TEKNIK PEMBESARAN IKAN BAWAL

advertisement
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TEKNIK PEMBESARAN IKAN BAWAL (Colossomamacropomum)
SECARA MONOKULTUR PADA KOLAM SEMI INTENSIF DI BALAI
BENIH IKAN PURI - MOJOKERTO
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
PROGRAM STUDI S1 BUDIDAYA PERAIRAN
Oleh:
MIFTACHUL ULUMIAH
SIDOARJO – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RINGKASAN
MIFTACHUL ULUMIAH. Teknik Pembesaran Ikan Bawal (Colossoma
macropomum) secara Monokultur pada Kolam Semi Intensif di Balai Benih
Ikan Puri Mojokerto. Dosen Pembimbing Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir.,
M.Si., Ph.D.
Ikan bawal (Colossoma macropomum) merupakan ikan konsumsi air tawar
yang mempunyai nilai ekonomis penting di Indonesia. maka ketersediaan ikan
untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia haruslah terjamin baik secara kuantitas
maupun kualitas. Ikan bawal mempunyai pertumbuhan yang bisa dibilang cepat,
mempunyai rasa daging yang enak dan lezat serta kandungan gizi yang cukup
tinggi. Tidak heran jika minat masyarakat untuk membudidayakan ikan bawal
cukup besar. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mempelajari,
memahami dan mengikuti Praktek Kerja Lapangan di Balai Benih Ikan Mojokerto
pada teknik pembesaran ikan bawal secara monokultur pada kolam semi intensif,
serta mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dalam teknik
pembesaran ikan bawal.
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan Puri Mojokerto
mulai tanggal 12 Januari – 06 Februari 2014. Pengambilan data dilakukan melalui
partisipasi aktif, observasi, wawancara dan studi pustaka.
Teknik pembesaran ikan bawal meliputi persiapan kolam, seleksi dan tebar
benih, pengamatan kualitas air, pemberian pakan, pengendalian hama dan
penyakit, dan pemanenan. persiapan kolam yang dilakukan meliputi pengeringan,
pembalikan tanah, pengapuran, pemupukan, dan pengairan. Pengeringan
dilakukan dilakukan selama 3-7 hari. Pembalikan tanah dilakukan setelah tanah
sudah mulai kering dan retak-retak dengan mencangkul sampai kedalaman 20 cm.
Pengapuran menggunakan kapur tohor dengan dosis 30 gr/m². Pemupukan
menggunakan pupuk kandang dari kotoran hewan ternak dengan dosis 2
kilogram/m².
Seleksi dan penebaran benih ikan bawal yang dipelihara memiliki ukuran
3-5 cm memiliki kelengkapan organ, pergerakan lincah dan sehat. Sebelum di
tebar dilakukan adaptasi terhadap kondisi lingkungan. Pakan yang diberikan
adalah pakan tambahan dan pakan buatan. Pakan di berikan 2 kali sehari yaitu
pagi dan sore. Pakan buatan yang diberikan berupa pelet..
Hasil pengamatan kualitas air sebagai berikut: pH 7,5-8, DO 8 mg/L, suhu
27-31 ˚C. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan sampling setiap 7 hari
sekali. Nilai SR 80%. Pada saat PKL tidak ditemukan serangan penyakit pada
ikan.
iv
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SUMMARY
MIFTACHUL ULUMIAH. Enlargement Techniques of Tambaqui
(Colossoma macropomum) in monoculture of the semi-intensive at Fish
Breeding Centers Puri Mojokerto. Academic Advisor Prof. Moch. Amin
Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D.
Tambaqui (Colossoma macropomum) is a bream that could be consumed
and has an economical currency in Indonesia. Consequently, the existence of
tambaqui should be ensured for either quality or quantity regards to the tambaqui
growth rapidly, the delicious steak and the high nutrient. The benefits of this
Field Work Practice are in order to learn, comprehend, and follow the
practical works in Mojokerto fish breeding. Not only knowing about the fish
growth, it is also useful or knowing what kinds of factors that may influence
tambaqui progress. In this fish breeding, they integrate monoculture techniques
for the tambaqui growth of semi-intensive ponds.
The practical works has been held in Puri-Mojokerto fish breeding on 12
January to 6 February 2015. The data was collected by active participation,
observation, interview, and review of related literature.
The growth of tambaqui techniques are preparing ponds, selection,
fish seeding, water quality monitoring, fish feeding, pest controls, and
harvesting. Firstly, preparing ponds could be did through drying, land reversal,
liming, and irrigation. Drying has done for approximately 3-7 days. Reversal
of land is demonstrated after the soil began to dry and cracked, then hoes to a
depth of 20-cm. The calcification or liming was using calcium oxide at a dose of
30 gr/m². The fertilization utilized livestock manure at a dose of 2 kg/m².
Secondly, selection and tambaqui feeding was organized to the
maintenance fish with the categories as follows: have three until five centimeter
as a size, complete of fish organ, agile movement, and sufficient health. Before
the fish was stocked, tambaqui need to be adapted to the ambient temperature. The
given feed to the tambaqui are in both additive and artificial, and it worked for
twice a day in the morning and afternoon. For the artificial feed was given in the
forms of pellets
Observing of water quality was reported accordingly: pH 7,5-8, DO
8mg/L, temperature 27-31 ˚C. The progress of tambaqui observation was done
oncein 7 days by sampling. The SR score showed 80%. The report shows that
there did not attack in tambaqui pest during the practical works held.
v
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Praktek Kerja Lapang dengan
judul
Teknik
Pembesaran
Ikan
Bawal
(Colossomamacropomum.)Secara
Monokultur Pada Kolam Semi Intensif di Balai Benih Ikan Puri Mojokerto dapat
terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan yang dilakukan
diBalaiBenihIkanPuriMojokertopada tanggal 12 Januari – 06 Februari 2015.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan laporan yang selanjutnya. Akhirnya penulis berharap
semoga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat bermanfaat dan memberikan
informasi bagi semua pihak.
Surabaya, Mei 2015
Penulis
viii
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian kegiatan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang ini
penulis mendapatkan banyak masukan, bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, berkat rahmat dan hidayah-Nya
dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang dan penyusunan laporan;
2. Kedua orang tua tercinta Bapak H. Hasyim As’ari dan Ibu Hj. Sumiati Afifah,
atas doa yang selalu terlantun dan nasehat bijak yang menjadi penguat dalam
kelancaran Praktek Kerja Lapang yang dilakukan penulis;
3. Adik dan Nenek tersayang, atas doa dan dukungan yang selalu diberikan.
4. Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh. DEA., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga Surabaya;
5. Bapak Sapto Andriyono, S.Pi., M.Si., selaku dosen wali yang telah
memberikan
saran,
bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi yang
membangun;
6. Bapak Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D.selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan saran, bimbingan, arahan dan nasehat sejak penyusunan
usulan hingga selesainya penyusunan laporan PKL ini;
7. Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D., Prof. Sri Subekti, drh, DEA., dan DR.
Kismiyati. Ir., M.Si.selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, arahan
dan nasehat dalam laporan PKL ini;
ix
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8. Bapak Agustono, Ir., M. Kes., selaku Koordinator Praktek Kerja Lapang, serta
seluruh staf pengajar, dan staf bagian akademik kemahasiswaan yang telah
banyak membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan laporan.
9. Bapak komari, segenap staf dan pegawai Balai Benih Ikan Puri Mojokerto yang
bersedia membimbing di lapangan.
10. Audia, Rosalia, Mega, Nanik, Zaki, Dahlia, Andri, Nabila, Ferry, dan Alfian
selaku teman seperjuangan PPKMB Barracuda. Telah banyak memberikan
semangat untuk pemulisan laporan.
11. Angkatan Baracuda’12 yang telah membantu dan memberikan semangat
sehingga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat terselesaikan.
Semoga Allah Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang melimpahkan berkatNya, dan membalas segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan oleh semua
pihak kepada penulis.
