Jurnal AdministrasiPublik, Volume 11 No 1 , Ol{tober 2012 DINAMIKA $TUDI KEBIJAKAN PUBLIK DALAM DIMENSI EKONOMI.POLITIK David B.W.Pandiel ABSTRAK Sorang pejabat publik yang sukses dalam kepemimpinannya sangattergantung kepada kemampuannya mengambil kebijakan yang cepat dan tepat waktu Sebab kesalahan dalam mengambil kebijakan dapat menimbulkan kerugian besar bagi masyarakatrrya Karena itu, kebijakan prblik, disatu sisi menjadi instrumen pemerintahan unfukmoarujudkan cita-cita masyarakat, menyelesaikan persmlan pudikdan memaksinnalkan sumberdaya yangtedcaEs untuk kemakmuran masyarakatsebesar-besamya, namun di pihak lain kebijakan publik dapat memproduksi masalah (making problem) yang justeru bersifat merugikan kepentingan masayarakat Pengalaman dalam rezim orde baru di lndonesia, telah membuktrkan bahwa kebijakan publik menjadisumber krisis muftidimensi yang justeru memperburuk kehidupan rakyat. Penyelenggaraan pemerintahan setiap saat selalu berada dalam pilihan-pilihan untuk melakukan tindakan dalam rangka menciptakan bonum commune (kesejahteraan bersama) Kata kunci : dinamika studi kebijakan publik dan ekonomi-politik persen, yaitu dari9.8 p 8,1 pesen. Selain menjadin( kemiskinan dan F ketergantungan pen terhadap utang luar n( lima tahun terakhir ul sekitar 400 persen dan menjadi2l 4,1 triliun pa 1 luar negeritidak leps dampak krisis ekonomi lndonesia dijuluki oleh n lembaga donor seba berutang dan setia m nas€hat IMF dan Banl lndonesia dalam li sebagaimana testim( rnereka memberikan tc utang kepada rezm fu Berdasarkan taksran 1 negeri berkisar US $ 12 y,ang tidak pernah si mencapaiUS $4G60 n PENDAHULUAN 20 Oktober 2009), volume produk perikanan Kebflakan Publik : Urgency andReasons "As for the future, the auguries are bright. lndonesip has the potencialto become the No. 1 nation in economic develoryent in the next 30 years. Excepting only Japan and perhaps that mengalamikenaikan 68 persen, dari 120.000 ton dengan nilai 160 juta dollarAS pada tahun 2007 Jisebut oleh berbagaig menjadi280.179,34 ton dengan nilai268 juta dollar AS. Selain itu, perairan lndonesia menjadi"surga" crukan untuk kepentng queation mark, China. She has the natural resaurces, and she has people of quality rootedin a vital culture tradition" (Howard Paf{rey Jones, April bagi pencuri ikan. Kekayaan alam tambang lndonesia juga terkategori melimpah, misalnya tembaga ranking 5; emas ranking 7; gas alam 1970). Sangat penting kita berbicara tentang ranking 8; nikel ranking 5; karet (alam dan sintetis) ranking 3;dan batu bara ranking 7 dunia (Nugroho, kebijakan pu blik dala m konteks lndonesia m utakhir 2008:5). dibanding dengan harapan pada masa lalu Kemiskinan masih mencengkeram kuat akarnya dan menghujam dalarn diri bangsa ini, sebagaimana pandangan diplomatAmenka Howard Jones pada tahun 1 970. Sejarah pembangunan di lndonesia tidak hanya menorehkan catatan kesu ksesa n, tetapr j uga me nyisa kan pe nd e nta a n yang tak kunjung selesai. Sampaidisini, barangkali kita dapat sepakat dengan kesimpulan Peter L.Berger (1 974: 1 38), bahwa "sejarah pembangunan ada la h sejarah pnderitaa n". Kejayaan negeri nyiu r sehingga skala penurunan terasa lam bai, yaitu 1 6,6 persen (16,6 juta) padatahun 2004dan menurun menjadi 1 4,2 pe r* n (1 4,2 juta) . Angka ke miskina n inipun menurut berbagai kalangan masih diperdebatkan, karena soal ukuran yang dipakai dan waktu dilaku ka n perkiraan. Angka kemiskinan merupakan perkiraan berdasarkan survei, sehingga melambainan elokdan berlimpah ruah dengan bisa mengalami bias apabila dilakukan secara kekayaan, sungguh menyakitkan harus mengalami sensus atau padawaktu yang berbeda. Demikian pula angka pengangguran, selama lima tahun tragedi pembangunan. Janji kemakmuran dalam kebijakan ekonomi masa silam ternyata hanya fatamorgana bagi rakyat kebanyakan. Mustahil tapi nyata, itu lah pa radoks lndonesia. lndonesia memiliki garis pantai yang terpanjang kedua di dunia dengan bentang pantai 81.000 kilom ete r. ronisnya, bangsa kih j uste ru keku ranga n produksi dan bahan baku penkanan, bahkan harus mengandalkan import. Dua tahun terakhir (Kompas, I rdonesb disarankan da ularg najbyang memt Membardirg ant r:ndisi lndonesia yar <:rdsr rakyatyang me r€ng kian terkuras. ma a'rggapan kaum mode* beczruse it is poot' d :aru yang valkl dalam l cr,wrfryispoorb*a -=rkins dalam bukun icnfession of an Et -e'4emukakan bahwr :e,"xembang termasl {trHE keranjrngan kita :e"dasarkan rute ne -edgrakan pencefx r -e.nlanjika n mitos da ri1 terakhir masih berfluktuasi yang menyiratkan Pembangunan :er,:iihan ekonomi dinamika ekonomi lndonesia yang belum stabil. f=,'b€kan mufu ke$ak Pengangguran terbuka tahun 2004 adalah 10,Zjuta; 2005 naik 10,3 juta; 2006 naik 11 ,1 juta;2007 turun 10,5 juta; 2008 turun 9,2 juta; dan tahun 2009 di perkira ka n menjadi 9,2 j uta. S eca ra persentase angka pengangguran selama lima tahun terakhir -*: mengalami skala penurunan hanya sekitar 1,7 lPenulisadalahDosenJurusanllmuAdministrasi NegaraFak llmuSosial danPolitikUniv NusaCendana 18 'utang najb" (odous da I rarntdakefektif dapat E imad<etfailwe\c €aF kegagalan pern tan:sno$ektvrkasida ec -r€rntrIak kepentrl -e-cgiukan satu tesr -e:.€eterminasi maj ;ar=-i" sebuah negr persen, yaitu dari9,8 persen pada 2004 menjadi 8,'l persen. Selain menjadi negara yang terjebak dalam kemiskinan dan pengangguran, tingkat C€I '€r't penataan mendasar tentang sistem kebijakan nasehat IMF dan Bank Dunia menjerembabkan indonesia dalam lilitan "ekonomi bandit" mereka membenka n toleransi terhadap kebocoran utang kepada rezim Soeharto sebesar 30 pelsen. Berdasarkan taksiran konservatif, bila utang luar negeriberkisar US $ 126-20A milyar, maka utang yang tidak pernah sampai ke tangan rakyat penkanan lhun 2007 3 juta dollar adi 'surga" tambang misalnya nrencapai US $ 4G60 milyar. Kebocoran inilah yang d ise but oleh berbagai geraka n anti koru psi sebagai -utang najis" (odious debt), yaitu utang yang dipakai . cu ka n u ntu k kepentin gan ra kyat (Ha n o n, 2002). rdonesia dbarankan dapat mengemplang terhadap utang najis yang membebani rakyat. Membanding antara data kekayaan alam dan I rNugroho, Kondisi lndonesia yang terpuruk, hutang dan <ondisi rakyat yang menderita, seda kondisialam ?"ng kian terkuras, maka kila dapat