Pasal33 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Oaerah

advertisement
Pasal33
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Oaerah ini, sepanjang
Teknis Pelaksanaannya
akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah
men
Pasal Sa
I\:railiran Dacrah
in; mu!ai bcrlaku
pada 1;lIlgg.ti dilindangk.lll
dapat mengetahuinya,
mernerintahkan
pengundangan
penetapannya dalam Lembaran daerah Kola Ternate.
Peraturan
:\gdl "cliap \
Daerah ini de
LEMBARA
DAERAH KOTA TERN ATE
NOMOR09
I:luggal 03 lVlci 2000
Tahun 2000
ez:
PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE
NOMOR 09 T AH1JN 2000
TENTANG
Ditetapkau di Ternate
pada tanggal 2 Mei 2000
RETRIBUSI
P ASAR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA
TERNATE,
WALIKOTA
TERNATE,
Ttd
Menirnbang
:
R.
Drx. SY AMSIR ANDILT
Diundangkan
pada tanggaJ
di : Ternatc
3 Mei 2000
b.
SEKRETARlSDAERAH
KOTA TERNATE,
Ttd
Drs.FACHRY
AMMARI
LEMBARAN DAERAH KOTA TER ATe TAIIUN 2000 NOMOI{ OX
Mengingat
bahwa dengan telah ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nornor 119 Tahun 1998 tentang Ruang Liugkup dan
Jenis-Jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II,
rnaka Retribusi
Pasar merupakan
Jenis Retribusi
Daerah
Tingkat Il:
bahwa untuk Retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a,
periu ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
1. Undang-Undang
Nomor 8 Tahun J 981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209);
2. Undang-Undang
Nomor ] 8 Tal1Un J 997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara
Nornor 3685);
3. Undang-Undang
Nornor 1 J Tahun 1999 tentang Pernbentukan
Kotamadya Tingkat II Ternate (Lernbaran Negara Tahun J 999
Nomor 45, Tambahan Lernbaran Negara Nomor 3824):
4. Undang-Undang
Nornor 22 Tahun i 999 ientang Pemerintahan
Daerah (Lernbaran Negara Tahun i 999 Nornor 45, Tarnbahan
Lernbaran Negara Nomor 3839);
7. Peraturan
Pemerintah
Nomor
27 Tahun
1983 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang
-
8.
9.
10.
11.
12.
i 3.
i4.
15.
Hukum Acara Pidana (Lernbaran Negara Tahun !983 No
76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retri
Daerah (Lernbaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tamba
Lembaran Negara Nornor 3692);
Kcputusan
Presi.lcn ;\lwlor -1-1 T:II1l111 1909 tcntaru; - T"I,~
Penyusunan
Peraturan
Perundang-Undangan
dan Belli
Rancangan
Peraturan-Peraturan
dan Rancangan
Keputu
Presiden;
Peraturan Menteri Dalarn Negeri Nornor 4 Tahun 1997 tentan
Penyidik Pegawni Ncgcri Sipii di Lingkungan
Pe III crilll
Daerah;
Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 19
tentang
Bentuk Peraturan
daerah dan Peraturan
Daer
Perubahan;
Keputusan Menteri Dalarn Negcri Nemer 174 Tahun !~.
tentang Pedornan Tara Carll Pemungutan Retribusi Daerah;
Kepurusan Menteri Dalarn Negeri Nornor 175 Tahun 19~
tentang Pedornan Tata Cara Perneriksaan Retribusi Daerah:
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 199
tentang Ruang Lingkup dan Jenis-Jenis
Retribusi Daea
Tingkat I dan Daerah Tingkat II;.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147
tentang Kornponen Penetapan Tarif Retribusi;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERW AKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TERNATE
MEMUTUSKAN
Mcnetapkau
:
PERATUHAN J)AEHAII
RETRIBUSI PASAH.
BAB
KETENTUAN
:
J(OTA TEHNATI<: 'n:NTANG
1
UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Derah adalah Daerah Kota Temate.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Ternate
Kepala Daerah adalah Walikota Kota Ternate.
c.
pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan daerah
d,
sesuai perundang-undangan
yang berlaku.
