang mungkin menyenangkan pergi 40 hari lamanya tanpa makan. Menurut penjelasan dari beberapa orang yang mengetahui tentang hal itu, bahwa kuatnya keinginan untuk makan menguasai rasa lapar dari pikiran seseorang. Ia senantiasa berpikir akan makanan. Setelah dua minggu, seseorang yang kelaparan berjuang menahan diri dengan meneguk air tanpa muntah-muntah. (Catatan: Apakah Yesus Kristus meneguk air selama masa puasa-Nya? Kita tidak mengetahuinya.) Secara perlahan, kekurangan gizi akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan seseorang. Tubuh orang itu akan semakin kedinginan. Kulitnya menjadi mengering. Berat tubuhnya akan menurun secara drastis. Tetapi pengalaman terberat dari semua kejadian selama 40 hari adalah lamanya waktu Tuhan Yesus harus menjalani puasa. (Time Magazine, 17 Agustus 1981) Dari bacaan ini, kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus begitu lemah kondisi jasmaninya. Ia mengetahui seperti apakah dicobai ketika dalam kondisi itu. Pertanyaan Diskusi: 1. Mengapa kalian berpikir bahwa Iblis menanti hingga Yesus Kristus telah berpuasa 40 hari lamanya untuk menyerang-Nya? Apakah yang kalian dapat pelajari dari hal ini? (Iblis menanti saat Yesus Kristus merasa lapar, sehingga semakin terbuka kesempatannya untuk mencobai-Nya.) 2. Iblis tidak benar-benar menginginkan roti yang berasal dari batu. Apakah yang ia inginkan dari pencobaan pertamanya terhadap Tuhan Yesus? (Iblis menginginkan Tuhan Yesus lebih mematuhi kepadanya daripada kepada Allah.) 3. Memang mudah mengetahui alasan pencobaan pertama dari Iblis itu terhadap Tuhan Yesus. Tetapi macam pencobaan jasmani apakah yang kalian hadapi hari ini? 4. Iblis tidak ingin melihat sebuah pertolongan yang ajaib dalam pencobaan yang kedua. Apakah yang ia benar-benar inginkan? (Ia menginginkan Yesus Kristus untuk mencobai Allah – melanggar firman Allah – dalam usaha untuk membuktikan keilahian-Nya.) 5. Sebutkan pencobaan kedua yang berkaitan dengan diri kalian pada hari ini. (“Bila kalian adalah seorang Kristen yang saleh, lalu mengapa tidak membuktikan kesalehan itu?” atau “Kalian tidak perlu mempelajari ulangan di sekolah. Bila Allah mengasihi kalian, Ia tentu akan memberikan nilai bagus kepada kalian.”) Kehidupan Kristen (1) 89 6. Sekilas, pencobaan ketiga dari Iblis itu tidak berkaitan dengan kita. Tetapi bila para remaja Kristen mau jujur, hal apa sajakah yang kalian kira mereka lebih utamakan daripada Allah dan di manakah mereka menaruh semuanya itu di hadapan-Nya? (Beberapa dari para remaja mungkin mengatakan bahwa mereka menaruh uang, pakaian atau gengsi pada posisi di atas Allah.) 7. Pencobaan manakah menurut kalian merupakan yang paling berat bagi Yesus Kristus? Jelaskan. (Pencobaan pertama berhadapan dengan kebutuhan jasmani. Ini pencobaan yang berat, tetapi bukanlah yang terberat. Pada pencobaan kedua, Iblis mempergunakan firman Allah, agar Yesus Kristus mencobai Allah. Ini merupakan tipu daya, tetapi tidaklah seberat pencobaan yang berikutnya. Pada pencobaan ketiga, Iblis berusaha membujuk agar Yesus Kristus melarikan diri dari salib yang harus Ia pikul, sekaligus menawarkan pemerintahan dunia. Yesus Kristus mengetahui bagaimana menderitanya salib yang akan dipikul-Nya, tetapi Ia tidak berbuat dosa. Ia percaya kepada Allah yang akan membebaskan-Nya dari semua pencobaan itu.) 8. Apakah yang akan terjadi bila Yesus Kristus telah menyerah terhadap pencobaan Iblis itu? (Yesus Kristus akan berbuat dosa dan tidak dapat dengan sempurna untuk menebus dosa-dosa kita.) 9. Bagaimana Yesus Kristus memberikan tanggapan atas ketiga pencobaan Iblis itu? (Semua pencobaan Iblis itu dijawab-Nya dengan mengutip dari firman Allah.) 10. Iblis mengakhiri tiap-tiap pencobaan saat Yesus Kristus mempergunakan firman Allah. Mengapa menurut kalian ini terjadi? Apakah yang kita dapat pelajari dari hal ini? (Iblis mengetahui bahwa Yesus Kristus mengutip firman Allah. Sementara, Yesus Kristus mengetahui apa yang benar dan lebih perlu mematuhi firman Allah daripada mengalah terhadap pencobaan.) 11. Bagaimana cara Yesus Kristus pergunakan firman Allah berbeda dari cara Iblis? (Yesus Kristus meyakini firman Allah, mengartikannya dengan benar dan mempergunakannya untuk tujuan yang baik. Sementara, Iblis mempergunakan firman Allah untuk tujuan yang jahat, yaitu untuk mencobai Anak Allah. Ia mungkin tidak meyakini firman Allah dan menginginkan agar Yesus Kristus mati dengan menjatuhkan diri-Nya ke bawah.) 12. Yesus Kristus mempergunakan firman Allah untuk membantu diri-Nya mengatasi tantangan dari pencobaan Iblis. Apakah ini memberitahukan kalian tentang pemahaman Alkitab dan penghafalan? (Yesus Kristus tidak menuliskan Kitab Suci bagi diri-Nya selama menghadapi pencobaan Iblis, tetapi Ia mengetahui firman Allah dengan baik. Ketika kita mempelajari dan menghafal Alkitab, firman Allah akan senantiasa beserta dengan kita.) 90 Kehidupan Kristen (1) Menguji Pemahaman 1. Apakah tiga pencobaan Iblis yang diajukan kepada Tuhan Yesus? 2. Iblis pun mempergunakan firman Allah saat ia mencobai Tuhan Yesus – bagaimana ia mengubah arah firman Allah ke dalam suatu pencobaan? 3. Tuhan Yesus mengatasi berbagai pencobaan dengan mempergunakan firman Allah pula. Apakah ini mengajarkan kita tentang bagaimana melawan pencobaan? Penerapan Kehidupan Mengatasi Pencobaan Ada empat alasan mengapa Kitab Suci merupakan sesuatu yang berharga untuk mengatasi pencobaan. 1. Kitab Suci memberikan kita berbagai contoh dari tokoh-tokoh yang mengatasi pencobaan seperti yang kita dapat ikuti dari teladan mereka. 2. Kitab Suci memberitahukan batasan-batasan bagi tindakan kita. Membiarkan kita mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. 3. Kitab Suci memberikan kita petunjuk bagaimana mengatasi pencobaan, sebagaimana menjauhkan diri dari yang jahat dan berdoa, sehingga tidak jatuh ke dalam pencobaan. 4. Kitab Suci memberikan kita berbagai nilai dan sikap yang saleh, sehingga dengan bersandar pada kuasa Roh Kudus, kita tidak menginginkan banyak hal yang dapat mencobai diri kita. Mengapa kalian beranggapan bahwa Kitab Suci adalah sesuatu yang berharga untuk mengatasi pencobaan? (Karena seseorang dapat diubahkan pada sisi dalam dirinya, sehingga kekuatan dari pencobaan akan hilang secara bertahap. Itu membuat kita ingin melakukan apa yang benar dan dapat membedakan yang benar dari yang salah.) Biarkan murid-murid memainkan peranannya dan berdiskusi tentang bagaimana mengatasi pencobaan. Skenario 1: Jenny sedang menuju ke sebuah acara pesta teman-teman sekolahnya. Jenny tidak menyangka apapun sebelumnya, tetapi hal pertama yang ia lihat ketika memasuki ruang pesta adalah mencium aroma dari minuman beralkohol. “Kamu minum minuman beralkohol?” “Tentu,” jawab teman-temannya. Kehidupan Kristen (1) 91 Skenario 2: Renee bepergian hingga larut malam dan menguatirkan akan apa yang orangtuanya akan katakan. Teman sekolah Renee telah mengatakan agar ia memberitahu orangtuanya bahwa mereka mengalami kemacetan lalu lintas, karena ada suatu kecelakaan di jalan raya. Apakah yang seharusnya Renee katakan? Skenario 3: Nathan sedang berjalan menuju ke pertandingan sepak bola bersama dengan kedua temannya. Seorang