PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan – bahan

advertisement
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahan – bahan alami sepeti cangkang telur
itik yang selama ini jarang dimanfaatkan dan
hanya menjadi limbah yang berpotensi
mencemari lingkungan tapi cangkang telur itik
diketahui memiliki komponen yang cukup
berguna, paling tidak sebagai sumber kalsium
(Ca) alami untuk nutrisi (Schaafsma, et al.
2000). Cangkang telur tersusun atas struktur
berlapis tiga, yaitu lapisan kutikula, lapisan
spong dan lapisan lamellar.
Dengan menggunakan cangkang telur
dapat menghasilkan bahan fungsional CaTiO3
yang disintesis dengan metode hidrotermal dan
dapat dikarakterisasi struktur kristal dan
dielektriknya. Dengan menggunakan bahan
dasar dari limbah, maka biaya sintesis bahan
fungsional seperti CaTiO3 berbasis cangkang
telur ini akan menjadi lebih murah. Demikian
juga metode yang digunakan pada penelitian
ini relatif lebih sederhana sehingga secara
keseluruhan mengurangi biaya sintesis bahan.
Cangkang telur itik mengandung kalsium
karbonat yang diperoleh dari saluran telur
(http://en.wikipedia.org/wiki).
Tingginya
kandungan CaCO3 menjadikan cangkang telur
sebagai komoditas yang berpotensi sebagai
starting material biokompatibel biomaterial.
Hydroxyapatite (HAp) yang salah satu
prekursor atau komponennya berasal dari
ekstrak cangkang telur. Bahan hydroxyapatite
(HAp) merupakan bahan biokeramik yang ada
di tulang atau gigi sehingga bahan ini dapat
digunakan sebagai implant untuk tulang dan
gigi.
Para peneliti di Ohio State University telah
menemukan cara memanfaatkan cangkang
telur dalam proses produksi Hidrogen.
Cangkang telur digunakan untuk menyerap
karbon dioksida dari sebuah reaksi yang
menghasilkan bahan bakar hidrogen. Proses ini
juga
menghasilkan
membran
yang
mengandung kolagen dari bagian dalam
cangkang. Hal itu menuntun mereka ke
cangkang telur, yang paling banyak
mengandung kalsium karbonat.
Cangkang telur yang digiling bisa
digunakan pada reaksi pemisahan air gas.
Kalsium karbonat kandungan utama telur yang
menangkap 78 % dari seluruh berat karbon
dioksida. Itu berarti bahwa dari jumlah karbon
dioksida dan cangkang telur yang sama,
cangkang akan menyerap 78% karbon
dioksida. Ini menjadikannya penyerap karbon
dioksida paling efektif yang pernah diuji (L.S.
Fan, 2007).
Sebelum bisa menggiling cangkang telur
tersebut harus membuang membran yang
mengandung kolagen yang menempel di
dalamnya. Bagian itu menghasilkan asam
organik yang bisa dijual. Sekitar 10 persen
membran mengandung kolagen, yang laku
dijual seharga sekitar US$1000 per gram.
Setelah diekstrak, kolagen ini dapat digunakan
dalam makanan atau obat-obatan, atau untuk
perawatan kesehatan. Dokter menggunakan
kolagen untuk membantu regenerasi kulit pada
korban kebakaran dan juga digunakan dalam
bedah kosmetik.
Tujuan
dan
1. Sintesis CaTiO3 dari cangkang telur
TiO2 dengan metode hidrotermal
2. Mengukur nilai kapasitansi CaTiO3
3. Mengukur nilai dari konstanta dielektrik
bahan organik CaTiO3
4. Melakukan karakterisasi CaTiO 3 dengan
XRD dan SEM
TINJAUAN PUSTAKA
Cangkang Telur
Cangkang telur selama ini jarang
dimanfaatkan dan hanya menjadi limbah yang
berpotensi mencemari lingkungan. Padahal
cangkang telur itik ini diketahui memiliki
komponen yang cukup berguna, paling tidak
sebagai sumber kalsium (Ca) alami untuk
nutrisi (Schaafsma, et al. 2000).
Cangkang telur tersusun atas struktur
berlapis tiga, yaitu lapisan kutikula,
lapisan spong dan lapisan lamelar. Lapisan
kutikula merepresentasikan permukaan terluar
dan terdiri dari sejumlah protein. Lapisan
spong dan lamelar membentuk matriks yang
tersusun oleh serat-serat protein yang terikat
dengan kristal kalsium karbonat (CaCO3) atau
disebut juga kalsit dengan perbandingan 1:50.
Cangkang telur memiliki bobot sebesar
11% dari bobot total seluruh telur. Komposisi
utama dalam cangkang ini adalah kalsium
karbonat (CaCO3) sebesar 94% dari total bobot
keseluruhan cangkang, kalsium fosfat (1%),
bahan-bahan organik (4%) dan magnesium
karbonat (1%).
Kandungan kalsium dari
cangkang telur itik dapat digunakan sebagai
sumber yang efektif untuk metabolisme tulang
(Sasikumar dan Vijayaraghavan, 2006).
2
Pemanfaatan limbah cangkang telur
