SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN KIMIA “Kontribusi Penelitian Kimia Terhadap Pengembangan Pendidikan Kimia” Pembuatan Software Multimedia Interaktif Pembelajaran Kimia Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Wiwi Siswaningsih Rahmat Setiadi Yogi Musthapa Kamil Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Penelitian ini mengambil judul “Pembuatan Software Multimedia Interaktif Pembelajaran Kimia Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit”. Pemroduksian software ini melalui beberapa langkah utama, yaitu analisis wacana buku teks, transformasi produk analisis wacana menjadi bentuk presentasi software, pembuatan skenario program, pengumpulan elemen media yang diperlukan, integrasi seluruh elemen media menjadi software dan pengujian. Dari pembuatan software diperoleh hasil, yaitu : Pertama, bentuk tampilan penjelasan larutan elektrolit dalam software pembelajaran ini terdiri dari bagian navigasi dan bagian materi subyek yang dilengkapi dengan elemen pendukung berupa gambar, foto, video, audio dan animasi yang disesuaikan dengan pokok bahasan.. Kedua , untuk konsep-konsep yang menjelaskan peristiwa mikroskopik dapat digunakan suatu representasi mikroskopik dari konsep tersebut. Software ini dibuat dengan menggunakan program Macromedia Flash MX sebagai program induk, juga didukung dengan penggunaan beberapa software aplikasi lain misalnya Adobe Photoshop CS, Ulead Video Studio 5.0, VCD Cutter v.404 dan Adobe Audition 1.0. Secara umum dari hasil pengujian menunjukkan bahwa isi, tampilan, struktur menu dan materi dikategorikan baik dan mudah dipahami oleh siswa. Kata kunci : Software Multimedia, Interaktif, Larutan Elektrolit Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 11 I. Pendahuluan Kehadiran teknologi multimedia membuka suatu era baru dam perkembangan media yang akan digunakan untuk proses belajar mengajar. Kemampuan teknologi multimedia yang bisa menggabungkan berbagai media seperti teks, suara gambar, numerik, animasi dan video dalam suatu software digital, serta mempunyai kemampuan interaktif menjadi suatu satu alternatif yang sebagai alat bantu proses belajar mengajar. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa multimedia sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman siswa (Munir, 2003). Ilmu kimia memiliki kedudukan yang sangat penting diantara ilmu-ilmu yang lain karena ilmu kimia dapat menjelaskan secara mikro (molekuler) fenomena makro. Pemanfaatan media tentu sangat membantu dalam pembelajaran ilmu kimia, contohnya ialah dalam mengatasi gejala pembelajaran ilmu kimia saat ini. Salah satu gejala pembelajaran ilmu kimia pada saat ini adalah ketidak mampuan siswa dalam memahami konsep-konsep kimia dengan benar (Huddle, Margaret & Rogers dalam Sihaloho, 2000). Konsep-konsep dalam ilmu kimia secara garis besar dibagi dalam dua kategori, yaitu konsep konkrit dan konsep terdefinisi. Konsep konkrit digeneralisasi dalam pengamatan langsung terhadap gejala geja la alam atau eksperimen, misalnya konsep tentang zat padat dan zat cair. Konsep terdefinisi adalah yang ditetapkan oleh para pakar dan digunakan untuk menjelaskan suatu objek seperti objek tentang atom dan molekul, atau peristiwa abstrak seperti konsep ionisasi dan konsep solvasi. Kean & Middlecamp mengemukakan bahwa untuk dapat memahami suatu konsep dengan utuh siswa harus dapat memahami konsep kimia dari level makroskopik hingga level mikroskopiknya (Sihaloho, Ibnu & Effendy, 2002:63). Hasil studi Sihaloho, Ibnu dan Effendy (2002) menunjukkan adanya kesulitan siswa dan bahkan guru dalam penggambaran mikroskopik larutan elektrolit kuat. Hasil studi tersebut menunjukkan presentase rata-rata siswa dan guru yang memberikan jawaban benar untuk setiap proses yang berkaitan dengan gambaran mikroskopik larutan elektrolit kuat adalah rendah yaitu hanya 13% dan 4%. II. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah materi-materi subjek dari pokok bahasan larutan elektrolit untuk kelas II SMA. Materi subjek yang dikembangkan tidak berasal dari satu buku saja, melainkan ditunjang juga dengan buku-buku lain yang relevan. Penelitian dilakukan dalam lima tahap, yaitu pemroduksian wacana dan skenario program, pengumpulan dan pembuatan media pendukung materi, pengintegrasian seluruh elemen media (prototyping), pengujian kelayakan (usability testing), dan perbaikan serta pembuatan laporan. Analisis teks dilakukan dengan pendekatan pedagogi materi subyek. Langkah utama dari pemroduksian wacana adalah analisis wacana buku teks dan transformasi hasil analisis wacana menjadi bentuk presentasi software. Software pembelajaran ini menggunakan program Macromedia Flash MX sebagai program induknya. Disamping menggunakan program induk, beberapa program aplikasi lain pun digunakan terutama untuk aplikasi yang spesifik. Adapun program yang Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 22 digunakan dalam pembuatan software adalah : a. Macromedia Flash MX sebagai program induk dan program untuk membuat animasi (penggambaran mikroskopik), b. Adobe Photoshop CS untuk pembuatan unsur grafis berupa foto, c. Adobe Audition 1.0 untuk pembuatan unsur audio, d. Ulead Video Studio 5.0 dan VCD Cutter v. 404 untuk pembuatan unsur video, e. Microsoft Word XP untuk pengolah kata. Pengujian software hanya dimaksudkan untuk mendapatkan komentar tentang kualitas tampilan software sebagai bahan untuk penilaian kualitas tampilan dan perbaikan. Pengujian yang dilakukan merupakan pengujian tahap awal dan bukan untuk meneliti sejauh mana efektifitas software dalam pembelajaran. Untuk mendapatkan data dari pengguna, digunakan quesioner yang berisi penilaian terhadap software. Aspekaspek yang dinilai hanya seputar interface dari software dalam kaitannya dengan kontrol interaksi siswa terhadap strategi pembelajaran dan kontrol interaksi siswa terhadap manipulasi isi materi. Setelah data dari quesioner terkumpul kemudian data diolah dan dianalisis. Pengolahan data dilakukan dengan mengubah frekuensi jawaban dari siswa menjadi persentase. Hasil pengolahan data kemudian dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan alat untuk menilai kualitas tampilan software dan pedoman untuk melakukan perbaikan sehingga didapatkan hasil akhir software multimedia interaktif pembelajaran kimia. III. Hasil Analisis wacana buku teks dimaksudkan untuk merekonstruksi kembali langkah-langkah analitis, yang dilalui pakar sebelum merumuskan penelitiannya sebagai suatu eksplanasi ilmiah yang merupakan produk akhir. Analisis wacana dituangkan dalam bentuk tabel yang terdiri dari tiga kolom, yaitu kolom materi pedagogi, kolom teks keluaran dan kolom keterampilan intelektual. Kolom materi pedagogi digunakan untuk menampilkan aspek teachable (mudah diajarkan), sehingga menunjang pemahaman teks keluaran materi subyek. Kolom teks keluaran berisi materi subyek yang akan diinformasikan kepada peserta didik. Kolom keterampilan intelektual menampilkan tindakan penulis terhadap materi subyek dalam menjelaskan proses intelektual yang membawahi pembentukan suatu teori dan rumus. Sebagian dari hasil analisis wacana buku teks disajikan pada tabel 3.1. Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 33 Tabel 3.1 Sebagian hasil analisis wacana buku teks Konsep : Definisi Larutan Materi Pedagogi Teks Keluaran 1. Larutan ialah campuran homogen beberapa (dua atau lebih) zat. 2. Contoh larutan ialah udara dan air laut. 3. Komponen larutan ialah pelarut dan zat terlarut. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen beberapa (dua atau lebih) zat. Dengan kata lain, larutan juga didefinisikan sebagai setiap campuran beberapa zat yang hanya membentuk satu fasa. Sesuai dengan definisi larutan , udara dapat dipandang sebagai larutan sebab udara merupakan campuran homogen gasgas di atmosfer seperti gas nitrogen, gas oksigen, gas karbondioksida dan gas mulia. Demikian pula air laut. Air laut mengandung berbagai macam garamgaram yang terlarut dalam air secara homogen. Dalam larutan, zat cair dinamakan sebagai pelarut dan komponen lain dinamakan sebagai zat terlarut Jika komponen pembentuk larutan semuanya zat cair maka komponen yang jumlahnya paling banyak atau strukturnya tidak berubah dinyatakan sebagai pelarut. Dalam larutan alkohol 70 %, yang menjadi pelarut adalah etanol, sedangkan air termasuk zat terlarut, karena etanol merupakan komponen terbanyak dalam larutan itu. Pokok Sebelum melakukan transformasi hasil analisis wacana buku teks menjadi bentuk presentasi software diperlukan suatu identifikasi elemen pendukung teks. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi elemen media apa saja yang diperlukan untuk membantu menjelaskan teks agar konsep lebih mudah dipahami. Identifikasi elemen pendukung teks dilakukan untuk setiap pokok materi. Sebagian hasil identifikasi elemen pendukung teks disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.2 Sebagian hasil identifikasi elemen pendukung teks Keterampilan Intelektual Definisi Eksemplifikasi Deskripsi Elemen Pendukung Materi Larutan • Foto berbagai larutan • Foto NaCl • Ilustrasi pelarutan NaCl • Animasi pelarutan NaCl Untuk dijadikan materi presentasi pada program komputer, produk analisis wacana masih harus diolah lagi menjadi teks yang layak ditampilkan pada layar monitor. Kelayakan dapat ditinjau dari kriteria readibility untuk komponen teks Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 44 dan kriteria artistik untuk komponen piktorial. Dalam transformasi ini juga sangat memerlukan kemampuan dalam desain komunikasi dan psikologi visual. Bentuk transformasi yang dilakukan dengan memodifikasi produk wacana ke dalam bentuk tabel yang terdiri dari kolom-kolom yang berisi teks keluaran, keterampilan intelektual, bentuk presentasi dan tampilan. Kolom teks keluaran merupakan materi subyek dari buku teks yang akan dikembangkan. Kolom keterampilan intelektual diperankan sebagai pengendali transformasi dari medium buku menjadi medium pandang dengar (audio visual). Kolom bentuk presentasi merupakan pengembangan teks keluaran dan keterampilan intelektual. Sedangkan kolom tampilan mendeskripsikan halhal yang ditampilkan pada layar monitor untuk setiap frame materi. Sebagian dari hasil tranformasi hasil analisis wacana teks menjadi bentuk presentasi ditampilkan pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Sebagian hasil transformasi analisis wacana teks menjadi bentuk presentasi software Konsep : Pembagian Larutan Elektrolit Teks Keluaran Bentuk Presentasi ü ü ü Klasifikasi Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 Tampilan Audio Video Definisi Grafis Teks Zat-zat elektrolit yang terurai sempurna dalam air dinamakan elektrolit kuat, sedangkan zat elektrolit yang hanya terurai sebagian dalam air dinamakan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat dapat diperoleh dengan melarutkan asam kuat, basa kuat atau garam yang berasal dari asam kuat atau basa kuat. Semua asam kuat, basa kuat dan garamnya berlaku sebagai elektrolit kuat dan dalam larutan terionisasi sempurna. Animasi