Pasar
adalah
tempat
yang
diberi
batas tertentu dan terdiri dari atas batas-batas
e.
h:Jl;llllall I 1"'('I(1tal'(lll. hangllnan
berbentuk los clan atau kios clan bentuk lainnva
yang dikelola oleh PernerintahDaerah
khusus disediakan untuk pedagang.
f. Los adalah bangunan tetap didalam lingkungan pasar berbentuk bangunan
memanjang tanpa dilengkapi din ding.
Kios
adalah bangunan tetap dan beratap yang dipisahkan satu dengan yang
~.
lainnya dengan dinding pernisah rnulai dari lantai sampai dengan langit-Iangit
yang dipergunakan untuk usaha berjualan.
atau
h. Rerribusi Jasa Umurn adalah retribusi atas jasa yang disediakan
dibrikanoleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan
umurn serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
I.
Retribusi Pasar yang selanjutnya dapat disingkat Retribusi adalah pembayaran
atas penyediaan
fasilitas
pasar
tradisionallsederhana
yang
berupa
halarnan/pelataran,
los atau kios yang dikelola oleh perusahaan daerah (PD)
pasar.
Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan
J.
perundang-undangan
retribusi
daerah
diwajibkan
untuk
melakukan
pembayaran retribusi.
k. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas
waktu bagi wajib retribusi untuk mernanfaatkan jasa pelayanan fasilitas pasar.
I.
Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD
adalah surat ketetapan yang menentukan
besarnya jumlah retribusi yang
terutang.
m. Badan adalah suatu bentuk badan usaha meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya badan usaha milik negara atau daerah dengan
nama, bentuk apapun, persekutuan, perkurnpulan,
firma, kongsi, koperasi,
yayasan atau organisasi yang sejenis, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta
bentuk badan usaha lainnya.
n. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan
dan
Ill~Jlgolah data dan atau keterangan
lainnya clalam rangka pengawasan
kepatuhan pemenuhau kewaj iban retribusi berdasarkan peraturan perundangUlldangan retribusi daerah.
o.
Penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil yang selanjutnya
b.
disebut penyidik, untuk mencari serta mengurnpulkan
itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi
menemukan tersangka.
BAB
BAB V
PRINSIP DAN SA SARAN DALAM PENET AP AN
STRUKTUR DAN BESARNYATARIF
bukti yang dengan bu
Daerah yang terjad]
Pasal7
Princ;ip dan sasaran dalarn penetapkan
<trukrur dan besarnva tarif retrihusi
dlllHlkslIdkan untuk menutup biaya penyelenggaran
penyediaan
pelayanan
fasilitas pasar dengan mempertimbangkan
kemampuan
masyarakat
dan
aspek keadilan.
Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah biaya penyusunan. biaya
bunga pinjarnan, biaya operasional dan pemeliharaan.
11
AMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama retribusi pasar dipungut retribusi sebagai pcmbayaran atas pclaY3n
penyediaan fasilitas pasar yang berupa halaman / pelataran, los dan atau kios y,
dikelola pemerintah daerah dan khususnya disediakan untuk pedagang.
1)
(2)
Pasal 3
Objek Retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas pasar berupa halam,
/ pelataran, los dan kios yang khusus disediakan untuk pedagang.
Tidak tennasuk objek retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas pas.
yang dimiliki dan atau dikelola
oleh pihak swasta maupun
perusahas
daerah.
BAB VI
STRUKTUR DA.t~ BESARNY A TARIF RETRIBUSI
Pasal8
Struktur
tarif
digolongkan
berdasarkan
jenis dan fasilitas yang terdiri atas
(I)
halaman.pelataran,
los dan kios, luas lokasi can jangka waktu pernakai.
(2) Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (J) digunakan uutuk menentukan
kelas pasar.
Subjek Retribusi
fasilitas pasar
Pasal 4
adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh
(3)
(4)
Pasar adalah
CAR4- MENGUKUR
Tingkat penggunaan
yang digunakan ..
