EVANGELISM AND THE POOR Vinay Samuel and Chris Sugden editor No Singgle image of the poor • The confucian culture, “people” – Masses, The King Subjects, The Proletar. They have Been object in war and economic ills. • Poor – do not have enough food • The theologian swa poors people – subject of history rather than objects of monarchs or Marxism. • Poor have socio-economic and political conotations. The word “people” focus more on the status of the poor in relationship to structure which shape history. • Poor – orang-orang yang di tolak, hidup dalam belenggu penderitaan dan kemiskinan. Jika Yesus ada hari ini, Ia pasti ber-inkarnasi didalam keluarga miskin yang hidup di negara miskin. • Kebalikannya orang miskin juga bukan terus menerus ada dalam tekanan penindasan, sebaliknya mereka bisa tertawa, gembira dan memiliki kekuatan / kuasa. Ini sebabnya Poor harus digambarkan dalam beberapa gambaran. • Ada dua sisi pandangan, dari internal orang miskin sendiri mereka memiliki potensi, dan positif didalam identitas dasar mereka. Dari sisi eksternal perlu eksternal konteks untuk masing-masing daerah. Misalnua di Amerika latin perlu penekanan kepada miskin matery. • Definisi pertama bagi pelayanan : Pertama Orang miskin adalah kelompok orang yang sangat memerlukan kebutuhan dasar untuk survival. • Kedua adalah sekelompok orang yang mengalami ketimpangan antara yang kaya dan miskin. • Ketiga, mereka yang dieksploitasi oleh kelompok atau kelas atas. Dalam isiu kuasa dan yang tidak berkuasa, orang miskin adalah orang yang di tindas oleh yang berkuasa. Dari sudut pandang ini orang miskin berada dalam keadaan sulit karena ketidak berdayaan lebih dari pada karena kemiskinannya. Dan Alkitab banyak menyoroti isue ketidak berdayaan. • Hati-hati dengan definisi orang miskin adalah tidak memiliki, meskipun mereka tidak memiliki banyal hal. Apakah mereka miskin karena memilih untuk miskin atau karena tidak memiliki ? Jika kekurangan mereka di cukupi apakah mereka tidak miskin lagi? • Secara teology melihat kemiskinan adalah dari sudut pandang “tidak memiliki” adalah berbahaya. Dilihat dari sudut pandang miskin (karena tidak memiliki) dan kaya (memiliki), sebab mereka bisa menjadi tidak miskin lagi hanya melalui yang memiliki. • Orang miskin yang banyak tidak memiliki itu ada di bawah kontrol orang yang memiliki, karena ketidak punyaannya itu saja. Orang yang memiliki tidak mungkin menkontrol seluruh hidup orang miskin tersebut. • Karena tanggung jawab itu hanya untuk orang yang ada didalam kontrol atau di posisi di kontrol. • Apakah orang miskin itu dilahirkan miskin atau memilih situasi didalam kekurangannya? Kita mesti keluar dari pemikiran bahwa orang miskin itu sebagai yang kekurangan banyak hal, maka status dan situasi orang miskin adalah mereka “kept in the context of lack”, Apakah disebabkan oleh orang lain? • Jadi definisi tentang siapa orang miskin itu menggambarkan pandangan kita, apakah setuju dengan orang yang menjadikan orang lain miskin ? Atau menentang nya. Orang miskin dan pengalamannya dengan Tuhan. Di Alkitab orang miskin itu bukan hanya miskin rohani, melainkan antara miskin rohani dan ekonomi, ketidak kuasaan politik, dan di tindas juga termasuk. Miskin materi dan spiritual adalah satu kesatuan. • Miskin rohani adalah karena miskin jasmani, miskin rohani bukan konotasi negatif seperti bangkrut rohani. Tetapi justru ada kesan positif didalam bersikap dihadapan Tuhan, terbuka dengan Tuhan. Miskin materi membawa kepada miskin rohani (rendah hati) yang justru sikap dasar positif dalam berhubungan dengan Tuhan. Jadi ada konsensus kesimpulan bahwa untuk miskin rohani (rendah hati) perlu miskin materi. • Diberkatilah orang yang miskin dihadapan Tuhan adalah bukanlah statement teologi, melainkan pastoral statement. • Jesus mencatat beberapa orang yang diberkati : mereka yang paling belakang, akan terdahulu Mat 19:30, 20:16; Luk 22:24-27, Mat 18:4; Anak-anak Mat 11:25-26 1Kor 1:26,28; orang miskin dihadapan Tuhan, dilawankan dengan kemurnian ritual Mat 5:8, 21:28-32. • Apakah orang miskin berohani baik ? Di India orangorang miskin rajin beribadah. Mereka percaya ada kekuatan Ilahi yang sanggup menolong, menebus