Kewenangan dan Pelayanan Publik Desa

advertisement
FactSheet
Sumber: PATTIRO
Kewenangan dan
Pelayanan Publik Desa
Oleh: Bejo Untung
Pelayanan Publik dan Urusan Pemerintahan
UU No. 6/2014 tentang Desa (UU
Desa) menyebutkan bahwa salah satu
tujuan dari pengaturan tentang Desa
adalah untuk meningkatkan pelayanan
publik bagi masyarakat desa. Logika ini
dapat dipahami dengan melihat rumusan norma dalam UU Desa yang secara
umum memberikan otonomi secara luas
kepada Desa untuk menyelenggarakan
pemerintahannya sendiri (self-governing
community). Dengan demikian warga
Desa akan semakin dekat dengan penyelenggara layanan yaitu Pemerintah
Desa (Pemdes). Mengikuti logika ini
maka pelayanan publik yang selama
ini lebih banyak diselenggarakan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota, semestinya dapat juga dilakukan oleh Pemdes.
Namun pertanyaan kritisnya adalah
apakah hal ini mudah diimplementasikan, mengingat Pemdes tidak memiliki
kewenangan untuk menjalankan urusan
pemerintahan, sebab pembagian urusan
pemerintahan menurut UU No. 23/2014
tentang Pemerintahan Daerah (UU
Pemerintahan Daerah) hanya terbatas
pada pemerintah Kabupaten/Kota.
Pelimpahan Urusan dan
Pelayanan Publik Desa
Dalam konteks tersebut di atas,
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa secara konseptual telah memberikan acuan dalam
pelaksanaan penataan kewenangan
Desa dan pelaksanaan pelimpahan kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi
dan Kabupaten/Kota (pemerintah
supra Desa) kepada desa. Mengacu
pada peraturan ini dapat dikatakan
bahwa Pemdes juga dapat menjalankan
pelayanan publik yang semula menjadi
kewenangan pemerintah supra desa
sepanjang ada penugasan untuk menjalankannya.
Terkait dengan urusan-urusan apa
saja yang dapat dilimpahkan, Per-
tah Pusat maka
pelimpahannya
berdasarkan
Peraturan
Menteri, jika
urusan yang
dilimpahkan
adalah urusan
Pemerintah
Foto: Asisten I Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Said
Provinsi atau
Romdhoni saat peluncuran aplikasi SMS PANDAN,
Kabupaten/
Puskesmas Pucangsawit, Solo, Jawa Tengah
Kota maka
Sumber: PATTIRO
pelimpahannya
masing-masing
mendagri tidak merincinya secara
harus diatur
spesifik. Peraturan ini hanya memberi- dengan Peraturan Gubernur atau
kan kriteria sebagaimana dinyatakan
Peraturan Bupati/Walikota. Dari sini
pada pasal 12, bahwa kewenangan
dapat dikatakan bahwa sejauhmana
yang ditugaskan oleh Pemerintah
Pemdes dapat menjalankan pelayanan
Pusat, Provinsi, atau Kabupaten/Kota
publik yang melekat pada urusan
antara lain harus memenuhi kriteria
pemerintah supra desa ditentukan oleh
sebagai berikut: a) sesuai kebutuhan
proaktif atau tidaknya pemerintah
dan kemampuan sumber daya manusia supra desa itu sendiri untuk melimdi Desa; b) memperhatikan prinsip
pahkannya.
efisiensi dan peningkatan akuntabilitas; c) pelayanan publik bagi masyaraPermendagri juga mengatur tentang
kat; d) meningkatkan daya guna dan
pembiayaan pelimpahan urusan, sehasil guna penyelenggaraan Pemerinbagaimana diatur pada pasal 34. Namun
tahan Desa; e) mendorong prakarsa
tidak jelas apakah urusan yang dilimdan partisipasi masyarakat; dan f)
pahkan itu secara otomatis dibiayai oleh
meningkatkan ketahanan sosial budaya APBN –jika mendapatkan pelimpahan
masyarakat. Mengacu pada ketentuan dari Pemerintah Pusat- atau APBD –jika
pasal ini, terutama yang tertuang pada mendapatkan pelimpahan urusan dari
huruf c, tampak jelas bahwa pelayanan Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/
publik menjadi salah satu dasar bagi
Kota. Secara lengkap Permendagri hanya
pemerintah untuk mendelegasikan ke- mengatur bahwa Pembiayaan untuk
wenangannya kepada Desa. Jadi urusan pelaksanaan penataan kewenangan Desa
pemerintah Pusat, Provinsi maupun
dan Desa Adat dibebankan pada: a) AngKabupaten/Kota yang terkait dengan
garan Pendapatan dan Belanja Negara; b)
penyelenggaraan pelayanan publik
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
dapat didelegasikan ke Desa.
