METODE PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN INDUSTRI ASURANSI JIWA SESUAI DENGAN PSAK 62 SERTA PSAK LAIN YANG TERKAIT (STUDI KASUS PT. PANIN FINANCIAL Tbk,). Handy Wijaya, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara ABSTRACT This case study to determine the effect of the application of PSAK 62 and other related in 2012 to the presentation and disclosures for financial reporting of life insurance. This case study compares financial income and financial position of the company before and after the adoption of PSAK 62 and related. The application of impact changes to the company's profit for the year changes. This will give effect to the users of financial statements with an interest in decisionmaking. Research objects used are life insurance companies Panin Financial Tbk, this case study to compare changes in the accounts of the financial statements before and after the application, the change in total income for the year before and after implementation of the company, changes in the presentation of financial statements before and after the implementation, impact given of this change on users of financial statements, the results obtained are decreased income for the year that affect the value of the company's performance in the eyes of investors and creditors as well as the presentation of financial statements that more clearly the details of which makes it easier to understand the users financial statements. (HW) Key words : Presentation, Disclosure, Financial Statement, Life Insurance company ABSTRAK Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan dari PSAK 62 dan PSAK lainnya yang terkait tahun 2012 terhadap penyajian dan pengungkapan pelaporan keuangan asuransi jiwa. Studi kasus ini membandingkan lapora keuangan laba rugi serta posisi keuangan perusahaan sebelum dan setelah penerapan dari PSAK 62 dan yang terkait. Penerapan tersebut memberikan dampak perubahan terhadap perubahan laba tahun berjalan perusahaan . Hal ini akan memberikan pengaruh terhadap para pengguna laporan keuangan yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Objek penelitan yang digunakan adalah perusahaan asuransi jiwa Panin Financial Tbk, Studi kasus ini membandingkan perubahan akun-akun laporan keuangan sebelum dan sesudah penerapan, perubahan total laba tahun berjalan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan, perubahan penyajian laporan keuangan dari sebelum dan setelah penerapan, dampak yang diberikan dari perubahan tersebut terhadap pengguna laporan keuangan, hasil yang diperoleh terdapat penurunan laba tahun berjalan yang mempengaruhi nilai kinerja perusahaan dimata investor dan kreditor serta penyajian laporan keuangan yang lebih jelas dengan rincian yang semakin memudahkan pemngguna laporan keuangan dalam memahaminya.(HW) Kata kunci : Pengakuan, Penyajian, Laporan Keuangan, Perusahaan Asuransi Jiwa PENDAHULUAN Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang diberikan kepada masyarakat untuk mengatasi resiko yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dimana resiko tersebut dialihkan kepada pihak lain yaitu pihak penanggung yaitu perusahaan asuransi. Di jaman sekarang ini sangat banyak masyarakat Indonesia yang belum mengerti pentingnya asuransi untuk memproteksi dari resiko yang ada. Salah satu jenis asuransi yang akan dibahas di skripsi ini adalah asuransi jiwa. Asuransi jiwa memiliki tanggungan berupa peristiwa kematian, kecelakaan atau cacat dan kehilangan kemampuan untuk memperoleh penghasilan. Pendapatan utama dari perusahaan asuransi adalah premi yang dibayarkan oleh nasabahnya. Dana yang didapat oleh pihak asuransi akan diinvestasikan sehingga selain mendapat proteksi nasabah asuransi juga mendapat return dari uang disetorkan atau biasa disebut tabungan asuransi. Dimana bank memperoleh keuntungan dari bunga yang