JIE Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN : 2301-8828 Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap Pad Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2014 Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014 Ade Komaludin, Asep Yusup Hanapia, Dewi Yani Nugraeni Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin Kebijakan Implementasi Dak Sub Bidang Transportasi Mengurangi Ketimpangan Antar Daerah Di Indonesia Wasifah Hanim Perdesaan Dalam Rangka Pengaruh Dependency Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Dan Disparitas Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003-2014 Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan Pengeluaran Biaya Transportasi Terhadap Mobilitas Penduduk Tidak Permanen Di Provinsi Sumatera Barat Salfadri, Agus Sutardjo Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Periode Triwulan I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budhi L.S., Rizal Akmalludin Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 : e-mail :SN [email protected] i JIE ii ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016 Pembina Beben Bahren (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi) Penanggungjawab Jumri (Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan) Pimpinan Redaksi Apip Supriadi Sekertaris Redaksi Aso Sukarso Andi Rustandi Dewan Redaksi Agus Sutardjo (FE Universitas Ekasakti Padang) Wasifah Hanim ( FE Universitas Widyatama Bandung) Latif Kharie (FE Universitas Fatimura) Asep Yusup Hanapia (FE Universitas Siliwangi ) Ade Komaludin ( FE Universitas Siliwangi) Iis Surgawati (Fe Universitas Siliwangi) M. Syurya Hidayat (FE Universitas Jambi) Ignatiamartha Hendrati (FE Universitas Veteran Jember) Dini Hariyanti ( FE Trisaksi Jakarta) Sekertariat Dwi hastuti LK, Chandra Budi LS, Encang Kadarisman, Nanang Rusliana, Fatimah Zahra Nasution Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail : [email protected] i ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016 DAFTAR ISI DEWAN REDAKSI ............................................................... ........... .. DAFTAR ISI ........................................................................ ............ PENGANTAR REDAKSI ........................................................... ............ i ii iii Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap PAD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2014 Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman ……………… 1241-1254 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014 Ade Komaludin, Asep Yusup Hanapia, Dewi Yani Nugraeni ……………… 1255-1271 Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin………………………… 1272 -1293 Kebijakan Imlementasi DAK Sub Bidang Transportasi Perdesaaan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Antar Daerah Di Indonesia Wasifah Hanim …………………………………………………………………. 1294 -1310 Pengaruh Depencncy Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal dalam Negeri, Dan Disparitas Pendapatan Terhadapa Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Barat Jawa Barat Tahun 2003 - 2014 Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa ……………………………….. 1311-1330 Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan Pengeluaran Baiaya Transportasi Terhadap Mobilitas Penduduk Tidak Permanen Di Provinsi Sumatra Barat Salfadri, Agus Sutardjo ……………………………………………………….. 1331-1352 Aanalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Periode Triwulan I 2009 -Triwulan IV 2014 1353-1373 Apip Supriadi, Chandra L.S., Rizal Akmalludin ……………………........... ii ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016 Pengantar Redaksi Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT, bahwa atas Qudrot dan Irodat Nya, penerbitan jurnal penelitian Volume 6 No 2 Juli – Desember 2016 telah selesai di susun. Pada penerbitan Volume ini terdapat perubahan dalam hal dewan redaksi, yaitu dengan meloibatkan staff pengajar dari Perguruan Tinggi di luar Unviersitas Siliwanagi Tasikmalaya, dengan harapan terjadi peningkatan kualitas penulisan pada jurnal ini. Harapan kami semoga jurnal ini menjadi pendorong dosen dalam melakukan penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas penelitian maupun kualitas akademik. Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, Aamiin Tasikmalaya, Agustus 2016 Dewan Penyunting iii ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009-TRIWULAN IV 2014 (Analysis Of Factors Affecting The Fluctuations Rupiah Exchange Rate Period Quarter I. 2009 - IV.2014) Apip Supriadi 1, Chandra Budi L.S.1 Rizal Akmalludin 2 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Universitas Siliwangi Ekonomi ABSTRACT Almost all the countries are embracing the open economy, those are opening up to international trade system and international finance system. Complexity of the payment system has been becoming complicated because of economic globalization. Exchange rate has been the one of main variable in open economic, because the payment has been using by foreign exchange. A phenomenon that occurs in Indonesia is too easy for fluctuation of exchange rate from period to period in a shorter time. The consequence of these phenomenon, multinational companies are going to facing emergencies of depreciation or