UNIVERSITAS INDONESIA PENGETAHUAN WANITA MENIKAH YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI KELURAHAN GROGOL, DEPOK SKRIPSI MELATI 0806334104 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA DEPOK JULI 2012 Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 UNIVERSITAS INDONESIA PENGETAHUAN WANITA MENIKAH YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI KELURAHAN GROGOL, DEPOK SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. MELATI 0806334104 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA DEPOK JULI 2012 Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Melati NPM : 0806334104 Tanda Tangan : Tanggal : 02 Juli 2012 ii Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama : Melati NPM : 0806334104 Program Sudi : Ilmu Keperawatan Judul Penelitian : Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekerja dan Tidak Bekerja tentang Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. DEWAN PENGUJI Pembimbing : Ns. Desrinah Harahap S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat. ( ) Penguji : Ns. Wiwit Kurniawati S.Kep., M.Kep.,Sp.Mat. ( ) Ditetapkan di : Depok Tanggal : 02 Juli 2012 iii Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya sebagai penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan semangat dari berbagai pihak selama proses penyusunannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ns. Desrinah Harahap S.Kp., M.Kep.,Sp.Kep.Mat. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing saya selama penyusunan skripsi. 2. Koordinator Mata Ajar Tugas Akhir, Kuntarti, S.Kp., M.Biomed., atas arahan dan bimbingannya selama mata ajar Tugas Akhir. 3. Kepala Kelurahan Grogol, Bpk. Muhamad Mawardi, S.H., M.Pd., pejabat kelurahan terkait, dan seluruh Ketua RW serta Ketua RT di wilayah Kelurahan Grogol, atas ketersediaannya memberikan saya izin melakukan penelitian dan pengambilan data di wilayah Kelurahan Grogol. 4. Kedua orang tua tercinta dan saudara saya yang selalu mencurahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moral dan materiil selama penyusunan skripsi. 5. Muhamad Fahri yang selalu siap membantu dan memberikan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini. 6. Yuanita Fransiska, Aulia Laili Nisa, Winda Eriska, Ema Kusmia, dan Ni Putu Eka yang bersedia berbagi informasi dan membantu saya dalam penyusunan skripsi ini. 7. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan (Desyanti Eka E., Asty Nofika U., Valentina Rosa M., Yunika A. A., dan Enok Mamah S. M.) dan seluruh mahasiswa Reguler 2008 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia iv Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 yang telah memberikan semangat dan bersedia berbagi banyak informasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya dan membalas kebaikan semua yang telah membantu penyusunan skripsi ini dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Besar pula harapan saya agar tugas akhir ini dapat melahirkan penelitian yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan masyarakat. Depok, 02 Juli 2012 Penulis v Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Melati NPM : 0806334104 Program Studi : Ilmu Keperawatan Fakultas : Ilmu Keperawatan Jenis karya : Skripsi demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: PENGETAHUAN WANITA MENIKAH YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI KELURAHAN GROGOL, DEPOK beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : 02 Juli 2012 Yang menyatakan ( ) vi Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 ABSTRAK Nama : Melati Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul : Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekerja dan Tidak Bekerja tentang Pemeriksaan Pap Smear Lingkungan pekerjaan memberikan pengalaman dan informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan wanita tentang pemeriksaan pap smear. Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional dengan quota sampling dengan jumlah sampel 96 wanita menikah bekerja dan 96 wanita menikah tidak bekerja di Kelurahan Grogol, Depok. Hasil analisis univariat menunjukkan persentase wanita menikah bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi (27,1%), tujuan dan manfaat (33,3%), kriteria (9,4%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (9,4%). Persentase pengetahuan wanita menikah tidak bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi (18,8%), tujuan dan manfaat (29,2%), kriteria (11,5%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (2,1%). Berdasarkan hasil tersebut, penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan pap smear perlu ditingkatkan dan dievaluasi agar pencegahan kanker serviks dapat lebih efektif. Kata kunci: kanker serviks, pap smear, pekerjaan, pengetahuan, wanita menikah. vii Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia ABSTRACT Name : Melati Study Program : Nursing Judul : Knowledge of Working and Not Working Married Women about pap smear test in Kelurahan Grogol, Depok Work environment give experience and information that can affect women’s knowledge about Pap smears. This quantitative research with descriptive design aims to describe the working and not working married women’s kwowledge about Pap smear. This research used proportional and quota sampling technique which the sample were 96 working married women and 96 not working married women in Kelurahan Grogol, Depok. The results of univariate analysis showed the percentage of working married women who have good knowledge about the definition (27,1%), the purpose and benefits (33,3%), criteria (9,4%), procedures (15,6%), and the schedule (9,4%). The percentage of not working married women who have good knowledge about the definition (18,8%), the purpose and benefits (29,2%), criteria (11,5%), procedures (15,6%), and the schedule (2,1%). Based on these results, health education about Pap smear needs to be improved and evaluated for the prevention of cervical cancer can be more effective. Key words: cervical cancer, knowledge, married women, pap smear, work. viii Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia DAFTAR ISI Halaman judul Halaman Pernyataan Orisinalitas Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Lampiran i ii iii iv vi vii ix xi xii xiii xiv 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum 1.3.2 Tujuan Khusus 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Aplikatif 1.4.2 Manfaat Keilmuan 1.4.3 Manfaat Metodologi 1 1 3 3 3 4 4 4 4 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Serviks 2.1.1 Gambaran Kanker Serviks 2.1.2 Penyebab Kanker Serviks 2.1.3 Faktor Risiko Kanker Serviks 2.1.4 Tanda dan Gejala Kanker Serviks 2.1.5 Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik Kanker Serviks 2.1.6 Stadium Klinik Kanker Serviks 2.1.7 Deteksi Dini Kanker Serviks 2.2 Upaya Pencegahan Kanker Serviks di Masyarakat 2.3 Pengetahuan 2.3.1 Tingkatan Pengetahuan 2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 2.4 Pemeriksaan Pap Smear 2.4.1 Pengertian Pap Smear 2.4.2 Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Pap Smear 2.4.3 Kriteria Melakukan Pemeriksaan Pap Smear 2.4.4 Prosedur Pemeriksaan Pap Smear 2.4.5 Jadwal Pemeriksaan Pap Smear 2.5 Bagan Ringkasan Literatur 5 5 5 6 6 7 7 7 9 12 13 14 15 16 16 17 17 18 23 24 3. DEFINISI OPERASIONAL 25 ix Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian 4.2 Populasi Dan Sampel 4.3 Tempat Penelitian 4.4 Waktu Penelitian 4.5 Etika Penelitian 4.6 Alat Pengumpulan Data 4.7 Metode Pengumpulan Data 4.7.1 Uji Coba Kuesioner 4.7.2 Pengumpulan Data 4.8 Pengolahan Dan Analisis Data 4.8.1 Pengolahan Data 4.8.2 Analisis Data 4.9 Jadwal Kegiatan Penelitian 4.10 Sarana Penelitian 30 30 30 31 32 32 33 34 34 34 35 35 36 37 37 5. HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Demografi Responden 5.2 Responden yang Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear 5.3 Sumber Informasi Responden tentang Pemeriksaan Pap Smear 5.4 Pengetahuan tentang Pemeriksaan Pap Smear 5.4.1 Pengetahuan Responden tentang Definisi Pemeriksaan Pap Smear 5.4.2 Pengetahuan Responden tentang Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Pap Smear 5.4.3 Pengetahuan Responden tentang Kriteria Pemeriksaan Pap Smear 5.4.4 Pengetahuan Responden tentang Prosedur Pemeriksaan Pap Smear 5.4.5 Pengetahuan Responden tentang Jadwal Pemeriksaan Pap Smear 38 38 40 40 41 6. PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Demografi Responden 6.2 Responden yang Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear 6.3 Sumber Informasi Responden tentang Pemeriksaan Pap Smear 6.4 Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekerja dan Tidak Bekerja tentang Pemeriksaan Pap Smear 6.5 Keterbatasan Penelitian 6.6 Implikasi bagi Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian 46 46 47 47 7. PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.2 Saran 54 54 55 DAFTAR REFERENSI 56 x Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 42 42 43 44 45 48 52 53 Universitas Indonesia DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Stadium Karsinoma Serviks Menurut FIGO Tabel 2.2 Cara Pelaporan Hasil Pemeriksaan Sitologi apusan yang Umum Digunakan Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.2 Definisi Operasional Karakteristik Responden Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian xi Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 8 10 26 28 37 Universitas Indonesia DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Cara Mengambil Bahan Sediaan Apusan Pap 25 Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Umur di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 38 Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Grogol, 39 Depok (n = 96) Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 39 Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 40 Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Sumber Informasi tentang Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 41 Gambar 5.6 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Definisi Pemeriksaan 42 Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) Gambar 5.7 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 43 Gambar 5.8 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Kriteria Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 43 Gambar 5.9 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Prosedur Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 44 Gambar 5.10 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Jadwal Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 45 xii Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia DAFTAR BAGAN Skema 2.1 Pohon Keputusan untuk Manajemen Neoplasia Intraepithelial Serviks Skema 2.2 Bagan Ringkasan Literatur xiii Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 27 29 Universitas Indonesia DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Lembar Penjelasan Penelitian Lembar Persetujuan Responden Instrumen Penelitian (Kuesioner) Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tiap Pertanyaan Daftar Riwayat Hidup xiv Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insiden kanker serviks di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hasil penelitian yang dilakukan di Departemen Patologi Anatomi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan bahwa terdapat 554 kasus baru penderita kanker serviks pada tahun 2006 dan 675 kasus baru di tahun 2007 (Sarika, 2009; Nadia, 2009). Penderita kanker serviks pada umumnya datang ke rumah sakit sudah dalam stadium lanjut padahal kanker serviks merupakan penyakit yang tidak dapat diobati pada tahap akhir. Oleh karena itu, deteksi dini kanker serviks sangat diperlukan sebagai upaya pencegahan. Kanker serviks stadium awal dapat didiagnosa melalui salah satu pemeriksaan untuk deteksi dini yaitu pemeriksaan pap smear. Pemeriksaan pap smear secara teratur penting dilakukan wanita karena dengan pemeriksaan tersebut perubahan selular dini yang dapat menjadi kanker dapat diobati dengan angka kesembuhan 100% (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005). Cain dan Howett (2000) menyatakan bahwa pengenalan pap smear untuk mendeteksi perubahan premaligna pada serviks sejak 50 tahun yang lalu telah menurunkan kejadian kanker serviks di beberapa negara dimana pap smear dan pengobatan premaligna telah tersedia bagi perempuan. Keberhasilan upaya pencegahan kanker serviks dapat dilihat dari partisipasi wanita dalam program deteksi dini. Fakta yang ada di Indonesia menunjukkan bahwa hampir 50% penderita kanker serviks ternyata tidak melakukan pemeriksaan pap smear dalam 10 tahun belakangan (Yatim, 2005). Rendahnya partisipasi wanita dalam pemeriksaan pap smear dapat dipengaruhi oleh pengetahuan mereka tentang pemeriksaan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, Allahverdipour dan Emami (2008) menyatakan bahwa wanita lebih mungkin untuk berpartisipasi melakukan pap smear ketika mereka memiliki akses pengetahuan tentang kanker serviks dan program skrining. Hasil penelitian lain juga menyatakan bahwa sebelum melaksanakan program skrining dan pencegahan 1 Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia 2 kanker serviks maka perlu meningkatkan pengetahuan dasar sasaran populasi mengenai kanker serviks dan pemeriksaan pap smear (Tiwari, Kishore, & Tiwari, 2011). Pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks perlu ditingkatkan pada wanita khususnya wanita yang telah menikah. Wanita menikah merupakan sasaran deteksi dini kanker serviks karena telah memenuhi kriteria untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan Bobak, Lowdermilk, Jensen, dan Perry (2005) bahwa wanita yang berusia lebih dari 18 tahun dan telah aktif secara seksual telah dapat melakukan pemeriksaan pap smear. Wanita menikah juga telah aktif secara seksual dimana hal tersebut meningkatkan resiko terkena kanker serviks. Oleh karena itu, wanita yang telah menikah dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin. Pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker serviks dapat berbeda-beda sesuai banyaknya paparan informasi yang diperoleh. Perbedaan paparan informasi pada wanita salah satunya adalah karena perbedaan pekerjaan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Darnindro, dkk (2007) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan dengan pengetahuan wanita mengenai pemeriksaan pap smear. Wanita bekerja dapat lebih mudah mengakses atau terpapar informasi kesehatan. Lingkungan tempat wanita menikah bekerja memiliki kontribusi terhadap pengalaman, informasi, dan pengetahuan terhadap hal-hal baru yang berkembang dalam lingkungan kerjanya (Kurniawan, Asmika, & Sarwono, 2008). Paparan informasi kesehatan pada wanita yang tidak bekerja mungkin tidak sebanyak pada wanita yang bekerja. Harun (2011) menyatakan akses informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi bagi ibu rumah tangga miskin dinilai masih sangat kecil (Harun, 2011). Informasi yang diperoleh wanita tentang deteksi dini kanker serviks berkaitan dengan akses pelayanan dan promosi kesehatan. Wanita yang tinggal di wilayah yang jauh dari pusat kota kemungkinan hanya sedikit terpapar informasi khususnya informasi kesehatan. Paparan informasi mungkin hanya diperoleh dari petugas kesehatan puskesmas setempat. Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti menunjukkan salah satu kelurahan yang telah melaksanakan penyuluhan Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 3 kanker serviks dan pemeriksaan pap smear adalah Kelurahan Grogol, Depok. Puskesmas setempat pernah mengadakan pemeriksaan pap smear namun partisipasi masyarakatnya masih rendah. Letak wilayah yang jauh dari pusat kota, karakteristik penduduk yang beragam, dan belum adanya penelitian terkait pengetahuan pemeriksaan pap smear di wilayah ini menjadikan pengetahuan wanita menikah di wilayah ini menarik untuk diteliti. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear di Kelurahan Grogol, Depok. 1.2 Rumusan Masalah Insiden kanker serviks di Indonesia terus meningkat dan mayoritas penderitanya baru terdeteksi pada stadium lanjut. Hal tersebut dapat dicegah jika kanker serviks dapat terdeteksi lebih awal dengan melakukan pemeriksaan pap smear namun partisipasi wanita dalam program deteksi dini ini masih rendah. Rendahnya partisipasi wanita melakukan deteksi dini kanker serviks salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan. Pengetahuan wanita dapat lebih baik ketika mereka terpapar lebih banyak informasi. Banyaknya paparan informasi salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan salah satunya adalah lingkungan pekerjaan. Berdasarkan uraian tersebut rumusan penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui gambaran pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. 1.3.2 Tujuan khusus 1.3.2.1 Mengidentifikasi karakteristik wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja. 1.3.2.2 Mengidentifikasi wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 4 1.3.2.3 Mengidentifikasi sumber informasi wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerjatentang pemeriksaan pap smear. 1.3.2.4 Mengetahui pengetahuan wanita menikah yang bekerja tentang pemeriksaan pap smear. 1.3.2.5 Mengetahui pengetahuan wanita menikah yang tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tiga aspek yaitu: 1.4.1 Manfaat Aplikatif Memberikan informasi tentang gambaran pengetahuan wanita menikah bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear yang dapat dijadikan masukan kepada pemberi pelayanan kesehatan khususnya bidang promosi kesehatan dan edukasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam merumuskan strategi pencegahan kanker serviks yang lebih efektif. 1.4.2 Manfaat Keilmuan Hasil penelitian memberikan informasi dan rekomendasi bagi pengembangan ilmu keperawatan terutama bagi peran perawat sebagai edukator kepada klien. Secara spesifik, hasil penelitian bermanfaat bagi keperawatan komunitas dalam promosi kesehatan pencegahan kanker serviks yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 1.4.3 Manfaat Metodologi Hasil penelitian dapat menjadi data bagi penelitian selanjutnya dalam area keperawatan atau area kesehatan lain yang berkaitan dengan pemeriksaan pap smear sebagai upaya pencegahan kanker serviks. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Serviks 2.1.1 Gambaran Kanker Serviks Serviks adalah bagian paling bawah uterus atau disebut juga leher rahim. Sel serviks yang berubah menjadi abnormal merupakan hal yang terjadi ketika seseorang mengalami kanker serviks. Sel serviks abnormal tersebut mengalami pertumbuhan yang berbeda dengan sel normal. Sel abnormal membelah secara tidak terkendali sehingga membentuk suatu massa. Massa jaringan abnormal tersebut disebut dengan neoplasma. Sel neoplasma bersifat merugikan bagi penderita. Sel neoplasma memperbanyak diri sehingga menimbulkan pembengkakkan atau benjolan pada jaringan tubuh yang disebut tumor. Tumor yang tumbuh dengan cepat, infiltratif, merusak jaringan sekitarnya, dan dapat menyebar ke seluruh tubuh (metastasis) melalui aliran limfe atau aliran darah merupakan tumor ganas yang dikenal dengan sebutan kanker (Pringgoutomo, Himawan, & Tjarta, 2002). Terdapat dua jenis kelainan pra kanker dan kanker serviks yaitu berasal dari sel skuamosa (karsinoma sel skuamosa) dan yang berasal dari sel silindris yang melapisi endoserviks (adenokarsinoma), keduanya dapat dibedakan dengan pemeriksaan histologi (pemeriksaan dengan mikroskop) (Nurwijaya & Suheimi, 2010). Sekitar 80-90% kejadian kanker serviks merupakan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari sel skuamosa yang menutupi eksoserviks. Karsinoma serviks invasif terjadi bila tumor menginvasi epithelium masuk ke dalam stroma serviks (Price & Wilson, 2005). Karsinoma serviks invasif tersebut dapat menginvasi atau meluas ke dinding vagina, ligamentum kardinale, dan rongga endometrium, selanjutnya menginvasi ke kelenjar getah bening dan pembuluh darah yang mengakibatkan metastasis (menyebar) ke bagian tubuh yang jauh. 5 Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia 6 2.1.2 Penyebab Kanker Serviks Penyebab pasti dari kanker serviks tidak diketahui. Beberapa sumber berpendapat bahwa terdapat hubungan yang kuat antara infeksi human papillomavirus (HPV tipe 16 dan 18) dan cervical intraepithelial neoplasia (CIN) dengan kanker serviks. Kanker serviks invasif biasanya didahului oleh adanya riwayat perubahan sel prainvasif yang bervariasi antara displasia (kelainan perkembangan; perubahan ukuran, bentuk, dan organisasi sel dewasa) dan karsinoma (tumor ganas epitel) in situ yang dialami 10 sampai 20 tahun ke belakang (Otto, 2003). Human papillomavirus (HPV) diduga merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker serviks. HPV merupakan golongan virus DNA yang mengandung DSDNA yang dapat berintegrasi sebagian atau seluruhnya dengan sel pejamu dan dapat bergabung untuk waktu yang lama. Perpaduan yang lama tersebut menimbulkan mutasi sehingga terjadi neoplasma (Pringgoutomo, Himawan, & Tjarta, 2002). Penyakit akan timbul pada tempat masuk virus setelah masa inkubasi dua sampai tiga bulan. 2.1.3 Faktor Risiko Kanker Serviks Kanker serviks dapat diderita oleh perempuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor risiko kanker serviks antara lain usia pertama kali melakukan hubungan seksual, banyaknya pasangan hubungan seksual, berhubungan seksual dengan laki-laki yang pernah berhubungan seksual dengan perempuan penderita kanker serviks, pemajanan HPV, dan merokok (Yatim, 2005). Beberapa faktor resiko tersebut berkaitan dengan infeksi virus HPV yang diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya kanker serviks. Banyaknya pasangan hubungan seksual dan berhubungan seksual dengan laki-laki yang pernah berhubungan seksual dengan perempuan penderita kanker serviks berkaitan erat dengan pemajanan HPV. HPV didesiminasi melalui kontak kulit ke kulit, tidak melalui pertukaran cairan tubuh (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005). Pemaparan pada virus terjadi melalui kontak sosial dengan pasangan terinfeksi. Oleh karena itu, berganti-ganti pasangan meningkatkan kemungkinan infeksi HPV (Yatim, 2005). Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 7 2.1.4 Tanda dan Gejala Kanker Serviks Kanker serviks sulit terdeteksi pada tahap awal berdasarkan gejala yang timbul. Hal tersebut dikarenakan tidak ada tanda dan gejala yang spesifik pada kanker serviks (Price & Wilson, 2005). Karsinoma servikal prainvasif tidak memiliki gejala, sedangkan karsinoma invasif dini dapat menyebabkan sekret vagina atau perdarahan vagina. Jenis pendarahan vagina yang biasa terjadi adalah perdarahan setelah melakukan hubungan seksual (koitus) atau perdarahan di antara siklus menstruasi. Perdarahan spontan dan nyeri pada rongga panggul dapat terjadi pada kanker stadium lanjut (Yatim, 2005). Gejala lain dapat berupa sembab anggota bawah karena penekanan pembuluh darah balik, nyeri punggung bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis, frekuensi kemih yang sering dan mendesak, dan hematuria atau perdarahan rektum. 2.1.5 Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik Kanker Serviks Banyak kanker serviks pada tahap awal tidak memiliki kelainan yang terdeteksi pada pemeriksaan fisik rutin. Terkadang area leukoplakia pada serviks ditemukan pada pemeriksaan spekulum, namun biasanya kanker serviks tahap awal hanya terdeteksi oleh kolposkopi, dengan aplikasi asam asetat pada serviks. Kanker serviks pada tahap lebih lanjut sebenarnya selalu diikuti dengan abnormalitas pada penampilan atau konsistensi dari serviks. Sebagian besar pada kasus ini, serviks mengalami abnormalitas menjadi lebih besar dan keras. Meskipun lesi exophytic (proliferasi pada epitel permukaan) biasanya mudah dideteksi, pola pertumbuhan endophytic (proliferasi pada sebelah interior organ) dapat merupakan pertumbuhan normal di atas mukosa, membuat penegakkan diagnosis menjadi lebih sulit. Jika dideteksi terdapat lesi, maka biopsi diperintahkan untuk dilakukan (Leppert and Howard, 1997; Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005). 2.1.6 Stadium Klinik Kanker Serviks Tahapan pada karsinoma serviks merupakan stadium klinik dan sesuai dengan tanda primer yaitu hasil pemeriksaan pelvis dan tes radiologi rutin sesuai dengan sistem stadium kanker serviks menurut International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) (Otto, 2003). FIGO mengungkapkan bahwa tahapan karsinoma serviks terdiri dari stadium 0, stadium I yang terbagi menjadi Ia, Ia1, Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 8 Ia2, dan Ib. Stadium selanjutnya adalah stadium II yang terdiri dari IIa dan IIb. Stadium III pada tahapan menurut FIGO terdiri dari IIIa dan IIIb serta stadium IV yang juga terdiri dari IVa dan IVb. Penjelasan pada setiap stadium dapat dilihat di tabel 2.1. Tabel 2.1 Stadium karsinoma serviks menurut FIGO FIGO Stadium Deskripsi 0 Karsinoma in situ I Karsinoma serviks dipastikan pada uterus (meluas ke korpus harus diketahui) Ia Karsinoma invasif praklinis, didiagnosis hanya dengan mikroskop Ia1 Invasi stoma mikroskopik minimal Ia2 Tumor dengan komponen invasif dengan kedalaman < 5 mm diambil dari dasar epitel dan < 7 mm pada penyebaran horizontal. Ib Tumor lebih besar daripada IA2 IIa Tanpa invasi parametrial IIb Dengan invasi parametrial III Karsinoma serviks meluas ke dinding pelvis atau mengenai sepertiga bawah vagina dan atau menyebabkan hidronefrosis atau ginjal tidak berfungsi IIIa Tumor mengenai sepertiga bawah vagina, tidak meluas ke dinding pelvis IIIb Tumor meluas ke dinding pelvis dan atau menyebabkan hidronefrosis atau ginjal tidak berfungsi Iva Tumor menembus mukosa kandung kemih atau rektum dan atau meluas melebihi pelvis sejati. IVb Metastasis jauh Sumber: Otto, Shirley E., 2003. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 9 2.1.7 Deteksi Dini Kanker Serviks Deteksi kanker serviks pada wanita yang tidak menunjukkan gejala ditentukan dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Berbagai pemeriksaan dilakukan sebagai deteksi dini kanker serviks untuk mengetahui adanya lesi prakanker yaitu pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA (Inspeksi visual dengan asam asetat), pemeriksaan kolposkopi dan biopsi, dan palpasi serviks dan jaringan sekitarnya. Berbagai jenis pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya di masyarakat khususnya di Indonesia. Perbedaan setiap pemeriksaan terdapat pada aspek keakuratan atau sensitivitas hasil, biaya, dan tingkat kesulitan pemeriksaan baik peralatan maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan. Berdasarkan perbedaan tersebut, beberapa negara menggunakan pemeriksaan yang lebih sederhana dan mudah diterapkan sesuai dengan karakteristik negaranya sebagai skrining kanker serviks untuk menurunkan angka kejadian kanker serviks. 2.1.7.1 Pap smear Sitologi ginekologik apusan Pap (Pap smear) adalah ilmu yang mempelajari selsel yang lepas atau deskuamasi dari sistem alat kandungan wanita, meliputi sel-sel yang lepas dari vagina, serviks, endoserviks, dan endometrium (Lestadi, 2009). Lestadi (2009), menuliskan empat klasifikasi untuk hasil pemeriksaan sitologi pap smear yaitu Klasifikasi Papanicolaou yang di perkenalkan oleh George N. tahun 1950, Klasifikasi WHO yang dipublikasikan tahun 1973, Klasifikasi Neoplasia Intraepitelial skuamosa (NIS) yang dipublikasikan oleh Richart R. M. tahun 1973, dan Klasifikasi Bethesda yang dipublikasikan tahun 1988 dan direvisi pada tahun 1992. Untuk klasifikasi Papanicolaou digunakan klasifikasi angka dalam 5 kelas. a. Kelas I Jinak b. Kelas II Sel abnormal minimal c. Kelas III Sel mencurigakan ganas, tetapi belum diagnostik kanker d. Kelas IV Sel sangat mencurigakan ganas e. Kelas V Sel Diagnostik kanker Cara pelaporan hasil pemeriksaan sitologi apusan pap yang umum digunakan dapat dilihat pada tabel 2.2. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 10 Tabel 2.2 Cara pelaporan hasil pemeriksaan sitologi apusan pap yang umum digunakan. WHO NIS (CIN) BETHESDA Normal Normal Batas normal Atipia skuamosa jinak atau Normal Lain-lain atipia silindrik jinak, sering a. infeksi berhubungan dengan inflamasi b. reaktif radiasi dan lain-lain c. reparatif Displasia ringan NIS I Lesi intra-epitelial Skuamosa derajat rendah (low grade SIL) Displasia sedang NIS II Lesi intra-epitelial Displasia berat NIS III skuamosa derajat tinggi (high grade SIL) Karsinoma in situ Karsinoma skuamosa Karsinoma Karsinoma skuamosa Invasive skuamosa Adenikarsinoma Adenokarsinoma Invasif Sumber: Lestadi, 2009. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 11 2.1.7.2 IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) adalah skrining yang dilakukan dengan memulas serviks dengan menggunakan asam asetat 3 sampai 5% dan kemudian diinpeksi secara kasat mata oleh tenaga medis yang terlatih. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal (Sirait & Nuranna, 2007). 2.1.7.3 Kolposkopi Pemeriksaan kolposkopi dapat dilakukan pada wanita yang memiliki gejala khas atau memiliki lesi pada kanker serviks yang sangat mencurigakan. Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan hasil pap smear yang abnormal. Pemeriksaan dengan kolposkop, merupakan pemeriksaan dengan pembesaran untuk melihat kelainan epitel serviks, pembuluh darah setelah pemberian asam asetat. Pemeriksaan kolposkopi tidak hanya terbatas pada serviks, tetapi meliputi vulva dan vagina. Prosedurnya sama dengan pap smear, tenaga medis dapat melihat lebih dekat dengan alat kolposkop sehingga dapat memberikan saran pengobatan atau terapi atau tindak lanjut apa yang perlu dilakukan. Kolposkopi digunakan untuk menentukan daerah yang abnormal atau daerah untuk pengambilan contoh jaringan (Price & Wilson, 2005). 2.1.7.4 Biopsi Biopsi berarti pengambilan dan pemeriksaan, biasanya mikroskopik, dari jaringan tubuh yang hidup, yang dilakukan untuk menegakkan diagnostik pasti. Biopsi tusuk dilakukan pada daerah yang terpisah atau biopsi kerucut (pengambilan bagian jaringan dengan bentuk kerucut dari serviks yang hampir semuanya termasuk dalam daerah perpindahan) seluruh persambungan skumokolumnar. Bentuk displasia serviks prainvasif termasuk karsinoma in situ dapat diangkat seluruhnya dengan biopsi kerucut (Price & Wilson, 2005). Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 12 2.2 Upaya Pencegahan Kanker Serviks di Masyarakat Pap smear merupakan deteksi dini kanker serviks sebagai salah satu upaya pencegahan kanker serviks. Konsep pencegahan (preventif) merupakan komponen dalam praktik kesehatan komunitas. Dalam terminologi populer, pencegahan berarti menghindari suatu kejadian sebelum terjadi. Terdapat tiga tingkatan pencegahan yaitu: primer, sekunder, dan tersier dalam praktik kesehatan komunitas (Anderson & McFarlane, 2006). Pencegahan primer adalah usaha sungguh-sungguh untuk menghindari suatu penyakit atau tindakan kondisi kesehatan yang merugikan melalui kegiatan promosi kesehatan dan tindakan perlindungan (Anderson & McFarlane, 2006). Pencegahan primer mencakup area penanganan yang sangat luas, termasuk nutrisi, kebersihan, sanitasi, imunisasi, perlindungan lingkungan dan pendidikan kesehatan umum. Menurut Rasjidi (2010), pencegahan primer kanker serviks dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti promosi dan edukasi pola hidup sehat, menunda onset aktivitas seksual sampai usia 20 tahun dan berhubungan hanya dengan satu pasangan, penggunaan kontrasepsi barrier yang berperan untuk proteksi terhadap agen virus, penggunaan vaksinasi HPV dimana vaksinasi ini dapat mengurangi infeksi HPV karena kemampuan proteksinya lebih dari 90%. Pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan pengobatan terhadap kondisi kesehatan yang merugikan (Anderson & McFarlane, 2006). Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mungkin saja berhasil mengatasi penyakit yang tidak dapat diobati pada tahap akhir, mencegah komplikasi dan kecacatan, serta membatasi penyebaran penyakit menular. Satu komponen penting dalam pencegahan sekunder adalah skrining. Dalam pencegahan sekunder kanker serviks, salah satu cara skrining yang telah dikenal adalah pemeriksaan pap smear. Pencegahan tersier merupakan pencegahan yang dilakukan jika penyakit atau kondisi tertentu telah menyebabkan kerusakan pada individu (Anderson & McFarlane, 2006). Tujuan pencegahan tersier adalah membatasi kecacatan dan merehabilitasi atau meningkatkan kemampuan masyarakat semaksimal mungkin. Pencegahan tersier kanker serviks meliputi pelayanan di rumah sakit (diagnosis Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 13 dan pengobatan) serta pelayanan paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup penderita. Perencanaan pencegahan terhadap sebuah penyakit memerlukan pengenalan terhadap karakteristik masyarakat yang menjadi sasaran upaya pencegahan. Pemeriksaan pap smear merupakan upaya pencegahan sekunder terhadap kanker serviks dengan sasaran skrining merupakan semua wanita berusia 18 tahun atau lebih dan telah atau akhir-akhir ini aktif secara seksual dimana mereka harus melakukan pap smear dan pemeriksaan pelvis. Wanita yang telah menikah dapat dikatakan sebagai wanita yang telah aktif secara seksual. Karakteristik tertentu manusia atau demografik dapat dikaitkan dengan kesehatan atau kesakitan. Faktor-faktor demografik yang dapat mempengaruhi kesehatan antara lain umur, jenis kelamin, suku, ras, pendapatan, dan tingkat pendidikan (Anderson dan McFarlane, 2006). Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor demografik pada wanita menikah adalah pekerjaan. Wanita menikah dapat dibedakan menjadi wanita menikah yang bekerja dan yang tidak bekerja. Sebuah penelitian di Iran memberikan kesimpulan bahwa perempuan lebih mungkin untuk berpartisipasi melakukan pap smear ketika mereka memiliki akses pengetahuan tentang kanker serviks dan program skrining (Allahverdipour dan Emami, 2008). Akses pengetahuan jika dikaitkan dengan pencegahan penyakit yaitu pencegahan primer khususnya pendidikan kesehatan komunitas. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu upaya efektif untuk meningkatkan pencegahan kanker serviks di masyarakat yang salah satunya adalah melalui pendidikan kesehatan atau edukasi kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar yang harus dialami oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan. 2.3 Pengetahuan Kognitif (pengetahuan) adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu ojek tertentu (Nursalam dan Efendi, 2008). Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 14 budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. 2.3.1 Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan mempunyai enam tingkatan (Nursalam & Efendi, 2008), yaitu: a. Tahu (know). Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami (comprehension). Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya. c. Aplikasi (application) yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang nyata. d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen – komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis) merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 15 2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut Notoatmodjo (2003) adalah: a. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. b. Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. c. Keyakinan Keyakinan biasanya diperoleh secara turun menurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan tersebut bersifat positif maupun negatif. d. Fasilitas Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya radio, televisi, majalah, Koran, dan buku. e. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besr maka dia mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. f. Sosial Budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. Peningkatan pengetahuan sebagai tujuan dari pendidikan kesehatan sebagai upaya pencegahan kanker serviks tidak terlepas dari karakteristik wanita yang menjadi sasarannya. Pengalaman, pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan, sosial dan budaya merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang khususnya dalam hal ini adalah pengetahuan wanita (Notoatmodjo, 2003). Faktorfaktor tersebut tentu berbeda pada setiap wanita terutama dalam hal pekerjaan. Status pekerjaan seseorang dapat mewakili beberapa faktor yang mempengaruhi Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 16 pengetahuan yaitu tingkat pendidikan, pengalaman, penghasilan, dan sosial budaya. Wanita karier atau wanita yang bekerja umumnya adalah wanita yang berpendidikan cukup tinggi, mempunyai tingkat energi yang tinggi, dan pada umumnya menikmati kesehatan yang baik (Al-Hibri, dkk., 2001). Wanita yang bekerja dan wanita yang tidak bekerja tentu memiliki kehidupan sosial yang berbeda dan penghasilannya pun berbeda. 2.4 Pemeriksaan Pap Smear Pemeriksaan Pap smear untuk mendeteksi perubahan premaligna pada serviks telah menurunkan kejadian kanker serviks di beberapa negara dimana pap smear dan pengobatan premaligna telah tersedia bagi perempuan (Cain & Howett, 2000). Keberhasilan pemeriksaan pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks menjadi alasan betapa pentingnya wanita untuk melakukan tes tersebut. Salah satu negara yang berhasil menurunkan angka kejadian kanker serviks adalah Amerika Serikat dimana insiden kanker serviks mengalami penurunan hingga 74% dalam rentang tahun 1955 sampai 1992 (Cain & Howett, 2000). Cain dan Howett (2000) memaparkan bahwa wanita yang meninggal akibat kanker serviks biasanya adalah wanita yang tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear atau tidak melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin. Silangit (2010) melakukan penelitian dengan melakukan pemeriksaan pap smear pada 100 responden wanita usia subur di Puskesmas Tuntungan, Medan, dimana hasil pemeriksaan menunjukkan sebagian besar responden sebanyak 35 wanita memiliki klasifikasi Ib dan terendah pada klasifikasi II sebanyak 5 orang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemeriksaan pap smear dapat mendeteksi kanker serviks pada stadium lebih awal. Silangit (2010) juga menyimpulkan bahwa masih banyak responden yang belum memahami tentang kanker serviks sehingga metode penyuluhan merupakan salah satu cara yang baik dalam melakukan promosi kesehatan. Berdasarkan hal itu, penting bagi wanita untuk mengetahui pentingnya pemeriksaan pap smear dan bagaimana pemeriksaannya. 2.4.1 Pengertian Pap Smear Pap smear atau uji pap adalah pemeriksaan sitologi serviks (Morgan & Hamilton, 2009). Sitologi ginekologik apusan Pap (Pap smear) adalah ilmu yang Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 17 mempelajari sel-sel yang lepas atau deskuamasi dari sistem alat kandungan wanita, meliputi sel-sel yang lepas dari vagina, serviks, endoserviks, dan endometrium (Lestadi, 2009). Pap smear adalah kerokan dari serviks untuk mengidentifikasi sel serviks abnormal. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi sel serviks untuk mengidentifikasi sel serviks yang abnormal. 2.4.2 Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Pap Smear Pap smear dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya proses infeksi, kelainan pra kanker, dan kanker di vagina dan serviks (Lestadi, 2009). Selain itu, hasil pemeriksaan apusan Pap dapat menunjukkan adanya penyakit lain dalam vagina dan serviks, diantaranya yaitu infeksi Human papillomavirus yang memiliki hubungan yang kuat dengan kejadian kanker serviks. Dengan diketahuinya penyakit atau keabnormalan pada vagina atau serviks dari hasil pemeriksaan apusan Pap, maka dapat dilakukan pengobatan yang seksama sehingga akibat lebih lanjut menjadi kanker serviks dapat dihindari. Pemeriksaan pap smear memiliki banyak manfaat sesuai dengan tujuan pemeriksaannya. Manfaat diagnostik sitologi apusan Pap menurut Lestadi (2009) meliputi evaluasi sitohormonal, mendiagnosis peradangan, identifikasi organisme penyebab peradangan, mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) serviks dan kanker dini atau lanjut (karsinoma in situ/invasif), dan memantau hasil terapi. 2.4.3 Kriteria Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Pemeriksaan pap smear merupakan deteksi dini kanker serviks yang harus dilakukan oleh wanita. Namun, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi ketika wanita akan melakukan pemeriksaan pap smear menurut beberapa sumber (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005; Otto, 2003; Wheeler, 2003) yaitu: a. Pemeriksaan pap smear harus dilakukan semua wanita berusia 18 tahun atau lebih dan telah aktif secara seksual. b. Sebelum pemeriksaan pap smear, wanita tidak diperbolehkan membersihkan vagina dengan cara irigasi. c. Tidak melakukan hubungan seksual 24 jam atau lebih sebelum pemeriksaan dilakukan Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 18 d. Berada diantara waktu menstruasi atau tidak saat menstruasi agar pemeriksaan lebih akurat Kriteria-kriteria tersebut perlu dipenuhi oleh wanita yang akan melakukan pemeriksaan pap smear agar pemeriksaan dapat maksimal, adekuat untuk diinterpretasi, dan hasil yang akurat. 2.4.4 Prosedur Pemeriksaan Pap Smear Pengambilan bahan sediaan pemeriksaan pap smear disesuaikan dengan tujuan pemeriksaan yang diinginkan. Bahan pemeriksaan pada pemeriksaan pap smear adalah sekret vaginal, sekret serviks (eksoserviks), sekret endoserviks, sekret endometrium, dan sekret forniks posterior. Untuk mendiagnosis dan deteksi dini lesi prakanker atau kanker serviks, bahan pemeriksaan yang digunakan adalah sekret serviks (eksoserviks) dan sekret endoserviks. Sekret serviks diambil dengan menghapus seluruh permukaan porsio serviks sekitar orifisium uteri eksternum dengan spatula (ayre). Kegunaan apusan dengan bahan pemeriksaan sekret serviks adalah untuk menentukan penyebab infeksi serviks pada wanita yang mengalami keputihan atau leukorea dan mendiagnosis atau deteksi dini lesi prakanker dan kanker serviks. Berbeda dengan sekret serviks, sekret endoserviks diambil dengan mengapus permukaan mukosa endoserviks dan daerah squamo-columnar junction menggunakan spatula ayre modifikasi atau cytobrush. Kegunaannya adalah untuk mendiagnosis dan deteksi dini lesi prakanker dan kanker serviks dan mendiagnosis penyakit infeksi yang terdapat di dalam endoserviks (Lestadi, 2009). Kedua bahan sediaan tersebut harus diambil dari lokasi area yang tepat untuk menghindari terjadinya kekurangakuratan atau kesalahan hasil interpretasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh petugas kesehatan dalam pengambilan apusan pap smear agar interpretasi hasil pemeriksaan akurat. Ketepatan lokasi pengambilan sel, kondisi wanita saat pengambilan, dan alat-alat yang digunakan untuk pengambilan perlu diperhatikan petugas untuk menghindari hasil pemeriksaan negatif palsu. Hal ini perlu diperhatikan karena penggunaan apusan Pap untuk tujuan skrining dan deteksi dini kanker serviks sering menimbulkan masalah, yaitu ketika diagnosis klinis tidak sesuai dengan diagnosis sitologi. Hasil Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 19 negatif palsu dapat disebabkan oleh kesalahan lokasi pengambilan sekret, kesalahan dalam proses pembuatan sediaan (fiksasi), dan kesalahan dalam interpretasi sediaan sitologi. Berikut adalah cara mengambil bahan sediaan apusan Pap dari serviks dan endoserviks menurut Lestadi (2009): a. Sekret servikal (eksoserviks) 1) Spekulum steril dipasang tanpa memakai bahan pelicin. 2) Dengan ujung spatula ayre yang berbentuk bulat lonjong seperti lidah, sekret diapus dari seluruh permukaan porsio serviks dengan sedikit tekanan tanpa melukainya. Spatula digerakkan searah jarum jam, diputar melingkar 360o. 3) Mengulaskan sekret yang didapat pada kaca objek secukupnya, tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. 4) Sediaan yang telah dibuat dengan cairan fiksasi alkohol 95% atau hair spray segera difiksasi. 5) Setelah selesai difiksasi minimal selama 30 menit, sediaan siap dikirim ke laboratorium sitologi. b. Sekret endoserviks 1) Meletakkan sedikit kapas pada ujung alat ecouvillon rigide jika hendak menggunakan alat tersebut. Jika menggunakan cytobrush tidak perlu tambahan kapas. 