diberikan, sedangkan asuransi dengan membagi resiko ke nasabah-nasabah lainnya (share risk). Hal ini yang membedakan perusahaan di bidang industri asuransi dengan perusahaan di bidang industri lainnya. Perbedaan lain adalah dari produk yang dijual, yaitu berupa kontrak yang menjamin penanggungan resiko atau pengalihan resiko yang bisa dikatakan sebagai produk yang tidak memiliki bentuk pasti (intangible). Perbedaan selanjutnya terletak pada terdapatnya perbedaan jika kondisi kontrak yang disepakati terjadi maka muncul kewajiban pihak penanggung untuk membayar claim asuransinya kepada pihak tertanggung. Sehubungan dengan penerapan PSAK baru yang mengatur bagaimana penyajian pendapatan pada perusahaan asuransi jiwa. Sehingga timbul perbedaan penyajian dan hasil dari penerapan PSAK yang baru tersebut. Hal tersebut yang akan dibahas dalam makalah ini Bagaimana penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa ? dan Apa yang membedakan sebelum penerapan dan sesudah penerapan PSAK 36 dan 62? Maka pengakuan pendapatan pada periode yang bersangkutan sangatlah penting dalam membuat laporan keuangan yang wajar pada periode tersebut, yang meberikan informasi bagi pihak yang berkepentingan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menulis skripsi ini adalah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus (Case Studies) pada PT. Panin Financial Tbk, dengan menggunakan data sekunder. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penulisan skripsi adalah sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan (library reasearch) Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku literatur dan bacaan lainya yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan topik pengaruh pengakuan pendapatan perusahaan asuransi terhadap laporan keuangan. 2. Online research Penelitian dilakukan dengan cara mencari data melalui browsing dari internet dan mendapatkan data melalui website obyek penelitian. Dengan data-data yang telah diperoleh baik dari media online maupun perpustakaan, kemudian data-data tersebut dibandingkan dengan peraturan standar akuntansi keuangan (PSAK). Perbandingan yang dilakukan adalah laporan keuangan serta catatan atas laporan keuangan dari segi penyajian maupun pengungkapan, dimana perbandingan yang dilakukan adalah sebelum dan sesudah dari penerapan PSAK yang baru. Perbedaan tersebut dilihat dari laporan keuangan perusahaan di tahun 2011 yang mengalami penyajian kembali. Selain itu juga perbandingan yang dilakukan adalah kesesuaian dari laporan keuangan dengan PSAK yang mengatur industri tersebut. Dari hasil perbandingan tersebut maka kita dapat melihat adanya perbedaan sebelum dan sesudah berlakunya peraturan baru yang berlaku dan dapat ditarik hubungan dan kesimpulannya. HASIL DAN BAHASAN Perbandingan Laporan Laba Rugi Tahun 2011 Berikut ini penulis menyajikan perbandingan laporan keuangan tahun 2011 dari entitas PT Panin Financial Tbk, sehingga dapat dilihat perbedaan setelah dan sesudah penerapan dari PSAK 36 dan 62 yang efektif 1 Januari 2012. 2011 Laporan Laba rugi Setelah Sebelum Komprehensif konsolidasian reklasifikasi reklasifikasi Pendapatan bersih 2.518.935 Beban pokok pendapatan (2.391.683) Pendapatan lain-lain bersih 875.068 Premi bruto 2.449.227 Premi reasuransi (49.577) Penurunan (kenaikan) premi yang 1.232 belum merupakan pendapatan Hasil investasi – bersih 90.326 Laba penjualan efek – bersih 14.204 Laba yang belum direalisasi dari 18.405 penilaian investasi (efek) Bagian laba bersih dari entitas 842.684 Asosiasi Pendapatan lain-lain bersih 27.502 Klaim dan manfaat bruto (1.503.996) Klaim reasuransi 25.701 Kenaikan (penurunan) liabilitas manfaat polis masa depan dan (779.268) dan estimasi liabilitas klaim Akuisisi (128.980) Pemasaran (4.222) (9.362) Umum & admin (72.945) (72.945) Kenaikan provisi yang timbul dari (42.038) tes kecukupan