dari antara mereka melihat sebuah mobil yang kuncinya masih menempel pada lubang kontak untuk menyalakan mobil. “Hey,” katanya. “Marilah kita kendarai mobil ini.” Teman yang lain menyetujuinya dan segera masuk ke dalam mobil itu. “Masuklah, Nathan,” kata teman-temannya. Setelah mereka telah membaca tiap-tiap skenario itu, biarkan murid-murid memainkan peranan dengan pergumulan batin dari para remaja dalam membuat suatu keputusan. Sebagian murid haruslah memainkan suara hati yang mendesak para remaja untuk menolak godaan itu. Sebagian lainnya memainkan suara yang mempergunakan beberapa ayat Alkitab yang dapat membantu mereka. Sebagai contoh, dalam situasi yang pertama, murid-murid akan memainkan suatu peran pergumulan batin Jenny yang berada di suatu acara pesta. Sebagian murid memainkan suara godaan dengan mengatakan, “Ayolah, kamu tentu tidak ingin dilihat aneh di depan teman-temanmu, bukan? Minumlah bir ini.” Sebagian lainnya dapat menanggapi, “Jangan menguatirkan apa yang mereka pikirkan.” Untuk memainkan peranan ini lebih efektif lagi, kalian dapat menempatkan dua suara yang bertentangan itu pada ruang kelas yang berbeda. Potonglah peranan yang ada ketika perdebatan di antara mereka terulang kembali. Setelah tiap-tiap peran dimainkan, tanyakanlah murid-murid dengan beberapa pertanyaan yang tersedia. Pertanyaan Diskusi: 1. Bagaimana menurut kalian perasaan para remaja pada saat-saat seperti itu? (Tertekan, takut atau bingung. Para remaja mungkin merasa dirinya tidak memiliki kesempatan lagi untuk membuat suatu keputusan.) 2. Apakah yang membuat situasi-situasi itu menjadi sulit? (Bertentangan dengan hati nurani, karena apa yang diketahui benar, sesungguhnya beresiko kehilangan teman-teman atau dihukum.) 3. Bagaimana menurut kalian para remaja itu dapat mengatasi situasi-situasi seperti itu? (Janganlah mengalah terhadap segala macam pencobaan.) 4. Tidak mengalah terhadap pencobaan menunjukkan kekuatan yang sesungguhnya. Cara apa sajakah yang dapat dipersiapkan, agar kita tidak mengalah terhadap tantangan pencobaan yang akan dihadapi pada masa depan? (Berdoalah bagi kepenuhan Roh Kudus, agar kita lebih banyak dipenuhi dengan Roh Allah, sehingga kita makin jarang ingin lakukan sesuatu yang dapat mendukakan-Nya; bagikan persoalan dan kesulitan kita dengan sesama teman Kristiani, yang dapat mendoakan dan memotivasi diri kita; bacalah Alkitab lebih sering, karena itu dapat memberikan beberapa petunjuk untuk mengalahkan pencobaan dan untuk membentuk pandangan baru yang dapat mengubah kehidupan kita.) 92 Kehidupan Kristen (1) Pada hari-hari mendatang, kalian akan dihadapi dengan beberapa tantangan pencobaan yang lebih berat, tanyakan beberapa pertanyaan kepada diri kalian sendiri: 1. Apakah sepanjang hari? 2. Di manakah kalian? 3. Siapakah di sekitar kalian? 4. Bagaimana kalian pernah menanggapi situasi-situasi seperti itu pada masa yang lalu? 5. Apakah mungkin untuk meninggalkan situasi-situasi seperti itu dan menghindarkan diri dari pencobaan? 6. Bila tidak dapat meningalkan situasi-situasi seperti itu, bagaimana kalian akan menanggapinya? Sering kali, murid-murid lebih memilih untuk menghindari situasi yang ada dan itu baik! Atau telah memutuskan bahwa mereka tidak dapat menghindari masuk ke dalam situasi yang ada, tetapi dapat meninggalkan tempat itu begitu pencobaan mulai bekerja. Akhirnya, murid-murid dapat memutuskan bahwa mereka tidak dapat menghindari atau meninggalkan situasi, tetapi dapat menghadapinya dengan firman Allah dan kuasa Roh Kudus. Renungan dan Doa Ketika tidak dapat menghindari pencobaan, ada tiga cara untuk menanggapinya: Mengalah, melarikan diri dari situasi atau menghadapinya. Mengalah terhadap pikiran-pikiran yang jahat atau berbuat dosa – tidak seorangpun dari antara kita yang ingin melakukannya. Agar tidak mengalah terhadap pencobaan, kita perlu berdoa kepada Allah dan menerima kepenuhan Roh Kudus. Kehidupan Kristen (1) 93 Halaman Kosong 94 Kehidupan Kristen (1) pelajaran 11 Bersumpah, Mengutuk dan Berkata-kata yang Tidak Senonoh Bacaan Kitab Yak. 3:1-12; Ams. 10:19; 15:11; 25:11; 29:1; Mat. 12:36-37; Ef. 5:4; Kol. 4:6 Sasaran Pelajaran 1. Agar murid-murid memperhatikan perkataan mereka dengan seksama 2. Agar murid-murid berusaha menjadi ramah di dalam perkataan mereka Ayat Alkitab “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Ef. 4:29) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Yakobus 3; Amsal 10; 15; 25; 29; Matius 12; Efesus 5; Kolose 4 Latar Belakang Alkitab Alkitab merupakan sumber yang kaya bagi petunjuk kehidupan sehari-hari, bahkan berkaitan pula dengan perkataan kita. Dalam Perjanjian Lama, kita memiliki tokoh-tokoh teladan, yang ramah dalam perbuatan dan perkataan mereka. Sebagai contoh, kita mengetahui cerita tentang bagaimana Ishak menolak untuk bertengkar dengan para tetangganya, yang telah mengambil atau menutupi sumurnya (Kej. 26). Sekalipun Alkitab tidak secara terbuka memberitahukan apa yang Ishak katakan kepada para tetangganya, kita dapat pastikan bahwa ia tidak berbicara secara kasar atau bertengkar kepada mereka. Dengan cara yang sama, Daniel, Nehemia dan Ester pun memiliki keberhasilan hidup di antara orang-orang dari bangsa asing. Mereka tentu telah mengucapkan perkataan dan bertindak secara hati-hati dan bijaksana. Karena sedang mempelajari pelajaran ini, kita dapat mengingatkan diri sendiri dan murid-murid tentang betapa banyaknya orang kudus pada zaman dahulu yang berhasil menjalani hidup mereka di dunia. Berkat Allah jelaslah merupakan salah satu penyebabnya. Tetapi usaha mereka dalam melatih menguasai diri terhadap perkataan bukanlah suatu hal yang tidak dapat diabaikan. Sebagaimana kitab Amsal mengatakan, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya” (Ams. 18:21). Kehidupan Kristen (1) 95 Kitab Amsal menyediakan banyak nasihat yang terarah mengenai mengekang lidah kita. Kita akan melihat beberapa ayat di dalam pelajaran ini. Bagaimanapun, ada lebih banyak nasihat yang tidak ditemukan di sini, yang guru (dan muridmurid) dapat melihatnya sebagai petunjuk bagi kehidupan sehari-hari. Kita boleh memotivasi murid-murid untuk membaca kitab Amsal setiap harinya, selain dari jadwal pembacaan Alkitab mereka. Kitab hikmat ini tidak pernah lelah sejauh mengajarkan tentang perjalanan kehidupan kita. Ini seharusnya menjadi suatu pelengkap bagi kehidupan sehari-hari. Pemanasan Di tempat kita hidup sekarang ini, ada banyak sumpah di sekeliling kita. Mungkin bukan kata-kata sumpah yang secara sengaja terucapkan kepada seseorang selama terjadinya suatu pertengkaran. Faktanya, bila kita mundur dan mengamati, kita akan menemukan bahwa banyak orang justru sering menggunakan kata-kata sumpah tanpa seorangpun merasa terhina oleh karenanya. Sebagai umat Kristen, kita mungkin menyadari bahwa kita seharusnya menghindar dari berselisih dengan setiap orang. Tetapi, apakah kita mengintrospeksi diri dalam menggunakan kata-kata sumpah pada perkataan sehari-hari? Suatu hari, seorang anak yang berusia 7 tahun pulang ke rumahnya dan bertanya kepada ibunya, “Ibu, beritahukan apa itu ‘B-word’ dan ‘F-word’ (kata-kata umpatan yang kebanyakan orang pergunakan pada umumnya). Semua