2) Memasukkan ecouvillon rigid atau cytobrush ke dalam kanalis endoserviks sedalam 1 atau 2 cm dari orifisium uteri eksternum. 3) Memutar alat tersebut 360o untuk menghapus seluruh permukaan mukosa endoserviks dan daerah squamo-columnar junction. 4) Memulaskan sekret yang didapat pada kaca objek secukupnya, tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. 5) Memfiksasi segera sediaan yang telah dibuat dengan cairan fiksasi alkohol 95% atau hair spray. 6) Setelah selesai difiksasi minimal selama 30 menit, sediaan siap dikirim ke laboratorium sitologi. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 20 Gambar 2.1 Cara mengambil bahan sediaan apusan pap. Sumber: Tim cancerhelps, 2010. Keterangan: a. Petugas kesehatan memasukkan alat spekulum ke dalam liang vagina untuk menahan dinding vagina tetap terbuka b. Cairan atau lendir rahim diambil dengan mengusapkan spatula c. Lendir dari leher rahim dioleskan pada kaca objek d. Sampel siap dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 21 Prosedur pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan yang sederhana dan mudah diakses. Pemeriksaan ini tidak membutuhkan waktu lama dan tidak menimbulkan rasa nyeri. Prosedur pengambilan apusan pap berlangsung sekitar 10 menit (Kee, 1997). Wanita tidak akan merasakan nyeri sewaktu dilakukan pengapusan sel. Sensasi yang akan dirasakannya sewaktu pengambilan apusan sel adalah sensasi tekanan tetapi tidak nyeri. Wanita dapat melakukan pemeriksaan pap smear di rumah sakit, klinik dokter kandungan atau bidan, dan laboratorium terdekat (Tim cancerhelps, 2010). Beberapa puskesmas di Indonesia saat ini telah menyediakan pemeriksaan pap smear baik secara mandiri atau bekerja sama dengan pihak lain. Hasil pemeriksaan sel dari laboratorium dapat diperolah atau diketahui dalam waktu sekitar 3-5 hari (Kee, 1997). Wanita harus melakukan pemeriksaan lanjutan jika hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan hasil yang abnormal. Bagan 2.1 menunjukkan pengkajian dan penanganan pada pasien dengan hasil pemeriksaan pap smear yang abnormal. Bagan tersebut menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan pap smear yang abnormal dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan pengobatan yang tepat. Penanganan yang diberikan didasarkan pada hasil pengkajian yang dilakukan. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 22 Bagan 2.1 Pohon keputusan untuk manajemen neoplasia intraepithelial serviks pada pasien dengan hasil pemeriksaan pap smear yang abnormal Memberi asam asetat 3% pada serviks Kolposkopi Kolposkopi yang memuaskan seluruh lesi terlihat Kolposkopi yang tidak memuaskan seluruh lesi tidak terlihat Biopsi yang diarahkan oleh kolposkopi Coldknife cone biopsy Kuretase endoserviks (ECC) ECC negatif Lesi diangkat seluruhnya Lesi tidak terangkat seluruhnya atau penyakit mikroinvasif ECC positif Bedah krio Elektrokauter Coldknife conization Terapi laser Histerektomi Pemantauan Histerektomi atau indikasi lainnya Histerektomi Sumber: Flanery M dalam Clark J.C. dan McGee R.F., 1993, dalam Otto, Shirley E., 2003. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 23 2.4.5 Jadwal Pemeriksaan Pap Smear Semua wanita berusia 18 tahun atau lebih dan telah atau akhir-akhir ini aktif secara seksual harus melakukan pap smear dan pemeriksaan pelvis (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005). Pemeriksaan pap smear pada wanita yang berusia 18 tahun atau lebih dan aktif secara seksual hingga usia 65 tahun sebaiknya dilakukan secara rutin minimal satu tahun sekali. Pemeriksaan secara rutin dilakukan meskipun wanita tidak memiliki keluhan pada organ saluran genital. Hal tersebut dikarenakan kanker serviks pada stadium dini biasanya tidak menunjukkan keluhan dan dengan mata biasa tidak dapat terdeteksi. Frekuensi pap smear dapat dikurangi sesuai keinginan wanita dan petugas kesehatannya jika hasil tes negatif setelah tiga kali pemeriksaan berturut-turut dengan selang waktu satu tahun (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005). Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 24 2.5 Bagan Ringkasan Literatur Bagan 2.2 Bagan Ringkasan Literatur Kanker Serviks Pemeriksaan Pap Smear: Upaya pencegahan melalui pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan pap smear Bekerja Pengetahuan wanita Tidak bekerja Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang: a. Pengalaman b. Tingkat Pendidikan c. Keyakinan d. Fasilitas e. Penghasilan f. Sosial Budaya • Definisi • Tujuan dan manfaat • Kriteria pemeriksaan pap smear • Prosedur pemeriksaan pap smear • Jadwal pemeriksaan pap smear Sumber: Anderson dan McFarlane (2006); Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004); Notoatmodjo (2003); Otto (2003); Price, S. A. & Wilson, L. M. (2005), Rasjidi (2010), Yatim (2005). Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 BAB 3 DEFINISI OPERASIONAL Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan. Notoatmodjo (2010) mendefinisikan variabel sebagai ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan kelompok lain. Berdasarkan definisi tersebut, pengetahuan yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok dapat berbeda dengan pengetahuan yang dimiliki oleh kelompok lain. Penelitian ini akan meneliti pengetahuan yang dimiliki oleh dua kelompok yaitu kelompok wanita menikah yang bekerja dan kelompok wanita menikah yang tidak bekerja. Definisi operasional disusun untuk menjelaskan pengertian dari variabel yang diteliti dan bagaimana variabel tersebut diukur. Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati (Hidayat, 2007). Definisi operasional disusun dengan tujuan untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang diamati atau diteliti, mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel, pengembangan instrumen penelitian, kekonsistenan pengukuran variabel antara sumber data (responden) yang satu dengan yang lain, dan memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap variabel (Hidayat, 2007; Notoatmodjo, 2010). Selain variabel yang akan diteliti, karakteristik responden meliputi data demografi juga didefinisikan dan dijelaskan cara pengukurannya. Komponen yang dijelaskan pada definisi operasional meliputi definisi, cara ukur, alat ukur, hasil ukur, dan skala ukur yang digunakan pada penelitian. Definisi variabel penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.1 dan definisi operasional karakteristik dijelaskan pada tabel 3.2. 25 Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian No Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Variabel: 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan apa yang Mengisi Kuesioner Jawaban benar diberi skor 1. Jawaban diketahui bagian C salah diberi skor 0. Total skor = 21 Kuesioner Skor total = 3. responden mengenai kuesioner pemeriksaan pap smear. Sub variabel: a. Definisi Pengetahuan responden tentang Mengisi definisi pemeriksaan pap smear kuesioner Skor 76%-100% = pengetahuan baik. yaitu pemeriksaan sel serviks Skor 56%-75% = pengetahuan cukup. untuk mendeteksi dini kanker Skor <55% = pengetahuan kurang Ordinal serviks. Kuesioner Skor total = 4. Skor 76%-100% = pengetahuan baik. untuk mengetahui kelainan pra Skor 56%-75% = pengetahuan cukup. kanker dan kanker serviks dan Skor <55% = pengetahuan kurang manfaatnya untuk Ordinal mengetahui lebih awal gejala penyakit. 26 Universitas Indonesia b. Tujuan dan Pengetahuan responden tentang Mengisi manfaat tujuan pemeriksaan pap smear kuesioner Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 No Definisi Operasional c. Kriteria Cara ukur Pengetahuan responden tentang Mengisi Alat ukur Kuesioner Hasil ukur Skor total = 4. pemeriksaan kriteria pemeriksaan pap smear kuesioner Skor 76%-100% = pengetahuan baik. pap smear Skor 56%-75% = pengetahuan cukup. meliputi kriteria aktivitas umur seksual, dan serta kontraindikasi Skala ukur Ordinal Skor <55% = pengetahuan kurang sebelum melakukan pemeriksaan. d. Prosedur Pengetahuan responden tenang Mengisi Kuesioner Skor total = 6. pemeriksaan prosedur pemeriksaan pap smear kuesioner Skor 76%-100% = pengetahuan baik. pap smear Skor 56%-75% = pengetahuan cukup. meliputi cara, sensasi yang dirasakan, waktu, tindak lanjut, Ordinal Skor <55% = pengetahuan kurang tempat, dan biaya pemeriksaan. Pengetahuan responden tentang Mengisi pemeriksaan jadwal pap smear pemeriksaan pemeriksaan rutin, meliputi kuesioner perubahan waktu pemeriksaan rutin, dan Kuesioner Skor total = 4. Ordinal Skor 76%-100% = pengetahuan baik. Skor 56%-75% = pengetahuan cukup. Skor <55% = pengetahuan kurang pemeriksaan ulang. 27 Universitas Indonesia e. Jadwal Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Tabel 3.2 Definisi Operasional Karakteristik Responden No Karakteristik Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur 1. Pekerjaan Wanita menikah bekerja adalah Mengisi Kuesioner 1 = PNS wanita wanita menikah yang bekerja kuesioner bagian A 2 = Karyawan swasta menikah dengan orang lain atau instansi di 3 = Wiraswasta luar rumah dan memperoleh 4 = Jasa imbalan gaji dan wanita menikah 5 = Tidak bekerja tidak bekerja adalah wanita 6 = Lain-lain Skala ukur Nominal menikah yang berada di rumah dan tidak memperoleh imbalan tertentu. 2. Umur Ulang tahun responden terakhir Mengisi Kuesioner 1. 16 - 25 tahun pada saat penelitian kuesioner bagian A 2. 26 - 35 tahun Interval 3. 36 - 45 tahun 5. 55 - 66 tahun 6. 66 - 75 tahun 28 Universitas Indonesia 4. 46 - 55 tahun Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 3. Tingkat Tingkat pendidikan formal Mengisi Kuesioner 1. Tidak sekolah Pendidikan terakhir yang diselesaikan oleh kuesioner Bagian A 2. SD responden saat penelitian Nominal 3. SMP 4. SMA 5. Diploma 6. Perguruan Tinggi 4. 5. Pernah Wanita yang telah melakukan Mengisi Kuesioner 1 = pernah melakukan pemeriksaan pap smear di kuesioner bagian B 2 = tidak pernah Pap smear pelayanan kesehatan. Sumber Sumber informasi responden Mengisi Kuesioner 1 = petugas kesehatan informasi mendapatkan informasi tentang kuesioner bagian B 2 = televisi pemeriksaan pap smear. Nominal Nominal 3 = radio 5 = Koran/majalah/ brosur/spanduk 6 = keluarga/tetangga/teman 29 Universitas Indonesia 4 = internet Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain penelitian Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi (Hidayat, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. 4.2 Populasi dan Sampel Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah wanita menikah yang bekerja dan wanita menikah yang tidak bekerja. Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional sample dengan pendekatan quota sampling dimana. Peneliti mengambil sampel setiap wilayah dengan jumlah yang sebanding dengan jumlah wanita menikah di setiap wilayah Rukun Warga. Sampel diambil di setiap wilayah secara tidak acak dimana sampel diambil untuk memenuhi quotum yang diperlukan. Besar atau banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel untuk penelitian deskriptif kategorik, dengan rumus sebagai berikut (Dahlan, 2010): n = Z21-α.p.q d2 n = Jumlah sampel Z21-α = Nilai distribusi normal pada tingkat kemaknaan 95% p = Proporsi populasi sebagai dasar asumsi, nilainya 0,5 q = 1-P, yaitu 1-0,5= 0,5 d = Derajat ketepatan yang diinginkan, nilainya 0,1 (10%) 30 Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia 31 Jadi, perhitungan besar sampel adalah sebagai berikut: n = (1,96)2 . (0,5) . (0,5) (0,1)2 = 96, 04 96 Besar sampel pada penelitian ini ditentukan sebanyak 192 responden. Jumlah sampel untuk satu populasi adalah 96 responden, maka sampel untuk wanita menikah bekerja sebanyak 96 responden dan sampel untuk wanita menikah tidak bekerja sebanyak 96 responden. Jadi jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 192 orang. Sampel yang dijadikan responden pada penelitian ini telah memenuhi beberapa kriteria. Kriteria inklusi responden pada penelitian ini adalah: a. Dapat membaca dan menulis b. Berjenis kelamin wanita c. Telah atau pernah menikah d. Memiliki pekerjaan yaitu keluar dari rumah dan mendapatkan pendapatan (untuk wanita menikah yang bekerja) atau tidak memiliki pekerjaan yaitu tidak memiliki kegiatan atau keluar dari rumah dan tidak mendapatkan pendapatan (untuk wanita menikah yang tidak bekerja). e. Bersedia menjadi responden penelitian. 4.3 Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Grogol, Kota Depok. Kelurahan Grogol merupakan Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Limo, Kota Depok. Kelurahan Grogol dipilih menjadi tempat penelitian karena masyarakat di wilayah tersebut beragam dari segi suku, pendidikan, dan pekerjaan. Letak Kelurahan Grogol memang tidak dekat dengan pusat kota Depok, namun kelurahan Grogol dilalui jalan yang merupakan salah satu akses ke Kota Jakarta sehingga banyak penduduk yang memiliki mata pencaharian di Jakarta bertempat tinggal di wilayah ini. Karena itulah pekerjaan penduduk di wilayah ini beragam baik laki-laki atau wanita. Selain alasan keberagaman penduduknya, alasan Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 32 Kelurahan Grogol dipilih menjadi tempat penelitian terkait dengan akses pelayanan kesehatan dan paparan informasi kesehatan. Wilayah Kelurahan Grogol sebagian besar merupakan daerah perkampungan yang terdiri dari 11 Rukun Warga. Letaknya yang jauh dengan pusat kota membuat wilayah ini tidak banyak terpapar oleh informasi-informasi khususnya tentang kesehatan. Puskesmas Grogol sebagai Puskesmas yang salah satunya menaungi wilayah Kelurahan Grogol belum menyediakan pemeriksaan pap smear karena peralatan dan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan pap smear belum memungkinkan. Pemeriksaan pap smear pernah dilaksanakan di puskesmas atau bidan setempat ketika ada kerja sama dengan pihak luar. Respon masyarakat terhadap pemeriksaan pap smear yang pernah dilaksanakan masih rendah, padahal penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks dan pemeriksaan pap smear pernah diberikan kepada masyarakat melalui kegiatan pengajian di setiap RW atau RT. 4.4 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mata Ajar Tugas Akhir pada di semester genap. Proses penelitian dimulai dari penyusunan proposal skripsi hingga pelaksanaan penelitian. Penyusunan proposal penelitian dimulai sejak bulan Februari 2012 dan pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2012. 