Pengaruh Variabel Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share

advertisement
Pengaruh Variabel Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share
(DPS), Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE)
terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Otomotif dan Otopart)
Rizky Andawasatya Rachman (0910223099)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Dosen Pembimbing :
Dra. Juni Herawati, MM
Abstract
Kata kunci : Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning
per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE), Harga Saham.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variabel fundamental yang
terdiri dari Price Earning Ratio (PER), Dividend per Share (DPS), Earning per
Share (EPS), dan Return on Equity (ROE) terhadap harga saham baik secara
simultan maupun parsial, serta mengetahui dan menganalisis variabel dominan
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif dan otopart periode
2008 - 2012 di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah explanatory
research, yaitu menjelaskan ada tidaknya pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen melalui suatu pengujian hipotesis yang dilakukan.
Populasi penelitian ini sebanyak 14 perusahaan otomotif dan otopart dan sampel
yang memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan diperoleh sampel sebanyak 6
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan populasi dan
sampel tersebut maka dilakukan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi linear berganda
menunjukkan secara simultan PER, DPS, EPS, dan ROE berpengaruh signifikan
terhadap harga saham pada perusahaan otomotif dan otopart. Besarnya pengaruh
keempat variabel tersebut terhadap harga saham adalah sebesar 64,8% sedangkan
sisanya sebesar 35,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke
dalam model regresi. Sedangkan secara parsial, hanya variabel PER dan EPS yang
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan otomotif dan otopart,
karena PER dan EPS merupakan informasi penting bagi investor dalam
pengambilan keputusan investasi yang tepat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keempat variabel independen
yaitu PER, DPS, EPS, dan ROE secara simultan maupun parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan. Variabel EPS
merupakan variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1
(DPS), Earning per Share (EPS),
Return
On
Equity
(ROE)
berpengaruh parsial terhadap
harga saham pada perusahaan
otomotif dan otopart yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Diantara variabel Price Earning
Ratio (PER), Dividend per Share
(DPS), Earning per Share (EPS),
Return On Equity,(ROE) variabel
manakah
yang
mempunyai
pengaruh dominan terhadap harga
saham pada perusahaan otomotif
dan otopart yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?
PENDAHULUAN
Pasar modal berperan penting
dalam menunjang perekonomian
suatu negara karena pasar modal
berfungsi sebagai lembaga perantara
yang dapat menghubungkan pihak
yang membutuhkan dana dengan
pihak yang mempunyai kelebihan
dana. Perkembangan pasar modal di
Indonesia
pada
tahun
2008
mengalami perkembangan pesat
dibanding pada tahun 2005, 2006,
dan 2007. Hal tersebut bisa dilihat
dari Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) masih mampu menunjukkan
kinerja positif di tengah muramnya
perekonomian dunia khususnya di
sektor otomotif. Dunia Otomotif di
Indonesia saat ini mengalami
perkembangan yang pesat, dilihat dari
segi
meningkatnya
kebutuhan
masyarakat akan kendaraan untuk
transportasi
dan
kebutuhan
pemerintahaan untuk pengembangan
daerah – daerah yang ada untuk
mengembangkan
perekonomian
daerah dan menopang perekonomian
negara secara keseluruhan. Dilihat
dari kapasitas perekonomian yang
membaik dari tahun 2008-2012.
Maka perusahaan otomotif patut
dipertimbangkan menjadi pilihan
investor dalam melakukan investasi.
LANDASAN TEORI
Pengertian Laporan Keuangan
Di dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan PSAK tahun 2004
disebutkan bahwa laporan keuangan
merupakan
dasar
dari
proses
pelaporan
keuangan.
Laporan
keuangan yang lengkap meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan
penambahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai cara
misalnya sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana) catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan. Menurut Weston
dan Copeland (2007:24), Laporan
keuangan
melaporkan
prestasi
historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar, bersama dengan
analisis bisnis dan ekonomi untuk
membuat proyeksi dan peramalan
untuk masa yang akan datang.
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Apakah variabel Price Earning
Ratio (PER) , Dividend per Share
(DPS), Earning per Share (EPS),
Return
On
Equity
(ROE)
berpengaruh simultan terhadap
harga saham pada perusahaan
otomotif dan otopart yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah variabel Price Earning
Ratio (PER) , Dividend per Share
Pengertian Pasar Modal
Undang-Undang Pasar Modal
No. 8 Tahun 1995 memberikan
2
pengertian pasar modal yang lebih
spesifik yaitu “kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek,
Perusahaan puublik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek”.
merupakan saham yang memberikan
hak untuk mendapatkan dividend dan
/ atau bagian kekayaan pada saat
perusahaan dilikuidasi terlebih dahulu
dari saham biasa, disamping itu
mempunyai
preferensi
untuk
mengajukan usul pencalonan direksi /
komisaris.
