207 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pada hakikatnya aktivitas olahraga merupakan media pendidikan dalam membentuk manusia seutuhnya yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan kognitif, afektif, psikomotor; dan untuk membentuk kemampuan manusia yang berwatak dan bermoral. Pendidikan olahraga renang sejatinya adalah proses pembelajaran dan latihan olahraga dengan materi renang sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Renang merupakan gerak insani manusia yang sengajadilakukan (olahraga) di air dengan tujuan yang variatif. Tujuan itu adalah untuk pertumbuhan tubuh, pendidikan, prestasi, rekreasi, terapi kesehatan, dan kebugaran jasmani. 2. Melalui kajian yang mendalam dan komprehensif dalam pendidikan olagraga renang ditemukan nilai-nilai positif yang sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Di samping olahraga renang mengandung nilai-nilai universal yang ditemukan dalam aktivitas olahraga pada umumnya seperti sportivitas, kejujuran, fairplay, kedisiplinan, dan kejujuran; juga mengandung nilai-nilai material (pengaruh terhadap tubuh,kebugaran), nilai vital (kesenangan merupakan aspek rekreasi, dan kesehatan), nilai kerohanian(keindahan dalam gaya renang), dan nilai religiositas (doa yang selalu dipanjatkan oleh perenang sebelum mulai kompetisi). Nilai-nilai ini sejalan dengan konsep Max Shceller. Nilai-nilai pendidikan renang jika dikategorikan 206 dilakukan harus terkoordinasi dengan baik dan harus sinergis agar tidak terjadi gerakan yang saling kontradiksi. Melihat berbagai hal yang terkait dengan pendidikan olahraga renang kiranya ada relevansinya dengan tujuan pendidikan nasional mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 205 Tujuan afektif dalam pembelajaran renang adalah pengembangan dan penanaman nilai-nilai yang positif terhadap pendidikan renang, nilai-nilai positif tersebut seperti kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, ketekunan, keuletan, keberanian. Kedisiplinan perlu ditanamkan dalam renang, disiplin terhadap ketentun aturan aturan yang ada, sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan dan membahayakan untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Jujur mengutarakan apa adanya dan melakukan sesuai dengan kemampuan yang sebenarnya, dengan kejujuran maka akan dapat dengan mudah untuk pengambilan keputusan dan langkah yang akan dilakukan berikutnya. Ketekunan dan keuletan perlu ditanamkan dalam belajar renang, pencapaian hasil belajar renang perlu adanya upaya yang tekun dan ulet untuk dapat mencapainya, tidak mudah patah semangat melakukan dengan tekun dan ulet harus dilakukan. Keberanian untuk melakukan sesuatu yang tidak biasanya dilakukan, berani dengan batas-batas kemampuan yang ada dan dimiliki pada dirinya. Keberanian harus dapat dimunculkan pada anak didik dengan pemberian pengertian yang jelas prinsipprinsip dalam renang, mulai dari yang sangat sederhana dan resiko yang sangat kecil. Anak didik memperhatikan dengan seksama dan mempraktekkan dengan tidak ada rasa takut. Dengan melihat dari beberapa aspek dan prinsip-prinsip yang ada pada pendidikan olahraga renang, mulai dari dasar pengetahuan renang dimana melakukan aktivitasnya tidak di darat seperti olahraga yang lain. Keterampilan yang dilakukan dalam gerakan renang sangat komplek hampir semua anggota tubuh melakukan gerakan mempertahankan posisi tubuh, menggerakkan kaki, menggerakkan lengan dan melakukan gerakan pernapasan.Semua gerakan yang 204 untuk belajar renang. Ketiga adalah unsur percaya diri, pada hakekatnya apa yang dapat dilakukan oleh orang prinsipnya saya juga pasti bisa, maka rasa percaya diri untuk belajar renang harus dimiliki. Pertolongan oleh orang lain dalam berenang pada prinsipnya diperlukan sewaktu orang belum mampu mempertahankan mengapung dan melakukan gerakan meluncur, selama orang sudah dapat mempertahankan mengapung dan meluncur sendiri pertolongan tidak diperlukan lagi. Ke empat unsur keuletan, untuk belajar renang kadang-kadang memerlukan waktu yang lama walaupun kadang juga dengan cepat belajar renang dapat menguasai, bagi yang belajarnya membutuhkan waktu lama maka membutuhkan kesabaran dan keuletan. Keterampilan renang merupakan keterampilan yang unsur gerakannya sangat komplek, karena gerakan renang meliputi gerakan kaki, gerakan lengan dan gerakan pernafasan yang dilakukan secara kontinyu untuk mendapatkan luncuran dan mempertahankan posisi mengapung yang baik. Untuk melakukan belajar renang melakukan gerakan yang komplek dari semua anggota tubuh tentu saja harus dilakukan dengan bertahap dan mengulang-ulang gerakan yang sama, sehingga masing-masing unsur gerakan dikuasai dan dapat dikoordinasikan dengan baik. Pengembangan kemampuan keterampilan dapat dicapai melalui latihan yang berulang ulang, sampai mencapai gerakan yang sempurna yaitu gerakan renang yang efektif dan efisien.Gerakan