4.5 Etika Penelitian Masalah etika dalam sebuah penelitian merupakan hal yang sangat penting. Terdapat tiga prinsip mayor etika yang menjadi pedoman dalam sebuah penelitian yaitu beneficence, respect for human dignity, dan juctice (Polit dan Beck, 2004). a. Beneficence (Kemurahan hati) Prinsip pertama dalam etika penelitian adalah melindungi pastisipan atau responden dari kerugian baik secara fisik maupun mental. Peneliti melindungi responden dari eksploitasi dan menunjukkan perilaku yang baik kepada responden. Selama melakukan penelitian, peneliti akan dengan hati-hati mempertimbangkan manfaat atau resiko kerugian bagi responden baik secara individual maupun sosial. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 33 b. Respect for human dignity (Menghormati martabat manusia) Peneliti menghargai hak self determination setiap individu, karena itu peneliti memberi kebebasan bagi setiap responden dalam melakukan aktivitas yang ingin dilakukan termasuk keputusan untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian. Peneliti juga menghargai hak responden untuk mendapatkan penjelasan sejelas-jelasnya mengenai penelitian ini dan keterlibatannya meliputi hak-haknya dalam penelitian ini. c. Juctice (Keadilan) Prinsip etika yang ketiga adalah keadilan yang meliputi keadilan dalam memilih responden dan keadilan selama proses penelitian berlangsung dan juga menghormati hak privasi. Etika terhadap hak privasi meliputi anonymity dan confidentiality. Anonimity atau tanpa nama berarti peneliti akan memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. Confidentiality berarti responden mendapatkan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, dimana peneliti akan memberikan jaminan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007). 4.6 Alat Pengumpul Data Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dibuat sesuai dengan informasi yang ingin diperoleh dan diteliti dalam penelitian dan berdasarkan teori yang mendasari penelitian. Kuesioner yang akan digunakan terdiri dari tiga bagian yaitu data demografi (Bagian A), pemeriksaan pap smear dan sumber informasi (Bagian B), dan pertanyaan terkait pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear (Bagian C). Bagian pertama menanyakan data demografi responden yaitu umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Bagian kedua kuesioner berisi pertanyaan tentang responden yang pernah melakukan pap smear dan sumber informasi tentang pemeriksaan pap smear responden. Bagian ketiga berisi pernyataan-pernyataan terkait pengetahuan responden definisi, tujuan dan manfaat, kriteria, prosedur, dan jadwal pemeriksaan pap smear. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 34 Kuesioner bagian C terdiri dari 21 pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban yaitu a, b, c, dan d. Pertanyaan-pertanyaan dikelompokkan berdasarkan sub variabel pengetahuan tentang pap smear yaitu definisi, manfaat dan tujuan, kriteria, prosedur, dan jadwal pemeriksaan pap smear. 4.7 Prosedur Pengumpulan Data 4.7.1 Uji Coba Kuesioner Uji coba kuesioner bertujuan untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan, konsistensi, dan pemahaman responden terhadap pernyataan yang terdapat dalam kuesioner. Uji coba kuesioner dilakukan di luar populasi yang memenuhi kriteria iklusi responden pada penelitian ini. Uji coba kuesioner pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji keterbacaan. Uji keterbacaan kuesioner dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, kuesioner yang telah disusun diperiksa oleh ahli terkait materi kuesioner. Tahap kedua, kuesioner diujicobakan kepada 10 orang responden di luar populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Peneliti mewawancara responden mengenai pemahaman mereka atas setiap pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Responden dapat menanyakan pertanyaan atau istilah yang kurang dimengerti dimana saat itu juga peneliti memberikan kalimat pertanyaan atau istilah pengganti yang dapat dimengerti oleh responden. Hasil uji keterbacaan tersebut yang dijadikan peneliti dalam memperbaiki isi kuesioner. 4.7.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan berdasarkan prosedur dibawah ini: a. Peneliti mengajukan permohonan izin kepada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia untuk mendapatkan surat keterangan pelaksanaan penelitian di Kelurahan Grogol, Kota Depok. b. Peneliti menyerahkan surat permohonan kepada pihak Kelurahan Grogol, Kota Depok. c. Setelah diberi izin melakukan penelitian dari pihak Kelurahan, peneliti meminta izin melakukan penelitian pada Ketua Rukun Warga dan Rukun Tetangga yang akan diambil sampel. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 35 d. Setelah sampel ditentukan, peneliti mendatangi calon responden dan menjelaskan segala informasi yang diperlukan oleh responden yang akan menjadi pertimbanagan responden untuk menyetujui atau menolak berpartisipasi dalam penelitian. e. Jika calon responden menyetujui untuk berpartisipasi, selanjutnya responden diberikan informed consent untuk ditandatangani. f. Peneliti memberikan waktu dan mendampingi responden dalam mengisi kuesioner. g. Peneliti memeriksa kejelasan dan kelengkapan kuesioner. 4.8 Analisis Data 4.8.1 Pengolahan Data Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah seluruh kuesioner diisi oleh responden adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Editing Kuesioner yang telah diisi dan dikumpulkan dari seluruh responden kemudian dilakukan pengecekan. Pengecekan kuesioner meliputi cek kelengkapan seluruh nomor kuesioner, kelengkapan data, dan macam isian data. b. Coding Coding merupakan proses merubah data dalam bentuk huruf menjadi data berbentuk angka. Pemberian kode angka digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan entry dan analisis data. c. Entry data Peneliti melakukan entry atau pemasukan data yang telah melalui proses editing dan coding ke perangkat komputer pada software pengolah data. d. Cleaning Sebelum dilakukan analisis data, peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap kemungkinan ada kesalahan saat pemasukan data ke perangkat komputer. Pengecekan dilakukan dengan melihat missing, variasi, dan konsistensi data. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 36 4.8.2 Analisis Data Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat. Analisa univariat bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap variabel guna mendapatkan gambaran karakteristik responden dan variabel penelitian. Data pada penelitian ini yang terdiri dari data karakteristik responden, pemeriksaan pap smear dan sumber informasi, serta pengetahuan pemeriksaan pap smear merupakan data kategorik. Oleh karena data berupa data kategorik, maka peringkasan data hanya menggunakan distribusi frekuensi dan dengan ukuran persentase atau proporsi sehingga data yang dikumpulkan akan disajikan dalam bentuk informasi jumlah dan persentase. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah pengetahuan. Terdapat 5 sub variabel pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear yang ditentukan oleh peneliti yaitu definisi, tujuan dan manfaat, kriteria, prosedur (meliputi cara, waktu, lokasi, dan biaya), dan jadwal pemeriksaan pap smear. Untuk mengetahui pengetahuan tentang definisi terdapat 3 pertanyaan, 4 pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan tentang tujuan dan manfaat, 4 pertanyaan untuk pengetahuan kriteria, 6 pertanyaan untuk pengetahuan prosedur, dan 4 pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan tentang jadwal pemeriksaan pap smear. Analisis data dilakukan dengan menghitung skor pada setiap sub variabel pada kuesioner yang diisi setiap responden. Skor responden diperoleh sesuai dengan jumlah jawaban benar responden pada setiap sub variabel. Skor responden yang telah diperoleh diubah ke dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: P = hasil persentase F = hasil pencapaian/skor total responden setiap sub variabel N = hasil pencapaian maksimal/skor total setiap sub variabel Hasil persentase skor responden pada setiap sub variabel tersebut selanjutnya dikategorikan ke dalam tiga kategori pengetahuan. Skor responden dengan hasil Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 37 persentase 76%-100% tergolong pada kategori pengetahuan baik, skor responden dengan hasil persentase 56%-75% tergolong kategori pengetahuan cukup, dan responden dengan hasil persentase 55% tergolong kategori pengetahuan kurang (Arikunto & Jabar, 2004). 4.9 Jadwal kegiatan Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian KEGIATAN WAKTU Februari Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusunan Proposal penelitian Pelaksanaan penelitian: 1. Uji coba instrumen 2. Pengumpulan data 3. Analisis Data Penyusunan laporan tugas akhir Sidang skripsi dan penyerahan skripsi hasil revisi 4.10 Sarana Penelitian Sarana penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah instrumen penelitian (kuesioner), alat tulis, komputer, kalkulator, buku referensi, sarana internet, dan sarana transportasi. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok dimana pengumpulan data diambil pada tanggal 30 April sampai 31 Mei 2012. Data diperoleh dari dua populasi yaitu populasi wanita menikah yang bekerja dan populasi wanita menikah yang tidak bekerja. Jumlah sampel untuk masing-masing populasi sebanyak 96 orang. Jumlah sampel penelitian ini seluruhnya sebanyak 192 orang. 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik demografi responden pada penelitian ini meliputi umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Hasil analisa distribusi frekuensi responden pada kedua populasi berdasarkan umur pada gambar 5.1 menunjukkan bahwa umur responden yang bekerja paling banyak berada pada rentang umur 26-35 tahun yaitu sebanyak 40 orang (41,7%). Jumlah terbanyak pada responden yang tidak bekerja berada pada rentang umur 36-45 tahun yaitu sebanyak 45 orang (46,9%). Frekuensi (orang) 50 46,9% 38,5% 41,7% 40 30,2% 30 20 10 Bekerja 10,4% 10,4% 6,2% 9,4% 3,1% 1,0% 0%2,1% Tidak Bekerja 0 16-25 26-35 36-45 46-55 56-66 66-75 Rentang Umur (tahun) Sumber: Data Primer Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Umur di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 38 Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia Frekuensi (orang) 39 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 42,7% 30,2% 31,2% 28,1% 18,8% 14,6% 12,5% 2,1% 2,1% Tidak Sekolah SD SMP SMA 9,4% 3,1% 5,2% Diploma Sarjana Bekerja Tidak Bekerja Pendidikan Terakhir Sumber: Data Primer Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) Gambar 5.2 menunjukkan hasil analisis univariat tingkat pendidikan responden dimana responden yang bekerja sebagian besar berpendidikan terakhir SMA (42.7%), sedangkan pada responden yang tidak bekerja sebagian besar berpendidikan terakhir SMP (31.2%). Responden yang berpendidikan terakhir Diploma (9.4%) dan Sarjana (14.6%) pada wanita menikah yang bekerja lebih banyak dari responden yang berpendidikan diploma (3.1%) dan sarjana (5.2%) pada wanita menikah yang tidak bekerja. Responden yang tidak bersekolah pada Frekuensi (orang) kelompok bekerja dan tidak bekerja sama-sama berjumlah 2 orang (2,1%). 40 30 20 10 0 31,2% 37,5% 4,2% PNS Karyawan Swasta Wiraswasta 11,5% 15,6% Jasa Lain-lain Jenis Pekerjaan Sumber: Data Primer Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 40 Gambar 5.3 menunjukkan bahwa responden yang bekerja di Kelurahan Grogol paling banyak bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 36 orang (37,5%). Responden yang bekerja sebagai karyawan swasta jumlahnya lebih sedikit namun mencapai persentase lebih dari 30% sampel yaitu sebanyak 30 orang (31,2%). 5.2 Responden yang Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa jumlah responden yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear pada responden yang bekerja dan responden yang tidak bekerja terbilang kecil. Gambar 5.4 menyajikan data responden yang bekerja yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear dimana hanya sebanyak 17 responden (17,7%) pernah melakukan pemeriksaan pap smear. Jumlah responden yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear pada responden yang Frekuensi (orang) tidak bekerja lebih sedikit yaitu sebanyak 10 responden (10,4%). 100 80 60 40 20 0 82,3%89,6% Bekerja 17,7% 10,4% Pernah Tidak Bekerja Tidak Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Sumber: Data Primer Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 5.3 Sumber Informasi Responden tentang Pemeriksaan Pap Smear Gambar 5.5 menunjukkan hasil analisis univariat sumber responden mendapatkan informasi tentang pemeriksaan pap smear. Informasi tentang pemeriksaan pap smear paling banyak diperoleh kedua kelompok responden dari petugas kesehatan yaitu sebanyak 46 responden (47,9%) yang bekerja dan 56 responden (58,3%) Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 41 yang tidak bekerja. Sumber informasi kedua paling banyak pada kedua kelompok ternyata berbeda, pada responden yang bekerja sumber informasi kedua terbanyak adalah dari keluarga/tetangga/teman sebesar 29,2% sedangkan pada responden yang tidak bekerja sumber informasi kedua terbanyak adalah televisi sebanyak Frekuensi (orang) 25%. 60 50 40 30 20 10 0 58,3% 47,9% 25% 15,6% 24% 2,1% 2,1% 10,4% 6,2% 29,2% Bekerja Tidak Bekerja 12,5% 17,7% Sumber Informasi Sumber: Data Primer Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Sumber Informasi tentang Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 5.4 Pengetahuan tentang Pemeriksaan Pap Smear Pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pap smear yang diteliti pada penelitian ini meliputi 5 subvariabel yaitu definisi, manfaat dan tujuan, kriteria, prosedur, dan jadwal pemeriksaan pap smear. Pengetahuan responden dikategorikan dalam tiga kategori yaitu pengetahuan baik, pengetahun cukup, dan pengetahuan kurang. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 42 5.4.1 Pengetahuan Responden tentang Definisi Pemeriksaan Pap Smear Responden yang bekerja yang memiliki pengetahuan baik tentang definisi pemeriksaan pap smear sebanyak 26 orang (27,1%). Jumlah tersebut lebih banyak dari jumlah responden dengan pengetahuan baik tentang definisi pada responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 18 orang (18,8%). Berbeda dengan hasil analisis kategori pengetahuan baik, responden dengan pengetahuan cukup tentang definisi pap smear pada responden yang bekerja lebih sedikit dari responden yang tidak bekerja. Hal tersebut terlihat dimana jumlah responden berpengetahuan cukup tentang definisi pemeriksaan pap smear pada responden bekerja sebanyak 29 orang (30,2%) sedangkan pada responden yang tidak bekerja sebanyak 42 Frekuensi (orang) orang (43,8%). 