Provinsi; dan c) Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota; d)
Pasal ini memberikan keleluasaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
kepada masing-masing Kabupaten/
dan e) Sumber lainnya yang sah dan tidak
Kota untuk melimpahkan kewenangan mengikat sesuai dengan ketentuan pekepada Desa sesuai dengan konteks
raturan perundang-undangan.
lokal. Dengan demikian, pasal ini
mencegah dilaksanakannya pendekaPelayanan Publik Desa dan
tan “one fits for all” yang sangat tidak
Kewenangan Asli Desa
sesuai dengan kondisi Kabupaten/Kota
Indonesia yang beragam, baik dari sisi
Di sisi lain, sebenarnya Peraturan
wilayah geografis, kemampuan SDM,
Menteri Desa, Pembangunan Daerah
kemampuan finansial, suku, budaya,
Tertinggal dan Transmigrasi (Permendeadat istiadat, dan lain sebagainya.
sa) No. 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
Tata cara pelimpahan urusan sedan Kewenangan Lokal Berskala Desa
bagaimana diatur pada pasal 24 hingga
telah merinci jenis-jenis kewenangan asli
29, dinyatakan bahwa jika urusan yang
Desa secara spesifik sebagaimana tercandilimpahkan adalah urusan Pemerin-
tum pada pasal 2 hingga pasal 14. Berbeda
dengan Permendagri, Permendesa ini
hanya menjabarkan kewenangan asli
Desa tanpa mengatur hal-hal yang terkait
dengan pelimpahan kewenangan oleh
pemerintah supra desa. Permendesa juga
tidak mengacu pada UU Pemerintahan
Daerah sebagai konsideran, sehingga
tidak tampak dimensi pembagian urusan
di dalamnya.
Hal yang terkait langsung dengan pelayanan publik, Permendesa mencantumkannya dalam pasal 9 huruf (a) dimana
dinyatakan bahwa kewenangan lokal
berskala Desa di bidang pembangunan
Desa antara lain meliputi pelayanan dasar
Desa. Sedangkan yang dimaksud dengan
pelayanan dasar Desa dijabarkan pada
pasal 10, antara lain meliputi pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes,
pengembangan tenaga kesehatan Desa,
pengelolaan dan pembinaan Posyandu,
pembinaan dan pengawasan upaya
kesehatan tradisional, pemantauan dan
pencegahan penyalahgunaan narkotika
dan zat adiktif di Desa, pembinaan dan
pengelolaan pendidikan anak usia dini,
pengadaan dan pengelolaan sanggar
belajar, sanggar seni budaya, dan perpustakaan Desa, serta fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok-kelompok belajar
di Desa. Karena menurut Permendesa
kewenangan ini adalah kewenangan asli
Desa, maka Desa memiliki kewenangan
untuk menjalankan pelayanan publik
dalam bidang-bidang tersebut tanpa
harus menunggu pelimpahan wewenang
dari pemerintah supra desa.
Kedua peraturan menteri tersebut
di atas dapat menjadi acuan yang jelas
tentang praktik pelayanan publik di Desa,
sekaligus juga menjawab pertanyaan
kritis tentang relasi antara pelayanan
publik di Desa dengan pembagian urusan
pemerintahan supra desa. Permendesa
menjadi acuan bagi Desa untuk menjalankan pelayanan publik yang melekat
pada kewenangan asli Desa, sedangkan
Permendagri memperjelas mekanisme
pelimpahan kewenangan supra desa
sehingga ada kejelasan bagi Desa untuk
menjalan-kan pelayanan publik yang
melekat pada kewenangan supra desa.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa ada peluang terjadinya kebingungan Desa dalam mengimplementasikan kedua peraturan tersebut, yang
disebabkan karena adanya pengaturan
yang terkesan tumpang tindih. Sebut
saja misalnya yang terkait dengan
pengelolaan pendidikan anak usia dini
(PAUD). Menurut Permendesa, pengelolaan PAUD merupakan kewenangan asli Desa, sedangkan menurut
Permendagri pengelolaan PAUD tidak
dapat langsung dijalankan oleh Desa
karena jika mengacu pada UU Pemerintahan Daerah, pengelolaan PAUD
menjadi urusan Pemerintah Kabupaten/Kota. Terkait dengan masalah
seperti ini, hendaknya Pemerintah
Kabupaten/Kota dapat menjadi fasilitator yang aktif sehingga kebingungan
semacam itu dapat diatasi. Sebab
pada dasarnya, secara prinsip dua UU
yang dijadikan rujukan bagi kedua
peraturan menteri tersebut, yakni UU
Desa dan UU Pemerintahan Daerah,
tidak saling bertentangan, tetapi saling
memberikan penguatan satu dengan
lainnya.
