TUGAS ETIKA BISNIS “CSR (Coporate Social

advertisement
TUGAS ETIKA BISNIS
“CSR (Coporate Social Responsibility) PT PERTAMINA”
Disusun oleh :
Nama
: Lussiana
NIM
: 01110027
Prodi
: Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
PENDAHULUAN
Tentang Perusahaan
Sebagai sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang usaha minyak dan gas
bumi beserta kegiatan usaha terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri, Pertamina
senantiasa berupaya untuk memberikan yang terbaik serta kontribusi nyata bagi
kesejahteraan bangsa dan negara dalam memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki
Indonesia.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan salah satu komitmen
Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam perekonomian
nasional. Semangat terbarukan yang dicanangkan saat ini merupakan salah satu bukti
komitmen Pertamina dalam menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber energi
yang lebih efisien dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Dengan inisatif dalam
memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber energi
baru dan terbarukan di samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya, Pertamina
bergerak maju dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan, Menjadi Perusahaan
Energi Nasional Kelas Dunia.
Mendukung visi tersebut, Pertamina menetapkan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu
“Aggressive in Upstream, Profitable in Downstream”, dimana Perusahaan berupaya untuk
melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan bisnis sektor hilir migas menjadi lebih
efisien dan menguntungkan.
Pertamina menggunakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan kiprahnya untuk
mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang
sesuai dengan standar global best practice, serta dengan mengusung tata nilai korporat
yang telah dimiliki dan dipahami oleh seluruh unsur perusahaan, yaitu Clean, Competitive,
Confident, Customer-focused, Commercial dan Capable. Seiring dengan itu Pertamina juga
senantiasa menjalankan program sosial dan lingkungannya secara terprogram dan
terstruktur, sebagai perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan terhadap
seluruh stakeholder-nya.
Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan usaha minyak dan
gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu Pertamina yang dilaksanakan di
beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di bidang-bidang eksplorasi,
produksi, serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan
produksi tersebut, Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta
aktivitas lainnya yang terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan Coal Bed Methane
(CBM). Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi baik
secara independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu
Kerja Sama Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract (TAC),
Indonesia Participating/ Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi
Bersama (BOB).
Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya dilakukan di
dalam negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah menyediakan 10.000
Mega Watt (MW) listrik tahap kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau
juga dikenal dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program
diversifikasi sumber energi serta peningkatan pasokan gas nasional pemerintah.
Potensi cadangan gas metana Indonesia yang besar dikelola secara serius yang dimana saat
ini Pertamina telah memiliki 6 Production Sharing Contract (PSC)-CBM.
Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga
produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk
pendistribusian produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III
(Plaju), RU IV (Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong).
Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit Kilang
LNG Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar
minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar
dan Non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta
Liquefied Natural Gas (LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya.
Kegiatan PERTAMINA dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia,
terbagi ke dalam dua sector, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan Anak-Anak
Perusahaan dan Perusahaan Patungan.
Usaha Hulu
Kegiatan usaha PERTAMINA Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas
bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan di beberapa wilayah
Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh PERTAMINA
Hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri
dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di
bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan
di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, PERTAMINA Hulu juga memiliki usaha
di bidang pemboran minyak dan gas.
Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan migas baru sebagai
pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar
kesinambungan produksi migas dapat terus dipertahankan.
Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan konsep kemitraan
dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan gas berupa JOB-EOR (Joint
Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body for Production
Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama),
penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest),
serta proyek pinjaman; sedangkan pengusahaan panasbumi berbentuk JOC (Joint Operating
Contract).
Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh) Daerah Operasi
Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH Nangroe Aceh Darussalam (NAD)
Sumatra Bagian Utara yang berpusat di Rantau, DOH Sumatra Bagian Tengah berpusat di
Jambi, DOH Sumatra Bagian Selatan berpusat di Prabumulih, DOH Jawa Bagian Barat
berpusat di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu, DOH Kalimantan berpusat di
Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di Sorong.
Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 3 (tiga) area panas bumi dengan total
kapasitas terpasang sebesar 162 MW. Ketiga Area Panas Bumi tersebut adalah Area Sibayak
(2 MW) di Sumatra Utara, Kamojang (140 MW) di Jawa Barat dan Lahendong (20 MW) di
Sulawesi Utara.
Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama dengan mitra
sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44 TAC, 27 IP/PPI (termasuk
BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang panas bumi terdapat 8 JOC.
Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya baik di
dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina juga memiliki usaha
yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas melalui Pertamina Drilling Service
(PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki
7 rig pemboran. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan
panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.
Usaha Hilir (Pengolahan, Pemasaran & Niaga dan Perkapalan)
Kegiatan usaha PERTAMINA Hilir meliputi pengolahan, pemasaran & niaga dan perkapalan
serta distribusi produk Hilir baik didalam maupun keluar negeri yang berasal dari kilang
PERTAMINA maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut.
Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan
Usaha Perkapalan.
Usaha Pengolahan
Bidang Pengolahan mempunyai 7 unit Kilang dengan kapasitas total 1.041,20 Ribu Barrel.
Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang Petrokimia dan memproduksi NBBM.
Disamping kilang minyak, PERTAMINA Hilir mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang.
Kilang LNG Arun dengan 6 train dan LNG Badak di Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG
Arun sebesar 12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 18,5 Juta Ton per tahun.
Beberapa Kilang tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan Brandan, Dumai,
Musi, Cilacap,, Balikpapan, Balongan dan Mundu.
Kilang Cilacap adalah satu-satunya penghasil lube base oil dengan grade HVI- 60, HVI — 95,
HVI -160 S dan HVI — 650. Produksi lube base ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant
(LOBP) untuk diproduksi menjadii produk pelumas dan kelebihannya diekspor
PT Pertamina Hulu Energi (PHE)
Sebagai suatu entitas bisnis diwajibkan untuk dapat mematuhi asas - asas tata kelola
perusahaan yang baik (Good Governance) di dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Dilandasai oleh satu keyakinan bahwa Saat ini PHE telah mengalami perubahan yang
fundamental salah satunya adalah status badan hukum Perseroan yang terikat UndangUndang No.40 Yahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Untuk dapat menunjang kelancaran
dan keamanan operasi maka perusahaan berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas
diwajibkan untuk melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dan lingkungan
atau yang sering diinterpretasikan dewasa ini dengan Corporate Social Responsibility (CSR).
Agar kegiatan ini tidak hanya merupakan kewajiban Perusahaan semata tetapi dapat
menjadi suatu kegiatan yang memiliki dampak pada masyarakat, maka kegiatan tersebut
perlu dilaksanakan secara terintegrasi baik oleh PHE maupun Anak Perusahaan.
Corporate Social Responsibility ( CSR )
adalah fungsi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sosialnya dan lingkungan
perusahaan. Sehingga Program-program CSR yang dibuat adalah kegiatan yang baik disusun
berdasarkan rencana kerja selama kurun waktu tertentu maupun proposal/surat penawaran
kerja sama yang sesuai dengan program kerja dan telah disetujui pimpinan. Mereka yang
disebut sebagai penerima program CSR adalah pihak yang menikmati atau menerima
program-program CSR.
Maka dari itu, yang bisa menjadi Calon Penerima Bantuan dari Program CSR PHE adalah
masyarakat/ instansi/ lembaga dll yang mengajukan rencana kerja (proposal) dan memenuhi
kriteria sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan telah melalui proses seleksi (evaluasi)
oleh fungsi CSR.
Proposal disini didefinisikan sebagai permohonan kerjasama atau bantuan yang diajukan
oleh pemohon (masyarakat/Lembaga/Instansi dll) kepada Perusahaan.
LANDASAN TEORI
Kepedulian dan komitmen Pertamina dalam kegiatan coporate social responsibility (CSR)
selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Setidaknya, penguatan kegiatan CSR dengan
memasukkan kegiatan CSR ke dalam fungsi sendiri.
LANDASAN
Kegiatan program-program CSR Pertamina didasarkan pada beberapa landasan regulasi,
walaupun kegiatan memberikan kontribusi kepada masyarakat sudah dilakukan Pertamina
sejak kelahiran nya, 10 Desember 1957 karena perusahaan didirikan dengan perjuangan dan
untuk membiayai perjuangan, pembangunan, dan manfaat sebesar-besar kemakmuran
rakyat, sesuai proporsinya sebagai perusahaan. Landasan-landasan itu adalah :
Bab V Pasal 47 Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, yaitu:
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha nya di bidang dan/atau bersangkutan
dengan sumber
daya
alam
wajib melaksanakan
tanggung
jawab sosial
dan lingkungan.
2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajar- an.
3.
Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor SE-21/MBU/2008 menyebutkan:
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) diwajibkan kepada BUMN yang
kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam, atau kegiatan usahanya berdampak
pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Walaupun BUMN di bidang lain pun
dapat saja melaksanakan TJSL.
5. Pasal 88 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN menyebutkan BUMN dapat
menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha
kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN.
6. Surat Keputusan Direktur Utama No. Kpts-40/C00000/2008-SO tanggal4 Agustus
dan Kpts-42/C00000/2008-SO tanggal 12 Agustus 2008 tentang Pemberlakuan
Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Kegiatan CSR ini dijalankan di Wilayah Operasi Perusahaan, dimana PHE menjadi operator.
Dan yang menjadi batasan wilayah kegiatannya dibagi menjadi :
1. Wilayah Operasi Ring I : Area geografis yang berpotensi terkena dampak kegiatan
operasi perusahaan dengan radius kurang lebih 0-5 km.
2. Wilayah Operasi Ring II : Area administratif desa/kelurahan yang berpotensi terkena
dampak kegiatan operasi perusahaan.
3. Wilayah Operasi Ring IIII : Area diluar Ring I dan Ring II berdasarkan penugasan
pimpinan.
Semua Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PHE, didasarkan pada :
1. Undang-Undang No.19 Tahun 2003 tentang BUMN.
2. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
3. Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-BUMN/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang
Penerapan Praktek Good Coprporate Governance (GCG).
TEORI
A. Sebutkan Ruang Lingkup CSR Pertamina ?
B. Apa Saja Program CSR yang telah dilaksanakan PT Pertamina ?
C. Apa saja Hasil dari Program CSR PT Pertamina yang telah
dilaksanakan ?
PEMBAHASAN
A. Ruang lingkup kegiatan CSR meliputi:
1. Bidang Pendidikan