Surabaya, Mei 2015
Penulis
x
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN …………………………………………………………………... iv
SUMMARY ……………………………………………………………………... v
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. vi
UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………………………….... vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….……….....x
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….……….xi
I. PENDAHULUAN …………………………………………...…………...…..1
1.1 LatarBelakang …………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………. 2
1.3 Manfaat …………………………………………………………………... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………... 4
2.1 KlasifikasiIkan Bawal……………...…………………………………….. 4
2.2 Morfologi……………………………………………………..................... 4
2.3 Habitat ………………..………………………………………………...... 5
2.4 Reproduksi dan Kebiasaan Makan………………………….......................5
2.5 Teknik Pembesaran Ikan Bawal…………………..……………….………8
2.5.1 Perbedaan Sistem Monokultur dan Polikultur………..………….…11
2.5.2 Perbedan Kolam Intensif, Semi Intensif dan Tradisional……..……12
2.6 Hama dan Penyakit……………………………………………………… 13
2.7 Sarana dan Prasarana……………………………………………………..14
2.8 Analisis Usaha……………………………………………………………15
vii
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
III PELAKSANAAN KEGIATAN………………………………………………18
3.1 Tempat dan Waktu ...…..………………………………………………...18
3.2 Metode Kerja …………………………………………………………….18
3.3 Metode Pengumpulan Data………………………………………………18
3.4 Jenis Data …...………………………………………………………….. 20
3.4.1 Data Primer ……………………………………………….……….20
3.4.2 Data Sekunder………………...…………..……………………….20
IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………… 21
4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang ………………………….21
4.1.1 Letak Geografis dan Topografi………………..…………………..21
4.1.2 Latar Belakang Berdirinya Balai Benih Ikan ……………………...21
4.1.3 Struktur Organisasi Balai Benih Ikan…………………...………...22
4.1.4 Tugas Dan Fungsi………………………………………………… 23
4.1.5 Sarana dan Prasarana………………………………………………23
4.2 Teknik Pembesaran …………………………………………………….. 25
4.2.1 Persiapan Kolam………………………………………………..…25
4.2.2 Seleksi dan Tebar Benih …………………………………………..27
4.2.3 Pemberian Pakan ………………………………………………... 28
4.2.4 Kontrol Kualitas Air ……………………………………………… 31
4.2.5 Pengendalian Hama dan Penyakit ………………………………. 33
4.2.6 Pemanenandan Pemasaran……………………………………… 33
4.3 Permasalahan dan Kemungkinan Pengembangan Usaha ……………… 34
4.4 Analisi Usana ..…………………………………………………………35
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 37
5.2 Saran ………………………………………………………………… 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
4.1. Dosis Pemberian Pakan Berdasarkan Umur .................................................. 30
ix
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Morfologi Ikan Bawal (Colossoma macropomum) ............................................ 4
2. Persebaran Ikan Bawal dicekungan Amazon ...................................................... 6
3.Kolam Pembesaran Ikan Bawal ......................................................................... 26
4. Benih Ikan Bawal.............................................................................................. 27
5.Kolam adaptasi................................................................................................... 28
6.Pelet PF- 1000 .................................................................................................... 30
xi
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Peta Lokasi Praktek Kerja Lapang...................................................
39
2. Bagan Struktur Organisasi BBI PURI..............................................
40
3. Dosis Pemberian Pakan dan Nilai SR, GRdan FCR ........................
41
4. Data Sampling BeratBadanIkanBawal.............................................
42
5.Kontrol Kualitas Air..........................................................................
43
6. Analisis Usaha..................................................................................
44
7. Dokumentasi ....................................................................................
45
ivx
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan bawal (Colossoma macropomum) merupakan ikan konsumsi air
tawar.Ikan bawal memiliki badan memanjang, pipih ke samping dan lunak.Ikan
bawal sudah dibudidayakan sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina.Ikan bawal
di Indonesia mulai dibudidayakan sekitar tahun 1920.Ikan bawal yang terdapat di
Indonesia merupakan ikan bawal yang berasal dari Cina, Eropa, Taiwan, dan
Jepang.Ikan bawal Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia.Saat
ini di Indonesia sudah terdapat 10 jenis ikan bawal yang dapat diidentifikasi
berdasarkan morfologinya (Asnawi, 1983).
Ikan bawal sebenarnya masih cukup baru diperkenalkan di industri
perikanan tanah air, namun karena hasil penyebarannya mendapat respon dari para
petani ikan.Jumlah konsumsi ikan bawal semakin hari meningkat.Ikan bawal
memiliki rasa daging yang gurih dan enak, meski cukup banyak duri pada
dagingnya.Sebagai ikan konsumsi ikan ini sekarang menjadi alternatif baru
(Alfiansyah, 2010).
Usaha pembesaran dilakukan dengan tujuanuntuk memperoleh ikan ukuran
konsumsi.Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam
permanen, baik secara monokultur maupun polikultur.Bawal air tawar saat ini
banyak diminati sebagai ikan konsumsi yang mempunyai beberapa keistimewaan
diantaranya, ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik,
selain itu rasa daging ikan bawal yang enak seperti daging ikan gurami
(Alfiansyah, 2010).
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
Meningkatnya permintaan ikan bawal baik dari dalam negeri maupun luar
negeri harus diimbangi dengan jumlah produksi, sampai sekarang ini jumlah
produksi ikan bawal belum dapat memenuhi permintaan konsumen.Belum
terpenuhinya permintaan konsumen merupakan sebuah kerugian karena ikan ini
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Peningkatan jumlah produksi dapat
dilakukan salah satunya dengan melakukan kegiatan pembesaran secara benar,
sehingga dalam kegiatan PKL ini akan dipelajari mengenai kegiatan teknik
pembesaran ikan bawal.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Balai Benih Ikan
Mojokerto adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari, memahami dan mengikuti Praktek Kerja Lapangan di Balai
Benih Ikan Mojokertopada teknik pembesaran ikan bawal secara monokultur
pada kolam semi intensif.
2. Mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dalam teknik
pembesaran ikan bawal.
1.3
Manfaat
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini memberikan manfaat berupa
informasi, mampu meningkatkan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan
ketrampilan
mahasiswamengenai
teknik
pembesaran
ikan
bawal
(C.
macropomum)secara monokultur pada kolam semi intensif, yang dilakukan di
Balai Benih Ikan Puri Mojokerto, dengan cara memadukan teori yang diterima
dan kenyataan yang ada di lapang,serta mampu mengatasi permasalahan yang
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
timbul dan nantinya akan menambah informasi untuk penelitian yang lebih lanjut
tentang teknik pembesaran ikan bawal.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Bawal
Menurut Bryner dalam Arie (2006), mengemukakan sistematika ikan bawal
air tawar sebagai berikut :
Filum
Sub filum
Kelas
Sub kelas
Ordo
Sub ordo
Famili
Genus
Spesies
: Chordata
: Craniata
: Pisces
: Neopterygii
: Cypriniformes
: Cyprinoida
: Characidae
: Colossoma
: Colossoma macropomum
Gambar 1.Morfologi Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)
(2010)
2.2
Morfologi
Menurut Cope (1871) dalam Luis (2005) ikan bawal adalah spesies
characid dari Amazon dan cekungan sungai di Amerika Selatan. Bawal umumnya
disebut ikan bawal air tawar di Brazil ,cachama negra di Kolombia , cachama di
Venezuela , dan gami tana di Peru . Identifikasi spesies diketahui setelah umur 6
bulan.C. macropomum memiliki panjang tulang sirip adiposa yang mengandung
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
sinar kecil, berwarna abu-abu / perunggu atau bagian punggung lebih hitam di
bandingkan dengan sekitar daerah perut memutih, dan sedikit warna hitam sering
ditemukan di daerah anal dan sirip ekor.Morfologi ikan bawal dapat dilihat pada
Gambar 1.
Bawal adalah ikan terbesar skala kedua setelah Osteoglossidae di
cekungan Amazon dan mencapai setidaknya total panjang satu meter dan berat
badan 30 kg. Ikan bawal memiliki kombinasi gigi molariform yang unik,
digunakan untuk menghancurkan kacang-kacangan dan gillrakers yang panjang
yang digunakan untuk menangkap zooplankton.C. macropomum juga memiliki
gillrakers kecil dan adanya gigi pada tulang rahang atas (Goulding dan Carvalho,
1982).
2.3 Habitat
Menurut Low-McConell (1975) dalam Luis (2005) Bawal tersebar luas di
Amerika selatan, mulai dari Rio de La Plata sampai sungai Orinoco. Spesies ini
mendiami danau yang berbatasan dengan sungai Arung bergolak dan berwarna
coklat yang kaya nutrisi dan sedimen dari sungai Andes. Selama periode air surut,
ikan meninggalkan danau dan masuk ke sungai terutama pada saat memijah,
kemudian ketika air berada pada kondisi pasang ikan bawal akan kembali ke
danau.Dapat dilihat pada Gambar 2.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
Gambar 2. Habitat dan persebaran ikan bawal pada cekungan Amazon
(Sumber:www.scielo.com)
2.4
Reproduksi dan Kebiasaan Makan
Membedakan bawal jantan dan betina pada saat masih kecil memang
sulit.Beberapa tanda yang bisa dilihat adalah bawal betina memiliki tubuh yang
lebih gemuk, sedangkan bawal jantan selain lebih langsing dan warna merah pada
perutnya lebih menyala. Apabila sudah matang gonad, perut betina akan terlihat
gendut dan gerakannya lamban. Bawal jantan selain agresif juga akan
mengeluarkan cairan berwarna putih susu bila dipijat ke arah anus. Ikan bawal
memijah pada awal dan selama musim hujan. Di Brazil dan Venezuela, pemijahan
ikan bawal terjadi pada bulan Juni dan Juli.Di negara-negara lainnya, pemijahan
bawal dapat mengikuti musim yang ada, misalnya di Indonesia pemijahan bawal
terjadi pada bulan Oktober sampai April (Hasan, 2002).