Panggungharjo menerapkan program
Desa Bebas Empat Masalah Kesehatan
(DB4MK), yaitu balita gizi buruk, kematian balita, kematian ibu melahirkan dan
kasus demam berdarah dengue (DBD).
Untuk mengatasi masalah kematian ibu
hamil, Pemdes melakukan pelayanan
paripurna, melalui pemberian pengantar
kepada ibu hamil yang tidak mampu
untuk dila-yani secara penuh oleh rumah
bersalin. Untuk masalah gizi buruk, Pemdes punya program pemanfaatan lahan
pekarangan untuk menanam sayur dan
memelihara ikan.
jalur litigasi di pengadilan.
Atas upayanya tersebut, Panggungharjo
telah mencapai beberapa capaian. Pertama, berbagai saluran pengaduan yang
telah disediakan oleh Pemdes justru tidak
banyak berisi komplain warga. Menurut
kepala desa, minim sekali pengaduan
yang terkait dengan kinerja Pemdes. Pengaduan yang masuk kebanyakan terkait
dengan hal-hal yang berada di luar kewenangan Pemdes. Kedua, indeks pendidikan Panggungharjo dalam kurun waktu
2013-2014 jauh di atas indeks pendidikan
nasional. Pada 2013, indeks pendidikan
nasional hanya 61,7, sedangkan PangTerkait dengan perlindungan sosial,
gungharjo mencapai angka 69. Pada 2014,
Pemdes menerapkannya sebagai jaring
pengaman terakhir, karena jaring penga- indeks pendidikan nasional berada pada
angka 62,9 sedangkan Panggungharjo
man yang dilakukan oleh pemerintah
pusat seringkali tidak dapat menjangkau mencapai angka 69,55. Ketiga, pada akhir
warga karena kekacauan data. Warga yang 2015 Panggungharjo telah bebas dari matidak dapat dilayani oleh program seperti salah kesehatan, terutama kesehatan ibu
hamil dan balita. Keempat, PanggungJamkesmas maupun Jamkesda dapat
harjo meraih juara pertama lomba desa
diselamatkan melalui jaring pengaman
nasional pada tahun 2014 yang diadakan
sosial di desa.
oleh Kementerian Dalam Negeri. Kelima,
Praktik Pelayanan Publik
Panggungharjo ditetapkan sebagai model
Dukungan
pembiayaan
untuk
menDesa
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
jalankan seluruh program tersebut tidak
sebagai desa yang bersih, transparan dan
sepenuhnya
berasal
dari
anggaran
desa,
Di tengah semesta pengaturan tenbebas korupsi. Dan kelima, Panggunghartetapi
didukung
juga
oleh
dana-dana
tang kewenangan Desa sebagaimana
jo menjadi desa tujuan bagi Pemdes lain
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
diuraikan di atas, pada praktiknya ada
untuk studi banding tentang keberhasilan
perusahaan
yang
beroperasi
di
PanggungDesa yang secara mandiri melakukan
penye-lenggaraan pembangunan.
harjo.
Untuk
perlindungan
sosial
kesehainisiatif melakukan pelayanan publik.
tan,
Pemdes
bekerjasama
dengan
rumah
Praktik yang ditampilkan di sini adalah
Contoh praktik ini menggambarkan
sakit yang dikelola oleh Badan Amil Zakat
apa yang dilakukan oleh Pemdes
bahwa
pada dasarnya semesta peNasional
(BAZNAS).
Pembayaran
premi
Panggungharjo, Kecamatan Sewon,
ngaturan
tentang kewenangan Desa tidak
asuransi
pendidikan
separuh
dibayai
Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
menghalangi
Desa untuk menjalankan
oleh
Pemdes
sisanya
merupakan
dana
Istimewa Yogyakarta. Data ini didapat
pelayanan
publik,
jika memang ada inisiCSR
Perusahaan
Asuransi
Bumiputera.
dari riset PATTIRO sepanjang Januariatif
dari
Desanya
sendiri.
