gambaran pelaksanaan pengelolaan obat di puskesmas paniki

advertisement
GAMBARAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH
KOTA MANADO TAHUN 2016
Sera S. Hiborang*, Franckie. R. R. Maramis*, Grace D. Kandou*
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan dipuskesmas yang diberikan bagi masyarakat adalah pelayanan obat,
untuk memperoleh obat yang dibutuhkan dengan jumlah yang mencukupi. Tujuan Penelitian adalah untuk
mengetahui gambaran pelaksanaan pengelolaan obat di Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado, dilihat dari
aspek, perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan
pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
Jenis penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian sebanyak empat
orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi langsung. Untuk menjamin
keabsahan data yang terkumpul, digunakan metode triangulasi, yaitu triangulasi metode dan triangulasi
sumber.
Pengelolaan obat dilihat dari aspek perencanaan dan pendistribusian obat telah memenuhi standar
pengelolaan obat di Puskesmas. Permintaan, penerimaan dan pencatatan pelaporan, sudah cukup baik dan
memenuhi standar pengelolaan obat di puskesmas, walaupun terkadang penerimaan obat tidak sesuai dengan
permintaan. Penyimpanan obat masih kurang baik, karena sebagian belum sesuai dengan standar yang ada dan
pengendalian obat belum memenuhi standar pengelolaan obat dipuskesmas. Pemantauan dan evaluasi sudah
cukup baik, karena memiliki pedoman.
Beberapa aspek pengelolaan obat sudah baik dan sudah berdasarkan standar yang ditetapkan, hendaknya lebih
mengacu pada pedoman pengelolaan obat. Untuk Puskesmas agar mempertahankan pengelolaan obat yang
sudah baik dan meningkatkan yang belum sesuai dengan standar yang berlaku.
Kata Kunci : pengelolaan Obat, Manajemen Logistik.
ABSTRACT
One of the health services in primary health care given to people are drug services, to obtain the required drug
with sufficient quantities. Objective is to describe the implementation of drug management at the health center
Paniki Manado, seen from the aspect of planning, request, receipt, storage, distribution, control, recording and
reporting as well as monitoring and evaluation.
A descriptive study with qualitative approach. Informants in the study as many as four people. Data collected
through in-depth interviews and direct observation. To ensure the validity of the data collected, used the method
of triangulation ie triangulation and source triangulation method.
Drug management from the aspects of planning and distribution of drugs meets the standards of drug
management at the health center. Demand, receiving and recording of reporting, are good enough and meet the
standards of the management of the drug in the clinic, although sometimes the reception of drugs not in
accordance with the request. Storage of medicines is still not good, because most have not been in accordance
with existing standards and drug control have not met the standards medication management in primary health
care. Monitoring and evaluation system are qiute good, because it has a guideline.
Some aspects o0f drug management has been good and it has been based on established standars, should be
referring to drug management guidelines. For Health Centers that maintain drug that has good management
and increase that has not been in accordance with the applicable standars.
Keywords : Medication Management, Logistic Management.
PENDAHULUAN
dan tidak sesuai dengan pedoman pengelolaan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya
obat yang ada.
yang dilaksanakanoleh semua komponen yang
bertujuan
ntuk
meningkatkan
kesadaran,
Hartono, 2007 menunjukan beberapa
Puskesmas menggunakan metode konsumsi
kemauan, kemampuan untuk hidup sehat agar
dalam
merencanakan
kebutuhan
obat.
terwujud derajat kesehatannya (Ayuningtyas,
Ketidaktepatan perencanaan kebutuhan obat
2014). Salah satu bentuk pelayanan kesehatan
pada dasarnya disebabkan oleh data dasar
yang diberikan kepada masyarakat adalah
yang kurang akurat.
pelayanan obat, kemudahan memperoleh obat
yang dibutuhkan, dapat dijangkau dan jumlah
METODE PENELITIAN
yang mencukupi (Anshari, 2009).
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian
Instalasi
Puskesmas
Gudang
Paniki
Farmasi
kualitatif.
Penelitian
dilaksanakan
di
dibawah
Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado pada
tanggungjawab Dinas Kesehatan (Dinkes)
bulan September sampai Oktober. Informan
Kota
dalam penelitian ini sebanyak empat orang
Manado.
