DINAMIKA $TUDI KEBIJAKAN PUBLIK

advertisement
Jurnal AdministrasiPublik, Volume 11
No 1 , Ol{tober 2012
DINAMIKA $TUDI KEBIJAKAN PUBLIK
DALAM DIMENSI EKONOMI.POLITIK
David B.W.Pandiel
ABSTRAK
Sorang pejabat publik yang sukses dalam kepemimpinannya sangattergantung kepada kemampuannya
mengambil kebijakan yang cepat dan tepat waktu Sebab kesalahan dalam mengambil kebijakan dapat
menimbulkan kerugian besar bagi masyarakatrrya Karena itu, kebijakan prblik, disatu sisi menjadi instrumen
pemerintahan unfukmoarujudkan cita-cita masyarakat, menyelesaikan persmlan pudikdan memaksinnalkan
sumberdaya yangtedcaEs untuk kemakmuran masyarakatsebesar-besamya, namun di pihak lain kebijakan
publik dapat memproduksi masalah (making problem) yang justeru bersifat merugikan kepentingan
masayarakat Pengalaman dalam rezim orde baru di lndonesia, telah membuktrkan bahwa kebijakan publik
menjadisumber krisis muftidimensi yang justeru memperburuk kehidupan rakyat.
Penyelenggaraan pemerintahan setiap saat selalu berada dalam pilihan-pilihan untuk melakukan tindakan
dalam rangka menciptakan bonum commune (kesejahteraan bersama)
Kata kunci : dinamika studi kebijakan publik dan ekonomi-politik
persen, yaitu dari9.8
p
8,1 pesen.
Selain menjadin(
kemiskinan dan
F
ketergantungan pen
terhadap utang luar n(
lima tahun terakhir ul
sekitar 400 persen dan
menjadi2l 4,1 triliun pa
1
luar negeritidak
leps
dampak krisis ekonomi
lndonesia dijuluki oleh
n
lembaga donor seba
berutang dan setia m
nas€hat IMF dan Banl
lndonesia dalam li
sebagaimana testim(
rnereka memberikan tc
utang kepada rezm fu
Berdasarkan taksran
1
negeri berkisar US $ 12
y,ang tidak pernah si
mencapaiUS $4G60 n
PENDAHULUAN
20 Oktober 2009), volume produk perikanan
Kebflakan Publik : Urgency andReasons
"As for the future, the auguries are bright.
lndonesip has the potencialto become the No. 1
nation in economic develoryent in the next 30
years. Excepting only Japan and perhaps that
mengalamikenaikan 68 persen, dari 120.000 ton
dengan nilai 160 juta dollarAS pada tahun 2007
Jisebut oleh berbagaig
menjadi280.179,34 ton dengan nilai268 juta dollar
AS. Selain itu, perairan lndonesia menjadi"surga"
crukan untuk kepentng
queation mark, China. She has the natural
resaurces, and she has people of quality rootedin
a vital culture tradition" (Howard Paf{rey Jones, April
bagi pencuri ikan. Kekayaan alam tambang
lndonesia juga terkategori melimpah, misalnya
tembaga ranking 5; emas ranking 7; gas alam
1970). Sangat penting kita berbicara tentang
ranking 8; nikel ranking 5; karet (alam dan sintetis)
ranking 3;dan batu bara ranking 7 dunia (Nugroho,
kebijakan pu blik dala m konteks lndonesia m utakhir
2008:5).
dibanding dengan harapan pada masa lalu
Kemiskinan masih mencengkeram kuat
akarnya dan menghujam dalarn diri bangsa ini,
sebagaimana pandangan diplomatAmenka Howard
Jones pada tahun 1 970. Sejarah pembangunan di
lndonesia tidak hanya menorehkan catatan
kesu ksesa n, tetapr j uga me nyisa kan pe nd e nta a n
yang tak kunjung selesai. Sampaidisini, barangkali
kita dapat sepakat dengan kesimpulan Peter
L.Berger (1 974: 1 38), bahwa "sejarah pembangunan
ada la h sejarah pnderitaa n". Kejayaan negeri nyiu r
sehingga skala penurunan terasa lam bai, yaitu 1 6,6
persen (16,6 juta) padatahun 2004dan menurun
menjadi 1 4,2 pe r* n (1 4,2 juta) . Angka ke miskina n
inipun menurut berbagai kalangan masih
diperdebatkan, karena soal ukuran yang dipakai
dan waktu dilaku ka n perkiraan. Angka kemiskinan
merupakan perkiraan berdasarkan survei, sehingga
melambainan elokdan berlimpah ruah dengan
bisa mengalami bias apabila dilakukan secara
kekayaan, sungguh menyakitkan harus mengalami
sensus atau padawaktu yang berbeda. Demikian
pula angka pengangguran, selama lima tahun
tragedi pembangunan. Janji kemakmuran dalam
kebijakan ekonomi masa silam ternyata hanya
fatamorgana bagi rakyat kebanyakan.
Mustahil tapi nyata, itu lah pa radoks lndonesia.
lndonesia memiliki garis pantai yang terpanjang
kedua di dunia dengan bentang pantai 81.000
kilom ete r. ronisnya, bangsa kih j uste ru keku ranga n
produksi dan bahan baku penkanan, bahkan harus
mengandalkan import. Dua tahun terakhir (Kompas,
I
rdonesb disarankan da
ularg najbyang memt
Membardirg ant
r:ndisi lndonesia
yar
<:rdsr rakyatyang me
r€ng kian terkuras. ma
a'rggapan kaum mode*
beczruse it is poot' d
:aru yang valkl dalam l
cr,wrfryispoorb*a
-=rkins dalam bukun
icnfession of an Et
-e'4emukakan bahwr
:e,"xembang termasl
{trHE keranjrngan kita
:e"dasarkan rute ne
-edgrakan pencefx
r
-e.nlanjika n mitos da
ri1
terakhir masih berfluktuasi yang menyiratkan
Pembangunan
:er,:iihan ekonomi
dinamika ekonomi lndonesia yang belum stabil.
f=,'b€kan mufu ke$ak
Pengangguran terbuka tahun 2004 adalah 10,Zjuta;
2005 naik 10,3 juta; 2006 naik 11 ,1 juta;2007 turun
10,5 juta; 2008 turun 9,2 juta; dan tahun 2009
di perkira ka n menjadi 9,2 j uta. S eca ra persentase
angka pengangguran selama lima tahun terakhir
-*:
mengalami skala penurunan hanya sekitar 1,7
lPenulisadalahDosenJurusanllmuAdministrasi NegaraFak llmuSosial danPolitikUniv
NusaCendana
18
'utang najb" (odous da
I
rarntdakefektif dapat
E
imad<etfailwe\c
€aF kegagalan pern
tan:sno$ektvrkasida
ec
-r€rntrIak kepentrl
-e-cgiukan satu tesr
-e:.€eterminasi maj
;ar=-i"
sebuah negr
persen, yaitu dari9,8 persen pada 2004 menjadi
8,'l persen.
Selain menjadi negara yang terjebak dalam
kemiskinan dan pengangguran, tingkat
C€I
'€r't
penataan mendasar tentang sistem kebijakan
nasehat IMF dan Bank Dunia menjerembabkan
indonesia dalam lilitan "ekonomi bandit"
mereka membenka n toleransi terhadap kebocoran
utang kepada rezim Soeharto sebesar 30 pelsen.
Berdasarkan taksiran konservatif, bila utang luar
negeriberkisar US $ 126-20A milyar, maka utang
yang tidak pernah sampai ke tangan rakyat
penkanan
lhun 2007
3
juta dollar
adi 'surga"
tambang
misalnya
nrencapai US $ 4G60 milyar. Kebocoran inilah yang
d ise but oleh berbagai geraka n anti koru psi sebagai
-utang najis" (odious debt), yaitu utang yang dipakai
. cu ka n u ntu k kepentin gan ra kyat (Ha n o n, 2002).
rdonesia dbarankan dapat mengemplang terhadap
utang najis yang membebani rakyat.
