Pengaruh Variabel Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE) terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Otomotif dan Otopart) Rizky Andawasatya Rachman (0910223099) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing : Dra. Juni Herawati, MM Abstract Kata kunci : Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE), Harga Saham. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE) terhadap harga saham baik secara simultan maupun parsial, serta mengetahui dan menganalisis variabel dominan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif dan otopart periode 2008 - 2012 di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah explanatory research, yaitu menjelaskan ada tidaknya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen melalui suatu pengujian hipotesis yang dilakukan. Populasi penelitian ini sebanyak 14 perusahaan otomotif dan otopart dan sampel yang memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan diperoleh sampel sebanyak 6 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan populasi dan sampel tersebut maka dilakukan analisis regresi berganda. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi linear berganda menunjukkan secara simultan PER, DPS, EPS, dan ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif dan otopart. Besarnya pengaruh keempat variabel tersebut terhadap harga saham adalah sebesar 64,8% sedangkan sisanya sebesar 35,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi. Sedangkan secara parsial, hanya variabel PER dan EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan otomotif dan otopart, karena PER dan EPS merupakan informasi penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keempat variabel independen yaitu PER, DPS, EPS, dan ROE secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan. Variabel EPS merupakan variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1 (DPS), Earning per Share (EPS), Return On Equity (ROE) berpengaruh parsial terhadap harga saham pada perusahaan otomotif dan otopart yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Diantara variabel Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), Return On Equity,(ROE) variabel manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif dan otopart yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? PENDAHULUAN Pasar modal berperan penting dalam menunjang perekonomian suatu negara karena pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara yang dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Perkembangan pasar modal di Indonesia pada tahun 2008 mengalami perkembangan pesat dibanding pada tahun 2005, 2006, dan 2007. Hal tersebut bisa dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mampu menunjukkan kinerja positif di tengah muramnya perekonomian dunia khususnya di sektor otomotif. Dunia Otomotif di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang pesat, dilihat dari segi meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kendaraan untuk transportasi dan kebutuhan pemerintahaan untuk pengembangan daerah – daerah yang ada untuk mengembangkan perekonomian daerah dan menopang perekonomian negara secara keseluruhan. Dilihat dari kapasitas perekonomian yang membaik dari tahun 2008-2012. Maka perusahaan otomotif patut dipertimbangkan menjadi pilihan investor dalam melakukan investasi. LANDASAN TEORI Pengertian Laporan Keuangan Di dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan PSAK tahun 2004 disebutkan bahwa laporan keuangan merupakan dasar dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan penambahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana) catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Weston dan Copeland (2007:24), Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa yang akan datang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah variabel Price Earning Ratio (PER) , Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), Return On Equity (ROE) berpengaruh simultan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif dan otopart yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah variabel Price Earning Ratio (PER) , Dividend per Share Pengertian Pasar Modal Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan 2 pengertian pasar modal yang lebih spesifik yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, Perusahaan puublik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. merupakan saham yang memberikan hak untuk mendapatkan dividend dan / atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi terlebih dahulu dari saham biasa, disamping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi / komisaris. Pengertian Investasi Teknik Analisis Saham Menurut Jogiyanto (2003: 5) investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam proses produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Keputusan untuk menanamkan modal dilakukan oleh individu atau entitas yang mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2009:8699) ada dua pendekatan yang paling banyak dipergunakan, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan protofolio modern. 