pesaing kelompok usaha wings dalam menghadapi pemimpin pasar

advertisement
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
PESAING KELOMPOK USAHA WINGS DALAM
MENGHADAPI PEMIMPIN PASAR
Perdana Wahyu Santosa 1
Universitas Padjadjaran
Aris Munandar 2
Universitas Padjadjaran
Abstract
The prime result of this research is to see competitors analysis especially to
market leader in toiletries industry to find whether there are some competitive
significant impact and internal potential resources. The focus of analysis were
producst and competitors with the rise competitiveness and environmental concern
among players of industry. Firm has to respond with strategic environmental
marketing activities designed to meet growing product demand in competitive
market . We find that the strategy to meet for Wings Group in Indonesia is growth
with horizontal integration. This paper focuses on the toiletries product strategy
dimensions of competitiveness environment marketing.
Keyword : competitiveness , leadermarket , strategic marketing
LATAR BELAKANG MASALAH
Memasuki era globalisasi,
persaingan di berbagai bidang
semakin ketat termasuk di bidang
industri. Banyak perusahaan yang
memproduksi barang dan jasa
untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen. Keadaan
seperti ini sangat menguntungkan
konsumen yang ada di pasar, karena
dengan hadirnya banyak perusahaan yang menawarkan produk maka
konsumen
mempunyai
banyak
alternatif pilihan untuk membeli
1
produk-produk yang sesuai dengan
kebutuhan, keinginan dan daya
belinya. Di bidang industri toiletries
misalnya,
saat
ini
banyak
perusahaan yang memproduksi
produk-produk toiletries dan personal
care yang semuanya merupakan
produk kebutuhan sehari-hari (Fast
Moving Consumer Goods) yang cepat
memutar uang, sehingga pasarnya
selalu berkembang dan terus
tumbuh
seiring
pertumbuhan
jumlah penduduk.
Perdana Wahyu Santosa adalah staf Dosen di Fakultas Ekonomi YARSI dan
mahasiswa Program Doktor Manajemen Bisnis di Universitas Padjadjaran,
Bandung. Email: [email protected]
2
Aris Munandar adalah staf Departemen Keuangan RI dan mahasiswa Program
Doktor Manajemen Bisnis di Universitas Padjadjaran, Bandung
ISSN 1411-0776
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Di
Indonesia
banyak
perusahaan baik lokal maupun
multinasional yang bergerak di
bidang bisnis toiletries seperti
Unilever, Grup Wings, P & G dan
Kao. Grup Wings merupakan salah
satu perusahaan yang sukses
bergerak di bidang bisnis toiletries.
Grup Wings menetapkan industri
sabun, toiletries dan personal care
yang merupakan kebutuhan seharihari (Fast Moving Costumers Goods)
sebagai core business-nya. Di bidang
toiletries, Wings berhasil tampil
sebagai
jawara
lokal
yang
menandingi perusahaan-perusahaan
multinasional seperti Unilever dan
Procter & Gamble (P&G). Bahkan
Wings menunjukkan dominasinya
karena memiliki bidang usaha
pendukung, seperti produksi bahan
baku kimia, pabrik kemasan, biro
iklan yang belum sepenuhnya
dimiliki perusahaan multinasional
itu.
Salah satu pesaing utama
Grup Wings adalah PT Unilever
Tbk. yang sudah lebih dulu
bergerak di industri toiletries.
Awalnya,
arah
pengembangan
produk Grup Wings mengikuti
Unilever. Grup Wings selalu
membayangi (me too) setiap gerak
perusahaan raksasa global tersebut.
Wings mengakui terus terang
dirinya sebagai spesialis produsen
follower seperti yang pernah diakui
Rudy Bonardi, Manager Promosi &
Merchandise PT. Sayap Mas Utama,
kebanyakan
memang
bukan
kategori baru di pasar. Namun,
dibanding pendahulunya, Rudy
menjamin pasti ada nilai lebih yang
dimilikinya. (SWA, 20 / XVIII / 30
September – 9 Oktober 2002).
Produk - produk Wings memang
tidak jauh berbeda dengan produkproduk
pesaingnya,
terutama
Unilever, baik dilihat dari segi fitur,
kemasan, maupun harganya. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut
ini :
Tabel 1
Para Pesaing Merek Grup Wings
Lini Produk
Sabun Mandi
Sabun Cuci
Sabun Cuci Piring
Pasta Gigi
Pembalut Wanita
Merek Grup
Wings
GIV
NUVO
So Klin
So Klin Matic
So Klin Pewangi
Daia
Mama Lemon
Smile-up
Ciptadent
Kodomo
Hers Protec
Sumber : Bisnis Indonesia, 21 Mei 2004
ISSN 1411-0776
Versus
Merek Pesaing
VS
VS
VS
VS
VS
VS
VS
VS
VS
VS
VS
LUX
Lifebuoy
Rinso
Rinso Matic
Molto
Surf
Sunlight
Close-up
Pepsodent
Pepsodent Junior
Kotex
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Dari
tabel
di
atas,
dapat
disimpulkan bahwa merek-merek
produk Grup Wings dan para
pesaingnya sudah saling mengenal.
Produk Wings terlihat selalu
membayangi (me too) pesaing
utamanya. Deterjen Rinso dibayangi
So Klin dan Surf dibayangi Daia,
pasta gigi Close-Up diikuti Smile
Up, sabun kecantikan Lux ditantang
GIV, sabun kesehatan Lifebuoy
diikuti Nuvo. Dan terakhir sampo
Clear diserang Zinc. Tak jarang
kandungan maupun fitur masingmasing hampir sama. Hal ini
menimbulkan terjadinya persaingan
dalam
memperebutkan
pangsa
pasar yang ada di setiap lini produk.
Persaingan merebut pangsa pasar
tersebut dapat dilihat pada tabel 2
berikut:
Tabel 2
Brand Share Produk Wings Dan Pesaing
Brand
Merek
Share
Pesaing
Deterjen Krim (Nilai pasar deterjen krim, bubuk, dan batang untuk
rumah tangga sekitar Rp 2 triliun
Wings
38,4 B-29
4,8
Ekonomi
44,8 OMO
3,3
Dangdut
3,3
Deterjen Batang
Daia
10,9
Deterjen Bubuk
So Klin
16,7 Rinso
53
Daia
14,2 Surf
3,8
Pasta Gigi
Ciptadent
9,8 Pepsodent
78,9
Smile Up
Close Up
6,6
Pembersih Pakaian
So Klin Pembersih Lantai
38,3 Super Pell
21,2
Super Sol
Wipol
14,8
Pembersih Piring
Mama Lemon
15 Sunlight
72,3
Wings
5,9
Ekonomi
2,7
Pelembut/Pewangi/Penyegar/Pelicin Pakaian
(Nilai pasar sekitar Rp. 1,2 triliun)
So Klin Pewangi
24,5 Molto
57,6
So Klin Softener
29,6 Trika
3,6
Rapika
1,6 Trika
3,6
Sampo (Nilai pasar sekitar Rp. 500 milyar)
Emeron
Sunsilk
34,6
Zinc
Clear
23,7
Sikat Gigi
Kategori/Merek
ISSN 1411-0776
Brand Share
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Ciptadent
2,3 Pepsodent
Sabun Mandi Batang (Nilai pasar sekitar Rp.1 triliun)
GIV
10,6 Lux
Priti
7,1 Lifebuoy
Nuvo
7,3
23,5
21,7
43,3
Sumber : SWA 07/XX/1 – 4 April 2004
Dilihat dari tabel di atas, brand share
yang diraih produk-produk Grup
Wings masih berada di bawah
pesaingnya
utamanya
yaitu
Unilever. Seperti untuk kategori
detergen bubuk, Rinso (Unilever)
meraih brand share sebesar 53,
sedangkan So Klin (Wings) hanya
memperoleh 16,7. Di kategori
pembersih
piring,
Sunlight
(Unilever) meraih brand share
sebesar 72,3 sedangkan Mama
Lemon
(Wings)
hanya
15.
Persaingan antara Wings dan
Unilever sangat ketat. Hampir
seluruh produk Wings mengikuti
market leader, yaitu Unilever.