liabilitas Kenaikan liabilitas asuransi yang 4.506 disesikan kepada asuradur Laba tahun berjalan 925.153 887.621 Bila kita lihat lagi penyajian dari laporan laba rugi tersebut lebih baik setelah reklasifikasi, karena setelah reklasifikasi pengungkapan laporan keuangan menjadi lebih rinci dalam mengungkapkan hal-hal apa saja yang terkait dengan akun-akun pendapatan dan hal-hal apa saja yang terkait dengan beban perusahaan. Akun-akun yang ada sebelum reklasifikasi dan dijabarkan setelah direklasifikasi. Akun tersebut terdiri dari pendapatan bersih yang dijabarkan di catatan atas laporan keuangan dan diperoleh dari premi bruto , premi reasuransi, penurunan (kenaikan) premi yang belum meruapakan pendapatan dan pendapatan investasi sedangkan setelah reklasifikasi pendapaatan tersebut langsung dijabarkan di laporan laba rugi dan dijelaskan lebih terperinci di catatan atas laporan keuangan. Untuk pengungkapan setelah reklasifikasi terdapat penjabaran lagi sumber-sumber premi, investasi yang menjadi pendapatan (PSAK, 2012: 23.33). Akun lainnya yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada tetapi dijabarkan setelah direklasifikasi seperti beban pokok pendapatan, sebelum reklasifikasi akun tersebut terdiri dari beban klaim dan manfaat, klaim reasuransi, kenaikan liabilitas manfaat polis masa depan dan estimasi klaim, biaya akuisisi, biaya kontes keagenan setelah di reklasfikasi beban tersebut dijabarkan secara langsung dalam laporan laba rugi (PSAK, 2012: 1.80). Hal tersebut memberikan dampak positif bagi para pengguna laporan keuangan, karena sumbersumber pendapatan dan biaya yang mendukung nilai pendapatan dan biaya berish secara jelas dan lengkap diungkapkan sehingga pengguna laporan keuangan mengetahui faktor apa saja yang menjadi pembentuk nilai pendapatan dan biaya. Akun-akun yang tidak ada sebelum direklasifikasi dan ada setelah direklasifikasi seperti akun kenaikan provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas (PSAK, 2012:62.15). Dengan penambahan akun ini memberikan dampak positif bagi para pengguna, karena para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui kecukupan laibilitas yang diungkapkan oleh pihak perusahaan. Di tahun 2011 sebelum reklasifikasi laba tahun berjalan memilki nilai 925.153 sedangkan di tahun 2011 setelah reklasifikasi sebesar 887.621. Selisih laba tahun berjalan di tahun yang sama sebesar 37.532 yang menjadi faktor dari dampak penerapan PSAK 36 & 62 dalam laporan laba rugi tahun 2011 yang efektif 1 januari 2012 yang mempengaruhi laporan keuangan perusahaan. Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Tahun 2011 2011 Laporan posisi keuangan Setelah Sebelum reklasifikasi reklasifikasi 1.592.539 72.634 - 3.781.783 7.861 - 22.220 118 - 21.012 675 7.830 9.500 142 6.583.757 6.473 1.216 - 8.182 14.156 - 223.182 16.357 12.187 12.143 - Efek reksadana yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Efek yang tersedia untuk dijual 1.597.246 432.955 - Biaya akuisisi yang ditangguhkan-bersih Investasi pada perusahaan asosiasi 6.586.640 - konsolidasian Aset Kas dan Setara kas Investasi Jangka pendek Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Investasi Jangka Panjang Pihak ketiga Pihak berelasi Aset lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang hasil investasi Piutang asuransi Piutang premi Piutang reasuransi Aset keuangan Pinjaman dan piutang Deposito berjangka Pinjaman polis Piutang lain-lain Aset reasuransi 2011 Setelah Sebelum reklasifikasi reklasifikasi 2.400 7.734 3.072 10.526.123 2.400 7.734 3.072 10.511.097 - 37.004 1.341 1.341 - 29.952 603 - 1.745.187 21.063 - 10.708 - 1.468.461 17.854 - 603 20.297 19.150 - 6.507 9.655 8.465 - 3.193.201 13.577 - 6.870 - Provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas 42.056 - Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan Total liabilitas 