mereka dari kemiskinan. • Ada pengharapan. Ada pengharapan di masa datang lebih baik dari masa sekatanr, mereka memiliki sikap berkorban, pantang menyerah atau menerima keadaan dengan sabar. • Memang orang miskin adalah cenderung agamawi atau rohani, tetapi tetap perlu percaya Allah yang benar yang menebus dan membebaskan mereka. Jadi keagamawian mereka bisa menjadi jalan mengenal Allah yang benar melalui penginjilan. • Jadi Injil adalah jawaban bagi orang miskin maupun kaya melalui penebusan. Pertobatan orang Miskin. • Jadi tuntutan pertobatan adalah sama untuk orang kaya maupun orang miskin. Masing-masing perlu percaya (Joh 1:12) • Pertobatan adalah berbalik kepada Tuhan dan tunduk kepda Tuhan. • Orang miskin hanya bergantung kepada Tuhan, karena kemiskinan menjadikan mereka demikian. Meskipun mereka tidak memiliki banyak pengetahuan tentang Tuhan (karena miskin). Maka didalam penginjilan perlu diberikan pengajaran tentang Allah yang benar. • Di Alkitab sering ajakan untuk bertobat ditujukan kepada orang kaya. Karena orang kaya (tidakmiskin) tidak bergantung kepada Tuhan. Mereka mengandalkan dirinya karena kaya. Pengetahuan tentang Allah minim, itu sebabnya Paulus mengatakan mereka miskin. Mereka perlu berbalik dan bertobat, hal itu sulit, Yesus mengatakan lebih mudah seekor onta masuk lubang jarum. • Ajakan bertobat mirip ajakan untuk merendahkan diri, menyembah, yang cocok dengan orang yang percaya dengan kebenaran diri sendiri, puas, jenis orang yang bisa mengerjakan apa pun. Priority untuk orang miskin • Injil memang untuk semua orang, karena Allah menghendaki semua orang diselamatkan. Tetapi seringkali misionary mendahulukan / memprioritaskan mereka yang meresponi Injil. Dan Orang miskin adalah yang berespon cepat terhadap Injil karena mereka sudah memiliki sikap tergantung kepada tuhan. • Sisi yang lain karena Tuhan di Alkitab adalah benar dan adil, maka prioritas Tuhan adalah untuk keadilan. Tuhan mengasihi dunia dan menghendaki semua orang diselamatkan, dengan tidak menyangkali sifat dirinya sendiri yaitu benar dan adil. Maka orang miskin adalah harus menjadi prioritas penginjilan baik mereka responsif maupun tidak. The Poor dan Gospel • Ada banyak kesaksian orang miskin yang menerima Injil, setelah dua dan tiga generasi menjadi tidak miskin lagi. Di Gereja pantekosta di Brazil, ada 2 juta orang miskin tidak miskin lagi. • DiIndia ada faktor tekanan ekonomi dari kelompok lain yang menjadi orang miskin, sehingga meskipun mereka percaya tetapi masih belum bisa menjadi tidak miskin lagi sebelum tekanan itu dihilangkan. • Di Asia mobilitas sosial dariu miskin ke midle class terjadi jika mereka masih muda. Di Barat tidak gereja banyak di bangun oleh midle class. Gereja dan orang miskin • Apakah Gereja melayani orang miskin? • Apakah ada perbedaannya Geraja yang malayani orang miskin dengan yang tidak ? • Bahasan ini tidak cukup dengan teology saja, malainkan sosiology dalam arti Gereja adalah identik dengan midle class, orang miskin adalah low class. • Orang miskin menjadikan Injil menentukan ditangan midle class. • Ada banyak midle class membangun solidaritas dengan orang miskin dan mereka bekrja dengan seluruh ketrampilannya dan kemampuannya untuk mengatasi kesulitan orang miskin dan keselamatnya. • Gereja harus merubah sikap dalam menyikapi orang miskin, jika orang miskin merasa diayomi dalam beribadah, mereka mengerti firman Tuhan, solidaritas dan kesatuan. Maka mereka akan bertanggung jawab dan ikut memiliki gereja. • Jika gereja dan midle class ini mengambil tanggung jawab untuk ambil bagian menolong beban orang miskin, maka gereja itu akan mengalami transformasi. Karena dengan mengambil beban buakn saja resiko, melainkan Gereja akan dikuatkan dengan belajar mengambil beban itu. • Di daerah yang miskin sekali, seperti di India, Orang miskin tidak tertarik dengan uang midle class. Mereka perlu midle class yang turun ke bawah berjuang dengan mereka mengalahkan opressi. • Bahkan ada banyak gereja di India adalah dari orang- roang miskin, meskipun mereka tidak mau dikatakan Gereja orang miskin. Jika demikian ada hubungan yang berbeda tidak seperti hubungan midle class dengan orang miskin.