PENGETAHUAN WANITA MENIKAH YANG BEKERJA DAN TIDAK

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGETAHUAN WANITA MENIKAH YANG BEKERJA DAN
TIDAK BEKERJA TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR
DI KELURAHAN GROGOL, DEPOK
SKRIPSI
MELATI
0806334104
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
DEPOK
JULI 2012
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGETAHUAN WANITA MENIKAH YANG BEKERJA DAN
TIDAK BEKERJA TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR
DI KELURAHAN GROGOL, DEPOK
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan.
MELATI
0806334104
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
DEPOK
JULI 2012
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Melati
NPM
: 0806334104
Tanda Tangan :
Tanggal
: 02 Juli 2012
ii
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama
: Melati
NPM
: 0806334104
Program Sudi
: Ilmu Keperawatan
Judul Penelitian
: Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekerja dan Tidak
Bekerja tentang Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan
Grogol, Depok
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
: Ns. Desrinah Harahap S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat.
(
)
Penguji
: Ns. Wiwit Kurniawati S.Kep., M.Kep.,Sp.Mat.
(
)
Ditetapkan di : Depok
Tanggal
: 02 Juli 2012
iii
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat,
dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat
dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan, bimbingan, dan dorongan semangat dari berbagai pihak selama proses
penyusunannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Desrinah Harahap S.Kp., M.Kep.,Sp.Kep.Mat. selaku dosen pembimbing
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan dan membimbing saya selama penyusunan skripsi.
2. Koordinator Mata Ajar Tugas Akhir, Kuntarti, S.Kp., M.Biomed., atas arahan
dan bimbingannya selama mata ajar Tugas Akhir.
3. Kepala Kelurahan Grogol, Bpk. Muhamad Mawardi, S.H., M.Pd., pejabat
kelurahan terkait, dan seluruh Ketua RW serta Ketua RT di wilayah
Kelurahan Grogol, atas ketersediaannya memberikan saya izin melakukan
penelitian dan pengambilan data di wilayah Kelurahan Grogol.
4. Kedua orang tua tercinta dan saudara saya yang selalu mencurahkan kasih
sayang dan memberikan dukungan moral dan materiil selama penyusunan
skripsi.
5. Muhamad Fahri yang selalu siap membantu dan memberikan dukungan
selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Yuanita Fransiska, Aulia Laili Nisa, Winda Eriska, Ema Kusmia, dan Ni Putu
Eka yang bersedia berbagi informasi dan membantu saya dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan (Desyanti Eka E., Asty Nofika
U., Valentina Rosa M., Yunika A. A., dan Enok Mamah S. M.) dan seluruh
mahasiswa Reguler 2008 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
iv
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
yang telah memberikan semangat dan bersedia berbagi banyak informasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya dan membalas kebaikan semua
yang telah membantu penyusunan skripsi ini dengan pahala yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan, karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Besar pula harapan
saya agar tugas akhir ini dapat melahirkan penelitian yang bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan masyarakat.
Depok, 02 Juli 2012
Penulis
v
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama
: Melati
NPM
: 0806334104
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas
: Ilmu Keperawatan
Jenis karya
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGETAHUAN WANITA MENIKAH YANG BEKERJA DAN TIDAK
BEKERJA TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI KELURAHAN
GROGOL, DEPOK
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 02 Juli 2012
Yang menyatakan
(
)
vi
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Melati
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul
: Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekerja dan Tidak Bekerja
tentang Pemeriksaan Pap Smear
Lingkungan pekerjaan memberikan pengalaman dan informasi yang dapat
mempengaruhi pengetahuan wanita tentang pemeriksaan pap smear. Penelitian
kuantitatif dengan desain deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan
wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear.
Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional dengan quota sampling
dengan jumlah sampel 96 wanita menikah bekerja dan 96 wanita menikah tidak
bekerja di Kelurahan Grogol, Depok. Hasil analisis univariat menunjukkan
persentase wanita menikah bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi
(27,1%), tujuan dan manfaat (33,3%), kriteria (9,4%), prosedur (15,6%), dan
jadwal pemeriksaan (9,4%). Persentase pengetahuan wanita menikah tidak bekerja
yang berpengetahuan baik tentang definisi (18,8%), tujuan dan manfaat (29,2%),
kriteria (11,5%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (2,1%). Berdasarkan
hasil tersebut, penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan pap smear perlu
ditingkatkan dan dievaluasi agar pencegahan kanker serviks dapat lebih efektif.
Kata kunci: kanker serviks, pap smear, pekerjaan, pengetahuan, wanita menikah.
vii
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
: Melati
Study Program : Nursing
Judul
: Knowledge of Working and Not Working Married Women
about pap smear test in Kelurahan Grogol, Depok
Work environment give experience and information that can affect women’s
knowledge about Pap smears. This quantitative research with descriptive design
aims to describe the working and not working married women’s kwowledge about
Pap smear. This research used proportional and quota sampling technique which
the sample were 96 working married women and 96 not working married women
in Kelurahan Grogol, Depok. The results of univariate analysis showed the
percentage of working married women who have good knowledge about the
definition (27,1%), the purpose and benefits (33,3%), criteria (9,4%), procedures
(15,6%), and the schedule (9,4%). The percentage of not working married women
who have good knowledge about the definition (18,8%), the purpose and benefits
(29,2%), criteria (11,5%), procedures (15,6%), and the schedule (2,1%). Based
on these results, health education about Pap smear needs to be improved and
evaluated for the prevention of cervical cancer can be more effective.
Key words: cervical cancer, knowledge, married women, pap smear, work.
viii
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
Halaman judul
Halaman Pernyataan Orisinalitas
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Bagan
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
vii
ix
xi
xii
xiii
xiv
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Aplikatif
1.4.2 Manfaat Keilmuan
1.4.3 Manfaat Metodologi
1
1
3
3
3
4
4
4
4
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker Serviks
2.1.1 Gambaran Kanker Serviks
2.1.2 Penyebab Kanker Serviks
2.1.3 Faktor Risiko Kanker Serviks
2.1.4 Tanda dan Gejala Kanker Serviks
2.1.5 Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik Kanker Serviks
2.1.6 Stadium Klinik Kanker Serviks
2.1.7 Deteksi Dini Kanker Serviks
2.2 Upaya Pencegahan Kanker Serviks di Masyarakat
2.3 Pengetahuan
2.3.1 Tingkatan Pengetahuan
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
2.4 Pemeriksaan Pap Smear
2.4.1 Pengertian Pap Smear
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Pap Smear
2.4.3 Kriteria Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
2.4.4 Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
2.4.5 Jadwal Pemeriksaan Pap Smear
2.5 Bagan Ringkasan Literatur
5
5
5
6
6
7
7
7
9
12
13
14
15
16
16
17
17
18
23
24
3. DEFINISI OPERASIONAL
25
ix
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
4. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
4.2 Populasi Dan Sampel
4.3 Tempat Penelitian
4.4 Waktu Penelitian
4.5 Etika Penelitian
4.6 Alat Pengumpulan Data
4.7 Metode Pengumpulan Data
4.7.1 Uji Coba Kuesioner
4.7.2 Pengumpulan Data
4.8 Pengolahan Dan Analisis Data
4.8.1 Pengolahan Data
4.8.2 Analisis Data
4.9 Jadwal Kegiatan Penelitian
4.10 Sarana Penelitian
30
30
30
31
32
32
33
34
34
34
35
35
36
37
37
5. HASIL PENELITIAN
5.1 Karakteristik Demografi Responden
5.2 Responden yang Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
5.3 Sumber Informasi Responden tentang Pemeriksaan Pap Smear
5.4 Pengetahuan tentang Pemeriksaan Pap Smear
5.4.1 Pengetahuan Responden tentang Definisi Pemeriksaan
Pap Smear
5.4.2 Pengetahuan Responden tentang Tujuan dan Manfaat
Pemeriksaan Pap Smear
5.4.3 Pengetahuan Responden tentang Kriteria Pemeriksaan
Pap Smear
5.4.4 Pengetahuan Responden tentang Prosedur Pemeriksaan
Pap Smear
5.4.5 Pengetahuan Responden tentang Jadwal Pemeriksaan
Pap Smear
38
38
40
40
41
6. PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Demografi Responden
6.2 Responden yang Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
6.3 Sumber Informasi Responden tentang Pemeriksaan Pap Smear
6.4 Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekerja dan Tidak Bekerja
tentang Pemeriksaan Pap Smear
6.5 Keterbatasan Penelitian
6.6 Implikasi bagi Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian
46
46
47
47
7. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
54
54
55
DAFTAR REFERENSI
56
x
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
42
42
43
44
45
48
52
53
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Stadium Karsinoma Serviks Menurut FIGO
Tabel 2.2 Cara Pelaporan Hasil Pemeriksaan Sitologi apusan
yang Umum Digunakan
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Definisi Operasional Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
xi
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
8
10
26
28
37
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Cara Mengambil Bahan Sediaan Apusan Pap
25
Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak
Bekerja Berdasarkan Umur di Kelurahan Grogol,
Depok (n = 96)
38
Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak
Bekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Grogol,
39
Depok (n = 96)
Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja Berdasarkan
Pekerjaan di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
39
Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak
Bekerja Berdasarkan Pernah Melakukan Pemeriksaan
Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
40
Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak
Bekerja Berdasarkan Sumber Informasi tentang Pemeriksaan
Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
41
Gambar 5.6 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak
Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Definisi Pemeriksaan
42
Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
Gambar 5.7 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak
Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Tujuan dan Manfaat
Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96) 43
Gambar 5.8 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak
Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Kriteria Pemeriksaan
Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
43
Gambar 5.9 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak
Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Prosedur Pemeriksaan
Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
44
Gambar 5.10 Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak
Bekerja Berdasarkan Pengetahuan tentang Jadwal Pemeriksaan
Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
45
xii
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR BAGAN
Skema 2.1 Pohon Keputusan untuk Manajemen Neoplasia Intraepithelial
Serviks
Skema 2.2 Bagan Ringkasan Literatur
xiii
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
27
29
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Surat Izin Penelitian
Lembar Penjelasan Penelitian
Lembar Persetujuan Responden
Instrumen Penelitian (Kuesioner)
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tiap Pertanyaan
Daftar Riwayat Hidup
xiv
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Insiden kanker serviks di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hasil
penelitian yang dilakukan di Departemen Patologi Anatomi Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan bahwa terdapat 554 kasus baru penderita
kanker serviks pada tahun 2006 dan 675 kasus baru di tahun 2007 (Sarika, 2009;
Nadia, 2009). Penderita kanker serviks pada umumnya datang ke rumah sakit
sudah dalam stadium lanjut padahal kanker serviks merupakan penyakit yang
tidak dapat diobati pada tahap akhir. Oleh karena itu, deteksi dini kanker serviks
sangat diperlukan sebagai upaya pencegahan.
Kanker serviks stadium awal dapat didiagnosa melalui salah satu pemeriksaan
untuk deteksi dini yaitu pemeriksaan pap smear. Pemeriksaan pap smear secara
teratur penting dilakukan wanita karena dengan pemeriksaan tersebut perubahan
selular dini yang dapat menjadi kanker dapat diobati dengan angka kesembuhan
100% (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005). Cain dan Howett (2000)
menyatakan bahwa pengenalan pap smear untuk mendeteksi perubahan
premaligna pada serviks sejak 50 tahun yang lalu telah menurunkan kejadian
kanker serviks di beberapa negara dimana pap smear dan pengobatan premaligna
telah tersedia bagi perempuan.
Keberhasilan upaya pencegahan kanker serviks dapat dilihat dari partisipasi
wanita dalam program deteksi dini. Fakta yang ada di Indonesia menunjukkan
bahwa hampir 50% penderita kanker serviks ternyata tidak melakukan
pemeriksaan pap smear dalam 10 tahun belakangan (Yatim, 2005). Rendahnya
partisipasi wanita dalam pemeriksaan pap smear dapat dipengaruhi oleh
pengetahuan mereka tentang pemeriksaan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut,
Allahverdipour dan Emami (2008) menyatakan bahwa wanita lebih mungkin
untuk berpartisipasi melakukan pap smear ketika mereka memiliki akses
pengetahuan tentang kanker serviks dan program skrining. Hasil penelitian lain
juga menyatakan bahwa sebelum melaksanakan program skrining dan pencegahan
1
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
2
kanker serviks maka perlu meningkatkan pengetahuan dasar sasaran populasi
mengenai kanker serviks dan pemeriksaan pap smear (Tiwari, Kishore, & Tiwari,
2011).
Pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks perlu ditingkatkan pada wanita
khususnya wanita yang telah menikah. Wanita menikah merupakan sasaran
deteksi dini kanker serviks karena telah memenuhi kriteria untuk melakukan
pemeriksaan pap smear. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan Bobak,
Lowdermilk, Jensen, dan Perry (2005) bahwa wanita yang berusia lebih dari 18
tahun dan telah aktif secara seksual telah dapat melakukan pemeriksaan pap
smear. Wanita menikah juga telah aktif secara seksual dimana hal tersebut
meningkatkan resiko terkena kanker serviks. Oleh karena itu, wanita yang telah
menikah dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin.
Pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker serviks dapat berbeda-beda sesuai
banyaknya paparan informasi yang diperoleh. Perbedaan paparan informasi pada
wanita salah satunya adalah karena perbedaan pekerjaan. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian Darnindro, dkk (2007) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan bermakna antara pekerjaan dengan pengetahuan wanita mengenai
pemeriksaan pap smear. Wanita bekerja dapat lebih mudah mengakses atau
terpapar informasi kesehatan. Lingkungan tempat wanita menikah bekerja
memiliki kontribusi terhadap pengalaman, informasi, dan pengetahuan terhadap
hal-hal baru yang berkembang dalam lingkungan kerjanya (Kurniawan, Asmika,
& Sarwono, 2008). Paparan informasi kesehatan pada wanita yang tidak bekerja
mungkin tidak sebanyak pada wanita yang bekerja. Harun (2011) menyatakan
akses informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi bagi ibu rumah tangga
miskin dinilai masih sangat kecil (Harun, 2011).
Informasi yang diperoleh wanita tentang deteksi dini kanker serviks berkaitan
dengan akses pelayanan dan promosi kesehatan. Wanita yang tinggal di wilayah
yang jauh dari pusat kota kemungkinan hanya sedikit terpapar informasi
khususnya informasi kesehatan. Paparan informasi mungkin hanya diperoleh dari
petugas kesehatan puskesmas setempat. Studi pendahuluan yang telah dilakukan
peneliti menunjukkan salah satu kelurahan yang telah melaksanakan penyuluhan
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
3
kanker serviks dan pemeriksaan pap smear adalah Kelurahan Grogol, Depok.
Puskesmas setempat pernah mengadakan pemeriksaan pap smear namun
partisipasi masyarakatnya masih rendah. Letak wilayah yang jauh dari pusat kota,
karakteristik penduduk yang beragam, dan belum adanya penelitian terkait
pengetahuan pemeriksaan pap smear di wilayah ini menjadikan pengetahuan
wanita menikah di wilayah ini menarik untuk diteliti. Berdasarkan penjelasan
tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita
menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear di
Kelurahan Grogol, Depok.
1.2 Rumusan Masalah
Insiden kanker serviks di Indonesia terus meningkat dan mayoritas penderitanya
baru terdeteksi pada stadium lanjut. Hal tersebut dapat dicegah jika kanker serviks
dapat terdeteksi lebih awal dengan melakukan pemeriksaan pap smear namun
partisipasi wanita dalam program deteksi dini ini masih rendah. Rendahnya
partisipasi wanita melakukan deteksi dini kanker serviks salah satunya
dipengaruhi oleh pengetahuan. Pengetahuan wanita dapat lebih baik ketika
mereka terpapar lebih banyak informasi. Banyaknya paparan informasi salah
satunya dipengaruhi oleh lingkungan salah satunya adalah lingkungan pekerjaan.
