29 III. PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan praktek akhir ini telah dilaksanakan dari tanggal 7 Maret 2011 sampai dengan tanggal 3 Juni 2011 dan lokasi praktek akhir ini bertempat di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. 3.2 Metode Pengumpulan Data 3.2.1 Metode Survey dan Observasi Data Primer Data primer dikumpulkan melalui metode survey dengan teknik wawancara dan observasi terhadap RTP pembudidaya ikan patin. Tujuan dari metode survey ini adalah untuk mengumpulkan data mengenai keadaan rumah tangga produksi dari pelaku utama budidaya ikan patin. Permintaan data dilakukan melalui permintaan keterangan kepada responden yang memberikan informasinya. Pengumpulan data primer dilakukan atas dasar pengamatan, pemeriksaan, wawancara, dan pencatatan terhadap obyek dengan mengajukan beberapa pertanyaan tertentu. Observasi dilakukan dengan cara menggunakan peralatan seperti : media kamera dan pengamatan langsung terhadap kondisi lingkungan yang ada dilokasi kegiatan praktek. 3.2.2. Metoda Penelusuran Data Sekunder Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara survey lapangan ke Kecamatan, data instansi terkait seperti kantor Dinas Perikanan dan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan, serta perpustakaan yang ada di instansi terkait dimana lokasi penulis melakukan kegiatan praktek. 30 3.2.3. Metode Pengambilan Contoh Metode pengambilan contoh penentuan jumlah responden yang akan digunakan sebagai sample yaitu dengan menggunakan rumus SLOVIN dengan tingkat kesalahan 20%.. Sample diambil dari sejumlah anggota yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin. Rumah Tangga Perikanan yang ada di Kecamatan Talang Kelapa yaitu sebanyak 63 orang dengan luas total lahan yang dimanfaatkan seluas 117,538 m2. Cara menentukan besarnya ukuran sampel dapat menggunakan rumus : n= Ket : N e N n N 1 + ² = Populasi = Tingkat kesalahan (%) = Jumlah sampel = N = 1 + N (e)2 6 1 + 63 (20%)2 = 17,77 Jadi jumlah responden yang dijadikan sebagai sumber pengamatan yaitu sebanyak 17,77 orang atau dibulatkan menjadi 18 orang pembudidaya yang tersebar di Kecamatan Talang Kelapa. Berdasarkan hasil dari kegiatan praktek yang telah dilakukan di Kecamatan Talang Kelapa, pengambilan jumlah sampel responden diambil sebanyak 10 orang pembudidaya ikan. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan satu kelompok pembudidaya yang terdiri dari 10 orang anggota kelompok. Kegiatan pengambilan sampel responden ini tidak dilakukan sebanyak 18 orang dikarenakan lokasi para pembudidaya yang jauh dan sulit untuk di jangkau dalam pengambilan sampel responden. 31 3.3 Rencana Analisa Data 3.3.1 Analisa Deskriptif Pengolahan data menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis statistik. Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk data kualitatif yang disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi sederhana seperti tabel, diagram, grafik, sedangkan metode analisis statistik digunakan untuk data kuantitatif untuk mengukur nilai rata-rata agar dapat ditarik suatu kesimpulan. Dalam identifikasi potensi perikanan di wilayah Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin ada beberapa variable yang dilihat yaitu mengenai karakteristik pelaku utama dan pelaku usaha, sistem produksi perikanan, sistem bisnis perikanan serta sistem penyuluhan perikanan. Kemudian variable-variabel tersebut dilihat pengaruhnya terhadap kegiatan perikanan yang ada di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin. Selanjutnya data-data tersebut dijabarkan secara kualitatif dan kuantitatif dengan menghubungkan pengaruh antara variabel yang dititikberatkan pada potensi wilayah yang ada di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin. 3.3.2 Analisa Usaha Analisis data yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial atau analisis kelayakan usaha. Analisis finansial dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode analisis tanpa memperhitungkan waktu atas nilai uang dan metode analisis dengan memperhitungkan waktu atas nilai uang. Metode Analisis tanpa memperhitungkan faktor waktu atas nilai uang. Meliputi: a) Revenue-Cost Ratio (R/C) yaitu perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran biaya. Bila (R/C) lebih dari 1 (satu) dianggap layak, (R/C) kurang dari 1 (satu) dianggap tidak layak, sedangkan (R/C) = 1 (satu/trade off), dapat dilaksanakan atau tidak tergantung pada keputusan dari pihak yang akan melaksanakan usaha. 