Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Mariana, Daniel, Yance, Adhy Hane, Iwan Setiawan Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Syalom... Salam jumpa dan salam sejahtera bagi semua.... Senang bertemu kembali dalam edisi Agustus 2013. Tanpa terasa kita sudah melewati pertengahan tahun 2013. Rasanya baru kemarin merayakan tahun baru. Hal apa saja yang sudah kita alami sampai pertengahan tahun ini. Pasti ada suka, ada duka, hal biasa-biasa saja, menegangkan, menakutkan,dll. Tapi yang pasti sampai saat ini kita masih dapat merasakan Kasih Tuhan yang tak berkesudahan dalam hidup kita. Mari kita selalu bersyukur atas penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Dan memohon penyertaanNya untuk waktu-waktu mendatang yang akan kita lewati. Tuhan sumber kekuatan dan perlindungan kita. Tuhan memberkati kita semua Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Nathasa PemRed Fresh Juice Fresh JUICE ! managed by : Vol. 45/2013 www.DOJCC.com www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 1 1 Agustus 2013 : Penjala Sabda Tuhan Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori Kel. 40:16-21,34-38 atau Rm. 8:1-4; Mzm. 84:3,4,5-6a,8a,11; Mat. 13:47-53 Mat 13:51 “Mengertikah kamu semuanya itu?” Mereka menjawab “Ya, kami mengerti” Injil hari ini menggambarkan kerajaan Allah seumpama pukat. Pesan bahwa kerajaan Allah ditawarkan terbuka kepada setiap orang tanpa kecuali, dan di akhir jaman buah kehidupan kita menentukan apakah kita boleh memasuki kerajaan surga. Saya pernah mendengar kotbah tentang hal ini beberapa kali, pesan yang cukup dapat saya mengerti. Kel 40 :16-21, 34-38 adalah bagian dari bacaan hari ini, yang menggambarkan kemah suci. Membacanya membawa saya ke pertanyaan “Mengertikah kamu semuanya itu?” Kitab suci disampaikan dalam prosa dan puisi, deskripsi dan perumpamaan. Kali ini Matius 13:51 - yang sepintas bukan ayat utama - berbicara secara pribadi kepada saya ketika saya menulis renungan ini, lebih dari ayat lainnya. Saya teringat di masa kuliah saya memutuskan untuk membaca kitab suci dari awal sampai akhir. Kenapa pastinya saya tidak ingat. Kalau tidak salah saya pikir masakan ketika saya meninggal kitab suci ini yang katanya surat cinta Tuhanlah, dasar imanlah.. belum saya baca habis. Sejak hari itu saya mengambil waktu terpisah membaca lembar demi lembar dari kitab suci mulai dari perjanjian lama, seperti membaca novel. Ada bagian yang saya mengerti, ada bagian yang saya tidak mengerti sama sekali. Akhirnya mungkin lebih kurang setahun atau dua tahun, selesai juga. Salah satu bagian yang tidak saya mengerti masih tersimpan samar di memory. Waktu itu hati saya hanya berkata “OMG Tuhan ini detail sekali… “ Kitab suci adalah samudra firmanNya, pesan cinta Tuhan. Kita adalah penjalanya. Ada begitu banyak sabda yang berbicara secara pribadi kepada kita dalam peristiwa hidup kita. Ikan itu makanan, sabda Tuhan pun makanan bagi jiwa. Kita perlu menebarkan pukat semangat membaca kitab suci. Selami sedalam dalamnya, tangkap sebanyak banyaknya sabdaNya. Kita tarik pukat kita, kita bawa ke “pantai” hati kita.Kita ambil yang bermakna bagi kita(ikan yang besar) dan lepaskan kembali ke “laut” yang tidak kita pahami(ikan yang kecil). “Aku ingin mengenalMu lebih dekat, namun yang ini tak kupahami” Di waktu mendatang bukan mustahil ketika kita tebarkan lagi pukat kita, kita menangkap sabda yang sama, yang pernah kita lepaskan dulu, namun saat itu sabda tersebut berbicara secara pribadi kepada kita. Waktu akan mendewasakan setiap firman yang hari lepas hari kita renungkan. FirmanMU itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mz 119:105) Yustina 2 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 2 Agustus 2013 : Iri Hati = Penyesatan S. Eusebius Verselli Im. 23:1,4-11,15-16,27,34-37 ; Mat 13:54-58 Matius 13:57b “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” Orang sekelompok, teman seangkatan, kerap tidak dapat menerima ada salah satu di antara mereka menonjol, mendapat penghargaan. Dasarnya rasa iri, yang tidak bisa menahan diri. Yesus sebagai Anak Manusia memang nyata orang biasa “Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibunya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?” Dihilangkan semua sebutan “Tuhan” dan “guru”, Yesus nampak dalam kebiasaan-Nya, anak orang kampung, yang waktu bersama mereka tidak menampilkan keistimewaan apa-apa di tengah desa. Maka jelas pertanyaan orang sekampung, seteman, sesaudara dan seangkatan: “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat?” Yesus tidak mengistimewakan diri atau mau menyembunyikan asal usulnya. Ia membiarkan mereka bersoal jawab, memeriksa dan menemukan sendiri “apakah ada kepalsuan di dalamnya’. Yesus bekerja di tengah terang, dengan bukti dan saksi: Ia hanya ingin kebenaran pada diri-Nya diakui. Praduga dan prasangka menimpa pribadi Yesus juga. Sulit orang menyangkal prasangka, karena alasan “ter” –bawa, tidak pernah dibuka, apalagi dibuktikan kebenarannya. Pada dasarnya orang tidak bisa menerima, bahwa ada sesuatu yang baik datang dari Nazaret, bahwa ada seorang nabi datang dari Galilea. Bukti dalam perbuatan tidak diikuti, karena orang tidak mau melihat, tidak mau percaya, bahwa “ada seorang nabi di tempat asal mereka sendiri”. Sikap ini, tidak rela ada orang yang melebihi mereka sendiri, ini menjangkit dari Nazaret, ke Yerusalem, ke lingkungan para ahli, yang merasa diungguli dan mengalahkan tidak bisa. Karena iri orang dapat menutup mata terhadap kebenaran: Juga Putera Allah pun tidak dapat membuktikan diri, tetap ditolak, tak akan diterima. Dalam suatu arti kita bahagia, tidak menyaksikan Yesus dalam “kehinaanNya” karena kita tidak melihat, maka lebih mudah kita percaya. Betapa rasa iri dapat menyesatkan penilaian kita terhadap sesama, bahkan terhadap Allah juga. Yudi Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 3 3 Agustus 2013 : Dilarang Bersumpah Im. 25:1,8-17; Mzm. 67:2-3,5,7-8; Mat. 14:1-12 Matius 14 :17 “...sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya.” Bacaan injil hari ini mengingatkan kita untuk berhati - hati dalam mengeluarkan pernyataan, terutama mengenai pernyataan sumpah. Betapa hal yang diucapkan spontan tanpa melalui pemikiran panjang dan bijksana terlebih dahulu dapat menghancurkan kehidupan kita sendiri. Tuhan sendiri dalam perjanjian baru menyatakan bahwa pernyataan yang kita berikan harus sesuai dengan kenyataan. Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak. Tetapi kenyataan dalam hidup sehari - hari betapa kita dengan mudah terbawa suasana dan menyatakan janji serta sumpah tanpa pertimbangan yang kemudian menjerumuskan kita sendiri. Semoga dengan membaca injil hari ini kita semua diingatkan dan dikuatkan agar menjadi lebih bijaksana dalam mengeluarkan pernyataan. Selalu mohon bimbingan Roh Kudus dalam penyertaan pada kehidupan kita sehari - hari. Amin. :) Nana Ferdinandez JADWAL DOJ AGUSTUS 2013 Sabtu Minggu 3-4 AGUSTUS TUGAS PARKIR DI GEREJA FX Minggu 4 Agustus GATHERING DOJ PK 11.30 di Ruang Sekami Minggu 4 Agustus pk. 09.30 Tugas TATIB di Gereja FX Minggu 11 Agustus Gathering DOJ pk. 11.30 Ruang Sekami Minggu 18 Agustus Gathering DOJ pk. 11.30 di Ruang Sekami Minggu 18 Agustus Tugas Koor pk. 18.00 di Gereja FX Rabu 21 Agustus DOA Kontemplasi pk. 18.30 di Gereja FX Jumat - Minggu 30 Agustus - 1 September Retret DOJ “I’m YOURS” di Villa Lake View Bedugul 4 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 4 Agustus 2013 : Antara Hati dan Harta Pkh. 1:2; 2:21-23; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Kol. 3:1-5.9-11; Luk. 12:13-21 Luk 12:21 “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” Kita sering mendengar pepatah, “Di mana hartamu berada, disitulah hatimu.” Harta sering diidentikkan dengan barang berharga yang dikumpulkan entah itu dengan cara menabung, mengkoleksi atau menumpuk-numpuk. Barang berharga bisa saja perhiasan, uang, koleksi-koleksi barang berharga dan lain sebagainya. Seseorang yang sangat sayang akan barang berharga yang dimilikinya, kalau seandainya rusak sedikit saja atau bahkan hilang, akan mudah marah-marah, kecewa dan tidak bisa tenang. Itu berarti hatinya sudah terletak pada barang-barang yang disenanginya. Jaman sekarang ini, tentu hampir setiap orang mempunya HP alias mobile phone. Ke mana-mana selalu tak bisa lepas dengan yang namanya telepon genggam. Dulu masih pencet-pencet tombol, kemudian udah pake yang namanya touch screen, bahkan sekarang udah ada yang lebih canggih lagi dengan smart phone yang bisa mendengar dan melakukan perintah kita dengan suara yang dikenal. Nah, seseorang yang sudah “lengket” dengan handphone akan kawatir, cemas atau bahkan stress karena handhone-nya hilang atau ketinggalan. “Wah, gimana caranya aku menghubungi orang lain.” Wah, gak bisa be-be-an nih (alias Blackberry-an), gak bisa whatsapp-an, chatting, sms dan lain sebagainya. Keterikatan pada sesuatu barang seperti handphone, menjadikan hati seseorang terletak pada barang tersebut. Itulah yang terjadi dengan orang “kaya” yang mengumpulkan hartanya di dunia ini, tetapi dia “tidak kaya” di hadapan Allah. Orang “yang kaya” di hadapan Allah adalah orang yang mengandalkan hidupnya kepada penyelenggaraan Ilahi. Tidak kawatir akan segala barang dunia ini tetapi fokus dan terarah kepada harta surgawi. Ketika kita meninggakan dunia yang fana ini, harta yang kita miliki adalah Yesus yang akan menyelamatkan kita karena dikatakan bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Yesus adalah harta satu-satunya yang bisa kita bawa ketika menuju kehidupan yang kekal. Is Jesus my lasting treasure? Apakah Yesus hartaku yang abadi? Rm. Vincent, MGL Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 