BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri musik di Indonesia saat ini sudah sangatlah pesat, ditandai dengan hadirnya berbagai macam jenis musik seperti grup band, girlband, boyband hingga idol grup yang mulai masuk kedalam keberagaman musik di Indonesia yang juga dipengaruhi dari keberagaman musik diluar Indonesia. Banyaknya aspek pendukung dalam industri musik juga turut mempengaruhi keberhasilan suatu jenis musik, dinilai dari apresiasi masyarakat serta dampak ekonomi sosial, industri ini dapat dikategorikan sebagai industri yang paling berkembang. Yang menarik juga adalah ragam genre musik yang semakin mudahnya diterima oleh masyarakat, mulai dari pop, metal, blues, jazz, funk, rock, regge, hingga dangdut yang bisa menunjukkan kebebasan masyarakat dalam mengapresiasi musik. Dengan didukung perkembangan teknologi yang modern memungkinkan kita semakin mudah untuk mendengarkan musik dengan berbagai macam cara, seperti dengan CD Player, MP3, hingga dengan internet. Dan seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali jenis-jenis musik yang masuk dan berkembang di Indonesia selain itu dengan mudahnya akses informasi yang masuk membuat pengetahuan kita dalam keberagaman musik pun bertambah, salah satunya ditahun 2011 musik Indonesia banyak diwarnai dengan masuknya musik-musik dari negara asia timur, salah satunya adalah dari negera 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 korea, dengan hadirnya girlband dan boyband yang cukup banyak menghiasi acara musik di Indonesia, membuat boyband atau girlband diciptakan secara instant tanpa melihat sejauh mana potensinya untuk berkembang diindustri musik Indonesia dan hal inilah yang mengakibatkan mulai tumbangnya satu demi satu boyband dan girlband asal Indonesia yang tidak memiliki kualitas yang baik. Tak lama kemudian hadirlah Idol grup yang juga datang dari wilayah asia timur yang banyak didapati dinegara Jepang. Menurut kamus Merriam-Webster, idol atau idola adalah, “a representation or symbol of an object of worship; a form or appearance visible but without substance”. Intinya, idol merepresentasikan sesuatu simbol yang ada tetapi secara substansi, tidak ada. Idol dalam terminologi japanese pop-idol juga sama-sama disembah, walaupun konteks penyembahannya berbeda. Hiroshi Aoyagi dalam tesisnya berpendapat, aidoru sebagai penyebutan jepang atas idol dilihat sebagai proyeksi persona publik sebagai objek konsumerisme masyarakat Jepang modern, dan tentu saja, idol secara sadar telah dibentuk dan didesain untuk tujuan konsumsi publik dengan profit-oriented (Aoyagi, 1999: 11). Selama ini diIndonesia, musik yang lebih digemari dan popular memang musik barat, sehingga istilah boyband dan girlband lebih dulu diterima. diawali dengan munculnya Backstreet Boy’s, N’sync, Destiny’s Child dan Westlife pada tahun 90-an dan awal 2000-an, istilah boyband dan girlband mulai diterima diIndonesia yang berarti “kelompok vokal pria atau wanita”. Sementara itu Idol Group telah terlebih dulu berkembang di Jepang sejak tahun 70-an dan 80-an, saat itu total producer 48 family, Yasushi Akimoto http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 membentuk Idol group yang bernama Onyanko Club yang konsepnya menjadi cikal bakal 48 family saat ini. Secara konsep boyband dan girlband yang khas barat dengan Idol group yang khas Asia memang sedikit berbeda, Boyband dan Girlband lebih mementingkan kualitas vokal dan hanya sedikit menggunakan seni tari, contohnya Westlife, One Derection dan lain-lain. Sedangkan Idol Group malah sebaliknya mementingkan tarian yang menarik dan cenderung rumit. Berdasarkan perkembangan musik saat ini, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai fenomena Idol group