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 43,8% 27,1% 42,7% 37,5% 30,2% 18,8% Bekerja Tidak Bekerja Baik Cukup Kurang Pengetahuan Sumber: Data Primer Gambar 5.6 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Definisi Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 5.4.2 Pengetahuan Responden tentang Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Pap Smear Pengetahuan responden tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan pap smear untuk yang berpengetahuan baik pada responden yang bekerja sebanyak 32 orang (33,3%) lebih banyak dari jumlah responden yang tidak bekerja sebanyak 28 orang (29,2). Jumlah responden yang bekerja dengan pengetahuan kurang Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 43 sebanyak 36 orang (37,5%). Jumlah tersebut lebih sedikit dari jumlah responden yang berpengetahuan rendah pada responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 41 orang (42,7%). Frekuensi (orang) 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 42,7% 37,5% 33,3% 29,2% 29,2% 28,1% Bekerja Tidak Bekerja Baik Cukup Kurang Pengetahuan Sumber: Data Primer Gambar 5.7 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 5.4.3 Pengetahuan Responden tentang Kriteria Pemeriksaan Pap Smear 66,7% 62,5% Frekuensi (orang) 70 60 50 40 28,1% 21,9% 30 20 10 Bekerja Tidak Bekerja 9,4% 11,5% 0 Baik Cukup Kurang Pengetahuan Sumber: Data Primer Gambar 5.8 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja Tidak Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Kriteria Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 44 Jumlah responden kategori pengetahuan baik tentang kriteria pemeriksaan pap smear pada responden yang bekerja sebanyak 9 orang (9,4%) dan pada responden yang tidak bekerja sebanyak 11 orang (11,5%). Jumlah tersebut lebih sedikit dari jumlah responden yang berpengetahuan baik tentang definisi tentang pemeriksaan pap smear. Jumlah responden kategori pengetahuan rendah pada responden yang bekerja mencapai 60 orang (62,5%) dan pada responden yang tidak bekerja mencapai 64 orang (66,7%). Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa lebih dari 50% responden pada kedua populasi tergolong kategori pengetahuan rendah tentang kriteria pemeriksaan pap smear. 5.4.4 Pengetahuan Responden tentang Prosedur Pemeriksaan Pap Smear Frekuensi (orang) 70 65,6% 60 51% 50 40 32,3% 30 20 15,6% Bekerja 16,7% 18,8% Tidak Bekerja 10 0 Baik Cukup Kurang Pengetahuan Sumber: Data Primer Gambar 5.9 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Prosedur Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) Gambar 5.9 menunjukkan bahwa jumlah responden yang bekerja dengan kategori pengetahuan baik tentang prosedur pemeriksaan pap smear sebanyak 31 orang (32,3%). Jumlah tersebut lebih banyak dari jumlah responden kategori pengetahuan baik pada responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 15 orang (15,6%). Sama halnya dengan jumlah responden pengetahuan rendah pada item pengetahuan tentang kriteria pemeriksaan pap smear, jumlah responden kategori Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 45 pengetahuan rendah tentang prosedur pemeriksaan pap smear juga melebihi angka 50%. Frekuensi (orang) 5.4.5 Pengetahuan Responden tentang Jadwal Pemeriksaan Pap Smear 80 70 60 50 40 30 20 10 0 69,8% 58,3% 32,3% Bekerja 28,1% Tidak Bekerja 9,4% 2,1% Baik Cukup Kurang Pengetahuan Sumber: Data Primer Gambar 5.10 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Jadwal Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah responden kategori pengetahuan baik tentang jadwal pemeriksaan pap smear pada kedua populasi kurang dari 10%. Responden kategori pengetahuan baik pada responden yang bekerja sebanyak 9 orang (9,4%) dan pada responden yang tidak bekerja sebanyak 2 orang (2,1%). Jumlah responden kategori pengetahuan rendah pada kedua populasi sebanyak lebih dari 50%. Jumlah responden kategori rendah pada responden yang bekerja sebanyak 56 orang (58,3%) dan pada responden yang tidak bekerja sebanyak 67 orang (69,8%). Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 BAB 6 PEMBAHASAN Bab ini merupakan pembahasan hasil penelitian yang telah disajikan pada Bab 5. Pembahasan hasil penelitian pada bab ini terbagi dalam tiga sub bab yaitu pembahasan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan implikasi bagi keperawatan. Sub bab pertama mengenai pembahasan hasil meliputi pembahasan karakteristik responden, responden yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear, sumber informasi responden, dan pengetahuan responden tentang pemeriksaan pap smear. 6.1 Karakteristik Demografi Responden Wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Grogol sebagian besar berada pada rentang usia 26 sampai 35 tahun dan wanita menikah yang tidak bekerja pada penelitian ini paling banyak berada pada rentang usia 36 sampai 45 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa wanita menikah pada penelitian ini sebagian besar berada pada usia subur (15-44 tahun). Wanita menikah pada usia tersebut dianjurkan secara rutin melakukan skrining kesehatan secara berkala. Wanita usia subur berumur 30-50 tahun merupakan sasaran deteksi dini kanker serviks dan payudara di Indonesia (Kemenkes RI., 2010). Wanita dengan rentang usia tersebut menjadi sasaran deteksi dini kanker serviks mengingat kanker serviks invasif biasanya terjadi pada wanita berusia 30 samapi 50 tahun (Otto, 2003). Sumber lain menyebutkan bahwa umur rata-rata wanita yang terserang kanker serviks adalah usia 50 tahun (Yatim, 2005). Pendidikan terakhir pada responden yang bekerja paling banyak berpendidikan terakhir SMA dan responden yang tidak bekerja paling banyak berpendidikan terakhir SMP. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. 46 Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia 47 Wanita menikah yang bekerja pada penelitian ini paling banyak berprofesi sebagai wiraswasta dan sebagian besar lagi sebagai karyawan swasta. Pekerjaan wanita menikah memungkinkan mereka lebih banyak berinteraksi dengan orang lain dan mendapatkan lebih banyak informasi tentang pemeriksaan pap smear. Data hasil penelitian yang menyajikan pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja didukung oleh hasil penelitian dimana ditemukan hubungan bermakna antara pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pemeriksaan pap smear (Darnindro, dkk., 2007). 6.2 Responden yang Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Pernah atau tidaknya seseorang melakukan pemeriksaaan pap smear merupakan salah satu cerminan perilaku kesehatan wanita khususnya terhadap kesehatan reproduksi. Sebanyak 17 responden yang bekerja pernah melakukan pemeriksaan pap smear. Responden yang tidak bekerja yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear sebanyak 10 orang. Jumlah responden yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear pada kedua populasi tersebut kurang dari 20% dari seluruh jumlah sampel padahal seluruh sampel telah menikah dan memenuhi kriteria untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Kecilnya partisipasi wanita menikah untuk melakukan pemeriksaan pap smear menyebabkan perubahan atau abnormalitas serviks tidak dapat terdeteksi lebih dini. Seperti yang telah dijelaskan pada bab tinjauan pustaka bahwa wanita yang meninggal akibat kanker serviks biasanya adalah wanita yang tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear atau tidak melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin (Cain & Howett, 2000). Hal tersebut memprihatinkan mengingat kanker serviks yang dapat terdeteksi lebih awal dapat mendapatkan terapi lebih cepat dimana perubahan selular dini yang dapat menjadi kanker dapat diobati dengan angka kesembuhan 100% (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005). 6.3 Sumber Informasi Responden tentang Pemeriksaan Pap Smear Sumber informasi paling banyak diperoleh wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja dari petugas kesehatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan di wilayah Kelurahan Grogol telah berjalan ke seluruh wilayah. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 48 Bedasarkan hasil wawancara, penyuluhan kesehatan di wilayah Kelurahan Grogol melalui pengajian ibu-ibu yang diadakan di setiap RT. Penyuluhan berupa pendidikan kesehatan mengenai kanker serviks. Selain dari petugas kesehatan, wanita menikah yang bekerja sebagian besar juga mendapatkan informasi dari keluarga/tetangga/teman. Lingkungan tempat wanita menikah bekerja memiliki kontribusi terhadap pengalaman, informasi, dan pengetahuan terhadap hal-hal baru yang berkembang dalam lingkungan kerjanya (Kurniawan, Asmika, & Sarwono, 2008). Wanita menikah yang tidak bekerja selain mendapatkan informasi dari petugas kesehatan sebagian besar mendapatkan informasi dari televisi. Banyaknya wanita menikah yang tidak bekerja mendapatkan informasi tentang pemeriksaan pap smear dari televisi mungkin karena waktu mereka lebih banyak berada di rumah dan menonton televisi. Penyampaian informasi pap smear di televisi cenderung singkat sehingga informasi pap smear yang disampaikan tidak selengkap informasi yang didapatkan dari petugas kesehatan atau teman. 6.4 Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekerja dan Tidak Bekerja tentang Pemeriksaan Pap Smear Penelitian ini mendapatkan hasil dimana wanita menikah yang bekerja sebagian besar memiliki pengetahuan kurang dan yang tidak bekerja sebagian besar memiliki pengetahuan cukup tentang definisi pemeriksaan pap smear. Definisi Pap smear adalah pemeriksaan sitologi untuk mengidentifikasi sel serviks yang abnormal. Lebih dari separuh wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja telah mengetahui bahwa pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks namun mayoritas wanita menikah tidak mengetahui bahwa pap smear merupakan pemeriksaan sel. Informasi bahwa pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan untuk mengetahui penyakit kanker serviks telah banyak disampaikan oleh petugas kesehatan maupun di berbagai media. Sedikitnya waktu luang menyebabkan wanita menikah yang bekerja lebih sedikit terpapar oleh informasi tersebut sedangkan wanita menikah yang tidak bekerja di Kelurahan Grogol banyak Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 49 mendapatkan informasi tersebut pada kegiatan pengajian dimana penyuluhan kesehatan diberikan di wilayahnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 61% dari 100 wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear di sebuah rumah sakit di India tidak mengetahui pengertian pemeriksaan pap smear (Tiwari, Kishore, & Tiwari, 2011). Hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian ini dimana mayoritas wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tidak mengetahui bahwa pap smear merupakan pemeriksaan sel. Sebagian besar wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja memiliki pengetahuan yang kurang tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan pap smear. Hanya sepertiga dari wanita menikah yang bekerja yang mengetahui tujuan dan manfaat pemeriksaan pap smear. Jumlah wanita menikah yang tidak bekerja yang mengetahui tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan pap smear lebih sedikit dimana jumlahnya hanya lebih dari seperempatnya saja. Perbedaan jumlah tersebut mungkin dipengaruhi oleh sumber wanita menikah mendapatkan informasi tentang pemeriksaan pap smear. Sebagian besar wanita menikah yang bekerja mendapatkan informasi tentang pap smear dari media cetak dimana pemaparan informasi lebih lengkap daripada wanita menikah yang tidak bekerja dimana sebagian besarnya mendapatkan informasi dari televisi yang informasinya cenderung singkat. Penelitian yang dilakukan di tempat lain dapat menunjukkan hasil yang sama ataupun berbeda dengan penelitian ini. Penelitian yang mendukung hasil penelitian ini adalah dimana sebesar 68% dari 100 wanita di India tidak mengetahui bahwa pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan untuk deteksi dini penyakit. Sirait dan Nuranna (2007) mengungkapkan bahwa banyak responden yang melakukan pemeriksaan pap smear hanya karena ikut-ikutan, karena diajak teman, atau karena pemeriksaan gratis dar kantor suami padahal mereka tidak tahu persis kegunaannya untuk apa. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian di Argentina dimana hanya sebesar 13% dari 100 wanita yang pernah melakukan pap smear dan 31% dari wanita yang belum pernah melakukan Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 50 pap smear yang tidak mengetahui tujuan dari pemeriksaan pap smear (Paolino & Arrossi, 2011). Lebih dari setengah wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja memiliki pengetahuan yang kurang tentang kriteria pemeriksaan pap smear. Di sisi lain, wanita menikah yang memiliki pengetahuan baik tentang kriteria pemeriksaan pap smear pada kedua kelompok jumlahnya kurang dari seperenam. Kurangnya pengetahuan wanita menikah tentang kriteria pemeriksaan pap smear dapat mengakibatkan kurangnya kesadaran wanita untuk melakukan pemeriksaan karena mereka tidak mengetahui kapan mereka sudah dapat melakukan pemeriksaan pap smear. Penting bagi wanita untuk mengetahui kriteria pemeriksaan pap smear sebelum pergi ke pelayanan kesehatan. Wanita berusia 18 tahun atau lebih dan telah aktif secara seksual telah dapat melakukan pemeriksaan pap smear. Tidak diperbolehkan membersihkan vagina dengan cara irigasi, tidak melakukan hubungan seksual 24 jam atau lebih, dan sedang berada diantara waktu menstruasi atau tidak saat menstruasi merupakan kriteria pemeriksaan pap smear yang harus diketahui oleh seluruh wanita sebagai subjek pemeriksaan (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005; Otto, 2003; Wheeler, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden baik yang bekerja maupun tidak bekerja tidak mengetahui bahwa sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual minimal 24 jam sebelum melakukan pemeriksaan pap smear. Hal tersebut dapat menyebabkan hasil pemeriksaan sel kurang akurat. Kerugiannya bagi wanita adalah perlu melakukan pemeriksaan ulang yang memerlukan waktu dan biaya lebih. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lebih dari setengah wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja memiliki pengetahuan kurang tentang prosedur pemeriksaan pap smear. Pengetahuan tentang prosedur pemeriksaan pap smear dalam penelitian ini bukan hanya tentang cara pemeriksaan pap smear dilakukan tetapi juga meliputi sensasi yang dirasakan, waktu, tindak lanjut, tempat, dan biaya pemeriksaan pap smear. Ketidaktahuan wanita mengenai prosedur pemeriksaan pap smear dapat memberikan efek yang tidak baik bagi wanita sebagai subjek pemeriksaan. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 51 Separuh dari wanita menikah yang bekerja mengetahui bahwa pemeriksaan pap smear dilakukan dengan cara mengusapkan spatula untuk mengambil cairan dan sel pada leher rahim, sedangkan pada wanita menikah yang tidak bekerja yang mengetahui hal tersebut jumlahnya lebih sedikit. Mengingat prosedur pemeriksaan pap smear melibatkan area yang paling privasi bagi wanita, maka wanita yang berbagi informasi mengenai hal tersebut cenderung lebih sedikit. Wanita yang bekerja biasanya lebih terbuka dalam berbagi informasi dan pengalaman serta pengetahuan tentang hal-hal yang baru salah satu contohnya berbagi informasi mengenai pemeriksaan pap smear (Kurniawan, Asmika, & Sarwono, 2008). Hal tersebut dapat terlihat dari hasil penelitian dimana wanita menikah yang memiliki pengetahuan baik tentang prosedur pemeriksaan pap smear pada kelompok bekerja jumlahnya lebih banyak dua kali lipat dari kelompok yang tidak bekerja. Beberapa wanita menikah yang bekerja menyampaikan bahwa mereka mendapatkan informasi tentang pemeriksaan pap smear dari rekan kerja mereka yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear. Hal tersebut sesuai hasil penelitian dimana lebih dari seperempat wanita menikah yang bekerja mendapatkan informasi dari teman, keluarga, atau tetangga. Jumlah wanita menikah yang bekerja yang mengetahui bahwa saat sel diambil wanita akan merasakan sensasi tekanan tapi tidak nyeri juga lebih banyak daripada jumlah wanita menikah yang mengetahui hal tersebut pada kelompok tidak bekerja. Sirait dan Nuranna (2007) dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa salah satu alasan wanita tidak melakukan pemeriksaan pap smear karena takut sakit, padahal pemeriksaan pap smear tidak menimbulkan rasa sakit tetapi hanya menimbulkan sensasi tekanan yang tidak nyeri selama prosedur dilakukan dengan benar (Kee, 1997). Wanita menikah yang mengetahui bahwa pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan ketika hasil pap smear tidak normal pada kelompok yang bekerja dan tidak bekerja besarnya kurang dari 40%. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian di Argentina dimana sebesar 37% dari 100 wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear dan 56% dari 100 wanita yang tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear tidak mengetahui pengertian dari hasil abnormal pap smear. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 52 Subvariabel pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear yang terakhir adalah jadwal pemeriksaan. Wanita menikah yang memiliki pengetahuan baik tentang jadwal pemeriksaan pap smear jumlahnya hanya kurang dari seperdelapan dari seluruh wanita menikah baik yang bekerja maupun tidak bekerja. Kecilnya jumlah wanita menikah pada kedua kelompok yang mengetahui jadwal pemeriksaan pap smear mungkin dikarenakan fasilitas kesehatan yang belum memadai untuk melayani pemeriksaan secara rutin khususnya di Puskesmas. Lebih dari separuh wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tidak mengetahui bahwa pemeriksaan pap smear dianjurkan dilakukan secara rutin satu tahun sekali. 6.5 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana dimana hasil penelitian terbatas pada gambaran pengetahuan pada wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tanpa membandingkan secara statistik antara pengetahuan pada wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja. Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori pembentukan perilaku menurut Notoatmodjo (2007) dimana perilaku terbentuk dari tiga variabel yaitu pengetahuan, sikap, dan praktik. Penelitian ini memiliki keterbatasan dimana hanya variabel pengetahuan yang diteliti. Variabel pengetahuan diukur menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan dengan tinjauan pustaka. Kuesioner telah melalui uji keterbacaan dan diperbaiki sesuai hasil uji keterbacaan. Kuesioner hasil perbaikan yang tidak diujicobakan kembali menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 53 6.6 Implikasi bagi Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian Pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks. Deteksi dini dan pengobatan terhadap kondisi kesehatan yang merugikan merupakan bentuk pencegahan sekunder (Anderson & McFarlane, 2006). Skrining kanker serviks melalui pemeriksaan pap smear merupakan pencegahan yang mungkin berhasil mengatasi penyakit kanker serviks yang tidak dapat diobati pada tahap akhir. Hasil penelitian ini menyajikan data mengenai pengetahuan wanita menikah tentang pemeriksaan pap smear meliputi pengetahuan tentang definisi, tujuan dan manfaat, kriteria, prosedur, dan jadwal pemeriksaan pap smear. Peran perawat sebagai penyuluh memiliki tanggung jawab dalam setiap aspek dari program skrining meliputi pengkajian, analisis data, perencanaan, implementasi, evaluasi hasil dan evaluasi proses (Edelman & Mandle, 2006). Berdasarkan hal tersebut, hasil penelitian ini dapat menjadi data pengkajian awal bagi perencanaan program pencegahan kanker serviks. Selain sebagai data pengkajian awal, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu evaluasi hasil dari penyuluhan kesehatan yang telah dilaksanakan oleh petugas kesehatan di Kelurahan Grogol. Tiwari, Kishore, dan Tiwari (2011) menyatakan bahwa sebelum melaksanakan program skrining dan pencegahan kanker serviks maka perlu meningkatkan pengetahuan dasar sasaran populasi mengenai kanker serviks dan pemeriksaan pap smear. Meningkatkan pengetahuan sasaran penyuluhan paling efektif ketika informasi yang diberikan memenuhi kebutuhan peserta didik (Potter & Perry, 2005). Hasil penelitian ini dapat dijadikan data pengkajian untuk menentukan informasi yang dibutuhkan oleh wanita menikah di Kelurahan Grogol mengenai pemeriksaan pap smear dalam upaya pencegahan sekunder kanker serviks. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan Karakteristik wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja pada penelitian ini meliputi umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Umur wanita menikah yang bekerja terbanyak pada rentang 26-35 tahun dan umur wanita menikah yang tidak bekerja terbanyak pada rentang 36-45 tahun. Mayoritas wanita menikah yang bekerja berpendidikan terakhir SMA dan mayoritas wanita menikah yang tidak bekerja berpendidikan terakhir SMP. Wanita menikah yang bekerja paling banyak berprofesi sebagai wiraswasta. Wanita menikah yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear pada kelompok yang bekerja lebih banyak (7,3%) dari kelompok yang tidak bekerja. Informasi terbanyak mengenai pemeriksaan pap smear didapatkan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja dari petugas kesehatan. Hasil analisis univariat pada wanita menikah yang bekerja menggambarkan bahwa sebanyak 26 responden (27,1%) memiliki pengetahuan baik tentang definisi pap smear. Sebanyak 32 responden (33,3%) pada kelompok ini memiliki pengetahuan baik tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan pap smear. Berdasarkan pengetahuan tentang kriteria pemeriksaan pap smear, wanita menikah bekerja yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 9 responden (9,4%). Wanita menikah bekerja yang memiliki pengetahuan baik tentang prosedur pemeriksaan pap smear sebanyak 32 responden (33,3%) dan wanita menikah bekerja yang memiliki pengetahuan baik tentang jadwal pemeriksaan pap smear sebanyak 9 responden (9,4%). Hasil analisis univariat pada kelompok wanita yang tidak bekerja menggambarkan bahwa sebanyak 18 responden (18,8%) memiliki pengetahuan baik tentang definisi pemeriksaan pap smear. Wanita menikah tidak bekerja yang memiliki pengetahuan baik tentang tujuan dan manfaat pap smear sebanyak 28 responden (29,2). Wanita menikah tidak bekerja yang memiliki pengetahuan baik tentang 54 Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia 55 kriteria pemeriksaan pap smear sebanyak 11 responden (11,5%). Wanita menikah tidak bekerja yang memiliki pengetahuan baik tentang prosedur pemeriksaan pap smear sebanyak 15 responden (15,6%) dan yang memiliki pengetahuan baik tentang jadwal pemeriksaan pap smear sebanyak 2 responden (2,1%). 7.2 Saran 7.2.1 Bagi Pelayanan Kesehatan Penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan pap smear sebagai upaya pencegahan sekunder terhadap penyakit kanker serviks sebaiknya menyampaikan informasi yang lebih lengkap terutama tentang pengetahuan dasar pemeriksaan pap smear meliputi definisi, tujuan dan manfaat, kriteria, prosedur, dan jadwal pemeriksaan pap smear. Petugas kesehatan dan kader sebagai penyuluh sebelumnya perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang hal tersebut. Selain itu, penyuluhan kesehatan diupayakan dapat mencakup wanita menikah baik yang bekerja maupun tidak bekerja. 7.2.2 Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data yang menggambarkan pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja di komunitas tentang pemeriksaan pap smear. Data hasil penelitian dapat dijadikan sebagai data pengkajian untuk merencanakan program edukasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan komunitas. 7.2.3 Bagi Pengembangan Penelitian Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan desain komparatif atau perbandingan antara pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. Penelitian selanjutnya juga dapat meneliti variabel lain terkait pembentukan perilaku pap smear yaitu variabel sikap dan praktik. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 DAFTAR REFERENSI Al-Hibri, A., dkk. (2001). Wanita dalam masyarakat Indonesia: akses, pemberdayaan, dan kesempatan. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press. Allahverdipour, H., Emami, A. (2008). Perceptions of cervical cancerthreat, benefits, and barriers of papanicolaou smear screening programs for women in Iran. Journal Woman and Health. Anderson, E. T., McFarlane, J. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas: teori dan praktik. (Ed. ke-3). (Agus Sutarna, Suharyati Samba, Novayantie, penerjemah). Jakarta: EGC. Arikunto, S., Jabar, C. S. A. (2004). Evaluasi program pendidikan: pedoman teoretis praktis bagi praktisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Baharsyhah, R.H. (2010). Gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan pap smear di Kelurahan Gedung Johor. Skripsi: tidak dipublikasikan, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Diunduh Oktober 2011 dari http://repository.usu.ac.id. Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., Jensen, M. D., Perry, S. E. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. (ed. ke-4). (Wijayarini, Anugerah, Penerjemah). Jakarta: EGC. Cain, J.M., Howett, M.K. (2000). Preventing cervical cancer. Science. 288.5472 (June 9, 2000): p1753. From Gale Art and Engineering Lite Package. Dahlan, M. S. (2010). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Edisi kedua. Jakarta: CV Sagung Seto. Darnindro, N., dkk. (2007). Pengetahuan sikap perilaku perempuan yang sudah menikah mengenai pap smear dan faktor-faktor yang berhubungan di rumah susun Klender Jakarta 2006. Majalah Kedokteran Indonesia volume 7 no. 7. Edelman, C. L., Mandle, C. L. (2006). Health promotion: throughout the life span. (6th ed.). St. Louis: Mosby. Harun, A. (2011). Perempuan Sulit Akses Informasi Kesehatan Seksual. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Provinsi Sulawesi Selatan. Diunduh pada 24 Desember 2011 dari http://sulsel.bkkbn.go.id/berita/302/. Hasbiah, M. (2004). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pegawai negeri sipil wanita Poltekkes Palembang untuk melakukan pemeriksaan pap smear tahun 2004. Thesis: tidak dipublikasikan, Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Diunduh Oktober 2011 dari http://digilib.ui.ac.id. 56 Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Universitas Indonesia 57 Hidayat, A.A.A. (2007). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. (Ed. ke2). Jakarta: Salemba Medika. Jame’s. (2011). Promosi kesehatan di tempat kerja. Diunduh pada 24 Desember 2011 dari http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=42. Kee, J. L. (1997). Buku saku pemeriksaan laboratorium dan diagnostik dengan implikasi keperawatan. (Ed. ke-4). (Easter, Penerjemah). Jakarta: EGC. Kurniawan, B., Asmika, Sarwono, I. (2008). Hubungan tingkat pengetahuan dengan partisipasi pada pemeriksaan pap smear pada wanita pekerja seks komersial. Jurnal Kedokteran Brawijaya vol. XXIV, no. 3). Leppert, P. C., Howard, F. M. (1997). Primary care for women. Philadelphia: Lippincott-Raven Lestadi, J. (2009). Sitologi pap smear: alat pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim: panduan dokter umum dan bidan. Jakarta: EGC. Morgan, G., Hamilton, C. (2009). Obstetri dan ginekologi: panduan praktik. (Ed. ke-2). (Rusi M. S. & Ramona P. K., Penerjemah). Jakarta: EGC. Nadia, N. (2009). Korelasi stadium dengan usia penderita kanker serviks di Departemen Patologi Anatomi RSCM tahun 2007. Skripsi: tidak dipublikasikan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Diunduh 28 Februari 2012 dari http://digilib.ui.ac.id. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. (Ed. rev.) Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nursalam, Efendi, F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nurwijaya, H., Suheimi, H.K. (2010). Cegah dan deteksi kanker serviks. Jakarta: Elex Media Komputindo. Octavia, C. (2009). Gambaran pengetahuan ibu mengenai pemeriksaan pap smear di Kelurahan Petisah Tengah. Skripsi: tidak dipublikasikan, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Diunduh Oktober 2011 dari http://repository.usu.ac.id. Otto, S. E. (2003). Buku saku keperawatan onkologi. (Budi, J. F., penerjemah). Jakarta: EGC. Paolino, M., Arrossi, S. (2011). Women,s knowledge about cervical cancer, pap smear, and human papillomavirus and its relation to screening in Argentina. Women and Health, 51: 72-87. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 58 Polit, D. F., Beck, C. T. (2004). Nursing research: principles and methods. (7th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Potter, P.A. dan Perry A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, prinsip, dan praktik. (Ed. ke-4). Jakarta: EGC Price, S. A., Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. (Ed. ke-6). Jakarta: EGC. Pringgoutomo, S., Himawan, S., dan Tjarta, A. (2002). Buku ajar patologi I (umum). Jakarta: Sagung Seto. Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. (2010). Gerakan perempuan melawan kanker serviks. Diunduh pada 12 Oktober 2011 dari http://depkes.go.id. Rasjidi, I. (2010). 100 Questions & answer: kanker pada wanita. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sari, R. P. A. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku wanita dalam melakukan pemeriksaan pap smear di Kelurahan Tembalang Semarang. Skripsi: tidak dipublikasikan, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sarika, D. T. (2009). Korelasi stadium dengan usia penderita kanker serviks di Departemen Patologi Anatomi RSCM tahun 2006. Skripsi: tidak dipublikasikan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Diunduh 28 Februari 2012 dari http://digilib.ui.ac.id. Silangit, A. D. (2010). Strategi pencegahan ca cervik dengan metode pap smear dan metode penyuluhan pada wanita usia subur wilayah kerja Puskesmas Medan-Tuntungan tahun 2009. Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi vol.3, no.2. Sirait, A.M. & Nuranna, L. (2007). Deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual asam asetat di Depok. Indonesian journal of obstetrics and gynecology 2007; 31-4; 212-7. Tim CancerHelps. (2010). Stop kanker. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Tiwari A, Kishore J, Tiwari A. (2011). Perceptions and concerns of women undergoing Pap smear examination in a tertiary care hospital of India. Indian J Cancer 2011;48:477-82. Wheeler, L. (2003). Buku saku perawatan prenatal dan pascapartum. (Pakaryaningsih, penerjemah). Jakarta: EGC. Yatim, F. (2005). Penyakit kandungan. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Youngkin, E. Q. & Davis, M. S. (1998). Women’s health: a primary care clinical guide.(2nd ed.). Stamford: Appleton & Lange. Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Lampiran 1: Surat Izin Penelitian Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 (Lanjutan) Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Lampiran 2: Lembar Penjelasan Penelitian LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama/NPM : Melati / 0806334104 Program Studi : Reguler S1 Fakultas Ilmu Keperawatan angkatan 2008 Alamat/No. telp : Kp. Rawakalong Rt 05/010 No. 25, Kel. Grogol, Kec. Limo, Depok 16512/ 085714085334 sedang melakukan penelitian dengan judul Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekerja dan Tidak Bekerja tentang Pemeriksaan Pap Smear. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. Wanita menikah yang terlibat dalam penelitian ini dipilih sesuai dengan kriteria responden penelitian. Keterlibatan responden dalam penelitian ini bersifat sukarela. Responden akan mengisi kuesioner yang terdiri dari tiga bagian selama 10-15 menit. Tidak ada kerugian yang akan didapat responden. Keuntungan langsung mungkin tidak dirasakan langsung oleh responden melainkan data hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam peningkatan deteksi dini penyakit di masyarakat. Peneliti juga akan menjaga kerahasiaan kuesioner yang diisi dan keterlibatan responden dalam penelitian ini, tidak mencantumkan nama responden, tidak ada satu identifikasi yang berkaitan dengan responden akan ditampilkan dalam publikasi, dan menghormati hak responden untuk mengundurkan diri dari penelitian kapan pun tanpa dikenakan sangsi apapun. Ibu diharapkan bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Apabila Ibu bersedia, maka Ibu dapat menyetujui lembar persetujuan untuk menjadi responden. Atas kesediaan Ibu, saya mengucapkan terima kasih. Depok, April 2012 Peneliti Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Lampiran 3: Lembar Persetujuan Responden LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Setelah membaca informasi pada lembar penjelasan penelitian, saya yang bertanda tangan di bawah ini telah memahami tentang tujuan penelitian dan peran yang diharapkan dari saya di dalam penelitian ini. Saya memahami bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak merugikan saya. Saya juga menyadari bahwa segala informasi mengenai penelitian ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Berdasarkan atas pemahaman tersebut, saya bersedia untuk berpartisipasi dengan menjadi responden penelitian. Depok, . . . . . . . . . . 2012 Yang membuat pernyataan, ( Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 ) Lampiran 4: Instrumen Penelitian (Kuesioner) KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN WANITA MENIKAH YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR Bagian A: Data Demografi (Beri tanda checklist [ ] pada jawaban yang Anda pilih) 1. Umur: . . . . . . . . tahun (diisi) 2. Alamat: RT RW 3. Pendidikan Terakhir Tidak sekolah SMP Diploma SD SMA Sarjana 4. Pekerjaan PNS Jasa Karyawan swasta Tidak bekerja Wiraswasta Lain-lain, sebutkan . . . Bagian B (Beri tanda checklist [ ] pada jawaban yang Anda pilih) 1. Apakah Ibu pernah melakukan pemeriksaan Pap smear? Pernah 2. Tidak Pernah Di bawah ini, yang menjadi sumber Ibu mendapatkan informasi tentang pemeriksaan pap smear adalah … (jawaban boleh lebih dari satu) Petugas kesehatan Internet Televisi Koran/majalah/brosur/spanduk Radio Keluarga/tetangga/teman Bagian C (Beri tanda silang ( X ) pada jawaban yang Anda pilih) 3. Pap smear adalah pemeriksaan untuk mendeteksi dini penyakit… a. myoma (miom) b. kanker serviks (leher rahim) c. kista d. kanker rahim Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 (Lanjutan) 4. 5. 6. Pemeriksaan pap smear merupakan jenis pemeriksaan … a. pemeriksaan darah b. pemeriksaan sel c. pemeriksaan antibodi d. pemeriksaan bakteri Hal yang diamati pada pemeriksaan pap smear adalah … a. darah putih b. sel leher rahim c. jaringan rahim d. darah merah Pemeriksaan pap smear bertujuan untuk mengetahui peradangan dan proses infeksi pada … 7. 8. 9. a. dinding rahim b. leher rahim c. rahim d. tuba falopi Tujuan pemeriksaan pap smear adalah… a. untuk mengetahui kelainan kandungan urin (air seni) b. untuk mengetahui kelainan pra kanker dan kanker serviks c. untuk mengetahui kelainan pra kanker dan kanker payudara d. untuk mengetahui penyakit HIV AIDS Manfaat pemeriksaan pap smear adalah … a. mencegah terjadinya peradangan pada sel b. mengobati peradangan pada sel c. mendeteksi lebih awal penyakit d. mengobati infeksi pada sel Manfaat yang diperoleh wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear adalah … a. telah berperan dalam pencegahan penyakit b. menyukseskan program pemerintah dalam deteksi dini penyakit c. dapat mengetahui adanya gejala penyakit lebih dini d. dapat terhindar dari peradangan dan infeksi sel Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 (Lanjutan) 10. 11. Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan oleh wanita pada usia … a. semua umur b. semua umur asalkan pernah melahirkan c. semua wanita berusia 18 tahun atau lebih dan telah aktif secara seksual d. semua wanita berusia lebih dari 50 tahun dan masih aktif secara seksual Agar hasil pemeriksaan pap smear lebih tepat, maka sebaiknya wanita melakukan pemeriksaan pada saat … 12. a. sedang menstruasi b. pada awal waktu menstruasi c. tidak sedang menstruasi d. pada akhir waktu menstruasi Terkait dengan aktivitas hubungan seksual wanita, sebelum melakukan pemeriksaan pap smear, maka sebaiknya … a. wanita belum pernah melakukan hubungan seksual b. tidak melakukan hubungan seksual 1 minggu sebelum pemeriksaan c. tidak melakukan hubungan seksual minimal sehari sebelum pemeriksaan d. aktivitas hubungan seksual tidak mempengaruhi ketepatan hasil pemeriksaan 13. Agar hasil pemeriksaan pap smear lebih tepat, maka sebelum melakukan pemeriksaan, ibu sebaiknya … a. telah membersihkan area pemeriksaan dengan cairan (irigasi) b. telah menggunaan obat-obatan langsung (supositoria) pada area pemeriksaan c. telah menyemprotkan cairan pembersih pada area pemeriksaan d. tidak menggunakan cairan pembersih atau obat-obatan pada area pemeriksaan 14. Cara yang dilakukan pada pemeriksaan pap smear sebagai berikut … a. petugas kesehatan memulas area dengan asam asetat lalu dilihat perubahan warnanya b. petugas kesehatan memeriksa benjolan atau nyeri dengan cara menekan area pemeriksaan Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 (Lanjutan) c. petugas kesehatan mengusapkan spatula untuk mengambil cairan dan sel area pemeriksaan d. petugas kesehatan melihat kelaian epitel dan pembuluh darah setelah pemberian asam asetat dengan menggunakan alat kolposkop 15. Yang akan dirasakan wanita saat petugas kesehatan melakukan prosedur pemeriksaan pap smear adalah … 16. a. tidak terasa apa-apa b. terasa nyeri c. terasa tekanan tetapi tidak nyeri d. terasa seperti ditusuk-tusuk Prosedur pengambilan usapan sel pada pemeriksaan pap smear membutuhkan waktu selama … 17. a. 24 jam b. 3 – 4 jam c. 1 – 2 jam d. 10 – 15 menit Jika ditemukan hasil pemeriksaan pap smear yang tidak normal, maka hal yang perlu dilakukan adalah … a. mengulangi pemeriksaan pap smear sampai ditemukan 3 kali hasil tidak normal b. melakukan pemeriksaan pap smear kembali satu minggu berikutnya c. melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui pengobatan yang tepat d. melakukan pemeriksaan pap smear ulang 6 bulan berikutnya untuk melihat perkembangannya 18. 19. Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan di tempat-tempat berikut … a. puskesmas, posyandu, dan klinik dokter kandungan/bidan b. rumah sakit, klinik dokter kandungan/bidan, dan apotek c. rumah sakit, puskesmas, klinik dokter kandungan/bidan d. rumah sakit, posyandu, dan klinik laboratorium Biaya pemeriksaan pap smear secara umum (tanpa subsidi pemerintah atau promosi) berkisar pada … Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 (Lanjutan) 20. a. Rp. 0 - 10.000 b. Rp. 11.000 - 500.000 c. Rp. 500.000 – 1.000.000 d. Rp. 1.000.000 – 2.000.000 Pemeriksaan pap smear secara rutin harus dilakukan oleh wanita ketika … a. dilakukan hanya jika memiliki orang tua dengan riwayat kanker b. hanya jika mengalami pendarahan ketika berhubungan seksual c. hanya jika mengalami keputihan d. tetap dilakukan secara rutin walaupun wanita tidak mempunyai keluhan pada organ saluran genital (organ saluran reproduksi) 21. Wanita yang telah memenuhi syarat pemeriksaan pap smear sebaiknya melakukan pemeriksaan pap smear sebanyak … 22. a. 6 bulan sekali b. satu tahun sekali c. tiga tahun sekali d. lima tahun sekali Pemeriksaan pap smear rutin dapat dikurangi jumlahnya atau diperbesar jarak waktunya ketika … a. usia wanita masih di bawah 20 tahun b. pemeriksaan pap smear pertama menunjukkan hasil negatif (normal) c. hasil tes negatif (normal) setelah tiga kali pemeriksaan berturut-turut dengan selang waktu satu tahun d. usia wanita telah lebih dari 65 tahun dan hasil pemeriksaan pap smear terakhirnya negatif (normal) 23. Pemeriksaan pap smear ulang mungkin perlu dilakukan jika … a. wanita telah berusia lebih dari 65 tahun dan belum pernah melakukan pemeriksaan pap smear b. hasil pemeriksaan negatif (normal) c. sel yang diperiksa tidak memadai/tidak memuaskan d. hasil pemeriksaan positif (tidak normal) Mohon periksa kembali jawaban Ibu, pastikan seluruh pertanyaan telah terjawab. Terima kasih telah menjadi responden dalam penelitian ini. Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Lampiran 5: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tiap Pertanyaan Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja pada Setiap Pertanyaan NO 1 Wanita Menikah Bekerja Wanita Menikah Tidak (n=96) Bekerja (n=96) Pengetahuan tentang definisi pemeriksaan pap smear Pap smear adalah pemeriksaan untuk Tahu Tidak Tahu Tahu Tidak Tahu f % f % f % f % 65 67,7 31 32,3 68 70,8 28 29,2 39 40,6 57 59,4 34 35,4 62 64,6 58 60,4 38 39,6 57 59,4 39 40,6 56 58,3 40 41,7 57 59,4 39 40,6 79 82,3 17 17,7 76 79,2 20 20,8 65 67,7 31 32,3 63 65,6 33 34,4 64 66,7 32 33,3 57 59,4 39 40,6 53 55,2 43 44,8 50 52,1 46 47,9 53 55,2 43 44,8 56 58,3 40 41,7 43 44,8 53 55,2 34 35,4 62 64,6 56 58,3 40 41,7 57 59,4 39 40,6 mendeteksi penyakit kanker serviks 2 Pemeriksaan pap smear merupakan jenis pemeriksaan sel 3 Hal yang diamati pada pemeriksaan pap smear adalah sel leher rahim 4 Pemeriksaan pap smear bertujuan untuk mengetahui peradangan dan proses infeksi pada leher rahim 5 Tujuan pemeriksaan pap smear adalah untuk mengetahui kelainan pra kanker dan kanker serviks 6 Manfaat pemeriksaan pap smear adalah mendeteksi lebih awal penyakit 7 Manfaat yang diperoleh wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear adalah dapat mengetahui adanya gejala penyakit lebih dini 8 Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan oleh wanita pada usia 18 tahun atau lebih dan telah aktif secara seksual 9 Sebaiknya wanita melakukan pemeriksaan pada saat tidak sedang menstruasi 10 Wanita sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual minimal sehari sebelum pemeriksaan 11 Wanita sebaiknya tidak menggunakan cairan pembersih atau obat-obatan pada area pemeriksaan Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 (Lanjutan) NO 12 Wanita Menikah Bekerja Wanita Menikah Tidak (n=96) Bekerja (n=96) Pengetahuan tentang definisi pemeriksaan pap smear Petugas kesehatan mengusapkan Tahu Tidak Tahu Tahu Tidak Tahu f % f % f % f % 62 64,6 34 35,4 43 44,8 56 55,2 48 50,0 48 50,0 32 33,3 64 66,7 68 70,8 28 29,2 57 59,4 39 40,6 37 38,5 59 61,5 36 37,5 60 62,5 69 71,9 27 28,1 75 78,1 21 21,9 49 51,0 47 49,0 42 43,8 54 56,2 72 75,0 24 25,0 68 70,8 28 29,2 42 43,8 54 56,2 37 38,5 59 61,5 47 49,0 49 51,0 35 36,5 61 63,5 39 40,6 57 59,4 36 37,5 60 62,5 spatula untuk mengambil cairan dan sel area pemeriksaan 13 Saat prosedur dilakukan, wanitaakan merasakan tekanan tetapi tidak nyeri 14 Prosedur pengambilan sel membutuhkan waktu 10-15 menit 15 Jika hasil pap smear tidak normal maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui pengobatan yang tepat 16 Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan di rumah sakit, puskesmas, dan klinik dokter kandungan/bidan 17 Biaya pemeriksaan pap smear berkisar antara 10-500 ribu rupiah 18 Pemeriksaan pap smear harus dilakukan secara rutin meskipun wanita tidak mempunyai keluhan pada organ saluran genital 19 Pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan satu tahun sekali 20 Pemeriksaan rutin dapat diperbesar jaraknya ketika hasil tes negatif (normal) setelah tiga kali pemeriksaan berturut-turut dengan selang waktu satu tahun 21 Pemeriksaan pap smear ulang diperlukan ketika sel yang diperiksa tidak memadai/tidak memuaskan Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012 Lampiran 6: Daftar Riwayat Hidup DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Melati Agama : Islam Tempat & Tanggal Lahir : Purwakarta, 12 September 1990 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat/No. telp : Kp. Rawakalong RT 05/010 No. 25, Kel. Grogol, Kec. Limo, Depok 16512/ 085714085334 Email : [email protected] Riwayat Pendidikan: 1996/1997 – 2001/2002 SD Negeri Grogol 3 2002/2003 – 2004/2005 SMP Negeri 13 Depok 2005/2006 – 2007/2008 SMA Negeri 1 Depok 2008/2009 – 2011/2012 S1 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012