Memberikan akses terhadap pendidikan dengan prioritas di sekitar wilayah operasi
dan masyarakat luas secara selektif.

Meningkatkan kualitas pendidikan secara prioritas disekitar wilayah operasi dan
masyarakat luas secara selektif.

Meningkatkan tata kelola pendidikan yang baik.
2. Bidang Kesehatan

Menurunkan tingkat kematian ibu dan anak (balita) dengan prioritas di sekitar
wilayah operasi dan masyarakat luas secara selektif.

Meningkatkan gizi anak (balita) dengan prioritas di sekitar wilayah operasi dan
masyarakat luas.

Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan prioritas disekitar wilayah operasi dan
masyarakat luas secara selektif.
3. Bidang Lingkungan

Meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan akibat kegiatan operasi
perusahaan.

Mendukung konservasi dan kelestarian lingkungan hidup.

Mendukung pengembangan energi alternatif.
4. Bidang Sarana dan Prasarana Umum dan Bencana Alam.

Melakukan pembangunan dan perbaikan sarana prasarana umum sesuai
peruntukkan dan kebutuhan, khususnya masyarakat sekitar wilayah kerja
operasi perusahaan dan masyarakat luas secara selektif.
5. Bidang Sarana dan Prasarana Umum dan Bencana Alam.

Melakukan pembangunan dan perbaikan sarana prasarana umum sesuai
peruntukkan dan kebutuhan, khususnya masyarakat sekitar wilayah kerja
operasi perusahaan dan masyarakat luas secara selektif.

Penanggulangan kejadian tanggap darurat baik kepada masyarakat disekitar
wilayah kerja perusahaan maupun masyarakat luas.

Mengurangi dampak buruk terjadinya bencana alam.

Melakukan rehabilitasi daerah korban bencana alam dalam bentuk pembangunan
sarana prasarana umum baik masyarakat disekitar wilayah kerja perusahaan maupun
masyarakat luas.

Mengantisipasi dan melakukan sosialisasi peringatan dini bahaya bencana alam, bagi
masyarakat disekitar wilayah kerja perusahaan dan masyarakat luas secara selektif.
B. Program CSR PT Pertamina
1. Bidang Pendidikan

Beasiswa Tingkat Dasar – PerguruanTinggi

Bantuan pembangunan Gedung Serbaguna dan Laboratorium Science untuk Perguruan
Tinggi

Pelatihan Mekanik Sepeda Motor BagiMahasiswa

Program Pertamina Goes To Campus (PGTC) 2011

Bantuan Fasilitas Pendidikan

Olimpiade Sains NasionalPertamina (OSN Pertamina)

Olimpiade Matematika MGMP Matematika SD se-DKI Jakarta.

