INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG Oleh: Wiediawati1, Bambang Setioko2, Eddy Prianto2 Indonesia merupakan negara yang ber-KeTuhanan Yang maha Esa dimana dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya". Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Menurut BPS, dari sensus tahun 2009, Semarang merupakan kota terpadat nomor tujuh di Indonesia yang terdiri dari WNI dan WNA, berbagai suku, kaum, bangsa dan bahasa serta kepercayaan. Berdasarkan data dari Kemenag RI, menyatakan pertumbuhan penduduk beragama Kristen semakin pesat di Indonesia dan kurangnya gereja yang tersedia, kebutuhan pembangunan gereja di masa - masa mendatang akan semakin mendesak. Oleh karena itu, kota Semarang sebaiknya memperhatikan kebutuhan peribadatan umat Kristianisebagai suatu sarana peribadatan multinasional, berskala kota yang dapat berguna dan bermanfaat sebagai solusi penyediaan sarana peribadatan di Semarang. Diawali dengan pembelajaran mengenai pengertian Gereja, tinjauan arsitektur Kristen awal, serta tinjauan arsitektur modern fungsionalism dengan konsep contextualism. Dilakukan juga tinjauan kota Semarang, tinjauan International Full Gospel Fellowship Gereja Injil Seutuh Internasional Kasih Allah, serta beberapa studi banding gereja. Beberapa pendekatan dalam tahap perancangan antara lain: pendekatan arsitektural, fungsional, kinerja, teknis, dan kontekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada tiga alternative lokasi dengan menggunakan matriks pembobotan. Sebagai kesimpulan diperolehlah hasil berupa program ruang yang sesuai dengan IFGF GISI KA Semarang serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain. Kata Kunci : IFGF GISI Semarang, Arsitektur Kristen, Konsep Contextualism 1. LATAR BELAKANG Menurut BPS, dari sensus tahun 2009, Semarang merupakan kota terpadat nomor di Indonesia yang terdiri dari WNI dan tujuh POTONGAN WNA, berbagai suku, kaum, bangsa dan bahasa serta kepercayaan berada di Semarang. Berdasarkan data dari Kemenag RI, menyatakan pertumbuhan penduduk beragama Kristen semakin pesat di Indonesia dan kurangnya gereja yang tersedia, kebutuhan pembangunan gereja di masa - masa mendatang akan semakin mendesak. Oleh karena itu, kota Semarang sebaiknya memperhatikan kebutuhan peribadatan umat Kristiani sebagai suatu sarana peribadatan multinasional, berskala kota yang dapat berguna dan bermanfaat sebagai solusi penyediaan sarana peribadatan di Semarang. IFGF GISI, merupakan persekutuan dari jemaatjemaat Nasional dan Internasional yang bernaung, bergabung dalam Sinode IFGF GISI, dengan misinya “People Is Our Mission” 1 2 bersama-sama tanpa memandang suku, kaum, bangsa dan bahasa terus bergerak maju memberitakan perdamaian. IFGF GISI memiliki visi untuk lebih membawa dampak bukan hanya kepada pelayanan gereja saja namun melampaui empat tembok Gereja. IFGF GISI terus maju untuk menjadi berkat bagi komunitas, dunia usaha, dan bidang-bidang kehidupan lainnya termasuk bidang ekonomi dan pendidikan. Fokus IFGF GISI adalah dunia dan semua orang yang mendiaminya dan IFGF GISI peduli pada komunitas sekitarnya, bekerja untuk kesejahteraannya, membantu meningkatkan lingkungannya dan mengembangkan suatu masyarakat yang makmur (Hidajat, Budi : 2009 : 2) Oleh karena itu, diharapkan perancanaan dan perancangan IFGF GISI KA Semarang dapat menjadi suatu sarana peribadatan multinasional, berskala kota ini, berguna dan bermanfaat sebagai solusi penyediaan sarana peribadatan di Semarang. Mahasiswa Jurusan Arsitektur FT UNDIP Staff Pengajar Jurusan Arsitektur FT UNDIP I M A J I – V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 | 75 2.RUMUSAN MASALAH Sarana rohani internasional (tempat peribadatan) belum ada di Semarang. Saat sekarang ini dimana hubungan internasional terbuka lebar, sangat dibutuhkan pelayanan rohani internasional di Semarang. Untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pembangunan gereja di masa - masa mendatang yang semakin mendesak. 