teman-teman menertawakanku, sebab aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan kata-kata itu.” Sang ibu tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, kecuali memberitahukan bahwa kata-kata itu adalah kata-kata yang buruk dan jangan pernah menggunakannya. Kejadian ini memberitahukan bahwa menggunakan kata-kata sumpah (bahkan ketika tidak bersumpah pada kondisi perselisihan) adalah hal yang biasa. Tetapi sebagai umat Kristen, kita harus menjaga diri sendiri untuk tidak mengikuti kebiasaan ini. Pemahaman Alkitab Perkataan Kita (Yak. 3:2-12) Bagaimana pentingnya perkataan dalam hubungan kita dengan Allah dan sesama? Alkitab memberitahukan bahwa barangsiapa yang tidak bersalah dalam perkataannya adalah orang yang sempurna. Dengan lidah, kita dapat memuji Allah dan membawa penghiburan kepada sesama. Dengan lidah, kita pun dapat berbuat dosa kepada Allah dan membawa kesulitan dan kerugian bagi diri sendiri dan sesama. Lidah merupakan suatu bagian penting dari kehidupan seseorang yang sulit untuk dikendalikan, tetapi kita harus waspada dalam menggunakannya. Hari ini, kita akan mempelajari pentingnya lidah dalam kehidupan kita sebagai umat Kristen. Bacalah Yakobus 3:2-12 dan diskusikan beberapa pertanyaan berikut: 96 Kehidupan Kristen (1) 1. Orang yang sempurna (ayat 2) a. Apakah yang bagian ini katakan tentang orang yang sempurna? b. Bagaimana lidah berkaitan dengan semua aspek lainnya dari pemeliharaan kerohanian kita? Sebagai contoh, bagaimana seseorang yang dapat mengendalikan lidahnya, dapat pula mengendalikan seluruh tubuhnya? c. Apakah menurut kalian mungkin menjadi sempurna dengan pemahaman ini? Bila tidak, apakah menurut kalian mungkin untuk mendekati pada standar ini? Bila tidak bersalah dalam perkataan sama sekali, kita dapat dianggap sebagai seorang yang sempurna. Tetapi faktanya, kita semua bersalah dalam kata-kata yang diucapkan, karena kita banyak berbicara. Dari pagi hingga malam hari, ketika bersama dengan orang lain, kita tidak terelakkan lagi, akan menjalin hubungan komunikasi. Dan ketika berbicara, kita tidak memiliki kesempatan untuk mengoreksi perkataan yang keliru diucapkan di hadapan mereka. Itulah mengapa kita sering mendapati diri ini mengatakan hal-hal yang kurang berarti atau justru tidak menyatakan hal-hal yang ingin disampaikan. Bila berjaga-jaga dan berhati-hati terhadap perkataan sendiri, kita pun akan berjaga-jaga terhadap bagian pemeliharaan kerohanian yang lainnya. 2. Beberapa ilustrasi yang digunakan untuk menggambarkan lidah (ayat 3-5) a. Yakobus menggunakan ilustrasi yang berbeda untuk menggambarkan lidah. Kenalilah beberapa ilustrasi berikut (kekang pada mulut kuda, kemudi yang kecil pada sebuah kapal, api yang dapat membakar hutan yang luas). b. Apakah beberapa ilustrasi ini tepat digunakan? c. Bagaimana lidah seperti tiap-tiap ilustrasi ini dapat diperbandingkan? 3. Lidah adalah racun yang mematikan (ayat 8) a. Bagaimana cara lidah dapat merusak dan mematikan sesamanya? b. Pernahkah kalian sebelumnya merusak sesama dengan lidah? c. Apakah akibatnya? d. Bagaimana perasaan kalian setelah kejadian itu? e. Apakah menurut kalian telah dapat melakukan yang lebih baik di dalam situasi yang serupa? 4. Kita menggunakan lidah untuk memuji dan mengutuk (ayat 9-12) a. Apakah lidah kalian bagaikan mata air yang memancarkan air yang segar dan air yang pahit pula? b. Selain untuk memuji Allah, apakah yang kita dapat lakukan dengaan lidah bagi manfaat yang positif? (Lidah kita dapat dipergunakan untuk mengatakan hal-hal yang baik kepada sesama, mengatakan kata-kata penghiburan, mengatakan kata-kata yang membangun, mengabarkan Injil, menyanyikan pujian rohani.) c. Sebutkan beberapa contoh dari kata-kata yang ramah atau berkat, yang kita dapat pergunakan dengan lidah. Kehidupan Kristen (1) 97 Menguji Pemahaman 1. Sebutkan tiga ilustrasi yang dipergunakan oleh Yakobus untuk menggambarkan lidah. 2. Dalam cara apakah lidah dapat mematikan sesama? 3. Dalam cara apakah lidah dapat dipergunakan untuk memberkati? Penerapan Kehidupan Bagian A – Mengendalikan Lidah Kita Alkitab meberikan nasihat yang baik tentang mengendalikan lidah kita. Bila dapat menahan lidah sesuai dengan pengajaran Alkitab, kita pasti akan menjadi seorang yang sempurna, seperti yang disebutkan dalam Yakobus 3:2. Untuk ayat-ayat berikut, tuliskan contoh di dalam hidup yang kalian dapat terapkan dari pengajaran Alkitab itu. Lalu, bagikan contoh kalian itu kepada murid-murid lainnya. Contoh pertama telah diberikan bagi murid-murid sebagai suatu gambaran dari pekerjaan contoh lainnya. 1. Amsal 10:19 Wajarlah untuk beranggapan bahwa makin banyak kita berbicara, semakin besar pula kemungkinan untuk mengatakan hal-hal yang salah. Saya terpikir satu cerita ketika menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman. Komunikasi yang terjalin lebih sering menyinggung topik-topik yang berkaitan dengan sesama daripada kejadian atau hal lainnya. Dan dalam suatu kelompok, satu orang biasanya akan mengatakan tentang satu hal dan yang lainnya akan melengkapi rinciannya. Dengan demikian, dapatlah secara mudah menjadi tidak terkendali dan akhirnya, terjerumus ke dalam gosip. Suatu kali, saya bersama seorang teman, yang benar-benar mengidoalakan sesuatu dari seseorang. Ia mulai membicarakan tentang semua hal yang orang itu telah perbuat pada masa yang lampau (yang tidak berkaitan dengan kejadian masa kini). Pertama, saya menyetujui dengan hal-hal yang ia katakan. Lalu, saya mendapati diri ini tergabung dalam kata-kata yang menghakimi orang itu tanpa sepengetahuannya. Itu timbul dengan sendirinya. Sulit untuk mengintrospeksi diri sendiri, ketika kita berada di dalam suatu kelompok. Jadi, cara terbaik untuk menguasai diri adalah berapa banyakkah kita berbicara. Makin sedikit kita berbicara, semakin kecil pula kesempatan untuk mengatakan hal-hal yang salah. 2. Amsal 15:1 3. Amsal 25:11 98 Kehidupan Kristen (1) 4. Pengkhotbah 5:1-2 5. Matius 5:33-37 6. Matius 12:36-37 7. Efesus 5:4 8. Kolose 4:6 Bagian B – Berbagai Kesaksian mengenai Berkata-kata Kita telah mendengar kata-kata seperti, “Rintik air yang sedikit membuat lautan yang luas.” Kita mungkin tidak menyadari betapa jauhnya dampak yang terjadi dari perilaku yang baik dan kata-kata yang ramah. Faktanya, bila senantiasa menunjukkan keramahan dalam perkataan, kita dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap orang-orang di sekitar kita. Sebagai contoh, kita dapat memuliakan nama Allah di antara orang-orang yang belum percaya kepada-Nya. Kita bahkan dapat menyentuh hati mereka melalui perkataan yang ramah, sehingga dapat membawa mereka kepada Kristus. Pada bagian ini, kita akan membaca terlebih dahulu sebuah kesaksian singkat dari seorang saudari yang memancarkan kemuliaan Allah di tempat kerjanya. Lalu, kita akan menuliskan berbagai kesaksian pribadi atau dari orang-orang yang telah (atau belum) memuliakan nama Allah di dalam kehidupan mereka. Kita akan berbagi kesaksian ini kepada murid-murid lainnya. Kita akan berusaha mendapatkan beberapa pengajaran dari tiap-tiap kesalahan itu. Kesaksian Jean bekerja sebagai seorang asisten administrasi di suatu departemen dari