Persaingan yang ketat juga dapat
dilihat dari perolehan Brand Value
yang dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3
Peringkat Kinerja Merek Per Kategori Produk 2003 & 2004
2003
Merek
Shampo
Sunsilk
Clear
Pantene
Rejoice
Lifebuoy
Sabun mandi Padat
Lifebuoy
Lux
GIV
NUVO
Harmony
Sabun Mandi Cair
Lifebuoy
Lux
Biore
Gatsby
Dettol
Pasta Gigi
Pepsodent
ISSN 1411-0776
2004
Brand
Value
Merek
Brand
Value
207,3
136,4
112,5
38,5
34,0
Sunsilk
Clear
Pantene
Lifebuoy
Rejoice
251,3
211,7
174,0
84,4
83,4
249,1
151,1
54,6
38,5
8,6
Lifebuoy
Lux
GIV
NUVO
Cussons
347,5
216,7
83,4
79,3
49,7
179,8
136,7
103,7
16,4
8,6
Lux
Lifebuoy
Biore
Cussons
Dettol
234,8
184,3
136,6
66,64
49,3
453,3
Pepsodent
588,0
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Ciptadent
Close- up
Formula
Ritadent
Sikat Gigi
Formula
Pepsodent
Oral B
Manful
Ciptadent
Detergen Bubuk
Rinso
So Klin
Daia
Attack
Surf
Pelembut/Pewangi/
Pelicin Pakaian
Molto
SoKlin Softener
Trika
Kispray
Sofft & fresh
49,6
45,2
2,2
0,6
Ciptadent
Close- up
Formula
Maxam
70,5
49,9
10,3
6,1
337,9
136,8
39,7
14,6
10,0
Formula
Pepsodent
Oral B
Ciptadent
Manful
395,2
251,4
45,8
17,7
15,4
317,0
98,3
73,1
49,5
19,4
Rinso
So Klin
Daia
Attack
Surf
351,1
107,5
97,3
75,5
39,8
320,4
156,4
30,1
20,9
7,7
Molto
Softener SoKlin
Kispray Amoris
Trika
Rapika
414,9
134,7
43,6
27,5
20,8
Sabun
Pencuci
Piring
380,9 Sunlight
Sunlight
84,5 Mama Lemon
Mama Lemon
21,8 Mama Lime
Wings
21,8 Cussons Morning
Ekonomi
0,0 Fresh
Air Mas
Yuri Ligent
Pembersih Lantai
SoKlin
196,6 SoKlin
Super Pell
107,3 Super Pell
SOS
78,0 Wipol
Wipol
59,6 SOS
Karbol
13,2 Densol
Sumber : SWA 15 / XX 22 Juli – 4 Agustus 2004
Dari Tabel 3 di atas, dapat dilihat
bahwa di beberapa kategori produk
toiletries, produk-produk Unilever
masih mendominasi. Di segmen
sampo, Sunsilk dan Clear tetap
tidak terkalahkan. Demikian pula,
Lifebuoy dan Lux di kategori sabun
ISSN 1411-0776
414,9
134,7
43,6
27,5
20,8
198,9
162,4
127,9
80,4
31,5
padat serta Pepsodent di segmen
pasta gigi. Sedangkan produk Grup
Wings bersaing ketat di posisi-posisi
berikutnya setelah produk-produk
Unilever.
Pola pengembangan produk
Wings yang selalu membayangi (me
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
too) pesaing-pesaingnya, sering
membuat orang memandang remeh
Wings. Para peniru umumnya tidak
bisa lebih bagus dari yang ditirunya.
Grup
Wings
sebagai
follower
memang belum sepenuhnya dapat
lebih
unggul
dari
pesaing
utamanya, Unilever. Hal ini dapat
dilihat dari perolehan Brand Share
dan Brand Value setiap merek
produk Wings yang telah dibahas
sebelumnya di mana posisi produk
Wings masih berada di bawah posisi
produk-produk Unilever.
Menjadi produsen follower
bukanlah hal yang mudah. Grup
Wings sebagai produsen follower
harus mengenali pesaing utamanya
yang merupakan market leader dalam
industri
toiletries.
Selain
itu,
perusahaan juga harus mengetahui
kekuatan dan kelemahan yang ada
pada internal perusahaan dan juga
peluang dan ancaman yang datang
dari eksternal perusahaan sehingga
dapat
direncanakan
dan
dilaksanakan strategi bersaing yang
akan digunakan untuk menghadapi
persaingan dan mempertahankan
eksistensi
produk-produk
perusahaan di pasar.
Berdasarkan fenomena di
atas, penulis merasa perlu untuk
membahas analisis persaingan yang
dilakukan oleh Grup Wings untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
eksistensi
perusahaan di pasar.
PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian di atas,
maka permasalahan yang akan di
bahas dalam kajian ini meliputi:
1. Bagaimana
implementasi
konsep analisis SWOT pada PT
Lion Wings.
ISSN 1411-0776
2.
3.
Bagaimana analisis kekuatan
industri (five force) pada PT
Lion Wings dalam menghadapi
market leader pada industri
toiletries.
Bagaimana analisis pesaing
pada PT Lion Wings dalam
menghadapi market leader pada
industri toiletries.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN
DAN
PENDEKATAN
PEMECAHAN
MASALAH
Dalam iklim globalisasi, di
mana seakan-akan dunia tidak
mengenal batas-batas menuntut
suatu keunggulan dari berbagai
sektor
perekonomian.
Industri
sebagai salah satu pemain yang
berperan di bidang ekonomi
dituntut pula untuk mempunyai
keunggulan bersaing.
Dalam
kondisi
persaingan
suatu
perusahaan
harus
melakukan
analisis tentang kedudukannya di
dalam kondisi tersebut sehingga
dapat membantu manajemen untuk
memutuskan di mana akan bersaing
dan bagaimana menentukan posisi
pesaingnya pada setiap pasar
sasaran.
Competitor Targeting
Dalam menghadapi persaingan, perusahaan perlu melakukan
analisis
lingkungan
termasuk
analisis terhadap para pesaing.
Selain itu perusahaan juga harus
menentukan
target
pesaing
(Competitior Targeting). Hal tersebut
diperlukan
untuk
mengetahui
keunggulan dan kelemahan pesaing
sehingga perusahaan diharapkan
mampu mengetahui posisi relatif
perusahaan dan juga mampu
bersikap proaktif.
Competitor
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
targeting adalah proses menyeleksi
pesaing yang nantinya dapat
menunjukan peluang dan ancaman
yang penting bagi perusahaan,
khususnya mengenai pelanggan
tertentu
yang
diinginkan
perusahaan,
dan
kemudian
merencanakan dan mengimplementasikan strategi, taktik dan tindakan
yang nyata untuk membantu
perusahaan
mencapai
tujuan
bisnisnya. (Gordon, 2002)
Setiap perusahaan pasti
ingin mendapatkan informasi tentang
konsumen, karena konsumen merupakan target pasarnya. Tapi mengapa
perusahaan juga harus menentukan
target pesaingnya? Menurut Gordon
(2002), ada beberapa alasan yang
bervariasi dari setiap perusahaan,
tetapi umumnya alasan mereka
adalah sebagai berikut :
1. Belajar dari pesaing, sehingga
perusahaan dapat peningkatan.
2. Mengembangkan posisi yang
berbeda
dengan
pesaing
terutama dihadapan konsumen
pesaing untuk meningkatkan
pangsa pasar.
3. Mengembangkan posisi yang
berbeda dihadapan pelanggan
pesaing yang dipilih perusahaan, sehingga menyebabkan
pelanggan membeli produk
yang dihasilkan perusahaan.
4. Memperoleh keunggulan relatif
untuk
memperkuat
posisi
perusahaan.
5. Mencapai hasil persaingan yang
superior untuk shareholder.
6. Mengidentifikasi pesaing yang
relatif tidak berbahaya atau
layak menjadi patner potensial
dalam situasi tertentu, mungkin
dalam peperangan melawan
pesaing lain.
ISSN 1411-0776
7.
Menentukan bagaimana dan di
mana
perusahaan
dapat
berkolaborasi
baik
dengan
pesaing.
8. Memenangkan tawaran dan
kontrak yang spesifik.
Penentuan Arena Bersaing
Sebelum
menganalisis
pesaing, perusahaan harus menentukan dahulu arena persaingan
sehingga perusahaan mengetahui
cakupan dari persaingan yang
dihadapinya.
Cravens
(1996)
mengemukakan aspek-aspek yang
dapat
dipergunakan
dalam
menentu-kan
arena
bersaing.
Aspek-aspek
tersebut
adalah
sebagai berikut :
1. Sumber Persaingan
Produk (atau jasa) yang
menawarkan solusi untuk kebutuhan
dan keinginan konsumen yang
dituju oleh merek organisasi
merupakan saingan perusahaan.
Ada beberapa sumber persaingan
baik secara geografi, dari pasar lokal
hingga pasar global.
a. Persaingan Merek
Bentuk persaingan langsung
banyak terjadi antara merek dari
jenis dan bentuk produk yang
sama di pasar. Pada struktur
pasar yang kompleks, merek
dari jenis produk yang berbeda
dapat bersaing juga.
b. Persaingan Jenis dan Bentuk
Produk
Bentuk persaingan meliputi dua
atau lebih jenis atau bentuk
produk.
Persaingan
dapat
terjadi dari teknologi yang
berbeda dalam menampilkan
fungsi yang sama. Persaingan
antara jenis produk yang
berbeda untuk kebutuhan yang
sama dapat mengubah arena
persaingan dengan menarik
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
industri baru ke pasar. Pada
pasar,
ancaman
bentuk
persaingan yang baru dapat
terjadi dari produk substitusi.
c. Persaingan Generik
Konsumen mempunyai banyak
kebutuhan dan keinginan yang
harus dipuaskan. Hal ini
menciptakan persaingan untuk
menyediakan sumber daya yang
terbatas
kepada
konsumen
organisasi. Walaupun bentuk
persaingan ini tidak bersifat
langsung
dan
segencar
persaingan
merek,
namun
penentuan arena persaingan
tetap
bersifat
relevan.
Pemahaman tentang prioritas
pemuasan
kebutuhan
dari
konsumen
sangat
berguna
untuk menentukan di mana
persaingan generik akan terjadi.
d. Persaingan Geografi
Persaingan dapat terjadi dalam
lingkup global, multinasional,
nasional,
regional,
atau
metropolitan. Biasanya para
pesaing tidak selalu tepat pada
daerah geografi yang sesuai
dengannya. Jika perusahaan
beroperasi pada pasar regional
atau nasional, harus selalu
memperhatikan persaingan dari
perusahaan lain dari lingkup
geografi yang lebih luas lagi.
2.
Struktur dan Karakteristik
Industri
Menurut Cravens (2004:190)
ada aspek-aspek struktur industri
yang memberikan masukan dalam
menentukan
batas
persaingan,
antara lain:
Bentuk Industri
ISSN 1411-0776
Bentuk
industri
dapat
diklasifikasikan
menurut
jenis
persaingannya, antara lain :
a. Monopoli, di mana hanya
terdapat
satu
perusahaan,
pembeli tidak memiliki pilihan
merek.
Perusahaan
yang
memonopoli memiliki kekuatan
untuk menguasai pasar, kecuali
ada
peraturan
pemerintah.