Sebelum musim pemijahan tiba, induk yang sudah matang akan mencari
tempat yang cocok untuk melakukan pemijahan. Daerah yang paling disukai
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
adalah hulu sungai yang biasanya pada musim kemarau kering, sedangkan pada
musim hujan tergenang.Daerah yang seperti ini memberikan rangsangan dalam
memijah.saat pemijahan berlangsung, induk jantan akan mengejar induk betina.
Induk betina kerap kali akan membalas dengan cara menempelkan perut ke kepala
induk jantan. Apabila telah sampai puncaknya, induk betina akan mengeluarkan
telur dan induk jantan akan mengeluarkan sperma. Telur yang telah keluar akan
dibuahi dalam air di luar tubuh (Asnawi, 1983).
Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena
hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
yang kita inginkan.Kualitas pakan yang baik adalah pakan yang mempunyai gizi
yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan
mineral.Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa
berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan
(perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar
secara langsung (Chobiyah, 2001).
Bawal air tawar dapat memanfaatkan pakan nabati 75-100% dan
menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan
pakan nabati 50% (Bittner,1989). Hal ini juga biasa dilakukan oleh para petani
dalam memberi pakan pada ikan bawal yang terdiri dari campuran pelet dan
hijauan segar dengan frekuensi 3-5 kali sehari. Kebutuhan protein pada ikan
bawal air tawar berkisar 25-37%. Sedangkan menurut Pras (1993), pada ikan
bawal hasil pendederan kedua (ukuran 50 gram), dapat diberikan pelet dengan
kandungan protein 27%.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
Ditinjau dari karakteristik saluran pencernaannya, ikan bawal air tawar
mempunyai potensi tumbuh yang cukup tinggi, karena bagian organ
pencernaannya cukup lengkap. Ikan ini mempunyai gigi yang berfungsi
memotong dan menghancurkan pakan, seperti halnya ikan Grass carp dan
Piranha sehingga ikan ini mampu beradaptasi terhadap segala jenis makanan,
termasuk hijauan kasar seperti daun-daunan. Lambung ikan ini berbentuk U
dengan kapasitas cukup besar. Ususnya panjang, dan pada bagian anteriornya
dilengkapi dengan piloric saeca yang didalamnya terjadi proses pencernaan
enzimatis seperti halnya pada usus dan lambung. Bagian akhir dari usus terjadi
diferensiasi usus yang lebih lebar yang disebut rectum.Pada bagian ini tidak lagi
terjadi pencernaan, fungsinya selain sebagai alat ekskresi, juga membantu
osmoregulasi (Hoar, 1979).
2.5
Teknik Pembesaran Ikan Bawal
Arie (2006) menyatakan ada beberapa tahapan teknik pembesaran ikan
bawal sebagai berikut:
a. Persiapan Kolam
Kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air
tawar lainnya.Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan
alami dalam jumlah yang cukup.Mula-mula kolam dikeringkan sehingga tanah
dasarnya benar-benar kering.Tujuannya untuk membasmi ikan-ikan liar yang
bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan), mengurangi senyawasenyawa asam sulfida (H2S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama
kolam terendam.memungkinkan terjadinya pertukaran udara (aerasi) dipelataran
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
kolam, dalam proses ini gas-gas oksigen (O2) mengisi celah-celah dan pori-pori
tanah.
Menunggu tanah dasar kolam kering, pematang kolam diperbaiki dan
diperkuat untuk menutup kebocoran-kebocoran yang ada.Kolam ditambal dengan
menggunakan semen dan pasir.Setelah dasar kolam kering dasar kolam perlu
dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kilogram/ 100 m².
Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun
patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan.Kolam pembesaran tidak
mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar
diperoleh dari makanan tambahan atau buatan.Pupuk kandang yang digunakan
harus benar-benar yang sudah matang agar tidak menjadi racun bagi ikan. Pupuk
yang akan digunakan dalam pepupukan kolam adalah pupuk kandang dari kotoran
sapi. Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan
dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit
sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm
tergantung kepadatan ikan.Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan
ditebar (biasanya 7-10 hari setelah pemupukan).
b.
Penebaran Benih
Menurut Febrianto (2011) Sebelum benih ditebar perlu diadaptasi, dengan
tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stress saat berada dalam kolam.Cara
adaptasi benih ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup
rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini
tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik
tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar
atau dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.Penebaran benih dilakukan
pada pagi hari atau pada saat cuaca teduh sehingga ikan tidak terlalu mengalami
kelonjakan suhu yang drastis.Dalam kolam 100m2 dapat ditebari 2500-5000 ekor
ikan bawal. Agar tidak terlalu padat, untuk kolam 100m2 akan ditebar benih
sebanyak 2500 ekor.
c.
Pemberian Pakan
Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan karena
hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
yang kita inginkan.Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi
yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan
mineral.Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa
berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % dari berat
badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat
ditebar secara langsung. Pakan diberikan 2 kali sehari, pagi (07.30), siang (12.30)
dan sore (17.00). Selain pemberiaan pakan pengontrolan terhadapkolam dan ikan
pun harus terus dilakukan agar ikan tetap terjaga.
d.
Kualitas air
Air atau media pemeliharaan merupakan faktor utama untuk kehidupan
ikan.Kualitasnya menentukan kesehatan maupun pertumbuhan ikan, bahkan
mampu mempengaruhi warna ikan.Secara alami, air merupakan pelarut yang baik
sehingga hampir semua material dapat larut didalamnya. Menurut Standar
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
Nasional Indonesia (SNI) (1999) kualitas air yang sesuai untuk benih ikan adalah,
suhu 25-30°C, pH 6.5-8.5, oksigen terlarut lebih dari 5 mg/L, amoniak kurang
dari 0.02 mg/L, dan kecerahan lebih dari 30 cm.
e. Pemanenan
Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal
dipelihara 4-5 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang
lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m2 . Biasanya alat yang digunakan
berupa
waring
bemata
lebar.Ikan
bawal
hasil
pemanenan
sebaiknya
penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya
selalu mengalir.
2.5.1 Perbedaan Sistem Polikultur dan Monokultur
Afrianto dan Liviawati (2005) menyatakan, monolkultur adalah sistem
pemeliharaan dimana dalam suatu kolam, hanya ada satu spesies saja yang
dipelihara, pemeliharaan secara monokultur ini banyak dilakukan petani ikan di
Malaysia, Filipina, dan Taiwan.
Sistem polikultur yaitu pada satu kolam dipelihara berbagai jenis ikan yang
membutuhkan jenis makanan yang berbeda sehingga setiap jenis ikan tidak akan
bersaing dalam mencari makanan. Untuk meningkatkan produktifitas kolam
banyak petani ikan menerapkan sistem polikultur ini.Usaha budidaya ikan secara
polikultur membutuhkan teknik dan manajemen tertentu.Untuk mendapatkan hasil
panen yang baik kita perlu memperhatikan tahapan-tahapan dalam budidaya
ikan.Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari tahap persiapan, tahap penebaran,
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
tahap pemeliharaan, dan tahap pemanenan. Dalam pemeliharaan, kita perlu
memperhatikan tentang manajemen pakan, kualitas air, dan monitoring terhadap
hama dan penyakit ikan.
Dengan mempertahankan setiap tahap dalam budidaya ikan dapat
memaksimalkan
produktivitas
ikan
dan
menghasilkan survival
rate yang
tinggi. Pemilihan spesies atau kultivan dalam budidaya polikultur juga menjadi
faktor penentu keberhasilan budidaya polikultur. Spesies atau kultivan yang akan
dibudidayakan hendaknya memiliki habitat hidup yang berbeda. Sebab, tujuan
dari budidaya polikultur adalah memaksimalkan daya dukung kolam (carrying
capacity) dengan memanfaatkan seluruh kolom air pada kolam.
2.5.2
Perbedaan Kolam Intensif, Semi Intensif dan Tradisional.
Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung pada sistem
budidaya yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budidaya ikan air yang biasa
dilakukan yaitu, tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah
yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah.Semi intensif,
kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya (dinding pematang)
terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah.Intensif, kolam
yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari tembok
(Aminah, 2011).
Jenis-jenis kolam berdasarkan sumber air yang digunakan adalah kolam air
mengalir atau running water dengan sumber air berasal dari sungai atau saluran
irigasi dimana pada kolam tersebut selalu terjadi aliran air yang debitnya cukup
besar (50 L/detik) dan kolam air tenang ataustagnantwater dengan sumber air
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
yang digunakan untuk kegiatan budidaya adalah sungai, saluran irigasi, mata air,
hujan dan lain-lain tetapi aliran air yang masuk ke dalam kolam sangat sedikit
debit airnya (0,5 – 5 L/detik) dan hanya berfungsi menggantikan air yang meresap
dan menguap (Aminah, 2011).