perusahaan kerabatnya. Pekerjaan Jean perlu berhadapan dengan banyak pekerja dengan tingkatan yang berbeda-beda. Seperti halnya, ia harus menangani semua macam orang setiap harinya. Ada beberapa pekerja yang biasanya bersikap baik dan ramah. Tetapi ada pula yang sering kurang sabar, sehingga membuat keinginankeinginan yang tidak masuk akal. Kadang, ketika tekanan pekerjaan meningkat di tempat kerjanya, para pekerja itu menjadi cepat marah dan berkata-kata yang tidak menyenangkan. Jean memahami bahwa sebagai seorang Kristen, ia harus memuliakan Allah di dalam hidupnya. Ini berarti bahwa ia harus memancarkan terang bagi Allah dan mengagungkan nama-Nya di atas kebanggaan dan perasaannya sendiri. Untuk menjadi ramah di dalam perkataan dan tabah di tengah segala macam tekanan merupakan doa Jean dengan tekun. Di kantornya, tidak masalah dengan siapa berhadapan, ia berusaha sebaik-baiknya untuk senantiasa menjadi sopan dan lemah lembut di dalam perkataannya. Inilah kewajiban dasar dari seorang Kristen. Sedikit demi sedikit ia menyadari bahwa cara-cara yang ramah telah menyentuh hati dari salah seorang pekerjanya. Suatu hari, pekerja ini datang ke hadapannya dan bertanya, “Gereja manakah kamu biasa datangi? Bolehkah aku pergi bersamamu ke gereja untuk beribadah?” Jean sungguh terkejut. Ia tidak pernah memberitakan Injil kepada pekerja ini sebelumnya. Mengapa pekerja ini ingin pergi bersama Jean ke gerejanya? Ketika Jean menanyakan mengapa, pekerja ini memberitahukan bahwa ia telah mengamati perbuatan Jean yang luar biasa dan meyakini bahwa Jean berasal dari sebuah gereja yang benar. Kehidupan Kristen (1) 99 Menuliskan kesaksian kalian sendiri Inilah kesaksian singkat yang menunjukkan bahwa pentingnya perkataan dan perbuatan di dalam kehidupan sehari-hari kita. Biarlah murid-murid membaca kesaksian ini dan sekarang, adalah giliran kalian untuk berbagi sebuah kesaksian. Bila merupakan kesaksian yang bagus, kita dapat meneladani dari padanya. Sebaliknya, bila merupakan kesaksian yang memuat beberapa kesalahan atau kejadian yang tidak memuliakan nama Allah, kita pun dapat belajar dari padanya, agar tidak mengikuti jejak yang sama. Saat kalian menuliskan kesaksian pribadi atau dari orang lain, perhatikanlah kepada beberapa pertanyaan berikut. Kalian seharusnya tidak menyebutkan nama orang yang terlibat dalam kesaksian itu. Kemudian, diskusikan bersama dengan murid-murid lainnya mengenai apa yang dapat dipelajari. Pertanyaan Diskusi: 1. Macam orang apakah yang tokoh ini harus hadapi? 2. Tentang kejadian apakah atau macam situasi apakah yang terjadi? 3. Bagaimana menurut kalian menghadapi pikiran dari tokoh ini ketika terjadi suatu kejadian? 4. Apakah yang tokoh ini perbuat? 5. Bagaimana tanggapan dari sesama pada masa sekarang ini? 6. Bila merupakan suatu kesaksian yang buruk, apakah menurut kalian tokoh ini telah dapat melakukannya secara berbeda? Renungan dan Doa Nyanyikan pujian dalam Kidung Rohani # 212. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk ‘memancarkan terang kita di hadapan semua orang (Mat. 5:16). Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindari untuk tidak berkata-kata dengan orang lain. Karena berkata-kata merupakan bagian dari kehidupan kita. Untuk itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan lidah yang kecil ini kepada sesama. Apakah kita menggunakan lidah untuk menyalurkan kasih karunia Allah kepada sesama dan memuliakan nama-Nya atau justru untuk menimbulkan luka hati? Kiranya Allah menolong mengekang lidah kita, sehingga dapat memancarkan terang bagi-Nya melalui perkataan. 100 Kehidupan Kristen (1) pelajaran 12 Dusta, Gosip dan Kebenaran Bacaan Kitab Mat. 12:36-37; 1 Raj. 21; 2 Raj. 5; Kis. 5 Sasaran Pelajaran 1. Agar murid-murid mengetahui bahwa mereka tidak seharusnya mengatakan dusta dan gosip 2. Agar murid-murid senantiasa berusaha untuk mencari tulus hati dan benar Ayat Alkitab “Tetapi kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” (Mat. 12:36-37) Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid) Matius 12-15; 1 Raja-Raja 21; 2 Raja-Raja 5; Kisah Para Rasul 5 Latar Belakang Alkitab Kiranya menunjuk kepada bagian Latar Belakang Alkitab dalam pelajaran 11 sebagai tambahan informasi. Pemanasan Seberapa banyak dari antara kita di sini belum pernah berdusta atau mengatakan tentang seseorang tanpa sepengetahuannya? (Murid-murid yang menanggapinya. Sepertinya tidak semua orang akan menjawab dengan jujur.) Bila kita dengan sengaja mengatakan suatu dusta dan menyebabkan luka batin terhadap seseorang, itu dapat dianggap sebagai suatu dosa di hadapan Allah. Kadang, hal-hal yang kita bicarakan atau informasi yang disampaikan tanpa maksud jahat pun Kehidupan Kristen (1) 101 dapat melukai batin seseorang. Ketika tidak berpikir untuk bergosip, kita tidak bersalah sama sekali di hadapan Allah dan tidak melukai batin seseorang. Berapa kalikah kalian ditanya mengenai hal-hal tertentu dari orang lain? Dapatkah memikirkan situasi-situasi yang kalian kira tidak dapat menyatakan sesuatu? Sebagai contoh, dapat menjadi suatu rahasia bahwa seseorang telah berbagi sesuatu kepada kalian. Dalam situasi seperti itu, adalah lebih baik untuk mengalihkan topik pembicaraan atau memberitahukan bahwa rahasia seseorang perlu dihormati daripada berkata dusta. Hari ini. kita akan melihat lebih dekat mengenai topik ini. Pemahaman Alkitab Bagian # 1 – Beberapa Peringatan Alkitab yang Bertentangan dengan Dusta Kita senantiasa mendengar bahwa umat Kristen seharusnya jangan berdusta. Apakah kalian mengetahui ayat-ayat dari Alkitab yang memberitahukan secara langsung bahwa kita seharusnya jangan berdusta atau berdusta itu merupakan suatu kejijikan di hadapan Allah? Marilah kita melihat beberapa ayat Alkitab yang menjadi peringatan agar kita jangan berdusta. Lalu, kita akan melihat pula beberapa kejadian di Alkitab yang melibatkan dusta dan pelajarilah apa akibatnya. A. Peringatan Alkitab untuk Tidak Berdusta 1. “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” (Kel. 20:16) a. Apakah yang dimaksud dengan ‘mengucapkan saksi dusta’ tentang seseorang? (Berkata-kata dusta atau mengatakan suatu kebenaran yang tidak seutuhnya tentang seseorang. Bahkan mengatakan sesuatu tentang seseorang ketika tidak mengetahui secara pasti bahwa informasi itu adalah benar, juga merupakan salah satu bentuk dari kesaksian yang palsu.) b. Mengapa menurut kalian Allah memasukkan peringatan ini sebagai salah satu dari Sepuluh Perintah? (Kata-kata dapat membawa banyak penderitaan. Ada yang merasa terluka batinnya atau tertekan batinnya oleh sejumlah kesalahpahaman tentang sesama. Di gereja, ini dapat menyebabkan seseorang tidak lagi merasa nyaman untuk datang beribadah atau tidak lagi bersekutu dengan jemaat lainnya. Ini dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesatuan iman para jemaat.) c. Sering dikatakan bahwa enam perintah terakhir dari Sepuluh Perintah haruslah dilakukan dalam hubungan kita terhadap sesama. Bagaimana kalian beranggapan bahwa perintah ini berkaitan antara interaksi umat Kristen dengan sesamanya? (Kata-kata kita terhadap sesama atau tentang sesama merupakan tolok ukur dari seberapa besar kita mengasihi dan memperhatikan mereka. Sebagai contoh, bila mengasihi seseorang, kita tidak akan pernah mengatakan 102 Kehidupan Kristen (1) sesuatu tentang seseorang yang kita sendiri tidak mengetahui rincian informasinya dengan jelas. Atau, bila sesuatu tidak membangun bagi orang itu, kita tidak akan mengatakannya sama sekali. Perkataan yang dipergunakan akan menentukan bagaimana kita berinteraksi dengan sesama. Oleh karena itu, perintah-perintah mengenai kata-kata kita merupakan bagian yang sangat penting dari kehidupan umat Kristen.) 