32 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat lunak meliputi perancangan pemrograman bahasa C dengan kompiler bawaan modul arduino. Perencanaan perangkat keras terdiri dari perencanaan desain mekanis dan elektronik yang mendukung alat pengukur level tanki air dengan sensor ultrasonik. Sedangkan perancangan perangkat lunak meliputi pembuatan program yang akan di upload ke dalam board arduino. 32 33 3.1.1 Diagram Blok Secara umum diagram blok perancangan alat pengukur level tanki air ini adalah : LCD ARDUINO SENSOR TANKI AIR ULTRASONIK RELAY POMPA AIR Gambar 3.1. Diagram Blok 1. LCD berfungsi untuk menampilkan level ketinggian air. 2. Arduino merupakan pusat kendali dari seluruh rangkaian. Dimana arduino akan mengambil data yang dikirimkan oleh Sensor Ultrasonik kemudian membandingkannya dengan nilai yang benar dan ditampilkan oleh air. LCD, kemudian mengendalikan pengisian tangki 34 3. Relay berfungsi untuk menghidup atau mematikan pompa air yang dikendalikan mikrokontroler. 4. Pompa Air berfungsi untuk pengisi air pada tempat penampungan air. 5. Sensor Ultrasonik berfungsi sebagai pengendali ketinggian air. Sinyal yang dipancarkan kedalam air kemudian akan merambat sebagai sinyal. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak level ketinggian air pada penampungan. 6. Tangki Penampungan Air berfungsi untuk menampung air yang dikirim dari pompa air. Perancangan dan pembuatan alat pengukur level tanki air ini menggunakan satu input yaitu sensor ultrasonic dengan ouput berupa tegangan analog yang dikonversikan menjadi angka digital oleh internal ADC (Analog to Digital Conversion) pada pin analog arduino dari data analog yang diperoleh. 3.2. Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras meliputi perancangan modul arduino yang digunakan untuk mendukung sistem kerja alat ini. Pada input dipilih sensor ultrasonik untuk membaca level tanki air. Arduino Duemilanove dipilih sebagai prosesor untuk membaca jarak permukaan air dari sensor ultrasonik. 35 3.2.1. Board DFRobot Duemilanove Modul Arduino bersifat open source sehingga selama tidak memakai trade mark arduino. Board tersebut dapat di buat dan di modifikasi sesuai keinginan. Pada pembuatan tugas akhir ini dipilih board DFRobot duemilanove yang 100% compatible terhadap arduino duemilanove. Board ini digunakan sebagai prosessor alat pengukur level tanki air. Gambar 3.2. Skematik Arduino Duemilanov 36 Skematik dari board arduino duemilanove adalah : Gambar 3.3. Rangkaian Arduino Duemilanove Sebuah rangkaian Arduino Duemilanove ditunjukan pada gambar diatas. Arduino Duemilanove menggunakan mikrokontroler ATmega328 dan memiliki 14 input output dan 6 input analog (dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jak power, ICSP header, dan tombol reset. Arduino duemilanove berisi feature-feature yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, antara lain yaitu : • Mikrokontroller ATmega328 • Operating Voltage 5V • Input Voltage (recommended) 7-12V • Input Voltage (limits) 6-20V 37 • Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output); Analog Input Pins 6 • DC Current per I/O Pin 40 mA; DC Current for 3.3V Pin 50 mA • Flash Memory 32 KB (2 KB is used by bootloader) • SRAM 2 KB • EEPROM 1 KB Sumber tegangan untuk Arduino Duemilanove dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. eksternal (non-USB) daya dapat berasal baik dari AC-ke adaptor-DC atau baterai. Arduino dapat beroperasi dengan pasokan tegangan eksternal 6 sampai dengan 20V. apa bila diberikan tegangan kurang dari 7V, jika diukur tegangan pada pin 5V kemungkinan akan kurang dari 5V dan dapat menyebabkan board arduino tidak stabil. jika menggunakan lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan merusak board arduino.kisaran yang disarankan adalah 7 sampai 12 volt. 3.2.2. Sensor Ultrasonik Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya pada daerah di atas gelombang suara dari 40 KHz hingga 400 KHz. Sensor ultrasonik terdiri dari dari dua unit, yaitu unit pemancar dan unit penerima. 