- Digital Library IAIN Jember

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa ingin berhubungan dengan manusia
lainnya. Ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang
terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa perlu berkomunikasi. Manusia lahir
sebagai makhluk yang selalu berkomunikasi dengan lainnya dalam berbagai aspek
kehidupan sehari-hari.1 Dalam Al-qur’an Surat Ar-Rohman: 1-4 Allah berfirman :
          
Artinya: “1. (Tuhan) yang Maha pemurah, 2. Yang telah mengajarkan Al
Quran.3. Dia menciptakan manusia. 4. Mengajarnya pandai berbicara”.2
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi
dari masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang
pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa. Oleh karena itu,
komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya
bernapas.3
Marshall Mc Luhan dalam bukunya Understanding Media mengemukakan,
bahwa teknologi komunikasi memainkan peran penting, dalam tatanan sosial dan budaya
baru, yang membawa perubahan dari media cetak ke media elektronik. Ada tiga bagian
penting dari konsep ini yaitu Global Village (desa global), sebuah bentuk baru organisasi
sosial yang muncul ketika media elektronik mengikat seluruh dunia dalam satu tatanan.
1
Deddy Mulyana, Komunikasi Kontekstual, ( Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), 141.
1
Prof. R.H.A. soenarjo S.H. dkk, Al-Qur’an dan Terjemahnya, ( Yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Alqur’an ; Jakarta) 885.
3
Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), 1.
2
Kondisi ini akan membawa perubahan pada proses distribusi pesan, bentuk media baru
mentransformasi pengalaman individu dan masyarakat tentang pesan media. Kemudian
menjadi perpanjangan tangan manusia, media telah memperpendek pandangan,
pendengaran, dan sentuhan melalui ruang dan waktu.4
Perkembangan media dari sebuah era atau zaman menentukan esensi dari sebuah
masyarakat. Marshall Mc Luhan menyatakan bahwa ada empat era atau zaman dalam
sejarah media, yang masing-masing berkaitan dengan cara komunikasi dominan dari
zaman tersebut. Bahkan pada gilirannya media bertindak sebagai perpanjangan dari
indera manusia dalam tiap era. 5 Empat era itu pertama Era Tribal yaitu zaman di mana
tradisi lisan dianut sehingga pendengaran merupakan indra yang sangat penting. Kedua,
Era Melek Huruf yaitu zaman di mana komunikasi tertulis berkembang pesat sehingga
mata menjadi organ indra yang dominan. Ketiga, Era Cetak yaitu zaman di mana
mendapatkan informasi melalui kata-kata tercetak merupakan hal yang biasa dan
penglihatan merupakan indra yang dominan. Keempat, Era Elektronik melingkupi semua
indra kita, memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk terhubung.6
Perkembangan teknologi komunikasi ditandai oleh semakin meningkatnya
kebutuhan manusia akan informasi yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Munculnya
internet sebagai teknologi komunikasi, internet telah menjadi identik dengan konsep dari
informasi. Internet adalah “ jaringan dari jaringan” yang menghubungkan komputer di
4
Apriadi Tamburaka, Literasi media cerdas bermedia khalayak media massa ( Jakarta: Rajawali Pers, 2013),71.
Richard Wast Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba
Humanika,2010), 143.
6
Ibid., 144-145.
