PEMBELAJARAN MUSIK YANG MENYENANGKAN Drs. Heri Yonathan Susanto, M.Sn Abstrak Pembelajaran musik di sekolah di sekolah dapat dijadikan media untuk pembentukan sikap dan watak yang baik. Pembelajaran musik di sekolah kurang menekankan pada menyenangkan kegiatan siswa apalagi praktik. Pembelajaran dudukung oleh praktik media lebih pembelajaran mampu yang representative. Bermain musik adalah bermain unsur-unsur musik, sedangkan bermain alat musik adalah bermain alat musik tertentu menggunakan teknik yang standar. Praktik bermain musik di sekolah dengan siswa yang heterogen diperlukan strategi dan metode yang tepat sehingga semua anak merasa mampu bermain musik. Kata-kata kunci: pembelajaran, musik, strategi, dan unsur-unsur musik. A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 mengamanatkan banhwa Mata Pelajaran Seni Budaya (dan Prakarya) merupakan mata pelajaran wajib untuk tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas/Kejuruan. Seni Budaya terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Meskipun terdapat banyak variasi interpretasi dalam pelaksanaan kurikulum di lapangan, pada intinya sebenarnya yang akan diukur adalah ketercapaian aspek penanaman sikap dan perilaku yang diharapkan dapat dibentuk melalui pembelajaran seni budaya (dan prakarya) tersebut. Pembelajaran musik di sekolah kurang menekankan pada kegiatan praktik. Idealnya didahului dengan kegiatan praktik yang dapat dilakukan oleh semua siswa tanpa memperdulikan bakat, keinginan, dan kemampuan siswa dalam bidang musik. Hal ini dapat antara lain dilihat dari banyaknya kegiatan siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang lebih mengarah kepada sesuatu yang verbalistis (siswa mengerti secara verbal tetapi tidak mengetahui maknanya). Banyak siswa yang mengenal notasi balok atau angka namun banyak yang hanya sebatas teori. Misalnya siswa mengenal bentuk not namum tidak mengerti bagaimana makna not tersebut. Pembelajaran musik idealnya dapat melatih anak untuk berekspresi dengan suasana yang menyenangkan baik ditinjau dar materi yang dibahas maupun kemampuan guru secara kepribadian, sosial, pegadogis, dan profesional. Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan kegiatan praktik. Kegiatan praktik hendaknya dapat melibatkan semua siswa baik menggunakan alat musik maupun dengan kegiatan bernyanyi. B. Pembahasan Musik berasal dari kata muse yaitu salah satu dewa dalam mitologi Yunani kuno bagi cabang seni dan ilmu (Banu, Pono, 2003). Maka dari itu diyakini Muse sebagai dewa seni dan ilmu pengetahuan. Musik merupakan salah satu cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia. Musik juga dapat berfungsi sebagai bahasa yang dapat diterima oleh seluruh bangsa di dunia. Tanpa mengenal dan memahami tentang apa yang dimainkan oleh seorang musisi, pendengar dapat menikmati keindahannya. Maka dari itu musik bukanlah sebuah teori tetapi musik adalah praktik. Teori musik yang baik idealnya dapat membantu mempermudah bermain musik, bukan sebaliknya yang berakibat mempersulit siswa dalam bermain musik. Bermain musik berbeda dengan bermain alat musik. Bermain musik berarti memainkan unsur-unsur musik yang utama yaitu nada dan ritme. Bermain alat musik berarti bermain alat/instrumen musik dengan teknik yang standar. Misalnya untuk dapat berpain piano maka terlebih dahulu harus mempelajari teknik, etude, dan repertoar. Tanpa melalui teknik yang benar maka seorang pemain musik tidak dapat optiamal dalam berekspresi. Bermain musik untuk siswa dalam pembelajaran intrakurikuler idealnya dapat melibatkan seluruh siswa yang sifatnya heterogen tersebut. Konsentrasi utama bukan kepada alat musiknya, apalagi teknik bermain yang digunakan. Pembelajaran teknik bermain instrumen kepada seluruh siswa jelas