mematahkan gram kuat because it is poof'dan mengajukan satu tesis gas alam la n sintetis) bangsa ini, t. yaitu 16,6 n menurLln kembkinan an masih lng dipakai kemiskinan e*. sehingga (an secara i Demikian lima tahun renyiratkan alum stabil. ah 10,2 juta; .2007turun ahun 2009 persentase nun terakhir sekrtar 1,7 nggul terpu lang pada orga nisasi ketergantungan pembiayaan pembangunan sebagaimana testimoni ..lohn Perkins bahwa Z0 000ton u terhadap utang luar negeri masih tinggi. Selama lima tahun terakhir utang pemerintah meroket lembaga donor sebagai good boy yang rajin berutang dan setia membayar utang. Ramuan -iiik Kebija kan publik publik yang unggul dan pemahaman yang baik terhadapkebijakan public oleh policymaker. sekitar400 persen dari50,Striliun pada tahun 2004 meryadi214,1 triliun padatahun 2009. Lilitan utang luar negeri tidak lepas dari utang masa lalu dan dampak krisis ekonomi 1997. Pada era orde baru, lndonesia dijulukioleh negara donor dan lembaga- !':ia I ekonomi. Keunggulan suatu negara atau daerah terpulang pada keunggulan kebijakan publik. anggapan kaum modernis bahwa "a countypoor Dalam era desentralisasi, dibutuhkan suatu pada aras daerah, karena denga n seju mlah kewenangan yang diserahkan kepada daerah telah memposisikan penting nya pemerintah daerah agar memiliki kompetensi dalam merurnuskan kebjakan pu blik publik yang tepat untuk penyelenggaraan pembangunan daerah. Besar ekspektasi rakyat terhadap desentralisasi untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah dan salah satu instrumen pemerintahan yang penting dalam menjawab harapan masyarakat tergantung pada kemampuan pemerintahan daerah membangun skema kebijakan publik yang demokratis dan akuntabel. Persoalannya, pemerintah daerah yang cukup lama berada dalam pemerintahan sentralistik tidak memiliki kompetensi untuk merumuskan kebijakan pembangunan daerah yang mandiridalam bidang pelayanan publik maupun infrastruktur, gadahal local services and inftastucfure not only coftribute to socialwelfare but also enhance the productivity of labour, allow markets to work more effectively, and create opportunities for employment and ente prene urship (Wotd Ba nk, I 97 5 ; U SAID, I 982). Secara teoretik ada dua pendekatan yang digunakan dalam mendesain kebijakan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Confession of an Economic Hitman (2004) (Rondinelli,McGullough dan Johnson, 1 988), yaitu pendekatan public choice dan public policy dalam konteks administrasi publik. Dalam tulisan ini, pe nu lis mengintegrasi kedu a nya dal am deskripsi ya ng be rsifat teoretik. -lergemukakan bahwa kejafu han negaE-negara :erkembang termasuk lndonesia disebabkan KEBIJAKAN PUBLIK <arena keranjingan kita mereplikasi kebijakan publik RIGHTTIME caru yang valid dalam kasus lndonesia bahwa "a eountry is poor because of poor polic,l/'. John rerkins dalam bukunya yang menghebohkan lerdasarkan rute negara-negara maju dan -:rerdewakan penasehat-penasehat ekonomi yang =€njanjikan mitos daripada realitas. Pembangunan ekonomi dalam rangka :emulihan ekonomi sangat mungkin melalui -rbaikan mutu kebijakan publik. Kebijakan publik rarg trdak efektif dapat menyebabkan kegagalan (ma rket fai I ure) d a n m em p u nyai ta li-te ma li =sar -nga n kegagala n pemerintah (govemment failure) *a rg tero bjektivikasi d a la m kebijakan pu blik ya ng rcak memihak kepentingan rakyat. Nugroho (2008) -engajukan satu tesis, bahwa kebijakan publik -endeterminasi maju rnundur atau sukses -=galnya sebuah negara dalam pembangunan To govern : RIGHT CHOICE AND is to choose, kata Charles de Gaulle. Kebijakan publik (public policy) sesungguhnya bermakna whd the govem choose to do or not to do. Penyelenggaraan pemerintahan setiap saat selalu berada dalam pilihan-pilihan untuk melakukan tindakan dalam rangka menciptakan bonum commune (kesejahteraan bersama). Kebijakan publik adalah aspekyang strategis dari penyelenggaraan pemerintahan, ia adalah fokus atau sentrum dari suatu rezim pemerintahan serta penggerak utama (prime mover) yang memungkinkan pemerinta h bertindak mengatasi persoalan-persoalan publik. Kebermaknaan tentang karakter kuat lemahnya pemerintahan, efektif 19 JurnalAdministrasi Publik, Volume 11 No 1, Oktober 2012 tidaknya pemerintahan dan dem kepentingan publik. pemerintahan, bukan diuk ur dari a pembentukan pemerintahan serta deklarasi- Demikia politik publik kemampuan ilmial kebijakan dapat menjadi alat untuk mencari dukungan, baik dukungan elite maupun rakyat akar rumput, sehingga kebijakan indikatif pub diperhnggungjawabka etis. Kebijakan publik tersendiri, khususnya kebijakan di bidang kehutanan, pendldiki berarti bahwa kebiji perspektif, yaitu pers Koperasr) sebagai bentuk ideologb dari masa depan yang ditawarkan, namun kebijakan rtu hanyalah jargon atau "macan kedas" apabila tidak mampu dijelmakan dalam kebijakan publik yang konkiet perspective) dan pe professional bangsa dan sebaliknya dapat pula memiskinkan penjelasan mengena yang menyentuh kebutuhan rakyat. Sekitar ada tiga alasan r publ ik: screnffic rea san p liti ca I rea sons. Perb r Kebijakan publik, di satu sisi menjadi stru men pem erintahan u ntuk mewujudka n citacita masya rakat, me nyelesa ika n persoalan publik in publik dapat dipelajari i dan memaksimalkan sumberdaya yang terbatas untuk kemakmuran masyarakatsebesar-besamya, lain uksi masala bersifat m kat. Contoh, i pihak k dapat m) yang ntingan perspdi James Anders yang luas tenbng bag Hakikat dari studitentang kebijakan publik adalah unfuk mencari model kebijakan publikyang efeklif, dalam konteks dapat menjawab masalah publik satu-sisi proses formulasinyi bagaimana konsr ditimbulkannya. Dari secara baik tentang ad minsitrasi dan berja k Kedua, secara prakk bermaksud untuk menguatkan perekonomian dilakukan untuk memil untuk memaksimalk memitigasiakrbat minn Ketiga, secara polrbs an kebijakan ke bil a ka n, berdaya publik Po be sal mpak atau bahkan s kepentingan, apakah -rakyat'. Kebijakan poti arena pertarungan kep MAKNAKEBUAKANI ung paradoks yang lih. Karena kebijakan publik itu,dalam ya ng memil iki mom entum tersendiri. U nsur waktu Kebijakan publik tr secara beragam sesui aktor pembuat keb$jak Capat diajukan perum nembantu kita memb mengenal maupun ur Pengalaman dalam rezim .orde baru