Berdasarkan uraian tersebut rumusan penelitian ini adalah bagaimana gambaran
pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan
pap smear.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui gambaran pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak
bekerja tentang pemeriksaan pap smear.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi karakteristik wanita menikah yang bekerja dan tidak
bekerja.
1.3.2.2 Mengidentifikasi wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja yang
pernah melakukan pemeriksaan pap smear.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
4
1.3.2.3 Mengidentifikasi sumber informasi wanita menikah yang bekerja dan
tidak bekerjatentang pemeriksaan pap smear.
1.3.2.4 Mengetahui pengetahuan wanita menikah yang bekerja tentang
pemeriksaan pap smear.
1.3.2.5 Mengetahui pengetahuan wanita menikah yang tidak bekerja tentang
pemeriksaan pap smear.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tiga aspek yaitu:
1.4.1 Manfaat Aplikatif
Memberikan informasi tentang gambaran pengetahuan wanita menikah bekerja
dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear yang dapat dijadikan masukan
kepada pemberi pelayanan kesehatan khususnya bidang promosi kesehatan dan
edukasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
dalam merumuskan strategi pencegahan kanker serviks yang lebih efektif.
1.4.2 Manfaat Keilmuan
Hasil penelitian memberikan informasi dan rekomendasi bagi pengembangan ilmu
keperawatan terutama bagi peran perawat sebagai edukator kepada klien. Secara
spesifik, hasil penelitian bermanfaat bagi keperawatan komunitas dalam promosi
kesehatan pencegahan kanker serviks yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
1.4.3 Manfaat Metodologi
Hasil penelitian dapat menjadi data bagi penelitian selanjutnya dalam area
keperawatan atau area kesehatan lain yang berkaitan dengan pemeriksaan pap
smear sebagai upaya pencegahan kanker serviks.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker Serviks
2.1.1 Gambaran Kanker Serviks
Serviks adalah bagian paling bawah uterus atau disebut juga leher rahim. Sel
serviks yang
berubah menjadi abnormal merupakan hal yang terjadi ketika
seseorang mengalami kanker serviks. Sel serviks abnormal tersebut mengalami
pertumbuhan yang berbeda dengan sel normal. Sel abnormal membelah secara
tidak terkendali sehingga membentuk suatu massa. Massa jaringan abnormal
tersebut disebut dengan neoplasma.
Sel neoplasma bersifat merugikan bagi penderita. Sel neoplasma memperbanyak
diri sehingga menimbulkan pembengkakkan atau benjolan pada jaringan tubuh
yang disebut tumor. Tumor yang tumbuh dengan cepat, infiltratif, merusak
jaringan sekitarnya, dan dapat menyebar ke seluruh tubuh (metastasis) melalui
aliran limfe atau aliran darah merupakan tumor ganas yang dikenal dengan
sebutan kanker (Pringgoutomo, Himawan, & Tjarta, 2002).
Terdapat dua jenis kelainan pra kanker dan kanker serviks yaitu berasal dari sel
skuamosa (karsinoma sel skuamosa) dan yang berasal dari sel silindris yang
melapisi endoserviks (adenokarsinoma), keduanya dapat dibedakan dengan
pemeriksaan histologi (pemeriksaan dengan mikroskop) (Nurwijaya & Suheimi,
2010). Sekitar 80-90% kejadian kanker serviks merupakan karsinoma sel
skuamosa yang berasal dari sel skuamosa yang menutupi eksoserviks.
Karsinoma serviks invasif terjadi bila tumor menginvasi epithelium masuk ke
dalam stroma serviks (Price & Wilson, 2005). Karsinoma serviks invasif tersebut
dapat menginvasi atau meluas ke dinding vagina, ligamentum kardinale, dan
rongga endometrium, selanjutnya menginvasi ke kelenjar getah bening dan
pembuluh darah yang mengakibatkan metastasis (menyebar) ke bagian tubuh yang
jauh.
5
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
6
2.1.2 Penyebab Kanker Serviks
Penyebab pasti dari kanker serviks tidak diketahui. Beberapa sumber berpendapat
bahwa terdapat hubungan yang kuat antara infeksi human papillomavirus (HPV
tipe 16 dan 18) dan cervical intraepithelial neoplasia (CIN) dengan kanker
serviks. Kanker serviks invasif biasanya didahului oleh adanya riwayat perubahan
sel prainvasif yang bervariasi antara displasia (kelainan perkembangan; perubahan
ukuran, bentuk, dan organisasi sel dewasa) dan karsinoma (tumor ganas epitel) in
situ yang dialami 10 sampai 20 tahun ke belakang (Otto, 2003).
Human papillomavirus (HPV) diduga merupakan salah satu penyebab terjadinya
kanker serviks. HPV merupakan golongan virus DNA yang mengandung DSDNA yang dapat berintegrasi sebagian atau seluruhnya dengan sel pejamu dan
dapat bergabung untuk waktu yang lama. Perpaduan yang lama tersebut
menimbulkan mutasi sehingga terjadi neoplasma (Pringgoutomo, Himawan, &
Tjarta, 2002). Penyakit akan timbul pada tempat masuk virus setelah masa
inkubasi dua sampai tiga bulan.
2.1.3 Faktor Risiko Kanker Serviks
Kanker serviks dapat diderita oleh perempuan yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor risiko kanker serviks antara lain usia pertama kali melakukan
hubungan seksual, banyaknya pasangan hubungan seksual, berhubungan seksual
dengan laki-laki yang pernah berhubungan seksual dengan perempuan penderita
kanker serviks, pemajanan HPV, dan merokok (Yatim, 2005). Beberapa faktor
resiko tersebut berkaitan dengan infeksi virus HPV yang diduga sebagai salah satu
penyebab terjadinya kanker serviks.
Banyaknya pasangan hubungan seksual dan berhubungan seksual dengan laki-laki
yang pernah berhubungan seksual dengan perempuan penderita kanker serviks
berkaitan erat dengan pemajanan HPV. HPV didesiminasi melalui kontak kulit ke
kulit, tidak melalui pertukaran cairan tubuh (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry,
2005). Pemaparan pada virus terjadi melalui kontak sosial dengan pasangan
terinfeksi. Oleh karena itu, berganti-ganti pasangan meningkatkan kemungkinan
infeksi HPV (Yatim, 2005).
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
7
2.1.4 Tanda dan Gejala Kanker Serviks
Kanker serviks sulit terdeteksi pada tahap awal berdasarkan gejala yang timbul.
Hal tersebut dikarenakan tidak ada tanda dan gejala yang spesifik pada kanker
serviks (Price & Wilson, 2005). Karsinoma servikal prainvasif tidak memiliki
gejala, sedangkan karsinoma invasif dini dapat menyebabkan sekret vagina atau
perdarahan vagina. Jenis pendarahan vagina yang biasa terjadi adalah perdarahan
setelah melakukan hubungan seksual (koitus) atau perdarahan di antara siklus
menstruasi. Perdarahan spontan dan nyeri pada rongga panggul dapat terjadi pada
kanker stadium lanjut (Yatim, 2005). Gejala lain dapat berupa sembab anggota
bawah karena penekanan pembuluh darah balik, nyeri punggung bagian bawah
atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis, frekuensi kemih yang
sering dan mendesak, dan hematuria atau perdarahan rektum.
2.1.5 Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik Kanker Serviks
Banyak kanker serviks pada tahap awal tidak memiliki kelainan yang terdeteksi
pada pemeriksaan fisik rutin. Terkadang area leukoplakia pada serviks ditemukan
pada pemeriksaan spekulum, namun biasanya kanker serviks tahap awal hanya
terdeteksi oleh kolposkopi, dengan aplikasi asam asetat pada serviks. Kanker
serviks pada tahap lebih lanjut sebenarnya selalu diikuti dengan abnormalitas pada
penampilan atau konsistensi dari serviks. Sebagian besar pada kasus ini, serviks
mengalami abnormalitas menjadi lebih besar dan keras. Meskipun lesi exophytic
(proliferasi pada epitel permukaan) biasanya mudah dideteksi, pola pertumbuhan
endophytic
(proliferasi
pada
sebelah
interior
organ)
dapat
merupakan
pertumbuhan normal di atas mukosa, membuat penegakkan diagnosis menjadi
lebih sulit. Jika dideteksi terdapat lesi, maka biopsi diperintahkan untuk dilakukan
(Leppert and Howard, 1997; Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005).
2.1.6 Stadium Klinik Kanker Serviks
Tahapan pada karsinoma serviks merupakan stadium klinik dan sesuai dengan
tanda primer yaitu hasil pemeriksaan pelvis dan tes radiologi rutin sesuai dengan
sistem stadium kanker serviks menurut International Federation of Gynecology
and Obstetrics (FIGO) (Otto, 2003). FIGO mengungkapkan bahwa tahapan
karsinoma serviks terdiri dari stadium 0, stadium I yang terbagi menjadi Ia, Ia1,
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
8
Ia2, dan Ib. Stadium selanjutnya adalah stadium II yang terdiri dari IIa dan IIb.
Stadium III pada tahapan menurut FIGO terdiri dari IIIa dan IIIb serta stadium IV
yang juga terdiri dari IVa dan IVb. Penjelasan pada setiap stadium dapat dilihat di
tabel 2.1.
Tabel 2.1 Stadium karsinoma serviks menurut FIGO
FIGO Stadium
Deskripsi
0
Karsinoma in situ
I
Karsinoma serviks dipastikan pada uterus (meluas ke
korpus harus diketahui)
Ia
Karsinoma invasif praklinis, didiagnosis hanya dengan
mikroskop
Ia1
Invasi stoma mikroskopik minimal
Ia2
Tumor dengan komponen invasif dengan kedalaman <
5 mm diambil dari dasar epitel dan < 7 mm pada
penyebaran horizontal.
Ib
Tumor lebih besar daripada IA2
IIa
Tanpa invasi parametrial
IIb
Dengan invasi parametrial
III
Karsinoma serviks meluas ke dinding pelvis atau
mengenai
sepertiga
bawah
vagina
dan
atau
menyebabkan hidronefrosis atau ginjal tidak berfungsi
IIIa
Tumor mengenai sepertiga bawah vagina, tidak
meluas ke dinding pelvis
IIIb
Tumor
meluas
ke
dinding
pelvis
dan
atau
menyebabkan hidronefrosis atau ginjal tidak berfungsi
Iva
Tumor menembus mukosa kandung kemih atau
rektum dan atau meluas melebihi pelvis sejati.
IVb
Metastasis jauh
Sumber: Otto, Shirley E., 2003.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
9
2.1.7
Deteksi Dini Kanker Serviks
Deteksi kanker serviks pada wanita yang tidak menunjukkan gejala ditentukan
dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Berbagai pemeriksaan dilakukan sebagai
deteksi dini kanker serviks untuk mengetahui adanya lesi prakanker yaitu
pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA (Inspeksi visual dengan asam asetat),
pemeriksaan kolposkopi dan biopsi, dan palpasi serviks dan jaringan sekitarnya.
Berbagai jenis pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya di masyarakat
khususnya di Indonesia. Perbedaan setiap pemeriksaan terdapat pada aspek
keakuratan atau sensitivitas hasil, biaya, dan tingkat kesulitan pemeriksaan baik
peralatan maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan. Berdasarkan perbedaan
tersebut, beberapa negara menggunakan pemeriksaan yang lebih sederhana dan
mudah diterapkan sesuai dengan karakteristik negaranya sebagai skrining kanker
serviks untuk menurunkan angka kejadian kanker serviks.
2.1.7.1 Pap smear
Sitologi ginekologik apusan Pap (Pap smear) adalah ilmu yang mempelajari selsel yang lepas atau deskuamasi dari sistem alat kandungan wanita, meliputi sel-sel
yang lepas dari vagina, serviks, endoserviks, dan endometrium (Lestadi, 2009).
Lestadi (2009), menuliskan empat klasifikasi untuk hasil pemeriksaan sitologi pap
smear yaitu Klasifikasi Papanicolaou yang di perkenalkan oleh George N. tahun
1950, Klasifikasi WHO yang dipublikasikan tahun 1973, Klasifikasi Neoplasia
Intraepitelial skuamosa (NIS) yang dipublikasikan oleh Richart R. M. tahun 1973,
dan Klasifikasi Bethesda yang dipublikasikan tahun 1988 dan direvisi pada tahun
1992. Untuk klasifikasi Papanicolaou digunakan klasifikasi angka dalam 5 kelas.
a.
Kelas I
Jinak
b.
Kelas II
Sel abnormal minimal
c.
Kelas III
Sel mencurigakan ganas, tetapi belum diagnostik kanker
d.
Kelas IV
Sel sangat mencurigakan ganas
e.
Kelas V
Sel Diagnostik kanker
Cara pelaporan hasil pemeriksaan sitologi apusan pap yang umum digunakan
dapat dilihat pada tabel 2.2.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
10
Tabel 2.2 Cara pelaporan hasil pemeriksaan sitologi apusan pap yang umum
digunakan.
WHO
NIS (CIN)
BETHESDA
Normal
Normal
Batas normal
Atipia skuamosa jinak atau
Normal
Lain-lain
atipia silindrik jinak, sering
a. infeksi
berhubungan dengan inflamasi
b. reaktif
radiasi dan lain-lain
c. reparatif
Displasia ringan
NIS I
Lesi intra-epitelial
Skuamosa derajat rendah
(low grade SIL)
Displasia sedang
NIS II
Lesi intra-epitelial
Displasia berat
NIS III
skuamosa derajat tinggi
(high grade SIL)
Karsinoma in situ
Karsinoma skuamosa
Karsinoma
Karsinoma skuamosa
Invasive
skuamosa
Adenikarsinoma
Adenokarsinoma
Invasif
Sumber: Lestadi, 2009.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
11
2.1.7.2 IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat)
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) adalah skrining yang dilakukan
dengan memulas serviks dengan menggunakan asam asetat 3 sampai 5% dan
kemudian diinpeksi secara kasat mata oleh tenaga medis yang terlatih. Setelah
serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks
yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau
abnormal (Sirait & Nuranna, 2007).
2.1.7.3 Kolposkopi
Pemeriksaan kolposkopi dapat dilakukan pada wanita yang memiliki gejala khas
atau memiliki lesi pada kanker serviks yang sangat mencurigakan. Pemeriksaan
kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan hasil pap smear yang
abnormal. Pemeriksaan dengan kolposkop, merupakan pemeriksaan dengan
pembesaran untuk melihat kelainan epitel serviks, pembuluh darah setelah
pemberian asam asetat. Pemeriksaan kolposkopi tidak hanya terbatas pada serviks,
tetapi meliputi vulva dan vagina. Prosedurnya sama dengan pap smear, tenaga
medis dapat melihat lebih dekat dengan alat kolposkop sehingga dapat
memberikan saran pengobatan atau terapi atau tindak lanjut apa yang perlu
dilakukan. Kolposkopi digunakan untuk menentukan daerah yang abnormal atau
daerah untuk pengambilan contoh jaringan (Price & Wilson, 2005).
