Jurnal Ilmu Ekonomi JIE - Simpemaus

advertisement
JIE Jurnal Ilmu Ekonomi
ISSN : 2301-8828
Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap Pad Provinsi Jawa Barat Tahun
2005-2014
Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Dan Tingkat Pendidikan
Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014
Ade Komaludin, Asep Yusup Hanapia, Dewi Yani Nugraeni
Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Uang Beredar
Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
Kebijakan Implementasi Dak Sub Bidang Transportasi
Mengurangi Ketimpangan Antar Daerah Di Indonesia
Wasifah Hanim
Perdesaan Dalam Rangka
Pengaruh Dependency Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri,
Dan Disparitas Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Barat Tahun
2003-2014
Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa
Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan Pengeluaran Biaya Transportasi
Terhadap Mobilitas Penduduk Tidak Permanen Di Provinsi Sumatera Barat
Salfadri, Agus Sutardjo
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Periode Triwulan I
2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budhi L.S., Rizal Akmalludin
Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi
Universitas Siliwangi
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Telp
: 0265 – 330634
Fax
: 0265-325812
:
e-mail :SN
[email protected]
i
JIE
ii
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016
Pembina
Beben Bahren
(Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi)
Penanggungjawab
Jumri
(Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan)
Pimpinan Redaksi
Apip Supriadi
Sekertaris Redaksi
Aso Sukarso
Andi Rustandi
Dewan Redaksi
Agus Sutardjo (FE Universitas Ekasakti Padang)
Wasifah Hanim ( FE Universitas Widyatama Bandung)
Latif Kharie (FE Universitas Fatimura)
Asep Yusup Hanapia (FE Universitas Siliwangi )
Ade Komaludin ( FE Universitas Siliwangi)
Iis Surgawati (Fe Universitas Siliwangi)
M. Syurya Hidayat (FE Universitas Jambi)
Ignatiamartha Hendrati (FE Universitas Veteran Jember)
Dini Hariyanti ( FE Trisaksi Jakarta)
Sekertariat
Dwi hastuti LK, Chandra Budi LS, Encang Kadarisman,
Nanang Rusliana, Fatimah Zahra Nasution
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Telp : 0265 – 330634
Fax
: 0265-325812
e-mail : [email protected]
i
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016
DAFTAR ISI
DEWAN REDAKSI ............................................................... ........... ..
DAFTAR ISI ........................................................................ ............
PENGANTAR REDAKSI ........................................................... ............
i
ii
iii
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap PAD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2014
Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman ……………… 1241-1254
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Dan
Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran Di
Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014
Ade Komaludin, Asep Yusup Hanapia, Dewi Yani Nugraeni ……………… 1255-1271
Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi Dan
Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia
Tahun 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin………………………… 1272 -1293
Kebijakan Imlementasi DAK Sub Bidang Transportasi Perdesaaan
Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Antar Daerah Di Indonesia
Wasifah Hanim …………………………………………………………………. 1294 -1310
Pengaruh Depencncy Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman
Modal dalam Negeri, Dan Disparitas Pendapatan Terhadapa
Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Barat Jawa Barat
Tahun 2003 - 2014
Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa ………………………………..
1311-1330
Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan
Pengeluaran Baiaya Transportasi Terhadap Mobilitas Penduduk Tidak
Permanen Di Provinsi Sumatra Barat
Salfadri, Agus Sutardjo ………………………………………………………..
1331-1352
Aanalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah Periode Triwulan I 2009 -Triwulan IV 2014
1353-1373
Apip Supriadi, Chandra L.S., Rizal Akmalludin ……………………...........
ii
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016
Pengantar Redaksi
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT,
bahwa atas Qudrot dan Irodat Nya, penerbitan jurnal penelitian Volume 6 No 2
Juli – Desember 2016 telah selesai di susun.
Pada penerbitan Volume ini terdapat perubahan dalam hal dewan redaksi,
yaitu dengan meloibatkan staff pengajar dari Perguruan Tinggi di luar Unviersitas
Siliwanagi Tasikmalaya, dengan harapan terjadi peningkatan kualitas penulisan
pada jurnal ini. Harapan kami semoga jurnal ini menjadi pendorong dosen dalam
melakukan penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas
penelitian maupun kualitas akademik.
Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca, Aamiin
Tasikmalaya, Agustus 2016
Dewan Penyunting
iii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI
NILAI TUKAR RUPIAH
PERIODE TRIWULAN I 2009-TRIWULAN IV 2014
(Analysis Of Factors Affecting The Fluctuations Rupiah Exchange Rate
Period Quarter I. 2009 - IV.2014)
Apip Supriadi 1, Chandra Budi L.S.1 Rizal Akmalludin 2
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Universitas Siliwangi Ekonomi
ABSTRACT
Almost all the countries are embracing the open economy, those are
opening up to international trade system and international finance system.
Complexity of the payment system has been becoming complicated
because of economic globalization. Exchange rate has been the one of main
variable in open economic, because the payment has been using by foreign
exchange. A phenomenon that occurs in Indonesia is too easy for fluctuation
of exchange rate from period to period in a shorter time. The consequence
of these phenomenon, multinational companies are going to facing
emergencies of depreciation or appreciation, because of uncertainty of
exchange rate. These research is aims to see the influences of fundamental
economic factor, those are inflation, BI Rate, money supply, growth of
economic. And reserves position as a technical factor. These research used
OLS (Ordinary Least Square) methods with multiple semi log linier
regression model. The results has shown that BI Rate, money supply,
reserve position in a partial test give significant effect to fluctuation of
exchange rate, while inflation and growth of economic didn’t significant to
exchange rate. In a simultaneous test inflation, BI Rate, money supply,
growth of economic, reserve position gave a significant effect to the
fluctuation of exchange rate, then the most influential variable to the
fluctuation of exchange rate was BI Rate.
Keywords: Exchange rate, inflation, BI Rate, money supply,
growth of economic, reserve position.
ABSTRAK
Hampir semua Negara menganut perekonomian terbuka, yaitu membuka
diri terhadap sistem perdagangan dan sistem keuangan internasional.