2.6
Hama dan Penyakit
Rochdianto (2000) mengemukakan bahwa hama adalah organisme yang
dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia.
Istilah hama dapat digunakan untuk semua organisme, tetapi dalam praktik paling
sering dipakai hanya kepada hewan. Hama yang sering ditemui ditempat budidaya
bawal adalah berang-berang, tikus sawah, dan ular sawah.
Penyakit adalah terganggunya kesehatan ikan yang diakibatkan oleh
berbagai penyebab yang dapat mematikan ikan.Secara garis besar penyakit yang
menyerang ikan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyakit infeksi
(penyakit menular) dan non infeksi (penyakit tidak menular).
a)
Jenis Parasit
Menurut Djarijah (1994) Jenis parasit ada beberapa macam yaitu
endoparasit dan ektoparasit. Jenis parasit yang termasuk dalam endoparasit antara
lain adalah protozoa dan trematoda, sedangkan ektoparasit adalah crustacean.
Pemahaman tentang berbagai jenis penyakit infeksi dan cara para pembudidaya
melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan pada ikan yang terserang
penyakit, maka harus dipahami terlebih dahulu tentang morfologi dari macammacam penyakit tersebut. Oleh karena itu dalam penjelasan berikut akan diuraikan
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
tentang biologi dan morfologi dari berbagai jenis penyakit yang biasa menyerang
ikan budidaya.
Penyakit yang pernah ditemukan pada ikan bawal air tawar yang berumur
satu bulan antara lain disebabkan oleh parasit, bakteri, dan kapang (jamur).
a. Parasit
Ichtyopthyrius atau White spot, biasanya menyerang ikan apabila suhu
media pemeliharaan dingin, cara mengatasinya yaitu dengan menaikkan suhu
(dengan water heater) sampai kurang lebih 29˚ dan pemberian formalin 25 ppm
pada media pemeliharaannya.
b. Bakteri
Streptococcus sp. dan Kurthia sp. cara mengatasinya yaitu dengan
menggunakan antibiotik tetrasiklin dengan dosis 10 ppm.
c. Kapang (Jamur)
Jamur ini merupakan akibat dari adanya luka yang disebabkan penanganan
(handling) yang kurang hati-hati.Cara mengatasinya dengan menggunakan
Kalium Permanganat (KP) dengan dosis 2-3 ppm.
2.7
Sarana dan Prasarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sarana adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat atau media untuk mencapai maksud
atau tujuan, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yg merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses usaha atau pembangunan.
Sarana yang digunakan saat pembesaran ikan bawal meliputi kolam
pembesaran, saluran irigasi, serta alat dan bahan saat budidaya.Menurut
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
Khairuman (2013), dalam budidaya juga harus ada prasarana untuk mendukung
keberhasilan pembesaran. Berikut merupakan prasarana yang digunakan untuk
keberhasilan dalam usaha pembesaran :
a. Prasarana Penunjang
Sarana penunjangnya berupa kolam pembesaran, alat dan bahan saat
pembesaran, gudang pupuk, gudang pakan, gudang kimia dan obat-obatan,
transportasi pengangkut dsb.
b. Prasarana Pelengkap
Sarana pelengkapnya berupa kantor, perumahan karyawan, toilet, ruang
istirahat, dan rumah jaga. Sementara itu, prasarana utama yang mutlak tersedia
adalah sumber air.
2.8
Analisis Usaha
Anggraini (2003)berpendapat bahwa pada dasarnya analisis manfaat dan
biaya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu analisis finansial dan analisis
biaya. Pengertian dari masing-masing tersebut adalah sebagai berikut :
1. Analisis finansial adalah penilaian proyek dari sudut bdan-badan atau
orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan
sacara langsung dalam proyek.
2. Analisis ekonomi adalah penilaian terhadap proyek dari sudut pandang
perekonomian secaara keseluruhan.
Pada analisis finansial harus memperhatikan waktu diperolehnya
peneriamaan agar dapat menarik individu atau pengusaha yang bertindak sebagai
investor untuk menanamkan modalnya. Sedangkan analisis ekonomi, hal yang
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
perlu diperhatikan adalah hasil total, produktivitas, dan keuntungan yang dapat
diperoleh dari semua faktor-faktor produksi dalam proyek untuk masyarakat atau
perekonomian secara keseluruhan tanpa memperhatikan pihak yang terlibat
langsung dalam proyek, baik dalam penyediaan sumber-sumber produksi atau
manfaat proyek.
Untuk menghitung analisis usaha yang dilakukan dapat digunakan rumusrumus sebagai berikut :
a. Pendapatan usaha tani (Net Cash) menurut Soetrisno (1981) dalam Kholifah et
al. (2012), Pendapatan Bersih Petani (Net Cash), merupakan selisih antara seluruh
penerimaan dengan seluruh pengeluaran selama proses produksi berlangsung
dengan rumus:
NC = TR – TC
Keterangan :
NC (Net Cash) = Pendapatan bersih petani.
TR ( Total Revenue ) = Total penerimaan.
TC ( Total Cost) = Total biaya.
b. R/C ratio (Revenue Cost ratio) merupakan analisis kelayakan usaha untuk
mengukur tingkat pengembalian usaha dalam menerapkan suatu teknologi,
sebagai tolak ukur penerimaan dan biaya dengan rumus (Prasetya, 1990 dalam
Kholifah et al. 2012).
R/C = TC / TR
Keterangan :
TR ( Total Revenue ) = Total penerimaan.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
TC ( Total Cost) = Total biaya.
Indikasi R/C ratio sebagai berikut.
1. Jika R/C ratio > 1 maka usaha pembesaran ikan layak untuk diusahakan.
2. Jika R/C ratio < 1, maka usaha pembesaran ikan tidak layak untuk
diusahakan.
3. Jika R/C ratio = 1, berarti usaha pembesaran hanya mampu menutupi
biaya-biaya yang dikeluarkan, berarti tidak untung dan tidak rugi.
c. BEP (Break Even Point) analisis break even point digunakan untuk mengetahui
berapa jumlah minimal perusahaan untuk memproduksi dan menjual agar tidak
menderita kerugian dengan rumus (Sigit,1980dalam Kholifah et al. 2012).
BEP = 1 – FC
TVC
TR
Keterangan :
BEP = (Break Event Point) Titik impas.
FC = (Fixed Cost )Biaya tetap.
TVC = ( Total Variable Cost ) Total biaya variabel.
TR = ( Total Revenue ) Total penerimaan.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
III PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1
Tempat dan Waktu
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai Benih
Ikan Puri Mojokerto, Desa Kebon Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto,
Propinsi Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan mulai 12 Januari – 6 Februari
2015.
3.2
Metode Kerja
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah mengikuti
secara langsung kegiatan yang dilakukan dalam teknik pembesaran ikan bawal
(Colossoma macropomum) di Balai Benih Ikan Puri Mojokerto.
3.3
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses mendapatkan data empiris
melalui responden dengan menggunakan metode tertentu (Silalahi, 2010). Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode
pengumpulan data kualitatif melalui observasi, wawancara (Neuman, 2000 dalam
Silalahi, 2010) dan partisipasi aktif.
A.
Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku subyek (orang),
obyek (benda), atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Penggunaan observasi
langsung memungkinkan peneliti mengumpukan data mengenai perilaku dan
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
kejadian secara detail dan akurat (Sangadji dan Sopiah, 2010). Observasi dalam
Praktek Kerja Lapang ini dilakukan terhadap berbagai hal yang berhubungan
dengan kegiatan Pada Praktek Kerja Lapang ini observasi akan dilakukan
terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan teknik pembesaran ikan bawal
meliputi kegiatan persiapan budidaya, kegiatan pengolahan tanah pada kolam
yang akan di gunakan, penebaran benih, pemberian pakan, kontrol kualitas air,
dan pemanenan.
B.
Wawancara
Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan responden. Wawancara memerlukan komunikasi yang baik dan lancar
antara pewawancara dengan responden sehingga responden mempunyai keinginan
untuk menjawab serta didapatkan data yang dapat dipertanggung jawabkan secara
keseluruhan (Nazir, 2011). Wawancara pada praktek kerja lapangan ini dilakukan
untuk memperoleh informasi mengenai teknik pembesaran, latar belakang
melakukan pembesaran, struktur organisasi, permodalan, produksi, pemasaran,
permasalahan serta hambatan yang dihadapi dalam proses kegiatan pembesaran
ikan bawal (Colossoma macropomum).
C.
Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif adalah keterlibatan dalam suatu kegiatan secara langsung
di lapangan (Nazir, 2011). Partisipasi aktif dilakukan dengan mengikuti secara
langsung kegiatan yang dilakukan dalam pembesaran ikan bawal di Balai Benih
Ikan Mojokerto.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
3.4
Jenis Data
Data
yang
digunakan
dalam
Praktek
Kerja
Lapang
ini
dapat
diklasifikasikan menurut dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (tidak melalui perantara).Data primer dapat berupa opini subyek
(orang) secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda
(fisik), dan kejadian atau kegiatan (Sangadji dan Sopiah, 2010).