Membanding antara data kekayaan alam dan
I
rNugroho,
Kondisi lndonesia yang terpuruk, hutang dan
<ondisi rakyat yang menderita, seda kondisialam
?"ng kian terkuras, maka kila dapat mematahkan
gram kuat
because it is poof'dan mengajukan satu tesis
gas alam
la n
sintetis)
bangsa ini,
t. yaitu 16,6
n menurLln
kembkinan
an masih
lng dipakai
kemiskinan
e*.
sehingga
(an secara
i
Demikian
lima tahun
renyiratkan
alum stabil.
ah 10,2 juta;
.2007turun
ahun 2009
persentase
nun terakhir
sekrtar 1,7
nggul terpu lang pada orga nisasi
ketergantungan pembiayaan pembangunan
sebagaimana testimoni ..lohn Perkins bahwa
Z0 000ton
u
terhadap utang luar negeri masih tinggi. Selama
lima tahun terakhir utang pemerintah meroket
lembaga donor sebagai good boy yang rajin
berutang dan setia membayar utang. Ramuan
-iiik
Kebija kan publik
publik yang unggul dan pemahaman yang baik
terhadapkebijakan public oleh policymaker.
sekitar400 persen dari50,Striliun pada tahun 2004
meryadi214,1 triliun padatahun 2009. Lilitan utang
luar negeri tidak lepas dari utang masa lalu dan
dampak krisis ekonomi 1997. Pada era orde baru,
lndonesia dijulukioleh negara donor dan lembaga-
!':ia
I
ekonomi. Keunggulan suatu negara atau daerah
terpulang pada keunggulan kebijakan publik.
anggapan kaum modernis bahwa "a
countypoor
Dalam era desentralisasi, dibutuhkan suatu
pada aras daerah, karena denga n seju mlah
kewenangan yang diserahkan kepada daerah telah
memposisikan penting nya pemerintah daerah agar
memiliki kompetensi dalam merurnuskan kebjakan
pu blik
publik yang tepat untuk penyelenggaraan
pembangunan daerah. Besar ekspektasi rakyat
terhadap desentralisasi untuk mempercepat
peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah
dan salah satu instrumen pemerintahan yang
penting dalam menjawab harapan masyarakat
tergantung pada kemampuan pemerintahan daerah
membangun skema kebijakan publik yang
demokratis dan akuntabel. Persoalannya,
pemerintah daerah yang cukup lama berada dalam
pemerintahan sentralistik tidak memiliki
kompetensi untuk merumuskan kebijakan
pembangunan daerah yang mandiridalam bidang
pelayanan publik maupun infrastruktur, gadahal
local services and inftastucfure not only coftribute
to socialwelfare but also enhance the productivity
of labour, allow markets to work more effectively,
and create opportunities for employment and
ente prene urship (Wotd Ba nk, I 97 5 ; U SAID, I 982).
Secara teoretik ada dua pendekatan yang
digunakan dalam mendesain kebijakan publik
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Confession of an Economic Hitman (2004)
(Rondinelli,McGullough dan Johnson, 1 988), yaitu
pendekatan public choice dan public policy dalam
konteks administrasi publik. Dalam tulisan ini,
pe nu lis mengintegrasi kedu a nya dal am deskripsi
ya ng be rsifat teoretik.
-lergemukakan bahwa kejafu han negaE-negara
:erkembang termasuk lndonesia disebabkan
KEBIJAKAN PUBLIK
<arena keranjingan kita mereplikasi kebijakan publik
RIGHTTIME
caru yang valid dalam kasus lndonesia bahwa
"a
eountry is poor because of poor polic,l/'. John
rerkins dalam bukunya yang menghebohkan
lerdasarkan rute negara-negara maju dan
-:rerdewakan penasehat-penasehat ekonomi yang
=€njanjikan mitos daripada realitas.
Pembangunan ekonomi dalam rangka
:emulihan ekonomi sangat mungkin melalui
-rbaikan mutu kebijakan publik. Kebijakan publik
rarg trdak efektif dapat menyebabkan kegagalan
(ma rket fai I ure) d a n m em p u nyai ta li-te ma li
=sar
-nga n kegagala n pemerintah (govemment failure)
*a rg tero bjektivikasi d a la m kebijakan pu blik ya ng
rcak memihak kepentingan rakyat. Nugroho (2008)
-engajukan satu tesis, bahwa kebijakan publik
-endeterminasi maju rnundur atau sukses
-=galnya sebuah negara dalam pembangunan
To govern
:
RIGHT CHOICE AND
is to choose, kata Charles de
Gaulle. Kebijakan publik (public policy)
sesungguhnya bermakna whd the govem choose
to do or not to do. Penyelenggaraan pemerintahan
setiap saat selalu berada dalam pilihan-pilihan untuk
melakukan tindakan dalam rangka menciptakan
bonum commune (kesejahteraan bersama).
Kebijakan publik adalah aspekyang strategis dari
penyelenggaraan pemerintahan, ia adalah fokus
atau sentrum dari suatu rezim pemerintahan serta
penggerak utama (prime mover) yang
memungkinkan pemerinta h bertindak mengatasi
persoalan-persoalan publik. Kebermaknaan tentang
karakter kuat lemahnya pemerintahan, efektif
19
JurnalAdministrasi Publik, Volume 11 No 1, Oktober 2012
tidaknya pemerintahan dan dem
kepentingan publik.
pemerintahan, bukan diuk ur dari a
pembentukan pemerintahan serta deklarasi-
Demikia
politik
publik
kemampuan ilmial
kebijakan
dapat menjadi alat
untuk
mencari dukungan, baik dukungan elite maupun
rakyat akar rumput, sehingga kebijakan indikatif
pub
diperhnggungjawabka
etis. Kebijakan publik
tersendiri, khususnya
kebijakan di bidang
kehutanan, pendldiki
berarti bahwa kebiji
perspektif, yaitu pers
Koperasr) sebagai bentuk ideologb dari masa depan
yang ditawarkan, namun kebijakan rtu hanyalah
jargon atau "macan kedas" apabila tidak mampu
dijelmakan dalam kebijakan publik yang konkiet
perspective) dan pe
professional
bangsa dan sebaliknya dapat pula memiskinkan
penjelasan mengena
yang menyentuh kebutuhan rakyat.
Sekitar ada tiga alasan r
publ ik: screnffic rea san
p liti ca I rea sons. Perb r
Kebijakan publik, di satu sisi menjadi
stru men pem erintahan u ntuk mewujudka n citacita masya rakat, me nyelesa ika n persoalan publik
in
publik dapat dipelajari i
dan memaksimalkan sumberdaya yang terbatas
untuk kemakmuran masyarakatsebesar-besamya,
lain
uksi masala
bersifat m
kat. Contoh,
i pihak
k dapat
m) yang
ntingan
perspdi
James Anders
yang luas tenbng bag
Hakikat dari studitentang kebijakan publik adalah
unfuk mencari model kebijakan publikyang efeklif,
dalam konteks dapat menjawab masalah publik
satu-sisi
proses formulasinyi
bagaimana konsr
ditimbulkannya. Dari
secara baik tentang
ad minsitrasi
dan berja k
Kedua, secara prakk
bermaksud untuk menguatkan perekonomian
dilakukan untuk memil
untuk memaksimalk
memitigasiakrbat minn
Ketiga, secara polrbs
an kebijakan
ke bil a ka n,
berdaya publik
Po
be
sal
mpak atau bahkan
s
kepentingan, apakah
-rakyat'. Kebijakan poti
arena pertarungan kep
MAKNAKEBUAKANI
ung paradoks yang
lih. Karena
kebijakan publik
itu,dalam
ya ng memil iki mom
entum tersendiri.
U
nsur waktu
Kebijakan publik tr
secara beragam sesui
aktor pembuat keb$jak
Capat diajukan perum
nembantu kita memb
mengenal maupun ur
Pengalaman dalam rezim
.orde
baru di
dan Anak; kebrJakan krusial seperti kebijakan
karikatif lainnya.