Kompleksitas sistem pembayarannya pun menjadi semakin tinggi akibat
adanya globalisasi perekonomian. Nilai tukar merupakan salah satu variabel
utama dalam perekonomian terbuka, mengingat pembayarannya
menggunakan valuta asing. Fenomena yang terjadi di Indonesia, nilai tukar
begitu mudah untuk berfluktuasi dari periode ke periode dalam waktu yang
singkat. Konsekuensinya perusahaan perusahaan multinasional akan
menghadapi kecemasan depresiasi atau apresiasi karena ketidakpastian
1
2
Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Alumni Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
nilai tukar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor fundamental
ekonomi yang dapat mempengaruhi nilai tukar, diantaranya : inflasi, BI Rate,
jumlah uang beredar, dan laju pertumbuhan ekonomi serta faktor teknisnya yaitu
berkaitan dengan cadangan devisa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode OLS (Ordinary Least Square) dengan model regresi semi log linier
berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa BI Rate, jumlah uang beredar,
cadangan devisa secara parsial berpengaruh signifikan terhadap fluktuasi nilai
tukar, sementara inflasi dan laju pertumbuhan ekonomi berpengaruh tidak
signifikan terhadap nilai tukar. Secara bersama-sama inflasi, BI Rate, jumlah uang
beredar, laju pertumbuhan ekonomi, dan cadangan devisa berpengaruh signifikan
terhadap nilai tukar, serta variabel yang paling berpengaruh terhadap fluktuasi nilai
tukar adalah BI Rate.
Kata Kunci : Nilai tukar, Inflasi, BI Rate, jumlah uang beredar, laju pertumbuhan
ekonomi, cadangan devisa.
PENDAHULUAN
Penentuan kurs valuta asing menjadi
Latar Belakang
pertimbangan penting bagi negara
sistem
yang terlibat dalam perdagangan
perdagangan
internasional, karena kurs valuta
Kompleksitas
pembayaran
dalam
internasional
semakin
bertambah
asing berpengaruh besar terhadap
tinggi dalam kondisi perekonomian
biaya
dan
manfaat
dalam
global seperti yang berkembang
perdagangan internasional (Hadori
akhir-akhir ini. Hal tersebut terjadi
Yunus, 2006).
akibat semakin besarnya volume dan
Berikut diagram fluktuasi dari
keanekaragaman barang dan jasa
nilai tukar rupiah. Nilai tukar mata
yang
di
uang domestik terhadap mata uang
negara lain. Oleh karena itu upaya
asing (dolar AS), selama periode
untuk meraih manfaat dari globalisasi
Triwulan 1 2009 sampai dengan
ekonomi harus didahului upaya untuk
Triwulan 4 2014. Nilai tukar rupiah
menentukan kurs valuta asing pada
terus menerus mengalami fluktuasi
tingkat
selama periode tersebut.
akan
di
yang
perdagangkan
menguntungkan.
1355
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI
NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin
__________________________________________________________________
Dari diagram tersebut, dapat
2009.
Pada
periode
ini
rupiah
diketahui bahwa nilai tukar rupiah
terapresiasi dikarenakan pengaruh
berfluktuasi
dari dinamika eksternal dan domestik
setiap
Triwulan.
Fluktuasi nilai tukar rupiah tersebut,
yang
ada yang dinamakan apresiasi atau
sentimen positif berkembang di bursa
depresiasi. Apresiasi artinya mata
saham global serta proses stabilisasi
uang domestik menguat terhadap
pasar
mata
berlangsung
uang
Depresiasi
asing.
artinya
Sementara
mata
uang
positif. Dari sisi eksternal
keuangan
yang
terus
menumbuhkan
optimisme bahwa proses pemulihan
domestik melemah terhadap mata
ekonomi
global
mulai
berjalan.
uang asing.
Seiring dengan itu membaiknya risk
Apresiasi nilai tukar rupiah
appetite investor mendorong aliran
selama periode Triwulan 1 2009
modal asing masuk ke emerging
sampai dengan Triwulan 4 2014
markets
terjadi sebanyak 10 kali. Apresiasi
kenaikan
paling
periode
mayoritas mata uang dunia. Di sisi
Triwulan 1 2009 ke Triwulan 2 2009.
domestik kinerja NPI cukup solid
Nilai
mengalami
meningkatkan kepercayaan investor
apresiasi sebesar 11,25% dengan
terhadap perekonomian domestik.
nominal yaitu pada Triwulan 1 2009
Sehingga
sebesar 11.691,67/U$ dolar menjadi
devisa yang pada gilirannya mampu
10.376/U$ dolar pada Triwulan 2
meningkatkan performa rupiah serta
1356
tinggi
tukar
ada
pada
rupiah
yang
bursa
berimbas
pada
saham
dan
menambah
cadangan
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
memperkuat
keyakinan
mengenai
ketahanan
pasar
dikarenakan, pengaruh dari kinerja
rupiah
transaksi
berjalan
masih
defisit.
terhadap resiko gejolak di pasar
Selain pengaruh dari defisit transaksi
keuangan
itu
berjalan, pelemahan rupiah dipicu
domestik
juga oleh ketidakpastian di pasar
yang cukup kuat dan tekanan inflasi
keuangan global terkait isu tapering
yang relatif masih rendah.
off oleh The Fed.
global.
pertumbuhan
Selain
ekonomi
Sementara itu Depresiasi nilai
Atas
adanya
fenomena
tukar rupiah selama periode Triwulan
tersebut, maka perlu kita ketahui
1 2009 sampai dengan Triwulan 4
faktor apa saja yang menyebabkan
2014
kali.
fluktuasi nilai tukar rupiah, karena
Depresiasi paling parah terjadi pada
ketidak pastian nilai tukar rupiah akan
periode Triwulan 2 2013 ke Triwulan
berdampak
3 2013. Nilai tukar rupiah mengalami
perdagangan
depresiasi sebesar 10,90% dengan
dasar inilah penulis mengambil judul
nominal yaitu pada Triwulan 2 2013
skripsi “Analisis Faktor-Faktor yang
sebesar 9.871,67/U$ dolar menjadi
mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar
sebesar 10.948,33/U$ dolar pada
Rupiah Periode Triwulan 1 2009 –
Triwulan 3 2013. Pada periode ini
Triwulan 4 2014”.
terjadi
sebanyak
14
pada
kegiatan
internasional.
Atas
rupiah terdepresiasi paling tinggi
Tujuan Penelitian
terhadap
Berdasarkan
identifikasi
masalah diatas, maka tujuan dari
dilakukannya
penelitian
adalah
nilai
tukar
rupiah.