Pengertian Investasi
Teknik Analisis Saham
Menurut Jogiyanto (2003: 5)
investasi adalah penundaan konsumsi
sekarang untuk digunakan di dalam
proses produksi yang efisien selama
periode
waktu
yang
tertentu.
Keputusan untuk menanamkan modal
dilakukan oleh individu atau entitas
yang mempunyai kelebihan dana.
Menurut Sunariyah (2009:8699) ada dua pendekatan yang paling
banyak
dipergunakan,
yaitu
pendekatan
tradisional
dan
pendekatan protofolio modern.
1) Pendekatan Tradisional
Untuk
menganalisis
surat
berharga
saham
dengan
pendekatan tradisional digunakan
dua analisis, yaitu :
a. Analisis teknikal, merupakan
suatu teknik analisis yang
menggunakan data catatan
mengenai pasar itu sendiri
untuk berusaha mengakses
permintaan dan penawaran
suatu saham tertentu maupun
pasar secara keseluruhan.
b. Pendekatan
analisis
fundamental,
didasarkan
pada suatu anggapan bahwa
setiap saham memiliki nilai
intrinsik.
2) Pendekatan
portofolio
menekankan
pada
aspek
psikologis bursa dengan asumsi
hipotesis pasar efisien.
Pada dasarnya, tujuan orang
melakukan investasi adalah untuk
menghasilkan sejumlah uang. Tujuan
investasi yang lebih luas adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan investor.
Kesejahteraan dalam hal ini adalah
kesejahteraan moneter, yang bisa
diukur
dengan
penjumlahan
pendapatan saat ini ditambah nilai
saat ini pendapatan masa datang.
Pengertian saham
Menurut Sunariyah (2009:28)
yang dimaksud dengan saham adalah
surat berharga yang dikeluarkan oleh
sebuah perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) atau yang
disebut dengan emiten. Menurut
Dahlan Siamat (2005:268) saham
dapat dibedakan menjadi dua yaitu
saham biasa dan saham preferen.
Saham biasa, adalah saham yang
tidak memperoleh hak istimewa.
Pemegang saham bisa mempunyai
hak untuk memperoleh dividend
sepanjang perseroan memperoleh
keuntungan.
Saham
preferen
Hubungan Price Earning Ratio,
Dividend per Share, Earning per
Share, Return on equity terhadap
Harga Saham.
Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER)
merupakan rasio untuk menghitung
nilai
intrinsik
saham
dengan
3
membandingkan antara harga saham
dengan earning perusahaan. Dalam
rasio ini dihitung berapa kali nilai
earning yang tercermin dalam harga
suatu saham. PER juga memberikan
informasi berapa rupiah harga yang
harus
dibayar
investor
untuk
memperoleh setiap Rp 1,00 earning
perusahaan.
diperoleh dalam satu periode untuk
setiap lembar saham yang beredar.
Pendapatan per lembar saham
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi fluktuasi harga saham.
Semakin tinggi EPS yang dihasilkan,
maka akan meningkatkan harga
saham.
Dengan
memperhatikan
pertumbuhan EPS maka dapat dilihat
prospek pertumbuhan perusahaan di
masa yang akan dating.
Menurut
Sofyan
(2008)
menjelaskan bahwa semakin tinggi
rasio ini menunjukkan bahwa investor
mengharapkan pertumbuhan return
yang tinggi, saham memiliki risiko
yang rendah dan investor puas
dengan pendapatan yang tinggi serta
perusahaan
mengharapkan
pertumbuhan
dividend
daripada
proporsi laba yang tinggi. Saham
dengan nilai pertumbuhan yang tinggi
umumnya memiliki Price Earning
Ratio (PER) yang tinggi pula karena
banyaknya investor yang ingin
berinvestasi sehingga permintaan
investasi terhadap saham tersebut
semakin meningkat dimana hal ini
menyebabkan harga saham tersebut
juga akan meningkat.
Menurut Suhartono (2009)
menjelaskan bahwa melalui EPS ini
dapat dinilai kemampuan perusahaan
dalam membagi labanya kepada para
pemegang saham. Semakin tinggi
laba perusahaan yang diberikan
kepada para pemegang saham akan
menambah daya tarik investor dan
mendorong untuk memiliki saham
tersebut, sehingga menyebabkan
meningkatnya harga saham. Dari
keterangan tersebut menunjukkan
bahwa
Earning
Per
Share
mempunyai pengaruh terhadap harga
saham.
Return on equity (ROE)
Return
on
equity
menunjukkan bagian dari total
profitabilitas yang bisa dialokasikan
untuk pemegang saham atas modal
yang mereka tanamkan dalam
perusahaan. ROE secara eksplisit
memperhitungkan
bunga
dan
dividend saham preferen. Semakin
tinggi tingkat pengembaliannya,
maka semakin baik kedudukan
pemegang saham.
Dividend per Share (DPS)
Dividend per Share menjelaskan
besarnya dividend yang diterima
pemodal dari seriap lembar saham.