Adapun ciri-ciri pasar monopoli
adalah sebagai berikut :
ƒ Hanya ada satu penjual
barang atau jasa
ƒ Produk yang dijual sangat
unik, dan tidak mungkin
dapat digantikan dengan
barang
lain
sehingga
pembeli harus membelinya
dari pemegang monopoli.
ƒ Pemegang monopoli dapat
mengendalikan
harga
barang dan jasa yang dijual,
karena
sepenuhnya
ia
menjadi produsen barang
dan jasa itu.
ƒ Monopoli biasanya timbul
karena ada rintangan yang
diciptakan
di
pasar,
sehingga hanya perusahaan
yang memegang monopoli
saja yang bisa masuk ke
dalam pasar.
ƒ Pemegang monopoli tidak
tergantung pada keperluan
promosi.
b. Oligopoli, di mana persaingan
didomonasi
oleh
beberapa
perusahaan besar. Oligopoli
terjadi pada industri yang sudah
matang
di
negara-negara
berkembang.
Ciri-ciri
persaingan oligopoli adalah
sebagai berikut :
ƒ Hanya
ada
beberapa
perusahaan
saja
yang
memproduksi
barang-
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
c.
barang manufaktur untuk
keperluan masyarakat.
ƒ Secara teknologi kedudukan oligopoli dapat juga
timbul, jika sebuah industri
atau perusahaan mempunyai tingkat teknologi yang
lebih canggih dibandingkan
dengan perusahaan lainnya.
ƒ Oligopoli juga dapat timbul
oleh adanya merger antara
beberapa perusahaan besar
sehingga dapat memadukan
modal
kerja,
teknologi,
faktor produksi dan pasar
yang dapat mereka lebih
kuasai.
ƒ Perusahaan yang tergantung
dalam oligopoli biasanya
mempunyai saling ketergantungan satu sama lain.
ƒ Perusahaan
oligopoli
biasanya saling bersaing
bukan dalam harga tetapi
dalam kampanye komoditi
yang mereka jual melalui
iklan,
promosi
atau
diferensiasi jenis barang
yang mereka jual.
Persaingan monopolistik, terdiri
dari banyak organisasi kecil
yang
produknya
memiliki
diferensiasi.
Hal
ini
memungkinkan
setiap
perusahaan mendominasi pada
bagian
kecil
pasar.
Ciri
persaingan monopolistik adalah
sebagai berikut :
ƒ Selalu ada sejumlah besar
penjual dan pembeli di
pasaran.
ƒ Produksi
barang
yang
diperjualbelikan
biasanya
bervariasi
baik
dalam
merek, mutu, kampanye
iklan yang dilakukan dan
dampak-dampak psikologis
ISSN 1411-0776
yang berbeda terhadap
konsumen.
ƒ Perusahaan-perusahaan
yang
memasuki
pasar
mempunyai
kemampuan
kendali
yang
terbatas
terhadap harga.
ƒ Memasuki pasar persaingan
monopolistik selalu mudah,
namun
sebelumnya
memerlukan kemampuan
kampanye yang luas dan
besar biayanya.
ƒ Selalu terbuka peluang
persaingan
dalam
diferensiasi jenis komoditi
yang
dihasilkan
dan
persaingan
dalam
kampanye
iklan
yang
dilakukan untuk menarik
minat konsumen sebanyakbanyaknya.
d. Persaingan sempurna, di mana
banyak
perusahaan
kecil
dengan produk yang hampir
sama.
Tidak
satupun
perusahaan
yang
dapat
mengendalikan harga. Ciri-ciri
persaingan sempurna adalah
sebagai berikut :
ƒ Banyak penjual dan pembeli
yang
bebas
melakukan
pembelian dan penjualan.
ƒ Informasi pasar diperoleh
secara luas baik oleh penjual
mupun pembeli.
ƒ Jenis barang yang dijual
bersifat homogen.
Lingkungan Industri
Ada lima lingkungan generik
yang menguraikan batas sektor
struktur industri, antara lain:
a. Pasar yang baru muncul
(Emerging).
Industri
baru
dibentuk atau dibentuk kembali
dengan
adanya
percepatan
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
beberapa
faktor,
seperti
teknologi
baru,
perubahan Analisis Persaingan Five Forces
kebutuhan
pembeli,
dan (Michael Porter, 1994)
Penentu dasar dari kemamidentifikasi dari kebutuhan
yang tidak terpenuhi oleh pulabaan suatu persaingan adalah
pemasok.
daya tarik industri. Strategi bersaing
b. Pasar
yang
Terpecah harus berkembang dari pengertian
(Fragmented). Pada jenis industri yang canggih akan aturan persaingan
ini, tidak satupun perusahaan
yang menentukan daya tarik suatu
yang memiliki posisi yang kuat
industri. Tujuan akhir strategi
dalam hal yang pangsa pasar
adalah
untuk
atau
pengaruh.
Biasanya, bersaing
menanggulangi
dan,
idealnya
industri ini dibentuk oleh
mengubah
aturan
itu
demi
sejumlah besar perusahaan.
c. Transisional
(Trantitional). kepentingan perusahaan. Di dalam
Industri ini berubah dari tahap industri apapun, entah itu di dalam
pertumbuhan ke tahap matang, negeri atau internasional, aturan
seperti yang ditampilkan oleh persaingan
mencakup
lima
daur hidup produk di industri.
kekuatan bersaing, yaitu masuknya
d. Pasar yang Menurun (Declining).
pesaing baru, ancaman dari produk
Pada
jenis
industri
ini,
pengganti (subtitusi), kekuatan
penjualan sebenarnya sedang
(tawar
menawar)
menurun. Kategori industri penawaran
pembeli,
kekuatan
pertawaran
tidak sesuai siklus, karena
penjualan naik dan turun setiap pemasok, dan persaingan di antara
pesaing-pesaing yang ada.
saat.
e. Global
Perusahaan
dalam
kategori ini bersaing atas dasar
global.
Gambar 1
Kerangka 5 Kekuatan dalam Persaingan Industri
Pendatang
Baru
Pesaing Industri
Pemasok
Pembeli
Persaingan
di antara perusahaan yang
d
Produk
Pengganti
ISSN 1411-0776
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Sumber: Porter (1994)
Kekuatan
dari
kelima
kekuatan
bersaing
tersebut
bervariasi dari satu industri ke
industru lain, dan dapat berubah
sementara suatu industri berkembang.
Kelima
kekuatan
tersebut
menentukan
kemampulabaan
industri karena mempengaruhi
harga, biaya, dan memerlukan
investasi perusahaan di dalam suatu
industri.
Kekuatan
pertawaran
pemasok menentukan biaya bahan
mentah dan masukan lain. Intensitas
persaingan menentukan harga dan
juga biaya persaingan di dalam
bidang-bidang
seperti
pabrik,
pengembangan produk, iklan, dan
tenaga
penjualan.
Ancaman
masuknya pesaing baru membatasi
harga dan menentukan investasi
yang
diperlukan
untuk
menghalangi masuknya pendatang
baru. Kekuatan persaingan industri
tersebut dapat dilihat pada Gambar
1 di atas. Analisis kekuatan
persaingan dalam industri ini dapat
dijadikan landasan dan acuan untuk
menyusun strategi-strategi baik
pada tingkat korporat, strategi unit
bisnis, maupun strategi fungsional.
Analisis Persaingan
Evaluasi strategi, kekuatan,
kelemahan, dan rencana para
pesaing juga merupakan aspek
kunci analisis situasi. Evaluasi ini
penting untuk identifikasi pesaing
yang sudah ada dan yang potensial.
Hanya beberapa perusahaan dalam
industrinya yang dapat menyimpulkan
para pesaing utamanya.
Menurut Cravens et al
(2003), analisis pesaing harus
menunjukkan
kekuatan
dan
kelemahan
pesaing.
Analisis
pesaing utama biasanya mencakup
hal-hal sebagai berikut :
1. Prakiraan seluruh kekuatan
perusahaan dari setiap pesaing
utama.
2. Perkembangan pangsa pasar
yang lalu dan sekarang.
3. Kekuatan
keuangan
dan
kinerjanya.
4. Kemampuan manajemen (dan
keterbatasannya).
5. Keunggulan
teknik
dan
operasional (seperti paten biaya
produksi yang rendah, produk
baru).
6. Uraian dan penilaian kekuatan
dan
keterbatasan
strategi
pemasaran.
Menurut Hoole at al (2004)
ada empat komponen utama yang
dapat
dilakukan
dalam
menganalisis pesaing. Komponenkomponen tersebut dapat dilhat
pada Gambar 2 berikut :
Gambar 2
Komponen Analisis Pesaing
ISSN 1411-0776
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Menilai arah
dan tujuan
pesaing
Menilai arah
strategi pesaing
Menilai gambaran sumber daya
pesaing
Memprediksi strategi pesaing
di masa yang akan datang
(Sumber : Hooley, Saunders, dan Piercy, 2004)
Pada Gambar 2 di atas
dapat dilihat komponen untuk
menganalisis persaingan sebagai
berikut:
1.
2.
Menilai arah dan tujuan
pesaing di masa datang
Pemahaman tentang tujuan
yang ingin diraih pesaing dapat
memberikan petunjuk dalam
pengembangan
strategi
perusahaan. Memahami tujuan
pesaing, dapat memberikan
petunjuk
untuk
mengembangkan
strategi
bersaing
dan
dapat
mengindikasikan di pasar mana
perusahaan
pesaing
akan
bersaing. Menilai arah dan
tujuan
pesaing
meliputi
penilaian terhadap apa target
ingin dicapai, mengapa pesaing
ingin mencapai target tersebut,
dan apakah pesaing telah
merasa puas dengan apa yang
telah mereka capai.