<ebijakan pubtik Ja
rembantu krta untuk
<onsep kebijakan pudit
,rsur sebagai berikut
:
:
Kebjakan harus me
goaloriented
adiut
random.
Kebijakan adalah su
rentang waktu terten
mengundang reaksi pro dan kontra, baik yang
bercifat lunak maupun keras. Banyak pemerintahan
yang jatuh atau berhenti di tengah jalan akibat
kebijakan publikyang diambil bertentangan dengan
20
cepbat pemerintah€
iertentu, sepefti : erc
administrator. dstnyi
t,erdapl policy state
icrmalatau artikulas
)ublik
rntuk
upun
likatif
kung
akan
akan
l.luga
g tak
k.
n
satu
nkan
lntoh
illang
ilegis
kemampuan ilmiah dalam pengembangan
kebijakan publik yang dapat
diprbnggungjawabkan secara rasional-objektTdan
etis. Kebijakan publik telah menjadi spesialisasi
tersendiri, khususnya berkaitan dengan analisis
kebijakan di bidang pemerintahan, pertanian,
kehutanan, pendidikan dan seterusnya. Hal ini
berarti bahwa kebijakan publik memiliki dua
perspektif, yaitu perspektif ilmiah (the scientific
perspective) dan perspektif professional (the
al pe rs pctive )
James Anderson (1974) memberikan
penjelasan mengenai why study public policy?
profe
s s io n
.
Sekitar ada tiga alasan untuk memplajari kebijakan
pu bl ik: soenfifc reasonq gofe s si on al re a son s an d
litical rea sons. Perta ma, a lasan lmiah. Kebtj akan
pu blik da pat dipelajari aga r diperoleh pema haman
wblic
p
rat ini
yang
yang luastenbng bagaimana kebijakan itu lahir,
aKis.
dalah
rfektf,
rublik
iakan
puan
oolicy
proses formulasinya, implementasinya dan
bagaimana konsekuensi sosial yang
drtrmbulkannya. Dari sini juga dapat diketahui
secara baik tentang perilaku politik, perilaku
ad minsitrasi
dan beryalannya proses pemerintaha n.
Kedua, secara praktis, analisis kebijakan dapat
dilakukan untuk memilih alternatif terbaik maupun
untuk memaksimalkan dampak positif atau
iakan
pada
Jmen
m
iakan
kepentingan, apakah kepentrngan "negara" dan
ra kyat'. Kebija ka n polilik dapat dikatakan sebagai
arena pertarungan kepentingan polfi k.
prblik
untuk
akan.
ukkan
waktu
waktu
leknis
alam
kebijakan publik sarat dengan berbagai
MAKNAKEBUAKAN PUBUK
Kebijakan publik terbuka untuk didefinisikan
s€cara beragam sesuai dengan tema, fokus dan
aKor pembuat kebijakan. Untuk kepentingan itu
dapat diajukan perumpunan definisi yang dapat
rembantu kita memberikan kita batasan untuk
rengenal maupun untuk menjelaskan konsep
atnya
<ebijakan publik. James Anderson (1990),
nembantu kita untuk bagaimana merumuskan
cnsep kebijakan publikyang mengandung unsur-
an lbu
qakan
:
i rbiko
p dan
akan,
erada
b dan
r para
n dan
( yang
r yang
:nang
entuk
.ri:sur sebagai berikut :
Kebijakan harus mengandung tujuan atau
:
:
e.
f.
positif.
Fenna (1998) merumuskan apa yang dimaksud
dengan kebijakan publik sebagai berikut :
public policy is about what govemment do, why,
and with what consequences. Definisi harus
mencakup : plicy decision, aulhoritative, level of
plicy-m aking, s aying and doing.
Hogwood and Gunn (1986), memberikan 10
jenisdefinisi konseptentang kebijakan public :
1. Policy as labelfor afield of activity (label untuk
2.
paloiented actiondan bukan perilaku yang
random.
Kehjakan adalah suatu pola tindakan dalam
rentang waKu tertentu yang dilakukan oleh
DeJabat pemerintahan (government official)
ie rte ntu, seperti : eksekutif, legislatif, hakim,
ad ministrator, dstnya.
-'erda pat po licy statemenfs sebagai ekspresi
'crmal atau artikulasi dari kebijakan public.
sector ekonomi modern adalh pada sector
industri/sekun&r).
Policy as an expression of general purpose or
desired state of affairs (kebijakan sebagai
perwujudan tuju an um um).
3. Policy as a specific proposals (kebiiakan
4.
sebagai usulan kegiatan secara spesiftk).
Policy as a decision of govemment (kebijakan
sebagai keputusan pemeintah terhadap suatu
masalah publik).
5. Policy of formal authorization (kebiajakn
emitigasi akibat minimal ya ng merugikan rakyat.
Ketiga, secara politis, dapat dipahami bahwa
Kebijakan muncul sebagai responsterhadap
ntutan public lpublic demand\.
Kebijakan publik harus mencerminkan
adanya policy output (intended) yang terukur.
Kebijakan publik dapat bersifat negatif atau
tu
i
balian
rkan,
d.
6.
7.
8
seb agai kewenangan/mandate form al)
Policyis a progam (kebijakan sebagaiprogram)
Policy is output (Kebijakan sebagai hasil)
Policy as outcome (Kebljakan sebagaihasil
yangdiharapkan)
9. Policy is theory or model (Kebijakan sebagai
teori atau mo&l te oreti k)
1 0. P oli cy i s a goe s s (Keb ij ak an s e b agai pro s e s).
DISKURSUS PUBUK DALAM PUBLIC POUCY
Penafsiran terhadap istilah publik dalam
kebijakan publik memiliki beberapa pengertian
menurut kepustakaan administrasi publik.
Pertama,
pu
blik da
la
m perspektif fllosofis. Secara
etimologis, frasa publik berasal dari kosa kata
Yunani, pubes artinya kematangan (maturity),
which in the Greek sense means both physical
and emotional or intelbctual mafirity and emphasis
moving ftom se/l?'sh conce m or personal interest to
seeing beyond one's seffto understandthe irrterest
of
others (Fredenckson 1997:20). Selain itu,
kata publik juga berakar pada kata Yunani koinon
yang dalam bahasa lnggris dtterjemahkan sebagai
common.Kata koinon diturunkan dari kata komois yang berarti peduli dengan orang lain (to care
vwtt).
Frederickson (1 997:30-47) menyajikan
pemahaman yang komprehensif dan filosofis
terhadap konsep publik dalam lima perspektif
:
21
Jurnal Administrasi Publik, Volune 11 No.
1
Pespektif
1
,
Oktober 2012
(the pluralist perspective)
karena ttu hak-hak mereka harus dihormatidan
keb4akan sebagai out
Pers pektif ini be r aka r pada tradisi konfl ik ya ng
dipenuhi oleh dalam perumusan maupun
dibanding dengan input
memandang public sebagai konfigurasi dari
im plementasi kebijakan publik atau pemerintah.
Oleh karena itu, dalam kebijakan publik, yang
Lingkungan mempuny
untukmendukung mar
kebjakan.
Charles O.Jones
suatu rangkaian pros
menurut penulis sangi
pedoman dalam men
secara komprehensif
Pl uralis
befuagai kelompok kepentinga n (nferest group).
Menurut para pendukungnya, setiap orang yang
mempunyai kepentingan yang sama akan
bergabung dan membentuk sebuah kelompok
kepentingan. Dalam perkembangan
selanjutnya, kelompok-kelompok kepentingan
tersebut berinteraksi dan berkompetisi untuk
memperjuangkan kepenlingan indMdu-indiviCu
yang mereka wakili, khususnya dalam konteks
pemerintah.
