STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia STIE

advertisement
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
PERANAN FUNGSI AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI
PEMBELIAN BAHAN BAKU OBAT PADA PT MOLEX AYUS
PHRAMACEUTICAL
SUKIRANTO
Dosen Tetap, STIE PPI TANGERANG
Abstraksi
Penelitian dengan “Peranan Fungsi Audit opesrional terhadap fungsi pembelian bahan
baku obat PT Molex Ayus Pharmaceutical”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peranan fungsi audit opearsional terhadap fungsi pembelian dalam
melakukan kegiatan pembelian bahan baku obat yang berlaku di PT Molex Ayus
Pharmaceutical telah efektif. Intrumen penelitian yang digunakan adalah metode
kuisionier dan observasi dokumen serta studi pustaka. Data yang dikumpulkan
dianalisis menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan product
moment. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini ialah menunjukkan bahwa perusahaan
nilai r sebesar lebih besar dari 100, berarti fungsi audit operasional berperan dalam
menunjang efektifitas pelaksanaan fungsi pembelaian bahan baku obat. Dari hasil
survei pendahuluan, diperoleh informasi bahwa perusahaan mempunyai struktur
organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab yang cukup jelas, terkait fungsi
auditor dan fungsi pembelian. Kelemhannya kedudukan fungsi auditor setingkat
supervisor sehingga dapat menjadi beban psikkologis jika ingin memeriksa personal
dengan posisi diatasnya . Kesimpulan dalam penelitian ini adalah peran audit
operasional sangat dibutuhkan dalam perusahaan karena banyak temuan terhadap
fungsi pembelian
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Kata kunci : Audit opearsional. Pembelian. Bahan baku
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
PT Molex Ayus Pharmaceutical, perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufaktur. Perusahaan ini mengolah bahan obat menjadi
obat-obatan, kemudian
menjualnya kepada pihak konsumen. PT Molex Ayus Pharmaceutical adalah
perusahaan farmasi di Indonesia
Aktivitas pada PT Molex Ayus Pharmaceutical mencakup beberapa bidang
STIE Putra Perdana
Indonesia
kegiatan, salah satunya adalah kegiatan pembelian bahan baku. Pembelian bahan
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 467
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
baku merupakan proses awal pada setiap perusahaan manufaktur. Kualitas suatu
produk yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur sangat tergantung dari bahan
baku yang digunakan apakah sesuai dengan kualitas yang ditetapkan. Oleh karenanya
fungsi pembelian bahan baku memegang peranan penting bagi perusahaan karena
keterlambatan penyediaan bahan baku akan dapat menghambat jalannya proses
produksi yang pada akhirnya akan berpengaruh pula pada aktivitas perusahaan secara
keseluruhan. Mengingat pentingnya penyediaan bahan baku tersebut maka dalam
STIE Putra Perdana
Indonesia
pelaksanaan penyediaan bahan baku, perusahaan harus menetapkan suatu kebijakan
dan rencana atas pelaksanaan pembelian. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
bahan baku yang tepat, berkualitas dengan harga yang relatif murah.
Keterbatasan waktu dan keahlian dari pemilik perusahaan, sejalan pertumbuhan
perusahaan
dan
munculnya
permaslahan
perusahaan,
sehingga
tidak
dapat
mengendalikan secara efektif jika ditangani sendiri. Kondisi seperti, berakibat pimpinan
perusahaan membutuhkan orang lain untuk mengelola perusahaan. Pengawasan
jalannnya kegiatan opearsional kegiatan perusahaan dapat diawasi secara efektif
seperti kegiatan pembelian bahan baku obat dan lainnya oleh auditor internal.
Alasan diadakannya audit operasional pada bagian pembelian ini karena
ada
fenomena seperti ada tiga masalah pokok, yaitu fenomena masalah penentuan saat
STIE Putra Perdana
Indonesia
pemesanan, penentuan jumlah yang harus dipesan tidak sessuai , dan penentuan
rekanan. Tidak hati hati .akibatnya adanya kerugian barang akibat dibeli secara
berlebihan. Antara lain sewa gudang tambahan, kerusakan barang karena terlampau
lama disimpan. Kehati hatian dalam penentuan rekanan, meliputi, antara lain harga
penawaran berikut syarat pembayarannya, kualitas barang, bonafiditas langganan,
lokasi, dan saat penyerahan yang dijanjikan. Rekanan yang dipilih haruslah merupakan
rekanan yang dipertimbangkan akan dapat memenuhi kewajibannya dengan baik,
dengan harga penawaran termurah tapi kualitas barangnya sesuai dengan yang
diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
STIE Putra Perdana
Indonesia
berjudul: “Peranan Fungsi audit Operasional terhadap fungsi Pembelian Bahan Baku
Pada PT Molex Ayus Pharmaceutical.”
