UJI KELAYAKAN BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) DI INDONESIA TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin Oleh Humisar Nainggolan 13103123 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 Tugas Sarjana Judul Program Studi Uji Kelayakan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Indonesia Teknik Mesin Humisar Nainggolan 13103123 Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Abstrak Data kecelakaan angkutan jalan di Indonesia dari tahun 2002-2006 menunjukkan peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa DISHUB, selaku organisasi yang bertugas untuk menguji kelayakan kendaraan bermotor, belum sepenuhnya melakukan pengujian secara benar sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan melihat fakta di atas, penelitian ini dicetuskan untuk menyempurnakan uji kelayakan kendaraan atau bus di Indonesia. Adapun metodologi yang dipakai adalah studi literatur, pengumpulan data, membandingkan uji kelayakan kendaraan antara Indonesia, Irlandia dan Australia kemudian menganalisis kekurangan pengujian kelayakan kendaraan bermotor atau bus di Indonesia serta menyusun uji kelayakan bus AKAP. Pada penelitian ini, analisis dilakukan dengan cara membandingkan pengujian kelayakan kendaraan dari ketiga negara tersebut. Melalui hasil analisis, ada beberapa item terutama item yang dapat mengakibatkan konsekuensi kegagalan paling besar sangat spesifik dilakukan pada uji kelayakan kendaraan di Australia dan Irlandia. Pada penelitian ini juga akan menghasilkan suatu usulan prosedur pengujian kelayakan bus untuk Indonesia. Kesimpulan yang didapat adalah uji kelayakan kendaraan atau bus di Indonesia belum efektif, uji kelayakan kendaraan di Irlandia dan Australia sangat efektif dan berkualitas, usulan prosedur uji kelayakan untuk bus AKAP pada tugas akhir ini dapat diterapkan secara bertahap di Indonesia dengan harapan akan mengurangi tingkat kecelakan di jalan raya. Final Project Title Department Roadworthiness Tests on AKAP buses In Humisar Nainggolan Indonesia Mechanical Engineering 13103123 Mechanical and Aerospace Engineering Faculty Bandung Institute of Technology Abstract Traffic accident numbers in Indonesia 2002-2006 was occurred increasing. It indicates that DISHUB, an organization that has responsibility to inspect roadworthiness tests, does not yet exactly do tests appropriately with good procedures. Based on the fact above, this research is triggered to complete the existing roadworthiness tests in Indonesia. The methodology of this research is study of literature, gathering data, comparing roadworthiness tests in Indonesia, Ireland and Australia then analyze the weaknesses of roadworthiness tests in Indonesia and arrange roadworthiness tests on AKAP bus for Indonesia. On this research, analysis is conducted by comparing roadworthiness tests from the third countries above. Results from the analysis are some items especially items that can cause high consequence of failure, are very specific when they inspected vehicles. This research also will produce a procedure of roadworthiness tests on bus for Indonesia. Conclusions of this research are the roadworthiness test in Indonesia is not yet do effectively, roadworthiness tests in Ireland and Australia are very effective, suggestion of roadworthiness test procedure for AKAP bus on this final project can be applied step by step in Indonesia and it can decrease traffic accident numbers. KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “ Uji Kelayakan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Indonesia”. Laporan penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Teknik Mesin di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Orang tua saya J. Nainggolan dan M. Lumban Toruan serta Amang Boru M. Rumahorbo dan Namboru R. Nainggolan yang telah mendoakan dan mendukung saya. 2. Dr.Ir.I Wayan Suweca sebagai pembimbing yang telah memberikan banyak nasehat serta membimbing saya hingga selesainya tugas akhir ini. 3. Kakak, Abang dan Adik (Kak Pinta, Bang Beng, Kak O’on, Bang Hotlan, Alamsa dan Melva) yang selalu mendukung dan mendoakan saya. 4. Keluarga besar saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya. 5. Ir. Asep Koswara sebagai pembimbing di DISHUB Bandung yang telah membantu saya selama saya melakukan penelitian. 