5
seluruh dunia, sehingga mereka dapat bertukar pendapat antara satu sama lain dan
berbagi akses ke file dan dari komputer.7
Media baru menyatukan semua yang dimiliki media lama. Jika surat kabar hanya
dapat dibaca dalam media kertas, radio hanya dapat didengar, televisi hanya menyatukan
audio dan visual. Maka melalui internet semua ini dapat disatukan baik tulisan, suara dan
gambar hidup. Pengguna internet kini dapat membaca tulisan melalui blok, website, dapat
mendengar radio melalui radio internet, dapat menonton siaran berita melalui live
streaming atau mengunduh bahkan mendownload video. Dengan kata lain, semua
karaktristik khas masing-masing Old Media dapat disatukan dalam dunia New Media.8
Warga digital, papar Asa Briggs, tidak peduli terhadap masa kini, mereka ingin
tahu tentang masa depan saja. Muncul keluhan mengenai dampak internet pada anggota
keluarga yang ketagihan, yakni penyakit mental yang sesungguhnya, terutama sering
dialami anggota termuda dalam keluarga.9 Beberapa pengakuan pemakaian internet aktif
juga menunjukkan kebenaran kecenderungan mereka untuk tidak bermasyarakat dan
terikat kepada lingkungan sekitarnya secara emosional, seperti diakui Samsul Hidayat,
pemakai aktif jejaring sosial Facebook dan fitur lain di internet.10
Segala aktifitas online yang dilakukan di internet, tentu juga berbenturan dengan
hukum sehubungan dengan adanya UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE). Larangan dan sanksi dalam UU ITE merupakan bagian
penting yang harus diketahui untuk dihindari.11
7
Tamburaka, Literasi media,75.
Ibid,77.
9
Asa Briggs dan Petter Burke, Sejarah Sosial Media Dari Gutenbreg Sampai Internet (Jakarta: Yayasan obor
Indonesia, 2006), 381.
10
Siti Raudhatul Jannah, Filantropi Komunal Trend Baru Media Jejaring Sosial Facebookers (Jember: Stain Jember
Press, 2013), 7.
11
http://erosalrasyd.blongspot.co.id/2014/04/perbuatan-dilarang-dan-sangsinya.html.
8
Salah satu website yang sukses merebut perhatian banyak orang di dunia adalah
facebook. Sebagai situs, media sosial tersebut memberikan banyak kegunaan, selain
sebagai sarana untuk menambah pertemanan di dunia maya, facebook dinilai banyak
kalangan sebagai sarana pembentuk opini publik yang cukup efektif. Selain itu facebook
juga dapat mempertemukan teman-teman yang sudah lama tidak berhubungan. Hal ini
yang menjadi nilai unik dari situs media sosial facebook. Semakin meningkatnya
pertumbuhan penguna facebook di Indonesia tentunya memberikan perubahan-perubahan
terhadap pola komunikasi. Peneliti khawatir, dari penggunaan media sosial facebook,
yang seharusnya memberi dampak positif malah memberi dampak negatif, bagi kalangan
mahasiswa, terutama pada pola komunikasi mahasiswa, yang enggan berkomunikasi
dengan teman sekitarnya, karena lebih sering senang berkomunikasi lewat media. Dari
latar belakang tersebut, peneliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
Studi Dampak Facebook Terhadap Perubahan Pola Komunikasi Antar Pribadi
Mahasiswa IAIN Jember.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk memperoleh gambaran yang lebih
jelas tentang masalah yang akan diteliti, Peneliti memfokuskan permasalahan dalam
pertanyaan sebagai berikut :
1. Fokus Penelitian
1. Bagaimana pola komunikasi linier mahasiswa IAIN Jember sebelum dan
setelah mengunakan facebook?
2. Bagaimana pola komunikasi Interaksional mahasiswa IAIN Jember sebelum
dan setelah mengunakan facebook?
3. Bagaimana pola komunikasi Transaksional mahasiswa IAIN Jember sebelum
dan setelah mengunakan facebook?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap tindakan.
Dengan demikian tujuan memegang peranan penting dan harus dirumuskan dengan jelas.12
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendeskripsikan pola komunikasi linier mahasiswa IAIN Jember sebelum
dan setelah mengunakan facebook.
b. Untuk mendeskripsikan pola komunikasi Intraksional mahasiswa IAIN Jember
sebelum dan setelah mengunakan facebook.
c. Untuk mendeskrpsikan pola komunikasi Transaksional mahasiswa IAIN Jember
sebelum dan setelah menggunakan facebook.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan terhadap disiplin ilmu yang
dimiliki, khususnya dalam ilmu komunikasi yang berhubungan dengan dampak media
sosial dalam perubahan pola komunikasi. Juga sebagai masukan bagi mahasiswa yang
akan mengadakan penelitian terhadap masalah yang sama di masa mendatang.