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 468
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan
penulis
mengidentifikasikan
masalah
sebagai
berikut:
Bagaiamana
diatas,
peranan
keberadaan audit opearsional terhadap fungsi pembelian dalam melakukan kegiatan
pembelian bahan baku yang berlaku di PT Molex Ayus Pharmaceutical telah efektif.
Maksud dan Tujuan Perencanaan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan apa saja yang
STIE Putra Perdana
Indonesia
terjadi dalam proses pembelian bahan baku yang terjadi dalam perusahaan. Sesuai
dengan identifikasi atas permasalahan yang ada, maka dapat dikemukakan bahwa
tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui peranan keberadaan audit opearsional
terhadap fungsi pembelian dalam melakukan kegiatan pembelian bahan baku yang
berlaku di PT Molex Ayus Pharmaceutical telah efektif.
Kegunaan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan dalam penyusunan skripsi ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
Penulis
Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan penulis akan lebih dapat memahami arti
pentingnya pemeriksaan operasional terhadap fungsi pembelian bahan baku dan
STIE Putra Perdana
Indonesia
pengendalian intern pembelian bahan baku.
Perusahaan
Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian
maupun
perusahaan lain, untuk mengevaluasi pelaksanaan kebiajkan operasional
pembelian bahan baku dan pengendalian intern pembelian bahan baku.
Pihak lain
Sebagai bahan referensi khususnya untuk pengkajian topik-topik yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam penulusian ini.
TINJAUAN PUSTAKA
STIE Putra Perdana
Indonesia
Pengertian Audit Operasional
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 469
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Salah satu kegiatan mengevaluasi kinerja sebuah departemen didalam sebuah
perusahaan adalah dengan melakukan audit terhadap kinerja departemen tersebut.
Audit dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu departemen menjalankan
tugasnya sesuai visi dan misi perusahaan. Audit ditinjau dari jenis pemeriksaan, salah
satunya yaitu audit operasional. Audit yang dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas
dan keekonomisan dari fungsi yang terdapat dalam perusahaan.
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:13) pengertian audit operasional adalah
STIE Putra Perdana
Indonesia
sebagai berikut :
“Operational auditing is a sistematic process of evaluating an organisation’s
effectiveness, eficiency, and economy of operation under management’s control
and reporting to appropriate person the result of the evaluation along with
recommendations for improvement”.
Amin (2009) berpendapat bahwa “Pemeriksaan operasional merupakan audit
yang mengikuti proses dari awal hingga akhir, melintas lini organisasi. Dan cenderung
lebih berkonsentrasi pada operasi dan proses dibandingkan pada administrasi dan
orang-orang yang ada dalam organisasi.”
Menurut Akmal ( 2006 : 34 ) mengatakan audit operasional merupakan
pemeriksaan yang ditujukan pada operasi, atau pengelolaan oleh manajemen atau hasil
STIE Putra Perdana
Indonesia
kerja manajemen yang tujuan utamanya adalah untuk :1) .Menilai kecukupan dan
keefektifan pengendalian manajemen;2) .Menilai efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya
operasi. 3) .Menilai dapat diandalkannya informasi;4).Menilai kepatuhan terhadap
peraturan dan perundangan yang berlaku.
Pengertian efektifitas menurut Hiro Tugiman (2009) “efektifitas dipahami
sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya”.
Menurut Rahayu (2006) efektivitas adalah ukuran berhasil atau tidaknya suatu
organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan,
maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan efektif. Hal terpenting yang perlu
dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang
STIE Putra Perdana
Indonesia
dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 470
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, pelaksanaan audit operasional pada
sistem akuntansi pembelian dikatakan efektif apabila kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada sistem pembelian bahan baku telah mencapai tujuan.
Efektifitas operasi merupakan kegiatan pokok yang penting di dalam suatu
perusahaan, karena dari kegiatan itu sasarannya adalah penghematan (waktu, tenaga
dan biaya) dan pencapaian tujuan perusahaan. Dalam suatu organisasi yang
STIE Putra Perdana
Indonesia
menerapkan pencapaian tingkat efisiensi yang tinggi, mungkin akan terhambat dalam
hal pencapaian efektifitas atau sebaliknya. Jadi efisiensi dapat menjadi pelengkap tetapi
juga dapat bertentangan dengan efektifitas. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya
untuk mengendalikan tingkat efektifitas dalam pelaksanaannya. Untuk mengetahui hal
tersebut diperlukan adanya suatu pemeriksaan opersional atas suatu kegiatan guna
mengetahui tercapai atau tidaknya efektifitas yang telah ditetapkan perusahaan
sebelumnya.
