BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) Logawa yang mempunyai hulu di lereng Gunungapi Slamet dan bermuara pada Sungai Serayu. Sub DAS Logawa bila dilihat dari kondisi geomorfologi terbagi atas bentukan lahan vulkanik dan bentukan lahan struktural. Kedua bentukan lahan ini mempunyai karakteristik yang berbedabeda, pada bentukan lahan vulkanik yang banyak tersusun atas material vulkanik lepas seperti lahar, sedang bentukan lahan struktural yang tersusun atas batuan sedimen yang berumur tersier. Sifat dari material lepas seperti lahar dan batuan sedimen tersebut merupakan kondisi yang mudah terjadinya bencana longsorlahan. Faktor penyebab terjadinya longsorlahan tersebut adalah kemiringan lereng, curah hujan yang tinggi, litologi, tanah, jenis, penggunaan lahan, dan aktifitas manusia (Sartohadi, 2008. dalam Suwarno dan Sutomo 2014). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sepanjang tahun 2013 ada sekitar 257 kejadian bencana longsorlahan yang terjadi di wilayah Indonesia. Longsorlahan (landslide) merupakan salah satu bencana alam yang sering kali terjadi di Indonesia, terutama pada saat musim hujan. Kemungkinan terjadinya bencana longsorlahan lebih tinggi dibandingkan dengan jenis bencana lainnya seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan tsunami. 1 Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016 Longsorlahan yang terjadi sifatnya tidak dapat diprediksi atau datangnya secara tiba-tiba. Oleh karena itu proses terjadinya bencana longsorlahan mempunyai dampak besar terhadap kehidupan manusia sehingga menimbulkan kerugian material dan non-material. Kerugian material dapat berupa hilangnya harta benda, hilangnya mata pencaharian/pekerjaan, hilangnya tempat udaha sedangkan kerugian nonmaterial dapat berupa hilangnya nyawa manusia, hilangya rasa aman, traumatis, maupun gangguan sikologis lainnya. Lokasi penelitian terletak di wilayah tangkapan air (catchmenst area) Daerah Aliran Sungai (DAS) Logawa yang secara administrasi berada di wilayah Kabupaten Banyumas, Sub-DAS logawa meliputi kecamatan: Kedungbanteng, Karanglewas, dan Cilongok. Secara geografis Daerah Aliran Sungai Logawa mengalir dari utara (puncak gunung Slamet) menuju ke selatan (bermuara di sungai Serayu ). DAS Logawa terdiri dari sungai utama yaitu sungai Logawa dan memiliki beberapa anak sungai, anak sungai tersebut antara lain Kali Banjaran, Kali Mengaji, dan Kali Pelus yang airnya berasal dari dataran tinggi di sebelah utara (Gunung Slamet). Sungai utamanya memiliki lebar berkisar antara 1,00 sampai 20,00 meter dan selanjutnya aliran dari sungai logawa bermuara ke sungai Serayu yang mengalir di sebelah selatan Kabupaten Banyumas dan akhirnya bermuara di Samudra Indonesia (Universitan Pembangunan Nasional Yogyakarta, 2002. Dalam Suroso 2006.) Penggunaan lahan di daerah Sub-DAS Logawa yang berjumlah kurang lebih 11.628,82 Ha. Dari luas lahan tersebut lahan yang dimanfaatkan untuk persawahan sebesar 2.648,05 Ha, terdiri dari sawah tadah hujan dengan luas 2.474,39 Ha dan 2 Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016 sawah irigasi 173,66 Ha. Lahan persawahan yang terdapat pada kelas kerawanan longsorlahan rendah seluas 1.334,03 Ha, kelas sedang seluas 988,2 Ha dan kelas tinggi seluas 325,82 Ha (Boris, 2015). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah yaitu “Bagaimana risiko longsorlahan pada penggunaan lahan persawahan di Sub-Daerah Aliran Sungai Logawa Kabupaten Banyumas ?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko longsorlahan pada penggunaan lahan persawahan di Sub-Daerah Aliran Sungai Logawa Kabupaten Banyumas. 1.4 Maanfaat Penelitian 1. Bagi peneliti sebagai sarana penelitian mahasiswa dalam mengkaji fenomenafenomena alam secara nyata dan mencocokkan realitas yang ada dengan konsepkonsep yang diterima dalam perkuliahan. 2. Bagi masyarakat dapat memberikan informasi dan menambah kewaspadaan bila sewaktu-waktu terjadi bencana longsor di daerah DAS logawa. 3 Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016 3. Bagi pemerintah dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dan penentuan kebijakan didaerah khususnya dalam dampak longsor di daerah DAS logawa khususnya dalam sektor pertanian. 4 Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016