sebagai energizer alternatif pada proses
karburisasi padat. Selain itu, dikaji pula
penggunaan energizer alternatif ini pada arang
yang telah diaktifkan dan arang yang belum
diaktifkan. Metode penelitiannya dimulai
dengan penghalusan arang (sumber karbon)
dan energizer (cangkang telur), kemudian
mencampurkannya dalam berbagai komposisi
arang-energizer, dengan tujuan mengetahui
komposisi paling efektif.
Kalsium karbonat sebagai kandungan
utama di dalam cangkang telur dapat
ditransformasikan menjadi kalsium oksida
(CaO) melalui pemanasan hingga sampel
9000C. Reaksi kimia yang terjadi akibat
pemanasan ini diberikan oleh persamaan:
CaCO3
Heat
CO2 + CaO
Pada persamaan reaksi diatas tampak
bahwa dengan pemanasan hingga suhu tertentu
(9000C), CaCO3 terdekomposisi menjadi CaO
dengan membebaskan gas karbondioksida
(CO2) (Rivera, et al.1999).
CaTiO3
Kalsium Titanat (CaTiO3) adalah bahan
keramik titanat yang memiliki struktur
perovskite untuk penghentian limbah nuklir
tingkat tinggi (Ringwood, et all .1988).
Struktur perovskite Kalsium Titanat (CaTiO3)
seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.
CaTiO3 dikenal sebagai keramik dielektrik
dengan konstanta dielektrik tinggi yaitu 170
dan koefisien suhu negatif. CaTiO3 memiliki
aplikasi penting dalam sistem komunikasi
gelombang mikro (Chen, et al. 2003).
Dibawah ini adalah gambar struktur perovskite
kalsium titanat.
CaTiO3 juga digunakan sebagai bahan
keramik
elektronik
(elektrokeramik)
khususnya sebagai bahan ferolisktrik dan
bahan dielektrik secara umum (Wang, et al.
2001).
Gambar 1 Stuktur perovskite CaTiO3.
Kalsium Titanat juga acuan utama untuk
strontium, suatu unsur limbah yang penting
dan dapat menyertakan pentingnya sejumlah
lantanida dan aktinida (Hanajiri, et al. 1998).
CaTiO3 telah banyak dikaji berbagai sifat
fisikanya oleh sejumlah peneliti. Sifat-sifat
fisika CaTiO3 yang telah diteliti meliputi sifat
listrik khususnya konduktivitas (Wang, et al.
2002), sifat optik baik dengan metode absorpsi
UV-Vis maupun studi fotoluminesensi (Wang,
et al. 2002; Ueda, et al. 1999) uji sifat
termolistrik, studi sifat dielektrik (Chen, et al.
2003) dan sifat ferolistriknya (Wang, et al.
2001).
Disamping itu juga cukup banyak dikaji
tentang struktur dan mikrostrukturnya yaitu
struktur kristal dan struktur elektroniknya baik
secara teoritis maupun eksperimen (Ueda, et
al. 1999).
Hidrotermal
Sintesis hidrotermal didefinisikan sebagai
metode penumbuhan material (kristal) di
dalam air panas pada tekanan tinggi.
Penumbuhan kristal dilakukan di dalam
autoclave dari bahan stainless steel. Jika
temperatur meningkat maka tekanan akan
meningkat dalam autoclave. Temperatur dapat
dinaikkan diatas titik didih air dan pencapaian
tekanan dari saturasi uap air (Fernandes GF
dan Laranjeira MCM,1999).
Metode hidrotermal adalah suatu cara
untuk mengatasi kekurangan dari metode
basah seperti pemakaian dalam waktu lama
dan kontaminasi kimia, juga memungkinkan
sintesis CaTiO3 mempunyai kemurnian yang
tinggi untuk waktu kerja yang pendek. Metode
hidrotermal merupakan metode yang sesuai
untuk mempersiapkan kristal yang baik bentuk
dan komposisi yang dapat dicapai pada
temperatur rendah (Ashok, et al. 2007).
pada penelitian ini
Metode hidrotermal
menggunakan prekursor kalsium (Ca) dari
cangkang telur. Kalsium karbonat (CaCO3)
diekstraksi dari cangkang telur itik kemudian
ditransformasikan menjadi CaO melalui proses
pemanasan hingga 9000C di dalam furnace.
Metode hidrotermal dipilih karena relatif
sederhana tanpa menggunakan peralatan yang
rumit dan mahal (Ding, et al. 2004), selain itu
juga mempunyai beberapa keuntungan seperti
pemanasan cepat, reaksi cepat, hasil lebih
bagus, kemurnian tinggi dan efesiensi
transformasi energi tinggi (Hanajiri Y, et
al.1998).
3
Dielektrik
Isolator elektrik memiliki beberapa
elektron
bebas
yang
berada
dalam
konduktivitas
normal
dan
membentuk
insulator ideal yang tidak memiliki elektron
bebas. Beberapa material memiliki sifat listrik
yang menarik karena kemampuan medan
listrik untuk polarisasi material yang
menghasilkan dipol listrik. Dipol adalah
susunan dua muatan positif dan negatif yang
sama dipisahkan oleh jarak yang kecil, momen
dipol listrik (p) didefenisikan sebagai p= qr,
yang diilustrasikan pada Gambar 2.