Keterampilan Intelektual ü Halaman 9 dari 21 Ditampilkan tabel contoh elektrolit kuat dan elektrolit lemah Ditampilkan foto pengujian larutan HCl {Teks : sama dengan teks keluaran} [Klik “Video pengujian larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit” à Video pengujian larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit [klik “Ü”=hal 10, “Û”=hal 8] 55 Pengujian software dilakukan di salah satu SMA Negeri di Bandung. Laboratorium komputer yang digunakan memiliki 50 unit komputer dan semuanya terkoneksi dengan suatu jaringan (workgroup ). Spesifikasi dari komputer yang digunakan adalah prosesor Intel Pentium III 700 MHz, DDR 128 MB, Hard Disk 30-40 GB, monitor 15 inch resolusi 1024 x 768. Software disimpan pada server kemudian dieksekusi oleh siswa melalui masing-masing komputer. Karena ada permasalahan workgroup, dari 50 komputer yang ada yang bisa digunakan hanya 10 unit komputer. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran quesioner. Quesioner diberikan kepada siswa yang telah menggunakan software. Jumlah siswa yang mengisi quesioner adalah 23 orang. Quesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap software, sehingga akhirnya akan diperoleh suatu gambaran umum tentang software terutama hal-hal yang sifatnya tampilan (interface). Tabel 3.4 Pengolahan data quesioner Aspek penilaian 1 Isi dan tampilan umum Aspek penilaian 2 Struktur menu Aspek penilaian 3 Penyajian materi Aspek penilaian 4 T ampilan Kualitas isi Komposisi warna Navigasi Aspek penilaian 5 T ampilan materi Kualitas foto / gambar Kualitas video Huruf yang digunakan Menarik Informatif Kejelasan Gaya bahasa Aspek penilaian 6 Sangat baik F % 0 0 F 15 Mudah F % 100 0 F 0 Sangat baik F % 8 13,04 F 14 Sangat F 6 0 1 1 baik % 26,08 0 4,34 4,34 F 16 12 18 17 Sangat F 3 7 1 0 1 0 0 0 baik % 13,04 30,43 4,3 0 4,34 0 0 0 F 16 14 17 20 16 16 15 16 Sangat baik Baik Cukup % 65,2 F 8 % 34,78 Buruk F 0 % 0 Rumit % 0 Baik % 60.86 Cukup F 6 Baik % 69,56 52,17 78,26 73,91 Baik Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 Buruk F 0 Cukup F 1 11 4 4 Baik % 69,56 60,86 73,91 86,95 69,56 69,56 65,22 69,56 % 26,08 % 4,34 47,82 17,39 17,39 Buruk F 0 0 0 1 Cukup F 4 2 5 3 6 7 8 7 % 4,34 8,69 21,74 13,04 26,08 30,43 34,78 30,43 Cukup % 0 % 0 0 0 4,34 Buruk F 0 0 0 0 0 0 0 0 % 0 0 0 0 0 0 0 0 Buruk 66 F 0 0 1 4 5 0 Intisari Glosarium Model Kimia Video Animasi Latihan % 0 0 4,34 17,39 21,74 0 F 16 19 21 16 17 15 % 69,56 82,61 86,95 69,56 73,91 65,21 1 Larutan Kesesuaian Tidak Sesuai sesuai F % F % 23 100 0 0 2 Pendahuluan 23 3 Mekanisme penghantaran 4 Pembagian elektrolit Elektrolit Kuat No Materi F 7 4 2 3 1 8 % 30,43 17,39 8,69 13,04 4,34 34,78 F 0 0 0 0 0 0 % 0 0 0 0 0 0 Kemudahan dipahami Mudah F 13 % 56,52 Sedang Sukar F 16 % 69,56 F 0 % 0 100 0 0 18 78,26 5 21,74 0 0 23 100 0 0 11 47,83 12 52,17 0 0 23 100 0 0 20 86,95 3 13,04 0 0 23 100 0 0 15 65,21 8 34,78 0 0 Elektrolit Lemah 23 100 0 0 15 65,21 8 34,78 0 0 5 Nonelektrolit 23 100 0 0 18 78,26 5 21,74 0 0 6 Jenis senyawa elektrolit 23 100 0 0 16 65,21 7 30,43 0 0 Senyawa Ion 23 100 0 0 9 39,13 14 60,86 0 0 Senyawa kovalen 23 100 0 0 8 34,78 15 65,21 0 0 Elektrolit dalam kehidupan sehari- 23 100 0 0 14 60,86 9 39,13 0 0 7 hari Keterangan : F = Frekuensi IV. Pembahasan Berdasarkan tabel pengolahan data diketahui bahwa : Pada aspek penilaian 1 siswa yang menyatakan bahwa isi dan tampilan keseluruhan software ini baik sebanyak 65,22 %, dan yang menyatakan cukup sebanyak 34,78 %. Sedangkan yang menyatakan sangat baik dan buruk tidak ada. Pada aspek penilaian 2 siswa yang menyatakan bahwa struktur menu dalam software mudah sebanyak 100 % (tidak ada yang menyatakan bahwa struktur