2. “Enam perkara ini yang dibenci Tuhan...seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.” (Ams. 6:16-19) Dalam bagian ini, enam perkara telah disebutkan. Faktanya, tujuh kejijikan terhadap Allah tidaklah terpisahkan sama sekali. Diskusikan bagaimana semua perkara ini berkaitan satu dengan yang lainnya. (Enam perkara yang Tuhan benci, bahkan tujuh perkara yang merupakan kekejian bagi-Nya: Mata yang sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyemburnyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara. Semua persyaratan Allah janganlah diabaikan dalam hubungan kita dengan sesama, seperti yang dirangkumkan dalam Mikha 6:8: “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu, selain berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” Untuk bersikap adil terhadap semua orang, kita harus mengawasi hati dan perkataan sendiri. Kita seharusnya jangan pernah memutarbalikkan fakta sesuai kepentingan pribadi atau untuk disenangi. Untuk mencintai kesetiaan, kita harus mengawasi perkataan pribadi, agar jangan menyebabkan pertentangan. Ini pun harus dilakukan dengan hati yang tulus dan yang baik, agar tidak menimbulkan luka batin terhadap sesama.) 3. “Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil.” (Ams. 20:17) a. Selain dari maksud ‘roti’ dari ayat ini, hal apalagi yang kalian dapat pikirkan yang dapat diperoleh melalui penipuan? (Kekayaan, promosi jabatan, tingkatan yang lebih baik, perhatian dari orang lain; kita melihat banyak orang berusaha menipu dan tidak segan-segan untuk mengejar semua hal ini.) b. Bila kita memandang ke sekeliling dunia sekarang ini, apakah kita melihat orang-orang yang telah beroleh keuntungan dari hasil penipuannya? Dapatkah kalian memberikan beberapa contoh? (Inilah yang mungkin nampak secara nyata dalam dunia usaha, yaitu dengan memberikan kesaksian palsu atau menyebarkan cerita dari orang-orang yang tidak memiliki informasi yang jelas, kita bergosip. Di hadapan Allah, semua hal itu tidaklah dapat diterima. Lebih parah lagi, kita memberitahukan kebohongan kecil untuk mendapatkan sesuatu yang benar-benar tidak jelas dalam jangka panjang, seperti mendustai orangtua tentang aktivitas kita.) c. Pernahkah kalian melihat mulut orang-orang ini ‘dipenuhi dengan kerikil’, yaitu menderita karena akibat buruk dari penipuan mereka? Kehidupan Kristen (1) 103 d. Bacalah Pengkhotbah 12:14. Apakah yang ayat ini katakan tentang memperoleh sesuatu dari hasil penipuan? (Kita mungkin memperoleh sesuatu dari hasil kebohongan atau penipuan kita. Tetapi, ingatlah bahwa Allah mengawasi semua perbuatan dan membawanya ke dalam pengadilan yang sesungguhnya, yaitu penghakiman terakhir. Oleh karena itu, adalah lebih baik menderita kehilangan atau kerugian sekarang daripada berdusta atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan pengajaran Allah. Karena apapun keuntungan yang kita peroleh sekarang ini, bila dengan cara penipuan, kita harus menanggung semuanya itu.) 4. “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad, lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setansetan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.” (1 Tim. 4:1-2) a. Apakah yang dimaksud dengan ‘tipu daya pendusta-pendusta’ dan ‘yang hati nuraninya memakai cap mereka’? (Dusta tetaplah dusta. Kita sering mendengarkan orang banyak mengatakan ini. Mengapa banyak orang harus berdusta? Lebih sering berdusta daripada tidak, ini karena mereka tidak ingin mengatakan apa yang sebenarnya di dalam hati. Ketika berdusta, kita tidak memiliki ketulusan hati. Dan makin banyak berbuat dosa, semakin mudah pula untuk mengatakan dusta pada tiap-tiap kejadian. Suara hati kita menjadi semakin tidak peka. Ini serupa dengan memberitahukan suatu kebohongan. Kadang, kita pun harus berdusta untuk menutupi dusta yang terdahulu.) b. Dapatkah kalian memikirkan beberapa contoh yang menggambarkan hal itu? (Marilah murid-murid memberikan beberapa contoh dari pengalaman mereka.) B. Kejadian Dusta di Alkitab 1. Ular yang berdusta – permulaan dari dosa a. Bacalah Wahyu 12:9, Kejadian 3:1-7 dan Yohanes 8:44. Apakah menurut kalian hubungan antara para pendusta dengan ‘si ular tua, yang disebut Iblis’ itu? (Para pendusta melakukan hal yang sama dengan Iblis – di satu sisi, mereka saling memiliki!) b. Apakah hal ini membicarakan tentang kepelikan dari berdusta? (Kita tidak ingin masuk ke dalam jerat Iblis. Oleh karena itu, berdusta bukanlah kesalahan kecil yang harus diabaikan!) 2. Izebel menjebak Nabot a. Bacalah 1 Raja-Raja 21:1-24. Apakah motivasi di balik dusta dari Izebel? (Ia ingin menyenangkan suaminya dengan menunjukkan kemampuan dirinya. Oleh karena itu, ia menjebak Nabot, sehingga memastikan kebun anggur Nabot menjadi milik suaminya.) b. Bagaimana sikap Allah terhadap dusta yang dilakukan oleh Izebel? (Selain berdusta, Izebel merupakan seorang perempuan jahat, yang melakukan penyembahan berhala dan segala aktivitas yang terkait dengan dewa pagan. Ia sungguh dihukum oleh Allah, sehingga jatuh dari menara dan mati tanpa penguburan – anjing-anjing memakan mayatnya.) 104 Kehidupan Kristen (1) 3. Gehazi mendustai Elisa a. Bacalah 2 Raja-Raja 5:14-27. Mengapa menurut kalian Elisa menolak pemberian dari Naaman? (Elisa menunjukkan suatu mujizat bagi kesembuhan Naaman bukanlah dengan menggunakan kuasanya. Ia memahami bahwa dirinya hanyalah seorang hamba Allah, yang seharusnya tidak memanfaatkan pekerjaan atau kuasa-Nya untuk memperoleh keuntungan pribadi.) b. Apakah hukuman bagi Gehazi? (Terkena penyakit kusta.) c. Apakah akibat yang diderita oleh Gehazi sebanding dengan pemberian yang ia terima dari Naaman? (Ketika kita berdusta, itu hanya mengeluarkan kita dari beberapa situasi pada saat itu. Tetapi dusta itu sendiri membelenggu kita dan akibat dari jangka panjangnya tidaklah sebanding dengan apa yang didapat dari jangka pendeknya. Ini adalah serupa dengan kasus Gehazi.) 