Bawah
(IGF)
Dinas
kesehatan
bertanggungjawab dalam manajemen logistik
diantaranya
obat diantaranya perencanaan, permintaan,
Apotek/penanggungjawab gudang obat, staf
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
apoteker dan Kepala Depo Farmasi di Dinas
pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta
Kesehatan Kota Manado. Pengumpulan data
pemantauan dan evaluasi. Puskesmas Paniki
berasal
Bawah mempunyai wilayah kerja yang terdiri
wawancara
dari 7 kelurahan dan mempunyai sebanyak 6
langsung
puskesmas pembantu yang ada dikecamatan
menggunakan alat bantu tape recorder dan
Mapanget Kota Manado. Puskesmas Paniki
pedoman wawancara yang telah disiapkan.
Bawah dalam merencanakan kebutuhan obat
Data sekunder berasal dari laporan unit
bulan selanjutnya, dilakukan berdasarkan pada
pengelohan obat/gudang farmasi Puskesmas
kebutuhan
obat
Paniki Bawah. Untuk menjamin keabsahan
sebelumnya ditambah 10% atau berdasarkan
data maka digunakan triangulasi metode dan
pola konsumsi.
triangulasi sumber.
dan
stok
pemakaian
Kepala
dari
data
Puskesmas,
primer
mendalam
terhadap
dan
yaitu
kepala
melalui
pengamatan
informan
dengan
Penelitian yang dilakukan Djuna dkk,
2013 tentang Studi Manajemen Pengelolaam
HASIL PENELITIAN
Obat di Puskesmas Labakkang di dapatkan
1. Perencanaan
hasil bahwa perencanaan obat di Puskesmas
Perencanaan
Labakkang secara tidak langsung dilakukan
menentukan jenis dan jumlah obat sesuai
oleh
Labakkang.
dengan kebutuhan, menghindari kekosongan
Pengadaan dan penyimpanan obat kurang baik
obat, meningkatkan kebutuhan obat secara
Kepala
Puskesmas
obat
dilakukan
supaya
rasional. Dalam membuat perencanaan obat
yang perlu diperhatikan yaitu pola penyakit,
harus mempertimbangkan bahwa obat yang
pola konsumsi, budaya dan kemampuan daya
diminta sesuai dengan jenis dan jumlah obat
beli sebagai pasien.
yang direncanakan. Permintaan obat dilakukan
Hasil penelitian yang dilakukan di
Puskesmas Paniki Bawah tentang pelaksanaan
pengelolaan
obat.
Dalam
dengan cara mengajukan LPLPO ke dinas
kesehatan.
merencanakan
Hasil penelitian di Puskesmas Paniki
kebutuhan obat dipuskesmas mengacu pada
Bawah
pola
mendukung
konsumsi
atau
kebutuhan
obat
dalam
permintaan
pelayanan
obat
kesehatan
untuk
dengan
sebelumnya ditambah 10%. Selain itu untuk
Lembar permintaan yang ada di format
menyeleksi kebutuhan obat yang dibutuhkan
LPLPO yang kemudian diajukan oleh Kepala
sesuai dengan jumlah dan jenis dilihat dari
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota.
penyakit yang paling menonjol, jadi sebagian
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
menggunakan pola penyakit. Berdasarkan
Mangindara dkk, dalam memenuhi kebutuhan
pengamatan
banyak
obat di puskesmas maka dilakukan permintaan
digunakan dalam merencanakan kebutuhan
obat dengan mengajukan lembar permintaan
obat adalah data pemakaian obat periode
dan LPLPO ke dinas kesehatan kabupaten/kota
sebelumnya atau pola konsumsi. Kepala
setiap pertriwulan.
Puskesmas
3. Penerimaan
tentang
data
yang
memahami
perencanaan
paling
dan
mengetahui
kebutuhan
obat
di
puskesmas.