Pengumuman kenaikan dividend
diartikan sebagai isyarat bahwa
perusahaan tersebut mempunyai
prospek yang cerah dimasa yang akan
datang dan pasar memberikan reaksi
yang
kuat
terhadap
kenaikan
dividend.
Informasi dari besar kecilnya
ROE
perusahaan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
menggunakan ekuitasnya dengan
efektif dan efisien. Sehingga hal
tersebut
dapat
menimbulkan
Earning per Share (EPS)
Earning Per Share merupakan rasio
dari laba bersih terhadap jumlah
lembar saham atau pendapatan yang
4
kepercayaan investor selanjutnya
perusahaan akan dapat memberikan
pendapatan yang lebih besar melalui
dividend yang diberikan. Dimana,
investor dapat melihat kemampuan
perusahaan dalam mengelola modal
sendiri untuk menghasilkan laba
bersih. Tingkat ROE yang tinggi
merupakan daya tarik bagi investor
untuk mengivestasikan dananya pada
perusahaan tersebut.
Jenis Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini, jenis data
yang digunakan yaitu jenis data
kuantitatif. Data berupa angka-angka
yang
dianalisis
dengan
cara
diklasifikasikan
dan
dihitung
sehingga diperolah hasil yang tepat.
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
laporan
keuangan
Perusahaan
Otomotif
periode 2008-2012. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Menurut
Indriantoro dan Supomo (2008:147),
data sekunder merupakan data
penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam
arsip yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan. Sedangkan
sumber data pada penelitian ini
diperoleh dengan mengumpulkan
dokumen - dokumen perusahaan yang
terdapat di Pojok BEI Universitas
Brawijaya, situs resmi BEI di
www.idx.co.id berupa PER, DPS,
EPS, ROE dan harga saham yang
diolah dari laporan keuangan
perusahaan otomotif.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian penjelasan (explanatory
research)
dengan
pendekatan
kuantitatif. Menurut Singarimbun
(2006:5) penelitian eksplanatori
adalah
suatu
penelitian
yang
dilakukan dengan maksud penjelasan
(eksplanatory atau confirmatory)
yaitu memberikan penjelasan kausal
atau hubungan antara variabelvariabel penelitian yang disertai
dengan
langkah
pengumpulan,
pengolahan, penyajian, dan analisis
data melalui hipotesis.
Objek Penelitian
Objek penelitian atau sampel
yang dipilih adalah perusahaan
otomotif dan otopart yang selalu
membagikan
dividend
kepada
investornya selama periode penelitian
tahun 2008-2012.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi,
yaitu
membaca,
mempelajari, mengklasifikasikan, dan
mengunakan data sekunder yang
berupa catatan-catatan dan laporanlaporan keuangan industry otomotif.
Dilakukan dengan mengakses situs
resmi Bursa Efek Indonesia dan
mengumpulkan
data
melalui
5
Indonesian Capital Market Directory.
Adapun data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah berupa
laporan keuangan dan harga pasar
saham dari perusahaan sampel.
Return on equity (ROE)
Menurut
Tandelilin
(2007:193) EPS dihitung dengan
formulasi sebagai berikut :
Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat
dua kelompok variabel yang akan
dianalisis. Dua variabel tersebut yaitu
:
1. Variabel
terikat
(dependent
variable) dilambangkan dengan
Y, yaitu harga saham.
2. Varabel bebas (independent
variable) dilambangkan dengan
X, terdiri dari :
a. Price Earning Ratio (X1)
b. Dividend per Share (X2)
c. Earning per Share (X3)
d. Return On Equity (X4)
ROE = Laba Bersih setelah Bunga dan Pajak
Ekuitas Pemegang Saham
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier berganda yang
berdasarkan uji asumsi klasik, uji F, uji
Paired Sample t-Test, dan uji
Coefficient Beta, dimana untuk
perhitungannya dapat dilakukan
dengan
menggunakan
program
Statistical Package for Social Science
(SPSS/PASW).
Definisi Operasional dan Variabel
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
Price Earning Ratio (PER)
Menurut
Tandelilin
(2007:192) PER dihitung dengan
formulasi sebagai berikut :
DAN
Analisis Deskriptif
Harga
saham
diperoleh
berdasarkan harga saham per tahun
yang dinyatakan dalam satuan rupiah
selama tahun 2008-2012. Berikut
disajikan harga saham akhir tahun
untuk
perusahaan-perusahaan
otomotif tahun 2008-2012.