4. Anannias dan Safira mendustai para rasul dan Roh Kudus a. Bacalah Kisah Para Rasul 5:1-10. Karena bukanlah suatu ketentuan bahwa para jemaat harus mempersembahkan semua yang mereka miliki (ayat 4), mengapa menurut kalian Ananias dan Safira berdusta? (Mungkin mereka merasa tertekan terhadap jemaat lainnya yang menyumbangkan semua yang mereka miliki. Atau, hanya ingin beroleh nama baik bagi diri mereka sendiri.) b. Dalam ayat 3 dan 9, dengan apakah Petrus menyetarakan berdusta di hadapan para rasul itu? (Dengan berdusta di hadapan para rasul, Ananias dan Safira telah membiarkan Iblis masuk ke dalam hati mereka. Adalah setara berdusta di hadapan para rasul dengan mencobai Roh Kudus.) c. Apakah yang dapat disetarakan pada sekarang ini dengan macam-macam dusta yang Ananias dan Safira katakan? (Allah kita adalah Tuhan yang melihat hati manusia. Berdusta dapat dikatakan menyembunyikan sesuatu yang ilegal yang tidak sama dengan kebenaran yang terdapat dalam hati kita. Dalam pemahaman yang luas, apapun yang tidak benar dapat dianggap sebagai dusta.) Bagian # 2 – Diperingatkan untuk Tidak Bergosip Bacalah beberapa ayat Alkitab berikut dan diskusikan bagaimana kita dapat menerapkan pengajaran Alkitab ini ke dalam kehidupan sehari-hari. 1. Efesus 4:15 Ayat ini mengajarkan sebuah prinsip dasar dalam berhadapan dengan banyak orang, terutama saudara-saudari seiman di gereja. Kita harus berkata-kata kebenaran di dalam kasih. Sayangnya kadang, kita mendengar beberapa kejadian justru kebenaran yang tidak seutuhnyalah yang diucapkan. Dalam kejadian yang lebih parah lagi, kita mendengar bagaimana gosip diadakan dan hal-hal yang jauh dari kebenaran itulah yang justru disebarkan. Kehidupan Kristen (1) 105 2. Matius 12:36-37 Gosip dapat sangat merusak. Gosip sering kail merupakan suatu pembicaraan yang tidak direncanakan sebelumnya tentang seseorang. Bukanlah berniat untuk memfitnah seseorang pada mulanya. Tetapi, gosip berasal dari pembicaraan yang tampaknya tidak berbahaya yang menyebar seperti api. Itulah saat kerusakan itu terjadi. Itulah mengapa Alkitab memberitahukan bahwa kita akan dihakimi terhadap setiap kata sia-sia yang kita ucapkan. Oleh karena itu, haruslah berhatihati tentang apa yang kita ucapkan. 3. 2 Korintus 1:18-19 Prinsip Paulus adalah senantiasa mengatakan kebenaran dan bukannya hal-hal yang rancu. Ini adalah prinsip yang penting bagi kita sekarang ini. Sebagai anakanak Allah, haruslah mengetahui apa yang kita katakan atau yang sebaiknya jangan dikatakan. Itulah satu-satunya cara agar kita jangan menjadi pembawa gosip. 4. Amsal 29:11 Ada perbedaan mendasar antara mengatakan kebenaran dengan mencurahkan semua isi hati kita. Bagian dari pemeliharan kerohanian kita adalah mampu untuk menguasai diri. Itu berarti bahwa kita harus mengetahui bagaimana menahan pikiran dan perasaan tertentu yang mungkin ada pada diri kita, bila hal itu dapat melukai batin sesama. Menguji Pemahaman 1. Bagaimana perintah ke sembilan berkaitan dengan Sepuluh Perintah lainnya? Apakah menurut kalian akar atau penyebab dari timbulnya dusta/kesaksian palsu? 2. Apakah yang Izebel perbuat untuk memperoleh kebun anggur Nabot? Selain mengada-ada suatu fakta, apakah lagi kesalahan yang diperbuat oleh Izebel? 3. Mengapa Gehazi berdusta? Adakah perumpamaan di dalam Alkitab atau orang-orang di sekitar kalian, yang berdusta untuk memperoleh sesuatu seperti Gehazi? 4. Siapakah yang berdusta kepada Roh Kudus? Dalam situasi sekarang ini, apakah yang akan dianggap berdusta kepada Roh Kudus? 5. Apakah yang dimaksudkan dengan ‘mengatakan kebenaran di dalam kasih’ (Ef. 4:15)? 106 Kehidupan Kristen (1) Penerapan Kehidupan Studi Kasus Kita akan melihat tiga kasus situasi dari kehidupan nyata yang saudarasaudari seiman di gereja telah temukan. 1. Bacalah tentang situasi-situasi yang ada. 2. Lalu, jawablah beberapa pertanyaan yang ada. 3. Selanjutnya, Anda akan memberitahukan murid-murid apa yang saudara-saudari sebenarnya perbuat dan apakah yang terjadi pada akhirnya. 4. Diskusikan jawaban kalian (2) dengan murid lainnya. Kasus A Ann bekerja di suatu lembaga riset. Ia harus melakukan penelitian dan mengolah banyak data di dalam pekerjaannya itu. Suatu hari, atasan Ann memberikan suatu pekerjaan yang sangat penting kepadanya. Bila Ann mengerjakan pekerjaan itu dengan baik, ia pasti akan beroleh pujian dari atasannya. Ia pun akan makin memiliki kesempatan pada masa depannya untuk memperoleh pekerjaan yang lebih penting lagi dan akan mendapatkan kenaikan gaji. Suatu petang, ia menemukan kesalahan yang tidak terpantau pada tahapan sebelumnya dari pekerjaannya itu. Kesalahan itu diperbuat oleh asistennya. Bila Ann dan asistennya berdiam diri, tidak seorangpun yang akan mengetahui kesalahan itu. Ann berada di dalam suatu dilema yang besar. Bila ia melaporkan kesalahan itu kepada atasannya, ia harus menanggungnya dan tidak akan beroleh suatu posisi yang menyenangkan dari atasannya. Tetapi ia mengetahui bahwa menyembunyikan kesalahan yang ada bukanlah hal yang benar untuk dilakukan. Pertanyaan Diskusi: 1. Kemungkinan tanggapan apakah dari atasan Ann, bila ia melaporkan kesalahannya itu? 2. Apakah yang kalian akan lakukan, bila berada dalam posisi Ann? Kasus B Ketika John berada di suatu Sekolah Menengah Atas, ia banyak menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman sekolahnya. Mereka sering berada di suatu mal untuk menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di sana. Ia bahkan berkali-kali tidak masuk sekolah bersama dengan mereka untuk pergi ke mal dan menghabiskan waktu di sana. Suatu hari, ketika pulang ke rumah dengan terlambat, John akan memberitahu orangtuanya bahwa ia tadi berdiskusi dengan teman-teman tentang tugas sekolah mereka. Ketika mendapat nilai buruk, orangtua John benar-benar menguatirkannya. Pada mulanya, John berdusta kepada mereka bahwa ulangan yang diadakan sekolah begitu sulitnya dan murid-murid lainnya pun memperoleh nilai yang buruk. Tetapi, ketika nilai buruk terulang kembali beberapa kali, orangtua John mulai mencurigai sesuatu. Akhirnya, mereka mengetahui bahwa John sering tidak masuk sekolah dan merekapun marah sekali. Ini menyebabkan terjadinya keributan, bahkan beberapa kali, John meninggalkan rumahnya. Kadang, ketika terjadi keributan dapat menimbulkan pula sesuatu yang benar-benar buruk adanya. Kehidupan Kristen (1) 107 John pergi ke rumah temannya dan bermalam di sana. Orangtua John begitu menguatirkannya, tetapi selain mendoakan John, mereka tidak mengetahui lagi bagaimana harus membantunya. Pertanyaan Diskusi: 1. Apakah menurut kalian cara terbaik untuk menasihati John? 2. Bila kalian adalah seorang teman John dan mengetahuinya situasinya, nasihat apakah yang kalian akan berikan kepadanya? 3. Bila John berada di kelas Pendidikan Agama kalian, apakah yang kalian akan perbuat untuk membantunya? Kasus C Selama pertemuan di antara rekan sekerja di gereja, suatu perselisihan terjadi. Setelah pertemuan itu, salah seorang dari dua orang yang sempat berselisih mulai memberitahukan kepada banyak jemaat bahwa saudari itu mengatakan sesuatu yang benar-benar tidak pantas kepada dirinya, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar. Jemaat yang mendengarkan dari satu sisi berita itu dikejutkan oleh saudari yang mengatakan hal-hal itu. Mereka mulai memberitahukan kepada yang lainnya, tanpa memastikan terlebih dahulu apakah yang mereka dengar itu adalah sesuatu yang benar. Jadi pada akhirnya, semakin banyaklah jemaat yang mengetahui kejadian itu. Ketika suatu kabar telah tersebar, biasanya banyak orang yang terlibat di dalamnya. Saudari yang mendengar hal-hal yang dikatakan kepada dirinya, mengetahui bahwa kabar itu tidaklah benar. Tetapi bagaimana ia membela dirinya sendiri? Kabar itu telah tersebar ke banyak jemaat, bahkan kepada mereka yang belum menjadi jemaat di gereja itu. Ia merasa sakit hati. Untuk jangka panjang, ia tidak tahu bagaimana menghadapi jemaat di gerejanya. Ia merasa bahwa mereka pun pemfitnah dan mudah terkecoh untuk mempercayai hanya dari satu sisi berita. Ia mulai meninggalkan pelayanan gereja, karena ingin menghindari mereka semua. Pertanyaan Diskusi: 1. Bila kalian adalah salah seorang yang berada pada pertemuan itu dan mendengar gosip yang beredar, apakah yang kalian akan lakukan? 