2
Perspektif Pilihan Publik (the public choice
prspective)
Teori pilihan publik dan perspektif pluralis seperti
dua sisrdarisatu mata uang. Perspektik pilihan
publik berakar dalam paham individualisme.
a
Pilihan public atau teori ekonomi politik adalah
aplikasi pemikiran ahli ekonomi untuk politik
Perspektif Legislatif (the /e gisl ative perspective)
Umumnya, kebanyakan pemerintahan yang
demokratis menganut demokrasi tidak
langsung, dimana para legislator mewakili dan
bertindak untuksefta atas nama publik. Para
pejab.atyang dipilih secara langsung oleh rakyat
mempunyai legitimasi untuk memanifestasikan
perspektif publik dalam kebijakan publik,
sehingga para adminbtrator bekerja sesuaiapa
yang ditetapkan lembaga penruakilan, menaati
dan menegakkan kebijakan yang dibuat mereka.
Jadimakna publikadalah apa yang diputuskan
dan ditetapkan oleh lembaga perwakilan rakyat.
4
Perspektif Penyedia Layanan (the service-
proidng perspeclive)
Perspektif ini memberi makna publik sama
dengan pelanggan (costume) yang menjadi
space) Kedua, adalah kepentingan publik (public
interesff yang berafat kolektif dan bertentangan
dengan kepentingan diri (se/ftsh) atau interes
personal. Public interest dapat
juga
diinterpretasikan sebagai m ajority of society wants,
orthe majoritywants. Di pihak lain interpretasidari
public interesf adalah state interest (deskripstifdan
normative); official stated interestyangsejalan atau
tidak sejalan dengan state interest;group interest
mewakili ke penlin gan kole ktif . Hal ya ng kelig a,
publikjuga diadikan sebagai pejabat publik (public
official) yang menjadi agen negara, yang menerirna
ya ng
mandat untuk melaksanakan tugas konstitusi.
Lane (1 993) membuatsuatu demarkasiantara
public sector dan private sectorsebagai upaya untuk
memahamiaspek publik:
public sector - government activity and its
conseguenoes.
public sedor= state generaldecision making
and its outcomes.
public sector = government consumpfion,
1.
2.
3,
4.
5.
i nve stm e nt a
nd
publb sector
=
t a n sfe r.
gavemment consumption and
investment.
public sector= govemment production.
Dalam kebijakan public, disebutkan bahwa kata
public mempunyai dua sisi pandang , yattu it can
signtfy action taken by public authorities; and it
can signify adion
&ne
1s%)
kelompok yang diiayani oleh street-level
KEBIJAKAN PUBLIK : DINAMIKA PROSES
yang berhadapan langsung dengan masyarakat.
Perspektif Warganegara (the citizen
prspective)
Konsep publik sebagai warga negara
merupakan salah satu pusat perhatian
administrasi publik modern. Oleh karena itu,
diperlukan upaya pembaharuan makna publik
dalam perspektif warga negara dalam proses
reformasi administrasi yang mencakup dua hal,
pertama, tuntutan akan pelayanan publikyang
lebih terdidik dengan dasar meritokasi. Kedua,
warga negara diberi informasi tentang hak dan
kewaj iba nnya sesu
a i tu
ntuta n ko nstitusi. Wa rga
negara dijamin hak-haknya dalam konstitusi,
publik berlangsung dala
politikdan domain admi
pertama, membawa
pemerintah atau
pro*
yang berlangsung dali
masalah publik, agrega
dan agenda setting. Fe
No.
1
Percepticr
2
Aggreqati
J
Organiz:','
presenr
4
Re
5
Agenda St
6
Formulauii
't
Legitimac
8
Buds.etins
9
L
l0
lt
te1
Evaluat;,or
Adiustrner
Sumber: Llodifikasi
At
to or for the publlc (Hofferbed,
kecenderungan dalam aliran manajemen publik
baru. Definisi pelang ga n sebagai individ u atau
bureatrcracysebagai ujung tombak pelayanan
5
dimaksud dengan konsep publik selalu merujuk
pada tiga hal, yaitu pertama, ruang publik (public
space) yang berbeda dari ruang pribadi (private
Hakikat masalah
diklarifikasi dengan bai
Secara prosesional, kebijakan publik
berlangsung dalam skema atau mekanisme yang
tetapi kompleks. Pendekatan
proses kehijakan secara klasik mengacu pada teori
tidak sederhana,
sistem yang mengandung makna interaksi
1
publik yang merugika
orang, mungkin menji
yang lain (seperti induS
dapatmembawa keunt
buruh tempe/tahu serE
oleh David Easton dengan meminjam sistem
pajak, tetapi blsa n
masyarakatsekitar akt
yang ditimbulkannya
rnenimbulkan dam;
Demikian pula, setia
biologis ya n g me ngana logikan kebij aka n sebagai
merupakan masalah
ponen input-proses-o utput
serta urnpan balikdengan dipengaruhi oleh aspek
ling kunga n. Model sistem kebijaka n diperkenalkan
fu ngsiona I a nta ra kom
suatu interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Unsur input terdiri atas tuntutan
dan dukungan (demand and suppor$, kemudian
aspek input dirubah dalam suatu proses konversi
(black box) yang menghasilkan keputusan atau
I
masalah menjadimasz
nasalah publik menjad
su publik dapat ditird
Suatu masalah dapi
nasalah publik apahi
s€cara privaVpribadi/o n
22
dalam pemerintahan (aclion in govemmenf sebagai
dan
kebijakan sebagai outputnya. Output kemudian
lpun
dibanding denga n input sebagai bentuk feedback.
tindak lanjut dari fase pertama dalam bentuk
ntah.
form ulasi ke bija ka n, legitim asi ata u penegesahan
ants,
Lingkungan mempunyai pengaruh kondusif, baik
untuk mendukung maupun untuk menggagalkan
kebijakan.
Charles O.Jones (1 984:23-37) mengajukan
suatu rangkaian proses kebijakan publik yang
menurut penulis sangat penting untuk dijadikan
pedoman dalam memahami analisis kebijakan
secara komprehensif (lihat Tabel 1). Kebijakan
publik berlangsung dalam dua domain, yaitu domain
polilik dan domain adminbtatif dengan empat fase.
i dari
pertama, membawa masalah publik kepada
apakah dalam bentuk output, outcome atau
dampak. Dalam tahap ini juga dinilai apakah
h atau pr ob le m to gove rn m e nf. Aktivitas
kebijakan tercebut bersifat c/o se*ended alau telah
i
yang
rjuk
ublic
ivate
ublic
lgan
.eres
I
uga
dan penganggarankebtlakan. Fase pertama dan
kedua berlangsung dalam ranah politik. Ketiga,
sebagai fase implementasi atau pelaksanaan
kebija ka n sebagai akibat telah menjadi agenda kerja
pemerintahan yang diputuskan untuk
menyelesaikan suatu masala h publik @ovemment
to problem). Fase terakhir atau keempat, adalah
fase untu k menilai tingkat efektrvitas implementasi
fdan
pe m e ri nta
atau
erest
yang berlangsung dalam fase ini adalah defnisi
menyelesaikan masalah dan berhenti atau
masa lah publik, agregasi, organisasi, representase
lEa,
dan agenda setting. Fase kedua adalah tindakan
mengalami terminasi ata u perlu dilanjutkan (oren ended o r policy succession).
wblic
rima
M T
;i.
ntara
rntuk
d
its
1
Irerception /defi nition
?__
Aggregation
Organization
-l
4
il<ing
5
>tion,
6
kata
t can
nd it
Lry
l'
Problem to governmenl
A.*"u -
Political
-Poilv
Arena
Representation
Agenda Setting
Aaion in Government
8
Formulation
Legitimacy
Budgeting
9
Implementation
Government io problcm
10
Evaluation
Programto govemmerrt
11
Adi u stmen/telminati on
'7
tand
n'r,.noo;rl.#ni1'
Polilical and
Admirristrative Arena
Adrninistratrvc Arena
Political and
Adminislrative Arena
Sumber: A,'Iodi[ikasi dari Jones (]981)
rbeft,
Hakikat masalah publik (pub lic goblem) perlu
diklarifikasidengan baik, sebab yang jadi masalah
Karena itu dibutuhkan suatu persepsi atau
definrsi terhadap masalah tersebut (1). Dalam
ublik
publik yang merugikan seseorang/segolongan
orang, mungkin menjadi keuntungan bagipihak
berubah menjadi isu publik apabila ada agregasi
yang
ya
t
kebijakan publik, setiap masalah publik akan
ng lain (seperti industria lisasi, pabrik tem pe/ta hu
dapat membawa keuntungan bagi pengusaha dan
(2), tingkat keberadaannya sudah mencakup
iatan
rteori
buruhtempeftahu serta pemerintah dalam bentuk
raksi
utput
pajak, tetapi bisa membawa kerugian bagi
masalah tersebut menjadi masalah bersama unfu k
dijadikan sebagai isu publik karena ada berbagai
spek
yang ditimbulkannya). Suatu masalah dapat
menimbulkan dampak yang berbeda-beda.