5 5 Agustus 2013 : Dalam Kasih ada Mujizat Pemberkatan Gereja Basilik SP Maria Bil. 11:4b-15; Mzm. 81:12-13,14-15,16-17; Mat. 14:13-21 Matius 14:14 “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.” Seorang penganut Hindu masuk ke dalam sungai Gangga untuk berdoa. Ia melihat seekor serangga besar sedang berjuang menyelamatkan hidupnya di air. Dia tergugah dan segera memutuskan untuk menyelamatkan binatang itu agar tidak tenggelam. Ia mengulurkan jarinya mendekati serangga itu agar serangga itu bisa menaiki jarinya dan selamat dari air. Tapi binatang itu justru menyengat. Serangga itu adalah kalajengking. Dia mencoba lagi, serangga itu tetap menyengat hingga sakit. Seseorang yang berdiri di dekat situ melihat hal ini dan bertanya kepada orang Hindu itu tentang apa yang sedang dilakukannya. Ketika orang Hindu itu menjawab, orang itu berkata.” Anda memboroskan waktu. Seekor kalajengking bukan binatang yang baik; ia hanya akan menyengatmu.” Orang Hindu itu menjawab,” Sudah menjadi kodrat kalajengking untuk menyengat. Dan sudah menjadi kodrat manusia untuk menolong.” Tetapi Tuhan Yesus telah menjadi teladan bagaimana melihat orang yang membutuhkan. Ayat 14: “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit”. Tentu kita tidak percaya kodrat, yang kita kenal adalah iman mengubahkan segalanya. Tetapi menjadi gambaran bahwa manusia itu diciptakan untuk saling membantu, terutama orang-orang yang sedang membutuhkan bantuan kita. Apakah anda adalah seorang yang jarang melihat bahwa orang-orang membutuhkan bantuan ??? Hati2! Jangan-jangan anda adalah seseorang yang terlalu asyik dengan diri sendiri, sampai tidak melihat kebutuhan orang lain. Jika kita mudah berbicara tentang, kemurahan, kebaikan, tetapi kita sulit untuk memberikan bantuan buat orang lain. Bukankah hal itu berarti NATO. Berarti kita berbicara, tetapi tidak melakukannya. Dan jika kita berbicara Tuhan itu baik, tetapi kita tidak menjadi baik buat orang lain, bukankah itu berarti munafik. Jika kita berbicara bahwa Tuhan pasti menolong, tetapi kita tidak menolong orang tersebut, bukankah itu berarti tidak ada kasih. Maka mari kita yang berbicara mengenai kasih, kita juga melakukannya. Karena di dalam kasih, selalu ada mujizat. Selamat menolong, Yudi 6 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 6 Agustus 2013 : Bahagia Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya Dan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19; Mzm. 97:1-2,5-6,9; Luk. 9:28b-36 Luk 9:33 “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini” Sungguh besar sukacita Santo Petrus yang mendorongnya berkata demikian pada Yesus. Bersama Yakobus dan Yohanes ia diijinkan Allah menyaksikan kemuliaan PutraNya. Dalam suratnya yang kedua S. Petrus member kesaksian tentang penampakkan kemuliaan Yesus (Transfigurasi). Tetapi kesaksiannya tidak dibatasi pada detail peristiwa yang ia saksikan melainkan mewartakan makna dari Transfigurasi Yesus di hadapan Musa dan Elia baginya. Penampakkan kemuliaan Yesus member kepastian kepada Petrus dan para murid bahwa Yesus adalah Putra Allah dan penegasan bagi pewartaan para nabi (bdk. 2Pet 1:19a). Salah satu diantaranya adalah Daniel yang diberi karunia penglihatan penyerahan kekuasaan dan kerajaan-Nya yang kekal oleh Allah Bapa kepada Putra-Nya agar segala suku bangsa dan bahasa mengabdi kepada-Nya ( bdk. Dan 7:14). Dalam penampakkan kemuliaan-Nya di gunung Tabor Yesus menyatakan diri sebagai pribadi Ilahi, Putera Allah dalam terang Ilahi yang terpancar dari wajah dan pakaianNya. Cahaya berkilauan ini adalah gambaran cahaya kebangkitan pada malam Paskah yang kemudian Ia anugerahkan pada kita dengan menjadikan kita anak-anak Allah. Sejak itu hidup kita sebagai pengikut Kristus adalah sebuah proses yang perlahan tetapi nyata dan pasti seperti yang kita nyanyikan dalam prefasi malam Paskah: Kristus menyatakan kemuliaan-Nya … untuk mempersiapkan para murid-Nya menerima salib dan menyatakan akhir gemilang dari Gereja, tubuh mistik Kristus. Cahaya adalah tema dan symbol Ekaristi yang paling ekspresif. Di dalam setiap perayaan Ekaristi dihadapan Kristus yang bangkit cahaya kemilau ini bersinar bagi kita seperti Musa di gunung Sinai dan dalam semak bernyala, seperti umat Israel dalam awan yang bersinar terang, Petrus dan dua rasul di gunungTabor, para rasul dan Maria pada Pentekosta, dalam penantian akan saatdinyatakansebagaianak-anakterangoleh Allah dalamliturgisurgawi, ketika Kristus menyatakan diri-Nya. Bagi penginjil Lukas kemuliaan Yesus, Putra Allah, di atas gunung Tabor adalah gambaran kemuliaan yang Ia miliki setelah perjalanan-Nya ke Yerusalem dimana ia mengalami sengsara, wafat dan bangkit dari dunia kembali kepada Bapa. Dalam penantian selama berada di dunia, kekuatan-Nya ada pada doa. Lukas adalah satusatunya penginjil yang mengisahkan Transfigurasi sementara Yesus berdoa. Tema doa adalah tema yang ditonjolkan oleh Lukas dan S. Paulus. Bagi keduanya tidak mungkin dapat bertarung demi Injil tanpa pertolongan Tuhan yang diperoleh di dalamdoa (Luk 18:1; 21:36; Ef 6:18-20; Kol 4:12). Kekuatan seorang murid Yesus ada pada sikap mendengarkan sabda Kristus (bdkLuk9:35). Mendengarkan Putra berarti mentaati perintah Bapa dan melangkah dalam iman. Sr. M. Grazia, OSB Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 7 7 Agustus 2013 : Iman yang Menyelamatkan Sistus II, Kayetanus, Albertus dr Trapani,Agatangelus & Kasianus Bil. 13:1-2a,25 - 14:1,26-29,34-35; Mzm. 106:6-7a,13-14,21-22,23; Mat. 15:21-28 Matius 15: 28 : maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya : “ Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Banyak sekali orang dewasa ini yang tidak bisa menerima kritikan ataupun kata-kata kasar dari orang lain. Diberi kata-kata kasar tetapi membangun, kebanyakan orang akan sakit hati, kemudian menghindar dari orang yang mengkritik, bahkan marah pada orang yang mengkritiknya. Jarang sekali orang yang bisa menerima kritikan membangun dengan tangan yang terbuka dan mau berubah. Bacaan pada hari ini, dari kitab bilangan maupun dari injil matius, sama-sama berbicara tentang kepercayaan dan iman manusia kepada Tuhan. Iman yang tetap ada, sekalipun pada saat keadaan seperti tidak mungkin dan tidak ada jalan. Dalam kitab bilangan diungkapkan mengenai Tuhan yang akan memberikan tanah Kanaan kepada umat Israel. Tuhan bahkan menyuruh orang untuk mengintai tanah kanaan selama 40 hari. Tanah Kanaan yang subur dan berlimpah susu dilaporkan kepada Musa dan Harun tetapi juga dilaporkan bahwa bangsa kanaan kuat-kuat sehingga tidak mungkin bagi bangsa Israel untuk bisa berperang merebut tanah Kanaan. Umat Israel melupakan Tuhan yang telah menjanjikan mereka dan selalu menyertai mereka. Iman umat Israel goyah dan tidak percaya bahwa dengan penyertaan Tuhan, mereka akan bisa merebut tanah Kanaan. Mereka malah bersungut-sungut dan mengeluh kepada Tuhan. Hampir sama dengan Injil Matius yang bercerita tentang seorang ibu, yang dicobai dengan keadaan di mana anaknya kerasukan setan. Ibu itu berteriak-teriak sambil mengikuti Yesus, dan percaya bahwa Yesus akan dapat menolong menyembuhkan anaknya. Sekalipun Yesus mengusir ibu itu dan menyamakannya dengan anjing, tetapi ibu itu memiliki iman yang sangat besar terhadap Yesus. Kepercayaan penuh dengan iman itulah yang menyelamatkan anaknya. Menyembuhkan anaknya dari penderitaan kerasukan setan. Bagaimana kita bersikap di dunia sekarang ini? Apakah kita memilih menjadi umat Israel yang bersungut-sungut saat merasa bahwa Tuhan malahan mencobai kita dan kurang beriman bahwa setelah itu aka nada indah pelangi, ataukah memilih menjadi ibu itu, yang memiliki iman kepercayaan penuh, sekalipun Yesus sudah mencobai bahkan menghardik kita dengan kasar dalam pencobaan kita. Doa : Tuhan, ajar kami untuk selalu percaya kepadaMu dalam keadaan apapun. Dalam suka maupun duka, biarkan kami tetap bersandar dan percaya dengan penuh iman kepadaMu. Amin Alin 8 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 8 Agustus 2013 : Apa Liburan Ideal Anda ? Peringatan WajibSt. Dominikus Bil. 20:1-13; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Mat. 16:13-23 Mat. 16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis, Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Siapa yang tidak suka dengan liburan? Jalan-jalan keluar negri dengan teman baik atau keluarga dan meninggalkan studi atau pekerjaan yang melelahkan. Mungkin ada yang suka belanja dan melihat kota dengan bangunan yang indah, atau pegunungan bersalju sambil berhangat di depan api unggun sambil menikmati steak atau ikan panggang…ahh…surga dunia!! Ketika saya selesai program novis seminari yang sangat berat selama dua tahun, saya sangat menantikan liburan ke kota Brisbane dan membayangkan menggendong keponakan pertama saya yang akan lahir segera di Melbourne. Tapi sehari sebelum tiba, adik saya menelepon dan berkata: “…bayinya sudah pergi…” Ini sama sekali diluar harapan saya! Liburan yang sangat dinantikan berubah menjadi pemakaman yang disertai dengan tangisan adikku, suaminya, dan semua orang tua kami. Saya rasanya mau menarik Yesus ke samping dan menegur dia seperti Petrus, “Ini tidak boleh menimpa bayi ini…dan kami semua!” (cf. Mat 16:22). Ini bukan kebahagiaan! Dalam Injil ini, Petrus menjawab Yesus: “Engkau adalah Mesias!” Mesias sangatlah berarti bagi orang-orang Yahudi. Mesias adalah Dia yang diurapi, yang dijanjikan Allah untuk untuk membebaskan mereka dari segala penindasan - satu-satunya harapan bagi keselamatan mereka. Mesias itu bagaikan satu liburan impian bagi bangsa Israel setelah berpuluh abad lamanya menunggu dalam penderitaan. Tidak heran Petrus memprotes Yesus, karena apa yang Yesus katakan benar-benar bertentangan