2. Bila kalian adalah salah seorang yang mendengar satu sisi dari berita itu, apakah yang kalian akan lakukan? 3. Bagaimana kalian akan memotivasi saudara, yang menyebarkan satu sisi dari beritanya saja? 4. Bagaimana kalian akan memotivasi saudari, yang merasa ia telah disalahpahami dan dijadikan korban? Akhir Tiap-Tiap Cerita Kasus A Akhirnya, Ann memutuskan untuk memberitahu atasannya. Bagaimanapun, ia berdoa dengan bersusah hati dan meminta agar beberapa teman dekat dari gereja untuk mendoakannya sebelum kesalahan itu disampaikan kepada atasannya. Terasa begitu leganya bahwa atasan Ann hanya memintanya untuk melakukan ulang seluruh pekerjaannya dari awal, bahkan tidak menegurnya sedikitpun. Sebagai akibatnya, 108 Kehidupan Kristen (1) atasan Ann masih merupakan seorang atasan yang baik baginya, seolah-olah kejadian itu tidak pernah terjadi. Ann mengetahui bahwa hanya kasih karunia Allahlah, sehingga ia dapat memiliki waktu yang lancar bagi pekerjaannya. Kasus B Orangtua John dan beberapa jemaat lainnya mendoakannya dengan tekun. John secara perlahan menyadari bahwa ia tidak dapat menjalani hidupnya dengan tidak bertanggung jawab dan terlalu bebas. Faktanya, ketika berdoa, ia melihat suatu penglihatan atas semua perbuatannya yang ditunjukkan kepadanya. Di dalam doa itu, John menyadari bahwa Allah mengetahui dan mengawasinya setiap saat. Ia dipenuhi dengan rasa takut dan hormat terhadap kasih karunia Allah bagi dirinya, sehingga tidak pernah dihukum karena menjadi begitu durhakanya. Kasus C Saudari ini tidak berusaha untuk membela dirinya, kecuali kepada teman-teman dekatnya. Ia banyak berdoa dan menyerahkan segala sesuatunya ke dalam tangan Allah. Teman-teman gereja dari saudari ini memotivasinya untuk tidak berhenti datang ke gereja dan tetap berdoa bersama. Mereka menunjukkan banyak perhatian kepada saudari ini dan menemaninya di gereja. Ia pun mempelajari suatu pelajaran tentang kuasa lidah yang menghancurkan. Bagi dirinya, saudari ini mempelajari bahwa jangan pernah terlibat dalam penyebaran gosip apapun atau merencanakan ‘berbagi cerita’, hingga dapat melukai batin seseorang secara tidak sengaja. Ia pun mempelajari bahwa senantiasalah menjadi bijaksana untuk mendengar suatu cerita dari kedua sisi sebelum mengambil suatu penilaian. Renungan dan Doa “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar” (Yak. 3:5). Lidah merupakan suatu anggota tubuh yang berkuasa. Dipergunakan secara benar, lidah dapat membawa berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Sayangnya, kita sering mempergunakan lidah bagi perkataan yang sia-sia, mengatakan suatu kebenaran yang tidak seutuhnya, bahkan berdusta. Kita harus memahami bahwa Allah menginginkan kita untuk menjadi senantiasa tulus dan jujur. Marilah kita menetapkan suatu sasaran di dalam hidup untuk mempergunakan lidah menurut cara yang benar dan tidak lagi melukai batin seseorang. Kehidupan Kristen (1) 109 Halaman Kosong 110 Kehidupan Kristen (1) pelajaran Ulasan 13 Sasaran Pelajaran 1. Agar murid-murid dapat memiliki suatu ulasan yang penting dari kedua belas pelajaran yang telah dipelajari 2. Agar murid-murid dapat menerapkan ayat-ayat hafalan di dalam kehidupan mereka Ulasan Bagian A – Ujian Ayat Hafalan Untuk beberapa ayat Alkitab berikut, tuliskan ayat-ayat hafalannya dan jelaskan bagaimana tiap-tiap ayat hafalan itu berkaitan dengan kehidupan kalian sehari-hari. Beberapa bagian dari ayat-ayat telah diberikan sebagai petunjuk untuk membantu kalian. 1. Kolose 1:10 (Pelajaran 2) “Sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya, serta ____________________ kepada-Nya _____________________ dan kamu memberi buah dalam segala ____________________ dan bertumbuh dalam ____________________ tentang Allah.” Kaitan dengan kehidupanku sekarang: 2. Pengkhotbah 12:1 (Pelajaran 3) “Ingatkan akan ____________________ pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: _______________ _____bagiku di dalamnya.” Kaitan dengan kehidupanku sekarang: 3. Roma 12:2 (Pelajaran 4) “Janganlah kamu menjadi ____________________, tetapi berubahlah oleh ____________________, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: _____________________, ______________________ dan ______________________.” Kaitan dengan kehidupanku sekarang: Kehidupan Kristen (1) 111 4. Matius 6:19,21 (Pelajaran 6) “Janganlah kamu mengumpulkan ____________________; di bumi ______________________ dan ____________________ merusakkannya dan ______________________ membongkar serta mencurinya.” Kaitan dengan kehidupanku sekarang: 5. Kolose 3:13 (Pelajaran 9) “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain dan ____________________ seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh ____________________ terhadap yang lain, sama seperti Tuhan ____________________ kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” Kaitan dengan kehidupanku sekarang: 6. Efesus 4:29 (Pelajaran 11) “Janganlah ada ____________________ keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya yang mendengarkannya, beroleh _____________________.” Kaitan dengan kehidupanku sekarang: Bagian B – Bahaya 1. Siapkan sebuah tabel serupa seperti yang ditunjukkan di sini. Nilai yang diperoleh menurut pertanyaan yang diberikan berikut. 2. Murid-murid memilih beberapa kotak nilai, gunakan sebuah Post-It note yang berukuran besar untuk menutupi kotak-kotak yang telah tersedia sebelumnya. Pada bagian atas dari tiap-tiap Post-It note, berilah tanda tim manakah yang telah memperoleh nilai itu. 3. Pada akhir permainan, jumlahkan nilai yang diperoleh dari tiap-tiap tim dan berilah hadiah kepada tim yang menang (dan juga hadiah hiburan bagi tim yang kurang beruntung.) Kutipan/ Ayat Alkitab Umat Kristen & Kehidupan Pribadi Pengawasan Tantangan Kehidupan Berkata-kata 200 200 200 200 200 400 400 400 400 400 600 600 600 600 600 800 800 800 800 800 1000 1000 1000 1000 1000 112 Kehidupan Kristen (1) Kutipan/Ayat Alkitab 200 “Jawaban yang lemah lembut...” Lanjutkan ayat Alkitab ini. (Bonus 100 poin bagi yang menjawab benar: “...meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.” – Ams. 15:1) 400 Matius 6:33 berkata, “Tetapi carilah dahulu...” Lanjutkan ayat Alkitab ini. (“...Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”) 600 “Apa gunanya seorang...” Lanjutkan ayat Alkitab ini dan berikan acuan kitabnya. (“...memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” – Mat. 16:26) 800 Apakah yang 2 Timotius 2:22 katakan? “Sebab itu, jauhilah nafsu orang muda,...” (...kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.”) 1000 Kutiplah Galatia 5:22-23 (“Tetapi buah Roh ialah: Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”) Umat Kristen dan Kehidupan Pribadi 200 Sebutkan tiga aktivitas sehari-hari dalam kehidupan beribadah para rasul selama masa gereja mula-mula. (Berdoa, berpuasa, saling menguatkan sesama dengan firman Allah, memberitakan Injil, memuji Allah dan lain sebagainya.) 