10.708 3.350.284 3.314.319 Laporan posisi keuangan konsolidasian Biaya dibayar di muka Aset tetap bersih Aset pajak tangguhan Total aset Liabilitas 0,14% Hutang usaha Hutang pajak Beban masih harus dibayar Pihak ketiga Pihak berelasi Liabilitas kepada pemegang polis yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Liabilitas jangka pendek lainnya Liabilitas diestimasi atas imbalan pasca Kerja karyawan Liabilitas kepada pemaegang polis setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang asuransi Hutang reasuransi Hutang komisi Pihak berelasi Pihak ketiga Hutang klaim Hutang dagang lain-lain Titipan premi Beban masih harus dibayar Hutang lain-lain Liabilitas asuransi Liabilitas manfaat polis masa depan Estimasi liabilitas klaim Premi yang belum merupakan pendapatan Akumulasi dana tabarru Ekuitas Modal ditempatkan dan disetor penuh tahun 2009, 2010 dan 2011 Tambahan modal disetor bersih Modal saham yang diperoleh kembali 6.073 3.504.513 (611.462) (9.754) - 3.504.513 92.157 (9.754) 1,07% 2011 Laporan posisi keuangan konsolidasian Saldo laba telah ditentukan penggunaannya belum ditentukan penggunaannya Selisih nilai transaksi Restrukturisasi perusahaan sepengendali Komponen ekuitas lainnya Total Ekuitas Total Liabilitas dan ekuitas Setelah Sebelum reklasifikasi reklasifikasi 24.692 4.270.262 24.692 4.300.157 - (703.619) (8.485) 7.169.766 10.526.123 (11.368) 7.196.778 10.511.097 (0,38)% 0.14% Dari tabel laporan posisi keuangan tahun 2011 kita dapat melihat perbandingan dari dampak penerapan PSAK 36 & 62 yang effektif 1 januari 2012 sebelum dan sesudah reklasifikasi. Dampak tersebut mencakup seluruh aset dan liabilitas yang berpengaruh pada total aset dan liabilitas. Perbedaan sebelum dan sesudah reklasifikasi secara umum terlihat berbeda dalam pengungkapan dan penyajian aset maupun liabilitas seperti pembagian kelompok aset menjadi 2 kelompok utama sebelum reklasifikasi menjadi aset lancar dan tidak lancar, liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan setelah reklasifikasi tidak ada pembagian kelompok (PSAK 2012: 1.58 dan BAPEPAM No. KEP-347/BL/2012). Dari pengelompokan tersebut dapat membantu perhitungan rasio likuiditas yang ada dalam laporan tahunan perusahaan. Hal tersebut memberikan dampak negatif bagi para pengguna laporan keuangan, karena akan memberikan kesulitan bagi para investor dalam melakukan analisa likuiditas dengan tidak adanya pengelompokan lancar dan tidak lancar jangka pendek dan jangka panjang dari aset maupun liabilitas pada laporan keuangan tetapi memilki rasio likuiditas pada laporan tahunan. Selain pengelompokan ada pula perbedaan akun-akun dalam laporan posisi keuangan yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada (digantikan) setelah direklasifikasi, akun yang tidak ada sebelum direklasifikasi dan ada setelah direklasifikasi, akun yang memilki nama sama tetapi memilki nilai yang berbeda, dan akun yang sama baik nama dan nilainya (tidak berubah). Akun-akun yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada setelah reklasifikasi seperti investasi jangka pendek, investasi jangka panjang, piutang lain-lain, serta pengelompokan berdasarkan pihak ketiga dan pihak berelasi (PSAK 2012:1.58, 7.18 dan BAPEPAM No. KEP-347/BL/2012). Hal in memberikan dampak negatif bagi para pengguna laporan keuangan karena akan menyulitkan dalam mengenali aset yang lancar dan yang tidak lancar, yang jangka pendek dan yang jangka panjang, serta jenis aset atau liabilitas yang memilki hubungan relasi atau pihak ketiga. Akun-akun yang tidak ada sebelum reklasifikasi dan ada setelah reklasifikasi seperti piutang hasil investasi, aset keuangan, efek yang tesedia untuk dijual, efek dan reksa dana diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, aset reasuransi, investasi pada perusahaan asosiasi, dan pengelompokan piutang berdasarkan premi dan