Menilai arah strategi pesaing.
Memahami
strategi
yang
digunakan oleh pesaing dalam
mencapai tujuan perusahaan,
dapat mengidentifikasi peluang
ISSN 1411-0776
dan ancaman yang timbul dari
tindakan
pesaing.
Dalam
penilaian terhadap arah strategi
pesaing meliputi pertanyaan
dasar, yaitu apa yang dilakukan
pesaing pada saat ini. Penilaian
arah strategi pesaing meliputi
target
pasar
yang
dituju
pesaing,
strategi
yang
digunakan pesaing, bauran
pemasaran yang digunakan,
dan cara pesaing mengelola
pemasarannya.
Dengan
penilaian tersebut, perusahaan
akan
mampu
mengenali
kekuatan
dan
kelemahan
pesaing. Akhirnya, dengan
pengetahuan tentang kekuatan
dan kelemahan pesaing tersebut
perusahaan
dapat
mengindikasikan
peluangpeluang yang ada di pasar.
3.
Menilai sumber daya pesaing.
Setelah mengetahui apa yang
ingin dicapai pesaing dan apa
yang akan dilakukan pesaing
untuk
mencapai
targetnya
tersebut, perusahaan juga harus
menilai sumber daya yang
dimiliki
oleh
pesaing.
Gambaran aset dan kemampuan
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
pesaing menunjukkan apa yang
akan dilakukan oleh pesaing,
yang
akan
menunjukkan
bagaimana
pesaing
akan
bertindak di masa yang akan
datang atau bagaimana cara
pesaing
bereaksi
terhadap
ancaman. Penilaian terhadap
sumber daya yang dimiliki
pesaing
meliputi
budaya
pemasaran,
aset
dan
kemampuan
pesaing,
kemampuan
produksi
dan
operasi, dan keadaan finansial
pesaing.
4.
Memprediksi strategi pesaing
di masa akan datang.
Dengan
mengkombinasikan
analisis
diatas,
perusahaan
dapat menjawab pertanyaan
mendasar
dalam
analisis
pesaing,
apa
yang
akan
dilakukan perusahaan di masa
yang akan datang. Memprediksi
strategi pesaing dimasa yang
akan datang dapat kita lakukan
dengan menilai apa yang
mungkin dilakukan pesaing,
sumber daya apa yang dimiliki
pesaing dan bagaimana mereka
bereaksi terhadap apa yang
dilakukan perusahaan pesaing
termasuk perusahaan kita.
Ketika sebuah perusahaan
memilih untuk memasuki sebuah
pasar, maka perusahaan tersebut
juga
harus
mempunyai
pengetahuan tentang pesaingnya.
Setelah melakukan analisis pesaing,
perusahaan
juga
harus
merencanakan apa yang akan
dilakukan
perusahaan
untuk
menghadapi persaingan tersebut.
Menurut Kotler (2000) ada beberapa
strategi bersaing yang dapat
ISSN 1411-0776
dilaksanakan
oleh
perusahaan,
antara lain :
1. Strategi Pemimpin Pasar
Pemimpin pasar merupakan
perusahaan
dalam
suatu
industri dengan pangsa pasar
terbesar,
perusahaan
ini
biasanya memimpin perusahaan
lain dalam perubahan harga,
pengenalan
produk
baru,
cakupan
penyaluran,
dan
pengeluaran promosi.
2. Penantang Pasar
Adalah perusahaan peringkat
kedua dalam suatu industri
yang sedang berjuang keras
untuk meningkatkan pangsa
pasarnya.
3. Pengikut pasar
Yaitu perusahaan peringkat
kedua dalam suatu industri
yang ingin mempertahankan
pangsa
pasarnya
tanpa
mengganggu keseimbangan.
4. Relung pasar
Yaitu perusahaan dalam suatu
industri yang melayani segmen
kecil yang diabaikan/dilupakan
pesaing lain.
KASUS PT LION WINGS
Profil Perusahaan PT Lion Wings
Perusahaan
besar
bermarkas di Surabaya ini mulanya
hanya usaha kecil berskala home
industry, yang didirikan Johannes
Ferdinand Katuari (Oen Jong Khing)
dan kerabatnya Harjo Sutanto (Tan
Siek Miauw)
pada tahun 1948.
Perusahaan tersebut diberi nama Fa
Wings, mula-mula membangun
pabrik kecil di pinggiran Surabaya,
memproduksi sabun cuci deterjen
(sabun colek). Mereknya Wings,
yang hingga sekarang masih
diabadikan sebagai corporate brand.
Kedua pendiri itu melakukan
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
pekerjaan mulai dari produksi,
logistik
hingga
pemasarannya.
Keduanya terjun langsung menjual
sabun colek produksinya secara
door-to-door.
Sejak tahun 1971 sebenarnya
Wings telah mengembangkan diri
dengan
membangun
beberapa
perusahaan sabun dan deterjen.
Namun hingga akhir tahun 1980-an,
namanya tetap belum banyak
dikenal. Titik balik terjadi ketika Fa
Wings berganti baju menjadi PT
Wings Surya. Dan seiring dengan
perubahan itu , Wings pun masuk
ke
level
tinggi
dalam
mengembangkan bisnisnya dan
merambah ke berbagai sektor bisnis.
Meski bermain di sektor bisnis,
jantung Grup Wings
adalah
industri sabun yang merupakan
bisnis fast moving consumer goods
(FMCG) yang selama ini menjadi
core business-nya, kinerja pemasaran
Wings tetap cemerlang.
Pada tahun 1981, Grup
Wings
bekerja
sama
dengan
perusahaan Jepang yakni Lion
Corporation yang sudah berdiri
sejak tahun 1891. Lion Corporation
memiliki pengalaman yang panjang
di Asia. Kerjasama dua perusahaan
besar tersebut membentuk PT
Lioninjaya. Sejak saat itulah Grup
Wings memantapkan posisinya di
bidang marketing dan produksi dan
memenuhi permintaan yang terus
membesar. PT Lioninjaya
telah
memproduksi dan memasarkan
produk-produk ke berbagai segmen
ISSN 1411-0776
pasar dengan merek terkenal,
bahkan Lioninjaya telah sukses
menembus pasar ekspor hampir ke
seluruh dunia.
Seiring dengan perubahan
komposisi kepemilikan saham, pada
tahun 2004, PT Lioninjaya berganti
nama menjadi PT Lion Wings.
Nama ini mencerminkan betapa
perusahaan
terus
berkembang.
Dengan menyandang nama baru,
perusahaan berkomitmen untuk
senantiasa
mengutamakan
pelanggan dan konsumen dengan
lebih baik lagi.
Tujuh windu kemudian
sejak
berdirinya
perusahaan,
industri sabun batangan rumahan
yang mereka dirikan beranak-pinak
menjadi kerajaan bisnis yang
membawahkan
sekitar
70
perusahaan yang bergerak dari hulu
ke hilir di banyak industri. Pasar
ekspornya telah menembus 90
negara lebih, sementara jumlah
tenaga kerjanya telah mencapai 12
ribu orang lebih.
Setelah 55 tahun berdiri, Fa
Wings berubah total menjadi Grup
Wings yang meraksasa seperti
sekarang.
Meskipun
tetap
mempertahankan bisnis utamanya
memproduksi
sabun
colek
(toiletries),
Wings
kini
telah
merambah ke berbagai usaha mulai
dari bidang perbankan, makanan
dan minuman, perkebunan, bahan
bangunan hingga properti.
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Berikut ini merupakan tonggak-tonggak bersejarah Grup Wings:
Tahun
1948
1950
1970
1980
1983
1986
1989
1989
1989
1990
1995
1995
1998
1998
2000
2001
2002
2003
2004
PerPeristiwa
Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto mendirikan Fa Wings dan
memproduksi sabun colek skala Home Industry
Sabun mandi Wings mulai dipasarkan
Meluncurkan deterjen krim merk ekonomi
Melebarkan bisnis sabun deterjen krim dengan merek Wings
biru dan Dangdut
Bersama dengan sejumlah investor (termasuk Grup salim)
mendirikan PT Unggul Indah Cahaya, satu-satunya produsen
alkylbenzene (bahan baku dasar produk-produk deterjen) di
Indonesia
Kembali Investasi di bisnis hulu melalui PT Petrocentral
Masuk ke bisnis keramik, merek Milan dan Hercules
Mendirikan Bank Ekonomi
Berpatungan dengan Lion Corporation mendirikan PT
Lioninjaya
Memasarkan deterjen batangan merk Ekstra Aktif dan deterjen
bubuk merk So Klin
Membeli lahan plantation PT Damit Mitra Sekawan Dan PT
Makmur Kalimantan
Berpatungan dengan Siam Cement memasuki bisnis Gypsum
dan semen fiber
Mengakuisisi proyek perumahan Rafless Hill dari pemilik PT
Gunung Subur Sentosa
Periode ekstensi So Klin dimulai dengan Softener So Klin dan So
Klin Pewangi
Membeli saham ecogreen melalui consorsium dengan kepemilikan
mayoritas (47,7%)
Mendirikan perusahaan sekuritas, EkoKapital Sekuritas
Membangun Pulogadung Trade Center bersama Djarum
Penetrasi di bisnis mi instant melalui Mie Sedaap
Ditinggal salah satu Founding Father, Ferdinand Katuari
Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan PT Lion
Wings adalah berusaha untuk dapat
memenuhi kepuasan pelanggan.
Adapun misi perusahaan
PT Lion Wings:
Untuk mencapai visi perusahaan,
PT Lion Wings menerapkan policy
untuk perbaikan terus menerus
dalam kualitas produk, efisiensi
ISSN 1411-0776
produksi,
disiplin
waktu,
konsistensi dalam kualitas.
