bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu kemampuan seseorang yang saat ini
masih berusia produktif dalam bekerja dapat menurun kinerjanya dikarenakan
usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang
menurun serta kebutuhan hidup yang terus meningkat akibat inflasi sehingga
membuat masyarakat mulai menyadari pentingnya memiliki perencanaan
keuangan untuk kehidupan mereka di masa mendatang. Kemampuan
pengelolaan uang yang dahulu sering diabaikan kini menjadi hal yang cukup
penting. Oleh karena itu selain melakukan konsumsi masyarakat kini dituntut
untuk dapat juga melakukan kegiatan investasi.
S.S. Kaptan (2001) menjelaskan bahwa Investment is the allocation of
monetary resources to assets that are expected to yield some gain or positive
return over a given period of time, atau dapat dikatakan investasi merupakan
alokasi sejumlah uang kedalam suatu aset yang diharapkan dapat memberikan
keuntungan dalam periode waktu tertentu. Dalam masyarakat kegiatan
investasi bukan lagi menjadi suatu aktivitas yang asing. Setiap rumah tangga
pasti sudah memiliki perencanaan mengenai masa depan keuangan mereka
untuk meraih sukses secara finansial. Oleh karena itu sudah banyak
diantaranya yang mulai melakukan strategi investasi baik dalam skala besar
1
maupun kecil dengan modal berupa uang yang berhasil disisihkan dari total
pendapatan.
Berbagai macam instrumen investasi sudah banyak tersedia di masyarakat,
di
mana
setiap
investor
dalam
menentukan
pilihan
hanya
perlu
menyesuaikannya menurut kebijakan serta kepentingan mereka. Umumnya
investasi dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu aset riil dan aset finansial.
Aset riil adalah aset yang memiliki sifat berwujud seperti gedung-gedung,
kendaraan, dan sebagainya. Sedangkan Aset finansial merupakan dokumen
(surat berharga) atas kepemilikan aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas
tersebut seperti saham, obligasi, deposito, reksa dana dan sebagainya. (Amad,
2004)
Dari berbagai contoh aset keuangan yang telah disebutkan, reksa dana
merupakan instrumen investasi alternatif yang dapat dipertimbangkan oleh
masyarakat karena reksa dana memiliki beberapa keunggulan. Dalam buku
yang berjudul Sukses Financial dengan Reksa Dana, Rudiyanto (2013)
menjelaskan beberapa alasan untuk memilih reksa dana sebagai alat untuk
mencapai sukses finansial. Pertama pengelolaannya yang profesional
dikarenakan semua pihak dan perusahaan yang terlibat harus mendapat izin
dari pemerintah. Kedua jenis reksa dana amat beragam mulai dari konservatif
hingga agresif sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik setiap orang
yang juga beragam. Ketiga minimum investasi umumnya berkisar antara
100.000 hingga 250.000 serta untuk mempermudah pembayaran tersedia pula
fasilitas autodebet. Keempat kegiatan pencairan reksa dana hingga
penerimaan dana dilakukan dalam waktu maksimal 7 hari sehingga bersifat
2
lebih likuid dibandingkan dengan jenis investasi yang lain. Kelima terdapat
fasilitas online yang memudahkan investor dalam memantau perkembangan
dana mereka serta memiliki harga yang transparan. Berdasarkan kelebihan
yang telah disebutkan sebelumnya mengenai reksa dana hal tersebutlah yang
memberikan nilai positif bagi investor untuk menanamkan modalnya dalam
reksa dana.
Menurut UU No.8 tahun 1995 pasal 1 ayat 7 Reksa dana didefinisikan
sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer
Investasi. Reksa dana yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan menjadi 4
jenis berdasarkan kategori instrumennya, yaitu reksa dana pasar uang, reksa
dana pendapatan tetap, reksa dana saham dan reksa dana campuran.
Setiap jenis reksa dana melakukan investasi yang berbeda-beda. Reksa
dana saham mengelola minimum 80% portfolio investasinya pada efek yang
berbentuk saham. Kemudian reksa dana pendapatan tetap mengelola portfolio
investasinya pada surat berharga seperti obligasi sedangkan reksa dana pasar
uang mengelola portfolio investasinya pada jenis instrumen pasar uang seperti
SBI. Sementara reksa dana campuran komposisi investasinya harus berisi
pasar uang, obligasi dan saham dengan ketentuan maksimum 79% untuk
setiap instrumennya. Keempat reksa dana tersebut apabila dibandingkan
antara satu dengan yang lainnya mengenai risiko dan imbal hasil dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
3
Gambar 1.1 Perbandingan Risiko dan Imbal Hasil Reksa dana
Sumber : Sukses Finansial dengan Reksa dana, Rudiyanto, 2013
Berdasarkan gambar di atas, reksa dana yang memiliki imbal hasil serta
risiko tertinggi adalah reksa dana saham. Reksa dana ini dapat dikatakan
memiliki risiko tertinggi dibandingkan reksa dana yang lain dikarenakan
minimum 80% dari modal investasinya ditanamkan pada portofolio saham.