12
Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif – kuantitaf (Yogyakarta: Sukses Offset, 2010),51.
2. Manfaat Praktis
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan
bahwa perkembangan media dengan segala karakteristiknya membawa dampak
perubahan terhadap pola komunikasi mahasiswa. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat dijadikan bahan kajian untuk melengkapi kepustakaan dan tambahan referensi
kepustakaan bagi seluruh civitas akademik IAIN Jember.
E. Definisi Istilah
1. Dampak
Menurut Pius A. Partanto dalam bukunya kamus ilmiah populer memberikan
pengertian, Dampak yaitu pengaruh yang kuat yang menimbulkan akibat. Dari
pengertian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dampak merupakan
pengaruh yang dapat berakibat atau menyebabkan suatu hal positif maupun negatif.
Jadi dampak dapat memberikan solusi yang baik maupun tidak dapat memberikan
jalan keluar.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya dampak
perubahan pola komunikasi, sebelum dan sesudah menggunakan facebook.
2. Facebook
Facebook merupakan salah satu layanan jaringan sosial internet yang gratis
dimana kita dapat membentuk jaringan dengan mengundang teman kita. facebook pun
memiliki fitur dan konten yang sangat variatif dan inofatif ( termasuk fitur games,
survey, aplikasi dan lainnya ). Hal ini pula yang menjadikan facebook banyak
diminati orang sehingga menjadi media jejaring sosial.
Dalam penelitian ini menggunakan media facebook, untuk meneliti perubahan
pola komunikasi antar pribadi mahasiswa IAIN Jember.
3. Perubahan Pola
Perubahan adalah suatu kegiatan evolusi atau perputaran mengubah
sesuatu baik itu dalam hal pemikiran, fisik, tingkahlaku, maupun strategistrategi dalam suatu kegiatan sosial. Sedangkan kata pola dalam kamus besar
bahasa indonesia artinya bentuk atau sistem. Cara atau bentuk yang tetap sehingga
pola dapat dikatakan sebagai contoh atau cetakan.13
Perubahan pola dalam penelitian ini maksudnya adalah suatu perputaran yang
mengubah bentuk baik dalam hal pemikiran, fisik, tingkah laku, maupun strategi
dalam kegiatan sosial. Bagaimana perubahan tersebut dapat mempengaruhi pesan
terhadap pola komunikasi antar pribadi itu sendiri.
4. Komunikasi Antar Pribadi
13
Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1996), 778.
Komunikasi berasal dari bahasa latin’Communis’ atau “ Common” dalam bahasa
inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk mencapai
kesamaan makna, “Commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi
kita mencoba berbagi informasi, gagasan, atau sikap kita dengan partisipan lainnya. 14
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi langsung antara dua atau tiga orang
dalam kedekatan fisik dimana seluruh panca indra dapat dimanfaatkan dan umpan
baliknya secara terlihat.
Komunikasi antar pribadi dari penelitian ini, dapat diartikan sebagai suatu proses
pertukaran makna antara pribadi, orang-orang yang saling berkomunikasi, yang mengacu
pada perubahan dan tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
14
Burhan,Bugin, Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma, Dan Diskursus Teknilogi Komunikasi Di Masyarakat
(Jakarta: Kencana, 2008), 253.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bab, pembagian bab-bab ini agar
pembahasan lebih terarah sehingga apa yang direncanakan sesuai dengan tujuan dan
hasilnya, maka disusun sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I : merupakan pendahuluan, yang berisi latar belakang, fokus penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian dan sistematika
pembahasan.
BAB II : membahas kajian kepustakaan yang di dalamnya memuat penelitian terdahulu
dan kajian teori.
BAB III : memaparkan tentang pendekatan, dan jenis penelitian, lokasi penelitian, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV : berisi penyajian dan analisis data yang mencangkup gambaran obyek
penelitian, penyajian data, dan analisis serta pembahasan temuan.
BAB V : penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Download