menu dalam software rumit). Pada aspek penilaian 3 pernyataan siswa terhadap tampilan adalah 26,08 % sangat baik, 69,56 % baik dan sebanyak 4,34 % menyatakan cukup. Pernyataan siswa te rhadap kualitas isi 52,17 % baik, dan sebanyak 47, 82 % menyatakan cukup. Tampilan yang dimaksud adalah komposisi teks dengan elemen pendukung lainnya untuk tiap frame software. Pernyataan siswa terhadap komposisi warna adalah 4,34 % sangat baik, 78,26 % baik, dan sebanyak 17,39% menyatakan cukup. Aspek lain yang dinilai adalah navigasi. Navigasi adalah sistem yang dapat mengarahkan pengguna software untuk melakukan penelusuran materi. Dalam software ini navigasi dapat dilakukan dengan cara mengklik tombol atau tulisan. Pernyataan siswa terhadap navigasi adalah 4,34 % sangat baik, 73,91 % baik, dan sebanyak 4,34 % menyatakan buruk. Pada aspek penilaian 4 pernyataan siswa terhadap tampilan materi adalah 13,04 % sangat baik, 69,56% baik , dan sebanyak 4,34% menyatakan cukup. Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 77 Pernyataan siswa terhadap kualitas foto / gambar adalah 30,43% sangat baik, 60,86% baik, dan sebanyak 8,69% menyatakan cukup. Pernyataan siswa terhadap kualitas video adalah 4,34% sangat baik, 73,91% baik, dan sebanyak 21,74% menyatakan cukup. Pernyataan siswa terhadap huruf yang digunakan adalah 86,95% baik, dan sebanyak 13,04% menyatakan cukup. Pernyataan siswa terhadap aspek kemenarikan adalah 4,34% sangat baik, 69,56% baik, dan sebanyak 26,08% menyatakan cukup. Aspek kemenarikan yang dimaksud adalah ukuran kesukaan siswa terhadap tampilan software sehingga menimbulkan keinginan untuk melakukan penelusuran. Sedangkan yang dimaksud dengan informatif adalah ukuran kualitas informasi yang disajikan dalam software. Pernyataan siswa terhadap informatif adalah 69,56% baik, dan sebanyak 30,43 menyatakan cukup. Selain itu aspek yang dinilai adalah kejelasan dan gaya bahasa. Aspek kejelasan merujuk pada kejelasan materi yang disajikan dan kemudian dibaca oleh siswa.. Pernyataan siswa terhadap kejelasan adalah 65,22% baik dan sebanyak 34,78% menyatakan cukup. Pernyataan siswa terhadap gaya bahasa yang digunakan adalah 69,56% baik dan sebanyak 30,43% menyatakan cukup. Pada aspek penilaian 6, aspek yang dinilai adalah bentuk tampilan bagian lain da ri materi yang terdiri dari intisari, glosarium, model kimia, video, animasi dan latihan. Intisari merupakan pokokpokok dari materi yang disampaikan dalam software. Glosarium adalah kumpulan istilah-istilah yang terdapat dalam materi. Model kimia adalah bentuk sinkronisasi representasi makroskopik, simbolik dan mikroskopik. Video yang digunakan dapat secara terpisah ditayangkan pada bagian khusus video begitu pula dengan animasi-animasi yang digunakan. Sedangkan bagian latihan merupakan bagian untuk mengevaluasi pemahaman siswa akan materi yang mereka peroleh dari penelusuran. Pernyataan siswa terhadap intisari adalah 69,56% baik, dan sebanyak 30,43% menyatakan cukup. Pernyataan siswa terhadap Glosarium adalah 82,61% baik, dan sebanyak 17,39% menyatakan cukup. Pernyataan siswa terhadap model kimia adalah 4,34% sangat baik, 86,95% baik, dan sebanyak 8,69% menyatakan cukup. Pernyataan siswa terhadap video adalah 17,39% sangat baik, 69,56 baik, dan sebanyak 13,04% menyatakan cukup. Penyataan siswa terhadap animasi adalah 21,74% sangat baik, 73,91% menyatakan baik, dan sebanyak 4,34% menyatakan cukup. Pernyataan siswa terhadap latihan adalah 65,21% baik, dan sebanyak 34,78% menyatakan cukup. Pada aspek penilaian kesesuaian materi dengan tampilan lainnya (foto, video, tabel, dan animasi) sebanyak 100% siswa menyatakan sesuai. Untuk kemudahan pemahaman pada pokok materi