2.1.7.4 Biopsi
Biopsi berarti pengambilan dan pemeriksaan, biasanya mikroskopik, dari jaringan
tubuh yang hidup, yang dilakukan untuk menegakkan diagnostik pasti. Biopsi
tusuk dilakukan pada daerah yang terpisah atau biopsi kerucut (pengambilan
bagian jaringan dengan bentuk kerucut dari serviks yang hampir semuanya
termasuk dalam daerah perpindahan) seluruh persambungan skumokolumnar.
Bentuk displasia serviks prainvasif termasuk karsinoma in situ dapat diangkat
seluruhnya dengan biopsi kerucut (Price & Wilson, 2005).
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
12
2.2 Upaya Pencegahan Kanker Serviks di Masyarakat
Pap smear merupakan deteksi dini kanker serviks sebagai salah satu upaya
pencegahan kanker serviks. Konsep pencegahan (preventif) merupakan komponen
dalam praktik kesehatan komunitas. Dalam terminologi populer, pencegahan
berarti menghindari suatu kejadian sebelum terjadi. Terdapat tiga tingkatan
pencegahan yaitu: primer, sekunder, dan tersier dalam praktik kesehatan
komunitas (Anderson & McFarlane, 2006).
Pencegahan primer adalah usaha sungguh-sungguh untuk menghindari suatu
penyakit atau tindakan kondisi kesehatan yang merugikan melalui kegiatan
promosi kesehatan dan tindakan perlindungan (Anderson & McFarlane, 2006).
Pencegahan primer mencakup area penanganan yang sangat luas, termasuk nutrisi,
kebersihan, sanitasi, imunisasi, perlindungan lingkungan dan pendidikan
kesehatan umum. Menurut Rasjidi (2010), pencegahan primer kanker serviks
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti promosi dan edukasi pola hidup
sehat, menunda onset aktivitas seksual sampai usia 20 tahun dan berhubungan
hanya dengan satu pasangan, penggunaan kontrasepsi barrier yang berperan
untuk proteksi terhadap agen virus, penggunaan vaksinasi HPV dimana vaksinasi
ini dapat mengurangi infeksi HPV karena kemampuan proteksinya lebih dari 90%.
Pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan pengobatan terhadap kondisi
kesehatan yang merugikan (Anderson & McFarlane, 2006). Pencegahan sekunder
merupakan pencegahan yang mungkin saja berhasil mengatasi penyakit yang tidak
dapat diobati pada tahap akhir, mencegah komplikasi dan kecacatan, serta
membatasi penyebaran penyakit menular. Satu komponen penting dalam
pencegahan sekunder adalah skrining. Dalam pencegahan sekunder kanker
serviks, salah satu cara skrining yang telah dikenal adalah pemeriksaan pap smear.
Pencegahan tersier merupakan pencegahan yang dilakukan jika penyakit atau
kondisi tertentu telah menyebabkan kerusakan pada individu (Anderson &
McFarlane, 2006). Tujuan pencegahan tersier adalah membatasi kecacatan dan
merehabilitasi atau meningkatkan kemampuan masyarakat semaksimal mungkin.
Pencegahan tersier kanker serviks meliputi pelayanan di rumah sakit (diagnosis
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
13
dan pengobatan) serta pelayanan paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita.
Perencanaan pencegahan terhadap sebuah penyakit memerlukan pengenalan
terhadap karakteristik masyarakat yang menjadi sasaran upaya pencegahan.
Pemeriksaan pap smear merupakan upaya pencegahan sekunder terhadap kanker
serviks dengan sasaran skrining merupakan semua wanita berusia 18 tahun atau
lebih dan telah atau akhir-akhir ini aktif secara seksual dimana mereka harus
melakukan pap smear dan pemeriksaan pelvis. Wanita yang telah menikah dapat
dikatakan sebagai wanita yang telah aktif secara seksual. Karakteristik tertentu
manusia atau demografik dapat dikaitkan dengan kesehatan atau kesakitan.
Faktor-faktor demografik yang dapat mempengaruhi kesehatan antara lain umur,
jenis kelamin, suku, ras, pendapatan, dan tingkat pendidikan (Anderson dan
McFarlane, 2006). Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor demografik pada
wanita menikah adalah pekerjaan. Wanita menikah dapat dibedakan menjadi
wanita menikah yang bekerja dan yang tidak bekerja.
Sebuah penelitian di Iran memberikan kesimpulan bahwa perempuan lebih
mungkin untuk berpartisipasi melakukan pap smear ketika mereka memiliki akses
pengetahuan tentang kanker serviks dan program skrining (Allahverdipour dan
Emami, 2008). Akses pengetahuan jika dikaitkan dengan pencegahan penyakit
yaitu
pencegahan
primer
khususnya
pendidikan
kesehatan
komunitas.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu
upaya efektif untuk meningkatkan pencegahan kanker serviks di masyarakat yang
salah satunya adalah melalui pendidikan kesehatan atau edukasi kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar yang harus dialami oleh individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan.
2.3 Pengetahuan
Kognitif (pengetahuan) adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu ojek tertentu (Nursalam dan Efendi,
2008). Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
14
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya.
2.3.1 Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan (Nursalam & Efendi, 2008), yaitu:
a. Tahu (know). Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension). Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham
terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
c. Aplikasi (application) yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
di pelajari pada kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang nyata.
d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
obyek ke dalam komponen – komponen tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis) merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian-penilaian ini didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
15
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut
Notoatmodjo (2003) adalah:
a. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.
Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara
umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya lebih rendah.
c. Keyakinan
Keyakinan biasanya diperoleh secara turun menurun dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang, baik keyakinan tersebut bersifat positif maupun negatif.
d. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang misalnya radio, televisi, majalah, Koran, dan buku.
e. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besr maka dia mampu untuk
menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
f. Sosial Budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
Peningkatan pengetahuan sebagai tujuan dari pendidikan kesehatan sebagai upaya
pencegahan kanker serviks tidak terlepas dari karakteristik wanita yang menjadi
sasarannya. Pengalaman, pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan, sosial dan
budaya merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
khususnya dalam hal ini adalah pengetahuan wanita (Notoatmodjo, 2003). Faktorfaktor tersebut tentu berbeda pada setiap wanita terutama dalam hal pekerjaan.
Status pekerjaan seseorang dapat mewakili beberapa faktor yang mempengaruhi
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
16
pengetahuan yaitu tingkat pendidikan, pengalaman, penghasilan, dan sosial
budaya. Wanita karier atau wanita yang bekerja umumnya adalah wanita yang
berpendidikan cukup tinggi, mempunyai tingkat energi yang tinggi, dan pada
umumnya menikmati kesehatan yang baik (Al-Hibri, dkk., 2001). Wanita yang
bekerja dan wanita yang tidak bekerja tentu memiliki kehidupan sosial yang
berbeda dan penghasilannya pun berbeda.
2.4 Pemeriksaan Pap Smear
Pemeriksaan Pap smear untuk mendeteksi perubahan premaligna pada serviks
telah menurunkan kejadian kanker serviks di beberapa negara dimana pap smear
dan pengobatan premaligna telah tersedia bagi perempuan (Cain & Howett, 2000).
Keberhasilan pemeriksaan pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks menjadi
alasan betapa pentingnya wanita untuk melakukan tes tersebut. Salah satu negara
yang berhasil menurunkan angka kejadian kanker serviks adalah Amerika Serikat
dimana insiden kanker serviks mengalami penurunan hingga 74% dalam rentang
tahun 1955 sampai 1992 (Cain & Howett, 2000).
Cain dan Howett (2000) memaparkan bahwa wanita yang meninggal akibat
kanker serviks biasanya adalah wanita yang tidak pernah melakukan pemeriksaan
pap smear atau tidak melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin. Silangit
(2010) melakukan penelitian dengan melakukan pemeriksaan pap smear pada 100
responden wanita usia subur di Puskesmas Tuntungan, Medan, dimana hasil
pemeriksaan menunjukkan sebagian besar responden sebanyak 35 wanita
memiliki klasifikasi Ib dan terendah pada klasifikasi II sebanyak 5 orang. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pemeriksaan pap smear dapat mendeteksi kanker
serviks pada stadium lebih awal. Silangit (2010) juga menyimpulkan bahwa masih
banyak responden yang belum memahami tentang kanker serviks sehingga
metode penyuluhan merupakan salah satu cara yang baik dalam melakukan
promosi kesehatan. Berdasarkan hal itu, penting bagi wanita untuk mengetahui
pentingnya pemeriksaan pap smear dan bagaimana pemeriksaannya.
2.4.1 Pengertian Pap Smear
Pap smear atau uji pap adalah pemeriksaan sitologi serviks (Morgan & Hamilton,
2009). Sitologi ginekologik apusan Pap (Pap smear) adalah ilmu yang
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
17
mempelajari sel-sel yang lepas atau deskuamasi dari sistem alat kandungan
wanita, meliputi sel-sel yang lepas dari vagina, serviks, endoserviks, dan
endometrium (Lestadi, 2009). Pap smear adalah kerokan dari serviks untuk
mengidentifikasi sel serviks abnormal. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi sel serviks untuk
mengidentifikasi sel serviks yang abnormal.
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Pap Smear
Pap smear dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya proses infeksi,
kelainan pra kanker, dan kanker di vagina dan serviks (Lestadi, 2009). Selain itu,
hasil pemeriksaan apusan Pap dapat menunjukkan adanya penyakit lain dalam
vagina dan serviks, diantaranya yaitu infeksi Human papillomavirus yang
memiliki hubungan yang kuat dengan kejadian kanker serviks. Dengan
diketahuinya penyakit atau keabnormalan pada vagina atau serviks dari hasil
pemeriksaan apusan Pap, maka dapat dilakukan pengobatan yang seksama
sehingga akibat lebih lanjut menjadi kanker serviks dapat dihindari.
Pemeriksaan pap smear memiliki banyak manfaat sesuai dengan tujuan
pemeriksaannya. Manfaat diagnostik sitologi apusan Pap menurut Lestadi (2009)
meliputi evaluasi sitohormonal, mendiagnosis peradangan, identifikasi organisme
penyebab peradangan, mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) serviks dan
kanker dini atau lanjut (karsinoma in situ/invasif), dan memantau hasil terapi.
2.4.3 Kriteria Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
Pemeriksaan pap smear merupakan deteksi dini kanker serviks yang harus
dilakukan oleh wanita. Namun, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi ketika
wanita akan melakukan pemeriksaan pap smear menurut beberapa sumber
(Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005; Otto, 2003; Wheeler, 2003) yaitu:
a. Pemeriksaan pap smear harus dilakukan semua wanita berusia 18 tahun atau
lebih dan telah aktif secara seksual.
b. Sebelum pemeriksaan pap smear, wanita tidak diperbolehkan membersihkan
vagina dengan cara irigasi.
c. Tidak melakukan hubungan seksual 24 jam atau lebih sebelum pemeriksaan
dilakukan
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
18
d. Berada diantara waktu menstruasi atau tidak saat menstruasi agar pemeriksaan
lebih akurat
Kriteria-kriteria tersebut perlu dipenuhi oleh wanita yang akan melakukan
pemeriksaan pap smear agar pemeriksaan dapat maksimal, adekuat untuk
diinterpretasi, dan hasil yang akurat.
2.4.4 Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Pengambilan bahan sediaan pemeriksaan pap smear disesuaikan dengan tujuan
pemeriksaan yang diinginkan. Bahan pemeriksaan pada pemeriksaan pap smear
adalah sekret vaginal, sekret serviks (eksoserviks), sekret endoserviks, sekret
endometrium, dan sekret forniks posterior. Untuk mendiagnosis dan deteksi dini
lesi prakanker atau kanker serviks, bahan pemeriksaan yang digunakan adalah
sekret serviks (eksoserviks) dan sekret endoserviks.
Sekret serviks diambil dengan menghapus seluruh permukaan porsio serviks
sekitar orifisium uteri eksternum dengan spatula (ayre). Kegunaan apusan dengan
bahan pemeriksaan sekret serviks adalah untuk menentukan penyebab infeksi
serviks pada wanita yang mengalami keputihan atau leukorea dan mendiagnosis
atau deteksi dini lesi prakanker dan kanker serviks. Berbeda dengan sekret
serviks, sekret endoserviks diambil dengan mengapus permukaan mukosa
endoserviks dan daerah squamo-columnar junction menggunakan spatula ayre
modifikasi atau cytobrush. Kegunaannya adalah untuk mendiagnosis dan deteksi
dini lesi prakanker dan kanker serviks dan mendiagnosis penyakit infeksi yang
terdapat di dalam endoserviks (Lestadi, 2009). Kedua bahan sediaan tersebut
harus diambil dari lokasi area yang tepat untuk menghindari terjadinya
kekurangakuratan atau kesalahan hasil interpretasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh petugas kesehatan dalam pengambilan
apusan pap smear agar interpretasi hasil pemeriksaan akurat. Ketepatan lokasi
pengambilan sel, kondisi wanita saat pengambilan, dan alat-alat yang digunakan
untuk pengambilan perlu diperhatikan petugas untuk menghindari hasil
pemeriksaan negatif palsu. Hal ini perlu diperhatikan karena penggunaan apusan
Pap untuk tujuan skrining dan deteksi dini kanker serviks sering menimbulkan
masalah, yaitu ketika diagnosis klinis tidak sesuai dengan diagnosis sitologi. Hasil
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
19
negatif palsu dapat disebabkan oleh kesalahan lokasi pengambilan sekret,
kesalahan dalam proses pembuatan sediaan (fiksasi), dan kesalahan dalam
interpretasi sediaan sitologi.
Berikut adalah cara mengambil bahan sediaan apusan Pap dari serviks dan
endoserviks menurut Lestadi (2009):
a. Sekret servikal (eksoserviks)
1) Spekulum steril dipasang tanpa memakai bahan pelicin.
2) Dengan ujung spatula ayre yang berbentuk bulat lonjong seperti lidah,
sekret diapus dari seluruh permukaan porsio serviks dengan sedikit tekanan
tanpa melukainya. Spatula digerakkan searah jarum jam, diputar melingkar
360o.
3) Mengulaskan sekret yang didapat pada kaca objek secukupnya, tidak terlalu
tebal dan tidak terlalu tipis.
4) Sediaan yang telah dibuat dengan cairan fiksasi alkohol 95% atau hair spray
segera difiksasi.
5) Setelah selesai difiksasi minimal selama 30 menit, sediaan siap dikirim ke
laboratorium sitologi.
b. Sekret endoserviks
1) Meletakkan sedikit kapas pada ujung alat ecouvillon rigide jika hendak
menggunakan alat tersebut. Jika menggunakan cytobrush tidak perlu
tambahan kapas.
2) Memasukkan ecouvillon rigid atau cytobrush ke dalam kanalis endoserviks
sedalam 1 atau 2 cm dari orifisium uteri eksternum.
3) Memutar alat tersebut 360o untuk menghapus seluruh permukaan mukosa
endoserviks dan daerah squamo-columnar junction.
4) Memulaskan sekret yang didapat pada kaca objek secukupnya, tidak terlalu
tebal dan tidak terlalu tipis.
5) Memfiksasi segera sediaan yang telah dibuat dengan cairan fiksasi alkohol
95% atau hair spray.
6) Setelah selesai difiksasi minimal selama 30 menit, sediaan siap dikirim ke
laboratorium sitologi.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
20
Gambar 2.1 Cara mengambil bahan sediaan apusan pap.
Sumber: Tim cancerhelps, 2010.