Penerimaan obat adalah kegiatan menerima
obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
Penelitian ini sesuai dengan penelitian
sesuai dengan permintaan. Penerimaan obat
yang dilakukan oleh Djuna tentang studi
juga
Manajemen Pengelolaan Obat di Puskesmas
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan
Labakkang didapatkan dalam merencanakan
dan harga yang tertera di dalam surat pesanan
kebutuhan obat dipuskesmas menggunakan
dengan kondisi yang baik.
metode
konsumtif
sebelumnya,
yang
permintaan dan
atau
pemakaian
terdapat
lembar
untuk
menjamin
kesesuaian
jenis
obat
Hasil penelitian untuk Puskesmas
dilembar
Paniki Bawah sendiri tentang penerimaan
pemakaian
obat
obat, obat diterima langsung oleh kepala
(LPLPO) yang kemudian diusulkan ke dinas
gudang sewaktu di dinas kesehatan yang
kesehatan kabupaten/kota. Adapun sebelum
kemudian dibawah ke Puskesmas dan staf
melakukan pengadaan perlu diadakan seleksi
apotik melakukan pengecekan obat kembali
atau pemilahan obat.
setelah obat berada dipuskesmas disesuaikan
2. Permintaan
dengan dokumen permintaan obat yang ada.
Permintaan obat dilakukan dipuskesmas untuk
Dan kemudian ditandatangani oleh Kepala
memperoleh jenis dan jumlah obat yang
Puskesmas. Hasil wawancara dengan Kepala
bermutu tinggi, dan terjaminnya persediaan
Gudang obat di Dinkes Kota, bahwa benar
obat cepat dan tepat waktu. Permintaan obat
obat yang diterima oleh kepala gudang obat
sewaktu di dinkes kota diperiksa dahulu obat
secara alfabetis dengan pengeluaran obat
yang akan diterima sesuai dengan jumlah dan
memakai sistem FEFO (First Expire First
jenisnya sebelum dibawah ke Puskesmas agar
Out) dan FIFO (First In First Out) (Anshari,
dapat
2009).
dilihat
langsung,
sehingga
dapat
mencegah terbawahnya obat yang rusak dan
Hasil penelitian yang didapatkan di
expire, namun obat yang didapatkan memang
Puskesmas Paniki Bawah untuk penyimpanan
sesuai dengan permintaan tapi kebanyakan
obat memperhatikan jenis obat dan disusun
obat yang diminta tidak tersedia di dinkes
berdasarkan alfabetis hal ini dimaksud agar
kota.
memudahkan dalam pencarian obat dengan
Berbeda
pendapat
dengan
system penyusunan menggunakan FEFO,
informan lainnya, bahwa kebanyakan obat
namun untuk di apotek ada beberapa obat yang
yang diterima juga tidak berdasarkan dengan
banyak
permintaan yang ada pada lembar permintaan.
kefarmasian
diapotek
tidak
Berdasarkan
berdasarkan
alfabetis.
Beberapa
observasi
juga
sebagian
besar
digunakan
dalam
pelayanan
disusun
obat
dokumen untuk penerimaan obat sebagian
berdasarkan pengamatan didapatkan sudah
besar lengkap dan sebagian ada tapi tidak
tidak dalam bentuk atau wadah asli dari
lengkap. Memang benar bahwa obat yang
pabrik. Berdasarkan hasil wawancara kepada
diminta seringkali tidak tersedia, dikarenakan
petugas apotek bahwa obat yang sudah diluar
harus menyesuaikan dengan kondisi atau stok
wadah adalah obat yang selalu digunakan atau
yang ada dalam gudang obat di Dinas
dibutuhkan selama proses pelayanan resep.
Kesehatan Kota.
Untuk obat narkotika sudah tidak ada lagi
Hasil penelitian diatas juga di dukung
hanya psikotropika golongan 3 namun hanya
oleh penelitian yang dilakukan di puskesmas
sedikit, sehingga sudah jarang untuk diadakan
Kampala,
di apotek atau dimasukan dalam lembar
dimana
penerimaan
dan
pemeriksaan obat dimulai dari dinas kesehatan
permintaan obat.
diperiksa terlebih dahulu kemudian diperiksa
Penelitian yang dilakukan oleh Hijrah,
kembali digudang puskesmas serta dicatat
2013 tentang Pengelolaan Obat di Puskesmas
didalam pembukuan. Obat tersebut diangkut
Mandai didapatkan dalam penyusunan obat
dengan mobil dinas (Mangindara dkk, 2012).