Dari pengertian di atas, berartipenulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
audit operasional merupakan pengkajian terhadap kegiatan operasi suatu organisasi
untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kinerja suatu bagian dalam perusahaan,
Dan inti dari audit operasional itu sendiri adalah:
STIE Putra Perdana
Indonesia
Kerangka pemikiran
Semakin berkembangnya perusahaan yang diakibatkan oleh bertambahnya
modal serta semakin meluasnya bidang usaha, dengan sendirinya telah menimbulkan
masalah-masalah
yang
komplek
sehingga
terbatasnya
kemampuan
pimpinan
perusahaan untuk mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan. Oleh
Karena itu diperlukan pengendalian untuk mengelola secara efekti.
Berawal dari adanya suatu tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba yang
maksimum, perusahaan menghitung selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan secara umum terbagi ke dalam tiga bagian, biaya tersebut
adalah biaya overhead pabrik, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya tersebut
STIE Putra Perdana
Indonesia
terjadi karena adanya suatu aktivitas dalam perusahaan termasuk didalamnya aktivitas
pembelian bahan baku. Dalam setiap pelaksanaan operasi atau aktivitasnya,
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 471
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
perusahaan melakukan pengendalian intern yang didasarkan pada kebijakan
manajemen.
Pada
dasarnya
setiap
perusahaan
berkeinginan
menciptakan
suatu
pengendalian intern yang memadai untuk melaksanakan operasinya. Pengendalian
intern merupakan sistem yang terjadi dalam organisasi yang menerapkan prosedurprosedur dan kebijakan-kebijakan dengan tujuan agar kegiatan perusahaan dapat
berjalan menurut apa yang telah digariskan. Diterapkannya suatu pengendalian intern
STIE Putra Perdana
Indonesia
maka segala tindakan kecurangan, kelalaian dan kesalahan dapat ditekan serendah
mungkin.
Untuk mencapai hal tersebut, maka pengendalian intern harus didukung oleh 5
unsur pokok berikut ini: Lingkungan pengendalian, Penilaian risiko, Aktivitas
pengendalian, Informasi dan komunikasi dan Pengawasan
Suatu pengendalian intern dapat diterapkan pada seluruh aktivitas perusahaan
termasuk didalamnya aktivitas pembelian bahan baku. Aktivitas pembelian bahan baku
merupakan aktivitas inti bagi terlaksananya proses produksi yang efektif. Hal ini
disebabkan kegiatan pembelian bahan baku merupakan beban biaya yang harus
dikeluarkan dalam hal perolehan barang tersebut. Kebijakan pembelian bahan baku
berkaitan erat dengan penetapan kebijakan prosedur-prosedur agar penggunaan dana
STIE Putra Perdana
Indonesia
dapat menguntungkan dan aman dengan tidak mengabaikan kualitas perolehan bahan
baku. Agar pengendalian intern pembelian bahan baku berhasil dengan baik, maka
diperlukan adanya pengendalian dari pihak manajemen yaitu dilaksanakannya suatu
pemeriksaan.
Berdasarkan penjelasan diatas,pengendalian intern pembelian bahan baku
merupakan suatu proses dalam melakukan kebijakan dan prosedur guna memberikan
keyakinan yang wajar bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya dalam
aktifitas pembelian bahan baku.
Pemeriksaan dilakukan tidak cukup hanya pemeriksaan keuangan saja yang
menekankan pada penilaian sistematis dan objektif serta berorientasi historis yang
STIE Putra Perdana
Indonesia
tujuannya untuk memperoleh keyakinan tentang ketelitian dan keandalan data
keuangan serta pengamanan harta kekayaan perusahaan dan memberikan pendapat
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 472
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
atas kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diperiksa. Selain informasi
keuangan, pimpinan perusahaan juga memerlukan informasi yang menyangkut aktifitas
operasi perusahaan. Informasi keuangan dan informasi mengenai aktifitas perusahaan
tersebut sangat membantu dalam kegiatan pemeriksaan operasional.