3.TUJUAN Perencanaan dan perancangan IFGF GISI Kasih Allah, Semarang dengan konsep penekanan desain Modern sebagai penegas ciri ke’internasional’ nya; arsitektur modern fungsionalism dengan konsep contextualism. Merupakan gereja berskala kota. Dengan perkiraan kapasitas menampung maksimal 1500 orang. Dengan memberikan fasilitasfasilitas dalam 7 bidang, yaitu keluarga, ekonomi, kesehatan, pemerintahan, pendidikan, kesenian, media. 1. METODE Metode yang dilakukan yaitu metode deskritif kualitatif. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Gereja, tinjauan jenis serta ciri-ciri Gerejanya, tinjauan arsitektur Kristiani serta tinjauan arsitektur modern fungsionalis dengan konsep contextualisme. Dilakukan juga tinjauan mengenai kota Semarang serta tinjauan menegenai IFGF GISI dan beberapa studi banding gereja di seluruh dunia. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep contextualisme. Pemilihan tapak dilakukan pada 3 alternatif lokasi dengan menggunakan matriks pembobotan. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Gereja Agama Kristen merupakan satu diantara agama yang bersumber dari Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat bagi manusia sebagai Karya Kasih Allah Yang Sempurna sesuai dengan pernyataan Allah di dalam Alkitab yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang resmi di Indonesia. Gereja merupakan gedung (rumah) tempat beribadah (berdoa dan melakukan upacara keagamaan) para penganut agama Kristen. Gereja tidak hanya digunakan 76 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 pada hari Minggu untuk kebaktian umat. Gereja juga mengadakan kegiatan-kegiatan di luar hari Minggu yang membutuhkan wadah, sehingga dibutuhkan ruang-ruang pada gedung gereja yang mampu mewadahi semua kegiatan bergereja. Gereja-gereja di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga aliran utama, yaitu: Gereja Katolik Roma, Gereja-gereja Protestan, dan Gereja Ortodoks. Gereja Protestan berkembang di seluruh dunia, dan menjadi salah satu agama terbesar jumlah penganutnya dengan beragam aliran yang masing-masing memiliki karakter dan ciri tersendiri. Beberapa aliran gereja yang berkembang dengan baik di Indonesia saat ini adalah: Gereja Calvinis, Gereja Lutheran, Gereja Pentakosta/ Kharismatik, gereja Methodist, Gereja Baptis, Gereja Injili (www. Wikipedia.com : Gereja di Indonesia) 2.2. Tinjauan Arsitektur Kristen Protestan Arsitektur Gereja Kristen Protestan memiliki perbedaan yang mencolok dengan Gereja Katolik Roma, yaitu antara lain: Tidak terdapat ruang pengakuan dosa, sebab kaum protestan tidak mengaku dosa kepada Pastur atau Pendeta namun langsung kepada Tuhan. Salib pada Gereja Katolik Roma menampilkan perwujudan pada yang disalibkan, tapi pada Gereja Kristen Protestan hanya salib saja tanpa patung Yesus. Hal ini sebagai makna bahwa Yesus telah bangkit dan menang atas maut sehingga salib tersebut kosong. Gereja Katolik Roma maupun Kristen