reasuransi (PSAK 2012:1.55). Hal tersebut memberikan dampak positif bagi pengguna laporan keuangan, karena dengan demikian kita dapat mengetahui dengan jelas jenis-jenis aset tersebut dan nilainya berapa. Hal itu juga membantu penilaiaan terhadap aset yang dapat memenuhi kewajiban, memberikan kontribusi, serta mengetahui hasil pendanaan. Selain itu ada akun yang sama-sama muncul tetapi memilki nilai yang berbeda seperti kas, pajak dibayar di muka, aset lain-lain, yang memilki nilai yang berbeda. Hal ini dikarenakan adanya dampak dari perubahan penyajian dan pengungkapan yang berdampak pada laba tahun berjalan yang juga secara tidak langsung mempengaruhi nilai-nilai aset tersebut. Hal ini memberikan dampak bagi pengguna laporan keuangan yang bisa positif atau negatif, karena tergantung dengan jumlah perubahan yang terjadi. Dampak positif bila nilai tersebut dapat meningkatkan likuiditas, solvabilitas perusahaan, sedangkan bila nilai tersebut mengurangi nilai likuiditas, solvabilitas maka nilai kelangsungan perusahaan akan menurun. Tetapi ada juga akun-akun yang memilki nama dan nilai yang sama seperti baban atau biaya dibayar dimuka, aset tetap bersih, aset pajak tangguhan. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengaruh dari penerapan PSAK yang baru serta tidak memberikan dampak apapun terhadap pengguna laporan keuangan. Seperti yang kita ketahui bahwa pada umumnya posisi keuangan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu aset dan liabilitas. Di bagian liabilitas termasuk kelompok ekuitas yang menunjukan sumber modal utama perusahaan. Di bagian liabilitas ada beberapa perbedaan yang sama seperti di bagian aset seperti penyajian, pengungkapan. Pada saat sebelum reklasifikasi terdapat pengelompokan liabilitas menjadi 2 kelompok besar yaitu liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Sama seperti aset pada bagian liabilitas ada beberapa akun sebelum reklasifikasi ada dan setelah reklasifikasi tidak ada (digantikan), akun sebelum reklasifikasi tidak ada dan setelah reklasifikasi ada, dan ada akun yang sama tetapi berbeda nilainya dan akun yang sama baik nama dan nilainya. Akun-akun yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada setelah reklasifikasi hutang jangka pendek lainnya, liabilitas kepada pemegang polis yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, liabilitas diestimasi atas imbalan pasca kerja karyawan, liabilitas kepada pemegang polis setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (PSAK 2012:1.55&58). Hal tersebut memberikan dampak negatif bagi para pengguna laporan keuangan, karena menyulitkan dalam memperhitungkan analisis likuiditas perusahaan, serta mengukur nilai kewajiban yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun yang dalam jangka pendek harus dilunaskan. Akun-akun yang sebelumnya tidak ada sebelum reklasifikasi dan ada setelah direklasifikasi seperti hutang asuransi (PSAK 2012:1.55), premi yang belum merupakan pendapatan (PSAK 2012:36.16), dan provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas (PSAK 2012:62.15). Hal ini berdampak positif bagi para pengguna laporan keuangan, karena kita dapat memahami hutang berdasarkan jenis dan sumbernya dan dapat menilai hutang yang berdampak besar bagi posisi keuangan perusahaan. Untuk tes kecukupan liabilitas kita dapat mengetahui apakah pengungkapan liabilitas telah mencukupi. Akun-akun yang sama tetapi memilki nilai yang berbeda seperti beban yang masih harus dibayar, merupakan dampak dari penerapan PSAK yang baru (PSAK 2012:36, 50, 60, 62) sehingga mempengaruhi nilai beban yang masih harus dibayar. Hal ini memberikan dampak yang mungkin positif atau negatif bagi pengguna laporan keuangan, karena tergantung pada jenis perubahannya. Jika terjadi kenaikan maka akan memberikan dampak negatif, karena muncul kenaikan kewajiban bagi perusahaan yang