Pelaksanaan pemeriksaan operasional dilakukan oleh bagian yang independen
dalam struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk menilai apakah jenis
pengendalian yang telah ditetapkan oleh perusahaan telah berjalan sebagaimana
STIE Putra Perdana
Indonesia
mestinya. Setiap tugas pemeriksaan yang akan dilakukan akan menjadi lebih terkendali
dalam pelaksanaannya, apabila ada suatu perencanaan yang baik sebelumnya yaitu
digunakan program kerja yang memuat rencana kerja yang akan dilakukan selama
pemeriksaan operasional. Dan selanjutnya, hasil pemeriksaannya adalah berupa
temuan-temuan dan berbagai saran atau rekomendasi kepada pihak manajemen.
Saran-saran inilah yang akan ditindak lanjuti oleh pihak manajemen terhadap temuantemuan yang dilaporkan sebagai tindakan korektif.
Dari hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka jelaslah bagaimana pentingnya
pemeriksaan operasional pembelian bahan baku dengan pengendalian intern
pembelian bahan baku didalam membantu manajemen, yaitu dalam hal meneliti dan
mengawasi
apakah
sistem
pengendalian
intern
yang
telah
ditetapkan
telah
STIE Putra Perdana
Indonesia
dilaksanakan dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha:
Diduga
keberadaan
audit
operasional
berpengaruh
terhadap
fungsi
Pembelian Bahan Baku telah berjalan efektif.i.
.
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 473
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Tujuan Perusahaan
Laba akuntansi
Revenue
Biaya produksi
Beban operasional
STIE Putra Perdana
Indonesia
Biaya Overhead
Pabrik (BOP)
Biaya Bahan Baku
(BBB)
Pembelian
Penerimaan
Fungsi pembelian
Biaya Tenaga
Kerja (BTK)
Penyimpanan
Fungsi audit opearsional
Kegiatan pembeliian bhan baku Yang
Berlaku.berjalan
.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Hasil Peneltian
Rekomendasi
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 474
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan
memperoleh data yang berbentuk data kuantitatif dengan pendekatan survey
menggunakan angket atau kuisioner , karena adanya variabel-variabel yang ditelaah
hubungannya serta tujuannya untuk menyajikan gambaran secara terstruktur , faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan yang diteliti.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi untuk diteliti adalah seluruh karyawan
atau staff ataupun dari bagian PPIC dan yang berjumlah 22 orang di Pt Molex Ayus
Phramateucal.
Sampel
Maka dalam penelitian ini , penulis menggunakan probability sampling dengan
jenis simple random sampling dan Attribute Sampling audit
karena penggambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikanStrata yang
ada dalam populasi itu . Cara demkian dilakukan apabila anggota populasi dianggap
STIE Putra Perdana
Indonesia
homogen . Pada penelitian ini penulis menggambil sampel dengan cara bagian
pembelian 2 orang, QC 1 orang, Bagian Finance atau pembayaran 1 orang, dan Bagian
Gudang 2 orang.
Instrumen penelitian
Instrumen penelitian ynag digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti
pada penelitian ini instrument yang digunakan adalah kuisioner . Denban skala
pengukuran skala likert, dengan ketentuan
skor sebagai berikut :a. Sangat setuju,
berbobot nilai 5 (lima); b. Setuju, berbobot nilai 4 (empat); c. Ragu-ragu berbobot nilai
3(tiga); d. Kurang Setuju, berbobot nilai 2(dua) ;e. Tidak Setuju, berbobot nilai 1 (satu).
Selaian itu juga menggunakan obeservasi dokumen terakait pelaksanaan audit
STIE Putra Perdana
Indonesia
oparsional. Dan fungsi pembelian
Teknik Pengumpulan Data
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 475
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan kuisioner (angket) dan
observasi (pengamatan). Dalam penelitian ini , penulis mengumpulkan data dengan
cara membagikan angket kepada staf bagian pembelian, bagian QC , bagian akuntansi
, dan bagian gudang tentang prosedur pembelian bahan baku.
Teknik Analisis Data
Teknik analisa menggunakan rumus product moment correlation dan diukur
dengan mengggunakan rumus koefisien determinasi Product moment correlation atau
STIE Putra Perdana
Indonesia
lengkapnya product of the moment correlation adalah salah satu teknik untuk mencari
korelasi antar dua variabel yang serimg digunakan . Menurut Sugiyono dalam bukunya
Metode Penulisan Bisnis (2013:248) Rumusan product moment correlation yang
digunakan yaitu :
rhitung:
Keterangan :
Koefisien Determinasi yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahaui sejauh
STIE Putra Perdana
Indonesia
mana tingkat pengaruh variabel X dan variabel Y .