2. Mengetahui
elastisitas
tingkat
inflasi, tingkat suku bunga (BI
Rate), jumlah uang beredar, laju
sebagai berikut:
1. Mengetahui
fluktuasi
pengaruh
tingkat
pertumbuhan
ekonomi,
serta
inflasi, tingkat suku bunga (BI
cadangan devisa secara parsial
Rate), jumlah uang beredar, laju
maupun secara bersama-sama
pertumbuhan
terhadap
ekonomi,
serta
cadangan devisa secara parsial
fluktuasi
nilai
tukar
rupiah
maupun secara bersama-sama
1357
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI
NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin
__________________________________________________________________
yang diminta naik, maka harga dari
KERANGKA PEMIKIRAN
Inflasi erat kaitannya dengan
nilai tukar mata uang. Perubahan
barang dan jasa tersebut cenderung
mengalami kenaikan.
Akibatnya
tingkat inflasi dapat mempengaruhi
kegunaan
tingkat permintaan mata uang di
mata
suatu negara. Sehingga dapat pula
menurun, dan apabila melihat pada
mempengaruhi
perdagangan
segi pemenuhan kebutuhan, barang
(2006:299)
dan jasa tersebut harus tetap di
menjelaskan laju inflasi dalam negeri,
konsumsi sampai pada akhirnya
dapat mempengaruhi perdagangan
terjadi impor barang dari luar negeri,
internasional.
suatu
apabila kenaikan harga secara terus
negara meningkat, maka ekspornya
menerus terjadi, maka impor akan
akan
cenderung meningkat dan ekspor
internasional.
Madura
Jika
inflasi
mengalami
penurunan
uang
nilai
domestik
(disebabkan harga yang lebih tinggi).
turun. Sampai
Selain
harga-harga
itu,
konsumen
dan
tersebut
pada suatu saat
dari
barang
perusahaan dalam negara tersebut
mengalami
akan menekan inflasi yang tinggi
menyebabkan inflasi di dalam negeri
pada mata uang suatu negara.
yang dikenal dengan istilah imported
Tingkat inflasi antar negara berbeda,
inflation, dari fenomena tersebut
sehingga
perdagangan
maka dapat menyebabkan kenaikan
internasional dan nilai tukar akan
permintaan valuta asing, karena
berubah
harga-harga barang impor menjadi
pola
sesuai
dengan
inflasi
kenaikan,
impor
dan
mahal, sementara permintaan akan
tersebut.
Inflasi menandakan bahwa
terjadinya
kenaikan
pendapatan
mata uang domestik turun yang pada
akhirnya
mata
uang
domestik
yang di gambarkan oleh jumlah uang
menjadi ter depresiasi. Setiap terjadi
yang
depresiasi rupiah terhadap Dollar
beredar
meningkat
di
dengan
masyarakat
tidak
disertai
Amerika
Serikat
maka
akan
pertambahan output produksi barang
meningkatkan permintaan uang di
dan
yang
Indonesia untuk di tukar kan terhadap
akibatnya akan menaikan harga dari
dolar, demikian juga sebaliknya. Hal
barang dan jasa tersebut. Sesuai
ini disebabkan ketika nilai rupiah
dengan
dan
terdepresiasi maka harga barang-
penawaran, apabila barang dan jasa
barang impor menjadi lebih mahal
1358
jasa
yang
hukum
tersedia,
permintaan
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
sehingga diperlukan rupiah yang
cadangan devisa maka nilai tukar
lebih banyak guna untuk membeli
akan ter depresiasi.
barang
impor
tersebut
Kelebihan
(Prasojo,
jumlah
uang
beredar, misalnya akan digunakan
2003).
Suku bunga di tentukan oleh
untuk impor atau membeli surat-surat
bank sentral suatu negara, Tingkat
berharga di luar negeri sehingga
suku bunga dalam hal ini sangat
terjadi aliran modal keluar, yang
mempengaruhi nilai tukar mata uang
berarti permintaan akan valas naik
suatu negara terhadap mata uang
sedangkan permintaan mata uang
lainnya.
bunga
sendiri turun (Nopirin, 1997). Jika
menentukan nilai tambah mata uang
pemerintah menambah jumlah uang
suatu negara. Semakin tinggi suku
beredar akan menurunkan tingkat
bunga, akan semakin tinggi pula
bunga dan merangsang investasi ke
permintaan akan mata uang negara
luar negeri, sehingga terjadi aliran
tersebut. Tingkat suku bunga di
modal
tentukan oleh bank sentral, dan
menyebabkan kurs valuta asing naik
apabila bank sentral dalam jangka
(apresiasi).
panjang selalu menaikan suku bunga
penawaran uang atau jumlah uang
maka trend nilai tukar mata uang
beredar
suatu
terhadap
barang yang diukur dengan (term of
negara lain cenderung naik. Hal ini
money) sekaligus akan menaikan
akan terus berlangsung sampai ada
harga valuta asing yang di ukur
faktor lain yang mempengaruhi atau
dengan
bank sentral kembali menurunkan
(Herlambang, dkk : 2001).
Tingkat
negara
suku
tersebut
suku bunga nya. Menurut Arifin
keluar,
dan
Dengan
akan
mata
Menurut
akan
menaiknya
menaikan
uang
Nopirin
harga
domestik
(1997),
(1998:4), Peningkatan suku bunga
Apabila terjadi kelebihan permintaan
akan menyebabkan depresiasi nilai
mata uang, dan jumlah uang beredar
tukar karena adanya aliran modal ke
tidak bertambah, maka permintaan
luar negeri, adanya aliran modal ke
ini akan dipenuhi dari luar negeri
luar
menyebabkan
yang berupa aliran modal masuk,
berkurangnya valuta asing di dalam
aliran modal masuk ini sebagai akibat
negeri
akan
dari naiknya tingkat bunga dalam
devisa,
negeri (sebagai akibat permintaan
pengurangan
uang) atau oleh kenaikan ekspor
negeri
dan
mengurangi
apabila
akan
selanjutnya
cadangan
terjadi
(adanya kenaikan permintaan uang
1359
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI
NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin
__________________________________________________________________
berarti masyarakat menjual barang-
maka akan menaikan permintaan
barangnya untuk ditukarkan dengan
terhadap valuta asing yang akan
uang). Aliran modal masuk ini akan
membuat
menyebabkan neraca pembayaran
terdepresiasi.