q 

q
r
Gambar 2. Pemisahan muatan membentuk
dipol.
Momen dipol listrik adalah sebuah vektor
yang secara konvensional arahnya dari muatan
negatif ke positif dan satuan momen dipol
listrik
adalah
Debye
(1
Debye
30
= 3,33  10 coulomb-meter).
Hubungan antara Q dan medan E diperoleh
dari faktor dimensi  0 , permitivitas dari
Q  0E ,
vakum:
dimana  0  8,854  10 Farad/meter dan Q
sebagai sumber dari
garis flux elektrik
dipermukaan antara plat, rapat garis flux
disebut perpindahan elektrik (D).
12
D= Q
positif dibawah. Muatan permukaan akan
menarik dan menahan kumpulan muatan yang
berlawanan diatas plat, tidak seperti dipol
yang dapat berpindah secara bebas.
Kenaikan kapasitansi disebabkan oleh
melemahnya medan listrik diantara keping
kapasitor
akibat
kehadiran
dielektrik.
Dielektrik dapat memperlemah medan listrik
antara keping-keping suatu kapasitor, karena
dengan hadirnya medan listrik, molekulmolekul dalam dielektrik akan menghasilkan
medan listrik tambahan yang arahnya
berlawanan dengan medan listrik luar (Tipler,
1998). Pada Gambar 4 akan terlihat perbedaan
antara keping kapasitor tanpa dielektrik dan
diberi dielektrik dimana setelah diberi
dielektrik akan muncul dipol-dipol listrik
sehingga menghasilkan medan induksi.
++++++++++++++++++
V
- - - - - - - - - - - - - - - - ++++++++++++++++++
- - - - - - - - - - - - - - - - ++++++++++++++++++
----------------Gambar 3 Kapasitor dengan dielektrik padat.
  0 E ..............................(1)
Selama muncul di dalam material pada saat
kehadiran medan, dipol hadir sebagai bentuk
permanen dari struktur molekul yang disebut
dipol permanen. Material yang di dalamnya
ada pengaruh polarisasi disebut dielektrik.
Medan listrik menghasilkan polarisasi listrik
dalam material. Kerja dari kapasitor akan
menggambarkan pengaruh dari polarisasi
listrik
dan
memungkinkan
dielektrik
diperkenalkan secara makroskopi tanpa
mempertimbangkan secara detail apa yang
terjadi pada skala atomik (M.C.Lovell, et
al.1976).
Kapasitor dengan dielektrik padat seperti
yang diilustrasikan pada Gambar 4, anggap
baterai masih dihubungkan medium dielektrik
dengan mengisi permukaan antar plat. Medium
menjadi terpolarisasi oleh medan dan dipol
muncul di keseluruhan material sesuai arah
medan. Semua dipol dari muatan berlawanan
di dalam material akan dihilangkan tetapi akan
ada muatan ketidakseimbangan permukaan,
muatan negatif disebelah atas dan muatan
Gambar 4.1 Tanpa dielektrik.
Gambar 4.2 Diberi dielektrik (terjadi dipol
dipol kecil).
4
dikali jarak pemisah d. Jadi besarnya beda
potensial yang melewati suatu kapasitor
adalah:
V  Ed 
Gambar
4.3
Dielektrik yang
medan induksi.