Adapun rumus yang digunakan adalah
100%.
Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi
problematika yang diajukan dalam penelitiannya.Dalam penelitian ini , ada dua variabel
yang diteliti yakni fungsi audit operasional (variabel x) dan fungsi pembelian (variabel y).
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini , penulis merumuskan dua hipotesis
yaitu : Jika HO diterima maka Ha ditolak, maka tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel x (audit operasional) dan variabel y (fungsi pembelian) . Tetapi jika Ha
diterima dan Ho ditolak , maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel x dan dan
STIE Putra Perdana
Indonesia
variabel y.
Langkah - langkah peneltian
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 476
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Adapun langkah Penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap Survai Pendahuluan
Survei pendahuluan bertujuan untuk mengumpulkan informasi umum mengenai selukbeluk proses kegiatan unit kerja yang di audit, penelaahan peraturan, serta
menganalisis informasi yang diperoleh, sehingga bisa dikenali masalah-masalah yang
perlu dikembangkan pada tahap audit pendahuluan (temuan sementara).
1. Tahap Pemahaman dan Sistem Pengendalian Internal
STIE Putra Perdana
Indonesia
Pengujian SPI dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang lebih terinci dari
program/kegiatan
unit
kerja
yang
dinilai
mempunyai
potensi
untuk
diperbaiki/disempurnakan, serta pengujian terbatas terhadap Struktur Pengendalian
Internal untuk meyakini kekuatan atau kelemahan sistem yang ada. Pada tahap ini
diharapkan dapat ditemukan/dikenali kelemahan/penyimpangan yang cukup signifikan,
sehingga memerlukan pendalaman audit (temuan potensial) dan dikembangkan dengan
melakukan penilaian Atas SPI dengan alat bantu persamaan produk momen
2. Tahap kesimpulan
Laporan hasil peneltin merupakan hasil akhir dari proses peneltian berguna untuk:
1. Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada fungsi pembelian dan fungsi auditor
internal dan pihak lain yang berwenang
STIE Putra Perdana
Indonesia
2. Menjadi bahan untuk melakukan tindakan perbaikan bagi auditi dan instansi
terkait; dan
3. Memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk menentukan pengaruh tindakan
perbaikan yang semestinya telah dilakukan.
PEMBAHASAN
Hasil Survey Pendahuluan
Legaliasi perusahaan
PT.
Molex Ayus Pharmaceutical didirikan pada tahun 1985. Perusahaan ini
memperoleh izin pendirian pabrik pada tahun 1987. Pada tahun yang sama perusahaan
STIE Putra Perdana
Indonesia
memperoleh izin produksi obat dalam bentuk liquid dan semi-solid melalui SK MenKes
No.02768/A/SK/PAB/11/1987. Proses produksi dimulai secara efektif pada tahun 1989.
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 477
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Pada tahun 1993, PT. Molex Ayus Pharmaceutical melanjutkan proses sertifikasi Cara
Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) melalui upaya perbaikan sarana dan prasarana
produksi sesuai dengan rencana induk perbaikan yang disetujui oleh Badan POM.
Kegiatan Bisnis Perusahaan.PT. Molex Ayus Pharmaceutical adalah sebuah
perusahaan industri farmasi yang memiliki kegiatan usaha berupa industri, riset dan
pengembangan, promosi, serta pemasaran obat-obatan. Dalam memproduksi obat jadi,
perusahaan memiliki fasilitas produksi yang terdapat di Tangerang. Fasilitas produksi
STIE Putra Perdana
Indonesia
ini memiliki luas area seluas 17.298 m2. Dengan menyerap tenaga kerja produksi
sebanyak 268 orang dan menggunakan lebih kurang 185 mesin produksi, fasilitas
ini memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirup, krim, salep, serta cairan obat
luar. Fasilitas
produksi
PT.
Molex
Ayus
telah
memperoleh
sertifikat
Cara
Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) dari Badan POM. Pengembangan, pembuatan,
dan penyempurnaan produk adalahbeberapa kegiatan yang penting agar perusahaan
tetap kompetitif dalam pasar. Untuk menjalankan kegiatan usaha ini, Molex Ayus
memiliki Departemen Pengembangan Produk yang terus berinovasi dalam pembuatan
produk-produk baru yang berkualitas.
Distribusi produk PT Molex Ayus ditangani oleh PT. Kebayora Pharma, PT. Mensa
Bina Sukses, dan PT. Merapi Utama Pharma. Selain itu, Molex Ayus juga melayani
STIE Putra Perdana
Indonesia
penjualan alat kesehatan dan produk-produk obat bebas melalui anak perusahaan yaitu
PT. Charisma Metco.