Keterangan:
a. Petugas kesehatan memasukkan alat spekulum ke dalam liang vagina untuk
menahan dinding vagina tetap terbuka
b. Cairan atau lendir rahim diambil dengan mengusapkan spatula
c. Lendir dari leher rahim dioleskan pada kaca objek
d. Sampel siap dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
21
Prosedur pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan yang sederhana dan
mudah diakses. Pemeriksaan ini tidak membutuhkan waktu lama dan tidak
menimbulkan rasa nyeri. Prosedur pengambilan apusan pap berlangsung sekitar
10 menit (Kee, 1997). Wanita tidak akan merasakan nyeri sewaktu dilakukan
pengapusan sel. Sensasi yang akan dirasakannya sewaktu pengambilan apusan sel
adalah sensasi tekanan tetapi tidak nyeri. Wanita dapat melakukan pemeriksaan
pap smear di rumah sakit, klinik dokter kandungan atau bidan, dan laboratorium
terdekat (Tim cancerhelps, 2010). Beberapa puskesmas di Indonesia saat ini telah
menyediakan pemeriksaan pap smear baik secara mandiri atau bekerja sama
dengan pihak lain.
Hasil pemeriksaan sel dari laboratorium dapat diperolah atau diketahui dalam
waktu sekitar 3-5 hari (Kee, 1997). Wanita harus melakukan pemeriksaan
lanjutan jika hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan hasil yang abnormal.
Bagan 2.1 menunjukkan pengkajian dan penanganan pada pasien dengan hasil
pemeriksaan pap smear yang abnormal. Bagan tersebut menunjukkan bahwa hasil
pemeriksaan pap smear yang abnormal dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan
untuk menentukan pengobatan yang tepat. Penanganan yang diberikan didasarkan
pada hasil pengkajian yang dilakukan.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
22
Bagan 2.1
Pohon keputusan untuk manajemen neoplasia intraepithelial serviks pada pasien
dengan hasil pemeriksaan pap smear yang abnormal
Memberi asam asetat 3% pada serviks
Kolposkopi
Kolposkopi yang memuaskan
seluruh lesi terlihat
Kolposkopi yang tidak memuaskan
seluruh lesi tidak terlihat
Biopsi yang diarahkan
oleh kolposkopi
Coldknife cone biopsy
Kuretase endoserviks
(ECC)
ECC negatif
Lesi diangkat
seluruhnya
Lesi tidak terangkat
seluruhnya atau
penyakit
mikroinvasif
ECC positif
Bedah krio
Elektrokauter
Coldknife conization
Terapi laser
Histerektomi
Pemantauan
Histerektomi
atau indikasi
lainnya
Histerektomi
Sumber: Flanery M dalam Clark J.C. dan McGee R.F., 1993, dalam Otto, Shirley E., 2003.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
23
2.4.5 Jadwal Pemeriksaan Pap Smear
Semua wanita berusia 18 tahun atau lebih dan telah atau akhir-akhir ini aktif
secara seksual harus melakukan pap smear dan pemeriksaan pelvis (Bobak,
Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005). Pemeriksaan pap smear pada wanita yang
berusia 18 tahun atau lebih dan aktif secara seksual hingga usia 65 tahun
sebaiknya dilakukan secara rutin minimal satu tahun sekali. Pemeriksaan secara
rutin dilakukan meskipun wanita tidak memiliki keluhan pada organ saluran
genital. Hal tersebut dikarenakan kanker serviks pada stadium dini biasanya tidak
menunjukkan keluhan dan dengan mata biasa tidak dapat terdeteksi. Frekuensi
pap smear dapat dikurangi sesuai keinginan wanita dan petugas kesehatannya jika
hasil tes negatif setelah tiga kali pemeriksaan berturut-turut dengan selang waktu
satu tahun (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005).
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
24
2.5 Bagan Ringkasan Literatur
Bagan 2.2 Bagan Ringkasan Literatur
Kanker Serviks
Pemeriksaan Pap
Smear:
Upaya pencegahan
melalui pendidikan
kesehatan tentang
pemeriksaan pap
smear
Bekerja
Pengetahuan
wanita
Tidak
bekerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang:
a. Pengalaman
b. Tingkat Pendidikan
c. Keyakinan
d. Fasilitas
e. Penghasilan
f. Sosial Budaya
• Definisi
• Tujuan dan
manfaat
• Kriteria
pemeriksaan pap
smear
• Prosedur
pemeriksaan pap
smear
• Jadwal
pemeriksaan pap
smear
Sumber: Anderson dan McFarlane (2006); Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004); Notoatmodjo
(2003); Otto (2003); Price, S. A. & Wilson, L. M. (2005), Rasjidi (2010), Yatim (2005).
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
BAB 3
DEFINISI OPERASIONAL
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan. Notoatmodjo
(2010) mendefinisikan variabel sebagai ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan kelompok lain.
Berdasarkan definisi tersebut, pengetahuan yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok dapat berbeda dengan pengetahuan yang dimiliki oleh kelompok
lain. Penelitian ini akan meneliti pengetahuan yang dimiliki oleh dua kelompok
yaitu kelompok wanita menikah yang bekerja dan kelompok wanita menikah yang
tidak bekerja. Definisi operasional disusun untuk menjelaskan pengertian dari
variabel yang diteliti dan bagaimana variabel tersebut diukur.
Definisi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati (Hidayat, 2007). Definisi operasional
disusun dengan tujuan untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel
yang diamati atau diteliti, mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan
terhadap variabel, pengembangan instrumen penelitian, kekonsistenan pengukuran
variabel antara sumber data (responden) yang satu dengan yang lain, dan
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara
cermat terhadap variabel (Hidayat, 2007; Notoatmodjo, 2010). Selain variabel
yang akan diteliti, karakteristik responden meliputi data demografi juga
didefinisikan dan dijelaskan cara pengukurannya. Komponen yang dijelaskan
pada definisi operasional meliputi definisi, cara ukur, alat ukur, hasil ukur, dan
skala ukur yang digunakan pada penelitian. Definisi variabel penelitian ini
dijelaskan pada tabel 3.1 dan definisi operasional karakteristik dijelaskan pada
tabel 3.2.
25
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No
Definisi Operasional
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Skala ukur
Variabel:
1.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan apa yang Mengisi
Kuesioner
Jawaban benar diberi skor 1. Jawaban
diketahui
bagian C
salah diberi skor 0. Total skor = 21
Kuesioner
Skor total = 3.
responden
mengenai kuesioner
pemeriksaan pap smear.
Sub variabel:
a. Definisi
Pengetahuan responden tentang Mengisi
definisi pemeriksaan pap smear kuesioner
Skor 76%-100% = pengetahuan baik.
yaitu pemeriksaan sel serviks
Skor 56%-75% = pengetahuan cukup.
untuk mendeteksi dini kanker
Skor <55% = pengetahuan kurang
Ordinal
serviks.
Kuesioner
Skor total = 4.
Skor 76%-100% = pengetahuan baik.
untuk mengetahui kelainan pra
Skor 56%-75% = pengetahuan cukup.
kanker dan kanker serviks dan
Skor <55% = pengetahuan kurang
manfaatnya
untuk
Ordinal
mengetahui
lebih awal gejala penyakit.
26
Universitas Indonesia
b. Tujuan dan Pengetahuan responden tentang Mengisi
manfaat
tujuan pemeriksaan pap smear kuesioner
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
No
Definisi Operasional
c. Kriteria
Cara ukur
Pengetahuan responden tentang Mengisi
Alat ukur
Kuesioner
Hasil ukur
Skor total = 4.
pemeriksaan kriteria pemeriksaan pap smear kuesioner
Skor 76%-100% = pengetahuan baik.
pap smear
Skor 56%-75% = pengetahuan cukup.
meliputi
kriteria
aktivitas
umur
seksual,
dan
serta
kontraindikasi
Skala ukur
Ordinal
Skor <55% = pengetahuan kurang
sebelum
melakukan pemeriksaan.
d. Prosedur
Pengetahuan responden tenang Mengisi
Kuesioner
Skor total = 6.
pemeriksaan prosedur pemeriksaan pap smear kuesioner
Skor 76%-100% = pengetahuan baik.
pap smear
Skor 56%-75% = pengetahuan cukup.
meliputi
cara,
sensasi
yang
dirasakan, waktu, tindak lanjut,
Ordinal
Skor <55% = pengetahuan kurang
tempat, dan biaya pemeriksaan.
Pengetahuan responden tentang Mengisi
pemeriksaan jadwal
pap smear
pemeriksaan
pemeriksaan
rutin,
meliputi kuesioner
perubahan
waktu pemeriksaan rutin, dan
Kuesioner
Skor total = 4.
Ordinal
Skor 76%-100% = pengetahuan baik.
Skor 56%-75% = pengetahuan cukup.
Skor <55% = pengetahuan kurang
pemeriksaan ulang.
27
Universitas Indonesia
e. Jadwal
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Tabel 3.2 Definisi Operasional Karakteristik Responden
No
Karakteristik
Definisi Operasional
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
1.
Pekerjaan
Wanita menikah bekerja adalah
Mengisi
Kuesioner
1 = PNS
wanita
wanita menikah yang bekerja
kuesioner
bagian A
2 = Karyawan swasta
menikah
dengan orang lain atau instansi di
3 = Wiraswasta
luar rumah dan memperoleh
4 = Jasa
imbalan gaji dan wanita menikah
5 = Tidak bekerja
tidak bekerja adalah wanita
6 = Lain-lain
Skala ukur
Nominal
menikah yang berada di rumah
dan tidak memperoleh imbalan
tertentu.
2.
Umur
Ulang tahun responden terakhir
Mengisi
Kuesioner
1. 16 - 25 tahun
pada saat penelitian
kuesioner
bagian A
2. 26 - 35 tahun
Interval
3. 36 - 45 tahun
5. 55 - 66 tahun
6. 66 - 75 tahun
28
Universitas Indonesia
4. 46 - 55 tahun
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
3.
Tingkat
Tingkat pendidikan formal
Mengisi
Kuesioner
1. Tidak sekolah
Pendidikan
terakhir yang diselesaikan oleh
kuesioner
Bagian A
2. SD
responden saat penelitian
Nominal
3. SMP
4. SMA
5. Diploma
6. Perguruan Tinggi
4.
5.
Pernah
Wanita yang telah melakukan
Mengisi
Kuesioner
1 = pernah
melakukan
pemeriksaan pap smear di
kuesioner
bagian B
2 = tidak pernah
Pap smear
pelayanan kesehatan.
Sumber
Sumber informasi responden
Mengisi
Kuesioner
1 = petugas kesehatan
informasi
mendapatkan informasi tentang
kuesioner
bagian B
2 = televisi
pemeriksaan pap smear.
Nominal
Nominal
3 = radio
5 = Koran/majalah/ brosur/spanduk
6 = keluarga/tetangga/teman
29
Universitas Indonesia
4 = internet
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan
untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi
(Hidayat,
2007).
Penelitian ini
bertujuan
untuk
mengetahui
gambaran
pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan
pap smear.
4.2 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang
akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah wanita menikah
yang bekerja dan wanita menikah yang tidak bekerja.
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional sample
dengan pendekatan quota sampling dimana. Peneliti mengambil sampel setiap
wilayah dengan jumlah yang sebanding dengan jumlah wanita menikah di setiap
wilayah Rukun Warga. Sampel diambil di setiap wilayah secara tidak acak
dimana sampel diambil untuk memenuhi quotum yang diperlukan. Besar atau
banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus besar sampel untuk penelitian deskriptif kategorik, dengan
rumus sebagai berikut (Dahlan, 2010):
n
=
Z21-α.p.q
d2
n
= Jumlah sampel
Z21-α = Nilai distribusi normal pada tingkat kemaknaan 95%
p
= Proporsi populasi sebagai dasar asumsi, nilainya 0,5
q
= 1-P, yaitu 1-0,5= 0,5
d
= Derajat ketepatan yang diinginkan, nilainya 0,1 (10%)
30
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
31
Jadi, perhitungan besar sampel adalah sebagai berikut:
n
=
(1,96)2 . (0,5) . (0,5)
(0,1)2
=
96, 04
96
Besar sampel pada penelitian ini ditentukan sebanyak 192 responden. Jumlah
sampel untuk satu populasi adalah 96 responden, maka sampel untuk wanita
menikah bekerja sebanyak 96 responden dan sampel untuk wanita menikah tidak
bekerja sebanyak 96 responden. Jadi jumlah responden pada penelitian ini
sebanyak 192 orang.
Sampel yang dijadikan responden pada penelitian ini telah memenuhi beberapa
kriteria. Kriteria inklusi responden pada penelitian ini adalah:
a. Dapat membaca dan menulis
b. Berjenis kelamin wanita
c. Telah atau pernah menikah
d. Memiliki pekerjaan yaitu keluar dari rumah dan mendapatkan pendapatan
(untuk wanita menikah yang bekerja) atau tidak memiliki pekerjaan yaitu tidak
memiliki kegiatan atau keluar dari rumah dan tidak mendapatkan pendapatan
(untuk wanita menikah yang tidak bekerja).
e. Bersedia menjadi responden penelitian.
4.3 Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Grogol, Kota Depok. Kelurahan
Grogol merupakan Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Limo, Kota
Depok. Kelurahan Grogol dipilih menjadi tempat penelitian karena masyarakat di
wilayah tersebut beragam dari segi suku, pendidikan, dan pekerjaan. Letak
Kelurahan Grogol memang tidak dekat dengan pusat kota Depok, namun
kelurahan Grogol dilalui jalan yang merupakan salah satu akses ke Kota Jakarta
sehingga banyak penduduk yang memiliki mata pencaharian di Jakarta bertempat
tinggal di wilayah ini. Karena itulah pekerjaan penduduk di wilayah ini beragam
baik laki-laki atau wanita. Selain alasan keberagaman penduduknya, alasan
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
32
Kelurahan Grogol dipilih menjadi tempat penelitian terkait dengan akses
pelayanan kesehatan dan paparan informasi kesehatan.
Wilayah Kelurahan Grogol sebagian besar merupakan daerah perkampungan yang
terdiri dari 11 Rukun Warga. Letaknya yang jauh dengan pusat kota membuat
wilayah ini tidak banyak terpapar oleh informasi-informasi khususnya tentang
kesehatan. Puskesmas Grogol sebagai Puskesmas yang salah satunya menaungi
wilayah Kelurahan Grogol belum menyediakan pemeriksaan pap smear karena
peralatan dan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan pap smear belum
memungkinkan. Pemeriksaan pap smear pernah dilaksanakan di puskesmas atau
bidan setempat ketika ada kerja sama dengan pihak luar. Respon masyarakat
terhadap pemeriksaan pap smear yang pernah dilaksanakan masih rendah, padahal
penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks dan pemeriksaan pap smear pernah
diberikan kepada masyarakat melalui kegiatan pengajian di setiap RW atau RT.
4.4 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Mata Ajar Tugas Akhir pada di semester genap.
Proses penelitian dimulai dari penyusunan proposal skripsi hingga pelaksanaan
penelitian. Penyusunan proposal penelitian dimulai sejak bulan Februari 2012 dan
pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2012.
4.5 Etika Penelitian
Masalah etika dalam sebuah penelitian merupakan hal yang sangat penting.