Dividend per Share (DPS)
Menurut Warsono (2008)
DPS dihitung dengan formulasi
sebagai berikut :
Dividend per Share = Dividend yang dibayar
Jumlahsahamyangberedar
Earning per Share (EPS)
Menurut
Tandelilin
(2007:193) EPS dihitung dengan
formulasi sebagai berikut :
Perusahaan yang memiliki
harga saham tertinggi pada tahun
2008, 2009, 2010, dan 2011 adalah
6
PT Astra Internasional Tbk (ASII)
.Dan harga saham tertinggi pada
tahun 2012 adalah PT United
Tractor Tbk (UNTR) .
sedangkan PT. Astra Otoparts Tbk
merupakan
perusahaan
yang
memberikan Price Earning Ratio
(PER) terendah yaitu dengan rata-rata
8,55%.
Kenaikan rata-rata harga
saham pada tahun 2008 hingga tahun
2012 menunjukkan bahwa investor
bersedia membeli saham dengan
harga
saham
tertinggi
pada
perusahaan
otomotif
untuk
mendapatkan keuntungan dalam
berinvestasi berupa dividend atau
capital gain. Peningkatan rata-rata
harga saham tersebut juga berarti
kondisi harga saham khususnya pada
perusahaan otomotif membaik.
Ini menjelaskan bahwa PT
United Tractor memiliki nilai
perusahaan yang baik di mata
investor dari tahun ke tahun.
Meningkatnya nilai Price Earning
Ratio (PER)
mengindikasikan
meningkatnya nilai perusahaan.
Dividend per Share (DPS)
yang dimaksud pada penelitian ini
adalah dividend yang dibayar dibagi
dengan jumlah saham yang beredar
dari masing-masing perusahan selama
periode penelitian. Tabel Dividend
per Share (DPS) untuk perusahaan
otomotif
digambarkan
sebagai
berikut:
Price Earning Ratio (PER)
merupakan rasio untuk menghitung
nilai
intrinsik
saham
dengan
membandingkan antara harga saham
dengan earning (laba) perusahaan.
Dalam rasio ini dihitung berapa kali
nilai earning yang tercermin dalam
harga saham. Bagi sebagian investor,
semakin kecil PER suatu saham,
semakin bagus, karena saham
tersebut termasuk kategori murah.
Data PER berdasarkan penelitian
yang dilakukan pada perusahaan
otomotif tahun 2008 sampai dengan
tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Pada periode 2008 hingga
2012 nilai rata-rata umum Dividend
per Share (DPS) dari seluruh
perusahaan yang diamati adalah
Rp392 dengan adanya PT Astra
International Tbk sebagai perusahaan
yang memberikan Dividend per Share
(DPS) tertinggi yaitu dengan rata-rata
Rp1.082, sedangkan PT. Tunas
Ridean Tbk merupakan perusahaan
yang memberikan Dividend per Share
(DPS) terendah yaitu dengan rata-rata
Rp60.
Pada periode 2008 hingga
2012 nilai rata-rata umum Price
Earning Ratio (PER) dari seluruh
perusahaan yang diamati adalah
10,70% dengan adanya PT United
Tractor perusahaan yang memberikan
Price Earning Ratio (PER) tertinggi
yaitu dengan rata-rata 14,55%
Berdasarkan pengamatan pada
tabel tersebut bahwa nilai Dividend
per
Share
(DPS)
cenderung
7
mengalami
peningkatan
selama
periode
penelitian.
Hal
ini
menunjukkan perusahaan-perusahaan
yang bergerak pada industri otomotif
mampu mensejahterakan pemegang
saham dengan memberikan manfaat
dari kepemilikan saham berupa
dividend yang terus mengalami
peningkatan
selama
periode
penelitian.
berimplikasi pada harga saham.
Dimana peningkatan Earning Per
Share (EPS) pada satu periode ke
periode berikutnya menunjukkan
adanya proyek yang baik di masa
mendatang.
Return on Equity (ROE)
menunjukkan
sejauh
mana
kemampuan perusahan menghasilkan
laba yang bisa diperoleh pemegang
saham. Para pemegang saham
menghitung rasio profitabilitas ini
untuk melihat tingkat pengembalian
atas investasi dana pada perusahaan
emiten.
Earning Per Share (EPS)
merupakan rasio dari laba bersih
terhadap jumlah lembar saham atau
pendapatan yang diperoleh dalam
satu periode untuk setiap lembar
saham yang beredar.
Pada periode 2008 hingga
2012 nilai rata-rata umum Return on
Equity (ROE) dari seluruh perusahaan
yang diamati adalah 26% dengan
adanya PT Hexindo Adiperkasa Tbk
sebagai
perusahaan
yang
memberikan Return on Equity (ROE)
tertinggi yaitu dengan rata-rata 28,5%
sedangkan PT. Astra Otoparts Tbk
merupakan
perusahaan
yang
memberikan Return on Equity (ROE)
terendah yaitu dengan rata-rata 21%.