Berinvestasi dalam saham membutuhkan analisis serta strategi yang tinggi
baik secara teknikal maupun fundamental dikarenakan harga saham tersebut
dapat berfluktuatif seiring dengan kondisi pasar yang sedang terjadi.
Selain tingkat pengembalian, risiko merupakan salah satu aspek yang
diperhatikan oleh para investor. Walaupun semakin tinggi tingkat risiko
berbanding lurus dengan tingkat pengembalian yang diperoleh, para investor
memerlukan sebuah medium investasi yang aman sehingga dapat digunakan
pada saat kondisi pasar dan keuangan tidak stabil. Berkaitan dengan hal
tersebut, investor dapat melihat reksa dana terproteksi sebagai salah satu
alternatif yang dapat digunakan dalam berinvestasi dikarenakan reksa dana ini
mampu memproteksi nilai awal investasi dari investornya.
Reksa dana terproteksi masih tergolong baru di Indonesia. Sama seperti
reksa dana pendapatan tetap, kebijakan investasi dari reksa dana terproteksi
adalah minimum 80% pada instrumen surat utang, seperti obligasi negara dan
4
obligasi korporasi yang dipegang hingga jatuh tempo. Reksa dana terproteksi
merupakan jenis reksa dana terstruktur yang paling diminati investor
Indonesia karena sifatnya yang sangat mirip dengan deposito. Hanya reksa
dana ini yang bisa memberikan indikasi tingkat return yang akan diterima
investor dan memiliki fasilitas pembagian dividen setiap bulannya. Jumlah
reksa dana ini amat banyak, namun seiring jatuh temponya obligasi, biasanya
reksa dana ini juga ikut dibubarkan.
Jangka waktu yang panjang dalam menanamkan modal bukanlah menjadi
jaminan bahwa keuntungan yang didapatkan akan menjadi lebih besar. Setiap
tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh Manajer Investasi sangat bergantung
kepada kinerja instrumen investasi yang digunakan dalam pengelolaan dana
investor. Sehingga dibutuhkan analisis serta market timing yang tepat sebelum
menentukan dan melakukan tindakan investasi.
Salah satu metode analisis yang umumnya digunakan oleh Manajer
Invetasi untuk mengambil keputusan investasi dalam mengelola reksa dana
adalah top down analysis, pengambilan keputusan dengan menggunakan
metode ini dilakukan dengan melihat kondisi perekonomian secara makro
kemudian dilanjutkan analisa sektor-sektor industri untuk melihat sektor
manakah yang sedang memiliki kinerja yang baik setelah itu baru melihat
masing-masing saham secara individual untuk melihat saham mana yang
memiliki kinerja terbaik dalam industri terkait. Berdasarkan hal tersebut
memilih reksa dana yang akan memberikan pengembalian seperti yang
diharapkan membutuhkan cara pandang dan analisa yang tepat . Oleh karena
itu kita harus yakin bahwa Manajer Investasi yang mengelola portofolio reksa
5
dana tersebut memiliki pengalaman dan keahlian dalam menjual serta
membeli investasi yang dikelola. Ada beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan investor ketika berinvestasi pada reksa dana, diantaranya kinerja
reksa dana, risiko, besarnya biaya, tinggi rendahnya harga atau NAB per unit,
besarnya aset yang dikelola, tersedianya laporan investasi dan komunikasi
dengan manajer investasi. Reksa dana akan berusaha memberikan return yang
melebihi bunga deposito, karena jika sebaliknya tidak akan ada investor yang
tertarik untuk menanamkan modalnya di reksa dana.