Pelatihan I Training Guru

Bantuan Lab Komputer Sekolah

Bantuan Perpustakaan Sekolah
2. Bidang Kesehatan Masyarakat

Program Bantuan Operasi Jantung Anak

Program Bantuan operasianak penderita cacat wajah

Pertamina Sehati

Bantuan Ambullance

Bantuan Incubator

Program Clino Gigi

Program Bright with Pertamina
3.Bidang Lingkungan

Menabung 100 Juta Pohon. Distribusidan penanaman lebih dari 400.000 bibit pohon
pelindung dan produktif

Program Satu Aksi Untuk Ciliwung – Kampanye "Stop Nyampah di Kali"

Pelaksanaan Green Festival2011 di 3 Kota Besar
4.Bidang lnfrastruktur dan Bencana Alam

Bantuan Pemberdayaan Masyarakat - Sarana lntensifikasi Pertanian

Program Desa Binaan

Bantuan Sarana Pemadam Kebakaran

Karya Bhakti Rehabilitasi Pasca Bencana Alam Merapi

Gelar Relawan Penanggulangan Bencana
PROGRAM KEMITRAAN
Sebagai salah satu perusahaan BUMN terbesar di Indonesia, Pertamina memiliki dua
tanggung jawab besar. Pertama untuk meningkatkan profit dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan negara, sedangkan yang kedua adalah melaksanakan tanggung jawab sosial
dan lingkungan. Peran dan tanggung jawab sosial Pertamina dilaksanakan salah satunya
melalui SME & SR (Small Medium Enterprise & Social Responsibility) Partnership Program
atau lebih dikenal dengan sebutan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan),
sebagaimana yang diatur dalam Permen-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Program Kemitraan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil mitra binaan
Pertamina agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan multiplier effect bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasi Pertamina. Hal tersebut
diharapkan akan dapat mendukung kegiatan usaha Pertamina maupun mitra bisnis.
Sedangkan Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial
masyarakat di sekitar wilayah operasi Pertamina melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN dan bersifat hibah.
Semangat Pertamina dalam melaksanakan PKBL merupakan bentuk komitmen tanggung
jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. PKBL telah dilaksanakan Pertamina sejak tahun
1993, dimana setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah penyaluran dana untuk program
ini. Terdapat banyak mitra
binaan PKBL Pertamina yang telah mandiri dan tangguh, dimana hal tersebut dapat
dibuktikan dengan pesatnya perkembangan usaha mereka. Saat ini mereka telah melakukan
aktivitas pemasaran tidak hanya menjangkau pasar dalam negeri tetapi juga hingga
merambah ke luar negeri.
Keberhasilan PKBL dalam mengelola para mitra binaan juga terlihat dengan berbagai
penghargaan yang diperoleh. Penghargaan yang didapat untuk Program Kemitraan antara
lain adalah Gelar Karya PKBL BUMN Award 2011, sebagai The Best Executive Citra Awards
dalam kegiatan tingkat Asean Programme Consultant Indonesia Consortium.
Hal ini menunjukkan bahwa keseriusan dan eksistensi PKBL telah diakui secara luas. Dengan
memanfaatkan seluruh sektor, PKBL menghasilkan mitra binaan yang unggul dan sukses
sehingga mampu memberikan hasil maksimal dan membuat masyarakat menjadi lebih
kreatif dalam memenuhi kebutuhannya. Lebih dari itu mereka juga mampu untuk
menghasilkan produk atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Sejak melaksanakan Program Kemitraan dari tahun 1993 hingga tahun 2011, Pertamina
telah melakukan pembinaan kepada lebih kurang 96.000 mitra binaan usaha kecil dengan
total nilai pinjaman mencapai kurang lebih Rp 2,046 triliun. Berdasarkan RUPS PKBL 2011,
dari anggaran PKBL untuk dana Program Kemitraan tahun 2011 sebesar Rp 326 miliar, telah
terealisasi sebesar Rp 348 miliar atau mencapai 106,76%. Selama periode 1 Januari hingga
31 Desember 2011 PKBL Pertamina berhasil menambah sebanyak lebih kurang 23.000 mitra
binaan. Dana pinjaman yang disalurkan selama tahun 2011 tersebut tersebar ke beberapa