BAB IV
TINGKA T PENGGUNAAN
Pasar Kelas
1KOla
Ternate
JASA
Pasal6
jasa diukur berdasarkan luas, jenis temp at dan kelas pasar
••
Struktur dan besarnya tarif ditetapkan
I Lokasi
PasalS
rctribusi jasa umum.
dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan
oleh kepala
daerah
pelayanan
BAB HI
GOLONGA
RETRIBUSI
Retribusi
Kelas pasar sebagaimana
sebagai berikut :
T
Jenis
Bangunan
Tarif
Luas
Pertahun
(R
Perhari
R )
a. Kios
- Permanen
2x2m
2x3m
2x4 m
3x3m
3 x4m
3x5m
4x4m
4x5 m
1.750
2.2S0
3.3S0
4.000
4.500
6.000
6.750
8.750
-
52.500
7S.000
10S.000
120.000
IS0.000
180.000
202.S00
262.S00
630.000
900.000
i.206.000
1.440.000
1.800.000
2.160.000
2.430.000
3.150.000
BAB X
SANKSI ADMINISTRASI
- Semi
Pennanen
- Los /
2 x 2 m
2x3m
3 x 3 m
3 x 4 In
1.250
1.750
2.500
3.350
37.500
52.500
75.000
100.000
450.000
630.000
900.000
1.206.0(>
1x I m
lx2m
500
) .000
15.0(.10
30.000
I ~O.O~
360.00C
Pelataran
Pasa! 13
tepat pada waktunya atau kurang membayar
r1i~cn~j,;rlJl':;:lI1k~1rlri'nllmtr1~1 hcrupn hl1n ri ~ 0;(, (dun persen) setiap bulan dari
rdribllsi yang ierutang atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
Dalam hal retri~usi
li?~k di~ayar
IT
BAB XI
TAT A CARA PEMBA Y ARAN RETRlB USI
WILAYAH
Retribusi yang terutang
fasilitas pasar diberikan
dipungut
MASA RETRIBUSI
BABVU
PEMUNGUTAN
Pasal 9
diwilayah daerah tempat pelayanan
BAB VIII
SAAT RETRIllUSI
(I)
(2)
pcnyediaa
(I)
TERHlJTANG
Pasa! 10
Masa retribusi adalah jangka waktu yang Jamanya J (satu) bulan kecuali ditetapka
lain oleh Kepala Daerah
(2)
Pasal 11
Retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya
dipersamakan.
SKRD atau dokurnen
Pasal 14
Pcmbayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.
Retribusi yang terutang dilunasi selambat-Iambatnya
15 (lima belas) hari
sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB XII
TATA CARA PENAGIHAN
rasa! 15
Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan
S¥...RDBT, STRD dan surat keputusan keberatan yang menyebabkan jumlah
retribusi yang harus dibayar bertambah yang tidak atau kurang bayar oleh
wajib retribusi dapat ditagih melalui Badan Urusan dan Lelang Negara
(BUPLN).
Penagihan retribusi melalui BUPLN dilaksanakan
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.
lain yan2
PENGURANGAN
BAB IX
TATACARAPEMUNGUTAN
Pasal 12
Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan
SKRD
dipersamakan
(I)
(2)
(1)
atau dokumen
lain yan~
BAB XIII
KERlNGANAN DAN PEMBEBASAN
RETRIBUSI
Pasal 16
Ke~ala Daerah dapat rnernberikan
pengurangan,
keringanan
retnbusi.
Pemberian pengurangan,
keringanan pembebasan
retribusi
dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan
III
kemampuan
pembebasan
sebagaimana
wajib retribusi
an tara lain untuk
kerusuhan.
(3)
mengangsur,
Tata cara pengurangan,
Kepala Daerah.
karena
keringanan
ditimpa
bencana
dan pernbebasan
alam
retribusi
BAB XVI
PENYIDIKAN
dan
ditentukan
(I)
(2)
BAB XIV
KADALUW ARSA PENAGIHAN
Pasal 17
(1)
Hak untuk melakukan
penagihan
retribusi
kadaluwarsa
setelah
melall1r
jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak terutangnya
retribusi.
apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.
(2)
Kadaluwarsa
penagihan
tertangguh apabila :
retribusi
a.
Diterbitkan
surat teguran
b.
Ada pengakuan utang retribusi
maupun tidak langsung.
sebagaimana
dirnaksud
pada
ker
ayat (
atau
dari wajib retribusi
baik secara langs
BAB XV
KETENTUAN
PIDANA
Pasal 18
(1)
Pejabat
atau
pegawai
sehingga
rnerugikan
perundang-undangan
yang
ridak
mclaksanakan
keuangan
daerah
yang berlaku.
diberi
tugasnya
sanksi
dcnga»
sesuai
h.
rerillilr"
(2)
Wajib
(3)
keuangan daerah diancam pidana kurungar; paling lama 6 (enarn) bulan all!
denda paling banyak 4 (ernpat) kali jurnlah retribusi terutang.