32 b) Break Event Point (BEP) yaitu angka yang menunjukkan pada tingkat penjualan berapa yang mengakibatkan keadaan usaha tidak mengalami keuntungan atau kerugian (titik impas). BEP dinyatakan dengan nilai uang dan Jumlah (Unit). Metode Analisis dengan memperhitungkan faktor waktu atas nilai uang. Meliputi: meliputi Pay Back Period (PBP) adalah suatu indikator yang dinyatakan dengan ukuran waktu, yaitu berapa tahun waktu yang dibutuhkan oleh proyek itu untuk mampu mengembalikan biaya investasi yang dikeluarkan. 3.4 Penyusunan Rencana Kerja 3.4.1 Penentuan Materi Penyuluhan Materi penyuluhan yang disampaikan meliputi beberapa aspek seperti aspek teknologi, manajemen, ekonomi, ekologis, social, dan hukum : 1) Aspek teknologi yaitu penerapan IPTEK dibidang perikanan dan lainnya. 2) Aspek ekonomi yaitu pemanfaatan sumberdaya ekonomi yang meliputi penyediaan modal, sarana produksi, informasi potensi sumberdaya informasi prospek dan peluang usaha atau jaringan pasar yang diperlukan untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kesejahteraannya. 3) Aspek ekologis yaitu pemahaman dan kesadaran tentang arti pentingnya kelestarian suberdaya alam agar usaha atau kegiatannya dapat berkelanjutan dan menjadi lebih baik dimasa dating serta tidak merugikan masyarakat dan lingkungannya. Dalam pemberian materi penyuluhan harus disesuaikan dengan kebutuhan sasaran baik individu maupun kelompok. Materi yang disampaikan dapat berupa cara budidaya ikan patin yang baik, pengendalian hama dan penyakit, dan pengembangan usaha pembesaran ikan patin. Materi akan lebih banyak ke aspek teknologi karena untuk meningkatkan pengetahuan pembudidaya tentang bagaimana proses budidaya ikan patin dengan baik agar 33 mampu menghasilkan produk yang optimal. Pengetahuan tentang aspek manajemen dan ekonomi juga perlu guna mengefesienkan dan mengefektifitaskan input produksi, serta tentang permodalan guna meningkatkan dan mengembangkan usahanya menjadi lebih besar yang ditujukan kepada komoditas ikan patin yang sedang diusahakan. Kaitannya dengan pengembangan usaha budidaya ikan patin di Kecamatan Talang Kelapa, maka materi penyuluhan berkaitan dengan upaya mengoptimalkan potensi dan pemanfaatan lahan, ketersediaan saprodi, tingkat pemanfaatan saprodi, pola tanam yang dilakukan, dan pemanfaatan lembaga pendukung. Sehingga rencana program pengembangannya meliputi pemanfaatan lahan yang optimal, penerapan teknologi yang baik, serta pemanfaatan berbagai lembaga pendukung seperti lembaga keuangan guna mendorong pembudidaya untuk meningkatkan produksi dan penerapan teknologi bisnis perikanan. 3.4.2 Penentuan Metode dan Teknik Penyuluhan Berdasarkan sifatnya, metode penyuluhan dapat menggunakan salah satu atau kombinasi dari berbagai metode, yang terdiri dari: 1) Bersifat Kelompok Metode bersifat kelompok adalah metode penyuluhan yang sasarannya berupa kelompok masyarakat tertentu dan telah terorganisir, baik formal maupun informal. Media yang dapat digunakan dalam metode ini adalah media khusus seperti sekolah lapang, studi banding, demonstrasi teknis, kolam percontohan, seminar lokakarya, sarasehan, temu karya, temu usaha, temu wicara dan temu lapang. Metode bersifat kelompok yang penulis lakukan di Kecamatan Talang Kelapa adalah berupa pertemuan kelompok dan sasarannya adalah para pembudidaya ikan patin. Tujuan dari pertemuan kelompok adalah mengajak para 34 pembudidaya untuk membicarakan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan usaha dalam rangka mendukung peningkatan produksi. Pertemuan kelompok ini dilakukan untuk menunjang program peningkatan modal usaha melalui kelompok. Sasaran yang ditujukan dalam pertemuan kelompok adalah pelaku utama yang terdiri dari pembudidaya yang ada di Kecamatan Talang Kelapa. 