Pada periode 2008 hingga
2012 nilai rata-rata umum Earning
Per Share (EPS) dari seluruh
perusahaan yang diamati adalah
Rp1.055 dengan adanya PT Astra
International Tbk sebagai perusahaan
yang memberikan Earning Per Share
(EPS) tertinggi yaitu dengan rata-rata
Rp3.948, sedangkan PT. Selamat
Sempurna
Tbk
merupakan
perusahaan
yang
memberikan
Earning Per Share (EPS) terendah
yaitu dengan rata-rata Rp112.
Hal ini berarti kemampuan
perusahaan sampel menurun pada
periode tahun 2010 dalam hal tingkat
pengembalian atas investasi dana
pada
perusahaan
mengalami
penurunan dalam menghasilkan laba
dibandingkan pada tahun 2009 yang
sempat mengalami kenaikan rata-rata
dibandingakan tahun sebelumnya.
Berdasarkan pengamatan pada
tabel tersebut dapat diketahui bahwa
nilai Earning Per Share (EPS)
cenderung mengalami peningkatan
selama periode penelitian. Besarnya
Earning Per Share (EPS) yang
dibagikan merupakan salah satu
indikator keberhasilan perusahaan
yang
mempengaruhi
keputusan
investasi bagi para investor dan akan
8
multikolinearitas dapat
pada tabel berikut ini.
dilihat
Analisis Data
Model regresi yang digunakan
akan
benar-benar
menyatakan
hubungan yang signifikan dan
representatif atau disebut BLUE (Best
Linier Unbiased Estimator), jika
model
regresi
tersebut
telah
memenuhi persyaratan asumsi klasik,
antara lain:
a. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Cara
untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak
yaitu
dengan
menggunakan
metode statistik. Metode statistik
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
uji
statistic
Kolmogorov
Smirnov.
Bila
probabilitas hasil uji Kolmogorov
Smirnov terhadap nilai residual
regresi lebih besar dari 0,05 maka
asumsi normalitas terpenuhi.
Hasil pengujian normalitas adalah
sebagai berikut:
Tabel tersebut menunjukkan
bahwa nilai VIF pada masingmasing
variable
bebas
menunjukkan nilai yang kurang
dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas
antar variabel independen dalam
model regresi.
c. Non-Heterokedastisitas. Artinya,
varians
residual
dari
satu
pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, atau sering disebut
homoskedastisitas. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan
Rank Spearman. Uji ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan
variabel independen dengan nilai
unstandardized residual. Bila
probabilitas hasil korelasi lebih
kecil dari 0,05 maka persamaan
regresi tersebut mengandung
heterokedastisitas dan sebaliknya.
Adapun hasil uji Rank Spearman
dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Berdasarkan hasil pengujian
normalitas pada tabel diatas
diketahui bahwa nilai signifikansi
residual
regresi
hasil
uji
Kolmogorov-Smirnov
sebesar
0,235. Nilai ini lebih besar dari
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi normalitas telah terpenuhi.
b. Non-Multikolinieritas. Artinya,
tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian.
Suatu data
dapat terbebas dari gejala
multikolinearitas apabila nilai
VIF tidak lebih dari 10. Hasil uji
Berdasarkan hasil pengujian
heteroskedastisitas dengan uji
Rank Spearman terlihat bahwa
semua variabel independen tidak
berkorelasi signifikan terhadap
nilai residual regresi. Hal ini
menandakan bahwa pada model
regresi terbentuk bebas dari gejala
heteroskedastisitas.
9
d. Non-Autokorelasi. Artinya, tidak
ada korelasi antara variabel
penganggu pada periode tertentu
dengan variabel sebelumnya.
Adapun hasil uji autokorelasi
dapat dilihat melalui tabel berikut
ini.
Berdasarkan tabel di atas, nilai
Durbin Watson berada diantara du
hingga 4-du (1,739 < 2,136 <
2,261),
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi baik negatif maupun
positif.
Hasil Analisis
Berganda
Regresi
2.
Linier
Secara ringkas hasil analisis
regresi linier berganda terdapat dalam
tabel berikut ini:
3.
Variabel terikat pada regresi
ini adalah Harga Saham sedangkan
variabel bebasnya adalah EPS, PER,
DPS dan ROE. Model regresi
berdasarkan hasil analisis di atas
adalah:
Harga Saham = 56360,075 + 23161,438
EPS + 33063,973 PER + 1793,4 DPS +
14805,922 ROE
4.