Tindak pidana yang dirnaksud pada ayat (2) adalah pelanggaran.
retribusi
yang
tidak
melnksanakn»
III
kewajiban
sehingga
ll1e:·ugil..
(3)
Pasal 19
Pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi
\\('\I'('nang khusus sebagai
penyidik
unruk melakukan
penyidikan
tindak
pidanH dibidang pajak dacrah dan retribusi daerah.
Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima mencari, mengumpulkan
dan meniliti keterangan atau laporan
berkenaan
dengan
tindak pidana
dibidang
retribusi
daerah agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b. Meneliti clan mencari mengumpulkan
keterangan mengenai orang pribadi
atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan dengan tindak
pidana retribusi daerah tersebut;
c. Merninta keterangan
dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;
d. Memeriksa
buku-buku
catatan
dan dokumen-dokumen
lain dan
sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;
c. Melakukan penggeledahan
untuk mendapatkan
bahan bukti pembuktian
pencatatan dokurnen-dokumen
lain, serta melakukan penyitaan terhadap
barang baban bukti tersebut
f. Merninta
bantuan
tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan
tugas
penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah;
g. Menyuruh berhcnti dan atau melarang seseorang rneninggalkan ruangan
atau tempat pada saat pemeriksaan
sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang dan dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada
huruf e;
h. Mernotret sesorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah;
i. Mcmanggi loran untuk mendengar keterangannya
dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
J. Mcnghentikan
penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana
dibidang
retribusi
daerah
menurut
hukum
yang
dapat
d ipertangglll1gjawabkan.
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mernberitahukan
dimulainya
pellyidikan dan menyampaikan
hasil penyidikannya
kepada penuntut umum
sesliai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana.
-
,
."
BAB XVII
KETENTUANPENUTUP
~
Dengan berJakunya Peraturan
pasar yang b.:rlctkll scbcllllll/iY,:
Pasal 20
Daerah Kota Ternate ini. rnaka ketentuan
dillyalakall
lid,lk bcrJaJ.dl L!gi.
Pasal 21
Hal-hal yang belum cukup diatur daJam Peraturan Daerah ini, sepanjang
teknis peJaksanaannya akan diatur Jebih Janjut oJeh Kepala Daerah.
Pasal 22
Peraturan Daerah ini rnulai berlaku pada tanggaJ diundangkan.
dapat mengerahuinya,
mel11erintahkan Pengundangan
Peratllran
penempatannya dalarn Lembaran Daerah Kora Ternate.
rei
men
TENTANG
RETRIBUSI
WALIKOTA
Menim ba IIg
a.
TEnNATE,
b.
di
2 Mei 2000
Mengingat
SEKRETARIS
DAERAH
KOTA TERNATE,
Ttd
Drs, ISKANDAR M. DJAE
DAERAH KOTA TERNATE
-
TAHUN 2000 NOMOR
TERMINAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Drs, SYAMSIR AND1Ll
LEMBARAN
2000
PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE
NOMOR lOT AHUN 2000
Ttd
Diundangkan
pada tanggal
Tahun
=-
Agar setiap 01
Daeraf ini der
Disahkan di Tcrnate
radc! l;lllgg;!l ::? Me i ::?ono
WALlKOTA
LEMBARAN DAERAH KOTA TERN ATE
NOMOH 10
Tanggal 03 Mei 2000
09
:
TERNATE,
bahwa dengan telah ditetapkannya
Keputusan
Menteri
Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998 tentang Ruang
Lingkup dan Jenis-Jenis Retribusi Daerah Tingkat J dan
Daerah Tingkat II, maka Retribusi Teminal merupakan Jenis
Retribusi Daerah KabupatenlKota;
bahwa untuk mernungut Retribusi sebagaimana
dimaksud
pada huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerab;
l.
Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 ten tang Hukum
Acara Pidana (Lembaran Negara Tabun 1981 Nomor 6,
Tambahan Lernbaran Negara Nornor 3209);
2. Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan (Lernbaran Negara Tahun 1992 Nomor
49, tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
3. Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lernbaran Negara Tahun
1997 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685);
4. Undang-Undang
Nomor
11
Tahun
1999
tentang
Pembentukan
Kotamadya
Tingkat II Temate (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3824);
••
.,.I'
Download