i SKRIPSI EFEK PERENDAMAN EKSTRAK Spirulina platensis

advertisement
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK Spirulina platensis SEBAGAI IMUNOSTIMULAN
TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT DAN HITUNG JENIS LEUKOSIT
IKAN GURAME (Osphronemus goramy) YANG DIINFEKSI
BAKTERI Aeromonas hydrophila
Oleh :
LITTA LASYA EMANINTA SITEPU
NIM 061211133106
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
i
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
HALAMAN PENGESAHAN
.
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK Spirulina platensis SEBAGAI
IMUNOSTIMULAN TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT DAN HITUNG JENIS
LEUKOSIT IKAN GURAME (Osphronemus goramy) YANG DIINFEKSI
BAKTERI Aeromonas hydrophila
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Oleh
LITTA LASYA EMANINTA SITEPU
NIM 061211133106
Menyetujui
Komisi Pembimbing,
(Arimbi, drh., M. Kes)
Pembimbing Utama
(Dr. Budi Utomo, drh., M.Si.)
Pembimbing Serta
ii
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK Spirulina platensis SEBAGAI
IMUNOSTIMULAN TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT DAN HITUNG
JENIS LEUKOSIT IKAN GURAME (Osphronemus goramy) YANG
DIINFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila
Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surabaya, 6 Juni 2016
LITTA LASYA EMANINTA SITEPU
NIM 061211133106
iii
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Telah dinilai pada Seminar Hasil Penelitian
Tanggal : 20 Juli 2016
KOMOSI PENILAI SEMINAR HASIL PENELITIAN
Ketua
: Setya Budhy, drh., M.Si
Sekretaris
: Emy Koestanti Sabdoningrum, drh., M.Kes.
Anggota
: Suryanie Sarudji, drh., M.Kes.
Pembimbing Utama : Arimbi, drh., M.Kes.
Pembimbing Serta
: Dr. Budi Utomo, drh., M.Si
iv
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Telah diuji pada
Tanggal : 02 Agustus 2016
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua
: Setya Budhy, drh., M.Si
Anggota
: Emy Koestanti Sabdoningrum, drh., M.Kes
Suryanie Sarudji, drh., M.Kes
Arimbi, drh., M.Kes
Dr. Budi Utomo, drh., M.Si
Surabaya,
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga
Dekan,
Prof. Dr. Pudji Srianto, drh., M.Kes
NIP. 195601051986011001
v
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DIPPING EFFECT OF Spirulina platensis EXTRACT AS
IMUNOSTIMULANT TO THE AMOUNT OF LEUCOCYTES AND TYPE
COUNT OF LEUCOCYTE GURAME FISH (Osphronemus goramy)
INFECTED WITH Aeromonas hydrophila
LITTA LASYA EMANINTA SITEPU
ABSTRACT
The Purpose of this research was to find out the potency of the extract of
Spirulina platensis as immunostimulant on the amount of leucocyte and numbered
kind of leucocyte of gurame fish that infected by Aeromonas hydrophila bacteria.
Twenty gurame fish wis weight of 20 grams and length of 9 – 10 cm randomly
divided into 5 groups. P0(-) as negative control was not submerged by the extract
of Spirulina platensis and was out infected of Aeromonas hydrophila bacteria.
P0(+) as positive control was not submerged in extract of Spirulina platensis but
infected by aeromonas hydrophila 106 cell/ml. The first submersion was done on
the first day for three hours, and the second submersion was done on 7th day for
three hours, and then after 24 hours infected by Aeromonas hydrophila 106cell/ml.
The blood of fish were taken on 4th day after infected, to examine the blood using
calculation room and blood smear. Data would be analyzed by using analysis of
variant (ANOVA). If there were any significant different between the treatment,
analysis continued by using computer software SPSS 18 for windows. The result
of the research showed that the extract of Spiruliana platensis could increase the
amount of leucocyte, neutrophil, and monocyte of gurame fish.
Keywords: Spirulian platensis, Aeromonas hydrophila, amount and leucocyte
appearance, fish blood.
vi
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur Kepada Tuhan Yesus Kristus karna Anugrahnya saya dapat
melaksanakan
penelitian
PERENDAMAN
(Osphronemus
menyelesaikan
EKSTRAK
IMUNOSTIMULAN
GAMBARAN
dan
Spirulina
TERHADAP
JUMLAH
gouramy)
EFEK
SEBAGAI
LEUKOSIT
PADA
DIINFEKSI
mengenai
platensis
JUMLAH
LEUKOSIT
YANG
skripsi
DAN
IKAN
GURAME
BAKTERI
Aeromonas
hydrophila.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini,
antara lain:
Kepada Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Prof.
Dr. Pudji Srianto, drh., M.Kes. atas kesempatan mengikuti pendidikan di Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Ibu Arimbi, drh., M.Kes selaku dosen pembimbing utama dan Dr. Budi
Utomo, drh., M. Si selaku dosen pembimbing serta atas segala arahan, informasi,
bimbingan, dan kesabarannya sampai dengan selesainya penelitian ini.
Setya
Budhi, drh., M.Si
selaku ketua penilai,
Emy Koestanti
Sabdoningrum, drh., M.Kes selaku sekretaris penilai dan Suryanie Sarudji, drh.,
M.Kes selaku anggota penilai atas segala saran dan arahan yang telah diberikan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Prof. Lazuardi selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan
selama menempuh kegiatan perkuliahan dan membantu memberikan masukan
vii
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
yang bermanfaat bagi penulis selama menempuh S1 di Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Airlangga.
Seluruh Bapak Ibu Dosen atau Staf Pengajar yang telah banyak memberi
ilmu dan pengalaman selama menempuh kegiatan perkuliahan di Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Seluruh Bapak Ibu Staf Kependidikan, Bagian Kemahasiswaan, Bagian
Akademik, Bagian Keuangan, Bagian Tata Usaha, dan Bagian Sistem Informasi
yang telah banyak membantu selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Kepada Kedua orangtua: Ita Sry Ulina Kembaren, Alm. Jhonson Sitepu,
Nenek Karo Sinuhaji, kedua adik : Jeremy dan Jericho, dan Bg Hiskia atas
limpahan doa dan pengorbanan yang tak henti-hentinya, kasih sayang, ketulusan
cinta, kepercayaan, semangat serta kebahagiaan selama hidup penulis.
Staf laboratorium Patologi Klinik Bapak Endis dan Mas Rizky serta Ibu
Siti dan Bapak Jum dari Laboratorium Patologi Anatomi di Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Airlangga dan Bapak Yusuf yang selalu membantu saya dalam
pengambilan darah Ikan gurame.
Teman-teman seperjuangan penelitian saya, Cika, Husna, Iga, Husna dan
Lita yang senantiasa bekerja sama, menemani dalam suka maupun duka selama
penelitian berlangsung sehingga menjadi lebih dekat satu sama lain. Rista, Sofia,
Dina, Citra, teman- teman permata yang menyemangati dikala saya selalu tidak
semangat dan membuat hari-hari kuliah menjadi lebih indah dan teman-teman
angkatan 2012 “Bersatu kita Bisa Semangat Pantang Menyerah Phoenix”, kepada
viii
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
angkatan 2010, 2011, 2013, 2014, dan 2015 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan pada
skripsi ini, untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, 06 Juni 2016
Penulis
ix
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................. iii
HALAMAN IDENTITAS ........................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv
SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Landasan Teori ........................................................................................ 4
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Manfaat Hasil Penelitian ......................................................................... 5
1.6 Hipotesis ................................................................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 7
2.1 Ikan Gurame............................................................................................ 7
2.1.1 Klasifikasi .................................................................................. 7
2.1.2 Habitat Ikan gurame................................................................... 8
2.2 Spirulina platensis ................................................................................... 8
2.2.1 Klasifikasi .................................................................................. 8
2.2.2 Kandungan Nutrisi Spirulina platensis ...................................... 9
2.2.3 Sistem Imun Ikan ..................................................................... 10
2.3 Aeromonas hydrophila .......................................................................... 11
2.3.1 Karaterisktik Aeromonas hydrophila ....................................... 13
2.3.2 Patogenesis dan Gejala Klinis ................................................. 14
2.4 Komponen Darah Ikan .......................................................................... 15
2.4.1 Leukosit Ikan ........................................................................... 15
2.4.1.1 Granulosit..................................................................... 15
2.4.1.2 Agranulosit................................................................... 17
2.4.2 Tinjaun Nilai Normal Gambaran Darah Ikan .......................... 19
BAB 3 MATERI DAN METODE PENELITIAN .................................................. 20
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 20
3.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 20
3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................ 20
3.4 Materi Penelitian ................................................................................... 20
3.4.1 Hewan Coba ............................................................................. 20
3.4.2 Bahan Penelitian ...................................................................... 21
3.4.3 Alat Penelitian.......................................................................... 21
3.5 Metode Penelitian ................................................................................. 21
x
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.5.1 Penentuan Dosis Spirulina platensis ............................................ 22
3.5.2 Penentuan Jumlah Sampel ........................................................... 22
3.5.3 Perlakuan Penelitian ................................................................ 22
3.6 Pengambilan Darah untuk Pemeriksaan Jumlah Leukosit dan Hitung
Jenis Sel Leukosit ................................................................................ 23
3.6.1 Punksi Pembuluh Darah Bagian Caudal ...................................... 23
3.6.2 Pemeriksaan Jumlah Leukosit dan Hitung Jenis Sel Leukosit ..... 24
3.6.2.1 Pemeriksaan Jumlah Sel Leukosit ............................... 24
3.6.2.2 Menghitung Jumlah Sel Leukosit ................................ 24
3.6.2.3 Pemeriksaan Hitung Jenis Sel Leukosit ....................... 25
3.7 Variabel Penelitian ................................................................................ 25
3.8 Rancangan Penelitian dan Analisis Data .............................................. 26
3.9 Diagram Alur Penelitian ....................................................................... 27
BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................................. 28
4.1 Pengamatan Gejala Klinis ..................................................................... 28
4.2 Gambaran Jumlah Leukosit .................................................................. 28
4.3 Hitung Jenis Leukosit............................................................................ 31
BAB 5 PEMBAHASAN ......................................................................................... 33
5.1 Gambaran Pengamatan Gejala Klinis ................................................... 33
5.2 Gambaran Jumlah Leukosit .................................................................. 34
5.3 Gambaran Hitung Jenis Leukosit .......................................................... 35
5.3.1 Neutrofil ....................................................................................... 35
5.3.2 Eosinofil ....................................................................................... 36
5.3.3 Basofil .......................................................................................... 36
5.3.4 Limfosit ........................................................................................ 36
5.3.5 Monosit ........................................................................................ 37
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 39
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 39
6.2 Saran ..................................................................................................... 39
RINGKASAN.......................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 42
LAMPIRAN ............................................................................................................ 48
xi
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Nilai normal gambaran darah ikan air tawar secara umum
4.1 Rata-rata dan Simpangan Baku Jumlah Leukosit ...............................................28
4.2 Rata-rata dan Simpangan Baku Jenis Leukosit ...................................................30
xii
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Ikan Gurame ......................................................................................................... 7
2.2 Spirulina platensis................................................................................................ 9
2.3 Aeromonas hydrophila .........................................................................................12
2.4 Ikan Gurame yang terserang bakteri Aeromonas hydrophila ..............................14
2.5 Sel Leukosit Silurus glanis L ...............................................................................17
3.1 Diagram Alir Penelitian .......................................................................................26
4.1 Data gambar Ikan Gurame terserang bakteri Aeromonas hydrophila ..................27
4.2 Hasil Pemeriksaan Jumlah Leukosit Ikan Gurame ..............................................28
4.3 Pemeriksaan jumlah leukosit ...............................................................................29
4.4 Hasil Pemeriksaan Jenis Leukosit Ikan Gurame ..................................................31
4.5 Pemeriksaan Darah Ikan Gurame.........................................................................31
xiii
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Perhitungan Dosis ekstrak Spirulina platensis..................................................... 48
2. Metode Pengambilan Darah Ikan Gurame ........................................................... 49
3. Pemeriksaan Jumlah Sel Leukosit ........................................................................ 50
4. Pemeriksaan Hitung Jenis Sel Leukosit ............................................................... 51
5. Data Jumlah Leukosit Ikan Gurame..................................................................... 52
6. Data Jenis Leukosit Ikan Gurame ........................................................................ 53
7
Data Jenis Leukosit Dalam Bentuk Absolut ........................................................ 54
8. Laporan hasil uji bakteri Aeromonas hydrophila ................................................. 55
9. Analisa Statistik Jumlah Leukosit ......................................................................... 56
10. Analisa Statistik Jenis Leukosit ........................................................................... 57
11 Gambar Peralatan dan Bahan Penelitian ............................................................... 62
xiv
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
ANOVA
: Analysis of Variant
CFU
: Colony Forming Unit
et al
: et alli, et alia
GLA
: Gamma Linolenic Acid
ID100
: Dosis Infeksi
LPS
: Lipopolisakarida
MAS
: Motile Aeromonas Septicemia
MCA
: Mac Conkey Agar
NK
: Natural Killer
pH
: Derajat Keasaman
TSA
: Tripticase Soya Agar
RAL
: Rancangan Acak Lengkap
SPSS
: Statistical Program of Social Science
WBCs
: White Blood Cells
HE
: Hematoxylin Eosin
ml
: Mililiter
n
: Ulangan
t
: Perlakuan
S
: Signifikan
TS
: Tidak Signifikan
LPS
: Lipopolisakarida
TPC
: Total Plate Count
MGG
: May-Grunwald Giemsa
xv
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan gurame (Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang
memiliki nilai gizi tinggi dan ekonomi penting serta banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia. Ikan gurame banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Sumatra Barat, dan Sulawesi Utara. Saat ini ikan gurame adalah salah satu dari
lima belas jenis komoditas ikan untuk peningkatan produksi dan pendapatan
petani. Ikan gurame tidak memerlukan air mengalir sebagai tempat hidupnya
(Tarwiyah, 2001). Ikan gurame termasuk dari dua belas jenis komoditas untuk
pemenuhan gizi masyarakat (Rukmana, 2005).