Pemasaran dan promosi produk dilakukan oleh Tim Pemasaran melalui pendekatan
(detailing) langsung oleh Medical Sales Representatif kepada para pelanggan.
Peningkatan efektifitas dan efisiensi pemasaran dilakukan melalui proses analisa pasar
dan penjualan oleh tim pemasaran bersama distributor. Pengembangan Marketing
Information System dilakukan sebagai upaya untuk mencapai hasil penjualan yang
optimal.
Sistem
ini
membantu
integrasi informasi
penjualan
antara
tim
pemasaran pusat dengan cabang serta distributor.
Hasil Identifikasi Sistem Pengendalian Internal
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 478
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Struktur Organisasi yang dimilkai PT. Molex Ayus Pharmaceutical adalah struktur
organisasi yang menggambarkan hubungan vertikal dan horizontal pemimpin dan
bawahan serta karyawan., dengan uraian pembagian wewenang dan tanggung jawab
dari: terakaiat fungsi pembelian dan fumgsi audit internal bserta psosisi kedudukannya
Manajer Internal Control
a) Bertanggung jawab dan memeriksa kualitas bahan baku untuk produksi,
b) membuat standar kualitas setiap bagian yang kritis dari setiap produk dan
STIE Putra Perdana
Indonesia
c) melakukan pengawasan atas hasil produksi.
d) parasi untuk produk yang mengalami kerusakan teknis.
Manajer Pembelian
a) Bertanggung jawab terhadap pengendalian prosedur pembelian,
b) proses seleksi dan evaluasi supplier,
c) informasi pembelian dan verifikasi produk yang dibeli.
Manajer PPIC (Production Planning and Inventory Control)
a) Mengetahui
jumlah
permintaan
distributor
melalui
forecast
yang
dikirim
distributor PPIC;
b) Merancang rencana pembelian bahan baku.
c) Merancang rencana produksi serta mengontrol proses produksi;
STIE Putra Perdana
Indonesia
d) Menurunkan perintah produksi kedepartemen Manajer Produksi;
e) Mengetahui takaran bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Supervisor audit internal
a) Fokus dalam melakukan control terhadap semua fungsi yang ada dalam organissai
melalui pelaksanaan audit internal.
b) Memberikan peneilian kinrja terhadap fungsi laian.
c) Bertangungjawab terhadap direktur.
Hasil pengujian pengendalian Sistem Pengenadlian Internal melalui dokumentasi
Hasil wawancara melalui kuesioner pengendalian intern tersebut, unsur-unsur yang
dipenuhi oleh PT PT Molex Ayus Pharmaceutica, adalah:
STIE Putra Perdana
Indonesia
a) Struktur Organisasi
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 479
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Struktur organisasi pada PT Sumber Pelita Mataram dalam analisis eksistensi sistem
pengendalian intern sistem pembelian barang dagang dapat diketahui sebagai
berikut:
1) Fungsi pembelian terpisah dari fungsi penerimaan barang.
2) Fungsi pembelian terpisah dari fungsi akuntansi.
3) Fungsi pembelian terpisah dari fungsi gudang.
4) Fungsi gudang terpisah dari fungsi akuntansi.
STIE Putra Perdana
Indonesia
5) Fungsi penerimaan barang terpisah dari fungsi akuntansi.
6) Transaksi pemesanan barang dagang, pencatatan transaksi pembelian dan
pencatatan hutang dagang dilaksanakan sesuai dengan tugas dan wewenang
fungsi yang terkait.
b) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1) Surat permintaan pembelian dan purchase order diotorisasi oleh bagian yang
terkait.
2) Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung
dengan purchase order, delivery order, dan invoice dari pemasok.
3) Pencatatan ke dalam kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher register)
diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
STIE Putra Perdana
Indonesia
c) Praktik yang Sehat
1) Penggunaan formulir purchase order menggunakan formulir bernomor urut
tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
2) Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian
dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar.
3) Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik
direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.
4) Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran
guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai.
5)
Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya distempel “lunas” oleh fungsi
STIE Putra Perdana
Indonesia
pengeluaran kas setelah cek dikirim kepada pemasok.