appreciation, because of uncertainty of exchange rate. These research is aims to see the influences of fundamental economic factor, those are inflation, BI Rate, money supply, growth of economic. And reserves position as a technical factor. These research used OLS (Ordinary Least Square) methods with multiple semi log linier regression model. The results has shown that BI Rate, money supply, reserve position in a partial test give significant effect to fluctuation of exchange rate, while inflation and growth of economic didn’t significant to exchange rate. In a simultaneous test inflation, BI Rate, money supply, growth of economic, reserve position gave a significant effect to the fluctuation of exchange rate, then the most influential variable to the fluctuation of exchange rate was BI Rate. Keywords: Exchange rate, inflation, BI Rate, money supply, growth of economic, reserve position. ABSTRAK Hampir semua Negara menganut perekonomian terbuka, yaitu membuka diri terhadap sistem perdagangan dan sistem keuangan internasional. Kompleksitas sistem pembayarannya pun menjadi semakin tinggi akibat adanya globalisasi perekonomian. Nilai tukar merupakan salah satu variabel utama dalam perekonomian terbuka, mengingat pembayarannya menggunakan valuta asing. Fenomena yang terjadi di Indonesia, nilai tukar begitu mudah untuk berfluktuasi dari periode ke periode dalam waktu yang singkat. Konsekuensinya perusahaan perusahaan multinasional akan menghadapi kecemasan depresiasi atau apresiasi karena ketidakpastian 1 2 Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Alumni Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 nilai tukar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor fundamental ekonomi yang dapat mempengaruhi nilai tukar, diantaranya : inflasi, BI Rate, jumlah uang beredar, dan laju pertumbuhan ekonomi serta faktor teknisnya yaitu berkaitan dengan cadangan devisa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode OLS (Ordinary Least Square) dengan model regresi semi log linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa BI Rate, jumlah uang beredar, cadangan devisa secara parsial berpengaruh signifikan terhadap fluktuasi nilai tukar, sementara inflasi dan laju pertumbuhan ekonomi berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai tukar. Secara bersama-sama inflasi, BI Rate, jumlah uang beredar, laju pertumbuhan ekonomi, dan cadangan devisa berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar, serta variabel yang paling berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar adalah BI Rate. Kata Kunci : Nilai tukar, Inflasi, BI Rate, jumlah uang beredar, laju pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa. PENDAHULUAN Penentuan kurs valuta asing menjadi Latar Belakang pertimbangan penting bagi negara sistem yang terlibat dalam perdagangan perdagangan internasional, karena kurs valuta Kompleksitas pembayaran dalam internasional semakin bertambah asing berpengaruh besar terhadap tinggi dalam kondisi perekonomian biaya dan manfaat dalam global seperti yang berkembang perdagangan internasional (Hadori akhir-akhir ini. Hal tersebut terjadi Yunus, 2006). akibat semakin besarnya volume dan Berikut diagram fluktuasi dari keanekaragaman barang dan jasa nilai tukar rupiah. Nilai tukar mata yang di uang domestik terhadap mata uang negara lain. Oleh karena itu upaya asing (dolar AS), selama periode untuk meraih manfaat dari globalisasi Triwulan 1 2009 sampai dengan ekonomi harus didahului upaya untuk Triwulan 4 2014. Nilai tukar rupiah menentukan kurs valuta asing pada terus menerus mengalami fluktuasi tingkat selama periode tersebut. akan di yang perdagangkan menguntungkan. 1355 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin __________________________________________________________________ Dari diagram tersebut, dapat 2009. Pada periode ini rupiah diketahui bahwa nilai tukar rupiah terapresiasi dikarenakan pengaruh berfluktuasi dari dinamika eksternal dan domestik setiap Triwulan. Fluktuasi nilai tukar rupiah tersebut, yang ada yang dinamakan apresiasi atau sentimen positif berkembang di bursa depresiasi. Apresiasi artinya mata saham global serta proses stabilisasi uang domestik menguat terhadap pasar mata berlangsung uang Depresiasi asing. artinya Sementara mata uang positif. Dari sisi eksternal keuangan yang terus menumbuhkan optimisme bahwa proses pemulihan domestik melemah terhadap mata ekonomi global mulai berjalan. uang asing. Seiring dengan itu membaiknya risk Apresiasi nilai tukar rupiah appetite investor mendorong aliran selama periode Triwulan 1 2009 modal asing masuk ke emerging sampai dengan Triwulan 4 2014 markets terjadi sebanyak 10 kali. Apresiasi kenaikan paling periode mayoritas mata uang dunia. Di sisi Triwulan 1 2009 ke Triwulan 2 2009. domestik kinerja NPI cukup solid Nilai mengalami meningkatkan kepercayaan investor apresiasi sebesar 11,25% dengan terhadap perekonomian domestik. nominal yaitu pada Triwulan 1 2009 Sehingga sebesar 11.691,67/U$ dolar menjadi devisa yang pada gilirannya mampu 10.376/U$ dolar pada Triwulan 2 meningkatkan performa rupiah serta 1356 tinggi tukar ada pada rupiah yang bursa berimbas pada saham dan menambah cadangan Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 memperkuat keyakinan mengenai