Tujuan perusahaan yaitu
bertekad
untuk
memenuhi
keperluan
sehari-hari
dan
memperkaya
kehidu-pan
umat
manusia yang menawarkan nilai
tambah
maksimum
senantiasa
untuk mengantisipasi keinginan
konsumen.
Selain itu PT Lion
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Wings telah memiliki sertifikasi ISO
9001:2000 dan GMP.
Kasus Bisnis Wings
PT Lion Wings merupakan
perusahaan lokal yang cukup besar
di negara Indonesia. Awalnya, arah
pengembangan produk Grup Wings
mengikuti pesaing utamanya yaitu
Unilever.
Kemanapun
raksasa
global itu bergerak, Wings selalu
membayangi
(me
too).
Kini
setidaknya ada 20 produk Unilever
dan Wings saling bertarung. Antara
lain, deterjen, sabun mandi, pasta
gigi, pelembut pakaian, pelicin
pakaian, dan produk pembersih
lantai.
Pada
kategori
produk
deterjen,
persaingan
produk
Unilever
dan
Wings
terjadi
simultan.
Di
segmen
ini
perseturuan dimulai saat Wings
meluncurkan So Klin pada tahun
1980-an. Saat itu So Klin dipasarkan
dengan kemasan mirip Rinso, tapi
harga 25% lebih murah. Kemudian
iklan So Klin juga Rinso dengan
menyebutkan, So Klin tidak panas
di tangan dan membuat pakaian
lebih putih. Secara perlahan So Klin
kini mulai menggerogoti pasar
Rinso, terutama pada segmen
bawah. Unilever yang tak ingin
pangsa pasar Rinso digerogoti
kemudian
bereaksi,
dengan
mengeluarkan Rinso dengan varian
baru, Rinso Anti Noda dan Rinso
Warna. Namun ini tak lama
kemudian juga diikuti Wings
dengan meluncurkan So Klin
Higenis dan So Klin Power.
Persaingan juga berlanjut
pada produksi karena sejak tahun
1996 keduanya adu kekuatan
dengan
menambah
kapasitas
produksi. Kini kapasitas produk di
ISSN 1411-0776
Unilever
Indonesia
mencapai
224.600
ton/tahun
sedangkan
Wings 281.000 ton/tahun. Jika
dilihat dari penguasaan pangsanya,
di detergen secara umum posisi
Unilever
dan
Wings
cukup
berimbang. Di segmen lebih atas,
Rinso masih mengalahkan So Klin,
tapi di segmen bawah harus diakui
Surf belum apa-apa dibanding Daia.
Setidaknya ini terbaca dari pangsa
pasar Surf yang berada di bawah
Daia.
Di produk pasta gigi terjadi
pertempuran di semua sub kategori
produk. Di segmen pasta gigi biasa,
Wings
memasarkan
Ciptadent
untuk menantang Pepsodent dari
Unilever. Adapun di segmen pasta
gigi anak, Wings meluncurkan
merek Kodomo yang bersaing
dengan
Pepsodent
Junior.
Sementara di segmen pasta gigi gel
yang ditargetkan untuk kawula
muda, persaingan lebih hebat lagi.
Pasalnya, Wings mememasarkan
Smile-Up untuk menandingi CloseUp. Ternyata, Smile-Up juga cukup
sukses, karena dalam setahun bisa
meraih omset miliaran rupiah.
Selain itu, Unilever dan
Wings juga bersaing di pasar sabun
mandi. Di segmen sabun mandi
antiseptik
(kuman)
contohnya,
Unilever punya Lifebuoy dan Wings
punya Nuvo. Adapun di pasar
sabun mandi kecantikan, Unilever
punya Lux sementara Wings punya
Giv. Di pasar pembersih lantai,
keduanya bersaing ketat. Wings
memasarkan So Klin Pembersih
Lantai
sedangkan
Unilever
mengibarkan Super Pell. Pada
kategori produk pelicin pakaian,
Unilever mengeluarkan Trika dan
Wings mengeluarkan Rapika. Lalu
keduanya juga bersaing ketat di
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
pasar pelembut dan pewangi
pakaian, karena Wings memasarkan
Softener So Klin dan Unilever
mamasarkan Molto.
Secara
umum,
hampir
semua produk yang dikeluarkan
Wings tak ada perbedaan yang
mencolok
dibanding
produk
Unilever, baik fitur, kemasan
maupun harga. Wings sebagai
produsen
follower
yang
menggunakan stategi me too sering
membuat
orang
memandang
sebelah mata pada Wings. Karena
banyak yang beranggapan peniru
tidak lebih baik dari perusahaan
yang ditirunya. Hal ini dapat dilihat
dari
survey
Indeks
Customer
Satisfaction
Association
(ICSA)
menunjukkan
bahwa
produkproduk Wings masih di bawah
Unilever dalam segi penilaian
kualitas dan kepuasan pelanggan,
sekalipun Wings telah menerapkan
strategi harga yang lebih murah.
Walaupun
sebenarnya
pada
beberapa produk brand share Wings
dapat mengungguli Unilever (data
brand share terlampir), namun tetap
saja Unilever menjadi pemenang
brand share pada produk lainnya.
Hal tersebut menunjukkan
bahwa Wings belum mampu
menyaingi Unilever secara keseluruhan. Dari permasalahan tersebut
maka Wings perlu melakukan
analisis persaingan sehingga dapat
ISSN 1411-0776
mengetahui
kekuatan
dan
kelemahan yang dapat membantu
dalam memanfaatkan peluang dan
menghadapi ancaman yang ada di
industri toiletries. Selain itu dengan
melakukan analisis persaingan,
Wings juga diharapkan dapat
menentukan posisi perusahaannya
dan merancang strategi bersaing
agar
dapat
mempertahankan
eksistensinya.
PEMBAHASAN
Analisis SWOT
Formulasi
strategis atau
yang biasanya disebut dengan
perencanaan strategis merupakan
proses penyusunan perencanaan
jangka
panjang.
Karena
itu,
prosesnya banyak menggunakan
proses
analitis.
Analisis
perencanaan strategis ini sangat
dibutuhkan di dalam dunia bisnis
untuk mensinergikan dengan visi,
misi, sasaran, serta kebijakan
perusahaan. Oleh karena itu,
analisis SWOT merupakan salah
satu alat yang bisa digunakan
sebagai
langkah
awal
untuk
menetapkan perencanaan strategis.
Berikut ini adalah analisis SWOT PT
Lion Wings yang disajikan dalam
bentuk matrik SWOT sebagai
berikut:
A. Analisis dengan Menggunakan
Matrik SWOT
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Tabel 4
Matrik Swot
IFAS
EFAS
STRENGTH (S)
Modal cukup, memiliki kemampuan
teknologi dalam ramuan kimia, mitra
strategis,
pemahaman
pasar
Indonesia, menguasai industri hulu
alkylbenzene (bahan baku deterjen),
harga
lebih
murah,
suasana
kekeluargaan, memiliki banyak anak
perusahaan yang dijalankan secara
independen, memiliki banyak sektor
bisnis, biaya produksi lebih kecil
STRATEGI SO
OPPORTUNIT
IES (O)
Ekspor
Permintaan
pasar domestik
Diversifikasi
sektor bisnis
Kemajuan
teknologi
Network
Menjalin kerjasama dengan perusahaan Jepang, Lion Corporation untuk
memantapkan posisi pasar. Mengembangkan industri hulu dengan
menggunakan teknologi yang lebih
canggih.
TREATHS (T)
STRATEGI ST
Pesaing utama
Globalisasi
Kemungkinan
resesi
Peningkatan
peraturan
pemerintah
ISSN 1411-0776
Memperluas pasar luar negeri dengan
membina hubungan baik dengan
negara
lain
melalui
network
(jaringan)
informasi,
distribusi
maupun relasi yang akan atau sudah
dibina
Menentukan strategi bersaing yang
tepat dalam upaya menghadapi
pesaing utama
Mengawasi jalannya anak perusahaan
yang
telah
bergerak
secara
independent agar tidak mudah
goncang ketika resesi
WEAKNESS
(W)
Kurang fokus
Follower
Kurang inovasi
STRATEGI
WO
Jeli dalam
memilih
bidang industri
yang
akan/sudah
dikembangkan.
Memahami
kebutuhan
pasar
konsumen
STRATEGI
WT
Lebih
pada
utama
fokus
bisnis
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
B.