memiliki
Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronik
yang dapat menyimpan muatan jika diberi
medan listrik, kapasitor keping sejajar yang
diilustrasikan pada Gambar 5. Kemampuan
kapasitor untuk menyimpan muatan listrik ini
disebut sebagai kapasitansi. Sebagian besar
kapasitor memiliki lembar isolator (misalnya
kertas atau plastik) yang disebut dielektrikum
yang diletakan diantara plat-platnya (Giancoli,
2005).
Suatu material nonkonduktor seperti kertas,
kaca atau kayu disebut dielektrik. Ketika ruang
diantara dua konduktor diisi dengan
dielektrik, kapasitansi naik sebanding dengan
faktor K yang merupakan karakteristik
dielektrik dan disebut konstanta dielektrik.
Besar muatan yang tersimpan dalam
kapasitor sebanding dengan beda potensialnya.
(1)
Q  CV
dimana: V= beda potensial (Volt)
C=kapasitansi kapasitor(Farad)
Karena medan listrik antara bidang–bidang
kapasitor bersifat seragam, maka perbedaan
potensial antara bidang sama dengan medan
.............
(2)
Nilai kapasitansi dari suatu kapasitor
ditentukan oleh faktor geometris dan jenis
bahan dielektriknya. Untuk kapasitor plat
sejajar, faktor geometris ditentukan oleh luas
permukaan plat elektroda serta tebal bahan
dielektrik. Sedangkan sifat bahan dielektrik
ditentukan oleh konstanta dielektrik pada
frekuensi tertentu.
Pada ruang hampa udara kapasitansi kapasitor
diberikan oleh:
C0   0
A
................................. (3)
d
dimana:
C o  kapasitansi ruang hampa
 o  permitivitas ruang hampa
A =luas permukaan elektroda
d = jarak antar elektroda
Jika di antara plat elektroda
ditempatkan suatu bahan dielektrik, maka
kapasitansinya akan bertambah besar :
C 
A
A
  0k
d
d
............
(4)
   0k
 adalah permitivitas bahan yang nilainya
sebanding dengan permitivitas ruang hampa
dengan konstanta pembanding yang disebut
konstanta dielektrik. Dari persamaan 3 dan 4,
konstanta dielektrik dapat dinyatakan sebagai
perbandingan kapasitansi bahan C terhadap
kapasitansi ruang hampa C 0
k
Gambar 5 Kapasitor keping sejajar.

d
0
C
C0
atau
k

0
.........(5)
Pengisian kapasitor adalah Jika kapasitor
yang dihubungkan dengan terminal terminal
baterai akan terjadi pengisian (muatan) pada
keping-keping kapasitor yang diilustrasikan
pada Gambar 6 dan kurva pengisian kapasitor
yang diilustrasikan pada Gambar 7
5
 ln(CV  Q ) 
t
 k .......... ...(3)
RC
k adalah konstanta integrasi, dari syarat t = 0
muatan Q = 0, akan didapat k   ln(CV ) .
Ketika kapasitor terisi penuh, beda
tegangan di ujung ujung kapasitor adalah V
dan muatan di kapasitor adalah
Qm  CV ........................(4)
Gambar 6 Pengisian kapasitor.
Persamaan (1) menjadi
(C   Q )
t