dengan gagasan kebahagiaan yang mereka impikan, yakni bebas dari penindasan bangsa Romawi. Tetapi itu bukan jalannya Yesus! Kebahagiaan dan kebebasan yang Yesus tawarkan melebihi ketidaknyamanan yang kita rasakan, seperti pekerjaan, sekolah dan segala beban hidup yang membuat kita mendambakan liburan. Dia ingin membebaskan kita dari beban hati dan dosa-dosa kita, dengan rela mati di kayu salib. Itulah kasih Yesus pada kita. Jalan Yesus adalah jalan Allah Bapa. Mengapa? Karena Bapa telah membangkitkan Yesus. Ini artinya kematianpun - yang adalah puncak penderitaan semua manusia – dikalahkannya. Teman-teman terkasih, mari kita percaya kepada Yesus! Mari kita ikuti jalanNya! Mari kita menaruh harapan dan kebahagian tidak pada liburan yang pastilah habis sekejap – melainkan pada Yesus yang adalah jalan kebahagian abadi di surga. Amin. Frater David Lemewu mgl Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 9 9 Agustus 2013 : Menjadi Pengikut Teresia Benedikta dr Salib Ul. 4:32-40; Mzm. 77:12-13,14-15,16,21; Mat. 16:24-28 Matius 16:24 Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid- muridNYa “setiap orang yang mau mengikut AKU, Harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan , mengikuti AKU.” Biasanya kalau sebuah perusahaan besar mau mencari GM, Staff dan Karyawan, maka perusahaan tersebut akan menjanjikan kepada mereka fasilitas-fasilitas dan gaji yang menarik. Mungkin untuk GM nya dijanjikan rumah bagus, mobil mewah dengan sopir, dan gaji serta bonus yang besar Tapi Sebaliknya Yesus tidak menjanjikan apa-apa yang bersifat kemewahaan duniawi. Malahan firmanNYA menyatakan kalau mau jadi pengikutNYa mereka harus menyangkal diri dan memikul salibnya Dan jangankan menjanjikan rumah tinggal dan lain lainya , dalam injil Matius 8:20 Dia Berfirman: “Serigala mempunyai liang dan burung burung di udara mempunyai sarang, tetapi Putera manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala Nya” Salah satu pengikut Yesus yang sangat luar biasa setia dan tahan uji, adalah Kardinal FX Nguyen Van Thuan dari Vietnam. Beberapa bulan setelah di tahbiskan menjadi uskup SAIGON (Ho Chi Minh City) tahun 1975, dia dijebloskan kedalam penjara selama 13 tahun dan selama 9 tahun dia diisolasi dalam penjara bawah tanah yang gelap dan dingin. Tidak boleh bertemu dengan keluarga bahkan tidak di ijinkan berinteraksi dengan tahanan lainnya. Bisa dibayangkan penderitaan tiada tara yang telah di alaminya. Tapi Imannya yang teguh tak tergoyahkan sedikitpun, dan kesetiaannya kepada Tuhan tidaklah sia-sia. Setelah keluar dari penjara pada tahun 1988 dan 3 tahun dalam tahanan rumah, akhirnya tahun 1991 dia di deportasi ke Roma. Bapa Suci, Paus Yohanes Paulus II memberi dia jabatan yang terhormat pada tahun 1999 sebagai presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian. Melihat pengikut - pengikut Yesus yang sampai saat ini sudah berjumlah Miliaran, tentu ada sesuatu yang dialami oleh Pengikut –pengikut NYa, termasuk kita semua, yaitu suka cita dan kebahagiaan hidup di dalam TUHAN, yang sukar diuraikan dengan kata – kata. Amin. IWAN SETIAWAN 10 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 10 Agustus 2013 : Mencintai Sampai Mati Pesta St. Laurensius 2Kor. 9:6-10; Mzm. 112:1-2,5-6,7-8,9; Yoh. 12:24-26 Yoh. 12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Inti ajaran Jesus adalah cinta. Ketika seorang ahli Taurat sebagai satu cobaan kepada Yesus, Dia menjawab dengan sebuah pertanyaa, “Apa yang tertulis di dalam Kutab Taurat”? Dengan kata lain Yesus ingin mengalihkan dia untuk melihat apa yang telah tertulis di dalam Hukum yang mengatur hidupnya. Lebih dalam Yesus menuntuk dia untuk melihat apa yang telah tertulis di dalam hatinya. Lalu orang itu menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan sengan segenap akal budimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Di sini Yesus membuka hati pikran sang ahli Taurat itu akan arti sesungguhnya dari cinta. Cinta berarti memberikan apa yang telah diterima dan apa yang telah disimpan di dalam hati kita yaitu hidup. Hari ini Yesus menantang kita dengan suatu perumpamaan tetang biji gandung, “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Biji itu harus mati sehingga dapat tumbuh dan berkembang. Seandainya kalau biji gandung itu tidak mati, maka biji itu akan tetap satu dan tidak akan menghasilkan sesuatu. Mencintai berarti memberikan seluruh diri, mencintai dengan seluruh keadaan dan keberadaanmu. Jadi tidak mencintai setengah-setengah. Cinta itu harus utuh dan satu. Mencintai itu berarti memberikan seluruh diri apa adanya tanpa meminta kembali suatu balasan apapun bentuknya. Dan Yesu mengatakan bahwa cinta yang sesungguhnya adakah merelakan diri demi orang lain. Seperti yang Yesus lakukan dan hidupi lewat kisah sengsara di kayu salib. Mencintai sampai terasa sakit, kata Muder Teresa dari Calkuta atau mencintai sampai mati. Marilah kita bertanya pada diri kita, apakah kita telah menyerahkan diri seutuhnya pada penyelenggaraan ilahi di dalam cintaNya? Apa kita membiarkan diri dicintai oleh Tuhan? Sejauh mana dan sedalam apa kita telah mencintai sesama kita. Apakah kita mencintai musuh-musuh kita dan berdoa bagi mereka? Atau kita lebih mencintai orang yang memusuhi musuh kita? Marilah kita renungkan kisah Injil hari ini dan memohon bantuan Tuhan di samal hidup kita. Doa: Tuhan yang Maha Cinta dan Maha Rahim, betapa dalamnya CintaMu kepada kami, begitu ajaibnya kasih dan kerahimanMu terhadap kami. Kami memohon bantuaMu hari ini. Kami banyak kali lalai menjalankan tugas pokok kami sebagai seoragn Kristen katolik. Kami lalai meberikan bantua kepada orang lain. Perkayalah kami dengan daya kekuatan cintaMu agar kami sungguh mencintai Engkau dan sesame kami, Amin. Rm. Joseph, MGL Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 11 11 Agustus 2013 : Berkata “YA!” HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab; Mzm. 45:10bc,11,12ab; 1Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-56 Luk. 1:39-58 “Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia“ (Luk.1:50). Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga biasanya dirayakan setiap tanggal 15 Agustus. Apa arti hari raya ini untuk kita? Maria adalah perawan kampung biasa. Dia tidak punya keistimewaan status sosial apa pun, selain dari bertunangan dengan Yoseph yang masih terbilang keturunan Daud. Yang membuat Maria istimewa adalah keberaniannya untuk mengandung di luar nikah. Untuk bisa mengatakan „YA“ kepada karya Roh Allah dalam dirinya, Maria terbilang nekat dan tidak perduli dengan nyawanya sendiri yang bisa saja dirajam sampai mati karena tuduhan zinah. Mengatakan „YA“ atau berkomitmen itu selalu saja ada resikonya. Nah, termasuk ketika kita mengatakan „YA“ untuk menjadi murid Kristus. Ketika kita mengatakan „YA“ untuk menjadi murid Kristus, pada saat yang sama kita pun mengatakan „TIDAK“ kepada hal-hal yang bukan mencerminkan ciri-ciri murid Kristus. Inilah resikonya. Inilah susahnya. Inilah salibnya. Apakah kemudian kita berkecil hati dan menyerah? Tentu tidak, mengapa? Karena lewat Maria, kita dijanjikan rahmat-Nya atas orang yang mengatakan „YA“ akan Dia (Luk. 1:50). Menjadi murid Kristus, bukan berarti kita ini adalah sekumpulan orang-orang penakut. Murid-murid Kristus adalah sekumpulan orang yang mengalami kasih Allah lebih dahulu dalam hidupnya baru kemudian berkata „YA“ kepada kasih Allah itu. Kita bukan orangorang yang takut dihukum, melainkan adalah orang-orang yang takut terlambat berkata „YA“ pada panggilan Tuhan. Seperti Maria, kita harus percaya bahwa kita pun akan diangkat ke surga ketika kita berkata „YA“ kepada kasih Allah. Rm Wenz Eddie MGL 12 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 12 Agustus 2013 : Stop Think First or Keep Moving ? Yohana Fransiska de Chantal,Klara dr Assisi, Louisa de Marillac, Isodorus Bakanja Ul. 10:12-22; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Mat. 17:22-27 Mat 17:22 Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Ketika akan menulis renungan ini, saya teringat bagaimana ketika awal-awal saya masuk komunitas DOJCC. Sabtu sampai Minggu, dari pagi sampai sore di Gereja terus sudah menjadi kebiasaan setiap minggunya. Maklum, dulu masih kuliah dan belum banyak teman. Saya mendapatkan banyak teman ketika saya lebih sering ke Gereja FX Kuta dan “ngetem” di situ setiap akhir minggu. Mulai muncul tanggapan gak mengenakkan nich !! Kalau tanggapan itu dari orang lain, ya masih saya anggap wajar sich. Nach, ini keluar dari orang terdekat dan saudara saya sendiri !! Gimana gak kesel banget waktu dengar komentar mereka tentang aktivitas saya di Gereja FX. “Setiap hari kok kamu pergi keluar terus, emangnya pergi ke mana ?” tanya salah satu saudara saya.”Saya pergi ke Gereja FX Kuta.”jawab saya.”Emang apa yang di dapetin sich di sana, gak capek kamu pulang malam terus seharian, mau jadi romo ya ??”sindir mereka. Gak hanya itu saja, dulu orangtua juga sempat gak mendukung ketika saya bilang kalau saya bergabung dengan komunitas pembaharuan karismatik Katolik. Di pikiran mereka, ntar saya bakalan ke-kristen kristenan pakai angkat-angkat tangan segala dan bakalan fanatik banget terhadap karismatik. But, puji Tuhan ortu saya finally mendukung. Saya juga buktikan bahwa pilihan yang saya ambil benar dan saya tunjukkan dengan buah – buah nyata melalui perkataan dan perbuatan. Menjadi pengikut Kristus memang gak mudah. Sering kita dengar, harus sangkal diri – pikul Salib – dan ikuti Yesus. Kalau cuma omdo (omong doang) sich gampang, but ngelakuinnya tuch yang susah buangeett. Tantangan yang paling sulit adalah ketika kita justru tidak didukung dari keluarga/ teman-teman terdekat kita. Kadang mereka justru membuat