harus dipenuhi, sedangkan jika terjadi penurunan maka memberikan dampak positif, karena mengurangi jumlah kewajiban yang harus dipenuhi. Akun yang sama dan tidak berubah nilainya seperti hutang pajak. Hal ini tidak berdampak dari penerapan PSAK yang baru dan tidak memberikan dampak apapun bagi pengguna laporan keuangan. Pada bagian ekuitas dalam posisi keuangan tidak terlalu banyak mengalami perubahan seperti akun yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada setelah direklasifikasi, akun yang sama namanya namun berbeda nilai, dan akun yang sama baik nama dan nilainya. Akun yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada setelah reklasifikasi seperti selisih nilai transaksi restrukturisasi perusahaan sepengendali. Hal ini terjadi karena akun tersebut dikelompokan menjadi faktor pengurang tambahan modal disetor-bersih (PSAK 2012:1.76). Perubahan tersebut memberikan dampak negatif bagi para pengguna laporan keuangan karena menyebabkan menimbulkan pertanyaan bagi pengguna mengapa terdapat nilai negatif pada modal saham yang diperoleh kembali, sehingga dapat menimbulkan asumsi adanya penarikan modal atau yang lainnya yang menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi perusahaan. Akun –akun yang namanya sama namun berbeda nilainya seperti tambahan modal disetor bersih, saldo laba (dampak penerapan PSAK) dan komponen ekuitas lainnya. Hal ini merupakan dampak penerapan PSAK baru (PSAK 2012:36, 50, 60, 62) yang mempengaruhi nilai saldo laba tahun berjalan sehingga memberikan dampak bisa positif atau negatif. Dampak positif jika terjadi kenaikan saldo laba tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya yang dapat meningkatkan nilai ekuitas perusahaan, dan dampak negatif jika terjadi penurunan saldo laba tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya yang dapat mengurangi nilai ekuitas atau permodalan. Akun-akun yang sama nama dan nilainya seperti modal disetor penuh tahun 2009- 2011, modal saham yang diperoleh kembali. Hal tersebut tidak memberikan dampak apapun karena tidak adanya perubahan yang terjadi dari dampak penerapan PSAK yang baru. Dari adanya perbedaaan nama, nilai maka akan mempengaruhi jumlah nilai aset dan liabilitas serta ekuitas di tahun yang sama dikarenakan adanya dampak penerpan PSAK 36 & 62 tahun 2012. Pada tahun 2011 nilai aset sebelum reklasifikasi sebesar 10.511.097 dan setelah direklasifikasi menjadi 10.526.123 sehingga timbul selisih sebesar 15.026 yang diperoleh dari akun aset reasuransi (PSAK 2012: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.57), selisih akun aset lainlain, dan selisih akun investasi jangka panjang dengan investasi pada perusahaan asosiasi (PSAK 2012: 1.55), untuk liabilitas pada tahun 2011 totalnya sebesar 3.314.319 sebelum reklasifikasi dan 3.350.284 setelah direklasifikasi dengan selisih 35.965 yang diperoleh dari akun provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas (PSAK 2012:62.15)., akun selisih beban masih harus dibayar dengan hutang dagang lain-lain (PSAK 2012: 1.55), selisih akun hutang klaim dengan liabilitas jangka pendek lainnya (PSAK 2012: 1.55), selisih hutang usaha dengan hutang asuransi (PSAK 2012: 1.52) dan untuk ekuitas sebelum reklasifikasi sebesar 7.196.778 dan setelah reklasifikasi 7.169.766 dengan selisih 27.012 yang diperoleh dari selisih akun komponen ekuitas lainnya dan selisih akun saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan dalam Bab IV yang membandingkan laporan laba rugi perusahaan tahun 2011 sebelum berlakunya PSAK 36 dan 62 yang menimbulkan penyajian kembali dari laporan sebelumnya sehingga timbul perbedaan pelaporan di tahun yang sama yaitu tahun 2011. Perbedaan yang terjadi seperti dalam penyajian laporan laba rugi. Penyajian tersebut terjadi pada bagian pendapatan yang sebelumnya disajikan langsung dalam pendapatan bersih dan