6. Semua dosen Teknik Mesin ITB atas bimbingan, pelajaran dan nasehat sewaktu menjalani kuliah. 7. Teman-teman Mesin 2003 khususnya Adhicahyo, Idris, Labib serta Genk Batakers yang telah menghibur dan memberi dukungan. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, agar diperoleh hasil yang lebih baik di masa yang akan datang. Harapan terbesar penulis adalah semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak Humisar Nainggolan iii DAFTAR ISI ABSTRAK i ABSTRACT ii KATA PENGHANTAR iii DAFTAR ISI iv DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL ix BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah 1 1. 2 Tujuan Penelitian 4 1. 3 Batasan Masalah 4 1. 4 Metoda Penelitian 5 1. 5 Sistematika Penulisan 6 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Siklus Produk dan Maintenance 6 2.1.1 Siklus Produk 6 2.1.2 Maintenace 7 2.2 Perawatan (Maintenance) Bus 9 2.2.1 Saringan Udara (Air Filter) 10 2.2.2 Sabuk (Drive Belts) 11 2.2.3 Cek Level Fluida (Checking Fluid Level) 13 2.2.4 Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter) 17 2.2.5 Pelumasan Bodi (Body Lubricant) 18 2.2.6 Rem (Brakes) 18 2.2.7 Ban (Tires) 29 BAB III PERBANDINGAN UJI KELAYAKAN BUS DI IRLANDIA, AUSTRALIA DAN INDONESIA 3.1 Uji Kelayakan Kendaraan di Irlandia 3.1.1 Review NCT 22 22 iv 3.1.2 Perbandingan Uji Kelayakan Bus di Irlandia terhadap Uji Kelayakan Bus di Australia dan Indonesia 3.2 Uji Kelayakan Kendaraan di Australia 3.2.1 Review Vicroad 25 37 37 3.2.2 Perbandingan Uji Kelayakan Bus di Australia terhadap Uji kelayakan Bus di Irlandia dan Indonesia 41 3.3 Uji Kelayakan Kendaraan di Indonesia 50 3.3.1 Review DISHUB Bandung 50 3.3.2 Perbandingan Uji Kelayakan Bus di Australia terhadap Uji Kelayakan Bus di Irlandia dan Indonesia 3.4 Kelemahan Uji Kelayakan Bus di DISHUB Bandung secara Teknis 55 74 3.5 Resume Perbandingan Pengujian Kelayakan Bus di Indonesia, Irlandia dan Australia 81 BAB IV USULAN UJI KELAYAKAN BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI UNTUK INDONESIA 4.1 Prosedur Uji Kelayakan Bus AKAP 85 4.2 Panduan Teknis Pengujian Bus AKAP 86 4.2.1 Peralatan 88 4.2.2 Sistem Penerangan 93 4.2.3 Sistem Kemudi 99 4.2.4 As dan Suspensi 102 4.2.5 Ban dan Pelek 104 4.2.6 Rangka dan Bodi 106 4.2.7 Sistem Rem 109 4.2.8 Mesin/Transmisi 112 4.2.9 Lain-lain 114 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 115 5.2 Saran 115 DAFTAR PUSTAKA 117 LAMPIRAN (Uji Kelayakan Kendaraan di Australia) 118 v DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kecelakaan angkutan jalan per tahun 2002-2006 1 Gambar 1.2 Jumlah kumulatif kendaraan bermotor tahun 2002 -2006 2 Gambar 1.3 Prasarana pengujian kendaraan bermotor tahun 2006 3 Gambar 2.1 Siklus Produk 7 Gambar 2.2 Struktur perawatan 8 Gambar 2.3 Saringan udara (air filter) 10 Gambar 2.4 Drive belt 12 Gambar 2.5 Lampu peringatan oli mesin 13 Gambar 2.6 Dipstick 14 Gambar 2.7 Posisi filler plug dan drain plug 14 Gambar 2.8 Lampu peringatan sistem pendingin 15 Gambar 2.9 Level coolant dan pengisian ulang 15 Gambar 2.10 Lampu peringatan rem 16 Gambar 2.11 Power steering oil reservoir 17 Gambar 2.12 Saringan bahan bakar 18 Gambar 2.13 Disc brake 19 Gambar 2.14 Drum brake 19 Gambar 2.15 Arah rotasi ban 1 20 Gambar 2.16 Arah rotasi ban 2 21 Gambar 3.1 Prosedur uji kelayakan kendaraan bermotor di Irlandia 23 Gambar 3.2 Jumlah kendaraan di Irlandia 25 Gambar 3.3 Laju kecelakaan yang terjadi di Irlandia 25 Gambar 3.4 European type headlamp 29 Gambar 3.5 British-American type headlamp (check on dip beam) 30 Gambar 3.6 British-American type headlamp (check on mean beam) 30 Gambar 3.7 Letak atau posisi pemasangan lampu tambahan utama 31 Gambar 3. 