Protestan pusat ruangannya adalah altar/ mimbar. Pada Gereja Katolik Roma inti dari altar adalah sanctuarium atau suatu tabernakel tempat menyimpan roti hosti dan anggur sedangkan Kristen Protestan roti dan anggur perjamuan pada altar/mimbar hanya pada waktu tertentu saja. Pada Gereja Katolik Roma terdapat aktivitas jalan salib, sedangkan Gereja Kristen Protestan tidak. Companail (tempat lonceng) pada Gereja Kristen Protestan tidak harus ada. Tempat paduan suara Gereja Katolik Roma ataupun Kristen Protestan sama-sama INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG diperlukan namun pada Gereja Kristen Protestan keberadaannya tidak harus ada karena paduan sura tidak selalu tampil pada setiap kali kebaktian. Pada Gereja Kristen Protestan tidak terdapat air suci yang pada Gereja Katolik Roma digunakan sebagai symbol untuk menyucikan manusia sebelum beribadah. Pada Gereja Kristen Protestan tidak terdapat patung orang suci ataupun bendabenda yang dianggap suci, hal ini didasarkan pada filososfi bahwa Allah adalah Allah yang cemburu yang tidak menginginkan ada ilah lain atau berhala di Rumah-Nya. Tidak terdapat ruang tabernakel yang biasanya terdapat di bagian belakang Gereja Katolik Roma, namun yang ada berupa ruang persiapan bagi pe;ayan-pelayan Tuhan yang bertugas. Bentuk bangunan gereja pada Gerja Kristen Protestan cenderung modern, kontemporer dan bebas tidak menggunakan bentukbentuk yang telah menjadi preseden atau kebiasaan dari sebuah gereja di masa lalu. Ada beberapa bentuk standar gereja dalam Time Saver Standards Building Types (1981). Walaupun ada beberapa bentuk standar, namun bentuk-bentuk ini bukan merupakan suatu bentuk baku karena dari beberapa bentuk denah gereja berikut masih memungkinkan untuk dilakukan transformasi bentuk. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk denah gereja: 1. 2. 3. 4. 5. 2.3. Tinjauan Arsitektur Modern Fungsionalism Dengan Konsep Contextualism Arsitektur Modern Fungsionalisme Konsep Contextualism merupakan gaya arsitektur yang menunjukan ‘kejujuran’ dalam gaya arsitekturnya yang mengekspresikan inti atau dalam dari bangunan tersebut keluar nya, inti atau maksud nya yang diambil itulah yang harus ditunjukkan, bukan fungsi bangunannya tetapi inti dan maksudnya (filosofi) yang diekspresikan; berkonsep contextualism yang menerapkan prinsip-prinsip bahwa bangunan harus beradaptasi dengan alam dan lingkungan buatan manusia disekitarnya. 3. TINJAUAN UMUM 3.1. Tinjauan Kota Semarang Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah terletak di pantai utara pulau Jawa dengan luas wilayah mencapai 377.366,838 m2 atau 373,7 ha. Posisi geografis ini letaknya dalam koridor pembangunan Jawa Tengah dan merupakan simpul 2 koridor, yaitu koridor utara pantai Utara dan koridor pantai Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor MerapiMerbabu. Letak kota Semarang hampir berada di tengah bentangan panjang kepulauan Indonesia dari barat ke timur. Akibat posisi letak geografis tersebut, kota Semarang termasuk beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang silih berganti sepanjang tahun. Persegi Panjang/ Rectangular Bentuk Salib/ Cruciform Bentuk Memusat/ Central Bentuk L/ L Shape Bentuk Tempat Duduk Paralel/ Paralel Seating 6. Bentuk Multifokus/ Multifocus 7. Bentuk Multiform Gereja Kristen merupakan tempat peribadatan umat Kriatiani.Ibadah yang dilakukan tidak hanya dilaksanakan pada hari Minggu. Pada hari biasanya tiap gereja