Terdapat tiga prinsip mayor etika yang menjadi pedoman dalam sebuah penelitian
yaitu beneficence, respect for human dignity, dan juctice (Polit dan Beck, 2004).
a. Beneficence (Kemurahan hati)
Prinsip pertama dalam etika penelitian adalah melindungi pastisipan atau
responden dari kerugian baik secara fisik maupun mental. Peneliti melindungi
responden dari eksploitasi dan menunjukkan perilaku yang baik kepada
responden. Selama melakukan penelitian, peneliti akan dengan hati-hati
mempertimbangkan manfaat atau resiko kerugian bagi responden baik secara
individual maupun sosial.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
33
b. Respect for human dignity (Menghormati martabat manusia)
Peneliti menghargai hak self determination setiap individu, karena itu peneliti
memberi kebebasan bagi setiap responden dalam melakukan aktivitas yang
ingin dilakukan termasuk keputusan untuk berpartisipasi atau tidak dalam
penelitian. Peneliti juga menghargai hak responden untuk mendapatkan
penjelasan sejelas-jelasnya mengenai penelitian ini dan keterlibatannya
meliputi hak-haknya dalam penelitian ini.
c. Juctice (Keadilan)
Prinsip etika yang ketiga adalah keadilan yang meliputi keadilan dalam
memilih responden dan keadilan selama proses penelitian berlangsung dan
juga menghormati hak privasi. Etika terhadap hak privasi meliputi anonymity
dan confidentiality. Anonimity atau tanpa nama berarti peneliti akan
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disajikan. Confidentiality berarti
responden mendapatkan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, dimana peneliti
akan memberikan jaminan hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007).
4.6 Alat Pengumpul Data
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner dibuat sesuai dengan informasi yang ingin diperoleh dan diteliti dalam
penelitian dan berdasarkan teori yang mendasari penelitian. Kuesioner yang akan
digunakan terdiri dari tiga bagian yaitu data demografi (Bagian A), pemeriksaan
pap smear dan sumber informasi (Bagian B), dan pertanyaan terkait pengetahuan
tentang pemeriksaan pap smear (Bagian C).
Bagian pertama menanyakan data demografi responden yaitu umur, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan. Bagian kedua kuesioner berisi pertanyaan tentang
responden yang pernah melakukan pap smear dan sumber informasi tentang
pemeriksaan pap smear responden. Bagian ketiga berisi pernyataan-pernyataan
terkait pengetahuan responden definisi, tujuan dan manfaat, kriteria, prosedur, dan
jadwal pemeriksaan pap smear.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
34
Kuesioner bagian C terdiri dari 21 pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dengan
4 pilihan jawaban yaitu a, b, c, dan d. Pertanyaan-pertanyaan dikelompokkan
berdasarkan sub variabel pengetahuan tentang pap smear yaitu definisi, manfaat
dan tujuan, kriteria, prosedur, dan jadwal pemeriksaan pap smear.
4.7 Prosedur Pengumpulan Data
4.7.1 Uji Coba Kuesioner
Uji coba kuesioner bertujuan untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang
digunakan, konsistensi, dan pemahaman responden terhadap pernyataan yang
terdapat dalam kuesioner. Uji coba kuesioner dilakukan di luar populasi yang
memenuhi kriteria iklusi responden pada penelitian ini. Uji coba kuesioner pada
penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji keterbacaan. Uji keterbacaan
kuesioner dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, kuesioner yang telah
disusun diperiksa oleh ahli terkait materi kuesioner. Tahap kedua, kuesioner
diujicobakan kepada 10 orang responden di luar populasi yang memenuhi kriteria
inklusi. Peneliti mewawancara responden mengenai pemahaman mereka atas
setiap pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Responden dapat menanyakan
pertanyaan atau istilah yang kurang dimengerti dimana saat itu juga peneliti
memberikan kalimat pertanyaan atau istilah pengganti yang dapat dimengerti oleh
responden. Hasil uji keterbacaan tersebut yang dijadikan peneliti dalam
memperbaiki isi kuesioner.
4.7.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan berdasarkan prosedur dibawah ini:
a. Peneliti mengajukan permohonan izin kepada Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia untuk mendapatkan surat keterangan pelaksanaan
penelitian di Kelurahan Grogol, Kota Depok.
b. Peneliti menyerahkan surat permohonan kepada pihak Kelurahan Grogol, Kota
Depok.
c. Setelah diberi izin melakukan penelitian dari pihak Kelurahan, peneliti
meminta izin melakukan penelitian pada Ketua Rukun Warga dan Rukun
Tetangga yang akan diambil sampel.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
35
d. Setelah sampel ditentukan, peneliti mendatangi calon responden dan
menjelaskan segala informasi yang diperlukan oleh responden yang akan
menjadi
pertimbanagan
responden
untuk
menyetujui
atau
menolak
berpartisipasi dalam penelitian.
e. Jika calon responden menyetujui untuk berpartisipasi, selanjutnya responden
diberikan informed consent untuk ditandatangani.
f. Peneliti memberikan waktu dan mendampingi responden dalam mengisi
kuesioner.
g. Peneliti memeriksa kejelasan dan kelengkapan kuesioner.
4.8 Analisis Data
4.8.1 Pengolahan Data
Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah seluruh kuesioner diisi oleh
responden adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Editing
Kuesioner yang telah diisi dan dikumpulkan dari seluruh responden kemudian
dilakukan pengecekan. Pengecekan kuesioner meliputi cek kelengkapan
seluruh nomor kuesioner, kelengkapan data, dan macam isian data.
b. Coding
Coding merupakan proses merubah data dalam bentuk huruf menjadi data
berbentuk angka. Pemberian kode angka digunakan untuk mempermudah
peneliti dalam melakukan entry dan analisis data.
c. Entry data
Peneliti melakukan entry atau pemasukan data yang telah melalui proses
editing dan coding ke perangkat komputer pada software pengolah data.
d. Cleaning
Sebelum dilakukan analisis data, peneliti melakukan pengecekan kembali
terhadap kemungkinan ada kesalahan saat pemasukan data ke perangkat
komputer. Pengecekan dilakukan dengan melihat missing, variasi, dan
konsistensi data.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
36
4.8.2 Analisis Data
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat. Analisa
univariat bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap
variabel guna mendapatkan gambaran karakteristik responden dan variabel
penelitian. Data pada penelitian ini yang terdiri dari data karakteristik responden,
pemeriksaan pap smear dan sumber informasi, serta pengetahuan pemeriksaan pap
smear merupakan data kategorik. Oleh karena data berupa data kategorik, maka
peringkasan data hanya menggunakan distribusi frekuensi dan dengan ukuran
persentase atau proporsi sehingga data yang dikumpulkan akan disajikan dalam
bentuk informasi jumlah dan persentase.
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah pengetahuan. Terdapat 5 sub
variabel pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear yang ditentukan oleh
peneliti yaitu definisi, tujuan dan manfaat, kriteria, prosedur (meliputi cara, waktu,
lokasi, dan biaya), dan jadwal pemeriksaan pap smear. Untuk mengetahui
pengetahuan tentang definisi terdapat 3 pertanyaan, 4 pertanyaan untuk
mengetahui pengetahuan tentang tujuan dan manfaat, 4 pertanyaan untuk
pengetahuan kriteria, 6 pertanyaan untuk pengetahuan prosedur, dan 4 pertanyaan
untuk mengetahui pengetahuan tentang jadwal pemeriksaan pap smear.
Analisis data dilakukan dengan menghitung skor pada setiap sub variabel pada
kuesioner yang diisi setiap responden. Skor responden diperoleh sesuai dengan
jumlah jawaban benar responden pada setiap sub variabel. Skor responden yang
telah diperoleh diubah ke dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = hasil persentase
F = hasil pencapaian/skor total responden setiap sub variabel
N = hasil pencapaian maksimal/skor total setiap sub variabel
Hasil persentase skor responden pada setiap sub variabel tersebut selanjutnya
dikategorikan ke dalam tiga kategori pengetahuan. Skor responden dengan hasil
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
37
persentase 76%-100% tergolong pada kategori pengetahuan baik, skor responden
dengan hasil persentase 56%-75% tergolong kategori pengetahuan cukup, dan
responden dengan hasil persentase
55% tergolong kategori pengetahuan kurang
(Arikunto & Jabar, 2004).
4.9 Jadwal kegiatan
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
KEGIATAN
WAKTU
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal penelitian
Pelaksanaan
penelitian:
1. Uji coba
instrumen
2. Pengumpulan
data
3. Analisis Data
Penyusunan laporan
tugas akhir
Sidang skripsi dan
penyerahan skripsi
hasil revisi
4.10 Sarana Penelitian
Sarana penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah instrumen penelitian
(kuesioner), alat tulis, komputer, kalkulator, buku referensi, sarana internet,
dan sarana transportasi.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota
Depok dimana pengumpulan data diambil pada tanggal 30 April sampai 31 Mei
2012. Data diperoleh dari dua populasi yaitu populasi wanita menikah yang
bekerja dan populasi wanita menikah yang tidak bekerja. Jumlah sampel untuk
masing-masing populasi sebanyak 96 orang. Jumlah sampel penelitian ini
seluruhnya sebanyak 192 orang.
5.1 Karakteristik Responden
Karakteristik demografi responden pada penelitian ini meliputi umur, pendidikan
terakhir, dan pekerjaan. Hasil analisa distribusi frekuensi responden pada kedua
populasi berdasarkan umur pada gambar 5.1 menunjukkan bahwa umur responden
yang bekerja paling banyak berada pada rentang umur 26-35 tahun yaitu sebanyak
40 orang (41,7%). Jumlah terbanyak pada responden yang tidak bekerja berada
pada rentang umur 36-45 tahun yaitu sebanyak 45 orang (46,9%).
Frekuensi (orang)
50
46,9%
38,5%
41,7%
40
30,2%
30
20
10
Bekerja
10,4%
10,4%
6,2% 9,4%
3,1% 1,0%
0%2,1%
Tidak Bekerja
0
16-25
26-35
36-45
46-55
56-66
66-75
Rentang Umur (tahun)
Sumber: Data Primer
Gambar 5.1
Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja
Berdasarkan Umur di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
38
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
Frekuensi (orang)
39
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
42,7%
30,2%
31,2%
28,1%
18,8%
14,6%
12,5%
2,1% 2,1%
Tidak
Sekolah
SD
SMP
SMA
9,4%
3,1%
5,2%
Diploma
Sarjana
Bekerja
Tidak Bekerja
Pendidikan Terakhir
Sumber: Data Primer
Gambar 5.2
Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja
Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
Gambar 5.2 menunjukkan hasil analisis univariat tingkat pendidikan responden
dimana responden yang bekerja sebagian besar berpendidikan terakhir SMA
(42.7%), sedangkan pada responden yang tidak bekerja sebagian besar
berpendidikan terakhir SMP (31.2%). Responden yang berpendidikan terakhir
Diploma (9.4%) dan Sarjana (14.6%) pada wanita menikah yang bekerja lebih
banyak dari responden yang berpendidikan diploma (3.1%) dan sarjana (5.2%)
pada wanita menikah yang tidak bekerja. Responden yang tidak bersekolah pada
Frekuensi (orang)
kelompok bekerja dan tidak bekerja sama-sama berjumlah 2 orang (2,1%).
40
30
20
10
0
31,2%
37,5%
4,2%
PNS
Karyawan
Swasta
Wiraswasta
11,5%
15,6%
Jasa
Lain-lain
Jenis Pekerjaan
Sumber: Data Primer
Gambar 5.3
Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja
Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
40
Gambar 5.3 menunjukkan bahwa responden yang bekerja di Kelurahan Grogol
paling banyak bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 36 orang (37,5%).
Responden yang bekerja sebagai karyawan swasta jumlahnya lebih sedikit namun
mencapai persentase lebih dari 30% sampel yaitu sebanyak 30 orang (31,2%).
5.2 Responden yang Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa jumlah responden yang pernah
melakukan pemeriksaan pap smear pada responden yang bekerja dan responden
yang tidak bekerja terbilang kecil. Gambar 5.4 menyajikan data responden yang
bekerja yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear dimana hanya sebanyak
17 responden (17,7%) pernah melakukan pemeriksaan pap smear. Jumlah
responden yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear pada responden yang
Frekuensi (orang)
tidak bekerja lebih sedikit yaitu sebanyak 10 responden (10,4%).
100
80
60
40
20
0
82,3%89,6%
Bekerja
17,7%
10,4%
Pernah
Tidak Bekerja
Tidak Pernah
Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
Sumber: Data Primer
Gambar 5.4
Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja
Berdasarkan Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
5.3 Sumber Informasi Responden tentang Pemeriksaan Pap Smear
Gambar 5.5 menunjukkan hasil analisis univariat sumber responden mendapatkan
informasi tentang pemeriksaan pap smear. Informasi tentang pemeriksaan pap
smear paling banyak diperoleh kedua kelompok responden dari petugas kesehatan
yaitu sebanyak 46 responden (47,9%) yang bekerja dan 56 responden (58,3%)
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
41
yang tidak bekerja. Sumber informasi kedua paling banyak pada kedua kelompok
ternyata berbeda, pada responden yang bekerja sumber informasi kedua terbanyak
adalah dari keluarga/tetangga/teman sebesar 29,2% sedangkan pada responden
yang tidak bekerja sumber informasi kedua terbanyak adalah televisi sebanyak
Frekuensi (orang)
25%.
60
50
40
30
20
10
0
58,3%
47,9%
25%
15,6%
24%
2,1% 2,1%
10,4%
6,2%
29,2%
Bekerja
Tidak Bekerja
12,5%
17,7%
Sumber Informasi
Sumber: Data Primer
Gambar 5.5
Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja
Berdasarkan Sumber Informasi tentang Pemeriksaan Pap Smear
di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
5.4 Pengetahuan tentang Pemeriksaan Pap Smear
Pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pap smear
yang diteliti pada penelitian ini meliputi 5 subvariabel yaitu definisi, manfaat dan
tujuan, kriteria, prosedur, dan jadwal pemeriksaan pap smear. Pengetahuan
responden dikategorikan dalam tiga kategori yaitu pengetahuan baik, pengetahun
cukup, dan pengetahuan kurang.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
42
5.4.1 Pengetahuan Responden tentang Definisi Pemeriksaan Pap Smear
Responden yang bekerja yang memiliki pengetahuan baik tentang definisi
pemeriksaan pap smear sebanyak 26 orang (27,1%). Jumlah tersebut lebih banyak
dari jumlah responden dengan pengetahuan baik tentang definisi pada responden
yang tidak bekerja yaitu sebanyak 18 orang (18,8%). Berbeda dengan hasil
analisis kategori pengetahuan baik, responden dengan pengetahuan cukup tentang
definisi pap smear pada responden yang bekerja lebih sedikit dari responden yang
tidak bekerja. Hal tersebut terlihat dimana jumlah responden berpengetahuan
cukup tentang definisi pemeriksaan pap smear pada responden bekerja sebanyak
29 orang (30,2%) sedangkan pada responden yang tidak bekerja sebanyak 42
Frekuensi (orang)
orang (43,8%).
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
43,8%
27,1%
42,7%
37,5%
30,2%
18,8%
Bekerja
Tidak Bekerja
Baik
Cukup
Kurang
Pengetahuan
Sumber: Data Primer
Gambar 5.6
Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja
Berdasarkan Pengetahuan tentang Definisi Pemeriksaan Pap Smear
di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
5.4.2 Pengetahuan Responden tentang Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan
Pap Smear
Pengetahuan responden tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan pap smear untuk
yang berpengetahuan baik pada responden yang bekerja sebanyak 32 orang
(33,3%) lebih banyak dari jumlah responden yang tidak bekerja sebanyak 28
orang (29,2). Jumlah responden yang bekerja dengan pengetahuan kurang
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
43
sebanyak 36 orang (37,5%). Jumlah tersebut lebih sedikit dari jumlah responden
yang berpengetahuan rendah pada responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak
41 orang (42,7%).