1) Pendekatan Tradisional Untuk menganalisis surat berharga saham dengan pendekatan tradisional digunakan dua analisis, yaitu : a. Analisis teknikal, merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. b. Pendekatan analisis fundamental, didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. 2) Pendekatan portofolio menekankan pada aspek psikologis bursa dengan asumsi hipotesis pasar efisien. Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. Pengertian saham Menurut Sunariyah (2009:28) yang dimaksud dengan saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang disebut dengan emiten. Menurut Dahlan Siamat (2005:268) saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa, adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham bisa mempunyai hak untuk memperoleh dividend sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Saham preferen Hubungan Price Earning Ratio, Dividend per Share, Earning per Share, Return on equity terhadap Harga Saham. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan 3 membandingkan antara harga saham dengan earning perusahaan. Dalam rasio ini dihitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER juga memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp 1,00 earning perusahaan. diperoleh dalam satu periode untuk setiap lembar saham yang beredar. Pendapatan per lembar saham merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Semakin tinggi EPS yang dihasilkan, maka akan meningkatkan harga saham. Dengan memperhatikan pertumbuhan EPS maka dapat dilihat prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan dating. Menurut Sofyan (2008) menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor mengharapkan pertumbuhan return yang tinggi, saham memiliki risiko yang rendah dan investor puas dengan pendapatan yang tinggi serta perusahaan mengharapkan pertumbuhan dividend daripada proporsi laba yang tinggi. Saham dengan nilai pertumbuhan yang tinggi umumnya memiliki Price Earning Ratio (PER) yang tinggi pula karena banyaknya investor yang ingin berinvestasi sehingga permintaan investasi terhadap saham tersebut semakin meningkat dimana hal ini menyebabkan harga saham tersebut juga akan meningkat. Menurut Suhartono (2009) menjelaskan bahwa melalui EPS ini dapat dinilai kemampuan perusahaan dalam membagi labanya kepada para pemegang saham. Semakin tinggi laba perusahaan yang diberikan kepada para pemegang saham akan menambah daya tarik investor dan mendorong untuk memiliki saham tersebut, sehingga menyebabkan meningkatnya harga saham. Dari keterangan tersebut menunjukkan bahwa Earning Per Share mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Return on equity (ROE) Return on equity menunjukkan bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan untuk pemegang saham atas modal yang mereka tanamkan dalam perusahaan. ROE secara eksplisit memperhitungkan bunga dan dividend saham preferen. Semakin tinggi tingkat pengembaliannya, maka semakin baik kedudukan pemegang saham. Dividend per Share (DPS) Dividend per Share menjelaskan besarnya dividend yang diterima pemodal dari seriap lembar saham. Pengumuman kenaikan dividend diartikan sebagai isyarat bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang cerah dimasa yang akan datang dan pasar memberikan reaksi yang kuat terhadap kenaikan dividend. Informasi dari besar kecilnya ROE perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan ekuitasnya dengan efektif dan efisien. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan Earning per Share (EPS) Earning Per Share merupakan rasio dari laba bersih terhadap jumlah lembar saham atau pendapatan yang 4 kepercayaan investor selanjutnya perusahaan akan dapat memberikan pendapatan yang lebih besar melalui dividend yang diberikan. Dimana, investor dapat melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Tingkat ROE yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor untuk mengivestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Jenis Data dan Sumber Data Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan yaitu jenis data kuantitatif. Data berupa angka-angka yang dianalisis dengan cara diklasifikasikan dan dihitung sehingga diperolah hasil yang tepat. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Perusahaan Otomotif periode 2008-2012. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo (2008:147), data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Sedangkan sumber data pada penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan dokumen - dokumen perusahaan yang terdapat di Pojok BEI Universitas Brawijaya, situs resmi BEI di www.idx.co.id berupa PER, DPS, EPS, ROE dan harga saham yang diolah dari laporan keuangan perusahaan otomotif. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Singarimbun (2006:5) penelitian eksplanatori adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan maksud penjelasan (eksplanatory atau confirmatory) yaitu memberikan penjelasan kausal atau hubungan antara variabelvariabel penelitian yang disertai dengan langkah pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data melalui hipotesis. Objek Penelitian Objek penelitian atau sampel yang dipilih adalah perusahaan otomotif dan otopart yang selalu membagikan dividend kepada investornya selama periode penelitian tahun 2008-2012. Metode Pengumpulan Data Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu membaca, mempelajari, mengklasifikasikan, dan mengunakan data sekunder yang berupa catatan-catatan dan laporanlaporan keuangan industry otomotif. Dilakukan dengan mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia dan mengumpulkan data melalui 5 Indonesian Capital Market Directory. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan dan harga pasar saham dari perusahaan sampel. Return on equity (ROE) Menurut Tandelilin (2007:193) EPS dihitung dengan formulasi sebagai berikut : Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok variabel yang akan dianalisis. Dua variabel tersebut yaitu : 1. Variabel terikat (dependent variable) dilambangkan dengan Y, yaitu harga saham. 2. Varabel bebas (independent variable) dilambangkan dengan X, terdiri dari : a. Price Earning Ratio (X1) b. Dividend per Share (X2) c. Earning per Share (X3) d. Return On Equity (X4) ROE = Laba Bersih setelah Bunga dan Pajak Ekuitas Pemegang Saham Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang berdasarkan uji asumsi klasik, uji F, uji Paired Sample t-Test, dan uji Coefficient Beta, dimana untuk perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS/PASW). Definisi Operasional dan Variabel HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Price Earning Ratio (PER) Menurut Tandelilin (2007:192) PER dihitung dengan formulasi sebagai berikut : DAN Analisis Deskriptif Harga saham diperoleh berdasarkan harga saham per tahun yang dinyatakan dalam satuan rupiah selama tahun 2008-2012. Berikut disajikan harga saham akhir tahun untuk perusahaan-perusahaan otomotif tahun 2008-2012. Dividend per Share (DPS) Menurut Warsono (2008) DPS dihitung dengan formulasi sebagai berikut : Dividend per Share = Dividend yang dibayar Jumlahsahamyangberedar Earning per Share (EPS) Menurut Tandelilin (2007:193) EPS dihitung dengan formulasi sebagai berikut : Perusahaan yang memiliki harga saham tertinggi pada tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011 adalah 6 PT Astra Internasional Tbk (ASII) .Dan harga saham tertinggi pada tahun 2012 adalah PT United Tractor Tbk (UNTR) . sedangkan PT. Astra Otoparts Tbk merupakan perusahaan yang memberikan Price Earning Ratio (PER) terendah yaitu dengan rata-rata 8,55%. Kenaikan rata-rata harga saham pada tahun 2008 hingga tahun 2012 menunjukkan bahwa investor bersedia membeli saham dengan harga saham tertinggi pada perusahaan otomotif untuk mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi berupa dividend atau capital gain. Peningkatan rata-rata harga saham tersebut juga berarti kondisi harga saham khususnya pada perusahaan otomotif membaik. Ini menjelaskan bahwa PT United Tractor memiliki nilai perusahaan yang baik di mata investor dari tahun ke tahun. Meningkatnya nilai Price Earning Ratio (PER) mengindikasikan meningkatnya nilai perusahaan. Dividend per Share (DPS) yang dimaksud pada penelitian ini adalah dividend yang dibayar dibagi dengan jumlah saham yang beredar dari masing-masing perusahan selama periode penelitian. Tabel Dividend per Share (DPS) untuk perusahaan otomotif digambarkan sebagai berikut: Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan membandingkan antara harga saham dengan earning (laba) perusahaan. Dalam rasio ini dihitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga saham. Bagi sebagian investor, semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus, karena