surplus dan juga nilai tukar menjadi
apabila pendapatan naik, secara
ter apresiasi. Makin tinggi tingkat
otomatis laju pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan
(relatif
naik. Maka harga cenderung naik,
terhadap negara lain), makin besar
dan dengan begitu biaya produksi
kemungkinan
yang
barang
ekspor
berarti makin besar pula permintaan
Secara
sepintas
akan valuta asing. Kurs valuta asing
ekspor
cenderung naik (harga mata uang
kemungkinan volume ekspor turun.
sendiri turun). Tetapi apabila nilai
Walaupun volume ekspor nya turun,
ekspor
pendapatan
untuk
impor
mata
uang
domestik
Selanjutnya
kita
bahwa
cenderung
akan
naik
naik.
membuat
sehingga
maka
akan
tetapi nilai ekspor nya meningkat di
permintaan
rupiah
karenakan harga nya relatif lebih
oleh negara lainnya, dengan begitu
bernilai, tetapi disisi lain apabila
rupiah terapresiasi. Ketika ekspor
volume ekspor turun hal tersebut
lebih, maka akan terjadi surplus
akan
neraca
hal
permintaan terhadap mata uang
tersebut dapat di artikan bahwa
domestik, bisa saja nilai mata uang
ketika pendapatan nasional naik
domestik terhadap mata uang asing
maka permintaan akan rupiah juga
tetap (stagnan) tetapi bisa saja
naik dan mengapresiasi nilai tukar
terdepresiasi.
naik
meningkatkan
perdagangan.
Dari
berkurangnya
Cadangan devisa merupakan
rupiah.
Menurut Lia Amalia (2007),
Apabila
maka
membuat
pendapatan
laju
bertambah
pertumbuhan
pun
stok mata uang asing yang dimiliki
yang
digunakan
sewaktu-waktu
untuk
transaksi
dapat
atau
bertambah yang secara otomatis
pembayaran internasional (Nilawati,
akan meningkatkan jumlah impor.
2000). Posisi cadangan devisa suatu
Sebaliknya
pendapatan
negara biasanya dinyatakan aman
berkurang akan menurunkan jumlah
apabila mencakupi kebutuhan impor
impor.
hubungan
untuk jangka waktu 3 bulan. Jika
bergerak
cadangan devisa yang dimiliki tidak
sejajar. Semakin tinggi volume impor,
mencakupi kebutuhan untuk tiga
jika
Umumnya
pendapatan dan impor
1360
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
bulan impor, maka hal itu dianggap
depresiasi. Apabila posisi cadangan
rawan. Tipisnya persediaan valuta
devisa itu semakin tipis, maka dapat
asing
dapat
terjadi “serbuan” (rush) terhadap
menimbulkan kesulitan ekonomi bagi
valuta asing dalam negeri. Apabila
negara yang bersangkutan. Bukan
telah demikian keadaanya, sering
saja
terjadi
suatu
negara
mengalami
negara
tersebut
kesulitan
akan
mengimpor
pemerintah
bersangkutan
negara
akhirnya
terpaksa
barang-barang yang dibutuhkannya
melakukan
di luar negeri, melainkan juga dapat
1996). Asumsi hubungan cadangan
memerosotkan
devisa dengan nilai tukar dapat dilihat
kredibilitas
mata
uangnya. Kurs mata uangnya di
devaluasi
yang
(Dumairy,
pada gambar berikut:
pasar valuta asing akan mengalami
Gambar 1.2 Hubungan Cadangan Devisa Dengan Nilai Tukar
Dari kurva tersebut dapat
dilihat,
keseimbangan
keseimbangan berubah pada titik E1
mula-mula
dan nilai tukar rupiah terhadap dolar
pada titik E yang ditandai oleh
pun menurun menjadi sebesar ER1.
banyaknya cadangan devisa sebesar
Penurunan nilai tukar rupiah tersebut
CD0 dan nilai tukar rupiah sebesar
menandakan apresiasi mata uang
ER0. Pada saat cadangan devisa
domestik terhadap mata uang asing.
bertambah menjadi sebesar CD1
1361
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI
NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin
__________________________________________________________________
Inflasi
BI Rate
Nilai
Tukar
Jumlah Uang
Beredar
Laju Pertumbuhan
Ekonomi
Cadangan Devisa
Gambar 1.3 Skema Paradigma Penelitian
OBJEK
DAN
METODE
cadangan devisa (CD), Sedangkan
PENELITIAN
variabel tidak bebas nya yaitu Nilai
Objek Penelitian
tukar rupiah (ER). Objek penelitian ini
Objek
penelitian
ini
yaitu
dilakukan terhadap Bank Indonesia
membahas variabel bebas terdiri dari
selaku
tingkat inflasi (I), BI Rate (SB), jumlah
bertugas untuk menjaga kestabilan
uang
nilai tukar rupiah.
beredar
pertumbuhan
(JUB),
ekonomi
laju
digunakan
moneter,
yang
(LPE),
Metode Penelitian
Metode
otoritas
pengumpulan data sekaligus pada
yang
suatu saat (point time approach).
penelitian
Artinya, tiap subjek penelitian hanya
penelitian
adalah
kuantitatif, dimana tujuan penelitian
diobservasi
sekali
ini ialah untuk mempelajari dinamika
pengukuran
dilakukan
korelasi antara faktor-faktor resiko
status karakter atau variabel subjek
dengan
pada saat pemeriksaan.
efek,
pendekatan,
dengan
observasi
Jenis Data dan Sumber Data
cara
saja
dan
terhadap
atau
Data yang digunakan dalam
penelitian ini, jika dilihat dari cara
1362
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
data
Nilai tukar rupiah, inflasi, suku bunga,
sekunder. Data sekunder merupakan
jumlah uang beredar, pendapatan
sumber data yang diperoleh peneliti
nasional,
secara tidak langsung melalui media
Sumber data yang diperoleh dalam
perantara (diperoleh dan di catat oleh
penelitian ini, yaitu: Bank Indonesia
pihak lain) (Nur Indrianti, 1999:147).
dan Badan Pusat Statistik.
memperolehnya
adalah
dan
cadangan
devisa.