Frekuensi (orang)
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
42,7%
37,5%
33,3%
29,2%
29,2%
28,1%
Bekerja
Tidak Bekerja
Baik
Cukup
Kurang
Pengetahuan
Sumber: Data Primer
Gambar 5.7
Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja
Berdasarkan Pengetahuan tentang Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Pap Smear
di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
5.4.3 Pengetahuan Responden tentang Kriteria Pemeriksaan Pap Smear
66,7%
62,5%
Frekuensi (orang)
70
60
50
40
28,1%
21,9%
30
20
10
Bekerja
Tidak Bekerja
9,4% 11,5%
0
Baik
Cukup
Kurang
Pengetahuan
Sumber: Data Primer
Gambar 5.8
Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja Tidak Bekerja
Berdasarkan Pengetahuan tentang Kriteria Pemeriksaan Pap Smear
di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
44
Jumlah responden kategori pengetahuan baik tentang kriteria pemeriksaan pap
smear pada responden yang bekerja sebanyak 9 orang (9,4%) dan pada responden
yang tidak bekerja sebanyak 11 orang (11,5%). Jumlah tersebut lebih sedikit dari
jumlah responden yang berpengetahuan baik tentang definisi tentang pemeriksaan
pap smear. Jumlah responden kategori pengetahuan rendah pada responden yang
bekerja mencapai 60 orang (62,5%) dan pada responden yang tidak bekerja
mencapai 64 orang (66,7%). Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa lebih dari
50% responden pada kedua populasi tergolong kategori pengetahuan rendah
tentang kriteria pemeriksaan pap smear.
5.4.4 Pengetahuan Responden tentang Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Frekuensi (orang)
70
65,6%
60
51%
50
40
32,3%
30
20
15,6%
Bekerja
16,7% 18,8%
Tidak Bekerja
10
0
Baik
Cukup
Kurang
Pengetahuan
Sumber: Data Primer
Gambar 5.9
Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja
Berdasarkan Pengetahuan tentang Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
di Kelurahan Grogol, Depok (n = 96)
Gambar 5.9 menunjukkan bahwa jumlah responden yang bekerja dengan kategori
pengetahuan baik tentang prosedur pemeriksaan pap smear sebanyak 31 orang
(32,3%). Jumlah tersebut lebih banyak dari jumlah responden kategori
pengetahuan baik pada responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 15 orang
(15,6%). Sama halnya dengan jumlah responden pengetahuan rendah pada item
pengetahuan tentang kriteria pemeriksaan pap smear, jumlah responden kategori
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
45
pengetahuan rendah tentang prosedur pemeriksaan pap smear juga melebihi angka
50%.
Frekuensi (orang)
5.4.5 Pengetahuan Responden tentang Jadwal Pemeriksaan Pap Smear
80
70
60
50
40
30
20
10
0
69,8%
58,3%
32,3%
Bekerja
28,1%
Tidak Bekerja
9,4%
2,1%
Baik
Cukup
Kurang
Pengetahuan
Sumber: Data Primer
Gambar 5.10
Distribusi Frekuensi Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja Berdasarkan
Pengetahuan tentang Jadwal Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok
(n = 96)
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah
responden kategori pengetahuan baik tentang jadwal pemeriksaan pap smear pada
kedua populasi kurang dari 10%. Responden kategori pengetahuan baik pada
responden yang bekerja sebanyak 9 orang (9,4%) dan pada responden yang tidak
bekerja sebanyak 2 orang (2,1%). Jumlah responden kategori pengetahuan rendah
pada kedua populasi sebanyak lebih dari 50%. Jumlah responden kategori rendah
pada responden yang bekerja sebanyak 56 orang (58,3%) dan pada responden
yang tidak bekerja sebanyak 67 orang (69,8%).
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
BAB 6
PEMBAHASAN
Bab ini merupakan pembahasan hasil penelitian yang telah disajikan pada Bab 5.
Pembahasan hasil penelitian pada bab ini terbagi dalam tiga sub bab yaitu
pembahasan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan implikasi bagi
keperawatan. Sub bab pertama mengenai pembahasan hasil meliputi pembahasan
karakteristik responden, responden yang pernah melakukan pemeriksaan pap
smear, sumber informasi responden, dan pengetahuan responden tentang
pemeriksaan pap smear.
6.1 Karakteristik Demografi Responden
Wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Grogol sebagian besar berada pada
rentang usia 26 sampai 35 tahun dan wanita menikah yang tidak bekerja pada
penelitian ini paling banyak berada pada rentang usia 36 sampai 45 tahun. Hal
tersebut menunjukkan bahwa wanita menikah pada penelitian ini sebagian besar
berada pada usia subur (15-44 tahun). Wanita menikah pada usia tersebut
dianjurkan secara rutin melakukan skrining kesehatan secara berkala. Wanita usia
subur berumur 30-50 tahun merupakan sasaran deteksi dini kanker serviks dan
payudara di Indonesia (Kemenkes RI., 2010). Wanita dengan rentang usia tersebut
menjadi sasaran deteksi dini kanker serviks mengingat kanker serviks invasif
biasanya terjadi pada wanita berusia 30 samapi 50 tahun (Otto, 2003). Sumber
lain menyebutkan bahwa umur rata-rata wanita yang terserang kanker serviks
adalah usia 50 tahun (Yatim, 2005).
Pendidikan terakhir pada responden yang bekerja paling banyak berpendidikan
terakhir SMA dan responden yang tidak bekerja paling banyak berpendidikan
terakhir SMP. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas dibandingkan seseorang yang tingkat pendidikannya
lebih rendah. Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.
46
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
47
Wanita menikah yang bekerja pada penelitian ini paling banyak berprofesi sebagai
wiraswasta dan sebagian besar lagi sebagai karyawan swasta. Pekerjaan wanita
menikah memungkinkan mereka lebih banyak berinteraksi dengan orang lain dan
mendapatkan lebih banyak informasi tentang pemeriksaan pap smear. Data hasil
penelitian yang menyajikan pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear wanita
menikah yang bekerja dan tidak bekerja didukung oleh hasil penelitian dimana
ditemukan hubungan bermakna antara pekerjaan dengan pengetahuan mengenai
pemeriksaan pap smear (Darnindro, dkk., 2007).
6.2 Responden yang Pernah Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
Pernah atau tidaknya seseorang melakukan pemeriksaaan pap smear merupakan
salah satu cerminan perilaku kesehatan wanita khususnya terhadap kesehatan
reproduksi. Sebanyak 17 responden yang bekerja pernah melakukan pemeriksaan
pap smear. Responden yang tidak bekerja yang pernah melakukan pemeriksaan
pap smear sebanyak 10 orang. Jumlah responden yang pernah melakukan
pemeriksaan pap smear pada kedua populasi tersebut
kurang dari 20% dari
seluruh jumlah sampel padahal seluruh sampel telah menikah dan memenuhi
kriteria untuk melakukan pemeriksaan pap smear.
Kecilnya partisipasi wanita menikah untuk melakukan pemeriksaan pap smear
menyebabkan perubahan atau abnormalitas serviks tidak dapat terdeteksi lebih
dini. Seperti yang telah dijelaskan pada bab tinjauan pustaka bahwa wanita yang
meninggal akibat kanker serviks biasanya adalah wanita yang tidak pernah
melakukan pemeriksaan pap smear atau tidak melakukan pemeriksaan pap smear
secara rutin (Cain & Howett, 2000). Hal tersebut memprihatinkan mengingat
kanker serviks yang dapat terdeteksi lebih awal dapat mendapatkan terapi lebih
cepat dimana perubahan selular dini yang dapat menjadi kanker dapat diobati
dengan angka kesembuhan 100% (Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005).
6.3 Sumber Informasi Responden tentang Pemeriksaan Pap Smear
Sumber informasi paling banyak diperoleh wanita menikah yang bekerja dan tidak
bekerja dari petugas kesehatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluhan
kesehatan di wilayah Kelurahan Grogol telah berjalan ke seluruh wilayah.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
48
Bedasarkan hasil wawancara, penyuluhan kesehatan di wilayah Kelurahan Grogol
melalui pengajian ibu-ibu yang diadakan di setiap RT. Penyuluhan berupa
pendidikan kesehatan mengenai kanker serviks.
Selain dari petugas kesehatan, wanita menikah yang bekerja sebagian besar juga
mendapatkan informasi dari keluarga/tetangga/teman. Lingkungan tempat wanita
menikah bekerja memiliki kontribusi terhadap pengalaman, informasi, dan
pengetahuan terhadap hal-hal baru yang berkembang dalam lingkungan kerjanya
(Kurniawan, Asmika, & Sarwono, 2008).
Wanita menikah yang tidak bekerja selain mendapatkan informasi dari petugas
kesehatan sebagian besar mendapatkan informasi dari televisi. Banyaknya wanita
menikah yang tidak bekerja mendapatkan informasi tentang pemeriksaan pap
smear dari televisi mungkin karena waktu mereka lebih banyak berada di rumah
dan menonton televisi. Penyampaian informasi pap smear di televisi cenderung
singkat sehingga informasi pap smear yang disampaikan tidak selengkap
informasi yang didapatkan dari petugas kesehatan atau teman.
6.4 Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekerja dan Tidak Bekerja tentang
Pemeriksaan Pap Smear
Penelitian ini mendapatkan hasil dimana wanita menikah yang bekerja sebagian
besar memiliki pengetahuan kurang dan yang tidak bekerja sebagian besar
memiliki pengetahuan cukup tentang definisi pemeriksaan pap smear. Definisi
Pap smear adalah pemeriksaan sitologi untuk mengidentifikasi sel serviks yang
abnormal. Lebih dari separuh wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja
telah mengetahui bahwa pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan untuk
mendeteksi kanker serviks namun mayoritas wanita menikah tidak mengetahui
bahwa pap smear merupakan pemeriksaan sel.
Informasi bahwa pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan untuk
mengetahui penyakit kanker serviks telah banyak disampaikan oleh petugas
kesehatan maupun di berbagai media. Sedikitnya waktu luang menyebabkan
wanita menikah yang bekerja lebih sedikit terpapar oleh informasi tersebut
sedangkan wanita menikah yang tidak bekerja di Kelurahan Grogol banyak
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
49
mendapatkan informasi tersebut pada kegiatan pengajian dimana penyuluhan
kesehatan diberikan di wilayahnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 61% dari 100 wanita yang
melakukan pemeriksaan pap smear di sebuah rumah sakit di India tidak
mengetahui pengertian pemeriksaan pap smear (Tiwari, Kishore, & Tiwari, 2011).
Hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian ini dimana mayoritas wanita
menikah yang bekerja dan tidak bekerja tidak mengetahui bahwa pap smear
merupakan pemeriksaan sel.
Sebagian besar wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja memiliki
pengetahuan yang kurang tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan pap smear.
Hanya sepertiga dari wanita menikah yang bekerja yang mengetahui tujuan dan
manfaat pemeriksaan pap smear. Jumlah wanita menikah yang tidak bekerja yang
mengetahui tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan pap smear lebih sedikit
dimana jumlahnya hanya lebih dari seperempatnya saja. Perbedaan jumlah
tersebut mungkin dipengaruhi oleh sumber wanita menikah mendapatkan
informasi tentang pemeriksaan pap smear. Sebagian besar wanita menikah yang
bekerja mendapatkan informasi tentang pap smear dari media cetak dimana
pemaparan informasi lebih lengkap daripada wanita menikah yang tidak bekerja
dimana sebagian besarnya mendapatkan informasi dari televisi yang informasinya
cenderung singkat.
Penelitian yang dilakukan di tempat lain dapat menunjukkan hasil yang sama
ataupun berbeda dengan penelitian ini. Penelitian yang mendukung hasil
penelitian ini adalah dimana sebesar 68% dari 100 wanita di India tidak
mengetahui bahwa pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan untuk deteksi
dini penyakit. Sirait dan Nuranna (2007) mengungkapkan bahwa banyak
responden yang melakukan pemeriksaan pap smear hanya karena ikut-ikutan,
karena diajak teman, atau karena pemeriksaan gratis dar kantor suami padahal
mereka tidak tahu persis kegunaannya untuk apa. Hasil yang berbeda ditunjukkan
oleh penelitian di Argentina dimana hanya sebesar 13% dari 100 wanita yang
pernah melakukan pap smear dan 31% dari wanita yang belum pernah melakukan
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
50
pap smear yang tidak mengetahui tujuan dari pemeriksaan pap smear (Paolino &
Arrossi, 2011).
Lebih dari setengah wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja memiliki
pengetahuan yang kurang tentang kriteria pemeriksaan pap smear. Di sisi lain,
wanita menikah yang memiliki pengetahuan baik tentang kriteria pemeriksaan pap
smear pada kedua kelompok jumlahnya kurang dari seperenam. Kurangnya
pengetahuan wanita menikah tentang kriteria pemeriksaan pap smear dapat
mengakibatkan kurangnya kesadaran wanita untuk melakukan pemeriksaan
karena mereka tidak mengetahui kapan mereka sudah dapat melakukan
pemeriksaan pap smear.
Penting bagi wanita untuk mengetahui kriteria pemeriksaan pap smear sebelum
pergi ke pelayanan kesehatan. Wanita berusia 18 tahun atau lebih dan telah aktif
secara seksual telah dapat melakukan pemeriksaan pap smear. Tidak
diperbolehkan membersihkan vagina dengan cara irigasi, tidak melakukan
hubungan seksual 24 jam atau lebih, dan sedang berada diantara waktu menstruasi
atau tidak saat menstruasi merupakan kriteria pemeriksaan pap smear yang harus
diketahui oleh seluruh wanita sebagai subjek pemeriksaan (Bobak, Lowdermilk,
Jensen, & Perry, 2005; Otto, 2003; Wheeler, 2003). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lebih dari 50% responden baik yang bekerja maupun tidak bekerja tidak
mengetahui bahwa sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual minimal 24 jam
sebelum melakukan pemeriksaan pap smear. Hal tersebut dapat menyebabkan
hasil pemeriksaan sel kurang akurat. Kerugiannya bagi wanita adalah perlu
melakukan pemeriksaan ulang yang memerlukan waktu dan biaya lebih.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lebih dari setengah wanita menikah
yang bekerja dan tidak bekerja memiliki pengetahuan kurang tentang prosedur
pemeriksaan pap smear. Pengetahuan tentang prosedur pemeriksaan pap smear
dalam penelitian ini bukan hanya tentang cara pemeriksaan pap smear dilakukan
tetapi juga meliputi sensasi yang dirasakan, waktu, tindak lanjut, tempat, dan
biaya pemeriksaan pap smear. Ketidaktahuan wanita mengenai prosedur
pemeriksaan pap smear dapat memberikan efek yang tidak baik bagi wanita
sebagai subjek pemeriksaan.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
51
Separuh dari wanita menikah yang bekerja mengetahui bahwa pemeriksaan pap
smear dilakukan dengan cara mengusapkan spatula untuk mengambil cairan dan
sel pada leher rahim, sedangkan pada wanita menikah yang tidak bekerja yang
mengetahui hal tersebut jumlahnya lebih sedikit. Mengingat prosedur pemeriksaan
pap smear melibatkan area yang paling privasi bagi wanita, maka wanita yang
berbagi informasi mengenai hal tersebut cenderung lebih sedikit.
Wanita yang bekerja biasanya lebih terbuka dalam berbagi informasi dan
pengalaman serta pengetahuan tentang hal-hal yang baru salah satu contohnya
berbagi informasi mengenai pemeriksaan pap smear (Kurniawan, Asmika, &
Sarwono, 2008). Hal tersebut dapat terlihat dari hasil penelitian dimana wanita
menikah yang memiliki pengetahuan baik tentang prosedur pemeriksaan pap
smear pada kelompok bekerja jumlahnya lebih banyak dua kali lipat dari
kelompok yang tidak bekerja. Beberapa wanita menikah yang bekerja
menyampaikan bahwa mereka mendapatkan informasi tentang pemeriksaan pap
smear dari rekan kerja mereka yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear.