ketahanan pasar dikarenakan, pengaruh dari kinerja rupiah transaksi berjalan masih defisit. terhadap resiko gejolak di pasar Selain pengaruh dari defisit transaksi keuangan itu berjalan, pelemahan rupiah dipicu domestik juga oleh ketidakpastian di pasar yang cukup kuat dan tekanan inflasi keuangan global terkait isu tapering yang relatif masih rendah. off oleh The Fed. global. pertumbuhan Selain ekonomi Sementara itu Depresiasi nilai Atas adanya fenomena tukar rupiah selama periode Triwulan tersebut, maka perlu kita ketahui 1 2009 sampai dengan Triwulan 4 faktor apa saja yang menyebabkan 2014 kali. fluktuasi nilai tukar rupiah, karena Depresiasi paling parah terjadi pada ketidak pastian nilai tukar rupiah akan periode Triwulan 2 2013 ke Triwulan berdampak 3 2013. Nilai tukar rupiah mengalami perdagangan depresiasi sebesar 10,90% dengan dasar inilah penulis mengambil judul nominal yaitu pada Triwulan 2 2013 skripsi “Analisis Faktor-Faktor yang sebesar 9.871,67/U$ dolar menjadi mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar sebesar 10.948,33/U$ dolar pada Rupiah Periode Triwulan 1 2009 – Triwulan 3 2013. Pada periode ini Triwulan 4 2014”. terjadi sebanyak 14 pada kegiatan internasional. Atas rupiah terdepresiasi paling tinggi Tujuan Penelitian terhadap Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari dilakukannya penelitian adalah nilai tukar rupiah. 2. Mengetahui elastisitas tingkat inflasi, tingkat suku bunga (BI Rate), jumlah uang beredar, laju sebagai berikut: 1. Mengetahui fluktuasi pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi, serta inflasi, tingkat suku bunga (BI cadangan devisa secara parsial Rate), jumlah uang beredar, laju maupun secara bersama-sama pertumbuhan terhadap ekonomi, serta cadangan devisa secara parsial fluktuasi nilai tukar rupiah maupun secara bersama-sama 1357 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin __________________________________________________________________ yang diminta naik, maka harga dari KERANGKA PEMIKIRAN Inflasi erat kaitannya dengan nilai tukar mata uang. Perubahan barang dan jasa tersebut cenderung mengalami kenaikan. Akibatnya tingkat inflasi dapat mempengaruhi kegunaan tingkat permintaan mata uang di mata suatu negara. Sehingga dapat pula menurun, dan apabila melihat pada mempengaruhi perdagangan segi pemenuhan kebutuhan, barang (2006:299) dan jasa tersebut harus tetap di menjelaskan laju inflasi dalam negeri, konsumsi sampai pada akhirnya dapat mempengaruhi perdagangan terjadi impor barang dari luar negeri, internasional. suatu apabila kenaikan harga secara terus negara meningkat, maka ekspornya menerus terjadi, maka impor akan akan cenderung meningkat dan ekspor internasional. Madura Jika inflasi mengalami penurunan uang nilai domestik (disebabkan harga yang lebih tinggi). turun. Sampai Selain harga-harga itu, konsumen dan tersebut pada suatu saat dari barang perusahaan dalam negara tersebut mengalami akan menekan inflasi yang tinggi menyebabkan inflasi di dalam negeri pada mata uang suatu negara. yang dikenal dengan istilah imported Tingkat inflasi antar negara berbeda, inflation, dari fenomena tersebut sehingga perdagangan maka dapat menyebabkan kenaikan internasional dan nilai tukar akan permintaan valuta asing, karena berubah harga-harga barang impor menjadi pola sesuai dengan inflasi kenaikan, impor dan mahal, sementara permintaan akan tersebut. Inflasi menandakan bahwa terjadinya kenaikan pendapatan mata uang domestik turun yang pada akhirnya mata uang domestik yang di gambarkan oleh jumlah uang menjadi ter depresiasi. Setiap terjadi yang depresiasi rupiah terhadap Dollar beredar meningkat di dengan masyarakat tidak disertai Amerika Serikat maka akan pertambahan output produksi barang meningkatkan permintaan uang di dan yang Indonesia untuk di tukar kan terhadap akibatnya akan menaikan harga dari dolar, demikian juga sebaliknya. Hal barang dan jasa tersebut. Sesuai ini disebabkan ketika nilai rupiah dengan dan terdepresiasi maka harga barang- penawaran, apabila barang dan jasa barang impor menjadi lebih mahal 1358 jasa yang hukum tersedia, permintaan Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 sehingga diperlukan rupiah yang cadangan devisa maka nilai tukar lebih banyak guna untuk membeli akan ter depresiasi. barang impor tersebut Kelebihan (Prasojo, jumlah uang beredar, misalnya akan digunakan 2003). Suku bunga di tentukan oleh untuk impor atau membeli surat-surat bank sentral suatu negara, Tingkat berharga di luar negeri sehingga suku bunga dalam hal ini sangat terjadi aliran modal keluar, yang mempengaruhi nilai tukar mata uang berarti permintaan akan valas naik suatu negara terhadap mata uang sedangkan permintaan mata uang lainnya. bunga sendiri turun (Nopirin, 1997). Jika menentukan nilai tambah mata uang pemerintah menambah jumlah uang suatu negara. Semakin tinggi suku beredar akan menurunkan tingkat bunga, akan semakin tinggi pula bunga dan merangsang investasi ke permintaan akan mata uang negara luar negeri, sehingga terjadi aliran tersebut. Tingkat suku bunga di modal tentukan oleh bank sentral, dan menyebabkan kurs valuta asing naik apabila bank sentral dalam jangka (apresiasi). panjang selalu menaikan suku bunga penawaran uang atau jumlah uang maka trend nilai tukar mata uang