daerah di Indonesia dan mencakup beberapa sektor.
Program penyaluran Program Kemitraan tidak hanya meliputi penyaluran sendiri kepada
perorangan (sistem kluster atau pun dalam bentuk kelompok), tetapi juga melalui kerja
sama (sinergi) dengan beberapa BUMN diantaranya, PT Sang Hyang Sri (SHS), PT
Perkebunan Nusantara X (Persero), PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero), PT Pertani
(Persero) dan PT Garam (Persero). Hal ini dilakukan dalam rangka membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat khususnya para petani yang memiliki potensi cukup bagus untuk
dapat dikembangkan.
Selain penyaluran dana untuk Program Kemitraan, Pertamina juga menyalurkan dana untuk
Pembinaan. Realisasi penyaluran dana hibah (Pembinaan) dalam tahun 2011 adalah sebesar
Rp 21,042 miliar, atau mencapai 80,93% dari anggaran untuk program tersebut sebesar Rp
26 miliar. Beberapa program pembinaan yang dilakukan diantaranya turut serta dalam
berbagai kegiatan, seperti pameran tingkat nasional maupun internasional untuk
memperkenalkan produk-produk mitra binaan, pelatihan seperti seminar kewirausahaan,
workshop mengenai ekspor impor dan kegiatan-kegiatan lainnya.
KINERJA PROGRAM KEMITRAAN 2011
Tingkat Kinerja Program Kemitraan Pertamina tahun 2011 berdasarkan SK.Meneg BUMN No.
KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 adalah berdasarkan:
(1) Efektivitas penyaluran; dan
(2) Perhitungan tingkat pengembalian pinjaman (kolektibilitas).
Efektivitas penyaluran tahun 2011 adalah sebesar 91,67%, dimana angka tersebut
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 sebesar 90,05%. Adapun peningkatan ini
terjadi karena jumlah dana yang disalurkan tepat sasaran dan sesuai dengan perencanaan.
Untuk perhitungan tingkat pengembalian pinjaman tahun 2011 mencapai sebesar 76,61%,
meningkat dibanding tahun 2010 sebesar 73,52%. Sesuai SK Meneg BUMN No. KEP100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, kedua kinerja di atas mendapatkan skor 3 (tiga), yang
merupakan kategori skor tertinggi.
Program Bina Lingkungan
Program Bina Lingkungan Pertamina dilaksanakan sejak tahun 2004. Program ini ditujukan
untuk memberikan bantuan kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi Perusahaan.
Cakupan kegiatan Program Bina Lingkungan meliputi pemberian bantuan untuk bencana
alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan prasarana umum, bantuan kesehatan
masyarakat, bantuan sarana ibadah serta bantuan pelestarian alam.
Dalam menjalankan program Bina Lingkungan ini, PKBL Pertamina juga melakukan kerja
sama dengan lembaga-lembaga lain seperti KPDT (Kementerian Pembangunan Daerah
Tertinggal), Perguruan Tinggi, Organisasi-organisasi, Anak Perusahaan dan Konsultan.
Program-program yang dilaksanakan melalui kerja sama diantaranya adalah Pelatihan Guru
dengan TEQIP (Teacher Quality Improvement Program), Bedah Desa Mandiri Pertamina
yang dibuka di Desa Klamono dan Salawati Sorong, Program Deteksi Dini Kanker Serviks,
Bhakti Sosial dan MP3D (Mitra Pertamina Penggerak Pembangunan Desa), Program
Beasiswa Khusus dan sebagainya.
Di samping program-program tersebut terdapat program bantuan, yang pelaksanaannya
didasarkan pada instruksi Kementerian BUMN, yang dinamakan dengan Bantuan BUMN
Peduli. Bantuan Bina Lingkungan telah memberikan kontribusi besar bagi peningkatan
kehidupan masyarakat serta kemajuan dalam bidang pendidikan. Selain itu program Bina
Lingkungan juga telah menunjukkan keberadaannya dalam bidang kesehatan, keagamaan,
prasarana umum dan pelestarian alam, serta bantuan bencana alam.
Realisasi penyaluran dana program Bina Lingkungan selama tahun 2011 mencapai lebih
kurang Rp 125 miliar atau mencapai 43% dari anggaran yang disediakan sebesar Rp 294
miliar. Penyaluran tersebut terdiri dari:

Penyaluran Bina Lingkungan Sendiri sebesar Rp 110,3 miliar atau sebesar 53,5% dari
anggaran yang seharusnya disalurkan sebesar Rp 206 miliar.