bukan pilihan bijaksana apalagi tidak semua siswa memiliki bakat dan minat terhadap musik. Selain memerlukan waktu yang lama, tidak semua sekolah mampu menyediakan alat musik yang mencukupi. Inilah tantangan bagi guru seni budaya (musik) untuk membuat siswa yang pada awalnya tidak tertarik musik namun akhirnya dapat tertarik mengikuti pembelajaran musik bahkan menjadi lebih berminat dibandingkan dengan siswa yang lain. Pembelajaran musik yang menyenangkan bagi semua siswa adalah berupa praktik. Pembelajaran teori akan membingungkan dan pada akhirnya tidak menyenangkan bagi siswa. Praktik bermain musik tidak harus bermain alat musik. Tepuk tangan sambil membaca ritmis diiringi dengan lagu merupakan salah satu kegiatan bermusik. Dari kegiatan yang sederhana ini dapat mendeteksi kemampuan dan rasa musikal siswa. Selain kognitif (kemampuan teoretis) namun juga keterampilan (memainkan nada dengan tepat sesuai dengan bentuk dan nilai not), bahkan sikap (misalnya pengendalian emosi dengan mempertahankan tempo yang stabil dan tidak egois karena misalnya terlalu mudah sehingga siswa bermain secepat-cepatnya). Alternatif lain adalah menggunakan alat musik yang tidak memerlukan teknik yang tinggi dan dapat dilakukan oleh semua siswa misalnya alat musik angklung. Alat musik ini meskipun baru pertama kali mengenal namun siswa dapat langsung memainkan. Melalui strategi yang menarika dalam pembelajaran melalui musik angklung akan tertanam nilai-nilai kebersamaan, konsentrasi, saling menghargai dan toleransi, tidak menjadikan siswa menjadi individual, dan melatih kepekaan dan musikalitas. Misalnya meskipun seorang siswa hanya memainkan satu buah nada, bukan berarti siswa tidak perlu tahu dan mendengar nada yang lain. Hal ini dapat melatih kerjasama dan menyadarkan bahwa kehidupan manusia saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Alat musik ini dapat dipakai untuk pendidikan, terutama dalam pendidikan pembentujan watak misalnya kerjasama, disiplin, kecermatan, dan musikalitas (Asep Suhada, 2009). Selain itu pembelajaran seni musik yang menarik menuntut banyak variasi metode dan strategi. Guru harus banyak melakukan apresiasi terhadap musik dan pembelajaran musik baik dari sesama guru yang lebih senior atau mengamati keterampilan instruktur/widyaiswara dalam mengajar yang berkualitas. Hal ini dapat membuka wawasan tentang musik dan pembelajaran yang menarik. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan representative juga besar pengaruhnya terhadap perhatian dan konsentrasi siswa. C. Kesimpulan Musik adalah salah satu cabang seni yang menggunakan media bunyi. Dengan demikian musik adalah praktik dan bukan teori. Pembelajaran musik di sekolah idealnya berupa praktik dengan menggunakan media yang reperesentatif dan dapat dimainkan oleh semua siswa. Pembelajaran musik yang berhasil disamping dapat dijadikan media untuk menanamkan kepekaan juga dapat merubah siswa yang pada awalnya tidak mencintai musik atau merasa tidak bisa bermain musik menjadi cinta dan merasa dapat bermain musik. Untuk itu diperlukan media yang menarik dan alat musik yang dapat digunakan oleh semua siswa dengan teknik yang mudah misalnya alat musik angklung dan bernyanyi. DAFTAR PUSTAKA Banoe, Pono, 2003, Kamus Musik, Yogyakarta: Kanisius. Sudjana, Nana, 1989, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru. Sudjana,D., 2000, Strategi Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production. Suhaja,Asep, 2009, Panduan Praktis Melatih Angklung, Bandung: Saung Angklung Udjo. BIODATA Nama : Drs. Heri Yonathan Susanto, M.Sn Widyaiswara Musik, Kepala Program Musik PPPPTK Seni dan Budaya Sleman Yogyakarta, dan praktisi musik hiburan. Lahir di Gunungkidul, 23 Oktober 1965. Pendidikan SD sampai S2 di Yogyakarta.