sesudah reklasifikasi disajikan lebih rinci pendapatan bersih yang bersumber dari pendapatan premi, pendapatan resuransi dan sebagainya yang diungkapkan secara jelas dan diungakapkan lebh rinci lagi sumber pendapatan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Hal serupa juga terjadi pada penyajian beban yang sebelumnya disajikan dalam dua kelompok yaitu beban usaha dan beban pokok pendapatan, sesudah direklasifikasi menjadi beban yang dirinci beban apa saja yang sebagai faktor pengurang pendapatan pada tahun tersebut. Selain perbedaan penyajian ada juga perbedaan nilai yang tejadi akibat dari penerapan PSAK 36 dan 62 tahun 2012. Perubahan nilai ini dapat mempengaruhi dari satu akun ke akun yang lain yang pada akhirnya mempengaruhi pengambilan keputusan, strategi dengan berbagai pihak yang berkepentingan. Perbedaan tersebut kita dapat lihat dari nilai laba bersih tahun berjalan sebelum reklasifikasi 925.153 dengan sesudah reklasifikasi 887.621 terdapat selisih penurunan laba tahun berjalan sebesar 37.532 hal ini dipengaruhi oleh beberapa perbedaan nilai dari beberapa akun seperti jumlah pendapatan, laba penjualan investasi serta nilai beban yang mempengaruhi nilai laba perusahaan tahn berjalan. Dari perbedaan penyajian maupun nilai yang merupakan dampak dari penerapan PSAK 36 dan 62 penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dengan adanya perubahan penyajian, serta pengakuan pendapatan dari perusahaan asuransi dapat mempengaruhi akun-akun lainnya yang terkait dan memberi hasil laporan keuangan yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat mempengaruhi beberapa hal seperti penerapan kebijkan perusahaan, strategi perusahaan, harga saham perusahaan, tingkat pengembalian perusahaan, dan nilai likuiditas perusahaan. Pengaruh dari penerapan PSAK 36 dan 62 pada perusahaan asuransi jiwa sangat berfariasi tergantung dengan kondisi perusahaan. Dari segi permodalan perusahaan yang memilki modal kecil maka penerapan perturan baru ini akan berdampak sangat besar bagi perusahaan sedangkan dengan modal yagn besar atau sudak berstatus tbk maka penerapan tersebut tidak memeberikan dampak yang berarti. Sebaiknya penerapan PSAK baru yang efektif tahun 2012 hendaknya diterapkan oleh perusahaan asuransi yang telah memilki permodalan yang cukup atau sudah listing di bursa efek, sehingga tidak mengganggu instrumen keuangan perusahaan asuransi jiwa yang baru berdiri atau belum memiliki modal yang besar. Jika penerapan ini diterapakan bagi perusahaan seluruh asuransi jiwa maka perusahaan asuransi jiwa dengan modal yang kecil menjadi tidak mampu bersaing dan dapat mengalami likuiditas yang buruk. Demikian saran yang dapat diajukan dalam penerapan PSAK 36 dan 62 yang efektif 2012. REFERENSI A, Abas Salim, Dasar-Dasar Asuransi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996. Belkouni Ahmed, Acounting Theority.Diterjemahkan oleh Budi Pujiharjo. Jogjakarta, 1995. Sofian, Harahap, S, Teori Akutansi. Cetakan ketiga. Jakarta : Penerbit PT RajaGrafindo, 1999. Moermahadi, S, Djanegara, Pengaruh Pengakuan Pendapatan Terhadap Laporan Keuangan. Bogor : Jurnal Ilmiah Ranggagading, 2005. IAI, Exposure Draft Buletin Teknis 8 Kontrak Asuransi.Jakarta : Dewan Standard Akutansi Keuangan Ikatan Akutansi Indonesia, 2012. Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001. Kasmir, SE, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi keenam. Jakarta : Penerbit Grafindo Persada, 2002.IAI, Standar Akutansi Keuangan, Juni 2012 Yenny Agapitasari, Haruskah Entitas Menggunakan Metode Gross Premium Reserve di tahun 2012? Majalah Akuntan Indonesia. Jakarta : IAI Januari-Maret 2013. http://www.paninlife.co.id http://www.idx.co.id RIWAYAT PENULIS Handy Wijaya lahir di kota Bogor pada tanggal 25 Agustus 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Ekonomi Akuntansi pada tahun 2013.