BAB V KESIMPULAN Di Indonesia, Musdah Mulia merupakan sosok tokoh yang kontroversial dalam pandangan orang-orang yang berseberangan pemikiran. Namun, berbeda dengan orang-orang yang obyektif melihat ketokohannya, dia dianggap sebagai muslimah genius bidang ilmu pengetahuan agama, Ia seorang pemikir, penulis dan pejuang ajaran Islam yang mendedikasikan dirinya untuk mengangkat harkat dan martabat kaum hawa sesuai ajaran Islam. Tauhid adalah intisari ajaran Islam merupakan konsep kesetaraan beliau. Menurut Musdah, sebagai inti ajaran Islam yang merupakan pegangan pokok dalam membimbing dan mengarahkan manusia agar bertindak benar, baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, maupun dengan alam semesta. menurut Musdah bahwa tauhid membawa kepada pengakuan adanya persamaan di antara manusia karena tujuan tauhid adalah menghapuskan semua bentuk perbudakan dan perbedaan dalam masyarakat. Sebagaimana yang direalisasikan oleh Rasulullah Muhammad saw. dalam kehidupan individual maupun sosial. melakukan perubahan disegala bidang mulai dari tingkat ideologis sampai ke tingkat praktis. Keyakinan akan keesaan Allah membuat Rasulullah secara tegas melarang praktik mempertuhankan apapun selain Allah, seperti berhala, Kebesaran suku, pemimpin, penguasa, termasuk hawa nafsu dan ego yang ada dalam diri. Berangkat dari konsep tauhid yang ditawarkan Musdah dalam melihat posisi perempuan dalam bidang sosial dan politik. Musdah mengatakan bahwa aktivitas tersebut adalah perbuatan yang mubah dan terpuji selagi tidak mengabaikan ketentuan Islam. Menurut Musdah potensi manusia baik laki-laki maupun perempuan sama, baik sebagai ‘abid maupun sebagai khalifah. Namun ia menyayangkan bahwa ajaran Islam yang begitu luhur tidak terimplementasi dengan baik dalam realitas sosiologis dan politik para penganutnya. Kondisi demikian dibangun berdasarkan pemahaman terhadap teks-teks suci al-Quran 108 109 secara tekstual, sehingga melahirkan interprestasi yang bias gender dan perempuan termarginalkan posisinya baik dalam sosial maupun politik. Berkenaan dengan hal tersebut diatas Musdah menguraikan adanya pemahaman agama yang bias gender yang berimplikasi kepada ketimpangan gender yaitu tentang asal usul penciptaan manusia, tentang kejatuhan Adam dan hawa dari surga, dan kepemimpinan. Dari ketiga poin ini menurut Musdah problem utama yang membawa terpuruknya posisi perempuan dalam masyarakat muslim adalah penafsiran agama. Untuk itu menurut Musdah, solusi atas problem tersebut yaitu dengan merevisi penafsiran terhadap teks-teks agama yang bias gender karena Islam melarang adanya taklid buta. Dengan adanya pembaruan tafsir maka akan semakin terbuka peluang terwujudnya wajah agama yang ramah perempuan bukan menganut faham the second sex. Bila dicermati dan dikaji secara mendalam, obyektif di dalam menela’ah pemikiran Musdah tentang gender terlihat dengan jelas bahwa hukum-hukum yang selama ini di anggap sesuatu yang sudah final menjadi ramah dan tidak lagi sesuatu yang menakutkan. Penjiwaan terhadap makna tauhid tidak saja membawa kemaslahatan dan keselamatan individu, melainkan juga melahirkan tatanan masyarakat yang bermoral, santun, manusiawi, bebas