Demikian pula, setiap masalah belum tentu
tlkan
stem
)agar
m
asyarakat sekita r akibat pencema ran ling ku nga n
dan
merupakan masalah publik, sebab tidak semua
masalah menjadi masalah publik, dan tidaksemua
hrtan
masalah publik menjadibu publik, dan tidaksemua
dian
su publik dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah.
Suatu masalah dapat dikategorikan sebagai
versr
atau
masalah publik apabila tidak dapat dipecahkan
berbagai kalangan masayarakat. Agregasi atau
kontroverci atau pro-kontra terhadap masalah
tersebut atau telah mencapaitahap krusial yang
berbahaya" Namun, untukdiakui sebagai isu publik
dibutuhkan organisasi (3) yang peduli atau
memperjuangkannnya apakah parpol, LSM (forum
masyarakat) atau media untuk mengambangkan
masalah ke permukaan dan menjadisuail plilical
pressure kepada wakil rakyat atau lembaga
representase (4), sehingga isu tersebut masuk
dalam agenda yang dibahas oleh pemerintah
secara privaVpribadi/ora ng-perora ng.
23
JurnalAdministrasiPublik,
Volune 11 No 1, Oktober 2012
(agenda seffing) (5). lnilah yang disebut sebagai
fase problem to government atau rnernbawa
masalah ke pemerintah.
dan dianggarkan, kemudian dilaksanakan atau
diimplementasi (9) dalam berbagai bentuk
problem (Russell L.A
masalah secara ber
masalah dapat terpt
kem udian dibahas da lam meka nisme po litik, yaitu
penjabaran kebijakan ke dalam program, al(ivitas
dan hasil yang akan dicapai. Kegiatan implementatif
harus teruku r da n d a pat dipertangg u ngjawa bkan,
dalam bentuk perumusan kebijakan (action in
baik pertanggungjawaban secara hukum, anggaran,
government). Dalam perumusan atau formulasi
dan hasilyang akan dicapai. Kegiatan implementasi
kebijakan (6), didiskusikan tentang inli dari masalah
dan pe ngajuan alternatif serta proses memilih da n
menetapkan tindakan yang dipilih pemerintah untuk
disebut sebagai governmentto problem. Fase ini
Masalah yang sudah diagendakan
menyelesaikan masalah. Biasanya formulasi
menjadi fase administratif atau manajerial
pemerintahan pada unit-unit yang diberi mandat
untuk melaksanakan dan bertanggung jawab
dilakukan dalam pembuatan naskah akademis atau
legal *aftingyang selanjutnya menda pat legitimasi
te rh ada p hasil ya ng
politik melalui suatu ketetapan hukum sebagai
landasan formal-legal suatu kebijakan (7).
Kebijakan yang telah mendapatkekuatan hukum
kebijakan, karena 60 persen efektivitas kebijakan
ditentukan oleh tahap implementasi. Banyak kali
kegagala n j usf u ada pada kelemahan birokras atau
perilaku patologis dalam berbagai bentuk korupsi
yang membuat kebijakan mandek dan masalah
tidak terselesaikan.
kemudian memperoleh alokasi anggaran
pemerintah atau penganggaran agar efektif
dilaksanakan (8). Kebijakan yang telah ditetapkan
dicapai. Taha p imple mentasi
merupakan tahap paling kritis dalam proses
kebijakan bahwa jikale
menunjukkan bahwa u;
dan pendekatan pener
yang kritis dari suatu
setting adalah cara m(
selanjuhya dicariaftem
pendekatan tersendin. l
kebijakan, berpularg pr
makna terhadap suatu
solusinya. Seorang pem
kebijakan berdasarki
ideologisyang dianut m
itu, pertarungan dalam I
adalah pertarungan
bq
saling mempengaru
kemanusiaan dalan
merupakan keharus
kebijakan politik (Berge
l:.itr..att
lsu dan tuduha
SBY sebagai neo-lib at
yang penting sebagi
h:".ltter,
sepanjang pilpres lalr
IP'rtFr*ih;i
*t
kerakyatan sesungg
pertarungan ideologi
sfi
rittx1
ldeology refers fo a
ideas, and beliefs abot
society. The ideologl
perspectives from wf
Gambar 1. Skema Penjamaran Kebijakan
lmplementasi perlu dikontrol rnelalui suatu
standar hasil atau ouput yang terukur da lam bentuk
evaluasi (1 0). Evaluasi diperlukan untuk mengetahui
apakah tindakan pemerintah telah dapat
menyelesaika n masalah atau apakah pela ksa naan
kebija ka n mem bawa peru ba ha n ya ng tepaVpositif
Di lndonesia, pemimpin senang dengan
kebijakan simbolik yang lebih berorientasi pada
kebrjakan sebagai"ikon atau maskot" yang inheren
dengan pemimpin. Contohnya NTT, setiap
perga ntia n g uibern
u r,
selalu diikuti kebija kan ba ru.
plicies (Cochran anc
Mclennan (1980.22
dialamatkan pada fu
podued;(2) howis ttc
shoulditbe produced?
Secara garis ber
ekonomi-politik yang
evaluasi kem udian dapat diba nding dengan tujuan
"Tanam-sekali Lagi Tanam" (El TarD; Ben Mboi
dengan " Nusa Hijau, Nusa Makmur"; Hendrik
Fernandez dengan " Gerbades dan Gerakan
(efektivitas) dan sumber daya yang digunakan
kapitalisme (liberal)
sistem ekonomicamg
Meningkatan Pendapata n Asli Rakyat
(efsiensi) serh besaran kemampuan menghasilkan
(produktivitas). Hasil sela nj utnya m enjadi u mpan
Herman Musakabe dengan "Delapan Program
Strategis"; PietA.Tallo, "1lga Batu Tungku"; dan
terkahir FREN dengan "Anggur Merah dalam
Delapan Agenda Pembangunan". Kemudian
kebijakan terobosan "provinsi jagung, provinsi
gudang ternakdan provinsi koperasi".
dagatdigambarkan da
atau negatif (merugikan) terhadap publik. Hasil
balik untuk menyesuaikan dengan berbagai
perbaikan untuk dipertimbangkan apakah kebjakan
tersebut dilanjutkan atau dihentikan (terminasi)
Terminasi bermakna ganda, yaitu dianggap
alternatif tindakan pemerintah itu gagal total
sehingga distop atau dihentikan; kedua, kebijakan
telah berhasil menyelesaikan masalah (one stop
policy) (11). KebUakan publik kadang dihentikan
begitu saja, meskipun hasilnya baik, karena
pergantian pemimpin.
(G EMPAR)"
AGENDA SETTING KEBIJAKAN PUBLIK
;
karakter terhadap
.