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari
sumber-sumber lain yang telah tersedia. Data sekunder biasanya berupa artikelartikel dalam surat kabar, buku, artikel-artikel, jurnal-jurnal ilmiah, bulletin
ilmiah, laporan-laporan, publikasi pemerintah, informasi yang dipublikasikan atau
tidak dipublikasikan, dan analisis yang dibuat para ahli (Silalahi, 2010).
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang
4.1.1 Latak Geografis dan Topografi
Balai benih ikan puri Mojokerto terletak di jalan raya Puri no. 153 Desa
Kebon Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. Peta
lokasi terletak pada lampiran 1.Lokasi terletak pada ketinggian 200 mDiatas
Permukaan Laut (DPL), memiliki iklim tropis. Sumber air yang digunakan berasal
dari irigasi sungai dan galian sumur bor, dengan kualitas air rata-rata 7-9 dengan
debit 5 L/detik.
Secara geografis Balai Benih Ikan Puri berbatasan dengan beberapa
wilayah, sebelah utara berbatasan dengan persawahan warga, sebelah timur
berbatasan dengan rumah penduduk Desa Kebon agung, sebelah barat berbatasan
dengan SMPN 2 Puri dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Dlanggu,
Gambar disajikan pada lampiran 1.
4.1.2 Latar Belakang Berdirinya Balai Benih Ikan
Berawal dari rendahnya masyarakat Mojokerto terhadap tingkat konsumsi
dan informasi tentang budidaya ikan, dari tahun 1963 Dinas Pertanian dan
Peternakan Mojokerto mulai merintis Balai Benih Ikan yang didirikan di Desa
Kebon Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto untuk memperkenalkan
kepada masyarakat tentang komoditas perikanan khususnya di Mojokerto.
Awalnya balai tersebut hanya berukuran 1 hektar dengan 20 kolam pembenihan
berukuran 10x 10m², 1 kantor berukuran 5 x 8m², dan 1 gudang berukuran 4 x
5m².
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
Semakin bertambahnya tahun perkembangannya semakin pesat, sehingga
kapasitas sarana prasarana di Balai Benih Ikan ini juga perlu dilengkapi. Dan pada
tahun 1980 didirikannya Dinas Peternakan dan Perikanan yang lebih fokus
mengembangkan Balai Benih Ikan, oleh karena itu Balai Benih Ikan mulai tahun
2006 dilakukan renovasi dan penambahan sarana prasarana, yang bertepatan
dengan adanya Otonomi Daerah yaitu perluasan area balai, pembangunan mess
sebanyak 3 rumah seluas masing-masing 7 x 8m², renovasi kantor 5 x 8m²,
pembangunan aula 10m x 8m, pembangunan kolam yang semula dari kolam tanah
(tradisional) dan terpal menjadi kolam semi intensif berukuran 400m² dengan
jumlah kolam 27 petak, pembangunan kolam pembenihan indoor dan gudang
berukuran 10 x 20m² sebanyak 8 petak, pembangunan kolam beton untuk
pemeliharaan benih dan sortir berukuran 5 x 7m² sebanyak 8 petak, serta saluran
irigasi.
4.1.3 Struktur Organisasi Balai Benih Ikan
Pada Balai Benih Ikan diperlukan struktur organisasi untuk menjalankan
proses produksinya sehingga bisa dikatakan layak menjadi balai benih ikan yang
baik. Terdiri dari pelaksana urusan produksi, pelaksana urusan distribusi dan
pelaksana urusan administrasi.
Permodalan diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Mojokerto
serta dari uang kas Balai Benih Ikan Puri,sebesar biaya operasional setiap
bulannya sekitar Rp. 3.000.000,-. Struktur organisasi disajikan pada lampiran 2.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
4.1.4 Tugas dan Fungsi
Pelaksana produksi memiliki fungsi untuk menambah nilai guna suatu
barang yang diusahakan, contohnya adalah menjadikan kualitas dan kuantitas ikan
menjadi lebih baik.Pelaksana distribusi memiliki fungsi untuk menjembatani dari
produksi kepada konsumen, contohnya menjual benih dengan packing yang
menarik kemudian melayani pesan antar benih ikan sampai tujuan.
Balai benih ikan menyediakan berbagai jenis benih ikan konsumsi air
tawar seperti benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), ikan nila (Oreochromis
niloticus), ikan gurami (Ospronemus gourami), ikan patin (Pangasius pangasius),
ikan bawal (Colossoma macropomum), dan ikan tawes (Puntius javanicus), serta
menyediakan pembesaran dari beberapa jenis ikan tersebut.
4.1.5 Sarana dan Prasarana
Air merupakan bagian terpenting dalam pembesaran ikan karenaair
sebagai tempat hidup ikan. Tanpa ada air yang cukup, maka akan mempengaruhi
mekanisme metabolisme dan kelangsungan hidup ikan. Oleh karena itu, sumber
air perlu diperhatikan kuantitas dan kualitasnya.
Sumber air yang digunakan untuk lahan perkolaman Balai Benih Ikan Puri
berasal dari sumur bor dan irigasi sungai.Sumber air ini bisa digunakan untuk
mencukupi kebutuhan air untuk lahan perkolaman.Sumur bor memiliki kedalaman
12m.pasokan air kolam mengalami fluktuasi mengikuti musim. Selama musim
penghujan pasokan air banyak selama musim kemarau pasokan air berkurang
bahkan terkadang tidak memenuhi pasokan air yang dibutuhkan.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
Cara pengairan yang digunakan Balai Benih Ikan Puri adalah dengan
pengairan pararel yaitu setiap kolam mempunyai saluran pemasukan air dan
saluran pengeluaran air sendiri-sendiri.Dengan debit air yang masuk ke dalam
saluran sebesar 5 liter/detik. Air yang akan masuk ke kolam tidak diendapkan
karena tidak terdapat tandon untuk pengendapan air.
Sarana umum yang ada pada balai benih ikan puri terdapat 27 kolam
pembenihan, 20 kolam yang masih berfungsi untuk pembesaran dan pembenihan
yang terbuat dari beton dan tanah, dan 7 petak kolam mengalami kebocoran .
Dengan luas 20 x 20 x 1,5 m³, 10 kolam larva (indoor), 16 kolam larva (outdoor).
Sarana produksi yang digunakan meliputi jaring 2 buah, seser 2 buah, cangkul,
DO meter, jenis pakan yang digunakan adalah pelet PF 1000dan usus ayam, jenis
pupuk yang di gunakan adalah pupuk kandang, jenis kapur yang digunakan adalah
kapur tohor. Juga tersedia alat transportasi untuk pegawai dan pengangkutan benih
yang meliputi 4 buah sepeda motor dan 1 buah mobil pick up untuk memperlancar
kegiatan dan mempermudah jangkauan pengangkutan benih.
Prasarana yang ada meliputi bangunan yang terdiri dari sebanyak 3 rumah
tinggal (mess) seluas masing-masing 7 x 8m² setiap rumah dilengkapi dengan 1
kamar mandi, 1 dapur yang berisikan 1 kulkas dan 1 kompor, dan 2 kamar tidur
setiap kamar tidur dilengkapi dengan 1 kasur dan 1 kipas angin,1 buah kantor 5 x
8m², 1 buah aula 10 x 8m²,1 buahgudang berukuran 10 x 20m². Sumber tenaga
listrik yang digunakan berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Mojokerto.
Sumber listrik digunakan untuk penerangan dan operasional produksi dengan
pembayaran tiap bulannya sekitar Rp. 250.000,-
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
Suatu usaha juga diperlukan adanya suatu upaya komunikasi dan
mempunyai peralatan untuk berkomunikasi. Alat komunikasi yang digunakan
meliputi 1 buah handphone, 1 buah telepon kantor, dan 1 buah laptop.
4.2
Teknik Pembesaran Ikan Bawal
4.2.1 Persiapan Kolam
Di Balai Benih Ikan Puri persiapan kolam yang dilakukan meliputi
pengeringan,
pembalikan
tanah,
pengapuran,
pemupukan,
dan
pengairan.Pengeringan dilakukan dilakukan selama 3-7 hari. Tujuan pengeringan
adalah menguapkan gas beracun pada tanah untuk mengembalikan unsur hara
mineral yang sudah terpakai dalam budidaya, membunuh hama penyakit (Mahasri
dkk.,2013).
Pembalikan tanah dilakukan setelah tanah sudah mulai kering dan retakretak dengan mencangkul sampai kedalaman 20 cm. tujuannya adalah untuk
membebaskan gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terkait pada partikel tanah
dan untuk menggemburkan tanah.Pengapuran menggunakan kapur tohor dengan
dosis 30 gr/m², pengapuran dilakukan dengan menebar secara merata pada
kolam.Tujuan dari pengapuran adalah untuk mengurangi sifat asam tanah dasar
(Afrianto, 1998).
