BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Penelitian mengenai jaringan usaha perajin keramik ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana terbentuknya jaringan sosial diantara para pengusaha kerajinan keramik disana dimana terdapat tiga jenis perajin disana yaitu pengusaha, perajin-penguasaha dan juga perajin. Dimana ketiganya saat itu membentuk jaringan sosial disana. Proses terbentuknya jaringan disana diawali dengan munculnya industri keramik pertama yang diawali oleh bapak Kandar dengan keramik Meandallai, yang kemudian menginspirasi para pegawainya karena prospek usaha keramik ini yang menjanjikan dimana minat pasar yang masih tinggi serta ketersediaan bahan baku yang masih tercukupi hingga saat ini membuat para pegawainya mengikuti jejak bapak Kandar untuk mendirikan usaha keramik secara mandiri. Pegawai pertama yang mendidirikan usaha keramik yaitu bapak Suparyo dengan keramik Mustika kemudian bapak Nasrun dengan keramik Usaha Karya yang kemudian membentuk jaringan awal para pengusaha keramik Klampok. Keramik Klampok pernah mengalami era keemasan pada tahun 1980-an dimana pada tahun tersebut usaha ini kian menjamur disana. Namum setiap usaha pasti mengalami pasang surut dan hal ini juga dialami oleh usaha kerajinan keramik, hal ini terbukti dengan tidak berproduksi lagi beberapa usaha keramik disana, diantaranya pencetus keramik disana yaitu keramik Mandallai. Kemudian 108 dari bangkrutnya keramik Meandallai berubahlah penggerak usaha kerajinan keramik disana yaitu keramik Mustika dan Keramik Usaha Karya. Dari kedua usaha keramik inilah dapat digambarkan jaringan sosial yang terbentuk disana . Dari jaringan yang terbentuk disana inilah kemudian muncul variasi model jaringan yang ada disana yaitu model jaringan ikatan kuat dan model jaringan ikatan lemah. Model jaringan ikatan kuat dapat terlihat pada hubungan antara keramik Mustika dengan keramik Apikta, keramik Karisma, Tarno keramik dan juga bengkel keramik, mereka membentuk jaringan ikatan kuat karena mereka merupakan mantan pegawai keramik Mustika yang ingin lebih mandiri dengan mendirikan usaha sendiri. Walaupun mereka mendirikan usaha sendiri mereka tetap menjaga hubungan baik dengan pemilik Mustika yang sekarang. Sedangkan model jaringan ikatan lemah dapat terlihat dari hubungan antara keramik Mustika dengan keramik Usaha Karya sebagai sesama pengusaha disana mereka saling berhubungan sebatas usaha atau hanya saling mengenal tanpa da sustu kerikatan yang kuat. Jaringan sosial merupakan dimensi yang bisa saja memerlukandua dimensi yang lainnya karena jaringan sosial tidak hanya terwujud tanpa dilandasi norma dan resiprositas serta rasa saling percaya atau kepercayaan. Begitu juga para pengusaha, pengusaha –perajin dan perajin didesa Klampok mereka memerlukan dimensi kepercayaan dan juga norma dan resiprocity agar memeperkuat jaringan sosial yang terbentukdiantara mereka. Selain kedua faktor tersebut faktor lain yang berpengaruh yaitu ketersedian modal yang cukup , ketersedian tenaga kerja 109 serata ketersedian bahan baku merupakan faktor-faktor penting dalam keberlangsungan usaha. Dari jaringan sosial yang terbentuk diantara para pengusaha, pengusahaperajin dan perajin keramik di Desa Klampok menyebabkan hubungan mereka menjadi terlekat didalam jaringan sosial dimana setiap kepentingan antar aktor bertemu didalam jaringan sosial tersebut.Jaringan sosial yang ada diantara para pengusaha dan perajin di Klampok membuat usaha mereka terus berkembang. Semakin luas jaringan yang mereka bentuk maka semakin maju usaha mereka ini terlihat dari Keramik Usaha Karya yang saat ini merupakan yang paling maju disana dan semakin sempit jaringan yang dibentuk maka kesempatan untuk lebih memajukan usaha lebih sedikit dari informan yang ada yang dapat dikatakan paling sempit jaringan sosial yang dibuat yaitu usaha Bengkel keramik. Keterlekatan yang ada diantara para pengusaha kerajinan keramik klampok ini dapat terlihat dalam proses jaringan sosial yang ada disana sekarang. Bahwa mereka melakukan tindakan ekonomi dalam hal ini produksi kerajinan keramik namun dari tindakan ekonomi tersebut mereka terlekat kepada suatu jaringan yang terbentukakibat interaksi yang terus menerus terjadi diantara mereka sehingga membuat hubungan tanpa aturan yang mereka jalani. Hal ini berakibat kepada perkembangan usaha mereka hingga saat ini, yaitu dengan adanya jaringan sosial yang terbentuk diantara mereka serta adanya keterlekatan dari aktivitas ekonomi yang mereka lakukan. Hubungan tanpa aturan tertulis dalam lingkungan usaha kerajinan keramik Klampok ini justru yang membuat industri ini dapat berkembang hingga sekarang.Terbentuknya jaringan sosial 110 diantara perajin dan pengusaha kerajinan keramik serta adanya keterlekakan antara para pelaku usaha tersebut berpengaruh pada perkembangan usaha kerajinan keramik klampok, karena dengan hal tersebut para perajin serta pengusaha keramik menjadi terikat pada suatu hubungan yang terbentuk dalam jaringan sosial pengusaha keramik klampok yang kemudian terlekat karena didalamnya sehingga dapat membuat usaha kerajinan keramik klampok dapat terus berkembang hingga saat ini. 6.2 Catatan Kritis Industri kecil terutama yang muncul dipedesaan, mempunyai manfaat yang besar bagi masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu perkembangan industri kecil harus menjadi tanggung jawab bersama antara para pelaku usaha serta masyarakat sekitar serta diperlukannya peran serta pemerintah agar dapat membantu keberlangsungan usaha. Penelitian mengenai jaringan sosial yang terbentuk diantara para perajin keramik ini dapat dipelajari bagaimana terbentuknya suatu jaringan sosial dalam suatu sentra usaha keramik Klampok mampu membuat usaha ini dapat terus berkembang hingga saat ini dan juga keterlekan mereka didalam jaringan tersebut hingga membuat usaha kerajinannya dapat terus berkembang. Dalam jaringan yang terbentuk diantara para pengusaha kerajinan keramik ini tidak terdapat aturan yang mengikat namun mereka mampu saling memberi bantuan aatau manfaat bagi pengusaha yang lain. 111 Pada akhirnya masih diperlukan lagi penelitian dari sudut pandang yang lain sebagai studi pembanding terhadap para pengusaha kerajinan keramik Klampok . Dengan adanya studi lain tentunya diharapkan adanya temuan baru yang dapat melengkapi penelitian ini dan menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya mengenai para pengusaha kerajinan khas disuatu daerah. 112