Hal tersebut sesuai hasil penelitian dimana lebih dari seperempat wanita menikah
yang bekerja mendapatkan informasi dari teman, keluarga, atau tetangga.
Jumlah wanita menikah yang bekerja yang mengetahui bahwa saat sel diambil
wanita akan merasakan sensasi tekanan tapi tidak nyeri juga lebih banyak
daripada jumlah wanita menikah yang mengetahui hal tersebut pada kelompok
tidak bekerja. Sirait dan Nuranna (2007) dalam hasil penelitiannya menjelaskan
bahwa salah satu alasan wanita tidak melakukan pemeriksaan pap smear karena
takut sakit, padahal pemeriksaan pap smear tidak menimbulkan rasa sakit tetapi
hanya menimbulkan sensasi tekanan yang tidak nyeri selama prosedur dilakukan
dengan benar (Kee, 1997).
Wanita menikah yang mengetahui bahwa pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan
ketika hasil pap smear tidak normal pada kelompok yang bekerja dan tidak
bekerja besarnya kurang dari 40%. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian
di Argentina dimana sebesar 37% dari 100 wanita yang melakukan pemeriksaan
pap smear dan 56% dari 100 wanita yang tidak pernah melakukan pemeriksaan
pap smear tidak mengetahui pengertian dari hasil abnormal pap smear.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
52
Subvariabel pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear yang terakhir adalah
jadwal pemeriksaan. Wanita menikah yang memiliki pengetahuan baik tentang
jadwal pemeriksaan pap smear jumlahnya hanya kurang dari seperdelapan dari
seluruh wanita menikah baik yang bekerja maupun tidak bekerja. Kecilnya jumlah
wanita menikah pada kedua kelompok yang mengetahui jadwal pemeriksaan pap
smear mungkin dikarenakan fasilitas kesehatan yang belum memadai untuk
melayani pemeriksaan secara rutin khususnya di Puskesmas. Lebih dari separuh
wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tidak mengetahui bahwa
pemeriksaan pap smear dianjurkan dilakukan secara rutin satu tahun sekali.
6.5 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang
pemeriksaan pap smear. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana
dimana hasil penelitian terbatas pada gambaran pengetahuan pada wanita menikah
yang bekerja dan tidak bekerja tanpa membandingkan secara statistik antara
pengetahuan pada wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori pembentukan
perilaku menurut Notoatmodjo (2007) dimana perilaku terbentuk dari tiga variabel
yaitu pengetahuan, sikap, dan praktik. Penelitian ini memiliki keterbatasan dimana
hanya variabel pengetahuan yang diteliti.
Variabel pengetahuan diukur menggunakan instrumen penelitian berupa
kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang disusun oleh
peneliti sendiri berdasarkan dengan tinjauan pustaka. Kuesioner telah melalui uji
keterbacaan dan diperbaiki sesuai hasil uji keterbacaan. Kuesioner hasil perbaikan
yang tidak diujicobakan kembali menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
53
6.6 Implikasi bagi Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian
Pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan untuk deteksi dini kanker
serviks. Deteksi dini dan pengobatan terhadap kondisi kesehatan yang merugikan
merupakan bentuk pencegahan sekunder (Anderson & McFarlane, 2006).
Skrining kanker serviks melalui pemeriksaan pap smear merupakan pencegahan
yang mungkin berhasil mengatasi penyakit kanker serviks yang tidak dapat
diobati pada tahap akhir.
Hasil penelitian ini menyajikan data mengenai pengetahuan wanita menikah
tentang pemeriksaan pap smear meliputi pengetahuan tentang definisi, tujuan dan
manfaat, kriteria, prosedur, dan jadwal pemeriksaan pap smear. Peran perawat
sebagai penyuluh memiliki tanggung jawab dalam setiap aspek dari program
skrining meliputi pengkajian, analisis data, perencanaan, implementasi, evaluasi
hasil dan evaluasi proses (Edelman & Mandle, 2006). Berdasarkan hal tersebut,
hasil penelitian ini dapat menjadi data pengkajian awal bagi perencanaan program
pencegahan kanker serviks. Selain sebagai data pengkajian awal, hasil penelitian
ini dapat menjadi salah satu evaluasi hasil dari penyuluhan kesehatan yang telah
dilaksanakan oleh petugas kesehatan di Kelurahan Grogol.
Tiwari, Kishore, dan Tiwari (2011) menyatakan bahwa sebelum melaksanakan
program skrining dan pencegahan kanker serviks maka perlu meningkatkan
pengetahuan dasar sasaran populasi mengenai kanker serviks dan pemeriksaan
pap smear. Meningkatkan pengetahuan sasaran penyuluhan paling efektif ketika
informasi yang diberikan memenuhi kebutuhan peserta didik (Potter & Perry,
2005). Hasil penelitian ini dapat dijadikan data pengkajian untuk menentukan
informasi yang dibutuhkan oleh wanita menikah di Kelurahan Grogol mengenai
pemeriksaan pap smear dalam upaya pencegahan sekunder kanker serviks.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Karakteristik wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja pada penelitian ini
meliputi umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Umur wanita menikah yang
bekerja terbanyak pada rentang 26-35 tahun dan umur wanita menikah yang tidak
bekerja terbanyak pada rentang 36-45 tahun. Mayoritas wanita menikah yang
bekerja berpendidikan terakhir SMA dan mayoritas wanita menikah yang tidak
bekerja berpendidikan terakhir SMP. Wanita menikah yang bekerja paling banyak
berprofesi sebagai wiraswasta.
Wanita menikah yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear pada kelompok
yang bekerja lebih banyak (7,3%) dari kelompok yang tidak bekerja. Informasi
terbanyak mengenai pemeriksaan pap smear didapatkan wanita menikah yang
bekerja dan tidak bekerja dari petugas kesehatan.
Hasil analisis univariat pada wanita menikah yang bekerja menggambarkan bahwa
sebanyak 26 responden (27,1%) memiliki pengetahuan baik tentang definisi pap
smear. Sebanyak 32 responden (33,3%) pada kelompok ini memiliki pengetahuan
baik tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan pap smear. Berdasarkan
pengetahuan tentang kriteria pemeriksaan pap smear, wanita menikah bekerja
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 9 responden (9,4%). Wanita menikah
bekerja yang memiliki pengetahuan baik tentang prosedur pemeriksaan pap smear
sebanyak 32 responden (33,3%) dan wanita menikah bekerja yang memiliki
pengetahuan baik tentang jadwal pemeriksaan pap smear sebanyak 9 responden
(9,4%).
Hasil analisis univariat pada kelompok wanita yang tidak bekerja menggambarkan
bahwa sebanyak 18 responden (18,8%) memiliki pengetahuan baik tentang
definisi pemeriksaan pap smear. Wanita menikah tidak bekerja yang memiliki
pengetahuan baik tentang tujuan dan manfaat pap smear sebanyak 28 responden
(29,2). Wanita menikah tidak bekerja yang memiliki pengetahuan baik tentang
54
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
55
kriteria pemeriksaan pap smear sebanyak 11 responden (11,5%). Wanita menikah
tidak bekerja yang memiliki pengetahuan baik tentang prosedur pemeriksaan pap
smear sebanyak 15 responden (15,6%) dan yang memiliki pengetahuan baik
tentang jadwal pemeriksaan pap smear sebanyak 2 responden (2,1%).
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Pelayanan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan pap smear sebagai upaya pencegahan
sekunder terhadap penyakit kanker serviks sebaiknya menyampaikan informasi
yang lebih lengkap terutama tentang pengetahuan dasar pemeriksaan pap smear
meliputi definisi, tujuan dan manfaat, kriteria, prosedur, dan jadwal pemeriksaan
pap smear. Petugas kesehatan dan kader sebagai penyuluh sebelumnya perlu
dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang hal tersebut. Selain itu,
penyuluhan kesehatan diupayakan dapat mencakup wanita menikah baik yang
bekerja maupun tidak bekerja.
7.2.2 Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data yang menggambarkan pengetahuan
wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja di komunitas tentang pemeriksaan
pap smear. Data hasil penelitian dapat dijadikan sebagai data pengkajian untuk
merencanakan program edukasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
komunitas.
7.2.3 Bagi Pengembangan Penelitian
Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan
desain komparatif atau perbandingan antara pengetahuan wanita menikah yang
bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. Penelitian selanjutnya
juga dapat meneliti variabel lain terkait pembentukan perilaku pap smear yaitu
variabel sikap dan praktik.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
DAFTAR REFERENSI
Al-Hibri, A., dkk. (2001). Wanita dalam masyarakat Indonesia: akses,
pemberdayaan, dan kesempatan. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press.
Allahverdipour, H., Emami, A. (2008). Perceptions of cervical cancerthreat,
benefits, and barriers of papanicolaou smear screening programs for women
in Iran. Journal Woman and Health.
Anderson, E. T., McFarlane, J. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas: teori
dan praktik. (Ed. ke-3). (Agus Sutarna, Suharyati Samba, Novayantie,
penerjemah). Jakarta: EGC.
Arikunto, S., Jabar, C. S. A. (2004). Evaluasi program pendidikan: pedoman
teoretis praktis bagi praktisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Baharsyhah, R.H. (2010). Gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang deteksi
dini kanker serviks dengan pemeriksaan pap smear di Kelurahan Gedung
Johor. Skripsi: tidak dipublikasikan, Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera
Utara
Medan.
Diunduh
Oktober
2011
dari
http://repository.usu.ac.id.
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., Jensen, M. D., Perry, S. E. (2005). Buku ajar
keperawatan maternitas. (ed. ke-4). (Wijayarini, Anugerah, Penerjemah).
Jakarta: EGC.
Cain, J.M., Howett, M.K. (2000). Preventing cervical cancer. Science. 288.5472
(June 9, 2000): p1753. From Gale Art and Engineering Lite Package.
Dahlan, M. S. (2010). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan. Edisi kedua. Jakarta: CV Sagung Seto.
Darnindro, N., dkk. (2007). Pengetahuan sikap perilaku perempuan yang sudah
menikah mengenai pap smear dan faktor-faktor yang berhubungan di rumah
susun Klender Jakarta 2006. Majalah Kedokteran Indonesia volume 7 no. 7.
Edelman, C. L., Mandle, C. L. (2006). Health promotion: throughout the life
span. (6th ed.). St. Louis: Mosby.
Harun, A. (2011). Perempuan Sulit Akses Informasi Kesehatan Seksual. Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Provinsi Sulawesi Selatan.
Diunduh pada 24 Desember 2011 dari http://sulsel.bkkbn.go.id/berita/302/.
Hasbiah, M. (2004). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pegawai
negeri sipil wanita Poltekkes Palembang untuk melakukan pemeriksaan pap
smear tahun 2004. Thesis: tidak dipublikasikan, Program Pasca Sarjana
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Diunduh
Oktober 2011 dari http://digilib.ui.ac.id.
56
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Universitas Indonesia
57
Hidayat, A.A.A. (2007). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. (Ed. ke2). Jakarta: Salemba Medika.
Jame’s. (2011). Promosi kesehatan di tempat kerja. Diunduh pada 24 Desember
2011 dari http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=42.
Kee, J. L. (1997). Buku saku pemeriksaan laboratorium dan diagnostik dengan
implikasi keperawatan. (Ed. ke-4). (Easter, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Kurniawan, B., Asmika, Sarwono, I. (2008). Hubungan tingkat pengetahuan
dengan partisipasi pada pemeriksaan pap smear pada wanita pekerja seks
komersial. Jurnal Kedokteran Brawijaya vol. XXIV, no. 3).
Leppert, P. C., Howard, F. M. (1997). Primary care for women. Philadelphia:
Lippincott-Raven
Lestadi, J. (2009). Sitologi pap smear: alat pencegahan dan deteksi dini kanker
leher rahim: panduan dokter umum dan bidan. Jakarta: EGC.
Morgan, G., Hamilton, C. (2009). Obstetri dan ginekologi: panduan praktik. (Ed.
ke-2). (Rusi M. S. & Ramona P. K., Penerjemah). Jakarta: EGC.
Nadia, N. (2009). Korelasi stadium dengan usia penderita kanker serviks di
Departemen Patologi Anatomi RSCM tahun 2007. Skripsi: tidak
dipublikasikan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Diunduh 28
Februari 2012 dari http://digilib.ui.ac.id.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. (Ed. rev.) Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Nursalam, Efendi, F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nurwijaya, H., Suheimi, H.K. (2010). Cegah dan deteksi kanker serviks. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Octavia, C. (2009). Gambaran pengetahuan ibu mengenai pemeriksaan pap
smear di Kelurahan Petisah Tengah. Skripsi: tidak dipublikasikan, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Diunduh Oktober 2011 dari
http://repository.usu.ac.id.
Otto, S. E. (2003). Buku saku keperawatan onkologi. (Budi, J. F., penerjemah).
Jakarta: EGC.
Paolino, M., Arrossi, S. (2011). Women,s knowledge about cervical cancer, pap
smear, and human papillomavirus and its relation to screening in Argentina.
Women and Health, 51: 72-87.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
58
Polit, D. F., Beck, C. T. (2004). Nursing research: principles and methods. (7th
ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Potter, P.A. dan Perry A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
prinsip, dan praktik. (Ed. ke-4). Jakarta: EGC
Price, S. A., Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses
penyakit. (Ed. ke-6). Jakarta: EGC.
Pringgoutomo, S., Himawan, S., dan Tjarta, A. (2002). Buku ajar patologi I
(umum). Jakarta: Sagung Seto.
Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. (2010). Gerakan
perempuan melawan kanker serviks. Diunduh pada 12 Oktober 2011 dari
http://depkes.go.id.
Rasjidi, I. (2010). 100 Questions & answer: kanker pada wanita. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Sari, R. P. A. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku wanita
dalam melakukan pemeriksaan pap smear di Kelurahan Tembalang Semarang.
Skripsi: tidak dipublikasikan, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Sarika, D. T. (2009). Korelasi stadium dengan usia penderita kanker serviks di
Departemen Patologi Anatomi RSCM tahun 2006. Skripsi: tidak
dipublikasikan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Diunduh 28
Februari 2012 dari http://digilib.ui.ac.id.
Silangit, A. D. (2010). Strategi pencegahan ca cervik dengan metode pap smear
dan metode penyuluhan pada wanita usia subur wilayah kerja Puskesmas
Medan-Tuntungan tahun 2009. Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi vol.3, no.2.
Sirait, A.M. & Nuranna, L. (2007). Deteksi dini kanker serviks dengan metode
inspeksi visual asam asetat di Depok. Indonesian journal of obstetrics and
gynecology 2007; 31-4; 212-7.
Tim CancerHelps. (2010). Stop kanker. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Tiwari A, Kishore J, Tiwari A. (2011). Perceptions and concerns of women
undergoing Pap smear examination in a tertiary care hospital of India. Indian
J Cancer 2011;48:477-82.
Wheeler, L. (2003). Buku saku perawatan prenatal dan pascapartum.
(Pakaryaningsih, penerjemah). Jakarta: EGC.
Yatim, F. (2005). Penyakit kandungan. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Youngkin, E. Q. & Davis, M. S. (1998). Women’s health: a primary care clinical
guide.(2nd ed.). Stamford: Appleton & Lange.
Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Lampiran 1: Surat Izin Penelitian
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
(Lanjutan)
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Lampiran 2: Lembar Penjelasan Penelitian
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama/NPM
: Melati / 0806334104
Program Studi
: Reguler S1 Fakultas Ilmu Keperawatan angkatan 2008
Alamat/No. telp
: Kp. Rawakalong Rt 05/010 No. 25, Kel. Grogol, Kec.
Limo, Depok 16512/ 085714085334
sedang melakukan penelitian dengan judul Pengetahuan Wanita Menikah yang
Bekerja dan Tidak Bekerja tentang Pemeriksaan Pap Smear. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita menikah yang
bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. Wanita menikah yang
terlibat dalam penelitian ini dipilih sesuai dengan kriteria responden penelitian.
Keterlibatan responden dalam penelitian ini bersifat sukarela. Responden akan
mengisi kuesioner yang terdiri dari tiga bagian selama 10-15 menit. Tidak ada
kerugian yang akan didapat responden. Keuntungan langsung mungkin tidak
dirasakan langsung oleh responden melainkan data hasil penelitian ini akan
bermanfaat dalam peningkatan deteksi dini penyakit di masyarakat. Peneliti juga
akan menjaga kerahasiaan kuesioner yang diisi dan keterlibatan responden dalam
penelitian ini, tidak mencantumkan nama responden, tidak ada satu identifikasi
yang berkaitan dengan responden akan ditampilkan dalam publikasi, dan
menghormati hak responden untuk mengundurkan diri dari penelitian kapan pun
tanpa dikenakan sangsi apapun.
Ibu diharapkan bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Apabila Ibu
bersedia, maka Ibu dapat menyetujui lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Atas kesediaan Ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Depok, April 2012
Peneliti
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Lampiran 3: Lembar Persetujuan Responden
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Setelah membaca informasi pada lembar penjelasan penelitian, saya yang
bertanda tangan di bawah ini telah memahami tentang tujuan penelitian dan peran
yang diharapkan dari saya di dalam penelitian ini. Saya memahami bahwa
keikutsertaan saya dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak merugikan
saya. Saya juga menyadari bahwa segala informasi mengenai penelitian ini
bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Berdasarkan
atas pemahaman tersebut, saya bersedia untuk berpartisipasi dengan menjadi
responden penelitian.
Depok, . . . . . . . . . . 2012
Yang membuat pernyataan,
(
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
)
Lampiran 4: Instrumen Penelitian (Kuesioner)
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN WANITA MENIKAH YANG BEKERJA DAN TIDAK
BEKERJA TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR
Bagian A: Data Demografi
(Beri tanda checklist [ ] pada jawaban yang Anda pilih)
1. Umur: . . . . . . . . tahun (diisi)
2. Alamat:
RT
RW
3. Pendidikan Terakhir
Tidak sekolah
SMP
Diploma
SD
SMA
Sarjana
4. Pekerjaan
PNS
Jasa
Karyawan swasta
Tidak bekerja
Wiraswasta
Lain-lain, sebutkan . . .
Bagian B (Beri tanda checklist [ ] pada jawaban yang Anda pilih)
1.
Apakah Ibu pernah melakukan pemeriksaan Pap smear?
Pernah
2.
Tidak Pernah
Di bawah ini, yang menjadi sumber Ibu mendapatkan informasi tentang
pemeriksaan pap smear adalah … (jawaban boleh lebih dari satu)
Petugas kesehatan
Internet
Televisi
Koran/majalah/brosur/spanduk
Radio
Keluarga/tetangga/teman
Bagian C (Beri tanda silang ( X ) pada jawaban yang Anda pilih)
3.
Pap smear adalah pemeriksaan untuk mendeteksi dini penyakit…
a.
myoma (miom)
b.
kanker serviks (leher rahim)
c.
kista
d.
kanker rahim
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
(Lanjutan)
4.
5.
6.
Pemeriksaan pap smear merupakan jenis pemeriksaan …
a.
pemeriksaan darah
b.
pemeriksaan sel
c.
pemeriksaan antibodi
d.
pemeriksaan bakteri
Hal yang diamati pada pemeriksaan pap smear adalah …
a.
darah putih
b.
sel leher rahim
c.
jaringan rahim
d.
darah merah
Pemeriksaan pap smear bertujuan untuk mengetahui peradangan dan proses
infeksi pada …
7.
8.
9.
a.
dinding rahim
b.
leher rahim
c.
rahim
d.
tuba falopi
Tujuan pemeriksaan pap smear adalah…
a.
untuk mengetahui kelainan kandungan urin (air seni)
b.
untuk mengetahui kelainan pra kanker dan kanker serviks
c.
untuk mengetahui kelainan pra kanker dan kanker payudara
d.
untuk mengetahui penyakit HIV AIDS
Manfaat pemeriksaan pap smear adalah …
a.
mencegah terjadinya peradangan pada sel
b.
mengobati peradangan pada sel
c.
mendeteksi lebih awal penyakit
d.
mengobati infeksi pada sel
Manfaat yang diperoleh wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear
adalah …
a.
telah berperan dalam pencegahan penyakit
b.
menyukseskan program pemerintah dalam deteksi dini penyakit
c.
dapat mengetahui adanya gejala penyakit lebih dini
d.
dapat terhindar dari peradangan dan infeksi sel
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
(Lanjutan)
10.
11.
Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan oleh wanita pada usia …
a.
semua umur
b.
semua umur asalkan pernah melahirkan
c.
semua wanita berusia 18 tahun atau lebih dan telah aktif secara seksual
d.
semua wanita berusia lebih dari 50 tahun dan masih aktif secara seksual
Agar hasil pemeriksaan pap smear lebih tepat, maka sebaiknya wanita
melakukan pemeriksaan pada saat …
12.
a.
sedang menstruasi
b.
pada awal waktu menstruasi
c.
tidak sedang menstruasi
d.
pada akhir waktu menstruasi
Terkait dengan aktivitas hubungan seksual wanita, sebelum melakukan
pemeriksaan pap smear, maka sebaiknya …
a.
wanita belum pernah melakukan hubungan seksual
b.
tidak melakukan hubungan seksual 1 minggu sebelum pemeriksaan
c.
tidak
melakukan
hubungan
seksual
minimal
sehari
sebelum
pemeriksaan
d.
aktivitas hubungan seksual tidak mempengaruhi ketepatan hasil
pemeriksaan
13.
Agar hasil pemeriksaan pap smear lebih tepat, maka sebelum melakukan
pemeriksaan, ibu sebaiknya …
a.
telah membersihkan area pemeriksaan dengan cairan (irigasi)
b.
telah menggunaan obat-obatan langsung (supositoria) pada area
pemeriksaan
c.
telah menyemprotkan cairan pembersih pada area pemeriksaan
d.
tidak menggunakan cairan pembersih atau obat-obatan pada area
pemeriksaan
14.
Cara yang dilakukan pada pemeriksaan pap smear sebagai berikut …
a.
petugas kesehatan memulas area dengan asam asetat lalu dilihat
perubahan warnanya
b.
petugas kesehatan memeriksa benjolan atau nyeri dengan cara menekan
area pemeriksaan
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
(Lanjutan)
c.
petugas kesehatan mengusapkan spatula untuk mengambil cairan dan
sel area pemeriksaan
d.
petugas kesehatan melihat kelaian epitel dan pembuluh darah setelah
pemberian asam asetat dengan menggunakan alat kolposkop
15.
Yang akan dirasakan wanita saat petugas kesehatan melakukan prosedur
pemeriksaan pap smear adalah …
16.
a.
tidak terasa apa-apa
b.
terasa nyeri
c.
terasa tekanan tetapi tidak nyeri
d.
terasa seperti ditusuk-tusuk
Prosedur pengambilan usapan sel pada pemeriksaan pap smear
membutuhkan waktu selama …
17.
a.
24 jam
b.
3 – 4 jam
c.
1 – 2 jam
d.
10 – 15 menit
Jika ditemukan hasil pemeriksaan pap smear yang tidak normal, maka hal
yang perlu dilakukan adalah …
a.
mengulangi pemeriksaan pap smear sampai ditemukan 3 kali hasil tidak
normal
b.
melakukan pemeriksaan pap smear kembali satu minggu berikutnya
c.
melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui pengobatan yang
tepat
d.
melakukan pemeriksaan pap smear ulang 6 bulan berikutnya untuk
melihat perkembangannya
18.
19.
Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan di tempat-tempat berikut …
a.
puskesmas, posyandu, dan klinik dokter kandungan/bidan
b.
rumah sakit, klinik dokter kandungan/bidan, dan apotek
c.
rumah sakit, puskesmas, klinik dokter kandungan/bidan
d.
rumah sakit, posyandu, dan klinik laboratorium
Biaya pemeriksaan pap smear secara umum (tanpa subsidi pemerintah atau
promosi) berkisar pada …
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
(Lanjutan)
20.
a.
Rp. 0 - 10.000
b.
Rp. 11.000 - 500.000
c.
Rp. 500.000 – 1.000.000
d.
Rp. 1.000.000 – 2.000.000
Pemeriksaan pap smear secara rutin harus dilakukan oleh wanita ketika …
a.
dilakukan hanya jika memiliki orang tua dengan riwayat kanker
b.
hanya jika mengalami pendarahan ketika berhubungan seksual
c.
hanya jika mengalami keputihan
d.
tetap dilakukan secara rutin walaupun wanita tidak mempunyai keluhan
pada organ saluran genital (organ saluran reproduksi)
21.
Wanita yang telah memenuhi syarat pemeriksaan pap smear sebaiknya
melakukan pemeriksaan pap smear sebanyak …
22.
a.
6 bulan sekali
b.
satu tahun sekali
c.
tiga tahun sekali
d.
lima tahun sekali
Pemeriksaan pap smear rutin dapat dikurangi jumlahnya atau diperbesar
jarak waktunya ketika …
a.
usia wanita masih di bawah 20 tahun
b.
pemeriksaan pap smear pertama menunjukkan hasil negatif (normal)
c.
hasil tes negatif (normal) setelah tiga kali pemeriksaan berturut-turut
dengan selang waktu satu tahun
d.
usia wanita telah lebih dari 65 tahun dan hasil pemeriksaan pap smear
terakhirnya negatif (normal)
23.
Pemeriksaan pap smear ulang mungkin perlu dilakukan jika …
a.
wanita telah berusia lebih dari 65 tahun dan belum pernah melakukan
pemeriksaan pap smear
b.
hasil pemeriksaan negatif (normal)
c.
sel yang diperiksa tidak memadai/tidak memuaskan
d.
hasil pemeriksaan positif (tidak normal)
Mohon periksa kembali jawaban Ibu, pastikan seluruh pertanyaan telah
terjawab. Terima kasih telah menjadi responden dalam penelitian ini.
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Lampiran 5: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tiap Pertanyaan
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja
pada Setiap Pertanyaan
NO
1
Wanita Menikah Bekerja
Wanita Menikah Tidak
(n=96)
Bekerja (n=96)
Pengetahuan tentang definisi
pemeriksaan pap smear
Pap smear adalah pemeriksaan untuk
Tahu
Tidak Tahu
Tahu
Tidak Tahu
f
%
f
%
f
%
f
%
65
67,7
31
32,3
68
70,8
28
29,2
39
40,6
57
59,4
34
35,4
62
64,6
58
60,4
38
39,6
57
59,4
39
40,6
56
58,3
40
41,7
57
59,4
39
40,6
79
82,3
17
17,7
76
79,2
20
20,8
65
67,7
31
32,3
63
65,6
33
34,4
64
66,7
32
33,3
57
59,4
39
40,6
53
55,2
43
44,8
50
52,1
46
47,9
53
55,2
43
44,8
56
58,3
40
41,7
43
44,8
53
55,2
34
35,4
62
64,6
56
58,3
40
41,7
57
59,4
39
40,6
mendeteksi penyakit kanker serviks
2
Pemeriksaan pap smear merupakan
jenis pemeriksaan sel
3
Hal yang diamati pada pemeriksaan
pap smear adalah sel leher rahim
4
Pemeriksaan pap smear bertujuan
untuk mengetahui peradangan dan
proses infeksi pada leher rahim
5
Tujuan pemeriksaan pap smear adalah
untuk mengetahui kelainan pra kanker
dan kanker serviks
6
Manfaat pemeriksaan pap smear adalah
mendeteksi lebih awal penyakit
7
Manfaat yang diperoleh wanita yang
melakukan pemeriksaan pap smear
adalah dapat mengetahui adanya gejala
penyakit lebih dini
8
Pemeriksaan pap smear dapat
dilakukan oleh wanita pada usia 18
tahun atau lebih dan telah aktif secara
seksual
9
Sebaiknya wanita melakukan
pemeriksaan pada saat tidak sedang
menstruasi
10
Wanita sebaiknya tidak melakukan
hubungan seksual minimal sehari
sebelum pemeriksaan
11
Wanita sebaiknya tidak menggunakan
cairan pembersih atau obat-obatan pada
area pemeriksaan
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
(Lanjutan)
NO
12
Wanita Menikah Bekerja
Wanita Menikah Tidak
(n=96)
Bekerja (n=96)
Pengetahuan tentang definisi
pemeriksaan pap smear
Petugas kesehatan mengusapkan
Tahu
Tidak Tahu
Tahu
Tidak Tahu
f
%
f
%
f
%
f
%
62
64,6
34
35,4
43
44,8
56
55,2
48
50,0
48
50,0
32
33,3
64
66,7
68
70,8
28
29,2
57
59,4
39
40,6
37
38,5
59
61,5
36
37,5
60
62,5
69
71,9
27
28,1
75
78,1
21
21,9
49
51,0
47
49,0
42
43,8
54
56,2
72
75,0
24
25,0
68
70,8
28
29,2
42
43,8
54
56,2
37
38,5
59
61,5
47
49,0
49
51,0
35
36,5
61
63,5
39
40,6
57
59,4
36
37,5
60
62,5
spatula untuk mengambil cairan dan sel
area pemeriksaan
13
Saat prosedur dilakukan, wanitaakan
merasakan tekanan tetapi tidak nyeri
14
Prosedur pengambilan sel
membutuhkan waktu 10-15 menit
15
Jika hasil pap smear tidak normal maka
perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan
untuk mengetahui pengobatan yang
tepat
16
Pemeriksaan pap smear dapat
dilakukan di rumah sakit, puskesmas,
dan klinik dokter kandungan/bidan
17
Biaya pemeriksaan pap smear berkisar
antara 10-500 ribu rupiah
18
Pemeriksaan pap smear harus
dilakukan secara rutin meskipun wanita
tidak mempunyai keluhan pada organ
saluran genital
19
Pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan
satu tahun sekali
20
Pemeriksaan rutin dapat diperbesar
jaraknya ketika hasil tes negatif
(normal) setelah tiga kali pemeriksaan
berturut-turut dengan selang waktu
satu tahun
21
Pemeriksaan pap smear ulang
diperlukan ketika sel yang diperiksa
tidak memadai/tidak memuaskan
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Lampiran 6: Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
:
Melati
Agama
:
Islam
Tempat & Tanggal Lahir :
Purwakarta, 12 September 1990
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Alamat/No. telp
:
Kp. Rawakalong RT 05/010 No. 25, Kel. Grogol,
Kec. Limo, Depok 16512/ 085714085334
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan:
1996/1997 – 2001/2002
SD Negeri Grogol 3
2002/2003 – 2004/2005
SMP Negeri 13 Depok
2005/2006 – 2007/2008
SMA Negeri 1 Depok
2008/2009 – 2011/2012
S1 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
Pengetahuan wanita..., Melati, FIK UI, 2012
Download