perbup 14 th 2012 - JDIH Tulungagung

advertisement
PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG
PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG
NOMOR 14 TAHUN 2012
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2012
TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PELAYANAN PASAR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TULUNGAGUNG,
Menimbang
:
bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 2 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Dan Pelayanan Pasar, serta guna
menjamin terwujudnya konsistensi dalam tataran operasionalnya
maka perlu menetapkan petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah
dimaksud dengan Peraturan Bupati;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437 ), sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5049);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4389 );
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
2
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
8. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan
Toko Modern;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 8 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2009 Nomor 03 Seri
E);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 16 Tahun
2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2011
Nomor 02 Seri D);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 2 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Dan Pelayanan Pasar
(Lembaran Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2012
Nomor 02 Seri B);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG
PENYELENGGARAAN DAN PELAYANAN PASAR.
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Kabupaten Tulungagung.
2.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
3.
Bupati adalah Bupati Tulungagung.
4.
Dinas Pendapatan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Pendapatan
Kabupaten Tulungagung.
5.
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung.
6.
Penyelenggaraan Pasar adalah penyelenggaraan pasar grosir dan/atau
pertokoan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
7. Pelayanan pasar adalah pelayanan fasilitas pasar berupa Kios, Los dan
Halaman/Pelataran yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan khusus
disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan Usaha
Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan Pihak Swasta.
8. Kios adalah bangunan di dalam pasar yang dibuat permanen dengan diberi
sekat dari lantai sampai langit-langit dan berfungsi sebagai salah satu fasilitas
pelayanan pasar.
9. Los adalah bangunan tetap di dalam lingkungan pasar berbentuk bangunan
memanjang.
10. Halaman/Pelataran Pasar adalah bagian dari pasar yang belum didirikan
bangunan dan berfungsi sebagai salah satu fasilitas pelayanan pasar.
11. Badan adalah sekumpulan orang dan / atau modal yang merupakan kesatuan,
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi Perseroan Terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan
nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
12. Hak Penempatan adalah hak untuk menempati fasilitas penyelenggaran dan
pelayanan Pasar.
13. Pasar Grosir dan/atau pertokoan adalah tempat penjualan berbagai jenis
barang
dan
fasilitas
pasar/pertokoan
yang
dikontrakkan,
disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang
disediakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan
pihak swasta.
14. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan
menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta.
15. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan adalah pungutan Retribusi atas
pelayanan penyelenggaraan penyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis
barang berupa fasilitas pasar / pertokoan yang dikontrakkan yang disediakan
atau diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
16. Retribusi Pelayanan Pasar adalah pungutan retribusi atas pelayanan
penyediaan fasilitas pasar yang berupa kios, los, halaman/pelataran dan
bentuk lainnya yang dikuasai Pemerintah Daerah.
4
17. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan
perundang–undangan di bidang retribusi diwajibkan untuk melakukan
pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
18. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas
waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu
dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
19. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah
bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke Kas Daerah
melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah
surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi
yang terutang.
21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat
SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada
retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
22. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah
surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif
berupa bunga dan/atau denda.
23. Kelas Pasar adalah pengklasifikasian pasar berdasarkan tingkat populasi
penduduk, sosial ekonomi dan tingkat keramaian pengunjung pasar.
24. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di
bidang perpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
25. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data
objek dan subjek retribusi, penentuan besarnya retribusi yang terutang sampai
kegiatan penagihan retribusi kepada Wajib Retribusi serta pengawasan
penyetorannya.
26. Insentif Pemungutan Retribusi yang selanjutnya disebut Insentif adalah
tambahan penghasilan yang diberikan sebagai pengahargaan atas kinerja
tertentu dalam melaksanakan pemungutan retribusi.
27. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh
Bupati untung menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran daerah.
Pasal 2
Menunjuk Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung sebagai pengelola,
pengawas dan pelaksana teknis operasional terhadap pemungutan retribusi
penyelenggaraan dan pelayanan pasar.
5
BAB II
PROSEDUR DAN TATA CARA PEMBERIAN HAK PENEMPATAN
Pasal 3
(1)
Setiap pedagang/pengusaha yang menggunakan fasilitas pasar yang bersifat
tetap wajib memperoleh hak penempatan terlebih dahulu dari Bupati.
(2)
Bupati dapat melimpahkan kewenangan pemberian hak penempatan kepada
Kepala Dinas.
Pasal 4
(1)
Untuk memperoleh hak penempatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1), setiap pedagang/pengusaha wajib mengajukan permohonan tertulis
kepada Bupati cq. Kepala Dinas dengan dilampiri :
a. foto copy KTP pemohon;
b. bukti pembayaran kontribusi hak penempatan; dan
c. foto pemohon ukuran 3x4.