di dan Anak; kebrJakan krusial seperti kebijakan karikatif lainnya. <ebijakan pubtik Ja rembantu krta untuk <onsep kebijakan pudit ,rsur sebagai berikut : : Kebjakan harus me goaloriented adiut random. Kebijakan adalah su rentang waktu terten mengundang reaksi pro dan kontra, baik yang bercifat lunak maupun keras. Banyak pemerintahan yang jatuh atau berhenti di tengah jalan akibat kebijakan publikyang diambil bertentangan dengan 20 cepbat pemerintah€ iertentu, sepefti : erc administrator. dstnyi t,erdapl policy state icrmalatau artikulas )ublik rntuk upun likatif kung akan akan l.luga g tak k. n satu nkan lntoh illang ilegis kemampuan ilmiah dalam pengembangan kebijakan publik yang dapat diprbnggungjawabkan secara rasional-objektTdan etis. Kebijakan publik telah menjadi spesialisasi tersendiri, khususnya berkaitan dengan analisis kebijakan di bidang pemerintahan, pertanian, kehutanan, pendidikan dan seterusnya. Hal ini berarti bahwa kebijakan publik memiliki dua perspektif, yaitu perspektif ilmiah (the scientific perspective) dan perspektif professional (the al pe rs pctive ) James Anderson (1974) memberikan penjelasan mengenai why study public policy? profe s s io n . Sekitar ada tiga alasan untuk memplajari kebijakan pu bl ik: soenfifc reasonq gofe s si on al re a son s an d litical rea sons. Perta ma, a lasan lmiah. Kebtj akan pu blik da pat dipelajari aga r diperoleh pema haman wblic p rat ini yang yang luastenbng bagaimana kebijakan itu lahir, aKis. dalah rfektf, rublik iakan puan oolicy proses formulasinya, implementasinya dan bagaimana konsekuensi sosial yang drtrmbulkannya. Dari sini juga dapat diketahui secara baik tentang perilaku politik, perilaku ad minsitrasi dan beryalannya proses pemerintaha n. Kedua, secara praktis, analisis kebijakan dapat dilakukan untuk memilih alternatif terbaik maupun untuk memaksimalkan dampak positif atau iakan pada Jmen m iakan kepentingan, apakah kepentrngan "negara" dan ra kyat'. Kebija ka n polilik dapat dikatakan sebagai arena pertarungan kepentingan polfi k. prblik untuk akan. ukkan waktu waktu leknis alam kebijakan publik sarat dengan berbagai MAKNAKEBUAKAN PUBUK Kebijakan publik terbuka untuk didefinisikan s€cara beragam sesuai dengan tema, fokus dan aKor pembuat kebijakan. Untuk kepentingan itu dapat diajukan perumpunan definisi yang dapat rembantu kita memberikan kita batasan untuk rengenal maupun untuk menjelaskan konsep atnya <ebijakan publik. James Anderson (1990), nembantu kita untuk bagaimana merumuskan cnsep kebijakan publikyang mengandung unsur- an lbu qakan : i rbiko p dan akan, erada b dan r para n dan ( yang r yang :nang entuk .ri:sur sebagai berikut : Kebijakan harus mengandung tujuan atau : : e. f. positif. Fenna (1998) merumuskan apa yang dimaksud dengan kebijakan publik sebagai berikut : public policy is about what govemment do, why, and with what consequences. Definisi harus mencakup : plicy decision, aulhoritative, level of plicy-m aking, s aying and doing. Hogwood and Gunn (1986), memberikan 10 jenisdefinisi konseptentang kebijakan public : 1. Policy as labelfor afield of activity (label untuk 2. paloiented actiondan bukan perilaku yang random. Kehjakan adalah suatu pola tindakan dalam rentang waKu tertentu yang dilakukan oleh DeJabat pemerintahan (government official) ie rte ntu, seperti : eksekutif, legislatif, hakim, ad ministrator, dstnya. -'erda pat po licy statemenfs sebagai ekspresi 'crmal atau artikulasi dari kebijakan public. sector ekonomi modern adalh pada sector industri/sekun&r). Policy as an expression of general purpose or desired state of affairs (kebijakan sebagai perwujudan tuju an um um). 3. Policy as a specific proposals (kebiiakan 4. sebagai usulan kegiatan secara spesiftk). Policy as a decision of govemment (kebijakan sebagai keputusan pemeintah terhadap suatu masalah publik). 5. Policy of formal authorization (kebiajakn emitigasi akibat minimal ya ng merugikan rakyat. Ketiga, secara politis, dapat dipahami bahwa Kebijakan muncul sebagai responsterhadap ntutan public lpublic demand\. Kebijakan publik harus mencerminkan adanya policy output (intended) yang terukur. Kebijakan publik dapat bersifat negatif atau tu i balian rkan, d. 6. 7. 8 seb agai kewenangan/mandate form al) Policyis a progam (kebijakan sebagaiprogram) Policy is output (Kebijakan sebagai hasil) Policy as outcome (Kebljakan sebagaihasil yangdiharapkan) 9. Policy is theory or model (Kebijakan sebagai teori atau mo&l te oreti k) 1 0. P oli cy i s a goe s s (Keb ij ak an s e b agai pro s e s). DISKURSUS PUBUK DALAM PUBLIC POUCY Penafsiran terhadap istilah publik dalam kebijakan publik memiliki beberapa pengertian menurut kepustakaan administrasi publik. Pertama, pu blik da la m perspektif fllosofis. Secara etimologis, frasa publik berasal dari kosa kata Yunani, pubes artinya kematangan (maturity), which in the Greek sense means both physical and emotional or intelbctual mafirity and emphasis moving ftom se/l?'sh conce m or personal interest to seeing beyond one's seffto understandthe irrterest of others (Fredenckson 1997:20). Selain itu, kata publik juga berakar pada kata Yunani koinon yang dalam bahasa lnggris dtterjemahkan sebagai common.Kata koinon diturunkan dari kata komois yang berarti peduli dengan orang lain (to care vwtt). Frederickson (1 997:30-47) menyajikan pemahaman yang komprehensif dan filosofis terhadap konsep publik dalam lima perspektif : 21 Jurnal Administrasi Publik, Volune 11 No. 1 Pespektif 1 , Oktober 2012 (the pluralist perspective) karena ttu hak-hak mereka harus dihormatidan keb4akan sebagai out Pers pektif ini be r aka r pada tradisi konfl ik ya ng dipenuhi oleh dalam perumusan maupun dibanding dengan input memandang public sebagai konfigurasi dari im plementasi kebijakan publik atau pemerintah. Oleh karena itu, dalam kebijakan publik, yang Lingkungan mempuny untukmendukung mar kebjakan. Charles O.Jones suatu rangkaian pros menurut penulis sangi pedoman dalam men secara komprehensif Pl uralis befuagai kelompok kepentinga n (nferest group). Menurut para pendukungnya, setiap orang yang mempunyai kepentingan yang sama akan bergabung dan membentuk sebuah kelompok kepentingan. Dalam perkembangan selanjutnya, kelompok-kelompok kepentingan tersebut berinteraksi dan berkompetisi untuk memperjuangkan kepenlingan indMdu-indiviCu yang mereka wakili, khususnya dalam konteks pemerintah. 