Budidaya ikan gurame mudah diusahakan dan hasilnya dapat mencapai 8
ton per hekter (Taufik, 2010). Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya
intensif adalah penyakit dengan menimbulkan kerugian ekonomi bagi para
pembudidayaan ikan. Salah satu jenis penyakit yang sering dijumpai pada
organisme budidaya adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri
Aeromonas hydrophila, termasuk bakteri patogen sebagai penyebab penyakit
“Motil Aeromonas Septicemia” (MAS), Bakteri Aeromonas hydrophila sebagai
penyebab penyakit MAS sangat berpengaruh dalam budidaya ikan air tawar dan
sering menimbulkan wabah penyakit dengan tingkat kematian tinggi (80-100%)
dan dalam waktu yg relatif singkat, yakni 1 – 2 minggu (Triyaningsih dkk 2014).
Gejala terinfeksinya bakteri Aeromonas hydrophila adalah luka di bagian
tubuh dan mengeluarkan darah, perut membesar, lendir mencair, sisik
mengelupas, dan timbul luka pada tubuh ikan. Bakteri ini dapat mengakibatkan
1
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
kondisi ikan menjadi lemah dalam waktu singkat. Ikan sering muncul ke
permukaan, lalu mati. Serangan penyakit ini perlu di waspadai sebab tak jarang
menimbulkan kematian masal (Sutanto, 2011).
Gambaran darah adalah salah satu indikator dari adanya infeksi (Nuryati
dkk, 2006). Dalam bidang perikanan analisa hematologi bisa diterapkan sebagai
early detection system untuk mencegah terjadinya kematian masal dalam
pembudidayaan ikan (Noercholis, 2013). Manfaat permeriksaan darah antara lain
untuk membantu mendiagnosis suatu penyakit, mengetahui jalan nya suatu
penyakit, menentukan prognosa, mengetahui efek suatu pengobatan, meneliti
sistem imun dan untuk mengetahui status kesehatan hewan (Harvey, 2012).
Upaya pencegahan penyakit Aeromonas pada ikan telah dilakukan oleh
Ravi et al., (2010) dengan menggunakan Spirulina platensis yang merupakan
bahan alami dan aman. Spirulina platensis adalah mikroalga hijau kebiruan, sel
berkoloni dan membentuk filamen terpilih yang menyerupai spiral. Alga ini
mengandung berbagai zat gizi seperti protein dapat mencapai 72 %, lipid 8%,
karbohidrat 16%, vitamin B1, B2, B6, B12, C, niasin, β karotin dan kandungan
asam
amino
yang
seimbang.
Spirulina
platensis
juga
mengandung
lipopolisakarida sebesar 1,5% bobot keringnya, kandungan lipopolisakarida inilah
yang menjadikan Spirulina platensis digunakan sebagai immunostimulan yang
potensial dalam meningkatkan respon kekebalan tubuh pada ikan. (Pelizer et al.,
2002).
Komponen utama dinding sel S. platensis sama dengan dinding sel bakteri
gram negatif yang mengandung peptidoglikan dan lipopolisakarida (Sze 1993).
Lipopolisakarida terdiri atas lipid A, polisakarida O (antigen) dan inti
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
polisakarida. Lipid A bertanggung jawab terhadap keracunan primer dan bersifat
toksik, sedangkan polisakarida O dan inti polisakarida merupakan antigen
permukaan yang dapat menginduksi kekebalan spesifik dan non spesifik (Jawetz
et al. 1982).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Tayag et al., (2010) diketahui bahwa
kandungan senyawa dari ekstrak air panas Spirulina platensis yaitu polisakarida,
dimana polisakarida dapat merangsang kekebalan tubuh pada ikan dan udang.
Selain itu, ekstrak Spirulina plantensis yang diaplikasikan melalui metode injeksi
dan perendaman menunjukkan peningkatan resistensi terhadap bakteri.
Sampai saat ini belum ada informasi tentang pemanfaatan perendaman
ekstrak Spirulina platensis terhadap ikan gurame yang diinfeksi bakteri
Aeromonas hydophila. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
tentang efek perendaman ekstrak spirulina plantensis terhadap jumlah leukosit
ikan gurame (Osphronemus goramy Lac.) yang diinfeksi Aeromonas hydrophila
Hasilnya diharapkan dapat memberikan informasi kepada dunia perikanan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu apakah perendaman ekstrak Spirulina platensis
sebagai imunostimulan dapat meningkatkan jumlah leukosit dan hitung jenis
leukosit ikan gurame yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila ?
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
1.3 Landasan Teori
Aeromonas hydrophila menyebabkan penyakit pada ikan yang dikenal
sebagai Motile Aeromonas hydrophila (MAS). Kemampuan bakteri menyebar
melalui peredaran darah atau septikemia menyebabkan kerusakan di berbagai
organ tubuh ikan. Kerusakan tersebut antara lain: ulcer pada organ kulit,
kerusakan mata, lesi pada sirip dan insang, pengelupasan sisik dan hemoragik
septikemia. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini terutama mempengaruhi
ikan air tawar (Kumar and Ramalu, 2013).
Adanya gangguan kesehatan akibat infeksi ataupun perubahan status
fisiologi hewan sering dapat diketahui melalui perubahan yang terjadi pada
komponen darahnya (Meyer and Harvey, 1998). Reaksi imunitas ditunjukkan
dengan adanya kelainan jumlah leukosit dan dapat diketahui melalui pemeriksaan
jumlah total leukosit dan distribusi masing-masing jenis leukosit (differential
counting) yang merupakan bagian dari pemeriksaan fisik rutin pada hewan sakit.
Melalui kedua pemeriksaan tersebut dapat diperoleh gambaran mengenai
kepekaan hewan, pemberian terapi yang tepat dan prognosa dari penyakit (Bijanti
dkk, 2010).
Pemeriksaan jumlah leukosit dan jenis leukosit yang terdiri dari neutrofil,
eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit menjadi parameter yang penting untuk
dilakukan karena leukosit berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh dan
berhubungan dengan proses infeksi bakteri. Pada infeksi bakteri terjadi perubahan
yaitu berupa peningkatan jumlah leukosit dalam darah (Chairlan, 2011).
Pemberian Spirulina plantensis pada ikan menyebabkan meningkatkan
aktivitas fagositosis dan meningkatkan presentase kelangsungan hidup ikan
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
terhadap resiko Aeromonas hydrophila (Ragap et al., 2002). Spirulina platensis
adalah mikroalga hijau-biru. Spirulina platensis mengandung beberapa Vitamin,
seperti vitamin B, vitamin E, vitamin K, phenolic acids, tocopherols, g-linolenic
acid, asam folat; pigmen, seperti b-carotenes, chlorophyll a dan phycocyanin; dan
mineral, teruama zat besi. Spirulina mempunyai fungsi sebagai antioksidan,
antiviral, imunomodulator, meningkatkan hemoglobin, leukosit dan trombosit
serta mampu menstimuasi stem sel di sumsum tulang (Simanjuntak et al., 2004).
Menurut Grzanna et al., (2006) menyatakan bahwa Spirulina platensis
mempunyai efek imunostimulator. Simanjuntak et al., (2004) menunjukkan
bahwa pemberian Spirulina platensis dalam pakan ikan dapat meningkatkan
jumlah eretrosit, total leukosit, dan kadar hemoglobin ikan nilem.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak Spirulina
platensis sebagai imunostimulan terhadap jumlah leukosit dan hitung jenis
leukosit ikan gurame yang diinfeksi Aeromonas hydophila.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan dan diaplikasikan
pada dunia perikanan sebagai alternatif pencegahan maupun pengobatan
Aeromonas.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
1.6 Hipotesis
Perendaman ekstrak Spirulina platensis sebagai imunostimulan dapat
meningkatkan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit ikan gurame yang diinfeki
bakteri Aeromonas hydrophila.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Gurame
2.1.1 Klasifikasi
Menurut Ardianto (2012). Ikan gurame dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Pisces
Sub Kelas
: Teleostei
Ordo
: Perciformes
Sub ordo
: Belontiidae
Famili
: Osphronemidae
Genus
: Osphronemus
Spesies
: Osphronemus gourami
Gambar 2.1. Osphronemus gouramy (Pingstone, 2005).
7
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
Ikan gurame termasuk golongan ikan Labyrinthici, yaitu ikan yang
memiliki alat pernafasan tambahan yaitu berupa selaput tambahan berbentuk
tonjolan pada tepi atau lapisan insang pertama yang biasa disebut labyrinth.
Gurame mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih, dan tertutup sisik yang
berukuran besar serta terlihat kasar dan kuat (Romero, 2002).
2.1.2
Habitat Ikan gurame
Habitat ikan gurame merupakan air tawar sampai sedikit payau, berair
jernih dan dasar kolam yang kurang lumpurnya. Lokasi pemeliharaan yang cocok
ialah pada kebuntingan 50- 400m di atas permukaan laut, dengan suhu 24-28oC,
sekurang-kurangnya 75 cm. Ikan ini sangat baik di pelihara, walaupun
pertumbuhannya lambat. Untuk pertumbuhan pH-nya berkisar antara 7-8 (Dinas
Perikanan 1997 dalam Sutrisno 2011).