Data yang diambil yaitu mengenai
Rate, jumlah uang beredar, laju
Metode Analisis
pertumbuhan
ekonomi,
dan
yang
cadangan devisa terhadap fluktuasi
digunakan adalah regresi semi log
nilai tukar rupiah, baik secara parsial
linier berganda. Uji regresi semi log
maupun
linier berganada ini digunakan untuk
persamaan
mengetahui
regresi
Metode
analisis
hubungan
atau
pengaruh antara tingkat inflasi, BI
bersama-sama.
semi
log
Adapun
linier
berganda, yaitu :
Log ER= α + β1 I + β2 SB + log β3 JUB + log β4 LPE + log β5 CD + e
Dimana:
log ER
= Nilai tukar rupiah
I
= Tingkat inflasi
SB
= Tingkat suku bunga (BI Rate
log JUB
= Jumlah uang beredar
LPE
= Laju pertumbuhan ekonomi
log CD
= Cadangan Devisa
β1- β6
e
=
Koefisien
Regresi
masing-masing
variabel
independen
= error term
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat
Suku Bunga (BI Rate), Jumlah
Uang Beredar, Laju Pertumbuhan
Ekonomi, Serta Cadangan Devisa
Secara Parsial Maupun Secara
Bersama-Sama
Terhadap
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah.
1363
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
Uji
Signifikan
Parameter
ditandakan oleh nilai probabilitas
Individual / Parsial (Uji t)
sebesar 0,000< 0,05 atau nilai t
Inflasi berpengaruh negatif
hitung sebesar 14,525> 2,101. Laju
dan tidak signifikan terhadap nilai
pertumbuhan ekonomi berpengaruh
tukar, hal ini ditandakan oleh nilai
negatif dan tidak signifikan terhadap
probabilitas sebesar 0,453> 0,05
nilai tukar, hal ini ditandakan oleh
atau nilai t hitung sebesar -0,76 7<
nilai probabilitas sebesar 0,305> 0,05
2,101. BI Rate berpengaruh positif
atau nilai t hitung sebesar -1,054 <
dan signifikan terhadap nilai tukar,
2,101.
hal
berpengaruh negatif dan signifikan
ini
ditandakan
oleh
nilai
Cadangan
probabilitas sebesar 0,000< 0,05
terhadap
atau nilai t hitung sebesar 10,639>
ditandakan oleh nilai probabilitas
2,101.
sebesar 0,000 < 0,05 atau nilai t
Jumlah
uang
beredar
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
nilai
takar,
hal
nilai
devisa
tukar,
hal
ini
hitung sebesar -10,718> 2,101.
ini
Uji Secara Bersama-Sama
hipotesis nol artinya bahwa variabel
(Uji F)
independen inflasi, BI Rate, jumlah
Dari hasil uji F diperoleh nilai
uang
beredar,
laju pertumbuhan
F statistik yaitu sebesar 103,127 dan
ekonomi,
F tabel dengan nilai yaitu 2,77. Maka
secara bersama sama mempunyai
dapat disimpulkan bahwa F statistik >
pengaruh yang signifikan terhadap
F
variabel nilai tukar.
tabel,
yang
artinya
menolak
dan
cadangan
devisa
Uji Koefisien Determinasi (R2
tukar yaitu sebesar 96,63% dan
/ Goodness of fit)
sisanya 3,37% merupakan pengaruh
Dari hasil pengolahan data
2
diperoleh nila R
0,966269
atau
yaitu sebesar
96,63%.
Nilai
variabel lain yang tidak dimasukan ke
dalam penelitian.
Setelah
dilakukan
koefisien determinasi menunjukan
serangkaian
besarnya
pelanggaran
asumsi
independen inflasi, BI Rate, jumlah
sebagaimana
pemaparan
uang
laju pertumbuhan
dapat disimpulkan bahwa model
cadangan
devisa
yang digunakan dalam skripsi ini
terhadap variabel dependen nilai
relatif telah memenuhi syarat dan
pengaruh
beredar,
ekonomi,
dan
variabel
tahapan
pengujian
OLS
diatas,
1363
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
tidak terjadi pelanggaran asumsi.
Periode (Triwulan I 2009 – Triwulan
Hasil
IV
regresi
Analisis
OLS
pada
model
Faktor-Faktor
yang
2014),
diperoleh
persamaan
sebagai berikut:
Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah
Log (ER) = 3,367 – 0,011 I + 0,083 SB + 0,533 LOG (JUB) – 0,003 LPE –
0,411 LOG (CD)
Pengaruh Inflasi Terhadap
(2002), Agus budi santosa (2008)
Nilai Tukar
inflasi
Berdasarkan
dengan
tingkat
hasil
keyakinan
tidak
berpengaruh
secara
regresi
signifikan terhadap nilai tukar. Artinya
95%,
dalam keadaan inflasi yang tinggi
inflasi berpengaruh negatif dan tidak
ataupun
signifikan terhadap nilai tukar. Maka
berpengaruh
hipotesis yang menyatakan bahwa
tukar. Ini merupakan penyebab dari
inflasi
Negara
berpengaruh
signifikan
rendah
tidak
pada
akan
fluktuasi
Indonesia
nilai
cenderung
terhadap nilai tukar di tolak. Hal
melakukan impor walaupun ada pada
tersebut sejalan dengan peneilitian
inflasi
yang dilakukan oleh Immamudin
Sementara untuk melakukan impor
Yuliadi
hasil
tersebut pembayaran menggunakan
baik
valuta
(2007)
penelitiannya
dimana
menunjukan
domestik
asing,
yang
yang
valuta
rendah.
akhirnya
dalam jangka pendek ataupun jangka
permintaan
asing
terus
panjang inflasi tidak berpengaruh
meningkat. Berikut dapat dilihat grafik
secara signifikan terhadap nilai tukar.
dari inflasi dengan surplus atau defisit
Begitupun dengan penelitian yang
neraca transaksi berjalan (current
dilakukan oleh Adwin surja atmadja
account).
1365
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI
NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin
__________________________________________________________________
Gambar 1.4. Inflasi dengan current account
Sumber : Bank Indonesia
adanya hal tersebut walaupun dalam
Surplus dari current acccount
menggambarkan bahwa nilai ekspor
keadaan inflasi yang rendah ataupun
lebih
impor,
tinggi, permintaan valuta asing akan
current
terus meningkat yang menyebabkan
besar
sementara
dari
defisit
nilai
dari
acccount menggambarkan bahwa
depresiasi nilai tukar.
Menurut
impor lebih besar daripada ekspor.
