Anesty Claresta 102011223

advertisement
Anesty Claresta
102011223
Skenario
• Seorang perempuan berusia 55 tahun
datang ke poliklinik dengan keluhan
berdebar sejak seminggu yang lalu.
Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia
mengingat suaminya yang meninggal tibatiba, diduga karena serangan jantung.
Pada pemeriksaan fisik dokter tidak
menemukan kelainan apa-apa, jantung dan
paru-paru dalam keadaan baik.
Emosi
• Merupakan reaksi tubuh terhadap
rangsangan
• Mencakup :
– Perasaan
– Suasana hati
– Respon fisik
• Rangsangan  memori  emosi 
respon
Sistem Limbik
• Cincin struktur-struktur otak
depan yang mengelilingi batang
otak
• Lintasan neuronal
• Berperan dalam emosi dan
motivasi
• Terbagi menjadi :
– Hipotalamus
– Amigdala
– Hipocampus
Hipotalamus
• Letak : sisi inferior thalamus dan membentuk dasar serta
bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga
• Struktur
– Anterior : substansi grisea menyelubungi kiasma optik
– Tengah : infundibulum (batang) kelenjar hipofisis
posterior tempat melekat kelenjar hipofisis
• Fungsi
– Pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi
vegetatif kehidupan (suhu,denyut,dll)
– Pusat otak untuk emosi dan fungsi viseral
– Mengatur pelepasan hormon yang dikeluarkan kelenjar
hipofisis
Hipotalamus
• Pengeluaran sinyal
– Ke belakang dan ke bawah
menuju batang otak
terutama di are retikular
mesenfalon, pons, dan
medula dan dari area
tersebut ke saraf perifer
sistem saraf otonom.
– Ke atas menuju bagian
besar area yang lebih tinggi
di diensefalon dan
serebrum khususnya bagian
anterior talamus dan
bagian limbik korteks
serebri.
Amigdala
• Kompleks beragam nukleus kecil
yang terletak tepat di bawah korteks
serebri dari tiang medial anterior
setiap lobus temporalis.
• Sekumpulan saraf yang bentuknya
seperti kacang almond
• Memiliki banyak hubungan dua jalur
dengan hipothalamus dan juga
dengan sistem limbik lainnya.
• Fungsi :
– Membuat respon perilaku
seseorang sesuai dengan tiap
keadaan
Hipokampus
• Letak : antara lobus temporal otak
dan bagian media lobus temporal,
paling dekat dengan garis tengah
badan
• Struktur : bagian korteks serebri,
memanjang dan melipat ke dalam
membentuk lebih banyak bagian
dalam ventrikel lateralis
• Fungsi : berperan dalam
pemrosesan memori, dan sebagai
tempat penyimpanan memori
j.pendek
Struktur Mikroskopis
• Sistem saraf : sel neuron, sel
neuroglia.
• Sel neuron : sel fungsional sistem
saraf. Saling bersinaps dengan sel
neuron lainnya,
• Berdasarkan fungsi :
– Neuron sensoris
– Neuron motorik
– Interneuron
• Berdasarkan processus
– Neuron multipolar
– Neuron bipolar
– Neuron pseudounipolar
Struktur Mikroskopis
Struktur Mikroskopis
• Sel Neuroglia : penunjang sel neuron,
tidak terlibat dalam penghantaran
impuls
• Jenis :
– Astrosit : menopang
neuron,menyerap dan menguraikan
neurotransmitter yang dibebaskan
– Oligodendrosit: membentuk
selubung mielin di SSP.
– Mikroglia : berperan dalam
pertahanan otak sebagai fagosit
– Sel Ependim: melapisi bagian dalam
otak dan medula spinalis, ikut
membentuk LCS, sel punca neuron
dan glia
Neurotransmitter
• Zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan
dalam gelembung sinaptik pada ujung akson.
• Dilepaskan dari akson terminal mealui eksositosis dan
juga direabsorpsi untuk daur ulang.
• cara komunikasi antar neuron.
• Setiap neuron melepaskan satu transmitter.
• Menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron,
sehingga dengan bantuan zat-zat kimia ini maka
neuron dapat lebih mudah dalam menyalurkan impuls,
bergantung pada jenis neuron dan transmitter tersebut
Neurotransmitter
• Contoh :
– Asetilkolin (ACh) dilepas oleh neuron motorik yang berakhir di
otot rangka (sambungan neuromuskular). ACh juga dilepas oleh
neuron parasimpatis dalam SSO dan oleh neuron tertentu di
otak.
• ACh disintesis dari kolin dan koenzim asetil A dalam badan
neuron motorik
– Katekolamin meliputi norepinefrin (NE), epinefrin (E) dan
dopamin (DA). Ketiganya merupakan neurotransmitter dalam
SSP; NE dan E juga berfungsi sebagai hormon yang disekresi
kelenjar adrenal.
Neurotransmitter
– Serotonin, derivat dari asam amino triptofan yang ada dalam
SSP dan pada sel-sel tertentu dalam darah dan sistem
pencernaan.
– Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamat, asam
aspartat dan asam aminobutirat gamma (GABA) berfungsi
sebagai neurotransmitter. Diketahui bahwa sampai saat ini
bahwa glisin dan GABA bekerja sebagai inhibitor.
Jaras Emosi
Stimulus
Kortex
serebral
Sistem
limbik
Respon
(somatik,
autonom,endokrin,
imunitas
Hipotalamu
s
Sistem Saraf Otonom
• Sistem motorik eferen viseral
• Tidak memiliki input volunter
• Dikendalikan oleh pusat dalam hipotalamus dan
korteks serebral
• Memiliki 2 divisi :
– Simpatis (torakolumbal)
– Parasimpatis (craniosacral)
• Kedua divisi ini bekerja secara antagonis
Sistem Saraf Otonom
Saraf Simpatis
•Terdiri dari 25 pasang
simpul saraf
•Berpangkal pada
medula spinalis
•Praganglion  pendek,
urat saraf yg terdapat
pada pangkal ganglion
•Post ganglion 
panjang, urat saraf yg
berada pada ujung
ganglion
Saraf Parasimpatis
•Urat praganglionnya
panjang karena
menempel pada organ
yang dibantu
•Berpangkal pada
medulla oblongata
Sistem Saraf Otonom
Kesimpulan
• Emosi terjadi akibat suatu rangsangan (seseorang
atau suatu peristiwa). Rangsangan tersebut dapat
tersimpan dalam memori atau ingatan kita. Saat
rangsangan tersebut muncul, sistem limbik akan
membentuk emosi yang sesuai. Munculnya emosi
dapat memberikan respon-respon dari bagian
tubuh yang lainnya sesuai dengan jenis emosi yang
keluar. Jadi hipotesis diterima: berdebar
merupakan respon otonom (simpatis) yang
disebabkan oleh memori dan emosi.
Download