2.2 Spirulina platensis
2.2.1 Klasifikasi
Klasifikasi Spirulina menurut Bold & Wyne (1978) dalam Pamungkas
(2005) adalah sebagai berikut :
SKRIPSI
Kingdom
: Protista
Divisi
: Cyanophyta
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostocales
Famili
: Oscilatoriaceae
Genus
: Spirulina
Spesies
: Spirulina platensis
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
Gambar 2.2 Spirulina sp.
(Sumber: R. Locci dalam Cifferi, 1983 dan Henrickson, 1989)
Spirulina sp. merupakan mikroalga yang menyebar secara luas, dapat
ditemukan di berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut dan tawar
(Ciferri, 1983). Ciri-ciri morfologinya yaitu filament yang tesusun di trikoma
multiseluler berbentuk spiral yang bergabung menjadi satu, tidak seimbang, tidak
bercabang, autrotof, dan berwarna biru kehijauan (Gambar 2.2).
2.2.2
Kandungan Nutrisi Spirulina platensis
Analisis kimia Spirulina sp. dimulai pada tahun 1970 yang menunjukkan
Spirulina sp. sebagai sumber yang sangat kaya protein, vitamin, dan mineral.
Kandungan protein pada Spirulina sp. berkisar antara 60%-70% dari berat kering,
mengandung provitamin A tinggi, sumber β-karoten yang kaya vitamin B12 dan
digunakan dalam pengobatan anemia, kandungan lipid sekitar 4-7%, serta
karbohidrat sekitar 13,6% (Carrieri et al., 2010). Spirulina sp. juga mengandung
kalium, protein dengan kandungan Gomma Linolenic Acid (GLA) yang tinggi
(Tokusoglu dan Uunal, 2006). Spirulina juga kaya akan vitamin diantaranya
vitamin B1, B2, B3, B6, B9, B12, vitamin C, vitamin D dan vitamin E (Tokusglu
and Unal, 2003; Babadzhanov, 2004).
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
Komposisi pigmen pada Spirulina sp. merupakan komposisi pigmen yang
kompleks dan umum ditemukan pada alga biru hijau. Kompisisi tersebut
diantaranya
adalah
klorofil-
a,
xanthophyll,
fikosianin
dan
zeaxanthin
(Christwardana dan Hadiyanto, 2012). Spirulina mengandung fikosianin tinggi
sehingga warna cenderung hijau biru (Kebede and Ahlgren, 1996 dalam
Christwardana et al., 2009). Penilitian yang dilakukan Woro dkk., (2014)
menjelaskan bahwa pemberian fikosianin spirulina dapat meningkatkan leukosit,
aktivitas fagositosis dan pertumbuhan pada ikan kerapu bebek juvenil. Abdel et
al., (2008) juga pernah melaporkan bahwa penambahan spirulina pada pakan
meningkatkan jumlah total eritrosit dan leukosit ikan tilapia (Oreochromis
niloticus).
El-Sabagh et al., (2014) dalam penelitiannya melaporkan bahwa
Spirulina platensis dapat meningkatkan konsentrasi Hb dan sel darah putih pada
domba. Peningkatan produksi sel darah putih dikarenakan adanya phycocyanin
dan polisakarida yang terkandung dalam spirulina (Zhang, 1994 dalam El-Sabagh
et al., 2014).
2.2.3
Sistem Imun Ikan
Menurut Rombout et. al. (2005), sistem kekebalan tubuh ikan secara
fisiologis mirip dengan vertebrata yang lebih tinggi, meskipun ada perbedaan
tertentu. Berbeda dengan vertebrata yang lebih tinggi, ikan merupakan organisme
hidup bebas dari tahap embrionik awal kehidupan yang bergantung pada sistem
kekebalan tubuh bawaan mereka untuk bertahan hidup.
Menurut Magnadottir (2006), kekebalan non spesifik adalah mekanisme
pertahanan mendasar pada ikan. Selain itu, memainkan peran kunci dalam respon
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
kekebalan yang diperoleh dan homeostasis melalui sistem protein reseptor.
Protein
reseptor
mengidentifikasi
pola-pola
molekuler
yang
khas
dari
mikroorganisme patogen termasuk polisakarida, lipopolisakarida (LPS), DNA
bakteri peptidoglikan, RNA virus, dan molekul lain yang tidak normal pada
permukaan organisme multi seluler. Tanggapan ini dibagi menjadi hambatan fisik
dan respon kekebalan seluler dan humoral. Parameter immunological terdiri dari
inhibitor pertumbuhan, enzim litik, jalur komplemen klasik, alternatif dan jalur
lektin, aglutinin dan precipitin (opsonin dan lektin primer), antibodi, sitokin,
kemokin, dan peptida antibakteri. Berbagai faktor internal dan eksternal dapat
mempengaruhi parameter respon kekebalan bawaan. Perubahan suhu, manajemen
stres, dan kepadatan memiliki efek penekanan pada jenis respon, sedangkan
beberapa aditif makanan dan imunostimulan dapat meningkatkan efisiensi
mereka. Peningkatan sel eritrosit sangat berhubungan dengan pengangkutan
oksigen keseluruh tubuh dan peningkatan leukosit sangat berhubungan dengan
sistem kekebalan tubuh ikan. Leukosit berperan penting dalam imunitas nonspesifik atau jumlahnya di jadikan sebagai indikator kerentanan terhadap penyakit
(Matanovic et al., 2007).
2.3 Aeromonas hydrophila
Aeromonas hydrophila merupakan bakteri yang banyak ditemukan di
lingkungan air tawar, terutama pada lingkungan yang kaya bahan organic. Suhu
optimal untuk pertumbuhan Aeromonas hydrophila adalah 20-37C. Penelitian
pada udang kurang karang yang hamper mati menunjukkan bahwa luas nekrotik
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
inti ditemukan pada jaringan termasuk insang, jantung, hepatopankreas dan sistem
peredaran darah (Pathol et al., 2009)
Kelompok Bakteri dari genus Aeromonas merupakan bakteri yang dapat
ditemukan di daerah perairan tawar, Gram Negatif dan berbentuk batang
(Gardenia dkk., 2010). (Gambar 2.3) Morfologi batang pendek dengan ukuran
bervariasi antara leber 0,8 sampai 1,0 mikron dengan panjang 1,0 sampai 3,5
mikron, tidak memiliki spora, bakteri bersifat motil karena mempunyai flagella
monotrichous. (Herupradoto dan Yuliani, 2010).
Pertumbuhan optimal terjadi setelah 24 jam pada suhu 28oC pada media
TSA (Tripticase Soya Agar). Pada pewarnaan gram menunjukkan warna merah,
tidak menunjukkan reaksi positif pada pewarnaan Ziel dan Nelsen dan Giemsa.
Tumbuh pada blood agar pada suhu 37oC selama 18 jam menunjukkan zona beta
hemolysis 4 mm, tidak berwarna hingga keabu-abuan. Media MCA suhu 37oC
selama 24 jam menunjukkan koloni berwarna pink ( Akkoc et al., 2008).
Uji biokimia isolat Aeromonas hydrophila pada media Sulfide Indol
Motility (SIM) menunjukkan bakteri motil yang ditandai kekeruhan, indol positif
dengan adanya cincin merah, dan menghasilkan H2S positif, pada media Simon
Citrat Agar (SCA) bereaksi positif ditandai warna biru pada media dan urase
positif ditandai warna merah muda (Yogananth et al., 2009).
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
Gambar 2.3 Aeromonas hydrophila dengan Pewarnaan Gram dan perbesaran
1000x (Park, 2011)
2.3.1
Karaterisktik Aeromonas hydrophila
Salah satu bakteri yang umum dijumpai pada ekosistem perairan dan
mempunyai peranan sebagai microbial flora bagi organisme air pada kondisi
lingkungan yang stabil yaitu bakteri Aeromonas hydrophila. Dimana bakteri
tersebut bersifat patogen pada ikan air tawar seperti ikan nila pada kondisi kualitas
air yang buruk. Selain itu bakteri Aeromonas hydrophila memiliki kemampuan
osmoregulasi yang tinggi dimana mampu bertahan hidup pada perairan tawar,
perairan payau dan laut yang memiliki kadar garam tinggi dengan penyebaran
melalui air, kotoran burung, saluran pencernaan hewan darat dan hewan amfibi
serta reptil (Mangunwardoyo et al., 2010).
Aeromonas hydrophila menginfeksi semua jenis ikan air tawar Infeksi
biasanya berkaitan dengan kondisi stres kepadatan, malnutrisi, infeksi parasit,
kualitas air yang buruk dan flutuasi suhu air yang ekstrim. Serangan bersifat akut.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
Jika kualitas lingkungan air terus menurun, kematian yang ditimbulkan bisa
mencapai 100% (Bachtiar 2010).
Aeromonas hydrophila
menyebabkan penyakit
Motile Aeromonas
Septicemia (MAS) atau penyakit bercak merah. Bakteri ini menyerang berbagai
jenis ikan air tawar seperti lele dumbo (Clarius gariepinus), ikan mas (Cyprinus
carpio), gurame (Osphronemus gouramy) dan udang galah (Macrobrachium
rosenbergii). Pengendalian bakteri ini sulit karena memiliki banyak strain dan
selalu ada di air serta dapat menjadi resisten terhadap obat-obatan (Kamiso dan
Triyanto 1993).
2.3.2
Patogenesis dan Gejala Klinis
Proses invasi bakteri patogen ke dalam tubuh di awali dengan melekatnya
bakteri pada permukaan kulit. Flagella yang dimiliki oleh bakteri digunakan untuk
bergerak, sedangkan pili digunakan untuk melekat kuat pada lapisan terluar tubuh
ikan yaitu sisik yang dilindungi oleh zat khitin. Jika organisme melekat pada
reseptor spesifik akan membentuk koloni, meluas membentuk toksin yang
membantu dalam proses penetrasi sehingga timbul penyakit. (Lee et al., 2000).
Menurut Lubis, et al., (2014), ikan yang terserang bakteri Aeromonas
hydrophila memiliki gejala klinis berupa luka, warna tubuh pucat, geripis pada
sirip-siripnya dan bergerak lambat. Selain itu, ciri-ciri ikan yang terserang bakteri
ini biasanya warna tubuh gelap, mata rusak, bernafas di atas permukaan air,
insang rusak berwarna merah keputihan, sehingga kesulitan bernafas. Serangan
bakteri ini pada kulit menyebabkan kulit menjadi kesat, timbul pendarahan yang
selanjutnya diikuti dengan hemoragi, perut kembung serta terjadi pendarahan pada
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
hati, ginjal dan limfa saat dilakukan pembedahan. seperti yang terlihat pada
gambar 2.4
Gambar 2.4. Terdapat bentukan-bentukan lesi dan terdapat pendarahan
pada kulit ikan gurame (Osphronemus goramy Lec.) yan terserang bakteri
Aeromonas hydrophila (Tanjung dkk., 2011).
2.4 Komponen Darah Ikan
2.4.1 Leukosit Ikan
Ikan mempunyai sel darah putih (leukosit) yang cukup banyak antara
137.000/mm3 – 798.000/mm3. Leukosit ikan dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu
Granulosit dan Agranulosit (Bijanti, 2005).
2.4.1.1 Granulosit
Pada ikan granulosit terbentuk secara embrionik yang dikenal dengan
nama granuloblast yang terdapat di ginjal. Granulosit terbagi atas 3 tipe yaitu
neutrofil, eosinofi, dan basofil. Fungsi utama granulosit adalah respon
perlindunungan tubuh yang non-spesifik melalui proses fagositosis maupun
respon sitotoksik. Granulosit bersifat responsive terhadap benda asing yang masuk
ke dalam tubuh, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk mengenakan antigen
yang spesifik. Sel darah putih/granulosit yang berfungsi sebagai fagositosis adalah
eosinophil dan neutrofil (Bijanti, 2005).