Analisis Faktor Internal
Tabel 5
Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS)
Faktor-faktor strategi
internal
KEKUATAN
Memiliki
kemampuan
teknologi dalam ramuan
kimia
Mitra strategis
Pemahaman
pasar
Indonesia
Menguasai industri hulu
alkylbenzene (bahan baku
deterjen)
Harga lebih murah
Suasana kekeluargaan
Memiliki banyak anak
perusahaan yang dijalankan secara independent
Memiliki banyak sektor
bisnis
Biaya produksi lebih kecil
KELEMAHAN
Kurang fokus
Follower
Kurang inovasi
Bobot
Bobot x
Rating
0,05
0,05
8
8
0,4
0,4
0,05
7
0,35
0,10
0,05
0,05
9
8
8
0,9
0,4
0,4
0,05
7
0,35
0,05
0,05
6
6
0,3
0,3
0,15
0,10
0,15
1,OO
ISSN 1411-0776
Rating
1
3
3
0,15
0,3
0,45
4,7
Komentar
Perusahaan
hendaknya
memperluas
pasar
sehingga bisa
menyaingi
perusahaan
yang
telah
lama berdiri
sebelumnya
Perusahaaan
hendaknya
lebih
focus
pada bisnis
utama
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
C. Analisis Faktor Eksternal
Tabel 6
Eksternal Strategic Factors Analysis Summary (EFAS)
Faktor-faktor strategi
eksternal
PELUANG
Bobot
Rating
Bobotx
Rating
Komentar
Ekspor
Permintaan pasar domestic
Diversifikasi sektor bisnis
Kemajuan teknologi
Network
0,15
0,10
0,10
0,10
0,05
7
8
8
8
8
1,05
0,8
0,8
0,8
0,4
Menentukan
strategi
bersaing
yang
tepat
dalam upaya
menghadapi
pesaing
utama
0,15
0,15
0,10
0,10
1
5
6
7
0,15
0,75
0,6
0,7
Hati-hati
dengan
serangan
pesaing
ANCAMAN
Pesaing utama
Globalisasi
Kemungkinan resesi
Peningkatan
peraturan
pemerintah
1,OO
6.05
eksternal dengan menggunakan
D. Analisis dengan Menggunakan sumber daya dari luar.
Matrik Internal Eksternal
Misalnya Grup Wings lebih
berkonsentrasi pada produk-produk
Berdasarkan analisis SWOT toiletries sebagai core business-nya.
di atas diperoleh hasil sebesar Selain itu Grup Wings juga dapat
(4,7:6,05) perusahaan berada di sel 2 menggunakan strategi diversifikasi
yaitu Growth dengan strategi secara
internal
melalui
konsentrasi
melalui
integrasi pengembangan
produk
atau
horizontal.. Ada dua dasar dari eksternal melalui akuisisi. Misalnya
pertumbuhan
pada
tingkat Grup Wings dapat melakukan
korporat, yaitu konsentrasi pada pengembangan
produk-produk
satu industri atau diversifikasi ke yang sudah ada maupun bergabung
industri lain. Dalam hal ini, Grup dengan perusahaan lain, seperti
Wings dapat melakukan strategi berekspansi ke bidang perbankan
konsentrasi
melalui
integrasi dengan mendirikan Bank Ekonomi
horizontal maupun vertikal, baik yang telah dilakukan.
secara internal melalui sumber
dayanya sendiri maupun secara
ISSN 1411-0776
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Tabel 7
Matrik Internal Eksternal
KEKUATAN BISNIS INTERNAL
Tinggi
6
Rata-rata
3
Lemah
0
9
Tinggi
6
1
2
GROWTH
GROWTH
Konsentrasi
melalui integrasi
vertical
Konsentrasi
melalui
integrasi
horizontal
4
5
STABILITY
GROWTH
DAYA TARIK
INDUSTRI
Konsentrasi
melalui
integrasi
horizontal
Hati-hati
Sedang
3
RETRENCHM
ENT
Turnaround
6
RETRECHME
NT
Captive company
atau Divestment
STABILITY
Tak ada
perubahan
profit strategi
3
Rendah
7
8
GROWTH
GROWTH
Diversifikasi
Konsentrasi
Diversifikasi
Konglomerat
9
RETRECHME
NT
Bangkrut
atau likuidasi
0
Setelah melakukan analisis
persaingan di atas, Grup Wings
dapat
menetukan
posisi
perusahaannya dalam persaingan
dan juga merencanakan strategi
yang akan digunakan. Berdasarkan
analisis persaingan di atas, Wings
menetapkan
Unilever
sebagai
pesaing
utamanya
karena
merupakan market leader industri
toiletries di Indonesia. Dari awal
ISSN 1411-0776
Grup Wings telah menetapkan
posisi perusahaan sebagai produsen
pengikut pasar (follower) dengan
pola pengembangan produk yang
membayangi (me too) produk market
leader. Sebagai pengikut pasar harus
mengetahui cara mempertahankan
pelanggan yang ada dan memenangkan pelanggan yang baru.
Dalam hal ini Wings melakukan
strategi pengklon (Clonner) di mana
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
perusahaan
berusaha
untuk
menyamai atau melebihi produk,
nama, dan pengemasan produk
pemimpin pasar dengan variasi
yang ringan, seperti kasus produk
Zinc sudah diuraikan diatas.
Selain itu agar produk
Wings dapat lebih baik dari produk
yang
ditirunya
maka
Wings
melakukan strategi 4N yaitu Niteni
(mengamati), Nitili (menganalisis),
Nirokke (mencontoh), dan Nambahi
(memberi nilai tambah). Grup
Wings terus berekspansi dan
memberikan nilai tambah yang
mencengangkan dan menggentarkan para pesaingnya. Wings
merupakan
spesialis
produsen
follower. Dengan strategi harga lebih
murah, ditambah dengan senantiasa
melakukan inovasi serta dukungan
promosi lini atas (above the line) dan
lini bawah (below the line) yang
serius diharapkan Wings dapat
menghadapi pertempuran head to
head
terutama dengan Unilever
sebagai market leader. Pertempuran
head to head membutuhkan daya
tahan yang tinggi karena pertempuran berlangsung sepanjang waktu
juga harus memiliki modal yang
kuat untuk terus menyerang pasar
pesaing.
Selain itu, Wings juga
menerapkan falsafah Fu Lu Shou.Fu
berarti
kekayaan,
Lu
berarti
kebijaksanaan, dan Shou turun
temurun. Jika ketiga kata itu
digabung maka mempunyai arti
kebajikan. Manajemen Grup Wings
menerapkan nafas kekeluargaan
dengan
cara
memperhatikan
karyawan sebaik-baiknya. Hal ini
sesuai dengan falsafah Thiong Hoa
yang berbunyi thuan jie shi lik liang
yang artinya bersatu kita teguh
bercerai kita runtuh.
ISSN 1411-0776
Strategi-strategi
di atas
merupakan strategi bersaing PT
Lion Wings yang digunakan dengan
tujuan agar dapat mempertahankan
eksistensi
perusahaan
dalam
persaingan industri toiletries yang
semakin ketat.
Analisis Kekuatan Lingkungan
Industri (Five Force)
A. Pesaing Industri
Dalam era perdagangan
bebas saat ini, setiap perusahaan di
berbagai
bidang
usaha
akan
mengalami tingkat persaingan yang
tinggi. Demikian pula persaingan
usaha di bidang usaha toiletries.
Banyak perusahaaan yang bergerak
di bidang usaha toiletries ini antara
lain : Unilever, P&G, dan Kao.
Pesaing utama Grup Wings adalah
PT Unilever Tbk, di mana
perusahaan ini telah mempunyai
pengalaman selama 71 tahun
dengan perkembangan yang sangat
pesat.
PT
Unilever
Tbk.
memproduksi
tiga
kelompok
produk, yaitu : produk detergent,
produk
makanan dan produk
kosmetik. Di bidang industri
toiletries, Unilever dikenal sebagai
market leader dengan produk-produk
yang inovatif dan pangsa pasar
yang besar.
B. Produk Pengganti
Untuk
produk-produk
toiletries sebenarnya tidak ada
produk
pengganti.
Tetapi
kebanyakan konsumen tidak hanya
terpaku pada satu merek saja. Jadi
walaupun tidak ada produk dengan
merek yang biasa dipakainya,
konsumen juga dapat menggunakan
produk
dengan
merek
lain.
Misalnya seorang konsumen biasa
menggunakan sabun mandi dengan
dengan merek Lifebuoy, jika produk
Lifebuoy tidak dapat ditemukan
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
maka konsumen tersebut bisa
menggantinya
dengan
produk
sabun mandi lain, seperti Nuvo.
C. Pembeli
Produk toiletries merupakan
produk yang digunakan sehari-hari,
oleh karena itu konsumennya
berjumlah besar karena setiap orang
pasti menggunakan produk-produk
tersebut setiap hari. Pada umumnya
konsumen menginginkan produk
yang murah dengan kualitas yang
baik. Untuk itu perusahaan bersaing
untuk menghasilkan produk yang
berkualitas dan harganya dapat
dijangkau oleh konsumen. Selain itu
Konsumen di Indonesia mempunyai
karakter yang menyukai publisitas.
Oleh karena itu perusahaan juga
harus bersaing menarik minat
konsumen
dengan
melakukan
kegiatan promosi yang gencar.
Semakin sering produk dipromosikan terutama melalui iklan, semakin
tertarik pula konsumen dengan
produk tersebut.
D. Kekuatan Pemasok
Grup Wings merupakan
perusahaan yang bergerak industri
sabun, toiletries dan personal care.
Grup
Wings
dikenal
telah
menguasai industri dari hulu ke
hilir. Salah satunya pada tahun 1983,
bersama dengan sejumlah investor
(termasuk Grup salim) mendirikan
PT Unggul Indah Cahaya, satusatunya
produsen
alkylbenzene
(bahan baku dasar produk-produk
deterjen) di Indonesia. Dengan
demikian Grup Wings dapat dengan
mudah memperoleh bahan baku
tersebut dalam setiap proses
produksinya. Selain itu pada tahun
2000, Grup Wings bergabung dalam
konsorsium yang membeli Ecogreen
Oleochemical
yang
merupakan
produsen oleochemical terbesar di
ISSN 1411-0776
dunia. Oleochemical adalah bahan
baku industri perawatan tubuh,
sabun, detergen, makanan, plastik,
farmasi dan berbagai industri lain.
Keberadaan industri hulu tersebut
menjadi jaminan keberlangsungan
pasokannya di masa depan.
E. Ancaman Pendatang Baru
Persaingan yang terjadi
pada industri toiletries merupakan
persaingan monopolistik sehingga
sebuah perusahaan bisa masuk ke
dalam industri ini dengan mudah.
Banyaknya pembeli yang bisa di
jadikan target pasar dan perkembangan industri toiletries sendiri
yang
semakin
meningkat
menyebabkan banyak perusahaan
baik yang baru muncul ataupun
yang sudah lama berdiri tertarik
untuk bergerak di industri toiletris.