Pemupukan menggunakan pupuk kandang dari kotoran hewan ternak
dengan dosis 2 kilogram/m² . Menurut Direktorat Jendral Perikanan Budidaya
(DJPB), (2010) pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam)
dengan dosis 500-700 gram/m² yang ditambahkan dengan urea 15 gram/m².
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
Pemupukan saat PKL kurang baik karena dosis yang diberikan terlalu
banyak dari dosis DJPB (2010) yang bisa menyebabkan terjadinya blooming
plankton. Pemupukan dilakukan dengan cara menaruh pupuk pada kantong di
setiap pojok kolam. Tujuan dari pemupukan adalah untuk menumbuhkan
zooplankton dan fitoplankton (plankton hewani dan nabati) yang bisa menjadi
makanan alami ikan (DJPB, 2010).Selanjutnya dilakukan pengairan kolam dengan
mengisi air hingga ketingggian 1 m.
Menurut Mahyuddin (2008) bahwa pengeringan kolam membutuhkan
waktu 3-7 hari, tergantung pada kondisi cuaca dan keadaan tanah.Pengeringan
dianggap selesai jika tanah dasar menjadi retak-retak.Hal ini menunjukkan
persiapan kolam yang dilakukan cukup sesuai untuk pembesaran ikan bawal (C.
macropomum).Gambar kolam pembesaran dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.Kolam pembesaran ikan bawal dan kolam ikan konsumsi
lainnya.
(Sumber: dokumen pribadi, 2015)
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
4.2.2 Seleksi dan Tebar benih
Pada saat tebar benih balai benih ikan memnggunakan benih yang berasal
dari salah satu perusahaan hatchery di Pasuruan. Untuk pembesaran ikan bawal
benih yang di tebar berukuran 3,5-4 cm dan umur sekitar 2 bulan. Seleksi benih
dilakukan untuk menyeragamkan benih yang akan dibudidaya agar dalam satu
kolam tersebut berisi satu jenis ikan dengan ukuran yang sama (monokultur),
seleksi benih juga untuk mengetahui apabila terdapat benih yang cacat. Benih
yang akan ditebar akan disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Benih ikan bawal
(sumber: dokumen pribadi, 2015)
Menurut Nijiyati (2007) bila ada benih yang sakit atau luka masukkan
dalam bak tersendiri berisi kalium permangat 0.1 mg/L selama 60-90 menit.Atau
masukkan dalam larutan garam 10 g/L selama 10 detik.Setelah itu benih
dipindahkan ke dalam bak berisi air bersih sampai luka sembuh.Sebelum benih di
tebar perlu dilakukan adaptasi lingkungan untuk menyesuaikan dengan
lingkungan baru. Agar ikan yang semula berada dalam plastik packing atau saat
benih mengalami pembiusan selama trasportasi dengan suhu, pH, dan kandungan
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
oksigen terlarut, tidak mengalami stress ketika langsung ditebar pada kolam
pembesaran.
Proses adaptasi tersebut dilakukan dengan cara memasukkan plastik
packing yang berisi benih selama transportasi kedalam kolam adaptasi selanjutnya
plastic packing sedikit demi sedikit dibuka dan ditebar pada kolam yang berisi
jaring apung agar lambat laun suhunya menjadi sama. Benih yang ditebar dalam 2
buah jaring apung dengan ukuran 6 x 2 x 0,5m³pada kolam dengan jumlah tebar
5000 ekor.
Menurut Arie (2006) penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau
sore hari saat suhu sedang rendah. Hal ini dikarenakan pada pagi atau sore hari,
suhu, pH, dan oksigen terlarut tidak terlalu fluktuatif dan mencegah stress pada
benih. Hal tersebut sesuai dengan PKL yang dilakukan bahwa benih mulai di tebar
pukul 06.00 WIB untuk mencegah suhu yang meningkat di siang hari.Gambar
kolam adaptasi bisa dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Kolam adaptasi sebelum tebar pada kolam pembesaran
(sumber: dokumen pribadi,2015)
4.2.3 Pemberian pakan
Pakan merupakan unsur penting dalambudidaya ikan.Oleh karena itu,
pakan yang diberikan harus memenuhi standar nilai nutrisi (gizi) bagi ikan agar
kelangsungan hidupnya tinggi dan pertumbuhannya cepat.Pakan yang baik
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
memiliki komposisi zat gizi yang lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral (Cahyono, 2001).
Pemberian pakan dilakukan sehari 2 kali setiap pagi pukul 07.00 WIB dan
sore pukul 16.30 WIB. Pemberian pakan dengan cara ditebar secara merata pada
kolam pembesaran untuk ukuran benih 3,5 cm diberikan pakan pelet PF
1000.Pelet PF-1000 disajikan pada Gambar 5.
Tabel 4.1.Dosis pemberian pakandalam budidaya ikan bawal berdasarkan umur.
Ukuranikan
Umur (hari)
2-3 cm s/d 3-5 cm
30-45
Pakan
PF-500, PF-800
3-5 cm s/d 5-7 cm
>45
PF-1000, LP-1
(Sumber :Data Balai Benih Ikan Puri Mojokerto, 2015)
Komposisi pemberian pakan pelet PF-1000 untuk ukuran ikan lebih dari
3cm terdiri dari protein 39-40%, lemak 5%, serat kasar 6%, abu16%, kadar air
10%, setelah panjang ikan mencapai 10 cm ikan diberi pakan campuran dengan
usus ayam. Menurut Yuda (2014) usus ayam memiliki kadar nutrisi yang terdiri
dari kadar air 5,80%, protein 27,50% lemak 12,41%, abu 7,90% serat kasar 12,71
%. Namun saat PKL belum pernah diberikan pakan usus sebagai pakan tambahan
karena ikan yang baru tebar masih harus diberikan pelet ukuran 1,3 mm
disesuaikan dengan bukaan mulutnya.
Menurut Susanto (1986) jika pemberian prosentase makanan yang
diberikan kepada ikan kurang maka ikan akan mengalami gangguan dalam
pertumbuhannya dimana makanan yang di konsumsikan oleh ikan hanya untuk
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
mempertahankan kondisi dan sumber tenaga. Manajemen pemberian pakan
terdapat pada lampiran 4.
Selanjutnya dilakukan sampling berat badan ikan bawal (C. macropomum)
pada sampling pertama dilakukan setelah 15 hari sekali selama PKL pada tanggal
26 januari 2015. Data sampling dapat dilihat pada lampiran 5.
Gambar 6.Pakan pelet PF-1000
(sumber: dokumen pribadi, 2015)
4.2.4 Kontrol Kualitas Air
Menurut Effendi (2004) kualitas air adalah sifat air dan kandungan mahluk
hidup, zat energi, atau komponen lain yang ada di dalam air. Kualitas air
dinyatakan dengan beberapa parameter fisika-kimia, yaitu suhu, pH, dan oksigen
terlarut.
Air kolam selalu dilakukan pengontrolan kualitas, misalnya pengontrolan
suhu, ph, DO (Dissolve oxygen) dan juga dilakukan pergantian air jika keadaan
kolam mulai keruh. Di balai benih ikan Puri pergantian air dilakukan sedikit demi
sedikit secara bertahap yaitu ± 25% dari jumlah air.
Alat yang digunakan untuk pengamatan kualitas air adalah termometer, tes
kit, DO meter, pengamatan tersebut dilakukan setiap 3 kali sehari yaitu pagi, siang
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
dan sore hari. Pengamtan pagi hari dilakukan setiap sebelum pemberian pakan
pukul 05.30 WIB, siang hari dilakukan pengamatan pukul 11.30 dan sore hari
pada pukul 16.00 WIB. Data kualitas air perminggu disajikan pada Lampiran 4.
Cara mengukur pH yaitu dengan mengambil sampel air sampai 5 ml, lalu
di tambahkan 7 tetes pereaksi (Reagent) pH dari botol. Kocok air sampel keatas
bawah
kemudian
control
nilai
pada
warna
standar
pH.Hasil
pengamatanmenunjukkan pH terlalu tinggi sekitar 7,5.
Pengamatan kandungan oksigen terlarut (DO) dilakukan dengan
caramemasukkan alat Dissolved oxygen(DO meter) kedalam air dengan
kedalaman 50cm, selanjutnya melihat nilai pada layar.Hasil pengamatan kualitas
air menunjukkan nilai DO 8 mg/L. hasil ini menunjukkan kualitas air pada
pembesaran ikan bawal berada pada kisaran optimum karena nilainya >5
mg/Lberdasarkan SNI ( 1999). Ikan memerlukan oksigen guna pembakaran bahan
bakarnya (makanan) untuk menghasilkan aktifitas, seperti aktifitas berenang,
pertumbuhan, reproduksi atau sebaliknya (Zonneveld et al., 1991).