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
a. Neutrofil
Neutrofil merupakan fagositas kuat. Fagositosis neutrofil dilakukan
dengan cara mendekati partikel asing/bakteri dan mengeluarkan pseudopodi ke
segala arah sekitar partikel, satu neutrofil dapat memfagosit 5-20 bakteri sebelum
neutrofil tersebut menjadi tidak aktif (Bijanti, 2005).
Neutrofil ikan berbentuk bulat sampai oval dengan eksentrik. Homogen.
Nukleus neutrofil yang matang mempunyai bermacam bentuk, butir kromatinnya
memadat dan pewarnaannya lebih basofilik. Neutrofil beberapa jenis ikan seperti
ikan Mas, mempunyai granulosit dengan granula sitoplasma yang lebih asidofilik,
sitoplasma tidak berwarna dan inti eksentrik dan selnya lebih digolongkan sebagai
heterofil. Diameter berukuran kurang lebih 10 µm (Bijanti dkk., 2010).
b. Eosinofil dan Basofil
Eosinofil pada hapusan jarang dijumpai pada ulasan darah ikan. Eosinofil
hanya dijumpai pada beberapa spesies ikan misalnya ikan Mas. Eosinofil dijumpai
sebagai granulosit yang berukuran sedang sampai besar dengan granula
eosinofilik. Nukleus bervariasi mulai dari yang bulat sampai segmented dan
letaknya eksentrik. Eosinofil ikan Mas berukuran kurang lebih 7,5 µm.
peningkatan jumlah eosinophil pada ikan akan mengindikasikan adanya respon
inflamasi yang dikaitkan dengan infeksi parasit atau stimulasi antigenik (Bijanti
dkk., 2010).
Basofil dikenali sebagai sel yang berbentuk bulat dengan granula
sitoplasma yang basofilik. Nukleusnya besar, ekstrensik dan bulat. Butir kromatin
intinya lebih Homogen. Basofil ikan Mas berukuran 10-20 µm (Bijanti dkk.,
2010).
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
2.4.1.2 Agranulosit
Kelompok leukosit agranulosit terdiri dari limfosit dan monosit. Pada ikan
limfosit didapatkan dalam jumlah yang paling banyak diantara jenis leukosit yang
lainnya (Bijanti, 2005).
a. Limfosit
Limfosit memiliki jumlah sekitar 20-35% dari sel darah putih yang beredar
(Tambayong, 2002). Limfosit banyak ditemukan pada hapusan darah ikan, ukuran
diameternya berkisar antara 5-8 µm. limfosit berbentuk bulat dengan inti yang
besar dan sitoplasma yang sedikit (Bijanti dkk., 2010).
Limfosit tidak bersifat fagosit tetapi memegang peranan penting dalam
pembentukkan atibodi. Fungsi limfosit sendiri adalah sebagai mediator respon
imun humoral dan seluler. Penurunan jumlah limfosit dapat menurunkan
konsentrasi antibody dan menyebabkan penurunan pertahanan tubuh terhadap
serangan penyakit (Bijanti, 2005).
b. Monosit
Monosit merupakan sel darah yang terbesar dengan diameter kurang lebih
12-15 µm, dan bahkan kadang-kadang mencapai 20 µm. Jumlahnya terdiri 2-8
% dari seluruh jumlah leukosit (Amindariati, 2005).
Monosit merupakan leukosit mononuklear yang berukuran besar dengan
sitoplasmanya terkadang tidak rata karena adanya pseudopodia. Intinya
berbentuk bulat seperti ginjal atau bilobus dan ukurannya bermacam-macam,
pada umumnya mencapai 50% dari volume sitoplasmanya, bentuknya tidak
teratur. Dengan pengecatan Giemsa inti sel akan berwarna biru tua / ungu
dengan sitoplasma berwarna biru kepucatan. Kromatin inti monosit umumnya
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
lebih bergranuler dan kurang memadat jika dibandingkan inti limfosit (Bijanti
dkk., 2010).
Monosit bersifat fagositosis yang lebih kuat dibandingkan dengan neutrofil
dan dapat memfagosit partikel yang lebih besar. Oleh sebab itu monosit yang
matang disebut makrofag dan beredar pada jaringan (Bijanti, 2010). seperti
yang terlihat pada gambar 2.5
B
L
M
N
Gambar 2.5. Sel Leukosit (1000x,MGG). Limfosit (L), Neutrofil (N), Monosit
(M), Basofil (B)
(Doncan et al., 2010).
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
2.4.2
Tinjaun Nilai Normal Gambaran Darah Ikan
Menurut Salsia dkk (2011), hasil pemeriksaan nilai normal gambaran darah
ikan secara umum ditunjukkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.1. Nilai normal gambaran darah ikan air tawar secara umum.
SKRIPSI
NO
Pemeriksaan
Nilai / Jumlah
1
Eritrosit
40,76-94,37 (106 / mm3 )
2
Kadar Hb
5,05-8,33g/dl
3
PCV
28,00-35,13%
4
TPP
3,32-5,10g/dl
5
Ukuran eritrosit
8,10×8,25-14,94×10,06 mm
6
Jumlah leukosit
3390-14200 (/mm3 )
7
Neutrofil
3,25-8,40%
8
Eosinofil
2,40-8,00%
9
Limfosit
60,2 – 81,00%
10
Monosit
7,75-29,20%
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 3 MATERI DAN METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga. Pembuatan ekstrak Spirulina platensis dilakukan di
Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga.
Proses pembuatan hapusan darah, penghitungan jumlah leukosit di Laboratorium
Patologi Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Surabaya.
3.2 Waktu Penelitian
Waktu Penelitian berlangsung selama satu bulan Bulan April sampai
Bulan Mei 2016
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Pada
penelitian ini variable yang diamati adalah jumlah leukosit ikan gurame.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL),
karena kondisi lingkungan dan berat badan yang bersifat homogen, serta sampel
dilakukan secara acak dengan empat macam kelompok perlakuan.
3.4 Materi Penelitian
3.4.1
Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurame
(Oshpronemus gouramy) sebanyak 20 ekor dengan berat badan rata-rata 20 gram
20
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
dan panjang tubuh 9-10 cm dari kolam yang sama. Hewan coba diperoleh dari
Kolam Minazas, Desa bakung, Kecamatan Udan Awu, Blitar.
3.4.2
Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain pakan ikan standar berbentuk
pellet (Takari®_PT. Central Proteinaprima., Tbk, kode produksi PCP401), air
Sumur, Ekstrak Spirulina platensis, bakteri Aeromonas hydrophila yang
berjumlah 106 CFU/ml didapat dari Balai Karantina Perikanan Surabaya, dengan
pengenceran 100 ml. Bahan untuk pembuatan ekstrak Spirulina platensis adalah
tepung Spirulina platensis yang di dapat dari Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Payau Jepara.
Bahan-bahan untuk pengambilan darah, pembuatan hapusan darah, dan
penghitungan jumlah leukosit pada ikan gurame adalah Heparin, larutan Dacies,
methanol 95%, zat warna Giemsa beserta Larutan Buffer Pro Giemsa, dan minyak
emersi.
3.4.3
Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah akuarium (ukuran
volume 5 L) sebanyak 5 buah, mesin aerator, selang aerator, filter pembersih air,
batu zeloit, timbangan milligram digital, dan jaring ikan kecil. Peralatan untuk
Pengambilan darah diperlukan spuit insulin 1 ml dengan jarumnya, tabung
ependorf. pembuatan hapusan darah diperlukan glas obyek, dan rak tempat
pemulas glas obyek. Penghitungan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit pada
ikan gurame diperlukan kamar hitung Improved Neubauer, Pipet Pasteur,, counter,
gelas penutup, mikroskop, gelas obyek, rak tempat pemulas gelas obyek.
3.5 Metode Penelitian
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
3.5.1
Penentuan Dosis Spirulina platensis
Penentuan dosis berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan
yaitu dengan bentuk ekstrak air panas Spirulina plantensis. Dosis penelitian
tersebut adalah 200 mg/L, 400 mgL, 600 mg/L. Tayag et al., (2010) Perhitungan
dosis Spirulina platensis di uraikan pada Lampiran 1.
3.5.2
Penentuan Jumlah Sampel
Rumus besaran sampel adalah t(n-1)> 15, dimana t adalah banyaknya
perlakuan dan n adalah banyaknya ulangan (Kusriningrum, 2010). Dalam
penelitian ini digunakan 5 perlakuan. Dari rumus tersebut maka ulangan terkecil
yang digunakan adalah 4 ekor ikan dalam setiap perlakuan. Untuk menghindari
bias maka ditambah 1 ekor pada setiap kelompok perlakuan, sehingga seluruh
ulangan tiap perlakuan 5 ekor ikan gurame.
3.5.3
Perlakuan Penelitian
Setelah adaptasi selama satu minggu, semua kelompok perlakuan dari
hewan coba di Dipping ekstrak spirulina dengan dosis disetiap perlakuan dan
diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila, kecuali PO(-)
P0-
: Kelompok perlakuan kontrol negatif
Ikan tanpa direndam ektrak Spirulina platensis dan tanpa diinfeksi
bakteri Aeromonas hydrophila.
P0+
: Kelompok perlakuan kontrol positif
Ikan tanpa direndam ektrak Spirulina platensis, selanjutnya
diinfeksi Aeromonas hydrophila 106 sel/ml pada hari ke-15
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
P1
: Ikan direndam ekstrak air Spirulina platensis konsentrasi 200
mg/L secara dipping selama 3 jam pada hari pertama dan pada
hari ke tujuh, selanjutnya diinfeksi Aeromonas hydrophila 106
sel/ml pada hari ke-15
P2
: Ikan direndam ekstrak air Spirulina platensis konsentrasi 400
mg/L secara dipping selama 3 jam pada hari pertama dan pada
hari ke tujuh, selanjutnya diinfeksi Aeromonas hydrophila 106
sel/ml pada hari ke-15
P3
: Ikan direndam ekstrak air Spirulina platensis konsentrasi 600
mg/L secara dipping selama 3 jam pada hari hari pertama dan
pada hari ke tujuh, selanjutnya diinfeksi Aeromonas hydrophila
106 sel/ml pada hari ke-15
Pada hari ke-3 setelah perlakuan, darah ikan diambil sesuai proses
kemudian diamati gambaran jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit.
3.6 Pengambilan Darah untuk Pemeriksaan Jumlah Leukosit dan Hitung
Jumlah Sel Leukosit
3.6.1
Punksi Pembuluh Darah Bagian Caudal
Setelah perlakuan selesai, ikan dikorbankan untuk memulai pengambilan
darah dengan teknik Punksi Pembuluh Darah Bagian Caudal. Teknik ini biasa
dipergunakan untuk pengambilan sampel darah ikan berukuran besar (>10 cm).
Teknik ini mempunyai kelebihan yaitu bisa dipergunakan berulang pada satu ikan.
Pengambil darah ikan dengan menggunakan teknik ini yaitu dengan menyiapkan
spuit insulin lengkap dengan jarumnya dan kemudian dihisap larutan heparin
sampai memenuhi didinding syringe dan hanya disisakan sebanyak ± 50 µl di
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
dalam spuit. Pengambilan darah ikan dengan memposisikan jarum pada garis
tengah tubuh belakang sirip anal kemudian memasukkan jarum kedalam musculus
sampai mencapai tulang belakang (columna spinalis) dengan memastikan tidak
terdapat gelembung air yang masuk dalam spuit. Kemudian ditarik perlahan-lahan
sampai darah masuk ke dalam spuit (Bijanti, 2010).