Misalnya PT Sinar Antjol yang
memproduksi B-29. Selain ancaman
dari perusahaan baru, seiring
dengan
perubahan
kebutuhan,
keinginan dan daya konsumen
maka muncul pula produk baru
atau produk yang dikembangkan
dari produk yang sudah ada. Seperti
untuk produk sampo, hampir setiap
perusahaan terus-menerus mengeluarkan produk sampo dengan
berbagai variasi seperti varian dan
kemasan.
Analisis Persaingan
Setelah melakukan analisis
kekuatan industri, maka Grup
Wings juga melakukan analisis
pesaing
terutama,
pesaing
utamanya yang merupakan market
leader di industri toiletries. Pesaing
utama Grup Wings adalah PT
Unilever Tbk. Dalam menganalisis
pesaing utamanya, Grup Wings
melakukan 4 kegiatan sebagai
berikut :
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Gambar 3
Komponen Analisis Pesaing
Menilai arah
dan tujuan
pesaing
Menilai arah strategi
pesaing
Menilai gambaran sumber daya
pesaing
Memprediksi strategi pesaing
di masa yang akan datang
(Sumber : Hooley, Saunders, dan Piercy, 2004:208)
Pada Gambar 3 di atas
dapat
dilihat
langkah-langkah
untuk menganalisis persaingan.
Adapun langkah-langkah yang
dilakukan oleh PT Lion Wings
adalah:
1.
Menilai arah dan tujuan
pesaing
Pesaing-pesaing Wings merupakan
perusahaan-perusahaan
yang
sudah
multinasional,
seperti Unilever, P&G, dan Kao.
Pada umumnya perusahaan
yang bergerak di industri
toiletries
bertujuan
untuk
menjadi
pemimpin
pasar.
Sehingga perusahaan umumnya
ingin
dianggap
produknya
sebagai inovator yang ‘first in
mind and first in the market.
Sebagai
perusahaan
multinasional sehingga mereka
menetapkan bahwa mereka
hanya
tertarik
menjadi
perusahaan nomor 1 atau
nomor 2 di pasar industri. Oleh
karena itu perusahaan pesaing
selalu berussaha keras untuk
ISSN 1411-0776
dapat
memasuki
bagaimanapun caranya.
2.
pasar
Menilai arah strategi pesaing.
Pada dasarnya perusahaanperusahaan
pesaing
dalam
industri
toiletries
memiliki
strategi hampir sama baik
dalam harga, distribusi maupun
promosi
dalam
upaya
mempertahankan
posisi
produknya
di
hadapan
konsumennya.
Dalam hal produk, perusahaanperusahaan pesaing menetapkan strategi yang hampir sama
yaitu malakukan inovasi dan
pengembangan pada produkproduk yang sudah ada.
Contohnya
pada
kategori
produk sampo, Unilever dengan
Sunlilk, P & G mengeluarkan
Pantene, masing-masing perusahaan terus- menerus malakukan
inovasi dan manambah manfaat
baru dari produk sampo yang
sudah ada dipasaran. Dalam hal
distribusi,
kebanyakan
perusahaan
mendistribusikan
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
produknya melalui agen dan
distributor, selain itu juga
mereka memasarkan produk
mereka melalui retailer seperti
supermarket dan departement
store.
Mereka
mempunyai
distributor yang telah loyal
selama bertahun-tahun. Dalam
hal
harga,
perusahaan
berlomba-lomba menawarkan
harga yang murah yang dapat
terjangkau sehingga konsumen
mampu membelinya.
Setiap
perusahaan
juga
melakukan strategi promosi
yang sangat gencar, terutama
dalam
periklanan.
Pesaing
bersaing memperkenalkan dan
mempengaruhi
konsumen
untuk membeli produk yang
dihasilkan mereka. Mereka juga
menggunakan bintang-bintang
yang
terkenal
untuk
mempromosikan iklan mereka.
Contohnya, Lux dengan Dian
Sastro, Sunlight dengan Krisna
Mukti, Pantene dengan Marcela
Zalianty. Selain itu, mereka juga
mempromosikan
produk
dengan memberikan hadiah
pada
setiap
pembelian
produknya.
3.
Menilai sumber daya pesaing.
Sebagai perusahaan multinasional,
tentunya pesaing-pesaing Grup
Wings memiliki sumber daya
yang tidak diragukan lagi baik
dari segi bahan baku, tenaga
kerja
maupun
keuangan.
Contohnya
Unilever
yang
dianggap pesaing utama Wings
yang paling kuat. Grup Wings
menyadari bahwa merupakan
saingan berat yang memiliki
modal dan pangsa pasar yang
sangat kuat di pasar Indonesia.
ISSN 1411-0776
Selain itu Unilever memiliki
kapasitas produksi yang besar,
yaitu
mencapai
224.600
ton/tahun.
Dalam
hal
keuangan,
Unilever
juga
memiliki keadaan yang sangat
baik, hal ini dapat dilihat laba
bersih yang diraih Unilever
sebesar Rp 421,793 miliar pada
tiga bulan pertama 2004. Dalam
melakukan promosi produknya
Unilever juga mengeluarkan
biaya miliaran rupiah setiap
tahunnya.
Dari
beberapa
sumber daya yang dimiliki
Unilever, jelas sekali bahwa
perusahaan
multinasional
tersebut memiliki sumber daya
yang sangat besar dan kuat
sebagai alat untuk mencapai
semua tujuan bisnisnya.
4.
Memprediksi strategi pesaing
di masa yang akan datang.
Strategi pesaing di masa yang
akan datang dapat diprediksikan dengan melihat persaingan
yang ada sekarang. Dengan
melihat 3 komponen di atas,
yaitu arah tujuan pesaing,
strategi pesaing dan sumber
daya pesaing. Contohnya ketika
Wings mengeluarkan produk So
Klin yang bermaksud untuk
menyaingi Rinso dari Unilever.
So Klin dipasarkan dengan
kemasan yang mirip dengan
Rinso, tapi dengan harga 25%
lebih murah. Kemudian iklan So
Klin
juga
Rinso
dengan
menyebutkan, So Klin tidak
panas di tangan dan membuat
pakaian lebih putih. Secara
perlahan pangsa pasar Rinso
mulai digerogoti oleh So Klin.
Kemudian
Unilever
tidak
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
tinggal diam dan mengeluarkan
Rinso dengan varian baru, Rinso
AntiNoda dan Rinso Warna. So
Klin kini mulai menggerogoti
pasar Rinso, terutama pada
segmen bawah. Unilever yang
tak ingin pangsa pasar Rinso
digerogoti kemudian bereaksi,
dengan mengeluarkan Rinso
dengan varian baru, Rinso Anti
Noda dan Rinso Warna. Namun
ini tak lama kemudian juga
diikuti
Wings
dengan
meluncurkan So Klin Higenis
dan So Klin Power.
Dengan
melihat
contoh
persaingan di atas, persaingan
bisnis toiletries akan terus terjadi
bahkan mungkin semakin ketat
seiring
memasuki
era
globalisasi. Dengan mengkombinasikan hasil anilisis di atas,
Grup
Wings
dapat
memprediksikan
bahwa
selanjutnya
perusahaanperusahaan yang bergerak di
industri
toiletries akan terus
melakukan
pengembangan
produk-produk yang sudah ada
baik dari segi manfaat, fitur,
kemasan
maupun
harga.
Selanjutnya teknologi juga akan
semakin berkembang sehingga
menyebabkan
peningkatan
kebutuhan, keinginan, daya beli
dan juga selera konsumen, hal
ini menyebabkan perusahaan
juga
akan
berlomba-lomba
mengeluarkan produk-produk
ISSN 1411-0776
personal care dan toiletries yang
baru dengan inovasi yang lebih
hebat dari produk-produk yang
sudah ada kini. Dengan produk
yang
semakin
bervariasi,
perusahaan
juga
harus
melaksanakan strategi harga,
distribusi dan promosi sehingga
produk-produk yang dihasilkan
dapat dikenali, mudah didapat
dan
dapat
memuaskan
kebutuhan
dan
keinginan
konsumen.
Penentuan Arena Bersaing
Dalam
menghadapi
persaingan Grup Wings mencoba
untuk menganalisis situasi pasar
terutama dalam industri toiletries.
Analisis situasi pasar tersebut
meliputi aspek sumber persaingan,
struktur dan karakteristik industri,
serta lingkungan industri.
1. Sumber Persaingan
Perusahaan-perusahaan toiletries
yang
ada
di
Indonesia
menghasilkan berbagai jenis
produk dengan merek yang
berbeda-beda. Keadaan seperti
ini
akan
menimbulkan
persaingan yang hebat antara
merek-merek
dari
setiap
kategori
produk
yang
dihasilkan
masing-masing
perusahaan. Persaingan tingkat
persaingan perusahaan yang
menghasilkan produk toiletries
dengan berbagai merek tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
Tabel 8
Persaingan Industri Toiletries
NAMA PERUSAHAAN
PT Unilever Tbk.
MEREK
Pepsodent, Pepsodent Junior , Close-Up,
Lux, Lifebuoy, Rinso, Surf, Super Pell,
Trika, Molto, Kotex , Sunsilk, Clear.
Grup Wings
Ciptadent, Kodomo, Smile-Up, Giv,
Nuvo, So Klin, Daia, So Klin Pembersih
Lantai, Rapika, So Klin Pewangi, Hers
Protec
Pantene, Rejoice.
Attack, Biore
B-29.
P&G
Kao
PT Sinar Antjol Indonesia
Selain persaingan merek dan
jenis produk di atas, secara
geografi
persaingan
yang
dihadapi oleh Grup Wings
masih sebatas ruang lingkup
nasional, walaupun pesaingpesaing
yang
dihadapinya
merupakan
perusahaan
multinasional.