8 Pengujian suspensi depan 33 vi Gambar 3.9 Tindakan pengujian suspensi depan 34 Gambar 3.10 Chasis jenis tangga 34 Gambar 3.11 Surface corrosion 36 Gambar 3.12 Advanced corrosion 36 Gambar 3.13 Extensive corrosion 36 Gambar 3.14 Model penampang windscreen 37 Gambar 3.15 Prosedur uji kelayakan kendaraan bermotor di Australia 39 Gambar 3.16 Beam axle pada heavy vehicle 46 Gambar 3.17 Steering linkage pada heavy vehicle 46 Gambar 3.18 Suspensi pada rigid beam 47 Gambar 3.19 Load area pada chasis 47 Gambar 3.20 Dimensi jarak tempat duduk 48 Gambar 3.21 Dimensi tempat duduk 48 Gambar 3. 22 Zona primary area 49 Gambar 3.23 Mekanisme dan pengujian kendaraan bermotor di Indonesia 52 Gambar 3.24 Alat uji suspensi 53 Gambar 3.25 Slide slip tester 53 Gambar 3.26 Roller braker tester 54 Gambar 3.27 Alat uji speedometer 54 Gambar 3.28 Spot uji cek kolong 54 Gambar 3.29 Uji efek silau 62 Gambar 3.30 High light tester tampak depan 62 Gambar 3.31 High light tester tampak atas 62 Gambar 3.32 Posisi membaca display high light tester 63 Gambar 3.33 Garis batas cahaya lampu pada high light tester 63 Gambar 3.34 Sorotan dip asimetris jenis eropa (baik) 64 Gambar 3.35 Sorotan dip asimetris jenis amerika (baik) 64 Gambar 3.36 Salah setel pada posisi tinggi (jenis eropa) 64 Gambar 3.37 Salah setel pada posisi atas (jenis amerika) 65 Gambar 3.38 Salah setel pada posisi samping (jenis eropa) 65 Gambar 3.39 salah setel pada posisi samping (jenis amerika) 65 vii Gambar 3.40 Sorotan lampu terpuntir (jenis eropa) 66 Gambar 3.41 Sorotan lampu yang benar 66 Gambar 3.42 Sorotan lampu salah pada arah tinggi 66 Gambar 3.43 Sorotan lampu salah pada arah samping 67 Gambar 3.44 Sorotam lampu terpuntir 67 Gambar 3.45 Arah gerak pelat pada uji suspensi 68 Gambar 3.46 Pelat bergerak arah samping 68 Gambar 3.47 Objek pengujian 68 Gambar 3.48 Prakondisi untuk gerak arah memanjang 69 Gambar 3.49 Pelat bergerak arah memanjang yang searah 69 Gambar 3.50 Objek pengujian 69 Gambar 3.51 Prakondisi 70 Gambar 3.52 Pelat bergerak arah berlawanan 70 Gambar 3.53 Objek pengujian 70 Gambar 3.54 Prakondisi dan pelat bergerak berlawanan untuk uji tambahan 71 Gambar 3.55 Objek pengujian 71 Gambar 3.56 Syarat daerah jangkau bayangan pada kaca spion dalam 73 Gambar 3.57 Syarat daerah jangkau bayangan pada kaca spion luar 74 Gambar 4.1 Usulan prosedur uji kelayakan 86 Gambar 4.2 Bidang pandang kaca spion dalam 91 Gambar 4.3 Bidang pandang kaca spion luar 91 Gambar 4.4 Garis batas cahaya lampu pada high light tester 98 viii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kecelakaan angkutan jalan pertahun 2002-2006 2 Tabel 1.2 Jumlah kumulatif kendaraan bermotor tahun 2002 – 2006 2 Tabel 1.3 Prasarana pengujian kendaraan bermotor 2006 3 Tabel 3.1 Sistem pengujian kelayakan kendaraan berbagai negara di Eropa 22 Tabel 3.2 Kecelakaan fatal tahun 1995 – 2004 24 Table 3.3 Kategori korosi 35 Tabel 3.4 Jumlah kecelakaan di Victoria 41 Tabel 3.5 Rem utama 44 Tabel 3.6 Rem parkir 44 Tabel 3.7 Inspeksi yang terlewatkan pada pengujian peralatan 75 Tabel 3.8 Inspek yang terlewatkan pada pengujian sistem penerangan 75 Tabel 3.9 Inspek yang terlewatkan pada pengujian sistem kemudi 76 Tabel 3.10 Inspek yang terlewatkan pada pengujian AS dan suspensi 76 Tabel 3.11 Inspek yang terlewatkan pada pengujian ban dan pelek 76 Tabel 3.12 Inspek yang terlewatkan pada pengujian rangka dan bodi 77 Tabel 3.13 Inspek yang terlewatkan pada pengujian mesin/transmisi 77 Tabel 3.14 Inspek yang terlewatkan pada pengujian lain-lain 77 Tabel 3.15 Inspek yang terlewatkan pada pengujian sistem rem 78 Tabel 3.16 Daftar ketetapan standar dan dimensi yang tidak ada pada buku pedoman pengujian kendaraan bermotor 80 Tabel 3.17 Resume perbandingan uji kelayakan di Indonesia, Australia dan Irlandia 82 Tabel 4.1 Peralatan 88 Tabel 4.2 Sistem Penerangan 93 Table 4.3 Sistem kemudi 99 Tabel 4.4 As dan Suspensi 102 Tabel 4.5 Ban dan Pelek 104 ix Tabel 4.6 Rangka dan Bodi 106 Tabel 4.7 Sistem rem 109 Tabel 4.8 Mesin atau transmisi 112 Table 4.9 Lain-lain 11 x