saham tersebut termasuk kategori murah. Data PER berdasarkan penelitian yang dilakukan pada perusahaan otomotif tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Pada periode 2008 hingga 2012 nilai rata-rata umum Dividend per Share (DPS) dari seluruh perusahaan yang diamati adalah Rp392 dengan adanya PT Astra International Tbk sebagai perusahaan yang memberikan Dividend per Share (DPS) tertinggi yaitu dengan rata-rata Rp1.082, sedangkan PT. Tunas Ridean Tbk merupakan perusahaan yang memberikan Dividend per Share (DPS) terendah yaitu dengan rata-rata Rp60. Pada periode 2008 hingga 2012 nilai rata-rata umum Price Earning Ratio (PER) dari seluruh perusahaan yang diamati adalah 10,70% dengan adanya PT United Tractor perusahaan yang memberikan Price Earning Ratio (PER) tertinggi yaitu dengan rata-rata 14,55% Berdasarkan pengamatan pada tabel tersebut bahwa nilai Dividend per Share (DPS) cenderung 7 mengalami peningkatan selama periode penelitian. Hal ini menunjukkan perusahaan-perusahaan yang bergerak pada industri otomotif mampu mensejahterakan pemegang saham dengan memberikan manfaat dari kepemilikan saham berupa dividend yang terus mengalami peningkatan selama periode penelitian. berimplikasi pada harga saham. Dimana peningkatan Earning Per Share (EPS) pada satu periode ke periode berikutnya menunjukkan adanya proyek yang baik di masa mendatang. Return on Equity (ROE) menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Para pemegang saham menghitung rasio profitabilitas ini untuk melihat tingkat pengembalian atas investasi dana pada perusahaan emiten. Earning Per Share (EPS) merupakan rasio dari laba bersih terhadap jumlah lembar saham atau pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk setiap lembar saham yang beredar. Pada periode 2008 hingga 2012 nilai rata-rata umum Return on Equity (ROE) dari seluruh perusahaan yang diamati adalah 26% dengan adanya PT Hexindo Adiperkasa Tbk sebagai perusahaan yang memberikan Return on Equity (ROE) tertinggi yaitu dengan rata-rata 28,5% sedangkan PT. Astra Otoparts Tbk merupakan perusahaan yang memberikan Return on Equity (ROE) terendah yaitu dengan rata-rata 21%. Pada periode 2008 hingga 2012 nilai rata-rata umum Earning Per Share (EPS) dari seluruh perusahaan yang diamati adalah Rp1.055 dengan adanya PT Astra International Tbk sebagai perusahaan yang memberikan Earning Per Share (EPS) tertinggi yaitu dengan rata-rata Rp3.948, sedangkan PT. Selamat Sempurna Tbk merupakan perusahaan yang memberikan Earning Per Share (EPS) terendah yaitu dengan rata-rata Rp112. Hal ini berarti kemampuan perusahaan sampel menurun pada periode tahun 2010 dalam hal tingkat pengembalian atas investasi dana pada perusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba dibandingkan pada tahun 2009 yang sempat mengalami kenaikan rata-rata dibandingakan tahun sebelumnya. Berdasarkan pengamatan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai Earning Per Share (EPS) cenderung mengalami peningkatan selama periode penelitian. Besarnya Earning Per Share (EPS) yang dibagikan merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan yang mempengaruhi keputusan investasi bagi para investor dan akan 8 multikolinearitas dapat pada tabel berikut ini. dilihat Analisis Data Model regresi yang digunakan akan benar-benar menyatakan hubungan yang signifikan dan representatif atau disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), jika model regresi tersebut telah memenuhi persyaratan asumsi klasik, antara lain: a. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan metode statistik. Metode statistik dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistic Kolmogorov Smirnov. Bila probabilitas hasil uji Kolmogorov Smirnov terhadap nilai residual regresi lebih besar dari 0,05 maka asumsi normalitas terpenuhi. Hasil pengujian normalitas adalah sebagai berikut: Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai VIF pada masingmasing variable bebas menunjukkan nilai yang kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. c. Non-Heterokedastisitas. Artinya, varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, atau sering disebut homoskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Rank Spearman. Uji ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized residual. Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 maka persamaan regresi tersebut mengandung heterokedastisitas dan sebaliknya. Adapun hasil uji Rank Spearman dapat dilihat pada tabel berikut ini. Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikansi residual regresi hasil uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,235. Nilai ini lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi. b. Non-Multikolinieritas. Artinya, tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas yang digunakan dalam penelitian. Suatu data dapat terbebas dari gejala multikolinearitas apabila nilai VIF tidak lebih dari 10. Hasil uji Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji Rank Spearman terlihat bahwa semua variabel independen tidak berkorelasi signifikan terhadap nilai residual regresi. Hal ini menandakan bahwa pada model regresi terbentuk bebas dari gejala heteroskedastisitas. 9 d. Non-Autokorelasi. Artinya, tidak ada korelasi antara variabel penganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Adapun hasil uji autokorelasi dapat dilihat melalui tabel berikut ini. Berdasarkan tabel di atas, nilai Durbin Watson berada diantara du hingga 4-du (1,739 < 2,136 < 2,261), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi baik negatif maupun positif. Hasil Analisis Berganda Regresi 2. Linier Secara ringkas hasil analisis regresi linier berganda terdapat dalam tabel berikut ini: 3. Variabel terikat pada regresi ini adalah Harga Saham sedangkan variabel bebasnya adalah EPS, PER, DPS dan ROE. Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah: Harga Saham = 56360,075 + 23161,438 EPS + 33063,973 PER + 1793,4 DPS + 14805,922 ROE 4. Adapun interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. bo = 56360,075 10 Nilai konstanta dari persamaan regresi ini adalah positif. Ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel bebas Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE) maka variabel Harga Saham adalah sebesar 56360,075. Dalam arti kata Harga Saham akan bernilai sebesar 56360,075 sebelum atau tanpa adanya variabel EPS, PER, DPS dan ROE (dimana EPS, PER, DPS dan ROE = 0). b1 = 23161,438 Nilai konstanta dari variabel b1 adalah positif. Nilai parameter atau koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel EPS meningkat 1 satuan, maka Harga Saham juga akan meningkat sebesar 23161,438 kali atau dengan kata lain setiap peningkatan Harga Saham dibutuhkan variabel EPS sebesar 23161,438 dengan asumsi variabel bebas yang lain tetap (PER, DPS dan ROE = 0). b2 = 33063,973 Nilai konstanta dari variabel b2 adalah positif. Nilai parameter atau koefisien regresi b2 ini menunjukkan bahwa setiap variabel PER meningkat 1 satuan, maka Harga Saham juga akan meningkat sebesar 33063,973 kali atau dengan kata lain setiap peningkatan Harga Saham dibutuhkan variabel PER sebesar 33063,973 dengan asumsi variabel bebas yang lain tetap (EPS, DPS dan ROE = 0). b3 = 1793,400 Nilai konstanta dari variabel b3 adalah positif. Nilai parameter atau koefisien regresi b3 ini menunjukkan bahwa setiap 5. variable DPS meningkat 1 satuan, maka Harga Saham akan meningkat sebesar 1793,4 kali atau dengan kata lain setiap peningkatan Harga Saham dibutuhkan variabel DPS sebesar 1793,4 dengan asumsi variabel bebas yang lain tetap (EPS, PER dan ROE = 0). b4 = 14805,922 Nilai konstanta dari variabel b4 adalah positif. Nilai parameter atau koefisien regresi b4 ini menunjukkan bahwa setiap variabel ROE meningkat 1 satuan, maka Harga Saham akan meningkat sebesar 14805,922 kali atau dengan kata lain setiap peningkatan Harga Saham dibutuhkan variabel ROE sebesar 14805,922 dengan asumsi variabel bebas yang lain tetap (EPS, PER dan DPS = 0). variabel bebas (EPS, PER, DPS dan ROE) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Harga Saham) Berdasarkan hasil analisis yang terdapat pada tabel regresi di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 14,373. Nilai ini lebih besar dari F tabel (14,373 > 2,759) dan nilai sig. F (0,000) lebih kecil dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Harga Saham) Hasil Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Harga Saham, serta untuk melihat variabel bebas manakah yang paling dominan pengaruhnya. Hasil Uji F Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yaitu Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel Harga Saham. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F, dengan cara membandingkan nilai Fhitung hasil analisis regresi dengan nila Ftabel pada taraf nyata α = 0,05. a. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas (EPS, PER, DPS dan ROE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Harga Saham) b. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas (EPS, PER, DPS dan ROE) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Harga Saham) 1. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas (EPS, PER, DPS dan ROE) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Harga Saham) 2. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya 11 Berdasakan hasil analisis regresi diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Variabel EPS memiliki nilai thitung sebesar 2,537 dengan signifikansi sebesar 0,018. Karena | thitung | > ttabel (2,537 > 2,060) atau sig. t < 5% (0,018 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel EPS berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham. 2. Variabel PER memiliki nilai thitung sebesar 2,763 dengan signifikansi sebesar 0,011. Karena | thitung | > ttabel (2,763 > 2,060) atau sig. t < 5% (0,011 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel PER berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham. 3. Variabel DPS memiliki nilai thitung sebesar 0,186 dengan signifikansi sebesar 0,854. Karena | thitung | < ttabel (0,186 < 2,060) atau sig. t > 5% (0,854 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel DPS tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham. 4. Variabel ROE memiliki nilai thitung sebesar 0,868 dengan signifikansi sebesar 0,394. Karena | thitung | < ttabel (0,868 < 2,060) atau sig. t > 5% (0,394 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham. yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda pada tingkat signifikansi 5%. Berdasarkan tabel 4.1.1 di atas diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,648 atau 64,8%. Artinya bahwa keragaman Harga Saham dipengaruhi oleh 64,8% variabel bebas Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 35,2% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil pengujian hipotesis pertama (Uji F) dapat dikemukakan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Price Earning Ratio (PER) , Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam menilai saham yang tercermin dalam harga saham perusahaan otomotif sebaiknya menggunakan indikator keuangan perusahaan/kinerja keuangan yakni, Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE). Keempat variabel ini merupakan indicator dari return yang akan diperoleh investor, rasio nilai pasar dan nilai profitabilitas. Ketiga indikator ini adalah hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Sehingga harga saham Hasil Uji Koefisien Beta Untuk mengetahui sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan varaibel dependen, dapat kita lihat dari besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2) dari hasil perhitungan 12 yang terbentuk merupakan hasil penilaian investor terhadap faktor kinerja keuangan perusahaan yang mempengaruhi perusahaan. Apabila hasil penilaian tersebut tidak mampu memberikan kesejahteraan kepada pemegang saham, maka investor akan memberikan nilai yang kurang terhadap perusahaan dan sebaliknya penilaian tersebut terlihat dari perubahan harga saham yang terjadi. bahwa variabel Dividend per Share (DPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham namun memiliki arah pengaruh yang positif atau sejalan dengan harga saham. 3. Variabel Earning per Share (EPS) dari hasil penelitian ini menunjukkan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Earning per Share (EPS) yang tinggi mewakili return yang akan diperoleh investor. Semakin tinggi laba perusahaan yang diberikan kepada para pemegang saham akan menambah daya tarik investor dan mendorong untuk memiliki saham tersebut, sehingga menyebabkan meningkatnya harga saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dari Tandelilin (2007:241) yang menyatakan jika Earning per Share merupakan komponen pertama yang harus dinilai untuk menilai kinerja suatu saham, sehingga seharusnya Earning per Share menjadi variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Variabel Return On Equity (ROE) dari hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan meskipun memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham. Pada dasarnya Return On Equity merupakan rasio yang menggambarkan bagian profitabilitas yang bisa dialokasikan kepada pemegang saham, oleh karena itu investor akan tertarik terhadap suatu saham yang akan memberikan keuntungan yang besar. Nilai Return On Equity akan mewakili rasio nilai pasar suatu saham Penelitian secara parsial dari masing-masing variabel independen menunjukkan bahwa hanya dua variabel independen, yaitu Price Earning Ratio (PER) dan Earning per Share (EPS) yang memiliki pengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan. 1. Variabel Price Earning Ratio (PER) dari hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dengan arah yang sebanding / positif. Ketika nilai Price Earning Ratio (PER) semakin baik, itu akan meningkatkan rasio nilai pasar suatu saham sebuah perusahaan di pasar modal. Karena jumlah investor yang melakukan permintaan investasi terhadap saham tersebut semakin meningkat maka hal ini menyebabkan harga saham tersebut juga akan meningkat. 