(1) gambaran manusk
Dimensi-dirnen=i
Transaksi dan al..t
sumberdara
:
PENDEKATAN EKONOMI POLTTIK
Successfu/ p rob lem solving req uire s fi n di ng
the ight solution to the right problem. We fail more
often because we solve the wrong problem than
because we get the wrong solution to the right
k
x
Pernilikan fakrx
\{ekanisme harqa
\'Iekanisme mea.:'l
[rt*"ktl aut..}'.
i
InJeraksi dalan h.rl
I intemasioral
Sumber.
Ass:r i
;
an atau
problem (Russe// L.Ackoff). Menurut para ahli
bentuk
aktlitas
kebijakan bahwa jikalau kita dapat merumuskan
mentaff
vabkan,
waran,
mentasi
Fase ini
tajerial
mandat
I jawab
mentasi
proses
;bijakan
ryak kali
rasiatau
korupsi
nasalah
politb; (2) buruh/pekerja menjual tenaganya dengan
kontrak;(3) harga ditentukan oleh mekanisme pasar
masalah secara benar, maka setengah dari
masalah dapat terpecahkan. Pernyataan ini
melalui the invisible hand; (4) individu adalah
menunjukkan bahwa upaya merumuskan masalah
dan pendekatan pemecahan rnerupakan tahapan
yang kritis dari suatu kebijakan publik. Agenda
setting adalah cara merumuskan masalah untuk
selanjufrya dicari alternatif solusi yang memerlukan
pendekata n tersendiri. U ntuk memaha mi masalah
kebijakan, berpulang pada siapakah yang memberi
makna terhadap suatu masalah dan bagaimana
solusinya. Seorang pemimfl n dapatsaja mengambfl
kebijakan berdasarkan makna menurut nilai
irleologisyang dianut maupun kepentingan. Karena
rtu, pertarungan dalam perumusan kebijakan publik
rasionalitas.
adalah pertarungan deologis dan kepentingan yang
saling mempengaruhi. Menghormati makna
kemanusiaan dalam perumusan kebijakan
merupakan keharusan moral bagi pembuat
kebijakan politik (Berger, 1 982:1 68).
lsu dan tuduhan terhadap pemerintahan
SBY sebagai neo-lib atau pasar bebas menjadi isu
yang penting sebagai pertarungan ideologis
sepanjang pilpres lalu. Neo-lib versus ekonomi
kerakyatan sesungguhnya menggambarkan
pbrtarungan ideologis dalam kebijakan publik.
ldeology refersto a structure of intenelatedvalues,
ideas, and beliefs aboutthe nature of people dan
dengan
s
pada
inheren
setiap
an baru.
en Mboi
Hendrik
ierakan
IIPAR)";
lrogram
society. The ideology is actually theories or
perspectives from which to judge government
policies (Cochran and Malone, 1999)" Menurut
Mclennan (1980:22), pertarungan ideologis
dialamatkan pada tiga hal : (1) what is to be
Wdued
Q) how is it to be produced? ; (3)
fu whom
shoulditbe produced?
Secara garis besar terdapat empat sistem
ekonomi-politik yang dominan yang memberi
karakter terhadap kebijakan ekonomi, yaitu
ka pita lisme (libera l), sosial isme, kom unisme, dan
sistem ekonom i ca m puran. Perta ma, ka pita lism e
dapat digambarkan dalam premis sebagai berikut
: (1) gambaran manusia merdeka yang legalsecara
berorientasi pada maksimalisasi utilitas sebagai ciri
Neo-lib merupakan gerakan kapitalisme
global yang menguasai ekonomi dunia dengan
strategi menekankan pada persaingan sempurna
dalam pasarsempuma; menghapuskan hambatan
tarif barang import; mengurangi subsidi pemerintah;
melakukan deregulasi kebijaka n ya ng menghalangi
perkembangan iklim usaha; mendorong regulasi
buruh murah; dan sebagainya.
Kedua, sistem sosialisme didasarkan pada
pada sistem sosial berdasarkan prinsip kolektif
dalam pemilikan alat-alat produksi dan distribusi
sum berdaya. Ma n usia sebagai makhlu k sosia I da n
koope rasi merupa kan ciri kerja. Ketiga, sementara
bagi sistem komunis ya ng bersifat tohliter, di mana
negara mengusai semuanya, dan tidak berlaku
pe milika n pribadi terhada p fa ktor-fa Kor prod u ksi.
Dalam sistem ini, ekonomi berskala kecil dan
menengah akan tersingkir dari pemodal besar.
Namun, kenyataannya sekarang ini, sistern
ekonomi mengarah pada sistem ekonomicampuran
ntara ka Frita lis-sosia lis d enga n me nye ra p el emenelemen dinamis dari keduanya, seperti Cina saat
inisebagai negara dua sistem, politiknya komunis,
tetapi ekonomi mengarah ke kapitlis.
Dalam konteks pembangunan ekonomi di
a
lndonesia, terjadi persaingan antara kutub
liberalisme dengn laissez-faire dengan kutub
intervensi negara atau dirgitisme. Keduanya bisa
mengalami kegagalan dalam melaksanakan
intervensi, baik karena kegagalan pasar maupun
kegagalan pemerintah. Sepanjang orde baru kita
telah mengalami proses diigisme dimana negara
berpera n san gat desisif dala m kebij aka n ekonomi
ya ng kemudian m ela ku kan po litik korpo rota risme
dengan kaum kapitalis, sehingga menghasilkan
kapitalisme semu (ersatz capitalism) dalam
berbagai bentuk kolusi atau persekongkolan
sebagai simbiosa pengusaha dan penguasa.
<u"; dan
r dalam
mudian
provnst
IBLIK
Tabel
2
Paradigma Ekonomr-Politik dalam Kebijakan Eknomi
Dimensi-dimensi
Pembuat Kebiiakan
Desentralisasi (individu)
Kutub Etatisme
Senlralisasi (nesara)
Pasar
Proses Administrative
Pemilikan Pribadi
Pemilikan kolektif
Pasar
Insentif ekonomik
Pemerintah
Komando
Komoetitif
Non-komoetitif
Terbuka-global
Nasionalis
Kutub Liberalisme
Transaksi dan alokasi
surnberdava
:
Pemilikan faktor produksi
Ndekanisme harga
sfinding
failmore
em than
Mekanisme memotivasi individu
Interaksi antar aktor ekonomi
Inferaksi dalam hubnngan
the right
intemasional
Sumber: Assar Linbeck (Masoed, 1994)
25
Jurnal Administrasi Publik, Volume 11. No
1
,
Oktober 2012
Kapitalisme semu adalah golongan kapitalis
b. Umpire: pemerintah menjadi wasit dari rules of
yang melejit usahanya karena didongkrak oleh
thegarne.
Buyer : pemerintah menjadi pasar yang besar
kebijakan pemerintah yang memanjakan mereka.
Ciri kapitalisme sem u adalah (1 ) diproteksi da n tidak
C.
berkelimpungan setelah diterpa badai krisis 1997;
(2) kapitalisme tanpa ditopang oleh perkembangan
teknologi yang memadai, sehingga tidak terjadi
e, Promoter'. pemedntah memberikan kemudahan,
d. Produer :pmerintiah menghasilkan barang dan
memiliki daya saing (contohnya mereka jatuh
industrialisasi yang mandiri; (3) pengusaha
lndonesia lebih banyak beroperasi di sektor jasa
dan sedikit di sektor riil atau manufatur; (4)
pengusaha lndonesia merupakan pengusaha
komprador, yaitu sebagai perpanjangan tangan
kapitalis internasional; (5) kapitalisme lndonesia
disebut semu karena didominasi oleh pemburu
rente atau rent-seekers (banyak DPR masuk
penjara karena berperan dalam pemburu rente
kebijakan); (6) tumbuh kapitalis konco (crony
capitalisf atau kapitalis birokrat (bureaucracy
ca pitli s0,seperti a na k, isteri dan kel ua rg a pejdbat
cepat naik daun karena nepotisme dan kolusi, (7)
banyak pemimpin mempunyai cakrawala waktu
yang sempit.
Peranan negara bersifat ekonomi dalam
kebijakan publik:
Rule.maker: pemerintah membuatru/es ofthe
ga me dalam suatu kompetisi.
a.