C
RC
Q
t
ln(1 
)
Qm
RC
ln
(1 
Gambar 7 Kurva pengisian kapasitor.
Medan
listrik
dapat
menimbulkan
polarisasi muatan, menyebabkan molekul
mempunyai
muatan
dipol
permanen.
Sebaliknya, akan polarisasi menimbulkan
kerapatan muatan pada kapasitor. Hal ini dapat
diketahui dengan memisahkan dua plat
kapasitor sejauh d meter dan diantara plat
diberikan tegangan sebesar V volt sehingga
terjadi medan listrik.
Pada saat t = 0 dan saklar ditutup maka
pada kapasitor C tidak ada muatan sehingga
tak ada beda potensial di ujung ujung
kapasitor. Beda potensial di ujung ujung R
adalah  dan arus maksimum I0 =  / R. Jika
pada saat t = t dan saat setelah S ditutup, di
kapasitor sudah ada muatan Q (+Q di keping +
dan –Q di keping -). Beda tegangan di ujung
ujung kapasitor menjadi Q/C Akibatnya beda
tegangan di ujung ujung R dan arus turun
(Sugata,1994).
Dari hukum Kirchoff:
V  iR 
t
Q
)  e  RC .......... ..................( 5)
Qm
Jadi besarnya
kapasitor adalah:
Q  Qm (1  e

muatan pada pengisian
t
RC
)......... ..............(6)
Pengosongan kapasitor adalah Jika ujungujung kapasitor yang bermuatan dihubungkan
dengan kawat konduktor, pada kapasitor akan
segera terjadi pengosongan muatan yang
diilustrasikan pada Gambar 8.
Selama S tertutup, tegangan di ujung ujung
R dan C adalah sama dengan  dan muatan di
kapasitor adalah Q0 = C. Ketika S dibuka
pada t = 0, muatan di kapasitor mulai
berkurang dan terjadi arus melalui resistor.
Dari hukum Kirchoff untuk loop (Saklar
terbuka) : iR 
Q
0
C
Q
 0.......... .......... .......(1)
C
dan hubungan
i
dq
.......... .......... .......... .......( 2)
dt
didapat persamaan :
dq
RC
dt
dq
1
 CV  Q  RC  dt
CV  Q 
Gambar 8 Pengosongan kapasitor.
Dan hubungan I = -dq/dt didapat persamaan:
6
dq
Q

dt
RC
dq
Q

t
1
k
dt  ln(Q ) 

RC
RC
k adalah konstanta integrasi, dari syarat t = 0 ,
k=ln Q0 Arus pada
muatan Q = Q0 ,didapat
saat t = 0 adalah I0 = /R
Jadi besarnya muatan pada pengosongan
kapasitor adalah:
Q  Q0 e

t
RC
.......... .......... .....( 7)
Pengisian dan pengosongan muatan dalam
plat kapasitor berlangsung secara cepat.
Akibatnya muatan yang tersimpan dalam plat
makin berkurang dan kemampuan kapasitor
dalam menyimpan muatan semakin kecil
(Sutrisno,1984). Bahan dielektrik
yang
terdapat antara plat akan memperlemah medan
listriknya. Bahan dielektrik tersebut akan
terpolarisasi ketika diberi medan listrik
sehingga akan timbul kerapatan muatan yang
tinggi pada sisi plat.
Pengisian dan pengosongan kapasitor
berlangsung cepat dengan naiknya frekuensi.
Kapasitor dengan cepat melepaskan dan
mengisi muatan dengan tingkat resistansi yang
rendah. Muatan-muatan yang tersimpan dalam
kapasitor
akan
berkurang
dengan
meningkatnya frekuensi.
Gambar
10
Pembangkit
ac
yang
dihubungkan secara seri dengan kapasitor.
Beda tegangan pada kapasitor adalah
VC  V  V 
Q
C
Dari kaidah simpal Kirchhoff diperoleh
  VC  0
atau
   maks cos t 
Q
C
Dengan demikian
Q   maks C cos t
Arusnya sama dengan
i
dq
  maks C sin t
dt
Nilai
maksimum
sin t  1 , maka
I
terjadi
I maks   maks C
apabila
Arus ditulis menjadi
I  t maks C sin t   I maks sin t
Dengan menggunakan persamaan trigonometri