pertama yang ada diIndonesia yaitu Idol Group JKT48 dan dengan hadirnya para Fans JKT48 yang dikenal memiliki loyalitas tinggi terhadap idol group kesukaanya. JKT48 adalah sebuah fenomena di industri musik hiburan Indonesia, Sejak diresmikan di Jepang pada 11 September 2011 disebuah acara AKB48 yang diadakan di Makuhari Messe di Chiba oleh produser utama mereka Yashushi Akimoto. JKT48 merupakan Idol group yang dibentuk dengan tujuan memberikan kesempatan dan tempat bagi perempuan Indonesia untuk mewujudkan impian mereka bersama penggemar. Enam tahun sebelum JKT48 lahir, AKB48 terlebih dahulu lahir di Akihabara, Jepang. Kemampuan Yasushi Akimoto dalam memproduseri AKB48 mampu memonopoli dunia hiburan di Jepang. Setelah sukses dengan AKB48 yang berfokus di Akihabara, Yasushi Akimoto kemudian mendirikan cabang lainnya yang di sebut juga sebagai sister group dari AKB48 yang di buat di luar Akihabara, seperti di Sakae (SKE48), Nanba (NMB48), dan Hakata (HKT48). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 G Gambar 1.1 Bagan 48 Family (sumber Google.com) Kesuksesan AKB48 inilah yang mendorong sang creator dan penggagas ide, Yasushi Akimoto untuk melakukan ekspanasi bisnis keluar jepang dengan target pertamanya adalah dua kota di dua negara berbeda, yaitu Shanghai di Cina dan Jakarta diIndonesia. Dalam perkembangannya, Jakartalah yang terpilih menjadi kota pertama pembentukan sister group luar jepang dikarenakan kejelian Yasushi Akimoto melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial untuk menjual produk budaya Jepang. Akimoto sebagai produser utama bekerjasama dengan Dentsu Media Group Indonesia untuk mereplika business model AKB48. Dan kemudian Dentsu Media Group http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 Indonesia bekerjasama dengan perusahaan media terbesar di Indonesia Global Mediacom (MNC Media) sebagai media partner resmi dan juga Rakuten sebagai layanan penjualan online dari JKT48. Terbukti dengan berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri JKT48 mampu mendulang kesuksesan dan didaulat sebagai Idol group terbesar diasia tenggara dengan fanbase mencapai lebih dari 5 juta penggemar. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pandangan atau persepsi seseorang terhadap suatu negera asal dimana suatu produk atau suatu jasa dihasilkan atau dibentuk, Country of Origin secara definitif adalah keseluruhan persepsi konsumen mengenai sebuah produk atau jasa dari sebuah negara, didasarkan kepada persepsi konsumen terhadap kekuatan dan kelemahan pemasaran suatu negara, serta produksi negara tersebut (Roth & Romeo, 1992). Kotler dan Keller (2009: 338) menyebutkan bahwa negara asal membentuk sebuah persepsi, yaitu persepsi negara asal.. Terkadang negara asal dapat memengaruhi keputusan konsumen untuk tidak membeli suatu produk jika asal negara produk tersebut memiliki kesan yang negatif. Jika hal tersebut terjadi maka perusahaan dapat melakukan upaya dengan cara bekerjasama pada perusahaan asing yang memiliki reputasi positif pada tempat yang berbeda dalam memproduksi produk mereka. Sama seperti sister group mereka asal Jepang, JKT48 juga mengadopsi konsep den pendekatan yang sama dengan penggemarnya yaitu “Idols thas you can meet” Para fans dapat langsung bertemu dan menyaksikan setiap pertunjukan yang disuguhkan oleh JKT48 dalam jarak yang begitu dekat, lengkap dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 interaksi yang kerap kali dihadirkan didalamnya seperti ikut bernyanyi, ikut menari, dan ikut meneriakan yel-yel, yang semakin menegaskan konsep idola yang dapat dijumpai sehari-hari. Pertunjukan yang sukses membutuhkan hasil yang menarik perhatian dan mendapatkan penonton yang tepat. Pemilihan