BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Implementasi Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap Hypervisor Server berbasis Microsoft Hyper-V. Implementasi dilakukan berdasarkan perancangan yang telah dibuat sebelumnya pada BAB 4. Setelah tahap implementasi selesai, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian untuk mengetahui kinerja dan ketersediaan dari Hypervisor Server yang telah dibangun. 5.1.1. Spesifikasi Server 1. Hyper-V1 Berikut ini spesifikasi server Hypervisor1: Gambar 5.1 Spesifikasi Hardware Hypervisor1 2. Hyper-V2 Berikut ini spesifikasi server Hypervisor2: Gambar 5.2 Spesifikasi Hardware Hypervisor2 3. SAN1 Berikut ini spesifikasi Storage Server: Gambar 5.3 Spesifikasi Hardware SAN1 5.1.2. Pengaturan IP Address Berikut ini adalah pengaturan pengalamatan IP Address yang telah di atur pada masing masing host. 5-45 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hyper-V1 Gambar 5.4 Pengaturan IP Address Hyper-V1 Hyper-V2 Gambar 5.5 Pengaturan IP Address Hyper-V2 5-46 http://digilib.mercubuana.ac.id/ SAN1 Gambar 5.6 Pengaturan IP Address SAN1 ClusterNetwork1 Gambar 5.7 Pengaturan IP Address ClusterNetwork1 5-47 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Web Server Gambar 5.8 Pengaturan IP Address Web Server File Server Gambar 5.9 Pengaturan IP Address File Server 5.1.3. Pengaturan Disk Partition SAN1 Partisi Disk telah dibagi menjadi 2 sesuai pada perancangan sebelumnya untuk memisahkan partiti sistem operasi dan partisi untuk peyimpanan Virtual Disk. Gambar 5.10 Pengaturan Partisi Harddisk SAN1 5.1.4. iSCSI Target dan Virtual Disk Untuk kebutuhan Failover Cluster maka dibutuhkan tempat penyimpanan yang berada di antara host Hyper-V1 dan Hyper-V2. Berikut ini adalah pengaturan yang dilakukan pada tahap implementasi untuk pembuatan iSCSI Target pada host SAN1 serta pembuatan Virtual Disk: 5-48 http://digilib.mercubuana.ac.id/ iSCS Virtual Disk o VHD1 Rincian VHD1 yang sudah dibuat dapat dilihat pada gambar 5.11. Gambar 5.11 Pengaturan Virtual Disk VHD1 o VHD2 Rincian VHD2 yang sudah dibuat dapat dilihat pada gambar 5.12. Gambar 5.12 Pengaturan Virtual Disk VHD2 5-49 http://digilib.mercubuana.ac.id/ iSCSI Targets Rincian iSCSI Targets hyperv-server yang sudah dibuat dapat dilihat pada gambar 5.13. Gambar 5.13 Pengaturan iSCSI Targets SAN1 5.1.5. Pengaturan Hypervisor Server Hyper-V1 Berikut ini adalah parameter pengaturan yang sudah diterpapkan pada server Hypervisor1 sesuai pada perancangan sebelumnya: o iSCSI Initiator Pengaturan ini digunakan untuk menyambungkan virtual disk yang telah dibuat pada storage server ke Hypervisor server untuk digunakan sebagai Shared Cluster Storage. Targets Gambar 5.14 Pengaturan iSCSI Initiator Targets Hyper-V1 5-50 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Volumes and Devices Rincian Volume dan Devices yang sudah tersambung pada host Hyper-V1 dapat dilihat pada gambar 5.15. Gambar 5.15 Pengaturan iSCSI Initiator Volumes dan Devices Hyper-V1 o Live Migration Rincian pengaturan live migration pada host Hyper-V1 dapat dilihat pada gambar 5.16. Gambar 5.16 Pengaturan Live Migration Hyper-V1 Hyper-V2 Berikut ini adalah parameter pengaturan yang sudah diterpapkan pada server Hypervisor1 sesuai pada perancangan sebelumnya: 5-51 http://digilib.mercubuana.ac.id/ o iSCSI Initiator Pengaturan ini digunakan untuk menyambungkan virtual disk yang telah dibuat pada storage server ke Hypervisor server untuk digunakan sebagai Shared Cluster Storage. Targets Gambar 5.17 Pengaturan iSCSI Initiator Targets Hyper-V2 Volumes and Devices Rincian Volume dan Devices yang sudah tersambung pada host Hyper-V2 dapat dilihat pada gambar 5.18. Gambar 5.18 Pengaturan iSCSI Initiator Volumes dan Devices Hyper-V2 5-52 http://digilib.mercubuana.ac.id/ o Live Migration Rincian pengaturan live migration pada host Hyper-V1 dapat dilihat pada gambar 5.19. Gambar 5.19 