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 480
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Hasil pengujian pengendalian Sistem Pengenadlian Internal melalui kuesoner
penentuan tingkat keandalan (Reliability Level) atau confidence level atau disingkat
R%. Tingkat keandalan adalah probabilitas benar dalam mempercayai efektivitas
pengendalian intern. Berdasarkan penilaian awal tentang peranan fungsi audit
operasional terhadap fungsi pemnbelian bahan baku obat, diketahui pelaksanaan
sistem pengendalian intern terkaiat pembelian bahan baku obat di PT Molex Ayus
Pharmaceutical dapat diandalkan. Keyakinan ini didasarkan atas pendapat yang
STIE Putra Perdana
Indonesia
menyatakan bahwa jika kepercayaan terhadap pengawasan intern cukup diandalkan,
disarankan menggunakan tingkat keandalan R% = 95%.,diperoleh data sbagai berikut:
Tabel 4.1 : Rekapitalassi Perhitungan
Respon
den
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
∑N=22
2
X
Y
XY
X
146
154
150
154
150
156
154
153
149
154
148
154
155
153
152
157
161
147
156
149
158
148
∑X=3.358
127
123
124
129
125
127
129
125
128
123
127
125
129
129
125
122
130
130
128
128
126
124
∑Y= 2.783
18.542
18.942
18.600
19.866
18.750
19.812
19.866
19.125
19.072
18.942
18.796
19.250
19.995
19.737
19.000
19.154
20.930
19.110
19.968
19.072
19.908
18.352
∑XY= 424.789
21.316
23.716
22.500
23.716
22.500
24.336
23.716
23.409
22.201
23.716
21.904
19.866
24.025
19.125
23.104
24.649
25.921
21.609
24.336
22.201
24.964
21.904
2
∑X = 504.734
2
Y
16.129
15.129
15.376
16.641
15.625
16.129
16.641
15.625
16.384
15.129
16.129
15.625
16.641
16.641
15.625
14.884
16.900
16.900
16.384
16.384
15.876
15.376
2
∑Y =352.173
STIE Putra Perdana
Indonesia
Keterangan:
X
Y
X2
Y2
XY
Diketahui :
∑X
: Peranan Fungsi Audit Operasional
: Fungsi Pembelian Bahan Baku obat
: Hasil dari Skor X Dikali Skor X
: Hasil Dari Skor Y Dikali Skor Y
: Hasil dari Skor X Dikali Skor Y
STIE Putra Perdana
Indonesia
= 3.358
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 481
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
∑Y
∑XY
∑X2
∑Y2
Maka dapat dicari
sebagai berikut
rxy
=
rxy
= 1,017
Nopember 14
= 2.783
= 424.789
= 504.734
= 352.173
indeks korelasinya dengan menggunakan rumus product moment
STIE Putra Perdana
Indonesia
Berdasarkan
perhitungan
data
di
atas,
hasil
yang
diperoleh
dengan
menggunakan rumus product moment adalah 1,017. Untuk memberikan interpretasi
atau penafsiran terhadap besar atau kecilnya hubungan tersebut, dapat digunakan
pedoman yang tertera pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Tabel Interpretasi Data
Besarnya “r” Product Moment
0, 00 – 0,199
0,20 – 0,399
0.40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Interpretasi
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
STIE Putra Perdana
Indonesia
Hasil yang diperoleh dari perhitungan data dengan menggunakan rumus korelasi
yaitu sebesar 0,002. Berarti korelasi antara Variabel X dengan variabel Y terdapat
korelasi positif yang sangat kuat, karena letaknya berada antara 0,80-1,000. Kemudian
untuk menguji suatu hipotesa, yaitu hipotesa alternative dan hipotesa nihil, dapat
dilakukan dengan cara membandingkannya dengan “r” pada product moment, rumusan
tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nukilan Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment
dari Person untuk Berbagai df.
df. (degrees of freedom) Harga “r” pada taraf signifikansi:
atau : db. (derajat bebas) 5%
1%
dengan rumus: N-nr (22-2)
jadi 38
16
0,497
17
0,482
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
0,623
0,606
Page 482
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
18
19
20
0,468
0,456
0,444
Nopember 14
0,590
0,575
0,561
Keterangan:
N : Jumlah Responden
nr : Jumlah Variabel
Dengan N = 22, df = n-2, maka berdasarkan tabel product moment di atas dengan
taraf signifikansi 5% terdapat pada angka sebesar 0,444 dan untuk taraf signifikansi 1%
STIE Putra Perdana
Indonesia
sebesar 0,561. Dapat dilihat dari perhitungan yang diperoleh di atas dengan nilai r
hitung sebesar 1,017, ternyata r hitung lebih besar dari pada r tabel 0,444 atau (rh > rt).