audiens yang tidak tepat dari sebuah jasa yang didesain untuk yang lain akan menimbulkan kecenderungan atas ketidakpuasan (Loverlock and Wirtz, 2004). Melanjutkan konsep utama dari Idol group 48 ini, secara khusus JKT48 menggunakan motto “tumbuh berkembang bersama fans” yang sedari awal sudah disampaikan kepada para penggemarnya. Menurut Wendi Putranto, Executive Editor Rolling Stones Indonesia, dalam tulisannya tentang fanbase dari pelaku industri musik Indonesia, peran fans atau penggemar sangatlah krusial dalam menentukan keberlangsungan eksistensi dari artis atau penyanyi yang didukungnya. Trend industri musik Indonesia saat ini adalah bagaimana penyanyi dapat mengeluarkan satu lagu yang begitu meledak dipasaran, namun setelah itu namanya menghilang begitu saja, hanya beberapa saja yang dapat bertahan. Salah satunya penyebabnya menurut Wendi adalah ketiadaan basis penggemar yang kuat dan solid dalam mendukung artis yang bersangkutan. Padahal keberadaan penggemar sangatlah penting, katakan saja mereka yang setia dan loyal menemani artis idolanya disetiap penampilan panggung, selalu update tentang berita terkini, dan membantu dalam pembelian merchandise orisini dari artis yang bersangkutan yang pada akhirnya semua itu membentuk suatu komunitas dan bahkan sebuah gerakan yang dapat menyokong eksistensi dari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 artis tersebut. Komunitas Merek adalah komunitas yang tidak terikat secara geografi dan mempunyai struktur social yang mengatur hubungan di antara pencinta merek (Muniz dan O’Guinn, 2001). Dalam hanya beberapa tahun terakhir, bisa dikatakan bahwa JKT48 telah mendulang kesuksesan. Diantaranya dibuktikan dengan puluhan penghargaan yang diterima oleh JKT48. Dan hal yang menarik dari kesuksesan JKT48 adalah penggemar mereka. Berbeda dengan grup musik wanita lainnya yang umumnya memiliki dominasi penggemar wanita, penggemar JKT48 didominasi oleh laki-laki. Mereka tidak segan menunjukan fanatisme mereka dengan memakai atribut JKT48 berupa kaos, lightstick, atau pun merchandise lainya. Antrian panjang penggemar JKT48 pun umum dijumpai di teater eksklusif JKT48 di FX building di Jakarta dimana secara rutin diadakan pertunjukkan eksklusif JKT48. Hal serupa juga bisa ditemui dalam Handshake Event yang menjadi ciri dari JKT48. Di event tersebut, penggemar JKT48 yang sudah mendapatkan tiket yang ada di dalam CD yang mereka beli dapat menggunakan tiket tersebut untuk bertemu anggota JKT48 pilihan mereka selama dua menit dan berjabat tangan. Dan event semacam ini ternyata mengundang banyak perhatian hingga dalam sebuah Handshake Event ribuan orang rela mengantri. Berikut adalah jumlah penonton JKT48 yang didapatkan beberapa bulan dimulai dibulan januari hingga april 2016 yang sempat mengalami penurunan jumlah penonton diakibatkan beberapa hal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 Bulan Jumlah Penonton Januari 9.912 Februari 8.791 Maret 6.347 April 6.343 Sumber : Data diolah dari berbagai sumber JKT48 adalah bentuk dari transnasional yang dilakukan AKB48 di Indonesia. Transnasional yang dilakukan oleh sebuah Idol Group Jepang diIndonesia adalah hal baru yang pertama terjadi dalam industri hiburan di Indonesia. Munculnya JKT48 yang konsepnya dibawa dari Jepang merupakan fenomena globalisasi budaya Jepang di Indonesia gabungan unik antara budaya Jepang dengan Indonesia yang dimiliki JKT48 ini memiliki sisi positif maupun negatif. Sisi positifnya adalah menumbuhkan hubungan yang baik antar kedua negara tersebut, dan sisi negatifnya adalah melemahnya budaya Indonesia di dalam negeri sendiri. Suka atau tidak, sadar atau tidak, akhirnya selera masyarakat kita nanti akan kembali di bentuk oleh Jepang.. Di JKT48 