Adapun
interpretasi
dari
persamaan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. bo = 56360,075
10
Nilai konstanta dari persamaan
regresi ini adalah positif. Ini
menunjukkan bahwa apabila
tidak ada variabel bebas Price
Earning Ratio (PER), Dividend
per Share (DPS), Earning per
Share (EPS), dan Return on
Equity (ROE) maka variabel
Harga Saham adalah sebesar
56360,075. Dalam arti kata
Harga Saham akan bernilai
sebesar 56360,075 sebelum atau
tanpa adanya variabel EPS, PER,
DPS dan ROE (dimana EPS,
PER, DPS dan ROE = 0).
b1 = 23161,438
Nilai konstanta dari variabel b1
adalah positif. Nilai parameter
atau koefisien regresi b1 ini
menunjukkan
bahwa
setiap
variabel EPS meningkat 1
satuan, maka Harga Saham juga
akan
meningkat
sebesar
23161,438 kali atau dengan kata
lain setiap peningkatan Harga
Saham dibutuhkan variabel EPS
sebesar
23161,438
dengan
asumsi variabel bebas yang lain
tetap (PER, DPS dan ROE = 0).
b2 = 33063,973
Nilai konstanta dari variabel b2
adalah positif. Nilai parameter
atau koefisien regresi b2 ini
menunjukkan
bahwa
setiap
variabel PER meningkat 1
satuan, maka Harga Saham juga
akan
meningkat
sebesar
33063,973 kali atau dengan kata
lain setiap peningkatan Harga
Saham dibutuhkan variabel PER
sebesar
33063,973
dengan
asumsi variabel bebas yang lain
tetap (EPS, DPS dan ROE = 0).
b3 = 1793,400
Nilai konstanta dari variabel b3
adalah positif. Nilai parameter
atau koefisien regresi b3 ini
menunjukkan
bahwa
setiap
5.
variable DPS meningkat 1
satuan, maka Harga Saham akan
meningkat sebesar 1793,4 kali
atau dengan kata lain setiap
peningkatan
Harga
Saham
dibutuhkan variabel DPS sebesar
1793,4 dengan asumsi variabel
bebas yang lain tetap (EPS, PER
dan ROE = 0).
b4 = 14805,922
Nilai konstanta dari variabel b4
adalah positif. Nilai parameter
atau koefisien regresi b4 ini
menunjukkan
bahwa
setiap
variabel ROE meningkat 1
satuan, maka Harga Saham akan
meningkat sebesar 14805,922
kali atau dengan kata lain setiap
peningkatan
Harga
Saham
dibutuhkan
variabel
ROE
sebesar
14805,922
dengan
asumsi variabel bebas yang lain
tetap (EPS, PER dan DPS = 0).
variabel bebas (EPS, PER, DPS
dan ROE) secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat (Harga Saham)
Berdasarkan hasil analisis
yang terdapat pada tabel regresi di
atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar
14,373. Nilai ini lebih besar dari F
tabel (14,373 > 2,759) dan nilai sig. F
(0,000) lebih kecil dari α (0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa variabel
bebas Price Earning Ratio (PER),
Dividend per Share (DPS), Earning
per Share (EPS), dan Return on
Equity (ROE) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat (Harga Saham)
Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk
mengetahui apakah variabel bebas
yaitu Price Earning Ratio (PER),
Dividend per Share (DPS), Earning
per Share (EPS), dan Return on
Equity (ROE) secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat Harga Saham, serta
untuk
melihat variabel
bebas
manakah yang paling dominan
pengaruhnya.
Hasil Uji F
Uji F digunakan untuk
menunjukkan apakah semua variabel
bebas yaitu Price Earning Ratio
(PER), Dividend per Share (DPS),
Earning per Share (EPS), dan Return
on Equity (ROE) mempunyai
pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama (simultan) terhadap
variabel Harga Saham. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan uji F,
dengan cara membandingkan nilai
Fhitung hasil analisis regresi dengan
nila Ftabel pada taraf nyata α = 0,05.
a. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak
dan Ha diterima, artinya variabel
bebas (EPS, PER, DPS dan ROE)
secara
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
terikat (Harga Saham)
b. Jika thitung < ttabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya
variabel bebas (EPS, PER, DPS
dan ROE) secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat (Harga Saham)
1. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya
variabel bebas (EPS, PER, DPS
dan ROE) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat (Harga Saham)
2. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya
11
Berdasakan hasil analisis
regresi diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Variabel EPS memiliki nilai thitung
sebesar 2,537 dengan signifikansi
sebesar 0,018. Karena | thitung | >
ttabel (2,537 > 2,060) atau sig. t <
5% (0,018 < 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel
EPS
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
Harga Saham.
2. Variabel PER memiliki nilai thitung
sebesar 2,763 dengan signifikansi
sebesar 0,011. Karena | thitung | >
ttabel (2,763 > 2,060) atau sig. t <
5% (0,011 < 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel
PER
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
Harga Saham.
3. Variabel DPS memiliki nilai thitung
sebesar 0,186 dengan signifikansi
sebesar 0,854. Karena | thitung | <
ttabel (0,186 < 2,060) atau sig. t >
5% (0,854 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel DPS tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
Harga Saham.
4. Variabel ROE memiliki nilai
thitung sebesar 0,868 dengan
signifikansi sebesar 0,394. Karena
| thitung | < ttabel (0,868 < 2,060)
atau sig. t > 5% (0,394 > 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel ROE tidak
berpengaruh signifikan terhadap
variabel Harga Saham.
yang dilakukan dengan menggunakan
regresi linier berganda pada tingkat
signifikansi 5%.