Nopirin
(1997),
Dari gambar tersebut dapat dilihat
Perhitungan dengan menggunakan
bahwa current account cenderung
teori PPP kurang mencerminkan
mengalami defisit dari periode ke
kenyataan
periode, menandakan bahwa nilai
negara-negara
impor
meningkat
teori lain yang membahas salah
walau inflasi ada pada tingkat yang
satunya teori keseimbangan internal
rendah, dan tentunya ini juga berlaku
dan eksternal yang dikemukakan
terhadap fluktuasi nilai tukar. Jadi,
oleh Mundell-Flemming.
dapat
terus
menerus
disimpulkan
bahwa
kurs
yang
terjadi
berkembang
di
Ada
atas
Pengaruh BI Rate terhadap
signifikan
Nilai Tukar
Hipotesis yang menyatakan bahwa
Berdasarkan
hasil
regresi
BI
Rate
terhadap
nilai
berpengaruh
tukar.
signifikan
dengan tingkat keyakinan 95%, BI
terhadap nilai tukar diterima. Hasil uji
Rate
sesuai
1366
berpengaruh
positif
dan
dengan
penelitian
yang
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
dilakukan Roshinta Puspitaningrum
memberikan jaminan nilai tukar mata
(2014), Muhammadinah (2011), Rizki
uang
Ansori (2010) dimana suku bunga
Implikasi dari teori ini adalah bahwa
berpengaruh signifikan terhadap nilai
investor tidak bisa menanamkan
tukar. Kemudian sesuai juga dengan
dananya ke negara yang tingkat suku
penelitian yang dilakukan oleh Agus
bunganya tinggi dengan harapan
Budi Santosa (2008) tingkat suku
mendapatkan keuntungan yang lebih
bunga baik dalam jangka pendek
besar pula.
ataupun
secara
menguat.
Tingkat BI Rate yang tinggi,
signifikan
akan mendorong kenaikan tingkat
suku bunga nominal, apabila suku
terhadap nilai tukar.
Teori
negara
panjang
jangka
berpengaruh
suatu
yang
menjelaskan
bunga
nominal
naik
maka
bunga
menurunkan tingkat investasi, yang
terhadap nilai tukar mata uang asing
akhirnya permintaan akan mata uang
adalah Interest rate parity theory.
domestik
Tingkat bunga yang tinggi tidak
menyebabkan depresiasi nilai tukar.
pengaruh
tingkat
Pengaruh
suku
Jumlah
berkurang
Uang
Dalam
Beredar terhadap Nilai Tukar
mengambang,
Berdasarkan
dengan
tingkat
hasil
keyakinan
sistem
dan
nilai
kebijakan
tukar
moneter
regresi
memberikan pengaruh yang besar
95%,
pada produk domestik bruto dan
jumlah uang beredar berpengaruh
pendapatan.
positif dan signifikan terhadap nilai
moneter melakukan operasi pasar
tukar. Hipotesis yang menyatakan
terbuka dengan membeli obligasi
jumlah uang beredar berpengaruh
yang ada di masyarakat. Maka
signifikan
tukar
otoritas moneter membayar dengan
diterima. Hasil uji sesuai dengan
berupa uang kepada masyarakat
penelitian
atas
terhadap
yang
nilai
dilakukan
oleh
Misalnya,
adanya
pembelian
otoritas
obligasi
Immamudin Yuliadi (2007), dan Rizki
tersebut, ini menandakan bahwa
Anshori(2010) dimana jumlah uang
terjadinya
pertambahan
pada
beredar
berpengaruh
penawaran
uang
uang
terhadap
nilai
tukar.
signifikan
Indikasinya
(jumlah
beredar). Atas adanya pertambahan
adalah bahwa peningkatan jumlah
jumlah
uang
beredar
uang beredar akan mendepresiasi
kemampuan
nilai tukar.
memberikan pinjaman meningkat,
bank
umum
maka
untuk
1367
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI
NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin
__________________________________________________________________
dan suku bunga turun. Penurunan
impor. Dalam keadaan ini permintaan
suku
akan mata uang asing lebih besar
bunga
keadaan
akan
memperburuk
neraca
pembayaran.
dari
penawarannya,
yang
finansial
mengakibatkan tekanan depresiasi
memburuk atas adanya aliran dana
terhadap nilai tukar (mata uang
keluar. Neraca transaksi berjalan
domestik terdepresiasi).
Neraca
modal
dan
memburuk atas adanya kenaikan
Pengaruh Laju Pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang stabil dan
Ekonomi
cenderung mengalami peningkatan
terhadap
Nilai
Tukar
diwujudkan dengan impor lebih besar
Berdasarkan
hasil
regresi
daripada
ekspor.
Hal
ini
dengan tingkat keyakinan 95%, laju
menyebabkan fundamental ekonomi
pertumbuhan ekonomi berpengaruh
yang kurang baik dan kemudian
secara negatif dan tidak signifikan
berdampak
terhadap nilai tukar. Hipotesis yang
makroekonomi Indonesia. Kondisi ini
menyatakan
menyebabkan orang akan cenderung
ekonomi
laju
pertumbuhan
berpengaruh
secara
pula
untuk lebih memilih barang daripada
signifikan terhadap nilai tukar di tolak.
memegang
Kemudian
rupiah akan melemah
hubungan
laju
terhadap
uang
sehingga
pertumbuhan ekonomi dengan nilai
(terdepresiasi).
tukar adalah negatif, yaitu jika laju
walaupun
pertumbuhan ekonomi tinggi maka
ekonomi Indonesia yang relatif besar
akan mengapresiasi nilai tukar rupiah
dan terus mengalami peningkatan
terhadap
ternyata berpengaruh tidak signifikan
sesuai
dolar.
dengan
dilakukan
Hasil
penelitian
penelitian
oleh
yang
Roshinta
Oleh
nilai
tingkat
karena
itu
pertumbuhan
dan memiliki pengaruh berbanding
terbalik dengan nilai tukar rupiah.
Puspitaningrum (2014), dan Adwin
Argumen ini sesuai dengan Thomas
Surja Atmadja (2002), dimana laju
A. Pugel, dimana dalam bukunya
pertumbuhan
menerangkan
berpengaruh
ekonomi
secara
tidak
signifikan
Hubungan tidak signifikan ini
1368
karena
rates.
policy
with
Menjelaskan
bagaimana kebijakan fiskal dalam
terhadap nilai tukar.
disebabkan
exchange
fiscal
pertumbuhan
sistem nilai tukar mengambang.