Tabel
.
r
.
r
.
r
t
r
3
Jas
f
.
g.
indMdu berhadapn dengan berbagaitipe risiko
usaha.
Broker'. peme rinta h menjadi penengah antara
berbagai kelompok bisnis
h. Regulator:
i.
pemerintah membuat berbagai
regulasi, seperti standardisasi
Economic manager : pemerintah membuat
kebijakan makro ekonomi, atau moneter.
Sengketa antara kutub liberalisme atau neo-
lib sebagai manifestasi kapitalis
global
menempatkan pemerintah sebagai musuh pasar
sebab intervensinya akan membuat distorsi pasar,
sehingga keberadaan pemerintah harus
diminimalkan. Sebaliknya kaum kanan, yaitu
sosialis menghendaki perluasan peran pemerintah
sebagaijawaban abs kegagalan pasar. Pasardan
pemenntah mempunyai keterbatasan, sehingga
ked u anya tidak seratus persen menjadi kebijakan
tunggal pemerintah.
Market Fail
Public goods
Extcmalities
Monopoly
Infonnationasymnetry
Agent tnisdicretion
Social goals
Rent-seekingbehaviour
Inleresl group or lobbying
Too
litlle feedback
Politician
Voters and elections
The law ofunintended
consequences
lnequal|iy
Pada pihak lain, pendekatan pembangunan
yang memitoskan pertumbuhan telah melahirkan
membatasi kelangsungan pembangunan
mempedulikan aspek pemerataan atau keadilan
dan degradasi lingkungan. Alasan pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas ekonomi tanpa dikontol oleh
pemerataan @pvtftt wih equity), mengakibatkan 20
djsebut (the hird way), yaitu komhrin asi anlara promarket dan pro-state,yaitu pro-grovvth, pro-equtty,
persen pendudukyang kaya menguasai 80 persen
kue pembangunan, sementara 80 persen yang
stain ability develo pmenff
.
Muncul saat ini pendekatan ketiga yang
pro-job, pro-poor dan progreen. Pertumbuhan
ekonomi diperlukan ya ng diikuti dengan perubahan
struKu r ekon omi d ari prime r ke struktur, sehingga
menciptakan nilai ta m bah dan perluasan la pa ngan
miskin memperebutkan 20 persen rejeki.
kerja dan menyerasikan antara pembangunan
Pertumbuhan yang tinggi memang menghasilkan
ekonomi dengan pelestarian daya dukung
kenaikan pendapatan perkapita, tetapi juga
lingkungan.
mengeksploitasi lingkungan yang pada gilirannya
dengan perspektif
sex
yang dikembangkan
c
Banglades atau Lula da
di Brazilia. Tentu kib t
jalan ketiga menurU
berkeinginan berl ebihz
modernisme yang telt
berakhir sejarah per
sebagaimanatess Frat
Endof History.Anthon
The ThirdWay: The R
(1994:80) merupakan h
solusiterhadap bentur
sntesis bagi negara+
3. Keluargayang den
4. Eknomicampuran
5. Kesamaansebaga
6. Kesejahteraan pos
7. Negarabennvesta
UNGKUNGAN EKON
DAN KOMITMEN PEI
Economic instabilitv
Sumber: Goldsmith, 1996.
(s u
ekonombyang rnemp€
publik di negara berkt
nn&misme,banyakne
.
Government Fail
.
o
o
r
o
r
Moral sebagai pa
terhadap pengkutuban
eksis dan bertumbuh b
1
Negara demokratb
2, Masyarakat sipil (c
Penyebab Kegagalan Pasar dan Kegagalan Pemerintah
semangat growthmenship yang kurang
IDEOLOGi
subsididan bantuan.
Guarantor: pemerintah menjamin bisnis tiap
k.Z:s -"a
lrtrd..i t
'}J*,r t lq
,'./e4* t'A
Kebijakan ryt
keadaan hampa, tdap
lirgkungan yang bisa b
bersifat menghambal
successfac{oD.Ada b
analisis lingkungan
i
analbb lingkurgan Sz
lVeaknesses,Optut
tBryson, 2004.123).
S
les of
Tabel
4 Tiga Pendekatan Kebijakan
Politrk sebagai Panglima
Pembangunan Ekonorni
Ekonomi sebagai
esar
Moral
sebagai Penglima
(
Edan
Kekummn
rhan,
ekonomi
Kekua,saan Rakyat
is/o'kologis
Statisme/d
Sumbq: Mas'oed (1994)
; tap
rsiko
Moral sebagai panglima merupakan koreksi
terh adap pe n gkutu ba n ideolo gis da am kebijaka n
8. Bangsa kosmopolitan.
I
ntara
ekonombyang memperbutkan penguasaan ruang
publik di negara berkembang. Dalam era post-
Kebijakan publik berdasarkan prinsip good
govemance dengan mend amaikan liga kekuata n,
yaltu pemerintiah, pasar da n civil society merupakan
tbuat
mo&misme,banyak negara mencoba membangun
dengan perspektif sendiri, seperti model Grameen
yang dikembangkan oleh Mohammad Yunus di
neo-
Banglades atau Lula da Silva dengan Bolsa Familia
di Brazilia. Tentu krta dapat menyambut strategi
)agar
obal
)asar
ElSar,
a
rus
yaitu
rintah
rdan
ngga
akan
jalan ketiga menurut perspektif kreatif tanpa
berkeinginan berlebihan untuk mereplikas model
modernisme yang telah usang, sebab kinitelah
berakhir sejarah pertarungan antar ideologis
sebagaimana tesis Fra ncis Fu kuyama tentang Tte
End of History. Anthony Giddens dalam karyanya
The Third Way: The Renewal Social Democracy
(1 99a :80) me rupakan intelektual yang menawa rka n
sol usi terhadap bentu ran ideologis dengan model
manifestasi dari jalan ketiga. Ruang publikdalam
kebijakan publik merupakan sinergitas antara
kekuasaan pasar, kekuasaan negara dan
kekuasaan masyarakat sipil untuk saling
be rintera ksi men g hasilka n keputusan-keputusan
terbaik dengan prinsipprinsip keadilan, padisipatlf,
dan akuntabilitas.
lmplikasi lain dari model jalan ketiga telah
dikonstruksi dalam agenda pembangunan global
yang disebut Millenium Development Goals 2015
yang mencantumkan delapan isu utama :
1. Penanggulangan Kemiskinan
2. Menjamin Pendidikan Dasar UntukSemua
sntesis bagi negara-negara berkembang untuk
3. Mendorong Kesetaraan Gender
eksis dan bertumbu h berdasarka n prinsipprinsip:
Negara demokratis;
2. Masyarakat sipil (civil society) yang kuat;
Pemberdayaan Perempuan
4. MenurunkanAngka Kematian lbu
5. MenurunkanAngka Kematian Bayi
1
3. Keluarga yang demokratis;
4. Eknomicampuran baru;
5. Kesamaan sebagai inklusi;
6. Kesejahteraan positif;
7. Negara berinvestasi sosial;
dan
6. Memerangi HIV/Aids dan Penyakit Menular
lainnya
7.
Memastikan Kelestanan Lingkungan Hidup
8. Membangun Kemitraan Global untuk
Pembangunan.
LINGKUNGAN EKONOMI KEBIJAKAN PUBUK
DAN KOMITMEN PEMIMPIN
nan
fu:* t*
yang
*r.eiit*
r
aw-
,.:y\rt t(.ttrtJ
t;ry*# .?t@l 4v)14*,r,ww jtiana@, Ytetv41$ tr**4. wr#,qe/!!{6 t1 $
lwt 8> fu'r**c geJ:re#. .tni*t di? L\'Te 8r\l! &::4.8
*.e.?*4&'ytet ** i" ztt",lti$td *, e!*?
y*:6.16y.