3.6.2
3.6.2.1
Pemeriksaan Jumlah Leukosit dan Hitung Jenis Sel Leukosit
Pemeriksaan Jumlah Sel Leukosit
Menurut Bijanti (2010), metode pemeriksaan jumlah leukosit yaitu sampel
darah diencerkan dengan perbandingan 1:50 menggunakan larutan Dacies yang
telah disaring. Pencampuran darah dengan larutan Dacies secara perlahan agar
tidak merusak sel darah. Ambil sedikit campuran darah dan larutan Dacies dengan
menggunakan pipet Pasteur, kemudian teteskan dalam kamar hitung Improved
Neubauer. Letakkan cover glass di atas kamar hitung Improved
Neubauer.
Kemudian hitung jumlah leukosit yang terdapat pada semua kotak leukosit dengan
menggunakan mikroskop.
3.6.2.2
Menghitung Jumlah Sel Leukosit
Perhitungan jumlah sel leukosit menggunakan mikroskop dengan
pembesaran 10x dengan menurunkan lensa kondensor. Kamar hitung dengan
bidang bergarisnya diletakkan di bawah obyektif dan fokus mikroskop diarahkan
pada garis-garis bagi tersebut. Kemudian dihitung semua leukosit yang terletak
pada ke empat bidang besar (kotak yang berwarna hijau) pada lampiran 4.
Perhitungan dimulai dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah
dan dari kanan kekiri (pada empat kotak berwarna hijau). Sel yang menyinggung
garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah dihitung, sebaliknya sel-sel yang
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
menyinggung garis batas sebelah kanan atau garis bawah tidak boleh dihitung
(Bijanti, 2010).
3.6.2.3
Pemeriksaan Hitung Jenis Sel Leukosit
Menurut Bijanti (2010), metode pemeriksaan jumlah leukosit yaitu satu
tetes sampel darah diletakkan pada slide yang kering dan bersih kemudian buat
hapusan darah yang tipis. Keringkan hapusan darah, kemudian hapusan darah
yang telah difiksasi dengan metanol 95% selama 1-2 menit, menggunakan
pengecatan Giemsa atau May Grunwald ditunggu selama ± 5 menit. Kemudian
bilas slide dengan menggunakan air mengalir dan keringkan. Periksa hapusan
darah di bawah mikroskop menggunakan emersi (obyektif 1000x) (Bijanti, 2010).
Perhitungan dilakukan pada daerah penghitung (Counting Area) dengan
memilih bagian dari sediaan yang cukup tipis dengan penyebaran leukosit merata.
Perhitungan dimulai dari bagian pinggir atas sediaan kemudian berpindah ke arah
pinggir bawah dengan menggunakan mikro manipulator mikroskop. Pada daerah
bawah pinggir mulai digeser ke lapangan bagian kanan lebih banyak dari lebarnya
emersi, kemudian ke arah pinggir atas lagi. Pada bagian atas geser ke kanan lagi
dan kemudian diarahkan ke bagian bawah. Perhitungan ini dilakukan terusmenerus sampai 100 sel (Bijanti dkk., 2014).
3.7 Variabel Penelitian
Beberapa peubah yang diamati dalam penelitian ini meliputi:
Variabel bebas
: Dosis ekstrak Spirulina platensis 200 mg/L,
400 mg/L, 600 mg/L dan Bakteri Aeromonas
hydrophila 106 se/ml
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
Variabel tergantung
: Jumlah Leukosit dan hitung jenis Leukosit ikan
Gurame
Variabel kendali
: ikan gurame, berat badan ikan, kolam, jumlah
pakan.
3.8 Rancangan Penelitian dan Analisis Data
Data yang akan diperoleh dalam bentuk nilai jumlah leukosit dan jumlah
jenis leukosit hewan coba disusun dalam bentuk tabel yang kemudian akan
dianalisis. Untuk mengetahui perbedaan gambaran jumlah dan hitung jenis sel
leukosit akibat pemberian bakteri Aeromonas hydrophila yang telah diinfeksi
dengan dosis yang berbeda, dan akan dilakukan uji statistik dengan menggunakan
sidik ragam ANOVA (Analysis of Variant). Apabila terdapat adanya perbedaan
antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf
signifikansi sebesar 5% untuk mengetahui perlakuan yang terbaik. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan peralatan lunak komputer SPSS 18 for Windows.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
3.9 Diagram Alur Penelitian
20 Ikan Gurame
P0 (-) : tanpa
diberi ekstrak
Spirulina
Ikan diadaptasikan selama 1 minggu
P0 (+) : tanpa
diberi ekstrak
Spirulina
P1 :
perendaman
pertama ekstrak
Spirulina
200 mg/L
selama 3 jam
P2 :
perendaman
pertama ekstrak
Spirulina
400 mg/L selama
3 jam
P3 :
perendaman
pertama ekstrak
Spirulina
600 mg/L
selama 3 jam
1 minggu setelah perendaman pertama
P0 (-) : tanpa
diberi ekstrak
Spirulina
P0 (+) : tanpa
diberi ekstrak
Spirulina
P1 :
perendaman
kedua ekstrak
Spirulina
200 mg/L selama
3 jam
P2 :
perendaman
kedua Spirulina
400 mg/L
selama 3 jam
P3 :
perendaman
kedua ekstrak
Spirulina 600
mg/L selama 3
jam
Dipindahkan kembali ke akuarium pemeliharaan
24 jam setelah perendaman kedua ekstrak Spirulina
Infeksi Aeromonas hydrophila
3 hari setelah infeksi
Pengambilan sampel darah, pemeriksaan jumlah leukosit, dan
pemeriksaan hitung jenis leukosit
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
Analisis data
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Pengamatan Gejala Klinis
Proses infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dengan konsentrasi 106
sel/ml sebanyak 1ml dalam 3 L air rendaman. Infeksi Bakteri Aeromonas
hydrophila menimbulkan perubahan patologi anatomi pada ikan gurame.
Perubahan tersebut diantaranya warna kulit ikan gurame terlihat pucat, hemoraghi,
ekor mengalami nekrosis, exophthalmia dan terdapat ascites pada rongga
abdomen seperti yang terlihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
: Perubahan patologi anatomi. Keterangan : (A) exophthalmia,
(B) ekor mengalami nekrosis, (C) warna kulit tampak pucat, (D)
ascites pada rongga abdomen ikan yang terinfeksi Aeromonas
hydrophila (dokumentasi pribadi, 2016).
4.2 Gambaran Jumlah Leukosit
Hasil penelitian tentang jumlah leukosit ikan Gurame berdasarkan uji
ANOVA, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan sangat nyata diantara
perlakuan. Tahap berikutnya dilakukan uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf
signifikansi 5%. Berdasarkan hasil uji Jarak Berganda Duncan menunjukan bahwa
28
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
antara perlakuan P0(+) dengan P3 menunjukkan hasil berbeda sangat nyata
(p<0,05). Perlakuan P3 menunjukkan hasil berbeda sangat nyata dengan P0(-).
Tetapi perlakuan kontrol P0(-) dengan P1 dan P2 tidak menunjukkan berbeda
nyata (p>0,05).
Tabel 4.1 Rata-rata dan Simpanan Baku jumlah leukosit ikan Gurame pada akhir
penelitian.
Perlakuan
Jumlah Leukosit (sel / mm3 )
PO(-)
9162.50a ± 849. 877
PO(+)
29212.50c ± 5341. 563
P1
11875.00ab ± 1564. 981
P2
12875.00ab ± 723. 994
P3
13975.00b ± 504. 149
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang berbeda menunjukkan
adanya perbedaan yang sangat nyata. seperti yang terlihat pada gambar grafik 4.2
40000
30000
20000
Leukosit
10000
0
P0(-)
P0(+)
P1
P2
P3
Gambar 4.2. Jumlah leukosit ikan Gurame
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
Gambar 4.3 : Gambaran Jumlah Leukosit Pada Kamar Hitung Leukosit
(dokumentasi pribadi, 2016).
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
4.3 Hitung Jenis Leukosit
Hasil hitung jenis leukosit pada ikan gurame setelah diberikan perlakuan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rata-rata dan Simpangan Baku Jenis Leukosit
Perlakuan
Neutrofil
Eosinofil
Basofil
Limfosit
Monosit
P0(-)
29.50b ± 6.952
2.50a ± 0.577
1.50a ± 0.577
54.25a ± 3.775
9.25ab ± 5.058
P0(+)
21.00a ± 6.976
3.75b ± 0,957
1.00a ± 0.816
67.50b ± 1.291
5.50a ± 1.915
P1
35.25bc ± 4.992 2.25a ± 0.500
1.25a ± 0.957
50.75a ± 1,258
12.00b ± 1.826
P2
40.00c ± 2.160
1.75a ± 0.957
1.50a ± 0.577
50.25a ± 3.403
14.00bc ± 2.944
P3
45.75d ± 2.500
1.50a ± 0.577
2.00a ± 0.816
50.75a ± 2.217
17.25c ± 3.096
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata pada jumlah
neutrofil, eosinofil, limfosit dan monosit di antara perlakuan. Setelah diuji dengan
Uji Jarak Berganda Duncan diperoleh hasil adanya peningkatan jumlah neutrofil,
monosit yang berbeda nyata (P<0,05) bila dibandingkan dengan kontrol P0(+) dan
penurunan jumlah limfosit dan eosinofil yang berbeda nyata (P<0.05) bila
dibandingkan dengan kontrol P0(+) .
Pada jumlah basofil didapatkan hasil berupa peningkatan jumlah basofil
yang tidak berbeda nyata (P>0.05) jika dibandingkan dengan kontrol P0(+).seperti
yang terlihat pada gambar grafik 4.4
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
80
Neutrofil
60
Eosinofil
40
Basofil
20
Limfosit
0
Monosit
P0(-)
P0(+)
P1
P2
P3
Gambar 4.4 . Hitung Jenis Leukosit Ikan Gurame
Gambar 4.5. Pemeriksaan Darah Ikan Gurame (A) Neutrofil (B) Eosinofil
(C) Basofil (D) Limfosit (E) Monosit (dokumentasi pribadi,
2016).
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Pengamatan Gejala Klinis
Proses infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dengan konsentrasi 106
sel/ml sebanyak perendaman 1 ml dalam 3 L air rendaman. Perubahan gejala
klinis terjadi 3 hari setelah infeksi. Perubahan tersebut meliputi tubuh ikan
berwarna lebih gelap, timbul luka di permukaan tubuh, hemoraghi lokal pada
bagian caudal tubuh dan insang, exophtalmia, terkelupasnya sebagian sisik, sirip
ekor lepas, hingga kematian mendadak.
Ikan gurame yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila sebelum
dilakukan pengambilan darah menunjukkan beberapa perubahan pada permukaan
tubuh ikan. Perubahan tersebut berupa bercak merah pada permukaan kulit.
Bercak merah disebabkan oleh toksin Aeromonas hydrophila yang merusak
jaringan tubuh ikan. Menurut Chopra et all (2000) Aeromonas hydrophila
menghasilkan hemosilin yang bekerja memecah dan melisiskan sel-sel darah
merah, sehingga sel darah merah keluar dari pembuluh darah dan menimbulkan
warna kemerahan pada permukaan kulit.
Lipopolisakarida
(LPS)
dari
alga
biru-hijau
Spirulina
platensis
menunjukkan aktivitas imunostimulan yang ditunjukkan dengan adanya stimulasi
produksi antibodi makro dan mikroglobulin, dan kenaikan makrofag yang
signifikan (Winarni, 2014). Lipopolisakarida (LPS) merupakan salah satu
imunostimulan yang digunakan untuk stimulasi sel B, meningkatkan aktivitas dan
reaktivitas sel pertahanan seluler ataupun humoral. Secara in vitro peningkatan
33
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
respon seluler ditunjukkan oleh aktivitas fagositik yang diukur melalui uji nitro
blue tetrazolium (NBT) (Andreson and Siwicki, 1993).
5.2 Gambaran Jumlah Leukosit
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dengan P0(+) dengan P3 menunjukkan
hasil berbeda sangat nyata yaitu P0(+) jumlah leukosit lebih tinggi dari P3.