kita kecewa, jengkel, dan bete habis. Terus gimana dong kalau orang-orang terdekat kita tidak suka dengan karya pelayanan kita ?? STOP, THINK FIRST, or KEEP MOVING ?? Yesus pada hari ini mengajarkan kepada kita untuk tetap berjalan – keep moving, di dalam setiap pergumulan dalam kehidupan. Yesus sendiri juga sudah tahu bahwa Ia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, tetapi Ia tetap maju terus mengorbankan diriNya dengan menderita di kayu salib untuk karya penebusan bagi kita umat-Nya. Kita tidak dituntut seperti Yesus, sampai mati di kayu Salib, tetapi kita ingin belajar tetap berjalan bersama Dia dalam segala persoalan dan pergumulan hidup kita. Tantangan disediakan untuk kita lewati, dan menjadikan kita semakin dewasa dalam iman akan Dia. KEEP MOVING in HIM, do not STOP or THINK FIRST !!! KRIS Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 13 13 Agustus 2013 : Pesan Tuhan untuk regenerasi Pontianus,Hippolitus, Markus dr Aviano Ul. 31:1-8; MT Ul. 32:3-4a,7-9,12; Mat. 18:1-5,10,12-14 Ulangan 31:6, “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan janganlah gemetar. Sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai Engkau; Ia tidak akan membiarkan Engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Biasanya, kalau sudah terbiasa dengan seorang pemimpin, di luar nalar, kita selalu berkiblat pada pemimpin itu. Dalam segala sesuatu, orang cenderung mengandalkan pemimpin itu. Setiap orang merasa nyaman dan percaya bahwa bersama pemimpin itulah mereka akan berhasil. Malah terkadang orang cenderung mendewakan pemimpinnya, sehingga merasa takut bila pemimpin itu tak ada atau digantikan oleh orang lain. Rasa takut yang sama mungkin dialami oleh Yosua, yang dipilih untuk menggantikan Musa memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan. Bayangkan saja, jika sekitar 40 tahun bersama kepemimpinan Musa, lalu bangsa ini harus berjalan sendiri bersama pemimpin baru yang lebih muda, tentu baik Yosua, yang terpilih jadi pemimpin, maupun orangorang Israel yang dipimpinnya, menjadi gentar. Kita bisa membayangkan, walaupun tidak tertulis dalam Kitab ini, bagaimana tua-tua Israel menanyai Yosua, apakah dia sanggup, belum lagi mungkin ada yang mencibir, yang tentu saja membuat Yosua yang masih muda ketakutan, ragu dan gentar untuk meneruskan kepemimpinan Musa. Tetapi kita lihat, Musa sebagai pemimpin, diberikan kebijaksanaan dan kerendahan hati yang tulus untuk menghargai pilihan Tuhan pada Yosua. Musa begitu percaya pada kemampuan Yosua yang masih muda dan belum berpengalaman, untuk membawa bangsa Israel, yang terkenal ‘tegar tengkuk’ memasuki tanah terjanji. Musa berulangkali mengatakan pada Yosua supaya jangan gentar dan takut, karena Tuhan Allah, akan menyertai dan melindunginya dan bangsa yang dipimpinnya sampai ke tanah terjanji. (Ulangan 31:38). Dengan pengalamannya akan perlindungan Tuhan, Musa sangat mengenal cinta dan karakter Allah-nya dalam memimpin bangsa ini. Karena itulah, Musa terus menguatkan hati Yosua agar menerima tongkat kepemimpinan dan berjalan terus. Dalam Injil, Yesus mengingatkan orang-orang untuk menghargai seorang anak kecil. Bahwa seorang anak kecil memiliki malaikat pelindung yang melindunginya dengan segala cinta dan kemampuan malaikat itu dalam menjalan tugas dari Allah. Tuhan Yesus ingin agar orang percaya pada kemampuan orang yang lebih muda, bahwa Allah juga mencintai dan memiliki rencana besar bagi orang-orang yang masih muda, yang belum berpengalaman. Karena itu Tuhan Yesus, tidak mengijinkan seorang anak kecil atau yang masih muda, diremehkan. Karena usia manusia terbatas. Kemampuan manusia pun terbatas. Kesempatan pun ada batasnya. Tetapi rencana Tuhan untuk keselamatan dan kerajaan surga, terus ada dari generasi satu ke generasi berikutnya. Tuhan tak pernah berhenti berkarya. IA selalu memiliki orang-orang pilihan dalam tiap generasi. Mari kita belajar dari kepemimpinan Musa. Belajar menghargai kemampuan mereka yang baru atau yang belum berpengalaman atau yang lebih muda. Lalu mempersiapkan mereka. Mendukung mereka. Belajar agar tidak membatasi Tuhan. Bahwa kita bisa berhenti, tetapi karya Tuhan, haruslah berjalan terus. (narita) 14 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 14 Agustus 2013 : Menegur Peringatan Wajib St. Maximilianus Maria Kolbe Ul. 34:1-12; Mzm. 66:1-3a,5,8,16-17; Mat. 18:15-20 Mat 18:15 “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia dibawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kenbali. Menegur orang, rasanya ini hal yang sulit untuk dilakukan. Pasti banyak pertimbangan kita. Apakah nanti orang yang kita tegur bakal menerima? Apakah nanti dia tidak akan marah? Apakah nanti dia tetap berteman dengan saya? Apakah dia tidak akan membalas dendam? Apakah nanti saya bisa berbicara dengan kata-kata yang baik yang tidak menyinggung perasaannya? Apakah saya pantas menegur dia? Apakah... apakah...dan masih banyak apakah...apakah yang lain. Anak saya pertama, melihat sesuatu yang salah yang dilakukan adiknya. Misalnya pada waktu libur sekolah dan karena keasyikan main, adiknya lupa makan siang samapai hampir jam 2. Secara langsung tanpa melihat teman yang diajak main oleh adiknya, si kakak menegur adiknya. “Sudah jam 2 lho...ayo jangan main terus. Belum makan, nanti sakit perutnya. Nanti saya kasih tahu mama biar dimarahin.” Teguran yang baik, tapi dilakukan dengan cara yang salah. Dan tidak melihat kondisi. Sehingga membuat si Adik malu dan merasa dicampurin urusannya. Injil hari ini memberikan pegangan bagi kita, apa yang harus kita lakukan bila kita mau menegur orang lain. Menegur disini bukan berarti bahwa kita yang paling benar. Tetapi kita mau mengingatkan karena kita mengasihi mereka. Pertama, ajak bicara empat mata. Dari hati ke hati. Sehingga orang tidak merasa dihakimi. Kalo cara pertama tidak berhasil, kita ajak beberapa orang untuk memberikan pendapat tentang masalah itu. Dan yang paling penting kita tidak membicarakan kesalahan saudara kita dibelakang mereka. Atau istilahnya tidak di “gosip” kan. Karena sekali kita menyebarkan gosip atau kejelekan orang lain. Kita tidak akan bisa menghapuskan kata-kata yang sudah kita keluarkan. Saya pernah melihat sebuah film yang berjudul “Doubt”, gosip diibaratkan seperti kalau kita merobek bantal, lalu isi bantal itu terburai diterpa angin kesegala arah. Gosip itu seperti isi bantal yang terburai ke segala tempat tanpa lagi kita bisa mengontrolnya. Dan kita pun tidak bisa lagi untuk mengumpulkannya. Walaupun beribu kali kata maaf diberikan, takkan dapat mengumpulkan kembali gosip yang telah beredar kemanamana. Marilah kita belajar bersikap bijak. Apabila melihat kesalahan teman. Tidak dengan cepat untuk menyebarkan berita buruk kepada orang lain. Tapi dengan kasih mengingatkan teman kita. Semoga Nathasa Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 15 15 Agustus 2013 : Berapa Kali ? Yos. 3:7-10a,11,13-17; Mzm. 114:1-2,3-4,5-6; Mat. 18:21-19:1 Mat. 18:21 “Berapa banyak kali aku harus mengampuni kesalahan saudaraku?” Hampir setiap hari saya dan anda berhadapan dengan situasi dan peristiwa hidup yang tidak menyenangkan atau melukai harkat dan martabat kita sebagai anakanak Allah. Hal itu sering terjadi dalam hidup bersama baik dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat atau berkomunitas. Ketika berhadapan dengan situasi yang demikian, kita tidak sabar untuk mengatakan sesuatu tentang seseorang atau sekelompok tertentu tidak baik. Lebih dari itu kita ingin menghukum mereka oleh karena suatu kesalahan atau kejahatan yang telah mereka lakukan. Hal seperti itu juga terjadi dalam hidup dan pelayanan Tuhan Yesus. Ini tampak dalam pertanyaan Petrus kepada Tuhan Yesus pada hari ini. Sembari merenungkan ayat tersebut, saya bertanya dalam hati, apa maksud Tuhan Yesus ketika menjawab pertanyaan Petrus dengan mengatakan “tujuh puluh kali tujuh kali”. Ketika bergumul dengan ayat tersebut, saya mendapat inspirasi bahwa “mengampuni berarti membiarkan Allah melakukan kehendak-Nya melalui peristiwa hidup yang kita alami, entah itu menyenangkan atau tidak”. Sadar atau tidak, setiap hari ketika saya menghadapi hal yang tidak menyenangkan, seringkali memaksakan Allah untuk melakukan apa yang aku kehendaki. Saya tidak sabar dan membiarkan Allah sendirilah yang melakukan pekerjaan-Nya untuk mengatasi persoalan atau situasi dalam hidup dan pelayanan sehari-hari yang saya hadapi. Hari ini, Tuhan Yesus mengajari saya untuk bersabar dan membiarkan Allah-lah yang menjadi hakim dan pemilik kebenaran dan keadilan dalam hidup. Mungkin hal ini juga terjadi dalam hidup dan pelayanan anda entah dalam komunitas atau dalam hidup menggereja. Hari ini kita semua diminta oleh Tuhan Yesus untuk membiarkan Allah melakukan kehendak-Nya. Tugas saya dan anda adalah memerangi hal-hal yang menghambat keadilan Allah bertumbuh dan berkembang melalui cara hidup sehari-hari. Doa: Ya Bapa, Anugerahkanlah rahmat kesabaran dalam hati kami, agar keadialan-Mu dapat bertumbuh melalui karya dan pelayanan kami setiap hari. Terima kasih Tuhan Yesus atas sabda dan ajaran-Mu yang kami terima hari ini. Semoga berkat daya Roh Kudus kami layak menjadi pembawa damai dan keadilan kepada dunia. Amin Fr. Anis, MGL 16 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 16 Agustus 2013 : Cerai Saja!! Stefanus dr Hungaria Yos. 24:1-13; Mzm. 136:1-3,16-18,21-22,24; Mat. 19:3-12 Mat 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Setiap manusia, pasti menginginkan kebahagiaan. Saat masih jomblo, ingin punya pasangan. Saat sudah berpasangan, ingin menikah. Saat sudah menikah, seringkali yang terjadi di dalam bahtera rumah tangga, bukanlah suatu yang indah bak taman firdaus, namun lebih sering seperti “neraka dunia”. Suami melakukan kekerasan pada istri, istri mulai tidak hormat pada suami, sering marah – marah, sampai pada akhirnya suasana harmonis dalam rumah tangga perlahan tapi pasti mulai menghilang. Memang mirip dengan adegan sinetron, tapi ini kisah nyata. Dalam terapi, saya beberapa kali menangani masalah rumah tangga. Kasusnya kurang lebih sama dengan yang saya tulis di atas. Bahkan, ada yang sampai sudah merusak kemurnian rumah tangga, dengan adanya idaman lain. Jika kita tengok ke belakang, sebenarnya apa sih yang menyebabkan permasalahan di dalam rumah tangga? Tidak lain adalah ego. Ego suami yang merasa tidak dihormati oleh istri, ego sang istri yang mau menang sendiri, dan ego – ego lain. Intinya adalah, tidak bisa menerima perbedaan di dalam rumah tangga. Padahal, yang namanya 2 orang bersatu, pastilah ada perbedaan. Dan sebetulnya, perbedaan inilah yang membuat kehidupan semakin menarik. Dengan perbedaan inilah, suami dan istri saling melengkapi satu sama lain. Cinta, yang awalnya melandasi hubungan antara 2 manusia, adalah salah satu jenis emosi, yang mudah hilang. Tetapi ikatan perkawinan, adalah komitmen, janji yang sakral bagi suami dan istri. Maka, mestinya yang seharusnya diceraikan adalah ego. Dengan ego inilah mestinya kata cerai diucapkan, dan seiring dengan ego yang semakin menghilang, ikatan suami dan istri semakin erat, semakin menempel kaya perangko. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Mari ceraikan ego kita. Tuhan memberkati Daniel Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 17 17 Agustus 2013 : Merdeka dan Menjadi Bijaksana Sir 10:1-8, 1Ptr2:13-17, Mat 22:15-21 Mat 22:21: Jawab mereka:” Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. Pada hari ini, kita bangsa Indonesia memperingati HUT- RI ke 68 Merdeka! Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan pengajaran kepada kita para muridNya yang bisa kita jadikan pegangan untuk hidup sebagai warga negara yang baik: “Berikanlah kepada kaisar(negara) apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Mengikuti ajaran Tuhan Yesus tersebut, marilah kita membangun niat untuk berbuat sesuatu yang baik dan berguna bagi negara dan masyarakat/sesama. Kiranya tidaklah cukup bila kita hanya menjadi warga negara yang baik, yang tidak melanggar hukum , yang taat membayar pajak dan tidak menimbulkan masalah bagi orang lain, tapi sebagai murid Kristus kita perlu berbuat yang lebih daripada itu. Misalnya, sebagai warga, kita mau ikut kegiatan kerja bakti yang diadakan di kampung kita atau bersedia menerima tanggung jawab bila ada yang memilih kita menjadi pengurus di RT di mana kita tinggal; atau seandainya kita adalah seorang PNS, kita akan selalu bekerja dengan benar dan disiplin sekalipun lingkungan kita tidak mendukung sikap seperti itu. Manusia harus memberikan kepada Allah apa yang menjadi milik Allah. Segala sesuatu adalah milik Allah, sebab sebagai makhluk ciptaan, manusia itu adalah milik sang Pencipta, dan sebagai yang tertebus dengan darah Kristus, dia menjadi milik sang Penebus. Kehidupan manusia berasal dari Allah, demikian pula kehendak bebasnya dan juga rahmat yang diterimanya. Demikian pula cintakasihnya yang juga berasal dari Allah sendiri yang adalah KASIH. Maka, segala sesuatu yang diberikan manusia kepada Allah hanyalah pemulangan kembali milik Allah saja. Oleh karena itu penyerahan diri kepada Allah bagi umat Kristiani bukan hanya merupakan kewajiban, melainkan karya cintakasih yang rela dan gembira. Siapa yang memberikan kepada Allah apa yang menjadi milik-Nya, demi Allah juga dapat memberikan kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar. Akan tetapi, siapa yang memberikan kepada Kaisar apa yang tidak menjadi miliknya, dia itu menolak memberikan kepada Allah apa yang menjadi milik-Nya. Menanggapi injil hari ini, hendaklah kita menjadi bijaksana dalam menjalani hidup ini, karena hanya sikap yang tepat terhadap Allah sajalah yang akan mendatangkan keserasian dalam seluruh kehidupan seseorang. Pendewaan manusia pada kaisar atau hal yang lain dapat dipandang sebagai penyembahan berhala. DOA: Bapa surgawi, Engkau memanggil setiap orang kepada kemerdekaan dalam Yesus Kristus, Putera-Mu. Maka pada hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ini kami mohon kepada-Mu: lindungilah tanah air kami, agar tetap bebas merdeka dan aman sentosa. Anugerahkanlah kepada bangsa kami kemerdekaan sejati, agar di seluruh wilayahnya berkuasalah keadilan dan damai sejahtera, perikemanusiaan, kerukunan dan cintakasih yang sejati. Amin. Betty 18 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 18 Agustus 2013 : Bara Api Yer. 38:4-6,8-10; Mzm. 40:2,3,4,18; Ibr. 12:1-4; Luk. 12:49-53 Luk 12:49, “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!” Ayat di atas adalah motto dari Missionaries of God’s Love (MGL). Ayat tersebut bukanlah berarti secara lahiriah seperti Tuhan menunggangbalikkan Sodom dan Gomora di perjanjian lama dengan mengirimkan api dan membakar kota. Tapi api yang dimaksud adalah api cinta kasih Allah, api Roh Kudus yang membakar hati setiap orang untuk lebih mencintai Tuhan dan juga secara bersamaan mengasihi sesama. Tanpa bara api Roh Kudus, sangatlah mustahil bagi kita untuk bisa mengasihi Tuhan yang lebih dahulu mengasihi kita. Tuhan yang kita imani adalah dalam rupa Roh Kudus dan untuk itu kita butuh Roh Tuhan sendiri untuk membantu kita masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan Allah. Untuk menerima Roh Kudus, tentu kita harus dibaptis dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. Dibaptis, berarti dibenamkan dalam kasih Allah Tritunggal yang kita imani. Air yang digunakan dalam pembaptisan, entah itu dituangkan di kepala orang yang dibaptis ataupun dibenamkan dalam kolam pembaptisan adalah simbol yang menyucikan hidup seseorang, dibersihkan dari hidup yang lama. Nah, hidup orang yang sudah dibaptis dapat dibandingkan dengan bara api untuk bakar sate. Bara api tersebut harus sering dikipas-kipas, kalau tidak bara api akan mati sehingga sate yang kita panggang tidak akan matang. Supaya “bara api” Roh Kudus yang kita terima dalam pembaptisan tidak padam, perlulah “dikipas-kipas” dengan doa pribadi, Ekaristi Kudus, sakramen pengakuan dosa, hidup berkomunitas, membaca Kitab Suci, pantang dan puasa, beramal kasih kepada sesama dan lain sebagainya. Sebagai anggota Missionaries of God’s Love (MGL), saya selalu diajak untuk “mengipasngipaskan” bara api yang aku terima sejak aku dibaptis dengan cara doa pribadi, misa kudus harian, bersekutu dalam doa dengan komunitas, berbagi kasih dengan orangorang yang kurang diperhatikan masyarakat dan lain sebagainya. Bagaimanakah dengan Anda yang membaca edisi freshjuice ini? Semoga “api Roh Kudus” yang Anda terima juga selalu disegarkan dengan renungan-renungan freshjuice. Marilah kita saling “mengipaskan” (menyemangati-meneguhkan) satu sama lain supaya setiap orang dapat mengalami kasih Tuhan. AMIN Rm. Vincent, MGL Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 19 19 Agustus 2013 : Kesempurnaan Bisa Dicapai Dengan Mengikuti Yesus Yohanes Eudes, Ezekhiel Moreno, Guerikus Hak. 2:11-19; Mzm. 106:34-35,36-37,39-40,43ab,44; Mat. 19:16-22 Matius 19:16 “Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Ada seorang muda yang ingin hidup dengan Allah didalam kekudusan, kesucian, dan perbuatan baik. Ini ambisi yang besar, tetapi Kristus terlebih dahulu ingin memerdekakan dia dari pemahaman yang salah. Yesus mengatakan kepada orang muda itu, “Tidak ada yang benar selain Allah.” Ia menegur anak muda itu dengan pernyataan yang sangat mengejutkan ini untuk membuka pemahamannya agar ia bisa memahami bahwa Kristus dan Allah itu satu, dalam satu hakekat. Yesus hidup dengan Bapa-Nya dalam persekutuan Roh, dalam kebaikan, kebenaran dan kemuliaan yang sempurna. Orang muda itu tidak memahami pengajaran Kristus. Kristus menaruh di depan wajahnya sebuah cermin hukum Taurat agar ia bisa melihat kekurangannya dalam melakukan tugas hariannya. Orang muda itu juga berpikir bahwa ia sudah memenuhi semua yang dituntut Allah baginya. Ia tidak melihat kenyataannya sebagai orang berdosa di hadapan Tuhan. Yesus menunjukkan kepadanya apa yang sudah membelenggunya, yaitu cintanya akan uang dan kesombongan karena keadaan dirinya. Ia menunjukkan bahwa kesalehan yang sejati berarti pengorbanan yang sempurna kepada Allah dan untuk mereka yang membutuhkan. Tetapi sebenarnya kesempurnaan ini hanya bisa dicapai dengan mengikuti Yesus. Kristus tidak mengajar orang muda itu dengan tujuan agar ia memberikan seluruh uangnya kepada orang-orang miskin, tetapi agar ia memerdekakan diri dari sikap mengandalkan kekayaannya sehingga ia bisa menundukkan dirinya dan juga uangnya sepenuhnya kepada Allah. Kenyataannya adalah bahwa tidak ada orang yang bisa mengabdi kepada Allah dan mammon (uang). Dari cerita Firman Tuhan hari ini, Kristus meminta agar hati kita percaya penuh kepadaNya karena Ia tidak mau bertahta di dalam hati yang terbagi. Kristus tidak memerintahkan agar semua orang menjual semua harta miliknya. Namun panggilan-Nya adalah agar kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya. Belenggu cinta kepada kekayaan menjauhkan banyak orang dari Kristus, bahkan meskipun mereka nampaknya memiliki keinginan yang baik untuk mendekat kepada-Nya. Mari kita berDoa: Yang Mahakudus, Engkau Hidup, Benar dan Penuh Rahmat. Ampunilah kami kalau kami percaya kepada uang dan harta kami yang bisa binasa. Tolonglah kami untuk meletakkan diri dan juga uang kami sepenuhnya ke dalam tangan-Mu. Kami tidak bisa melayani Engkau dan mammon sekaligus. Tolonglah kami untuk mengasihi Engkau, mengasihi orang-orang miskin dan membutuhkan di dalam kasih-Mu yang setia. Amin