beredar suatu terhadap barang yang diukur dengan (term of negara lain cenderung naik. Hal ini money) sekaligus akan menaikan akan terus berlangsung sampai ada harga valuta asing yang di ukur faktor lain yang mempengaruhi atau dengan bank sentral kembali menurunkan (Herlambang, dkk : 2001). Tingkat negara suku tersebut suku bunga nya. Menurut Arifin keluar, dan Dengan akan mata Menurut akan menaiknya menaikan uang Nopirin harga domestik (1997), (1998:4), Peningkatan suku bunga Apabila terjadi kelebihan permintaan akan menyebabkan depresiasi nilai mata uang, dan jumlah uang beredar tukar karena adanya aliran modal ke tidak bertambah, maka permintaan luar negeri, adanya aliran modal ke ini akan dipenuhi dari luar negeri luar menyebabkan yang berupa aliran modal masuk, berkurangnya valuta asing di dalam aliran modal masuk ini sebagai akibat negeri akan dari naiknya tingkat bunga dalam devisa, negeri (sebagai akibat permintaan pengurangan uang) atau oleh kenaikan ekspor negeri dan mengurangi apabila akan selanjutnya cadangan terjadi (adanya kenaikan permintaan uang 1359 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin __________________________________________________________________ berarti masyarakat menjual barang- maka akan menaikan permintaan barangnya untuk ditukarkan dengan terhadap valuta asing yang akan uang). Aliran modal masuk ini akan membuat menyebabkan neraca pembayaran terdepresiasi. surplus dan juga nilai tukar menjadi apabila pendapatan naik, secara ter apresiasi. Makin tinggi tingkat otomatis laju pertumbuhan ekonomi pertumbuhan (relatif naik. Maka harga cenderung naik, terhadap negara lain), makin besar dan dengan begitu biaya produksi kemungkinan yang barang ekspor berarti makin besar pula permintaan Secara sepintas akan valuta asing. Kurs valuta asing ekspor cenderung naik (harga mata uang kemungkinan volume ekspor turun. sendiri turun). Tetapi apabila nilai Walaupun volume ekspor nya turun, ekspor pendapatan untuk impor mata uang domestik Selanjutnya kita bahwa cenderung akan naik naik. membuat sehingga maka akan tetapi nilai ekspor nya meningkat di permintaan rupiah karenakan harga nya relatif lebih oleh negara lainnya, dengan begitu bernilai, tetapi disisi lain apabila rupiah terapresiasi. Ketika ekspor volume ekspor turun hal tersebut lebih, maka akan terjadi surplus akan neraca hal permintaan terhadap mata uang tersebut dapat di artikan bahwa domestik, bisa saja nilai mata uang ketika pendapatan nasional naik domestik terhadap mata uang asing maka permintaan akan rupiah juga tetap (stagnan) tetapi bisa saja naik dan mengapresiasi nilai tukar terdepresiasi. naik meningkatkan perdagangan. Dari berkurangnya Cadangan devisa merupakan rupiah. Menurut Lia Amalia (2007), Apabila maka membuat pendapatan laju bertambah pertumbuhan pun stok mata uang asing yang dimiliki yang digunakan sewaktu-waktu untuk transaksi dapat atau bertambah yang secara otomatis pembayaran internasional (Nilawati, akan meningkatkan jumlah impor. 2000). Posisi cadangan devisa suatu Sebaliknya pendapatan negara biasanya dinyatakan aman berkurang akan menurunkan jumlah apabila mencakupi kebutuhan impor impor. hubungan untuk jangka waktu 3 bulan. Jika bergerak cadangan devisa yang dimiliki tidak sejajar. Semakin tinggi volume impor, mencakupi kebutuhan untuk tiga jika Umumnya pendapatan dan impor 1360 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 bulan impor, maka hal itu dianggap depresiasi. Apabila posisi cadangan rawan. Tipisnya persediaan valuta devisa itu semakin tipis, maka dapat asing dapat terjadi “serbuan” (rush) terhadap menimbulkan kesulitan ekonomi bagi valuta asing dalam negeri. Apabila negara yang bersangkutan. Bukan telah demikian keadaanya, sering saja terjadi suatu negara mengalami negara tersebut kesulitan akan mengimpor pemerintah bersangkutan negara akhirnya terpaksa barang-barang yang dibutuhkannya melakukan di luar negeri, melainkan juga dapat 1996). Asumsi hubungan cadangan memerosotkan devisa dengan nilai tukar dapat dilihat kredibilitas mata uangnya. Kurs mata uangnya di devaluasi yang (Dumairy, pada gambar berikut: pasar valuta asing akan mengalami Gambar 1.2 Hubungan Cadangan Devisa Dengan Nilai Tukar Dari kurva tersebut dapat dilihat, keseimbangan keseimbangan berubah pada titik E1 mula-mula dan nilai tukar rupiah terhadap dolar pada titik E yang ditandai oleh pun menurun menjadi sebesar ER1. banyaknya cadangan devisa sebesar Penurunan nilai tukar rupiah tersebut CD0 dan nilai tukar rupiah sebesar menandakan apresiasi mata uang ER0. Pada saat cadangan devisa domestik terhadap mata uang asing. bertambah menjadi sebesar CD1 1361 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin __________________________________________________________________ Inflasi BI Rate Nilai Tukar Jumlah Uang Beredar Laju Pertumbuhan Ekonomi Cadangan Devisa Gambar 1.3 Skema Paradigma Penelitian OBJEK DAN METODE cadangan devisa (CD), Sedangkan PENELITIAN variabel tidak bebas nya yaitu Nilai Objek Penelitian tukar rupiah (ER). Objek penelitian ini Objek penelitian ini yaitu dilakukan terhadap Bank Indonesia membahas variabel bebas terdiri dari selaku tingkat inflasi (I), BI Rate (SB), jumlah bertugas untuk menjaga kestabilan uang nilai tukar rupiah. beredar pertumbuhan (JUB), ekonomi