pasti memeiliki aktivitas kerohaniannya, baik persekutuan, maupun acara doa. Persebaran bangunan peribadatan paling banyak terletak di kecamatan Semarang Barat, yaitu bangunan mesjid. Untuk bangunan gereja paling banyak juga berada di Semarang Barat. Semarang Barat merupakan dataran rendah. Jumlah bangunan gereja yang berada di wilayah dataran tinggi dan wilayah pinggiran kota Semarang jauh lebih sedikit dibandingkan di wilayah dataran rendah. Di tahun 2009 tercatat penduduk yang beragama Kristen Katolik dan Protestan berjumlah 223902 orang dengan jumlah gereja/ khapel di tahun 2009 sebanyak 278 bangunan. Rata-rata tiap gereja (baik Kristen Protestan maupun Katholik) memiliki jumlah jemaat sebanyak 805 orang. Jadi kapasitas tiap gereja (baik Kristen Protestan maupun Katholik) di Semarang kurang lebih sebanyak 805 orang. Sedangkan I M A J I – V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 | 77 bangunan gereja memiliki skala pelayanan.Semakin besar skalanya, semakin besar kapasitas bangunannya.Semakin kecil skalanya, semakin sedikit juga kapaitas bangunannya.Oleh karena itu, pada saat ini banyak dijumpai bangunan gereja dengan jumlah jemaat yang telah melebihi kapasitasnya. seluruh Indonesia / Nasional dan Internasional. Dimulai dari Indonesia menuju Amerika dan kembali ke Indonesia serta akhirnya meluas ke seluruh dunia pada masa kini. Gereja ini dimulai oleh seorang mahasiswa Indonesia (Jimmy Oentoro) yang belajar di USA dan memiliki beban untuk memulai persekutuan di antara para mahasiswa di luar negeri. Tepat setelah proses kelahiran barunya di kota asalnya, Semarang, Tuhan memindahkannya ke Amerika. Dari gerakan persekutuan orang-orang Indonesia yang bernama MOI (Malam Oikumene Indonesia) pada tahun 1980 ini, berdirilah Indonesian Full Gospel Fellowship (IFGF) di Los Angeles, San Francisco, Fresno dan Oklahoma yang beraliran kharismatik. Gambar 1 .Bagian Wilayah Kota Semarang (Sumber : Bappeda, Semarang) 6.2 Tinjauan IFGF GISI Dalam buku Budaya IFGF GISI 2009-2013 menjelaskan bahwa IFGF GISI adalah persekutuan dari jemaat-jemaat Nasional dan Internasional yang bernaung, bergabung dalam Sinode IFGF GISI: a. Jemaat Nasional adalah persekutuan orangorang percaya dalam nama Yesus Kristus di dalam wilayah Republik Indonesia. b. Jemaat Internasional adalah persekutuan orang-orang percayadalam nama Yesus Kristus di luar wilayah Republik Indonesia,dikenal dengan nama International Full Gospel Fellowship (bagi yang tidak berbahasa Indonesia). Kedudukan: Sinode IFGF GISI berkedudukan / berpusat di Jakarta, didirikan dengan Akte Pendirian Gereja oleh Notaris Rachmat Santoso,SH. No 70, tanggal 10 Juli1989, untuk jangka waktu tidak terbatas. Jemaatnya di 78 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 Tahun 1990 IFGF GISI mencanangkan misinya, yaitu “People is Our Mission” dengan 10 visinya, yaitu : House of Prayer, House of Power, House of Worship , House of Covenant ,House of Bread, House of Mission, House of Balance, House of Giving, House of Excellence, House of Godl & Skillful Leadership. Pada tahun 2009, tercatat bahwa IFGF GISI terus bertumbuh menjadi 314 gerejadi 22 negara. Jumlah ini belum termasuk dengan sekitar 150 gereja yang ikut berafiliasi dengan IFGF GISI dipertengahan tahun 2006. Misi IFGF GISI yaitu “People is Our Mission”. Setiap anggota jemaat dibangun dan dikembangkan melalui 10 visi yang apostolik dan dinamis untuk menjadi : Jemaat yang Berdoa (House of Prayer), Jemaat