larutan, pernyataan siswa adalah 56,52% mudah, dan sebanyak 43,47% menyatakan sedang. Pernyataan siswa terhadap kemudahan pemahaman pada pokok materi pendahuluan larutan elektrolit adalah 78,26% mudah dan sebanyak 21,74% menyatakan sedang. Pernyataan siswa terhadap kemudahan pemahaman pada pokok materi mekanisme penghantaran adalah 47,83% mudah dan sebanyak 52,17% menyatakan sedang. Pernyataan siswa terhadap kemudahan pemahaman pada pokok materi elektrolit kuat adalah 65,21% mudah dan sebanyak 34,78% menyatakan sedang. Pernyataan siswa Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 88 terhadap kemudahan pemahaman pada pokok materi elektrolit lemah adalah 65,21% mudah dan sebanyak 34,78% menyatakan sedang. Pernyataan siswa terhadap kemudahan pemahaman pada pokok materi nonelektrolit adalah 78,26% mudah dan sebanyak 21,74% menyatakan sedang. Pernyataan siswa terhadap kemudahan pemahaman pada pokok materi senyawa ion adalah 39,13% mudah, 52,17% sedang dan sebanyak 8,69% menyatakan sukar. Pernyataan siswa terhadap kemudahan pemahaman pada pokok materi senyawa kovalen adalah 34,78% mudah, 56,52% sedang, dan sebanyak 8,69% menyatakan sukar. Sedangkan pernyataan siswa terhadap kemudahan pemahaman pada pokok materi larutan elektrolit dalam kehidupan sehari-hari adalah 60,86% mudah dan sebanyak 39,13% menyatakan sukar. Dari hasil quesioner dapat diperoleh gambaran umum software multimedia interaktif pembelajaran kimia pada pokok bahasan elektrolit sebaga i berikut : 1. Isi dan tampilan keseluruhan software dapat dikategorikan baik (65,22%), 2. Struktur menu dalam software dikategorikan mudah (100%), 3. Penyajian materi kimia dalam software dapat dikategorikan baik (60,86%), 4. Tampilan, kualitas isi, komposisi warna dan navigasi dapat dikategorikan baik (berturut-turut 69,56%, 52,17%, 78,26%, 73,91%), 5. Tampilan materi, kualitas foto / gambar, kualitas video, huruf yang digunakan, kemenarikan, sifat informatif, kejelasan dan gaya bahasa dapat dikategorikan baik (berturut-turut 69,56%, 60,86%, 73,91%, 86,95%, 65,22%, 69,56%, 65,22%, dan 69,56%), 6. Bagian lain materi yaitu intisari, glosarium, model kimia, video dan animasi dapat dikategorikan baik (berturut-turut 69,56%, 82,61%, 86,95%, 69,56%, 73,91% dan 65,56%), 7. Pokok-pokok materi yang disajikan dalam software sesuai dengan tampilan lainnya seperti gambar/foto, video, animasi dan tabel (100%), 8. Pokok-pokok materi yang disajikan dalam software mudah dipahami (0% pada kolom sukar). V. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembuatan software multimedia interaktif pembelajaran kimia pada pokok bahasan larutan elektrolit dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Bentuk tampilan penjelasan larutan elektrolit dalam software pembelajaran ini berupa bagian navigasi dan materi subyek. Bagian navigas i memberikan fasilitas untuk melakukan penelusuran baik berpindah halaman, berpindah pokok bahasan atau berpindah ke bagian lain dari materi seperti melihat intisari, glosarium, model kimia, video, animasi atau mengerjakan latihan. Pada bagian materi subyek ditampilkan teks yang dilengkapi dengan elemen pendukung berupa gambar, foto, video, audio dan animasi yang disesuaikan dengan materi yang sedang dibahas. Pada pokok materi mekanisme penghantaran arus listrik dan pembagian elektrolit dilengkapi dengan suatu multimedia dan model Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 99 mental untuk kimia. Model ini merupakan representasi fenomena makroskopik, simbolik dan mikroskopik yang ditampilkan dalam bentuk layar yang dibagi menjadi tiga bagian dan dilengkapi dengan narasi. 