laju digunakan moneter, yang (LPE), Metode Penelitian Metode otoritas pengumpulan data sekaligus pada yang suatu saat (point time approach). penelitian Artinya, tiap subjek penelitian hanya penelitian adalah kuantitatif, dimana tujuan penelitian diobservasi sekali ini ialah untuk mempelajari dinamika pengukuran dilakukan korelasi antara faktor-faktor resiko status karakter atau variabel subjek dengan pada saat pemeriksaan. efek, pendekatan, dengan observasi Jenis Data dan Sumber Data cara saja dan terhadap atau Data yang digunakan dalam penelitian ini, jika dilihat dari cara 1362 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 data Nilai tukar rupiah, inflasi, suku bunga, sekunder. Data sekunder merupakan jumlah uang beredar, pendapatan sumber data yang diperoleh peneliti nasional, secara tidak langsung melalui media Sumber data yang diperoleh dalam perantara (diperoleh dan di catat oleh penelitian ini, yaitu: Bank Indonesia pihak lain) (Nur Indrianti, 1999:147). dan Badan Pusat Statistik. memperolehnya adalah dan cadangan devisa. Data yang diambil yaitu mengenai Rate, jumlah uang beredar, laju Metode Analisis pertumbuhan ekonomi, dan yang cadangan devisa terhadap fluktuasi digunakan adalah regresi semi log nilai tukar rupiah, baik secara parsial linier berganda. Uji regresi semi log maupun linier berganada ini digunakan untuk persamaan mengetahui regresi Metode analisis hubungan atau pengaruh antara tingkat inflasi, BI bersama-sama. semi log Adapun linier berganda, yaitu : Log ER= α + β1 I + β2 SB + log β3 JUB + log β4 LPE + log β5 CD + e Dimana: log ER = Nilai tukar rupiah I = Tingkat inflasi SB = Tingkat suku bunga (BI Rate log JUB = Jumlah uang beredar LPE = Laju pertumbuhan ekonomi log CD = Cadangan Devisa β1- β6 e = Koefisien Regresi masing-masing variabel independen = error term HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga (BI Rate), Jumlah Uang Beredar, Laju Pertumbuhan Ekonomi, Serta Cadangan Devisa Secara Parsial Maupun Secara Bersama-Sama Terhadap Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah. 1363 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 Uji Signifikan Parameter ditandakan oleh nilai probabilitas Individual / Parsial (Uji t) sebesar 0,000< 0,05 atau nilai t Inflasi berpengaruh negatif hitung sebesar 14,525> 2,101. Laju dan tidak signifikan terhadap nilai pertumbuhan ekonomi berpengaruh tukar, hal ini ditandakan oleh nilai negatif dan tidak signifikan terhadap probabilitas sebesar 0,453> 0,05 nilai tukar, hal ini ditandakan oleh atau nilai t hitung sebesar -0,76 7< nilai probabilitas sebesar 0,305> 0,05 2,101. BI Rate berpengaruh positif atau nilai t hitung sebesar -1,054 < dan signifikan terhadap nilai tukar, 2,101. hal berpengaruh negatif dan signifikan ini ditandakan oleh nilai Cadangan probabilitas sebesar 0,000< 0,05 terhadap atau nilai t hitung sebesar 10,639> ditandakan oleh nilai probabilitas 2,101. sebesar 0,000 < 0,05 atau nilai t Jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai takar, hal nilai devisa tukar, hal ini hitung sebesar -10,718> 2,101. ini Uji Secara Bersama-Sama hipotesis nol artinya bahwa variabel (Uji F) independen inflasi, BI Rate, jumlah Dari hasil uji F diperoleh nilai uang beredar, laju pertumbuhan F statistik yaitu sebesar 103,127 dan ekonomi, F tabel dengan nilai yaitu 2,77. Maka secara bersama sama mempunyai dapat disimpulkan bahwa F statistik > pengaruh yang signifikan terhadap F variabel nilai tukar. tabel, yang artinya menolak dan cadangan devisa Uji Koefisien Determinasi (R2 tukar yaitu sebesar 96,63% dan / Goodness of fit) sisanya 3,37% merupakan pengaruh Dari hasil pengolahan data 2 diperoleh nila R 0,966269 atau yaitu sebesar 96,63%. Nilai variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam penelitian. Setelah dilakukan koefisien determinasi menunjukan serangkaian besarnya pelanggaran asumsi independen inflasi, BI Rate, jumlah sebagaimana pemaparan uang laju pertumbuhan dapat disimpulkan bahwa model cadangan devisa yang digunakan dalam skripsi ini terhadap variabel dependen nilai relatif telah memenuhi syarat dan pengaruh beredar, ekonomi, dan variabel tahapan pengujian OLS diatas, 1363 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 tidak terjadi pelanggaran asumsi. Periode (Triwulan I 2009 – Triwulan Hasil IV regresi Analisis OLS pada model Faktor-Faktor yang 2014), diperoleh persamaan sebagai berikut: Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Log (ER) = 3,367 – 0,011 I + 0,083 SB + 0,533 LOG (JUB) – 0,003 LPE – 0,411 LOG (CD) Pengaruh Inflasi Terhadap (2002), Agus budi santosa (2008) Nilai Tukar inflasi Berdasarkan dengan tingkat hasil keyakinan tidak berpengaruh secara regresi signifikan terhadap nilai tukar. Artinya 95%, dalam keadaan inflasi yang tinggi inflasi berpengaruh negatif dan tidak ataupun signifikan terhadap nilai tukar. Maka berpengaruh hipotesis yang menyatakan bahwa tukar. Ini merupakan penyebab dari inflasi Negara berpengaruh signifikan rendah tidak pada akan fluktuasi Indonesia nilai cenderung terhadap nilai tukar di tolak. Hal melakukan impor walaupun ada pada tersebut sejalan dengan peneilitian inflasi yang dilakukan oleh Immamudin Sementara untuk melakukan impor Yuliadi hasil tersebut pembayaran menggunakan baik valuta (2007) penelitiannya dimana menunjukan domestik asing, yang yang valuta rendah. akhirnya dalam jangka pendek ataupun jangka permintaan asing terus panjang inflasi tidak berpengaruh meningkat. Berikut dapat dilihat grafik secara signifikan terhadap nilai tukar. dari inflasi dengan surplus atau defisit Begitupun dengan penelitian yang neraca transaksi berjalan (current dilakukan oleh Adwin surja atmadja account). 