Ditinjau dari aspek biotiknya, DO merupakan kebutuhan dasar oksigen
untuk kehidupan tumbuhan dan binatang air.Nilai DO berfluktuasi tergantung
pada suhu, salinitas, turbulensi, tekanan beratmosfer, jumlah dan jenis tumbuhan
air serta waktu siang, malam, atau kedudukan matahari. DO akan semakin kecil
angkanya dengan semakin meningkatnya suhu, ketinggian, dan berkurangnya
tekanan atmosfer (Jeffries dan Mills, 1996).
Pengamatan suhu di lakukan dengan dua cara yaitu dengan termometer
dan dengan DO meter, pengamatan dengan termometer dilakukan dengan cara
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
memasukkan termometer kedalam kolam sampai semua permukaan termometer
tenggelam. Hasil menunjukkan suhu 26- 32 ˚C, sedangkan pengamatan dengan
alat DO meter dilakukan dengan cara memasukkan alat ke dalam air sampel dan
kemudian melihat nilai pada layar yang menunjukkan nilai 27- 31 ˚C. Sehingga
menjadi nilai yang ideal bagi kehidupan ikan bawal .Menurut Standar Nasional
Indonesia (SNI) (1999) kualitas air yang sesuai untuk benih ikan adalah, suhu 2530°C.
4.2.5 Pengendalian Hama dan Penyakit
Selama PKL tidak ditemukan serangan penyakit terhadap ikan bawal,
namun biasanya ikan bawal air tawar teserang penyakit sepertiIchtyopthyrius,
Streptococcus,Kurthia sp dan kapang (jamur) (Djarijah, 1994).
4.2.6 Pemanenan dan Pemasaran
Pemanenan dilakukan saat ikan sudah dibesarkan selama 5 bulan ketika
ikan sudah mencapai ukuran konsumsi. Cara pemanenan di lakukan dengan cara
mengurangi ketinggian air secara perlahan dengan membuka saluran pengeluaran
hingga ketinggian 30 cm atau dengan menebar jaring dari sisi samping kolam dan
menariknya sampai sisi samping kolam salah satunya.
Pemanenan dilakukan saat pagi atau sore hari pada saat suhu udara masih
rendah. Waktu panen pada saat suhu rendah dapat mempertahankan mutu ikan
agar tetap segar dan mengurai resiko kematian. Pemanenan ketika suhu rendah
juga dapat menunrunkan aktivitas metabolisme dan gerak ikan (Cahyono, 2001).
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
Pemasaran hasil panen biasanya pembeli atau tengkulak langsung datang
ke balai benih ikan puri (kontak langsung), jauh hari selama pembesaran
tengkulak biasanya datang kebalai untuk memesan ketika pemanenan dilakukan.
Ikan bawal di jual dengan harga Rp. 15.000,-/kg berisi 3-4 ekor.
4.3
Permasalahan dan Kemungkinan Pengembangan Usaha
Dalam teknik pembesaran ikan bawal juga ada kalanya mengalami
permasalahan seperti pengaruh cuaca yang tidak menentu, karena cuaca akan
mempengaruhi kualitas air dalam kolam, jika kualitas air mengalami fluktuasi
yang sangat besar maka akan mengakibatkan terjadinya penyakit pada ikan,
namun hal tersebut bisa diatasi dengan pengotrolan secara rutin agar tercapainya
kualitas dan kuantitas yang diharapkan.
Untuk menghemat biaya pakan dalam teknik pembesaran ikan bawal maka
perlu adanya campuran pakan dengan pemilihan campuran pakan yang harganya
relative murah, alternatif yang bisa diambil adalah usus ayam, usus ayam selain
memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi harga usus ayam di Mojokerto juga
relatif murah yaitu Rp. 2800,-/kg.
Namun pemberian pakan usus ayam diharapkan jangan terlalu sering,
dikarenakan usus ayam juga dikhawatirkan terdapat cacing atau parasit yang bisa
menginfeksi ikan yang di khawatirkan akan menghambat pertumbuhan ikan.
Permintaan konsumsi ikan bawal di Mojokerto cukup tinggi, maka tidak
heran jika banyak pembudidaya yang ingin budidaya ikan bawal. 1 kg ikan bawal
berisi 3-4 ekor bisa di jual dengan harga Rp. 15.000,-/kg Usaha budidaya
pembesaran ikan bawal dibilang cukup ekonomis, karena tidak terlalu sulit dan
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
pemberian pakan juga bisa dikombinasikan. Pengembangan usaha bisa dengan
meningkatkan kinerja karyawan dengan mengikutkan karyawan pada seminar dan
lokakarya.
4.4
Analisis Usaha
Analisis usaha sangat diperlukan pada setiap usaha budidaya, dengan
tujuan agar dapat memperoleh gambaran tentang besarnya keuntungan usaha
tersebut. Komponen biaya dalam analisis usaha dibedakan menjadi dua, yaitu
biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya modal yang
digunakan dalam proses produksi untuk memperoleh keuntungan. Biaya
operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan
operasioanl dalam proses produksi (Risandi, 2008).
Usaha pembesaran ikan bawal memerlukan komponen biaya investasi dan
biaya operasional dengan asumsi pembesaran dilakukan selama lima bulan.
Pembelian benih sebanyak 5000 ekor dengan total harga Rp1.500.000. Biaya
pakan pelet sebanyak 300 kg selama lima bulansenilai Rp 4.500.000, biaya usus
600 kg selama lima bulan senilai Rp. 1.680.000,Ikan bawalukuran konsumsi dijual dengan harga Rp15.000,00/kg.Kegiatan
pembesaran bawal selama lima bulan, diperoleh keuntungan sebesar Rp.
7.469.500,00 dengan nilai R/C Ratio 1.70; Break Event Point (BEP) harga Rp.
8.775,00 dan Break Event Point (BEP) produksi 702,033 kg.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Hasil Praktek Kerja Lapang tentang teknik pembesaran ikan bawal
(Colossoma macropomum) secara monokultur pada kolam semi intensif di Balai
Benih Ikan Puri Mojokerto dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada pembesaran ikan bawal memiliki beberapa teknik (tahapan) meliputi
persiapan kolam, seleksi dan tebar benih, pengamatan kualitas air,
pemberian pakan, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan dan
pemasaran.
2. Faktor lain yang mempengaruhi pembesaran ikan bawal yaitu faktor iklim
(cuaca) yang tidak menentu (berubah-ubah dalam waktu singkat) dan
padat tebar yang tinggi bisa menimbulkan penyakit bila tidak ada
pemeliharaan dengan baik. Serta didapatkan nilai R/C ratio> 1 artinya
usaha pembesaran layak untuk diusahakan.
5.2
Saran
1. Menggunakan benih yang tidak jauh dengan tempat pembesaran agar
benih tidak terlalu stress saat transportasi.
2. Penggunaan pakan tambahan yang murah akan tetapi memiliki kandungan
nutrisi yang cukup tinggi dan lengkap selain pakan tambahan usus.
3. Peningkatan kualitas budidaya mulai dari kontrol kualitas air, pakan, hama
dan penyakit saat cuaca tidak menentu.
4. Melengkapi sarana prasarana seperti laboratorium untuk perbaikan mutu
dalam mengendalikan hama dan penyakit.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E., dan E. Liviawati. 2005. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Kanisius.
Yogyakarta.
Arie, U. 2006. Budidaya Bawal Air Tawar Untuk Konsumsi dan Hias. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Alfiansyah, A., M.A. Ramadhon., B. Salasa., M. Yusuf. dan M.S. Pradana. 2010.
Usulan PKMP berjudul Pengaruh Kunyit Terhadap Pertumbuhan dan
Kelulushidupan (SR) Ikan Bawal (Colossoma macropomum) dengan
Sistem Resirkulasi Tertutup. Universitas Airlangga. Surabaya.
Aminah,
S.
2011.
Makalah
Budidaya
Perairan.
http://aminasiti.blogspot.com/makalah-budidaya-perairan/. Diakses 25
Desember 2014 Pukul 23:19.
Asnawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Bawal dalam Keramba. Cetakan pertama.
PT. Gramedia. Jakarta.
Anggraini, W. 2003. Analisis Usaha Peternakan Sapi Potong Rakyat. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Bittner, A. 1989. Budidaya Air. Yayasan Bogor Indonesia. Jakarta. 265 hal.
Chobiyah, I. 2001. Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar. Deputi Menegristek
Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Jakarta.
Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan di Perairan Umum. Kanisius. Yogyakarta.
Direktorat Jendral Perikanan Budidaya (DJPB). 2010. Budidaya Ikan Bawal.
http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id/index.php
budidaya-ikanbawal.html. 2 April 2015. Diakses pukul 22.33 WIB.