38 Struktur unit pemancar dan penerima sangatlah sederhana, sebuah kristal piezoelectric dihubungkan dengan mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan diafragma penggetar. Tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi kerja 40 KHz – 400 KHz diberikan pada plat logam. Struktur atom dari kristal piezoelectric akan berkontraksi (mengikat), mengembang atau menyusut terhadap polaritas tegangan yang diberikan dan ini disebut dengan efek piezoelectric. Kontraksi yang terjadi diteruskan ke diafragma penggetar sehingga terjadi gelombang ultrasonik yang dipancarkan ke udara (tempat sekitarnya). Pantulan gelombang ultrasonik akan terjadi bila ada objek tertentu dan pantulan gelombang ultrasonik akan diterima kembali oleh unit sensor penerima. Selanjutnya unit sensor penerima akan menyebabkan diafragma penggetar akan bergetar dan efek piezoelectric menghasilkan sebuah tegangan bolak-balik dengan frekuensi yang sama. Untuk lebih jelas tentang prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat dilihat prinsip dari sensor ultrasonik pada gambar 3.4 berikut : Gambar 3.4 Prinsip Kerja Ultrasonik 39 Besar amplitudo sinyal elektrik yang dihasilkan sensor penerima tergantung dari jauh dekatnya objek yang dideteksi serta kualitas dari sensor pemancar dan sensor penerima. Proses sensoring yang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode pantulan untuk menghitung jarak antara sensor dengan obyek sasaran. Jarak antara sensor tersebut dihitung dengan cara mengalikan setengah waktu yang digunakan oleh sinyal ultrasonik dalam perjalanannya dari rangkaian pengirim sampai diterima oleh rangkaian penerima, dengan kecepatan rambat dari sinyal ultrasonik tersebut pada media rambat yang digunakannya, yaitu udara. Prinsip pantulan dari sensor ulrasonik ini dapat dilihat pada gambar 3.5 sebagai berikut: Gambar 3.5 Prinsip Pemantulan Sensor Ultrasonik 40 3.2.3. Prinsip Kerja Pemancar Ultrasonik (Transmitter) Pemancar Ultrasonik ini berupa rangkaian yang memancarkan sinyal sinusoidal berfrekuensi di atas 20 KHz menggunakan sebuah transducer transmitter ultrasonic. Gambar 3.6 Prinsip Kerja Pemancar Ultrasonik (Transmitter) 1. Sinyal 40 kHz dibangkitkan melalui mikrokontroler. 2. Sinyal tersebut dilewatkan pada sebuah resistor sebesar 3 K ohm untuk pengaman ketika sinyal tersebut membias maju rangkaian dioda dan transistor. 3. Kemudian sinyal tersebut dimasukkan ke rangkaian penguat arus yang merupakan kombinasi dari 2 buah dioda dan 2 buah transistor. 4. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (+5V) maka arus akan melewati dioda D1 (D1 on), kemudian arus tersebut akan membias 41 transistor T1, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T1 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor. 5. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (0V) maka arus akan melewati dioda D2 (D2 ON), kemudian arus tersebut akan membias transistor T2, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T2 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor. 6. Resistor R4 dan R6 berfungsi untuk membagi tengangan menjadi 2,5 V. Sehingga pemancar ultrasonik akan menerima tegangan bolak – balik dengan Vpeak-peak adalah 5V (+2,5 V s.d -2,5 V). 