1365 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin __________________________________________________________________ Gambar 1.4. Inflasi dengan current account Sumber : Bank Indonesia adanya hal tersebut walaupun dalam Surplus dari current acccount menggambarkan bahwa nilai ekspor keadaan inflasi yang rendah ataupun lebih impor, tinggi, permintaan valuta asing akan current terus meningkat yang menyebabkan besar sementara dari defisit nilai dari acccount menggambarkan bahwa depresiasi nilai tukar. Menurut impor lebih besar daripada ekspor. Nopirin (1997), Dari gambar tersebut dapat dilihat Perhitungan dengan menggunakan bahwa current account cenderung teori PPP kurang mencerminkan mengalami defisit dari periode ke kenyataan periode, menandakan bahwa nilai negara-negara impor meningkat teori lain yang membahas salah walau inflasi ada pada tingkat yang satunya teori keseimbangan internal rendah, dan tentunya ini juga berlaku dan eksternal yang dikemukakan terhadap fluktuasi nilai tukar. Jadi, oleh Mundell-Flemming. dapat terus menerus disimpulkan bahwa kurs yang terjadi berkembang di Ada atas Pengaruh BI Rate terhadap signifikan Nilai Tukar Hipotesis yang menyatakan bahwa Berdasarkan hasil regresi BI Rate terhadap nilai berpengaruh tukar. signifikan dengan tingkat keyakinan 95%, BI terhadap nilai tukar diterima. Hasil uji Rate sesuai 1366 berpengaruh positif dan dengan penelitian yang Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 dilakukan Roshinta Puspitaningrum memberikan jaminan nilai tukar mata (2014), Muhammadinah (2011), Rizki uang Ansori (2010) dimana suku bunga Implikasi dari teori ini adalah bahwa berpengaruh signifikan terhadap nilai investor tidak bisa menanamkan tukar. Kemudian sesuai juga dengan dananya ke negara yang tingkat suku penelitian yang dilakukan oleh Agus bunganya tinggi dengan harapan Budi Santosa (2008) tingkat suku mendapatkan keuntungan yang lebih bunga baik dalam jangka pendek besar pula. ataupun secara menguat. Tingkat BI Rate yang tinggi, signifikan akan mendorong kenaikan tingkat suku bunga nominal, apabila suku terhadap nilai tukar. Teori negara panjang jangka berpengaruh suatu yang menjelaskan bunga nominal naik maka bunga menurunkan tingkat investasi, yang terhadap nilai tukar mata uang asing akhirnya permintaan akan mata uang adalah Interest rate parity theory. domestik Tingkat bunga yang tinggi tidak menyebabkan depresiasi nilai tukar. pengaruh tingkat Pengaruh suku Jumlah berkurang Uang Dalam Beredar terhadap Nilai Tukar mengambang, Berdasarkan dengan tingkat hasil keyakinan sistem dan nilai kebijakan tukar moneter regresi memberikan pengaruh yang besar 95%, pada produk domestik bruto dan jumlah uang beredar berpengaruh pendapatan. positif dan signifikan terhadap nilai moneter melakukan operasi pasar tukar. Hipotesis yang menyatakan terbuka dengan membeli obligasi jumlah uang beredar berpengaruh yang ada di masyarakat. Maka signifikan tukar otoritas moneter membayar dengan diterima. Hasil uji sesuai dengan berupa uang kepada masyarakat penelitian atas terhadap yang nilai dilakukan oleh Misalnya, adanya pembelian otoritas obligasi Immamudin Yuliadi (2007), dan Rizki tersebut, ini menandakan bahwa Anshori(2010) dimana jumlah uang terjadinya pertambahan pada beredar berpengaruh penawaran uang uang terhadap nilai tukar. signifikan Indikasinya (jumlah beredar). Atas adanya pertambahan adalah bahwa peningkatan jumlah jumlah uang beredar uang beredar akan mendepresiasi kemampuan nilai tukar. memberikan pinjaman meningkat, bank umum maka untuk 1367 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin __________________________________________________________________ dan suku bunga turun. Penurunan impor. Dalam keadaan ini permintaan suku akan mata uang asing lebih besar bunga keadaan akan memperburuk neraca pembayaran. dari penawarannya, yang finansial mengakibatkan tekanan depresiasi memburuk atas adanya aliran dana terhadap nilai tukar (mata uang keluar. Neraca transaksi berjalan domestik terdepresiasi). Neraca modal dan memburuk atas adanya kenaikan Pengaruh Laju Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan Ekonomi cenderung mengalami peningkatan terhadap Nilai Tukar diwujudkan dengan impor lebih besar Berdasarkan hasil regresi daripada ekspor. Hal ini dengan tingkat keyakinan 95%, laju menyebabkan fundamental ekonomi pertumbuhan ekonomi berpengaruh yang kurang baik dan kemudian secara negatif dan tidak signifikan berdampak terhadap nilai tukar. Hipotesis yang makroekonomi Indonesia. Kondisi ini menyatakan menyebabkan orang akan cenderung ekonomi laju pertumbuhan berpengaruh secara pula untuk lebih memilih barang daripada signifikan terhadap nilai tukar di tolak. memegang Kemudian rupiah akan melemah hubungan laju terhadap uang sehingga pertumbuhan ekonomi dengan nilai (terdepresiasi). tukar adalah negatif, yaitu jika laju walaupun pertumbuhan ekonomi tinggi maka ekonomi Indonesia yang relatif besar akan mengapresiasi nilai tukar rupiah dan terus mengalami peningkatan terhadap ternyata berpengaruh tidak signifikan sesuai dolar. dengan dilakukan Hasil penelitian penelitian oleh yang Roshinta Oleh nilai tingkat karena itu pertumbuhan dan memiliki pengaruh berbanding terbalik dengan nilai tukar rupiah. Puspitaningrum (2014), dan Adwin Argumen ini sesuai dengan Thomas Surja Atmadja (2002), dimana laju A. Pugel, dimana dalam bukunya pertumbuhan menerangkan berpengaruh ekonomi secara tidak signifikan Hubungan tidak signifikan ini 1368 karena rates. policy with Menjelaskan bagaimana kebijakan fiskal dalam terhadap nilai tukar. disebabkan exchange fiscal pertumbuhan sistem nilai tukar mengambang. Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 Menurut Thomas A. Pugel domestik dan juga membuat mata (2004:626), Kebijakan fiskal erat uang kaitannya dengan penerimaan dan Argumen tersebut bisa salah, pengeluaran Jika hanya mempertimbangkan dampak menaikan dari adanya kenaikan pendapatan pemerintah. pemerintah domestik pengeluarannya atau menurunkan terhadap tarif pendapatan pajak, itu akan membuat ter nilai apresiasi. tukar, tidak jika Karena mempunyai naik kekuatan untuk memberikan dampak (naiknya produk domestik bruto) atas hanya dengan pendapatan saja. adanya Menurut keynesian, dampak dari produksi dan pendapatan pengeluaran pemerintah yang tinggi atau penarikan pajak adanya yang rendah. pemerintah atau permintaan agregat Pertumbuhan pendapatan tambahan pengeluaran lainnya akan menciptkan kenaikan dorongan pendapatan. produktifitas. Pertambahan transaksi pendapatan menghubungkan mungkin juga tidak bisa memperkuat merupakan hasil dari produksi yang tinggi dan juga kenaikan pendapatan akan menciptakan Kenaikan mungkin dari bisa atau nilai mata uang domestik. Karena dampak tambahan utamanya permintaan terhadap mata uang adalah inflasi di Negara kita ( atau domestik. tambahan membuat negara kita melakukan permintaan ini tidak akan terpenuhi, impor), sehingga ini adalah alasan karena persediaan uang tidak di terjadinya penurunan nilai mata uang tambah. domestik (depresiasi). Tetapi Yang selanjutnya akan menambah nilai guna dari mata uang Hubungan Pengaruh Cadangan Devisa terhadap Nilai Tukar Berdasarkan dengan tingkat cadangan secara regresi keyakinan devisa negatif 95%, berpengaruh dan signifikan devisa terhadap nilai tukar adalah negatif, dimana hasil cadangan semakin besar jumlah cadangan devisa di Indonesia, akan membuat nilai tukar menguat (terapresiasi). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang terhadap nilai tukar. Hipotesis yang dilakukan oleh Immamudin yuliadi menyatakan cadangan devisa (2007), dan Asep machpudin (2013) berpengaruh secara signifikan dengan pendekatan teori neraca terhadap nilai tukar diterima. pembayaran, Asep machpudin 1369 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin __________________________________________________________________ menjadikan cadangan devisa account. Negara memupuk menjadi dua variabel yaitu current cadangan devisa sebagai penyangga account dan capital account, namun (buffer keduanya ketidakseimbangan juga sama-sama stock) internasional. mempengaruhi nilai tukar. mengantisipasi BOP Pembuat kebijakan Cadangan devisa merupakan termasuk bank sentral mengadopsi jaminan bagi tercapainya stabilitas aturan tradisional yaitu suatu negara moneter dan perekonomian makro mempertahankan cadangan devisa, suatu negara. Pemupukan cadangan dengan devisa mengatur permintaan dan membayar penawaran valas sebagai akibat membayar utang luar negeri minimal adanya selama 3 bulan. transaksi dari current nilai yang harus transaksi dapat impor dan Elastisitas Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga (BI Rate), Jumlah Uang Beredar, Laju Pertumbuhan Ekonomi, Serta Cadangan Devisa Secara Parsial Maupun Secara Bersama-Sama Terhadap Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah. Elastisitas inflasi terhadap nilai elastisitas inflasi terhadap nilai tukar tukar adalah inelastic dan bukan elastic. Setelah pengolahan data dilakukan diperoleh nilai elastisitas sebesar 0,011336, maka Artinya bahwa setiap kenaikan inflasi sebesar 1% akan mengapresiasi nilai tukar sebesar 0,011336%. H0 diterima, yang artinya bahwa elastisitas BI Rate terhadap nilai Elastisitas BI Rate terhadap tukar adalah inelastic dan bukan nilai tukar elastic. Setelah pengolahan data dilakukan diperoleh nilai elastisitas sebesar 0,083312 maka Artinya bahwa setiap kenaikan BI Rate sebesar 1% akan mendepresiasi nilai tukar sebesar 0,083312%. H0 diterima, yang artinya bahwa Elastisitas jumlah uang elastisitas sebesar 0,533511 maka beredar terhadap nilai tukar Setelah pengolahan 1370 data H0 diterima, yang artinya bahwa dilakukan diperoleh nilai elastisitas jumlah uang beredar terhadap nilai tukar adalah inelastic ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin __________________________________________________________________ dan bukan elastic. Artinya bahwa sebesar 1% akan mendepresiasi nilai setiap kenaikan jumlah uang beredar tukar sebesar 0,533511%. Elastisitas laju pertumbuhan terhadap nilai tukar adalah inelastic ekonomi terhadap nilai tukar dan bukan elastic. Artinya bahwa Setelah pengolahan