2. Untuk konsep-konsep yang menjelaskan peristiwa mikroskopik dapat digunakan suatu representasi mikroskopik dari konsep tersebut. Representasi mikroskopik yang dimaksud ialah dengan menggunakan animasi. Representasi mikroskopik yang digunakan dalam pokok bahasan larutan elektrolit iala h animasi solvasi ion-ion zat elekrolit kuat oleh pelarutnya seperti animasi solvasi ion-ion HCl, animasi solvasi ion-ion NaOH, animasi solvasi ion-ion NaCl, dan animasi mekanisme penghantaran arus listrik oleh larutan elektrolit. 3. Secara umum software mult imedia interaktif pembelajaran kimia pada pokok bahasan larutan elektrolit yang telah dibuat dapat dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran kimia di SMA. Brady, J.E. (1990). General Chemistry, Principles and Structure. Fifth Edition. New York, Chicester, Brisbane, Toronto, Singapore : John Wiley & Sons. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia . Jakarta : Depdiknas. Firman, H. (2000). Beberapa Pokok Pikiran Tentang Pembelajaran Kimia di SLTA, Makalah pada Pertemuan Guru MA se-Jawa Barat, Bandung. [Online]. Tersedia : http://www.harryfirman.com/artik el. [5 Agustus 2004]. .(2001). Implikasi Perkembangan Teknologi Informasi terhadap Kurikulum dan Pembelajaran dalam Program Pendidikan Guru. Makalah pada Seminar-Lokakarya Pembaruan Kurikulum Program Studi Pendidikan Kimia. Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia:http:/ /www.harryfirman. com/artikel. [5 Agustus 2004]. DAFTAR PUSTAKA Anonimous.(2004). Michael Faraday. [Online]. Tersedia : http://sirius.phy.hr/~dpaar/fizicari/ xfaraday.html. [13 Juli2004]. Anonimous.(2004). Fluid Electrolytes. [Online]. Tersedia : http://www.medceu.com/tests/flui d_electrolytes.htm. [6 Juli 2004]. Arifin, M. et al. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Green, T.D., Brown, A.(2002). Multimedia Projects in the Classroom. California : Corwin Press. Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Karyadi, B.(1997). Kimia 2. Jakarta : Depdikbud. Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 10 Munir. (2003). Pengembangan Teknologi Multimedia Terhadap Motivasi Belajar Anak-anak Prasekolah dalam Pembelajaran Literasi. Mimbar Pendidikan 22 (3), 4-11. Bandung : UPI Press. Pramono, A. (2003). Berkreasi Animasi dengan Macromedia Flash MX. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Russel, J.W., et al . (1997). Use of Simultaneous Syncronized Macroscopic, and Symbolic Representations to Enhance the Teaching and Learning of Chemical Concepts. Journal of Chemical Education, 74 (3) : 330334. Tersedia:http://www.jchemed.che m.wisc.edu/journal/issues/1997/M ar/ abs330.html. [11 Juli 2004]. Setiadi, R. dan Agus, A. (2001). Dasar-Dasar Pemrograman Software Pembelajaran. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sihaloho, M., Ibnu, S., dan Effendy. (2002). Analisis Pemahaman Konsep Larutan Elektrolit Kuat, Jurnal MIPA 31 (1), 62-78. Sudjana, N. dan Rivai, A. (2002). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Sunarya, Y.(2001). Kimia, Untuk SMU Kelas II. Bandung : Grafindo Media Pratama. .(2000). Kimia Dasar 2. Bandung : Alkemi Grafindo Press. Tro, Sanger, M.J.(2001). Computer Animations in Chemistry : What We Have Learned. [Online]. Tersedia : http://faculty.cns.uni.edu/~sanger/ review.htm. [11 Juli 2004]. Saori, S. (2003). Pembuatan Software Multimedia Interaktif Pada Pokok Bahasan Struktur Atom di Kelas 1 SMU. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI : tidak diterbitkan. N.J. (2003). Introductory Chemistry. [Online]. Tersedia : http://wps.prenhall.com/wps/medi a/objects/476/488316 . [14 Juli 2004]. Wijaya, D. dan Hutasoit, A. P. (2003). Macromedia Flash MX dengan ActionScript. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 11