3.2.4. Prinsip Kerja Penerima Ultrasonik (Receiver) Penerima Ultrasonik ini akan menerima sinyal ultrasonik yang dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan karakteristik frekuensi yang sesuai. Sinyal yang diterima tersebut akan melalui proses filterisasi frekuensi dengan menggunakan rangkaian band pass filter (penyaring pelewat pita), dengan nilai frekuensi yang dilewatkan telah ditentukan. Kemudian sinyal keluarannya akan dikuatkan dan dilewatkan ke rangkaian komparator (pembanding) dengan tegangan referensi ditentukan berdasarkan tegangan keluaran penguat pada saat jarak antara sensor kendaraan mini dengan sekat/dinding pembatas mencapai jarak minimum untuk berbelok arah. Dapat dianggap keluaran komparator pada kondisi ini adalah high (logika ‘1’) sedangkan jarak yang lebih jauh adalah low 42 (logika’0’). Logika-logika biner ini kemudian diteruskan ke rangkaian pengendali (mikrokontroler). 3.2.5. Rangkaian Power Supplay (PSA) Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 220 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplai tegangan ke seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 220 volt digunakan untuk mensuplai tegangan ke pompa. Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.7 berikut ini. Gambar 3.7. Rangkaian Power Supply Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya 43 sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah. 3.2.6. Rangkaian Relay Pengendali Pompa Air Relay ini berfungsi sebagai saklar elektronik yang dapat menghidupkan / mematikan peralatan elektronik (dalam hal ini Pompa Air). Rangkaian relay pengendali Pompa Air tampak seperti gambar di bawah ini : Gambar 3.8 Rangkaian Relay Pengendali Pompa Air Pada rangkaian di atas, untuk menghubungkan rangkaian dengan 220 V AC digunakan relay. Relay merupakan salah satu komponen elektronik 44 yang terdiri dari lempengan logam sebagai saklar dan kumparan yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet. Pada rangkaian ini digunakan relay 12 volt, ini berarti jika positif relay (kaki 1) dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan negatif relay (kaki 2) dihubungkan ke ground, maka kumparan akan menghasilkan medan magnet, dimana medan magnet ini akan menarik logam yang mengakibatkan saklar (kaki 3) terhubung ke kaki 4. Dengan demikian, jika kita gunakan kaki 3 dan kaki 4 pada relay sebagai saklar untuk menghidupkan/mematikan lampu maka kita dapat menghidupkan/mematikan Pompa Air dengan cara mengaktifkan atau menon-aktifkan relay. Pada rangkaian ini untuk mengaktifkan atau menon-aktifkan relay digunakan transistor tipe NPN. Dari gambar dapat dilihat bahwa negatif relay dihubungkan ke kolektor dari transistor NPN (2SC945), ini berarti jika transistor dalam keadaan aktif maka kolektor akan terhubung ke emitor dimana emitor langsung terhubung ke ground yang menyebabkan tegangan di kolektor menjadi 0 volt, keadaan ini akan mengakibatkan relay aktif. Sebaliknya jika transistor tidak aktif, maka kolektor tidak terhubung ke emitor, sehingga tegangan pada kolektor menjadi 12 volt, keadaan ini menyebabkan tidak aktif. Kumparan pada relay akan menghasilkan tegangan singkat yang besar ketika relay dinon-aktifkan dan ini dapat merusak transistor yang ada pada rangkaian ini. Untuk mencegah kerusakan pada transistor tersebut sebuah dioda harus dihubungkan ke relay tersebut. Dioda dihubungkan secara terbalik sehingga secara normal dioda ini tidak menghantarkan. 45 Penghantaran hanya terjadi ketika relay dinon-aktifkan, pada saat ini arus akan terus mengalir melalui kumparan dan arus ini akan dialirkan ke dioda. Tanpa adanya dioda arus sesaat yang besar itu akan mengalir ke transistor, yang mengakibatkan kerusakan pada transistor. Rangkaian ini juga dilengkapi dengan LED indicator, dimana LED indicator ini akan menyala, jika relay aktif dan sebaliknya, LED indikator ini akan mati jika relay tidak aktif. LED indikator ini dikendalikan oleh sebuah transistor jenis PNP, dimana basis transistor ini mendapatkan input dari kolektor transistor C945. Transistor tipe PNP akan aktif jika mendapat tegangan 0 volt pada basisnya.