dilakukan data diperoleh nilai setiap kenaikan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1% akan elastisitas sebesar 0,002786 maka mengapresiasi nilai tukar sebesar H0 diterima, yang artinya bahwa 0,002786%. elastisitas laju pertumbuhan ekonomi Elastisitas cadangan devisa terhadap nilai tukar adalah inelastic terhadap nilai tukar dan bukan elastic. Artinya bahwa Setelah pengolahan dilakukan data diperoleh nilai setiap kenaikan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1% akan elastisitas sebesar 0,411448 maka mengapresiasi nilai tukar sebesar H0 diterima, yang artinya bahwa 0,411448%. elastisitas laju pertumbuhan ekonomi KESIMPULAN akan mendepresiasi nilai tukar penelitian sebesar 0,083312%. Jumlah uang Triwulan I 2009 sampai dengan beredar berpengaruh secara positif Triwulan IV 2014, inflasi berpengaruh dan signifikan terhadap nilai tukar. secara negatif dan tidak signifikan Elastisitas terhadap nilai tukar dan Elastisitas terhadap nilai tukar adalah inelastik, inflasi terhadap nilai tukar adalah apabila inelastik, apabila terjadi kenaikan ditambah sebesar 1% maka akan inflasi mendepresiasi nilai tukar sebesar Pada sebesar periode 1% maka akan jumlah jumlah uang uang beredar mengapresiasi nilai tukar sebesar - 0,533511%. 0,011336%. BI Rate berpengaruh ekonomi berpengaruh secara negatif positif dan signifikan terhadap nilai dan tidak signifikan terhadap nilai tukar. Elastisitas BI Rate terhadap tukar. Elastisitas laju pertumbuhan nilai tukar adalah inelastik, apabila BI ekonomi terhadap nilai tukar adalah Rate dinaikan sebesar 1% maka inelastik, apabila terjadi kenaikan 1372 Laju beredar pertumbuhan ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH PERIODE TRIWULAN I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budi L.S., Rizal Akmalludin __________________________________________________________________ pertumbuhan ekonomi sebesar 1% mengapresiasi nilai tukar sebesar akan tukar 0,411448%. Secara bersama-sama Cadangan variabel fundamental ekonomi yang devisa berpengaruh secara negatif mempengaruhi nilai tukar rupiah yaitu dan signifikan terhadap nilai tukar. inflasi, BI Rate, jumlah uang beredar Elastisitas cadangan devisa terhadap laju nilai tukar adalah inelastik, apabila cadangan terjadi tambahan cadangan devisa secara signifikan terhadap fluktuasi sebesar nilai tukar rupiah. mengapresiasi sebesar 0,002786%. 1% nilai maka akan DAFTAR PUSTAKA Achsani, N.A. (2008). “Keterkaitan Inflasi dengan Nilai Tukar Riil : Analisis Komparatif antara Asean +3, Uni Eropa, dan Amerika Utara”. Jurnal Ekonomi. (3). 231-249. Amalia, L. (2007). Ekonomi Internasional. Yogyakarta : Graha Ilmu Atmadja, A.S. (2002). “Analisa Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Setelah Diterapkannya Kebijakan Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas di Indonesia”. Jurnal Akuntansi & Keuangan 4. (1). 69-78. Bank Indonesia. (2014). Dampak Pembalikan Modal dan Threshold Defisit Neraca Berjalan terhadap Nilai Tukar Rupiah. Jakarta: BI Boediono (1985). Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE. Case, K.E. dan Fair, R.C. (2002). Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta : PT. Prenhallindo. 1372 pertumbuhan devisa ekonomi, dan berpengaruh Dewayany, H.P. (2012). Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Pasca Penerapan Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali dan Implikasi Penerapan Inflation Targeting Frame Work (ITF) terhadap Inflasi di Indonesia. Tesis FE UI. UI Depok: tidak diterbitkan. Doddy Ariefianto, M (2012). Ekonometrika esensi dan aplikasi menggunakan eviews. Jakarta: Erlangga. Halwani, H (2005). Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Machpudin, A (2013). “Analisis Pengaruh Neraca Pembayaran terhadap Nilai Tukar Rupiah”. Jurnal Dinamika Manajemen 1. (3). 225-238. Muhammadinah (2011). “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat Inflasi terhadap Nilai Tukar Rupiah atas Dolar Amerika”. Jurnal Ekonomi dan Informasi Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 Akuntansi 1. (2). 118128. Nawatini, S. (2012). “Volatilitas Nilai Tukar dan Perdagangan Internasional”. Dinamika Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan 1. (1). 41-56. Noor, Z.Z. (2011). “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar terhadap Nilai Tukar”. Trikonomika 10. (2). 139147. Nopirin (1999). Ekonomi Internasional. Yogyakarta : BPFE Pratadiredja, A. (1997). Perhitungan Pendapatan Nasional. Yogyakarta: LP3ES, Jakarta. Pugel, T.A. (2004). International Economics 12th edition. Singapore : Mc Graw Hill Singapore Puspitaningrum, R. et al (2014). “Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Nilai Tukar Rupiah Studi pada Bank Indonesia Periode Tahun 2003-2012”. Jurnal Administrasi Bisnis 8. (1). 1-8. Santosa, A.B. (2008). “Kemampuan Inflasi pada Model Purchasing Power Parity dalam menjelaskan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi 15. (1). 39-53. Sukirno, S (2011). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Widarjono, A. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Sleman :Ekonisia Yuliadi, I (2007). “ Analisis Nilai Tukar Rupiah dan Implikasinya pada Perekonomian Indonesia: Pendekatan Error Correction Model (ECM). Jurnal Ekonomi Pembangunan 8. (1). 146-162. 1373