Perlakuan P0(+) memiliki jumlah leukosit tinggi. Peningkatan jumlah leukosit
(leukositosis) sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh dari serangan
mikroorganisme. Peningkatan sel darah putih merupakan respon dalam bentuk
proteksi terhadap adanya sel asing termasuk adanya infeksi bakteri yang masuk ke
tubuh ikan. Hasil produksi leukosit akan diarahkan menuju daerah terinfeksi
sebagai pertahanan ikan. Naiknya jumlah leukosit merupakan indikator adanya
infeksi yang mengakibatkan terjadinya inflamasi (Akhmad, 2011). Terjadinya
infeksi yang berkepanjangan menyebabkan jumlah leukosit meningkat dari nilai
normal. Hal ini merupakan mobilisasi cadangan dan pembentukan leukosit
berjumlah besar selama beberapa hari atau minggu (Tambayong, 2002).
Penurunan P3 terjadi disebabkan oleh leukosit yang ada pada pembuluh darah
sangat berkurang (menurun) karena sebagian besar leukosit bergerak menuju
jaringan-jaringan yang terinfeksi. Hal ini sependapat dengan Nuryati et al., (2010)
bahwa penurunan jumlah leukosit setelah uji tantang disebabkan karena leukosit
tersebut aktif dan keluar dari pembuluh darah menuju jaringan yang terinfeksi.
Perlakuan P3 dengan perlakuan kontrol P0(-) menunjukkan hasil berbeda
sangat nyata (p<0,05) yaitu P3 memiliki leukosit yang lebih tinggi dari perlakuan
kontrol PO(-). Pemberian ekstrak Spirulina platensis dalam penelitian ini mampu
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35
meningkatkan produksi leukosit ikan gurame. Leukosit merupakan salah satu sel
darah yang mempunyai peranan penting dalam sistem imun ikan. Imunostimulan
memiliki fungsi meningkatkan sistem imun non spesifik sehingga dapat
melindungi ikan dari infeksi penyakit. (Duncan dan Klesius 1996). Penelitian
Harikrishnan et al., (2003) menyatakan terjadi peningkatan jumlah leukosit ikan
mas yang ditretmen ekstrak herbal kemudian diinfeksi bakteri Aeromonas
hydrophila.
5.3 Gambaran Hitung Jenis Leukosit
5.3.1
Neutrofil
Hasil penelitian menunjukkan P0(+) berbeda sangat nyata (p<0,05) dengan
P3 yaitu P0(+) lebih rendah neutrofilnya. Hal tersebut dikarenakan proses
fagositosis jarang terjadi di dalam aliran darah teteapi terjadi di jaringan misalkan
di daerah luka, maka sel neutrofil akan tertarik ke daerah tersebut (Bijanti, 2010).
Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila menyebabkan banyak luka di daerah tubuh
ikan sehingga menimbulkan reaksi radang. Neutrofil adalah sel radang yang
pertama kali ditemukan di tempat jejas dan masuk ke jaringan sehingga di dalam
darah jumlah nya menurun (McGavin and Zachary, 2006).
Perlakuan P3 terjadi peningkatan neutrofil, dikarenakan neutrofil
merupakan yang bertindak untuk menghilangkan iritasi, bakteri, atau sel dan
jaringan yang rusak. peningkatan neutrofil dapat menurunkan perlekatan neutrofil
pada dinding pembuluh darah dan diduga meningkatkan pelepasan granulosit dari
cadangan thimus serta menghalangi migrasi granulosit, sehingga mengakibatkan
neutrofil dalam sirkulasi bertambah (Bijanti dkk., 2010). Neutrofil dalam darah
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
akan meningkat jika terjadi infeksi dan berperan sebagai pertahanan pertama
dalam tubuh (Harikrishnan et al., 2010).
5.3.2
Eosinofil
Hasil penelitian menunujukkan P0(+) berbeda sangat nyata dengan P0(-),
P1, P2 dan P3 dan memiliki eosinofil yang lebih rendah dibandingkan P0(+), hal
ini menunjukkan Penurunan eosinofil (eosinopenia) dikarenakan adanya reaksi
stress. Penurunan eosinofil dapat juga disebabkan oleh keradangan akut dan
kronis, intoksikasi, dan trauma. Peningkatan Eosinofil sebagai respon imun
terhadap toksik dan enzim ekstraseluler yang dihasilkan Aeromonas hydrophila
(Patrick et al., 2002).
5.3.3
Basofil
Perlakuan P0(+), P0(-), P1, P2 dan P3 tidak berbeda nyata (p>0,05).
Peningkatan basofil terjadi akibat adanya proses inflamasi (radang), leukemia, dan
fase penyembuhan infeksi. Basofil jarang ditemukan ke di dalam hapusan darah
ikan (Bijanti, 2010).
5.3.4
Limfosit
Perlakuan P0(+) berbeda sangat nyata dengan P0(-), P1, P2 dan P3. Perlakuan
P0(+) jumlah limfosit meningkat. Limfosit dapat bertambah jumlahnya karena
ikan stress (Sakai, 1995). Stres dapat menimbulkan gangguan respon imun non
spesifik, diantaranya berupa proliferasi limfosit (pertambahan jumlah sel dan
perubahan bentuk menjadi sel T dan sel B). Stres juga memacu keluarnya hormon
kortisol yang dapat menekan sistem imun (immunosupresif) setelah diransang dan
dapat menimbulkan depresi limfosit dan leukosit (Vadstein, 1997).
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
Perlakuan P0(-), P1, P2 dan P3 terjadi penurunan limfosit. Bijanti (2005)
menjelaskan penurunan sel limfosit dipengaruhi adanya antigen asing sehingga zat
kebal terganggu oleh masuknya infeksi yang menyebabkan jumlah limfosit
menurun. Kono et al., (2002) sel limfosit yang teraktivasi oleh imunostimulan
dapat meningkatkan aktivitas mitogenik yang diinduksi oleh lipopolisakarida dan
menghasilkan macrophage activating factors. Tizard (1982) menyatakan
penurunan limfosit disebabkan di darah perifer ditarik dari sirkulasi kedalam
jaringan yang mengalami peradangan, adanya stres berkepanjangan akan
meningkatkan kadar kartisol dalam darah sehingga menyebabkan hilangnya
limfosit dalam sirkulasi darah dan organ limfoid.
5.3.5
Monosit
Hasil penelitian pada perlakuan P0(+)berbeda nyata dengan P0(-), P1, P2
dan P3 yang memiliki jumlah monosit tinggi , hal ini terkait dengan peran monosit
untuk menghancurkan benda asing yang masuk yaitu bakteri. Monosit merupakan
sel dalam aliran darah dan berkembang menjadi makrofag. Ketika mengalami
aktivitas, makrofag memiliki kapasitas fagosit lebih kuat dari pada neutrofil
meskipun granulosit mempunyai jumlah lebih besar (Irianto, 2005). Peningkatan
jumlah monosit terjadi selama kebutuhan jaringan untuk proses fagositosis
makromolekuler dan dapat ditemukan pada fase penyembuhan infeksi (Bijanti,
2010).
Perlakuan P0(+) berbeda sangat nyata dengan P1, P2 dan P3. P0(+)
mengalami penurunan jumlah monosit. (Bijanti, 2010) mengatakan pengaruh dari
produksi kortikosteroid yang terjadi pada kondisi ikan gurame setelah diinfeksi
bakteri Aeromonas hydrophila juga mempengaruhi jumlah monosit pada darah.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
Hormon kortikosteroid selain berperan sebagai anti inflamasi juga berperan dalam
menekan respon imun. Hormon kortikosteroid ini yang diduga sebagai penyebab
menurunnya jumlah monosit karena aktivitas kortikosteroid yang menyebabkan
monosit tidak dilepaskan oleh thymus dalam waktu yang relatif lama, sehingga
jumlah monosit dalam sirkulasi berkurang.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa pemberian ekstrak Spirulina platensis secara perendaman 2
kali selama 3 jam pada hari pertama dan ketujuh dengan dengan dosis 600mg/ L
pada ikan gurame yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila mampu
meningkatkan aktifitas fagosit melalui sistem pertahanan non spesifik dan
pertahanan seluler (sel makrofag, jumlah leukosit, jenis leukosit seperti neutrofil
dan monosit).
6.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan menghitung
jumlah leukosit dan gambaran leukosit ikan gurame (Osphronemus gouramy)
dengan pemberian ekstrak Spirulina platensis melalui pakan, agar terbentuknya
imun pada ikan semakin cepat terjadi yang diinfeksi Aeromonas hydrophila.
39
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RINGKASAN
LITTA LASYA EMANINTA SITEPU. Motile Aeromonas Septicaemia
adalah penyakit yang sering menyerang ikan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
patogen
oportunistik
yaitu
Aeromonas
hydrophila.
Penyakit
ini
dapat
menimbulkan kematian pada ikan budidaya sehingga merugikan petani ikan
dengan tingkat kematian cukup tinggi (80-100%) dalam waktu 1-2 minggu Upaya
pencegahan penyakit Aeromonas pada ikan telah dilakukan dengan menggunakan
Spirulina platensis yang merupakan bahan alami dan aman. Spirulina platensis
salah satu jenis mikroalga dari kelompok Cyanophyceae dapat digunakan sebagai
imunostimulan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek ekstrak Spirulina platensis
sebagai imunostimulan terhadap jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit ikan
gurame (Osphronemus goramy) yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila.
Metode penelitian menggunakan lima perlakuan atau lima kelompok (n =
5) dan empat ulangan. Dua puluh ikan gurami dengan berat rata-rata sebesar 20
gram dan panjang 9 – 10 cm secara acak dibagi menjadi lima kelompok,
Termasuk P0-, P0+, P1, P2 dan P3 masing-masing untuk kontrol (P0-), kelompok
yang terinfeksi dengan 106 sel/ml Aeromonas hydrophila (P0+) dan kelompokkelompok yang direndam dengan ekstrak Spirulina platensis pada 200, 400 dan
600 mg/L dan terinfeksi 106 sel/ml Aeromonas hydrophila. Setelah satu minggu
adaptasi, P1, P2 dan P3 kelompok direndam dengan ekstrak Spirulina platensis
pada hari 1 dan 7 hari kemudian dilakukan perendaman kedua, dan kemudian
40
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
terinfeksi dengan 106 sel/ml. Aeromonas hydrophila. Setelah 4 hari infeksi, semua
ikan di panen untuk pengumpulan data.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata pada jumlah
leukosit di atara perlakuan. Setelah diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan
diperoleh hasil adanya penurunan jumlah leukosit yang berbeda nyata (P<0.05)
bila dibandingkan dengan kontrol P0(+) Sedangkan perlakuan P3 dipreroleh hasil
adanya peningkatan jumlah leukosit yang berbeda nyata (p<0,05) bila
dibandingkan dengan kontrol PO(-). untuk hasil penelitian hitung jenis sel
leukosit menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata pada jumlah neutrofil,
eosinofil, limfosit dan monosit di antara perlakuan. Setelah diuji dengan Uji Jarak
Berganda Duncan diperoleh hasil adanya peningkatan jumlah neutrofil dan
monosit, penurunan jumlah eosinofil, limfosit yang berbeda nyata (P<0.05) bila
dibandingkan dengan kontrol P0(+). Pada jumlah basofil didapatkan hasil berupa
peningkatan jumlah basofil yang tidak berbeda nyata (P<0.05) dengan kontrol
P0(+).
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Daim M.M., S. M. M. Abuzead, S.M. Halawa. 2008. Protective Role of
Spirulina platensis against Acute Deltamethrin-Induces Toxicity in Rats. J.
Plosone. 8(9).