dari diskriminasi, ketidakadilan, kezhaliman, rasa takut, penindasan individu, atau kelompok yang lebih kuat. Dengan demikian, konsep gender yang digagas Musdah Mulia sarat dengan nilai-nilai yang harus dijadikan pedoman oleh umat Islam dalam mewujudkan masyarakat yang adil, merdeka dari segala bentuk tiran. Dengan harapan, konsep gender Musdah ini dapat mengantarkan umat Islam menjadi manusia seutuhnya tanpa perbedaan kasta, tahta dan memiliki moral serta integritas ruhani yang kukuh. 110 B. Saran-Saran 1. Setiap individu harus benar-benar menyadari betapa urgennya konsep Gender ini dalam arti persamaan dan kesetaraan dalam memandang kaum minoritas, juga sebagai partner dalam membangun baik itu kehidupan keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara demi terwujudnya negara yang adil dan makmur. 2. Mengingat begitu pentingnya wacana gender ini penulis menghimbau supaya dilakukan kajian lebih mendalam mengenai hal ini dari segala aspek kehidupan. Baik itu sosial, budaya dan politik. 3. Diharapkan setiap individu baik itu kalangan mahasiswa, Cendikiawan, kaum Intelektual, berhubungan dengan Ulama, Muballigh di dalam berdakwa yang konsep ini seyogyanya objektif dalam menyampaikan pesan-pesan suci dari Alquran tidak stagnan karena jika sebaliknya maka akan terlihat bahwa pesan-pesan Alquran akan terlihat seram karena tidak menjunjung nilai-nilai keadilan. 4. Diharapkan setiap lembaga dan individu yang berkecimpung dalam kajian ini seyogyanya menjalin kerjasama yang intens dengan mahasiswa, pemerintah sebagai agen of gender, dengan mengadakan berbagai kegiatan baik itu seminar, workshop, dan penelitian. 5. Pemerintah dan lembaga - lembaga yang aktif dalam kajian ini diharapkan mampu mensosialisasikan konsep ini ketengah-tengah masyarakat Indonesia yang notabenenya berpahamkan patriarki. 6. Diharapkan dengan adanya sosialisasi terhadap masyarakat tentang kajian ini, maka diharapkan konsep tidak hanya sebatas konsep/wacana akan tetapi dapat diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 111 DAFTAR PUSTAKA Alquran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Semarang: Toha Putra, 1999 Agil –al-Munawar, Said, membongkar penafsiran Surat an-Nisa ayat 1 dan 34 dalam Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam, Shafiq Hasyim (Ed), Jakarta: JPPR, tt A’la al-Maududi, Abu, Khilafah dan Kerajaan, Bandung: Mizan, 1984 Al-Asqalani, Ibn Hajar, Fath al-Bari, Jilid VIII, Beirut: Dar al-Fikr, t.t. Ali Engineer, Ashgar Islam dan Pembebasan, Yogyakarta: LKis, 1993 Al-Ghazali, al-Iqtishad fi al-I’tiqad, Beirut: Dar al-Amanah, t.th Al-Kitab Indonesia, Lembaga, Al-Kitab, Jakarta: LAI, 2011 Al-Razi, Fakhr, al-Tafsir al-Kabir, Jilid XV, Beirut: Dar al-Haya’ al-Turats al‘Arabi,1990 Al-Qhardawi, Yusuf, Fiqh Daulah dalam Perspektif Alquran dan Sunnah, Jakarta: al-Kausar, 1999 Al-Sijistani, Abu Daud Sulaiman bin al-Asy’ats bin ishaq al-Azdi, Sunan Abu Daud, , Juz II, Mesir: Musthafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh, 1955 Al-zuhaily, Wahbah,Ushul Fiqh al-Islamy, Beirut: Dar al-Fikr, 1986 Arani, Amiruddin dan Abdul Qadir, Faqihuddin (ed), dalam Bunga Rampai Tubuh, Seksualitas dan