Hal
ini
dikarenakan Grup Wings lebih
banyak
bergerak
dan
memasarkan produknya di
Indonesia, walaupun Wings
juga telah melakukan ekspor ke
beberapa negara. Untuk itu
secara geografis, persaingan
yang dihadapi Wings adalah
persaingan nasional.
2.
Struktur dan Karakteristik
Industri
Dilihat dari aspek struktur
industri yang memberikan masukan
dalam
menentukan
batas
persaingan, antara lain:
a. Bentuk Industri
Dilihat dari
bentuknya,
industri di Indonesia dapat di-
ISSN 1411-0776
klasifikasikan ke dalam persaingan
monopolistik, di mana terdapat
banyak perusahaan yang bergerak
di bidang industri toiletries, seperti
Unilever, P&G, Kao, PT Sinar Antjol
Indonesia dan sebagainya. Produk
yang dijual merupakan produk
sehari-hari yang dibutuhkan oleh
setiap masyrakat, sehingga pembeli
di pasaran selalu berlimpah.
Produk-produk toiletries ditawarkan
dengan berbagai merek dan mutu
produk. Untuk menarik minat
pembeli
yang
banyak,
maka
perusahaan melakukan diferensiasi
untuk menciptakan keunggulan
bersaing dengan perusahaan pesaing.
b. Lingkungan Industri
Dari
aspek
lingkungan
industri, persaingan dalam industri
adalah
pasar
yang
terpecah
(Fragmented), di mana ada jenis
industri
ini,
tidak
satupun
perusahaan yang memiliki posisi
yang kuat dalam hal yang pangsa
pasar atau pengaruh. Di Indonesia,
persaingan bisnis toiletries dibentuk
oleh sejumlah perusahaan, dan tidak
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
ada
satu
perusahaan
yang
sepenuhnya
menguasai
pasar.
Walaupun Unilever dikenal sebagai
market leader, ada juga beberapa
perusahaan yang memiliki pangsa
pasar yang lumayan besar, yaitu
Wings. Selain itu dengan adanya
kemajuan teknologi dan perubaban
kebutuhan dan selera konsumen
menyebabkan munculnya segmensegmen baru. Contohnya ketika ibu
rumah tangga mulai menggunakan
mesin cuci, maka
perusahaan
menciptakan produk detergen baru
yang khusus untuk mesin cuci
(Unilever
mengeluarkan
Rinso
Matic). Sesuai dengan daur hidup
produk, ada juga beberapa produk
yang mulai menurun penjualannya
bahkan kini sudah tidak dipasarkan
lagi. Keadaan ini disebabkan oleh
adanya perubahan selera konsumen
sehingga produk yang tidak sesuai
lagi dengan kebutuhan dan selera
konsumen akan mulai ditinggalkan.
Seperti produk Dimension dan
Ascend yang kini sudah jarang
ditemukan di pasaran.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Persaingan
di
bidang
industri toiletries, saat ini banyak
perusahaan yang memproduksi
produk-produk toiletries dan personal
care yang semuanya merupakan
produk kebutuhan sehari-hari (Fast
Moving Consumer Goods). Grup
Wings merupakan salah satu
perusahaan yang sukses bergerak di
bidang
bisnis
toiletries.Wings
merupakan
produsen
follower
(pengikut
pasar)
yang
arah
pengembangan produknya mengikuti dan membayangi (me too)
market leader di industri toiletries,
yaitu PT Unilever Tbk.
ISSN 1411-0776
Untuk dapat mempertahankan eksistensi produk-produknya,
Wings melakukan analisis situasi
pasar dengan menentukan arena
bersaing, menganalisis kekuatan
industri dan menganalis pesaing
yang ada. Penentuan arena bersaing
dapat dilihat dari aspek sumber
persaingan dan struktur dan
karakteristik industri. Berdasarkan
sumbernya, persaingan industri
toiletries yang ada di Indonesia
termasuk pada jenis persaingan
merek, jenis produk, persaingan
geografi
(nasional).
Sedangkan
berdasarkan struktur dan karakteristik industri dapat dilihat dari
bentuk industri dan lingkungan
industri.
Menurut
bentuknya,
industri toiletries di Indonesia dapat
diklasifikasikan ke dalam persaingan monopolistik, di mana
banyak terdapat perusahaan sehingga menimbulkan diversifikasi
untuk dapat bersaing. Menurut
aspek lingkungan industri, pasar
yang terpecah (fragmented), pasar
yang baru muncul dan pasar yang
menurun karena Grup Wings
menghasilkan berbagai jenis produk
dengan
perkembangan
yang
berbeda-beda.
Setelah melakukan analisis
kekuatan bisnis, Grup Wings dapat
dikatakan memiliki potensi dan
kekuatan yang besar untuk dapat
bersaing dengan perusahaan lain.
Salah satu kekuatan Grup Wings
adalah dikuasainya industri hulu
sehingga
Wings
mempunyai
jaminan pasokan di masa yang akan
datang.
Dalam menganalisis pesaing
Wings melakukan beberapa langkah
berikut: (1) Menilai arah dan tujuan
pesaing; (2) Menilai arah strategi
pesaing; (3) Menilai sumber daya
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
pesaing; dan (4) Memprediksi
strategi pesaing di masa yang akan
datang. Sedangkan berdasarkan
analisis SWOT di atas diperoleh
hasil sebesar (4,7:6,05) perusahaan
berada di sel 2 yaitu Growth dengan
strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal.
Setelah melakukan penentuan arena bersaing, dan analisis persaingan, sebagai follower dengan
pola pengembangan produk yang
membayangi market leader (me too),
maka Wings melakukan strategi 4N
yaitu Niteni (mengamati), Nitili
(menganalisis),
Niroke
(mencontoh), dan Nambahi (memberi
nilai tambah). Wings juga menerapkan falsafah Fu Lu Shou. Fu
Lu Shou adalah filosofi konfusianis,
Fu berati kekayaan, Lu berarti
kebijaksanaan, dan Shou turun
temurun.
Dalam
kegiatan
manajemennya, Grup Wings menerapkan nafas kekeluargaan dengan
cara memperhatikan karyawan
sebaik-baiknya. Hal ini sesuai
dengan falsafah Thiong Hoa yang
berbunyi thuan jie shi lik liang yang
artinya bersatu kita teguh bercerai
kita runtuh. Dengan strategi-strategi
di atas Wings diharapkan mampu
menjadi salah satu perusahaan
toiletries yang besar dan sukses di
Indonesia.
B. Saran
Berdasarkan uraian dalam
makalah ini, maka saran yang dapat
diberikan kepada PT Lion Wings
adalah sebagai berikut :
1. PT Wings harus mengetahui apa
yang
dibutuhkan
dan
diinginkan oleh
konsumen.
Konsumen di pasar umumnya
tidak
hanya
menghendaki
ISSN 1411-0776
2.
3.
produk dengan harga yang
murah tapi juga mempunyai
kualitas yang baik.
Dalam mengembangkan produk
baru yang berkualitas tidak bisa
terlepas dari peranan teknologi
baru,
khususnya
yang
berkembang di industri toiletries.
PT Lion Wings harus bisa
menguasai
teknologi
baru
sehingga dapat menghasilkan
barang dengan keunggulan
baru dan tidak ketinggalan
zaman (up to date).
PT Lion Wings sebaiknya tetap
berjalan
di
jalur
yang
dikuasainya dengan sangat baik
(tetap fokus) di sektor bisnis
toiletries karena peluang di
sektor ini masih terbuka lebar.
JURNAL DIKTA EKONOMI Vol 4 No.1 April 2007
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D and Keller,K.L, (1990),
Consumer Evaluations of
Brand Extensions, Journal of
Marketing, Vol. 54,No. 1, p.
27-41
Best, Roger J. (2000), Market-Based
Management: Strategies for
Growing Customer Value and
Profitability, Second Edition,
Prentice-Hall: New Jersey.
Bisnis Indonesia, 21 Mei 2004
Bowman, Clife (1990), The Essence of
Strategic
Management,
Prentice-Hall, New York.
Cravens, W., David, Niegel, and R.,
Piercy , (2003), Marketing
Strategic, 7th Edition, Irwin
Mc GrawHillm New York.
David, R. Fred (2000), Concept in
Strategic Management, 8th
edition,
Prentice-Hall
College.
Fandy Tjiptono, (2000), Perspektif
Manajemen dan Pemasaran
Kontemporer, Penerbit Andi,
Jogyakarta.
Hooley, Graham, Saunders, John
dan Piercy, Niegel, (2004),
Marketing
Strategy
and
Competitive
Positioning,
Third Edition, Prentice Hall.
Gordon, Ian, (2002), Competitor
Targeting, Winning The Battle
For Market and Customer
Share, John Wiley & Sons,
Canada.
ISSN 1411-0776
Kotler, P dan G. Armstrong, (1994),
Prinsip-Prinsip
Pemasaran,
PT Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, Philip, (2003), Marketing
Management 11ed, New
Jersey, Prentice Hall Inc.
Paul, Peter & Jerry C. Olsen (1996)
Consumer Behavior and
Marketing Strategy, RichardIrwin USA.
Porter, Michael E, (1994), Competitive
Strategy:
Techniques
for
Analyzing Industries and
Competitors, New York: The
Free Press.
Rangkuti, Freddy, (2000), Analisis
SWOT Teknik Membedah
Kasus Bisnis, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Majalah SWA, Edisi 20/XVIII/30
September – 9 Oktober 2002
Majalah SWA, Edisi 15/XX/ 22 Juli
– 4 Agustus 2004
Majalah SWA, Edisi 04/XXX/19
Februari – 3 Maret 2004
Majalah SWA, Edisi 07/XXX/1-14
April 2004
Download