) , diperoleh:
2

I  I maks cos(t  ) ............................(8)
2
sin t   cos(t 
Gambar 9 Kurva pengosongan kapasitor.
Gambar 10 menunjukkan kapasitor yang
dihubungkan pada terminal generator, arusnya
dihubungkan dengan muatan oleh:
i
dq
dt
Gambar 11 menunjukkan kurva arus dan
tegangan suatu kapasitor terhadap waktu,
dimana nilai maksimum tegangan terjadi 90°
atau seperempat perioda setelah nilai
maksimum arus. Dengan demikian beda
tegangan pada kapasitor terlambat terhadap
arus sebesar 90°. Muatan pada plat kapasitor
meningkat, arus berkurang hingga muatannya
maksimum ( sehingga Vc maksimum) dan
arusnya nol.
7
Diffraction(XRD),
Scanning
Electron
Microscopy (SEM), Uji Kapasitor, Uji
Dielektrik.
Metodologi Penelitian
Sintesis CaTiO3
Gambar 11 Kurva arus dan tegangan suatu
kapasitor terhadap waktu.
Hubungan antara arus maksimum dan
tegangan maksimum untuk kapasitor dapat
ditulis dalam bentuk persamaan:
I maks  C maks 
 maks  maks

XC
1 C
........ (9)
dimana XC disebut reaktansi kapasitif yang
mana bergantung pada frekuensi.Dalam hal ini
semakin tinggi frekuensi, semakin kecil
reaktansinya.
Jika sumber ggl-nya berupa pembangkit ac,
perbedaan potensial berubah tanda setiap
setengah perioda dan seandainya ggl
pembangkitnya konstan sambil meningkatkan
frekuensinya. Untuk setiap setengah siklus,
muatan Q  2C maks yang sama berpindah
ke kapasitor tetapi jumlah siklus per detik
bertambah dimana kapasitor meningkat
sebanding dengan frekuensi. Jadi, semakin
tinggi frekuensi, kapasitornya semakin kurang
menghambat aliran muatan.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
di
Penelitian
akan
dilaksanakan
laboratorium Fisika Material dan laboratorium
Biofisika Departemen Fisika IPB Darmaga.
Waktu penelitian dimulai dari Bulan
November 2008 sampai April 2009.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cangkang telur yang ditransformasikan
menjadi CaO, plat pcb dengan lapisan
tembaga, aquades, bubuk TiO2 . Alat - alat
yang digunakan adalah crucible (cawan
keramik), sudip, gelas ukur, kertas saring,
furnace, magnetic stirer, hot plate, alumunium
foil.
Karakteristik menggunakan X-Ray
Dalam penelitian ini dilakukan sintesis
dengan
metode
hidrotermal
CaTiO3
menggunakan prekursor kalsium (Ca) dari
cangkang telur. Kalsium karbonat (CaCO3)
diekstraksi dari cangkang telur itik kemudian
ditransformasikan menjadi CaO, dimana
CaTiO3 terbentuk melalui proses pemanasan
hingga 7000C selama 3 jam, 8000C selama 5
selama 5 jam
jam, dan 9000C(PH)
menggunakan furnace.
Bubuk CaO dan TiO2 dengan massa yang
seimbang masing –masing 2,0 gram digerus
dalam waktu 30 menit dimasukkan ke dalam
aquades pada volume 50 ml dicampur pada
gelas beaker yang di stiring 1000 rpm selama
30 menit pada hot plate. Reaktor diletakkan
diatas hot plate dan mulai proses hidrotermal
dengan memanaskan reaktor pada suhu antara
2000C yang menghasilkan tekanan tinggi di
dalam reaktor. Hasil perlakuan hidrotermal
berupa endapan CaTiO3 disaring beberapa
kali, selanjutnya sampel dipelet dan
dipanaskan di dalam furnace pada sampel
0
900 C selama 5 jam.
Sintesis kalsium titanat terbentuk melalui 2
metode yaitu metode dimana sampel
dihidrotermal dan dipelet °C(PH) yaitu pada
suhu 900°C(PH). Selain itu sintesis kalsium
titanat diperoleh dengan hidrotermal saja(°C)
Karakterisasi XRD(X-Ray Difraction)
dapat memberi
Karakterisasi XRD
informasi secara umum baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif untuk mengetahui
fasa yang terdapat dalam sampel, menentukan
ukuran kristal dan kristalinitas. Hal yang perlu
diperhatikan pada metode ini adalah posisi
difraksi maksimum, intensitas puncak dan
distribusi intensitas sebagai fungsi dari sudut
difraksi. Tiga informasi tersebut dapat
digunakan untuk mengidentifikasi fasa-fasa
yang terdapat dalam suatu bahan. Salah satu
analisis komposisi fasa dalam suatu bahan
adalah dengan membandingkan pola XRD
terukur dengan data tersebut. Sampel
dikarakterisasi menggunakan alat XR dengan
sumber Cu yang memiliki panjang gelombang
1,54060  10 1 nm .
Download