2 Perspektif Pilihan Publik (the public choice prspective) Teori pilihan publik dan perspektif pluralis seperti dua sisrdarisatu mata uang. Perspektik pilihan publik berakar dalam paham individualisme. a Pilihan public atau teori ekonomi politik adalah aplikasi pemikiran ahli ekonomi untuk politik Perspektif Legislatif (the /e gisl ative perspective) Umumnya, kebanyakan pemerintahan yang demokratis menganut demokrasi tidak langsung, dimana para legislator mewakili dan bertindak untuksefta atas nama publik. Para pejab.atyang dipilih secara langsung oleh rakyat mempunyai legitimasi untuk memanifestasikan perspektif publik dalam kebijakan publik, sehingga para adminbtrator bekerja sesuaiapa yang ditetapkan lembaga penruakilan, menaati dan menegakkan kebijakan yang dibuat mereka. Jadimakna publikadalah apa yang diputuskan dan ditetapkan oleh lembaga perwakilan rakyat. 4 Perspektif Penyedia Layanan (the service- proidng perspeclive) Perspektif ini memberi makna publik sama dengan pelanggan (costume) yang menjadi space) Kedua, adalah kepentingan publik (public interesff yang berafat kolektif dan bertentangan dengan kepentingan diri (se/ftsh) atau interes personal. Public interest dapat juga diinterpretasikan sebagai m ajority of society wants, orthe majoritywants. Di pihak lain interpretasidari public interesf adalah state interest (deskripstifdan normative); official stated interestyangsejalan atau tidak sejalan dengan state interest;group interest mewakili ke penlin gan kole ktif . Hal ya ng kelig a, publikjuga diadikan sebagai pejabat publik (public official) yang menjadi agen negara, yang menerirna ya ng mandat untuk melaksanakan tugas konstitusi. Lane (1 993) membuatsuatu demarkasiantara public sector dan private sectorsebagai upaya untuk memahamiaspek publik: public sector - government activity and its conseguenoes. public sedor= state generaldecision making and its outcomes. public sector = government consumpfion, 1. 2. 3, 4. 5. i nve stm e nt a nd publb sector = t a n sfe r. gavemment consumption and investment. public sector= govemment production. Dalam kebijakan public, disebutkan bahwa kata public mempunyai dua sisi pandang , yattu it can signtfy action taken by public authorities; and it can signify adion &ne 1s%) kelompok yang diiayani oleh street-level KEBIJAKAN PUBLIK : DINAMIKA PROSES yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Perspektif Warganegara (the citizen prspective) Konsep publik sebagai warga negara merupakan salah satu pusat perhatian administrasi publik modern. Oleh karena itu, diperlukan upaya pembaharuan makna publik dalam perspektif warga negara dalam proses reformasi administrasi yang mencakup dua hal, pertama, tuntutan akan pelayanan publikyang lebih terdidik dengan dasar meritokasi. Kedua, warga negara diberi informasi tentang hak dan kewaj iba nnya sesu a i tu ntuta n ko nstitusi. Wa rga negara dijamin hak-haknya dalam konstitusi, publik berlangsung dala politikdan domain admi pertama, membawa pemerintah atau pro* yang berlangsung dali masalah publik, agrega dan agenda setting. Fe No. 1 Percepticr 2 Aggreqati J Organiz:',' presenr 4 Re 5 Agenda St 6 Formulauii 't Legitimac 8 Buds.etins 9 L l0 lt te1 Evaluat;,or Adiustrner Sumber: Llodifikasi At to or for the publlc (Hofferbed, kecenderungan dalam aliran manajemen publik baru. Definisi pelang ga n sebagai individ u atau bureatrcracysebagai ujung tombak pelayanan 5 dimaksud dengan konsep publik selalu merujuk pada tiga hal, yaitu pertama, ruang publik (public space) yang berbeda dari ruang pribadi (private Hakikat masalah diklarifikasi dengan bai Secara prosesional, kebijakan publik berlangsung dalam skema atau mekanisme yang tetapi kompleks. Pendekatan proses kehijakan secara klasik mengacu pada teori tidak sederhana, sistem yang mengandung makna interaksi 1 publik yang merugika orang, mungkin menji yang lain (seperti induS dapatmembawa keunt buruh tempe/tahu serE oleh David Easton dengan meminjam sistem pajak, tetapi blsa n masyarakatsekitar akt yang ditimbulkannya rnenimbulkan dam; Demikian pula, setia biologis ya n g me ngana logikan kebij aka n sebagai merupakan masalah ponen input-proses-o utput serta urnpan balikdengan dipengaruhi oleh aspek ling kunga n. Model sistem kebijaka n diperkenalkan fu ngsiona I a nta ra kom suatu interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Unsur input terdiri atas tuntutan dan dukungan (demand and suppor$, kemudian aspek input dirubah dalam suatu proses konversi (black box) yang menghasilkan keputusan atau I masalah menjadimasz nasalah publik menjad su publik dapat ditird Suatu masalah dapi nasalah publik apahi s€cara privaVpribadi/o n 22 dalam pemerintahan (aclion in govemmenf sebagai dan kebijakan sebagai outputnya. Output kemudian lpun dibanding denga n input sebagai bentuk feedback. tindak lanjut dari fase pertama dalam bentuk ntah. form ulasi ke bija ka n, legitim asi ata u penegesahan ants, Lingkungan mempunyai pengaruh kondusif, baik untuk mendukung maupun untuk menggagalkan kebijakan. Charles O.Jones (1 984:23-37) mengajukan suatu rangkaian proses kebijakan publik yang menurut penulis sangat penting untuk dijadikan pedoman dalam memahami analisis kebijakan secara komprehensif (lihat Tabel 1). Kebijakan publik berlangsung dalam dua domain, yaitu domain polilik dan domain adminbtatif dengan empat fase. i dari pertama, membawa masalah publik kepada apakah dalam bentuk output, outcome atau dampak. Dalam tahap ini juga dinilai apakah h atau pr ob le m to gove rn m e nf. Aktivitas kebijakan tercebut bersifat c/o se*ended alau telah i yang rjuk ublic ivate ublic lgan .eres I uga dan penganggarankebtlakan. Fase pertama dan kedua berlangsung dalam ranah politik. Ketiga, sebagai fase implementasi atau pelaksanaan kebija ka n sebagai akibat telah menjadi agenda kerja pemerintahan yang diputuskan untuk menyelesaikan suatu masala h publik @ovemment to problem). Fase terakhir atau keempat, adalah fase untu k menilai tingkat efektrvitas implementasi fdan pe m e ri nta atau erest yang berlangsung dalam fase ini adalah defnisi menyelesaikan masalah dan berhenti atau masa lah publik, agregasi, organisasi, representase lEa, dan agenda setting. Fase kedua adalah tindakan mengalami terminasi ata u perlu dilanjutkan (oren ended o r policy succession). wblic rima M T ;i. ntara rntuk d its 1 Irerception /defi nition ?