Kedaluatan Perempuan, Yogyakarta: LKis, 2002 Baidawi, Ahmad, Gerakan Feminisme Dalam Islam, Jurnal Penelitian Agama (Yogyakarta: Pusat Penelitian UIN Yogyakarta), Vol.X, No. 2 MeiAgustus,2001 Bucaille, Maurice, Asal-Usul Manusia menurut Bibel, Alquran, dan Sains, terj. Rahmini Astuti, Bandung: Mizan, 1986 Bungin (Ed), Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007 Ch, Mufida, Paradigma Gender (Edisi Revisi), Malang: Bayu Media Publishing, 2004 112 Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Echols, Jhon, M, dan Shadily, Hasan, Kamus Inggris Indonesia, cet.XII, Jakarta: Gramedia, 1983 Effendi, Djohan, Pembaruan Tanpa Membongkar Tradisi; Wacana Keagamaan di Kalangan Generasi Muda NU Masa Kepemimpinan Gusdur, Jakarta: Kompas, 2010 Fakih, Mansour, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, cet. IV, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999 Handayani, Trysakti dan Sugiarti, Konsep dan Teknik Penelitian Gender, Yogyakarta: UMM Press, 2002 Hassan, Riffat & Fatima Mernissi, Setara di Hadapan Allah. Terj. oleh Tim LSPPA Yogyakarta: LSPPA Yayasan Prakarsa,1996 Hasyim, Syafiq, Kepemimpinan Perempuan dalam Islam, Jakarta:JPPR, 1999 Http//Www. Autobiografisitimusdahmulia.com Istibsyaroh, Hak-hak Perempuan Relasi Gender Menurut Tafsir al-Sya’roni, Jakarta: Teraju, 2004 Jarullah Mahmud Ibn ‘Umar az-Zamakhsari al-khawarizmi, Abu al-Qasim, alKasyaf’an Haqaiq at-Tanzil wa ‘Uyun al-‘Aqawil fi Wujuh at-Ta’wil, Jilid. I, Beirut: Dar al-Fikr Ja’far, Muhammad Anis Qosim, Perempuan dan Hak Kekuasaan Menelusuri hak Politik dan Persoalan Gender Dalam Islam, Terj. Irwan Kurniawan dan Abu Muhammad, Jakarta: Zaman Wacana Mulia, 1998 Katimin, Politik Masyarakat Pluralis;Menuju Tatanan Masyarakat berkeadilan dan Berperadaban, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010 M. Lips, Hilary, Sex & Gender; An Introduction, Californnia: MyField Publishing Company, 1993. Madjid, Nurcholish, Islam Doktrin Dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, Dan Kemodernan, Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 2000 113 ________, Islam Doktrin Dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, Dan Kemodernan, Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 2000 Mahfud MD, Moh. Kemitrasejajaran: Perspektif politik, dalam Bainar (Ed), Wacana Perempuan Dalam Keindonesiaan dan Kemodernan, Yogyakarta: Cidesindo, 1998 Mernissi Fatima, Pemberontakan Wanita: Peran Intelektual Kaum Wanita dalam Sejarah Muslim. Terj. oleh Rahmani Astuti, Bandung: Penerbit Mizan, 1999 ________, dan Riffat Hassan, Setara di hadapan Allah, Relasi Laki-Laki dan Perempuan dalam Tradisi Islam Pasca Patriarkhi, terj. Team LSPPA, Yogyakarta: LSPPA Yayasan Prakarsa, 1995 Moloeng, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2001 Muhammad Ibn Jarir ath-Thabari, Abu Ja’far, Tafsir al-Thabari, Jilid.II alQohirah: Maktabatun Ibn Taimiyyah, tt Muhammad bin Hanbal, Ahmad bin, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Juz III, Beirut: al-Maktab al-Islami, 1398/1978 M Muhammad ibn Isma’il al-Bukhari al-Ja’fi, Abi Abdillah, Shahih al- Bukhari, Riyad:Bait al-Afkar ad-Dauliyyah, 1998 ________, Mausu’ah