yang Penuh Kuasa (House of Power), Jemaat yang Menyembah (House of Worship), Jemaat yang Bersatu dalam Ikatan Perjanjian (House of Covenant), Jemaat yang Berakar dalam Firman Tuhan (House of Bread), Jemaat yang Memiliki Misi dunia (House of Mission), Jemaat yang Seimbang (House of Balance), Jemaat yang Memberi (House of Giving), INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG Jemaat yang Ekselen (House of Excellence), Jemaat yang memiliki Kepemimpinan Ahli dan Saleh (House of Godly and Skillful Leadership). 7.STUDI BANDING 7.1 First Unitarian Church, New York Arsitek Gereja ini yaitu Louis I Khan.Gereja ini didirikan dari tahun 1959-1967 di New York. Material bangunan gereja ini yaitu, batu bata dan cast-in-place reinforced concrete. Dimulai dari konsep sketsa berbentuk tanda tanya yang dipilih untuk merepresentasikan ruang ibadah. Di tengah bangunan dikelilingi oleh sebuah lingkaran sebagai area servis dan area kelas mengelilingi bentukan tanda tanya tersebut (Ruang Ibadah). Ruang Ibadah ini dapat menampung lebih dari 170 orang, sehingga susunan kursi harus disusun berbaris dan lantai harus di beri karpet serta ada beberapa bagian dinding yang di lapisi dengan vinir atau pelapis isolator suara. Gereja ini tidak memiliki area permanen untuk choir dan alat-alat music. Adanya ruang-ruang kelas yang bersifat multi fungsi sebagai tempat kegiatan-kegiatan social, rekreasi maupun budaya. Memiliki ruang-ruang untuk kelas sekolah minggu maupun nursery yang terletak di sekeliling ruang ibadah. Gambar 3. Perspektif First Unitarian Church, New York Sumber: www.greatbuildings.com 7.2 Riola Parish Church, Itali Arsitek gereja ini yaitu Alvar Aalto, dibangun sejak 1975-1978. Ruang Ibadah, choir dan organ dan ruang baptis didesain berdekatan sebagai perwujudan hubungannya yang erat. Bentuk bangunan ini sendiri yaitu basilika asimetris dengan kubaha simetris yang dirancang agar cahaya dapat masuk, diarahkan khususnya kealtar. Pada saat memasuki gedung, dapat dilihat ruang galeri yang terbagi-bagi,tetapi area paduan suara diperpanjang. Dinding depan gereja dapat dibuka sehingga halaman depan berfungsi sebagai jalan masuk tambahanuntuk itu. Tempat duduk ruang ibadah yaitu berpola deretan atu berbaris. Pola deretan ini dapat menguntungkan karena dapat menampung 20% lebih banyak orang disbanding dengan pola yang lainnya. Dinding tidak dilapisi dengan vinir atau penutup dinding lainnya, sehingga kemungkinan kebisingan dapat terdengar keluar. Dari bentukan denah yang menyempit ke arah mimbar serta melebar ke arah pintu keluar menyebabkan suara dari arah mimbar intensitas kekerasannya akan semakin bertambah ke arah pintu keluar. Untuk Gereja yang kapasitasnya lebih dari 170 orang, memiliki area rekreasi yaitu playground dan lapangan olahraga (lihat gambar 4, area terasir). Gambar 2. Denah First Unitarian Church berasal dari ide sang Arsitek, yaitu bentukan tanda tanya yang memiliki arti, Sumber: www.greatbuildings.com I M A J I – V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 | 79 8. Gambar 4. Denah Siteplan Riola Parish Church Sumber: www.greatbuildings.com 7.3. Garden Groove, Los Angeles Dirancang oleh Philip Johnson, gedung ini terreinterpretasi dari istana kristal berbentuk seperti bintang segi empat. Bangunan ini, berukuran 63 dan 125 meter, dan naik ke ketinggian 128 kaki (40 meter) .Dibalut cermin kaca membingkai ruang dengan seragam, desain ini menawarkan pemanas surya pasif dan pendinginan