Berdasarkan tabel 4.1.1 di atas
diperoleh nilai koefisien determinasi
(Adjusted R Square) sebesar 0,648
atau
64,8%.
Artinya
bahwa
keragaman Harga Saham dipengaruhi
oleh 64,8% variabel bebas Price
Earning Ratio (PER), Dividend per
Share (DPS), Earning per Share
(EPS), dan Return on Equity (ROE).
Sedangkan sisanya yaitu sebesar
35,2% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar variabel yang diteliti.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian hipotesis
pertama (Uji F) dapat dikemukakan
bahwa variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu Price
Earning Ratio (PER) , Dividend per
Share (DPS), Earning per Share
(EPS), dan Return on Equity (ROE)
secara
simultan
berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa
dalam menilai saham yang tercermin
dalam harga saham perusahaan
otomotif sebaiknya menggunakan
indikator
keuangan
perusahaan/kinerja keuangan yakni,
Price Earning Ratio (PER), Dividend
per Share (DPS), Earning per Share
(EPS), Return on Equity (ROE).
Keempat variabel ini merupakan
indicator dari return yang akan
diperoleh investor, rasio nilai pasar
dan nilai profitabilitas. Ketiga
indikator ini adalah hal-hal yang
dilaporkan dalam laporan keuangan
perusahaan. Sehingga harga saham
Hasil Uji Koefisien Beta
Untuk mengetahui sejauh
mana
keseluruhan
variabel
independen
dapat
menjelaskan
varaibel dependen, dapat kita lihat
dari besarnya koefisien determinasi
(Adjusted R2) dari hasil perhitungan
12
yang terbentuk merupakan hasil
penilaian investor terhadap faktor
kinerja keuangan perusahaan yang
mempengaruhi perusahaan. Apabila
hasil penilaian tersebut tidak mampu
memberikan kesejahteraan kepada
pemegang saham, maka investor akan
memberikan nilai yang kurang
terhadap perusahaan dan sebaliknya
penilaian tersebut terlihat dari
perubahan harga saham yang terjadi.
bahwa variabel Dividend per
Share (DPS) tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham
namun memiliki arah pengaruh
yang positif atau sejalan dengan
harga saham.
3. Variabel Earning per Share (EPS)
dari
hasil
penelitian
ini
menunjukkan
mempunyai
pengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI.
Earning per Share (EPS) yang
tinggi mewakili return yang akan
diperoleh
investor.
Semakin
tinggi laba perusahaan yang
diberikan kepada para pemegang
saham akan menambah daya tarik
investor dan mendorong untuk
memiliki
saham
tersebut,
sehingga
menyebabkan
meningkatnya harga saham. Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori
dari Tandelilin (2007:241) yang
menyatakan jika Earning per
Share merupakan komponen
pertama yang harus dinilai untuk
menilai kinerja suatu saham,
sehingga seharusnya Earning per
Share menjadi variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
4. Variabel Return On Equity (ROE)
dari hasil penelitian menunjukkan
tidak adanya pengaruh yang
signifikan meskipun memiliki
pengaruh yang positif terhadap
harga saham. Pada dasarnya
Return On Equity merupakan
rasio
yang
menggambarkan
bagian profitabilitas yang bisa
dialokasikan kepada pemegang
saham, oleh karena itu investor
akan tertarik terhadap suatu
saham yang akan memberikan
keuntungan yang besar. Nilai
Return On Equity akan mewakili
rasio nilai pasar suatu saham
Penelitian secara parsial dari
masing-masing variabel independen
menunjukkan bahwa hanya dua
variabel independen, yaitu Price
Earning Ratio (PER) dan Earning per
Share (EPS) yang memiliki pengaruh
secara parsial terhadap harga saham
perusahaan.
1. Variabel Price Earning Ratio
(PER) dari hasil penelitian ini
menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham
dengan arah yang sebanding /
positif. Ketika nilai Price Earning
Ratio (PER) semakin baik, itu
akan meningkatkan rasio nilai
pasar suatu saham sebuah
perusahaan di pasar modal.
Karena jumlah investor yang
melakukan permintaan investasi
terhadap saham tersebut semakin
meningkat
maka
hal
ini
menyebabkan
harga
saham
tersebut juga akan meningkat.
2. Perusahaan yang memiliki nilai
rasio Dividend per Share (DPS)
yang tinggi sangat diminati oleh
investor. Hal ini karena dividend
adalah manfaat yang secara
langsung diterima oleh investor
dari investasinya dan juga bisa
langsung bisa dilihat seberapa
besar nilai yang diterima oleh
investor dari setiap lembar saham
yang dimilikinya. Namun melalui
perhitungan statistic menunjukkan
13
sebuah perusahaan di pasar modal
dikarenakan
rasio
profitabilitasnya. Makin tinggi
rasio profitabilitasnya, investor
akan menilai perusahaan tersebut
memiliki prospek yang cerah
sehingga rasio nilai pasarnya di
pasar modal akan naik.