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
Menurut Thomas A. Pugel
domestik dan juga membuat mata
(2004:626), Kebijakan fiskal erat
uang
kaitannya dengan penerimaan dan
Argumen tersebut bisa salah,
pengeluaran
Jika
hanya mempertimbangkan dampak
menaikan
dari adanya kenaikan pendapatan
pemerintah.
pemerintah
domestik
pengeluarannya atau menurunkan
terhadap
tarif
pendapatan
pajak,
itu
akan
membuat
ter
nilai
apresiasi.
tukar,
tidak
jika
Karena
mempunyai
naik
kekuatan untuk memberikan dampak
(naiknya produk domestik bruto) atas
hanya dengan pendapatan saja.
adanya
Menurut keynesian, dampak dari
produksi
dan
pendapatan
pengeluaran
pemerintah
yang tinggi atau penarikan pajak
adanya
yang rendah.
pemerintah atau permintaan agregat
Pertumbuhan
pendapatan
tambahan
pengeluaran
lainnya akan menciptkan kenaikan
dorongan
pendapatan.
produktifitas. Pertambahan transaksi
pendapatan
menghubungkan
mungkin juga tidak bisa memperkuat
merupakan
hasil
dari
produksi
yang
tinggi dan juga kenaikan pendapatan
akan
menciptakan
Kenaikan
mungkin
dari
bisa
atau
nilai mata uang domestik.
Karena dampak
tambahan
utamanya
permintaan terhadap mata uang
adalah inflasi di Negara kita ( atau
domestik.
tambahan
membuat negara kita melakukan
permintaan ini tidak akan terpenuhi,
impor), sehingga ini adalah alasan
karena persediaan uang tidak di
terjadinya penurunan nilai mata uang
tambah.
domestik (depresiasi).
Tetapi
Yang
selanjutnya
akan
menambah nilai guna dari mata uang
Hubungan
Pengaruh
Cadangan
Devisa
terhadap Nilai Tukar
Berdasarkan
dengan
tingkat
cadangan
secara
regresi
keyakinan
devisa
negatif
95%,
berpengaruh
dan
signifikan
devisa
terhadap nilai tukar adalah negatif,
dimana
hasil
cadangan
semakin
besar
jumlah
cadangan devisa di Indonesia, akan
membuat
nilai
tukar
menguat
(terapresiasi). Hasil penelitian ini
sejalan
dengan
penelitian
yang
terhadap nilai tukar. Hipotesis yang
dilakukan oleh Immamudin yuliadi
menyatakan
cadangan
devisa
(2007), dan Asep machpudin (2013)
berpengaruh
secara
signifikan
dengan pendekatan teori neraca
terhadap
nilai
tukar
diterima.
pembayaran,
Asep
machpudin
1369
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI
NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin
__________________________________________________________________
menjadikan
cadangan
devisa
account.
Negara
memupuk
menjadi dua variabel yaitu current
cadangan devisa sebagai penyangga
account dan capital account, namun
(buffer
keduanya
ketidakseimbangan
juga
sama-sama
stock)
internasional.
mempengaruhi nilai tukar.
mengantisipasi
BOP
Pembuat
kebijakan
Cadangan devisa merupakan
termasuk bank sentral mengadopsi
jaminan bagi tercapainya stabilitas
aturan tradisional yaitu suatu negara
moneter dan perekonomian makro
mempertahankan cadangan devisa,
suatu negara. Pemupukan cadangan
dengan
devisa mengatur permintaan dan
membayar
penawaran valas sebagai akibat
membayar utang luar negeri minimal
adanya
selama 3 bulan.
transaksi
dari
current
nilai
yang
harus
transaksi
dapat
impor
dan
Elastisitas Tingkat Inflasi, Tingkat
Suku Bunga (BI Rate), Jumlah
Uang Beredar, Laju Pertumbuhan
Ekonomi, Serta Cadangan Devisa
Secara Parsial Maupun Secara
Bersama-Sama
Terhadap
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah.
Elastisitas inflasi terhadap nilai
elastisitas inflasi terhadap nilai tukar
tukar
adalah inelastic dan bukan elastic.
Setelah
pengolahan
data
dilakukan
diperoleh
nilai
elastisitas sebesar 0,011336, maka
Artinya bahwa setiap kenaikan inflasi
sebesar 1% akan mengapresiasi nilai
tukar sebesar 0,011336%.
H0 diterima, yang artinya bahwa
elastisitas BI Rate terhadap nilai
Elastisitas BI Rate terhadap
tukar adalah inelastic dan bukan
nilai tukar
elastic.
Setelah
pengolahan
data
dilakukan
diperoleh
nilai
elastisitas sebesar 0,083312 maka
Artinya
bahwa
setiap
kenaikan BI Rate sebesar 1% akan
mendepresiasi nilai tukar sebesar
0,083312%.
H0 diterima, yang artinya bahwa
Elastisitas
jumlah
uang
elastisitas sebesar 0,533511 maka
beredar terhadap nilai tukar
Setelah
pengolahan
1370
data
H0 diterima, yang artinya bahwa
dilakukan
diperoleh
nilai
elastisitas
jumlah
uang
beredar
terhadap nilai tukar adalah inelastic
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI
NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin
__________________________________________________________________
dan bukan elastic. Artinya bahwa
sebesar 1% akan mendepresiasi nilai
setiap kenaikan jumlah uang beredar
tukar sebesar 0,533511%.
Elastisitas laju pertumbuhan
terhadap nilai tukar adalah inelastic
ekonomi terhadap nilai tukar
dan bukan elastic. Artinya bahwa
Setelah
pengolahan
dilakukan
data
diperoleh
nilai
setiap kenaikan laju pertumbuhan
ekonomi
sebesar
1%
akan
elastisitas sebesar 0,002786 maka
mengapresiasi nilai tukar sebesar
H0 diterima, yang artinya bahwa
0,002786%.
elastisitas laju pertumbuhan ekonomi
Elastisitas cadangan devisa
terhadap nilai tukar adalah inelastic
terhadap nilai tukar
dan bukan elastic. Artinya bahwa
Setelah
pengolahan
dilakukan
data
diperoleh
nilai
setiap kenaikan laju pertumbuhan
ekonomi
sebesar
1%
akan
elastisitas sebesar 0,411448 maka
mengapresiasi nilai tukar sebesar
H0 diterima, yang artinya bahwa
0,411448%.
elastisitas laju pertumbuhan ekonomi
KESIMPULAN
akan
mendepresiasi
nilai
tukar
penelitian
sebesar 0,083312%. Jumlah uang
Triwulan I 2009 sampai dengan
beredar berpengaruh secara positif
Triwulan IV 2014, inflasi berpengaruh
dan signifikan terhadap nilai tukar.
secara negatif dan tidak signifikan
Elastisitas
terhadap nilai tukar dan Elastisitas
terhadap nilai tukar adalah inelastik,
inflasi terhadap nilai tukar adalah
apabila
inelastik, apabila terjadi kenaikan
ditambah sebesar 1% maka akan
inflasi
mendepresiasi nilai tukar sebesar
Pada
sebesar
periode
1%
maka
akan
jumlah
jumlah
uang
uang
beredar
mengapresiasi nilai tukar sebesar -
0,533511%.