Akkoc, A., A. L. Kocabiyik, M. O. Ozyigit, I. T. Cangul, R. Yilmaz and C.
Ozakin. 2008. Burkholderia cepacia and Aeromonas hydrophila
Septicaemia in an African Grey Parrot (Psittacus erithacus). Turk. J. Vet.
Anim. Sci. 32(3): 233-236.
Austin, B. and Dawn A. 2007. Bacterial Fish Pathogens Diseases of Farmed and
Wild Fish. Fourth Edition. Springer Praxis Publishing: Chichester, UK
Bijanti, R. 2010. Hematologi Ikan (Teknik Pengambilan Darah dan Pemeriksaan
Hematologi Ikan). Edisis 2. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
Airlangga. Surabaya: Pt Revkapetra Media. ISBN: 978602798231-4
Bijanti, R., M. Gandul A. Y., Retno S. W., R. Budi U. 2010. Patologi Klinik
Veteriner. Edisi Pertama. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair.
ISBN: 978-979-1330-71-8
Bijanti, R., M. Gandul A. Y., Wiwik T. 2011. Antigenesity protein of Aeromonas
hydrophila caused ulcer disease on Goldfish (Cyprinus carpio linn) using
indirect ELISA technique. Veterinary Basic Science Departement,
Microbiology Department Faculty of Veterinary Medicine, Airlangga
University. Surabaya
Bijanti, R., R. Budi U., Retno S. W., Setya B., M. Gandul A. Y. 2014. Patologi
Klinik Veteriner. Penuntun Praktika. Surabaya: Laboratorium Patologi
Klinik Veteriner. Departemen Kedokteran Dasar Veteriner. Fakultas
Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya
Belay, A., Ota, Y., Miyakawa, K., Shimamatsu, H., 1993. Current knowledge on
potential health benefits of Spirulina. J. Appl. Phycol. 5, 235 – 241.
Boajiang G. 1994. Study on Effect and Mechanism of Polysaccharida of Spirulina
platensis on Body Immune Function Improvement. South China Normal
Univ. China. Pub. in Proc. of Second Asia Pasific Conf. on Algal
Biotechnol. Univ. of Malaysia. pp: 33-38.
Carrieri, D., Momot D., Brasg, I.A., Ananyev, G., Lenz, O., Bryant, D.A.
Dismukes, G.C. 2010. Boosting autofermentation rates and product yields
with sodium stress cycling: Application to production of renewable fuels
42
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
by cyanobacteria. Journal Applied and Environmental Microbiology.
76(19): 6455-6462.
Chairlan., M. Biomed., Estu Lestari. 2011. Pedoman Tekiik dasar Untuk
Laboratorium Kesehatan (Manual of Basic Techniques for A Health
Laboratory) Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Egc. Hal. 278
Christwardana, M., M. M. A. Nur, dan Hadiyanto. 2009. Spirulina platensis:
Potensinya Sebagai Bahan Pangan Fungsional. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan. 2(1).
Christwardana, M., Nur, M.M.A. dan Hadiyanto. 2012. Spirulina platensis
potensinya sebagai bahan pangan fungsional. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan. 2 (1): 1-4.
Chopra A.K, Xu, D. Ribardo, M. Gonzalez, K. Kuhi, J.W. Peterson, and C.W.
Houston. 2000. The Cytotoxic Enterotoxin of Aeromonas hydrophila
Induces Proinflammatory Cytokine and Activites Arachidonic Acid
Metabolism in Macrophages. J. Infection and Immunity. Departement of
Microbiologi and Immunology, University of Texas Medical Branch.
Galveston, Texas. P: 2808-2818.
Docan, A., Cristea, V., Dediu, L., and Grecu, I. 2010. Studies Of European
Catfish (Silurus Glanis L.) Leukocytes Reaction In The Condition Of
Rearing In ”Flow-through” Aquaculture Systems. “Lucrări Ştiinţifice, Seria
Zootehnie”. Universitatea de Ştiinţe Agricole şi Medicină Veterinară Iaşi.
Vol. 53 (15)
Duncan PL. Klesius PH. 1996. Effects of feeding Spirulina on specific and
nonspecific immune responsses of channel catfish. Journal of Aquatic
Animal Health 8 : 308 – 313.
El-Sabagh, M.R., Eldaim, M. A. A., D.H. Mahboub, and Abdel-Daim, M. 2014.
Effects of Spirulina platensis Algae on Growth Performance,
Antioxidative Status and Blood Metabolites in Fattening Lambs. Journal of
Agricultural Science. 6(3): 92-98.
Harikrishnan, R., C. Balasundaram. MS. Heo. 2010. Herbal supplementation diets
on hematology and innate immunity in goldfish against Aeromonas
hydrophila, Fish & Shellfish Immunology 28 P : 354-361.
Haryani, A. 2012. Uji Efektifitas Daun Pepaya (Carica papaya) untuk pengobatan
Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Pada Ikan Mas Koki (Carassius
auratus). Skripsi. Program Program Studi Sarjana Perikanan.
Universitas Padjadjaran.
Haryani, A. ; Roffi G. ; Ibnu D.B. dan Ayi S. 2012. Uji efektivitas daun papaya
(Carica papaya) untuk pengobatan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
pada ikan mas koki (Carassius auratus). Jurnal Perikanan dan Kelautan
3(3): 213-220.
Harvey, J. W. 2012. Veterinary Hematology A Diagnostic Guide and Color Atlas.
Missouri United State: Elsevier Saunders
http://www.merckmanuals.com/home/blood_disorders/white_blood_cell_dis
orders/monocyte_disorders.html [19 Desember 2014].
Herupradoto, B. A. dan Yuliani, G. A. 2010. Karakterisasi Protein Spesifik
Aeromonas hydrophila Penyebab Penyakit Ulser Pada Ikan Mas. 11 (3):
158 – 162.
Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Kono, Tomoyo, Aranya Ponpornpisit. Masahiro Sakai. 2003. The analysis of
expressed genes in head kidney of common carp (Cyprinus carpio L.)
Stimulated with peptidoglycan. Aquaculture Vol. 25. P: 37-52.
Kusriningrum, P.S. 2010. Perancangan Percobaan. Cetakan Kedua. Airlangga
University Press. 44-51.
Lee S, Kim S, Oh Y, Lee Y (2000). Characterization of Aeromonas hydrophila
Lubis, Y. P. P.; Yunasfi dan R. Leidonald. 2014. Jenis-jenis bakteri pada luka ikan
patin Jurnal Aquacostamarine 2(1): 66-77.
Magnadottir, B., 2006. Innate immunity of fish (overview). Fish Shellfish
Immunol. 20, 137
151.
McGavin, M. D., and Zachary, J. F. 2006. Pathologic Basis of Veterinary Disease
4 edition, Mosby.
Metanovic, K., Severin, K., Martinkovic, F., Simpraga, M. Janicki, Z., and
Barisic, J. 2007. Hematological and Biochemical Changes in Organically
Farmed Sheep Naturally Infected with Fasciola hepatica. J. Parasitol. Res.
101: 1657-1661.
Noercholis, A., M. Aziz M., Maftuch. 2013. Ekstraksi Fitur Roundness untuk
Menghitung Jumlah Leukosit dalam Citra Sel Darah Ikan. Jurnal EECCIS.
Volume 7 Nomor 1.
Nuryati, S., Maswan, N. A., Alimuddin, Sukenda, Sumantadinata, K., Pasaribu, F.
H., Soejoedono, R. D., dan Santika, A. 2010. Gambaran Darah Ikan Mas
Setelah Divaksinasi dengan Vaksin DNA dan Diuji Tantang dengan Koi
Herpes Virus Jurnal Akuakultur Indonesia. 9 (1): 9-15.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
Pamungkas Estiamboro. 2005. Pengolahan Limbah Cair PT. Pupuk Kujan dengan
Spirulina
sp. pada Reaktor Curah (Batch). [Skripsi]. Bogor:
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, IPB.
Pathol, J., Roos S., Edsman L., Liu H., Söderhäll K. 2009. A Highly Virulent
Pathogen, Aeromonas Hydrophila, From The Freshwater Crayfish
Pacifastacus Leniusculus. Elsevier. PubMed – NCBI.
Patrick, T. K. W., D. W. Bruno, and L. H. Susan Lim. 2002. Diseases and
Disorders of Finish in Cage Culture. CABI Publishing. London. 126-127.
Park, S. Y., Hyun M. N., Kun P., Seok D. P. 2011. Aeromonas hydrophila Sepsis
Mimicking Vibrio vulnificus Infection. Department of Dermatology and
Institute of Wonkwang Medical Science. Wonkwang University School of
Medicine. Iksan-Korea. Vol. 23
Pingstone, A. 2005.
https://commons.wikimedia.org/wiki/Osphronemus_goramy#/media/File:Gi
ant.gourami.arp.jpg. Diakses pada tanggal 3 Juli 2015.
Price & Wilson. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 6. Jakarta: EGC
Ragap, H. M., Khall, H. R., Mutawie, H.H. 2012. Immunostimulant effects of
dietary Spirulina platensis on tilapia Oreochromis niloticus. Jurnal of
Apllied Pharmaceutical Science, 02: 26-31.
Rahmaningsih, S. 2012. Pengaruh Ekstrak Sidawayah dengan Konsentrasi yang
Berbeda untuk Mengatasi Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophyla pada
ikan Nila
Ravi, M., De, S. L., Azharuddin, S. and Paul, S.F.D. 2010. The beneficial effects
of Spirulina focusing on its immunomodulatory and antioxidant properties.
Nutrition and Dietary Supplements. 2: 73-83.
Romero, P. 2002. An Etymological Dictionary of Taxonomy. Madrid. Spain.
Rosidah dan Wila M. A. 2012. Potensi ekstrak daun jambu biji sebagai
antibacterial untuk
menanggulangi
serangan
bakteri Aeromonas
hydrophila pada ikan gurame (Osphronemus gourami Lacepede). Jurnal
Akuatika 3(1): 19-27.
Rukmana HR. 2007. Ikan Gurami Soang. Penebar Swadaya . Jakarta.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
Salasia, S.I.O., D. Sulanjari, dan A. Ratnawati. 2001. Studi Hematologi Ikan Air
Tawar. Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sakai, M.,1999. Current Research Status of Fis Immunostimulants Aquaculture
172 : 63-92
Sari, I.W. 2006. Perbandingan Daya Antibakteria Gerusan Bawang Putih dengan
Serbuk Bawang Putih Paten pade Ikan Maskoki yang Diinfeksi Aeromonas
hydrophila. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas
Airlangga.
Setiaji, A. 2009. Efektifitas Ekstrak Daun Pepaya Carica papaya L. Untuk
Pencegahan dan Pengobatan Ikan lele dumbo Clarias sp. yang Diinfeksi
Bakteri Aeromonas hydrophila [Skripsi]. Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Siegel, L., Lewis, T.L., Tripati, N.k., Burnley, V.V., & Latimer, K.S. (2002).
Ulcerative Bacterial Dermatitis of Koi (Cyprinus carpio) and Ornamental
Goldfish (Carassius auratus auratus). Pathology Undergradute & DVM
Student Research Program.
Simanjuntak, S. B. I. 2002. Histologi Organ Limphoid Ikan Patin Jambal
(Pangasius djambal Bleeker) yang Diberi Immunostimulan Spirulina.
Thesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor, 62 p.
Supriyadi, H. dan A. Rukyani 1990. Imunoprofilaksis Dengan Cara Vaksinasi
Pada Usaha Budidaya Ikan. Hal 64-70. Prosiding Seminar Nasional II
Penyakit Ikan Dan Udang. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor.