(2)
Format permohonan hak penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini.
Pasal 5
(1)
Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak diterimanya permohonan hak
penempatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Bupati melalui
Kepala Dinas menerima atau menolak permohonan hak penempatan.
(2)
Dalam hal permohonan hak penempatan diterima, Bupati melalui Kepala
Dinas menerbitkan :
a. Buku Hak Penempatan bagi pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
b. Buku Hak Penempatan untuk kios; atau
c. Kartu Hak Penempatan untuk Los dan Pelataran.
(3)
Dalam hal permohonan hak penempatan ditolak, maka harus disertai dengan
alasan penolakan.
(4)
Format Buku dan Kartu Hak Penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini.
Pasal 6
(1)
Jangka waktu berlakunya hak penempatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) ditetapkan sebagai berikut :
a. Pasar Grosir dan/atau Pertokoan berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat
diperpanjang;
b. kios, los, halaman/pelataran dan fasilitas lainnya berlaku selama 5 (lima)
tahun dan setiap tahun dilakukan daftar ulang.
(2)
Selama jangka waktu berlakunya hak penempatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), maka hak penempatan tidak dapat dipindahtangankan tanpa
sepengetahuan Pemerintah Daerah.
6
(3)
Dalam hal fasilitas pasar sudah tidak digunakan pada saat jangka waktu hak
penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum berakhir, maka hak
penempatan dapat diserahkan kembali kepada Pemerintah Daerah.
(4)
Format pernyataan pemindahtanganan hak penempatan, penyerahan hak
penempatan kepada Pemerintah Daerah, dan permohonan daftar ulang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) tercantum dalam
Lampiran III Peraturan Bupati ini.
Pasal 7
(1)
Setiap pemegang hak penempatan wajib melaksanakan kewajiban dan dilarang
melanggar larangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Tulungagung Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Pelayanan
Pasar.
(2)
Selain melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap
pemegang hak penempatan harus mentaati tata tertib pengguna fasilitas pasar
dan ketentuan jam buka dan tutup pasar.
(3)
Tata tertib pengguna fasilitas pasar dan ketentuan jam buka dan tutup pasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran IV Peraturan
Bupati ini.
BAB III
DASAR PENENTUAN BESARNYA TARIF
Pasal 8
(1)
Struktur dan besarnya tarif retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
ditetapkan berdasarkan luas pertokoan yang digunakan dan lokasi pertokoan
berada.
(2)
Lokasi pasar grosir dan/atau pertokoan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Bupati ini.
Pasal 9
(1)
Tingkat Penggunaan Jasa Retribusi Pelayanan Pasar diukur berdasarkan luas,
jenis dagangan, kelas pasar, lokasi dan jangka waktu tempat yang digunakan
untuk jualan.
(2)
Lokasi pasar berdasarkan kelas pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam Lampiran VI Peraturan Bupati ini.
BAB IV
TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 10
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
karcis dan kwitansi.
7
Pasal 11
(1) Retribusi dibayarkan oleh wajib retribusi.
(2) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di
Dinas.
Pasal 12
(1) Pembayaran retribusi yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
dapat dibayar lunas atau diangsur.
(2) Pembayaran retribusi dengan angsuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali angsuran dalam 1 (satu) tahun dengan
ketentuan pembayaran setiap Bulan April, Bulan Agustus, dan Bulan Nopember
tahun berjalan.
Pasal 13
(1)
Atas pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, diberikan
tanda bukti pembayaran.
(2)
Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.
(3)
Format tanda bukti pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran VII Peraturan Bupati ini.
BAB V
PENAGIHAN RETRIBUSI
Pasal 14
(1) Penagihan Retribusi dilakukan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo waktu
pembayaran.
(2) Penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Surat
Teguran / peringatan / surat lain yang sejenis yang diterbitkan oleh Kepala
Dinas.
(3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran / peringatan /
surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.
(4) Apabila sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Wajib
Retribusi belum melunasi retribusi yang terutang, maka diterbitkan STRD.
Pasal 15
Penagihan retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) dilakukan
dengan mendatangi wajib retribusi oleh petugas pada Dinas.
Pasal 16
Format surat teguran dan STRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2),
dan ayat (4), serta dokumen lain terkait retribusi tercantum dalam Lampiran VIII
Peraturan Bupati ini.
8
BAB VI
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI
Pasal 17
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan
permohonan pengembalian kepada Bupati.