0,011336%. BI Rate berpengaruh
ekonomi berpengaruh secara negatif
positif dan signifikan terhadap nilai
dan tidak signifikan terhadap nilai
tukar. Elastisitas BI Rate terhadap
tukar. Elastisitas laju pertumbuhan
nilai tukar adalah inelastik, apabila BI
ekonomi terhadap nilai tukar adalah
Rate dinaikan sebesar 1% maka
inelastik, apabila terjadi kenaikan
1372
Laju
beredar
pertumbuhan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI
NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin
__________________________________________________________________
pertumbuhan ekonomi sebesar 1%
mengapresiasi nilai tukar sebesar
akan
tukar
0,411448%. Secara bersama-sama
Cadangan
variabel fundamental ekonomi yang
devisa berpengaruh secara negatif
mempengaruhi nilai tukar rupiah yaitu
dan signifikan terhadap nilai tukar.
inflasi, BI Rate, jumlah uang beredar
Elastisitas cadangan devisa terhadap
laju
nilai tukar adalah inelastik, apabila
cadangan
terjadi tambahan cadangan devisa
secara signifikan terhadap fluktuasi
sebesar
nilai tukar rupiah.
mengapresiasi
sebesar
0,002786%.
1%
nilai
maka
akan
DAFTAR PUSTAKA
Achsani, N.A. (2008). “Keterkaitan
Inflasi dengan Nilai Tukar Riil :
Analisis
Komparatif antara Asean +3, Uni
Eropa, dan Amerika
Utara”. Jurnal Ekonomi.
(3). 231-249.
Amalia,
L.
(2007).
Ekonomi
Internasional.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Atmadja, A.S. (2002). “Analisa
Pergerakan Nilai Tukar
Rupiah terhadap Dolar
Amerika
Setelah
Diterapkannya Kebijakan
Sistem
Nilai
Tukar
Mengambang
Bebas
di
Indonesia”.
Jurnal
Akuntansi & Keuangan 4.
(1). 69-78.
Bank Indonesia. (2014). Dampak
Pembalikan Modal dan
Threshold Defisit Neraca
Berjalan terhadap Nilai
Tukar Rupiah. Jakarta:
BI
Boediono (1985). Ekonomi Moneter.
Yogyakarta: BPFE.
Case, K.E. dan Fair, R.C. (2002).
Prinsip-Prinsip Ekonomi
Mikro. Jakarta : PT.
Prenhallindo.
1372
pertumbuhan
devisa
ekonomi,
dan
berpengaruh
Dewayany, H.P. (2012). Analisis
Pengaruh Fluktuasi Nilai
Tukar Rupiah Pasca
Penerapan Sistem Nilai Tukar
Mengambang Terkendali
dan Implikasi Penerapan
Inflation Targeting Frame
Work (ITF) terhadap
Inflasi di Indonesia. Tesis
FE UI.
UI Depok: tidak diterbitkan.
Doddy
Ariefianto,
M
(2012).
Ekonometrika esensi dan
aplikasi menggunakan
eviews.
Jakarta:
Erlangga.
Halwani,
H
(2005).
Ekonomi
Internasional
dan
Globalisasi
Ekonomi.
Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Machpudin, A (2013). “Analisis
Pengaruh
Neraca
Pembayaran terhadap
Nilai
Tukar Rupiah”. Jurnal
Dinamika Manajemen 1.
(3). 225-238.
Muhammadinah (2011). “Pengaruh
Tingkat Suku Bunga
Bank Indonesia dan
Tingkat Inflasi terhadap
Nilai Tukar Rupiah atas
Dolar Amerika”. Jurnal
Ekonomi dan Informasi
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
Akuntansi 1. (2). 118128.
Nawatini, S. (2012). “Volatilitas Nilai
Tukar dan Perdagangan
Internasional”.
Dinamika
Akuntansi,
Keuangan,
dan
Perbankan 1. (1). 41-56.
Noor, Z.Z. (2011). “Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga, dan Jumlah
Uang Beredar
terhadap Nilai Tukar”.
Trikonomika 10. (2). 139147.
Nopirin
(1999).
Ekonomi
Internasional.
Yogyakarta : BPFE
Pratadiredja, A. (1997). Perhitungan
Pendapatan
Nasional.
Yogyakarta:
LP3ES,
Jakarta.
Pugel, T.A. (2004). International
Economics 12th edition.
Singapore : Mc Graw
Hill Singapore
Puspitaningrum, R. et al (2014).
“Pengaruh
Tingkat
Inflasi, Tingkat Suku
Bunga
SBI,
dan
Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Nilai Tukar
Rupiah Studi pada Bank
Indonesia Periode Tahun
2003-2012”.
Jurnal
Administrasi Bisnis 8. (1).
1-8.
Santosa, A.B. (2008). “Kemampuan
Inflasi
pada
Model
Purchasing Power Parity
dalam menjelaskan Nilai
Tukar Rupiah terhadap
Dolar Amerika Serikat”.
Jurnal
Bisnis
dan
Ekonomi 15. (1). 39-53.
Sukirno, S (2011). Makroekonomi
Teori
Pengantar.
Jakarta: Rajawali Press.
Widarjono, A. (2007). Ekonometrika
Teori dan Aplikasi Untuk
Ekonomi dan
Bisnis. Sleman :Ekonisia
Yuliadi, I (2007). “ Analisis Nilai Tukar
Rupiah dan Implikasinya
pada
Perekonomian
Indonesia:
Pendekatan
Error
Correction Model (ECM).
Jurnal
Ekonomi Pembangunan
8. (1). 146-162.
1373
Download