Djarijah, A.S. 1994. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Bawal Secara Intensif.
Kanasius.Yogyakarta. Hal 87.
Effendi, H. 2003. Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Kanisius. Yogyakarta. Hal 258.
Febrianto, E. 2011. Pembudidayaan Ikan Bawal. Tugas Lingkungan Bisnis.
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM.
Yogyakarta.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
Guilding, M. and Carvalho, M.L. 1982. Life History and Management of The
Tambaqui (Colossoma macropomum) an Important Amazionian Food
Fish. Refista Brasileira De Zoologia. S Paulo 1(2); 107-133.
Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia
Indonesia. Jakarta. Hal 260.
Hoar, W.S., Randall, D.J. and Brett, J.R., 1979. Fish Physiology. Vol VIII. Ed.
Bioenergetic and Growth. Academic Press. Inc. Hal 786.
Jeffries, M. and Mills, D., 1996. Freshwater Ecology Principles and Applications.
John Willey and Sons Chichester. UK. Hal 285.
Khairuman dan K. Amri. 2002. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Agro
Media Pustaka. Jakarta.
Luis, C and Kohler, C. C. 2005. Aquaculture of Colossoma macropomum and
Related Species in Latin America. American Fisheries Society
Symposium 46:541-56J.
Mahasri, G., A.S. Mubarak., M.A. Alamsjah, dan A .Manan. 2013. Bahan Ajar
Manajemen Kualitas Air. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas
Airlangga. Surabaya. Hal 45.
Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar wadaya. Jakarta.
Nazir, M. 2011. Metode Peneleitian. Ghalia Indonesia. Yogyakarta. hal. 54-55,
193-194.
Nijiyati, S. 2007. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Pras, H. 1993. Colossoma macropomum si bawal Air Tawar. Dalam Techner No.
05.tahun 1.
Risandi. 2008. Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha
Distribusi
PT.
Aneka
Andalan
Karya.
http://www.gunadarma.ac.id/library. 5 Mei 2013. 14 hal.
Rochdianto, A. 2000. Budidaya Ikan Bawal di Jaring Terapung. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Susanto, H. 1986. Budidaya Ikan Dipekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sangadji, E.M. dan Sopiah. 2010. Metode Penelitian. Andi Yogyakarta.
Yogyakarta. hal. 44. 152.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
Silalahi, U. 2010. Metode Penelitian Sosial. Refika Aditama : Bandung. hal. 280291.
Yuda, S. Wardiyanto. Santoso, L. 2014. Evektifitas Pemberian Tepung Usus
Ayam Terhadap Pertumbuhan Lele Sangkuriang. Volume 2 dan 3.
Budidaya Perairan. Universitas Negeri Lampung.
Zonneveld, N., E.A. Husmann,, dan E.A. Boon, 1991. Prinsip-prinsip Budidaya
Ikan. Gramedia Pusaka Utama. Jakarta.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Lokasi Rencana Praktek Kerja Lapang
(Sumber
:Map
data@2014Google.
DiaksesTanggal24/12/2014)
http://www.wikimepia.com/map/#.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
Lampiran 2. Bagan Struktur Organisasi BBI PURI
Kepala Unit Kerja BBI
PURI
(Komari S.Pi)
Staf Administrasi
(Sutejo)
Staf Produksi
(Mukhtar S.Pi)
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
Staf Distribusi
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
Lampiran 3.Dosis Pemberian Pakan dan Nilai SR, GR dan FCR
A.
Dosis pemberian pakan

Setiap hari ikan diberi pakan PF-1000 sebanyak 5kg x 30 hari = 150 kg /
bulan.

B.
Pakanususayam 10kg x 60hari = 600kg / 60hari
Nilai SR, GR dan FCR

Jumlahtebar 5000 ekor

Lama pemeliharaan 5 bulan

Total pakanpelet 750 kg, ususayam 600 kg

Biomass panen 1200 kg

1 kg berisi 3-4 ekor
Jumlah panen = biomass panen x isi
= 1200 x 3 = 3600
SR = jumlah panen x 100 % = 3600 x 100% = 72%
Jumlah tebar
5000
GR= wt- wo =74.62- 6.57= 2.26 gr/ hari
t
30
FCR = jumlahpakan
jumlah total hasilpanen
= 900 = 0,75
1200
Keterangan:
SR = kelangsungan hidup
GR = laju pertumbuhan
FCR = konversi pakan
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
Lampiran 4. Data Sampling Berat Badan Ikan Bawal
Ikanke
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Ke 1 (g)
Ke 2 (g)
Ke 3 (g)
Ke 4 (g)
1
7,3
27
53
76,1
2
8,5
32
60
88,7
3
6
22,1
45
70,5
4
7,3
27,6
55
87,9
5
5
16,5
41
65
6
8
30
59
78
7
5,2
18
44,1
68
8
6,4
24
47,5
72
9
7
25,2
50,3
73
10
5
16
41
67
Rata-rata
6,57
23,84
49,59
74,62
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
Lampiran 5.Kontrol Kualitas Air
No.
Parameter
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
1
pH Pagi
9
8
7,5
8
10
9
8
7,5
8
8 mg/l
7,5
5 mg/l
7,5
5 mg/l
7,5
5 mg/l
11 mg/l
8 mg/l
8 mg/l
8 mg/l
Siang
2
Sore
O2 Pagi
Siang
3
Sore
DO Meter
5 mg/l
5
5 mg/l
5
5 mg/l
5
5 mg/l
5
4
SuhuPagi
28 0c
27 0c
28 0c
27 0c
Siang
32 0c
31 0c
31 0c
32 0c
Sore
27 0c
26 0c
27 0c
26 0c
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
Lampiran 6.Analisis Usaha
A. Biayainvestasi.
No
Keterangan
Jumlah
HargaSatuan
Total
satuan
(Rp)
(Rp)
1
Kolam
1 m²
400.000
400.000
2
Teskit,
1 buah
450.000
450.000
Jaring
1 Buah
62.000
62.000
Seser
2 buah
50.000
100.000
4
Pompa
1 buah
600.000
600.000
5
Mesin diesel
1 buah
2.000.000
2.000.000
6
Ember
3 buah
30.000
90.000
10
Timbangan
1 buah
300.000
300.000
termometer,
DO
meter
3
Total
4.002.000
B. Biayatetap
penyusutan
No
Keterangan
Hitungan
Total
(Rp)
1
Kolam
1/36 x 5 bulan x 400.000
55.500
2
Teskit,
1/6 x 5 bulan x 450.000
375.000
1/24 x 5 bulan x 162.000
33.750
1/48 x 5 bulan x 600.000
62.500
termometer,
DO
meter
3
Jaring
Seser
4
Pompa
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
5
Mesin diesel
1/48 x 5 bulan x 2.000.000
208.333
6
Ember
1/2 x 5bulan x 30.000
75.000
7
Timbangan
1/12 x 5 bulan x 300.000
125.000
Total
748.000
Satuan
Tenagakerja
/5 bulan
Jumlahsatuan
1
Harga
2.000.000
Total penyusutan
748.000
Total biaya tetap
2.748.000
BiayaVariabel
Pupukkandang
karung
8
10.000
80.000
Kapurtohor
Kg
1,44
15.625
22.500
Pelet PF-1000
Karung/10kg
30
150.000
4.500.000
Ususayam
Kg
600
2800
1.680.000
5000
300
1.500.000
Benihikanbawal Ekor
Total
biayavariabel
7.782.500
Biayaoperasional
Total biaya tetap + total biaya variable = 2.748.000 + 7.782.500 = 10.530.500
Perhitungan hasil diperoleh dari pembesaran monokultur ikan bawal dengan harga
jual ikan bawal per kilogram Rp 15.000,- dan produksi sebesar 1200 kg.
Pendapatan
Ikan bawal 1200 kg @ Rp. 15.000
= 18.000.000
Keuntungan
Pendapatan- biaya operasional =18.000.000 – 10.530.500 = 7.469.500
BEP Harga = Biaya operasional : total produksi
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
10.530.500 : 1200 = Rp 8.775,-
BEP Volume produksi = biaya operasional :biaya satuan
10.530.500 : 15.000 = 702,033 kg
Pp = total investasi x 5 bulan = 4.002.000x 5 bulan
keuntungan
7.469.500
= 2,67bulan
R/C Ratio = pendapatan = 18.000.000 = 1.70
b. operasional 10.530.500
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
Lampiran 7.Dokumentasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
PKL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
i.
j.
l.
k.
m.
Keterangan :
a. Reagent O2.
b. Soil tester.
c. DO meter
d. Seser
e. Pakan Pelet PF-1000
f. Ember ukur
g. Benih bawal usia 4 bulan.
h. Penimbangan sampling bawal.
i. Gudang
j. Tansportasi motor
k. Transportasi pick-up
l. Mess
m. Kantor
TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ...
MIFTACHUL ULUMIAH
Download