(2) Dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bupati harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan
Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian
pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan
dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan
pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak
diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2
(dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi.
Pasal 18
(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) dilakukan oleh wajib retribusi secara tertulis.
(2) Format surat Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IX Peraturan
Bupati ini.
Pasal 19
Dalam hal permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dikabulkan
oleh Bupati, maka Wajib Retribusi mengambil pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi di Dinas.
BAB VII
PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI
Pasal 20
Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan
penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
9
Pasal 21
(1) Dalam hal penagihan retribusi telah kedaluwarsa, maka Kepala Dinas
mengajukan usulan penetapan penghapusan piutang retribusi kepada Bupati.
(2) Bupati berdasarkan usulan penetapan penghapusan piutang retribusi dari
Kepala Dinas menerbitkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi.
BAB VIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 22
(1) Setiap pemegang hak penempatan yang melanggar ketentuan Peraturan Daerah
Kabupaten Tulungagung Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Dan
Pelayanan Pasar dan Peraturan Bupati ini dapat dikenai sanksi administrasi
berupa :
a. teguran tertulis;
b. penutupan sementara kegiatan usaha.
c. pencabutan Hak Penempatan;
(2) Dalam hal wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau
kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
Pasal 23
Teguran tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a dilakukan
oleh Kepala Dinas secara bertahap dengan ketentuan:
a. Teguran tertulis I;
b. Apabila teguran tertulis I dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak diterbitkan
tidak dipatuhi, maka dapat diterbitkan teguran tertulis II;
c. Apabila teguran tertulis II dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak diterbitkan
tidak dipatuhi, maka dapat diterbitkan teguran tertulis III.
Pasal 24
(1) Penutupan sementara kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (1) huruf b dilakukan apabila pemegang hak penempatan tidak mematuhi
teguran tertulis III dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak diterbitkannya
teguran tersebut.
(2) Penutupan sementara kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan ke dalam Berita Acara Penutupan Sementara Kegiatan Usaha
disertai dengan penarikan Buku / Kartu Hak Penempatan.
(3) Selama penutupan sementara kegiatan usaha, pemegang hak penempatan
dilarang melakukan kegiatan usaha.
(4) Hak penempatan yang telah diberhentikan sementara dapat diberlakukan
kembali apabila pemegang hak penempatan telah melaksanakan peringatan
sebagaimana tercantum dalam teguran tertulis III.
10
(5) Pemberian kembali hak penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dengan cara menyerahkan kembali Buku / Kartu Hak Penempatan.
Pasal 25
(1) Pencabutan hak penempatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1)
huruf c dapat dilaksanakan secara langsung apabila pemegang Buku / Kartu
Hak Penempatan tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagaimana
tertuang dalam Berita Acara Penutupan Sementara Kegiatan Usaha dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak diterbitkan.
(2) Pencabutan hak penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
ke dalam Surat Keputusan Pencabutan Hak Penempatan yang ditetapkan oleh
Kepala Dinas.
Pasal 26
(1) Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, dapat
dijatuhkan secara:
a. bertahap; atau
b. bebas.
(2) Untuk menentukan penjatuhan sanksi administrasi secara bertahap atau bebas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memperhatikan pertimbanganpertimbangan:
a. berat dan ringannya jenis pelanggaran yang dilakukan; atau
b. tingkat kepatuhan penyelenggara terhadap pemenuhan perintah atau
kewajiban yang ditentukan dalam sanksi administrasi.
Pasal 27
(1) Dalam hal selama diberlakukan penutupan sementara kegiatan usaha atau
setelah dilakukan pencabutan hak penempatan, pemegang hak penempatan
masih melakukan usahanya maka dapat dilakukan tindakan polisionil oleh
Pemerintah Daerah.
(2) Tindakan polisionil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
pengusiran secara paksa.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Keputusan Bupati
Tulungagung Nomor 88 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 13 Tahun 2002 tentang Retribusi
Pelayanan Pasar dan Keputusan Bupati Tulungagung Nomor 89 Tahun 2003
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor
14 Tahun 2002 tentang Retribuís Pasar Grosir Dan Atau Pertokoan dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
11
Pasal 29
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tulungagung.
Ditetapkan di Tulungagung
Pada tanggal 30 April 2012
BUPATI TULUNGAGUNG,
HERU
Diundangkan di Tulungagung
Pada tanggal 30 April 2012
SEKRETARIS DAERAH
Ttd.
Ir. INDRA FAUZI, MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19590919 199003 1 006
Berita Daerah Kabupaten Tulungagung
Tahun 2012 Nomor 14
TJAHJONO
Download