'2t:34t$
qu&
uhan
ahan
ngga
rngan
unan
kung
Kebijakan publik lidak berlangsung dalam
(eadaa n hampa, teta pri selal u diliputi oleh dina mika
Srgkungan yang bisa bersifat mendukung ataupun
cersifat menghambat (success factor or critical
srccess factor). Ada beberapa pendekahn dalam
analisis lingkungan kebijakan, yaitu pertama,
arnlss lingkungan strategik meliputi Stengths and
vVeaknesses, Oppftunities and ChallengeslSWOC
Bryson, 2004:123). SW merupakan lingkungan
internal, yaitu lingkungan yang dapat dikontrol atau
dikendalikan; sementara OC adalah lingkungan
ekstemal yang tidak ada dalam kendali pembuat
kebijakan. Setiap kebijakan publik yang akan
diambil harus membuat ekplorasi lingkungan
sebagai bentuk penjelajahan
untuk
memperhitu ngkan sera aku rai lingku nga n internal
dan eksternalnya.
Jurnal Administrasi Publik, volume 11 No. 1, Oktober 2012
. ltv
i:tuhlt:'8 tt.Eld::\ew\ ::''t ttvtzelj:'t r.4Jp..:933t&ri\tr:rf;!
'ai,ir u:..xfn;;:
^il'
. trlkx
,{:}i1i'tlL4'ot t,A ,{i..*,*trc: tltn.$t.ki3t4lk, u.;:t: tlv:.t::!
o lr+ofuig. ;ytr/ j:i\g'{ tt#alt'.€ Txyxt;, ttt
tt'*'Ea4gl.tttl
" "s.4; iz:n :*r'r: t14:if l\\:ittJ:?r' i{ttq{&4. 48 I!tt:#1':]t \xet:r*:.
*i,,;',r.t
Anderson, James E.
Berger, Peter L. '19&
Bqrson, John.M.20O
Jossey-Bass.
Kedua, yaitu analisis stakeholders.
Lingkungan sebagai faktor sukses
dimaknakan juga sebagai kompetensi atau
keunggulan organisasi. Kompetensi adalah
An alisis sta keh
olders
m eru
paka n kel a nj utan da ri
analisis SWOC, yaitu analisis terhadap orang/
kelompok orang/organisasi yang mempunyai
kapabilitas yang dimiliki organisasi (nega raldaerah)
kepentingan terhadap kebijakan yang diambil. Para
pemangku kepetingan ini bisa mereka yang rugi
atau akan dirugikan atau mereka yang untuk atau
akan diuntungkan akibat penerapan kebijakan yang
sebagai strategi untuk menolong organisasi
berkinerja lebih baik. Sementara iIu a distinctive
competency adalah kompetensi yang sulit ditiru
orang lain sebagai sumber keunggulan organisasi.
Sementara core competence adalah pusatsukses
organlsasr
terpilih.
Fenna,Alan.1998.ln
Frederickson, H Ge
Fransisco
Giddens, Anthony. 1 (
Malden USA.
Goldsmith, ArthurA l
Hofferbert, Richard
I
Hogwood, Bryan W
{ fr'l,anl\/'\/
;_ir,i.tt U(
,trrdr:J
-.
\
t'*";
Jones,Charles O.197
"t:'--:::1.
/-r-*u",]
I
Kunio, Yoshihara. Tl
l
f'rtrrc
r
Lane, Jan-Erick.'1Sl
Mas'oed, Moachtar'
ii;v*-t ni:ut
lvlcLennan, Barbara
i?}1.:EEb{LIEHT
!:vq'Iitt
Iil:nrri+ tjiar
lff.Ifla5l
{iroupr
Robson, Richard '1i
Y
S{diin
Nugroho, Riant.2@{
lu pltryr
!*J
{
\
\
\/
rr'r-1.'e'.
) |
-/\
iitr,.ar,
J
Gam bar 2. Stakeholders dalam Kebij akan Publik
Gambaran lingkungan membentangkan
saya lihat, saya rnenang, rnerupakan gambaran
fingkat kesulitan atau sederhana sebuah kebijakan
da ri kara kte r kepemim pina n Napoleo n Bonapa rte
publik. Semakin banyak pemain dan pihak yang
dalam meyakinkan tentaranya dalam peranE.
terlibat dalam kebijakan, akan semakin rumit
analisis stakeholders dan terbuka peluang
Napoleon terkenal dengan "teori bakar kapal", yaitu
strategi no point of return, tldak ada titik kembali
kerumitan maupun peluang memperoleh dukurgan.
bagi tentaranya, karena kapal telah dibakar,
Terakhir perlu disampaikan, bahwa faktor
sehingga yang tersisa bagimereka adalah pilihan
pemimpin merupakan penentu sebuah organisasi
menang atau mati. Tanpa pemimpin yang
pemerintahan dapat sukses mencapai tujuan.
Pemimpin selalu memberiwarna dan corak serta
dinamika organisasi. Ekonomi pro+akyat, lebih
berkomitmen kuat, sulit untuk suafu negara/daerah
dapat unggu I ke depan, meskipun memiliki platform
cepat lebih baik, dan lanjutkan, merupakan frasa
kebijakan yang akurat dan sumberdaya yang
berlimpah. Sebab ditangan seorang pemimpin,
yang menyingkapkan kepribadian tokoh-tokoh
hidup dan mati rakyat dipertaruhkan.""*)
dibalik kata-kata itu. Vini, vidi, vici, saya datang,
$aniland, Martin.19
Sondakh, Lucky.W.2
Fakultas Ekot
DAFTARPUSTAKA
Anderson, James
E.
1
975. Public Policy Making. Praeger, New York.
Berger, Peter L. 1982.Piramida Kurban Manusia : Etika Politik dan Perubahan Sosia/. LP3ES, Jakarta.
Bryson, John.M. 2004. Stategic Planningfor Public and Non-profitOrganization. John Willey and Sons,
Jossey-Bass, San Fra nsisco.
ders.
dan
rrang/
tn
funyat
l. Para
Fenna, Alan.lggS.lntroductiontoAustralian Public Policy.Longman, Australia.
Fredenckson, H George 1997.The Spirit of Public Administration. Jossey-Bass Publishers, San
Fransisco.
g
rugr
k
atau
Giddens, Anthony. '1998.Tlr e ThirdWay: The Renewalof Social Democracy. Balckwell Publisher Ltd.,
Malden USA.
n
yang
Goldsmith,Arthur.A.lgg6.Busrhess,
GovemmentSocbty.TheGlobalPoliticalEconomy.lrwin,Chicago.
Hofferbert, Richard l.1974.TheStudyof PublicPolicy.The BobbMerrillCompanylnc., NewYork.
Hogwood, Bryan Wand B Gui Peters .1982.Policy Dyanmics.St. Martin's Press, NewYork.
Jones,CharlesO.1977. An lntroductiontothe gudyof Public Policy Cole Publbhing Company, Galifomia.
Kunio, Yoshihara. The Rise of Ersatz Capitalism in South Asia- LP3ES, Jakarta.
Lane, Jan-Erick.1995.I/re Pubtic Sector : Concept, Model and Approaches. Sage Publications, London.
Mas'oed, Moachtar.1994. Politik, Birokrasidan Pembangunan. Pustaka Pelajar, Yogya.
McLennan, Barbara N.1980.Com parative Politics and Public Poliry Wadsworth, lnc, California.
Nugroho, Riant.2008.P ublic Policy. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Robison, Richard.l gB6.lndonesia :The Rise of Capital.Allen and Uwin, North Sidney.
$a
n
ila
nd,
M a rti n
.
1
9
85. Wh at i s Po litic a I - Eco no m y. Yale U n iversity.
Sondakh, Lucky.W.2003.G/obalisasidan Desentralisasi: Perspektif EkonomiLokal. Lembaga Penerbit
Fa kultas Eko nomi U niversitas ndonesia, Ja ka rta.
I
tbaran
aparte
-irang.
f-,
yaitu
:mbali
bakar,
plihan
yang
herah
afform
r yang
[mpin,
Download