2) Bersifat Individual Metode bersifat individual adalah metode penyuluhan yang sasarannya perorangan atau individu. Media yang dapat dipergunakan dalam metode ini yaitu melalui kontak individu yakni berupa kunjungan, magang, pemberian penghargaan atau hadiah, atau pemberian motivasi. Dalam metode bersifat individual ini, yang penulis lakukan adalah dengan melakukan kegiatan kunjungan rumah atau tempat usaha pembudidaya kelompok yang ada di Kecamatan Talang Kelapa yang memerlukan informasi terkait budidaya ikan patin. Jumlah sasaran akan disesuaikan dengan jumlah dan jenis data yang diperlukan dan berdasarkan hasil perhitungan. 3.5 Pelaksanaan Penyuluhan Peran serta penyuluh perikanan sangat penting untuk mengembangkan usaha budidaya perikanan. Dalam penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang ada di Kecamatan Talang Kelapa, ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh penyuluh dalam upaya untuk menyelnggarakan penyuluhan perikanan: 1) Perencanaan Keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan tergantung dari penetapan rencana yang benar dan realistis, untuk dijadikan pedoman pelaksanaan dari suatu kegiatan penyuluhan, maka Unit Pelaksana Tenis Badan Kecamatan Talang Kelapa menyusun programa. Programa tersebut disusun satu tahun sebelum pelaksanaannya, bulan Desember merupakan bulan terakhir sebelum 35 penyusuanan programa yang aplikasinya akan dilaksanakan tahun berikutnya. Selain bersumber dari programa penyuluhan, dalam merencanakan kegiatan penyuluhan tergantung kebutuhan sasaran penyuluhan. 2) Pelaksanaan • Persiapan Materi Penyuluhan Sebelum kegiatan penyuluhan diselenggarakan penyuluh terlebih dahulu harus menentukan materi penyuluhan yang akan diberikan kepada sasaran penyuluhan, penentun materi biasanya bersumber dari programa penyuluhan, rekomendasi dari sasaran penyuluhan atau dan dari penyuluh itu sendiri. Materi yang diberikan oleh penyuluh kepada pembudidaya berdasarkan kebutuhan dari sasaran, baik secara teknis maupun secara administrasi. Informasi yang disampaikan oleh penyuluh kepada pembudidaya merupaka inovasi yang berguna untuk meningkatakan kemajuan pembudidaya dalam bidang usahanya. • Metode Penyuluhan Metode penyuluhan yang digunakan di Kecamatan Talang Kelapa dalam menyampikan informasi kepada sasaran adalah dengan menggunakan pendekatan perorangan (anjangsana) dan pertemuan kelompok. • Media Penyuluhan Dalam pelaksanan penyuluhan, petugas jarang menggunakan media penyuluhan, hanya sesekali meggunakan folder dan leflet tetapi biasanya menyampaikan secara langsung kepada kelompok pembudidaya yang ada di Kecamatan Talang Kelapa. 36 3) Kegiatan Penyuluhan Pelaksanaan penyuluhan dilaksanakan tergantung pada situsi waktu yang dimiliki oleh sasaran, karena apabila kegiatan dilaksanakan pada pagi hari sasaran masih melakukan aktifitasnya di kolam ataupun di sawah, sehingga frekuensi penyuluhan tidak menentu, namun demikian biasanya penyuluh mengadakan kesepakatan waktu dengan sasaran untuk kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan. 4) Sasaran Penyuluhan Sasaran penyuluhan yang ada di Kecamatan Talang Kelapa yaitu sasaran utama, yang terdiri dari pembudidaya ikan yang bergerak dibidang pembenihan dan pembesaran ikan. Dalam pelaksanan penyuluhan, kelompok dibina dalam memenuhi kriteria kelompok yang benar seperti kelengkapan administrasi kelompok, contohnya pembuatan buku tamu, buku anggota daftar hadir anggota rapat, dan buku – buku lain yang mencakup kebutuhan kelompok pembudidaya tersebut. Dari segi pendidikan sasaran penyuluhan yang ada di Kecamatan Talang Kelapa bervariasi, mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas bahkan ada yang berpendidikan Sekolah Tinggi. Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan penyuluhan pada sasaran yang ada di Kecamatan Buahuda adalah masalah waktu, hal ini sering terjadi karena sasaran tidak mempunyai waktu pagi atau siang hari karena mereka mempunyai kesibukan yang tidak bisa ditunda, sehingga pemecahannya adalah dengan melaksanakan kegiatan penyuluhan dilakukan pada sore hari dan malam hari. 5) Sarana Dan Prasarana Penyuluhan Sarana yang disediakan oleh Dinas Perikanan dan Peternakan bagi penyuluh perikanan sangat membantu dalam menjalankan kegiatan penyuluhannya. Sepeda motor yang diberikan menjadi sarana yang sangat vital 37 bagi penyuluh di Kecamatan Talang Kelapa mengingat jarak ke lokasi/kelompok binaan cukup jauh. Di Kecamatan Talang Kelapa terdapat Kantor resmi UPTD Kecamatan Talang Kelapa. Dalam hal penyediaan sarana dan prasarana lain masih dirasa kurang seperti komputer dan alat tulis lainnya belum lengkap. 6) Pembiayaan Pembiayaan penyuluhan yang dilakukan di Kecamatan Talang Kelapa sudah sesuai dengan Undang – Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2006 Tentang SP3K BAB IX ayat 32 yang menyebutkan bahwa pembiayaan penyuluhan berasal dari APBN dan APBD. Pembiayaan penyuluhan dari pusat yang diberikan kepada penyuluh di Kecamatan Talang Kelapa adalah sebesar Rp 300.000/bulan, Selain dari pusat pembiayaan penyuluhan juga bersumber dari APBD sebesar Rp 270.000/bulan 3.6 Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Perikanan Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perubahan hasil pelaksanaan penyuluhan, yang menjadi indikator adalah pengetahuan (kognitif) dan sikap. Sasaran dari evaluasi penyuluhan yaitu pembudidaya yang telah mengikuti dan melaksanakan program penyuluhan perikanan. Evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan selama 2 kali yaitu pada saat awal kegiatan dan di akhir kegiatan Praktek Akhir. Kegiatan evaluasi yang dilakukan dengan melibatkan sasaran dalam proses dan hasilnya. Dari evaluasi tersebut diperoleh hasil evaluasi awal (Pre Test) sebagai penilaian awal dan evaluasi akhir (Post Test) sebagai penilaian akhir sehingga dapat dilihat perubahan dan perbedaan antara evaluasi awal dan evaluasi akhir. Kegiatan evaluasi dilakukan terhadap 2 aspek yaitu pengetahuan dan sikap (menggunakan skala likert). 38 3.7 Evaluasi Kegiatan Usaha Dalam mengevaluasi kegiatan usaha yang dilakukan adalah melihat keberhasilan tingkat produksi, produktivias, tingkat penerapan tingkat penerapan teknologi,dan evaluasi layanan pendukung yang membantu keberhasilan dalam kegiatan usaha budidaya yang dilakukan oleh para pembudidaya ikan yang ada di Kecamatan Talang Kelapa. 3.7.1 Produksi dan Produktivitas Analisa mengenai produksi yang dihasilkan dari kegiatan usaha budidaya ikan dihitung dengan mengetahui jumlah hasil panen yang diperoleh dari RTP yang ada. Analisa produktivitas dilakukan dengan menghitung luas lahan yang digunakan untuk kegiatan usaha budidaya ikan, jumlah produksi yang dihasilkan setiap musim atau setiap tahun sehingga diketahui setiap Hektar atau meter persegi atau meter3 lahan mampu menghasilkan ikan per ekor. Menurut Praptokardio dan Willem (2008) produksi dan produktivitas dapat dihitung dengan rumus : P = (Nt2 X Wt2) – (Nt1 X Wt1) Keterangan : P = produksi Nt2 = jumlah ikan waktu panen (ekor) Nt1 = jumlah ikan pada waktu tebar/padat tebar (ekor) Wt2 = bobot ikan pada waktu panen (gr/ekor) Wt1 = bobot ikan pada waktu tebar (gr/ekor) Sedangkan produktivitas yaitu jumlah biomas (kg) per satuan lahan (ha) yang diperoleh setelah masa pemeliharaan tertentu (hari). Produktivitas dapat dihitung dengan rumus : = ! 39 Dalam identifikasi keragaan usaha perikanan, hal yang dilakukan meliputi bagaimana mekanisme pembudidayaan maupun pengolahan ikan, dalam sistem bisnis, bagaimana responden melakukan kegiatan bisnis, pasokan input, proses produksi, pasca produksi, pemasaran, serta jasa pendukung bisnis yang dijalani. Produksi adalah hasil dari kegiatan budidaya perikanan yaitu jumlah biomas yang dapat dipanen setelah masa pemeliharaan tertentu (hari). 3.7.2 Tingkat Penerapan Teknologi Tingkat penerapan teknologi yang dapat diukur dengan mengetahui teknologi yang digunakan oleh para pembudidaya, apakah menggunakan teknologi intensif, semi intensif, dan tradisional. Dari hasil kegiatan yang dilakukan di Kecamatan Talang Kelapa khususnya Desa Air Batu para pembudidayanya masih dalam penerapan teknologinya semi intensif. Dilihat dari tingkat pemanfaatan lahan (LUI) sebesar 0,4 (madya).