menggunakan prinsip FIFO namun untuk pola
4. Penyimpanan
penyusunan
Penyimpanan obat dilakukan agar supaya obat
dipakai
yang diterima aman (tidak hilang), terhindar
sehingga penyusunan obat berdasarkan faktor
dari kerusakan fisik maupun kimia dan
kebiasaan atau obat yang sering digunakan
mutunya
oleh puskesmas di letakkan paling depan.
tetap
persyaratan.
dilakukan
terjamin,
Sistem
dengan
sesuai
penyimpanan
dengan
alfabetis
dikarenakan
obat
sudah
jarang
ruang
yang
sempit
obat
Penelitian tentang penyimpanan obat
memperhatikan bentuk
yang dilakukan oleh Athijah dkk, 2011,
sediaan dan kelas terapi obat serta disusun
didapatkan
dalam
penyusunan
obat
berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan dan
resep dari dokter dan selalu diikuti dengan
alfabetis. Selain itu puskesmas melakukan
pemberian informasi untuk semua kegunaan
mutasi obat dengan metode FEFO dan FIFO.
obat.
5. Pendistribusian
Pendistribusian
Hasil penelitian dipuskesmas mandai
obat
adalah
kegiatan
tentang pendistribusian lebih di prioritaskan
pengeluaran dan pengiriman obat-obatan dari
kepada
tempat penyimpanan obat dengan terjamin
digunakan di Pustu, Poskesdes, Bides maupun
keabsahan mutu, jenis obat dan jumlah obat.
ke
Hal ini
Penelitian di puskesmas labakkang dalam
dilakukan di puskesmas
untuk
obat-obat
pasien
ensensial
dipuskesmas
memenuhi kebutuhan sub unit di dalam
pendistribusian
puskesmas atau jaringan lainnya diluar di
sebagaimana semestinya.
antaranya
puskesmas
puskesmas
keliling
pembantu
(Pusling),
(Pustu),
posyandu,
polindes dan sebagainya.
Pendistribusian
obat
yang
sering
sendiri.
sudah
Hasil
dilakukan
Penelitian yang dilakukan di puskesmas
pembantu
wates,
didapatkan
dalam
pendistribusian obat ke pasien, pemberian
obat
dimulai
dari
informasi
mengenai
penggunaan
obat
Gudang Farmasi di Dinas Kesehatan Kota
dilakukan oleh petugas pada saat menyerahkan
Manado dengan menerima lembar permintaan
obat kepada pasien. Informasi yang biasanya
obat dari Puskesmas, kemudiandi distribusi
diberikan
obat menyesuaikan dengan persediaan atau
informasi khasiat obat dan aturan pakai.
buffer
6. Pengendalian
stok,
yang
ada
digudang.
pada
pasien
yaitu
mengenai
Didistrubusikan ke Depo Farmasi Puskesmas
Pengendalian obat adalah untuk memastikan
Paniki
Farmasi
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
Puskesmas disalurkan langsung ke apotek, 6
dengan program yang telah ditetapkan agar
puskesmas pembantu dan 1 Poskesdes sesuai
tidak terjadi kekurang/kekosongan obat di unit
dengan permintaan obat, penyaluran obat juga
pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian obat
dilakukan dibagian sub-sub puskesmas seperti,
terdiri
ruang rawat inap, poli umum, poli gigi dan
penggunaan, serta penanganan obat hilang,
lain-lain. Hal ini didukung oleh hasil observasi
rusak dan kadaluarsa. Pengendalian persediaan
bahwa dalam pendistribusian obat sesuai
dilakukan menggunakan kartu stok, sekurang-
dengan permintaan yang diberikan dari unit-
kurangnya
unit
kadaluarsa,
Bawah.
pelayanan
Dari
Gudang
dan
pustu.
Untuk
pendistribusian obat ke pasien berdasarkan
sistem individual resep yang diberikan dokter
pada
pasien
dengan
diagnosa
penyakit.
dari
pengendalian
memuat
jumlah
nama
persediaan,
obat,
tanggal
pemasukan,
jumlah
pengeluaran dan sisa stok.