__ Aggregation Organization -l 4 il<ing 5 >tion, 6 kata t can nd it Lry l' Problem to governmenl A.*"u - Political -Poilv Arena Representation Agenda Setting Aaion in Government 8 Formulation Legitimacy Budgeting 9 Implementation Government io problcm 10 Evaluation Programto govemmerrt 11 Adi u stmen/telminati on '7 tand n'r,.noo;rl.#ni1' Polilical and Admirristrative Arena Adrninistratrvc Arena Political and Adminislrative Arena Sumber: A,'Iodi[ikasi dari Jones (]981) rbeft, Hakikat masalah publik (pub lic goblem) perlu diklarifikasidengan baik, sebab yang jadi masalah Karena itu dibutuhkan suatu persepsi atau definrsi terhadap masalah tersebut (1). Dalam ublik publik yang merugikan seseorang/segolongan orang, mungkin menjadi keuntungan bagipihak berubah menjadi isu publik apabila ada agregasi yang ya t kebijakan publik, setiap masalah publik akan ng lain (seperti industria lisasi, pabrik tem pe/ta hu dapat membawa keuntungan bagi pengusaha dan (2), tingkat keberadaannya sudah mencakup iatan rteori buruhtempeftahu serta pemerintah dalam bentuk raksi utput pajak, tetapi bisa membawa kerugian bagi masalah tersebut menjadi masalah bersama unfu k dijadikan sebagai isu publik karena ada berbagai spek yang ditimbulkannya). Suatu masalah dapat menimbulkan dampak yang berbeda-beda. Demikian pula, setiap masalah belum tentu tlkan stem )agar m asyarakat sekita r akibat pencema ran ling ku nga n dan merupakan masalah publik, sebab tidak semua masalah menjadi masalah publik, dan tidaksemua hrtan masalah publik menjadibu publik, dan tidaksemua dian su publik dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah. Suatu masalah dapat dikategorikan sebagai versr atau masalah publik apabila tidak dapat dipecahkan berbagai kalangan masayarakat. Agregasi atau kontroverci atau pro-kontra terhadap masalah tersebut atau telah mencapaitahap krusial yang berbahaya" Namun, untukdiakui sebagai isu publik dibutuhkan organisasi (3) yang peduli atau memperjuangkannnya apakah parpol, LSM (forum masyarakat) atau media untuk mengambangkan masalah ke permukaan dan menjadisuail plilical pressure kepada wakil rakyat atau lembaga representase (4), sehingga isu tersebut masuk dalam agenda yang dibahas oleh pemerintah secara privaVpribadi/ora ng-perora ng. 23 JurnalAdministrasiPublik, Volune 11 No 1, Oktober 2012 (agenda seffing) (5). lnilah yang disebut sebagai fase problem to government atau rnernbawa masalah ke pemerintah. dan dianggarkan, kemudian dilaksanakan atau diimplementasi (9) dalam berbagai bentuk problem (Russell L.A masalah secara ber masalah dapat terpt kem udian dibahas da lam meka nisme po litik, yaitu penjabaran kebijakan ke dalam program, al(ivitas dan hasil yang akan dicapai. Kegiatan implementatif harus teruku r da n d a pat dipertangg u ngjawa bkan, dalam bentuk perumusan kebijakan (action in baik pertanggungjawaban secara hukum, anggaran, government). Dalam perumusan atau formulasi dan hasilyang akan dicapai. Kegiatan implementasi kebijakan (6), didiskusikan tentang inli dari masalah dan pe ngajuan alternatif serta proses memilih da n menetapkan tindakan yang dipilih pemerintah untuk disebut sebagai governmentto problem. Fase ini Masalah yang sudah diagendakan menyelesaikan masalah. Biasanya formulasi menjadi fase administratif atau manajerial pemerintahan pada unit-unit yang diberi mandat untuk melaksanakan dan bertanggung jawab dilakukan dalam pembuatan naskah akademis atau legal *aftingyang selanjutnya menda pat legitimasi te rh ada p hasil ya ng politik melalui suatu ketetapan hukum sebagai landasan formal-legal suatu kebijakan (7). Kebijakan yang telah mendapatkekuatan hukum kebijakan, karena 60 persen efektivitas kebijakan ditentukan oleh tahap implementasi. Banyak kali kegagala n j usf u ada pada kelemahan birokras atau perilaku patologis dalam berbagai bentuk korupsi yang membuat kebijakan mandek dan masalah tidak terselesaikan. kemudian memperoleh alokasi anggaran pemerintah atau penganggaran agar efektif dilaksanakan (8). Kebijakan yang telah ditetapkan dicapai. Taha p imple mentasi merupakan tahap paling kritis dalam proses kebijakan bahwa jikale menunjukkan bahwa u; dan pendekatan pener yang kritis dari suatu setting adalah cara m( selanjuhya dicariaftem pendekatan tersendin. l kebijakan, berpularg pr makna terhadap suatu solusinya. Seorang pem kebijakan berdasarki ideologisyang dianut m itu, pertarungan dalam I adalah pertarungan bq saling mempengaru kemanusiaan dalan merupakan keharus kebijakan politik (Berge l:.itr..att lsu dan tuduha SBY sebagai neo-lib at yang penting sebagi h:".ltter, sepanjang pilpres lalr IP'rtFr*ih;i *t kerakyatan sesungg pertarungan ideologi sfi rittx1 ldeology refers fo a ideas, and beliefs abot society. The ideologl perspectives from wf Gambar 1. Skema Penjamaran Kebijakan lmplementasi perlu dikontrol rnelalui suatu standar hasil atau ouput yang terukur da lam bentuk evaluasi (1 0). Evaluasi diperlukan untuk mengetahui apakah tindakan pemerintah telah dapat menyelesaika n masalah atau apakah pela ksa naan kebija ka n mem bawa peru ba ha n ya ng tepaVpositif Di lndonesia, pemimpin senang dengan kebijakan simbolik yang lebih berorientasi pada kebrjakan sebagai"ikon atau maskot" yang inheren dengan pemimpin. Contohnya NTT, setiap perga ntia n g uibern u r, selalu diikuti kebija kan ba ru. plicies (Cochran anc Mclennan (1980.22 dialamatkan pada fu podued;(2) howis ttc shoulditbe produced? Secara garis ber ekonomi-politik yang evaluasi kem udian dapat diba nding dengan tujuan "Tanam-sekali Lagi Tanam" (El TarD; Ben Mboi dengan " Nusa Hijau, Nusa Makmur"; Hendrik Fernandez dengan " Gerbades dan Gerakan (efektivitas) dan sumber daya yang digunakan kapitalisme (liberal) sistem ekonomicamg Meningkatan Pendapata n Asli Rakyat (efsiensi) serh besaran kemampuan menghasilkan (produktivitas). Hasil sela nj utnya m enjadi u mpan Herman Musakabe dengan "Delapan Program Strategis"; PietA.Tallo, "1lga Batu Tungku"; dan terkahir FREN dengan "Anggur Merah dalam Delapan Agenda Pembangunan". Kemudian kebijakan terobosan "provinsi jagung, provinsi