terjadi sebuah homogenesasi budaya Jepang mulai dari konsep, penampilan, kostum, lirik lagu hingga system penjualan produk. Dalam fenomena ini juga terjadi penyesuaian budaya Jepang agar bisa berjalan searah dengan budaya Indonesia agar tujuan dari JKT48 bisa tercapai. Dari data dan uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah dan fenomena yang terjadi, dalam bentuk skripsi yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 berjudul, “Pengaruh Persepsi Negara Asal, Interaksi Audiens, Komunitas Merek, Personalitas Merek, Terhadap Word Of Mouth melalui citra merek dan kepuasan” (Studi Kasus Pada Kelompok Fans Idol Group JKT48 Pada Wilayah Jakarta Pusat)” B. Rumusan Masalah Dengan semakin berkembangnya dunia industri musik diIndonesia dan terlihat juga bagaimana masyarakat semakin baik dalam mengapresiasikan musik membuat keberagaman musik diIndonesia semakin berwarna salah satunya dengan munculnya Idol Group membuat musik Indonesia disegarkan kembali dengan konsep yang baru dan berbeda, namun Idol Group juga memberikan warna tersendiri bagi konsumen atau segmen-segmen tertentu yang menyukainya. Tak heran jika saat ini telah banyak fans-fans yang dengan loyalitas tinggi mengagumi dan mendukung, sehingga eksistensi para artis tetap terjaga. Dari latar belakang persoalan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai beberapa fenomena yang terjadi sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah variabel Persepsi Negara Asal JKT48 berpengaruh terhadap Kepuasan ? 2. Apakah variabel Interaksi Audiens pada fans JKT48 berpengaruh terhadap Kepuasan ? http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 3. Apakah variabel Komunitas Merek para fans JKT48 berpengaruh terhadap Kepuasan yang dirasakan fans JKT48? 4. Apakah variabel Komunitas Merek para fans JKT48 berpengaruh terhadap Citra Merek JKT48? 5. Apakah variabel Personalitas Merek JKT48 berpengaruh terhadap Citra merek ? 6. Apakah variabel Citra Merek JKT48 berpengaruh terhadap Kepuasan ? 7. Apakah variabel Kepuasan berpengaruh terhadap word of mouth ? 8. Apakah variabel Citra Merek berpengaruh terhadap word of mouth ? C. Tujuan Penelitian a. Menganalisis dan mengetahui pengaruh variabel persepsi negara asal suatu produk atau jasa terhadap kepuasan b. Menganalisis dan mengetahui pengaruh variabel interaksi audiens terhadap kepuasan yang juga bisa berpengaruh terhadap word of mouth c. Menganalisis dan mengetahui pengaruh pengaruh variabel komunitas merek terhadap citra merek. d. Menganalisis dan mengetahui pengaruh variabel personalitas merek terhadap citra merek. e. Menganalisis dan mengetahui pengaruh variabel citra merek terhadap word of mouth http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 f. Menganalisis dan mengetahui pengaruh variabel kepuasan terhadap word of mouth g. Menganalisis dan mengetahui pengaruh variabel citra merek terhadap word of mouth D. Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut : a. Bagi akademisi, penelitian diharapkan dapat menyajikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi komunitas merek terhadap kepuasan dan word of mouth b. Bagi peneliti, literature memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian persepsi negara asal, komunitas merek, personalitas merek ,citra merek, kepuasan dan word of mouth c. Bagi praktisi, penelitian diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan word of mouth d. Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi mengenai perkembangan industri musik Indonesia yang ternyata sangatlah besar dampaknya dalam pengaruhi keberagaman musik serta memberikan informasi bagi konsumen atau masyarakat yang menikmati pada umumnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/