Yudi 20 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 20 Agustus 2013 : Keselamatan Adalah Anugerah Peringatan Wajib St. Bernardus Hak. 6:11-24a; Mzm. 85:9,11-12,13-14; Mat. 19:23-30 Mat19:26 “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin” Bagi umat Israel dalam kitab perjanjian lama harta kekayaan adalah wujud berkat dari Tuhan bagi orang yang berkenan pada-Nya. Pemikiran yang sama masih banyak kita temui pada masa kita.Ketika melihat sesame berkelimpahan harta spontan kita berpikir betapa besar kebaikan Tuhan kepada orang itu. Sebaliknya bila melihat sesame yang berkekurangan, kita lantas berpikir ia kurang diberkati oleh Tuhan. Kekayaan menjadi salah satu tolok ukur kebaikan Tuhan pada manusia karena dipandang sebagai sumber kebahagiaan hidup. Pandangan yang berbeda dikisahkan penginjil Matius hari ini. Di hadapan ‘penolakan’ orang muda kaya yang memilih pergi dengan sedih karena banyak hartanya, Yesus memaparkan bagaimana kelekatan pada kekayaan dapat menyebabkan seorang menjadi ‘tidakpeka’ terhadap pewartaan kerajaan Allah (dalam perumpamaan tentang penabur Yesus menjelaskan tentang kepekaan yang berbeda dari tiap orang dalam menanggapi sabda Allah). Kelekatan terhadap kekayaan adalah hambatan bagi hidup kekal. Para murid yang mendengarkan menyadari kalau perkataan Yesus ditujukan kepada mereka lalu bertanya, “Jika demikian siapakah yang dapat diselamatkan?” (Luk 19:25). Keselamatan adalah anugerah Tuhan. Barangsiapa yang berserahpada-Nya akan menerima rahmat yang menuntunnya sedikit demi sedikit menyadari bahwa Tuhan adalah sumber sukacita dan hidup. Rahmat yang tercurah dalam hati akan membebaskan kita dari kelekatan akan kekayaan yang mengelabui mata. Segala yang kita miliki adalah kekayaan yang dianugerahkan Tuhan pada kita. Harta benda, kepandaian, kehendak dan gagasan yang kita peroleh dan kembangkan dalam kebebasan seharusnya membuat hati kita terpaut pada Tuhan. Tetapi bagaimana caranya menggunakan kekayaan dalam hidup bagi kebaikan bersama tanpa kelekatan, terutama untuk mencapai hidup kekal? “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin ” (Mat 19:26). Kepada orang muda yang kaya Yesus menunjukkan jalan ‘bila ingin menjadi sempurna’: berbagi dengan yang berkekurangan. Setiap murid Kristus yang telah ‘meninggalkan segalanya’ untuk mengikuti Dia sementara menempuh jalan ini. Hati yang melekat pada Tuhan selalu terdorong untuk berbagi apa yang dimiliki dengan tulus kepada sesame yang membutuhkan. Semangat berbagi dalam kasih persaudaraan adalah cirri khas dan penopang komunitas umat beriman mulai dari jemaat perdana di Yerusalem. Kita pun dalam komunitas masing-masing perlu berlatih untuk setia menghidupinya setiap hari bahkan di tengah kesulitan hidup. Gideon, yang termuda dari kaum terkecil diantara suku Israel, diutus untuk ‘membebaskan Israel dari cengkeraman orang Midian’ (bdk. Hak 6:14), dengan kesediaan penuh membawa perubahan menuju masa depan yang berbeda. Mari kita mohon rahmat kesediaan hati seperti Gideon untuk mewartakan keselamatan bagi setiap orang dengan setia menjalani dalam kesederhaan hidup kita jalan yang Yesus tawarkan pada setiap orang yang ingin memperoleh hidup kekal. Karena hanya yang setia sampai akhir akan “menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal” (Mat 19:29). Semoga Tuhan menganugerahkan rahmat kesediaan hati dan kesetiaan ini kepada setiap kita. Sr. Maria Benedicta, OSB Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 21 21 Agustus 2013 : jangan Iri Terhadap Kemudahan Orang Lain Peringatan Wajib St. Pius X Hak. 9:6-15; Mzm. 21:2-3,4-5,6-7; Mat. 20:1-16a Matius 20 : 15 : Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Injil hari ini, mengatakan tentang penggarap-penggarap kebun anggur dengan upahnya sedinar sehari, yang memberikan pelajaran kepada kita mengenai iri hati. Dikatakan dalam injil, bahwa para pekerja yang bekerja lebih awal merasa iri pada para pekerja yang datang terakhir karena mendapatkan upah yang sama. Mereka merasa bahwa mereka bekerja lebih lama dibandingkan yang bekerja terakhir dan merasa bahwa mereka seharusnya mendapatkan upah yang lebih besar dari yang lain. Mereka protes pada pemilik kebun anggur dan merasa iri sehingga mereka bersungutsungut. Mereka lupa nahwa kesepakatan awal adalah dengan upah sedinar sehari. Injil hari ini, mengingatkan saya pada dunia kerja dalam satu perusahaan. Dalam suatu perusahaan ada juga dalam satu departemen yang sama, tetapi karena mereka periode masuk kerja mereka tidak berbarengan sehingga gaji yang mereka dapatkan tidak sama. Memang ada standar gaji tetapi pada akhirnya gaji yang akan didapatkan adalah sesuai dengan kesepakatan awal. Ada seorang karyawan A, yang masuk setahun yang lalu dengan gaji misalnya 1,5 juta rupiah, tetapi kemudian dia tahu bahwa di tahun sekarang ini, ada karyawan B , baru satu departemen dengan dia, mendapat gaji yang sama dengan dia. Akibatnya , dalam pekerjaannya karyawan A tadi bersungut-sungut dan menjadi tidak bersungguhsunguh dalam pekerjaannya karena dia iri dengan gaji yang di dapatkan oleh karyawan B. Kemudian dia mulai berulah dan protes sehingga malah mengakibatkan prestasi kerja menurun sehingga HRD akhirnya memecat dia.Karyawan A kurang bersyukur dengan apa yang di dapatnya sehingga malahan menyebabkan dia kehilangan seluruh pendapatannya karena dipecat. Masing-masing manusia, memiliki rejekinya masing-masing. Kita hanya harus mensyukuri dengan sepenuh hati, atas apa yang kita dapatkan dalam hidup ini. Karena apapun yang diberikan kepada Tuhan, itulah yang harus kita syukuri. Itu adalah berkat dan anugerah Tuhan untuk kita. Jika kita tidak mensyukuri berkat Tuhan, itu sama saja kita sudah menyia-nyiakan berkat yang Tuhan berikan untuk kita. Bayangkan jika saja berkat itu malahan Tuhan ambil dari kita. Bagaimana ? Doa : Tuhan, ajar kami selalu untuk selalu bersyukur kepadaMu dan tidak mudah iri atas kemudahan yang di dapat orang lain. Amin Alin 22 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 22 Agustus 2013 : Apakah Misi Hidup Kita ? Peringatan Wajib SP. Maria, Ratu Hak. 11:29-39a; Mzm. 40:5,7-8a,8b-9,10;Mat. 22:1-14Bacaan: Yes 9:1-6; Lk. 1:26-38 Lk 1:38 “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” Gereja Katolik tidak segan-segan mengangkat Bunda Maria sebagai Ratu Surgawi. Gereja percaya bahwa Tuhan kita Yesus Kristus, seperti layaknya seorang manusia juga mau memberikan hormatnya kepada BundaNya yang terkasih yang sudah sangat berjasa bagi Dia dan kerajaanNya yang kekal disurga dan di bumi. Pesta Bunda Maria Ratu Surgawi adalah sangatlah berarti bagi saya yang lahirnya jatuh dihari yang sama. Kira kira tujuh tahun yang lalu ketika saya sedang sendirian didalam gereja, saya merasa ada suara hati yang lembut yang berkata ‘jadilah imamku…’ Suara ini semakin lama semakin jelas dan membuat saya bingung karena saya sedang sama sekali tidak memikirkan tentang kehidupan imamat. Terlebih lagi saya sadar bahwa menjadi imam yang baik adalah sungguh diluar kemampuan saya. Tetapi karena saya sedang berdoa rosario saat itu, teringatlah saya akan Bunda Maria yang dalam bacaan hari ini mendengar kabar baik dari malaikat Gabriel. Saya merasa seperti Bunda yang terkejut dan bertanya “bagaimana hal ini mungkin terjadi…?” Entah bagaimana, saya terdorong untuk mengatakan seperti yang Bunda katakan: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Lk 1:38). Dan pada saat itu mengalirlah sukacita didalam hati saya. Sejak saat itu sampai sekarang saya punya keberanian untuk memenuhi panggilan Tuhan yang saya rasakan saat itu, yang saya percaya dikuatkan oleh Roh Kudus seperti layaknya Bunda Maria. Di perjalanan yang penuh tantangan ini, saya benar-benar diajar untuk bersandar selalu pada Tuhan dan doa dari teman teman semua. Teman-teman terkasih, panggilan Tuhan tidak hanya untuk para imam, bruder, atau suster saja, melainkan semua umat ciptaanNya. Kita semua dipanggil dalam suatu misi yang unik didunia ini.Lalu apakah tanda-tandanya? Satu tanda bahwa ini misi dari Tuhan adalah bahwa sangatlah sulit bahkan mustahil untuk bisa kita penuhi. Lalu mengapa Tuhan memanggil kita? Supaya kita belajar berserah pada kekuatanNya; Supaya kita semakin kenal Dia secara pribadi sebagai mitra kerja dimana lewat Roh KudusNya Dia menguatkan kita, sehingga kita seperti Bunda bisa bersaksi: “Jiwaku memuliakan Tuhan…karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar padaku…” (Lk.1:46-49). Mari teman teman kita penuhi misi hidup kita! Ya Allah Bapa, Engkau telah ciptakan kami sesuai dengan rencanaMu. Sebelum kami dibentuk dalam rahim ibu kami, Engkau sudah membuat rencana yang indah dan besar. Tuntunlah kami agar kami mengenal tujuan hidup kami - misi hidup kami didalam kerajaanMu. Kuatkanlah kami dengan Roh KudusMu, sehingga kami bisa beriman seperti Bunda Maria, yang menerima tugasnya dengan segala kerendahan hati sebagai Ibunda PutraMu Tuhan kami Yesus Kristus. Amin. Frater David Lemewu mgl Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 23 23 Agustus 2013 : Pendoa Berardus dr Offida,Rosa dr Lima Rut. 1:1,3-6,14b-16,22; Mzm. 146:5-6,7,8-9a,9bc-10; Mat. 22:34-40 Matius 22 : 39 : “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” Jeff menjadi seorang pendoa. Kalimat itu pasti membuat teman teman saya tertawa. Bagaimana bisa, saya yang kehidupan doanya saja masih senin kamis menjadi seorang pendoa. Mendoakan orang yang sakit dan ingin melepas kuasa gelap lagi ! Tidak mungkin rasanya. Tapi tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan Allah kita. Ketika saya bersama teman teman DOJCC melayani KRK di Maumere, saya diminta Frater David untuk berpasangan dengan Lara dari Australia. Saat itu saya hanya merasa diminta