angin diperoleh melalui celah-celah yang beroperasi dari jendela ventilasi. Awalnya direncanakan untuk dibangun di ruang terbuka seperti taman. Beberapa bagian dari dinding eksterior terbuka,. Memungkinkan jemaat untuk tetap tinggal di mobil mereka saat melihat layanan ibadah. Dibangun dengan rangka baja triodetic, yang berfungsi sebagai cerobong asap raksasa untuk memberikan pendinginan alami. Material mimbar yaitu marmer putih.Gereja ini dapat menampung hingga 3.000 orang. Kaca bersifat reflektif, sehingga hanya 8 persen dari cahaya dan panas untuk menembus masuk ke dalam. Gambar 5. Denah Garden Groove, Los Angeles Sumber: www.greatbuildings.com 80 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 PENDEKATAN ARSITEKTURAL Gambar 6. Penggambaran Arsitektur Modern Sumber: www.ChristianLiteratureAndLiving.com Bangunan yang ditampilkan harus mempunyai karakter sebagai bangunan peribadatan, yang terefleksikan bukan hanya dari bentukan Salib, yang biasanya ada di depan bangunan tiap gereja. Tapi penampilan nya yang menampilkan karakter peribadatan umat Kristiani sekalipun tanpa tanda Salib (Arsitektur Modern) . Sehingga bagi para jemaat, para pengunjung dan masyarakat lainnya pun dapat mengenali bangunan tersebut dari ekspresi bangunan yang mencerminan persepsi tertentu akan citra dan fungsi bangunan tersebut. 9. KESIMPULAN PERANCANGAN 9.1. Program Ruang Tabel 1. Program Ruang Kegiatan Ibadah Sumber: Analisis Tabel 2. Program Ruang Kegiatan Pendidikan Sumber: Analisis INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG Tabel 3. Program Ruang Kegiatan Ekonomi Sumber: Analisis Tabel 4. Program Ruang Kegiatan Kesenian Sumber: Analisis Tabel 7. Program Ruang Kegiatan Kesehatan Sumber: Analisis Tabel 5. Program Ruang Kegiatan Media Sumber: Analisis Tabel 8. Program Ruang Kegiatan Servis Sumber: Analisis Tabel 6. Program Ruang Kegiatan Administrasi Sumber: Analisis Tabel 9. Rekapiltulasi Program Ruang Sumber: Analisis I M A J I – V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 | 81 9.2.Tapak Terpilih Tapak : 15474 m2 KDB : 60% KLB : 1,8 Ketinggian Lantai maksimal : 3 lantai GSB : 23 m 2 (1) Maka Luas Tapak Minimum = 15474 m x 60 % = 9284.4 m² 2 (2) Luas total bangunan = 16347 m (3) Jumlah Lantai = luas total lantai bangunan luas tapak yang boleh dibangun = 16347 = 1,76 (2) 9284.4 (4) KLB ( 1,8 ) = luas total lantai bangunan luas tapak keseluruhan = 16347 = 1,05 (memenuhi) 15474 Gambar 7. Tapak terpilih, Jl.MH Thamrin Sumber: Google Earth 10. DAFTAR PUSTAKA Anderson, Stephen, 2011, Preparing To Build, Anderson Marketing.Inc, Clayton De Chaira, Joseph and John Calender. 1981. Time Saver for Building Types. McGraw Hill Book Company, New York. Doelle, Leslie, 1986, AkustikLingkungan, Erlangga, Jakarta Hidajat,Pdt.DR.Budi, Budaya IFGF GISI,2009. www.ChristianLiteratureAndLiving.com/ diakses tanggal 20 September 2011 http://www.greatbuildings.com/church diakses tanggal 20 September 2011 http://www.googleearth.com/semarang, Indonesia ; diakses tanggal20 September 2011 82 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 http://www.wikipedia.com/gereja di Indonesia ; diakses tanggal20 September 2011 INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG APPENDIX : ILUSTRASI PERANCANGAN SITUASI DENAH LT.2 DENAH SITE POTONGAN TAMPAK SAMPING TAMPAK DEPAN-BELAKANG I M A J I – V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 | 83 84 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2