gudang ternakdan provinsi koperasi". dagatdigambarkan da atau negatif (merugikan) terhadap publik. Hasil balik untuk menyesuaikan dengan berbagai perbaikan untuk dipertimbangkan apakah kebjakan tersebut dilanjutkan atau dihentikan (terminasi) Terminasi bermakna ganda, yaitu dianggap alternatif tindakan pemerintah itu gagal total sehingga distop atau dihentikan; kedua, kebijakan telah berhasil menyelesaikan masalah (one stop policy) (11). KebUakan publik kadang dihentikan begitu saja, meskipun hasilnya baik, karena pergantian pemimpin. (G EMPAR)" AGENDA SETTING KEBIJAKAN PUBLIK ; karakter terhadap . (1) gambaran manusk Dimensi-dirnen=i Transaksi dan al..t sumberdara : PENDEKATAN EKONOMI POLTTIK Successfu/ p rob lem solving req uire s fi n di ng the ight solution to the right problem. We fail more often because we solve the wrong problem than because we get the wrong solution to the right k x Pernilikan fakrx \{ekanisme harqa \'Iekanisme mea.:'l [rt*"ktl aut..}'. i InJeraksi dalan h.rl I intemasioral Sumber. Ass:r i ; an atau problem (Russe// L.Ackoff). Menurut para ahli bentuk aktlitas kebijakan bahwa jikalau kita dapat merumuskan mentaff vabkan, waran, mentasi Fase ini tajerial mandat I jawab mentasi proses ;bijakan ryak kali rasiatau korupsi nasalah politb; (2) buruh/pekerja menjual tenaganya dengan kontrak;(3) harga ditentukan oleh mekanisme pasar masalah secara benar, maka setengah dari masalah dapat terpecahkan. Pernyataan ini melalui the invisible hand; (4) individu adalah menunjukkan bahwa upaya merumuskan masalah dan pendekatan pemecahan rnerupakan tahapan yang kritis dari suatu kebijakan publik. Agenda setting adalah cara merumuskan masalah untuk selanjufrya dicari alternatif solusi yang memerlukan pendekata n tersendiri. U ntuk memaha mi masalah kebijakan, berpulang pada siapakah yang memberi makna terhadap suatu masalah dan bagaimana solusinya. Seorang pemimfl n dapatsaja mengambfl kebijakan berdasarkan makna menurut nilai irleologisyang dianut maupun kepentingan. Karena rtu, pertarungan dalam perumusan kebijakan publik rasionalitas. adalah pertarungan deologis dan kepentingan yang saling mempengaruhi. Menghormati makna kemanusiaan dalam perumusan kebijakan merupakan keharusan moral bagi pembuat kebijakan politik (Berger, 1 982:1 68). lsu dan tuduhan terhadap pemerintahan SBY sebagai neo-lib atau pasar bebas menjadi isu yang penting sebagai pertarungan ideologis sepanjang pilpres lalu. Neo-lib versus ekonomi kerakyatan sesungguhnya menggambarkan pbrtarungan ideologis dalam kebijakan publik. ldeology refersto a structure of intenelatedvalues, ideas, and beliefs aboutthe nature of people dan dengan s pada inheren setiap an baru. en Mboi Hendrik ierakan IIPAR)"; lrogram society. The ideology is actually theories or perspectives from which to judge government policies (Cochran and Malone, 1999)" Menurut Mclennan (1980:22), pertarungan ideologis dialamatkan pada tiga hal : (1) what is to be Wdued Q) how is it to be produced? ; (3) fu whom shoulditbe produced? Secara garis besar terdapat empat sistem ekonomi-politik yang dominan yang memberi karakter terhadap kebijakan ekonomi, yaitu ka pita lisme (libera l), sosial isme, kom unisme, dan sistem ekonom i ca m puran. Perta ma, ka pita lism e dapat digambarkan dalam premis sebagai berikut : (1) gambaran manusia merdeka yang legalsecara berorientasi pada maksimalisasi utilitas sebagai ciri Neo-lib merupakan gerakan kapitalisme global yang menguasai ekonomi dunia dengan strategi menekankan pada persaingan sempurna dalam pasarsempuma; menghapuskan hambatan tarif barang import; mengurangi subsidi pemerintah; melakukan deregulasi kebijaka n ya ng menghalangi perkembangan iklim usaha; mendorong regulasi buruh murah; dan sebagainya. Kedua, sistem sosialisme didasarkan pada pada sistem sosial berdasarkan prinsip kolektif dalam pemilikan alat-alat produksi dan distribusi sum berdaya. Ma n usia sebagai makhlu k sosia I da n koope rasi merupa kan ciri kerja. Ketiga, sementara bagi sistem komunis ya ng bersifat tohliter, di mana negara mengusai semuanya, dan tidak berlaku pe milika n pribadi terhada p fa ktor-fa Kor prod u ksi. Dalam sistem ini, ekonomi berskala kecil dan menengah akan tersingkir dari pemodal besar. Namun, kenyataannya sekarang ini, sistern ekonomi mengarah pada sistem ekonomicampuran ntara ka Frita lis-sosia lis d enga n me nye ra p el emenelemen dinamis dari keduanya, seperti Cina saat inisebagai negara dua sistem, politiknya komunis, tetapi ekonomi mengarah ke kapitlis. Dalam konteks pembangunan ekonomi di a lndonesia, terjadi persaingan antara kutub liberalisme dengn laissez-faire dengan kutub intervensi negara atau dirgitisme. Keduanya bisa mengalami kegagalan dalam melaksanakan intervensi, baik karena kegagalan pasar maupun kegagalan pemerintah. Sepanjang orde baru kita telah mengalami proses diigisme dimana negara berpera n san gat desisif dala m kebij aka n ekonomi ya ng kemudian m ela ku kan po litik korpo rota risme dengan kaum kapitalis, sehingga menghasilkan kapitalisme semu (ersatz capitalism) dalam berbagai bentuk kolusi atau persekongkolan sebagai simbiosa pengusaha dan penguasa. <u"; dan r dalam mudian provnst IBLIK Tabel 2 Paradigma Ekonomr-Politik dalam Kebijakan Eknomi Dimensi-dimensi Pembuat Kebiiakan Desentralisasi (individu) Kutub Etatisme Senlralisasi (nesara) Pasar Proses Administrative Pemilikan Pribadi Pemilikan kolektif Pasar Insentif ekonomik Pemerintah Komando Komoetitif Non-komoetitif Terbuka-global Nasionalis Kutub Liberalisme Transaksi dan alokasi surnberdava : Pemilikan faktor produksi Ndekanisme harga sfinding failmore em than Mekanisme memotivasi individu Interaksi antar aktor ekonomi Inferaksi dalam hubnngan the right intemasional Sumber: Assar Linbeck (Masoed, 1994) 25 Jurnal Administrasi Publik, Volume 11. No 1 , Oktober 2012 Kapitalisme semu adalah golongan kapitalis b. Umpire: pemerintah menjadi wasit dari rules of yang melejit usahanya karena didongkrak oleh thegarne. Buyer : pemerintah menjadi pasar yang besar kebijakan pemerintah yang memanjakan mereka. Ciri kapitalisme sem u adalah (1 ) diproteksi da n tidak C. berkelimpungan setelah diterpa badai krisis 1997; (2) kapitalisme tanpa ditopang oleh perkembangan teknologi yang memadai, sehingga tidak