Meskipun tidak ada kepastian bahwa reksa dana yang memiliki kinerja
baik di masa lalu dapat berkinerja yang sama di masa depan namun reksa
dana yang berkinerja baik di masa lalu berpeluang memiliki kinerja yang baik
juga di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini metode yang akan
digunakan untuk pengukuran kinerja reksa dana saham adalah Metode Sharpe,
Treynor dan Jensen sedangkan sebagai pembanding untuk menentukan tinggi
atau rendahnya return reksa dana digunakan instrumen Indeks Harga Saham
Gabungan. Dengan adanya pemaparan kinerja reksa dana saham di Indonesia
diharapkan dapat memberikan gambaran obyektif tentang kondisi kinerja
reksa dana saham di Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja antara Reksa Dana Saham dan Reksa
Dana Terproteksi pada periode Januari 2008-April 2012 dengan
menggunakan Metode Sharpe?
6
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja antara Reksa Dana Saham dan Reksa
Dana Terproteksi pada periode Januari 2008-April 2012 dengan
menggunakan Metode Treynor?
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja antara Reksa Dana Saham dan Reksa
Dana Terproteksi pada periode Januari 2008-April 2012 dengan
menggunakan Metode Jensen?
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, serta untuk memperoleh hasil
penelitian yang terarah dan spesifik, maka dilakukan pembatasan masalah dari
penelitian sebagai berikut.
1. Objek Penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa
Dana Terproteksi yang tetap beroperasi selama periode 1 Januari 2008
s/d 30 April 2012
2. Penelitian ini menganalisis Reksa Dana Saham dan Reksa Dana
Terproteksi dengan menggunakan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen.
3. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit Reksa Dana Saham dan
Reksa Dana Terproteksi diambil dari www.portalreksadana.com
4. Reksa Dana Saham dan Reksa dana Terproteksi yang diteliti adalah
Reksa Dana Saham dan Reksa dana Terproteksi yang memiliki
kelengkapan data Nilai Aktiva Bersih (NAB) harian sesuai dengan
periode yang ditentukan.
7
1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja antara Reksa Dana
Saham dan Reksa Dana Terproteksi pada periode Januari 2008-April
2012 dengan menggunakan Metode Sharpe.
2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja antara Reksa Dana
Saham dan Reksa Dana Terproteksi pada periode Januari 2008-April
2012 dengan menggunakan Metode Treynor.
3. Mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja antara Reksa Dana
Saham dan Reksa Dana Terproteksi pada periode Januari 2008-April
2012 dengan menggunakan Metode Jensen.
1.5. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Sebagai bahan kajian dan memberikan sumbangan secara konseptual,
khususnya mengenai Analisis Kinerja Reksa Dana Saham dan Reksa
Dana Terproteksi.
2. Sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut bagi
kalangan akademisi maupun para peneliti yang berminat terhadap studi
pasar modal.
3. Memperluas pandangan seorang masyarakat terhadap gambaran
obyektif tentang kinerja Reksa Dana Saham dan Reksa Dana
Terproteksi Di Indonesia yang dapat dijadikan acuan bagi masyarakat
8
dalam menginvestasikan dananya sehingga dapat memaksimumkan
tingkat pendapatan dari dana yang diinvestasikan.
4. Bagi para peneliti, penelitian ini bisa diharapkan membantu seorang
pemimpin
perusahaan
dalam
menentukan
kebijakan
usahanya
khususnya dalam hal – hal yang berkaitan dengan usaha investasi
terhadap reksa dana.
1.6. Sistematika Penulisan Laporan
Penelitian ini disusun dengan sistematika secara berurutan yang terdiri dari
beberapa bab yaitu: Bab I Pendahaluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metode
Penelitian, Bab IV Analisis dan Pembahasan, Bab V Penutup.
Dengan penjelasan setiap bagiannya sebagai berikut.
BAB I. PENDAHALUAN
Bab ini merupakan bab yang memberikan gambaran singkat mengenai isi
skripsi ini, sehingga pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan dasar analisis dari skripsi yang akan menguraikan teoriteori / dasar pada penelitian ini, sehingga pada bab ini akan diuraikan landasan
teori dan penelitian terdahulu serta hipotesis penelitian.
9
BAB III. METODE PENELITIAN
Bab ini berisi cara-cara yang dilakukan dalam penelitian, Sehingga bab ini
menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis
data.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan inti dari skripsi ini, karena pada bab ini dikemukakan
deskripsi obyek penelitian, analisis data dan pembahasan hasil analisis
berdasarkan teori untuk menjawab masalah yang dikemukakan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab terakhir berisi simpulan yang diperoleh dari analisis data,
implikasi penelitian, serta saran bagi peneliti berikutnya.
10
Download