untuk menerjemahkan saja. Tapi ketika begitu banyak umat yang mengantri minta didoakan, Lara meminta saya yang mendoakan. Reaksi nya sangat mengejutkan. Seorang ibu menangis ketika saya doakan, ibu lainnya rebah di kursinya. Saya yakin, ini bukan karena hebatnya saya, tapi Rph Kudus yang hari itu bekerja dengan dasyat lewat kita semua, pelayan dari kelompok DOJCC. Lalu apa hubungan injil ini dengan kisah ini? Tuhan Yesus sudah menegaskan 2 hukum yang terutama, mencintai Allah dengan segenap tubuh dan jiwa, juga mencintai sesama manusia seperti mencintai diri sendiri. Saat saya mendengar puluhan orang yang minta didoakan, saya mendengar banyak permintaan doa yang menyentuh hati saya. Seorang Ibu minta didoakan agar suaminya tidak menyakiti ia dan anak anaknya lagi. Saat itu saya ingin menangis mendengar doanya. Ia meminta agar Tuhan mengembalikan suaminya ke Gereja lagi. Saat itu saya sempat bertanya, apakah ibu masih mau memaafkan dan mencintai suaminya. Jawaban ibu itu sangat tegas, IYA. Sangat mudah mencintai orang yang mencintai kita, tapi sangat sulit mencintai orang yang melukai hati kita dan orang yang kita kasihi. Betapa besar hati ibu ini mau mencintai suami yang telah menyakitinya. Seorang Bapak muda minta didoakan agar terlepas dari kuasa gelap, ia dahulu pernah memegang jimat jimat, dan ingin melepaskannya. Ia ingin mencintai Yesus dengan sepenuh hatinya. Jujur saat itu saya tidak tahu harus mendoakan apa, Jujur saat itu saya takut kalau Kuasa Gelap itu malah berbalik menyerang saya. Mungkin seringkali kita juga sering menduakan Tuhan kita, dengan berpaling pada takhayul dan ramalan ramalan yang menyesatkan. Tapi mungkin kita tidak pernah mau jujur mengakui kesalahan kita. Bapak muda ini mengajarkan saya untuk mencintai Tuhan Yesus dengan segenap hati dan jiwa saya. Jeff 2013 24 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 24 Agustus 2013 : Mungkinkah Pesta St. Bartolomeus Why. 21:9b-14; Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18; Yoh. 1:45-51 Yoh. 1:46 “Kata Natanael kepadanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Salah satu dari talenta dan rahmat yang Tuhan berikan kepada kita adalah iman. Yesus mengatakan bahwa dengan iman yang kuat kita bisa memindahkan gunung ke laut. Tetapi kalau tidak mempunya iman semuanya akan sia-sia saja belaka. Yesus selalu memberikan semangat dan menantang para muridNya di dalam ajarannya untuk selalu mempunyai iman yang teguh. Yesus selalu berusaha untuk meyakinkan mereka akan kekuatan Allah di tengah-tengan mereka di dalam bentuk dan cara apa saja. Namun banyak rasulNya yang tidak percaya dan ragu akan kehadiran Yesus dan karyaNya. Petrus menyangkal tiga kali, Yohanes menyingkirkan diri ketika para serdadu menangkap Yesus, Tomas tidak percaya akan kebangkitan Yesus, Filipus bertanya kemana kami dapat pergi kepada Bapa? Sikap dan tingkah laku para murid ini menuntun aku hari ini untuk merenungkan Injil hari ini. Hari ini kita mendengarkan kisah percakapan antara Yesus dan Natanael. Ketika Filipus memperkenalkan dirinya kepada Yesus, dia amat heran. Dia tidak percaya akan Yesus dan karyaNya. Dia lalu bertanya kepada Filipus, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Apakan ini nyata bahwa seorang seperti Yesus dapat melakukan hal-hal ajaib seperti ini. Apalah ini suatu keajaiban? Dari mana orang ini mendapatkan kekuatan seperti ini? Darimanakah Dia memperoleh semua kebijaksanaan ini? Natanael begitu kagum dan membuat prasangka yang sangat buruk dan negative. Kalau kita renungkan baik-baik kita ini, Yesus mencoba mengarahkan hatinya kepada awal kita panggilan hidupnya bahwa semunya itu berawal dari Tuhan. Tuhan adalah sumber segala hidup. Dialah yang memanggil kita sejak sebelum kita dibentuk di dalam rahim ibu kita, (Yeremia 1:5). Kemudian mata hati Natanael terbuka akan kekuatan Allah lalu berkata,” “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Natanael mengaku iman kepercayaannya setelah mengetahui bahwa Yesus itu sungguh Anak Allah dan Raja Israel. Kalau kita merenungkan kisah Injil hari ini, kita akan dihantar untuk melihat kembali kisah hidup kita setiap hari. Sering betapa sulitnya kita menaruh harapan dan percaya kepada orang lain. Kita selalu mempunya prasangka awal akan seseorang tanpa mengenal orang itu. Kita berusaha untuk memberikan label kepada orang lain sebelum belajar dan mengenal orang lain. Kalau demikian kita tidak memprecayai sama saudara kita yang ktia bisa lihat, bagaimana kita bisa menaruh harapan dan percaya kepada Tuhan yang tidak kita lihat? St. Yohanes dalam surat I mengatakan, “Jikalau seorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka is adalah pendusta. Doa: Tuhan Yesus, tambahkanlan iman kami dan teguhkan hati kami untuk selalu menaruh harapan dan percaya kepadaMu sebagai satu-satunya Allah dan Raja kami, Amin Rm. Joseph, MGL Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 25 25 Agustus 2013 : Masuk ke dalam Kerajaan Allah Hari Minggu Biasa XXI Yes. 66:18-21; Mzm. 117:1,2; Ibr. 12:5-7,11-13 Luk 13:22-30 Luk. 13: 22-30 “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatan?“ (Luk13:23). Seringkali kita menyebut diri kita sebagai anggota Tubuh Kristus, anggota Kerajaan Allah dan bangsa pilihan Tuhan. Ungkapan-ungkapan demikian lantas menimbulkan anggapan bahwa, kita ini istimewa. Kita termasuk dalam bilangan orang-orang yang selamat, sedangkan yang lainnya „terlambat“ masuk ke pintu Surga yang sempit itu. Benarkah demikian? Apakah surga itu terbatas? Ketika Yesus mendorong orang untuk „berjuang“ masuk melalui pintu Kerajaan Surga yang sempit itu (Luk. 13:24), Dia tidak sedang memilih-milih mana yang akan selamat, atau juga bukan meninggalkan kesan seolah-olah orang harus saling sikut untuk masuk Kerajaan Surga. Tidak. Masuk ke dalam Kerajaan Surga adalah pilihan bebas. Nah, untuk sampai pada tahapan mengambil keputusan untuk „masuk“ itu selalu berat, sama seperti masuk melalui pintu yang sempit. Logikanya sederhana, kalau mau masuk ya masuk, jangan lagi menimbang dan bimbang antara mau masuk atau tidak jadi masuk, atau menunggu lama dulu baru masuk, ujung-ujungnya pasti tidak jadi masuk. Masuk ke dalam Kerajaan Surga memang anugerah, tetapi anugerah itu pun akan datang bersamaan dengan keputusan bulat kita untuk mau masuk. Kerajaan Allah adalah hadiah yang ditujukan bagi orang yang mau masuk dan menerimanya. Sejatinya, pintu Kerajaan Allah itu lebar dan selalu terbuka, hanya saja kebimbangan dan keraguan kita saja yang membuat seolah pintu Kerajaan Surga itu kelihatan sempit dan bahkan tertutup. Karena itu, segeralah masuk. Janganlah menghabiskan waktu celingak-celinguk di luar saja. Rm Wenz Eddie MGL 26 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 26 Agustus 2013 : Kita Sudah DipilihNYA ! Zefyrinus Namuncura, Ludovikus IX, Teresia dr Yesus 1Tes. 1:2b-5,8b-10; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Mat. 23:13-22 1 Tes 4 : Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. Hampir 6 Tahun sudah saya bergabung di komunitas DOJCC Bali. Pertemuan pertama adalah tahun 2007 ketika saya memulai kuliah saya di pulau ini. Tidak punya teman, cuma saudara kandung satu - satunya, kakak laki - laki saya yang sudah bergabung duluan dalam komunitas ini, mau nggak mau ya kecemplung masuk juga. Hmm.. karismatik? Buat saya pertama kali itu BIG NO! Keluarga saya bukan penganut karismatik, walaupun kami sekeluarga katolik. Tapi saya berpikir kakak saya sepertinya nyaman dengan komunitas ini, ya sudah dicoba saja nggak ada salahnya, mengisi waktu luang saya sebagai mahasiswa juga. Bernyanyi dengan semangat, bertepuk tangan, bergerak ceria, awalnya saya merasa itu semua “nggak saya banget”. Tapi semua berubah ketika saya merasakan pertama kalinya Roh Kudus tercurah dalam diri saya saat Retret Hidup Baru dalam Roh Kudus. Saya merasa terlahir menjadi seseorang baru yang penuh semangat dan yang lebih penting saya jadi ingin juga menularkan semangat itu ke orang lain. Singkat ceritanya, selama hampir 6 tahun ini saya merasa komunitas ini adalah sekolah yang dipilih Tuhan dan saya murid yang dipilihnya juga untuk bertumbuh dan berkembang baik di sisi religius dan duniawi. Pada awalnya saya merasa ini adalah pilihan saya untuk masuk ke DOJCC, ya mungkin sepersekian persen betul, tapi saya percaya jauh sebelum saya memutuskan, Tuhan sudah jauh lebih memilih saya dan hebatnya dia sudah menyiapkan segalanya untuk saya. Mungkin saya tidak dipilih untuk jadi singer dalam pelayanan, atau worship leader, tapi Tuhan menunjukkan jalan ke saya untuk kuliah desain dan pada akhirnya saya dipilih untuk mengurusi tugas tugas advertising atau creative things dalam komunitas. Dan itu menyenangkan. Karena jika flashback ke belakang saya sebenarnya nggak pernah tertarik sama dunia perkomputeran dan perdesainan, waktu SMA saja nilai pelajaran animasi saya menggunakan software Adobe Flash cuma 29 dari skala 1 -100, mimpi apa saya bisa pilih masuk ke jurusan yang hampir semuanya menggunakan komputer. Banyak hal terjadi dalam hidup kita yang mungkin tidak pernah kita bayangkan atau harapkan sebelumnya. Dari yang anti karismatik sekarang getol banget promosi karismatik. Dari yang gaptek sekarang malah dunia saya sebagian besar berkutat dengan komputer, internet, dan teknologi. Dari yang bukan apa - apa, dipilih Tuhan sendiri untuk jadi sesuatu yang berguna untuk banyak orang. Saya percaya siapapun kita, kita punya tempat spesial dan berharga masing - masing di mata Tuhan, dan kita dipilih sendiri oleh Tuhan sesuai dengan tujuan Dia menciptakan kita. Sekarang tinggal kita yang harus menyanggupi untuk dipilih sesuai kehendakNya, karena pilihan seorang Bapa untuk anakNya selalu yang terbaik