Adapun saran yang dapat diberikan
oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi para investor dan calon
investor
yang
akan
berinvestasi
saham,
hendaknya
memfokuskan
dalam
berinvestasi
ingin
memperoleh manfaat berupa
dividen atau capital gain.
Dengan begitu akan lebih
mudah dalam menentukan
akan
membeli
saham
perusahaan yang mana.
2. Untuk penelitian lebih lanjut,
disarankan untuk melakukan
penelitian
dengan
obyek
penelitian yang berbeda selain
pada perusahaan otomotif,
sehingga diharapkan dapat
menghasilkan
kesimpulan
hasil penelitian yang berbeda
yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan oleh investor
dalam
pengambilan
keputusan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan
uji
f
menunjukkan bahwa variabel
bebas Price Earning Ratio
(PER), Dividend per Share
(DPS), Earning per Share
(EPS), dan Return on Equity
(ROE)
secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
terikat
(Harga Saham)
2. Berdasarkan
uji
t
menunjukkan bahwa secara
parsial variabel Price Earning
Ratio (PER) dan Earning per
Share (EPS) berpengaruh
signifikan terhadap variabel
Harga Saham. Sedangkan
variabel Dividend per Share
(DPS) dan Return on Equity
(ROE) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel
Harga Saham
3. Berdasarkan uji Koefisien
Beta menunjukkan bahwa
variabel Earning per Share
adalah variabel yang paling
dominan
berpengaruh
terhadap harga saham di
anatar variabel lainnya.
Daftar Pustaka
Andy Porman Tambunan. 2007.
Menilai Harga Wajar Saham,
Penerbit
PT.
Elex
Media
Komputindo, Jakarta.
Damayanti, S. dan Achyani, F. 2006.
Analisis Pengaruh investasi,
Likuiditas,
Profitabilitas,
Pertumbuhan perusahaan, dan
Ukuran perusahaan terhadap
Kebijakan
Devidend
Payout
Ratio. Jurnal Akuntansi dan
keuangan. Vol.5 No.1 April.
P.51-62.
Dhyah Prita Saraswati, 2010,
Pengaruh Earning Per Share,
Return On Equity dan Dividend
Per Share Terhadap Harga Saham
Saran
14
Perusahaan yang Listing di Bursa
Efek
Indonesia,
Skripsi,
Universitas Brawijaya.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi
Analisis Multivariaate dengan
program SPSS, Badan Penerbit
Universitas
Diponegoro,
Semarang.
Ghozali, Imam, 2009, EkonometrikaTeori, Konsep dan Aplikasi
Dengan SPSS 17, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hamka, Arman, 2012. Pengaruh
Price Earning Ratio, Earning per
Share, dan Return on Equity
Terhadap
Harga
Saham,
Universitas Brawijaya.
Harahap, Sofyan,
Syafri, 2007,
Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan,
Cetakan
kedua,
Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Hartono, 2008. SPSS 16, 0 Analisis
Data Statistika dan Penelitian,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Indriantoro,
dan
Supomo,
2009.Metodologi
Penelitian
Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen,
Edisi
Pertama,
BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Jogiyanto, 2008, Teori Portofolio dan
Analisis Investasi, Edisi Kedua,
Yogyakarta: BPFE.
Sasono, Hadi. 2011. Pengaruh
Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, Net Profit Margin, Return
On Equity dan Earning Per Share
terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Otomotif di Bursa
Efek Indonesia. Universitas
Merdeka. Malang.
Siamat, Dahlan. 2009. Manajemen
Lembaga Keuangan, Edisi Kedua,
Lembaga
Penerbit
Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Effendi.
2008. Metode Penelitian Survai.
Jakarta : Pustaka LP3ES.
Sujianto, Agus Eko. 2007. Aplikasi
Statistik dengan SPSS untuk
Pemula, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Sunariyah.
2009.
“Pengantar
Pengetahuan
Pasar
Modal”,
Penerbit Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN, Yogyakarta.
Sunariyah,
2006,
Pengantar
Pengetahuan
Pasar
Modal,
Cetakan Pertama, UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Supardi, 2005, Metode Penelitian
Ekonomi dan Bisnis, UII Press,
Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus, 2007, Analisis
Investasi
dan
Manajemen
Portofolio, Edisi Pertama BPFE,
Yogyakarta.
Warsono,
2008.
Manajemen
Keuangan Perusahaan, Edisi 3.
Banyumedia Publishing, Malang.
Weston, J. Fred & Thomas E.
Copeland, 2008, Manajemen
Keuangan Jilid II, Edisi 9.
Terjemahan oleh Wasana, A. Joko
& Ibrandoko, 2009, Binarupa
Aksara,
Jakarta.
15
16
Download