Penyaluran Bina Lingkungan BUMN Peduli mencapai sebesar Rp 14,7 miliar, atau
16,7% dari anggaran yang seharusnya disalurkan sebesar Rp 88 miliar.
C. Hasil dari Program CSR PT Pertamina
Social Responsibility Awards

Sindo CSR Award yang diserahkan Menkokesrauntuk program penanamanpohon. Anugerah
CSR yang digelarolehHarianSeputar Indonesia.

Green Local Hero (Indonesia Green Awards) yang diserahkan Menteri Perindustrian kepada
Mitra CSR Pertamina di Cilacap a.n Erni Suhaina atas kiprahnya dalam menekuni
pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan limbah.

The most committed CEO for CSR 2012, diberikanoleh La Tofi School of CSR
kepadaDirekturUtama Pertamina, Karen Agustiawan.

Indonesia Sustainable Business Award 2012untukkategori Industry Champions Energy.
PenghargaandiberikanolehMenteriPariwisatadanEknomiKreatif, Marie ElkaPangestu.

penghargaan dalam Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM Award). GKPM Award
merupakan ajang anugerah yang digalakkan Kemenkokesra bagi insan/instansi yang
berkiprah dalam CSR dimana penilaian mengacu pada 8 indikator MDGs :

Platinum, untuk program Sentra Pemberdayaan Petani Buah Naga (Kategori MDGs Tujuan-1
Bid.Penciptaan Lapangan Kerja Baru dalam Rangka Mengentaskan Kemiskinan)

Gold, untuk program Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Saloloang Melalui Budidaya dan
Pengolahan Rumput Laut (Kategori MDGs Tujuan-1 Bid. Pemberdayaan Usaha Mikro Rumah
Tangga Miskin.

Silver, untuk program Pemanfaatan Limbah Non B3 (kategori MDGs Tujuan-7 Bid. Produk
Daur Ulang)

Silver, untuk program Penyediaan Fasilitas Air Bersih (Kategori MDGs Tujuan-7 Bid.
Penciptaan Akses Terhadap Air Bersih)
PENUTUP
Misi CSR PT Pertamina
 Melaksanakan komitmen korporat atas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL) yang akan memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan
untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
 Melaksanakan tanggungjawab korporat dan ke pedulian sosialuntuk sebuah
pembangunan masya rakat yang berkelanjutan.
TUJUAN CSR PT Pertamina
1. Secara Eksternal adalah membantu Pemerintah Indonesia memperbaiki
lndeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, melalui pelaksanaan programprogram yang membantu pencapaian target pembangunan millenium atau
Millenium Development Goat (MDGs).
2. Secara Internaladalah membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan
semua pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mendukung pen- capaian
tujuan korporasi terutama dalam mem bangun reputasikorporasi
KRITERIA CSR PERTAMINA
Dalam pengembangan CSR Pertamina telah disusun 5 Kriteria untuk mencapai efektifitas
pelaksanaan CSR di seluruh wilayah operasi perusahaan. Kriteria tersebut mencakup
kepentingan bersama antara pemerintah, komunitas dan perusahaan, yaitu:

Bermanfaat

Berkelanjutan

Dekat wilayah operasi

Publikasi

Mendukung PROPER
Jadi, program CSR adalah komitmen Pertamina sebagai aset nasional untuk turut
memajukan masyarakat Indonesia. Pertamina tidak memandang CSR sebagai suatu tuntutan
represif masyarakat, melainkan sebagai suatu kebutuhan dunia usaha yang dijalankan tidak
hanya semata-mata memenuhi tanggung jawab perusahaan, melainkan juga suatu bentuk
investasi.
Ini juga diharapkan dapat menjadi media untuk membangun keinginan baik (goodwill)
dengan pemerintah daerah dan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan beroperasi.
Download