Dengan demikian hubungan antara variabel X dengan variabel Y adalah kuat, sehingga
dapat diinterpretasikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima karena rh lebih besar
dari rt, dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jadi, kesimpulannya bahwa koefisien korelasi
antara audit operasional dan fungsi pembelian bahan baku dapat berlaku pada populasi
di mana sampel yang 22 karyawan diambil.
Untuk dapat menentukan besarnya koefisien determinasi atau koefisien penentu antara
variabel X dengan variabel Y, maka menggunakan rumus:
KD = r2 X 100%
STIE Putra Perdana
Indonesia
Keterangan:
KD : koefisien determinasi atau koefisisen penentu
r : korelasi product moment yang dikuadratkan
KD = r2X 100%
KD = 1,017 X 100%
KD = 1,034 X 100%
KD = 100,34%
Melihat hasil perhitungan di atas, ternyata pengaruh antara variabel X (audit
operasional) dengan variabel Y (fungsi pembelian bahan baku) adalah 100,34%. Jadi,
pengaruh audit operasional terhadap fungsi pembelian bahan baku menunjukkan
kondisi pengaruh yang sangat kuat, itu artinya bahwa dalam audit operasional
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 483
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap fungsi pembelian bahan baku obat di
PT Molex Ayus Pharmaceutical tangerang.
Dengan demikian, apabila dilihat pada analisis korelasi, terdapat korelasi yang
positif dan sangat kuat signifikansinya antara variabel X dengan variabel Y dan dapat
berlaku pada populasi di mana sampel yang 22 karyawan diambil. Hasilnya bahwa
hipotesis alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesis nihil (Ho) ditolak atau tidak
diterima karena korelasinya sangat kuat. Jadi, pengaruh keberadaan fungsi audit
STIE Putra Perdana
Indonesia
operasional terhadap fungsi pembelian bahan baku obat pada PT Molex Ayus
Pharmaceutical tangerang terdapat korelasi yang kuat. Hal ini pun terbukti dari hasil
yang diperoleh dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 100,34%.
KESIMPULAN DAN REKEMONDASI
Kesimpulan
Dari hasil peneltian, penelitui dapat memberikan suatu kesimpulan bahwa, hipotesis
alternatif (Ha) diterima, dan hipotesis nihil (Ho) ditolak artinya keberadaan fungsi audit
operasional terhadap fungsi pembelian bahan baku obat pada PT Molex Ayus
Pharmaceutical tangerang sangat kuat, artinya fungsi pembelian dapat berjalan
STIE Putra Perdana
Indonesia
efektifitas dengan keberdaan fungsi audit operasional dan berperan baik, karena dari
hasil yang diperoleh dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 100,34%.
Rekemendasi
Dari hasil peneltian . penelti dapat memberikan rekemendasi sebagai berikut;
1. Kedudukan fungsi audit internal perlu ditingkatkan dibawah direktur dengan posisi
manager sehingga dalam melakukan audit operasional tidak terkendala psikologis.
2. Perlu di buat standar pelaksanaan audit opearsional , sehingga kegiatan
pemeriksaan dapat berjalan dengan lebih baik diamas yang akan datang
3. Pemilihan supplier oleh bagian pembelian perlu dibuat prosesur dan pelaksanaan
pemilohan harus terbuka melalui tender.
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 484
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE
Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Daftar pustaka
Amin Widjaya Tunggal, 2012. Internal Auditing(suatu pengantar) Harvarindo
Aren dkk , et. al, (2009), Modern Auditind 7th ED, Jhon Wiley & Sons, inc.
Akmal,2009. Pemeriksaan Managemen internal Audit, Edisi Kedua. Indeks Jakarta
Dewi Ermayanti, (4 Maret 2010), Audit Operasional,
http://dwiermayanti.wordpress.com/2010/03/04/pelaksanaan-audit-operasional/,
Diakses 22 Januari 2012
STIE Putra Perdana
Indonesia
Hiro Tugiman, 2009. Standar Profesional Audit Internal. Kanisius
Iyaul Ulum M.D, (2009), Audit Sektro Uublik: Suatu Pengantar, Bumi Aksara, Jakarta
Rahayu dkk. 2010. Auditing Konsep Dasar dan Pedoman pemeriksaan Akuntan Publik.
Yogyakarta. Graha Ilmu
Sugiyono, 2010. Metode Pnelitian Kuantitatif Kualtatif R & D. Bnadung; Alfabeta
Tim Peyusun, (2011), Modul Pelatihan Audit Operasional UNY, UNiversitas Negeri
Yogyakarata
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 485
Download