Sedangkan
untuk
pelayanan
kehamilan
Maret 2016 serta penuturan kepala
desanya sendiri dalam diskusi terbatas dan persalinan separuh
biayanya ditanggung oleh
PATTIRO pada 19 Mei 2016.
Pemdes, sisanya ditanggung oleh CSR rumahDalam bidang pendidikan, Pemdes
Panggungharjo menjalankan program rumah bersalin.
unggulan satu rumah satu sarjana dePemdes Panggungharjo
ngan cara memberikan bantuan beajuga
memberikan pelayasiswa kepada warga miskin. Pemdes
nan
publik
bidang hukum,
memberikan beasiswa kepada warga
yakni
dengan
cara mendiridesa yang kurang mampu sehingga
kan
lembaga
bantuan
dapat menyelesaikan pendidikannya
hukum yang menjalankan
hingga jenjang sarjana. Dukungan
pembia-yaan warga diwujudkan dalam peran sebagai penyelesaian
non- litigasi atas perseleskema asuransi, dimana preminya
menjadi tanggungjawab Pemdes untuk sihan yang terjadi di desa.
Dengan demikian kasusmembayarnya.
kasus yang muncul dapat
diselesaikan di tingkat desa
Dalam bidang kesehatan, Pemdes
tanpa harus menempuh
Sumber: Tribunnews
Baca Juga
Mempertangguh Badan Usaha Milik Desa
untuk Menggerakkan Ekonomi Desa
Upaya pemerintah dalam menggerakkan ekonomi desa sudah dilakukan
sejak dikeluarkan kebijakan sebagaimana disebutkan di atas. Upaya ini
belum membuahkan hasil yang diharapkan. Jika melihat prosentase penduduk miskin yang relatif banyak terdapat di perdesaan. Pengaturan BUM
Desa melalui UU Desa merupakan upaya strategis untuk mewujudkan kesejahteraan dalam bidang ekonomi dan pembangunan yang berorientasi
bagi masyarakat. Studi PATTIRO masih memperlihatkan keberadaan BUM
Desa sebagai wadah dalam menggerakkan ekonomi desa dan pelayanan
desa, masih memerlukan perhatian serius pemerintah supra desa.
Pemberdayaan Badan Permusyawaratan
Desa untuk Penguatan Demokrasi Desa
Praktik demokrasi desa sebagaimana dimandatkan oleh UU Desa tidak melibatkan partai politik sebagai representasi warga, namun dijalankan oleh Badan
Permusyawaratan Desa (BPD). Dalam konteks inilah maka pemberdayaan
BPD menjadi penting dalam rangka menguatkan demokrasi Desa. Namun di
sisi lain, meskipun memiliki posisi yang sangat strategis, BPD belum optimal
dalam menjalankan fungsinya. Sebagai pengawas kinerja kepala desa, BPD
hampir tidak pernah membahas secara serius laporan pertanggungjawaban
pemerintah desa. Hampir tidak pernah ditemui BPD memberikan catatan
terhadap laporan tersebut. Maka perlu rekomendasi perbaikan agar peran dan
fungsi BPD optimal.
Sasi: Antara Kebanggan, Penghargaan
dan Keprihatinan
Sasi adalah mekanisme kearifan lokal yang digunakan masyarakat adat dalam
mengelola dan memanfaatkan potensi sumberdaya alam (darat, perairan/
sungai dan pesisir/laut) secara turun temurun dalam pemenuhan pangan dan
peningkatan ekonomi masyarakat. Dalam penerapannya aturan ini hanya
berlaku secara partial lingkup Negeri, sehingga hanya mengikat komunitas
setempat dan dalam prakteknya selalu diperhadapkan dengan tantangan baik
dari dalam, terlebih dari pihak luar. Integrasi peran antara pemerintah daerah
dan masyarakat adat yang sudah memiliki kearifan dalam pengelolaan sumber daya alam akan mampu mendorong keberlanjutan sumber daya kelautan
dan perikanan
Jl. Mawar, Komplek Kejaksaan Agung Blok G35, Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
12520 - Indonesia, Telepon: +62 21 7801314, Fax: +62 21 7823800,
Email: [email protected], Website: www.pattiro.org
@infoPATTIRO
Yayasan PATTIRO
: PATTIRO
Download