as-Sunnah al-Kitab as-Sittah wasyaruhuha: Shahih Bukhari, dalam Kitab Nikah, Bab 86, Jil.2, Istanbul: Dar Sahnun,1992 Murata,Sachiko,The Tao of Islam; A Sourcebook on Gender Relationship in Islamic Thought, Terj. Rahmani Astuti dan MS. Nasrullah, Bandung: Mizan, 1996 Neufealdt, Victoria (ed), Webster’s New World Dictionary, New York: Webster’s New World Clevenland, 1984 Muthahhari, Murthadla, al-‘Ad’l al-Ilahi, terj. Arab. Muhammad “abd al-Mun’im al-Khaqani, Iran: Mathba’at al-Khayyam, 1401 H/1981 M Mulia, Siti Musdah,Muslimah Sejati; Menempuh Jalan Islami Meraih Ridha Ilahi, Bandung: Marja, 2011 114 ________, Muslimah Reformis;Perempuan Pembaru Keagamaan,Bandung: Mizan, 2005 _________, Negara Islam:Pemikiran Politik Husain Haikal, Jakarta: Paramadina, 2001 _________, Menuju Hukum Perkawinan yang Adil: Memberdayakan Perempuan Indonesia, dalam Sulistyowati Irianto (Ed), Perempuan & Hukum: Menuju Hukum yang Berperspektif Kesetaraan dan Keadilan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008 _________, Potret Perempuan dalam Lektur Agama, Rekonstruksi Pemikiran Islam menuju Masyarakat yang Egaliter dan Demokrasi, _________, Islam and Woman’s Rights, Reinterpreting Islamic teaching on woman, makalah yang disampaikan pada International Conference on Emerging Trends in Islamic Thought: Islam, Civil Society, and Development in Southeast Asia, University of Melbourne, 10-12 Juli 1998 Nasution, Hasyimsyah, Perempuan dan politik dalam perspektif Islam, dalam Amroeni Drajat dan Arifinsyah (Ed), Epistemologi Alquran dan Wacana Sosial Kontempore, Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006 Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2007 Ridla, Muhammad Rasyid, al-Khilafah wa al-Imamah al-Uzhma, Kairo: al- Manar, t.th _________, Tafsir al-Manar, Jilid IV, Beirut: Dar al-Fikr, tt Sahrur, Muhammad, Metodologi Fiqh Islam Kontemporer, Terj. Sahiron Syamsuddin Yogyakarta: elSAQ Press, 2008 Saptari, Ratna, Bigritte Holzner, Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial Sebuah Pengantar Studi Perempuan Jakarta: Kalyana Mitra, 1997 115 Sardijo, Marwan, Cak Nur di Antara Sarung dan Dasi & Siti Musdah Mulia, Jakarta: Yayasan Ngali Aksara-Paramadina, 2005 Shihab, Umar, Kontektualitas Alquran: Kajian Tematik atas Ayat-ayat Hukum dalam Alquran, Jakarta: Penamadani, 2005 Soemandoyo, Priyo, Wacana Gender & Layar Televisi: Studi Perempuan Dalam Pemberitaan Televisi Swasta, Yogyakrta: LP3Y,1999 Soerachman, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1980 Tierney, Helen (Ed), Women’s Studies Encyclopedia, Vol I, New York: Green Wood Press, tt. Uddin, Jurnalis (et.al), Teori Evolusi: Sesuai atau bertentangan dengan Alquran? Dalam: Mu’jizat Alquran dan as-Sunnah tentang Iptek, Tim Editor: Iwan Kusuma Hamdan, dkk, cet. III, Jakarta: Gema Insani Press, 1997 Umar, Nasaruddin, Argumen Kesetaraan Jender ”Perspektif al-Quran”, Jakarta: Paramadina, 2001 _________, dan Suparman Syukur dkk., Bias Gender Dalam Pemahaman Islam, Yogyakrta: Gema Media, 2002 _________, Kodrat Perempuan dalam Islam, Jakarta: LKAJ,1999 Wadud Muhsin, Amina, Wanita di Dalam al-Qur`an, terj. Yaziar Radianti (Bandung: Pustaka Pelajar, 1994