400 Sebutkan dua tokoh di dalam Alkitab, seperti yang terdapat di dalam Pelajaran 1, yang kepadanya Allah menaruh perhatian dan pertolongan-Nya. (Hagar, Zakheus, janda yang mempersembahkan dua peser.) 600 Apakah yang terjadi dengan Yakub saat ia beristirahat di Betel selama melarikan diri dari saudaranya? Apakah yang ia lakukan atau katakan sebagai ucapan syukur kepada Allah? (Kej. 28:17-22) (Yakub bermimpi tentang para malaikat yang sedang naik turun pada anak tangga yang menuju ke langit. Ia menyadari bahwa Allah menyertai dirinya. Ia mendirikan tugu dan menuangkan minyak pada batu yang dipergunakannya saat tidur. Ia bernazar untuk beribadah kepada Allah dan memberikan sepersepuluh dari apa yang dimilikinya.) Kehidupan Kristen (1) 113 800 Dalam Ezra 7:10, Ezra membuat suatu ketetapan di hadapan Allah. Apakah ketetapan itu? (Ezra bertekad untuk mendalami dan menjalani hukum-hukum Allah dan mengajarkannya pula kepada seluruh umat Israel.) 1000 Bagaimana Samuel dan Timotius mempersiapkan masa muda mereka untuk melakukan pekerjaan Allah? Berikan contoh yang jelas dalam hidup mereka. (Materi dari Pelajaran 3 membahas tentang Samuel melayani di Bait Allah dan kepekaannya terhadap suara Allah. Timotius dilatih menurut firman Allah oleh ibu/ neneknya.) Pengawasan 200 Sebutkan tentang tiga macam sikap kita dalam menghadapi kekayaan di dunia. (Kepuasan, kerelaan untuk berbagi, membantu sesama, tidak memandang kekayaan sebagai sesuatu yang lebih penting daripada Allah dan lain sebagainya.) 400 Apakah yang Abram berikan kepada Raja Melkisedek? (Sepersepuluh dari apa yang ia miliki.) (Bonus 100 poin – apakah perwujudan dari pemberian Abram dalam kehidupan kita sekarang ini? (Persembahan perpuluhan.) 600 Apakah tujuan dari persembahan perpuluhan selama masa Perjanjian Lama? Digunakan untuk apakah persembahan perpuluhan itu? (1. Lahan orang-orang Lewi yang tidak diperoleh setelah penaklukan Kanaan; 2. Mendukung kehidupan dari orang-orang Lewi, para imam dan para pekerja Bait Suci lainnya, karena telah melayani Tuhan sepanjang umur mereka.) 800 Dalam Maleakhi 3, dua hal penting apakah yang berkenaan dengan pemberian persembahan perpuluhan? (1. Tidak memberikan persembahan perpuluhan sama dengan menipu Allah – ayat 8-9; 2. Berkat Allah akan dicurahkan ketika kita memberikan persembahan perpuluhan.) 1000 Dalam Pelajaran 6, kalian membaca banyak nasihat. Dalam kitab Amsal dan Pengkhotbah, ada banyak motivasi agar kita tidak menjadi malas. Uraikan dengan kata-kata sendiri salah satu dari nasihat itu. Bonus 100 poin bila murid-murid dapat mengutip seluruh ayat Alkitab itu (Ams. 6:68,10-11; 26:15; 31:15; Pkh. 10:18). 114 Kehidupan Kristen (1) Tantangan Kehidupan 200 Dalam Pelajaran 7, kita mempelajari bagaimana Yakub, Yusuf dan Musa memiliki masa-masa kesepian mereka masing-masing. Pilihlah satu dari tokoh-tokoh ini dan gambarkankan sebuah masa dalam hidup saat mereka merasa kesepian dan bagaimana Allah menunjukkan diri-Nya kepada mereka. (Materi dari Pelajaran 7 membahas secara umum, pengetahuan dasar Alkitab.) 400 “Aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Siapakah yang mengatakan perkataan ini? Apakah yang terjadi kepada seluruh orang Yahudi setelah orang ini mengatakan perkataan itu? (Ester – mereka berdoa dan berpuasa, Allahpun melepaskan mereka dari Haman.) 600 “Jangalah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah merekarekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memeliara hidup suatu bangsa yang besar.” Siapakah yang mengatakan perkataan ini? Pada kejadian apakah, perkataan ini dikatakan? (Kejadian 50:19-20 – Yusuf kepada saudara-saudaranya, setelah kematian Yakub, memastikan mereka bahwa ia tidak mendendam sama sekali dan akan memelihara mereka.) 800 Pada dua kejadian yang terpisah, orang Efraim tidak dilibatkan dalam perang melawan orang-orang Kanaan. Gambarkan bagaimana kedua hakim ini – Gideon dan Yefta – menangani situasi yang berbeda dan bagaimana hasilnya? (Materi dari Pelajaran 8 membahas tentang Yefta memulai suatu perang terhadap orang Efraim, sementara Gideon memuji dan menenangkan mereka.) 1000 Tiga pencobaan apakah yang Iblis cobai pada diri Tuhan Yesus setelah Ia berpuasa 40 hari lamanya di padang gurun? Bagaimana Yesus Kristus menanggapi tiap-tiap cobaan ini? (Matius 4:1-11) Berkata-kata 200 Dalam Yakobus 3, Alkitab mengilustrasikan lidah dengan banyak hal. Jelaskan dua dari ilustrasi itu dan mengapa lidah digambarkan dengan ilustrasi seperti itu. (Percikan api yang kecil, kemudi kapal, kekang pada mulut kuda dan lain sebagainya.) 400 Apakah yang dimaksud dengan memberi kesaksian palsu terhadap sesama? Berilah dua ilustrasi – satu ilustrasi dari Alkitab dan satu lagi dari kehidupan nyata. (Izebel memperdaya Nabot.) Kehidupan Kristen (1) 115 600 Apakah nasihat yang diberikan dari Amsal 10:19? Bonus 100 poin bagi murid-murid yang dapat menjelaskan bagaimana nasihat itu akan membantu kita dalam berkata-kata. (“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”) 800 Siapakah Ananias dan Safira? Apakah yang mereka perbuat? Akibat apakah yang mereka terima? Di manakah cerita mereka dituliskan dalam Alkitab? (Ini pertanyaan terakhir yang bernilai 200 poin, sehingga akan dikurangi 200 point, bila murid-murid tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Kisah Para Rasul 5 – mendustai Roh Kudus dengan mengatakan bahwa telah mempersembahkan segala penjualan tanah mereka, padahal keduanya menahan sebagian dari penjualan tanah itu. Ananias dan Safira mati seketika itu juga secara bergantian.) 1000 Matius 12:36-37 memberitahukan bahwa kita akan mempertanggungjawabkan perkataan kita pada Hari Penghakiman. Kutiplah ayat-ayat Alkitab ini. Renungan dan Doa Selama kwartal ini, kita telah mempelajari bagaimana menjalani kehidupan dengan gaya hidup umat Kristen. Sebagai umat Kristen, kita tidaklah terluput dari kekuatiran hidup yang orang-orang non-Kristenpun merasakannya, seperti persoalan keuangan, perselisihan antar pribadi dan kesepian. Tetapi penghiburan yang paling besar adalah kita senantiasa memiliki Allah yang siap untuk menolong. Oleh karena itu, Allah pun memiliki sejumlah keinginan tertentu dari kita. Ia menginginkan kita untuk bersandar kepada-Nya dalam memancarkan terang di dunia ini dan dengan perbuatan menunjukkan bahwa kita berbeda dari orang-orang yang tidak mengenalNya. Marilah kita senantiasa berpaling dan berserah diri kepada Allah, sehingga dapat memuliakan nama-Nya dan membawa manfaat bagi orang-orang yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Akhirilah dengan suatu pujian. 116 Kehidupan Kristen (1) Halaman Kosong llllllllllllllllll “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23) “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:5-6) “Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.” (Titus 2:7) Pendidikan Agama REMAJA Tahun 1 Buku 3 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16) True Jesus Church General Assembly, USA (Buku ini hanya dipergunakan di dalam Gereja Yesus Sejati) Edisi Revisi 1, 2012