Pengendalian Obat di Puskesmas Paniki
Bawah
tidak
memiliki
pedoman
hanya
Berdasarkan hasil pengamatan diruang apotek
langsung dilihat pada dos obat dan juga pada
bahwa
lembar
benar
petugas
apotek
dalam
memberikan obat ke pasien sesuai dengan
pemakaian
obat.
Namun
untuk
pengendalian persedian obat dilihat dari kartu
stok yang ada, yang dibuat oleh puskesmas,
pada buku LPLPO apotik. Berdasarkan hasil
dan berdasarkan dengan hasil pengamatan
observasi pencatatan dan pelaporan digudang
bahwa kartu stok untuk persedian obat baik
farmasi tersedia tapi tidak terlalu lengkap,
digudang obat maupun di apotek tersedia.
hanya saja untuk pencatatan persediaan obat
Untuk pengendalian obat yang rusak atau
lengkap.
sudah kadaluarsa berdasarkan hasil wawancara
pencatatan pemakaian obat yang lengkap lain
dengan salah satu petugas di Puskesmas,
daripada itu tidak terlalu lengkap.
bahwa obat yang sudah rusak atau kadaluarsa
langsung
dimusnahkan
dengan
cara
Sedangkan
Hasil
di
penelitian
apotek
hanya
sebelumnya
di
Puskesmas Pembantu Wates menunjukkan
pembakaran menggunakan insenerator.
bahwa pencatatan obat telah menggunakan
7. Pencatatan dan Pelaporan
sistem komputerisasi sehingga mempermudah
Dilakukannya pencatatan dan pelaporan agar
dalam pengelolaan data, namun masih ada
supaya semua kegiatan yang menyangkut
juga pencatatan yang dilakukan secara manual.
penerimaan,
8. Pemantauan dan Evaluasi
penyimpanan,
pendistribusian
obat dan obat yang digunakan di puskesmas
Pemantauan dan evaluasi dilakukan agar
dilaksanakan secara tertib. Hal ini menjadi
supaya
bukti bahwa pengelolaan obat telah dilakukan,
dalam
dapat menjadi sumber data untuk pembuatan
menjaga
laporan dan pengendalian obat.
pelayanan
Hasil penelitian di Puskesmas Paniki
Bawah
di
obat
kesalahan
sehingga
kualitas
maupun
serta
memberikan
dapat
pemerataan
penilaian
terhadap capaian kinerja pengelolaan.
Hasil penelitian yang didapatkan,
pencatatan dan pelaporan selalu dilakukan
bahwa dalam pemantauan dan evaluasi di
oleh
Puskesmas Paniki Bawah dilakukan oleh
apotik
dalam
pengelolaan
terjadinya
pelaksanaan
staf
dapatkan
menghindari
sebulan
sekali.
Dan
berdasarkan hasil pengamatan semua yang
puskesmas
dengan tim pemantauan dari
mengenai
puskesmas
sendiri
kegiatan
obat
selalu
dicatat.
dan
juga
ada
tim
Dipuskesmas sendiri dalam pencatatan masih
pemantauan dari Dinas Kesehatan Kota.
menggunakan
manual.
system
pencatatan
secara
Pemantauan dari pihak puskesmas dilakukan
Berdasarkan
pengamatan
dalam
berdasarkan kondisi yang ada hasil wawancara
gudang obat setiap obat yang masuk maupun
dari
keluar dari gudang obat atau yang digunakan
dilakukan apabila terjadi kekosongan stok obat
di
yang
Puskesmas
selalu
dicatat
dan
salah
satu
disiapkan,
informan,
maka
pemantauan
akan
dilakukan
mencantumkan nama, jenis dan jumlah obat
pemantuan langsung. Dan biasa 1 atau 2 kali
yang ada yang kemudian dilaporkan.
dalam sebulan. Dan juga pemantauan dan
Lainnya halnya dengan ruang apotik
evaluasi khusus dari Dinas Kesehatan Kota
berdasarkan pengamatan langsung untuk obat
dengan tim dari Gudang Farmasi Dinkes Kota
yang masuk dan keluar dilakukan pencatatan
Manado.
dan pelaporan langsung oleh petugas apotek
membandingkan
Evaluasi
dilakukan
perencanaan
untuk
dengan
pelaksanaan, dari hasil diatas didapatkan
meningkatkan kembali yang masih kurang
bahwa seringkali pelaksanaan pengelolaan
sesuai standar.
obat tidak selalu berdasarkan perencanaan
sebelumnya.
