ABSTRAK Nama Judul : Asep Dien Nurjaman NPM : 10030103041 : Implikasi Pendidikan dari Pemikiran Al Ghazali tentang Potensi Manusia untuk Beragama terhadap Pembinaan Aqidah Pandangan Al Ghazali tentang manusia bahwa manusia mempuyai potensi atau fitrah keagamaan yang terdapat dalam hati sehingga dalam melaksanakan pembinaan aqidah tidak terlepas dari penjelasan tentang hati, karena hati merupakan potensi yang saling berinteraksi dengan unsur potensi yang lain yaitu ruh, ‘aql, nafs. Menurut Al Ghazali unsur-unsur tersebut merupakan potensi (fitrah) yang akan membentuk keberagamaan manusia, potensi untuk beragama yang dihujamkan oleh Allah Swt pada diri manusia dapat tumbuh dan berkembang kepada kesempurnaan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Swt, hal ini menuntut adanya upaya pendidikan, diantaranya adalah pembinaan aqidah Islam. Uraian diatas menjadi motivasi untuk mengadakan penelitian terhadap potensi manusia untuk beragama dari pemikiran Al Ghazali terhadap pembinaan aqidah dengan membatasi permasalahan pada Pemikiran Al Ghazali tentang Fitrah (potensi) beragama pada manusia, esensi Pemikiran Al Ghazali tentang fitrah (potensi) beragama pada manusia, pandangan Para Ahli Pendidikan tentang fitrah atau potensi beragama pada manusia dalam pembinaan aqidah, implikasi pendidikan dari pemikiran Al Ghazali tentang potensi untuk beragama terhadap pembinaan aqidah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu dengan pengumpulan data, pengolahan data, menganalisis data, mensintetis data, menginterpretasi data, dan menarik implikasi dari data. Sedangkan teknik penelitian ini menggunakan teknik study literature karena sumber data pada pnelitian ini berbentuk literatur. Hasil dari analisis data menunjukan bahwa pemikiran Al Ghazali mengenai hakikat manusia adalah (1) Hakikat manusia menurut Al Ghazali adalah jiwanya yaitu makhluk spiritual rabbani yang sangat halus (lathifa rabbaniyah ruhaniyah). Istilah-istilah yang digunakan Al Ghazali untuk itu adalah qalb, ruh, nafs, dan aql. (2) Potensi manusia untuk beragama sudah terletak pada jiwa manusia sejak manusia itu dilahirkan (3) Manusia diciptakan menurut gambaran Allah (4) Hal-hal yang benar adalah yang sesuai dengan kata hati secara alamiah dari fitrah. Bagi Al Ghazali hal ini berarti adanya suatu kewajiban kodrati untuk menginginkan dan mencari suatu keyakinan pribadi (5) Potensi kodrati (ashl al fitrah) yaitu kecenderungannya kepada kebaikan dan keengganan kepada kekejian, (6) Jiwa dan Perangkatnya merupakan suatu hubungan yang interaksionesme, yakni satu sama lain saling mempengaruhi. Esensi Pandangan AL – Ghazali tentang Potensi Manusia untuk Beragama adalah (1) Potensi manusia terletak pada jiwanya yang saling mempengaruhi dengan hati, ruh, aql, dan nafs sehingga menjadi satu kesatuan yang berinteraksi. i (2) Manusia sejak dilahirkan mempunyai berbagai potensi, termasuk potensi untuk beragama namun menurut beliau potensi beragama bisa tumbuh dan berkembang secara sempurna bila diolah dan dididik (3) Fitrah beragama pada manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dapat ditarik implikasi pendidikan tentang pembinaan aqidah. Pandangan Para Ahli Pendidikan tentang Potensi (fitrah) Manusia Untuk Beragama pada manusia dalam pembinaan aqidah adalah (1) manusia adalah makhluk yang berproses dan berkembang, baik lahir maupun batin;(2) keberagamaan seseorang dibangun dengan pola tumbuh dan hadirnya nafs-qalb‘aql-ruh; (3) Jiwa (an-nafs)merupakan esensi yang sempurna dan tunggal yang tidak muncul selain dengan cara mengingat, menghapal, berpikir, membedakan dan mempertimbangkan sehingga dikatakan bahwa jiwa menerima seluruh ilmu (4) Pengembangan Jiwa manusia dapat diarahkan melalui jalur pendidikan karena pendidikan adalah membimbing atau memimpin secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama dan pendidikan berupaya untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran pada manusia (5) Fitrah itu tidak lain adalah karakteristik penciptaan manusia dan potensi kemanusiaan yang siap untuk menerima agama. Implikasi Pendidikan dari pemikiran AL Ghazali tentang potensi manusia untuk beragama terhadap pembinaan aqidah (1) bahwa tanggung jawab yang ada pada manusia bersifat pribadi, artinya tidaklah seseorang dapat memikul beban orang lain, beban itu dipikul sendiri tanpa melibatkan orang lain; (2)Potensi manusia yang dibawa sejak lahir itu bukan hanya bisa dikembangkan dalam lingkungan tetapi juga bisa berkembang secara terarah bila dengan bantuan orang lain atau pendidik. Dengan demikian, tugas pendidik mengarahkan segala potensi subyek didik seoptimal mungkin agar ia dapat memikul amanah dan tanggung jawabnya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat; (3)Upaya pendidikan terhadap siswa bergantung pada orang – orang di dalamnya, yaitu dalam hal ini adalah guru – guru atau para pengajar yang diberi tugas untuk membimbing dan membina anak didiknya kearah yang sesuai dengan fitrahnya yaitu mengenal Allah; (4) Mendidik hati memerlukan pendidik yang berilmu dan kemahiran serta berkeyakinan karena hati adalah sebagai alat untuk mengokohkan keimanan atau aqidah. Bandung, Februari 2008 Penulis Asep Dien Nurjaman Pembimbing I Pembimbing II Sobar Al Ghazal., Drs., M.Pd. H. Dedih Surana., Drs., M.Ag. ii