Sutanto, D. 2011. Sukses Budi Daya Gurami. Pustaka Baru. Jakarta/
Tambayong, J. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tayag, C.M., Y. Yong-Chin Lin, Chang-Che Li, Chyng-Hwa Liou, and Jiann-Chu
Chen. 2010. Administration of the Hot Water Extract of Spirulina
platensis Enchanced the Immune Response of White Shrimp Litopenaeus
vannamei and Its Resistance againts Vibrio alginolyticus. J. Fish and
Shellfish Immunology. Elsevier. 28: 764-773.
Tarwiyah, 2001. Tehnoik Budidaya Ikan Gurame (Osphronemus gouramy). Dinas
perikanan, Daerah khusus Ibukota Jakarta.
Taufik, M. (2010). Cirebon Galakkan Budidaya Lele dan Gurame.
Tanjung, L. R., Triyanto , Sadi, N.H., Haryani, G. S., dan Said, D. S. 2011. Uji
Ketahanan Beberapa Strain Ikan Gurame Terhadap Penyakit Aeromonas.
LIMNOTEK. 18(1): 58-71.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
seperti yang terlihat pada gambar 4.1seperti yang terlihat pada gambar
4.1William & Wilkins.
Tizard, I.R.. 1982. An Introduction of Veterinary Immunology. W. B. Saunders
Company. P.254-257.
Tokusoglu O. and M.K. Unal. 2003. Biomass Nutrient Profiles of Three
Microalgae: Spirulina platensis, Cholorella vulgaris, and Isochrisis
falbana. J. Food Sci. 68: 1144-1148.
Triyaningsih, Sarjito, Slamet B. P. 2014. Patogenisitas Aeromonas hydrophila
yang Diisolasi dari Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) yang Berasal dari
Boyolali. Journal of Aquaculture Management and Technology. Volume 3,
Nomor 2. 11-17
Yogananth, R. Bhakyaraj, A. Chanturu, T. Anbalagan and K. M. Nila. 2009.
Detection of Virulence Gene in Aeromonas hydrophila Isolated from Fish
Samples Using PCR Technique. J. Glob. Biotech. 4(1): 51-53.
Winarni, E.T. 2014. Potensi Spirulina platensis Dalam Meningktakan Kekebalan
Tubuh Ikan Air Tawar. Fakultas Biologi Universitas Jendral Soedirman.
Puworkerto. 7 hal.
Woro HS, Sukenda, Harris E, dan Utomo NBP. 2014. Pemberian Fikosianin
Spirulina Meningkatkan Jumlah Sel Darah, Aktivitas Fagositosis, dan
Pertumbuhan Ikan Kerapu Bebek Juvenil. Jurnal Veteriner. 15(1): 46-5
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN
48
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 1. Perhitungan Dosis Ekstrak Spirulina Platensis
Sebanyak 100% infusum platensis mengandung 50% bahan kering Spirulina
platensis. Penentuan dosis berdasarkan pada penelitian Tayag et al., (2010) yaitu
200mg/l, 400mg/l, dan 600 mg/l. Perhitungan untuk perlakuan dalam 5 liter air
Akuarium diantaranya
P1 : 200 mg/ L× 5 L = 1000 mg = 1 g
P2 : 400 mg/ L × 5 L = 2000 mg = 2 g
P3 : 600 mg/ L × 5 L = 3000 mg = 3 g
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 2. Metode Pengambilan Darah Ikan gurame
.
Pertama sediakan spuit lengkap
dengan jarumnya
Dalam pengambilan darah
ikan. Pastikan tidak terdapat
gelembung air yang masuk
dalam spuit
Lalu dilakukan Pengambilan larutan
heparin sampai memenuhi dinding
syringe dan disisakan sebanyak ±
50µl
Pengambilan darah ikan dengan memposisikan jarum pada garis tengah
tubuh belakang sirip anal kemudian masukkan jarum kedalam musculus hingga
mencapai tulang belakang (columna spinalis). Kemudian ditarik perlahan-lahan
sampai darah masuk ke dalam spuit.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 3. Pemeriksaan Jumlah Sel Leukosit
Pengenceran darah menggunakan
larutan Dacies dengan
perbandingan 1:50
Lalu campuran darah dengan
larutan dacies diambil dengan pipet
Pasteur, kemudian di teteskan pada
kamar hitung
Setelah itu darah dicampur dengan
larutan Dacies
Setelah itu cover glass di letakkan
di atas kamar hitung
Perhitungan jumlah sel seukosit menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x
(lensa obyektif). Hitung leukosit di 4 kotak (berwarna hijau) yang terletak pada
keempat sudut kamar hitung, seperti pada gambar di bawah ini:
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 4. Pemeriksaan Hitung Jenis Sel Leukosit
Satu tetes sampel darah diletakkan
pada slide
Daerah perhitungan (Counting area)
sesuai dengan arah panah
Setelah itu buat hapusan darah yang
tipis
Setelah hapusan darah kering,
dilakukan pengecatan Giemsa
pada hapusan darah yang telah
difiksasi dengan metanol 95%
selama 1-2 menit
Perhitungan ini dilakukan terus-menerus sampai 100 sel leukosit terhitung
menurut jenisnya dengan menggunakan alat Blood Cell Counter.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 5. Data Jumlah Leukosit Ikan gurame
SKRIPSI
Perlakuan
N
Jumlah Leukosit = N x 50 (sel/mm3)
P0(-) 1
192
9600
P0(-) 2
199
9950
P0(-) 3
160
8000
P0(-) 4
182
9100
P0(+) 1
542
27100
P0(+) 2
459
22950
P0(+) 3
705
35250
P0(+) 4
631
31550
P1 1
275
13750
P1 2
243
12150
P1 3
233
11650
P1 4
199
9950
P2 1
279
13950
P2 2
248
12400
P2 3
250
12500
P2 4
253
12650
P3 1
285
14250
P3 2
278
13900
P3 3
266
13300
P3 4
289
14450
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 6. Data Jenis Leukosit Ikan gurame
Hasil Pemeriksaan Jenis Leukosit dalam bentuk persentase (Relatif)
Perlakuan
P0(-) 1
P0(-) 2
P0(-) 3
P0(-) 4
P0(+) 1
P0(+) 2
P0(+) 3
P0(+) 4
P1 1
P1 2
P1 3
P1 4
P2 1
P2 2
P2 3
P2 4
P3 1
P3 2
P33
P3 4
SKRIPSI
Neutrofil
29
20
33
36
18
24
13
29
38
28
38
49
43
39
40
38
46
49
43
45
Jenis Leukosit (%)
Eosinofil
Basofil
Limfosit
3
2
53
3
2
59
2
1
50
2
1
55
4
1
66
3
0
68
3
1
67
5
2
69
2
2
49
3
2
51
2
0
51
2
1
52
3
2
49
1
1
55
1
1
50
2
2
47
1
3
52
2
3
50
1
2
48
2
1
53
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
Monosit
12
15
5
5
4
6
4
8
13
10
11
14
15
10
17
14
17
19
13
20
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 7 Hasil Pemeriksaan Jenis Leukosit dalam bentuk Absolut
Jenis Leukosit (sel/mm3)
Perlakuan
P0(-) 1
P0(-) 2
P0(-) 3
P0(-) 4
P0(+) 1
P0(+) 2
P0(+) 3
P0(+) 4
P1 1
P1 2
P1 3
P1 4
P2 1
P2 2
P2 3
P2 4
P3 1
P3 2
P3 3
P3 4
SKRIPSI
Neutrofil Eosinofil
2784
1990
2640
3276
4878
5508
4582.5
9149.5
5225
3402
4427
4875.5
5998.5
4836
5000
4807
6555
6817
5719
6502.5
288
298.5
160
182
1084
688.5
1057.5
1577.5
275
364.5
233
199
418.5
124
125
253
142.5
278
133
289
Basofil
192
199
80
91
271
0
352.5
631
275
243
0
99.5
279
124
125
253
427.5
417
266
144.5
Limfosit Monosit
5088
5870.5
4000
5005
17886
15606
23617.5
21769.5
6737.5
6196.5
5941.5
5174
6835.5
6820
6650
5945.5
7410
6950
6384
7658.5
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
1152
1492.5
400
455
1084
1377
1410
2524
1787.5
1215
1281.5
1393
2092.5
1240
2125
1771
2422.5
2641
1729
2890
Jumlah
Leukosit
9600
9950
8000
9100
27100
22950
35250
31550
13750
12150
11650
9950
13950
12400
12500
12650
14250
13900
13300
14450
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 7. Laporan hasil uji bakteri Aeromonas hydrophila
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 8. Analisa Statistik Jumlah Leukosit
ANOVA
Jumlah leukosit dalam satuan sel/mm3
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
1002085750.000
4
250521437.500
97446250.000
15
6496416.667
F
38.563
Sig.
.000
19
1099532000.000
Dalam bentuk persentase
Leukosit
a
Duncan
Kelompok
N
Subset for alpha = 0.05
1
2
3
P0(-)
4
9162.50
P1
4
11875.00
11875.00
P2
4
12875.00
12875.00
P3
4
P0(+)
4
13975.00
29212.50
.068
.286
1.000
Sig.
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 9. Analisa Statistik Jenis Leukosit
Neutrofil
ANOVA
Dalam bentuk persentase
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
Df
Mean Square
1457.700
4
398.500
15
1856.200
19
F
13.717
364.425
Sig.
.000
26.567
Dalam bentuk presentase
Neutrofil
a
Duncan
Kelompok
N
Subset for alpha = 0.05
1
2
3
P0(+)
4
P0(-)
4
29.50
P1
4
35.25
P2
4
P3
4
4
21.00
35.25
40.00
40.00
45.75
1.000
.135
.212
.135
Sig.
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Eosinofil
ANOVA
Dalam bentuk persentase
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
12.300
4
3.075
8.250
15
.550
20.550
19
Within Groups
F
Sig.
5.591
.006
Total
Dalam bentuk persentase
Eosinofil
a
Duncan
Kelompok
N
Subset for alpha = 0.05
1
2
P3
4
1.50
P2
4
1.75
P1
4
2.25
P0(-)
4
2.50
P0(+)
4
3.75
.098
1.000
Sig.
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Basofil
ANOVA
Dalam bentuk persentase
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
F
2.200
4
.550
8.750
15
.583
10.950
19
Sig.
.943
.466
Dalam bentuk persentase
Basofil
a
Duncan
Kelompok
N
Subset for alpha = 0.05
1
P0(+)
4
1.00
P1
4
1.25
P0(-)
4
1.50
P2
4
1.50
P3
4
2.00
.114
Sig.
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Limfosit
ANOVA
Dalam bentuk persentase
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
F
860.200
4
215.050
102.000
15
6.800
962.200
19
31.625
Sig.
.000
Dalam bentuk persentase
Limfosit
a
Duncan
Kelompok
N
Subset for alpha = 0.05
1
2
P2
4
50.25
P1
4
50.75
P3
4
50.75
P0(-)
4
54.25
P0(+)
4
67.50
.063
1.000
Sig.
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Monosit
ANOVA
Dalam bentuk persentase
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
F
322.300
4
80.575
152.500
15
10.167
474.800
19
Sig.
7.925
.001
Dalam bentuk persentase
Monosit
a
Duncan
Kelompok
N
Subset for alpha = 0.05
1
2
3
P0(+)
4
5.50
P0(-)
4
9.25
P1
4
12.00
P2
4
14.00
P3
4
9.25
14.00
17.25
.117
.063
.170
Sig.
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 10 Gambar Penelitian
ember yang berisi ikan gurame
Pembuatan ekstrak air panas
Spirulina platensis.
Evaporasi dengan freeze dryer.
Hasil ekstrak Spirulina platensis yang siap pakai
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
200 mg/l
400 mg/l
600 mg/l
perendaman ikan gurame dengan ekstrak Spirulina platensis
pengambilan darah ikan gurame
SKRIPSI
EFEK PERENDAMAN EKSTRAK…
LITTA LASYA E. SITEPU
Download