Pengaturan Live Migration Hyper-V2 5.1.6. Virtual Machine Berikut ini adalah rincian dari pengaturan virtual machine yang sudah dibuat dan disesuaikan pada perancangan yang telah dibuat sebelumnya: web1.lab.local Virtual Machine ini digunakan sebagai Web Server untuk keperluan simulasi layanan yang dapat diakses pada lab pengujian. Processor dan RAM Processor yang digunakan memiliki core sebanyak 4 buah dan RAM sebesar 1 GB. Gambar 5.20 Pengaturan Spesifikasi Perangkat Keras web1.lab.local Disk 5-53 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kapasitas disk yang digunakan untuk virtual machine ini sebesar 20 GB. Gambar 5.21 Kapasitas Hard Disk web1.lab.local ftp1.lab.local Virtual Machine ini digunakan sebagai File Server untuk keperluan simulasi layanan yang dapat diakses pada lab pengujian. Processor dan RAM Processor yang digunakan memiliki core sebanyak 4 buah dan RAM sebesar 1 GB. Gambar 5.22 Pengaturan Spesifikasi Perangkat Keras ftp1.lab.local Disk Kapasitas disk yang digunakan untuk virtual machine ini sebesar 40 GB. 5-54 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 5.23 Kapasitas Hard Disk ftp1.lab.local 5.1.7. Pengaturan Failover Cluster Berikut ini adalah rincian dari pengaturan Cluster yang telah dibuat: Cluster Name Penamaan cluster yang telah dibuat adalah ClusterNetwok1. Gambar 5.24 ClusterNetwork1 Cluster Member ClusterNetwork1 mempunyai 2 node sesuai perancangan sebelumnya. Gambar 5.25 Cluster Members 5-55 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Cluster Shared Volumes Sesuai perancanan sebelumnya terdapat 2 buah Cluster Disk yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 5.26 Cluster Shared Volumes 5.2. Pengujian Tahapan pengujian atau tahapan monitoring pada NDLC merupakan tahapan yang penting, agar sistem yang dibangun dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis. Adapun tahapan pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini: Tabel 5.1 Daftar skenario pengujian No 1 2 3 Nama Pengujian Keterangan Pengujian Menghidupkan Menyalakan virtual machine yang sudah dibuat Virtual Machine pada Hypervisor Server Pengujian Mengakses Virtual Machine yang telah dinyalakan dapat Virtual Machine diakses oleh pengguna Pengujian Live Migration Virtual Machine yang sedang berjalan dipindahkan secara langsung ke server yang lain 4 Pengujian Power Off Mematikan secara mendadak pada Hypervisor Owner Role (Node Server yang sedang menjalankan Virtual Failover) Machine 5.2.1. Pengujian Menghidupkan Virtual Machine Pada tahap ini dilakukan pengujian menyalakan virtual machine yang sudah dibuat pada Hypervisor Server. Jika virtual machine berhasil dihidupkan maka status pada masing masing virtual machine adalah 5-56 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Running. Adapun hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 5.27 Status Mesin Virtual 5.2.2. Pengujian Mengakses Virtual Machine Pada tahap ini dilakukan pengujian mengakses virtual machine yang telah berhasil dinyalakan. Adapun skenario pengujian yang digunakan adalah dengan melakukan ping dan mengakses layanan yang dijalankan pada masing masing server. 1. web1.lab.local o Ping Server dapat diakses dengan hasil pengujain ping seperti gambar 5.28. Gambar 5.28 Pengujian Ping web1.lab.local 5-57 http://digilib.mercubuana.ac.id/ o Mengakses Web Server Layanan web server dapat diakses dengan terlihatnya halaman website pada alamat server yang diakses seperti gambar 5.29. Gambar 5.29 Pengujian Mengakses Web Server 2. ftp1.lab.local o Ping Server dapat diakses dengan hasil pengujain ping seperti gambar 5.30. Gambar 5.30 Pengujian Ping ftp1.lab.local 5-58 http://digilib.mercubuana.ac.id/ o Mengakses FTP Server Layanan file server dapat diakses dengan terlihatnya status connection established pada alamat server yang diakses seperti gambar 5.31. Gambar 5.31 Pengujian Mengakses File Server 5.2.3. Live Migration Pada langkah ini dilakukan pemindahan virtual machine yang sedang berjalan pada node Hyper-V2 ke Hyper-V1 secara langsung. Setelah pemindahan selesai dan Owner Node berubah menjadi Hyper-V1 maka dilakukan pengujian ping kembali ke masing masing Virtual Machine untuk memastikan Virtual Machine yang sudah dipindahkan masih berjalan dan dapat diakses. Untuk hasil pengujiannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 1. Perubahan Owner Node Menjadi Hyper-V1 Setelah dilakukan pemindahan virtual machine dari server HyperV2 ke Hyper-V1 maka status Owner Node berubah menjadi HyperV1. 