2. Perusahaan yang memiliki nilai rasio Dividend per Share (DPS) yang tinggi sangat diminati oleh investor. Hal ini karena dividend adalah manfaat yang secara langsung diterima oleh investor dari investasinya dan juga bisa langsung bisa dilihat seberapa besar nilai yang diterima oleh investor dari setiap lembar saham yang dimilikinya. Namun melalui perhitungan statistic menunjukkan 13 sebuah perusahaan di pasar modal dikarenakan rasio profitabilitasnya. Makin tinggi rasio profitabilitasnya, investor akan menilai perusahaan tersebut memiliki prospek yang cerah sehingga rasio nilai pasarnya di pasar modal akan naik. Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi para investor dan calon investor yang akan berinvestasi saham, hendaknya memfokuskan dalam berinvestasi ingin memperoleh manfaat berupa dividen atau capital gain. Dengan begitu akan lebih mudah dalam menentukan akan membeli saham perusahaan yang mana. 2. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk melakukan penelitian dengan obyek penelitian yang berbeda selain pada perusahaan otomotif, sehingga diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang berbeda yang dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh investor dalam pengambilan keputusan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan uji f menunjukkan bahwa variabel bebas Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Harga Saham) 2. Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel Price Earning Ratio (PER) dan Earning per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham. Sedangkan variabel Dividend per Share (DPS) dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham 3. Berdasarkan uji Koefisien Beta menunjukkan bahwa variabel Earning per Share adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap harga saham di anatar variabel lainnya. Daftar Pustaka Andy Porman Tambunan. 2007. Menilai Harga Wajar Saham, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Damayanti, S. dan Achyani, F. 2006. Analisis Pengaruh investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan perusahaan, dan Ukuran perusahaan terhadap Kebijakan Devidend Payout Ratio. Jurnal Akuntansi dan keuangan. Vol.5 No.1 April. P.51-62. Dhyah Prita Saraswati, 2010, Pengaruh Earning Per Share, Return On Equity dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Saran 14 Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Brawijaya. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariaate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ghozali, Imam, 2009, EkonometrikaTeori, Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS 17, Universitas Diponegoro, Semarang. Hamka, Arman, 2012. Pengaruh Price Earning Ratio, Earning per Share, dan Return on Equity Terhadap Harga Saham, Universitas Brawijaya. Harahap, Sofyan, Syafri, 2007, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan kedua, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hartono, 2008. SPSS 16, 0 Analisis Data Statistika dan Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Indriantoro, dan Supomo, 2009.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta. Jogiyanto, 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE. Sasono, Hadi. 2011. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Equity dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia. Universitas Merdeka. Malang. Siamat, Dahlan. 2009. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Singarimbun, Masri dan Effendi. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta : Pustaka LP3ES. Sujianto, Agus Eko. 2007. Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula, Prestasi Pustaka, Jakarta. Sunariyah. 2009. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”, Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta. Sunariyah, 2006, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Cetakan Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Supardi, 2005, Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis, UII Press, Yogyakarta. Tandelilin, Eduardus, 2007, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama BPFE, Yogyakarta. Warsono, 2008. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi 3. Banyumedia Publishing, Malang. Weston, J. Fred & Thomas E. Copeland, 2008, Manajemen Keuangan Jilid II, Edisi 9. Terjemahan oleh Wasana, A. Joko & Ibrandoko, 2009, Binarupa Aksara, Jakarta. 15 16