yang efektif yaitu gerakan yang sekecil mungkin mengeluarkan tenaga tetapi hasil luncuran maksimal, sedangkan gerak yang efisien adalah gerak yang dilakukan tidak memerlukan waktu yang lama. 203 intelektual, sedangkan melatih merupakan suatu usaha untuk memberikan sejumlah keterampilan tertentu. Pendidikan olahraga renang adalah pendidikan yang dilakukan dengan materi renang, hendaknya dengan proses pendidikan renang dapat menyampaikan materi kepada peserta didik baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai. Pengetahuan renang dimana tempat untuk melakuan aktivitas berada di air dan manusia pada dasarnya bukan makhluk air, maka perlu adanya pengetahuan tentang konsep-konsep berenang. Untuk mengajarkan renang pada peserta didik baik anak-anak, dewasa, maupun orang tua perlu memperhatikan beberapa prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya prinsip psikologis. Unsur psikologis yang dimaksud adalah pertama unsur kesenangan bagaimana menumbuhkan dan menciptakan rasa senang untuk melakukan renang suatu prinsip yang harus dimunculkan, jangan menjadikan sebaliknya menjadikan rasa takut atau trauma yang mengakibatkan tidak mau belajar renang. Tugas seorang guru dalam menciptakan suasana pengajaran renang yang menyenangkan dengan berbagai bentuk pendekatan yang menjadikan senang dan mau melakukan untuk berulangulang. Guru peranannya dalam pendidikan renang hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Kedua menghilangkan rasa takut, kendala yang cukup sulit untuk dirubah adalah perasaan takut akan tenggelam bukan karena adanya kesulitan melakukan gerakan yang akan dilakukan, seperti menggerakkan kaki, menggerakkan lengan dan gerakan pengambilan nafas, namun memberikan pengertian bahwa di air dapat mengapung dengan cara melakukan gerakan. Mengapung merupakan dasar yang paling utama 202 demokrasi ini juga terlihat dalam lomba renang beregu. Masing-masing anggota memiliki kelebihan dan kekurangan. Nomor renang estafet dilakukan oleh empat orang perenang maka penempatan urutan perenang harus dimusyawarahkan antar anggota regu, dengan menghargai kelebihan dan kekurangan maka keputusan yang sudah disepakati harus dihargai. Pembentukan rasa tanggung jawab dalam pendidikan olahraga renang dapat ditunjukkan melalui ketaatan dalam melaksanakan ketentuan, apabila penyimpangan terhadap ketentuan terlalu besar maka rasa tanggung jawabnya kurang baik. Perlombaan renang penempatan perenang didasarkan catatan waktu maka catatan waktu yang dimiliki harus dipertanggung jawabkan, prestasi renang yang catatan waktu kurang baik dapat diartikan kurang bertanggung jawab dalam proses pendidikan olahraga renang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan transformasi pengetahuan, nilainilai dan keterampilan-keterampilan yang berlangsung sepanjang hayat dari generasi ke generasi dan pendidikan yang diberikan dapat bermakna bagi kehidupan individu, masyarakat dan suatu bangsa (Dwi Siswoyo, 2007: 26). Dengan demikian dalam pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dan yang didik untuk mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang harus diberikan pada anak didik. Uyoh Sadulloh (2003: 57) pendidikan pada hakekatnya mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih, mendidik menunjukkan usaha yang lebih ditujukan pada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketaqwaan. Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan 201 meluncur di air, melanjutkan kaki, menggerakkan lengan, serta melakukan pernafasan yang terkoordinasi menjadi satu kesatuan gerak renang. Secara ilmiah konsep berpikir rasional dan logis harus dimengerti dan dipahami untuk dapat dipraktikkan. 5. Pembentukan manusia yang cakap, melalui pendidikan olahraga renang diharapkan memiliki kecakapan-kecakapan yang dimiliki oleh peserta didik. Kecakapan berfikir, kecakapan bertindak, kecakapan bersikap, kecakapan mengambil keputusan diharapkan dapat diperoleh dari pendidikan olahraga renang. 6. Pembentukan kreatifitas, melalui pendidikan olahraga renang peserta didik dapat menumbuhkan kreatifitasnya, menerapkan kemampuan yang diperoleh untuk kemanfaatan yang lebih besar dan berguna. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan olahraga berenang antara lain untuk penyembuhan beberapa penyakit seperti asma, arthritis reumatik dan cidera olahraga. 7. Pembentukan kemandirian, pemberian pendidikan olahraga renang kepada peserta didik harapannya dapat membentuk kemandirian, rasa tanggung jawab untuk dirinya sendiri melalui kemampuan renang yang dimiliki tidak perlu minta pertolongan kepada orang lain. Pembetukan sikap demokratis dan tanggung jawab, pendidikan olahraga renang memberikan penanaman pada peserta didik dalam hal demokratif. Sifat demokrasi dalam renang seperti kesabaran dalam kelompok untuk menanti giliran melakukan gerakan, berkelompok pada kemampuan yang tidak sama. Sifat