bukan? Maia Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 27 27 Agustus 2013 : Bangkitlah !! Peringatan Wajib St. Monika 1Tes. 2:1-8; Mzm. 139:1-3,4-6; Mat. 23:23-26 atau Luk. 7:11-17 Luk 7: 14 “Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya dan sedang para pengusung berhenti. Ia berkata “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” “Tuhan, tolonglah anak muda Nain ini?” Kata-kata ini mungkin keluar dari para pengusung yang tulus ikhlas, jujur dan murni untuk mengharapkan mujizat bagi pemuda Nain yang telah meninggal dunia. Para pengusung ini bisa jadi orang-orang yang kafir, dalam arti belum mengenal Yesus secara dekat seperti para murid. Tapi mereka percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, sehingga Tuhan Yesus menghargai permohonan, kendatipun permohonan tersebut berasal dari orang kafir yang belum mengenalNya. Yesus tidak memandang kepada pribadi si pemohon, tetapi memandang dari lubuk hatinya yang paling dalam. Saudara.. Prasyarat penyembuhan dan penyelamatan bagi Tuhan Yesus adalah hati yang murni dan beriman, hati yang 100% mengandalkan Yesus sebagai penguasa kehidupan. Saat ini bagaimana dengan hati kita masing-masing? Ketika kita melihat Tuhan peduli dengan seruan para pengusung agar mujizat terjadi bagi pemuda Nain Tuhan yang sama juga peduli dengan setiap persoalan daripada kita. Mari kita bangkit sekali lagi, jangan pernah menyerah, Tuhan yang berkuasa atas maut, Dia yang sama yang akan menolong setiap beban hidup kita. Tak ada kondisi yang lebih sehat yang dapat dipikirkan bagi jiwa, hidup dan tindakan daripada yang disediakan oleh kesadaran, pemahaman,keputusan,kepercayaan,kes etiaan, penyerahkan total kedalam realitas, yang adalah tangan-tangan Allah.” (From Models of Faith by Carlos G. Valles, S.J) Lulu 28 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 28 Agustus 2013 : This is Original me !! Peringatan Wajib St. Agustinus 1Tes. 2:9-13; Mzm. 139:7-8,9-10,11-12ab; Mat. 23:27-32 Mat 23:28 “Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan” Hudson, finalis IMB (Indonesia Mencari Bakat) – namanya semakin mencuat ketika ia bisa menarik perhatian pemirsa TV melalui bakatnya memainkan 2 peran sekaligus secara bergantian (peran sebagai wanita dan pria). Banyak sambutan positif dari pemirsa terhadap kiprah Hudson. Penampilannya selalu unik, baru, dan menghibur penonton di studio dan di rumah. Namun, perlahan mulai banyak juga yang berkomentar, janganjangan Hudson ini agak berkepribadian ganda. Istilah lainnya, jangan-jangan Hudson lama kelamaan nich jadi seperti pria yang kewanita-wanitaan. Suatu saat setelah selesai misa di sebuah Gereja, saya menjumpai seseorang menegur teman saya di pelataran depan Gereja. Saat itu teman saya ini sedang merokok, setelah terima komuni. Orang tersebut langsung berkata,”kamu nich pulang dari Gereja malahan jadi batu sandungan bagi orang lain !!” Saya berpikir waktu itu orang ini hanya bercanda. Tapi, di lihat dari cara bicara dan mimik mukanya mengisyaratkan dia benar-benar berkata serius. Dalam kehidupan sehari-hari kita terkadang seperti Hudson. Punya banyak talenta yang memang layak untuk dikembangkan, tetapi ada saja terkadang yang tidak suka dan berpandangan negatif terhadap kita. Kita ingin memberikan yang tulus dari hati kita, tetapi terkadang dinilai sok pamer atau munafik, dan kata-kata sejenisnya. Berbeda dengan cerita yang kedua. Orang yang mengatakan itu mungkin dia juga melakukan hal yang sama dengan yang teman saya lakukan setelah keluar dari Gereja. Tetapi, ia berlaku seperti seorang yang nampaknya holy, alim, dan sejenisnya. Kita tidak pernah tahu karakter orang-orang di sekitar kita, semua bisa berubah setiap saat dan dalam sekejap mata. Yesus ingin mengajarkan kepada kita agar tidak berlaku munafik seperti ahli-ahli taurat. Mengajarkan suatu kebaikan dan ajaran agama, tetapi cara hidup mereka tidak mencerminkan nilai-nilai luhur agamanya. Mari kita tampilkan diri kita apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan kita. Banyak omongan orang tentunya, tetapi ketika kita tulus dan melakukan semua dari hati kita, orang akan melihat bahwa perbuatan kita benar-benar murni dan tidak ada unsur mencari sensasi atau sekedar mencari popularitas agar disegani semua orang. Hilda Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 29 29 Agustus 2013 : Tidak Siap Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis Yer. 1:17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mrk. 6:17-29 Yer. 1:17 “Akan Tetapi engkau, siapkanlah dirimu untuk bertindak; bangkitlah dan katakanlah kepada mereka segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu” Pengalaman nabi Yeremia dalam bacaan pertama hari ini mengingatkan saya akan pengalamanku ketika diminta untuk melakukan Street Preaching di Canberra dua tahun lalu. Saat itu saya merasa takut dan dalam hati berkata, aku tidak mau. Tuhan terlalu dini untukku melakukannya. Saya belum siap untuk hal itu. Hari menjelang acara tersebut, saya pergi ke kapela dan duduk sendiri di sana. Saya hanya melihat ke salib Tuhan Yesus yang ada di depanku. Setelah beberapa saat kemudian, dalam hatiku ada rasa percaya diri. Saya mendapat kekuatan untuk melakukannya. Perasaan damai dan tenang yang kualami usai melakukan Street Preaching. Tuhanlah sumber kekuatan dan inspirasi dalam hidupku. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali takut dan merasa tidak siap ketika Tuhan menghendaki untuk melakukan sesuatu bagi-Nya. Banyak alasan yang diberikan untuk tidak menolak permintaan-Nya. Salah-satunya adalah mungkin karena tidak tahu, atau tidak memiliki pengalaman. Hal itulah yang terjadi dengan saya saat itu, ketika diminta untuk melakukan Street Preaching. Pesan yang hendak disampaikan Tuhan hari ini untuk saya dan anda adalah, Janganlah takut ketika Tuhan meminta saya dan anda untuk melakukan kehendak-Nya. Yang diminta dari kita adalah percaya dan mendengarkan apa yang disampaikan Tuhan dalam doa yang kita panjatkan kepada-Nya. Tuhan Yesus berikanlah kami kekuatan hati untuk melakukan kehendak Bapa di Surga. Amin. Fr. Anis, MGL 30 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013 30 Agustus 2013 : Berjaga-Jagalah Guarinus & Amadeus, Ghebre Michael, Eustaqio van Lieshout 1Tes. 4:1-8; Mzm. 97:1-2b,5-6,10,11-12 ; Mat. 25:1-13 Mat 25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. Terkadang dalam mempersiapkan suatu acara, seringkali terjadi suatu hal yang di luar dugaan kita. Walaupun kita sudah berusaha tuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan matang. Apalagi kalau acara tersebut tidak dipersiapkan dengan baik oleh kita. Misalnya, kita tidak memperhitungkan hal terburuk yang akan terjadi. Kita terlalu percaya diri dengan apa yang sedang kita persiapkan dan tidak menyiapkan plan B kalau plan A tidak berjalan sesuai dengan harapan. Demikianlah dalam kehidupan rohani kita, ada orang yang begitu percaya bahwa dia akan masuk ke Kerajaan Surga kalau sudah dibaptis. Sehingga orang tersebut tidak melakukan hal yang baik dalam kehidupannya. Kita tidak berusaha membawa teladan Yesus itu sendiri dalam kehidupan kita. Yang kita lakukan hanya sebatas di perkataan saja tanpa diikuti tindakan yang nyata. Marilah kita bersama-sama selalu siap berjaga-jaga dalam kehidupan kita seperti halnya kelima gadis bijaksana yang membawa serta minyak dan pelita dalam menunggu pengantin. Sumber minyak yang kita butuhkan supaya pelita kita dapat menyala dengan terang ialah Allah sendiri. Karena itu hubungan kita dengan Allah harus selalu ada dan dipelihara. Kita harus selalu siap dan siaga mendengarkan dan melaksanakan sabda-Nya. Perbuatan-perbuatan baik kita kepada sesama, itulah pelita terang yang menunjukkan kita kedatangan Kristus sebagai Mempelai Gereja dalam hati kita, bagaikan dalam pesta pernikahan. -Santo- Vol. 45/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 31 31 Agustus 2013 : Talenta 1Tes. 4:9-11; Mzm. 98:1,7-8,9; Mat. 25:14-30 Mat 25:29 “karena setiap orang yang mempunyai kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil daripadanya” Talenta adalah segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita sebagai anugerah dalam rangka memperlebar kerajaan Allah, talenta yang telah diberikan kepada kita bukan untuk kita simpan ataupun kita pergunakan untuk kesenangan pribadi atauambisi pribadi kita, melainkan harus kita pergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan Allah didunia. Sekarang pertanyaannya : Talenta apa yang kita punyai? Ingat bahwa Tuhan tidak mempermasalahkan besar kecilnya talenta yang kita miliki (ada yg diberi 1 keping ada yg diberi 5 keping), tetapi bagaimana kita mempergunakan talenta talenta yang diberikan Tuhan, sehingga bisa menghasilkan hal hal baik lainnya. Pernah ga ada pernyataan : saya ga bisa nyanyi, saya ga bisa main keyboard, saya ga bisa ini , saya ga bisa itu? kalo semuanya ga bisa terus bisanya apa dong?? Hehehe, nah pertanyaannya lagi, kemungkinan dengan berlatih (nyanyi, keyboard, gitar, WL, multimedia,dll) kemungkinan akan membuat kita bisa ga? Kita dulu ga bisa bahasa inggris, belajar jadi bisa, ga bisa main komputer belajar jadi bisa, dll. oleh sebab itu, sebenarnya talenta2 itu sudah ada didalam diri kita masing masing, tinggal bagaimana kita mengembangkan talenta tersebut baik dengan pelayanan2, mengajar teman-teman yang mau belajar, serta belajar hal-hal yang kita belum bisa. Sekarang dengan bermacam-macam dari kita, pastilah talenta kita juga berbeda mari kita bersama-sama mengembangkan talenta tersebut, dan jangan simpan rapat-rapat talenta tersebut. Bersama-sama kita melayaniNYA dengan segenap hati dan segenap jiwa kita. Prast 32 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 45/2013