terjadi e, Promoter'. pemedntah memberikan kemudahan, d. Produer :pmerintiah menghasilkan barang dan memiliki daya saing (contohnya mereka jatuh industrialisasi yang mandiri; (3) pengusaha lndonesia lebih banyak beroperasi di sektor jasa dan sedikit di sektor riil atau manufatur; (4) pengusaha lndonesia merupakan pengusaha komprador, yaitu sebagai perpanjangan tangan kapitalis internasional; (5) kapitalisme lndonesia disebut semu karena didominasi oleh pemburu rente atau rent-seekers (banyak DPR masuk penjara karena berperan dalam pemburu rente kebijakan); (6) tumbuh kapitalis konco (crony capitalisf atau kapitalis birokrat (bureaucracy ca pitli s0,seperti a na k, isteri dan kel ua rg a pejdbat cepat naik daun karena nepotisme dan kolusi, (7) banyak pemimpin mempunyai cakrawala waktu yang sempit. Peranan negara bersifat ekonomi dalam kebijakan publik: Rule.maker: pemerintah membuatru/es ofthe ga me dalam suatu kompetisi. a. Tabel . r . r . r t r 3 Jas f . g. indMdu berhadapn dengan berbagaitipe risiko usaha. Broker'. peme rinta h menjadi penengah antara berbagai kelompok bisnis h. Regulator: i. pemerintah membuat berbagai regulasi, seperti standardisasi Economic manager : pemerintah membuat kebijakan makro ekonomi, atau moneter. Sengketa antara kutub liberalisme atau neo- lib sebagai manifestasi kapitalis global menempatkan pemerintah sebagai musuh pasar sebab intervensinya akan membuat distorsi pasar, sehingga keberadaan pemerintah harus diminimalkan. Sebaliknya kaum kanan, yaitu sosialis menghendaki perluasan peran pemerintah sebagaijawaban abs kegagalan pasar. Pasardan pemenntah mempunyai keterbatasan, sehingga ked u anya tidak seratus persen menjadi kebijakan tunggal pemerintah. Market Fail Public goods Extcmalities Monopoly Infonnationasymnetry Agent tnisdicretion Social goals Rent-seekingbehaviour Inleresl group or lobbying Too litlle feedback Politician Voters and elections The law ofunintended consequences lnequal|iy Pada pihak lain, pendekatan pembangunan yang memitoskan pertumbuhan telah melahirkan membatasi kelangsungan pembangunan mempedulikan aspek pemerataan atau keadilan dan degradasi lingkungan. Alasan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi tanpa dikontol oleh pemerataan @pvtftt wih equity), mengakibatkan 20 djsebut (the hird way), yaitu komhrin asi anlara promarket dan pro-state,yaitu pro-grovvth, pro-equtty, persen pendudukyang kaya menguasai 80 persen kue pembangunan, sementara 80 persen yang stain ability develo pmenff . Muncul saat ini pendekatan ketiga yang pro-job, pro-poor dan progreen. Pertumbuhan ekonomi diperlukan ya ng diikuti dengan perubahan struKu r ekon omi d ari prime r ke struktur, sehingga menciptakan nilai ta m bah dan perluasan la pa ngan miskin memperebutkan 20 persen rejeki. kerja dan menyerasikan antara pembangunan Pertumbuhan yang tinggi memang menghasilkan ekonomi dengan pelestarian daya dukung kenaikan pendapatan perkapita, tetapi juga lingkungan. mengeksploitasi lingkungan yang pada gilirannya dengan perspektif sex yang dikembangkan c Banglades atau Lula da di Brazilia. Tentu kib t jalan ketiga menurU berkeinginan berl ebihz modernisme yang telt berakhir sejarah per sebagaimanatess Frat Endof History.Anthon The ThirdWay: The R (1994:80) merupakan h solusiterhadap bentur sntesis bagi negara+ 3. Keluargayang den 4. Eknomicampuran 5. Kesamaansebaga 6. Kesejahteraan pos 7. Negarabennvesta UNGKUNGAN EKON DAN KOMITMEN PEI Economic instabilitv Sumber: Goldsmith, 1996. (s u ekonombyang rnemp€ publik di negara berkt nn&misme,banyakne . Government Fail . o o r o r Moral sebagai pa terhadap pengkutuban eksis dan bertumbuh b 1 Negara demokratb 2, Masyarakat sipil (c Penyebab Kegagalan Pasar dan Kegagalan Pemerintah semangat growthmenship yang kurang IDEOLOGi subsididan bantuan. Guarantor: pemerintah menjamin bisnis tiap k.Z:s -"a lrtrd..i t '}J*,r t lq ,'./e4* t'A Kebijakan ryt keadaan hampa, tdap lirgkungan yang bisa b bersifat menghambal successfac{oD.Ada b analisis lingkungan i analbb lingkurgan Sz lVeaknesses,Optut tBryson, 2004.123). S les of Tabel 4 Tiga Pendekatan Kebijakan Politrk sebagai Panglima Pembangunan Ekonorni Ekonomi sebagai esar Moral sebagai Penglima ( Edan Kekummn rhan, ekonomi Kekua,saan Rakyat is/o'kologis Statisme/d Sumbq: Mas'oed (1994) ; tap rsiko Moral sebagai panglima merupakan koreksi terh adap pe n gkutu ba n ideolo gis da am kebijaka n 8. Bangsa kosmopolitan. I ntara ekonombyang memperbutkan penguasaan ruang publik di negara berkembang. Dalam era post- Kebijakan publik berdasarkan prinsip good govemance dengan mend amaikan liga kekuata n, yaltu pemerintiah, pasar da n civil society merupakan tbuat mo&misme,banyak negara mencoba membangun dengan perspektif sendiri, seperti model Grameen yang dikembangkan oleh Mohammad Yunus di neo- Banglades atau Lula da Silva dengan Bolsa Familia di Brazilia. Tentu krta dapat menyambut strategi )agar obal )asar ElSar, a rus yaitu rintah rdan ngga akan jalan ketiga menurut perspektif kreatif tanpa berkeinginan berlebihan untuk mereplikas model modernisme yang telah usang, sebab kinitelah berakhir sejarah pertarungan antar ideologis sebagaimana tesis Fra ncis Fu kuyama tentang Tte End of History. Anthony Giddens dalam karyanya The Third Way: The Renewal Social Democracy (1 99a :80) me rupakan intelektual yang menawa rka n sol usi terhadap bentu ran ideologis dengan model manifestasi dari jalan ketiga. Ruang publikdalam kebijakan publik merupakan sinergitas antara kekuasaan pasar, kekuasaan negara dan kekuasaan masyarakat sipil untuk saling be rintera ksi men g hasilka n keputusan-keputusan terbaik dengan prinsipprinsip keadilan, padisipatlf, dan akuntabilitas. lmplikasi lain dari model jalan ketiga telah dikonstruksi dalam agenda pembangunan global yang disebut Millenium Development Goals 2015 yang mencantumkan delapan isu utama : 1. Penanggulangan Kemiskinan 2. Menjamin Pendidikan Dasar UntukSemua sntesis bagi negara-negara berkembang untuk 3. Mendorong Kesetaraan Gender eksis dan bertumbu h berdasarka n prinsipprinsip: Negara demokratis; 2. Masyarakat sipil (civil society) yang kuat; Pemberdayaan Perempuan 4. MenurunkanAngka Kematian lbu 5. MenurunkanAngka Kematian Bayi 1 3. Keluarga yang demokratis; 4. Eknomicampuran baru; 5. Kesamaan sebagai inklusi; 6. Kesejahteraan positif; 7. Negara berinvestasi sosial; dan 6. Memerangi HIV/Aids dan Penyakit Menular lainnya 7. Memastikan Kelestanan Lingkungan Hidup 8. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan. LINGKUNGAN EKONOMI KEBIJAKAN PUBUK DAN KOMITMEN PEMIMPIN nan fu:* t* yang *r.eiit* r aw- ,.:y\rt t(.ttrtJ t;ry*# .?t@l 4v)14*,r,ww jtiana@, Ytetv41$ tr**4. wr#,qe/!!{6 t1 $ lwt 8> fu'r**c geJ:re#. .tni*t di? L\'Te 8r\l! &::4.8 *.e.?*4&'ytet ** i" ztt",lti$td *, e!*? y*:6.16y. '2t:34t$ qu& uhan ahan ngga rngan unan kung Kebijakan publik lidak berlangsung dalam (eadaa n hampa, teta pri selal u diliputi oleh dina mika Srgkungan yang bisa bersifat mendukung ataupun cersifat menghambat (success factor or critical srccess factor). Ada beberapa pendekahn dalam analisis lingkungan kebijakan, yaitu pertama, arnlss lingkungan strategik meliputi Stengths and vVeaknesses, Oppftunities and ChallengeslSWOC Bryson, 2004:123). SW merupakan lingkungan internal, yaitu lingkungan yang dapat dikontrol atau dikendalikan; sementara OC adalah lingkungan ekstemal yang tidak ada dalam kendali pembuat kebijakan. Setiap kebijakan publik yang akan diambil harus membuat ekplorasi lingkungan sebagai bentuk penjelajahan untuk memperhitu ngkan sera aku rai lingku nga n internal dan eksternalnya. Jurnal Administrasi Publik, volume 11 No. 1, Oktober 2012 . ltv i:tuhlt:'8 tt.Eld::\ew\ ::''t ttvtzelj:'t r.4Jp..:933t&ri\tr:rf;! 'ai,ir u:..xfn;;: ^il' . trlkx ,{:}i1i'tlL4'ot t,A ,{i..*,*trc: tltn.$t.ki3t4lk, u.;:t: tlv:.t::! o lr+ofuig. ;ytr/ j:i\g'{ tt#alt'.€ Txyxt;, ttt tt'*'Ea4gl.tttl " "s.4; iz:n :*r'r: t14:if l\\:ittJ:?r' i{ttq{&4. 48 I!tt:#1':]t \xet:r*:. *i,,;',r.t Anderson, James E. Berger, Peter L. '19& Bqrson, John.M.20O Jossey-Bass. Kedua, yaitu analisis stakeholders. Lingkungan sebagai faktor sukses dimaknakan juga sebagai kompetensi atau keunggulan organisasi. Kompetensi adalah An alisis sta keh olders m eru paka n kel a nj utan da ri analisis SWOC, yaitu analisis terhadap orang/ kelompok orang/organisasi yang mempunyai kapabilitas yang dimiliki organisasi (nega raldaerah) kepentingan terhadap kebijakan yang diambil. Para pemangku kepetingan ini bisa mereka yang rugi atau akan dirugikan atau mereka yang untuk atau akan diuntungkan akibat penerapan kebijakan yang sebagai strategi untuk menolong organisasi berkinerja lebih baik. Sementara iIu a distinctive competency adalah kompetensi yang sulit ditiru orang lain sebagai sumber keunggulan organisasi. Sementara core competence adalah pusatsukses organlsasr terpilih. Fenna,Alan.1998.ln Frederickson, H Ge Fransisco Giddens, Anthony. 1 ( Malden USA. Goldsmith, ArthurA l Hofferbert, Richard I Hogwood, Bryan W { fr'l,anl\/'\/ ;_ir,i.tt U( ,trrdr:J -. \ t'*"; Jones,Charles O.197 "t:'--:::1. /-r-*u",] I Kunio, Yoshihara. Tl l f'rtrrc r Lane, Jan-Erick.'1Sl Mas'oed, Moachtar' ii;v*-t ni:ut lvlcLennan, Barbara i?}1.:EEb{LIEHT !:vq'Iitt Iil:nrri+ tjiar lff.Ifla5l {iroupr Robson, Richard '1i Y S{diin Nugroho, Riant.2@{ lu pltryr !*J { \ \ \/ rr'r-1.'e'. ) | -/\ iitr,.ar, J Gam bar 2. Stakeholders dalam Kebij akan Publik Gambaran lingkungan membentangkan saya lihat, saya rnenang, rnerupakan gambaran fingkat kesulitan atau sederhana sebuah kebijakan da ri kara kte r kepemim pina n Napoleo n Bonapa rte publik. Semakin banyak pemain dan pihak yang dalam meyakinkan tentaranya dalam peranE. terlibat dalam kebijakan, akan semakin rumit analisis stakeholders dan terbuka peluang Napoleon terkenal dengan "teori bakar kapal", yaitu strategi no point of return, tldak ada titik kembali kerumitan maupun peluang memperoleh dukurgan. bagi tentaranya, karena kapal telah dibakar, Terakhir perlu disampaikan, bahwa faktor sehingga yang tersisa bagimereka adalah pilihan pemimpin merupakan penentu sebuah organisasi menang atau mati. Tanpa pemimpin yang pemerintahan dapat sukses mencapai tujuan. Pemimpin selalu memberiwarna dan corak serta dinamika organisasi. Ekonomi pro+akyat, lebih berkomitmen kuat, sulit untuk suafu negara/daerah dapat unggu I ke depan, meskipun memiliki platform cepat lebih baik, dan lanjutkan, merupakan frasa kebijakan yang akurat dan sumberdaya yang berlimpah. Sebab ditangan seorang pemimpin, yang menyingkapkan kepribadian tokoh-tokoh hidup dan mati rakyat dipertaruhkan.""*) dibalik kata-kata itu. Vini, vidi, vici, saya datang, $aniland, Martin.19 Sondakh, Lucky.W.2 Fakultas Ekot DAFTARPUSTAKA Anderson, James E. 1 975. Public Policy Making. Praeger, New York. Berger, Peter L. 1982.Piramida Kurban Manusia : Etika Politik dan Perubahan Sosia/. LP3ES, Jakarta. Bryson, John.M. 2004. Stategic Planningfor Public and Non-profitOrganization. John Willey and Sons, Jossey-Bass, San Fra nsisco. ders. dan rrang/ tn funyat l. Para Fenna, Alan.lggS.lntroductiontoAustralian Public Policy.Longman, Australia. Fredenckson, H George 1997.The Spirit of Public Administration. Jossey-Bass Publishers, San Fransisco. g rugr k atau Giddens, Anthony. '1998.Tlr e ThirdWay: The Renewalof Social Democracy. Balckwell Publisher Ltd., Malden USA. n yang Goldsmith,Arthur.A.lgg6.Busrhess, GovemmentSocbty.TheGlobalPoliticalEconomy.lrwin,Chicago. Hofferbert, Richard l.1974.TheStudyof PublicPolicy.The BobbMerrillCompanylnc., NewYork. Hogwood, Bryan Wand B Gui Peters .1982.Policy Dyanmics.St. Martin's Press, NewYork. Jones,CharlesO.1977. An lntroductiontothe gudyof Public Policy Cole Publbhing Company, Galifomia. Kunio, Yoshihara. The Rise of Ersatz Capitalism in South Asia- LP3ES, Jakarta. Lane, Jan-Erick.1995.I/re Pubtic Sector : Concept, Model and Approaches. Sage Publications, London. Mas'oed, Moachtar.1994. Politik, Birokrasidan Pembangunan. Pustaka Pelajar, Yogya. McLennan, Barbara N.1980.Com parative Politics and Public Poliry Wadsworth, lnc, California. Nugroho, Riant.2008.P ublic Policy. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta. Robison, Richard.l gB6.lndonesia :The Rise of Capital.Allen and Uwin, North Sidney. $a n ila nd, M a rti n . 1 9 85. Wh at i s Po litic a I - Eco no m y. Yale U n iversity. Sondakh, Lucky.W.2003.G/obalisasidan Desentralisasi: Perspektif EkonomiLokal. Lembaga Penerbit Fa kultas Eko nomi U niversitas ndonesia, Ja ka rta. I tbaran aparte -irang. f-, yaitu :mbali bakar, plihan yang herah afform r yang [mpin,