5-59 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 5.32 Owner Node Status 2. Ping web1.lab.local Setelah dilakukan pemindahan virtual machine ke server Hyper-V1 dilakukan pengujian ping kembali ke server web1.lab.local untuk memastika bahwa Web Server masih dapat diakses oleh pengguna. Terlihat hasil pengujian berhasil seperti gambar 5.33. Gambar 5.33 Pengujian Ping web1.lab.local Live Migration 3. Ping ftp1.lab.local Setelah dilakukan pemindahan virtual machine ke server Hyper-V1 dilakukan pengujian ping kembali ke server ftp1.lab.local untuk memastika bahwa File Server masih dapat diakses oleh pengguna. Terlihat hasil pengujian berhasil seperti gambar 5.34. Gambar 5.34 Pengujian Ping ftp1.lab.local Live Migration 5-60 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5.2.4. Power Off Owner Role (Node Failover) Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mensimulasikan bahwa telah terjadi hardware failure pada server hypervisor yang sedang menjalankan virtual machine dengan tetap melakukan pengujian Ping secara terus menerus untuk melihat downtime yang terjadi yang diakibatkan oleh server yang mati mendadak. Pada hasil pengujian ini dapat dilihat fungsi cluster berjalan dengan baik. Cluster dapat mendeteksi bahwa terdapat Hypervisor Server yang tiba tiba mengalami mati mesin sehingga Virtual Machine yang sedang berjalan ikut mengalami mati. Kemudian Cluster memerintahkan Hypervisor Server yang masih dapat berjalan untuk menjalankan kembali Virtual Machine yang mati. Hal ini mengakibatkan terjadinya downtime sesaat karena proses menghidupkan kembali virtual machine yang membutuhkan waktu. 1. Pengujian ping ke web1.lab.local Dari hasil pengujian koneksi ke server web1.lab.local terjadi Packet Loss sebanyak 8%. Gambar 5.35 Pengujian Ping web1.lab.local Failover 5-61 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Pengujian ping ke ftp1.lab.local Dari hasil pengujian koneksi ke server web1.lab.local terjadi Packet Loss sebanyak 9%. Gambar 5.36 Pengujian Ping ftp1.lab.local Failover 5.3. Manajemen Pada tahapan ini adalah pengaturan pengelolaan kebijakan mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur reliability terjaga. Adapun beberapa kebijakan yang dapat dijalankan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan backup secara reguler untuk mengamankan data virtual machine jika terjadi kegagalan pada sistem Hypervisor Server. 2. Melakukan percobaan restore 2 minggu sekali ke server sandbox untuk memastikan backup yang dilakukan secara reguler dapat berjalan dengan baik. 3. Melakukan pemantauan setiap hari terhadap sumber daya Hypervisor Server dan Storage Server untuk menjaga kinerja virtual machine yang dijalankan. 5-62 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4. Perubahan terhadap password administrator account secara berkala, agar keamanan terjaga untuk mencegah terjadinya kebocoran password. 5. Melakukan peremajaan perangkat keras server yang dilakukan lima tahun sekali untuk menjaga agar tidak terjadi kegagalan perangkat keras server dikarenakan usia server yang sudah cukup lama. 6. Untuk ketersediaan yang lebih tinggi pada server data center saat ini dapat dibuat Disaster Recovery Center (DRC). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika Data Center (DC) mengalami bencana. 5-63 http://digilib.mercubuana.ac.id/