2. Dinas Kesehatan Kota agar lebih sering
mengadakan pelatihan kepada petugas
pengelola
obat
agar
semua
KESIMPULAN
menyangkut
Pengelolaan obat yang meliputi perencanaan,
puskesmas bias lebih ditingkatkan lagi,
permintaan
dan
pendistribusian
dan juga agar selalu memantau serta
memenuhi
standar
pengelolaan
sudah
obat
di
Puskesmas kecuali penyimpanan obat masih
pengelolaan
yang
mengevaluasi
obat
pengelolaan
obat
di
di
Puskesmas.
belum memenuhi standar yang ditetapkan,
dikarenakan
dalam
proses
penyimpanan
DAFTAR PUSTAKA
didapatkan kebanyakan obat sudah tidak
Al-hijrah M, Hamzah A, Darmawansyah.
disusun berdasarkan dengan alfabetis, begitu
2013. Studi Tentang Pengelolaan
juga dengan pengendalian obat masih belum
Obat
memenuhi standar, karena dalam pengendalian
Kabupaten Maros. Skripsi. Bagian
tidak ada metode yang dipakai hanya langsung
Administrasi
dilihat pada dos atau box obat.
FKM UNHAS Makassar.
Pencatatan dan pelaporan sudah cukup baik,
Anshari
M.
di
2009.
Puskesmas
Mandai
Kebijakan
Aplikasi
Kesehatan
Manajemen
semua menyangkut pengelolaan obat selalu
Pengelolaan Obat
dan Makanan.
dicatat dan dilaporkan. Untuk penerimaan obat
Jogjakarta : Nuha Mendika.
juga sudah cukup baik, alur penerimaan obat
Athijah U, Wijaya. I. N, Faturrohmah A,
sudah sesuai standar hanya saja jenis dan
Sullatyarini A, Nugraheni G, Satiawan
jumlah obat yang didapatkan seringkali tidak
C. D, Rofiah, Rahman L. 2011. Profil
sesuai
tahap
Penyimpanan Obat di Puskesmas
pemantauan dan evaluasi sudah cukup baik,
Wilayah Surabaya Timur dan Pusat.
walaupun tidak berdasarkan dengan pedoman,
(Online). Jurnal Farmasi Indonesia
karena harus menyesuaikan dengan kondisi
Vol.5
yang ada.
www.academia.edu/download/366343
dengan
permintaan.
Pada
No.4.
33/58-111-1-SM.pdf diaskes tanggal
23 Juni 2016.
SARAN
1. Petugas apotek ataupun penanggungjawab
Ayuningtyas D. 2014. Kebijakan Kesehatan
yang ada di Puskesmas diharapkan agar
Prinsip dan Praktik. Jakarta : Rajawali
tetap
Pers.
mempertahankan
manajemen
pengelolaan obat yang sudah sesuai
Djuna S, Arifin M, Darmawansyha. 2013.
dengan standar pelayanan dan lebih
Studi Manajemen Pengelolaan Obat
Di Puskesmas Labakkang Kabupaten
Pangkep. Skripsi. Bagian Administrasi
dan
Kebijakan
Kesehatan
FKM
UNHAS, Makassar.
Hartono,
P.
2007.
Analisis
Proses
Perencanaan Kebutuhan Obat Publik
untuk Pelayanan Kesehatan Dasar
(PKD) di Puskesmas Se Wilayah
Kerja
Dinas
Kesehatan
Tasikmalaya.
Kota
(Online).
http://eprints.undip.ac.id/17996/1/JOK
O_PUJI_HARTONO.pdf.
diaskes
tanggal 7 Juni 2016.
Mangindara,
Darmawansyah,
Nurhayani,
Balqis. 2012. Analisis Pengelolaan
Obat
di
Puskesmas
Kampala
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai. (Online) Jurnal AKK, Vol 1.
No1.
http://server2.docfoc.com/uploads/Z20
15/11/16/knUn39EXdP/b8b7d14867f2
3be7d5c1765787659da4.pdf
tanggal 7 Juni 2016.
diaskes
Download